Ceritasilat Novel Online

Dendam Sejagad 13


Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung Bagian 13



Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya dari Khu Lung

   

   Serentetan cahaya berkilauan menyambar lewat, Ciu Heng thian segera memperdengarkan dengusan tertahan.

   Hawa khikang Tay ih kun goan yang telah dikerahkan ke seluruh jalan darah penting di tubuhnya itu tak sanggup membendung dahsyatnya tenaga pukulan Hay jin ciang yang dilancarkan Im Yan cu.

   "Uuaakkk....!"

   Darah kental menyembur keluar dari mulut orang she Ciu itu, tubuhnya mundur enam langkah dengan sempoyongan dan akhirnya roboh lemas diatas tanah.

   Tapi pada saat itu pula Im Yan cu telah mengendus bau bubuk merah yang disambit ke arahnya, tiba-tiba saja dia merasakan hawa murninya punah tak berbekas, lalu diiringi seruan tertahan, seluruh badannya roboh terjungkal ke atas tanah, pandangan nya menjadi gelap dan akhirnya gadis itu jatuh tak sadarkan diri.

   oooo0dw0oooo BAB 33 PEDANG ular perak Ciu Heng thian merangkak bangun dengan cepat kini rambutnya sudah terurai tak karuan, sekujur badannya penuh berlepotan darah, sambil mengangkat wajahnya yang mengerikan, kulit mukanya mengejang keras, sepasang matanya menatap tubuh Im Yan cu yang tak berkutik lekat-lekat, sementara sekulum senyuman licik dan cabul menghiasi bibirnya.

   Raut wajah yang pada dasarnya sudah mengerikan, kini kelihatan semakin menggidikkan hati.

   Dengan cepat dia mengatur napas dan berusaha keras menekan gejolak hawa darah di dalam dadanya, kurang lebih seperminum teh kemudian pelan- pelan dia baru bergerak mendekati tubuh Im Yan cu.

   Sementara itu fajar telah menyingsing, sinar yang berwarna keemas-emasan muncul dari balik bukit situ, menembusi kabut pagi dan menerangi seluruh jagad.

   Im Yan cu memejamkan matanya rapat-rapat, napasnya teratur, payudaranya bergelobang naik turun, wajahnya yang cantik molek bersemu merah di bawah sinar matahari pagi, ia nampak lebih cantik dan menawan hati .

   Sepasang mata jalang Ciu Heng thian tanpa berkedip mengawasi terus wajahnya yang cantik, sementara suara tertawa licik dan cabul bergema tiada hentinya.

   "Heeehh.. heeehh.. heeeeehh, kecantikan gadis ini tidak kalah dengan kecantikan kaucu, heeehh...heeehh...heeehh... biasanya gadis cantik semacam ini tentu mempunyai rasa yang istimewa pula."

   Sambil memperdengarkan suara tertawa cabulnya yang berkumandang tiada hentinya, pelan-pelan dia membopong tubuh Im Yan cu dan berjalan menuju dalam hutan didepan sana..

   Sungguh kasihan Im Yan cu, ia telah terkena obat pemabuk dari musuh keji sehingga jatuh tak sadarkan diri, dia tidak tahu kalau kesucian tubuhnya kini terancam bahaya, kehormatannya hendak dinodai oleh manusia biadab tersebut.

   Sambil membopong tubuh Im Yan cu, si pedang ular perak Ciu Heng thian berjalan masuk ke dalam hutan dan membaringkan tubuh gadis itu di bawah sebatang pohon.

   Berada dalam keadaan begini, dia tak sanggup mengendalikan kobaran napsu birahinya lagi, dengan bibirnya yang masih berlepotan darah, dia langsung mencium pipi Im Yan cu yang halus itu dengan bernapsu.

   Im Yan cu memiliki tenaga dalam yang sempuna, walau dia terkena obat pemabuk yang keras hingga pingsan, tapi tak selang berapa saat kemudian pelan-pelan kesadaran nya pulih kembali.

   Pertama-tama yang dirasakan olehnya adalah tubuhnya sedang ditindihi seseorang hingga sukar bernapas, lalu terendus bau anyirnya darah serta panasnya bibir yang sedang menciumi seluruh wajahnya.

   Dengan cepat Im Yan cu menyadari apa gerangan yang telah terjadi, ia menjadi malu sekali.

   Dengan sekuat tenaga dia berusbaha untuk meronta dan melepaskan diri dari tindihan orang, tapi dia merasa sama sekali tak bertenaga, sepasang tangannya ingin digunakan untuk mendorong tubuh Ciu Heng thian, namun tangan itupun lemas tak bertenaga.

   Ketika Ciu Heng thian menyaksikan Im Yan cu sudah mendusin, karena kuatir gadis itu mengambil keputusan pendek lantaran malu dan gusar, cepat-cepat membalikkan badannya lalu tangan kanannya secepat kilat menotok jalan darah Ya si hiat diseputar bibir serta Ay tiong hiat pada sepasang lengannya.

   Sewaktu menengok jalan darah tersebut ternyata Ciu Heng thian melakukannya dengan tenaga yang diperhitungkan, hingga dengan demikian gadis ini tak sampai jatuh pingsan, dia hanya bermaksud untuk mencegah korbannya bunuh diri saja.

   Ternyata jalan darah Ya si hiat merupakan nadi yang menguasahi seputar gigi, bila jalan darah itu tertotok maka mulut serta gigi tak mampu berkutik lagi.

   Dalam keadaan begini Im Yan cu benar-benar merasa mendendam sekali, dia tak menyangka kalau orang ini moralnya sudah begini buruk sehingga berani berbuat bejad.

   Kini jalan darah Ya si hiatnya sudah tertotok, satu satunya harapan untuk mempertahankan kehormatan sendiri yakni dengan menggigit putus lidah sendiripun lenyap tak berbekas.

   Dengan begitu, dia benar-benar sudah mati kutunya, sekarang dia hanya bisa pasrah nasib dan membiarkan Ciu Heng thian memuaskan napsu birahinya atas kemontokan serta kehangatan tubuhnya tanpa melawan.

   Tiba-tiba dua titik air mata jatuh berlinang membasahi wajah Im Yan cu yang cantik, ia benar-benar merasa sakit hati dan sedih sekali, ia tak mengira dirinya bakal mati ditangan manusia laknat 717 semacam ini, bahkan harus mati dengan kehilangan kehormatannya lebih dulu, hancur lebur rasanya perasaan gadis itu.

   Namun sekarang, ia tak mampu bersuara, tenaga untuk meronta pun tak dimiliki, keadaannya tak berbeda dengan seekor anak domba yang diikat ke empat kakinya.

   Kalau domba yang menghadapi ajalnya masih bisa merintih, maka dia sama sekali tak dapat berbuat apa-apa lagi...

   Setelah berhasil menotok jalan darah di tubuh Im Yan cu, Ciua Heng thian merogoh sakunya dan mengeluarkan sebutir pil berwarna merah, katanya sambil tertawa seram.

   'Im Yan cu, tahukah kau apa nama pil ini? Heeeehhh...

   heeeehhhh...

   heeeehhhh..."

   Mendengar partanyaan itu, mendadak terlintas kembali dalam benak Im Yan cu akan perkataannya tadi, kontan paras mukanya berubah menjadi pucat pias seperti mayat, sorot matanya memancarkan sinar ketakutan dan sinar permohonan yang mengenaskan, dia berharap semuanya itu tidak terjadi secara benar-benar.

   Setelah tertawa seram kembali C iu Heng thian berkata.

   'Mungkin kau tahu bukan bahwa di dalam dunia persilatan terdapat semacam obat yang bisa membangkitkan napsu birahi orang?"

   "Heeehh... heeeehhh.. heeehhhh... pil berwarna merah darah ini adalah obat perangsang yang dapat membangkitkan napsu birahi orang, obat ini merupakan obat perangsang terkeji dan terkeras yang ada di dunia ini, orang persilatan menyebutnya sebagai Im hwee si hun wan (pil api dingin perenggut nyawa)!` -ooo0dw0ooo-

   Jilid 22 IM YAN CU kurang bagitu tahu tentang nama "Im hwee si hun wan"

   Tersebut, karenanya, ia belum begitu putus asa terhadap keadaan yang menimpanya, akan tetapi seandainya nama obat itu didengar oleh seseorang yang mengerti tentang obat-obatan, niscaya dia akan menjerit kaget dengan perasaan ngeri.

   Dari perubahan mimik wajah Im Yan cu, Ciu Heng thian tahu kalau gadis tersebut tidak begitu mengetahui akan kehebatan pil perangsang itu, maka ujarnya lagi sambil tertawa rendah.

   'Im Yan cu, tentunya kau belum mengetahui tentang sifat dari obat perangsang yang bernama lm hwee si hun wan ini bukan? - Hmmm, hmmm ....

   tak ada salahnya kalau aku orang she Ciu terangkan dulu sifat dari obat ini.

   "Obat perangsang Im hwee si hun wan adalah obat perangsang paling dahsyat yang pernah tercantum dalam kitab pusaka Ban sia cinkeng, kekejiannya sama sekali tidak berada dibawah kekejian racun Hou kut jian hun im kang yang mendekam ditubuh keparat she Ku itu. Cuma sifatnya saja arak sedikit berbeda, barang siapa makan obat ini maka nafsu birahinya segera akan berkobar, baik itu lelaki atau perempuan, bila tidak segera dipenuhi yang membakar dalam tubuh sang korban akan menyiksanya habis-habisan sebelum akhirnya seluruh nadi didalam tubuhnya pecah dan tewas.

   "Sebaliknya bila api nafsu birahinya berhasil dipadamkan dengan melakukukan hubungan senggama, itu pun hanya bersifat sementara, setelah dia tertidur nyenyak selama dua hari, api racun itu akan mulai membakar lagi nafsu birahinya, dia harus melakukan hubungan senggama untuk kedua kalinya untuk menghilangkan siksaan tersebut, tapi enam hari kemudian hal ini akan kambuh kembali, dan disaat melakukan hubungan senggama yang ke tiga kalinya inilah maka orang tersebut akan kehabisan sumsum tubuhnya sehingga mengakibatkan kematian.

   "Mengapa bisa begini? Hal ini disebabkan orang yang terkena racun Im hwee si hun wan akan terbakar napsu birahinya secara habis-habisan, sewaktu melakukan hubungan kelamin pun dia tak akan puas dengan hubungan yang normal, karena itu sumsum dalam tubuhnya akan mengalir terus tiada hentinya sampai api birahi itu padam.

   "Tubuh yang kelewat penat inilah yang menyebabkan sang penderita tertidur sampai berhari-hari lamanya.

   "Biarpun orang itu memiliki tenaga dalam yang bagaimana pun sempurnanya, asal menelan pil itu, dia tak akan tahan untuk melakukan hubungan kelamin yang ke tiga kalinya, sebab saat itu dia akan kehabisan sari badan yang menyebabkan kematian.

   "Disamping itu, obat Im hwee si hun wan masih mempunyai suatu keistimewaan lagi, yakni orang yang menelan obat itu maka semua kesadarannya akan terpengaruh oleh napsu birahi, dia akan berubah menjadi kalap, oleh desakan napsu birahinya yang tak tertahankan, biasanya secara otomatis dia akan merengek kepada lawan jenisnya untuk melakukan hubungan kelamin dengannya...

   "Heeehh...heehhh...eeehh.. Im Yan cu, bila kau sudah menelan obat itu nanti, tak sampai seperempat jam, kau akan merengek sendiri kepadaku untuk menggauli mu, heeehhhe... heehh... nah, dalam keadaan seperti inilah suasana baru nikmat rasanya, kau amat cantik, tubuhmu padat berisi, tentu saja aku tak akan melepaskan setiap kesempatan yang ada untuk menghubungi mu, aku akan berhubungan terus denganmu sampai kau mati.

   "Anggap saja hal ini merupakan keberuntungan bagimu, orang bilang jadi setan pun ingin romantis, mungkin beginilah yang dimaksudkan..

   "Coba kau lihat keparat she Ku itu, dia tidak mempunyai rejeki seperti ini, yang mengeram dalam tubuhnya adalah Hou kut jian hun im kang, buktinya dia harus tersiksa sepanjang hari sebelum malaikat elmaut merenggut nyawanya..

   "Masih ada satu hal lain yang perlu kau ketahui, yakni racun Im hwe si hun wan tersebut tidak ditemukan obat penawarnya, dalam kitab Ban sia cinkeng pun tidak ditemukan resepnya, maka barang siapa sudah makan obat itu, selesai menikmati sorga dunia sepuas-puasnya, hanya jalan kematian saja yang akan membebaskan dia"

   Selesai mendengarkan penjelasan tersebut Im Yan cu benar- benar merasa terperanjat sekali, sinar penuh permohonan memancar keluar dari balik matanya yang jeli, dia seperti lagi memohon kepada Ciu Heng thian agar jangan berbuat demikian.

   Pedang ular perak Ciu Heng thian menyeringai seram, jengeknya sambil tertawa dingin.

   "Im Yan cu, kau menyesal. ..Haaahh... haaahh... haaaahh..."

   Butiran air mata kembali jatuh bercucuran membasahi wajah Im Yan cu, selapis hawa gusar, derita dan benci yang sukar dilukiskan dengan kata- kata menyelimuti wajahnya, sekarang dia benar-benar membenci manusia laknat yang bermoral bejad ini hingga merasuk ke tulang sumsum, dia bersumpah bila ada kesempatan baginya untuk membalas dendam, dia akan mencincang tubuh orang ini hingga hancur berkeping-keping.

   Kembali pedang ular perak Ciu Heng thian berkata.

   "Im Yan cu, penderitaan hatimu hanya akan kau alami dalam waktu-waktu terakhir ini, tak usah kuatir penderitaan tersebut hanya berlangsung singkat, kemudian kau akan mengalami kebahagiaan dan kesenangan yang tak terlukikan dengan kata-kata. .heehhh...heeeehhh.. sekarang aku orang she Ciu sudah tak sanggup menahan diri lagi, cepatlah kau telan pil Im hwee si hun wan tersebut!"

   Sambil berkata Ciu Heng thian segera menggenggam dagu Im Yan cu dan mencekik nya, setelah itu dia menjejalkan pil Im hwee si hun wan tersebut ke dalam mulut sang nona.

   Im Yan cu yang cantik jelita bak bidadari dari kahyangan dan berhati suci bersih ini, benarkah akan mengalami nasib yang tragis? Kehormatannya digagahi oleh manusia laknat berhati binatang yang tak tahu malu ini?...

   Untuk sementara baiklah kita tinggalkan dulu nasib si nona yang menghadapi perkosaan tersebut .....

   oooo0dw0oooo DALAM pada itu, Ku See hong telah dilarikan oleh bayangan manusia yang kecil mungil tersebut dari dalam kamarnya.

   Ilmu silat yang dimiliki bayangan kecil mungil itu benar-benar luar biasa sekali, dalam sekali kebasan tangannya, ia telah menotok jalan darah Kanglam siang hou, kemudian setelah mengempit tubuh Ku See hong dia menyambar pedang Ang soat kiam, dia melejit kembali meninggalkan tempat itu.

   Beberapa macam gerakan mana dilakukan berbarengan waktunya dan dalam sekejap mata, bisa dibayangkan bagaimanakah cepatnya gerakan orang itu.....

   Sekalipun ia sedang dirisaukan oleh keadaan Ku See hong, namun pikiran yang kusut tak sampai mempengaruhi kecepatan ilmu meringankan tubuhnya, diantara permukaan tanah yang tinggi rendah tak menentut dia berkelebat pergi dengan ceptanya.

   Dalam waktu singkat ia telah membawa tubuh Ku See hong melompati kamar-kamat dari penginapan yang tang dan berlarian di atas atap rumah penduduk kota.

   Sesaat kemudian, ia sudah menerobos masuk ke dalam sebuah bangunan loteng yang sepi dan bobrok.

   Bangunan gedung itu tidak kecil, bangunan rumah bersusun- susun tapi seperti sudah lama tak pernah ditempati manusia, di depan halaman rumah tumbuh pohon pek yang yang lebar, debu kering memenuhi permukaan tanah membuat suasana disekitar bangunan tersebut terasa lebih menyeramkan..

   Terhadap bangunan rumah tersebut, tampaknya orang itu cukup hapal, dengan cepatnya dia sudah melampaui beberapa halaman rumah dan tiba di sebuah halaman kecil.

   Mungkin disanalah dia bertempat tinggal, sekeliling halaman di atur sangat rapi, pohon dan bunga beraneka warna, ketika angin berhembus lewat terendus bau harum semerbak yang menyegarkan badan.

   Tempat ini kalau dibandingkan dengan halaman rumah disebelahnya, boleh dibilang bagaikan langit dan bumi.

   Sambil membopong tubuh Ku See hong, dia menuju ke depan sebuah pintu ruangan dan mendorongnya pelan, pintu segera terbuka lebar...

   Dibawah sinar bintang yang memancar di angkasa, secara lamat- lamat suasana dalam ruangan itu dapat terlihat jelas.

   Tampak ruangan tersebut diatur sangat rapi, diatas dinding tergantung beberapa lukisan pemandangan, disebelah kanan terdapat sebuah meja besar serta sebuah pembaringan, diatas meja berjajar sederet kitab, sedang permukaan lantai berlapiskan permadani putih.

   Dilihat dari dekorasinya, dapat disimpul kan kalau pemiliknya adalah seorang yang mengerti seni..

   Pelan-pelan dia membopong tubuh Ku See hong memasuki ruangan dan membaringkan nya diatas pembaringan, kemudian menyulut lilin, cahaya terang segera menerangi seluruh ruangan.

   Mendadak dari balik tirai dibelakang pintu kamar terdengar seseorang menegur dengan lembut.

   "Apakah enci sudah pulang?'? Bersamaan dengan bergemanya suara itu, tirai disingkap dan muncul seorang bocah lelaki berusia delapan tahun, berwajah bersih dan bermata jeli, mukanya yang tampan dan gagah memperlihatkan kalau ia adalah seorang bocah yang pintar. Dibawah sinar lilin tampak pula wajah orang yang bertubuh ramping itu, dia mengenakan secarik kain warna warni untuk menutupi wajahnya, rambut yang panjang dibiarkan terurai dibelakang bahu, jelas dia adalah seorang gadis yang ramping. Seandainya dia tidak mengenakan kain kerudung untuk menutupi wajahnya, sudah pasti akan terlihat pula raut wajahnya yang cantik jelita. Diatas kain kerudungnya itu bersulamkan sesosok tulang tengkorak manusia! sementara disekitarnya terdapat da belas kuntum bunga bwee .. Tulang tengkorak melambangkan kese-raman dan kengerian, bunga bwee melambangkan kesucian, kelembutan dan kehangatan. Kini dua macam benda yang berbeda sifat disulam bersama-sama di atas seraik kain kerudung, jelas terlihat bagaimana misterius nya perempuan tersebut... Ternyata gadis ini tak lain adalah manusia aneh berkerudung warna warni yang termashur namanya dalam dunia persilatan, dialah ketua dari Hiat mo bun yang menggetarkan jagad. Namun bagaimanakah sebenarnya raut wajah orang ini? Jangankan orang lain, sekalipun bocah lelaki yang amat dekat hubungannya dengan gadis itupun belum pernah melihat. Waktu itu, Hiat mo buncu yang berudung sedang mengawasi wajah Ku See hong tanpa berkedip. Sedang bocah lelaki itu dengan sepasang matanya yang jeli dan hidup juga memandang sekejap Ku See hong yang berbaring di atas pembaringan, kemudian tegurnya keheranan.

   "Enci, siapakah orang ini?"

   Mendadak manusia berkerudung itu menghela napas sedih, sahutnya.

   "It Khi, dialah Leng hun koay seng (manusia aneh bersukwa dingin) Ku See hong yang amat menggetarkan dunia persilatan"

   "Dia adalah manusia aneh bersukma dingin Ku See hong", nada suara bocah lelaki yang bernama It Khi itu diliputi perasaan kaget dan tercengang. Dua titik air mata jatuh berlinang membasahi wajah si nona dibalik kerudung nya, lalu mengangguk dengan sedih. ' Benar, dialah manusia aneh bersukma dingin Ku See hong, oleh karena terkena pukulan beracun Hou kut jian hun im kang dari Ceng Lan hiang, Ketua Ban shia kau, keadaannya berubah menjadi begini rupa"

   Bocah lelaki yang polos dan linach itu she Kho bernama It Khi, dia bukan adik kandung manusia berkerudung itu, melainkan seorang anak yatim piatu yang mengenaskan.

   Ia baru ditemukan oleh manusia berkerudung itu pada empat bulan berselang.

   Oleh karena manusia berkerudung itu melihat wajah Koo It khi menarik, pintar dan menyenangkan, maka dia lantas menganggap nya sebagai adik kandung sendiri, siang malam selalu menyertainya, itulah sebabnya meski baru empat bulan, namun Kho It khi telah berhasil mempelajari banyak sekali ilmu silat yang maha dahsyat dari manusia berkerudung itu.

   Setelah menerima budi kebaikan dan kasih sayang yang amat mendalam dari manusia berkerudung itu dalam hati kecil Kho it khi sudah timbul sebuah tekadnya untuk membalas budi kebaikan tersebut.

   Tiap kali manusia berkerudung itu sedang murung atau bermuram durja, dia selalu ikut pula merasa tak tenteram.

   Walaupun setiap saat setiap detik bocah itu selalu berusaha untuk menyelidiki sebab-sebab yang membuat gadis itu murung, namun usahanya itu selalu tak berhasil, bahkan diapun tak pernah menyaksikan raut wajah aslinya.

   Akan tetapi, bocah itu tahu bahwa gadis itu sudah pasti berwajah cantik jelita.

   Dalam pada itu dikala Kho it khi menyaksikan encinya yang misterius itu mengucurkan air mata, mendadak terlintas satu ingatan di dalam benaknya, diam-diam dia berpikir.

   'Heran, mengapa enci misterius segera menangis setelah menyaksikan keadaan Leng hun koay seng yang mengenaskan itu? Selama empat bulan ini, aku tahu kalau enci merahasiakan suatu persoalan yang memedihkan hatinya, namun selama ini dia tak pernah menangis,"

   Paling banter ia cuma menghela napas, tapi malam ini... mengapa dia seakan-akan telah berubah sama sekali"

   Tatkala ingatan tersebut memenuhi benaknya yang kecil, dia lantas bertanya. 'Enci, apakah kau sudah pernah kenal dengan Leng hun koay seng Ku See hong?"

   Agak terperanjat manusia berkebrudung itu olehd pertanyaan yanag diajukan, lewbat sesaat kemudian dia baru menjawab.

   'It khi, dahulu aku tidak kenal dia, berapa hari berselang aku baru tahu kalau dia adalah Leng hun koay seng Ku See hong yang tersohor namanya dalam dunia persilatan' Rupanya Kho It khi mengerti kalau encinya sengaja berbohong, karena tak dapat membongkar rahasianya, maka buru-buru serunya.

   "Enci, kau sedang berbohong, aku tahu kau pasti kenal dengannya, bahkan pernah mempunyai sesuatu hubungan dengannya"

   Tiba-tiba mencorong sinar tajam dari balik mata manusia berkerudung itu, bentaknya keras-keras.

   "It khi, kau jangan sembarang berbicara!' "Cici, maafkanlah aku"

   Tiba-tiba dua titik air mata jatuh membasani pipi Kho it kki.

   "karena...."

   Perasaan Kho It khi terhadap manusia berkerubung itu boleh dibilang sudah mendalam bagaikan saudara.

   kendatipun usianya masih kecil, namun dia memiliki watak yang keras dan tegas bagaikan orang dewasa, setiap detik setiap saat dia selalu berusaha untuk membalas budi kepadanya.

   Apa yang dia ketahui tadi sebenarnya hanya bermaksud untuk memahami persoalan yang membuat encinya murung, siapa sangka hal itu justru menimbulkan dampratan dan amarah dari encinya, sudah barang tentu kejadian ini segera membuat hatinya sedih.

   Tampaknya manusia berkerudung itupun menaruh perasaan yang sangat mendalam terhadap bocah itu, bahkan amat menyayanginya, setelah mendampratnya, karena dorongan emosi, dia merasa amat tak enak.

   Akhirnya setelah menghela napas sedih, ujarnya dengan lembut.

   "It khi, tidak seharusnya enci mendamprat mu, cuma tadi kebetulan aku sedang teringat akan suatu kejadian lama yang memedihkan hatiku, sehingga aku tak dapat membendung luapan emosi."

   "Enci, semuanya memang kesalahan adik Khi"

   Bisik Kho It khi dengan suara yang memelas.

   "siapa suruh aku mengucapkan kata-kata yang menyentuh perasaaan sedihmu? laibn kali, aku pasti tak akan banyak bertanya lagi....' Air mata kembali mengembang dibalik mata si nona berkerudung yang jeli, lalu katanya sedih.

   "Adik Khi, aku tahu perubahan sikapku tadi telah menimbulkan kecurigaan dalam hatimu, aaaai! Terus terang cici beritahu kepadamu, aku memang mempunyai suatu rahasia yang menyedihkan hatiku."

   "Kebetulan sekali salah seorang tokoh yang tersangkut dalam peristiwa ini berwajah mirip dengan Leng hun koay seng Ku See hong ini, sesungguhnya dia adalah satu-satunya kekasih dalam hatiku, tidak.... seharusnya dia adalah suamiku, maka ketika aku berjumpa dengan Leng hun Koay seng Ku See hong, tanpa terasa aku jadi teringat kembali akan dirinya..."

   Tiba-tiba Kho it khi bertanya.

   "Cici, sekarang dia berada dimana?"

   Mengapa kau tidag pergi mencarinya .....?"

   Manusia berkerudung itu tak sanggup mengendalikan kesedihan yang mencekam perasaannya, suatu baris air mata jatuh bercucuran dengan derasnya, lama, lama kemudian dia baru berkata.

   ' Adik Khi, aku tahu dia berada dimana, tapi aku tak punya muka untuk bersua lagi dengannya karena sukmaku telah ternoda, aku sudah bukan aku yang dulu, bukan aku yang dia bayangkan.

   'Adik khi, cici harap kau jangan bertanya lebih jauh, kendati pun saat ini aku telah berubah menjadi seorang yang luar biasa, tapi kepedihan hatiku dimasa lampau masih tetap membuatku tak sanggup menahan diri"

   Kho it khi adalah seorang bocah yang pintar, setelah mendengar perkataan itu kemudian menyaksikan pula sikap maupun gerak geriknya pada malam ini, dalam hati kecilnya dia telah dapat menduga siapa gerangan kekasih encinya dulu.

   Namun dia merasa dibalik kejadian ini masih terdapat banyak masalah yang mencurigakan, maka pikirannya segera tenggelam kedalam suatu pemikiran yang rumit, seperti terombang ambing dalam gelombang samudra yang luas, membuatnya melamun dan melamun..

   Tiba-tiba manusia berkerudung itu berbicara memecahkan keheningan yang mencekam.

   "Adik Khi, cepat ambil peti obat itu, sekalian ambillah semangkuk air bersih"

   Kho It khi tersentak bangun dari lamunannya sambil mengiakan, dengan cepat dia lari masuk ke ruang dalam.

   Srepasang mata matnusia berkeruduqng yang jeli itru kembali dialihkan ke wajah Ku See hong, kemudian setelah menghela napas sedih, gumamnya dengan suara yang amat lirih.

   "Hou kut jian hum im kang sudah memasuki tahap penyiksaan yang keempat, bila aku tidak segera mencegah kambuhnya racun tersebut, sekalipun Hou To lahir kembali, belum tentu penyakit tersebut dapat disembuhkan olehnya.

   
Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
"Aaaai, walaupun dalam kitab tercatat jelas bagaimana caranya mengobati ilmu pukulan Hou kut jian hun im kang, namun dapatkah kusembuhkan dirinya masih merupakan sebuah tanda tanya, moga-moga Thian melindungi kami sehingga aku berhasil menyembuhkan luka beracunnya itu."

   Suara gumamannya itu lirih seperti suara nyanuk, mungkin hanya dia seorang yang dapat mendengar jelas suara gumamannya itu"

   Selesai bergumam, tanpa memperdulikan perbedaan antara lelaki dan perempuan lagi, dia segera turun tangan membuka kancing baju Ku See hong hingga tampak dada sang pemuda yang bidang.

   Sementara itu Kh it khi telah muncul kembali dalam kamar sambil membawa sebuah peti obat kecil berwarna putih serta secawan air putih, namun ketika dilihatnya nona itu turun tangan sendiri melepaskan pakaian yang dikenakan Ku See hong, bocah itu segera tertegun dan berdiri termangu-mangu seperti orang bodoh.

   Menurut adat istiadat yang berlaku pada jaman itu, bila ada seorang gadis berada bersama-sama dengan seorang pria di tengah malam, maka kejadian ini akan menjadi perguncingan orang banyak, apalagi melepaskan pakaian yang dikenakan kaum lelaki, kendatipun ada hubungan famili juga merupakan pantangan besar.

   Tantu saja kecuali kalau lelaki itu adalah suami sendiri atau kekasih hatinya.

   Mendadak manusia berkerudung itu berpaling seraya berkata.

   "Adik Khi, sekarang aku hendak turun tangan untuk mengobati luka akibat pukulan Hou kut jian hun im kang yang bersarang di tubuhnya, berdirilah diluar sebagai pelindung, entah siapapun orangnya, jangan perkenan-kan masuk kemari."

   Kho it khi memang amat menuruti perkataan encinya, dia segera manggut-manggut sesudah mendengar perkataan itu, kotak obat dan air bersih diletakkan diatas meja, kemudian ia bertindak keluar dari dalam ruangan.

   Hanya sekali berkelebat, tahu-tahu bayangan tubuhnya sudah lenyap dari pandangan mata.

   Ilmu meringankan tubuh yang sedemikian lihaynya ternyata dilakukan seorang bocah yang baru berusia delapan tahun, perinstiwa ini benar-benar merupakan suatu kejadian yang luar biasa.

   Menanti bocah itu sudah keluar, manusia berkerudung itu baru menghela napas sedih, kembali gumamnya lirih.

   "Demi keselamatan jiwanya, aku tak usah menggubris segala pantangan serta pergun-cingan orang lagi..."

   Berbicara sampai disitu, telapak tangannya yang putih bersih segera ditempelkan diatas jalan darah Khi hay hiat di tubuh Ku See hong, segulung aliran hawa panas segera menyusup masuk lewat jalan darah tersebut dan pelan-pelan menyebar ke empat penjuru badan.

   Selang berapa saat kemudian, kembali ia menghela napas sedih, gumamnya lagi dengan gemas.

   "Ceng Lan hiang, kaucu dari Ban shia kau itu sungguh berhati keji, bukan saja ia telah menyerang dengan ilmu Hou kut jian hun im kang yang jahat, bahkan melukai pada tiga buah jalan darah penting dalam urat nadinya, bila kujumpai lagi perempuan jalang tersebut, tak akan kubiarkan dia pergi dengan begitu saja.

   "Aaaai...! Coba kalau aku tidak mempunyai Thian hong im-yang sincu yang berkasiat hebat, niscaya pukulan Im kang tersebut tak akan berhasil dipunahkan ...."

   Kendatipan sedang bergumam, namun hawa murninya masih tetap dikerahkan keluar dan menembusi jalan darah Khi hay hiat ditubuh Ku See hong menyebar ke seluruh badan. Tangan kirinya pun tidak menganggur, dari dalam sakunya dia mengeluarkan se

   Jilid kitab, tapi oleh karena dibungkus dengan kain berwarna putih maka sukar diketahui apa nama kitab tersebut.

   Ia letakkan kitab tersebut dihadapannya, sementara tangannya dengan cepat membalik hingga pada beberapa halaman terakhir, kemudian dibacanya dengan lirih.

   " .. Hoa kut jian hun im kang merupakan pukulan hawa dingin terjahat didunia ini. pukulan ini bersifat suatu penyiksaan yang keji dan terkutuk, barang siapa terhajar serangan ini, lebih banyak menemui ajalnya daripada hidup .. bila korban pukulan hawa jahat ini sanggup bertahan sampai penyiksaan tahap ke empat, sementara panca indranya masih tetap berfungsi seperti biasa, berarti orang ini memiliki daya kemampuan untuk hidup yang lain daripada yang lain, tujuh hari kemudian bila cepat ditolong berarti dia akan sehat kembali seperti sediakala..."

   "Seandainya orang yang terkena pukulan Hou kut jian hun im kang tertotok pula nadi pentingnya seperti Tok meh keng, Yang kwan hiat, Jin meh keng, Jiu ciau hiat, Im wi meh keng, Jit gwat hiat, maka setelah mengalami penyiksaan tahap kedua akan segera tewas, sebab aliran darahnya akan terbalik dan membeku akibat tiga nadi pentingnya yang tersumbat hingga aliran tak bisa mengalir dengan lancar, darah itu akan membeku dan mengeras, sebagai akibatnya darah akan mengering dan berakibat kematian yang sangat mengerikan"

   Ketika membaca sampai disini manusia berkerudung itu menjerit kaget, gumamnya.

   "Aneh, bukankah dia masih bisa bertahan sampai penyiksaan tahap ke empat? Bahkan ke tiga buah nadi pentingnya juga telah tertotok, mengapa hingga kini dia masih hidup? Jangan-jangan catatan dalam kitab ini salah menulis'. Bergumam sampai disitu, dia lantas melihat kembali kitabnya hingga pada halaman terakhir, bacanya lebih jauh. ' .... Bila si penderita pukulan Hou kut jian hun im kang dan tertotok pula ke tiga nadi pentingnya masih bisa bertahan terus selewatnya penyiksaan tahap ke tiga, boleh dibilang orang ini memiliki kemampuan yang luar biasa, dalam organ tubuhnya sudah 731 pasti terdapat semacam kekuatan yang menyebabkan hawa Im dan hawa Yang saling tarik menarik dalam aliran darahnya dan berkemampuan merubah keadaan menurut situasi, hingga meski nadinya tertotok, hawa darahnya tak bisa disalurkan, namun setiap organ badan lainnya memiliki daya kemampuan untuk saling berganti hawa darah untuk kelangsungan hidup. Sejak dahulu kala, di dunia ini memang terdapat beberapa orang yang memiliki kemampuan serta daya tahan seperti apa yang diterangkan diatas, sudah dapat dipastikan orang itu pasti pernah mempelajari ilmu Kan kun mi siu kang khi yang tercantum dalam kitab ini serta menelan sejenis obat mestika yang amat langka di dunia ini.

   "Manusia semacam ini andaikata bisa bebas dari pengaruh Hou kut jian hun im kang menurut cara penyembuhan yang tercantum berikut ini, tenaga dalamnya sudah pasti akan memperoleh kemajuan yang amat pesat. Sebab setiap kali tersiksa oleh Hou kut Jian hun im kang, hawa darah yang tersimpan dalam tulang sumsumnya akan mendesak ke dalam jalan darah Khi hay hiat, begitu jalan nadi pentingnya bebas dari totokan, sudah passi hawa darah yang berkekuatan luar biasa itu akan menyebar ke seluruh tubuhnya, secara otomatis tenaga dalamnya akan bertambah, akhirnya besar sekali manfaat yang dapat dipetik dari sini.

   "Tapi bila orang semacam ini harus menderita sampai penyiksaan tahap ketujuh, oleh karena hawa darah yang berkumpul dalam aliran darah Khi hay hiatnya terlampau kuat, akibatnya jalan darah Khi hay hiat tersebut akan pecah dan menyebabkan kematian yang mengerikan. Oleh sebab itu, sebelum penyiksaan tahap ke empat, orang semacam ini harus diusahakan penyembuhannya, Ingat! Ingat!' Membaca sampai disitu, manusia berkerudung itu benar-benar merasa girang setengah mati, rasa gembiranya sekarang sungguh tak terlukiskan dengan kata-kata, tapi dari sorot matanya dan tubuhnya yang gemetar keras bisa diketahui sampai dimanakah meluapnya rasa girang orang ini. Dengan cepat manusia berkerudung itu duduk bersila disisi tubuh Ku See hong, hawa murninya, segera dihimpun menjadi satu, dengan mengandalkan tenaga dalamnya yang sempurna, tak selang berapa saat kemudian pikirannya sudah berhasil dihimpun menjadi satu. Ilmu silat yang dimiliki manusia berkerudung itu memang lihay sekali, sambil membaca cara penyembuhan yang tercantum diatas kitab pusaka miliknya, dia mulai mengerahkan tenaganya melakukan penyembuhan. Terdengar dia membaca dengan lirih.

   " .. Untuk mengobati luka akibat hawa im kang, pertama-tama harus menggunakan hawa murni yang dimilikinya untuk membimbing hawa darah dalam tubuh sang penderita berputar dua belas kali mengelilinrgi badan, sebabt hawa murni yanqg ada ditubuhnyra perlu dibangkitkan, sehingga bila dilakukan penepukan yang tepat pada delapan nadi pentingnya nanti, semuanya bisa berjalan dengan lancar. Perlu di ngat, bila pemukulan agak meleset dari sasarannya bisa jadi hawa murni yang terkumpul malah akan menyebar ke arah lain yang akibatnya sukar dikendalikan lagi dan menyebabkan penyumbatan-penyumbatan yang tak di nginkan.

   "Cara menghimpun hawa murni ini harus dilakukan sedikit demi sedikit hingga akhirnya terhimpun menjadi satu, jangan dibiarkan bocor keluar, kemudian dengan menembusi nadi Wi keng meh langsung menembusi jalan darah Jit gwat hiat, bila hawa murni telah menyebar ke seluruh anggota badan, barulah dicoba menembusi tiga nadi penting yang tertotok. Begitulah, sambil membaca cara penyembuhan yang tercantum didalam kitab pusakanya, manusia berkerudung itu mulai menyalurkan hawa murninya dan mencoba mengobati luka dalam tubuh Ku See hong dengan cara yang diterangkan, tak selang setengah jam kemudian dia telah berhasil mendesak racun hawa dingin yang mengeram dalam tubuh Ku See hong hingga berkumpul menjadi satu di jalan darah Yang kwan hiat, Im ciau hoat serta Jit gwat hiat. Diatas ke tiga buah jalan darah di tubuh Ku See hong tersebut, dengan cepat timbul suatu pembengkakan sebesar cawan yang berwarna merah semu kehitam-hitaman. Manusia berkerudung itu tak berani berayal, dengan cepat tangan kirinya merogoh kedalam sakunya dan mengeluar kan sebuah kotak persegi yang terbuat dari kemala, begitu kotak tersebut terbuka, seluruh ruangan segera dilapisi oleh segulung cahaya pelangi yang amat menyilaukan mata, cahaya itu seperti asap tipis yang membumbung dan menyebar kemana-mana, sungguh indah an menawan hati... Ketika manusia berkerudung itu mengeluarkan benda yang berada dalan kotak, ternyata isinya adalah sebutir mutiara sebesar buah kelengkeng. Cahaya yang terpancar keluar dari mutiara itu sangat menyilaukan mata, dari tubuh mutiara itupun memancar gulungan asap berwarna warni, ada kalanya berwarna merah, ada kalanya hijau, putih, biru, kuning dan berubah-ubah terus, indah menawan tapi menusuk pandangan mata. oooo0dw0oooo BAB 34 HAWA KABUT yang berwarna warni itu berubah tiada hentinya dan pelan-pelan membumbung ke angkasa setinggi tiga depa lebih, ketika terhembus angin malam segera menyabar ke empat penjuru dan lenyap tak berbekas. Tapi dengan cepat kabut tipis lain muncul lagi dari balik tubuh mutiara itu, seakan-akan kabut tipis itu dapat muncul tiada habisnya, dari sini dapat disimpulkan kalau mutiara itu benar-benar merupakan sebuah mutiara mestika. Ternyata mutiara sebesar buah kelengkeng ini tak lain adalah mutiara Thian hong im yang sincu yang merupakan benda mestika dari dunia persilatan.... Kasiat dari mutiara tersebut sama seperti kabut warna warni yang muncul dari mutiara itu, yakni memiliki kegunaan yang beribu-ribu macam banyaknya, hanya manusia masih belum mengetahuinya. Mutiara Thian hong im yang sincu tersebut boleh dibilang mencakup berbagai kegunaan yang amat banyak, semenjak dahulu kala, entah sudah betapa ribu umat persilatan yang tewas akibat memperebutkan mutiara mestika itu..Thian hong im yang sin cu telah mempunyai sejarah selama seribu tahun, tapi sudah semenjak banyak tahun tak pernah muncul lagi dalam dunia persilatan, sungguh tak di sangka benda mana bisa ter jatuh ke tangan manusia berkerudung, kejadian mana benar-benar merupakan suatu kejadian yang sukar diduga. Ternyata berita tentang diperolehnya mutiara Thian hong im yang sin cu oleh manusia berkerudung yang tersiar dalam dunia persilatan dewasa ini, sama sekali tidak di tanggapi orang secara serius, karena sebagian besar umat persilatan hanya setengah percaya setengah tidak atas kejadian tersebut. Ketika kawanan jago persilatan dari seluruh kolong langit berkumpul di kota Heng yang, tujuan yang terutama adalah untuk melenyapkan manusia berkerudung ini, sebab kelihayan ilmu silat yang dimililikinya serta ke empat orang pembantu setianya yang merupakan empat gembong iblis lihay dari Tang hay itu merupakan suatu ancaman secara langung bagi keselamatan dan keutuhan dunia persilatan dewasa ini. Itulah sebabnya tatkala orang mendengar berita tersebut, baik dari golongan putih maupun hitam berbondong-bondong datang kesitu, selain melenyapkan tokoh persilatan tersebut merupakan tujuannya yang terutama, tujuan lainnya adalah ingin mereka ketahui apa benar mutiara Thian hong im yang sincu berada ditangannya. Pelan-pelan manusia berkerudung itu menggenggam mutiara Thian hong Im yang sincunya ke tangan, lalu dari balik sorot matanya memancar keluar sinar tajam yang menggidikkan hati, seluruh perhatiannya di tujukan ke atas jalan darah Jit gwat hiat pada nadi Yang wi keng meh ditubuh Ku See hong... Mendadak ... Ditengah keheningan yang mencekam seluruh ruangan, tahu- tahu berkumandang suara gemuruh yang amat rendah dan berat.. Pada saat inilah mutiara Thian hong im yang sin cu yang berada ditangan kanan manusia berkerudung itu pelan-pelan bergerak diudara, bagaikan rembulan di angkasa yang memancar cahaya terang, seluruh ruangan mendadak terang benderang bermandikan cahaya. Suara gemuruh rendah yang menggelegar tadi tak lain adalah suara yang ditimbulkan dari pergeseran mutiara Thian hong im yang sin cu tersebut... Manusia berkerudung itu dapat menggunakan tenaga dalamnya untuk mengendalikan mutiara Thian hong im yang sincu dan bergeser di udara dengan sekehendak sendiri, kelihayan tenaga dalamnya tersebut betul-betul luar biasa sekali dan tak ada berapa orang yang mampu menghadapinya. Padahal kalau didengar dari nada pembicaraannya, dia seperti seorang gadis yang baru berusia dua puluh tahunan, seorang gadis muda dapat memiliki tenaga dalam begitu sempurna, pada hakekatnya kejadian mana benar-benar membuat orang tidak habis mengerti. Tatkala mutiara Thian hong im yang sin cu tersebut bergeser, mencapai di atas jalan darah Jit gwat hiat pada Yang wi keng meh di tubuh Ku See hong, mendadak saja benda mestika tersebut berhenti bergerak. Pada saat inilah telapak tangan si manusia berkerudung yang putih bersih dan halus itu nampak gemetar keras, tak bisa disangkal lagi dia sedang memperbesar tenaga dalam yang disalurkan keluar dari tubuhnya untuk menolong jiwa pemuda itu. Tapi perasaannya saat itu sangat berat dan tegang, sebab bila hawa murninya sampai tersendat-sendat ditengah jalan, bisa jadi nyawa Ku See hong justru akan lenyap di tangannya. Lebih kurang seperminum teh kemudian, mutiara Thian hong im yang sin cu itu baru pelan-pelan bergerak turun ke atas jalan darah Jit gwat hiat ditubuh Ku See hong. Sewaktu mutiara mestika itu mencapai setengah inci diatas tubuh Ku See hong, mendadak mutiara Thian hong im yang sincu itu kembali berhenti bergerak. Mendadak... Mutiara Thian hong im yang sincu itu berputar kencang ditengah udara, dalam perputaran tersebut terdengar suara pekikan nyaring yang memekikkan telinga, suaranya makin lama bertambah cepat bagaikan suara seruling, bahkan membawa suasana miste-rius yang tak terlukiskan. Disaat mutiara tersebut berputar kencang, diantara kabut tipis warna warni yang menyebar ke empat penjuru, mendadak muncul sgulung uap berwarna hitam. Seketika itu juga udara dalam ruangan terendus bau darah yang amis sekali, bau itu mula-mula masih samar, tapi kian lama kian bertambah hitam tebal, sedangkan asap tipis berwarna hitam itupun dari tipis lama kelamaan berubah menjadi tebal. Ketika berpaling kembali ke arah jalan darah Jit gwat hiat pada nadi Yang wi keng meh ditubuh Ku See hong, maka tampaklah warna hitam sebesar mangkuk yang menyembul ditubuhnya makin lama semakin mengecil sebelum akhirnya menyusut dan lenyap. Kemudian setelah lewat sekian lama kemudian, otot-otot yang semula menonjol ke luar dan gumpalan besar yang menghitam makin mengempis dan pulih seperti sedia kala.. Dalam pada itu, mutiara mestika Thian hong im yang cu, telah berhenti berputar, kemudian pelan-pelan berputar ke atas jalan darah Yang kwan hiat pada urat nadi Tok yong keng di tubuh Ku See hong, seperti juga keadaan semula dengan suatu kekuatan yang luar biasa mutiara itu menghisap keluar sari racun yang membeku dibadan, akhirnya benda itu baru bergeser ke jalan darah Im ciau hiat pada nadi Jin meh keng. Jalan darah Im ciau hiat terletak diatas jalan darah Khi hay hiat, bila jalan darah tersebut sudah punah, maka hawa darah dalam tubuh Ku See hong akan pulih kembali seperti sedia kala, peredaran darahnya pun akan menjadi normal kembali. Lewat seperempat jam kemudian, akhirnya jalan darah Im ciau hiat berhasil juga dibebaskan. Waktu itu, manusia berkerudung tersebut sudah kelelahan sampai napasnya tersengkal-sengkal dan peluh membasahi seluruh tubuhnya, dia menarik napas panjang, tanpa beristirahat tangan kirinya merogoh ke dalam kotak obat dan mengeluarkan tiba buah botol kecil. Dari ketiga botol tadi dia menuang sedikit bubuk obat berwarna merah, putih dan kuning kedalam secawan air bersih yang telah dipersiapkan, kemudian mutiara Thian hong im yang sincu tadi dicelupkan ke dalam cawan itu. Bergulung-gulung asap tipis mengepul keluar dari dalam cawan, air bersih yang berada dalam cawan segera berubah menjadi merah.

   "Pluuuk, pluuuuk, pluuuk...!"

   Suatu gemerutuk berbunyi nyaring tiada hentinya, bagaikan air yang sedang mendidih saja, air tersebut bergelembung tiada hentinya.

   Lewat berapa saat kemudian, manusia berkerudung itu baru menjepit keluar mutiara Thian hong im yang sincu tadi dari dalam cawan, seperti pula sedia kala mutiara tersebut memancarkan kembali panca warna yang menyilaukan mata.

   Dengan sangat berhati-hati, dia menaruhkan mutiara mestika itu ke daleam kotak kemala, dan dimasukkan ke dalam saku.

   Kemudian dia mengambil cairan yang memerah yang berada dalam cawan, setelah diteguk sedikit, buru-buru dijejalkan ke mulut Ku See hong, dengan tangan kiri mementang mulutnya, cairan merah dalam cawan segera dilolohkan ke dalam mulutnya.

   Sementara itu Ku See hong masih tetap terpejam mata, namun paras mukanya sudah tak nampak mengerikan seperti tadi lagi, diantara warna pucat kini muncul setitik cahaya merah, napasnya amat teratur, persis seperti orang yang sedang tertidur nyenyak.

   Manusia berkerudung itu menghembuskan napas lega, serunya kemudian lirih.

   'Adik Khi, masuklah!"

   Baru selesai berkata, segulung angin berhembus lewat, bagaikan sukma gentayangan Kho It Khi sudah menerjang masuk ke dalam ruangan. Ketika ia menyaksikan seluruh badan manusia berkerudung itu basah kuyup oleh air keringat, buru-buru bisiknya.

   "Enci, coba lihat, kau sudah kehabisan tenaga seperti ini, cept pergi beristirahat, biar aku yang merawat engkoh Se hong!"

   Manusia berkerudung itu segera memperdengarkan suara helaan napas yang sangat aneh dan membingungkan, kemudian baru berkata.

   "Adik Khi, setengah jam lagi dia sudah akan sadar dari pingsannya, bila ia telah sadar nanti, serahkan pedang antik ini kepadanya dan suruh dia cepat-cepat pergi"

   "Cici, apakah kau tidak bersedia menjumpai nya' seru Kho It khi dengan perasaan terkejut bercampur keheranan. Terbentik sinar lembut dibalik sorot mata si manusia berkerudung yang murung, di tatapnya wajah Kho it khi yang kecil dan lembut itu dengan penuh kasih sayang, kemudian setelah menghela napas sedih, kata nya. 'Adik Khi, aku tak ingin bertemu dengannya" 'Mengapa?"

   Tanya Kho it khi tidak habis mengerti.

   "kau adalah tuan penolong, dia sudab seharusnya berterima kasih kepadamu"

   "Adik Khi, sebelum ia sadar kembali, aku harus segera pergi meninggalkan tempat ini. Jika ia telah sadar nanti, serahkan pedang ini kepadanya dan suruh dia cepat meninggalkan tempat ini, pesanlah kepadanya bagaimanapun juga ia tak boleh datang ke sini lagi, bila berani membangkang maka jiwanya bisa terancam bahaya"

   Sebetulnya beberapa patah kata-kata itu diutarakan dengan amat terpaksa, karena ucapan itu sangat bertentangan dengan suara hati sendiri. Mengapa dia melarang pemuda itu datang lagi kesitu? Apakah kuatir dia berhasil mengetahui rahasianya!"

   "Yaa benar, andaikata ia berhasil mengetahuinya mati-matian, maka hati kecilnya akan merasa lebih menderita dan tersiksa, itulah sebabnya mau tak mau dia harus mengucapkan kata-kata sekasar itu untuk menampik kedatangan Ku See hong, agar dia menaruh kesan jelek terhadap dirinya. Tapi, dia mana bisa menyangka kalau Ku See hong adalah seorang lelaki yang pandai membedakan mana jasa dan mana dendam, bila seseorang pernah melepaskan budu kepadanya, sampai matipun dia akan berusaha untuk membalas budi tersebut, justru kata-kata tampikannya ini akan membangkitkan kecurigaan dalam hatinya sehingga dia malah semakin berkeinginan untuk menyelidiki asal usulnya. Walaupun setelah sadar nanti dan mendengar pesan itu, dia akan berpendapat bahwa teka-teki itu tak perlu dipikirkan lebih jauh, tapi rasa ingin tahu yang muncul dalam hatinya pasti akan sulit dikendalikan olehnya. Sejak dulu hingga sekarang, walaupun perubahan manusia itu sangat besar, namun keinginan untuk menyingkap teka teki yang aneh masih tetap berakar dalam hati setiap orang. Itulah sebabnya tiada teka teki yang bersifat kekal di dunia ini, pada suatu saat rahasia tersebut pasti akan terbongkar, masalahnya hanya tinggal soal waktu saja. Kho It khi memutar otaknya sebentar, mendadak ia bertanya.

   "Seandainya dia sudah sadar dan membangkang perkataanmu dengan memaksa diriku untuk menjawab keadaan yang sebenarnya, apa yang harus kulakukan?" 'Usahakan bersikap dingin dan sinis untuk memaksanya pergi dari sini"

   "Kalau dia menggunakan kekerasan, Apakah aku benar-benar harus turun tangan untuk membunuhnya!' Tiba-tiba manusia berkerudung itu tertawa cekikikan.

   "Adik Khi, mengapa sih kau begini tidak menurut? Aaaai... dikemudian hari kau bakal tahu sendiri alasan yang sebenarnya, kini lakukan saja seperti apa yang kuperintahakn"

   Meskipun usia Kho It khi masih muda, namun dia cerdik dan pandai menganalisa perkataan orang, kecerdasannya sama sekali tidak kalah dengan kecerdasan orang dewasa.

   Sekarang, dalam hati kecilnya sudah dapat menduga kalau antara dia dengan Ku See hong tentu terikat dalam suatu hubungan yang luar biasa, mungkin saja dimasa lalu antara mereka berdua terjadi kesalah pahaman yang berakibat saling bermusuhan, tapi kemudian kedua belah pihak sama-sama menyesali perbuatannya.

   Tapi oleh karena watak masing-masing keras kepala, membuat kedua orang itu tak ada yang bersedia minta maaf lebih dulu atas kesalahan paham dimasa lalu.

   Padahal darimana ia tahu kalau kejadian yang sesungguhnya bukan demikian, bahkan diapun tidak pernah menyangka kalau hubungan mereka yang sesungguhnya jauh melebihi kesemuanya itu? Kembali Kho It khi berkata.

   "'Enci, maksudmu sekarang, persoalan tersebut pada akhirnya toh akan diketahui juga olehnya, bila kau memberitahukan hal ini kepadanya, hatimu akan merasa pedih dan menderita, tapi kau harus tahu, jika persoalan ini dibiarkan berlarut lebih lama, maka selama waktu- waktu tersebut hatimu bisa semakin sengsara. jauh lebih menderita dan sengsara daripada kau sampaikan kepadanya sekarang juga, oleh karena itu aku pikir lebih baik persoalan ini diselesaikan secepatnya saja"

   Mendengar perkataan itu, mau tak mau si manusia berkerudung itu harus memuji juga akan kehebatan berpikir bocah itu, tapi persoalan yang dihadapi sekarang begitu pelik, begitu sulit untuk di utarakan secara terus terang.

   Sekarang dia bukannya kuatir dia tak akan memaafkan dirinya, tapi justru perasaan rendah diri yang muncul dalam hatinya inilah yang membuat dia sulit unturk bertemu dengannya.

   Butiran air mata jatuh bercucuran membasahi wajah manusia berkerudung itu, berbagai ingatan berkecamuk di dalam benaknya, bagaikan ombak di tengah samudra yang menggulung tiada hentinya.

   Mendadak terkilas sinar mata yang teguh dan mantap dari balik kain kerudung tersebut, dengan suara agak gemetar katanya.

   "Adik Khi, kau harus melaksanakan seperti apa yang kukatakan tadi, jangan katakan kalau aku yang menolongnya, setelah kau mengusirnya pergi dari sini, besok segera berangkatlah kau ke lembah Cui yu kok, Aku percaya dengan kecerdasanmu, kau pasti dapat membangkitkan hawa amarahnya, Kita sebagai orang Hiat mo bun sudah seharusnya menuruti perkataan Buncu, bila berani melanggar perintah maka dia harus menerima hukuman yang setimpal, walau-pun aku amat menyayangi dirimu, tapi peraturan perguruan tak bisa dirubah-rubah, mengerti kah kau?"

   Dari balik sorot mata manusia berkerudung sekarang terpancar keluar sinar tajam yang menggidikkan hati, sorot mata tersebut jauh berbeda dengan sinar mata yang penuh kelembuatan tadi. Menyaksikan sinar matanya itu, dengan sedih Kho It khi berkata.

   "Enci, adik khi pasti akan menuruti perintahmu, aku hanya tak ingin menyaksikan kau menyimpan luka didalam hatimu, maka aku berharap enci suka berpikir tiga kali sebelum bertindak, tariklah kembali perintahmu itu"

   "Kehidupanku di dunia ini sudah ditakdirkan hidup menyendiri"

   Ucap manusia berkerudung itu lagi tegas.

   "Kau tak usah banyak berbicara lagi, anggap saja dia sebagai musuh besarku. Nah, aku akan pergi dulu. Baik-baiklah menjaga diri"

   Selesai berkata, manusia berkerudung itu melejit ke tengah udara dan melayang keluar dari ruangan tersebut.

   Memandang bayangan punggungnya yang menjauh, tanpa terasa titik air mata jatuh berlinang membasahi pipinya.

   Setelah menghela napas sedih, gumamnya.

   "Sudah pasti antara enci dengan Ku See hong mempunyai suatu hubungan yang luar biasa, aaai ....! Aku Kho It khi sudah banyak berhutang budi kepada cici, tapi ia tidak memperkenankan kepadaku untuk turut merasakan kemurungannya"

   Diambilnya sebuah bangku lalu duduk di sisi pembaringan Ku See hong, menatap wajah tampan Ku See hong yang lambat laun makin memerah, dalam benaknya berkecamuk pelbagai pikiran, dia berusaha untuk mencari tahu hubungan apakah yang sebenarnya terjalin antara encinya dengan Ku See hong.

   Waktu itu kentongan ke empat sudan menjelang tiba, bintang bertaburan di angkasa, suasana amat hening.

   Gedung rumah yang besar ibaratnya sebuah kuburan, terasa begitu sunyi, sepi, dan mengerikan.

   Dalam suasana yang hening inilah pelan-pelan Ku See hong sadar kembali, namun sepasang matanya masih terpejam rapat- rapat, pelbagai ingatan melintas cepat didalam benaknya, dia seolah-olah sedang mengenang kembali kejadian lampau yang telah dialaminya.

   Mendadak ia merasakan tubuhnya sama sekali tidak terasa sakit, semangatnya terasa segar dan tidak mirip orang yang mengidap penyakit parah.

   Semula dia mengira dirinya sudah tidak berada di alam dunia lagi, sebab dia tahu kalau tiada harapan untuk hidup lagi, konon hanya dialam baka orang tak akan merasakan kesakitan...

   Tapi lambat laun dia merasa dugaannya itu tidak benar, sebab dia masih bernafas dengan begitu leluasa, dadanya masih penuh dengan hawa segar, penuh dengan semangat hidup, keadaan seperti ini tidak mirip dengan keadaan orang yang sudah mati.

   Benarkah dia masih hidup? Benarkah dia masih hidup? Dia berusaha mencari jawaban yang benar tapi ia tak berani membayangkan, tanpa terasa ia mencoba untuk menyalurkan hawa murninya yang berada dalam tubuhnya, ternyata segala sesuatu nya dapat berjalan dengan lancar dan leluasa.

   Tak bisa disangkal lagi dia masih hidup di dunia ini, tapi siapakah yang memberikan semangat hidup lagi baginya? Secara lamat-lamat dia teringat kembali disaat dia mendekati penyiksaan Hou kut jian hun im kang tahap ke empat, lamat-lamat dia mendengar Kanglam sianghou mendengus tertahan, kemudian ia seperti kehilangan kesadarannya...

   Tanpa terasa dia menghela napas sedih dan membuka matanya pelan-pelan, pemandangan pertama yang tertangkap oleh sorot matanya adalah cahaya lampu serta beberapa lukisan yang tergantung diatas dinding ruangan...

   Mendadak terdengar suara teguran seorang bocah lelaki yang nyaring berkumandang dari sisi tubuhnya.

   "Kau telah sadar ?"

   Berbaring diatas pembaringan empuk, cepat-cepat Ku See hong membalikkan tubuhnya, dalam sekilas pandangan saja dia telah melihat Kho It khi yang sedang duduk di tepi pembaringan, di tangannya memegang pedang Ang soat kiam miliknya, sedangkan sorot matanya yang jeli sedang menatap ke arahnya tanpa berkedip.

   Ku See hong segera menegur.

   "Sebenarnya disini alam manusia atau alam baka?" ' Alam manusia!"

   Jawab Kho It khi ketus. Tergetar juga perasaan Ku See hong sesudah menyaksikan wajah serta nada pembicaraan orang yang dingin dan kaku, tapi cepat- cepat dia bertanya lagi.

   "Kalau begitu, dimanakah sekarang aku berada?' ' Dalam neraka!"

   Jawaban Kho It khi tetap tak berperasaan.

   Sekilas amarah segera menghiasi wajah Ku See hong, teriaknya lagi keras-keras.

   ' Dimanakah sekarang aku berada?' "Dalam neraka!".

   Jawaban dari Kho It khi masih tetap seperti sedia kala, tubuhnya belum juga bergerak, akan tetapi sepasang biji matanya menatap wajah Ku See hong tanpa berkedip.

   Bergidik juga hati Ku See hong setelah ditatap macam begini, tegurnya lagi cepat.

   ' Kau ini manusia atau setan?"

   "Manusia!"

   Kho It khi memang seorang bocah yang berbakat lagi cerdas, ternyata dia bisa menunjukkan sikap maupun paras muka yang sama sekali tak berubah seperti sedia kala.

   Dihadapi oleh sikap gerak gerik serta pembicaraan yang begitu aneh, Ku See hong sungguh dibuat kaget bercampur tercengang, sepasang matanya yang mengawasi wajah Kh oIt khi sampai terbelalak lebar-lebar tanpa berkedip.

   "Ini dia pedangmu, cepat ambil pedang ini dan keluar!"

   Perintah Kho It khi lagi dingin.

   "Keluar? Keluar kemana?"

   Ku See hong tidak habis mengerti. Walaupun usia Kho It khi masih muda, namun sikap maupun tindak tanduknya tak berbeda jauh dengan raja akhirat kecil. Mendengar pertanyaan tersebut, dia lantas mendengus dingin, serunya makin ketus.

   "Keluar dan tinggalkan tempat ini!"

   "Tinggalkan tempat ini... tinggalkan tempat ini..."

   Gumam Ku See hong lirih.

   Mendadak ia mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak- bahak, suaranya sangat keras bagaikan gunung karang yang berguguran, membuat seluruh ruangan bergetar sangat keras.

   Terkesiap juga hati Kho It khi mendengar suara tertawa tersebut, segera pikirnya.

   "Tenaga dalam yang dimilikinya begitu sempurna, mengapa ia bisa terhajar ilmu pukulan Hou kut jian jun im kang dari Ban sia kaucu dengan begitu mudah..?"

   Mendadak Ku See hong menghentikan gelak tertawanya, lalu berseru dengan lantang.

   "Adik cilik, tolong tanya kaukah yang telah menyelamatkan selembar jiwaku?"

   "Bukan aku!"

   Jawab Kho it khi singkat. dik cilik, cepatlah kau memberitahukan kepadaku, siapa yang telah menyelamaskan jiwaku?"

   Walaupun Kho It khi ingin sekali memberi tahukan kepadanya bahwa manusia berkerudung warna warni yang telah menyelamatkan jiwanya, akan tetapi dia pun tak berani membangkang perintah dari encinya, maka kembali sahutnya dengan ketus.

   "Tidak tahu!"

   Kini Ku See hong benar-benar dibuat kebingungan oleh ucapan Kho It khi yang sangat aneh tersebut, sesudah terkejut dan termangu beberapa saat, diapun bertanya.

   `Kalau begitu kau bukan orang yang menghuni di rumah ini?" ' Kau tak usah banyak bertanya lagi"

   Tukas Kho It khi semakin ketus 'ambil pedang milikmu dan segera pergi dari sini"

   Sejak mengembara didalam dunia persilatan, belum pernah Ku See hong menjumpai sikap yang begini aneh dari seorang bocah cilik, sebagai seorang lelaki yang tahu membedakan mana budi dan mana dendam, tentu saja dia merasa enggan untuk meninggakkan tempat tersebut dengan begitu saja, sehabis menerima budi kebaikan orang.

   Maka sambil berusaha keras menahan rasa kesal dalam hatinya, dia berkata lagi pelan.

   "Saudara cilik, harap kau sudi membantu-ku, beritahu kepadaku siapa yang telah menolongku? Bersedia bukan?"

   Kho It khi segera berkerut kening sambil menarik wajahnya dia berseru amat gusar.

   "Kau ini bagaimana sih? Mengapa tak bisa menerima perkataan orang? Suruh kau jangan bertanya dan segera tinggalkan tempat ini, mengapa kau masih saja ngebacot tiada hentinya?"

   Hawa amarah yang berkobar dalam dada Ku See hong benar- benar dibuat membara oleh ucapan bocah tersebut, ia segera tertawa dingin.

   "Heeehhh...heeehhh...heeehhh... sejak mengembara di dalam dunia persilatan belum pernah kujumpai seorang bocah yang berusia muda macam kau tapi jumawanya bukan kepalang"

   "Hmmm, aku toh suruh kau pergi dari sini, salahkah tindakanku ini?"

   Kho It khi telah membentak dengan marah. Ku See hong jadi tertegun, kemudian pikirnya.

   "Benar juga perkataan ini, tempat ini kan rumah tinggalnya, dia memang berhak untuk menyuruhku pergi dari sini, tapi... apakah aku harus menerima budi kebaikan orang dengan begitu saja?"

   Mendadak terdengar Kho It khi bertanya.

   "Hei, orang she Ku, sepanjang hidupmu berapa banyak gadis yang pernah kau kenal?"

   Ku See hong benar-benar dibuat beringas oleh pertanyaan tersebut, mendadak satu ingatan melintas dalam benaknya, kemudian katanya sambil tertawa.

   Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   "Saudara cilik, buat apa kau menanyakan masalah ini?"

   "Baik, baik, kau pergi saja dari sini!"

   Akhirnya Kho It khi membentak lagi dengan wajah sedingin es. Ku See hong sungguh dibikin kebingungan oleh sikap lawannya, tapi ia pun merasa amat kesal, kembali ia menegur ketus.

   "Andaikata aku hendak tetap berada disini, mau apa kau?"

   "Akan kuusir kau dengan kekerasan, tak usah banyak bicara lagi, ambil kembali pedangmu!"

   Dia lantas menyodorkan pedang Ang soat kiam tersebut kehadapan anak muda tersebut, dalam dorongan inilah terasa ada segulung tenaga tekanan yang beratnya mencapai ribuan kati menekan diatas dada Ku See hong...

   Tak terlukiskan rasa kejut Ku See hong menghadapi kejadian semacam ini, dia tak menyangka dengan usianya yang masih begitu muda, ternyata tenaga dalamnya sudah mencapai tingkatan sedemikian hebatnya, buru-buru dia mengerahkan tenaga dalamnya ke dalam lengan kiri, lalu dengan entengnya pedang Ang soat kiam tersebut diterima dan disisipkan dibelakang bahu, lalu sambil turun dari pembaringan katanya dingin.

   "Bila kau bersikeras menolak untuk memberitahukan siapa penolongku, terpaksa aku harus bersikap kurang hormat dengan menerobos masuk ke dalam ruangan dalam. Berbicara sampai disitu, dia benar-benar beranjak dan melangkah ke ruang dalam. Bayangan manusia berkelebat lewat, tahu-tahu Kho It khi telah menghadang dihadapan nya sambil membentak.

   "Berhenti! Orang she Ku, kau adalah seorang tokoh yang bernama besar dalam dunia persilatan, mengapa sikapmu tak tahu sopan? Apakah kau anggap dengan nama besarmu itu lantas kau boleh bertindak sewenang-wenang... ?"

   Merah dadu selembar wajah Ku See hong karena dampratan tersebut, dia lantas menghela napas sedih.

   "Saudara cilik, kau memang seorang bocah yang luar biasa, sebelum aku pergi dari sini, aku hanya mohon bertanya akan satu hal. Tolong tanya apakah arang yang menolongku adalah orang yang melarang kau menberi tahukan nama dan julukannya kepadaku? Atau hal ini atas prasangkamu sendiri?"

   Pelan-pelan paras mukah Kho It khi berubah menjadi lembut kembali, katanya pula.

   ' Aku pun ingin memohon satu hal kepadamu, harap kau selanjutnya jangan datang kemari lagi, sebab tempat ini adalah neraka dunia, orang yang berani datang kemari hanya akan memperoleh jalan kematian.

   "Yaa, memang orang yang menolongmu yang melarang aku memberitahukan nama dan julukannya kepadamu, oleh karena dia menyayangi jiwaku maka ia baru menolong mu, tapi kau jangan salah sangka, bila ingin menyelidiki keadaan disini berarti kau akan menghantar nyawamu dengan percuma, sebab sampai di alam baka pun kau tak akan mengetahui siapa penolongmu itu, nah aku hanya bisa berkata sampit disini saja, pergilah sekarang!' Ku See hong benar-benar merasa kagum terhadap kecerdikan bocah ini, kelincahan serta ketajaman lidahnya sukar ditemukan di kolong langit, apalagi dilihat dari tenaganya sewaktu melemparkan pedang serta ilmu meringankan tubuhnya sewaktu menghadapi jalan perginya, boleh dibilang semuanya merupakan kepandaian seorang jago lihay dalam dunia persilatan. Siapakah yang telah mengajarkan kepandaian sakti itu kepadanya? Andaikata ia diberi waktu sepuluh tahun untuk melatih diri, niscaya kelihayannya tak terlukiskan dengan kata-kata.

   "Heran, siapakah yang telah menyelamat kan jiwaku tapi melarang aku mengetahui nama julukannya?"

   Demikian pemuda itu berpikir keheranan.

   "kalau ditinjau dari perabot dalam ruangan itu serta bau aroma yang tersiar dalam disekitar sini, sudah jelas kamar ini kamar tinggal seorang perempuan, tapi siapakah dia? Kenalkah aku dengannya? Setelah berhenti sejenak, ia berpikir lebih jauh.

   "Dalam hidupku, banyak perempuan yang pernah kukenal tapi diantara mereka hanya Keng Cin sin yang telah mati, Him Ji im yang terperangkap dalam sarang Ban sia kau serta Im Yan cu yang hangat saja yang bersedia mengorbankan nyawanya untukku"

   Teringat akan Im Yan cu, Ku See hong lantas bergumam dihati.

   "Mungkinkah Im Yan cu mengetahui keadaan yang sebenarnya, baiklah kutanya kan saja persoalan ini kepadanya nanti, kalau toh orang lain tidak bersidia memberi tahukan nya, toh aku tak bisa memaksa dengan menggunakan kekerasan..."

   Ketika ingatan itu melintas lewat dalam benaknya, akhirnya Ku See hong menghela napas panjang, katanya kemudian dengan perasaan apa boleh buat.

   "Baiklah, sekarang juga aku akan pergi, tapi nama saudara cilik tentunya boleh kuketahui bukan?"

   "Namaku seperti juga nama orang yang menolongmu, tak ingin diketahui siapapun, harap kau suka memakluminya!"

   "Saudara cilik, kalau begitu kita berjumpa lagi di lain waktu, selama hayat masih dikandung badan, aku orang she Ku akan mencari tahu siapakah tuan penolong yang telah menyelamatkan jiwaku ini!"

   Selesai berkatr, tidak nampak gerakan apa yang digunakan Ku see hong, tahu-tahu ia sudah melayang keluar dari ruangan, kemudian sekali melejit badannya berada diatas atap rumah, sorot matanya yang tajam dengan cepat memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu.

   Tampak bangunan rumah yang ada disana sambung menyambung sampai dikejauhan sana, tapi suasana gelap gulita dan sunyinya lura biasa, diantara hembusan angin yang menggoyangkan pepohonan, hanya terdengar bunyi burung malam...

   Mendadak suasana suram, sepi dan seram yang mencekam sekeliling tempat itu, tak kuasa Ku See hong menghela napas sedih, gumamnya.

   "Yaa, seperti apa yang dia katakan, tempat ini memang neraka dalam dunia, neraka dalam dunia! Aaaai... hidup manusia bagai-kan dalam impian, seperti juga aku sekarang, apa yang kualami selama 751 ini ibarat suatu impian buruk, tapi impian buruk ini merupakan impian yang sukar kupahami..."

   Sekali lagi Ku See hong menghela napas panjang, tubuhnya segera berkelebat sejauh puluhan kaki, lalu dalam beberapa kali lompatan saja, bayangan tubuhnya sudah lenyap dibalik kegelapan.

   Tak lama setelah bayangan tubuh Ku See hong lenyap dari pandangan, dari balik kegelapan terdengar suara helaan napas sedih, lalu kedengaran seseorang bergumam.

   "Hidup manusia bagaikan dalam impian, kalau begitu aku lagi-lagi bermimpi buruk, tapi... impian ini masih berlangsung terus, masih berkembang terus, entah bagaimana akhir dari impianku ini... ?"

   Bayangan langsing dibalik kegelapan tersebut bukankah si manusia berkerudung itu? Kini kelopak matanya sudah mengembang penuh air mata...

   Dengan membawa perasaan sedih yang mencekam, dia pun berlalu dari situ tanpa mengucapkan sepatah katapun.

   Kini, waktu menunjukkan kentongan ke lima, fajar baru saja menyingsing di langit timur...

   oooo0dw0oooo Dalam pada itu setelah Im Ya cu menelan pil Im hwee si hun wan, berhubung obat itu sudah mulai bekerja, kesadarannya lambat laun semakin memudar, sepasang matanya dipejamkan rapat-rapat, dadanya bergelom-bang naik turun tiada hentinya, wajah yang memucatpun kini telah berubah menjadi semu merah.

   Apakah nasibnya begitu tragis? Apakah kehormatanya akan hilang digagahi manusia brutal tersebut? Sepasang mata cabul si pedang ular perak Ciu Heng thian telah memancarkan sorot mata rakus yang menjijikkan, sambil mengamati seluruh tubuh Im Yan cu dari atas hingga ke bawah, ia perdengarkan suara tertawa cabulnya yang menggidikkan.

   -oooo0dw0oooo-

   Jilid 23

   "HEEEEHHH... heeehhh.... heeeehhh.... aku Ciu Heng thian memang betul-betul bernasib baik, heeehhh... heeeehhh... setelah merasakan perawannya, sebentar akupun akan merasakan perawannya Him Ji im, heeeehh... heeeehhh...' Tiba-tiba Im Yam cu merintih lirih, sepasang matanya dibuka kembali, mukanya semakin membara, napasnya tersengkal-sengkal dan sepasang payudaranya bergerar keras. Menyaksikan hal itu, Pedang ular perak Ciu Heng thian tertawa cabul, ejeknya.

   "Sudah sampai waktunya lm Yan cu?"

   Seraya berkata, Ciu Heng thian meletakkan pedang ular peraknya ke tanah, kemudian bersiap-siap melepaskan pakaian yang dikenakan...

   Im Yam cu merasakan napsu birahinya memuncak, suatu perasaan aneh menyelimuti seluruh tubuhnya membuat dia tak kuasa menahan diri, akhirnya dia mulai berkelejet, makin lama makin keras dan tubuhnya makin lama semakin gatal, saat itu kesadarannya masih utuh, hingga bisa dibayangkan betapa sedih, marah, benci dan dendamnya dia.

   Mendadak....

   Im Yan cu merasakan munculnya segulung hawa darah dari bawah perutnya yang menjalar ke empat anggota badannya, lalu peredaran darah dalam tubuhnya membara seperti dibakar api, jalan darahnya yabng tertotok segdera bebas kembaali, tapi dia tak sanggup menahan kobaran api birahi yang semakin menguasahi seluruh tubuhnya..Im Yan cu menggigit bibir kencang-kencang dengan kesadaran otaknya ia berusaha keras menahan dan melawan kobaran api birahi, mendadak gadis itu menjerit keras kemudian menerjang Ciu Heng thian dengan kalap, ke sepuluh jari tangannya dipentangkan 753 lebar-lebar lalu menyambar sepuluh jalan darah kematian ditubuh Ciu Heng thian.

   Menghadapi ancaman tersebut, Ciu Heng thian tertawa terbahak- bahak, serta merta dia mengigos kesamping, sementara tangan kirinya melepaskan sebuah sapuan cepat.

   Kasihan lm Yan cu, waktu itu api birahinya sudah semakin membara, serangan yang dilancarkan secara tiba-tiba ke tubuh Ciu Heng thian tak lebih hanya berdasarkan kesadarannya yang masih ada serta usahanya mengendalikan diri dengan sekuat tenaga.

   Akan tetapi serangan dari ke sepuluh jari tangannya kini sama sekali tak bertenaga, gerakannya pun sangat lamban, apa lagi termakan sapuan Ciu Heng thian, tak ampun lagi seluruh tubuhnya bergoncang keras dan nyaris jatuh terjerembab ke atas tanah.

   Im Yan cu berpekik sedih, seluruh tubuh nya menerjang dua kaki kemuka dan menumbuk ke atas sebatang pohon di hadapannya, gadis itu ingin membunuh diri dengan menerjang pohon, baginya lebih baik mati daripada kehormatannya direnggut orang.

   kini Ciu Heng-thian sudah melepaskan seluruh pakaian yang dikenakan, tapi ia tak mengira kalau kesadaran Im Yan-cu masih dapat bertahan begitu kuat, walaupun daya kerja obat perangsangnya sudah menyebar keseluruh badan, namun ia masih sanggup mempertahankan diri dengan tangguh.....

   Menyaksikan gadis itu menumbukkan kepalanya keatas pohon, untuk menyelamatkan gadis itu tak sempat lagi.

   Tampaknya Im Yan-cu segera akan tewas dengan kepala remuk....

   Mendadak, pada saat itulah dari tujuh delapan kaki dihadapannya berkumandang suara teriakan keras.

   "Im moay, mengapa kau...."

   Berbareng dengan menggemanya suara tersebut, sebsosok bayangan manusia sudah muncul di sisi tubuh Im Yan cu, lalu sekali 754 menyambar, orang itu sudah memeluk tubuh si gadis kencang- kencang.

   Mendengar suara teriakan yang sangat dikenal itu, buru-buru Im Yan cu mendongakkan kepalanya, sorot mata yang penuh kepedihah, kemurungan tapi hangat dan penuh perasaan cinta nampak sedang menatap kearahnya lekat-lekat.

   Im Yan cu segera berpekik sedih.

   "Engkoh Hong, kaukah? Apakah kita telah bersua di alam baka ...."

   Sudah jelas dia tak percaya kalau orang yang berada dihadapannya sekarang adalah Ku See hong, kekasihnya yang berada di ambang pintu kematian dan malah mengira kepalanya sudah menumbuk di atas pohon dan tewas, hingga arwah mereka berdua kembali di alam baka.

   Ternyata sepeninggal dari gedung yang sepi dan mengerikan itu, Ku See hong langsung berangkat ke kamarnya dipenginapan Yang tang, tapi ketika ia melompat masuk ke ruangan, walaupun cahaya lentera bersinar terang benderang, namun tak nampak sesosok bayangan manusiapun, bahkan ia menyaksikan noda darah dimana- mana serta tanda bekas pertarungan.

   Maka dengan perasaan cemas, pemuda itu mencari jejak kanglam siang hou dan Im Yan cu, akan tetapi bayangan tubuh mereka tak dijumpai, ketika ia mencari keluar kota sebelaj timur inilah, dalam heningnya suasana pagi, mendadak pemuda itu menangkap suara tertawa cabul yang menggidikkan hati....

   Tenaga dalam yang dimiliki Ku See hong sekarang telah mencapai pada puncak kesempurnaan, pendengaran maupun keta- jaman matanya sangat luar biasa, kendati pun ada suara tertawa lirih yang bergema dari setengah li jauhnya ia masih bisa mendengar dengan jelas, apabila Ciu Heng-thian termasuk juga seorang yang bertenaga dalam sempurna, tanpa disadari hawa murninya ikut terpancar lewat gelak tertawa cabulnya, itulah sebabnya suara tertawa mana telah tersiar ke tempat yang lebih jauh lagi.

   Mendadak Ku See-hong mendengar lagi suara jeritan ngeri dari seorang gadis, suara tersebut amat dikenal olehnya, membuat ia terperanjat dan mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya menerjang kearah mana berasalnya suara tersebut.

   Tatkala ia tiba di tempat tujuan, kebetulan Im Yan cu sedang bersiap-siap melakukan bunuh diri.

   Tak terlukiskan rasa kaget dan terperajat Ku See-hong, setelah menyaksikan sorot mata Im Yan cu yang merah membara terpengaruh api birahi, buru-buru serunya.

   "Adik Im, adik Im, kita masih hidup kau... kenapa kau ....? kenapa Kau...?"

   Ku See hong adalah pemuda yang amat perasa, pada mulanya dia memang menaruh kesan jelek terhadap Im Yan cu, tapi semenjak ia terkena pukulan Hoa kut jian hun im kang, lalu Im Yan cu merawatnya dengan penuh kasih sayang, selangkah pun tak pernah berpisah, kesemuanya itu mendatangkan perasaan baru baginya, bahkan diapun dapat merasakan pula keindahan dari sifat kewanitaan Im Yan-cu.

   Tanpa disadari olehnya, timbullah rasa cintanya didalam hati.

   Bisa dibayangkan, betapa pedih dan sakit hatinya setelah menyaksikan keadaan Im Yan cu sekarang.

   Im Yan cu sendiri pun merasa sangat gembira setelah menyaksikan kekasihnya muncul didepan mata dalam keadaan segar bugar, sambil berusaha menahan kobaran api birahi dalam hatinya, ia berpekik sedih.

   "Oooh engkoh Hong, aku gembira sekali menyaksikan kau dapat segar kembali, tapi aku .....aku telah diberi obat Im hwee si hun wan oleh bajingan itu...' Sejak muda Ku See hong sudah mengembara didalam dunia persilatan, ia terlalu banyak mendengar kisah-kisah aneh dalam dunia persilatan, tak terlukiskan rasa kaget dan tercekat hatinya setelah mendengar ucapan tersebut, segera teriaknya pedih.

   "Adik Im, kau sudah menelan Im hwee si hun wan..."

   Im Yan cu tidak mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang obat perangsang tersebut, apa yang pernah diterangkan Ciu Heng thian kepadanya pun tidak begitu dipercayai olehnya, setelah api birahi membakar seluruh tubuhnya, ia baru merasakan keadaan tak beres.

   Maka ia benar-benar putus asa setelah mendengar teriakan Ku See hong sekarang.

   Walaupun demikian ia toh bersyukur juga sebab akhirnya ia dapat mempersembahkan kesuciannya yang paling berharga untuk pemuda idaman hatinya, diapun bersyukur kehormatannya tak sampai lenyap ditangan bajingan cabul, sekalipun setelah menikmati tiga kali sorga dunia ia harus mati.

   Semuanya itu akan diterima dengan rela.

   oooo0dw0oooo BAB 35 API birahi yang membakar seluruh tubuhnya, memaksa Im Yan cu berusaha keras untuk mempertahankan kesadarannya, dengan tersengkal-sengkal dia berkata.

   "Engkoh Hong, bunuh bajingan itu, jangan perdulikan mati hidupku lagi ....."

   Dalam pada itu, pedang ular perak C iu Heng-thian masih berdiri tertegun seperti patung kayu semenjak menyaksikan kemunculan Ku See hong yang mendadak, ia benar-benar kelewatan terkejut bercampur ngeri.

   Semalam, dengan mata kepala sendiri ia saksikan Ku See-hong masih tergeletak ditanah dalam keadaan sekarat, ajal sudah berada di ambang pintunya tapi kini pemuda itu muncul dalam keadaan segar bahkan nampak lebih perkasa dari pada keadaan dulu, bayangkan saja sampai di manakah rasa terperanjatnya waktu itu.

   Dengan airmata bercucuran Ku See hong berkata parau.

   "Adik Im, bersabarlah untuk sementara waktu, segera akan kubunuh bajingan itu, kemudian akan kucarikan akal untuk menyembuhkan keadaanmu itu, bersabarlah dulu"

   Pedang ular perak Ciu Heng thian tertawa seram, suara tertawanya melengking aneh tak sedap didengar, tiba-tiba ia menimbrung.

   "Orang she Ku, kau memang sangat hebat, berulang kali berhasil lolos dari mara bahaya, heeeehh ...heeehh... heeeehh.. tapi hari ini, hmmmm, Jangan harap kau bisa lolos lagi dari cengkeraman aku orang she Ciu."

   Im Yan cu amat terperanjat sesudah mendengar perkataan itu, dia tahu ilmu silat yang dimiliki penjahat muda itu sangat lihay, senggupkah engkoh Hongnya menangkan dia? Kendatipun dalam berapa bulan belakangan ini dia sering mendengar tindak kepahlawan dari Ku See hong namun belum pernah menyaksikan kelihayan ilmu silatnya dengan mata kepala sendiri.

   Malah berapa bulan berselang, Ku See hong masih kalah di tangannya, mungkinkah selama berapa bulan yang amat singkat ini kepandaian silatnya telah peroleh kemajuan yang sangat pesat? "Engkoh Hong, sanggupkah kau...

   untuk..

   untuk mengungguli dia?"

   Seru Im Yan cu cemas.

   Ku See-hong terharu sekali oleh ucapan tersebut, dia sendiri masih bergelut dengan maut, tapi gadis itu tak pernah melupakan keselamatan jiwanya, cinta kasih sedalam ini benar-benar tak terlukiskan dengan kata- kata...

   "Tak usah kuatir adik Im"

   Bisik Ku See hong kemudian pelan.

   "dia pernah keok ditanganku..."

   "Engkoh Hong, hati-hati dengan tipu muslihatnya, aku..."

   Belum habis si nona itu berbicara, Ciu Heng thian telah menukas dengan gelak tertawanya yang mengerikan.

   "Heeeehhh ... heeeehhh.... heeehhh, tak usah mengibul dulu orang she Ku, siapa yang bakal mampus masih sukar ditentukan sekarang. Walaupun suaranya masih keras, akan tetapi nada pembicaraannya, sudah demikian lemah dan tak menentu. Rupanya Ciu Heng thian sedang dicekam perasaan kaget dan terkesiap pada saat itu, karena dalam pertarungannya melawan Im Yan cu tadi, ia telah merasakan luka dalam yang cukup parah. Sampai dimanakah taraf kepandaian silat yang dimiliki Ku See hong, ia pernah menyaksikan dengan mata kepala sendiri, itu berarti saat ini dia sudah bukan tandingan nya lagi. Untuk menghadapi keadaan tersebut, dia lantas berencana untuk mencelakainya dengan obat pemabuk, siapa tahu lagi-lagi busahanya digagadlkan oleh Im Yaan cu. Mencoronbg sinar tajam yang menggidikkan hati dari balik mata Ku See hong, ia mendengus dingin dengan suara sinis, kemudian katanya menyeramkan.

   "Ciu Heng thian, hari ini kau sudah di takdirkan untuk mampus."

   Kemudian seolah-olah malaikat elmaut yang telah mempersiapkan cengkeraman mautnya, selangkah demi selangkah ia mendekati Ciu Heng thian.

   Sorot matanya yang berapi-api penuh pancaran hawa marah dan napsu membunuh, menatap tajam wajah Ciu Heng thian tanpa berkedip, di mbangi raut wajahnya yang dingin menggidikkan, keadaan si anak muda itu sekarang betul-betul mengerikan.

   Betapapun sombong dan tekeburnya Ciu Heng thian, tak urung hatinya merasa ngeri juga hingga bulu kuduknya pada bangun berdiri, dengan langkah yang gemetar mengikuti gerak maju Ku See hong, selangkah demi selangkah dia mundur terus ke belakang...

   "Orang she Ciu"

   Jengek Ku See hong dengan sinis.

   "Kini kau dapat merasakan bagaimana rasanya menghadapi maut, haahhh... haaaahhh....Anak muda itu mendongakkan kepalanya dan memperdengarkan suara gelak tertawanya yang memekikkan telinga ...... Suara tertawanya keras seperti pekikan setan, seperti juga jeritan beribu-ribu ekor monyet, keras, tajam, amat memekikkan telinga .... Dalam gelak tertawa itu terdengar penuh hawa kesedihan yang sangat tebal ..... Tapi seperti juga hawa sesat yang membumbung ke angkasa, membuat sua-sana bertambah menyeramkan. Tiba-tiba suara tertawa itu berhenti.... Secepat sambaran kilat sepasang telapak tangan Ku See hong telah melepaskan serangkaian pukulan berantai.... Dua gulung angin puyuh yang sangat deras dengan di ringi desingan suara yang tajam seperti ombak besar yang menggulung di tengah samudra, meluncur dan menyapu tiada hentinya. Kekuatan itu sangat dahsyat melebihi kekuatan biasa, selain datang beriring, munculnya pun dari suatu sudut posisi yang aneh, tepat dan tetap menggulung ke tubuh Ciu Heng thian. Tak terkirakan rasa kaget Ciu Heng thian menghadapi serangan tersebut, sebab kekuatan serangan dari Ku See hong sekarang berapa kali lipat lebih dahsyat dari pada keadaan semula, dimana angin serangan menyambar lewat, seketika itu juga Ciu Heng thian merasakan datangnya tekanan hawa panas yang dahsyat dari sekeliling tubuhnya dam menggencetnya keras-keras, membuat napas nya menjadi amat sesak. Angin pukulan yang dilepaskan Ku See hong memang sangat aneh, serangan itu muncul dan menggencet dari empat arah delapan penjuru, hebatnya bukan alang kepalang. Ciu Heng thian tak berani menyambut serangan tesebut dengan kekerasan, cepat-cepat dia berputar kencang. Didalam perputaran itu, sepasang telapak tangannya melepaskan pula serentetan angin pukulan yang lembut. membuat seluruh tubuhnya berubah seakan-akan sebatang anak panah yang meluncur keluar secepat sambaran kilat. Ku See hong berkerut kening, sambil membentak keras tubuhnya ikut melambung ke udara, ditengah angkasa mendadak sepasang telapak tangannya diayunkan kedepan dan segulung angin pukulan yang dingin dan kuat dengan membawa hawa pukulan dahsyat langsung menyapu ke depan. Waktu itu Ciu Heng thian masih berada di udara, merasakan datangnya angin pukulan yang mengejar ke arahnya, ia tak berpikir panjang, sepasang kakinya mendadak berputar lalu bagaikan sebuah tong bulat menggelinding cepat ditanah. Disaat sepasang kakinya baru saja menempel di atas tanah, 'Sereeet!"

   Pada saat yang hampir bersamaan pula Ku See hong telah melayang turun pula ketanah.

   Rasa terperanjat Ciu Heng thian saat ini benar-benar membuat nyalinya rontok, seluruh semangat untuk bertempurnya kontan tersapu lenyap hingga tak berbekas.

   Sementara itu, Im Yan cu sedang merintih kesakitan, akan tetapi sewaktu sepasang matanya yang merah membara dapat melihat betapa lihaynya ilmu silat yang dimiliki Ku See hong, ia menjadi gembira sekali, rasa kuatirpun segera lenyap tak berbekas.

   Ku See hong sendiri mau tak mau harus mengagumi juga kelihayan ilmu silat lawannya setelah secara beruntun dua kali Ciu Heng Thian berhasil meloloskan diri dari ancamannya, kini paras 761 mukanya berubah semakin mendingin, bentakan keras menggelegar memecahkan keheningan.

   Sepasang telapak tangannya di dorong sejajar dada, diantara getaran yang sangat aneh, dua gulung angin pukulan yang dasyat bagaikan ambruknya bukit karang, secara ganas dan dahsyat menghantam tubuh Ciu Heng thian..

   Ku See hong bertekad untuk membinasa-kan musuhnya dalam ujung telapak tangannya, makanya setiap serangan yang dilepaskan hampir semuanya disertai tenaga pukulan yang ganas, dahsyat dan mengerikan.

   Ngeri juga perasaan Ciu Heng thian setelah dilihatnya serangan lawan kian lama kian bertambah dahsyat, ia sadar andaikata salah satu diantara pukulan tersebut sampai menyerempet tubuhnya, sudah dapat dipastikan ia bakal terluka parah.

   Cepat-cepat tubuhnya berputar kencang, kemudian berkelit kesamping .....

   Tatkala Ku See hong melepaskan serangannya barusan, dia memperhitungkan ke arah manakah musuhnya akan menghindar, maka setelah menyaksikan keadaan tersebut, gerakan serangannya segera diubah dengan cepat.

   Kaki kirinya berputar kencang, lengan kanannya digetarkan sementara telapak tangan kirinya disodok ke depan, hawa tekanan disekeliling arena segera bertambah hebat, gulungan angin pukulan selapis demi selapis berputar tiada hentinya, langsung menggulung tubuh Ciu Heng thian.

   Sama sekali tak terduga oleh Ciu Heng thian kalau musuhnya dapat merubah gaya serangan secepat itu, dalam keadaan demikian dia benar-benar dipaksa untuk menyambut serangan lawan dengan kekerasan.

   Dalam keadaan apa boleh buat, bbersamaan dengadn gerak menghinadarnya tadi, habwa sakti tay ih kun goan khikang segera di himpun mengelilingi seluruh tubuhnya.

   "Hiaaatt..!' bentakan nyaring membelah angkasa.

   Dengan cepat telapak tangan kirinya berputar satu lingkaran, kemudian.

   "Wees"

   Segulung angin puyuh yang amat dahsya.t menyambar ke muka.

   Sedangkan telapak tangan kanannya pun melepaskan serangkaian pukulan secara aneh.

   Beberapa puluh gulung hawa pukulan lembut dengan cepat menyambar pula ke depan.

   Dalam satu jurus dengan dua gerakan yang berbeda, semuanya dilakukan dengan manis dan sakti.

   Mendadak.

   ...bergema suara benturan nyaring yang menggetarkan seluruh permukaan tanah.

   Menyusul kemudian...

   ' Blaammm, blaamm blaamm....."

   
Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Terjadi serentetan ledakan yang beruntun. Hawa sakti berputar kencang lalu menyebar ke empat penjuru, angin puyuh dahsyat yang menyesakkan napas menyelimuti seluruh angkasa yang kosong dan bergetar tiada hentinya. Sesudah itu"

   "plaaak, plaak, plaaak.... plaaak.."

   Kembali berkumandang suara ledakan-ledakan nyaring.

   Tersapu oleh hawa sakti yang menyebar ke empat penjuru, batang batang pohon di sekeliling tempat itu jadi tersambar hingga patah dan bertumbangan ke atas tanah.

   Dalam bentokan tersebut, Ku See Hong hanya merasakan dadanya bergetar keras, lalu tubuhnya terdorong mundur sejauh dua langkah dari posisi semula.

   Sebaliknya Ciu Heng thian tersapu oleh kekuatan itu hingga tubuhnya mencelat tiga kaki lebih.

   "Uuaak...Uaak ....!"

   Berturut-turut dia muntah darah dua kali, dadanya berombak dan naik turun amat kencang, wajahnya pucat pias, wajahnya menyeringai seram, kulit wajahnya mengejang keras menahan penderitaan yang hebat.

   Ku See Hong menyeringai seram, sambil tertawa dingin tiada hentinya selangkah demi selangkah dia berjalan mendekati Ciu Heng thian.

   Mencorong sinar buas yang penuh kebencian dari balik mata Ciu Heng thian, rasa benci dan mendendam yang hebat membuat wajahnya kelihatan bertambah mengerikan.

   Mendadak Ku Seng hong mengangkat kembali telapak tangannya yang tak berperasann itu dan "Weess, Weess...!"

   Dua gulung angin pukulan telah dilepaskan. Dua gulung angin yang maha dahsyat bagaikan amukan ombak ditengah samudra langsung meluncur dan membabat semua benda yang dijumpainya. Bersamaan waktunya yang dilepaskannya ke dua buah pukulan tadi.

   "Cring..!"

   Cahaya tajam disertai bunyi gemerincing memecahkan keheningan.

   Tahu-tahu Ciu Heng thian telah meloloskan pedang ular peraknya lalu diantara ayunan senjatanya yang kuat, selapis cahaya keperak-perakan yang tebal menyelimuti seluruh angkasa.

   Dengan begitu, angin pukulan yang dilepaskan oleh Ku See hong pun segera membentur diatas kabut pedangnya..

   Blaam! Blaaam! Blaaam! beruntun terjadi lagi suara ledakan berantai yang memekikkan telinga.

   Hawa pukulan yang dilepaskan oleh Ku See hong ternyata lenyap tak berbekas ketika membentur di atas kabut pedangnya yang sangat aneh itu.

   Ciu Heng thian tidak bertindak sampai di situ saja, pedang peraknya segera dibalik sambil berputar kencang, cahayanya berkilauan memancar ke mana-mana, dua gulung hawa pedang disertai suara desingan tajam melancur keluar dari bayangan pedang dan menyambar tubuh Ku See hong .....

   Gerakan yang cepat, serangan yang tepat pada hakekatnya jarang ditemui dalam dunia persilatan.

   Ku Se hong yang menyaksikan kejadian tersebut menjadi amat terkesiap, ia tak menyangka dalam keadaan luka parah, musuhnya masih sanggup menciptakan hawa pedang untuk melindungi diri, dari sini bisa disimpulkan bahwa kesempurnaan tenaga dalamnya memang sangat mengagumkan....

   Ku See hong tak berani berayal, sepasang telapak tangannya bekerja keras, dalam waktu yang amat singkat itu secara beruntun dia telah melancarkan lagi enam buah pukulan berantai menyusul itu badannya berkelit ke samping.

   "Sreeet! Sreet!r"

   Dua gulung hatwa pedang menemqbusi angin pukurlan yang dilepaskan Ku See hong dan menerjang batang pohon siong yang tumbuh dua kaki dibelakangnya.

   Seketika itu juga pohon tersebut tersambar hingga muncul dua buah lubang besar, rupanya hawa pedang yang dipancarkan oleh Ciu Heng thian itu telah mempergunakan segenap hawa murni yang dimilikinya, hebatnya bukan kepalang, dalam anggapannya Ku See hong yang sombong pasti akan menyongsong serangan tersebut dengan kekerasan, sungguh tak disangka pihak lawan justru berkelit ke samping.

   Menyaksikan ke dua gulung hawa pedang menyerempet dari sisi tubuhnya, diam-diam Ku See hong berpekik.

   "Syukur aku lolos!"

   Saking kagetnya peluh dingin sampai jatuh bercucuran membasahi seluruh tubuhnya.

   Ciu Heng thian telah menghimpun segenap kekuatannya untuk melepaskan dua gulung hawa pedang itu, dalam keadaan begini ia sama sekali tak berkesempatan lagi untuk menyisakan kekuatan untuk melindungi diri.

   Begitu hawa pedang menembusi angin pukulan, segulung angin puyuh yang maha dahsyat segera menindih ke atas, menanti dia hendak memutar pedangnya untuk mencegah, keadaan sudah terlambat.

   Serentetan jeritan ngeri yang memilukan hati berkumandang memecahkan keheningan.

   Seluruh badan Ciu Heng thian bagaikan layang-layang yang putus benangnya terpental sejauh empat kaki dari posisi semula dan jatuh terduduk di atas tanah, secara beruntun dia muntah darah tiga kali, paras mukanya berubah semakin mengerikan.

   Secepat sambaran petir Ku See hong menerjang ke muka, sepasang telapak tangannya diangkat bersama ke udara, tampaknya dia hendak menghajarnya sampai mampus.

   Mendadak suara gelak tawa keras yang menusuk pendengaran bergema memenuhi angkasa.

   Didalam keadaan yang kritis, Ciu Heng thian menjejakkan sepasang kakinya ke tanah, pedang ular perak berputar, menciptakan kabut cahaya bagaikan bukit, lapis demi lapis bagaikan amukan ombak ditengah sungai, menggulung dan menerjang tubuh Ku See hong tiada habisnya.

   Tindakan yang licik dan jahat ini sungguh diluar dugaan siapapun...

   Jurus pedang itu selain aneh sakti, pun mendatangkan suatu kekuatan yang membuat orang jadi bingung.

   Yang satu menubruk, yang lain menyongsong, kedua belah pihak sama-sama bergerak dengan kecepatan luar biasa, tampaknya tubuh Ku See hong segera akan membentur bayangan pedang yang berlapis-lapis bagaikan bukit itu.

   Ku See hong memang seorang pemuda yang berkepandaian tinggi, disaat yang amat kritis itulah mendadak sepasang telapak tangannya diayunkan ke muka dengan kekuatan hebat.

   "Blaammm !' suatu ledakan dahsyat kembali berkumandang memecahkan keheningan. Termakan oleh hawa pukulan yang amat tajam dari Ku See hong itu, sebuah liang sedalam tiga depa segera muncul diatas permukaan tanah, diantara pasir dan debu yang beterbangan di angkasa, tubuh Ku See hong melambung setinggi tujuh kaki ke udara. Dalam melancarkan serangannya tadi sebetulnya Ciu Heng thian mempunyai dua maksud jahat, pertama dia hendak membunuh lawan secara mendadak, dan ke dua dia ingin menggunakan kesempatan tersebut untuk melarikan diri, sebab waktu itu sekujur badannya sudah penuh dengan luka sedang jurus serangan yang dipakai sekarang pun merupakan jurus ampuh terakhir yang dimilikinya. Oleh sebab itu disaat sepasang telapak tangan Ku See hong menghantam pemukaan tanah tadi, mendadak Ciu Heng thian menarik kembali pedang ular peraknya, kemudian bagaikan segulung asap dia langsung kabur ke arah dalam hutan. Waktu itu tubuh Ku See hong masih berada ditengah udara, ketika dilihatnya Ciu Heng thian hendak melarikan diri, mendadak dia berpekik nyaring, suaranya keras bagaikan pekikan naga sakti yang membumbung ke udara dan memancar ke empat penjuru. Seluruh hutan tersebut seakan-akan di sapu oleh hembusan angin puyuh, dengan cepat menimbulkan suasana yang amat mengerikan. Pekikan itu makin lama semakin meninggi, kini nadanya begitu memedihkan, begitu mendendam dan hawa seram menyelimuti suasana. Baru saja pekikan itu berkumandang, Ku See hong telah berjumpalitan di tengah udara, bagaikan seekor burung raksasa, dia melakukan pengejaran ke muka Tubuhnya meluncur ke ujung dahan pohon setelah berputar tiga kali diudara, badan nya segera meluncur kebawah dan menyambar ke atas batok kepala Ciu Heng thian. Pekikan nyaring yang menusuk pendengaran kembali bergema memecshkan keheningan.

   "Cri nggg ....!"

   Suara gemerincing nyaring membelah angkasa.

   Kini Ku See hong telah mencabut keluar pedang mestikannya yang memancarkan cahaya tajam, pedang sakti Hu thian seng kiam.

   Pada saat pedang Hu thian seng kiam di lolosksn dari sarungnya inilah, tubuh Ku See hong seperti seekor rajawali raksasa menyambar ke bawah dengan cepat, ujung bajunya berkibar-kibar terhembus angin, kecepatannya sungguh membuat orang merasa bergidik.

   Selapis cahaya tajam yang amat menyilaukan mata memancar keluar dari pedang Hu thian seng kiam ditangan Ku See hong, cahaya itu seperti bianglala yang membelah angkasa, menerjang ke muka tiada habisnya bagaikan ombak berkejaran disungai.

   Mimpi pun Ciu Heng thian tak pernah menyangka kalau tenaga dalam yang dimiliki Ku See hong dapat memperoleh kemajuan yang begini pesat, hanya didalam puluhan hari saja.

   Menanti dia sadar akan bahaya yang mengancam, selapis cahaya merah yang menyilaukan mata, dengan membawa hawa pedang yang dingin dan tajam telah meluncur tiba didepan mata.

   Justru pedang yang maha sakti dan mengerikan hati itu sangat dikenal olehnya, tempo hari didalam jurus serangan inilah dia hampir saja mampus, jurus serangan itu dikenal olehnya sebagai jurus Hui hong cha ki hiat seng wi (bianglala muncul bau amisnya darah memancar), suatu jurus tangguh dari ilmu pedang Cong ciong ciat mia kiam si.

   Dalam kejut dan ngerinya, cepat-cepat dia memutar pedang ular peraknya sambil menyurut mundur.

   cahaya pedang yang berlapis- lapis melingkar di depan badan dan berputar kekiri mengikuti gerakan tubuhnya.

   Tatkala cahaya pedang Ku See tong sudah hampir menyentuh diatas tubuhnya....

   Tiba-tiba Im Yan cu yang berada berapa kaki dari arena pertarungan memperdengarkan suara tertawa yang tinggi melengking seperti suara tertawa orang gila.

   Pikiran dan perhatian Ku See gong segera bercabang, sedang gerakan pedang Hu thian seng kiamnya pun turut menjadi agak lamban ......

   Meski begitu, Jeritan ngeri yang memilukan hati toh bergema juga memenuhi angkasa.

   Ditengah percikan darah segar, yang memancar kemana-mana, lengan kiri Ciu Heng thian sebatas bahu telah terpapas oleh batang pedang Ku See hong hingga terpotong-potong menjadi tujuh delapan bagian.

   Sekujur badan Ciu Heng thian gemetar amat keras, wajahnya yang sudah mengeri-kan, kini memancarkan sinar kebuasan, benci, dendam dan perasaan lain yang bercampur aduk.

   Tanpa mengucapkan sepatah katapun, ia segera membalikkan badan dan melarikan diri terbirit-birit.

   Ku See hong tidak berniat melakukan pengejaran, cahaya berkilauan yang memancarkan keluar dari pedang Hu thian seng kiam pun segera menjadi sirap kembali.

   Tubuhnya berputar dengan cepat, ia saksikan Im Yan cu dengan rambut yang terurai kalut, pakaian yang terbuka dan keadaan yang mengerikan sedang berlarian mendekat, kemudian menubruk ke tubuhnya.

   Tak terkirakan rasa sedih dan sakit hati Ku See hong setelah menyaksikan keadaan gadis itu, bibirnya yang berdarah, matanya yang merah membara, sungguh membuat orang merasa seram.

   Di ringi jeritan lengking yang sangat keras gadis itu memeluknya lalu merangkul dengan penuh napsu.

   Kiranya waktu Ku See hong sedang bertarung sengit tadi, daya kerja Im hwee si hun wan yang bersarang dalam tubuh Im Yan cu telah mulai bereaksi, api birahi bagaikan gelombang samudra, segulung demi segulung menerjang datang tiada hentinya, semakin lama semakin menghebat dan makin lama semakin dahsyat.

   Untuk menguasai kobaran api birahi tersebut, gadis itu seperti menggigit lidahnya keras-keras untuk tetap berusaha mengendalikan kesadaran otaknya, namun racun obat itu kelewat hebat, akhirnya kesadaran tak dapat dikendalikan lagi, hampir saja jadi gila.

   Berada dalam pelukan Ku See hong Im Yan cu tersengkal-sengkal tiada hentinya, mendadak ia mengangkat kepalanya, sorot mata yang merah berapi karena kobaran api birahi memancarkan suatu permohonan yang amat besar, ia menatap wajah Ku See hong tanpa berkedip.

   Ku See hong sadar, pil Im hwee sin hun wan merupakan obat perangsang paling jahat di dunia ini, tentu saja diapun mengetahui apa arti dari sinar permohonan yang di pancarkan lewat sorot mata Im Yan cu.

   Tapi, bila hal itu dibiarkan berkembang lebih jauh, maka darah yang mengalir dalam tubuh gadis itu pasti akan terpengaruh oleh api birahi sehingga mendidih, dimana pada akhirnya nadi akan pecah dan menyebabkan kematian yang tragis untuk dara tersebut.

   Sebaliknya bila dia memuaskan kobaran napsu birahinya, tiga kali kemudian setelah hubungan seks berlangsung, gadis itu akan kehabisan hawa Im khinya yang ber akibat kematian juga.

   Meski hubungan yang akan berlangsung sekarang baru untuk pertama kalinya, akan tetapi kerugian dalam hal hawa Im goan nya sudah pasti tak dapat dihindari.

   Ketika hubungan seks yang pertama kalinya berakhir, sebagian dari kepandaian silat gadis itu akan punah.

   Hubungan seks ke dua selesai berlangsung, segenap ilmu silat yang dimilikinya akan punah.

   Bila Hubungan seks yang ke tiga selesai dilangsungkan dia akan kehabisan sumsum dan tewas.

   "Aaaai... berada dalam keadaan demikian, bagaimana mungkin dia tega untuk melakukan perbuatan tersebut?."

   Membayangkan untung ruginya, tanpa terasa air mata jatuh bercucuran membasahi wajah Ku See hong. setelah menghela napas sedih katanya.

   "Adik Im, tak bisakah kau untuk mengendalikan diri sebentar lagi?"

   Waktu itu, didalam benak Im Yan Cu hanya terpengaruh oleh dorongan napsu birahi, boleh dibilang kesadaran otaknya sudah hampir punah tak berbekas, dengan penuh penderitaan dia merintih lalu menggelengkan kepalanya berulang kali.

   "Adik Im"

   Kembali Ku See hong berkata dengan sedih. ' tahukah kau bila keadaan seperti ini berlangsung terus, kau bisa musnah. Aku tak tega.... Aku tak tega...."

   "Engkoh Hong, kau tak usah memikirkan aku lagi"

   Pekik Im Yan cu sambil merintih dan menangis.

   "kau ..... cepatlah sedikit.. aku... aku benar-benar tak tahan...."

   Sepenuh tenaga Ku See hong memeluk tubuhnya, sementara air mata bercucuran amat deras, sakit hati dan penderitaan yang di alaminya sekararg betul-betul tak terlukiskan dengan kata-kata.

   Mendadak Im Yan cu memperdengarkan lagi suara tertawa cabul yang mengerikan, mendadak sepasang lengannya yang kuat seperti jepitan baja memeluk tubuh Ku See hong semakin kencang.

   Ku See hong tahu, sisa kesadaran yang terus dipertahankan sedari tadi, kini sudah terbakar punah oleh kobaran api birahi yeng amat luar biasa, dia menghela napas panjang.

   "Aaai, sudah, sudahlah, tampaknya aku Ku See hong sudah ditakdirkan untuk hidup menderita seorang diri...."

   Sekarang Im Yan cu sudah dipengaruhi oleh aliran hawa napsu yang menyusup ke seluruh bagian tubuhnya dan memunahkan satu- satunya kesadaran yang ada, dikala kecerdasan dan kesadaran sudah punah, maka yang berkuasa kini tinggal napsu birahi, hampir gila gadis itu jadinya.

   Dia mulai meraung-raung dengan suara rendah.

   Ia sudah tidak memperdulikan harga dirinya sebagai seorang gadis lagi, dia tak tahu apa artinya malu.

   Sekarang, dia hanya tahu membutuhkan kepuasan seks baginya, membutuhkan kepuasan untuk menghilangkan siksaan yang membara didalam tubuhnya.

   Sepasang tangan Im Yan cu sudah mulai meraba tak sopan, tangannya mulai menggerayangi sekujur badan anak muda tersebut....

   "Adik Im, kita tak boleh melakukannya disini"

   Akhirnya Ku See hong berbisik lirih.

   Pada hakekatnya Im Yan cu sudah tidak mendengar ucapan dari Ku See hong lagi, dia hanya tertawa jalang tiada hentinya.

   Suara tertawanya tak berbeda jauh dengan suara tertawa perempuan-perempuan nakal, begitu jalang, begitu genit dan mendirikan bulu roma.

   Manusia biasa baik atau buruk, semuanya tergantung pada kesadaran seseorang dalam berpikir, bila kesadaran orang itu sudah punah, maka semua perbuatan yang mereka lakukan hanya berdasarkan dorongan napsu birahi, tak bisa membedakan lagi mana yang baik dan mana yang cabul.

   Olen sebab itu, kawanan manusia laknat yang keji dan bermoral rendah boleh di bilang manusia-manusia yang tak berakal budi lagi, mereka tak jauh berbeda dengan kawanan makhluk yang disebut hewan.

   Melihat persoalannya telah berkembang menjadi begini, tentu saja Ku See hong di desak untuk memilih jalan yang paling punya harapan, kalau tidak bila dibiarkan berapa saat lagi, niscaya gadis itu akan pecah nadi-nadinya dan tewas.

   Dipeluknya tubuh gadis itu, lalu berjalan menuju ke tengah hutan yang lebat di depan sana, ketika tiba di sebuah tanah berumput ia tak berani membuang waktu lagi, tangannya dengan cepat melepaskan pakaian yang dikenakan gadis itu...

   Im Yan cu berulang kali memperdengarkan suara tertawa jalangnya yang melengking, sepasang tangannya yang putih dan halus mulai melakukan gerakan-gerakan yang tak pernah dibayangkan sebelumnya.

   Dalam waktu singkat, tubuhnya yang putih dan halus sudah muncul dalam keadaan bugil...

   Dia mulai melakukan gerakan-gerakan erotik yang menyeramkan, sekujur tubuhnya gemetar keras, dari sini bisa dibayangkan sampai dimanakah dahsyatnya api birahi yang sedang membakar dalam tubuhnya.

   Mula-mula yang terlihat lebih dahulu adalah sepasang payudaranya yang besar dan montok.

   Ia berbaring dengan kepala menghadap ke atas, rambutnya yang panjang dan hitam terurai di atas tanah berumput yang lembut.

   Dengan termangu-mangu Ku See-hong memperhatikan sekejap tubuh si nona yang bugil tapi indah itu, lama-lama kemudian...

   Berbicara sejujurnya, entah dia atau gadis itu, sekalipun berada dalam keadaan sadar, bila kedua belah pihak sudah berada dalam puncak birahi, tanpa bisa dicegah mereka akan tetap melakukan hubungan tersebut, apalagi dalam keadaan seperti sekarang.

   Ku See-hong menghela napas sedih, seluruh tubuhnya mulai...

   Dunia serasa bergoncang, jagad bagaikan berputar, selanjutnya berlangsunglah suatu adegan yang syahdu yang menggairahkan...

   Ketika cahaya matahari yang panas menembusi dedaunan yang rimbun dan menyoroti tubuh mereka, nampak sepasang muda mudi yang berada dalam keadaan bugil itu telah bersatu menjadi satu tubuh...

   Keadaan Im Yan cu ibarat seekor ikan leihi yang terkena terpancing, dia bergoyang melompat, bergeser dan bergaya tiada hentinya.

   Suara tertawa yang melengkingpun berkumandang mengimbangi setiap gerakan yang dilakukan.

   Ku See-hong mulai terengah-engah, seluruh tubuhnya telah melakukan gerakan purbakala yang tidak beraturan, naik, turun, bergeser ke kiri, bergeser ke kanan...

   Namun sekarang, ia tidak merasakan kenikmatan, malah sebaliknya amat menderita.

   Tiap kali berkumandang suara tertawa jalang yang setengah menggila itu, Ku See-hong merasakan hatinrya bagaikan ditembusi oleh serentetan anak panah yang tajam.

   Hatinya terluka dan mulai mengucurkan darah kental.

   Air mata telah jatuh bercucuran, meleleh dan menetes di atas badan Im Yan cu.

   Sebaliknya Im Yan cu merasakan kegembiraan dan kenikmatan yang luar biasa, dia seperti lupa kalau hubungan yang dilangsungkan sekarang adalah hubungan yang pertama kali dilakukan, dia seperti sudah melupakan rasa sakitnya ketika selaput daranya pecah dan berdarah.

   Bila sepasang lelaki perempuan melangsungkan permainan cinta seperti ini, maka yang dicari pada umumnya adalah kepuasan dan kegembiraan, tapi perasaan mereka berdua justru saling berlawanan, yang seorang menderita sedang yang lain merasa gembira.

   Ku See-hong telah lemas dan kehabisan tenaga, namun Im Yan cu yang masih dipengaruhi oleh napsu birahi, tetap menggerakkan tubuhnya seperti orang kalap.

   Akhirnya...

   ia berhasil juga mencapai puncak kepuasannya, kobaran napsu birahi yang membara dalam dadanya seakan-akan telah meletus dan membuyar...

   Padahal, setiap detik dia merasakan kegembiraan dan kenikmatan, berarti usianya diperpendek beberapa tahun.

   Dikala kepuasan telah tercapai, berarti malaikat elmaut sudah semakin mendekati dirinya.

   


Legenda Kematian -- Gu Long Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung Lembah Patah Hati Lembah Beracun -- Khu Lung

Cari Blog Ini