Ceritasilat Novel Online

Tangan Berbisa 16


Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id Bagian 16


Saja, seCara menggelap.

   ia menotok jalan darahku.

   Dan demikianlah aku tertawan."

   "Huh. Dia tak mengganggu dirimu?"

   "Tidak. Aku dijadikan seorang nenek nenek dan begitu dibawa ketempat ini."

   "Bagaimana wajah penguasa rumah penjara ditempat ini,"

   Berkata Kim Hong "Dia selalu menggunakan tutup kerudung muka aku tidak bisa melihat."

   "Sampai dimana ilmu kepandaiannya?"

   "Sangat hebat"

   "Ya. Belum lama seorang kawanku yang bernama Oey Ceng jatuh dibawah tangannya."

   "Dan bagaimana keadaanmu? Kau juga menantang?"

   "Ya."

   "Sudah bertanding?"

   "Belum."

   "Sudah kusurati agar kau tidak menantang. rumah penjara ditempat ini, mengapa kau begitu bandel?"

   Suara Leng Bie Sian agak marah.

   "Bie Sian, jangan kau marah....."

   "Aku tidak marah. Tapi aku menolak kau datang menolong"

   "Karena aku bukan orang dari rumah penjara digunung Tay-pa San?"

   "Ng............"

   "Itulah kejadian dahulu. Tapi lain dahulu lain sekarang, sekarang aku sudah menjadi orang sendiri dari rumah penjara digunung Tay-pa San-."

   "Eh? Aku tidak mengerti."

   "Karena aku sudah berhasil menemukan ibuku. ia tinggal ditempat rumah penjaramu digunung Tay-pa-san,"

   "Aaa..."

   Terdengar Leng Bie sian agak terkejut.

   "Kau sudah bertemu? Kalau begitu betul-betul kau adalah sukoku ?"

   Suko berarti saudara tua seperguruan.

   "Suko?"

   Kim Hong membelalakan mata. ia tidak mengerti.

   "Ya."

   Berkata Leng Bie Sian- "Aku harus memanggil Suko. Guruku adalah ibumu, kita Saudara seperguruan, bukan ?"

   "Aaaa.."

   Giliran Kim Hong yang terkejut.

   "Gurumu penguasa rumah penjara rimba persilatan digunung Tay-pasan itu, itukah yang menjadi ibuku?"

   Tentu saja Kim Hong terkejut, mana mungkin hal itu bisa terjadi. Masakan penguasa rumah penjara digunung Tay-pa-san dikatakan sebagai ibunya? Inilah betul-betul kejadian yang sulit diterka.

   "Eh"

   Berkata Leng Bie Sian.

   "Kau yang mengatakan- Bukan aku "

   "Aaaa...

   "

   Kim Hong menepuk jidat.

   "Betul....betul..."

   Baru sekarang ia mengerti, baru sekarang ia menduga asal usulnya penguasa rumah penjara digunung Tay-pa-san itu.

   Ternyata, tokoh luar biasa yang dihebohkan adalah ibu kandungnya? Mengapa ibu membuat rumah penjara yang seperti itu ? oh Tentunya hendak memanCing keluar ayah dari persembunyiannya.

   "Hei, suko...."

   Terdengar suara Leng Bie Sian dikamar sebelah.

   "Kau kenapa ?"

   "Betul betul tidak kusangka."

   Berkata Kim Hong.

   "Tidak kusangka kalau penguasa rumah penjara rimba persilatan digunung Tay-pa-san adalah ibu kandungku."

   "Ya Penguasa rumah penjara Tay-pa-san adalah Suma Siu Khim "

   Leng Bie Sian menjadi marah, ia berkata.

   "oh Kau jahat. Ternyata kau memanCing diriku, kau tidak tahu kalau guruku itu adalah ibu kandungmu, sengaja kau mengucapkan kata- kata tadi....."

   Kim Hong berkata "Dengar keteranganku.

   ibu tidak menggunakan wajah penguasa rumah penjara rimba persilatan, dia menggunakan wajah aslinya menemui aku, maka akupun belum tahu betul, bahwa penguasa rumah penjara di gunung Tay-pek san adalah ibu kandungKu."

   "Eh, dia suduh memberitahu kepadaku dahulu, begitu melihat wajahmu, ia sudah menduga sesuatu. Dikatakan kepadaku bahwa kau mungkin adalah anaknya yang hilang itu, maka sesudah kau meninggalkan rumah penjara, aku mendapat tugas untuk mengintil di belakang. sekarang, sesudah kau mengetahui ibumu, mengapa dia masih menutupi rahasia itu?"

   "Betul."

   Berteriak Kim Hong.

   "Apa maksudnya?"

   "Nggg... kukira dia mempunyai maksud tertentu. Mungkin dia takut kalau kau meminta agar dia membubarkan rumah penjara di gunung Tay-pek san itu ...."

   "Ya. Aku memang mempunyai niatan itu."

   "Maka, dia belum mau membongkar rahasia. Untuk sementara menutup kerudung mukanya"

   Berkata Leng Bie Sian.

   "Kau bisa menduga alasan dari berdirinya rumah penjara di gunung Tay-pa-san?"

   "Dia hendak memanggil ayahku."

   "Tepat. Ayahmu memang kurang ajar sekali. Mengapa dia bersembunyi Karena itulah hendak ditantangnya datang."

   "Tapi....."

   "Tapi apa?"

   "Disaat ibu bernyanyi, sering kudengar suara laki-laki yang memanggilnya. Siu Khim...Siu Khim... .sudahlah Jangan bernyanyi. Siapakah suara laki-laki itu?"

   "Suara ibumu juga "

   "oo Mengapa ia harus bersandiwara?"

   "Dia senang bernyanyi. Tapi juga takut kalau rahasianya diketahui orang. Maka sengaja memegang dua peranan."

   "Ah Hanya karena kepentingan diri sendiri, ibu mengaduk rimba persilatan sampai begitu rupa?"

   "Ibumu sangat Cinta kepada ayahmu. Tapi dia tidak berhasil menemukan jejaknya, terpaksa apa boleh buat, dia harus menggunakan taktik ini. Seharusnya ayahmulah yang harus memikul tanggung jawab. Dia mempunyai cemburu yang besar....."

   "Belum tentu ayah masih hidup, Dimisalkan ada di dalam dunia, tentu mempunyai alasan yang cukup kuat."

   "Suko,"

   Panggil Leng Bie Sian dikamar sebelah.

   "Ada sesuatu yang hendak aku beritahu."

   "Urusan apa?"

   "Tentang sumoaymu itu, baik-baikkah keadaannya?"

   "Keadaannya baik-baik. Apa yang hendak kau beritahu?"

   "oh.....tidak. suko kau masih hendak menantang penguasa rumah penjara rimba persilatan ditempat ini?"

   "oo Sudah terjadi perobahan-perobahan ini, aku harus berpikir sekali lagi."

   "Jangan berpikir lagi. Lekas lari"

   Berkata Leng Bie sian- "Tidak ada artinya bertanding. Kau bukan tandingannya. Lebih baik lekas lari."

   "Bagaimana dirimu ?"

   "Jangan khawatir. Pada suatu hari, suhu akan datang."

   "Kalau ibuku datang biar saja aku disini. Biar kita samasama menunggu pertolongan ibu."

   "Tidak."

   "Alasanmu."

   "Kau sudah mempunyai seorang Sumoay, jangan kau menambah kesengsaraanku."

   "Baiklah. Aku akan pergi."

   "Selamat jalan-"

   "Baik-baik kau menjaga diri."

   Sudah itu Kim Hong menuju kepintu disana orang tua berbaju merah co Tiok Hu sedang menunggunya. Karena itu Kim Hong menggapaikan tangan dan berkata.

   "Buka pintu."

   Co Tiok Hu mengajak Kim Hong kembali keruang arena pertandingan diperut gunung itu.

   Ditengah jalan, tidak henti-hentinya Kim Hong berpikir, haruskah ia menempur penguasa rumah penjara yang baru? Mengingat ilmu kepandaian Oey Ceng yang begitu tinggi, tokh masih jatuh dibawah tangan Sipenguasa rumah penjara? Apa guna ia menantang terus? Pasti ia juga kalah.

   Kalau kalah berarti jatuh kedalam kamar tahanan rumah penjara rimba persilatan yang baru.

   Siapa yang harus memberi tahu pada ibunya digunung Tay-pa San ?"

   SeCara tiba-tiba saja, menggunakan kelengahan Sikakek baju merah, ia memegang pergelangan jago itu, menekannya dan membentak.

   "Jangan berteriak"

   Orang tua beraju merah balik membentak "Apa maksudmu ?"

   "Aku tidak jadi bertanding. Lekas ajak keluar dari tempat ini."

   Berkata Kim Hong.

   "Membatalkan Sayembara?"

   "Aku tidak butuh dengan sayembara Sseperti itu. Lekas Ajak aku keluar dari tempat ini."

   Co Tiok Hu tidak berdaya, dia membawa Kim Hong meninggalkan tempat itu, sebentar kemudian mereka tiba dipintu goa yang mempunyai bobot berat seribu kati itu.

   Aneh bin ajaib Tanpa disentuh besi berat itu terangkat naik, jalan terbuka kembali.

   Kejadian ini sangat mengejutkan Kim Hong.

   Ia heran dan tidak mengerti.

   Apa kegunaan dari penutup pintu itu, kalau dia bisa terangkat tanpa banyak kesulitan? Bisa dilolosi orang? Perjalanan dilanjutkan, mereka berada didepan pintu berjari besi.

   Seperti juga pintu penutup baja murni, pintu jari inipun terangkat naik, co Tiok Hu mengajak Kim Hong keluar.

   Tentu saja Kim Hong tidak tahu, semua itu mengalami proses-proses rencana yang masak.

   Disaat mereka hendak meninggalkan lorong goa panjang itu, dari jauh terdengar derap langkah kaki orang.

   cepatcepat Kim Hong berdekuk, menekan jalan darah co Tiok Hu dan membentak.

   "Hayo Kau harus bisa diajak bekerja sama."

   Orang yang hendak memasuki kedalam arena pertandingan diperut gunung, adalah orang tua berbaju hijau, Lam-kiong Siang-liong.

   Meminjam penerangan oborobor tampak jelas orang itu hampir berada didalam keadaan mabok.

   Lorong itu terlalu keciL Tidak berhasil Kim Hong mengelakan- Mereka bersamprokan muka.

   "Eh,"

   Lam-kiong Siang-liong memperlihatkan wajahnya yang terkejut.

   "Kau tidak jadi mengikuti sayembara?"

   Kim Hong memegangi pergelangan tangan co Tiok Hu dengan keras, membawakan sikap yang tenang, dia berkata.

   "Tepat Aku adalah orang pertama yang berhasil memenangkan sayembara ini."

   Lam-kiong Siang-liong menggoyang-goyangkan kepala, ia berkata "Heran Heran Jago kosen yang seperti Tamu tak diundang dari luar daerah, tohk tak bisa memenangkan penguasa rumah penjara kami, kau si bocah ini berumur begitu muda, mungkinkah hendak menipu?"

   
Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Sesudah itu, menoleh kearah co Tiok Hu, bertanya.

   "Betulkah keterangannya?"

   Co Tiok Hu mengeluarkan dengusan suara dari hidung, tidak menjawab.

   Lam-kiong Siang-liong memandangnya sebentar, menggelengkan kepala dan berkata.

   Kim Hong sudah berada dipintu pertahanan terakhir.

   dari Sini ia bisa lari, menyeret co Tiok Hu menotok jalan darahnya dan berkata "Terima kasih.

   Sampai disini saja kau antar.

   Untuk selanjutnya aku tahu bagaimana harus membawa diri."

   Meninggalkan co Tiok Hu dilorong gelap itu, tubuh Kim Hong melejit, melewati pintu gerbang terakhir.

   Pintu itu terjaga oleh dua orang yang membaWa tombak, dua orang itu juga adalah dua jago silat hebat, mengetahui ada sesuatu yang tidak beres, mereka menggunakan dua tombak itu menuju kearah bayangan yang melejit keluar.

   Kim Hong berdengus, dengan satu tangan satu ia menangkap datangnya dua tombak tersebut, pletak ia mematahkannya, tubuhnya melayang tinggi, disaat ia turun seCepat itu pula, ia menotok jalan darah kedua penjaga pintu.

   Tentu saja kedua penjaga pintu goa tidak berdaya, mereka jatuh ngegeloso.

   Gerakannya Kim Hong terlalu sebat, sulit diikuti dengan pandangan masa.

   Tiba-tiba, telinga Kim Hong yang tajam bisa menangkap datangnya suara pujian.

   "Hebat "

   Kim Hong menoleh kearah datangnya suara pujian itu, tidak tampak bayangan- Bulu tengkuknya bangun berdiri, ia tidak berani berdiam lama-lama ditempat itu seCepat itu pula, meluncur turun kebawah gunung.

   Berlari beberapa waktu Kim Hong menoleh kebelakang, takut kalau mendapat pengejaran.

   Ternyata tidak Keragu-raguannya itu percuma saja.

   Tidak ada orang yang membikin pengejaran, juga tidak tampak tokoh silat yang mengeluarkan suara pujian itu.

   Siapakah tokoh silat misterius tersebut? lawan atau kawan? Demikian sehingga sampai ditempat penjagaan sikakek bopengan Bwee Hauw An- Kim Hong tertawa geli atas ilmu kepandaian rumah penjara ditempat ini.

   Kecuali ilmu meringankan tubuhnya yang hebat, tidak ada sesuatu yang perlu ditakutkan- Tiba-tiba dari semak-semak rumpun terdengar lagi satu suara.

   "Ha-ha, kalau kau bisa menipu mati dan kuda tungganganmu, betul hebat."

   Lagi suara misterius itu, Kim Hong menghentikan langkah dan membentak "cianpwe dari mana? Mengapa tidak menampilkan diri?"

   Tidak ada jawaban- Hanya terdengar gesekan-gesekan daun.

   Kim Hong mengkerutkan alis, siapa kah orang itu? Tapi kebebasan lebih penting, Kim Hong, berlari lagi.

   Sesudah dekat dengan tempat penjagaan Bwee HouwAn, ia merapikan pakaian, dengan langkah tenang, ia berjalan ketempat itu.

   "Hallo, Bwee Hauw An cianpwe masih ada?"

   Disana berkelebat seorang, itulah sikakek bopengan Bwee Hauw An- Wajahnya memperlihatkan keragu-raguan, ia bertanya "Eh, kau tidak jadi masuk kedalam arena sayembara?"

   Kim Hong mengangkat pundak. ia berkata.

   "Siapa bilang tidak? Aku sudah masuk. Dan kini aku keluar kembali"

   "Kau berhasil memenangkan sayembara itu?"

   Bertanya Bwee Hauw An- Kim Hong menganggukkan kepala, ia berkata.

   "Ya. Kau heran?"

   Bwee Hauw An mengangguk-anggukkan kepala, yang tidak gatal, ia berkata "Heran Mungkinkah penguasa kami sengaja memberi kelonggaran?"

   "Hei Siapa yang bilang?"

   Bentak Kim Hong.

   "Dengan alasan apa penguasa kalian memberi kelonggaran?"

   "Betul-betul kau menang?"

   "Tentu saja menang"

   "Orang siapa yang kau tolong?"

   "Kakek ie-oe."

   Bwee Hauw An celingukan kekanan dan kekiri, ia tidak mendapatkan bayangan dan jejak si Kakek ie-oe, karena itu ia bertanya.

   "Dimana kakek ie-oe itu sekarang berada?"

   Kim Hong berkata.

   "Dia sudah pergi sendiri. Sekarang aku mau mengambil barang-barangku, bolehkah?"

   Bwee Hauw An berjalan pergi sebentar, tidak lama ia mengeluarkan kuda tunggangan, membawa satu kantong emas, diserahkan dan dari dalam saku bajunya mengeluarkan bata han-Giok, diserahkan kepada Kim Hong. ia berkata.

   "Inilah barang-barang kawanmu yang bernama Oey Ceng itu. Maukah kau bawa kembali?"

   Keadaan Oey Ceng memang agak misterius Kim Hong hendak menyelidiki terlebih jelas siapa tokoh itu. Karena itu ia menganggukkan kepala dan berkata.

   "Baik."

   Diambilnya batu han-Giok itu, disimpannya baik- baik, menerima uang bungkusan emas, Kim Hong lompat naik ke atas kuda.

   "Selamat tinggal"

   Dibedalnya kuda itu, ia meluncur dari gunung Bu San Di belakang Kim Hong, sikakek bopengan Bwee Hauw An tertawa geli, ia bergumam.

   "Terlalu mudah untuk menipu dirimu."

   Tidak bercerita rencana apa yang diatur oleh penguasa rumah penjara persilatan yang baru.

   Mari kita ikuti perjalanan Kim Hong.

   Kim Hong membedal kudanya dengan keras, alasan pertama, ia hendak mengelakkan pengejaran2 yang datangnya dari penguasa rumah penjara baru.

   Alasan kedua, ia harus cepat cepat bertemu dengan ibunya.

   Ternyata penguasa rumah penjara di gunung Tay-pa-san adalah ibu kandungnya.

   Pikiran Kim Hong masih melayang-layang jauh, sebentar mengenangkan ibunya, sebentar ia memikirkan keadaan Yo in-jle yang pergi ke telaga Tay-pek tie.

   Sebentar lagi, menduga-duga asal usul Oey Ceng yang misterius itu.

   Tent saja, kesan yang terbanyak mengarungi pikirannya adalah sipenguasa rumah Penjara rimba persilatan di gunung Tay-pa San- Siapa yang bisa menduga, kalau penguasa rumah penjara itu adalah seorang wanita yang bernama Suma Siu Khim? Itulah ibu kandung Kim Hong.

   "oh....."

   Dunia ini terlalu kejam, orang yang menghebohkan rimba persilatan adalah ibu kandungnya sendiri.

   Kim Hong sedang memikir-mikir, bagaimana harus membubarkan rumah penjara di gunung Tay-pa-san? Bersediakah Sang ibu menuruti kemauannya? Tidak mungkin Suma Siu Khim menderita selama dua puluh tahun, adatnya kukuh dan ugal-ugalan, kecuali kalau Kim Hoong bisa mendampinginya lagi, sangat sulit, untuk membelokkan jalan arah yang sudah sesat itu.

   Kim Hoong adalah ayah Kim Hong Mempenjarakanjago-jago silat yang ternama kecuali itu, tidak ada kejahatan lain- Sang ibu telah mempenjarakan jago-jago kes atria.

   karena itulah golongan Kalong bisa mengembangkan kekuasaannya.

   Secara tidak langsung.

   Sang ibu membantu usaha kejahatan-Bagaimana ia mengatasi dan menanggulangi keadaan yang terbaik ? Inilah yang sedang Kim Hong pikirkan SUMA Su-khim tidak berhasil mendapatkan kehangatan Cintanya, karena itu ia telah menciptakan sesuatu rumah penjara rimba persilatan Suma siu- khim mempenjarakan banyak orang.

   Hal ini bisa dimengerti, karena ia hendak mencari jejak Suaminya yang terCinta.

   Tapi dengan alasan apa pula, penguasa rumah penjara digunung Bu-san menciptakan rumah penjara kembar? Siapa yang menjadi penguasa rumah penjara bentuk baru itu? Inilah yang membingungkan Kim Hong.

   Perjalanan dilanjutkan.

   Hari ini, sesudah menjelang sore, Kim Hong berlari jauh dari gunung Bu San- Tiba disebuah kota yang bernama cui-bie-shia.

   Perjalanan terus menerus sangat melelahkan dirinya, perut Kim Hong juga dirasakan iapar, ia membelokan arah kuda memasuki kota cui-bie-shia, la memegang buntelan emas yang dapat dihasilkan dari kemenangan sayembara dirumah penjara Tay-pa San, teringat kepada ini, hatinya menjadi geli, tanpa disadari ia berhasil menerima hadiah seribu tail uang emas dari tangan ibunya sendiri.

   Pemberlan emas dari Suma Siu- khim itu belum dipergunakan- Hari ini Kim Hong hendak menggunakan dan mengobral pemberian uang emas dari ibunya.

   disana Kim Hong memaSuki sebuah rumah Penginapan yang mentereng, seorang pelayan cepat datang menghampirinya, dengan membungkukkan setengah badan, dengan wajah berseri, orang itu berkata.

   "silakan kongcu duduk dibawah saja?"

   Kim Hong tertegun, ia bertanya.

   "Eh, apa artinya? Mengapa tidak boleh naik? Mungkinkah sudah banyak tamu? Tidak ada tempat kosong?"

   Biasanya setiap rumah penginapan menyediakan kelas istimewa ditingkat atas, dan menyediakan kelas biasa ditingkat bawah.

   "Betul Betul. ...."

   Cepat- cepat pelayan itu berkata.

   "Tidak ada tempat kosong lagi, semua meja sudah penuh, terlalu banyak tamu."

   Kim Hong memasang telinga baik- baik, mulutnya terbuka lebar, ia berkata.

   "Berapa banyak tamu bisa memenuhi isi ruangan diatas loteng?"

   Wajah pelayan itu menjadi tidak senang, ia berkata.

   "oh.....oh......diperkirakan bisa menerima seratus tamu."

   Dengan marah Kim Hong membentak.

   "Bagus Diatas loteng hanya ada enam orang, bagaimana kau katakan sudah penuh ?"

   Giliran pelayan itu yang terbelalak ia heran, bagaimana tamu ini bisa mengetahui begitu jelaS? cepat- cepat ia berkata.

   "Eh, bagaimana kongcu tahu, kalau diatas hanya ada enam orang tamu ?"

   Dengan dingin Kim Hong berkata.

   "Lihat dulu biar betul. Siapa orang yang berdiri dihadapanmu ? Bukan saja aku tahu hanya ada enam orang, aku bisa membedakan tiga diantaranya adalah laki-laki, tiga lainnya adalah perempuan. Apa Salah ?"

   Wajah pelayan itu semakin heran, dengan menganggukkan kepala ia berkata.

   "Betul Ketiga tamu kita adalah tokoh-tokoh luar biasa. Kongcu bisa menduga bukan? Maka .... maka .... biar kongcu makan dan minum dibawah loteng saja. Biar kukawani."

   Kim Hong bertanya.

   "Ketiga tamu diatas loteng itu Sudah memborong semua meja?"

   "Tidak"

   Berkata pelayan tersebut.

   "Tapi jauh berbeda. Kau tahu siapa berapa tip persen yang diberikan kepada ketiga tukang nyanyi diatas itu? Huh Hmm,... seratus tail setiap gadis tukang nyanyi. Mendapat hadiah seratus tail, lihat saja. ia begitu royal. Maka.... kami tidak mengharapkan kesenangannya terganggu."

   Dengan marah Kim Hong berkata. .Maka itu tidak mengharapkan ada tamu lainnya yang naik keatas loteng, dengan harapan mendapat persen yang lebih banyak?"

   Tercengar-cengir pelayan itu berkata. Kim Hong menjulurkan tangan, mencengkeram baju depan pelayan rumah makan itu, ia membentak.

   "Ramah makan kalian apa hanya tersedia untuk beberapa gelintir orang saja? Kau kira aku tidak kuat membayar rekening makanan? IHuh? Jangan anggap remeh orang, tahu Nah Kalau mau uang bilang saja kepadaku. Aku bisa membayar dua kali lipat dengan apa yang telah mereka bayar."

   Didorongnya pelayan itu sehingga tergusur jatuh dilantai, Kim Hong mengayuni langkah menuju keloteng, Seorang pelayan lain yang menyaksikan keadaan itu, mengetahui tidak mungkin mencegah Kim Hong naik keatas, secara berlari maju dibelakang sipemuda dan berkata.

   "Kongcu... kongcu,,.. kau hendak makan diloteng? Boleh saja Tapi kami harap. kongcu tidak berisik, tidak mengganggu kesenangan mereka adalah tamu-tamu yang datang dari luar daerah."

   Hati Kim Hong tergerak. ia menghentikan langkahnya, menoleh kearah pelayan baru dan bertanya.

   "Tamu-tamu dari luar daerah? Daerah mana?"

   Pelayan itu menjawab.

   "Daerah mana? Hamba juga tidak tahu. Dari bentuk logat suara mereka dan cara pakaian mereka, kami tahu bahwa mereka bukanlah dari daerah kita."

   "Ngg......"

   Kim Hong menganggukkan kepala tanda mengerti.

   Dia menaiki tangga lagi- Tiba diruangan atas, Kim Hong menyaksikan tiga lakilaki dari luar daerah yang sedang berpesta pora, tiga gadis tukang nyanyi melayani kebutuhan ketiga laki-laki dari luar daerah itu.

   Istilah baru dijaman kita sekarang untuk panggilan para tukang nyanyi itu adalah hostess atau pramuria.

   Kim Hong mengambil tempat duduk.

   dipinggiran loteng, memperhatikan tiga tamu dari luar daerah tersebut.

   Umur mereka diantara tiga puluhan, rambut-rambutnya ke-merah2an, hidUngnya mancung-mancung tangannya berbulu, sangat tepat kalau mengatakan mereka adalah manusia-manusia turunan monyet, mata mereka biru.

   Mereka sedang bercumbu-cumbuan dengan para hostess itu.

   Kim Hong agak tersinggung, ia terpikir memanggil hotstes ? Bah Hanya kalian saja yang bisa ? Kau kira aku tidak? Nah Hari ini bertemu dengan aku, biar bagaimana akan kutandingi.

   Kim Hong menurunkan bungkusan emasnya gedubrak .., dijatuhkan diatas meja, memantulkan suara gaduh.

   Tiga lelaki dari luar daerah itu menoleh kearah Kim Hong, namun hanya Sebentar masing-masing pada mengkerutkan alis, agak terganggu.

   Seorang pelayan datang keatas, menghampiri Kim Hong dan bertanya.

   "Kongcu mau makan, atau minum ?"

   "Makan dan minum "

   Jawab Kim Hong keras.

   "Entah makanan apa yang kongcu sukai?"

   Tanya pelayan dengan sabar. Kim Hong menunjuk kearah meja dari orang-orang luar daerah itu, ia bertanya.

   "Apa yang mereka makan, semua bawakan kemari "

   Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Pelayan ini terkejut, mereka memesan untuk makan empat orang?, tapi Kim Hong hanya seorang, Sedangkan Kim Hong berpesan makanan yang sama dengan tamutamu dari luar daerah itu. Maka ia bertanya.

   "Kongcu hendak menungcu kawan lagi?"

   "Tidak.

   "Jawab Kim Hong.

   "Kongcu bisa menghabiskan makanan begitu banyak?"

   "bukan urusanmu."

   Bentak Kim Hong.

   "Bawa saja apa yang kuperintahkan-"

   "Harga makanan itu..... harga makanan sejumlah hamrir seratus tail perak."

   Kim Hong semakin marah, dia membentak.

   "Kau takut tidak kubayar?"

   Pelayan itu tidak berani banyak Cingcong membangkukkan badan menjalankan perintah, dan berjalan turun tangga.

   Tapi tidak lama kemudian salah satu dari tiga tamu lakilaki dari luar daerah, memanggil pelayan, seorang pelayan datang menghampirinya.

   Salah satu dari ketiga laki-laki dari luar daerah itu mengeluarkan lima tail uang perak dilempar kearah pelayan, dan berkata.

   "Hei BaWa uang ini dan belikan buah-buaban. Kelebihannya untukmu."

   Pelayan itu sangat girang. wajahnya menjadi girang. Dengan terbongkok-bongkok memungut lemparan uang perak mau turun loteng maksudnya menjalankan perintah. Hal ini membangkitkan kemarahan Kim Hong. sebelum orang itu pergi, dia membentak.

   "Hei Kemari"

   Wajah cerah si pelayan lenyap mendadak. tapi apa boleh buat, tamu itu adalah raja, ia tidak boleh mengganggu kesenangannya, kini menghampiri Kim Hong.

   "Kongcu ada perintah?"

   Ia bertanya. Dengan sikapnya yang keren, Kim Hong berkata.

   "Hei, sebagai siorang conggoan seharusnya kau tidak memungut lemparan uang yang seperti itu. Kurang hormat, Lempar kembali kepadanya. Maka akan kuberi kepadamu lima tail uang mas."

   Perbedaan uang emas dan uang perak sangatjauh sekali, Sipelayan seperti tertegun sebentar, demi mengetahui cukong yang baik, ia berkata.

   "Ah ... kongcu bergurau ..."

   Kim Hong bangkit dari tempat duduknya, bruk ..ia menggebrak meja, mengeluarkaa uang emas murni, ia berkata.

   "Apa? Kau kira aku tidak bisa mengeluarkan benda itu?,"

   Pelayan itu hanya membutuhkan keuangan, kedatangan Kim Hong selalu merecoki mereka tentunya mempunyai harta kekayaan yang sedikit, tapi ia belum melihat persen dan hadiah Kim Hong, karena itu ia berkata.

   "Kalau kongcu mempunyai banyak uang, mengapa tidak memanggil hostes?"

   "Hostess?"

   Inilah permainan baru.

   Kim Hong belum pernah kenal kepada istilah hostess.

   Menurut cerita-cerita orang, ada juga beberapa gadis gadis yang menjual suara, melayani makan dan minum.

   Mungkinkan itu yang diartikan hostes? Dari ketiga tamu dari luar daerah yang mengundang ketiga gadis-gadis penyanyi, timbul iri hati Kim Hong.

   ia tertawa dingin, segera berkata.

   "Baik Panggil tiga hostess kemari."

   Pelayan itu masih tertawa menghina, ia bertanya "Berapa uang yang berani kongcu bayar?"

   Kim Hong berkata.

   "seorang seratus tail uang emas."

   "Wah Seratus tail uang emas?Jumlah ini cukup besar."

   Pelayan rumah makan juga membelalakkan matanya, hampir biji itu copot keluar dari kelopak yang ada, ia belum pernah ada orang yang berani begitu keluar mahal. Segera ia berkata.

   "Seratus tail uang mas? Kukira kongcu sudah sakit. MaUkah kupanggil tabib untuk memberi pengobatan? "

   Kim Hong melompat maju, mencengkeram baju depan pelayan rumah makan itu, tangan lain terayun, pang ....pang ...ia menempeleng dua kali.

   Sesudah itu, dia meninggalkan korbannya, kembali ketempat duduk.

   membuka buntalan emas yang dapat dipungutnya sebuah dan dilempar kepada si pelayan- "sudah lihat ?"

   Ia membentak.

   "Nah Lekas panggil tiga orang hostess."

   Pelayan rumah makan itu pendelikan mata lebar-lebar, wajahnya pucat pasi, dengan badan gemetaran ia berkata.

   "Baik ...baik... ."

   Kim Hong segera membentak.

   "Lekas Panggil tiga orang hostess. Tentu saja yang harus pandai menyanyi, jelek sedikit tidak apa. Lekas "

   Pelayan itu mengiyakannya, dan terguling-guling lari kebawah.

   Ketiga tamu dari luar daerah tidak menganggap langkahlangkah Kim Hong itu sebagai langkah- langkah tandingan, menampak keadaan yang dianggap lucu, mereka tertawa berkakakanseorang dari ketiga laki-laki berkata.

   "Kudengar orang-orang daerah Tionggoan sudah tidak mempunyai nilai besar. Pandainya mengekor saja. Takut kepada yang kuat menindas yang lemah. Kenyataan ini bukan isapan jempol."

   Seorang lainnya berkata.

   "Ya. Supek kita terlalu berhatihati melihat Keadaan ini, mana mungkin daerah Tiongggoan memiliki kepandaian asli?"

   Seorang lagi yang lebih kecil segera berkata.

   "Alwi, jangan bicara yang bukan-bukan lekas minum habis arakmu itu."

   Orang yang dipanggil Alwi menenteng kotak disampingnya, mulutnya dijebikan tipis-tipis segera ia berkata.

   "Sulek toako, diantara kita bertiga, nyalimulah yang terkecil, apa kau tidak tahu?"

   Orang yang dipanggil Sulek, mengkerutkan alis, ia juga tidak marah, dengan sikap yang tawar ia berkata.

   "Alwi, jangan kau membuat aku naik darah."

   "Ha ha....."

   Alwi tertawa, dia menoleh kearah satunya lagi. dan berkata.

   "Dokucan, bagaimana pendapatmu?"

   Orang yang dipanggil Dokucan itu menoleh kearah Kim Hong, menoleh kearah Sulek dan berkata dengan suara perlahan.

   Kim Hong memasang kuping betul-betul, dia tak tahu apa yang dikatakan oleh siDokucan, seolah-olah sedang memperdebatkan sesuatu.

   Tidak lama kemudian, seorang pelayan ramah makan sudah mengantarkan makanan yang dipesan Kim Hong, satu meja penuh, semua makanan yang dimeja Kim Hong, sama dengan makanan yang ada dimeja tamu dari luar daerah itu.

   Itulah makanan-makanan yang termahaL Kim Hong melirik kearah ketiga tamu dari luar daerah, dan ia bertanya kepada sipelayan rumah makan- "Hei, berapa pelayan yang berada ditempat ini?"

   Pelayan itu dengan wajah dipaksakan tertawa dan menjawab.

   "Jumlah pelayan rumah makan kami ada tujuh orang."

   "Baik."

   Berkata Kim Hong.

   "Panggil semua. setiap orang akan mendapat hadiah lima tail uang mas."

   Pelayan itu sangat girang, ber-lompat2tan ia turun dari loteng, sebentar kemudian-enam pelayan lainnya datang disana, jumlah mereka enam orang, berbaris didepan Kim Hong, sedianya untuk menerima hadiah uang emas itu.

   Kim Hong menghitung mereka.

   ia bertanya.

   "Mengapa hanya enam orang?"

   "A fuk sedang mengundang hostess,"

   Berkata seorang pelayan- "TUnggu dia kembali."

   Kata Kim Hong.

   "Mulai saat ini, kalian harus taat kepada perintahperintahku, aku hanya perintahkan Seorang saja. Dilarang menerima perintah orang lain- Dilarang melayani orang lain- Tahu? Maka Setiap orang akan mendapat seratus tail uang emas."

   Keenam orang pelayan itu tersentak kaget, masingmasing membusungkan dada, kemudian menganggukanggukan kepala.

   Matanya dipelototkan lebar, seolah-olah hendak bertanya, betulkah janji kongcu muda ini? Disaat ini, seorang pelayan lagi naik keatas, betul dia sudah membawa tiga orang gadis penyanyi.

   Tiga gadis yang datang adalah penyanyi-penyanyi undangan, seorang membawa kipas, eorang membawa tambur, mereka sudah biasa melayani tamu-tamu, langsung duduk dikanan dan kiri Kim Hong.

   Melihat cara-cara yang mereka perlihatkan, Kim Hong jadi tak senang, tapi dengan memenangkan pertandingan dengan ketiga manusia dari luar daerah.

   tiga laki-laki yang bernama Alwi.

   Dakucan dan Sulek itu, Kim Hong mengangkat cawan arak menuang ketiga cawan, diserahkan kepada ketiga hostess dan berkata "Mari Mari kita minum.

   Biar aku yang menuang kan."

   Penyanyi yang membaWa tambur tertawa, ia menutup mulutnya, dengan genit berkata.

   "

   Kong cu jangan berbuat seperti itu, mana ada tamu yang menuangkan arak kepada kita?"

   Wajah Kim Hong menjadi merah, mengangkat pundak. ia berkata.

   "Mengapa tidak boleh? sama saja bukan? Kau yang menuangkan arak, atau aku yang menuangkan, sama-sama kita minum."

   Penyanyi muda itu tertawa dan tidak mendebat lagi. Hari ini ia bertemu dengan seorang kongcu tolol yang banyak uang, menerima cawan arak ditenggaknya dan berkata.

   "Nama hamba Siauw Kun, bagaimana sebutan kongcu yang mulia?"

   "Aku she Kim, Kim yang berarti emas."

   Siauw Kun menuangkan arak. diserahkan kepada Kim Hong dan berkata.

   "Giliran hamba yang menuangkan arak. Mari minum."

   Sesudah itu Siauw Kun melirik kesebelahnya dan berkata.

   "Dia bernama Hu Yan."

   Menunjuk kearah seorang lagi dan berkata"-"Nama Pit Tauw."

   Mereka menenggak arak perkenalan.

   Kim Hong telah menenggak banyak arak, melirik kearah tiga tamu dari luar daerah, itu waktu AlWi dan Dokucan sedang memperhatikan dirinya.

   Kim Hong semakin gagah, seolah kongcu hartawan memandang ketiga gadis penyanyi dan berkata.

   "Hei, aku ingin tahu berapa pelayan rumah makan menjanjikan bayaran kepada kalian?"

   Pelayan yang membawa ketiga gadis tukang nyanyi terkejut, dengan cepat ia menjawab pertanyaan itu.

   "Seratus tail emas. hamba katakan kepada mereka bahwa kongcu hendak memberi sebanyak seratus tail mas kepada setiap orang."

   Ketiga penyanyi membelalakan mata, seolah-olah terkejut, mereka menoleh kepada sipelayan rumah makan dan sesudah itu lalu berpaling kepada Kim Hong, menganggukan kepala tertawa, Itulah jawaban, seperti mengatakan kalau keterangan sipelayan itu tidak salah.

   Kim Hong tertawa berkata.

   "Kalau tidak kutanyakan, mungkin saja pelayan itu mengeduk sedikit keuntungan-..,"

   Sengaja Kim Hong menghentikan pembicaraan, melirik kearah ketiga tamu dari luar daerah dan berkata lagi.

   "Nah nyanyikanlah sebuah lagu untukku."

   SiauW Kun mendengungkan suaranya yang merdu.

   Sebagai para penyanyi-penyanyi bayaran, mereka memiliki suara-suara yang segar, menjernihkan tempat itu menambah kesenangan makanan para tamu.

   Menunggu sampai Siauw Kun sampai selesai bernyanyi, Kim Hong mengeluarkan seratus tail emas murni, diletakkan didepan mejanya, dan berkata.

   "Nah Terimalah persen untukmu."

   Siauw Kun tidak menyangka, bahwa melagukan sebuah syair bisa mendapatkan seratus tail mas murni.

   Tadi ia sudah mendengar itu tapi sangkanya hanya kelakar belaka, kenyataan memang betul-betul terjadi.

   Inilah betul-betul diluar dugaan- Wajahnya berubah cepat-cepat ia berkata.

   "Ini... ini....."

   "Ambillah?"

   Berkata Kim Hong.

   "Ini persen untukmu seorang."

   Siauw Kun cepat-cepat menerimanya, berulang kali ia mengucapkan terima kasih. Kim Hong menengok kearah gadis yang bernama Pit Tiauw dan ia berkata.

   "Giliranmu yang nyanyi."

   Pit Tauw juga membawakan lagunya, lagu yang didengungkan adalah lagu seorang pelacur yang sedang kesepian membujuk rayu.

   
Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
menunggu dan menatap dengan suara yang sangat sedih.

   Berbeda dengan suara siauw Kun, suara Pit Tauw sangat msnyedihkan.

   Kim Hong menengok lagi kearah ketiga tamu dari luar daerah, itu waktu mereka sudah agak marah, inilah yang diharapkan, kalau saja mereka marah, ia mempunyai alasan untuk berantam.

   Sesudah Pit Tauw selesai melagukan suaranya.

   Kim Hong juga memberi persen seratas tail emas, dipentang petentengkan didepan orang.

   Adanya dua penyanyi yang mendapat hadiah seratus tail mas itu, membuat hottess yang berada dimeja ketiga tamu dari luar daerah mengiri, mata mereka menjadi merah kagum dan ingin pula mendapat hadiah besar itu, mereka kenal kepada Pit Tauw.

   Begitu Pit Tauw menyimpan persenan Kim Hong, salah seorang segera berkata.

   "Adik Pit Tauw, kalian sudah mendapat cukong kelas berat. Nanti harus mengundang kita makan minum ya?"

   Pit Tauw senang sekali, ia menjawab pertanyaan itu.

   "cici Bun Hwa, mengapa kau tidak kemari sekalian ?"

   Salah satu dari ketiga hostess yang menemani ketiga tamu dari luar daerah bernama Bun Hwa, Hostess yang bernama Bun Hwa itu sudah pusing mas murni, ia bangkit dari tempat duduknya meninggalkan lakilaki yang bernama Alwi itu.

   Bun Hwa adalah Partner Alwi.

   Kelakuan Bun Hwa menimbulkan incident, Alwi sangat marah cepat-cepat ditarik tangan Bun Hwa dan membentak .

   "Anak sundel, kemana ?"

   Penyanyi yang bernama Bun Hwa itu terkejut, hampir ia menangis, maksudnya menjadi Hostess untuk mencari uang, tentu saja mencari cukong kelas berat. tapi Alwi tidak mengizinkan ia menyeberang kepada Kim Hong, karena itu Bun Hwa mengajukkan protes.

   "Mengapa tuan masih marah? Tidak ada peraturan kita yang mengharuskan menemani seseorang saja."

   Alwi mengeluarkan suara gerungan, ia membentak .

   "Berani kau pergi? Akan kubeset- beset kulitmu."

   Ini Waktu, Salah satu tamu dari luar daerah yang bernama Dokucan juga memandang kearah para pelayan, ia membentak.

   "Hei, jongos mana yang sudah kusuruh membeli buahbuahan. Sudah dibeli belum?"

   Pelayan yang disuruh membeli buah-buahan itu tampil kedepan, ia bergeser dan berkata.

   "Maaf Segera hamba belikan"

   Kim Hong mengeluarkan suara yang keras.

   "Hei, kalau kau sudah tidak mau lima tail mas murni itu, pergilah."

   Kim Hong sedang mencarter semua orang yang berada ditempat itu.

   Kejadian ini sangat memberatkan sipelayan, kalau dia pergi membeli buah-buahan, hadiahnya paling banyak lima tail uang perak.

   tetapi uang si kongcu tolol lebih banyak dari uang para tamu dari luar daerah itu, tentu saja ia mengharapkan hadiah yang lebih besar.

   Anggapnya, Kim Hong adalah tamu tolol.

   Ragu-ragu beberapa saat, akhirnya mengambil keputusan satu tail perak dikembalikan kepada Dokucon dan berkata.

   "Maaf. Silahkan tuan ini mengambil kembali uangnya. Hamba tidak bisa memisahkan diri hamba masih repot, Hee, hee......"

   Tiba-tiba.

   Dokucan mengayunkan tangan buk, memukul perut pelayan itu.

   Sipelayan mengeluarkan suara jeritan, kedua tangannya membekuk perut yang dipukul, tubuhnya terpetal jauh jatuh ditangga loteng, terdengar suara gedubrak gedubruk, dibarengi dengan suara lengkingan panjang, pelayan itu terguling guling jatuh kebawah.

   Alwi juga mengeluarkan suara gerungan tubuhnya melejit, dan menghampiri meja Kim Hong menudingkan jarinya serta membentak.

   "Maling kecil, berani kau mengganggu ketenangan orang ? Nah Rasa kan ini "

   Ia memegang meja Kim Hong.

   dengan maksud dibalikkan.

   Tapi meja itu seperti terpaku, tidak bergeming sedikitpun.

   Tahulah dia babwa dia sedang berhadapan dengan tokoh silat kelas berat.

   Wajah Alwi berubah.

   kim Hong menekan meja tersebut tanpa bangkit dari tempat duduknya ia berkata.

   "Kawan ini hendak mengajak berantem? Baik Mari kita membikin perhitungan uang makan-Biar kita mencari tempat diluar saja."

   Sulek juga berkata.

   "Batul Alwi, lekas kau kembali, kita berduel dibawah."

   Alwi memperlihatkan sikap yang uring-uringan, dengan gemas ia meninggalkan Kim Hong.

   Mengucapkan beberapa patah kata asing yang tidak dimengerti oleh Kim Hong.

   Tentunya memberitahu kepada kedua kaWannya, bahwa bocah itu memiliki ilmu kepandaian tinggi.

   Sulek tidak menjawab panggilan Alwi, ia meninggalkan uang dan memberi pesan kepada ketiga hostessnya.

   Sesudah itu memandang Kim Hong dan berkata.

   "Hmm Kita menunggu kedatangan dijalan."

   "Baik,"

   Kata Kim Hong menerima tantangan- "Sesudah aku membayar rekening makanan ditempat ini, segera kususul kalian,"

   Sulek mengangkat alis.

   Dokucan sudah turun dari tangga loteng.

   Kim Hong juga mengeluarkan satu tail uang mas murni diserahkan kepada Hu Yan, sesudah itu ia membagikan emas murninya kepada tujuh pelayan rumah makanMembikin perhitungan, meninggalkan uang dimeja untuk rekening makanannya.

   iapun turun dari loteng.

   Keluar dari pintu rumah makan, tampak ketiga tamu dari luar daerah itu sudah menunggu tidak jauh, masing-masing menunggang seekor kuda.

   Seorang pelayan sudah membawakan kuda Kim Hong, secepat itu Kim Hong mencongklang kudanya, diarahkan kepada ketiga tamu dari luar daerah.

   Ketiga tamu dari luar daerah lebih cepat, mendahului Kim Hong, mereka menghamburkan kuda kearah luar kota.

   Kota itu tidak terlalu besar, dikelilingi oleh daerah pegunungan, kini Kim Hong beserta ketiga orang dari luar daerah itu sudah berada ditempat yang luas, mereka siap mengukur tenaga ditempat ini.

   orang kedua yang lompat turun adalah Sulek.

   tangannya mengeluarkan kelewang, menghadapi Kim Hong dia berkata dingini "Kawan, apa maksud tujuanmu yang seperti tadi."

   Kim Hong menghadapi Sulek dengan agung, kini ia berkata "Seperti juga dengan maksud kalian disaat aku tidak senang hati, apapun bisa terjadi."

   Alwi juga sudah mengeluarkan kelewangnya, ia berkata.

   "Tidak perlu banyak bacot dengannya biar aku yang melawan-"

   Ketiga orang daerah itu mempunyai ciri-ciri khas, mereka menggunakan senjata kelewang. Sulek menggoyang-goyangkan tangan ia tak setuju. Dihadapinya Kim Hong dan berkata.

   "Hm Jawab pertanyaanku, berapa lama kau mengikuti kami bertiga?"

   Kim Hong tertegun, ternyata ada sesuatu yang belum diketahui, Ia sengaja mencari setori kepada Sulek. Alwi dan Dokucan, tanpa maksud- maksud tertentu, ternyata mereka mempunyai jalan-jalan yang menyeleweng? Sulek memandang Kim Hong lagi, ia berkata.

   "Hei, kelewang kami tidak mengenal ampun. coba katakan, berapa banyak rahasia kami yang sudah kau ketahui?"

   "Tidak banyak."

   Jawab Kim Hong tertawa "Tapi juga tidak sedikit....."

   Sulek mengerutkan alis, ia berkata.

   "Apa-apaan menjawab seperti ini?"

   Kim Hong menengadahkan wajahnya, ia berkata tenang.

   "Rahasia apa yang kalian takuti?"

   Sulek berkata.

   "ceritakan apa saja yang kau tahu."

   Kim Hong mana bisa berCerita? Rahasia apa yang tersembunyi didalam diri Alwi, dan Dokucan.

   ia tidak tahu.

   Kim Hong teringat Oey Ceng yang mendapat pertanyaan dari ketua golongan Kalong, keadaan itu jauh berbeda dengan keadaan sekarang.

   Masih ingat akan kata yang tidak dimengerti tapi Cukup menakutkan lawan, karena ia lalu berkata .

   "Artinya, kalian adalah orang-orang dari luar daerah, mungkin dari daerah Tay Wan-kok"

   Wajah Alwi, sulek dan Dokucan berubah. Alwi tampil kedepan, ia berkata.

   "Toako, masih ada pertanyaan yang hendak kau ajukan?"

   "Tidak ada,"

   Berkata Sulek. Alwi maju lagi tiga langkah. mengeluarkan kelewingnya, menghadapi Kim Hong dan berkata "Kawan, kau juga sudah kenal kepada kelewang dari negara Tay wan-kok ?"

   Kim Hong telah mengadu kekuatan dengan Alwi. Alwi tidak berhasil menjungkir balikkan meja dirumah makan, suatu bukti bahWa kekuatan tenaga dalam Alwi tidak berada diatas dirinya. Karena itu, dengan tenang ia berkata.

   "Silahkan "

   Perlahan-lahan Alwi mengatupkan matanya, Wajahnya yang beringas berubah menjadi senang, kedua tangan memegang kelewang itu, diangkatnya tinggi-tinggi diatas kepalanya tanpa berkesiap.

   seolah-olah ia sudah menuju kesuatu khayal impian.

   Kim Hong belum pernah menemukan orang yang bersifat seperti ini, cara-caranya Alwi Seperti sedang mengumpulkan tenaga hendak dicurahkan kepada kekuatan kelewang itu.

   Kim Hong menghadapi dengan penuh kesiap siagaan.

   Berselang beberapa saat, jidat Alwi mulai berkeringat, maka butiran itu menetes jatuh, semakin lama semakin banyak, Seolah-olah berada didalam keadaan yang sangat panas.

   Kim Hong semakin slap siaga, ia menggerakkan kekuatannya, dan berkata.

   "Kawan, kalau begini terus menerus matahari bisa melelehkanmu."

   Membarengi kata itu, tiba-tiba terdengar suara lengkingan Alwi, sebuah jalur yang panas menyerang datang.

   Kim Hong terkejut, cepat-cepat menggerakkan kudakudanya, tangan kanan mengeluarkan jurus pertama dari tiga pukulan maut,Pang....

   Terdengar suara yang keraS dan kilauan cahaya kelewangpun Suram, kedua bayangan itu terpecah.

   Kim Hong meraSakan tangan kirinya jadi dingin, cepat ia mundur kebelakang Sejauh tiga tombak.

   menoleh kesamping, pundak kiri itu terbaret Sehingga empat dim cukup dalam, darah meleleh keluar dari tempat itu, membaSahi Seluruh tangannya.

   "Kim Hong sudah dikalahkan?"

   Tidak keadaan Alwi lebih dari hebat dari keadaan Kim Hong, badannya terpukul jauh sehingga lima tombak, jatuh menggeletak didalam keadaan pingsan- Sulek menneliti sebentar, segera ia melirik kearah Dokucan bisa memeriksa keadaan Alwi.

   Kini Sulek menghadapi Kim Hong.

   "Kekuatan tenaga dalammu memang hebat."

   Berkata sulek.

   "Tapi kecuali itu tidak ada keistimewaan yang lain-"

   Diam-diam Kim Hong menutup peredaran darahnya, agar luka dipundak kiri itu tidak berlarut-larut. Menjawab pertanyaan Sulek ia berkata.

   "Yang penting, tidak jatuh."

   Sulek juga mengeluarkan kelewangnya, dengan beringaS ia berkata.

   "Sekarang akan kujatuhkan."

   Seperti keadaan Alwi, Sulek juga menatapkan matanya, kelewang diangkat tinggi-tinggi, dengan kedua tangan memegang kelewang itu, WajahnVa menjadi tenang, seolah-olah paderi yang sedang membaca doa.

   Dari keadaan sulek yang lebih tenang dari Alwi, tentu memiliki ilmu kepandaian yang lebih tinggi dari pada kawan itu.

   Memang hal ini tak dapat disangkal, Sulek memiliki ilmu kepandaian tertinggi dari pada Alwi atau Dokucan.

   Kim Hong sedang memikir-mikir, bagaimana ia menghadapi kedua jago dari daerah Tay- wan-kok itu, seorang Alwi saja bisa dijatuhkan, tiga pukulan mautnya masih kurang begitu mempan.

   Kehebatan Alwi, kalau sudah dia mengeluarkan keringat, maka.

   sebelum Sulek mengeluarkan tanda-tanda keringat itu, Kim Hong harus mendahuluinya, segera ia berkata.

   "Kawan, aku tidak bisa menunggu penyeranganmu."

   Sulek mengatupkan matanya, seperti tidak mendengar peringatan itu.

   Kim Hong bergeram, mengayun tangan, mengeluarkan jurus kedua dari tiga pukulan maut.

   Digerakkan dengan kekuatan tenaga penuh.

   Disaat ini, tiba-tiba terdengar suara Sulek yang menggelegar, tubuhnya berputar, pedang yang diangkat tinggi itu mencelat, memapaki datangnya serangan Kim Hong.

   Kecepatan ini begitu cepat, lebih cepat dari gerakan Tamu tak diundang dari luar daerah, lebih hebat dari ilmu pedang huruf ENG Tentu saja Kim Hong terkejut, serangan tadi seperti sengaja menyerahkan tangannya kepada sang lawan, apa boleh buat, ia menggeser sedikit dan menggunakan kedua kakinya menendang kearah tangan Sulek.

   Sulek mengeluarkan suara dengusan, seperti sudah menduga akan adanya cara penghadangan yang seperti ini, pedang yang membacok turun itu menggeser berganti arah.

   kini memapas kearah datangnya kaki Kim Hong.

   Lagi-lagi Kim Hong dikejutkan, kini dia seperti mengantarkan Kakinya kepada kelewang musuh.

   Apa boleh buat dengan menanggung resiko bahaya besar, dia melompat turun- Saat itu, tiba-tiba terdengar suara letusan yang mengejutkan kedua orang.

   Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Masing-masing mundur kebelakang.

   Kim Hong menengok kebawah, celana kakinya telah sobek.

   Yang untung, Sabetan senjata itu tidak mengenai kulitnya, walau demikian.

   Kim Hong sudah mengeluarkan keringat dingin.

   Sulek juga menderita sedikit kerugian, senjatanya hampir terpukul pergi, ia terganggu sebentar sesudah itu maju lagi menubruk, kelewang panjang itu menari-nari bagaikan ular yang lincah memagut dan menyampok.

   Kim Hong mengelit mundur, lompat kadang-kadang menggunakan jurus kipas wasiat, melayang dengan kecepatan- kecepatan kilat.

   Masing-masing sudah menforsir ilmu kepandaiannya.

   bertarung menjadi satu.

   Semakin lama, kilauan cahaya pedang semakin cepat bergulung-gulung, akhirnya membuat satu bola tidak membedakan dimana adanya kedua orang itu.

   Pertempuran berjalan terus sehingga hampir seratus jurus, Kim Hong belum bisa mengubah situasi, Sulek memang jago hebat, jago dari luar daerah.

   Jago negara Tay- Wan-kok yang luar biasa.

   Kelewang sulek menekan kegarangan Kim Hong situasi berada didalam tangannya, ia ber-dehem dan berkata "Kawan, ilmu kepandaianmu hebat juga untuk daerah Tionggoan tentunya menduduki urutan tertinggi "

   Dengan suara keras Kim Hong berkata.

   "Terima kasih kepada pujianmu. Aku hanya bisa menduduki kelas dua."

   Dengan dingin Sulek berkata.

   "Huh Jago kelas dua memiliki kekuatan yang seperti ini? Tidak percaya."

   Kim Hong tertawa besar ia berkata.

   "Betul-betul aku hanya bisa menduduki kelas dua, bagaimana keadaaamu didalam negaramu, kau adalah jago kelas satu, bukan?"

   "Kedudukan lebih payah lagi. Aku hanya jago nomor tiga."

   Berkata sulek. Dengan tertawa Kim Hong berkata.

   "Maka aku masih berada diatasmu."

   "Kenyataan tidak. Kini kau sudah hampir kalah."

   "Ha ha..,., hayo Kita bertempur lagi."

   Kim Hong lompat mundur kebelakang, kipas ditangan terlempar, dibuang kearah muka Sulek.

   Sulek tidak menduga kepada keadaan itu, kelewang diayun, memukul kipas dengan maksud menjatuhkan senjata aneh itu.

   Secepat kilat Kim Hong maju kedepan, tangannya didorong, dengan tipu Kui Ko sin-houw, salah satu dari tiga pukulan maut, dia menghantam dan menghajar.

   "Nah Terima, ini."

   Berkata Kim Hong.

   SuleK berhasil sudah memukul kipas Kim Hong, tapi kelewangnya sudah digerakkan, untuk menarik kembali tidak keburu.

   Dadanya terpukul beek...

   seperti dihantam palu besar, isi-isi jeroan itu bergolak darahnya mau menyembur keluar, dengan langkah terhuyung dia terdorong kebelakang, Kim Hong berhasil mengubah posisi, tidak memberi kesempatan sang lawan membuat situasi baru, ia menubruk maju disaat tangannya masih ditengah udara, dengan jurus clok-po-thian-kang, ia menghajar pula.

   Kelengahan Sulek telah membuat kesalahan yang terbesar.

   Dia sudah menerima pukulan pertama ini dalamnya menderita luka tidak ada kekuatan lagi untuk menempur musuh itu, tubuhnya melejit kebelakang, dengan maksud mengelakan datangnya pukulan tiga pukulan maut.

   Tapi terlambat, kekuatan raksasa dari pukulan Kim Hong mengenai pundak kiri 'bletak.....buk....' tulang tangan telah copot dari kedudukan semula, tubuh Sulek jatuh.

   Dokucan sedang bingung mencloag keadaan Alwi, kekalahan Sulek membuat ia terkejut, meninggalkan Alwi, Dokucan menghalangi didepan, ia berteriak kaget.

   "Sulek bagaimana keadaanmu?"

   Tubuh Sulek meletik bangun, ia berkata.

   "Tulang kiriku sudah patah. Tapi tidak mengapa, mari kita bersama-sama menggempur bocah ini."

   Sulek dikanan dan Dakucan dikiri mereka menggempur Kim Hong.

   Kedudukan berubah, dengan tangan kosong Kim Hong harus melayani dua jago dari luar daerah tay-wan itu, Sulek dan Dokucan menggunakan kelewang, gerakannya masih cukup lincah, gesit dan aneh, tentu saja membuat Kim Hong kerepotan.

   Beberapa jurus lagi agak sulit untuk Kim Hong mempertahankan diri.

   Mungkin jiwa si pemuda bisa terancam.

   Saat itu, meluncur datang seekor kuda hitam, penunggangnya adalah seorang pemuda berbaju putih segera ia meluncurkan kudanya kearah pertempuran dan berteriak.

   "Tidak tahu malu? Dua keroyok satu?"

   Dalam kerepotan, Kim Hong masih bisa melirik kearahnya seekor kuda tunggangan ini. itulah sijago muda Bok siu. cepat-cepat Kim Hong berteriak.

   "Saudara Bok Siu, lekas tolong aku."

   Pemuda berpakaian putih itu lompat turun dari kudanya, betul-betul Phiauw-peng Kiam-kek Bok Siu. Mengeluarkan pedang dan menunjuk kearah Sulek ia berkata.

   "Hei Berani kau menempur aku?"

   Dokucan menoleh kearah Sulek dan bertanya.

   "Toako, bagaimana baiknya ?"

   Sulek berkata.

   "Kau coba-coba lawan "

   Dokucan lompat keluar dari kalangan, menyabatkan kelewangnya kearah Phiauw-peng Kiam-khek Bok siu.

   Bok Siu menggunakan pedang, menangkis datangnya Kelewang, dengan ilmu pedang huruf Eng, menggencar kearah Dokucan- Ilmu pedang huruf Eng adalah ilmu pedang kenamaan, terdengar Satu suara.

   Trang ......

   masing-masing mundur kebelakang.

   Datangnya Phiauw-peng Kiam-khek Bok Siu meringankan Kim Hong, untuk melawan Sulek yang sudah menderita luka, tentu saja tak begitu sulit, dengan tiga pukulan maut yang dikirim pulang pergi, sulek terdesak, bek, satu kali pula Sulek jatuh ngeloso.

   Dokucan meninggalkan Phiauw-peng Kiam-khek Bok siu, mendekati Salek.

   dan dengan penuh perhatian berkata.

   "Toako, bagaimana keadaanmu?"

   Wajah Sulek pucat pasi, tenggorokannya mengeluarkan suara kerokok-kerokok, itulah tersumbat oleh darah mati, dia meluncurkan ganjelan itu, memandang kearah Kim Hong sebentar, dengan dingin berkata.

   "Baiklah. Hari ini kami menyerah kalah. Tapi aku masih mengharapkan pertempuran ulang, lain kali, aku maSih ingin mencoba-coba ilmu kepandaianmu."

   Kim Hong bisa melihat keadaan luka Sulek yang sangat berat, ia tidak mempunyai dendam permusuhan denganjago dari luar daerah itu, hanya karena tidak sedap dan muak, dia sudah memukul orang sehingga begitu berat, hatinya agak menyesal, memberi hormat dan berkata.

   "Setiap waktu aku bersedia menerima tantanganmu, tapi aku tidak bisa menunggu, katakan dimana kita akan mengadakan pertempuran ulang ?"

   Sulek sedang menoleh kearah Phiauw-peng Kiam-khek Bok Siu dan bertanya.

   "Berani kau menyebut ?"

   Sulek juga sakit hati kepada Phiauw-peng Kiam-khek Bok siu, kalau tidak ada kedatangannya jago muda ini, ia bisa menumpas Kim Hong.

   Karena itulah ia hendak memberi Phiauw-peng Kiam-khek Bok Siu bUkan seorang yang takut diancam, dengan ketus ia berkata.

   "Aku Phiauw-peng Kiam-khek Bok Siu, jago nomor dua didaerah Tionggoan-"

   "ooo..."

   Sulek berkata dingin.

   "Jago nomor dua? Siapakah jago nomor satu untuk daerah Tionggoan ?"

   Phiauw-peng Kiam-khek Bok Siu mengangkat pundak. dan berkata.

   "Kau kalah dengan siapa? Itulah jago nomor satu."

   Sulek menoleh kearah Kim Hong, bibirnya tergerak memperlihatkan senyuman ewah, kemudian minta bantuan Dokucan.

   kemudian menyuruh Dokucan membangunkan Alwi, ditunggangkan keatas kuda bertiga meninggalkan tempat tersebut.

   Ketiga jago dari luar daerah Taiwan dikalahkan oleh Kim Hong dan Phiauw-pek kiam-khek Bok siu.

   Kim Hong memberi hormat pada Phiauw-peng Kiamkhek seraya berkata.

   "Terima kepada bantuanmu."

   Bok siu sudah lompat naik keatas kuda tunggangannya, dengan dingin berkata.

   "Tidak perlu mengucapkan terima kasih. Aku bukan datang chusus untuk membantu."

   Kim Hong mendekati kuda Bok Siu, dengan tertawa berkata.

   "Mau kemana? Bisakah kita bercakap-cakap sebentar?"

   "Kita orang sudah tidak ada hubungan."

   Berkata Bok Siu ketus.

   "Mengapa harus bicara lagi?"

   Kim Hong memberi hormat dan berkata.

   "Hanya karena urusan Leng Bie Sian, mengapa harus marah?"

   Dengan benci Bok Siu berkata.

   "Aku tidak bisa melupakan cara-cara pengusiranmu."

   "Maaf,"

   Berkata Kim Hong "Aku sedang dirundung Kesusahan, maka kurang hormat, dengan itu aku minta maaf."

   Berulang kali Kim Hong meminta maaf, Bok Siu juga bisa tertawa, ia berkata.

   "Baiklah Aku bisa menerima permintaan maafmu. Hei, bagaimana kau bisa bentrok dengan tiga laki-laki dari luar daerah itu ?"

   "Bukan bentrokan."

   Berkata Kim Hong.

   "Mereka bersenang-senang diatas loteng rumah makan, bernyanyinyanyi dengan tiga hostess. Aku menjadi sebaL Maka memanggil tiga hostess lainnya, mereka itu banyak uang. tapi tentu saja tidak bisa menandingi aku. Karena itulah mereka menantang sehingga bertanding silat ditempat ini."

   Mata Bok Siu melotot, dengan kaget ia berteriak.

   "Eh, kau juga bisa main hostess? Wah, celakalah negara kita. Apa akibatnya kalau semua jago-jago silat dijajal dengan hostes ?"

   Wajah Kim Hong menjadi merah, dengan gelagapan ia berkata.

   "Sungguh mati, aku tidak mengganggu mereka. Hanya menyuruh mereka menyanyikan beberapa lagu saja."

   Bok Siu berkata.

   "Ah, disinilah letaknya kebobrokan rimba persilatan."

   Kim Hong menundukkan kepala.

   "Heh"

   Bok Siu berkata lagi.

   "Apa kau mengetahui asal usulnya ketiga tamu dari luar daerah itu?"

   Kim Hong sudah merobek sebagian baju dalam, membalut luka dipundak kiri, dan sambil mengerjakan itu ia menjawab.

   "Menurut keterangan mereka, semua datangnya dari daerah Tay- Wan. Kau tahu letaknya negara Tay- wan itu?"

   Bok Siu lompat turun dari kuda tunggangannya, ia tidak bisa berpeluk tangan karena melihat cara-cara Kim Hong yang membalut luka secara kasar itu, dibalut-balut sekali lagi dan sambil mengerjakan pekerjaan itu ia berkata "Negara Tay- wan terletak dibagian timur se-hek.

   semua orang disana mengerti ilmu silat, maka negaranya kuat, karena itu, mereka sudah menjatuhkan daerab Poh-lie, dan daerah Lam-tau.

   Menjatuhkan Tay- wan raja."

   "Eei?"

   Berteriak Kim Hong.

   "Pengetahuan umummu banyak sekali?"

   Dengan bangga Bok siu berkata.

   "Ayahku yang memberitahu, dia adalah jendral diperbatasan kota Beng-koan."

   "oh"

   Berkata Kim Hong.

   "

   Ternyata anak jendral. Maaf, aku tidak mengenal."

   Dengan lebih bangga, Bok Siu berkata.

   "Ayahku, adalah jendral kenamaan, Sri-baginda sering mengirim undangan untuk memperbincangkan situasisituasi daerah."

   Kim Hong bisa percaya kepada keterangan itu, kini ia bertanya lagi.

   "Apa maksudnya ketiga tamu dari luar daerah Tay- wan itu? ilmu kepandaian mereka hebat, juga aneh, kalau mereka merencanakan sesuatu, kukira kita harus hati-hati."

   
Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Bok Siu berkata.

   "Kedatanganku juga mempunyai hubungan erat dengan mereka."

   "Bagaimana hasilnya?"

   Bertanya Kim Hong. Bok Siu berkata "Jumlah mereka yang datang kedaerah Tionggoan sembilan orang. Terpecah menjadi tiga kelompok. orangorang yang baru pergi itu adalah rombongan pertama."

   "Dan dua rombongan lainnya?"

   "Mereka masih berada dibelakang, bagaimana pendapatmu dengan ilmu kepandaian orang yang bernama Sulek itu?"

   Kim Hong berkata "Kalau tidak menggunakan tiga pukulan maut, kalau tidak menggunakan kelengahannya biar bagaimanapun tidak mudah mengalahkan mereka."

   "Sedangkan mereka itu hanya jago kelas tiga didaerah jago negara Taywan."

   Bok siu memberi keterangan. Kim Hong terkejut, mulutnya berteriak "Mereka hanya jago kelas tiga?"

   "Betul."

   Berkata Bok Siu.

   "Tiga orang dari rombongan yang kedua adalah iago kelas dua, dan tiga orang lagi adalah jago kelas satu.Jumlah mereka sembilan orang. Tiga kelas satu, tiga kelas dua, tiga kelas tiga."

   "Wah kalau begitu, ilmu kepandaian daerah luar Taywan- kok lebih hebat dari kepandaian kita didaerah Tionggwan, bukan?"

   Bok siu menganggukan kepala berkata.

   "Karena itulah, kalau jago-jago didaerah Tionggoan tidak mengutamakan ilmu silat, kalau jago -jago didaerah Tionggoan hanya mabok-mabokan dengan hostess. bagaimana kita bisa melawan datangnya musah dari luar daerah?"

   Kim Hong menundukan kepala, dia diam.

   "Apa lagi sesudah terJadinya rumah penjara rimba persilatan. Semua jago kita dipenjarakan didalam kurungankurungan itu. Satu rumah penjara saja sudah membingungkan orang, kini, timbul lain rumah penjara. Apa akibatnya? oh........ kecuali mereka, golongan Kalong mulai bertingkah lebih sulit untuk menegakkan ketenteraman rimba persilatan-"

   Kim Hong bisa menerima keterangan Phiauw-peng Kiam-khek Bok Siu. Bok Siu sudah berkata lagi.

   "Kudengar kau mempunyai hubungan dengan penguasa rimba persilatan digunung Tay-pa San, mengapa tidak mencoba membujuknya menantang penguasa rumah penjara digunung Bu San?"

   Phiauw-peng Kiam-khek Bok siu adalah murid Tamu Tidak Diundang dari luar daerah mengapa dia memberi anjuran agar Kim Hong bisa membujuk penguasa rumah penjara rimba persilatan digunung Tay -pa-san bentrok dengan penguasa rumah penjara digunung Bu-san?"

   Suara yang dicetuskan oleh Phiauw-Peng Kiam-khek Bok Siu sejajar dengan suara Tamu Tidak diundang dari luar daerah.

   juga segaris dengan suara Oey Ceng.

   Permainan apa yang sedang diracik oleh mereka? Kim Hong belum berpikir, karena itu waktu otaknya sedang pepat dan bungpet.

   Kim Hong sedang memikirkan, bagaimana cara-cara untuk membujuk sang ibu, agar ibu itu bisa membubarkan rumah penjara, kekerasan hati Suma siu-khim tidak mudah digoyahkan hal itu agak sulit.

   Sesudah Kim Hong mengetahui bahwa penguasa rumah penjara rimba persilatan digunung Tay-pa-san itu ibu kandungnya sendiri, pikiran Kim Hong berubah.

   Lebih baik menggunakan kekuatan ibunya untuk menumpas kekuatan golongan Kalong yang jahat.

   atau lebih baik membujuk ibunya membebaskan tokoh-tokoh silat golongan ksatria, agar mereka bisa mengikuti percaturan politik rimba persilatan.

   Bisakah hal ini terjadi ? Dengan adat-adat sang ibu.

   Kim Hong menghela napas.

   penguasa rumah penjara rimba persilatan yang baru digunung Bu-san menculik Leng Bie Sian.

   Apa maksudnya? Siapa pula yang menggunakan tutup kerudung dan selubung warna kuning itu? Kekuatan rimba persilatan di daerah Tionggoan telah terpecah belah, kelompok kesatu adalah kekuatan Suma siu Khim.

   Kekuatan kedua adalah golongan kalong.

   Kekuatan ketiga adalah kekuatan rumah penjara di gunung Bu-san- Diantara ketiga kekuatan itu, kekuatan golongan Kalong yang terjahat.

   Kim Hong sedang berdaya upaya untuK menumpas golongan Kalong.

   Sebagai apa yang kita ketahui, golongan Kalong berada dibawah pimpinannya seorang wadam, disiang hari ia menjadi seorang laki-laki yang bernama Jie Hong Hu.

   Dan mana kala malam hari, ia berubah menjadi wanita cantik dengan nama Jie BiauW Kouw.

   Tidak perduli Jie Hong IHu atau Jie Biauw Koaw, ketua golongan Kalong ini adalah manusia cabul.Jie Hong IHu disiang hari main perempuan dan Jie Biauw Kouw dimalam hari mempermainkan laki-laki.

   Jie Biauw Kouw lebih terkenal dengan Rumah Setannya.

   Inilah pemegang peran yang terjahat.

   Bagaimana anak buah golongan Kalong?Jie Biauw Kouw atau Jie Hiong Hu memegang peranan dobel itu? Para pembaca dipersilahkan mengikuti bagian yang didepan.

   Hal ini kita singkirkan untuk sementara mengikuti Kim Hong dan Bok Siu.

   Kim Hong sedang melamun jauh, mengenangkan hari depan rimba persilatan yang mulai suram.

   Piauw-peng Kiam-khek Bok Siu berkata.

   "Hei, apa yang sedang kau pikirkan?"

   "oh..."

   Kim Hong tersadar.

   "Sedang kupikirkan, penguasa rumah penjara digunung Tay-pa-san, kukira, dia bukan tandingan penguasa rumah penjara digunung Bu-san- ..."

   Karena sang ibu masih mau menutupi dirinya.

   Kim Hong tidak membongkar rahasia penguasa rumah penjara rimba persilatan digunung Tay-pa San itu.

   Langkah Kim Hong ini agak tepat karena sifat2nya Suma Siu Khim yang keras, akibatnya bisa memburuk kalau sampai terjadi sesuatu yang sulit.

   Hari mulai bersurut.

   keadaan gelap.

   Bok siu lompat naik keatas kuda tunggangannya, ia berkata.

   "Mari kita berangkat bercakap-cakap diperjalanan."

   Kim Hong juga lompat diatas kuda tunggangannya, merendengi Bok Siu, mereka menuju kearah utara.

   Disepanjang jalan, Kim Hong menceritakan pengalaman-pengalamannya didalam rumah penjara baru digunung Bu-san- Bok siu memasang telinga dengan sabar, tapi acuh tak acuh mengikuti jalan cerita itu, seolah-olah dia sudah tahu.

   Mengapa Bok siu bisa tahu? Barang kali para pembaca bisa menduga? Hanya sang tolol Kim Hong yang tidak tahu, mengawasi Bok siu tertawa.

   Singkatnya cerita Kim Hong dan Bok Siu tiba disebuah desa kecil.

   ini waktu, luka dipundak Kim Hong menjadi Sakit lebih hebat maka si pemuda berkata.

   "saudara Bok Siu, aku agak letih. Kita istirahat saja disini."

   Bok siu memandang rekan seperjalanannya. Sesungguhnya luka Kim Hong dirasakan sakit, ia berkata.

   "Saudara Bok Siu, kita bermalam disini saja. Besok baru melanjutkan perjalanan-"

   Bok siu menolak. dia mengemukakan alasan.

   "AkU hendak mengikuti ketiga tamu dari luar daerah itu, mungkin tidak keburu,"

   Kim Hong berkata.

   "Raut muka mereka dan dandannannya tak sama dengan orang lain, hanya sekali selidik pasti ketemu. Dan juga diantara ketiga orang itu dua menderita luKa. Tidak mungkin bisa melakukan perjalanan malam. Besar kemungkinan mereka juga menginap ditempat ini."

   Bok siu bisa menerima keterangan ilmiah seperti itu, ia menundukan kepala, setuju pada pendapat Kim Hong.

   Dua orang mencari rumah penginapan satu-satunya dikota tersebut.

   Dan yang lebih mengecewakan, disana hanya ada sebuah kamar kosong.

   Tidur disatu tempat atau berpisah, tak menyulitkan Kim Hong, tapi Phiauw-peng Khiam-khek Bok siu tidak setuju, ia berteriak.

   "Tidak mungkin- Aku tidak biasa tidur dengan lain orang, lebih baik kita meneruskan perjalanan saja."

   Kim Hong tertawa nyengir, ia berkata.

   "Lukaku sakit lagi, satu malam saja kita bermalam disini."

   Bok siu mengerutkan alis, ia memberi alasan datang mengapa tidak mau bermalam di tempat itu, katanya.

   "Aku belum pernah tidur bersama-ama orang lain- Hei, kau tidak tidur mengorok ?"

   "Tidak."

   Berkata Kim Hong.

   "juga tidak mencakmencak."

   Bok siu berpikir sebentar dan berkata.

   "Baiklah. Tapi aku bisa menendang nendang, aku tidak biasa tidur dengan orang banyakkan. Kalau saja sampai menyulitkan dirimu, jangan sesalkan aku."

   Sesudah itu, mereka memesan makanan makan didalam kamar.

   Keduanya bicara hingga larut malam.

   Sesudah malam larut, mereka naik ketempat tidur untuk istirahat.

   Bok siu tidur tanpa ganti pakaian lagi, betul-betul ia tidak biasa tidur bersama-sama orang, Bolak-balik, gulang-guling ditempat tidur, tampaknya sangat gelisah.

   Lama sekali kejadian seperti itu, akhirnya Bok siu pun tertidur.

   Tapi seperti apa yang sudah dikatakan, ia masih tidak bisa tidur tenang, tangan dan kakinya menendang kekanan kekiri mendesak Kim Hong, hal ini membuat sipemuda kelabakan, tertendang beberapa kali.

   Akhirnya Kim Hong meninggalkan tempat tidur itu, duduk meringguk dikursi.

   Disaat Kim Hong sudah hampir mengantuk, tiba-tiba terdengar suara panggilan Bok Siu.

   "Kim Hong toako ..."

   Kim Hong sudah mengantuk sekali, tidak membuka matanya, dia menyahut.

   "Saudara Bok Siu, kau belum tidur?"

   "Kim Hong toako ..."

   Kata Bok siu lagi.

   "Kau.,,kau... eh, jangan lari"

   Kim Hong membuka matanya, dia heran. ternyata Bok siu sedang berada dialam impiannya. Terdengar suara Bok Siu mengoceh lagi.

   "Hei, jangan lari...Bah...mau pergi?... Aku tidak kesudian denganmu....."

   Kim Hong meninggalkan kursinya, memperhatikan Phiauw-peng Kiam-khek yang mengimpi dan mengigau ditempat tidur. Terdengar lagi impian Bok Siu, dan orang itu mengoceh terus.

   "Ah...dia sudah begitu Cinta kepada sumoaynya, hanya gadis yang bernama.....Leng Bie Sian itu.....huh......"

   Semakin diperhatikan, keadaan Phiauw-peng Kiam-khek Bok Siu ini semaKin aneh.

   Kim Hong bisa membedakan, cara-cara tidur kawan tersebut yang tidak sama.

   Lebih mirip dengan cara tidurnya seorang wanita dari pada cara tidurnya seorang laki-laki.

   Lekukan-lekukan bentuk tubuhnya sangat ramping itulah ciri-ciri dari seorang gadis.

   Tiba-tiba terdengar lagi suara ingauan Bok Siu.

   "Nggg......uh.....Sungguh...aku bukan menipu dirinya, aku memang begini....sedari kecil begini......sedari kecil aku mengenakan pakaian laki-laki, bukan sengaja menipu Kim Hong......"

   Hati Kim Hong lebih terkejut, dugaannya tidak meleset, betul-betul Phiauw-peng Kiam-khak adalah seorang gadis yang menyamar berpakaian pria.

   Mengigau terus menerus adalah kejadian yang tidak baik, cepat-cepat Kim Hong memegang tangan Bok Siu dan memanggilnya perlahan.

   "Saudara Bok Siu.... Saudara Bok Siu...."

   "Ngg...."

   Bok siu memberi sahutan. Perlahan-lahan ia membuka matanya. dan ia sadar dari impian itu. Melihat adanya Kim Hong yang menyaksikan ia begitu rupa, wajahnya berubah, cepat- cepat menarik selimut menyelebungi dirinya.

   "Eh,... .aku menendang-nendang dan menyusahkanmu?"

   "Tidak "

   Berkata Kim Hong tertawa. Bok siu mengeluarkan elahan napas lega, menghindari kerlingan mata Kim Hong, ia berkata dengan tawar "Mengapa kau tidak tidur?"

   "Aku tak bisa tidur."

   Berkata Kim Hong. Bok siu menggeser tubuhnya, memberi tempat kepada Kim Hong, dengan suara acuh tak acuh ia berkata "Jangan memikir yang bukan-bukan. Tidurlah."

   Kim Hong memandang dengan perasaan geli, diperhatikannya bagaimana Bok Siu itu menyingkap rambutnya, memanggil.

   "Saudara Bok Siu....."

   Suara ini juga mengejutkan Bok Siu, ia menoleh, dengan sungguh-sungguh bertanya "Ada apa?"

   Dengan suara kecil, Kim Hong berkata.

   "Kudengar tadi kau sedang mengigau."

   Bok siu Kaget, cepat- cepat ia lompat duduk dan bertanya.

   "Apa yang sudah kukatakan?"

   Kim Hong hanya tertawa, tidak menjawab pertanyaan itu.

   Wajah Bok siu makin berubah, tiba-tiba menjadi merah.

   Menyingkap kain selimutnya, lompat meninggalkan tempat tidur mengambil pedang yang tergantung dan dia berjalan kearah pintu.

   cepat-cepat Kim Hong menghadang didepan gadis itu, dengan kedua tangan dipaparnya kekanan dan kekiri, Kim Hong berkata.

   "Eh, mau kemana?"

   Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   "Minggir"

   Berkata Bok Siu ma rah.

   "Aku tidak sudi berjalan dengan pemuda ceriwis, aku mau berangkat."

   "Mengapa haruS berangkat sekarang?"

   Bertanya Kim Hong, Bok siu mendelikan matanya yang jeli, dengan mengertek gigi, menundukan kepala kebawah menahan rasa malunya dan berkata "Kau.....kau...

   ,kau......sudah mengetahui rahasiaku, kalau kau betul sebagai seorang laki-laki Sejati, biarkan aku pergi,"

   "Kepergianmu bukan berarti putus hubungan?"

   Bertanya Kim Hong. BOK SIU menggelengkan kepala perlahan, Kim Hong berpikir sebentar, ia berkata.

   "Tidurlah lagi. Biar aku diluar, bagaimana?"

   Wajah Bok Siu semakin malu, penyamarannya sudah terbuka, sedari kecil, ia mengenakan pakaian pria, sifat-sifat ini tidak bisa dirubah, karena itu ia berkata.

   "Tidak Lepaskan. aku. Biar aku pergi."

   Kim Hong tidak memaksa, membuka pintu, dan ia berkata.

   "Baik. Tapi.... kalau kita berjumpa dikemudian hari, bagaimana panggilan kepadamu ?"

   Dengan suara yang sangat perlahan, Bok siu berkata.

   "Panggil saja nona Bok Siu."

   Sesudah itu, ia berjalan kearah pintu, menoleh kearah belakang sebentar, mengirim satu kerlingan yang menarik, dan melejitkan tubuh, ia lenyap dikegelapan.

   Tidak lama, terdengir suara ketoprakan kaki kuda, Bok siu menunggang kudanya, semakin lama, suara kaki kuda semakin perlahan, akhirnya lenyap....

   Kim Hong masih berpikir untuk beberapa waktu, benak pikirannya mengenang waktu berkenalan dengan Phiauw Peng Kiam-khek Bok siu.

   Pertemuan yang pertama adalah diperjalanan ke Siauwlim- sie, tiba-tiba saja muncul Phiauw Peng Kiam-khek Bok siu.

   membunuh mati Pocu cabang dari perkumpulan golongan Kalong, Kesannya itu berdarah dingin, Walau Bok Siu menggunakan pakaian pria tetap menarik dan memikat.

   Pertemuan yang kedua.

   adalah kemarin sore hari, tibatiba ia meminta Leng Bie Sian, mengatakan bahwa dia hendak memperistri Leng Bie Sian mencegah Kim Hong mengikuti sayembara dirumah penjara rimba persilatan yang baru.

   Dan pertemuan yang ketiga.....ha-ha.....bagaimanapun penyamarannya, akhirnya terbongkar juga diatas tempat tidur.

   Ah......

   Bok siu adalah seorang gadis yang cantik dan memikat.

   Kim Hong kembali lagi ketempat tidur, tempat itu bekas dibaringi Bok Siu, semacam hawa seorang gadis masih mengendus hawa avons? ia tidak bisa menenangkan pikirannya, Kim Hong gelisah sendiri.

   Tidak lama kemudian akhirnya Kim Hong berhasil juga menguasai situasi yang seperti itu, ia memeramkan mata.

   Tiba-tiba saja Kim Hong dikejutkan ada seorang menowel, dan dengan suara yang adem, seorang itu berkata.

   "Hei Kukira kau sudah tidak bisa tidur pulas lagi. Hayo bangun Ikut aku "

   Kin Hong lompat meletik, didepannya berdiri seorang berbaju hitam, bersepatu hitam. itulah penguasa rumah penjara rimba persilatan di gunung Tay-pa-san. Aaaa...inilah ibunya yang bernama Suma Siu Khim "Kau...,"

   Kim Hong terkejut. Suma Siu Khim mengeluarkan emas dari dalam kantong bajunya, ditaruh diatas meja sebagai pembayaran sewa rumah penginapan, sesudah itu ia berkata kepada Kim Hong.

   "Mari kita berangkat "

   Kim Hong menurut, mengambil buntalannya, dan meninggalkan kamar itu.

   Bersama-sama dengan Suma Siu Khim yang tetap mengenakan kerudung muka hitam, Kim Hong mengambil kudanya, meninggalkan rumah penginapan.

   Suma Siu Khim masih tetap menggunakan kerudung muka, ia tidak tahu, kalau Kim Hong itu sudah mengetahui penyamarannya, dengan sikap yang dingin, acuh tak acuh dia mengajak Kim Hong.

   Kim Hong tidak membongkar rahasia itu, dia juga mengikutinya dengan hati yang kebat-kebit.

   Beberapa Saat kemudian, suma Siu Khim bertanya.

   "Kau sudah menantang rumah penjara digunung Bu San ?"

   "Tidak jadi."

   Jawab Kim Hong menggelengkan kepala, Suma Siu Khim menatap dan menoleh kearah Kim Hong, dengan suara keren dan berwibawa ia membentak.

   "Sebutkan alasanmu "

   Kim Hong mengeluarkan sepucuk surat dari kantong bajunya, itulah surat Leng Bie Sian, diserahkan kepada sang ibu, dan berkata.

   "Bacalah Inilah surat dari muridmu."

   Suma Siu Khim belum mau mengenal putranya, karena itu Kim Hong juga belum mau membongkar penyamaran sang ibu.

   Suma Siu Khim gelisah, satu tanda dari gejolak hatinya yang tidak bisa ditenangkan- Tangan Kim Hong juga agak gemetar, dia sedang berhadapan dengan ibu kandungnya.

   tapi sebuah garis pemisah yang tidak terlihat, meredakan hubungan baik itu.

   Suma Siu Khim tetap menggunakan kerudung hitam, Satu tanda bahwa penguasa rimba persilatan Tay-pa-san ini belum mau mengakui putra sendiri.

   Tampak Suma Siu Khim baca isi surat, dengan mendadak ia menyobek-nyobek surat itu, mengeluarkan gerungan suara marah.ia berteriak.

   "Budak hina, berani memberi petuah kepadaku, betul-betul gila Gila "

   Suara Suma Siu Khim dilagukan seperti suara pria.

   itulah suara penguasa rumah penjara rimba persilatan digunung Tay-pa San Kim Hong merasa agak geli menghadapi ibu sendiri yang bersuara pria, marah-marah dan uring-uringan.

   Tentu saja ia merasa geli.

   Ibunya tidak mengetahui kalau penyamarannya sudah terbongkar, sangkanya tidak seorang yang tahu kalau penguasa rumah penjara itu adalah Suma Siu Khim yang bernama.

   Untuk sementara, Kim Hong tidak membongkar rahasia itu, dengan tertawa tertahan ia berkata.

   "Kukira Leng Bie Sian tidak salah. Kau mengejamkan hatimu, memenjarakan begitu banyak tokoh-tokoh rimba persilatan, Maka, kini muridmu ditawan orang. Inilah akibat timbul balik dari perbuatanmu, kalau saja kau tidak membangun sebuah rumah penjara digunung Tay-pa-san mana mungkin ada rumah penjara baru digunung Bu San? Kalau kau tidak mempenjarakan begitu banyak tokoh-tokoh ksatria dirumah penjaramu, tidak mungkin simanusia banci Jie Hong Hu alias Jie Biauw Kow itu mendirikan golongan Kalong, simanusia banci Jie Hong Hu menjadi laki-laki disiang hari, dan menjadi wanita dimalam hari. Parbuatan ini adalah reaksi dari akibat dari cara-caramu yang membuat rumah penjara. Kau harus memikul tangguagjawab."

   Dengan marah Suma Siu Khim berkata.

   "Kalau aku tidak mau memikul tanggung jawab, bagaimana ?"

   Kim Hong menghela napas, dengan menundukkan kepala ia berkata.

   "Maka tidak mungkinlah tercapai harapanmu yang membangun dan mendirikan rumah penjara rimba persilatan itu. Kau mengadakan rumah penjara dengan maksud-maksud tertentu, maksudmu itu tidak mungkin bisa berhasiL"

   Suma Siu Khim tertawa, dengan suara laki-laki, perlahan-lahan berkata.

   "Urusan sipil, hei bergiliran aku yang bertanya, Kau sudah berjanji untuk menolong Leng Bie Sian, bukan?"

   "Ya."

   Kim Hong menganggukkan kepala.

   "Tahukah kau berapa berat harga janji itu? Kini kau tidak mau menolongnya lagi. Mau menelan janji?"

   "Sesudah kau membaca surat muridmu itu mungkinkah masih tidak tahu alasannya?"

   "Buat apa mengikuti kemauan Leng Bie Sian? Kau tahu, bagaimana sayembara nomor tiga dari rumah penjara digunung Bu San ?"

   Kim Hong berkata.

   "orang yang bisa menerima satu gebrakan dari rumah penjara digunung Bu San, orang itu keluar sebagai juara. Dan mempunyai kesempatan untuk menolong istri, adik perempuan atau lainnya. Siapa saja yang hendak dipilih atau boleh memilih salah seorang gadis yang tertawan didalam rumah penjara itu, maka penguasa penjara digunung Bu San akan menikahkan."

   "Betul,"

   Berkata Suma Siu Khim.

   "Tahukah maksud tujuan itu ?"

   "Maksudmu, aku hendak dijodohkan dengan Leng Bie Sian ?"

   Bertanya Kim Hong.

   "Sudah jelas dan gamblang. kalau kau berhasil memenangkan pertandingan, penguasa rumah penjara baru dia berhak memaksa orang tawannya dijodohkan kepadamu. Tidak ada alasannya lagi yang bisa menolak."

   "Tapi aku mengetahui, tak mungkin bisa memenangkan penguasa rumah penjara yang baru."

   Jawab Kim Hong.

   "Bohong"

   Bentak Suma Siu Khim.

   "Tidak bohong"

   "Paling sedikit kau bisa menerima tiga puluh jurus serangannya."

   "Tidak. Satujuruspun tidak bisa menerima."

   "Begitu hebat?"

   Suma Siu Khim menatap Kim Hong dengan penuh kecurigaan.

   Maka, Kim Hong menceritakan pertemuannya dengan seorang misterius yang bernama Oey Ceng, bagaimana Oey Ceng itu mendahuluinya menempur rumah penjara yang baru digunung Bu-san.

   Dengan hasil untuk kemenangan bagi penguasa rumah penjara yang baru.

   "Seorang laki-laki yang bernama Oey Ceng?"

   Penguasa rumah penjara lama Suma Siu Khim memperhatikan rasa tidak perCaya.

   "Didalam rimba persilatan tidak ada tokoh silat yang bernama Oey Ceng."

   Kim Hong mengeluarkan batu Han-Giok milik Oey Ceng, batu Han-Giok itu sedianya dijadikan barang taruhan, bilamana Oey Ceng kalah, batu han-Giok harus diserahkan kepada Penguasa rumah penjara yang baru.

   Kim Hong berhasil kembali, dan kini diserahkan kepada Suma Siu Khim seraya berkata.

   "Inilah barang yang paling disayang olehnya, ia pernah berkata, Han-Giok ini akan diserahkan kepada orang pertama yang bisa memenangkan pertandingan sayembara rumah penjara yang baru, dan berhasil kudapatkan."

   Su ma Siu Khim mengambil batu han-Giok itu, wajahnya berubah. Bulak balik diperhatikannya, tiba-tiba ia berteriak seperti orang gila "Aa.......dia.........dia....."

   "Dia Siapa?"

   Bertanya Kim Hong.

   "Dia adalah ayahmu"

   Berkata Suma Siu Khim.

   "oh"

   Kim Hong terbelalak.

   "orang yang mengaku bernama Oey Ceng itu adalah ayahKu?"

   "Oey Ceng adalah samaran Kim Hoong"

   "Bagaimana kau tahu?"

   Pertanyaan Kim Hong ini tentu saja ber-lebih2an, orang berkerudung serba hitam yang berada didepannya, Walau tetap menggunakan kedudukan sebagai penguasa rumah penjara yang lama itulah ibu kandungnya, mana mungkin Suma Siu Khim tidak mengenal kepada pusaka kesayangan suami sendiri? Ai......pantas saja orang itu memiliki wajah yang hampir sama dengan Kim Hong.

   Kim Hoong dan Kim Hong adalah ayah dan anak tentu saja memiliki wajah yang hampir sama.

   Oey Ceng adalah samaran Kim Hoong? Suma Siu Khim berhasil menguasai gejolak hatinya, dengan tenang ia berkata.

   "Dengar, aku pernah mendengar Cerita dari ibumu, kalau benda yang bernama batu Han-Giok ini, adalah benda pemberian ibumu yang diserahkan kepada ayahmu, inilah tanda pertunangan."

   Kim Hong menatap sang ibu beberapa saat, tiba-tiba ia lompat kearah kuda dan dikabur kearah selatan. Suma Siu Khim bergerak sangat Cepat, kini ia sudah sampai didepan kuda itu menghadang perjalanan Kim Hong dan membentak.

   "Hei Mau kemana ?"

   Kim Hong menarik les kudanya, menatap kearah ibu sendiri yang menggunakan tutup kerudung berwarna hitam itu, ia berkata.

   "Aku hendak bertemu dengan ayah didalam rumah penjara yang baru. Aku hendak menantang penguasa rumah penjara baru itu."

   Suma Siu Khim berkata.

   "Kau tidak bisa memenangkan sayembara pertandingan dirumah penguasa penjara yang baru bukan ?"

   "Aku bersedia duduk didalam rumah penjara, aku hendak menemani ayah disana."

   "Apa artimu?"

   Bertanya Suma Siu Khim dengan air mata mengucur keluar, Kim Hong berkata.

   "Karena ibuku sudah tidak mau mengaku anak, maka aku hendak bersama ayah saja."

   Hati Suma Siu Khim tercekat, ia bertanya "Siapa yang bilang, kalau ibumu tidak. membutuhkanmu lagi ?"

   Dengan menundukkan kepala kebawah, Kim Hong bertanya.

   "Kalau ibu masih membutuhkan aku, mengapa sampai detik-detik ini tidak mau membuka tutup kerudung mukanya ?"

   Suma Siu Khim lompat kebelakang, sepasang matanya bersinar terang menyorot kedepan. dan dia berkata.

   "Siapa yang memberitahu? Ayahmu? Apa Leng Bie Sian ?"

   "Leng Bie Sian,"

   Berkata Kim Hong.

   "Tapi ia membuka rahasia tanpa disadari."

   Mengetahui rahasianya sudah terbuka, Suma Siu Khim menghampiri putra itu, mengelus-elus rambutnya, berkata dengan mesra.

   "oh, bukan sengaja. Bukan aku tidak mau mengenal, aku takut kalau kau meminta sesuatu yang bukan bukan2, seperti yang sudah kau tahu, keadaanku sangat sulit."

   
Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
"Kedudukan apa yang sangat sulit."

   Bertanya Kim Hong.

   "Kedudukanku mempunyai hubungan erat dengan jagojago silat yang kutawan dalam kurungan-kurungan rumah penjara itu."

   "Ibu...."

   "Memang"

   Berkata Suma Siu Khim.

   "Adatku kurang begitu baik.

   "Aku tidak sengaja untuk menawan dan mengurung orang itu. maksudku hanya main-main saja. Tapi lihat Di dalam keadaan yang seperti ini bagaimaaa ibumu bisa membubarkan rumah penjara rimba persilatan? Apa lagi munculnya rumah penjara baru digunung Bu San- Apa yang dikatakan orang kepadaku? oh. ...."

   "Kau tidak mau kepenjara digunung Bu-san, kau tidak mau menolong ayah dan Leng Bie Sian?"

   "inilah maksadnya rumah penjara yang baru."

   Berkata Suma Siu Khim.

   "Siapakah otak ini? Betul-betul aku tidak mengerti. Adanya ia membuat rumah penjara kembar tentu dengan maksud tertentu, dengan maksud menentang kedatanganku. Tapi tidak....tidak.... aku tidak mau datang ketempatnya"

   "ibu."

   Panggil Kim Hong.

   "Menurut apa yang kutahu, kau berjanji tidak turun gunung, hari ini kau sudah melanggar janji sendiri."

   "orang yang tidak turun gunung adalah penguasa rumah penjara rimba persilatan digunung Tay-pa-san."

   Berkata Suma Siu Khim tertawa.

   "Apa lagi hal itu tidak pernah dijanjikan- Mengapa salah? Hari ini yang turun gunung adalah Suma Siu Khim."

   "Dimisalkan, disaat kau tidak berada digunung Tay-pasan, datang pula tantangan-tantangan yang bagaimana ?"

   "Tidak mungkin-"

   Berkata Suma Siu Khim.

   "Sudah kupasang pengumuman, bahwa rumah penjara Tay-pa-San istirahat satu bulan."

   "Haa, haa...."

   Kim Hong tertaWa.

   "Jangan tertawa"

   Bentak Suma Siu Khim tiba-tiba.

   "Ada orang datang"

   Secepat itu, Suma Siu Khim buka tutup kerudungnya, dan kini terbongkarlah rahasia rumah penjara digunung Tay-pa San- Betul-betul ia seorang wanita yang masih cantiK.

   "Ada orang?"

   Bertanya Kim Hong.

   "Lihat "

   Berkata Suma Siu Khim.

   "Itulah duarang satu tua dan satu muda, mereka dari luar daerah."

   Seperti apa yang Suma Siu Khim katakan, tidak lama kemudian disana bertambah dua orang, mereka adalah orang-orang asing yang dari luar daerah.

   Itulah jago-jago dari negara Tay wan, Kim Hong kenal kepada salah satu diantaranya, itulah Dokucanorang yang merendengi Dokucan adalah seorang tua bercodet, orang tua ini tentunya jago dari luar daerah pula.

   Dokucan menunjuk kearah Kim Hong dan berkata kepada siorang tua bercodet.

   "Susiok ini dia orangnya"

   Orang tua bercodet memandang Kim Hong kemudian menoleh kearah Suma Siu Khim. Ia memperhatikan kepada kedua orang yang berada didepannya. Suma Siu Khim tidak memperhatikan keadaan itu, ia memandang Kim Hong dan bertanya.

   "Bagaimana keadaan lukamu?"

   "Sudah hampir baik."

   Berkata Kim Hong.

   "Bisa dijajal untuk melaWan mereka."

   Orang tua bercodet menggapaikan tangan kearah Kim Hong ia berkata.

   "Kemari Ada beberapa kata yang hendak kutanyakan-"

   Kim Hong Seperti ditarik oleh gaya magnit, ia menggerakkan kaki hendak menghampiri orang tua bercodet itu.

   Tapi Suma Siu Khim keburu menyeret anaknya, ia keburu mencegah kepergian Kim Hong.

   Kini dihadapinya seorang tua bercodet dari luar daerah, dan ia bertanya.

   "Aku adalah ibu dari anak ini, mau tanya - Tanya saja kepadaku"

   Orang tua bercodet itu tertegun sejenak. matanya dikedipkan, dan tiba-tiba ia tertawa.

   "Bagus, bagus."

   Ia berkata.

   "Anakmu ini tanpa sebab musabab telah melukai kedua keponakanku, aku datang untuk membikin perhitungan,"

   "ouw ...."

   Menganggukkan kepala Suma Siu Khim.

   "Perhitungan ini boleh diselesaikan dengan diriku "

   Orang tua bercodet berkata "Sebetulnya aku hendak bertanya."

   "Tanya Saja."

   Berkata Suma Siu Khim. Dengan sungguh-sungguh orang tua bercodet itu bertanya.

   "Siapa yang memberi pelajaran silat kepada anaknya?"

   "Tentu saja gurunya"

   Berkata Suma Siu Khim.

   "Siapa nama gurunya?"

   Bertanya orang tua bercodet.

   "Gurunya adalah tokoh ajaib dari daerah Tionggoan."

   "Aku hendak tahu namanya."

   Orang tua bercodet mulai naik darah.

   "Bicaralah pakai aturan sedikit."

   Tiba-tiba Suma Siu Khim mengeluarkan suara bentakkan sangat garing dan merdu, tapi sangat berwibawa.

   "Inilah ajaran untukmu,"

   Tiba-tiba orang tua bercodet mengayun tangan, memukul kearah Suma Siu Khim.

   Dari sana meluncur kekuatan yang mengandung unsur hawa panas.

   Suma Siu Khim bisa merasakan adanya hawa panas itu, cepat-cepat menarik Kim Hong kebelakang dirinya dan mendorong tangan menerima serangan.

   Secepat itu pula terdengar suara letupan, akibat dari benturan kedua pukulan.

   Dari sana menyembur lelatu api, bersembur kekanan dan kekiri.

   Dimana terjadi benturan pukulan itu menjadi hangus, Sesudah debu-debu ity melepus, timbul pula asap hitam kebesaran, disana kehilangan jejaknya orang tua bercodet, juga tidak terlihatjejaknya Dakucan- Kedua jago dari luar daerah itu sudah lenyap tanpa bekas.

   Lenyap tanpa bekaS ? Tidak Disana masih ada bekas percikan darah.

   Ternyata orang tua bercodet menderita luka, mengetahui tidak unggulan melawan Suma Siu Khim, dengan mengajak kemenakan muridnya dia melarikan diri.

   Kim Hong melihat adanya adegan-adegan yang begitu mendebarkan jantung, memandang kearah Sang ibu, dan timbul rasa kagetnya, ia takut kalau ibu itu juga menderita luka.

   Suma Siu Khim mematung ditempat.

   "ibu kan tidak menderita sesuatu apa?"

   Tanya Kim Hong. Suma siu Khim berdiri tenang, untuk beberapa waktu, dia menahan gejolak peredaran jalan darahnya, sesudah berhasil memulihkan peredaran jalan darah itu, lalu membuka mata dan berkata.

   "Mari kita kejar mereka."

   "Mengejar mereka?"

   Bertanya Kim Hong heran.

   "Ya. orang tadi memiliki ilmu silat yang tinggi, dia sudah menderita luka Aku hendak menyelidiki asal usulnya."

   "Asal usul siapa yang harus diselidiki?"

   Bertanya Kim Hong "Hayo kita kejar dulur berkata Suma siu Khim. Kim Hong menyerahkan kuda tungganganya dan berkata.

   "ibu, naiklah kuda ini."

   Suma Siu Khim tertawa ia berkata.

   "Jangan memperlihatkan kebaktianmu dengan cara ini, lekas kau naik kuda, kita harus mengejar."

   Kim Hong mengetahui kalau tidak naik diatas kuda, mungkin ia tidak bisa merendeng kecepatan sang ibu dan karena itu ia mencongklang kudanya, mengaburkan kedepan.

   Suma Siu Khim sudah bergerak, berdua mereka mengejar kearah larinya kedua jago dari luar daerah itu.

   Ditengah perjalanan, Kim Hong bertanya.

   "Bagaimana hasil pertempuran tadi?"

   Suma Siu Khim berkata.

   "Si codet sudah menderita luka, tapi aku juga berat memenangkan pertandingan tadi.

   "

   "Mengapa kita harus mengejar mereka?"

   "Kalau kita biarkan mereka manantang penguasa rumah penjara yang baru, aku tidak bisa memenangkannya lagi."

   "Mereka datang dan daerah Tay wan."

   Berkata Kim Hong.

   "Menurut cerita, jumlah mereka sembilan orang. Tiga jago kelas satu. Tiga jago kelas dua dan tiga jago kelas tiga, Tadi, anak muda yang bernama Dakocan itu adalah jago kelas tiga. Dan entah bagaimana kedudukannya siorang tua bercodet?"

   "Tentu saja termasukjago kelas satu."

   Berkata kata Suma siu Khim.

   "ia terlalu mengagul diri, maka bisa kukalahkan. Mengetahui tak ungkulan melawan aku, mereka melarikan diri."

   "Tidak disangka, daerah itu memiliki jago hebat. Apa maksud mereka datang kedaerah Tionggoan?"

   "Yang penting, aku harus mencegah mereka menantang rumah penguasa rimba persilatan yang baru."

   "Ibu juga hendak menempur penguasa rumah penjara yang baru."

   "Tidak sekarang. Kukira harus satu bulan"

   "Mengapa harus satu bulan kemudian?"

   "Sebab-sebabnya, biar lain kali kuberi tahu kepadamu."

   Mereka berdua membikin pengejaran terus-menerus, tiga puluh lie kemudian masih tidak nampak jejaknya orang tua bercodet.

   "Lebih baik kita berpencaran-"

   Berkata Suma siu Khim.

   "Atau aku kejar sendiri, kau balik menunggu dirumah penjara Tay-pa-san."

   "Tidak."

   Berkata Kim Hong.

   "Aku mau pergi ketelaga Tay-pek tie mencari Yo in-jie sumoay. Dan sekalian membantu dua belas partay besar menempur golongan Kalong."

   "Jangan usil."

   Berkata Suma siu Khim.

   "Lebih baik mengurus diri sendiri .Jangan turut campur dengan urusan orang lain-"

   "Ini bukan urusan orang lain-"

   Berkata Kim Hong.

   "Inipun termasuk salah satu urusan kita."

   "Sudahlah. Aku hendak mengejar mereka."

   Berkata Suma Siu Khim.

   Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   "Biar lain kali kita bertemu dirumah penjara Tay-pa-san saja."

   Tabuh Suma siu Khim melejit lagi bagaikan asap yang melepus maju kedepan teruskan pengejaran.

   Kim Hong memandang lenyapnya bayangan ibu itu, ibu yang menciptakan drama rumah penjara rimba persilatan- Menunggu sampai lenyapnya bayangan sang ibu, Kim Hong berganti arah, menuju kearah telaga Tay-pek tie.

   Tiga hari kemudian-...

   Gunung Tay-pek san yang menjulang tinggi telah berada diambang mata.

   Kim Hong menguatirkan keselamatan Yo in-jie, dan tanpa istirahat, langsung ia mendekati bukit Tay-pek san.

   Disaat ini, tiba-tiba seorang pemuda berpakaian ringkas berlari datang, menghampiri Kim Hong dan berteriak.

   "Kawan yang didepan, kau yang menjadi murid It-hu Sianseng ?"

   Kim Hong menoleh kearah orang itu menganggukkan kepala dan bertanya.

   "Saudara dari mana ?"

   "Kau yang bernama Cin Hong? murid It-hu Sianseng?"

   Mengulang pertanyaan orang itu. orang lebih mengenal nama Cin Hong daripada Kim Hong nama Kim Hong digunakan sesudah sipemuda tahu asal usulnya. Dia adalah putra Kim Hoong.

   "Ya."

   Jawab Kim Hong singkat.

   "Ada orang yang hendak bertemu, Mari ikut aku."

   Berkata Sipemuda berpakain ringkas itu.

   "Siapa yang hendak bertemu?"

   Bertanya Kim Hong.

   "Segera kau tahu."

   Berkata pemuda tersebut.

   Tidak lama kemudian, mereka sudah berada disebuah tanah pekuburan, disana terdapat patung-patung batu, dan pemuda berpakaian rinkas itu menuju kesalah satu makam, membungkukkan kepala tanda hormat, inilah yang membuat Kim Hong merasa heran.

   Dan yang lebih heran lagi segera ternyata batu makam kuburan itu terpentang, perlahan-lahan terbuka, ternyata terdapat kunci, rasanya disana sangat gelap.

   tidak teriihat.

   Pemuda itu memandang Kim Hong dan berkata "Silahkan Saudara Cin Hong masuk kedalam."

   Kesiap siagaan Kim Hong tidak pernah mereda, kalau seorang yang berjiwa ksatria, tidak mungkin mau menggunakan tempat yang seperti ini sebagai penghuni, karena ia menduga kepada golongan jahat, ia menolak.

   "Aku tidak mau. Siapa yang hendak berjumpa dengan aku, silahkan saja kemari. orang yang menggunakan makam sebagai tempat tinggal adalah orang-orang yang sudah tidak normal."

   Tiba-tiba dari dalam makam itu terdengar satu suara.

   "omitobud,"

   Satu bayangan meloncat keluar, itulah hweeshlo siauw-lim-sie yang bernama Tie hui taysu. Kim Hong terbelalak heran, cepat-cepat memberi hormat kepada Tie- hui taysu, katanya.

   "Ternyata Tie- hui taysu, Mengapa Taysu bisa berada ditempat ini ?"

   Tie- hui taysu membalas hormat itu dan berkata.

   "Banyak sekali yang harus diceritakan- Silahkan Cin kongcu masuk kedalam."

   Adanya Tie- hui taysu ditempat ini tidak meraguragukan Kim Hong, ia mengikuti dibelakangnya memasuki makam itu.

   Didalam makam terdapat lorong gelap.

   semakin lama semakin lebar, ternyata itulah istana terpendam.

   Di ruang pertemuan dari istana terpendam telah berkumpul banyak orang, di dalam istana terpasang banyak lilin, tapi keadaannya sangat sepi.

   Setelah tiba disana.

   Tiehui Taysu menyilakan Kim Hong duduk.

   Kim Hong memandang kearah hweeslo itu dan bertanya.

   "Apa maksud Tie-hui Taysu membawa boanpwee ke tempat seperti ini?"

   "Lihat"

   Berkata Tie-hui Taysu.

   Berbareng dengan ucapan Tie-hui Taysu disana tampil beberapa orang, orang pertama adalah ketua golongan Kalong Jie Hiong Hu.

   Hari masih siang, ketua golongan Kalong itu menjadi seorang laki-laki, kita sebut Saja Jie Hiong Hu.

   Rupanya tempat itu adalah markas golong Kalong Dibelakang Jie Hiong Hu berdiri tiga orang wanita, mereka adalah ouw yang Po kui, Touw Kim Hoa dan Lim Keng Hee.

   orang yang menjadi ketiga selir Jie Hiong Hu.

   Kim Hong terlompat dari tempat duduknya menudingkan jari kearah Tie-hui Taysu dan membentak.

   "Taysu......"

   Tie-hui Taysu meraup wajahnya, disana terjadi perubahan, itulah ketua Hek bok-tong dari golongan Kalong yang menyamar.

   ia menggunakan kedok kulit Tiehui Taysu, Perangkap yang liehay Kim Hong merasa tertipu, didalam keadaan ini, tidak mungkin bisa melarikan diri lagi.

   Disaat bersamaan, di belakang Kim Hong sudah menyusul dua orang, seorang putih dan seorang merah, itulah Lam-kek Sin-kun Im-liat Hong dan Tamu tidak diundang dari luar daerah yang palsu.

   Disana sudah berkumpul jago-jago kelas satu untuk golongan Kalong Kemajuan ilmu silat Kim Hong sudah hampir tiada yang menandingi, ia tidak takut kepada Tamu Tidak Diundaog dari luar daerah yang palsu, juga tidak takut kepada im Liat Hong.

   Tapi kalau im Liat Hong dan Tamu Dari Luar Daerah yang palsu menempur dirinya secara serentak, tidak mungkin bisa mengalahkan mereka.

   Disaat ini, terdengar suara cengekannya ketua golongan Kalong Jie Hiong Hu.

   "Kim Hong, lebih baik kau duduk saja."

   Kim Hong menghadapi simanusia banci dan membentak "Mau apa?"

   "Duduklah"

   Berkata Jie Hiong Hu.

   "Ada apa?"

   "Ada setuatu yang hendak kurundingkan denganmu."

   "Urusan apa?"

   Bentak Kim Hong.

   "Banyak sekali yang hendak dibicarakan- seperti mengambil contoh, golongan kami telah berhasil mendapatkan kotak ajaib peninggalan Dewa Purbakala ditelaga Tay-pek tie."

   "Apa?"

   Berteriak Kim Hong.

   "Kalian sudah berhasil menemukan kotak batu kumala didasar telaga Tay-pek tie?"

   Cerita ini betul-betul mengejutkan Kim Hong, apa yang bisa dilakukan olehnya? Seperti apa yang Kim Hong mengetahui, ketiga nyonya Jie Hiong Hu dan im Liat Hong sudah terluka oleh pukulan Oey Ceng.

   Oey Ceng adalah ayah Kim Hong, nama aslinya Kim Hoong ini diketahui dikemudian hari Jie Hiong Hu bisa merasakan, tetap keragu-raguan Kim Hong, segera ia berkata.

   "Aku tahu, kau tidak percaya. Nah Untuk membuktikan kebenaran kata-kataku, akan ku-perlihatkan sesuatu."

   Jie Hiong Hu mengangkat tangannya, maka dari balik tirai kain bergerak sembilan orang, masing-masing membawa sebuah bungkusan, bungkusan itu diletakkan didepan Kim Hong, satu persatu membukanya,jelas itulah sembilan kepala manusia yang masih mengetel darah.

   Dari kepala-kepala manusia itu, terdapat kepala tosu, terdapat kepala hweeshlo, dan terdapat juga kepala dari orang-orang biasa, rata-rata mendelikkan mata, meleletkan lidah.

   mereka ialah korban-korban yang sudah mati secara penasaran.

   Wajah Kim Hong menjadi pucat pasi, menunjukkan jari kearah Jie Hiong Hu dan membentak.

   "Manusia banci, kau kejam Biar kuhajar dirimu"

   Manusia wadam itu mengibaskan lengan, maka gagallah serangan Kim Hong.

   Jie Hiong Hu memberi perintah kepada orang-orangnya untuk menyimpan kembali sembilan kepala manusia itu.

   Dan dia mengeluarkan sesuatu kotak yang berwarna hitam, diletakkan diatas meja dan berkata.

   "orang-orang itu tidak mempunyai hubungan baik denganmu. Tidak perlu dipikiri, inilah yang harus kita perhatikan."

   Kim Hong segera menduga kepada kotak batu kumala. Ingin sekali Kim Hong merampas kotak batu kumala itu, tapi didepannya begitu banyak jago-jago kelas Satu, apa yang bisa dilakukan olehnya ? Ketua golongan Kalong .Jie Hiong Hu berkata.

   "Inilah kotak ajaib yang ditinggalkan oleh Dewa persilatan Thay-pek Sian ong. Didalamnya berisi dua belas butir obat anti tua, dan dua belas macam ilmu silat ternama. Hari ini, akutelah mendapatkannya. ha-ha......Apa artinya penguasa rumah penjara yang lama ? Apa artinya penguasa rumah penjara yang baru ? Mulai saat ini, aku adalah jago tunggaL Tak ada orang yang bisa memenangkan aku lagi. Hua, hua, hua ... ."

   "Hm ... ."

   Berdengus Kim Hong.

   "Kau sudah berhasil mendapatkan kotak ini, tapi kau belum berhasil mendapatkan dua belas kunCinya apa guna ?"

   "Kau belum tahu."

   Berkata ketua golongan Kalong Jie Hong Hu.

   "Digunung ong ok-san aku telah mendapatkan delapan kunci mas. Kemudian, secara beruntun, dari Siauw-lim-pay, Bu-tong-pay dan Khong-tong-pay, aku mendapatkan tiga kunci mas lagi. hanya kurang satu, kunci mas Hoa-san-pay itu. Sedangkan kunci mas oey-san pay berada ditanganmu, kau sudah berada disini, apa susahnya lagi. ha ha ha..."

   Hati Kim Hong semakin tercekat, tapi ia berusaha menenangkan hatinya, ia berkata.

   "Jangan mempunyai pikiran yang tidak-tidak. Kunci mas itu sudah tidak berada diatas tubuhku."

   "Tidak perlu menyangkaL"

   Berkata ketua golongan Kalong Jie Hiong Hu.

   "Telah kuseliki betul-betul, kunci mas itu masih berada didalam tanganmu."

   Kim Hong tidak berhasil mengelabui si iblis banci itu, ia memegang kunci masnya dan lalu mengeluarkan ancaman.

   "Betul kunci mas ini adalah hakku. Siapa yang hendak merampasnya akan kuhancurkan."

   Wajah Jie Hiong Hu berubah, kalau saja, kunci Kim Hong dihancurkan ludeslah pengharapannya, tidak mungkin menggunakan sebelas kunci mas membuka kotak ajaib. Tapi, dia sudah siap dengan rencana berikutnya.

   "Cin Hong."

   Ia berkata.

   "lebih baik kita bekerja sama, akan kubagi bagian untukmu."

   Cin Hong adalah panggilan yang lain kepada Kim Hong.

   "Aku tidak mau."

   Maka Kim Hong menolak.

   "fifty fifty ?"

   Ketua golongan Kalong


Elang Terbang Di Dataran Luas -- Tjan Id Kilas Balik Merah Salju -- Gu Long Bara Maharani -- Khu Lung

Cari Blog Ini