Ceritasilat Novel Online

Rajawali Sakti Langit Selatan 33


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long Bagian 33


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya dari Sin Long   Dia terus juga melayani dengan tangan tunggalnya sambil berurang kali mengelakkan diri.   Dan selama itu ia pun memperhatikan benar-benar cara bertempur dari Ciu Tie Tamtai, untuk mencari kelemahan lawannya tersebut.   Tetapi desakan yang dilancarkan oleh Ciu Tie Tamtai datang ber tubi-tubi dan cara bertempurnya juga semakin aneh sekali.   Sehingga suatu kali, Yo Ko terpaksa melompat melambung ketengah udara berjumpalitan mengelakan diri dari terjangan kekuatan tenaga lwekang yang melancarkan pada pukulan kedua telapak tangan Ciu Tie Tamtai.   yang menerjang seperti seekor harimau garang dan ganas sekali.   Sambil berjumpalitan ditengah udara, Yo Ko telah menyabut dengan lengan baju lagian yang kosong, ia menghantam kearah kepala dari Ciu Tie Tamtai, dimana lengan bajunya tersebut birobah keras seperti baja, menimbulkan angin yang berkesiuran kuat sekali.   Jika saja lengan baju tersebut berhasil menghantam tepat kepala dari Ciu Tie Tamtai, niscaya kepala lawannya itu akan terpukul pecah, karena jangankan kepala manusia, sedangkan batu gunung yang besar sekalipun, jika terkena hantaman lengan baju yang telah disaluri oleh kekuatan sinkang yang memang sangat dahsyat tersebut, tentu akan hancur menjadi tepung! Ciu Tie Tamsai yang waktu itu sesungguhnya hendak membarengi melontarkan serangan pula, jadi terkejut melihat ancaman yang tengah menuju kearah dirinya itu.   Beberapa kali ia telah mengeluarkan suara seruan sambil berkelit, namun lengan baju Yo Ko seperti juga memiliki mata, kemana saja Ciu Tie Tamtai mengelak, maka lengan baju itu telah menyambar dengan cepat dan kuat sekali.   Ciu Tie Tamtai akhirnya tidak bisa mengelit lebih jauh lagi, waktu lengan baju itu menyambar terus dengan cepat kebatok kepalanya.   sedangkan tangan kiri Yo Ko juga telah1097 menghantam dengan kuat sekali kedadanya, maka terpaksa Ciu Tie Tamtai telah mengeluarkan suara raungan yang keras sekali, dan balas menyerang.   Ia bukan menangkis dengan mempergunakan kekerasan, karena justru dengan menghantam begitu ia memaksa Yo Ko untuk menarik pulang serangannya, karena jika tidak mereka tentu akan terbinasa bersama, dimana memang mereka berdua memiliki kekuatan sinkang yang berimbang dan ilmu yang sama tingginya.   Tetapi Yo Ko sebagai jago silat yang memang telah sempurna sekali ilmunya dan memiliki banyak pengalaman, tidak mau begitu saja mundur, melihat kenekadan lawannya.   Tiba-tiba tubuhnya telah terjungkir balik, dengan tangan kirinya ia telah menghantam kearah dada lawannya, tubuhnya meluncur terus turun, tahu-tahu kepalanya membentur tanah, dan tubuh Sin Tiauw Taihiap tersebut telah berputar dengan cepat sekali seperti gangsing.   Dan dengan berputar begitu, lengan bajunya yang kanan, yang kosong itu, telah berputar seperti titiran, dan membentuk sebuah lingkaran yang cukup luas, dimana ruang lingkup untuk menyingkirkan diri dari Ciu Tie Tamtai jadi sempit sekali, kemana saja ia berkelit maka kesitu pula lengan baju Yo Ko menyambar dengan kuat dan bisa mematikan.   Bukan main mendongkol dan murkanya Ciu Tie Tamtai, sampai tubuhnya gemetaran dan ia berulang kali mengeluarkan suara seruah yang nyaring sekali.   Dengan nekad ia juga telah memutar kedua tangannya seperti juga tangannya itu telah berobah menjadi puluhan pasang tangan.   yang melindungi sekujur tubuhnya.   Gerakan yang dilakukannya itu merupakan jurus membela diri, yaitu melindungi tubuhnya dengan sinkangnya sehingga terjangan tenaga gempuran yang dilancarkan oleh Yo Ko terbentur dan tidak bisa menerobos pertahanan dari Ciu Tie Tamtai.   Jurus demi jurus telah lewat lagi cepat sekali, dimana kedua tokoh persilatan yang masing-masing memiliki1098 kepandaian sangar tinggi itu, akhirnya terlibat dalam suatu pertempuran yang menentukan sekali, karena dilihat dari cara bertempur mereka, jelas salah seorang diantara mereka akan jatuh sebagai korban.   Yo Him yang menyaksikan jalannya pertempuran antara Yo Ko dengan Ciu Tie Tamtai, dan juga Siauw Liong Lie dengan Tiat To Hoat ong tersebut, semakin lama jadi semakin kuatir, karena ia melihatnya jika saja kedua orang tuanya itu berlaku lambat atau lengah sedikit saja, tentu akan celaka ditangan lawan-lawan mereka.   Siauw Liong Lie sendiri mulai tidak sabar, karena beberapa kali ia telah mulai menyerang dengan ilmu-ilmu simpanannya.   Setiap serangan dari kepalan maupun telapak tangannya, temua itu mengandung tenaga maut yang bisa mematikan, Dengan demikian membuat Tiat To Hoat ong semakin lama semakin sibuk untuk menghadapinya, dimana tampak ia semakin terdesak.   Telah belasan jurus lagi yang dilewati mereka, dan masing masing telah mempergunakan lwekang mereka pada tingkat yang tertinggi.   Bertempur dengan mempergunakan sinkang sesungguhnya merupakan pertempuran yang bisa membawa celaka untuk orang yang bersangkutan.   Karena cara bertempur dari para akhli silat yang telah mahir lwekangnya, tentu sekali hantam bisa membinasakan lawannya hanya mengandalkan angin serangan.   Berbeda dengan mempergunakan senjata tajam, mungkin hanya terluka.   Tetapi justru dengan lwekang, sekali lambat mengelakkan diri, berarti akan merusak bagian dalam tubuh.   Lawan dari orang yang bertempur dengan mempergunakan lwekang pun harus dapat mengendalikan diri dalam hal menggerakan lwekang membendung desakan dari tenaga menyerang lawan, karena jika tidak, ia bisa dirusak oleh kekuatan lwekang sendiri, dimana akan bisa membuatnya lumpuh saja kalau lwekang itu seperti senjata makan majikan.1099 Hal itu juga seperti diketahui dengan baik oleh Siauw Liong Lie maupun Tiat To Hoat ong.   Maka walaupun Siauw Liong Lie telah mendesaknya begitu kuat dengan lwekang dan juga ilmu simpanannya, Tiat To Hoat ong hanya membatasi diri dengan berkelit dan membendung tenaga serangan lawannya.   Sejauh itu ia belum sedia untuk menghadapi dengan keras dilawan keras, karena ia kuatir kalau kalau begitu ia mempergunakan lwekangnya, tenaga dalamnya itu belum bisa memadai kekuatan lawannya.   Itulah sebabnya, selama itu ia hanya memperhatikan cara Siauw Liong Lie melancarkan gempuran- gempuran kepadanya.   Setelah lewat lagi sepuluh jurus, barulah Tiat To Hoat ong mengeluarkan suara bentakan keras sambil mempergunakan kedua tangannya yang dirangkapkan dan telah mendorong kuat sekali, Siauw Liong Lie merasakan angin gempuran yang menyambar kuat sekali kepadanya, tenaga serangannya pada saat itu seperti tertolak balik kepadanya, dan juga dadanya dirasakan seperti tertekan oleh suatu kekuatan yang membuat napasnya menjadi sesak.   Segera ia mengebutkan tangan kanannya, berusaha untuk membuyarkan tenaga menekan dari lawannya.   Tiat To Hoat ong tidak membuang-buang waktu lagi, ia mengeluarkan suara bentakan beberapa kali dibarengi dengan kedua tangannya menghantam berulang kali, seperti juga angin serangannya itu telah berkesiuran dengan hebat menerjang Siauw Liong Lie.   Tubuh Siauw Liong Lie terhuyung sampai satu tombak lebih, ia merasakan betapa kuda-kuda kedua kakinya seperti tergempur.   Dan bersamaan dengan itu, sudah tidak ada jalan lain untuk Siauw Liong Lie menyingkirkan diri, ia mengeluarkan suara teriakan nyaring dan menghantam dengan kedua tangannya.   Tanpa saling sentuh tangan mereka masing-masing, kedua kekuatan Siauw Liong Lie dan Tiat To Hoat ong telah saling bentur dengan keras sekali,1100 menggelegar seperti juga memekakkan anak telinga yang bagaikan mendengar suara petir yang meledak di tepi telinga mereka.   Tiat To Hoat ong tampak tergoncang tubuhnya, sampai ia mundur beberapa langkah kebelakang dengan wajah yang pucat dan juga napasnya yang memburu keras.   Matanya terpentang lebar-lebar, dan ia berdiri ditempatnya sambil berusaha mengatur pernapasannya, karena ia merasakan betapa seluruh isi tubuhnya bagaikan tergoncang dan teraduk- aduk.   Dan Siauw Liong Lie telah terhuyung dua langkah, tetapi nyonya Yo tersebut membawa sikap yang tenang, dalam waktu yang singkat ia telah berhasil meluruskan pernapasannya.   Melihat Tiat To Hoat ong yang masih berdiri ditempat tersebut berdiam diri saja, dengan wajah yang pucat seperti itu, ia tidak mau membuang buang waktu lagi, cepat bukan main, tubuhnya telah meloncat melayang ditengah udara menerjang Tiat To Hoat ong.   Gerakan yang dilakukan oleh Siauw Liong Lie yang sangat cepat sekali, dan juga tenaga serangan dari kedua telapak tangannya itu sangat kuat, menyambar kearah dada Tiat To Hoat ong.   Pendeta Mongolia tersebut kaget bukan main, semangatnya seperti terbang meninggalkan raganya waktu melihat cara menyerang Siauw Liong Lie seperti itu.   Namun karena ia terdesak demikian rupa, ia sudah tidak memiliki pilihan lain lagi, hanya mempergunakan golok hitamnya tersebut dikibaskan kepada lawannya dengan gerakan membacok melintang, dan membarengi dengan itu tangan kirinya juga telah menghantam lagi dengan seluruh sisa tenaga yang ada padanya.   Rupanya cara membela diri dari Tiat To Hoat ong benar- benar merupakan pembelaan diri yang sangat kuat sekali, memaksa Siauw Liong Lie harus membatalkan serangannya itu, Karena jika ia meneruskan, tenaga tangan kiri dari Tiat To1101 Hoat ong itu bisa dihadapinya, namun bahayanya adalah golok hitam pusaka dari pendeta Mongolia tersebut, yang mungkin bisa merobek perutnya.   Dengan cepat Siauw Liong Lie mengerahkan sinkangnya, memberati tubuhnya seribu kati, dan tubuhnya itu meluncur turun dengan demikian tebasan golok dari pendeta Mongolia tersebut telah mengenai tempat kosong.   Dan bersamaan dengan itu, ia juga cepat sekali menekuk kedua kakinya, dalam keadaan posisi tubuh yang jauh lebih rendah dari Tiat To Hoat ong, ia mengerakkan tangan kanannya menghantam keatas.   Angin gempuran terdengar berkesiuran kuat sekali, dan diwaktu itu pula tubuh Tiai To Hoat ong sudah tidak berhasil lolos dari gempuran tersebut, bagian pinggangnya terhantam telak sekali.   Suara jeritan keras dari Tiat To Hoat ong terdengar menggema ditempat tersebut, tubuhnya juga terlontarkan dengan kuat sekali ketengah udara, dimana tubuhnya meluncur akan terbanting ditanah.   Namun Tiat To Hoat ong sebagai seorang koksu negara yang memiliki kepandaian sangat tinggi, merupakan seorang yang pandai menguasai keadaan dengan cepat, waktu tubuhnya tengah meluncur akan terbanting seperti itu, ia telah menyedot hawa udara dengan cara yoga, dan tubuhnya waktu terbanting, ia berguling dengan mempergunakan cara jago gulat, sehingga tubuhnya waktu menyentuh tanah ia bergelinding beberapa kali sejauh satu tombak lebih dan kemudian mencelat melompat bangun kembali.   Siauw Liong Lie girang melihat kali ini serangannya telah berhasil mengenai tepat pada sasarannya, dan ia telah menyusul kepada pendeta Mongolia itu, dan kembali melancarkan gempuran.   Sama sekali ia tidak mau memberikan kesempatan bernapas kepada pendeta tersebut.1102 Tetapi Tiat To Hoat ong yang telah melihat bahwa dirinya bukan tandingan dari nyonya Yo tersebut, terlebih lagi disebabkan tubuhnya telah tergempur oleh serangan Siauw Liong Lie tadi, sehingga ia terluka di dalam dan tenaga sinkangnya tergempur, membuat ia cepat-cepat menjauhi diri, tidak bersedia melayani gempuran yang dilancarkan Siauw Liong Lie.   Namun Siauw Liong Lie sama sekali tidak mau memberikan kesempatan kepada Tiat To Hoat ong, dengan cepat ia mengulangi lagi gempurannya.   Dan jurus demi jurus telah dilewatkan dalam kedalam demikian Tiat To Ho at ong telah terdesak hebat.   Tiat To Hoat ong jadi terdesak terus menerus, dan akan membuat Tiat To Hoat ong bercelaka, kalau saja ia terlambat mengelakkan diri dari gempuran Siauw Liong Lie, karena satu kali saja ia terkena serangan itu, niscaya akan membuat Tiat To Hoat ong terluka didalam, yang akan membawa kecelakaan yang tidak kecil buat Tiat To Hoat ong senditi.   Tetapi untuk menghadapi gempuran Siauw Liong Lie dengan kekerasan, ia pun belum bisa, karena tenaga sinkangnya belum pulih.   Jalan satu-satunya buat Tiat To Hoat ong hanyalah mengelakkan diri berulang kali, dan beruntun ia telah melompat kesana kemari dengan gerakan yang gesit sekali.   Siauw Liong Lie nendesak terus, sejurus demi sejurus serangannya semakin kuat, dan tenaga sinkang yarg dipergunakannya juga semakin kuat.   Dengan demikian, segera juga tampak napas Tiat To Hoat ong semakin sulit, dimana ia merasakan dadanya seperti tertindih oleh sesuatu kekuatan yang ratusan kali.   Jika saat itu ia masih bisa berkelit kesana kemari, itulah di sebabkan ia memang seorang akhli silat yang memiliki lwekang yang sempurna.   Dengan demikian, dalam keadaan terluka didalam, ia masih bisa untuk mengeluarkan1103 sisa tenaganya untuk menyelamatkan dirinya dari setiap serangan yang dilancarkan oleh Siauw Liong Lie.   Tetapi Tiat To Hoat ong juga menyadarinya bahwa ia tidak bisa bertindak begitu terus menerus, diapun bagaimana ia harus dapat mengatasi lawannya ini.   Yang terlalu mendesaknya terus menerus.   Segera terlihat Tiat To Hoat ong telah menggerakkan golok hitamnya, dan bersamaan dengan itu dengan disertai suara teriakan mengguntur, segera mendorong dengan telapak tangan kirinya dan tubuhnya melompat menerjang Siauw Liong Lie, ia telah mengulurkan kedua tangannya, merangkulnya dengan cepat kearah pinggang Siauw Liong Lie.   Melihat cara orang melancarkan serangan seperti itu, Siauw Liong Lie menyadari bahwa Tiat To Hoat Ong tengah nekad, ia mengeluarkan suara tertawa dingin, dan menepuk kearah kepala Tiat To Hoat ong.   Pukulan telapak tangan ini bukan main-main, karena jika kepala Tiat To Hoat ong kena ditepuk oleh telapak tangan Siauw Liong Lie, tentu akan membuat kepala Tiat To Hoat ong terhajar hancur.   Tiat To Hoat ong rupanya sama sekali sudah tidak memperdulikan serangan Siauw Liong Lie, ia tidak menangkis tepukan tangan Siauw Liong Lie melainkan serangannya pinggang Siauw Liong Lie kena dipeluknya dan golok hitamnya cepat sekali telah menempel pada pakaian Siauw Liong Lie.   Sedangkan tangan Siauw Liong Le juga telah tiba didekat kepala dari Tiat To Hoat ong, hanya terpisah bebetapa dim saja, Dengan demikian, keduanya terancam bahaya kematian.   Jika memang Siauw Liong Lie meneruskan tepukan telapak tangannya itu, kepala Tiat To Hoat ong tidak akan hajar pecah dan binasa, tetapi juga Siauw Liong Lie tidak akan lolos dari kematian juga.   Dengan dipeluknya pinggangnya, maka Siauw Liong Lie tidak mungkin mengelakkan diri dari golok pusaka Tiat To Hoat ong, berarti mereka juga akan binasa bersama sama.1104 Siauw Liong Le tercekat hatinya, ia kaget bukan main.   Tentu saja Siauw Liong Lie tidak mau binasa dengan pendeta Mongolia tersebut, karena itu tidak bersedia untuk mati dengan cara begitu konyol.   Ia membatalkan tepukkan tangannya pada kepala pendeta tersebut, mengempiskan perutnya dan cepat bukan main, tahu-tahu tangan kirinya menyentil golok hitam Tiat To Hoat ong.   dan membarengi itu tangan kanannya mendorong kuat sekali.   Tubuh Tiat To Hoat ong terhuyung mundur beberapa langkah.   Dau kesempatan seperti itu dipergunakan Siauw Liong Lie untuk melompat menjauhi diri.   Mereka jadi terpisah tiga tombak lebih.   Kedua orang ini saling mengawasi, dan kesempatan itu dipergunakan Tiat To Hoat ong untuk mengatur jalan pernapasannya.   Berangsur-angsur ia berhasil mengatur pernapasannya menjadi lurus kembali.   Sedangkan matanya tetap mengawasi tajam kepada Siauw Liong Lie, dimana ia menantikan serangan berikutnya dari Siauw Liong Lie.   Siauw Liong Lie juga tidak segera melancarkan serangannya lagi, ia hanya berdiri diam, dan melirik kepada suaminya yang tengah berhadapan dengan Ciu Tie Tamtai.   Dengan demikian, ia melihat betapa Yo Ko dan Ciu Tie Tamtai seperti juga tengah bertempur mengadu jiwa, dari kepala kedua orang itu seperti mengepul uap yang tipis naik tinggi sekali, keringat telah memenuhi wajah dan tubuh mereka.   Dan juga, disaat itu, sepasang kaki mereka masing-masing telah melesak masuk kedalam tanah, kurang lebih lima dim.   Melihat hal itu, Siauw Liong Lie jadi terkejut.   Pertempuran antara Yo Ko dengan Ciu Tie Tamtai merupakan pertempuran yang menentukan sekali antara mati dan hidup, karena mereka tengah mempergunakan lwekang yang tertinggi yang1105 mereka miliki, Sekali saja mereka tergempur, disaat itu juga akan terbinasa tanpa ampun lagi.   Dengan begitu, Siauw Liong Lie akhirnya berdiri diam saja mengawasi dengan bersiap sedia untuk membantui Yo Ko, jika sualu saat kelak suaminya mengalami ancaman bahaya dari lawannya.   Ciu Tie Tamtai sendiri mulai merasakan tekanan tekanan dari tenaga lwekang Yo Ko.   Karena itu ia telah beberapa kali sesungguhnya berusaha untuk dapat memisahkan diri dari lawannya tersebut.   Tetapi karena mereka lelah terlibat dalam pertarungan mengadu kekuatan tenaga dalam yang dahsyat, dengan sendirinya tidak mudah buat Ciu Tie Tamtai memisahkan diri dari lawannya.   Yo Ko maupun Ciu Tie Tamtai telah terlibat dalam pertempuran yang memaksa mereka semakin lama harus mengeluarkah seluruh kekuatan lwekang yang mereka miliki.   Dengan demikian, akhirnya keduanya telah mencapai batas kemampuan yang tertinggi yang mereka miliki, dimana tubuh mereka tergetar dan juga tangan mereka masing-masing telah bergerak semakin lambat.   Diwaktu itu tampak tubuh kedua orang ini juga seperti sering terhuyung bagaikan hendak rubuh terguling, bergoyang kesana kemari.   Siauw Liong Lie telah melihat bahwa kekuatan lwekang Ciu Tie Tamrai tidak berada di sebelah bawah suaminya, maka ia telah mendekati kedua orang yang tengah saling mengerahkan kekuatan sinkang mereka.   Matanya telah mengawasi tajam, dan jika saja Yo Ko telah tidak kuat menghadapi lawannya itu, ia akan menyelak untuk menghadapi Ciu Tie Tamtai.   Siauw Liong Lie telah mempersiapkan tenaga sinkang pada telapak tangannya.   Terapi waktu itu Siauw Liong Lie tidak bisa segera turun tangan, karena jika ia menyelak dalam keadaan Yo Ko dan Ciu1106 Tie Tamtai tengah terlibat dalam mengadu kekuatan sin-kang tingkat tinggi, jelas akan membahayakan Yo Ko juga.   Karena begitu ada kekuatan pihak ketiga yang menyelak ditengah tengah mereka, tentu dua kekuatan tenaga sinkang dari Ciu Tie Tamtai dan juga Yo Ko akan tergoncang dan boleh jadi kedua orang tersebut yang akan tergempur sendiri oleh tenaga lwekang mereka masing-masing.   Dan belum berarti bahwa Siauw Liong Lie sendiri terlolos dari bahaya karena diwaktu itu boleh jadi mereka tidak sanggup menerima gencetan dari dua kekuatan tenaga lwekang dri dua orang itu, yang memiliki lwekang kuat sekali.   Dengan sendirinya, jika Siauw Liong Lie melakukan suatu kesalahan kecil saja dalam menyelak diantara dua kekuatan raksasa tersebut, niscaya akan membuat ia terluka-dalam juga.   Maka dari itu Siauw Liong Lie hanya berdiri diam menantikan perkembangan selanjutnya saja, ia berwaspada mengawasi suaminya.   Ciu Tie Tamtai juga tidak luput dari tekanan Yo Ko, semakin lama samakin terdesak dan merasakan kedua kakinya mulai bergoyang-goyang, dimana suatu saat tentu kedua kakinya tersebut akan menjadi lemah dan kuda-kuda pertahanan kakinya akan tergempur.   Ia mengerahkan kekuatan lwekangnya sambil otaknya bekerja kesana.   kemari mencari jalan untuk dapat menundukkan lawannya itu.   Ketegangan yang diliputi tempat tersebut semakin terasa, dan Siauw Liong Lie sendiri merasakan hatinya berdebar keras.   Yo Him telah menghampiri ibunya, dan berdiri disisi ibunya tersebut.   Sedangkan Tiat To Hoat Ong sendiri telah berdiam diri saja, ia mengawasi saja pertempuran yang tengah berlangsung antara Yo Ko dengan Ciu Tie Tamtai.   sambil iapun1107 memusatkan lwekangnya; berusaha untuk menyembuhkan luka dipinggangnya akibat gempuran Siauw Liong Lie tadi.   Dalam keadaan seperti itu, dimana sekitar tempat tersebut hanya terdengar suara menderu dari angin serangan antara Yo Ko dengan Ciu Tie Tamtai, maka diwaktu itulah terdengar suara orang tertawa panjang sekali, suara tertawa tersebut terdengar jauh dan samar-samar, tetapi cepat sekali telah terdengar jelas dan juga diwaktu itu sesosok tubuh telah tiba ditempai tersebut.   "Loo Boao Tong...!"   Berseru Siauw Liong Lie girang. Ternyata orang yang baru datang sambil mengeluarkan suara tertawa itu tidak lain Ciu pek Thong, si tua berandalan yang jenaka itu. Yo Him telah menyambut kedatangan orang tua jenaka itu, ia memberi hormat.   "Aku tidak menyangka bahwa disini terjadi suatu pertemuan yang akan menggembirakan. Hai, hai, pertunjukan yang menarik hati... pertunjukan yang menarik hati ..!"   Berseru Ciu Pek Thong sambil tertawa keras lagi, dan mengusap-usap jenggotnya.   "Yo Hujin, sudah lamakah kalian disini?"   Siauw Liong Lie menunjuk kepada Yo Ko dan Cin Tie Tamtai, yang tengah terlibat dalam mengadu kekuatan tenaga lwekang.   "Kami ingin membereskan mereka dulu!"   Kata Siauw Liong Lie sambil kemudian melirik kepada Tiat To Haot ong.   Sedangkan pendeta Mongolia tersebut, ketika melihat munculnya Ciu Pek Thong.   jadi mengeluh.   Karena si tua berandalan tersebut merupakan seorang jago yang memiliki ilmu silat tidak berada disebelah bawah kepandaian Yo Ko dan Siauw Liong Lie.   Dengan munculnya si tua berandalan1108 tersebut, berarti ia bersama Ciu Tie Tamtai dan Turkichi, akan memperoleh kesulitan yang tidak kecil.   Waktu itulah tampak Ciu Pek Thong telah berkata kepada Tiat To Hoat ong.   "Inilah kesempatan yang baik sekali untuk kita saling mengadu ilmu....! "kita akan main-main sampai sepuas hati...!"   Katanya sambil tertawa keras, dan membarengi dengan itu, tampak tubuhnya telah melompat kedepan Tiat To Hoat-ong.   Tiat To Hoat-ong waktu itu telah tergempur pinggangnya oleh serangan tangan Siauw Liong Lie dengan demikian jalan pernapasannya belum pulih seluruhnya.   Dan tentu saja sekarang ia ditantang demikian rupa oleh Ciu Pek Thong, dimana tentunya pertempuran di antara mereka tidak mungkin dielakan, dengan sendirinya akan membuat dirinya yang menderita kerugian.   Namun sebelum dia mengambil keputusan dan menyahuti perkataan Ciu Pek Thoag, di waktu itulah Ciu Pek Thong telah melompat dan menggerakan tangannya akan menarik jenggot Tiat To Hoat-ong.   Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Gerakan yang dilakukan si tua berandalan yang jenaka ini gesit sekali, dimana ia menggerakan tangannya itu secepat kilat.   Tiat To Hoat-ong telah mengelakan tangan orang dengan memiringkan kepalanya, dan golok hitamnya telah digerakkan menyilang.   Tabasan golok itu memang berbahaya menuju kearah dada Ciu Pek Thong, namun kenyataannya Ciu Pek Thong dengan diiringi tertawanya, telah menyentil golok tersebut, sehingga golok itu tergetar keras.   Dan tangan Ciu Pek Thong yang satunya tetap diulurkan untuk mencabut jenggot dari pendeta Mongolia tersebut.1109 Tiat To Hoat-ong gusar bukan main, ia mengeluarkan suara seruan nyaring, dan bersamaan dengan itu, ia menendang dengan kaki kanannya.   Tetapi Ciu Pek Thong benar-benar gesit, ia berhasil menghindarkan diri dari tendangan orang, sedangkan tangannya masih juga diulurkan akan mencabut jenggot Tiat To Hoat-ong.   Pendeta Mongolia itu jadi kewalahan juga, karena ia melihat bahwa ia tidak mungkin menghindarkan diri dari serangan Ciu Pek Thong kali ini.   Dan baru saja ia ingin mengelakkan diri dari jambretan tangan Ciu Pek Thong, diwaktu itulah si tua berandalan tersebut telah menaikkan sedikit tangannya, tahu tahu bukannya menarik jenggot Tiat To Hoat mg, justru dia telah memilin kumisnya Tiat To Hoat- ong dan kemudian menariknya.   Seketika Tiat To Hoat ong merasakan kesakitan bukan main, pedih sekali, sampai ia mengeluarkan air mata, Ia telah meraung dengan suara yang keras dan seperti kalap tampak golok hitamnya itu telah berkelebat-kelebat menyambar kearah Ciu Pek Thong.   Menerima serangan seperti itu, Ciu Pek Tbong malah tertawa haha, hehe, dimana ia telah melompat kesana kemari dengan, gerakan yang cepat dan gesit.   Malah dalam suatu kesempatan, kaki kanannya telah mendupak pinggul dari pendeta Mongolia tersebut.   "Bukkkkkk".....!"   Tubuh Tiat To Hoat ong telah terhuyung terjerunuk hampir saja pendeta Mongolia tersebut terjerembab.   Untung saja Tiat To Hoat ong cepat cepat menguasai kuda- kuda kedua kakinya, sehingga ia bisa mempertahankan tubuhnya tidak sampai terjerunuk.   Tetapi Ciu Pek Thong memang dasarnya seorang berandalan dan jenaka, melihat keadaan lawannya seperti itu.1110 timbul kegembiraan untuk mempermainkan Tiat To Hoat ong.   Sambil tertawa-tawa, tampak tubuhnya telah melompat dengan ringan sekali, kedua tangannya telah digerakkan dengan berbareng, tetapi justru cara menyerang itu berbeda satu dengan yang lain, yaitu tangan kirinya mempergunakan jurus "Sitolol mengangsurkan Arak,"   Kemudian tangan kanannya dilancarkan, dengan jurus "Anjing Kurap Menggaruk Pantat".   Dua gerakan jenaka tersebut merupakan jurus silat yang dimiliki keampuhan luar biasa.   Memang dari nama jurus- jurus tersebut seperti juga jurus silat main-mainan yang tidak berarti, sesungguhnya dibalik dari nama jurus-jurus tersebut yang jenaka, terdapat kekuatan tenaga lwekang yang sangat dahsyat, karena jurus tersebut disertai oleh sinkang yang kuat, tidak mungkin bisa dipunahkan oleh sembarangan jago silat.   Tiat To Hoat ong sendiri heran melihat cara menyerang Ciu Pek Thong seperti itu, karena itu ia merandek sejenak mengawasi, baru pertama kali ini ia menyaksikan cara menyerang Ciu Pek Thong seperti itu karena dulu waktu mereka pernah bertempur, Ciu Pek Thong justru tidak mempergunakan ilmunya tersebut.   Tetapi Tiat To Hoat-ong juga tidak bisa terlalu lama berdiam begitu, karena kedua tangan Ciu Pek Thong telah menyambar dekat sekali.   Dengan cepat Tiat To Hoat ong menggerakkan golok hitamnya berulang kali, dibolang-balingkan kesekujur tubuhnya, melindungi bagian tubuh yang terpenting.   Namun Ciu Pek Thong benar-benar lihay dan gesit sekali, melihat golok hitam lawannya diputar seperti itu, ia telah menarik pulang tangannya, dan tahu-tahu dengan gerakan tubuh seperti orang yang terjerunuk ke depan, seperti menubruk kearah golok Tiat to Hoat-ong, cepat sekali ia telah menggerakkan kedua tangannya lagi.   Diwaktu itu ia telah menarik pula kumis dari pendeta tersebut.1111 Tiat To Hoat-ong mengeluarkan suara jerit kesakitan pula.   Segera terlihat betapa ia melompat dan berjingkrakan tidak keruan dengan diliputi kemarahan yang sangat.   Pendeta Mongolia itupun mencaci maki dengan suara yang keras, mengandung kemendongkolan dan penasaran.   Ciu Pek Thong malah tertawa keras, mentertawai sikap dan kelakuan dari lawannya itu.   Disaat itu terlihat Siauw Liong Lie tersenyum menyaksikan Ciu Pek Thong tengah mempermainkan Tiat To Hoat ong.   Yo Him sendiri telah bertepuk-tepuk tangan karena ia gembira sekali dan puas melihat Tiat To Hoat ong yang jenaka tersebut.   Ia bahkan telah berseru-seru menganjurkan Loo Boan Tong mempermainkan terus Tiat To Hoat ong.   Ciu Pek Thong juga telah memperdengarkan suara tertawa yang keras "Aku akan membuat dia mati perlahan lahan!"   Serunya itu dibarengi dengan gerakan tubuhnya yang berkelebat kesana kemari.   Tiat To Hoat ong benar-benar kewalahan menghadapi Ciu Pek Thong, kerena justru waktu itu ia tengah terluka didalam.   Jika saja tadi ia belum banyak terlalu menggunakan tenaga sinkangnya, tentu ia bisa melayani berimbang diri si berandalan jenaka ini.   Tetapi karena dia telah tergempur oleh serangan Siauw Liong Lie, membuat tenaga dalamnya jadi berkuras maka ia bargerak tidak begitu leluasa.   Diwaktu itulah, Ciu Pek Thong tanpa membuang-buang waktu, telah bergerak kesana kemari dan setiap kali ada kesempatan, ia telah mengulurkan tangannya untuk mencabut kumis atau jenggot dari Tiat To Hoat ong.   Berulang kali Tiat To Hoat-ong harus berjingkrak-jingkrak karena marah dan mendongkol, namun tetap saja ia tidak memiliki kesempatan untuk memberikan perlawatan pada Ciu Pek Thong.1112 Ciu Pek Thong sendiri tampaknya tidak puas dengan hasil yang telah diperolehnya, ia mempermainkan terus lawannya, membuat Tiat To Hoat-ong semakin lama semakin kalap.   "Jika aku tidak mengaju jiwa dengan kau, aku tidak akan menginjakkan kaki pula didaratan Tionggoan... !"   Berteriak Tiat To Hoat-ong karena murka yang meluap. Ciu Pek Thong malah tertawa.   "Baik, baik, mari kau mengadu jiwa, aku akan melayaninya sebaik mungkin....!"   Menyahuti Ciu Pek Thong.   "Awas kumismu....!"   Dan membarengi dengan perkataannya itu, tangan kanan Ciu Pek Thong telah bergerak lagi, dia telah menarik kumis pendeta Mongolia tersebut.   Tiat To Hoat ong berusaha mengelakan diri, tetapi ia gagal kumisnya kcmbali ditarik oleh Ciu Pek Tbone, sehingga ia merasa pedih dan sakit bukan main dan ia menjerit jerit dengan murka.   Ciu Pek Thong berjingkrak-jingkrakan sambil bertepuk tangan.   Tampaknya si tua berandalan ini merasa puas telah bisa mempermainkan koksu negara Mongolia itu.   "Engkau harus hati-hati menjaga kumis dan jengrotmu. karena sekarang aku bukan hanya menaiik, tetapi aku akan mencabutnya, biar engkau menjadi pendeta yang kelimis...!"   Dan sehabisnya berkata begitu, tubuh Ciu Pek Thong telah bergerak lagi dengan gesit dan tangan kanannya telah menyambar kumis Tiat To Hoat-ong.   Gerakan yang dilakukannya itu sangat cepat, biarpun Tiat To Hoat-ong telah berusaha untuk mengelakan diri, menyelamatkan kumisnya dari tangan Ciu Pek Thong tokh dia gagal.   Malah lima atau enam helai kumisnya telah kena ditarik copot, sehingga ia merasa kesakitan bukan main dan berteriak, teriak kalap.   Ciu Pek Thong tidak memperdulikan kemarahan lawannya, ia terus juga menggodai pendeta Mongolia tersebut dengan berulang kali mencabuti kumis dan jenggot dari Tiat To Hoat1113 ong, sehingga kini kumis dan jenggot Tiat To Hoat-ong sudah tidak rata lagi, karena telah cukup banyak yang ditarik copot oleh siberandalan jenaka itu dengan demikian kumis dan jenggotnya jadi malang melintang, seperti kumis kucing, dan jenggotnya seperti juga jenggot duri yang kaku dan hanya beberapa helai saja.   Bukan main mendongkol dan murkanya Tiat To Hoat ong.   sampai dia mencaci maki kakek moyangnya Ciu Pek Thong dengan kata kata yang kotor.   Tetapi Ciu Pek Thong tetap dengan sikapnya yang jenaka itu, karena itu berulang kali ia sambil tertawa-tawa dengan suara yang keras, iapun telah melompat kesana lemari masih mencabuti kumis dan jengiot Tiat To Hoat ong.   Sesungguhnya pendeta Mongolia tersebut dalam kalapnya telah menggerakkan golok hitamnya untuk menyerang, namun selalu gagal.   Semakin keras amarahnya, semakin sembarangan gerakan goloknya tersebut, sehingga akhirnya ia berusaha menenangkan diri dan berkelit kesana kemari saja dari serangan Ciu Pek Thong.   Bersamaan dengan itu, tampak Yo Ko dengan Ciu Tie Tamtai yang tengah saling mengukur kekuatan, mulai mencapai titik yang menemukan.   Karena dari tubuh mereka yang mengeluarkan uap itu dan tergetar, telah tersalurkan seluruh kekuatan sinkang yang mereka miliki.   Dengan demikian, segera terlihat, bahwa mereka benar-benar telah mencapai tingkat mengadu jiwa.   Ciu Tie Tamtai sendiri menyadarinya, bahwa ia tidak boleh lengah sedikit pun juga.   Yo Ko serdiri telah mengerahkan seluruh kekuatan yang ada padanya, selain tangan kirinya yang bergerak lambat namun memiliki kekuatan sinkang tangguh sekali, juga lengan baju kanannya telah bergerak gerak terus, bagaikan seekor naga yang berusaha membelit lawannya.1114 Gangguan dari lengan baju sebelah kanan Yo Ko tersebut yang membuat perhatian Ciu Tie Tamtai sering terpecahkan.   Lwekang Yo Ko memang lebih kuat seurat dibandingkan Ciu Tie Tamtai.   Jika Ciu-Tie Tamtai lebih unggul dalam hal kekedotan tubuhnya yang dibantu oleh latihan tenaga Yoganya, justru untuk tenaga sinkang sejati Yo Ko menang sedikit.   Dimana ia merupakan seorang tokoh persilatan daratan Tionggoan yang nomor wahid disaat ini.   Seperti diketahui, waktu lengan kanan Yo Ko dibacok kutung oleh Kwee Hu, maka sejak saat itulah Yo-Ko telah melatih tangan kirinya dengan golok pusakanya ditepi laut, melatih diri dengan gelombang laut, dengan petunjuk petunjuk dari Sin Tiauw, burung rajawali sakti yang menjadi sahabatnya.   Dan diwaktu itu pula Yo Ko telah berhasil menciptakan semacam tenaga lwekang yaog benar-benar tangguh.   Terlebih lagi sekarang, setelah berselang puluhan tahun, dengan demikian lwekang yang dimiliki Yo Ko telah mencapai puncak kesempurnaannya.   Walaupun ia hanya memiliki tangan kiri saja, tokh kekuatan lwekangnya itu tidak berkurang manfaatnya.   Dan juga lengan baju sebelah kanan itu tidak kurang berbahayanya dibandingkan dengan tangan biasa.   Itulah sebabnya, walaupun dinegerinya Ciu Tie Tamtai merupakan jago yang terpandai dan memiliki ilmu yang tinggi sekali, namun disebabkan sekarang ini ia harus berhadapan dengan Yo Ko yang memiliki kepandaian sangat tinggi dan - tidak berada disebelah bawah dari kepandaiannya, maka ia jadi tidak bisa berbuat banyak.   Yo Ko juga telah melihat, bahwa mereka tidak mungkin memisahkan diri pula, dan mereka tentu akan terluka bersama, atau juga binasa bersama.   Dan pertempuran mereka kali ini merupakan pertempuran mengadu jiwa.1115 Siauw Liong Lie mulai berkuatir menyaksikan keadaan sudah berlangsung demikian dengan begitu, ia sudah tidak bisa berayal dan berdiam diri saja.   Ia melompat dan sudah berdiri ditengah tengah sisi dari kedua orang tersebut.   Dengan memusatkan seluruh kekuatan lwekangnya, tiba- tiba Siauw Liong Lie telah mengebutkan kedua tangannya, dan diwaktu itu terdengar suara menggeleger yang keras sekali.   Tubuh Yo Ko dan Ciu Tie Tamtai terpental berjumpalitan.   Tenaga mereka yang tengah saling dorong itu, dan kemudian dihantam oleh kekuatan Siauw Liong Lie yang menerjang dari tengah, membuat mereka seperti juga dihantam oleh sesuatu yang sangat kuat luar biasa.   Dengan demikian, segera terlihat betapa keduanya telah terjungkir balik beberapa kali ditengah udara.   Siauw liong Lie berhasil memisahkan kedua orang tersebut tetapi tidak urung ia pun merasakan napasnya jadi sesak.   Dia berdiri diam ditempatnya beberapa saat lamanya mengatur jalan pernapasannya tersebut sehingga akhirnya ia berhasil memulihkan semangat dan tenaga dalamnya.   Selangkan Yo Ko waktu tubuhnya terpental ketengah udara, telah berusaha untuk mengatur tubuhnya sehingga jatuh dengan kedua kaki lebih dulu.   Tetapi karena tadi ia terpental begitu keras, dengan sendirinya ia terhuyung beberapa langkah kebelakang.   Muka Yo Ko agak pucat, dan juga napasnya memburu.   Ia menyadari dengan dipisahkan begitu oleh istrinya, jelas Siauw Liong Lie telah menyelamatkan jiwanya dan juga jiwa Ciu Tie Tamtai.   Ciu Tie Tamtai juga tenaga dalamnya tadi tergempur hebat, maka waktu tubuhnya terpental dan meluncur jatuh, ia jatuh dengan duduk numprah, untuk sejenak lamanya ia tidak bisa bangkit.   Napasnya memburu keras, segera ia memusatkan seluruh latihan sinkangnya dicampur juga dengan aturan1116 napas dari Yoga, dengan demikian ia bisa cepat sekali memulihkan semangatnya.   Begitu merasa kesegaran tubuhnya pulih tampak Ciu Tie Tamtai telah melompat berdiri lagi, sambil memperdengarkan suara tertawanya yang keras.   "Aku tidak menyangka bahwa hari ini aku akan dapat berhadapan dengan lawan yang seimbang dengan kepandaianku, sehingga aku bisa main-main dengan sepuas hati, Sungguh memuaskan sekali! Sungguh memaskan sekali! Memang telah kulihat, bahwa Sin Tiauw Taihiap bukan bernama kosong belaka......!"   Yo Ko juga telah menengadahkan kepalanya dan tertawa bergelak-gelak panjang sekali suara tertawanya itu.   sehingga seperti juga sambung menyambung terus menerus dan bergema disekitar tempat itu.   Setelah puas tertawa, Yo Ko berkata dengan suara yarg nyaring.   "Terima kasih atas pujianmu ! Tetapi kita akan segera meneruskan permainan kita yang tertunda tadi." !"dan setelah berkata begitu, ia mengebutkan tangan bajunya yang sebelah kanan, dari mana telah menyambar kekuatan yang dahsyat sekali menerjang kearah Ciu Tie Tamtai. Sebagai seorang akhli silat yang memiliki kepandaian tinggi sekali, dengan bertempur tadi, Ciu Tie Tamtai menyadari bahwa mereka berdua, memang merupakan lawan yang berimbang, dan jika meneruskan pertempuran mereka ini, mereka bisa rusak dua-duanya. Tetapi karena melihat Yo Ko telah melancarkan serangannya kembali seperti itu, dimana gempuran tersebut tidak bisa dibuat main-main, Ciu Tie Tamtai telah mengeluarkan suara bentakan yang nyaring sekali, dan menyusul kedua telapak tangannya telah didorong dengan kuat sekali. Dari kedua telapak tangannya itu telah meluncur1117 keluar angin gempuran yang tidak kalah hebatnya dengan kekuatan dari tenaga serangan Yo Ko. Dua kekuatan tenaga lwekang yang hebat itu telah saling bentur.   "Bukkk....!"   Pasir dan debu telah beterbangan keatas.   Tubuh Ciu Tie Tamtai terhuyung mundur beberapa langkah, Yo Ko sendiri terpental melayang ketengah udara, dan kemudian meluncur turun dengan kedua kaki hinggap terlebih dulu.   Diwaktu itu Siauw Liong Lie telah melompat kedepan Ciu Tie Tamtai, ia berkata nyaring.   "Aku hendak minta petunjuk sambil tangan kanannya bergerak akan mencengkeram kearah jalan darah "Lung tie biat"   Didekat tulang belikat Ciu Tie Tamtai. Gerakan yang dilakukan oleh Siauw Liong Lie selain cepat juga bisa mematikan. Jalan darah "Lung tie hiat"   Tersebut merupakan jalan darah terpenting, kalau sampai jalan darah itu kena dicengkeram, tentu akan membuat orang yang bersangkutan seketika menjadi lumpuh dan tenaga dalamnya menjadi buyar.   Ciu Tie Tamtai yang melihat cara menyerang Siauw Liong Lie, mana mau membiarkan dirinya dicengkeram begitu? Dengan cepat ia telah mengeluarkan suara bentakkan yang sangat keras sekali, dan kemudian menangkis dengan tangan kirinya.   Tangan Siauw Liong Lie dan tangan Ciu Tie Tamtai telah saling bentur, dan seketika itu juga terlihat betapa tubuh kedua orang tersebut terpental beberapa tombak, Tetapi Siauw Liong Lie masih kumpul tenaganya, maka begitu dia bisa berdiri tetapi segera dia melompat melancarkan serangan lagi kepada Ciu Tie Tamtai.1118 Berbeda dengan Ciu Tie Tamtai yang tadi telah kehabisan tenaga karena ia telah bertempur mati-matian dengan Yo Ko, maka ia tidak memiliki kekuatan tenaga yang sepenuhnya lagi.   Begitu tubuhnya terhuyung ia tidak bisa segera mengendalikan dirinya, dan disaat itu justru serangan Siauw Liong Lie telah menyambar kejalan darah "Bun-kie hiat"   Nya.   Tiada jalan lain lagi buat Ciu Tie Tamtai, dengan terpaksa ia menangkis lagi.   Ketika dua kekuatan saling bentur, seketika Ciu Tie Tamtai telah terpental keras dan kemudian dia ambruk ditanah tidak bisa berdiri, dari mulutnya telah memuntahkan darah segar.   Sedangkan Siauw Liong Lie yang melihat keadaan lawannya sudah demikian rupa tidak mau memberikan kesempatan lagi, dengan cepat dan ringan, tubuhnya telah melompat dan melancarkan serangan-serangan yang kuat sekali.   Dimana ia telah menggerakkan kedua tangannya saling susul.   Kepandaian yang dimiliki Siauw Liong Lie tidak berada disebelah bawah dari kepandaian Yo Ko, dengan sendirinya, sekarang dia melancarkan serangan yang beruntun dan mempergunakan ilmu simpanannya, jelas telah membuat Ciu Tie Tamtai jadi kelabakan bukan main.   Mati-matian tampak Ciu Tie Tamtai telah berusaha mengelakan diri.   Dia menyadarinya, kalau saja dia menangkis dengan mempergunakan kekerasan, maka diwaktu itulah dirinya akan celaka sendirinya, karena, justru kekuatan tenaga lwekangnya itu tengah buyar dan tidak bisa dipergunakannya secara penuh.   "Habislah aku kali ini...!"   Berpikir Ciu Tie Tamtai dan ia berusaha untuk mengelakkan diri dengan bergulingan diatas tanah.   Serangan Siauw Liong Lie jatuh ditempat kosong, dan baru saja ia hendak menyusul dengan serangan berikutnya, diwaktu itulah terlihat betapa nyonya Yo tersebut merasakan1119 napasnya sesak, dan kepalanya menjadi pusing Siauw Liong Lie kaget sendirinya, dia mengempos semangatnya dan menyalurkan kebagian Tan-tiannya, tetapi matanya malah jadi berkunang-kunang.   Dengan mengeluarkan suara keluhan perlahan, tubuh Siauw Liong Lie jadi terhuyung seperti akan rubuh.   Namun Siauw Liong Lie masih berusaha mengerahkan tenaga sinkangnya untuk menguasai tubuhnya yang tengah terhuyung itu, agar tidak sampai terjerambab.   Rupanya Siauw Liong Lie tidak berhasil dengan usahanya tersebut, dengan mengeluarkan suara keluhan lagi, tubuhnya telah terguling rebah ditanah.   Yo Ko yang melihat hal itu segera melompat kedekat istrinya, memeriksa keadaannya.   Begitu juga Yo Him.   telah melompat dengan cepat, dimana ia telah ikut memeriksa keadaan ibunya.   Sepasang mata, Siauw Liong Lie terpejamkan rapat-rapat, dan kemudian napasnya tersendat sendat, tampaknya sesak dan sulit sekali baginya untuk bernapas dengan lancar.   Yo Ko bingung bukan main, ia merasakan denyutan nadi istrinya itu tidak beraturan Dan dalam keadaan seperti itu, rupanya jalan pernapasan Siauw Liong Lie telah mengalami sesuatu yang tidak benar.   Hanya saja yang membingungkan, justru tadi Siauw Liong Lie segar, bugar dan mendadak ia bisa "penyakit"   Seperti ini, yang aneh dan mendadak sekali terjadinya.   Ciu Pek Thong yang tengah mempermainkan Tiat To Hoat ong telah menoleh juga waktu mendengar Yo Him mengeluarkan seruan kaget.   Ia cepat cepat meninggalkan Tiat To Hoat-ong dan memburu mendekati Yo Ko.   Waktu melihat keadaan Siauw Liong Lie seperti itu, si tua berandalan tersebut telah berjingkrak sambil mengeluarkan suara seruan tertahan.1120   "Apa yang terjadi pada diri Yo Hujin ?"   Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Tanya Ciu Pek Thong dengan suara kaget.   "Entahlah... akupun tidak mengetahuinya. Ciu Toako... mendadak sekali... tiba tiba ia terguling dan seperti pingsan....!"   Ciu Tie Tamtai waktu itu tengah duduk bersila melancarkan jalan pernapasannya, dan setelah lewat beberapa saat lamanya, ia melompat berdiri sambil berkata ;   "Aha. akhirnya aku akan berhasil membinasakan kalian semua.!"   Dan Ciu Tie Tamtai telah tertawa terbahak-bahak dengan suara yang keras, wajahnya memancarkan kepuasan. Yo Ko gusar bukan main, ia melompat kedekat Ciu Tie Tamtai.   "Akal licik apa yang telah kau pergunakan untuk mencelakai isteriku?"   Bentak Yo Ko.   "Hemmm, aku baru mempergunakan salah satu dari ketiga bubuk pusaka yang kumiliki"   Menyahuti Ciu Tie Tamtai dengan suara yang nyaring, wajahnya tidak memperlihatkan perasaan jeri sedikitpun juga.   "Itu baru kupergunakan bubuk "Capsah Hun" (Tiga Belas Arwah), istrimu didalam waktu dua hari akan terus menerus dengan keadaan itu, yaitu pingsan tidak sadarkan diri, selewatnya itu, ia tidak akan bernapas lagi..!"   Dan setelah berkata begitur Ciu Tie Tamtai mengeluarkan suara tertawa yang bergelak gelak keras sekali.   Muka Yo Ko merah padam karena murka.   Ia menjejakkan kakinya, tangan kirinya telah menyambar akan menghantan Ciu Tie Tamtai.   Namun Ciu Tie Tamtai telah bersiap siaga sejak tadi, melihat datangnya gempuran dari Yo Ko, ia berkelit dengan cepat.   Tetapi Yo Ko waktu melihat gempuran tangan kirinya tersebut tidak berhasil mengenai sasarannya, ia tidak segera1121 berhenti, berbareng lengan bajunya yang sebelah kanan yang kosong itu telah bergerak akan melibat batang leher Ciu Tie Tamtai.   Gerakan yang dilakukan oleh Yo Ko sangat gesit dan cepat sekali, karena waktu itu Tiu Tie Tarniui belum lagi bisa berdiri tetap, karena baru saja mengelakan dari dari serangan tangan kirinya Yo Ko dan serangan tangan baju sebelah kanan itu telah menyambar dekat sekali kelehernya, akan melibat.   Dan lengan baju sebelah kanan dari Yo Ko tersebut bukanlah merupakan tangan baju biasa, karena pada tangan baju yang kosong tersebut berisikan tenaga sinkang yang kuat sekali Dengan demikian, Ciu Tie Tamtai tidak berani berayal, sambil mengeluarkan suara serak-kan marah, ia melompat kebelakang lagi beberapa tindak dan membarengi dengan itu, jari telunjuk tangan kanannya telah menyentil dan Yo Ko segera membaui sesuatu yang tidak sedap.   Rupanya memang Ciu Tie Tamtai telah rnempergunakan sejenis racun yang hebat daya kerjanya.   Ia tadi begitu terdesak oleh Siauw Liong Lie.   sehingga dalam keadaan antara mati dan hidup ia telah mempergunakan racun "Capsah hun,"   Yaitu racun tiga belas arwah.   Bubuk racun itu terlalu halus, dan jika tidak diperhatikan benar benar, maka tidak akan terlihat oleh mata manusia biasa.   Itulah sebabnya, karena racun yang disebunyikan pada kuku tangan Ciu Tie Tamtai tersebut, telah tercium oleh Siauw Liong Lie, nyonya Yo tersebut telah terjungkal rubuh dengan keaadannya yang menguatirkan sekali.   Kini Yo Ko mencium hal yang aneh terkejut, tidak berayal lagi, ia menutup pernapasannya.   Tetapi karena ia telah mencium sedikit hawa racun tersebut, tidak urung Yo Ko merasakan kepalanya agak pening.   Namun Sin Tiauw Taihiap telah memusatkan tenaga1122 lwekangnya, dan kemudian ia mengatur jalan pernapasannya mendesak hawa kotor tersebut untuk keluar dari pori pori kulitnya.   Yo Ko juga tidak tinggal diam, melihat Ciu Tie Tamtai tengah melompat mundur menjauhi diri, ia telah menjejakkan kakinya tubuhnya mencelat dengan cepat sekali, tangan dirinya kembali melancarkan gempuran kepada Ciu Tie Tamtai.   Ciu Tie Tamtai waktu itu merasa girang semula ia menduga bahwa serangan racunnya itu berhasil.   Namun kenyataannya Yo Ko tidak berhasil dicelakainya.   Demikian ia telah mengeluarkan seruan kaget disaat tenaga gempuran Yo Ko telah tiba didekatnya.   Apa lagi Yo Ko juga bukan menyerang dengan satu jurus saja, dimana tangan bajunya yang sebelah kanan telah digerakkan juga maka Ciu Tie Tamtai telah diserang dari dua jurusan, dari tangan kirinya mengalir kekuatan lwekang yang keras dan kuat, yang bisa menghancurkan batu gunung yang berukuran besar juga dari lengan baju Yo Ko yang sebelah kanan itu telah, meluncur kekuatan lwekang yang dikombinasikan antara tenaga Im dan Yang, yaitu tenaga lunak dan tenaga keras.   Dengan demikian, segera juga tubuh Ciu Tie Tamtai jadi terhuyung huyung mundur agak gugup, karena ia merasakan desakan tenaga dalam Yo Ko yang merangseknya.   Mati- matian Ciu Tie Tamtai telah memusatkan singkangnya untuk menangkis tetapi usahanya itu gagal.   Dalam gusarnya Yo Ko telah mempergunakan ilmu simpanannya yang paling hebat, yaitu ilmu gabungan antara lt Yang Cie dengan ilmu pukulan telapak tangan tunggal.   Yo Ko juga menyerang dengan mengerahkan sembilan bagian tenaga lwekangnya.   Tidak ampun lagi tubuh Cin Tie Tamtai yang terkena gempuran itu melayang ketengah udara seperti layang layang yang putus talinya dan kemudian tubuhnya telah ambruk1123 terbanting diatas tanah.   Walaupun tidak sampai pingsan, tetapi Ciu Tie Tamtai juga tidak bisa segera bangkit dari rebahnya, ia pun mengerang-erang, karena ada tiga tulang rusuk yang telah patah akibat gempuran Yo Ko .   Ciu-pek Thong bersorak dengan suara yang nyaring .   "Bagus... ! Bagus.... ! "   Dan ia melompat mendekati Ciu Tie Tamtai, segera ia menggerakkan kaki kanannya untuk menendang.   Tubuh Ciu Tie Tamtai telah berhasil di tendangnya melambung ketengah udara, sehingga tubuh Ciu Tie Tamtai kembali meluncur terbanting diatas tanah dengan keras.   Dengan mengeluarkan suara jeritan kesakitan tubuh Ciu Tie Tamtai jadi meringkuk diatas tanah, ia tidak bisa untuk bangkit berdiri, bergerak saja sulit.   Ciu Pek Thong telah melangkah mendekati dan ia menggerakkan kakinya pula, cepat bukan main , kakinya menendang lagi.   Seketika, tubuh Ciu Tie Tamtai tertendang pula, dan ketika terbanting diatas tanah, seketika ia menjadi pingsan tidak sadarkan diri.   Ye Ko melompat kedekat tubuh Ciu Tie Tamtai, dan ia berjongkok merogoh saku orang untuk mencari obat penawar racun.   Dari dalam saku Ciu Tie Tamtai di jumpainya beberapa macam barang dan juga uang yang tidak begitu banyak, dan diwaktu itu, ia juga melihat tiga macam botol yang berukuran kecil, terbuat dari beling berwarna hijau.   Segera Yo Ko membuka tutup botol yang satunya mendekati mulut botol kehidungnya dan menciumnya.   Setelah menciumi ketika botol tersebut bergantian, akhirnya Yo Ko memilih botol yang satunya, yang dibawa kedekat Siauw Liong Lie, ia menuang isi botol tersebut, yang1124 merupakan bubuk halus, kemudian memasukan kedalam mulut Siauw Liong Lie.   Dengan bantuan air ludah, akhirnya obat bubuk tersebut tertelan.   Tetapi bola mata Siauw Liong Lie masih terbalik dan napasnya juga menyesak, namun wajahnya tidak sepucat tadi, Dengan penuh kekuatiran Yo Ko dan Ciu Pek Thong juga Yo Him telah mengawasi Siauw Liong Lie, dan berangsur-angsur muka Siauw Liong Lie merah kembali, dan juga bola matanya telah putih seperti biasa.   Setelah napas Siauw Liong Lie tidak tersendat sendat lagi, ia bangun untuk duduk, dengan dibantu oleh Yo Ko.   "Mana... mana manusia jahat itu ?"   Tanya Siauw Liong Lie begitu ia membuka suara.   "Aku... aku telah dicelakainya dengan semacam racun jahat olehnya ..!"   Yo Ko menoleh, ia melihat Ciu Tie Tam tai menggeletak ditanah masih pingsan tidak sadarkan diri.   Tetapi diwaktu itu Yo Ko, dan juga kemudian Ciu Pek Thong serta Yo Him, jadi mengeluarkan seruan tertahan, karena Tiat To Hoat-ong dan Turkichi, telah tidak berada ditempat tersebut.   "Mereka telah melarikan diri disaat kita tidak memperhatikan..!"   Kata Ciu Pek Thong mendongkol. Yo Ko menghela napas.   "Biarlah nanti juga kita akan bertemu lagi dengan mereka...!"   Katanya. Setelah Siauw Liong Lie bisa berdiri, waktu itu Yo Ko telah menghampiri Ciu Tie Tamtai. Ia telah menotok beberapa jalan darah dari Ciu Tie Tamtai, dan kemudian menendang jalan darah "Ma-liong"   Yang terletak didekat punggung, seketika Ciu Tie Tamtai tersadar dari pingsannya Namun ia hanya bisa membuka matanya, tanpa bisa menggerakkan tubuhnya, dari mulutnya terdengar suara rintihan yang perlahan sekali.1125 Beberapa kali Ciu Tie Tamtai menggerakkan kaki dan tangannya, namun selalu gagal.   Waktu itu Yo Ko telah berkata dengan suara yang dingin."   Engkau harus bicara yang sebenarnya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan ku dengan jujur. Sekali saja engkau berdusta, hemm, hemm aku tidak akan memberi ampun lagi ke padamu..!"   Mata Ciu Tie Tamtai telah memandang Yo Ko dengan sinar yang tajam, kemudian dengan suara seperti mengerang, ia berkata perlahan.   "Apa yarg hendak kau tanyakan?"   "Berapa jauh tentara Mongolia telah menyelusup masuk kedaratan Tionggoan"   Tanya Yo Ko kemudian sambil mengawasi tajam pada Ciu Tie Tamtai. Cm Tie Tamtai tidak segera menjawab, dia berdiam diri sesaat lamanya.   "Katakan yang sebenarnya... berapa kekuatan tentara Mongolia yang akan menyerbu kedaratan Tionggoan, dan berapa banyak jago yang dikerahkan. Dan juga ceritakan kepadaku, sudah berapa jauh tentara Mongolia merencanakan penyerbuannya kekota Siayang." !"   Ciu Tie Tamtai menghela napas, Ia telah terjatuh ditangan musuhnya, dan juga dalam keadaan tertotok, sehingga ia tidak berdaya apa-apa maka setelah berdiam lagi beberapa lama, ia berkata dingin .   "Jika engkau hendak membinasakan aku, bunuhlah..... aku tidak akan bicara, Tetapi yang pasti, akan banyak sekali jago jago Mongolia yang turun kedaratan Tionggoan untuk melampiaskan sakit hatiku ini...!"   Mendengar perkataan Ciu Tie Tamtai, seketika Yo Ko tertawa dingin.   "Hemmmmm......"   Katanya dengan tawar.   "Jika demikian aku terpaksa harus mengorek keterangan dari mulutmu dengan mempergunakan caraku.....!"1126 -oo0dw0oo-   Jilid 32 WAKTU itu, Siauw Liong Lie dan Ciu Pek Thong telah melangkah kedekat YoKo.   Siauw Liong Lie berkata, perlahan "Dia tentu mengetahui jelas tentang pasukan tentara Mongolia yang akan menyerbu masuk kedaratan Tionggoan, jangan dibinasakan dulu, terlebih baik kita mengorek keterangannya dulu dari mulut dia...!"   Dan setelah berkata begitu, Siauw Liong Lie berjongkok didekat Ciu Tie Tamtai.   "Apakah benar benar engkau tidak mau bicara secara baik baik? "tanya Siauw Liong Lie.   "Hemmm, engkau hendak membunuhku!"   Kata Ciu Tie Tamtai dengan suara yang nyaring mengandung marah dan penasan.   "Tetapi jangan kalian harap bisa mcmperoleh suatu keterangan dari mulutku...!"   Siauw Liong Lie mendengus, kemudian tertawa dingin, tangan kirinya segera bekerja menotok beberapa jalan darah ditubuh Ciu Tie Tamtai.   Memang buru-buru Ciu Tie Tamtai tidak merasakan apa apa atas totokan tersebut- teta pi lewat sejenak lamanya, seketika tubuhnya terasa kejang kejang dan juga disekujur tubuhnya seperti juga dijalani oleh ribuan semut.   Dan yang menyiksa lagi dirinya, ia merasakan pada siku dan sambungan tulang-tulangnya tetasa ngilu sekali, seperti juga ditusuk-tusuk oleh besi yang tajam, menimbulkan perasaan nyeri dan sakit bukan main.   Selelah bertahan beberapa lamanya, akhirnya Ciu Tie Tamtai telah mengerang dengan suara yang menyayatkan.1127 Siauw Liong Lie tertawa dingin, katanya.   "Jika engkau tetap tidak mau bicara, aku akan menotok jalan darah "Pai-cie hiat"   Mu.... Aku mau lihat, apakah setelah itu engkau mau bicara yang benar atau tidak. !"   Muka Ciu Tie Tamtai ketika mendengar akan ditotok jalanan darah "Pai cie-hiatnya berobah jadi pucat pias, ia menggidik ngeri sebab ia mengetahui apa artinya jika saja jalan darah "Pai cie-hiat"   Nya kena ditotok oleh Siauw Liong Lie. Pai cie hiat merupakan jalan darah yang terletak antara persimpangan jalan darah "   Ku lung hiat ', dan jalan darah "Tu lie hiat ", kedua jalan darah yang terletak antara pinggang dan pinggul, jika saja jalan darah Pai cie hiat kena ditotok oleh lawan, niscaya korban totokan tersebut akan menderita kesakitan selama empat puluh hari empat puluh malam, dan tenaga dalamnya buyar kepandaian silatnya punah.    Jaka Galing Karya Kho Ping Hoo Jaka Galing Karya Kho Ping Hoo Kelelawar Tanpa Sayap Karya Huang Ying

Cari Blog Ini