Ceritasilat Novel Online

Rajawali Sakti Langit Selatan 19


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long Bagian 19


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya dari Sin Long   Semakin banyak jalan darah yang dibukanya, semakin hebat penderitaan demam orang itu.   Tetapi berbeda dengan seorang yang memiliki kekuatan yang agak besar dan memiliki daya tahan yang cukup kuat, maka mungkin dalam dua tahun seluruh jalan darahnya bisa dibuka.617 Namun Yo Him justru bisa bertahan dengan kuat sekali, karena dia memang telah memiliki dasar-dasar kepandaian yang luar biasa dari Sin Tiauw, juga telah menerima petunjuk dari jago-jago hebat, termasuk In Lap Siansu dan lain-lainnya.   Maka dari itu, waktu Kwee Siang membuka jalan darahnya yang pertama, yaitu Siauw Cie Hiatnya, Yo Him hanya tenang- tenang saja seperti tidak terjadi sesuatu apapun juga.   Dan Kwee Siang jadi meneruskan usahanya membuka jalan darah kedua, yaitu Siang Liang hiat, tetapi keadaan Yo Him tetap tidak memperlihatkan perobahan.   Itulah sebabnya Kwee Siang telah meneruskan pekerjaannya membuka seluruh jalan darah Yo Him, yang seluruhnya berjumlah seratus tiga puluh delapan jalan darah utama, dan seratus dua puluh jalan darah besar.   Kwee Siang dalam setengah hari saja bisa membuka seluruh jalan darah dari Yo Him dan tanpa menemui rintangan apa-apa.   persoalan ini merupakan persoalan yang tidak pernah terjadi didalam rimba persilatan, maka telah membuat Kwee Siang girang luar biasa.   Dia jadi tertawa bergelak-gelak.   Dan juga yang paling menggembirakan hatinya, yaitu dengan terbukanya seluruh jalan darah Yo Him hanya dalam waktu setengah hari itu, telah memperlihatkan bahwa Yo Him sebagai calon pendekar yang luar biasa sekali ! Kemungkinan besar menurut Kwee Siang, jika Yo Him memiliki gemblengan yang teratur, dan memperoleh bimbingan yang baik dari jago-jago yang hebat seperti Sin Tiauw Taihiap, Oey Yok Su.   yaitu kakeknya, juga ayah ibunya dan beberapa jago-jago lainnya yang memiliki latihan tenaga dalam yang murni dan lurus, tidak termasuk golongan sesat, niscaya Yo Him akan memiliki kepandaian yang melebihi dari jago itu sendiri.   Kwee Siang telah menarik tangan Phang Kui In menuju keburitan kapal dan segera dia menceritakan apa yang telah618 dialaminya, dimana dia telah berhasil membuka seluruh jalan darah ditubuh Yo Him.   Phang Kui In jadi kaget bercampur girang, dia sampai berjingkrak-jingkrak seperti anak kecil.   Dengan hati yang tegang, akhirnya Kwee Siang dan Phang Kui In menantikan sampai Yo Him tersadar dari pingsannya.   Selama satu hari satu malam Yo Him menggeletak diam, dengan napas yang berjalan lancar dan lurus, sehingga walaupun dia pingsan dalam keadaan yang demikian lama, tetapi Phang Kui In dan Kwee siang jadi tenang karena melihat napas Yo Him lurus dan teratur.   Tetapi malam itu setelah dua puluh empat jam Yo Him menggeletak pingsan, mukanya berangsur-angsur menjadi merah padam dan sekujur tubuhnya mengepul uap panas yang luar biasa.   Kwee siang dan Phang Kui In yang berdiri setombak lebih jauhnya dari tempat mengeletaknya Yo Him masih bisa merasakan samberan uap panas itu.   Kwee siang dan Phang Kui In jadi berkuatir sekali.   "apakah ... apakah tidak akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan ?"   Tanya Phang Kui In dengan gelisah. Kwee siang juga mulai ragu-ragu. Perkembangan yang terjadi didiri Yo Him mendatangkan kekuatiran juga untuk dirinya. Dia telah mengawasi Yo Him tajam-tajam tanpa menyahut pertanyaan Phang Kui In.   "Kwee lihiap .. apakah adik Him tidak akan mengalami sesuatu yang tidak diinginkan ?"   Tanya Phang Kui In lagi, karena dia sangat berkuatir sekali.   "Apakah ada sesuatu yang harus kita lakukan untuk dia ?"619 Saat itu Kwee Siang juga mulai diliputi keraguan dan kekuatiran, dia telah menghampiri lebih dekat kesamping Yo Him. Karena jaraknya dengan Yo Him semakin dekat, maka Kwee Siang merasakan samberan hawa panas dari tubuh Yo Him yang semakin kuat. Waktu Kwee Siang ingin berjongkok disampingnya untuk memeriksa keadaan Yo Him, tiba-tiba Yo Him mendadak sekali telah mengeluarkan suara teriakan yang nyaring memekakkan anak telinga, tubuhnya seperti seekor ikan Lee-ie (ikan gabus) telah melompat ke-tengah udara, dan kedua tangan dan kakinya bergerak-gerak membawa gerakan Go Bie Kiam hoat, walaupun ditangannya tidak mencekal pedang ! Kwee Siang jadi terkejut sekali, dia berseru.   "Adik Him.....Adik Him !!"   Teriaknya sambil mengulurkah tangannya untuk mencekal tangan Yo Him, maksudnya untuk menyadarkan Yo Him dari gerakan-gerakan diluar sadarnya itu. Tetapi ketika tangan Kwee Siang diulurkan.   "saat itu telapak tangan Yo Him telah mengibas dengan jurus Ciang Lie Kiam Sut"   Atau "Bidadari Cantik mempergunakan pedang". tahu-tahu dari telapak tangan Yo Him menyambar kekuatan yang panas sekali.   "werr", dan Kwee Siang mengeluarkan suara jeritan tertahan karena tubuhnya telah terlempar keras sekali, sampai terbanting sejauh dua tombak dilantai perahu. Phang Kui In juga jadi terkejut tanpa berpikir lagi dia telah menubruk kearah Yo Him, dia termaksud untuk mencegah Yo Him bergerak lebih jauh, yang mungkin bisa membahayakan dirinya. Tetapi belum lagi Phang Kui ln sempat merangkul Yo Him justru disaat itu tangan Yo Him telah bergerak mengibas kearahnya, tahu-tahu telapak tangannya menghantam pundak Phang Kui In, sehingga Phang Kui In merasakan pundaknya itu sakit luar biasa, seperti tulang Piepenya akan patah hancur,620 dan tubuhnya terpental keras sekali keluar dari ruangan kamar perahu. Tubuhnya terbanting ditepian lantai perahu, hampir saja Phang Kui In tercebur kedalam laut, jika saja tangan kanannya tidak cepat-cepat mencekal tepian perahu itu. Saat itu Yo Him telah berteriak-teriak dengan suara yang nyaring .   "Panas ! Panas ! Panas !"   Suaranya sambung menyambung, karena suara itu terdengarnya aneh sekali, nyaring dan keras, bagaikan teriakan seorang akhli Lweekhe (akhli tenaga dalam) yang sudah mahir, sehingga suaranya bisa menggema diudara bebas seperti itu.   Juga tubuh Yo Him telah berjingkrak-jingkrak dengan keras dan tinggi.   Dia telah berlari keluar dari ruangan kamar perahu itu, dan dengan tidak terduga tahu-tahu dia telah melompat kedalam laut ! Tentu saja Phang Kui In dan Kwee Siang jadi terkejut bukan kepalang, mereka merasakan darah mereka seperti berhenti mendesir, jantung mereka seperti copot rasanya.   "Adik Him! Adik Him !"   Teriak Kwee Siang seperti kalap. Gadis ini telah berlari dengan cepat sekali kearah tepi perahu, dia bermaksud akan melompat kedalam laut untuk menolongi Yo Him. Phang Kui In juga kaget setengah mati, dia berteriak- teriak.   "Yo Him! Him-jie !!"   Dan dia memburu juga ketepi perahu itu, dengan maksud ingin melompat kelaut juga, untuk menolongi Yo Him.   Tetapi disaat itu telah terlihat suatu peristiwa yang aneh luar biasa yang hampir tidak bisa dipercayai oleh Phang Kui In dan Kwee Siang, dimana keduanya sampai memejamkan matanya berulang kali, mengucek-nguceknya, karena mereka merasa seperti dalam mimpi melihat peristiwa aneh itu.   Yo Him ternyata tadi telah mencebur keair laut, tetapi sama sekali tidak kelelap, tubuhnya itu timbul tenggelam dengan621 gerakan yang cepat sekali.   Waktu itu laut tengah tenang tidak bergelombang, tetapi tubuh Yo Him sebentar melompat keatas permukaan laut, dan sebentar pula menyelam lenyap, kemudian timbul lagi melompat tinggi keluar dari permukaan air laut.   Dengan sendirinya keadaan seperti ini telah membuat Kwee Siang dan Phang Kui In jadi heran sekali.   Setiap kali melompat tinggi dari permukaan air laut, kedua tangan Yo Him bergerak-gerak seperti orang yang tengah bersilat, tentu saja telah membuat Phang Kui In dan Kwee Siang memandang takjub.   Walaupun bagaimana mereka tidak mengerti, mengapa Yo Him bisa timbul tenggelam dengan gerakan-gerakan yang begitu lincah, bagai dia sedang melompat-lompat diatas tanah datar.   Mengapa Yo Him, yang tidak bisa berenang bisa tidak tenggelam ? Sesungguhnya ada sebab-sebabnya.   Karena seluruh jalan darah ditubuhnya telah dibuka oleh Kwee Siang dan juga jalan darah Ban Liong Hiatnya telah dibuka juga, dengan sendirinya tubuhnya itu jadi memantulkan uap panas, yang menguap dalam tekanan udara yang halus setelah lewatnya dua puluh empat jam dia berada dalam keadaan pingsan.   Maka dari itu waktu dia menceburkan diri kelaut.   justru tekanan dari tenaga menguap itu membuat tubuhnya jadi terpental keatas pula menurut bobot dan berat jatuhnya tubuh Yo Him.   Seperti dibagian atas telah dijelaskan, jika sekarang Yo Him belum bisa mengendalikan dan menguasai tenaga murninya maka dengan dibuka seluruh jalan darahnya itu, dia hanya bisa menolak serangan tenaga lawannya, dimana lawannya menyerang satu tail beratnya, maka tenaga menolaknya sebesar satu tail juga.   Begitu lawannya menyerang sepuluh622 kati, maka akan sepuluh kali pula tenaga menolak yang meluncur keluar dari tubuh Yo Him.   Kini dia telah melompat kedalam laut, air laut merupakan benda cair yang padat, begitu tubuhnya melayang turun, dengan bobot tubuhnya ditambah berat meluncurnya tubuh itu, maka begitu menyentuh permukaan air laut, seketika dari tubuhnya segera muncul hawa menolak yang sama berat dan kuatnya dengan tenaga membentur tubuh Yo Him dengan permukaan air laut.   Sehingga dia telah terpental keatas lagi.   Begitu jatuh, begitu tertolak lagi keatas.   Maka keadaan seperti itu berlangsung terus, dimana Yo Him masih di kuasai oleh alam dibawah sadarnya.   Sedangkan saat itu, tampak tubuh Yo Him berulang kali melambung keatas.   Dan selanjutnya yang membuat Phang Kui In dan juga Kwee Siang jadi kagum luar biasa, karena mereka menyaksikan Yo Him berjalan hilir mudik dipermukaan air laut ber lari-lari seperti juga dia tidak memiliki berat dan bobot tubuh, dari jauh dia seperti sedang berlari-berlari diatas permukaan tanah ! Itulah pemandangan yang menakjubkan sekali ! Sesungguhnya karena Yo Him dalam keadaan pingsan dan belum sadarkan diri setiap gerakan yang dilakukannya itu dikuasai oleh alam dibawah sadarnya, dan juga gerakan tubuhnya itu menyebabkan seluruh otot dan jalan darah yang telah dibuka bekerja dengan sendirinya, karena memang Yo Him belum bisa mengendalikannya dan baru bisa membiarkan kekuatan murni ditubuhnya bekerja sekehendaknya menurut tekanan! dari luar.   Waktu itu Yo Him telah berlari-lari diatas permukaan air laut karena dia tengah berada dibawah alam sadarnya, sehingga dia mengira seperti tengah berlari ditanah datar.   Setiap gerakan telapak tangannya memiliki tenaga menekan, maka tenaga menekan itu menerima reaksi pula623 dari tendangan tenaga yang memantl dari kekuatan yang muncul dari kedua telapak kakinya itu membuat tubuhnya tetap berada diatas permukaan air laut itu, karena terdorong kembali oleh kekuatan tenaga membalik dari sumber tenaga murninya dari bawah telapak kakinya.   Begitu dia melangkah begitu dia menerima tenaga menolak, maka sebab itulah dia bisa melangkah terus tanpa kakinya tenggelam kedalam air laut.   Kwee siang dan Phang Kui In jadi tidak mempercayai apa yang mereka lihat itu, keduanya sampai menahan napas sesaat lamanya.   Mereka sendiri tidak mungkin bisa melakukan apa yang dilakukan oleh Yo Him.   Saat itu Yo Him telah berlari-berlari sejenak lamanya, tetapi akhirnya dia telah berhenti berlari karena berangsur-angsur alam sadarnya telah pulih, dan dia melihat bahwa dirinya berada ditengah-tengah air laut.   Namun disaat itu karena dia tidak melakukan suatu gerakan apa-apa, kedua kakinya ber diam saja, maka bobot badannya itu telah menekan kebawah tertarik oleh gaya tarik bumi, yang bersumber dari dalam laut, maka tubuh Yo Him jadi tenggelam ! Yo Him yang baru tersadar dari pingsannya jadi terkejut bukan main, dia sampai mengeluarkan suara seruan kaget dan telah berulang kali mengeluarkan suara teriakan meminta tolong, kedua tangannya telah bergerak-gerak, begitu juga dengan kedua kakinya.   Dari kedua telapak kakinya dan tangannya meluncur pula kekuatan otomatis dari setiap otot dan jalan darah ditubuhnya, tubuh Yo Him terpental pula.   Hal itu berlangsung beberapa kali, membuat Yo Him gugup luar biasa, dan saat itu Phang Kui In telah bergerak cepat sekali, dia telah mengayuh perahunya untuk menghampiri Yo Him.   Begitu juga Kwee Siang menjadi bingung, dia telah membantu mengayuh perahu dengan cepat menghampiri624 tempat dimana Yo Him tengah melompat-lompat diair laut dengan cara yang aneh itu.   Waktu perahu telah menghampiri dekat, justru disaat itu tubuh Yo Him sedang melambung ketengah udara, dan jatuh tepat didalam perahu !.   Maka dengan cepat sekali Kwee Siang telah melompat lari menangkap tubuh Yo Him.   Seketika Yo Him lemas dalam rangkulan Kwee Siang, tenaganya habis dan dia telah rebah tertidur nyenyak sekali.   Phang Kui In menatap Yo Him dengan muka yang pucat dan berkuatir sekali.   "Apakah tidak akan terjadi sesuatu apapun juga terhadap dirinya ?"   Tanya Phang Kui In kepada Kwee Siang, suaranya mengandung kekuatiran.   "Tidak !"   Menyahuti Kwee siang.   "Tadi kita telah menyaksikan betapa dia telah memiliki semacam ilmu yang luar biasa sekali...!"   Lalu mereka telah menunggui dengan penuh perhatian, dan perahu telah berlayar terus.   Selama dua puluh empat jam lagi Yo Him tertidur, sampai akhirnya setelah lewat sehari semalam lagi, dia baru tersadar dari tidurnya.   Seluruh tulang-tulang dibadannya terasa sakit ngilu dan dia merintih perlahan.   "Kau tidak apa-apa, adik Him ...... besok lusa kesehatan tubuhmu akan pulih sebagaimana biasa, bahkan akan lebih hebat lagi, karena kini engkau telah memiliki semacam kekuatan lwekang yang benar-benar luar biasa"   Hibur Kwee Siang.   "Ya, engkau benar-benar hebat, Himjie !"   Phang Kui In ikut menghiburnya.625 Yo Him mengangguk perlahan sambil tersenyum lemah, dia letih bukan main.   Kemudian Kwee Siang telah memasakkan bubur untuk Yo Him, yang memakannya dengan lahap.   Begitulah, hari demi hari telah lewat dan mereka lalui dengan cepat dalam pelayaran tersebut.   Tiga hari kemudian, kekuatan dan kesehatan Yo Him telah pulih.   Dia telah bisa berjalan dan berdiri ditepi perahu untuk menangkapi ikan-ikan yang berada ditepi perahu tersebut.   Luar biasa cara Yo Him menangkap ikan itu.   Karena dengan mempergunakan telapak tangannya, yang dihantamkan kepermukaan air laut, dimana kebetulan seekor ikan dilihatnya lewat, maka ikan itu akan menggelepar dan bukannya tenggelam, justru melompat seperti juga terhisap ketelapak tangan Yo Him, sehingga puluhan ekor ikan telah ditangkap Yo Him untuk teman lauk makan mereka.   Yo Him menyadari juga, bahwa didirinya kini telah terpendam semacam ilmu lwekang yang luar biasa, dia berterima kasih sekali kepada Kwee Siang.   Kwee Siang dan Phang Kui In juga menjadi girang, mereka melihat bahwa Yo Him telah memiliki kekuatan lwekang yang dahsyat sekali.   Mungkin kekuatan dan kemujijatan yang dimiliki Yo Him berada diatasnya, dan juga merupakan suatu kepandaian yang sangat langka sekali.   Sayangnya Yo Him belum memiliki latihan yang sempurna, sehingga belum bisa memanfaatkan hebatnya tenaga dalam itu, yang belum bisa dikendalikan dan dipergunakan sepenuh hatinya.   Disaat itu tampak Yo Him telah bercakap-cakap dengan Kwee Siang asyik sekali, karena dia menganggap encie Siangnya ini sangat baik sekali.   Bahkan tenaga dalam yang hebat dan sekarang dimilikinya itu berasal dari encie Siangnya tersebut.626 Phang Kui In selalu memuji bahwa Yo Him memiliki kepandaian yang hebat dan calon pendekar yang dahsyat, kalau saja dia kelak telah bertemu dengan Sin Tiauw Taihiap dan sang ayah itu akan membimbingnya.   Yo Him jadi girang sekali, dia juga berjanji berulang kali dihadapan Kwee Siang dan Phang Kui In, jika memang dia bisa memiliki kepandaian yang tinggi, tentu kepandaiannya itu akan dipergunakan untuk menolongi orang-orang yang tertindas dan lemah, bahkan dia pun ingin menyumbangkan tenaganya untuk membantu pemerintah Song mempertahankan negeri dengan para pencinta negeri lainnya, untuk mengusir ancaman serbuan tentara Mongolia yang dipimpin Kublai Khan.   "Engkau masih terlalu kecil, Him-jie...!"   Kata Phang Kui In.   "Walaupun kepandaianmu hebat, engkau belum bisa berpikir terlampau jauh mengenai kekotoran dunia persilatan dan juga dalam soal peperangan antara negara. Maka yang terpenting engkau baik-baiklah melatih diri, jika kelak telah bertemu dengan ayah mu, engkau harus tekun mempelajari setiap ilmu silat yang diturunkannya. Kelak jika engkau telah dewasa, tentu engkau akan dapat melakukan banyak perbuatan mulia...!".   "Terima kasih paman Phang...ini semua berkat bimbingan paman Phang dan juga encie Siang. Jika tidak ada Encie Siang, tentu akupun tidak akan memiliki kepandaian lwekang seperti sekarang". Mendengar Yo Him mengucapkan kata-kata merendah seperti itu, Kwee Siang telah tertawa.   "Adik Him, walaupun aku menurunkan seluruh kepandaianku, tetapi jika kuturunkan kepada manusia umumnya yang biasa saja tidak memiliki suatu kelainan dan kemujijatan ditubuhnya seperti yang engkau miliki, walaupun aku mendidiknya sepuluh tahun, belum tentu bisa memperoleh hasil seperti yang sekarang engkau peroleh !627 Maka dari itu aku girang sekali, tidak sia-sia aku mendidikmu hanya dalam baberapa hari saja ternyata engkau telah dapat melatih diri dengan sempurna, yang kurang hanyalah tenaga dalam yang harus dilatih pula, agar bisa kau kuasai dan kendalikan sekehendak hatimu....... dengan demikian tentunya engkau akan menjadi seorang pendekar muda yang sulit dicari tandingannya ! Terlebih lagi jika kelak engkau telah bertemu dengan ayahmu memperoleh petunjuk-petunjuk dan Latihan- Latihan dibawah bimbingannya, tentu engkau akan memperoleh kemajuan yang pesat sekali ....... karena ayahmu dimasa ini merupakan seorang pendekar nomor Wahid.......!"   Yo Him menjadi girang, berulang kali dia mengucapkan terima kasihnya.   Disaat itu perahu terus juga meluncur mengarungi samudera.   Dan selama berhari-hari mereka melakukan pelayaran.   000odw^kzo000 Setelah melakukan perjalanan air selam setengah bulan, tengah hari itu mereka singgah dipelabuhan yang terdapat dipinggir kota Bun Hian Kwan.   Sebuah kota yang cukup besar, dan jika melakukan perjalanan darat dari kota tersebut ke Kun Lun San tentu memakan waktu setengah bulan lagi, maka Phang Kui In memutuskan untuk melakukan pelayaran dengan perahu saja dulu.   Nanti setelah tiba dipelabuhan kota Kiang Yang Kwan barulah mereka akan melakukan perjalanan darat.   Dari kota Kiang Yang Kwan hanya dua hari untuk mencapai Kun Lun San.   Maka dengan cepat sekali mereka telah melakukan pelayaran tanpa singgah dikota Bun Hian Kwan.   Tetapi waktu mereka melakukan pelayaran selama dua hari, disaat itulah mereka menghadapi suatu urusan yang memaksa mereka barus menghadapi persoalan yang cukup rumit.628 Waktu itu langit cerah, air laut tampak tenang saja, dan juga burung-burung camar tampak berterbangan didekat perahu mereka.   Dengan adanya burung-burung camar itu, maka Phang Kui In memberitahukan Kwee Siang dan Yo Him, bahwa mereka berada diperairan yang dekat dengan daratan.   Belum lagi Phang Kui In selesai menceritakan sesuatu yang lainnya, telah terlihat dikejauhan dua buah titik hitam, yang semakin lama semakin membesar menghampiri mereka.   "Dua buah kapal berukuran besar!"   Kata Phang Kui In dengan suara terkejut setelah memperhatikan kedua titik hitam itu yang semakin besar.   "Kita harus cepat-cepat menyingkir karena air laut yang akan bergelombang hebat membahayakan perahu kita. kedua kapal itu tampaknya berukuran besar.......!"   Maka Phang Kui In telah mengayuh perahunya agak menjauh, disaat.   itu terlihat kedua kapal yang berukuran sangat besar itu mendatangi semakin dekat.   Dalam keadaan demikian, Phang Kui In berusaha mengayuh perahunya lebih kuat dengan pengerahan tenaga lwekangnya, sehingga perahunya itu melesat diatas permukaan air laut.   Kwee Siang juga telah membantui mengayuh, tetapi kedua kapal berukuran besar itu dengan cepat telah mendatangi, sehingga menimbulkan air laut yang bergelombang keras.   Walaupun Phang Kui In berusaha menjauhi perahunya dari jalur lintas kedua kapal itu, namun kedua kapal berukuran besar itu terus mengejar mereka.   Dipuncak tiang dari kapal-kapal itu, tampak terpasang masing-masing sehelai bendera berwarna merah, ditengah- ditengahnya terdapat gambar burung rajawali yang sedang mementang sayap, dan tertulis satu huruf Tiauw (Rajawali).   "Celaka !"   Berseru Phang Kui In waktu melihat bendera itu dengan jelas.   "Mereka merupakan rombongan dari perkumpulan Tiauw pang... perkumpulan Rajawali, yang629 memiliki ribuan anak buah dan biasanya mengganas di lautan, merajai lautan setiap kapal pedagang akan dirampoknya. Mereka juga memiliki banyak anak buah yang memiliki kepandaian yang tinggi, sebab banyak orang-orang gagah dari kalangan Liok lim (rimba hijau, perampok) didaratan Tionggoan, yang menghamba diri kepada perkumpulan Tiauw- pang itu. Tetapi selama ini perkumpulan itu tetap menjadi perkumpulan rahasia yang tidak diketahui jelas dimana markasnya, merupakan suatu teka-teki dan bayangan maut bagi para pedagang, sedangkan pihak pemerintah juga tidak berdaya untuk memberantas mereka, karena tidak mengetahui jelas markas mereka..!". Waktu menjelaskan begitu, muka Phang Kui In agak pucat, tampaknya dia tengah diliputi perasaan takut, berkuatir dan gelisah. Kwee Siang jadi heran, begitu juga dengan Yo Him, waktu melihat Phang Kui In seperti ketakutan, karena mereka mengetahui bahwa Phang Kui In memiliki kepandaian yang cukup tinggi, walaupun tidak setinggi kepandaian Kwee Siang. Apa lagi sekarang dia sedang didampingi Kwee Siang, yang kepandaiannya hebat sekali dan jarang bisa dihadapi oleh jago-jago biasa saja, maka walaupun pihak Tiauw Pang itu memiliki banyak anak buah, tetapi belum tentu rombongan perampok itu bisa merubuhkan mereka. Phang Kui In telah berteriak nyaring kepada Kwee Siang .   "Cepat ! Cepat ! Kita harus menyingkir dari mereka!"   Melihat kekuatiran dan kegelisahan didiri Phang Kui In, Kwee Siang jadi tidak banyak bertanya, dia telah bantu mengayuh perahu mereka itu.   Tetapi perahu Phang Kui In telah disilang oleh kedua kapal tersebut, sehingga perahu mereka tidak bisa melarikan diri lebih jauh untuk lolos dari kepungan itu, karena air laut yang bergelombang besar akibat terjangan kapal-kapal-besar itu,630 membuat phang Kui In dan Kwee Siang sulit mengendalikan perahunya.   Waktu kapal besar yang satunya hampir dekat dengan perahu Phang Kui In, tahu-tahu dari atas kapal itu telah menyambar datang semacam benda bulat putih.   Menyambar dengan kuat dan cepat sekali, sampai memperdengarkan suara 'unggg........!'.   Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Kwee Siang melihat menyambarnya benda putih itu, yang berukuran sebesar kepala manusia, telah mengulurkan tangannya, dia menyambutinya.   "Tapp !"   Kwee Siang berhasil menyambuti benda itu, tetapi begitu dia melihat barang yang sudah ada ditangannya, Kwee Siang mengeluarkan suara jeritan ngeri dan melepaskannya benda putih itu jatuh kelantai perahu, menggelinding mengeluarkan suara kelutuk, kelutuk, kelutuk'.631 Phang Kui In terkejut bukan main, begitu juga Yo Him, karena mereka kuatir kalau-kalau Kwee Siang telah menyambut! benda beracun.   Tetapi waktu mereka menegasi benda putih yang telah menggeletak diatas lantai perahu, kembali mereka jadi terkejut lagi, karena setelah terlihat jelas ternyata benda itu adalah sebuah tengkorak kepala manusia yang tulangnya berwarna putih, sedang menggeletak menyeringai.   Pantas saja waktu Kwee Siang melihat benda itu dia telah mengeluarkan suara jeritan kaget dan telah melemparkan kembali benda yang telah berhasil ditangkapnya.   Phang Kui In menghampiri tengkorak kepala manusia itu, dia melihatnya diatas kening dari tengkorak yang licin putih itu terdapat tulisan berwarna hitam .   "Kalian kami undang kekapal kami untuk dijamu, jangan menolak, karena kematian mengejar kalian. Menerima undangan, kebahagiaan menunggu !"   Phang Kui In menghela napas panjang, dia telah memperlihatkan tulisan itu kepada Kwee Siang, dan juga telah melirik kearah kepala kapal itu, dimana tampak barisan orang- orang bertubuh tinggi besar dengan muka yang bengis tengah mengawasi kearah mereka.   Kwee Siang telah membaca 'surat undangan' itu, dan akhirnya dia menggumam perlahan .   "Aneh sekali cara orang- orang Tiauw-pang ini memberikan undangan.....!"   "Ya, lebih aneh lagi nanti sikap mereka kita masih belum tentu bisa lolos dari kematian ditangan mereka.....!"   Menggumam Phang Kui In dengan suara yang perlahan.   "Tetapi tidak ada jalan lain lagi, biarlah kita memenuhi undangan mereka ! Yang aneh sekali, mengapa mereka mengincar kita, sedang kita hanya memakai perahu kecil, yang tentunya tidak seharusnya mereka mengetahui bahwa kita orang-orang persilatan !"632   "Biarlah kita lihat saja "   Kata Kwee Siang yang jadi tertarik hatinya girang sekali.   Seperti diketahui, jika kakeknya Oey Yok Su adalah si tua sesat, justru Kwee Siang merupakan Siauwsia, si sesat muda.   maka dari itu jika dia menghadapi suatu urusan yang aneh tentu hatinya sangat tertarik sekali dan diapun akan memperoleh kegembiraan, sebab jiwanya disamping berani sekali dan tabah juga senang akan urusan-urusan yang sangat aneh.   Saat itu Phang Kui In telah memusatkan tenaga dalamnya yang disalurkan kedalam suaranya, dia telah berkata dengan suara yang nyaring.   "Baiklah ! undangan kami terima !". Terdengar suara tertawa ber gelak-gelak yang nyaring dan menusuk telinga, sehingga mengejutkan Kwee Siang dan Phang Kui In maupun Yo Him. Karena suara tertawa itu terdengar jelas, walaupun jarak mereka terpisah jauh, dan suara itu mengalun panjang bagaikan tidak ter putus-putus. Setelah suara itu merendah, maka terdengar perkataan seseorang dari arah kapal itu ! "Sungguh sikap seorang gagah dan seorang Hohan sejati...! Sungguh harus dipuji ! Sungguh harus dipuji !". Dan setelah berkata begitu, tampak dari arah kapal itu diturunkan sebuah tali yang besar. Namun hanya sehelai saja, dan tidak memiliki kaitan lainnya, bukan tali tangga yang biasa dipergunakan oleh kapal-kapal besar umumnya.   "Bisakah kalian mempergunakan tali jalur ini untuk datang berkunjung kemari ?"   Mengejek sekali suara pertanyaan itu. Phang Kui In jadi mendongkol, begitu juga Kwee Siang.   "Kita terima undangan itu.!"   Kata Kwee Siang perlahan.   "Adik Him biar kugendong..!".633 Phang Kui In bimbang sejenak, karena yang dipikirkan adalah Yo Him. Tetapi akhirnya hatinya jadi tetap juga, dia telah berteriak pula dengan disertai lwekangnya.   "Kami menerima undangan ini ...... dan kami sudah berterima kasih atas tangga istimewa yang kalian berikan......!"   Dan Kwee Siang telah perintahkan Yo Him menggemblok di punggungnya, dia menghampiri tepian perahu, mencekal ujung tambang yang berukuran besar itu.   "Pegang leherku kuat-kuat, adik Him !"   Pesan Kwee Siang, kemudian dengan suara nyaring dia telah berteriak .   "Ya, kalian boleh angkat !"   Tetapi Tambang itu bukan dikerek naik, melainkan digentak dengan keras dari atas perahu.   Gentakan itu dilakukan oleh seorang bertubuh gemuk pendek, mukanya empat persegi, dia menghentak sambil menyeringai menyeramkan.   tentu saja karena dihentak begitu, tubuh Kwee Siang jadi terhentak naik.   Untung saja Kwee Siang telah memiliki kepandaian meringankan tubuh yang sempurna, waktu tubuhnya tertarik dengan gentakan begitu, kedua kakinya telah membantu menjejak lantai perahu, tubuhnya melayang naik keatas seperti terbang, dan dengan dua kali berjumpalitan, kemudian mempergunakan ujung kakinya menotok ujung tambang yang dicekalnya, tubuhnya melompat lebih tinggi dan hinggap diujung kepala kapal itu ! "Bagus ! Bagus !"   Berseru beberapa orang yang berada dikepala kapal itu.   Sedangkan tambang itu telah diturunkan kembali.   Phang Kui In yang telah menyaksikan bahwa tambang tidak akan dikerek, tetapi akan digentak keras oleh si gemuk pendek itu, telah bersiap-bersiap.   Begitu dia mencekal keras tambang itu, dia menunggu sampai tali itu digentak.634 Dan benar saja, tambang itu telah dihentak keras, tubuh Phang Kui In seperti ditarik keras sekali, tambang melayang ketengah udara, karena tambang itu dihentak dengan disertai kekuatan tenaga dalam yang telah sempurna.   Tubuh Phang Kui In telah melambung ketengah udara, tetapi Phang Kui In bergerak cepat sekali, dia telah mempergunakan kekuatan ditangannya untuk menarik tambang itu, sehingga tali itu menegang dan disaat itulah dengan meminjam tenaga tarikan itu, tubuh Phang Kui In telah meluncur kearah kepala kapal itu, dan dia hinggap tepat disisi Kwee Siang dan Yo Him.   "Bagus !"   Berseru si gemuk pendek sambil tertawa menyeringai, tetapi sikapnya itu mengejek dan meremehkan sekali. Dia telah melemparkan, tambang itu kepada salah seorang anak buahnya disisi kanannya, katanya kemudian .   "Tidak percuma kami mengundang kalian, karena memang kalian memiliki kepandaian yang lumayan ! Mari ! Mari kita menemui Pangcu kami ........!"   Phang Kui In dan Kwee Siang jadi berdebar, sedangkan Yo Him jadi berkuatir.   Si gemuk ini ternyata hanya orang bawahan belaka, tetapi telah memiliki kepandaian yang demikian tinggi.   Bagaimana kelak kepandaian Pangcunya, jika dia memamerkan kepandaiannya, mereka masih menduga- duganya.   Disaat itulah Phang Kui In telah mengangguk.   "Terima kasih atas undangan ini, kalau boleh kami tahu, siapakah nama besar dari Kiesu ?"   Tanya Phang Kui In.   "Aku Bun Tiong Yang, hanya pengawal kapal utama belaka...jika hendak bicara nanti didalam, karena aku hanya memiliki wewenang mengundang tamu dan mengantarkan kepada pemimpin-pemimpin kami...!".635 Phang Kui In dan Kwee Siang tambah terkejut. Sebagai pengawal kapal utama, ternyata kedudukan sipendek gemuk ini tidak terlalu tinggi, merupakan pangkat dan kedudukan yang biasa saja. Namun tenaga dan kepandaiannya begitu hebat, maka membuktikan bahwa Tiauw Pang merupakan perkumpulan yang hebat sekali, karena entah berapa banyak orang pandai yang mereka miliki. Kemudian si gemuk pendek telah memimpin Phang Kui In dan Kwee Siang untuk masuk kedalam kamar kapal yang berukuran luas. Waktu mereka akan melangkah masuk melewati pintu segi empat, tampak seorang anak buah Tiauw Pang yang memakai baju warna merah telah memukul tambur, keras sekali bunyi tambur itu. Begitu bunyi tambur berhenti, terdengar suara seorang anak buah lainnya berteriak nyaring.   "Tamu telah hadir....!"   Semula Phang Kui In bertiga menduga diruangan dalam kamar kapal itu telah menanti Pangcu dari perkumpulan tersebut, lengkap berikut pemimpin- pemimpin lainnya, Tetapi begitu mereka melangkah masuk, mereka jadi heran, mereka hanya melihat ruangan kosong yang luas sekali dan penuh dengan meja dan kursi yang teratur rapih.   "Silahkan duduk! Silahkan duduk! Pangcu kami sebentar lagi akan datang ......!"   Phang Kui In dan Kwee Siang maupun Yo Him bertiga duduk dengan hati menduga-duga, karena mereka tidak mengetahui apa yang dikehendaki oleh orang-orang Tiauw Pang terhadap mereka.   Dengan dikerahkannya sampai dua kapal besar dengan lengkap pula jago-jago-nya dan juga Pangcu dari perkumpulan itu hadir dikapal ini, membuktikan bahwa Tiauw Pang mengandung maksud yang penting terhadap mereka.   "kapal ini merupakan milik Tiauw Pang"   Menjelaskan si gemuk pendek sebelum berlalu.636   "Kalian tidak perlu kuatir akan perahu dan barang- barangmu, karena ada sebutir beras kalian yang lenyap atau berkurang, maka kapal ini akan dipergunakan sebagai penggantinya !. Kami akan merawat dan menjagai perahu kalian maka kalian tidak perlu memikirkannya".   "Terima kasih...!"   Kata Phang Kui dengan mendongkol, dia telah mengangguk dan tidak mengeluarkan banyak komentar apa-apa lagi.   Ruangan besar itu telah sunyi dan tidak terlihat seorang manusiapun juga, karena si gemuk pendek dengan anak buahnya telah keluar meninggalkan mereka, pintu keluar juga telah ditutup kembali.   Mendengar dari suara besi yang saling bentur, maka Phang Kui In yang telah berpengalaman segera mengetahui bahwa pintu kapal itu telah dikunci dari luar.   Tetapi Phang Kui In telah bertekad, untuk menghadapi segala apapun juga yang terjadi.   Karena untuk meloloskan diri lebih sukar dari berdiam diri, dia bermaksud akan mempergunakan akal guna meloloskan diri dari orang-orang Tiauw Pang ini.   Tiba-tiba kesunyian itu telah dipecahkan oleh suara tambur, disusul oleh suara yang berteriak nyaring.   "Para Sianlie Pangcu akan keluar.. !"   Benar saja waktu tirai merah dari sudut ruang sebelah kanan tersingkap, telah melangkah dua belas gadis cantik bertubuh semampai elok sekali yang melangkah masuk keruangan.   Kemudian mereka membagi diri menjadi dua barisan, yaitu barisan sebelah kiri kursi enam orang, disebelah kanan enam orang, lagi mereka membentuk barisan yang sangat rapi sekali.   Semuanya berdiam diri dan mereka memakai pakaian berwarna putih, sehingga benar-benar menyerupai seperti bidadari, karena wajah merekapun cantik cemerlang.637 Suara tambur lenyap dan keadaan sunyi lagi, kedua belas wanita yang disebut sebagai "Sianlie"   Dari Pangcu Tiauw Pang itu telah berdiam diri saja.   Phang Kui In telah memandangi rombongan wanita itu, sebagai seorang yang berpengalaman, dia bisa melihat kedua belas wanita itu juga memiliki kepandaian yang cukup tinggi, karena mata mereka semuanya memancarkan sinar yang sangat tajam sekali.   Saat itu terdengar suara tambur telah di pukul lagi beruntun.   Kemudian disusul dengan suara teriakan .   "Wakil Pangcu akan hadir...!". Dan suara tambur itu semakin keras dan beruntun. Tampak tirai telah terbuka dan seorang lelaki berwajah kurus pucat dengan pakaian yang sangat kebesaran ukurannya, telah melangkah masuk. Tetapi dilihat dari sikapnya, dia angkuh sekali. Sama sekali dia tidak melirik kepada Phang Kui In bertiga, hanya duduk ditempatnya, disamping kursi utama. Salah seorang wanita 'sianlie' itu telah menarikkan kursinya dengan sikap yang hormat sekali. Sedangkan wakil dari Pangcu itu telah duduk diam dengan muka yang dingin tanpa mengucapkan sepatah kata menegur tamu-tamunya. Kemudian tambur telah terdengar lagi dengan suara yang bertalu-talu, disertai suara teriakan .   "Pasukan pengawal Pangcu akan datang.. ! "   Dan disaat itulah tampak dua puluh orang lelaki berpakaian seragam telah memasuki ruangan kamar itu.   Lalu dua orang diantara dari kedua puluh pengawal itu telah menghampiri wakil Pangcu, dengan berlutut mereka638 memberikan laporan "Kami dua puluh pengawal ruangan telah hadir...! "   Wakil Pangcu itu hanya mengangguk dan mengibaskan tangannya. Kedua orang itu telah mengundurkan diri, mereka kemudian berkata.   "Ketempat masing-masing..!". Maka kedua puluh orang pengawal ruangan itu telah memecah diri, kesebelah kiri sepuluh orang, termasuk salah seorang dari kedua orang yang tadi melapor kepada wakil Pangcu, sedangkan yang sepuluh orang lagi telah berbaris disebelah kanan. Mereka berbaris dengan rapi dan agung sekali, karena itu kelihatannya mereka angker bukan main, dipinggang masing-masing tersoren sebatang golok. Tentu saja Phang Kui In dan Kwee Siang jadi kagum juga, tampaknya Pangcu dari perkumpulan ini mengatur peraturannya dengan disiplin yang keras, sehingga untuk kehadiran seorang pangcu dari perkumpulan Tiauw Pang saja, sama seperti menanti hadirnya seorang kaisar. Sedangkan Yo Him yang belum begitu mengerti keadaan dalam rimba persilatan, yang memiliki banyak sekali keanehan dan peristiwa-peristiwa yang berada diluar dugaan, telah memandang bengong saja. Tiba-tiba terdengar tambur telah dipukul pula dengan suara yang sangat nyaring .   "Pangcu akan hadir, semuanya berdiri dan memberi hormat.. !"   Wakil Pangcu telah berdiri, begitu juga semua yang hadir berdiri dengan sikap menghormat, seperti menantikan kedatangan seorang kaisar.   Phang Kui In, Kwee Siang dan Yo Him tetap duduk ditempatnya.   Kepala pasukan pengawal ruangan yang disebelah kanan telah menghampiri .639   "Kami meminta untuk berlaku hormat jika kalian ingin dihormati...!"   Katanya dingin.   Phang Kui In yang tidak ingin mencari keributan, telah mengajak Kwee Siang dan Yo Him untuk berdiri.   Kemudian mereka mengawasi kebalik tirai itu.   Tetapi disaat suara tambur masih terdengar terus menerus tirai itu tidak terbuka atau tersingkap.   Cukup lama, akhirnya papan lantai dari kamar kapal itu bergerak sebagian, kemudian menjeblak terbuka, maka tampak serombongan orang yang melangkah keluar.   Jalan dimuka adalah seorang anak lelaki berusia dua belas atau tiga belas tahun dengan sikap yang agung, dengan kopiah kebesaran dikepalanya, dan jalannya itu angkuh sekali, matanya juga menatap lurus kedepan tidak melirik kepada ketiga tamunya.   Dibelakangnya mengikuti belasan orang dan mereka semua berpakaian sebagai akhli-akhli silat yang merupakan golongan kelas utama.   Disaat itu, Pangcu itu yang ternyata anak kecil berusia diantara tiga belas tahun itu telah duduk dikursi utama, dia telah memukul meja di hadapannya dengan sikap sebagai Kaisar cilik saja.   "Semua kembali ketempatnya masing-masing !"   Itulah merupakan perintah, karena wakil Pang cu telah duduk kembali.   Sedangkan pasukan pengawal ruangan juga telah berdiri biasa lagi, tidak setegak tadi, walaupun sikap mereka tampak tetap menghormat sekali.   Phang Kui In, Kwee Siang dan Yo Him juga telah duduk kembali.   Hanya yang membuat mereka jadi bengong tertegun, justru Pangcu perkumpulan "Tiauwpang"   Yang dihormati oleh640 semua anak buahnya, bahkan nama Pangcu itu 'menggentarkan' hati orang-orang persilatan, hanya merupakan seorang anak kecil belasan tahun.   Pangcu cilik itu telah mengawasi 'ketiga tamu'nya dengan sorot mata yang jeli dan terbuka lebar-lebar.   dia mengawasi tanpa berkata apa-apa.   Kemudian dia menunjuk kearah Phang Kui In, dia telah melambaikan tangannya.   "Kemari kau !!"   Suaranya perlahan, tetapi entah mengapa memiliki kekuatan seperti memerintah, sehingga Phang Kui In yang memiliki banyak pengalaman didalam rimba persilatan, entah mengapa kali ini telah menuruti saja perintah itu, walaupun hatinya tidak rela dipanggil secara begitu oleh seorang anak lelaki sebesar Pangcu Tiauw Pang itu.   Phang Kui In telah bangkit berdiri, dia telah menghampiri kedekat meja Pangcu itu.   "Siapa namamu ?"   "Phang Kui In...."   Menyahuti Phang Kui In ragu-ragu.   "Apa gelaranmu ?"   Dingin suara pangcu itu.   "Tidak ada......"   "Hemm, orang she Phang, engkau bukan orang yang sedang kucari!"   Kata Pangcu itu "Kembalilah kekursimu, nanti kau boleh pergi meneruskan perjalananmu.......!"   Phang Kui In girang, rupanya Pangcu ini bersama orang- orangnya tengah mencari seseorang.   Jadi tidak ada persoalan apa-apa.   Tetapi waktu dia teringat akan Kwee Siang dan Yo Him, dia jadi berkuatir, Jika Kwee Siang ditanyai Pangcu itu dan bicara sejujurnya puteri dari Kwee Ceng dan Oey Yong, bisa memancing urusan baru pula.   Bukankah mereka belum mengetahui sesungguhnya Pangcu dari Tiauw Pang ini termasuk golongan mana ?641 Begitu juga dengan Yo Him...jika dia mengatakan dia sebagai puteranya Sin Tiauw Taihiap Yo Ko, tentu bisa memancing persoalan baru pula.   Tetapi untuk membisiki kedua orang kawannya itu, Phang Kui In sudah tidak memiliki kesempatan.   o0o^d!w^o0o   Jilid 19   "MENGAPA engkau tidak segera kembali kekursimu ?"   Bentak Pangcu kecil itu dengan suara yang dingin.   "Aku sudah tidak membutuhkanmu...!". Phang Kui In seperti baru tersadar dari lamunannya, dia mengundurkan diri dan kembali duduk dikursinya. Pangcu itu melambaikan tangannya. lagi dia memanggil Kwee Siang.   "Kemari kau...!"   Suaranya juga dingin, tidak bedanya seperti tadi dia memanggil Phang Kui In.   Kwee Siang terkenal sebagai Siauwsia, si sesat atau si aneh kecil, yang adatnya sangat aneh menyaingi Oey Losia, kakeknya.   Jika seseorang memperlakukan dia dengan sikap yang baik, tentu adat anehnya itu tidak akan timbul.   Tetapi jika seseorang memperlakukan dia dengan kasar dan sikap yang keras, maka disaat itulah adat anehnya akan muncul ! Pangcu dari Tiauw Pang memperlakukan dia dengan sikap seperti itu, tentu saja telah membuat Kwee Siang jadi mendongkol, dan adatnya yang aneh juga segera memperlihatkan ujudnya.   Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   "Jika engkau ingin bicara, bicaralah ! Mengapa aku harus datang dekat-dekat ketempatmu itu ? Apakah kau kira642 telingaku tuli atau menang suaramu yang seperti banci sehingga tidak bisa bicara keras ?"   "Derrrr.....!"   Darah Yo Him dan Phang Kui In jadi mendesir kaget.   Terlebih lagi Phang Kui In, semula dia masih mengharapkan bahwa mereka bertiga bukan orang yang dicari Pangcu cilik itu, maka kemungkinan mereka dibebaskan.   Tetapi dengan perkataannya yang keras seperti itu, dimana Kwee Siang menuruti adatnya, bukankah urusan akan menjadi runyam ? Saat itu muka semua anggota Tiauw Pang telah berobah jadi menyeramkan memandang kearah si gadis, termasuk wakil Pangcu itu telah menatap bengis.   Tetapi Pangcu kecil itu telah tertawa kecil, mukanya tidak berobah, tetap dingin.   "Hebat! Hebat! Aku memang memiliki suara yang kecil, dan mungkin juga telingamu tuli! Kuperintahkan engkau maju kemari ! Maju !"   Kwee Siang mana takut ? Dia telah tertawa dingin dan duduk seenaknya dengan sikap menantang.   "Jika aku tidak mau menuruti perintahmu, apa yang bisa kalian lakukan terhadapku ?"   Tanyanya dengan suara menantang dan mengandung nada yang keras. Muka pangcu itu kini agak berobah, tetapi cepat sekali pulih sebagai mana biasa, kemudian dia telah berkata .   "Memang kami tidak bisa melakukan suatu apapun juga kepadamu, tetapi engkau akan menyesal nona manis, engkau akan menyesali sikap-sikapmu itu ! Maju kemari!"643 Disaat itu dua orang dari pengawal ruangan telah mencabut golok mereka, dan keduanya telah menandelkan golok mereka dipunggung si gadis. Kwee Siang jadi mendongkol sekali. dengan mengeluarkan seruan gusar, tahu-tahu tangan kanannya bergerak cepat.   "Wutt...plakk, plakk !"   Kedua orang pengawal ruangan tersebut telah berhasil dihajarnya dengan keras, tubuh mereka telah terpental dan ambruk ditempat itu juga dengan mengeluarkan suara rintihan.   Semua orang Tiauw Pang yang hadir di ruang tersebut jadi terkejut, mereka kemudian menjadi marah.   Tetapi Pangcu cilik itu telah mengangkat tangannya, dia telah berkata .   "Tahan...!". Dan perintah dari Pangcu cilik itu menyebabkan orang- orang Tiauwpang tidak berani bergerak lebih jauh. Pangcu dari Tiauw Pang itu telah berkata lagi dengan suara yang dingin.   "Aku memang mengetahui engkau memiliki kepandaian yang tinggi, tetapi tidak perlu engkau memamerkan kepandaianmu itu dihadapanku. Lebih baik engkau maju kemari untuk mendengarkan perintahku secara baik-baik...karena jika tidak, engkau tentu akan menyesal."   Kwee Siang sebetulnya ingin menghajar lagi dua orang anak buah Tiauw Pang yang mendekatinya, tetapi dia membatalkan maksudnya, dia hanya tertawa bergelak-gelak mengejek.   "Terserah kepadamu ! Engkau yang ingin bertanya, bukan ? Jika engkau tidak mau bertanya, aku pun tidak akan menjawab, Kedatanganku kemari karena 'diundang, bukan atas kehendak kami, tetapi jika sebagai tamu kami diperlakukan tidak baik, tentunya kamipun bisa membawa cara kami sendiri....". tegas sekali perkataan Kwae Siang, dia telah memperlihatkan sikap anehnya, adat kukoay-nya......644 Pangcu cilik dari Tiauw Pang telah mengerutkan alisnya, dia melihat sikap Kukoay dari Kwee Siang, jadi mendongkol sekali. Tetapi walaupun usianya masih sekecil itu, tetapi anehnya dia bisa mengendalikan kemarahan hatinya, bahkan dia telah tertawa ramah. Jika yang lainnya tengah memandang Kwee Siang dengan sorot mata yang sangat bengis, justru Pangcu itu telah berkata ramah .   "Baiklah ! Jika engkau ingin bicara dari tempat itupun tidak apa-apa, memang bicara sambil duduk kukira cara yang paling baik ! Sekarang jawablah pertanyaanku .   "Siapa namamu ?", maksudku she dan nama apa yang di berikan oleh orang tuamu ! Kuharap saja engkau tidak berdusta...". Kwee Siang tertawa dingin.   "Engkau menanyakan she dan namaku, apakah engkau ingin melamarku kepada kedua orang tuaku untuk kau ambil sebagai isterimu ?"   Tegur Kwee Siang dengan mendongkol, Si gadis memang merupakan Siauwsia, dengan sendirinya dia bisa saja mengucapkan kata-kata yang menyindir seperti itu. Keruan saja Pangcu itu jadi berobah mukanya merah padam karena malu dan gusar sekali.   "Aku bukan sedang bergurau denganmu ! Ingatlah, bahwa engkau berada diatas kapal Tiauw Pang, sekali saja aku acungkan tanganku, jiwamu sulit dilindungi lagi !"   Mengancam Pangcu itu. Semakin digertak begitu, sifat kukoay dari Kwee Siang jadi semakin muncul.   "Aha, lucu sekali !. jangan kata baru berada dikapal Tiauw Pang, sedangkan berada dikapal dari istana rajapun aku tidak takut ..!, engkau jangan membawa sikap seperti seorang kaisar, potonganmu dan tubuhmu tidak ada potongan bangsawan, engkau lebih mirip jika menjadi anaknya seorang pengangon kerbau !"645 Inilah hebat. Kata-kata yang diucapkan Kwee Siang sangat pedas sekali, dia mengejek terlampau tandas. Tentu saja Pangcu dari Tiauw Pang jadi gusar sekali dengan mata yang memancarkan kebencian kepada Kwee Siang dia telah bertanya dengan suara yang dingin .   "Siapa namamu ?"   "Hemmm, aku tidak pernah menyembunyikan she dan nama, tetapi terhadap manusia seperti engkau apa gunanya dibicarakan soal nama dan she ? Apakah keuntungannya untuk diriku ?"   Pangcu cilik itu menjadi semakin marah, dia telah menegur lagi .   "sekali lagi kuperingati, bahwa aku bukan sedang bergurau denganmu ! Katakan yang sebenarnya, siapa namamu ?!"   "Sesungguhnya manusia seperti engkau tidak pantas mendengar namaku, karena mungkin nanti engkau akan mati disebabkan kaget ! Tetapi baiklah ! Jika aku tidak menyebutkan namaku, nanti engkau menduga bahwa aku takut kepadamu ! Aku she Kwee dan bernama Siang ! Kau sudah mendengar jelas ? Aku Kwee Siang!"   Mendengar Kwee Siang menyebutkan namanya, muka Pangcu itu jadi berobah, dia telah tertegun sejenak, begitu juga wakil Pangcu itu yang duduk tertegun dan anak buahnya mengawasi Kwee Siang dengan sorot mata yang tajam sekali.   "Pantas saja engkau sangat keras kepala "   Kata Pangcu itu kemudian dengan suara yang perlahan "Rupanya engkau puteri dari seorang pendekar nomor satu dijaman ini, yaitu Kwee Ceng, dan si nenek cerewet Oey Yong ! Bagus! Bagus.   Memang dalam hal ini engkau termasuk salah seorang yang tengah kucari !"646 Muka Phang Kui in jadi berobah hebat.   inilah bukan urusan main-main.   kalau sampai Pangcu itu telah mengatakan bahwa Kwee Siang merupakan salah seorang yang dicarinya tentu mereka akan menghadapi kesulitan yang tidak kecil.   Dengan sendirinya hal ini akan membawa kesulitan untuk mereka bertiga.   Saat itu, Kwee Siang telah berkata dengan suara dingin dan sikap seenaknya.   "Engkau tadi mengatakan bahwa aku termasuk salah seorang yang tengah kau cari, apa maksudmu ?"   Tanya Kwee Siang dengan berani.   "Apakah kau bermaksud ingin berguru kepadaku ?"   Rupanya Pangcu dari Tiauw Pang sudah tidak dapat menahan marahnya lagi, dia telah tertawa bergelak-gelak dengan suara yang sangat nyaring sekali.   "Tepat ! Tepat !. Aku memang hendak berguru kepadamu ! Aku ingin meminta kau mencatat seluruh kepandaian ilmu silatmu !. Setelah kau memenuhi permintaanku itu aku akan membebaskan engkau !"   Dan setelah berkata begitu, dia mengibaskan tangannya. Yang maju bukan anak buah dari pengawal ruangan, melainkan wakil Pangcu yang telah berkata .   "Bun Tiong Yang, tangkap kelinci itu !"   Dari luar terdengar penyahutan mengiyakan, dan tampak Bun Tiong Yang, si gemuk pendek yang tadi telah mengangkat ketiga tamunya dengan mempergunakan seutas tambang, telah melangkah masuk dengan tindakan kaki yang lebar.   Mukanya tampak menyeramkan dan bengis sekali, dia telah berkata .   "Atas nama Pangcu, engkau wanita hina yang bermulut lancang harus kutangkap !"   Dan membarengi dengan perkataannya itu, dengan cepat sekali tampak Bun Tiong Yang telah mengeluarkan suara647 bentakan yang sangat keras, tahu-tahu tangan kanannya telah bergerak akan mencengkeram pundak Kwee Siang.   Puteri Kwee Ceng memperdengarkan suara tertawa dingin, dia telah berkata dengan suara yang mengejek, katanya dengan tawar.   "Bagus "   Tetapi tubuhnya tidak bergerak sedikitpun dari tempat duduknya, dia telah mengeluarkan suara seruan yang nyaring, tahu-tahu sikut tangan kanannya bergerak kearah tenggorokan sipendek gemuk.   Kwee Siang tidak melakukan penangkisan, dia hanya melancarkan serangan dengan sikutnya keleher si gemuk pendek, maka jika si gemuk pendek meneruskan serangannya, berarti tenggorokannya akan kena digempur hebat sekali oleh sikut tangan Kwee Siang, dimana sikutnya itu telah disaluri oleh tenaga lwekang yang dahsyat, yang dapat menghancurkan batu kali menjadi berkeping-berkeping.   Si gemuk pendek Bun Tiong Yang jadi marah sekali, dia telah menggerakkan tangan kanannya untuk melindungi tangan kirinya yang menahan sikut tangan Kwee Siang lalu jari-jari tangan kanannya itu bergerak lagi akan menotok jalan darah Pai-tu-hiat didekat pinggang Kwee Siang.   Namun Kwee Siang tetap duduk dikursinya tanpa bergerak sedikitpun juga, sama sekali dia tidak mengacuhkan serangan yang dilancarkan oleh lawannya, Walaupun dia mengetahui bahwa Bun Tiong bukan lawan yang lemah.   Maka dari itu, walaupun dia hanya berduduk diam dikursinya, tetapi tangannya dengan cepat sekali telah bergerak, dia telah melancarkan serangan yang cepat sekali, menangkis gempuran tangan kanan si pendek gemuk she Bun dengan kibasan tangannya, membarengi dengan itu, tahu-tahu sikutnya telah bekerja lagi.   "Dukkk !"   Keras sekali, tampak dada sebelah kiri dari Bun Tiong Yang telah kena disikutnya dengan keras, maka tubuh Bun Tiong Yang jadi terhuyung mundur.648 Tetapi Bun Tiong Yang benar-benar hebat, walaupun dadanya telah terkena gempuran dari sikut tangan Kwee Siang, namun dia tidak terluka berat, karena dadanya itu telah dilindunginya terlebih dulu oleh tenaga dalamnya.   Cepat sekali dia mengeluarkan suara raungan dan melancarkan serangan dengan mempergunakan kedua tangannya sekaligus.   Dengan kekerasan Kwee Siang juga menyambuti kedua tangan musuhnya itu dengan kedua tangannya pula.   Gerakan yang dilakukan oleh Kwee Siang sangat cepat sekali, sehingga sulit diikuti oleh pandangan mata manusia biasa.   Dalam keadaan demikian, Bun Tiong Yang juga tidak menarik pulang tenaga serangannya maka dua kekuatan tenaga dalam yang dahsyat telah saling bentur keras sekali.   "Bukk !"   Tubuh Kwee Siang telah terdorong dengan keras, hampir saja kursinya itu terjengkang kebelakang, untung Kwee Siang berlaku gesit sekali, sehingga sebelum kursinya rubuh dia telah melompat berdiri.   Sedangkan Bun Tiong Yang tidak mau membuang-buang waktu lagi, dia telah melancarkan serangan-serangan yang gencar dengan mempergunakan delapan bagian tenaga lwekangnya Namun Kwee Siang dapat mengimbangi gerakan- gerakan dari Bun Tiong Yang dengan tidak kalah hebatnya, sehingga mereka telah bertempur dengan seru sekali.   Diam-diam Pangcu dari Tiauw Pang telah mengerutkan sepasang alisnya, dia heran melihat Kwee Siang sanggup menghadapi Bun Tiong Yang, karena Pangcu dari Tiauw Pang ini mengetahui bahwa Bun Tiong Yang merupakan seorang bawahannya yang memiliki kepandaian yang cukup tinggi.   Phang Kui In sendiri mengawasi jalannya pertempuran itu dengan berkuatir, Tadi dia telah melihat kekuatan tenaga Bun Tiong Yang, yang dengan sehelai tambang telah berhasil649 menghentak mereka kuat sekali, sekarang dia sedang marah dan telah melancarkan serangan dengan dahsyat sekali, sehingga angin serangan itu menderu-deru, dengan keras sekali, membuat Kwee Siang harus mempergunakan kegesitannya untuk menghadapi serangan-serangan Bun Tiong Yang itu.   Saat itu wakil pangcu dari Tiauw Pang telah mendengus dingin.   "Hemm, hanya sebegitu saja kepandaian pateri dari Kwee Ceng, kepandaiannya tidak ada artinya sama sekali ....!". Mendengar perkataan terakhir dari wakil Pangcu itu, Kwee Siang jadi gusar sekali.   "Baik, aku akan memperlihatkan kepandaianku dimuka matamu !!"   Teriak Kwee Siang membawa adatnya lagi.   Dan membarengi dengan selesainya perkataannya itu.   Tahu-Tahu Kwee Siang telah merobah cara menyerangnya, kedua tangannya telah digerakkan tetapi dia bukan melancarkan serangan dengan mempergunakan telapak tangannya atau juga dengan kelima jari tangannya, melainkan dengan kedua jari telunjuknya saja.   Jari telunjuk tangan kanannya bergerak menyambar-menyambar tidak hentinya, sedangkan jari telunjuk tangan kirinya telah mengancam akan menotok kejalan darah mematikan ditubuh Bun Tiong Yang.   Walaupun Kwee Siang melancarkan serangan-serangan dengan mempergunakan gerakan jari telunjuk saja, tetapi dia telah mempergunakan ilmu Tan Cie Sin Thong, kepandaian andalan Oey Yok Su.   Kakek luarnya untuk merubuhkan musuhnya itu.   Sehingga serangan-serangan Kwee Siang yang mempergunakan ilmu Tan Cie Sin Thong yang dikombinasikan dengan serangan-serangan It Yang Cie dari It Teng Taisu, telah membuat sipendek gemuk jadi kelabakan seperti kebakaran jenggot.650 Berulang kali dia melompat mundur untuk mengelakkan diri, tetapi selalu pula serangan yang dilancarkan Kwee Siang telah tiba lebih dulu.   "Tukk !"   Suatu kali Bun Tiong Yang tidak bisa mengelakkan diri dari serangan Kwee Siang, sehingga waktu jalan darah Liang-ma-hiatnya didekat tulang iga tingkat kedelapan telah tertotok, dia merasakan sekujur tubuhnya ngilu dan nyeri, dengan mengeluarkan suara teriakan tertahan, dia telah melompat mundur, namun kedua kakinya seperti sudah tidak memiliki kekuatan lagi, dengan mengeluarkan suara keluhan, tampak dia telah terguling rubuh dilantai perahu tanpa bisa bangkit pula.    Karena Wanita Karya Kho Ping Hoo Rase Emas Karya Chin Yung Drama Gunung Kelud Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini