Ceritasilat Novel Online

Pengelana Rimba Persilatan 22


Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi Bagian 22


Pengelana Rimba Persilatan Karya dari Huang Yi   Pelayan wanita yang bersembunyi disudut lemari, telah mengecil satu kali lipat lebih, tapi gerakannya tidak bisa lolos dari pengamatannya, sepertinya sorot matanya bisa berbelok.   Sambil bicara dia menggoyangkan tangan tiga kali.   Di dalam pepohonan sebelah kiri, keluar paman dan istrinya dan tiga orang setengah baya, semua memakai baju dao membawa pedang, memakai mantel besar berwarna hijau.   "Di sekeliling ini, bayangan setan pun tidak ada, tidak terlihat ada yang mencurigakan."   Orang setengah baya dengan nada dalam berkata.   "sepertinya orang-orangnya benar-benar telah di tarik, tapi kita harus bertambah hati-hati jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan. Keluarga Du adalah keluarga sangat kaya, mereka bisa meminta pemerintah mengutus orang melindunginya, tidak ada alasan karena ketakutan lalu menarik seluruh orangnya, aku merasa sangat curiga."   "Kenyataannya, kita tidak bisa lama-lama, kita tinggal membalikan kulit bumi memeriksanya, tindakan orang kaya ini sungguh lihay, kita tidak bisa berbuat apa-apa pada dia."   Perempuan tua tertawa pahit.   "Aku akan keatas loteng melihat-lihat,"   Kata orang setengah baya.   "Kau harus hati hati."   Orang setengah baya melayangkan tangan, membawa seorang setengah baya, dengan jurus bangau menerjang langit dia naik keatas, terbang setingi satu zhang lebih lalu melayang melewati pagar loteng, gerakannya ringan seperti kapas melayang, tampak tidak seperti ilmu meringankan tubuh.   Dua orang setengah baya lainnya dan bibi Qing, berdiam diluar bertugas menjaga.   Pelayan wanita sedang menggoyangkan bata yang menempel ditembok dibawah lemari, sayang setelah melakukan ilmu mengerutkan tulang, bentuk tubuhnya setelah berubah, dia tidak bisa menggunakan banyak tenaga, jarinya walau bisa masuk kedalam celah bata, tapi tidak bisa menggerakan bata hijau yang besarnya sekitar satu setengah che.   Dua wanita berdiri disatu zhang lebih, dengan dingin menunggu lawan menggerakan bata hijau, mereka merasa sangat terhibur dengan sabar menunggu perubahan.   "Apakah sedang berusaha mengangkat tombol untuk menggerakan jebakan?"   Tanya Jin Ying-ying dingin.   "biar aku bantu."   Pelayan wanita itu membatalkan gerakan mengangkat bata, tubuhnya digetarkan kembali kebentuk semula, kemudian sambil membentak dia melempar sebilah pisau terbang, tangan kanannya bersamaan diulurkan kebawah, bata itu terangkat kesisi.   Dalam keadaan terdesak dia menyerang menggunakan senjata gelap, kewaspadaan dua wanita hilang setengah, mengira ini adalah reaksi yang normal.   Didalam pajangan antik didalam ruangan, dimana-mana menyebarkan semacam gas yang tidak berwarna tidak berasa, gas memenuhi ruang diatas dan dibawah loteng.   Pintu dan jendela tertutup rapat, hanya satu daun pintu yang terbuka.   Saat gas beracun keluar, adalah saat dua wanita terbang melewati benteng taman disebelah utara, gas telah menyebar dari tabung ungu khusus yang disembunyikan didalam pajangan antik, atau dicelah yang tersembunyi, dengan pelan-pelan menyebar.   Sampai mereka tiba di gedung Chao-yang, diatas dan dibawah loteng telah tersebar dengan merata gas semacam ini.   Tangan mulusnya Jin Ying-ying dikeluarkan dari lengan baju, dengan tangkasnya menangkap pisau terbang, seperti sedang memetik bunga, gerakannya indah sedikitpun tidak ada kemarahan.   Gerakan dari depan menangkap senjata gelap tanpa menghindar adalah sangat berbahaya, sedikit saja kesalahan maka akan kehilangan nyawa.   Jin Ying-ying seperti pamer, sebenarnya terhadap gerakannya menangkap senjata gelap dia sangat yakin.   Pelayan wanita itu telah menangkap ring yang ada dibawah bata, dengan kuat ditariknya, rak lemari dengan mengeluarkan suara menggelinding, pelan-pelan bergerak kekanan menelusuri tembok.   Ternyata ditembok ada satu pintu rahasia kecil yang sehari hari ditutup oleh lemari.   Pintu rahasia itu sulit melihat celahnya, pelayan wanita itu segera menyelinap masuk kedalam.   "Kau tinggallah disini!"   Jin Ying-ying berteriak, jarinya menotok dari kejauhan.   "Ngek......"   Pelayan wanita itu berteriak tertahan, jatuh kebawah pintu rahasia, tubuh atasnya baru setengah masuk kedalam, sudah tidak mampu bergerak lagi, tidak bisa berguling masuk kedalam lu bang yang muncul disisi.   "Jangan masuk."   Jin Wen-wen segera berteriak, mencegah adiknya Jin Ying-ying masuk kedalam.   "buka dulu jalan darah dia, paksa tunjukan jalan."   Mereka mengira itu adalah ruang rahasia, atau pintu masuk jalan kebawah tanah, tapi begitu lihat mereka jadi kecewa.   Ruangan itu hanyalah tembok berlapis yang bisa menyembunyikan lima-enam orang, dilubangi beberapa lubang kecil, bersembunyi didalamnya, bisa mengawasi gerak-gerik didalam ruangan, juga bisa mendengar pembicaraan didalam ruangan.   Didalam bangunan orang kaya, hampir semua ada tembok berlapis, saat terjadi bahaya bisa digunakan untuk bersembunyi, diperpanjang bisa dijadikan jalan penghubung rahasia, sama gunanya dengan ruang bawah tanah untuk menghindar mala petaka.   Ada beberapa keluarga juga tidak sayang mengeluarkan banyak uang, dalam membangun tembok berlapis dibawahnya menggali ruang bawah tanah, malah menyiapkan makanan dan minuman terlebih dulu, supaya terjamin keselamatannya.   Diatas ada tembok berlapis dibawah ada ruang bawah tanah begitu mencari orang, itu adalah tindakan bodoh yang tidak ada gunanya, menyia-nyiakan waktu.   Makanya dua wanita ini beberapa kali keluar masuk taman Qing-feng, seperti orang buta, kuda tidak bermata sembarangan lari, tidak tahu harus dimulai dari mana mencarinya, didalam atau diluar ruang setiap bangunan, semua tidak bisa melihat satu bayangan orang pun.   Tembok lapis ditempat ini, jelas bukan tempat untuk bersembunyi, tapi mengutus orang kesini untuk mengawasi atau mencuri dengar gerak-gerik diruangan ini, orang orangnya keluarga Du pasti sering menggunakan bangunan ini, merundingkan hal penting dengan orang lain, tapi kurang yakin mengutus orang sembunyi didalam tembok lapis mengawasi dan mencuri dengar.   Sekali tertahan, wajah pelayan wanita tiba-tiba tampak gembira.   Jin Wen-wen memeriksa kesekelilingnya, mendorong pelayan wanita itu duduk di kursi.   "Aku ingin tahu tempat sembunyinya para penjahat perkumpulan Cun-qiu."   Tanya Jin Wen-wen dingin pada pelayan wanita.   "jika kau menolak menjawab, aku terpaksa membunuhmu. Para penjahat itu pantas mati, kau tidak pantas menggunakan nyawa membela mereka. Apakah kau mau menjawabnya?"   "Waktunya hampir tiba, hampir tiba......"   Pelayan wanita itu melototkan sepasang mata tidak perdulikan, dia berguman sendiri, bukan menjawab yang ditanyakan.   "Kau bicara apa?"   Jin Wen-wen dengan nada dalam bertanya.   "Aku kata waktunya hampir tiba."   Kali ini pelayan wanita itu menatap dia dan bicara.   "Waktunya hampir tiba?"   "Benar, waktunya hampir tiba."   "Kau ingin aku mengantarmu ke akhirat?"   Dia jadi bingung oleh tingkah pelayan wanita yang tidak takut mati.   "Jiwaku tidak seberapa, yang aku maksud adalah waktu kalian hampir tiba."   "Kau malah masih ingin mengancamku?"   "Kau bisa periksa pajangan antik yang ada diatas rak kayu ditengah ruangan, maka akan tahu ancamannya atau bukan."   Jin Wen-wen berjalan ke rak kayu, mengeluarkan benda-benda yang ada didalam pajangan antik.   "Perhatikan tabung tembaga ungu itu."   Kata pelayan wanita.   Tabung tembaga ungu yang besarnya satu cun panjangnya empat cun semacam ini bukanlah barang aneh, yang aneh adalah tutup diatasnya, dibagi dua bagian, atas dan bawah, masing-masing ada empat lubang kecil, jika lapis atas diputar, lubang kecil akan tertutup oleh lapis bawah.   Jika diputar kembali, delapan lubang atas dan bawah saling berhadapan, gas atau cairan di dalam tabung jadi bisa keluar, pembuatannya sangat hebat.   "Seluruh bangunan atas dan bawah ini, semuanya ada delapan tabung semacam ini."   Pelayan wanita dengan bangga berkata.   "ketika kalian menginjakan kaki di taman ini, penjaga gelap mengeluarkan aba-aba, maka dibukalah lubang tabung itu, diatas dan dibawah loteng menyebarlah gas beracun......"   "Apa Lima Racunnya Du-xin-lang-jun?"   Jin Wen-wen sedikit pun tidak terkejut atau gelisah.   "tidak perlu! Kalian ingin melakukan teknik lama? Aku beritahu, kami sudah makan obat khusus penawarnya dulu, tidak akan tertipu lagi."   "Apa benar? Lihat saja, tidak lama lagi kalian akan tahu sendiri."   "Makanya kau mau tidak mau harus menjawab."   Jin Wen-wen pelan-pelan mendekat.   "Pertama-tama aku akan membuka dulu pintu hawa murnimu, lalu memusnahkan dulu ilmu silatmu."   "Aku sudah katakan, nyawaku ini tidak ada harganya, bagaimanapun ada kalian untuk di jadikan lapisan peti mati.   Dengarlah! Waktunya sudah tiba."   Diluar terdengar suara siulan panjang, lalu suara tawa yang keras menggetarkan telinga! Bersamaan dalam sekejap, Jin Wen-wen bersuara yang tajam aneh.   Suara teriakan yang menggetarkan telinga, dengan sebuah suara aneh lainnya semakin menjauh.   Wajah Jin Wen-wen bersama adiknya jadi lega, dengan dingin menatap pelayan wanita.   "Mereka mengutus kau jadi umpan, kau melakukannya dengan berhasil baik."   Kata Jin Wen-wen dingin.   "karena kau tidak takut mati, sungguh membuat diluar dugaan kami, tentu saja aku tidak akan begitu saja melepaskanmu."   "Aku sudah bilang, hidup matiku tidak ada artinya,"   Pelayan wanita itu sedikit pun tidak takut, seperti memandang kematian sebagai kepulangan saja.   "asalkan siasatnya berhasil, mati juga ada gunanya, dengan satu nyawaku, ditukar beberapa nyawa orangnya Jin-she-dong, sungguh berharga sekali! Aku akan jadi pahlawannya perkumpulan Cun-qiu."   Paman dengan seorang setengah baya lainnya, turun dari loteng.   "Mari kita keluar!"   Paman berkata.   "orang-orang mereka sudah hampir semuanya tiba."   "Orang-orang kita sudah pergi?"   "Sudah. Ooo! Bagaimana kau bisa tahu?"   "Dari nada bicara orang ini, katanya di dalam gedung telah disembunyikan obat racun."   Jin Wen-wen menunjuk pada pelayan wanita.   "untuk berjaga-jaga, aku terpaksa memutuskan untuk menghadapi perubahan."   "Tidak salah kau melakukannya, sedetik saja terlambat, maka tidak akan tertolong lagi."   Paman itu menarik pelayan wanita, dengan seorang setengah baya lainnya membopong membawanya keluar.   "keluarlah!"   Di luar pintu ada dua puluh empat orang menanti, sepertinya sedang menunggu orang yang mengejar kembali lagi, tampak Yu-shu-xiu-shi yang memimpin, wajahnya tampak ada sedikit khawatir.   "Kalian tidak akan bisa mengejar tiga orang kami yang mundur."   Jin Wen-wen dengan tenang berkata.   "tidak perlu waktu lama, orang-orangnya Jin-she-dong akan melakukan pembalasan tanpa ampun di Wu-chang, taman Qing-feng milik keluarga Du mungkin tidak seorang pun akan disisakan."   Di samping Yu-shu-xiu-shi berdiri Du Jin-yuan dan putrinya Du Lan-yin, mereka mendengar sampai bergidik.   Walau Yu-shu-xiu-shi adalah pemimpinnya, tapi yang benar-benar mengendalikan adalah seorang baju hijau berusia lima puluh tahun lebih, dia membawa pedang, wajahnya dingin.   Di belakangnya ada dua orang pria besar berperawakan tegap seperti pengawalnya, di pinggangnya terselip golok.   "He he he......"   Orang baju hijau dengan angkuh tertawa dingin.   "ada kalian empat orang penting Jin-she-dong di tangan kami, walau kakek guru kalian pendeta dao Zi-xu datang, juga harus menuruti kehendak kami, he he he.......kalian sudah di takdirkan jadi pihak yang kalah, menyerahlah!"   "Aku masih belum berencana mengaku kalah!"   Paman itu melemparkan pelayan wanita, pelan-pelan mencabut pedangnya.   "orang yang keluar dari Jin-she-dong, tidak pernah menyerah."   "Saat kau menggerakan tenaga dalam, hawa murnimu segera akan hilang."   Orang baju hijau dingin tertawa.   "menggunakan tenaga biasa menggerakan pedang, berandalan kelas tiga pun tidak bisa menghadapinya, kalau tidak percaya kau boleh mencobanya."   "Sekarang aku sudah tahu kau ini dari mana."   Paman itu wajahnya berubah.   "Orang ternama di dunia persilatan, siapa yang tidak tahu aku Mi-hun-tai-sui (dewa Tai-sui menyesatkan roh)?"   Orang baju hijau dengan sombongnya tertawa.   "cerita tentang pukulan atau pedang, orang yang keluar dari Jin-she-dong, di dunia persilatan namanya menggemparkan setiap orang, di dunia persilatan kedudukannya terhormat. Tapi dihidang lainnya dibandingkan aku, yang punya keahlian khas di dunia persilatan, masih kalah jauh, hanya sedikit melakukan siasat kecil, kalian empat orang pesilat tinggi yang bisa membalikan lautan ini, sudah jadi makanan dimulut ku, terserah aku mau berbuat apa. Walau ada tiga orang yang lolos, juga tidak akan merubah kenyataan apa-apa, menunggu kedatangan orang-orangmu dari Chuan-xi, itu sudah lewat dua bulan kemudian."   "Markas perkumpulan kau di Zhen-jiang, orang-orangku pasti bisa menemukannya."   "Ha ha ha! Aku beritahu lagi, Mi-hun-tai-sui selamanya tidak takut diancam, perkumpulan Cun-qiu juga punya kekuatan menjadi penguasa dunia persilatan, kami sangat menyambut kau datang menantang. Perkumpulan kami beruntung bisa mendapat nama satu dewa, satu diantara Satu Dewa Tiga Budha, sekali tersebar keluar, namanya pasti akan meningkat tiga kali lipat. Sekarang lemparkan pedang kalian dan ikut dengan kami."   "Kau kira puder Xiao-yao mu, pasti bisa mengendalikan hawa murniku?"   "Tentu"   Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Kata Mi-hun-tai-sui dengan sombong.   "walau Guru Obat Yue-tong datang kesini, juga tidak dapat berbuat apa-apa. Menghirup sedikit saja Xiao-yao-san, setelah hitungan ke seratus, juga sudah tidak bisa ditolong. Jika tidak ada obat penawar khusus dariku seumur hidup ini kau akan terbaring diatas ranjang, selamanya jadi orang tidak berguna, menyerahlah! Baik-baik lemparkan pedang menyerah, aku tidak berharap kalian memaksakan diri melawan, sekali menggerakan tenaga dalam maka kaki dan tangan menjadi lumpuh, hingga harus menggotong kalian, merepotkan sekali."   "Aku......"   "Aku telah peringatkan, jangan sekali-kali menggerakan tenaga dalam. Ooo! Siapa nama mu? Apa hubungan mu dengan Pendeta dao Zi-xu?"   "Aku Leng-gang, aku punya sedikit nama di dunia persilatan, kau pasti tidak asing."   "Sungguh kita beruntung, teman-teman."   Kata Mi-hun-tai-sui pada temannya, dengan tubuh sedikit bergetar.   "Tian-xie-jian Leng-gang (Pedang langit sesat) Jurus pedangnya sudah mencapai tingkat sempurna, dalam sepuluh jurus pernah mengalahkan Satu Pedang Utara Chen Ruo-yi, yang menempati posisi tertinggi di sembilan jago pedang terbesar dunia, tapi jarang berkelana di dunia persilatan, hari ini tanpa diduga kita bertemu dengan dia. Jika tidak menggunakan siasat mengalahkannya, paling sedikit ada separuh orang kita akan tergeletak ditanah."   "Memang berbahaya,"   Yu-shu-xiu-shi tidak bisa sombong lagi, wajahnya berubah.   "tuan Huang, kita harus segera sembunyikan dia!"   "Betul, kita harus bersiap terhadap tiga orang yang lolos, yang akan membawa teman temannya datang menolong."   Mi-hun-tai-sui tentu saja setuju.   "dengan adanya mereka ditangan kita, walau Jin-she-dong mengerahkan seluruh kekuatannya, juga harus baik-baik menuruti kehendak kita. Cepat bawa mereka pergi!"   Tiba-tiba Tian-xie-jian Leng-gang tertawa dingin, mendadak dia mengangkat pedang menerjang.   Mi-hun-tai-sui sangat yakin terhadap puder Xiao-yao nya, dia tetap berdiri ditempatnya sambil tertawa dingin! Tiga langkah, empat langkah, lima langkah..   Wajah Tian-xie-jian Leng-gang tidak berubah, dengan tenang selangkah demi selangkah maju mendekat.   Dari dua puluh orang lebih, ada setengahnya tidak bisa menahan rasa takutnya dan mundur kebelakang.   Keyakinannya Mi-hun-tai-sui mulai goyah, dengan sendirinya dia mundur selangkah, selangkah lagi.   Tian-xie-jian Leng-gang sudah melangkah sembilan langkah, sorot matanya tiba-tiba berubah, dia mengeluarkan suara hmmm...   sekali, pada langkah kesepuluh baru melangkah setengah, tubuhnya bergoyang.   "Kau kira Mi-hun-tai-sui bisanya hanya menakut-nakuti orang?"   Mi-hun-tai-sui sangat senang, keyakinannya pulih kembali, dengan gembira dia berkata lagi.   "puder Xiao-yao tidak bisa cepat bereaksi, tapi setelah lewat batas hitungan seratus, obatnya akan masuk kehati, sekali terpancing reaksinya, dewa pun tidak bisa lolos dari maut, robohlah!"   Sepasang lutut Tian-xie-jian Leng-gang jadi lemas, pedang terlepas dari tangan, tubuhnya berbalik jatuh ketanah.   "Ying-ying, jangan sembarang bergerak!"   Jin Wen-wen mencegah adiknya yang hendak lari menolong.   "tidak boleh menggunakan tenaga dalam, tetap tenang."   Jin Ying-ying dengan putus asa melemparkan pedangnya, mengeluh sekali dengan panjang.   "Kak, aku......aku sungguh menyesal."   Katanya menggigit gigi.   "Harusnya menyalahkan aku yang ceroboh."   Jin Wen-wen juga melemparkan pedang.   "prilaku pelayan wanita itu sangat yakin, kita sendiri juga terlalu percaya diri."   Majulah lima orang, dua orang menggotong Tian-xie-jian Leng-gang yang marah dan gelisah seluruh tubuhnya lumpuh, ingin melawan tidak ada tenaga, tiga orang lainnya satu orang mengawal satu, pergi kegedung lainnya.   0-0-0 Bab 24 Xie-shen, Hoa-fei-hoa dan Ouw Yu-zhen, bersembunyi di sebelah utara Taman Qing-feng.   "Didalam samar-samar terdengar suara orang,"   Xie-shen adalah seorang persilatan tua, pemikirannya teliti, dugaannya tepat.   "Jelas telah terjadi sesuatu."   "Apakah orang-orangnya keluarga Guan sudah kembali lagi?"   Kata Hoa-fei-hoa.   "sepertinya di dalam ada banyak orang, berbeda sekali dengan yang dulu."   "Keluarga Guan tidak ada alasan berbalik menjadi musuh dengan keluarga Du karena hal yang tidak ada sangkut pautnya."   Ouw Yu-zhen dengan teliti menganalisa.   "alasan takut Yu-shu-xiu-shi membawa mala petaka terlalu dipaksakan, dalam hal aturan sama sekali tidak masuk akal. Jika orang-orangnya keluarga Guan kembali lagi kesini, pasti datang beramai-ramai, tapi didalam sepertinya tidak terjadi pertarungan, itu bisa diketahui bukan orang-orang keluarga Guan yang datang kembali mengusir Yu-shu-xiu-shi."   "Perlu tidak kita melihatnya?"   Kata Hoa-fei-hoa.   "Di siang hari, tidak ada tempat untuk bersembunyi, jadi jangan masuk.   Kakak Ji, kau mengkhawatirkan tuan sudah masuk ke dalam, sebenarnya kau tidak perlu khawatirmu, dia tidak akan melibatkan diri pada masalah yang tidak ada gunanya, jangan berpikir bukan bukan!"   Ketika sedang berunding, tiba-tiba mereka melihat dua laki-laki dan satu wanita setengah baya berbaju hijau, terbang keluar dari hutan tidak jauh dari sebelah kanan, gerakannya cepat laksana kilat.   "Mereka orang-orangnya Jin-she-dong."   Kata Hoa-fei-hoa pelan.   "mereka terus keluar masuk taman Qing-feng, terlalu tidak memandang tuan rumah."   "Itu karena dikejar orang."   Ouw Yu-zhen juga berusaha bersembunyi dengan baik.   "dibelakang-nya ada orang yang mengejar, tidak aneh didalam ada gerakan."   "Jika bisa mengusir orang-orang Jin-she-dong, tentu didalam taman Qing-feng sudah ada pesilat tinggi hebat yang sembunyi."   Xie-shen sedikit terkejut.   "untung kita ini orang luar yang sedang menonton, jika terlibat didalamnya maka akan celaka."   Sudah ada sembilan orang yang keluar, masing-masing mengerahkan ilmu meringankan tubuh yang sudah tinggi sekali, kecepatannya tidak jauh berbeda dengan tiga orang baju hijau dari Jin-she-dong itu, sepintas saja sudah terlihat mereka adalah pesilat tinggi yang ternama, tidak aneh tiga orang baju hijau yang dikejar sampai lari sekuat tenaga.   "Tuan pasti tidak ada didalam, kedudukan dia tidak pantas terlibat dalam balas dendam yang biasa terjadi.   Mari kita jalan! Kita pergi kekota mencari jejak mereka berdua, menunggu disini juga bukan satu cara yang bagus."   Tiga orang itu memutuskan tidak akan meneruskan tinggal disana, lalu diam-diam pergi.   Sembilan pesilat tinggi itu tidak bisa mengejar tiga orang Jin-she-dong, meski disiang hari bolong.   Semua orang berkumpul di gedung Wang-yue tempat paling sepi ditaman Qing-feng.   Ini adalah tempat tuan besar Du Jin-yuan mengatur keluarga wanita tinggal disini, saat bermain di taman.   Yu-shu-xiu-shi dengan sekelompok orang dari perkumpulan Cun-qiu, semuanya ada enam belas pesilat tingi.   Dalam kedudukannya, Yu-shu-xiu-shi adalah wakil ketua, dibawah satu orang diatas puluhan ribu orang, kedudukannya tinggi.   Tapi Mi-hun-tai-sui Huang-ji adalah tamu agung perkumpulan itu, kedudukannya beda, dia adalah tamu atas undangan ketua perkumpulan, sampai wakil ketua perkumpulan pun tidak bisa memerintahnya.   Sehingga, saat ini yang jadi pemimpinnya, adalah Mi-hun-tai-sui bukan Yu-shu-xiu-shi.   Setengah orang lainnya, adalah pengawalnya keluarga Du, dipimpin oleh Du Lan-yin, dia melayani tamu agung dari perkumpulan Cun-qiu, menunggu perintah dan membantu tamu agung.   Gedung Wang-yue dikelilingi oleh rak dan pot bunga, diatas dan dibawah loteng juga di pajang pohon bonsai, pemandangnya memang indah.   Dilingkaran luar penjagaannya sangat ketat, pelaksanaannya diserahkan pada perkumpulan Cun-qiu dibantu oleh pengawalnya keluarga Du, mereka melakukan penjagaan ketat, karena tiga pesilat tinggi Jin-she-dong yang lolos tentu akan kembali lagi, makanya penjagaan didalam juga dibentuk oleh orang-orang kedua belah pihak.   Mengenai pelayanan tamu, semua diserahkan pada orang-orangnya keluarga Du.   Didalam kamar rahasia dibawah loteng, beberapa orang penting sambil makan, sambil merundingkan rencana selanjutnya.   Dengan lolosnya tiga orang musuh, jadi mengacaukan rencana semula.   Orang yang paling merasa tidak bisa tenang, adalah Du Lan-yin.   Orang perkumpulan Cun-qiu bisa pergi begitu saja, tapi keluarga Du bagaimana bisa lari? Bagaimana bisa menghadapi orang Jin-she-dong yang bakal datang membalas dengan kekuatan besar? "Kalian tidak bisa menangkap tiga orang yang melarikan diri, begitu beritanya tersebar, tidak diragukan lagi, di kemudian hari pasti seluruh pendekar akan bergabung."   Du Lan-yin tampak tidak bisa tenang, wajahnya gelisah.   "oh...! bagaimana aku harus menjelaskannya pada ayahku?"   "Kau tenang saja."   Wajah Yu-shu-xiu-shi tampak senang, tampak jelas wajah seorang pemenang besar.   "Jin-she-dong menyebut diri sebagai orang diluar dunia, perbuatannya selalu menurut aturan kebenaran, mereka tidak akan sembarangan bertindak musuhnya sudah jelas, mereka akan pergi ke Zhen-jiang mencari aku minta pertanggung jawabkan. Jika mereka berani datang mencari ayahmu, ayahmu bisa minta bantuan pemerintah, tanpa bukti mereka bisa apa? Di jamin mereka akan pergi dengan perasaan malu."   "Malam ini kita akan langsung pergi dengan membawa orang, kembali ke Zhen-jiang menyiapkan jebakan untuk orang-orang Jin-she-dong."   Sorot matanya Mi-hun-tai-sui, dengan tajam melihat pada Yu-shu-xiu-shi.   "wakil ketua Gao, kau dengan kepala cabang Xiao dan kawan-kawan, tetap mengikuti rencana semula pergi ke Xiang-yang, bertemu dengan Pedang Pemutus Arwah Li Yung-tai membicarakan masalah penangkapan Sepasang Cantik Jin-ling."   "Aku pikir aku tidak perlu lagi pergi ke Xiang-yang."   Kata Yu-shu-xiu-shi dengan yakin.   "situasinya sudah ada perubahan, aku harus merubah rencana menghadapinya."   "Alasanmu......"   "Menurut laporan ketua bintang Ji, Pedang Pemutus Arwah sudah hilang semangatnya, sepertinya sudah tidak perduli lagi akan masalah setempat, perkumpulan kita mungkin akan sulit mendapatkan bantuannya lagi, itu satu. Dua wanita yang muncul di kota Fan, apakah benar Sepasang Cantik Jiang-nan, masih sulit dipastikan, hanya mengandalkan berita yang belum pasti, langsung mengerahkan banyak orang, sepertinya itu tidak baik. Jika di kemudian hari dimana-mana tempat muncul orang yang dicurigai, bukankah kita akan kelelahan sendiri? Apalagi saat ini hal yang terpenting adalah menghadapi pembalasannya Jin-she-dong, perkumpulan kita tidak ada alasan mengerahkan tenaga manusia pada hal yang belum bisa dipastikan."   "Kau adalah wakil ketua, tentu berhak menentukan,"   Mi-hun-tai-sui tertawa dingin.   "ada satu hal aku terpaksa menjelaskan sebelumnya, di sepanjang jalan kau harus menurut aturan."   "Ih...! Tuan Huang apa maksudmu?"   Wajah Yu-shu-xiu-shi berubah.   "Di dalam hati kau tentu mengerti."   Mi-hun-tai-sui tertawa dingin lagi.   "tiga orang yang lolos itu telah mengacaukan langkah kita. Artinya kau telah meninggalkan penyakit di kemudian hari. Jika orang-orang Jin-she-dong yang datang ke Zhen-jiang belum puas, dan terjadi hal yang tidak diduga pada empat orang ini, coba pikir, bagaimana akibatnya?"   "Ini......"   "Aku tahu kau ingin sekali mencari semangkuk air, sekalian menelan ke dalam perut dua wanita itu,"   Mata elang Mi-hun-tai-sui bersinar dingin.   "aku peringatkan, begitu terjadi keributan, orang yang pertama terkena serangan adalah aku, mereka adalah sanderaku, juga pelindungnya perkumpulan kita, kau mengerti, bukan?"   "Ini......"   Wajah Yu-shu-xiu-shi dan telinganya menjadi merah.   "Demi menjaga keamanan, paling baik kau berusaha menahan diri."   Mi-hun-tai-sui tidak perdulikan malunya Yu-shu-xiu-shi, lalu melanjutkan peringatannya.   "aku tidak ingin terjadi hal yang tidak diduga, kalau tidak, aku hanya akan tanya padamu saja. Malam ini kita harus pergi secara diam-diam, supaya tidak ada kabar yang bocor, nona Du! Harap orang-orang ditamanmu juga tidak bergerak keluar."   "Aku akan mengekang semua orang."   Du Lan-yin tidak berani tidak menurut.   "Terima kasih. Oh ya! Di pihak keluarga Guan, apakah ada gerakan?"   "Tidak ada, mereka sudah tidak perduli sama sekali."   Kata Du Lan-yin.   "hanya saja hubungan kedua keluarga, mungkin sudah tidak bisa kembali seperti dulu."   "Liu Pei-yan yang bertugas menyambut, apakah sudah siap?"   Mi-hun-tai-sui bertanya pada Yu-shu-xiu-shi.   "Perahu kecil sudah disiapkan, perahu cepat sudah menunggu ditengah sungai siap menjemput orang."   Yu-shu-xiu-shi dengan hati tidak puas menjawab.   "dia mengatakan jika aku tidak menggunakan perahu, dan membawa orang melalui jalan darat, itu akan menarik perhatian orang yang mungkin mengejar, dia ingin perahunya diserahkan pada kalian untuk digunakan, dan ikut dengan aku melalui jalan darat."   "Bagaimana nanti saja."   Mi-hun-tai-sui tidak mengiyakan juga tidak membantah.   "jika kau menggunakan jalan darat, walau jaraknya jauh tapi bisa lebih cepat, hingga bisa tiba segera di Nan-jing. Jika melihat orang-orang pendeta dao Zi-xu mengejar, segeralah kembali ke Zhen-jiang menghadapi perubahan."   "Baik,"   Kata Yu-shu-xiu-shi dingin.   "tampaknya, aku harus menempuh jalan yang paling bahaya."   Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   "Masalahnya kau yang membuat gara-gara nya, bukan begitu?"   Mi-hun-tai-sui tertawa dingin, maksudnya adalah.   masalah yang ditimbulkan olehnya harus ditanggung sendiri, kenapa masih mau menyalahkan orang lain? Yu-shu-xiu-shi bukan menyalahkan orang lain, tapi hatinya merasa tidak puas.   Dengan susah payah dia bisa mendapatkan dua wanita cantik yang mendebarkan hatinya, tapi setelah mendapatkan malah dia hanya bisa melihat tidak bisa menikmati, sungguh tidak enak rasanya.   Dia tidak bisa menyalahkan semua pada Mi-hun-tai-sui yang kurang mengerti, lolosnya tiga orang bukan salahnya Mi-hun-tai-sui.   Mereka hanya telat satu langkah, juga tidak menduga Jin Wen-wen yang melihat keadaan bahaya, bisa segera memberi aba-aba pada temannya untuk segera meninggalkan tempat, hingga meninggalkan penyakit, Mi-hun-tai-sui sangat hati-hati alasannya masuk akal, dia ingin membantah juga tidak bisa.   Tapi dia tidak putus asa, dimulut dia tidak membantah, diam-diam dia punya rencana lain, dia tidak ingin membiarkan Mi-hun-tai-sui diam-diam membawa dua wanita cantik itu.   Sebenarnya didalam hati dia mengerti, empat orang itu adalah sandera untuk mengancam orang-orangnya Jin-she-dong.   Jika terjadi hal tidak terduga pada sandera, Jin-she-dong pasti dalam keadaan sangat marah, tidak akan memperdulikan akibatnya, mereka akan menyerang dengan sekuat tenaga, perkumpulan Cun-qiu pasti akan banyak jatuh korban, sangat mungkin dalam waktu singkat namanya terhapus di dunia persilatan, tentu saja Mi-hun-tai-sui tahu akan akibatnya, maka melarang dia bertindak sekehendak hati, alasannya kuat sekali.   Tadinya, dia membawa orang melarikan diri dari ke kota kabupaten Wu-chang, bersiap siap bersembunyi di kota Wu-chang, kebetulan dia bertemu dengan Mi-hun-tai-sui yang membawa orang-orang perkumpulannya, sehingga bersama-sama datang ke taman Qing-feng tuan besar Du, mendirikan jebakan.   Semula rencananya adalah diam-diam membunuh orang-orangnya Jin-she-dong, bagaimana membunuhnya juga sudah direncanakan, tentu saja dia ingin minta disisakan dua wanita cantiknya, setelah dinikmati baru dibunuhnya.   Saat ini, orang yang berani terang-terangan bermusuhan dengan Jin-she-dong sangat sedikit, walau perkumpulan Cun-qiu banyak pesilat tingginya, tapi tetap tidak berani bermusuhan dengan Jin-she-dong, diam-diam membunuhnya adalah cara yang paling aman.   Tapi setelah tiga orang Jin-she-dong lolos, maka akan terjadi kerepotan besar.   Mi-hun-tai-sui memang orang yang mempunyai bakat, dia bisa memutuskan merubah rencana, mengawal membawa orang-orangnya ke Zhen-jiang, ke markas perkumpulan Cun-qiu, menunggu orangnya Jin-she-dong datang membicarakan syarat, dengan ada sandera di tangannya, dia pasti bisa memaksa lawannya.   Begitu orang Jin-she-dong menyerah, nama perkumpulan Cun-qiu pasti melonjak setinggi langit.   Tidak perduli apakah rencananya Mi-hun-tai-sui berhasil atau tidak, bagaimana pun ini adalah rencana yang paling baik.   Tapi buat Yu-shu-xiu-shi, dua wanita cantik itu tidak mungkin bisa jadi miliknya.   Semakin dipikir semakin tidak rela, begitu terpikir dua wanita cantik ini, hatinya jadi gatal sulit ditahan, dimulut dia tidak berani membantah kata-kata Mi-hun-tai-sui, didalam hati bencinya setengah mati.   Bersamaan itu juga, didalam hati dia mengerti betul.   Mi-hun-tai-sui adalah seorang gila sek yang ternama, setelah melihat dua wanita cantik itu, dia merubah rencana, pasti ada sebabnya, jelas juga sedang memikirkan cara jahat pada dua wanita cantik ini, makanya dia ingin membagi dua jalan kembali ke Zhen-jiang, jalan terang dan jalan gelap, dia yang membawa tawanan, naik perahu pergi jauh.   "Walau memang aku yang membuat gara-gara, tapi juga demi memperkuat kekuasaan dan nama besar perkumpulan, hingga timbul gejolak ini, tujuannya tidak salah."   Yu-shu-xiu-shi dengan hati tidak rela membela diri.   "tentu, aku pun pernah menanggung resiko kekalahan. Jika kita semua bersama-sama naik perahu, diam-diam meninggalkan tempat, harapan berhasilnya bukan kah akan lebih banyak?"   Dia tetap ingin bersama dengan dua wanita cantik, disepanjang perjalanan dia masih ada kesempatan melakukan kegiatan, paling sedikit juga bisa mengawasi Mi-hun-tai-sui, mencegah dia memakan daging angsa terlebih dulu.   "Tidak, dibagi dua jalan lebih aman."   Mi-hun-tai-sui dengan tegas menolak.   "hal ini sudah diputuskan, kalian semua baik-baiklah istirahat, menjaga tiga orang itu datang menempuh bahaya, begitu hari gelap kita langsung berangkat."   Tidak menunggu Yu-shu-xiu-shi mengajukan usul lainnya, Mi-hun-tai-sui sudah mendorong kursi, bangkit berdiri keluar dari kamar.   Mi-hun-tai-sui punya enam orang kepercayaan, sudah tahu rencana majikannya, sehingga dia mengutus dua orang menjaga ketat empat orang sandera yang dikurung di kamar bawah tanah, orang yang mendekat jangan harap bisa bergerak leluasa.   Orang-orangnya keluarga Guan, tiba-tiba seperti menghilang, didepan beberapa pekarangannya sepi, jarang terlihat ada orang keluar masuk, jelas sengaja menutup pintu menghindar bahaya, berita putus hubungannya dengan keluarga Du juga sudah tersebar.   Xie-shen bertiga yang mencari berita dikota, merasa putus asa, Guan dan Du, dua keluarga sedikit pun tidak ada reaksi, sedikitpun tidak terlihat ada gerakan.   Melewati sebuah gang kecil, mereka keluar ke jalan melintang kecil, mereka berhadapan dengan salah seorang tiga dari orang baju hijau, tapi telah berganti baju dengan baju kain kasar orang kota biasa, juga tidak membawa pedang.   Hoa-fei-hoa adalah ahlinya penyamaran, begitu melihat dia sudah tahu siapa orang ini.   Orang baju hijau juga mengenal dia, dia tetap berdandan seorang pedagang kecil.   "Kalian bertiga masih tinggal dikota?"   Orang baju hijau tampak banyak pikiran, tapi dengan ramah menyapa.   "sebagian orang-orang perkumpulan Cun-qiu, sedang berturut-turut meninggalkan kota, sudah sulit menemui orang yang punya kedudukan, apakah kalian bertiga ada kabar? Aku sengaja datang ingin tahu."   "Kami juga tidak tahu dasarnya mereka."   Xie-shen tertawa pahit.   "apa lagi kami sejak semula sampai akhir, tidak ingin menyia-nyiakan waktu pada mereka. Makanya tidak perhatian. Ooo...! Kalian ada rencana apa?"   "Orang-orang kami......"   "Aku tahu, sudah terjebak didalam taman Qing-feng."   "Benar, terjebak didalam taman Qing-feng. Temanku sudah pergi keselatan ke Yue-zhou minta bantuan......"   "Air yang jauh tidak bisa menolong api yang dekat, saudara tua."   "Bagaimana pun harus berusaha! Aku disini mencari kabar, mengawasi gerakan mereka, malam hari ini siap masuk kembali ke taman Qing-feng, bisa berjalan selangkah ya jalan selangkah."   "Dengar nasihatku, saudara tua."   Kata Xie-shen dengan tulus.   "Maksud saudara......"   "Desak keluarga Du, dijamin mereka akan meloncat-loncat."   Kata Xie-shen dengan suara dalam.   "menghadapi masalah luar biasa, harus menggunakan cara geledek menyelesaikannya, walau darah akan mengalir seperti sungai juga tidak mengeluh, aku justru menggunakan cara khusus ini menghadapi masalah luar biasa, sepuluh ribu kali dicoba sepuluh ribu kali berhasil. Aku beritahu, didunia ini orang yang benar-benar tidak perduli darah mengalir seperti sungai tidak ada berapa orang, dia membunuh seribu orangmu, kau bunuh orang dia sepuluh ribu......"   "Tapi......kita tidak bisa......tidak bisa melakukan ini."   Orang baju hijau wajahnya berubah sekali, terkejut oleh cara keji yang dilakukan Xie-shen.   Jika dia tahu asal usulnya Xie-shen, maka dia tidak akan merasa ini menakutkan; membalas membunuh orang adalah prinsipnya Xie-shen, tidak perduli darah mengalir seperti sungai, makanya sebutannya disebut Xie-shen.   "Kalau begitu sulit."   Xie-shen menggelengkan kepala.   "aku sedang bermain kecapi didepan kerbau, kami akan perhatikan gerakan orang-orang itu, mungkin akan pergi ke taman Qing-feng lagi. Ooo! Kau sungguh-sungguh tidak tahu bagaimana temanmu bisa terjebak?" "Tidak tahu,"   Kata orang baju hijau.   "hanya ketika menerima aba-aba segera meninggalkan tempat, kami menurut perintah secepatnya meloloskan diri. Mengenai perkumpulan Cun-qiu telah mendatangkan siapa saja pesilat tinggi yang menakutkan, saat ini masih belum mendapatkan kabarnya."   "Di perkumpulan Cun-qiu orang yang bergerak diam-diam banyak sekali, kecuali bisa menggunakan tindakan geledek mendesak mereka keluar, diam-diam mencari kabar tidak akan ada hasilnya, bagaimana pun kami akan memperhatikan untukmu."   Hoa-fei-hoa juga sedikit khawatir.   "Teman kami mungkin juga ada kesulitan."   Tiga orang itu sambil mengeluh lalu pergi, sungguh mereka ingin membantu tapi tidak bisa.   0-0-0 Gedung Wang-yue adalah milik keluarga Du, orang-orang Cun-qiu tidak mungkin hafal, sehingga, Du Lan-yin dengan sepuluh lebih pengawal penjaga taman, tinggal ditaman melayani mereka.   Anak buah perkumpulan Cun-qiu dengan pengawalnya keluarga Du, baru hari ini bertemu, mereka saling tidak mengenal, tahunya hanya dibedakan oleh pakaian mereka? Pintu rahasia ruang bawah tanah adalah satu ruangan kecil didalam, kamar dikedua sisi ruangan sementara dihuni oleh orang-orang perkumpulan Cun-qiu.   Pengawal keluarga Du tinggal disatu kamar diluar ruangan, mereka sering mengantarkan makanan dan minuman kepada dua orang penjaga dari perkumpulan Cun-qiu yang ada didalam ruangan.   Dua orang penjaga duduk disisi meja bundar yang ada ditengah ruangan, sambil minum teh sambil mengawasi dinding diruang tengah.   Itu adalah pintu masuknya jalan bawah tanah, pengendali jebakan berada disisi yang ada diruangan itu, jika tidak mendekati maka tidak bisa membuka pintu rahasia jalan bawah tanah.   Seorang pengawal masuk mengantarkan sepiring cemilan.   Xie-shen, Hoa-fei-hoa dan Ouw Yu-zhen, semua bukan orang yang taat, menyuruh mereka bekerja dengan aturan, sama juga dengan memukul bebek naik ke tangga.   "Terima kasih! Siapa nama saudara?"   Kata salah satu penjaga.   "Aku marga Cui, dipanggil Cui-ming."   Kata pengawal yang mengantar cemilan.   "cemilan ini adalah nona sendiri sengaja menyuruh dapur membikinnya, harap kalian menyukainya."   "Ooo! Nona Du memang orang yang ramah."   Penjaga pertama tertawa.   "setelah saudara Cui kembali, tolong sampaikan terima kasih kami."   "Saudara jangan terlalu sungkan! Tuan besarku segera akan menjadi anggota perkumpulan anda, dikemudian hari kita akan jadi orang sendiri, tidak perlu berterima kasih!"   Cui-ming mencari pembicaraan lain.   "oh... betul, kalian mengurung orang diruang bawah tanah, tidak mengikatnya juga tidak menotok jalan darahnya, apakah tidak takut mereka berontak?"   "Berontak? Itu lelucon."   Kata penjaga pertama dengan bangga.   "mereka sudah dilumpuhkan oleh puder Xiao-yao nya tuan Huang, dewa pun tidak bisa melarikan diri, jika tidak ada obat penawar khusus dari tuan Huang, mereka seumur hidup sudah habis."   "Ooo...! Jadi hanya tuan Huang yang punya obat penawarnya?"   "Benar, obat penawar satu-satunya, walau mendatangkan Guru Obat Yue-tong yang ternama, juga hanya bisa melotot saja. Apakah kau pernah melihat wajah sialnya Tian-xie-jian Leng-gang? Nama Tian-xie-jian sangat ternama! Tadi dia mencoba menggunakan tenaga dalam berniat melawan, malah jadi segumpal daging mati, bagaimana bisa berontak?"   "Tidak diduga orang-orangnya Jin-she-dong, sampai sebuah pukulan juga tidak bisa menahannya."   "Kau jangan salah,"   Kata penjaga pertama dingin.   "jika perhitungan tuan Huang tidak hebat, yang tidak tahan sebuah pukulan adalah kita-kita ini, ooo...! Kau sudah berapa lama berada di keluarga Du?"   "Dua tahun lebih."   "Kulihat kau orangnya tenang, diantara teman-teman kalian, ilmu silatmu tampaknya yang paling mantap."   Kata penjaga pertama.   "ingin tidak kau pergi dengan kami?"   "Aku kan orang yang dipekerjakan oleh keluarga Du!"   "Orang berjalan menuju ketempat tinggi, kau saudara tua bukan orang bawahan, buat apa bekerja di keluarga Du? Asalkan ada satu kata dari tuan Huang, keluarga Du pasti akan melepaskan orang."   "Mungkin suatu hari, aku akan meninggalkan, apa tuan Huang kalian akan menyetujuinya?"   "Aku kira dia akan menganggukan kepala, nanti saat dia datang, aku akan bantu kau mengatakan yang baik-baik pada dia."   "Dia akan datang?"   "Pasti."   Penjaga pertama menunjuk pintu rahasia jalan bawah tanah.   "dua wanita cantik itu di bawah."   "Apa hubungannya dengan wanita cantik?"   "Tuan Huang pasti akan datang, dia sangat hobbi wanita. Tunggu sampai dia selesai, aku akan bantu kau mengatakan yang baik-baik pada dia."   "Terima kasih banyak saudara......"   Derap kaki terdengar, Mi-hun-tai-sui dengan angkuh masuk kedalam ruangan kecil.   "Tetua baik,"   Kata Cui-ming menghormat menyambut.   "Tuan baik,"   Dua penjaga buru-buru bangkit berdiri menyambut.   "Aku akan menginterogasi tawanan,"   Kata Mi-hun-tai-sui dengan bangga.   "buka pintunya."   "Yaa."   Penjaga menurut.   Dua penjaga itu berjalan menuju ruangan, memegang sanderan tangan kursi, pelan-pelan menggerakannya keluar.   Gambar yang digantung diruangan, pelan pelan menggulung keatas, lalu dinding tengah tampak retak, dinding yang tingginya enam che lebar tiga che pelan-pelan bergerak kedalam, bergerak sekitar satu che berbelok ke kanan meluncur masuk kedalam dinding lapis.   "Tutup pintu ruangan, siapa pun tidak boleh masuk, juga tidak boleh mengganggu aku, terutama wakil ketua Gao, dia tidak boleh masuk."   Mi-hun-tai-sui memerintahkan.   "Turut perintah."   Dua penjaga bersama sama membungkuk menjawab.   Mi-hun-tai-sui masuk kedalam pintu rahasia, penjaga segera menutup pintu rahasia, tanpa disadari dewa kematian telah berada dibelakangnya, tanpa suara tanpa gejala.   Sepasang tangan besarnya Cui-ming telah menekan kepalanya dua penjaga, batok kepala itu langsung pecah, dua orang itu tanpa bersuara roboh kebawah.   Cui-ming merampas sebilah pedang, lalu berjalan menuju kamar sebelah kiri mendorong pintu masuk kedalam, sekejap keluar lagi dari kamar itu, lalu dengan cepat berjalan menuju pintu ruangan, setelah menutup pintu, dia kembali lagi ke ruangan, menggerakan lagi sanderan tangan kursi.   Pintu rahasia kembali terbuka, didalam terlihat ada sinar lampu keluar.   Dia mematahkan sanderan tangan kursi, ditancapkan ke celah pintu, hingga pintunya tidak bisa bergerak lagi karena dijepit mati didalam dinding membuat hilang kegunaannya.   Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Dia segera melepaskan obat yang menempel di wajahnya, dan menampilkan wajah aslinya, sedikit menggerakan wajahnya yang telah berubah, kembali lagi ke bentuk tuan muda He, hanya pakaian saja yang tetap seperti semula, pedangnya disembunyikan dibelakang tubuh diam-diam masuk ke jalan bawah tanah.   Gedung Wang-yue besar dan tinggi, ruang bawah tanah juga luas sekali, ruang utama dibagi tiga kamar, kamar ditengah diatas rak panjang ada dua buah tempat lilin setiap tempat ada lima lilin, bisa dibawa berjalan, sepuluh lilin besar menerangi ruangan seperti siang hari.   Di dinding juga digantung empat lentera besar.   Tiga kamar bawah tanah pintu nya terbuka lebar, didalamnya juga ada sinar lampu, setiap kamar dihias dengan mewah, ranjang dari tulang dan selimutnya mewah semua, dibandingkan kamar pejabat tingkat atas, atau kamar wanitanya hartawan besar, sepertinya ini lebih mewah.   Tuan besar Du menggunakan taman Qing-feng sebagai tempat cocok untuk melayani keluarga wanita, juga bermaksud tertentu, para tamu wanita yang pernah dihina, setelah meninggalkan tempat itu, mana berani membong-kar perbuatan dosa nya? Tian-xie-jian Leng-gang berempat, dikurung didalam kamar kecil kamar pertama.   Dia sudah lumpuh, sampai tidak mempunyai tenaga untuk menggerakan sepasang tangannya, dia tampak tersiksa sekali, dia dilayani oleh seorang setengah baya lainnya.   Jin Ying-ying juga tidak berdaya, nafas dan darahnya berjalan-perlahan, kaki dan tangannya tidak bertenaga, dia masih bisa memaksakan berjalan.   Karena dia pernah menggerakan tenaga dalam, ingin menolong Tian-xie-jian Leng-gang, tanpa sadar dia menggerakan tenaga dalam, sehingga menimbulkan racunnya berreaksi.   Jin Wen-wen dan seorang setengah baya lainnya, walau bisa bergerak seperti orang biasa, tapi mereka tahu jika menggunakan tenaga dalam, mereka juga akan roboh, maka mereka hanya bisa menerima nasib sambil diam-diam gelisah.   Empat orang yang ditawan, walau hatinya gelisah sekali, tapi tidak merasa takut, mereka tahu orang-orang mereka ada yang telah meloloskan diri, jadi tentu perkumpulan Cun-qiu tidak berani meremehkan pembalasan dari Jin-she-dong, dalam waktu singkat mereka tidak akan mencelakainya.   Tapi mereka tidak memikirkan bahaya yang terselubung.   Saat Mi-hun-tai-sui dengan tertawa keji muncul diluar kamar, empat orang itu sama-sama hatinya tergetar, mereka tahu akan mendapat celaka.   "Kalian ini yang lahir di perguruan ternama, seharusnya mengangkat dan membantu beberapa angkatan muda dunia persilatan?"   Mi-hun-tai-sui sambil tertawa keji melangkah masuk kamar, seperti seekor srigala lapar menghadapi anak kambing.   "perkumpulan Cun-qiu berdiri belum lama, sangat memerlukan dukungan dari orang-orang perguruan besar dan ternama. Dan cara mendapatkan dukungan dari perguruan besar dan ternama, adalah dengan cara menjalin keluarga atau bergabung, aku percaya kalian pasti ada perasaan yang sama, betul kan?"   "Kau pantas mati!"   Jin Wen-wen memaki dengan keras.   "jangan harap kau bisa menggunakan cara keji dan hina memaksa kami, Jin-shedong akan membalas kalian dengan cara yang paling dahsyat, kau akan membayar dengan harga yang menakutkan......"   "Betulkah?"   Mi-hun-tai-sui tertawa keji.   "He he he......siapa orangnya yang tahu aku pernah menghina kalian? Apa kalian akan mengumumkan pada dunia? Hehehe......aku Mi-hun-tai-sui berani berbuat cabul, tentu bisa menutupi langit, kalau kalian tidak malu mengatakan keluar, aku juga tidak akan menyangkal, aku juga tidak akan perduli, orang persilatan berharap kalian perguruan besar dan ternama mendapat malu, orang yang bersorak pasti akan lebih banyak dari pada orang yang menyayangkan, aku tahu ini adalah kenyataan."   "Kau......"   "Kalian dua wanita cantik marga Jin, betul tidak cucu nya pendeta dao Zi-xu?"   Mi-hun-tai-sui mengulurkan tangan mengusap wajah Jin Wen-wen, dengan tertawa cabul berkata.   "kau pasti Jin Wen-wen, aku dengar, baru saja kau bertunangan, calon suamimu sudah meninggal dunia, ini artinya dia tidak beruntung, juga sialnya dirimu, sebelum mencicipi dirimu yang segar sudah menemui raja akhirat, membuat kau menjadi janda. Aku Mi-hun-tai-sui tidak pantang bau anyir, sudah pasti mau menerimanya!"   "Kau......"   "Ini pasti Jin Ying-ying."   Mi-hun-tai-sui mengulurkan tangan besar, menangkap Jin Ying-ying yang tidak keburu menghindar, dengan telak dipeluknya.   "kalian kakak beradik berdua harus mengajukan permintaan pada Jin-she-dong, membantu perkumpulan Cun-qiu, memimpin pendekar diseluruh dunia, kalau orang Jin-she-dong tidak mau, paling sedikit juga tidak akan campur tangan pada gerakan perkumpulan kami. Apa kalian mau membantu aku mohon pada famili dan teman kalian?"   Jin Ying-ying hampir saja menggigit hancur giginya, dia tidak berani sembarangan menggunakan tenaga dalam, sekuatnya dia meronta menendang memukul, melakukan perlawanan yang tidak ada harapan.   "Lepaskan! Kau anjing hina ini......"   Dia menggigit gigi memaki.   "Kuberi kau makan obat penawar dulu, aku tidak menginginkan kau karena malu dan marah sehingga melukai dirimu sendiri."   Mi-hun-tai-sui sebelah tangan menjepit, sebelah tangan lainnya mengeluarkan satu botol kecil dari kantongnya, menggunakan mulut membuka tutup botol, menumpahkan sebutir obat berwarna merah sebesar kacang.   "he he he...... sayang, aku tidak akan menelantarkan kau......"   Orang setengah baya baju hijau matanya melotot, sekali berteriak marah maju menerjang.   Mi-hun-tai-sui juga membentak marah, tangan besarnya dikibaskan, angin kecang keluar, orang setengah baya baju hijau berteriak keras sekali, melayang keluar menabrak dinding, terlontar jatuh ketanah sambil mengeluarkan rintihan kesakitan, kaki dan tangan mulai lumpuh.   Lalu, Jin Wen-wen yang maju menerjang juga disapu oleh kakinya hingga jatuh ketanah.   "Dengan baik aku akan mengatur kalian, setelah puas aku baru akan berhenti."   Mi-hun-tai-sui dengan bangga mengapit Jin Wen-wen jalan menuju keluar.   "aku ingin kalian orang dari perguruan ternama ini mendapat malu yang besar, hidup susah, mati pun sulit."   "Benarkah?"   Di luar pintu terdengar suara Fu Ke-wei yang menggelegar.   "dengan demikian, nama besarnya perkumpulan Cun-qiu yang berani bertindak berani melakukan, berani menantang berkelahi dengan perguruan ternama, akan tersebar luas ke seluruh dunia, orang persilatan yang mendengar nama saja sudah ketakutan, orang yang seperti aku ini, mungkin hanya bisa jadi pesuruh kalian baru bisa meneruskan sisa hidup."   Mi-hun-tai-sui yang sudah keluar dari kamar, dia terkejut sekali! "Iii......kau......kau bukan......"   Mi-hun-tai-sui melihat seragam pengawal yang dipakainya, mengira dia adalah orangnya keluarga Du, dia tidak mengerti pengawal keluarga Du, kenapa berani tidak sopan pada dia.   "Aku bukan orangnya keluarga Du."   Fu Ke-wei sambil pelan menggoyang-goyangkan pedang, wajahnya aneh, seperti tertawa bukan tertawa wajah penuh hawa sesat.   "dugaanmu benar."   "Kalau begitu kau adalah......"   Mi-hun-tai-sui yang menjepit Jin Ying-ying kembali kedalam kamar.   "Kau tanyakan saja pada dua wanita cantik ini, mereka tahu siapa aku."   Fu Ke-wei menunjuk pada Jin Ying-ying yang ketakutan, dan Jin Wen-wen yang terbaring lemas didinding.   "juga tahu apa tujuanku datang kemari."   "Berengsek! Aku ingin kau yang mengatakan."   Mi-hun-tai-sui berteriak marah.   "Baik, aku katakan. Aku adalah tamu agungnya keluarga Du dan Guan, putra terhormat He Xian-wei dari ibu kota. Hemm! Kau blasteran yang dipelihara anjing sudah ingat belum?"   Wajah dia berubah, berubah jadi beringas, tampak berandalan sekali, kata-katanya kasar tidak karuan, mana ada tampang seorang putra terhormat dari ibu kota? Malah sebaliknya cocok dengan pakaian pengawal yang dikenakannya.   "Anjing! Du Lan-yin wanita hina ini meninggalkan kau disini, dengan sengaja supaya kau bisa menghina aku? Kau......"   "Pasang telinga keledaimu, dengar baik baik, aku mencarimu, tidak ada hubungannya dengan keluarga Du, Du Lan-yin sama sekali tidak tahu aku ada disini.   Aku mencarimu, karena ada urusan benar salahnya antara kau dan aku."   "Sialan, apa itu urusan benar salah!"   Mi-hun-tai-sui mendorong jatuh Jin Ying-ying ke pojok dinding, sambil berteriak keras mencabut pedang menerjang maju, dengan jurus ganas Meteor Mengejar Bulan dia menyerang, begitu pedang ditusukan mendadak timbul angin kencang, niatnya sekali serang langsung berhasil.   Seorang putra terhormat ibu kota, dengan sekali serangan seharusnya sudah cukup.   "Traang!"   Kembang api berterbangan, Mi-hun-tai-sui terlontar mundur delapan che lebih, hampir saja menabrak dinding, kakinya menginjak kaki kanannya Jin Ying-ying yang tidak keburu menghindar, hampir saja dia terjatuh.   Jin Ying-ying juga menjerit kesakitan, menarik kakinya! Fu Ke-wei tidak mengejarnya, dia takut melukai dua wanita yang ada dilantai.   "Aku orangnya sangat memegang urusan benar salah, kau memegang atau tidak bukan urusan aku."   Fu Ke-wei melotot ditempatnya, tangan kiri bertolak pinggang persis seperti berandalan.   "aku sama denganmu, adalah seorang gila sek yang diketahui semua orang. Aku datang kekota Wu-chang, adalah karena tertarik pada dua gadis keluarga Du dan Guan, sudah tampak di depan mata dengan satu panah dapat dua elang, mendapatkan orang dan harta, malah mendadak muncul dua wanita yang lebih cantik dari Jin-she-dong, terus-menerus merusak usahaku, sungguh mengesalkan sekali. Aku sudah tidak tahan lagi, bersumpah harus mendapatkan mereka, jadi satu panah dapat empat elang, peluk kiri rangkul kanan, ditambah ganjal didepan dan dibelakang. Hemm..! Tidak diduga kembali mendadak muncul kalian sekelompok anjing brengsek, malah berani merebut incaranku, kau blasteran yang buta ini, malah beraninya berebut makan lebih dulu daging angsaku, aku ingin sembelih kau berandalan kelas tiga... apa yang telah aku katakan pasti akan kulaksanakan."   Mendengar kata-kata ini Tian-xie-jian Lenggang dan orang setengah baya lainnya sampai mengerutkan alis.   Hati Jin Ying-ying ya marah ya malu ya gelisah, Jin Wen-wen malah sepertinya tidak terpengaruh, hanya dengan sepasang matanya yang jernih memperhatikan Fu Ke-wei.   Saking marahnya Mi-hun-tai-sui merasa paru-parunya seperti akan meledak, sekali berteriak keras, dia kembali menerjang maju seperti kerbau gila.   "Traang traang traang!"   Tiga kali terdengar suara pedang! Mi-hun-tai-sui kembali terlontar ke sudut dinding, setiap serangan dahsyatnya, semua tanpa ampun ditangkis oleh Fu Ke-wei.   Kali ini, akhirnya Mi-hun-tai-sui mengerti.   Putra terhormat dari ibu kota ini, jurus pedang dan tenaga dalam mengendalikan pedangnya, sama sekali bukan orang biasa seperti dia sering temui, dia segera mengeluarkan teriakan keras, memanggil penjaga diatas dan anak buahnya untukdatang membantu.   "Tidak perlu repot-repot."   Fu Ke-wei yang tahu isi hati Mi-hun-tai-sui, pedangnya sudah mendesak Mi-hun-tai-sui ke sudut mati.   "orang dibawah loteng, sudah dibunuh mati semua olehku. Begitu orang diatas loteng turun satu, pasti akan mati satu. Pelayanku diluar telah menghadang jalan bawah tanah ini, dia membunuh orang lebih menakutkan dari pada aku, sekelompok bawahanmu itu, tidak ada yang mampu menahan sekali sabetannya. Sekarang, paling bagus kau tenangkan dirimu, perhitungkan bon urusan salah-benarnya dengan aku."   "Kau jangan sembarangan bicara,"   Mi-hun-tai-sui mulai ketakutan, dia berlagak merogoh ke dadanya, seperti akan mengeluarkan senjata ampunnya.   "dua gadisnya keluarga Du dan Guan, aku masih tidak memandangnya......"   "Yang aku bicarakan adalah dua wanita cantik yang di lantai ini, kau jangan berniat busuk menghindar yang berat melakukan yang ringan."    Darah Daging Karya Kho Ping Hoo Bangau Sakti Karya Chin Tung Sepasang Pendekar Perbatasan Karya Chin Yung

Cari Blog Ini