Ceritasilat Novel Online

Kedele Maut 21


Kedele Maut Karya Khu Lung Bagian 21



Kedele Maut Karya dari Khu Lung

   

   Tiba-tiba oh Kui sam berpaling kearah Kho Beng danBeng Gi ciu sambil ujarnya .

   "Apakah kalian berdua tidak mempunyai sesuatu pendapat?"

   Beng Gi ciu memandang sekejap kearah Kho Beng tanpa menjawab, sedang Kho Beng seegra berkata sambil tertawa .

   "Bukankah ada locianpwee berdua disini, tentu saja locianpwee berdualah yang mengambil keputusan buat kami semua."

   "Tidak"

   Memberi kesempatan kepada oh Kui sam buka suara, Thian cun yang telah berseru lebih dulu .

   "Kalau begitu, biar akulah yang menjadi penunjuk jalan bagi kita semua dengan melakukan pemeriksaan lebih dulu disekeliling tempat ini."

   Setelah memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu, dia berkata lebih jauh .

   "Ruangan batu ini merupakan pusat dari seluruh gua pengikat cinta, tapi justru tempat ini pula yang paling aman, agaknya si bajingan tua Ui tidak punya rencana untuk menghadapi kita dengan mempergunakan alat rahasia Karena itu mempersilahkan kita datang kemari."

   "Kalau memang pusatnya terletak disini, bukankah berarti seluruh kunci utama yang mengendalikan segala perubahan atas alat rahasia yang berada dalam gua pengikat cinta terletak pula disini?"

   Tanya Beng Gi ciu.

   Thian Cun yang segera menggeleng "itu sih tidak.

   menurut pendapatku, letak pusat pengendalian alat rahasia berada dalam sebuah ruang lain disebelah kiri, namun pusat pengendalian alat rahaisa mempunyai komposisi yang berbeda satu dengan lain menurut selera pembuatnya, maka walaupun aku memahami system konstruksinya, bukan berari dapat menggunakan pula alat pengendali alat rahasia mereka."

   "Aaaah, bicara pulang pergi, bukankah sama halnya dengan kau sudah angkat tangan, menyerah dan tak punya akal lagi?"

   Teriak oh Kui sam penasaran. sambil tertawa Thian cun yang menggelengkan kepalanya berulang kali, sahutnya .

   "Itu sih tidak. biarpun aku tak dapat mempergunakan pusat pengendalian alat rahasianya, namun untuk masuk keluar sih tak bakal dapat hambatan, bangunan ditempat ini semuanya terbagi menjadi dua, satu berunsur dingin dan yang lain panas, pihak yang berunsur dingin terdiri dari empat kawasan mematikan, sedangkan pihak yang berunsur panas merupakan kawasan hidup dan aman."

   Lagi-lagi sebuah pukulan gencar dilontarkan kedepan. Kali ini dinding batu itu sama sekali tidak roboh, tapi terbukalah sebuah pintu rahasia. oh Kui sam segera bersorak gembira.

   "Bagus sekali, kali ini kita boleh memasukinya, bukan?"

   "Memasukinya sih boleh saja, tapi biar aku saja yang bertindak sebagai penunjuk jalan."

   Sambil berkata ia segera berjalan lebih dulu memasuki pintu rahasia tersebut.

   secara beruntun semua orang mengikuti dibelakangnya menembusi pintu rahasia tadi.

   Dibalik pintu rahasia merupakan sebuah lorong bawah tanah, dikedua belah sampingnya masing-masing terdapat empat buah ruangan dengan perlengkapan yang komplit, tapi ada pula yang kosong tak berisi.

   Keempat buah ruangan tersebut segera diperiksa, sehingga dalam waktu singkat semuanya telah selesai diperiksa.

   Diujung lorong situ terdapat sebuah persimpangan jalan, Thian cun yang dengan cepat mengebaskan ujung bajunya kesebelah kanan.

   Lorong sebelah kanan berbentuk setengah lingkaran, pada jarak lima kaki kemudian terdapat lagi sebuah tikungan menuju kekanan, disisi lorong terdiri pula dari empat buah ruangan, bentuk maupun perabotnya tak jauh berbeda seperti ruangan sebelumnya.

   Hanya pada empat ruang berikut keadaannya kosong, Cuma pada ruang terakhir terdapat sebuah rak senjata, tapi diatas rak tersebut kecuali sebuah tombak yang telah berkarat, sama sekali tak Nampak senjata taham lainnya.

   Tak tahan oh Kui sam berseru .

   "Tempat ini bagaikan gua yang sama sekali tak berpenghuni, kalau kita mesti melakukan pemeriksaan dengan cara demikian hasil apakah yang akan kita peroleh?"

   "aku tak lebih hanya berusaha dengan segala kemampuan untuk melakukan penyelidikan ke setiap tempat yang bisa didatangi di gua pengikat cinta ini, andaikata tak berhasil menemukan sesuatu, yaa apa boleh buat lagi."

   Sambil berkata kakek dari marga Thian ini melanjutkan kembali perjalanannya kedepan. Beng Gi ciu berpikir sebentar, kemudian selanya .

   "Menurut pendapatku, kemungkinan besar mereka sudah mempunyai rencana untuk mengundurkan diri dari sini."

   Dengan cepat oh Kui sam menggeleng.

   "Berada dalam keadaan seperti tadi, dimana bajingan tua Ui sik kong melarikan diri dengan membawa luka dilengan, tak mungkin ia mempunyai rencana yang baik, keponakanku, kali ini dugaanmu tak tepat"

   "Aku hanya berbicara mengikuti situasi didala m gua ini,"

   Ucap Beng GI Ciu sambil tertawa.

   "coba lihat semua barang yang penting telah mereka pindahkan semua,kalau bukan direncanakan masa dapat kita temukan dalam keadaan begini?"

   "Betul juga perkataan itu,"

   Kata Thian Cun yang sambil menganguk.

   "Situa Bangka Ui Sik kong memang bukan manusia sembarangan, nampaknya dia telah melakukan pelbagai pesiapan, agaknya dia sudah berjaga-jaga bila usahanya kali ini mengalami kegagalan."

   Kemudian setelah berhenti sejenak dengan suara dalam kembali tambahnya .

   "Ia benar-benar merupakan musuh yang tangguh buat kita"

   "Empek Thian, selanjutnya kita akan memeriksa kemana?"

   Tanya Beng Gi ciu kemudian dengan nada menyelidik.

   "Tempat didepan situ adalah posisi Kan kiong, kita lakukan pemeriksaan lebih lanjut,"

   Ujar Thian cun yang sambil mendampingi kedepan.

   "Tampaknya keadaan ditempat itupun tak akan jauh berbeda dengan tempat disini?"

   "Benar Empat kawasan terdiri dari empat tempat yang berbentuk sama, tentu saja keadaan disetiap tempat tak akan jauh berbeda, kalau bukan demikian masa bangunan ini disebut mengandung unsur Pat kwa dan Ji gi?"

   Sementara pembicaraan masih berlangsung, mereka telah memasuki sebuah lorong yang lain.

   Tapi dengan cepat ia menghentikan perjalanannya dengan wajah tertegun, oh Kui sam, Beng Gi Ciu-serta Kho Beng sekalipun segera dibuat termangu.

   Ternyata dugaan Thian Cun yang telah mengalami perubahan sama sekali diluar dugaan, sebelumnya dia mengatakan bentuk bangunan dikedua tempat tersebut sama satu dengan lainnya, namun setelah menembusi tempat itu mereka temukan keadaan yang sama sekali berbeda.

   Lorong itu Cuma sepanjang berapa kaki dengan ujungnya merupakan sebuah ruangan batu yang luasnya mencapai dua kaki, perabot yang berada disitupun tidak terlalu banyak.

   setelah sebuah meja besar yang etrletak dibagian tengah, empat buah kursi besar yang terbuat dari kayu cendana terletak diempat sudut, sementara pada empat dinding masing-masing tergantung sebuah lentera minyak.

   sebaliknya dibawah dinding bagian muka terletak sebuah patung Buddha yang tingginya dua kali manusia dewasa.

   Kening oh Kui sam berkerut, segera ia menegur .

   "Cun yang, apa maksud kesemuanya ini?"

   Thian Cun yang terbelalak keheranan, gumamnya agak tergagap.

   "aneh, aneh, sunguh aneh"

   "sebetulnya permainan busuk apa sih?"

   Seru oh Kui sam lagi bertambah gelisah.

   "masa kau tak dapat melihatnya?"

   "Jangan ribut, jangan ribut dulu"

   Thian cun yang mengulapkan tangannya.

   "keanehaan disini terletak pada patung Buddha tersebut, mengapa disini bisa dilengkapi dengan sebuah patung Buddha?"

   "siapa tahu patung tersebut hanya sebuah tipu muslihat bajingan tua Ui yang sengaja hendak mengaburkan perhatian kita"

   Sela Beng Gi ciu.

   "Tidak mungkin, sudah pasti bukan begitu maksudnya,"

   Kata Thian cun yang sambil menggeleng. Mendadak.

   "Hati-hati locianpwee agaknya dari mulut patung Buddha itu menyembur keluar segulung asap berwarna hijau"

   Buru-buru semua orang mengalihkan perhatiannya kepatung itu, benar juga, dari mulutnya patung tersebut memang Nampak menyembur keluar segulung asap berwarna hijau.

   Tak lama kemudian asap hijau tersebut telah berubah menjadi berwarna kuning bahkan dari telinga, mata serta mulutnya menyembur keluar asap.

   makin lama semakin tebal dan semakin banyak.

   Dengan perasaan gelisah Beng Gi ciu segera berseru .

   "sudah pasti asap beracun"

   Mendadak paras muka Thian cun yang berubah hebat, teriaknya kaget .

   "Bukan asap beracun tapi asap belirang, aaah perhitunganku salah besar, tempat ini buka saja diatur dengan unsure Pat kwa dan Ji gi bahkan diantaranya disisipkan juga dengan barisan Jit coat tin yang mematikan."

   Kemudian dengan suara dalam serunya .

   "cepat ikuti diriku untuk mundur dari sini"

   Sambil membalikkan badan cepat-cepat dia mengundurkan diri dari tempat tersebut.

   oh Kui sam tak berani berayal , menyusul dibelakang Thian Cun yang semua berlarian meninggalkan gua pengikat cinta.

   setibanya diluar gua, Thian Cun yang sama sekali tak berhenti namun dengan mengerahkan ginkangnya dia kabur menuju kebelakang lembah.

   Hingga tiba didasar lembah Thian Cun yang baru menghentikan larinya sambil menghembuskan napas panjang.

   Kemudian menyusul Beng Gi ciu, Kho Beng dan siau wan sekalian, mereka semua pun segera berkumpul dibalik semak.

   Dengan kening berkerut, oh Kui sam segera berseru .

   Bersambung ke

   Jilid 43

   Jilid 43

   "cun yang, aku merasa tindakan kita kali ini amat memalukan, masa didepan angkatan muda, kita dibuat lari terbirit-birit hanya karena sebuah patung Buddha, hmmm, kemana kita harus taruh muka kita sebagai keturunan dari tiga dewa?"

   Sambil menghela napas Thian cun yang menggelengkan kepalanya berulang kali, katanya kemudian .

   "Yaa, apa boleh buat."

   Kemudian menunjuk kepuncak cian san, serunya lagi .

   "coba kalian perhatikan kesana..."

   Belum habis perkataan tersebut diucapkan tiba-tiba terdengarlah suara ledakan dahsyat yang amat memekakkan telinga bergema, memecahkan keheningan disusul pula Nampak semburan api yang amat mengerikan menyembur keluar dari puncak bukit itu Menyusul kemudian terjadi lagi ledakan kedua dan ketiga.

   Ledakan demi ledakan yang menggelegar diangkasa membuat seluruh permukaan tanah dimana Kho Beng sekalian berada turut berguncang amat keras, hampir boleh dibilang tanah turut berguncang, bumi serasa merekah, seakan-akan hari kiamat telah tiba.

   Bongkahan batu-batu raksasa berguguran disekeliling tempat persembunyian mereka bagaikan hujan batu, untung beberapa orang itu sudah mengerahkan tenaga dalamnya untuk melindungi badan, coba kalau tidak niscaya tubuh mereka akan terluka oleh hujan batu.

   Sampai lama..Lama kemudian suara dentuman yang deras itu baru berhenti namun kobaran api dipuncak bukit masih membara dengan hebatnya, seluruh tanah perbukitan tersebut telah dilanda oleh lautan api.

   sambil menghembuskan napas panjang Thian Cun yang berkata .

   "sudahkah kalian lihat sendiri? Rupanya si bajingan tua ui sik kong telah bertekad akan mengubur kita dalam lautan api. itulah sebabnya ia berani berbuat yang aneh-aneh, coba kalau kita melakukan pemeriksaan dulu kebagian gua yang lain, rasanya akan sulit sekali buat kita untuk meloloskan diri dari musibah ini"

   "Darimana empek Thian mengetahui bahwa mereka telah menanam bahan peledak didalam gua tersebut?"

   Tanya Beng Gi ciu.

   "Masalahnya terletak pada patung Buddha tersebut, ketika kita memasuki ruangan gua tadi, aku masih mengira bangunan tersebut memang benar-benar dibangun menurut system pat kwa dan ji gi, namun tak seharusnya ditempat semacam ini terdapat patung Buddha nya, kehadiran patung tersebut membuatku bingung dan tak habis mengerti, hingga timbulnya asap kuning dari patung tersebut aku baru mendapatkan ilham apa yang sesungguhnya terjadi, rupanya mereka telah menambahkan barisan Jit coat tin yang mematikan disana"

   Kho Beng tak mampu berkata-kata, dia hanya menghela napas panjang. sesudah tertawa getir, Thian Cun yang berkata lebih lanjut .

   "Ilmu barisan dan silat rahasia merupakan kepandaian andalan partai kupu-kupu, kenyataannya mereka mampu mengkombinasikan barisan pat kwa, Ji gi dan Jit coat tin menjadi satu barisan yang hebat, hal ini benar-benar berada diluar dugaanku"

   "Dengan meledaknya bahan peledak tersebut, bukankah seluruh gua pengikat cinta telah menjadi rata dengan tanah?"

   Sela Beng Gi ciu. Thian Cun yang menghela napas panjang .

   "Aaaai Bukan Cuma gua pengikat cinta yang telah musnah, semua binatang dan burung yang berada dipuncak bukit itupun mungkin tak ada yang tersisa sama sekali, aaaai tindakan mereka benar-benar teramat keji."

   Setelah berhenti sejenak. kembali katanya kepada Kho Beng .

   "Tapi kaupun tak perlu risau ataupun sedih hati, biarpun tindakan dari ui sik kong kali ini cukup keji namun orangnya amat cerdik, bila keadaan belum sampai pada posisi yang amat terdesak, tak nanti dia akan mengorbankan para sandera, oleh sebab itu kaupun tak usah terlalu mengkuatirkan keselamatan dari cicimu sekalian"

   "Benar"

   Sambung Beng Gi ciu.

   "mari kita segera memeriksa keadaan dari tiga bersaudara Kim"

   Sementara itu kobaran api dipuncak bukit sudah makin mereda, terlihat dengan jelas bagaimana sebagian daricuncak bukit itu sudah kena diledakkan hingga musnah.

   Dengan membawa perasaan yang berat dan dalam semua orang beranjak meninggaikan tempat tersebut dan kembali ke gua didasar jurang.

   Keadaan medan didasarjurang itu amat berbahaya, batuan cadas berserakan dimana-mana, ditambah lagi pepohonan yang tumbuh rimbun membuat keadaan disana amat mengerikan hati.

   Disaat semua orang sedang menelusuri pepohonan yang rimbun, mendadak terdengar gelak tertawa yang menyeramkan bergema memecahkan keheningan, menyusul kemudian tampak tiga sosok bayangan manusia menyelinap keluar dari tempat persembunyiannya.

   Dengan perasaan tertegun, serentak Thian cun yang sekalian menghentikan langkahnya.

   Ternyata ke tiga orang itu tak lain adalah ui sik kong yang bertubuh kecil ceking dan berlengan tunggal beserta Liong hoa sinkun disebelah kirinya dan disebelah kanannya adalah seorang perempuan tua yang berbentuk seperti Liong hoa sinkun, berambut panjang sebahu, memakai baju putih dan berwajah pucat bagaikan dilumuri semacam kapur, tampangnya tidak mirip manusia, tujuh bagian justru mirip setan.

   semua orang segera mengerti, kemungkinan besar orang itu adalah istri Liong hoa sinkun yang bernama Pek kut hujin.

   Bekas lengan kanan ui sik kong yang kutung kini telah dibalut dengan kain putih, namun pakaiannya belum diganti, sehingga noda darah masih kelihatan mengotori seluruh badannya, keadaan dari ketua partai kupu-kupu ini kelihatan paling mengenaskan.

   Terdengar ia berseru sambil tertawa seram.

   "Tentunya kalian tidak menyangka bukan, meskipun berulang kali aku ui sik kong menderita kekalahan, bahkan lengan kananku pun sudah kutung, namun kesemuanya ini tidak mengurangi semangat juangku untuk menguasai jagat."

   Thian cun yang tertawa tergelak.

   "Haaahh..haaahh .. haaahh . Tua Bangka Ui, mungkin kau sendiripun tidak menyangka bukan, bahwa kami semua tak sampai mampus oleh ledakan bahan peledakmu bahkan masih akan meneruskan cita-cita kami untuk mengusirmu dari daratan Tionggoan"

   Ui sik kong tertawa seram.

   "Kejadian ini memang sedikit diluar dugaan namun aku tidak merasa terlalu kecewa biarpun satu gagal satu kali, toh masih ada kesempatan dilain saat."

   
Kedele Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Kho Beng segera menyelinap maju kedepan, tegurnya dingin .

   "Ayoh katakan, apa yang hendak kau lakukan sekarang?"

   Kemudian setelah memperhatikan sekejap wajah Pek kut hujin, katanya lebih jauh .

   "SEtelah mendatangkan bala bantuan, tentunya kau berniat untuk berkelahi bukan?"

   Dengan sikap yang amat tenang Ui sik kong menggelengkan kepalanya berulang kali, ujarnya .

   "Lengan kananku baru kutung, aku tidak berminat sama sekali untuk melangsungkan pertarungan-"

   "Lalu apa tujuanmu?"

   Bentak sang pemuda tak sabar. sambil tertawa seram Ui sik kong berkata .

   "Ada tiga hal yang perlu kubicarakan dihadapan kalian. Pertama, leluhur kami telah menemui ajalnya dibawah tebing hati Buddha pada seabad berselang ditangan tiga dewa, maka setelah hidup memencilkan diri hampir seabad lamanya, partai kupu-kupu tetap bertekad akan membalas dendam atas sakit hati ini."

   Ditatapnya wajah Thian cun yang sekejap dengan sinar matanya yang hijau menyeramkan, kemudian lanjutnya lebih jauh .

   "siapa sangka lengan kananku justru sudah kutung lebih dulu ditanganmu, maka aku telah bersumpah kepada langit, kecuali keturunan dari tiga dewa telah kutumpas habis semua, aku tak nanti akan melupakan sakit hati yang terjadi hari ini."

   "Haaahh . Haaahh .. haaahh asal kau berkepandaian untuk berbuat yang sama, terserah apapun kemauanmu"

   Sahut Thian cun yang acuh tak acuh. Ui sik kong kembali berkata lebih jauh .

   "Kedua, kitab pusaka Thian goan bu boh adalah mestika dari partai kupu-kupu, terlepas apakah ilmu silat yang tercantum didalam kitab tersebut bermanfaat atau tidak buat partai kupu-kupu, aku tetap bertekad akan mendapatkannya kembali."

   Sambil berpaling kearah Kho Beng, bentaknya .

   "Mati hidup kakakmu sekalian masih tetap berada dalam cengkeramanku, bila kau berniat menyelamatkan jiwa mereka, cara yang paling tepat adalah selekasnya mengembalikan kitab pusaka Thian goan bu boh tersebut kepadaku"

   "Aku pun tetap bermaksud menyampaikan syarat kmepadamu"

   Kata Kho Beng dengan suara dalam.

   "asal kau dapat mewujudkan apa yang menjadi syaratku itu, kujamin kedua lebar kitab pusaka Thian goan bu boh itu akan kukembalikan ketangan anda secara utuh, nah, apakah persoalanmu yang ketiga?"

   "Ketiga, aku hendak menyampaikan sebuah berita buruk kepada kalian semua"

   Seru Ui sik kong sambil tertawa seram.

   "Berita buruk apa?"

   Kho Beng merasa agak tertegun-Ui sik kong kembali tertawa seram.

   "Heehh heehh . Heeehh . seluruh kekuatan inti dari tujuh partai besar dan para jago kenamaan dari empat penjuru mungkin akan terkubur untuk selamanya didalam sebuah selat yang sempit garagara Chee Tay hap telah menyampaikan berita yang salah."

   "Hei, dari mana kau bisa tahu tentang chee Tay hap?"

   Seru Kho Beng agak tercengang.

   "berita salah apa pula yang disampaikan olehnya sehingga akan menyebabkan tewasnya para jago dalam sebuah selat? Mengapa kau tak berani menerangkan persoalan ini dengan lebih jelas lagi?"

   Kembali ui sik kong tertawa seram.

   "Heeehhh .heeehh . Heehh .orang menyebut chee Tay hap sebagai saudagar racun berkaki sakti, hal ini disebabkan ilmu meringankan tubuhnya yang amat sempurna, oleh sebab itulah aku sengaja memilih dirinya sebagai penyampai berita, yang lebih penting lagi adalah hubungannya yang begitu dekat denganmu, kehadirannya sebagai pembawa berita sudah pasti akan dipercaya ketua siau lim pay secara utuh dan tanpa curiga"

   Setelah memandang sekajap wajah musuh-musuhnya dengan sorot mata yang dingin kembali dia melanjutkan .

   "Dia telah menyampaikan berita darimu untuk mengajak para jago yang berkumpul dikuil siau lim si untuk bersama-sama berangkat kesebuah selat tertentu, bahkan mereka sudah harus tiba sebelum tanggal tujuh belas."

   "Tanggal tujuh belas? Berarti besok?"

   Tanya Kho Beng setengah percaya setengah tidak. ui sik kong tertawa terkekeh-kekeh .

   "Betul, namun bila dihitung dengan gerak cepat langkah Chee Tay hap mungkin saat ini dia telah tiba di siau lim si, kasihan benar kawanan jago yang menganggap dirinya sebagai pendekar sejati, mungkin mereka sudah mulai melangkahkan kakinya untuk berangkat menuju ke pintu kematian"

   "Aku tidak mengerti apa yang kau maksudkan?"

   Seru Kho Beng sambil menggigit bibir. Kembali ui sik kong tertawa tergelak.

   "Padahal perkataanku sudah amat jelas, sepantasnya kau bisa memahami dengan segera berita yang disampaikan chee Tay hap ke pihak siau lim si tak lain adalah berita yang berasal darimu, tentu saja yang dimaksud disini adalah aku yang mewakilimu"

   "Hmmm, jangan kau bermimpi disiang hari bolong"

   Seru Kho Beng sambil tertawa dingin.

   "mana mungkin chee Tay hap bersedia menuruti perintahmu? Apalagi belum tentu para jago akan mempercayai perkataannya."

   "Chee Tay hap telah terpengaruh oleh ilmu memindah sukma menggeser hawa dari Liong hoa sinkun, gara-gara pengaruh hipnotis tersebut telah salah menganggap Liong hoa sinkun sebagai dirimu Kho Beng. Tentang bagaimana caranya merebut kepercayaan dari para jago hal ini disebabkan dia membawa tanda pengenalmu."

   "Tanda pengenal apa?"

   Kho Beng semakin tak habis mengerti.

   "Mengapa kau tidak memperlakukan pemeriksaan atas dirimu sendiri. Coba dilihat benda apakah yang telah hilang dari tubuhmu?"

   Dengan perasaan tertegun Kho Beng mencoba untuk meneliti keadaan sendiri, dengan cepat ia menjumpai kalau lencana naga kemala hijau yang biasanya tergantung dilehernya kini sudah lenyap tak berbekas, saking tertegunnya dia sampai tak mampu mengucapkan sepatah kata pun.

   sambil tertawa tergelak ui sik kong segera mengejek .

   "sudah kau temukan?"

   "Kau .. kau maksudkan lencana naga kemala hijau?"

   Ui sik kong segera tertawa.

   "Kecuali lencana naga kemala hijau tersebut benda apalagi yang mudah merebut kepercayaan orang? Ketika sibungkuk Thio Ciong lan menjumpai lencana naga tersebut dia pasti mempercayai kalau berita tersebut disampaikan orangnya sendiri, asal sibungkuk sudah percaya maka orang-orang yang lainpun bukan masalah lagi."

   "sejak kapan kau mencuri lencana naga kemala hijauku ini?"

   Teriak Kho Beng dengan gusar.

   "Haaahh haahh .. haahh .demi tercapainya tujuanku, cara yang paling tak halal pun bakal kutempuh, buat apa kau menanyai urusan sepele seperti itu?"

   Tiba-tiba oh Kui sam menyela .

   "Hey situa Bangka ui, kenapa sih kau suka sekali menyusun cerita bohong? Cepat katakan apa nama selat itu dan cara apa kau hendak menipu kewananjago tersebut?"

   Dengan cepat ui sik kong menggelengkan kepalanya berulang kali, sahutnya .

   "Apa nama selat tersebut? Maaf kalau aku tak bisa menjelaskan, pokoknya ada sekelompok jago yang terdiri dari ratusan orang, didalamnya termasuk juga sebagian besar inti dari dunia persilatan, malam ini juga bakal mati secara mengenaskan didalam selat tersebut"

   "Hmmm, aku tahu kau sedang mengigau untuk menipu orang lain saja"

   Teriak oh Kui sam.

   "Hmmm, akupun perlu menjelaskan pula kepada kalian, yang mendapat tugas untuk menyelesaikan pekerjaan besar ini ialah putriku Dewi In un serta kedua puluh empat orang pembantunya."

   Setelah berhenti sejenak, pelan-pelan dia melanjutkan .

   "SEandainya kalian cerdik, rasanya tak akan sulit memecahkan persoalan ini"

   Mendengar perkataan tersebut, Kho Beng sekalian menjadi terperanjat sekali dibuatnya. Dengan penuh amarah oh Kui sam berkata .

   "Tua Bangka ui, mungkin kau hendak mengulangi lagi perbuatan busukmu dengan menggunakan bahan peledak?"

   "Haaahh .. haaahh . Haahh .mungkin saja dugaanmu benar, pokoknya yang menjadi tujuanku adalah membasmi seluruh kekuatan inti yang berkumpul di siau lim si ini. sampai waktunya maka tinggal kalian beberapa orang dengan jumlah seminim ini, mana mungkin kalian mampu menghadapi kami lagi?"

   "Bajingan tua, aku lebih suka melanggar pesan guruku almarhum dari pada membiarkan manusia macam kau tetap hidup didunia ini"

   Teriak Kho Beng penuh amarah.

   sambil mengerahkan tenaga dalamnya, dia melepaskan sebuah pukulan kedepan.

   Tampaknya ui sik kong telah mempersiapkan diri secara baikbaik, dengan cepat dia mengayunkan tangan tunggalnya untuk menyongsong datangnya ancaman tersebut, sementara Liong hoa sinkun serta Pek kut hujin tidak tinggal diam, serentak mereka pun melepaskan sebuah pukulan dahsyat.

   Tenaga dalam mereka bertiga segera bergabung menjadi satu menimbulkan segulung tenaga serangan yang maha dahsyat.

   Didalam melepaskan serangannya tadi Kho Beng telah menggunakan tenaga dalamnya sebesar sembilan bagian.

   Blaaammm Terjadi benturan yang memekakkan telinga ketika kedua gulung kekuatan tersebut saling bertumbukkan satu sama lainnya.

   Kho Beng segera merasakan pergelangan tangannya menjadi linu dan kesemutan, peredaran darahnya menjadi kurang lancar sehingga tanpa terasa lagi ia mundur selangkah kebelakang.

   Thian Cun yang, oh Kui sam dan Beng Gi ciu sekalian yang menyaksikan peristiwa itu serentak bergerak maju kemuka dan melakukan pengepungan dengan posisi setengah lingkaran.

   sementara itu Liong hoa sinkun serta Pek kut hujinpun kelihatan bergoncang keras akibat bentrokan tadi, tiba-tiba saja dari saku mereka menyembur keluar asap berwarna merah yang menyebar keangkasa, dalam waktu singkat asap tersebut menyelimuti daerah seluas berapa kaki dan menyelimuti seluruh tubuh ui sik kong sekalian.

   "Empek berdua hati- hati, mungkin asap itu beracun"

   Teriak Beng Gi ciu dengan perasaan terkejut.

   Thian Cun yang serta oh Kui sam kelihatan agak tertegun, dengan cepat mereka mundur sejauh dua langkah kebelakang.

   Dalam amarahnya oh Kui sam segera menghimpun tenaga dalamnya dan melontarkan sepasang telapak tangannya kedepan untuk membuyarkan asap tersebut.

   Tenaga pukulannya memang luar biasa sekali, ditengah amukan angin topan yang menderu- deru, asap tebal berwarna merah tadi hilang lenyap seketika, namuan bayangan tubuh ui sik kong sekalian pun sudah lenyap dari pandangan mata.

   sambil menggertak gigi oh Kui sam berseru dengan gemas.

   "Benar-benar bajingan yang amat licik, nampaknya aku perlu memapas kutung lengan kirinya juga."

   "sudah tak usah mengumpat terus, yang penting kita harus merundingkan masalah yang pokok"

   Sela Thian cun yang. Kemudian sambil mengalihkan pandangan matanya kewajah Kho Beng serta Beng Gi ciu sekalian, katanya lebih jauh .

   "Aku tidak begitu memahami tentang persoalan ini, siapa sih Chee Tay hap itu?"

   Setelah menghela napas Kho Beng menjawab .

   "Dia adalah orang kepercayaan enciku, andaikata berita ini benarbenar disampaikan kepihak siau lim si, apalagi sampai dipercayai oleh para jago disitu, aaai . Akibatnya benar-benar tak bisa dibayangkan dengan perkataan"

   "Yaa, seandainya memang benar ditakdirkan akan terjadi musibah tersebut tentu saja kita tak bisa banyak berkutik,"

   Thian cun yang mengangguk tanda membenarkan.

   "Apa lagi waktu yang tersedia hanya sehari, rasanya mustahil bagi kita untuk berangkat ke siau lim si."

   Setelah berhenti sejenak, kembali katanya .

   "Lagipula seandainya bisa disusul kesana bila mereka betul-betul sudah tertipu dan berangkat keselat tersebut, mungkin disaat kita tiba disana, mereka telah berangkat pula keselat tadi."

   Paras muka Kho Beng berubah menjadi amat serius, saking sedihnya dia sampai tak mampu mengucapkan sepatah katapun.

   Andaikata pula jago yang berkumpul di siau lim si benar-benar terkena musibah, sekalipun hal ini disebabkan rencana keji dari ui sik kong namun namanya yang justru dipergunakan, sudah pasti dia akan menjadi manusia yang paling berdosa didunia ini.

   Diam-diam ia menggetarkan gigi kencang-kencang disamping itu dia pun bertekad akan melenyapkan ui sik kong dari muka bumi.

   Akhirnya Thian cun yang yang memecahkan keheningan lebih dulu, katanya .

   "Entah bagaimanapun perubahan situasi yang bakal terjadi kita harus segera berangkat ke siau lim si."

   Setelah berhenti sejenak, tambahnya .

   "Aku rasa lebih baik kita pergi mencari tiga bersaudara Kim lebih dahulu"

   Maka berangkatlah kawanan jago itu menuju ke ^oa didasar jurang tersebut.

   Tak lama kemudian mereka telah sampai dimuka pintu gua, mendadak Kho Beng mengendus bau amis darah yang sangat menusuk penciuman, ia menjadi amat terperanjat, teriaknya tanpa sadar .

   "Aduh celaka"

   Dengan satu kali lompatan cepat dia menerobos masuk lebih dulu kedalam goa itu.

   Benar juga suatu pemandangan yang amat tragis terpapar didepan matanya.

   Tiga bersaudara Kim kini sudah roboh terkapar diatas genangan darah, tampaknya mereka telah dibantai orang secara keji.

   sambil menggertak gigi menahan rasa gusar yang meluap.

   Kho Beng segera berseru .

   "Bajingan tua ui, bila aku tak dapat mencincang tubuhmu hingga hancur berkeping-keping, aku bersumpah tak akan menjadi manusia."

   Tapi Beng Gi ciu segera menarik tangannya seraya berkata .

   "Engkoh Beng, mungkin bukan hasil karya dari bajingan tua she Ui itu"

   Sambil menunjuk kedalam gua dia melanjutkan .

   "Coba lihat, mereka pun telah mendapat celaka, dibantai orang secara kejam"

   Ketika Kho Beng mengalihkan pandangannya kedalam gua, betul juga, ia melihat Cun hong lengcu Jin cun- Hoe im lengcu Li sian soat serta si gedang geledek sin cu beng telah tewas pula dalam keadaan yang mengerikan, darah segar berceceran membasahi seluruh lantai gua.

   Mereka tewas dalam keadaan masih terikat, sedang bagian kepalanya hancur terkena pukulan keras.

   sungguh aneh peristiwa ini.

   Tanpa terasa Kho Beng berseru keheranan- Peristiwa ini memang merupakan suatu kejadian yang sangat aneh, andaikata peristiwa ini merupakan hasil karya dari Ui sik kong atau orang-orang partai kupu-kupu maka tak mungkin mereka membantai juga Cun hong lengcu sekalian Tapi kalau bukan hasil karya dari jago partai kupu-kupu, siapa yang telah melakukan pembantaian tersebut? Mendadak terdengar Thian cun yang berseru .

   "Tampaknya orang ini belum mati."

   Mendengar ucapan tersebut Kho Beng segera berpaling ternyata yang dimaksud adalah Kim lo sam.

   Benar juga dadanya kelihatan masih bergerak naik turun, meski keadaannya sudah amat lemah.

   Cepat-cepat Kho Beng berjongkok disisinya dan menempelkan telapak tangan kanan keatas jalan darah Ki hay hiat nya, segulung aliran hawa hangat pun pelan-pelan tersalur masuk kedalam tubuhnya.

   Berkat bantuan hawa murni yang mengalir masuk kedalam tubuhnya itu, pelan-pelan Kim Losam sadar kembali dari sekaratnya.

   Ia membuka matanya lebar-lebar, lalu memaksakan diri untuk mengeluarkan secercah senyuman, dengan suara yang lemah dan terputus bisiknya .

   "Kho .. Kho sauhiap kali kalian tee ..telah kembali .."

   "siapakah yang telah mencelakai kalian semua?"

   Tanya Kho Beng dengan perasaan gelisah.

   Agaknya Kim Losam tak rela mati dengan begitu saja, ditambah lukanya tidak mencapai taraf akan mematikan dengan segera, maka selama ini dia masih dapat mempertahankan hidupnya secara paksa.

   Kedele Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Namun setelah berjumpa dengan Kho Beng, semangatnya untuk mempertahankan hidup pun menjadi kendor sebagian, meski sudah memperoleh bantuan tenaga dalam dari Kho Beng, namun keadaannya tak lebih sudah mendekati saat ajal.

   sambil berusaha bergelut dengan maut, serunya terbata-bata .

   "Perbuatan ini .. di .. dilakukan .. o oleh Kiong . ceng .. san-."

   "Kiong Ceng san?"

   Kho Beng amat terkesiap lalu teriaknya lagi sambil menggertak gigi.

   "apakah Liong kiong sincu Kiong Ceng san dari bukit Kun san?"

   Namun Kim Losam telah menghembuskan napasnya yang terakhir, mati dengan perasaan puas.

   Kho Beng segera terjerumus dalam lamunan yang sangat mendalam.

   Diam-diam ia mencoba untuk menganalisa, apa sebabnya Kiong Ceng san membunuh tiga bersaudara Kim secara keji? Akhirnya dia berhasil memperoleh suatu pendapat, walaupun Kiong Ceng san adalah seorang pemimpin diwilayah telaga Tong ting, sesungguhnya dia merupakan seorang manusia rendah yang munafik dan berhati sempit.

   Tindakan tiga bersaudara Kim yang berpihak kepadanya jelas menimbulkan rasa tak puas dalam hati kecilnya, sekalipun dia telah membuat perjanjian dengan para jago dari dunia persilatan untuk mengadakan gencatan senjata sementara waktu, namun hal ini nampaknya tidak mengurangi rasa bencinya terhadap dia serta tiga bersaudara Kim.

   Itulah sebabnya ketika berjumpa kembali dengan tiga bersaudara Kim, segera timbulah napsu membunuhnya sehingga berakibat tewasnya ketiga orang pendekar sejati ini secara mengenaskan.

   sedang mengenai Cun hong lengcu sekalian, kesatu lantaran mereka adalah anggota partai kupu-kupu, kedua diapun kuatir orang-orang tersebut bakal membocorkan rahasianya membunuh tiga bersaudara Kim, maka orang-orang tadi segera dibantai sekaligus dengan maksud menutup mulut mereka untuk selamanya..

   Tapi sama sekali tak terduga olehnya, ternyata Kim Losam tak sampai tewas seketika, mungkin sukma tiga bersaudara Kim masih penasaran hingga berniat membalas sakit hati ini.

   Menyaksikan kematian tiga bersaudara Kim yang begitu mengenaskan dalam waktu singkat rasa bencinya terhadap Kiong ceng san menjadi setingkat lebih mendalam ketimbang rasa bencinya terhadap Ui sik kong.

   Diam-diam ia berbisik didalam hati .

   "Kiong Ceng san, bila kita bersua kembali lain waktu, saat itulah merupakan hari ajalmu"

   Sementara dia masih termenung, terdengar Thian cun yang berkata .

   "Biarcun aku kurang begitu tahu tentang anggota persilatan didaratan Tionggoan- namun nama Kiong ceng san pernah kudengar, bukankah dia adalah seorang tua yang berjiwa pendekar?"

   "Tapi diapun seekor binatang buas, seorang manusia munafik yang berhati jahat, buas dan tak punya rasa perikemanusiaan"

   Sambung Kho Beng emosi. Dengan pandangan lembut, Beng Gi ciu mengerling sekejap kearahnya, kemudian berkata .

   "Mungkin dulu kau pernah mempunyai ikatan perselisihan dengannya, kalau tidak mustahil dia akan membencimu begitu mendalam."

   Sambil menggigit bibir Kho Beng berseru .

   "Dihadapan jenasah tiga bersaudara Kim, aku bersumpah, apabila berjumpa lagi dengan bajingan tua tersebut dimasa mendatang, saat itulah merupakan saat ajalnya, aku tak bakal melepaskan dia dengan begitu saja."

   "Bajingan tua itu terlampau kejam, dia memang pantas untuk dibantai"

   Beng Gi ciu mendukung dengan suara lembut. oh Kui sam turut menghela napas panjang.

   "Ya a, walaupun aku dengan mereka bertiga hanya sempat bertemu satu kali, namun kesanku terhadap mereka memang cukup baik."

   Kemudian sambil berpaling kearah Kho Beng, terusnya .

   "Aku rasa tiada waktu lagi buat kita untuk mengubur jenasah mereka, menurut pendapatku lebih baik kita gempur dulu gua tersebut untuk sementara waktu, bila urusan si tua Bangka Ui sudah usai, kita baru mengubur jenasahnya secara layak."

   "Perkataan locianpwee memang benar"

   Buru-buru Kho Beng menyahut.

   Maka dengan perasaan berat semua orang melangkah keluar dari gua tersebut.

   Dengan gerakan cepat Kho Beng menyumbat mulut gua dengan beberapa buah batu besar, kemudian berangkatlah mereka meninggalkan bukit Cian san menuju kebukit siong san- ^ooooooo semenjak ketua siau limpay Phu sian sangjin menyebarkan surat undangan, berbondong-bondonglah para jago dari pelbagai daerah berdatangan kesana, termasuk juga para ketua partai besar dengan membawa serta kawanan jago lihaynya.

   Berhubung pengalamannya ketika berada dipuncak Giok cing hong dibukit Tiong lam san, Phu sian sangjin sekalian tahu bahwa penjagaan yang diserahkan kepada jago-jago kelas dua dan kelas tiga tak mungkin akan mengetahui kehadiran kawanan jago lihay sebangsa Ui sik kong, oleh sebab itu dia segera menghimpun seluruh kekuatan inti para jago yang terdiri dari lima ratusan orang itu untuk dilakukan seleksi yang ketat dengan memilih seratus orang diantaranya.

   Dan keseratus orang inilah yang menjadi kekuatan ini dari usaha untuk menumpas iblis dari muka bumi.

   Maka empat penjuru disekeliling kuil siau lim si dilakukan penjagaan oleh sekawanan jago lihay kelas wahid, bisa dibayangkan betapa ketatnya penjagaan disekeliling tempat itu.

   Baik siang maupun malam semua jago yang berada dalam kuil, pemimpin golongan dan pemimpin perkumpulan bersama-sama berkumpul diruang Hongtiang untuk bersiap menghadapi segala perubahan yang tak terduga.

   Dengan suara nyaring Phu sian sangjin berkata .

   "selama beberapa hari terakhir ini, berbagai jago dari segala penjuru telah berdatangan, kalau dihitung kembali rekan-rekan yang harus hadir pun sebagian besar telah berkumpul tinggal para jago yang dipimpin oleh Liong kiong sicu dari telaga Tong ting masih belum ada kabar beritanya."

   Seorang kakek bertubuh tinggi besar segera menyahut .

   "Menurut apa yang kuketahui, Kiong Ceng san baru akan tiba kemari dua hari lagi, sebab murid utamanya mendadak menghianati perguruan, Kiong Ceng san hendak menyelesaikan persoalan pribadinya terlebih dahulu."

   Yang berbicara adalah sipedang angin sakti Kongsun Jiang, dia adalah ketua perkumpulan Tong ting yang menjadi sahabat karib Kiong ceng san, karenanya dia cukup mengetahui keadaan dari rekannya itu.

   "omitohud"

   Ucap Phu sian sangjin kemudian.

   "kalau memang Kiong sicu masih ada urusan pribadi yang mesti diselesaikan dulu tentu saja aku tak bisa terlalu mendesak."

   Setelah memperhatikan sekejap wajah para jago yang hadir dalam ruangan, ia berkata lagi .

   "Berbicara dari pengalaman kita dipuncak Giok cing hong dibukit Tiong lamsan- ui sik kong memiliki Ilmu silat yang luar biasa sekali lagipula jumlah anak buahnya sangat banyak. aku lihat tujuan kita untuk menumpas kaum iblis mungkin .."

   Sambil menghembuskan napas panjang dia segera membungkam dan tidak melanjutkan kembali kata-katanya . Terdengar seseorang menyambung dengan suara yang rendah dan berat.

   "mungkin sekalipun sudah menghimpun segenap kekuatan inti yang berada dalam dunia persilatan pun tetap masih belum mampu untuk menghadapi kekuatan partai kupu-kupu."

   Ternyata yang berbicara adalah Bu Wi lojinsebenarnya para hadirin merasa sangat tidak puas dengan perkataan itu, namun berhubung Bu wi lojin adalah seorang tokoh silat yang mempunyai nama serta kedudukan yang sangat terhormat dan terpandang, maka kata-kata tak puas itu segera ditelan kembali.

   Dengan kening berkerut kembali Phu sian sangjin berkata .

   "Tapi kalau dibilang kita benar-benar tak punya harapan lagi, lantas apa gunanya saudara sekalian diminta datang berkumpul di siau lim si ini."

   Bu wi lojin tertawa tergelak. katanya .

   "Perkataanku belum selesai dikatakan, kesatu, walaupun dalam soal ilmu silat kita kalah dari partai kupu-kupu, namun jago-jago dari Tionggoan termasyur sebagai orang yang berbakat dan pintar, siapa tahu diantara kita akan berhasil mendapatkan sebuah akal cerdik. Dan kedua, terpaksa kita melimpahkan semua pengharapan atas diri Kho Beng"

   "PErkataan Bu wi sicu memang tepat sekali,"

   Kata Phu sian sangjin dengan suara dalam.

   "sesungguhnya Kho Beng adalah seorang yang bisa kita harapkan, karena kudengar ilmu silatnya telah memperoleh kemajuan yang pesat sekali."

   Pelan-pelan dia memandang sekejap sekeliling tempat itu lalu lanjutnya segera suara dalam .

   "Namun berita yang kudengar agaknya gelagat sedikit kurang menguntungkan.

   "

   "sebenarnya berita apakah itu?"

   Buru-buru si hwesio daging anjing bertanya dengan nada gelisah. Phu sian sangjin menghela napas panjang.

   "Aaaai .. sipembawa berita itupun kurang begitu jelas, tapi katanya Kho Beng sicu telah dihajar oleh ui sik kong hingga menderita luka parah dan jejaknya tidak diketahui, apa yang berhasil kuketahui sampai disini saja."

   Hwesio daging anjing kembali menghela napas panjang, katanya kemudian.

   "Aaaai . Kalau toh setiap persoalan telah digariskan oleh takdir, tampaknya kita hanya bisa berusaha dengan segala kemampuan yang kita miliki."

   "omitohud .. bila diantara saudara sekalian mempunyai satu pendapat silahkan diutarakan keluar untuk dirundingkan bersama, tujuan kita telah jelas sekarang yakni membasmi pengaruh siluman dari muka bumi serta menegakkan kembali suasana tentram bagi seluruh umat persilatan."

   Mendadak dari sudut ruangan sana berdiri seorang kakek bungkuk, katanya dengan lantang .

   "Menurut pendapatku, lebih baik kita menyelidiki dulu kebenaran dari berita tentang Kho Beng tadi, lalu menariknya untuk bergabung dalam deretan kita untuk bersama-sama menumpas kaum iblis, sebab aku lihat hanya dia seorang yang mampu menandingi Ui sik kong."

   Sewaktu Phu sian sangjin berpaling dia segera mengenali si pembicara adalah si unta sakti Thio Ciong la n-Maka cepat-cepat sahutnya .

   "Ucapan Thio sicu tepat sekali, terus terang saja aku telah mengirim banyak sekali mata-mata untuk mencari kabar berita tentang Kho Beng sicu, hanya kini belum ada kabar beritanya yang pasti tiba ditanganku."

   Baru saja Thio bungkuk hendak mengucapkan sesuatu tiba-tiba tampak seseorang pendeta tua berjalan masuk kedalam ruang hongtiong, setelah itu dia memberi hormat kepada Phu sian sangjin sambil berkata .

   "Lapor ciangbun susiok "

   Pendeta tua itu tak lain adalah Hui beng siansu satu diantara sepuluh pendeta agung yang bertugas dibidang hokum, untuk sementara waktu dia bertugas sebagai pembawa berita dari luar kedalam ruangan- Buru-buru Phu sian sangjin bertanya .

   "Ada urusan apa?"

   "Ada seorang sicu mengaku bernama Chee Tay hap ingin bertemu dengan ciangbunjin Chee Tay hap ."

   Gumam Phu sian sangjin-"Apakah sudah ditanya asal usulnya?"

   Sebelum Hui beng siansu sempat menjawab, Thio bungkuk telah menimbrung dengan cepat.

   "aku cukup mengetahui asal usul chee Tay hap ini"

   "Kalau memang Thio sicu tahu, dapatkah dijelaskan asal usulnya?"

   Thio bungkuk segera tersenyum.

   "Dia adalah pembantu Kho yang ciu."

   Phu sian sangjin agak tertegun, serunya kemudian .

   "Pembantunya kakak perempuan Kho Beng"

   "Benar"

   Thio bungkuk mengangguk.

   "orang ini berhati jujur dan setia kepada majikannya, belum lama berselang dia baru berpisah denganku, mungkin kedatangannya adalah untuk bergabung dengan kelompok kita dalam urusan menumpas kaum iblis."

   Setelah berhenti sejenak. kembali katanya .

   "Tapi berbicara menurut ilmu silat, menurut standar yang telah ditetapkan lo siansu saat ini, dia masih belum berhak untuk memasuki ruang hongtiong ini"

   Phu sian sangjin berpikir sebentar, lalu katanya .

   "Kalau begitu ajaklah dia beristirahat dulu, siapkan hidangan baginya."

   Tapi Hui beng siansu segera menggeleng seraya berkata .

   "sicu ini bersikeras hendak bertemu dengan ciangbunjin, katanya ada rahasia penting yang akan disampaikan"

   Sementara Phu sian sangjin masih ragu-ragu, Thio bungkuk telah menyela dengan gelisah .

   "Chee Tay hap adalah orang jujur, kalau dia mengatakan ada rahasia besar yang perlu disampaikan, hal ini tak mungkin akan salah lagi."

   Sembari berkata , ia sudah beranjak dari tempat duduknya. Cepat-cepat Phu sian sangjin berseru .

   "Kalau memang demikian, cepat undanglah dia untuk masuk keruang hong tiong"

   Hui beng siansu segera mengundurkan diri dari ruangan untuk melaksanakan perintah.

   Tak lama kemudian chee Tay hap dengan wajah penuh debu dan kelihatan letih sekali telah berjalan masuk kedalam ruangan dengan langkah tergesa-gesa.

   segenap jago persilatan yang berada dalam ruangan serentak mengalihkan pandangan mata nya kewajahnya, dengan keheranan mereka mengawasi gerak-geriknya, mereka ingin mengetahui rahasia apakah yang hendak disampaikan.

   chee Tay hap menjura lebih dulu kesekeliling ruangan, lalu kepada Thio bungkuk serunya .

   "Majikan muda Kho Beng menyuruh aku menyampaikan kabar, minta kepada Thio cianpwee agar menyampaikan kepada ketua siau lim si agar segera mengumpulkan para jago dan berangkat ke selat Pak hong sia dibukit Hu Gou san"

   "Kenapa?"

   Tanya Thio bungkuk sambil memancarkan sinar tajam dari balik matanya.

   "sebab majikan muda berhasil mendapat kabar kalau Ui sik kong sekalian akan datang ke selat Pak hong sia."

   "Lantas mengapa Kho Beng tidak datang sendiri kemari?"

   Tanya Thio bungkuk lebih lanjut dengan perasaan tak habis mengerti. chee Tay hap nampak tertegun sejenak. setelah itu ujarnya .

   "soal ini majikan muda tak menjelaskan tapi ia bilang paling lambat pada malam hari tanggal tujuh belas kalian harus sudah berada diselat Pek hong sia."

   "Wah, berarti hari ini?"

   Seru Phu sian sangjin agak tercengang.

   "Benar, itulah sebabnya aku menempuh perjalanan siang malam karena kuatir membengkalaikan urusan besar."

   Setelah berpikir sebentar, kemudian katanya .

   "Menurut majikan muda, inilah rencana yang paling bagus untuk menumpas kaum iblis."

   Phu sian sangjin segera termenung tanpa berbicara. sedangkan Thio bungkuk menegur lagi dengan kening berkerut .

   "chee tua, dimanakah kau telah bertemu dengan Kho Beng? Bukankah dia telah menderita luka parah karena dihajar oleh Ui sik kong?"

   Dengan wajah bimbang chee Tay hap mendongakkan kepalanya, lalu menjawab .

   "Tidak. Ia sama sekali tidak terluka, kami bertemu didalam sebuah kuil bobrok. malah dia datang bersama keturunan dari Kim ka sian, nona Beng Gi ciu."

   "Jadi kau pun telah bertemu dengan nona Beng?"

   Tanya Phu sian sangjin cepat.

   "Yaa, selain nona Beng masih ada dayangnya Siau wan, malah majikan muda telah mengikat tali perkawinan dengan nona Beng"

   "Haaahh"

   Tanpa sadar para jago yang hadir dalam ruangan berseru tertahan, selain kaget mereka pun merasa kagum.

   sekulum senyuman gembira pun segera menghiasi wajah hwesio daging anjing, pelajar rudin Ho heng serta Bu wi lojin sekalian.

   Buruburu phu sian sangjin berkata lagi .

   "Tahukah kau apakah nona Beng telah berhasil menemukan kedua orang empeknya?"

   "sudah ditemukan, malah majikan muda berpesan dia bersamasama para keturunan tiga dewa akan segera menyusul kesana"

   Mendengar berita ini para jago menjadi amat gembira.

   
Kedele Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
"omitohud"

   Phu sian sangjin berseru kemudian- "dengan bantuan dari keturunan tiga dewa serta Kho Beng mungkin partai kupu-kupu akan mengalami nasib yang sama tragis dan seperti seabad berselang, dunia persilatan benar-benar masih bernasib mujur."

   Setelah berhenti sejenak, terusnya .

   "Tapi .. mengenai berita tersebut .."

   Ia segera membungkam dan menengok kearah Thio bungkuk tanpa menguraikan lagi kata-katanya. Thio bungkuk memahami maksudnya, sambil berpaling ke arah Chee Tay hap katanya lagi .

   "sewaktu menyampaikan pesan tersebut kepadamu, apakah dia masih berkata sesuatu lagi?"

   Chee Tay hap berpikir sebentar, lalu menggeleng.

   "Rasanya sudah tidak ada"

   Tapi setelah berhenti sejenak, tiba-tiba serunya .

   "Yaa benar, majikan muda telah menyerahkan sebuah benda kepadaku, katanya sebagai tanda pengenal .. benda itu tak lain adalah mestika keluarganya, lencana naga kemala hijau."

   Sambil berkata dia segera merogoh kedalam sakunya dan mengeluarkan lencana naga kemala hijau. Thio bungkuk segera menerima lencana tersebut dan diperiksanya sebentar, kemudian katanya .

   "Yaa benar, benda ini memang milik Kho Beng."

   Phu sian sangjin segera bersorak gembira.

   "Kalau begitu, berita yang disampaikan olehnya pun sudah pasti benar, Kho Beng tidak datang ke siau lim si tapi langsung menuju ke selat Pek hoa sia, mungkin hal ini disebabkan hendak berlomba dengan waktu, aku yakin dia pasti sedang menghubungi Thian dan oh sicu."

   Kemudian setelah memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu, terusnya lebih jauh .

   "Aku rasa lebih baik kita segera bersiap-siap untuk berangkat ke selat Pek hong sia, entah bagaimanakah pendapat kalian?"

   Semua orang segera mengangguk tanpa menjawab, hal ini menunjukkan kalau mereka setuju sekali dengan usul tersebut. Pada saat Phu sian sangjin hendak menyampaikan perintah inilah, tiba-tiba terdengar seseorang berseru dengan suara merdu .

   "Tunggu sebentar lo siansu"

   Ketika semua orang berpaling ternyata orang itu adalah ketua Hoa san pay yang baru Ngo Cun ki.

   semenjak keberhasilan Ngo cun ki membongkar rencana busuk orang orang dari partai kupu-kupu yang menyamar sebagai ketua partai besar, para jago persilatan boleh dibilang sudah menaruh perasaan hormat dan percaya kepadanya.

   Maka sewaktu mendengar seruan tersebut, Phu sian sangjin segera bertanya .

   "Apakah Ngo ciangbunjin ada sesuatu pendapat?"

   "aku rasa persoalan ini agak mencurigakan"

   Kata Ngo Cun ki dengan nada tenang. Thio bungkuk nampak agak tertegun, lalu serunya .

   "Persoalan apakah yang mencurigakan? chee Tay hap baru berpisah denganku pada dua hari berselang, selain aku menaruh kepercayaan penuh kepadanya, lencana naga kemala hijau pun merupakan benda mestika warisan keluarga Kho, bukan baru satu kali ini aku sibungkuk melihatnya, mungkin saja lantaran persoalan ini kelewat penting dan rahasia Kho Beng takut kita tidak mempercayai perkataannya, maka ia serahkan lencana naga kemala tersebut kepada chee Tay hap sebagai tanda pengenal."

   "Perkataan anda memang benar,"

   Ngo Cun ki tertawa hambar.

   "Akupun mengetahui bahwa dalam persoalan ini sembilan puluh persen merupakan kenyataan."

   "Kalau memang demikian, mengapa kau masih menaruh curiga?"

   Sela Thio bungkuk cepat. Dengan suara dalam, Ngo Cun ki berkata .

   "Mungkin saja hal ini disebabkan masalahnya mempengaruhi akibat yang besar sekali, andaikata rencana inipun merupakan salah satu rencana busuk dari Ui sik kong, maka bukan saja akibatnya berpengaruh atas keselamatan dari seluruh dunia persilatan, aku rasa tanggung jawab sebesar ini tak nanti akan mampu dipikul oleh siapapun-"

   Thio bungkuk segera terbungkam dibuatnya, namun sesaat kemudian dengan wajah bersemu merah, ia bertanya .

   "Lalu apakah yang menjadi pangkal kecurigaan Ngo ciangbunjin?"

   Ngo Cun ki tidak langsung menjawab, dia mengalihkan pandangan matanya kesekeliling tempat itu, kemudian berkata .

   "saudara Chee ini pasti lelah sekali, bagaimana kalau dipersilahkan untuk beristirahat dulu?"

   Phu sian sangjin segera memahami maksud hatinya, ia segera memerintahkan .

   "Hantar chee sicu beristirahat di ruang tamu"

   Dua orang pendeta segera mengiakan dan menemani chee Tay hap keluar dari ruangan, Chee Tay hap sendiripun menanggapi dengan senyum ramah, sama sekali tak Nampak perubahan pada wajahnya.

   Memandang hingga bayangan tubuh Chee Tay hap lenyap daripandangan mata, Ngo Cun ki segera berkata .

   "Jarak dari bukit Cian san sampai disini mencapai ribuan li tapi menurut pembicaraannya tadi seakan-akan baru kemarin malam berangkat kesini, coba anda bayangkan sendiri dengan jarak yang begitu-jauh, mampukah dia mencapai tujuan hanya didalam semalaman suntuk?"

   Mendengar perkataan itu, Thio bungkuk segera tertawa, katanya .

   "Biarpun dalam soal ilmu silat kemampuannya amat biasa, namun ilmu meringankan tubuhnya sudah mencapai tingkatan yang luar biasa, asal kau tahu julukannya sebagai saudagar beracun berkaki sakti, maka kau akan tahu kalau perbuatan tersebut sanggup dilakukan olehnya. Itu sih soal kecil, selain itu .."

   Ditatapnya wajah Thio bungkuk lekat-lekat, kemudian serunya .

   "Bila ditinjau dari wajah saudara Chee yang jujur, bermata besar dan alis tebal, hidung mancung dan bibir tebal, semestinya dia adalah seorang yang amat berperasaan, Thio cianpwee cukup akrab dengannya, tentu kau bisa menilai sendiri bukan atas kebenaran dari perkataanku ini."

   "Yaa, memang benar perkataan itu"

   Thio bungkuk berseru sambil bertepuk tangan. sambil manggut-manggut Ngo Cun ki segera berkata .

   "Disinilah letak pangkal kecurigaanku yang terutama."

   Thio bungkuk serta ketua siaU limpay jadi tertegun dibuatnya, setelah mendengar perkataan itu. Tapi sebelum mereka sempat membuka suara , Ngo Cun ki telah berkata lebih jauh .

   "Sewaktu Chee Tay hap sedang berbicara tadi apalah anda sekalian telah memperhatikan mimik wajahnya?"

   Lalu sambil berpaling kearah Phu sian sangjin katanya lagi sembari tertawa .

   "Maaf kalau aku berbicara kasar, biarpun lo siansu sudah hidup sepanjang usia didalam kuil namun menurut pendapatku kau masih belum memiliki ketenangan seperti Chee Tay hap hingga sedikitpun perubahan emosi tak Nampak."

   Begitu perkataan itu diutarakan keluar semua orang pun seperti memahami akan sesuatu, untuk sesaat mereka saling berpandangan tanpa mengucapkan sepatah katapun.

   "Perkataan Ngo ciangbunjin memang betul."

   Kata Phu sian sangjin kemudian-Lalu ..

   "Yaa sekarang aku baru merasa kalau ada yang tak beres dibalik peristiwa ini"

   Sela Hwesio daging anjing pula tak tahan.

   "Tapi andaikata hal ini merupakan permainan busuk dari ui sik kong, tidak seharusnya ia menjatuhkan pilihannya kepada Chee Tay hap, selain itu mengapa Chee Tay hap bersedia diperalat olehnya?"

   "Karena dia terpengaruh oleh ilmu sesat"

   Kata Ngo Cun ki sambil tertawa. Hwesio daging anjing segera tertawa terbahak-bahak .

   "Haaahh haaahhh . Haaahhh . Menurut apa yang kuketahui, walaupun Ui sik kong berakal licik, namun ia tak mengerti ilmu sesat, seandainya mengerti, mungkin kita sudah akan merasakan kelihaiannya sewaktu masih berada di kuil Giok cing hong dibukit Tiong lam san tempo hari."

   "Untuk menggunakan ilmu sesat maka dibutuhkan orang yang sangat ahli."

   Kata Ngo Cun ki dengan suara dalam.

   "Dia toh bisa mencari orang yang mengerti ilmu tersebut."

   Kemudian setelah memandang sekejap sekeliling tempat itu, katanya kembali .

   "Padahal persoalan ini sangat sederhana, asal kita lakukan percobaan maka segala persoalan akan menjadi jelas."

   "Tapi bagaimana caranya untuk mencoba?"

   "silahkan memanggil chee Tay hap agar datang kembali kemari"

   Phu sian sangjin merasa agak rikuh, katanya ragu-ragu .

   "Baru saja kita memintanya beristirahat dikamar tamu, tapi sekarang telah mengundangnya kembali, apakah .."

   "Yaa apa boleh buat"

   Kata Ngo Cun ki sambil tertawa.

   "Toh perkataan yang kita bicarakan barusan tak boleh terdengar olehnya tapi sekarang kitapun perlu untuk membuktikan dirinya, kalau tidak diterima kita tak bisa tahu kalau ia sudah terpengaruh ilmu sesat atau tidak?"

   Dengan pandangan minta maaf, Phu sian sangjin memandang sekejap kearah Thio bungkuk. lalu katanya dengan nada berat hati .

   "Coba undang lagi Chee sicu agar datang kemari"

   Maka dua orang pendeta pun segera berangkat untuk melaksanakan perintah tersebut. Tak selang berapa saat kemudian, chee Tay hap sudah diundang menghadap kembali. Tampak ia menjura dalam-dalam kepada Phu sian sangjin lalu berkata perlahan .

   "Majikan muda Kho Beng telah berpesan agar losiansu berangkat secepatnya agar tak sampai melalaikan persoalan besar."

   "Yaa, saat ini kami sedang merundingkan persoalan ini bersama para jago."

   Kemudian menunjuk kearah Ngo cun ki, katanya lagi .

   "Yang ini adalah ketua Hoa sanpay, Ngo lisicu, dia ada berapa persoalan yang hendak dibicarakan dengan chee sicu"

   Chee Tay hap menjura kedepan Ngo cun ki, seraya berkata .

   "Mohon petunjuk."

   "Mana, mana .."

   Ucap Ngo Cun ki sambil tertawa hambar. Kemudian dengan suara yang lebih lembut dia berkata lagi .

   "Aku dengar kau adalah pembantu Kho Yang ciu, enci Kho Beng, benarkah begitu?"

   "Benar, antara Ngo ciangbunjin dan majikan kami ..Kami adalah sahabat karib"

   "ooooh"

   Chee Tay hap manggut-manggut.

   "Katanya Ngo ciangbunjin ada persoalan yang hendak disampaikan kepadaku?"

   Dengan wajah serius Ngo cun ki berkata .

   "Aku dan majikanmu mempunyai hubungan yang amat akrab melebihi saudara sendiri, tapi sungguh tak beruntung dia dia telah tewas .. sudah tewas"

   Chee Tay hap kelihatan agak tertegun.

   "Mengapa aku tak mendengar kabar tersebut?"

   Nada suaranya mendatar dan kedengarannya sangat tenang, paras mukanya pun sama sekali tak Nampak perubahan apapun. Ngo Cun ki segera menggelengkan kepalanya berulang kali, serunya kemudian .

   "Pertanyaanku telah selesai diutarakan, entah bagaimana pendapat anda sekalian?"

   Thio bungkuk yang melompat bangun terlebih dahulu, sambil menjura kepada Ngo Cun ki segera ujarnya .

   "Andai Ngo ciangbunjin tidak teliti dan bersikap cermat, dunia persilatan benar-benar tak akan terhindar dari bencana besar, jelaslah sudah sekarang, Chee Tay hap yang sekarang bukan lagi Chee Tay hap yang dulu lagi."

   Mendadak ia membalikkan badan sambil melakukan cengkeraman, dia mencengkeram bahu orang itu kencang-kencang..

   Chee Tay hap sama sekali tak menyangka kalau Thio bungkuk bakal melancarkan serangan, ia sama sekali tidak menunjukkan sikap untuk melawan, begitu bahunya kena dicengkeram seketika itu juga badannya tak mampu bergerak lagi.

   Dengan suara dalam Thio bungkuk segara menegur .

   "Cepat katakan sebenarnya apa yang terjadi ?"

   Dengan wajah tertegun Chee Tay hap menjawab .

   "Thio cianpwee, sebenarnya apa kesalahanku, mengapa kau menyerangku secara tiba-tiba?"

   Tanpa banyak bicara Thio bungkuk menampar kepalanya berulang kali kemudian hardiknya "Semua berita yang kau sampaikan adalah bohong, sebenarnya apa yang kaujumpai?"

   Darah meleleh keluar dari ujung bibir chee Tay hap akibat tamparan tersebut, namun Ia tak tampak kesakitan malah katanya dengan suara tergagap . bersambung ke

   Jilid 44.

   Jilid 44

   "Aku telah bertemu dengan majikan muda Kho Beng, segala sesuatunya toh sudah kusampaikan?"

   Thio bungkuk menghembuskan napas panjang, serunya sambil menggigit bibir .

   "Semua pengakuanmu itu cuma mengaco belo saja"

   Tiba-tiba Ngo cun ki berkata .

   "Thio Cianpwee tidak usah menyusahkan dirinya lagi, ketahuilah sebelum kesadaran pikirannya diperoleh kembali, dia tak akan mampu untuk menerangkan apa-apa."

   "Aaaai, percuma aku berkelana sepaniang masa didunia persilatan,"

   Kata Thio bungkuk mengeluh.

   "Nyatanya Ngo ciangbunjin masih begitu muda, namun dalam sekali pandangan saja sudah berhasil membongkar masalah yang begini pelik."

   Ketua Siau lim pay Phu sian sangjin berseru pula .

   "omitohud, akupun merasa sangat menyesal."

   Ngo cun ki tersenyum.

   "PAdahal hal tersebut tak terhitung seberapa, mungkin lantaran kaum wanita jauh lebih teliti ketimbang kaum lelaki."

   Buru-buru Thio bungkuk menjura berulang kali, tanyanya dengan harap cemas .

   "Dapatkah Ngo ciangbunjin menyadarkan kembali pikirannya?"

   Sambil tertawa Ngo Cun ki menggelengkan kepalanya berulang kali, katanya .

   "Aku hanya dapat melihat kalau dia terpengaruh ilmu sesat namun belum pernah mempelajari pengetahuan tentang ilmu semacam ini, tentu saja akupun tidak mengerti bagaimana cara pemecahannya, padahal padahal pengaruh tersebut tak perlu membingungkan."

   Setelah berhenti sejenak. lanjutnya .

   "sebab aku pernah mendengar penjelasan dari seorang cianpwee yang mengatakan bahwa pengaruh ilmu sesat yang betapapun lihai daya pengaruhnya tak nanti bisa bertahan sampai satu bulan keatas, secara otomatis sang korban akan mendapatkan kesadarannya kembali."

   "Tapi tanpa menyadarkan kembali pikirannya, bagaimana mungkin kita bisa mengetahui duduk persoalan yang sebenarnya?"

   Sela Phu sian sangjin.

   Kedele Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   "sekalipun kita berhasil menyadarkan kembali dirinya pun percuma, persoalan ini tak mungkin bisa ditelusuri sampai jelas, paling banter dia hanya bisa mengatakan siapa yang telah melakukan ilmu sesat tersebut kepadanya, tentang keadaan yang sebenarnya aku percaya pihak lawan tak akan membocorkan kepadanya, Karena tujuan mereka adalah memperalat musuh untuk memancaing kita semua mendatangi selat Pek hong sia."

   Kemudian menatap tajam wajah Phu sian sangjin, ia berkata lagi .

   "Jarak dari sini kebukit Hu gou san tidak terlalu jauh, apakah lo siansu cukup memahami daerah sekitar selat Pek hong sia ini?"

   Dengan cepat Phu sian sangjin menggeleng.

   "Kecuali menghadapi persoalan yang gawat, aku amat jarang meninggaikan kuil, bahkan banyak tempat disekitar siong san sendiripun tidak begitu kukuasai, apalagi tempat kawasan lain."

   Tapi kemudian dengan suara dalam ia segera berseru .

   "Adakah diantara kalian yang menguasai sekali daerah disekitar selat Pek hong sia?"

   Belum habis perkataan tersebut diucapkan seorang pendeta telah bangkit berdiri dan berkata .

   "Aku tahu"

   Ketika semua orang berpaling ternyata orang itu adalah Kim Cuncu dari lima rasul panca unsur. Buru-buru Phu sian sangjin berkata .

   "Kalau sute memang tahu cepat katakan"

   Kim Cuncu berpikir sebentar, lalu ujarnya .

   "setahun berselang karena suatu persoalan aku telah menaiki bukit Hu gou san dan pernah menelusuri selat Pek hong sia tersebut."

   "Tentunya bentuk perbukitan disana amat curam dan berbahaya sekali?"

   Buru-buru Ngo Cun ki menyela.

   "Bukit Hu gou san tidak termasuk gunung yang besar, namun selat Pek hong sia justru merupakan tempat yang paling berbahaya yang pernah kujumpai selama ini, jangankan dibukit siong san tak akan ditemukan tempat seperti itu, biarpun selama hidup aku sudah sering berkelana dipelbagai bukit kenamaan, namun belum ada sebuah tempat pun yang bisa dibandingkan dengan selat Pek hong sia"

   Semua orang memasang telinga serta memperhatikan dengan penuh seksama. Kim Cuncu berkata lebih jauh.

   "Mulut selat seperti lorong gua, sebab bukit dikedua sisinya menjulang tinggi keatas membentuk lingkaran yang mengepung selat tersebut, dengan begitu selat tadi terjuntai persis diantara bukit yang mengelilinginya."

   "Berapa banyakkah mulut selat yang terdapat disana?"

   Tanya Ngo Cun ki dengan kening berkerut. Dengan cepat Kim Cuncu menggeleng.

   "Hanya terdapat sebuah jalan masuk saja, dalam selat itu amat lembab dan sepanjang hari susah melihat sinar surya, itulah sebabnya hampir semua permukaan tanahnya ditumbuhi lumut tebal, meski keadaan sisi dindingnya tak mencapai ketingian puluhan ribu kaki, namun yang terendahpun diatas ribuan kaki, benar-benar tempat tersebut merupakan sebuah tempat yang susah dilalu oleh burung sekalipun."

   Dengan gemas dan benci Ngo Cun ki segera berseru .

   "Tepat betul tempat yang dipilih bajingan tua itu."

   Setelah berhenti sebentar, ia bertanya lagi .

   "Berapa banyak manusia yang dapat tertampung didalam selat tersebut?"

   Dengan kening berkerut Kim Cuncu berpikir sebentar, kemudian jawabnya .

   "Paling tidak dapat menampung lima enam ratus orang, lagipula letaknya amat strategis dan berbahaya, selain lembab suasana pun gelap. tempat semacam ini ideal sekali untuk menjebak orang."

   "Hmm, terlalu berbahaya mematikan lagi."

   Kata Ngo Cun ki sambil menggigit bibir.

   "Bila sebelum kejadian disekeliling dinding tebing ditanam sejumlah bahan peledak lalu bukit tersebut diledakkan pada saatnya, entah berapa persen manusia yang bisa lolos dari musibah itu."

   Berubah hebat paras muka Kim Cuncu segera sahutnya .

   "Tiada seorangpun yang punya harapan untuk melanjutkan hidup, apalagi kalau dinding dikedua belah sisinya runtuh sama sekali, biarpun manusia yang terdiri dari otot kawat tulang baja pun tak nanti bisa lolos dari selat tersebut dalam keadaan selamat."

   Dengan wajah berubah, Phu sian sangjin berseru pula .

   "Ngo ciangbunjin, jangan-jangan .. dugaanmu memang benar,. Rencana tersebut adalah siasat mereka."

   Dengan wajah tenang Ngo Cun ki mengangguk katanya .

   "Bila menuruti perkataan Kim Cuncu mungkin cara tersebut memang paling baik, sebab selian selat yang berbahaya seperti ini memang paling cocok dipakai menggempur musuh dengan bahan peledak karena dengan gempuran seperti ini, maka betapapun lihainya ilmu silat yang dimiliki seseorang jangan harap bisa lolos dari musibah ini."

   Berpuluh-puluh pasang mata dari para pemimpin jago yang hadir dalam ruangan serentak mengalihkan pandangan kagumnya kewajah Ngo Cun ki, sebab dugaannya memang beralasan sekali. Buru-buru Phu sian sangjin berkata .

   "Perhitungan dari Ngo ciangbunjin nampaknya jauh lebih hebat daripada perhitungan bajingan tua Ui sik kong."

   Setelah berhenti sejenak, ia melanjutkan .

   "Hal ini memang merupakan suatu masalah yang pelik."

   Kata Ngo Cun ki sambil berkerut kening, untuk sesaat lamanya ia jadi terbungkam dan tak berkata lagi. Dengan nada menyelidk Phu sian sangjin berkata lagi .

   "Dengan perhitungan Ngo ciangbunjin yang begitu tepat, masa kau tak punya suatu usul"

   "Usul sih ada tapi sulit untuk dilaksanakan"

   Kata Ngo Cun ki tertawa. setelah bangkit berdiri dan berjalan bolak-balik berapa kali, ia berkata lebih jauh .

   "Cara yang terbaik tentu saja turun tangan mendahului mereka, kita bekuk semua orang-orangnya yang telah dipersiapkan disitu kemudian pada tengah malam pada tanggal tujuh belas kita sulut sumbu obat peledak tersebut serta meledakkan bukit itu."

   "Apa gunanya bukit itu diledakkan?"

   Phu sian sangjin tampak tak habis mengerti.

   "Agar Ui sik kong mengira kita semua ketimpa musibah kemudian kita bisa menggunakan sedikit akal untuk memancing mereka yang masuk kedalam selat tersebut dengan rencana yang sama seperti yang dipersiapkannya kita ledakkan kembali obat peledak yang lain, atau bisa juga kita bius mereka dengan dupa An hun hiang dari Hoa sanpay kami, aku yakin dengan demikian mereka pasti akan dapat kita tumpas semuanya."

   Sipelajar rudin Ho heng yang selama ini membungkam terus tibatiba bersorak sambil bertepuk tangan .

   "sebuah akal yang sangat bagus."

   Dengan wajah serius Phu sian sangjin segera berkata .

   "Persoalannya yang kita tidak mengetahui berapa banyak jago yang telah dipersiapkan dan berapa banyak bahan peledak yang ditanam disekitarnya. Andaikata seorang saja diantara mereka berhasil meloloskan diri, rasanya akan sulit bagi kita untuk memancing Ui sik kong masuk perangkap."

   Setelah menghembuskan napas panjang, kembali katanya .

   "Apalagi tugas tersebut amat berat dan masalahnya amat penting, bajingan tua Ui sik kong pasti akan menngirim jago-jago pilihannya untuk sembunyi disana,"

   "aku rasa Apa yang dikuatirkan , losiansu memang benar"

   Sela Ngo Cun ki.

   "Tapi masalah yang penting adalah soal waktu, mungkin Ui sik kong kuatir bila waktunya berlarut-larut akan terjadi perubahan yang tak disangka, maka sedapat mungkin ia mempersingkat waktu yang tersedia, bila kita hendak bertindak demikian maka sebelum hari menjadi gelap semua jago-jagonya akan dipersiapkan harus sudah dapat dibekuk, kalau tidak maka kita tak akan punya waktu lagi."

   Setelah berhenti sebentar, tambahnya .

   "Tentu saja pekerjaan ini bukan suatu pekerjaan yang mudah, lagi pula kemungkinan untuk berhasil dengan sukses pun tidak terlalu besar."

   Persoalan itu memang suatu masalah yang sangat pelik, bukan saja mereka harus berangkat saat itu- juga dan paling lambat menjelang matahari terbenam harus sudah sampai di selat Pek hong sia bukit Hu goa san, lagi pula mereka harus berhasil menyingkirkan semua jago musuh yang dipersiapkan disana dalam sekali serangan, karena satu saja diantara lawan berhasil kabur, semua rencana mereka pasti akan mengalami kegagalan total.

   Untuk sesaat suasana didalam ruangan menjadi hening dan tak seorangpun yang bersuara.

   Akhirnya Phu sian sangjin berkata sambil menghela napas.

   "sekarang waktu sudah makin larut, kita harus berani mengambil keputusan dengan cepat Lebih baik diputuskan oleh lo siansu sendiri"

   Seru para jago hampir bersamaan.

   "Kalau memang begitu mari kita berangkat"

   Kata Phu sian sangjin dengan suara dalam.

   "seandainya usaha kita memang gagal, yaa . Itu kemauan takdir ."

   "Berangkat sih berangkat, tapi kita mesti menyusun barisan dulu dengan secermatnya."

   Kata Ngo Cun ki.

   "silahkan Ngo ciangbunjin memberi petunjuk"

   "bila kita harus berangkat kesana dalam rombongan yang besar, apalagi dipagi hari yang begini cerah, sudah pasti sepak terjang kita akan segera diketahui musuh, paling tidak usaha kita akan mengalami kegagalan total."

   Sesudah memutar biji matanya, ia melanjutkan .

   "oleh sebab itu menurut pendapatku lebih baik kita berangkat dengan jalan menyaru rombongan pun harus dipecah-pecah dalam kelompok sekecil mungkin, tapi sebelum itu kita mesti menentukan dulu posisi masing-masing kelompok hingga dalam bertindak kita bisa bekerja sama secara diam-diam, serentak dan tanpa menimbulkan suara, selain daripada itu ditempat-tempat yang strategis menuju kearah selat mesti ditempatkan jago-jago lihay yang tugasnya menjaring setiap musuh yang berhasil lolos dari sergapan, dengan bertindak secara begini kemungkinan besar usaha kita akan berhasil dengan lebih baik."

   PErkataan Ngo ciangbunjin memang amat tepat.

   Maka dengan melalui suatu perundingan rahasia yang dilaksanakan secara kilat, mereka berhasil memutuskan beberapa hal.

   Kesatu, para ketua dari tujuh partai besar bersama Bu wi lojin, pelajar rudin Ho heng, Hwesio daging anjing, Thio bungkuk serta sepuluh orang jago lihai lainnya berangkat secara terpencar dengan jalan menyamar dengan tujuan menyergap jago-jago dari partai kupu-kupu yang dipersiapkan diselat tersebut.

   Kedua, diseleksi oleh pelbagai perguruan maka dihimpun suatu kelompok kekuatan baru yang terdiri dari enam puluhan orang bertugas menyebar disekeliling selat Pek hong sia dan menangkap setiap musuh yang berhasil meloloskan diri atau bertugas menyampaikan berita.

   Ketiga, dengan dipimpin oleh lima rosul panca unsur serta sepuluh pelindung hukum siau lim si dan memimpin dua rombongan jago siau lim si yang pandai dalam ilmu barisan Kim kong tin berangkat menuju dua sudut selat Pek hong sia yang berseberangan untuk menyikat setiap musuh yang berada disana.

   Keempat, sisa jago yang tidak terpilih dalam rombongan diwajibkan tetap berada di siau lim si untuk menghadapi sergapan tak terduga dari luar, sebaliknya bila yang datang jago-jago utama dari partai kupu-kupu maka mereka diwajibkan melarikan diri tercerai berai untuk mengurangi jumlah korban jiwa yang jatuh.

   Begitu keputusan telah diambil, maka dengan dipimpin oleh Phu sian sangjin serta Ngo Cun ki, berangkatlah kawananjago persilatan itu meninggalkan kuil.

   Tidak sampai setengah peminuman teh kemudian para jago telah berbondong-bondong berangkat meninggalkan tempat itu.

   Tapi begitu keluar dari Siau lim si, kawanan jago tadi segera menyebarkan diri dan hilangkan jejak masing-masing.

   Waktu itu Ngo Cun ki menyamar sebagai seorang gadis dusun dan menempuh perjalanan bersama si pelajar rudin.

   si pelajar rudin sendiri menyamar sebagai tukang obat yang rudin wajahnya yang memelas memang cocok dengan peranan yang dibawakan olehnya.

   Mereka berdua khusus menempuh jalan yang sepi yang jarang dilalui manusia.

   sedang tugas yang dibebankan kepada mereka berdua adalah menghantam setiap jago partai kupu-kupu yang berada pada kawasan terdepan dari selat Pek hong sia, entah banyak atau sedikit, tangguh atau lemah, mereka diwajibkan untuk menyikat mereka semua sampai ludes.

   sambil mengawasi orang dijalanan, kedua orang itu menempuh perjalanan dengan cepat sekali.

   Berbicara soal ilmu meringankan tubuh serta kesempurnaan dalam ilmu silat tentu saja Ngo Cun titak bisa menandingi si pelajar rudin, namun si pelajar rudin tidak mempunyai kebiasaan berlomba dengan kaum wanita maka sedapat mungkin ia selalu membiarkan Ngo Cun ki berjalan lebih dulu dan sama sekali tak berniat melampauinya.

   Tiba-tiba Ngo Cun ki berkata sambil tertawa manis .

   "Cianpwee dengan menempuh perjalanan bersamaku tentu kau merasa tersiksa bukan?"

   "Apa maksud perkataanku itu?"

   Seru si pelajar rudin sambil mendelik, Ngo Cun ki kembali tertawa.

   "Ilmu meringankan tubuh yang cianpwee miliki telah mencapai tingkat kesempurnaan, bila bukan gara-gara aku, mungkin kau sudah berada puluhan li dari sini"

   Diumpak dengan kata-kaTayang manis, si pelajar rudin merasa kegirangan setengah mati, segera serunya sambil tertawa .

   "Baik sewaktu dibukit Tiong lam san maupun selama berada digunung siong san, kau selalu berhasil menonjolkan diri secara mantap. aku yakin sehabis peristiwa besar ini, pamor Hoa san pay kalian bakal melampaui nama besar siau lim pay"

   "Aaaah, cianpwee kelewat memuji"

   Buru-buru Ngo Cun ki berseru.

   "Boanpwee tak berani menerima penghormatan sebesar ini, Siauli sebagai orang muda yang menjabat kedudukan tinggi dalam Hoa san pay, Cuma berharap bisa memperlihatkan sedikit kemampuan agar tidak dihina dan ditindas oleh pihak yang kuat, asal keadaan ini sudah terwujud maka siauli pun sudah merasa puas sekali"

   Si pelajar rudin tertawa tergelak.

   "Kau tak usah merendah lagi, Hoa san pay yang dipimpin seorang ketua hebat macam dirimu sudah pasti akan melambung tinggi, kalau dibilang ada orang berani menindas kalian .. aku rasa tak seorangpun yang akan mempercayainya."

   Kemudian setelah berhenti sejenak, tanyanya lagi sambil tertawa .

   "Tapi apa sebabnya kau memilih untuk menempuh perjalanan bersama aku si pelajar rudin?"

   "Masa kau orang tua tak bisa mengetahuinya?"

   Ngo Cun ki tertawa semakin manis.

   "Aku si pelajar rudin benar-benar tak dapat menduganya."

   "PErtama karena kau orang tua mempunyai watak yang baik, mudah bergaul dan tidak suka menunjukkan soknya sebagai seorang cianpwee, kedua hal inipun merupakan keinginan pribadiku sendiri"

   "Apa sih keinginan pribadimu itu?"

   "Cianpwee memiliki ilmu silat yang sangat hebat, bila suatu ketika Hoa san pay menemui kesulitan, boanpwee percaya kau orang tua pasti tak akan berpeluk tangan saja bukan? Kau tentu akan mengingat-ingat persahabatan pada hari ini dengan membantu pihak Hoa san pay kami, bukan?"

   Mendengar perkataan ini kembali si pelajar rudin tertawa bergelak "Kau memang sangat pandai berbicara, aku si pelajar rudin benar-benar merasa kagum dan takluk kepadamu"

   Dalam waktu singkat dia merasakan hatinya benar-benar sangat nyaman dan hangat. Tak selang berapa saat kemudian Ngo Cun ki kembali bertanya .

   "Cianpwee apakah kau tinggalkan keempat budak asing itu dikuil siau lim si?"

   Si pelajar rudin mengangguk.

   "Ilmu silat mereka amat rendah, tak cukup untuk mengikuti rencana besar ini, karenanya terpaksa harus ditinggal di siau lim si?"

   "Maaf, kalau boanpwee banyak mulut, aku rasa keempat orang itu rada kurang sesuai untuk tinggal disitu?"

   "Kenapa?"

   "Jiwa mereka sempit, wataknya tak stabil, besar kemungkinan akan berhianat dimasa depan, apalagi sifat mereka pun buas dan jahat, tidak mudah bergaul dengan masyarakat."

   "Ketajaman mata Ngo ciangbunjin memang sungguh mengagumkan."

   Puji si pelajar rudin sambil mengangguk.

   "Penglihatanmu memang benar tapi .., apa boleh buat, karena sesungguhnya keempat orang itu adalah pembantu-pembantu Kho Beng."

   "oooh, sebenarnya apa yang terjadi?"

   Tanya Ngo Cun ki tertegun.

   secara tingkas si pelajar rudin segera menceritakan keadaan yang sebenarnya, sebagai akhir dari cerita tersebut, kedua orang itu saling berpandangan sambil tertawa terbahak-bahak.

   Matahari pelan-pelan bergeser kelangit barat, mereka berdua sudah mulai memasuki kawasan bukit Hu goa san.

   Dengan suara serius Ngo Cun ki segera berkata .

   "Dewasa ini kita telah memasuki kawasan Hu goa san, ini berarti kita pun harus berganti sebutan-"

   
Kedele Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Kemudian dengan suara yang manis dan lembut, serunya .

   "Ayah.."

   "Ada apa anakku?"

   Kedua orang itu kembali berpandangan sambil tertawa, namun langkah perjalanan mereka pun segera diperlambat, pelan-pelan mereka mendekati selat Pek hong sia.

   sepenanak nasi kemudian mereka telah sampai didepan mulut selat tersebut, ternyata sesuai dengan apa yang dilukiskan Kim Cuncu dari kejauhan sudah terlihat bahwa alat itu mengerikan sekali.

   Tatkala mereka berdua masih celingukan, mendadak tampak seorang pendeta tua yang berkaki korengan, dengan mengenakan jubah yang amat dekil sedang berjalan pada arah sepuluh kaki disebelah kanan.

   Hampir saja si pelajar rudin tertawa geli melihat tampang pendeta itu, sebab dia segera mengenalinya sebagai hwesio daging anjing.

   sementara itu-jarak dengan selat Pek hong sia makin dekat, kedua orang itu mulai memasuki mendaki bukit disisi selat tersebut, namun mereka mendaki dengan bersusah payah, sengaja berlagak seolah-olah tidak memiliki ilmu silat.

   selain itu, Ngo Cun ki berbisik pula .

   "Ayah, sulit benar untuk mendaki bukit ini."

   "Nak, berhati-hatilah,"

   Sahut si pelajar rudin dengan suara parau.

   "SEkali kita daki bukit ini, mungkin akan ditemukan jalan menuju keluar bukit."

   "Ayah "kembali Ngo Cun ki mengomel.

   "Bukankah kau bilang hapal sekali dengan daerah sekitar sini, kenapa kita bisa tersesat jadinya?"

   Si pelajar rudin segera menghela napas panjang .

   "Aaaai, aku pernah kemari pada sepuluh tahun berselang, sekarang sepuluh tahun sudah lewat, bukit ini seperti berubah saja tak heran kalau kita menjadi tersesat."

   "Aku sudah tak sanggup lagi untuk meneruskan perjalanan ."

   Keluh Ngo Cun ki dengan kening berkerut.

   "Begini saja, bagaimana kalau kita beristirahat dulu sebelum melanjutkan perjalanan."

   "Aku pun lapar ."

   "Itu mah bukan masalah, ayah membawa ransum kering, kita dpat bersantap dulu sambil beristirahat."

   Maka dia pun mengeluarkan kantong ransum dari punggungnya dan mereka berdua mulai bersantap dibukit tersebut.

   Mendadak .

   Tampak bayangan manusia berkelebat lewat, seorang nona berusia dua puluh tahunan telah melayang turun dihadapan mereka.

   Ngo cun ki segera berlagak kaget dan berteriak .

   "Ayah, ada orang .."

   "Malah kebetulan kalau ada orang,"

   Sahut si pelajar rudin sambil tertawa.

   "Kita bisa minta petunjuk kepadanya."

   Buru-buru dia berpaling kearah gadis berpedang itu dan sapanya .

   "Nona, apakah kau tinggal dibukit ini?"

   Gadis itu sama sekali tidak menjawab pertanyaan tersebut, sebaliknya malah menegur dengan suara dalam.

   "siapakah kalian?"

   Si pelajar rudin menghela napas panjang .

   "Aaaai, kami hanya seorang pengembara yang hidup terluntalunta, selama ini kami mencari sesuap nasi dengan menjual obat, aaai dalam sepuluh hari kadangkala sembilan hari tak bisa makan hingga kenyang."

   "oooh, rupanya kalian adalah penjual obat keliling?"

   Paras muka gadis tadi kelihatan lebih cerah.

   "Yaa benar, kalau nama yang lebih sedap didengar memang si penjual obat keliling, tapi kalau yang tingin didengar adalah si peminTa yang terlunta-lunta."

   Sambil tertawa dingin gadis itu berseru lagi .

   "Kalau dilihat keadaanmu yang begitu miskin mungkin ilmu pengobatanmu terlalu rendah sehingga tak ada yang berani mengundangmu"

   "oooh, tidak mungkin, bukan begitu-jalan ceritanya."

   Buru-buru si pelajar rudin menggoyangkan tangannya berulang kali.

   "Lantas bagaimana ceritanya?"

   Tanya nona itu sambil tertawa.

   "Yang kupelajari kebanyakan adalah ilmu menyambung tulang patah atau mengobati luka-luka digigit binatang berbisa dan lain sebagainya, padahal kebanyakan penderita sakit dikota adalah muntaber, itulah sebabnya kepandaianku jarang sekali dimanfaatkan orang."

   "Kau dapat menyembuhkan luka akibat digigit ular berbisa?"

   Gadis itu menegaskan.

   "Justru kepandaian semacam inilah merupakan andalanku, baik digigit ular berbisa maupun binatang berbisa lainnya, asal sudah kuberi obat pasti akan sembuh dengan cepat."

   "Bagus sekali, cepat turut aku"

   "Apakah ada orang disengat kelejengking?"

   Tanya si pelajar rudin dengan kening berkerut.

   "Hmmm, bukan disengat kelejengking tapi digigit ular berbisa."

   Tanpa banyak berbicara lagi dia segera menarik kedua orang itu dan berjalan menuju kedepansepuluh kaki kemudian mereka sudah mendengar suara orang sedang merintih, rupanya ada orang yang benar-benar tergeletak dibalik batuan besar.

   si pelajar rudin Ho heng mulai merasa serba salah, sebab dalam buntalannya sekarang sama sekali tidak membawa bahan obatobatan, diapun tidak mengerti bagaimana cara mengobati luka bekas gigitan ular berbisa, Ngo Cun ki dapat menyaksikan kesulitan yang dihadapi si pelajar rudin Ho heng, sambil tertawa dia segera maju kedepan lebih dulu.

   Dengan kening berkerut gadis tadi segera membentak.

   "Hey siapa suruh kau berebut maju? sebetulnya ayahmu yang akan mengobati atau dirimu?"

   "siapa saja bisa melakukan pengobatan,"

   Sahut Ngo Cun ki sambil tertawa.

   "Tapi menurut jenis kelamin si penderita maka sepantasnya aku yang turun tangan sebab dia adalah wanita, ayahku tak senang mengobati perempuan, aku takut bila dipaksakan maka akhirnya akan salah obat atau timbul kejadian lain yang kurang enak."

   Ternyata orang yang tergeletak diantara batuan memang tak lain adalah seorang wanita.

   "Mengapa begitu?"

   Tanya si nona keheranan.

   Ngo Cun ki mengerling sekejap kearah si pelajar rudin lalu menjawab sambil tertawa.

   "setiap bertemu dengan perempuan, ayahku langsung saja merasa gugup, maka akibatnya semua ilmu pengobatannya jadi terlupakan sama sekali, tentu saja hal demikian paling mudah menimbulkan gejala lain."

   "Apakah kau yakin bisa mengobati lukanya itu?"

   Tanya gadis tersebut kemudian sambil tertawa. Ngo Cun ki ikut tertawa lebar.

   "Asalkan hanya digigit ular berbisa, kujamin lukanya pasti sembuh tapi jika isi perutnya menderita penyakit lain, aku tak berani menjamin."

   "ooooh, jangan kuatir, ia sama sekali tidak menderita luka yang lain, gara-gara kurang cermat tadi tubuhnya terpatuk seekor ular yang berbisa."

   Ngo Cun ki segera berjongkok sambil melakukan pemeriksaan, tampak olehnya perempuan itu berusia tiga puluh tahunan, kaki kanannya yang terluka oleh gigitan ular dan berada dalam keadaan tak sadar, wajahnya pun kelihatan bersemu hitam.

   Dengan nada menyelidik Ngo Cun ki segera bertanya .

   "Apakah disini hanya terdapat kalian berdua?"

   Mendadak gadis itu membentak keras .

   "Lebih baik kau jangan banyak bertanya, cepat obati luka tersebut, yang penting toh kami akan memberi uang kepadamu?"

   "oooh, tentu saja luka tersebut segera akan sembuh sekali."

   Kemudian sambil berpaling ia berkata lebih jauh.

   "Aku hendak mengeluarkan racun dari tubuhnya lebih dulu, bersediakah nona untuk membantu?"

   Gadis itu menurut dan segera berjongkok katanya .

   "Apa yang mesti kulakukan?"

   "Coba tekanlah kedua sisi mulut luka tersebut"

   Gadis tersebut sama sekali tidak menaruh curiga, sepasang tangannya benar-benar diletakkan pada kedua sisi mulut luka perempuan tersebut, dengan suatu gerakan cepat Ngo Cun ki segera menotok jalan darahnya.

   setelah musuh roboh, si pelajar rudin baru memuji sambil tersenyum .

   "Ngo ciangbunjin, cara kerjamu memang hebat dan cekatan"

   Ngo Cun ki celingukan sekejap disekeliling tempat itu, kemudian katanya .

   "Pendengaran serta penglihatan cianpwee sangat lihai, apakah kau berhasil menjumpai jejak musuh di sekitar sini?"

   Dengan cepat si pelajar rudin menggelengkan kepalanya berulang kali, katanya .

   "Paling tidak dalam jarak lima puluh kaki dari sini bisa diketahui tiada bayangan manusia dari sini bisa diketahui bahwa jago yang dikirim partai kupu-kupu ketempat ini tidak banyak jumlahnya,"

   "heran kenapa mereka Cuma mengirim kaum wanita saja kemari?"

   Ngo Cun ki berpikir sebentar, kemudian sahutnya .

   "Bisa jadi orang-orang ini adalah anak buah dewi In un, ditinjau dari situasi bisa disimpulkan juga bahwa pemimpin dari kawanan jago musuh ditempat ini tak lain adalah Dewi In un."

   "Diantara kedua orang wanita tadi, tentunya tak ada yang bernama Dewi In Un bukan?"

   Tanya si pelajar rudin dengan kening berkerut.

   "Tentu saja tak mungkin ada"

   Sahut Ngo Cun ki tertawa.

   "Kalau Dewi In Un yang terpagut ular, tak mungkin kaki tangan partai kupu-kupu hanya berpeluk tangan belaka dan membiarkan racun ular bekerja didalam tubuhnya."

   Setelah berhenti sejenak, dia melanjutkan .

   "Menurut penilaian boanpwee, gadis yang kutotok jalan darahnya tadi pasti telah melapor kepada Dewi In Un bahwa rekannya terpagut ular berbisa. Tapi karena Dewi In Un masih berada dibawah bukit mengatur persiapan, maka ia tidak memberikan pengobatan sama sekali."

   "Benar-benar luar biasa"

   Seru si pelajar rudin sambil membelalakkan matanya lebar-lebar.

   "Kau Nampak seperti menyaksikan sendiri peristiwa tersebut."

   Kembali Ngo Cun ki tersenyum.

   "orang yang tergigit ular itu nampaknya sudah tak tertolong lagi, sebab racun ular telah tersebar luas keseluruh tubuhnya, berdasarkan keadaan tersebut, paling tidak ia sudah terpagut ular setengah jam berselang, sedang rekannya sigadis tadi sudah pasti tak berani berdiam diri saja dan melaporkan kejadian ini kepada Dewi In Un, tapi kenyataannya setengah jam sudah lewat sedang Dewi In Un belum datang kemari, dari sini dapat disimpulkan pula kalau Dewi In Un sudah mengambil keputusan tidak mengurusi keadaannya lagi."

   "Ehmm, masuk diakal, tapi kenapa begitu?"

   Tanya si pelajar rudin tak habis mengerti. Ngo Cun ki tertawa dingin.

   "Tentu saja hal ini menyangkut soal waktu, kini lohor sudah menjelang tiba, andai kata Chee Tay hap berhasil menipu para jago yang berkumpul di siau lim si berarti saat ini mereka sudah akan berdatangan kemari, tentu saja Dewi In Un tak ingin membocorkan rahasia mereka gara-gara mengurusi seorang anak buahnya, tentu saja terpaksa dia harus mengorbankan jiwa anak buahnya itu."

   "Ya a, betul-betul, lantas apa yang mesti kita perbuat sekarang?"

   "Harap cianpwee perhatikan baik-baik apakah disekeliling sini masih ada orang, kemudian biar kulakukan pemeriksaan disekitar sini, jelas sudah kedua orang itu satu kelompok dan mereka mempunyai tugas tertentu disini."

   Si pelajar rudin tak banyak berbicara lagi, dengan cepat dia memasang telinga untuk memeriksa keadaan diseputar sana, dalam waktu singkat ia sudah mendapatkan kenyataan bahwa disekitar sana tak ada orang laini sementara Ngo Cun ki juga mulai melakukan pemeriksaan disekeliling bukit tadi.

   Tak lama kemudian ia menemukan segundukun tanah yang gembur ditutup dengan rumput liar, sewaktu ditarik rumput tersebut berguguran semua dan muncullah sebuah sumbu berwarna hijau yang amat panjang.

   si pelajar rudin segera memburu kedepan lalu dengan setengah rasa gembira dan setengah terkejut ia berseru .

   "Ternyata dugaan Ngo ciangbunjin memang tepat sekali."

   Sesudah menghembuskan napas panjang, kembali katanya .

   "Andaikata Ngo cianbunjin tak berhasil membongkar rahasia ini, mungkin sulit bagi kami semua untuk lolos dari musibah ini."

   Ngo Cun ki segera menutup kembali sumbu tadi dengan rumputrumputan, kemudian setelah berpikir sebentar katanya.

   "Entah berapa banyak orang yang ditempatkan disekeliling selat Pek hong sia ini, terutama kehadiran Dewi In Un disini."

   "Aku dengar ilmu silat yang dimiliki Dewi In Un masih sedikit dibawah kemampuan tua Bangka Uisik kong, ini berarti susah bagi pihak kita untuk menandingi kemampuannya, bila sampai terjadi bentrokan kekerasan, akibatnya .."

   "Aku rasa paling tidak barisan Kim kong tin dari siau lim pay masih bermanfaat untuk mengurungnya."

   Sela Ngo Cun ki sambil tertawa.

   "Hmmm, berbicara sejujurnya, aku kurang begitu yakin dengan kemampuan kawanan hwesio tersebut."

   Sementara itu Ngo Cun ki sudah selesai memperhatikan sekejap sekitar sana, katanya tiba-tiba .

   "Cianpwee mari kita lanjutkan perjalanan keatas"

   Maka mereka berdua pun ebrgerak menuju keatas bukit.

   Kali ini mereka sama sekali tidak menyembunyikan jejak tapi berlagak seperti orang yang tak mengerti ilmu silat, gerak-geriknya amat payah dan mempergunakan tenaga, sambil menyeka keringat sambil berjalan, orang akan merasa kasihan melihat cara berjalan kedua orang tersebut.

   Tak lama kemudian terdengar suara orang berbatuk dari balik batu besar disisi bukit.

   Kedua orang itu sama-sama tertegun- lalu Ngo Cun ki berlagak berseru gembira.

   "Ayah, agaknya disitu ada orang, mari cepat kita Tanya jalan kepadanya."

   Kedele Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   "Baiklah, tapi betulkah kau mendengar ada suara manusia?"

   "Mungkin saja, telingaku rasanya masih lebih tajam daripada pendengaran ayah."

   "Aaai, dasar sudah tua, telinga dan mata ku makin lama semakin tak berguna."

   Sambil berkata pelan-pelan mereka berjalan mendekati batu besar itu.

   Namun setibanya dibela kang batu tersebut hampir saja mereka berdua tertawa karena geli, ternyata orang yang bersembunyi disitu adalah Bu wi lojin serta ketua Bu tong pay Hiam im totiang.

   Kedua orang itu menyamar sebagai pemburu tua yang miskin, ditangan mereka membawa senjata garpu, sementara disisinya terkapar dua orang kakek berbaju ungu yang tertotok jalan darahnya, jelas kedua orang itu adalah anggota partai kupu-kupu.

   "Kalian cepat kemari."

   Bisik Bu wi lojin sambil menggapai. Cepatcepat si pelajar rudin berjongkok sambil berkata .

   "Ancaman bahaya terhadapmu paling besar, kau tahu siapa yang telah dikirim pihak partai kupu-kupu untuk mengatur perangkap dan obat peledak ditempat ini"

   "Dewi In Un, malah aku sempat bertemu dengannya"

   Bu wi lojin manggut-manggut.

   "Kau telah bersua dengannya?"

   Tanya si pelajar rudin terkejut. Bu wi lojin tertawa.

   "Benar, kami saling berpapasan muka namun ia tidak melihat diriku, sayang aku pun tidak membayangkan sampai kesitu, kalau tidak. pasti akan kukenakan topeng kulit manusia agar gerak-gerikku lebih leluasa lagi.

   "

   "Tahukah cianpwee, Dewi In Un menuju kearah mana?"

   Bu wi lojin segera menunding kemuka, katanya .

   "Tadi ia telah munculkan diri dari jarak sepuluh kaki, aku rasa jaraknya dari sini pasti tak terlalu jauh."

   Dengan kening berkerut ketua Bu tong pay Hiam im totiang berkata .

   "Kawasan sana merupakan tanggung jawab ketua Tay khek kun sam liu serta ketua Tong ting pang Kongsun Jiang, tapi hingga sekarang belum ada kabar berita dari mereka, entah bagaimana keadaannya? Aaai, membuat hati orang menjadi risau saja."

   "Baik ada suara atau tidak belum cukup nyata untuk membuktikan keadaan yang sudah terjadi, apalagi dari pihak manapun yang berhasil dengan serangannya, tak nanti mereka akan bersuara, Cuma ."

   Setelah berhenti sejenak, ia melanjutkan .

   "Bila Bu ciangbunjin dan Kongsun pangcu sudah dipecundangi musuh, sudah pasti Dewi In Un akan melakukan pemeriksaan secara diam-diam."

   Belum habis perkataan itu diucapkan dari kejauhan sana sudah terdengar suara langkah manusia.

   "Cepat bersembunyi."

   Bu wi lojin segera berseru. si pelajar rudin dan Ngo Cun ki tak berani berayal, serentak mereka menyembunyikan diri dibelakang batu. Tak lama kemudian tampak seorang pelayan berbaju biru munculkan diri disitu dan berseru kearah balik batu .

   "siancu sedang mengadakan pemeriksaan, kalian cepat keluar"

   Tanpa menanti jawaban, dia melanjutkan perjalanannya kedepan. Ngo Cun ki segera berbisik kepada si pelajar rudin .

   "Dayang itu tak boleh dibiarkan hidup, cianpwee."

   Si pelajar rudin mengangguk tanda mengerti, dengan cepat dia melompat bangun dan menerjang kemuka dengan mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya, dalam waktu sekejap dia telah berhasil menotok jalan darahnya dan menyeret dayang itu menuju kebalik semak.

   Namun ia sama sekali tidak balik kembali ketempat semula, sebab Dewi In Un telah munculkan diri disitu.

   Tampak perempuan itu berjalan mendekat dengan tergesa-gesa dikawal oleh dua nenek.

   Mungkin keadaan yang gawat, sehingga ia tak sempat melakukan perubahan untuk mengatasinya, maka Dewi In Un segera membentak setibanya didepan batu tersebut.

   "Tan huhoat, ong huhoat dimana kalian?"

   Tiada jawaban dari balik batu namun segulung kabut putih menyebar luas dari sana.

   Kebetulan jawaban dari balik batu namun segulung kabut putih menyebar luas dari sana.

   Kebetulan Dewi In Un berdiri berhadapan dengan arah angin maka dalam waktu singkat kabut putih tersebut telah menyebar luas selebar dua kaki persegi.

   Dengan perasaan terkejut Dewi In un segera berseru .

   "Cepat menyingkir"

   Seraya berseru dengan cepat dia melayang mundur sejauh tiga kaki dari pos isi semula dan melompat kebalik batu besar.

   Ternyata gerakan tubuh kedua orang nenek itupun sangat hebat, hampir bersamaan mereka sama-sama telah melompat pula kebelakang batu.

   Dengan demikian betapapun banyaknya akal muslihat Ngo Cun ki, ia tak mampu lagi untuk menggunakan siasatnya guna melumpuhkan lawan- Bersamaan itu- juga dapat disimpulkan bahwa ketua tay khek bun serta ketua Tong ting pang telah jatuh ketangan musuh.

   sementara itu Dewi In Un telah berseru sambil tertawa seram.

   sementara itu si pelajar rudin Ho heng telah menyusul datang setelah menyaksikan jejak rekannya ketahuan- "sungguh tak disangka diantara kalian terdapat tokoh yang lihai sehingga rencana partai kupu-kupu kami bisa dibongkar."

   Setelah memandang sekejap dengan suara dingin kembali dia berseru lantang .

   "Ehmm, Bu wi lojin, Hiam im totiang ..siapakah bocah perempuan ini?"

   Sambil tertawa dingin Ngo Cun ki berkata .

   "Nonamu bernama Ngo Cun ki, kini menjabat sebagai ketua Hoa san pay."

   Rupanya dalam keadaan terdesak tadi ia telah melepaskan segenggam dupa pemabuk Ang hun hiang, tapi diapun mengerti bahwa hasilnya tak dapat diharapkan apalagi dalam keadaan yang sama sekali tak terduga, hal ini membuatnya sedikit rada rikuh.

   sambil tertawa dingin Dewi In Un berkata .

   "Tak kusangka semua yang hadir disini hari ini adalah jago-jago kelas satu dari dunia persilatan, pertemuan hari ini pasti akan meriah sekali."

   Kemudian sambil menatap wajah Ngo Cun ki lekat-lekat, terusnya .

   "Tapi aku menaruh perhatian yang paling khusus terhadapmu seorang, aku dengar kau berhasil menggagalkan rencana kami sewaktu berada di Tiong lam san, kalau begitu peristiwa hari inipun pasti merupakan usulmu bukan?"

   "Benar"

   Ngo Cun ki tertawa lebar.

   "Memang akulah yang telah membuka rencana busuk kalian dan merusak siasat licik ini."

   "Hmm, tak nyana kau berani mengakuinya secara jujur."

   "Berapa banyak jago yang kau bawa serta hari ini?"

   "oooh, banyak sekali, setiap jago yang menganggap dirinya merupakan bagian dari dunia persilatan hampir semuanya telah berdatangan kemari, bila kau mulai menyesal sekaranglah saat yang paling tepat."

   Lalu setelah berhenti sebentar, dengan suara dalam ia melanjutkan .

   "Kalau tidak. bila sudah tertawan nanti mungkin sikap kami tak akan seramah sekarang."

   Dewi In un tertawa terkekeh-kekeh .

   "Haaahh . Haahhh .. haaahh .kalian anggap kemenangan pasti berada dipihakmu"

   Dengan suara dalam Ngo Cun ki berkata .

   "sejak dulu hingga kini, pihak sesat pasti akan kalah dan tumpas, jangan lagi rencana busukmu sudah terbongkar, sekalipun rencanamu itu belum diketahuipun dibawah keroyokan seluruh umat persilatan, tak mungkin usaha kalian akan mencapai hasil."

   Dengan suara yang menyeramkan Dewi In Un berkata .

   "Tujuh partai besar, jago-jago dari empat penjuru maupun kawanan jago silat kenamaan dari dunia persilatan belum ada seorang pun yang kupandang sebelah mata, hmmm, akan kulihat siapa saja yang mampu melawan kekuatan partai kupu-kupu kami?"

   Si pelajar rudin mendengus dingin.

   "Hmmm, lebih baik kau jangan mengibul dulu, ketahuilah dalam pertemuan diTiong lam san ayahmu sendiri sudah menderita kekalahan, apalagi Cuma manusia semacam kau. Hmmm, andaikata umat persilatan belum bersatu padu masih agak mending, tapi sekali telah bersatu maka tiada manusia sesat didunia ini yang mampu menanggulanginya"

   Dewi In Un menjadi amat gusar teriaknya.

   "setelah mampus nanti kau bakal tahu akan kelihaian kami, aku ingin bertanya, apa sih yang kalian andalkan?"

   Namun sebelum semua orang menjawab, dia telah melanjutkan lebih jauh.

   "Mungkin Kho Beng serta keturunan dari tiga dewa?"

   Ngo Cun ki balas mendengus.

   "Hmmm, bila partai kupu-kupu belum juga mau sadar dan kembali kejalan yang benar mungkin kalian akan mengulangi kembali sejarah seabad berselang."

   "Tapi sayang Kho Beng dan keturunan tiga dewa yang kalian andalkan itu sekarang telah berubah menjadi abu dan entah sudah tersebar sampai dimana"

   Jengek Dewi In Un sambil tertawa.

   "omong kosong, hal ini tak mungkin terjadi"

   Teriak si pelajar rudin dengan penuh amarah.

   "Tidak percaya pun bukan masalah, karena apa yang kukatakan sebenarnya merupakan suatu kejadian yang nyata."

   Sesudah berhenti sejenak, sambil tertawa ia melanjutkan .

   "Didalam gua pengikat cinta telah disekap encinya Kho Beng, kakek tongkat sakti serta Chin sian kun, orang-orang tersebut merupakan orang yang hendak mereka tolong, maka atas permintaan Kho Beng, Thian cun yang yang mengetahui seluk beluk alat rahasia pasti akan mengajak rekan-rekannya pergi kegua tersebut untuk melakukan operasi pertolongan."

   Sambil tertawa dingin Ngo Cun ki menyela .

   "Kalau memang Thian cun yang cianpwee menguasai ilmu alat rahasia, sudah pasti ia dapat menghancurkan pertahanan gua pengikat cinta tanpa mengalami kejadian diluar dugaan."

   "Haaah . Haahh .haahh perkataan itu memang benar"

   Kata Dewi In Un lagi sambil tertawa tergelak.

   "Justru kami telah memanfaatkan keadaan tersebut, dengan diprakarsai Thian cun yang yang mengusai ilmu alat rahasia, mereka pasti akan berusaha menerobos masuk kedalam gua tersebut, siapa sangka dalam barisan Pat kwa dan Ji gi kami justru sudah tambahkan dengan barisan Jit coat tin, nah bayangkan sendiri siapakah yang mampu keluar lagi dari gua tersebut?"

   Diam-diam Ngo Cun ki merasa amat terperanjat, namun diluar ia sengaja tertawa paksa, katanya .

   "sekalipun apa yang kau katakan merupakan kenyataan, namun ada satu hal belum kau ketahui secara jelas yakni soal hukum langit, bila Kho Beng serta keturunan dari tiga dewa benar-benar tewas dibukit Cian san, maka didunia ini tidak berlaku lagi hukum alam"

   Dewi In Un agak tertegun, lalu serunya sambil mendengus .

   "Mungkin saja disinilah letaknya hukum alam tersebut, paling tidak bibit penyebab yang ditanam seabad berselang kini harus menerima buah akibatnya."

   Kemudian setelah berhenti sejenak dengan suara dalam dia menambahkan .

   "Masalah tersebut bukan persoalan yang perlu kita bicarakan saat ini, sekarang yang perlu kita bahas adalah nasib kalian selanjutnya, Ngo Cun ki, semua orang boleh kulepaskan tapi kau jangan mimpi bisa lolos dari cengkeramanku."

   Ngo Cun ki segera tertawa lebar, jengeknya .

   "susah untuk menduga setiap perubahan yang terjadi didunia ini, sebelum menang kalah diketahui aku rasa terlalu awal bila kau berkata demikian."

   "Jadi kau mengira kalian bisa mengungguli diriku?"

   Jengek Dewi In Un sambil tertawa dingin.

   "Jadi kau anggap pasti menang?"

   Ngo Cun ki balas mengejek sambil tertawa.

   "Aku rasa persoalan ini perlu kita buktikan dalam kenyataan, Nah Ngo Cun ki, tahukah kau apa yang hendak kuperbuat terhadap dirimu?"

   Ngo Cun ki tertawa terkekeh-kekeh .

   "Bila kau berhasil menduduki posisi diatas angin, maka semua kulit dan daging menjadi milikmu, mau dibunuh dicincang terserah kepadamu sendiri, sebaliknya bila kau yang menduduki posisi dibawah angin, tahukah kau apa akibat yang bakal kau rasakan?"

   Dewi In Un mendengus .

   "Hmmm, apalagi selain sesuai dengan ucapanmu tadi, terserah apapun yang akan kalian perbuat."

   "Lalu dengan cara apa kau hendak menentukan menang kalah tersebut? Dengan pertarungan kekerasan?"

   Dewi In Un tertawa tergelak .

   "Haaahh haahh haahhh .dengan cara apapun yang hendak dilakukan mungkin kalian semua bukan tandinganku."

   Kemudian dengan suara dalam ia kembali membentak .

   "Ngo Cun ki, aku hendak meringkus dirimu paling dulu"

   "aku rasa tak akan segampang yang kau katakan, jelek-jelek begini aku masih terhitung seorang ketua partai"

   Dewi In Un tertawa seram, tiba-tiba bentaknya .

   "Nenek penunjang langit dan perata bumi, cepat kalian ringkus bocah perempuan itu, tapi ingat, jangan dibunuh, aku tak bisa membiarkan dia mampus dengan begitu saja."

   Kedua orang nenek tua itu menyahut dan pelan-pelan berjalan mendekati Ngo Cun ki, setiap langkah kaki mereka berdua segera meninggalkan bekas sedalam tiga inci diatas permukaan tanah, sementara ujung baju mereka pun menggelembung besar, dalam sekilas pemandangan saja dapat diketahui bahwa mereka adalah jago-jago berilmu tinggi? sementara itu Dewi In Un telah mengundurkan diri kesisi arena dan menyaksikan peristiwa tersebut dengan senyuman dikulum.

   si pelajar rudin, Bu wi lojin serta Hian im totiang merasa terkejut sekali, karena mereka tahu secara pasti bahwa Ngo Cun ki bukan tandingan dari kedua orang nenek tersebut.

   Namun untuk sesaat pun mereka merasa sangsi, haruskah turun tangan membantu ataukah lebih baik berdiam diri saja? sebaliknya Ngo Cun ki nampak amat tenang, malah ujarnya sambil tertawa hambar .

   "Terima kasih banyak atas perhatian siancu terhadap diriku, dengan menganggap diriku sebagai musuh yang utama, Ngo Cun ki merasa amat berbangga hati tentu saja akan kutemani mereka untuk bermain beberapa gebrakan lebih dulu."

   Kemudian sambil berpaling kearah Bu wi lojin dan si pelajar rudin sekalian, katanya lagi sambil tertawa .

   "Biar aku Ngo Cun ki yang turun tangan pada babak pertama ini, silahkan cianpwee sekalian mundur sedikit agak jauh."

   Sementara itu kedua nenek tersebut sudah berada lima depa dihadapannya, mendadak mereka mengayunkan tangan kanannya dan serentak mencengkeram bahu nona tersebut.

   Ngo Cun ki sadar bahwa kepandaian silat yang dimilikinya bukan tandingan lawan, maka ia tak menyambut datangnya ancaman tersebut, dengan cepat ia menarik diri sambil membungkukkan badan.

   Pertarungan semacam inijauh diluar kebiasaan, suatu pertarungan yang umum, bukan saja dua orang nenek itu menjadi tertegun semua penonton pun menjadi keheranan setengah mati.

   sebab tindakan Ngo Cun ki waktu itu tidak memberi perlawanan pun sama sekali tidak menghindar kebelakang, hal mana mendatangkan tanda Tanya besar bagi semua orang.

   


Seruling Perak Sepasang Walet -- Khu Lung Legenda Kematian -- Gu Long Pendekar Satu Jurus Karya Gan KL

Cari Blog Ini