Ceritasilat Novel Online

Anak Rajawali 21


Anak Rajawali Karya Chin Yung Bagian 21


Anak Rajawali Karya dari Chin Yung   "Suhu.. ooooohhhhh, hentikan.. kita orang sendiri..!"   Swat Tocu tambah heran.   Sedangkan biruang salju itu yang mendengar suara Ko Tie yang dikenalnya dengan baik, tiba-tiba memutar tubuhnya.   Tanpa memperdulikan lagi burung rajawali putih yang tengah menukik akan menyerangnya, biruang salju tersebut telah melompat menubruk Ko Tie, dipeluknya sambil mengeluarkan suara erangan.   Kemudian dia mengangkat tubuh Ko Tie, yang dilemparkannya ke tengah udara, tampaknya biruang salju itu girang sekali.   Ko Tie yang dilempar-lempar ke tengah udara, juga rupanya sangat gembira.   Tidak hentinya dia tertawa-tawa gembira.   Burung rajawali yang melihat perobahan keadaan seperti itu, seketika ragu-ragu hendak menerjang terus.   Dia telah berhenti menukik, hanya terbang berputaran belaka, karena dia melihat biruang putih itu yang bulunya seputih salju, tengah bermain dengan Ko Tie, pemuda yang dikenalnya juga.   Burung rajawali itu hanya memekik beberapa kali, seperti juga ingin menantikan perintah dari majikannya, yaitu Giok Hoa.   Di kala itu terlihat Giok Hoa semula kaget melihat bahwa Ko Tie telah ditubruk oleh biruang salju itu, yang kemudian memeluknya dan melemparkannya pemuda itu ke tengah udara berulang kali.   Semula dia menduga Ko Tie ingin diserang oleh biruang salju itu, dia sampai mengeluarkan seruan tertahan dan hendak memperingati Ko Tie agar berhati-hati.........   Namun dia jadi tercengang waktu melihat betapa dengan gembira antara biruang dengan pemuda itu tertawa-tawa, di mana Ko Tie yang dilempar-lempar ke tengah udara juga tertawa-tawa girang.   Dengan demikian, sama sekali tidak terlihat adanya permusuhan di antara mereka.   Waktu itulah Giok Hoa segera bersiul nyaring, memerintahkan rajawali putih itu agar menghentikan penyerangannya.   Dan burung rajawali putih itu, walaupun tidak mengerti mengapa majikannya perintahkan dia untuk tidak menyerang biruang itu lebih jauh, namun dia mematuhi perintah tersebut, maka dia telah terbang turun dan hinggap agak jauh dari Swat Tocu.   Hanya saja sinar mata burung itu memperlihatkan bahwa dia membenci Swat Tocu dan seperti bersiap siaga buat menyerang Swat Tocu, yang waktu itu masih mencekal tangan Giok Hoa.   Rupanya, tadi Swat Tocu telah menghantam dengan pukulan Inti Es nya, sehingga membuat burung rajawali itu selain menderita kesakitan, juga dia merasakan sayapnya seperti kaku dingin.   Hal itulah yang membuat Giok Hoa terpaksa melompat turun buat menempur Swat Tocu.   Siapa tahu, hanya beberapa jurus saja Giok Hoa telah dapat dirubuhkan oleh Swat Tocu, telah ditawannya.   Dengan demikian memperlihatkan bahwa kepandaian orang tua aneh itu memang sangat lihay dan tangguh sekali..   Dikala itu Ko Tie yang telah dilempar-lempar oleh biruang salju tersebut, telah merasa cukup, dia berkata.   "Pek-jie..! Turunkan aku..!"   Biruang putih itu rupanya masih juga belum puas.   Dia memang menurunkan Ko Tie, tetapi segera juga dia menciumi dan menjilati sekujur tubuh Ko Tie.Tampaknya dia sangat rindu sekali pada pemuda ini, dan dia telah melampiaskan rasa rindunya itu, telah bertemu dengan pemuda ini.   Ko Tie menepuk-nepuk punggung biruang salju itu, yang tidak lain memang biruang salju peliharaan Swat Tocu, di mana dia kemudian cepat-cepat menghampiri Swat Tocu, dan telah menekuk ke dua kakinya.   Dia berlutut di hadapan Swat Tocu, sambil memanggilnya.   "Suhu..!"   Dan menganggukkan kepalanya tiga kali, sebagai penghormatan seorang murid kepada gurunya.   Swat Tocu tersenyum, walaupun pada mukanya masih terlihat dia merasa heran karena tidak menyangka Ko Tie bisa berada di tempat itu.   Karenanya, dia telah bertanya dengan suara yang perlahan masih mengandung keheranan.   "Mengapa engkau di sini, Tie-jie?!" "Memang pertemuan kita ini secara kebetulan sekali, Suhu.. dan aku belum terlalu lama berada di gunung Heng-san ini karena teecu mendengar bahwa di Heng-san ini terdapat banyak tempat yang baik-baik, siapa tahu cocok dengan keinginan Suhu! Tidak teecu sangka bahwa Suhu akhirnya telah datang sendiri ke mari......!"   Menjelaskan Ko Tie. Swat Tocu mengangguk-ngangguk. Wajahnya masih tetap memerah segar dan sehat, tidak ada perobahan sedikitpun juga pada dirinya, di mana tampaknya Swat Tocu tidak mengalami kemunduran pada kesehatannya.   "Aku sendiri memang mendengar juga perihal tempat-tempat yang indah di Heng-san ini, dan karena sudah setahun engkau tidak datang berkunjung untuk melaporkan usahamu aku telah pergi sendiri ke mari.. Dari beberapa orang sahabat telah kudengar adanya tempat yang mungkin sesuai dengan keinginanku ini!"   Kata Swat Tocu menjelaskan. Setelah berkata begitu, Swat Tocu memperlihatkan perasaan heran. Dia bertanya.   "Tadi jika tidak salah kudengar bahwa engkau mengatakan bahwa kita adalah orang sendiri dengan gadis dan rajawali putih itu.....!" Ko Tie baru menghampirinya Tampaknya saja dan biruang mau telah salju menyahuti. memeluk ini masih Biruang salju punggung belum telah Ko puas Tie. untuk melampiaskan kerinduannya terhadap pemuda itu. Setelah balas mengangguk dan memeluk biruang saljunya, Ko Tie baru menyahuti pertanyaan gurunya tersebut, dia bilang.   "Ya, Suhu tentu tidakmenyangka bahwa gadis yang berada di dekat Suhu itu sesungguhnya cucu murid dari Sin-tiauw-tay-hiap Yo Ko..!"   "Apa?!"   Swat Tocu membuka matanya lebar-lebar, kemudian menoleh ke sampingnya, memandangi Giok Hoa, yang waktu itu tengah memandang Swat Tocu dengan mata mendelik mengandung kemarahan dan penasaran.   "Apakah kau tidak berdusta?"   "Ohh, mana berani teecu berdusta?"   Kata Ko Tie segera.   "Memang sesungguhnya gadis itu adalah cucu murid Sin-tiauw-tay-hiap Yo Ko....."   Swat Tocu menggeleng-gelengkan kepalanya.   "Aku tidak bisa percaya.. mungkin engkau telah tertipu. Setahuku Sin-tiauw-tay-hiap Yo Ko tidak menerima murid dan tidak memiliki cucu murid! Yo Ko juga sering memberitahukan kepadaku, bahwa ia hanya memiliki putera tunggal yang bernama Yo Him. Juga ia hanya memiliki seorang anak angkat."   Setelah berkata begitu, Swat Tocu memandang kepada Ko Tie dalam-dalam, kemudian baru berkata.   "Dan, kukira gadis ini hanya mendustai kau belaka, dia mengaku-aku belaka bahwa dia adalah cucu murid Yo Ko!"   Kata-kata itu disertai lirikannya pada Giok Hoa, namun dilanjutkan.   "Tetapi ilmu silat yang tadi dipergunakannya memang agak mirip juga dengan beberapa macam ilmu pukulan tangan kosong Yo Ko.."   Ko Tie tersenyum.   "Suhu yang mengatakan bahwa Sin-tiauw-tay-hiap Yo Ko memiliki seorang anak angkat bukan? Justeru nona Giok Hoa itu adalah murid dari puteri angkatnya Sin-tiauw-tay-hiap Yo Ko!"   Menjelaskan Ko Tie. Mendengar begitu, Swat Tocu membuka matanya lebar-lebar.   "Mari teecu perkenalkan Suhu dengan puteri angkat Sin-tiauw-tayhiap....."   Kata Ko Tie lagi sebelum Swat Tocu bisa membuka suara.   Waktu itu tampak Swat Tocu masih ragu-ragu namun dia telah melepaskan cekalannya pada tangan Giok Hoa.   Sedangkan Giok Hoa cepat-cepat melompat berdiri begitu tangannya dilepaskan dari cekalan orang tua yang liehay ini.   "Hmmm, tidak perlu kau bertemu dengan guruku, manusia seperti engkau tentunya tidak ada gunanya menemui guruku, hanya menimbulkan kerewelan belaka!"   "Nona Giok Hoa..!"   Kata Ko Tie cepat."Ini adalah guruku..!"   Tetapi Giok Hoa tampaknya masih tidak senang, dia bukannya memberi hormat seperti lazimnya. Malah dia telah berkata dengan tawar.   "Aku tidak perduli siapa dia, tidak hujan tidak angin dia telah menimpuk Pek-jie ketika tengah terbang di tengah udara membawaku dengan sebutir kerikil, sehingga Pek-jie kaget dan kesakitan..... Tentu saja Pek-jie telah menyerangnya, namun dengan mengandalkan kepandaiannya dia malah menawanku..... dan dia sengaja hendak mengadu Pek-jie dengan biruang keparat itu..!"   Sambil berkata begitu Giok Hoa telah menunjuk kepada biruang salju itu yang hanya mengeluarkan suara erangan perlahan waktu melihat Giok Hoa menunjuk ke arahnya. Ko Tie jadi serba salah, kemudian dia menoleh kepada gurunya, katanya.   "Suhu, maafkan nona Giok Hoa..... karena dia memang belum mengetahui siapa adanya suhu..! Swat Tocu tertawa tawar.   "Gadis itu terlalu temberang dan angkuh sekali, mungkin dia beranggapan menjadi cucu murid Yo Ko, maka kepandaiannya sudah nomor satu di dalam rimba persilatan, sudah tidak ada tandingannya lagi..... Dengan begitu dia jadi demikian angkuh dan sombong..!"   Mendengar perkataan Swat Tocu sesungguhnya Giok Hoa tidak puas.   Namun diapun tidak berani buat menyerang Swat Tocu lagi, mengumbar amarahnya, karena dia mengetahui lelaki tua yang aneh ini memang merupakan seorang yang sangat liehay sekali.   Tadi saja, dengan sangat mudah dan hanya beberapa jurus, dia telah kena ditawan.   Karenanya, dengan muka merah padam karena penasaran dan marah, Giok Hoa telah bersiul memanggil burung rajawalinya, agar mendekat padanya, kemudian dia melompat ke punggung rajawali itu, yang diperintahkannya agar terbang, Ko Tie menghela napas.   Baru setelah melihat gadis itu dibawa terbang jauh sekali, Ko Tie segera menjatuhkan dirinya berlutut di hadapan gurunya, katanya.   "Suhu, bagaimana kesehatan Suhu? Apakah selama ini Suhu dalam keadaan baik-baik saja?!"   Swat Tocu tersenyum, dia mengulurkan tangannya mengusapusap kepala muridnya.   "Muridku yang baik, ternyata engkau masih mau memperhatikan kesehatan gurumu, walaupun setahun lebih belakangan ini engkau tidak mau menjengukku!"   Mendengar perkataan gurunya, Ko Tie tertawa terpaksa, katanya.   "Karena terlalu repot mencari tempat yang sekiranya sesuai dengan keinginan Suhu, maka Teecu telah melalaikan tugas teecu buat menjenguk Suhu..... Ampunilah teecu, Suhu!"   "Sudahlah! Bagaimana keadaanmu belakangan ini? Apakah ilmu pukulan Inti Es mu telah memperoleh kemajuan?!"   Tanya Swat Tocu. Ko Tie mengangguk. "Ya, berkat didikan Suhu, maka ilmu silat teecu mengalami banyak kemajuan..!"   Menjelaskan Ko Tie.   "Bagus..! Tetapi Ko Tie, engkau harus ingat, aku kurang begitu menyukai jika engkau bergaul rapat dengan gadis tadi. Kulihat dia agak liar dan angkuh, sehingga aku tidak begitu menyenangi jika kalian bergaul terlalu rapat! Tadi kulihat, kalian rupanya memiliki hubungan yang intim, aku melihatnya dari sinar mata kalian berdua.....!"   Mendengar perkataan gurunya, hati Ko Tie jadi susah dan sedih, namun dia segera mengiyakannya beberapa kali.   "Apakah suhu ingin bertemu dengan puteri angkat Sin-tiauw-tayhiap Yo Ko?"   Tanya Ko Tie untuk mengalihkan pembicaraan mereka. Swat Tocu menghela napas.   "Semula,"   Katanya, yang tidak segera menyahuti pertanyaan Ko Tie.   "Kukira di Heng-san ini belum ada orang yang menempati, dan aku telah mendengarnya bahwa di puncak tertinggi Heng-san merupakan tempat yang sangat cocok sekali buat aku menyendiri. Beberapa orang sahabat telah datang memberitahukan hal itu. "Aku segera berangkat ke mari, dan setelah melihat keadaan tempat ini, memang sangat cocok sekali dengan keinginanku. Aku kira cukup baik dipergunakan buat aku menyendiri di sini..!"   "Jadi.. jadi Suhu setuju untuk memilih puncak tertinggi di Hengsan ini?"   Tanya Ko Tie, yang tiba-tiba saja hatinya jadi gembira bukan main. Swat Tocu menghela napas dalam-dalam, kemudian katanya.   "Ya, memang sebelumnya aku berpikir begitu..... tetapi..... tetapi....."   "Tetapi apa, Suhu?!"   Tanya Ko Tie dengan hati yang berdebar ragu, karena dia sendiri sebetulnya telah dapat menduga akan terusan perkataan gurunya itu. Swat Tocu menghela napas lagi. Dia telah mengangkat kepalanya memandang sekelilingnya.   "Inilah sebuah tempat yang sangat cocok sekali buatku, namun tidak kusangka bahwa di tempat ini telah tinggal seseorang, terpaksa aku harus membuang waktu lagi mencari tempat lain yang sekiranya cocok dengan keinginanku itu.   "Suhu!"   Panggil Ko Tie ragu-ragu setelah mendengar perkataan gurunya itu. "Ya?"   "Sesungguhnya, puncak tertinggi Heng-san ini belum ditempati oleh siapapun juga. Yo Peh-bo malah memilih tempat di dekat lamping gunung di sebelah selatan. Dengan begitu, jika saja Suhu mengambil puncak tertinggi Heng-san ini sebagai tempat menyendiri, tempat ini sangat cocok sekali!"   Tegasnya.   "Puncak tertinggi Heng-san ini belum pernah ditempati orang lain.... karena dari itu, jika memang Suhu merasa cocok dengan keadaan tempat ini, bisa Suhu nanti menemukan bagian mana dari puncak tertinggi ini yang dapat dipergunakan sebagai tempat menyendiri Suhu......!"   Mendengar perkataan muridnya tersebut, tampak Swat Tocu tersenyum.   Ia telah melihat bahwa Ko Tie memang tengah berusaha, dan juga sinar matanya memperlihatkan bahwa ia sangat mengharapkan gurunya itu dapat menerima sarannya untuk menetap di situ.   Karenanya dia merasa geli sendirinya.   "Ko Tie, kulihat engkau tengah terganggu oleh sesuatu, oleh paras cantik..!"   Kata Swat Tocu.   Muka Ko Tie, jadi berobah merah, karena walaupun bagaimana tetap saja dia melihatnya bahwa gurunya ini tampaknya memang kurang begitu menyetujui untuk menetap di puncak tertinggi gunung Heng-san tersebut.   Sesungguhnya Ko Tie mengetahui bahwa puncak tertinggi gunung Heng-san ini telah cocok dan sesuai dengan keinginan dari gurunya, Swat Tocu.   Hanya saja disebabkan di tempat ini terlebih dulu telah ditempati oleh gurunya Giok Hoa, dengan demikian Swat Tocu jadi ragu-ragu buat tinggal di tempat ini.   Sesungguhnya Ko Tie ingin sekali membujuk terus gurunya, akan tetapi tidak ada sepatah perkataan juga yang keluar dari mulutnya.   Dia mengerti bahwa dalam keadaan seperti ini memang gurunya sulit sekali untuk diajak bicara.   Jika memang Ko Tie terlalu mendesaknya, tentu gurunya semakin bercuriga.   Bukankah sekarang saja dia telah mencurigai akan hubungan Ko Tie dengan Giok Hoa.   Setelah berdiam diri sejenak, Swat Tocu kemudian berkata lagi.   "Jika memang engkau masih senang untuk berdiam beberapa hari di tempat ini, baiklah..... aku akan menemani kau untuk berdiam beberapa hari di tempat ini. Nah kita akan berdiam di sini selama beberapa hari. Hanya saja yang ingin kuminta agar hubunganmu dengan gadis tadi agak dibatasi, karena kulihat adanya hubungan mesra yang terdapat di antara kalian berdua.....!" Sewaktu berkata berkata begitu, Swat Tocu memperlihatkan sikap bersungguh-sungguh. Memang menjadi harapan Swat Tocu, bahwa ia mengharapkan Ko Tie tidak berurusan dulu dengan urusan asmara. Ia menghendaki agar muridnya tersebut berlatih diri dengan sungguh-sungguh agar ia memiliki kepandaian yang benar-benar dapat diandalkan. Memang menjadi harapan dari Swat Tocu, bahwa ia menghendaki Ko Tie menjadi seorang tokoh rimba persilatan yang bisa mengangkat atau setidak-tidaknya menjaga kebesaran nama gurunya, yaitu Swat Tocu. Ko Tie juga mengetahui akan keinginan gurunya tersebut, yang memang menginginkannya agar dia tidak bermain cinta dulu. Tetapi, perasaannya yang semakin mendalam terhadap Giok Hoa, di mana dia merasakan adanya suatu perasaan istimewa di hatinya terhadap si gadis, tentu saja tidak dapat diuraikannya kepada gurunya.   "Bagaimana Ko Tie, apakah engkau masih tetap hendak berdiam di tempat ini selama beberapa hari?!"   Tanya Swat Tocu.   Ko Tie mengangguk segera, karena di hadapan gurunya dia dia tidak berani bersikap lamban.   Namun waktu Ko Tie hendak bicara lebih jauh, dikejauhan justeru terlihat sinar memerah di langit.   Hal ini mengherankan Ko Tie dan gurunya.   Swat Tocu malah telah berkata.   "Api.....!"   "Ya Suhu..... tampaknya terjadi kebakaran!"   Kata Ko Tie. Dan mukanya seketika berobah, setelah dia memperhatikan arah tempat asal mulanya api yang tampak mengepul tinggi memerah itu.   "Jika tidak salah..... yang terbakar adalah tempat dari Yo Pehbo guru dari Giok Hoa..!"   Swat Tocu memandang muridnya kemudian baru berkata.   "Apakah..... kau hendak pergi menolonginya?!"   Ko Tie tidak ragu-ragu lagi telah mengangguk sambil berlutut di hadapan gurunya.   "Benar Suhu! Jika memang sebelumnya kita tidak saling berkenalan satu dengan yang lain, walaupun siapa adanya mereka, melihat mereka dalam keadaan terancam bahaya seperti itu, tentu saja kita harus pergi membantu mereka!"   Mendengar jawaban muridnya seperti itu Swat Tocu tersenyum. Dan belum lagi dia memberikan komentarnya, justeru Ko Tie telah berkata lagi.   "Karena dari itu, teecu mengharapkan ijin dari Suhu agar memperbolehkan teecu untuk pergi membantui mereka...... Siapa tahu mereka sangat membutuhkan sekali pertolongan.....!" Swat Tocu mengangguk.   Anak Rajawali Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Baik! Engkau telah memperlihatkan sikapmu yang sangat baik! Hal ini menggembirakan aku! Nah, kau pergilah untuk menolongi mereka!"   Girang Ko Tie menerima ijin dari gurunya, tetapi dia masih bertanya.   "Jika teecu mengajak Pek-jie untuk pergi membantu mereka, apakah diperbolehkan oleh suhu!"   "Ya, pergilah!"   Kata Swat Tocu.   Ko Tie girang sekali.   Segera dia melambaikan tangannya kepada Pek-jie, biruang putih itu, biruang yang memiliki bulu putih bagaikan salju.   Biruang itupun rupanya mengerti, waktu melihat Ko Tie melambaikan tangannya, segera juga dia mengerang perlahan sambil membungkuk kepada Swat Tocu.   Kemudian dia menubruk kepada Ko Tie, yang dipanggulnya dan telah dibawa lari dengan pesat sekali ke arah tempat di mana tampak sinar api yang berkobar-kobar itu.   Ko Tie gelisah sekali.   Sambil duduk di punggung biruang salju itu, dia telah menepuk-nepuk punggung biruang tersebut, sambil katanya.   "Pek-jie..... ayo lebih cepat lagi larinya..... ayo..... kita tidak boleh terlambat.....!"   Pek-jie rupanya mengerti akan kegelisahan dari pemuda tersebut, dia mengerang perlahan, tetapi larinya semakin cepat juga.   Begitu telah dekat dengan tempat di mana beradanya rumah dari guru Giok Hoa, tampak sinar api yang memerah semakin jelas.   Biruang salju itu telah berlari semakin cepat, dan diwaktu itu juga telah dilihatnya bahwa keadaan di tempat itu tengah kacau sekali.   Memang dugaan Ko Tie tidak meleset, dia melihat rumah di bagian belakang dari milik guru Giok Hoa tengah dimakan api, yang berkobar semakin lama semakin tinggi.   Sedangkan guru Giok Hoa sendiri tidak bisa untuk menolongi rumahnya yang tengah termakan oleh api itu, karena dia sibuk.   Tubuhnya berkelebat ke sana ke mari menghadapi beberapa orang lawannya yang tengah mengepungnya, yang dilihat dari gerakan tubuh mereka, yang berkelebat-kelebat bagaikan sosok bayangan putih.   Rupanya pengepung guru Giok Hoa itu bukan sebangsa manusia lemah.   Terpisah beberapa tombak di luar gelanggang pertempuran itu, berdiri belasan orang juga, yang semuanya berpakaian serba putih.   Dan di sebelah bagian lainnya, terlihat Giok Hoa sendiri tengah dikepung oleh empat orang lawannya, dengan ketat sekali.   Dalam saat-saat seperti itulah terlihat betapapun juga Giok Hoa dalam keadaan panik dan marah, karena dia tengah terdesak oleh kepungan ke empat orang itu.   Disamping itu juga dia melihat rumahnya di bagian belakang tengah termakan api tanpa dia bisa memadamkan api itu, yang berkobar semakin besar.   Dengan demikian membuat Giok Hoa jadi semakin panik saja.   Dia berusaha untuk mendesak ke empat orang pengepungnya.   Cuma saja ke empat orang pengepungnya itu memiliki kepandaian yang cukup tinggi, sehingga jangan kata Giok Hoa herhasil mendesak mereka, sedangkan ke empat orang itu malah telah berhasil mendesak Giok Hoa, sehingga gadis tersebut harus berusaha untuk menghadapi setiap serangan dari ke empat orang lawannya itu dengan waspada.   Ko Tie yang menyaksikan apa yang tengah terjadi itu tidak bisa menahan diri lagi.   Hanya yang membuat hatinya jadi heran dan terkejut, dia melihat wanita setengah baya berpakaian putih, yang tengah mendesak guru Giok Hoa dengan hebat sekali, di mana wanita itu yang tampaknya memiliki kepandaian tertinggi di antara pengepung-pengepung guru Giok Hoa.   Dimana wanita setengah baya itu mempergunakan tongkatnya yang sangat liehay sekali menyerang guru Giok Hoa, menimbulkan angin berkesiuran tidak hentinya.   Dalam saat-saat seperti itu, Ko Tie telah menepuk pundak biruang salju, kemudian tubuhnya melesat turun.   Begitu ke dua kakinya menyentuh tanah, segera tubuhnya telah melesat lagi ke tengah gelanggang pertempuran itu.   Sambil menerjang, Ko Tie juga berseru.   "Yo Peh-bo, adik Giok Hoa jangan kuatir, aku datang untuk membantui kalian......!"   Biruang salju itu juga telah mengerang mengerikan, suaranya menggetarkan sekitar tempat itu.   Tampak biruang salju itu telah melompat maju juga.   Tetapi dia bukan hendak menerjang manusia-manusia yang berkumpul di tempat itu, yang menjadi lawan dari Giok Hoa dan gurunya.   Dia telah melompat dengan sangat gesit sekali ke arah rumah yang tengah terbakar itu.   Dengan ke dua tangannya yang sangat kuat sekali, segera biruang salju tersebut telah merubuhkan tiang-tiang bangunan tersebut.   Malah sebagian telah dilemparkannya jauh-jauh.   Dengan kekuatan tenaganya, dia juga merubuhkan dinding, dan kayu-kayu atap rumah yang terbakar itu.   Dengan demikian, walaupun perlahan, tokh api itu kemudian menjadi padam, dan tersisa puing-puingnya belaka.   Orang-orang yang berkumpul di tempat tersebut hanya berdiri tertegun belaka, karena mereka terheran-heran melihat munculnya Ko Tie dengan biruang salju tersebut.   Di samping itu juga kekuatan tenaga dari biruang salju itu, yang dapat bekerja sendiri untuk memadamkan api tersebut.   Yang membuat orang-orang tersebut memandangi dengan takjub adalah Ko Tie, yang tubuhnya berkelebat-kelebat ke sana ke mari lincah sekali.   Dia berusaha menghantami setiap lawan dari guru Giok Hoa dengan Inti Esnya.   Memang lawan dari guru Giok Hoa merupakan orang-orang liehay yang memiliki kepandaian tinggi.   Namun ilmu pukulan yang dilancarkan Ko Tie merupakan ilmu yang luar biasa, ilmu pukulan yang aneh, di mana setiap kali Ko Tie menghantam, dari telapak tangannya itu telah meluncur angin serangan yang mengandung hawa dingin luar biasa, menggigilkan tubuh, membuat setiap lawan dari guru Giok Hoa kaget tidak terkira.   Memang tenaga serangan Ko Tie tidak terlalu membahayakan, terlebih lagi Ko Tie menyerang dengan gencar dan tergesa-gesa seperti itu.   Namun justeru sampokan angin serangan ilmu pukulan Inti Es itu membuat punggung semua lawan yang terkena pukulan tersebut merasakan punggung mereka menjadi dingin dan kaku.   Sehingga telah melambatkan gerakan kedua tangan masingmasing.   Keadaan seperti ini dimanfaatkan oleh guru Giok Hoa, yang segera juga mempergunakan kesempatan ini buat mendesak lawanlawannya itu dengan mempergunakan ilmu pukulan "Am-jian Siohun-kun"   Atau Ilmu Silat tangan kosong Perpisahan.   Am-jian berarti kedukaan yang sangat.   Sio-hun berarti kehilangan roh atau kehilangan semangat.   Tetapi jika Am-jian Sio-hun-kun dirangkap menjadi satu, empat huruf itu memiliki arti "Perpisahan".   Maka dari itu, Am-jian Sio-hunkun berarti "Ilmu Silat Tangan Kosong Perpisahan".   Dengan lain perkataan, ilmu itu digubah oleh Yo Ko sebagai peringatannya di mana dia pernah berpisah dengan Siauw Liong Lie selama enambelas tahun.   Kini dalam keadaan terkepung seperti itu, guru Giok Hoa telah mempergunakan jurus-jurus "Am-jian Sio-hun-kun"   Ilmu yang diciptakan oleh ayah angkatnya itu, yang telah diwarisi seluruhnya.   Dengan demikian membuat pukulan-pukulan yang dilakukannya memiliki banyak sekali kedahsyatan yang di luar dugaan lawannya.   Dalam waktu yang sangat singkat sekali guru Giok Hoa dapat menjebolkan kepungan tersebut.   Malah waktu itu dengan mempergunakan jurus "Tay-hok-mo-ciang-hoat"   Atau Ilmu Silat menaklukan Siluman diapun telah berhasil menghantam dengan kuat lengan kanan seorang lawannya sampai tubuh lawannya itu bergulingan beberapa kali.   Dengan demikian, lawan-lawan guru Giok Hoa yang lainnya melompat menjauhkan diri.   Sedangkan wanita setengah baya yang memakai baju serba putih, yang bersenjata tongkat, juga telah melompat mundur dengan gesit.   Tongkatnya disilangkan, kemudian dengan sikap yang angkuh dia telah berkata dengan matanya yang memancarkan sinar yang sangat bengis.   "Hemmmmm, engkau, rupanya ingin menjadi wanita bejad dengan memelihara dan menyembunyikan pemuda tampan! Berapa orang tampan yang menjadi simpananmu di sini?!"   Tajam sekali ejekan dari wanita setengah baya itu, membuat muka guru Giok Hoa jadi merah padam karena murka.   "Mulutmu terlalu jahat sekali..! Terimalah ini!"   Dan sambil membentak begitu, maka guru Giok Hoa telah menghantam dengan jurus ketujuh dari ilmu Am-jian Sio-hun-kun, di mana angin yang keluar dari telapak tangannya begitu kuat sekali menerjang kepada dada dan ulu hati dari wanita setengah baya tersebut.   Wanita setengah baya itu telah mengibas dengan tongkatnya, membuat tenaga serangan guru Giok Hoa menjadi punah, dan dalam keadaan itulah, wanita setengah baya tersebut hendak menerjang lagi.   Namun terdengar orang berkata.   "Mundur!"   Dingin sekali suara tersebut.   Wanita setengah baya itu tidak berani meneruskan niatnya untuk menerjang kepada guru Giok Hoa, dia telah melompat mundur.   Dan kemudian diikuti oleh belasan wanita muda cantik yang semuanya berpakaian serba putih itu telah kembali berdiri dalam rombongan mereka, yang berdiri di luar gelanggang pertempuran beberapa tombak jauhnya.   Tampaknya mereka ini memang semuanya memiliki pakaian seragam yang mengenakan baju serba putih.   Bukan wanita setengah baya yang bersenjatakan tongkat itu saja yang berpakaian serba putih, tetapi justeru juga gadis-gadis lainnya berpakaian serba putih dan cantik-cantik.   Hanya ada seorang di antara mereka yang berpakaian lain, yaitu seorang wanita yang sangat cantik jelita, dengan baju yang berwarna serba merah.   Dan mukanya yang cantik itu dibalik dari senyumnya yang manis itu, memancarkan sinar pembunuhan dap kekejaman hatinya.   Wanita yang berpakaian serba merah inilah yang perintahkan wanita setengah baya bersenjata tongkat itu agar mundur.   Sikapnya sama dinginnya seperti juga suaranya tadi waktu memerintahkan wanita setengah baya itu agar menjauhi diri dari guru Giok Hoa.   Empat orang gadis berbaju serba putih juga segera melompat mundur melepaskan kepungan mereka pada Giok Hoa, berdiri di belakang wanita berpakaian serba merah yang parasnya begitu cantik dan mungkin baru berusia empatpuluh tahun lebih.   Dengan bola mata yang jeli dan memperlihatkan senyumnya yang manis dan juga agak genit, tampak wanita berpakaian serba merah itu telah berkata.   "Orang she Yo, sekarang adalah waktu yang menentukan, apakah ilmu silat keluarga Yo yang lebih tinggi dari See-san-it-ko-kwie..! Setelah itu kita akan melihatnya, apakah memang ilmu silat keluarga Yo masih bisa menghadapi ilmu silat dari See-san-it-kokwie!"   Waktu itu guru Giok Hoa telah berkata dengan suara yang tawar.   "Aku tidak pernah mencari urusan dengan See-san-it-ko-kwie..... tetapi nyatanya kalian selalu mencari-cari urusan denganku! Dan dengan sengaja dan rendah sekali, kalian dengan mengandalkan jumlah yang banyak berusaha untuk mengepungku, di mana kau sebagai pemimpin mereka, dengan hati yang busuk, telah berusaha membakar rumahku! Karena dari itu, perbuatanperbuatan kalian ini tidak bisa kumaafkan..!" Wanita berparas cantik berpakaian serba merah itu tertawa dingin, wajahnya tetap cantik dan senyumannya tetap saja genit, dia telah berkata dengan suara yang tawar.   "Jika memang aku sejak tadi bermaksud untuk mempergunakan tenaga banyak menindas jumlah yang sedikit, hanya dengan memerintahkan satu patah, engkau telah dapat kami binasakan! Justeru tadi aku perintahkan anak buahku itu untuk main-main dulu dengan kau, hanya ingin melihat sampai sejauh manakah kepandaian keluarga Yo Ko yang dapat kau miliki.....   "Dan kenyataan yang ada memang memperlihatkan bahwa engkau merupakan seorang yang memiliki kepandaian boleh juga! Rupanya ilmu silat keluarga Yo memang masih boleh diandalkan juga, sehingga aku jadi tertarik buat main-main langsung dengan kau.."   See-san-it-ko-kwie merupakan sepuluh setan yang terkenal sekali di dalam rimba persilatan.   Mereka merupakan orang-orang yang memiliki kepandaian yang sangat tinggi sekali.   Dan wanita berpakaian serba merah dengan paras yang cantik jelita dan juga senyumnya yang cantik genit itu, tidak lain dari Siauw Kwie (si Setan Cantik).   Mengenai See-san-it-ko-kwie telah diceritakan jelas dalam Sintiauw-hiap-lu.   Dan juga, ke sembilan setan lainnya seperti juga Cui Beng Kwie (Setan Mengejar Roh) yang bersenjata golok Tee-tengto, atau Song Bun Kwie (Setan Berkabung), dan setan-setan lainnya yang terkenal memiliki kepandaian sangat tinggi telah meninggal dunia karena usia tua.   Dan hanya Siauw Kwie saja yang masih hidup, karena memang usianya yang paling muda.   Karena kepandaiannya yang sangat tinggi di mana selama duapuluh tahun lebih ini ia berlatih dengan tekun dan giat sekali, kepandaiannya telah memperoleh kemajuan yang sangat pesat, jauh lebih baik dibandingkan dengan kepandaian yang pernah dimiliki ke sembilan "setan"   Lainnya yang telah meninggal dunia.   Di waktu itulah Siauw Kwie juga bermaksud untuk menjagoi rimba persilatan.   Pernah diceritakan di dalam Sin-tiauw-hiap-lu bahwa See-san-it-ko-kwie bentrok dengan Sin-tiauw-tay-hiap.   Hanya saja, disebabkan mereka waktu itu tidak sanggup menghadapi Yo Ko, mereka telah mengambil sikap yang lunak, disaat mana mereka memang dalam keadaan terluka.   Karena dari itu, mereka telah sengaja mengundurkan diri.   Namun tidak diduga-duga justeru di hati Siauw Kwie, si Setan Cantik ini, terdapat dendam yang sangat mendalam sekali, alasan itu pula mengapa dia berlatih diri dengan tekun.   Walaupun usianya telah enampuluh tahun lebih, tokh karena kepandaiannya yang memperoleh kemajuan pesat dan lweekang yang tinggi sekali, wajahnya tetap cantik jelita dan usianya seperti baru empatpuluh tahun lebih.   Di waktu sekarang ini, setelah yakin bahwa ia telah memiliki kepandaian yang tinggi, yang mungkin akan dapat menandingi kepandaian Sin-tiauw-tay-hiap Yo Ko, maka Siauw Kwie telah keluar dari tempat menyendirinya.   Dia mulai berkelana untuk mencari Sin-tiauw-tay-hiap Yo Ko.   Dalam pengelanaannya itu, diapun telah berhasil merubuhkan beberapa tokoh yang memiliki kepandaian tinggi, yang akhirnya mereka semuanya tunduk dan mengangkat Siauw Kwie sebagai pemimpin mereka.   Karena itu, Siauw Kwie juga berpikir untuk mendirikan sebuah perkumpulan.   Diapun telah mewajibkan semua orang-orang itu memakai baju seragam serba putih, sedangkan dia seorang diri saja yang selalu mengenakan baju berwarna merah.   Perkumpulan yang telah didirikannya itu diberi nama Ang-hoakauw, perkumpulan Bunga Merah.   Dengan demikian, dia mengambil nama tersebut dari warna pakaiannya yang selalu berwarna merah itu.   Akan tetapi betapa kecewanya Siauw Kwie setelah ia berkelana di dalam rimba persilatan sekian lama, karena ia tidak berhasil memperoleh keterangan di mana beradanya Yo Ko.   Karena waktu itu Yo Ko dan Siauw Liong Lie memang telah hidup mengasingkan diri.   Walaupun dia berusaha terus untuk mencarinya, tokh tetap saja dia tidak berhasil untuk menemuinya.   Sampai akhirnya dia mendengar perihal Kim-coa-kauw, sebuah perkumpulan Ular Emas itu.   Di mana orang yang memegang tampuk pimpinan dalam perkumpulan tersebut adalah Tang Lan Cie, di mana dia telah berusaha untuk mencari Tang Lan Cie, dan kemudian mudah sekali Siauw Kwie merubuhkan Tang Lan Cie.   Dengan begitu dia merebut kekuasaan di dalam Kim-coa-kauw, semua anggota dari Kim-coa-kauw dimasukannya ke dalam perkumpulan Ang-hoa-kauw.   Sedangkan Tang Lan Cie juga dijadikan pembantunya di mana Tang Lan Cie kini tunduk sekali kepada Kauw-cunya yang baru ini.   Memang sebelumnya Tang Lan Cie bermaksud untuk merebut kedudukan Kauw-cu dari tangan Kauw-cu yang sebenarnya di dalam Kim-coa-kauw.   Tetapi dengan direbutnya kekuasaan di dalam Kim-coa-kauw, dan juga memang diwaktu itu Kauw-cu Kimcoa-kauw yang berusia sepuluh tahun lebih itu, telah menghilang entah ke mana bersama beberapa tokoh dari Kim-coa-kauw yang setia padanya.   Karena telah digabungkannya anggota dari Kim-coa-kauw dengan Ang-hoa-kauw, dan selanjutnya harus tunduk dengan perintahperintah dari Kauw-cu Ang-hoa-kauw tersebut, dengan demikian membuat Tang Lan Cie harus patuh terhadap semua perintah yang diberikan oleh Kauw-cunya tersebut.   Yang membuat Tang Lan Cie tidak berani membantah perintah Kauw-cunya yang baru ini, karena memang Siauw Kwie memiliki kepandaian yang sangat tinggi sekali, beberapa tingkat tingginya melebihi kepandaiannya, sehingga membuat Tang Lan Cie mau atau harus mematuhinya sebagai Kauw-cunya.   Dan dia memang telah bekerja buat perkumpulannya yang baru ini, yaitu Ang-hoakauw.   Begitulah, dengan sekuat tenaga, Tang Lan Cie berusaha menyelidiki tempat berdiamnya Yo Ko dan Siauw Liong Lie.   Hanya saja sejauh itu tetap saja dia tidak berhasil karena memang orangorang rimba persilatan tidak seorangpun ada yang mengetahuinya sesungguhnya Sin-tiauw-tay-hiap Yo Ko dan Siauw Liong Lie telah hidup mengasingkan diri di tempat mana.   Hanya saja dari keterangan Tang Lan Cie yang diceritakan mengenai pertempurannya dengan Yo Him lima tahun yang lalu, di mana dia pernah bertempur hebat dengan puteranya Sin-tiauwtay-hiap Yo Ko tersebut, maka Siauw Kwie segera juga merobah keputusannya.   Anak Rajawali Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Dalam waktu-waktu mereka belum lagi berhasil menyelidiki jejak Sin-tiauw-tay-hiap Yo Ko, mereka harus segera mengalihkannya mencari jejak Yo Him.   Karena dari mulut Yo Him pulalah mereka akan mengetahui di mana beradanya Yo Ko dan Siauw Liong Lie.   Bukankah Yo Him merupakan putera tunggal dari Yo Ko.   Dan juga, selama dalam pencarian jejak Yo Him, maka Tang Lan Cie bersama Kauw-cunya itu, yaitu Siauw Kwie, telah bertambah keterangan yang mereka peroleh mengenai Sin-tiauw-tay-hiap, yaitu pendekar besar itu memiliki anak angkat.   Seorang wanita yang selalu gemar berpakaian serba kuning, yang kabarnya kepandaian dari anak angkat Yo Ko tersebut lebih tinggi setingkat dari ilmu silat Yo Him sendiri, karena memang wanita she Yo tersebut, anak angkat Yo Ko, didikan langsung dari Siauw Liong Lie selama Siauw Liong Lie diduga lenyap oleh Yo Ko selama belasan tahun.   Dengan demikian sekarang Siauw Kwie telah membagi dua tujuan pada pengejaran tersebut,di mana selain mengejar dan mencari jejak Yo Him dan anak angkat dari Yo Ko tersebut, merekapun segera mendekati tokoh-tokoh rimba persilatan.   Siauw Kwie menawarkan tokoh-tokoh rimba persilatan itu, tidak perduli dari kalangan hitam atau dari kalangan putih agar memasuki perkumpulan Ang-hoa-kauw nya.   Jika memang mereka menerima tawaran tersebut, maka mereka diberikan kedudukan yang baik dan juga membuat mereka memiliki jaringan yang sangat kuat dengan anggota-anggota yang telah ada.   Tetapi jika ada tokoh rimba persilatan yang menolaknya, maka Siauw Kwie tegas saja mengambil tindakan memutuskan untuk menghukum orang itu, dengan membinasakannya.   Karena dari itulah tampak Siauw Kwie dapat memperkembangkan perkumpulan Ang-hoa-kauwnya menjadi sebuah perkumpulan yang sangat menonjol sekali dalam rimba persilatan pada akhirakhir ini, sebagai perkumpulan yang sangat banyak sekali memiliki anggota terdiri dari berbagai golongan.   Hanya saja, disebabkan Siauw Kwie memang menuntun semua nama anggotanya itu dengan hati yang tidak bersih dan kejam, perkumpulan tersebut pun memiliki pandangan yang agak sesat, di mana semua jago-jago rimba persilatan itu mengetahuinya bahwa perkumpulan tersebut merupakan perkumpulan yang agak sesat yang memiliki anggota-anggotanya yang semuanya mempunyai watak dan tabiat yang kurang baik.   Maka segera juga banyak orang-orang rimba persilatan yang berserikat.   Namun mereka tidak pernah berhasil untuk mendobrak dan menghancurkan perkumpulan tersebut, karena didalam perkumpulan tersebut berkumpul banyak sekali jago-jago rimba persilatan yang memiliki kepandaian sangat tinggi sekali, disamping Siauw Kwie sendiripun memiliki kepandaian yang luar biasa tingginya.   Sehingga banyak sekali korban yang berjatuhan.   Karena walaupun bagaimana memang terlihat jelas Siauw Kwie telah memerintahkan semua anggotanya untuk turun tangan bengis dan keras kepada semua orang-orang yang berusaha menentang perkumpulan Ang-hoa-kauw.   Dengan demikian telah membuat semua orang yang berusaha memusuhi Ang-hoa-kauw akhirnya harus menemui kematiannya.   Dan juga perkumpulan Ang-hoa-kauw semakin ditakuti orangorang rimba persilatan.   Sedangkan Siauw Kwie semakin mengembangkan sayapnya dalam menancapkan nama dan pengaruhnya di dalam rimba persilatan dengan perkumpulan Ang-hoa-kauw tersebut.   Karena memang dia bermaksud untuk menjagoi rimba persilatan.   Usaha untuk mencari jejak Yo Him dan juga puteri angkat Yo Ko diperketat, di mana mereka terus juga menyebar diri untuk menyelidikinya.   Memang sedikit sekali orang-orang rimba persilatan yang memiliki hubungan dengan keturunan dari Sin-tiauw-tay-hiap tersebut, di mana dalam keadaan begitu, jarang sekali yang bisa memberikan keterangan mengenai tempat berdiamnya Yo Him maupun puteri angkat Yo Ko.   Namun ada juga beberapa orang yang mengetahui perihal puteri angkat Yo Ko, di mana mereka telah memberitahukan kepada Siauw Kwie bahwa sesungguhnya puteri angkat Yo Ko berada di puncak Heng-san.   Begitu menerima keterangan tersebut, tidak berayal lagi segera juga Siauw Kwie mengerahkan orang-orangnya ke Heng-san untuk melakukan penyelidikan.   Dan diapun perintahkan tokoh-tokoh dari Ang-hoa-kauw agar memencar diri menyebar di sekitar Heng-san.   Dengan Tang Lan Cie dan anggota Ang-hoa-kauw kemudian Siauw Kwie memimpinnya sendiri untuk mengepung rumah puteri angkat Yo Ko.   Apa yang dilakukannya begitu rapi sehingga guru Giok Hoa tidak menyangka akan adanya penyerangan dari Ang-hoa-kauw yang begitu mendadak telah mengepung rumahnya.   Dan guru Giok Hoa terkejut ketika tahu-tahu rumah di belakangnya telah terbakar termakan api.   Ketika guru Giok Hoa hendak berusaha memadamkan api tersebut justeru di waktu itu telah bermunculan lawan-lawannya yang semuanya berpakaian serba putih tersebut.   Malah, Giok Hoa sendiri yang baru tiba dengan burung rajawalinya, jadi kaget sekali menyaksikan apa yang terjadi.   Namun dia tidak bisa berbuat banyak, segera dia telah dikepung oleh orang-orang Ang-hoa-kauw.   Sedangkan burung rajawali putih peliharaannya itu telah terbang jauh.   Siauw Kwie justeru telah perintahkan Tang Lan Cie memimpin beberapa orang anggota Ang-hoa-kauw buat membekuk guru Giok Hoa.   Hanya saja bertempur sekian lama, ternyata guru Giok Hoa dapat menghadapi mereka dengan baik sekali.   Dan juga mereka tidak bisa membekuk guru Giok Hoa.   Dengan Am-jian Sio-hun-kunnya, ternyata guru Giok Hoa dapat menghadapi mereka dengan mudah.   Memang di waktu itu juga guru Giok Hoa bermaksud untuk mempergunakan pedangnya, dia ingin mempergunakan Giok-liekiam-hoatnya.   Namun ternyata dia tidak mempergunakannya, karena belum lagi dia mencabut pedangnya itu, justeru telah keburu Ko Tie datang, sehingga pertempuran itu jadi berhenti.   Sekarang juga dia telah mengetahuinya bahwa musuh-musuhnya itu merupakan orang-orang yang memang sengaja mencari urusan dengannya, karena menyangkut dengan urusan ayahnya.   Karena dari itu, segera juga dia telah tertawa dingin waktu mendengar kata-kata Siauw Kwie seperti itu, dia bilang dengan suara yang tawar.   "Hemmm, jika memang kalian hendak berurusan dengan ayah dan ibuku.. hemm, hemm, jangan harap kalian bisa hidup terus. Hanya dalam satu jurus, kalian akan dibuat menggelinding semuanya..!"   Siauw Kwie memang gusar mendengar perkataan guru Giok Hoa itu, akan tetapi tokh wajahnya yang cantik jelita itu tetap saja tersenyum manis.   Diapun telah memandang kepada guru Giok Hoa, kemudian Ko Tie, lalu beralih kepada Giok Hoa, dan barulah Siauw Kwie berkata dengan sikapnya yang genit sekali.   "Baik! Baik! Jika memang kau berkata begitu, berarti aku bukan tandingan ayahmu! Akupun tidak mau berdebat dengan kau? Justeru sekarang aku ingin sekali main-main beberapa jurus dengan kau?"   Dan sambil berkata begitu tubuh Siauw Kwie telah melompat ke depan, gerakannya begitu lincah.   Dan diapun bukan sekedar maju belaka mendekati guru Giok Hoa, juga tangan kanannya telah dikebaskannya.   Duapuluh tahun lebih yang lalu, Siauw Kwie sudah merupakan salah seorang "setan"   Yang menggemparkan dalam rimba persilatan karena kepandaiannya yang tinggi. Walaupun dia yang merupakan "Setan"   Termuda dari ke sembilan "setan"   Lainnya tokh kenyataannya kepandaiannya tidak berbeda banyak dengan ke sembilan "setan"   Lainnya.   Dengan demikian telah membuat semua orang rimba persilatan jeri padanya.   Terlebih lagi sekarang ini, setelah duapuluh tahun lebih dia mengasingkan diri dan berlatih diri dengan giat, untuk memperoleh kepandaian yang setinggi-tingginya.   Disamping lweekang yang lebih sempurna, kebutan tangannya itu bukan kibasan tangan sembarangan.   Namun guru Giok Hoa walaupun agak terkejut karena kibasan tangan Siauw Kwie, seperti juga akan membuat tubuhnya terdorong mundur dan kuda-kuda ke dua kakinya hampir tergempur, cepat sekali dengan gerakan yang sangat gesit dia telah berkelit.   Kemudian dengan jurus kelima dari Am-jian Sio-hunkun, dia menghantam.   Am-jian Sio-hun-kun merupakan ilmu istimewa yang diciptakan oleh Yo Ko waktu ia dalam kedukaan yang sangat mendalam, karena harus berpisah selama enambelas tahun dengan Siauw Liong Lie, satu-satunya wanita yang sangat dicintai dan dikasihinya.   Jurus-jurus dari Am-jian Sio-hun-kun memiliki banyak keistimewaan yang tidak dimiliki oleh ilmu silat lainnya.   Karena dari itu, walaupun bagaimana hebatnya tenaga kibasan dari Siauw Kwie, tokh kenyataannya dia tidak berhasil untuk merubuhkan guru Giok Hoa, karena justeru guru Giok Hoa dapat mengelakkannya sambil balas menyerang dengan jurus-jurus dari Am-jian Sio-hunkun membuat Siauw Kwie harus menarik pulang tangannya, lalu dengan muka yang sinis mengandung ejekan dia berkata.   "Ya, jurus ilmu inilah yang pernah dipergunakan oleh Yo Ko waktu menghadapi kami duapuluh tahun yang lalu..... rupanya engkau telah mewarisi kepandaian ini juga! Bagus! Bagus! Mari kita mainmain lagi, keluarkanlah ilmu andalanmu itu!"   Siauw Kwie selama hidup mengasingkan diri duapuluh tahun lebih lamanya, telah memeras otak untuk mencari jalan pemecahannya, guna menghadapi ilmu luar biasa dari Yo Ko, yaitu Am-jian Siohun-kun.   Walaupun Siauw Kwie tidak bisa mengingat keseluruhan dari ilmu tersebut, akan tetapi dia masih mengingatnya secara garis besarnya di bagian-bagian mana dia terdesak hebat dan juga "setan-setan"   Lainnya yang telah terdesak oleh anehnya jurus-jurus ilmu pukulan yang hebat itu.   Akan tetapi setelah duapuluh tahun lebih yang lalu, hanya sebagian saja yang dapat dipecahkan oleh Siauw Kwie, di mana hanya bagian luarnya saja yang bisa dipecahkan oleh Siauw Kwie.   Tetapi itupun sudah menggembirakannya karena dia menciptakan semacam ilmu pukulan untuk dipergunakan menghadapi Am-jian Sio-hun-kun.   Dengan demikian dia yakin, walaupun Yo Ko mempergunakan Amjian Sio-hun-kun tokh dia masih memiliki ilmu silat barunya yang bisa dipergunakannya buat menutup diri.   Sengaja Siauw Kwie tidak mau terlalu lama mengurung diri, karena dia menyadarinya, jika dia menutup diri sepuluh atau duapuluh tahun lagi, kemungkinan besar Yo Ko pasti telah meninggal dunia disebabkan usia tua.   Maka, segera dia turun gunung begitu dia telah rampung menyelesaikan ilmu ciptaannya itu.   Siapa tahu, sekarang justeru guru Giok Hoa sudah memiliki ilmu yang luar biasa ciptaan Yo Ko, yaitu Am-jian Sio-hun-kun itu, di mana juga guru Giok Hoa tampaknya memang memiliki kesanggupan untuk mempergunakan setiap jurus itu dengan baik sekali.   Karenanya hal ini selain membuat Siauw Kwie menjadi penasaran dan gusar, diapun tertarik sekali buat mengajak guru, Giok Hoa bertempur dengan jurus-jurus ilmu pukulan istimewa Amjian Sio-hun-kun tersebut.   Siauw Kwie bermaksud akan mencoba ilmu silat tangan kosong yang baru diciptakannya untuk melihatnya apakah ilmu yang telah rampung diciptakannya itu, akan sangup menghadapi Am-jian Siohun-kun tersebut.   Dan sekaranglah kesempatan yang ada buat mencoba ilmunya itu.   Karena dari itu, segera juga Siauw Kwie tidak sungkan-sungkan lagi, setelah berkata menantang seperti itu, ke dua tangannya disilangkannya.   Matanya terbuka lebar, mengawasi kepada guru Giok Hoa, seperti juga dia tengah mengerahkan seluruh tenaga dalam yang dimilikinya.   Di samping itu, tubuhnya juga gemetaran keras sekali, dia juga mengeluarkan suara erangan,yang semakin lama jadi semakin nyaring.   Guru Giok Hoa mengawasi semua itu dengan hati bertanya-tanya.   Entah ilmu silat tangan kosong apa yang akan dipergunakan oleh Kauw-cu dari Ang-hoa-kauw tersebut.   Karenanya, segera juga guru Giok Hoa bersiap-siap untuk menghadapi kemungkinankemungkinan yang terjadi.   Dalam keadaan seperti itu, suara erangan dari Siauw Kwie terdengar semakin nyaring, tampaknya ilmu silat tangan kosong yang akan dipergunakannya itu mengandung suatu kekuatan yang sesat sekali.   Setelah mengawasi sekian lama, tiba-tiba ke dua tangannya yang disilangkan itu telah dibukanya perlahan-lahan.   Kemudian cepat sekali, dia telah menghantam saling susul.   Begitu cepat tangan kanan menghantam, kemudian menyusul dengan tangan kirinya.   Gerakan itu seperti hampir bersamaan karena terlalu cepatnya gerakan sepasang tangan tersebut.   Akan tetapi dia menyerang seperti itu bukan untuk menghantam dari jarak yang dekat, dia telah menghantam dari jarak jauh! Itulah rahasia terpenting dari Am-jian Sio-hun-kun yang dipecahkan oleh Siauw Kwie bahwa Am-jian Sio-hun-kun tidak bisa dihadapi dari jarak yang dekat, karena walaupun bagaimana tetap saja jarak yang dekat malah membahayakan dirinya, dimana Amjian Sio-hun-kun memiliki banyak sekali kelebihannya dan aneh sekali dibandingkan dengan ilmu silat lainnya.   Karena dari itulah dengan mempergunakan ilmu silat tangan kosongnya yang luar biasa ini, dia mengambil jarak tertentu.   Hal ini untuk mencegah agar lawannya tidak berdaya dengan ilmu Amjian Sio-hun-kunnya tersebut.   Sedangkan waktu itu terlihat bahwa angin pukulan dari ke dua tangan Siauw Kwie mendesak kepada guru Giok Hoa kuat sekali.   Hanya saja disebabkan memang guru Giok Hoa pun telah bersiapsiap, angin pukulan tersebut tidak bisa membuat tergempur kudakuda ke dua kakinya, di mana guru Giok Hoa tetap saja berdiri tegak di tempatnya.   Pakaian dari guru Giok Hoa tampak berkibar-kibar, karena terpaan yang begitu kuat dari tenaga serangan yang dilakukan oleh Siauw Kwie.   Dan diam-diam di dalam hatinya guru Giok Hoa telah berkata dengan suara yang mengandung kekaguman.   "Hemm, ternyata memang dia tidak memiliki kepandaian yang rendah, dan tenaga dalamnya demikian kuat..!"   Maka tanpa berayal lagi, segera juga dia mempergunakan jurus-jurus Am-jian Sio-hun-kun tubuhnya seperti tengah menari.   Siauw Kwie juga tidak menyudahi sampai di situ saja, dia telah menyerang beruntun dengan lebat dan gencar sekali, ke dua kakinya melangkah dengan tindakan-tindakan kaki yang mengandung perhitungan, karena dia melangkah seperti juga mempergunakan cara-cara dan peraturan yang terdapat di dalam Pat-kwa, di mana ke dua kakinya melangkah sambil mengelilingi guru Giok Hoa, juga ke dua tangannya dengan gencar saling susul telah menghantam berulang kali.   Sehingga guru Giok Hoa pun harus berusaha sekuat tenaganya menghadapi setiap serangan lawannya itu, di mana dia juga berusaha mengempos lweekangnya, untuk menghadapi lawannya yang luar biasa ini.   Angin pukulan ke dua telapak tangan Siauw Kwie yang menyambar-nyambar dari jarak terpisah yang cukup jauh itu, yang menyerupai ilmu pukulan udara kosong, yang menghantam dari jarak yang cukup jauh terpisah dari lawan dan tidak perlu mengenai tubuh lawan-lawannya buat merubuhkan lawannya menderu-deru sangat kuat sekali, juga tampak debu telah bertebaran bercampur dengan salju, karena tanah seperti juga terkorek oleh angin pukulan tersebut.   Serangan-serangan dari Siauw Kwie memaksa guru Giok Hoa harus ikut bergerak dengan cepat.   Guru Giok Hoa menyadarinya sekali saja dia berlaku ayal dan terkena serangan dari Siauw Kwie, walaupun mungkin dia bisa menangkisnya dengan mempergunakan lweekangnya, tokh tetap saja akan membuatnya jadi terluka di dalam.   Hanya dalam beberapa jurus itu, maka guru Giok Hoa telah dapat merasakannya, bahwa lweekang musuhnya lebih kuat dari lwekangnya.   Lweekang Siauw Kwie memang menang setingkat atau setengah tingkat dari lweekang guru Giok Hoa tersebut.   Hanya saja, disebabkan ilmu Am-jian Sio-hun-kun dan beberapa macam ilmu silat warisan Yo Ko semuanya istimewa dan memiliki banyak keanehan, dengan demikian, walaupun lweekang guru Giok Hoa masih berada di sebelah bawah dari lweekang Siauw Kwie, tokh kenyataannya dia bisa menghadapinya dengan baik.   Waktu itu Siauw Kwie juga jadi penasaran, telah beberapa jurus yang dipergunakannya, namun tetap saja dia tidak berhasil untuk mendesak guru Giok Hoa.   Malah lawannya itu semakin lama telah mempergunakan Am-jian Sio-hun-kun bertambah aneh juga, di mana setiap jurus yang dipergunakannya menyebabkan guru Giok Hoa seperti tengah menari ke sana ke mari dengan tubuh yang gemulai.   Tubuh yang lemah gemulai itu bukan berarti bahwa guru Giok Hoa balas menyerang dengan tenaga yang lemah.   Akan tetapi justeru setiap serangannya itu mengandung kekuatan yang luar biasa dahsyatnya.   Memang setiap kali tangan guru Giok Hoa menyambar dengan satu jurus Am-jian Sio-hun-kun, setiap kali pula tangannya itu tampak lemah sekali meluncur perlahan.   Namun jika memang kurang hati-hati Siauw Kwie menghadapinya, niscaya akan membuatnya jadi terserang hebat, karena di balik dari sikap yang lemah gemulai tersebut mengandung kekuatan yang dahsyat sekali.   Walaupun guru Giok Hoa menyadari lawannya memiliki lweekang yang lebih tinggi tingkatnya, akan tetapi dalam keadaan seperti itu, guru Giok Hoa pun tidak mau membiarkan kelemahannya itu begitu saja.   Dia telah menutup kelemahannya dengan mempergunakan keistimewaan dari jurus-jurus Am-jian Sio-hun-kun.   Dengan mengandalkan keistimewaan setiap jurus dari ilmu silat tangan kosong tersebutlah yang membuat akhirnya guru Giok Hoa dapat menutup kekurangannya.   Siauw Kwie telah beberapa kali menghantam hebat pada guru Giok Hoa dengan gencar sekali, namun usahanya buat mendesak guru Giok Hoa agar terpojokkan oleh setiap serangannya itu, tokh berulang kali dia gagal, karena jurus-jurus Am-jian Sio-hun-kun itulah yang telah membuat setiap serangannya seperti tidak berhasil untuk menembusi pertahanan yang ada pada guru Giok Hoa.   Giok Hoa yang berdiri di pinggir menyaksikan semua itu, di mana gurunya bertempur dengan Siauw Kwie, dengan sikap yang serius sekali, seketika ia mengerti bahwa gurunya tengah menghadapi lawan berat.   Giok Hoa memang mengetahui, gurunya tidak pernah bersikap serius dan tegang seperti itu, dan jika sikap serius dan tegang seperti itu telah menguasai diri gurunya, Giok Hoa pun menyadari gurunya tengah menghadapi lawan yang tidak ringan.   Dengan sendirinya, Giok Hoa jadi ikut tegang dan berkuatir sekali, apa lagi beruntun dilihatnya Siauw Kwie Setan Cantik itu, gencar sekali berusaha mendesak gurunya.   Ko Tie sendiri tidak kurang tegangnya, ia melihat kepandaian guru Giok Hoa telah mencapai tingkat yang tinggi sekali, dia kagum sekali.   Namun justeru sekarang ini, tampaknya guru Giok Hoa tidak bisa berbuat banyak dalam menghadapi lawannya yang tangguh itu.   Diam-diam juga Ko Tie menyadari bahwa Siauw Kwie ternyata bukan seorang lawan yang ringan, di mana ilmu pukulan tangan kosongnya itu hebat sekali.   Dan juga Ko Tie sebagai seorang yang telah memiliki kepandaian tinggi, tentu saja mengetahui, dengan cara bertempur yang dilakukan oleh Siauw Kwie, yaitu menyerang dari jarak yang terpisah cukup jauh, dengan demikian jelas berarti bahwa setiap serangannya mengandung tenaga lwekang yang dahsyat sekali.   Tanpa memiliki kekuatan lweekang yang benar-benar bisa diandalkan, tentu Siauw Kwie tidak mungkin berani menyerang dengan cara seperti itu, yaitu menghantam tanpa menyentuh tubuh lawan, hanya mengandalkan kekuatan angin pukulannya saja.   Siauw Kwie sendiri sudah tidak sabar, karena tetap saja dia tidak berhasil mendesak guru Giok Hoa.   Dan diwaktu itu setiap pukulannya maupun serangannya jadi semakin dahsyat, angin pukulannya yang menggelegar-gelegar hebat itu bagaikan di tempat tersebut tengah dilanda topan atau memang tengah terjadi gempa.   Bisa disebut seperti tengah terjadi gempa.   Sebab setiap kali Siauw Kwie menghantam, maka tanah di sekitar tempat itu tergetar.   Malah es yang banyak dan cukup tebal menyelubungi batu-batu di puncak tertinggi gunung Heng-san tersebut berguguran.   Itu menunjukkan lweekang yang dipergunakan Siauw Kwie semakin lama jadi semakin hebat.   Ko Tie dan Giok Hoa semakin bergelisah.   Ko Tie juga menyadari akan kesanggupannya, tidak mungkin dia bisa menghadapi Siauw Kwie.   Sedangkan guru Giok Hoa yang kepandaiannya telah demikian tinggi, beberapa tingkat di atas kepandaiannya, masih tidak berdaya terlalu banyak dalam menghadapi setiap serangan Siauw Kwie.   Anak Rajawali Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo       Si Bungkuk Pendekar Aneh Karya Boe Beng Giok Ilmu Ulat Sutera Karya Huang Ying Pedang Langit Dan Golok Naga Karya Chin Yung

Cari Blog Ini