Pengelana Rimba Persilatan 20
Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi Bagian 20
Pengelana Rimba Persilatan Karya dari Huang Yi Yu-shu-xiu-shi segera memutuskan. "jika perlu kita lewat jalan air ke Xiang-yang." Begitu diputuskan, lima orang itu diam-diam kembali membelok arah. 0-0-0 Guan Mei-yun adalah pemandu yang paling baik, terhadap tempat-tempat melancong ternama dia sangat hafal sekali, selain teman melancong yang baik, orangnya juga terbuka, kewanitaannya membuat orang jadi romantis, penampilannya selalu sebagai nona besar keluarga kaya. Ada seorang nona kaya yang cantik, hangat, terbuka, berkuasa jadi pemandu, senang dan mudah adalah hal yang sudah diduga. Fu Ke-wei seperti telah mendapatkan tambang mas, sebisanya menampilkan tingkah putra berkuasa dari ibu kota. Guan Mei-yun membawa dia kesebuah perumahan amat besar di luar gerbang barat kota, bertemu dengan kakaknya Guan Ji-zhong dan Guan Yue-yun. Perumahan yang amat besar ini juga adalah harta tidak bergeraknya tuan besar Guan Tian-fu, tempat ini biasanya digunakan untuk tinggal para tamu. Rumah tinggal keluarga Guan yang ada di dalam kota tidak untuk tinggal para tamu, orang-orang kota semuanya tahu, walau pun famili atau teman baik, semua dilayani di rumah diseberang jalan. Teman dari dunia persilatan dilayani di perumahan besar yang diluar gerbang barat kota, tanahnya luas sekali, tidak hanya ada gunung buatan dan taman, juga ada danau buatan setengah hektar. Kakak beradik keluarga Guan, sering melayani tamunya makan minum di perumahan ini. Usia Guan Ji-zhong sudah lewat dua puluh lima-enam, mempunyai seorang istri dan seorang istri muda, tapi masih sering berfoya-foya diluar. Guan Yue-yun juga jenis yang sama, sudah punya suami, di luar masih menarik orang, sampai keluarga mertuanya juga tidak dipandang, orang lain tentu saja lebih-lebih tidak dipandang. Keluar dari gerbang Bin Yang, mereka naik perahu pribadi melancong ke Dong Hu. Diatas perahu ada lima orang, selain Fu Ke-wei dan kakak beradik Guan, seorang lagi Du Lan-yin juga putri tunggal seorang terkaya dikota Du Jin-yuan. Begitu naik keperahu, Guan Ji-zhong telah menempel Fu Ke-wei. Tuan muda kaya ini pernah sekolah beberapa tahun, setiap ujian selalu gagal, selanjutnya dia jadi tidak sekolah lagi, dia mengikuti para pengawal rumahnya belajar beberapa tahun ilmu silat, tinju, kaki, golok, pedang disini dia malah mendapat hasil sedikit. Karena orangnya bertubuh tegap, bertarung diantara tuan muda kaya, dia selalu menang tidak pernah kalah, makanya dia sangat membanggakan kemahiran silatnya. Diatas perahu perempuan lebih banyak daripada laki-laki, para nonanya duduk dibelakang, hanya dua orang laki laki duduk didepan perahu, nampak jelas tuan muda Guan sengaja menempell Fu Ke-wei, tidak tahu ada maksud apa. "Saudara He sekolah di ibu kota, kecuali pelajaran menunggang kuda memanah dari Guo Zi jian, apakah pernah belajar silat dari para pengawal rumah anda?" Tuan muda Guan tidak begitu antusias terhadap pemandangan setempat, dia lahir dan besar disini sudah sering lihat pemandangan setempat jadi tidak dilihat sebagal pemandangan menarik lagi! "Di ibu kota ilmu silat sedang giat-giatnya anak muda suka mengejar model terkini, aku juga tidak terkecuali, pernah mendapatkan pelajaran silat tangan kosong selama tiga tahun dari seorang komandan Dong-cang, juga pernah mengikuti Tiga Pesilat Pedang ibu kota belajar beberapa jurus pedang, sayang aku ini tidak ada bakatnya, hanya bisa belajar kembangnya saja, dan beberapa jurus pedang membelah balok kayu." Fu Ke-wei tertawa pahit menghibur diri. "Ohh! Saudara He terlalu merendah diri" Guan Ji-zhong tertawa. Fu Ke-wei telah mendengar maksud diluar kata-katanya. Benar saja, tiba-tiba Guan Ji-zhong mengunci tangannya, sepuluh jarinya di cengkramkan Dia juga balas mengunci, masing-masing mencengkram dengan kuatnya, dan mengerahkan tenaga, ingin menghancurkan tulang jari lawan dan bersamaan menarik kearah sisi tubuh. Fu Ke-wei pura-pura kepayahan, setelah tarik ulur beberapa kali, akhirnya bisa memantapkan diri, malah pelan-pelan menarik tangan lawan nya keluar. Beberapa saat wajah Guan Ji-zhong sudah menjadi merah, lehernya membesar, nafas jadi berat, beruntung masih bisa menahan tangan tidak sampai jatuh, selanjutnya terjadi tarik ulur kecil sejenak, kedua belah pihak juga tidak bisa menjatuhkan lawan. Tiga wanita yang duduk dibelakang, terus mengawasi gerak gerik mereka berdua, melihat dengan jelas keadaan pertarungan tenaga ini, seimbang sulit menentukan siapa pemenangnya. "Tuan muda Guan, buat apa kau mempermainkan teman adikmu?" Du Lan-yin membela Guan Ji-zhong, dia telah tahu dia tidak akan bisa bertahan lama lagi. "tampaknya kau telah mendapatkan pembantu yang handal, tuan muda He pasti bisa membantu kau menghadapi para berandalan dari Wen-chang-men itu." "Kak, aku tidak izinkan kau menarik tuan muda He kedalam lingkungan teman-temanmu." Guan Mei-yun dengan serius berkata. "dia adalah temanku, tahu tidak?" "Jangan gelisah?" Guan Ji-zhong melepaskan tangan sambil tertawa penuh arti. "tenaga tangannya besar tapi belum tentu berguna, harus bisa ilmu silat baru berguna, lain hari aku ingin mencoba tangan kosongnya saudara He." "Kau berani?" Guan Mei-yun melotot. "jangan harap kau bisa membawa dia membantumu, Xian-wei, jangan perdulikan dia." "Saudara Guan, ada masalah apa sebenarnya?" Tanya Fu Ke-wei. "Ha ha ha......" Guan Ji-zhong tertawa terbahak. "sekarang aku tidak enak mengatakannya, bagaimana pun kau telah menjadi temanku, aku akan membuat kau mendapatkan kehormatan dan selamat datang di rumahku, dijamin pasti seperti dirumah sendiri, kita laki-laki ada tempatnya untuk laki-laki, jangan sampai adikku dan temannya menempelmu terus. Besok, aku akan kepenginapan mencarimu, pastikan itu!" Tertawa, belum tentu benar-benar menyatakan senang. Tawanya Guan Ji-zhong, membuat orang yang memperhatikan hatinya jadi dingin, tawanya bukan menyatakan senang, tapi ada maksud tertentu. Wajah Fu Ke-wei juga tampak tersenyum, senyum semacam ini juga ada arti lain, arti sebenarnya hanya dia sendiri yang mengerti. "Kau jangan berharap." Nona besar Guan yang telah menjadi istrinya juga angkat bicara, sedikit pun tidak menghormati kekuasaan kakaknya, dia berkata pelan pada adiknya Guan Mei-yun. "persilahkan tuan muda He datang ketaman anggrekku." "Besok aku temani kalian, supaya tidak ada orang sembarang bicara." Du Lan-yin dengan genit melirik Fu Ke-wei, mungkin harus disebut diam-diam mengantar cinta, lirikan menggaet laki-laki nya memang sangat menarik. "kakak kalian memang ada niat mengumpulkan orang pintar, sebenarnya menguntungkan kalian juga, buat apa membuat dia kecewa? Paling sedikit bisa dengan atas nama kakak kalian, terang-terangan mengundang dia kerumah!" Nada bicaranya Du Lan-yin penuh dengan rasa tidak berdaya. "Tidak bisa, ayahku tidak izinkan membawa orang luar tinggal dirumah, kakak hanya akan menempatkan dia ke tempat tempat kotor, aku tidak akan tertipu." Kata Guan Mei-yun menggelengkan kepala. Malam itu, nona kedua Guan menjamu tamunya di restoran Wu-fu, tamu pentingnya adalah Fu Ke-wei, tamu pendampingnya adalah nona besar Guan dan Du Lan-yin. Orang dikota, semua tahu asal-usulnya para orang kaya ini, nona besar mengadakan pesta menjamu tamu laki-laki, sudah tidak aneh lagi seperti memang harus begitu. Begitu kembali ke penginapan, hari sudah tengah malam. Fu Ke-wei tadinya sudah setengah mabuk, sudah mabuk baru bisa bergerak bebas, bermain dengan sekelompok wanita, bisa tetap tidak mabuk, itu sudah sangat sulit sekali boleh dipuji. Dua orang pelayan keluarga Guan mengantar Fu Ke-wei pulang kepenginapan, setelah menyerahkannya pada pelayan kecil Yung-lin, langsung pulang melapor. Kamar atas dibagi dua ruangan luar dan dalam, Nie-sha-yin-hoa yang menyamar jadi pelayan kecil membantu dia mencuci muka, kembali ke kamar dalam, wajah Fu Ke-wei sudah tidak terlihat mabuk. "Bagaimana?" Dia menerima teh yang diantarkan oleh Nie-sha-yin-hoa perlahan tanya. "Mereka telah mengutus orang, menipu aku keluar dan dua kali memeriksanya." Nie-sha-yin-hoa pelan menjawab. "orang yang memeriksa bungkusan baju semuanya orang-orang ahli, gerakannya mahir tidak ada yang terlewatkan, jika tuan sebelumnya tidak mengatakan, aku sungguh tidak percaya seorang kaya, bisa memperkerjakan ahli yang sangat cekatan. Tuan, kau harus hati-hati." "Aku tahu, Xiao Ling." Dia tertawa dingin. "rumah keluarga Guan banyak sekali, jebakan di dalamnya juga banyak, tamu tidak bisa menginap di dalamnya, jadi tidak ada kesempatan melihat asal-usul si penjahat, terpaksa merubah cara mencari akal dari para anjing ini, cepat atau lambat aku pasti akan masuk, memang sedikit repot menemukan tempat persembunyiannya si bangsat itu, aku akan hati-hati menghadapinya. Ooo...! Apakah ada kabar dari para anak buahnya Jin Chao-chen?" "Petugas Shu Bai-yun melaporkan, rumah besar dan kecil keluarga Guan di seluruh kota, tidak pernah ditemukan ada orang yang mencurigakan keluar masuk, si anjing tua Guan menyamar jadi seorang kaya sangat berhasil, sedikit pun tidak menarik perhatian orang, harap tuan menambah kewaspadaan mencegah hal yang tidak diinginkan." Nie-sha-yin-hoa memang pembantu yang cekatan. "tamu di kamar sebelah kiri mau pun kanan sangat mencurigakan, mungkin mata-mata keluarga Guan." "Bukan, mereka adalah mata-matanya keluarga Du." Kata Fu Ke-wei yakin. "putri tuan besar Du Jin-yuan berteman denganku, dia merasa tidak tenang jadi mengutus orang mengawasi. Tenang saja, mereka tidak membahayakan aku." "Aku akan perhatikan mereka, orang-orangnya keluarga Du juga bukan orang sembarangan." "Saat aku tidak ada, kau harus sangat hati-hati." Dia dengan serius berpesan. "sekali ada gejala yang tidak menguntungkan, kau harus segera pergi ketempat jauh, jangan takut menggagalkan usahaku, aku bisa melakukannya dengan cara lain, mengerti tidak?" "Tuan, aku akan sangat waspada." Nie-sha-yin-hoa lupa dirinya menyamar jadi laki-laki, tanpa sadar tersenyum manis, penuh dengan rasa kewanitaan. "Aku khawatir kau terlalu percaya diri, Xiao Ling, paling baik selain waspada kau harus sedikit rendah hati, telapak kaki banyak diolesi minyak. Jika terjadi sesuatu pada dirimu, seumur hidup aku tidak akan bisa tenang!" Tiba-tiba tanpa sadar Fu Ke-wei menarik memeluk Nie-sha-yin-hoa. "Walau begitu, aku juga rela sepenuhnya." Nie-sha-yin-hoa menurut saja dipeluknya. "Tidak, ini adalah masalah antara aku dengan Xi Zhang-feng, jangan melibatkanmu, itu sudah tidak seharusnya, jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, aku......" Dia melepaskan tangan pelan mendorong tubuh dari pelukannya. "Apakah tuan lupa hutang nyawanya Xi Zhang-feng padaku juga belum dibayar? tentu saja aku juga berhak terlibat dalam masalah ini." Nie-sha-yin-hoa malah sebaliknya menempelkan tubuhnya dengan erat. "malah Xie-shen dan adik Ji, semua juga ada hak melibatkan diri, tapi kau malah sengaja meninggalkan mereka, melakukan tindakan seperti ini apakah adil? saat mereka tidak mendapatkan jejakmu di tempat yang telah dijanjikan, apakah kau tahu perasaan di dalam hati mereka?" "Hal ini tidak bisa berbuat apa apa." Fu Ke-wei mengeluh. "aku mengejar ketua benteng Xi dan anaknya, selain membalaskan dendam nyawa teman, tujuan utamanya adalah menyelidiki di mana Pedang Naga Langit Lu-zhao, masalah ini tidak ada sangkut pautnya dengan orang lain, apa lagi......" "Apa lagi apa?" "Apa lagi jika di sisiku banyak orang, tidak terhindar akan kurang perlindungannya, jika terjadi hal yang tidak diinginkan, bukankah akan membuat aku menyesal seumur hidup?" "Tuan terlalu banyak khawatir! Kami semua terlahir sebagai orang yang bermain nyawa, tidak memandang penting hidup atau mati, semua akibat akan ditanggung sendiri, yang kau katakan itu bukan alasan." Nie-sha-yin-hoa dengan banyak pertanyaan di dalam hati memandang dia. "apakah kau merasa sebutan kami tidak bagus, hingga bisa merusak nama baik?" "Nama baik? Memangnya aku punya nama baik! Kau kira aku ini orang suci?" Kata Fu Ke-wei tertawa. "kau tahu di dunia persilatan ada berapa banyak orang ingin sekali makan dagingku, tidur di atas kulitku?" "Betulkah?" Nie-sha-yin-hoa tertawa. "aku malah mengira penilaian Tian-ya-koay terhadap mu sangat tepat." "Ooo..! Bagaimana dia mengatakannya?" "Ingat saat berpisah di Shan-xi, dia kata kau bertingkah aliran hitam, berhati pendekar." Kata Nie-sha-yin-hoa tertawa. "setelah tinggal bersamamu beberapa waktu, apa yang kau lakukan, apa yang kau perbuat, membuat aku merasakan kau adalah seorang yang bisa diandalkan, aku kira penilaiannya si pengemis tua itu tepat sekali. Xie-shen dan mereka juga pasti ada perasaan yang sama, jika tidak mana mau dengan suka rela melayani kau?" "Itu karena mata kalian keluar dari kelopaknya." Kata Fu Ke-wei tertawa. "di kemudian hari kalian bisa menyadari, aku ini tidak seperti yang kalian bayangkan." "Kami terhadap pandangan kami sangat percaya......" "Sudahlah, tidurlah dengan tenang!" Dia tiba-tiba mempertinggi suaranya, diam-diam memberi isyarat, ada orang sedang mengawasi. "besok aku masih harus bertemu dengan nona kedua Guan!" "Ya, tuan." Nie-sha-yin-hoa juga memperkeras suaranya, membereskan alat minum keluar kekamar depan tempat tidurnya, dengan teratur membereskan ranjang tidur, membetulkan bantal dengan tenang tidak tergesa-gesa, semua tindakannya menunjukan dia adalah pelayan yang teliti dan rajin. Kamarnya ada beberapa jendela terang, diatas jendela terang yang ada disisi, ada satu bayangan menggunakan ilmu meringankan tubuh yang tinggi, Gordin Mutiara Menggantung Terbalik, bayangan itu menggantung dibawah atap, kertas minyak jendela telah dilubangi satu lubang kecil, dari lubang kecil mengintip kedalam. Guan Mei-yun sudah tertarik pada Fu Ke-wei, dia memang juga wanita nakal yang tidak taat aturan, putra para orang yang punya kedudukan di kota ini, melihat dia seperti melihat wabah? Dan para putra orang kaya yang pikirannya hanya wanita dan mengaku dirinya romantis, malah menjadikan dia sebagai sasaran, dengan giatnya mengikuti kemana dia pergi. Kali ini, akhirnya dia menemukan pria idaman yang membuat hatinya tergerak, mendapat kesempatan berkenalan, membuka jaring cinta dengan terencana, menangkap pria tampan yang segalanya membuat dia tergila-gila. Dia tahu, kakaknya tidak bisa tenang terhadap orang asing yang datang dari ibu kota, dia sedang merencanakan sebuah siasat menghadapi pria idaman hatinya, kakak perempuan dia sepertinya juga ada maksud terhadapnya, di dalam hati tentu saja dia tidak rela. Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Tadinya dia ada niat membawa ke Taman Anggrek kakaknya, tapi dibatalkan. Pagi-pagi keesokan harinya, dia mengutus pelayan mengundang Fu Ke-wei ke Taman Qing fengnya Du Lan-yin. Taman Qing-feng adalah harta tidak bergeraknya tuan besar Du Jin-yuan, biasanya hanya digunakan oleh keluarga wanita, diurus oleh putri tunggal kesayangannya Du Lan-yin, di dalam taman ada paviliun dan kebun bunga, adalah tempat yang bagus untuk bermain. Dia tidak menginginkan kakak laki-lakinya membawa Fu Ke-wei jadi berandalan. Para lelaki berkumpul, selain mengejar arak dan wanita, yaitu memainkan tongkat atau tombak, berebut kekuasaan dengan berandalan jalanan, tidak bisa melakukan hal yang baik. Dia juga menjaga kakak perempuannya mengincar Fu Ke-wei, menjaga supaya kakak wanitanya tidak merebut pria idamannya. Dia dan Du Lan-yin di ruang kecil, menemani Fu Ke-wei sarapan pagi. Makanannya enak enak, ada pelayan wanita melayani. Fu Ke-wei sedikit pun tidak kaku, dengan lancar berkata-kata, tingkahnya selain hangat dan sopan juga tampak tingkah sombong yang tidak kelewat batas para putra orang kaya yang romantis, mengatakan kata-kata yang terselubung yang tidak merusak situasi, membuat dua wanita cantik tingkahnya jadi genit, mendekatkan jarak hubungan antar lawan jenis. Du Lan-yin adalah tuan rumah, dia menemani mereka berdua melihat-lihat ke sekeliling taman. Taman Qing-feng berada di luar kota, tanahnya luas sekali, semua bangunan berbentuk tunggal terpisah masing-masing, merupakan salah satu taman ternama setempat, berjalan sekeliling harus memakan waktu setengah hari lebih. Du Lan-yin menemani mereka sampai di vila teratai, lalu dengan tahu diri meninggalkan mereka pergi dengan pelayan wanita. Vila teratai luasnya kira-kira enam tujuh ha, penuh dengan teratai dan kuncup teratai, di kelilingi dengan pohon dan bunga yang indah. Vila teratai dibangun di tengah danau, ada jembatan dengan sembilan belokan menghubung ke daratan, satu belokan yang dekat ke vila adalah model jembatan gantung, begitu papan jembatannya diangkat maka terputuslah hubungan ke daratan. Du Lan-yin dengan alasan ada urusan yang harus diselesaikan, meninggalkan mereka berdua di vila menikmati pemandangan bunga teratai atau naik perahu. Setelah main setengah harian, para nona harusnya telah lelah. Tapi Guan Mei-yun tidak merasa lelah, tapi pura-pura lemah, dengan leluasa menggaet lengan Fu Ke-wei, duduk diatas tiang melintang vila, dengan genitnya mengambil sapu tangan wangi, dan indahnya mengelap keringat di lehernya, wajah yang merah tidak pakai kosmetik, tampak lebih cantik memikat. Fu Ke-wei menggaet tangannya, tersenyum membalikan wajah menatap Guan Mei-yun sedikit tidak bisa menahan diri, tidak saja wajahnya memikat dan harum tubuhnya juga merangsang. "Kau......kau lihat apa?" Dia juga melihat Fu Ke-wei dengan sorot mata yang aneh hangat, di dalam tubuhnya timbul gelombang aneh, dengan genit melihat Fu Ke-wei dengan mata putihnya, warna merah di leher naik ke atas. "Cantik alami, cantik sekali." Fu Ke-wei mengusap tangannya dengan pelan, senyumnya membuat hatinya bergelombang, perasaan yang datang dari tangannya juga membuat dia lupa diri. "Mei Yun, akhirnya aku mengerti juga makna kecantikan bisa dinikmati." "Gombal!" Seluruh tubuh Guan Mei-yun jadi panas, dia pura-pura akan menarik tangannya. Fu Ke-wei mengambil kesempatan menariknya, melumpuhkan tarikan dia, hmmm... sekali, tubuhnya setengah diputar, mengikuti arah jatuh di pelukan Fu Ke-wei. Semua gerakan jatuh ke pelukan tampak sangat alami. Guan Mei-yun memeluk dengan kuat, dia seperti meloncat di awan, menutup matanya, pura-pura meronta tubuh yang panas itu. "Mei......Mei......Yun......" Hati Fu Ke-wei juga bergelombang, matanya menyorot sinar aneh, dia bisa merasakan denyut hatinya lebih cepat satu kali lipat, ingin mengendalikannya juga tidak mampu, tangan menambah tenaga. "Mmm, Xian-wei, kau......kau......" "Ooo..Aku......" Fu Ke-wei tertegun, tenaga di tangan mengendur. "Kau, terhadapku apa......apa bersungguh sungguh?" Dia menyandar di pelukan Fu Ke-wei berguman, wajahnya menempel di dada yang kuat dan hangat. "Mei-yun, percayalah padaku," Kata Fu Ke-wei di sisi telinganya dengan lembut, tangan di atas tubuhnya dengan lembut mengusap-usap. "Akhirnya aku menemukan orang yang bisa mencurahkan hati, ya......yaitu......kau......." Dia seperti mabuk seperti bengong, hampir lumpuh di pelukan Fu Ke-wei. "Jika ayahmu tidak menolaknya, bawa aku menemui ayahmu, bagaimana? Mei-yun, biarkan ayahmu melihatku apakah pantas buat kau......" "Ayahku terlalu sibuk dengan kegiatan rutinnya, entah lewat beberapa hari lagi, baik tidak?" "Ooo! Ayahmu keluarganya besar usahanya juga besar, apakah setelah kembali dari perkebunan teh dan persawahan?" "Aku juga tidak tahu......mmm! Kau......kau jahat sekali......" Tangan Fu Ke-wei bergeser menyentuh di bagian tubuh yang sensitif, satu gelombang aneh menerjang Guan Mei-yun, tanpa sadar dia merintih genit, menghembus nafas seperti anggrek, seperti ular menggeliat di pelukan Fu Ke-wei, dia tersesat di dalam gelombang yang liar ini. Pria menginginkan wanita, terhalang satu gunung, wanita menginginkan pria, terhalang kertas satu lembar. Fu Ke-wei merasa lepas kontrol, mencium bibir kecilnya yang panas itu. Di sekeliling tidak ada orang, taman Qing-feng yang luas ini tampak tenang, waktu yang bagus, pemandangan yang indah, seorang laki-laki seorang perempuan, tidak ada saru halangan pun, hal apa pun bisa terjadi. Rambut kacau, perak mengeletak, baju setengah terbuka, buah dada putih seputih giok, cukup menyalakan bara api nafsu. Fu Ke-wei sudah tidak bisa menahan diri, tadinya dia sengaja menimbulkan nafsu wanita sembarangan ini, ciuman yang terus menerus dari bawah leher turun hingga pada buah dada yang menggiurkan. Baju perlahan dibuka, sekarang tubuh Guan Mei-yun hampir menjadi kota yang tanpa penjagaan. Di tengah jembatan sembilan belokan, tiba tiba terdengar satu batuk pelan. Guan Mei-yun dengan sangat terkejut cepat cepat menarik bajunya, menutup buah dadanya yang terbuka. "Lan-yin......kau......" Sambil memakai baju dia duduk dengan benar sambil berteriak marah. "Bukan nona Du." Kata Fu Ke-wei juga cepat-cepat duduk kembali. Seorang wanita cantik yang bisa membuat orang berdebar hatinya, memakai baju warna putih bulan, baju tipis dengan lengan baju ketat, membuat buah dada yang tinggi itu lebih seksi, mata genit yang berair benar-benar bisa menggaet roh orang. Walau wanita ini telah menyaksikan pemandangan mesra kedua orang itu, tapi sepertinya tidak terkejut. "Kau ini siapa?" Guan Mei-yun dari malu menjadi marah, dia membenci sekali wanita yang tidak tahu kesenangan orang ini, yang telah merusak kenikmatan dia, sambil meloncat marah memaki-maki, sambil cepat-cepat membereskan baju yang kacau. Model rambut dari pakaian wanita ini, sudah menjelaskan kedudukannya berbeda, tapi dia pasti bukan pelacur di rumah bordil. "Aku datang mencari tuan rumahnya taman ini," Wanita baju putih menunggu dua orang itu membereskan bajunya, baru pelan-pelan mendekat. "taman setan ini vilanya terlalu banyak dan juga terlalu luas, orang yang bersembunyi di dalam sini, jika orangnya sedikit, sulit bisa mencarinya, makanya harus mencari orang menanyakannya." Guan Mei-yun adalah tamu yang sering datang ke taman Qing-feng, pelayan di taman ini, dia hampir semuanya tahu, malu yang ditimbulkan karena perbuatannya terlihat tidaklah membuat dia jadi tidak waspada, begitu melihat dia sudah merasakan orang ini tidak di kenal, sehingga dia berteriak bertanya pada orang ini. Begitu mendengar nadanya, dia tahu betul orang ini benar saja orang asing. Seharusnya dia berpura-pura jadi seorang wanita baik-baik, tapi dia telah mencium ada bahaya, nada wanita itu tidak benar, dia tidak bisa berpura-pura menjadi seorang wanita baik-baik yang tidak bisa ilmu silat. "Wanita murahan yang pantas mati, kau berani masuk ke tempat khusus untuk keluarga wanita yang terlarang untuk orang luar, sungguh tidak tahu malu." Dengan marah dia menerjang pada wanita yang masuk ke tempat terlarang ini, kakinya lincah dan cepat. "Jika kau senang mengintip hal yang begini, kenapa tidak cari sendiri laki laki......lah......" Seharusnya dia menyadari bahaya dari nada bicaranya si wanita, hingga dia tidak akan sampai bertindak sembarangan, dengan marah dia menerjang maju menampar si wanita. Fu Ke-wei telah terjerumus ke dalam nafsu birahi Guan Mei-yun, nafsu birahinya mengantarkan dia kedalam pelukannya, tubuh telanjang yang sempurna dan memikat membuat dia sedikit tidak bisa menahan diri, walau dia telah mempersiapkan diri, tetap saja dia terangkat nafsunya. Tapi dia masih dalam keadaan sadar, nafsu yang timbul tadi jadi memudar karena di kacaukan oleh keadaan di luar, kesadaran yang sementara tertutup oleh nafsu mendadak kembali lagi, dia sudah dapat melihat kedatangan wanita itu, tujuannya tidak bersahabat, dia bukan orang biasa, sesaat memusatkan pikiran reaksinya jadi terlambat, dia tidak dapat mencegah emosi Guan Mei-yun, begitu tidak berhasil mencegah, Guan Mei-yun dalam keadaan marah, sudah menerjang mengangkat tangan dengan gegabah menempeleng. Menempeleng adalah tindakan paling bahaya, begitu tangan bergerak posisinya sudah terbuka terlebih dulu, kecuali lawan benar-benar reaksinya lambat, atau ilmunya kurang, jika tidak dengan mudah lawan bisa membalas menyerang. Buug... paak... terdengar suara aneh, ada orang terkena tamparan dan terpukul. Guan Mei-yun bergerak cepat sekali, tapi wanita baju putih lebih cepat lagi, sungguh seperti kilat, dia sama sekali tidak menangkis tangan mulus Guan Mei-yun yang datang menempeleng, tubuhnya miring memotong masuk mengulur tangan, pertama di pipi kiri Guan Mei-yun yang masih merah itu dia melayangkan telapaknya, lalu membalikan telapak memukul telinga kanan, seperti memukul dalam waktu bersamaan. Walau Guan Mei-yun seorang jago wanita yang berilmu tinggi, dalam keadaan tidak ada perlindungan, mana bisa menahan pukulan keras yang mengena telinga kanannya, Ngeek... tubuhnya terlontar satu zhang lebih, meronta beberapa kali langsung pingsan. Fu Ke-wei terkejut, gerakan wanita ini sangat cepat dan lancar, jelas setingkat dengan pesilat tinggi yang ternama, tenaganya juga bisa di kendalikan dengan bebas, menghadapi lawan sedikit pun tidak ada emosi, sungguh membuat hati dia tergerak. Kewaspadaannya baru saja timbul, wanita itu telah mendekat padanya. "Kau lebih memalukan lagi! Datang kemari untuk sembunyi menghindar bahaya, tapi tetap saja menggaet wanita." Sambil bicara orangnya bergerak, bayangannya menekan dari depan, seperti sinar kilat, telapak mulusnya datang ke arah pipi kiri dia. Saat ini satu-satunya gerakan tepat adalah membalasnya. Tapi dia tidak bisa membalas menyerang, dia masih belum tahu tujuan lawan datang! Segera dia mengeserkan tubuhnya menghindar, dia mengetahui kecepatan serangan wanita ini mengejutkan siapapun, dia mengerahkan ilmu silat sebenarnya, mempercepat kecepatan menghindar. Begitu serangan telapaknya tidak berhasil, wanita itu jadi terkejut, wajahnya berubah, seperti bayangan mengikuti benda, dia bergerak kembali dengan kecepatan yang mengejutkan orang, berturut-turut menyerang tiga kali. Biasanya seorang anak muda emosinya masih tinggi dan tidak mau mengaku kalah, ini adalah reaksi yang timbul tanpa disadari. Banyak perselisihan terjadi, semua terjadi karena emosi yang tidak mau mengaku kalah ini. Setelah serangan telapak wanita itu gagal, dia terkejut oleh kecepatan gerakan menghindar Fu Ke-wei, tapi itu juga menimbulkan reaksinya yang tidak mau kalah, dia merasa lebih kuat dari lawan, tanpa pikir lagi segera dia mengerahkan kepandaian sebenarnya, sedikit pun tidak memikirkan akibatnya, mengejar dan menyerang tiga jurus telapak berturut-turut pada bayangan yang berkelebat yang sulit bisa dilihat dengan jelas karena emosi, serangan pun menggunakan seluruh tenaganya, dia ingin cepat meraih kemenangan Walau Fu Ke-wei tahu wanita ini berilmu hebat, dia juga tahu wanita ini salah mengenali orang, tapi dia tidak ada kesempatan untuk menjelaskannya, lebih-lebih tidak menduga dia bisa menyerang dengan sepenuh tenaga. Telapak kedua sudah mengenai dirinya, dalam keadaan tidak siap dan di dalam hati tidak ada persiapan, tenaga yang seperti angin kencang datang menerpa, mendorong sejauh satu zhang lebih mengenai bahu kirinya. Dia seperti terkena godam besar, mundur tiga langkah, baru bisa berdiri tetap. "Wanita yang ingin mati!" Teriak Fu Ke wei menggigit gigi. "terhadap orang yang tidak kenal juga memukul dengan sekejam ini, kau tidak bisa diberi hati." Wajah dia mendadak berubah, berubah jadi dingin sekali, dia menyambut dengan tangan kanan, dengan satu jurus yang paling biasa Naga Awan Menampilkan Cakar, tanpa takut memotong masuk menyambut serangan, jurusnya tampak angkuh sekali. Telapak dan cakar begitu bentrok, wanita baju putih terkejut, dia merasakan cakar Fu Ke-wei seperti terbuat dari besi, tenaga cakarnya sepertinya tidak begitu kuat, tapi saat menyentuh tangan seperti besi panas yang merah, ads semacam tenaga aneh menggetarkan seluruh tubuhnya, mengisap seluruh'tenaga yang dikeluarkannya, dengan sendirinya dia mundur sambil menarik telapaknya. Tapi reaksinya sudah terlambat, buug... paak... sepasang bahunya terkena satu pukulan, seluruh tubuh kehilangan tenaga, lalu dadanya mengencang, ditangkap, dilempar, diterbangkan oleh satu tenaga besar yang tidak bisa ditahan, byaar..., jatuh ke dalam danau teratai. Teknik berenangnya si wanita sepertinya sangat hebat, begitu masuk ke dasar danau, segera 'ssst'... dari dalam air dia meloncat keatas jembatan, kakinya baru saja menginjak papan jembatan, mendadak dia merasa tubuhnya bergetar, jalan darah Du-mai dipunggungnya telah ditotok oleh jurus yang aneh, seluruh tubuh jadi kaku, sama sekali tidak bisa bergerak. Di sekitar itu tidak ada orang yang tinggal, Du Lan-yin dan Guan Mei-yun adalah ahlinya bermain asmara, sudah dari tadi mereka menyuruh para pelayan pergi jauh-jauh, meninggalkan tempat ini untuk kesenangan mereka. Pertempuran di atas vila air, dan suara tercebur ke dalam air, tidak menimbulkan perhatian para pelayan yang berada jauh, langit jatuh pun mungkin tidak akan ada orang yang peduli! 0-0-0 Bersamaan waktunya, Xie-shen, Hoa-fei-hoa dan Ouw Yu-zhen, di ruangan sederhana tempat mereka sembunyi, di rumah orang miskin di ujung lorong, situasinya tampak tegang. Mereka bertiga mengira tempatnya sangat tersembunyi, di rumah orang miskin ini mereka datang seperti tiga orang famili jauh, di kota sebesar ini tidak mungkin menimbulkan perhatian orang. Tidak diduga baru menetap satu hari, pagi hari keesokannya sudah didatangi orang. Tamu yang tidak diundang adalah wanita baju hijau dari Jin-she-dong itu. Dengan terang-terangan dia membuka pintu masuk ke dalam rumah, di luar pintu ditinggalkan dua orang laki-laki setengah baya yang menyamar sebagai pelayan berbadan tegap, menghadang pintu seperti dua dewa pintu, siapa pun jangan harap bisa keluar masuk sesuka hati. Tiga orang itu di ruangan sedang mengobrol dengan tuan rumah, sedang bersiap keluar, tiba-tiba mereka melihat ada orang membuka pintu masuk ke dalam rumah, mereka jadi terkejut! Setelah melihat jelas yang datang adalah wanita baju hijau, hati ketiga orang jadi lega. Diam-diam mereka jadi kagum, mimpipun tidak menduga dua orang wanita layang, bisa dengan mudahnya mengikuti tiga orang persilatan yang sudah berpengalaman, berhasil mengikuti jejak mereka. "Aku khusus datang untuk berterima kasih pada kalian bertiga." Wanita cantik baju hijau dengan tersenyum menyatakan maksud kedatangannya. "aku marga Jin, bersama dengan adikku tinggal sebentar di kota kabupaten Wu-chang, tanpa alasan ada berandalan yang mengganggu, jika kalian bertiga tidak cepat memberi peringatan, mungkin sudah mengalami hal yang tidak diinginkan." "Orang persilatan kadang timbul semangat mengurus hal kecil, itu hal yang biasa." Xie-shen tidak menyembunyikan dirinya adalah seorang persilatan, dengan ramah berkata. "nona Jin silahkan duduk, kami juga sedang bertamu tidak bisa dengan pantas menyambut tamu, harap maklum." "Terima kasih." Nona Jin mengucapkan terima kasih dan duduk, tuan rumah tahu diri buru-buru pamit kembali ke ruang dalam. "Sebenarnya, aku dan kawan-kawan dengan wakil ketua perkumpulan Cun-qiu, Yu-shu-xiu-shi, dulu pernah terjadi perselisihan kecil, hanya saja tidak enak memperhitungkannya. Memberi ingat pada kalian berdua, bukan di sengaja, makanya jangan ditaruh dihati." "Orang persilatan harus bisa membedakan dendam dan budi dengan jelas, aku dari Jin-she-dong di Chuan Xi, juga bisa dikatakan setengah orang persilatan, sehingga tetap merasa sangat berterima kasih. Boleh tahu nama dan marga kalian bertiga, dan sebutannya?" Di dunia persilatan, julukan lebih penting dari pada nama, ada beberapa orang julukannya diketahui semua orang, tapi tidak tahu siapa namanya, apa marganya? Larangan di dunia persilatan banyak sekali, wanita cantik baju hijau menanyakan nama dan sebutan, sesungguhnya berniat baik, tapi Xie-shen bertiga merasa kesulitan. "Maaf sekali." Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Xie-shen menolak dengan sopan, di saat ini di tempat ini, bagaimana dia bisa membuka dirinya? Di dunia persilatan banyak orang yang serakah sedang mencari mereka! "Malah aku yang kurang sopan." Wanita cantik baju hijau minta maaf, dia sendiri juga hanya memberi tahu marga tidak menyebut nama. "jika dugaan aku tidak salah, dua orang tuan ini juga wanita yang menyamar jadi laki-laki." Dia mengangkat tangan tersenyum menatap pada Hoa-fei-hoa dan Ouw Yu-zhen, nadanya pasti penuh percaya diri. "Nona Jin sungguh hebat." Hoa-fei-hoa diam-diam terkejut. "kami kakak beradik sangat percaya akan teknik penyamaran, tapi tetap tidak lolos dari matamu." "Teknik penyamaran nona memang hebat sekali, tapi suara kalian saat memperingatkan, membuat aku jadi berani menduganya. Tolong tanya apakah kalian bertiga datang kesini juga demi Yu-shu-xiu-shi?" "Bukan khusus demi orang ini, hanya sekalian saja." Xie-shen berkata. "jika maksud membalas dendam, dia sulit bisa meninggalkan kota kabupaten Wu-chang hidup-hidup. Setelah membongkar siasat keji dia, kami sudah tidak perhatikan dia lagi, mungkin dia akan menyelidik orang yang membongkar siasatnya, sehingga kami bersembunyi di penginapan tiga hari, tidak pernah melangkah keluar. Sekarang ini, seharusnya dia sudah menuju ke utara ke Xiang-yang!" "Dia telah sampai ke tempat ini." "Apa?" Xie-shen terkejut. "apa dia datang mengikuti jejak kami?" "Saat kalian bertiga pergi setelah memperingati, kalian sudah di bawah pengawasan anak buahku. Makanya kami tahu gerakan kalian. Si bangsat itu tiba disini lebih lambat setengah hari, dia datang bertiga, sama sekali tidak tahu tentang kalian bertiga." Kemudian nona Jin pamit, membawa anak buahnya pergi. 0-0-0 Jilid KE TIGA Bab 23 "Tidak disangka dua wanita ini, diam-diam ada orang yang melindung boleh dikata kita telah dikalahkan!" Kata Ouw Yu-zhen khawatir. "Paman Du, apakah sebaiknya kita pindah?" "Tampaknya harus begitu." Kata Xie-shen juga sedikit ngeri, sejak awal hingga akhir kita dalam pengawasannya, aku merasa ngeri. Tapi kita tidak perlu terburu-buru, malam hari nanti kita baru pindah. Mari kita pergi ke penginapan diam-diam melihat siapa sebenarnya pelayan wanita yang kecil itu. "Mana bisa dia membawa seorang pelayan wanita disampingnya? Benar..benar !"Hoa-fei-hoa dengan memonyongkan mulut kecilnya berguman, Sangat tidak leluasa, kecuali dia...." "Kau jangan berpikir kearah negatif, Xiao Ji!" Xie-shen dengan nada aneh. "kamar atas biasanya dibagi ruang depan dan ruang belakang, kau jangan berpikir mereka berdua tidur bersama! Jangan berpikir yang tidak-tidak." "Sialan kau, kau ingin dipukul yaa?" Hoa-fei-hoa seperti seekor kucing yang terinjak ekornya, meloncat marah-marah. "He he he......" Xie-shen hanya tertawa aneh sebagai jawaban. "anggap saja mereka... itu juga bukan urusan kau..., kau......" "Kau ingin mati......" "Kalian jangan berkelakar lagi, aku sedang berpikir......" Kata Ouw Yu-zhen sambil berpikir. "Sedang memikirkan apa?" Tanya Hoa-fei-hoa. "Pelayan tuan itu, sangat mungkin penyamaran dari kakak Chao." Kata-kata Ouw Yu-zhen mengejutkan orang. "Tidak mungkin!" Xie-shen tertegun. "dia meninggalkan kita bertiga, budi dan dendam, kebenaran dan kejahatan, terpisah dengan jelas, mana bisa dia membawa nona besar itu di-sampingnya?" "Sifat tuan memang begitu, tapi kalian lupa satu hal." Kata Ouw Yu-zhen tertawa. "Hal apa?" Hoa-fei-hoa berebut. "Kakak Chao tahu beberapa teman yang berhubungan secara rahasia dengan ketua benteng Xi dan anaknya, dia bisa membantu mengejar dan memberitahukan jejak ketua benteng Xi, tuan pasti membawa dia disampingnya, makanya aku menduga pelayan kecil itu mungkin kakak Chao yang menyamar......" "Dugaan adik Zhen tidak salah." Hoa-fei-hoa menyela. "pelayan itu memakai nama Yung-ling, bukankah bunyi katanya sama dengan nama aslinya? Pasti itu dia, lebih baik kita mencari dia ke penginapan." "Jika benar dia, kita jangan gegabah mencarinya." Kata Xie-shen serius. "Kenapa?" Tanya Hoa-fei-hoa. "Tuan kali ini tampil sebagai pelajar dari ibu kota, pasti ada tujuannya. Aku percaya gerakan dan tempat tinggalnya, diam-diam ada orang yang mengawasi, jika kita gegabah pergi menemuinya, akan menimbulkan kecurigaan orang yang mengawasinya, bukankah malah akan merusak rencananya tuan?" Xie-shen menganalisa. "makanya, kita hanya bisa diam-diam menyelidik, melihat perkembangannya baru membantu tuan, itu baru cara yang terbaik." "Benar kata-kata paman Tu, kita harus bergerak dari kegelapan, baru cara yang terbaik." Ouw Yu-zhen berkata. "Baiklah!" Hoa-fei-hoa terpaksa setuju. 0-0-0 Tubuh langsing yang basah kuyup merangsang orang melihatnya, tubuh itu dilemparkan ke atas jembatan. Fu Ke-wei yang sedang marah sampai amarahnya akan meledak, mendadak wajahnya jadi merah, buru-buru membalikan tubuh, api amarahnya pun mereda. Baju sutra putih yang dipakai si wanita, bagaimana tidak basah diterendam air? Seperti bunga teratai muncul dari dalam air, wanita itu hampir tampil seperti bentuk asalnya, bentuk tubuhnya yang terpeta bisa mengembangkan urat nadi para lelaki, tubuhnya penuh dengan daya tarik, kalau sudah begini hal apa pun bisa terjadi, seperti ada tenaga setan yang siap meledak. Wanita baju putih itu tentu saja tahu keadaan dirinya, dia sudah ketakutan tidak tahu harus berbuat apa, apa lagi dia tadi melihat keadaan Fu Ke-wei dengan Guan Mei-yun sedang bermain cinta, sekarang dia harus menghadapi seorang laki-laki yang menakutkan, di sekelilingnya sepi tidak ada orang, ingin minta tolong tidak ada orang, setelah dipikir-pikir dia jadi ketakutan sampai seluruh tubuhnya gemetar, dia sudah tidak mampu menghadapi nafsu sek yang seperti srigala atau macan ini. Tapi begitu melihat Fu Ke-wei merasa malu dan buru-buru membalikan tubuhnya, hatinya menjadi lega, hatinya juga merasa aneh. "Terhadap orang yang belum kenal kau sudah menyerang begini hebat." Kata Fu Ke-wei, matanya tidak mau melihat pada tubuh seksi yang bisa membuat denyut nadinya jadi cepat, amarahnya kembali naik, menggigit gigi dengan nada dalam berkata lagi. "kau pantas mati, kau menggunakan jurus setan apa menyerang bahuku?" "Aku......aku aku......" "Kenapa? Sungguh pantas dihukum, kau wanita yang sudah berusia dua puluh tahun lebih, kau tentu tahu di ruang pribadi keluarga wanita bisa terjadi hal apa, kau sungguh tebal muka, telapak tanganmu hampir saja menghilangkan setengah nyawaku, aku tidak bisa memaafkan dirimu." "Jangan salahkan aku." Si wanita melihat Fu Ke-wei tidak pernah membalikan kepala, dia lupa keadaannya sendiri yang setengah tembus pandang, keberaniannya jadi bertambah. "gerakanmu, cepat seperti setan, itu menandakan kau sudah menggerakan tenaga dalam dan dapat menahan pukulan yang keras, kau tidak menyalahkan diri sendiri belajar silat tidak becus, malah menyalahkan aku......" Fu Ke-wei naik pitam, mendadak dia membalikan tubuh. Si wanita jadi ketakutan, cepat-cepat memejamkan matanya. Dengan kasar Fu Ke-wei melepaskan totokan jalan darah Du-mai nya, tubuh wanita yang seksi itu sudah tidak menjadi beban dalam hatinya. "Bersiaplah!" Dia meloncat sambil berteriak. "lihat siapa sebenarnya yang tidak becus belajar silat, jika tidak memberi pelajaran keras padamu, hatiku tidak akan puas." Wanita itu merangkak berdiri, melihat keadaan dirinya yang tembus pandang, cepat-cepat dia membalikan tubuh, seluruh tubuhnya jadi jengah, tapi akhirnya dia jadi tenang juga, setelah menarik nafas menenangkan diri, sedikit menggerakan kaki dan tangan, hawa murni di dadanya sudah menyalur ke seluruh tubuh. Fu Ke-wei juga telah mengerahkan tenaga dalamnya, bertemu dengan lawan kuat, dia tidak berani bertindak sembarangan. Memang, serangan tiga jari berturut turut tadi, menurut dugaannya tidak mungkin bisa mengenai dirinya yang menggunakan kecepatan menghindar yang sulit dilihat oleh mata, tapi ternyata dia masih terkena sebuah serangannya, jadi bisa dinilai ilmu silat wanita ini sangat mengejutkan orang, dia jadi berani bertindak gegabah. Di belakang tubuh terdengar suara wanita itu, dia dengan waspada membalikan tubuh. Bayangan tubuh wanita ini, membuat wajah dia menjadi merah lagi. Dalam keadaan begini bagaimana bisa dia bertarung? Wajah si wanita juga merah seperti api, sambil menggigit gigi, dengan satu teriakan, telapaknya dijulurkan menyerang. Tenaga telapak yang tidak berbentuk datang menekan dengan kuatnya, dia menggerakan tubuh dengan jurus Tali Mas Membelit Pergelangan dia menangkap tangan, bersamaan kaki menyapu. Menyerang sepasang kaki tampaknya tempat yang paling pantas di serang, bertarung dengan wanita memang tempat yang dapat diserang tidak banyak, kaki dan tangan adalah sasaran yang paling bagus, di atas menyerang tangan di bawah menyerang kaki, adalahtindakan seorang pria sejati. Wanita ini lincah seperti ular, dia menarik tangan dan kakinya dengan mudah menghindar serangan baliknya, dibarengi satu teriakan lagi, jari nya sepertinya mendadak memanjang, lima jari sudah sampai disikut kanan dia, kecepatan refleknya sulit dibayangkan. Kedua belah pihak segera mengerahkan kemampuan masing-masing, melakukan pertarungan yang cepat dan seru, setiap jurus selalu berubah ditengah jalan, sehingga sulit melihat jelas jurus sebenarnya, hanya terlihat bayangan orang dengan cepat berkelebat, kaki dan tangan sudah sulit dibedakan, pertarungannya sudah menjadi pertarungan semangat, jurus serangan jurus pertahanan sudah tidak penting lagi. Tenaga yang dikerahkan semaian besar, semakin bertarung sungguh-sungguh semakin bersemangat, ingin menang begitu timbul tidak bisa disetop lagi. Kedua belah pihak masing-masing ada untungnya, suara beradunya tinju dan telapak terus-menerus terdengar, semakin terlihat perta-rungannyajadi pertarungan jarak dekat. Hal ini tidak menguntungkan bagi si wanita, beberapa tempat walau tidak penting, tapi begitu terkena bisa menimbulkan beban didalam hati, makanya dia harus hati-hati sekali. Wanita memang tidak cocok bertarung jarak dekat dengan laki laki. Di satu pihak keterbatasan fisiknya, di lain pihak tempat-tempat sensitifnya paling banyak, maka bertarung dengan laki laki, yang terpenting adalah serangan cepat ke titik berbahaya, begitu mengena pada sasaran, langsung berkelit, menghindar di dekati lawan. Orang-orang persilatan yang bertarung dengan wanita, tidak boleh menganggap enteng, paling baik seorang laki-laki jangan bertarung dengan wanita, menghindar jika tidak mati pasti terluka. Apalagi wanita suka sekali menggunakan racun. Tampaknya posisi Fu Ke-wei juga tidak menguntungkan, tidak saja dia harus hati-hati tempat berbahayanya terkena pukulan, lebih-lebih dia tidak bisa menyerang daerah sensitif lawannya. Untung saja pengalaman bertarung dia sangat banyak, cara menyelamatkan diri juga kelincahannya yang tinggi dia bisa bergerak leluasa, setelah bertarung kurang lebih dua-tiga ratus jurus, tenaganya tetap dahsyat, ganas seperti singa. Akhirnya, dia mendapatkan kesempatan bagus memotong masuk, sebelah bahunya menangkis tangan si wanita yang akan mengunci tenggorokan, tubuhnya dengan cepat berputar, balik menempel bahu kanan belakang dia, tangannya mencengkram dan berhasil menangkap ketek kanan si wanita, empat jarinya menyentuh buah dada yang lembut, tangan kirinya diayunkan, menahan bokong si wanita, sekali berteriak keras, dia melemparkan orangnya keatas. Begitu dadanya si wanita di sentuh tangan, dengan sendirinya seluruh tubuh si wanita bergetar, dia tidak keburu bereaksi, tubuhnya sudah dilempar keatas. Buug..., tubuh si wanita di lempar ke atas rumput, jatuh di bawah papan pot bunga. Fu Ke-wei menyusul terbang meloncat datang, tapi mendadak dia menghentikan langkah. "Hayo berdiri!" Dia teriak marah sambil mengepal tinju. "aku ingin memberi hajaran supaya sadar, supaya kau tidak merasa dirimu paling hebat dan tidak sembarangan bertindak." Si wanita dengan benci menatap dia, mendadak dia bangkit, terbang ke pinggir dua zhang lebih, berjaga saat bangkit lawan menyerang dirinya. Fu Ke-wei tidak mengambil kesempatan itu menyerang, dia berdiri di tempat dengan posisi kuda-kuda. "Kau memang sangat hebat, malah hebat sekali." Fu Ke-wei sedikit terkejut tanpa sadar memuji. "tenagamu sudah habis setengah lebih, masih bisa meloncat sejauh dua zhang lebih, tidak aneh kau sembarangan bertindak, disini bukan tempat yang harus kau kunjungi, pergilah!" "Aku......aku mau......" Si wanita tertegun. "Apa kau tidak mau." Fu Ke-wei memotong. "cepat pergi, lihat rupamu. Apa masih merasa hebat dan ingin meneruskan pertarungan? Bentuk tubuh begitu jelas, malu pun sudah tidak tahan." Dia membalikan kepala langsung pergi sambil menggelengkan kepala tertawa pahit! "Berhenti!" Di belakang terdengar teriakan dingin yang tenang dari si wanita. Dia dengan tenang membalikan tubuh, wajahnya berubah. Si wanita tetap masih berdiri diatas rumput, sepasang tangannya di satukan, matanya yang hitam seperti dalamnya danau, memikat tidak memikat lagi, menyinarkan sinar dingin yang aneh, seperti datang dari mata setan di dalam neraka, hawa setannya membuat orang gemetar tidak kedinginan, seluruh tubuh timbul perasaan dingin. Dia sedikit berjongkok, mata macannya bersinar jernih, menghirup nafas menyatukan hati dan semangat, berdiri tegak seperti gunung, sepasang tangannya berhadapan atas bawah di depan dada dan perut, telapak tangan sedikit mengarah keluar, baju atasnya bergerak sendiri tanpa ada angin. Dia adalah seorang ahli, dia tahu dirinya telah ditutup oleh suatu tenaga gaib, tekanan yang besarnya tanpa batas sedang menekan dia, mengerut dan menerjang, dan sumber tenaganya berasal dari hati dan semangat si wanita. Di dalam lingkungan seputar tiga zhang, kekuatan tenaga semacam ini sangat mengejutkan orang, jika dia tidak bisa menahannya, dalam sekejap bisa kehilangan tenaga dan menjadi lumpuh, malah bisajadi satu mayat. Fu Ke-wei bisa menahan tekanan yang menakutkan ini, hati semangat dan tubuhnya telah mengkristal jadi sebuah gunung yang tidak tergoyahkan. Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Rambut si wanita yang basah kuyup, karena acak-acakan, rambutnya mulai melayang-layang, otot di wajahnya nampak mengerut, mengendur, tegang, memelintir dan lain-lain bentuk terus-menerus, membuat orang melihatnya didalam hati jadi ketakutan, kecantikan telah hilang semuanya. Sesaat, otot di wajah dia juga nampak garis-garis memelintir. Dua kupu-kupu yang sedang kejar-kejaran, terbang mendekati sisi kanan Fu Ke-wei, terbang menari sangat enak dipandang. Terbang mendekati kira-kira delapan che, mendadak hancur berkeping-keping, kepingan yang berwarna warni terbang keluar, terbang sejauh delapan che baru jatuh ke bawah, menjadi hujan yang berwarna warni, melayang jatuh ke rumput seperti menebarkan kertas warna warni. Dalam mata macannya Fu Ke-wei, saat ini bersinar tajam, otot diwajahnya juga berhenti bergerak-gerak. Si wanita mendadak membuka mata, sepasang tangan melontar keluar. Satu hawa putih dengan samar samar suara geledek, menerjang kearah Fu Ke-wei. Orang yang penakut jika mendengar suara begini, pasti mengira sedang terjadi setan mengamuk, iblis menangis, dewa berteriak. Sepasang telapaknya Fu Ke-wei juga di lontarkan keluar, ke kiri kanan seperti mendorong tentara kadang membuka kadang membagi, hawa putih mendekat hingga tiga che lebih, yang tadinya menembak lurus tiba-tiba berubah arah tumpah ke samping. Satu teriakan dingin, sepasang jari tangan kanan Fu Ke-wei menotok dari kejauhan. Tubuh si wanita berkelebat, mendadak menghilang. Tubuhnya Fu Ke-wei juga sekelebat berbalik. Diantara taman bunga dan bangunan yang sepi tenang, sering terdengar suara aneh yang mengerikan, kadang di timur kadang di barat, kadang di selatan kadang di utara. Orang yang matanya tajam, pasti bisa melihat dari sudut mata, melihat bayangan yang bentuknya aneh-aneh, kadang seperti bayangan kadang menghilang tidak bisa terlihat bentuknya, seperti meteor, seperti sinar listrik, seperti setan bergerak, juga seperti binatang, samar-samar terlihat, mendadak menghilang. Di vila teratai, Guan Mei-yun sedang pelan-pelan sadar. Si wanita menyandar di satu rak bunga, memegang tiang, wajahnya putih pucat, baju menempel ketat di tubuh seksi memancing orang melakukan perbuatan kotor. Keberaniannya sudah hilang tidak berbekas, tingkah yang genit tersapu habis, diganti dengan wajah yang kelelahan, tidak berdaya. Fu Ke-wei berdiri disatu zhang lebih, dingin menatap lawannya. Nafasnya sedikit tidak stabil, tubuhnya basah dengan keringat, baju hijaunya juga menempel ketat ditubuh, penampilan putra pelajar yang sopan santun juga telah hilang, seperti seekor macan yang ganas, menatap anak kambing gemetaran dibawah cakarnya. Sesaat, matanya yang menyorot tajam telah hilang. Si wanita ingin bicara, tapi tidak bisa mengeluarkan suara. Dia benar-benar ketakutan, asalkan Fu Ke-wei bergerak pada dia, dia...... Fu Ke-wei juga ingin bicara tapi tidak jadi, akhirnya menghembus nafas panjang, membalikan kepala pergi dengan langkah yang besar, tidak pernah sekali pun membalikan kepalanya. Si wanita seperti hancur lebur, dengan lega melemaskan kaki dan tangan, seperti melepaskan beban berat menghembus nafas panjang, menutup sepasang mata yang kelelahan beristirahat. "Orang macam bagaimana dia?" Di dalam hati dia bertanya pada diri sendiri. "Apa yang terjadi?" Tanya Guan Mei-yun yang telah sadar tidak tahu menahu. Dia melihat Fu Ke-wei sedang membopong dia, menelusuri jembatan sembilan belokan menuju daratan. Tubuh Fu Ke-wei basah oleh keringat dan air, tampak kelelahan. "Bertemu dengan seorang wanita gila." Fu Ke-wei tertawa, tawanya terpaksa. "Kau......tubuhmu......" "Aku dipukul jatuh ke danau......" Sebelumnya sengaja dia meloncat ke dalam danau, membasahkan diri. "Aduh!" "Kau dipukul pingsan oleh dia, aku maju berdebat dengan dia, akibatnya aku dipukul dia jatuh kedanau. Ooo! Kau tidak apa-apa kan?" "Kepala masih sedikit pusing." "Tidak apa-apa, sebentar juga akan baik. Mei-yun, kita tidak bisa tinggal di taman Qing-feng lagi, aku takut wanita gila itu bisa datang lagi." Fu Ke-wei sengaja menakut-nakuti, sebenarnya juga ada kekhawatiran. "kerumahmu saja bagaimana?" "Jangan, aku......aku temui kau di penginapan saja." Guan Mei-yun lupa diri, dia memeluk bahu Fu Ke-wei, memberi ciuman hangat. "Kau sungguh tebal muka." Fu Ke-wei setengah serius setengah pura-pura mendorong dia. "di penginapan banyak orang, keberanianmu selingkuh lebih besar dari pada langit, aku tidak ingin merusak harga dirimu, juga aku takut pelayan Yung-ling pulang ke rumah melaporkan pada ayahku." "Kalau begitu kerumah kakak perempuan ku saja." "Apakah kau tidak bisa melihat tujuan dia padaku? Kau sudi dengan dia bersama-sama......" "Bagaimana kalau kerumah kakakku saja?" "Dia pasti mengutus orang menunggu aku di penginapan, dia sangat berharap dengan kedudukanku sebagai putra terpelajar dari ibu kota mengangkat kedudukannya!" Masuk kerumah keluarga Guan, adalah tujuannya, jika tidak bisa menyelidiki dari dalam, masuk begitu saja terlalu bahaya, dan tuan besar Guan rumahnya besar usahanya juga besar, pegawainya banyak sekali, siapa yang bisa menyelidik satu persatu sekelompok besar orang, menyelidik asal-usul setiap orang? Yang penting, dia tidak bisa melibatkan orang tidak berdosa. Hingga sekarang, dia masih belum mendapatkan bukti nyata tuan besar Guan berhubungan dengan ketua benteng Xi. Walau pun ketua benteng Xi dan anaknya bersembunyi di rumah keluarga Guan, juga tidak ada hubungannya dengan keluarga Guan, dia tidak ada alasan menginterogasi sampai mati orang-orang keluarga Guan, untuk mendapatkan ketua benteng Xi dan anaknya, dia tidak bisa bekerja menggunakan cara yang tidak ada aturannya seperti ini. Di dunia orang yang berkuasa menyembunyikan buronan banyak sekali. Orang-orang ini bukanlah semuanya orang jahat yang tidak bisa diampuni. Ada orang yang tidak bisa menolak karena eratnya hubungan, atau berdasarkan kebenaran, demi teman atau famili menyediakan tempat perlindungan yang aman. Keris Pusaka Nagapasung Karya Kho Ping Hoo Pendekar Bunga Karya Chin Yung Bintang Bintang Jadi Saksi Karya Kho Ping Hoo