Ceritasilat Novel Online

Dendam Sejagad 20


Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung Bagian 20



Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya dari Khu Lung

   

   bukan berarti daya kerja obat perangsang tersebut telah punah.

   Seandainya totokan jalan darahnya di bebaskan kembali, maka serta merta kesadaran otaknya pun turut menghilang kembali dan kobaran napsu birahi kembali akan menyerang.

   Kecuali melakukan hubungan senggama satu kali untuk menghilangkan pengaruh racun tersebut, kalau tidak.

   sekalipun seratus kali kejadian tersebut terulang, keadaannya tetap setali tiga uang ....

   Kendatipun daya sebar pengaruh obat perangsang Tong hun si kut mi wu ini cepat sekali tapi setelah masuk kedalam badan, meskipun melalui waktu yang cukup lama tanpa melakukan pelampiasan, orang tak akan menjadi mati karena memecahkan nadi darah karena pergolakan yang menghebat.

   Hanya saja orang tersebut akan merasakan suatu keanehan yakni selalu saja terbayang gambaran-gambaran erotik dan keinginannya untuk bersenggama besar sekali, benar-benar suatu siksaan hatin yang berat sekali.

   Terdengar suara tertawa merdu bergema memecahkan keheningan...

   Kemudian dari luar istana Cun kiong tian menyelinap masuk empat orang, perempuan yang berdandan menyolok sekali.

   Mereka semua berwajah cantik jelita, namun hawa kecabulan menyelimuti muka mereka semua, tak usah diduga lagi mereka pun termasuk perempuan-perempuan jalang seperti Ceng Lan hiang.

   Ternyata keempat orang perempuan muda ini bukan lain adalah dayang-dayang kepercayaan Ceng Lan hiang.

   Cun wa, Hee wa, Ciu wa dan Tong wa.

   Sudah cukup lama keempat orang ini berkumpul dengan Ceng Lan hiang, sudah barang tentu merekapun sudah ketularan sifat jalang majikannya, bahkan boleh di bilang keempat orang ini selain jalang, kejamnya luar biasa.

   Empat perempuan itu mengenakan empat macam pakaian yang berwarna warni, Cun wa yang mengenakan pakaian merah tiba-tiba berkata kepada ke tiga orang rekannya sambil tertawa.

   "Entah bagaimanakah tampang dari gendak baru kaucu kita itu ....?"

   Tong wa yang berbaju putih tertawa ringan.

   "Selama dua hari belakangan ini, kaucu selalu berada didalam istana Cun kiong tian dan bergumul dengan gendaknya terus, aku rasa wajahnya pasti tampan, lagi pula benda jeleknya besar, panjang dan lihay"

   Ciu wa yang berbaju kuning tertawa dingin.

   "Heeehhh.... heeehhh... heeehhh.... aku rasa orang ini tidak akan setampan Ciu hu kaucu, lagipula benda jeleknya tak nanti lebih besar, lebih kuat dari padanya"

   "Ciu wa"

   Seru Cun wa sambil tertawa.

   "apakah kau sudah pernah melakukan hubungan gituan dengan Ciu kaucu?"

   Paras muka Ciu wa berubah hebat setelah mendengar perkataan tersebut, dengan setengah merengek mohonnya.

   "Ooh cici bertiga, janganlah kalian beritahukan peristiwa ini kepada Kaucu, kalau tidak, aku bisa..."

   Mendadak Hee wa yang berbaju biru itu tertawa cekikikan, serunya dengan cepat.

   "Ciu wa, jangan kau anggap hanya kau seorang yang pernah berhubungan gituan dengan Ciu hu kaucu?".

   "Jadi kalian bertiga pun pernah gituan dengan Ciu hu kaucu?"

   Kata Ciu wa sambil tertawa ringan.

   "bagaimana? Menurut pendapatmu apakah orang ini juga lebih tampan dan lebih lihay barang jeleknya dari pada Ciu hu kaucu"

   "Kita belum sampai berjumpa dengan orang itu, bagaimana mungkin bisa mengambil kesimpulan?"

   Kata Hee wa dingin.

   "tapi 1153 kalau dilihat dari sikap Ceng kaucu terhadap Ciu hu kaucu barusan, sudah dapat diduga kalau orang itu pasti jauh lebih mengungguli dirinya"

   "Benar!"

   Sambung Cun wa cemas.

   "?kalau dilihat keadaannya, nasib romantis Ciu hu kaucu sudah akan berakhir, kalau begitu kita berempatpun tak akan memperoleh kehangatan benda jeleknya lagi, waaah... bagaimana baiknya?"

   "Bagaimana lagi?"

   Dengus Tong wa dingin.

   "memangnya kau bisa menghalangi perbuatan yang hendak dilakukan kaucu?"

   "Kalian benar-benar goblok"

   Umpat Ciu wa tiba-tiba.

   "Sekalipun kita bakal kehilangan Ciu hu kaucu, masa tak bisa menggaet orang ini secara diam-diam?"

   "Mana lebih segar, lebih baru, lebih merangsang lagi? Sekaranglah kesempatan yang terbaik untuk kita, bagaimana menurut kalian bertiga?"

   "Ciu wa, kau sudah bosan hidup rupanya?"

   Umpat Cun wa sambil tertawa.

   "Asal dia membungkam, kaucupun tak bakal tahu, coba buktinya hubungan kita dengan Ciu hu kaucu, bukankan kita sama-sama bisa hidup berbahagia cukup langgeng? Seandainya kalian tidak mengakui barusan, siapa sih yang bakal tahu kalau kita berempat sebenarnya punya hubungan dengannya?"

   "Betul! Betul!"

   Seru Hwe wa cepat, tapi kita tidak tahu mampukah menggaet orang itu untuk menyeleweng dengan kita"

   "Aaah, berdasarkan kecantikan dan kepandaian kita, masa tidak dapat?"

   Tong wa tertawa.

   "Mumpung masih ada kesempatan bagus, mengapa tidak kita periksa dulu si benda jeleknya itu, kita mesti periksa dulu apakah benda jeleknya cukup besar, cukup panjang dan cukup keras sehingga sebeharga bagi kita untuk menyerempet bahaya?.."

   "Apakah kalian bertiga sudah melupakan pesan kaucu sebelum berangkat tadi?"

   Hee wa memperingatkan. Tong wa kembali tertawa dingin.

   "Masih ingat bukan kalau kaucu menyuruh kita melindunginya? Asal kita tidak melalap buah terlarang, apa yang bakal terjadi? Hmmm! sudahlah, tak usah berlagak suci, siapa tahu setelah kau saksikan si muka jelek yang gede, kau menjadi kebelet dan menyerempet bahaya untuk melalap buah terlarang tersebut?"

   "Kau dapat berkata demikian, berarti kau sendiri yang mempunyai niat tersebut"

   Seru Hee wa gusar.

   "Sudahlah, jangan ribut terus"

   Cun wa menengahi.

   "mumpung ada kesempatan mari kita tengok dia"

   Ku See hong yang mendengar perkataan tersebut benar-benar merasa sakit hati, dia tidak menyangka kalau didunia ini terdapat begitu banyak perempuan cabul yang tak tahu malu, seandainya dia dapat berbicara sekarang, sudah pasti perempuan-perempuan itu akan diumpatnya habis-habisan.

   Padahal perempuan semacam ini tak ada gunanya diumpat, sebab kecabulan mereka telah membuat muka mereka lebih tebal dari dinding satu meter, dari pada mengumpat lebih tepat untuk membinasakan saja mereka.

   Tak selang berapa saat kemudian .....

   Keempat perempuan cabul itu sudah tiba disekeliling pembaringan, sorot mata mereka serentak dialihkan bersama-sama ke arah pembaringan itu.

   Ku See hong pun bagaikan barang pameran, tergeletak telanjang bulat diatas pembaringan dan membiarkan seluruh badannya dinikmati oleh ke empat perempuan jalang tersebut, tentu saja terutama sekitar daerah si "benda jelek"

   Nya yang gede.

   "Haaahhh.... haaahh.... haaahh... .haaahh..."

   Bersamaan waktunya keempat perempuan jalang itu terbahak-bahak bersama.

   "Sreet! Sreeet!"

   Dua kali desingan lirih bergema.

   Tahu-tahu kelambu pembaringan itu sudah disingkap oleh Hwe wa dan kawan-kawan.

   Dengan begitu, seluruh badan Ku See hong terlihat semakin jelas lagi dalam pandangan keempat wanita tersebut.

   Ku See hong betul-betul malu sekali, sepasang matanya segera dipejamkan rapat-rapat.

   Empat wanita dengan delapan sorot matanya begitu terbentur dengan tubuh Ku See hong yang telanjang, kontan pandangan mereka menjadi membeku dan kaku.

   Rupanya mereka sudah terpikat oleh kegagahan serta kekerasan tubuh Ku See hong, terutama sekali benda jeleknya yang berdiri menantang bagaikan seekor ular sendok yang liar memagut mangsanya...

   Melihat buah manis yang tersedia didepan mata, empat dayang yang pada dasarnya memang rakus akan seks menjadi makin bernapsu, jantung mereka berdebar keras, api napsu birahi membara dan tubuh mereka gemetar keras....

   Coba kalau kita tahu lebih ke dalam, maka akan terlihat kalau benda mereka diantara kedua belahan pahanya sudah gatal tak tertahankan.

   Sambil menghela napas Ciu wa memuji tiada hentinya.

   "Benar-benar seorang lelaki yang memukau hati, aku betul-betul sudah tak tahan lagi"

   "Aaaai, akupun demikian!"

   Sambung Cu wa sambil menghela napas pula. Hee wa tertawa cabul, usulnya tiba-tiba.

   "Lebih baik kita melalapnya secara bergilir saja."

   "Kalian ingin mampus rupanya, mengapa tidak kalian lihat dulu segel diatas tubuhnya?"

   Seru Tong wa.

   Rupanya mereka telah menganggap obat perangsang Tong hun si kut mi wu tersebut sebagai segel.

   Dalam kenyataan keadaan tersebut memang seperti sebuah segel, siapa pun yang berani mencuri buah terlarang tersebut, Ceng Lan hiang akan segera mengetahuinya, kecuali merekapun mempunyai Tong hun si kut mi wu.

   Dengan suara yang genit Cun wa berkata.

   "Untuk bercinta dengan lelaki setampan ini, biar cuma satu kalipun aku rela segera mampus"

   "Huuh, tak tahu malu!"

   Umpat Ku See hong diam-diam. Mendadak Ciu wa berkata.

   "Kalau dilihat dari obat perangsang yang bersarang ditubuhnya, sudah jelas orang ini tak sudi menuruti perkataan kaucu. aaai.... nampaknya kitapun tak akan bisa menggaetnya untuk bermain cinta dengannya"

   "Siapa sih orang ini? Apakah kalian tahu?"

   Tanya Hee wa tiba-tiba.

   "Kalau begitu kau tahu?"

   Ucap Tong wa dingin, Hee wa berlagak sok rahasia.

   "Sebetulnya aku sendiripun kurang jelas, tapi aku hanya menduga-duga"

   "Hee wa, cepat kau katakan siapakah dia?"

   Seru Cun wa dengan perasaan gelisah.

   "Tahukah kalian, dalam dunia persilatan dewasa ini terdapat seseorang yang bernama Leng hun koay seng Ku See hong"

   Ciu wa segera berseru kaget.

   "Kau maksudkan Leng hun koay seng Ku See hong, yang selalu memusuhi Ban sia kau kita? Aaah, tidak mungkin?"

   "Kalau bukan dia, siapa lagi manusia di dunia saat ini yang tidak mempan terhadap bujuk rayu kaucu kita? Coba kalian lihat pedang yang tergeletak di tanah itu?"

   "Oooh, Pedang Hu thian seng kiam"

   Seru Ciu wa terperanjat.

   "mari kita saksikan dulu macam apakah pedang mestika yang sudah digilai banyak umat persilatan ini?"

   Sambil berkata, Ciu wa sudah siap menubruk kedepan... Pada saat itulah, mendadak terdengar Tong wa berseru.

   "Aaaaah. Aku punya akal! Punya akal..."

   Tampaknya Cun-wa memahami apa yang dimaksudkan, sambil tertawa cabul katanya.

   "Tong wa, kau memang setan cilik yang licin, cepat katakan idee bagus apa yang berhasil kau peroleh?"

   "Cun wa"

   Bisik Tong wa sambil tertawa lirih.

   "Berbicara sesungguhnya, daya tarik yang begitu memikat hati ini sungguh membuat akupun tidak tahan, kalau bisa aku segera bermain cinta dengannya, sekarang aku berhasil mendapatkan satu akal yang bagus, asalkan semua orang setuju, kita bisa bersama-sama merasakan kenikmatan yang luar biasa"

   "Asal kau benar-benar mempunyai ide bagus, hal bermain pertama kali akan kami serahkan untukmu"

   Tong wa tertawa dingin.

   "Tentu saja hal pertama untukku!"

   "Hei, kalau ingin berbicara cepatlah di utarakan, waktu bagi kita sekarang lebih berharga dari pada emas!"

   Teriak Hee wa dengan suara lantang.

   "Mulai sekarang kita boleh bermain cinta dengannya secara bergilir, selesai bermain kita bunuh dirinya dan kita kuburkan jenazahnya dan pedang Hu thian seng kiam tersebut setelah itu kita berempat saling menghantam satu kali ke tubuh kita, asal kita berlagak dihajar orang sampai terluka dan ia ditolong orang lain, maka kaucu tak akan menaruh curiga kalau kita yang melakukan perbuatan ini, apalagi dia toh musuh besar Ban sia kau kita, tak mungkin kaucu akan menyelidiki persoalan ini sampai jelas...."

   Mendengar usul tersebut, Cun wa menghela napas panjang katanya kemudian.

   "Siasat ini bagusnya sih bagus, cuma terlalu sayang kita harus membunuhnya"

   "Kalau memang tidak tega, kitapun jangan harap bisa menikmati tubuh orang ini untuk selamanya"

   "Tapi kalau kaucu pulang agak awal bukankah kita bakal celaka..."

   Seru Hee wa.

   "Kita tak usah banyak berbicara lagi, salah seorang diantara kalian berjagalah di luar ruang Cun kiong tian bila kaucu datang beri khabar secepatnya, aku pikir Hiat mo buncu sangat lihay sekali, mustahil kaucu bisa menangkan dengan cepat."

   "Sekarang aku mendapat hak untuk bermain pertama kali, kalian boleh menunggu sampai aku selesai"

   Tampaknya keempat perempuan ini jauh lebih keji dan cabul dari pada Ceng Lan hiang, mereka hanya tahu untuk melampias kan napsu birahi sendiri, bahkan untuk melakukan perbuatan terkutuk tersebut, mereka tak segan-segan melakukan tindakan yang amat keji....

   Pada saat ini rasa benci Ku See hong benar-benar memuncak sehingga kalau bisa membunuh mereka dalam sekali hantaman, namun keadaan sudah menjadi berkembang begini, dia hanya bisa pasrah kepada Thian agar dia bisa lolos dari cengkeramam empat perempuan cabul itu.

   
Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Sementara itu, Tong wa sudah melepaskan pakaian putihnya, kini dia berada dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelai benangpun yang melekat ditubuhnya.

   Sebagai perempuan yang pada dasarnya memang cantik, perawakan tubuh mereka benar-benar memukau hati.

   Sambil menggoyangkan pinggulnya dan tertawa cabul, Tong wa segera menubruk ke atas tubuh Ku See hong.

   Mendadak terdengar jeritan ngeri yang memilukan hati bergema memecahkan keheningan.

   Tubuh Tong wa yang telanjang itu tahu-tahu sudah mencelat sejauh dua kaki lebih dan tergeletak tak berkutik diatas tanah, darah kental menyembur keluar dari mulutnya.

   Jelas perempuan cabul yang berhati kejam ini sudah tewas seketika dan berangkat ke neraka.

   Perubahan yang terjadi sangat mendadak ini kontan saja mengejutkan Hee wa, Cun wa, dan Ciu wa, paras mereka berubah menjadi pucat pias seperti mayat, tubuh mereka gemetar keras sekali.

   Rupanya mereka mengira Ceng Lan hiang telah muncul kembali disitu.

   Akan tetapi setelah sorot mata mereka berhasil melihat jelas siapa gerangan orang itu, keberanian mereka muncul kembali.

   Dengan suara menggeledek Cun wa segera membentak.

   "Ooh, rupanya kau, mampus kau kali ini."

   Rupanya ditengah ruangan sekarang telah berdiri seorang manusia berkerudung warna warni, dia bukan lain adalah Hiat mo buncu Keng Cin sin.

   Saat ini dia sendiripun dibikin tertegun oleh pemandangan yang tertera diatas pembaringan tersebut.

   Untuk beberapa saat lamanya dia menjadi termangu dan tidak tahu apa gerangan yang harus dilakukan.

   Sewaktu Keng Cin sin berhasil membinasakan Tong wa tadi dia sama sekali tidak tahu siapa gerangan yang sedang berada diatas ranjang.

   Namun setelah matanya berpaling kesana dan menyaksikan kalau lelaki yang telanjang bulat itu adalah kekasih sendiri, sedang pemuda itu kelihatan amat malu dan serba salah, tak terlukiskan rasa terperanjat hatinya sekarang.

   Andaikata kain kerudungnya terlepas waktu itu, maka akan terlihat kalau paras mukanya berwarna merah padam.

   Dalam pada itu Cun wa, Hee wa dan Ciu wa telah membentak nyaring, mendadak telapak tangannya diayunkan kedepan, beberapa gulung angin pukulan yang maha dahsyat langsung menyambar ketubuh Keng cin sin..

   Perlu diketahui, empat dayang dari Ban sia kau ini termasuk jago kelas satu dalam dunia persilatan dewasa ini, serangan gabungan yang mereka lancarkan sekarang benar-benar luar biasa sekali.

   Gulungan angin pukulan demi gulungan angin pukulan bagaikan selembar jaring raksasa yang amat besar langsung mengurung tubuh Keng Cin sin yang masih berdiri tertegun itu.

   Ku See hong sendiri lantaran malu sekali berada dalam keadaan telanjang bulat, maka selama ini dia hanya memejamkan matanya rapat-rapat, itulah sebabnya dia tidak tahu siapakah yang barusan muncul! Ditambah pula pikirannya sedang kalut dan sadar tak sadar, maka baik pembicaraan antara Ceng Lan hiang dengan Ciu Heng thian, maupun pembicaraan antara Cun wa dengan Hiat mo buncu tak secuwil pun yang terdengar olehnya.

   Keng Cin sin benar-benar gusar sekali, sepasang matanya memancarkan cahaya pembunuhan yang sangat menggidikkan hati, sepasang telapak tangannya diayunkan berulang kali, serangan gabungan dari ketiga perempuan cabul itu segera dipunahkan sehingga hilang lenyap tak berbekas.

   Dengan gerakan tubuh bagaikan sukma gentayangan, Keng Cin sin menerjang lebih ke depan lagi dan menerobos kemuka Ciu wa dengan kecepatan luar biasa, tangan kanan nya segera diayunkan kedepan melepaskan sebuah pukulan dahsyat yang persis menghantam diatas dada Ciu wa.

   Kembali jeritan ngeri yang memilukan hati berkumandang memecahkan keheningan ....

   Tubuh Ciu wa mencelat sejauh satu kaki lebih sambil muntah darah segar, isi perutnya hancur lebur seketika, otomatis jiwanya pun melayang meninggalkan raganya...

   Menyusul kemudian...

   Sekali lagi berkumandang suara jeritan ngeri yang memilukan hati ....

   Rupanya Hee wa pun ikut menyusul ke alam akhirat.

   Cun wa benar-benar sangat terperanjat, belum pernah dia saksikan situasi yang begini gawat seperti sekarang, sudah barang tentu dia semakin tak berani untuk beradu kekuatan dengan Keng Cin sin.

   Dengan cepat dia menggerakkan sepasang bahunya dan siap mengegos ke sisi kanan pembaringan untuk menyelamatkan diri ....

   Bagaimana mungkin Keng Cin sin membiarkan dia kabur dari tempat itu? Pergelangan tangan kanannya segera dia putar dan segulung tenaga pukulan yang maha dahsyat segera meluncur ke depan dan menyerang jalan darah Pay sim hiat serta Siau hiat di tubuh Cun wa.

   Dengusan tertahan sekali lagi berkumandang memecahkan keheningan.

   Dua semburan darah segar segera memancar keluar dari tubuh Cun wa, sementara tubuh perempuan cabul itu pelan-pelan terkulai ke atas tanah.

   Empat manusia cabul yang berhati keji seperti ular berbisa ini, hanya didalam waktu yang amat singkat telah mampus semua dan menjadi setan-setan romantis.

   Selesai membinasakan empat perempuan cabul tersebut dengan gerakan yang paling cepat, Keng Cin sin tak berani bertindak ayal lagi, tiba- tiba sepasang tangannya di ayunkan ke muka, segulung angin pukulan yang keras segera menyambar ke tubuh Ku See hong dan membebaskan jalan darahnya yang tertotok ....

   Sesungguhnya Ku See hong memang berada dalam keadaan sadar, apalagi jalan darahnya sudah dibebaskan sekarang, tiba-tiba saja dan membuka matanya lebar-lebar.

   Begitu melihat kehadiran keng Cin sin dihadapannya, ia menjadi malu setengah mati, buru-buru serunya cemas.

   "Kau...... Kau... kau... cepat pergi......"

   Sekuat tenaga Keng Cin sin berusaha mengendalikan gejolak perasaan di dalam hatinya, sambil tertawa dingin ia berseru.

   "Cepat kenakan kembali pakaianmu..."

   Ditegur demikian, Ku See hong baru teringat akan sesuatu, cepat-cepat dia menundukkan kepalanya.... Tampak si "Benda jelek"

   Nya masih menegang seperti tombak yang siap bertempur, tampangnya kelihatan lebih jelek dan mengerikan lagi, Sambil menjerit kaget buru-buru dia menutupi "Benda jelek"

   Tersebut dengan kedua belah tangannya, saking jengahnya hampir saja dia jatuh semaput.

   ..

   Sebagaimana diketahui, kini Ku See hong berada dalam keadaan telanjang bulat, meski dia merasa malu sekali sewaktu berada di depan perempuan- perempuan cabul tersebut, namun rasa malunya tidak seberapa, berbeda sekali waktu berada di depan perempuan berkerudung warna warni ini, rasa malu yang dialaminya sekarang boleh dibilang sudah tak tertahankan.

   Andaikata Ku See hong tahu kalau perempuan yang berada dihadapannya sekarang adalah Keng Cin sin, mungkin dia akan merasa lebih malu lagi.

   Keng Cin sin menghela napas panjang, kemudian katanya pelan.

   "Aaaai. inilah kemauan takdir"..." -ooo0dw0ooo-

   Jilid 35 DENGAN cepat dia memungut pedang Hu thian seng kiam dari tanah dan menyambar pakaian dari Ku See hong serta mengenakan ditubuh pemuda tersebut, kemudian membopong tubuhnya dan secepat kilat kabur keluar dari ruangan....

   Tak lama sepeninggal Keng C in sin, Ceng Lan hiang telah menyelinap masuk pula ke dalam ruangan tersebut dengan ke cepatan tinggi, akan tetapi setelah menyaksikan ke empat sosok mayat dari dayang-dayangnya., dengan wajah berubah hebat dia segera menyumpah.

   "Perempuan rendah, akan kulihat hendak kabur kemanakah kau..."

   Sambil menyumpah, tubuhnya segera menerjang keluar pula dari ruangan itu dengan cepat...

   Dalam pada itu Keng Cin sin telah mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya menyelinap keluar dari ruangan dengan kecepatan luar biasa, dia bergerak menuju ke arah bangunan loteng yang amat luas diantara bangunan bangunan rumah dalam markas besar Ban sia kau tersebut.

   Agaknya Keng Cin sin hapal sekali dengan daerah disekitar tempat itu, apalagi ditengah hari bolong seperti sekarang, sesungguhnya markas besar perkumpulan Ban sia kau ini merupakan suatu tempat ibaratnya sarang naga gua harimau.

   Tapi kenyataannya Keng Cin sin dapat bergerak dengan leluasa tanpa menjumpai seorang manusia pun diantara penjaga-penjaga yang diatur disekitar tempat sana.

   Waktu itu, walaupun Ku See hong hampir semaput karena malunya, tapi berhubung obat perangsang tersebut sudah mulai menyebar daya kerjanya, maka lambat laun dia pun menjadi sadar kembali, hanya kejernihan pikirannya makin kabur...

   Dengan sekuat tenaga menahan diri, ia berseru.

   "Nona, aku... aku sudah terkena obat perangsang Ceng Lan hiang ....kau .."

   Masih tetap meneruskan perjalanannya dengan cepat, Keng Cin sin menjawab dengan suara sedingin es.

   "Aku tahu, sebentar akan kucarikan akal untukmu!"

   "Nona, bila aku tak dapat mengendalikan pikiranku lagi, mungkin aku ...."

   Ku See hong ingin menjelaskan kalau kemungkinan besar dia dapat melakukan perbuatan yang tak sopan, namun ucapan tersebut segera tertelan kembali setelah sampai ditengah jalan. Kemudian ia berbisik lagi agak gemetar.

   "Nona, lepaskan aku, biar kuhabisi nyawaku sendiri..."

   Dia cukup tahu kalau dirinya sudah terkena obat perangsang nomor wahid dari Ceng Lan hiang, mustahil ada orang dapat memunahkan daya pengaruh obat tersebut, sebab toh akhirnya dia harus bersenggama dengan orang untuk memunahkan daya kerja obat tadi.

   Kecuali kalau perempuan berkerudung warna warni ini bersedia membebaskan dia dari siksaan, tapi...

   bagaimana mungkin ia dapat bersenggama dengan seorang perempuan yang tak punya hubungan apa-apa dengannya, apalagi perempuan itupun sudah mempunyai kekasih hati...

   Tentu saja mimpipun Ku See hong tak pernah menyangka kalau perempuan berkerudung warna warni ini sesungguhnya adalah Keng Cin sin yang dirindukan olehnya siang maupun malam.

   Waktu itu, Keng Cin sin tidak menjawab semua pertanyaannya, malah tubuhnya bergerak semakin cepat lagi meluncur ke arah depan sana.

   Dalam waktu singkat dia sudah melewati beberapa buah bukit yang tinggi, dan sekarang dia sedang menuju ke sebuah tanah perbukitan yang keadaan medannya makin lama semakin bertambah berbahaya.

   Sementara itu Ku See hong sudah mulai berteriak-teriak seperti orang gila, napsu birahinya sudah semakin memuncak sehingga sukar tertahankan, apalagi seluruh badannya berada didalam pelukan Keng Cin sin, sedang dari tubuh gadis itu menyiarkan bau harum aneh yang semakin merangsang napsu birahinya, bayangkan saja, betapa tersiksanya ai anak muda itu sekarang.

   Kini, kesadarannya sudah benar-benar punah, sepasang tangannya memeluk tubuh Keng C in sin kencang-kencang sementara tubuhnya menggeliat kesana kemari.

   Masih untung tenaga dalamnya sudah dibuyarkan oleh pengaruh obat, coba kalau tidak begitu, mungkin Keng Cin sin tak akan mampu memeluknya.

   Makin lama semakin tak mampu menahan diri lagi, teriakannya pun semakin menjadi-jadi.

   "Nona... kau... kau..."

   Keng Cin sin sangat sedih, hatinya benar-benar terasa amat pedih, dia tak tega menyaksikan kekasih hatinya tersiksa dalam keadaan seperti ini, tapi...

   dia sudah ternoda, sudah digagahi orang banyak secara bergilir, dia merasa malu untuk mempersembahkan tubuhnya yang telah ternoda ini kepada kekasih hatinya.

   Dengan suatu gerakan yang sangat cepat Keng Cin sin menyelinap masuk ke dalam sebuah hutan pohon cemara yang luas, lalu pelan-pelan membaringkan tubuh anak muda tersebut ketanah.

   Namun Ku See hong masih tetap memeluk pinggangnya kencang-kencang...

   Terpaksa Keng C in sin ikut duduk diatas tanah dan memeluknya lagi ke dalam rangkulan.

   Dengan sorot mata yang memancarkan api birahi yang berkobar- kobar, Ku See hong mengawasi kain kerudung warna warni itu lekat-lekat, kemudian teriaknya keras .

   "Nona... marilah cepatlah.. aku sudah tak tahan lagi..."

   Titik air mata mulai meleleh keluar membasahi sepasang mata Keng Cin sin, dia benar-benar amat sedih...

   Pancaran mata Ku See hong semakin menunjukkan api birahi yang memuncak, napasnya tersengkal-sengkal, sekarang ia sudah tak mampu lagi mengendalikan kobaran api birahi dalam tubuhnya.

   Mendadak tangan kanannya menyambar kain kerudung warna warni yang dikenakan di wajah Keng Cin sin itu...

   Keng Cin sin membentak nyaring dan sepasang tangannya secara tanpa sadar menolak ke depan, tubuh Ku See hong segera terpental dan menggelinding sejauh enam depa lebih.

   Rupanya dibalik kain kerudung itu Keng Cin sin tidak mengenakan topeng kulit manusianya, maka dikala Ku See hong menyambar kain kerudungnya itu, dia menjadi sangat gelisah dan tanpa sadar mendorong pemuda itu....

   Tampak Ku See hong merangkak bangun dari atas tanah dan mendongakkan kepalanya, pancaran sinar kehangatan masih mencorong keluar dari balik matanya, dia mengawasi wajah Keng Cin sin tanpa berkedip, sementara cucuran air mata membasahi pipinya membuat seluruh tubuhnya gemetar keras.

   Dilihat dari sini, dapat dibayangkan sampai dimanakah penderitaan yang dialaminya sekarang.

   Memandang wajah Ku See hong yang begitu tersiksa dan menderita, Keng Cin sin mengira itulah akibat dari dorongannya barusan, hatinya menjadi kecut dan sedihnya makin menjadi-jadi, kemudian serunya dengan lirih.

   "Engkoh Hong, aku... aku telah melukaimu..."

   Tubuhnya segera menubruk pula kedepan, nada suaranya gemetar, pedih dan pilu, membuat orang yang mendengar turut menjadi sedih dan pedih.

   Seruannya barusan bukan lain terpancar keluar dari dasar hati kecilnya yang murni, sedikitpun tiada nada kepura-puraan, andai kata Ku See hong berada dalam keadaan sadar sekarang, sudah pasti dia dapat merasakan kalau dia adalah Keng Cin sin.

   Sembari berseru tadi, Keng Cin sin mementangkan tangannya dan memeluk tubuh Ku See hong kencang-kencang.

   Kedua orang itu segera saling berpelukan dengan kencangnya...

   Ku See hong memeluk tubuh gadis itu erat-erat, tangannya tidak menganggur begitu saja, dengan cepat dia mulai melepaskan semua pakaian yang dikenakan gadis tersebut..

   Dalam waktu singkat....

   Sesosok tubuh yang indah dan putih halus sudah muncul di bawah sinar matahari dalam keadaan telanjang bulat, begitu halus dan indah tubuhnya bagaikan sekuntum bunga yang muncul dari balik kolam..

   Dengan tangan kanan gemetar keras sekali lagi Ku See hong membuka kain kerudung wajahnya, kali ini Keng Cin sin tidak menolak, sambil menggigit bibirnya dan menghela napas ia bergumam.

   "Aaaai, kejadian ini benar-benar suatu takdir yang rupanya sudah ditentukan semenjak dulu..."

   Dengan tangan yang gemetar keras pun dia membantu pemuda itu untuk melepaskan.... Dengan pandangan terperana Ku See hong mengawasi wajah Keng Cin sin yang cantik jelita itu tanpa berkedip, lalu setelah tertawa bodoh katanya.

   "Nona... kau... kau amat cantik..."

   Keng Cin sin merasakan hatinya bergetar amat keras, segera pikirnya.

   "Jangan-jangan pikirannya sudah kabur sehingga dia tak mengetahui siapakah diri sendiri....?"

   Yaa, waktu itu Ku See hong memang sudah tak kenal lagi perempuan ini sebagai Keng Cin sin, sebab di dalam benaknya memang tak pernah menduga kalau dia adalah Keng Cin sin, yang masih tertera dalam benaknya sekarang adalah apa yang barusan terlihat, yakni perempuan berkerudung warna-warni.

   Dengan penuh bernapsu Ku See hong memeluk tubuhnya yang halus dan telanjang bulat itu ke dalam pangkuannya, dalam keadaan terpengaruh oleh napsu birahi, pemuda tersebut tak dapat mengendalikan diri lagi, dia menundukkan kepalanya dan mencium bibirnya yang mungil itu dengan penuh bernapsu.

   Keng Cin sin yang seluruh tubuhnya dipeluk dan bibirnya di kecup dengan mesra oleh kekasih hati yang dipikirkan siang dan malam ini benar- benar tak mampu mengendalikan diri pula, hatinya berdebar keras apalagi dia memang sudah bertekad untuk menyerahkan tubuhnya untuk dinikmati pemuda itu.

   Sesungguhnya Keng Cin sin sangat mencintai pemuda itu, cuma dia merasa rendah diri, dia tak ingin menyerahkan tubuhnya yang sudah ternoda itu untuk kekasih hatinya..

   Padahal Keng C in sin adalah seorang gadis yang suci bersih, betul tubuhnya sudah dinodai orang, namun itu terjadi bukan atas kemauannya sendiri, hatinya masih tetap suci dan bersih.

   Dan sekarang, diam-diam Keng Cin sin sudah mengambil keputusan....

   Tentu saja gadis itupun selalu berharap dapat memperoleh kesempatan untuk bermesraan seperti sekarang ini dengan Ku See hong, walaupun cuma sekali, namun baginya sudah lebih dari cukup.

   Dia tahu Ku See hong tidak mengenal dirinya, setelah hubungan itu terjadi tentu saja dia akan menjumpainya dengan wujud manusia berkerudung warna warni dan menghadapinya dengan perkataan.

   Kemudian bila dia bersama pemuda itu berhasil membunuh musuh besarnya, secara diam-diam dia akan pergi meninggalkannya dan mengembara sampai ke ujung langit.

   Bau lelaki yang merangsang napsu menghembus lewat membuat perasaannya goyah dan tak terkendalikan, hawa napsu birahinya lambat laun mulai berkobar, sekarang dia pun balas menciumi pemuda itu.

   Balas me....

   Sekalipun dia pernah diperkosa seratus bahkan seribu kali oleh kaum laknat, apa yang dirasakan waktu itu hanya penderitaan dan siksaan yang tak terlukiskan dengan kata-kata.

   Tapi kali ini, dia merasa begitu bahagia ....

   Bahkan dia ingin memanfaatkan waktu ini untuk menikmati benar-benar apa yang disebut sebagai hubungan suami istri....

   Dengan demikian dia baru akan mempunyai kenangan dimasa mendatang akan hari yang penuh kebahagian ini...

   Setelah berakhirnya hujan badai yang penuh kesyahduan dan kenikmatan, akhirnya Ku See hong tertidur dengan nyenyaknya...

   Cepat-cepat Keng Cin sin mengenakan pakaian sendiri dan memakaikan pula pakaian pemuda itu, lalu dipeluknya tubuh Ku See hong ke dalam rangkulannya dan memeluk dengan mesra.

   Air mata telah membasahi seluruh wajahnya, dengan jari tangan yang halus dan lembut dia membelai rambut Ku See hong penuh perasaan cinta.

   Ia nampak begitu hangat, begitu lembut dan penuh kasih sayang ....

   Seperti seorang istri setia yang sedang menyayangi suaminya...

   Memandang wajah kekasih hatinya yang sedang tertidur dengan senyuman menghiasi ujung bibirnya....

   Mendadak dia merasa amat sedih dan pilu, air mata tanpa terasa jatuh bercucuran membasahi wajahnya.

   Sedemikian dalamnya dia mencintai pemuda itu.

   Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Betapa beratnya perasaan gadis itu untuk meninggalkan dirinya, dia ingin kalau bisa hidup berdampingan sepanjang masa dengannya....

   Tapi, ia sudah ternoda...

   dia pernah di perkosa secara bergilir oleh sekawanan manusia laknat sebanyak seratus bahkan seribu kali...

   Bila teringat sampai disini, dia tak mampu untuk menahan perasaan pedih dalam hatinya lagi, dia menangis tersedu-sedu dengan begitu sedihnya ....

   Dia mendendam, membenci ketidak adilan Thian, ketidak berperasaannya Thian, mengapa bersikap begitu kejam kepadanya.

   ooo0dw0ooo BAB 54 Isak tangisnya yang memilukan hati itu bergema di angkasa dan menyebar sampai di mana-mana ....

   Ia seperti hendak mengetuk hati Thian dan bertanya sampai kapankah penderitaan seperti itu baru akan berakhir? Mendadak...

   Keng Cin sin menghentikan isak tangisnya dan bergumam seorang diri dengan suara lirih.

   "Keng Cin sin wahai Keng Cin sin.. apakah kau belum merasa puas? Kau telah melakukan satu kali hubungan yang hangat dan penuh kebahagian dengannya, padahal kau memang tak dapat hidup sebagai suami istri dengannya sepanjang hidupmu, sekarang apa yang kau inginkan lagi sekarang? Kau mengharapkan kebahagian hidup bersamanya sebagai suami istri? "Aaaah, kesemuanya itu sudah musnah semenjak kau mengalami segala sesuatu musibah di istana Huan mo kiong, takdir telah menentukan kau untuk hidup sengsara Di saat kau menyatakan kesetiaanmu kepadanya, bukankah kau mengucapkan kata-kata yang bersifat jelek?"

   "Waktu itu, tentu saja kau tak akan terbayang bila kebahagian yang bakal kau reguk begitu singkat, belum puaskah kau? Sekalipun kebahagian ini amat singkat, namun sudah cukup sebagai kenangan dimasa mendatang..."

   Mendadak....

   "Aaah...."

   Dengusan tertahan bergema memecahkan keheningan .....

   Dengan suatu gerakan yang cepat bagaikan sambaran kilat, Keng Cin sin mengenakan kembali baju warna warninya.

   Ku See hong telah mendusin dari tidurnya, dia telah memperoleh kesadarannya kembali, ketika menggerakkan tangannya, ia merasa seluruh tubuhnya seakan-akan sedang berbaring diatas tubuh yang lembut dan halus, disamping itu diapun mengendus bau harum semerbak yang memabukkan.

   Ia merasa seluruh tubuhnya segar, begitu bahagia, seperti melayang dalam awan yang tebal..

   Dia tak ingin mendusin dari impian indah ini, karena dia kuatir kebahagian dan keindahan akan segera lenyap.

   Tapi, Ku See hong mulai membayangkan kembali semua kejadian yang telah dialami nya selama ini, dia seperti sedang mengenang kembali suatu kejadian yang telah berlangsung puluhan tahun berselang .....

   Teringat olehnya, dia berada dalam pelukan perempuan berkerudung warna-warni dan mengajaknya kabur dengan kecepatan luar biasa, sedang napsu birahinya waktu itu sedang berkobar dan mencapai puncak yang tak terkendalikan ..

   Teringat sampai disini, Ku See hong merasa kepalanya seperti di sambar guntur yang membelah bumi disiang hari bolong, telinganya terus mendengung keras.

   Dia tak berani berdiam diri lagi dan buru-buru membuka matanya, pertama-tama yang terlihat olehnya adalah kain kerudung warna warni yang berlukiskan tengkorak.

   Menyusul kemudian dia melihat dua baris air mata yang membasahi sepasang mata perempuan itu dan sedang memandang kearahnya dengan terperana.

   Waktu itu, Ku See hong merasa sakit hatinya karena sedih, hatinya bagaikan di tembusi oleh berjuta-juta batang anak panah, dia merasa sedih, menyesal dan takut.

   Untuk sesaat empat mata saling berpandangan tanpa berkedip, kedua belah pihak pun sama-sama membungkam dalam seribu bahasa.

   Teringat olehnya kalau dia telah melakukan suatu kesalahan lagi dan dosa kesalahan ini tak pernah akan dapat ditebus olehnya, sebab perempuan itu bukan miliknya dan perempuan itu sudah mempunyai kekasih hati sendiri.

   Keng Cin sin menghela nafas sedih, kemudian katanya.

   "Mungkin inilah takdir yang sudah ditentu kan semenjak kita di lahirkan, semua kejadian seperti dalam alam impian saja...

   "Padahal kehidupanku selama ini bagaikan di alam impian, tentu saja semua impian itu selalu indah, mesra, hangat dan syahdu, tapi bila sudah sadar dari impian maka yang tertinggal hanya kenangan yang pahit..."

   Beberapa patah kita itu diucapkan dengan nada yang sayu dan memilukan hati. Ku See hong dibikin menyesal dan sedih sekali atas ucapan tersebut, dia menyesal, mengutuk diri sendiri sementara air matanya jatuh berlinang membasahi pipinya.

   "Kini impian sudah lewat, keindahanpun sudah pergi, kau boleh bangun berdiri"

   Kata Keng Cin sin lagi dingin. Sesungguhnya Ku See Kong tak ingin melepaskan diri dari pelukan gadis itu, sebab dia merasakan kehangatan dan kebahagian yang tak terhingga di dalam pelukannya..

   "Nona... aku... aku telah merusak keperawananmu, aku pantas untuk mati"

   Bisik Ku See hong dengan pedih. Keng Cin sin segera tertawa dingin.

   "Semuanya ini bisa berlangsung karena muncul dari kemauanku sendiri, kau tak usah menyalahkan dirimu, anggap saja peristiwa ini sebagai suatu impian"

   Ku See hong dapat melihat, dari balik mata perempuan itu terpancar sinar mata penuh kesedihan dan kedukaan terutama di kala mengucapkan kata-kata tersebut. Kesemuanya ini menambah penderitaan dalam hatinya, ia segera berpekik.

   "Nona, aku... aku telah menghancurkan hidupmu.... aku telah melakukan kesalahan besar..."

   Sambil berpekik pemuda itu merentangkan sepasang lengannya dan memeluk pinggang Keng Cin sin erat-erat... Sambil mendengus dingin Keng Cin sin mencampakkan tubuhnya ke belakang dan mendorong tubuh Ku See hong kuat-kuat, serunya dengan suara dingin.

   "Hmm, kau ini bagaimana sih? Masa belum puas? Aku toh sudah menyuruhmu untuk menganggap kejadian ini sebagai suatu impian belaka...."

   Ku See hong duduk bersila dihadapannya, lalu dengan wajah penuh perasaan menyesal, ujarnya dengan sedih.

   "Nona, apa yang kau suruh kulakukan akan kulakukan"

   "Kalau tidak begini, mau apa kau ....?"

   Jengek Keng Cin sin sambil tertawa sedingin es. Mendengar ucapan mana, Ku See hong menjadi sangat terperanjat, segera pikirnya.

   "Yaa, benar! Kalau tidak apa pula yang mesti kulakukan? Apakah aku harus mengawininya? Tapi, aku..."

   Berpikir sampai disitu dia lantas menghela napas sedih, katanya kemudian.

   "Aku hanya merasa diriku penuh dosa dan kesalahan, selamanya merasa bersalah kepada nona... lagipula kau pun sudah berulang kali menyelamatkan jiwaku ...."

   "Sesungguhnya aku memang sudah ternoda dan tidak suci lagi"

   Kata Keng Cin sin dengan sedih.

   "dan sekarang apa salahnya kalau kukorbankan tubuhku demi menyelamatkan selembar jiwamu? Asalkan kau hidup sebagai manusia baik dan berbakti demi kebahagian umat manusia, kesemuanya itu sudah lebih dari cukup untukku!"

   Ku See hong benar-benar merasa sangat terharu, dia merasa perempuan ini sangat agung dan bijaksana.

   pengorbanannya sangat 1175 tulus dan murni, tapi .....

   Ku See hong merasa ia telah berhutang budi kepadanya.

   Pada dasarnya pemuda itu adalah seorang yang romantis dan kaya akan perasaan, pengorbanan dari gadis itu bagaimana mungkin bisa ditanggapi dengan begini saja? Atau mungkin apa yang telah terjadi hanya suatu impian belaka! Yaa, kejadian itu memang agak mirip dengan impian, hanya semacam khayalan belaka.

   Agak tergugup Ku See hong berkata.

   "Nona, sudah kau temukan kekasihmu itu?"

   "Sudah, tapi aku tak ingin bertemu dengannya!"

   Keng Cin sin tertawa dingin.

   Sebenarnya Ku See hong mempunyai maksud lain, andaikata gadis itu mengatakan kalau belum ditemukan, maka dia bermaksud hendak mengawininya, atau...

   Tapi sekarang, setelah mendengar perkataan itu, harapannya segera turut lenyap tak berbekas.

   Tapi dengan nada menyelidik kembali Ku See hong berkata dengan wajah tersipu-sipu.

   "Nona, kau sudah banyak melepaskan budi kebaikan bagiku, dan aku ingin mendampingimu untuk selamanya, demi membalas budi kebaikanmu selama ini."

   Mencorong serentetan cahaya tajam dari balik mata Keng Cin sin, ditatapnya wajah Ku See hong sekejap, kemudian ujarnya dengan suara dingin.

   "Apakah kau tak pernah memikirkan tentang Im Yan - cu yang sedang menghadapi maut serta Him Ji im yang masih berada didalam sarang harimau ....?"

   Ku See hong salah mengira dengan maksud perkataannya itu, dianggapnya perempuan itu bersedia dikawini hanya kuatir menyusahkan Im Yan cu serta Him Ji im, maka buru-buru katanya lagi.

   "Mereka berdua sangat mencintai diriku, tak mungkin akan timbul kejadian yang tidak menyenangkan hati!.."

   "Kau manusia yang lupa budi, melihat sekarang mencintai seorang, sesungguhnya apa maksudmu?"

   Umpat Keng Cin sin tiba-tiba. Di damprat gadis tersebut, Ku See hong merasa kepalanya bagaikan diguyur dengan air dingin, wajahnya segera berubah menjadi merah membara, malunya bukan main. Sambil menghela nafas sedih Keng Cin sin berkata lagi.

   "Kau berniat membalas budi kebaikaan bukan? Padahal akupun mempunyai sedikit urusan dan mohon bantuanmu"

   "Persoalan apakah itu?"

   Buru-buru Ku See hong bertanya.

   "harap nona memberi perintah, asal aku dapat melaksanakannya, biar matipun aku tak akan menyesal"

   "Aku minta kepadamu untuk mendampingiku melakukan pertarungan dan membalas dendam, kemudian seusai pekerjaan tersebut kita berlalu sendiri-sendiri dan saling tidak punya hubungan lagi, jika kau setuju kita tetapkan dengan sepatah kata ini"

   "Nona adalah tuan penolong yang telah beberapa kali menyelamatkan jiwaku, musuh besarmu merupakan pula musuh besarku, aku orang she Ku tentu saja akan mengabul kan permintaanmu, cuma aku merasa dengan berbuat demikian masih belum bisa membalas budi kebaikan yang telah kau lepaskan kepadaku"

   "Kau ini mengapa sih cerewet amat? kalau kau masih saja berbuat demikian terus, aku tak akan memohon bantuanmu"

   Ku See hong benar-benar dibikin kebingungan setengah mati, sebab menurut apa yang dia ketahui, setiap wanita selalu menganggap kesucian dirinya sebagai nyawa kedua, dan sekarang perempuan tersebut, bersedia mengorbankan tubuhnya demi menyelamatkan selembar jiwanya, tapi tidak mau menerima permintaan apapun darinya, bahkan permintaannya untuk mendampinginya sepanjang hidup pun ditolak mentah-mentah....

   Walaupun paras mukanya menunjukkan sikap yang dingin seperti es, padahal ia sangat menyayangi pemuda itu, tanpa terasa Ku See hong mulai berpikir.

   "Mungkinkah aku dapat memperoleh kasih sayangnya, karena wajahku hampir mirip dengan raut wajah kekasihnya dulu? Tapi mustahil masalahnya begini sederhana, bukankah dia menyatakan kalau kekasihnya sudah ditemukan? Mengapa dia tidak mencarinya tapi melayani aku ....? Ya, setelah bergaul sekian lama dengannya, dia seperti menyimpan sesuatu kepedihan hati dalam hati kecilnya ...."

   Mendadak.....

   Satu ingatan melintas didalam benak Ku See hong ....

   Tiba-tiba saja ia teringat sewaktu sedang bermesraan dengan dirinya tadi, dia merasa paras muka perempuan ini cantik jelita bak bidadari dari kahyangan, tidak seperti wajahnya dulu yang jelek dan aneh..

   Ku See hong menghela napas panjang, lalu berkata.

   "Nona, kau adalah penolongku yang besar, aku orang she Ku ingin sekali melihat wajah aslimu agar dalam benakku terlintas kesan wajahmu itu"

   Diam-diam Keng Cin sin merasa terkejut setelah mendengar perkataan itu, segera pikirnya.

   "Jangan-jangan dia sedang mengenang kembali wajah asliku yang telah disaksikan olehnya tadi?"

   Berpikir sampai disini, dengan suara dingin, ia lantas menampik.

   "Tidak usah, asal kau bersedia bekerja sama denganku untuk melawan musuh, budi kebaikan yang pernah kau terima boleh dianggap impas, siapapun tidak berhutang kepada siapa, tapi bila kau menampik, terpaksa aku harus pergi lebih dulu dari sini."

   Sembari berkata, gadis itu segera bangkit berdiri dan siap berlalu dari situ.

   "Eeeeh.... Nona.... nona ..! Tunggu dulu, Tunggu dulu!"

   Buru-buru Ku See hong berseru dengan cemas. Padahal Keng Cin sin memang berpura-pura belaka, setelah mendengus dingin dia duduk kembali ke atas tanah, kemudian berkata dengan suara yang dingin.

   "Apa yang hendak kau katakan? Katakan saja dengan cepat"

   Setelah menghela napas panjang Ku See hong bertanya.

   "Bolehkah aku tahu siapa nama musuh besar nona itu?"

   Mendengar pertanyaan tersebut, tiba-tiba mencorong sinar gusar penuh kebencian dan perasaan dendam dari balik matanya, dengan gemas ia berkata.

   "Mereka adalah manusia-manusia dunia persilatan dewasa ini!"

   Terkesiap Ku See hong setelah mendengar perkataan itu, diam- diam ia lantas berpikir.

   "Jangan-jangan ia sudah gila? Masa segenap umat persilatan adalah musuh besarnya? Kalau inilah permintaannya, urusan menjadi besar sekali...."

   Sementara dia masih termenung, tiba-tiba Keng Cin sin berkata lagi sambil menghela napas.

   "Ku See hong, tahukah kau masih tinggal berapakah anggota Hiat mo bun ku? Ku See hong semakin tertegun lagi, apa maksudnya mengajukan pertanyaan tersebut? Bukankah anggota Hiat mo bun berikut dirinya hanya dua belas orang? Maka jawabnya pelan.

   "Nona, apakah anggota perguruanmu berjumlah dua belas orang ..."

   "Keliru, sekarang tinggal aku seorang!"

   Seru Keng Cin sin setengah kalap.

   "Jadi sisanya sudah mengkhianati dirimu?"

   Ku See hong amat terperanjat.

   Sejak Ku See hong dilarikan Ceng Lan hiang dan disekap kedalam istana Cun kiong tian nya, hingga kini dua tiga harian sudah lewat, sudah barang tentu dia tidak tahu kalau pada saat yang bersamaan dikala dia mencari rumput Im cu cau, Hiat mo bun telah mengalami suatu musibah yang amat menyedihkan.

   "Tidak"

   Sahut Keng Cin sin dengan sedih.

   "mereka sudah dikerubuti kawanan jago dari dunia persilatan dan mati terbunuh". Ku See hong benar-benar amat terperanjat, buru-buru dia bertanya lagi.

   "Apakah dua bersaudara Ho dari Kang lam siang hou juga..."

   Air mata segera bercucuran membasahi wajah Keng Cin sin, dia manggut-manggut.

   "Dua bersaudara Ho telah berpulang ke alam baka, selain aku seorang, dari sebelas anggota Hiat mo bun telah kutemukan kesembilan sosok mayat mereka hanya dua orang diantaranya yakni Hoa siong si dan Kho It ki yang belum diketahui mati hidupnya."

   Selama ini boleh dibilang Kanglam siang hou sudah banyak melepaskan budi dan perlindungan untuk Ku See hong, tatkala mendengar berita duka ini, tanpa terasa titik air mata jatuh berlinang membasahi pipinya, diam-diam dia pun berdoa agar arwah-arwah mereka berhasil memperoleh ketenangan yang kekal.

   Kemudian dengan sedih dia bertanya.

   "Mereka telah mati terbunuh ditangan siapa saja?"

   "Aku tidak mengetahui secara pasti siapakah pembunuhnya, namun aku berani memastikan sembilan partai besar dari daratan Tionggoan turut serta dalam peristiwa ini, mereka dibantu oleh Bu lim jit hun yang baru muncul di dalam dunia persilatan"

   "Jadi peristiwa berdarah itu hasil perbuatan dari sembilan partai besar dunia persilatan yang disebut jago-jago penegak keadilan itu?"

   Ku See hong sangat terperanjat.

   "Hmm, mereka menganggap dirinya sebagai anggota perguruan kaum lurus, padahal perbuatan yang mereka lakukan hanya perbuatan-perbuatan busuk yang rendah dan memalukan, aku bertekad akan memusnahkan segenap manusia dari sembilan partai besar dan membongkar kedok mereka."

   "Ku See hong! Masih ingatkah kau dengan pertarungan berdarah Bun-ji koan su di bukit Soat san? Bukankah waktu itupun orang-orang dari sembilan partai besar terlibat pula dalam persekongkolannya dengan ketua Ban sia kau sekarang Ceng Lan hiang?"

   "Coba kau saksikan perbuatan busuk dan jahat dari orang-orang Ban sia kau didalam dunia persilatan, mereka sudah sering mencelakai orang dan berbuat jahat, tapi kenyataannya orang- orang dari sembilan partai besar tidak mau tahu akan peristiwa ini, sudah jelas semuanya ini merupakan bukti-bukti yang menunjukkan kalau mereka adalah manusia- manusia yang tidak beres"

   Mengungkap kembali peristiwa tragis yang menimpa Bun ji koan su, tanpa terasa Ku See hong teringat pula akan kematian kedua orang tuanya yang mengenaskan, semua kesedihan dan perasaan dendam yang bertumpuk-tumpuk dalam hati membuatnya terpengaruh emosi.

   Mendadak ia mendongakkan kepalanya dan menyanyikan sajak lagu Dendam sejagad.

   Suaranya keras dan penuh nada sedih, ketika mengalun di angkasa dan menggema sampai ditempat yang jauh, terasa begitu memukau dan menyayat perasaan.

   Mengikuti suara nyanyian yang penuh dengan kesedihan ini, air mata Ku See hong segera jatuh bercucuran dengan amat derasnya.

   Tanpa terasa Keng Cin sin terpengaruh juga oleh suara nyanyian yang memedihkan hati itu, titik air mata segera jatuh bercucuran pula membasahi pipinya...

   Berbicara sesungguhnya, perasaan sedih yang dialaminya sekarang jauh melebihi perasaan Ku See hong, ia sedang membayangkan bagaimana ia membalas dendam sakit hatinya, kemudian secara diam-diam pergi meninggalkan kekasih hatinya ini untuk selama- lamanya...

   Dia akan merasakan panderitaan, kesepian dan kesengsaraan ....

   
Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Aaai, nasib yang dialami Keng Cin sin terlalu tragis, dan dia pun harus hidup sengsara seorang diri, begitu mengenaskan dan memilukan hati peristiwa ini...

   Begitulah, untuk beberapa saat lamanya ke dua orang itu membungkam dalam seribu bahasa ....

   Pertama-tama Keng Cin sin yang menghela napas sedih lebih dulu lalu berkata.

   "Kehidupan Bun ji koan su cianpwee memang terlalu mengenaskan, bait lagu yang dibuat olehnya pasti mengenaskan pula kedengarannya..."

   "Nona"

   Tiba-tiba Ku See hong menghela napas.

   "konon kau telah memiliki se

   Jilid kitab pusaka, entah kitab apakah itu?"

   Rupanya Ku See hong mendengar orang bercerita, konon Keng Cin sin memiliki kitab pusaka Cang ciong pit kip, itulah sebabnya dia mengajukan pertanyaan ini..

   (Perlu diketahui, musuh sebenarnya sudah dapat meraba maksud dari bait lagu Dendam sejagad secara samar-samar kecuali arti yang sesungguhnya dari bait terakhir dan bait ke dua).

   Mendapat pertanyaan itu, Keng Cin sin segera menjawab.

   "Kitab pusaka Cang ciong pit kip!"

   Ku See hong menjadi tertegun setelah mendengar perkataan ini, tanyanya kemudian dengan suara pelan.

   "Nona, sewaktu kau peroleh kitab tersebut, apakah kau melihat pula tulisan dari guruku?"

   Kembali Keng Cin sin mengangguk.

   "Benar! Semua musibah dan tragedi yang telah menimpa Bun ji koan su locianpwee telah ditulis dalam kitab pusaka Cang ciong pit kip bagian atas"

   Mendengar perkataan itu, Ku See hong pun semakin terkejut lagi.

   "Jadi kitab Pusaka Cang ciong pit kip terbagi menjadi bagian atas dan bawah?"

   "Benar, kitab pusaka yang diperoleh gurumu itu merupakan bagian atas, dalam kitab mana termuat segala ilmu silat Sakti seperti ilmu telapak tangan, ilmu kepalan, Ilmu pedang dan lain-lain, sedangkan bagian bawahnya termuat ilmu silat yang bisa dipelajari secara singkat serta ilmu tenaga dalam dan cara menyembuhkan berbagai macam luka..."

   Ku See hong segera menghela napas panjang, katanya lagi.

   "Sewaktu guruku mengajarkan lagu Dendam sejagad kepadaku tempo hari, beliau pernah berpesan kalau rahasia kitab pusaka Cang ciong pit kip termaktup dalam bait lagu tersebut, sayang sekali aku bodoh sehingga sampai sekarangpun belum kupahami.

   "Nona adalah orang yang berhasil mendapatkan kitab pusaka tersebut, mungkin kau dapat memecahkan rahasia dibalik bait lagu tersebut, harap sudi memberi petunjuk.

   "Bun ji koan su Him Ci sin locianpwee adalah seorang tokoh persilatan yang amat hebat, mungkin maksud yang terkandung dalam bait lagu itu bukan cuma menyangkut rahasia kitab pusaka Cang ciong pit kip belaka.

   "Coba kau sebutkan bait bait lagu itu dan mari kita pikirkan bersama-sama."

   Ku See hong tersenyum.

   "Nona benar-benar amat pintar, mungkin dibalik bait lagu tersebut dia orang tua telah menyisipkan banyak rahasia"

   Maka pemuda itu mulai menyanyikan bait pertama dari syair "Dendam Sejagad"

   Dengan penuh seksama Keng Cin sin mendengarkan isi dari bait pertama ini, kemudian setelah termenung sejenak, dia berseru tertahan.

   "Aaah, itulah dia! Him Ci sin locianpwee memang luar biasa dan berbakat hebat, dia betul-betul Bun bu cuan cay" (Mahir dalam ilmu sastra maupun ilmu silat)...

   "Harap nona sudi memberi petunjuk, bagaimana caranya memecahkan teka-teki ini?"

   Ketika mendengar perkataan tersebut Keng Cin sin segera tertawa cekikikan, tapi untuk mewujudkan kembali sikapnya yang dingin, terpaksa ia mendengus seraya berkata.

   "Hmm, aku harap sikapmu jangan terlalu dibuat-buat...."

   Sebenarnya Ku See hong ingin lebih mempererat hubungannya dengan perempuan itu, siapa tahu perempuan ini segera merasakan gejala tersebut dan bersikap ketus lagi kepadanya, tanpa terasa merah padam selembar wajahnya karena jengah, dia menundukkan kepalanya rendah-rendah dan tidak berbicara lagi.

   Menyaksikan sikapnya yang mengenaskan itu, lama kelamaan Keng Cin sin menjadi tidak tega sendiri, setelah menghela napas panjang dengan penuh kesedihan dia berkata.

   "Ku See hong, tahukah kau semasa jaman Cun ciu Cian kok dulu, dinegeri Go terdapat seorang perdana menteri yang bernama Ngo Cu siu....

   "

   Ku See hong manggut-manggut.

   "Yaa, aku dengar ilmu silat yang dimiliki orang ini lihay sekali, konon kitab pusaka Cang ciong pit kip ini merupakan hasil ciptaannya yang ditinggalkan didunia ini?"

   Kembali Keng Cin sin bertanya.

   "Tahukah kau setelah Ngo Cu siu mati dengan perasaan dendam, rakyat telah membangunkan kuil untuk memperingati dirinya yang kemudian kuil itu dinamakan kuil Ngo siang bio?"

   Dengan perasaan terkejut Ku See hong segera berseru.."Waaah, kalau begitu bukankah arti dari bait pertama syair Dendam sejagad ini, mengartikan kalau kitab pusaka Cang ciong pit kip disimpan didalam kuil Ngo siang bio? Mengapa aku tak dapat menebak sampai kesitu?"

   Sambil tertawa dingin Keng Ciu sin segera berseru.

   "Dikolong langit terdapat beribu-ribu buah kuil Ngo siang bio, tahukah kau kuil yang manakah dipakai untuk menyimpan kitab pusaka Ceng ciong pit kip tersebut?"

   "Aaaah, sungguh memalukan"

   Pikir Ku See hong. Maka sambil tersenyum diapun berkata.

   "Harap nona, sudi memberi penjelasan!"

   "Ketika Ngo Cun siu, di buatkan kuil untuk pertama kalinya, tahukah kau kuil tersebut dibangun dimana?"

   "Di sungai Cho go kang, tapi tiada orang yang mengetahui dimanakah tempat tersebut berada!"

   "Sekarang aku akan menjelaskan secara ringkas arti dari syair bait pertama dari Dendam sejagad tersebut!"

   "Pada kata yang pertama, Dendam sejagad sepanjang masa, rasanya tanpa penjelasan dariku pun kau sudah mengerti, jadi aku tak perlu menjelaskan lebih jauh.

   "Sedangkan pada kata baris yang kedua, apabila digabungkan menjadi satu maka dapat ku artikan sebagai..

   "Kitab pusaka Ceng Ciong pit kip itu disimpan dalam kuil Ngo siang bio yang dipakai untuk memperingati Ngo Cun siu dari negeri Go, dan kuil ini didirikan di tengah bukit yang jauh dari keramaian dunia."

   "Selanjutnya dikatakan didepan kuil ada sungai yang beraliran deras, ini berarti didepan kuil Ngo siang bio yang dimaksudkan pasti mengalir sebuah sungai yang beraliran deras, menurut apa yang kita ketahui, Ngo siang bio dalam dunia saat ini hanya sebuah yang didirikan diujung sungai Cho go kang, maka kitab pusaka Cang ciong pit kip tersebut tak dapat disangkal lagi pasti tersimpan dalam kuil Ngo Siang bio disungai Cho go kang"

   "Penjelasan nona memang benar tapi sayang nya tiada orang yang mengetahui secara, persis dimanakah kuil tersebut berada"

   Keng Cin sin tertawa hambar.

   "Andaikata tempat yang dipakai untuk menyimpan kitab pusaka ini dapat dikunjungi sembarang orang. mustahil Him Ci sin locianpwee akan menyimpan kitab tersebut disitu."

   "Padahal dalam perkataan Him locianpwe tersebut bukankah sudah diterangkan letak kuil Ngo siang bio tersebut secara persis?"

   "Di belakang kuil mungkin terdapat tanah perbukitan atau gunung yang tinggi, sedangkan sungai Cho go kang yang mengalir didepannya bukankah berarus deras? Maka ini bisa dibilang kuil Ngo siang bio tersebut terletak di bagian sungai Cho go kang yang dikelilingi bukit dengan arus yang deras dan ombak yang berbuih"

   Kembali Ku See hong menghela napas sedih.

   "Nona benar seorang yang pintar, setelah mendengarkan penjelasanmu sekarang, aku benar-benar merasakan pengalaman dan pengetahuanku bertambah"

   Keng Cin sin tertawa dingin.

   "Aku pernah berkunjung ke tempat tersebut dan mengalaminya sendiri, tentu saja aku dapat memberi penjelasan, kalau tidak, bagaimana mungkin bisa memahami arti yang sebenarnya dari bait syair tersebut?."

   "Nah, coba kau bacakan pula bait ke dua dan bait ke tiga dari syair Dendam sejagad tersebut"

   Ku See hong segera menyanyikan bait ke dua dan ketiga dari syair Dendam sejagad tersebut dengan lantang. Selesai mendengar bait syair tersebut, kembali Keng Cin sin termenung beberapa waktu, kemudian baru berkata.

   "Dari kedua bait syair ini, kecuali bait ke dua yang belum kupahami arti yang sesungguhnya, dapat kujelaskan bahwa arti dari balik syair yang lain adalah sebagai berikut.

   "Rupanya Bun ji koan su Him Ci sin ingin mengungkapkan rasa dendamnya yang tak terlukiskan karena dikerubuti orang-orang Thi kiong pang (perkumpulan busur baja), Kim to pang (perkumpulan gelang emas) dan Jian khi pang (perkumpulan seribu penunggang kuda) ...."

   Ku See hong tersenyum.

   "Ucapan nona memang benar, bagaimana dengan penjelasan bait ke dua tersebut?"

   "Bun ji koan su Him Ci sin locianpwe adalah manusia yang pintar dan lihay, tentu saja bait tersebut mempunyai maksud yang mendalam sekali, aku yakin tak lama kemudian arti tersebut pasti akan kita pahami"!"

   "Kemudian apa yang dibilang pada bait yang terakhir?"

   "Pada bait yang terakhir agaknya mengisahkan semua tragedi yang pernah menimpa guruku, cuma aku tak berani terlalu yakin."

   "Coba bagaimana menurut pendapat nona, atas arti bait syair ini...?"

   Berbicara sampai disitu, dia lantas membacakan bait terakhir dari syair Dendam Sejagad. ooo0dw0ooo BAB 55 KENG CIN SIN yang pada dasarnya sedang diliputi kesedihan, sehabis mendengar bait lagu yang terakhir ini segera menghela napas pedih, ujarnya.

   "Tampaknya di dalam bait lagu ini Him Ci sin locianpwee hendak menceritakan kisah tragis yang telah dialaminya serta seakan-akan melukiskan pula akhir dari kita manusia-manusia yang menginginkan keadilan dalam dunia persilatan.

   "Aaaai..."

   "Him locianpwe merupakan seorang tokoh sakti yang berpengetahuan amat luas, mungkin dia sudah menduga akan perubahan situasi yang bakal dialaminya hari ini, sebenarnya aku mengira dia belum berhasil mendapatkan kitab pusaka Cang Ciong pit-kip bagian bawah tapi kalau di tinjau keadaannya sekarang, sudah pasti dia telah memperoleh kitab pusaka itu, cuma sudah dikembalikan ketempat asalnya saja. Ku See hong menghela napas pula.

   "Nona, sesudah pembicaraan kita sekarang aku orang she Ku baru menyadari kalau nona adalah dewi diantara manusia, seandainya setiap wanita dikolong langit bisa berpendirian seperti kau, alangkah baiknya keadaan waktu itu, Apabila kau bersedia memberi muka untuk aku orang she Ku bersediakah kau memberitahukan siapa nama aslimu serta bagaimanakah asal usulmu?"

   Dengan suara dingin Keng Cin sin berkata.

   "Aku tak ingin menyinggung kembali kejadian pedih dimasa lampau, sedangkan mengenai namaku, seperti juga orangnya telah 1188 lama mampus, tentang hal ini harap kau jangan mendesak aku lebih lanjut ...."

   Ku See hong benar-benar tak bisa menduga siapa gerangan perempuan ini, ada kalanya dari sikap maupun wataknya dia merasa perempuan ini mirip sekali dengan Keng Cin sin, tapi seandainya dia adalah Keng C in sin, mengapa pula tidak bersedia mengungkapkan keadaan yang sebenarnya.

   Padahal mana dia tahu kalau perempuan ini sebenarnya tak lain adalah Keng Cin sin dan dia justru pernah mengalami musibah yang amat tragis sehingga membuat gadis ini tak berani mengungkapkan indentitas yang sebenarnya.

   Mendadak Ku See hong bertanya.

   "Nona, aku tidak mengerti mengapa kejadian ini bisa begitu kebetulannya, disaat yang persis kau telah datang ke markas besar Ban-sia-kau untuk menolong diriku.

   "Apakah nona berhasil menemukan Im Yan cu serta Seng sim cian li Hoa Soat kun locianpwee?...

   "Mereka telah kutemukan, dalam lima belas hari terakhir ini mungkin Im Yan-cu tak akan menderita siksaan akibat bekerja nya racun perangsang untuk kedua kali nya, tentang soal ini kau tak perlu kuatir cuma dari lima belas hari yang ada kini sudah lewat tiga hari, bila didalam sisa waktu yang dua belas hari ini kau tak berhasil menemu kan obat pemunahnya, maka besar kemungkinan selembar jiwanya akan terancam"

   Tanpa terasa titik air mata jatuh berlinang membasahi wajah Ku See hong, katanya kemudian dengan sedih.

   "Nona, apakah kau sudah mendapat tahu apa nama dari obat perangsang yang amat beracun itu?"

   "Im hwee si hun wan"

   Jawab Keng Cin sin sambil menghela napas panjang.

   "konon racun itu tiada obat yang dapat menyembuhkannya, namun menurut pendapatku tiada racun didunia ini yang tak bisa dipunahkan, hanya sampai sekarang kita belum mengetahuinya saja.

   "Menurut dugaanku, dalam kitab pusaka Ban sia cin keng milik Ceng Lan hiang sudah pasti tercantum nama dari obat penawar tersebut, itulah sebabnya aku mengunjungi markas besar perkumpulan Ban sia kau dan mencuri kitab pusaka Ban-Sia cin- keng tersebut, padahal sebelum itu aku sama sekali tak tahu kau telah ditangkap oleh Ceng Lan-hiang ....

   "

   Membayangkan kembali kejadian lalu, dimana benda jeleknya yang sedang "mengamuk"

   Telah ditonton semua orang, merah padam selembar wajah Ku See hong karena jengah, sembari tertawa tersipu-sipu katanya kemudian.

   "Sesungguhnya aku terkena tipu muslihat dari murid murtad guruku yakni si pedang Sakti kayu besi Cu Pok dan dikerubuti kawanan manusia laknat tersebut sehingga terluka parah, ketika sedang berusaha untuk meloloskan diri, aku berjumpa dengan perempuan cabul itu dan kena ditangkap, aku sendiri kurang tahu sudah berapa lama ditangkap mereka, mungkin sudah tiga hari lamanya.

   "Nona, apakah sudah berhasil mendapatkan kitab pusaka Ban sia cin keng tersebut?.

   "Belum, tapi kita akan berhasil mendapatkannya!"

   Sahut Keng Cin sin sambil menghela napas.

   "Apa maksudmu?"

   "Aku telah bertemu dengan Him Ji im"

   Mendengar nama Him Ji im disinggung, Ku See hong merasakan hatinya bergetar keras, buru-buru dia bertanya.

   "Nona. Baik-baikkah dia"

   "Baiknya sih baik, cuma wajahnya selalu bermuram durja, dia bilang setiap waktu setiap saat selalu merindukan dirimu"

   "Mengapa dia tidak kabur bersamamu?"

   Sebenarnya dia ingin menegur Keng Cin sin, mengapa tidak menolong gadis tersebut, tapi pemuda ini rikuh untuk mengutarakannya keluar.

   "Begitu tiba di markas besar perkumpulan Ban sia kau, pertama aku pergi mencarinya lebih dulu, dan dia kutemukan sedang disekap dalam sebuah kamar yang sekelilingnya dijaga oleh jagoan lihay, dalam keadaan seperti ini mustahil baginya untuk dapat kabur dari kurungan, maka akupun mempergunakan tipu muslihat untuk bertemu dengannya sekalian menceritakan keadaan dari Im Yan cu."

   "Kami berada bersama-sama hampir seharian lamanya, menggunakan kesempatan tersebut dia banyak memberitahukan keadaan situasi didalam perkumpulannya serta pelbagai masalah lain, coba kalau bukan demikian, bisa jadi gagal mencuri ayam, selembar jiwanya turut melayang, Ceng Lan hiang perempuan cabul itu memang lihay sekali, hingga kiri aku masih belum yakin dapat mengungguli dirinya....

   "Menurut Him Ji im, kitab pusaka Ban sia cin keng disimpan sendiri secara rahasia oleh Ceng Lan hiang, dia berjanji akan membantu dari dalam untuk mendapatkan kitab pusaka itu"!"

   "Kehadiran Him Ji im disitu berbahaya sekali"

   Kata Ku See hong dengan sedih.

   "ibunya amat cabul dan jalang, aku pernah mendengar ucapan dari Ceng Lan hiang yang menjanjikan kepada Gin coa kiam Ciu Heng thian untuk menyerahkan anak gadisnya kepada keparat itu, padahal keparat itu amat cabul, akibat yang diderita Im Yan cu sekarang pun sebagai akibat dari ulahnya, aku benar-benar kuatir bila ia sampai ketimpa musibah..."

   "Dia adalah putri kandung Ceng Lan hiang, mungkin dia tak akan turun tangan keji terhadap putrinya sendiri, Him Ji im juga pernah berkata kepadaku, meski dia agak sengsara hidup disana, namun sama sekali tidak berbahaya"

   "Nona, apa yang harus kita lakukan sekarang?"

   Tanya Ku See hong kemudian. Keng Cin sin mendongakkan kepala dan memandang cuaca, waktu itu tengah hari sudah menjelang tiba, maka ujarnya.

   "Menunggu sampai matahari terbenam nanti, kita berangkat kembali ke markas besar Ban sia kau, aku telah berjanji dengan Him Ji im akan bersua lagi malam nanti"

   "Nona, kau memang terlalu baik terhadap kami"

   Kata Ku See hong sambil menghela napas panjang.

   "entah bagaimana cara kami untuk membalas budi kebaikan kepadamu dikemudian hari? Terutama sekali kebaikan mu terhadap aku orang she Ku, aku selalu merasa tak tenang setiap kali teringat akan hal ini, kau harus tahu, aku belum pernah menerima budi kebaikan orang dengan begitu saja ...."

   Kembali Keng Cin sin menghela napas sedih.

   "Hidup sebagai manusia didunia ini, membantu orang lain bukan berarti mengharap balas jasa dari orang, terus terang saja kukatakan, aku telah menganggapmu sebagai kekasihku dulu, sekalipun kejadian yang berlangsung hari ini tidak disengaja, tapi kenyataannya aku telah memperoleh kehangatan darimu, kejadian ini tidak menimbulkan sakit hati bagiku malah sebaliknya kepuasan dan kebahagian."

   "Kau tak usah memandang serius akan persoalan ini, meskipun kaum wanita menganggap kesucian tubuhnya sebagai nyawa ke dua, namun bagiku soal kesucian sudah bukan masalah lagi, karena soal tersebut seakan-akan sudah tidak terdapat dalam hatiku lagi....."

   Ku See hong sangat terkejut setelah mendengar perkataan itu, diam-diam dia berpikir.

   "Mengapa dia berkata demikian! Apa maksud hatinya yang sebenarnya....? Manusia macam itukah dia! Tidak! Tidak! Dia bukan perempuan jahat seperti itu...."

   Berpikir sampai disini, diapun lantas berkata.

   "Nona, aku sangat bodoh sehingga tidak memahami maksud perkataan nona, dapatkah kau memberi penjelasan lebih jauh?"

   Titik air mata telah membasahi kelopak mata Keng Cin sin, katanya dengan sedih.

   Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   "Aku sudah ternoda, aku adalah seorang perempuan yang sudah tidak suci lagi..."

   "Nona, kau bukan perempuan semacam itu, kau suci bersih, anggun dan agung, kau ....kau terlalu merendahkan diri"

   Tiba-tiba Keng C in sin menyeka air matanya, lalu dengan sorot mata yang amat lembut ditatapnya wajah Ku See hong lekat-lekat, kemudian ujarnya sedih.

   "Ku See hong, ada satu persoalan ingin sekali kutanyakan kepadamu, kumohon kau sudi menjawab pertanyaanku ini dengan sejujurnya, kau jangan berbohong dan tidak berpura-pura, bersediakah kau ...?"

   Ku See hong tak dapat menduga pertanyaan apakah yang hendak diajukan olehnya, terpaksa sahutnya dengan lantang.

   "Nona, kau ada urusan apa? Katakan saja secara terus terang, aku pasti akan menjawab dengan sepenuh hati, tidak akan berbohong atau pun berpura-pura"

   "Tahukah kau, apa sebabnya aku tak ingin bertemu dengan kekasih hatiku itu?, tanya Keng Cin sin kemudian dengan suara yang dalam dan berat.

   "Aku tidak tahu, tapi aku yakin nona pasti mempunyai masalah yang memerihkan hatimu"

   Keng Cin sin manggut-manggut.

   "Benar! Aku telah mengalami suatu musibah yang membuatku hampir saja tidak mempunyai keberanian untuk hidup lebih jauh, di dunia ini setiap kali teringat akan kejadian ini, aku tak dapat menahan rasa pedih dalam hatiku"

   "Nona, apabila kau mempunyai masalah pelik yang tak dapat kau selesaikan, tak ada salahnya kau utarakan secara terus terang, aku orang she Ku bersedia untuk membantu dengan sepenuh tenaga, agar akupun bisa turut memikul kepedihan hatimu itu..."

   "Tadi telah kukatakan kalau aku adalah seorang perempuan yang sudah tidak suci lagi, perempuan yang ternoda, tahukah kau apa yang kumaksudkan?"

   Ku See hong tidak menyangka kalau perempuan tersebut akan mengajukan pertanyaan itu, bagaimana mungkin seorang perempuan berani menanyakan persoalan semacam ini dihadapan seorang pria? Perempuan yang ternoda biasanya dapat diartikan sebagai perempuan jahat yang tak tahu malu atau perempuan sebangsa pelacur.

   Dengan wajah merah membara karena jengah, Ku See hong berkata dengan tergagap.

   "Nona, apakah kau .... apakah kau ......"

   Sebenarnya dia ingin berkata.

   "Apakah nona sudah kehilangan perawanmu semenjak masih muda?"

   Tapi dia rikuh untuk mengutarakan hal tersebut, apalagi dia sendiripun sudah pernah menikmati kehangatan tubuhnya. Keng Cin sin tertawa pedih, katanya dengan cepat.

   "Apakah ...kenapa? Mengapa tidak kau lanjutkan kata-katamu itu...?"

   Suara tertawa itu amat keras dan nyaring bahkan mendekati orang kalap, namun dibalik ke semuanya itu justru terlintas perasaan.

   -Sedih.

   -Duka.

   -Dan keperihan hati yang tak terlukiskan dengan kata-kata apapun.

   Tiba-tiba Keng Cin sin berkata lagi dengan suara sedingin salju.

   "Aku pernah mengadakan hubungan senggama dengan seratus bahkan seribu orang lelaki"

   Mendengar perkataan tersebut, Ku See hong merasakan pandangan matanya menjadi gelap dan matanya berkunang- kunang, ia merasa dadanya seperti dihantam dengan martil yang sangat berat. Serunya kemudian dengan suara gemetar.

   "Kau .... kau.... kau adalah manusia sebangsa itu ....?"

   Berbicara sesungguhnya, dalam hati kecil Ku See hong sesungguhnya sudah tumbuh benih cinta terhadap perempuan ini, bisa dibayangkan betapa hancurnya perasaan pemuda itu setelah mengetahui kejadian yang sebenarnya.

   Entah mengapa, tiba-tiba saja muncul suatu perasaan marah dan cemburu yang sangat besar dari dalam hati Ku See hong.

   Dengan suara dingin kembali Keng C in sin berkata.

   "Kau toh tiada hubungan apa pun denganku, mengapa harus emosi setelah mengetahui hal ini?"

   Dengan marah Ku See hong berkata.

   "Rupanya kau adalah perempuan macam ini, hari ini aku orang she Ku baru tahu kalau kau adalah perempuan semacam ini, aku baru tahu kalau sudah salah menilaimu, sekarang, maaf kalau aku tak dapat menemanimu lebih lama!"

   "Berhenti!"

   Bentak Keng Cin sin keras-keras.

   "sudah selesaikah kau mendengarkan penjelasanku?"

   Dengan wajah sedingin es Ku See hong berkata.

   "Apa lagi yang hendak kau ucapkan? Cepat diutarakan secepatnya!"

   Keng Cin sin menghela napas sedih, titik air mata tak terbendung lagi segera jatuh bercucuran membasahi pipinya, dengan perasaan pedih ia berkata.

   "Ku See hong, tahukah kau kalau aku telah diperkosa secara bergilir oleh sekawanan manusia laknat?"

   Setelah mendengar perkataan tersebut, Ku See hong baru menghela napas sedih katanya pula.

   "Nona, mengapa tidak kau jelaskan hal ini semenjak tadi?"

   Titik air mata semakin deras membasahi wajah Keng Cin sin, sembari menahan isak tangisnya yang menjadi ujarnya lagi.

   "Tahukah kau, setiap kali teringat akan kejadian tersebut, hatiku menjadi sakit dan terasa seperti disayat-sayat dengan pisau yang tajam"

   Buru-buru Ku See hong menghibur.

   "Kejadian yang sudah lewat biarkan saja lewat, anggap saja peristiwa tersebut sebagai asap yang telah menguap diangkasa, kalau memang peristiwa itu hanya akan mengungkap kepedihan hatimu, lebih baik tak usah dibicarakan lagi!"

   "Aku tak pernah dapat melupakan kejadian tersebut sepanjang hidupku di dunia ini."

   Jerit Keng Cin sin sedih.

   "walaupun aku ingin melupakannya namun hal tersebut tak mungkin bisa terjadi, sebab roh ku sudah ternoda, bagaimana pun berusaha hendak dicuci, tak mungkin dapat kubersihkan noda-noda tersebut.

   "Aku sengaja memberi tahukan kejadian ini kepadamu, karena aku ingin menanyakan satu hal kepadamu"

   Ku See hong tahu kalau perempuan itu sedang dipengaruhi oleh emosi sekarang, terpaksa katanya dengan lembut.

   "Nona, rohmu dan jiwamu tetap bersih dan suci, sama sekali tidak ternoda barang sedikitpun jua, kau tak usah terlalu merasa rendah diri!"

   "Kau mengatakan jiwaku tidak ternoda? atas dasar apa kau dapat berpandangan demikian? "

   "Nona, tahukan kau bahwa peristiwa tersebut terjadi karena suatu keadaan yang terpaksa? bukan atas kemauanmu sendiri, melainkan dipaksa orang dengan kekerasan. Peristiwa itu tidak membuat kau menjadi hina.. ."

   Mendengar sampai disini, Keng Cin sin sudah tak dapat membendung perasaan sedihnya lagi, tiba-tiba saja dia menangis tersedu-sedu ....

   Isak tangisnya kali ini, boleh dibilang sudah menumpahkan segenap kepedihan yang telah menumpuk dalam hati kecilnya selama ini .......

   Butiran air mata bagaikan untaian mutiara yang putus talinya, jatuh berderai membasahi pipinya yang putih, isak tangisnya sungguh memedihkan hati.

   Tanpa terasa Ku See hong maju kedepan menghampirinya dan merangkul bahunya.

   Keng Cin sin mendesis sedih, tiba-tiba dia menjatuhkan diri ke dalam rangkulan Ku See hong dan menangis sejadinya.

   Ku See hong balas memeluk pinggang gadis itu erat-erat, seakan-akan kuatir, kalau dia kabur dari sisinya, entah mengapa, walaupun dia belum tahu kalau dia adalah Keng Cin sin, namun dalam hati kecilnya seakan-akan sudah timbul perasaan cintanya terhadap gadis ini.

   Keng Cin sin sendiripun segera memanfaatkan kesempatan ini untuk menangis sepuas hatinya dalam rangkulan kekasih hatinya yang paling dicintai.

   Beberapa saat kemudian, sembari menahan isak tangisnya yang memilukan hati, ia berkata.

   "Ku See hong, sejak dilahirkan di dunia ini aku sudah anak yatim piatu, akupun tak tahu semenjak kapan, tahu-tahu saja sudah berada dalam lingkungan sekelompok manusia jahat di laut timur sana, di saat aku menanjak dewasa dan mulai tahu urusan, timbul perasaan sedih dan menyesal yang tak terhingga dari hatiku, maka suatu ketika aku pun berjumpa dengan kekasihku itu, waktu itu kekasihku melanggar peraturan yang diterapkan oleh kelompok manusia jahat disekitarku, dia ditangkap dan disiksa dengan berbagai cara, tapi akhirnya aku berhasil menolongnya dan menyuruhnya kabur dari pengaruh jahat tersebut, sedang aku dicap sebagai penghianat oleh mereka sehingga akhirnya akupun menerima nasib yang paling tragis dunia ini..."

   "Bagaikan seorang pelacur saja, aku menjadi mangsa kebiadaban dari beratus-ratus manusia laknat, aku tak mampu melawan, hanya merasakan siksaan didalam penderitaan, keadaanku waktu itu ibarat manusia hidup tak bisa, mau matipun tak dapat, dalam keadaan demikian aku telah kehilangan segala-galanya."

   "Dari tubuh seorang gadis, aku disiksa sehingga menderita penyakit kotor dan sekujur tubuhku penuh dengan luka bernanah, keadaanku waktu itu ibarat manusia tidak mirip manusia, setan tidak mirip setan, dalam keadaan begini kawanan manusia laknat itupun meletakkan tubuhku yang busuk itu diatas sebuah sampan kecil dan melepaskannya ditengah samudra luas..." -ooo0dw0ooo-

   Jilid 36 MAKA secara nyata, dan teliti Keng Cin sin menceriterakan semua pengalaman serta musibah yang telah dialaminya selama ini, hanya 1198 nama laut selatan telah diubahnya menjadi laut timur guna merahasiakan keadaan yang sesungguhnya.

   Sewaktu mendengarkan kisah yang menyedihkan ini, Ku See hong ikut merasa terharu sehingga air matanya tanpa terasa jatuh bercucuran membasahi wajahnya, berbicara sebenarnya, musibah yang telah menimpa Keng Cin sin memang tragis sekali.

   Dengan suara pedih Ku see hong berkata kemudian.

   "Nona, aku tidak, tahu kalau kau pernah mengalami musibah sedemikian tragisnya. apakah musuh musuhmu sudah berhasil kau bunuh semua? Aku Ku See hong bersedia untuk membantu nona guna membalas dendam sakit hati ini serta mencincang tubuh kawanan manusia laknat tersebut ....."

   Keng Cin sin tertawa pedih.

   "Biang keladinya sudah kubunuh, bahkan aku telah menyuruh dia merasakan penderitaan dan siksaan yang paling keji di dunia ini, mula-mula kupenggal dulu lengannya lalu kupotong kakinya, mencongkel keluar matanya, memotong batang hidungnya, memotong telinganya menghancurkan wajah nya dan merusak pula otaknya sehingga dia menjadi kalap dan gila, kemudian kulepas kan pula sebuah pukulan beracun ke dalam tubuhnya agar setiap hari dia akan merasa kan satu kali siksaan yang hebat, pembalasan semacam ini sudah sepantasnya diterima oleh manusia macam begitu, entah bagaimana menurut pendapatmu?"

   Diam-diam Ku See hong berpikir.

   "Tindakan yang dilakukan olehnya itu memang terhitung sangat keji, cuma bagi seorang manusia laknat yang begitu brutal dan buas, hukuman dan siksaan yang keji tersebut memang cukup pantas untuk diterimanya .....

   "

   Karena berpendapat demikian, maka sahutnya kemudian.

   "Yaa, dosa yang bertumpuk-tumpuk dengan perbuatan yang begitu brutal memang pantas dijatuhi hukuman semacam itu"

   "Hukuman yang ia terima itu kelewat enteng ataukah terlampau berat?"

   Tiba-tiba Keng Cin sin bertanya lagi. Ku See hong agak tertegun, kemudian sahutnya.

   "Jika berbicara menurut dosa dan kesalahan yang telah dilakukan olehnya, hukuman itu tidak termasuk enteng tidak pula terlampau berat, aku rasa tepat sekali!"

   "Apakah kau telah menjawab dengan sejujurnya?."

   Keng Cin sin tertawa.

   "Tentu saja aku menjawab sejujurnya aku tidak akan membohongi nona dengan jawaban yang berpura-pura."

   Padahal seandainya Ku See hong tahu bahwa perempuan ini tak lain adalah Keng Cin sin yang dicintainya, maka dia pasti akan mengatakan kalau hukuman semacam itu terlampau ringan. Dengan nada yang pedih kembali Keng Cin sin berkata.

   "Justru karena itulah, aku baru tak berani mencintai kekasihku, sebab aku merasa sudah ternoda, aku merasa kesucian tubuhku sudah dinodai oleh beratus-ratus manusia"

   "Nona, kau bukan perempuan ternoda, kau tak boleh berkata demikian"

   Seru Ku See hong dengan wajah merah membara karena jengah. Mendadak Keng Cin sin melepaskan diri dari pelukan Ku See hong, lalu ujarnya dengan dingin.

   "Aku ingin bertanya kepadamu, seandainya kekasihku itu mendengar kisah tragis yang telah menimpaku itu, apakah dia masih akan mencintaiku? Tidak menganggap aku sebagai perempuan rendah yang ternoda?"

   Ku See hong termenung beberapa saat lamanya setelah itu dia baru berkata.

   "Aku tidak tahu sampai dimanakah watak kekasihmu itu, maka aku tak berani berbicara tentang hal ini".

   "Watak maupun sikapnya hampir sama dengan sikap dan watakmu, anggap saja kekasihku itu adalah kau dan boleh mengutarakan suara hatimu yang sejujurnya kepadaku, kau tak usah berpura-pura atau secara sengaja merahasiakan perasaan yang sesungguhnya, kuharap kau berbicara secara blak-blakan!"

   Dengan wajah serius Ku See hong menjawab.

   "Andaikata aku adalah kekasihmu yang dulu dan mengetahui musibah telah menimpa dirimu, maka aku akan lebih menghormati dirimu dan mencintaimu sepenuh hati!"

   Mendengar jawaban mana, hampir saja air mata Keng Cin sin bercucuran dengan derasnya, ia lantas berpekik dihati.

   "Engkoh Hong, oooh.. engkoh hong, tahukah bahwa kaulah kekasih hatiku? Cinta kasihmu yang begitu tulus dan suci membuat hatiku amat terharu dan berterima kasih sekali kepadamu, tapi tahukah kau bahwa kebesaran jiwamu ini semakin menyakitkan hatiku, membuat aku lebih malu dan rendah diri, aku semakin tak berani menampakkan diri yang sesungguhnya. ."

   Berpikir sampai disini, dengan suara dingin dia lantas berkata.

   "Terima kasih atas jawabanmu yang setulus hati."

   Ku See hong segera bertanya pelan.

   "Nona.. apakah kau ingin menceritakan kejadian yang sebenarnya ini kepadanya?"

   Keng Cin Sin termenung beberapa saat, kemudian menggelengkan kepalanya berulang kali.

   "Tidak! Aku menginginkan agar dia melupakan aku untuk selamanya."

   "Dapatkah dia melupakan kau?".

   "Dapat, pasti dapat, sebab dia mengira aku sudah mati!"

   Jawab Keng Cin sin pedih. Ku See hong agak tergagap, katanya kemudian.

   "Nona, aku hendak mengutarakan sesuatu cuma. .. bolehkah hal tersebut kuutarakan?"

   Keng Cin sin mengamati wajah si anak muda tersebut beberapa saat lamanya, dia segera mengerti perkataan apakah yang hendak diutarakan pemuda tersebut, namun di luar sahutnya dengan suara hambar.

   "Apa yang ingin kau utarakan, Katakan saja secara blak-blakan ...."

   "Setelah kuutarakan nanti, aku harap nona sudi memaafkan kelancanganku itu!"

   "Sekalipun kau salah berbicara, aku tak akan menyalahkan dirimu ....."

   Ku See hong merasa keberaniannya timbul kembali, dengan cepat ujarnya.

   "Nona, aku... aku sangat menghormatimu... bahkan.... bahkan amat mencintai mu.... Sebab kau pun mirip sekali dengan seseorang yang paling kuhormati, bahkan aku pernah menyangka kau sebagai dirinya, dia bernama Keng Cin sin, pengalaman yang telah kau alami itu hampir mirip dengan pengalaman yang pernah kami alami, selagi berada di istana Huan mo kiong dulu, cuma dia tidak sampai mengalami kejadian tragis seperti apa yang kau ceritakan tadi, dia hanya mati karena bunuh diri ......"

   Mendengar perkataan ini, titik air mata Keng Cin sin tak terbendung lagi, dia menangis tersedu-sedu dan ingin sekali segera bertemu dengan kekasih hatinya ini dalam wujud yang sebenarnya, tapi teringat kembali akan tubuhnya yang telah ternoda, rasa rendah dirinya segera mengendalikan kembali keinginannya tersebut.

   Diam-diam gadis itu berpekik dihati.

   "Keng Cin sin wahai Keng Cin sin, kau telah merasakan kehangatan dan kebahagian darinya, apakah semuanya itu masih belum memuaskan dirimu? Dia tak akan menderita kesepian dan hidup sebatang kara, mengapa kau tidak membagikan cintamu itu untuk Im Yan cu dan Him J i im...? Kau. .. apakah kau masih punya muka untuk menggunakan tubuhmu yang telah ternoda ini guna berebut dengan mereka...... Berpikir sampai disini, dengan suara yang dingin dan ketus diapun berkata.

   "Jadi kau mengira Keng C in sin sudah mati?"

   Ku See hong menghela napas sedih.

   "Hati kecilku tidak percaya kalau dia telah mati, namun aku telah mendengar sendiri jeritan ngerinya menjelang saat kematian, waktu itu aku benar-benar ingin menyusul nya ke alam baka, tapi api dendam yang membara dalam dadaku membuat aku mengurungkan niat tersebut dan berusaha untuk mempertahankan terus hidupku. Sebenarnya aku ingin berkunjung kembali ke Lam hay istana Huan mo kiong begitu dendam ku sudah terbalas, aku ingin menyelidiki apakah dia benar-benar sudah mati atau belum, andaikata dia sudah tiada maka aku akan menemukan tulang belulangnya dan menguburnya dalam satu liang bersama tubuhku."

   Keng Cin sin benar-benar terharu sekali oleh perkataan tersebut, namun dia masih tetap berusaha untuk mengendalikan gejolak perasaannya itu, tanyanya kemudian.

   "Jadi kau ingin menghabisi nyawamu demi cinta? Apakah kau tidak merasa kalau perbuatanmu itu suatu perbuatan yang sangat bodoh ?"

   "Aaaai.... apakah kau belum tahu akan pengaruh cinta? Tapi .... sekarang aku masih mempunyai tugas dan tanggung jawab baru, tanggung jawab mana membuat aku tak dapat menghabisi nyawaku untuk menyusulnya!"

   "Benar! Kau memang tak boleh menghabisi nyawamu demi cinta buta, kau harus melindungi Im Yan cu serta Him J i im"

   "Berbicara yang sesungguhnya, tentu saja aku tak dapat menyia-nyiakan Im Yan cu serta Him ji im, tapi tingkatan cintaku terhadap mereka tak mungkin dapat melampaui cinta kasihku terhadap Keng 1203 Cin sin, meskipun dia telah tiada, namun setiap waktu setiap saat aku masih selalu terbayang akan bayangan tubuhnya, nada suaranya serta raut wajahnya. Terus terang saja, dia amat mirip dengan dirimu, maka aku...aku....."

   "Cinta kasihmu terlalu luas dan kaya, seandainya Keng Cin sin masih hidup, maka siapakah yang akan kau cintai?"

   Kata Keng Cin sin dingin. Ku See hong tertawa jengah.

   "Keempat-empatnya akan kucintai semua!"

   "Tidakkah kau merasa bahwa perbuatanmu ini kelewat serakah.?."

   
Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
"Tidak mungkin, sebab mereka semua berharga bagiku untuk mencintai mereka dengan sepenuh hati, apalagi akupun tidak beralasan untuk tidak mencintai salah seorang diantara mereka, kecuali Keng Cin sin, kalian bertiga sudah pernah mengadakan hubungan suami istri"

   Kembali Keng Cin sin menghela nafas sedih.

   "Aaai, bagi seorang lelaki, mempunyai istri tiga orang gundik bukanlah suatu masalah yang berat, tapi seorang perempuan toh tak bisa mempunyai dua orang suami!"

   Ku See bong segera mendesak lebih jauh katanya.

   "Nona, jadi kau.. kau setuju?"

   "Terima kasih banyak atas maksud baikmu itu, tapi aku telah menganggap kekasihku itu sebagai suamiku, maka aku tak dapat menerima cintamu itu, biarlah maksud baikmu kuterima didalam hati saja."

   Bagaikan diguyur dengan air dingin sebaskom, Ku See hong segera merasakan separuh badannya menjadi dingin, katanya.

   "Tapi, aku dan nona sudah pernah mengadakan....."

   "Oleh karena kuanggap kau sebagai kekasihku, maka kuberikan kesucian tubuhku untukmu, apa salahnya aku berbuat demikian? Sudahlah, kau tak perlu banyak berbicara lagi, daripada menimbulkan kejemuan bagiku"

   "Nona terlalu kesepian, terlalu menderita, aku merasa amat tidak tenang"

   "Memang beginilah nasibku semenjak aku dilahirkan didunia ini, tiada orang yang dapat menolongku untuk melepaskan diri dari keadaan seperti ini"

   Terpaksa Ku See hong menghela napas penuh kekecewaan, katanya lagi.

   "Jendela cinta dalam hatiku selalu terbuka bagimu, aku akan selalu menunggu sampai kau dapat menghilangkan kekakuan dalam hatimu itu"

   "Terima kasih banyak, sayang selama hidup aku tak pernah akan melangkah masuk melalui pintu cintamu yang terbuka lebar ini"

   "Entah apa pun yang terjadi, aku akan tetap menantimu selalu....."

   Sementara pembicaraan berlangsung, waktu pun turut beredar dengan cepatnya.

   Kini sang surya sudah tenggelam dilangit barat, sinar cahaya yang berwarna ke emas-emasan memancar di seantero jagad.

   Seluruh tanah dilapisi cahaya merah dan membiaskan suasana yang murung.

   ooo0dw0ooo BAB 56 KENG CIN SIN mendongakkan kepalanya memandang cuaca, lalu ujarnya dengan suara dalam.

   "Sekarang kita harus segera berangkat."

   Mendadak paras muka Ku See hong berubah hebat, serunya dengan cepat.

   "Ada orang datang, aah! Bahkan jumlahnya tidak sedikit..."

   Sementara pembicaraan berlangsung, suara langkah manusia itu sudah berada didalam lembah bukit itu...

   Mendadak berkumandang suara pekikan nyaring yang menggema diangkasa dan mendengung tiada hentinya.

   Keng Cin sin termenung beberapa saat lamanya, kemudian dia berkata.

   "Aaaah, mungkin mereka yang datang, mari kita gunakan siasat melawan siasat dengan menghindari mereka langsung menyatroni markas besarnya"

   "Pendapat nona memang tepat sekali, saat ini markas besar mereka tentu berada dalam keadaan kosong!"

   "Urusan tak boleh terlambat lagi, mari kita berangkat dengan memutar kearah lain."

   Mendadak....

   Dari sekitar tempat itu berkumandang suara tertawa cekikikan yang amat merdu dan membetot sukma .....

   Gelak tertawa mana amat merdu serta mempunyai semacam daya pikat yang dapat memukau hati orang Berubah hebat paras muka Ku See hong setelah mendengar suara tertawa itu, secepat kilat dia berpaling ke arah mana berasalnya suara tertawa tersebut.

   Lebih kurang enam kaki di belakang tubuh mereka berdua, tepatnya di atas sebatang pohon siong yang amat besar, berdirilah seorang perempuan muda berbaju putih, yang cantik jelita bak bidadari dari kahyangan.

   Orang itu tak lain adalah ketua Ban sia kau, Ceng Lan hiang adanya...

   Sesudah tertawa terkekeh tiada hentinya Ceng Lan hiang berkata dengan suara dingin.

   "Saudara cilik, kau benar-benar amat tolol, cici yang begini cantik bagaikan bidadari enggan kau nikmati, sebaliknya kau malah senang dengan perempuan busuk yang jelek itu, hmmm, setelah mengadakan hubungan kelamin, apakah kau tidak merasa muak dan ingin muntah ....?"

   Ku See hong mendengus dingin saking gusarnya, dengan suara lantang dia segera membentak.

   "Perempuan jalang turun kau!"

   Ceng Lan hiang tertawa dingin.

   "Sekarang kau tak usah berkaok-kaok dulu. sampai kini kau masih tetap merupakan orang di bawah sepasang ketiakku"

   "Aku heran, mengapa seorang wanita semacam kau bisa begitu tak tahu malu?"

   Keng Cin sin dengan suara yang dingin hingga merasuk ke dalam tulang.

   "Kau si budak jeleklah yang sesungguhnya tak tahu malu, sudah mengambil keuntungan, merasakan kenikmatan, sekarang berani mendamprat orang semaunya sendiri"

   "Kau si perempuan jalanglah yang merupakan perempuan tak tahu malu yang betul-betul paling jelek didunia ini"

   Bentak Ku See hong keras- keras.

   "turun .... turun kau aku hendak membinasakan dirimu"

   Ceng Lan hiang segera tertawa terkekeh-kekeh.

   "Saudara cilik, kau berani memukul istrimu sendiri?"

   Serunya genit. Ku See hong benar-benar dibuat gusarnya setengah mati, sekali lagi dia membentak nyaring.

   "Perempuan yang tak tahu malu, aku akan segera membinasakan dirimu..."

   Sembari berseru, Ku See hong sudah bersiap-siap hendak menerjang ke muka. Tapi Keng Cin sin segera menahannya dan berbisik dengan ilmu menyampaikan suara.

   "Sekarang musuh tangguh berada di depan mata, aku minta kau jangan bertindak secara gegabah, sekarang kita harus keluar dulu dari hutan siong ini, sebab daerah sekitar tempat ini terlampau sempit, dengan jumlah mereka yang banyak, keadaan seperti ini sangat tidak menguntungkan kita"

   Berbicara sampai disitu, pada saat yang hampir bersamaan Keng Cin sin dan Ku See hong segera menggunakan kecepatan yang amat tinggi menerjang keluar dari hutan pohon siong tersebut.

   Namun tatkala kaki mereka baru saja menginjak kembali permukaan tanah, terasa segulung angin berhembus lewat, seakanakan sukma gentayangan saja, tahu-tahu Ceng Lan hiang telah menghadang kembali kurang lebih tiga kaki dihadapan mereka.

   Baik Keng Cin sin maupun Ku See hong sama-sama dibuat terperanjat oleh keadaan tersebut, hampir bersamaan waktunya lantas berpikir.

   "Cepat amat ilmu meringankan tubuhnya, tampaknya pertarungan yang berlangsung hari ini tak akan bisa diselesaikan secara sederhana."

   Sementara itu Ceng Lan hiang telah menarik muka sambil tertawa dingin tiada hentinya, kemudian dia menegur.

   "Saudara cilik, rupanya kau benar-benar sudah terpikat oleh perempuan jelek ini? Ku See hong mendengus dingin.

   "Hmmm, kau tak usah tebal muka bersikap tak tahu malu, siapa sih yang menjadi saudara cilikmu"

   "Biarpun aku jatuh cinta kepadanya, apa urusannya dengan dirimu..."

   Teriak pemuda itu mendongkol. Ceng Lan hiang segera tertawa terkekeh-kekeh.

   "Heeehhh... heehhh... heeehhh... kionghi... kionghi ... aku mesti menyampaikan ucapan selamat untukmu, sebab saudara cilikku telah mempersunting seorang perempuan jelek sebagai istrinya"

   Ternyata dalam dunia persilatan telah tersiar berita yang mengatakan kalau ketua Hiat mo bun adalah seorang perempuan yang sangat jelek.

   Itulah sebabnya Ceng Lan hiang pun mengatakan kalau Keng Cin sin adalah seorang perempuan yang jelek sekali.

   Padahal kecantikan Keng Cin sin yang sebenarnya tidak berada dibawah kecantikan wajah Ceng Lan hiang, apalagi Keng Cin sin memiliki mutiara Thian hong im yang sin cu yang berkasiat luar biasa, hal ini membuat kulit badannya jauh lebih cantik, indah dan lembut.

   Ku See hong pernah menyaksikan wajah jelek Keng Cin sin, maka selama inipun dia selalu menganggap Keng Cin sin berwajah sangat jelek.

   Namun dia tetap mencintai keanggunannya, kebersihan dan kesucian wataknya, dia menilai kebaikan hati dari perempuan itu bukan menilai keindahan lahiriahnya.

   Tiba-tiba Keng Cin sin tertawa terkekeh-kekeh, kemudian jengeknya.

   "Jadi kau menganggap wajahku jelek? padahal indahnya wajah tapi disertai hati yang jelek dan busuk, apa pula gunanya?"

   Paras muka Ceng Lan hiang segera berubah menjadi jelek sekali sehingga tak terlukiskan dengan kata-kata, dengan suara dingin ujarnya kemudian.

   "Apakah kau sangat indah dan cantik ? Bila wajah seseorang cantik maka hatinya pasti indah, sebaliknya kalau tampang seseorang jelek, sudah pasti hatinya sangat busuk"

   Ku See hong tak dapat menahan diri lagi, tiba-tiba dia turut berteriak keras.

   "Walaupun kau berwajah cantik menarik, sayang sekali hatimu jahat dan buruk seperti ular berbisa ...."

   Ceng Lan hiang segera tertawa terkekeh-kekeh dengan nada yang memukau hati, serunya lembut..

   "Saudara cilik, jadi kaupun memuji kecantikan wajahku"

   Ku See hong mendengus dingin dengan nada yang amat sinis, dia tidak menjawab pertanyaan tersebut, sebab dalam kenyataan, Ceng Lan hiang memang seorang perempuan yang cantik jelita bak bidadari dari kahyangan.

   Mendadak....

   Serentetan tertawa yang menyeramkan bagaikan tangisan setan atau lolongan serigala berkumandang datang ....

   Menyusul suara tertawa menyeramkan itu, dari puncak bukit sebelah kiri meluncur datang lima sosok bayangan manusia dengan kecepatan luar biasa ....

   Dalam waktu singkat, dua sosok bayangan manusia yang berada dipaling depan sudah sampai dahulu ditempat tujuan, ternyata mereka adalah Thi bok sin kiam (Pedang sakti kayu baja) Cu Pok serta seorang sastrawan setengah umur yang berwajah tampan.

   Orang ini tak lain adalah Han bun kim ciang (Telapak tangan emas sukma cacad) Tu Pak kim, hanya hari ini dia telah melepaskan topeng aneh yang dipakainya selama ini.

   Dibelakang mereka segera menyusul datang empat manusia lagi, mereka terdiri dari tiga orang thamcu dari Ban sin kau yakni thamcu ruang angin dingin si Thian jian tee ciat (Langit dan bumi cacad) Si Hun sia, thamcu Thian leng tham Mo pit siu (Kakek lengan iblis) 1210 Khong Yu siang dan Tee hun thamcu si Penginjak salju tanpa bekas Tham Hun khi.

   Ke enam orang ini rata-rata merupakan jago berilmu silat amat lihay di dalam dunia persilatan saat ini, juga merupakan inti kekuatan dari perkumpulan Ban sia kau.

   Sekalipun Ku See hong dan Keng Cin sin terhitung juga tokoh silat berilmu tinggi didalam dunia persilatan, namun posisi mereka saat ini boleh dibilang berbahaya sekali.

   Apalagi Ceng Lan hiang si perempuan cabul tersebut merupakan tokoh kelas wahid dikolong langit dewasa ini dan belum pernah ada orang yang mampu mengungguli mereka.

   Setelah menyaksikan kemunculan dari kawanan musuh, baik Keng Cin sin maupun Ku See hong sama-sama merasakan hatinya jadi berat dan serius.

   Sadarlah ke dua orang ini bahwa situasi bagi mereka hari ini lebih banyak berbahaya nya dari pada keuntungan, namun perasaan tersebut tak sampai diperlihatkan, mereka tetap berdiri sekokoh batu karang ditempat.

   Dengan wajah penuh senyuman paksa Si Pedang sakti kayu baja Cu Pok berkata kepada Ceng Lan hiang.

   "Oooh... rupanya sumoay sudah berhasil menemukan mereka jauh mendahului kami heeehhh...... heehhh... heeehhh....

   "

   "Aku menginginkan mereka berdua dalam keadaan hidup.. terutama sekali orang she Ku itu"

   Kata Ceng Lan hiang cepat dengan wajah sedingin salju.

   Telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim segera tertawa licik "Oooh, tentu saja! Tentu saja! Perintah sumoay sudah pasti akan kami laksanakan".

   Keng Cin sin yang mendongkol sekali menyaksikan ulah orang- orang tersebut, mendadak ia menyela sambil tertawa dingin.

   "Heeeehhhh .....

   heeeehhh ......heeehhh .....

   jangan kalian anggap dengan mengandalkan jumlah yang banyak lantas kemenangan bisa diraih secara gampang, hmm! Siapa yang bakal menang siapa yang bakal kalah pada hari ini masih sukar untuk ditentukan mulai sekarang?? Ceng Lan hung sudah tak sabar lagi rupanya, dia segera menurunkan perintah.

   "Suheng berdua, harap kalian bereskan budak jelek ini, terserah hukuman apa yang hendak kalian berikan, bila kalian berdua tidak merasa mual dengan kejelekan wajahnya, kuhadiahkan orang ini kepada kalian...."

   "Terima kasih atas maksud baik sumoay, kami pasti akan menghukum orang ini dengan sebaik-baiknya!"

   Sahut si pedang sakti kayu besi sambil tertawa.

   Mencorong sinar mata buas yang penuh dengan hawa pembunuhan dari balik mata Keng C in sin, ditatapnya Ceng Lan hiang lekat-lekat, kemudian bentaknya nyaring "Kau perempuan cabul yang tak tahu malu, hari ini aku akan menyaksikan sendiri sampai dimanakah kelihayan yang kau miliki...."

   Maksud ucapan dari Ceng Lan hiang tadi sudah jelas sekali, yakni dia telah memberi ijin kepada ke dua orang suhengnya untuk menggagahi Keng Cin sin secara bergilir, bayangkan saja bagaimana mungkin gadis tersebut tidak naik pitam.

   Apalagi dia memang pernah menderita akibat kejadian yang sama.

   Ditengah pembicaraan, tubuh Keng Cin sin menerjang ke arah Ceng Lan hiang dengan kecepatan luar biasa, sementara sepasang tangannya melancarkan serangkaian serangan berantai..

   Terkejut juga Ceng Lan hiang setelah menyaksikan gerak serangan yang dilancarkan Keng C in sin.

   Rupanya serangan dari Keng Cin sin kali ini dilakukan dengan kecepatan luar biasa, begitu telapak tangannya diayunkan ke muka, 1212 diantara gerakan jeri tangannya tahu-tahu saja sudah mengancam di depan dada Ceng Lan hiang.

   Sementara Ceng Lan hiang masih tertegun, telapak tangan yang putih bersih itu sudah mengancam di atas jalan darah yu bun hiat pada dadanya.

   Dalam kejut dan terkesiapnya cepat-cepat Ceng Lan hiang berkelit ke samping kemudian melompat mundur.

   Kemudian setelah tertawa cabul dia mengebaskan ujung bajunya yang berwarna putih ke depan, seperti awan yang sedang bergerak di angkasa, dengan membawa desingan angin dingin yang menusuk badan, dia berbalik mengancam wajah Keng Cin sin.

   Jurus serangan yang dipergunakan olehnya ini benar-benar sangat hebat, bukan saja sambil mundur melancarkan serangan, gerakannya pun dilakukan dengan kecepatan luar biasa.

   Dalam anggapan semua orang, serangan balasannya ini pasti akan berhasil mendesak Keng C in sin sehingga berada dalam posisi yang amat mengenaskan.

   Siapa tahu tidak demikian dengan kenyataan, ketika ujung kaki Keng Cin sin menjejak permukaan tanah secara indah sekali tubuhnya sudah mengigos ke samping kemudian secara paksa menghajar ujung baju lawan dengan sabetan telapak tangannya.

   Dimana angin serangannya menyambar lewat, desingan angin tajam bagaikan sayatan pisau segera menyapu ke muka.

   Sekarang Ceng Lan hiang mulai merasakan bahwa Keng Cin sin merupakan musuh yang paling tangguh di dunia ini, dia tertawa dingin, ujung bajunya dikebaskan melancarkan serangan balasan, sementara pinggulnya berputar dengan lembut, kemudian dengan menggunakan tangan yang lain dia melancarkan dua kali serangan penuh.

   Setelah itu ujung kakinya menjejak permukaan tanah dan tiba- tiba saja dia melepaskan tiga kali tendangan berantai dari tengah udara.

   ..

   Kepandaian silat yang dimiliki Ceng Lan hiang memang betul- betul lihay sekali, dengan gerakan tubuhnya yang aneh dan sakti, kecepatannya merubah jurus betul-betul tak terlukiskan dengan kata-kata ....

   Dua pukulan dan tiga tendangan ini pada hakekatnya dilancarkan dengan kecepatan luar biasa dan pada saat yang hampir bersamaan.

   Walaupun gerak serangannya sangat enteng seperti hembusan angin, padahal tenaga serangannya itu benar-benar luar biasa hebatnya.

   Akan tetapi Keng Cin sin sendiripun bukan manusia sembarangan, ia pernah mempelajari seluruh kepandaian silat yang tercantum didalam kitab pusaka Cang ciong pit kip.

   Tampak bahunya digetarkan tiga kali, lalu di ringi bentakan nyaring, telapak tangan kirinya diayunkan kemuka, sementara kedua jari tangannya secepat kilat menotok jalan darah tiong gi hiat di sisi belakang tubuh Ceng Lan hiang, sementara telapak tangan kanannya langsung disodokkan ke depan.

   Segulung angin pukulan yang maha dahsyat dan menusuk tulangpun langsung meluncur kedepan menghantam bagian tubuh yang mematikan di atas badan Ceng Lan hiang.

   Berada ditengah udara, Ceng Lan hiang mengayunkan pula telapak tangannya.

   Segulung angin pukulan yang maha dahsyat segera meluncur ke depan dan .....

   "Blaaamm"

   Suatu ledakan dahsyat di ringi serentetan suara ledakan beruntun bergema memecahkan keheningan"

   Desingan angin tajam yang menyayat badan langsung memancar kemana-mana.

   Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Hawa serangan yang menyebar itu segera berubah menjadi selapis hawa serangan yang ibaratnya sebuah jaring yang amat besar mengurung batok kepala Keng Cin sin.

   Keng Cin sin sendiripun enggan memperlihatkan kelemahannya, tangan kanan nya yang semula dipakai untuk menghantam jalan darah Tiong ji hiat itu tiba-tiba saja dirubah, kelima jari tangannya di pentangkan lebar-lebar, lalu diantara sentilan dan getaran, lima gulung desingan angin tajam secepat kilat menembusi lapisan hawa serangan tersebut dan langsung menyergap lima buah jalan darah penting ditubuh Ceng Lan hiang.

   Melihat lima gulung desingan angin jari lawan berhasil menembusi lapisan hawa serangannya secara mudah, Ceng Lan hiang terkesiap, tiba-tiba saja lima jari tangan kanannya dipentangkan lebar-lebar lalu hawa murninya yang menyebar ke empat penjuru segera dihimpun kembali menjadi satu .....

   "Blaamn! Blaammm! Blaaammm! "

   Di tengah serentetan suara ledakan yang memekikkan telinga, hawa murni menyebar kemana-mana dan bayangan manusiapun saling berpisah satu sama lainnya.

   Tahu-tahu Ceng Lan hiang dan Keng Cin sin sudah saling perpisah sejauh dua kaki lebih.

   Semua kejadian ini berlangsung hampir pada saat yang amat singkat, kontan saja semua yang hadir diarena sama-sama di bikin terkesiap dan terbelalak matanya karena kaget.

   Dalam beberapa jurus serangan saja, mereka dapat menyaksikan betapa hebat nya kedua belah pihak saling berubah serangan untuk berusaha merobohkan lawannya.

   Walaupun semuanya merupakan serangan yang berbahaya, namun keindahan jurusnya ternyata sama sekali tidak di tinggalkan.

   Ku See hong menghela napas panjang setelah menyaksikan kejadian ini, diam-diam ia menyadari bahwa ilmu silat memang tiada batasnya, sekarang dia baru mengerti bahwa sebenarnya kepandaian silat yang dimilikinya hingga kini hanya setitik batu kecil ditengah samudra luas.

   Sambil tertawa cabul Ceng Lin hiang berseru.

   "Kau mampu menerima beberapa jurus seranganku, ini berarti kalau kepandaian silat yang kau miliki memang cukup tangguh, kau pantas disebut jago nomor dua di kolong jagat dewasa ini"

   Perasaan Keng Cin sin saat ini berat sekali, dia dan Ceng Lan hiang sudah bergebrak beberapa jurus dan dia sadar kalau kemampuannya masih belum mampu untuk mengungguli dirinya, sekalipun demikian dia sama sekali tidak memperlihatkan perasaan jeri barang sedikitpun jua.

   Dengan suara dingin katanya kemudian.

   "Jadi kau anggap dirimu sebagai jago nomor wahid dikolong langit dewasa ini?"

   "Tentu saja"

   Sahut Ceng Lan hiang sambil tertawa dingin.

   "jago nomor wahid memang pantas bagiku"

   Ku See hong yang berada disamping dengan cepat menimbrung.

   "Membual setinggi langit, kau benar-benar seorang manusia yang tak tahu malu."

   Kemudian setelah berhenti sejenak, dia berkata kembali.

   "Terus terang saja kukatakan, jago lihay nomor wahid dikolong langit bukanlah dirimu"

   "Saudara cilik, lantas siapakah jago lihay nomor wahid dikolong langit dewasa ini?"

   Tanya Ceng Lan hiang sambil tertawa merdu penuh kegenitan.

   "Siapakah orangnya, kau tidak berhak untuk tahu"

   Kontan saja Ceng Lan hiang tertawa dingin.

   "Kau maksudkan dia? Hmmm ... heeehhh... heeehhhh...heeehhh.... terus terang saja kukatakan, beberapa jurus serangan 1216 yang ia pergunakan barusan sangat hapal bagiku, siapa sih yang tidak tahu kalau jurus-jurus serangan itu berhasil dipelajari dari kitab pusaka Cang ciong pit kip? Tunggu saja nanti, tidak sampai sepuluh gebrakan aku dapat menaklukkan dirinya"

   


Pisau Terbang Li -- Gu Long Si Pisau Terbang Pulang -- Yang Yl Bahagia Pendekar Binal Karya Khu Lung

Cari Blog Ini