Rajawali Sakti Langit Selatan 8
Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long Bagian 8
Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya dari Sin Long Berkata Oey Yong. It Teng Taisu mengangguk, kemudian katanya dengan sabar. "Persoalan itu bisa kita bicarakan nanti, dan sekarang yang terpenting kita harus mencari Yo Hujin! Pendeta Mongolia itu harus kita tangkap dan membebaskan Yo Hujin dari tangannya!" Yo Ko juga teringat akan isteri dan Sin-tiauwnya, mendengar perkataan It Teng Taisu, dia sangat berterima kasih dan bersyukur. Sedangkan jago-jago yang lainnya telah menyetujuinya. "Tunggu dulu.....!" Kata Ciu Pek Thong tiba-tiba, waktu It Teng Taisu mengajak mereka berlalu. ' "Ada apa lagi, Loo Boan Tong?" Tanya Oey Yong sambil tertawa; karena nyonya Kwee tersebut teringat beberapa pengalaman lucunya dengan kakek jenaka ini. "Bukankah tadi Si kapur Putih itu mengatakan bahwa Oey Loshia akan datang kemari juga?" Tanyanya. o0o^d!w^o0o Jilid 08 SEMUANYA jadi tersadar dan menoleh kepada It Teng untuk meminta pertimbangan pendeta yang bijaksana ini. "Kita tinggalkan tanda saja" Kata It Teng Taisu kemudian. Begitulah, Oey Yong segera meninggalkan tanda serta beberapa huruf dibatang pohon sehingga kelak jika Oey Yok Su benar datang di-tempat tersebut, dia akan mengetahui dimana mereka ini berada.238 Kelima orang gagah tersebut telah turun dari Hoa-san, mereka selain bermaksud mencari Tiat To Hoat-ong untuk membebaskan Siauw Liong Lie dan Sintiauw, juga mereka ingin menyelidiki siapa yang telah membongkar kuburan Auwyang Hong dan Ang Cit Kong. Dugaan mereka jatuh kepada Hek Pek Siangsat, karena kedua iblis dari Persia itu tampaknya tidak berkepandaian lemah. Tetapi nyatanya kedua iblis dari Persia itu tidak menyinggung-nyinggung persoalan kuburan itu......! Yo Ko berlima dengan It Teng Taisu, Ciu Pek Thong, Oey Yong dan Kwee Ceng telah mengelilingi sekitar daerah Hoasan, kemudian mengambil jalan kearah Utara, tetapi jejak Tiat To Hoat ong tetap saja tidak berhasil dijumpai mereka...... Kerena dugaan mereka, bahwa Tiat To Hoat-ong pasti bersembunyi disuatu tempat karena pendeta Mongolia itu tidak mungkin pulang ke Mongolia. Kedatangan Tiat To Hoat- ong ke Tiong-goan jelas untuk menyelesaikan suatu urusan, menjalankan perintah Kublai Khan. Itulah sebabnya Yo Ko dan kawan-kawannya tidak berpikir untuk menyusul si pendeta ke Mongolia, hanya berusaha untuk menyelidiki jejak si pendeta didaratan Tionggoan........... Tetapi diluar tahu dari Yo Ko dan kawan-kawannya itu, justeru Tiat To Hoat-ong telah mengambil jalan kejurusan Gan bun kwan tembok besar didaerah perbatasan, pendeta itu sengaja menyingkir ketapal batas untuk menghindarkan diri dari kejaran It Teng Taisu dan Yo Ko, Tiat To Hoat-ong telah merasakan betapa tangguhnya Yo Ko dan It Teng Taisu. Maka dari itu, walaupun bagaimana tidak mau dia berkeliaran disekitar Hoa San. juga dia tidak mau sementara waktu itu memperlihatkan diri, karena dari Kublai Khan justeru si pendeta telah menerima perintah rahasia yang sangat penting sekali.239 Ketika tiba dikakl gunung Kun Lun, Tiat To Hoat-ong beristirahat sejenak, Walaupun dia tetap membawa Siauw Liong Lie dan Sintiauw sebagai tawanannya, tetapi dia dapat bergerak leluasa. Disekitar tempat dimana dia berada sepi sekali, tidak terlihat seorang manusiapun juga. Disaat itupun Tiat To Hoat ong memang sengaja memilih jalan yang sepi dan mengambil jalan dihutan, sehingga kecil kemungkinan dia akan bertemu dengan manusia lainnya. Untuk mencegah Siauw Liong Lie memperoleh kesadarannya kembali, yang nanti bisa merepotkan dia karena wanita ini hebat sekali kepandaiannya, maka telah beberapa kali Tiat To Hoat-ong menyemprotkan tabung gasnya, sehingga si nyonya Yo ini tetap berada dalam keadaan tidur. Dan begitu pula terhadap Sintiauw yang selalu disemprot dengan tabung gasnya itu. Gas dalam tabung itu adalah semacam gas yang bisa menyebabkan orang tertidur nyenyak. Dan Tiat To Hoat ong memperolehnya dari Kublai-Khan, yang memang sengaja menghadiahkan kepada si pendeta karena Kublai Khan yang cerdik itu mengetahui besarnya faedah tabung gas tersebut untuk Tiat To Hoat-ong dalam menghadapi jago-jago daratan Tionggoan yang umumnya memiliki kepandaian yang sempurna. Kublai Khan memperoleh tabung gas itu dari seorang jago Eropa, seperti diketahui kakek Kublai Khan, yaitu Temuchin (Jenghis Khan) telah menyebarkan kekuasaannya jauh sampai kedaratan Eropa, dan telah memiliki beberapa orang pengawal orang Eropa, yang menjadi jago-jago andalannya. Maka tidak mengherankan jika Kublai Khan memiliki tabung yang hebat seperti itu. Karena telah mengetahui dan menyaksikan kematian Kim Lun Hoat Ong yang akhirnya tertambus dalam kobaran api,240 maka Kublai Khan yakin, jika Tiat To Hoat-ong hanya mengandalkan kepandaian silatnya saja untuk menghadapi jago-jago daratan Tionggoan, niscaya Tiat To Hoat ong akan menghadapi bahaya yang tidak kecil. Dengan memiliki tabung gas hebat itu, tentu saja Tiat To Hoat-Ong telah berhasil mengecap hasilnya, seperti halnya Siauw Liong Lie dan Sintiauw yang telah berhasil ditangkapnya itu... Setelah melakukan perjalanan selama beberapa hari. dan juga selalu melakukan perjalanan dimalam hari, Tiat To Hoat- ong menjadi letih sekali. Tetapi kini dengan beradanya dia dikaki gunung Kun Lun itu, berarti dia bisa mengasoh dengan tenang. Tidak mungkin It Teng Taisu dan yang lainnya akan menyusul ketempat tersebut. Kun Lun merupakan gunung yang cukup tinggi, yang terletak diperbatasan. Dan juga Kun Lun merupakan gunung yang memiliki banyak sekali lembah dan jurang yang dalam, tempat- tempatnya yang masih liar belum pernah dikunjungi orang. Walaupun digunung Kun Lun tersebut terdapat sebuah perguruan yang bernama Kun Lun San dan juga memiliki murid yang cukup banyak, namun kenyataannya ilmu pedang Kun Lun Pai tersebut masih kalah terkenal dengan Ngo Cin Kauw. Setelah meletakkan Siauw Liong Lie dan Sintiauw, dibawah sebatang pohon, Tiat To Hoat ong kembali menyemprotkan gas dari tabungnya kepada Siauw Liong Lie dan Sintiauw, kemudian dengan hati lapang dia telah merebahkan tubuhnya ditumpukan rumput, untuk beristirahat. Siuran angin yang sejuk, akhirnya telah membuat Tiat To Hoat-ong, tertidur nyenyak.241 Siauw Liong Lie yang menggeletak dibawah batang pohon itu sesungguhnya sudah tidak dalam keadaan tertidur. Karena diluar tahunya Tiat To Hoat-ong, sejak kemarin siang dia telah tersadar dari pengaruh gas tersebut, namun Siauw Liong Lie pura-pura tetap tertidur. Waktu si pendeta Mongolia ingin menyemprotkan gas tabungnya sebelum dia tertidur nyenyak, Siauw Liong Lie menahan napasnya, mengerahkan lwekangnya, Sehingga gas tidurnya itu sama sekali sudah tidak mempengaruhinya lagi. Kini dia tertawan oleh Tiat To Hoat-ong hal itu bukan disebabkan karena dia kalah ilmu dengan si pendeta, tetapi hanya disebabkan si pendeta telah melakukan perbuatan rendah dengan mengandalkan pengaruh gas tabungnya itu. Maka kini, setelah dia tersadar dan terlepas dari pengaruh gas tersebut, Siauw Liong Lie tetap rebah tanpa bergeming, matanya tetap dipicingkan. Dan diam-diam diapun telah mengintai, melihat Tiat To Hoat-ong telah tertidur nyenyak. Walaupun mengetahui si pendeta telah tertidur, Siauw Liong Lie tidak berani melakukan gerakan yang ceroboh. Sedikit saja ada suara berkeresek, tentu bisa membangunkan si pendeta dari tidurnya. Diam-diam Siauw Liong Lie mengempos semangatnya, dia mengerahkan tenaga dalamnya dikedua tangannya, kemudian dengan memusatkan seluruh tenaga dalamnya, dia menghentak perlahan, maka putuslah tali yang mengikat tangannya. Tetapi Siauw Liong Lie belum berani bergerak dari tempatnya, dia diam sejenak memperhatikan si pendeta. Tiat To Hoat-ong tetap tertidur nyenyak maka legalah hati Siauw Liong Lie. Perlahan-lahan Siauw Liong Lie membuka ikatan tali dikakinya. Setelah itu nyonya Yo menotok beberapa jalan darahnya, untuk melancarkan peredaran darahnya.242 Dengan hati-hati sekali Siauw Liong Lie telah berdiri, lalu menghampiri Sin Tiauw. Dibukanya ikatan burung itu rajawali sakti tersebut. Tetapi celakanya, karena walaupun bagaimana cerdiknya, Sintiauw tetap saja seekor burung, dia tetap saja berada dalam pengaruh obat tidur dari gas tabung Tiat To Hoat-ong. Tadi sebelum tidur si pendeta telah menyemprotkan lagi gas tabungnya itu sehingga Sin Tiauw masih akan tidur nyenyak selama satu hari satu malam. Setelah membuka ikatan tali dikedua kaki Sin Tiauw, ikatan dikedua sayap burung itu dan membuka juga ikatan diparuh burung tersebut, maka Siauw Liong Lie menghampiri Tiat To Hoat ong, karena dia bermaksud untuk menotok si pendeta Mongolia tersebut. Pengalaman dia sebagai tawanan sipenrteia telah membuat nyonya Yo jadi gusar sekali bercampur malu, maka kini dia ingin menghajar pendeta itu. Dengan hati-hati dan perlahan-lahan Siauw Liong Lie melangkah mendekati Tiat To Hoat ong. Tetapi disaaat jarak mereka terpisah tiga tombak lebih, si pendeta telah menggeliat. Siauw Liong Lie menghentikan langkah kakinya, dia telah memperhatikannya. Tetapi si pendeta tidak bangun dari tidurnya. Dengan lebih hati-hati lagi, Siauw Liong Lie menghampiri lebih dekat. Tetapi, disaat nyonya Yo sudah mendekati kurang lebih satu tombak dan kemudian menggerakan tangan kanannya siap. untuk menotok jalan darah Tai-hiat-hiat si pendeta itu dari ke jauhan terdengar suara lengkingan nyaring sekali, suara itu yang seperti suara erangan binatang buas.243 Karena suara lengkingan nyaring itu. yang seperti suara erangan binatang buas bercampur dengan suara pekik dari seseorang yang suaranya parau. Tiat To Hoat-ong terbangun dari tidurnya dengan terkejut. Dia cepat-cepat melompat berdiri sambil menggosok matanya. Yang lebih mengejutkan lagi, dia merasakan sambaran angin serangan yang dingin sekali kearah ulu hatinya. Si pendeta telah mengempos semangatnya ke dadanya itu, yaitu kebagian yang akan terserang. Totokan yang dilancarkan oleh Siauw Liong Lie jadi melejit. Dan si pendeta telah membuka matanya, dia jadi tambah kaget dan heran, karena dihadapannya berdiri Siauw Liong Lie. "Kau...?" Si pendeta seperti tidak percaya akan pandangan matanya, Siauw Liong Lie tertawa dingin. "Manusia rendah !" Katanya dengan tawar. "Dengan mempergunakan akal busuk kau bisa memperoleh kemenangan ! Tetapi hari ini nyonya besarmu tidak akan melepaskan kau begitu saja!". Tiat To Hoat-ong telah mengawasi sekelilingnya, dia tidak melihat siapapun juga selain si nyonya Yo. Hanya samar- samar dia masih mendengar suara lengkingan itu, suara lengkingan yang aneh. "Aha" Tertawa si pendeta. "Ternyata kau telah berhasil membebaskan diri dari pengaruh gas tabungku! Baik, baik ! Mari kita bertempur lagi !". Sambil berkata begitu, si pendeta telah membarengi dengan mengibaskan lengan jubahnya yang besar itu. Serangkum angin serangan yang keras luar biasa menerjang kearah Siauw Liong Lie, Siauw Liong Lie tidak takut, dia telah244 menyambuti serangan itu dengan tangkisan tangannya, diapun telah mengerahkan lwekangnya, maka tenaga serangan si Pendeta seperti menghantam tumpukan kapas. Tenaga menyerangnya itu telah lenyap. Siauw Liong Lie bukan hanya menangkis, karena dengan cepat sekali dia mengeluarkan suara seruan yang nyaring dan kemudian melancarkan pukulan pula dengan tangan kirinya, dengan mempergunakan jurus serangan "Seribu Bunga", hebat bukan main cara menyerangnya. Tiat To Hoat-ong mengerutkan alisnya. Pendeta ini menyadari bahwa nyonya Yo memiliki kepandaian yang hebat, dan tidak berada disebelah bawah kepandaiannya sendiri. Karena itu Tiat To Hoat-ong tidak ingin bertempur lama- lama, karena diapun teringat akan suara lengkingan aneh yang telah didengarnya tadi, Si pendeta curiga kalau-kalau suara lengkingan aneh itu adalah suara dari orang-orang yang menjadi sahabatnya si nyonya liehay ini, jelas kalau memang dugaannya itu benar, si pendeta akan menghadapi kesulitan yang tidak kecil. Dengan cepat dia merogoh sakunya untuk mengeluarkan tabung gasnya. Namun kali ini Siauw Liong Lie yang telah mengetahui bahayanya tabung gas si pendeta, dengan cepat sekali mendesak si pendeta dengan keras dan gencar sekali, membuat pendeta itu tidak berhasil untuk merogoh sakunya, karena dia sibuk sekali harus menangkis dan juga mengelakkan serangan Yo Hujin. Sedangkan Siauw Liong Lie sambil melancarkan serangan bertubi-tubi dengan tipu-tipunya yang liehay sekali, diapun telah memutar otak untuk mencari jalan guna merubuhkan pendeta tersebut.245 Disaat itulah, dia telah teringat sesuatu maka sengaja Siauw Liong Lie berteriak . "Kojie, Ciu Toako, lekas kalian datang kemari !". Suara Siauw Liong Lie terdengar nyaring dan menggema, karena dia berkata-kata dengan suara yang disertai tenaga lweekangnya. Semangat Tiat To Hoat-ong terasa terbang meninggalkan raganya. Dia mengetahui bahwa yang disebut Kojie itu pasti Yo Ko. suaminya si nyonya. Dan juga yang dipanggil Ciu Toako, tentunya Ciu Pek Thong. Kedua orang itu hebat dan liehay sekali, jika mereka datang dan bertiga dengan si nyonya! melancarkan serangan kepadanya, bukankah si-pendeta akan menghadapi bahaya besar ? Yang membuat si pendeta jadi kaget dan mempercayai teriakan Yo Hujin ini karena di saat itu dari tempat yang jauh kembali terdengar suara lengkingan yang aneh itu lagi. Maka tanpa berpikir dua kali lagi, Tiat To Hoat ong telah merangsek melancarkan serangan yang hebat luar biasa kepada Siauw Liong-Lie, dia sekaligus telah melancarkan tiga serangan yang saling rangkai merangkai. Siauw Liong Lie merasakan menyambar-angin yang luar biasa kuatnya, sehingga nyonya Yo ini jadi kaget sekali, dia melompat mundur dengan sikap agak tergesa. Karena gerakannya itu, kedudukan perutnya jadi berobah, membuat kandungannya tergoncang. Seketika Siauw Liong Lie merasakan perutnya menjadi sakit karena bayi didalam perutnya bergerak, dan juga disaat itu pinggangnya dirasakan sakit sekali, menyebabkan Siauw Liong Lie jadi mengeluh sendirinya dan tubuhnya terhuyung-huyung seperti mau jatuh.246 Tiat To Hoat-ong melihat keadaan si nyonya dia menjadi kesenangan. Cepat-cepat dia melompat untuk menangkapnya. Tetapi disaat tubuhnya baru bergerak, disaat itulah dia telah mendengar suara lengkingan yang aneh, yang terdengarnya nyaring sekali, menunjukkan bahwa orang yang mengeluarkan suara lengkingan aneh itu telah berada ditempat tersebut. Karena sejak semula Tiat To Hoat-ong menduga bahwa orang yang mengeluarkan suara lengkingan itu adalah Yo Ko dan Ciu Pek Thong, hal ini telah membuat si pendeta telah merasa ngeri sendirinya. Tidak sempat dia berpikir untuk mempergunakan tabung gasnya, dia telah melompat dan menggerakan tangan kanannya menghantam Siauw Liong Lie dengan pukulan yang kuat sekali. Tanpa ampun lagi tubuh Siauw Liong Lie telah terpental tiga tombak lebih ambruk diatas tanah dengan mengeluarkan suara rintihan dan dia telah tidak sadarkan diri. Sedangkan Tiat To Hoat-ong setelah berhasil dengan pukulannya tersebut, telah cepat-cepat menjejakkan kakinya, tubuhnya telah melompat dan telah meninggalkan tempat tersebut. Gerakan yang dilakukannya itu sangat gesit sekali, dalam sekejap mata saja dia telah lenyap dari pandangan mata. Suara lengkingan aneh itu terdengar semakin dekat, kemudian dari balik gerombolan pohon muncul yang melompat keluar, ternyata sosok tubuh itu adalah seekor macan tutul. Menyusul dengan melompatnya macan tutul itu, tampak sesosok tubuh lainnya, yang tinggi besar itu, adalah tubuh seorang manusia, yang berpakaian compang camping. Mukanya dipenuhi oleh jenggot dan kumis yang panjang, serta247 rambutnya juga terurai dibahunya. Matanya bersinar tajam mengawasi kearah Siauw Liong Lie yang rebah diam tidak bergerak. Sedangkan macan tutul itu telah melangkah mendekati Siauw Liong Lie, mencium dan menjilati dengan mempergunakan lidahnya yang panjang. Dia mengeluarkan suara erangan perlahan, sedangkan manusia bertubuh tinggi besar, yang tampaknya berpotongan seperti manusia hutan itu, telah mengeluarkan suara lengkingan yang nyaring. Suara lengkingan yang nyaring dan parau itulah yang tadi telah didengar Siauw Liong Lie maupun si pendeta Tiat To Hoat ong..... Dengan langkah satu-satu manusia bertubuh tinggi besar yang keadaannya luar biasa itu telah mendekati Siauw Liong Lie dia memeriksa ke adaan si nyonya. Tiba-tiba wajahnya jadi berobah waktu dia memperoleh kenyataan si nyonya terluka hebat akibat pukulan dahsyat Tiat To Hoat-ong, dan juga yang lebih mengejutkan justru Siauw Liong Lie dilihatnya tengah dalam keadaan mengandung. Dengan tangan kanan digerak-gerakkan, manusia bertubuh tinggi besar itu telah memberi isyarat kepada macan tutulnya. Sedangkan manusia bertubuh tinggi besar yang aneh itu telah mendekati burung Sintiauw, dia mengangkatnya. Dengan beberapa kali lompatan, orang itu telah membawa pergi Sintiauw. Sedangkan simacan tutul seperti juga mengerti maksud isyarat dari manusia bertubuh tinggi besar itu, dia telah menggigit baju Siauw Liong Lie, lalu dengan lompatan yang lincah macan tutul itu telah berlari-lari mengambil arah dimana tadi manusia aneh itu menghilang. Keadaan ditempat tersebut telah sunyi kembali ! -o0odwo0o-248 TIAT TO HOAT ONG berlari-lari dengan cepat sekali dalam waktu singkat dia telah berlari belasan lie. Tetapi setelah berlari sejenak lagi akhirnya otaknya bekerja dengan cermat, pulih kembali ketelitiannya. "Tidak mungkin suaminya berhasil mengikuti jejakku sampai ditempat ini !" Berpikir si pendeta yang cerdik itu. "Dan juga......suara lengkingan aneh yang parau itu, yang seperti suara erangan binatang buas, juga jelas bukan suara suaminya ... ! Akhh, mengapa aku jadi demikian pengecut sehingga bisa diperdayakan-nya ? Jika suaminya itu datang, belum tentu aku bisa dirubuhkan oleh mereka .... i" Karena berpikir begitu, kembalilah keangkuhannya, dan dia telah berhenti berlari. "Dia juga telah berhasil kuhantam dengan pukulan Tok-kun (pukulan beracun), jelas dia sudah tidak akan berdaya, apa lagi dia tengah dalam keadaan hamil ? Mengapa aku harus jeri?" Maka Tiat To Hoat ong telah memutar tubuhnya lagi. Dia telah berlari-lari ketempat dimana tadi dia telah meninggalkan Siauw Liong Lie dan Sintiauw. Tetapi ketika si pendeta tiba ditempat itu, dia jadi berdiri tertegun. Karena ditempat itu dia sudah tidak melihat Siauw Liong Lie maupun Sintiauw lagi. Hanya samar-samar dia masih mendengar suara pekik dan lengking yang nyaring dikejauhan... Dengan penasaran Tiat To Hoat ong telah mencari-carinya disekitar tempat itu, dia berusaha untuk mencari Siauw Liong Lie dan Sintiauw.249 Tetapi tetap saja Tiat To Hoat-ong tidak berhasil menemui nyonya Yo itu maupun Sin tiauwnya yang sakti, yang tengah dipengaruhi obat tidurnya itu. Karena Tiat To Hoat-ong mengetahui Siauw Liong Lie telah berhasil dilukainya dengan serangannya yang hebat, jelas nyonya itu tidak bisa melarikan diri dari tempat tersebut. Biar bagaimana sempurna dan tingginya tenaga dalam si nyonya Yo, dengan keadaannya yang tengah hamil dan terluka seperti itu, tentu saja dia tidak bisa melarikan diri jauh-jauh. Dan dia telah melihat, betapa disekitar tempat itu tidak ada tanda-tanda jejak lainnya dia telah berusaha memutari sekitar tempat tersebut. Tetapi usaha Tiat To Hoat ong gagal dan nihil, setelah lewat sesaat lagi, dia jadi mendongkol sekali. Dengan sangat penasaran, dia masih berusaha untuk mencarinya. Dan tetap saja usahanya itu tidak berhasil. Lama si pendeta Mongolia itu mencari-cari kesana kemari, akhirnya dengan jengkel dia meninggalkan, kaki gunung Kun Lun San dengan hati kecewa. Semula dengan tertawannya Siauw Liong lie, tentu saja dia telah memiliki jaminan yang kuat untuk menundukkan jago- jago daratan Tionggoan. Yang sudah pasti, dia jelas akan dapat menekan Yo Ko dan mencelakai pendekar sakti berlengan tunggal itu. Seperti perintah yang diterimanya dari Kublai Khan yaitu menghendaki agar Tiat To Hoat-ong membasmi habis semua jago-jago Tionggoan seperti Kwee Ceng, Oey Yong, Oey Yok Su, It Teng Taisu, Ciu Pek Thong dan yang lain-lainnya. Yang dipentingkan oleh Kublai Khan adalah Ngo Ciat, kelima jago luar biasa yang diketahui oleh Kaisar Mongol pengganti Kaisar Mangu itu, bahwa Ngo Ciat membantu pihak pemerintah Song memukul mundur pasukan perang Mongolia.250 Dengan rencananya itu. Kublai Khan ber maksud untuk membasmi habis dulu jago-jago Tionggoan yang memiliki kepandaian tinggi, agar kelak jika dia menerobos kedalam daratan Tionggoan pula dengan mudah ia akan dapat menghancurkan pertahanan pemerintah Song, karena Kaisar Mongol ini menyadarinya, jika saja pemerintah Song tidak dibantu dengan orang gagah rimba persilatan, jelas kerajaan Song itu tidak ada artinya lagi. Kublai Khan juga menyadari bahwa pembesar kerajaan Song itu sangat lemah dan tidak memiliki kesanggupan mengurus negara. Jika orang-orang gagah didaratan Tionggoan itu berhasil dibereskan jelas urusan menundukan kerajaan Song dan merampas daratan Tionggoan dapat dilakukannya dengan mudah. Kepada Tiat To Hoat-ong. Kublai-Khan telah memberikan perintah agar pendeta tersebut berusaha dengan berbagai jalan dan tipu apa saja, asalkan dapat membinasakan jago- jago daratan Tionggoan. Jika perlu, Tiat To Hoat-ong harus menghimpun jago-jago daratan Tionggoan itu, memecah belahkannya, dan juga jika perlu menawarkan harta dan pangkat, agar mereka tunduk dan menghamba kepada kerajaan Mongolia, Dengan perintah rahasianya itu, maka Tiat To Hoat-ong sesungguhnya telah menerima ke kuasaan yang tidak kecil. Disamping dirinya, Khan yang agung itu telah menyertakan beberapa orang jago luar biasa dari negaranya, agar membantu Tiat To Hoat-ong. Sejak kekalahan yang dialami oleh pasukan perang Mongolia dikota Siangyang, yang memaksa pasukan itu mundur ke Utara atas kematian Kaisar mereka, yaitu Mangu, maka Kublai Khan yang menggantikan kakaknya duduk sebagai Khan yang agung, telah berusaha untuk mencari jalan, agar kelak dapat merampas daratan Tionggoan.251 Namun disebabkan Kublai Khan memang jauh lebih cerdas dari kakaknya. disamping itu juga Kublai Khan memiliki perhitungan yang tajam, sengaja dia telah mengirimkan utusan-utusan keberbagai negara, antara lain Nepal, India. Persia, Turkhestan dan beberapa negara lainnya untuk mengundang jago-jagonya yang memiliki kepandaian tinggi, dengan pembayaran yang tinggi, disamping pemberian pangkat dan harta yang luar biasa banyaknya. Tidaklah mengherankan jika banyak jago-jago dari negara asing yang berduyun-duyun datang ingin menghamba kepada Kublai Khan. Umumnya mereka merupakan jago-jago yang luar biasa dinegernya, dan mereka merupakan manusia- manusia yang tamak dan kemaruk akan harta dan kedudukan yang tinggi. Sehingga Kublai Khan bisa memanfaatkan sifat-sifat mereka itu, telah berhasil mengendalikan dan menguasai mereka dengan baik. Dengan bekerja secara cerdik, Kublai Khan dengan bertahap telah mengirim jago-jago sewaan tersebut ke daratan Tionggoan, karena dia bermaksud untuk menghancurkan jago-jago Tionggoan agar kelak jika dia menerobos kedaratan Tionggoan, dia bisa merampas dan merubuhkan kerajaan Song tanpa rintangan pula. maka secara bergilir jago-jago itu telah diutus kedaratan Tionggoan, termasuk Tiat To Hoat-Ong... Maka ketika Tiat To Hoat-ong berhasil menawan Siauw Liong Lie, tentu saja dia girang sekali karena dia mengetahui bahwa Siauw Liong Lie merupakan salah seorang pendekar wanita yang diincar Kublai Khan. Maka dari itu dia mati-matian bertahan agar dapat menguasai Siauw Liong Lie.252 Dan sekarang tawanannya itu telah lenyap, telah terlepas dari tangannya, bisalah dibayangkan kekecewaan dihati Tiat To Hoat-ong. Dengan penasaran dia telah mencari Siauw Liong Lie dan Sintiauw disekitar tempat itu, tetapi usahanya itu tetap sia-sia saja. Bahkan, suara lengkingan yang tadi masih sering didengarnya, kini sudah tidak terdengar lagi, keadaan disekitarnya telah sunyi sekali. Dengan murka Tiat To Hoat-ong akhirnya menghantam sebuah batu gunung sebesar pelukan tangan, sampai batu itu gompal dan sebagian menjadi hancur merupakan bubuk- bubuk halus karena dia kecewa dan marah sekali, maka pukulan itu disertai oleh tenaga dalam yang luar biasa dahsyatnya......! o0o^d!w^o0o KETIKA Siauw Liong Lie tersadar dari pingsannya, pertama- tama yang dirasakannya adalah perutnya yang sakit luar biasa. Walaupun kesadaran dirinya belum pulih keseluruhannya dan matanya masih terpejam, namun Siauw Siong Lie telah mengeluarkan rintihan. Perasaan sakitnya itu dirasakan bukannya semakin berkurang, bahkan telah semakin menjadi hebat sekali, sehingga Siauw Liong Lie tidak hentinya telah mengeluarkan suara rintihan karena perasaan sakitnya itu tidak dapat ditahannya lagi. Anak didalam kandungannya itu seperti meronta-ronta dan menendang-nendang ingin keluar, Sesungguhnya Siauw Liong Lie telah pingsan selama empat hari lima malam, tetapi disaat dia tersadar dan merasakan253 perutnya sakit sekali, dia telah pingsan tidak sadarkan diri lagi dengan keringat yang mengucur deras dikeningnya. Sebelum lenyap kesadarannya, Siauw Liong Lie masih merasakan seperti ada jari-jari tangan yang mengusap keningnya, mengusap keringatnya. Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Tetapi selanjutnya Siauw Liong Lie sudah tidak mengetahui apa-apa, kesadarannya telah lenyap, pandangan matanya gelap dan pikirannya seperti menerawang ... dia telah pingsan lagi.... Entah sudah berapa lama dia dalam keadaan pingsan seperti itu, akhirnya Siauw Liong Lie telah tersadar kembali.. Perasaan sakit diperutnya tidak sehebat seperti tadi walaupun perasaan sakit itu belum juga lenyap. Perlahan-lahan Siauw Liong Lie membuka matanya, dan dia hanya bisa melihat bayangan yang samar-samar, sebab seluruh pandangan matanya kabur dan seperti terhalang oleh kabut. "Akhh, dia telah sadar .. !" Terdengar suara seorang yang mengeluh. Dari nada suaranya, tampaknya orang itu bersyukur sekali bercampur girang, Tetapi Siauw Liong Lie sama sekali tidak berhasil melihat keadaan disekelilingnya. Nyonya Yo telah memejamkan matanya lagi rapat-rapat, berselang sesaat lamanya, dia baru membuka matanya itu dan dia telah dapat melihat lebih jelas. Dirinya ternyata berada disebuah pembaringan, yang terbuat dari kayu kasar dan ditumpuki rumput-rumput kering. Dia berada disebuah ruangan rumah yang sederhana sekali, yang terbuat dari kayu-kayu kasar dimuka sebuah goa batu yang banyak dikelilingi, oleh batu-batu gunung yang tinggi. Disamping dirinya berdiri seorang lelaki bertubuh tinggi254 besar yang bermuka kasar dengan jenggot, kumis dan rambut yang terurai panjang. Siauw Liong Lie tidak mengenal orang itu, yang tengah mengawasi kearahnya dengan muka yang kaku. Suara yarg didengarnya tadi diucapkan oleh orang tersebut, sebagai orang yang berperasaan halus, Siauw Liong Lie segera mengetahui bahwa orang tersebut walaupun wajahnya kasar menyeramkan, namun hatinya tentu baik dan welas asih, karena dari nada suaranya, yang tadi didengarnya, mengandung perasaan syukur dan girang atas kesadaran diri nyonya Yo tersebut. Sepasang alis Siauw Liong Lie tampak mengerut saling menyentuh ujungnya. Dia merasakan perutnya kembali sakit luar biasa. "Kau jangan banyak bergerak dulu ... harus diam ... lukamu parah ... harus sayang diri ... " Kata orang berjenggot dan berkumis panjang itu dengan suara yang tergagap, kasar sekali suaranya, namun halus nadanya, hal itu memperlihatkan bahwa dia sama sekali tidak bermaksud buruk kepada Siauw Liong Lie. "Si.... siapa kau ? Engkaukah yang telah menolong aku ?" Tanya Siauw Liong Lie sambil menahan perasaan sakit diperutnya. "Benar .. " Jawab orang itu "Kau panggil saja aku Lo Him !" Siauw Liong Lie jadi heran. "Lo Him ?" Tanyanya. "Ya, apakah aneh ?" Lo Him berarti si Biruang Tua. Aneh sekali namanya orang tersebut. Tetapi karena orang itu telah menyelamatkan diri dan jiwanya, maka Siauw Liong Lie juga tidak mau terlalu banyak bertanya, takut menyinggung perasaan orang yang tampaknya255 tidak pandai bicara itu. Terlebih lagi disaat itu perutnya tengah sakit sekali, janin bayi didalam kandungannya seperti menendang-nendang perutnya keras-keras.... Tiba-tiba Siauw Liong Lie teringat Sintiauwnya. "Mana mana dia ?" Tanyanya dengan menahan perasaan sakit diperutnya itu, pinggangnya juga rasanya seperti ditarik dan kaku. "Dia ? Siapa dia ?" Tanya lelaki bertubuh tinggi besar itu. "Tiauw-heng" Menyahuti Siauw Liong Lie dengan suara yang bersusah payah. "Maksudmu rajawali yang pemalas dan hanya kerjanya tidur itu ?" Tanya orang bertubuh tinggi besar tersebut. "Benar Selamatkah dia ?. "Aku telah membawanya kemari juga kini dia tengah mencari makan.....dia malas sekali.....dia selalu kerjanya tidur!" Siauw Liong Lie walaupun tengah menahan perasaan sakit diperutnya, tidak urung jadi tersenyum juga. Karena Siauw Liong Lie dapat menduga bahwa Tiauw-heng itu lemas tidak bertenaga akibat pengaruh obat tidur yang dipergunakan oleh Tiat To Hoat-ong. Dan memang sesungguhnya, ketika Sin Tiauw dibawa oleh lelaki bertubuh tinggi besar itu, dia masih dalam keadaan tertidur sampai dua hari dua malam. Ketika burung itu tersadar dari tidurnya, mulai terbebas dari pengaruh obat tidur itu, tubuhnya masih lemas seperti tidak memiliki tenaga. Selama dua hari lagi, Sintiauw hanya berdiam saja dengan tubuh yang lemas. Orang yang tadi tuan penolongnya menduga Sintiauw adalah rajawali pemalas, dia setiap hari memberikan daging kelinci hasil buruannya.256 Dihari kelimalah Sin Tiauw baru bisa terbang berkeliling,dia mulai mencari mangsa untuk makanannya, mencari kelinci barunya. Siauw Liong Lie mengeluh perlahan, dia merasakan perutnya semakin lama semakin sakit. "Aku telah berikan obat. kau telah makan obat...jiwamu tertolong tetapi kau harus istirahat satu tahun terlebih lagi bayimu akan lahir ...kau perlu diobati dengan ilmu sejati..." Siauw Liong Lie hanya mendengar samar-samar suara orang tersebut, karena tidak lama kemudian dia telah jatuh pingsan lagi. Siauw Liong Lie tidak mengetahui berapa lama lagi dia pingsan, sampai akhirnya dia tersadar lagi. Tetapi kali ini perutnya sudah tidak sakit lagi. Apa yang dialami oleh Siauw Liong Lie sebetulnya cukup bahaya dan parah, karena serangan Tiat To Hoat-ong justeru telah menghantam kandungannya. Untung saja pukulan itu tidak menyebabkan gugurnya kandungan isteri Yo Ko tersebut. Tetapi walaupun demikian, tetap saja pukulan itu telah menyebabkan kandungan Siauw Liong Lie mengalami goncangan yang merubah kedudukan janin bayi tersebut, disamping itu Siauw Liong Lie pun telah terluka didalam. Sejak beberapa hari yang lalu orang bertubuh tinggi besar dan kasar itu telah berusaha untuk mengobati Siauw Liong Lie. Dengan mempergunakan beberapa ramuan obat, dia telah mencekoki nyonya yang dalam keadaan pingsan tersebut, dan menyalurkan tenaga murni yang sejati melalui telapak tangannya. Setelah lewat lima hari itulah, disaat si nyonya telah tersadar, barulah jiwa Siauw Liong Lie terlolos dari257 bahaya kematian, dan kesehatannya akan pulih perlahan- lahan. Tetapi walaupun Siauw Liong Lie berhasil diselamatkan jiwanya, dan kandungannya itu pun berhasil di lindunginya, tetapi tetap saja ancaman bahaya yang tidak kecil mengancamnya, yaitu jika dia tidak berobat secara sungguh- sungguh dan memperoleh pengobatan yang baik, niscaya dia akan menjadi cacad, yaitu akan lumpuh sepasang kakinya, karena sebagian isi perutnya, telah ada yang rusak akibat dahsyatnya serangan yang dilancarkan Tiat To Hoat-ong. Yang lebih celaka lagi justru serangan itu! diterima Siauw Liong Lie dalam keadaan mengandung, maka keadaan tubuhnya menjadi semakin lemah. Namun orang bertubuh kasar itu ahli meramu obat-obatan. Setelah lewat setengah bulan, akhirnya kesehatan Siauw Liong Lie mulai pulih kembali. Tetapi atas anjuran dari penolongnya itu, Siauw Liong Lie belum boleh turun dari pembaringan. Setiap hari, orang bertubuh tinggi kasar itu telah menyalurkan tenaga dalam sejatinya lewati telapak tangannya, dimana telapak tangannya di tempelkan dengan telapak tangan Siauw Liong Lie. Dan tenaga dalam itu menyelusup masuk ke dalam, menembus beberapa jalan darah terpenting ditubuh nyonya Yo Itu, antara lain jalan darah Su-kiang hiat dipinggul, Bian- bo-hiat dipinggang, Liang hie-hiat diatas lutut, Pian cie-hiat dipaha kiri dan kanan nyonya itu, dan Lung cie-hiat dileher Siauw Lioig Lie. Seharusnya seluruh jalan darah itu mesti di urut dan ditotok. Namun karena teringat akan ikatan peraturan adat istiadat, antara pantangan pria dan wanita yang tidak dapat258 bersentuhan, maka penolong Siauw Liong Lie itu tidak berani menyentuh jalan darah itu. Dan berhubung tenaga dalam orang bertubuh tinggi besar itu telah sempurna sekali, dia bisa menyalurkan tenaga murninya melalui telapak tangan Siauw Liong Lie, sehingga jiwa nyonya itu masih bisa tertolong. Lewat lagi setengah bulan, keadaan Siauw Liong Lie telah pulih sebagian besar. Nyonya Yo tersebut telah bisa turun dari pembaringannya, telah bisa berjalan perlahan-lahan, dan sering memandangi keindahan disekitar tempat dimana dia berada. Siauw Liong Lie juga telah melihat bahwa dirinya berada disebuah lembah gunung yang indah sekali. Disekeliling lembah itu terhalang oleh tebing yang tinggi sekali, sehingga lembah itu seperti merupakan sebuah lembah yang letaknya tersembunyi dari dunia luar. Keindahan yang terdapat dilembah itu memang menarik sekali, ditambah juga oleh pohon-pohon bunga yang bermacam ragam bertumbuhan disitu. Rumah sederhana yang ditempatinya itu ternyata baru saja dibangun oleh tuan penolong Siauw Liong Lie, karena disaat lelaki bertubuh kasar itu menolongi Siauw Liong Lie, dia telah cepat-cepat membangun rumah tersebut dengan cabang dan dahan kayu, dengan mempergunakan rumput kering sebagai atapnya. Sebetulnya Lo Him menetap disebuah goa yang cukup luas, dan goa seperti itu memang banyak terdapat ditebing-tebing didalam lembah. Siauw Liong Lie jadi merasa berterima kasih sekali atas perawatan Lo Him.259 Dia melihat, usia Lo Him mungkin baru empat puluh tahun, namun karena lelaki tersebut tidak merawat diri dan tubuhnya, yang membiarkan rambut dan kumis jenggotnya tumbuh panjang, dengan sendirinya telah menyebabkan dia menjadi lebih tua dari usianya yang sesungguhnya. Disamping itu, Lo Him seorang lelaki yan tidak pandai bicara, dia kasar, namun hatinya sangat baik. Disamping pendiam, Lo Him juga seperti tengah menderita tekanan bathin, karena wajahnya selalu murung, memancarkan kedukaan hatinya. Pernah Siauw Liong Lie menanyakan mengapa Lo Him bisa menetap dilembah ini hanya seorang diri, tetapi lelaki aneh itu tidak mau memberikan keterangannya. Bahkan dari sinar matanya, tampaknya dia gusar sekali. Sehingga dihari-hari berikutnya Siauw Liong Lie tidak berani mengemukakan pertanyaan serupa itu. Lo Him setiap hari pergi mencari binatang buruan, yang selalu dimasak dan disajikan kepada Siauw Liong Lie dengan sikap yang ramah sekali, dia merawat Siauw Liong Lie dengan sikap yang baik dan sopan, walaupun dia sering memperlihatkan sikap yang kasar. Semula Siauw Liong Lie berkuatir juga, Benar dia berkepandaian tinggi sekali, tetapi kini dia tengah terluka hebat dan perlu beristirahat dalam waktu yang panjang sekali, disamping itu kanudungannya telah semakin besar pula. Maka Lo Him menolongi dirinya karena mengandung maksud yang sangat kurang baik, maka dia mana bisa melakukan perlawanan, apa lagi Siauw Liong Lie telah mengetahui walaupun Lo Him mirip-mirip manusia hutan, tetapi dia memiliki kepandaian yang luar biasa, disamping lwekangnya yang sempurna sekali.260 Tetapi setelah sebulan lebih Siauw Liong Lie berdiam dilembah itu, maka perlahan-lahan dia bisa melihat bahwa lelaki itu adalah seorang laki-laki yang baik. Lo Him sama sekali belum pernah memperlihatkan sikap- sikap yang kurang ajar. Bahkan, sama sekali tidak tertarik kepada Siauw Liong Lie, hanya dia lebih tertarik kepada kandungan Siauw Liong Lie. Suatu hari, Siauw Liong Lie tengah duduk dibawah sebatang pohon siong yang berada dimulut lembah, dia mengawasi kelangit, dimana awan-awan tampak tengah bergeser perlahan-lahan dengan bentuknya yang indah-indah, Disaat seperti itu, Siauw Liong Lie teringat kepada suaminya, dia rindu sekali kepada Yo Ko. Tetapi kemana dia harus mencari Yo Ko, Sedangkan dia tengah terluka ? Untuk keluar dari lembah itu, tentu saja dia tidak berani, karena disamping dia tengah terluka dan kandungannya lemah, juga dia takut kalau-kalau nanti bertemu dengan Tiat To Hoat-ong lagi. Jika bertemu dengan pendeta busuk itu, maka berarti akan celakalah dia bersama kandungannya. Walaupun Siauw Liong Lie berkepandaian tinggi, namun selama dia tengah mengandung kekuatan tenaga dalamnya berkurang banyak dan diapun tidak bisa mengempos dan mempergunakan secara menyeluruh kekuatan lwekangnya, karena bisa mengganggu kandungannya. Maka jalan satu-satunya yang paling selamat ialah berdiam dulu dilembah ini, menanti sampai bayinya terlahirkan. Dan kelak tanpa kandungannya. dia pasti akan dapat memberikan perlawanan yang keras kepada Tiat To Hoat-ong, sambil mencari juga suaminya... disaat itu pun lukanya pasti telah sembuh kembali.261 Siauw Liong Lie juga teringat, betapa ketika Yo Ko mengetahui dia sedang mengandung bayinya itu sangat girang sekali, hampir setiap malam Yo Ko mengusap-usap perutnya dengan penuh kasih sayang. Tetapi kini mereka terpisah satu dengan yang lainnya, dan Siauw Liong Lie hanya bisa menghela napas berulang kali. Sejak dia melihat Yo Ko dikuburan Mayat Hidup, sampai akhirnya bergaul dan telah terikat sebagai pasangan suami isteri, beberapa kali mereka selalu berpisahan, terpisah bercerai berai, bahkan yang terakhir mereka pernah berpisah untuk jangka waktu selama enam belas tahun ! Dan kini disaat dia tengah mengandung bayi mereka, justru mereka telah berpisah pula. "Inilah nasib !" Mengeluh Siauw Liong Lie dan tanpa disadarinya dia telah menitikkan butir butir air mata. Disaat dia tengah melamun seperti itu, Siauw Liong Lie mendengar suara langkah kaki mendekati kearahnya. Cepat-cepat nyonya Yo ini telah menghapus air matanya, dilihatnya Lo Him tengah menghampiri dirinya. Muka Lo Him sore ini agak luar biasa dia menghampiri kearah Siauw Liong Lie dengan sorot mata yang tajam sekali, mukanya juga tidak terlihat perasaan apapun juga, disebut tertawa bukan tertawa, disebut menangis juga bukannya menangis ... sehingga hati Siauw Liong Lie jadi tergoncang. Ketika Lo Him sampai didekat Siauw Liong Lie, matanya yang bersinar itu telah memandang kearah perut Siauw Liong Lie. "Tidak lama lagi dia akan lahir..." Katanya dengan suara yang nadanya aneh dan membuat jantung Siauw Liong Lie tambah tergoncang. Yang dimaksudkan dengan perkataan "dia", oleh Lo Him adalah janin bayi didalam perut Siauw Lioug Lie.262 Melihat Siauw Liong Lie berdiam diri saja Lo Him telah berkata lagi ; "Akhhh, tentunya dia seorang bayi yang manis sekali ! Diwaktu itu kau akan menjadi seorang ibu yang bahagia dan terbebas dari kandungan ........!" Mendengar perkataan Lo Him yang terakhir itu, hati Siauw Lie Lie jadi tambah tergoncang, Walaupun bagaimana, dia tetap saja seorang wanita, yang memiliki perasaan halus. Lo Him memang telah menolongi jiwanya dan kandungannya maupun Sin Tiauw. Namun disamping itu, diapun selalu berwaspada, berjaga kalau-kalau Lo Him menolonginya itu mengandung maksud tertentu. Terlebih lagi kini dia mendengar perkataan Lo Him yang nadanya seperti juga mengharapkan Siauw Liong Lie melahirkan anaknya cepat-cepat, agar Siauw Liong Lie cepat- cepat bebas dari kandungannya, kecurigaan Siauw Liong Lie semakin keras bahwa Lo Him ada mengandung maksud tertentu. Dengan sendirinya, dihati Siauw Liong Lie muncul perasaan muak dan tidak senang terhadap tuan penolongnya itu. Sepasang alisnya mengkerut dalam-dalam dan dia berdiam diri saja. Lo Him melihat Siauw Liong Lie berdiam diri saja, dengan suara tergagap dia telah bertanya lagi ; "Engkau.....mengharapkan lelaki atau perempuan ?" Tanyanya. Siauw Liong Lie mengerti. Lo Him tentu maksudkan anaknya itu.263 "Yang mana saja, asal Thian melindungi, aku telah bersyukur !" Menyahuti Siauw Liong Lie dengan suara yang dingin. "Tetapi aku mengharapkan seorang anak lelaki......!" Kata Lo Him. "Mengapa begitu ?" Tanya Siauw Liong Lie sebal sekali, tetapi karena ingin mengetahui, dia telah bertanya juga. "Karena aku ingin mengambilnya menjadi anakku l" Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Kata Lo Him. "Ha ?" Berseru Siauw Liong Lie terkejut, wajahnya jadi pucat pias. "Aku akan mendidik dia dengan ilmu silat yang tinggi dan sempurna, agar kelak dia akan muncul sebagai seorang pendekar yang gagah, sebagai puteranya Lo Him !". Tubuh Siauw Liong Lie jadi menggigil. Tiba-tiba perasaan takut telah menyelusup ke dalam dasar hatinya. Dengan menginginkan bayinya menjadi anaknya. bukankah berarti Lo Him ingin mengartikan perkataannya itu bahwa dia bermaksud mengambil Siauw Liong Lie sebagai isterinya ? "Hemm, biarlah !" Berpikir Siauw Liong Lie "Sekarang aku mengalah saja dan bersabar. Yang terpenting, jika aku. telah melahirkan, jelas aku akan melawan maksud jahatnya itu. Aku yakin, dengan lukaku telah sembuh dan telah melahirkan, walaupun belum tentu bisa membinasakannya, tetapi diapun tidak mungkin bisa mengalahkan aku . !". Saat itu, Lo Him telah mengangkat kepalanya, dia menghela napas berulang kali, Mukanya muram sekali, memancarkan kedukaan yang bergolak didalam hatinya. Lama Lo Him memandang gumpalan awan itu. Akhirnya dia menoleh kepada Siauw Liong Lie.264 "Kau kini tengah mengandung, sebetulnya! engkau seorang wanita yang bahagia, karena tidak lama lagi kau akan menjadi seorang ibu tetapi aku, keluargaku telah hancur, isteriku telah meninggal dalam keadaan hami"l dan beberapa butir air mata segera mengucur dari pelupuk matanya. Siauw Liong Lie diam saja, karena dia menduga orang tersebut bercerita akan kesedihan dan kemalangan dirinya, hanya ingin menarik simpatinya belaka. Dan Siauw Liong Lie telah semakin sebal saja, dia hanya mendengarkan dengan acuh tak acuh. "Dan, memang sampai detik ini, seharusnya aku membenci semua wanita ... tetapi melihat kau, aku jadi merasa kasihan terhadap nasib bayi dalam kandunganmu. sehingga aku menolonginya !" Siauw Liong Lie mengerutkan alisnya. "Kenapa begitu ?" "Aku benci ! Bukan hanya wanita, tetap semua manusia !" Kata Lo Him. "Seperti kau lihat, aku bergaul dengan macan tutul, ular dan binatang buas lainnya, karena tidak ingin bergaul dengan manusia......!" "Tetapi, mengapa kau menolongi aku ?" Tanya Siauw Liong Lie ragu-ragu. "Menolong kau ? Ohhh bukan ! Jangan kau mimpi ! Semua yang telah kulakukan itu bukan menolongi dirimu ! Mungkin jika kau bukan tengah mengandung, aku justru akan menghajar hancur batok kepalamu !" "Ihhh !" Siauw Liong Lie sampai mengeluarkan suara seruan tertahan mendengar perkataan Lo Him yang tidak diduganya. Karena semula dia menyangka bahwa Lo Him menolongnya karena melihat parasnya yang cantik dan juga Lo Him mengandung maksud yang buruk kepadanya.265 Tetapi mendengar pernyataan Lo Him yang terakhir ini, tentu saja membuat Siauw Liong Lie jadi tertegun dan memandangi lelaki ini diam-diam. Lo Him telah memandangi gumpalan awan dilangit, untuk sejenak lamanya dia berdiam diri saja. Sampai akhirnya seperti orang menggumam dia telah berkata perlahan-lahan. "Ya, ya memang di dunia ini selalu terjadi urusan yang tidak diduga-duga! Aku pernah bersumpah, bahwa aku tidak akan meninggalkan lembah ini seumur hidupku, dan juga aku tidak akan mengijinkan manusia menginjakkan kakinya dilembah ini. Namun sekarang? Telah ada seorang manusia dan calon manusia lainnya yang telah menginjakkan kakinya dilembah ini Hai! Hai! Aku telah melanggar sumpahku sendiri." "Mengapa begitu?" Tanya Siauw Liong Lie. Muka Lo Him tampak berobah merah padam, matanya bengis sekali memandang Siauw Liong Lie, setelah menatap begitu, yang membuat Siauw Liong Lie bergidik dan jantungnya tergoncang, maka dia telah berkata lagi. "Hemm, justru anak dikandunganmu itu yang telah menyelamatkan jiwamu !". Dan sehabis berkata begitu, Lo Him tampaknya menyesal telah membawakan sikap yang kasar dihadapan Siauw Liong Lie. dia telah menundukkan kepalanya dan menangis terisak- isak. "Maafkan ...aku tidak sengaja berlaku kasar !" Katanya diantara isak tangisnya. Siauw Liong Lie yang telah merasakan hebatnya gelombang kehidupan selama berpacaran dan hidup berumah tangga dengan Yo Ko, telah bisa menyelami hati seorang manusia, yang selalu diserang dan digeluti oleh berbagai peristiwa aneh dan tidak terduga.266 Walaupun bagaimana pahitnya, jika peristiwa itu selalu diakhiri oleh hal-hal yang manis, tentu manusia itu akan hidup bahagia. Seperti dia pernah berpisah dengan Yo Ko selama enam belas tahun namun akhirnya, mereka berjumpa lagi. Dan cinta merekapun telah berpadu, walaupun akhirnya mereka terpisah pula, tetapi Siauw Liong Lie dan Yo Ko dapat mengecap kebahagiaan yang sangat. Dan Yo Ko pun tidak jarang menitikkan air mata didalam saat-saat tertentu, karena kedukaan yang dalam, diantara haru dan kegembiraan. Maka melihat seorang lelaki yang memiliki kepandaian sehebat Lo Him bisa mengucurkan air mata, Siauw Liong Lie sudah tidak merasa heran lagi. "Sesungguhnya apa yang telah terjadi ?" Tanyanya kemudian dengan suara yang sabar dan halus. Ditegur begitu, Lo Him jadi tambah keras tangisnya. Akhirnya Siauw Liong Lie telah membiarkan Lo Him menangis sepuas hatinya, karena jika dalam keadaan seperti itu, dia membujuki juga percuma saja. Dan setelah Lo Him puas menangis dan menepas air matanya, barulah lelaki itu berkata perlahan dan lemah . "Semua memang dosaku, bukan salahnya takdir !" Berkata Lo Him. "Namun yang kusesalkan, mengapa Thian justru menurunkan nasib buruk kepadaku tanpa kepalang tanggung...........! ibuku, isteriku, adik perempuanku, semuanya menganggap aku manusia binatang yang berbisa... semuanya tidak mengetahui bahwa sesungguhnya bukan aku yang bersalah! Haaaaaaa, sudahlah! Memang aku yang salah dan terkutuk sekali. Mengapa aku tidak bisa bertindak tegas, hingga perbuatanku yang malah dituduh busuk?" Setelah berkata begitu, Lo Him berdiam sejenak, dia memandang bengong keatas lagi, mengawasi gumpalan awan,267 dan bibirnya bergerak-gerak seperti tengah mengucapkan sesuatu. Namun akhirnya dia telah berdiam mematung saja. Siauw Liong Lie yang tadi mengawasi, jadi bertambah heran. Dia tidak mengerti jiwa orang ini. Namanya saja. yaitu Lo Him, si Biruang Tua, sudah aneh. Kini adatnya pun aneh. Dan kalau ingin diperhatikan, tentu, penghidupan orang ini diliputi oleh keanehan juga. Maka dari itu, Siauw Liong Lie jadi tertarik sekali untuk mengetahuinya. Didalam hatinya, Siauw Liong Lie telah memaki dirinya sendiri, yang mana bahwa dia telah menuduh Lo Him sebagai lelaki yang jahat. Padahal Lo Him sama sekali tidak mengandung maksud jahat kepadanya. Tetapi walaupun bagaimana Siauw Liong Lie akan tetap berlaku waspada. Dia tetap tidak mau berlaku lengah, karena justru yang di kuatirkannya adalah Lo Him sengaja "menjual" Cerita dusta kepadanya agar menarik simpatinya belaka. Siauw Liong Lie melihat Lo Him telah menghela napas berulang kali. Apakah kau tidak akan muak mendengar ceritaku?" Tanya Lo Him kemudian sambil menoleh kepada Siauw Liong Lie yang ditatapnya dengan sinar mata yang tajam. Siauw Liong Lie menggelengkan kepala Dia tidak menyahuti. "Hemmmmm. sinar matanya yang terpancar itu. telah memperlihatkan bahwa engkau juga tidak mempercayai diriku! Sinar matamu itu sama dengan sinar mata isteriku! Ya, memang aku manusia terkutuk, yang tidak akan dipercaya oleh siapapun juga. maka dari itu percumalah jikalau aku mau menceritakan segalanya kepadamu, karena engkaupun tidak akan mempercayai ceritaku ini !",268 Mendengar perkataan Lo Him, Siauw Liong Lie berusaha untuk tersenyum. "Him-heng (saudara Him) .....!" Kata Siauw Liong Lie kemudian dengan suara yang halus. "Kau jangan bercuriga begitu ! Bukankah kau telah menolongi jiwaku, menolongi anak dalam kandunganku dan juga jiwa Tiauw-heng ? Mengapa aku harus mencurigaimu ? Jika sampai nanti kau tetap memperlakukan kami dengan baik, tanpa maksud- maksud buruk, tentu budimu yang sedalam lautan itu tidak dapat kubalas dengan apa pun juga...!". Mendengar perkataan Siauw Liong Lie, Lo Him telah tersenyum tawar. "Akhh, baru kali ini aku mendengar ada orang manusia berkata begitu !" Katanya dengan suara yang tawar. "Tetapi, jika engkau selalu melakukan perbuatan baik, tentu akan banyak sekali orang yang berterima kasih kepadamu, dan juga akan banyak sekali orang yang menyatakan perasaan syukurnya atas pertolonganmu itu ......!".Lo Him berdiam diri sejenak, lalu dia menggumam lagi. "Ya. ya, walaupun orang menuduhku buruk, berhati binatang beracun, tetapi aku tidak usah memperdulikannya. Yang terpenting didalam dunia ini, bukankah kita harus menolong seseorang yang tengah dalam kesulitan?" Karena berkata begitu, dia telah menoleh kepada Siauw Liong Lie tanyanya ; "Dan kau, apakah kau bersedia membiarkan anakmu nanti aku angkat sebagai anakku?" Sambil bertanya begitu, dia, mengawasi Siauw Liong Lie dengan sorot mata yang tajam sekali. Siauw Liong Lie tersenyum "Mengapa tidak? Bukankah anakku itu bernasib baik sekali, sehingga ada seorang yang sebaik engkau bersedia menjadi269 ayah angkatnya. Yang jelas, ayah dari anak ini juga akan bersyukur tidak habisnya, bahwa, tuan penolongnya itu telah begitu iklas mengambil anak kami sebagai anaknya!" Semula mendengar perkataan Siauw Ljong lie yakni meluluskan keinginannya, mata Lo Him telah bersinar tajam cemerlang, bagaikan dia tengah diliputi kegembiraan yang sangat. Namun setelah dia mendengar perkataan Siauw Liong Lie yang terakhir, dia jadi menunduk dengan wajah yang muram, dan tidak lama kemudian dia telah mengangkat kepalanya, menatap Siauw Liong Lie dengan sorot mata yang bengis sekali. "Kau wanita jahat !" Tiba-tiba dia telah membentak begitu dengan suara yang bengis juga. "Kau... kau wanita berhati busuk. Mengapa kau menduga buruk kepadaku, sehingga kau merasa perlu untuk mengeluarkan kata-kata sekejam itu ? Apakah kau menduga bahwa aku akan melakukan perbuatan sehingga engkau perlu merintangi diriku dengan perkataan yang menyindir seperti itu... ?" Ternyata Lo Him sangat perasa dan mudah tersinggung. Perkataan Siauw Liong Lie yang terakhir memang merupakan kata-kata sindiran. Dan LoHim merasa tersinggung. Siauw Liong Lie tertawa. "Him-heng .. kau terlalu perasa ... sesungguhnya Siauwmoay tidak berani memandang rendah kepadamu, bukankah engkau adalah tuan penolongku ?" Tetapi Lo Him telah mengawasi Siauw Liong Lie dengan sorot mata yang tajam sekali. "Hemm . , . memang aku manusia celaka !" Berseru Lo Him akhirnya . Dan tiba-tiba sekali dia menangis, meraung-raung dengan suara pekikan yang melengking nyaring dan tinggi, diapun telah menggerak-gerakkan kedua kaki dan tangannya, dengan gerakan-gerakan seperti orang tengah bersilat.270 Siauw Liong Lie hanya mengawasi tertegun dengan perasaan tidak mengerti. Walaupun bagaimana, orang itu sangat baik dan telah menolong jiwanya, menolong anak dan juga rajawalinya. Tetapi dia tidak bisa melepaskan diri begitu saja dari kewaspadaan, karena dia belum dapat menyelami hati penolongnya tersebut. Dan sedikitpun juga Siauw Liong Lie tidak menyangkanya bahwa perkataan dan perbuatan itu, justru telah menyinggung perasaan Lo Him. Setidak-tidaknya Siauw Liong Lie sebagai seorang wanita berperasaan halus, jadi merasa kasihan dan iba......dia bermaksud untuk menghibur Lo Him, agar menghentikan perbuatan kelakuan yang gila-gilaan itu. 000odw^kzo000 SAAT itu Siauw Liong Lie telah berdiri dari duduknya, dia berhenti sejenak sambil mengerutkan sepasang alisnya, karena mendadak sekali dia merasakan pinggangnya sakit seperti ditarik-tarik. Tanpa dikehendakinya. Siauw Liong Lie telah mengeluarkan suara keluhan perlahan, pandagan matanya jadi gelap berkunang-kunang, wajah pucat dan keringat dingin mengucur deras dari kening dan tubuhnya. "Akhh .. , !" Akhirnya Siauw Liong Lie batal berdiri, dia telah terduduk pula sambil memegangi perutnya. Perasaan sakit dipinggangnya semakin hebat. Saat itu, kebetulan sekali Lo Him telah melihat keadaan Siauw Liong Lie. Tiba-tiba Lo Him menghentikan gerakan dan kelakuannya yang tengah bergerak-gerak seperti bersilat itu, dengan muka271 yang memancarkan kekuatiran yang sangat, dia telah melompat kesamping Siauw Liong Lie. "Kau ... kau kenapa, nyonya ?" Tanyanya dergan suara yang tergetar dan kasar. Siauw Liong Lie hanya menggeleng-gelengkan kepalanya tanpa bisa menjawab, karena perutnya itu sakit luar biasa, sepasang alisnya tetap mengkerut dengan wajah yang pucat dan keringat dingin yang mengucur deras sekali sebesar-besar kacang kedele membasahi mukanya yang pucat itu. Kedua tangannya juga telah mengusap-ngusap pinggangnya, yang diurutnya perlahan-lahan untuk mengurangi perasaan sakitnya. Disaat itu. Pedang Kiri Pedang Kanan Karya Gan KL Saputangan Berdarah Karya Kho Ping Hoo Kembalinya Pendekar Rajawali Karya Chin Yung