Ceritasilat Novel Online

Warisan Jenderal Gak Hui 10


Warisan Jenderal Gak Hui Karya Chin Yung Bagian 10


Warisan Jenderal Gak Hui Karya dari Chin Yung   Tanya Shin Kai Lolo dengan suara berbisik.   Tong Kiam Ciu menggelengkan kepala, kemudian dia mencari-cari pula kalau matanya menemukan sesutu pemandangan luar biasa atau mencurigakan Tong Kiam Ciu merasa heran dengan kecepatan Ho Beng menghilang.   Bahkan sampai saat itu dia belum melihat kelebatan Ho Beng yang katanya akan menyelidiki keadaan tadi ketika bersama-sama keluar dari ruang pertemuan.   Tetapi Kiam Ciu sampai saat ini sama sekali belum melihat bayangan Ho Beng.   Maka mata Kiam Ciu mengamati ke tempat-tempat gelap dibalik-balik bayangan kalau-kalau melihat sesuatu bayangan maupun hal-hal yang patut dicurigai.   "Aku sudah menduga kalau Ho Beng itu bukanlah seorang jujur. Oh, celaka ayolah kita cepat-cepat memberitahukan kepada kawan-kawan kita !"   Seru Shin Kai Lolo dan tampaklah nenek itu gugup.   Begitu telah selesai dengan kata-katanya itu maka Shin Kai Lolo dan Kiam Ciu segera pergi meninggalkan tempat itu menuju kearah ruangan pesta.   Tetapi mereka tertahan sejenak, karena dikejutkan oleh sebuah bayangan yang bersifat mengejek.   "Sayang sudah terlambat ! Ha ha ha ha !"   Suara itu menggelegar bagaikan guruh yang menggoncangkan bumi.   Tong Kiam Ciu terperanjat, pemuda itu menahan langkahnya dan melihat keadaan sekitarnya.   Dia berusaha menemukan bayangan atau orang yang telah melontarkan kata-kata yang mengejeknya itu.   Ketika kabut diatas telaga itu tersibak tertiup angin dan tampaklah sebuah perahu besar yang berjarak kira-kira hanya tiga puluh meter jauhnya dari kapal 8 21 Ouw Hin Lee.   Diatas tiang mengintai tampaklah seorang laki-laki bertubuh tegap dan kuat.   Oraag itu tengah mengamati kearah Tong Kiam Ciu.   Tidaklah pangling lagi Kiam Ciu, bahwa orang yang mengintai dan tadi melontarkan ejekan itu adalah Kwi Ong.   Kwi Ong yang berhaii kejam dan jahat itu.   Kemudian melihat pula Ho Beng wakil ketua partai Ouw-ki-pang.   Menurut keterangan Shin Kai Lolo bahwa Ho Beng telah berkhianat kepada partainya dan memihak kepada Kwi Ong.   Dia telah sampai hati untuk membunuh serta akan meracuni semua tokoh-tokoh yang sedang dijamu oleh Ouw Hin Lee kemudian akan membinasakan orang-orang dari partai Ouw-ki-pang dan partai Kim-sai.   Maka Tong Kiam Ciu segera melompat kearah kapal Kwi Ong dan akan menyerbu orang-orang yang akan berbuat tidak baik itu.   Sedangkan Shin Kai Lolo telah lari masuk kedalam ruang pesta untuk bertindak dan menyelamatkan mereka yang berada didalam ruang pertemuan itu, Kapal layar besar milik Kwi Ong lelah merapat pada kapal layai milik Oow Hin Lee, Sedangkan Kiam Ciu telah berada diatas dek kapal Kwi Ong, maksudnya akan membinasakan Kwi Ong dan menghajar Ho Beng.   Tetapi begitu Kiam Ciu tiba diatas dek kapal tampaklah air telaga berbuih.   Ternyata dari buihan itu kemudian tampak warna merah darah.   Ternyata Ho Seng telah mulai membantai orang-orang dari partai kim-sai dan orang-orang dari partai Ouw-ki-pang.   Ketika Kiam Ciu akan memanjat tiang magun, maka tampaklah Kwi Ong telati meluncur dari tiang itu melayang kemudian mencebur kedalam telaga.   Menyaksikan hal itu maka Kiam Ciu segera terjun kedalam telaga pula untuk mengejar Kwi Ong, kemudian akan membinasakan Ho Beng yang telah berlaku tidak senonoh dan keji membantai orang-orang bekas anak buahnya sendiri.   Ho Beng berkhianat dan berpaling kepada Kwi Ong dengan maksud untuk menduduki tahta kepemimpinan partai Ouw-ki-pang.   Kemudian Ho Beng rela dan sampai hati untuk merebut dari tangan pemimpinnya sendiri.   Pemimpin yang telah memberikan kemuliaan dan kebahagiaan kepadanya selama puluhan tahun.   Tetapi iblis lelah merasuki benak 8 22 Ho Beng maka semua kebaikan dan kemanusiaan telah dilupakannya.   Yang terngiang dibenaknya hanya bisikan iblis keji untuk merebut kedudukan.   Rupa-rupanya Ho Beng telah memberikan isyarat siap untuk membinasakan orang-orang perkumpulan dari partai Kim-sai dan Ouw-ki-pang.   Maka Kwi Ong telah mengerahkan anak buahnya dari suku bangsa Biauw untuk dengan diam- diam menggasak orang-orang dari kedua partai yang sedang lengah dan berpesta diatas kapal Ouw Hin Lee itu.   Hati Kiam Ciu menjadi sangat gusar dan benci sekali dengan orang yang berhati curang dan khianat.   Maka ketika dia melihat Ho Beng berkelebat meloncat naik keatas kapal Kwi Ong, kembalilah kemarahan pemuda itu meluap- luap Dia telah mengerahkan ilmu Ceng-teng-pa-cui atau capung melompat dari permukaan air.   Langsung Kiam Ciu melompat kearah perahu Kwi Ong.   Namun kelebatan tubuh pemuda itu terlihat oleh Kwi Ong.   Segeralah orang kejam itu membentak dan mengirimkan serangan tangan mendorong kearah tubuh Kiam Ciu yang tengah melayang.   "Kiam Ciu mengapa kau tergesa-gesa merat !?"   Bentak Kwi Ong.   Dalam pada itu Kiam Ciu telah melesat, tubuhnya telah melayang diatas geladak perahu Kwi Ong.   Tanpa menduga datangnya serangan itu, maka ketika dirasakan angin pukulan yang mendampar tubuhnya, Kiam Ciu tidak sempat lagi mengelak.   Maka tiada ampun lagi tubuhnya telah terkena hembusan tenaga pukulan yang hebat sekali.   "Hait!"   Terdengar seruan Kiam Ciu.   Tetapi pemuda itu tidak berdaya dan tidak dapat mengegosi serangan Kwi Ong.   Maka ketika Kiam Ciu telah menginjakan kakinya diatas papan geladak segeralah terjatuh.   Tubuhnya terasa bagaikan dicopoti tulangnya.   Dengan tubuh hancur pemuda itu jatuh terduduk dan lunglai Semangatnya telah hilang dan napasnya jadi sesak sekali, Sebentar kemud an dia telah memuntahkan darah kental berwarna hitam.   "Celaka. iblis itu lelah meracuniku."   Pikir Kiam Ciu. 8 23 "Hahaha anak kemarin sore yang berlagak mau berbuat apa kau dihadapan tuan besarmu ini hah?!"   Seru Kwi Ong yang tiba-tiba telah berada didebat Kiam Ciu.   Begitu juga beberapa orang dari partai bangsa Biauw itu telah berdiri mengepung tubuh Kiam Ciu.   Juga dalam deretan orang-orang itu Kiam Ciu telah ada beberapa orang yang dikenalnya, misalnya Pa Nu dan begitu juga si penghianat hidung besar Ho Beng juga berada ditempat itu.   Kiam Ciu tidak dapat berbuat apa-apa karena tubuhnya terasa sangat lemah.   Karena dia tidak berhasil juga mengejarkan ilmu Bo-kit-sin-kong untuk menghalaukan pengaruh pukulan beracun Kwi Ong.   Pemimpin suku bangsa Biauw itu tertawa dengan bangga dan memandang rendah diri Kiam Ciu.   Panas sebenarnya hati pemuda itu diperlakukan seperti itu, namun apa boleh buat dia tidak dapat berbuat apa-apa lagi.   Hanya terdengar kekuatan gigi-gigi pemuda itu pertanda menahan amarahnya.   Kwi Ong juga mengagumi sikap gagah pemuda itu.   "Kwi Ong, Bukankah kau datang di telaga ini akan mencari kitab pusaka Pek- seng Ki-su ? Peta tempat penyimpanan kitab pek-seng itu berada ditanganku !"   Seru Kiam Ciu. Mendengar keterangan Kiam Ciu itu akhirnya Kwi Ong berpikir juga.   "Tanpa peta pek-seng itu akan takkan dapat menemukan kitab pek-seng ki- su. Maka aku harus merebut peta itu terlebih dahulu dari Kiam Ciu". Ia telah mengetahui bahwa kitab pusaka pek-seng ki-su tersimpan disekitar telaga Ang-tok-ouw, maka dia telah memimpin orang-orangnya ke telaga itu. Dia telah bersekutu dengan Ho Beng pembantu Ouw Hin Lee itu yang berambisi untuk menjadi pemimpin dan merebut kedudukan Ouw Hin Lee. Kwi Ong telah menjanjikan untuk membantu Ho Beng merebut kedudukan ketua partai Ouw-ki- pang. Sebelum Kwi Ong turun tangan maka dia sempat mengetahui pula bagaimana partai Kim-sai dan Ouw-ki-pang menggempur partai Kong-tong diatas telaga Ang-tok-ouw itu. 8 24 Selelah Kwi Ong memperhitungkan bahwa dia mampu untuk menggempur dua partai itu dan mendapat bantuan pula dari dalam ialah Ho Beng yang telah berpaling itu. Maka Kwi Ong segera memimpin anak buahnya untuk menyerbu partai Kim-sai dan Ouw-ki-pang Kini setelah dia berada di telaga Ang-tok-ouw dan telah membinasakan banyak orang2 dari partai baik Ouw-ki-pang maupun dari partai Kim-sai dan kini telah berhadapan dengan Kiam Ciu lagi. Maka kini dia akan mengambil jalan terdekat dan termudah untuk menemukan kitab Pek-seng-ki-su. Setelah dia pikirkan lebih dalam maka dia harus dapat merebut peta Pek-teng yang kini disimpan oleh Kiam Ciu. Maka kini dia tertawa sendirian, hingga menimbulkan kengerian dihati orang- orang yang berada disekitarnya. Karena tawa pemimpin suku bangsa Biauw itu sangat seram dan bergidikan bulu kuduk siapapun yang mendengarkannya.   "Kiam Ciu jiwamu berada ditanganku, sedangkan peta pek-seng di tanganmu hayo sekarang serahkan peta itu kepadaku !"seru Kwi Ong dengan wajah seram dan mata melotot. Namun Kiam Ciu yang kini tidak berdaya dan seluruh tubuhnya lemah itu tetap tenang. Dia memandang kearah mata Kwi Ong Kemudian tersenyum, sebenarnya Kiam Ciu ingin bangun, tetapi tidak berhasil.   "Kau dapat mengambil sendiri didalam saku bajuku! "seru Kiam Ciu. Kwi Ong melangkah maju mendekati Kiam Ciu Kemudian merogoh saku jubah pemuda itu. Didalam saku jubah itu dia menemukan beberapa lembar kertas yang bertuliskan huruf-huruf indah, kemudian selembar kertas kosong. Sama sekali Kwi Ong tidak menemukan selembar peta didalam saku baju luar maupun pakain dalam Kiam Ciu. Ketua suku bangsa Biauw itu sangat marah dan merasa dirinya dipermainkan dan perolok-olokan oleh Kiam Ciu. Maka segeralah ia membentak.   "Kurang ajar kau mempermainkan aku. Mana peta Pek-seng!"   Gertak Kwi Ong dengan bergusar hati dan sambil merenggutkan leher baju Kiam Ciu menatap wajah pemuda itu dengan mata melotot.   8 25 Saat seperti itu dan dalam keadaan yang tidak berdaya itu, maka ibaratnya nyawa diujung rambut, Dia telah jatuh ditangan dan dalam cengkeraman siiblis itu.   Maka sekali ini Kwi Ong membalikan tangan dan matilah Kiam Ciu.   "Peta Pek-seng berada ditanganmu, hanya saja kau belum mengetahui caranya untuk melihat peta itu, Peta itu harus dibaca secara rahasia membaca dan melihat peta itu oleh Gan Hua Liong telah dijelaskan kepadaku. Maka hanya aku seoranglah yang dapat mengerti peta Pek-seng itu. Untuk menemukan tempat kitab Pek-seng ki-su maka kau mencariyapun harus dengan aku"   Jawab Kiam Ciu menjelaskan.   Tong Kiam Ciu benar-benar telah berada ditangan Kwi Ong.   Nyawanya tinggal bergantung diujung rambut maka dia harus memutar akal untuk mengulur waktu agar dia dapat selamat.   Karena dia akan merasa penasaran serta khawatir binasa dalam keadaan tugas-tugasnya belum dilaksanakan semuanya.   Maka dia berusaha untuk menyelamatkan diri dan mencari daya- upaya bagaimana caranya untuk membebaskan diri dari cengkeraman tangan siiblis Kwi Ong itu.   Kwi Ong yang keranjingan ingin menguasai dunia persilatan dan dia berkeyakinan bahwa dengan memiliki kitab pusaka Pek-seng-ki-su itu berarti dia akan mempunyai kesaktian yang langka diatas jagad ini.   Maka dia berusaha keras untuk dapa merebut kitab itu.   Maksud semula dia akan membunuh Kiam Ciu, karena dia yakin kalau pemuda itu tetap hidup kelak akan membuat kacau keadaan.   Kiam Ciu menurut pandangan Kwi Ong kelak kalau dibiarkan hidup akan banyak mengacaukan keadaan dan mungkin akan menyulitkan dirinya sendiri.   Maka lebih haik dibinasakan saja ! Namun ketika disadarinya, bahwa dia masih membutuhkan tenaga pemuda itu untuk menunjukkan tempat penyimpanan kitab Pek-seng-ki- su maka untuk sementara terpaksa dia membiarkan Kiam Ciu hidup.   Lagi pula menurut perhitungannya, bahwa Kiam Ciu sudah tidak berdaya untuk dapat melarikan diri lagi.   Akhirnya Kwi Ong berkesimpulan untuk pergi meninggalkan telaga Ang-tok-ouw dan mencari kitab pusaka Pek-seng-ki-su.   Maka dia berseru kepada Ho Beng.   8 26 "Untuk sementara waktu, aku mengangkat kau sebagai wakilku.   Aku telah mengambil keputusan untuk mencari kitab Pek-seng-ki-su dan mempergunakan si jahanam Kiam Ciu itu untuk mencarinya, Maka kini untuk sementara kau bawalah dia keruang bawah, sementara itu kita mengubah haluan!"seru Kwi Ong dengan sikap memerintah.   Beberapa saat kemudian Ho Beng dan Pa Nu telah mengangkat tubuh Kiam Ciu.   Dengan cepat kedua orang itu telah membawa Kiam Ciu keruang bawah.   Disaksikan juga oleh Kim Ciu dan beberapa orang suku bangsa Biauw yang berdiri ditempat itu.   Adapun Kiam C'iu yang dalam keadan lemah dan tidak berdaya itu, sama sekali tidak dapat berbuat apa-apa.   Dia membiarkan saja segala apa-apa yang yang dilakukan oleh orang-orang itu.   Dia telah dibaringkan diatas lantai papan pula di ruangan bawah.   Kiam Ciu terlentang dan pikirannya kacau.   Sama sekali dia tidak berdaya dan tidak dapat berbuat apa-apa padahal dia harus melaksanakan tugas-tugasnya yang masih terbengkalai, juga pada saat-saat seperti itu dia teringat kembali kepada kedua orang tuanya, adiknya yang sangat dicintai juga paman yang mennyintainya.   Apakah mereka selamat atau telah terkena racun ? Bingung pikiran pemuda itu, padahal dirinya sendiri masih dalam keadaan tidak berdaya.   Dalam kegelisahannya itu, akhirnya dia menangkap suatu langkah halus bagaikan tikus merangkaki mendekat.   Kiam Ciu telah dapat membayangkan, pastilah di bawah dan dalam ruangan yang gelap dan pengap itu banyak sekali tikus buas dan kelaparan.   Dia siap siaga untuk menghadapi segala kemungkinan itu.   "Tong Siauwhiap ! Tong Siauwhiap!"   Terdengar sebuah bisikan dari arah kegelapan. Kiam Ciu membuka mata dan mengamati ke tempat itu. Lama-lama tampaklah bentuk tubuh dan ketika orang itu mendekati dan menghampiri Kiam Ciu maka jelaslah bahwa orang itu tiada lain adalah Pa Nu.   "   Tong Siauwhiap, aku ini Pa Nu ... Apakah kau sudah lupa ?"   Aku pernah bertemu denganmu dan pernah memberikan petuniuk untuk memasuki tempat 8 27 perangkap serta keluar dari perangkap dulu di Desa Sing-kiauw-cong. Bisik orang itu berhati-hati sekali.   "Mengapa kau dalang kesini ? Apakah kau telah disuruh oleh Kwi Ong untuk mengorek rahasia peta Pek-seng itu ?"   Tanya Kiam Ciu berbisik pula. Sebenarnya saat itu kiam Ciu akan berbicara keras, tetari Pa Nu telah memberikan isyarat dengan jari telunjuknya. Hingga Kiam Ciu menahan tekanan suaranya.   "Tong Siauwhiap, kuharap kau jangan salah mengerti. Aku akan datang untuk menolongmu"   Pa Nu berhenti sejenak dan menunggu reaksi Kiam Ciu.   "Aku dan Kim Ciu sangat mengagumi sifatmu yang luhur dan budiman Kau hampir menjadi korban keganasan Kwi Ong karena kau membela Gin Ciu. Maka kita telah bertekad untuk membalas budimu itu"   Sambung Pa Nu. Ucapan-ucapan yang setengah berbisik itu diucapkan oleh Pa Nu dengan khidmad. Maka ketika mendengar kata-kata yang meyakinkan itu percayalah Kiam Ciu akan kata-kata Pa Nu.   "Sekarnnp aku berada dimana?"   Tanya Kiam Ciu berbisik kepada Pa Nu.   "Kau berada di ruang bawah dialas kapall. Kwi Ong. Kini sedang berlayar menuju ke kota Pek-seng Kita pernah menemukan kota yang hilang itu". jawab Pa Nu.   "Oh "   Sambung Kiam Ciu Sesaat suasana menjadi sepi, hanya mendengar napas mereka yang teratur karena memang mereka sangat berhati-hati untuk jangan sampai menarik perhatian para petugas orang-orang Biauw.   Tiba-tiba Kiam Ciu meraih lengan baju Pa Nu dan menariknya dekati benar dengan wajah Kiam Ciu.   Kiam Ciu berbisik "Mengapa kau berusaha unluk menolongku? Aku tidak ingin melibatkan dirimu dalam urusan ini.   Menyingkirlah kalau perbuatanmu ini diketahui oleh Kwi Ong, apakah kau tahu akibatnya?"   Bisik Kiam Ciu.   "Ya, aku tahu resikonya!"   Bisik Pa Nu.   "Perbuatanmu ini tidak ada artinya, kau hanya akan mengambil resiko saja!"   Bisik Kiam Ciu dan berusaha akan mendorong Pa Nu. 8 28 Tetapi orang itu tetap nekad dan berbisik kepada Kiam Ciu.   "Apapun yang akan terjadi itu adalah resiko kami sendiri. Aku telah bertekad. Kami merasa berhutang budi kepadamu ketika kau berusaha untuk menolong jiwa Gin Ciu, untuk itu apakah seandainya kami juga akan menolong membebaskan kau ? Lagi pula kami sangat menggantungkan harapan kepadamu"   Bisik Pa Nu.   Warisan Jenderal Gak Hui Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Apakah harapan kalian itu ?"   Tanya Ki- am Ciu.   "Ya, kami merasa tidak betah lagi dibawah kekejaman Kwi Ong yang benar- benar bertambah mabuk kekuasaan dan kejam sekali"   Bisik Pa Nu.   "Oh .."   Hela Kiam Ctu menarik nafas panjang.   "Namun untuk membinasakan Kwi Ong kami tidak mampu. Maka harapan itu kudambakan atas dirimu dan kawan-kawanmu. Kami mengharapkan kelak Tong Siauwhiap dapat membasmi Kwi Ong"   Bisik Pa Nu.   "Hem . ."   Sambung Kiam Ciu. Tiba-tiba Pa Nu meloncat dan menyelinap ke tempat yang paling gelap dan tersembunyi di balik tong-tong persediaan air. Tiada lama kemudian tampaklah kelebatan bayangan mendekati Kiam Ciu.   "Tong siauwhiap !"   Bisik seseorang dari tempat kegelapan.   Suaranya mirip suara wanita.   Tiada lama kemudian tampaklah bayangan itu menghampiri Tong Kiam Ciu.   Ketika jarak mereka berdekatan, barulah jelas terlihat oleh Kiam Ciu ternyata orang yang baru dalang nu tiada lai,n adalah Kim Ciu.   Gadis itu tampak tersenyum, walaupun wajahnya tidak kelihatan jelas namun saat itu Kiam Ciu terpesona juga melihat perubahan kecantikannya.   "   Mengapa kau berada disini ?"   Tanya Kiam Ciu berbisik.   "Kau harus mengikutiku lari dari tempat ini ?"   Bisik Kim Ciu.   "Suhu saat ini belum membunuhmu, hanya karena kaulah yang mengetahui rahasia peta Pek- seng itu. Jika suhu telah mendapatkan kitab Pek-seng ki-su pastilah kau akan dibunuhnya ! Kau sekarang dalam keadaan terluka parah !" 8 29 Mendengar petunjuk itu Kiam Ciu tersenyum. Dipandanginya gadis itu dengan penuh rasa terimakasih atas jerih payahnya. Tetapi kemudian wajah Kiam Ciu tampak hampa. Tampaknya pemuda itu sama-sekali tidak mempunyai hasrat untuk melarikan diri.   "Terima kasih atas jerih payah dan kebaikan budimu"   Jawab Kiam Ciu.   "Tetapi Tong siauwhiap harus turut kami keluar dari tempat ini!"   Bisik Kim Ciu. Kiam Ciu sejenak memandang kearah gadis itu. Kemudian tampaklah wajah pemuoa itu tegang, akhirnya tersenyum.   "Aku tidak dapat lari, tidak dapat mengikuti anda keluar dari tempat ini. Karena aku memang tidak mau untuk lari. Aku telah bertekad untuk...."   Jawab Kiam Ciu serius. Tiba2 Kim Ciu menggerakkan jari-jemarimya menotok jalan darah bagian leher pemuda itu. Bertepatan dengan itu pula, tampaklah kelebatan Pa Nu mencegah perbuatan Kim Ciu itu.   "Sumoi tahan! Mengapa kau menotok jalan darah Tong Siauwhiap ?"   Seru Pa Nu sambil menampel tangan yang sedang menotok.   Numun Pa Nu terlambat beberapa saat lamanya, tampaklah Kiam Ciu telah tidak berdaya.   Karena totokan jalan darahnya itu, tbuh Kiam Ciu jadi lumpuh dan lemah.   Setelah Kim Ciu hilang dari rasa terkejut karena kedatangan Pa Nu yang telah datang dengan tiba-tiba itu.   Maka segeralah gadis itu menjawab.   "   Aku terpaksa menotok jalan darah bagian leher yang melumpuhkan. Karena aku harus dapat membawa dia keluar dari tempat ini aku tidak dapat melihat dia binasa ditangan suhu!"   Bisik Kiam Ciu menjelaskan. Pa Nu berpikir sejenak kemudian mengangguk-anggukan kepala dan berkata.   "Betul. kita harus membawa Tong-siauwhtap keluar dari tempat ini!"   Sambung Pa Nu menyetujui sikap Kim Ciu.   "Tidak!"   Seru Kiam Ciu.   "Aku tidak mau dibawa keluar dari tempat ini. Aku sangat berterima kasih kepada kalia,n tetapi aku telah luka parah dan tak dapat 8 30 melarikan diri. Jika kalian ingin menolongku, tolonglah untuk menyembuhkan luka dalamku!"   Seru Kiam Ciu wajahnya masih tampak pucat dan berkeringat. Sesaat kemudian tampaklah Kim Ciu mengambil sebutir pil dari sakunya dan langsung dimasukan kedalam mulut Kiam Ciu tanpa ragu-tagu.   "Pil ini adalah buatan suhuku sendiri, maka aku yakin bahwa setelah Toug siauwhiap menelannya akan segera sembuh,"   Bisik Kim Ciu yakin.   Suasana sangat tenang, diluar telah terdengar gemuruhnya air hujan dan angin yang berhembus kencang.   Hingga dengan demikian untunglah keadaan mereka itu.   Karena gemuruhnya suara air hujan dan desauan angin maka segala pecakapan antara Tong Kiam Ciu dan Kim Ciu maupun dengan Pa Nu tidak dapat terdengar oleh para penjaga.   Tiba-tiba terdengar suara terompet panjang, terompet yang terbuat daritanduk kerbau itu kedengaran melengking dan meliuk-liuk mencurigakan iramanya.   "Sumoi, suara apakah itu ? Lebih baik kita keluar saja dari tempat ini! Untuk menjaga jangan sampai terjadi sesuatu"   Seru Pa Nu.   Sementara itu tampaklah Kiam Ciu telah dalam keadaan tertidur.   Setelah dia makan pil obat, keringat masih tampak membintik di wajahnya Kim Ciu memandang wajah pemuda itu sesaat lamanya.   Kemudian menghapus keringat yang membasahi wajah pemuda itu.   "Baiklah"   Kita tinggalkan dulu Tong siauwhiap, setelah dia istirahat sejenak, kukira dia akan berangsur menjadi baik"   Bisik Kim Ciu.   Sementara iiu diatas geladak kapal Kwi Ong terjadi kegaduhan suara orang ribut dan berlari-lari kesana-kemari, walaupun di luat air hujan lebat sekali.   Namun kegaduhan itu terdengar tidak mereda bahkan bertambah ramai.   Tidak lama kemudian nampaklah Kim Ciu telah turun dan masuk kedalam ruang dimana Kiam Ciu menggeletak.   Pemuda iyu terbangun dan menggeliat dirasakan pernapasannya serta tenaganya telah pulih kembali.   Banyak perobahan yang dirasakannya, dia merasa bersyukur.   Ketika Kim Ciu tiba ditempat itu dan menghampiri Kiam Ciu.   maka pemuda itu telah membuka matanya dan tersenyum kearah Kim Ciu.   8 31 "Tong siauwhiap, bagaimana peraaanmu ?"   Tegur Kiam Ciu.   "Terima kasih atas batuan dan pertolonganmu, Aku sudah banyak kemajuan kini"   Bisik Kiam Ciu menjawab.   "Rupa-rupanya kapal akan segera merapat ketepian. Kita akan segera tiba dikota Pek-seng. Diluar hujan turun sangat lebatnya, angin topan sedang mengganas. Kulihat pula beberapa orang tokoh tua berada diatas telaga Ang- tok-ouw dengan tiga buah kapal besar mengejar kapal ini."   Bisik Kim Ciu bersungguh-sungguh.   "Oh ..."   Bisik Kiam Ciu.   "Kulihat Tie-kiat-su-seng, Eng Ciuk Tay su, Siok-soat Shin-ni bahkan seorang yang berwajah aneh yang kudengar bernama Kun-si Mo-kun telah berhasil mendesak suhu. Ilmu silat orang tua itu sangat lilay dan aneh, ternyata dapat menandingi ilmu suhuku. Dia menuntut kepada suhu agar suhu membebaskan Tong siauwhiap. Aku telah mencuri obat-obatan ini dari tempat suhuku menyembunyikannya. Nah. makanlah obat ini dan aku yakin kau akan segera sembuh !"   Bisik Kim Ciu sambil menyodorkan sebuah benda berbentuk tabung dan didalamnya tersimpan obat-obatan.   Tong Kiam Ciu menerima penberian gadis itu, sesaat lamanya memandangi benda itu.   Kemudian memakannya "Terima kasih atas perhatian dan pertolonganmu, Jika aku dapat keluar dari kapal ini lalu bagaimana kau nanti ?"   Tanya Kiam Ciu ragu dan tampak kuatir.   "Aku ikut kau, karena perbuatanku mencuri obat-obatan ini serta menolong membebaskan Tong siauwhiap ini adalah suatu pelanggaran yang besa r dan tak mungkin dapat diampuni lagi. Maka kalau Kwi Ong dapat mengetahuinya aku akan dibunuhnya"   Jawab Kiam Ciu.   Belum lagi selesai dengan kata-katanya tiba-tiba terdengar sebuah tertawa yang sangat keras dan mengejutkan.   Begitulah kedunya terperanjat mendengarkan suara tawa yang mengguntur itu.   Tapi semuanva itu segera berlalu.   Kiam Ciu maupun Kim Ciu telah dapat menguasai diri lagi.   8 32 Ketika diperhatikan oleh Kiam Ciu ternyata orang yang baru datang itu tak lain adalah Kwi Ong.   Maka ketika Kim Ciu menyaksikan bahwa yang baru datang itu adalah Kwi Ong, hatinya agak ragu-ragu tentang keselamatan Kun-si Mo-kun.   Apakah kakek aneh itu masih selamat, atau telah dapat dibinasakan oleh Kwi Ong? "Hmmm, Perbuatanmu bagusus sekali Kim Ciu.   Tetapi kau tidak mau memperhitungkan terlebih dahulu, apa akibatnya atas perbuatanmu itu...."   Damprat Kw Ong dengan suara serak dan mata melotot karera gusar.   "Akibatnya? Aku akan binasa ditanganmu ! Aku rela mati, paling banter tebusannya atas perbuatan ini hanyalah maut"   Jawab Kim Ciu.   "Brakk !"   Terdengar gebrakan keras sekali. Berbareng dengan itu terasalah kapal itu tergoncang sangat keras ternyata kapal Kwi Ong itu bertabrakan dengan kapal lainnya.   "Bangsat! Mereka telah menabrak kapalku"   Seru Kwi Ong dengan suara makian yang kasar dan melupakan keadaan Kiam Ciu.   "Brak ! Brak ! Brug ! Brug!"   Terdengar suara gaduh dan goncangan hebat tiga kali, kemudian tampaklah dinding kapal itu pecah dan air telaga menyembur kedalam ruang bawah.   Semua benda-benda yang berada didalam ruang bawah itu telah terapung dan suasana kacau balau.   Mereka yang berada di tempat itu telah terbenam dalam air, cepat sekali air telaga menyembur dan memenuhi ruangan itu, kapal Kwi Ong lelah miring dan dengan cepatnya air telah memenuhi ruangan bawah.   Kiam Ciu juga tidak berdaya, entah bagaimana keadaannya saat itu.   Dia telah melupakan dan semuanya hilang lenyap dan dia tidak sadarkan diri.   Tahu-tahu dia telah berada di tepi telaga, dimulut sebuah gua.   Kiam Ciu bingung, dia telah berada di bagian yang mana ? Juga tidak terlihat ada orang lain di tempat itu.   Hanya terdengar suara burung berkicau jauh sekali, kemudian terdengar sayup-sayup suara nyanyian yang sangat merdu sekali.   Suaranya sangat lembut dan menyayat hati iramanya.   8 33 Dimasuki lorong gua itu, ternyata lantai gua itu terdiri dari pasir putih dan lembut sekali, terus saja Kiam Ciu memasuki gua sampai ke ujung sana dan tampaklah mulut gua yang terang.   Ketika Kiam Ciu sampai depan gua matanya memandang ke suatu pemandangan yang sangat mengagumkan, Seolah-olah suatu pertamanan yang sangat subur dan teratur rapi sekali.   Bunga-bunga tertanam dengan sangat terawat.   Pohon-pohon yang rata-rata pendek, serta saat itu sedang pada berbunga.   Kagum Kiam Ciu memandang semuanya itu.   Sebuah bangunan rumah mungil dan tampak sangat terawat.   Kemudian sebuah kolam yang airnya jernih dengan bunga teratai yang sedang berkembang pula.   Kiam Ciu perlahan-lahan melangkah memeriksa disekitar tempat itu.   Berkali-kali pemuda itu mengucuk matanya saking tidak percaya dengan apa yang dilihatnya itu.   "Hem, apakah aku telah berada di surga?"   Pikir Kiam Ciu.   Sementara itu angin berhembus halus kali.   Seolah-olah hanya membelainya.   Tercium bau harum sekali serta hawa yang sangat sejuk.   Terdengar pula suara merdu irama lagu yang dinyanyikan sangat enak sekali kedengarannya.   Merdu dan menyayat hati.   Kiam Ciu melangkah dengan ragu-ragu mendekati tempat itu.   Dari kejauhan dia telah melihat bayangan sesosok tubuh yang ramping dan indah sekali.   Pohon rindang menghalangi sinar surva pagi itu.   Dalam keremangan dan keteduhan pohon-pohon yang rindang dan rapat ini tampaklah semuanya itu syahdu.   Indah dan mempesonakan hati.   Warisan Jenderal Gak Hui Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Keadaan itu tidak akan pernah berubah kalau tiada tangan manusia yang akan mengusiknya.   Juga tidak dihancurkan oleh kekerasan dunia.   Indah dan abadi.   (Bersambung   Jilid 9) 9 0 9 1 (Warisan Jenderal Gak Hui) Diolah Oleh . HO TJING HONG   Jilid ke 9 ALAUPUN itu tidak akan mungkin terjadi. Tetapi Kiam Ciu mengharapkan semua itu tiada terusik. Maka dia sangat berhati-hati mendekati gadis yang sedang menyanyi dan mencurahkan getaran kalbunya yang sedang dirundung kesengsaraan.   "Oh, mengapa gadis itu juga masih menyanyikan senandung duka ? Bukankah semuanya yang berada disini serba damai dan indah? Kalau begitu apakah benar menurut suhu Pek-hi-siu-si bahwa dunia ini penuh kepalsuan....   "   Pikir Kiam Ciu.   Ketika itu Kiam Ciu telah berada sangaR dekat sekali dengan gadis yang sedang menyanyi.   Ketika gadis itu telah berhenti menyanyi dan memalingkan wajahnya kearah Kiam Ciu.   Pemuda itu sangat terpesona.   Gadis itu sangat cantik dan pakaiannya sangat indah, kecantikannya, belum pernah dilihat oleh Kiam Ciu.   Maka pemuda itu menganggapnya kecantikan itu seperti bidadari.   "Oh, apakah aku bermimpi ? Apakah dia seorang bidadari?"   Pikir Kiam Ciu dengan pandangan penuh terpesona kearah gadis itu.   Tiba-tiba gadis itu melambaikan tangannya ke arah Kiam Ciu.   Pemuda itu ragu-ragu.   Tetapi tempat itu tiada siapa-siapa, berarti yang dipanggilnya adalah dia ! Karena belum yakin bahwa yang dipanggil itu dirinya, maka Kiam Ciu menunjuk dirinya sendiri dengan ibu jari.   Gadis itu menganggukkan kepala dan tampak tersenyum.   Hati Kiam Ciu bergetar.   Setelah sampai didekat gadis itu, Kiam Ciu menghormat dan membongkok kearah gadis berwajah sayu itu.   "Apakah siocia yang menolong menyelamatkan diriku dari tangan Kwi Ong yang kejam itu ?"   Tanya Kiam Ciu ingin penjelasan. W 9 2 Tetapi gadis itu gelengkan kepalanya. Kemudian menyahut pertanyaan Kiam Ciu dengan suara rawan kedengarannya.   "Tidak, aku tidak menolongmu. Kau terbawa oleh ombak telaga Ang-tok-ouw dan terdampar di tepi telaga. Kemudian kau dengan tidak sengaja telah memasuki sebuah gua sampai di tempat ini. Disinilah sebenarnya kota yang bernama Pek-seng itu. Kota yang telah hilang itu. Tempat ini telah banyak ditumbuhi semak belukar dan menjadi hutan lebat hingga lenyaplah bentuknya. Sedangkan sebagian besar bangunan kota telah tertimbun tanah dan diatasnya telah ditumbuhi pohon-pohon besar. Tinggallah bangunan yang saya tempati itu satu-satunya yang tinggal"   Jawab gadis jelita yang berwajah rawan.   "Jadi lain-lainnya.... apakah...."   Sambung Kiam Ciu gugup.   "Ya, aku tinggal ditempat ini seorang diri. Aku juga semula mencari kitab Pek-seng-ki-su. Ketika aku tiba ditempat ini, aku salah makan dedaunan dan buah-buahan yang akibatnya aku menjadi terganggu pikiran serta tidak mampu untuk meninggalkan tempat ini. Aku hanya dapat berjalan-jalan sebatas pekarangan gedung ini, lebih dari itu aku tidak kuat lagi, tubuhku gemetar dan cin-kiku saling berhantam bergolak"   Tutur gadis itu. Tong Kiam Ciu memandang gadis itu dan mendengarkan kisahnya dengan penuh perhatian. Lalu gadis itu melanjutkan kisahnya .   "Sekarang kau telah berada ditempat itu mungkin juga telah dikirimkan oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk menolongku. Apakah kau sudi menolongku?"   Tanya gadis itu penuh harapan. Tong Kiam Ciu yang berjiwa luhur itu tampak tersenyum dan memandang kearah wajah gadis dengan mata berseri.   "Tentu saja aku bersedia menolong siocia. Lalu dengan cara bagaimanakah aku dapat menolongmu?"   Tanya Kiam Ciu. Belum lagi gadis itu menjawab pertanyaan Kiam Ciu, tiba-tiba pemuda itu telah teringat akan sesuatu yang penting.   "Oh... maaf siocia. Apakah siocia ini cucunya Gan Hua Liong?"   Tanya Kiam Ciu. 9 3 Gadis itu terperanjat mendengar nama Gan Hua Lioag. Dengan mata terbeliak gadis itu bertanya.   "Darimana kau mengenal nama Gan Hua Liong itu? Sesungguhnyalah aku ini memang cucu Gan Hua Liong, karena dia memang engkongku."   Tong Kiam Ciu akhirnya menjelaskan.   "Sebenarnya aku bermaksud datang untuk mencari Pek-seng. Engkohmu telah meminta diriku untuk pergi kekota ini dan menolongmu. Aku sebelumnya tak menduga bahwa dengan kehendak Tuhan aku dapat sampai kekota ini, kota Pek-seng yang memang menjadi tujuan utamaku. Banyak jago-jago silat yang telah datang dan menyatroni kuil Pao-yun-ta, mereka ingin merampas peta Pek- seng dari tangan engkongmu. Aku telah menyaksikannya sendiri bahwa engkongmu telah mempertahankan peta itu dengan mati-matian. Tetapi akhirnya engkong mu bertemu dengan musuh yang lebih tangguh hingga mendapat luka parah"   Belum sele sui cerita Kiam Ctu sunah terputus helaan terkejut gadis itu.   "Oh, lalu bagaimana keadaan engkong?"   "Saat itu, aku bermaksud menolongnya Tetapi beliau menolaknya. Malah akhirnya peta Pek-seng diserahkan padaku. Hanya dipesankan padaku, aku setibanya di kota Pek-seng di suruh mencari cucunya dan untuk menolong membebaskan gadis itu. Akhirnya Gan Hun Liong...."   Belum lagi kata-kata itu selesai, telah diputus lagi oleh gadis itu dengan tidak sabar.   "Hah ? Lalu bagaimana nasib engkongku ?"   Tanya gadis itu tak sabar.   "Sayang engkongmu keras kepala dan sama sekali menolak untuk kutolong, akhirnya menghembuskan nafasnya yang terakhir. Tetapi sayang pula peta Pek- seng itu kini telah jatuh ketangan Kwi Ong ketua partai Biauw."   Jawab Kiam Ciu berhati-hati.   "Oh, aku merasa sangat sedih mendengar berita kematian engkongku, Aku merasa sangat menyesal karena dulu aku sama sekali tidak mendengar kata- kata nasehatnya'' sambung gadis itu dengan wajah sayu. 9 4 Sesaat lamanya suasana menjadi sepi, hanya terdengar helaan nafas gadis itu yang terdengar sangat keras. Kemudian gadis itu dengan suara yang sangat dalam meneruskan kata-katanya .   "Aku sangat dimanjakannya. Aku telah diajarinya ilmu silat yang tinggi. Ketika ternyata aku dapat memahami dan dengan cepat dapat menguasai ilmu-ilmu silat itu, engkong sangat bangga. Bahkan suatu hari engkong mengatakan bahwa aku sebenarnya dapat menjagoi dunia persilatan kalau aku dapat menguasai ilmu silat Pek-seng-ki-su. Aku sangat berhasrat untuk menguasai ilmu silai dari kitab Pek-seng-ki-su itu. Maka oleh kakek aku telah diberi tahu tempat tersembunyinya kitab pusaka itu di kota Pek-seng. Sebenarnya aku dan engkong akan berangkat bersama ke kota Pek-seng ini, tetapi mendadak kakek jatuh sakit dan terpaksa keberangkatan ditunda. Aku tidak sabar lagi, maka akhirnya aku berangkat sendiri. Akibatnya, karena kesembronoanku aku salah makan buah- buahan dan dedaunan hingga aku tertawan ditempat ini. Engkongku tidak dapat datang ke tempat ini sebelum dapat menemukan sejenis buah dan akar Cu-sik, setelah aku memakan buah dan akar itu barulah aku dapat terbebas dari pengaruh ajaib itu"   Kiam C'iu memandang kearah gadis itu, keningnya berkerut dan seolah-olah dia sedang memikirkan suatu masalah yang paling pelik.   "Gan siocia, dengan jalan apakah aku dapat menolongmu ?"   Tanya Kiam Ciu minta penjelasan.   "Aku harus makan sejenis biji buah Cu-sik yang dapat memunahkan segala macam racun dan guna-guna. Kemudian makan pula batang Lok-bwee-kim- keng. Tetapi kedua benda itu sukar dicari. Maka dari itulah engkongku tidak sanggup untuk menolongku. Akupun mempunyai harapan kecil sekali atas pertolonganmu."   Gadis itu merasa berkecil hati dan wajahnya yang sayu itu berpandangan dengan sinar mata yang redup.   Tong Kiam Ciu sangat bergirang hati ketika mendengar gadis itu menyebutkan nama batang pohon Lok-bwee-kim-keng.   Dengan keterangan gadis she Gan itu, kini tahulah Kiam Ciu mengapa Gan Hua Liong ketika terkena racun dari Tok Giam Lo tidak mau ditolong dan disuruh memakan akar Lok-bwee-kim-keng.   Ternyata maksudnya bahwa akar batang 9 5 Lok-bwee-kim-keng itu agar diberikan kepada cucunya.   Namun dia belum sempat mengutarakan permintaan itu sudah keburu meninggal.   Saking girangnya Kiam Ciu hingga tidak dapat berkata-kata dan hanya memandang gadis she Gan itu dengan sinar mata berseri-seri.   Sekarang akar batang Lok- bwee-kim-keng telah dipunyai, tinggallah dia mencari biji buah Cu-sik.   Menurut anggapan gadis she Gan itu, Kiam Ciu bingung dan bimbang.   Sama sekali tidak terduga kalau pemuda yang berada dihadapannya itu telah mempunyai akar batang Lok-bwee-kim-keng.   "Yah.. begitulah keadaannya". Kukira kaupun tidak dapat menolongku seperti juga engkongku. Aku sudah tertawan didalam pekarangan gedung ini selama bertahun-tahun, sedangkan usiaku kini telah mencapai tiga puluh tahun lebih, maka aku telah hampa kini memandang hidup ini, telah sepi dari segala-galanya. Tetapi yang mengherankan diriku sendiri mengapa aku juga tidak dapat berbuat nekad untuk bunuh diri atau bagaimana untuk mengakhiri penderitaan ini "   Gadis she Gan itu menuturkan nasibnya dan keputusasaannya kepada Kiam Ciu. Kiam Ciu memandang gadis itu dengan pandangan penuh belas asih. Kemudian tersenyum dan menuturkan bahwa dia dapat menolong gadis itu.   "Gan siocia, seperti telah kukatakan tadi. Aku bersedia dengan segenap jiwa ragaku untuk menolongmu. Kebetulan pula aku telah mempunyai akar batang Lok-bwee-kim-keng. Hanya kini tinggal mencari biji buah Cu-sik."   Sambung Kiam Ciu. Gadis she Gan itu tersenyum mendengar penuturan Kiam Ciu itu. Menyatakan rasa terimakasih dan kemudian dia berkata lagi .   "Kitab pusaka Pek-seng-ki-su tersimpan didalam gedung yang indah itu. Aku telah menemukannya dan menyimpannya baik-baik, maka jika kau telah berhasil mendapatkan biji buah Cu-sik aku akan menyerahkannya kepadamu kitab itu,"   Sahut gadis she-Gan dengan wajuh cerah penuh harap.   Tong Kiam Ciu adalah seorang petnuda yang berwatak jujur dan budiman dia telah mengucapkan janjinya kepada Gan Hua Liong untuk menolong cucu kakek malang itu.   Maka walaupun dia tidak akan mendapat upahpun dia akan menolong gadis itu.   9 6 "Gan siocia, aku mengerti penderitaanmu dan ijinkanlah kini aku minta diri dan akan mencari biji buah Cu-sik itu, Aku akan kembali lagi ketempat ini setelah aku dapatkan buah Cu-sik"   Kata-kata Kiam Ciu itu diucapkan dengan suara sopan dan berhati-hati.   "Baiklah, sebelumnya aku mengucapkan terima kasih."   Jawab gadis she-Gan itu dengan hormat sekali.   Kitab Pek-seng-ki-su yang menjadi rebutan dikalangan Kang-ouw itu yang dipersamakan hebatnya dengan pedang , Sebenarnya adalah ciptaan seorang tojin yang bernama Hong Siat Tan Su.   Tojin itu mempunyai watak yang sangat ganjil dan lagi lihay ilmu silatnya.   Selain dia memiliki kepandaian ilmu silat, juga mempunyai kemahiran dalam ilmu ketabiban dan ahli dalam ilmu dedaunan, akar-akaran, biji-bijian dan ramuan segala akar dan dedaunan untuk pengobatan.   Ilmunya memang sangat luar biasa dan langka.   Ilmu pengobatannya sangat hebat dan mujarab.   Karena dia tiada pernah mengangkat seorangpun murid sebagai pewarisnya segala macam ilmu yang dia punyai itu, maka akhirnya dia telah mencatat segala ilmu silat dan ilmu ketabibannya itu dalam sebuah kitab yang diketahui bernama Pek-seng-ki-su.   Akhirnya usaha Tojin Hong Siat Tan Su untuk membukukan ilmunya itu didengar oleh banyak tokoh-tokoh persilatan yang mengiler dengan kelihayan ilmu kakek itu.   Maka ketika Pek-seng-ki-su selesai ditulis, telah banyaklah tokoh persilatan yang berusaha merebut kitab Pek-seng-ki-su dari tangan Hong Siat Tan Su.   Tetapi mereka dapat dijatuhkan oleh Hong Siat Tan Su dan banyak pula yang telah binasa ditangan kakek itu.   Akhirnya kalangan Kang-ouw menjadi gempar dan karena kelihayan kakek itu tiada seorang yang berani mencoba untuk merebut kitab Pek-seng-ki-su dari tangan yang punya.   Ketika tersiar kabar bahwa Tojin Hong Siat Tan Su telan meninggal dunia, maka mulailah lagi orang2 persilatan berramai-ramai untuk mencari kitab pusaka Pek-seng-ki-su.   Karena memang mereka tidak akan mampu merebutnya pada waktu Tojin itu masih hidup.   Kini beramai-ramailah orang-orang di dunia Kang-ouw 9 7 memperebutkan kitab Pek-seng-ki-su.   Bahkan mereka telah memperlombakan pada pesta pertemuan orang-orang gagah dikalangan Kang-ouw yang lazimnya diselenggarakan tiap sepuluh tahun sekali disebut Bu-lim-ta-hwee.   Tong Kiam Ciu telah bertekad untuk menolong gadis she Gan itu.   Maka kini dia telah minta diri untuk mencari biji buah Cu-sik.   Gadis itupun telah mengucapkan rasa terima-kasihnya atas perhatian dan kesediaan Kiam Ciu untuk menolongnya.   Jalan yang ditempuhnya kini berlainan dengan ketika dia memasuki tempat itu.   Tong Kiam Ciu telah memasuki rumah bangunan yang mungil dan indah itu, kemudian keluar lewat belakang, setelah sampai diluar dia melihat sebuah padang luas itu.   Disepanjang perjalanan itu dia melihat tanaman-tanaman bunga yang indah dan beraneka warna.   Kemudian sampailah dia disebuah hutan cemara itu barulah Kiam Ciu melihat mulut gua, maka pemuda itu lalu memasuki gua itu.   Tiada seberapa lama telah tampak lubang yang memancarkan kearah matahari.   Maka Kiam Ciu menuju ketempat itu.   Tiada begitu sulit untuk mencapai tempat itu.   Ketika dia telah dekat dengan tempat yang terang itu barulah dia mengetahui bahwa dia telah sampai diujung gua yang merupakan pintu keluar.   Hawa terasa sejuk sekali, Kiam Ciu melangkah kepintu gua dan langsung keluar.   Ternyata dia kini telah berada di atas bukit yang tinggi.   Bukit karang yang bertebing curam.   Tampaklah dari atas bukit itu permukaan telaga Ang-tok-ouw.   Kiam Ciu menghela napas panjang.   Hatinya merasa lega karena telah dapat keluar dari kota Pak-seng yang hilang itu.   Namun alangkah terperanjat ketika menyaksikan kearah tepian telaga Ang-tok-ouw.   Ditempat itu banyak terlihat orang yang sedang bergumul.   Ketika Kiam Ciu berada dekat sekali dengan orang-orang itu, Maka dia bertambah terperanjat.   Ternyata mereka itu tiada lain adalah Eng Ciok taysu pemimpin partai persilatan dari Siauw-lim, Tie-kiam-suseng ketua partai silat Tie Kiam, Siok Siat Shin-ni, Kun-si Mo-kun dan tidak dilihatnya Shin Kai Lolo, Kuk- Kiat serta ayah.   ibu paman dan adiknya.   Kiam Ciu cemas melihat ketidak hadiran mereka itu.   9 8 Kemudian Kiam Ciu menghampiri Kun-si Mo-kun dan menegurnya.   "Locianpwe, apakah kau tidak melihat orang-tuaku serta adikku Tong Bwee?"   Tanya Kiam Ciu wajahnya keruh dan cemas.   "Oh, Tong siauwhiap syukurlah kau selamat. Kami telah merasa khawatir karena kau jatuh ketangan Kwi Ong yang telengas itu. Sungguh aku merasa bersyukur kau tidak kurang suatu apa". kata Kun-si Mo-kun dan tampaklah wajahnya berseri=seri dan menyandak lengan Kiam Ciu dan digoncang- goncangkannya sambil tertawa gembira. Bertepatan dengan itu tampaklah Shin Kai Lolo telah tiba ditempat itu bersama dengan muridnya ialah Teng Siok Siat. Ketika nenek itu menyaksikan Kui-si Mo-kun berhadapan dan sedang berbicara dengan Kiam Ciu dia merasa heran bahkan khawatir.   "Hey tua bangka gila.... Bukankah kau telah bertapa di pegunungan mengapa kau keluar lagi ?"tanya Shin Kai Lolo khawatir akan keselamatan Kiam Ciu.   "Hem kau nenek gila ! Mengapa kau mengurus urusan orang lain ? Itu urusanku sendiri !"seru Kun-si Mo-kun tegas.   "Huh Jika kedatanganmu ketempat ini untuk maksud baik dan akan menolong Tong siauwhiap aku tidak keberatan. Tetapi.... Oh rupa-rupanya raja iblis itu telah datang, ayo kita berlalu saja !"   Seru nenek Shin Kai Lolo tampak gelisah dan akan beranjak dari tempat itu.   "Hah ? Masakan kita sekian banyaknya dan lagi semuanya tokoh Bu-lim merasa takut untuk meughadapi Kwi Ong seorang ?"   Tanya Kun-si Mo-kun.   Karena kata-kata Kun-si Mo-kun yang bersifat membakar semangat dan memulihkan kembali keberanian, maka orang-orang yang semula juga akan kabur ketika menyaksikan kedatangan Kwi Ong yang kini tampak lebih seram dengan memondong pedang dipunggungnya.   Serta wajahnya tampak lebih seram dan bengis menakutkan.   "Ha-ha-ha! Kalian mau merat kemana? Meskipun aku belum berhasil mendapatkan kitab pusaka Pek-seng-ki-su namun dengan pedang pusaka Oey Liong Kiam aku dapat lekas-lekas membinasakan kalian!"   Seru Kwi Ong dengan suara lantang menggema memantul dari dinding gunung.   9 9 Mereka semuanya dalam keadaan siap siaga dan tegang.   Warisan Jenderal Gak Hui Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Mereka sebenarnya telah dapat mengukur kekuatan masing-masing.   Mereka tidak bakalan unggulan melawan Kwi Ong.   Hanya dalam beberapa gebrak saja ketua suku bangsa Biauw itu akan dapat membinasakan mereka itu semua.   Maka mereka hanya memandang saja ke arah Kwi Ong dan dengan mata terbeliak serta mencabut senjata masing-masing.   Menyaksikan sikap orang- orang gagah itu Kwi Ong tertawa gelak-gelak dan memandang mereka itu semakin tidak berarti dimata Kwi Ong yang telengas dan keji.   Tetapi Kiam Ciu lain halnya.   Dia adalah seorang pemuda budiman dan pemberani serta cerdik.   Maka segeralah dia memutar otak untuk mencari akal mengulur waktu dan kalau mungkin menjebak dan membinasakan Kwi Ong.   Maka segeralah dia berseru kepada Kwi Ong.   "Hey iblis jahanam! Kita telah bertemu lagi!"   Seru Kiam Ciu dengan nada kasar.   "Ha ha-ha kau yang akan mati untuk yang pertama kali!"   Seru Kwi Ong sambil menuding kearah Kiam Ciu.   Namun pemuda itu tidak merasa gentar dia yakin bahwa Kwi Ong tidak bermain-main.   Orang suku Biauw itu berbicara dengan bersungguh-sungguh.   Kemudian Kiam Ciu memandang ke arah orang-orang yang berada disekitarnya"   Dengan suara lantang dan bersipat menghasut mereka.   "Kalian dalang di telaga Ang-tok-ouw untuk mencari kitab Pek-seng-ki-su bukan ? Padahal kalian tidak akan dapat menemukan letak penyimpanan kitab pusaka itu kalau kalian tidak mengetahui petanya! Peta Pek-seng itu kini berada ditangan Kwi Ong!"   Setu Kiam Ciu sambil menuding kearah Kwi Ong.   Bertepatan dengan kata-kata itu tiba-tiba di arena tampak berkelebat sebuah bayangan, kemudian disusul tampaknya seorang gadis berpakaian serba hijau.   Wanita muda itu segera berdiri dengan sikap angkuh dan memandang kearah segenap jago-jago silat yang rendah ditempat itu.   "Aku yakin bahwa kalian telah berada di tepian telaga Ang-tok-ouw ini dengan maksud untuk mencari kitab pusaka Pek-seng-ki-su. Akupun mempunyai maksud yang sama. Aku telah mendengar berita bahwa Peta Pek 9 10 seng tidak dipegang oleh Gan Hua Liong lagi !"   Wanita muda yang berpakaian hijau itu berhenti sejenak dan memandang kearah mereka. Namun Kiam Ciu segera menyahutinya.   "Betul peta Pek-seng itu sekarang berada ditangan Kwi Ong si jahanam itu !"   Seru Kiam Ciu sambil menuding kearah Kwi Ong.   Orang-orang yang berada ditepian pantai tehga Ang-tok-ouw saling berpandangan kemudian memandang kearah Kwi Ong Mereka merasa khawatir kalau sampai orang kejam itu turun tangan dengan tiba-tiba.   Sebenarnya Kwi Ong telah banyak bertempur pada beberapa hari ini.   Sejak berada di telaga Ang-tok-ouw dia telah banyak bertempur melawan orang- orang lihay baik dari kalangan Ouw-ki-pang maupun orang-orang dari kalangan Kim-sai serta tokoh-tokoh kang-ouw lainnya.   Anak buahnya yang terdiri dari orang-orang suku bangsa Biauw telah banyak yang luka-luka dan binasa.   Pula telah dihempaskan oleh badai telaga Ang-tok-ouw sehabis melawan Shin Kai Lolo dan juga melawan Kun-si Mo-kun.   Namun benar-benar tokoh dari suku bangsa Biauw ini memang berilmu tinggi dan kemauan keras.   Shin Kai Lolo tidak mampu untuk menghadapi Kwi Ong dan terpaksa dia harus dengan menggunakan siasat, kemudian Kun-si Mo-kun yang lihay itupun ternyata juga terpaksa harus menyingkir untuk menyelamatkan nyawanya.   Sekarang seorang wanita muda berpakaian hijau, tampaknya telah berkepandaian tinggi serta ingin merebut Peta Pek-seng itu dari tangan Kwi Ong.   Wanita itu maju dihadapan Kwi Ong dan menentangnya.   "Hey, orang biadab! Lebih baik kau serahkan Peta Pek-seng itu kepadaku, sebelum datang marahku dan kalau kau tidak ingin mati konyol!"   Seru wanita muda dan berpakaian hijau itu dengan sikap sombong.   Siapakah gerangan wanita muda atau paling tepatnya seorang gadis remaja yang baru berusia sekitar sembilan belas tahun itu? Lagi pula begitu berani menantang dan mencaci Kwi Ong.   Mendapat cacian dan tantangan itu Kwi Ong sangat bergusar hati.   Kemudian dia menatap pandangan Kiam Ciu dia merasa telah diadu dombakan oleh Kiam Ciu.   Maka kemarahan itu kini tampak telah dilontarkan kepada Tong Kiam Ciu.   9 11 Namun gadis remaja berpakaian hijau itu juga melihat Tong Kiam Ciu dia merasa dipermainkan oleh pemuda itu.   "Hei kau kut aku!"   Seru gadis itu sambil menggerakan jari kirinya mengisyaratkan kepada Kiam Ciu untuk datang padanya. Namun pemuda itu merasa tersinggung dan panas hatinya diperlakukan sepeiti itu. Maka dia mengangkat wajahnya dan memandang wajah gadis itu.   "Mengapa aku harus turut denganmu ?"   Tanya Kiam Ciu.   Bersamaan dengan itu tiba-tiba Kwi Ong telah bergerak melawan Kiam Ciu dengan ilmu Hui-eng-liok-louw atau Burung elang menyambar kelinci serta tampak kelima jari -jarinya Kwi Ong terentang untuk mencengkeram dada Kiam Ciu.   Tetapi gadis berpakian hijau itu dengan gerakan sebat pula telah mendorong bahu Kwi Ong hingga limbung dan menerjang tempat kosong terhuyung kesamping hampir jatuh.   Semua yang berada di tempat itu telah menyaksikan kehebatan gerakan ginkang itu merasa kagum.   Ternyata Kwi Ong dapat dipermainkan! Kwi Ong memutar tubuhnya dan meloncat lagi untuk menerkam Kiam Ciu.   Gerakannya itu begitu cepat dan disertai dengan tenaga penuh.   Tetapi ternyata sekali lagi dia dibuat tidak mengerti.   Karena ternyata gadis remaja itu dapat mendorong tubuh Kwi Ong lagi.   Ternyata gadis itu dengan mempergunakan ilmu Hui-sing-cui-gwan atau bintang sapu mengejar bulan! Gerakannya sangat lincah dan cepat sekali.   "   Hey, orang biadab! Serahkan lekas peta Pek-seng padaku!"   Bentak gadis itu dengan suara lantang kearah Kwi Ong.   Si iblis Kwi Ong orang yang telah mengagungkan kelihayannya.   Dia bercita- cita untuk menjagoi kalangan Kang-ouw.   Kini dipermainkan oleh seorang gadis remaja berusia belasan tahun, hatinya panas dan gusar sekali.   Maka dia sambil melototkan mata lalu membentak kearah gadis itu.   9 12 "Hey bocah kurang ajar! Apakah kau tidak mengenal ciriku, tuan besarmu ini? Akulah Kwi Ong siorang gagah dari suku bangsa Biauw !"   Seru Kwi Ong dengan sombong dan membusungkan dadanya.   "Kwi Ong? Kwi Ong ? Ah, aku belum pernah mendengar nama itu, apalagi mengenalnya, kukira nama tak berarti....."   Sambung gadis iiu sambil kerutkan keningnya seolah-olah mengingat-ingat sesuatu. '"Kurang ajar kau bocah ! Kau memang sengaja mempermainkan aku, awas rasakan pelajaranku!"   Tampaklah Kwi Ong akan meloncat menerkam gadis remaja itu, tetapi niatnya itu dengan tiba-tiba telah diubahnya.   Semua mata memandang kearah Kwi Ong bergantian memandang kearah gadis remaja itu kemudian memandang kearah Kiam Ciu.   Tetapi Kwi Ong telah meloncat di tempat yang tinggi, kemudian berseru dengan suara yang lebih nyaring serta ramah kearah orang-orang yang berada ditempat itu.   "Kalian menginginkan Peta Pek-seng? Baiklah akan kuberikan pada kalian, supaya adilnya Peta itu akan kuperebutkan untuk kalian!"   Seru Kwi Ong.   Orang-orang yang berada ditempat itu masih belum paham dengan maksud kata-kata Kwi Ong itu.   Mereka hanya memandangi wajah ketua suku bangsa Biuaw itu.   Tampaklah Kwi Ong meloncat keatas cadas yang agak menjorok ketebing jurang.   Dari ketinggian itu Kwi Ong berseru lagi.   "Kalau kalian memang ingin mendapatkan kitab Pek-seng-ki-su maka kalian harus mendapatkan peta Pek-seng terlebih dahulu, barulah kalian dapat menemukan tempat bersembunyinya kiiab itu! Nah inilah salah satu dari kertas- kertas yang kutemukan dikantong Tong Kiam Ciu itu yang katanya adalah peta Pek-seng itu !"   Seru Kwi Ong.   Laki-laki yang berwajah mengerikan dengan jambang bauk yang kaku itu telah menunjukan empat lembar kertas kearah para orang gagah yang berada ditempat itu.   Semuanya memperhatikan dan tampak sangat tertarik dengan pembicaraan Kwi Ong itu.   Mereka memang semuanya ingin menguasai kitab Pek-seng-ki-su Maka perhatian mereka besar sekali akan kata-kata Kwi Ong yang katanya akan memperebutkan peta Pek-seng itu.   9 13 "Inilah kertas-kertas yang diberikan oleh Tong Kiam Ciu padaku!"   Seru Kwi Ong sambil menebarkan kertas-kertas itu kebawah, kearah mereka.   Apa yang telah direncanakan oleh Kwi Ong benar-benar dapat terlaksana.   Ternyata orang-orang itu sangat ingin mendapatkan peta Pek-seng sehingga telah melupakan apapun ! Mereka berebut untuk mendapatkan kertas-kertas itu.   Itulah harapan Kwi Ong dengan demikian dia berhasil memecah belah orang- orang itu.   Kwi Ong tertawa terbahak-bahak menyaksikan kejadian itu.   Ternyata daya tarik peta Pek-seng itu sangat besar sekali.   Hingga sampai kepuncaknya mereka berbaku hantam untuk berebutan.   Tampak pula Teng Siok Soa.t sedang berhadapan dengan gadis berpaka.an hijau tadi, Mereka berdua juga akan bertempur.   Tetapi sebelum semuanya berlarut-larut lebih hebat lagi, tiba-tiba tampaklah sebuah bayangan telah melayang ditempat keributan itu.   Disusul pula oleh bayangan yang lainnya.   Semua perhatian telah dialihkan kearah bayangan-bayang yang baru datang itu.   Ternyata mereka itu adalah dua orang Tojin.   Mereka berdua adalah tokoh dari partai silat Bu-tong masing-masing bernama Tay Jat Cin Jin dan Ciok Hok Loto.   "Aku bernama Tay Jat Cin Jin ketua partai silat Bu-tong. Aku telah lama mengundurkan diri dari Kang-ouw. Akhir-akhir ini jago-jago silat telah ramai memperebutkan kitab pusaka Pek-seng-ki-su, juga seorang muridku telah turut turun gelanggang perebutan kitab pusaka itu. T3tapi muridku yang bernama Hiong Hok Totiang telah meninggal karena dianiaya orang Aku datang kemari untuk mencari pembunuh kejam itu!"   Seru Tay Jat Cin Jin dengan wajah merah.    Sepasang Pendekar Perbatasan Karya Chin Yung Pendekar Bego Karya Can Alap Alap Laut Kidul Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini