Rajawali Sakti Langit Selatan 11
Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long Bagian 11
Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya dari Sin Long Tetapi sampai sore, disaat hari mulai gelap tetap saja Yo Him tidak berhasil mencari pengemis-pengemis itu. Bahkan celakanya, perut Yo Him juga telah berkeruyukan lapar. "Akhhh, inilah disebabkan kecerobohanku yang tidak berhati-hati, sehingga uang dan bajuku telah dirampas oleh pengemis-pengemis kurang ajar itu" Berpikir Yo Him didalam hatinya. Dengan tubuh yang lesu, dan menahan lapar Yo Him telah berjalan tanpa arah dan tujuan.343 Akhirnya ketika dia tiba didekat pintu sebelah utara dari kota tersebut, bahunya ditepuk seseorang. Tentu saja Yo Him jadi terkejut. Ketika dia menoleh, ternyata orang yang menepuknya itu tidak lain dari seorang pengemis juga, usianya telah empat puluh tahun, pakaiannya compang-camping dan kumis maupun jenggotnya yang kasar itu tumbuh tidak teratur. Melihat orang yang menepuknya seorang pengemis, hati Yo Him sudah tidak senang, karena dia telah mengalami betapa pergemis-pergemis kecil yang tadi telah mengganggunya dan merampas barang-barangnya. Maka dari itu Yo Him telah menduga mungkin pengemis inipun ingin mengganggunya juga. "Anak, mengapa keadaanmu seperti ini ?" Sapa pengemis itu dengan itu dengan suara ramah. Sebetulnya Yo Him sudah tidak ingin melayani pengemis itu, namun mendengar suara si pengemis yang ramah den sabar, maka dia telah menyahuti juga. "Aku telah dihina oleh pengemis-pengemis sebangsamu !" "Ihh ?!" Pengemis itu mengeluarkan seruan karena terkejut, rupanya jawaban yang diberikan Yo Him tidak pernah diduga sebelumnya "Aku dipukuli dan juga barang-barangku telah di rampas mereka .... !" Kata Yo Him lagi. Dengan muka yang muram dan sepasang alis yang dikerutkan, pengemis itu telah bertanya sabar ; "Apakah kau mengetahui nama mereka ??" "Mana tahu ? Sedang lihat saja baru tadi!" Kata Yo Him mendongkol "Hemm, apakah ada peristiwa seperti ini?" Menggumam pengemis itu. "Apakah kau tidak berdusta?"344 "Untuk apa aku membohongimu ? Apakah dengan menceritakan pengalamanku itu kau bisa mengembalikan barangku ? Hemm, itulah memang sudah nasibku yang buruk !" Mengeluh Yo Him sambil memutar tubuhnya, maksudnya ingin berlalu. "Tunggu dulu adik kecil .......!" Kata pengemis itu mencegah kepergian Yo Him. "Ada apa lagi yang ingin kau ketahui ?" Tanya Yo Him tidak sabar. "Aku masih ingin menanyakan kau perihal uang dan pakaianmu yang telah dirampas itu ......." "Percuma ... " "Mengapa percuma! Katakanlah, bagaimana wajah pengemis yang telah mengganggumu ?" "Semuanya ada tiga orang !" "Ihh !" Kembali pengemis itu mengeluarkan suara seruan heran. "Tiga orang ?" "Ya," Mengangguk Yo Him "Mereka baru pertama kali kulihat dan dengan sengaja telah menubrukku, disaat itu mereka menaduh aku justru yang telah menghadang jalan mereka, sehingga salah seorang diantara mereka terjungkel ditanah ! Tetapi sebenarnya bukan salahku, justru memang mereka sengaja menubrukku...!" Pengemis itu tertawa. "Baiklah, kini kau jelaskan wajah mereka mungkin aku bisa bantu carikan barangmu yang telah lenyap itu." "Ohhh, benarkah ?" Tanya Yo Him girang. "Maka dari itu. cepat kau ceritakan." Kata pengemis itu lagi. "Mudahkan saja barang itu belum dipergunakan mereka."345 Mendengar itu, tentu saja Yo Him jadi girang dia menceritakan peristiwa yang telah dialaminya dan juga menceritakan wajah ketiga pengemis kecil itu. Mendengar cerita Yo Him pengemis itu telah menghela napas dalam-dalam. semula dia menduga bahwa yang menggangu Yo Him adalah pengemis dewasa, dan kini dia baru mengetahui yang mengganggu Yo Him adalah pengemis- pengemis kecil. "Hemmm, aku tidak menyangka ada juga anak-anak kami yang nakal..." Kata pengemis itu sambil menghela napas. "Mari ikut aku, kita cari mereka!" Yo Him ragu-ragu, tetapi tangannya telah dicekal oleh pengemis itu. "Keadaanmu seperti ini, padahal kau bukan pengemis, Jika baju dan uangmu itu tidak dicari sampai pulang kembali, bagaimana engkau bisa bersalin pakaian dan membeli makanan mengisi perut yang lapar?" Kata pengemis itu, Yo Him berpikir memang apa yang dikatakan pengemis itu ada benarnya juga. Maka dia mengangguk. "Baiklah...jika memang benar-benar Lojinkee (kau si orang tua) bisa mencarikan uang dan bajuku, tentu aku sangat berterima kasih sekali." Kata Yo Him. "Itu urusan nanti yang terpenting kini kau harus mencari baju dan uangmu ! Mari kita cari ketiga arak-arak itu !" Dan setelah itu si pengemis. mengajak Yo Him memasuki lorong yang kotor dan sepi sekali. Lorong-Lorong itu jarang sekali dilalui orang dan dikedua pinggir lorong itu tertutup juga oleh dinding-dinding tinggi dari tembok-tembok bangunan rumah. Disitupun tidak jarang terlihat menggeletak pengemis-pengemis yang tengah tertidur nyenyak.346 Disaat memasuki lorong yang satu-satunya tampak banyak pengemis yang tengah duduk berkerumun. "Akhh, Wie Tocu (pemimpin Wie) datang !" Berseru beberapa orang pengemis itu sambil berdiri dan merangkapkan tangannya memberi hormat. Melihat sikap mereka, pengemis-pengemis itu tampaknya menghormati sekali pengemis yang mengajak Yo Him, yang disebutnya sebagai Wie Tocu. Dengan muka yang muram, Wie Tocu telah berkata dengan suara yang tawar . "Sesungguhnya memang memalukan diantara kita terdapat anak-anak nakal yang main rampas dan main pukul! Mereka tiga orang pengemis berusia belasan tabun telah mengganggu adik kecil ini! Apakah diantara kalian ada yang mendengar siapa yang telah melakukannya?!" Pengemis-Pengemis itu menggelengkan kepalanya, semuanya mengatakan tidak tahu. Dengan kesal Wie Tocu telah menuntun tangan Yo Him memasuki lorong itu. Kepada beberapa orang pengemis lainnya. Wie Tocu menanyakan lagi perihal ketiga anak itu tetap saja tidak ada yang mengetahui. Dengan sendirinya Yo Him jadi putus asa dan dia berpikir mungkin si pengemis yang dipanggil Wie Tocu ini sengaja ingin mempermainkan dirinya atau memperdayakan dirinya agar menjadi pengikutnya, yaitu jadi pengemis. Setelah melalui beberapa lorong dan bertanya-tanya kepada beberapa orang kelompok pengemis lainnya serta tetap tak berhasil memperoleh petunjuk kepada ketiga anak pengemis yang mengganggu Yo Him. Wie Tocu itu telah menawarkan Yo Him kuwe kering. "Untuk mencegah lapar...." Katanya ramah. "Kau jangan kuatir, walaupun bagaimana barangmu pasti kembali ..."347 "Tetapi sebegitu jauh kau bertanya-tanya kepada kawan- kawanmu, tidak seorangpun yang mengetahui ..." Kata Yo Him bimbang. Si pengemis tersenyum. "Tetapi akhirnya akan diketahui juga....!" Yakin sekali suara pengemis itu. "kami memang tersebar diseluruh kota, maka dari itu mau atau tidak kita harus mencarinya dengan berkeliling! Percayalah nanti kita akan berhasil mencari mereka! sekarang kau tenangkan hatimu, makanlah kue kering itu ....!" Yo Him memakan kue kering yang diberikan si pengemis, tetapi dia kurang berselera, dia hanya memakan satu potong. "Makan lebihan, nanti kau masuk angin!" Membujuk pengemis itu. "Sesungguhnya, siapakah kau sebenarnya?" Tanya Yo Him akhirnya. "Tadi aku melihat semua pengemis menghormati Lojinke...?!" Si pengemis tersenyum. "Akupun pengemis biasa seperti mereka" Sahutnya seperti ingin menyembunyikan sesuatu, Yo Him juga tidak mendesak lebih jauh, dan mereka telah berkeliling lagi, dari lorong yang satu kelorong yang lain, Disaat mereka tengah berjalan menanyai pengemis- pengemis yang mereka jumpai, justru di saat itu mereka melihat dari arah belakang mereka berlari-lari tiga sosok tubuh. Ketika telah dekat, tampak tiga orang pengemis kecil yang ber lari-lari kearah mereka. "Itu mereka .... mereka yang telah mengambil barangku !" Kata Yo Him sambil menunjuk kearah ketiga pengemis kecil itu.348 Sedangkan ketiga orang pengemis kecil itu telah tiba dihadapan Yo Him dan Wie Tocu. Mereka tiba-tiba sekali menjatuhkan diri berlutut dihadapan Wie Tocu dan Yo Him. "Kami memohon ampun, kami telah melakukan dosa ...... !" Berkata ketiga pengemis kecil itu. Tentu saja perbuatan ketiga pengemis itu telah membuat Yo Him jadi heran sekali, dia sampai mengawasi tertegun saja. Wie Tocu tampak memandang ketiga pengemis kecil itu dengan muka yang merah padam karena gusar. "Kalian telah melanggar larangan, telah berani merampas milik orang lain, lalu mengapa kalian melakukan dosa lainnya dengan mengeroyok, dan memukuli engko kecil ini ?" Bentak Wie Tocu dengan suara yang bengis. Ketiga pengemis kecil itu berlutut sambil memanggut- manggutkan kepalanya tidak hentinya, sampai kening mereka menghajar tanah dan kening itu terluka serta mengeluarkan darah. Merekapun menangis sedih sekali. "Kami memang pantas menerima hukuman yang berat, tetapi kami mohon kemurahan hati Wie Tocu untuk mengampuni kami, mengampuni jiwa kami .." Dan setelah berkata begitu, ketiga pengemis kecil itu tetap dalam keadaan berlutut, telah menggerakkan kedua tangan mereka menghajari muka mereka dengan keras, menghantam muka sendiri dangan tempilingan yang gencar sehingga terdengar suara ketepak-ketepok tidak hentinya. Keruan saja Yo Him tambah heran. Sedangkan Wie Tocu hanya menyaksikan dengan berulang kali tertawa dingin. Dan kemudian setelah dia melihat muka ke tiga pengemis kecil itu babak belur, barulah Wie Tocu puas, dia mengibaskan lengan bajunya.349 "Pergilah kalian...!" Katanya dengan suara yang dingin. o0o^d!w^o0o Jilid 11 Ketiga pengemis kecil itu jadi girang bukan main, mereka telah berlutut sambil menganggukkan kepalanya berulang kali. "Terima kasih atas kemurahan hati Wie Tocu ... !" Kata mereka dan segera ketiganya telah pergi meninggalkan tempat itu. Sedangkan buntalan Yo Him tampak menggeletak tanpa ada perobahan apa-apa. Tentu saja Yo Him gembira sekali waktu melihat barang- barangnya utuh, dan Wie Tocu telah mengambil buntalan itu serta menyodorkan kepada Yo Him. "Periksalah olehmu, apakah ada barang dan uangmu yang hilang?" Katanya. Yo Him memeriksanya, ternyata tidak satu chi pun uangnya terganggu. "Tidak ada Lojinke.... dan Lojinke jangan marah, ini untuk terima kasihku atas bantuan lojinke....." Sambil berkata begitu, Yo Him telah mengangsurkan dua tail perak kepada penolongnya. Muka We Tocu jadi berubah, tampaknya dia jadi tidak senang. "Aku mencari-mencari ketiga anak itu bukan hanya sekedar menolongi dirimu, tetapi juga menolongi nama baik Kaypang, perkumpulan kami !" Kata Wie Tocu dengan suara yang keras. "Walaupun kami kaum pengemis, tetapi kami tidak kemaruk uang !".350 Yo Him saat itu jadi kaget melihat si pengemis mendongkol begitu cepat-cepat dia meminta maaf dan menyimpan uangnya kembali. Wie Tocu telah menghela napas. "Aku tahu kau memberikan uangmu itu bukan sekali-sekali dengan maksud menghina" Katanya. "Kau memang memberikan setulusnya karena tidak mengetahui peraturan Kaypang" Yo Him heran sekali. "Kaypang itu sesungguhnya perkumpulan apa, Lojinke" Tanya Yo Him. "Itulah sebuah perkumpulan pengemis,yang sudah berusia berabad abad. Kami memiliki, peraturan yang keras sekali, yaitu tidak boleh mencuri, tidak boleh memaksa, tidak boleh melakukan kejahatan, tidak boleh menipu, tidak boleh bersikap rendah.. " Mendengar perkataan si pengemis yang biasa dipanggil kawan-kawannya itu dengan sebutan Wie Tocu ini, hati Yo Him jadi kagum. Se tidak-tidaknya Wie Tocu telah memperlihatkan bahwa pengemis itu belum tentu rendah atau hina, karena merekapun memiliki hati yang agung. "Tetapi mengapa ketiga anak ini bisa datang mengembalikan barang-barangku?" Tanya Yo Him dengan perasaan heran. "Seperti telah kukatakan, di dalam Kaypang kami terdapat pantangan mencuri, merampas atau juga. menghina orang yang lemah ...maka di saat mereka mendengar dari pengemis- pengemis yang lainnya bahwa aku tengah mencarinya, mereka jadi ketakutan dan mereka datang menemuiku untuk mengembalikan barang-barangmu."351 Yo Him jadi kagum sekali. "Mereka mendengar bahwa Lojinke ..tengah mencari mereka justru mereka ketakutan. Tetapi mereka tidak menyembunyikan diri bahkan mereka telah mencari Wie Tocu untuk mengakui kesalahan mereka. Bukan main! Itulah lambang jiwa kesatria!" Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Wie Tocu tersenyum mendengar perkataan Yo Him. "Kau terlalu memuji !" Katanya kemudian. "Memang sudah menjadi peraturan rumah tangga kami karena itu semua yang terjadi bukan suatu persoalan yang luar biasa.. !" Setelah Yo Him mengetahui, Wie Tocu memiliki kekuasaan dan kedudukan yang tinggi sekali dalam Kaypang, maka dari itu tidak mengherankan, waktu ketiga pengemis kecil itu mendengar bahwa Wie Tocu tengah mencari mereka, mereka telah menggigil ketakutan setengah mati, karena mereka telah melakukan perbuatan berdosa yang menjadi pantangan dari perkumpulan mereka .... "Nah anak manis, kini pergilah kau melanjutkan perjalananmu! Aku wakili ketiga anak nakal itu menyatakan maaf !" Kata Wie Tocu sambil menjura. Tentu saja Yo Him jadi terkejut cepat-cepat dia menyingkir. "Tidak berani aku menerima penghormatan begitu berat dari Lojinke." Katanya. "Dan Yo Him juga telah mengatakan terima kasih kepada Wie Tocu, Sedangkan Wie Tocu setelah tersenyum lagi dia memutar tubuhnya meninggalkan Yo Him. Yo Him mengawasi kepergian Wie Tocu, sampai bayangan sipengemls lenyap, Disaat itu. dari sudut sudut jalan yang gelap tahu-tahu telah melompat tiga sosok tubuh kecil. Tentu saja Yo Him jadi terkejut sekali. Terlebih lagi dia mengenali bahwa ketiga sosok bayangan itu tidak lain dari ketiga pengemis itu.352 "Apakah mereka ingin membalas sakit hati karena aku telah membongkar rahasia mereka kepada Wie Tocu mereka itu?." Berpikir Yo Him ngeri, karena dia takut justeru dirinya akan dipukuli terus menerus lagi oleh ketiga pengemis itu yang usianya memang jauh lebih besar dari dia. Tetapi siapa sangka ketiga pengemis itu tahu-tahu telah berlutut dihadapannya. "Kongcu (tuan muda) harap mau memaafkan dosa kami, harap kau mau mengampuni kami ..." Sesambatan ketiga pengemis kecil itu sambil menangis. Tentu saja Yo Him jadi tertegun, dia memandang melengak kepada ketiga pengemis kecil itu. Tidak sepatah perkataanpun juga yang keluar dari mulutnya. Ketiga pengemis kecil itu waktu melihat Yo Him berdiam diri saja, jadi menangis lebih keras. "Harap Kongcu mau mengampuni dan menolong kami l" Kata mereka dengan menangis lebin keras. Tentu saja kelakuan ketiga pengemis kecil itu membuat Yo Him tambah bingung. "Menolong kalian ? Apakah kalian menghendaki aku menderma satu dua tail perak kepada kalian?" Tanya Yo Him yang menduga bahwa pengemis-pengemis kecil itu meminta derma padanya. "Ohhh, kami mana berani menerimanya ?" Cepat sekali ketiga, pengemis kecil itu telah berkata sambii menghapus air mata, juga mereka masih dalam keadaan berlutut. "kami hanya memohon agar kongcu memintakan pengampunan untuk kami bertiga kepada Wie Tocu !". "ahh !", Yo Him jadi mengeluarkah suara seruan tertahan. "Bukankah Wie Tocu kalian itu sudah mengampuni, bukankah tadi Wie Tocu ketika itu telah perintahkan kalian pergi ?"353 "Benar tetapi menurut peraturan partai, besok kami akan disidang dan dijatuhi hukuman !" Menyahut ketiga pengemis itu terisak. Tentu saja Yo Him jadi heran. "Tadi kelian telah menyiksa diri sendiri sampai muka kalian babak belur dipukul oleh kalian sendiri, mana mungkin kalian akan dijatuhi hukuman lagi ?" Tanya Yo Him tidak mengerti. Ketiga pengemis itu tetap berlutut sambil mengangguk- anggukkan kepalanya. Tangisan ketiga pengemis itu juga bertambah keras dan menyayatkan hati. Tentu saja Yo Him tambah bingung dan gugup, tidak tahu dia apa yang harus dilakukannya. "Sesungguhnya...apa yang kalian kehendaki? Apa yang kalian inginkan, dan apa yang harus kulakukan untuk kalian bertiga ?" Tanya Yo Him akhirnya. "Kami hanya memohon kerelaan Kongcu untuk mengampuni kami dan memohonkan pengampunan kami kepada Wie Tocu..." Kata ketiga pengemis itu. "Apakah didalam perkumpulan Kaypang kalian memang terdapat peraturan begitu ?". "Kalau tidak, besok begitu kami disidang dan dijatuhi hukuman, sedikitnya kami akan menerima hukuman yang membuat kami bercacad seumur hidup !". "Akhh ?" Yo Him berseru kaget. "Apakah ada peraturan yang begitu kejam ?" "Itu merupakan hukuman yang sangat ringan, dan kalau kami terbukti berdosa besar, berarti kami akan menerima hukuman mati !".354 Mendengar perkataan ketiga pengemis kecil itu, Yo Him jadi berdiri tertegun. Dia telah memandangi sejenak kepada ketiga pengemis itu dengan wajah yang pucat, karena dia jadi ngeri mendengar bahwa di Kaypang terdapat hikuman yang begitu berat. "Tolonglah kami, kongcu. tolonglah kami !", sesambatan ketiga pengemis kecil itu. Yo him jadi tambah binggung saja. "Aku mana bisa menolongi kau? Wie Tocu tentu tidak akan mengindahkan kata-kataku...". "Tetapi justru yang menjadi korban kami adalah Kongcu, maka asal kongcu, mau membuka satu dua patah kata memohonkan pengampunan untuk kami, Wie Tocu tentu akan meluluskan..." "Dimana aku harus menemui Wie Tocu ?" Tanya Yo Him ragu-ragu. "Mari ikut kami, kami yang akan menunjukan tempat dimana Wie Tocu biasa berdiam," Kata ketiga pengemis itu serentak. Dihati Yo Him tiba-tiba sekail muncul kecurigaan lagi terhadap ketiga pengemis kecil ini. Tadi ketiga pengemis ini yang telah mencelakai dan merampas buntalannya. Bukan sekarang mereka tengah mengatur rencana untuk mencelakai dirinya lagi? Bukankah ketiga pengemis ini tengah berusaha mengajak Yo Him ketempat yang sepi dan nanti membunuhnya sambil merampas buntalannya? Dengan demikian bukankah mereka tidak meninggalkan jejak. Yo Him jadi ketakutan ketika berpikir begitu.Dia telah menggeleng keras-keras.355 "Tidak! Aku tidak mau ikut kalian" Katanya kemudian dengan suara nyaring. "Aku ada urusan penting, aku harus pergi cepat". Ketiga pengemis kecil itu semula girang mendengar Yo Him bersedia menolongi mereka. tetapi waktu mendengar Yo Him merubah pikirannya, wajah ketiga pengemis itu jadi pucat. Serentak mereka telah menjatuhkan diri berlutut dihadapan Yo Him. "Kongcu, tolonglah jiwa kami sekali ini ...!" Sesambatan mereka sambil menangis keras. Yo Him jadi ragu-ragu lagi. Dilihat dari sikap mereka bertiga, ketiga pengemis kecil itu bukan sedang bersandiwara, karena tampaknya ketiga pengemis kecil itu memang tengah ketakutan. Akhirnya setelah bimbang sejenak, Yo Him mengangguk. "Baiklah ! Kalian tunjukan dimana aku bisa menemui Wie Tocul" Katanya. Keruan Saja ketiga pengemis kecil itu jadi girang bukan main. Mereka berulang kali telah menyatakan terima kasih yang tak terhingga. Dengan hati yang diliputi oleh tanda tanya dan ke ragu- raguan, Yo Him mengikuti ketiga pengemis kecil itu. Ketiga pengemis kecil itu mengajak Yo Him melalui beberapa lorong yang penuh oleh pengemis-pengemis dari berbagai usia dan tingkat umur. Semua pengemis-pengemis yang berpapasan hanya menghela napas, bahkan ada yang menggumam. "Salah mereka bertiga juga, yang telah berani melakukan perbuatan hina seperti itu...!"356 Tentu saja Yo Him mengetahui bahwa yang dimaksudkan oleh orang itu adalah ketiga pengemis kecil tersebut. Disaat itulah Yo Him baru menyadari bahwa ketiga pengemis kecil itu memang benar-benar tengah ketakutan oleh ancaman hukuman berat dan benar-benar membutuhkan pertolongannya. Maka Yo Him mempercepat langkahnya, agar lebih cepat dapat menjumpai Wie Tocu. Disaat itu ketiga pengemis kecil tersebut telah mengajak Yo Him kesebuah tikungan jalan yang gelap. Yo Him melihat dikejauhan tampak duduk Wie Tocu disebuah undakan anak tangga dimuka bangunan rumah yang sudah tua. Cepat-cepat ketiga pengemis kecil itu telah menunjuk kearah Wie Tocu sambil katanya perlahan; "Wie Tocu berada disana kami menanti di sini". Yo Him mengerti. Dengan langkah lebar, Yo Him telah menghampiri Wie Tocu, yang ternyata tengah duduk sambil setengah rebah, memejamkan matanya rapat-rapat. "Wie Tocu" Panggil Yo Him. Wie Tocu seperti tidak mendengarnya. "Wie Tocu ... aku datang ingin mengganggu mu sebentar". Tetapi Wie Tocu seperti tidak mendengar perkataan Yo Him, karena pengemis dengan kumis dan jenggot yang kaku tidak beraturan itu, tetap memejamkan matanya. "Wie Tocu..." Panggil ! Yo Him dengan suara sengaja diperkeras. Perlahan-lahan Wie Tocu membuka sepasang matanya, dan ketika melihat yang memanggilnya bukan seorang pengemis,357 melainkan Yo Him, dia jadi terkejut, karena itu dia telah duduk tegak dengan cepat dan wajahnya yang tadi angker telah dihiasi senyuman. "Akhh, kau belum pergi ?, kukira siapa, tidak tahunya kau !" Kata Wie Tocu "Ada urusan apa lagi". Yo Him ragu-ragu sejenak tetapi akhirnya dia telah berkatga juga. "Aku ingin meminta pertolongan sedikit dari Wie Tocu, bolehkah aku bicara terus ?" Tanya Yo Him. "Katakanlah," Kata Wie Tocu "Sesungguhnya, kedatanganku ini untuk memintakan pengampunan..." Kata Yo Him. "Meminta pengampunan?" "Ya," Mengangguk Yo Him "Pengampunan apa" "Pengampunan dari hukuman" "Kau bersalah apa ?" "Bukan, untukku, tetapi untuk orang lain " "Untuk orang lain?" "Ya, untuk orang lain " Sepasang alis Wie Tocu jadi mengkerut "Adik kecil, aku merasa tertarik ketika pertama kali aku melihatmu aku juga merasa kasihan ketika melihat kau mengalami nasib buruk karena barangmu telah dirampas oleh anak-anak Kaypang. Tetapi jangaa kau berpikir yang tidak- tidak untuk meminta segala macam persoalan yang bukan menjadi urusanmu! Yang terpenting sekali kau tidak boleh usil mencampuri urusan orang lain..." Yo Him jadi berobah merah mukanya.358 "Tetapi Wie Tocu aku benar-benar membutuhkan sekali pertolonganmu!" Kata Yo Him kemudian "Mengapa begitu?" "Aku bermaksud menyelamatkan tiga orang anak buahmu dari hukuman." Mendengar perkataan Yo Him sampai disitu, muka Wie Tocu telah berobah menjadi merah padam. "Kau maksudkan ketiga pengemis kecil?" Tanyanya dengan suara dingin Yo Him ragu-ragu sejenak melihat wajah Wie Tocu begitu rupa, tetapi akhirnya dia jadi nekad dan telah menganggukkan kepalanya. "Benar!" Menyahuti Yo Him. "Plakk !" Tahu-tahu Wie Tocu telah mengayunkan tangannya, dia telah menghantam pilar batu, sehingga pilar itu sempal dan sebagian menjadi bubuk. Tentu saja hal itu telah membuat Yo Him jadi tertegun kaget, hatinya jadi ngiris sekali. "Kau keterlaluan sekali !" Berkata Wie Tocu dengan suara yang dingin. "Kau baru saja kutolong untuk mencari pulang barang-barangmu. Kini barang-barang dan uangmu telah kembali ketanganmu, bukannya pergi membawa dirimu, engkau malah mau usil mencampuri urusan rumah tangga dari perkumpulan kami !". Waktu berkata begitu, wajah Wie Tocu tampak dingin dan juga suaranya tidak mengandung perasaan, ditekan dalam sekali. Yo Him jadi takut, tetapi teringat betapa ketiga pengemis kecil itu mengalami ancaman hukuman yang katanya bisa membuat mereka bercacad. dengan sendirinya mau tidak mau membuat Yo Him bertekad harus menolonginya.359 Setelah berpikir sejenak, tahu-tahu Yo Him menekuk kedua kakinya. Yo Him telah berlutut dihadapan Wie Tocu sambil katanya . "Lojinke...jika memang kau mau mengampuni ketiga orang anak buahmu itu aku bersedia untuk bekerja kepadamu satu bulan lamanya ! Atau sebagai imbalannya kau sebutkan saja, asal aku dapat melakukannya, pasti aku akan melakukannya menuruti permintaanmu!" Wie Tocu sama sekali tidak menduga bahwa Yo Him bisa berlutut dihadapannya hanya sekedar ingin menolongi ketiga orang pengemis kecil itu, Justeru yang ingin ditolong Yo Him adalah pengemis-pengemis kecil yang telah mengganggu-nya. Untuk sejenak Wie Tocu jadi tertegun, saat itu sebetulnya dia tengah mendongkol dan gusar tetapi dengan adanya peristiwa yang tidak diduganya ini, dimana Yo Him berlutut dihadapannya dengan hati tulus itu untuk menolong ketiga orang pengemis kecil yang menjadi anak buahnya, kemarahan dan kemendongkolan Wie Tocu seketika meiosot delapan bagian... Dengan mengibaskan lengan bajunya. Wie Tocu telah membentak . "Berdirilah kau !". Aneh sekali. Yo Him yang tengah berlutut merasakan betapa ada serangkum kekuatan tenaga yang hebat sekali mendorong bahunya, dan tanpa bisa ditahannya lagi tubuhnya jadi berdiri, menuruti perintah dari Wie Tocu. Wie Tocu mengawasi Yo Him sejenak, sampai akhirnya dia berpikir . "Biarlah aku menguji sampai berapa besar jiwa kesatria yang dimilikinya..." Dan setelah berpikir begitu, tampak Wie Tocu memperlihatkan muka yang bengis dan telah berkata ; "Apakah engkau benar-benar memang ingin menolong ketiga pengemis kecil yang pernah mengganggumu itu"360 Yo Him mengangguk dengan pasti, tanpa ragu-ragu sedikitpun juga. "Benar!" Sahutnya. "Hemm, tahukah engkau bahwa didalam perkumpulan kami terdapat peraturan yang keras, yang akan menghukum anak buahnya yang melakukan pelanggaran. Maka dari itu hukuman akan dijatuhkan oleh sidang yang akan kami adakan besok, tidak bisa dibantah oleh siapapun juga! Jika memang si terhukum meminta keringanan, maka dia harus mencarikan wakilnya, yaitu orang lain yang bersedia berkorban untuk mereka!" Dan setelah berkata begitu, tampak Wie Tocu telah menggerakan tangannya, dia telah mengibas lagi. "Pergilah kau!" Katanya. "Aku sudah mengatakan bahwa kau tidak mungkin bisa mewakili mereka." Yo Him jadi berdiri ragu-ragu "Sesungguhnya hukuman apakah yang akan diterima mereka bertiga?" Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Tanya Yo Him kemudian. "Mereka akan dipatahkan kedua kaki dan ke dua tangannya!" Kata Wie Tocu "Akkhhh!" Memang hukuman yang disebut oleh Wie-Tocu telah mengejutkan sekali Yo Him, Tubuh anak itu juga telah tergetar menggigil menahan perasaan terkejutnya, Tetapi Wie Tocu telah tertawa dingin. "Jika memang engkau ingin mewakili ketiga pengemis kecil itu, berarti kau harus mewakili mereka, dipatahkan kaki dan tanganmu .. bahkan disebabkan mereka tiga orang, maka kau harus menjalankan hukuman itu sebanyak tiga kali!"361 "Sebuah cara menghukum yang kejam sekali !" Menggumam Yo Him dengan suara yang serak. "Hemmm... bukan kejam, tetapi peraturan kami dijalankan dengan keras. Kalau kami sendiri tidak menjunjung tinggi peraturan kami, lalu siapa yang akan mentaatinya?" Mendengar begitu, tentu saja Yo Him jadi berdiri mematung sesaat lamanya. Mana mungkin dia mewakili ketiga pengemis kecil itu, untuk dipatahkan kedua kaki dan kedua tangannya? Bahkan Untuk mewakili ketiga pengemis kecil itu, berarti dia harus menjalani hukuman seperti itu sebanyak tiga kali ! Bukanlah itu merupakan Urusan yahg terlampau gila??? Melihat muka Yo Him telah berobah pucat dan berdiri dengan tubuh yang kaku,seperti itu Wie Tocu mengeluarkan suara tertawa dingin, kemudian Wie Tocu merebahkan tubuhnya lagi dia telah memejamkan matanya seperti tidak mengacuhkan lagi kepada Yo Him. Yo Him berdiri diam ditempatnya agak lama, sampai akhirnya dia memanggil "Wie Tocu..." Tetapi Wie Tocu tidak menyahut, dia tetap memejamkan matanya "Wie Tocu... !" Yo Him telah memanggil lagi. Wie Tocu membuka matanya tanyanya dengan suara yang dingin. "Apa lagi?" "Aku ingin bertanya kepada lojinke, seumpama kata aku mewakili mereka menjalankan hukuman, apakah ketiga pengemis kecil itu akan bebas dari hukuman yang harus mereka terima?" "Oh jelas....!"362 Yo Him menggigit bibirnya keras-keras, kemudian dengan nekad dia berkata. "Baiklah! Baiklah..Biarlah aku yang mewakili mereka menerima hukuman itu!" Muka Wie Tocu jadi berobah, sepasang alisnya bergerak- gerak. "Kau bersungguh-sungguh?" Tanyanya dengan suara tidak lancar. "Mengapa aku harus berdusta?" Tanya Yo Him lagi. "Seorang lelaki tentu tidak akan bohong". "Bagusi Apakah kau tidak takut kalau harus menjalankan tiga kali hukuman seperti itu'" Tanya Wie Tocu lagi. "Mengapa harus takut! Hukuman berat dan kejam itu diciptakan oleh manusia, untuk menghukum manusia juga, maka walaupun manusia bersalah itu telah bertobat dan memohon pengampunan, hukuman itu harus tetap mereka jalankan. Dan ketiga pengemis kecil itu berjumlah tiga orang, sedangkan aku hanya satu orang. Biarlah, dari pada mereka bertiga harus celaka semuanya, bukankah lebih baik aku seorang saja yang berkorban?" "Tetapi walaupun engkau mewakili mereka engkau tetap harus menerima tiga kali hukuman itul" Kata Wie Tocu menegasi. "Bukankah engkau mewakili tiga pengemis kecil itu?" "Ohh. memang begitu !" Menyahut Yo Him cepat "Memang aku telah bersiap sedia untuk menerima tiga kali hukuman kejam itu. Bukankah menerima satu kali atau sepuluh kali akan sama saja ? maka daripada ketiga pengemis kecil itu mesti bercacad bertiga lebih baik hanya aku saja yang bercacad, sama bukan ?" Bukan main kagumnya hati Wie Tocu, dia sampai mengawasi Yo Him dengan mata yang terpentang lebar-lebar dan menggeleng-gelengkan kepalanya.363 "Bukan main" Katanya beberapa kali dengan suara yang perlahan "Engkau hebat sekali adik kecil, hebat sekali !" Yo Him mengawasi Wie Tocu, dia heran melihat sikap Wie Tocu seperti itu. "Kau jangan memandang sinis kepadaku seperti itu !" Kata Yo Him mendongkol. "Walau pun hukuman itu bukan hukuman yang ringan, tetapi kukira masih dapat kutahan !" Wie Tocu telah memperlihatkan ibu jarinya "Hebat !" Serunya nyaring. "Engkau hebat adik kecil !". Dan Wie Tocu telah tertawa gelak-gelak dengan suara tertawanya yang keras sekali. Yo Him tidak mengerti sikap Tocu itu, dia telah mengawasi saja. "Untuk menolongi ketiga anak kecil yang telah merampas barang-barangmu, bahkan yang telah memukulimu juga, kini engkau membelai mereka, bersedia untuk berkorban sedemikian rupa mewakili hukuman untuk mereka, benar- benar merupakan urusan yang jarang sekali kusaksikan dalam usia sudah setua ini ...." Dan Wie Tocu telah tertawa lagi bergelak-gelak dengan keras. Tentu Saja Yo Him belum mengerti maksud perkataan dari Wie Tocu, tetapi dia telah melihat bahwa muka Wie Tocu sudah tidak sedingin tadi, bahkan telah tertawa keras dan begitu lapang. "Baiklah !" Kata Wie Tocu kemudian. "Aku membebaskan ketiga pengemis kecil itu ....Mereka kubebaskan dari hukuman yang seharusnya mereka terima...... dan begitu pula kau kubebaskan juga dari hukuman itu"364 Setelah berkata begitu, dengan cepat Wie Tocu menghampiri Yo Him, sambil katanya "Mari kita mengikat tali persahabatan... !" Inilah suatu peristiwa yang benar-benar luar biasa dan jarang terjadi, karena sebagai orang penting di Kaypang. luar biasa sekali dia mengajak seorang anak kecil Yo Him untuk mengikat tali persahabatan. Yo Him jadi memandang tertegun sejenak, tetapi kemudian ikut tertawa. "Lojinke engkau luar biasa juga!" Katanya "Engkau telah mau memenuhi permintaanku untuk membebaskan ketiga orang pengemis kecil itu dari hukuman yang seharusnya mereka terima, sudah merupakan urusan yang menggembirakan sekali. Bagaimana aku berani begitu kurang ajar untuk menjadi sahabat Lojinke?" Mendengar perkataan Yo Him, kembali Wie Tocu telah tertawa ber-gelak. "Hahaha. dalam mengikat tali persahabatan, tidak tergantung dari usia, tidak melihat dari tingkat dan kedudukan ! dalam mengikat tali persahabatan sejati adalah dua potong hati yang cocok dan merasa saling menghormati! Bukankah sebagai sahabat, kita harus tolong menolong dan menaruh hormat dan segan ? Aku telah melihatnya, walaupun usiamu masih demikian muda, namun engkau memiliki hati yang benar-benar gagah dan kesatria." Cepat-cepat Yo Him menjura. "Lojinke terlalu memuji berat sekali" Katanya" Tetapi Wie Tocu telah tertawa lagi. dia menarik tangan Yo Him. "Mari, mari! Aku akan mentraktir kau makan dan minum!" Katanya. Yo Him ingin menolak, tetapi cekalan tangan Wie Tocu sangat kuat, tubuhnya juga telah ditarik. Maka dari itu Yo Him365 akhirnya terpaksa hanya ikut saja, kalena jika dia bertahan tentu dirinya akan terseret dan jatuh. Saat itu Wie Tocu telah mengajak Yo Him kesebuah rumah arak, dia telah memilih sebuah meja dan duduk disitu sambil memukul meja. "Mana pelayan?" Teriaknya. Dua orang pelayan segera, mendatangi dengan sikap yang menghormat sekali. "Wie Tocu ingin dahar dan minum apa?" Pelayan itu dengan sikap yang sangat hormat sekali, sehingga membuat Yo Him kembali merasa kagum kepada Wie Tocu. Karena Walaupun dia seorang pengemis, namun kenyataannya dia sangat dihormati sekali oleh pelayan rumah arak itu. "Lima kati arak dan empal kati daging bakar!" Kata Wie Tocu nyaring. Setelah pelayan pergi, Wie Tocu menunjuk kursi dihadapannya. "Kau duduk disitu, adik kecil." Katanya, kemudian, karena dia melihat Yo Him masih saja berdiri ditempatnya tidak bergerak. Yo Him ragu-ragu sejenak tetapi karena dia takut Wie Tocu tersinggung dan marah, akhirnya dia telah duduk juga. "Akhhhh..." Berkata Wie Tocu itu lagi "Dan kau selanjutnya tidak perlu merasa segan kepada sahabatmu! Karena usiaku lebih tua banyak dari kau untuk selanjutnya akulah si kakak, maka kau panggil aku dengan sebutan Toako, sedangkan kau si adik, yaitu si Hiante !" Yo Him yang tengah tertegun mendengar dan melihat sikap Wie Tocu hanya diam mematung saja. "Nah, Yo Hiante, kau dengar bukan perkataanku?" Tanya Wie Tocu itu sambil mengawasi Yo Him dengan disertai tertawanya yang lebar,366 Yo Him mengangguk. "Terima kasih Lojinte ... " Kata Yo Him dengan gugup. "Mengapa masih memanggil dengan sebutan Lojinke? Aku begini-begini juga belum terlalu tua sekali untuk menjadi kakakmu!" Berkata Wie Tocu sambil tertawa. "Sebagai orang berjiwa ke satria, apa susahnya sih mengucapkan Kata -Kata Toako?" "Baiklah Wie Toako !" Mengangguk Yo Him akhirnya. Mendengar dia dipanggil Toako, Wie Tocu telah tertawa bergelak-gelak keras sekali, tampaknya dia girang bukan main. "Terima kasih Hiante ! Terima kasih Yo Hiante! Ternyata kau tidak memandang rendah aku si pengemis butut ini". "Mana berani adikmu memandang rendah Toako?" Cepat- cepat Yo Him telah mengimbangi. Segera juga keduanya jadi asyik ber cakap-cakap. Waktu pelayan mengantarkan arak dan daging bakar. Wie Tocu telah memaksakan Yo Him meneguk satu cawan arak. Semula Yo Him menolak, tetapi akhirnya karena didesak terus, terpaksa dia menuruti juga perintah kakaknya itu. Begitulah mereka telah bercakap-cakap banyak sekali. Tetapi yang pasti adalah si kakak angkat itu yang telah banyak berbicara Dengan mendengarkan ceritanya Wie Tocu, maka Yo Him jadi mengetahui sedikit gambaran mengenai penghidupan jago-jago didalam rimba persilatan. Dan disaat itu Yo Him teringat peristiwa yang telah terjadi di kuil Kun Lun San. Segera juga Yo Him menceritakan pengalamarnya itu kepada Wie Toakonya itu.367 "Akkhhh " Berseru Wi Tocu. "Apakah ada peristiwa hebat seperti itu? Sebelumnya tidak pernah aku mendengarnya !" Tampaknya Wie Tocu benar-benar kaget, mukanya juga telah berobah pucat. "Dan Yo Hiante tahukah kau nama keempat orang Mongol yang telah mencelakai imam-imam dari Kun Lun Pay itu." Yo Him menggelengkan kepalanya. "Sayang adikmu tidak mengetahui apa-apa katanya kemudian. "Aneh sekali, Siapakah pendeta itu?" Menggumam Wie Tocu. Tetapi akhirnya Wie Tocu menghela napas panjang. "Sudahlah, urusan imam-imam Kun Lun Pai itu nanti akan kuselidiki. Nanti akan kuperintahkan beberapa orang Kaypang untuk pergi kekuil Kun Lun Sie untuk menyelidiki urusan itu. Dan setelah berkata begitu Wie Tocu telah merogoh sakunya, dia telah mengeluarkan sebuah Kimpay yaitu sebuah lencana emas. Sambil memperlihatkan Kimpay itu, Wie-Tocu telah berkata; "Yo Hiante, kau lihatlah..." Katanya "Walaupun aku dari perkumpulan pengemis tetapi pay kami terbuat dari emas. Nah. Kau peganglah Kimpay ini, kelak tentu banyak kegunaannya untukmu. Aku menghadiahkan kenang- kenangan untukmu karena Toako mu di-saat sekarang ini tidak memiliki barang lainnya Untuk dihadiahkan kepadamu !". "Toako ?" Yo Him ragu-ragu, karena dia melihat Kimpay itu terbuat dari emas dan ukurannya juga agak besar. "Terimalah, jangan kau menolak, karena jika kau menolak, berarti menghina Toakomu !" Kata si pengemis.368 Dengan sikap masih ragu-ragu Yo Him telah menyambuti Kim Pay itu. Dia memasukkan kedalam sakunya. "Yo hiante kau dengarlah. Diseluruh daratan Tionggoan tersebar anggota Kaypang" Kata Wie Tocu. "Setiap propinsi, setiap kecamatan setiap kampung dan setiap kota, pasti terdapat anggota Kaypang. Kakakmu bukan bicara besar, tetapi memang sesungguhnya Kaypang memiliki anggota yang sangat banyak jumlahnya. Walaupun belum bisa disebut sebagai perkumpulan nomor satu, tetapi tidak mudah orang menghina Kaypang. Jika kelak suatu saat kau menemui kesulitan, kesulitan apa saja, kau temuilah seorang anggota Kaypang setempat dan perlihatkan Kimpay itu sambil menyebutkan dan menceritakan kesulitanmu. maka dengan segera kesulitanmu itu akan teratasi, walaupun dalam bentuk apa saja kesulitan itu...!" "Begitu hebatkah pengaruh Kimpay yang Toako hadiahkan kepadaku?" Tanya Yo Him. Wie Tocu telah mengangguk meyakinkan, sambil katanya. "Sekarang begini saja kau mungkin belum percaya perkataan Toakomu, kau perlu bukti. Sekarang pergilah kau keluar, kau pilih pengemis mana saja yang kau kira belum pernah bertemu dengan kau, setelah kau panggil segera kau perlihatkan Kimpay ini apa yang akan segera dilakukan oleh pengemis itu pasti akan membuktikan perkataan Toakomu yang terkebur ini...". Yo Him jadi ragu-ragu, tetapi karena diapun ingin mengetahui kasiat dari Kimpay itu, akhirnya mau juga dia menuruti perkataan kakak angkatnya itu. Namun baru saja dia berdiri, Yo Him telah merangkapkan sepasang tangannya, dia telah memberi hormat kepada Wie tocu. "Jika adikmu menuruti perkataanmu, Toako, berarti adikmu ini tidak tahu diri, tidak mempercayai perkataanmu" Kata Yo Him kemudian. "Bukankah sebagai seorang kakak, engkau369 tidak akan mendustai adikmu ?" Dan setelah berkata begitu Yo Him duduk kembali di kursinya. Wie Tocu berterima kasih atas sikap Yo Him. Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Mereka telah bercakap-cakap banyak sekali, akhirnya mereka berpisahan, karena Yo Him bermaksud melanjutkan perjalanannya. Semula Wie Tocu menahan Yo Him, agar bermalam dikota tersebut, tetapi Yo Him telah menolaknya sambil menyatakan terima kasihnya. Menurut Yo Him, dia telah terlalu banyak merepotkan sang kakak. "Mungkin kau takut diminta tidur diemperan toko dan ditepi jalan, bukan?" Tanya Wie Tocu sambil tertawa. "Jangan takut aku pasti akan memintakan kamar kelas satu dirumah penginapan kelas satu !" "Aku percaya Toako, tetapi tidak mau merepotkan Toako lebih jauh.!" Menyahuti Yo Him sambil tertawa. Dan berpisahlah mereka, Saat itu mendekati fajar, dimana matahari hampir muncul memperlihatkan dirinya. Yo Him telah melanjutkan perjalanannya meninggalkan kota itu. Ketika berjalan belasan lie, Yo Him telah tiba disebuah kampung yang tidak begitu besar, dia telah menginap dirumah seorang penduduk, Setelah puas tidur, akhirnya Yo Him melanjutkan perjalanan lagi. Waktu itu sudah mendekati awal musim dingin, disaat mana semua pohon telah gundul karena pohon itu telah melepaskan bunga dan daunnya gugur semua... salju juga mulai turun tipis-tipis. Walaupun udara belum terlalu dingin, namun nyatanya orang jarang melakukan perjalanan dalam udara seburuk itu.370 Yo Him telah membeli sebuah jubah tebal, dengan itu dia melindungi tubuhnya dari serangan hawa dingin. Dan Yo Him terus juga melanjutkan perjalanan. Anak ini sama sekali tidak memiliki tujuan, dia hanya berjalan kemana kakinya membawanya... Waktu Yo Him tiba di kota Phui-sie-kwaan anak ini tertarik melihat kota yang padat penduduknya dan ramai sekali, walaupun musim dingin mulai tiba. Waktu Yo Him memasuki pintu kota, tiba tiba dia mendengar suara ramai. Dilihatnya banyak orang berdiri berkerumun seperti juga tengah menyaksikan sesuatu. Yo Him jadi tertarik, dia segera mendekati dan menyelinap diantara orang ramai itu. Segera juga dia mengetahui bahwa yang dikerumuni orang itu tidak lain dari dua orang yang tengah bertempur hebat. Kedua orang itu masing-masing berusia empat puluh tahun lebih, mereka berkelahi seru sekali dengan mempergunakan kedua tangan mereka. Muka mereka telah babak belur, karena keduanya telah saling terpukul. Yang hebat justeru adalah mereka tidak mau berhenti dari pertempuran itu, walaupun hidung dan mulut mereka telah mengucurkan darah, Sedangkan belasan orang yang berkerumun itu telah mengeluarkan suara sorakan yang ramai sekali, mereka seperti menyaksikan dua ayam jago yang tengah diadu. Yo Him jadi mengerutkan sepasang alisnya, dia melihat kedua orang itu seperti manusia-manusia tolol yang mau diadu begitu saja.371 Saat itu salah seorang diantara keduanya telah mengulurkan tangannya, lalu mencekik leher lawannya dengan keras. Tetapi lawannya itu tidak mau mengalah, dia telah mempergunakan sikut tangan kanannya menyodok perut lawannya. Hebat sekali sikutannya itu. sehingga menimbulkan suara yang nyaring. Tubuh lawan yang disikut juga terdorong kebelakang, jatuh terjengkang hingga cekikannya tidak bisa dipertahankan. Sedangkan orang yang telah berhasil dengan sikutannya itu, telah memutar tubuhnya sambil menubruk dan menghantami muka lawannya. Hebat sekali pukulannya itu, sehingga darah mengucur deras dari hidung dan mulut lawannya. Tetapi orang itu juga meronta-meronta dengan kedua kaki dan tangannya, sampai akhirnya dia berhasil meloloskan diri dan terbalik menghantam kelawannya. Begitulah keduanya telah berkelahi terus tanpa memperdulikan darah yang telah mengucur deras. Orang-orang yang berkerumun menyaksikan perkelahian itu, telah bersorak-sorak riuh sekali, mereka justru menganjurkan agar kedua orang itu terbangkit semangatnya untuk bertempur terus. Salju dikaki kedua orang yang tengah berkelahi itu telah banyak yang merah oleh siraman darah, tetapi kedua orang itu seperti tidak memperdulikannya, mereka terus juga saling baku hantam tidak hentinya. Tetapi, disaat orang-orang yang menyaksikan perkelahian itu tengah bersorak-sorak bergemuruh berisik sekali, tahu- tahu telah melompat seorang hweshio, yang tubuhnya kurus372 tinggi dengan kepala yang gundul dan jubah pendeta yang berwarna kuning. Gerakannya begitu cepat dan gesit sekali, karena begitu kedua kakinya hinggap, begitu kedua tangannya bekerja. Tahu-tahu pendeta itu telah mencengkeram punggung kedua orang itu. "Pergilah !" Bentak hweshio itu. Seketika itu juga tubuh kedua orang yang tengah bertempur itu terpelanting bergulingan. Mereka berdua juga mengeluarkan suara jeritan kaget. Sedangkan orang-orang yang menyaksikan perkelahian itu telah berhenti bersorak, keadaan jadi sepi sekali. Yo Him juga heran melihat kedatangan hweshio itu, yang tanpa bicara dan tanpa mengucapkan sepatah kata, telah melontarkan kedua orang yang tengah berkelahi itu. Sedangkan kedua lelaki yang tadi bertempur telah bangun berdiri. Muka mereka merah padam diliputi kegusaran yang bukan main. Dengan darah berlepotan dimuka, mereka telah memandang bengis kepada si hweshio. "Siapa kau kerbau gundul ?" Bentak salah seorang diantara mereka. "Apa maksudmu begitu usil mencampuri urusan kami ?". Hweshio kurus itu tersenyum sabar, dia telah merangkapkan sepasang tangannya "Siancai ! Siancai ! Justru Lolap heran melihat kalian berkelahi begitu rupa. Apakah yang kalian perebutkan ?" Tanya si hweshio "Buka urusanmu ! Tetapi kau telah melemparkan aku, engkau harus mempertanggung jawabkannya!" Teriak yang373 seorang, yang memakai baju bulu warna abu-abu dengan suara yang bengis. "benar ! engkau juga telah melontarkan aku maka engkaupun harus kuhajar !" Teriak yang memakai baju biru. Lalu seperti telah berjanji, kedua orang itu serentak melompat menerjang kearah si hweshio dia telah melancarkan serangan pukulan yang kuat sekali. Tetapi hweshio Itu sama sekali tidak takut sikapnya juga tenang sekali. Hweshio itu hanya mengawasi saja, serangan tangan kedua orang itu yang tengah meluncur kearah muka dadanya, ketika serangan hampir tiba, si hweshio tahu-tahu menggeser kakinya, dan luar biasa sekali, tahu-tahu dia telah lenyap dari hadapan kedua orang yang menyerangnya. Tahu-tahu tangan si hweshio telah menepuk punggung kedua orang itu cukup keras tepukannya, karena menimbulkan suara "Buuukkkkk! Buukkkkk!" Yang nyaring walaupun si hweshio menepuknya perlahan sekali. Disaat itu kedua orang tersebut tengah kehilangan keseimbangan tubuhnya, karena sasaran mereka lenyap tiba- tiba dan tubuh mereka tengah menyelonong kedepan. Maka ketika punggung mereka kena ditepuk begitu rupa, dengan sendirinya tidak ampun lagi mereka terjerembab dan mencium tanah bersalju. Merekapun telah mengeluarkan suara jeritan, karena dari hidung mereka telah mengucur darah yang cukup banyak. Dengan gusar kedua orang itu telah melompat berdiri lagi. Bagaikan harimau yang terluka, keduanya telah melompat menerjang kearah si hweshio. Berulang kali mereka menyerang, berulang juga mereka terjungkal rubuh kembali, seperti dipermainkan oleh si hweshio dengan mudah.374 Setelah beberapa kali mengalami kejadian .seperti itu. akhirnya kedua orang tersebut tidak meneruskan serangan mereka lagi, keduanya hanya berdiri mengawasi si hweshio dengan tatapan mata takjub. "Sudah cukup ?" Mengejek si hweshio sambil tersenyum sabar. "Siapa kau sesungguhnya ?" Bentak kedua lelaki itu hampir berbareng. "Lolap bergelar In Lap Siansu ...." Menjelaskan hweshio itu. "Kebetulan sekali disaat Lolap lewat ditempai ini, Lolap menyaksikan jie wie sicu tengah saling baku hantam seperti tidak memikirkan keselamatan diri lagi. Sesungguhnya urusan apakah yang telah menyebabkan jie wie sicu (tuan-tuan berdua) saling serang seperti itu ?". Muka kedua laki-laki itu tiba-tiba berobah merah. Ternyata kedua lelaki itu adalah dua orang penduduk kota Phui-sie-kwan. Mereka berdua sebetulnya merupakan sahabat yang cukup akrab. Tetapi tadi malam mereka telah mengunjungi rumah bunga hidup, yaitu tempat pelacuran, secara kebetulan mereka jatuh hati terhadap pelacur yang sama, maka setelah terjadi keributan, mereka akhirnya berkelahi. Akhirnya oleh pihak keamanan tempat pelacuran itu mereka dipisahkan. Namun hari ini, disaat bertemu dipintu kota, mereka telah saling sindir dan akhirnya berkelahi lagi ... Mendengar pengakuan seperti itu, si hweshio telah meng geleng-gelengkan kepalanya. "Apakah bisa dipersamakan nilai persahabatan dengan nilai seorang pelacur?. Mengapa hanya disebabkan seorang wanita pelacur, kalian rela untuk merusak persahabatan ?" Tegur si hweshio kemudian.375 Muka kedua lelaki itu jadi berobah semakin merah. Karena mereka mengetahui bahwa hweshio ini bukanlah hweshio sembarangan dan memiliki kepandaian yang tinggi sekali, maka mereka jadi menghormati. Keduanya telah merangkapkan tangan dan memberi hormat. "Kami memang berpikiran cupat, Taisu...kami mengaku bersalah !" Kata mereka serentak, Kemudian keduanya saling memberi hormat, saling meminta maaf. Si Hweshio tampak senang melihat kedua orang itu berhasil didamaikan. Setelah mengucapkan kebesaran sang Budha beberapa kali, si hweshio yang mengaku bergelar In Lap Siansu itu telah memutar tubuhnya dan berlalu. Yo Him tadi telah menyaksikan, betapa hweshio itu hebat sekali kepandaiannya, juga hweshio itu sangat sabar dan manis budi. Karena memang tidak mempunyai tujuan yang tetap, akhirnya Yo Him telah mengikuti hwesio itu secara diam-diam. Dilihatnya In Lap Siansu memasuki sebuah rumah makan, maka Yo Him pun memasuki rumah makan itu. Didalam hati Yo Him merasa kagum atas kehebatan ilmu silat hweshio dan kebijaksanaannya dalam menyelesaikan urusannya dua lelaki itu. Dilihatnya in Lap Siansu telah duduk di sebuah meja, tengah menikmati tehnya. Dia duduk membelekangi pintu, sehingga kedatangan Yo Him tidak dilihatnya. Cepat-cepat Yo Him telah memilih meja yang berjauhan dengan si hweshio itu. sehirgga dia bisa mengawasi gerak gerik hweshio yarg luar biasa itu.376 Semula In Lap Siansu meneguk tehnya dengan berdiam diri saja, tetapi akhirnya dia menggumam perlahan ; "Akhh, akhh, persahabatan!" Perlahan sekali suaranya, dia juga telah meneguk tehnya lagi. Tentu saja Yo Him jadi heran sekali melihat perlakuan hweshio itu, yang membuat Yo Him semakin memperhatikan In Lap Siansu, Saat itu sihweshio telah menggumam "Persahabatan memang sangat berharga jika memang ingin bersahabat, mengapa harus sembunyi-sembunyi seperti seekor tikus?. Bukankah mengikat tali persahabatan sangat berharga sekali!" Yo Him mendengar jelas sekali perkataan si hweshio, tetapi dia tidak mengetahui entah perkataan In Lap Siansu itu ditujukan untuk siapa. Tetapi sebagai seorang anak yang sangat cerdik sekali, Yo Him dapat meraba sedikit banyak kata-kata itu merupakan sindiran untuk dirinya, Rupanya In Lap Siansu telah mengetahui bahwa dirinya diikuti olehnya! Teringat akan itu muka Yo Him jadi berobah merah sendirinya dan diapun jadi merasa malu! Tetapi sebagai seorang anak yang berjiwa besar. walaupun usianya masih kecil sekali, Yo Him telah bangkit dari duduknya dia telah menghampiri meja In Lap Siansu. Setelah berada dihadapan, Yo Him telah merangkapkan tangannya, dia telah memberi hormat sambil katanya. "Taisu, kepandaianmu sangat hebat sekali, benar-benar aku kagum melihatnya!" In Lap Siansu mengawasi Yo Him yang berdiri dihadapannya,377 "Duduklah!" Katanya kemudian ramah sambil menunjuk kursi kosong dihadapannya, Yo Him segera duduk tanpa merasa segan lagi, karena dia melihatnya bahwa si hweshio memiliki jiwa yang sangat bebas. "Siapa namamu nak ?" Tanya hweshio itu. "Dan kulihat kau tadi merasa tidak senang menyaksikan perkelahian diantara kedua lelaki itu dipintu kota, bukan ?" "Aku she Yo dan bernama Him" Menjelaskan Yo Him. "Dan apa yang dikatakan oleh Taisu memang benar, alangkah memuakkan kedua orang itu berkelahi tanpa mengenal malu saling baku hantam ditontoni oleh orang banyak Terlebih memalukan sekali adalah urusan yang menyebabkan mereka berkelahi ...". Mendengar perkataan Yo Him, In Lap Siansu tersenyum lebar sambil mengangguk-anggukkan kepalanya dan berulang kali memuji akan kebesaran sang Buddha. "Benar !" Kata In Lap Siansu akhirnya. "justru Lolap turun tangan memisahkan mereka adalah disebabkan memandang mukamu, anak ..". "Ihh !" Yo Him berseru kaget. "Mengapa begitu ?" Tanyanya tidak mengerti. "Justru Lolap memisahkan mereka disebabkan melihat kau sebagai seorang anak dibawah umur saja telah merasa muak melihat kelakuan kedua lelaki itu! Hanya anehnya justru Lolap melihat orang-orang lain yang menyebut dirinya telah dewasa itu justru sama sekali tidak memperlihatkan perasaan seperti kau, mereka bahkan girang sekali, mereka telah bersorak- sorak dan menganjurkan kedua lelaki itu terus berkelahi, seperti juga dua ekor ayam yang tengah diadu ...!" Yo Him mengangguk.378 "Itulah yang telah membuat aku jadi heran mengapa kedua orang itu mau diadu dan dipertandingkan hanya dengan suara sorak sorai belaka?" Kata Yo Him. Si hweshio telah tersenyum sabar lagi. "Ya, begitulah sifat manusia?. yang selalu ingin dibangkitkan emosinya" Katanya. Dan setelah berkata begitu, In Lap Siansu mengawasi Yo Him sejenak lamanya, tatapan matanya memancarkan sinar yang sangat tajam. "Sifatmu sangat hebat sekali nak" Kata In Lap Siansu akhirnya. "Umurmu tidak lebih dari delapan tahun, tetapi dari sinar matamu, kau memiliki sifat-sifat yang jauh lebih luas dari manusia-manusia yang menamakan dirinya telah dewasa" "Taisu terlalu memuji" Kata Yo Him sambil menggeleng. Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Mana bisa aku memiliki peruntungan yang begitu baik ?". Sambil berkata begitu, Yo Him juga telah mengambil cawan tehnya dan meneguknya beberapa kali. In Lap Siansu telah tertawa dengan sikapnya yang sabar. "Lolap tidak pernah mencela dan tidak pernah memuji, apa adanya yang akan Lolap katakan dengan sesungguhnya. Mengapa harus mencela ? Mengapa harus memuji ? Akhh, memang kenyataan yang ada engkau merupakan seorang anak yarg agak luar biasa. Tentu saja, sebagai seorang manusia, Lolap bisa saja salah mata, tapi kenyataan yang ada membuat Lolap kagum atas Kecerdasan dan juga pandangan luas darimu" "Dari mana Taisu bisa mengetahui bahwa aku memiliki kecerdasan dan pandangan luas?" Tanya Yo Him sambil tersenyum, karena dia menganggap bahwa hweshio itu memang hendak memujinya belaka. "Hemmmm, dari sinar matamu telah memperlihatkan bahwa engkau seorang anak agak luar biasa! Seperti tadi waktu kau menyaksikan kedua lelaki itu saling kerkelahi satu379 dengan yang lainnya, ternyata engkau telah mengawasinya dengan sikap tidak senang. Lolap melihat sepasang alismu mengkerut dalam, disamping itu juga kau tidak terpengaruh seperti anak anak umumnya yang senang menyaksikan keramaian dan juga senang sekali menyaksikan orang berkelahi. Maka dari itu dengan adanya peristiwa seperti itulah Lolap telah turun tangan untuk memisahkan kedua orang lelaki yang tengah ber kelahi itu." Yo Him menunduk, dia jadi malu sendiri karena hweshio itu terlalu memuji dirinya. "Sesungguhnya ingin pergi kemanakah Taisu?" Tanya Yo Him kemudian. "Langit merupakan genting rumah Lolap, bumi merupakan rumah Lolap, maka dimana Lolap berada, disitulah Lolap akan menetap. Lolap hanyalah seorang pendeta pengembara yang tidak tentu tempat tinggalnya." Menyahuti pendeta itu. "Ohhh ....!" Dan Yo Him mengangguk-angguk sedangkan didalam hatinya dia telah berkata. "Sesungguhnya nasib kita hampir serupa." Disaat itu diantara beberapa orang tamu yang memasuki ruang rumah makan tersebut, tampak seorang pengemis tua berusia diantara tujuh puluh tahun, tengah memandang kesekeliling ruangan dengan sinar matanya yang sangat tajam. Kelelawar Tanpa Sayap Karya Huang Ying Bukit Pemakan Manusia Karya Khu Lung Bara Naga Karya Yin Yong