Ceritasilat Novel Online

Rajawali Sakti Langit Selatan 23


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long Bagian 23


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya dari Sin Long   Dalam keadaan demikian dengan mengeluarkan suara seruan yang keras sekali, keduanya berulang kali telah melompat mundur.   Tetapi mereka hanya mengambil napas sejenak, lalu keduanya telah saling terjang lagi.751   "Walaupun bagaimana aku harus membantu Kwee Lihiap. Orang she Lie itu bukan orang baik-baik, diapun dari golongan tua, maka tidak perlu aku malu mengeroyoknya... !"   Dengan tidak memikirkan lagi apa akibatnya, tampak Phang Kui In telah menjejakkan kakinya tubuhnyha meloncat mendekati kedua orang yang tengah baku hantam dengan senjata masing-masing.   Sambil meloncat begitu, dia telah mencabut keluar goloknya, dan mengeluarkan bentakan .   "Jaga serangan !"   Tampak tangan kanannya yang memegang senjata tajam itu telah bergerak dengan cepat sekali, sehingga angin desiran dari golok yang membacok itu mengejutkan Lie Bun Hap.   Tetapi sebagai jago yang memiliki kepandaian yang sangat tinggi, dia sama sekali menjadi gugup.   Tanpa menoleh lagi dia telah menangkis golok yang tengah meluncur kedirinya dengan tongkatnya yang ditangan kiri.   "Trang...!"   Golok Phang Kui In berhasil ditangkisnya.   Orang she Phang itu jadi mengeluarkan suara teriakan tertahan bercampur kesakitan.   Yang hebat, waktu goloknya itu telah di tangkis oleh tongkat lawannya, tampaknya tangkisan itu perlahan sekali, tetapi kesudahannya cukup parah untuk Phang Kui In.   Waktu goloknya itu kena ditangkis oleh tongkat lawannya, Phang Kui In merasakan tangannya pedih bukan main, goloknya itu tergetar, dan terlepas dari cekalannya, menyambar kearah sebatang pohon, dan menancap di situ dalam sekali ! Muka Phang Kui In jadi berobah merah dan pucat bergantian.   Orang she Phang ini merasa marah dan mendongkol bercampur aduk menjadi satu.   Dengan nekad akhirnya dia menyerang lagi dengan tangan kosong.752 Per tama-tama begitu terlepas goloknya, Phang Kui In telah melancarkan serangan kepalan tangannya dengan jurus ,Memukul mati Harimau Hutan tangan kanannya ditekuk sedikit dan tangan kirinya dilonjorkan kedepan.   Kakinya lalu menyerampang bhesi-bhesi kedua kaki Lie Bun Hap.   Kemudian waktu itu Lie Bun Hap berhasil mengelakkan diri, dengan cepat Phang Kui In menyusuli lagi dengan serangan kedua tangannya yang hendak menjambak punggung lawan itu dengan jurus cengkeraman rajawali merobek hati itulah semacam jurus eng jiauw kang (ilmu kuku garuda), yang mengandalkan kekuatan jari-jari tangan yang bisa dipergunakan mencengkeram lengan kuat sekali.   Hanya jurus yang dipergunakan oleh Phang Kui In ada Kelebihannya jika dibandingkan dengan Eng-jiauw kang, karena dia bisa saja menarik pulang tangannya jika keadaan tidak mengijinkan, sedangkan Eng-jiauw-kang sekali menyambar datang kepada lawan, serangan itu tidak bisa dibatalkan.   Kwee Siang juga tidak tinggal diam, dia telah menggerakkan pedangnya bertubi-tubi melancarkan tikaman dan tabasan kepada Lie Bun Hap.   Dangan jurus "Dewi Mempersembahkan Buah", kemudian disusul dengan "Dewi Menari Ditaman", terulang kali pedangnya berkelebat-kelebat dengan cepat sekali.   Serangan- Serangan yang dilancarkannya itu sangat sulit untuk dijaga oleh pertahanan yang bagaimanapun ketatnya.   Namun Lie Bun Hap justru saat itu masih sempat untuk menangkis dengan tongkatnya yang satunya lagi, walaupun disaat itu dia tengah menangkis serangan Phang Kui In.   Tetapi dengan melakukan penangkisan terhadap dua serangan yang berlainan arah, Lie Bun Hap telah melakukan, suatu kesalahan yang besar.   Begitu pedang Kwee Siang ditangkisnya segera dia merasakan pundatnya sakit bukan main, sampai Lie Bun Hap mengeluarkan jerit kesakitan tanpa diinginkannya.   Dia telah meraung dari memutar tongkatnya,753 sehingga untuk sejenak Phang Kui In dan Kwee Siang tidak bisa melancarkan serangan lagi ketika melihat kekalapan lawan mereka itu.   Ternyata punggung Lie Bun Hap telah kena dicengkeram oleh Phang Kui In, sehingga kulit punggungnya pecah dan tertarik copot oleh cengkeraman jari-jari tangan Phang Kui In.   Dengan mengeluarkan suara raungan yang luar biasa kuatnya tampak Lie Bun Hap telah melancarkan kemplangan tongkatnya kepada Phang Kui In dengan seluruh tenaga lwekangnya..   Phang Kui In jadi terbang semangatnya.   Tidak mungkin dia menangkis serangan sehelat itu dari lawannya, karena jika Phang Kui In memaksakan diri menangkis juga, berarti dirinya akan terluka berat dan mati.   Sedangkan untuk meloloskan diri juga sudah tidak keburu, tongkat Lie Bun Hap telah menyambar datang dekat sekali.   Mati-Matian Phang Kui In telah membuang dirinya kesamping kiri, dia telah bergulingan dengan cepat sekali.   Namun tidak urung tangan kirinya terkena oleh angin serangan itu, sehingga Phang Kui In mengeluarkan jerit kesakitan, tulang lengan kirinya itu telah hancur remuk terserang oleh gempuran yang sangat kuat itu ! Kwee Siang terkejut.   Dia melompat ingin menghampiri Phang Kui In.   Tetapi belum lagi Kwee Siang sempat melaksanakan apa yang diinginkannya, tiba-tiba sepasang tongkat dari Lie Bun Hap telah menyambar datang kepadanya dengan cepat sekali.   Kwee Siang terpaksa membatalkan maksudnya untuk melihat keadaan Phang Kui In, dan menangkis kedua tongkat yang tengah menyambar kedirinya itu.   Kemudian Kwee Siang telah membalas menyerang juga, sehingga mereka terlibat kembali dalam pertempuran yang mati-matian, sebab masing-masing telah mengeluarkan seluruh kepandaiannya.754 Phang Kui In yang semula menggeletak ditanah, telah berusaha untuk bangun, tangan kanannya menegangi tangan kirinya dengan muka meringis menahan sakit.   Bisa dibayangkan betapa menderitanya Phang Kui In dengan hancurnya tulang lengannya itu.   Waktu itu Kwee Siang terdesak sekali oleh amukan sepasang tongkat Lie Bun Hap.   Beberapa kali Kwee Siang hampir terserang oleh senjata lawan.   Untung saja dia memiliki kepandaian Delapan Patkwa, yang diajarkan oleh ibunya, ilmu keturunan keluarga Oey, maka Kwee Siang tidak sampai dirubuhkan oleh lawannya..   Pedang Kwee Siang menyambar-nyambar bagaikan seekor naga putih yang meluncur.   dengan cepat dan mengincar bagian-bagian yang bisa membinasakan lawannya.   Dalam keadaan seperti itu Kwee Siang juga telah memutar otak untuk mencari jalan keluar guna menaklukkan musuhnya itu ! Jika terpaksa Kwee Siang juga bermaksud akan membinasakan lawannya tersebut, karena dia telah melihatnya bahwa Lie Bun Hap merupakan seorang yang kejam dan tidak memiliki perikemanusiaan.   Tetapi disebabkan kepandaian lawannya cukup tinggi, mungkin berada diatas kepandaiannya, tidak mudah bagi Kwee Siang untuk membinasakannya.   Lie Bun Hap juga mengeluh dalam hatinya, karena selama ini telah ratusan jurus mereka bertempur, belum ada tanda- tanda dia berhasil mendesak Kwee Siang.   Dan juga jadi kuatir kalau-kalau nanti dirinya dirubuhkan Kwee Siang, tentu namanya yang terkenal dan dipupuk selama puluhan tahun itu akan sirna dan runtuh....   nama baiknya akan tercemar dengan rubuhnya dia, yang pasti akan ditertawai oleh orang-orang rimba persilatan.......! Waktu itu Phang Kui In telah bisa berdiri walaupun tubuhnya masih bergoyang-goyang tidak bisa berdiri tetap,755 namun rasa sakit dilengan kirinya itu sudah berkurang banyak.   Tulang lengan kirinya itu hancur, tetapi sebagai seorang jago yang memiliki nama, tentu saja Phang Kui In tidak mau menyerah dengan keadaan seperti itu.   Dengan mengeluarkan suara raungan yang tiba-tiba sekali tampak Phang Kui In telah melompat melancarkan serangan kepunggung Lie Bun Hap dengan kepalan tangan kanannya.   Angin serangan itu berkesiuran sangat kuat sekali, sebab Phang Kui ln melancarkan serangannya dengan mempergunakan seluruh kekuatan tenaga lwekang yang ada padanya Dan waktu itu Lie Bun Hap hanya mendengar suara berkesiuran angin serangan orang she Pharg itu, dan dia tanpa menoleh telah menggumam dengan suara dingin .   "Apakah engkau menghendaki hancurnya kembali tulang lengan kananmu...?"   Ejeknya.   Dan bukan hanya ejekan yang dilontarkan Lie Bun Hap, karena dia telah mengeluarkan tongkat kanannya yang disertai tenaga dalam yang dahsyat, menyampok pergelangan tangan Phang Kui ln dengan mempergunakan jurus "Tongkat Sakti Mengemplang Kera", gerakannya bukan main dahsyatnya.   o0o^d!w^o0o   Jilid 22 Dalam sekejab mata saja tampak serangan-serangan yang menyambar dengan kuat itu hampir mengenai pergelangan tangan Phang Kui In Tetapi jago she Phang ini yang telah mengetahui kehebatan tongkat lawan telah cepat-cepat menarik pulang tangannya.   Gerakan Phang Kui In sangat cepat.   tetapi tongkat dari lawannya bergerak jauh lebih cepat lagi, sehingga dapat menyerempet bahu Phang Kui In.756 Tampaknya serempetan tongkat itu perlahan sekali, tetapi kesudahannya Phang Kui In terjungkel rubuh pingsan ! Walaupun pundaknya tidak patah, karena hanya serempetan yang sedikit saja itupun telah cukup membuat Phang Kui In jadi tidak sadarkan diri.   Kwee Siang terkejut melihat Phang Kui In kembali kena dirubuhkan oleh Lie Bun Hap.   Dengan tidak membuang-buang waktu lagi tampak Kwee Siang telah meloncat kedekat Lie Bun Hap sambil berseru .   "Lihat pedang !"   Pedang ditangannya menyambar dengan jurus Pelangi delapan arah", dimana dia telah melancarkan serangan kepada Lie Bun Hap dengan tikaman-tikaman beruntun dari delapan penjuru arah.   Lie Bun Hap melihat perobahan cara menyerang Kwee Siang, dia jadi lebih berhati-hati.   Apa yang dilakukan oleh Kwee Siang memang ingin mengalihkan perhatian Lie Bun Hap dari diri Phang Kui In, dan usaha si gadis memang berhasil.   Dengan mengeluarkan suara raungan yang sangat keras, Lie Bun Hap telah melompat melancarkan serangan dengan kedua tongkatnya.   "Serrr, serrr,"   Beberapa kali "terdengar berkesiuran angin serangan tongkat Lie Bun Hap.   Kwee Siang melihat lawannya melancarkan serangan nekad seperti itu, jadi mengeluh didalam hatinya.   Karena gadis ini merasakan tekanan-tekanan berat dari kedua tongkat lawannya itu.   Dalam sekejap mata mereka telah bertempur beberapa puluh jurus lagi.   Waktu Lie Bun Hap ingin melancarkan serangan pula, disaat itulah terdengar suara yang nyaring, suara seorang anak kecil .   Tahan...! Hentikan...!"757 Kwee Siang mengelakkan kemplangan tongkat kanan Lie Bun Hap, dan menusuk dengan pedangnya keperut lawannya.   Gerakannya itu memaksa Lie Bun Hap harus melompat mundur mengelakkan diri.   Kesempatan, itu dipergunakan Kwee Siang untuk melirik.   Hatinya jadi meluap gembira.   "Yo Him ? Kau sehat-sehat saja ?"   Teriak Kwee Siang dengan suara penuh kegembiraan.   "Hentikan encie Siang...justru lopehpeh (paman) itu yang telah menolongi aku...!"   Kata Yo Him sambil berlari menghampiri. Kwee Siang bernapas lega waktu melihat Yo Him tidak mengalami cidera apa-apa. Yo Him berlari menghampiri Phang Kui In yang masih menggeletak pingsan ditanah.   "Paman Phang ! Paman Phang !"   Berseru anak itu dengan suara sedih waktu melihat keadaan Phang Kui In.   "Totok jalan darah Tu-lie-hiat didekat tulang piepe, dia akan segera sadar kembali !"   Kwee Siang telah memberikan petunjuk kepada Yo Him.   Yo Him menuruti petunjuk yang diberikan oleh Kwee Siang, dia menotok jalan darah Tu lie-hiat dari paman Phangnya itu.   Lie Bun Hap saat itu tengah berdiri tegak dengan sikap tidak gembira, wajahnya juga murung sekali.   Dia hanya memperhatikan sikap Yo Him dengan sebentar-sebentar mengeluarkan suara dengusan mengandung kemendongkolan.   Totokan Yo Him memang benar-benar telah menyadarkan paman Phangnya itu dari keadaaa pingsannya yang cukup lama itu, begitu membuka kelopak matanya, Phang Kui In melihat Yo Him berada dihadapannya.758 Kegembiraannya jadi meluap.   Lupa akan luka ditangan kirinya, dia mengulurkan kedua tangannya untuk mencekal tangan Yo Him.   "Tetapi begitu tangan kirinya digerakkan, dimana tulang lengannya telah hancur, Phang Kui In menjerit kesakitan, tangan itu seperti juga lumpuh tidak memiliki kekuatan apa- apa lagi. Mukanya juga jadi berobah pucat menahan perasaan sakit. Yo Him terkejut.   "Kenapa kau, paman Phang ?".   "Lenganku sakit...".   "Lengan kiri ?".   "Ya, tulang lengan kiriku telah dihancurkan oleh iblis buntung itu...!"   Sambil berkata begitu tampak Phang Kui In telah memandang kepada Lie Bun Hap dengan sorot mata mengandung kebencian dan dendam. Tetapi Lie Bun Hap tidak mengacuhkan sikap Phang Kui In, dengan suara yang tawar dia telah berkata kepada Yo Him.   "Yo Him, kemarin engkau telah berjanji bahwa engkau tidak akan membantah perkataanku, bukan ?". Yo Him mengangguk cepat.   "Ya, aku telah berjanji tidak akan membantah perintah dari Lopehpeh, yang telah menyelamatkan jiwaku dari kematian.... ditolong dari terjangan ombak."   "Bagus, bagus !"   Kata Lie Bun Hap dengan suara yang tetap dingin, bahkan disudut bibirnya tampak seulas senyuman bergaris sinis.   "Sekarang juga aku perintahkan engkau kembali kerumahku dan tinggalkan manusia tidak punya guna itu !".   "Lo pehpeh ?!"   Yo Him terkejut.   "Kukatakan, kini engkau kuperintahkan untuk kembali kerumahku!".759   "Tapi lopehpeh, paman Phangku int telah menderita luka cukup serius yang harus cepat-cepat ditolong...!"   Kata Yo Him. Mata Lie Bun Hap jadi berkilat bengis, dia telah berkata.dengan suara yang dingin .   "Tadi kau baru menyatakan akan menuruti setiap perintahku, tetapi belum lagi janjimu itu lenyap dari telingaku, kau telah melanggarnya sendiri !". Yo Him jadi serba salah, dia telah berkata dengan suara yang ragu-ragu.   "Tapi Lopehpeh, paman Phang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Dan enci Siang sebagai cici kandungku.! Bagaimana aku bisa membiarkan mereka menderita ? Lopehpeh, silahkan memerintahkan kepadaku untuk melakukan pekerjaan lainnya saja, walaupun harus terjun kedalam kobaran api atau minyak panas, aku tidak akan menampiknya...!";   "Sungguh kata-kata yang takabur sekali !"   Kata Lie Bun Hap.   "Apakah kata-katamu yang sekarang ini bisa dipegang kebenarannya ?". Yo Him mengangguk cepat tanpa ragu-ragu "Benar lopehpeh, perintahkanlah apa saja asal kau tidak mengganggu paman Phang dan encie Siang, aku akan melakukan semua perintah itu sebaik mungkin !"   Tegas waktu Yo Him berkata begitu, dia juga memperhatikan sikap bersungguh-sungguh.   Phang Kui In jadi berkuatir sekali, disamping itu diapun jadi berduka.   Dia mengetahui sejak kecil Yo Him telah menerima banyak kesengsaraan dan juga dia selalu menderita dibawah tekanan-tekanan yang terjadi pada keluarganya, dimana sejak dilahirkan Yo Him belum pernah melihat ayah kandungnya.   Dan begitu juga dia dengan ibunya, ketika masih berusia tidak lebih dua bulan, harus berpisah dengan ibu kandungnya.760 Sekarang demi kepentingan dan keselamatan Phang Kui In dan Kwee siang dia bersedia menjadikan dirinya sebagai tumbal, tentu saja hal itu telah membuat Phang Kui In jadi terharu sekali.   Sampai dia menitikkan air matanya.   Dan disaat itu tangan kanannya yang tidak mengalami cidera telah diulurkan dan mencekal tangan anak itu.   "Him jie engkau jangan memikirkan kami, pergilah dan ikutilah loenghiong itu, tentu engkau akan menjadi murid yang pandai dan kelak memiliki kepandaian yang tinggi ... !"   Saat itu Lie Bun Hap telah tertawa dengan suara yang nyaring, katanya "sekarang mari engkau buktikan kata-katamu itu ! Aku akan memberikan perintah diluar dari kepentingan kedua orang tolol itu, tetapi jika perintahku kali ini ditampik olehmu, hemm, hemm, kau tidak perlu bicara lagi, orang itu akan kubinasakan !"   Kemudian Lie Bun Hap telah bertanya lagi "Tadi engkau mengatakan tidak takut untuk terjun kedalam minyak panas atau terjun kedalam kobaran api, bukankah begitu ?". Yo Him mengangguk cepat, sedikitpun dia tidak memperlihatkan keragu-raguan.   "Tepat ! Perintah apa saja yang akan diberikan lopehpeh akan kulaksanakan, asal lopehpeh mau mengampuni jiwa paman Phangku ini dan juga membebaskan encie Siang...!". Lie Bun Hap telah tertawa gelak-gelak dengan suara yang sangat mengerikan, dia telah menggerakkan kedua tongkatnya, dimana tubuhnya memang mengandalkan kedua tongkat tersebut untuk berjalan karena dia tidak memiliki sepasang kakinya lagi. Waktu tiba didekat sebatang pohon, dia menoleh kepada Yo Him.   "Nah, sekarang engkau siapkan kayu-kayu kering, kumpulkan cukup banyak...!!", kata Li Bun Hap kemudian.761 Yo Him menuruti perintah itu, walaupun hatinya berdebar- debar karena dia dapat menduganya apa yang akan dihadapinya nanti. Tetapi tidak urung anak yang besar hati dan tabah ini melaksanakan perintah Lie Bun Hap, dia mengumpulkan cabang dan ranting kering, yang ditumpuknya menjadi cukup tinggi. Selesai mengumpulkan ranting-ranting itu Yo Him menoleh kepada Lie Bun Hap.   "Apa yang harus kulakukan lagi ?"   Tanyanya kemudian.   "Nyalakan api pada ranting-ranting kering itu"   Perintah Lie Bun Hap pula. Him jie, jangan kau turuti perintah gila dari manusia tidak mengenal perikemanusiaan ini !"   Teriak Kwee Siang ketika menyaksikan semua itu dan dapat menduga apa yang hendak diperintahkan Lie Bun Hap kepada Yo Him. Yo Him menoleh kepada Kwee Siang sambil katanya "   Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Encie Siang, bukankah seorang kuncu tidak akan menjilat kembali ludahnya yang telah dibuang ?. bukankah kata-kata seorang kuncu merupakan kuda yang dicambuk dan tidak bisa ditarik mundur pula ?, sudahlah encie Siang asal lopehpeh ini mau mengampuni kalian, apa saja yang diperintahkannya akan kulaksanakan !"   Muka Kwee Siang berubah menjadi pucat.   "Yo Him, kau .... ?"   Tetapi belum habis suara Kwee Siang, disaat itu tampak Lie Bun Hap telah tertawa ber gelak-gelak, menyeramkan sambil mengawasi kearah Phang Kui In yang duduk numprah dengan muka yang pucat pias.   Sedangkan Yo Him telah mulai menyalakan api pada tumpukan ranting itu.   Sebentar saja api telah berkobar tinggi.762 Lie Bun Hap berhenti tertawa.   Kemudian katanya dengan suara yang nyaring .   "Sekarang aku perintahkan kepadamu. Him jie, untuk terjun kedalam kobaran api...!". Muka Yo Him pucat seketika, dia memang telah menduga akan menerima perintah seperti itu, tetapi dia tidak yakin bahwa Lie Bun Hap benar-benar tidak memiliki perikemanusiaan dan ingin membuktikan kata-katanya dengan perintahkan dia terjun kedalam kobaran api itu. Tetapi perobahan dimuka Yo Him hanya sejenak, kemudian sambil tersenyum tabah dia telah berkata kepada Lie Bun Hap.   "Lopehpeh, aku akan membuktikan bahwa janjiku bukan main-main, dan aku akan menuruti perintah yang diberikan Lopehpeh, tetapi lopehpeh juga harus menepati janjimu tidak akan mengganggu lagi encie Siang dan paman Phang, mereka harus dibebaskan.!".   "Oh, tentu, tentu kata Lie Bun Hap dengan suara yang keras. Kemudian dia tertawa, lalu melanjutkan kata-katanya lagi .   "Aku akan membebaskan jika mereka telah melihat engkau membuktikan perkataanmu itu !".   "Jangan Him-jie !"   Teriak Phang Kui In dengan suara gemetar dan berusaha untuk bangkit.   "Biar aku yang binasa, engkau tidak perlu mengorbankan jiwa untuk kami...!".   "benar Him-jie, jangan kau lakukan perbuatan gila seperti itu...!"   Teriak Kwee Siang sambil melompat akan menolongi dan mencegah Yo Him terjun dalam kobaran api.   Suara tertawa Lie Bun Hap terdengar nyaring sekali, dia tertawa mengejek.   Yo Him karena kuatir nanti dicegah dan dihalangi oleh Kwee Siang, tanpa berpikir lagi dia telah menjejakkan kakinya, tubuhnya melompat kedalam kobaran api sambil berteriak .   "Selamat tinggal paman Phang ! Selamat tinggal Encie Siang !".763 Phang Kui In dan Kwee Siang masing-masing mengeluarkan suara jeritan ngeri menyaksikan itu. Mereka telah mengeluarkan suara teriakan yang sangat menyayatkan, bahkan Kwee Siang telah menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya. Tetapi waktu tubuh Yo Him meluncur atau terjun dalam kobaran api yang sangat besar itu, sesosok bayangan yang tidak jelas ujudnya telah bergerak cepat sekali, disusuli dengan kata-kata .   "Anak yang baik ! Engkau memang berbakat menjadi muridku !"   Dan bayangan itu bukan hanya sekedar berkata-kata saja, tetapi telah mempergunakan sebatang tongkat untuk menahan lajunya tubuh Yo Him, karena tongkat itu telah melemparkan Yo Him, sehingga tubuh anak itu terpental dan bergulingan ketanah, terpisah cukup jauh dari kobaran api.   Dengan merangkak Yo Him telah bangkit kembali, mukanya telah dilumuri darah yang mengucur keluar dari hidungnya yang terantuk batu.   "Him-jie..!"   Teriak Kwee Siang kagr dan cepat-cepat lompat menghampirinya.   "Kau.. kau tidak apa-apa ?".   "Him...!"   Phang Kui In juga telah memanggilnya sambil berjalan dengan bersusah payah karena memang tenaganya seperti telah habis dan luka di tangan kirinya itu menyebabkan kelumpuhan sebelah tubuhnya yang kiri. Yo Him telah menggelengkan kepalanya perlahan.   "Aku tidak apa-apa encie Siang dan paman Phang, kalian tidak usah berkuatir begitu !"   Dan setelah berkata begitu Yo Him menoleh kepada Lie Bun Hap, katanya .   "Lopehpeh, mengapa engkau melakukan hal itu, memukul perutku dengan tongkatmu sehingga aku tidak bisa melaksanakan perintahmu terjun kedalam api ?".764 Memang yang tadi berkelebat adalah Lie Bun Hap yang bergerak sangat gesit sekali, dan dia mempergunakan tongkatnya untuk menahan lajunya tubuh Yo Him. Tadi dia hanya ingin menguji hati Yo Him belaka, sesungguhnya dia merasa sayang kepada anak ini, yang dilihatnya memiliki otak yang cerdas dan juga memiliki bakat yang baik.   "Aku tadi hanya ingin melihat kesungguhanmu terhadap janjimu sendiri. Aku lihat engkau anak yang baik yang selalu menepati janjimu ! Baiklah ! Kalian bertiga kubebaskan untuk meninggalkan pulau ini". Yo Him cepat-cepat berlutut menyatakan terima kasihnya. Phang Kui In juga telah mengangguk dengan sorot mata berterima kasih, walaupun Lie Bun Hap tadi telah mencelakai dirinya, yaitu tangan kirinya yang jadi lumpuh karena telah hancur tulang lengannya. Kwee Siang memasukkan pedangnya kedalam serangkanya, kemudian merangkapkan kedua tangannya, dia telah memberi hormat sambil berkata "Terima kasih atas kebaikan locianpwe...!".   "Hemm, seharusnya bukan kepadaku kalian menyatakan terima kasih tetapi kalian harus berterima kasih kepada Yo Him. Karena anak inilah yang telah menyelamatkan jiwa kalian dari kematian". Yo Him cepat-cepat mengeluarkan kata-kata merendah.   "Anak Him.."   Kata Lie Bun Hap lagi.   "Apakah kau bersedia menjadi muridku ?". Mendengar tawaran seperti itu, Yo Him jadi serba salah, tapi akhirnya dia telah berkata .   "Maafkan lopehpeh sebetulnya kami melakukan perjalanan untuk menemui seseorang yang sangat besar artinya untukku, yaitu ayah kandungku Sin Tiauw Taihiap Yo Ko. Maka dari itu765 alangkah sulitnya bagiku untuk belajar ilmu silat sekarang- sekarang ini !"   "Aku ingin menurunkan seluruh kepandaianku, dan engkau bisa mempelajarinya nanti setelah engkau memiliki waktu yang luang. Kulihat engkau seorang anak yang cerdas sekali .. maka aku akan membacakan Kauwkoat ilmu silatku itu selama satu bulan, setelah itu kalian boleh melanjutkan perjalanan kalian."   Waktu berkata begitu, sikap Lie Bun Hap bersungguh- bersungguh dan Yo Him tidak tega untuk menolak permintaan tersebut. Dia telah mengangguk. Lalu menoleh kepada Phang Kui In dan Kwee Siang.   "Bagaimana baiknya paman Phang dan encie Siang ?"   Tanya Yo Him kemudian.   "Terserah padamu sendiri !"   Jawab Phang Kui In sambil tersenyum girang, karena dengan orang tua she Lie itu menurunkan kepandaiannya kepada Yo Him, walaupun baru kauwkoatnya saja, tetapi tentu memiliki faedah yang tidak kecil buat Yo Him.   "Dan engkau encie Siang ?"   Tanya Yo Him kepada Kwee Siang juga, waktu melihat Kwee Siang masih berdiam diri.   "Jika memang engkau tidak keberatan untuk belajar, ya kami hanya menanti saja sampai kau selesai menerima ajaran locianpwe itu dan kita melanjutkan pula perjalanan kita !"   Mendengar sampai disitu, hati Yo Him telah tetap, Tahu- Tahu dia telah paykui berlutut dihadapan Lie Bun Hap, sambil katanya "Suhu, tecu memberi hormat"   Katanya. Lie Bun Hap cepat-cepat membangunkan anak itu berdiri.   "Bangunlah muridku, sejak saat ini engkau menjadi murid tunggalku.Sebagai murid satu-satunya, yang pertama dan juga penutup ! Kuharap saja engkau bisa belajar dengan tekun dan baik, sehingga kelak engkau bisa menjadi pendekar766 yang berdiri dikeadilan membela yang lemah. Watakmu tentu tidak buruk, aku yakin anak dari pendekar besar Sin Tiauw Taihiap Yo Ko tentu saja memiliki sifat-sifat baik seperti ayahnya. Dan juga kelak jika kau telah bertemu dengan ayah kandungmu, Him-jie, engkau bisa minta dituruni ilmu-ilmunya yang hebat-hebat...!"   "Terima kasih suhu"   Kata Yo Mim dengan suara berterima kasih.   "Tecu (murid) akan berusaha sedapat mungkin untuk belajar dari menghapal semua ilmu yang diturunkan suhu!"   "Bagus !"   Kata Lie Bun Hap.   "Sekarang mari kita obati dulu tulang paman Phangmu itu, agar segera dapat sembuh, Disaat engkau belajar ilmu silat padaku paman Phangmu itu bisa beristirahat, dan sebulan lagi tentunya paman Phangmu itu telah sembuh", Begitulah sejak hari itu Phang Kui In dan Kwee Siang bersama Yo Him telah menetap dipulau itu. Lie Bun Hap ternyata memiliki obat yang sangat mujarab sekali, dia telah mengobati tulang Phang Kui In yang semula hancur, lewat lima belas hari tangan kiri Phang Kui In sudah dapat dipergunakan dan di gerak-gerakkan lagi. Sedangkan Kwee Siang selama itu melatih diri dengan giat, dan dia telah memperoleh kemajuan yang pesat sebab Lie Bun Hap yang sangat berpengalaman, walaupun kepandaiannya mereka berimbang, dapat melihat beberapa kelemahan didiri Kwee Siang dan dia telah memberitahukannya agar merobahnya. Dibawah petujuk-petujuk seorang jago yang memiliki kepandaian setinggi Lie Bun Hap dengan sendirinya Kwee Siang memperoleh kemajuan yang pesat. Terlebih lagi memang kepandaian yang diberikan oleh kedua orang tuanya dan kakek luarnya, Oey Yok Su telah cukup dikuasainya dan juga dia pernah menerima petunjuk-petunjuk langsung dari Yo Ko.767 Yo Him telah menerima didikan dari Lie Bun Hap, dimana anak ini telah diberikan teori-teori ilmu silat Kelas satu dia juga diajarkan gerakan-gerakan untuk melatih diri. Betapa terkejutnya Lie Bun Hap waktu melihat Yo Him memiliki kepandaian yang luar biasa, yaitu kepandaian tenaga dalam yang mujijat sekali. Dengan demikian tampak Lie Bun Hap melatih Yo Him jadi lebih bersemangat lagi. Tanpa terasa telah lewat dua bulan... Tetapi ilmu yang diturunkan oleh Lie Bun Hap belum juga selesai, karena jago she Lie ini memiliki kepandaian yang tinggi sekali dan bermacam ragam. Akhirnya lewat lagi tiga bulan...dan atas saran Phang Kui In, yang girang melihat Yo Him bisa memperoleh ilmu-ilmu yang hebat itu, merasa sayang jika memang harus meninggalkan pulau itu, dia menganjurkan agar Yo Him meneruskan pelajarannya sampai selesai. Semakin dipelajari, semakin tertarik hatinya, karena jurus demi jurus akhirnya dipelajari bukan hanya kauwkoatnya saja, tetapi juga prakteknya, dimana Yo Him telah melatihnya dua atau tiga hari untuk setiap jurusnya. Dalam keadaan seperti itu, Yo Him akhir-akhirnya tidak menyadari telah satu tahun lebih dia berada dipulau terpencil tersebut. Phang Kui In juga membiarkan Yo Him belajar terus, begitu pula dengan Kwee Siang, karena mereka melihatnya bahwa dalam satu tahun saja Lie Bun Hap berhasil mendidik Yo Him memiliki kepandaian yang tinggi. Walaupun belum bisa menandingi kepandaian Kwee Siang atau Phang Kui In tetapi jika berhadapan dengan lawan yang memiliki kepandaian biasa saja Yo Him tidak mungkin kalah ! Selesailah sudah Lie Bun Hap melatih Yo Him ilmu silat tangan kosong, mempergunakan delapan belas macam768 senjata tajam dan juga menurunkan pelajaran tenaga Lwekang yang berasal dari tingkat tinggi, sehingga dalam setahun saja Yo Him telah memiliki kepandaian lwekang yang berimbang dengan Kwee Siang dan Phang Kui In. Telah dua tahun tidak terasa mereka menetap dipulau itu, dan kini Yo Him sudah menjadi seorang pemuda berusia lima belas tahun yang memiliki paras sangat tampan. Yo Him rajin sekali mempelajari ilmu silat yang diturunkan Lie Bun Hap, dan lewat setengah tahun lagi, waktu pemuda ini telah berusia enam belas tahun, selesailah pelajarannya.769 Suatu hari Phang Kui In mengingatkan Yo Him bahwa mereka harus segera meninggalkan pulau ini karena harus mencari Sin Tiauw Taihiap. Maka pada pagi itu Yo Him telah menemui gurunya, dia menceritakan keinginannya untuk berkelana mencari jejak ayahnya. Dengan perasaan sedih dan berat, Lie Bun Hap meluluskan juga keinginan muridnya.   "Engkau harus baik-baik menjaga diri. dan juga harus berlatih terus, agar kepandaianmu bertambah baik, dan ingat, engkau hanya boleh mempergunakan kepandaian itu untuk membela keadilan saja, tidak boleh dipergunakan semau- maunya saja...!".   "Tecu akan menjunjung pesan Suhu !"   Kata Yo Him kemudian.   Begitulah, keesokan harinya Kwee Siang, Phang Kui In dan Yo Him telah pamitan kepada jago tua Lie Bun Hap.   Yo Him berjanji jika kelak dia telah berhasil bertemu dengan ayahnya, tentu akan sering-sering datang kepulau ini untuk menjenguk gurunya.   Dengan mempergunakan sebuah perahu yang buatannya sederhana sekali, mereka bertiga melakukan pelayaran.   Sedangkan Lie Bun Hap telah mengantarkan mereka sampai ditepi pantai.   Dua hari dua malam mereka berlayar terus tanpa hentinya.   Dan selama itu mereka tidur dengan bergantian.   Untung saja selama dalam pelayaran itu mereka tidak menderita gangguan angin topan atau badai, sehingga mereka bisa sampai dipinggiran kota Mu-ting-kwan, sebuah kota yang sangat ramai.   Telah sepuluh hari lamanya mereka melakukan perjalanan yang meletihkan sekali, maka Phang Kui In bermaksud mengajak Yo Him dan Kwee Siang beristirahat dikota tersebut.770 Kota Mu ting kwan merupakan kota yang cukup besar, karena kota yang terletak ditepi laut itu merupakan bandar perdagangan yang banyak dikunjungi orang dari berbagai kota.   Phang Kui In mengajak Kwee Siang dan Yo Him memasuki sebuah rumah makan, yang mewah sekali.   Tamu-Tamu juga banyak memenuhi ruangan makan itu.   Phang Kui In bertiga memilih sebuah meja yang masih kosong, lalu mereka memesan makanan kegemaran mereka, yaitu kodok salju yang dicah, ditambah lagi dengan beberapa macam sayur-sayur lainnya.   Ketika pelayan mempersiapkan pesanan mereka, ketiga orang ini makan dengan lahap.   Selama sepuluh hari mereka berada ditengah laut, tentu Saja hal itu membuat mereka mengiler dan lahap sekali menghadapi makanan sedap seperti itu.   Suara tawa dari teriak yang ramai dari para tamu-tamu lainnya yang memenuhi ruangan makan itu tidak diperdulikan oleh mereka, karena mereka tengah menikmati sayur-sayur dan nasi dimangkok masing-masing.   Phang Kui In sampai menghabiskan tiga mangkok nasi, sedangkan Kwee Siang hanya satu mangkok saja, begitu juga dengan Yo Him yang makan tidak begitu banyak.   Phang Kui In sambil makan menceritakan perihal orang- orang Kang-ouw yang senang berkelana, setiap tiba disebuah kota, tentu akan mencicipi makanan khas dari kota yang bersangkutan.   Menarik sekali cerita Phang Kui In, sehingga menambah selera makan mereka.   Waktu Phang Kui In ingin memanggil pelayan untuk minta tambah nasi semangkok lagi, tiba-tiba terpisah tiga meja dari mereka, ada seseorang yang berkata dengan suara yang nyaring .   "Ha ha, ha ! Apakah kalian tidak melihat monyet gunung yang sedang makan ?".771 Muka Phang Kui In jadi berobah merah, karena dia mengetahui kata-kata itu tentunya di tujukan kepadanya, ketika dia menoleh segera dilihatnya orang yang duduk terpisah tiga meja dari dia, telah memandangi dia sambil tertawa. Kelima orang kawannya juga telah tertawa bergelak- gelak. Mereka mengenakan pakaian mewah sekali, menunjukkan bahwa mereka itu berasal dari keluarga berada dan kaya.   "Lihat ! Lihat ! Monyet hutan itu jika marah, sangat menakutkan sekali"   Kata orang yang tadi membuka suara.   Segera riuh suara tertawa kelima orang kawannya.   Sedangkan tamu-tamu lainnya juga telah ikur tertawa.   Muka Phang Kui In jadi berobah kian merah.   Sedangkan Yo Him dan Kwee Siang ikut menoleh, mereka melihatnya bahwa orang itu memang tengah meng olok-olok Phang Kui In.   Darah mereka jadi meluap juga.   Phang Kui In telah membanting mangkok nasinya keatas meja "Pranggg"   Mangkok itu telah pecah hancur berkeping- keping. kemudian dia telah meloncat berdiri dengan penuh kemarahan.   "Tuan-Tuan kami tidak saling mengenal dengan kalian, tetapi mengapa mulut kalian begitu lancang menyebut bahwa diriku sebagai monyet hutan ?"   Teguran Phang Kui In pedas sekali, diapun berani, sama sekali tidak gentar walaupun melihat orang yang mengejek dirinya itu berjumlah enam orang.   Orang yang tadi berkata-kata, yang usianya kurang lebih tiga puluhan tahun, telah tertawa terus sambil kemudian dia berkata dengan suara yang dingin .   "Lalu apa maumu ? Mau minta dihajar ? Hemmm...jika memang engkau meminta penggebuk silahkan maju kemari !". 000odw^kzo000772 Dan benar-benar orang itu memasang sikap menantang, berdiri tegak dan wajahnya memantulkan sikap mengejek. Sedangkan salah seorang kawannya telah berkata .   "Benar Han Twako, monyet hutan memang harus digebuk, jika tidak, bisa semakin kurang ajar! Biarlah Han Twako, aku Cie Siung Hu yarg mewakilimu menggebuk monyet hutan itu".!".   "Boleh! Boleh! kata Han Twako dengan suara disertai tertawanya.   "Jika monyet hutan itu telah digebuk barulah kita pesta pora Untuk merayakannya !".   "Setuju ! Setuju !"   Teriak kawan-kawannya yang lain.   Muka Phang Kui In jadi berobah tambah merah.   Inilah penghinaan yang belum pernah diterimanya.   Dia telah melangkah maju lebih dekat tahu-tahu baju dibagian dada dari kawan Han Twako itu, yang menyebut dirinya bernama Cie Siung Hu itu, telah kena dicengkeram keras.   Tetapi waktu Phang Kui In ingin menghentaknya untuk menghantam kepala orang she Cie tersebut, tiba-tiba Cie Siung Hu telah menggerakan tangan kanannya, dan "tukk !"   Dada Phang Kui In telah tertotol jitu sekali.   Sesungguhnya kepandaian Phang Kui In tidak berada dibawah kepandaian lawannya, namun karena dia tidak bersiap siaga dan berlaku ceroboh, maka dia telah kena tertotok yang membuat dia akhirnya terjungkel rubuh tidak dapat bergerak lagi.   Waktu itu Kwee Siang dengan cepat telah melompat sambil mencabut pedangnya.   "Kalian manusia usil dan jahat !"   Katanya sambil membaling balingkan pedangnya itu. Han twako tertawa dingin, dia telah berkata dengan suara yang congkak.   "Nona manis, engkau ingin main-main dengan ku ?"   Tanyanya kemudian dengan ceriwis sekali.   "Baik ! Baik ! mari773 aku menemanimu untuk main-main. Jangan takut, aku, Han Pu Sian bukan sebangsa manusia jahat..!"   "Orang she Han, engkau keterlaluan sekali, cepat perintahkan pembantumu itu untuk membebaskan kawan kami yang tertotok itu !"   Kata Kwee Siang dengan berang.   "Hemmm, jadi engkau keberatan jika kawanmu itu tertotok? Nah jika begitu, kau bebaskanlah."   Tantangan itu nadanya tengik sekali. Tetapi Kwee Siang yang diliputi kemarahan melihat sikap cerengesan dari lawannya itu, sambil menabas udara kosong dengan pedangnya dia telah berkata .   "Baik, kau siapkanlah Senjatamu...!".   "Senjata ?".   "Ya, senjatamu !".   "Seumurku belum pernah mempergunakan senjata tajam. Baiklah jika memang nona bersedia untuk main-main dengan aku, Han Twakomu ini akan menemanimu!". Bukan main mendongkolnya Kwee Siang dia merasakan pipinya sampai berobah panas memerah, Sambil menggerakkan pedangnya menikam kearah paha lawannya yang cerengesan itu, tampak si gadis juga telah berseru "Lihat pedang...!". Han Twako itu mengeluarkan seruan sambil tertawa centil, katanya .   "Nona manis yang galak ! Sungguh menakutkan ! Tetapi wajahmu... amboi, wajahmu itu demikian cantik, dan menarik, terlebih lagi dalam keadaan marah seperti itu."   Dan sambil mengejek, tampak Han Twako itu telah berkelit kesamping dengan gesit, gerakannya tidak bisa dilihat oleh mata orang biasa.   Bahkan untuk kagetnya Kwee Siang, jari telunjuk orang telah mencolek pipinya, menambah kemarahan Kwee Siang.774 Dia melihat kepandaian Han Pu Sian tidak lebih tinggi dari kepandaiannya, hanya orang she Han itu memiliki lwekang yang lebih kuat sehingga membuat Kwee Siang jadi kelabakan juga.   Telah sepuluh kali Kwee Siang melancarkan tikaman dan tusukan pedangnya, beruntun-beruntun dia mempergunakan jurus "Buddha tersenyum melambaikan tangan", disusul pula dengan "Kupu-Kupu terbang menotol air", lalu jurus-jurus hebat lainnya yang menyambar gencar kepada orang she Han itu.   Tapi dengan mengandalkan kegesitan tubuhnya, orang she Han itu selalu berhasil mengelakkan diri.   "Jagalah seranganku !"   Kata Han Pu Sian dengan suara yang nyaring ketika suatu kali dia telah mengelakkan diri dari serangan Kwee Siang. Dia melancarkan cengkeraman tangan kearah dada si gadis dengan sikap ceriwis sekali, dengan jurus "Menangkap ikan menghalau Air"   Itulah penyerangan yang dilakukannya dengan gerakan yang biasa, tetapi karena dia telah sempurna ginkangnya, dengan sendirinya dia dapat melaksanakan serangannya itu secepat kilat.   Waktu itu Kwee Siang jadi tambah gusar saja, karena dia melihat semakin lama Han Pu Sian itu semakin kurang ajar.   Pedangnya diputar melindungi tubuhnya dan sinar pedang yang putih gemerlapan itu telah mengurung dirinya, sehingga tidak ada satu serangan pun yang berhasil menembus penjagaannya yang ketat itu.   Han Pu Sian melihat betapa serangannya tidak berhasil, bahkan si gadis mengadakan penjagaan diri begitu rapat, jadi semakin penasaran.   Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Beberapa kali dia melancarkan serangan lagi.   Waktu itulah Yo Him telah berteriak nyaring .   "encie Siang, mundurlah, biarlah aku yang menghadapi orang ceriwis itu !!". Kwee Siang sebetulnya tidak setuju dengan tawaran jasa Yo Him, tetapi karena mengingat Yo Him baru saja menyelesaikan. pelajarannya pada gurunya, yaitu Lie Bun775 Hap, dia ingin melihat sampai dimana Yo Him bisa menghadapi lawan yang cukup berat ini.   "Baik adik Him...tetapi engkau harus hati-hati...!"   Kata Kwee Siang sambil menikam kepada lawannya dan waktu Han Pu Sian melompat mundur, disaat itulah dia telah membarengi melompat kebelakang. Sedangkan Yo Him telah loncat maju mendekati Han Pu Sian sambil berkata .   "Aku yang akan mewakili ercie Siang untuk mengajar adat padamu, lelaki hidung belang... !"   Kata Yo Him. Semula Han Pu Sian dan kawan-kawannya heran dan tertegun melihat pemuda dihadapannya.   "Engkau Sedang bergurau atau bersungguh-sungguh kawan kecil ?"   Tegur Han Pu Sian dengan suara yang dingin, disertai dengan suara tertawa yang meremehkan sekali.   "Aku bersungguh-sungguh ! Majulah! Kau tidak mempergunakan senjata, akupun akan menghadapimu dengan bertangan kosong !"   Kata Yo Him. Bola mata Han Pu Sian jadi bergerak-gerak bermain tidak hentinya, karena dia jadi diliputi kemarahan yang bukan main.   "Kau...kau terlalu menghinaku !"   Kata Han Pu Sian mendongkol.   "Dan engkau jangan menyesal jika kelak aku menurunkan tangan keras padamu..!'.   "Silahkan !"   Kata Yo Him sambil tersenyum tenang. Kemudian Yo Him telah membenarkan ke dudukan kakinya, memperkuat bhesi-bhesi kedua kakinya "Silahkan menyerang....!"   Katanya menantang lagi. Karena gusar sekali telah membuat Han Pu Sian tertawa gelak-gelak dengan suara yang mengandung hawa pembunuhan.776   "Baik! Baik! Aku akan melancarkan serangan kepadamu! engkau jagalah!!"   Dan Han Pu Sian dalam gusarnya sudah tidak memperdulikan nanti akan ada yang mengatakan si tua menghina sikecil, yang terpenting dia harus dapat merubuhkan anak muda ini.   Tangan kirinya telah digerakkan melingkar-lingkar seperti juga seekor ular saja, kemudian tangan kanannya juga telah bergerak-gerak lagi dengan cepat.   Dalam waktu yang sangat singkat sekali, dia telah meluncurkan empat gempuran dari empat penjuru.   Tetapi Yo Him yang sekarang bukan Yo Him beberapa saat yang lalu.   Yo Him sekarang telah merupakan seorang pemuda yang tangguh dan gagah.   Kepandaiannya tidak berada disebelah bawah kepandaian Kwee Siang atau Phang Kui In, dia hanya masih kalah pengalaman dibandingkan dengan kedua orang itu.   Sekarang melihat lawannya melancarkan serangan kepadanya, tampak Yo Him masih berdiri tegak menantikan saja, sampai akhirnya setelah kepalan kedua tangan Han Pu Sian hampir tiba didada dan lambungnya, disaat itu juga tampak Yo Him telah mengerakkan kedua tangannya seperti gunting japit, dan dia ingin mengunci tangan lawannya.   Namun karena memang baru kali ini Yo Him berkelahi mempergunakan tenaga latihannya, maka dia masih kurang pengalaman.   Dia telah berhasil menjapit dan menggunting kedua tangan lawannya serta sikuncinya, tetapi waktu dia harus menekan kebawah agar tangan lawannya itu patah, Yo Him tidak sampai hati dan dia melepaskan kunci tangannya itu kembali.   Han Pu Sian yang semula telah putus asa dan terkejut waktu kedua tangannya terkunci tangan lawan, dan mengeluh dalam hati, akhirnya jadi bernapas lega waktu merasakan kedua tangannya terbebaskan dari jepitan tangan Yo Him.777 Tanpa membuang kesempatan yang ada tampak Han Pu Sian telah meluncurkan tangan kanannya kearah lambung Yo Him.   "Dukk"   Yo Him yang tidak menyangka bahwa lawannya bisa berlaku curang seperti itu telah kena digempur lambungnya, sampai dia mengeluarkan jerit tertahan dan telah terguling, tetapi cepat sekali dia telah bangkit pula.   Kwee Siang yang menyaksikan hal itu jadi marah sekali, dia telah membentaknya .   "Kau seorang pengecut yang tidak tahu malu !". Baru saja Kwee Siang ingin melancarkan serangan kepada lawannya, tiba-tiba Yo Him yang telah melompat berdiri lagi telah berseru .   "Mundur encie Siang, biar aku mewakilimu menghajar adat padanya...!"   Teriaknya sambil melompat kedepan Kwee Siang. Kwee Siang ragu-ragu, tetapi setelah berkata .   "Hati-Hati adik Him... dia licik sekali !"   Lalu dia mengundurkan diri.   "Ya, aku telah merasakannya tadi....manusia seperti dia tidak perlu dikasihani...!"   Mengangguk Yo Him.   Dan kali ini Yo Him tidak meminta lawannya menyerang, sambil menjejakkan kakinya tampak tubuh Yo Him telah meloncat cepat sekali, kedua tangannya telah bergerak melancarkan pukulan-pukulan yang dahsyat.   Dalam sekejap mata saja sepuluh jurus sudah berlalu, dan Han Pu Sian telah terdesak sementara waktu.   Walaupun dia memiliki ginkang yang tinggi tetapi karena dia diserang dengan gencar dan memang Yo Him tengah marah sekali, maka dia jadi sibuk sendirinya.   Tetapi Han Pu Sian cepat sekali berhasil mengendalikan keadaan dengan mengeluarkan suara bentakan yang nyaring beruntun dua kali dia telah menggerakkan kedua tangannya untuk membalas serangan-serangan YoHim Gerakan-gerakan778 yang dilakukannya ternyata bisa menindih juga tenaga serangan Yo Him.   "Pergunakan jurus-jurus Kim-ie Kun Hoat (ilmu pukulan tangan kosong Ikan Emas) "   Teriak Kwee Siang ketika melihat Yo Him agak gugup dikurung oleh serangan-serangan kedua tangan lawannya.   Yo Him baru teringat kepada jurus ilmu pukulan tangan kosong yang diajarkan oleh gurunya, yaitu Lie Bun Hap Kemudian dia telah merobah cara menyerangnya.   Dengan menjejakkan kakinya, tubuhnya cepat sekali meloncat ketengah udara dengan meletik seperti seekor ikan, tubuhnya melengkung dan meluncur turun menyambar kepada lawannya dengan kedua tangan dijulurkan.   Waktu itu.   tampak Han Pu Sian telah mengeluarkan kegesitannya melompat kebelakang, ingin mengelakkan diri dari serangan yang dilancarkan Yo Him.   Tetapi gerakan Yo Him tidak kalah gesitnya, begitu serangannya gagal, dia mengulangi lagi dengan serangan berikutnya.   , Kali ini kedua tangan Yo Him menyambar dengan cepat sekali, mengandung kekuatan lwekang yang murni, angin serangan berdesir halus, tetapi memiliki kekuatan yang dahsyat sekali.   "Dukk !"   Tidak dapat Han Pu Sian mengelakkan diri dari serangan itu.   Dan dia telah terjungkel bergulingan diatas tanah.   Ketiga orang kawannya telah melompat menyerang kepada Yo Him dengan mempergunakan senjata masing-masing, yaitu sebatang golok panjang.   Sedangkan kawan Han Pu Sian yang Seorangnya lagi telah melompat kesampihg Han Pu Sian untuk memeriksa keadaan kawannya yang seorang ini.779 Tetapi Yo Him dengan berani telah melayani ketiga orang lawannya.   Kwee-Siang tidak senang melihat lawan-lawannya melakukan penyerangan secara mengeroyok, maka dia telah mengeluarkan suara bentakan sambil melompat menghampiri kegelanggang pertempuran dan memutar pedangnya.   Ketiga orang kawan Han Pu Sian itu mana bisa menghadapi serangan Yo Him dan Kwee Siang.   Baru berlangsung sepuluh jurus saja tampak dua orang diantara mereka telah tergempur dadanya oleh kepalan tangan Yo Him, rubuh pingsan tidak sadarkan diri.   Sedangkan yang seorangnya lagi telah terkena tikaman pedang Kwee Siang, rubuh pingsan juga setelah merintih beberapa kali.   Kawan Han Pu Sian yang seorang lagi, yang tadi telah menotok jalan darah Phang Kui In jadi ketakutan setengah mati, cepat-cepat dia pentang langkah lebar untuk melarikan diri.   Sedangkan Han Pu Sian telah merangkak untuk bangun.   "Kau harus binasa jika tidak mau membuka totokan kawanmu itu pada sahabat kami..."   Kita Kwee Siang mengancam sambil mendelikkan matanya.   "Aku akan membukanya...aku akan membukanya..."   Kata Han Pu Sian dengan ketakutan dan merintih menahan sakit pada dadanya.   Dengan bersusah payah dia telah berjongkok disamping Phang Kui In dan menguruti beberapa jalan darahnya, sehingga dalam waktu yang singkat Phang Kui In telah tersadar dari pingsannya.   Han Pu Sian tanpa mengatakan sesuatu telah membalikkan tubuhnya dan berlari meninggalkan tempat itu.   Sedangkan saat itu Phang Kui In telah berdiri sambil mencaci maki kecurangan lawannya itu.780 Seorang pelayan yang sejak tadi bersembunyi ketakutan bersama-sama dengan kawan-kawannya menghampiri Phang Kui In.   "Loya (tuan besar), kalian harus berhati-hati...tentu, bajingan she Han itu tidak mau sudah...!"   Kata pelayan itu.   "Lebih baik Loya bertiga pergi saja dari sini, untuk mencegah kerewelan". Phang Kui In tertawa dingin.   "Hemm, berapa hebatnya sih kepandaian orang she Han itu ?"   Kata Phang Kui In.   "Bukan soal kepandaiannya, juga kawannya yang berjumlah banyak masih tidak apa-apa tetapi justru dia merupakan putera Han Tetok seorang yang paling berkuasa dikota ini". Han Tetok berarti Gubernur she Han.   "Oh pantas kalau begitu...!"   Kata Phan Kui In sambil senyum sinis.   "Pantas dia berani bertindak sewenang- sewenang ditempat ini...!".   "Itulah Loya... sebentar lagi dia tentu akan datang kembali bersama anak buah ayahnya .. jalan yang paling selamat lebih baik Loya bertiga cepat-cepat berlalu saja...!". Tetapi Phang Kui In malah menggelengkan kepalanya.   "Tidak...aku justru ingin melihat bagaimanakah anak buahnya Han Tetok itu ! Jika mereka berlaku sewenang- wenang, hemm, hemm, nanti kami menghajar mereka tidak tanggung-tanggung...!"   Dan setelah berkata begitu, tampak Phang Kui In mendengus beberapa kali dengan penuh kemarahan.   Pelayan itu jadi tidak berdaya membujuk ketiga orang tamunya itu.781 Terlebih lagi Yo Him juga telah berkata .   ,Justru kesempatan ini yang harus kita pergunakan untuk membasmi manusia-manusia jahat seperti Han Tetok dan puteranya itu...   bukankah begitu paman Phang dan encie Siang?".   Phang Kui In dan Kwee Siang telah menganggukkan kepalanya.   Dan mereka telah perintahkan pelayan untuk mempersiapkan makanan untuk mereka.   Para pelayan yang tadi telah menyaksikan kehebatan Yo Him bertiga, jadi sangat menghormat sekali, dan mereka melayaninya dengan telaten sekali.   Mereka mempersiapkan semua makanan dan minuman untuk ketiga orang tamu tersebut.   Waktu itu Yo Him telah makan pula menghabiskan satu mangkok nasi.   Sedangkan Phang Kui In yang memang gemar makan itu menghabiskan dua mangkok nasi lagi.   Hanya Kwee Siang yang tidak makan nasi, hanya sekali-sekali mencobai makanan yang terdiri dari beberapa rupa masakan itu.   Pelayan-Pelayan rumah makan itu seperti juga ketakutan dan bercampur kuatir, karena mereka telah mengetahui siapa itu Han Tetok, ayah dari Han Pu Sian.   "Tentu akan ramai nanti."!"   Bisik beberapa orang tamu yang memiliki sedikit keberanian dan tetap berada diruangan itu.   "Ya, Han Tetok tentu akan mengirim orang-orangnya, dia bermaksud akan menangkap ketiga orang yang telah menghinanya, seperti yang terjadi beberapa saat yang lalu ada orang yang ditangkap dan dijebloskan kepenjara hanya di sebabkan berkelahi dengan anaknya Tetok itu!"   "Benar, kita akan menyaksikan keramaian...!"   Bilang yang lainnya.782 Tiba-tiba dari arah luar rumah makan itu terdengar suara hiruk pikuk, muka para pelayan rumah makan itu telah berubah pucat, tubuh mereka menggigil.   Begitu juga tamu-tamu yang masih berada diruangan itu telah jadi ketakutan.   Suara hiruk pikuk itu makin terdengar jelas dan semakin lama semakin berisik disusul dengan melangkah masuknya beberapa orang berpakaian tentara yang berseragam.   "Mana yang tadi telah menghina tuan muda kami ?"   Teriak beberapa orang diantara mereka saling susul. Dengan berani Yo Him berdiri, karena Yo Him tidak mau kalau nanti pemilik rumah makan dan pelayannya akan menjadi korban dari pasukan Han Tetok.   "Aku tadi yang menghajar Han Pu Sian"   Menyahut Yo Him dengan suara nyaring.   Pasukan tentara berseragam itu telah memandang kearah Yo Him, dengan bengis.   Tetapi kemudian sinar mata mereka memancarkan keheranan, karena mereka tidak bisa percaya, bahwa yang mengaku telah menghajar Han Pu Sian tidak lain seorang pemuda tanggung yang mungkin baru berusia diantara lima belas tahun.   "Kau... kau yang telah menghina Han Siauwjin kami tegur salah seorang diantara mereka. Yo Him mengangguk.   "Benar"   Dia mengangguk pasti.   "Memang tadi aku yang telah menghina majikan mudamu itu...! Tidak ada sangkut pautnya dengan orang lain". Muka para pasukan berseragam itu berobah hebat, mereka memandang bengis, sampai akhirnya yang menjadi pemimpin mereka itu telah berdiri sambil katanya .   "Baik ! Karena ! engkau telah mengaku jujur dan berterus terang, engkau783 kubebaskan dari hukuman dipukuli rotan ! Tetapi kau harus ikut kami menemui Han Tetok Taijin, untuk mendengar keputusan Han Tetok ! Kau kami tangkap...!". Yo Him tertawa dingin.   "Apakah kau tidak salah bicara ?"   Tanya Yo Him tawar.   "Apanya yang salah ?".   "Tadi kau ingin menangkap aku !".   "Benar, engkau kami tangkap karena engkau telah berani menghina majikan muda kami...!".   "Aku bukan menghinanya, justru dia merupakan gentong kosong yang tidak punya guna !"   Menyahuti Yo Him dengan mengejek. Perwira pasukan itu jadi gusar, dia melangkah mendekati Yo him.   "Anak muda kurang ajar. tahukan kau, bahwa kami bisa merobek mulutmu yang telah berani mengeluarkan kata-kata yang tidak baik itu?". Yo Him tidak gentar oleh ancaman seperti itu, dia tertawa dingin.   "kukira tidak semudah itu untuk menangkap aku !"   Katanya kemudian tawar sekali.   "Jika kalian tidak percaya, silahkan kalian maju dan aku akan melayanimu"   "Anak muda congkak dan tekebur !"   Bentak perwira berseragam itu dengan marah, dia mengangkat tangan kanannya, untuk mengisyaratkan kepada anak buahnya agar maju menangkap Yo Him.   Tetapi Yo Him tidak menjadi takut, dia tetap berdiri dengan sikap yang tegak dan bibirnya tersungging seulas senyuman mengejek, waktu dua orang dari pasukan tentara Tetok itu menghampiri dekat dan mengulurkan tangannya untuk mencengkeram pergelangan tangan pemuda ini telah menggeser sedikit kedudukan kaki kanannya, dia membuat784 setengah lingkaran dengan jari tangannya menengadah sehingga seperti juga ingin menotok pergelangan tangan dari kedua tentara pasukan Tetok itu.   Tentu saja tentara itu jadi terkejut dan cepat-cepat menarik pulang tangan mereka, dan melompat mundur.   Gerakan yang dilakukan Yo Him tadi merupakan gerakan membela diri, karena jika kedua orang tentara Tetok itu memaksakan diri untuk melancarkan serangan mereka, berarti mereka juga tidak akan luput dari totokan yang dilancarkan Yo Him.   Kedua tentara Tetok itu masih menguatirkan keselamatan mereka sendiri, itulah sebabnya mereka membatalkan maksudnya untuk me lancarkan serangan dan telah menarik pulang tangan mereka masing-masing.   Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Tetapi Yo Him mana mau melepaskan mereka begitu saja, secepat kilat kedua tangannya telah bekerja, tangan yang kiri telah melayang kearah dada dari salah seorang lawannya dan mencengkeramnya dengan kuat dan keras, sedangkan tangan yang satunya lagi bergerak menghantam dada lawannya yang lain.   "Dukkk!"   Terdengar suara tinju Yo Him singgah didada korbannya, dan orang itu mengeluarkan suara jeritan keras, tubuhnya terapung, kemudian terbanting dilantai tidak bergerak lagi sebab jatuh pingsan.   Sedangkan lawan Yo Him yang seorang lagi, yang kena dicengkeram dadanya oleh tangan kiri Yo Him.   tampaknya benar-benar menderita kesakitan dan ketakutan, kesakitan karena kulit dadanya kena dicengkeram oleh Yo Him.   Sedangkan ketakutan karena dia kuatir dirinya akan mengalami nasib yang sama seperti yang dialami kawannya.   Yo Him melakukan segalanya tanpa membuang waktu, hanya dalam beberapa detik itu, selesai menghantam rubuh lawannya yang seorang, tenaga dalamnya segera disalurkan785 kedada lawannya yang sedang dicengkeram, kemudian mengangkatnya dan membantingnya kelantai.....   "Bukkk!"   Tubuh orang itu telah kena terbanting keras sekali, dan dia mengeluarkan suara jeritan yang sangat menyayatkan hati Sedangkan Yo Him telah mengibaskan bajunya beberapa kali dengan sikap yang angkuh.    Pedang Karat Pena Beraksara Karya Tjan ID Kidung Senja Di Mataram Karya Kho Ping Hoo Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying

Cari Blog Ini