Ceritasilat Novel Online

Rajawali Sakti Langit Selatan 25


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long Bagian 25


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya dari Sin Long   "Tetapi jika kita sabar mencarinya, suatu saat kita akan bertemu dengan Yo Taihiap..!"   Katanya menghibur. Kwee Siang mengangguk. Baru saja mereka mau kembali kekamar masing-masing, tiba-tiba terdengar suara seseorang berkata dengan sabar.   "Kalian tengah mencari Yo Taihiap, apakah keperluan kalian?"   Suara itu ternyata adalah suara seorang wanita.   Semuanya menoleh, dan mereka melihat tidak jauh dari tempat mereka berdiri, tampak berdiri seorang wanita berwajah cantik se kali, memakai gaun berwarna hijau dengan pita yang kuning.   Usianya mungkin baru dua puluh tiga tahun.   Phang Kui In merangkapkan tangannya memberi hormat kepada wanita itu.   "Siapakah nona, bolehkah kami mengetahui nama dan gelaran nona yang harum?'"820   "Aku Kim Lian, she (marga) Thang, menyahuti gadis itu dengan suara yang tetap halus dan sabar...Tadi aku telah bertanya ada persoalan apa kalian ingin mencari Sin Tiauw Taihiap Yo Ko?"   "Kami memiliki sedikit urusan dengan Yo Taihiap!"   Menyahuti Phang Kui In.   "Oya? Memang dengan mencari seseorang tentunya memiliki urusan ! Tidak mungkin kalian tidak memiliki urusan dengan Yo Taihiap lalu kalian men cari-carinya dan setelah bertemu hanya bengong saja?"   Ditanggapi begitu, muka Phang Kui In jadi berobah merah.   "Benar apa yang dikatakan nona, kami memang memiliki sedikit urusan yang sulit dijelaskan disini, terima kasih atas perhatianmu nona Thang !"   Si gadis telah senyum lagi sikapnya sangat sabar.   "aku tahu apa maksudmu mencari Yo Taihiap"   Kata gadis itu sambil tetap tersenyum. Muka Phang Kui In bertiga jadi berobah bahkan karena heran dan ingin tahu telah bertanya "nona mengetahui maksud kami mencari Yo Taihiap ?"   "Ya "   "Coba nona katakan, jika benar aku akan membenarkan, jika salah akupun akan memberitahukan bahwa dugaan nona meleset"   Kata Phang Kui In.   "Hemm. Kalian tentunya penasaran dan tidak percaya bahwa aku mengetahui apa tujuan dan maksud kalian mencari Yo Taihiap bukan ?"   Tanya si gadis.821   "Ya katakanlah ! jika memang terkaan nona tepat, tentu kami akan kagum dan menghormati akan kelihayan nona....!"   Menyahuti Kui In.   "Kalian mencari Sin Tiauw Tayhiap karena ingin memperkenalkan engko kecil itu adalah anaknya Yo Taihiap bukan?"   Tanya si gadis Terkaan yang tepat seperti itu membuat Phang Kui In bertiga sementara waktu menjadi tertegun karenanya. Kemudian Kwee Siang telah berkata.   "Cici hebat benar terkaanmu, tepat sekali! Dari mana engkau mengetahuinya?"   Thang Kim Lian tertawa kecil, lalu katanya.   "Aku memiliki ilmu meramal"   Kwee Siang memandang setengah percaya dan setengah tidak.   Begitu juga Phang Kui In dan Yo Him Mereka menduga bahwa gadis ini telah bersembunyi cukup lama ditempat tersebut waktu mereka sedang berurusan dengan Thian San Hok Mo Cu Cu Biang sehingga dia telah mendengar semua pembicaraan Cu Cu Ciang dengan Yo Him.   "Tentunya encie Thang mencari kami memiliki urusan juga, bukan?"   Tanya Kwee Siang kemudian.   "Oh, tentu, tentu! jika aku tidak memiliki urusan aku tidak akan mencari kalian."   Menyahuti si gadis dengan suara yang nyaring, lebih tinggi dari nada sebelumnya.   "   Aku diutus oleh pemimpin kami untuk mencari kalian, mengundang agar singgah dimarkas kami."   Perkataan wanita she Thang ini membuat Phang Kui In bertiga bertambah heran.   "Pemimpinmu mengundang kami?"   Tanya Phang Kui In masih belum bisa menerkanya "Benar ....."   Gadis itu telah mengangguk cepat sekali "Aku sebagai atusan untuk mengundang kalian singgah dimarkas822 kami!"   Dan dia telah tersenyum manis lagi, wajahnya yang cantik jadi semakin gemilang dibawah cahaya rembulan dimalam hari itu.   "Apa nama perkumpulanmu nona ? Dan siapakah ketuamu itu ?"   Tanya Phang Kui In.   "Nanti jika kalian telah bertemu dengan pemimpinku, engkau baru mengetahuinya"   Sahut si gadis.   "Mana mungkin kami pergi, sedangkan orang yang mengundang kami itu tidak kami ketahui siapa adanya"   Membantah Phang Kui In.   "Tidak perlu gelisah dan ragu, kalian ikut saja denganku, dan nanti setelah bertemu dengan pemimpin kami, kalian akan mengetahuinya siapa kami...". Phang Kui In berdiri ragu-ragu dan dia telah memandang kepada Yo Him dan Kwee Siang seperti ingin meminta pendapat kedua kawannya itu. Tetapi Yo Him dan Kwee Siang juga tidak bisa memberikan tanggapan apa-apa, mereka menyerahkan segalanya kepada Phang Kui In untuk memutuskannya. Saat itu si gadis telab bertanya lagi .   "Bagaimana keputusan kalian, menerima undangan ini atau tidak ?"   Phang Kui In cepat-cepat merangkapkan tangannya, dia berkata dengan suara yang sabar .   "Maafkan nona, bukan kami tidak menghargai undangan yang diberikan ketuamu ini... tetapi sayang sekali kami tidak mengenal dan tidak mengetahui. siapa pemimpin kalian itu dan apa tujuannya...!"   Mendengar perkataan Phang Kui In, si gadis telah tersenyum lebar.   "Ya"   Kalian memang agak ragu tampaknya ! Baiklah aku memberitahukan juga, kami dari perkumpulan Tiauw pang dan pemimpin kami, Ciong Lam Cie mengundang Kalian.."823 Si gadis bicara dengan suara yang perlahan dan sekata demi sekata dengan mulut tersenyum dan wajah yang berseri tidak memperlihatkan tanda-tanda dia tengah mengundang seorang yang memiliki kepandaian, atau setidak tidaknya perasaan bermusuhan dengan pangcu Tiauw Pang.   "Tiauw Pang ?"   Tanya Phang Kui In dengan suara terkejut. Begitu juga Yo Him dan Kwee Siang jadi sangat terkejut, mereka telah mengawasi wanita she Thang itu dengan sorot mata yang tajam.   "Benar aku dari Tiauw Pang dan menerima tugas dari Pangcu kami untuk mengundang kalian.....!!"   "Hem,"   Kalau begitu engkau bukan manusia baik-baik !"   Kata Phang Kui In yang akhirnya jadi berobah tidak gembira dan tidak menghormat lagi pada gadis she Thang itu. Sampaikan kepada pangcumu itu, tidak dapat, kami terima..!"   Setelah berkata begitu Phang Kui In berhenti sejenak, kemudian dia telah berkata lagi.   "Hemm, perlakuannya beberapa saat yang lalu telah cukup membuat kami menderita, kau pergilah, jangan memancing kemarahanku !"   Thang Kim Lian tampak tenang-tenang saja, dia telah berkata dengan suara yang tawar .   "Jika kalian tidak mau menerima undangan secara baik-baik seperti sekarang ini, tentu kelak kalian akan menerima perlakuan yang tidak enak menerima undangan secara paksa. Maka sekarang aku anjurkan lebih baik kalian memilih undangan dengan cara yang baik seperti sekarang ini .. !' Muka Kwee Siang bertiga jadi berobah merah padam, karena mereka telah diliputi kemarahan. Dengan di jelaskannya bahwa Thang Kim Lian ini adalah anggota dari perkumpulan Tiauw Pang yang dipimpin oleh Ciong Lam Cie, mereka jadi teringat perlakuan yang diterima mereka oleh ketua Perkumpulan Rajawali itu beberapa waktu yang lalu824   "Kami sudah mengatakan dengan jelas bahwa kami tidak bisa menerima undangan pangcu kalian, sekarang silahkan ...!"   Waktu berkata "silahkan"   Itu, tampak Pang Kui In memperlihatkan sikap seperti sedang mempersilahkan tamu untuk berlalu. Muka Thang Kim Lan telah berobah tidak seperti tadi, lembut dan manis. Sekarang justru mukanya memperlihatkan sikap yang sungguh-sungguh dan keras.   "Hemm, baiklah! Kalian sendiri yang menolak undangan secara baik-baik ini...walaupun aku telah berusaha memberikan pengertian kepadamu, bahwa kalian lebih baik memilih jalan yang baik itu, dengan memenuhi undangan yang diajukan oleh Pangcu kami, namun....kalian kepala batu ! Baiklah ! Aku akan melihat sampai berapa tinggikah kepandaian mu bertiga sehingga kalian berani jual lagak begitu tinggi dan berani menolak undangan pangcu kami....!"   Dan setelah berkata begitu, Thang Kim Lian melepaskan angkin (pengikat pinggang) yang berwarna kuning itu, dia mengedutnya dan ikat pinggang itu seperti juga cambuk mengeluarkan suara menggeletar ditengah udara.   Itulah menunjukkan lwekang Thang Kim Lian bukan kepandaian yang sembarangan, dengan hanya memegang satu dari ujung angkin itu, dia telah bisa menyalurkan lwekangnya, maka angkin yang lemas itu bisa berobah menjadi tegang kaku seperti lempengan besi dan bisa menjadi lemas seperti juga seekor naga yang tengah melingkar lingkar.   Keadaan demikian telah membuat Phang Kui In jadi terkejut juga.   Dia menyadari bahwa kepandaian .wanita ini tidak berada disebelah bawahnya.   Mungkin juga berada diatas kepandaiannya, karena dengan sehelai ankin saja dia telah bisa mempergunakannya sebagai senjata yang sanggup diandalkannya.   "Nah, sekarang siapa yang ingin menerima pelajaran dariku ?, apakah sekaligus bertiga kalian mengeroyok diriku ?"   Itulah825 kata-kata menghina yang keterlaluan dan membangkitkan kemarahan Phang Kui In bertiga.   "Phang susiok, biar aku yang menghadapinya !"   Seru Yo Him.   Phang Kui In dan Kwee Siang yang telah mengetahui bahwa kini Yo Him memiliki kepandaian yang tinggi, maka mereka percaya dengan majunya Yo Him memang lebih baik, dibandingkan jika mereka yang maju.   Karena kepandaian Yo Him sekarang sudah berada di atas mereka, walaupun usia Yo Him itu masih muda sekali.   "Baiklah Himjie, hati-hati menghadapinya, dia seorang ahli lwekeh"   Phang Kui In telah memperingati Yo Him. Yo Him hanya mengangguk saja dan telah melangkah maju mendekati Thang Kim Lian.   "Nona Thang"   Kata Yo Him sambil merangkapkan kedua tangannya, dia telah menjura memberi hormat "silahkan nona menyerang, siauwte hanya akan menuruti saja apa yang hendak dilakukan olehmu, nona .."   "hemmm, memang engkau sebagai putera Yo Ko tidak percuma. Dan sekarang engkaupun baru saja memperoleh sebuah gelaran bukan ?"   Yo Him mengangguk perlahan, dia tidak mau berdusta.   "Ya, gelaran itu kuperoleh dari seorang sahabatku "   Sahutnya.   "Aku tidak bertanya mengenai sahabatmu itu, tetapi aku katakan sekarang engkau telah memiliki gelaran, yaitu sebagai Sin Tiauw Thian Lam (si Rajawali Sakti dari Langit Selatan), bukan ?"   Yo Him kembali mengangguk.826   "Tidak salah !"   "Dan sebagai putra dari Sin Tiauw Taihiap memang engkau sesuai sekali memakai gelaran Sin Tiauw Thian Lam ! Tetapi tahukah engkau bahwa antara pangcu kami dengan ayahmu itu terdapat ganjalan dengan hati yang tidak kecil?"   "Aku telah tahu, Ciong Lam Cie sendiri yang telah mengatakannya kepada kami.!"   "Bagus, bagus !"   Kata Thang Kim Lian. Jika memang engkau telah mengetahuinya itulah lebih baik lagi....! Tetapi disamping itu kau juga harus hati-hati, angkinku ini tidak bermata, sewaktu waktu bisa melibat batang lehermu dan engkau akan binasa..."!"   Dan setelah berkata begitu, dengan cepat si gadis mengedut angkin kuningnya itu, sehingga menggeletar di tengah udara.   Lalu dia berkata lagi "Mari kita mulai ! Engkau yang lebih muda silahkan menyerang aku tiga jurus lebih dulu, dan selama tiga jurus itu aku akan mengalah !"   Yo Him merasa terhina dengari kata-kata terakhir si gadis she Thang itu. dia telah menggelengkan kepalanya.   "Cara itu Kurang baik , .!"   Katanya. Lebih baik kita menyerang berbareng saja ."   Muka Thang Kim Lian jadi berubah tidak senang.   "Bocah, engkau terlalu sombong! Aku sengaja mengalah membiarkan engkau tiga jurus melancarkan serangan kepadaku, tetapi nyatanya engkau terlalu besar kepala! Baiklah, jika engkau tidak mau menerima kebaikan hatiku itu, biarlah terimalah seranganku ini....!"   Sambil mengakhiri perkataannya itu si gadis she Thang telah menghentakan tali ikat pinggangnya, dan disaat itulah terdengar suara memgeletar ditengah udara.   Tampak angkin itu meliuk liuk seperti seekor ular yang panjang, ujungnya akan menotok jalan darah didada Yo Him.827 Kwee Siang yang melihat ini telah keterlepasan berteriak "Adik Him, hati-hati ...!"   Yo Him mengiyakan, tetapi dia tidak bisa memecahkan perhatiannya, karena saat itu ikat pinggang Thang Kim Lian telah menyambar datang dengan cepat sekali, menjurus kearah lehernya, akan melibas lehernya pemuda tersebut.   Yo Him mana mau membiarkan lehernya dilibat oleh angkin Thang Kim Lian.   Dengan mengeluarkan suara seruan perlahan, dia melejit kesamping sambil membungkukkan tubuhnya.   Maka angkin itu telah lewat diatas kepalanya.   Mempergunakan kesempatan itu, tampak Yo Him telah menggerakan tangannya yang kiri dengan kelima jari tangan terbuka.   Itulah satu jurus dari Pek Kong Ciang (Pukulan udara kosong).   Thang Kim Lian terkejut melihat cara Yo Him menyerang.   Jurus pukulan yang dipergunakannya itu memang merupakan jurus yang biasa saja.   Tetapi dipergunakan oleh Yo Him ternyata dari jurus Pek Kong Ciang itu jadi hebat luar biasa.   Angin pukulannya itu menderu-deru seperti runtuhnya gunung, karena Yo Him mempergunakan jurus itu sambil disertai oleh tenaga lweekang Kui Im Cin Kang dan juga menggabungkannya dengan ilmu pukulan yang diajarkan oleh Lie Bun Hap.   "Ihhh.....!"   Thang Kim Lian telah mengeluarkan suara seruan tertahan, dia menjejakkan kaki, tubuhnya telah melompat dengan gesit ketika tubuhnya masih berada ditengah udara dia telah menggerakkan angkinnya yang segera menyambar kepergelangan tangan kanan Yo Him.   Tentu saja hal itu membuat Yo Him jadi terkejut sekali, tubuhnya sedang membungkuk kedepan dan sekarang828 lawannya dari tengah udara melancarkan serangan yang mendadak dengan angkinnya yang meluncur bagaikan ular kepergelangan tangan Yo Him.   Phang Kui In dan Kwee Siang telah memandang jalannya pertempuran itu dengan mata yang terbuka lebar-lebar, karena mereka menguatirkan sekali keselamatan Yo Him Waktu ujung angkin menyamber dekat sekali dengan pergelangan tangan, Yo Him menarik pulang tangan, dia telah mengeluarkan suara seruan yang sangat kuat sekali .   "Rubuh!"   Dan sambil berteriak begitu dia telah melancarkan gempuran dengan kedua telapak tangannya "Suttttt !"   Angin serangan itu terdengar tajam sekali.   Thang Kim Lian tidak berani.   menangkis dengan kekerasan, maka dia telah ber jumpalitan sambil menarik pulang angkinnya.   Gerakan Thang Kim Lian memang cepat, tetapi Yo Him bergerak lebih cepat sekali, tahu-tahu telapak tangan Yo Him telah menghantam punggung kanan dari Thang Kim Lian waktu gadis itu baru saja menginjak tanah.   "Bukkk ....!"   Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Terdengar suara hajaran yang tepat itu, dan Thang Kim Lian telah ter huyung-huyung, kemudian tubuhnya rubuh ditanah, waktu gadis ini merangkak bangun, dia telah memuntahkan darah segar sebanyak tiga kali.   Muka Thang Kim Lian tampak pucat pias, dia telah berkata dengan suara yang tidak lancar .   "Terima kasih..atas petunjuk kalian..terima kasih......"   Dan dia telah memutar tubuhnya, dengan ginkangnya dia berlari pergi meninggalkan tempat itu.   "Hem, Ciong Lam Cie rupanya melakukan pengejaran terus menerus kepada kita.....!"   Kata Phang Kui In sambil menarik napas dalam-dalam, karena dimana saja mereka tiba, tentu akan diganggu oleh orang-orang pangcu Tiauw Pang itu.   "Mulai sekarang, kita harus lebih hati-hati.......!"   Kata Kwee Siang.829   "Karena kemungkinan besar pangcu dari Tiauw Pang itu telah menyebar orang-orangnya untuk mengikuti jejak kita !"   Phang Kui In mengangguk "Jika dilain waktu kita bertemu dengan anggota Tiauw Pang, kita tidak perlu main kasihan-kasihan lagi. kita binasakan, saja untuk menggertak Pangcu Tiauw Pang. agar dia menghentikan pengejarannya kepada kita..."   Yo Him setuju, tetapi Kwee Siang tidak.   "Yang melakukan kesalahan adalah pangcunya, bukan anak buahnya. Anak buahnya hanya menuruti perintah dari pangcunya maka mereka tak bersalah! Jika memang kita memiliki kesempatan, biarlah kita cari pangcu Tiauw-pang itu untuk mengadakan perhitungan dengannya, Sekarang yang terpenting kita harus mencari Yo Taihiap... Phang Kui In membenarkan pendapat si gadis, begitu juga Yo Him "Benar cici Siang, memang itu cara yang cukup bijaksana.!"   Kata Yo Him, Begitulah! mereka kemudian kembali kekamar masing- masing 000odw^kzo000 KEESOKAN paginya Phang Kui In telah meninggalkan rumah penginapannya seorang diri, sedangkan Yo Him bercakap-cakap asyik sekali berdua dengan Kwee Siang.   Karena Yo Him merasakan bahwa hati Kwee Siang lembut dan memiliki kasih sayang sebagai seorang kakak, sehingga dia menyenangi si gadis itu.   Sedangkan Kwee Siang sendiri karena mengetahui Yo Him adalah putera dari pria yang dikagumi dan dipujanya, yaitu Sin Tiauw Taihiap, maka dia memperlakukan Yo Him dengan830 lemah lembut dan sabar, seperti sikap seorang kakak terhadap adiknya.   Phang Kui In telah mengelilingi kota itu, bertanya-tanya kepada orang-orang, apakah mereka itu melihat Sin Tiauw Taihiap Yo Ko beberapa saat yang lalu.   Sedangkan ciri-ciri dari orang yang dicarinya itu disebutkan, yaitu buntung tangan kanannya.   Tetapi umumnya orang-orang itu menyatakan telah dua tahun lebih mereka tidak pernah melihat Sin Tiauw Taihiap singgah dikota ini.   Dulu memang mereka suka bertemu karena sering kali Sin Tiauw Taihiap berkunjung kekota Su-po Kwan ini.   Setelah bertanya-tanya lebih dari seratus orang, Phang Kui In jadi lemas dan putus asa, dia segera menyadari untuk mencari Sin Tiauw Taihiap sangat sulit sekali.   Menjelang sore hari Phang Kui ln baru kembali kerumah penginapan, dia melihat Yo Him dan Kwee Siang tengah gelisah menantikan dia kembali, untuk makan malam.   "Maafkan aku pulang terlambat...!"   Kata Phang Kui In sambil duduk dikursi yang satunya.   "Berhasilkah usahamu itu, paman Phang?"   Tanya Yo Him dengan hati yang berdebar.   "Ya, berhasilkah usahamu. Lo-enghiong ?"   Tanya Kwee Siang juga. Phang Kui In menggelengkan kepalanya dengan lesu, dia telah berkata .   "Tidak...telah dua tahun lebih penduduk kota ini tidak pernah melihat lagi datangnya Sin Tiauw Taihiap ! Mungkin juga Sin Tiauw Taihiap tengah menyelesaikan suatu urusan yang besar sehingga tidak pernah berkunjung ke Su- po-kwan selama dua tahun terakhir ini."   Yo Him dan Kwee Siang jadi murung, mereka kecewa sekali.831   "Tetapi nanti kita akan menyelidikinya terus, melalui mulut orang-orang rimba persilatan tentu kita bisa mencari keterangan yang lebih jelas....!"   Kata Phang Kui In menghibur Yo Him dan Kwee Siang.   Setelah bercakap-cakap sebentar lagi.   Phang Kui In memesan santapan untuk mereka.   Dan waktu malam belum begitu larut, mereka telah masuk kekamar masing-masing dan tidur dengan nyenyak.   Keesokan paginya mereka bertiga telah berlayar kembali meninggalkan kota Su-po kwan.   Dua hari mereka berlayar tanpa menemui daratan dan mereka mengarahkan kapalnya kearah selatan.   Waktu itu angin berhembus perlahan sekali dan ombak- ombak kecil bagaikan kemilaunya permata, beriak gelombang kecil-kecil, Indah sekali suasana laut disaat itu, karena air laut yang begitu luas dan sejauh mata memandang antara kaki langit dengan laut bertemu, hanya warna biru belaka yang bening dan menyegarkan pandangan mata.   Dalam keadaan seperti ini, Yo Him telah duduk melamun memandangi keluasan laut itu Pikiran pemuda ini melayang-melayang memikirkan ayahnya, dia juga membayang bayangkan ayahnya, menduga duga entah bagaimana rupa wajah dan keadaannya.   Disaat Yo Him tengah duduk melamun seorang diri seperti itu, Kwee Siang telah menghampiri dan duduk disebelah Yo Him mengawasi laut yang luas itu.   "Adik Him .... apa yang sedang kau pikirkan ?"   Tanya Kwee Siang. Yo Him menghela napas.   "Aku sedang memikirkan ayahku....!"   Kata Yo Him kemudian.832   "Akupun selalu ingin cepat-cepat bertemu dengan ayahmu itu tetapi keadaan rupanya tidak memungkinkan ... !"   Kata Kwee Siang dengan suara yang dalam, mengandung kesedihan juga ."   Entah Yo Koko berada dimana ....dan bagaimana keadaan encie Siauw Liong Lie.... sampai demikian lama, beberapa tahun kulewati dengan perasaan yang selalu kesepian, karena selalu pula aku gagal mencari mereka.......!"   Setelah berkata begitu! tampak Kwee Siang telah menghela napas lagi.   Keduanya jadi berdiam diri, mereka hanya mengawasi air yang beriak gelombang perlahan karena sentuhan perahu yang meluncur dengan perlahan juga.   Phang Kui In yang memegang kemudi telah berteriak kepada Yo Him dengan suara yang nyaring .   "Him-jie, engkau tidak perlu memikirkan segala itu, dan engkau juga tidak perlu terlalu memusingkan hal-hal yang belum tentu itu, yang terpenting kita harus berusaha mencari ayah kau itu !"   Yo Him mengiyakan.   Tetapi anak ini masih juga duduk termenung.   Kwee Siang sendiri telah beberapa kali menarik napas karena merasa sedih dan jengkel, Angin laut sepoi-sepoi basah itu karena mendekati sore hari, telah membuat mereka semakin tenggelam dalam kekalutan pikiran, 000odw^kzo000 MEREKA berlajar enam hari tanpa berjumpa daratan untung saja mereka membawa bekal cukup banyak, sehingga bisa dipergunakan sampai dua bulan.   Kapal meluncur terus dengan pesat.   Phang Kui In bermaksud untuk menuju kelautan Tang Hay.   Dari tempat itu833 tentu mereka mudah mendatangi kota-kota seperti Bu-cie- kwan, Liong-cu-kwan atau kota-kota lain-lainnya yang ber dekatan dengan tempat tersebut karena Phang Kui In bermaksud untuk menyerap-nyerapi kabar mengenai keadaan Sin Tiauw Taihiap dikota-kota itu.   Lautan hari itu tenang tanpa gelombang dan badai, udara cerah sekali.   Yo Him duduk digeladak, mengawasi air laut yang diterjang kapal, tetapi belum juga berhasil menemui jejak ayahnya.   Sehingga perasaan rindu dihati Yo Him jadi semakin kuat saja.   Tetapi apa daya, Justru orang yang dirindukannya itu tidak diketahui berada dimana.   Sedang Yo Him termenung begitu, tiba-tiba dia melihat dua buah kapal tengah meluncur mendatangi, semakin lama semakin besar.   "Paman Phang.....ada dua kapal yang sedang mengejar kita ...mungkin orang-orangnya Tiauw pang"   Kata Yo Him dengan suara nyaring. Kwee Siang cepat-cepat menghampiri Yo Him dan dia memang melihat ada dua kapal yang tengah mendatangi. Phang Kui In mengerutkan alisnya, dia berkata perlahan .   "Bukan ! Bukan kapal orang-orang Tiauw pang ... mereka ... kalau tidak salah merupakan orang asing, lihatlah bentuk kapal mereka itu yang agak luar biasa, berukiran singa ... mereka kalau bukan dari India tentunya orang Persia ....!"   Mendengar keterangan Phang Kui In. Yo Him dan Kwee Siang jadi heran.   "Orang India ? Orang Persia ?"   Tanya mereka hampir berbareng.834   "Ya, tidak salah lagi, mereka tentu rombongan orang-orang Persia ... memang akhir-akhir ini banyak orang Persia yang datang kedaratan Tionggoan untuk berdagang ... !"   Diwaktu mereka tengah bercakap-cakap begitu kedua kapal asing yang bentuknya sangat aneh, dengan dikepala kapal itu terukir kepala singa yang besar, telah mendatangi lebih dekat.   Dan akhirnya kapal mereka saling berjajar, kapal Phang Kui In diapit oleh kedua kapal asing itu, ditengah-ditengah.   Dari samping geladak kapal yang sebelah kiri, telah muncul dua orang pendeta yang memakai jubah merah.   Itulah Hweeshio atau Lhama dari Tibet.   Kepala mereka gundul dan tubuh mereka tegap besar sekali, mengenakan pakaian yang berwarna merah sehingga tampaknya kontras sekali.   "Kami mohon bertanya!"   Kata seorang diantara kedua pendeta itu.   "Apakah lautan yang sedang kami layari ini adalah lautan Tang Hay"   Yo Him kagum sekali, walaupun kedua pendeta Lhama itu merupakan orang asing, tetapi mereka dapat berkata-kata dalam bahasa Han yang baik dan halus.   Itulah suatu kelebihan dari orang-orang asing ini.   Phang Kui In merangkapkan sepasang tangannya menjura sambil menyahuti "Benar tidak salah lautan disekitar ini adalah lautan Tang Hai..."   "Dan, kami mohon bertanya lagi apakah kalian mengetahui dimana pusat dari Agama Beng Kauw ?"   "Kami kurang begitu mengetahuinya, maafkanlah Taisu !"   Menyahuti Phang Kui In. Hweeshio itu tidak menjadi marah atau mendongkol, dia telah mengangguk.   "Baiklah...terima kasih atas keterangan kalian itu !"   Katanya.835   "Tunggu dulu Taisu, tampaknya Taisu datang dari Tibet bukan ?"   Tanya Phang Kui In ingin mengetahui.   "Bukan !"   Menyahut si pendeta itu.   "Bukan ? Lalu Taisu dari mana ?"   "Kami memang Budha-budha hidup dari Tibet, tetapi sudah sepuluh tahun kami bekerja untuk Persia......!"   Menyahuti pendeta itu.   "Ohh........!"   "Dan sekarang kami tengah melaksanakan tugas yang diberikan raja kami Persia, untuk menangkap seseorang.......!"   "Menangkap seseorang ?"   Phang Kui In menjadi terkejut. Pendeta itu mengangguk.   "Benar ! Kami tengah membawa tugas yang berat sekali, yaitu harus menangkap tokoh persilatan didaratan Tionggoan........yaitu. Yo ....." o0o^d!w^o0o   Jilid 24   "SUTEE.. jangan kau banyak bicara!"   Tiba-tiba lhama yang seorangnya lagi telah membentak Dan rupanya sang sutee, adik seperguruan itu, menyadari dengan cepat kecerobohannya itu.   "Maafkan kami harus berangkat lagi.....terima kasih atas keterangan kalian..!"   Kata sang sutee itu sambil ingin memutar tubuhnya.   Tetapi Phang Kui In telah terkejut sekali waktu mendengar orang yang ingin ditangkap lhama merah itu seorang tokoh836 persilatan dan memiliki she Yo, maka dia jadi tegang sendirinya.   Melihat orang itu ingin membalikkan tubuh, Phang Kui In cepat-cepat berteriak memanggilnya .   "Taisu, apakah boleh aku bertanya sedikit ?"   Lhama itu batal membalikkan tubuhnya, sambil tersenyum dia lalu berkala .   "Omitohud ! Tanyakanlah ! Jika memang aku mengetahui, tentu aku akan memberitahukannya...!". Phang Kui In jadi ragu-ragu sejenak, tetapi kemudian dia telah berkata lagi .   "Tadi Taisu mengatakan orang yang Taisu cari itu she Yo .... apakah yang dimaksudkan oleh Taysu adalah Sin Tiauw Tiahiap Yo Ko ?"   "Tepat !"   Berseru pendeta itu .   "Sutee .... !"   Tiba-tiba sikakak seperguruannya, yaitu hweshio lhama yang seorangnya lagi, telah membentaknya dan sang Sute jadi tersadar dengan cepat, dia telah menahan kata-kata lainnya yang baru saja ingin diucapkannya .   "Maafkan aku harus meninggalkan kalian .... !"   Kata pendeta itu kemudian sambil membalikan tubuhnya.   Sedangkan sang suheng, kakak seperguruan itu, telah melirik sedikit kepada Phang Kui In, Yo Him dan Kwee Siang bergantian, lalu tanpa memperlihatkan muka manis, dia telah memutar tubuhnya dan lenyap dibalik ruangan kapal itu.   Phang Kui In masih berdiri tegak ditempatnya, tampaknya dia tegang sekali.   Yo Him telah menarik ujung bajunya.   "Paman Phang ."   Panggilnya.   "Apakah mereka sedang mancari ayah untuk menangkapnya ? Apa kesalahan ayahku itu ?"   "Aku sendiri belum mengetahui apa sebabnya...memang didalam rimba persilatan terdapat banyak sekali peristiwa-837 peristiwa yang membingungkan. Maka kita harus mengikuti mereka, yang pasti mereka itu memusuhi ayahmu, yaitu Sin Tiauw Taihiap Yo Ko...!"   Yo Him jadi gelisah.   "Kita harus mengikuti mereka, Phang Susiok !! "   Katanya kemudian.   "Ya, kita ikuti saja mereka, kita lihat saja nanti apa yang hendak mereka lakukan dengan menangkap ayahmu itu ! Tetapi terus terang saja kusampaikan sekarang kepadamu, bahwa kepandaian kedua lhama tadi, mungkin di dalam kapal itu masih banyak lhama lainnya, adalah manusia-manusia yang memiliki kepandaian sangat tinggi sekali...karena dari Persia mereka berani datang ke daratan Tionggoan untuk mencari ayahmu berarti mereka memiliki kepandaian yang tinggi sekali...! Waktu aku mengantarkan engkau dan akhirnya kita bentrok dengan pihak Tiauw-pang yang mengakibatkan kita terdampar dipulaunya Lie Bun Hap, sesungguhnya Sin Tiauw Taihiap tengah sibuk untuk mencari musuhnya yang telah mencelakai ibumu, yaitu Siauw Liong Lie...!"   "ibuku dicelakai orang ? Siapa orang itu paman Phang ?"   Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Tanya Yo Him dengan kaget.   "Orang yang menjadi biang keladinya adalah Tiat To Hoat ong maka Sin Tiauw Taihiap bermaksud menangkap Tiat To Hoat Ong untuk membalas sakit hatinya itu.... !"   Tiba-tiba Yo Him jadi menangis keras sekali dia jadi berduka bukan main. Kwee Siang jadi sibuk membujuknya. Setelah puas menangis, Yo Hirn mengangkat kepalanya, dia telah memandang kepada Phang Kui In dengan mata yang merah basah.838   "Paman Phang, katakanlah terus terang ibuku dicelakai Tiat To Hoat-ong itu, lalu apakah dia hanya dilukai atau memang telah terbinasa.....!"   "Inilah yang sulit untuk dikata juga, karena ibumu waktu bertempur dengan Tiat To Hoat Ong, disaat itu kau baru dilahirkan berusia diantara lima puluh hari..... dan ibumu dikeroyok oleh Tiat To Hoat Ong bersama kawan-kawannya, sehingga ibumu terdesak, akhirnya ketika tiba di tepi jurang, karena sudah tidak ada jalan lain, terpaksa ibumu melompat masuk kejurang dipegunungan Kun Lun San .... karena ibumu tidak mau terjatuh ditangan musuh, yang tentu akan menyiksanya !"   Mendengar cerita Phang Kui In, kembali Yo Him jadi menangis sedih. Setelah tangisnya mereda, dia bertanya lagi .   "Lalu ayah tidak mengambil tindakan apa-apa ?"   "Waktu itu ibumu diculik terpisah dari ayah mu sehingga ayahmu sulit sekali mencari jejak penculik ibumu. Maka dari itu, sampai sekarang ini mungkin ayahmu masih sibuk men cari-cari Tiat To Hoat ong."   "Dan pendeta lhama merah itu juga musuh ayah ?"   Tanya Yo Him lagi.   "Dilihat dari cara dan sikap mereka waktu menyebut nama ayahmu, kemungkinan besar mereka itu lawan-lawan ayahmu juga ....   "   "Kalau begitu kita ikuti saja mereka ....!"   Kala Yo Him.   "Memang, akupun bermaksud untuk mengikuti mereka siapa tahu lebih mengetahui dimana beradanya ayahmu !"   Menyahuti Phang Kui In.   "Akupun berpikir begitu,"   Kata Kwee Siang menyetujui juga untuk mengikuti rombongan lhama merah itu. Kapal kedua lhama merah itu berlayar dengan cepat.839 Sedangkan Phang Kui In mengikuti dari kejauhan saja. Setelah berlayar dua hari lagi, tampaklah dihadapan mereka daratan.   "Itulah pelabuhan kota Kong-nam, kemungkinan besar rombongan lhama merah itu akan berlabuh disitu ......!"   Menjelaskan Phang Kui in.   Dan terkaan Phang Kui In memang tidak meleset.....   kedua kapal rombongan lhama merah yang mengaku bekerja pada raja Persia itu telah berlabuh.   Phang Kui In juga telah melabuhkan kapaklnya, setelah itu mereka bertiga turun dari kapal.   Rombongan lhama merah itu ternyata ber jumlah sangat banyak sekali, karena yang turun kedarat saja meliputi jumlah sampai empat puluh orang, suara mereka berisik sekali karena semuanya mengenakan jubah warna merah, dengan sendirinya menarik banyak per hatian penduduk kota itu.   Sedangkan yang tinggal dikapal masih berjumlah sangat banyak, berdiri dipinggir kapal mereka sambil melambai- melambaikan tangan.   Jumlah mereka keseluruhannya mungkin meliputi seratus orang lebih.   Dirombongan lhama merah yang turun kedarat itu, tampak seorang lhama berpakaian jubah putih.   Dengan mengenakan jubah putih maka dia lebih menarik perhatian dari ketiga puluh sembilan lhama lainnya.   Rupanya lhama berjubah putih itu adalah seorang lhama yang menjadi pemimpin mereka.   Dan apa yang diduga oleh Phang Kui In benar adanya, ketiga puluh sembilan orang lhama merah telah berbaris dan lhama berbaju putih itu telah berkata "kita membagi diri masing-masing dua orang.   Kita menyebar keseluruh kota ini, dan jika ada salah seorang diantara kita melihat si buntung she Yo itu dia harus memberikan isyarat dengan panah api !"840 Ketiga puluh sembilan lhama itu telah mengiyakan dan memencar membagi diri.   Mereka ber dua-dua memisahkan diri, menyabar keseluruh kota itu.   Lhama putih yang menjadi pemimpin mereka telah melakukan penyelidikan bersama seorang Lhama merah lainnya.   Phang Kui In mengajak Yo Him dan Kwee Siang untuk mengikuti Lhama berjubah putih itu, karena sebagai pemimpin dari Lhama merah itu, tentu dia akan lebih banyak mengetahui segala hal.   Dan laporan anak buahnya itu tentu akan jatuh pada dirinya, Sedangkan Lhama berjubah putih itu dan seorang Lhama merah, tidak menyadari bahwa mereka tengah dikuntit karena Phang Kui In mengikutinya dengan hati-hati dan jarak terpisah cukup jauh.   Lhama merah yang berjalan dengan Lhama putih itu.   adalah Lhama yang diatas kapal ditengah laut Waktu bertemu dengan Phang Kui in.   dipanggil sebagai suheng, Dia merupakan seorang Lhama merah yang pendiam dan selama jalan dengan pemimpinnya itu.   dia tidak banyak bicara.   Ketika mereka tiba dimuka sebuah rumah makan, kedua Lhama itu telah memasuki rumah makan itu.   Mereka memesan teh dan sayur-sayur tidak berjiwa.   Kemudian mereka bersantap dengan lahap.   Selesai makan si lhama jubah putih telah memanggil pelayan rumah makan itu, dia telah memberikan uang seberat lima tail perak.   kemudian dia bertanya.   "   Apakah engkau pernah melihat seorang lelaki berusia diantara tiga puluh tahun lebih dengan lengan kanannya yang buntung ?"   Pelayan itu seperti ber pikir-pikir, sedangkan sesungguhnya hati pelayan itu tengah kegirangan karena telah memperoleh hadiah yang demikian besar, belum pernah dia mengalami menerima hadiah dari tamu sebesar itu.841   "Cepat katakan, kau pernah melihat atau tidak ?"   Tanya lhama jubah putih itu tidak sabar. Si pelayan telah tersenyum menyeringai.   "Begini Taisu, orang yang lengan kanannya buntung memang banyak sekali, hampir setiap hari kami menerima kunjungan dari orang-orang seperti itu dan aku mana mengetahui orang buntung yang mana telah dicari oleh Taisuhu ?"   Tampak pendeta jubah putih itu telah menggeleng- gelengkan kepalanya perlahan rupanya dia mendongkol berurusan dengan pelayan ini yang tampaknya agak licik.   "Yang kami cari itu adalah Sin Tiauw Taihiap Yo Ko !"   Kata si lhama jubah merah dengan jengkel.   "Sin Tiauw Taihiap Yo Ko ? Ah, baru saja kurang lebih satu jam yang lalu dia meninggalkan rumah makan kami ini, tadi dia bersantap disini !!"   Kata si pelayan rumah makan itu dengan gembira. Kedua pendeta itu melompat berdiri, mereka tampaknya tidak berselera untuk makan lagi.   "Cepat katakan, kearah mana perginya si buntung itu?"   Tanya si lhama putih.   "Tadi Sin Tiauw Taihiap Yo Ko mengambil jalan yang menuju kebarat.. !"   Menjelaskan si pelayan. Pendeta Lhama putih itu cepat-cepat memutar tubuhnya untuk berlalu. Tetapi pendeta lhama merah telah menahannya.   "Tunggu dulu...!"   Kata lhama merah itu.   "Kita belum menanyakan kepadanya mengapa dia bisa mengetahui bahwa itu adalah Sin Tiauw Taihiap Yo Ko. bukankah keadaan demikian sangat aneh sekali ?"   Lhama jubah putih itu rupanya baru tersadar, dia cepat- cepat menahan langkah kakinya, dia menoleh kepada pelayan842 itu, katanya dengan muka yang bengis .   "Engkau jangan berdusta, benar atau tidak engkau bertemu dengan Sin Tiauw Taihiap. Mengapa engkau mengetahui orang itu Sin Tiauw Taihiap...?"   Pelayan itu jadi ketakutan melihat sikap si pendeta dia sampai mundur kebelakang, kemudian dengan suara terbata- bata dia telah berkata gugup "Aku...aku memang mengetahui dia adalah Sin Tiauw Taihiap. yang tangan kanannya telah buntung itu...!"   Mendengar jawaban pelayan itu, tentu saja kedua lhama tersebut jadi tambah curiga. Dia telah berkata lagi dengan sikap yang lebih bengis .   "Engkau jangan berbohong kepada kami, jika memang tidak kenal engkau bilang tidak kenal, jika tidak engkau harus berlaku jujur mengatakan tidak ! Nah. cobalah bagaimana roman muka dan tubuh Sin Tiauw Taihiap.."   "Sin Tiauw Taihiap ?"   Tanya si pelayan tampaknya semakin gugup.   "Tangan kanannya buntung, tubuhnya pendek gemuk dan gesit, hidungnya besar ... matanya bersinar tajam dan ...dan...dan..."   "Plaakkk! Plookkk !"' dua kali muka pelayan yang tampaknya sedang berpikir itu di tempeleng oleh si lhama putih.   "Ngaco belo kau !! "   Bentak si lhama putih.   "Sekali lagi jika dilain waktu engkau membohongi kami seperti sakarang, kepalamu akan kami pukul pecah !"   Pelayan itu teraduh-aduh, akhirnya dia mengatakan sambil meringis kesakitan..."Aku .aku memang tidak tahu siapa itu Sin Tiauw Tai-hiap adanya, hanya tadi Taisuhu menyebutkannya Sin Tiauw Taihiap Yo Ko maka aku bermaksud untuk membuat engkau bergembira, Taisuhu..!"   "Kurang ajar kau !"   Kata pendeta itu dengan suara mendongkol.843 Kedua pendeta itu tidak jadi meninggalkan rumah makan dan melanjutkan makan mereka.   Phang Kui In, Yo Him dan Kwee Siang yang mengintai serta menyaksikan semua kejadian itu jadi tersenyum geli sendirinya.   Setelah kenyang bersantap, kedua pendeta itu telah meninggalkan rumah makan dan menyusuri jalan demi jalan, dia menanyakan kepada orang-orang yang kebetulan berpapasan dengan mereka mengenai Sin Tiauw Taihiap Yo Ko.   Tetapi semua yang ditanyakannya itu tidak seorangpun tahu siapa itu Sin Tiauw Ta-hiap.   "Aneh sekali !"   Menggumam lhama putih itu.   "Kita terakhir kali sebulan yang lalu menerima berita dari mata-mata kita bahwa Sin Tiauw Taihiap Yo Ko berada dikota ini! Tetapi sekarang tidak seorangpun yang mengetahui akan diri pendekar Rajawali Sakti itu."   "Kita cari saja perlahan-lahan. tentu akan dapat kita temui jejaknya terlebih lagi kita datang dalam jumlah yarg banyak, seratus dua puluh jago, mana bisa dia meloloskan diri dari kita lagi....?"   Nada suara dari lhama merah itu angkuh sekali. Sedangkan si Lhama pulih itu telah men dengus dingin, katanya.   "Hemm"   Kalau bisa ditemukan jejaknya kalau tidak? Kita yang celaka! Bukankah kita telah dipesan berulang kali oleh baginda raja, agar berusaha menangkapnya hidup-hidup dan membawanya ke Persia.. !"   "Benar ! Tetapi sesungguhnya di Persia tidak kurang tenaga yang memiliki kepandaian tinggi seperti dia, mengapa baginda Raja justru menghendaki dia juga yang memimpin dan membimbing Bengkauw ?"   "Aku sendiri tidak mengetahui apa sebabnya !"   Menyahuti Lhama jubah putih itu.844   "Sebetulnya kepandaian Sin Tiauw Taihiap belum tentu bisa menindih kepandaian kita"   Kata lhama merah itu. Tampaknya penasaran sekali.   "Namun kita harus melaksanakan perintah Baginda Raja sebaik mungkin .. !"   Kata lhama jubah putih itu.   "Ya, memang benar apa yang kau katakan itu, tetapi didalam persoalan ini kita harus menguji dulu kepandaian dari si tangan buntung itu !"   Rupanya lhama merah itu masih penasaran sekali. Lhama putih itu telah mengangguk saja, tanpa memberikan komentar lagi. Phang Kui In bertiga yang mendengar pembicaraan itu jadi terkejut.   "Jadi orang-orang dari Persia ini ingin menangkap Yo Ko untuk di serahi menjadi pemimpin dari golongan Bengkauw. Hal ini agak luar biasa karena lhama itu datang dalam jumlah yang sangat banyak sekali maka Yo Him bertiga berkuatir kalau-kalau nanti ayahnya itu dianiaya dan diperlakukan tidak baik oleh lhama ini. Waktu itulah tampak si lhama putih telah mengangkat kepalanya sambil berseru "Lihat ! Itu tanda dari kawan kita, panah api bersuara....!"   Lhama merah itu juga telah menoleh dan memandang kearah yang ditunjuk oleh lhama putih itu.   Diapun telah melihat panah api yang bersuara itu.   Dalam keadaan demikian, mereka sudah tidak berpikir apa- apa lagi, karena dengan adanya tanda panah api itu tentu kawan-kawan mereka yang melepaskan tanda rahasia itu berhasil menemui jejak Yo Ko.   Cepat seperti terbang kedua pendeta itu telah berlari-lari kearah barat, dari mana panah api terlihat.   Setelah berlari845 sesaat lamanya mereka telah tiba di sebuah tanah lapang yang luas, yang hanya ditumbuhi rumput-rumput hijau.   Ditengah tanah lapang itu tampak dua orang Lhama merah sedang berdiri tegak mengawasi kearah segundukan tanah kuburan yang belum lagi kering masih merah.   Lhama putih dan kawatnya dengan cepat menghampiri.   "Mana dia si buntung itu?"   Tanya lhama pulih dengan mata yang memandang kesekelilingnya. Kedua lhama merah itu telah berkata sambil menunjuk kekuburan itu.   "Dia berada didalam kuburan itu. Tadi kami secara kebetulan melihatnya disebuah jalan dalam kota. kami mengikutinya. Dan dia menuju kemari lalu memegang batu nisan itu (bongpai) permukaan kuburan itu terbuka dan dia masuk kedalamnya....Waktu kami memburu kemari ternyata kuburan itu telah tertutup kembali. Kami tidak berani lancang untuk membukanya, maka dari itu kami melepaskan anak panah itu untuk memanggil kawan-kawan....."   Waktu dia berkata sampai disitu, lhima-lhama lainnya telah tiba disitu.   lhama putih itu menunjuk kepada kuburan itu tanpa mengucapkan sepatah katapun juga.   dia telah menghampiri dan me megang-megang Bongpai kuburan itu.   Di cari-carinya alat rahasia yang bisa membuka kuburan itu.   tetapi tidak ada sesuatu yang mencurigakan dan tidak ada tanda-tanda alat rahasia.   Saking kesal dan jengkelnya, tampak lhama ber jubah putih itu merah padam mukanya Tetapi akhirnya dia memperoleh suatu akal, dia telah berjalan menjauhi kuburan itu kemudian melambaikan tangannya memanggil lhama-lhama yang lainnya.846 Setelah mereka berkumpul, lharna putih itu berkata kita duduk bersemadhi mengurung kuburan itu untuk menunggu si buntung keluar dari dalam kuburan ...   "   Semua lhama merah itu mengiyakan lalu dengan hati-hati dan langkah kaki yang perlahan agar tidak menimbulkan suara mereka duduk mengelilingi kuburan itu mengambil sikap mengurung.   Seandainya kuburan itu terbuka dan Sin Tiauw Taihiap yang tengah mereka cari-cari itu keluar dari sebelah kanan, keadaan disitu telah dikepung, begitu pula dari arah lain.   Dengan demikian tidak mungkin orang yang mereka cari itu akan dapat meloloskan diri....! Lhama itu dengan sabar telah bersemadhi mengurung kuburan itu, sampai menjelang malam kuburan itu belum juga terbuka.   Si lhama putih telah tidak sabar, katanya kepada lhama merah yang ada disampingnya.   "Apakah kita gempur saja kuburan itu lalu menerjang masuk....?"   Katanya mengemukakan sarannya. Tetapi lhama merah itu menggeleng sambil katanya.   "Dia memiliki kepandaian yang tinggi jika kita yang menerjang kedalam, kita rugi keadaan, karena dengan ruangan yang sempit tentu dia bisa memberikan perlawanan yang gagah dan leluasa, tetapi kita ditempat yang sempit tentu saja tidak bisa mengeroyoknya dengan jumlah banyak."   "Benar juga perkataanmu itu.   "kata lhama putih sambil menggangguk.   "Biarlah kita menantikan saja dia keluar, disaat itu barulah kita melancarkan serangan kepadanya...."   Begitulah dengan sabar para lhama itu telah menantikan munculnya orang yang tengah dicari.   Tetapi Sin Tiauw Taihiap Yo Ko masih juga belum muncul- muncul.847 Malam telah larut, menjelang tengah malam, tiba-tiba batu bongpai itu bergerak perlahan.   Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Si lhama putih dan ketiga puluh sembilan kawannya, lhama-lhama merah jadi tegang sendirinya.   Mata mereka telah terbuka lebar-lebar mengawasi kearah kuburan itu..   Disaat itu, tampak batu nisan tersebut telah bergerak lebih keras, disusul dengan suara 'plakkk' dan kuburan itu seperti terbelah dua.   Rupanya kuburan itu merupakan kuburan rahasia yang memiliki pintu untuk keluar masuk.848 Dari dalam kuburan itu kemudian tampak me!ompat keluar sesosok tubuh dengan gerakan yang ringan sekali.   Orang itu memakai jubah putih, tangan kanannya kosong dimana jubahnya bergoyang-goyang lemas tertiup angin malam.   Dialah Sin Tiauw Taihiap Yo Ko, yang tengah mereka cari ! Yo Ko sendiri jadi bingung juga, karena begitu dia melompat keluar, dia melihat empat puluh pendeta itu mengambil posisi mengurung padanya.   Sedangkan dia sendiri tidak mengetahui apa maksud dari pendeta-pendeta asing itu mengurung dirinya.   Lhama jubah putih telah melompat berdiri, dan berkata dengan suara yang dingin .   "Engkaulah yang bernama Yo Ko ?"   Yo Ko diam sejenak tidak menyahut , sampai akhirnya dia telah berkata .   "Benar , .. aku she Yo dan bernama Ko".   "Dan engkau yang bergelar Sin Tiauw Taihiap ?"   Tanya lhama putih itu. Yo Ko cepat-cepat merangkapkan tangannya memberi hormat, sampai akhirnya. dia telah berkata .   "Tidak berani aku memakai gelar itu, jika orang-orang menyebut demikian tentunya hanya bergurau saja ... !"   Kata Yo Ko merendah.   "Hemm, kami datang dari luar lautan, dari Persia. Kami telah lama mendengar. nama besarmu yang terkenal itu sama dengan kepandaianmu......!!"   Setelah berkata begitu, Lhama putih itu membungkukkan tubuhnya seperti juga ingin memberi hormat, tetapi sesungguhnya dari kedua tangannya itu telah meluncur keluar tenaga yang sangat kuat sekali, yang langsung menyerang kearah Yo Ko.   Yo Ko tidak terkejut diserang begitu, dia telah tertawa sambil katanya kemudian.   "Jangan main-main Taisu !"   "Aku bukan sedang main-main dengan kau ! Kami bersungguh-sungguh. Lihatlah, kami dari tempat yang jauh849 telah datang kemari, untuk melihat berapa tinggikah kepandaian yang engkau miliki...!"   Selesai berkata, Lhama putih itu telah menjulurkan tangan kanannya, dia bermaksud untuk mencengkeram dada Yo Ko.   "Tunggu dulu, Taisu..!"   Kata Yo Ko sambil mengelakkan serangan itu.   "Tunggu apa lagi Keluarkan kepandaianmu !"   Bentak si lhama putih.   Yo Ko jadi mendongkol juga, orang telah melancarkan serangan berulang kali kepadanya, dan serangan-serangan si lhama putih itu meiupakan serangan-serangan yang mematikan, maka Yo Ko bermaksud untuk mencoba-coba beberapa jurus bertempur dengan lhama putih yang galak ini.   Begitu lhama putih itu melancarkan serangan dengan Siang Cie Tian Hoat (totokan sepasang jari), tampak telah mengeluarkan suara siulan dan mengebaskan lengan jubah tangan kanannya yang kosong, karena tangan kanannya itu buntung, tampak lengan baju itu telah melibat lengan kanan dari lawannya, sekali saja Yo Ko menarik dan menghentaknya, maka pendeta lhama putih itu jadi terkejut dan dengan tangan kirinya dia menyerang akan menotok biji mata Yo Ko.   Yo Ko melepaskan libatan lengan jubahnya sambil melompat kebelakang.   "Cukup !"   Kata Yo Ko.   "Kepandaianmu tinggi sekali, taysu, percuma engkau mempertaruhkan jiwa hanya untuk urusan kecil seperti itu, yaitu hanya soal nama saja dan tempat yang jauh taysu ramai-ramai telah melakukan perjalanan yang panjang untuk melihat dan menentukan siapa yang lebih tinggi kepandaiannya diantara kita ! Bukankah itu merupakan hal yang sangat lucu sekali ?"   Tetapi Lhama puiih itu telah berkata dengan suara yang dingin .850   "Aku datang kemari dengan membawa firman dari raja kami .... tetapi sebelumnya kami ingin membuktikan diri benarkah engkau ini seorang jago besar dijaman ini ! Nah terimalah seranganku ... !"   Dan setelah berkata begitu dengan cepat sekali tampak Lhama putih itu telah menggerakkan tangan kanannya, angin serangannya itu berdesir menerjang kearah Yo Ko.   Tetapi Yo Ko mana bisa digertak dengan serangan seperti itu, sambil berseru keras dia mengibaskan lengan tangan kanannya yang buntung itu dan juga tangan kirinya telah bergerak menampar pergelangan tangan lawannya.   "Aduhhh ! Aduhhh !"   Lhama putih itu jadi menjerit kesakitan, sambil menarik pulang tangannya dia melompat mundur kebelakang.   tangan kirinya telah memegangi dan menguruti pergelangan tangannya yang dirasakan demikian sakit.   Ketiga puluh sembilan lhama merah lainnya jadi terkejut sekali melihat pemimpin mereka kena dibuat celaka oleh Yo Ko.   Dengan cepat cepat mereka memencar diri mengurung Yo Ko, mereka masing-masing telah mencabut sebatang pedang pendek yang tadinya mereka sisipkan di pinggang.   Melihat Lhama merah yang memiliki kepandaian tentunya tidak rendah itu telah mulai mengurung dirinya, Yo Ko bingung juga karena walaupun bagaimana dengan dikepung berlapis- lapis oleh keempat puluh Lhama itu tidak mudah dia bisa meloloskan diri.   Tetapi Yo Ko memiliki kepandaian yang benar-benar telah sempurna, dia bisa mempergunakan tangan kirinya yang tunggal itu sebaik mungkin.   Melihat dirinya dikepung begitu rapat.   Yo Ko tidak menjadi jeri, dia hanya memikirkan betapa lamanya dia harus membuang tenaga dan waktunya untuk menghadapi lawan-851 lawannya yang berjumlah banyak dan tampaknya rata-rata memiliki kepandaian cukup tinggi.   Saat itu pendeta jubah putih itu telah berkurang rasa sakit pada pergelangan tangannya, dia telah melangkah maju sambil ber seru.   "Hari ini aku ingin mengadu jiwa dengan kau ! Jika aku belum dapat kau binasakan, aku akan terus menyerang kepadamu ! Kata-Kata itu diucapkan dengan suara yang bengis, sekali diapun telah menjejakan kaki kanannya, tubuhnya meloncat cukup tinggi, waktu tubuhnya melambung ketengah udara itu, tampak lhama putih itu telah mengulurkan tangan kirinya menerjang Yo Ko, sedangkan tangan kanannya meraba pinggangnya, kemudian dengan cepat ditangan kanannya itu telah mencekal sebatang pedang pendek yang terus ditikamkan kearah tenggorokan Yo Ko. Yo Ko juga terkejut melihat cara menyerang pendeta itu yang tampaknya nekad sekali Dia mengeluarkan suara siulan nyaring, dengan kaki tunggal, yaitu dengan gerakan "Kim Kee Tok Pit"   Atau "Ayam Emas Berdiri Di kaki Tunggal", dia telah memutar tubuhnya, dan waktu pedang lawan lewat disamping lehernya Yo Ko mengulurkan tangan kirinya dia telah menyentil pedang itu ! Hebat kesudahannya dari sentilan itu karena pedang lawannya tergetar seperti juga akan terlepas dari cekalan tangan lhama putih itu.   Lhama putih itu jeri sekali karena dia merasakan telapak tangannya itu pedih bukan main akibat getaran sentilan tangan lawannya.   Ketiga puluh sembilan lhama merah yang menjadi anak buah lhama putih itu telah mengeluarkan suara seruan yang disusul dengan serangan pedang mereka masing-masing.   Menghadapi lawan yang demikian banyak dan melancarkan serangan ber tubi-tubi kearah dirinya, Yo Ko kuatir juga,852 Karena tidak mungkin dengan tangan kiri tunggalnya dia menghalau sekaligus pedang-pedang yang tengah menyambar kedirinya.   Maka jalan satu-satunya Yo Ko telah menjejakan kakinya, tubuhnya meloncat sejauh lima tombak itulah kegesitannya yang jarang sekali dimiliki orang-orang rimba persilatan masa kini, Keempat puluh orang lhama itu tampak merasa kagum juga melihat ginkang Yo Ko yang telah mencapai tingkat begitu tinggi dan sempurna.   Yo Ko bukan hanya sekedar melompat ke atas saja, dia telah mengeluarkan kepandaiannya.   Tangan kirinya bergerak kesekeliling tubuhnya, untuk melakukan totokan-totokan yang gencar kediri lhama-lhama itu.   Itulah salah satu jurus dari It Yang Cie yang telah dtrobahnya sedemikian rupa, sehingga jadi lebih hebat dari yang sebenarnya.   "Aduhhh...! Aduhhh ..!"   Lima orang lhama telah mengeluarkan suara jeritan tertahan mengandung kesakitan, dan lhama-lhama yang lainnya jadi tertegun sejenak, mereka tidak berani menerjang dulu, karena mereka melihat dengan mempergunakan satu jari saja Yo Ko bisa merubuhkan kelima kawan mereka.   Tetapi Lhama putih itu menjadi penasaran sekali, dia telah, berseru dengan marah.   "Hari ini aku akan mengadu jiwa dengan engkau, buntung....!"   Dan lhama putih itu tidak hanya berkata saja. Karena dia telah menggerakkan pedangnya untuk menikam kearah Yo Ko.   "Tunggu dulu, sabar. Jelaskan dulu mengapa kalian demikian nekad mencari urusan denganku ? mengapa kalian memusuhi aku, sedangkan kita tidak pernah saling bertemu ?"   "Jangan banyak bertanya, terimalah serangan !"   Dan pedang lhama putih telah meluncur terus akan menikam bahu Yo Ko.853 Tetapi semua serangan lhama itu dihadapi dengan baik oleh Yo Ko menggerak-gerakkan tangan kirinya dengan jurus- jurus It Yang Cie, dan juga lengan baju kanannya yang kosong itu dikibas-kibaskannya pula kesegala penjuru.   Kibasan lengan jubah itu bukan kibasan sembarangan, karena mengandung kekuatan yang sangat tinggi sekali, yaitu disaluri lwekang yang tangguh, maka jika ada lawan yang terkena sabetan lengan tangan baju Yo Ko, tentu orang itu akan tergempur hebat seperti dihantam lempengan besi.   Karena melihat lhama-lhama itu merupakan rombongan manusia yang sulit diajak bicara, kali ini Yo Ko juga tidak bersikap segan-segan lagi, dia mempergunakan lwekangnya, yang telah dilatih mencapai puncaknya, untuk menghadapi semua serangan yang dilakukan lawan-lawannya itu.   Si Lhama putih yang saat itu sedang kalap, kembali dia melancarkan serangan dengan jurus "Dewi Manyajikan Arak Untuk Sang Buddha", maka pedangnya meluncur pesat tanpa memikirkan keselamatan dirinya lagi ! Yo Ko heran melihat kenekadan pendeta itu.   Pendeta-Pendeta yang mengurung dirinya umumnya merupakan jago-jago yang melatih ilmu Yoga.   = HALAMAN 33 HILANG SALAH PENJILIDAN .P = Yo Ko juga cepat menjura memberi hormat.   Jangan berkata begitu taysu.   Didalam dunia ini tidak ada perkataan tinggi dan rendah.   Setiap orang yang mempelajari ilmu silat, tidak boleh sekali-kali merasakan dirinya telah mencapai puncaknya.   Karena jika dia berpikir begitu niscaya akan menyebabkan orang tersebut tidak mengalami kemajuan lagi ..! orang yang memiliki kepandaian tinggi, tentu akan ada yang lebih tinggi lagi, dan begitupun seterusnya...!"854 Lhama putih itu telah menjura lagi, katanya .   "Omitohud ! Pinceng benar-benar merasa kagum dan tunduk ! terima kasih atas nasehat taihiap !"   Setelah berkata begitu lhama putih itu mengibaskan tangan kirinya memberi isyarat kepada kawan-kawannya, agar menyimpan pedang mereka.   Kemudian ketiga puluh sembilan orang lhama merah itu menekuk satu kaki mereka berlutut dihadapan Yo Ko.   Begitu juga dengan lhama putih.   Telah berlutut dengan kaki satu, sehingga membuat Yo Ko tambah bingung saja.   "Taihiap baginda Raja telah berpesan agar dengan cara apapun, aku harus dapat mengundang Taihiap.."jika kami gagal, tentu kami akan menerima hukuman yang sangat berat dari raja kami...."   Yo Ko tersenyum sabar.   "Kembalilah kenegerimu dan ceritakanlah yang sebenarnya, tentu rajamu itu akan mau mengerti dan juga akan mengampuni kalian. Aku berjanji, begitu urusanku didaratan Tiong goan ini selesai, aku segera akan berkunjung ke Persia "   "Tetapi Taihiap"..."   "Menyesal sekali aku tengah mengejar musuh yang telah menculik isteriku, tentunya Taisu semua mau mengerti kesulitanku ini!"   "Hmm"   Tiba-tiba Lhama putih itu telah mem perlihatkan sikap ber sungguh-sungguh.   "Jika Taihiap menolak undangan kami ini, berarti kami terpaksa harus mengadu jiwa denganmu....karena jika kami pulang dengan tangan kosong, itupun percuma saja ..berarti kami akan menerima hukuman mati .. dan lebih baik kami mempertaruhkan jiwa kami disini saja .. !!!"    Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying Goda Remaja Karya Kho Ping Hoo Manusia Aneh Alas Pegunungan Karya Gan Kl

Cari Blog Ini