Pedang Pusaka Dewi Kahyangan 10
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Karya Khu Lung Bagian 10
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Karya dari Khu Lung
Tapi bagi Lu Hui Peng tentu tidak sama.
Begitu kipas tersebut mengenai pedangnya, dia merasa getaran yang hebat sehingga pergelangan tangannya terguncang.
Hampir saja pedangnya terlepas dari tangan.
Dia merasakan tekanan yang berat pada pedangnya itu Hatinya terkejut sekali.
Cepat-cepat ditariknya pedang itu ke belakang.
Matanya mengedar.
Dia melihat Cu Tian Cun masih berdiri di tempat semula dengan bibir tersenyum Dia juga tidak membalas menyerang Hati Lu Hui Peng hampir tidak percaya dengan kejadian yang dialaminya Pedangnya kembali direntang di depan dada Matanya menatap lawan di hadapannya lekat-lekat.
Tiba tiba sepasang kakinya dihentakkan, tubuhnya melesat ke udara setinggi tiga depa pergelangan tangan kanannya digetarkan Segurat cahaya panjang berkelebat Cahaya pedangnya menebas dan arah kepala Cu Tian Cun ke bawah.
Jurus ini bernama Sin liong tou can atau Naga sakti berkelahi.
Jurus ini juga merupakan salah satu jurus dari tiga macam ilmu andalan Lu Hui peng yang membuat namanya terangkat di dunia kangouw Kalau bukan berhadapan dengan lawan yang benar-benar tangguh, dia ]arang mengerahkannya.
Tapi keadaan malam ini tampaknya kurang menguntungkan baginya Mau tidak mau dia harus mengeluarkan ilmu simpanannya itu.
Wajah Cu Tian Cun masih dipenuhi senyuman Matanya menatap pedang Lu Hui Peng yang meluncur mendahului tubuhnya.
Sampai pedang Lu hui Peng sudah hampir mengenai tubuhnya, baru dia menggeser sedikit untuk menghindar.
Tangan kanan mengibas, kipas langsung bergerak menahan serangan Lu Hui Peng.
"Mengingat kemurahan hati totiang yang menarik kembali pedang di tengah jalan, cayhe juga tidak akan berlaku kejam,"
Katanya datar.
Tubuhnya hanya bergeser sedikit.
Dengan ajaib dia dapat menghindarkan diri dari serangan Lu Hui Peng.
Tepat pada saat itu juga kipasnya bergerak menahan serangan pedang tosu tersebut.
Hui hung gisu hanya merasakan pedangnya tergetar.
Ketika itu tubuhnya masih melayang di udara, dia tidak bisa mengerahkan tenaga dalamnya Otomatis tubuhnya ikut tergetar bahkan terpental ke betakang Lu Hui Peng terjatuh di atas tanah dengan keras Hampir-hampir dia tidak bisa bangkit dengan tegak.
Berusaha dia mendengar dengan jelas sekali bahwa lawannya mengmgat kemurahan hatinya ketika menarik pedangnya kembali yang sudah meluncur setengah jalan.
Oleh karena itu sekafang dia juga tidak berlaku kejam Hal ini membuktikan bahwa sebetulnya bisa saja dia melukai Lu Hui Peng dengan parah tapi dia menunjukkan hatinya yang besar Benar-benar orang yang sombong sekali.
Begrtu malunya Lu Hui Peng sampai sampai dia tidak sanggup mengatakan apa apa Pada jurus pertama memang dia sendiri yang menarik pedangnya kembali Jurus kedua ini dia baru benar benar turun tangan menyerang Belum apa-apa dia sudah dibuat terpental ke belakang dengan cara yang benar-benar memalukan.
Padahai saat itu dia baru mulai mengerahkan jurusnya yang ketiga.
Tiga jurus ini sebenarnya malah belum bergebrak dengan lawan dalam arti sesungguhnya Pihak lawan malah belum memainkan satu jurus pun, tapi dia sudah tidak berhasil didesak mundur dengan cara sedemikian mengenaskan.
Bahkan Wi Ting sin tiaw yang berdiri di mulut goa dan menyaksikan kejadian itu membelalakkan matanya lebar lebar Hati' nya tergetar juga Bayangkan saja Hui hung gisu bukan saja angkatan tua dan Ciong lam pai, malah dia juga mempunyai nama yang cukup menonjol di antara delapan partai besar Tetap! hanya dengan dua kali gerakan biasa saja, la sudah berhasil dilemparkan oleh Cu Tian Cun Gerakan pelajar ini pun sangat aneh Tidak sempat terlihat dia menggerakka? tangannya ataupun jurus yang dimainkannya.
Meskipun hatinya sangat terkejut, tetapi kenyataannya memang sudah demikian Te tap saja tidak dapat diubah lagi.
Maka terpaksa dia mengeraskan hati dan tertawa terkekeh kekeh.
'Lu toheng kalah atau menang dalam suatu pertarungan adalah hal yang lumrah Kau sudah mengerahkan tiga jurus Sekarang sudah seharusnya kembali ke tangan heng te yang meminta pelajaran dari Cu taihiap ini ".
"Lu Hui Peng menyimpan pedangnva kembali Dia menjura kepada Wi Ting sin tiaw Kemudian menjura lagi kepada Cu Tian Cun.
"Tenma kasih atas kemurahan hati Cu ?aihiap Pinto mengundurkan diri,"
Katanya. Cu Tian Cun sambil tersenyum simpul.
"Lu totiang, silahkan ". Ketika Lu Hui Peng mengundurkan diri dengan langkah perlahanlahan, WiTing sin tiawmengerahkan ilmu coan im jut bit untuk berbisik kepadanya...
"Kalau Lu toheng sudah kembali ke dalam goa, harap cepatcepat katakan kepada Ciek congkoan agar bersiapsiap. Hengte tahu bukan tanaingan orang she Cu itu Pada saat Beng cu meminum obat penawar dan menghimpun kembali tenaga murninya, kita masih belum tahu asli atau palsunya orang itu. Dalam keadaan terpaksa kita harus menjaga di tengah goa.". Ketika Wi ting sin tiaw membisiki Lu Hul Peng dengan ilmu Coan im ]Ut bit, tokoh tokoh hitam yang mengiringi Cu Tian Cun seperti Kiuci 1o han Kong Beng, Siang si suangse, Huemo li Cu Kiau Kiau Pekpo sin cian Yan Kong Kiat, Goca cin jin Bun Tian Hong bahkan Long san it suo Yi hfti memandang dengan tertegun Mereka ha nya tahu bahwa Cu Tian Con merupakan suami Toa kiongcu yang benlmu sangat ting gi Mereka juga tahu bahwa Cu Tian Cun sangat cerdas dan berpengetahuan luas Oleh karena itulah dia mendapat kepercayaan penuh dari Lo sin sian. Ini juga merupakan satah satu sebab merekatidak berani membantah perintah orang dengan dandanan pelajar itu Tapi sampai di mana sebenarnya katinggian ilmu silat yang dimiliki Cong huhoat ini? Tidak ada seo.rang pun yang tahu. Malam ini, mereka semua telah melihatnya.dengan mata kepala sendiri Seorang tokoh yang namanya menonjol di antara delapan partai besar seperti Lu Hui Peng dari Ciong lam pai dapat dikalahkan bahkan langsung mengundurkan diri tanpa mengerahkan sejurus pun ilmu yang dimilikinya Hal ini membuktikan bahwa ilmu silat Cong huhoat ini sudah mencapai taraf yang tidak terukur Hanya sehariharinya dia pandai menutupi kepandaiannya saja. Sinar mata Cu Tian Cun mengedar Kemudian berhenti pada waiah Wi ting s'in tiaw.
"Dengan cara apa Beng taihiap ingin menguji cayhe?"
Tanyanya tenang.
Wi Ting sintiaw tidak langsung menyahut.
Diamdiam dia berpikir dalam hati "Tadi Lu toheng sudah bergebrak dengannya Tidak sampai tiga jurus sudah berhasil dikalahkan.
Sedangkan ilmu pedang yang aku kuasai tidak jauh berbeda tarafnya dengan Lu toheng.
Kalau ingin memenangkan perta rungan dengan orang she Cu ini, rasanya tidak mungkin Lebih baik aku mencobanya dalam ilmu tin|U serta telapak tangan Usia nya masih muda.
Mungkin tenaga dalam yang dilatihnya belum mencapai tahap diriku sendiri."
Pikirannya segera tergerak, bibirnya mengembangkan seulas ssnyuman.
"Anggaplah Lao siu tidak tahu kekuatan sendiri ingin meminta pelajaran barang sepuluh jurus kepada Cu taihiap Sekarang yang Lao siu inginkan adalah dalam hal mengadu telapak tangan dan tin|U Entah Cu taihiap keberatan atau tidak'?". Cu Tian Cun menganggukkan kepalanya dengan bibir tetap tersenyum.
"Baik..Beng taihiap boleh langsung mulai.". Kerutan di wajah Wi Ting sin tiaw semakin terlihat jelas apabila tersenyum Dia juga menganggukkan kepalanya berkali-kali.
"Kalau begitu Lao siu tidak sungkan lagi.". Tubuhnya langsung berkelebat Kece patannya bagaikan angin Sepasang telapak tangannya digosokgosokkan di depan dada Terdengar suara desahan yang semakin lama semakin keras. Tangan kiri tiba-tiba terulur dan telapak tangan kanan letap pada posisi semula. Jurus ini bernama Llng hou se jiu atau Kera sakti membasuh tangan. Kalau diperhatik'an, tampaknya tidak ada keistimewaan apa-apa Apalagi jarak antara kedua orang itu cukup jauh Ketika Wi Ting sin tiaw mengerahkan i|mu tersebut, kakinya tidak bergerak Tangannya hanya setengah terjulur atau menekuk Tidak mungkin serangannya dapat mencapai tubuh Cu Tian Cun. Pelajar itu juga tidak bergeming. Tapi sepasang matanya yang bersinar tajam menatap Wi Ting sin tiaw dengan lekatlekat. Tampaknya dia sudah dapat melihat bahwa jurus yang dikerahkan oleh Wi Ting sin tiaw itu mengandung banyak perubahan. Perlahan namun dahsyat. Wi Tmg sin tiaw baru mengerahkan setengah jurusnya saja, otomatis setengah jurus yang belakangan akan menyusul tiba Ter"
Lihat sepasang kaki orang itu tiba-tiba dihentakkan Tubuhnya pun langsung menerJang datang. Kembali terdengar suara.
"Srettt!"
Telapak tangan kirinya ditarik kembah secara mendadak Dengan kecepatan kilat telapak tangan kanannya terulur dan meluncur ke arah bahu kin' Cu Tian Cun.
Sementara itu, jan tengah dan telunjuk sebelah kiri langsung terulur menotok salah urat nadi bahu kanan Cu Tian Cun.
Melihat gerakan Wi Ting sin tiaw yang begitu cepat, Cu Tian Cun sudah bersiap diri.
Tubuhnya yang sejak tadi berdiri tegak tiba-tiba menggeser kakinya ke belakang setengah langkah Gerakannya itu biasa-biasa saja.
Tapi kedua serangan Wi Ting sin tiaw luput seketika.
Tapi rupanya tindakan orang tersebut sudah berada dalam dugaan Wi Ting sin tiaw.
Tubuhnya mendadak merandek maju dan kedua jari tangannya kembali menotok.
Cu Tian Cun memang tidak malu diangkat sebagai Cong huhoat sebuah perkumpulan yang misterius Melihat serangan Wi Ting sin tiaw itu, tubuhnya langsung memLJtar dan iengan bajunya dikibaskan.
Sapuan lengan bajunya begitu perlahan.
Orangorang yang menyaksikan pertarungan itu mengira dia hanya sembarangan menangkis serangan Wi Ting sin tiaw.
Kenyataannya tidak demikian.
Kibasan lertgan bajunya itu khusus untuk menahan serangan totokan jari lawannya Tahipaknya memang biasabiasa saja Tapi justru di saat yang tepat dia memutar tubuhnya kembali dan kipas di tangannya langsung menepuk bahu Wi Ting sin tiaw.
Rupanya dia sudah memperhitungkan dengan tepat Sampai kipas lawan mengenai bahunya, Wi Ting sin tiaw baru menyadari Gerakan Cu Tian Cun begitu tidak terduga, sehingga jangan kata balas menyerang, bahkan dia tidak mempunyai kesempatan untuk menghindarkan diri lagi Cu Tian Cun hanya memberinya satu pilihan Meskipun dengan nekat mungkin dia bisa menggeser sedikit tubuhnya tetapi siapa yang dapat memastikan kalau tangan lawannya yang satu lagi tidak akan menggunakan kesempatan itu untuk menghantam dadanya Kalau dia berbuat demikian, kemungkinan dia akan dikalahkan dengan cara yang lebih mengenaskan Wi Ting sm tiaw tidak sempat berpikir pan|ang.
Kakinya sudah terlanjur menutul ke depan Pada saat kipas Cu Tian Cun menepuk behunya, dia hanya merasakan sekumpulan hawa panas dan pedih merasuk ke dalam daging.
Wi Ting sin tiaw takut Cu Tian Cun tidak sudi melepaskannya begitu saia Cepatcepat dia menghentakkan kahnya di atas ta nah dan berjungkir balik di udara Kemudian dia melayang turun melewati kepala orang itu Setelah itu dia menolehkan kepalanya Terlihat Cu Tian Cun masih berdiri tegak dengan bibir tersenyum Tampaknya dia tidak berniat meneruskan penyerangannya tarhadap WiTing sin tiaw.
Baru jurus pertama saja, orang itu sudah berhasil menepuk bahunya dengan sebatang kipas.
Bagaimana perasaan Wi Ting sin tiaw tidak tergetar? Bahkan wajahnya merah padam menahan rasa malu.
Cu Tian Cun menatap Wi Ting sin tiaw lekatlekat.
Mulutnya terbuka sedikit seakan ingin mengetakan sesuatu.
Tapi tiba-tiba dia mengatupkan bibirnya kembali Matanya melirik ke bawah.
Tampak sebuah lubang kecil di bagian tengah lengan bajunya yang dikibaskan tadi Hal ini membuktikan bahwa totokan Wi Ting sin tiaw tadi juga berhasil mengenai lengan bajunya Kalau saja gerakannya kurang cepat....
Wajah Cu Tian Cun yang tampan perlahanlahan berubah Sekejap kemudian tersenyum lagi.
"Beng taihiap ternyata bukan sembarang Jago Llok hap sin ci alias Jari sakti Liok hap memang tiada duanya di kolong langit. Malam inf cayhe benar-benar telah menyaksikannya dengan mata kepala sendiri,1' katanya. Rupanya jiwa orang inl cukup besar Lengan bajunya tertotok oleh ilmu jari sakti Wi Ting sin tiaw sehingga berlubang Kalau dia sendiri tidak mengatakannya, Jangan kata para penonton yang menyaksikan pertarungan disana,Wi Ting sin tiaw sendiri pun tidak merasakannya sama sekali. Wajah Wi Ting sin tiaw semakin rrierah. Dia segera men|ura dalam-dalam.
"Cu taihiap terlalu memandang tinggi diri Lao siu,"
Sahutnya berbasa-basi. Cu Tian Cun seakan tahu bahwa masih ada katakaia yang diucapkan olehnya. Dia tidak memberi kesempatan kepada Wi Ting sin tiaw. Dia sendiri yang melanjutkan ucapan orang itu.
"Dalam iurus pertama ini anggaplah kedudukan klta seimbang. Kau masih mempunyai sembilan jurus untuk membuktikan kehebatanmu "
Ketika berbicara, sepasang matanya bersinar tajam menatap ke arah Wi Ting sin tiaw Di antara kedua alisnya langsung terlihat hawa pembunuhan yang tebal. Melihat keadaan lawannya hati Wi Ting sin tiaw tergetar. Diamdiam dia berpikir..
"Ternyata totokanku tadi sempat membuat lengan bajunya berlubang Hal ini membangkitkan hawa pembunuhan pada diri orang ini Sebaiknya aku lebih berhatihati menghadapinya.". Pikirannya tergerak, jurus yang dikerahkannya lebih senus lagi Dia memusatkan segenap perhatiannya. Sepasang telapak tangannya dirangkapkan di depan dada Dia menghimpun hawa murm Liok Hap bun agak seluruh tubuhnya terlindung. Sepasang kakinya lalu bergerak bergantian Sepasang telapak tangannya memutar membuat gerakan yang berubahu'bah. Kedua jari tangannya langsung terutur ke depan Sekaligus dia melancarkan tiga buah serangan. Tiga buah serangan tersebut dilanca'rkan dengan gencar Boleh dibilang dia telah mengerahkan segenap hawa murni yang telah dilatihnya selama ini Angin yang ditimbulkan oleh kedua jari tangannya keras sekali. Kecepatannya juga sulit diuraikan dengan kata-kata. Cu Tian Cun memperdengarkan suaratertawa lembut. Tidak terlihat kakinya menulul, hanya tubuhnya yang langsung melayang ke udara. Gerakannya seperti mengikuti arah angin Telapak tangannya menimbulkan suara menderuderu Tapi baik lengan baju maupun pakaiannya sama sekalj tjdak berkibar Tubuhnya melayang melewati slsi kanan bahu Wi Ting sin tiaw Tiba-tiba jari tangannya mengulur. Dengan kecepatan seperti kilat menyambar, dia menotok tulang persendian bahu kanan Wi ting sin tiaw. Tiga jurus belum lagi selesai dimainkan oleh Wi Ting sin tiaw, mendadak dia merasakan seperti sebaiang jarum menusuk tulang persendiannya, bahu kanannya langsung terasa kebal Otomatis lengannya terkulai ke bawah Hatinya terkejut sekali. Cepatcepat dia melesat mundur. Sementara itu Cu Tian Cun sudah melayang turun kembali ke tanah. Dengan gaya tenang dia mengibaskan kipas di tangannya Mulutnya masih ]uga mengembangkan seulas senyuman.
"Apakah Beng taihiap masih mempunyai kekuatan untuk meneruskan pertarungan ini?"
Tanyanya dengan nada yang lebih mirip sebuah sindiran tajam.
Sejak semula Wi Ting sin tiaw sudah menduga bahwa ilmu orang ini sangat tinggi.
Namun bagaimana pun dia tidak mengira bahwa dirinya bisa dikalahkan dalam dua jurus sa]a.
Saat itu lengan kanannya sudah semakin kebal.
Dia bagaikan orang cacat yang tidak merasakan apa-apa Bagaimana mungkin dia masih bisa meneruskan pertarungan tersebut?.
Rasa terkejutnya kali ini lebih parah dari luka yang diderita oleh lengan kanannya Tapi setelah mendengar ucapan Cu Tian Cun, tiba-tiba pikirannya seperti terbuka Bagatmana pun dia merupakan seorang tokoh lama yang sudah banyak pengalaman di dunia kongouw Dia dapat melihat bahwa Cu Tian Cun yang menjabat sebagai Cong hu hoat ini merupakan orang yang kedudukannya paling tinggi dari pihak lawan.
Pandangannya terhadap diri sendiri juga otomatis sangat tinggi.
Mendengar pertanyaan Cu Tian Cun, sudah cukup bagmya untuk menilai orang tersebut.
Dia tidak mungkin menggunakan kesempatan ketika dirinya sedang di atas angin maka sengaja mendesak lawannya.
Dengan demikian, asal Wi Ting sin tiaw bisa melayanmya dengan baik, maka dla mempunyaf cukup waktu untuk merencanakan hal lainnya.
Oleh karena itu dia sengaja mendekap bahu kanannya dan tertawa getir.
"llmu silat Cu taihiap lernyata tinggi sekali Hal fm mau tidak mau harus diakui oleh Lao siu,"
Katanya. Maksud Cu Tian Cun juga asal lawannya sudi mengaku kalah Hatinya menjadi senang Bibirnya tersenyum.
"Bagus. Kalau begitu cayhe terpaksa merepotkan Beng laihiap agar masuk ke dalam goa dan rundingkan baikbaik dengan rekanrekan yang lain Harap kalian bersedia meninggalkan goa ini maka kedua pihak ti"
Dak perlu timbul sengketa yang lebih berlaruMarut,"
Sahutnya santai. Wi Ting sin tiaw menganggukkan kepalanya berkali-kall.
"Lao siu akan menyampaikan kata-kata Cu taihiap inl kepada rekanrekan yang lam."
Dia berhenti sejenak.
"Nanti Lao siu akan mengabarkan kepada Cu taihiap apa hasil rundingan kami".
"Baik Cayhe akan memberi waktu sepembakaran sebatang hio. Silahkan Beng taihiap masuk ke dalam goa sekarang"
Dia langsung membalikkan tubuh dan berkumpul dengan para tokoh lainnya. Wi Ting sin tiaw juga masuk kembali ke dalam goa Kan Si Tong dan Hui hung gisu langsung menyambutnya.
"Beng toheng, bagaimana keadaan lengan kananmu?"
Tanya Hui hung gisu cemas,.
"Bahu kanan hengte tidak apa-apa. Hanya tertotok tulang persendianhya saja ,".
"Biar pinto uruturut sebentar"
Selesai berkata, dia langsung mengulurkan tangannya dan mengerahkan tenaga dalam ke arah sepuluh jari lalu mengurut-urut daerah persendian bahu Wi Ting sin tiaw yang tertotok.
"Terima kasih, Kan toheng"
Setelah mengucapkan tenma kasih, dia merendahkan suaranya sehingga berupa bisikan "Musuh yang kita hadapi kali ini sungguh berat Terutama orang she Cu itullmu silatnya benar-benar sulit diuraikan dengan kata kata Rasanya di antara kita tidak ada satu orang pun yang sanggup menandinginya.
Yang penting sekarang kita harus kembali ke tengah goa dan berjagajaga Kita tidak sanggup menghadapi musuh Untuk sementara sebaiknya men]aga di dalam goa Tunggu sampai Bengcu sudah sadaf kembali dan asli palsunya sudah ketahuan, baru kita rundingkan lagi cara untuk menghadapi rombongan itu,".
Hui hung gisu menatapnya dengan heran.
"Apakah tidak lebih baik kalau kita menJaga di mulut goa saja? Kalau sampai kita tidak sanggup melayaninya lagi. baru kita masuk ke dalam dan menjaga di tengahtengah goa, toh belum terlambat Mengapa kita harus meninggalkan mulut goa?"
Tanyanya penasaran.
"Keadaan di mulut goaterbuka Tidak ada tempat untuk melindungi diri apabila ada bahaya Kalau mereka menyerang beramairamai, kita tentu akan celaka Sedang di tengah goa rasa sempit dan banyak kelokankelokan, lebih mudah bagi kita untuk rnempermainkan musuh dan kita dapat mengulur waktu pula,"
Sahut Wi Ting sin tiaw.
"Baik, kita menjaga di tengah-tengah goa saja,"
Kata tan Si Tong. Wi Ting sin tiaw menolehkan kepalanya ke arah Bu Cu taisu.
"Apakah taisu sudah selesai menghimpun hawa murninya kembali?". Perlahan-lahan Bu Cu taisu membuka matanya.
"Pinceng sudah selesai menghimpun hawa murni Keadaan tubuh juga sudah pulih kembali seperti semula. Apakah Lo sicu ada kata-kata yang ingin disampaikan kepada Pinceng?"
Tanyanya sambil meloncat berdiri. Wf Ting sin tiaw yang melihat keadaan Bu Cu taisu sudah pulih kembali merasa hatinya agak lega.
"Di antara rombongan kita tenaga dalam taisu yang pafing tinggi Kita harus menjaga bagian tengah goa Meskfpun ada kemung kinan timbul bahaya yang tidak diinginkan, tapi keadaan taisu sudah pulih kembali Hati hengte juga jadi rada tenang ". Selesai berkata dia melongokkan kepalanya ke depan goa Entah sejak kapan di tanah datar tempat mereka bertarung tadi telah dinyalakan sebatang hio Hio Ku memancarkan bau harum Sekarang matah sudah terbakar sepertiganya. Wi Ting sin tiaw tahu, apabila hio itu belum terbakar sampai habis Cu Tian Cun tidak mungkin mencan garagara Dia menggerakgerakkan lengan kanannya, terasa rasa sakitnya juga sudah jauh berkurang.
"Kan toheng, hengte sudah merasa baik,"
Katanya Setelah itu dia mengundurkan diri beberapa langkah dan berkata dengan suara rendah.
"Urusan kitatjdak boleh ditunda lagi. Cepat masuk ke tengah goa ". Keempat orang itu tidak banyak bicara lagi, Dengan tergesa-gesa mereka masuk ke dalam bagian tengah goa, Ciek Ban Cing baru mendapat kabar dari Hui hung gisu bahwa di luar goa telah berdatangan serombongan rekan penjahat, ilmu yang dikuasai sangat tinggi. Hui hung gisu juga mengatakan bahwa sementara Bengcu belum tersadar, sebaiknya orang klta tetap menjaga di bagian tengah goa itu. Ciek Ban Cing menJabat sebagai Congkoan dari Tian Hua sanceng Pengetahuannya luas sekali Dia juga sudah banyak pengalaman. Mendengar kata-kata Hui hung gisu, dia tahu sebabnya Wi Ting sin tiaw memilih meniaga di tengah goa adalah karena keadaan di sana lebih sempit dan berlfkuliku Dengan demikian lebih mudah bagi mereka untuk mengecoh musuh. Oleh karena itu, sebelum yang lainnya masuk ke bagian tengah goa dia mengajak Song Bun Cun membenahi batubatu ke mudian mengangkat serta menyusunnya di beberapa tikungan yang ada Jadi tempat itu semakin sempit dan rumit apabila musuh ingin menyerang mereka di sana. Dia juga meletakkan beberapa batu besar di depan mulut goa bagian tengah Mes kipun tumpukan batu itu tidak seberapa tinggi, tapi beratnya bukan main UntuK memindahkannya saja tidak mudah Dia berharap keadaan goa yang gelap dapat membuat musuhmusuh mereka tersandung atau pa"
Ling tidak sulit menggerakkan kaki tangan mereka. Wi Ting sin tiaw yang sudah masuk ke bagian tengah goa dan melihat persiapan yang dibuat oleh Ciek Ban Cing serta Song Bun Cun jadi tersenyum simpul.
"Persiapan Ciek Congkoan bagus sekali Kali ini apabila musuh ingin menerjang ma suk tentu mereka menemui lebih banyak lagi kesulitan,"
Katanya memuji.
"Beng taihiap, bagaimana membagi tugas kepada kitakita ini? Kau sebagai kuncu harus mempersiapkannya terlebih dahulu,"
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tukas Bu Cu taisu,.
Wi ting sin tiaw memperhatikan sekelilingnya sejenak.
'Taisu dan Lu toheng menjaga di balik timbunan batubatu itu.
Kalau musuh belum mendakat, maka Bu Cu taisu harus menghantamnya dengan serangan telapak tangan.
Kalau musuh sempat mendekat maka Lu toheng harus menyerangnya dengan pedang."
Dia lalu menunjuk ke arah timbunan batu yang baru djbuat oleh Ciek Ban Cing "Kan toheng dan Ciek Congkoan bersembunyi di sana Ciek Congkoan dapat bekerja sama dengan taisu menghantam musuh dengan serangan telapak tangan Sedangkan Kan toheng harus melindungi ketiga rekan ini dengan menyambitkan senjata rahasia kepada musuh.".
Kan Si Tong menggelengkan kepalanya.
"Seumur hidup Pinto paling jarang menggunakan senjata rahasia. Lagipula Pinto juga tidak pernah membawa senjata rahasia...". Wi Ting sin tiaw tersenyumsenyum "Bagi orang yang menguasai Iwekang tingkat tinggi, bahkan bunga dan daun pun dapat digunakan sebagai senjata rahasia untuk melukai orang. Meskipun Kan tohsng tidak membawa senjata rahasia tapi di atas tanah tersebar berbagai batu dalam berttuk besar dan kecil. Semuanya dapat diambil dengan mudah, apa lagi yang Kan toheng khawatirkan?".
"Baiklah... Pinto akan becusaha sebaik mungkin".
"Tapi Kan toheng harus memperhatikan satu hal. Lebih baik menimpukkan senjata rahasia dengan tangan kiri,"
Kata Wi ting sin tiaw selanjutnya.
"Mengapa demikian?"
Tanya Kan Si Tong bejum mengerti.
"Karena apabila keadaan mendesak, tangan kanan Kan toheng masih bisa menggerakkan pedang untuk melindungi pedang Lo toheng,"
Kata Wi ting sin tiaw menjelaskan maksudnya. Kan Si Tong menganggukkan kepalanya berulang kali Wi Ting sin tiaw menoleh ke arah Song Bun Cun.
"Song sau cengcu boleh bersembunyi di balik dinding goa. Apabila musuh ingin menerjang ke dalam, mereka hacus melalui rintangan Bu Cu taisu dan rekan lamnya Apabila ada yang mencoba menerjang dengan keras ke dalam goa maka Song sau cengcu boleh menyambutnya dengan pedang Tidak usah memperlihatkan diri karena bagian yang dijaga oleh Song sau cengcu ini merupakan inti bagi kita ttulah sebabnya ja ngan sekalisekali memperlihatkan diri mau pun bayangan tubuh kepada pihak musuh sehingga mereka tidak tahu bahwa masih ada sebuah nntangan lagi di bagian ini". Song Bun Cun menganggukkan kepalanya 'Cayhe akan mengikuti kata-kata Beng locianpwe ". Sekali lagi Wi Ting sin tiaw memperhatikan sekelilmgnya Dia melihat keadaan di sana memang gelap gulita Orang yang matanya tajam serta awas sekalipun tidak mudah mengira ngira berapa banyak lawan yang sedang menunggu mereka di dalam sini Sedangkan bagi orang yang di dalam goa yang berjaga-jaga, mereka mendapat bantuan cahaya dan luar pasti dapat melihat kelebatan bayangan musuh yang hendak menerobos ke dalam Ha| ini sangat meng untungkan karena musuh berada di tempat yang terang dan mereka berada di tempat yang gelap. Dengan perasaan puas Wi Ting sin tiaw menghela nafas lega.
"Hio yang dibakar pasti sebentar lagi akan habis Kalian harus menggunakan kesempatan ini dengan baik untuk benstirahat. Kalau mereka masuk nanti biar hengte yang akan melayani perlanyaan mereka, kalian jangan sekalisekali mengeluarkan suara ". Benar saja Tidak berapa lama kemudian terdengar suara Cu Tian Cun yang nyaring berkumandang dan luar goa.
"Beng taihiap waktu sebakaran hio sudah habis Apakah kalian sudah selesai berunding?".
"Sebentar lagi mereka akan masuk ke dalam Cuwi segera bersiapsiap menyam"
But musuh hengte akan keluar berbicara,"
Kata Wi Ting sin tiaw dengan suara rendah. Bu Cu taisu sekalian segera menyelinap di pos penjagaan masinginasing dan berdiam diri di sana Wi Ting sin tiaw keluar dengan jatan memutar batubatu besar. Mu lutnya masih berbicara dengan nada berbisik.
"Kalau hengte kembali nanti, hengte akan menggunakan suara batuk sebagai tanda. Apabila ada bayangan orang menyelinap masuk tapi tidak terdengar suara batuk- batuk maka cuwi sudah tahu itu bukan hengte. Langsung saja kerahkan serangan masinginasing untuk menahannya, iangan sekalisekaii menunggu sampai mereka terlanjur masuk ke dalam."
Selesai berkata, dla langsung membalikkan tubuhnya dan berjalan keluar.
Dia melihat keadaan di luar sejenak.
Cu Tian Cun memang tidak malu diangkat sebagai kepala rombongan tokoh sesat itu Dia berdiri di depan goa dengan berpangku tangan.
Wajahnya menghadap ke dalam.
Sebelum ada keputusan dari Wi Ting sin tiaw, ternyata dja tidak melangkah satindak pun ke dalam goa.
Wi Ting sin tiaw tahu bahwa orang ini sangat memandang tinggi dirinya sendiri.
Meskipun ilmunya lihai sekali, tapi kalau dibandingkan dengan tokoh-tokoh sesat lainnya, orang seperti Cu Tian Cun ini lebih mudah dihadapi.
Wi Ting sin tiaw jadi tertawa sendiri.
Dia mempercepat langkah kakinya dan menjura dalam-dalam.
"Cu taihiap orang yang bijaksana. Lao siu terpaksa mengatakan..."
Dia sengaJa menghentikan kata-katanya sampai setengah jalan. Mata Cu Tian Cun memperhatikan Wi Ting sin tiaw dengan seksama;.
"Apakah Beng taihiap ingin mengatakan bahwa hasil rundingan kalian adalah tidak bersedia meninggalkan goa tersebut?". Wi Ting sin tiaw tidak langsung menyahut. Otaknya langsung bekerja. Di dalam goa hanya terdapat seorang dan pihak kita yakni Bengcu yang disandera oleh pihak mereka. Sedangkan pihak mereka juga hanya ada beberapa orang. Mengapa dia terus meminta kita meninggalkan goa ini? Kalau tujuannya datang kemari adalah untuk Bengcu, tapi pihak kita sudah berhasil menguasai goa. Kalau kita setuju untuk meninggalkan goa ini berarti Bengcu juga dapat kita tolong sekalian. Kalau tujuannya untuk beberapa orangnya yang masih tertinggal di dalam goa, seharusnya dia mengutamakan syarat agar kita melepaskan orang-orangnya. Namun kedua syarat itu tidak diungkitnya sama sekali. Dia hanya menekankan bahwa pihak kami harus meninggalkan goa ini. Sebetulnya ada apa yang terselubung di balik semua ini? Mungkinkah masih ada rahasia yang menyangkut perkumpulan mereka di dalam goa yang tidak diketahui oleh pihak kami. Wi Ting sin tiaw tidak mau berpikir panjang Dia langsung tersenyum mendengar pertanyaan Cu Tian Cun.
"Bukan begitu juga."
Dia berhenti sejenak.
"Hasil rundingan kami belum rampung Kami ingin meminta tambahan waktu dari Cu taihiap.". Hal ini sama juga artinya bahwa dia sedang menyelidiki cara bicara Cu Tian Cun. Dan apabila orang ini menyetujui permintaannya, mereka tinggal menunggu sadarnya bengcu serta melihat palsu atau ashnya Bengcu yang satu ini. Kalau Bengcuini ternyata asli, mereka juga tidak ingin berdiam lama-lama di tempat tersebut Mereka akan segera membawa Bengcu memnggalkan tempat tersebut, walaupun tanpa diminta oleh Cu Tian Cun. Siapa nyana ucapannya baru selesai, wa|ah Cu Tian Cun sudah berubah kelam.
"Tidak bisa Kata-kata cayhe selalu seberat gunung. Apa yang sudah dikeluarkan tidak mungkin diubah kembali Cayhe sudah membenkan waktu sebates pembakaran sebatang hio, kaiian seharusnya sudah msngambil keputusan Kalau kalian paham siluasi kalian yang kurang menguntungkan, sebaiknya cepatcepat tinggalkan goa tersebut. Apabila tidak, cayhe segera mengambil tinEdakan dan meminta rekan yang lain menerjang ke daiam1"
Sahutnya tegas. Wi Ting sin tiaw dapat mendengar nada suaranya yang kukuh Tampaknyatidak ada peluang lagi untuk berunding. Dia mengembangkan seulas senyuman yang datar.
"Rasanya Cu taihiap mengerti maksud kedatangan kami bukan?". Cu Tian Cun tertawa dingin.
"Cayhe tidak perlu tahu maksud kedatangan kalian '.
"Kedatangan kami adalah untuk menolong orang Bengcu diculik oleh kaki tangan Cu taihiap Sekarang masih terkena racun dan belum sadar Kami toh tidak mungkin memnggalkannya tanpa perduli. Pertemuan Ce po tan goan tidak berapa lama lagi, ada masalah apa kita boleh tunda sampai waktu 'pertemuan baru menyelesaikannya. Sekarang ini apabila Cu taihiap tidak bersedia mengalah sedikit Juga, bukankah artinya tidak memandang sebelah mata kepada kami?"
Sahut Wi ting sin tiaw.
"Kami mengundang Song loya cu datang ke tempat ini hanya dengan maksud mengajaknya merundingkan pertemuan Ce po tan goap Apabila kalian mengira bahwa tindakan kami itu tidak sopan, berarti kalian salah besar Selama ini selalu mengagumi orang tua itu Sebagai buktinya, kalian boleh bawa Song loya cu meninggalkan tempat mi sekarang juga.". PikiranWiting sin tiaw langsung tergerak. Rupanya tuJuan orang ini bukan Bengcu, pikirnya dalam hati. MeskipunWiting sin tiaw tidak tahu apa rahasia yang ada di dalam goa tersebut, namun dia menyadari bahwa goa ini sangat penting bagi komplotan penjahat itu Oteh karena itu dia menganggukkan kepalanya berulang kali.
"Rupanya Cu taihiap memang orang yang berjiwa besar Sekarang juga Lao siu akan masuk kembali dan menyampaikan kepada rekanrekan tentang ucapan Cu taihiap barusan. Sebentar Lao siu akan mennberi jawaban kepada Cu taihiap,"
Katanya.
"Kesabaran cayhe selama ini sangat terbatas Harap Beng taihiap segera memberi jawaban kepada cayhe.".
"Tentu saja,"
Kata Wi ting sin tiaw. Dengan tergesa-gesa dia mengundurkan diri ke dalam goa dan dekat tikungan yang pertama dia langsung mengeluarkan suara batuk sebagai isyarat.
"Apa yang Beng taihiap bicarakan dengan orang she Cu itu?"
Tanya Bu Cu taisu dengan suara rendah.
Wi ting sin tiaw langsung membeberkan apa.
yang dibicarakannya dengan Cu Tian Cun tanpa melewatkan sedikitpun juga.
'Menurut pendapat hengte di dalam goa ini pasti tersimpan rahasia besar bagi mereka Mungkin juga ada hubungannya dengan masa depan komplotan tersebut..
".
"Tapi Beng toheng tadi sudah masuk ke dalam apakah ada terlihat sesuatu yang mencurigakan?"
Tanya Kan Si Tong.
"Tidak "
Sahut Wi ting sin tiaw sambil mengingatingat "Bentuk goa itu tidak berbeda dengan goagoa lainnya Tidak terlihat apa pun yang mencurigaKan ".
"Sungguh aneh sekali,"
Tugas Bu Cu taisu.
"Kalau hanya sebuah goa yang tidak ber beda dengan goa lainnya, mengapa mereka demikian memberatkan tempat ini?".
"Justru hal ini yang masih belum hengte pahami ."
Kata Wi ting sin tiaw.
"Kalau manurut pendapat Lao siu biar kami menjaga di sini Pengalaman Beng taihiap luas sekali Mengapa tidak masuk ke dalam dan menyelidiki sekali lagi'?"
Tukas Ciek Ban Cing mengemukakan pendapat nya. Wi ting sin tiaw menganggukkan kepalanya berulang kali.
"Apa yang Ciek congkoan katakan memang ada benarnya Tapi hengte harus me nunggu sampai mereka masuk ke sini baru Lao siu bisa masuk ke dalam ".
"Mengapa demikian?"
Tanya Hui hung i su.
"Karena kalian hanya boleh melancarkan serangan menahan musuh tapi tfdak boleh ada seorang pun yang mengeluarkan suara,"
Sahut Wi ting sin tiaw dengan suara rendah.
Sekali lagi Wi ting sin tiaw memperingat kan bahwa tidak ada seorang pun yang boleh mengeluarkan suara Karena di pihak lawan ada seseorang yang ahli menggunakan bahan peledak Dia adalah Hue mo li Cu Kiau Kiau Hanya saja dia tidak me ngatakan secara terus terang.
Tepat pada saat itu, dan luar berkuman dang lagi suara Cu Tian Cun yang nyaring.
"Beng taihiap, mengapa masih belum memben jawaban kepada cayhe?". Tentu saja Wi ting sin tiaw tidak menyahut Terdengar suara tawa Cu Tian Cun yang kembali berkumandang "Baikiah, Beng to jin Berapa lama kalian ' dapat bersembunyi di dalam goa'?' Selesai berkata dia segera mengibaskan tangannya. 'Kita masuki"
Katanya kepada tokohtokoh sesal yang memang sudah menunggu kata katanya ini.
Cu Tian Cun melangkahkan kakinya ke , dalam Dua orang gadis yang berpakaian ungu dengan masingmasing tangan mem bawa lentera menginngmya di kin kanan.
Kecuali Long san it pei Suo Yi Hu yang mengalami luka dalam dan sedang menyalurkan hawa murni untuk menyembuhkan lukanya,.
Kiuci lo han Kong Beng serta yang lamnya segera mengikuti Cu Tian Cun dan belakang.
Keadaan di bagian depan goa terbuka, tidak terlihat bayangan seorang mantisia pun di sana Tentu saja juga tidak ada orang yang menghalangi mereka Cu Tian Cun menggerakkan kipas di langannya dengan gaya tenang Pakaiannya yang berwarna hijau terlihat semakin menyolok disinan cahaya lentera Lengan bajunya berkibarkibar Dia berjalan di bagian paling depan Tampangnya persis seorang pelajar tampan yang penuh perasaan Wajahnya selalu memperlihatkan seulas senyuman.
Jalannya juga tidak cepat Dia benar be nar menampilkan dirinya sebagai pimpman Serombongan tokoh sesat terpaksa meng ikutinya dan belakang Bahkan dua orang gadis yang melayaninya sekarang ]uga berjalan di bagian belakang Tapi kedua lentera diiulurkan ke depan agar dapat memben pe nerangan kepada Cu Tian Cun.
Sinar lentera itu khusus sebagai penerangan bagi Cong hu hoat mereka Kemana pun mata Cu Tian Cun beredar dia dapat melihat semuanya dengan |6las Tidak te rasa gelap sedikit pun Tidak berapa lama kemudian mereka sudah sampai di tikungan pertama goa tersebut Celah yang gelap di bahk tikungan juga sudah terlihat Cu Tian Cun menghentikan langkah kakinya.
"Beng taihiap, mengapa masih belum menjawab pertanyaan cayhe'?"
Seruny sekali lagi.
Wi Ting sin tiaw membalikkan tubuhnya menghadap dinding goa Dengan cara demikian suaranya jadi berkumandang sehingga lawan tidak dapat menentukan posisinya yang tepat.
'Lao siu sudah berunding dengan rekanrekanyang lam Merekatetap mengharap Cu taihiap dapat memben waktu sepenanakan nasi lagi Setelah Bengcu tersadar nanti, kami akan segera meninggalkan tempat ini Entah bagaimana pendapat Cu taihiap?".
Mata Cu Tian Cun mengedar sekali lagi.
Dia berusaha menentukan di mana Wi ting sin tiaw sekarang berada.
Tapi karena suara orang itu berkumandang seakan berada di bagian ujung goa maka dia tidak berani memastikan.
"Tidak bisa Cayhe sudah mengatakar bahwa ucapan yang keluar dari mulut cayhe merupakan gunung yang kokoh tidak dapat diubah lagi Waktu sebakaran nio sudah habis. Kalian harus segera keluar dan dalam goa "
Kata nya.
"Kalau begitu, Lao siu benar-benar serba salah .
"
Sahut Wi ting sin tiaw.
Cu Tian Cun memperhatikan keadaan di sekelilmgnya Dia melihat df bagian depan sudah disusun timbunan batu bahkan terus memanjang sampai tikungan pertama Hal ini membuktikan bahwa pihak lawan belum jama ini sudah mengadakan persiapan Dalam keadaan demikian tentu tidak mudah bagi mereka untuk menggerakkan kaki dan tangan apabila terjadi pertarungan Perlahanlahan dia mengetukkan kipasnya ke telapak tangan Matanya terangkal kembali.
"Kalian kira dengan membuka timbunan batu seperti ini dapat menghalangi kami masuk ke dalam?"
Ujarnya dingin. Wi Ting sin tiaw tertawa terbahak bahak.
"Ucapan Cu taihiap liu tidak benar sama sekali Kami hanya memandang Cu taihiap sebagai seorang laki-laki sejati yang berjiwa besar Kalau kedua pihak jangan sampai terjadi perkeiahian merupakan hal yang terbaik Kalau ada masalah apa, kita bisa me nyelesaikannya di pertemuan Ce po tan goan nanti Sama sekali bukan karena takut kepada Cu taihiap Delapan partai besar, setidaknya sudah berdiri selama ratusan tahun di dunia kangouw Selama ini belum ada hal yang kami takuti Kata menghalangi yang diucapkan oteh Cu taihiap, apakah tidak terasa rada membanggakan diri sendiri''". Ucapan ini kenyataannya keras sekali Dia bermaksud menjelaskan bahwa delapan partai besar sudah ada di dunia kangouw selama? ratusan tahun sedangkan engkau Cu Tian Cun hanya seorang Cong hu hoat sebuah perkumpulan yang begitu rahasianya sehingga tidak berani memperkenalkan diri Mana bisa dibandingkan dengan mereka yang berasal dan delapan partaf besar? ' Wajah Cu Tian Cun yang lampan perlahan lahan berubah menghiiau saking jengkelnya.
"Delapan partai besar memang tidak dipanddng sebelah mata oleh aku orang she Cu,"
Sahutnya dingin dan ketus Selesai ber kata, dia menolehkan kepalanya ke bela kang "Siapa di antara kahan yang bersedia membuka jalan menerjang ke datam goa'?".
Mendengar perlanyaannya Pek po sin cian Yan Kong Kiat, Goca cin jin Bun Tian Hong langsung tampil ke depan.
"Hamba bersedia,"
Sahut mereka serentak. Hue mo li Cu Kiau Kiau mengerlingkan matanya dengan gaya genit.
"Toako, biar Siaumoay saja yang melak sanakan tugas irn Dengan seonggok api, kita bakar saja mereka sampai hangus Ti dak perlu membuang banyak tenaga,"
Katanya menawarkan diri. Cu Tian Cun hanya menolehkan kepalanya.
"Siaumoay. kau mundur. Mendengar sebutan di antara mereka Wi ting sin tiaw tertegun Hatinya terperanjat sekali.
"Rupanya Cu Tian Cun itu putra dan Hue leng sen bu ". Bicara soal Hue leng sen bun asal usul orang ini tidak dapat di anggap remeh Dia adalah sumoay dan Kong Tong sancu, Ci Leng Un Hue leng sen bu merupakan gelar dan Cu Leng Sian. Ketika usianya masih muda, dia mengikUti suhunya Kong Tong losan cu, pergi ke daerah selatan mengunJungi seorang sahabat lama Ketika guru dan sahabatnya itu sedang asyik berbincangbincang, secara sembunyi sembunyi dia berkeliaran seorang diri Pada waktu itulah dia menemukan sebuah goa yang tidak pernah dimasuki orang Goa itu sangat dalam dan angker Pada dasarnya semasa kecil Cu leng Sian memang seorang anak yang nakal dan pemberani Sekalipun untuk masuk ke dalam goa tersebut dia harus merangkak bahkan terjatuh pontang panting beberapa kali, dia tidak perduli Ketika dia kembaii ke tempat se mula tangannya menggenggam sebuah kotak yang rupanya bensi sebuah kitab Kitab itulah yang akhirnya membuat nama Cu Leng sian menjadi terkenal Kitab ilmu silat yang bernama Cu pit Keng. Belakangan penstiwa itu terdengar oleh Ciang bunjin Cong San Pai, Ce Yang ji Dia datang sendiri ke Kong Tong dan bermaksud menemui Losan cu untuk mengatakan bahwa Cu pit Keng sebenarnya merupakan kitab pusaka Cong san pai Dia berharap Cu Leng Sian bersedia mengembalikan. Pada saat itu usia Ci Leng Un baru dua puluh lebih sedikit Dia melindungi sumoaynya dan tidak memperbotehkan Ce Yang Ji menemui Suhu mereka Dia mengatakan bahwa benda berupa kitab tua itu tidak ada pemiliknya hanya orang yang berjodoh baru dapat menemukan Karena sumoaynya she Cu, maka bila Cu pit Keng ditemukan oleh sumoaynya, hal ini benar benar merupakan kejadian yang pantas. Langsung timbul perdebatan Tidak ada yang bersedia mengaiah Akhtrnya mereka bertarung Beberapa kali Ce Yang Ji hampir terluka oleh ilmu Huan Tian ciang milik Ci Leng Un 11 uan Tian ciang adalah ilmu pusaka Kong Tong pai yang sudah dikuasai dengan mahir oleh Ci Leng Un Sejak itu pula timbul persengketaan antara Kong Tong pai dengan Cong San pai. Karena mempelaiari ilmu yang terdapat dalam Cu pit Keng maka Cu Leng Sian jadi terbiasa menggunakan api sebagai senjata. Oleh orang orang dunia kangouw dia pun dijuluki Hue Leng Sen bu Peristiwa im sudah ter|adi kurang lebih lima puluh tahun yang lalu Sekarang sudah merupakan sualu legenda. Kita kembali lagi kepada Cu Tian Cun yang sedang menatap ke arah Pekpo sin cian Yan Kong Kiat, Goca cin jin Bung Tian Hong berdua Tangannya diangkat ke atas.
"Baik, liongwi silahkan menerjang!". Sebatang garpu besar yang minp trisula di tangan Goca cin jin iangsung dihentakkan di atas tanah Dengan langkah lebar dia maju ke depan. 'Siapa di antara kalian yang berani menyambut beberapa jurus serangan Cin jni? Hayo tunjukkan diri1"
Teriaknya lantang.
Jaraknya dengan tikungan goa masih ada lima enam depa Orangorang yang ada di , dalam tentu saja tidak ada yang memperdulikannya Melihat tidak ada seorang pun yang menyahut kata-katanya, Goca cin jin langsung memperdengarkan suara dengusan di hidung Tiba-tiba dia melangkahkan kakinya lebarlebar Sebatang garpu di tangannya langsung diluncurkan ke depan dan mulai menerjang.
Serangannya kali ini tidak mempunyai sasaran yang pasti Dia hanya mencobacoba sembarangan, namun bukan berarti bahwa serangannya itu dapat dianggap remeh Kehebatannya tidak kalah dengan biasanya.
Hui hung gi su merasa sebal melihat kecongkakan orang ini Tanpa berpikir panjang lagi dia langsung menjulurkan pedangnya menyerang Jutru karena di bagian luar ada dua buah lentera yang cukup terang, maka keadaan 'di dalam goa bertambah gelap Mereka tidak dapat melihat jelas beberapa orang yang bersembunyi di sana dan siapa yang menyambut serangan Go ca cin jin tersebut Tepat ketika itulah terlihat cahaya yang merupakan guratan panjang menyambut garpu besar di tangan Go ca cin jin Tangan keduanya langsung tergetar dan dalam waktu yang bersamaan keduanya me nank kembali seniata masingmasing Rupanya Ciek Ban Cing tidak sudi kehilangan kesempatan bagus itu Di saat kedua senjata bertemu, dia'pun mengulurkan teiapak tangannya menghantam Otomatis keduanya sama tergetar Malah Goca Cin Jin terdesak mundur satu langkah Hatinya marah sekali "Siapa yang membokong Cin jin?"
Teriaknya keras. Dia langsung bersiap untuk menghantamkan telapak tangannya kembah Di samping nya terdengar suara tawa terkekeh kekeh dari Pekpo sin cian Yan Kong Kiat. 'Bun Cin jin, hengte sudah menggantikanmu menyambutnya"
Tangan kanannya terkepal Suara angin menderu Dia menyam but serangan telapak tangan Ciek Ban Cing yang terpancar dan jauh.
Dia benarberiar tepat diben julukan Pekpo sin cian alias Kepalan sakti seratus langkah Begitu tiniunya menyerang, dia benar benar bermaksud mendesak pihak lawan Angin yang timbul dan tinjunya laksana badai topan yang menyerang D| pihak lawan mereka Ciek Ban Cing mempunyai julukan Kim Ka Sin Tenaga telapak tangannya mengikuti unsur Yang Kekuatannya tidak di bawah Pekpo sin cian Yan Kong Kiat Begitu kedua kekuatan bertemu terdengarlah suara.
"Blam' Suara itu menggelegar memekakkan telinga. Pek po sin cian Yan Kong Kiat tidak ber geming sedikit pun Mulutnya malah me ngeluarkan suara tawa terkekeh-kekeh.
"Bagus sekali' Kekuatan telapak tangan saudara sungguh mengagumkan!"
Pujinya Tangannya langsung dikerahkan dan tiryunya langsung meluncur Suara yang ditimbulkan oleh tinfunya semakin berdesir kencang Rupanya serangan Pekpo sin cian kali ini lebih dahsyat dan yang pertama.
Goca cin jin juga tidak mau ketinggalan Tubuh dan garpu besar maju dalam waktu yang bersamaan Tangannya men]ujur ke depan, tubuhnya berusaha menerjang ke dalam goa Kekompakan kedua orang itu boleh juga.
Pekpo sin cian bertugas mela kukan penyerangan jarak jauh Sengaja dia berdiri antara lima enam depa dan tikungan goa tersebut.
Dia membiarkan Goca Cin jin yang menerjang ke depan Sedangkan dia terus mengerahkan tinjunya meluncurkan serangan untuk melindungi Go ca cin jin dari belakang.
Garpu besar di tangan Goca Cin jin panjangnya kurang lebih lima cun Sementara ilu di bahunya dia menggembol beberapa buah garpu yang bentuknya jauh lebih kecil dengan ukuran kurang lebih dua cun.
Itu adalah senjata garpu terbangnya Tenaga se pasang lengannya sangat mengejutkan Itulah sebabnya dia lebih suka menghadapi lawan dengan cara kekerasan.
Maka sekarang dia juga sangat cocok menyerang dan jarak dekat.
Ketika kedua orang itu baru saja mulai bergerak, maka orangorang yang menjaga di balik timbunan batu juga langsung menyambut Bu Cu taisu menghantam telapak tangannya ke depan menyambut serangan Pekpo sin cian Yang Kong Kiat.
llmu yang dikerahkan oleh hwesio tua itu adalah Toa lat Kim kong ciang Begitu tenaga telapak dikerahkan segera akan terasa tekanan yang kuat seperti ombak di lautan yang bergulunggulung Hantaman itu tidak menimbulkan suara getaran sama sekali, tapi Pek po sin cian Yang Kong Kiat juga tergetar mundur sampai langkah kakinya terhuyung-huyung Biar bagaimana dia berusaha mempertahankan dirinya, kakinya tetap terdesak mundur sejauh dua langhah.
Sementara itu Hui hung gisu yang bersembunyi di balik dmdmg goa juga menggunakan kesempatan dengan baih Tangan mengibas pedang disabet, segurat pelangi berwarna keperakan langsung memijar seperti seutas rantai yang panjang Serangannya kali ini juga ditambahkan tenaga se banyak beberapa bagian Gerakan pedangnya bagai naga sakti Hawa pedang segera memenuhi sekeliling tempat itu, membuat perasaan orang men|adi menggigil Memang pantas dia dijuluki Hui hung gisu atau Ksatria pelangi terbang.
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Terdengar suara.
"Trang!"
Yang bergemuruh pedang dan garpu sahng berbenturan Go ca cin jin mempertahankan diri sebisanya Dia juga menambahkan tenaga dalamnya beberapa bagian, menekan pedang Hui hung gisu yang saling menempel dengan garpunya.
Hui hung gisu mana mau menunjukkan kelemahan kepada lawannya Dia menghimpun tenaga dalamnya dan mengadu kekuatan dengan lawan Kan Si Tong juga bersembunyi di balik timbunan batu Dia fangsung memungut sebuah batu dan mengerahkan tenaga ke telapak tangan serta menyambit ke arah Goca cin jin.
pada saat itu Goca cin jin sedang mengadu tenaga dengan Hui hung gisu Tiba-tiba serangkum angin menerpa dekat bagi.an pinggangnya Tangan kirinya dengan panik segera diulurkan ke bawah dan menyambut batu yang disambitkan oleh Kan Si Tong.
Tapi dia mana tahu bahwa sebagai tokoh angkatan tua Pat Kua bun, tenaga dalam Kan Si Tong tidak berada di bawahnya Sedangkan sambitan batu tadi telah diisi dengan tenaga Lwetai kitkang Padahal saat itu Goca cin ]in sedang menghadapi lawan, mana mungkin dia sanggup menahan datangnya serangan ketiga?.
Dia merasa tangan kirinya yang menggenggam batu tergetar oleh tekanan yang kuat Untuk sesaat tidak ada tenaga lagi baginya untuk menahan batu tersebut lebih lama, terpaksa dia merentangkan telapak tangannya dan melepaskan batu itu.
Dalam waktu yang bersamaan, Ciek Ban Cing meliJnat datangnya kesempatan baik.
Mana mungkm dia membiarkan kesempatan itu berlalu begitu saja? diamdiam dia menghimpun tenaga pada telapa? tangannya dan menghantam ke arah lawan Saat itu tubuh Goca cin jin baru saja meiesat ke udara, sementara itu hantaman telapak tangan Ciek Ban Cing sudah mengancamnya Goca cin jin merasa ada sesuatu yang tidak beres, dengan panik dia menarik kembali telapak tangannya, menghimpun hawa murni langsung dihantamkan ke depan.
Sebetulnya berdasarkan ilmu yang dikuasai Goca cin jin dia masih bisa melayang di udara, tenaga sulit dipancarkan Dua tenaga langsung bertemu, tubuhnya yang sedang menandingi Ciek Ban Cing Tetapi saat itu tubuhnya yang sedang melesat ke belakang terpental semakin cepat ibarat terbang Terdengar suara bergabrukan seperti benda berat dijatuhkan ke atas tanah Tapi kali ini bagian punggung Goca cin jin yang terlempar menghantam dinding goa Harnpir saja nafasnya berhenti pada saat itu.
Wi ting sin tiaw memperhatikan keadaan yang berlangsung sejenak Dia merasa per siapan yang dibuat Ciek Ban Cing dalam menyambut musuh sangat sempurna Kekuatan mereka semakin bertambah juga merupakan cara yang bagus untuk menghin darkan bahaya serangan dan pihak musuh Dengan keactaan seperti itu mereka bagaikan sebuah bansan yang kuat Wi ting, sin tiaw meriJadi agak tenang Diamdiam dia menyelinap ke dalam.
Kembali dicentakan tentang Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan yang sedang menjaga Song loya cu Karena Wi ting sin tiaw telah mempenngatkan berulangkali, maka mereka sama sekali tidak berani gegabah.
Oleh karena itu pula, meskipun keduanya duduk di atas batu besar yang pipih namun mereka tidak berani bersikap santai Mata mereka terus mengawasi gerak genk Song loya cu Ciok Ciu Lan merasa tanggung jawabnya bersama Yok toako sangat besar, sejak semula sudah mempersiapkan tabung Pek li hiang di balik lengan baju dan tergenggam eraterat Belakangan Wt ting sin tiaw masih khawatir katau tenaga mereka berdua saja belum cukup maka la sengaja.
meminta yu liong kiam kek Su Po Hin menjaga di depan goa sebelah dalam itu.
Apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, dia dapat segera memben bantuan.
Di bagian depan musuh sudah menerjang masuk bahkan sudah bergebrak dengan pihak mereka Ada sa]a kemungkman bahwa kedua belah pihak bisa terluka, namun suara pertentpuran mereka tidak terpancar ke dalam Oleh sebab itu mereka yang menjaga di bagian paling dalam goa sama sekali tidak tahu apa yang telah teriadi.
Keadaan di da !am sana masih tetap sunyi mencekam.
Waktu terus merayap Kirakira sepenanakan nasi kembali telah berlalu Song loya cu masih tetap bersila seperti semula Belum kelihatan tandatanda akan sadar Diamdiam dalam hati Ciok Ciu Lan timbul kecurigaan Dia tenngat kata kata Wi ting sin tiaw yang meminta mereka berjagaiaga se andamya orang ini bukan bengcu yang asli Ada kernungkinan orang ini btsa menyerang mereka secara mendadak.
Apakah dia sebenarnya sudah siuman sejak tadi tapi sengaja tidak mau membuka matanya? Mungkin dia menunggu kesempatan ketika kami lengah dan bermaksud menyerang kami?.
Mendapat pikiran demikian, hati Ciok Ciu Lan semakin pamk Tangan kinnya yang me megang tabung Pek li hiang mencengkeram semakin erat Matanya sama sekali tidak ber kedip memperhatikan Song loya cu Dia bersiapsiap turun tangan setiap waktu.
Su Po Hin yang menyembunyikan diri di mulut goa dan berjaga-jaga juga sudah menghunus pedangnya sejak tadi Matanya mendelik mengawasi dalam goa dia bersiap turun tangan kapan waktu saja apabila diper lukan.
Dia juga berjaga-jaga menghadapi komplotan penjahat yang mungkin menyer bu dan luar goa.
Hanya pedang lemas Yok Sau Cun yang masih belurn dikeluarkan Penampilannya juga sangat tenang Hal ini disebabkan rasa hormatnya kepada Song loya cu Dia menganggap meskipun Song loya cu yang satu ini palsu atau bukan tetap merupakan halyang tidak sopan apabila dia menatapnya sambil menggenggam sebatang pedang Dia lebih suka Song loya cu yang merupakan samaran komplotan penjahat menyerangnya terlebih dahulu, baru dia menghunus pedang lemas nya.
Justru karena rasa hormatnya itu, dia tidak menganggap Song ioya cu yang ada di hadapannya itu palsu Dengan sendiriny penampilan Yok Sau Cun juga tidak setegang Ciok Ciu Lan maupun Su Po Hin.
Lilin, meskipun tidak ada angin, tetap bergerakgerak Di dalam goa yang besar dan remangremang serta hanya diterapgi oleh sebatang lilin, tentu timbul kesan semakin mencekam Dinding batu yang bertonjolan, ditambah kepekatan malam serta lilin yang bergerakgerak membuat perasaan mereka seperti berada di alam yang lain.
Kesunyian ini berlalu lagi kirakira se peminuman teh panas Song loya cu masih belum sadar juga Ciok Ciu Lan sudah mulai tidak sabar Alisnya terangkat berkalikali.
"Yok toako, mengapa Song loya cu masih belum sadar juga'? Apakah obat penawarnya tidak cukup?"
Tanyanya dengan suara rendah. Yok Sau Cun menggelengkan kepalanya.
"Tidak mungkin Terang terangan Kim toako mengatakan bahwa obat penawar ini sangat manjur hanya boleh diminum sebanyak lima bagian Karena Song loya cu sudah cukup lama terserang racun, maka aku sengaja membennya sebanyak lima bagian Itu sudah merupakan dosis tertinggi".
"Kalau begitu ". Baru saja dia mengucapkan dua patah kata, terdengar Song Ceng San mengeluar kan suara batuk batuk Kedua orang itu langsung menoleh ke arahnya. 'Merepotkan kalian berdua yang harus menjaga di sini Sebenarnya lohu sudah sa dar sejak tadi Hanya saja tenaga dalam lohu sudah lama buyar sehingga ketika tersadar memerlukan waktu untuk menghimpunnya kembali". Diam diam Ciok Ciu Lan beriagajaga Namun bibirnya mengembangkan seulas se nyuman.
"Tentunya tenaga dalam Song loya cu sudah pulth kembali sekarang?'. Song Ceng San tertawa lebar. 'Meskipun belum seluruhnya tapi setidaknya sudah pulih sebanyak delapan sembilan bagian Lohu benar-benar harus bertenma kasih kepada Yok laote ". Yok Sau Cun cepatcepat menjura "Song loya cu jangan sekalisekali berkata demikian. Kau orang tua terkena racun disebabkan oleh loanpwe. Meskipun loanpwe berhasil mendapatkan obat penawar namun tetap saja tidak dapat membayar apa yang sudah terjadi Dalam hati loanpwe masih merasa menyesal ."
"Ha ha ha ". Song Ceng San tertawa bebas Perlahan lahan dia bangkit berdiri.
"Yok laote jangan terusterusan menya!ahRan diri sendiri Komplotan perijahat ini sudah mempunyai rencana yang matang Mereka memang bertujuan untuk membo kong lohu Pada suatu han, meskipun bukan Yok laote yang mengantarkan surat beracun, mereka pasti mempunyai cara yang lain Sedangkan matamata pihak mereka sudah menyusup ke dalam, cepat atau lambat mereka pasti mempunyai cara untuk meracuni lohu". Melihat Song Ceng San yang tiba-tiba berdiri, Ciok Ciu Lan menjadi panik lagi. Tanpa sadar kakinya mundur satu langkah Selesai berkata, Song Ceng San mengelus etus jenggotnya Kepalanya menoleh memperhatikan Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan Mendadak alisnya mengerut, dia seakan baru teringat tentang sesuatu.
"Yok laote, lohu ingat sebelum minum obat penawar racun, kau mengatakan apabila lohu tidak terserang Sang kung ji tok, asli atau palsunya akan segera ketahuan Entah bagaimana cara Yok laote ingin menguji lohu sekarang'?". Baru saja ucapannya selesai, tampak Wi ting sin tiaw masuk ke dalam dengan tergesa-gesa Dia melihat Song Ceng San sudah tersadar dan sedang berbincangbmcang dengan kedua pasangan remaja itu Dia segera menghampin dan menjura dalam-dalam.
"Selamat kepada Bengcu atas punahnya racun yang mengendap di dalam tubuh.'. Song Ceng San tersenyum simpul.
"Beng toheng iangan memben selamat dulu Ka!au memang ada orang yang menyamarsebagai Lohu kawan atau lawan masih belum jelas Kita harus membuktikannya agar tidak timbul kecurigaan di kedua pihak Lohu ingin mendengarkan pendapat Yok iaote agar kita sama-sama tenang '. Wi Ting sin tiaw langsung menganggukkan kepalanya mendengar ucapan Song Ceng San.
"Apa yang dikatakan o!eh Beng cu memang tepat sekali Yok Siauhiap coba je!askan agar kita semua dapat mendengar '.
"Cayhe tenngat han itu mewakili komplotan penjahat mengantarkan surat beracun kepada Song loya cu Ketika itu cayhe sudah cukup banyak juga berbincangbincang dengan Song loya cu Namun pada saat tertentu, karena Song loya cu terserang ra cun, Ciek Congkoan masuk ke perpustakaan untuk mengambil obat penawar Di dalam ruangan utama tinggal cayhe dan Song loya cu berdua Kalau Song loya cu dapat menguraikan apa yang kita bicarakan pada saat itu, bukankah hal ini membuktikan bahwa Song loya cu yang di hadapan cayhe sekarang bukan samaran komplotan penjahat itu?"
Kata Yok Sau Cun mengemukakan pendapatnya. Mendengar kata kata Yok Sau Cun, Wi ting sin tiaw mengangguk berapa kali. Namun dia tidak mengatakan apa-apa. Sedangkan Song Ceng San tertawa terkekehkekeh.
"Yok laote, kau minta lohu mencentakan kembali bait pembicaraan yang mana?".
"Boanpwe ingat ketika Song loya cu sudah menelan obat penawar, pada waktu itu loya cu mengatakan bahwa kedatangan boanpwe dan Hun Tai san pasti bukan karena urusan biasa ". Song Ceng San menganggukkan kepalanya.
"Tidak salah Pada waktu itu Yok laote menceritakan bahwa kedatanganmu adalah untuk memenuhi dua permintaan Suhumu. Yang pertama adalah mencan putranya yang htlang enam befas tahun yang lalu Putranya itu mempunyai tanda merah di atas afis sebelah kin Mengenai persoalan yang kedua,. Suhu Yok laote tidak mengatakannya Dia ]uga tidak bersedia mengatakan Justru di kaki gunung Hun Tai san, Yok laote bertemu dengan seorang tua yang memben petunjuk bahwa hanya dengan sepatah ucapan dari tohu saja maka permintaan Suhumu yang kedua akan terpenuhi, betul kan?". Yok Sau Cun juga menganggukkan kepalanya.
"Betul Dapatkah Song loya cu menceritakan apa yang dikatakan selanjutnya?".
"Lohu langsung menyetujui Yok laote langsung menanyakan kepada lohu 'Apa sebenarnya permintaan Suhu itu? Lohu menjawab 'Apabila Suhumu tidak bersedia mengatakannya lohu juga tidak boleh mengatakan apa-apa .' kata Song Ceng San selanjutnya. Mulut Yok Sau Cun terbuka sedikit Tampaknya dia ingin mengatakan sesuatu tapi kemudian dia menahan dirinya Song Ceng San melanjutkan kembali kata katanya.
"Pada waktu itu lohu juga mengatakan bahwa enam belas tahun yang lalu, lohu pernah berjanji kepada Suhumu, apabila dia sanggup menerima dua puluh jurus dari lohu, maka lohu akan menjelaskan masalahnya sampai tuntas Ternyata saat itu Yok laote yang datang 0!eh karena itu pula lohu memutuskan memberi batas satu jurus ilmu pedang lohu saja sebagai pengganti syarat yang pernah diajukan oleh lohu enam belas tahun yang silam ". Wi ting sin tiaw pura-pura terkejut.
"Apakah Yok siauhiap benar-benar mencoba satu |urus ilmu pedang Bengcu'?". Belum lagi Yok Sau Cun menyahut, Song Ceng San sudah tertawa terkekeh-kekeh.
"Demi memenuhi permintaan suhunya, tentu Yok laote harus menerima sejurus ilmu pedang lohu". Wi ting sin tiaw memperhatikan kedua orang itu secara bergantian.
"Bagaimana hasilnya?".
"Pada saat itu di taman belakang sudah dihidangkan berbagai macam hidangan Lohu meminta sebatang sumpit makan sebagai pengganti pedang Sedangkan Yok laote mengeluarkan sebatang pedang yang lemas Jurusnya yang pertama adalah Tian Tao tiong ho (Peraturan Tian selalu adil) dan Bu Tong pai Kemudian di tengah jalan gerakannya berubah menjadi jurus Go gwe hui hua. (Bunga-bunga bermekaran di bulanlima ) dan Kong Tong pai. Pedangnya memutar laksana bungabunga bermekaran Sungguh jurus yang indah Namun berhasil dipecahkan oleh sumpit di tangan lohu. Jurus ketiga yang dikerahkan oleh Yok laote adalah Kung Ciok Kui can (Burung merak mengembangkan ekor) dari Go Bi pai Tetapi dia sempat dibuat tergetar oleh sumpit lohu, bahkan pedang lemasnya kena tertebas sebagian ujungnya Pada saat itu juga lohu merasakan daya racun mulai bekerja dan tenaga dalam lohu sirna seketika "
Bercerita sampai bagian itu, dia menoleh kembali kepada Yok Sau Cun.
"Yok laote, ucapan lohu tidak salah bukan?". Yok Sau Cun menganggukkan kepalanya.
"Apa yang dikatakan oleh Song loya cu memang tepat sekali.". Kembali Song Ceng San tertawa terkekeh-kekeh. Dia mengelus elus jenggotnya.
"Ka!au begitu, tentu lohu bukan barang palsu bukan?"
Tanyanya tenang.
"Betul ."
Yok Sau Cun berhenti sejenak.
"Hanya saja. ' Dia hanya mengucapkan dua patah "hanya saja", kata-kata yang seterusnya tidak dijelaskan. Mata Song Ceng San bersinar tajam. Mana mungkin dia tidak melihat wajah Yok Sau Cun yang tersipusipu Matanya mengawasi lekat-lekat.
"Yok laote, ada ucapan apa yang masih ingin disampaikan? Katakan saja terus terang. Lohu tidak akan marah.
". Tiba-tiba Ciok Ciu Lan tertawa kecil.
"Song loya cu, maksud hali Yok toako, aku mengerti sekali Bagaimana kalau aku saja yang mengatakannya?". Sinar mata Song Ceng San beralih kepada Ciok Ciu Lan. Dia tertawa lebar.
"Boleh . Tentu saja boleh ..".
"Bukankah Yok toako tadi ada mengatakan, apabila Song loya cu tidak terserang Sang kung jitok, maka benar atau tidaknya langsung akan ketahuan'?".
"Benar!"
Sahut Song Ceng San Tiba-tiba dia seperti tersadar "Apakah maksud Yok laote ! ngn sekafi menguji ilmu silat lohu?".
"Sebagai Bulim toa lo, Song loya cu memiliki ilmu pedang yang khas Cara menguji dengan ilmu silat adalah jalan yang terbaik untuk meyakinkan diri bahwa Song 1oya cu benarbenar bengcu yang asli,"kata Wi Ting sin tiaw.
"Justru itu Yok toako pernah dikalahkan oleh Song loya cu, dia malu membuka mulut kepada kau orang tua,"
Tukas Ciok Ciu Lan. Kembali Song Ceng San tertawa lebar "Tidak apa-apa "
Dia menoleh kembali kepada Yok Sau Cun "Entah dengan cara bagaimana Yok [aote mgin menguji lohu?"
Ciok Ciu Lan t? rsenyum simpul.
"Bukankah tadi Song loya cu sudah menguraikannya sendiri? Lebih baik mengulangi apa yang dikatakan oleh Song loya cu agar kita dapat menyaksikan keOenarannya langsung dan bukan sekedar meraba dan kata-kata,"
Tukas gadis itu cerdik sekali Song Ceng San agak bingung "Apa yang dikatakan lohu tadi?"
"Kau orang tua yang mengatakan sendiri bahwa dengan sebatang sumpit, kau telah mengutungkan ujung pedang lemas mi!ik Yok toako Justru maksud Yok toako agar Song loya cu menunjukkan sekali lagi kejadian tempo hari, yaitu menggunakan sebatang sumpit mengutungkan u]ung pedang Yok toako Apabila benar kau orang tua sanggup melakukannya, bukanhah sud,ah membuktikan bahwa Song loya cu adalah barang tulen?"
Kata Ciok Ciu Lan selanjutnya. Song Ceng San tertawa terbahak-bahak.
"Akal ini benar-benar bagus sekali!"
Dia menganggukkan kepalanya berkalikali "Tapi, dan mana kita mendapatkan sumpit yang sama'?". Ciok Ciu Lan memungut sebatang bambu kecil dan atas tanah.
"Su'mpit tidak punya, bagaimana dengan T)atang bambu ini? Batang bambu ini biasanya 'digunakan oleh Ca Popo sebagai alat untuk membidikkan panahnya. Di atas tanah terdapat banyak sekali,"
Kata Ciok Ciu Lan.
"Tentu saja boleh Apabila sumpit dapat digunakan sebagai pengganti pedang, otomatis batang bambu itu ]uga bisa "
Dari kata-katanya ini saja, sebetulnya sudah dapat membuktikan bahwa dia merupakan Song Ceng San yang asli.
Di bawah kolong langit ini, kecuali Bulim toa lo Song Ceng San, siapa yang berani menggunakan sebatang bambu kecil sebagai seniata untuk menghadapi pedang lemas Yok Sau Cun yang sanggup menguntungkan besi itu? Siapa pula yang mempunyai ke yaklnan diri sedemikian besar bahwa dia sanggup mengutungkan ujung pedang Yok Sau Cun yang lemas tersebut?.
Ciok Ciu Lan menolehkan kepalanya ke arah Yok Sau Cun.
"Yok toako, kita jangan menunda waktu tagi. Keluarkanlah pedangmu,"
Katanya. Yok Sau Cun meniura dalam-dalam kepada Song Ceng San.
"Song loya cu, boanpwe akan mengeluarkan pedang sekarang "
Selesai berkata, dia langsung mengeluarkan pedangnya yang terselip di bagian pinggang. Tangan Song Ceng San menggenggam sebatang bambu. Dia kembali ke tempat duduknya semula Bibirnya mengembangkan seulas senyuman.
"Yok laote, kau sudah boleh mengerahkan jurusmu". Ketika di Tian Hua san ceng tempo han, dia juga duduk dengangaya yang sama. Rupanya dia benar-benar ingin menunjukkan sekali lagi kejadian yang persis sama dengan waktu itu Yok Sau Cun menghimpun hawa murninya pada ujung pedang Dalam waktu sekejap pedangnya yang lemas m'enjadi kaku Tubuhnya juga langsung ikut tegak Tangan kin menghadap ke atas. Jan telunjuk dan tengah dikeluarkan. Dia membungkukkan tubuhnya sedikit.
"Maafkan kelancangan boanpwe,"
Katanya sambil menjulurkan pedang ke depan.
Pergelangan tangannya memutar Dengan gerak lambat dia menyerang bagian bahu kanan Song Ceng San.
Jurus yang dikerahkannya memang Tian tao tiong ho yang merupakan salah satu jurus dan Liong gi kiam hoat milik Bu Tong pai Seharusnya pedang mengancam arah jantung lawan tapi Yok Sau Cun menggeser sedikit sehingga meluncur ke arah bahu kanan Hal ini untuk membuktikan rasa hormat nya kepada Song Ceng San.
Bulim toa lo itu tertawa lebar.
"Yok laote, tujuanmu kali ini untuk membuktikan palsu alau aslinya lohu ini. Sama sekali jangan banyak peradatan ataupun sungkan. Silahkan kerahkan saja ilmu yang kau gunakan dengan sebaik-baiknya ". Ketika bertandmg di Tian Hua san ceng, Song Ceng San juga pemah mengucapkan kata-kata yang hampir sama Dia mengatakan demikian "Seranganmu kali ini adalah untuk memenuhi permintaan suhumu kau sama sekali tidak perlu berlaku sungkan. Kerahkan saja semua ilmu yang kau miliki Jangan ragu-ragu". Ucapannya kurang lebih demikian Justru mendengar kata-kata Song Ceng San itu, Yok Sau Cun merubah gerakannya setengah jalan Dia menuruti apa yang dilakukannya tempo hari Kali ini dia mengulanginya tanpa mengubahnya sedikit pun Kembali dia mengatakan kata 'maat' dan mulai menyerang. Gerakan pedangnya tiba tiba berubah Tampak bungabunga bercahaya dan melayang di udara Jurus ini jListru merupakan perubahan gerak dari periahan lalu menjadi cepat yang merupakan keistimewaan Tian tao tiong ho dari Liong gi kiam hoat mihk Bu Tong pai Setetah setengah jalan kemudian berubah menjadi Gogue hui hua dari Kong Tong pai. Wajah Song Ceng San tetap memperlihatkan senyuman. Tangan kanannya diangka perlahanlahan Terdengar suara dentingan sebanyaklima kali berturutturut Sebatang bambu di tangannya dengan gerakan yang persis seperti tempo hari mengetuk di atas pedang Yok Sau Cun yang sedang meluncur ke arahnya. Jurus Gogue hui hua dari Kong Tong pai mengandalkan kecepatan Apabila ingin mengerahkan lima buah perubahan sekaligus, maka kecepatannya harus ditambah lagi Kalau Song Ceng San ingin turun tangan setelah Yok Sau Cun mengerahkan jurus ter' sebut. bukan saja dia harus lebih cepat tetapi malah ketepatannya harus diperhitungkan matangmatang baru bisa menggunakan sebatang sumpit menutul di atas pedang Yok Sau Cun. Hanya dengan melihat gerakan Song Ceng San yang barusan ini, Yok Sau Cun sudah semakin yakin bahwa orang yang ada di hadapannya itu benar-benar Song loya cu yang asli Tepat pada saat itu juga, terdengar seruan Song Ceng San.
"Yok laote, hati-hati!". Ypk Sau Cun sudah meng'erahkan dua jurus Sekarang gilirannya untuk menyerang. Peristiwa ini memang persis dengan apa yang diaiami Yok Sau Cun di Tian Hua sanceng tempo han Begitu kata-kata Song Ceng San tertangkap oleh telinganya tampak setitik sinar putih dengan gerakan yang ajaib melintas di atas kepalanya Dengan sendirinya Yok Sau Cun tidak berani ayal Tubuhnya berkelebat Pedangnya langsung dilancarkan dengan gugup. Jurus yang dikerahkan oleh Yok Sau Cun kali mi memang Kung Ciok kui can dari Go Bi pai Sinar pedangnya memijar dan me nyannbut datangnya batang bambu di tangan Song Ceng San. Sebetulnya, jurus Kung Ciok kui can mi memang cocok sekali untuk menangkis da langnya serangan batang bambu tersebut Tapi mengandalkan latihan pedang Song Ceng San yang sudah puluhan tahun, tentu saja Yok Sau Cun masih bukan tandingannya Semuanya sea.kan telah direncanakan sejak dini Bahkan cara bertemunya kedua senjata juga persis sama Terdengar suara.
"Tring"
Yang tidak seberapa keras.
Yang dirasakan oleh Yok Sau Cun hanya serangkum tenaga yang menekan pergelangan tangannya Dia seperti tersengat aiiran listrik Tubuh Yok Sau Cun terpental sejauh beberapa depa Kemudian dia terjatuh duduk di atas tanah Cepatcepat dia menundukkan kepalanya melihat Tahutahu pedangnya yang bagian ujung kembali telah dikutung oleh batang bambu di tangan Song Loya cu.
Melihat keadaan itu, hati Yok Sau Cun terkejut sekaligus gembira Cepatcepat dia gulung kembali pedang lemas di tangannya dan berdiri tegak Setelah itu dia merangkapkan sepasang kepalan tangannya dan menjura dalam dalam.
'Harap Song loya cu memaafkan kelan cangan boanpwe Kau orang tua ternyata Song loya cu yang asli"
Katanya kemudian.
Ciok Ciu Lan berjalan ke tengahtengah mereka Dia memungut kutungan pedang yang lergeletak di atas tanah.
Diperhatikannya kulungan itu dengan seksama Sungguh mengagumkan Bekas kutungan pedang itu sangat rapi bagai dipotong dengan sebuah alat yang tajam Dalam hati diamdiam Ciok Ciu Lan terkejut sekali melihat taraf ilmu pedang yang telah dikuasai oleh Song loya cu.
Tampaknya keahlian orang tua ini hampir tiada tandingannya lagi di dunia ini.
Song Ceng San tertawa terkekeh-kekeh Dia berdiri lagi dari silanya.
"Satu bulan saja tidak bertennu, Iwekang Yok taote sudah maju lagi satu tingkat Sa yangnya sebatang pedang lemas yang bagus dikutungkan lagi oleh lohu Hati lohu benar-benar tidak enak jadinya ". Wi Ting sin tiaw maju satu langkah Dia segera menjura dalam-dalam.
"Selamat kepada bengcu. Bukan saja racun di tubuh sudah berhasil dipunahkan. ilmu silat pun sudah pulih kembali Dan kebenaran pun sudah bechasil diungkapkan Hal ini merupakan rejeki yang tidak terkira bagi dunia bulim,"
Katanya dengan wajah berseriseri. Song Ceng San mengelus jenggotnya berkali-kali.
"Lohu sudah mengundurkan diri dan du nia kangouw, apa hubungannya lagi dengan rejeki kaum bulim?". Wi Ting sin tiaw menarik nafas panjang.
"Bengcu rupanya belum tahu kalau dunia kangouw kembali dilanda badai yang dahsyat Untuk Tnengatasinya, hanya seorang yang dihormati seperti bengcu yang bfsa mengumpulkan tokohtokoh dari delapan partai besar Dengan demikian kita bisa bergabung agar tenaga kita lebih kuat dan menghadapi cobaan yang melanda di depan mata...". Song Ceng San tidak membiarkan Wi ting sin tiaw meneruskan kata-katanya. Kembali dia tertawa terkekeh-kekeh.
"Kata-kata Beng toheng ini bukan sekedar gertakan atau rayuan agar lohu bersedia menjabat sebagai bengcu kembali bukan?' Wajah Wi Ting sin tiaw bertambah serius.
"Kalau bengcu menganggap hengte hanya merayu atau menggertak, bayangkan saja keadaan diri kita sekarang ini Di depan goa telah datang lagi serombongan tokoh sesat berilmu tinggi. Kalau saja tldak menemukan akal yang tepat, mungkin Bu Cu taisu dan rekanrekan yang lain sejak dini sudah tidak sanggup menghadapinya tagi". Song Ceng San terkejut sekali. Sekarang dia baru yakin bahwaWi Ting sin tiaw bukan sedang bergurau.
"Siapa-siapa saja tokoh sesat yang telah berdatangan? Mengapa sampai Bu Cu taisu saja harus menghadapinya dengan menggunakan akaP"
Tanyanya penasaran.
"Di antara rombongan tokoh sesat yang datang, ada Siang si suang se, Goca cin jin, Pekpo sin cian Yan Kong Kiat dan masih banyak yang lamnya Hanya beberapa orang yang hengte sebutkan tadi sudah membawa kesulitan yang cukup besar bagi pihak kita untuk menghadapinya Belum lagi yang lain lain ". Song Ceng San semakin terkejut.
"Oh'? Apakah di pihak mereka masih ada tokoh yang lebih lihai lagi'?". WiTingsin tiaw menganggukkan kepalanya berulang kali.
"Yang paling lihai adalah seseorang dengan dandanan pelajar yang mereka panggil dengan sebutan Cong huhoat Orang ini usianya paling banter tiga puluh tahun llmu silatnya tinggi sekali Lu toheng dan cayhe tidak sanggup melawannya lebih dan liga jurus ".
"Ada kejadian seperti itu'?"
Mata Song Ceng San sampai membelalak mendengarkan katakataWfTingsirUiaw.Kalausajadia tidak mengenai pnbadi orang ini, tentu dia tidak akan percaya dengan apa yang dikatakan Karena dia tahu jelas sekali, baik Lu Hui Peng, maupun Beng To jin merupakan tokoh kelas satu di dunia kangouw saat ini.
Bagaimana mungkin seorang yang usianya baru tiga puluh tahunan sanggup mengalahkan merfeka dalam tiga jurus?.
"Mari kita keluar dan lihat perkembangannya sekarang ".
"Beng locianpwe, apakah kami juga boleh ikut keluar?"
Tanya Ciok Cju Lan. Wi Ting sin tiaw menganggukkan kepala.
"Usaha kalian telah berhasil dengan baik Jasa kalian kali ini besar sekali. Tentu saja kalian ]uga boleh ikut keluar melihat lihat suasana ". Selesai berkata dia mengulapkan tangannya 'Bengcu, silahkan'". Song Ceng San juga tidak sungkan lagi Dia langsung mendahului yang lain melangkah keluar Wi Ting sin tiaw mengikuti dari belakang Ketika sampai di mulut goa paling dalam dia berhenti sejenak dan membisiki. Su Po Hin .
"Untuk sementara biar Su tohong menjaga di sini saja Nanti kalau bengcu sudah berhasil keluar dari tempat ini dengan selamat, kita juga harus segera rpeninggalkan tempat ini.". Su Po Hin menganggukkan kepalanya "Hengte terima perintah."
Sahutnya.
Ketika Wi Ting sin tiawmasuk ke dalam, Pekpo sin cian Yan Kong Kiat dan Go ca Cin Bun Tian Hong sedang terdesak mundur Tapi biar bagaimana, mereka adalah tokoh benlmu tinggi dan aliran hitam yang sudah menggetarkan duiiia kangouw selama puluhan tahun Apalagi kectatangan mereka diinngi oleh Cong huhoal yang mistenus itu Seandainya mereka dikalahkan begitu saja oleh pihak lawan, entah hendak ditaruh di mana muka mereka? Oleh karena itu hati mereka panas sekali.
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Goca cin jin yang per tama tama meledak hawa amarahnya Mu lutnya mengeluarkan suara raungan yang keras Tiba-tiba terlihat dia membungkukkan tubuhnya dan beberapa titik sinar meluncur laiu terdengar suarasuara desingan yang saling susul menyusul.
Rupanya dia telah melancarkan senjata rahasia berbentuk garpu yang lebih kecil yang rnana terselip di belakang punggungnya Cahayacahaya melintas dan meluncur ke bagian dalam goa.
Tangan Song Bun Cun yang menggenggam pedang langsung menyapu.
"Trang'"
Sebatang garpu terpental oleh sabetan pedangnya Namun belum lagi dia menarik pedangnya kembali, sebatang garpu yang lain sudah meluncur lagi ke arahnya Song Bun Cun tidak berani ayal Pedangnya terus disapu dengan cara berputaran Suara tangkisan pedangnya menimbulkan bunyi berdentingan Sekaligus dia menyabet lima batang garpu terbang yang meluncur ke arahnya.
Katau garpu terbang Goca cin jiri begitu mudah dihadapi, nnana mungkin dia dijuluki nama demikian di dunia kangouw? Tentu sa|a dia ]uga tidak menduduki kelas satu di aliran golongan sesat.
Kelima batang garpu terbangnya itu, apabila tidak ditangkis dengan pedang hanya merupakan serang?n yang lurus dan saling susul menyusul Sedangkan Song Bun Cun menggunakan pedangnya untuk menangkis kelima batang garpu terbang tersebut Hal Ini merupakan kesalahan besar Karena begitu tertangkis oleh pedang, garpu garpu ftu langsung berpencaran dan seperti bumerang memantul kembali ke arah anak muda itu Tepat pada saal itu juga, Song Bun Cun membuat kesalahan kedua Sekali lagi dia memutar pedangnya dengan dahsyat serta menyambut kelima batang garpu tersebut Kernbali garpugarpu itu terpental dan kaii ini memancar keempat penjuru.
Garpu terbang pertama meluncur ke tempat persembunyian Hui hung gisu Yang kedua terpental membentur dinding goa lalu memantul, balik mengancam tempat persembunyian Kim Ka Sin Ciek Ban Cing' Garpu ketiga melintas di atas kepala Kan Si Tong dan meluncur ke arah Hui hung gisu pula.
Garpu yang keempat garpu yang kelima.
Sinar-sinar seperti perak berkelebat di sana sim.
Masingmasing tak tahu garpu keberapa yang meluncur rnengancam mereka itu Keadaan jadi kalan? kabut.
Baik Song Bun Cun, Ciek Ban Cing, Hui hung gisu, Kan Si Tong tidak perduli hal lainnya lagi Pedang langsung menyapu senjatanya, telapak tangan menghantam, senjata rahasia langsung menyambit kesana kemari.
Masih lumayan kalau mereka hanya menggeser tubuh menghindan serangan kfelima batang garpu tersebut Begitu techantam telapak tangan, pedang maupun senjata rahasia, kelima garpu tersebut selalu mental kembali ke arah penyerangnya.
Tentu saja mereka yang bersembunyi dl balik timbunan batu maupun balik dinding goa merupakan tokohtokoh dan delapan parlai besar.
Meskipun kelima batang garpu itu masih belum bisa melukai mereka, tapi dengan terbang kesana kemari saja sudah cukup membuet mereka kerepotan Apalagi mereka sedang bersembunyi di celahcelah batu yang sempit Tentu tidak letuasa bagi mereka untuk menggerakkan pedang ataupun menghantamkan telapak tangan secara serabutan.
Meskipun keadaan di balik timbunan batu itu gelap gulita dan sinar lentera tidak dapat menyorot ke dalam, namun bagi orang yang berilmu tinggi, berdasarkan pendengaran saja, mereka sudah dapat menentukan di mana posisi setiap lawan berada.
Kesempatan bagus ini tidak disiasiakan oleh Pekpo sin cian Yan Kong Kiat Setelah mendengarkan sejenak, dia langsung menghfinpun tenaga dalamnya serta menghantam keempat penjuru di mana tokoh tokoh kita sedang bersembunyi.
Bu Cu taisu yang pertamatama merasakan firasat kurang beres.
Hatinya langsung curiga.
Setelah mengucapkan nama Buddha dengan suara berbisik, dia langsung mengulurkan telapak tangannya menyambut se rangan Pekpo sin cian Yan Kong Kiat.
llmu telapak tangan aliran Buddha ini tidak dapat dianggap remeh Begitu meluncurkan serangannya, dia sudah mengerahkan tsnaga Pan juo sinkang di dalam telapak tangannya Sekumpufan angin keras langsung meluncur keluar dari goa dan bergulunggulung menyambut hantaman Pek po sin cfan Yan Kong Kiat.
Sementara itu, kelima batang garpu Go ca Cin iin sedang meluncur ke arahnya juga.
Karena tenaga Pan juo sinkang yang dikerahkan Bu Cu taisu, tidak disangkasangka lima batang garpu itu langsung tersampok jatuh seketika.
Kalau saia diatahu bahwa ilmu Pan juo sinkang merupakan kendala yang 'paling tepat untuk menghentikan kelima batang garpu tersebuti dia pasti sudah mengerahkannya sejak tadi.
Tepat pada saat itu jua, angin yang tlmbul dan lelapak tangan Pek po sin cian menerpa datar? dan bertemu dengan Pan iuo sinkang milik Bu Cu taisu Terdengar suara.
"Blam!"
Goa itu seperti baru sa]a dilanda geftipa bumi yang dahsyat Debu berhamburan kemanamana Untung saja Pekpo sin cian sudah banyak pengalaman dalam menghadapi musuh tangguh Dia tidak berpikir panjang lagi Tubuhnya langsung di[atuhkan ke atas tanah dan bergulingan Dengari demikian tenaga hantairian yang kuat dan Bu Cu taisu meluncur lewat di atas kepalanya.
Melihat keadaan itu, Goca cin iin sejak tadi sudah menyingkir.
Dari kedua orang itu, satu senjatanya sudah tersampok jatuh, yang satunya"
Lagi terhantam oleh telapak tangan lawan.
Biarpun tidak ada yang terluka, namun rasa terkejut sudah pas.ti memenuhi hati kedua orang itu Wajah keduanya pucat seperti selembar kertas putih.
Cu Tian Cun yang sejak pertama berdiri sambfi memangku tangan di batas mulut goa diamdiam terkejut.
Tenaga hantaman telapak tangan orang ini dahsyat sekali Kemungkinan besar dialah hwesio Siau lim pai yang menguasai Pan juo sinkang tersebut Mereka berlindung di balik timbunan batu Hal ini memang menguntungkan posisi mereka, malah kam! yang mengalami kesulitan pabila ingm menerobos masuk pikirnya dalam hati.
Pada saat itu juga dia menglbaskan tangannya.
"Kalian berdua mundur1"
Kata-katanya diucapkan dengan nada biasa saja Tapi hati Goca cin jin maupun Pekpo cin cian Yan Kong Kiat merasa malu sekali.
Keduanya hanya mengiakan serentak lalu mengundurkan diri tanpa berkata apa-apa lagi Cu Tian Cun masih menggerakkan kipasnya dengan santai Dia melangkah perlahan lahan Dua orang gadis berpakaian ungu yang mgmbawa jentera langsung mengikuli dan belakang' Cu Tian Cun melambatkan langkah kakinya.
"Kaliao berdua berdiri di sudut sana', jangan ikuti aku,"
Katanya. Otomatis kedua gadis rtu segera mengundurkan diri Terdengar suara.
"Sreti"
Kipas Cu Tian Cun telah dibuka. Dia menepuknya dengan nngan di depan dada Langkah kakmya masih seperti semula.'tidak cepat dan tidak lamban pula Dia mendekat ke arah celah goa.
"Kalau kalian masfh juga tidak bersedia men'gunjukkan diri, orang she Cu terpaksa berlaku lancang maju ke depan,"
Kata Cu Tian Cun selanjutnya. Meskipun dia maiu ke depan, tapi tam pangnya telap tenang Seakan tidak melakukan oersiapan apa pun Bu Cu taisu yang melihat Cu Tian Cun melangkah mendekati ke arah mereka, menjadi panik.
"Semuanya hatihati'"
Uiarnya dengan nada rendah.
Baru saja ucapannya selesai, tidak terlihat bagaimana dia menggerakkan kakinya, tahu-tahu tubuh orang itu sudah melesat dan bertengger di atas batu tinggi di depan celah goa Di belakang batu tinggi itu j'ustru merupakan tempat persembunyian Ciek Ban Cing dan Kan Si Tong Tentu saia mereka terkejut sekali.
Tanpa sempat bermufakat lagi keduanya langsung berdiri dan menyerang Cu Tian Cun.
Ciek Ban Cing menghantamkan telapak tangannya dengan kekuatan penuh, sedangkan Kan Si Tong langsung menyerang dengan pedangnya.
Cu Tian Cun masih tenang saja.
Tiba-tiba dia melesat ke udara dan luputlah serangan mereka berdua.
Tepat pada saat itu, Hui hung gisu juga meluncurkan pedangnya dan Song Bun Cun yang ada di balik dinding juga tidak mau ketinggalan.
Kali mi Cu Tian Cun bagaikan dikeroyok oleh empat orang sekaligus.
Mulutnya mengeluarkan suara tawa dingin Pertamatama kakinya yang sebelah kanan diangkat Pedang Kang Si Tong yang sedang meluncur langsung tertahan Ta ngan kin bergerak perlahan Dengan mudah dia berhasil menjepit pedang Song Bun Cun dengan kedua jari tangannya Tangan kanan mengibaskan kipas dengan santai lalu tiba-tiba terulur ke depan menepuk telapak tangan Ciek Ban Cing yang sedang menghantam ke arahnya Terdengar suara.
"Ploki"
Tjdak tersangka sebatang kipas yang rangkanya terbuat dari bambu dan atasnya dihiasi kertas dapat melumpuhkan hantaman telapak tangan seorang tokoh seperti Ciek Ban Cing Malah Congkoan Tian Hua san ceng sampai terdesak sejauh satu langkah.
Dengan kecepatan kilat kipasnya ditarik kembali kemudian berputar menyambut datangnya serangan pedang Hui hung gisu Sekali lagi terdengar suara benturan yang keras setelah itu.
"Krek!"
Hui hung gisu sampai tertegun melihal pedang di tangannya yang tahutahu sudah terkutung menjadi dua bagian.
Keempal gerakannya itu ajaib sekali Kecepatannya sampai sulit diuraikan dengan kata-kata Dalam sekejap mata saja dia sudah berhasil melumpuhkan serangan keempat orang itu Mereka berempat adalah tokoh kelas satu dan delapan partai besar Tetapi ternyata bukan saja tidak sanggup mengalahkan Cu Tian Cun, malah serangan mereka ditangkis dengan cara yang hampir tidak masuk akal ;.
Cu Tian Cun masih berdiri tegak di atas batu tinggi tadi.
Tidak terlihat bahwa dia akan balas menyerang atau ingin menerjang masuk ke dalam goa Tangannya tetap mengibaskan kipas dengan gaya santai Bibir nya masih tersenyum.
"Mengingat pertemuan Ce po tan goan yang akan berlangsung tidak lama lagi orang she Cu tidak ada niat bertindak kasar Seandainya cuwi bisa mendesak orang she Cu jni menggeser sedikit saja dan atas batu ini, aku akan segera mengginng orangorang yang aku bawa untuk memnggalkan tempat ini secepainya Tapi seandainya ka lian tidak ada yang sanggup melakukannya, orang she Cu menasehali agar kalian segera angkat kaki dan tempat ini,"
Katanya tenang Meskipun katakaianya terdengar rada angkuh, namun pada saal itu siapa yang dapat melarangnya berbicara.
Ketika mereka berernpat terdesak mun dur, Bu Cu taisu sudah menyiapkan ruyungnya di tangan.
Mendengar ucapan Cu Tian Cun, hatinya agak penasaran Perlahanlahan dia mengucapkan nama Buddha.
"Omitohud' Kalau Cu sicu nnasih juga mendesak pinceng terpaksa memberanikan diri mencoba,"
Katanya datar. Cu Tian Cun masih menggoyangkan kipasnya perlahan Bibirnya mengembangkan senyuman angkuh.
"Mengapa Taisu tidak segera mencobanya saja'?"
Tantangnya berani. 'Siancai Siancai pinceng terpaksa ber laku lancang "
Telapak tangannya perlahanlahan diangkat ke depan dada dan perlahanlahan pula diulurkan ke depan.
Ilmu yang digunakannya ini memang tidak bukan tidak lain dan Pan Juo sinkang aliran Buddha Malam ini dia sudah mengerahkannya sebanyak tiga kaii Hal ini tentu saja bukan atas kemauannya sendiri Tapi demi keselamatan Bengcu, mau tidak mau dia harus menjaga di depan gOa ini Apalagi untuk menghadapi pelajar berpakaian hijau yang berilmu tinggi di hadapannya ini dia ? merasa selain dengan mengerahkan Pan juo "
Sinkang, tidak ada ilmu lain lagi yang dapat digunakan untuk menandinginya.
Pan juo singkang merupakan ilmu telapak yang sangat dahsyat llmu itu teCinasuk sa lah satu dari tiga ilmu ajaib di antara tujuh puluh dua macam ilmu pusaka Siau lim pai yang hanya boleh dipelajari para tiang lo dan Ciang bunjin sendiri.
Begitu ilmu itu dikerahkan tidak terasa adanya angin yang berhembus ataupun suara.
Boleh dibilang ilmu tersebut tidak berwujud.
Namun ketika sampai menghantam lawan maka akan terasa ada nya gelombang tenaga yang menekan kuatkuat.
Orang yang rendah ilmunya pasti akan mati dengan isi perut tergetar hancur.
Bu Cu taisu dengan lambat mulai menyerang Cu Tian Cun masih berdiri tegak dengan kipas ditepuk perlahan di depan dada.
Tampangnya bukan seperti orang yang menantikan serangan darl lawan Te tapi ketika tenaga Pan juo sinkang mengenai kipas di tangannya, Bu Cu taisu merasakan adanya terfaga yang menyedot tenaga dalamnya sehmgga tenggelam amblas sama sekali Hal ini mambuat Bu Cu taisu tertegun.
Pan juo sinkang merupakan salah satu dari tiga ilmu ajaib aliran Buddha.
Dua ilmu lainnya adalah Bu Siang sinkang dan Ju lai Tiap hua ci.
Hanya Ciang bunjin yang boleh mempelajari dua ilmu ajaib lainnya itu.
Sedangkan Pan juo Sinkang juga hanya boleh dipelajari oleh para tiang lo.
Bu Cu taisu sendiri memerlukan waktu hampir dua puluh tahun untuk menekuni ilmu yang satu ini.
Ternyata malam ini dia menemui seorang lawan yang tidak mempan dihantam oleh Pan juo sinkang yang dilatihnya.
Hati Bu Cu taisu langsung tergerak.
Apakah ilmu yang dilatih orang ini adalah Tian i jiu hoat yang dimiliki oleh Soat san lojin?.
Pernah tersiar di dunia kangouw bahwa hanya ilmu Tian i jiu hoat dari Soat san lojin yang tidak mempan terhadap segala macam pukulan tinju bahkan dapat menghindarkan diri secara ajaib dari segala jenis senjata Apakah orang ini merupakan ahli waris dari Soat san lo jin?.
Pikiran hewsio tua itu tergerak, tanpa sadar dia menambah lagi beberapa bagian tenaganya untuk menekan Cu Tian Cun Tapi hasilnya tetap seperti semula.
Tenaga dalamnya seperti amblas ke jurang yang dalam dan hilang sama sekali Ternyata Bu Cu taisu memang tidak sanggup melukai dirinya.
"Rupanya memang Tian i jiu hoat'"
Serunya tanpa sadar. Tepat pada saat itu. terdengar di belakang punggungnya berkumandang suara seorang tua yang berat dan parau.
"Taisu harap berhenti!".
"Bengcu sudah keluar!"
Teriak Kan Si Tong dengan nada gembira.
Bu Cu taisu menarik kembali telapak tangannya dengan perlahanlahan Setelah itu dia membalikkan tubuhnya Teriihat Song Ceng San melangkah keluar dan dalam goa dengan perlahan Bu Cu taisu segera merangkapkan sepasang teiapak tangannya.
"Omitohud. Pinceng menemui bengcu,"
Katanya.
Song Bun Cun, Ciek Ban Cing dan yang lainnya juga sudah melihat kemunculan Song Ceng San Mereka seperti merasakan dada mereka yang sejak tadi terhimpit sekarang sudah terbebas dan beban yang be rat Song Bun Cun segera membungkukkan tubuhnya dan menjura.
"Ayah. !". Song Ceng San mengibaskan tangannya daj} mengangguk kecil Kemudian dia menoleh kepada Bu Cu taisu dan membalas penghormatan.
"Taisu, masalah ini telah merepotkan kalian semua.". Ketika Bu Cu taisu menarik kembali telapak tangannya, Cu Tian Cun juga menutup kembali kipas di tangannya Dia meloncat turun dan atas batu lalu menjura dalamdalam.
"Song loya cu, silahkan!". Mata Song Ceng San langsung beralih kepada pelajar berpakaian hijau tersebut.
"Saudara adalah ". Wi Ting sin tiaw yang berdiri di sampingnya segera menukas.
"Lapor Bengcu. dia adalah Cu Tian Cun, Cu taihiap Dia juga yang disebut sebagai Cong huhoat dalam pertemuan Ce po tan goan yang akan datang.". Penampilan Cu"
Tian Cun masih sedemikian tenangnya seolah tidak ada hal yang ditakutinya sama sekali di dunia ini.
"Cayhe hanya seorang pendatang baru di dunia Bulim Harap Song loyacu dapat mem benkan petunjuk,"
Sahutnya sopan. Song Ceng San memperhatikannya secara diam diam.
"Kalau ditilik dari wajahnya yang tampan dan gagah, tidak terlihat sedikit pun penampilan yang mengesankan balawa dia berasal dari keluarga yang tidak ternama ataupun golongan. sesat pikirnya dalam hati. Song Ceng San mengelus-elus jenggotnya berkali-kali.
"Sebetulnya apa maksud Cu taihiap menyandera lohu?"
Tanyanya tenang.
"Song foya cu merupakan Bulim toa lo, juga merupakan tokoh yang sangat dihormati, mana mungkin boanseng berani menyandera? Justru karena boanseng memikul tugas me laksanakan pertemuan Ce po tan goan, maka boanseng sengaja mengundang Song loya cu untuk diajak berunding Kalau ada perbuatan rekan boanseng yang kurang sopan, di sini juga boanseng mewakili mereka untuk memohon maaf"
Selesai berkata dia iang sung menjura dalam-dalam Sinar matanya beralih kepada Wi Ting sin tiaw "Beng taihiap tadi telah berjanji kalau Song loya cu sudah sadar, akan segera meninggalkan tempat ini Sekarang Song loya cu sudah keluar dengan selamat Bagaimana kalau cuwi me mandang wajah cayhe dan melepaskan beberapa rekan kami yang masih tertinggal di 'dalam goa?".
Wi ting sin tiaw sudah masuk ke dalam goa untuk kedua kalinya.
Tapi dia tetap tidak berhasil menemukan sesuatu pun yang mencurigakan Sekarang dia mendengar Cu Tian Cun meminta mereka melepaskan Ca Popo dan Cun Bwe serta yang lainnya, tanpa sadar dfa tertawa terkekeh-kekeh.
'Kata-kata Cu taihiap terlalu berat Hengte memang pernah mengatakan bahwa setelah Bengcu sadar, kami akan segera meninggalkan tempat mi, tetapi Ca Popo dan Cun Bwe merupakan mata mata yang diselusupkan ke dalam Tian Hua sanceng.
Cu taihiap merupakan pimpinan sebuah perkumpulan yang disegani oleh tokoh tokoh aiiran sesat Seharusnya Cu taihiap juga tahu bahwa per' buatan mematamatai kediaman seseorang merupakan perbuatan yang paling rendah dan dipandang hina oieh kaum bulim Oleh karena itu mengenai masalah ini, hengte sama sekali ttdak sanggup mengambil keputusan ".
"Apa yang Beng taihiap katakan te[at se' kali' tukas Ciek Ban Cing.
"Kedatangan kami adalah dengan maksud mengejar Cun Bwe dan Ca Popo. Mereka merupaKan matamata yang diselusupkan ke dalam Tran Hua sanceng. Bagaimana pun mereka harus dihukum mengikuti peraturan yang berlaku di Tian Hua sanceng Kalau Cu taihiap memin ta kami melepaskan kedua orang itu sama saja artinya Cu taihiap sengaia ingin membesarkan urusan ini.". Wa|ah Cu Tian Cun yang tampan berubah perlahanlahan. Song Ceng San mengibaskan tangannya sambil tersenyum.
"Ban Cing, sejak mengundurkan diri dan tinggal di Tian Hua sanceng. Lohu tidak dapat disebut sebagai orang dunia kangouw lagi Untuk apa kita masih membicarakan peraturan dunia kangouw? Biarpun mereka datang ke Tian Hua sanceng sebagai matamata atau benar-benar bekerja sekarang toh mereka sudah tidak ada di sana, berarti mereka bukan orang Tian Hua san ceng lagi Biarkan saja mereka dibawa pulang oleh Cu taihiap Cuwi toheng, mari kita pergi"
Tanpa menunggu sahutan dari yang lainnya dia langsung mendahului mereka keluar dari goa tersebut.
Ciek Ban Cing juga tidak berani berkata apa-apa lagi Setelah mengiakan, semua orang segera mengikuti di belakang Song Ceng San dan pergi secara rombongan.
Sementara itu, Cu Tian Cun sudah mengundurkan diri ke samping.
Dia segera menjura dalam dalam.
"Terima kasih Song loya cu Boanseng tidak mengantar lagi'". Ketika sampai ke Tian Hua sanceng, fajar sudah mulai menyingsing. Di taman bunga sebelah timur, para tamu duduk berkeliling dengan tuan rumah Topik pembicaraan yang berlangsung di antara mereka sudah pasti berkisar pada Cong hu hoat dan perkumpulan yang mistenus itu. Siapa lagi kalau bukan Cu Tian Cun yang tampan. muda dan benlmu tinggi?. Bu Cu taisu merangkapkan sepasang tangannya.
"Omitohud' Tadi kalau bukan tepat saatnya bengcu keluar dari dalam goa, mungkin pinceng tidak sanggup mengerahkan tenaga lagi dan pasti berhasil dikalahkan dalam satu jurus,"
Katanya sambil menarik nafas panjang.
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kata-katanya itu membuat hati yang lainnya semakin tergetar dan penasaran Hui hung gi su dan Ciong Lam pai.
Wi Ting sin tiaw dan Liok Hap bun pernah mengatakan bahwa mereka tidak sanggup menyerang lebih dari tiga jurus, sekarang Bu Cu taisu malah mengaku bahwa dia bisa dikalahkan dalam satu jurus.
Song Ceng San tertawa terkekeh-kekeh.
"Kata-kata taisu ini benar benar terlalu rendah hati Meskipun ilmu orang itu sangat tinggi. tapi berdasarkan tenaga dafam yang taisu latih selama puluhan tahun mana mungkin orang itu dapat menandingi'?"
Tukas Song Ceng San kurang percaya. Sekali lagi Bu Cu taisu menarik nafas panjang.
"Bengcu tidak tahu. justru pinceng dikalahkan dalam hal tenaga dalam ". Wi Ting sin tiaw yang pertama-tama terkejut mendengar keterangan itu.
"Apakah taisu sempat mengadu tenaga dalam dengannya?"
Tanyanya cepat. Bu Cu taisu menggelengkan kepalanya.
"Tidak Karena dia bermaksud mendesak ke dalam goa pinceng terpaksa mengerahkan ilmu Pan juo sinkang untuk menghalanginya Siapa kira orang itu hanya menggerakkan kipasnya dengan gaya santai di depan dada Tenaga dalam tidak berwujud yang pinceng lancarkan sampai di depan dadanya langsung buyar dan amblas begitu saja Seakan ada sedotan yang kuat memencarkan tenaga dalam pinceng tersebut. Wi Ting sm tiaw semakin terkejut.
"Ternyata Pan juo sinkang saja tidak sanggup melukainyai". Song Ceng San mengelus-elus jenggotnya yang panjang.
"Maksud taisu, ketika mengerahkan tenaga Pan juo sinkang, orang itu hanya menggerakkan kipasnya maka tenaga taisu pun terpencar'?".
"Tidak salah Pinceng benar-benar merasakan sedotan yang kuat ketika dia mengibaskan kipasnya sehingga tenaga pinceng seperti buyar seketika "
Bu Cu taisu.
Merenung sejenak Pertama tama pinceng sendiri masih kurang percaya Kemudian belakangan pinceng menambah lagi beberapa bagian tenaga, tetapi hasilnya tetap sama.
Saat itulah pinceng baru menyadari kalau orang ini melatih sejenis ilmu gi kang yang istimewa Pan juo sinkang pinceng seakan tidak bermanfaat untuk menghadapinya ".
"Apakah taisu bisa menebak asalusul orang she Cu itu dan ilmu silat yang dikuasainya?"
Tanya Su Po Hin.
"Hal ini sulit dikatakan.
"
Kembali Bu Cu taisu termenung sekian lama Kemudian dia melanjutkan kembali "Menurut pendapat pinceng, ilmu yang dikuasai orang itu mirip dengan Tian i jiu hoat dan Soat san ".
"Taisu apakah yang disebut Tian i jiu hoat itu'?"
Tanya Ciok Ciu Lan penasaran.
"Menurut seientingan, Soat san pai mempunyai sejenis ilmu silat yang sangat ajaib Namanya Tian i Jiu hoat Ketika ilmu ini dilancarkan, gerakannya tidak tetap dan jurusnya hampir tidak dapat dilihat secara terang terangan Segala macam pukulan, tinju maupun senjata rahasia dapat dibuyarkan Dan semua itu juga tidak dapat melukainya. Orang yang mempeiajari ilmu itu bagai mengenakan sehelai kuiit alami yang tidak dapat ditembus oleh apa pun "
Sahut Bu Cu taisu.
'Oh' "Song Ceng San mengeluarkan suara terkejut Dia seakan teringat sesuatu Kepalanya menoleh kepada Yok Sau Cun Yok Laote, di kaki gunung Hun Tai san kau bertemu dengan seorang tua yang membaca empat bans syair Apakah kau masih mengingatnya?''.
Yok Sau Cun menganggukkan kepafanya.
"Boanpwe masih ingat dengan baik "
"Bagus Kaiau begitu coba kau ulangi se kali lagi syair tersebut agar lohu dapat mendengarnya dengan seksama ". Yok Sau Cun mencoba mengmgat se|enak Kemudian dia membacakan keempat bans syair tersebut dengan suara lantang Song Ceng San dan yang lainnya mende ngarkan dengan penuh perhatian Tampak Song Ceng San menganggukkan kepalanya berkali kali. 'Maksud yang terkandung dalam syair itu pasti Soat san pai."
Tukas Ciok Ciu Lan setelah Yok Sau Cun selesai membacakan syair itu.
"Kau berhasil memecahkan maknanya?"
Tanya Yok Sau Cun.
"Syair itu tidak perlu diuraikan lagi Kata katanya sudah jelas pada bait katakan "Ketika bunga Bwe bermekaran, butiran es pun beterbangan "
Sudah dimaksud adalah Soat alias salju Dibait kedua disebut "Pemandangan indah hawa dingin menggigil"
Sudah terang dia menunjukkan kata San atau gunung tersebut kita langsung tahu yang dimaksudkan adalah pemandangan Soat san Bait ketiga dan keempat seperti mengatakan bahwa ada se pertama di jelas yang pegunungan, Dan syair (gunung salju) seorang yang datang ke Soal san lalu bertemu dengan seorang bidadari yang membuatnya mabuk kepayang sehingga lupa pu lang ke asalnya.
Dua bait terakhir ini me mang agak sulit dicerna kata katanya, entah siapayang dimaksuddaiam syairtersebut "
Sahut Ciok Ciu Lan. Song Ceng San menganggukkan kepala nya berkali-kali.
"Ciok kouwmo, perijelasanmu benar se kali Orang tua itu sepertinya hendak memberi petun|uk Sekarang kita tahu bahwa dia memang menyebutkan Soat san Mungkin Kah ada kaitan dengan komplotan orang 'orang ini?".
"Beng To heng. bukankah kau masuk kembali ke datam goa dan memeriksa ke adaan di sana? Apakah kau menemukan sesuatu yang nnencurigakan?"
Tanya Kan Si Tong. Wi ting sin tiaw menggelengkan kepalanya.
"Tidak ada Dinding goa itu tidak rata. penuh dengaivlubanglubang Tidak terlihat pernah dirubah oleh seseorang Pokoknya tidak ada yang perlu dicurigakan, hanya sebuah goa batu sebagaimana umumnya ".
"Kalau begitu, mengapa orang she Cu itu demikian memandang berat tempat tersebut?' tanya Hui hung gi su Wi ting sin tiaw mengangkat kedua bahunya.
"Hengte juga merasakan bahwa di dalam goa batu itu terdapat rahasia yang besar Tapi pada waktu itu kita dafam keadaan terdesak, sama sekali tidak banyak kesem patan untuk memenksa secara teliti.". Tepat pada saat itu, dua orang pelayan masuk dengan membawa baki di tangan Di atasnya terdapat berbagai sayuran bakpao dan kue yang bensi sayur mayur Mereka meletakkannya dengan rapi di atas meja. Song Ceng San mempersilahkan para tamunya menikmati hidangan yang disediakan Mereka sudah berkutat sepanjang malam di dalam goa perut memang sudah ke roncongan, maka tanpa sungkansungkan lagi mereka melahap habis semua hidangan yang disediakan. Setelah selesai sarapan, Bu Cu taisu, Kan Si Tong, Hui hung gi su dan Wi Ting sin tiaw merasakan bahwa waktu pertemuan Ce po tan goan tidak berapa lama lagi Apalagi Cong hu hoat dan pihak lawan mempunyai ilmu silat yang demikian tinggi Kemungkman dunia kangouw akan dilanda badai topan kembali Maka dan itu mereka tidak beram berdiam tamalama di Tian Hua sanceng Semuanya bersepakat segera pulang ke tempat masinginasing dan mengadakan persiapan yang matang Satu per satu segera memohon diri kepada tuan rumah. Song Ceng San iangsung berdiri dan membalas penghormatan mereka. Song Bun Cun yang ditugaskan mengarrtar para tamu sampai ke luar Tian Hua sa ceng Setelah itu baru dia kemliali lagi. Yok Sau Cun menunggu sampai tamu yang lainnya sudah pulang, baru dia berdiri dan menjura kepada Song Ceng San.
Maling Romantis -- Khu Lung Elang Pemburu -- Gu Long /Tjan Id Elang Pemburu -- Gu Long /Tjan Id