Rajawali Sakti Langit Selatan 28
Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long Bagian 28
Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya dari Sin Long "Rupanya sebelum aku datang kemari telah ada orang lainnya !!" Pikir siauw Liong Lie yang menduga bahwa kuburan itu adalah kuburan dari seorang manusia. Pada hal sebenarnya, jika saja Siauw Liong Lie mau membongkar kuburan itu, tentu dia akan mengetahui bahwa kuburan itu adalah kuburan dari pakaian dan barangnya yang telah dikubur oleh Sin Tiauw. Setelah cuci muka ditepi kolam Siauw Liong Lie mendaki keatas tebing itu untuk keluar dari lembah itu. Dia memperhatikan keadaan sekitarnya, kemudian berlari-berlari kearah barat, dia telah tiba disebuah kampung kecil, Siauw Liong Lie membeli beberapa perangkat pakaian dan bermacam-bermacam kuwe dan daging kering. Setelah membayar barang yang di belinya itu, Siauw Liong Lie bermaksud kembali ke-lembah. Tetapi baru saja dia melangkah beberapa langkah, dia mendengar suara seorang gadis kecil yang menangis sedih sekali. Usia gadis kecil itu belum lagi ada setahun, masih merah, dan tangisnya juga sangat nyaring sekali. Bayi kecil itu tergeletak di muka warung barang-barang dimana dia tadi berbelanja. Melihat bayi itu tanpa ada yang mengurusi dan tergeletak di situ, Siauw Liong Lie merasa heran bercampur marah. Cepat-cepat Siauw Liong Lie menggendongnya. Apa lagi dia teringat pada anaknya sendiri, yang sekarang ini berada entah dimana, masih hidup atau memang telah binasa. Dan perasaan kasihan pada gadis cilik yang masih merah itu membuat dia menggendongnya untuk menghangati tubuh bayi kecil tersebut.924 Siauw Liong Lie memasuki toko kelontong itu, kemudian bertanya kepada pemilik toko itu. "Hengtai, siapa orang tua anak ini? Mengapa ditinggalkan begitu saja dan Hengtai tidak merasa kasihan dan hanya membiarkan saja? Bukankah jika kelak matahari telah naik tinggi dan panas sekali, akan membuat bayi itu tersiksa lalu mati?" Pemilik toko itu jadi serba salah tingkahnya, tetapi tokh akhirnya dia telah berkata."Bukan kami tidak merasa kasihan kepada gadis kecil itu.... tetapi kedua orang tuanya, ayah dan ibunya adalah penjahat-penjahat besar yang tidak berampun dan kejam sekali. Telah ratusan orang-orang yang menjadi korbannya. Maka waktu tadi kedua orang tuanya itu, ditangkap dan dihukum mati dengan pancung kepala. Memang kami merasa kasihan pada bayi yang sebatang kara itu. tetapi kami tidak berani mengambil dan melihatnya, seluruh penduduk kampung juga begitu, mereka takut kalau nanti setelah anak itu besar akan menimbulkan kesulitan yang tidak kecil, apa lagi anak ini keturunan dari penjahat kejam seperti ayah dan ibunya....!" Siau Long Lie menghela napas. "Kasihan anak ini.....seharusnya dia tidak diperlakukan begitu! Bukankah yang bersalah dan berdosa adalah kedua orang tuanya? Mengapa pula anak ini yang harus menjadi sasarannya? Hemmm, memang kadang kala manusia itu jahat dan bersembunyi dibalik kebaikan! Biarlah anak ini kuambil untuk dipelihara olehku!" "Terserah kepada nyonya, karena memang kami sekampung telah memutuskan tidak akan mengambil anak itu, dan meletakan begitu saja. Untung ada nyonya, sehingga anak itu tidak perlu sampai mati.....!" Siauw Liong Lie menghela napas dan dengan membawa barang-barang yang baru dibelinya itu dalam jumlah yang925 cukup banyak, juga tangan kanannya menggendong bayi perempuan itu dengan penuh kasih sayang, dia telah pergi ketepi tebing dan dengan ginkangnnya yang sempurna, dia berlari-berlari menuruni tebing itu. Dalam waktu yang singkat sekali dia telah berada dilembah itu lagi. Siau long lie karena teringat bahwa ditempat itu ada gundukan tanah seperti kuburan, maka dia tidak bermaksud berdiam dilembah itu lama-lama. Dia telah mengikat kepala bayi perempuan itu dengan sehelai kulit dan kemudian barang-barang belanjaannya itu diikat pula didalam sepotong kulit. kemudian dia menyelam melawan arus air. dia telah berenang dengan kedua tangannya membawa si bayi dan bahan makanannya. Usaha siau long lie berjalan lancar dan tidak menemui halangan apapun juga. Dan mereka, siau long lie bersama bayi kecil itu tiba di goa tersembunyi itu. Demikianlah siau long lie telah merawat bayi kecil itu. "karena engkau kutemui dalam keadaan yang menderita dan sengsara, maka engkau kunamakan Goat Lan. Sedangkan she mu bisa mempergunakan she-ku, yaitu she Siauw! Untuk selanjutnya engkau bernama Siauw Goat Lan." Bayi yang masih kecil seperti itu tidak mengetahui apa-apa, dia hanya sibuk dengan susu yang diberikan Siauw Liong Lie. Karena sejak kedua orang tuanya dihukum mati, dia telah menderita kelaparan. Siauw Liong Lie juga bertekad untuk merawat Siauw Goat Lan dan anak yatim piatu itu akan diperlakukan seperti anaknya sendiri. Dengan adanya Siauw Goat Lan, hati Siauw Liong Lie jadi terhibur juga. Pendekar wanita ini juga bermaksud menutup riwayat hitam dan kedua orang tua Siauw Goat Lan. karena926 dia tidak menghendaki nanti Siauw Goat Lan setelah meningkat dewasa akan memiliki dendam. Siauw Liong Lie menganggap urusan Siauw Goat Lan telah habis, karena dengan demikian Siauw Goat Lan terbebas dari jerat dendam yang bisa merusak gadis ini. Dengan demikian Siauw Liong Lie bisa benar-benar menganggap bahwa Siauw Goat Lan adalah puterinya sendiri. Begitulah dari hari kehari Siau Long lie telah merawat Siauw Goat Lan. Ketika Siauw Goat Lan telah berusia empat tahun, gadis kecil itu mulai diberi pelajaran silat. Ternyata Siauw Goat Lan cerdas sekali, dia bisa menerima pelajaran-pelajaran yang diturunkan padanya dalam waktu yang singkat sekali. Siau long lie jadi girang melihat kenyataan itu. Apa lagi kemajuan yang pesat telah diperoleh seorang Siauw Goat Lan. Sedangkan Siauw Goat Lan sendiri selalu memanggil Siau long lie dengan sebutan suhu, karena dia telah dibiasakan oleh Siau long lie sejak kecilnya untuk memanggil dengan sebutan suhu. Maka dalama keadaan demikian dari tahun demi tahun Siauw Goat Lan juga diberi pelajaran dasar dari Iweekang dan Ginkang. Kepandaian yang diturunkan oleh Siau long lie merupakan kepandaian kelas tinggi, jika saja Siauw Goat Lan melatih diri dengan baik, kelak jika dia telah dewasa tentu jarang sekali ada orang yang bisa menandinginya. Tahun demi tahun lewat dengan cepat dan akhirnya Siauw Goat Lan telah berusia sebelas tahun dengan memiliki kepandaian yang tinggi, dan yang kurang hanyalah pengalamannya saja.927 Sejak berusia sebelas tahun Siauw Goat Lan sering diajak Siauw Liong Lie keluar dari goa untuk pergi ke kampung- kampung yang terdekat guna memberikan pakaian dan makanan. Walaupun masih kecil, tetapi Siauw Liong Lie sering kali berenang melawan arus kolam itu, sehingga dia bisa berenang pula pergi melalui kolam yang memiliki user-user air dengan mudah sekali. Hari itu, waktu Siauw Goat Lan berusia sebelas tahun, Siauw Liong Lie mengatakan bahwa dia ingin tinggal dilembah itu, sehingga tidak perlu setiap kali keluar dari kolam itu tubuh mereka basah kuyup. Siauw Liong Lie juga telah menguasai sepenuhnya ilmu silat Tang Cia Sie, sehingga dia tidak perlu berdiam lebih lama lagi di goa tersebut. Dengan tinggal dilembab yang indah dan banyak pohonnya yang beraneka warna, Siauw Goat Lan jadi girang sekali. Begitulah guru dan murid telah tiba di lembah itu dan menetap disana. Siauw Liong Lie mendirikan sebuah rumah kecil, untuk mereka tinggal dan menghindari hujan dan angin. Siauw Goat Lan ternyata seorang anak yang rajin, lincah dan gesit. Setiap hari dengan tekun dia mempelajari ilmu silat yang diajarkan oleh gurunya. Namun hari itu justru Siauw Goat-Lan telah bertemu dengan Yo Ko beramai. Dan pertemuan itu akhirnya membuat Yo Ko dan Siauw Liong Lie berkumpul kembali. ooo00d0w00ooo SIAUW LIONG LIE telah menyelesaikah ceritanya sambil menghela napas.928 Tetapi Yo Him heran sekali, ada sesuatu yang tidak dimengerti olehnya. "Bu" Katanya kepada Siauw long lie "Aku sudah pernah dirawat oleh Sin Tiauw beberapa tahun di dalam lembah itu, mengapa tidak bertemu denganmu bu?" Siau long lie tersenyum, katanya. "Mungkin juga waktu aku keluar dari lembah itu untuk mencuri uang yang seribu tail itu. Justru engkau tidak ada disitu dan telah diajak bermain oleh Sin Tiauw... Itulah suatu kebetulan saja. sehingga kita bertemu setelah belasan tahun, dan engkau kini telah menjadi seorang pemuda yang gagah dan tampan." Yo Him jadi malu dan menundukkan kepala dengan pipi yang berobah merah. "Ah. ibu bisa saja" Katanya Yo Ko dan yang lainnya jadi tertawa geli karena mereka melihat Yo Him kemalu-kemaluan begitu rupa digoda oleh ibunya. Begitulah, mereka telah bercakap-bercakap dengan gembira. Tiba-tiba Yo Ko teringat sesuatu. "Liong Jie... ada sesuatu yang tidak kumengerti!" Katanya. "Apa itu Ko jie?" "Mengenai rangka dari tengkorak Sin-Tiauw, yaitu burung rajawali kita itu...mengapa masih tetap menggeletak ditempatnya berhampar, bukankah menurutmu tadi engkau sering keluar dari air kolam dan tentunya melihat kerangka burung itu..."" "Benar, memang aku melihatnya, tetapi tentu saja Sin Tiauw tidak akan senang jika kita mengubur tulang-tulangnya. Bukankah letak dari tulang belulang itu dengan sikap kedua sayapnya yang terpentang lebar-lebar....! Hemm, jika kita929 menguburnya tentu akan membuat dia tidak senang, maka aku membiarkan saja dengan menggeletak begitu, bukankah sangat indah dilihat?" Yo Ko dan lain-lainnya mengangguk-mengangguk tanda setuju. "Tetapi sayang sekali aku tidak mengetahui maksudmu yang sebenarnya itu, sehingga aku telah mengubur tulang- tulangnya," Kata Yo Ko "Ya, jika memang telah dikubur itupun tidak apa-apa bukan?" Kata Siauw Liong Lie tertawa. "Akhirnya kita berkumpul juga....inilah anugerah Thian yang maha pengasih dan penyayang...." Dan Siauw Liong Lie menghela napas panjang-panjang, karena saking girang dan juga terharu dengan adanya pertemuan ini. Siauw Liong Lie juga menceritakan bahwa dia senang sekali dilembah ini, karena pemandangannya indah dan udaranya nyaman. "Yang mencelakai aku adalah Tiat To Hoat ong si pendekat dari Mongol itu..!" Kata Siau long lie sejenak kemudian "Maka kalau aku memiliki kesempatan, tentu aku akan mencarinya untuk mengadakan perhitungan dengannya..!" Yo Ko mengangguk. "Benar, selama belasan tahun ini aku sibuk sekali mengumpulkan sahabat-sahabat yang cinta negeri, sehingga waktu sangat sedikit sekali, dimana aku selalu gagal mencari pendeta Mongol itu." Yo Ko menghela napas panjang, kemudian katanya lagi. "Keadaan kerjaan Song tengah terancam oleh musuh yang ingin menyerang kedaratan tionggon, disamping itu juga banyak menteri-menteri dorna yang telah menghasut Sri Baginda. sehinggal pucuk pimpinan kerajaan sudah goyah dan930 mungkin satu atau dua tahun mendatang ini pasukan Mongolia itu akan menyerbu kedaratan Tionggoan." Disaat itu siau long lie mendengarkan baik-baik dan waktu suaminya berkata sampai disitu, dia telah memotongnya. "Inilah urusan yang tidak kecil. selama belasan tahun aku mengurung diri dilembah ini. tidak tahunya diluar telah terjadi pergolakan yang tidak kecil. Suamiku apakah kita lebih baik meninggalkan lembah ini untuk membantu para orang gagah menghadapi musuh dari luar?" Yo Ko mengangguk. "Memang aku bermaksud begitu, apa lagi sekarang kita telah berkumpul kembali" Kata Yo Ko."Dan kita bisa menghadapai musuh yang paling tangguh sekalipun! Disamping itu kita harus mencari jejak Tiat To Hoat Ong untuk membalas sakit hati kita..!" Waktu berkata sampai disitu Yoko berhenti sejenak samabil menunjuk ke Yo Him, katanya. "Anak kita, Him Jie juga telah memiliki kepandaian yang tinggi, selain dia memiliki tenaga Iweekang yagn tinggi, juga dia pun telah menjadi murid dari orang luar biasa Lie Bun Hiap." Siauw Liong Lie memandang setengah percaya kepada anaknya dan kemudian dia menghampiri Yo Him sambil bertanya . "Benarkah Him-jie apa yang dikatakan oleh ayahmu?" Yo Him tersenyum sambil berkata . "Ayah tengah bergurau...ibu jangan mempercayainya....!" Kwee Siang dan Phang Kui In juga berkata. "Apa yang dibilang Yo Ko Taihiap memang benar...!" Siauw Liong Lie tersenyum, dia telah berkata dengan suara yang mengandung kasih sayang seorang ibu. "Syukurlah jika memang Yo Him bisa memiliki kepandaian yang tinggi, tidak931 percuma dia jadi anak dari Sin Tiauw Taihiap!!" Dan berbareng dengan perkataannya itu tampak Siauw Liong Lie telah menghampiri Yo Him dekat sekali. Diluar dugaan tiba-tiba Siauw Liong Lie mengulurkan tangan kanannya, dan tangan Yo Him yang kanan telah dicekalnya. Gerakan yang dilakukannya itu luar biasa cepat dan kuatnya, karena begitu Siauw Liong Lie menghentak, sebelum Yo Him tahu apa yang terjadi, tubuhnya telah dilemparkan keras sekali oleh Siauw Liong Lie. Semua orang yang melihat itu jadi terkejut sampai mengeluarkan suara seruan yang nyaring, dan muka mereka masing-masing menjadi pucat. "Liong-jie, jangan..!" Yo Ko masih sempat berteriak dengan suara mengandung ke-kuatiran yang sangat. Tubuh Yo Him telah melayang cepat sekali ketengah udara, tetapi Yo Him sekarang memang telah memiliki kepandaian yang cukup tinggi, walaupun dia terkejut diperlakukan begitu oieh ibunya, namun dia bisa bergerak cepat sekali berjumpalitan ditengah udara. Gerakan yang dilakukan oleh Yo Him sangat gesit, sehingga sewaktu tubuhnya meluncur turun kedua kakinya yang lebih dulu hinggap ditanah. "Bagus," Berseru Siauw Liong Lie dengan suara yang mengandung kegembiraan dan wajah yang berseri-berseri. Yo Him dan lainnya baru mengetahui bahwa Siauw Liong Lie hanya ingin menguji anaknya itu. "Kepandaianmu cukup tinggi, Yo Him..... tidak sembarangan pemuda sebaya engkau yang bisa memiliki ilmu silat setinggi kau sekarang ini" Yo Him mengucapkan terima kasih "Siapa yang mengajarimu?" Tanya Siauw Liong Lie lagi sambil menghampiri anaknya "Suhu Lie Bun Hiap. ma!"932 "Lie Bun Hiap?" "Ya........" "Aku belum pernah mendengar namanya" "Kedua kakinya buntung sebatas lutut, dia berjalan dengan mempergunakan dua batang tongkat.."" "Tetapi kepandaian yang diturunkan kepadamu semuanya itu merupakan ilmu yang tinggi sekali. jika engkau mau berlatih diri dalam dua atau tiga tahun, tentu engkau akan menjadi jago yang memiliki kepandaian sangat tinggi sekali." Senang Yo Him mendengar pujian ibunya dia telah mengucapkan terima kasihnya. "Tetapi anehnya, gurumu itu belum pernah kudengar didalam rimba persilatan. Tentunya dia seorang jago tua yang hidup mengasingkan diri....." "Mungkin juga, ma, Katanya telah puluhan tahun dia berada dipulau terpencil itu " Phang Kui In lalu menceritakan apa yang telah terjadi. Yo Ko juga jadi heran, karena dia belum pernah mendengar nama Lie Bun Hiap diantara jago-jago lainnya. Tetapi akhirnya mereka tidak membicarakan soal Lie Bun Hiap lagi, karena mereka telah merencanakan untuk naik keatas dinding yang mengurung lembah itu. "Aku dan muridku bisa saja keluar dengan mudah, karena kami memang telah biasa keluar lembah, naik dan turun dengan mudah. Sekarang bagaimana dengan yang lainnya." Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Yo Ko menunjuk kearah tambang yang masih tergantung itu. "Yo Him, nona Kwee dan Phang Enghi-ong, naik dengan mempergunakan tambang itu sedangkan aku dengan kau Liong-jie naik dengan mempergunakan ilmu cicak Sedangkan933 muridmu, menurut kau telah biasa naik turun tebing itu, maka diapun bisa naik sendiri. Bagaimana, kalian setuju ?" Siauw Liong Lie dan yang lain-lainnya menyatakan setuju. Begitulah Siauw Goat Lan, Siauw Liong Lie dan Yo Ko telah menaiki tebing itu dengar, mudah tanpa memerlukan bantuan dan tambang itu. Yo Him naik melalui tambang, kemudian menyusul Kwee Siang lalu Phang Kui In. Disaat itulah terlihat mereka telah berkumpul diatas tebing. Semuanya girang bukan main karena mereka bisa berkumpul kembali. "Tugas kita masih banyak, yaitu menghimpun orang-orang gagah dan mencari musuh kita, Tiat To Hoat ong." Kata Yo Ko. Dan usul Yo Ko itu disetujui oleh semua orang. Begitulah mereka memutuskan untuk pergi Siang-yang, karena Siang yang merupakan perbatasan dimana jika tentara Mongolia ingin menyerbu kedaratan Tionggoan, maka mereka harus melewati Siangyang dulu. Waktu itu telah tiba musim semi, sehingga keadaan dalam perjalanan mereka sangat menggembirakan sekali. ooo00d0w00ooo SIANGYANG adalah ibukota kerajaan Song, dan merupakan kota yang sangat rapat penduduknya karena dikota tersebut rumah juga dibangun ber-tingkat dan tampaknya serba mewah. Saat itu, banyak orang yang tengah menjajakan barang- barang dagangan mereka sambil memuji-memuji akan kebaikan dan bagusnya barang mereka masing-masing,934 sehingga keadaan dikota Siangyang pada sore hari itu sangat ramai sekali. Diantara keramaian suasana sepert1 itu, tampak seorang anak lelaki berusia enam belas tahun, telah berlari-berlari dengan ketakutan dan dia berlari terus merobos keramaian orang yang berada ditempat itu. Semua orang hanya memandang acuh tak acuh, mereka melihat dibelakang anak itu berlari-berlari puluhan orang yang berteriak dengan suara yang sangat keras sekali mengandung kemarahan. "Tangkah malingi Tangkap! Tangkap.. Jangan dibiarkan lolos"."." Semakin lama anak kecil itu semakin ketakutan. Dia berlari terus, dia seorang pemuda yang masih sangat muda usianya, dan mendengar suara orang-orang yang melakukan pengejaran itu yang menarik anak itu sebagai maling. Semua orang jadi tidak senang kepada anak itu. bahkan mereka telah mensyukurkan bahwa anak itu akan segera tertangkap. Tidak mungkin anak itu bisa meloloskan diri dari kejaran orang-orang itu. Tampak anak itu berlari dengan lebih cepat lagi. napasnya memburu dan juga mukanya pucat dengan bibir gemetar karena ketakutan. Akhirnya waktu dia melihat para pengejarnya telah semakin dekat, maka dia mengeluarkan suara bentakan yang keras, sambil memutar tubuhnya dia berjongkok lalu tangannya dilonjorkan kedepan. Waktu para pengejarnya itu telah datang semakin dekat. Anak itu mengeluarkan suara grookk.. grookk... beberapa kali. Para pengejar itu agak tertegun melihat sikap anak itu yang jongkok seperti hendak buang hajat. Kelakuannya benar aneh dan mulutnya mengeluarkan suara grook.. grookk.. berulang kali.935 Tetapi tak lama kemudian mereka berteriak-teriak lagi sambil menyerbu untuk menangkap anak itu. "Tangkap! Jangan sampai lolos!" Teriak salah seorang diantara pengejar itu. "Pukuli saja biar mati.. !," "Ya, hantam saja !"' "Bekuk dia ... !" "Tangkap ... " Ramai sekali suara teriakan-teriakan mereka sehingga anak itu jadi ketakutan. Tetapi dalam keadaan terjepit seperti itu, anak ini menjadi nekad. Dia menghentakkan kedua tangannya seperti mendorong, disamping itu mulutnya telah mengeluarkan suara "grooookkk. grroookkk !" Aneh sekali... Empat orang pengejarnya yang berada di depan telah mengeluarkan suara jeritan yang sangat menyayatkan hati, tubuh mereka bergulingan ditanah sambil menggeliat-geliat, akhirnya diam. Mereka telah binasa. Sisa kawannya yang melihat kawan mereka mengalami kematian hanya dengan dorongan tangan anak itu, tentu saja jadi tercengang. Tetapi tidak lama kemudian terdengar suara teriakan mereka. "Tangkap! Tangkap! Tangkap pembunuh !" Teriakan mereka berisik sekali, tetapi tidak ada seorangpun diantara mereka berani maju, karena mereka kuatir nanti mengalami nasib seperti kawan-kawannya itu. Anak itu, yang tadi telah menyerang dengan ilmu "Ha-mo kang" (ilmu kodok), ketika melihat lawannya sudah tidak936 mengejar dan mendesaknya lagi, dia bangkit dan melarikan diri pula. Semua sisa pengejaran itu tetap mengejarnya sambil berteriak-teriak dengan suara yang membisingkan pendengaran. Anak itu tidak memperdulikan lagi dia berlari terus dengan cepat, walaupun dirinya dibayangi oleh para pengejarnya, namun anak itu dapat bersikap lebih tenang, karena dilihatnya para pengejarnya itu tidak seorangpun yang berani menerjang maju untuk melakukan penyerangan. Tetapi jumlah pengejarnya semakin lama semakin banyak, membuat anak itu jadi jeri juga, karena biarpun dia memiliki ilmu yang bisa diandalkan, tetapi jika dia telah dikeroyok beramai-beramai tentu dia tidak bisa meloloskan diri. Anak itu sangat cerdik sekali, dia berlari-berlari di lorong- lorong kecil. Setelah mengejar semakin lama, banyak para pengejarnya merasa letih. Kemudian anak itu telah tiba diluar pintu kota, dia berdiri mengasoh, sedangkan para pengejarnya yang berada dekat sekali, tidak ada seorangpun yang berani maju melancarkan serangan, mereka hanya berdiri berteriak-berteriak saja. Anak itu tertawa mengejek. "Untung saja aku masih kecil, coba aku telah dewasa, hemmm, kalian satu persatu akan kubereskan....!" "Tangkap maling! Tangkap pembunuh! Tangkap pembunuh!" Teriak semua orang itu, tapi tidak ada seorangpun yang berani mendekati pemuda tanggung itu. Anak itu berkata lagi mengejek dengan suara yang perlahan.937 "Hmm.....sekarang mengapa kalian tidak maju.....? Mari! Mari kita bertempur!" Dan berbareng dengan perkataannya itu, tampak anak lelaki itu telah berjongkok lagi sambil memperlihatkan gerakan seperti akan menyerang dengan kedua tangannya sendiri. Keruan saja orang-orang yang berdiri tidak berjauhan dengannya telah cepat menyingkir diri, karena mereka takut begitu anak itu mendorong dengan kedua tangannya maka mereka akan terdorong binasa juga. "Ayoh maju.... !!" Tantang anak lelaki itu. Tetapi tetap saja tidak ada seorangpun yang berani maju. Anak lelaki itu kembali tertawa mengejek, dia telah berdiri sambil katanya. "Baiklah...... aku permisi saja!" Dan dia memutar tubuhnya untuk berlalu. Pengejarnya tidak berani mengejarnya lagi, karena mereka anggap anak itu memiliki ilmu siluman yang bisa mematikan orang dengan hanya dorongan tangannya saja. Dari pada mati konyol, maka lebih baik mereka tidak mengejarnya lagi. Namun baru beberapa langkah anak itu berjalan, disaat itulah tampak seseorang membentaknya. "Tahan, tunggu dulu.."!" Anak itu relah mengerutkan alisnya, dia memutar tubuhnya.. Dihadapannya berdiri seotang lelaki berusia tiga puluh enam tahun yang tengah mengawasinya. Orang itu memakai baju yang agak longgar, sedangkan tangan kanannya baju itu berkibar-berkibar kosong, menunjukkan bahwa orang itu tidak memiliki tangan kanan.938 Sedang orang yang menegur itu, yang tidak lain dari Yo Ko telah tersenyum sambil katanya. "Engko kecil, bukankah engkau yang bertemu, denganku belasan tahun yang lalu " "Engkau ternyata Sin Tiauw Taihiap, bukan?" Tanya anak itu tidak menyahuti pertanyaan Yo Ko. "Tidak salah....! Dan engkau pernah mengatakan bahwa dirimu adalah putranya Auwyang Hong.... benarkah ini? Tadi aku melihat engkau mempergunakan ilmu Ha mo kang, tetapi keterlaluan sekali, lima jiwa engkau binasakan....!" Anak lelaki itu telah tertawa dingin. "Benar aku anak Auwyang Hong ...dan engkau mau apa menegurku, apakah engkau tidak senang dan ingin membela orang-orang jahat itu yang tadi ingin mengeroyok dan membinasakan aku !" "Aku bukan hendak memihak kemana-mana tetapi justru aku ingin memberitahukan kepadamu agar lain waktu engkau, jangan menurunkan tangan sekeras itu.....karena kasihan orang-orang yang tidak tahu apa-apa itu harus mengalami kematian dengan cara yang begitu menggenaskan sekali ... ! Dan mana ibumu ...? Atau nenekmukah wanita tua itu ?" "Hemmm, itu ibuku ..!" Menyahuti anak itu, yang mengaku sebagai anaknya Auwyang Hong! Ada sesuatu yang membuat Yo Ko heran, Auwyang Hong telah meninggal lama sekali, dia meninggal dunia hampir dua puluh lima tahun. Mana mungkin anak kecil ini bisa mengaku sebagai anaknya tokoh sesat Auwyang Hong itu. "Siauwko (adik kecil), ada sesuatu yang kuherankan dan tidak mengerti. Auwyang Hong telah meninggal puluhan tahun yang lalu, tetapi sekarang engkau baru berusia baru lima belas atau enam belas tahun, bagaimana mungkin, Apakah Auwyang Hong setelah di-Akherat itu masih bisa menikah dan memiliki anak?"939 Muka anak itu jadi berobah. "Engkau jangan menghina aku.... dengan kau menyebut-menyebut nama ayahku saja dan mengolok-olok ayahku kau harus mati.... walaupun engkau sebagai Taihiap yang terkenal sekali dijaman ini, tetapi aku tidak takut." Yo Ko tertawa. "Jika aku maju menyerang dirimu, tentu akan banyak orang yang mengatakan bahwa aku menghina yang kecil... maka ada lawan yang sebanding dengan kau, dimana kalian boleh main-main beberapa jurus!" Setelah berkata begitu Yo Ko memandang kesampingnya sambil berkata. "Him jie keluarlah....! Temani engko kecil bermain-bermain beberapa jurus". Anaknya Auwyang Hong itu heran melihat anak sebaya dia telah mendatangi dengan sikap yang tenang sekali. Dia jadi mengerutkan alisnya, pikirnya . "Hemm. usianya sebaya denganku, tentunya dia tidak memiliki kepandaian yang tinggi, sebab dengan mengandalkan Ha-mo-kang. maka aku tidak perlu takut padanya " Ternyata rombongan Yo Ko, Kwee Siang, Siauw Liong Lie, Siauw Goat Lan, Phang Kui In dan Yo Him, telah tiba dikota Siangyang beberapa saat yang lalu, dan mereka telah melihat anak lelaki itu yang dikejar-kejar oleh belasan bahkan puluhan orang. Yang mengejutkan Yo Ko adalah anak itu tiba-tiba mengeluarkan ilmu Ha mo-kang dan membinasakan lima orang pengejarnya. Yo Ko mengenali ilmu itu, karena dia sendiri waktu kecil pernah mempelajari ilmu Ha mo-kang. tetapi sekarang anak kecil itu telah melancarkan serangan-serangan yang dahsyat dengan Ha-mo-kang. Maka tidak puas hati Yo Ko, karena anak itu sangat kejam sekali dalam turun tangannya.940 Saat itu Yo Him telah berdiri disisi Yo Ko, ayahnya, sambil tanyanya "Apa yang harus kulakukan, ayah?" "Anak itu sebaya dengan kau, maka engkaulah yang menghadapinya", kata Yo Ko. "Baik ayah ..." "Tapi hati-hati, dia memiliki ilmu ha-mo-kang warisan dari Auwyang Hong", kata sang ayah itu. "Baik ayah, aku akau menghadapinya dengan hati-hati" "Bagus..." Kata Yo Ko. "Nah, sekarang pergilah engkau bermain-main dengan engkoh kecil itu ... !" Yo Him melangkah maju mendekati anak yang sebaya dengannya dan waktu itu anak lelaki yang mengakui dirinya sebagai puteranya Ouw yang Hong, telah mengeluarkan suara sinis "Engkau sekecil ini ingin melawanku? Hemm, tadi saja kelima orang yang mengejarku telah mati tanpa mereka berdaya untuk mengelakkan diri atau juga memberikan perlawanan atas seranganku itu. Apa lagi sekarang hanya engkau, mana bisa engkau melawanku, engkau hanya mencari penyakit untuk mampus." Tetapi Yo Him bersikap sangat sabar sekali, dia telah berkata manis. "Jangan berkata begitu engko kecil, karena walaupun engkau memiliki kepandaian setinggi itu, belum tentu engkau bisa mengangap dirimu sebagai jago yang tiada lawan, Sekarang aku membuktikan betapa kepandaianmu itu sebetulnya tidak berarti..... marilah engkau mulai menyerang padaku!" Kata Yo Him lagi. Anak itu tertegun sejenak, tetapi kemudian dia jadi marah. "Baik! Baik! Engkau sambutlah seranganku ini!" Dan setelah berkata begitu, cepat sekali anak itu menekuk kedua kakinya berlutut. Dia menggerakan kedua tanganya941 yang didorongkan kedepan dengan serentak. Dari kedua telapak tangannya itu meluncur keluar angin serangan yang sangat kuat sekali. Yo Him berdiam diri dengan tenang sekali dia melihat saja datangnya serangan itu, kemudian dia mengeluarkan suara siulan yang nyaring dan melompat mundur dengan tubuh yang agak doyong kesamping, sehingga serangan anak itu yang mengaku sebagai puteranya Auwyang Hong telah jatuh ditempat kosong. Membarengi dengan kesempatan itu, tampak Yo Him tidak tinggal diam, karena dia juga telah mengeluarkan suara bentakkan keras sambil jari telunjuk tangan kanannya mengincer jalan darah sebelah pundak yang kiri anak itu. Itulah jurus "Menulis sejak dimusim semi", yang mendatangkan angin sangat kuat dan jika menyentuh jalan darah dengan tepat disaat itu juga korban totokan itu akan segera binasa !! Puteranya Auwyang Hong itu jadi terkejut sekali, karena dia telah merasakan angin serangan yang mantap dari musuhnya menerjang dirinya, disamping itu dia kecewa karena tenaga Ha-mo-kangnya tidak berhasill mengenai korbannya. Dengan memiringkan tubuhnya tampak puteranya Auwyang Hong telah berkelit dari totokan Yo Him. Waktu itu, Yo Him telah menyusuli lagi dengan serangan lainnya, dia menyerang lawannya dengan beruntun dan tidak segan-segan lagi, sebab dia tadi telah menyaksikan betapa anak ini memiliki watak yang buruk dan kejam, sehingga Yo Him jadi mengambil keputusan untuk melukai berat anak ini dan kemudian melenyapkan kepandaiannya, agar kelak anak ini jangan menimbulkan urusan dan kerusuhan pula. Telah lima kali Yo Him melancarkan serangannya, tetapi selama itu anak yang mengaku sebagai putranya AuWyang Hong itu telah dapat mengelakkannya. Rupanya kesadaran942 anak itu juga habis, dia telah menekuk kedua kakinya berjongkok, dan berulang kali dia mengeluarkan suara! Krokkk.. Krokkk! seperti suara kodok yang tengah berdendang. Membarengi dengan suara ! 'Krokkk, Krokkk' itu tampak kedua tangan anak tersebut juga telah bergerak-bergerak mendorong kearah Yo Him. Gerakan itu sangat baik sekali, dan mengandung kekuatan tenaga dalam yang cukup tangguh. Tetapi disebabkan tenaga lwekang dari anak itu belum sampai pada puncaknya, maka serangan yang kali inipun tidak bisa merubuhkan Yo Him. Bahkan dengan mempergunakan kesempatan itu, kaki kanan Yo Him telah bergerak dengan cepat sekali menendang lambung lawannya. Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Anak itu tengah mengerahkan tenaga dalamnya melancarkan serangan kepada Yo Him dan kali ini dia telah diserang begitu rupa oleh lawannya, keruan saja anak itu tidak bisa menarik pulang tenaganya dalam waktu yang sangat singkat. Dengan mati-matian dia berusaha untuk mengelakkan diri dengan membuang dirinya bergulingan kesamping. Setelah itu dia lompat berdiri dengan cepat. Tetapi Yo Him tidak memberikan napas lawannya ini, dia menyerang pula dengan jurus "Bunga rontok dimusim dingin", tubuhnya berkelebat-berkelebat bagaikan bayangan saja dan dari sepasang tangannya meluncur angin serangan yang menderu- menderu. Anak yang mengaku sebagai putera Auw-yang Hong itu jadi semakin kelabakan. Melihat seranngan Yo Him yang kali ini tidak keburu dikelitnya, anak itu jadi nekad, dia menangkisnya dengan mempergunakan salah satu jurus dari Hang Mo Kang,943 Diantara suara benturan yang terjadi, tampak tubuh anak lelaki yang mengaku sebagai putranya Auwyang Hong itu telah terjungkel rubuh bergulingan diitas tanah. Yo Him tidak melancarkan seraaan lagi, karena dia melihat mukanya anak itu telah pucat dan dari bibirnya mengalir darah yang cukup banyak. Sedangkan anak itu telah berdiri dan memutar tubuhnya untuk meninggalkan tempat itu. "Sudahlah Him jie, tidak perlu engkau mengejarnya.!" Kata Siauw Liong Lie, yang merasa kasihan melihat anak lelaki itu telah berlumuran darah. Yo Him memang tidak ingin mengejar dia telah mengejar, dia telah menghampiri ibunya Sambil bercakap-cakap dan tertawa, mereka mencari sebuah rumah penginapan untuk mengasoh, Akhirnya mereka memilih rumah pengina pan 'Cung- sielouw' rumah penginapan yang cukup mewah. Yo Ko meminta dua buah kamar. Kamar yang satu untuk dia, Yo Him dari Phang Kut In, sedangkan Siauw Liong Lie, Goat Lan dan Kwee Siang tidur dikamar lainnya. Mereka telah menceritakan pengalamannya niasing-niasing sampai jauh malam. Akhirnya setelah puas saling bercerita, mereka telah tidur. Keesokan paginya mereka turun kebawah loteng dimana ada rumuh makan. Memang penginapan ini membuka juga rumah makan se hingga tamu-tamunya tidak perlu sulit lagi menca ri makanan, karena penginapan itu bisa menyediakan berbagai masakan yang enak-enak. Yo Ko telah memesan beberapa macam sayuran yang lezat, daging asap, lidah kodok dan lidah bebek, Mereka juga memesan beberapa kati arak. Tampaknya mereka begitu riang944 gembira. karena kini mereka telah bisa berkumpul kembali. Dengan sendirinya penderitaan mereka dimasa lalu telah menghilang dan tidak mereka ingat-ingat lagi, karena sekarang mereka tengah menghadapi kebahagiaan, Phang Kui In dan Kwee Siang juga ikut gembira melihat ayah, ibu, anak dan murid telah berkumpul kembali. Tetapi waktu mereka sedang asyik bercakap-cakap dengan diselingi gurau dan tawa, tiba-tiba mata Yo Ko yang tajam telah melihat sesuatu dipintu rumah penginapan itu. "Tundukan kepala!" Kata Yo Ko cepat dengan suara berbisik. ..ooo0dw0ooo.. Jilid 27 SEMUA telah menundukkan kepala mereka, walaupun mereka tidak mengetahui apa sebabnya Sin Tiauw Taihiap memerintahkan mereka untuk menunduk, Kwee Siang dan Phang Kui In telah melirikan matanya, dia melihat seorang pendeta asing. seperti pendeta dari Mongolia tengah memasuki ruangan itu. "Tiat To Hoat Ong..!" Bisik Siauw Liong Lie dengan suara yang perlahan. Semua orang terkejut, termasuk Yo Him, Phang Kui In dan Kwee Siang, karena mereka justru telah mendengarnya bahwa musuh besar Sin Tiauw Taihiap suami isteri adalah pendeta Mongolia itu. Diam-diam Yo Him telah melirik juga, dilihatnya tubuh pendeta itu tinggi besar dan tegap dengan diatas kepalanya yang gundul itu terlihat sekumtum tugu yang terbuat dari emas murni.945 Dengan sikap yang angkuh pendeta itu telah memasuki ruangan makan itu, dia tidak mengacuhkan sekelilingnya, memilih sebuah meja dan duduk dengan berdiam diri. Seorang pelayan telah menghampirinya. "Ingin dahar apa. Taisu?" Tanya pelayan itu. "Plakkk!" Tahu-tahu tangan pendeta itu telah menempeleng muka si pelayan. Keras sekali tamparan itu sampai kedua gigi didepan bagian atas telah copot karenanya. Pelayan itu seperti disamber setan, dia telah memandang bengong kepada pendeta itu. sampai akhirnya dia baru meringis sambil memegangi pipinya yang sakit sekali. "Kau.... kau...." Suara pelayan itu tergagap mengandung kemarahan, karena tidak hujan tidak angin pendeta itu telah main pukul padanya. "Kau, kau. apa" Bentak si pendeta. "Cepat sediakan makanan dan minuman, mengapa engkau harus banyak cerewet, bukankah setiap tamu yang masuk kerumah makan ini untuk bersantap?" Pelayan itu tampaknya mendongkol, takut dan marah menjadi satu, karena pendeta yang menjadi tamunya itu sangat galak sekali. "Taisu...tadi aku hanya menanyakan makanan apa yang menjadi selera Taisu.." Si pelayan berusaha menjelaskan. Tetapi .... "Ploook! Plookk" Keras sekali muka pelayan itu ditempeleng lagi, malah kali ini lebih keras dari yang tadi, karena begitu ditempeleng bukan hanya tiga buah giginya yang rontok, tetapi tubuhnya telah terguling dilantai. Pelayan itu menjerit kesakitan.946 "Jika kau masih rewel, maka aku tidak akan mengampunimu.. !" Kata pendeta itu yang tidak lain adalah Tiat To Hoat ong. Pelayan itu tidak berani terlalu lama berada disitu, sambil menahan sakit dan berulang kali menyahuti. "Ya! Ya! Ya!" Dia cepat cepat pergi kebelakang ruangan, ketempat masak. untuk memesan beberapa masakan yang enak-enak untuk Tiat To Hoat-ong. Waktu sayurnya sudah mateng dan selesai disiapkan, pelayan yang melayani pendeta itu pelayan yang lainnya, sedangkan pelayan yang tadi ditempiling oleh Tiat To Hoat ong, telah bersembunyi dibelakang saja tidak berani keluar. Pelayan yang kali ini melayani Tiat To Hoat ong juga tidak berani terlalu banyak bicara, dia telah mempersiapkan makanan dimeja si pendeta. "Kau membisu seperti itu seperti orangg gagu!" Bentak Tiat To Hoat ong dengan mendongkol. "Tidak Taisu.... aku tidak gagu....!" "Apa kau bilang?" Bentak si pendeta. Muka pelayan itu seketika menjadi pucat pias karena hatinya jadi ciut waktu dibentak oleh si pendeta. "Aku memberitahukan bahwa aku bukan seorang yang gagu, Taisu...." "Tapi tadi. mengapa engkau berdiam diri saja seperti orang bisu?" Bentak si pendeta itu lagi. Pelayan itu jadi serba salah. "Aku...aku tidak bermaksud banyak rewel kepadamu Taisu... !" "Hmmm.....pergilah !" Kata Tiat To Hoat Ong sambil mengebutkan lengan jubahnya.947 Yo Ko melihat itu jadi terseyum sendirinya, ternyata pendeta itu keterlaluan sekali memperlakukan pelayan-pelayan yang lemah tidak berdaya. Dan disaat itu dendam dan sakit hati yang tersimpan dihati Siauw Liong Lie dan Yo Him jadi meledak. Bahkan Yo Ko juga tidak bisa mengendalikan perasaannya, dia meletakan sumpitnya, dia berdiri menghampiri Tiat To Hoat-ong. Tiat To Hoat-ong waktu itu tengah duduk menikmati santapannya dengan membelakangi Yo Ko. Maka ketika Yo Ko telah berada dekat dengannya, pendekar sakti Yo Ko telah mengulurkan tangan kananrya sambil menepuk dengan perlahan. "Apa kabar Taisu....?" Tegurnya. Pendeta itu tampaknya jadi terkejut tetapi tepukan Yo Ko tidak berhasil mengenai pundak pendeta itu. Sebagai seorang yang memiliki kepandaian sangat tinggi, tentu saja Tiat To Hoat-ong tidak bisa diserang dengan cara seperti itu. dia telah menggerakan pundaknya dan bahunya itu jadi licin seperti berlemak. Yo Ko memang telah menduganya begitu. tidak mungkin dia bisa menyerang si pendeta itu, walaupun pendeta tersebut tengah duduk membelakanginya. Maka Yo Ko bersiap sedia untuk menghadapi segala kemungkinan yang bakal terjadi. Benar saja, Tiat To Hoat ong setelah berhasil begitu, tanpa menoleh lagi dia telah menggerakkan sumpitnya ke arah belakang. Cepat sekali sumpit itu menyambar dengan kekuatan yang mentakjubkan. Jika orang lain yang diserang dengan cara demikian, tentu biji matanya akan ditembusi sumpit. Dan juga akan membuat mereka bisa binasa jika sampai dikening. Karena sumpit itu walaupun terbuat dari kayu, tokh tenaga timpukannya sangat948 besar, sehingga merupakan sumpit baja yang memiliki kekuatan tidak terhingga. Tetapi Yo Ko yang memiliki kepandaian sangat tinggi mana bias diserang mendadak begitu? Dengan tidak merobah kedudukannya, dia telah membuka mulutnya dan "Tapp..!" Ujung sumpit telah digigitnya dengan mempergunakan giginya, sehingga sumpit tidak bisa bergerak lagi. Sesungguhnya apa yang dilakukan oleh Yo Ko sangat berbahaya sekali, kalau tadi itu gagal menerima sumpit itu dengan mulutnya dan tidak sempat untuk mengigit, jelas sumpit itu akan menerobos kelubang tenggorokan di lehernya. Tetapi berhubung Yo Ko memang memiliki kepandaian yang sempurna, dia bisa melakukan gigitan pada sumpit itu dengan baik. Tiat To Hoat Ong menyadari juga bahwa serangannya tidak berhasil, karena dia tidak mendengar suara kesakitan dari orang yang berada dibelakangnya. Maka dia mengulurkan tangannya ke atas meja didepannya kemudian dia telah melompat beridiri memutar tubuhnya dan mengawasi dengan sorot mata yang tajam kepada orang yang mencoba membokongnya itu. Ketika mengenali orang yang membokongnya tak lain dari pada Yo Ko, pendeta itu agak melengak sesaat, tetapi kemudian dia tertawa bergelak-bergelak. "Oh, kiranya seorang pendekar besar yang telah muncul disini? Ha.. Ha.. Ha..! Engakau si buntung mengapa tidak hujan tidak angin telah menyerang diriku?" Mendongkol sekali Yo Ko mendengar dirinya disebut si buntung, dia telah tertawa dingin sambil katanya dengan suara yang tawar. "Sudah cukup lama engkau bersembunyi dari kejaranku. maka hari ini aku orang she Yo bermaksud meminta949 petunjukmu lagi! Keluarkanlah golok besimu itu..!" Dan nada suara Sin Tiauw Tayhiap Yo Ko begitu tegas, seperti juga dia ingin mengatakan bahwa akan mampertaruhkan jiwanya untuk membinasakan Tiat To Hoat-ong. Tiat To Hoat-ong bersikap tenang saja, dia malah tersenyum-tersenyum. Tetapi didalam hatinya pendeta ini tengah diliputi ketegangan menghadapi jago nomor wahid tersebut. "Aku tidak ingin bertempur sekarang, karena aku sedang memiliki tugas penting, maka jika engkau seorang hohan, biarkan aku pergi dulu, nanti tiga bulan lagi kita bertemu lagi disini..!" Yo Ko terfawa dingin. "Melepaskan engkau yang telah mencelakai isteri dan Sin Tiauwku itu....!" Kata Yo Ko dengan suara yang dingin. "Untung saja kami masih bisa saling bertemu. dengan isteri dan anakku. itulah mereka!" Sambil berkata begitu, Yo Ko telah menunjukkan ke mejanya, dimana Siauw Long Lie, Phang Kui In, Kwee Siang dan Goat Lan sedang duduk sambil bersantap sedikit-sedikit dan tenang sekali, seperti juga tidak terjadi sesuatu. Tetapi bagi Tiat To Hoat Ong malah lain, dia jadi begitu terkejut. dia sampai mengeluarkan seruan tertahan, mukanya pun berubah menjadi agak pucat. Dengan adanya Siauw Long Lie bersama Yo Ko, sulit sekali dia meloloskan diri, karena tidak ada harapan lagi baginya ditangan suami isteri yang merupakan pasangan pendekar yang memiliki nama yang sangat terkenal, bahkan Yo Ko telah diakui sebagai pendekar sakti nomor satu oleh seluruh jago- jago persilatan. Nyali si pendeta menjadi ciut.950 "jika sekarang kau merintangi aku, sama juga engkau seorang pengecut karena dikala aku tidak bersiap-siap engkau mengajak aku untuk bertempur! Jika memang kalian seorang Hohan, lepaskan aku dulu, tiga bulan mendatang aku pasti akan datang kemari untuk bertemu dengan kalian." Yo Ko tersenyum mengejek. "Tidak bisa!" Katanya tegas. "Mengapa tidak bisa?" "Aku tidak mau perduli kepada pekerjaanmu, aku juga tidak akan tahu pekerjaan apa yang sedang engkau jalankan. Tetapi yang terpenting, engkan adalah musuhku! Orang yang telah mencelakai Liong-jie, isteriku. dan bahkan sampai anakku. Yo Him hampir saja binasa! Maka sekarang juga aku ingin memperhitungkan segalanya!" Muka Tiat To Hoat ong jadi berobah tidak enak dilihat. Walaupun dimukanya dia tidak memperlihatkan sesuatu apapun juga, namun dihatinya kebat-kebit. Hal itu disebabkan Tiat To Hoat ong memang mengetahuinya bahwa ilmu pedang gabungan yang dimiliki Yo Ko dan Siauw Liong Lie, yang diberi nama Giok Lie Kiam Hoat merupakan ilmu pedang yang sulit sekali dihadapi, karena ilmu pedang bidadari itu meiupakan ilmu pedang yang seragam diantara kedua pedang, dapat bekerja sama dengan baik. jika yang satu tengah terdesak, pedang yang satunya lagi dapat segera membantuinya. Jika hanya merghadapi Yo Ko seorang diri,atau juga Siauw Liong Lie seorang diri, tentu Tiat To Hoat ong tidak jeri, karena kepandaian mereka hampir berimbang. Tetapi kini kenyataan yang ada kedua-keduanya berada di tempat ini. Bahkan Yo Ko tampaknya telah bernapsu sekali akan menyerang dirinya, Tiat To Hoat Ong tidak memiliki pilihan lain, karena walaupun bagaimana dia harus berani951 menghadapi pasangan suami isteri yang terkenal kegagahannya itu. "Baiklah!" Kata Tiat To Hoat-Ong sambil memperlihatkan sikap yang angkuh. "Aku akan menghadapimu dulu, si buntung sombong.....!" Dan setelah berkata begitu, Tiat To Hoat Ong telah mencabut golok besinya, dia membulang balingkan beberapa kali, sehingga golok yang berwarna hitam itu memantulkan cahaya yang berkilauan. Itulah senacam golok mustika yarg jarang sekali terdapat didaratan Tionggoan. "Ayoh mulai....!" Tantang Tiat To Hoat Ong sambil tertawa mengejek, sikapnya tenang sekali. Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Tetapi sesungguhnya otaknya tengah bekerja mencari jalan untuk dapat meloloskan diri dari pasangan suami isteri yang tangguh itu. Yo Ko juga telah mencabut keluar It Thian Kiamnya. dia membulang balingkau juga pedang itu dengan tangan kiri tunggalnya. Pedang It Thian Kiam adalah pedang mustika yang baik sekali, yang memiliki bobot sangat berat, dibantu lagi oleh lwekang Yo Ko yang memang telah mencapai tingkat sempurna, sehingga menimbulkan kembali keragu-keraguan Tiat To Hoat Ong. Belasan tahun yang lalu dia pernah merasakan hebatnya Yo Ko, walaupun tangan kanannya telah buntung dan hanya memliki tangan kiri saja. Kemudian dia berhasil menculik Siauw Liong Lie dengan mempergunakan bubuk obat tidur, sehingga ia bisa menangkap Siauw Liong Lie dan burung rajawali saktinya. Selama belasan tahun Tiat To Hoat ong melatih diri dengan giat karena dia menghendaki supaya kepandaiannya jauh lebih tinggi dari yang sudah-sudah.952 Disampihg itu Tiat To Hoar ong juga tengah sibuk mencari pembesar-pembesar negara Song yang bisa diajak bekerja sama untuk menyambut kedatangan pasukan Mongolia yang dipimpin Kubilai Khan dari dalam. Dan memang usaha Tiat To Hoat ong berhasil memuaskan, karena dia telah melihat banyak pembesar-pembesar penting dari negara Song itu yang mengadakan kontak dengan Kubilai Khan. Hasil yang dicapai olah Tiat To Hoat ong menggembirakan hati Khannya yang agung, dia dipuji sebagai guru negara yang banyak jasanya. Dan kini setelah belasan tahun sibuk mengatur segala- segalanya. Tiat To Hoat ong kembali kedaratan Tionggoan, karena dalam rencana yang telah digariskan, pasukan tentara Mongol, ia itu akan menyerbu daratan Tionggoan dalam tahun mendatang. Tetapi siapa tahu waktu dia berada dirumah makan, justru dia telah berpapasan dengan Yo Ko dan Siauw Liong Lie. Hatinya jadi ciut duluan. Walaupun bagaimana Tiat To hoat ong memang mengakui bahwa kepandaian Yo ko masih berada satu tingkat diatasnya, maka dia mesti berlaku hati-hati. "Ayo mulai buka serangan...!" Seru Yo Ko menantang. Tiat To Hoat ong tidak segan-segan lagi, dia telah mengerahkan kekuatan tenaga Iwekangnya sebanyak tujuh bagian yang disalurkan kepada golok besinya. "Wuttt".!" Golok besi itu menyambar ke dada Yo Ko. Tetapi Yo Ko tidak berkelit, dia menggunakan It Thian Kiam-nya untuk menangkis "Tranggg...!" Benturan kedua senjata mustika itu terdengar keras sekali.953 Tubuh Tiat To Hoat-ong tergoncang keras, dia jadi terkejut karena dalam satu gebrakan itu saja Tiat To Hoat ong telah dapat menduga bahwa tenaga lwekang Yo Ko lebih tinggi dari dia. Jalan satu-satunya untuk menyelamatkan jiwanya, Tiat To Hoat ong harus mencari usaha meloloskan diri. Tetapi Yo Ko saat itu telah melancarkan serangan lagi dengan menggunakan salah satu jurus dari ilmu silat Giok Lie Kiam Hoat(Ilmu pedang Bidadari) yang dinamakan "Bidadari menari, senjata bertebaran", pedang It Thian Kiam itu telah berkelebat-berkelebat cepat sekali. Aneh bear cara menyerang Yo Ko, dalam sekejab mata telah seratus geraka yang digunakan mengincar bagian yang mematikan ditubuh Tiat To Hoat ong. Tiat To Hoat Ong, walaupun sangat terdesak dan sukar mengelakkan diri, kenyataannya dia bisa juga membela diri agar tidak sampai rubuh dipedang Yo Ko. Akibat perasaan sakit hati dan dendam, kali ini Yo Ko bertempur berlainan dari biasanya. Karena dalam pertempuran-pertempuran dimasa lalu, Yo Ko tidak begitu mendesak lawannya. namun kini berhadapan dengan Tiat To Hoat ong justru dia bermaksud untuk secepat mungkin merubuhkan Tiat To Hoat Ong. Lama kelamaan Tiat To Hoat Ong jadi semakin sibuk dan terdesak hebat. Karena Tiat To Hoat ong tidak memiliki jalan lain lagi, mau atau tidak, dia harus menghadapi Yo Ko. Dengan mengeluarkan suara bentakan yang bengis mengandung kenekadan, tanpalk Tiat To Hoat-ong menggerakkan golok hitamnya itu, dia telah menyerang dengan jurus "Setan Akherat Datang Mengisap Darah", dimana golok hitamnya itu seperti juga seekor naga hitam yang menerjang kepada Yo Ko.954 Yo Ko sendiri dalam kemarahannya menghadapi musuhnya yang benar-benar hampir merusak rumah tangganya, dimana dia harus berpisah dengan Siauw Liong Lie dan puteranya, yaitu Yo Him, kali ini dia bertempur tidak berlaku segan-segan lagi. It Thian Kiam-nya digerakkan dengan bertubi-tubi melakukan tikaman dan tabasan yang tidak hentinya. Gerakan kedua orang yang tengah bertempur itu semakin lama semakin cepat dan akhirnya mereka hanya tampak merupakan dua sosok tubuh yang tengah berkelebat-kelebat dengan cepat sekali, juga kedua senjata mereka setiap kali saling bentur telah menimbulkan suara "Trang. trang, trang," Tidak hentinya. Untung saja Tiat To Hoat Ong mempergunakan golok pusaka, sehingga goloknya itu tidak sampai tertabas kutung atau semplak. Disaat itu tampak Yo Ko telah mengeluarkan suara bentakan yang nyaring sekali. setiap kali pedangnya meluncur menyerang Yo Ko selalu berseru . "Awas pedang!!" Untuk mendesak Yo Ko, Tiat To Hoat Ong tidak bisa dan tidak sanggup, karena Yo Ko justru telah mengurung diri sipendeat dengan pedangnya yang berkelebat dengan rapat sekali. Tetapi Hiat To Hoat Ong keras hati. "Biarlah kau mati bersama-bersama dengan dia!" Serut hati kecil Hiat To Hoat Ong. "Hemm, sekarang aku baru menghadapi si buntung ini, aku sudah terdesak, bagaimana jika nanti isterinya itu, Siauw Liong Lie ikut bertempur mengeroyok diriku, tentu aku akan sibuk sekali mengelakkan diri dari serangan-serangan mereka. Hemm, walaupun bagaimana aku harus berusaha untuk mencari jalan keluar meloloskan diri dari mereka..."955 Dan setelah berpikir begitu, didalam hatinya, Tiat To Hoat ong memutar golok besinya. dia telah mengerahkannya dengan gerakan-gerakan yang sangat cepat dan menerjang kuat sekali. Yo Ko serrentara waktu harus melompat mundur mengelakkan serangan dan terjangan nekad dari lawannya ini. Tetapi begitu golok hitam itu berhasil dielakkannya. dengan mengeluarkan suara siulan yang sangat nyaring sekali tampak Yo Ko telah melancarkan serangan yang bertubi-bertubi ke diri si pendeta. Sehingga kali ini Tiat Hoat Ong harus melompat mundur. Yo Ko tidak berhenti sampai disitu saja. dengan gerakan yang manis dari jurus "Bidadari mempersembahkan Arak," Tempat pedangnya itu telah menuju kearah batang leher Toat To Hoat Ong. Waktu itu tampak Tiat To Hoat Ong telah terhuyung mundur dengan muka yang sangat pucat. Mati-Matian dia berusaha menggerakkan golok besinya untuk menangkis. Pedang Yo Ko memang bisa ditangkisaya dengan kuat, tetapi pedang ditangan kiri Yo Ko itu tidak bergeming sedikitpun juga, dan tidak berobah arahnya. Bahkan golok hitamnya Tiat To Hoat ong itu sendiri yang telah terpental dan hampir terlepas dari cekalannya, Sedangkan mata pedang Yo Ko masih terus meluncur menusuk kearah batang lehernya pendeta itu. Tiat To Hoat ong merasakan seperti juga semangatnya telah terbang melayang meninggalkan raganya dia juga mengeluarkan seruan tertahan. Namun sebagai koksu negara yang memiliki kepandaian sangat tinggi, dengan sendirinya dia tidak diliputi kegugupan saja. Dalam keadaan terdesak seperti itu dia tidak dapat berdiam diri saja. dengan cepat dia membuang diri ke956 belakang, lalu bergulingan ditanah beberapa kali, menjauhi Yo Ko. Tiat To Hoat ong bergerak sangat cepat sekali, tetapi gerakan Yo Ko lebih cepat lagi. Dengan mengeluarkan suara bentakan yang bengis, Tiat To Hoat ong jadi nekad dan telah menggerakkan pula pedang hitamnya sambil tubuhnya bergulingan. Dia menggunakan jurus "Menabas Ular diEkornya" Sehingga pedang Yo Ko yang tengah menyambar datang itu telah kena ditangkisnya dengan kuat sekali. "Tranggg...!" Karena Tiat To Hoat ong memusatkan seluruh kekuatan tenaganya dipergelangan tangannya dan menyalurkan lewat golok hitamnya itu, maka benturan itu tidak merugikan apa- apa baginya. Sedangkan Yo Ko telah menarik pulang pedangnya, kemudian dia berkata dengan suara yang tawar. "Berdirilah, aku tidak bisa membinasakan manusia yang sudah tidak berdaya..!" Muka Tiat To Hoat ong menjadi berobah merah, dengan marah dia balas membentak. "Jangan sombong... Engkau belum tentu dapat merubuhkan diriku..!" Dan sambil berkata begitu, Tiat To Hoat Ong merangkak bangun. Tiba-tiba dia mengeluarkan serangan dan tahu-tahu golok hitamnya itu telah dilemparkannya dengan cepat sekali. Itulah salah satu jurus simpanan Tiat To Hoat-Ong bernama "Tenggeret menubruk mangsanya". Yo Ko juga terperanjat melihat cara menyerang lawannya yang agak aneh, dengan mata golok mengincar batang lehernya. Sebagai seorang pendekar sakti, Yo Ko tentu saja tidak menjadi gugup. Dengan cepat pedangnya diputar, dan957 pergelangan tangan kanan jubahnya yang kosong itu telah dikebutkan. Kemudian lengan jubahnya yang dikebutkan itu telah melibat batang golok lawan, dan pedangnya meluncur terus dengan cepat sekali. Gerakan yang terjadi itu semuanya berlangsung sangat cepat sekali, sehingga Tiat To Hoat Ong sendiri seperti tertegun. Tetapi segera dia tersadar, karena saat itu justru mata pedang Yo Ko tengah menyambar secepat kilat kearah dadanya. Dengan mengeluarkan seruan tertahan, tampak Tiat To Hoat-Ong mengeluarkan iwekangaya untuk menarik terlepas goloknya dari libatan lengan baju Yo Ko. Tetapi usahanya itu gagal. Sedangkan Pedang Yo Ko terus menyambar ke diri Tiat To Hoat Ong. Tidak ada pikiran lainnya lagi bagi Tiat To Hoat Ong selain melepaskan goloknya. karena jika tidak, dia tentu akan memerima bahaya yang tidak kecil. Sambil melepaskan cekalan tangannya pada goloknya itu. Tiat To Hoat Ong melompat kebelakang, dia telah menjauhi Yo Ko dengan mengorbankan goloknya itu. Yo Ko tidak melanjutkan serangannya itu dan tertawa sinis. "Apakah sekarang engkau menyerah?" Tanyanya. "kalau kau mau meminta maaf tentu kami bersedia memaafkan kesalahanmu asal kau berjanji tidak akan melakukan perbuatan-perbuatan jahat lagi." Muka Tiat To Hoat Ong jadi berubah merah padam. karena selain mendongkol sekali dirinya dihina, juga dia marah bukan main goloknya sampai terlepas dari tangannya hanya akibat gulungan lengan jubah Yo Ko.958 "Hemm.. sekarang belum tentu engkau bisa merubuhkan diriku... kembalikan golokku itu dan kita main-main lagi seribu jurus..!" Kata Tiat To Hoat Ong. Yo Ko tertawa dingin. "Dulu adik seperguruanmu Kim Lun Hoat ong telah terbinasa karena dirinya terlalu membela kerajaan Mongolia sehingga dengan akal liciknya beberapa kali telah mencelakai orang-orang Han kami. dia menemui ajalnya dengan cara yang pantas karena kesalahan dan dosa Kim Lun Hoat Ong telah luber melwati takaran! dan kini Engkau.. Jika engkau masih tidak mengenal selatan. itu terserah kepadamu... nah terimalah golokmu..!" Pedang Wucisan Karya Chin Yung Seruling Samber Nyawa Karya Chin Yung Bara Naga Karya Yin Yong