Ceritasilat Novel Online

Rajawali Sakti Langit Selatan 34


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long Bagian 34


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya dari Sin Long   Dengan demikian, seumur hidup dia akan menjadi bercacat .   Maka hebat ancaman yang diberikan oleh Siauw Liong Lie, karena jika sampai jalan darah Pai cie hiat-nya ditotok tidak ada ampunnya lagi ia akan menjadi manusia bercacat.   Sebagai seorang yang telah memiliki kepandaian tinggi, buat Ciu Tie Tamtai kematian bukanlah merupakan hal yang perlu ditakuti.   Tetapi justru yang membuat dia kuatir kalau kalau ia menjadi manusia yang lemah.   Karena itu.   takutnya jadi berkecamuk didalam hatinya.   Melihat muka Ciu Tie Tamtai berobah pucat pias seketika Siauw Liong Lie memperdengarkan suara tertawa dingin, katanya.   "Hemm engkau tentu tidak mau jika jalan darah "Pai cie hiat"   Ditubuhmu ditotok olehku, bukan?"   Akhirnya Ciu Tle Tamtai telah menghela napas dengan sikap berputus asa.   "Baiklah,"   Katanya kemudian.   "Jika memang begitu, berarti aku sudah tidak bisa mengatakan apa-apa...!"1128   "Ternyata engkau seorang yang bijaksana bisa melihat selatan..."   Kata Siauw Liong Lie girang.   "Nah. sekarang katakanlah, rencana apa yang telah disusun oleh Khan-mu?? "Hemm, untuk menceritakan semua itu sangat panjang dan tidak akan habis satu harian...!"   Wajahnya Ciu Tie Tamtai.   "Tetapi sekarang yang penting, kalian harus membebaskan aku dari totokan kalian...!"   "Hemm, tentu saja kami akan membebaskan seluruh rencana yang disusun oleh Khan kalian...!"   Menjawab Siauw Liong Lie sambil tertawa dingin.   "Tetapi bagaimana aku bisa menceritakan segalanya jika aku dalam keadaan tertotok seperti ini?"   Kata Ciu Tie Tamtai gusar.   "Bukankah engkau bercerita dengan mulutmu ?"   Tanya Siauw Liong Lie.   "Dengan rebah disitu saja, tentu engkau bisa menceritakan segalanya....!"   Habis daya Ciu Tie Tamtai, akhirnya ia menceritakan juga rencana dari Kublai Khan, dimana Khan nya tersebut akan menyerbu Siangyang, untuk merebut daratan Tionggoan.   Begitu juga rahasia kekuatan dari angkatan perangnya Kublai Khan telah diceritakannya dengan lengkap, berikut berapa banyak orang-orang gagah yang pandai ilmu silat bergabung didalamnya.   Setelah mendengar selesai cerita Ciu Tie Tamtai, Siauw Liong Lie membebaskan totokannya.   Pada waktu itu Ciu Tie Tamtai telah letih bukan main, tenaganya seperti telah habis, dan ia ngeloyor pergi meninggalkan tempat tersebut tanpa mengucapkan sepatah kata pun juga.   Sedangkan Yo Ko bersama Siauw Liong Lie, Yo Him dan Ciu Pek Thong kembali ke rumah penginapan, setelah beristirahat satu malaman, akhirnya mereka melanjutkan perjalanannya ke Siangyang.1129 Waktu mereka tiba di Sianyang, ternyata kota tersebut, kota terdepan untuk pertahanan dari tentara Song menghadapi pasukan Mongolia yang akan menyerbu masuk kedaratan Tionggoan, tampak kesibukan para laskar dan tentara Song yang tengah bersiap siap mengadakan penjagaan.   Begitu pula para penduduk Siangyang yang telah ikut membantu pera tentara kerajaan Song tersebut sibuk dengan berbagai pekerjaan mereka.   Yang pria sibuk melatih mempergunakan tombak dan berbagai senjata tajam lainnya, sedangkan yang wanita sibuk untuk memasak para tentara kerajaan Song tersebut.   Di Siangyang, akhirnya Yo Ko berkumpul dengan It Teng Taisu, dan para orang-orang gagah lainnya, termasuk Phang Kui In.   Sebagai seorang tokoh sakti yang memiliki nama sangat terkenal dan dihormati, Yo Ko telah diangkat untuk memimpin mereka dalam hal menyusun kekuatan, membantu pihak tentara kerajaan Song menghadapi ancaman serangan tentara Mongolia.   Yo Ko juga tidak menolak jabatan yang diberikan kepadanya.   Karena ancamau serangan tentara Mongolia yang akan menyerbu kedaratan Tionggoan tampaknya tidak akan lama lagi, maka Yo Ko dan orang-orang gagah lainnya telah berusaha untuk menghimpun kekuatan guna kelak dipergunakan membantu para tentara kerajaan Song menghadapi pasukan kerajaan Mongolia.   Kwee Ceng dan Oey Yong juga telah datang ke Siangyang.   Dan mereka saat itu telah berusia lanjut, tetapi semangat dan kegagahan mereka masih menyala-nyala.   Enam belas tahun yang telah lalu Kwee Ceng lah yang memimpin para orang-orang gagah bantu mempertahankam1130 Siangyang dari serangan orang-orang Mongolia, maka kini iapun banyak bantu memberikan petunjuknya.   Sesungguhnya telah beberapa kali Yo Ko meminta pada Kwee Ceng agar mau menjabat kedudukan sebagai pemimpin para orang gagah di Siangyang untuk menghimpm kekuatan, sebab menurut Yo Ko, Kwee Ceng tentunya lebih berpengalaman dari dia.   Tetapi Kwee Ceng telah menolaknya.   Dan dengan demikian Yo Ko yang tetap menjadi pemimpin dari para orang orang gagah tersebut.   Sedangkan Phang Kui In dan orang-orang gagah yang bekerja keras siang dan malam untuk melatih para penduduk pria kota Siangyang, agar mereka bisa mengerti ilmu perang ataupun ilmu mempergunakan senjata tajam, telah berhasil menghimpun cukup banyak laskar rakyat tersebut.   Hampir tiga ribu orang pria dari penduduk kota Siangyang tersebut yang telah berhasil dilatih mereka, sehingga memiliki kepandaian mempergunakan senjata tajam yang mengagumkan.   Yo Ko selama itu telah menyebar beberapa orang-orang panjai untuk menyelidiki keadaan diperbatasan, untuk mencari tahu sampai berapa jauh gerakan yang telah dilakukan oleh tentara Mongolia.   Dalam keadaan seperti itu, dimana negara tengah terancam bahaya perang, maka seluruh penduduk Siangyang siang dan malam telah mempersiapkan diri untuk dapat berbuat sekuat dan semampu mereka membantu para tentara kerajaan Song.   Rupanya pihak Mongolia juga telah menyebar orang orangnya yang memiliki kepandaian silat yang lumayan tingginya, unttk menyelusup kedalam Siangyang, guna melakukan penyelidikan.   Tetapi karena ketatnya Yo Ko dan kawan-kawannya melakukan penjagaan, dengan demikian akhirnya mereka1131 berhasil menangkap empat orang Mongolia yang telah menyelusup ke dalam kota Siangyang, memata-matai mereka.   Dari mulut para mata-mata Mongolia tersebut Yo Ko berhasil mengorek keterangan yang mereka perlukan.   Dengan demikian bertambah banyak pula keterangan keterarangan yang bisa dikumpulkan oleh pihak tentara Song.   Kwee Ceng pernah suatu kali menganjurkan Yo Ko agar mengirim beberapa orang sahabat mereka pergi melakukan penyelidikan digaris depan, guna mengawasi gerak-gerik tentara musuh.   Maka Yo Ko telah mengutus Yo Him dan Phang Kui In.   untuk menyelidiki keadaan digaris depan.   Yo Him yang menerima perintah tersebut dari ayahnya, jagi girang bukan main, Begitu pula Phang Kui In, ia jadi begitu semangat.   Pada malam harinya, keduanya telah meninggalkan Siangyang.   Untuk mencapai perbatasan, mereka memerlukan waktu dua hari perjalanan.   Dan mereka tiba digaris depan waktu hari menjelang magrib.   Dlwaktu itulah, Yo Him dan Phang Kui In telah mencari rumah penduduk, untuk menginap.   Setelah beristirahat satu harian, mereka telah menyelidiki, keadaan garis depan tersebut.   Pekerjaan menyelidiki, yang mereka lakukan tersebut tidak begitu sulit, karena memang mereka memiliki kepandaian yang cukup tinggi Dan juga tentara Mongolia yang bertemu dengan kedua orang ini.   hanya menduga babwa mereka adalah rakyat jelata bangsa Han yang bertempat tinggal disekitar tempat tersebut.   Yo Him dan Phang Kui In memang berpakaian sederhana dan sengaja mengotori muka mereka dengan debu .Disamping itu mereka pun membawa masing-masing sebatang kampak.   Sepintas lalu, mereka memang merupakan penduduk perbatasan tersebut, yang kebanyakan menuntut penghidupan sebagai penebang pohon.1132 Tetapi waktu malam telah menyelimuti daerah perbatasan tersebut, Yo Him dan Phang Kui telah menyelusup kedaerah yang dikuast oleh tentara Mongolia.   Mereka memiliki gingkang yaag tinggi, dengan mudah mereka berhasil melewatkan penjagaan dari tentara Mongolia tersebut.   Dengan demikian mereka bisa melaksanakan tugas mereka dengan baik, Dan juga Yo Him bersama Phang Kui In telah menyelidiki berapa kekuatan pasukan kuda dari tentara Mongolia tersebut, disamping kekuatan dari pasukan panah musuh.   Seperti diketahui bahwa tentara Mongolia ahkli sekali dalam hal menunggang kuda, dan juga mereka terkenal akan keampuhan dan ketangguhan pasukan panahnya.   Dengan demikian, kedua macam pasukan tersebut yang paling diandalkan sekali oleh Khan Mongolia.   Terlebih lagi sekarang Kublai Khan telah melihat kegagalan, yang diderita oleh kakaknya, yaitu Mangu (Hiang Cong), dengan mendirinya pelajaran pahit itu Kublai Khan bertindak lebih hati-hati.   Selama enam belas tahun lamanya, ia telah melatih tentaranya sebaik mungkin, di-mana ia meningkatkan keterampilan dari pasukan perangnya.   Memang Kublai Khan berhasil dengan baik, dimana angkatan perang Mongolia waktu itu telah bertambah besar dan kuat.   Dan selama enam belas tahun ini, Kublai Khas telah mengumpulkan banyak sedikit data data mengenai kelemahan pihak kerajaan Song.   Dan setelah ia merasa tiba di waktunya, kini ia mulai menyerbu kembali ke daratan Tionggoan.   guna menaklukkan, kerajaan tersebut, meraih daratan Tionggoan yang ingin dikuasai.   Yo Him dan Phang Kui In yang tiba di tangsi terdepan dari pasukan muka Kublai Kban tersebut, melibat bahwa pasukan tentara Mongolia yang diam digaris depan tersebut berjumlah lebih dari 7000 orang.1133 Penjagaan digaris tangsi depan tersebut kuat sekali, dan juga diantara tangsi yang memenuhi tempat tersebut, terdapat sebuah tenda yang indah menarik, berukiran besar sekali.   Dibangun dengan tiang-tiang kayu dan balok yang berukuran-besar, mirip dengan sebuah bangunan gedung yang besar.   Hawa udara pada waktu itu panas sekali, Yo Him dan Phang Kui In telah bersembunyi disebelah kanan dari tenda besar tersebut.   Mereka menduga, tentunya tenda tersebut merupakan tenda dari komandan pasukan tentara Mongolia yang berada digaiis depan tersebut.   Tetapi waktu Yo Him dan Phang Kui In tengah berjongkok ditempat itu, tiba-tiba ada yang membentak.   "Siapa disitu ?"   Suaranya kasar dan keras.   Yo Him dan Phang Kui In terkejut, tetapi cepat sekali mereka bisa menguasai diri, waktu mereka melirik dilihatnya dua orang berpakaian sebagai tentara Mongolia tengah mendatangi kearah mereka.   Yo Him mengedipkan matarya kepada Phang Kui In lalu tanpa mengucapkan sepatah perkataan juga tubuhnya telah melompat cepat sekali.   Gerakan tubuhnya begitu ringan, melayang menyambar salah seorang dari kedua tentara Mongolia tersebut.   Gerakan yang dilakukan Yo Him sesungguhnya sangat cepat ia yakin akan berhasil mencekal lengan tentara Mongolia yang seorang itu, yang akan dibantingnya.   Tetapi kesudahannya justru lain sama sekali karena diwaktu orang Mongolia tersebut dengan mudah dapat mengelakkan diri.   Melihat ini Yo Him jadi mengeluarkan seruan heran, namun ia tidak menarik pulang tangannya, melainkan terus juga ia melanjutkan cengkeramnya itu kearah dada lawan, yang waktu itu telah melompat kesamping kanan.1134 Tetapi sekali lagi orang Mongolia tersebut berhasil mengelakan diri.   Phang Kui In yang melihat dua kali Yo Him tidak berhasil mencekal badannya, segera menjejakan kakinya, tubuhnya seperti seekor burung rajawali menyambar kelinci telah melayang dengan gesit sekali, menghantami kearah kepala dari tentara Mongolia yang seorang lagi .   Phang Kui In juga tidak berlaku segan-segan untuk menurunkan tangan keras, dimana pada telapak tangannya itu telah dikerahkan tenaga lwekangnya, sehingga jika ia berhasil memukul tentara Mcngolia yang seorang itu, tentu orang tersebut akan terbinasa.   Hal ini dilakukan oleh Phang Kui ln karena ia kuatir jika mereka berlaku- lamban tentu kedua orang tersebut akan menimbulkan suara berisik dan kelak akan menyebabkan tentara Mongolia yang lainnya berdatangan.   Tetapi Phang Kui In memukul angin, karena tentara Mongolia yang seorang itupun telah berhasil mengelakan diri dari pukulan orang she Phang tersebut .   Maka tentara Mongolia yang seorang ini telah mengulurkan tangannya dengan cepat sekali in telah mencengkeram kearah dada Phang Kui In, dan ia juga telah menarik dengan kuat sekali, maksudnya hendak membanting Phang Kui In.   Dan itulah cara gulat yang memang dimiliki mahir sekali oleh tentra Mongolia tersebut.   Seperti diketahui bahwa rakyat Mongolia gemar sekali melatih ilmu gulat, dan hampir setiap pria Mongolia juga menguasai ilmu gulat tersebut.   Phang Kui In yang merasakan baju dibagian dadanya telah dicekal oleh tangan lawannya, terkejut dan mengeluarkan suara seruan keras, dan waktu tubuhnya akan ditarik dan dibanting cepat bukan main, nampak Phang Kui In1135 menggerakkan kaki kanannya menendang, maka cepat sekali mengenai pundak dari lawannya.   Seketika tentara Mongolia yang seorang tersebut mengeluarkan suara keluhnya yang perlahan, tubuhnya telah terhuyung dan tangannya terasa semper tidak bertenaga lagi, sehingga cekalannya pada pakaian Phang Kui In jadi terlepas.   Yo Him sendiri yatg melihat dua kali ia menyerang, dua kali ia menemui kegagalan, dengan demikian membuat ia penasaran.   Ia mengetahui bahwa tentara Mongolia yang diserangnya itu memang memiliki ilmu dan kepandaian gulat yang cukup tinggi, disamping itu juga tentara Mongolia tersebut memiliki ginkang atau ilmu meringankan tubuh yang cukup gesit, sehingga dua kali ia melancarkan pukulan dan cengkeraman, tentara Mongolia tersebut bisa mengelakkan diri.   Maka serangan, tidak berlaku lambat lagi, cepat luar biasa, tangan kirinya digerakan akan menghantam muka orang, sedangkan tangan kanannya meluncur akan menotok.   Tentara Mongolia, tersebut melihat betapa tangan kiri Yo Him menyambar kearah mukanya, maka ia telah mengeluarkan suara seruan kaget dan melompat mundur.   Tetapi begitu dia bergerak, segera jari tangan kanan dari Yo Him telah singgah dijalan darah Lung cie hiat nya, maka tidak ampun lagi tubuhnya telah terjungkel rubuh, karena diwaktu itu ia merasakan betapa seluruh tenaganya telah lenyap.   Yo Him setelah membereskan lawannya! yang seorang ini.   segera melompat lagi kepada tentara Mongolia yang seorang itu, yang tangannya telah semper akibat tendangan kaki Phang Kui In.   Tanpa mengucapkan sepatah perkataan, tampak tangan kanan Yo Him telah bergerak, dan ia menotok jalan darah Ciang-kie hiat dari tentara Mongolia yang seorang itu tanpa1136 ampun lagi tubuh tentara Mongolia yang seorang itupun terjungkal rubuh, dan tidak bisa berkutik kembali.   Phang Kui In dan Yo Him cepat menyelinap kebagian lain dari tenda tersebut.   Dan mereka telah menyelinap masuk kebagian dalamnya.   Ternyata didalam tenda tersebut, yang terbagi dalam tiga ruangan, terjaga kuat sekali.   Didalam tenda itu tampak belasan tentara Mongolia yang melakukan penjagaan, tetapi sebagian dari mereka telah ada yang meringkuk diatas tanah belasan kulit kerbau, tengah tertidur nyenyak.   Yang tertinggal yang masih melakukan penjagaan hanya lima orang penjaga belaka.   Yo Him dan Phang Kui In saling pandang sejenak, lalu keduanya telah mengangguk.   Kemudian dengan serentak, keduanya telah melompat kepada kelima penjaga tersebut.   Dengan gesit mereka telah mengerakkan tangan dan kaki mereka dengan begitu tidak bersuara lagi, kelima penjaga yang tengah lengah dan terkantuk-kantuk tersebut, telah rubuh terguling, rebah tidak bisa berkutik lagi karena mereka telah tertotok.   Phang Kui In dan Yo Him telah melompat memasuki ruangan yang lainnya, yang terhalang oleh selapis kulit yang lebar.   Disitu mereka melihat empat orang Mongolia yang bertubuh tinggi besar, dan berpakaian lain dengan para penjaga tadi, mungkin para perwira Mongolia, tengah tertidur nyenyak.   Dengan perlahan dan langkah kaki yang tidak menimbulkan suara, Yo Him telah menghampiri keempat perwira Mongolia tersebut, kemudian menotoki merela, sehingga waktu, keempat orang itu terbangun, mereka tidak bisa bergerak lagi.   Karena jalan darah mereka telah tertotok.1137 Yo Him bekerja cepat, bersama Phang.   Kui ln dia menggeledah tubuh keempat perwira Mongolia tersebut.   Yo Him dan Phang Kui In berhasil memperoleh beberapa gulung surat, yang tanpa dilihat lagi telah mereka masukkan ke dalam saku masing-masing.   Mereka yakin, tentunya gulungan surat tersebut merupakan rencana yang tertulis dan tersusun buat para perwira tersebut melakukan penyerbuannya ke Siangyang.   Kemudian Yo Him dan Phang Kui In melakukan penyelidikan dibeberapa tempat lainnya.   Tetapi waktu mereka hendak berlalu dari tempat itu, tiba- tiba berkelebat sesosok tubuh, yang gerakannya begitu ringan dan juga membentak dengan suara yang dalam .   "Tahan....!"   Yo Him dan Phang Kui In menghentikan langkah kaki mereka, dan telah melompat mundur dua langkah waktu orang tersebut telah berada didekat mereka, terlalu dekat sekali, hanya terpisah sejengkal tangan saja.   Hal itu disebabkan wajah orang tersebut sangat aneh, yaitu wajahnya mirip dengan seekor lutung, dan tubuhnya kurus kering agak membunguk.   Cara berpakaiannya sebagai perwira Mongolia.   "Kalian berdua rupanya mata-mata dari kerajaan Song !"   Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Kata orang tersebut dengan suara yang bengis.   "Hemmm, ditempat ini ada aku Mongolinggo jangan harap engkau seenaknya keluar masuk ditempat kami ! Untuk masuk ke dalam memang mudah, tetapi untuk berlalu, hemm, hemm, jangan harap engkau bisa angkat kaki dari tempat ini....!"   Dan membarengi dengan perkataannya itu, orang bertubuh kurus bungkuk dan bermuka seperti lutung itu telah mengebutkan tangan kanannya, yang kurus dan jari tangannya lancip-lancip.   Tetapi angin yang meluncur keluar dari tangan kurus itu bukan main hebatnya, menderu-deru keras sekali.   Yo Him dan Phang Kui In waktu itu telah menduga bahwa orang tersebut tentu memiliki kepandaian yang tinggi, karena tubuhnya tadi telah bergerak begitu ringan sekali, dan waktu1138 kedua kakinya menginjak tanah, tidak menimbulkan suara, hal itu membuktikan bahwa ginkang orang itu memang tinggi.   Tetapi belum lagi mereka tahu apa-apa dan waktu mereka melihat tangan Molinggo telah digerakkan akan mengebut kearah mereka angin dari telapak tangan Molinggo telah mendesir kuat sekali, menghantam mereka dengan dahsyat.   Yo Him dan Phang Kui In mengeluarkan suara tertawa dingin, tahu-tahu tubuh mereka telah bergerak cepat sekali, untuk menerjang kearah Molinggo.   Dengan demikian, Molmggo telah diserarg berbareng oleh Yo Him dan Phang Kui In.   Yo Him telah melancarkan totokan-totokan dengan mempergunakan ilmu totokan It yang-cie, yang pernah diperolehnya dari It Teng Taisu.   Diserang dengan ilmu menotok It Yang Cie tersebut, telah membuat Molinggo jadi kelabakan, karena ilmu totokan jari tunggal tersebut, merupakan ilmu yang benar-benar ampuh.   Walaupun hanya menyerang dan menotok dengan mempergunakan jari telunjuk saja, namun dari jari telunjuk itu justru telah mengeluarkan kekuatan tenaga sinkang yang sangat dahsyat dan bisa menghancurkan batu maupun besi, terlebih lagi tubuh manusia.   Selain akan tertotok, juga akan membuat bagian anggota tubuh yang tertotok akan menjadi hancur karenanya.   Dengan demikian, Molinggo, yang rupanya memiliki pengalaman sangat luas, telah bisa melihat bahwa It Yang Cie bukanlah ilmu yang sembarangan.   Phang Kui In juga telah melancarkan pukulan yang benubi- tubi dan gencar sekali, setiap seranganaya selalu membawa angin pukulan yang benar benar sangat kuat.   Dengan demikian, telah membuat Molinggo dikurung dari dua jurusan, oleh Yo Him dan Phang Kui In.   Tetapi Molinggo sama sekali tidak merasa jeri, karena ia memang memiliki kepandaian yang tinggi.   Karena itu, beberapa kali ia telah berusaha untuk mengelakan serangan1139 serangan yang dilancarkan Yo Him dan Phang Ku In, membarengi dengan mana iapun balas menyerang dengan ilmu gulatnya yang dia latih cukup mahir.   Yo Him dan Phang Kui In walaupun masing-masing mempergunakan kepandaiannya yang hebat, namun mereka tidak berani sembarangan terlalu mendesak lawannya, karena mereka melihat, sekali saja mereka melakukan serangan yang gagal, niscaya diri mereka sendiri yang akan menjadi korban dari akhli gulat tersebut.   Dengan demikian, telah membuat mereka jadi bersiap sedia dari setiap uluran tangan dan cengkeraman tangan Molinggo.   Maka dari itu, walaupun dikurung oleh Yo Him dan Phang Kui ln berdua, tokh kenyataannya Molinggo masih dapat melayaninya dengan baik.   Dan setiap serangan ilmu gulatnya itu, memiliki keampuhan yang tidak bisa dibuat main-main.   Beberapa kali tangan Yo Him maupun Phang Kui In hampir kena dicekalnya, namun disebabkan Yo Him dan Phang Kui In bergerak sangat gesit mereka selalu bisa meloloskan diri.   Semakin lama Molinggo rupanya semakin gusar, dia juga penasaran sekali.   Beberapa kali ia memperhebat cengkeraman tangannya.   Dan begitu juga, kedua kakinya telah bermain ikut menendang, menggaet, mengangkat dan juga berbagai tipu gulat lainnya.   Diwaktu ketiga orang ini terlibat dalam pertempuran yang cukup panjang, tiba-tiba tampak dari arah kegelapan di sebelah kanan, berkelebat sesosok tubuh yang tinggi besar, diiringioleh suara bentakan mengguntur.   "Siapa yang membuat kegaduhan di malam buta rata ini !?"   Yo Him dan Phang Kui Inr jadi tercekat hati mereka, karena di saat itu justeru Phang Kui In dan Yo Him telah mengenalinya bahwa orang yang baru datang itu tidak lain dari Tiat To Hoat ong.1140 Tiat To Hoat ong sendiri, begitu tiba di tempat tersebut, telah melibat Yo Him dan Phang Kui in, maka segera ia tertawa bergelak-gelak.   "Oho, rupanya kalian ....!"   Katanya dengan suara yang keras parau.   "Bagus bagus..... ! "   Dan belum lagi suaranya itu habis, tubuhnya yang tinggi besar itu telah melompat menerjang kearah Yo Him dan Phang Kui In.   Gerakan Tiat To Hoat ong sangat cepat sekali, ia telah mengibaskan tangannya dua kali, dan telapak tangannya mendera angin Iwekang yang sangat kuat sekali, tubuh Yo Him dan juga Phang Kui In seperti diterjang angin topan yang sedang mengamuk.   Diwaktu itulah tubuh kedua orang tersebut telah terlempar ketengah udara.   Dengan mengeluarkan suara tertahan, Yo Him dan Phang Kui In terbanting diatas tanah, keras sekali.   Hebat cara menyerang Tiat To Hoat ong, karena sekali saja ia menggerakkan tangannya, ia telah berhasil membuat Yo Him dan Phang Kui In terpental.   Sedangkan Molinggo ketika mengetahui siapa yang datang, cepat-cepat memberi hormat, sambil katanya melapor "Hoat- ong, kedua orang ini menyerbu ke daerah kita.""mereka harus ditangkap !"   Tiat To Hoat ong menganggukkan kepalanya, malah sahutnya .   "Ya aku kenal mereka ang seorang puteranya Sin Tiauw Taihiap Yo Ko, itu si buntung tengik yang terlalu bertingkah dan yang seorang ini lagi adalah kawannya ...!"   Dan tanpa menantikan selesai perkataannya itu, segera Tiat To Hoat-ong menjejakan kakinya tubuhnya telah meloncat dengan gerakan yang sangat ringan sekali, dimana ia telah1141 menjulurkan kedua tangannya bermaksud menekuk Yo Him dan Phang Km In.   Waktu itu sesungguhnya mata dari Yo Him dan Phang Kui In masih berkunang-kunang maka ketika mereka hendak brrdiri dan melihat datangnya serangan Tiat To Hoat ong mereka cepat-cepat mengelakkan diri namun gerakan mereka tidak secepat gerakan Tiat To Hoat ong, tidak ampun lagi tubuh mereka kena dicekuk.   Begitu pundak mereka masing-masing kena dicengkeram Tiat To Hoat ong, mereka seperti mati kutu, dan tidak bisa bergerak lagi.   Tiat To Hoat ong telah mengeluarkan suara tertawa yang sangat keras sekali.   Dan ia telah mengangkat tubuh Yo Him dan Phang Kui In dengan gerakan yang kuat sekali, kemudian membantingnya diatas tanah, lalu kaki kanannya dipergunakan menendang jalan darah "Lung-cie hiat"   Ditubuh Yo Him, dan juga jalan darah "Liang-siang-hiat"   Pada tubuh Phang Kui In.   Seketika tubuh Phang Kui In dan Yo Him jadi kaku dan tidak bisa bergerak, malah mereka menderita kesakitan yang cukup hebat.   Tetapi baik Yo Him maupun Phang Kui In sama sekali tidak merintih, mereka berdiam diri menahan sakit dan butir-butir keringat saja yang mengucur keluar dari sekujur tubuh mereka.   Tiat To Hoat ong telah mementang matanya lebar-lebar dan mengawasinya dengan pandangan mata yang tajam sekali.   Kemudian pendeta Mongolia tersebut telah membentak .   "Kalian rupanya tengah memata-matai kami, bukan ? Hemmm, hemmm. baiklah, sekarang aku akan meninggalkan tanda mata pada tubuh kalian !"   Sehabis berkata begitu, Tiat To Hoat ong melirik kepada Monlinggo. ia telah berkata perlahan .1142   "Buka pakaian mereka !"   Molinggo menurut dengan segera, dan ia telah membuka pakaian Yo Him dan Phang Kui In. Diwaktu itulah, Tiat To Hoat ong telah mengeluarkan golok hitamnya.   "Hemmmm, nanti setelah aku beri tanda mata pada tubuh kalian, barulah waktu itu kalian akan membebaskan untuk kembali ketempat kalian. Bersiap-siaplah.."!"   Dan sehabis berkata, begitu ia telah menggerakkan goloknya, akan menggores perut Phang Kui In, dimana mata golok tersebut telah digerakkan berulang kali menggerat beberapa huruf.   Phang Kui In merasakan perutnya sangat, pedih, tetapi ia tidak merintih, Namun belum lagi Tiat To Hoat ong menyelesaikan tulisannya tersebut, dimana dia mempergunakan goloknya menulis kata- kata menantang ditubuh Phang Kui In dan darah juga telah bercucuran dari tubuh yang tergores golok hitam tersebut, mendadak sekali terdengar suara seseorang yang tertawa jenaka.   "Heh heh heh,"   Kata sosok tubuh yang baru datang itu."Sungguh permainan yang tidak sedap dilihat...!"   Tiat To Hoat ong segera menoleh, dan dia melihatnya bahwa orang tersebut tidak lain dari Ciu Pek Thong.   Muka Tiat To Hoat ong jadi berobah merah padam, karena segera dia teringat betapa beberapa saat yang lalu Ciu Pek Thong telah mencabuti kumis dan jenggotnya, yang kini tumbuh tidak rata.   "Kau...?"   Bentak Tiat To Hoat ong dengan murka.   Dan tanpa mengeluarkan sepatrah perkataan lagi, tahu-tahu tubuhnya telah melompat ketengah udara, golok hitamnya tersebut telah berkelebat menyambar kearah Ciu Pek Thong, Rupanya Tiat To Hoat ong karena terlalu murka telah menerjang dan sekalian melancarkan bacokan yang begitu1143 cepat kepada Ciu Pek Thong.   Sakit hatinya teringat betapa kumis dan jenggotnya telah dipereteli oleh si tua berandalan ini.   Tetapi Ciu Pek Thong memiliki ginkang yang tinggi luar biasa, si tua berandalan tersebut telah mengeluarkan suara haha hehe yang tidak hentinya, beruntun telah mengelakkan diri dari empat bacokan golok Tiat To Hoat-ong.   sambil berkelit dia juga menggerakkan tangan kanannya.   "Wuttt..!"   Telapak tangan kanannya itu telah melayang akan menampar.   Tiat To Hoat-ong yang bermaksud mengelakkan tamparan itu jadi terkejut, karena disaat itulah Ciu Pek Thong membatalkan tamparan tangan kanannya, yang rupanya hanya merupakan serangan ancamannya, tahu-tahu tangan kirinya telah bergerak cepat sekali menghantam kearah pundak Tiat To Hoat-ong.   Pendeta Mongolia tersebut, yang kaget bukan main, cepat- cepat menghindar lagi.   Namun terlambat.   Keras sekali, pundaknya telah kena di hantam oleh Ciu Pek Thong.   Tubuh Tiat To Hoat-ong jadi terhuyung-huyung dan akan rubuh.   Tiat To Hoat-ong gusar dan penasaran bukan main, untuk membela diri dan melindungi tubuhnya dari serangan Ciu Pek Thong berikutnya, ia telah memutar golok hitamnya dengan cepat, sehingga tubuhnya terbungkus oleh gulungan cahaya hitam golok pusakanya yang melindungi dirinya dari serangan- serangan Ciu Pek Thong.   Tetapi Ciu Pek Thong memang memiliki kepandaian yang telah mencapai pancak kesempurnaan, dimana selama tahun- tahun belakanpan ini si tua berandalan tidak pernah jemu1144 melatih diri terus menerus.   Selain gingkangnya yang telah sempurna sehingga ia bisa bergerak ringan seperti terbang, juga sinkangnya telah mencapai kesempurnaan yang menakjubkan sekali.   Melihat Tiat To Hoat ong memutar golok hitamnya tersebut seperti itu, maka tampak Ciu Pek Thong sambil tertawa keras telah memutar kedua tangannya, dimana kedua tangannya itu seperti juga mengiringi berputarnya golok hitam tersebut.   Dengan demikian, segera juga terlihat betapa golok hitam Tiat To Hoat ong seperti diikat terus oleh kedua tangan Ciu Pek Thong.   Malah beberapa saat kemudian, Ciu Pek Thong berkata.   "Lepas !"   Jari telunjuknya telah menyentil dengan kuat sekali.   Dan seketika itu juga golok hitam ditangan Tiat To Hoat ong telah bertempur dan terlepas dari cekalannya.   Luar biasa kuatnya tenaga sentilan jari telunjuk Ciu Pek Thong, sehingga begitu dia menyentil, segera golok tersebut terpental dan telapak tangan Tiat To Hoat-ong terasa pedih sekali.   Tiat To Hoat ong kaget bukan main, dia masih sempat melirik betapa golok hitamnya itu telah menancap diatas tanah.   Ciu Pek Thong tidak berdiam sampai disitu saja, karena Molinggo sambil sambil mengeluarkan bentakan bengis telah menerjang maju! Manusia yang mukanya seperti lutung tersebut telah melancarkan cengkeraman dengan ilmu gulatnya.   Hampir saja Ciu Pek Thong kena dicengkeram pada bagian punggungnya.   Ciu Pek Thong telah memiringkan pundaknya, dan tanpa menoleh ia mengibaskan tangannya kebelakang.   Tangannya saling bentur dengan tangan Molinggo yang kurus kering itu dan berjari lancip-lancip.   Tidak ampun lagi, segera tubuh Molinggo terlempar keras dan melayang ditengah udara.   Tetapi sebagian seorang akhli1145 gulat yang memang benar-benar mahir, dengan sendirinya waktu tubuhnya terbanting, Molinggo dengan cepat sekali telah menggelinding dengan cara gulatnya.   Dengan begitu, ia tidak perlu sampai patah tulang pada anggota tubuhnya.   Ciu Pek Thong tertawa keras sekali, tubuhnya melayang kedekat Tiat To Hoat ong.   Tiat To Hoat ong melihat Ciu Pek Thong mendatangi, tanpa membuang waktu lagi, ia telah melompat untuk menerjang kearah lawannya tersebut.   Ciu Pek Thong tertawa mengejek dan kemudian menggerakkan tangan kanannya menghantam lagi kepada Tiat To Hoat ong.   Waktu itu Tiat To Hoat ong telah mengerahkan sebagian besar dari kekuatan tenaga dalamnya, maka waktu tangan mereka saling bentur, seketika itu juga tubuh Hiat To Hoat ong tergoncang terhuyung, beberapa langkah ke belakang.   Sedangkan Ciu Pek Thong merasakan tubuhnya seperti diterjang oleh sesuatu kekuatan yang dahsyat, namun ia tidak sampai terhuyung, hanya tubuhnya tergoyang-goyang saja.   Kembali Ciu Pek Thong telah menyerang pula dengan telapak tangannya.   "Plakkk, plakkk!"   Dua kali Ciu Pek Thong berhasil menempiling muka Tiat To Hoat ong.   Rupanya, Tiat To Hoat ong yang belum bisa menguasai kuda-kuda kedua kakinya, ketika menerima tamparan tangan Ciu Pek Thong, berusaha untuk mengelakkan diri, namun kenyataannya dia terlambat, sehingga wajahnya itu menjadi sesaran dari tempilingan Tiat To Hoat ong.   Dengan meraung mengeluarkan suara seruan yang mengandung kemarahan, tampak Tiat To Hoat-ong dengan1146 kalap telah melompat melancarkan tubrukan untuk merangsek Ciu Pek Thong.   Tetapi Ciu Pek Thong dapat menghindar dengan mudah tubrukan dari Tiat To Hoat-ong, dan sambil menghindar, kaki kanannya telah menendang punggung lawannya sehingga tidak ampun lagi Tiat To Hoat ong terjerunuk, dan hidungnya telah mencium tanah.   Dari hidungnya seketika mengucur darah segar, yang membuat muka Tiat To Hoat-ongi jadi berlepotan darah dan tambah menyeramkan.   Dengan kalap, dia telah melompat untuk menerjang lagi dia telah mengulurkan kedua tanganya untuk mencengkeram tubuh Ciu Pek Thong.   Tetapi memang si tua berandalan jenaka itu merupakan seorang tokoh persilatan yang benar-benar gemar berguyon, maka setelah menghindarkan diri beberapa kali dari tubrukan Tiat To Hoat ong, tiba-tiba ia telah melompat tinggi ketengah udara.   Sambil melambung tinggi seperti itu kedua tangan Ciu Pek Thong telah menghantam dengan kuat sekali.   "Bukkk" ..!"   Tubuh Tiat To Hoat ong berhasil dihantamnya kembali.   Sepeti juga sebuah bola yang menggelinding, maka seketika itu juga tubuh Tiat To Hoat ong telah menggelundung diatas tanah.   Dan dalam keadaan demikian, pandangan mata Tiat To Hoat ong juga telah berkunang-kunang, tampaknya Tiat To Hoat ong tidak bisa mempertahankan diri lagi, karena begitu dia bangkit untuk berdiri, justru dia telah memuntahkan darah segar.   Darah yang dimuntahkannya itu cukup banyak, dan bergenang diatas tanah.   Muka pendeta Mongolia tersebut telah pucat pias.1147 Molinggo yang melihat Tiat To Hoat Ong terluka berat seperti itu, dengan nekad dia telah melancarkan gempuran dengan kedua telapak tangannya.   Kepandaian Tiat To Hoat ong sesungguhnya jauh lebih hebat dan juga liehay melebihi Moliggo, tetapi justru Tiat To Hoat ong tidak bisa menyerang Ciu Pek Thong, maka sekarang apalagi Molinggo.   Begitu dia menyerang, segera dia menghantam tempat kosong, dengan cepat sekali Ciu Pek Thong dapat menghindarkan diri dari pukulan yang dilancarkan Molinggo.   Dengan penasaran Molinggo beberapa kali telah melancarkan cengkeraman dan pukulan lagi.   Namun selalu gagal.   Dan setelah lima kali menghantam dan mengulurkan tangannya untuk mencengkeram, namun selalu mengenai tempat kosong, akhirnya Molinggo sudah tidak bisa menguasai keseimbangan tubuhnya waktu tangan kanan Ciu Pek Thong dengan cepat telah menghantam tepat sekali perutnya, menyusul mana, diwaktu tubuh Molinggo terbungkuk- bungkuk, Ciu Pek Thong menghantam punggung lawannya, maka seketika itu juga tubuh Molinggo telah terjerunuk, mukanya menghantam tanah dan dia pingsan seketika itu juga ! Tiat To Hoat-ong masih mengerang berusaha untuk.   bangun, dan di waktu itulah, segera terlihat pendeta tersebut menggerakkan tangan kanannya.   Tahu-tahu tiga cercah sinar kuning telah menyambar kearah Ciu Pek Thong.   Samberan ketiga sinar kuning tersebut bukan main cepatnya, mengeluarkan suara mendengung yang sangat keras sekali, menunjukkan bahwa tenaga menimpuk dari Tiat To Hoat-ong masih kuat sekali.1148 Segera terlibat ketiga sinar kuning itu yang menyambar tiga bagian dari anggota tubuh Ciu Pek Thong, yaitu dada, perut dan paha dari si tua berandalan tersebut telah dekat sekali pada sasarannya.   Tetapi Ciu Pek Thong malah tertawa tawa, dan dengan mudah ia telah menangkap senjata rahasia yang dilontarkan oleh Tiat To Hoat-ong, yang terdiri dari tiga buah mata uang logam yang terbuat dari emas.   Ciu Pek Thong sambil menimang - nimang uang logam tersebut, telah berkata.   "Aha, aku memperoleh uang ! Tetapi aku tidak membutuhkannya ! Nih, aku kembalikan ..!"   Dan selelah bertata begitu, justru Ciu Pek Thong telah menggerakkan tangannya, maka ketiga mata uang logam tersebut telah menyambar cepat sekali kepada Tiat To Hoat ong.   Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Namun menyambarnya ketiga mata uang logam emas tersebut kuat sekali melebihi tenaga menimpuk yang dilakukan oleh Tiat To Hoat ong.   Melihat menyambarnya ketiga senjatanya yang seperti akan memakan majikan sendiri, Tiat To Hoat-ong jadi mengeluarkan suara teriakan kaget dan berkuatir, mati-matian dengan sisa tenaga yang ada padanya ia menggelinding pergi menjauhi diri.   Ketiga mata uang logam tersebut telah menyambar tempat kosong, namun segera menancap masuk kedalam tanah, dan tidak tampak lagi.   Hebat cara menimpuk Ciu Pek Thong, dia menimpuk seperti perlahan sekali, namun hebat kesudahannya, dimana mata uang tersebut telah amblas dan lenyap kedalam tanah.   Tanpa memperdulikan Tiat To Hoat ong, Ciu Pek Thong menghampiri Yo Him dan Phang Kui In.1149 Ia telah menggendong kedua orang itu, dia mengempitnya dengan kedua tangannya, kemudian dengan mengeluarkan suara yang nyaring sekali, ia telah menjejakkan kakinya, tubuhnya telah berlari dengan cepat meninggalkan tempat itu.   Dalam waktu sekejap mata saja, ia telah lenyap dari pandangan mata Tiat To Hoat ong.   Tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara ramai-ramai, rupanya keributan di tempat tersebut telah didengar oleh para penjaga ditempat tersebut, yang segera berdatangan sambil berteriak-teriak.   "Tangkap penjahat! Tangkap penjahat !"   Tapi mereka mana bisa menangkap Ciu Pek Thong. Tiat To Hoat ong yang gusar bukan main, begitu berdiri ia telah menggerakkan tangan kanannya tahu-tahu ia telah menghantam kepala salah seorang tentara Mongolia tersebut.   "Bukkk..!"   Kepala tentara itu telah pecah berantakan, dan polohnya telah mengalir keluar bercampur darah, tanpa sempat mengeluarkan suara gerengan lagi, tubuhnya telah terkulai di saat itu juga.   Rupanya Tiat To Hoat Ong melampiaskan kemarahan kemendongkolan hatinya dengan mempergunakan pukulan yang kuat seperti itu, sehingga sekali hantam kepala orang tersebut telah pecah berantakan dan terbinasa.   Dengan menggumam perlahan Tiat To Hoat-ong telah ngeloyor pergi meninggalkan tempat tersebut, untuk memberikan laporan kepada Kublai Khan.   ==oo0dw0oo== CIU PEK THONG ternyata kelika mengetahui Yo Him dan Pang Kui In menerima perintah Yo Ko untuk pergi menyelidiki keadaan digaris depan, segera menyatakan keinginannya pada Yo Ko, untuk pergi kegaris depan, guna melihat-lihat keadaan di sana.1150 Yo Ko memberikan ijinnya.   Dan itulah sebabnya Ciu Pek Thong bisa tiba tepat disaat Phang Kui In dan Yo Him hampir saja celaka ditangannya Tiat To Hoat ong.   Dengan munculnya Ciu Pek Thong, maka jiwa Yo Him dan Phang Kui In bisa diselamatkan.   Begitulah, telah membawa Yo Him dan Phang Kui In ke Siangyang, Ciu Pek Thong menceritakan apa yang telah terjadi dan menimpah diri dari kedua orang ini pada Yo Ko dan para orang orang gagah lainnya.   Gulungan surat yang ada disakunya Yo Him ternyata merupakan surat-surat penting dari rencana pihak Mongolia yang merencanakan kapan dan bagaimana mereka akan menerobos penjagaan di Siangyang.   Rupanya keempat perwira yang tengah tertidur di tangsi mereka, dan juga telah dicuri surat-surat pentingnya tersebut, merupakan perwira-perwira yang akan memimpin penyerangan pembukaan.   Dengan berhasilnya Yo Him memperoleh surat-surat penting itu maka pihak tentara kerajaan Song berhasil menyusun kekuatan yang jauh lebih sempurna dimana bagian- bagian yang merupakan tempat-tempat yang lemah dan menjadi inceran dari pasukan tentara Mongolia yang akan menyerbu masuk, telah ditempatkan pasukan tentara Song yang lebih banyak jumlahnya.   Begnu juga Yo Ko bersama Kwee Ceng, It Teng Taisu dan orang-orang gagah lainnya, telah mempersiapkan segala keperluan untuk kekuatan mereka, dimana pihak tentara kerajaan Song telah dikerahkan dua ratus lie dari Siangyang.   Kwee Ceng juga menganjurkan agar tentara laskar dari penduduk pria Siangyang yang telah dilatih, hanya menjaga didalam kota Siang-yang.   Mereka akan dikerahkan jika pasukan prajurit Song kekurangan tenaga, dimana mereka merupakan tenaga cadangan belaka.1151 Begitulah, dengan berhasilnya Yo Him memperoleh sebagian dari rahasia rencana pihak Mongolia tersebut, dengan demikian pihak tentara Song bisa menutupi kelemahan-kelemahan dipihak mereka.   Setelah mengatur segala yang perlu, Yo Ko dan Kwee Ceng beristirahat.   Namun menjelang tengah malam, Yo Ko terbangun dari tidurnya karena mendengar suara ribut-ribut.   Dengan ringan tampak Yo Ko telah melompat dari pembaringannya, dan melewati jendela kamar ia telah melompat keatas genting.   Bangunan dimana Yo Ko beristirahat, terdiri dari gedung bertingkat dua, dan diatas genting dari tingkat kedua itu tampak beberapa sosok bayangan yang tengah berkelebat- kelebat bertempur.   Yo Ko telah datang dengan cepat, dan segera ia melihat Kwee Ceng dan juga It Teng Taisu, tengah bertenpur dengan empat orang yang berpakaian sebagai orang Han, namun wajah mereka lebih mirip orang Mongolia.   Dengari demikian, Yo Ko segera menyadari bahwa keempat orang tersebut tentunya merupakan empat orang mata-mata dari pihak Mongolia.   Usia keempat orang itu rata-rata telah enam puluh tahun, wajah mereka juga bengis sekali, dengan kumis dan jenggot yang kasar disamping itu hidung mereka juga mancung dan bibir mereka dower.   waktu itu kesmpat orang tersebut tengah berusaha menghadapi serangan Kwee Ceng dan It Teng Taisu.   dimana mereka tampaknya kelabakan dan sibuk sekali berkelit kesana-kemari.   Gerakan mereka cukup gesit, tetapi menghadapi dua orang tokoh sakti yang sangat tinggi kepandaiannya seperti It Teng Taisu dan Kwee Ceng, keempat orang itu benar-benar tidak berdaya untuk balas menyerang, mereka hanya bisa berkelit kesana kemari saja.1152 Dengan begitu, segera terlihat, tidak lama lagi tentu keempat orang tersebut akan bisa dirubuhkan It Teng Taisu.   Yo Ko mengerutkan alisnya waktu melihat bertempur keempat orang terebut, ia memperhatikan ilmu silat yang dipergunakan oleh empat orang itu.   Walaupun tidak sesempurna ilmu silat It Teng Taisu dan juga Kwee Ceng, namun kenyataannya keempat orang tersebut memiliki kepandaian yang cukup tinggi dan bukan sembarangan.   "Siapakah mereka?"   Berpikir Yo Ko di dalam hati.   "Ternyata pihak Mongolia memiliki cukup banyak jago-jago yang memiliki kepandaian tinggi ....   "   Waktu itu It Teng Taisu mulai menggerakkan tangan kanannya, menyerang dengan ilmu lt Yang Cie-nya, gerakannya perlahan, tetapi dari jari telunjuk It Teng Taisu seperti juga mengalir suaru kekuatan yang mirip aliran listrik, yang menyambar-nyambar, membuat lawannya merasakan sekujur tubuhnya seperti terkurung oleh selapis kekuatan yang dahsyat tanpa bisa dilihatnya, memperlambat setiap gerakan dari mereka.   Keempat orang tersebut sesungguhnya memang merupakan jago-jago yang sangat terkenal di Mongolia, mereka memiliki kepandian yang berimbang dengan Tiat To Hoat ong.   Malah menurut akhli-akhli silat di Mongolia mungkin kepandaian keempat orang ini menangi seurat dari Tiat To Hoat ong.   Cuma saja disebabkan keempat orang tersebut jarang sekali menampakkan diri, dan lebih banyak hidup mengasingkan diri di sebuah tempat, yang sunyi jauh dari keramaian, dengan demikian, membuat mereka kurang terkenal dibandingkan dengan Tiat To Hoat ong.   Terlebih lagi sekarang mereka telah turun tangan berempat sekaligus, menggabungkan kepandaian mereka untuk menghadapi It Teng Taisu dan Kwee Ceng dengan serentak, itulah sebabnya, walaupun sangat tangguh, namun kenyataan1153 Kwee Ceng dan It Teng Taisu tidak bisa cepat-cepat merubuhkan mereka.   Keempat orang tersebut masing-masing bernama Cieluna, Cieluni, Cieluka dan Cieluti, keempat orang tersebut telah diundang langsung oleh Kublai Khan.   untuk membantu pasukan Mongolia dalam rangka menyerbu kedaratan Tionggoan.   Sesungguhnya, keempat jago Mongolia tersebut hendak menolak, namun setelah Kublai Khan membujuk mereka dengan panjang lebar, akhirnya keempat orang tersebut menerima undangan Kublai Khan, untuk membantu pihak Mongolia menghadapi jago-jago daratan Tiong-goan.   Karena terjadinya peristiwa Yo Him dan Phang Kui In yang berhasil mencuri surat rahasia dari rencana penyerbuan mereka, dengan begitu Khublai telah mengutus keempat orang tersebut untuk pergi ke Siangyang, guna menyelusup dan menyelidiki kekuatan lawan.   Cieluna, Cieluka.   Cieluti dan Cieluni, telah berangkat dan dengan mudah mereka telah berhasil menyelusup masuk ke kota Siangyang, melewati penjagaan kota tersebut, Mereka memang memiliki kepandaian yang tinggi, dengan mudah mereka berkeliaran dikota Siangyang pada malam itu.   Apa lagi mereka telah menyamar dengan memakai pakaian orang Han.   Namun tanpa disengaja mereka justru telah berlari-lari diatas genteng dari kamar It Teng Taisu, yang waktu itu tengah bercakap-cakap dergan Kwee Ceng, walaupun hari lelah larut malam.   Sebagai seorang yang lelah memiliki kepandaian sempurna dan pendengaran yang sangat tajam, It Teng Taisu dan Kwee Ceng segera mendengar suara langkah kaki dari keempat orang jago Mongolia itu dimana walaupun mereka berempat memiliki ginkang yang tinggi, tokh It Teng Taisu dan Kwee Ceng tetap berhasil mendengar suara langkah kaki mereka.1154 Dengan ringan It Teng Taisu dan Kwee Ceng melompat keluar dari kamar mereka dan menghadang jalan larinya keempat orang Mongolia itu.   Dengan begitu mereka jadi bertempur.   Tetapi setelah bertempur sekian lama, ternyata kepandaian It Teng Taisu dan Kwee Ceng memang benar-benar sangat tinggi, walaupun keempat orang itu telah memberikan perlawanan yang mati-matian dan bersungguh-sungguh, namun lambat laun mereka terdesak juga.   Semakin lama keempat orang itu semakin terdesak dan akhirnya mereka memberikan tanda dengan saling berseru satu dengan yang lainnya menggunakan bahasa mereka, dimana mereka saling memberitahukan jurus apa yang akan digunakan untuk mengepung It Teng Taisu dan Kwee Ceng.   Itulah sebanya Yo Ko mendengar suara ribut-ribut tersebut.   It Teng Taisu dan Kwee Ceng waktu melihat kedatangan Yo Ko.   telah mengeluarkan suara yang girang, malah Kwee Ceng telah berkata."'Yojie, cepat bekuk keempat orang ini, mereka mata-mata Mongolia.! Yo Ko tidak menyahuti, tetapi tubuhnya dengan gesit telah melompat ketengah gelanggang pertempuran itu, sambil lengan bajunya yang kanan telah mengebut akan menerpah tangan Cieluna.   Gerakan yang dilakukan Yo Ko sangat cepat sekali, dan juga sinkang yang tersalurkan itu luar biasa dahsyatnya, sehingga membuat Cieluna yang menerima serangan seperti itu, terpaksa harus menangkis dengan mengerahkan sebagian besar tenaga dalamnya.   Namun tidak urung tubuh Cieluna telah terhuyung, dan kemudian kakinya tergelincir waktu menginjak tepian genting, dan ia terjerembab, meluncur jatuh dari atas genting itu.   Dan saat itu Cieluka, Ciekti dan Cieluni telah mengeluarkan suara seruan marah waktu melihat Cieluna telah tergelincir jatuh1155 dari atas genting, ketiga orang ini mengeluarkan suaru teriakan nyaring, serentak mereka meluruk melancarkan pukulan telapak tangaanya masing-masing.   Ketiga jago Mongolia ini menjagoi dunia persilatan Mongolia dengan ilmu andalan mereka yang diberi nama "Pukulan Telapak Tangan Biruang Putih", sekarang menghadapi Yo Ko, It Teng Taisu dan juga Kwee Ceng.   Mereka telah mempergunakan ilmu pukulan telapak tangan yang mereka andalkan tersebut.   Yo Ko yang begitu menerjang maju telah berhasil merubuhkan Cieluna, telah memperlihatkan bahwa kepandaiannya memang sangat tinggi sekali dan kini menerima terjangan dari Cieluka dan Cieluti, dimana kedua orang Mongolia ini telah melancarkan serangan-serangan yang beruntun kepadanya, ia menghadapinya dengan tenang.   Sedangkan Cielani tengah menyerang It Teng Taisu, dan waktu itu pendeta dari Tailie tersebut telah menggerakkan tangan kanannya memunahkn serangan Cieluna dengan It yang cienya.   Segera terlihat, betapa tubuh Cirluni telah bergoyang- goyang seperti juga diterjang oleh suatu kekuatan yang tidak tampak, namun dahsyat sekali.   Dengan demikian tampak jelas, bahwa tenaga It yang-cie yang dipergunakan oleh It Teng Taisu sangat luar biasa, karena pendeta tua tersebut telah mempergunakan sembilan bagian tenaga dalamnya.   Dan dengan bersuara "wutttt.....!"   Segera tampak tubuh Cieluni telah terpental dan seperti Cieluna tadi, seketika itu juga tubuhnya meluncur jatuh.   Cieluka dan Cieluti yang tengah bertempur dengan Yo Ko, juga bukannya menghadapi lawan yang ringan, karena dua kali mereka melancarkan serangan, namun Yo Ko berhasil berkelit.   Dan setelah itu tampak Yo Ko telah mengebutkan lengan bajunya menghantam dada Cieluka.1156 Dengan mengeluarkan suara jeritan yang sangat nyaring, tubuh Cieluka telah terlempar ketengah udara dan kemudian jatuh terbanting keatas tanah.   Berbeda dengan Cieluna dan Cieluni yang tidak terluka didalam, justru Cieluka ini telah terhantam begitu kuat oleh serangan Yo Ko, sehingga ia terluka didalam yang cukup berat.   Cieluti yang waktu itu masih ingin melancarkan serangan nekad kepada Yo Ko, telah dihantam oleh Kwee Ceng, yang menghantam dengan tangan kanannya.   Tampak telapak tangan Kwee Ceng yang berisi tenaga lwekang sebanyak tujuh bagian bergerak secepat kilat, Cieluti yang bermaksud akan menangkis sudah tidak keburu lagi, tubuhnya segera ambruk menghantam genting, sehingga beberapa genting pecah berantakan.   dan tubuhnya meluncur turun.   Cieluna dan Cieluni telah melompat memeriksa keadaan Cieluka dan Cieluti.   Mereka melibat kedua saudara mereka tersebut terluka didalam .   "Asap mengepul...'"   Teriak Cieluka dengan suara yang cukup nyaring kepada Cieluna dan Cieluni, maksudnya meminta kepada dua saudaranya yang belum terluka itu melarikan diri.   Cieluna dan Cieluni tanpa banyak bicara, telah menggendong tubuh Cieluka dan Cieluti.   Mereka memang bermaksud akan melarikan diri.   Tetapi baru beberapa kali lompatan, diwaktu itulah Yo Ko telah melompat kearah Cieluna sambil bentaknya.   "Berhenti!"   Dan Yo Ko juga bukan hanya membentak begitu saja, ia telah mengerahkan tangan kirinya, menghantam kearah punggung dari Cieluna.1157 Pukulan yang dilakukan oleh Yo Ko membawa sambaran angin yang menderu.   Maka Cieluna tidak berani memandang remeh, terpaksa ia menghentikan larinya dengan berjongkok ia telah menekuk tangan kanannya, menyodok kearah perut Yo Ko.   Cieluna bergerak cukup gesit, selain dia berkelit dari pukulan Yo Ko dengan sodokan siku tangannya, membalas nyerang kepada Yo Ko.   Yo Ko mendengus perlahan, tangan kirinja yang mengenai tempat kosong itu diputar, dia tidak menarik pulang, hanya diturunkan, .   dan menghantam lagi dengan tepat pada punggung Cieluka yang berada dalam gendongan Celuna.   "Dukkk"   Pukulan itu hinggap keras sekali, Cieluka telah mengeluarkan suara jeritan.   Dan pukulan tersebut juga membuat tubuh Cieluna jadi terhuyung mundur beberapa langkah.   Dengan begitu, hampir saja dia bersama.   Cieluka rubuh terbanting.   Yo Ko telah tertawa dingin, dia berkata.   "Apa maksud kalian menyelusup kemari? Cepat serahkan diri!"   Cieluka telah mengatur jalan pernapasannya, ia mengerahkan seluruh tenaganya, dan melirik kesekitar tempat itu.   Ia melihatnya betapa ditempat tersebut telah berkumpul banyak sekali jago-jago persilatan.   Ciu Pek Thong sendiri yang terbangun, dari tidurnya waktu mendengar suara ribut-ribut telah keluar dan melompat keatas genting.   Waktu itu kebetulan Cieluni tengah berlari ingin meninggalkan tempat tersebut dergan membawa Cieluti.   Disaat itulah Ciu Pek Thong sambil tertawa jenaka telah berkata dengan suara yang dingin.   "Hemm, hemmm, mau kemana kau?"   Sambil berkata begitu, tangan kanan Ciu Pek Thong cepat sekali terulur akan mencengkeram punggung Cieluni.1158 Cieluni mana mau membiarkan punggungnya kena dicengkeram seperti itu.   Cepat-cepat ia melompat kesamping kiri lalu melompat lagi ke wuwungan gentirg yang lainnya.   Tetapi Ciu Pek Thong telah melompat mengejarnya, dan dalam waktu yang singkat ia telah berhasil berada didekat Cieluni.   Dengan cepat ia mempergunakan tangan kanannya menghantam lagi.   Pukulan yang dipergunakan oleh Ciu Pek Thong bernama "Lutung Menggaruk pinggul"', dan diwaktu itulah ia telah menghantam kedekat pinggang Cieluni.   Hantaman yang dilancarkan oleh Ciu Pek Thong itu memiliki tenaga lwekang yang sangat kuat sekali, dan menyambar dengan dahsyat, sehingga membuat Cieluni jadi tidak bisa mengelakkan lagi menghantam tepat sekali pada pinggulnya, membuat dia mengeluarkan suara pekikan yang nyaring, bersama-sama dengan Cieluni, ia telah meluncur jatuh kebawah, terbanting diatas tanah.   Belum sempat dia merangkak untuk bangun kembali ia diserang lagi oleh Ciu Pek Thong yang tiba didekatnya dengan cepat sekali, malah Ciu Pek Thong sambil menyerang, kaki kanannya juga menendang.   Cieluni mau mengelakkan diri, tetapi terlambat, jalan darah Go sie hiat-nya telah kena ditotok tepat sekali, tubuhnya segera terjungkel rubuh .   Cieluti yang berada dalam gendongannya juga telah terlepas dan terbanting.   Diwaktu itulah tampak Cieluni berusaha untuk menggerakkan kedua tangan dan kakinya, namun dia merasakan kedua tangan dan kakinya kaku tidak bisa digerakan, sehingga ia jadi mengeluh berputus asa.   Sedangkan Cieluti yang menggelinding jatuh dari gendongan Cieluni, berusaha merangkak bangun ia telah terluka di dalam sebagian tenaga dalamnya telah punah.   Tetapi diwaktu itu, sebelum Cieluti sempat untuk berdiri, Ciu1159 Pek Thong sambil mengelurkan suara tertawa yang nyaring, telah menotok lagi tepat mengenai pada jalan darah Sunglie hiat-nya, maka tidak ampun lagi tubuh Cieluti telah terkulai rubuh tidak bisa bergerak pula.   Cui Pek Thong tertawa bergelak-gelak dengan suara yang sangat nyaring sekali.   Dalam keadaan seperti itu segera terlihat Yo Ko telah tiba di bawah juga telah berhasil merubuhkan Cieluna yang juga ditotoknya.   Seketika itu datang belasan tentara kerajaan Sung, yang menjaga tempat tersebut dan segera membawa keempat orang mata-mata Mongolia itu untuk dipenjarakan guna nanti diperiksa dikorek keterangan dari mulut mereka.   Para orang gagah yang berpihak pada kerajaan Song tersebut dibawah pimpinan Yo Ko, segera mengadakan perundingan.   Mereka membicarakan hal yang penting, dalam rfangka menghadapi serbuan dari tentara Mongolia, yang mereka duga tentu tidak akan lama lagi terjadi.   Ancaman serbuan dari tentara Mongolia itu memang sangat berbahaya, karena waktu itu kerajaan Song tengah dalam keadaan lemah.   Kaisar mereka gemar berfoya-foya dan berpelesiran, karena itu negri tidak dapat diaturnya dengan baik.   Disamping itu, Yo Ko juga memiliki kekuatan tentara yang tidak begitu besar, hanya disebabkan memperoleh bantuan para orang orang gagah yang umumnya mencintai negeri dan memiliki kepandaian sangat tinggi, maka Yo Ko masih memiliki harapan akan dapat menghadapi ancaman serbuan dari tentara Mongolia.   Sedangkan Kublai Khan telah berhasil menghimpun kekuatan yang luar biasa besarnya, karena selama enam belas tahun Kublai Khan memang telah berusaha memupuk kekuatan.    Perangkap Karya Kho Ping Hoo Kidung Senja Di Mataram Karya Kho Ping Hoo Darah Daging Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini