Ceritasilat Novel Online

Rajawali Sakti Langit Selatan 7


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long Bagian 7


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya dari Sin Long   "Ma, kenapa kau ?' tanya anak lelaki itu dengan suara kuatir.   "Apakah kau dihina si buntung itu ?"   Kata-kata yang203 terakhir itu ditujukan untuk Yo Ko, diapun telah mengawasi Yo Ko dengan mata mendelik. Tentu saja Yo Ko dan Ciu Pek Thong jadi mendongkol bukan main, tetapi mereka tidak bisa marah kepada anak kecil itu.   "Mari kita pergi, Phujie, nanti kita cari penjahat yang telah menghina ayahmu......!. Urusan ini harus diselesaikan, penasaran ayahmu harus dibereskan ..!"   Dan nyonya setengah umur itu telah berlalu sambil menuntun tangan anak lelaki itu, memutar tubuhnya dan melangkah dengan tubuh yang bergoyang-goyang seperti akan rubuh.   Yo Ko jadi mengawasi dengan pandangan mata tertegun, dia juga menghela napas berulang kali.   Yo Ko pun mengetahui bahwa nyonya itu tentu telah terluka didalam akibat menerima gempurannya, namun nyatanya nyonya itu keras hati dan angkuh, tidak mau dia menerima budi Yo Ko, sehingga dia menolak maksud baik Yo Ko yang ingin membantunya dengan mempergunakan lwekang untuk memulihkan kesehatannya...   "Dia hebat sekali kepandaiannya, dan juga ilmu yang digunakannya sama dengan yang pernah digunakan Tee Tok semasa hidupnya...! Siapakah dia sebenarnya ? Bukankah Tee Tok telah mampus cukup lama ?"   Berkata Ciu Pek Thong sambil geleng-geleng kepalanya.   "Entah siapa nyonya dan anak itu ! Keadaan mereka luar biasa sekati ! Menilai kepandaian yang dimilikinya, dia pasti bukan orang sembarangan, lebih-lebih dia memiliki kepandaian turunan dari keluarga Auwyang, jelas dia masih memiliki hubungan yang rapat dengan ayah angkat ku. Tetapi siapakah dia ? Mengapa aku belum pernah bertemu ? Dan mengapa disaat dia mengetahui bahwa aku Yo Ko, segera sikapnya begitu garang dan melancarkan serangan- serangannya yang mematikan tanpa mengenal kasihan?"204 Tetapi semua tanda-tanya itu hanya sempat bersarang dihati Yo Ko dan Ciu Pek Thong, karena mereka berdua tidak berhasil menjawabnya. Sedangkan saat itu, udara mulai panas dan terik, karena cahaya matahari semakin panas dan hari sudah menjelang lohor. Yo Ko dan Ciu Pek Thong menantikan kedatangan It Teng Taisu dan jago-jago lainnya yang menjadi sahabat mereka dikuburan Auwyang Hong dan Ang Cit Kong, yang telah kosong...! 000odw^kzo000 IT TENG TAISU yang telah berlari-lari sekian lama, akhirnya berhasil mencapai kota Tiang Lu-kwan. Waktu itu hari sudah mendekati fajar dan sudah banyak penduduk kota yang terbangun dari tidurnya dan bersiap-siap untuk berangkat ke tempat pekerjaan mereka. Namun It Teng Taisu tidak berhasil mencari Tiat To Hoat ong, Bahkan ketika It Teng Taisu menanyakannya kepada beberapa orang penduduk, tidak ada seorangpun yang mengetahuinya, Akhirnya, dengan putus asa It Teng Taisu telah memasuki sebuah rumah makan, dia memesan dua kati air teh, dan menangsal perut dengan bakpauw tanpa isi. Disaat It Teng Taisu tengah menghirup air tehnya, disaat itulah dia mendengar suara orang berkata;   "Engko ceng, kita mengasoh disini saja dulu, besok baru kita lanjutkan pula perjalanan kita. Kukira masih belum terlambat untuk mencapai Hoa San tepat pada waktunya.."   Tentu saja It Teng Taisu girang luar biasa karena dia mengenali bahwa suara itu adalah suara si nyonya nakal Oey Yong. Kwee Hujin. Dan dengan sebutan "Engko Ceng"   Itu, jelas Oey Yong tengah bercakap-cakap dengan Kwee Ceng.205 Benar juga dugaan It Teng Taisu, dari luar melangkah masuk Oey Yong dan Kwee Ceng.   Kedua orang tersebut juga kaget bercampur girang waktu melihat It Teng Taisu.   Mereka telah cepat-cepat menghampiri dan memberi hormat, yang cepat-cepat dibalas oleh It Teng Taisu.   "Taisu, apakah keadaanmu selama ini baik-baik saja?"   Tanya Oey Yong sambil tersenyum.   "Tampaknya taisu sekarang agak gemuk sedikit di bandingkan dengan tiga tahun yang lalu....!"   "Siancai ! Itulah berkat berkah Sang Buddha !"   Kata It Teng Taisu sambil tersenyum lebar.   "Tetapi, ai, ai, sungguh memang aku si tua It Teng tidak diijinkan untuk hidup tenteram menganut penghidupan yang tenang damai. Akhir- akhir ini telah muncul urusan besar yang memaksa aku harus mencampurinya pula....!"   Dan setelah berkata begitu, It Teng Taisu menghela napas sambil mengawasi Kwee Ceng dan Oey Yong bergantian. Lalu katanya .   "Dan kalian berdua, sesungguhnya ingin pergi ke mana,?"   Kwee Ceng dan Oey Yong memperlihatkan sikap seperti keheranan, mereka saling pandang, dan Kwee Ceng yang tidak pandai berkata-kata, hanya berdiam diri dengan memandangi It Teng Taisu saja, tetapi Oey Yong telah menyahuti ;   "Bukankah Taisu yang telah mengundang kami agar segera datang ke Hoa San ?"   It Teng Taisu menatap tertegun mendengar pertanyaan Oey Yong, kemudian menepuk lututnya perlahan.   "Akhhh, inilah aneh ! Aneh sekali !"   Kata It Teng Taisu. Oey Yong cerdik luar biasa segera menyadari bahwa didalam persoalan ini pasti terdapat sesuatu yaag agak luar biasa.206   "Apakah Taisu tidak merasa pernah mengirim surat kepada kami ?"   Tanya Oey Yong tidak bisa menahan sabar. Hweshio tua dari selatan itu telah menggeleng-gelengkan kepalanya.   "Inilah urusan yang aneh sekali !"   Kata It Teng Taisu.   "Siauwceng belum pernah mengirim surat kepada siapapun selama tiga tahun terakhir ini, bahkan sebulan yang lalu Lolap menerima sepucuk surat dari Oey Loshia yang meminta agar Lolap mau datang ke Hoa San untuk menyelesaikan suatu urusan yang cukup penting.   "   "Akhh ?"   Oey Yong mengeluarkan seruan kaget mendengar nama ayahnya, Oey Yok Su disebut-sebut.   "Jadi ... surat yang kami terima itu ditulis oleh siapa ... ?"   "Maksudmu surat yang diterima oleh kalian itu ditanda tangani oleh Lolap ?"   Tanya It Teng Taisu. Oey Yong mengangguk Kwee Ceng mengiyakan.   "Aneh sekali ! Lolap tidak merasa pernah mengirim surat kepada kalian ! Jika kalian menerima sepucuk surat Lolap tentunya kalian bisa mengenali huruf-huruf itu ditulis oleh lolap atau bukan?"   "Justru kami telah memperhatikan dengan Cermat huruf- huruf itu, satu hurufpun surat itu tidak mendatangkan kecurigaan, bahkan kami mengenali tulisan Taisu...-!"   It Teng Taisu menyebut kebesaran Sang Buddha beberapa kali, sedangkan Kwee Ceng telah mengeluarkan sepucuk surat lalu diberikan kepada It Teng Taisu.   Si pendeta tua dari Selatan itu telah menyambuti dan membaca surat itu, lalu memperhatikan huruf-huruf yang terdapat dikertas itu.207 It Teng Taisu jadi memandang bengong surat tersebut, karena justru dia mengenali huruf-huruf diatas kertas itu adalah hasil tulisannya, tidak ada perbedaannya.   Tetapi yang lebih aneh lagi justru dia tidak pernah menulis surat seperti itu.   Tanda tangannya pun sama serta tidak ada bedanya baik garisnya, maupun tekukan-tekukan huruf itu.   "Luar biasa! Siapa yang telah sedemikian liehay memalsukan surat dengan memakai nama lolap ?"   Menggerutu si pendeta dari Selatan.   "Jadi surat itu memang bukan ditulis Oleh Taisu?"   Tanya Oey Yong menegasi.   It Teng Taisu menggeleng perlahan, dan dia memandang keluar jendela "Inilah aneh surat ini bukan ditulis Olehku tetapi ada seseorang yang telah menjual namaku dan memalsukan huruf-huruf yang begitu sama dengan tulisanku..   ! Luar biasa sekali, siapakah orangnya itu?"   Oey Yong dan Kwee Ceng jadi tertegun dan mengawasi si pendeta dengan tatapan mata mengandung tanda tanya.   "Lolap pun menerima sepucuk surat yang. bunyinya hampir serupa dengan ini. tetapi ditulis oleh ayahmu, Kwee hujin..."   Kata It Teng Taisu.   Dan Lam Ceng telah merogoh sakunya, mengeluarkan sepucuk surat, yang diangsurkan kepada Kwee Ceng, dan Oey Yong ikut membacanya.   Bunyi surat itu hampir mirip dengan surat yang diterima oleh Kwee Ceng dan Oey Yong, hanya saja huruf-huruf surat itu ditulis oleh Oey Yok Su.   Oey Yong dan Kwee Ceng kenal dengan baik tulisan Oey Loshia, maka dari itu tidak mengherankan jika mereka menjadi208 kaget dan heran.   "Apakah mungkin ayah yang sengaja telah bergurau ?"   Berpikir Kwee Hujin. Tetapi Oey Yong mengetahui benar tabiat ayahnya, Oey loshia. si sesat tua, tidak mungkin Oey Yok Su bergurai dengan cara demikian. Huruf-huruf surat itu ditulis oleh Oey Loshia bukan ?"   Tanya It Teng Tai-su setelah melihat Oey Yong dan Kwee Ceng selesai membaca surat itu.   "Benar ........tetapi"   Suara Oey Yong jadi tidak lancar.   Dia sesungguhnya sangat cerdik, (seperti didalam Sia Tiauw Enghiong, Sin Tiauw Hiap Lu, telah diceritakan kecerdikan Oey Yong yang selalu berhasil memecahkan berbagai persoalan yang berat bagaimanapun), tetapi menghadapi persoalan tersebut, tidak dapat Oey Yong segera memutuskan karena menyangkut urusan ayahnya.   "Tetapi kenapa?"   Tanya Kwee Ceng yang melihat isterinya seperti ragu-ragu.   "Aku yakin surat ini bukan ditulis oleh ayah!"   Kata Oey Yong kemudian.   "Coba kau lihat Engko Ceng , apakah surat ini sesungguhnya ditulis oleh ayah?"   Kwee Ceng yang polos telah mengangguk.   "Jika dilihat dari huruf-hurufnya memang tulisan ayah..!"   Katanya.   "Akhh....."   Oey Yong mengeluh jengkel.   "Justru huruf-huruf menyerupai tulisan ayah. tetapi aku yakin bahwa surat ini bukan ditulis oleh ayah! Hanya saja orang yang membuat surat ini hebat sekali, dia bisa memalsukan huruf-huruf ayah dengan baik sekali, tanpa ada sedikitpun yang salah...!"   "Aneh sekali ... apakah kau mau mengartikan bahwa surat itu surat palsu?"' tanya Kwee Ceng. Oey Yong menganguk.209   "Ya, menurut Lolap juga demikian. Setelah melihat surat kalian, yang merupakan surat palsu, yang menjual nama Lolap, berarti ada sekelompok orang yang bermaksud untuk mempermainkan kita !"   "Benar !' mengangguk Oey Yong cepat.   "Jika kita memperbandingkan dengan peristiwa yang kita alami ini, Taisu, tentunya kedua surat ini ditulis oleh tangan yang sama, hanya yang satu menjual nama Taisu, sedangkan yang lainnya menjual nama ayah !"   "Tetapi, apa maksud orang itu dengan perbuatannya ini ?"   Tanya It Teng Taisu sambil mengerutkan alisnya.   "Dan apa maksudnya dengan perkataannya bahwa di Hoa-san baru akan di jelaskan duduk persoalan dari peristiwa yang besar dan penting itu ?"   Oey Yong tidak bisa menjawab dia tampak seperti berpikir keras. Sampai akhirnya dia menepuk meja.   "Aku tahu !"   Kata Oey Yong kemudian. Tetapi nyonya Kwee itu tidak meneruskan pertanyaannya, sehingga Kwe Ceng jadi tidak sabar dan bertanya .   "Tahu apa ?"   "Tentu ada seseorang yang tengah mempersiapkan suatu perangkap untuk menjerat golongan kita, yang khususnya ditujukan kepada Ngo Ciat .. !"   "Hemm", Kwee Ceng telah mendengus.   "Tetapi dengan diundangnya kita ke Hoa-san, walaupun disana telah dipasang jebakan yang hebat sekali, dengan jala langit dan jala bumi, apakah Ngo Ciat akan jeri ?"   Benar Ngo Ciat tidak jeri, tetapi orang yang sengaja memalsukan nama ayah dan It Teng Taisu, jelas telah memperhitungkan segalanya.   Orang itu tentu telah mengetahui siapa Ngo Ciat dan betapa sempurna kepandaiannya yang jelas akan diperhitungkannya dengan210 masak Tetapi disamping itu, tentunya orang tersebut telah memiliki kepandaian yang hebat, telah memasang perangkap dan telah diperhitungkannya dengan masak, sehingga dia tidak jeri untuk memancing Ngo Ciat.   Jika dugaanku ini benar, tertunya Kojie dan Siauw Liong Lie akan diundang pula.   Entah undangan itu dengan menjual nama siapa ...   ?"   It Teng Taisu mengerutkan sepasang alisnya dan dia merasakan bahwa urusan yang tengah mereka hadapi itu bukanlah urusan yang bisa diremehkan.   Untuk sementara, ketiga orang tersebut berdiam diri, karena masing-masing tenggelam dalam pikirannya masing- masing.   Sedangkan It Teng Taisu sekali-kali meneguk tehnya perlahan-lahan.   Tiba-tiba Oey Yong telah berkata lagi;   "Engko Ceng, apakah kau sudah bisa menduga siapa yang melakukan ?"   Kwee Ceng menggeleng.   "Dan kau sudah mengetahuinya ?"   Tanya si suami sambil mengawasi Oey Yong dengan penuh tanda tanya. Oey Yong mengangguk.   "Tetapi aku belum berani memastikan secara keseluruhannya ...!"   Menyahuti Oey Yong "Siapa?"   Tanya It Teng Taisu dan Kwe Ceng hampir Serentak.   "Nanti akan kujelaskan sekarang lebih baik kita memperhatikan dulu kedua surat ini, mencari persamaan diantara huruf-huruf itu ........!"   Dan tanpa menantikan persetujuan kedua orang itu.   Oey Yong telah membeber kedua surat tersebut dipermukaan meja.211 Dengan tekun, Oey Yong telah meneliti kedua pucuk surat itu.   It Teng Taisu hanya mengawasi saja, sedangkan Kwee Ceng ikut memandangi surat itu, tetapi pikirannya yang polos serta sederhana tidak bekerja seperti yang dikehendakinya; dia tidak menemui sesuatu persamaan dari kedua surat itu, yang bisa membuktikan bahwa penulis kedua sarat itu hanya satu orang; Tetapi berbeda dengan Oey Yong, sejak kecil nyonya ini Cerdik luar biasa disamping sangat nakal.   Diapun telah memperhatikan dengan penuh ketekunan sekali, dan akhirnya setelah memperhatikan selama seperminum teh, tiba-tiba Oey Yong menepuk pinggir meja.   "Aku telah menemuinya!"   Serunya girang.   Kwee Ceng dan It Teng Taisu mengawasinya menunggu keterangan dari Oey Yong.   Tetapi Oey Yong telah menundukkan kepalanya pula, dia masih terus meneliti kedua surat tersebut.   Tentu saja Kwee Ceng dan It Teng Taisu jadi tidak sabar, mereka jadi tegang sendirinya.   Bahkan Kwee Ceng yang sudah tidak berhasil menahan hati maupun perasasaan ingin tahunya, telah bertanya;   "Yong-jie kau telah menemui apa?"   "Tunggu dulu..."   Menyahuti Oey Yong tanpa menoleh dan terus juga mengawasi kedua surat itu. Sampai akhirnya dia menghela napas dengan lega dan duduk lurus.   "Nah kini coba kalian lihat, setiap huruf "She" (persoalan) terdapat persamaan yang tidak bisa dilenyapkan, walaupun huruf "She"   Yang satu memakai garis coretan huruf It Teng Taisu, sedangkan "She"   Lainnya memakai coretan gaya tulisan ayah.212 Kwee Ceng dan It Teng Taisu segera mengawasi.   Tetapi setelah mengawasi sekian lama.   mereka tidak bisa melihat adanya persamaan di antara kedua huruf itu.   It Teng Taisu hanya mengerutkan alisnya sambil berdiam diri saja.   Tetapi tidak demikian dengan Kwee Ceng.   Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Dibagian mananya yang bersamaan?"   Tanyanya kemudian. Oey Yong tertawa, sambil mengulurkan tangannya untuk menunjuk. Ternyata yang ditunjuk oleh Oey Yong adalah garis lekukkan kedua dari huruf "She"   Tersebut. Kwee Ceng memperhatikannya dengan seksama dan akhirnya dapat juga dilihatnya persamaan yang dimaksud oleh Oey Yong, yaitu setiap sudutnya membulat dengan ditengahnya terdapat sebuah titik kecil.   "Akhhh!"   Kwee Ceng mengeluarkan seruan perlahan.   "Ternyata kedua surat itu memang di tulis oleh tangan yang sama."   It Terg Taisu menghela napas. Persoalan ini yang kita hadapi bukan persoalan yang mudah, pasti didalam persoalan ini terselip urusan yang luar biasa,"   Katanya.   "Untuk memperoleh kepastian. kita harus cepat-cepat pergi ke Hoa San untuk melihat apa sesungguhnya yang terjadi! Dan baru-baru ini Lolap baru saja mengalami suatu peristiwa yang cukup meng herankan ....!"   Dan It Teng Taisu lalu menceritakan pengalamannya yang telah bertemu dengan Tiat To Hoat ong, telah bertempur dengannya, dan telah mengetahui pula bahwa tawanan Tiat To Hoat ong tidak lain dari Siauw Liong Lie, isteri Yo Ko.   dan juga Sin Tiauw.   Oey Yong dan Kwee Ceng jadi gusar, kumis Kwee Ceng seperti berdiri.   "Akhhh. mereka ternyata telah mengirm orangnya untuk membuat huru hara dan onar lagi di Tionggoan!"   Menggumam213 Kwee Ceng perlahan; yang dimaksudkannya dengan "mereka,"   Adalah bangsa Mongolia. Oey Yong seperti berpikir keras, akhirnya dia telah memukul perlahan ujung meja. Pasti peristiwa penculikan Siauw Liong Lie dengan surat ini ada hubungannya.   "Mari kita cepat cepat berangkat, mungkin kita bisa memperoleh jawabannya di Hoa San!"   Kwee Ceng dan It Teng Taisu menyetujui usul Oey Yong, mereka segera berangkat meninggalkan Tiang-lu-kwan melakukan perjalanan cepat menuju Hoa San.   Hoa San tidak jauh lagi dari Tiang-lu-kwan, setelah melakukan perjalanan satu hari satu malam tibalah It Teng Taisu bertiga dikaki gunung itu.   Waktu itu langit mulai gelap karena malam akan segera menjelang datang.   Tetapi ketiga orang gagah tersebut melakukan perjalanan mereka dengan cepat mendaki gunung itu.   Ketika mereka tiba didekat kuburan Auwyang Hong dan Ang Cit Kong, disaat itu It Teng Taisu telah mendengar suara berkeresek yang perlahan, waktu pendeta tua tersebut menoleh, tampak dua sosok tubuh berdiri tidak jauh dari tempatnya berada.   Oey Yong dan Kwee Ceng juga telah melihat kedua sosok tubuh itu, dan mereka bertiga jadi girang sekali.   "Yo Ko !"   Berseru Oey Yong girang.   "Dan kau Loo Boan Tong ?"   Memang kedua orang itu tidak lain dari Yo Ko dan Ciu Pek Thong. Keduanya juga girang bertemu dengan ketiga orang gagah ini, mereka telah maju memberi salam kepada It Teng Taisu bertiga.   "Kami memang tengah menantikan Taisu,"   Kata Yo Ko kemudian.   "Hanya sayang, telah terjadi peristiwa yang kurang214 menggembirakan didiri kami .... Liongjie telah dicelakai oleh seseorang !"   Yo Ko segera menceritakan pengalamannya, sehingga menambah perasaan heran ketiga orang itu.   Begitu pula Yo Ko dan Ciu Pek Thong yang tambah heran waktu It Teng Taisu menjelaskan bahwa surat undangan yang diterima Yo Ko bikan ditulis olehnya.   Dan Oey Yong juga membantu membenarkan keterangan It Teng Taisu.   "Lalu siapa yang menulis surat itu"   Tanya Yo Ko seperti kepada dirinya sendiri "Apakah dalam persoalan ini terselip urusan yang luar biasa ?"   "Siancai"   It Teng Taisu telah memuji kebesaran Buddha.   "Jika kita menduga-duga, urusan itu memang masih gelap, tetapi kita tunggu saja peristiwa apa yang akan muncul, bukankah besok adalah hari yang dijanjikan. Yang lainnya setuju. Dan It Teng Taisu, Oey Yong dan Kwee Ceng jadi gusar sekali waktu melihat betapa kuburan Auwyang Hong dan Ang Cit Kong telah dibongkar orang. Kumis It Teng Taisu yang telah memutih itu jadi bergerak- gerak, pendeta tua ini menjadi murka, berulang kali dia menyebut "Omitohud"   Perlahan sekali.   Malam itu dilewati orang-orang gagah ini dengan hati jengkel diliputi kegelisahan juga, dan mereka tidak banyak bercakap-cakap.   Hanya mereka bertekad, jika saja mereka berhasil mengetahui orang yang membongkar kuburan itu, tentu mereka akan memberikan hajaran keras kepadanya.   Semuanya memiliki dugaan yang hampir sama, yaitu dugaan bahwa didalam persoalan ini pasti ada sangkut pautnya dengan Tiat To Hoat ong.   It Teng Taisu juga telah menceritakan pengalamannya bertemu dengan Tiat To Hoat ong sehingga Yo Ko gusar bercampur kuatir.   Gusar kepada pendeta yang liehay itu, berkuatir terhadap keselamatan isteri dan Sin Tiauwnya.215 Malam itu lewat dengan cepat, dan keesokan harinya, mereka diliputi ketegangan, karena hari inilah dimana persoalan tersebut akan terjawab Yo Ko dan Ciu Pek Thong sering memandang kebawah gunung, tetapi semuanya sepi dan tidak terlihat seorang manusiapun juga.   Suasana begitu lenggang.   Dan Yo Ko jadi bertambah ber kuatir, kalau hari ini urusan tidak terjawab, dan orang yang sengaja mengundang mereka, atau tepatnya memancing mereka, untuk datang ke-Hoa San itu tidak memperlihatkan diri, berarti kian terlambat saja dia ditinggal Tiat To Hoat-ong.   , Yang dikuatirkan Yo Ko justru kalau Tiat To Hoat-ong membawa Siauw Liong Lie ke Mongolia ! sin Tiauw Tai Hiap ini telah bertekad bulat, walaupun keujung langit sekalipun, dia akan mengejar pendeta Mongolia itu....   Mendekati lohor masih tidak terjadi sesuatu, dan orang- orang gagah tersebut mulai tidak sabar.   Terlebih Ciu Pek Thong yang sudah tidak bisa duduk diam.   Sebentar-sebentar dia telah mengawasi kearah lobang kuburan kosongnya Auwyang Hong dan Ang Cit Kong.   Semua pengalaman yang telah dialami oleh orang-orang gagah itu diliputi tanda tanya dan belum bisa terjawab, keanehan dari peristiwa yang mereka alami itu benar-benar membuat mereka tidak mengetahui sesungguhnya urusan apa yang akan terjadi.   Sedangkan Kwee Ceng dan Oey Yong memiliki urusan tersendiri pula, pengalaman yang cukup mengherankan.   Waktu mereka berada di Kamsiok dalam perjalanan menuju ke Hoa San untuk memenuhi undangan "surat"   Yang dikirim It Teng Taisu itu, justru mereka telah bertemu seorang lelaki tua kurus seperti galah yang tubuhnya selalu bergoyang-goyang jika tengah berjalan216 Orang itu mengenakan pakaian yang sederhana, tetapi matanya yang seperti mata tikus itu menmancarkan sinar yang tajam, sehingga menimbulkan kecurigaan Oey Yong.   Dan justeru disaat Oey Yong dan Kwee-Ceng berada dikamar penginapannya, mereka baru mengetahui bahwa barang mereka didalam kamar telah lenyap! Keruan saja Oey Yong dan Kwee Ceng gusar.   Mereka segera keluar dari kamar mereka, dan melihat lelaki kurus jangkung itu, yang mereka curigai sebagai pencurinya, tengah melangkah akan pergi.   Kwee Ceng dan Oey Yong meneriakinya agar dia menghentikan langkahnya, tetapi malah orang itu mempercepat larinya, sehingga pasangan suami isteri itu cepat-cepat mengejarnya.   Yang luar biasa, ilmu meringankan tubuh orang itu sempurna sekali, walaupun Kwee Ceng dan Oey Yong telah mengejarnya terus, namun mereka tidak berhasil menyandaknya, bahkan akhirnya mereka telah kehilangan jejak.   Yo Ko dan yang lainnya waktu mendengar cerita pengalaman Kwee Ceng dan Oey Yong jadi tambah heran, mereka tidak bisa menduga-duga siapa orang yang kurus jangkung itu, karena waktu Oey Yong menggambarkan bentuk muka orang itu, dan potongan tubuhnya, mereka merasakan bahwa orang tersebut bukan orang daratan Tionggoan !.   Disaat mereka tengah bercakap-cakap seperti itu, tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara siulan yang nyaring, melengking tinggi sekali, kemudian disusul dengan Suara Seruling yang terdengar dibawa oleh desiran angin.   Muka Yo Ko dan yang lainnya jadi berobah, mereka cepat- cepat bersiap, bahkan Ciu Pek Thong telah memandang kebawah gunung.   Suara seruling dan siulan itu hebat sekali! karena mengandung tenaga dalam yang telah sempurna,217 Dan hebat pula ilmu meringankan tubuh dari orang yang mengeluarkan suara siulan dan suara seruling itu, karena tidak lama kemudian begitu suara siulan dan seruling itu berhenti, sudah terlihat orangnya, dan dengan beberapa kali lompatan, tahu-tahu telah berdiri diatas reruntuhan bongpai Auwyang Hong dan Ang Cit Kong, dua orang yang berpakaian yang aneh sekali! Yang satu memiliki Wajah yang hitam seperti pantat kuali, tubuhnya gemuk pendek, dengan matanya yang mencilak memandang sekelilingnya sambil tidak hentinya memperdengarkan suara tertawa yang tidak sedap didengar.   Dia berpakaian aneh sekali hanya memakai baju bulu Tiauw yang pendek, sebatas lututnya rambutnya juga digelung tinggi.   Keadaan orang itu memang sudah agak luar biasa, tetapi yang lebih luar biasa lagi adalah yang seorangnya lagi, yang ditangan kanannya menggerak-gerakkan seruling pendek bercagak dua Orang ini bertubuh tinggi, kulitnya putih, matanya sipit seperti mata elang giginya tonggos dan telinganya lebar.   Pakaiannya sama dengan kawannya terbuat dari bulu Tiauw yang berwarna putih, diapun tengah mengeluarkan tertawa sambil menyapu orang gagah dihadapannya dengan tatapan mata yang tajam sekali.   It Teng Taisu telah maju dua langlah, dan merangkapkan kedua tangannya, Ujarnya.   "Siancai, Siancai, Siancai, siapakah jiewie berdua?"   Kedua orang itu tidak segera menyahuti, hanya si hitam pendek itu telah menggerakkan kaki kanannya, dia telah menghentakkan kesisi batu bongpai yang diinjaknya, tanpa mengeluarkan suara, sisa batu bongpai itu tahu-tahu meluruk menjadi abu.   Sedangkan si hitam pendek telah melompat berdiri diatas tanah datar.218 Yo Ko dan yang lainnya terkejut, dengan perbuatannya itu sipendek hitam telah memperlihatkan bahwa tenaga dalamnya sempurna sekali.   Sedangkan si jangkung putih telah tertawa terkekeh, kemudian dengan suara yang sumbang seperti suara menyalaknya serigala dia telah berkata dengan nada Tionggoan yang kaku sekali.   "Kami biasa disebut Hek Pek Siangsat (Sepasang Penjahat Hitam dan Putih)"   "Kami datang dari Persia, telah lama kami mendengar dan tertarik atas nama besar jago-jago daratan Tionggoan......!"   Setelah berkata begitu, sambil menatap tajam kearah lengan Yo Ko yang kanan, yang buntung dan hanya lengan jubahnya yang bergoyang-goyang terhembus angin. Pek Siangsat (Iblis Putih) itu telah melanjutkan perkataannya yang semakin tidak enak didengar.   "Dan, engkau tentunya Sin Tiauw Taihiap, bukan ?". Yo Ko tertawa dingin, tidak senang dia melihat sikap orang itu. Terlebih lagi dia tengah marah melihat Hek Pek ini tadi berdiri dikedua sisa bongpay dari Auwyang Hong dan Ang Cit Kong.   "Tepat"   Menyahuti Yo Ko.   "ada keperluan apakah jiewie datang kemari ?".   "Untuk mengambil kepalanya Ngo Ciat (lima jago) !"   Menyahuti sipendek hitam mewakili si Putih.   "Benar, untuk membawa pulang lima batok kepala Ngo Ciat !"   Menambahkan si Putih, menimpali perkataan si Hitam. Ciu Pek Thong berjingkrak karena gusar sekali.   "Baik ! Baik ! Akulah salah seorang diantara Ngo Ciat itu ! Mari, mari kita coba-coba siapa yang tinggi dan siapa yang rendah !".219 Dan sambil berkata begitu, Ciu Pek Thong bersiap-siap untuk bertempur. Tetapi si Putih dan si Hitam itu membawa sikap acuh tak acuh sedikitpun dia tidak memandang sebelah mata ke pada Ciu Pek Thong.   "Hemmm, sabar, tidak akan terlambat jika kini kepalamu itu kami titipkan dulu dilehermu !"   Kata si Putih dengan suara dingin. Kemudian dia juga telah menoleh kepada It Teng Taisu sambil katanya lagi .   "Dan kau pendeta, tentunya kau yang disebut Lam Ceng (pendeta dari Selatan) si It Teng kepala gundul, bukan ?"   "Benar,"   Menyahuti It Teng Taisu dengan sabar, walaupun hatinya mendongkol sekali melihat sikap kurang ajar dari kedua orang aneh itu.   "Dan kalian tentunya Kwee Ceng dan Oey Yong, bukan ?"   Tanya si Putih sambil memandang tajam kepada Kwee Ceng dan isterinya. Kwee Ceng hanya mendengus "Hemmm !"   Saja, tetapi Oey Yong yang tengah gusar telah menyahuti .   "Benar, memang kami Kwee Ceng dan Oey Yong Hanya sayangnya, kami tidak memiliki rejeki yang sebaik kalian untuk menjadi kodok hitam dan bangau putih !"   Si Putih tertawa mengejek, sedikitpun dia tidak melayani ejekan Oey Yong, hanya dengan matanya yang memancarkan sinar yang tajam dia telah berkata lagi.   "Kami telah banyak mendengar, bahwa Kaisar Mangu dibinasakan oleh Sin Tiauw Taihiap, maka kami tertarik sekali untuk melihat berapa tinggi sesungguhnya kepandaian pendekar besar itu !"   Yo Ko tidak dapat menahan sabar lagi.   tahu-tahu dia telah menjejakkan kakinya, tubuhnya telah melompat dan tangan kiri tunggalnya tahu-tahu mengibas dengan cepat sekali.   Gerakannya itu luar biasa cepatnya, dia bermaksud akan menotok jalan darah Pek-kut-hiat dibahu si Putih.   Tetapi aneh sekali, si Putih sama sekali tidak mengelakkan serangan itu, dia hanya menanti disaat tangan Yo Ko hampir220 tiba disasaran, dia mengulurkan tangan kanannya, tahu-tahu dia telah menangkis serangan itu, dan yang luar biasa justru tubuh Yo Ko terhuyung mundur dua langkah! Kuat sekali tenaga menangkis dari si Putih.   Yo Ko mengeluarkan seruan tertahan, jago-jago yang lainnya juga mengeluarkan seruan kaget ketika memperoleh kenyataan bahwa lwekang si Putih itu telah demikian sempurna.   Serangan yang dilancarkan oleh Yo Ko tadi bukanlah serangan yang ringan, sebagai pendekar besar, walaupun Yo Ko tampaknya menggerakkan tangan kirinya dengan ringan, namun tenaga serangannya itu meliputi ribuan kati.   Maka luar biasa sekali si Putih menangkisnya begitu mudah, bahkan berhasil mendorong tubuh Yo Ko terhuyung dua langkah.   "Sabar, untuk mengadu kepandaian tidak perlu sekarang, nanti juga belum terlambat", berkata si Putih, sedangkan si Hitam pendek itu tertawa terkekeh, menertawai Yo Ko yang terhuyung mundur dua langkah itu.   "Kami berdua telah menerima perintah untuk mengukur kepandaian dari pendekar daratan Tionggoan, maka siapa yang akan maju lebih dulu untuk menghadapi kami ?"   Mata Ciu Pek Thong jadi bersinar tajam, dia murka sekali, kumis dan jenggotnya Sampai bergerak-gerak menahan kemarahan yang bergolak di hatinya.   Dengan mengeluarkan teriakan nyaring, tahu-tahu Ciu Pek Thong telah menerjang maju, dia memendekkan tubuhnya, kedua tangannya diulurkan, yang satu akan mencengkeram pergelangan si Putih, sedangkan tangan kirinya akan menghantam dada si jangkung itu.   Tetapi memang luar biasa, dengan menggerakkan perlahan tubuhnya yang dimiringkan kekanan, maka serangan Ciu Pek Thong telah berhasil dikelit oleh si Putih.221   "Engkau tidak sabar, jenggot !"   Kata si Putih sambil mengejek.   Tetapi dia tidak bisa meneruskan perkataannya, karena Ciu Pek Thong yang telah gusar itu dengan cepat telah menggerakkan kepalanya, jenggotnya yang panjang itu telah menyambar kearah dada lawannya.   Ciu Pek Thong tadi waktu melihat serangannya dapat dielakkan lawan-nya, telah penasaran sekali, dia telah mengerahkan lwekang ke jenggotnya, dan dengan disertai lwekang yang sempurna, serangan jenggotnya itu bukanlah serangan yang sembarangan.   Si Putih juga kaget melihat cara menyerang Ciu Pek Thong, tidak bisa dia main main lagi, dengan merangkapkan kedua tangannya, tahu-tahu dia telah mengayunkan kedua tangannya yang dirangkapkan itu menjepit jenggot Ciu Pek Thong.   Memang luar biasa, lwekang yang dimiliki si Putih hebat sekali, jenggot Ciu Pek Thong tidak berdaya sama sekali.   Bahkan si tua nakal itu jadi sibuk sekali jenggotnya dijepit seperti itu, berarti dia tidak bisa menariknya pula.   Dengan murka dia telah membarengi dengan tangan kanannya menghajar keleher lawannya sehingga si Putih terpaksa memiringkan kepalanya, tetapi jepitan kedua tangannya itu tidak di lepaskan.   Yo Ko melompat untuk menghantam punggung si Putih, tetapi dia dipapak oleh si Hitam yang melompat sambil mengibaskan tangan kirinya.   "Ternyata jago-jago Tionggoan hanya pandai mengeroyok saja !"   Berseru si Hitam.   Atas kibasan tangan si Hitam, serangan Yo Ko jadi terhalang dan tidak dapat dia melanjutkan serangannya kepada si Putih, terlebih lagi si Hitam juga telah melancarkan serangan dengan gencar.222 Saat itu, si Hitam sambil melancarkan serangan yang bertubi-tubi kepada Yo Ko.   telah mengeluarkan suara siulan yang panjang dan tinggi nadanya, dari arah bawah gunung itu telah terlihat belasan bayangan yang tengah berlari-lari mendaki keatas.   Dilihat dari gerakan belasan orang itu jelas mereka terdiri dari orang-orang pandai.   karena mereka dapat berlari dengan gesit sekali, didalam waktu yang singkat sekali mereka telah berada dekat dengan tempat tersebut.   It Teng Taisu dan yang lainnya jadi terkejut, begitu juga Oey Yong yang jadi mengerutkan alisnya.   Mereka melihat, bahwa orang-orang yang tengah mendatangi itu bukanlah lawan yang ringan.   Sambil tetap melancarkan serangan-serangan yang hebat kepada Yo Ko, si Hitam telah mengeluarkan suara tertawa yang nyaring.   "Nanti kita dapat menentukan apakah jago jago dari Persia yang lebih tinggi atau memang orang-orang Tionggoan yang lebih rendah,"   Katanya kemudian.   Hek Pek Siangsat itu merupakan sepasang pendekar dari Persia.   Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Dinegerinya mereka merupakan jago nomor satu dan selalu membawa sikap yang ugal-ugalan.   Mereka memiliki latihan tenaga Yoga yang dicampur dengan ilmu Barat, yang telah dilatihnya dengan sempurna sekali.   Keduanya memang memiliki adat yang aneh disamping sikap mereka yang angin-anginan itu, keduanya tidak boleh mendengar ada seseorang yang memiliki kepandaian yang tinggi dan sempurna, sebab mereka pasti akan datang untuk menguji kepandaiannya.   Dinegerinya mereka sudah tidak ada tandingannya dan disegani oleh ahli-ahli silat disana ! Dan disaat seperti itulah, mereka ternyata telah dimanfaatkan oleh pihak Mongolia, dimana keduanya telah ditarik berdiri dipihak Mongol, Kublai223 Khan memang terkenal sebagai pemimpin Mongolia yang cerdik sekali.   Kecerdikan Kublai memang melebihi Mangu maupun Jenghis Khan, kakeknya.   Itulah sebabnya, pemimpin besar Mongol tersebut berhasil menguasai jago-jago dari Arab, Persia, Nepal, India dan beberapa negara lainnya, yang semua bekerja untuk kepentingannya.   Yo Ko yang penasaran dan dalam keadaan gusar, tahu-tahu telah menggerakkan tangan kirinya itu dengan gerakan secepat kilat, dia telah menyentil dengan kuat mempergunakan Tan Cie Sin Tong, dia menyerang jalan darah Wie kian hiat nya si Hitam.   Tetapi si Hitam sama sekali tidak berkelit, dia membiarkan serangan Yo Ko, hanya tangannya yang pendek itu telah mengincer mata Yo Ko.224 Keruan saja Yo Ko jadi kaget, dia kaget karena justru lawannya tidak berusaha berkelit dari totokannya yang begitu hebat.   "Tukkkk"   Terdengar suara yang nyaring, disusul oleh suara "Bukkkkl"   Lalu tampak tumbuh Yo Ko terhuyung diiringi suara tertawa si Hitam.   Ternyata waktu jari tangan kiri Yo Ku menyentuh tepat jalan darah lawannya, serangan itu tidak memberikan hasil sedikitpun juga, karena si Hitam pendek itu ternyata memiliki ilmu kebal, yang tubuhnya tidak bisa dilukai sekalipun oleh senjata tajam.   Sedangkan Yo Ko yang terkejut menyaksikan serangannya yang gagal, jadi lebih kaget lagi melihat datangnya serangan si Hitam yang mengincar matanya.   Tentu saja dia jadi mengeluarkan seruan kaget dan cepat- cepat menggerakkan lengan baju kanannya yang kosong itu, yang dikibaskannya menyampok tangan si Hitam.   Namun tak urung panggungnya telah kena dihantam telak oleh si Hitam sehingga tubuh Yo Ko jadi terhuyung.   Saat itu belasan sosok tubuh itu telah tiba ditempat tersebut.   It Teng Taisu dan yang lainnya segera dapat melihat jelas, mereka tidak lain dari belasan orang pendeta Lhama yang semuanya memiliki tubuh tegap dan tinggi besar dengan muka yang garang.   Lhama itu yang memakai jubah merah merupakan pendeta- pendeta Budha yang berpusat di Lhasa, dan mereka merupakan penghuni dari Istana Potala yang dipimpin oleh seorang Budha Hidup.   Umumnya pendeta-pendeta Lhama dari Lhasa itu terkenal karena memiliki ilmu yang tinggi dan sempurna serta aneh- aneh Seperti diketahui, bahwa Tat Mo Couwsu pendiri Siauw Lim Sie dan pencipta dari Kiu lm Cin Keng dan Kiu Yang Cin Keng225 berasal dari India, dan juga Ilmu itu telah diolah dari ilmu yang berasal dari India, namun setelah tiba didaratan Tionggoan, lewat ribuan tahun ilmu itu telah diolah dan menjadi ilmu tenaga dalam yang tersendiri.   Tetapi di Lhasa, di mana pendeta Buddha dari istana Potala itu, umumnya mempelajari ilmu silat yang sejati dari ilmu silat India dan mereka umumnya mengkhususkan diri mempelajari ilmu silat tanpa ingin mencampuri urusan duniawi, tidak mengherankan jika pendeta-pendeta Buddha di Lhasa itu memiliki kepandaian yang sempurna sekali.   Namun di sebabkan mereka membatasi diri tidak ingin mencampuri urusan duniawi, dengan sendirinya mereka menempuh kehidupan dan penghidupan dengan cara-cara seperti setengah dewa.   Inilah yang telah mengherankan It Teng Taisu dan yang lainnya, karena melihat Lhama itu bisa muncul ditempat ini, bahkan dalam jumlah yang demikian banyak.   Entah urusan hebat yang bagaimana akan terjadi nanti sedangkan Oey Yong juga jadi mengerutkan alisnya dengan berkuatir.   Jika dilihat yang muncul kini merupakan jago-jago luar yang memiliki kepandaian yang tinggi, tentu saja nanti masih ada jago-jago lainnya yang akan menyusul datang.   Dan Oey Yong juga menyadarinya ancaman yang ada itu tidaklah kecil.   Nyonya Kwee jadi berwaspada.   Jumlah Lhama yang datang itu lima belas orang, mereka tiba untuk kemudian berdiri di dekat kuburan Auwyang Hong dan Ang Cit Kong dengan berbaris rapi, mereka tidak mengeluarkan sepatah perkataanpun juga.   "Bagus!"   Berseru si putih sambil melompat mundur melepaskan jepitan tangannya di jenggot Ciu Pek Thong Sedangkan si Hitam juga telah malah melompat berdiri disamping si Putih, si Hitam tidak melayani Yo Ko lagi.226 Berkobar-kobar amarahnya Ciu Pek Thong dan Yo Ko tetapi merekapun telah melihat hadirnya kelima belas pendeta Lhama tersebut yang mereka lihat tidak berkepandaian rendah.   It Teng Taisu telah merangkapkan tangannya tanyanya dengan sabar .   "Apa maksud kalian datang dinegerinya ini?"   "Apakah kalian diutus oleh Buddha Hidup?"   Kelima belas Lhama itu tetap berdiam diri tidak memberikan jawaban atas pertanyaan It Teng Taisu. Hanya si Putih yang telah menyahuti dengan suara yang nyaring;   "Apakah jika Buddha Hidup yang perintah mereka datang itu, kalian akan menjamu?"   Tegurnya. Muka It Teng Taisu jadi muram, dia melihat kekurang ajaran si Putih semakin menjadi-jadi.   "Baiklah, kini jelaskan yang terang, apa sesungguhnya yang kalian kehendaki?"   Katanya lagi sabar.   "Kami menghendaki batok kepala Ngo Ciat!"   Menyahuti si Putih.   "Tadi kami sudah menjelaskan, dan kami kira urusan telah terang".   "Siancai. siancai, sayangnya yang hadir hanya Sie Ciat (empat jago), sayang seorang diantara Ngo Ciat belum hadir..."   Kata It Teng Taisu sambil tetap memperlihatkan sikap yang sabar. Si Putih telah tertawa seperti suara menyalaknya serigala, dia bilang;   "Kini yang hadir disini Lam Ceng, Pak Hiap. See Kong dan Tiong pin Tong Ciu Pek Thong! Dari Ngo Ciat yang kurangnya itu pasti Tong Shia Oey Yok Su, bukan?"   "Benar!"   Mengangguk It Teng Taisu.   "Tidak lama lagi, pasti Tong Shia tiba disini."   Kata si Putih sambil tetap tertawa.   tidak sedap didengar.227 Oey Yong dan lainnya setengah percaya setengah tidak.   Tong Shia telah hidup mengasingkan diri dipulau Tho Hoa To, dan tidak ber maksud untuk meninggalkan pulau itu pula.   Tetapi merekapun berpikir, suatu kemungkinan juga bahwa Oey Yok Su akan datang, karena seperti juga halnya mereka, yang telah dipancing dengan sepucuk surat palsu ...! Sebetulnya, dengan beradanya Ngo Ciat di Hoa San, mereka tidak perlu takut terhadap siapapun juga.   Namun kenyataan yang ada, Siauw Liong Lie yang kepandaiannya tidak berada disebelah bawah Yo Ko ternyata telah tertawan oleh Tiat To Hoat ong itulah kenyataan yang terlampau pahit sekali.   "Apakah Tiat To Hoat-ong termasuk dalam rombongan kalian?"   Tanya Yo Ko yang teringgat kepada pendeta Mongolia yang telah menawan isteri dan Sin tiauwnya.   "Tidak salah! Hanya Hoat ong tengah memiliki urusannya sendiri, maka untuk mengambil lima batok kepala Ngo Ciat diserahkan kepada kami!"   Menyahuti si Putih dengan sikap yang kurang ajar.   Habislah kesabaran Yo Ko, dengan mengeluarkan seruan mengguntur, dia telah menjejakkan kakinya, tubuhnya telah melompat dengan ringan, dan tangan kirinya melancarkan serangan dengan mempergunakan jurus-jurus yang luar biasa dahsyatnya.   Salah satu jurus yang dipergunakannya adalah Giok Lie Kun-hoat (pukulan Bidadari).   Seperti diketahui Giok Lie Kiam Hoat merupakan ilmu pedang yang luar biasa, dan selama mengasingkan diri dilembah Siauw Hong, Yo Ko maupun Siauw Liong Lie telah menciptakan ilmu pukulan yang diberi nama Giok Lie Kun Hoat, yang hebat luar biasa, Setiap kali melatih ilmu tersebut, Yo Ko ditemani oleh Sin tiauw, burung rajawali yang memiliki kekuatan luar biasa itu.   Serangan yang dilancarkan Yo Ko dahsyat sekali, hal ini dapat dirasakan oleh si Putih.228 Tetapi Pek-sat tersebut tidak takut, begitu juga sikapnya tetap tenang, dia telah menyambuti serangan Yo Ko.   Sin Tiauw Taihiap telah mengerahkan enam bagian dari tenaga dalamnya dan setiap seranngannya selain mengincar bagian-bagian yang mematikan ditubuh lawan, juga angin serangannya menderu keras.   Tetapi setiap Serangan itu berhasil dielakkan oleh si Putih, bahkan berulang kali seruling pendek bercagak dua yang tercekal ditangannya si Putih itu bergerak-gerak hebat sekali, beberapa kali hampir menotok jalan darah penting di tubuh Yo Ko.   Hek-sat, si iblis Hitam itu, telah mengeluarkan suara siulan nyaring, kemudian dia berkata mengejek.   "Hari ini kita akan jadi jagal yang menerima upah mahal Hahahaha Ngo Ciat yang dibangga-banggakan itu ternyata hanya memiliki nama kosong."   Kwee Ceng yang memiliki sifat pendiam dan polos, sudah tidak bisa menahan kesabarannya lagi. Dengan mengatakan.   "Jaga serangan, Kwee Ceng telah melompat melancarkan serangan ke arah si hitam."   Bisa dibayangkan betapa hebatnya tenaga serangan yang dilancarkan Kwee Ceng, karena sebagai pendekar yang memiliki nama menggetarkan rimba persilatan dan juga dia dalam keadaan gusar sekali, maka tenaga serangan yang dipergunakannya sangat hebat.   Tenaga hantamannya itu terlalu hebat, sehingga si hitam yang merasakan tenaga serang itu mendatangkan kesiuran angin yang dahsyat sekali, dia tidak berani menyambuti, dengan cepat dia berkelit kesamping.   Tetapi Kwee Ceng tidak mau melepaskan musuhnya itu, dengan lincah sekali dia menyusuli serangan lainnya.229 Beberapa kali si hitam mengelakkan serangan tersebut, dan beruntun Kwee Ceng menyusuli dengan serangan-serangan berikutnya.   Dalam saat seperti itu, si Putih mengeluarkan teriakan dengan perkataan yang asing sekali untuk Kwee Ceng, Yo Ko dan yang lainnya.   Atas teriakannya itu, maka kelima belas Lhama yang sejak tadi berdiam diri dengan berbaris itu, telah bergerak, mengambil posisi dengan bentuk lingkaran mengurung Yo Ko, Kwe Ceng, It Teng Taisu, Oey Yong dan Ciu Pek Thong.   Kelima jago luar biasa dari Tionggoan tersebut telah dikepung rapat, dan Lhama itu telah maju perlahan-lahan dengan sikap mengancam.   Yo Ko dan yang lainnya berbareng telah mengeluarkan suara teriakan yang mengguntur dan dengan cepat sekali mereka juga bergerak untuk menghadapi kepungan itu.   Si Hitam dan si Putih juga telah ikut mengepung jago-jago itu.   Mereka rupanya ingin mempergunakan jumlah banyak untuk memperoleh kemenangan.   Yo Ko mempergunakan waktu disaat mereka belum dikepung rapat, telah menggerakkan tangan kirinya dibantu oleh kibasan lengan bajunya yang kosong itu.   Berulang kali dia telah menyerang kearah lawan-lawannya yang mendekat.   Tetapi kelima belas Lhama itu mengambil cara bertempur yang aneh sekali, mereka hanya mengepung belaka dengan rapat, tetapi mereka tidak membalas setiap serangan, yang selalu hanya dikelit atau dielakkan.   Beberapa kali hantaman tangan kiri Yo Ko mengenai tubuh beberapa orang Lhama itu, tetapi serangannya itu seperti mengenai tubuh berminyak, sehingga pukulan Yo Ko melejit dan tidak memberikan hasil apa-apa.230 Tentu saja Yo Ko jadi semakin penasaran dan dengan mengeluarkan seruan yang nyaring, suatu kali Yo Ko telah melompat ketengah udara, sambil melompat begitu, tangannya diulurkan untuk menangkap lengan salah seorang Lhama yang terdekat dengannya.   Namun Lhama itu berhasil berkelit dari cengkeramannya, dan dia telah melompat mundur, sedang Lhama yang lainnya tahu-tahu telah melancarkan serangan kearah punggung Yo Ko, sehingga memaksa Yo Ko menarik pulang serangannya yang sedang mendesak Lhama yang satu itu.   Keadaan seperti itu terjadi berulang kali.   It Teng Taisu yang diserang oleh beberapa orang lhama juga telah mempergunakan It Yang Cie untuk menghadapinya, dan walaupun ilmu itu hebat luar biasa tetap saja seperti tidak memberikan hasil apa-apa, sehingga membuat It Teng Taisu jadi kaget sekali, sebab Lhama-Lhama itu seperti dapat bergerak secepat angin dan tubuh mereka seperti kebal atas serangan apapun juga.   Si Hitam dan si Putih telah berulang kali mengeluarkan suara ejekannya.   dan disaat itu beberapa kali mereka mengeluarkan kata-kata yang tidak dimengerti Oleh jago-jago daratan Tionggoan itu, Kelima belas Lhama itu setiap kali menyahuti dengan perkataan yang sama seperti yan diucapkan oleh Hek Pek Siangsat dan yang sangat mengherankan sekali justeru kelima belas Lhama itu semakin lama melancarkan kepungan mereka semakin hebat, dan merekapun mulai membalas menyerang.   Yo Ko dan yang lainnya jadi terkejut sekali, karena mereka merasakan kelima belas Lhama itupun telah memiliki kepandaian yang tidak rendah, di samping lwekang mereka yang menakjubkan.   Suatu kali, disaat Yo Ko tengah mendesak seorang Lhama yang berada terdekat dengannya, dengan mempergunakan231 jurus "Mencengkeram Hati"   Tangan kirinya diulurkan akan mencengkeram dada Lhama itu, disaat itulah dengan cepat sekali dua orang Lhama telah menghantamkan telapak tangannya tanpa menimbulkan suara kearah punggung Yo Ko.   Karena serangan itu datangnya dengan sangat tiba-tiba sekali, juga serangan itu tidak menimbulkan suara angin serangan, tahu-tahu bahu Yo Ko telah berhasil digempur hebat oleh tangan kedua Lhama itu.   Yo Ko mengeluarkan seruan nyaring, tubuhnya terhuyung- huyung seperti akan rubuh.   Dan disaat tubuhnya terhuyung seperti itu si Putih tampak melompat menubruknya melancarkan serangan yang hebat sekali kearah jalan darah dipinggang Yo Ko.   Kuda-kuda kedua kaki Yo Ko saat itu tengah tergempur.   dia belum berhasil untuk berdiri tetap, dan membarengi dengan keadaannya yang berbahaya, serangan si Putih telah menyambar datang.   Yang diserang si Putih justru jalan dari Tiong-tie-hiat dipinggang jalan yang merupaki jalan darah yang mematikan.   Yo Ko mengeluarkan seruan tertahan, dia mengibas dengan lengan baju kanannya itu.   Namun tenaga serangan dari si Putih hebat luar biasa walaupun lengan baju kanan Yo Ko berhasil melibatnya, tangan si Putih terus juga meluncur, walaupun tenaga serangannya jadi agak berkurang.   Tepat sekali jalan darah Tiong-tie-hiat di pinggang Yo Ko kena dihantam, sehingga tubuh pendekar Rajawali Sakti itu terhuyung dan kemudian rubuh ditanah.   Namun Yo Ko cepat sekali melompat berdiri.   Namun, It Teng Taisu dan yang lainnya jadi kaget sekali.232 Belum pernah terjadi Yo Ko mengalami peristiwa seperti itu, karena jago-jago itu telah mengetahui betapa sempurnanya kepandaian Yo ko.   Dengan berhasilnya si Putih menghantam tubuh Yo Ko, walaupun Yo Ko akhirnya dengan cepat dapat berdiri pula tentu saja hal itu telah memperlihatkan bahwa si Putih telah memiliki, kepandaian yang sukar diukur tingginya.   Yo Ko berdiri dengan muka yang pucat kehijau-hijauan, dia murka sekali.   Dengan tidak memperdulikan lagi suatu apa, dia telah bergerak cepat sekali, Gerakannya seperti kilat, tahu-tahu tubuhnya telah menubruk si Putin, dan telapak tangan kiri Yo Ko telah menghantam dengan tepat sekali dada si Putih.   Tadi waktu si Putih melihat Yo Ko berhasil dirubuhkan, dia girang sekali, tetapi perasaan girangnya itu hanya sebentar, karena tahu-tahu dia telah diserang dengan hebat oleh Yo Ko.   Mati-matian dia berusaha mengelak, namun gagal.   Akhirnya dia terpaksa menangkis.   Belum lagi tangkisannya itu dilancarkan, tahu-tahu tubuhnya telah dipukul terpental oleh Yo Ko, dada si Putih berhasil digempur oleh telapak tangan kiri Yo Ko.   Dengan mengeluarkan suara jeritan menyayatkan, tubuh si Putih melayang ditengah udara ambruk ditanah dengan keras.   Beberapa orang Lhama berbareng telah melancarkan serangan kepada Yo Ko, untuk mencegah Yo Ko melancarkan serangan lebih jauh kepada si Putih.   Dengan adanya serangan-serangan dari beberapa orang Lhama itu, telah membuat Yo Ko batal mendesak si Putih lebih jauh.   Sedangkan si Putih telah bangun berdiri dengan muka yang pucat, tubuhnya masih bergoyang-goyang seperti akan rubuh kembali.233   "Uaahh !"   Tahu-tahu si Putih telah memuntahkan darah segar, mukanya semakin pucat. Si Hitam yang melihat keadaan si Putih jadi kaget sekali. Dia telah melompat kesamping si Putih.   "Toako, kenapa kau ?"   Tanyanya dengan mengandung kekuatiran yang sangat.   "Tidak apa apa......Cepat kau bantui mereka......"   Kata si Putih.   Yang dimaksudnya dengan perkataan 'mereka' oleh si Putih, adalah ke lima belas Lhama itu.   Si Hitam bimbang sejenak, tetapi kemudian dia mengangguk.   Tangannya tahu-tahu telah merabah pinggangnya, dan dia telah mengeluarkan sebatang pisau kecil, seperti badik, kemudian dengan gerakan tubuh yang cepat sekali, dia melompat masuk kedalam gelanggang lagi.   Sambil memutar badiknya itu, dia juga mengeluarkan bentakan-bentakan gusar dan nekad.   Serangan badiknya itu dahsyat luar biasa, dan juga serangan yang dilancarkannya itu mengandung tenaga serangan yang mematikan.   Yang lebih luar biasa lagi justru badik itu merupakan barang mustika yang tajam sekali.   Yo Ko melihat lawannya ini berlaku nekad seperti itu, dia melayaninya dengan cepat"   Dua orang Lhama yang berada didekatnya tahu-tahu telah ditendangnya, sehingga mereka ter guling ditanah, kemudian dengan cepat sekali tangan kirinya diulurkan mencengkeram jubah salah seorang Lhama yang berada dikirinya, dan melemparkannya, sehingga Lhama itu terbanting ditanah dengan keras.   Tanpa membuang waktu lagi, Yo Ko telah melompat kearah si Hitam yang tengah melancarkan serangan badiknya kearah It Teng Taisu.   Lam Ceng sesungguhnya tidak jeri menghadapi serangan- serangan seperti itu, tetapi dia selalu gagal menyerang Lhama lhama yang memiliki ilmu yang aneh-aneh dan luar biasa,234 yang selalu membuat serangannya tidak berhasil mengenai sasarannya dengan tepat, karena selalu melejit.   Dan kini dia pun diserang hebat bertubi-tubi oleh si hitam, yang mempergunakan badik mustika itu, yang dapat memotong emas dan baja.   Maka walaupun lwekang It Teng Taisu telah sempurna dan dia tidak takuti lagi senjata tajam, namun terhadap badik mustika yang tajam luar biasa itu tidak bisa dipermainkannya.   Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Dengan sendirinya, It Teng Taisu saat itu agak terdesak oleh serangan badik tersebut.   Namun, untung saja saat itu Yo Ko telah menghantam telak sekali punggung si Hitam, sehingga si Hitam yang tubuhnya pendek itu bergulingan ditanah bagaikan sebuah bola dengan mengeluarkan suara jeritan keras.   Yo Ko terus mengamuk dengan cepat.   Serangan-serangan yang dilancarkannya juga luar biasa.   Sedangkan Oey Yong telah turun tangan juga dia telah memotes sebatang cabang pohon yang dipergunakan sebagai pengganti tongkat Tauw-kauw-pang.   Dia mempergunakan ilmu tongkatnya Ang Cit Kong untuk melabrak Lhama tersebut.   Kwee Ceng juga tengah melancarkan serangan bertubi-tubi kepada lawannya.   Namun seperti halnya It Teng Taisu setiap serangannya selalu jatuh ditempat kosong jika kepalan tangannya atau totokannya yang mengandung tenaga serangan yang hebat itu berhasil mengenai sasarannya, tetapi itupun telah gagal kembali, disebabkan melejitnya kepalan tangan atau jari tangannya ter sebut, karena tubuh lhama-lhama itu seperti mengandung minyak dan licin sekali bagaikan tubuh belut.   Sebagai seorang yang pendiam, dan juga selalu rajin melatih ilmu silatnya sehingga mencapai puncak kesempurnaannya, seharusnya Kwee Ceng dapat menghadapi lhama-lhama itu.   Hanya saja, disebabkan dia telah menduga235 bahwa lhama-lhama itu memiliki kepandaian yang luar biasa, sehingga dia melancarkan serangan-serangannya dengan keras.   Sesungguhnya kepandaian kelima belas orang lhama itu tidak berada di sebelah atas dari kelima jago Tionggoan itu, merekapun belum memiliki lwekang yang sempurna, hanya saja mereka memang meyakinkan semacam ilmu kebal, yang berasal dari India, yaitu semacam ilmu yang mirip ilmu Yoga.   Maka dari itu, mereka selalu berhasil menghindar dari serangan dahsyat lawannya.   Si Putih yang berdiri diam saja, merasakan dadanya sakit dan napasnya sesak.   Waktu dia menarik napas dalam, dia merasakan diulu hatinya seperti tertusuk jarum.   Seketika itu juga dia menyadari bahwa dirinya telah terluka.   Maka si Putih telah berpikir untuk meninggalkan tempat tersebut.   "Menyingkir"   Tiba-tiba dia berteriak nyaring, disusul dengan beberapa patah perkataan asing yang tidak dimengerti oleh jago-jago Tionggoan tersebut.   Dengan serentak kelima belas Lhama Itu telah melompat mundur dalam bentuk barisan pula, begitu pula halnya dengan si Hitam yang telah menggelinding meninggalkan gelanggang pertempuran.   Ciu Pek Thong mana mau membiarkan lawan-lawannya itu angkat kaki begitu saja.   Sejak tadi Ciu Pek Thong telah bertempur dengan hati yang panas sekali.   Terlebih lagi setiap serangannya selalu melejit tidak mengenai sasarannya, membuat dia jadi tambah penasaran.236 Melihat lawannya itu melompat mundur, dengan cepat sekali Ciu Pek Thong telah menghajarnya, sambil mengejar diapun telah menggerak gerakkan kedua tangannya.   Luar biasa caranya itu, dari kedua telapak tangannya meluncur ke luar angin serangan yang dahsyat sekali, dan dengan disusul oleh dua kali suara "buk !"   Tampak dua sosok tubuh dari dua orang Lhama itu telah bergulingan ditanah.   Tetapi kedua Lhama itu dengan cepat dapat bangkit berdiri kembali.   Disaat itu kelima belas orang Lhama itu telah melompat lebih jauh pula dengan diikuti oleh si Hitam dan si Putih.   Gerakan mereka cepat sekali, dalam waktu yang singkat mereka telah melompat puluhan tombak.   Yo Ko den Ciu pek Thong bermaksud mengejar tetapi It Teng Taisu telah meneriakinya "Biarkan mereka pergi !"   Saat itu, Ciu Pek Thong rupanya masih penasaran, dia berjongkok mengambil sebutir batu, kemudian dia telah menimpuk kuat sekali kearah salah seorang Lhama yang lari paling belakang.   Batu itu menyambar dan menghantam jitu punggung Lhama itu, membuatnya terguling.   Tetapi Lhama itu bangkit dengan cepat sambil melarikan diri menyusul kawan-kawannya.   Dalam waktu yang singkat, mereka telah turun gunung dan tidak terlihat bayangannya lagi.   It Teng Taisu telah menghela napas dengan wajah yang muram.   Diapun telah berkata;   "Lo lap tidak menyangka bahwa telah berdatangan banyak sekali jago dari luar. jika dilihat demikian badai dan topan akan melanda Tionggoan kembali... !"   "Tampaknya Kublai Khan memang bermaksud untuk menerobos masuk kedaratan Tionggoan pula, kini dia telah mengumpulkan demikian banyak jago-jago dari berbagai237 bangsa, tampaknya tidak mudah bagi kita untuk mengatasinya terlebih lagi pembesar Song umumnya gentong nasi semuanya!"    Manusia Aneh Alas Pegunungan Karya Gan Kl Drama Gunung Kelud Karya Kho Ping Hoo Kelelawar Tanpa Sayap Karya Huang Ying

Cari Blog Ini