Pedang Pusaka Dewi Kahyangan 17
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Karya Khu Lung Bagian 17
Yok Sau Cun mendorong kepalan kiri Li Yuan Kok, telinganya menangkap suara gerincingan di balik punggungnya.
Pada waktu yang sama, karena tubuh Yok Sau Cun sedang berkelebat, menghindari serangannya, hal ini benar-benar di luar dugaan Li Yuan Kok Mulutnya mengeluarkan suara tawa yang terbahakbahak.
Tangan kinnya semakin mengepal.
Dalam sesaat, mendadak sekafebat lagi sinar berkilau memijar, Pedang lemasnya juga sudah dikeluarkan.
Pergelangan tangannya memutar.
Segaris sinar meluncur ke arah perut Yok Sau Cun.
Serangan dan' depan belakang ini, meskipun dilancarkan dalam waktu yang berbeda.
Tetapi jarak di antara keduanya hanya baberapa detik.
Apalagi serangan kedua tosu ini demikian cepatnya seperti kilat yang menyambar.
Sekali gerak tahutahu sudah mencapai sasaran yang dimaksud.
Namun Yok Sau Cun yang sekarang tidak dapat disamakan dengan Yok Sau Cun yang dulu.
Dia tidak perlu menolehkan kepalanya untuk melihat apa yang sedang terjadi Dari suara kelebatan pedang sa|a dia sudah tahu bagian mana yang diincar oleh tosu tersebut.
Apa yang diuraikan di ata^ memang cukup panjang.
Namun begi Yok Sau Cun semuanya hanya kejadian sekedipan mata.
Diamdiam dia tertawa dingin.
Pedang lemas di tangan kinnya segera mengerahkan Jurus Liong bwe huihong (Ekor naga mengibas angin).
Dia melancarkan serangannya ke bagian belakang.
Yang dimaksudkan dengao melancarkan serangan ke belakang yakrse menusuh dari bawah ke atas.
Kemudian dengan kecepatan yang sulit diikuti pandangan mata dia menebas lagi ke depan.
Sudah tentu kali ini serangannya difancarkan dari atas ke bawah.
Gerakannya yang demikian cepat benarbanar seperti angin yang berhembus sambil lalu.
Tetapi terdsngar suara.
"Trangl"
Sebanyak dua kali.
Serangan tosu satunya yang mengincar bagian.
pinggang serta Li Yuan Kok yang mengancam bagian perutnya, dapat disambut sekaligu$ dengan baik.
Ketika pedang lemasnya beradu dua kali, pertama ke belakang kemudjan ke depan, beik Li Yuan Kok maupun tosu tersebut segera merasa adanya serangkum tenaga kuat yang mendesak sehingga pergelangan tangan sampai ke lengan mereka terasa kesemutan.
Hampir saja pedang lemas di tangan keduanya terlepas.
Kaki mereka terhuyunghuyung sejenak kemudian terdesak mundur sejauh tiga langkah.
Begitu keduanya terdesak mundur, berarti dari delapan orang yang membentuk barisan, sekarang sudah berkurang dua anggotanya.
Yok Sau Cun tidak mengejar Li Yuan Kok serta rekannya.
Dia langsung menerj'ang ke arah kelompok yang kedua.
Pada saat Li Yuan Kok membuka serangannya, barisan pedang itu juga sudah mulai bergerak.
Tangantangan tosu yang lainnya sudah menyiapkan pedang lemas masing- masing.
Bayangan tubuh mereka bergerakgerak.
Cahaya pedang berkilauan, bagaikan tarian yang $amarsamar namun indah dipandang.
Kaiau diperhatikan seperti lorong yang sempit namun tidak panjang.
Seharusnya tidak sulit menerobos barisan pedang seperti ini.
Sekarang barlsan pedang itu sudah mulai bergerak.
Tidak perlu lagi Yok Sau Cun fnenghampirinya perlahan-lahan dan juga tidak memerlukan basabasi segala macam.
Dua orang tosu yang ada di bagian paling depan langsung mengulurkan pedangnya menyeraflg Yok Sau Cun.
Otomatis yang lainnya mengikuti tindakan kedua orang tosu tersebut.
Jangan cuma melihat Jumlah mereka hanya enam orang.
Serangan yang mereka lancarkan begai seekor naga panjang yang mengamuk.
Begitu dahsyatnya terjangan mereka seperti ingin mencaplok Yok Sau Cun hiduphidup.
Belum lagi langkah Yok Sau Cun mendekati mereka, barisan pedang itu sudah menerjang di depan matanya, Dua orang tosu yang paling depan dengan pedang di tangan menusuk kepadanya secepat.
Bu Liangkiam pai cukup terkenal.
Namun orang-orangnya jarang berkeliaran di daerah Tionggoan.
llmu pedang yang mereka kerahkan juga tidak sama dengan ilmu pedang daerah Tionggoan.
Jurus yang dimainkan lain dengan umumnya.
Malah memberi kesan agak aneh.
Yok Sau Cun menggetarkan pedang lemas di tangannya.
Sekaligus dia melakukan perubahan sebanyak tujuh delapan kali.
Tetapi dia merasakan serangan pihak lawan semakin lama semakin gencar.
Dia sendiri baru melancarkan beberapa serangan, dua orang tosu dari pihak lawan sudah menjalan belasan Jurus.
Apalagi pihak lawan begitu bergerak, dua orang yang paling depan meluncurkan pedangnya dengan gerakan yang aneh Hal ini saJa sudah membuat orang kebingungan.
Belum lagi keempat tosu yang ada di belakangnya.
Mereka bagai ekor naga yang mengibasngibas.
Sebentar menyapu ke timur, sekejap lagi menyapu ke barat, dan dengan cepat tahutahu sudah menyusul sampai di bagian belakang kedua orang tosu tadi.
Keenam orang tosu itu masing-masing menggenggam sebatang pedang.
Mereka melancarkan serangan dengan pedang disapu secara berselangseling.
Pertama mengibas ke kanan, orang yang kedua mengibas ke kiri.
Begitulah yang terlihatjadi tiga batang pedang di sebelah kiri dan tiga lagi menyerang dari kanan.
Kalau diperhatikan gerakan mereka seperti orang yang mendayung sampan.
Selain berjagajaga menghadapi serangan dua orang yang paling depan, setiap saat empat orang lainnya yang di belakang akan melancarkan serangan yang mengejutkan.
Yang paling memusingkan pikiran Yok Sau Cun justru pedang lemasnya yang telah dikutungkan sebanyak tiga kali oleh Song loya cu.
Setiap kali tertebas satu cun.
Jadi pedangnya sekarang lebih pendek tiga cun dibandingkan dengan pedang keenam tosu tersebut.
Serangan anak muda itu belum iagi sempat menyentuh mereka, pedang mereka sudah hampir mencapei tubuh Yok Sau Cun.
Sambil menghindarkan diri dari serangan keenam orang tosu tersebut, Yok Sau Cun juga harus berjaga-jaga terhadap Li Yuan Kok dan seorang tosu lainnya lagi yang mungkin akan menggunakan kasempatan ketika dia lengah untuk melancarkan serangan dah belakang.
Namun setelah berhasil diterobos oleh Yok Sau Cun, sejak tadi kedua orang itu belum terlihat tandatanda akan melakukan penyerangan kembali.
'Kemudian kelompok mereka sudah berhasil kuterobos sehingga sudah dianggap berhasil melewati satu rintangan dan sekarang mereka mengundurkan diri serta tidak melakukan penyerangan lagi,' pikir Yok Sau Cun dalam hatinya.
Meskipun pikirannya tergerak, tetapi gerakannya tidak berhenti.
Pedang lemasnya tampak berkelebat di udara dan langsung mengerahkan Jurus Cuo Yu Fung Yuan (Padang rumput di kiri kanan).
Segaris sinar pedang mendadak berputar menimbulkan dua buah bayangan hngkaran, Terdengarlah suara.
"Trang! Trang!"
Sebanyak dua kati berturutturut.
Pedang lemas dengan pedang lemas lainnya saling beradu.
Yok Sau Cun mengerahkan tenaga dalam ke ujung pedang.
Dua orang tosu yang paling depan segera merasakan serangkum arus kekuatan yang mendesak mereka.
Langkah kaki mereka otomatis terdorong sehingga mundur s jauh tujuh delapan langkah.
Dan delapen orang sekarang yang tertinggal hanya empat.
Bukankah berarti setengah dari barisan itu sudah berhasil dibuat kocarkacir oleh Yok Sau Cun? Pada saat itu, barisan pedang tersebut masih bergerak.
Setelah dua orang yang paling depan berhasil didesak mundur oleh Yok, Sau Cun, dua orang tosu yang di belakang langsung merandek maju lalu mengerahkan serangan.
Untuk membentuk barisan pedang jni, pihak Bu Liangkiam pai pasti memilih muridmurid yang paiing hebat ilmu pedangnya Setiap anggota barisan itu pasti mempunyai ilmu pedang yang tinggi sehingga setiap serangan yang dilancarkan merupakan maut yang mengintai.
Seandainya menghadapi mereka satu per satu sejurus demi sejurus, maka pasti akan menemukan kesulitan untuk menerobos barisan tersebut.
Seandainya pun bisa, pesti memeriukan waktu yang banyak dan tenaga bisa habis terkuras.
Setelah mendapatkan pengalaman sebanyak dua kali sebelumnya, Yok Sau Cun segera sadar bahwa tenaga dalamnyajauh di atas keenam tosu tadi.
Bahkan jauh lebih tinggi dari Li Yuan Kok yang menjadi pimpinan mereka.
Oleh karena itu, metfhat dua orang tosu kembali menyerang ke arahnya, tanpa berpikir panjang lagi, dia menggenggam pedang lemasnya eraterat dengan mengerahkan tenaga dalam menyambut kedatangan mereka.
Kembali terdengar suara.
"Trang' Trang'"
Sebanyak dua kati.
Dua orang tosu yang sedang menerjang ke arahnya langsung tergetar hebat dan mundur dengan langkah kaki terhuyung-huyung.
Dalam hati Yok Sau Cun segera menimbangmmbang.
Dari detapan orang sekarang hanya sisa dua orang saja.
Kaki kirinya segera melangkah ke depan dan dia bermaksud menggerakkan pedangnya.
Siapa sangka ketika matanya memperhatikan ke depan, plhak lawan sudah mendahuluinya bergerak dan serangan mereka sudah di depan mata!.
Rupanya katika dia merenung dalam sesaat saja, pihak laAan segera menggunakan kesempatan itu untuk menyerangnya dari kiri kenan, Tahutahu dua batang pedang bagai kilat menyambar menerjang ke arahnya.
Kedua orang tosu yang di depannya sudah menerJang ke arahnya dengan kecepatan kilat.
Tampaknya mereka sudah memetik pengalaman dari kekalahan beberapa rekannya tadi.
Pedang mereka dilancarkan untuk rnenyerang lawan Baru sampai tengah jalan mereka sudah mengganti jurus yang lain Mereka mengepung Yok Sau Cun dari kiri dan kanan Rupanya mereka ingin membingungkan lawan.
Setiap kali serangan yang sudah dilancarkan mencapai tengah jalan, gerakan mereka pasti berubah.
Namun serangan mereka bagai gertakan saja Tidak berani membentur Yok Sau Cun dengan kekerasan.
Gerakan mereka ini ternyata bermanfaat juga Termasuk sebuah tipuan yang bagus.
Di bawah serangan kedua orang itu yang sebentar menikam kemudian menarik kembali, Yok Sau Cun terus menyapu dengan pedangnya Namun setiap kali dia hampir mencapai lawannya, kedua tosu itu sudah melangkah mundur dan menarik kembali serangannya Biar bagaimana pun dia tidak bisa mendesak mundur mereka seperti rekanrekan mereka yang sebelumnya.
Dengan cara ini mereka bisa mengulur waktu selama mungkin Sedangkan batas waktu yang dibenkan kepada Yok Sau Cun hanya sepembakaran hio Apabila waktu itu habis dan dia masih belum sanggup menerobos keluar dan barisan tersebut, berarti pihak Yok Sau Cun yang kalah.
Yok Sau Cun sadar dia tidak boleh membiarkan mereka bertarung dengan cara demikian Tiba-tiba mulutnya mengeluarkan suara gerungan yang keras dan pedang lemasnya segera digerakkan.
Dia tidak memperdulikan lagi jurus apa yang harus dipakainya.
Kalau pihak lawan bisa menggunakan cara mainmain untuk melawannya, mengapa dia sendiri tidak?.
Yok Sau Cun menyerang dengan kalang kabut.
Pokoknya dia terus mengibas ke kfri dan ke kanan.
Sebetulnya cara menyerang seperti Jni, apabita tidak mempunyai tenaga dalarrl yang kuat, malah merugikan dirinya sendiri.
Untung saja dia berhasil mendapatkan pengalaman aneh, yakni mendapat saluran tenaga dari Jitkong dan Patkong.
Karena tenaga dalamnya sudah tinggi sekali, maka sapuan pedangnya Juga mengandung kekuatan yang dahsyat.
Kedua tosu itu tidak berani menyampok pedangnya dengan kekerasan.
Sekarang ganti mereka yang panik menghadapi serangan Yok Sau Cun yang tidak menentu.
Meskipun kedua orang tosu itu berusaha menghindari dari sapuan pedang Yok Sau Cun telapi karena tenaga dalam anak muda ilu yang sangat kuat, angin yang ditimbulkan pun dapet menghempaskan mereka.
Tanpa dapat tertahan lagi, tubuh mereka terhuyunghuyung sehingga terdesak mundur sejauh beberapa langkah.
Baru Yok Sau Cun menghentikan gerakan pedangnya.
Oua orang tosu yang lain segera maju dan menyerang kembali.
Yok Sau Cun ingat dengan jelas bahwa dia sudah berhasil mendesak mundur delapan orang tosu.
Hal ini berarti dia sudah berhasil memecahkan barisan tersabut.
Mengapa masih saja ada orang yang menyerangnya?.
Pedang lemasnya sagera diangkat ke atas.
Timbullah segurat sinar yang beckrlauan.
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Oia langsung menghentakkan pedang tersebut dan menghadang di depan kedua tosu yang sedang menerjang ke arahnya.
"Tahan!"
Bentak Yok Sau Cun. Bupanya kedua orang tosu yang ada di depannya terdiri dan U Yuan Kok dan rekannya.
"Entah apa sebabnya, YokSicu menghenHkan gerakan kami?"
Tanya Li Yuan Kok. Yok Sau Cun menatapnya dengan tajam.
"Cayhe sudah bsrhasil mendesak mundur delapan orang. Seharusnya sudah dapat dihitung bahwa cayhe berhasil menembus barisan pedang Toheng!". U Yuan Kok tersenyum simpul.
"Barisan pedang Bu Liangkiam pei kam! disebut "Leng coaceng" (Barisan sukma ular). Meskipun hanya terdiri dari delapan orang, tapi kepala dan ekor sahng bergantian. Selamanya tidak terhentikan Dua orang mundur, dua orang lagi maju. Begitulah seterusnya. Yok Sau Cun belum berhasil menerobos barisan pedang kami ini, bagaimana dapat dihitung sudah berhasil?".
"Kalau menurut pendapat toheng, bagaimana caranya baru dihitung sudah berhasil menerobos bansan ini'?"
Tanya Yok Sau Cun.
"Kalau Yok Sicu berhasil membuat kami berdelapan kehilangan kekuatan untuk menyerang lagi, baru dapat dihitung sudah berhasil menerobos bansan p dang ini,"
Sahut Li Yuan Kok.
Yok Sau Cun segera memalingkan kepalanya Dalam waktu yang tidak berapa lama ini, sebatang hio yang tertancap di tanah tadi sekarang sudah terbakar setengahnya.
Hati anak muda itu meniadi tegang sekaligus marah Tiba-tiba dia mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak.
"Apa susahnya kalau hanya demikian?"
Sahutnya tenang.
Tubuhnya tiba-tiba berkelebat.
Dengan kecepatan kilat dia berhasil mencengkram pergelangan tangan Li Yuan Kok dan melemparnya ke tempat yang agakjauh.
Namun ketika tangannya mencengkram dan melemparkan tubuh tosu tersebut, tangan kirinya juga ikut men|ulur keluar dan langsung menotok.
Dengan demikian, tubuh Li Yuan Kok yang terpental di kejauhan langsung terkulai di atas tanah tanpa sanggup bergerak lagi.
Gerakannya itu membuat Li Yuan Kok terkejut setengah mati.
Jangan kata untuk membalas menyerang, sedangkan kesempetan untuk menghindarkan diri saja tidak ada.
Tahutahu tubuhnya sudah terpental jauh dan sekaligus ditotok ofeh Yok Sau Cun sehingga tidak dapat berkutik sama sekali.
Peristiwa ini terjadi dalam sekejap mata.
Seorang tosu yang berdiri di samping kiri Li Yuan Kok segera merasakan sesuatu yang tidak benar.
Tetapi baru saja dia hendak melakukan penyerangan, mendadak pergelangan tangannya tetah tercengkeram oleh Yok Sau Cun.
Namun tosu yang satunya ini ternyata cukup gesit.
Pergelangan tangan kiri dicengkeram orang, tangan kanannya langsung menggerakkan pedang lemas di tangan.
Tapi Yok Sau Cun tidak kalah cepat, matanya yang tajam segera melihat apa yang sedang dilakukan tosu itu.
Diajuga menyapu pedang lemas di tangan kirinya dan terdengarlah suara.
Trang!".
Dalam sekeiap mata tubuh tosu itu sudah terlempar ke depan dan juga dalam keadaan tertotok Para tosu yang lainnya terkejut sekali melihat dalam segebrakan Yok Sau Cun berhasil melempar kedua orang rekannya Enam orang yang tersisa segera bersiapsiap melancarkan serangan.
Tetapi mana mungkin Yok Sau Cun bersedia memben kesempatan kepada mereka.
Hatinya sedang merasa marah karena merasa dipermainkan oleh Li Yuan Kok Secepat kilat dia mencengkeram lagi seorang tosu yang ada di sebelah kiri dan melemparkannya keluar dalam keadaan tertotoK seperti yang lainnya.
Pedangnya pun tidak berhenti bergerak Setiap tosu yang berusaha mendekatinya terpaksa mundur kembali karena sapuan tenaga dalamnya yang'kuat Salah seorang tosu dengan nekad mengadu pedangnya dengan pedang lemas di tangan Yok Sau Cun dengan kekerasan.
Akibatnya pedang di tangannya terlepas dan tubuhnya sendiri tersentak mundurdan jatuh bergulingan di atas tanah.
Gerakan yang dilakukan Yok Sau Cun tampaknya sangat sederhana Tapi yang membuat para tosu itu tidak mengerti, justru mengapa tidak ada seorang pun yang berhasil menghindarkan diri dan cengkramannya.
Sinar mata Yok Sau Cun menyorot tajam Setiap gerakgenk dan para tosu itu tidak ada yang terlepas dan pandangannya Meski kemana pun mereka mengelak Yok Sau Cun tetap mempunyai cara untuk mencettal pergeiangan tangan mereka dan melemparkan tubuh mereka sampai jauh Dari delapan orang tosu tersebut, iima orang teriempar dan tertotok sekaligus Tiga lamnya tergetar mundur dengan pedang masing- masing terpenta! lepas dan genggaman.
Pandangan Yok Sau Cun menyapu sekilas Tiba-tiba dia mendongakkan kepala dan tertawa terbahakbahak dengan penuh rasa bangga.
Terdengar.
"Sret'"
Pedang lemasnya ditarik kembali Dia melangkah mendekati kelima orang tosu yang tergeletak di tenah dan m^mbuka totokan mereka dengan cara menepuk bahu orang-orang itu.
Setelah itu dia memandang Li Yuan Kok dengan bibir mengembangkan senyuman dan sepasang kepalan tangan menjura.
"Li Toheng, apakah sekarang cayhe sudah berhasil menerobos barisan pedang kalian yang hebat itu?"
Tanyanya. Wajah Li Yuan Kok menyiratkan rasa penasaran di hatinya. Hampirhampir dia tidak percaya kalau barisan pedang "Leng CoaCeng"
Dan Bu Liangkiam pai mereka dapat dipecahkan dalam waktu yang demikian singkat dan dengan gerakan yang aneh pula.
Tetapi berhasilnya Yok Sau Cun menerobos barisan pedangnya, mefnang merupakan kenyataan yang tidak dapet dibantah Li Yuan Kok segera membungkukkan tubuhnya sedikit dan memberi hormat kepada Yok Sau Cun.
"llmu silat Yok Sicu ternyata memang tinggi sekali. Pinto sungguh merasa kagum Barisan ini sudah terpecah belah, berarti Yok Sicu sudah berhasil menerobos bansan pedang kami,"
Sahut Li Yuan Kok dengan nada terpaksa sekali. Meskipun Tiong Hui Ciong sudah tahu bahwa tenaga datam Yok Sau Cun boleh dibilang telah mencapai taraf yang tinggi sekali dan bahsan "Leng CoaCeng"
Dah Bu LiangKiam pai saja pasti tidak bisa mengapa-apakan dirinya, namun dia sendiri juga tidak menyangka kalau Yok Sau Cun dapat memecahkannya dalam waktu sesingkat itu.
Dalam sesaat, sepasang sinar mata yang indah menyorotkan sinar kegembiraan yang tidak terkirakan.
Sementara itu, Yok Sau Cun sudah membalikkan tubuhnya dan meojura kepada Hong Lam San.
"Apakah Totiang sekarang sudah boleh memberi petunjuk kepada cayhe?". Tampak Hong Lam San sedang berdiri termangu-mangu. Dia seperti sedang merenungkan sesuatu persoalan yang penting. Mendengar ucapan Yok Sau Cun, dia baru tersentak dari lamunannya. Matanya mengawasi anak muda itu dengan seksama.
"Jurus yang Yok Sicu kerahkan tadi begitu aneh dan ajaib. Selama puluhan tahun Pinto mendalami ilmu pedang, tapi boleh dibilang belum pernah menemui jurus yang demikian aneh. Kalau Yok Sicu tidak keberatan, Pinto ingin tahu apakah ilmu ttu berasal dan Tian San?". Jurus yang dikerahkan oleh Yok Sau Cun tadi dalam sekali gebrak berhasil mementalkan tiga batang pedang lemas para tosu itu. Jurus ini merupakan ilmu yang diajarkan oleh Kim Tijui. Sekarang ini latihannya sudah matang. Gerakan tangan maupun pedangnya sudah bisa dikerahkan sesuka hati Tetapi kalau diperhatikan oleh orang luar, dia hanya sembarangan memutar pergelangan tangannya. Mendengar pertanyaan Hong Lam san yang ingin tahu apakah ilmu itu berasal dan Tian San, hati Yok Sau Cun tercekat Juga Tidak disangka pandangan mata orang tua ini cukup taJam dan dapat mengenali ilmu yang digunakannya. Yok Sau Cun segera merangkapkan sepasang kepalan tangannya dan menjura dalam-dalam.
"Pengllhatan Totiang ternyata taiam sekaii llmu yang barusan cayhe kerahkan memang berasal dan Tian san.".
"Rupanya Yok Sicu adalah mund perguruan Tian San Maafkan kelancangan Totiang yang berani mengganggu perialananmu. Tetapi Pinto tidak mempunyai maksud lain. TUjuan Pinto memang ingin menelusuri jejak suheng Pfilto. Satusatunya petunjuk yang berhasil Pinto dapatkan adalah pedang lemas yang sehanhannya digunakan sebagai senjata oleh suheng Pinto tersebut. Kalau Yok Sicu dapat mengatakan siapa yang menghadiahkan pedang tersebut kepadamu, saat ini juga kami akan mengundurkan diri dan silahkan Yok Sicu meneruskan perjalanan ".
"Ucapan totiang terlatu berat Cayhe tadi sudah menielaskan bahwa pedang fni memang pembenan seorang sahabat, sedangkan sahabat cayhe ini beberapa hari yang lalu berpisah di kota Yang Ciu. Setelah itu kami berjanji bertemu kembali di sebuah penginapan yang terdapat di dalam kota. Ternyata dia tidak pernah muncul dan menghitang begitu saja. Sampai saat ini tidak ada sedikit pun kabar benta darinya Kalau totiang bisa menaruh kepercayaan kepada cayhe, maka beri cayhe waktu sefama tiga bulan untuk menemukannya. Apabila sudah berjumpa dengn sahabat cayhe itu, tentu cayhe akan menanyakan dengan jelas dari mana dia mendapatkan pedang ini. Setelah itu cayhe pasti akan melaporkan hasilnya kepada Totiang. Bagaimana menurut pendapat totiang atas usul cayhe ini?"
Sahut Yok Sau Cun,. Hong Lam San menganggukkan kepalanya.
"Murid perguruan Tian San, mana mungkin Pinto tidak menaruh kepercayaan. Kalau begitu, Pinto mohon diri sekerang,"
Sahutnya. Yok Sau Cun segera merangkapkan sepasang kepalan tangannya menjura dalam- dalam.
"Totiang ttdak pertu khawatic. Kata-kata yang sudah Cayhe keluarkan tidak akan dljilat kembali'". Hong Lam San membalas penghormatan Yok Sau Cun sekali lagi. Dengan menggapai kepada deiapan muridnya, dia melangkah mendahului mereka meninggalkan tempat tersebut. Dengan wajah berseriseri, Hu toanio segera menghampiri Yok Sau Cun Bibirnya mengembangkan senyuman.
"Hari ini Yok Siangkong benar-benar telah membuka kelopak mata Lao pocu. Tian San kiamhoat ternyata sungguh hebat Lao pocu melihat kau hanya sembarangan menggerakkan pergelangan tangan, tapi tahutahu pedang beberapa bocah itu sudah terlepas dari tangan masing-masing Lao pocu benar-benar puas sekali Ini yang dinamakan bahwa manusia itu tidak boleh melihat apa yang ada dalam lingkungannya saja seperti "Kodok . kodok... datang Ah' Pokoknya ada pepatah seperti itu, hanya Lao pocu lupa...
".
"Katak dalam tempurung!"
Tukas Cun Hong.
"Betul! Betul! Memang itu yang ingin Lao pocu katakan barusan Maklumlah orang sudah tua, pikirannya pun mulai pikun,"
Sahut Hu toanio sambil tertawa terkekeh- kekeh.
"Hu toanio, kata-katamu memang tepat Kita kita inilah katak dalam tempurungnya!"
Kata Sia Ho sambil tertawa cekikikan. Hu toamo langsung mendelik kepadanya.
"Kau budak ini memang paling banyak mulut. Kalau kata-kata Lao pocu salah sedikit saja, kau langsung sambar seperti minyak menyambar api.".
"Salah lagi, Hu popo. Api menyambar minyakl"
Sahut Tung Soat.
Tiong Hui Ciong memaHngkan wajahnya dan bertanya.."Adik Cun, jurus ilmu pedangmu tadi berasal dari Tian san tidak perlu diragukan lagi pasti hebat sekali Manusia sebangsa tosu tadi mana mungkin sanggup memecahkannya? Tetapi gerakan tanganmu yang dapat melemparkan orang dalam sekejap matajuga ajaib sekali Meskipun cici sudah melihatnya berutang kali, tetapi tetap tidak dapat menangkap bagaimana cara kau melakukannya.
Apakah ilmu gerakan tangan itu juga berasal dari Tian san?".
Yok Sau Cun menggelengkan kepalanya.
"Siaute juga tidak tahu. Ketika suhu masih mengajar ilmu baca tulis di rumah, pelajaran silat pertama yang diajarkannya adalah gerakan tangan tadi Orang tua itu pernah mengatakan bahwa satu jurus ilmu ini saja sudah dapat mengalahkan berbagai macam ilmu dari keluargakeluarga terkenal di dunia Bu Lim. Meskipun tidak mematikan, namun merupakan ilmu yang baik sekali untuk mempertahankan diri meiawan musuh. Setelah mengajarkan ilmu yang satu ini, sebetulnya suhu tidak mau mengajarkan lagi ilmu yang lain. Namun siaute terus memohon kepadanya siang dan malam. Akhirnya dia terpaksa meluluskan permintaan siaute dan menurunkan berbagai macam ilmu. Namun menurut ingatan siaute, ilmu ini memang hanya terdiri dari satu iurus Suhu pernah bercerita, bahwa untuk ilmu ini, dia orang tua mendapatkannya dan seorang totiang ketika berkelana ke daerah selatan Pada'saat itu usia suhu masih muda Namun dia orang tua juga tidak tahu siapa totiang itu sebenarnya. Dia tidak membentahukan nama maupun gelarnya. Kemudian suhu berusaha menyelidiki berbagai ilmu gerakan tangan yang ada df dunia Bu Lim Menurut suhu, dia merasa jurus ini ada keminpannya dengan "Sou liongjiu"
Dan Kun Lun pai, tetapi dia orang tua|uga tidak berani memastikannya ".
"Cici juga pernah mendengar cerita dari Yaya bahwa "Sou Liong jiuhoat"
Dari Kun lun pai memang merupakan ilmu gerakan tangan tangan nomor wahid di dunia Kangouw, belum pernah ada orang yang bisa memecahkannya.
Sayangnya ilmu itu sudah lama menghilang dan dunia kangouw.
Tidak pernah diketahu; apakah ada orang yang sempat mewarisinya.
Mari kita segera berangkat ke Soat san.
Nanti kau tunjukkan di hadapan Yaya, mungkin Yaya bisa memberikan penjelasan kepadamu ".
Rombongan mereka masuk kembati ke dalam kedai arak.
Orang tua itu sudah seJak tadi menyiapkan bakmi untuk mereka Sekarang dia langsung menghidangkannya di atas meja Bibirnya segera mengembangkan senyuman.
"Kongcu, Siocia, silahkan makan bakminya.". Yok Sau Cun beserta rombongannya segera duduk kembali di kursi masing-masing dan menyantap pesanan mereka Selesai makan, Yu Kim Piau mengeluarkan beberapa keping uang parak dan meletakkannya di atas meja.
"Lao Jin ke, tidak perlu kembali lagi". Sepasang suami istri itu memang mengandalkan hidup dari kedai arak tersebut. Penghasilan mereka setiap hari paling banyak dua gobang perakan, sekarang tiba-tiba para tamu ini memberikan uang sebanyak itu. Mana pernah mereka temui tamu yang demikian royal Tanpa sadar, keduanya jadi termangu-mangu Akhirnya dengan mengucapkan terima kasih berulang kali, mereka menyimpan uang yang disodorkan olah Yu Kim Piau. Tiong Hui Ciong dan Yok Sau Cun berdiri. Begitu pula Hu toanio beserta keempat gadis pelayan Tiong kouwmo Yu Kim Piau mendahului mereka keluar dan kedai arak. Dia melepaskan tali kendali yang ditambatkan pada batang pohon Kereta kuda sudah disiapkan Baru saia rombongan ini bermaksud naik ke dalam, tiba-tiba dan kejauhan terlihat dua sosok bayangan berlan secepat kilat mendatangi ke arah mereka. Tiong Hui Ciong mendongakkan kepala dan memperhatikan dengan seksama. Dia melihat gerakan kaki kedua orang itu demikian nngan. Dapat dipastikan bahwa kedua orang yang sedang mendatangi itu bukan tokoh sembarangan Tanpa terasa, dia tidak jadi naik ke dalam kereta, kepalanya menoieh kepada Hu toanio.
"Hu momo, coba kau lihat siapa yang datang?". Hu toanio segera mempertajam penglihatannya. Dia menatap sejenak.
"Tampaknya gerakan kedua orang itu hebatjuga. Pasti bukan tokoh biasa.".
"Apakeh mereka juga ingin mencari perkara dengan kita?"
Tanya Cun Hong. Hu toanio langsung mendengus dingin.
"Siapa yang sudah menelan nyali hanmau sehingga berani mencari perkara dengan Ji siocia kita? Lao pocu merupakan orang pertama yang tidak akan mengampuninya!". Ucapannya baru SBJB selesai, bayangan kedua orang itu sudah semakin dekat. Yu Kim Piau duduk di atas kereta. Penglihatannya lebih jelas dan yang lainnya. Terdengar suara keluhan dari mulutnya.
"Orang yang datang adalah Kiuci lo han, Cu Siang Hu dan Pekpo sin cian Yan Kong Kiat,"
Katanya melaporkan. Tiong Hui Ciong langsung mendengus dingin.
"Untuk apa kedua orang itu datang ke tempat ini?". Dalam waktu yang bersamaan dengan ucapan Tiong Hui Ciong, kedua orang itu sudah mencapai jarak kurang lebih delapan sembilan depa dari mereka. Ternyate memang Kiuci lo han dan Pekpo sin cian, Yan Kong Kiatl. Dan jauh Yan Kong Kiat sudah merangkapkan sepasang kepalan tangannya dan manjura.
"Tiong kouwnio, harap tunggu sebentar!". Hu toanio mendengus marah.
"Manusia she Yan! Untuk apa kau berteriak-teriak?". Yan Kong Kiat segera maju beberapa langkah.
"Yan Kong Kiat menghadap Tiong koJJWnio!"
Sapanya dengan hormat. Belum tagi Tiong Hui Ciong sempat menjawab, Hu toanio sudah menukas dengan mata mendelik lebar-ebar.
"Manusia she Yan! Lau pocu sedang berbicara denganmu!". Yan Kong Kiat sampai terpana mendengar bentakannya. Wajahnya langsung menyiratkan perasaannya yang marah Dalam hal ini Yan Kong Kiat tidak dapat disalahkan. Namanya sudah menggetarkan dunia kangouw selama puluhan tahun. Dia juga termasuk seorang pendekar yang disegani, sedangkan Hu toanio hanya seorang manusia yang termasuk kelas tiga dalam dunia kangouw, sekarang malah dihadapannya membentak dengan suara keras Benar-benar seperti seekor anjing yang sembarangan menggonggong kepada siapa saja yang tewat di hadapannya Tetapi karena di sana ada Tiong Hui Ciong, Yan Kong Kiat tentu tidak enak untuk meluapkan perasaan ma rahnya. Terpaksa dia memendamnya dalam hati. Perlahan- lahan dia membalikkan tubuhnya.
"Hu toanio apa yang ingin kau katakan?".
"Lao pocu menanyakan untuk apa kau datang kemari Beraniberanian kau menghadang di depan kereta Tiong kouwnio, memangnya kau tidak tahu aturan'"'. Mendengar perdebatan itu, Kiuci to han cepatcepat maju dua langkah dan merangkapkan sepasang kepaian tangannya menjura.
"Hu toaniojangan salah paham. Kedatangan Yan heng dan hengte sendiri ke tempat ini adalah karena mengemban tugas untuk menemui Ji siocia"
Katanya menjelaskan.
"Siapa yang memenntahkan kalian?"
Tanya Hu toanio. Kiuci lo han masih tetap menjura.
"Cong huhoatl". Tiong Hui Ciong merasa terkejut mendengar bahwa kedatangan mereka adatah atas perintah toa cihunya.
"Entah toa cihu ada ucusan apa sehingga Jiwi cianpwe menyusul ke temat sejauh ini?"
Tanyanya segera.
"Waktu pertemuan Ce Po tangoan sudah dekat. Apabila saat ini |i siocia menuju ke Soat san, bukankah sama saja kalau ji siocia terangterangan bergontok dengan Hue Leng senbu? Oleh karena itu Cong huhoat menugaskan kami berdua menyusul Ji siocia ke tempat ini dan menasehati agar ji siocia bersedia kembali '.
"Apakah semua ini merupakan ide Hue Leng senbu?"
Tanya Hu toanio dengan nada dingin.
Padahat dja hanya sembarangan mengoceh.
Tapi bagi Tiong Hui Ciong yang mendengarkannya, tanpa terasa menjadi tercekat hatinya.
Mana mungkin toa cihu bisa tahu kalau dia sedang menuju ke Soat san? Sudah pasti semua ini diatur oleh Hue leng senbu.
"Mengapa Hue leng senbu masih berusaha menghalangi aku pergi ke Soat san? Kim Ti jui mengatakan bahwa telah terjadi perubahan di Soat san. Mungkinkah Hue leng senbu yang mendalangi semua ini?"
Tanya Tiong Hui Ciong dalam hatinya Pikirannya langsung tergerak. Matanya menoleh kepada Kiuci lo han.
"Apakah toaciku tahu kedatangan kalian ini'?"
Tanyanya. Yan Kong Kiat tersenyum simpul.
"Cong Huhoat sendiri yang menugaskan kami berdua Sudah tentu toa siocia Juga sudah tahu.".
"Apakah toa cihu ada menulis surat untuk dibawa kalian kepadaku?"
Tanya Tiong Hui Ciong kembali. Yan Kong Kiat masih tersenyum senyum.
"Cong huhoat meminta kami berdua rnenyampaikan langsung kepada Ji siocia. Tidak usah menulis surat iagi.". Tiong Hui Ciong tertawa dingin.
"Kalian kira aku akan percaya begitu saja?".
"Kami berdua mana mungkin berani berdusta kepada Ji siocia?"
Sahut Yan Kong Kiat tenang. Kiu Ci Lo Han segera menjura sekali lagi.
"Omitohudl Pinto sudah menyucikan diri. Murid Buddha pantang berbohong!".
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Memangnya kau ini mund Buddha'?"
Sindir Hu toanio,. Sepasang alis Tiong Hui Ciong langsung terjungkit ke atas.
"Tampaknya kalian memang sengaja menghalang perjalananku!".
"Kami tidak beraniB sahut Yan Kong Kiat cepat. Tiong Hui Ciong segao melayani mereka lebih lama Dia segsra membalikkan tubuhnya.
"Ji siocia harap tunggu sebentar. Cong huhoat memenntahkan hengte berdua datang ke tempat ini, pertama untuk membentahukan kepada Ji siocia agar jangan menuruti emosi sesaat dan pikirkan dengan kepala dingin. Harap siocia bersedia kembali Kedua, Cong huhoatjuga mengundang Yok siangkong ini untuk men hadiri pertemuan tersebut.". Tiong Hui Ciong tidak ragu lagi. Kedua orang ini memang sengaja menyusul mereka atas perintah dari Hue leng senbu Hawa amarah dalam hatinya langsung meluap. Wajahnya berubah kelam.
"Nyali kalian sungguh besar!"
Bentaknya. Tiba-tiba terdengar sebuah suara yang parau dan berat menyahut ucapannya.."Mengapa JJ siocia harus marahmarah? Kedatangan mereka ke tempat ini memang atas perintah Cong Huhoatl"
Kumandang suaranya lenyap, dari hutan sebelah kin melangkah keluar dengan lambatlambat seorang laki-laki berusia lanjut yang bertubuh pendek dan mengenakan pakaian berwarna kuning.
Bentuk tubuh orang ini sangat aneh Kepalanya besar namun tubuhnya pendek.
Rambut di kepelanya sudah berwarna keputihan dan panjang terurai, Mukanya penuh dengan tonjolantonjotan.
Warna kulitnya pucat keabuabuan.
Matanya sipit berbentuk segi tiga.
Wama bola matanya juga pucat.
Kalau dilihat sekilas, lebih pantas disebut nenek dari pada kakek-kakek.
Orang tua pendek berpakaian kuning berJalan mendekati dengan diiringi seorang wanita berusia kurang lebih tiga puluh tahun ke atas.
Wajah perempuan ini sangat kurus.
Kulit tubuhnya juga berwarna kepucatan.
TuIbuhnya pun kerempeng seperti batang jbambu.
Tetapi sepesang matanya bersinar 'terang dan bercahaya bagai kilauan dalam air.
Tiong Hui Ciong melirik kedua orang ini sekilas.
Dia tertawa dingin.
"Toan Pek Yang, rupanya engkau!"
Rupanya orang tua pendek ini merupakan Cuo huhoat (Pelindung hukum kiri) dari Kong Tong pai.
Namanya Toan Pek Yang dan oleh rdunia kangouw diberi julukan "Wi Bwe Liong" (Naga ekor kuning).
Sedangkan perempuan yang membimbingnya adalah selir Toan Pek Yang yang nama Yi Ju Si.
Tapi orang-orang selalu memanggilnya Yi Ji nio Kemana pun Toan pek Yang pergi, dia pasti ikut.
Kedua orang ini tampaknya tidak pernah berpisah semenit pun.
Toan Pek Yang seperti tersenyum tidak rsenyum.
Dia menganggukkan kepalanya berkali-kali.
"Memang hengte adanya. Apakah Ji siocia erasa heran?"..Wajah Tiong Hui Ciong tetap kalem seperti tadi.
"Apakah Hue leng senbu yang menyuruh kau datang kemari?". Toan PekYang tersenyum simpul.
"Dugaan Tiong Ji siocia salah sekali. Hengte menerima perintah dari kaucu untuk mengundang Yok siauhiap.". Hati Tiong Hui Ciong tercekat mendengar keterangannya.
"Kalau mendengar dari pembicaraannya Ci Sancu sendiri juga sudah turun gunung"
Katanya dalam hati. Toan Pek Yang memperhatikan keadaan sekitarnya sekilas, Kemudian dia melanjutkan kata-katanya.
"Kaucu mendengar bahwa Yok siauhiap adalah seorang pemuda yang cerdas dan memiliki ilmu kepandaian tinggi Kaucu merasa gembira apabila dapat berkenalan dengannya. Karena khawatir Yan heng dan Cu heng berdua tidak mempunyai kesanggupan untuk mengundang Yok siauhiap, maka sengaja meminta hengte menyusul kemari agar dapat menggerakkan hati Yok siauhiap, sekaligus bertemu langsung dengan Tiong Ji siocia.
"Aku ingin pulang ke Soat san secepatnya. Siapa yang berani menghalangi kepergianku ini?"
Tanya Tiong Hui Ciong dengan suara ketus. Toan Pek Yang tertawa seram.
"Kafau Tiong Ji siocia memang ingin pulang ke Soat san, tentu saja tidak ada orang yang berani menghalangi, tetapi.
".
"Tetapi apa?".
"Putangnya Ji siocia ke Soat san tidak ada kaitannya dengan undangan kaucu terhadap Yok siauhiap "
Sahut Toan Pek Yang Dan nada ucapannya, terangterangan dia memaksudkan bahwa Tiong Hui Ciong boleh saja pulang ke Soat san tetapi bagaimana pun Yok Sau Cun harus tinggal. Tiong Hui Ciong langsung mendelik matanya.
"Tidak bisa! Dia akan berangkat bersamaku ke Soat san!". Wajah Toan Pek Yang yang pucat seperti orang mati menyiratkan perasaannya yang serba salah.
"Hai ini benar-benar menyulitkan kedudukan hengte!".
"Mengapa kau harus merasa sulit? Kau toh mendapat perintah dari Sancu untuk mengundang Yok Sau Cun. Tapi dfa toh tidak berj sedia undangan itu?".
"Perintah Sancu ibarat gunung Siapa yang berani membantah? Lagi puta hengte sampai datang sendiri mengundang, bagai"
Mana pun Yok siauhiap hacus ikut denganku Yang membuai susah hengte Justru adanya Tiong Ji siocia di tempat ini, Hengte.
B Dia tidak melanjutkan kata-katanya.
Tetapi mu' lutnya malah memperdengarkan suara tertawa terkekehkekeh.
Tampangnya sepert sedang mengejek.
Tiong Hui Ciong fangsung tertawa dingin.
"Karena Yok Sau Cun adalah adik ang katku, maka aku akan melindungtnya bukan?". Toan Pek Yang tetap tersenyum simput.
"Maksud hati hengte memang demikian."
Tiong Hui Ciong sekali lagi memperde ngarkan suara tawa dingin.
'Yok Sau Cun adalah adik angkatku.
BeH sedia atau tidaknya dia mengikuti kaliaij menemui Sancu, dia sendiri yang memutuskan.
Tidak perlu aku Tiong Hui Ciong melindunginya.
Kalau dia memang sudai ikut denganmu menemui Sancu, aku pasti akan menghalanginya.
Tetapi kalau dia tidak bersedia ikut, aku juga tidak akan ikut campur dalam masalah ini.
Silahkan Cuo huhoat seret saja dia pergi.
". Mata Toan Pek Yang langsung menyprot sinar tarang. Dia tertawa seram.
"Kata-kata ini Tiong Ji siocia yang keluarkan sendiri,"
Katanya. Tiong Hui Ciong menganggukkan kepalanya dengan tenang.
"Betul. Memang aku sendiri yang mengatakannya. Seandainya undangan Cuo huhoat tidak bersedia dipenuhi dan ingin menyeretnya juga, silahkan kerahkan segenap kemampuanmu Tiong Hui Ciong tidak akan ikut campur.". Toang Pek Yang segera merangkapkan tangannya menjura,.
"Terima kasih hengte ucapkan kepada Tiong Ji siocia. Dengan adanya perkataan dari ji siocia ini, hengte tidak tarlu khawatir lagi.". Tiong Hui ciong tidak banyak bicara lagi. Hu toanio Juga sudah menyaksikan kemampuan Yok Sau Cun. Dia hanya berdiri di samping sambil tartawa dingin, Wi Bwe Liong Toan Pek Yang adalah Cuo huhoat dari Kong Tong Pai. Dia terhitung tokoh tmgkat tiga dalam partai itu. Tentu saja dia tidak memandang sebelah mata kepada Yok Sau Cun. Toan Pek Yang segera membaiikan tubuh dan memandang Yok Sau Cun sekilas. Dia melihat anak itu berdiri berpangku tangan dengan bibir tersenyum. Meskipun penampilan anak muda itu begitu tenang sehingga mengherankan, tetapi biar bagalmana pun dia masih seorang bocah yang baru menginjak dewasa. Memangnya sampai di mana sih kebiasaan anak semuda itu? Hatinya menjadi Jauh lebih tanang. Dia menjura kepada Yok Sau Cun.
"Apa yang hengta katakan tadi, Yok siauhiap pasti sudah mendengar semuanya. Kaucu sangat kaguro kepada Yok siauhiap. Oleh karena itu, hengta sengaja disuruh kemari untuk mengundang kedatanganmu. Dengan kata lain, hengte akan mengajakmu mengadakan perjalanan menuju Oey San. Entah bagaimana pendapat Yok siauhiap sendiri?". Yok Sau Cun tersenyum datar.
"Cayhe dengan partal kelian tidak saling mengenal, mana enak hati datang mengganggu? Lagi pula cayhe sudah berjanji kepada Tiong cici untuk menemaninya ke Soat san l4arap Toan lo sampaikan kepada kaucu bahwa orang she Yok mengucapkan banyak terima kasih Kelak apabila ada Jodoh, aku pasti akan pergi ke Oey san menemuinya "
Kata-kata yang diucapkan oleh Yok Sau Cur memang kedengarannya sopan dan sungkan Tetapi bagaimana pun, dia menolaknya secara halus. Sekali lagi Toan Pek Yang tertawa seram.
"Tadi Yok siauhiap pasti sudah mendengar sendiri Tiong Ji siocia mengatakan bahwa dia tidak akan memaksamu menemaninya ke Soat san apabila Yok siauhiap memang bersedia niemenuhi undangan ini. Kaucu berharap dapat bertemu dengan Yok siauhiap. Sekarang ini dia sedang menunggu di Oey san Orang-orang Bulim, betapa banyak yang berharap dapat melihat kaucu, masa Yok siauhiap sengaja menolak kesempatan. Yok Sau Cun tersenyum slmpul.
"Cayhe sudah mengatakan bahwa perjalanan menuju Soatsan bagaimana pun harus ditempuh. Undangan kaucu kalian yang baik hati, cayhe simpan dalam hati. Cayhe terpaksa menolaknya.". Toan Pek Yang tertawa terkekehkekeh "Yok Sicu harus tahu, perintah kaucu Ibarat gunung. Siapa puh tidak ada yang berani merubahnya. Lebih beik Yok siauhiap pertimbangkan kembali baikbaik,"
Yok Sau Cun tersenyuni santai.
"Meskipun cayhe belum lama berkecimpung di dunia kangouw, tetapi ucapan yang sudah cayhe keluarkan tidak pernah ditarik kembali, Memang kaucu kalian meriierintahkan Toan lo mengundang cayhe ke Oey San. Tapi bersedia atau tidaknya, cayhe tetap mempunyai hak untuk membuka suara. Harap Toan lo kembali saja ke Oey san dan sampaikan kata-kata cayhe ini kepada Ci Sancu.". Yi Ju Si yang kedua tangannya membimbing Toan Pek Yang sejak tadi tidak mengeluarkan ucapan apa pun. Tiba-tiba dia tartawa cekikikan.
"Kalau menurut pedapatku, Cuo huhoat. Yok siauhiap toh tidak bersedia memenuhi undangan. Buat apa kau memakeanya terus?". Baglan Llma Puluh TuJuh.
"Tidak bisa. Kaucu sudah memben perintah kepada lohu untuk mengundang Yok sauhiap Kalau kita kembali tanpa hasil, bagaimana aku bisa mempertanggungiawabkan masalah ini?"
Sahut Toan Pek Yang dengan nada tegas. Matanya mengerling tajam. Dengan tatapan dtngin dia bertanya.
"Apakah Yok siauhiap benar-benar tidak ingin mempertlmbangkannya kembali?".
"Apa yang ingin cayhe katakan, semuanya sudah dinyatakan, tidak perlu mempertimbangkan apa-apa lagi,"
Sahut Yok Sau Cun.
"Bagus sekalil' Toan Pek Yang menganggUkkan kepalanya sambi! tertawa seram.
"Tiong Ji siocia sudah menyatakan sebelumnya bahwa untuk urusan hari ini, dia tidak akan turut campur. Kalau Yok siauhiap berkeras menolak undangan kaucu, berarti menolak arak kehormatan malah meminta arak hukuman.". Yok Sau Cun meliriknya sekilas sambil tersenyum simpul.
"Cayhe memang belum pernah merasakan arak hukuman. Entah bagaimana rasanya? Biar cayhe coba sedikit,"
Sahutnya tenang,.
Sebetulnya, apabila Toan Pek Yang pikirkan dengan kepala dingin Tentu dia seharusnya merasa heran dengan keberanian Yok Sau Cun.
Apalagi Tiong Hui Ciong yang mengaku sebagaj kakak angkatnya tidak menunjukkan kekhawatiran sama sekali.
Tetapi dia terlalu tinggi hati sehingga tidak memandang sebelah mata terhadap anak muda mi Saat itu dia malah tertawa terbahak-bahak.
"Maksud Yok siauhiap, orang she Toan ini tidak berhasil mengundangmu dengan cara baikbaik, lalu tidak sanggup menyeretmu mengukutiku?".
"Hal ini terpaksa melihat kemampuan Toan lo sendiri,"
Sahut Yok Sau Cun.
"Bagus seketil"
Hawa amarah Toan PeR Yang mulai meluap. Pandangannya semakin tajam menusuk.
"Orang she Toan ini tarpaksa memlnta pelajaran dan Yok siauhiapl". Ucapannya selesai, tiba-tiba tubuhnya berkefebat. Tangan kanannya terjufur dan Jurus Gi Jiupo liong (Tangan mengulur menyentuh naga) pun dikerahkan. Dengan serangan dahsyat dia mencengkeram ke arah kepala Yok Sau Cun. Penampllan Yok Sau Cun masih setenang tadi. Tubuhnya hanya bergeser sedikit maka serangan Toan Pek Yang pun berhasil dielakkannya. Kedudukan Toan Pek Yang dalam Kong Tong pai sangat tinggi. Pada hari biasa, dia jarang turun tangan sendiri. Masih mending katau dia tidak turun tangan, sekali turun tangan tentu mengerikan akibatnya. Lagipula dia adatah seorang manusia yang penuh per'hitLingan. Kalau dia tidak memiliki kayakinan di atas lima bagian, dia pasti tidak akan turun langan. Selama puluhan tahun ini, Toan Pek Yang /ang belum kenal apa yang disebut kekalahan. Hal ini merupakan kenyataan yang idak dapat dibantah. Mungkin karena alasan ini pula, dia menjadi besar kepala,. Cengkeraman yang dilancarkannya kaii ini hanya menggunakan tiga bagian tenaga dalam. Dia hanya ingin menguji sampai dj mana kekuatan anak muda itu. Tetapi mengandalkan kemampuannya saat ini, tiga bagian tenaga dalam saja sudah cukup mengejutkan. Seorang tokoh kalas dua saja, jangan harap sanggup menghindarinya. Siapa nyana, Yok Sau Cun bahkan tidak menggeser langkah kakinya setengah tindak pun. Hanya tubuhnya yang bergerak sedikit, dia langsung berhasii mengelakkan diri dari serangan Toan Pek Yang. Melihat kenyataan mi, wajah Toan Pek Yang segera berubah hebat, karena dia sadar sekali bahwa cengkeramannya tadi bargerak dengan kecepatan kilat. Setelah hampir mencapai kepala Yok Sau Cun, anak muda itu baru menggerakkan tubuhnya Tahutahu posisi Yok Sau Cun sudah bergeser dan cengkeramannya pun luput me ngenai sasaran. Toan Pek Yang bahkan tidak sempat melihat bagaimana cara anak muda itu bergerak. Semua ini tecjadi dalam sekejap mata. Toan Pek Yang tertawa terbahak-bahak.
"Ternyata gerakan Yok siauhiap cukup mengejutkan!"
Telapak tangan kirinya langsung metLincur cepat menghantam ke arah dada anak muda itu. Yok Sau Cun hanya tersenyum simpul.
"Toan lo terlalu memuji."
Pergelangan tangan kanannya memutar, telapak tangannya dislngkapkan di depan dada Perlahan-lahan dia mengerahkan ke depan.
Gerakannya sangat anggun, tetapi tidak disangkasangka dia menyambut serangan Toan Pek Yang dengan kekerasan Toan Pek Yang bermimpi pun ttdak menyangka kalau Yok Sau Cun berani menyambut serangannya dengan kekerasan Dia bermaksud menambah karahan tenaga dalamnya, namun sudah terlambat Kedua belah telapak tangan langsung beradu dan menimbulkan suara yang menggelegar memecah angkasa.
Toan Pek Yang adalah seorang manusia yang mempunyai pikiran licik dan dalam.
Dia melihat telapak tangan Yok Sau Cun bersiap di depan dada kemudian diluncurkan secara perlahan, dia langsung dapat menduga kalau anak muda itu bermaksud menyambut serangannya dengan kakerasan Dia segera bermaksud menambah tenaga dalamnya namun sudah terlambat.
Dia lalu mengambil keputusan untuk melancarkan telapak' tangan yang satunya lagi agar kekuatannya bertambah dan dapet mendesak luncuran pukulan lawan.
Kedua telapak tangan beradu.
Yok Sau Cun merasa tenaga dalam Toan Pek Yang tidak seberapa hebat.
Telapak tangan keduanya ditarik lalu diluncurkan kembali.
Tentu saja Yok Sau Cun tidak tahu kalau saat ini Toan Pek Yang sudah mengerahkan tenaga sepenuhnya pada pukulan kedua ini.
Dia masih terus menyerang seperti sebelumnya.
Kembali terdengar suara.
"Plak!"
Yang keras.
Sebetulnya jarak antara kedua pukulan itu hanya sekejap mata saja, namun apabila diuraikan menjadi panjang.
Tiba-tiba Yok Sau Cun merasakan kalau pukulan lawan kali ini mengandung kekuatan yang dahsyat Tekanan yang dirasakannya seberat ribuan kati.
Kakinya sampai terdesak mundur.
Untung saja dia sudah menguasai Yu Tian sikang.
Apabila tubuhnya mendapat tekanan dari luar, maka tenaga dalamnya secara otomatis mendorong kembali.
Oleh karena itu, begitu Yok Sau Cun merasakan tekanan yang kuat dari pihak lawan, tenaga dorongan telapak tangannya juga secara refleks bertolak lebih kuat.
Toan Pek Yang sudah membayangkan kekuatannya yang sebanyak delapan bagian itu akan membuat Yok Sau Cun kelabakan.
Usia anak muda ini paling banter dua puluh tahun.
Meskipun sejak dalam kandungan dia sudah belajar ilmu silat, Juga tidak mungkin dapat menandingi dirinya.
Siapa sangka ketika kedua telapak tangan beradu, telapak tangan pthak lawan seakan bisa mengikuti situasi Dan lembut menjadi kuat.
Bahkan bergulunggulung seperti tidak ada habishabisnya.
Meskipun hatinya merasa aneh, tapi mulutnya memperdengarkan suara tertawa dingin Dia menambah tenaganya lagi sebanyak empat bagian.
Kali ini, tenaga datamnya yang sebanyak delapan bagian langsung meningkat menjadi dua belas bagian.
Ini berarti dia mengerahkan segenap tenaga dalamnya pada pukulan telapaknya.
Kejadian ini malah lebiti cepat dan gebrakan sebelumnya.
Karena kedua belah pihak sama-sama tetah menambah kekuatan tenaganya, maka begitu telapak mereka saling beradu, terdengarlah suara yang gemuruh.
Bahkan debudebu di tanah dan bebatuan kecil berhamburan kamana-mana.
Justru ketika Toan Pek Yang menambah tenaganya menjadi dua belas bagian, dari balik telapak tangan Yok Sau Cun pun mengalir segulung arus kekuatan yang tidak teruraikan dengan kata-kata.
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tetapak tangan Toan Pek Yang tergetar, dadanya sampai sesak sehingga bernafas pun sulit.
Tubuhnya terhuyunghuyung dan kakinya terdesak mundur sejauh tiga langkah.
Tatapan matanya langsung terpaku pada Yok Sau Cun.
Anak muda itu masih berdiri tegak di tempatnya semula.
Wajahnya mengulum senyum dan saat itu justru sedang memandang ke arahnyal.
Rasa tarkejut yang memenuhi hati Toan Pek Yang kali ini tidak kepalang tanggung.
Hampir saja dia tidak mempercayai pandangannya sendiri.
Oia bagaikan sedang bermimpi.
Bagaimana pun dja tidak dapat menerima bahwa tenaga dalamnya yang sudah dilatih seiama puluhan tahun tidak dapat menandingi seorang anak muda berusia dua puluhanl.
Tentu saja bukan hanya Toan Pek Yang yang terkejut.
Bahkan Yi Ju Si juga membelalakkan matanya yang jernih bagai aliran sungai.
Rona wajahnya yang kepucatan menyiratkan perasaan hatinya yang kebingungan.
Bahkan Yan Kong Kiat dan Kiu ci lo han juga memandang dengan hati yang diamdiam tercekat Toan Pek Yang merupakan salah satu dari tokoh Kong Tong pai yang berilmu sangat tinggi Malah di dunia kangouw dia belum pernah menemui tandingan.
Hal ini bukan berarti dia tidak terkalahkan, tetapi justru dia merupakan manusia yang penuh pertimbangan.
Apabila tidak ada keyakinan akan meraih kemenangan, dia tidak akan tucun tangan.
Kali mi dia malah tergetar mundur tiga langkah oleh Yok Sau Cun.
Tampaknya malam ini diaterlalu memandang rendah lawannya.
Setelah mundur beberape langkah.
Tiba-tiba Toan Pek Yang mendongakkan kepalanya menatap langit dan tertawa tecbahakbahak.
Suara tawanya iiu bagaikan geraman seekor naga di tengah malam yang sunyi.
Begitu keras dan bergetarnya sampai memekakkan teiinga.
Suara tawanya ini mengandung pengerahan hawa murni yang penuh.
Namun pada saat dia tertawa itulah, dari hutan sebelah kir! yang rimbun dan agak tertutup muncul lima sosok bayangan.
Dengan cepat mereka melesat di udara dan melayang turun di tengah arena.
Mereka terdiri dari lima orang pemuda yang berpakaian hiJau.
Ketika mereka melayang turun, kebetulan posisi mereka mengepung Yok Sau Cun.
Suara tawa Toan Pek Yang langsung sirap.
Dia mengefuarkan pedang panjangnya dan membentak dengan suara garang.,,.
"Yok siauhiap, hunus senjatamul'. Melihat keadaan itu, wajah Hu toanio tangsung berubah ketam.
"Manusia she Toan, kau ingin mengandalkan orang banyak untuk.
". Tangannya meraba toya yang diseljpkan pada ikat pinggang dan dia bermaksud mencabutnya. Tetapi Tiong Huj Ciong mengangkat sebeiah tangannya dan memberi isyarat supaya dia Jangan bertindak sembarangan. Dengan perasaan Jengkel terpaksa Hu toanio minggir ke tempatnya semula. Yok Sau Cun mengedarkan pandangannya menataplima pemuda berpakaian hijau yang saat itu mengelilinginya. Dia melihat bahwa kelima pemuda itu bukan saja semuanya berwajah tampan, malah bentuk tubuhnya juga sangat atletis. Yang paling mengherankan justru rona wajah mereka yang sama pucatnya dengan Toan Pek Yang. Tidak ada sedikit pun tanda kehidupan pada warna kulit mereka. Saat itu mereka masing-masing menggenggam sebatang pedang dan sinar mata mereka menyorotkan hawa pembunuhan yang tebal. Pengetahuan Yok Sau Cun sekarang sudah cukup luas. Dia dapat melihat bahwa cara berdiri kelima pemuda tersebut merupakan pembukaan jurus ilmu pedang tingkat tinggi. Posisi mereka sudah dibentuk sedemikian rupa sehingga kapan waktu saja siap melancarkan serangannya. Hati Yok Sau Cun Juga timbul perasaan curiga. Wajah orang-orang jni terlalu kaku dan sinar mata mereka meskipun menusuk serta menyorotkan hawa pembunuhan, namun tidak hidup.
"Apakah orang-orang ini rnempelajari semacam ilmu gaib sehingga perasaan mereka jadi terpengaruh?"
Pikirnya dalam hati. Pikiran ini mau tidak mau membuat perasaannya menjadi was-was. Dia juga merasa harus lebih hati-hati menghadapi pertarungan kali ini. Diam-diam dia meningkatkan kewaspadaannya sambil menatap Toan Pek Yang.
"Apakah Toan lo akan turun tangan bersamasama mereka?". Toan Pek Yang menyeringai seram.
"Tidak salah! Kalau hengte tidak berhasil mengundang Yok siauhiap, hengte tidak dapat mempertanggungjawabkannya kepada kaucu. Oleh karena itu, terpaksa menggunakan barisan yang dibina langsung oleh hengte. Apabila Yok siauhiap bisa menerobos barisan inj dengan tangan masih menggenggam pedang, berarti kau sudah menang. Hengte akan segera meninggalkan tempat ini". Yok Sau Cun tertawa penuh kegusaran.
"Baik! Kau sendiri yang membuat penentuannya, Apabila cayhe berhasil menerobos barisan ini, Toan lo harus kembali dan memberi laporan kepada kaucu kalian. Tapi apabila cayhe gagal, tidak usah dikatakan lagi, cayhe pasti akan mengiringi keinginanmu."
Toan Pek Yang tersenyum datar.
"Yok siauhiap memang cerdas sekaii. Sekali dengar saja langsung mengerti maksud hengte. Yok siauhiap sudah boleh menghunus senj'ata sekarang ". Yok Sau Cun tetap tersenyum simpul.
"Toan lo silahkan mulai saja,"
Sahutnya. Toan Pek Yang menggetarkan pedang panjang di tangannya.
"Yok siauhiap, berhati-hatilah!"
Cahaya dingin berkilauan.
Timbul titiktitik berjumlah enam tujuh buah Cahaya dan titik itu meluncur ke arah Yok Sau Cun.
Kong Tong pai kiamhoat atau ilmu pedang Kong Tong pai terkena! karena kecepatan dan kaanehan gerakannya.
Sekarang Toan Pek Yang sebagai angkatan tua yang mengerahkannya, maka kekuatannya semakin terpancar.
Titik cahaya yang membawa serangkum hawa dingin memancar ke segala panjuru, membuat orang merabaraba kesmana arah serangan itu sebenarnya.
Tepat pada saat itu juga, tiba-tiba kelima pemuda'berpakaian hijau bergerak.
Kedua tangan mereka berpencar, hma batang pedang membentuk bayangan menjadi sepuluh.
Rupanya senjata yang mereka gunakan adalah sepasang pedang yang panjang dan tajam.
Sepasang pedang saling bersilangan Daiam waktu singkat berubah menjadi jaringan pedang yang ketat.
Tampak bayangan tubuh manusia berkelebat ke sana sini Mereka langsung mengurung Yok Sau Cun dalam jaringan pedang tersebut.
Toan Pek Yang dan kelima pemuda berpakaian hijau itu rrnJlai bergerak Sekarang Toan Pek Yang tidak perlLi dibimbing oleh Yi Ju Si lagi.
Orang tua yang tampak sakHsakitan dan hampir tidak bisa berjalan itu nnendadak seperti berubah menjadi seorang anak muda yang perkasa Yi Ju Si masih berdiri di tempat semula Dia tidak bergeser sedlkitpun juga.
Dengan demikian dia jadi ikutikutan terkurung dalam barisan pedang bersama Yok Sau Cun.
Tentu saja cahaya sebelas batang pedang itu tidak dapat menusuk diri Yok Sau Cun, namun kelebatannya yang menyilaukan mata dan mengandung hawa dingin dapat membuat perasaan orang jadi bergidik.
Sejak semula Yok Sau Cun sudah bersiapsiap, Tepat ketika Toan Pek Yang menghunus pedangnya yang menimbulkan cahaya berkilauan menusuk mata, pedang lemas dt tangan kanannya juga diJulurkan menjadi panjang.
Tampak segans warna warni seperti pelangi menyelimuti tubuh Yok Sau Cun Tanpa menunda waktu lagi anak muda itu langsung menusuk ke depan.
Yi Ju Si berdiri di samping kanannya.
Ketika Yok Sau Cun belum mefakukan serangan, dia juga hanya memandang dengan berdiam diri Siapa sangka begitu Yok Sau Cun menghunus pedangnya, tiba-tiba tubuh perempuan itu juga bergerak, tangan kanannya mengibas Tampak segurat cahaya yang menyilaukan mata Dengan kecepatan tinggi ia meluncur ke arah Yok Sau Cun.
Kalau dikisahkan memang rasanya lama, tetapi sebetulnya penstiwa itu terjadi dalam waktu sekejap mata.
Tujuh delapan titik cahaya yang memijar dari pedang Toan Pek Yang sedang meluncur ke arah Yok Sau Cun.
Anak muda itu mengulurkan pedangnya dan baru saja bermaksud menyambut serangan tersebut Tepat pada saat itu, mendadak selendang warna warni milik Yi Ju Si berkelebat datang dan melilit pedangnya sehingga tidak dapat digerakkan lebih lanjut.
Dari mulut Yi Ju Si terdengar suara tawa merdu dan nyaring seperti sebuah lonceng.
Tubuhnya bergerak dengan ringan.
Diiringi suara tawanya, lima larik warna warni melesat ke arah lima bagian Jalan darah di tubuh Yok Sau Cun Selendang Yi Ju Si memang merupakan Juntaian kain berwarna warni, sedangkan tujuh titik sinar yang timbul dari pedang Toan Pek Yang merupakan gerakan dan Jurus Jit sing Jipfu yang terkenal dari Kong Tong pai.
Dengan mengejutkan serangan itu mengancam tujuh buah Jalan darah di depan dada anak muda tersebut.
Pedang lemas yang dikibaskan oleh Yok Sau Cun tiba-tiba dililit oleh selendang Yi Ju Si, ha| ini tentu membuatnya terkejut sekali.
Dia berusaha menghentakkan pedangnya namun tetap saja tidak bisa Dalam keadaan genting itu, pikirannya segera berputar.
Genggaman pedang pada tangannya dikendurkan, kaki kirinya langsung bertindak maju setengah langkah.
Dengan bartindak setengah langkah kaki kiri tersebut, otomatis gerakan tubuh agak menekuk dan dia pun berhastt menyelinap keluar dari serangan Toan Pek Yang.
Perlu diketahui bahwa senjata yang digunakan oleh Yok Sau Cun adalah sebatang pedang lemas, Orang yang menggunakan pedang lemas seperti ini harus bisa menyesuaikan diri dengan tubuh pedang itu sendiri, dengan demikian pedang itu baru bisa menjulur kaku dan berbentuk sebagaimana pedang umumnya.
Kalau genggaman tangan pada pedang berkurang tenaganya maka pedang itu akan menjadi lunglai dan lentur.
Meskipun pedang lemas Yok Sau Cun berhasil dililit oleh Yi Ju Si, tapi kejadian ini tidak beriangsung lama Begitu pedang itu dikendurkan pegangannya sehingga menjadi lemas lagi, lilitan selendang Yi Ju Si pun terlepas.
Pedang itu meniadi lemas secara otomatis seperti seekor ular yang licin dan melorot turun dari lilitan selendang.
Sejak kecil Yok Sau Cun sudah diajarkan ilmu mengelakkan diri dari serangan pedang, sedangkan ilmu mengelakkan serangan pedang ini tadinya diciptakan untuk menghadapi ilmu pedang keluarga Song yang sudah terkenal.
Oleh karena itu, dapat dibayangkan sampai di mana kehebatannya apabila digunakan untuk menghadapi ilmu pedang partai lain yang jauh di bawah itmu keluarga Song,.
Setelah mengerahkan llmu pit kiam slnhoat yang diajarkan auhunya, Yok Sau Cun memang berhasil menghindarkan diri dari serangan depan balakang yang dilakukan oleh Toan Pek Yang dan Yi Ju Sf, tapi tak urung dia mengeluarkan keringat dingin juga.
Sejak berkecimpung di dunia kangouw, Yok Sau Cun dalam waktu singkat.
yakni kurang leblh tiga butan, sudah banyak beftemu dengan jagojago kelas tinggi.
Namun pectarungan yang demikian berbahaya keadaannya dan mengeiutkan dirinya baru terjadi kaii ini.
Apalagj setelah berhasil mengelakkan diri dari serangan kedua orang itu, kembali dia dihadang oleh jaringan pedang yang ketat.
Kelima pemuda yang maslngmasing menggenggam dua batang pedang itu melangkah' maju dan membuat kepungannya semakin sempit.
Bayangan pedang yang menimbulkan hawa dingin saling bersilangan dan meluncur ke arahnya.
Pit kiam slnhoat yang dipelajarinya khusus diciptakan untuk menghindarkan serangan ilmu pedang satu orang.
Meskipun ilmu pedang orang itu sebagaimana hebat, dahsyat, cepat maupun membahayakan, dja tetap dapat menghindarkan diri dengan selamat.
Yang diparlukannya hanya sebatang pedang dan pergelangan tangan.
Dengan satu pergaiangan tangan yang menggenggam pedang, dia juga dapat membuat bayangan yang banyak separti berpuluhpuluh orang yang melakukan serangan.
Cahaya yang timbul darl pedangnya juga membentuk puluhan bayangbayang yang membingungkan, walaupun sebatulnya bayangan itu hanya tipuan agar dia dapat melakukan perubahan dalam gerakannya, Kalau pihak lawan memilikl kecerdasan yang tinggi dan panglihatan yang maha tajam, seharusnya bisa menamukan celah yang kosong dan peluang untuk memecahken ilmunya itu.
Tapi memang harus diakui kehebatan daya pikir orang yang menciptakan ilmu Plt kiam sinhoat inl.
Sampai sekarang, baik Song loya cu maupun orang lainnya belum parnah ada yang dapat melihat celah kelemahan ini.
Malah orang yang menggunakannya dapat mencari peluang dari ilmu pedang orang itu sehingga sanggup meloloskan diri dari serangan yang bagaimanapun mautnya.
Namun untuk menghadapi kelima pemuda yang menggunakan sepuluh batang pedang ini, keadaannya menjadi berbeda.
Orang yang biasa menggunakan dua bilah pedang dapat melancarkan serangan dari tangan yang mana saja.
Meskipun dia hanya menggunakan sebatang pedang, dia dapat menggantiganti tangan untuk melakukan penyerangan.
Apalagi kelima pemuda itu sudah mendapat didikan yang keras dan latihan yang berat Sepuluh batang pedang yang ada di tangan mereka bukan digunakan untuk menyerang musuh, namun manfaatnya untuk menahan musuh.
Dengan demikian pihak lawan tidak meloloskan diri dari kepungan tersebut, sedangkan yang bertugas menyerang lawan adalah Toan Pek Yang dan Yi Ju Si.
Mereka merupakan inti barisan ini Oleh karena itu, ilmu Pit kiam slnhoat yang dijalankan oleh Yok Sau Cun untuk menghadapi kelima pemuda dengan sepuluh batang padang ini tidak memperiihatkan keampuhannya.
Semua ini terjadi dalam sekejap mata.
Yok Sau Cun medhat jaringan pedang semakin rapat mengurungnya.
Untung SBJB pedang lemasnya sudah terlepas dari lilitan selendang Yi Ju Si.
Mulutnya mengeluarkan suara raungan yang keras.
Disusul dengan tangannya yang meluncur ke depan.
Saat ini tenaga dalam Yok Sau Cun sudah demikian tinggi sehingga sulit dibayangkan.
Serangannya kali ini menimbulkan deruan angin yang bergulunggulung Pedang lemasnya juga memancarkan kekuatan yang dahsyat Begitu mendekat, gelombang kekuatan itu mendesak kesepuluh batang pedang sehingga pedangpedang bagai dihempas angin topan dan terdesak mundur sejauh lima cun.
Biar bagaimana pun janngan pedang tidak dapat disamarkan dengan barisan yang biasa Meskipun terdesak mundur tetapi kapungan mereka tidak terpencar.
Dalam sekejap matajaringan itu sudah menyusut kembali dan Yok Sau Cun tetap belum berhasil menerobos barisan mereka.
Toan Pek Yang yang melihat berkaiebatnya tubuh Yok Sau Cun dan dalam sekajap mata sudah melintas di sampingnya sambil mengelakkan dlri dari serangannya, diarndiam merasa tgrkejut setengah mati.
"Rupanya anak muda ini memiliki ilmu yang mengajutkan. Tidak heran Tiong Ji siocia badagak sungkan dan mafah mengatakan bahwa aku boleh menyeretnya dengan mengandalkan kepandaian seandainya tidak bisa mengundangnya baikbaikl"
Maki Toan Pek Yang dalam hati.
Mulutnya mengeluarkan suara tertawa yang seram.
Pedang berputar mengikuti gerakan tubuh.
Jurus Hue hong buliu langsung dikerahkan.
Timbul guratan cahaya merah yang berkilauan.
Dalam sekajap mata, tiba-tiba berubah menjadi cahaya berantai.
Sebentar panjang sebentar lagi tampak pendek, meluncur ke arah Yok Sau Cun.
Kaiian pasti parnah melihat selembardaun pohon liu yang tertiup oleh angin musim semi.
Serangan Toan Pek Yang kali ini persis seperti gambaran di atas.
Sedangkan Yi Ju Si yang melancarkan jurus Len hua hudhiat bukan saja menemui kegagalan, bahkan pedang temas YoK Sau Cun yang sudah berhasil dililitnya malah terlepas kembali.
Walahnya yang pucat seperti orang mati menyiratkan perasaannya yang terpana.
Sepasang matenya yang baning bagai mengembangkan air mata tiba-tiba menyorotkan kaganasan yang membara.
"Aih..,! Tidak disangka usiamu yang masih begini muda sudah memiliki kepandaian yang demikian tinggi"
Katanya dengan suara kenes, Mulutnya masih tertawa cekikikkan, tangannya tiba-tiba mengibas.
Selendang warna warni terjulur panjang dan meluncur ke arah belakang leher Yok Sau Cun dengan jurus Leng Coa can cing (Ular sakti melilit leher).
Pit kiam singhoat langsung dikerahkan oleh Yok Sau Cun.
Tubuhnya bergerak setengah melingkar.
Kakinya bargeser dengan cepat Jurus Hue hong bu liu yang dijalankan oleh Toan Pek Yang yang seperti daun pohon liu tertiup angin langsung melintas di samping kirinya dan luput dari sasaran.
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Yang menjadi perhatian dan kewaspadaan Yok Sau Cun masih kelima pemuda berpakaian hijau.
Oleh karena itu, begitu berhasil menghindarkan diri dari serangan Toan Pek Yang, pedangnya langsung mengibas dan sekaiigus tangan kirinya menjulur ke luar untuk mencengkeram selendang Yi Ju Si yang meluncur mengancam batang lehernya.
Yi Ju Si yang masih balum menyadari kaiau tenaga daiam anak muda Jtu sudah mencapai taraf yang begitu tinggi Melihat anak muda itu mencekal selendangnya, diam-diam dia tertawa dingin.
"Kau ingin mengadu kekuatan denganku?"
Ejeknya dalam hati.
Bagi Yi Ju Si, keadaannya sekarang sangat menguntungkan.
Di pihak lain ada jaringan pedang yang mengurung anak muda itu sehingga tidak dapat menghindarkan diri kemanamana.
Lagipula ada Toan Pek Yang yang diketahuinya memiliki ilmu sitat sangat hebat dan sedang melakukan panyerangan terhadap Yok Sau Cun.
Kati ini, kelau tidak sampai mati pun, setidaknya anak muda ini akan terluka parah di tangannya, Dan pada situasi separti ini bila Yok Sa Cun ingin mengedu kekerasan dengannya, otomatis dia yang akan memetik keuntungan.
Tetapi, justru ketika pikirannya baru tergerak, mulutnya tiba-tiba mengeluarkan suara keluhan.
Tubuhnya bagai seekor ikan yang terkail melayang di udara dan menggelepargelepar.
Rupanya Yok Sau Cun sudah berhasil mencengkeram selendangnya dan ia sama sekali tak menyangka bila pemuda itu memiliki tenaga dalam yang demikian kuat sehingga begitu dia menghentakkan selendang tersebut, tubuh Yi Ju Si pun ikut tertank sehingga melayanglayang di udara seperti layangan.
Tenaga dalamnya langsung tersalur lewat selendang itu dan selendang itu menjadi kaku seketika.
Tiba-tiba selendang itu tampak seperti sebatang toya yang panjangnya kurang lebih delapan cun.
Peristiwa ini terjadi dalam sekejap mata.
Begiiu Yok Sau Cun melepaskan cekalannya, tubuh Yi Ju Si berikut selendangnya langsung terhempas jatuh dari atas dan terpental pada jarak dua depaan!.
Tubuh wanita itu seperti sebuah bola keranjang yang dilempar oleh seorang bocah darisuatu ketinggian.
Toan PekYang melihat dengan mata kepala sendiri bahwa Yok Sau Cun yang terkurung dalam barisan Jit sing kiam ceng bukan saja berhasil mengelakkan diri dari dua kali serangannya, dia sendiri malah yang berada di bawah angin.
Apalagi sekarang dia melihat Yi Ju Si dilempar keluar dengan lilitan selendangnya sendiri, hati Toan Pek Yang menjadi terkejut sekaligus gusar.
Mulutnya mengeluarkan geraman marah dan pedang panjangnya bagai curahan hujan menyerang dengan gencar kepada Yok Sau Cun.
Sekaligus dia melancarkan delapan sembilan ka[i serangan.
Sementara itu Yok Sau Cun hanya memiliki sebatang pedang lemas, dan dia harus memperhatikan kesepuluh batang pedang yang digerakkan kelima pemuda itu pula.
Dia tidak dapat berdiam diri menunggu datangnya serangan Dia tidak tahu kalau barisan pedang itu sebetulnya hanya untuk menjaga agar dia tidak meloloskan diri bukan untuk menyerangnya.
Dalam keadaan genting, dia memikirkan cara untuk menerobos keluar dan barisan tersebut.
Terhadap serangan Toan Pek Yang, terpaksa dia mengerahkan Pit kiam sinhoat untuk mengelakkan diri.
Gayanya sangat indah.
Dalam sekajap mata dia sudah berhasil mengelakkan diri dari tujuh buah serangan Toan Pek Yang.
"Kalau begini terus, kapan selesainya pertarungan ini?"
Pikirnya dalam hati.
Otaknya segera berputar memikirkan jalan keluar yang terbaik.
Tiba-tiba tubuhnya berkelebat, tangan kirinya terjulur ke luar Dengan gerakan yang tidak dapat diikuti oleh pandangan mata, dia mencengkeram pergelangan tangan Toan Pek Yang dan langsung melemparkan sampai jauh.
llmu gerakan tangannya ini memang ampuh sekali, boleh dibilang belum pemah mengalami kegagalan.
Toan PekYang masih tidak sadar ketika pergelangan tangannya dicengkeram oleh Yok Sau Cun, dia masih tertegun ketika mendadak tubuhnya sudah melayang di udara dan terpental di kejauhan.
Yok Sa Cun sadar bahwa tokoh Kong Tong pai ini mempunyai tenaga dalam yang tidak dapat dipandang remeh Oleh karena itu, dia mencengkeram orang itu dengan tenaga dalam sebanyak delapan bagian.
Itu juga sebabnya mengapa tubuh Toan Pek Yang yang sedang melayang di udara berusaha memberontak dan melepaskan diri dari cengkeraman Yok Sau Cun, namun tidak berhasil,.
"Serrrr!"
Tubuhnya terus meluncur melewati kapala kelima pemuda itu kemudian terhempas sejauh lima depa.
Semangat Yok Sau Cun terbangkit seketika.
Dua kalj berturutturut dia berhasil melemparkan dua jago pihak tawan.
Tanpa menunda waktu tagi, tubuhnya langsung berkelebat.
Pedang panjang di tangannya menyapu.
Sinar pedangnya meluncur bagai seekor naga sakti.
Gerakannya benar-benar niengagumkan Dan dalam sekejap mata dia berhasil mendesak mundur tiga pemuda berpakaian hijau tersebut.
Tangan kirinya langsung terjulur.
"Fuh!"
Terdengar deruan angin yang kencang, telapak tangannya langsung menghantam ke depan.
Terdengar lagi suara yang menggelegar.
Seorang pamuda berpakaian hijau yang sedang menerjang ke arahnya langsung menj'erit lantang dan tubuhnya terlempar jauh.
Orang itu j'atuh pada jarak kurang lebih satu depa.
Mulutnya langsung memuncratkan segumpal darah segar dan tidak sanggup bangkit kembaii.
Lima pemuda yang menggenggam sepuluh batang pedang ini tadinya membentuk sebuah jaringan yang ketat.
Namun orang yang satu iru sudah terpental jauh dan tidak bisa berdiri lagi.
Tiga pemuda yang sebelumnya tergetar mundur sudah maju kembali.
Tetapi dari sepuluh batang pedang sekarang hanya tinggal detapan.
Otomatis janngan pedang ini mernbuka sebuah cefah yang kosong dan dalam waktu sesingkat itu, mana mungkin mereka bisa menambalnya?.
Yok Sau Cun segera mengerahkan Pit kiam sin hoatnya.
Mulutnya mengeluarkan suara tawa yang bebas dan tubuhnya pun ftelesat keluar dan bansan pedang tersebut.
Sejak melemparkan tubuh Toan Pek Yang sampai dia menerobos keluar dan barisan pedang hanya memakan waktu beberapa detik saja.
Saat itu Toan Pek Yang juga mengeluarkan suara lawa yang aneh.
Tubuhnya melesat dan tahutahu dia sudah masuk kembali ke dalam barisan pedang.
Meskipun tubuhnya terlempar oleh Yok Sau Cun dan dia tidak sanggup melepaskan diri atau pun memberontak, namun ketika melayang turun, dia tidak sampai menggelinding di tanah.
Kedua kakinya mendarat dengan mantap.
Kedua macam suara tawa, baik tawa bebas Yok Sau Cun dan tawa aneh Toan Pek Yang, terdengar pada waktu yang bersamaan.
Oleh karena itu, dua sosok bayangan yang melayang di udara, satu adalah Yok Sau Cun yang menecobos keluar dari barisan dan satunya lagi sudah tentu Toan Pek Yang yang melayang ke dalam barisan.
Keduanya juga bergerak dalam waktu yang bersamaan.
Ketika Toan pek Yang melayang turun dalam barisan, dia metihat Yok Sau Cun sudah berhasi! menerobos keluar.
Wajahnya langsung berubah hebat.
Tapi dia memang tidak malu menjabat sebagai Cuo huhoat Kong Tong pai.
Halhal aneh yang ditemuinya sudah banyak.
Rona wajahnya yang pucat segera normal kembali seperti biasa.
Dia menarik kembali pedangnya dan memasukkannya ke dalam sarung pedang.
Tangan kiri mengibes dan mulutnya pun tertawa terkekehkekeh.
"Yok siauhiap sudah berhasil menerobos berisan ini, mengapa kelian masih belum menyimpan pedang masing-masing?"
Katanya santai. Keempat pemuda yang masih tersisa langsung menarik kembati pedang mereka dan mengundurkan diri ke samping. Joan Pek Yang merangkapkan sepasang kepatan tangannya serta menjura kepada Yok Sau Cun.
"Ternyata ilmu silat Yok siauhiap demikian tinggi. Meskipun hengte tidak berhasit meraih kemenangan, namun kekalahan ini diterima dengan rasa puas dan kagum.". Yok Sau Cun cepatcepat membalas penghormatannya.
"Toan lo sengaja mengalah, Yok Sau Cun mengucapkan terima kasih,"
Sahutnya dengan nada rendah hati. Setelah itu dia memalingkan wajahnya ke arah pemuda berpakaian hijau yang terhempas di atas tanah, Dia merangkapkan sepasang tinjunya dan menjura dalam-dalam.
"Tadi cayhe turun tangan terlalu keras sehingga tanpa sengaja melukai hengte ini. Entah bagaimana keadaan lukanya? Cayhe benar-benar merasa menyesa!.".
"Tidak apa-apa. Mereka selalu membawa obat penyembuh luke dalam di saku mereka. Asal istirahat sejenak pasti akan baik kembali,"
Sahut Toan Pek Yang. Wajah Yi Ju Si yang pucat pasi langsung menyiratkan senyuman yang menahan kegusatan hatinya. Dia mengerfing sekilas kepada Yok Sau Cun dengan linkan genit.
"Lengan hamba ini sampai terasa ngilu dicengkeram dan diiempar olehmu, tapi kau toh tidak menanyakannya sama sekali,"
Katanya dengan nada menyindik. Mendengar ucapannya yang terangterangan itu, terpaksa Yok Sau Cun menjura sekali tagi kepadanya.
"Tindakan cayhe ini kelewat kasar, harap kouwnio sudi memaafkan.". Dipanggil kouwnio oleh Yok Sau Cun, kemarahan Yi Ju Si langsung sirna. Wajahnya yang pucat pasi seperti mayat langsung mengembangkan senyuman lebar. Baru saja dia menggerakkan bibirnya untuk menjawab perkataan Yok Sau Cun. ..
"Cuo huhoat, apakah kami sudah boleh meninggalkan tempat ini?"
Tukas Tiong Hui Ciong dengan nada dingin.
Gadis itu merasa seba! melihat wajah Yu Ju Si yang seperti sesosok mayat dan sepasang matanya yang berkilauan bagai mengandung airyang tidak habishabisnya serta linkan serta suaranya yang sengaja dibuatbuat semanja mungkin.
Toan Pek Yang segera mengembangkan seulas senyuman di bibirnya.
"Tentu boleh, tentu saja boleh Hengte sudah mengatakan, apabila Yok siauhiap sanggup menerobos bansan pedang kami, hengte segera menyuruh mereka menyingkir dan sini. Mana mungkin hengte berani menghalangi'"'. Hu toanio mendengus dingin.
"Biarpun.Cuo huhoat ingin menghalangi, rasanya juga belum mempunyai kesanggupan seperti itu,"
Sindirnya tajam.
"Mari kita naik ke dalam kereta,"
Ajak Tiong Hui Ciong cepat.
Rombongan itu bergegas naik ke dalam kereta Yu Kim Pai menghentakkan pecut panjang dj tangannya, dan kudakuda yang terkejut itu segera memacu derap kakinya.
Yi Ju Si memperhatikan kereta kuda sampai menghilang di tikungan jalan Dia menarik nafas dalam-dalam.
"Cuo hu hoat, betape gagah dan habatnya bocah tadi". Toan Pek Yang tertawa licik.
"Meskipun ilmunya setinggi langit, tapi perjalanan mereka kali ini tetap saja sia-sia.". Selain berwajah cantik, Tiong Hui Ciong juga merupakan gadis yang luar biasa cerdasnya. Setelah melihat behwa sudah berapa kali berturutturut perjalanannya menuju Soat san mengalami penghadangan, dia langsung teringat pesan yang harus disampaikan oleh Tai Kiat suhu lewat mulut Kim Tijui. Mereka disuruh berangkat secepatnya ke Soat san. Kim Ti jui sudah mengatakan bahwa kemungkinan telah terjadj perubehan di Soat san. Kalau ditiljk dari nadanya, peristiwa itu malah terjadj pada diri kakeknya. Tadinya dia merasa kurang percaya, sekarang malah ada pihak Kong Tong pai yang menghadang perjalanannya. Begitu pikirannya tergerak, mimik wajahnya berubah menjadi kefam, Dia mempectimbangkan apayang harus diperbuatnyasekarang. Akhirnya dia mengambtl keputusan untuk meminta Hu toanio beserta keempat gadis pelayannya tatap menecuskan perjalanan dengan kereta. Mereka tidak perlu tergesa-gesa. Apabila mafam tiba, mereka boleh berhenti di penginapan untuk bermalam dan sekalikali harus berhenti di rumah makan untuk mengisi perut. Dengan demikian perhatian orang-orang yang mengejar ataupun mungkin sudah mengikuti mereka akan terpancing pada kereta tersebut. Dia sendici akan mencari pilihan dan melakukan perjalanan tanpa henti bersama Yok Sau Cun. Hu toanio merasa siasatnya itu memang bagus. Dia langsung setuju. Yok Sau Cun dan Tiong Hui Ciong pun menyelinap keluar dari kereta dan meneruskan perjalanan ke Soat san dengan inenunggang kuda pilihan. Di sepanjang perjalanan, mereka selalu menghindari tempattempet yang ramai Terkadang mereka berhenti di dusup terpencil dan membeli berbagai macam ransum kerjng, guna penanjal perut selama perjalanan. Mereka tidak pernah berhenti bermalam atau pun becistirahat. Gunung Soat san atau ada juga sebagian orang yang memanggi! dengan Tai Soat san diapit oleh dua propinsi yang luas. Sepanjang tahun selalu dilutupi salju Kabut putih menyelimuti tempat itu bagaikan gumpalan awan pada han yang cerah. Di tennpat yang cuacanya selalu dingin dan pemandangannya indah ini, kecuali para pelancong atau orang yang'mempunyai kepentmgan tersendiri, Jarang ada yang datang sekedar untuk singgah saJa. Soat san lo sinsian (Dewa gunung salju) atau kakek dan Tiong Hui Ciong tinggal di salah satu wiiayah Soat san yang bernama Tiong Cunkok (Lembah panjang umur) Lembah ini terdapat di sebelah selatan daerah Soat san. Ada satu hal yang aneh di lembah ini Meskipun wilayah Soat san sendiri sepanjang tahun seiaiu ditutupi salju dan di manamana terhampar warna putih seperti selembar permadani yang lebar, tetapi di dalam lembah panjang umur suasana alamnya justru indah bagai nirwana Bungabunga selalu bersemi sepanjang tahun. Hawanya tetap dingin namun suasananya sendiri bagaf musim semi yang berkepanjangan. Menjelang tengah hari itu, Yok Sau Cun dan Tiong HU| Ciong sampai di wilayah sebelah selatan Soat san Mereka meninggalkan kudanya di sana dan masuk ke dalam [embah dengan becjalan kaki. Lembah ilu adanya di puncak bukit Yok Sau Cun merasa mereka mendaki semakin lama semakm tmggi Hawa dingin pun mulai menyusup Angin sejuk berhembus. Tulang belulang di seluruh tubuh ngilu Terlihat gumpalan salju di manamana Warna pulih mendominasi tempat tersebul Begitu indahnya sehingga rnembuat perasaan Yok Sau Cun enggan meninggalkan tempat itu. Di dalarn kereta dia pffrnah nnendengaf cerita dan mulut Tiong HU| Ciong bahwa di plembah Tiong Cunkok tumbuh berbagai ma cam bunga yang tidak akan layu sepanjang tahun. Cuacanya memang dingin tapi tidak terlalu menusuk Suasananya bagai musim semi dengan taman yang dipenuhi bunga warnawarni yang indah Sekarang dia hanya melihat gumpalan salju berwarna putih yang menghampar sepanjang perjalanan. Hatinya menjadi curiga. Di tampat yang dingin dan penuh sa!}u seperti ini mana mungkin bisa tumbuh berbagai macam bunga yang tidak iayu sepanjang tahun? Lagipula tidak sedikit pun ada kesan musim semi yang kurasakan di sini pikirnya dalam hati. Tiong Hui Ciong melihat anak muda itu mengedarkan pandangannya dan tidak mengucapkan sepatah kata pun. Seulas senyum manis langsung mengembang di sudut bibirnya.
"Adik Cun, apakah kau merasa bahwa di manamana hanya ada saljU putih yang menghampar dan tidak mungkin ada lembah yangditumbuhi berbagaj macam bungayang tidak layu sepanjang tahun?"
Tanyanya lembut.
"Tiong Cunkok adalah lembah di mana Tiong cici dibesarkan, sudah pasti ada tempat semacam itu. Siaute hanya berpikir, apabila tidak ada yang menjadi petunjuk jalan, pesti orang tidak akan berhasil menemukan Tiong Cunkok seperti yang cid ceritakan,"
Sahut Yok Sau Cun. Tiong Hui Ciong tersenyum simpul.
"Kau memang pandai bicara. Cici lihat tadi kau celmgakcelinguk kesana kernari. Wajahmu menyiratkan mimik yang kurang yakin. Tetapi apa yang kau katakan memang benar. Lembah Tiong Cunkok berada di suatu lempat yang sangat terpencil Lagipula Yaya sudah menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk menutupi tembah dengan bongkah salju yang tidak pernah mencair Orang yang tidak pernah menginjak tempat tersebut, biarpun sudah sampai di depan pintu iembah, pasti tidak berhasil mengetahuinya.".
"Bisa begitu'?"
Tanya Yok Sau Cun bingung.
"Sebentar lagi kita akan sampai. Nanti kau akan membuktikan sendiri benar tidaknya perkataan cici ini,"
Sahut Tiong Hui Ciong.
Kedua orang itu segera mengerahkan ginkangnya untuk berlari di atas salju.
Gumpalan ss di tanah agak kaku dan tidak licin.
Mereka tidak menemukan kesulitan sama sekali dalam melakukan perJalanan tersebut.
Tidak lama kemudian, mereka sudah sampai di sebuah bukit yang tertutup gumpalan es Tiong Hui Ciong menghentikan langkah kakinya di sana.
Dia membaiikkan tubuh dan memandang Yok Sau Cun.
"Sudah sampai!"
Katanya.
Yok Sau Cun menolehkan kepalanya dan memandang ke sekeliling Di manamana hanya terdapat gumpalan es yang tinggf Demikian pula bukit yang menJulang di depan mereka Bahkan dia merasa mereka sampai di tempat yang buntu dan tidak ada jalan lain lagi Bukit yang ada di hadapan mereka sangat tinggi dan dipenuhi gLimpalan es Tidak mLingkin orang bisa meloncat setinggi itu.
Apalagi dinding bukit itu sendiri demikian licin karena terlutup saljU yang tebal.
"Apakah ini yang cici maksud pintu masuk lembah Tiong Cun kok?".
"Betul kalau tidak percaya, coba kau cari sendiri di mana ietak pinlu masuknya'?"
Kata Tiong Hui Ciong. Yok Sau Cun memperhatikan lagi sejenak. Dia menggelengkan kepalanya.
"Maafkan kebodohan siaute, benar-benar tidak tahu di mana letak pintu yang cici maksudkan.". Tiong Hui Ciong mengembangkan senyuman manis.
"Ikutlah dengan cici!"
Dia langsung menelusuri jalan sempit yang terdapat di sisi bukit Bukit salju itu kurang lebih setinggi sepuluh depa Bentuknya tunggal Sebelah kin ada celah lekukan Walaupun tertutup oleh gumpalan salju namun sekali lihat segera diketahui bahwa celah itu dapat menuju ke daerah pegunungan yang lebih tinggi.
Tiong Hui Ciong melangkah perlahan-lahan ke sisi bukit.
Tiba-tiba terdengar suara.
"Cring!"
Yang nyaring Han eng kiam sudah terhunus di tangan.
Dengan penuh keyakinan dia menusuk ke tengah-tengah tonJolan salju yang terlihat.
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kemudian tangannya mengulur dan nnasuk ke dalam liang yang dibuatnya dengan Han engkiam tadi.
Dia memutar dua kali ke kiri dan dua kali lagi ke kanan.
Pedangnya sudah diselipkan lagi pada ikat pinggangnya Tangannya kemudian menekan ke dalam celah tersebut dan terlihatlah sebuah pintu besar yang membentang lebar.
Tiong Hui Ciong segera tersenyum lebar.
"Mari kita masuk ke dalam'". Yok Sau Cun melihat apa yang di lakukan gadis itu dengan tatapan terpesona.
"Rupanya di sinilah letak pintu masuk tembah. Biar pun ada orang yang tahu letaknya di sini, tetapi belum tentu dia bisa membukanya.". Tiong Hui Ciong iangsung membungkukkan tubuhnya dan menyelinap ke dalam iubang itu. Yok Sau Cun mengikuti dari belakang. Perlahan-lahan dia metangkahkan kakinya. Tampak di dalam lubang goa itLi terdapat goa yang dikelilingi oleh es dan bentuknya bundar Namun orang yang berada di dalamnya tidak merasa sempit karena cahaya salju yang memenuhi dindmg berkilauan bagai cermin yang dapat memantulkan bayangan. Begitu beningnya saljU yang menyelimuti dinding goa tersebut sehingga dapat terlihat bayangan orang yang berdiri di luarnya. Yok Sau Cun memandang dengan kagum, tanpa sadar mulutnya mengeluarkan suara pujian.
"Goaini pasti alami. Bentuknya aneh dan mdah sekali Entah bagainiana kakekmu dapat menemukan tempat seperti ini dahulunya?". Tiong Hui Ciong hanya tersenyum lembut. Tangannya kembali memijit lekukan di sebetah dalam goa dan otomatis pintu tadi tertutup kembali.
"Tadinya tempat ini iTieinang merupakan goa untuk menuju lembah. Dulu Yaya meneinukannya lanpa sengaja. Dia merasa bahwa tempat ini bagus sekali. Selain dapat ditembusi cahaya matahan juga terlindung dari angin topan Karena keadaannya yang tertutup, maka hawanya pun tidak sedjngin di luar. Di dafam sini yang lerasa hanya kesejukan. Begitu terpesonanya Yaya, tempat ini pun diben nama Tiong Cunkok Kemudian dia nnemilih tempat ini sebagai tempat tinggal Namun dia takul banyak orang yang dalang mengganggu ketenangannya ataupun mencan garagara dengannya. Akhirnya dia irienghabiskan waktu selama bertahuntahun untuk membuat pintu rahasia ini. Setelah itu, lorong di dalam sini digali sehingga berbentuk melingkar seperti bulatan bola dunia. Orang luar yang tidak tahu rahasia ini, tentu saja tidak dapat menemukannya walaupun dia berusaha mencan seumur hidup.".
"Rupanya begitu. Siaute malah tadinya mengira goa ini aslinya memang sudah berbentuk seperti ini". Salju yang mengelilingi dinding goa sudah membeku bagai dinding bafu. Berjalan di dalamnya, kita tidak perlu khawatir dilanda rasa dingin yang menggigil Tidak perlu takut terhadap badai salju yang melanda ataupun percikannya yang dapat menyakitkan kutit tubuh. Bahkan hawa di dalam semakin lama terasa semakin hangat. Rasa dingin yang menggigit ketika berada di daerah pegunungan tidak terasa lagi. Setelah berJalan kurang lebih dua li. tiba-tiba di depan mereka terdapat sebuah celah yang sangat besar. Pemandangan di dalamnya dapat terlihat jelas. Tampak padang rumput yang kehijauan. Benar-benar bagai sebuah dunia yang lain. Tiba-tiba tefinga Yok Sau Cun mendengar suara yang bergemuruh Dia segera maju beberapa langkah. Serangkum hawa dingin langsung menyusup lewat pori-pori. Yok Sau Cun benar-benar tidak mengecti Ketika memasuki pintu lembah, rasa dingin mulai berkurang dan dia malah merasa tubuhnya semakin lama semakin hangat Mengapa dalam jarak beberapa depa saja iklim di tempat ini bisa berubah sedemikian hebat? Matanya beralih kepada Tiong Hui Cipng.
"Kok tiba-tiba jadi dingin sekali?"
Tanyanya bingung. Tiong Hui Ciong tidak menyahut Dia menarik tangan Yok Sau Cun dan maju beberapa puluh langkah Setelah itu dia membalikkan lubuhnya ke arah di mana mereka datang tadi.
"Coba kau lihat apa yang ada di sana, tentu kau akan segera mengecti apa yang sedang terjadi!". Yok Sau Cun segera berpaling ke arah yang ditunjuk oleh Tiong Hui Ciong Dia melihal di alas celah goa yang tinggi terdapat seekor naga besar yang terbuat dari batu kumala Mulutnya sedang menganga lebar dan air terjun yang besar jatuh ke bawah dengan deras. Air lerjun itu sampai mengepulkan asap berwarna putih Hai ini membuktikan bahwa air itu pasti dingin sekali Dan rupanya suara gemuruh air terjun inilah yang terdengar oleh telinga Yok Sau Cun tadi. Air terjun Hu jatuh tepat di samping goa di mana terdapat sebuah aliran sungai yang jernih. Tadi Yok Sau Cun dan Tiong Hui Ciong lewat di sampingnya, tidak heran bila tiba-tiba ada serangkum hawa dingin yang menusuk kulit tubuhnya. Yang lebih aneh fagi, justru air terjun ini seperti menjadi pembatas antara daerah dingin dan hangat. Meskipun airnya mengalir dengan keras namun tidak mempengaruhi rasa hangat yang ada di sekitar lembah Namun air sungai yang mengalir juga tidak menjadi beku meskipun udara di sisi yang satu lagi begitu dingin sehingga menyusup ke da!am tulang. Malah di sebelah yang berudara hangat, terdapat hamparan rumput yang hijau dengan berbagai jenis bunga yang indah. Tidak kalah dengan pemandangan di daerah Kang lam pada musim semi. Tiong Hui' Ciong mengajaknya menelusuri jalanan di dalam lembah. Di sana merupakan sebuah padang rumput yang luas sekali. Bentuknya Juga bundar. Kebetulan lembah itu menghadap ke arah selatan, sehingga pegunungan yang tinggi dapat menghalangi angin kencang yang melanda. Siapa pun tidak mengira di wilayah Soat san yang dingin dan sepanjang tahun selalu ditutupi oleh salju yang tebal, bisa mempunyai lembah yang seaneh ini. Di manamana tarlihat bungabunga yang bermekaran dengan indah. Memang benar apa yang dikatakan oieh Tiong Hui Ciong. Meskipun sampai letah mata Yok Sau Cun mencarican, dia tidak menemukan setangkai bungapun yang layu alau rontok dari batangnya. Begitu terpesonanya Yok Sau Cun sehingga tanpa sadar mulutnya mengeluarkan suara seruan yang menandakan kekaguman hatinya. Tempat ini memang tepat dinamakan Tiong Cunkok!".
"Tiong Cunkok seperti pemisah antara bumi dengan nirwana Suasananya benar-benar bagai musim semi Bungabunga tidak ada satu pun yang layu. Dan tempat ini saja dapat dibuktikan bahwa kakekmu bukan saja seorang lokoh Bulim yang aneh tetapi penennuannya tidak kalah ajaib. Benar-benar membuat orang kagum!". Rupanya Yok Sau Cun sudah memandang lempat itu dengan teliti. Seliap celah, danau kecil, batubatuan bahkan taman dan rerumputan yang menghampar semuanya terurus dengan baik dan ditata dengan apik. Meskipun banyak pemandangan yang merupakan buatan tangan manusia, tapi kesan yang ditimbulkannya malah seperti alami. Yang membuat kekagumannya semakin meninggi juslru bungabunga yang tertanam rapi dan hampir semuanya belum pernah ia temui di tempat lain. Dia bagaikan berada di dalam surga Angin sepoisepoi yang berhembus membawa serangkum bau harum bunga, membuat perasaan orang yang berada di dalam iembah rnenjadi nyaman dan segar. Seandainya bisa menetap di sini sampai akhir tua, pasti dia dapat mati dengan tenang. Melihat keadaannya yang semakin terkesima, Tiong Hui Ciong hanya menundukkan kepalanya sambil tersenyum simpul. Ketika mereka sedang berbicara itulah, entah sejak kapan, di atas sebuah batu besar yang ada di hadapan mereka telah duduk seorang tua berpakaian kuning Saat itu matanya yang bersinar tajam sedang menatap Yok Sau Cun lekat-lekat. Tiong Hui Ciong segera menjatuhkan diri berlutut di depannya.
"Keponakan menemui Suto pekpek,"
Katanya. Orang tua itu hanya berdehem satu kali. Setelah dekat baru terlihat bahwa di bagjan punggungnya terdapet tonjolan yang besar.
"Siapa bocah ini?"
Tanyanya dengan mata setengah terpicing.
"Dia adalah adik angkat keponakan. Murid Perguruan Tian san yang bernama Yok Sau Cun."
Setelah memperkenalkan, Tiong Hui Ciong menoleh kepada Yok Sau Cun.
"Adik Cun, cepat temui Suto pekpek. Dialah pendekar Suto Gi yang namanya sudah lama terkenal di dunia kangouw. Orang-orang Bulim menjulukmya 'lt ciang kui tian' (Satu pukulan membuka langit) Sudah berpuluh lahun dia mengikuti Yaya dan tingga! di Tiong Cunkok ini.". Yok Sau Cun segera membungkukkan tubuhnya dan menjura dalam-dalam.
"Cayhe Yok Sau Cun menemui Suto cianpwe,"
Katanya sopan. Suto Gi tersenyum ramah.
"Rupenya Siau hengte ini berasal dari Tian san. Tidak heran sinar matanya begitu tajam dan panampilannya bagitu gagah. Tenaga dalam Siau hengte ini pasti sudah mencapai taraf tertinggi."
Dia menoleh Kepada Tiong Hui Ciong.
"Bukankah J! kouwnio turun gunung bersamasama Toa kouwnio, Mengapa sekarang pulang seorang diri?".
"Aku datang untuk menjenguk keadaan Yaya. Bagaimana kabamya dia orang tua?"
Tanya Tiong Hui Ciong.
"Kedatanganmu kurang tepat. Rasanya kau tidak dapat bertemu dengan Lao sinsian,"
Sahut Suto Gi. Ketika masuk ke dalam lembah, Tiong Hui Ciong mekhat orang yang menjaga di mutut lembah adalah pamannya Suto Gi, hatinya sudah terasa agak lega. Sekarang mendengar perkataan orang tua itu, dia langsung tertegun.
"Apakah Yaya sedang keluar?". Suto gi tersenyum simpul.
"Lao sinsian sudah hampir separuh hidupnya tidak pernah meninggalkan lembah ini. Mana mungkin dia keluar sekarang? Sejak kepergian kalian, mungkin dia orang tua merasa sangat Kesepian. Sekarang sedang mengunci diri dj ruang semedi.".
"Mengunci diri dj ruang semedi?' Tiong Hui Ciong merasa heran. llmu silat kakeknya sudah mencapai taraf tertinggi. Tiong Hui Ciong ingat kakeknya sering berkata, apabila ifmu seseorang sudah mencapai batas tertentu maka tidak mungkin bisa naik lebih tinggi lagi. Apabila dipaksakan akan sia-sia saja, malah bisa terjadi Cao hue jitmo, atau aliran darah yang mengalir dari arah beriawanan dan akhirnya bisa membuat nadi Jantung terputus, dan punah seluruh ilmu yang sudah dikuasainya. Oleh karena itu, kakeknya tidak pernah berusaha mencapai taraf yang lebih tinggi. Lagipufa kehidupannya sudah tenang. Untuk apa dia mengunci ciiri dan bersemedi lagi?. Hatinya bertambah cunga, tanpa sadar dia mendesak Suto Gi.
"Suto pek pek, sebelum mengunci dlri, apal kah Yaya pernah mengatakan ilmu apa yang akan dilatihnya?".
"Tidak,"
Sahut Suto Gi "Setelah kalian pergi, tidak lama kemudian, Ci Sancu parnah berkunjung satu kali.
Selama tiga hari tiga malam mereka berbincangbincang.
Kali ini Lao sinsian mengunci diri melatih itmu, mungkin ada hubungannya dengan pembicaraan antera dia orang tua dan Cl Sancu.
Bisa jadi mereke ingin mencoba semacam ilmu yang dapat membuat usia mereka panjang dan tldak mati sampai ratusan tahun.".
Tiong Hui Ciong tidak percaya dengan dugaannya.
Hatinya semakin curiga.
"Apakah Yaya tidak mengajakmu berunding dulu sebelum mengunci diri?1' tanyanya kembali.
"Soal Lao sinsian yang mengunci diri, Lao siu Juga mendengarnya dari Li so,"
Sahut Suto Gi.
"Li so?"
Tiong Hui Ciong menjadi bingung.
"Siapa Li so itu?".
"Li so adalah perempuan yang diutus oleh Toa kouwnio untuk melayani Lao sinsian. Toa kouwnio khawatir kaiau Ji kouwnio dan Sam kouwnio pergi, maka tidak ada orang yang melayani Lao sinsian. Menurut apa yang Lao siu dengar, Li so sudah banyak pengaiaman Dulu ia merupakan pelayan yang melayani Hue leng senbu.
". Tiong Hui Ciong semakin merasakan adanya sesuatu yang tidak bereg Dia juga terkajut mendengar keterangan itu.
"Mengapa aku tidak mendengar Toa ci mengungkit persoalan ini?".
"Li so dibawa kemari oleh Ci Sancu. Dia mengatakan bahwa semuanya di atur oleh Toa kuownlo. Maksud hati Toa pasti baik. Dia ingin menunjukkan baktinya kepada Lao sinsian.
".
"Celaka! Urusan ini pasti ada apa-apanya!' seru Tiong Hui Ciong panik.
"Aku ingin menemui Yaya sekarang jugal"
Tiong Hui Ciong langsung menolehkan kepalanya dan berkata.
"Adik Cun, cepat ikut aku.!". Dengan langkah yang tergesa-gesa dia menghambur ke dalam lembah. Yok Sau Cun terpaksa mengikuti dari belakang. Suto Gi memandang kepergian kedua orang Hu. Dia menggelenggelengkan kepalanya.
"Sifatnya sejak kecil selalu seperti Hu. Tidak pemah bisa barubah,"
Gumamnya seorang diri.
lldim di Tiang Cunkok memang seperti musim semi.
Banyak terdapat berbagai jenis bunga yang tidak iayu sepenjang tahun.
Saat jni sudah awat bulan penutup tahun.
Tetapi bunga-bunga tetap bermekaran dengan semarak.
Harumnya memancar ke manamana, membuat suasana Tiong Cunkok bagai sebuah taman irnpian yang dapat membuat orang terlena.
Tiong Hui Ciong sudah mendengar dari Kim Tijui bahwa telah terjadi perubahan di Soat san, dan kemungkinan peristiwa im Justru terjadi pada diri kakeknya.
Sekarang dia mendengar dari Suto Gi keterangan yang membuatnya semakin curiga.
Bisa jadi memang telah terjadi sesuatu.
Hatinya menjadi tambeh panik.
Tanpa terasa, kaktnya berlari semakin cepat.
Tubuhnya bagai sebatang anak panah yang meluncur dan busurnya.
Saat itu, Yok Sau Cun yang mengikutinya dari belakang terpaksa mengimbangi ginkang gadis itu.
Pemandangan alam yang indah di sekitar tidak lagi menarik perhatiannya.
Dia bahkan tidak melink sekalipun.
Dia hanya terus berlari mengikuti langkah kaki Tiong Hui Ciong.
Tidak berapa lama kemudian, mereka sudah sampai di ujung lembah, dimana terlihat pemandangan bukit yang menjulang tinggi.
Di bagian tengah ada sebuah goa lagi yang cukup besar.
Di depannya terdapat sebuh celah setinggi manusia dewasa.
Di atasnya ada sebuah papan yang terukir empat huruf.
"Tiong Cun Tonghu" (Rumah goa panjang umur). Di bagian luar terdapat undakan batu yang menyambung seperti jalan setapak. Tiong Hui Ciong yang berjalan di muka segera menaiki undakan betu dan masuk ke dalam goa itu dengan tergesa-gesa. Tiba-tiba tampak dua sosok bayangan berkelebat. Dari dalam goa melesat keluar dua orang gadis berpakaian hijau. Tangan masing-masing menggenggam sebatang padang Mereka menghadang di depan pintu masuk. Gadis yang berdiri di sebelah kin memperhatikan Tiong Hui Ciong sekilas kemudian membentak.
"Berhenti' Siapa kau? Beraniberanian mengacau di Tiong Cun Tonghu ini!". Mendengar ucapannya, Tiong Hui Ciong merasa geti sekaligus gusar.
"Siapa aku? Siapa kalian?"
Tiong Hui Ciong membahkkan pertanyaan serupa,. Gadis yang sebelah kanan memperhatikan Yok Sau Cun dan Tiong Hui Ciong dengan pandangan tajam.
"Bukankah si tua Suto Qi Itu sedang menjaga di mulut lembah? Bagaimana kalian bisa masuk ke sini?"
Tanyanya. Sepasang alis Tiong Hui Ciong terjungkit ke atas.
"Dari mana datengnya kalian ini? Kalau kalian bisa tahu bahwa tempat ini adalah Tiong Cun Tonghu, seharusnya kalian juga tahu siapa aku!". Mendengar ucapannya kedua gadis berpakaian hijau itu langsung terpana. Tiong Hui Ciong tidak memberi kesempatan kepada mereka untuk membuka mulut, dia melanjutkan iagi kata-katanya.
"Dengar pertanyaanku! Apakah kalian ini bawahan Li so? Kalau benar, cepat panggil Li so kemari'". Gadis yang sebefah kiri tampaknya terkejut melihat kegarangan Tiong Hui Ciong. Dia menatap gadis itu sekilas.
"Siapa kau sebenarnya?".
"Aku bernama Tiong Hui Ciong. Kau sudah mendengarnya dengan Jelas bukan? Cepat masuk memberi laporan kepada atasanmul"
Sahut Tiong Hui Ciong dengan nada dingin. Gadis yang berdiri di sebelah kiri langsung berbisik kepada rekannya.
"Kau jaga rnereka baikbalk. Aku akan masuk melaporkan urusan ini!". Gadis yang berdiri di sebelah kanan hanya menganggukkan kepelanya mengiakan Gadis yang ada di sebelah kin tadi langsung membalikkan tubuhnya dan melangkah ke dalam goa. Tidak lama kemudian, terdengar gesekan lengan baju berkumandang dan dalam goa. Gadis yang berdiri di sebelah kiri tadi keluar lagi dengan diiringi oleh seorang wanita setengah bayayang wajahnya sangat rupawan. Dia Juga mengenakan pakaian berwarna hijau. Hanya warna hijau pakaiannya lebih tua dari pada kedua gadis ini. Pandangan mata Tiong Hui Ciong segera menyapu dari atas kepala sampai ke ujung kakmya. Rambutnya disanggul tinggi. Alisnya hitam pekat dan bentuknya bagai butan sabit. Sepasang matanya indah berkilaukilau. Usianya mungkin sekitar tiga puluh tahunan. Tetapi raut wajahnya menyiratkan kecantikan yang matang. Dewasa dan anggun!".
"Apakah kau yang bernama U so?"
Tenya Tiong Hui Ciong dengan nada dingin dan pandangan menusuk. Tiba-tiba wanita itu mengembangkan seulas senyuman manis dan maju menghampiri Tiong Hui Ciong.
"Kau tentunya Ji siocia? Hamba memang Li so. Kedatangan hamba di tempat ini adalah mengemban tugas dari Toa siocia untuk melayani Lao sin sian,"
Sahutnya ramah.
"Aku justru baru datang dari tempat toaci Mengapa aku tidak mendengar toaci mengatakan apa-apa tentang urusan ini?"
Desak Tiong Hui Ciong.
"Aduh ...t1 Suara Li so semakin kenes.
"Ji siocia yang baik, untung saja kedatangan hamba ini diantarkan o|eh
Pendekar Satu Jurus Karya Gan KL Pendekar Aneh Karya Liang Ie Shen Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Karya Khu Lung