Rajawali Sakti Langit Selatan 24
Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long Bagian 24
Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya dari Sin Long sehingga membuat perwira pemimpin rombongan tentara Tetok itu tambah mendongkol. "Maju, tangkap dia !" Kata pemimpin perwira itu. Sisa tentara Tetok yang berjumlah belasan orang itu telah mengiyakan dan mereka mengurung Yo Him dengan ditangan masing-masing telah tercekal sebatang golok. Tetapi para tentara Tetok itu tidak berani berbuat sembarangan, karena tadi mereka telah menyaksikan betapa dua orang rekan mereka telah berhasil dirubuhkan Yo Him dengan mudah, hanya dengan satu gebrakan saja kedua orang Tetok itu jatuh pingsan. Maka tentara-tentara Tetok yang lainnya ini tidak mau mengalami nasib seperti kedua kawannya. Yo Him tidak takut walaupun dia dikurung ditengah-tengah ancaman para tentara Tetok itu. Perwira yang menjadi pemimpin dari pasukan Tetok telah mengeluarkan teriakan-teriakan menganjurkan anak buahnya segera mulai melancarkan serangan. Karena teriakan-teriakan dari perintah perwira atasannya, walaupun hati masing-masing merasa takut menghadapi Yo Him, tokh pasukan tentara Tetok itu telah menyerbu serentak. Golok mereka berkelebat-kelebat menyilaukan mata disamping mengerikan sekali. Tetapi belum lagi Yo Him mengelakkan diri atau membalas menyerang, bersamaan waktunya dengan itu tiga orang tentara Tetok telah terpental keras dan terbanting dilantai786 sambil mengeluarkan suara jeritan, karena mereka telah kena dibuat terpental oleh tendangan kaki Phang Kui In. Begitu pula Kwee Siang telah melompat dan memutar pedangnya melancarkan serangan kepada tentara Tetok itu. Setiap sinar putih dari pedangnya itu menyambar, maka disaat itu pula tampak seorang tentara Tetok rubuh terguling dilantai, binasa dan ada juga yang hanya terluka berat dengan paha yang terpotong atau tangan yang buntung. Dalam sekejap mata saja terdengar suara jeritan-jeritan kesakitan yang ramai sekali. Perwira yang menjadi pemimpin pasukan tersebut jadi terkejut dan ketakutan. Bukannya dia ikut menerjang maju guna membantui anak buahnya, justru dia telah memutar tubuhnya dengan maksud ingin mengambil langkah seribu. Waktu itu Kwee Siang bertindak cepat sekali, dia telah mengeluarkan suara nyaring, tahu-tahu tubuhnya telah melompat melambung ketengah udara menyusul perwira yang menjadi pemimpin pasukan itu. dan mata pedangnya telah menempel ditengkuk perwira yang menjadi pemimpin pasukan tentara Tetok itu. "Jika kau berusaha melarikan diri, pedangku tidak akan kenal kasihan dan akan menusuk masuk dagingmu !" Ancam Kwee Siang dengan suara sungguh-sungguh Perwira itu ketakutan bukan main, tetapi dia berusaha untuk menyembunyikan perasaan takutnya dan telah membalikkan tubuhnya menatap tajam pada Kwee Siang, sambil bentaknya dengan suara bengis . "Apakah kau seorang wanita berani menghina hamba negeri !, apakah engkau tidak takut akan dihukum pancung dengan perbuatanmu ini ?" "Menghinamu ? hemm, justru engkau sendiri yang telah mengajak anak buahmu untuk mengacau ditempat ini ! hemm, jika dalam urusan ini engkau masih berusaha membela787 diri, baik, baik !, cabutlah pedangmu. Mari kita bertempur untuk menentukan siapa yang kalan dan siapa yang menang !" Dingin sekali suara Kwee Siang, dai telah berkata dengan wajah tidak memperlihatkan perasaan apa-apa. hati perwira itu jadi ciut sendirinya, tetapi dalam keadaan terjepit seperti itu telah membuat dia terpaksa mencabut keluar goloknya yang sejak tadi tergantung dipinggangnya. "Bagus! Aku memberikan kesempatan padamu untuk melancarkan serangan terlebih dulu !" Kata Kwee Siang. "Nah mulailah!". Ditantang dan didesak terus menerus dengan cara seperti itu, perwira yang menjadi pimpinan pasukan Tetok itu telah menggerakkan goloknya, dengan mengeluarkan suara seruan yang sangat bengis, tahu-tahu goloknya telah bergerak dengan mempergunakan jurus-jurus ilmu golok perguruan Cin su pay, sebuah perguruan yang cukup punya nama didaerah barat daratan Tionggoan. Golok itu menyambar dengan menimbulkan suara kesiutan yang sangat kuat dan keras sekali, mennyambar kearah Kwee Siang dengan gerakan yang aneh sekali, seperti juga menikam. Seperti juga menabas, sehingga sulit diterka arah sasaran mana yang dipilihnya. "Hmmm ! Rupanya dia akhli ilmu To-hoat (ilmu silat golok) yang memiliki kepandaian cukup lumayan." Pikir Yo Him didalam hatinya, tetapi dia tidak menjadi takut karenanya! Waktu golok itu menyambar dengan cepat sekali kearah dadanya, tampak Yo Him telah menggerakkan tangan kirinya, tahu-tahu dia telah menjepit golok lawan, kemudian sekali menghentak, patahlah golok itu menjadi tiga potongan yang dua potongan jatuh menimbulkan suara berisik dilantai.788 Sedangkan tangan kanan Yo Him juga tidak tinggal diam, dia telah memukulkan kepalannya tangan kanannya kearah dada perwira tentara tetok itu. "Bukk !" Jitu sekali serangan itu mengenai sasarannya sehingga perwira itu merasakan dadanya seperti juga akan melesak hancur. Dalam keadaan demikianlah, dengan adanya peristiwa seperti itu, walaupun siperwira itu bermaksud mengelakkan diri dan menyelamatkan jiwanya, Sudah tidak bisa sebab begitu kepalan tangan Yo Him menghantam segera tubuhnya terpental keras dan ambruk diatas lantai dengan mengeluarkan suara gedebugan yang keras, jiwanya juga telah melayang tubuhnya hanya sempat berkelejetan beberapa kali, kemudian diam, untuk selama-selamanya. Waktu itu Yo Him dan Kwee Siang tengah sibuk melayani tentara Tetok yang berjumlah cukup banyak itu Kembali Yo Him telah berhasil merubuhkan dua orang lagi. Sedangkan pedang Kwee Siang juga telah berhasil melukai tiga orang tentara Tetok itu. Sisanya yang kurang lebih hanya tinggal enam orang, jadi ketakutan. Juga diwaktu itu mereka melihat pemimpin mereka telah terpental dan binasa ditangan Yo Him. Phang Kui In sendiri dengan mengeluarkan suara seruan yang sangat nyaring telah mengibaskan golok dan tangan kirinya berulang kali, dalam sekejap mata saja keenam tentara Tetok itu telah dapat dihabiskan semuanya, yang menggeletak merintih kesakitan. "Apakah kalian tidak ingin cepat-cepat angkat kaki ?" Bentak Phang Kui In kepada tentara Tetok yang hanya terluka dan tengah merintih kesakitan. Yo Him menghampiri dua orang tentara Tetok yang tengah berjongkok kesakitan karena paha mereka kena tertabas goloknya Phang Kui In.789 "Kalian ingin mati seperti pemimpin kalian ?" Tanyanya dengan suara yang bengis. Kedua orang tentara itu tentu saja jadi ketakutan mereka menangis sesambatan meminta ampun. "Hemmm, kalian ingin diampuni oleh kawan- kawanku...tetapi ingat, jika dilain saat kalan masih melakukan perbuatan yang sewenang-sewenang tentu aku tidak akan berlaku setengah hati dan akan membinasakan kalian tanpa mengenal kasihan lagi ! Nah, sekarang pergilah, bawa pula itu mayat kawan-kawanmu...!". Kedua orang tentara Tetok itu berulangkali telah menyatakan terima kasihnya sambil berlutut mengangguk- anggukkan kepalanya. Phang Kui In dan Kwee Siang jadi berterima kasih, sekali, karena mereka telah tertolong justru dengan adanya Yo Him. Coba kalau mereka berdua saja, Kwee Siang dan Phang Kui In tentunya tidak akan semudah itu memperoleh kemenangan, karena tentara Tetok itu umumnya memiliki kepandaian yang tinggi dan terlatih. "Him-jie, hebat sekali kepandaianmu itu. Tidak sia-sia engkau belajar pada Lie Bun Hap Locianpwe !" "Benar adik Him, engkau hebat sekali, aku yang telah melatih diri puluhan tahun, ternyata tidak bisa melebihi kepandaianmu yang hanya berlatih selama dua tahun itu ! Benar-Benar kau hebat sekali..!" Yo Him cepat-cepat mengeluarkan kata-kata merendah, dia juga merasa malu. Para tentara Tetok yang terluka dan tengah membereskan mayat-mayat kawan mereka mendengar percakapan Kwee Siang bertiga. Mereka jadi berpikir. "Entah siapa pemuda tampan ini yang memiliki kepandaian demikian tinggi walaupun usianya masih demikian muda" Pikir mereka.790 Salah seorang dari tentara tetok telah memberanikan diri mendekati Yo Him, kemudian dia berlutut memberi hormat sambil bertanya takut-takut "Siauw enghiong, bolehkan kami mengetahui namamu yang besar dan gelaranmu yang harum ?". Yo Him jadi kikuk sendirinya "Aku bukan enghiong, aku juga tidak memiliki kepandaian apa-apa. namaku Yo Him tidak memiliki gelaran apapun..." Sahut Yo Him akhirnya. "Siauw Enghiong she Yo " Tanya tentara tetok itu. Yo Him mengangguk. "Benar" Apakah yang dibuat heran oleh kau?" Tanya Yo Him sambil mengawasi tentara itu dengan sorot mata yang tajam. "Bukan begitu Siauw enghiong... justru mendengar Siauw Enghiong she Yo. maka aku teringat kepada seorang, seorang pendekar yang paling terkenal dan merupakan super sakti dalam persilatan, yaitu Sin Tiauw Taihiap Yo Ko." "Beliau ayahku ..!" Menjelaskan Yo Him. "Ohh...!" Berseru tentara itu sambil memperlihatkan sikap terkejut dan girang. "Dulu dua puluh tahun yang lalu. semasa dalam peperangan yang hebat dengan tentara .Mongolia aku pernah menerima pertolongan Sin Tiauw Taihiap Yo Ko sehingga aku terhindar dari injakan kaki kuda..!". "Kau pernah bertemu dengan ayahku ?" Tanya Yo Him jadi tertarik mendengar orang menyebut-nyebut perihal pertemuannya dengan ayahnya. "Pernah dua kali, kedua kalinya pertemuan itu terjadi dikota Siang yang."!" Kata tentara Tetok tersebut. Waktu itu dia telah menghela napas panjang, katanya kemudian . "Dan sekarang, saya menyesal sekali, karena aku tidak mematuhi petunjuk- petunjuk yang diberikan oleh Sin Tiauw Taihiap Yo Ko agar791 aku rajin-rajin melatih diri tiga jurus yang diberikan, kata Sin Tiauw Taihiap Yo Ko, jika aku bisa menguasai benar-benar ketiga jurus itu, dimedan pertempuran tentu tidak ada tentara musuh yang bisa melawan kepandaianku...! Sayang sekali aku bodoh, dan otakku pun tumpul...aku tidak bisa menangkap benar ketiga jurus itu, akhirnya membuat aku malas melatih diri, dan sekarang aku telah lupa sama sekali ketiga jurus itu...!" Setelah berkata begitu, tentara Tetok yang seorang ini telah mengawasi Yo Him dengan sorot mata yang tajam, lalu sambungnya lagi "Yo Siauw enghiong, apakah benar-benar engkau tidak memiliki gelaran ?' . Yo Him mengangguk. "Aku tidak memiliki kepandaian bagaimana aku bisa mempergunakan gelaran yang hanya bisa membuat aku congkak dan sombong...untuk apakah gelaran itu ?". "Maaf dan ampunkan, Siauw enghiong jika memang Siauw enghiong belum memiliki gelaran, apakah tidak ada baiknya untuk mengenang jasa-jasa ayah Siauw-enghiong yang pernah berhasil mengusir musuh dan mempertahankan kota Siangyang. Didaerah selatan maka Siauw-enghiong boleh mengambil setengah gelaran dari ayahmu lalu ditambah setengah lagi. Bagaimana kalau engkau bergelar Sin Tiauw Thian Lam (Rajawali sakti dari langit selatan) maafkan jika itu kurang baik dan maafkan juga akan kelancanganku memberikan gelaran " "Bagus !" Berseru Phang Kui In. Yo Him jadi heran, dia memandang kepada paman Phangnya itu. "Apanya yang bagus paman Phang?" Tanya Yo Him sambil mengawasi terus paman Phangnya ini.792 "Gelaranmu itu yang bagus" Kata Phang Kui In "Gelaranmu itu yang baik sekali ! untuk selanjutnya engkau bisa mempergunakan gelaranmu itu, yaitu Sin Tiauw Thian Lam Yo Him ! Nah terimalah ucapanku ini, dimana telah lahir seorang pendekar sakti Sin Tiauw Thian Lam Yo Him !" Dan setelah berkata begitu tampak Phang Kui In telah merangkapkan sepasang tanganya untuk memberi hormat kepada Yo Him. Keruan saja Yo Him jadi gugup dan kikuk dia cepat-cepat membalas hormat dari Phang Kui In. Kwee Siang juga telah memberikan selamat padanya dengan memberi hormat. Tentara Tetok yang seorang itu yang telah berikan gelaran kepada Yo Him, tampaknya gembira sekali. "Siapakah namamu !" Tanya Phang Kui In sambil tersenyum pada tentara itu. "Siauwjin she Bian dan bernama Tung Pah. Nanti jika kalian bertemu dengan Yo Ko Taihiap, tolong sampaikan salamku...!". "Terima kasih engkoh Bian !" Kata o Him sambil membungkukkan tubuhnya memberi hormat. "Engkau telah menghadiahkan aku gelaran yang baik, bahkan disetujui oleh paman Phang dan encie Siang Aku yakin, beradanya engkau dalam pasukan Tetok hanyalah terpaksa saja, karena dalam hal ini engkau tentu hanya menuruti perintah atasan saja, bukan...?'". Bian Tung Pah menganggukkan kepalanya beberapa kali dia telah membenarkan perkataan Yo Him. "Dan aku telah memikirkan untuk mengundurkan diri dari pekerjaanku sebagai alat negara, karena terkadang aku menerima perintah untuk melakukan pekerjaan yang tidak menurut isi hatiku.... maka dari itu, nanti aku minta pensiun saja dan hidup dengan berdagang kecil-kecilan".793 "Bagus ! itu bagus sekali...!" Kata Phang Kui ln. "Itulah cara yang terbaik, sehingga engkau tidak perlu korban perasaan...!" Bian Tung Pah juga menyatakan terima kasihnya atas perlakuan Yo Him bertiga. Kemudian bersama-sama dengan kawan-kawannya yang hanya terluka mengangkat mayat- mayat kawan mereka. Semua tentara Tetok yang masih hidup itu bergidik sendirinya setelah mengetahui bahwa Yo Him adalah puteranya Yo Ko. Sedangkan pelayan rumah makan telah membersihkan darah dan merapihkan bangku kursi dan meja yang telah pada terbalik itu. sedangkan noda sarah dilantai segera dihapus dengan kain pembasuh. Dalam sekejap mata saja ruangan rumah makan itu telah rapih lagi. Sedangkan Yo Him bertiga telah Makan-Makan lagi.... mereka tidak memperdulikan tamu-tamu berdatangan dan kasak kusuk membicarakan mereka. Setelah puas makan minum Yo Him bertiga meninggalkan rumah makan itu. Banyak orang-orang penduduk Kota itu yang berdatangan ingin melihat rupa dan wajah dari putera Sin Tiauw Taihiap, tapi Yo Him bertiga Telah melarikan diri dengan cepat sekali meninggalkan tempat itu Mereka mem pergunakan ginkang yang telah semparna, hanya dalam beberapa detik mereka sudah jauh meninggalkan rumah makan dan penduduk kota tersebut. Hal ini dilakukan karena mereka tidak ingin dipersulit dengan berbagai pertanyaan dan sanjung puji dari penduduk kota itu. Waktu itu, Yo Him telah berkata kepada Phang Kui In, disaat mana mereka telah berada diluar kota sebelah timur.794 "Phang Susiok....apakah kita melanjutkan perjalanan kita lagi ?" Tanyanya. Phang Kui In mengangguk membenarkan. Maka mereka telah menghampiri perahu mereka dan telah melompat naik keatas perahu tersebut. Perahu itupun berlayarlah meninggalkan tempat itu. Setelah berlayar selama empat hari lagi, mereka tiba dipelabuhan kota Mu-sing-kwan. Tetapi mereka hanya singgah untuk makan dan minum mengisi perut, lalu melanjutkan perjalanan mereka pula. Berlayar lagi sebelas hari tentu kita akan tiba dikota Su-po- kwan, dikota itu kita bisa meminta keterangan dari orang- orang yang pernah melihat Sin Tiauw Taihiap...karena Sin Tiauw Taihiap pernah berkali-kali datang dikota tersebut...!". Yo Him girang bukan main mendengar hal itu, dia serasa ingin cepat-cepat bertemu dengan ayah kandungnya, bertemu muka. Dan juga Kwee Siang, begitu rindu ingin bertemu dengan Pendekar Super Sakti tersebut. Benar saja, setelah mereka berlayar sebelas hari, disaat itu mereka telah tiba dikota Su-po-kwan, kota perdagangan yang ramai sekali dan memiliki penduduk yang padat. "Kita telah sampai !" Menjelaskan Phang Kui In waktu mereka telah tiba dipelabuhan kota tersebut. Dengan tidak sabar Yo Him telah melompat kedermaga dan berjalan dengan langkah lebar. "Tunggu dulu Himjie !" Teriak Phang Kui In yang sedang mengikat perahunya. "Nanti kau tersesat...!". Yo Him sudah tidak Sabar sekali. "Cepat sedikit paman Phang...!" Katanya dengan suara tidak sabar.795 Kwee Siang yang melihat kelakuan Yo Him jadi tersenyum, dia pun merasakan hatinya tergoncang keras sekali. Waktu itu Phang Kui In telah selesai mengikat perahunya, tetapi ketika dia ingin menghampiri Yo Him dan Kwee Siang untuk meninggalkan tempat tersebut, tiba-tiba dari arah ujung dermaga yang satunya, telah berjalan seseorang dengan langkah kaki yang lebar. Dan orang itu juga sambil menghampiri telah berteriak-berteriak dengan suara yang sangat nyaring . "Hei tunggu dulu ! Tunggu dulu !". Phang Kui In mengerutkan alisnya, karena dia melihat bahwa orang itu memiliki wajah yang kurang berkesan baik, tampaknya mata orang itu bersinar tajam dan jahat. "Ada urusan apakah, hengtai (saudara)" Tanya Phang Kui In berusaha bersikap semanis mungkin, karena dia menyadari dirinya merupakan pelancongan belaka. "Kalian memakai perahu ? Dan perahu kalian ini diikatkan didermaga ini ! Kalian harus membayar seratus tail perak !" Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Kata orang itu setelah datang dekat. Dan Phang Kui In saat itu juga telah bisa melihat jelas wajah orang itu yang berpotongan empat persegi dan matanya memandang tajam menyeramkan. Ukuran kedua matanya itu tampaknya lebih besar dari mata orang dewasa yang wajar. Kumis, dan jenggotnya yang tumbuh kaku itu menambah wajahnya semakin tidak enak dilihat, dengan lobang hidung yang dongak keatas. "Apa...apa kau biang ?" Tanya Phang Kui In tergagap, karena dia terkejut atas permintaan orang itu. Mana ada uang sewa titip perahu sebesar seratus tail perak seperti yang diminta orang itu ? Sedangkan paling tidak hanya satu atau dua cie saja ! "Aku mengatakan jika kau ingin menitipkan perahu didermaga ini. maka kalian harus menyerahkan uang sewanya796 sebesar seratus tail perak? Tidak dengar ? Seratus tail perak! Sudah dengar ? Seratus tail perak !" Mendengar perkataan orang itu tentu saja Yo Him bertiga jadi tidak menyukai orang ini. "Hemm, mungkin dia ini seorang buaya darat yang menguasai daerah ini, sehingga leluasa baginya untuk melakukan pemerasan-pemerasan terhadap orang yang lemah." Pikir Phang Kui In. Karena berpikir begitu, sikap Phang Kui In jadi tenang kembali dan lenyap dari perasaan herannya. Sengaja dia memperlihatkan senyuman sabar "Cukupkah uang sewanya sebesar seratus tail perak ?" Tanyanya. "Jika engkau mau menambahkannya, itu lebih bagus lagi, tentu perahumu akan kujagakan sebaik mungkin, agar tidak dirusak orang atau dicuri hilang oleh orang yang banyak berkeliaran ditempat ini ! Ketahuilah dipelabuhan ini banyak sekali pemeras-pemeras. Mendengar perkataan orang itu, Phang Kui In kembali tersenyum. "Lucu ! Lucu sekali !" Katanya. "Apanya yang lucu ?" Tanya orang itu tidak mengerti. "Aku membeli perahu itu hanya dengan harga seratus sepuiuh tail ! Tetapi sekarang, ingin menitipkan perahu itu, harus membayar seharga seratus tail perak ! Bukankah itu merupakan suatu kejadian yang lucu sekali...?". Mendengar perkataan Phang Kui In, muka orang berewokan itu jadi berobah merah padam, karena dia menyadarinya bahwa kata-kata Phang Kui In itu hanya ditujukan untuk menyindir dirinya. o0o^d!w^o0o797 Jilid 23 DIA telah berseru nyaring, sambil membanting kakinya yang kanan ketanah, dia telah berkata garang . "Engkau jangan sekali-kali coba mempermainkan aku...!! Cepat serahkan uang yang seratus tail itu padaku...jika engkau berlama-lama. jangan salahkan aku mengambil tindakan keras.. !" "Tetapi seperti tadi kuakatakan, aku membeli perahu itu hanya dengan harga seratus tail lebih sedikit, jika sekarang aku harus membayar seharga seratus tail kepadamu, lebih baik kubiarkan saja perahu tersebut diletakkan disitu saja, jika tidak hilang itu namanya nasib kami yang baik, tetapi jika hilang ya, bisa saja kami membeli perahu yang baru !" "Benarkah engkau tidak mau membayar , uang sewa menaruh perahu itu?" Tanya orang orang itu dengan muka yang garang. "Aku Hek Sin Ho (Rase Hitam yang Sakti) tidak akan berlaku segan-segan lagi ..." "Tidak segan-segan itu apa maksudmu?" Tanya Phang Kui In dengan suara mengejek. "Ya, tentu saja aku tidak segan-segan mengambil tindakan keras kepada kalian ...!" "Tindakan keras bagaimana?" "Tindakan kekerasan untuk membinasakan kalian!" Teriak Hek Sin Ho habis sabar, dan dia menggerakkan kedua tangannya, kepalan tangannya yang besar itu telah meluncur akan menghantam dada Phang Kui In. Tampak kepalan tangan orang itu, Hek Sin Ho, datang dengan cepat sekali, dan juga. mengeluarkan angin yang berkesiuran dahsyat sehingga semua orang yang melihat ini jadi terkejut sekali.798 Wuuttt ... Angin serangan itu telah menyambar keras tetapi waktu Phang Kui In menggeser sedikit kaki kirinya dan memiringkan tubuhnya, kepalan tangan lawannya itu tidak berhasil mengenai sasaran. Bahkan Waktu tangan Hek Sin Ho lewat disisi dadanya, secepat kilat Phang Kui In telah mengangkat tangan kanannya yang diangkat mengarah keatas, sedangkan tangan kirinya diturunkan menumbuk pergelangan tangan Hek Sin Ho. sehingga tangan Hek Sin Ho seperti juga telah dikunci dan digunting. Tidak ampun lagi tulang pergeiangan tangan hancur! Peristiwa ini baru pertama kali dialami oleh Hek Sin Ho, maka disamping kesakitan dan terkejut dia juga jadi tidak habis mengerti, mengapa orang yang dilihatnya tidak begitu tegap bisa memiliki kepandaian begitu tinggi? Phang Kui In telah berkata pada saat itu " Apakah engkau tidak mau cepat- cepat angkat kaki? Atau memang engkau menghendaki tangan yang satunya itu dihancurkan pula ?" Muka Hek Sin Ho telah berubah pucat. Dia berdiri ragu- ragu ditempatnya. "Bolehkah aku mengetahui siapa hohan (orang gagah . pendekar) sebenarnya " Tanya Hek Sin Ho kemudian dengan suara yang tidak begitu lampias, karena dia menahan perasaan sakit pada pergelangan tangannya yang telah hancur tulangnya itu. "Tidak perlu kau mengetahuinya .. tetapi yang terpenting mulai hari ini engkau harus baik-baik menjaga diri agar tidak melakukan perbuatan-perbuatan jahat atau memeras orang! Jika di lain waktu aku mendengar engkau masih melakukan pekerjaan tersebut, tentu engkau akan kubinasakan tanpa mengenal ampun. Hek Sin Ho telah mengangguk.799 "Baiklah, memang aku juga ingin memilih pekerjaan yang halal dan baik, tetapi sayangnya. aku tidak pernah dipercaya orang, sehingga terpaksa aku mengambil jalan singkat yang bisa mendatangkan uang banyak dengan cara yang mudah!" Phang Kui In tersenyum. "Jika engkau bersungguh-sungguh dan bertekad untuk merobah perbuatanmu, maka engkau tentu mudah mencari pekerjaan walaupun gajimu tentu saja tidak sebesar yang kau kehendaki, tetapi jika engkau hidup baik-baik dan sederhana tentu lebih dari cukup. Umpamanya saja engkau menjadi piauwsu (pengawal barang berharga), atau menjadi buruh dari toko-toko dan perusahaan yang memerlukan tenaga yang sangat besar ... Mendengar perkataan Phang Kui In. tampak Hek Sin Ho telah menghela napas dalam-dalam, kemudian dia telah bilang. "Baiklah, terimakasih atas nasehatmu ! Aku akan berusaha melamar Pekerjaan sebagai piauwsu !" "Bagus ! Nah ini hadiah dariku untuk bekal sebelum memperoleh pekerjaan....!" Sambil berkata begitu, Phang Kui In telah merogoh Sakunya dan mengeluarkan lima tail perak yang diberikan kepada Hek Sin Ho. Hek Sin Ho mengucapkan terima kasihnya berulang kali, kemudian dia membalikkan tubuhnya untuk berlalu setelah memberi hormat kepada Yo Him dan juga Kwee Siang. Phang Kui In menggeleng-menggeleng kepalanya sambil menghela napas. "Sesungguhnya kepandaian orang itu tidak lemah, jika dia memiliki watak yang baik tentu tidak sulit baginya untuk mencari pekerjaan yang bisa menghasilkan uang cukup banyak dan hidup dengan berkecukupan, seandainya saja dia mau bekerja dengan rajin dan tekun, dan juga mau bekerja sebagai Piauwsu atau juga centeng pengawal para pegawai. Bukankah dia akan menerima gaji yang cukup besar ?"800 Kwee Siang yang mendengar perkataan Phang Kui In dia membenarkannya. Begitulah mereka telah memasuki kota untuk mencari rumah makan. Su po Kwan merupakan kota yang sangat padat penduduknya dan sepanjang waktu ramai sekali, tidak perduli malam hari, karena pelabuhan Su-po-kwan merupakan pelabuhan yang. menampung para pedagang yang mengambil jalan air untuk mendatangi kota-kota di sekeliling Su po kwan Phang Kui In mengajak Yo Him dan Kwee Siang memasuki sebuah rumah makan yang bertingkat dua tampaknya mewah sekali. Waktu itu dia telah berkata. "Masakan rumah makan ini sangat enak dan terkenal sekali ... kita bersantap dulu, dan nanti kita bisa menanyai pelayan mengenai ayahmu itu, Himjie"' Yo Him girang bukan main dan Kwee Siang juga setuju saran yang diberikan Phang Kui In. Hati gadis ini juga berdebar. Telah bertahun-bertahun dia menyelidiki dimana adanya Yo Ko, dan selama bertahun-bertahun itu juga dia telah berusaha untuk mencari jejak Yo Ko dan Siauw Liong Lie. Dia telah mengembara dan juga sampai Siauw Lim Sie pernah didatanginya dua kali Tetapi selama itu dia tidak berhasil menemui jejak Yo Ko, Kini Phang Kui In berkati kapada dirinya bahwa Yo Ko pernah datang bahkan sering muncul dikota ini, dan tentunya sebagai seorang sakti yang memiliki kepandaian sangat tinggi disamping itu juga memiliki tangan tunggal tentu saja mudah sekali Yo Ko dikenali orang, jika dari hasil penyelidikan ini mereka bisa bertemu dengan Yo Ko, Kwee Siang bertekad tidak mau berpisah dengan Yo Ko pula. Memang waktu perpisahan yang terakhir dengannya, Yo Ko pernah berkata "tiada pesta yang tidak bubar, tiada pertemuan tanpa perpisahan .. dan memang benar apa yang801 diucapkan Yo Ko, tiada pertemuan yang tiada berpisah, karena itu Kwee Siang dari tahun ketahun sejak perpisahannya dengan Yo Ko hanya jadi merana. Kwee Siang mencintai Yo Ko tanpa disertai dengan hawa nafsu kotor, dan Yo Ko maupun Siauw Liong Lie sangat mencintainya. Perasaan cinta yang diperlihatkan dan muncul dihati Kwee Siang merupakan cinta yang tulus dan murni tanpa disertai oleh pikiran-pikiran kotor. Dia memang mencintai Yo Ko, tetapi cintanya itu bukan untuk menguasai Yo Ko, melainkan untuk berada berdekatan saja dengan pria yang dicintainya itu, dia sudah puas. Hal itu disadari juga oleh Siauw Liong Lie, maka nyonya Yo itu tidak merasa dengki atau cemburu kepada Kwee Siang. Begitu pula halnya dengan Kwee Siang sendiri, walaupun dia mengetahui bahwa Yo Ko sudah menjadi suami Siauw Liong Lie, tetapi disebabkan dia memang memiliki cinta yang tulus dan murni, maka persoalan suami isteri dari kedua orang yang dicintainya itu tidak menimbulkan perasaan cemburu sedikitpun dihatinya. Yang dikehendaki Kwee Siang adalah keinginan yang sederhana sekali, yaitu ingin berada berdekatan dengan kedua orang yang dicintainya itu. Cinta yang dilimpahkan Kwee Siang lebih mirip merupakan cinta persaudaraan....... Sekarang dengan perantara Phang Kui In, dia kemungkinan besar bisa berjumpa dengan orang yang dikasihinya itu, tentu saja hatinya jadi berdebar tidak hentinya. Didalam rumah makan itu cukup banyak tamu, Phang Kui In telah memesan beberapa macam sayur. Mereka bersantap dengan lahap sekali selesai berantap mereka telah mengelilingi kota Su Po Kwan, menyaksikan betapa kota ini luas dan besar, disamping itu bangunan-bangunan yang terdapat dikota tersebut sangat besar dan umumnya bertingkat. Banyak rumah-rumah yang tingkat bawah dibuka802 sebagai toko dan tingkat atas dipergunakan sebagai tempat tinggal. Sehingga Yo Him dan Kwee Siang tidak hentinya memuji akan kemewahan kota tersebut. Waktu itu tampak Phang Kui In telah menghampiri sebuah toko kelontong, pemiliknya seorang lelaki tua setengah baya memelihara jenggot dan kumis yang panjang. lalu mereka telah bicara bisik-bisik, dan Yo Him maupun Kwee Siang melihat pemilik toko itu telah menggeleng geleng kepala. Phang Kui In kemudian menghampiri Yo Him dan Kwee Siang yang menantikannya diseberang lainnya. "Sayang sekali akhir-akhir ini Sin Tiauw Taihiap Yo Ko tidak pernah datang kekota ini lagi, hampir dua tahun ini Sin Tiauw Taihiap tidak pernah kelihatan...! Pemilik toko kelontong itu merupakan sahabat Sin Tiauw Taihiap, karena setiap kali Sin Tiauw Taihiap datang kekota ini, tentu akan singgah atau menginap dirumah pemilik toko kelontong itu." Yo Him dan Kwee Siang tampak jadi kecewa, bahkan Yo Him telah menundukkan kepala dalam-dalam. "Jangan putus asa, Him-jie,'" Kata Phang Kui In. Kita bisa menyelidikinya lagi dibeberapa tempat...!' Yo Him mengangguk lesu, begitu juga Kwee Siang tampak mukanya muram tidak memancarkan kegembiraan. Phang Kui In menyarankan agar mereka, bermalam satu malaman dikota Su-po-kwan ini. Tengah malam, Yo Him tidak bisa tidur dengan nyenyak, dia gulak gulik dengan gelisah. Phang Kui In yang menyaksikan sikap anak ini, jadi menghela napas dalam-dalam.803 Kwee Siang sendiri dikamar, lainnya rebah gelisah tanpa bisa tidur, karena dia selalu memikirkan Yo Ko dan Siauw Liong Lie Semula dia mengharapkan dikota Su Po kwan ini mereka bisa bertemu dengan Yo Ko dan Siauw Liong Lie. tetapi kenyataannya sekarang, mereka tidak berhasil menjumpai orang-orang yang dicintainya itu. Tengah malam telah tiba, dikelarutan malam, terdengar suara kentongan dua kali. Tetapi Kwee Siang belum juga bisa tidur, dia masih diliputi kegelisahan. Walaupun dipejamkan matanya kuat,- t,etapi tetap saja dia tidak bisa tertidur nyenyak. Waktu itu Phang Kui In sedang duduk terpekur dikursi dengan tangan berada diatas meja bertopang dagu, tampaknya dia juga kecewa sekali. Semula Phang Kui In mengharapkah dapat mencari kabar berita mengenai Sin Tiauw Taihiap. Jika tidak juga berhasil, dia bisa mencarinya ketempat yang kebetulan dia pernah bertemu dengan Sin TiauwTaihiap beberapa waktu yang lalu. Tetapi sekarang setelah dia menyelidiki Sin Tiauw Taihiap telah dua tahun ini tidak pernah berkunjung kekota Su Po Kwan. Phang Kui In juga telah melihat betapa kecewanya Yo Him dan Kwee Siang. Hal ini membuat Phang Kui In jadi tidak gembira. Sedang Phang Kui In diliputi oleh kekecewaan dan duduk seperti terpekur seperti itu. tiba-tiba dia mendengar suara berisik perlahan di atas genting. Sebagai seorang pendekar yang memiliki kepandaian tinggi dan pendengaran yang tajam, Phang Kui In segera mengetahui bahwa ada orang pejalan malam yang sedang lewat diatas gentingnya.804 Tetapi Phang Kui In tidak mau usil dengan urusan itu, dia menduga mungkin ada pejalan malam yang tengah mencari seseorang dan Phang Kui in juga telah berkeyakinan bahwa dia tidak memiliki musuh dikota ini. Maka dia hanya menduga mungkin pejalan malam itu kebetulan saja lewat diatas gentingnya. Tetapi suara berkelisik itu telah diam tidak terdengar lagi. Phang Kui In jadi heran, Dia bergerak perlahan mendekati jendela kamarnya dan mendengarkannya dengan baik. Terdengar desah napas orang yang perlahan sekali. Segera Phang Kui In yang telah berpengalaman itu mengetahui bahwa orang yang menjadi pejalan malam Itu telah berada didekat jendelanya dan tengah memasang telinga. Cepat-cepat Phang Kui In menghampiri meja dengan langkah kaki yang ringan sekali, meniup api penerangan kamar, dan melompat ke dekat pembaringan, Dia telah menggoyang-goyangkan tubuh Yo Him, meminta anak itu bangun. Yo Him terkejut waktu terbangun kamar mereka gelap, dan belum lagi dia bertanya, Phang Kui In telah berbisik ditelinganya. "Hati-hati ada musuh pejalan malam yang tengah mengintai kamar kita!" Yo Him segera mengerti, dia telah mementang matanya untuk memperhatikan kegelapan dalam kamarnya. Akhirnya selang sejenak, pemuda ini telah biasa dan bisa melihat dengan samar-samar keadaan dikamar itu. Waktu itu, tampak Phang Kui In berindap indap mendekati jendela. Dia berdiri diam sejenak, tahu-tahu tangannya itu telah mendorong terbuka daun jendela dengan gerakan yang tiba-tiba sekali, berbareng dengan terbukanya daun jendela, tampak Phang Kui In telah melompat keluar sambil berseru . "Penjahat kecil tidak bernama manakah yang berani mencuri- curi lihat kamar kami ?"805 Dan tangannya telah digerakkan untuk menjaga keselamatan tubuhnya dari serangan gelap dan tiba-tiba dari lawannya. Apa yang dilakukan oleh Phang Kui In memang kuat sekali, angin yang meluncur keluar dari kedua telapak tangannya yang digerakkan itu ternyata telah berhasil melindungi tubuhnya, sehingga jika ada senjata rahasia yang menyambar datang, tentu tidak bisa mencapai sasaran ditubuhnya, sebab terbendung oleh kekuatan angin serangan yang begitu dahsyat. "Ihhh...!" Terdengar suara seruan yang sangat perlahan dari seseorang. Waktu itu Yo Him telah melompat keluar juga, dia telah berdiri disamping Phang Kui In. Mereka telah melihat seseorang yang berdiri tegak dihadapan mereka. Keduanya jadi mengeluarkan seruan tertahan waktu melihat muka orang itu, yang rusak seperti juga muka hantu. Hidungnya tidak ada, matanya yang sebelah kiri berlobang seperti mata tengkorak, dan rambutnya hanya tumbuh dibelakang kepalanya orang itu berdiri diam dengan mulutnya yang lebar dan suwing tampak barisan giginya, membuat Yo Him dan Phang Kui In tergetar sejenak hatinya. ,Siapa kau ? mengapa kau main sembunyi-sembunyi seperti itu ? tegur Phang Kui In. "Aku datang ingin menyampaikan kabar kepadamu. kepada kalian menyahuti orang bermuka buruk itu dengan suara yang tetap, tidak memperlihatkan perasaan terkejut. "memberitahukan apa ?" Tanya Phang Kui In lagi. "memberitahukan hal yang cukup luar biasa !" "Cepat katakan !" "Sabar ! Tadi siang engkau mencari berita mengenai Sin Tiauw Taihiap, bukan?" Tanya orang itu lagi.806 Muka Phang Kui In dan Yo Him jadi berobah mendengar pertanyaan orang itu. Tetapi Phang Kui In telah mengangguk membenarkan. "Ya, memang kami sedang mencari Sin Tiauw Taihiap." Menyahuti Phang Kui In akhirnya. "Untuk keperluan apa?" Tanya orang bermuka buruk itu lagi. Pnang Kui In jadi habis kesabarannya, dengan suara keras dia membentak. "Tidak perlu banyak cerewet, sekarang katakanlah apa maksudmu?" "Orang bermuka buruk itu telah tertawa dengan sikap yang mengerikan, karena wajahnya yang rusak itu terlampau buruk. Waktu itu rembulan bersinar penuh dengan hawa udara dingin sekali. Lewat cahaya rembulan itulah Phang Kui In berdua Yo Him bisa melihat jelas muka orang yang buruk dan tidak menimbulkan kesan baik. Mendengar perkataan orang bermuka buruk itu. habislah kesabaran Phang Kui ln. Dia telah berkata dengan suara yang dingin. "Jika engkau tidak mengatakan terus terang, apa maksudmu, sekarang juga aku akan menganggap bahwa engkau ini adalah pencuri yang hina dan aku akan melancarkan serangan!" Simuka buruk itu tertawa dingin "Kukira tidak mudah untuk menyerang diriku !" Serunya tegas. "Mengapa ?" Tanya Phang Kui In saking herannya mendengar perkataan orang itu. "Belum tentu kepandaianmu cukup untuk merubuhkan diriku " Dan setelah berkata begitu tampak si muka buruk telah mengawasi Yo Him.807 "Anak ini tampaknya memiliki tulang yang bagus dan berbakat untuk melatih ilmu silat.....!" Katanya kemudian dengan suara yang tawar. "Siapa namamu, nak !" "Aku .... aku ..." Jawab Yo Him ragu-ragu, dia telah melirik kepada Phang Kui In, dimana orang she Phang itu telah menggelengkan kepalanya perlahan. "Dia belum menjawab pertanyaan kita dan belum mengetahui apa maksudnya, maka tidak perlu kita memperkenalkan diri kita padanya !" Kata Phang Kui In, Dan Yo Him jadi membatalkan apa yang hendak dijawabnya dia telah berkata ."Sayang sekali kau main belakang dan tidak pernah mau menjawab pertanyaan Phang Susiok, maka kami pun keberatan untuk memperkenalkan diri!" "Kau akan menyesal dengan tindakanmu ini!" Kata orang bermuka buruk itu. "Mengapa?" Tanya Yo Him. "Karena engkau akan mati dengan penasaran .. !." Menyahuti orang itu. Tetapi Yo Him tidak bisa digertak, dia telah menjawab marah. Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Belum tentu juga engkau bisa mencelakai kami!" Orang muka buruk itu telah tertawa dingin, lalu katanya lagi. "Kaliankah yang telah merubuhkan Hek Sin Ho?" Tanyanya. "Benar!" Menyahuti Phang Kui In dengan suara yang tegas. "Dan engkaukah yang telah menghancurkan pergelangan tangan Hek Sin Ho?" Tanya orang itu lagi. "Benar!" Mengangguk Phang Kui In dengan berani sekali.808 "Hemm, sekarang jawab dulu satu pertanyaanku, apa keperluan dan kepentingan kalian mencari Sin Tiauw Taihiap Yo Ko?" "Itu urusan kami tidak ada sangkut pautnya dengan kau!" Menyahuti Phang Kui In. "Sudah tentu ada hubungannya dengan aku karena akupun tengah mencari Sin Tiauw Taihiap Yo Ko itu !" "Apa ?" Tanya Phang Kui In agak terkejut. "Apa keperluanmu mencari Sin Tiauw Taihiap ?" "Itu nanti akan kujelaskan, karena engkau sendiri belum mau menjawab pertanyaanku ada kepentingan apa kalian mencari Sin Tiauw Taihiap ?" Phang Kui In telah memutar otak, dan cepat sekali dia telah menjawabnya . " Kami sahabat-sahabat Sin Tiauw Taihiap dan ingin menyambanginya. Kami mendengar berita terakhir bahwa Sin Tiauw Taihiap sering berkunjung ke Su Kwan, maka kami telah datang kemari untuk mencari ....!" "Hemm, manusia macam kalian ini merupakan sahabat- sahabat dari Sin Tiauw Taihiap? Sungguh perkataan kosong yang terlampau berani ! Tahukah engkau, dengan mengaku aku sebagai.sahabat Sin Tiauw Taihiap, maka kalian juga akan menerima bahaya yang tidak kecil ?" Setelah berkata begitu, dengan cepat sekali tampak orang bermuka buruk itu telah mengeluarkan suara tertawa dingin sambil mengerang perlahan. Phang Kui In dan Yo Him jadi heran melihat sikap muka buruk yang terakhir itu. "Kami telah menjawab pertanyaanmu, nah sekarang giliranmu untuk menjelaskan apa perlunya engkau juga mencari-mencari Sin Tiauw Taihiap?" Kata Phang Kui In.809 "Aku hendak membinasakannya!" Menyahuti orang bermuka buruk itu dengan suara yang dingin. "Nah, kalian lihatlah!" Sambil berkata begitu, orang bermuka buruk itu menunjuk kearah mukanya sendiri. Rembulan bersinar terang benderang dan tidak tertutup awan. cahayanya yang gemilang itu menyinari muka buruk orang aneh ini sehingga dengan bentuk muka yang rusak dan buruk seperti itu, ditambah dengan sinar rembulan kepada wajahnya, membuat muka siburuk itu semakin menakutkan sekali. Yo Him sendiri sampai tidak berani memandang lama-lama, hanya sekejap saja dia memandang kemudian telah menundukkan kepalanya. "Nah, kalian telah melihatnya, bukan?" Tanya orang bermuka buruk itu kemudian sambil menyeringai menyeramkan, suaranya juga mengandung kekejaman, kemarahan dan juga kekecewaan. "Inilah hadiah dari Sin Tiauw Taihiap! Maka dari itu, setelah aku mempelajari ilmu silatku lebih mendalam selama tujuh tahun, kukira telah cukup untuk menandingi kepandainnya dan setelah berkata begitu, orang bermuka buruk tersebut telah berkata dengan suara yang perlahan tetapi menakutkan. "Bersiap-Bersiaplah menghadapi serangan." Yo Him dan Phang Kui In segera menduga, mungkin orang ini terganggu syarapnya karena dia tampaknya bicara dengan lagak yang tidak beres. Disaat itu, orang bermuka buruk itu telah berkata lagi. "Aku sudah mendidik Hek Sin Ho bersusah payah dan sebagai murid tunggalku aku mengharapkan dia kelak bisa mewarisi seluruh kepandaianku ... tetapi engkau relah merusak menghancurkan tulang pergeiangan tangannya .. maka dengan cacad seperti itu tentu saja dikemudian hari dia tidak bisa diharapkan lagi pergelangan tangan merupakan bagian810 terpenting dari anggota tubuh yang bisa dipergunakan untuk bertempur...!" Setelah berkata begitu, tahu-tahu mulut orang itu dimonyongkan, dan "Fuiii ! Fuiii !" Tahu-tahu ada beberapa butir biji buah Lay yang menyambar datang dengan cepat sekali. Jika biji buah Lay itu menyambar dengan cepat, memang tidak mengherankan, tetapi yang aneh walaupun biji itu berukuran kecil sekali seperti kwaci, tetapi dia bisa menyemburkannya mendatangkan samberan angin yang sangat kuat. Bahkan yang agak luar biasa biji buah Lay itu811 telah menyambar dua jalan darah terpenting ditubuh Phang Kui In. Tetapi Phang Kui In juga memiliki kepandaian yang tidak lemah, cepat sekali dia menggeser tubuhnya dan menyingkir dari ke dua biji buah Lay itu. Kedua biji buah Lay itu telah lewat disisi pinggangnya. Baru saja Phang Kui In hendak berkata-kata menegur orang itu, justru kedua biji buah Lay itu telah menyambar datang lagi seperti juga bisa dikendalikan, membalik menyambar kearah punggung Phang Kui In. Inilah peristiwa yang agak aneh dan luar biasa, karena biasanya jika seseorang melancarkan serangan dengan senjata rahasia atau apa saja yang ditimpukkan, jika sudah tidak mengenai sasaran tentu akan jatuh ditanah. Tetapi justru sekarang telah terjadi yang sebaliknya, karena waktu itu biji buah Lay yang tidak berhasil mengenai sasaran, telah memutar kembali menyerang punggung Phang Kui In dengan tenaga samberan yang tidak berkurang. Yang diincer oleh kedua biji buah Lay itu adalah jalan darah Ciang kie hiat dan Lu-sung-hiat. Phang Kui In karena terkejut telah mengeluarkan suara seruan tertahan dan melompat kesamping lagi. Tetapi biarpun Phang Kui In bergerak sangat cepat, disebabkan dia tidak menduga akan datangnya serangan aneh seperti itu, lengannya telah kena diterjang oleh biji buah Lay yang satunya. Waktu lengannya itu terbentur dengan biji buah Lay itu, Phang Kui In merasakan lengannya kesemutan, tetapi tidak sampai cidera. "Manusia licik !" Berseru Phang Kui In dengan suara yang mengandung kemarahan. "Engkau merupakan manusia hina- dina yang perlu memperoleh pengajaran!!"812 Dan setelah berkata begitu dengan cepat Phang Kui In mencabut goloknya. "Ha, ha, ha! Sudah kukatakan, engkau mencari mati sendiri !" Kata orang bermuka buruk itu. "Aku Thian San Hok Mo (Iblis Kodok dari Thian San) Cu Cu Ciang tidak akan berlaku kasihan lagi dan akan melancarkan serangan-serangan yang sekaligus bisa mematikanmu ! Jika aku kelak tidak berhasil membalas dendamku kepada Yo Ko, berarti dendamku telah berkurang banyak, sebab telah berhasil membinasakan kawannya orang she Yo itu...!" Setelah berkata begitu, dengan cepat dia mengelakkan diri dari samberan golok Phang Kui In, karena orang she Phang itu telah melancarkan bacokan dengan tenaga yang kuat sekali. Waktu golok itu menyambar, menimbulkan angin yang berkesiuran sangat keras sekali. Dengan mudah orang bermuka buruk itu mengelakkan diri dari samberan golok orang she Phang tersebut, kemudian dengan mengeluarkan suara teriakan yang sangat keras, dia telah berkata dengan garang . "Nah, jagalah serangan !" Sambil berkata begitu tampak. Cu Cu Ciang telah memutar kedua tangannya, tubuhnya dimiringkan kekanan, tangan kirinya mengibas kearah golok Phang Kui In yang menyambar datang, lalu dengan gerakan yang sangat cepat sekali tangan kanannya telah menerobos masuk penjagaan Phang Kui In, menghantam jitu sekali dada Phang Kui In, sampai mengeluarkan suara benturan 'bukkk !' yang sangat keras sekali, sehingga tidak ampun lagi tubuh Phang Kui In terpental dan bergulingan ditanah beberapa tombak. Yo Him yang menyaksikan ini jadi terkejut sekali, dia telah mengeluarkan teriakan perlahan, dan melompat mendekati Phang Kui In yang saat itu tengah merangkak untuk berdiri. "Paman Phang, kau tidak apa-apa...?" Tanya Yo Him kemudian.813 " Mundurlah Him-jie, biar aku menerima pelajaran lagi dan dia !" Kata Phang Kui In dengan marah. Tetapi waktu dia ingin merangkak bangun, disaat itu mukanya meringis menahan kesakitan yang sangat didadanya yang terpukul oleh Cu Cu Ciang. Cu Cu Ciang telah tertawa dengan suara yang bergelak- gelak dia berkata dengan suara yang takabur. "Nah sekarang marilah kita betempur lagi!" Tantangnya. "Aku jamin dalam dua tiga jurus engkau sudah dapat kumampuskan!!" Kembali Cu Cu Ciang telah tertawa bergelak gelak dengan suara yang nyaring sekali. Yo Him habis sabar, dia berkata kepada Pbang Kui In . "paman, kau diamlah beristirahat mengatur pernapasanmu.... biar aku menghadapi orang sombong itu !!" Dan tidak menanti persetujuan dari Phang Kui In, tampak Yo Him telah melompat dengan gerakan yang gesit sekali kehadapan Cu Cu Ciang. "Orang she Cu !" Bentak Yo Him kemudian. "Mari kau menyerang lagi, aku yang akan menerima pelajaranmu !" , Melihat yang maju itu adalah seorang pemuda yang belum dewasa Cu Cu Ciang jadi tertegun sejenak tetapi kemudian dia telah tertawa bergelak gelak. Waktu Cu Cu Ciang telah mendesis dengan suara yang sangat dingin dan kejam. "Engkaupun tidak boleh dibiarkan hidup. Baiklah sekarang terimalah serangan dariku ini!" Dan dengan bergerak yang cepat sekali dia telah menerjang kedepan sambil menggerakan sekaligus kedua tangannya melancarkan gempuran kepada Yo Him. Yo Him telah mengejek dia, melihat memang serangan orang she Cu ini sangat kuat tetapi dia tidak takut. Dengan gerakan lincah Yo Him telah melompat kesamping. Dengan latihan selama dua tahun dibawah petunjuk gurunya, yaitu Lie Bun Hiap, maka Yo Him memiliki kepandaian yang tidak814 berada disebelah bawah phang Kui In apalagi diapun juga memiliki lwekang yang sempurna, karena Kwee Siang telah membuka seluruh jalan darahnya dan lweekangnya itu merupakan tenaga dalam yang mujijat. Maka jika ingin diperbandingkan kepandaian Yo Him masih berada diatas kepandaian Phang Kui In dan Kwee Siang, dia hanya bekal pengalaman saja, Maka waktu melihat datangnya serangan Cu Cu Ciang, dia telah berkelit dengan jurus "Capung Melompati Sungai", gerakannya manis sekali, tangan kanannya juga telah meluncur dengan cepat mencengkeram punggung Cu Cu Ciang waktu kepalan tangan lawan ini meluncur lewat disampingnya. Cu Cu Ciang juga tidak menyangka bahwa lawannya yang demikian muda bisa memiliki kepandaian yang lebih tinggi dari kepandaian Phang Kui In. Maka waktu tadi dia melancarkan serangan, dia tidak mempergunakan seluruh kekuatan lwekangnya, dia hanya mempergunakan enam bagian tenaga dalamnya. "Hem, tidak seberapa kepandaianmu !" Kata Yo Him mengejek setelah mengelakkan serangan lawannya dan tangannya berhasil mencengkeram pundak lawannya dengan kuat. Cu Cu Ciang jadi kaget dan kesakitan, sampai dia mengeluarkan suara seruan yang sangat keras, tetapi sebagai seorang yang memiliki kepandaian tinggi, dia tidak menjadi gugup walaupun baju dipunggungnya berikut kulit punggungnya kena dicengkeram kuat oleh Yo Him, dia telah menggerakkan tangan kanannya tahu-tahu menotok kearah pinggang Yo Him. Itulah serangan yang sangat kuat dan berbahaya. "karena dalam keadaan terjepit seperti itu, Cu Cu Ciang telah menggunakan jurus "Pa Kong Jo Cu" Atau "Pa-Kong Merebut Mustika" Dan memang jalan darah yang ingin ditotoknya815 adalah jalan darah "Su-siang hiat" Yakni jalan darah yang terpenting sekali ditubuh manusia. Jika sampai jalan darah Su- Siang-hiat tertotok, maka korban totokan itu jangan harap bisa hidup, karena seluruh peredaran darahnya akan menjadi kacau balau dan dalam satu hari saja akan terbinasa. Waktu itu Yo Him juga menyadari bahaya yang mengancam dirinya. Dia telah mengeluarkan suara seruan yang nyaring dan menggerakan tangan kirinya untuk menghantam pundak lawannya, cekalannya dilepaskan. "Bukkk ...!" Kuat-sekali tenaga serangan itu, yang telah menyebabkan tubuh Cu Cu Ciang jadi terjerembab jatuh ketanah bergulingan. Tetapi sebagai jagoan yang memiliki kepandaian tinggi, dengan sendirinya Cu Cu Ciang bisa bangkit dengan cepat. Dengan muka yang merah padam, dan Wajah yang seperti itu, keadaan Cu Cu Ciang lebih menyeramkan lagi, diapun telah memperlihatkan sikap yang mengancam. Yo Him tidak gentar melihat sikap musuhnya ini, dia telah mengeluarkan suara mengejek. Sambil katanya kemudian dengan nada sinis "Hayo majulah menyerang lagi, mengapa diam begitu saja seperti seekor kura-kura ?" Diejek demikian tentu saja Cu Cu Ciang jadi sangat marah, dia telah menurunkan tangan kirinya dengan siku menempel pada pinggang, lalu tangan kanannya dilonjorkan dengan keras menerjang maju. Yo Him lebih cepat.lagi dengan mengeluarkan suara jeritan keras, tubuh iblis kodok dari Thian San terpental lima tombak lebih mukanya juga pucat sekali waktu dia merangkak bangun. "Mau diteruskan !" Ejek Yo Him.816 Tetapi Cu Cu Ciang tidak menyahuti, dia hanya meringis dan matanya mengawasi bengis. Dia merasakan dadanya itu sangat sakit sekali. Dengan mengeluarkan seruan menahan sakit akhirnya Cu Cu Ciang telah berhasil berdiri, tetapi untuk sejenak lamanya dia tidak bisa berdiri diam, terhuyung huyung juga ingin jatuh kembali. Melihat keadaan lawannya itu timbul perasaan kasihan dihati Yo Him. Dia tidak melancarkan serangan lagi, lalu dia berkata." Sekarang kau pergilah! Tetapi jika dilain hari aku bertemu dengan kau dan engkau masih melakukan kejahatan, hemmm, hemmm, tentu disaat itu aku tidak bisa mengampuni lagi jiwamu !" Cu Cu Ciang tidak segera menyahuti dia hanya mengawasi dengan muka meringis, karena dadanya dirasakan masih sakit sekali. Dia telah mengangkat kepalanya, kemudian dengan suara tersendat-sendat menahan sakir didadanya, Cu Cu Ciang telah berkata. "Beritahukan namamu, tentu suatu hari nanti aku akan mencarimu untuk meminta pengajaran lagi...!" Katanya sambil matanya mendelik bengis dan mukanya yang buruk itu ber tambah menyeramkan, sedangkan tangan kirinya mengusap- usap dadanya yang tadi tergempur oleh Yo Him. Cu Cu Ciang menyadari bahwa kepandaiannya masih berada dibawah kepandaian Yo Him, maka walaupun dia merasa dendam kena dirubuhkan oleh Yo Him, tetapi dia tidak berani, menyerang lagi. Dan itulah sebabnya dia menanyakan nama Yo Him, maksudnya jika kelak dia teiah melatih diri lebih giat lagi, dia ber maksud akan mencari pemuda tanggung ini untuk membalas dendam. Yo Him ragu-ragu sejenak, tetapi kemudian dia telah berkata . "Baiklah ! Aku she Yo dan bernama Him !" "She Yo ?" Tanya Cu Cu Ciang dengan muka yang berobah menjadi pucat.817 "Benar !" "Masih ada hubungan apa engkau dengan Sin Tiauw taihiap Yo Ko ?" "Beliau adalah ayahku !" Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Kau....?" "Mengapa ? Ada sesuatu yang tidak beres dan membuat engkau terkejut ?" Tanya Yo Him mengejek" "Hemm...pantas ! Pantas !" "Apanya yang pantas ?" "Pantas engkau memiliki kepandaian yang tinggi !" Kata Cu Cu Ciang kemudian. "Sekarang kau pergilah, jangan sampai aku berobah pikiran pula ! Engkau tidak perlu memiliki dendam kepadaku, karena dendam itu merupakan hasutan iblis yang akan merusak dirimu sendiri!" Cu Cu Ciang telah berdiam diri sejenak tidak menyahuti perkataan Yo Him, tampaknya dia tengah berpikir keras. "Lebih baik engkau membuka sebuah pintu perguruan dan menerima murid-murid yang kau didik baik-baik...bukankah dengan bekerja baik-baik seperti itu engkau akan menerima hasil yang baik pula ?" Cu Cu Ciang tiba-tiba telah merangkapkan sepasang tangannya, dia menjura sambil berkata kepada Yo Him. "Aku berterima kasih dan kagum padamu, Siauw-enghiong.! Walaupun usiamu masih demikian muda, tetapi ternyata engkau telah memiliki pandangan hidup yang jauh sekali! Tidak kecewa Sin Tiauw Taihiap Yo Ko memiliki anak seperti engkau...dan sekarang aku telah menyadari, akan sia-sialah jika aku menaruh dendam terus menerus kepada Sin Tiauw Taihiap Yo Ko, karena puteranya saja tidak bisa kutandingi... tentu kepandaian Sin Tiauw Taihiap sekarang ini jauh lebih818 sempurna lagi dari yang lalu...! Terima kasih Siauw Enghiong...aku akan berusaha untuk hidup baik-baik...!" Setelah berkata begitu, Cu Cu Ciang telah merangkapkan tangannya memberi hormat lagi kepada Yo Him, lalu menjura kepada Phang Kui In . "Maafkan aku tadi telah berlaku ceroboh, untung saja Siauw Enghiong ini memiliki pandangan yang luas sehingga telah mengampuni jiwaku ! Jika tidak, tadi dia tentu telah mempergunakan tenaga sepenuhnya dan aku akan terbinasa, Terima kasih untuk pengampunan jiwaku yang buruk ini, dan aku ber janji untuk hari-hari mendatang aku akan hidup baik-baik. Aku minta diri...!" Dan sebelah berkata begitu, Cu Cu Ciang telah memutar tubuhnya, dan berlalu. Phang Kui In girang sekali melihat Yo Him benar-benar telah menjadi seorang pendekar yang memiliki kepandaian melrbihi dirinya sendiri. Tadi saja Phang Kui In telah kena dirubuhkan lawannya dan tidak berdaya memberikan perlawanan kepada Cu Cu Ciang, tetapi justru Yo Him hanya dalam beberapa jurus saja telah berhasil menghajar lawan yang tangguh itu. "Bagus! Bagus! Memang luar biasa kepandaianmu, Him-te (adik Him)!" Tiba-tiba terdengar orang memuji dengan suara yang nyaring, suaranya seorang wanita. Yo Him dan Phang Kui In menoleh terkejut, mereka melihat dikejauhan berdiri seorang wanita, yang tidak lain dari Kwee Siang. "Sejak kedatangan orang she Cu itu, aku telah keluar memperhatikan gerak-geriknya, tetapi karena aku melihat Yo Him bisa menghadapinya aku membiarkan saja tanpa memperlihatkan diri." Phang Kui In telah menjura dan katanya. "Terima kasih atas perhatian nona Kwee, juga tidak percuma Yo Him menjadi anaknya Sin Tiauw Taihiap, lihat saja dalam usia819 semuda ini dia telah berhasil merubuhkan seorang lawan setangguh Cu Cu Ciang. Menurut pendengaran, Cu Cu Ciang yang bergelar Thian San Hok Mo itu sangat tinggi sekali kepandaiannya! Dan tadi memang telah terbukti, betapa aku telah dirubuhkannya dengan mudah sekali olehnya ! Maka hal itu bisa dijadikan ukuran bahwa kepandaianku masih berada dibawah kepandaian Him-jie, sebab orang yang berhasil merubuhkan aku itu telah dipukul rubuh pula oleh Yo Him hanya dalam beberapa jurus saja. Bukankah itu sangat menggembirakan sekali ? Tentu Sin Tiauw Taihiap jika mengetahui hal ini akan girang sekali...!" Mendengar disinggungnya nama Sin Tiauw Taihiap, maka Kwee Siang jadi berobah muram. "Sayang kita tidak berhasil menemui jejak Yo koko...!" Kata Kwee Siang seperti juga menggumam kepada dirinya sendiri. Phang Kui In yang melihat sikap si gadis telah menghela napas. Kelelawar Tanpa Sayap Karya Huang Ying Sepasang Pendekar Perbatasan Karya Chin Yung Rase Emas Karya Chin Yung