Ceritasilat Novel Online

Lima Jago Luar Biasa 8


Lima Jago Luar Biasa Karya Sin Liong Bagian 8


Lima Jago Luar Biasa Karya dari Sin Liong   Setelah mengamat-amati beberapa saat, barulah Auwyang Hong mengelilingi kuburan mayat hidup tersebut.   Dia melihat bentuk kuburan itu bulat dan juga terdapat sebuah bong pay yang cukup besar, mungkin dipergunakan sebagai pintu utama dari kuburan tersebut.   Dan Auwyang Hong yang memiliki penglihatan yang sangat tajam, melihat diatas "pintu kuburan, tergantung dua buah batu besar yang mungkin beratnya laksaan kati yang letaknya demikian rupa, sehingga Auwyang Hong 240 menyadari itulah batu-batu dipergunakan sebagai batu rahasia yang akan dipergunakan jika menghadapi sesuatu yang tidak diinginkan.   "Hmm, memang tidak percuma Ong Tiong Yang memiliki nama besar, karena dia berhasil membangun sebuah kuburan yang seangker ini sebagai tempat persembunyiannya dulu dan sekarang diapun malah telah berhasil membangun kuil Tiong Yang kong yang megah itu. jika dibandingkan dengan keadaan di See Hek di Barat, tentu pemandangan disini tidak menang, namun istanaku di See Hek tidak menang jika dibandingkan dengan kehebatan kuburan "Mayat Hidup ini! dan setelah berfikir begitu, sambil mengawasi dengan penuh rasa kagum. Auwyang Hong menghela nafas berulang kali. Sedang auwyang Hong menghela nafas seperti itu, angin bersilir meniup punggungnya, sehingga Auwyang Hong agak bergidik. Dia memiliki kepandaian yang tinggi sekali. Malah salah seorang diantara kelima jago luar biasa, namun berada di tempat ini, Auwyang Hong merasakan hatinya tidak enak, terlebih-lebih didepannya terdapat kuburan raksasa seperti itu. Auwyang Hong mengajak Cengjie dan Pekjie kebelakang kuburan raksasa tersebut. Mereka berdiam disana beberapa saat lamanya. Sampai akhirnya Auwyang Hong yang melihat sesosok tubuh yang bergerak ringan sekali, melompat keluar dari kuburan tersebut. Hanya saja, Auwyang Hong yang memiliki penglihatan yang tajam, tidak bisa dengan jelas, karena orang itu melompat dari tempat yang tidak diketahui apakah merupakan pintu atau memang hanya dalam bentuk goa, sebab bangunan kuburan raksasa itu dibuat sedemikian rupa, sehingga pintu sesungguhnya dari kuburan raksasa tersebut sulit sekali diketahui yang mana dan terletak dimana. 241 Hanya tubuh itu bergerak lincah sekali menuju ke tengah hutan.   "Cengjie dan Pekjie, tunggulah aku disini, aku hendak melihat apa yang dilakukan orang itu!"   Bisik Auwyang Hong kepada kedua sahabatnya itu.   dan tubuh Auwyang Hong telah melesat ringan menguntit orang yang tadi keluar dari kuburan tersebut.   Ternyata sosok tubuh itu seorang gadis berusia diantara duapuluh tahun kebawah, gadis yang jadi budaknya Lim Tiauw Eng, yang pernah dilihat Auwyang Hong waktu Lim Tiauw Eng menantangnya setengah tahun yang lalu.   Gerakan pelayan yang masih berusia muda dan cukup cantik itu ringan dan gesit sekali dan entah apa yang akan dilakukan pelayan itu.   tapi Auwyang Hong telah menguntit terus.   Dia ingin tahu apa yang hendak dikerjakan oleh pelayan Lim Tiauw Eng itu.   Sedangkan pelayan itu tak menyadari dirinya tengah dikuntit oleh Auwyang Hong, dia berlari gesit sekali ke pertengahan hutan tersebut, dia membelok ke kanan dan tiba di sebuah lapangan rumput yang cukup besar dan disebelah kanan dari lapangan rumput itu terdapat batu gunung yang besar.   Pelayan itu melompat ke dekat batu.   Menepuk tiga kali, lalu katanya dengan suara perlahan.   "Majikanku perintahkan menyampaikan pesan, harap Thang Kongcu mau menerima pesan dari majikanku itu."   "Hmm!"   Terdengar suara mendengus dingin, disusul dengan melompatnya sesosok tubuh dengan gerakan ringan sekali yang tahu-tahu telah berdiri didepan pelayannya Lim Tiauw Eng.   242 Auwyang Hong mementang maranya lebar-lebar mengawasi orang yang baru muncul itu.   Ternyata seorang lelaki berusia antara tiga puluh tahun lebih, berpakaian sebagai pelajar yang resik sekali, pakaiannya jubah panjang yang perlente, mukanya klimis dan kumisnya yang tipis panjang itu tampak terawat rapi.   Sepasang matanya tak sipit seperti orang- orang Han, hidungnya mancung dan ditangannya terdapat kipas yang digerak-gerakkan perlahan.   Orang ini yang dipanggil oleh pelayannya Lim Tiauw Eng dengan sebutan Thang Kongcu itu, telah tersenyum dengan sikap yang keagung-agungan, dia telah bilang dengan suara yang sabar.   "Pesan apa yang ingin kau sampaikan?"   Pelayan Lim Tiauw Eng merangkapkan kedua tangannya, dia memberi hormat, katanya.   "Thang Kongcu, majikanku berpesan kalau hari ini majikanku tak bisa memenuhi keinginanmu untuk Piebu, maka jika memang engkau mendesak menghendaki majikanku menemani kau piebu, kau boleh datang sepuluh tahun lagi. Diwaktu itu tentu majikanku akan menemanimu main-main seribu jurus!"   "Hmm"   Tertawa dingin Thang Kongcu itu.   Demikian rendahnya diriku dimata majikanmu hingga dia tak mau memandang sebelah mata, bahkan untuk piebu dia memberikan waktu yang begitu lama! Hu, hu aku Tang Lang Cie tidak akanmau! Jika secara baik-baik majikanmu itu tak mau keluar menemani aku piebu guna mengukur ilmu, maka biarlah aku yang lancang ini akan masuk ke dalam kuburan mayat hidup untuk menemuinya!"   Muka pelayan Lin Tiauw Eng berobah, katanya.   "Bagaimana mungkin kau memaksa seperti itu! Kedatanganmu kesini lima hari yang lalu merupakan kunjungan bersahabat, kau juga mengatakan hanya ingin minta petunjuk dari 243 majikanku itu, hingga majikanku mau memberi muka padamu perintahkan aku memberikan pesannya ini. tapi jika engkau mengandung maksud kurang ajar dan juga bermaksud untuk memasuki kuburan mayat hidup kami, hmm, walaupun engkau mempunyai empat kepala dan belasan pasang tangan, jangan harap kau bisa meninggalkan Ciong Lam San dengan tubuh utuh!"   Thang Kongcu itu yang mengaku bernama Thang Liang Cie telah tertawa dan katanya mengejek.   "Baiklah, sekarang kau kembali dan beritahukan pada majikanmu itu, apakah dia tak mau keluar menemui aku? aku telah sabar menunggu selama lima hari disini, tapi majikanmu dan kau rupanya hendak mempermainkan aku."   Pelayan Lim Tiauw Eng memandang Thang Kongcu dengan mata tajam.   "Jika memang engkau penasaran hendak mengajak piebu majikanku, dan kau hendak memaksa seperti ini, baiklah, aku yang rendah hendak mewakili majikanku itu untuk menerima pelajaran Thang Kongcu."   "Hmm!"   Muka Thang Kongcu berubah, tampaknya dia tersinggung dengan keinginan pelayan Lim Tiauw Eng yang mau melayaninya.   "Engkau sebagai pelayan orang she Lim dan kau mau mewakilinya menghadapi diriku, apakah orang she Lim sudah tidak memandang mata padaku, hingga dia merasa begitu hina jika harus menghadapi sendiri diriku ini, hanya pelayan belaka yang diperintahkan menyambut tantanganku ini!"   Pelayan itu telah merangkapkan sepasang tangannya memberi hormat dengan membungkukkan sedikit badannya, 244 dia berkata.   "Silakan aku yang rendah ingin minta petunjuk dari Thang Kongcu, harap kasihan padaku dan tidak turunkan tangan yang terlalu keras!"   Thang Kongcu telah mendengus lagi-lagi dia mengipas- ngipas, namun tak terlihat tanda-tanda dia ingin menyerang. Dengan sikap acuh tak acuh dia telah memutar tubuh membelakangi pelayan Lim Tiauw Eng sambil menggumam perlahan.   "Hu, hu seorang pelayan tiada guna, cepat panggil majikanmu itu!"   Pelayan itu tidak tersinggung oleh perkataan Thang Kongcu, malah sambil tersenyum dia telah menyahuti.   "Jika memang aku Bu Lian tidak dapat menyambuti lima jurus dari Thang Kongcu, waktu itulah majikanku akankeluar untuk menerima tantangan Tang kongcu!"   Thang Kongcu itu telah memutar tubuhnya, memandang pelayan yang ternyata bernama Bu Lian itu dengan mata terpentang lebar-lebar.   "Hmm, demikian tidak berharganya aku dimata majikanmu, sehingga dia merasa hanya cukup melayani aku diwakili oleh pelayan seperti kau!"   Dan setelah berkata begitu, mungkin disebabkan terlalu mendongkol, dia telah menggerakkan kipasnya, akan menyampok muka Bu Lian. Pelayan Lim Tiauw Eng berseru.   "Maaf.!"   Dia memiringkan tangannya mendorong perlahan pada kipas itu, kemudian tangan satunya lagi, tangan kiri telah bergerak memutar seperti akan melibat tangan Tang Kongcu itu.   Ternyata Bu Lian telah menggunakan jurus pembukaan "Thian Loo Te Beng atau jaring langit jala bumi.   Ilmu tersebut buka ilmu sembarangan sebab gerakan yang dilakukan oleh Bu 245 Lian walaupun nampaknya perlahan untuk menahan kipas lawan dan melibat tangan Thang Kongcu, namun membuat Thang Kongcu kaget bukan main, tangannya seperti telah dikuasai oleh kekuatan yang sulit digerakkan.   Namun dia punya kepandaian yang tinggi, dia tidak gugup.   Cepat dia merobah kedudukan tangannya, pertama-tama kipas diturunkan beberapa dim dalam keadaan terlipat disodokkan kedepan menuju kearah dada Bu Lian, akan menotok jalan darah Bian- sie-hiat gadis itu.   Bu Lian walaupun sebagai pelayan, tetapi secara tidak resmi dia adalah murid Lim Tiauw Eng, bahwak murid tunggal, karena hanya dia yang mewarisi kepandaian Lim Tiauw Eng.   Dengan demikian, tidak mengherankan kepandaian yang dimiliki Bu Lian tidak rendah.   Gerakannya sangat gesit karena mudah sekali dia berhasil menghindarkan diri dari totokan ujung kipasnya Thong Kongcu.   Sedangkan Thong Kongcu beruntun tiga kali menotok berbagai jalan darah di tubuh Bu Lian, semua itu dapat dihindari oleh Bu Lian dengan mudah.   Auwyang Hong menyaksikan dari tempat persembunyian dibalik gerombolan pohon-pohon yang rimbun, melihat bahwa kepandaian Thang Kongcu tidak setinggi kepandaian Bu Lian, nereka hampir berimbang karena Bu Lian telah berhasil menerima warisan kepandaian Lim Tiauw Eng.   Auwyang Hong diam-diam terkejut melihat gerakan-gerakan Bu Lian bukan main gesitnya, bahkan setiap gerakan tangannya, dia selalu membawakan jurus-jurus yang bisa mematikan lawan.   Dengan demikian Auwyang Hong memuji dalam hatinya bahwa Lim Tiauw Eng memang benar-benar hebat, sedangkan pelayannya itu saja telah bisa memiliki kepandaian yang tinggi.   246 Thang Kongcu atau Thang Liang Cie sebenarnya merupakan seorang yang memiliki kepandaian tinggi sekali.   Jarang ada orang yang bisa menandinginya.   Didalam kalangan kangouw iapun memiliki nama yang tidak kecil.   Sejak masih usia belasan tahun, Thang Kongcu telah gemar mempelajari ilmu silat, disamping itu, kebetulan ia bertemu dengan beberapa tokoh sakti rimba persilatan yang bersedia mengambilnya sebagai murid.   Dengan begitu Thang Kongcu memiliki kepandaian yang tinggi.   Selama malang melintang dikalangan kangouw dia tak pernah memperoleh tandingan, dengan demikian Thang Kongcu menjadi sombong dan yakin dirinya merupakan jago yang tanpa tandingan lagi di kolong langit.   Namun belakangan dia mendengar kehebatannya Lim Tiauw Eng yang telah dinyatakan satu-satunya pendekar wanita yang memiliki kepandaian luar biasa.   Bahwak yang membuat Thang Kongcu jadi penasaran, dia mendengar akhir-akhir ini dikalangan kangouw telah muncul perkataan "Lam Lim Pak Ong, Im Seng Ie Yang.   Dengan adanya perkataan itu, tentu saja Lim Tiauw Eng diakui berada diatasnya Ong Tiong Yang, sedangkan Ong Tiong Yang sendiri diketahui merupakan jago nomor satu di kolong langit.   Dengan begitu pula, Thang Kongcu jadi penasaran dan ingin tahu seberapa tinggi kepandaian yang dimiliki Lim Tiauw Eng, hingga dia bisa memperoleh kedudukan seperti itu yang dianggap bisa menindih Ong Tiong Yang.   Itulah sebabnya mengapa Thang Kongcu sengaja telah melakukan perjalanan ke Ciong Lam San untuk menemui Lim Tiauw Eng.   Lima hari yang lalu dia tiba di Ciong Lam San.   dia mengandung dua maksud.   Pertama-tama dia ingin mencari Lim 247 Tiauw Eng, akan ditantangnya piebu.   Jika memang dia bisa merubuhhkan Lim Tiauw Eng, maka selanjutnya dia akan mencari Ong Tiong Yang, menantang jago nomor satu di kolong langit itu, untuk mengadakan piebu diantara mereka, kalau dia berhasil merubuhkan Ong Tiong Yang Pula, bukankah berarti dengan demikian dia merupakan jago nomor satu tanpa tandingan dan benar-benar merupakan satu-satunya jago di kolong langit ini yang memiliki kepandaian tertinggi! Cita-cita seperti itulay yang membuat Thang Kongcu jadi bersemangart sekali.   Namun setibanya di Ciong Lam San, setelah berada di luar kuburan "Mayat Hidup ternyata diapun tidak memperoleh pintu dari Lim Tiauw Eng, keinginannya untuk menemui Lim Tiauw Eng telah ditolak, bahkan sama sekali diapun tidak diijinkan untuk masuk kedalam kuburan "Mayat Hidup itu.   Tetapi dengan sabar Thong Liang Cie telah menantikan diluar kuburan, selama lima hari dia menungkulinya, karena dia yakin suatu saat tetu Lin Tiauw Eng pasti akan keluar dari kuburan tersebut.   Namun kali ini justru yang menemuinya adalah Bu Lian, pelayannya Lim Tiauw Eng.   Sehingga telah membuat Thang Liang Cie jadi mendongkol dan tersinggung sekali.   Bukankan dengan demikian Lim Tiauw Eng memperlihatkan bahwa Thang Liang Cie tidak dipandang sebelah mata olehnya? Bukahkan Thang Liang Cie dianggapnya hanya sebagai jago picisan yang tak layak dilayaninya sendiri? Namun setelah bertempur beberapa jurus dengan pelayannya Lim Tiauw Eng, Thang Liang Cie jadi kaget dengan sendirinya, karena melihat betapa pelayannya Lim Tiauw Eng memiliki kepandaian yang tidak berada disebelah 248 bawah kepandaiannya! Baik Ginkangnya maupun Iwekangnya.   Tampaknya Bu Lian memang tidak berada disebelah bawah kepandaian Thang Liang Cie.   Semula Thang Liang Cie bertanding dengan sikap acuh tak acuh, tidak memandang sebelah mata pada Bu Lian, yang dianggapnya enteng dalam beberapa jurus saja tentu dapat dirubuhkannya.   Namun setelah lewat beberapa jurus membuat Thang Liang Cie jadi harus berhati-hati sekali.   Dengan demikian juga jelas dia bertempur dengan mempergunakan kepandaian dan tenaganya bersunguh-sungguh kalau memang tidak ingin dirubuhkan oleh pelayannya Lim Tiauw Eng.   Auwyang Hong sendiri jadi tertarik melihat cara menyerangnnya Bu Lian, karena ilmu yang dipergunakan Bu Lian merupakan ilmu silat tingkat atas, dan juga agak luar biasa gerakan-gerakannya itu.   Auwyang Hong mengawasinya dengan penuh kecermatan, karena dia ingin tahu kelemahan- kelemahan ilmu tersebut.   Sehingga nanti kalau dia berhadapan dengan Lim Tiauw Eng dia sudah mengetahui kelemahan ilmunya wanita she Lim tersebut yang diberitakan oleh jago- kago kangouw sebagai jago wanita yang bisa menindih Ong Tiong Yang! Bu Lian memang sejak pertama kali telah menduga bahwa Thang Kongcu ini memiliki kepandaian yang cukup tinggi, karena jika Thang Liang Cie tidak memiliki kepandaian yang berarti, jelas dia tidak akan berani datang ke Ciong Lam San untuk menantang Lim Tiauw Eng piebu.   249 Tapi setelah bertempur beberapa jurus, Bu Lian segera memperoleh kenyataan dia masih bisa mengatasi orang she Tang.   Walaupun kepandaian Thang Liang Cie tidak rendah, tokh kepandaiannya itu tidak luar biasa.   Maka pada jurus kesebelas, Bu Lian mulai menyerang dengan jurus- jurus yang jauh lebih hebat.   Thian lo tee bong yang dipergunakan oleh Bu Lian benar-benar ilmu yang bisa dipergunakan untuk menjerat lawannya tidak bisa bergerak leluasa karena seperti dijaring dengan jala.   Thang Kongcu sendiri semakin lama semakin lambat gerakan-gerakannya, karena setiap kali dia bergerak maka selalu dapat dibendung oleh Bu Lian dengan mempergunakan jurus-jurus dari Thian lo tee bong, yaitu jaring langit jala bumi, dimana Thang Kongcu itu seperti benar-benar telah dijaring dan dijala sejurus demi sejurus, Thang Liang Cie semakin terdesak.   Auwyang Hong setelah menyaksikan sekian lama, akhirnya memperoleh kesimpulan, dalam tida atau empat jurus lagi Thang kongcu pasti dapat dirubuhkan oleh Bu Lian.   250 Dan dugaan Auwyang Hong memang tidak meleset jauh, karena dua jurus kemudian Thang Kongcu terhuyung-huyung waktu tangan kanannya kena dijaring oleh libatan kedua tangan Bu Lian.   Dan belum lagi dia bisa membebaskan diri dari libatan tangan Bu Lian, waktu itu Thang Kongcu merasakan dadanya sakit kena ditotok dua kali oleh Bu Lian.   Dan dikala dia terhuyung begitu dengan menderita kesakitan yang tak ringan Bu Lian telah menghantam dengan tangan kirinya, sehingga seketika itu juga tubuh Thang Kongcu telah terpental bergulingan dua kali ditanah.   "Maaf maaf, maaf!"   Seru Bu Lian sambil merangkapkan sepasang tangannya memberi hormat.   "Maafkan aku yang rendah telah lancang tangan terlalu keras menghadapi Thang Kongcu."   Thang Kongcu talah bangkit berdiri dengan mata yang merah karena gusar, penasaran dan juga malu. Dia telah menatap Bu Lian beberapa saat lamanya, kemudian dia berkata dengan kata-kata yang tidak lampias.   "Terima kasih atas pelayanan yang diberikan padaku! Thang Liang Cie tentu tidak akan melupakan telah pernah menerima pelayanan yang demikian manis budi dari Lim Tiauw Eng."   Bu Lian cepat-cepat menggelengkan kepala.   "Thang Kongcu, kau jangan salah paham,"   Kata pelayannya Lim Tiauw Eng.   "Bukan majikanku tidak bersedia menemuimu, tapi mengingat bahwa piebu mempergunakan ilmu silat ini, jelas akan menimbulkan celaka bagi seseorang yang memiliki kepandaian yang lebih rendah, maka majikanku telah memerintahkan aku yang rendah mewakilinya. Jika memang aku yang rendah dapat dirubuhkan oleh Thang Kongcu, diwaktu itulah majikanku beranggapan bahwa engkau 251 cukup berharga untuk dilayaninya! Tapi jika menghadapi diriku saja, seorang pelayan belaka, namun engkau tidak berdaya, terlebih lagi jika menghadapi majikanku, tentu akan mengundang bencana dan malapetaka buat dirimu sendiri!"   Muka Thang Liang Cie tambah merah, dia gusar dan penasaran sekali, pun memang diapun jengah.   Ini merupakan kenyataan, hanya dalam belasan jurus ia dapat dirubuhkan pelayannya Lim Tiauw Eng, bagaimana mungkin dia bisa menantang Lim Tiauw Eng untuk piebu? Bukankah majikan dari pelayan ini memiliki kepandaian yang berlipat kali lebih hebat? Dengan sikap yang masih diliputi rasa malu, penasaran dan gusar Thang Liang Cie telah memutar tubuhnya untuk berlalu, namun Bu Lian telah berseru.   "Tunggu dulu Thang Kongcu, masih ada pesan yang kusampaikan, majikanku tadi berpesan, Jika memang engkau sudah tidak kerasan di Ciong Lam San ini dan ingin berlalu, maka kau boleh berlalu dengan leluasa tanpa rintangan suatu apapun juga, namun jika dilain waktu engkau menginjakkan kaki satu langkah saja didalam hutan disekitar kuburan "Mayat Hidup diwaktu itu juga keselamatanmu terancam! Itulah tidak bisa dijamin oleh majikanku!"   Thang Kongcu mendengus "Hmm!"   Saja, karena dia menyadari, itulah ancaman halus buatnya, karena bisa diartikan kalau memang dilain waktu dia masih berani datang ke Ciong Lam San mengunjungi kuburan "Mayat Hidup berarti dia akan dibinasakan oleh Lim Tiauw Eng.   Dan ancaman itu bukan ancaman kosong belaka.   Bukankan menghadapi pelayan dari Lim Tiauw Eng saja dia tidak berdaya, apalaagi untuk menghadapi Lim Tiauw Eng.   Karenanya dia sudah tidak banyak bicara telah mementangkan langkah untuk berlalu.   252 Bu Lian waktu itu bukan mengawasi kepergian Thang Kongcu, tapi malah telah menoleh kearah dimana Auwyang Hong bersembunyi.   Dia merangkapkan sepasang tangannya, dia memberi hormat.   "Maaf, maaf, kami tidak bisa menyambut sejak tadi, sehingga terpaksa Auwyang kongcu menantikan demikian lama.!"   Dan dia membungkukkan badannya dua kali memberi hormat.   Auwyang Hong tercekat hatinya, namun seketika dia jadi kagum memuji pelayan Lim Tiauw Eng.   Rupanya tadi waktu diikuti oleh Auwyang Hong, walaupun Auwyang Hong memiliki ginkang yang tinggi dan sempurna, tkh kenyataanya Bu Lian bukannya tidak mengetahui, hanya dia ingin menyelesaikan dulu urusannya dengan Tang Liang Cie.   Dan sekarang disaat urusannya dengan Thang Liang Cie telah selesai, barulah dia menegur Auwyang Hong.   Dengan gerakan yang gesit Auwyang Hong melompat keluar dari tempat persembunyiannya.   "Ha ha ha ha, rupanya kau memiliki kepandaian yang lumayan tinggi, sungguh mengagumkan! sungguh mengagumkan! dan tadi aku beruntung sekali bisa menyaksikan ilmu yang hebat dari majikan "Mayat Hidup ini!"   Bu Lian cepat-cepat merendah.   "Itu hanya baru merupakan kulitnya, karena aku yang rendah memang tidak memiliki bakat dan kepintaran, sehingga sia-sia capai lelah majikanku, dimana aku tidak bisa menguasai dengan baik ilmu yang diturunkan itu. Jika memang Auwyang kongcu ingin melihat jelas ilmu silat sejati Kow Bok Pay, nanti setelah kalian 253 bertemu tentu Auwyang kongcu akan dapat mengetahui dimana kehebatan ilmu Kouw Bok Pay!"   Rupanya Bu Lian telah merendah mengagulkan kehebatan Kouw Bok Pay. Auwyang Hong Hanya menyeringai, katanya.   "Apakah kedatanganku dimalam hari seperti ini tidak mengganggu ketenangan majikanmu?!"   Bu Lian tersenyum, katanya.   Lima Jago Luar Biasa Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Silakan Auwyang Kongcu ikut bersamaku, majikanku tentu telah menantikan!"   Auwyang Hong mengangguk, dia mengikuti pelayannya Lim Tiauw Eng.   Mereka menuju kuburan "Mayat Hisup.   Ternyata Bu Lian mengajak Auwyang Hong bukan kedalam kuburan "Mayat Hidup, melainkan sampai didepan bongpay kuburan, dia menunjuk kesebungkah batu dan membungkukkan badannya sambil berkata dengan sikap menghormat.   "Silakan Auwyang Kongcu duduk-duduk dulu menantikan majikanku menyambut keluar!"   Auwyang Hong mengerutkan alisnya, kemudian dia tertawa karena dia bisa memaklumi tentunya Lim Tiauw Eng memiliki peraturan bahw orang luar dilarang memasuki kuburan "Mayat Hidupnya itu.   "Baik, baik, aku akan menantikan!"   Dan setelah berkata begitu Auwyang Hong seenaknya duduk di batu dekat bongpay kuburan itu.   sedangkan Bu Lian telah memutar tubuhnya untuk masuk kedalam kuburan.   Tidak lama, Bu Lian muncul lagi mengiringi seorang wanita ccantik luar biasa, tidak lain dari Lim Tiauw Eng.   254 Waktu muncul, Lim Tiauw Eng telah berkata dengan suara tawar.   "Maafkan kami telah menelantarkan tamu!"   Auwyang Hong melompat bangun.   "Lim Kouwnio, aku mengunjungimu untuk menepati janjiku!"   Kata Auwyang Hong.   "Tentunya aku akan memperoleh pengajaran sangat berharga dari kau!"   Lim Tiauw Eng memperlihatkan sikap tawar, katanya dingin.   "Hmm! Apakah kau sudah yakin bisa menghadapi setiap jurus ilmuku? Apakah kau kini telah memperoleh banyak kemajuan sehingga kau tidak berpikir akan rubuh di Hoa san dan sekarang coba-coba menghadapiku, sedangkan Ong Tiong Yang masih berada satu tingkat dibawahku!"   Auwyang Hong nyengir, dia menyahuti.   "Karena itu harapLim Kouwnio tidak turun tangan berat kepadaku! Dengan ini aku memang mohon belas kasihanmu Lim Kouwnio.!"   "Hmm!"   Lim Tiauw Eng tertawa dingin, kemudian berkata.   "Pengajaran apa yang kau kehendaki?"   "Tidak banyak!"   Sahut Auwyang Hong.   "Aku ingin melihat ilmu Kouw Bok Pay!"   Setelah berkat begitu Auwyang Hong berhenti sejenak, kemudian meneruskan.   "Dan tentu saja aku ingin menjadi tamu yang disenangi majikan kuburan "Mayat Hidup ini!"   Lim Tiauw Eng tertawa tawar, katanya.   "Maafkan jika kami tak dapat menyambut tamu selayaknya, karena memang telah menjadi peraturan kami, tak ada seorangpun yang diperkenankan untuk masuk kedalam kuburan mayat hidup ini. tidak peduli tamu itu seorang kaisar, tentu kami menyembutnya diluar sini, karena itu janganlah Auwyang kongcu tersinggung karenanya!" 255   "Tampat ini merupakan tempat indah dan menarik, mengapa harus tersinggung? Jika memang majikan kuburan Mayat Hidup sudah mau keluar menemuiku, hal ini merupakan keberuntungan yang tidak kecil!"   Barusaja Auwyang Hong brkata sampai disitu, terdengar suara "karaak kroook!"   Yang nyaring disekitar hutan itu. muka Lim Tiauw Eng berubah, demikian juga halnya dengan pelayannya.   "Suara apakah itu?"   Tanyanya.   "Itulah Cengjie, kodok peliharaanku."   Sahut Auwyang Hong smbil tertawa.   "Oh kiranya engkau membawa serta sahabatmu? Tanya Lim Tiauw Eng.   "Bukan hanya Cengjie, Pekjie juga ikut serta."   Menerangkan Auwyang Hong.   "Siapa Pekjie?! Tanya Lim Tiauw Eng.   "Dialah burung bangau putih berjambul merah yang pernah kau lihat dulu!"   "Oh ya!"   Mengangguk Lim Tiauw Eng. Memang aku pernah melihat bangau putih itu bersama-sama denganmu. Jadi engkau datang kesini bersama-sama dengan kedua binatang peliharaanmu?"   Auwyang Hong mengangguk. Begitulah mereka berdua bercakap-cakap. Sama sekali keduanya tak menyinggung ilmu silat. Tapi setelah lewat sekian lama, Auwyang Hong berkata dengan sikap ragu-ragu.   "Kapan kita akan mulai piebu?"   "Sekarang!"   Sahut Lim Tiauw Eng. 256 Auuwyang Hong mengangkat kepalanya mengawasi kelangit. Akhir dari sang malam telah tiba karena matahari fajar akan segera muncul.   "Jika memang kau tak keberatan, aku bersedia main-main beberapa jurus dipagi ini!"   Kata Auwyang Hong sambil tertawa lebar.   Lim Tiauw Ong mengangguk, dia memang merampungkan ilmu silatnya yang baru yang diberi nama Giok Lie Sim Keng.   Ilmu ini memang sengaja diciptakan Lim Tiauw Eng untuk dipergunakannya menindih ilmu CoanCin Kau.   Karena itu dengan memeras otak selama bertahun-tahun, Lim Tiauw Eng telahberhasil menciptakan ilmu yang hebat tersebut.   Hanya ilmu ciptaannya yang baru ini harus dilatih berdua, dengan demikian Bu Lian lah temannya berlatih.   Dan sekarang Lim Tiauw eng telah berhasil menciptakan delapan bagian, hanya tinggal dua bagian lagi rampunglah ilmu Giok Lie Sim Keng tersebut.   Sekarang dihadapannya ada Auwyang hong, salah seorang diantara lima jago luar biasa, dengan demikian Lim Tiauw Eng hendak mencoba kehebatan Giok Lie Sim Keng nya itu.   memang waktu ia bertemu Auwyang Hong beberapa saat yang lalu dan menantang Auwyang Hong untuk datang ke Ciong Lam San, sesungguhnya Lim Tiauw Eng telah mempersiapkan Auwyang Hong sebagai bahan percobaan bagi ilmunya.   Dimana Lin Tiauw Eng memang mau mencoba ilmunya yang baru itu untukmelihat seberapa hebat ilmu ciptaannya itu.   dan Auwyang Hong yang memiliki kepandaian yang tinggi dan sempurna, tentu dapat digunakan bahan percobaan yang baik.   "Kita mulai sekarang?"   Tanya Lim Tiauw Eng.   257 Auwyang Hong mengangguk.   Majikan kuburan "Mayat Hidup telah memberi tanda kepada Bu Lian, maka pelayan itu pergi kedalam kuburan untuk mengambil sebilah pedang.   Kemudian pedangnya itu diberikan kepada majikannya.   Sambil mengusap-usap pedangnnya itu, Lim Tiauw Eng telah berkata.   "Aku akan mempergunakan pedang ini untuk main-main dengan kau, tapi senjata apakah yang ingin kau pergunakan? Apakah akam nenggunakan sebilah pedang juga?"   Auwyang Hong menggeleng.   "Tidak, aku mempergunakan ini!"   Dan dia mengeluarkan kipasnya. Lim Tiauw Eng tersenyum.   "Pedang berukuran panjang, sedangkan kipasmu berukuran pendek. Apakah kau tidak menyesal jika kelak ternyata kau yang menjadi pihak pecundang?"   Auwyang Hong menggeleng.   "Aku tak akan sesalkan siapapun juga jika memang aku harus rubuh ditanganmu, paling tidak aku hanya menyesali mengapa kepandaianku belum sempurna sehingga aku dirubuhkan oleh Lim Kouwnio!"   Lim Tiauw Eng telah berdiri, dia menebas pedangnya diudara, terdengar suara mendengung yang cukup nyaring, menunjukkan bahwa tenaga menebas Lim Tiauw Eng memang kuat sekali. 258   "Mari kita mulai!"   Kata Lim Tiauw Eng. Auwyang Hong membuka kipasnya, dia melihat-lihat lukisan dikipasnya, sedangkan mulutnya menggumam perlahan.   "Lim kouwnio, apakah tidak terdapat syarat-syarat yang menentukan dalam piebu ini yang bisa menentukan siapa yang menang dan kalah. Bukankah kita piebu akan bertempur tidak sampai diantara kita menemui ajalnya?"   Lim Tiauw eng berfikir sejenak, kemudian menyahuti.   "Ya, kita putuskan saja begini, jika salah seorang diantara kita bisa menyentuh tubuh lawan, berarti dia sudah memperoleh kemenangan. Bagaimana? kau setuju Auwyang Sieheng?"   Auwyang Hong mengangguk.   "Baiklah, sekarang aku mengalah menerima tiga kali seranganmu."   Kata Lim Tiauw Eng.   Auwyang Hong tidak sungkan-sungkan lagi.   Dia memang cerdik dan licik, dia tahu Lim Tiauw Eng mempunyai kepandaian yang tinggi.   Jika dia tidak berusaha merebut kemenangan, tentu sulit baginya memperoleh kemenangan dari Lim Tiauw Eng.   Sekarang mendengar tawaran yang dikatakan oleh Lim Siauw Eng, Auwyang Hong telah menggerakkan kipasnya yang meluncur seperti lempengan baja saja, angin yang berkesiuran juga kuat sekali.   Lim Tiauw Eng tidak berkisar dari tempat berdirinya, hanya pedangnya yang berkelebat menikam kuat sekali kepada kipas lawannya.   Tikaman yang dilakukan merupakan tikaman yang sangat dahsyat, karena selain kuat juga cepat sekali.   Juga getaran yang terdapat pada pedang Lim Tiauw eng bisa membingungkan lawan.   Sewaktu-waktu pedang itu bisa brobah 259 arah sasaran yang ditujunya.   Itulah salah satu gerak jurus Giok Lie Kiam Hoat yang merupakan pecahan dari Giok Lie Sim Keng yang telah diciptakan olen Lim Tiauw Eng.   Pada jurus pertama ini saja Auwyang Hong telah terkejut menyaksikan kehebatan ilmu Lim Tiauw Eng.   Sebagai jago kelas satu tentu saja Lim Tiauw Eng dan Auwyang Hong tak perlu bertempur serabutan.   Dalam satu atau dua jurus saja sudah bisa menduga sampai dimana kehebatan ilmu lawan masing-masing.   Menyaksikan tikaman itu, Auwyang Hong sengaja tak menarik pulang kipasnya, dia hanya memiringkan kipasnya dan meleset lewat pedang itu, kemudian kipas itu dilipatnya, mempergunakannya untuk menotok jalan darah Pai-cian-hiat nya Lim Tiauw Eng.   Tapi Lim Tiauw Eng juga bergerak gesit sekali.   Dengan hanya menggeser kaki kanannya, tahu-tahu tubuhnya berkelebat kesamping Auwyang Hong, pedangnya bergerak akan menikam iga Auwyang Hong.   Gerakan itu cepat sekali karena tahu-tahu mata pedang hanya terpecah empat atau lima dim saja dari sasaran.   Auwyang Hong tak percuma sebagai seorang dari kelima jago luar biasa di daratan Tionggoan, karena walaupun lawannya menikam dengan cara luar biasa seperti itu tokh dia masih bisa menghindarinya dengan sikap yang tenang, malah kipasnya dipergunakan untuk menampar lawannya.   Tampaknya yang dilakukan Auwyang Hong dengan kipasnya itu merupakan sampokan yang kuat sekali, karena pedang Lim Tiauw Eng telah tersampok kesamping.   260 Namun Giok Lie Kiam Hoat yang diciptakan oleh Lim Tiauw Ong benar-benar merupakan ilmu pedang yang luar biasa dengan jurus-jurus yang aneh dan terlalu mengejutkan, karena begitu pedang itu kena ditampar tersampok kesamping, tampak pedang itu tahu-tahu telah menikam lagi kearah perut Auwyang Hong.   Auwyang Hong melompat menyingkir.   Begitulah kedua orang ini mengadu ilmu sampai duapuluh jurus lebih.   Namun sejauh itu nampaknya mereka berimbang.   Hanya Auwyang Hong sendiri sebagai orang yang telah memiliki kepandaian sempurna, dalam belasan jurus lagi tentu dia akan jatuh dibawah angin, maka dia mencoba merubah cara bertempurnya.   Dikala Lim Tiauw Eng mendesaknya dengan tikaman- tikamannya yang gencar, maka waktu itulah kipas Auwyang Hong berkelebat, tahu-tahu tangan kirinya bergerak, dengan kedua kaki mengambil sikap berjongkok.   Auwyang Hong mempergunakan salah satu jurus Ha Mo Kongnya! Angin berkesyuran, bukan hanya pedang Lim Tiauw Eng seperti diterjang oleh gumpalan tenaga yang kuat sekali sehingga hampir terpental kebelakang, tubuh Lim Tiauw Eng sendiri juga terhuyung beberapa langkah kebelakang.   Diwaktu itu, Lim Tiauw Eng mendongkol dan kaget, namun cepat-cepat dia menguasai dirinya.   Dia mendongkol karena Auwyang Hong dengan serangan itu sama seperti membokong, kaget dengan Iwekang yang dipergunakan oleh Auwyang Hong.   261 Bu Lian hanya menyaksikan pertandingan antara majikannya dengan Auwyang Hong dengan mata terbuka lebar-lebar.   Dia mendapat kenyataan, walaupun Giok lie Sim keng Kiam hoat dari majikannya merupakan ilmu pedang luar biasa, tokh tidak bisa merubuhkan Auwyang Hong.   Tapi melihat pertempuran itu, berarti menambah pengalaman Bu Lian.   Lim Tiauw Eng kali ini tak sungkan-sungkan lagi, karena melihat Auwyang Hong menyerang dia mengempos semangatnya.   Dia menyerang membalas mempergunakan Iwekang yang sangat kuat.   Dua kekuatan telah saling bentur.   Kesudahannya keduanya hanya mundur satu langkah, lalu maju lagi.   Pertempuran kali ini, selain mempergunakan senjata, juga sekali-sekali diselingi dengan berbagai pukulan-pukulan telapak tangan yang disertai oleh Iwekang yang sangat kuat sekali.   Lim Tiauw Eng memang memiliki Iwekang yang berada diatas Auwyang Hong, karena itu dia bisa bertempur dengan lebih leluasa.   Dan setelah lewat belasan jurus lagi, dia memang menang diatas angin.   Auwyang Hong yang akhirnya mulai tertindih itu, telah mengerahkan seluruh kepandaiannya untuk dapat menyerang Lim Tiauw Eng dengan lebih gencar.   Seetelah melihat jika dia terus bertempur seperti itu hanya akam membuat kerugian buat dirinya, Auwyang dalam satu kesempatan telah melompat mundur, kipasnya telah dimasukkan kedalam saku bajunya, diapun telah berjongkok mengambil sikap seekor kodok dengan kedua telapak tangan 262 numprah diatas tanah! Itulah cara Ha Mo Kong akan dipergunakan! Lim Tiauw Eng yang pernah merasakan hebatnya tenaga Ha Mo Kongnya Auwyang Hong beberapa waktu yang lalu, juga tak berani ceroboh begitu saja menerjang.   Dia mengawasi waktu Auwyang Hong menggerakkan kedua tangannya, mendorong, angin berkesyuran kuat sekali, Lin Tiauw Eng mengelak.   Tapi Auwyang Hong menggeser kedua tangannya.   Angin serangan Ha Mo Kong itu seperti mengejar Lim Tiauw Eng.   "Brukkk!"pinggir kuburan "Mayat Hidup didekat Bongpay telah sempal terkena pukulan telapak tangan Auwyang Hong, karena tenaga Ha Mo Kongnya berhasil membuat bagian yang sempal dari kuburan itu meluruk jatuh menjadi abu benar-benarmengejutkan Lim Tiauw Eng. Jika memang dirinya terserang oleh Ha Mo Kong tersebut berarti tubuhnya itupun akan remuk dan hancur lumat seperti halnya baru kuburan itu. tapi Lim Tiauw Eng memperlihatkan sikap tenang, sedikitpun tidak terlihat diwajahnya sikap kuatir, karena dia yakin walaupun bagaimana kepandaian Auwyang Hong tidak lebih tinggi dari kepandaiannya. Cuma saja kepandaian See Tok benar-benar ganas! Yang perlu diperhatikan jangan sampai dia diam-diam membokong dengan racunnya, karena See Tok bukan sebangsa manusia baik-baik, dia licik dan tidak segan-segan akan mempergunakan racun untuk merebut kemenangannya! Sedang Lim Tiauw Eng berfikir begitu, justru See Tok berulang kali menyerang dengan Ha Mo Kong. 263 Walaupun Ha Mo Kong merupakan ilmu pukulan yang disertai Iwekang namun merupakan sifat yang keras. Maka Lim Tiauw Eng setelah beberapa kali menghindari gempuran Ha Mo Kong-nya Auwyang Hong, telah duduk bersemedhi diatas tanah. Dia menggunakan Giok Lie Sinkang dan menyambuti gempuran selanjutnya dari Auwyang Hong. Setiap kali tenaga Ha Mo Kong itu menerjang pada Lim Tiauw Eng, tenaga menyerang itu seperti juga amblas. Memang waktu menciptakan Giok Lie Sin Keng, Lim Tiauw Eng lebih mengutamakan ilmu tersebut pada kelunakan, namun hebatnya Iwekang tersebut tidak berada dibawah Iwekangnya Auwyang Hong. Dengan dilawan lunak, habislah dayanya Auwyang Hong. Karenanya, walaupun dia menyerang bertubu-tubi berulang kali dengan Ha Mo Kongnya, tokh kenyataannya dia tidak bisa berbuat banyak. Akhirnya Auwyang Hong melompat berdiri sambil berseru.   "Kukira telah cukup! Terima kasih atas petunjuk yang diberikan Lim Kouwnio!"   Lima Jago Luar Biasa Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Lim Tiauw Eng tersenyum sambil melompat berdiri juga.   "Sungguh hebat kepandaian yang kau perlihatkan tadi Auwyang Sieheng!"   Memuji Lim Tiauw Eng.   Auwyang Hong licik, sengaja telah menyudahi pertempuran sampai disitu, dia bisa mengambil keuntungan yang tidak kecil.   Pertama, jika dia meneruskan pertempuran itu terus lebih lama lagi, jelas yang rugi dirinya.   Tenata dalamnya selalu tenggelam tidak karuan oleh bendungan tenaga dalam Giok Lie Sim Keng-nya Lim Tiauw Eng, karenanya dia telah cepat-cepat membatasi diri.   Jika dia mengerahkan terus 264 menerus tenaga dalamnya berlebih-lebihan, tentu hanya akan membuat dia terluka didalam.   ****   Jilid 8 KEDUA, diapun telah menyaksikan Giok Sim Keng, kehebatan dan kekurangannya.   Dengan menyaksi-kan kehebatan Biok Lie Sim Keng, Auwyang Hong bisa memperoleh tambahan pengalaman, berarti juga bisa dipergunakan nanti menghadapi lawan-lawannya dalam pertemuan kedua kalinya di Hoa San.   Lim Tiauw Eng sendiri tidak me- ngetahui bahwa Auwyang Hong sesungguhnya waktu itu berada ditepi jurang, jika memang dia meneruskan per- tempuran itu, tentu Auwyang Hong akan menderita luka dalam yang tidak ringan.   Dengan alasan menghentikan pertempuran mereka, berarti Auwyang Hong yang licik ini telah menyembunyikan kelemahannya itu.   Lim Tiauw Eng sendiri juga menganggap bahwa pertempuran itu sudah cukup dan dia tidak terlalu mendesak Auwyang Hong, karena jika memang Auwyang Hong berlaku nekat dan akan bertempur terus mengadu jiwa dengan mati- matian, hal inipun bisa membahayakan diri Lim Tiauw Eng sendiri.   265 Sebagai dua orang jago kelas wahid yang memiliki arti yang besar, sedikit lambat atau lengah saja berarti mereka akan terluka parah karenanya.   "Terima kasih atas pengajaran yang diberikan oleh Lim Kounio!"   Kata Auwyang Hong lebih lanjut.   "Namun ada sesuatu yang hendak kuajukan kepada Lim Kounio!"   "Apakah itu?!"   Tanya Lim Tiauw Eng.   "Apakah aku diperkenankan untuk berdiam beberapa hari di hutan ini?"   Tanya Auwyang Hong. Lim Tiauw Eng tidak segera menyahuti, dia hanya berdiam diri mengawasi Auwyang Hong, sampai akhirnya dia bilang juga.   "Baiklah, asal engkau tidak menimbulkan keonaran disekitar tempat ini, akupun tidak berhak melarangmu!"   Dan setelah berkata begitu, Lim Tiauw Eng menoleh kepada pelayannya. Pelayan tersebut rupanya mengerti, dia telah menghampiri Auwyang Hong.   "Mari kuantarkan kau ke tempat yang menjadi batas-batas dari kuburan ini!"   Kata Bu Lian sambil menjura. Harap Auwyang kongcu nenti mengingat baik-baik, batas-batas mana yang boleh didatangi oleh Auwyang Kongcu, batas-batas mana yang merupakan daerah terlarang!"   Waktu Bu Lian menjelaskan begitu pada Auwyang Hong, Lim Tiauw eng telah memutar tubuhnya, dia telah masuk ke kuburan "Mayat Hidupnya.   Auwyang Hong mengangguk dan ikut Bu Lian meninggalkan kuburan "Mayat Hidup tersebut.   266 Ternyata Bu Lian telah memberikan penjelasan kepada Auwyang Hong.   Limabelas langkah disebelah selatan, duapuluh langkah disebelah utara, dua puluh lima langkah disebelah timur dan tiga puluh langkah disebelah barat.   Tempat-tempat tersebut dilarang sekali untuk didatangi oleh Auwyang Hong.   Semua itu tentu saja dihitung sejak dari tepian kuburan "mayat hidup tersebut.   Selama Auwyang Hong mau mematuhi larangan ini, tidak terlalu dekat berada di kuburan ini, maka diwaktu itu Auwyang Kongcu boleh dengan leluasa berkeliaran di hutan ini.   Namun jika kau melanggar satu langkah saja daerah terlarang itu, berarti majikanku tidak akan mengampuni lagi! Bukan hanya pada kau yang dikenakan peraturan seperti itu..   malah pada orang-orang yang tidak punya guna, begitu mereka segera menerima hukuman yang berat!"   "Terima kasih!"   Kata Auwyang Hong sambil mengangguk.   Bu Lian telah memutar tubuhnya untuk kembali ke kuburan "Mayat Hidup.   Auwyang Hong yang telah ditinggal seorang diri, mengawasi sekitar hutan itu, baru kemudian pergi ketempat dimana Cengjie dan Pekjie menantikannya.   Waktu itu sinar matahari pagi telah menerobos masuk dalam hutan, sehingga apa yang dapat dilihat dengan jelas.   Sedangkan Auwyang Hong telah melihat dinding-dinding yang tinggi sekali dari tembok kuil Tiong Yang Kiong, dimana kuil itu dibawah sorotnya cahaya matahari pagi, tampak angker dan agung sekali.   "Hmm, di kuil itulah Ong Tiong Yang berdiam..!"   Berpikir Auwyang Hong.   "Untuk menghadapi Cong Cin Cit Cu 267 memang bukan persoalan yang sulit buatku, begitu juga untuk menghadapi Loo Boan Tong, Ciu Pek Thong, bukan soal yang perlu dibuat jeri. Namun Ong Tiong Yang bukanlah lawan yang mudah dihadapi. It Yang Cie nya masih belum dapat kupecahkan, karena itu aku harus melatih Ha Mo Kongku segiat mungkin untuk memahirkan dan memperoleh kesempurnaan! Hemm, biarlah aku mengawasi dari jauh saja. Jika memang kebetulan Ong Tiong Yang tidak berada diuilnya, tengah turun gunung, waktu itulah aku diam-diam masuk ke kuil Tiong Yang Kiong untuk mencuri kitab Kiu Im Cin Keng. Jika aku berhasil memperoleh dan memiliki Kiu Im Cin Keng, jangankan hanya seorang Ong Tiong Yang, walaupun harus menghadapi sepuluh atau duapuluh Ong Tiong Yang tentu akan dapat kutaklukkan dengan mudah. Tengah Auwyang Hong termenung seperti itu, tiba-tiba dia mendengar suara orang tertawa-tawa, disusul dengan suara seorang yang bernyanyi-nyanyi dengan riang gembira, nadanya lucu sekali .   "Tik, Tak, Tik Tak, Kudanya lompat-lompatan, Larinya seperti kuda kakek, Perutnya seperti balon! Tik, Tak, Tik, Tak, Air hujan turun menyiram bumi! Mandi didalam bak, Menari sambil bernyanyi! O, O, Kudanya kuda putih, Larinya seperti kakek, Hi hi hi hi hi hi..!" 268 Auwyang Hong jadi tertarik mendengar nyanyian seperti itu, dia segera menoleh ke arah darimana datangnya suara nyanyian itu. Segera juga dilihatnya seorang lelaki berusia antara tigapuluh tahun lebih menari-nari sambil bernyanyi- nyanyi seperti itu. Auwyang Hong jadi tertegun, karena semula dia menduga yang bernyanyi-nyanyi dengan nada jenaka itu adalah seorang anak-anak, tidak tahunya seorang tua bangkotan. Yang lebih mengejutkan Auwyang Hong, orang itu tidak lain daripada Loo Boan Tong, Ciu Pek Thong, si bocah tua bangkotan yang berandalan dan jenaka itu. Gesit bukan main Auwyang Hong telah melompat kedalam gerombolan pohon, untuk menyembunyikan diri disitu, mengawasi gerak-gerik Ciu Pek Thong. Dia juga telah membisiki Cengjie dan Pekjie agar mereka tidak menimbulkan suara. Ciu Pek Thong tengah menari-nari dan bernyanyi-nyanyi, tampaknya gembira sekali. Kiranya selama ini Ciu Pek Thong memang dikurung oleh Ong Tiong Yang didalam kuil, dikenakan hukuman tidak boleh keluar setindakpun dari kuil. Dengan begitu Ciu Pek Thong sering bersedih dan menggerutu tidak karuan macam. Dia adalah seorang yang gemar bergerak gemar bermain, maka dihukum dengan larangan tidak boleh keluar kuil oleh Ong Tiong Yang membuat Ciu Pek Thong merasakan hidup bagai didalam neraka!. Walaupun Coan Cin Cit Cu selalu setia bergantian menemaninya bermain, namn akhirnya lama kelamaan Ciu Pek Thong bosan juga, dan hari ini dia telah menghadap pada Ong Tiong Yang, merasa kasihan pada sutenya, dimana selama dikurung didalam kuil memang tidak memperlihatkan 269 keberandalan yang berlebihan, telah mengijinkannya. Dengan demikian bukan main gembiranya Ciu Pek Thong, sehingga begitu dia berada di luar kuil dia telah menari-nari sambil bernyanyi-nyanyi dengan jenaka. Setelah agak lama menari dan bernyanyi Ciu Pek Thong berdiam, dia berjongkok, tubuhnya agak membungkuk, dia seperti memperhatikan sesuatu. Lama Ciu Pek Thong dengan sikapnya seperti itu, mambuat Auwyang Hong jadi heran dan menduga-duga, entah apa yang sedang diperhatikan oleh si bocah tua bangkotan yang berandalan itu. hati Auwyang Hong juga seperti dikilik-kilik. Perasaan ingin tahunya apa yang sedang dilakukan oleh Ciu Pek Thong membuat dia tidak bisa menahan diri, maka dia telah keluar dari tempat persembunyiannya dan menghampiri ke dekat Ciu Pek Thong.   "Apa yang sedang kau cari Loo Boan Tong?!"   Tanya Auwyang Hong. Walaupun mendengar langkah kaki dn ditegur begitu, Ciu Pek Thong tidak menoleh, hanya memperdengarkan suara.   "Sssstt jangan berisik! nanti da kabur!"   "Siapa yang kaur?!"   Tanya Auwyang Hong heran.   Ciu Pek Thong semula menduga bahwa yang menghampirinya adalah salah seorang murid suhengnya, sehingga dia tidak menoleh.   Tapi ketika dia mendengar pertanyaan Auwyang Hong terakhir, dia seperti tersadar bahwa suara itu bukan suara dari murid suhengnya.   Dia melirik untuk kagetnya dan bercampur girangnya, seera dia mengenali orang tersebut tak lain dari Auwyang Hong! 270   "Akh See Tok, kau?!"   Berseru Ciu Pek Thong sambil melompat berdiri.   "kapan kau sampai di Ciong Lam San, mengapa tidak berkunjung kepada kami?"   Auwyang Hong tersenyum.   "Aku baru saja tiba eh ya, apa yang tadi kau cari? Siapa yang kabur jika menimbulkan suara berisik?"   Ditanya begitu,Ciu Pek Thong ingat pula apa yang tengah dilakukannya. Dia telah mendekatkan jari telunjuk pada bibirnya.   "Ssstt!"   Hanya itu daja yang diperdengarkannya, kemudian dia berjongkok untuk melongok pula sebuah lobang kecill dibawah batang itu.   Auwyang Hong tambah heran, dia memperhatikan lobang kecil itu.   sebuah lobang yang besarnya seukuran lingkaran ibu jari tangannya.   Auwyang Hong jadi menduga-duga, si bocah tua bangkitan yang berandalan ini tentu tengah mencari sesuatu yang aneh.   Dan sebagai seorang yang sering mencari binatang beracun, baik ular, kelabang, kelabang, kalajengking dan binatang berbisa lainnya, maka See Tok tertarik sekali melihat lubang kecil itu.   "Apakah kau tengah mencari binatang berbisa?"   Ciu Pek Thong tidak menyahuti. Auwyang Hong juga jadi memperhatikan lobang kecil itu.   "Nah, nah, dia keluardia keluar kau jangan bersuara!"   Menggumam Ciu Pek Thong dengan suara berbisik.   Auwyang Hong semakin tertarik, dia mementang matanya lebar-lebar mengawasi lobang kecil itu.   271 Dari lobang kecil itu memang keluar binatang kecil, namun waktu melihat binatang itu, Auwyang hong jadi tertawa terbahak-bahak.   "Kukira binatang berbisa apa yang bisa ditangkap dan menarik untuk dibuat main, tidak tahunya hanya seekor jangkrik saja!"   Herseru Auwyang Hong.   Suara tertawa Auwyang Hong yang terbahak-bahak itu membuat jangkrik yang telah tiba di mulut lobang kecil itu jadi terkejut mandek sejenak, lalu binatang itu mundur masuk ke dalam lobang lagi.   Sebetulnya Ciu Pek Thong tengah bersiap-siap mengangkat tangan kanannya begitu jangkrik itu keluar lagi sedikit dari lobang tersebut.   Dia akan menggerakkan tangannya untuk menangkap binatang tersebut.   Namun justru belum lagi dia menggerakkan tangannya diwaktu Auwyang Hong telah tertawa keras seperti itu, membuat jangkrik itu batal keluar dan gagallah Ciu Pek Thong memperoleh jangkrik itu.   Bukan main mendongkolnya Ciu Pek Thang.   "Bisa bangkotan, ternyata engkau memang selalu membawa sial saja!"   Bentak Ciu Pek Thong sengit.   "Sudah kuberitahukan kau jangan timbulkan suara ribut-ribut, malah trtawa seperti orang edan! Kau lihat, jangkrik itu telah masuk kedalam lobangnya lagi, gagallah aku menangkapnya!"   Auwyang Hong tertawa, dia tidak gusar walaupun Ciu Pek Thong menegurnya kasar seperti itu, karena Auwyang Hong yang pernah bertemu Pek Thong beberapa kali sebelumnya, baik di Hoa San maupun ditempat-tempat yang dikunjungi Ong Tiong Yang, maka dia mengenal adik seperguruan Ong Tiong 272 Yang yang berandalan, biarpun telah dewasa dan usianya tida puluh tahun lebih namun memiliki watak seperti anak-anak.   "Apa gunanya seekor jangkrik!"   Menyahuti Auwyang Hong. Hu, hu, paling tidak kau hanya mendengar suaranya! Lebih baik kau main-main denganku!"   Muka Pek Thong jadi berseri-seri mendengar auwyang Hong mengajaknya bermain-main.   "Bermain apa?!"   Tanya Ciu Pek Thong.   "Sebuah permainan yang menarik sekali, aku jamin kau pasti akan menyukainya!"   Menyahut Auwyang Hong.   "Sebutkan, permainan apa?!"   Tanya Ciu Pek Thong yang mendesak tidak sabar.   "Sabar, sabar, nanti akan kuberitahukan. Tetapi sebelum kita bermain,engkau harus berjanji dulu untuk memenuhi dua permintaanku!"   "Sua permintaanmu? Apa kedua permintaanmu?"   Tanya Ciu Pek Thong. Ayo cepat sebutkan, setelah itu kita akan main dengan gembira!"   "Dengarlah!"   Kata Auwyang Hong.   "Aku akan mengajak engkau bermain dengan permainan menarik sekali, tapi pertama-tama kau harus memberitahukan dulu padaku Kouwhoat Coan Cin Sinkang dan Coan Cin Kiam Hoat.   "Apa?!"   Tanya Ciu Pek Thong kaget.   "Pertama-tama kau harus membacakan Kauwhoat (teori) dari Coan Cin Sinkang dan Coan Cin Kiamhoat.!"   Kata Auwyang Hong.   Jangan kaget, kau hanya baca satu kali saja, akupun hanya mendengarkan.   Tokh tidak membawa kerugian buatmu? Bukankah tidak ada seorangpun yang hanya 273 mendengar satu kali saja bisa mengerti dan mengingat selamanya bunyi Coan Cin Sin Kang dan Coan Cin Kiam Hoat itu?"   Ciu Pek Thong berdiam diri memandang ragu pada Auwyang Hong. Lalu tanyanya.   "Bisa bangkotan, engkau hendak mengakali aku?!"   Hu! Hu! Loo Boan Thong bukan manusia yang mudah dipukuli!"   Auwyang Hong tersenyum.   "Siapa bilang Ciu Pek Thong manusia yang mudah dipukuli?!"   Menyahuti Auwyang Hong, tetap tertaw. Kau seorang yang sangat cerdas, memiliki kepandaian yang tinggi, dan seorang yang periang sekali! Siapa yang tak kenal Loo Boan Tong Ciu Pek Thong?!"   Senang hati Ciu Pek Thong diumpak seperti itu, dia mengangguk-angguk beberapa kali, tapi kemudian mukanya jadi muram lagi, tampaknya dia berpikir keras. Auwyang Hong tertawa lagi, katanya.   "Bagaimana? Apakah engkau menerima permintaan yang pertama itu?!"   "Sulit! Sulit!"   Menyahut Ciu Pek Thong.   "Sulit kenapa?"   Tanya Auwyang Hong.   "Permintaanmu itu terlalu berat.!"   "Berat bagaimana? Bukankah engkau hanya menghafal satu kali saja dan tidak akan memberatkanmu?!"   "Benar, namun aku tidak berani melanggar pintu perguruanku! Mana mungkin aku membacakan Kouwhoat dari pintu perguruanku untuk seorang luar seperti kau?!"   "Tapi tidak ada orang lain yang tahu!" 274 Ciu pek Thong berdiam diri, namun akhirnya dia menoleh pada Auwyang Hong, matanya memancarkan sinar yang sangat tajam. Tegurnya.   "Apakah kau tidak akan bilang-bilang pada siapapun juga jika memang aku bersedia membacakan kouwhoat Coan Cin Kiam Hoat untukmu?!"   Auwyang Hong girang bukan main, karena dia yakin Ciu Pek Thong akan dapat diakalinya.   "Tentu saja aku tidak akan memberitahukan pada siapapun juga! Bukankah jika ada yang mengetahui, Auwyang Hong mendengar kouwhoat Coan Cin Sin Kang dan Coan Cin Kiam Hoat, hal itu hanya akan merupakan tamparan untukku? Jelas itu merupakan rahasia yang tidak akan diketahui oleh siapapun juga selain kita berdua!"   Ciu Pek Thong girang, namun itu hanya sekejap saja, kemudian dia telah menggeleng-gelengkan kepalanya lagi, katanya.   "Tidak mungkin, itu tidak mungkin.!"   "Mengapa tidak mungkin?!"   Tanya Auwyang Hong tidak sabar.   "Kau merupakan salah seorang diantara Lima Jago Luar Biasa dan yang tertinggi kepandaiannya adalah suhengku. Jika memang Coan Cin Sin Kang dan Coan Cin Kiam Hoat kuberitahukan padamu, walaupun hanya kouwhoatnya saja, bukankah itu berbahaya bagi suhengku? Dengan mengetahui kouwhoat Coan Cin Sin Kang dan Coan Cin Kiam Hoat berarti kelak dalam pertemuan yang kedua kalinya di Hoa San, engkau dapat mempergunakannya untuk menindih suhengku?"   Lima Jago Luar Biasa Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Auwyang Hong tertawa dengan muka yang kurang enak dilihat.   Dia memang licin dan licik, karena itu dia tetap tidak mau melepaskan kesempatan ini.   hanya dia mendongkol 275 melihat Loo Boan Tong, si bocah tua bangkotan yang berandalan ini demikian uletnya untuk dibujuk.   Dia membujuk lagi.   "Hanya satu kali saja mendengar Kouwhoat yang akan kau bacakan itu, aku mana bisa mengingatnya dengan baik. Akupun hanya ingin mendengarnya untuk membanding- bandingkan mana yang lebih hebat Coan Cin Sin Kang atau memang Ha Mo Kong ku!"   Ciu Pek Thong geleng-geleng kepalanya, diapun telah berseru-seru.   "Tidak bisa! Sudahlah kau jangan mengganggu aku, aku ingin menangkap jangkrik itu lagi!"   Auwyang Hong tertawa dingin. .Loo Boan Tong, engkau benar-benar tidak tahu permainan menarik jika memang kau menolak permintaanku, berarti engkau seumur hidupmu tidak akan memperoleh permainan yang menarik dan menggembirakan hati.!"   Ciu Pek Thong yang waktu itu akan berjongkok lagi, ketika mendengar perkataan Auwyang Hong, jadi ragu-ragu. Sebetulnya permainan apa sih yang kau bilang sangat menarik itu?!"    Pedang Kiri Pedang Kanan Karya Gan KL Si Bungkuk Pendekar Aneh Karya Boe Beng Giok Perangkap Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini