Rajawali Sakti Langit Selatan 16
Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long Bagian 16
Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya dari Sin Long Dan juga bagi seorang ahli lweekang, dia bisa mengangkat seekor gajah namun dengan menggunakan cara yang halus, yaitu dengan mempergunakan gerakan memancing. yaitu dengan meminjam tenaga dan botot berat tubuh gajah itu sendiri. Jika seorang ahli lweekang telah mencapai kesempurnaan dalam latihan lweekangnya, tentu dia bisa mengeluarkan kekuatannya untuk melakukan segala apapun juga. Sebab jika kesempurnaan telah mencapai puncaknya, tentu dia akan dapat menyalurkan tenaganya itu untuk menindih lawannya dengan tenaga yang tidak tampak, dan dengan mempergunakan serangan yang halus, bisa merubuhkan lawannya tanpa menggerakan tangannya sedikitpun juga. Jika Phang Kui In memang mengkhususkan diri melatih lweekang, maka lawannya si pengemis merupakan seorang ahli tenaga Gwakang. Maka dari itu, setiap gerakan-gerakan yang dilakukan oleh mereka saling bertentangan. Yang seorang melancarkan serangan-serangan kasar dengan mempergunakan kekuatan yang sangat hebat, sedangkan yang seorang lainnya lagi mempergunakan tenaga halus namun dahsyat sekali untuk melawannya, sehingga kadang- kadang terdengar suara benturan-benturan yang sangat keras. Karena Phang Kui In juga telah menyalurkan kekuatan tenaga dalamnya itu, mempergunakan kekerasan melawan serangan lawan yang keras"Tetapi tidak jarang juga Phang Kui In mempergunakan tenaga yang lunak, dia telah menangkis dengan mudah, dengan meminjam tenaga serangan lawannya, merubuhkan lawannya tersebut karena seorang ahli tenaga lwekang dapat mempergunakan taktik meminjam518 tenaga lawan, dengan hanya mempergunakan satu tail merubuhkan seribu kati !. Semakin lama mereka bertempur semakin keras saja, karena si pengemis yang menjadi lawan Phang Kui In jadi semakin penasaran. Berulang kali si pengemis tersebut telah mengeluarkan suara bentakan ! yang sangat bengis tubuhnya berjingkrak karena gusar, lalu kembali dia telah menyerang bertubi-tubi. Tetapi selama itu Phang Kui In selalu berhasil menghadapinya dengan baik. Hanya yang dikuatirkan sekali oleh Phang Kui In jika pengemis yang seorangnya lagi ikut melancarkan serangan mengeroyok dirinya. Kekuatiran itu disebabkan si pengemis yang menjadi lawannya Itu memiliki kepandaian yang hampir berimbang dengannya, jika pengemis yang satunya lagi juga bukan seorang yang lemah, dan jika dia maju melancarkan serangan juga berarti Phang Kui In harus menghadapi dua orang lawan yang memiliki tenaga yang cukup dahsyat. Berulang kali Phang Kui In mengeluarkan suara bentakan juga, dia telah berusaha untuk dapat merubuhkan lawannya dalam waktu yang cepat dan singkat Tetapi disebabkan kepandaian mereka hampir berimbang dengan sendirinya mereka saling menyerang dengan kekuatan yang hampir bersamaan kuatnya. Dengan kelincahan yang menakjubkan ditambah lagi dengan kekuatan gwakangnya tampak si pengemis berusaha untuk dapat merubuhkan Phang Kui In juga. Tetapi semakin lama, karena latihan lweekang Phang Kui In lebih sempurna dari latihan Gwakang pengemis itu, maka si pengemis telah mulai terdesak. Dia jadi sibuk mengelakkan dari setiap serangan-serangan yang dilancarkan oleh Phang Kui In. Kedua tangan Phang Kui In tampak bergerak-gerak,519 walaupun jarak pisah diantara mereka berdua cukup jauh, namun tenaga serangan dalam bentuk angin terjangan yang keluar dari tangan Phang Kui In telah mendesak pengemis itu. Dengan terpisahnya mereka, dalam jarak yang cukup jauh, hampir dua tombak telah membuat si pengemis yang rugi sendirinya, karena dalam jarak yang jauh seperti itu jarak jangkau tangannya tentu saja tidak sampai, dan berulang kali dia telah berusaha untuk melancarkan serangan dan gempuran, namun terjangan-terjangan dari lweekang Phang Kui In selalu memaksa dia harus menyingkir dan mengelakkan diri berkelit dari terpahan angin serangan yang mengincar bagian-bagian yang berbahaya ditubuhnya. Phang Kui In telah melihat lawannya mulai terdesak, semangat bertenpurnya jadi terbangun. Dia telah mengerahkan semangat dan tenaganya jauh lebih kuat. Namun tiba-tiba si pengemis yang seorangnya lagi, yang sejak tadi hanya menyaksikan saja, tidak dapat menahan sabar dan telah mengeluarkan suara teriakan . "Toako jangan takut ! Aku datang membantuimu ! !" Dan disertai bentakannya itu, tubuh si pengemis telah melompat dengan gerakan yang sangat cepat sekali, dan waktu tubuhnya sedang melayang di tengah udara, justru tenaga si pengemis telah bergerak saling susul, dia telah melancarkan serangan serangan yang beruntun. Rupanya pengemis yang kedua ini, memiliki latihan tenaga lwekang, karena walaupun tubuhnya belum lagi tiba digelanggang pertempuran itu, tetapi angin serangannya telah menyambar dengan dahsyat kearah Phang Kui In. Dengan sendirinya Phang Kui In jadi terkejut dan telah cepat-cepat menyingkir.520 Gerakan tubuhnya itu membuat penjagaan diri Phang Kui In jadi lowong, dia telah membuka lowongan yang tidak kecil dibagian dadanya. Si pengemis yang dipanggil dengan sebutan "Toako" Kakak tua telah melihat kesempatan itu. Dengan cepat dia telah mengeluarkan suara bentakan yang sangat keras sekali. Dia telah melancarkan gempuran yang sangat hebat sekali, dengan mempergunakan kedua telapak tangannya yang didorong kearah dada Phang Kui In. Tentu saja Phang Kui In jadi tambah terkejut. karena angin serangan si pengemis yang baru ikut melancarkan serangan itu telah menyambar terus kearah perutnya, dan kini tenaga serangan dari kedua telapak tangan si pengemis yang di panggil "Toako" Itu juga meluncur akan menggempur dadanya. Keruan saja dalam waktu hanya beberapa detik itu. Phang Kui In harus mempergunakan pikirannya dengan cepat, dia mencari jalan yang terbaik untuk menyingkirkan dirinya. Sebagai seorang ahli lwekang yang telah ber pengalaman dan memiliki latihan cukup sempurna Phang Kui In tidak menjadi gugup karenanya. Dengan cepat, tangan kanannya ditekuk, jari tangannya saling jepit dengan jari tangan kirinya. Dan sikapnya seperti orang yang sedang memberi hormat. Tubuhnya agak membungkuk kedepan, dengan gerakan tersebut Phang Kui In telah melindungi dadanya dengan kekuatan tenaga lwekangnya dari serangan dan gempuran pengemis yang dipanggil "Toako" Itu. Sedangkan bagian perutnya yang diserang hebat oleh si pengemis yang seorang lagi telah dihadapinya dengan perut dikempiskan, lalu kaki kanannya diangkat ditekuk agak lurus, mengancam akan menggempur urat nadi di pergelangan tangan si pengemis, urat nadi Ma hiong meh, yang merupakan urat nadi terpenting521 bagi setiap manusia karena jika urat nadi itu tergempur oleh lutut Phang Kui In, jika tidak binasa tentu pengemis tersebut akan bercacad seumur hidupnya. Keruan saja si pengemis yang kedua itu jadi terperanjat. Dia mengetahui bahwa ancaman yang akan diterimanya itu sangat hebat sekali. Maka tanpa membuang Waktu lagi dia telah menarik kembali kedua tangannya, gerakan yang dilakukannya sangat cepat bukan main, dan dia telah berhasil mengelakkan benturan lutut dari Phang Kui In, sehingga selamatlah dia dari bencana yang bisa menimpa dirinya. Sedangkan serangan dari si pengemis yang dipanggil 'toako' itu telah tiba, dan tertangkis oleh rangkapan tangan Phang Kui In. sehingga tenaga membentur yang keras sekali seketika terjadi. "Bukkkl" Tubuh si pengemis terhuyung mundur beberapa langkah sedangkan tubuh Phang Kui In tergoncang keras, namun disebabkan dia telah menancapkan kakinya dengan kuat sekali ditanah, maka dia telah berhasil menerima serangan itu dengan tubuh yang tidak bergeming selain ber goyang-goyang belaka. Kedua telapak kakinya tidak tergeser sedikitpnn juga. Saat itu. tampak Phang Kui In telah merentangkan kedua tangannya, dia telah membalas melancarkan serangan justru disaat tubuh si pengemis "toako" Itu sedang terhuyung. Angin serangan yang dilancarkan Phang Kui In berkesiuran keras. "Wuuttt !" Dahsyat sekali. Si Toako tertawa tawar, walaupun tadi dia telah terdorong mundut seperti itu, namun dia memiliki kepandaian yang tinggi dan latihan tenaga Gwakang yang cukup sempurna. Dengan sendirinya dia berhasil untuk menangkisnya. Begitulah kedua pengemis inipun telah melancarkan serangan-serangannya yang serentak.522 Karena mengetahui bahwa Phang Kui In merupakan seorang ahli lweekang yang cukup tangguh maka kedua pengemis itu tidak segan-segan untuk melakukan pengeroyokan. "Manusia-Manusia rendah !" Mengutuk Phang Kui In dengan sengit, dia telah menggerakkan kedua tangannya untuk melancarkan serangan-serangan balasan dan menangkis maupun mengelakkan diri dari cecaran kedua pengemis itu. Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh Phang Kui In sangat gesit, namun karena dikeroyok kedua pengemis itu, dia jadi sibuk sekali. Yo Him yang melihat ini. Dimana dia melihat keringat telah membasahi pakaian Phang Kui In dan mukanya juga telah dipenuhi butir-butir keringat, dengan sendirinya mendatangkan perasaan kuatir bukan main dihati Yo Him. "Berhenti ! Berhenti !" Teriak Yo Him setelah berpikir sejenak. "Aku hendak bicara !" Phang Kui In heran, entah apa yang hendak dilakukan oleh Yo Him. Tetapi sebagai putranya Sin Tiauw Taihiap Yo Ko tentu saja Yo Him diperlakukan hormat sekali oleh Phang Kui In yang menaruh rasa segan kepada anak ini. Begitu mendengar teriakan Yo Him, segera Phang Kui In melompat kebelakang beberapa tombak jauhnya, memisahkan diri dari kedua pengemis itu, Sedangkan kedua pengemis itu, Si Toako dan kawannya, telah memandang dengan sorot mata bengis sekali kepada Yo Him. "Apa yang hendak kau katakan. bocah ingusan !" Bentak si pengemis toako itu.523 "Sesungguhnya, telah lama kudengar," Kata Yo Him dengan suara yang sabar dan tenang sekali, sikapnya juga sengaja diperlihatkan seperti seorang tokoh persilatan sedang bicara, sehingga membuat kedua pengemis itu yang melihat lagak anak kecil she Yo ini merasakan dada mereka seperti ingin meledak karena merah sekali. "Bahwa dalam perkumpulan Kaypang terdapat peraturan yang sangat keras sekali, yaitu dilarang melakukan pekerjaan jahat, jahat itu terbagi luas dalam berbagai bidang, yaitu termasuk pencurian, pemerasan dan perbuatan menyiksa yang lemah tanpa salah, tentu saja yang penting, semua pekerjaan jahat telah dilarang oleh perkumpulan Kaypang ! setahuku, bahwa kalian dari Kaypang, mengapa kalian bertindak sewenang-wenang " Muka kedua pengemis itu jadi merah padam karena mereka gusar sekali. "Budak busuk !" Bentak mereka hampir berbareng. "Apakah engkau menyadari bahwa perkataanpun bisa mendatangkan kematian untuk seseorang?". "Apakah kalian maksudkan bahwa perkataanku itu bisa menyebabkan aku mati ditangan kalian?" Tanya Yo Him dengan berani. "Tidak salah!" Menyahuti pengemis itu dengan suara yang keras "Sedikitpun tidak salah memang kau, akan mati juga. karena telah begitu lancang mengeluarkan perkataan yang tidak keruan. !" Dan si Toako setelah berkata begitu, telah melompat untuk melancarkan serangan mematikan kepada Yo Him. Tetapi Yo Him telah membentak dengan suara yang nyaring . "Tahan dulu, aku masih ingin bicara !" Si Toako telah menahan gerakan tubuhnya matanya mendelik lebar-lebar, bentaknya "Cepat katakan !"524 "Apakah kalian benar-benar anggota dari Kaypang?" Tanya Yo Him lagi. "Ada urusan apa dengan kau, apakah kami ini termasuk anggota Kaypang atau bukan, bukan menjadi urusanmu !" Bentak si Toako tambah beringas, karena dia marah sekali ditegur oleh seorang bocah cilik seperti Yo Him. "Ohh, tentu saja ada hubungannya denganku !" Kata To Him "Terlebih lagi memang kalian benar-benar anggota Kaypang !" Mata si pengemis toako itu telah mencilak-cilak, sedangkan si pengemis yang seorangnya lagi telah mengeluarkan suara geraman yang bengis, tampaknya diapun mulai tidak sabat ingin melancarkan serangan yang bisa mematikan Yo Him. "Benar ! Kami memang anggota Kaypang. Tentunya kau mengetahui betapa hebatnya Kaypang, yang tersebar diseluruh daratan Tionggoan, bukan ?" "Hemmmm, aku mengetahui dan menghargai nama harum Kaypang. Dan kalian termasuk anggota Kaypang Cabang daerah bukan ?" "Benar !" Menyahut pengemis 'toako' itu. "Apakah engkau memandang rendah Kaypang cabang daerah ?" "Oh, tidak ! tidak ! Kaypang pusat atau Kaypang daerah sama saja, bukankah Kaypang memiliki nama yang harum disegani kawan dan lawan ?" "Hemmmm, rupanya engkau mengetahui juga keangkeran Kaypang walaupun usiamu masih bau pupur !" Kata si pengemis toako itu angkuh sekali. "Tetapi aku justru memiliki satu pertanyaan, apakah anggota Kaypang cabang daerah akan mematuhi setiap perintah dari pusat ?" Tanya Yo Him.525 Pengemis "toako'" Itu tidak segera menyahuti, karena tampaknya berpikir sejenak namun akhirnya dia telah berkata. "'Ya, memang itu peraturan dalam rumah tangga Kaypang ! untuk apa kau menanyakan itu, heh? Apakah engkau orang tua Kaypang ?" Yo Him membawa sikap yang tenang dan sabar, dia telah berkata lagi "Baiklah! Jika memang ada anggota Kaypang dari pusat yang kedudukannya lebih tinggi darimu, apakah engkau akan menghormatinya ?" Ditegur demikian, kedua pengemis itu jadi tertegun untuk sejenak, mereka telah memandang dengan mata menyelidik kepada Yo Him sampai akhirnya salah seorang diantara mereka si Toako telah bertanya ragu-ragu mengandung kemarahan. "Siapa yang engkau maksudkan anggota Kaypang itu?" "Tidak perlu kalian mengetahui dulu, Sekarang jawablah pertanyaanku. "Apa kedudukanmu dalam keanggotaan Kaypang Cabang daerah?" Kedua pengemis itu jadi tambah ragu-ragu, tetapi kemudian si toako itu telah balik bertanya. "Apakah yang engkau maksudkan dengan anggota Kaypang dari pusat adalah dirimu sendiri, setan kecil ?" Setelah berkata begitu, si pengemis tertawa tergelak. Yo Him tidak melayani sikap pengemis ini dia telah berkata lagi. "Jawab dulu pertanyaan ku, apa kedudukan kalian dalam keanggotaan Kaypang cabang daerah ?" "Kami merupakan pemimpin golongan muda dari anggota Kaypang cabang daerah !" Menyahut si pengemis kawannya si toako itu. "setiap anggota muda harus berada dibawah pengawasan kami "526 "Hmm, hanya jadi bagian golongan anggota Kaypang yang muda, jadi bukan keseluruhan dari keanggotaan Kaypang cabang daerah kota ini bukan ?" "Tetapi kami bisa melaporkan kepada wakil dan ketua kami dicabang daerah ini. Kami memiliki suara." Menyahuti si Toako dengan sengit "Dan engkau telah berani bicara mengenai perkumpulan kami maka jika kelak engkau ternyata tidak memiliki sangkut paut apapun juga, kepalamu itu akan kupisahkan dari batang lehermu... !" Itulah ancaman yang cukup hebat, ancaman yang diliputi kemarahan. Tetapi tampaknya Yo Him tidak takut, bahkan telah tertawa tawar dan sikapnya tenang sekali. "Baik ! Itupun boleh !" Kata Yo Him. "Jika kelak aku tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Kaypang kalian boleh menghukumku dengan cara apa saja." Dan setelah berkata begitu, Yo Him merogoh sakunya. Kedua pengemis itu mengawasi dengan sorot mata yang tajam, mereka men duga-duga entab apa yang akan dikeluarkan oleh Yo Him. "Nah, kenalkah kalian dengan benda ini ?" Tanya.Yo Him sambil mengacungkan Kimpay Wie Tocu. Mata kedua pergemis tersebut terpentang lebar-lebar dan muka mereka berobah jadi pucat, Tampaknya mereka kaget bukan main. Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Kenalkah kalian dengan benda ini ?" Tanya Yo Him dengan suara yang keras mengulangi pertanyaannya. "Hmm !" Si toako telah mendengus mengejek, dia sudah bisa mengendalikan goncangan hatinya. "engkau mencuri dari mana benda berharga milik dari salah seorang pemimpin pusat kami itu ?"527 Dia tidak mempercayai bahwa Yo Him bisa memiliki benda berharga itu. yang mereka kenali sebagai lambang kebesaran wakil Pangcu dari pusat, yaitu Wie Tocu. Tetapi disebabkan yang memegang lambang kekuasaan tersebut hanya Yo Him, seorang anak yang belum lagi berusia lebih dari sepuluh tahun, tentu saja mereka jadi ragu-ragu. Itulah sebabnya kedua pengemis ini tidak segera berlutut memberi hormat seperti umumnya setiap anggota pengemis menghadapi lambang kekuasaan dari pemimpin mereka. Yo Him juga mendongkol melihat kedua pengemis tua itu tidak segera menghormati lambang kekuasaan pemimpin mereka !. "Mengapa kalian tidak cepat-cepat berlutut, eh?" Bentak Yo Him dengan suara yang meninggi. "Apakah kalian berpikir hal ini kuberitahukan kepada Wie Tocu, jiwa kalian bisa di perhatikan terus? Kekurang ajaran kalian ini bisa menyebabkan kalian dihukum berat...!" Kedua pengemis itu saling pandang, sedangkan si Toako diam-diam telah berpikir; "Inilah berbahaya, jika anak ini benar memiliki hubungan dengan Wie Tocu dan memberitahukan sikap kami berdua, tentu pusat akan mengirimkan orangnya untuk menghukum kami. Lebih baik jiwa anak ini kami habiskan saja...!" Dan setelah berpikir begitu, si pengemis yang dipanggil Toako itu telah melirik kepada kawannya. Rupanya pengemis yang seorangnya lagi juga memiliki pikiran yang sama dengan kawannya, diapun telah tersenyum sinis mengandung arti waktu si Toako melirik kepadanya. Keduanya lalu berlutut dihadapan Yo Him sambil katanya. "Kami benar-benar harus dihukum mati, tidak melihat tingginya gunung Thay-san .... !" Kata kedua pengemis itu hampir berbareng.528 "Maafkanlah atas kekurang ajaran kami ..!" "Siapa nama kalian berdua ?" Tanya Yo Him dengan suara yang agak lunak. Kedua pengemis itu jadi terkejut, mereka menyadari jika mereka menyebutkan nama mereka, tentu dengan mudah Yo Him memberitahukan kepada Wie Tocu perihal mereka. Melihat kedua pengemis itu ragu-ragu Yo Him telah berkata lagi . "Jika memang kalian mengakui perbuatan kalian ini salah dan berjanji dihari hari mendatang kalian tidak akan melupakan perbuatan yang buruk lagi membela pihak yang salah, dan membiarkan anggota-anggota yang dipimpin kalian melakukan kejahatan terhadap orang-orang yang lemah tidak berdaya, aku bersedia untuk memberikan pengampunan bagi kalian .... aku berjanji tidak akan memberitahukan kepada Wie Toako ... " Mendengar Yo Him menyebut Wie Liang Tocu dengan sebutan Wie Toako, kakak Wie, tentu saja kedua pengemis itu jadi tambah terkejut dan ragu-ragu. "Cepat katakan, siapa nama kau " Tanya Yo Him lagi. Si Toako rupanya saat itu telah mengambil suatu keputusan nekad, dia telah melompat dengan tiba-tiba, tangannya meluncur akan menghajar kepala Yo Him, yang ingin dipukulnya pecah berantakan. Phang Kui In yang sejak tadi mengawasi saja dengan heran, betapa Yo Him memiliki Kimpay, lambang lencana dari emas yang merupakan lambang kekuasaan tertinggi dari salah seorang pemimpin Kaypang, yang di sebut-sebut dengan panggilan Wie Toako, tentu saja jadi terkejut. Dia telah berpikir keras, apakah mungkin Wie Tocu itu Wie Liang Tocu adanya, karena memandang Yo Him adalah putera dari Sin Tiauw Taihiap Yo Ko, maka telah memberikan lambang kekuasaannya itu kepada Yo Him, agar kelak jika Yo Him529 sedang menghadapi kesulitan maka dia bisa meminta bantuan pihak Kaypang ? Tetapi diluar dugaan Yo Him, justru Kaypang cabang daerah kota tersebut merupakan cabang yang murtad, dan dibawah pimpinannya Ban Ban Cie Kay, seorang pengemis tua yang berusia diantara delapan puluh tahun, yang memiliki sifat-sifat yang buruk, anggota-anggota Kaypang cabang daerah tersebut ini tidak memiliki tanggung jawab yang baik. Bahkan memperoleh pimpinan yang buruk sekali dari pemimpinnya, atau ketua cabang daerah, dengan sendirinya semua anggota Kaypang cabang daerah ini dari golongan yang tertinggi, sampai golongan yang termuda, telah melakukan banyak kejahatan. Tentu saja seperti yang dialami oleh kedua pengemis itu yang sedang berhadapan dengan Yo Him, waktu mengetahui Yo Him memiliki hubungan dengan salah seorang pemimpin tertinggi mereka dipusat mereka jadi berkuatir dan ketakutan, maka merekapun jadi nekad, berusaha menutup mulut Yo Him. Itulah sebabnya, si Toako ini telah melompat dan melancarsan gempuran yang sangat kuat sekali dengan telapak tangannya memukul kearah kepala Yo Him karena dia bermaksud sekali hantam akan pecahlah kepala anak kecil ini, sehingga selanjutnya rahasia mereka tetap tertutup, asalkan nanti dia juga membinasakan Phang Kui In. Tetapi Phang Kui In mana mau membiarkan si pengemis itu menghantam Yo Him disaat tangan itu meluncur dengan cepat tampak Phang Kui In telah melompat juga. Yo Him saat itu sangat terkejut, karena merasakan samberan angin serangan yang kuat sekali kearah kepalanya. Dia sampai mengeluarkan suara seruan kaget dan ingin menyampok dengan Kimpay dltangannya. Tetapi belum lagi serangan si pengemis itu tiba di sasaran, tangannya telah disampok oleh kibasan tangan Phang Kui In, yang menangkisnya dengan kuat sekali sehingga terdengar530 suara "Bukkk !" Yang keras sekali disusul tubuh pengemis itu terhuyung mundur tiga langkah begitu juga tubuh Phang Kui In telah terhuyung mundur dua langkah, tetapi saat itu Phang Kui In telah berteriak dengan suara yang nyaring. "Jangan menghina anak lecil ! Jika memang engkau memiliki kepandaian dan keberanian, hadapilah aku." Sedangkan pengemis yang dipanggil toako itu telah mengeluarkan suara erangan, dengan cepat dia telah melompat dan melancarkan serangan dengan sekuat tenaganya. Sedangkan pengemis yang seorangnya lagi, telah ikut menyerang Phang Kui In diapun melancarkan gempuran yang tidak tanggung-tanggung, maka angin serangannya itu telah mendesir dengan dahsyat menyebabkan Phang Kui In ber goyang-goyang waktu menyambuti tenaga serangan kedua lawannya itu. 000odw^kzo000 BEGITULAH mereka jadi bertempur kembali dengan mengeluarkan seluruh kesanggupannya, dan setiap serangan- serangan yang dilancarkannya di sertai dengan pengerahan tenaga lwekang dan gwakang yang kuat. Disaat ketiga orang itu sedang terlibat didalam suatu pertempuran yang hebat sekali dengan disaksikan oleh Yo Him, tiba-tiba muncul seseorarg dari luar kampung, yang berjalan dengan sepatu yang agak diseret, dengan pakaian sebagai seorang pelajar, berusia diantara tiga puluh tiga tahun, dengan pakaian yang agak kotor dan juga dengan kopiah pelajarnya. "Angin malam yang berhembus lembut, Sang Dewi yang telah datang melambai,531 Angin yang menyentuh hangat dihati, Mengapa pula harus saling bertempur mati ? Bukankah kebahagiaan yang ada telah mendatangkan kegairahan ? Mengapa pula harus mendatangkan keresahan ? Dewi telah tersenyum, dan Dewi telah tertawa, Semuanya cerah, Janganlah melewatkan kebahagiaan itu...!". Dan sambil bernyanyi seperti itu, tampak pelajar itu telah melangkah dengan tindakan kaki yang diseret, semakin lama semakin mendekat, tampaknya dia tenang sekali, wajahnya juga tampan, karena itu dia sangat menarik hati. Ditangan kanannya tampak tercekal sebuah kipas, yang digerakan perlahan-lahan, seperti juga sedang mengipas debu. Dengan cepat dia telah sampai disisi Yo Him, dan berkata perlahan. "Ihh...Dewi telah datang, Dewi telah tertawa cerah, mengapa mereka bertempur ? Adakah yang mempersulit hati mereka ? Apakah ada sesuatu yang mendukakan mereka ? Ataukah ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan dengan baik dan damai ?" Menggumam pelajar itu dengan suara yang perlahan sekali, tampaknya dia heran, tetapi Yo Him mengerti bahwa pelajar itu seperti juga sedang mengejek Phang Kui In bertiga dengan pengemis itu. Saat itu Yo Him telah menoleh, dia telah memandangi pelajar tersebut. "Siapakah engkau, koko ?" Tanyanya kemudian dengan suara yang ramah. "Tampaknya engkau mengerti ilmu silat juga...!". Pelajar itu tertawa.532 "Adik kecil...!" Katanya dengan suara yang cerah. "Matamu tampaknya tajam sekali...! Memang aku mengerti sedikit- sedikit ilmu olah raga untuk menyehatkan tubuh, tetapi bukan untuk berkelahi ........... !" Setelah berkata begitu, si pelajar telah memandang kearah Yo Him sejenak, kemudian dia telah berkata lagi dengan suara yang perlahan. "Dan.... engkaupun tampaknya gemar sekali menyaksikan orang berkelahi.. ?!" "Bukan gemar menyaksikan orang berkelahi.....tetapi justru paman Phang telah diganggu oleh kedua pengemis jahat itu l" Menjelaskan Yo Him. "Ihhhh ...... !" Berseru pelajar itu dengan suara tertahan, tampaknya dia heran. "Jika mataku yang mulai lamur ini tidak salah lihat, bukankah kedua pengemis itu merupakan pengemis-pengemis dari Kaypang !" "Memang ! Tetapi mereka jahat sekali" Menjelaskan Yo Him. Dan Yo Him kemudian telah menceritakan pengalamannya tadi, dimana seorang gadis kecil telah dipukuli oleh dua orang pengemis kecil, kemudian kedua pengemis kecil itu diajar adat oleh Phang Kui In, untuk menolongi gadis kecil itu. Dan datanglah kedua pengemis yang memiliki kepandaian yang tinggi ini untuk membela kedua pengemis kecil itu, dan minta ganti rugi untuk menghajar Phang Kui In pula. Mendengar cerita Yo Him, muka pelajar itu jadi berobah sejenak. Tetapi kemudian pelajar tersebut telah tertawa lagi, dia telah berkata. "Sungguh merupakan suatu kejadian yang memalukan aku tidak menyangkanya bahwa didalam Kaypang terdapat anggota-anggota yang demikian kotor dan jahat. Jika memang benar apa yang kau ceritakan tentu nama Kaypang akan ternoda dan nama harum dari perkumpulan pengemis,533 yang sangat besar dan anggotanya tersebar diseluruh daratan Tionggoan, akan menjadi bahan tertawaan dari orang-orang gagah kaum rimba persilatan...!" Yo Him mengangguk. "Tetapi tokoh-tokoh dari pemimpin Kaypang memiliki jiwa yang luhur dan budi pekerti yang baik ! Namun kedua pengemis ini memang nampaknya marupakan manusia- manusia jahat yang sulit sekali disadari dari kesalahan mereka...!". "Hemm, manusia-manusia seperti itu tidak perlu dilayani.! tetapi jika memang paman Phangmu bermaksud untuk memberikan pengajaran kepada kedua pengemis jahat itu, paman Phangmu itupun tidak bisa disalahkan !" Dan setelah berkata begitu si pelajar telah menghela napas beberapa kali. "Cu Kun Hong ! Cu Kun Hong !" Menggumam pelajar itu lagi beberapa kali. "Rupanya engkau kalah mulia bila dibandingkan dengan paman Phang dan engko kecil ini ! Engkau selalu bermasa bodoh terhadap urusan, tidak demikian dengan paman Phang dari engko kecil ini, yang selalu membela pihak yang lemah dan bersedia untuk menghadapi pertempuran yang sulit untuk menghadapi manusia-manusia jahat seperti kedua pengemis tersebut." Mendengar sampai disitu. tentu saja Phang Kui In yang sedang bertempur jadi merandek sejenak, dia telah melirik. Segera dia melihat pelajar itu, dan hatinya jadi bertanya- tanya. entah siapa adanya pelajar tersebut. Sedangkan pelajar tersebut tidak lain dari Cu Kun Hong, yang pernah kita kenal dibagian pertama dari cerita ini. Dan dia memang pernah bertemu dengan Sin Tiauw Taihiap Yo Ko, dan pernah dilukai oleh Tiat To Hoat-ong, sehingga dirawat sampai sembuh oleh Sin Tiauw Taihiap Yo Ko.534 Sejak saat itu, Cu Kun Hong telah berkelana didalam rimba persilatan Karena perasaan kagumnya yang meluap-luap terhadap Sin Tiauw Taihiap Yo Ko, dan merasa bahwa Sin Tiauw Taihiap merupakan manusia yang patut dihormati sedalam-dalamnya maka Cu Kun Hong telah berjanji didalam hatinya, bahwa diapun ingin melakukan banyak perbuatan amal kebaikan untuk membela keadilan. o0o^d!w^o0o Jilid 16 SETIAP dia tiba disuatu tempat, jika menghadapi suatu urusan yang tidak wajar dan tidak layak maka Cu Kun Hong turun tangan untuk membelai pihak lemah yang tertindas. Perlahan-lahan namanya mulai dikenal oleh orang-orang rimba persilatan. Begitu juga kepandaiannya telah mengalami banyak kemajuan, karena Cu kun Hong sangat rajin sekali melatih diri, sehingga dibandingkan dengan kepandaiannya yang dulu maka kepandaian Cu Kun Hong yang sekarang berbeda jauh sekali. Kipas ditangannya yang selalu dibawa-bawa dan ipergunakan sebagai senjata itu, merupakan senjata yang ampuh sekali. Setiap dalam suatu pertempuran Cu Kun Hong selalu mempergunakan kipasnya sebagai senjata. Karena Cu Kun Hong telah melatih diri dengan giat sekali, dia melatih ilmu pukulan dan ilmu pedang yang dirobahnya dengan mempergunakan kipasnya.535 Maka dari itu, tidak terlalu mengherankan jika dalam waktu delapan tahun, Cu Kun Hong telah memperoleh kemajuan yang sangat pesat sekali. Hari ini, secara kebetulan dia lewat ditempat tersebut, dan menyaksikan pertempuran yang terjadi antara Phang Kui In dengan kedua pengemis itu. Maka dia jadi tertarik Untuk bergurau, sengaja dia telah menyanyi dengan lirik yang menyindir, yaitu lagu "Dewi", dan dia telah menghampiri tempat pertempuran itu. Semula, ketika Cu Kun Hong mengenali bahwa kedua pengemis itu adalah dua orang anggota Kaypang, yang bisa dikenalinya dari tumpukan karung yang ada dipunggung mereka, maka Cu Kun Hong ingin membantui pihak kedua pengemis itu, untuk melabrak Phang Kui In. Namun setelah mendengar keterangan Yo Him, Cu Kun Hong jadi berbalik membenci kedua pengemis itu. Dilihatnya Phang Kui In telah terdesak oleh serangan yang bertubi-tubi dari kedua lawannya, sedangkan kedua pengemis itu, karena mengandalkan tenaga berdua, telah melancarkan serangan-serangan yang gencar, menyebabkan Phang Kui In selalu sibuk untuk mengelakkan diri dari gempuran-gempuran yang bisa mematikan. Dalam saat-saat seperti inilah, Cu Kun Hong telah menggumam lagi. "Sungguh tidak pantas ! Dua orang melawan seorang! Sungguh tidak pantas ! Sungguh tidak sedap dilihat pengeroyokan yang tidak tahu malu ini.......!" Dan setelah berkata begitu, dengan langkah kaki yang tenang, tampak Cu Kun Hong telah melangkah menghampiri gelanggang pertempuran. Dia telah mengeluarkan sedikit tenaganya kipasnya digerakkan untuk mengetuk tangan salah seorang dari kedua lawan Phang Kui In.536 "Tukkkk !" Pergelangan tangan si pengemis yang biasa dipanggil toako itu telah kena diketuknya dengan keras, sehingga suara ketukan tersebut juga terdengar jelas. Bahkan pengemis itupun telah mengeluarkan suara jeritan tertahan. dia telah melompat mundur dengan gesit sekali, matanya telah mendelik mengawasi Cu Kun Hong. "Siapa kau ?" Bentaknya dengan suara yang galak sekali. "Mengapa usil mencampuri urusan kami !" Sedangkan pengemis yang seorangnya lagi juga telah melompat mundur, Dia berdiri disamping kawannya, mengawasi Cu Kun Hong dengan sorot mata yang tajam. Cu Kun Hong membawa sikap yang sabar dan tersenyum mengejek, dia telah berkata dengan suara yang perlahan, tetapi diiramakan . "Aku bukan usil !" Katanya. "tetapi justru tadi aku telah mendengar dari engko kecil itu, bahwa kalian merupakan dua bandit kecil yang tidak tahu malu dan jahat sekali ! Maka dari itu, aku bermaksud iseng-iseng untuk memberikan didikan agar kelak kalian mengerti akan tatakrama kesopanan dan tahu diri...!". Tentu saja perkataan Cu Kun Hong membuat kedua pengemis itu jadi gusar sekali, keduanya telah berjingkrak dengan marah sekali. "Jangan marah dulu" Kata Cu Kun Hong dengan suara yang mengejek. "Jika engkau marah, tentu engkau dengan mudah akan di rubuhkan lawan ! Bukankah didalam persilatan terdapat suatu pantangan, jika sedang bertanding menghadapi lawan, pantangan yang terutama sekali adalah tidak boleh mengumbar kemarahan hati. Jika kalian melanggar pantangan itu, niscaya diri kalian sendiri yang akan menderita kerugian ! Tentunya kalian juga telah mengetahui akan pantangan itu. bukan ?". Mendengar ejekan Cu Kun Hong yang terakhir, walaupun kedua pengemis itu memang mengetahui akan pantangan itu,537 namun mereka bukannya berusaha untuk mengendalikan diri, malah mereka bertambah gusar. "Katakan namamu, agar kau mampus jangan tidak bernama !" Bentak pengemis yang biasa dipanggil toako itu. "Hemmm .. namaku ?" Tanya Cu Kun Hong tenang. "Aku selama tidak pernah mengganti she dan nama, aku she Cu dan bernama Kun Hong. Dan jika memang kalian merasakan diri kalian merupakan lelaki sejati sebutkan juga nama kalian, karena akupun pantang sekali membinasakan manusia kecil yang tidak memiliki nama.....!" Muka kedua pengemis itu jadi merah padam, bahkan dengan berang pengemis 'toako' itu telah berkata dengan lantang. "Aku Kim Ji Kay (anak pengemis emas), dan ini adikku Gan Ho Kay ......!" Tetapi baru berkata sampai disitu, Kim Jie Kay tampaknya jadi terkejut sendirinya, karena dia telah terlanjur menyebutkan nama mereka. Keduanya dengan serentak telah menoleh kepada Yo Him, yang saat itu sedang mengawasi kearah mereka dengan bibir tersungging senyuman. "Bagus, Bagus !" Kata Cu Kun Hong "Mari kita main-main sebentar! kulihat kalian masing-masing membawa empat helai karung ! itu bukan tingkat yang rendah ! Didalam Kaypang, empat karung merupakan empat tingkat, tingkat dari pangkat kalian, tentunya kalian memiliki kepandaian yang tidak rendah.!" Dan setelah berkata begitu dengan cepat Cu Kun Hong telah mengibaskan kipasnya, dia bersiap-bersiap untuk menerima serangan kedua pengemis itu. "Saudara tunggu dulu !" Kata Phang Kui In yang sejak tadi berdiam diri saja. Cu Kun Hong menoleh. "Engkau ingin mengatakan bahwa kita kebagian seorangnya satu, bukan ?". tanya Cu Kun Hong sambil538 tertawa. "Tidak usah, tidak perlu !, menghadapi anjing-anjing kurap seperti dia ini, mengapa kita harus sungkan-sungkan ?, biar aku yang menggebuknya saja, sama dengan ilmu tongkat mereka, ilmu tongkat penggebuk anjing !" Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Mendengar perkataan Cu Kun Hong yang mengandung ejekan dan sikapnya yang meremehkan mereka, tentu saja telah membuat kedua pengemis itu jadi marah sekali. Dengan mengeluarkan suara bentakan keras, mereka sudah tidak bisa mempertahankan diri lagi, keduanya telah melompat dengan gerakan yang gesit sekali. Dan telah melancarkan gempuran- gempuran yang sangat kuat kearah Cu Kun Hong. Tetapi Cu Kun Hong tetap berdiri tenang ditempatnya, sama sekali dia tidak memperdulikan serangan-serangan yang dilancarkan oleh kedua lawannya itu. Kipas yang dicekal ditangan kanannya, telah digerakkan dengan seenaknya, dia telah menggerakkannya dengan kuat sekali, sehingga angin dari kipas itu berkesiuran. Kibasan kipas itu bukan merupakan kibasan biasa saja, kibasan kipas itu merupakan kibasan yang luar biasa kuatnya, maka tenaga yang menggempur juga dahsyat bukan main. Maka dalam keadaan demikian, kedua lawannya jadi terkejut, karena mereka merasakan pergelangan tangan mereka nyeri sekali, seperti tertusuk ribuan jarum. Dengan mengeluarkan suara teriakan kaget, mereka telah melompat mundur dengan gerakan tubuh yang cepat sekali. Mereka telah menduga bahwa Cu Kun Hong mempergunakan senjata rahasia. Tetapi baru saja mereka ingin memaki, justru disaat itu mereka melihat perasaan nyeri itu berasal dari angin serangan kibasan kipas. Dengan sendirinya mereka jadi tambah terkejut, sampai mengeluarkan suara teriakan perlahan, dan kemudian dengan serentak keduanya telah melompat melancarkan serangan-539 serangan pula dengan gerakan yang sangat cepat dan lebih kuat dari serangan mereka pertama tadi. Walaupun kedua pengemis ini telah letih melakukan pertempuran yang cukup lama dengan Phang Kui In, tetapi, nyatanya mereka masih memiliki kekuatan yang cukup hebat untuk melancarkan serangan-serangan kepada Kun Hong. Sedangkan Phang Kui In yang melihat Cu Kun Hong menghadapi kedua lawannya itu, diam-diam jadi kagum sekali dia jadi memuji didalam hatinya. Dia telah melihat betapa lwekang Cu Kun Hong telah sempurna latihannya, dan angin serangan tersebut telah menerjang dengan kuat sekali, kearah kedua pengemis yang mengeroyoknya, Setiap serangan yang dilancarkan oleh Cu Kun Hong selalu memaksa kedua lawannya harus mengundurkan diri dari tempat mereka masing-masing, kadang-kadang tenaga dalam itu meluncur dalam kecepatan yang sulit diikuti oleh pandangan mata. Dengan sendirinya hal ini telah membuat kedua pengemis itu, Kim Jie Kay dan Gan Ho Kay, sering mengeluarkan seruan kaget, karena beberapa kali hampir saja mereka terkena kibasan kipas Cu Kun Hong. Harus dimengerti juga bahwa kipas yang dipergunakan oleh Cu Kun Hong bukan merupakan kipas yang sembarangan, bukan terbuat, dari kertas biasa. Kipas itu memiliki kekuatan yang dahsyat, karena bisa dipergunakan untuk menotok jalan darah lawan, dan terbuat dari besi murni, sehingga tidak mudah dipotong oleh pedang dan golok. Tampaknya kedua pengemis itu jadi kewalahan juga menghadapi Cu Kun Hong, walau pun mereka baru bertempur beberapa jurus saja.540 Cu Kun Hong telah, tertawa mengejek, lalu dia berkata dengan suara yang dingin. "Jika kalian benar-benar memiliki kepandaian yang tinggi dan sempurna, mengapa tidak dikeluarkan !, Mengapa hanya mempergunakan kepandaian cakar bebek seperti ini ?" Ditegur begitu, tentu saja telah membuat kedua pengemis itu menjadi marah. Bahkan Kim Jie Kay telah berteriak dengan kalap. "Kami akan mengadu jiwa dengan manusia besar mulut seperti engkau !" Teriak pengemis itu, sambil melancarkan serangan-serangan kalap. Kedua pengemis itu telah nekad, karena bukan hanya Kim Jie Kay saja yang melancarkan serangan bertubi-tubi juga Gan Ho Kay telah menerjang maju, dia telah melancarkan gempuran-gempuran yang dahsyat. Gerakan-gerakan itu mendatangkan angin yang berkesiuran seperti angin puyuh. Cu Kun Hong telah mengeluarkan jurus-jurus yang bisa mematikan lawannya, tetapi kedua pengemis ini tampaknya seperti sudah tidak mau mengacuhkan lagi ancaman serangan-serangan yang dilancarkan oleh Cu Kun Hong. Bahkan mereka telah bertempur dengan mengeluarkan seluruh tenaganya, karena itu serangan yang dilakukan oleh mereka merupakan gerakan-gerakan yang luar biasa kuatnya, jangankan manusia, sedangkan batu maupun batang-batang pohon yang terkena serangan itu akan terhajar hancur Sehingga Cu Kun Hong juga harus bersikap hati-hati, karena dia melihat kedua lawannya itu telah melancarkan gempuran- gempuran dengan kenekadan yang benar-benar mengerikan, seperti juga ingin mengajak Cu Kun Hong untuk binasa bersama. Sedangkan Phang Kui In dan Yo Him yang menyaksikan dari pinggir, jadi menguatirkan keselamatan Cu Kun Hong.541 Walaupun mereka tidak mengenal siapa adanya pelajar itu, tetapi justru Cu Kun Hong telah bertempur dengan kedua pengemis itu disebabkan membela Phang Kui In. Maka dari itu, Phang Kui In juga telah bersiap sedia, jika memang Cu Kun Hong menghadapi bencana, tentu dia akan segera turun tangan untuk menolonginya. Cepat bukan main, angin serangan dari ketiga orang yang sedang bertempur itu meluncur dan mendesir-desir, disaat seperti itulah telah terdengar bentakan keras . "Kalian sedang bertempur dengan siapa, Kim Jie Kay ?" Mendengar suara itu, tampaknya Kim Jie Kay dan Gan Ho Kay jadi sangat girang, mereka juga telah mengeluarkan seruan nyaring, di samping itu muka keduanya telah berseri- seri, hampir serentak mereka telah menyahut !. "Sam Tocu, kami sedang dihina pelajar gila ini !" Mendengar dirinya disebut pelajar 'gila', Cu Kun Hong menjadi marah, darahnya dirasakan naik sampai keubun-ubun kepalanya, bahkan disaat itu terlihat dia telah menggerakkan kipas yang tercekal di tangan kanannya, yang bisa dilipat untuk melancarkan totokan-totokan kearah jalan darah yang berbahaya ditubuh kedua pengemis itu. Dalam keadaan demikian Kim Jie Kay dan Gan Ho Kay tidak berani menyambuti serangan itu. mereka telah melompat mundur, dan telah menyingkir jauh-jauh memisahkan diri dari Cu Kun Hong. Tiba-tiba ditempat tersebut telah bertambah satu orang. Seorang pengemis tua berusia diantara lima puluh lima tahun, jenggotnya telah memutih semuanya, matanya memancar tajam, tubuhnya kurus. Dia telah mengawasi Cu Kun Hong dengan sorot mata yang tajam, tampaknya tidak senang, tadi dia menyaksikan betapa Kim Jie Kay dan Gan Ho Kay telah diserang dan didesak begitu hebat.542 "Siapakah engkau wahai anak muda yang tampan ?" Tanya lelaki tua itu. Disaat itu Cu Kun Hong telah melipat kipasnya, dengan tenang dia telah menyahut. "Tentu saja aku tidak berani berdusta dihadapan Sam Tocu dari Kaypang, Aku she Cu dan bernama Kun Hong, dan kebetulan sekali kedua anak buahmu itu kurang ajar melakukan perbuatan yang tidak tahu diri, maka aku mewakili Sam Tocu untuk memberikan hajaran kepadanya !" Sam Tocu itu adalah wakil dari pemimpin Kaypang cabang daerah tersebut, dia telah memiliki kepandaian yang tinggi, adatnya juga berangasan sekali, walaupun hatinya tidak begitu jahat. Tetapi disebabkan seluruh anggota dari Kaypang cabang daerah semuanya melakukan perbuatan yang tidak baik, maka sam Tocu ini juga tidak bisa mengatakan apa-apa, dia tidak bisa melarangnya. Ketika itu sam Tocu telah berkata dengan suara yang dingin. "Rupanya engkau mengenali aku sebagai sam tocu dari Kaypang cabang daerah ini" Katanya dengan suara yang angkuh. "Hemm, mengapa engkau hendak memberi ajaran kepada kedua anak buahku itu ?". "Tentu saja ada sebabnya !"menyahuti Cu Kun Hong dengan berani, tidak terlihat sedikitpun perasaan takut diwajahnya, dia malah menghadapi Sam tocu dengan bibir tersungging senyuman, kemudian Cu Kun Hong telah menceritakan seluruh apa yang didengarnya tadi dari Yo Him. Mendengar itu, muka Sam Tocu telah berobah merah, tetapi dia tidak menegur Kim Jie Kay dan Gan Ho Kay, malah dia telah berkata dingin terhadap Cu Kun Hong. "Hemm, jika543 memang benar-benar mereka bersalah, itupun masih ada yang bisa mengurusnya, dan mengajar adatnya, tidak perlu orang luar yang mencampuri urusan rumah tangga Kaypang.....!" Ternyata nada dan suara perkataannya itu, merupakan suatu pembelaan untuk kedua anak buahnya tersebut. Cu Kun Hong jadi mendongkol karenanya, sebab dia melihat Sam Tocu telah membela kedua anggotanya yang bersalah, yang membuktikan bahwa Sam Tocu juga bukan manusia baik-baik. Maka dengan suara yang lantang Cu Kun Hong telah menyahuti dengan berani. "Benar ! Memang benar apa yang di-katakan oleh Sam Tocu ! Jika saja yang mengatakan itu adalah salah seorang dari pemimpin Kaypang dipusat, tentu saja aku akan mempercayai sepenuhnya, bahwa anggota-anggota Kay pang yang bersalah akan dihukum sepantasnya ! Tetapi, justru sekarang, yang mengatakan hal itu hanyalah seorang anggota cabang belaka!" Muka Sam Tocu jadi berobah merah padam karena marah sekali, dia telah membentak dengan suara yang bengis. "Dengan berkata begitu sama juga kau mengartikan bahwa perkataanku tidak ada harganya bukan ?" Sahutnya dengan suara tergetar. Kemudian dengan cepat sekali, dia telah melangkah maju mendekati Cu Kun Hong, tampaknya dia telah bersiap sedia akan melancarkan serangan-serangan. Tetapi Cu Kun Hong sama sekali tidak takut dia telah memandang dengan tatapan mata yang tajam. "Bukankah jika seorang pemimpin yang baik, begitu mendengar ada anggotanya yang melakukan suatu perbuatan salah, maka akan melakukan penyelidikan benar atau tidak akan hal itu dan akan memeriksa dengan bijaksana kedua anak buahnya ! Bukan seperti sikapmu itu !"544 Ketus sekali kata-kata Kun Hong "Maka dari itu, mana bisa aku menghargai akan hati dan harga dirimu ?". Sam Tocu telah berjingkrak karena marahnya, diapun telah mengeluarkan suara bentakan yang mengguntur, kemudian secepat kilat dia telah melancarkan serangan-serangan yang dahsyat kepada Cu Kun Hong. Serangan yang dilakukan oleh pengemis wakil ketua dari cabang Kaypang itu ticak bisa disamakan dengan kedua pengemis bawahannya tadi, namun Cu Kun Hong tidak takut. Dengan tetap berdiri tegak ditempatnya, tampak Cu Kun Hong telah mengawasi tibanya serangan yang dilancarkan oleh pengemis tua ini. Waktu telapak tangan Sam Tocu hampir tiba disasaran, dengan mengeluarkan suara tertawa mengejek, Cu Kun Hong telah menggerakkan kipasnya, dia telah mengibas dengan mempergunakan enam bagian tenaga dalamnya dan bermaksud akan mempergunakan ujung kipasnya untuk menotok pergelangan tangan Sam Tocu. Tentu saja Sam Tocu menjadi terkejut, dia sampai mengeluarkan suara seruan tertahan dan telah menarik pulang tangannya, kemudian dia telah mengeluarkan tenaga yang jauh lebih besar dan mengulangi pula serangannya dengan hati penasaran sekali. Cu Kun Hong tetap menghadapinya dengan tenang, dia telah mengawasi datangnya serangan itu dengan tatapan mata yang sangat tajam. "Kau keterlaluan sekali, Sam Tocu !! kata Cu Kun Hong dengan suara mengejek. "Engkau memang bukan seorang bijaksana dan tidak perlu dihormati !!" Dan setelah mengejek begitu, dengan cepat sekali tampak Cu Kun Hong telah menggerakkan kipasnya berulang kali, dan kipasnya itu sebentar terbuka dan sebentar tertutup.545 Itulah cara menyerang yang sangat hebat sekali, karena serangan-serangan seperti tu memiliki dua macam cara untuk merubuhkan lawannya. Cara yang pertama jika kipas terbuka, akan merupakan lempengan yang biasa dipergunakan untuk menghajar kepala lawan dan bagian-bagian lainnya yang berbahaya. Tetapi jika memang kipas itu tertutup, maka ujung kipas dapat dipergunakan seperti Poan Koan Pit untuk menutuk jalan darah ditubuh lawannya, dibagian yang sangat berbahaya sekali. Maka dari itu walaupun Sam Tocu melancarkan serangan- serangan yang sangat hebat, namun dia tidak berani terlalu mendesak. Cepat sekali, angin serangan kipasnya itu telah menderu- deru, dan gerakan-gerakan yang dilakukan oleh Cu Kun Hong sering memaksa Sam Tocu harus menarik pulang serangannya sendiri, karena kalau tidak, tentu dia akan ter-totok oleh ujung kipas Cu Kun Hong. Tetapi Cu Kun Hong tidak berlaku segan-segan lagi, dia telah melancarkan serangan-serangan yang gencar. Setiap kali melancarkan gempuran-gempurannya kipasnya itu telah berkelebat-kelebat mengandung kekuatan yang membawa maut. Sekali saja kipas Cu Kun Hong bisa mengenai sasarannya dengan tepat, tentu Sam Tocu akan menemui ajalnya. Tentu saja Cu Kun Hong juga harus bersikap hati-hati, karena diapun menyadari akan hebatnya tenaga serangan yang dilancarkan oleh Sam Tocu. Setiap serangan Sam Tocu mengandung kekuatan yang sangat dahsyat, karena disertai oleh tenaga lwekang yang cukup tinggi, disamping itu Sam Tocu juga memiliki ginkang yang boleh diandalkan.546 Maka terasalah angin serangan dari Cu Kun Hong dan Sam Tocu saling berseliweran tidak hentinya, saling samber dan saling menerjang Namun selama itu tampaknya mereka memang berimbang, dan kekuatan tenaga dalam yang mereka miliki itu merupakan tenaga dalam sejati, aliran dari golongan bersih dan bukan dari golongan sesat. Sehingga telah membuat keduanya terlibat dalam suatu pertempuran yang sangat hebat sekali. Beruntun beberapa kali, tampak Cu Kun Hong terdesak oleh gempuran-gempuran telapak tangan Sam Tocu, tetapi selama itu Cu Kun Hong telah berhasil menyelamatkan diri, sehingga membuat Sam Tocu semakin lama jadi semakin penasaran sekali. Beberapa kali dengan mengeluarkan suara bentakan- bentakan yang sangat bengis, Sam Tocu telah memperhebat serangan-serangannya dengan menambah tenaga lwekangnya untuk memukul rubuh lawannya. Dalam melancarkan serangan-serangannya itu, tampak betapapun juga, Sam Tocu memang bernafsu sekali untuk merubuhkan Cu Kun Hong. Cu Kun Hong memang agak terdesak juga, namun sengaja untuk mrmbangkitkan kemarahan dari pengemis yang menjadi ketua cabang Kaypang daerah ini, beberapa kali Cu Kun Hong telah mengeluarkan kata-kata ejekan. Semakin lama memang Sam Tocu jadi semakin gusar saja, dia telah berusaha untuk cepat-cepat menyelesaikan pertempuran ini. Tetapi Cu Kun Hong tetap dapat bertahan. Phang Kui In yang melihat keadaan Cu Kun Hong, disamping kagum atas kepandaian yang dimiliki Cu Kun Hong, diapun jadi menguatirkan sekali keselamatan Cu Kun Hong.547 Disaat itu Phang Kui In bermaksud akan melompat ketengah gelanggang, untuk turun tangan memberikan bantuan kepada Cu Kun Hong. Namun tangan Phang Kui In telah dicekal oleh Yo Him. "Tunggu dulu paman Phang," Kata Yo Him "Coba kita lihat dulu !, tadi kedua pengemis itu tidak mau mematuhi Kimpaynya Wi Tocu, entah bagaimana dengan tokoh dari Kaypang cabang daerah ini !". "Baiklah !" Katanya kemudian. "Engko Cu !" Teriak Yo Him memanggil Kun Hong. "Coba berhenti sejenak !". Kun Hong mendengar suara teriakan Yo Him dengan jelas, dia jadi heran, entah apa maunya anak sekecil Yo Him itu. tetapi sebagai seorang yang selalu ingin mengetahui dan juga memang dia tengah terdesak, sehingga Cu Kun Hong, bermaksud untuk beristirahat. Dia telah melompat mundur tiga tombak lebih dengan gesit sekali, waktu Sam Tocu sedang melancarkan serangan kepadanya. Sam Tocu jadi terkejut karena tahu-tahu sasarannya telah lenyap dari depan matanya, dengan mengeluarkan suara teriakan keras dia bermaksud mengejarnya untuk mengulangi lagi serangannya. Tetapi saat itu Yo Him telah berteriak "Tahan ! Aku ingin bicara !!" Dalam marahnya, Sam Tocu telah membentak dengan suara yang sangat bengis. "Apa yang hendak engkau katakan, monyet kecil ?" Yo Him tidak marah mendengar dirinya dipanggil dengan sebutan monyet kecil, dia telah memandang dengan berani, tangannya telah mengacungkan Kimpay.548 "Aku akan bicara atas nama Kimpay ini......!" Katanya kemudian dengan suara yang nyaring. Mata Sam Tocu jadi terpentang lebar-lebar waktu melihat Kimpay ditangan Yo Him, tampak jelas sekali dia terkejut bukan main, mukanya juga telah berobah pucat. "Kau .... dari mana engkau mencuri Kim pay itu ?" Tegurnya, dengan suara yang ragu-ragu. Yo Him telah berkata dengan suara yang dingin. "Setelah engkau melihat Kimpay ini apakah engkau tidak segera berlutut untuk menerima perintah ?" Muka Sam Tocu jadi berubah juga, dia telah berkata dengan suara yang ragu-ragu. "Memang sudah menjadi peraturan, bahwa setiap orang yang membawa Kimpay harus diperlakukan sama dengan pemilik Kimpay itu sendiri, karena Kimpay merupakan lambang kekuasaan dari pemimpin kami, tetapi engkau, engkau dalam usia demikian kecil apakah mungkin engkau bisa memperoleh sebuah Kimpay dari salah seorang pemimpin kami ? terlebih lagi Kimpay itu tampaknya milik Wie Liang Tocu dari pusat, wakil pemimpin kami dipusat". Yo Him telah tertawa dingin. "Apakah kau telah menerima pelajaran mengenai peraturan Kaypang, jika Kimpay dipegang oleh seorang anak kecil maka Kimpay itu tidak berlaku ?. Dan juga apakah memang didalam Kaypang terdapat peraturan pemegang Kimpay itu harus dipandang dalam usia ? Hemm. Kimpay merupakan lambang kekuasaan tertinggi dari orang yang bersangkutan yang menjadi pemimpin kalian yang harus kalian hormati adalah Kimpay itu sendiri, bukan orang yang membawanya...!". Mendengar perkataan Yo Him, kembali Sam Tocu diliputi keragu-raguan yang sangat, diapun telah berkata bimbang . "Tetapi...tetapi...".549 Namun Sam Tocu tidak meneruskan perkataannya, sehingga membuat Yo Him jadi tambah mendongkol saja. "Apanya yang tetapi, tetapi ? Apakah engkau ingin mengatakan bahwa Kimpay ini merupakan Kimpay palsu ?". "Tidak berani ! Tidak berani. Justru aku mengenali jelas sekali bahwa Kimpay itu adalah milik Wie Liang Tocu, wakil Pangcu dipusat....!". "Hemm, mengapa engkau tidak segera melakukan upacara menerima Kimpay ?" Tanya Yo Him dengan nada suara menegur. "Baiklah ! Aku harus menjelaskan kepadamu ! Sesungguhnya kami menghormati sekali pemimpin-pemimpin kami dipusat, tetapi sangat disesalkan sekali justru pemimpin- pemimpin kami itu kurang teliti ! Buktinya Kimpay yang demikian berharga telah begitu mudah diberikan kepada seorang anak sebaya engkau ! Bukankah jika terjadi sesuatu, akan membahayakan sekali ? bukankah anak sebaya engkau bisa saja diperalat oleh orang-orang jahat dan dengan mempergunakan kekuasaan Kimpay itu, anggota Kay pang akan dikendalikan oleh tangan jahat, dipinjam untuk melakukan kejahatan ? Tidak ! Tidak ! Aku tidak bisa menerima kenyataan seperti ini ........ !" Memang apa yang dikatakan oleh Sam Tocu memang masuk dalam akal sehat. Apa yang dibilangnya itu juga beralasan kuat sekali. Namun walaupun bagaimana Yo Him berusaha meyakinkan bahwa Kimpay ini diberikan oleh Wie Liang Tocu sebagai hadiah kepadanya. "Ketahuilah, bahwa antara aku dengan Wie Toako memang telah mengikat tali persaudaraan, kami telah angkat saudara, dimana Wie Tocu telah menjadi Toakoku ! Sebagai adik angkatnya, maka aku telah dihadiahkan sebuah Kimpay...... Inilah Kimpaynya itu .....!"550 Semula Sam Tosu masih ragu-ragu mengenai diri Yo Him, tetapi mendengar perkataan Yo Him yang terakhir itu, keragu- raguan dihatinya jadi lenyap, bahkan dia telah tertawa bergelak-gelak dengan, suara yang nyaring sekali. "Bagus ! Bagus !" Katanya dengan suara yang keras sekali. "Tampaknya engkau memang seorang anak yang pandai berdusta ! Semula aku masih mau mempercayai bahwa engkau memperoleh Kimpay itu dari tangan Wie Tocu, tetapi sekarang mendengar kalian mengangkat saudara, aha, aha, tentu saja hal itu tidak masuk dalam akal sehatku ! Bagaimana mungkin anak sekecil engkau bisa mengangkat saudara dengan Wie Tocu ? Hemmm, dalam keadaan seperti ini tampaknya engkau juga ingin berdusta ! Banyak orang-orang persilatan yang ingin menjadi sahabat Wie Tocu, tetapi jarang yang pantas untuk menjadi sahabatnya ! Maka, mana bisa aku mempercayai justru engkau sebagai adik angkatnya ?". Dan setelah berkata begitu, Sam Tocu telah membentak dengan tubuh yang bergerak cepat kearah Yo Him. "Berikan Kimpay itu kepadaku...!" Dan dia telah mengulurkan tangannya, untuk merebut Kimpay itu dari tangan Yo Him. Yo Him jadi terkejut sekali, karena Sam Tocu telah bergerak sangat cepat sekali, dia telah mengulurkan tangannya untuk merebut Kim pay itu, karena dia bermaksud untuk mengembalikannya kelak kepada Wie Liang Tocu dipusat. Pedang Kiri Pedang Kanan Karya Gan KL Pedang Kiri Pedang Kanan Karya Gan KL Persekutuan Pedang Sakti Karya Qin Hong