Ceritasilat Novel Online

Pendekar Patung Emas 41


Pendekar Patung Emas Karya Qing Hong Bagian 41


Pendekar Patung Emas Karya dari Qing Hong   lawan keras dengan diri Ti Then.Mendalak ..."   Braak !"   Ujung telapak masing-masing pihak dengan menimbulkan suara yang amat keras saling berbentur satu sama lainnya.   Si sastrawan banci segera menjerit ngeri tubuhnya berturut-turut mundur tiga langkah kebelakang kemudian jatuh terduduk di atas tanah, air mukanya berubah pucat pasi bagaikan mayat: sedang keringat dingin mengucur keluar dengan derasnya...Sebaliknya Ti Then bagaikan batu karang saja dengan tenangnya masih tetap berdiri tidak bergerak, Air muka Leng Hu lh berubah sangat hebat.   "Cuo Ting, kau luka dimana?"   Tanyanya dengan cemas. Tangan kiri dari Si sastrawan banci Ong Cuo Ting ditekan pada lengan kanannya kemudian memperlihatkan rasa kesakitan.   "Aduuh ... lengan kananku! aduuh .habis sudah lengan kananku."   Teriaknya meringis.   Leng Hu Ih segera maju kedepan dan menyincing ujubg baju kanannya untuk memeriksa, tampaklah ujung telapaknya sudah mendekok kedalam.   sebuah lengan kanan yang bagus kini sudah terhajar patah jadi empat bagian, tulang-tulangnya sudah hancur lebur sedangkan otot-otot maupun urat nadinya sudah pada pecah berantakan.   Tidak terasa lagi dia menghembuskan napas dingin.   kepada seorang kakek tua yang ada disampingnya dia segera berseru.   "Lo-ko, cepat kau bimbing Cuo Ting masuk kedalam!"   Seorang kakek tua .segera menyahut dan membimbing Si sastrawan banci masuk kedalam sarangnya.   Setelah itu Leng Hu Ih baru mendengus dingin.   sepasang matanya dengan perlahan beralih keatas wajah Ti Then, Dengaa pandangan berapi-api dan penuh napsu membunuh teriaknya sepatah demi sepatah:"Bangsat cilik, lohu ternyata sudah salah menyangka dirimu!"   "Sekarang pun aku rasa masih belum terlambat"   Sambung Ti Then dengan cepat. Agaknya Leng Hu lh tetap tidak bermaksud untuk turun tangan sendiri, dia kembali pergi ketempat semula "Kim Ho, Kim Hay kalian kakak beradik cepat turun kedalam kalangan, minta beberapa petunjuk dari Ti Kiaw tauw"   Perintahnya.   Dua orang kakek tua yang kurus kering dengan wajah yang sama dan berusia kurang lebih lima puluh tahunan dengan mencekal gada bersama-sama berjalan keluar dari barisan.   Wajah mereka seperti pinang dibelah dua- pakaian yang dipakai pun sama sampai perawakan pun kembar, jelas sekali mereka adalah saudara kembar.   Wi Ci To yang melihat munculnya sepasang saudara kembar yang bernama Kim Ho serta Kim Hay itu air mukanya segera berubah sangat hebat,..   "Haaaa .., haaa ..-haaaa . ; , kiranya Thian san Ji Lang! atau dua ekor serigala dari Thian san, sudah lama kita tidak bertemu !"   Ujarpja tiba-tiba. Thian San Ji Lang segera tertawa seram.   "Wi Toa Pocu selama ini baik-baik kah ?'* ujarnya berbareng.   "Haaaa ... haaa ... pertempuran kita sewaktu ada diatas gunung Thian mungkin sudah sepuluh tahun bukan?"   "Tidak salah, sepuluh tahun !"   "Kalian saudara-saudara kembar yang dapat turun tangan bersama-sama bahkan memiliki kerja sama yang amat bagus sungguh mengagumkan sekali untung sekali pada sepuluh tahun yang lalu Lohu berhasil menangkan setengah jurus dari kalian, lohu rasa setelah berpisah sepuluh tahun. kepandaian kalian berdua tentu jauh lebih lihay bukan?''Thian san Ji Lang segera tertawa dingin.   "Nanti setelah kita bertemu dengan Ti-kiauwtauw mu ini, cayhe bersaudara masih ingin minta petunjuk dari Wi toa pocu, harap toa pocu suka member muka kepada kami."   "Bagusbagus sekali, lohu akan menanti kedatangan kalian!"   Ti Then sebetulnya tidak tahu keadaan yang sebetulnya dari Thian san Ji Lang ini, setelah mendengar pembicaraan dengan Wi Ci To dia baru tahu kalau kedua orang saudara ini bukanlah manusia sembarangan, dia tahu secara diam-diam Wi Ci To sedang memberi peringatan kepadanya untuk jangan memandang enteng musuhnya, dia lantas bertanya .   "Wajah kalian dua orang sungguh mirip sekali. tentunya anak kembar bukan ?"   "Tidak salah !"   Sahut Thian San Ji Lang berbareng.   "Siapakah "Kim Ho ? dan siapa Kim Hay?"   "Aku Kim Ho"   Sahut orang yang ada di sebelah kiri.   "Aku Kim Hay !"   Sahut orang yang ada di sebelah kanan.   "Oooouw... Kim Ho adalah Lo-toa Kim Hay- adalah Lo-ji ?"   Tukas Ti Then lagi sambil tertawa.   "Tidak salah!"   Sahut Kim Ho mengangguk, air mukanya berubah amat keren sekali.   "Kalian menggunakan serigala sebagai julukan, tentunya bukan manusia baik-baik !"   "Aku rasa tidak seberapa ....hanya saja kami doyan makan daging manusia !"   Kata Kim Hay sambil tertawa seram.   "Ouuw begitu?? sungguh tepat sekali aku orang memang ahli didalam menangkap srigala yang doyan makan manusia!"   "Tidak usah banyak omong lagi cepat cabut keluar pedangmu!"   Bentak Kim Ho sambil melototkan matanya.Dengan perlahan-lahan Ti Then mencabut keluar.pedangnya, ujung pedangnya dituding keatas tanah sambil tertawa ringan.   "Silahkan - .!"   "Kau bangsat cilik jikalau kepingin hidup lebih lama lagi lebih baik turun tangan terlebih dulu.";   "Sedikitpun tidak salah."   Ditengah suara pembicaraannya mendadak tubuhnya bergerak maju kedepan, pedang panjangnya dengan cepat melancarkan serangan gencar mengancam tubuh musuh-musuhnya.   Ditengah berkelebatnya sinar pedang yang menyilaukan mata tampak dua kuntum bunga pedang dengan amat cepatnya melayang kekiri dan kekanan.   Ternyata kedua orang srigala dari Thian san bukan marusia tolol, gada ditangan masing-masing dengan cepat diangkat menangkis datangnya serangan pedang dari Ti Then.   "Crring...criing"..dua buah suara benturan berbunyi pada saat yang bersamaan hal ini membuktikan bagaimana cepatnya gerakan pedang dari Ti Then. Baiu saja suara bentrokan tersebut bergema tubuhnya sudah rnenerobos ke tengah antara Thian.san.Ji Lang; dengan jurus Hong Cian Jan Im atau angin berhembus membuyarkan mega pedangnya bagaikan kilat cepatnya melayang membabat bagian bawah dari tubuh Thian san Ji Lang. Ketenangannya laksana perawan, kecepatannya laksana sambaran kilat, Tetapi kepandaian silat dari Thian san Ji Lang pun amat tinggi sekali, baru saja jurus serangan dari Ti Then dilancarkan kedepan tubuh mereka pun melayang sejauh lima depa menghindarkan diri dari serangan tersebut.Kemudian disusul gada dari Kim Ho mendadak menekan kebawah dengan jurus "Hay The Ci Sah"   Atau menusuk hiu di dasar laut menangkis pedang dari Ti Then.   Satu bertahan yang lain menyerang, kerjasama mereka benar- benar sangat hebat sekali.   Sekali pandang saja Thi sudah tahu kalau pertempuran kali ini merupakan pertempuran yang paling seru sejak dia terjunkan dirinya kedalam dunia Kangouw, tetapi dia sedikit pun tidak keder sejak semula dia sudah tidak memperhatikan nyawanya sendiri, bahkan dia sangat berharap didalam satu pertempuran yang amat sengit sekali dia bisa mengakhiri hidupnya sehingga dengan demikian bisa lolos dari perintah majikan patung emas.   Sudah tentu yang dimaksudkan dengan berharap bisa mengakhiri hidupnya didalam satu pertempuran sengit bukannya berarti dia mempunyai niat membiarkan musuhnya membinasakan dirinya sebaliknya dia bermaksud hendak mengadu jiwa dengan mengeluarkan seluruh kepandaiannya.   Maka itu setiap kali ia bisa bertemu dengan musuh tangguh semangatnya malah berkobar, dia semakin berani untuk bergerak maju dan semakin bertempur semakin bersemangat.   Karena itulah walaupun kerja sama dari Thian San Ji Lang amat lihay sekali tetapi tidak sampai membuat dia jadi keder.   Tampak telapak tangannya bersama-sama dengan pedang di tangannya mendadak melancarkan serangan berbareng ke depan.   Telapak kirinya dengan cepat disambar kedepan menghajar dada dari Kim Hay sehingga dia orang terdesak mundur disusul badannya maju kedepan, pedang ditangannya laksana seekor naga sakti menyambut datangnya serangan dari Kim Ho.   Di dalam sekejap saja masing-masing pihak sudah saling serang sebanyak lima puluh jurus.   Keadaan seperti semula siapa pun tidak ada yang berhasil memperoleh kemenangan.Nyio Sam Pak yang menonton jalannya pertempuran seketika itu juga dibuat terbelalak dan mulut melongo.   Sebaliknya Leng Hu Ih serta jagow kelas satunya pun dibuat terbelalak melihat pertempuran tersebut, mereka benar-benar tidak dapat percaya akan kejadian yang dilihatnya di depan mata pada saat ini.   Seorang pemuda yang baru berusia dua puluh tahunan ternyata bisa bertempur seorang diri melawan Thian San Ji Lang yang namanya telah menggetarkan dunia kangauw sejak puluhan tahun yang lalu, bukan saja tidak kelihatan kalah bahkan semakin bertempur semakin berani dan semakin lama semakin gagah.   Kembali tiga puluh jurus berlalu dengan cepatnya, hati Thian San Ji Lang pun mulai goyah dan gugup.   Hal ini sudah tentu terjadi, bilamana pihak lawannya adalah Wi Ci To sekali pun bertempur sangat lama mereka tidak bakal jadi gugup kerena Wi Ci To adalah jagoan yang satu angkatan dengan mereka, bilamana tidak berhasil mendapatkan kemenanga didalam waktu yang singkat adalah soal yang jamak.   Sebaliknya Ti Then dia tidak lebih adalah seorang bocah yang masih ingusan, ternyata dengan seorang diri dia bisa menahan serangan gabungan dari Thian san Ji Lang bahkan semakin bertempur semakin gagah, sudah tentu didalam hati mereka merasa sangat terperanjat sekali- Pertempuran diantara jagoan kelas satu paling mengutamakan ketenang'an, sedikit mereka merasa gugup perhatiannya jadi buyar dengan sendirinya kerja sama diantara mereka pun jadi rada kendor, semakin bertempur mereka semakin jarang menyerang dan akhirnya terdesak ada dibawah.   Ti Then yang berhasil merebut diatas angin jurus serangan yang dilancarkan keluar pun semakin ganas lagi, jurus-jurus mematikan dengan tak hentinya mengalir keluar, sinar pedangnya laksana beribu-ribu jarum ganas dengan cepatnya menerjang kedepan membuat keadaaan serasa kabur dibuatnya.Mendadak suara jeritan ngeri menyayatkan hati berkumandang keluar dari mulut Kim Hay.   Tampak tubuhnya mendadak meloncat kedepan meninggalkan kalangan pertempuran, baru saja sepasang kakinya menempel permukaan tanah tubuhnya sudah bergoyang-goyang tidak hentinya.   Kiranya bagian lambungnya sudah tertusuk pedang..darah segar dengan amat derasnya mengucur keluar membasahi bajunya.   Mungkin dikarenakan luka itu tepat ada di tempat bahaya maka akhirnya dia tidak kuat menahan tubuhnya lagi dan rubuh ke atas tanah.   "Lo-ji, kau"   Teriak Kim Ho dengan perasaan terperanjat sekali.   Baru saja dia selesai berkata mendadak air mukanya sudah berubah sangat hebat.   Karena pada saat itulah dia merasa lengan kanannya terasa amat dingin, dalam hati dia segera tahu urusan tidak beres, tubuhnya dengan terburu-buru meloncat beberapa kaki kedepan sedangkan telapak kirinya pun tanpa terasa sudah menekan ke lengan kanannya.   Tetapi dia segera menemuka tempat itu sudah kosong kemudian disusul rasa nyeri yang amat sangat, air mukanya berubah sangat berduka, sambil menghela napas panjang dia jatuhkan diri duduk diatas tanah.   Darah segar dengan derasnya mengucur keluar dari lengannya.   Kiranya seluruh bagian dari lengan kanannya sudah kena dibabat putus.   Gada serta tangan kanannya tepat terjatuh di depan kaki Ti Then.   Leng Hu Ih semula menganggap dengan dikeluarkannya Thian san Ji Lang maka kemenangan pasti ada di tangannya, siapa tahu akhirnya satu mati yang satu terluka, membuat hatinya merasaterkejut bercampur gusar, air mukanya jadi kehijau-hijauan, kulitnya mengerut, setelah memerintahkan anak buahnya menggotong pergi Thian San Ji Lang dia segera berjalan maju mendekati Ti Then.   ---ooo0dw0ooo---   Jilid 33 "BANGSAT CILIK!"   Bentaknya sambil tertawa seram "Kau memang betul-betul seorang manusia berbakat alam yang sukar ditemui diantara Bu-lim, kau berhak bermain-main dengan Lohu."   "Haaa ... haaa ..haaahaa sebentar lagi kau bakal tahu bukan saja aku punya hak untuk bermain dengan diirmu bahkan mempunyai kekuatan pula untuk membereskan dirimu"   Sahut Ti Then sambil tertawa terbahak-bahak. Leng Hu Ih segera menggetakkan taagannya mencabut keluar pedang panjang dari sarungnya sambil melemparkan sarung pedangnya ke samping serunya dengan suara yang amat keras.   "Ayoh! mulai serang!".   "Tunggu sebentar!"   Tiba-tiba Wi Ci To berteriak mencegah. Dia segera berjalan kesamping Ti Then dan mengulapkan tangannya minta dia orang mengundurkan diri, lalu kepada Leng Hu Ih ujarnya sambil tersenyum.   "Kiau-tauw dari Benteng kami sudah melayani dua kali pertandingan, kali ini seharusnya adalah giliran Lohu!"   Sinar mata yang amat buas dari Leng Hu Ih berkelebat beberapa kali, dia lantas mengangguk.   "Bagus .... bagus sekali, Lohu dari dulu memang mempunyai maksud untuk terjadinya satu peristiwa seperti ini hari"   Sahutnya sambil tertawa seram.   Dengan perlahan2 Wi Ci To mencabut keluar pedang panjangnya, dia tersenyum tawar,"Saudara mempunyai julukan sebagai iblis nomor satu didalam Bu-lim, sekalipun diantara kita berdua tidak ada ikatan sakit bati tetapi demi melenyapkan bibit bencana untuk Bu-lim lohu sudah ambil keputusan untuk melenyapkan kau dari muka bumi, karena itulah nanti kalau turun tangan kaupun tidak usah sungkan2 lagi."   "Baik!"   Teriak Leng Hu Ih tertawa seram dengan kerasnya.   "Ini hari juga kita tentukan siapa yang menang siapa kalah, kita lihat saja setelah hari ini seluruh Bu-lim adalah milikmu atau milik Lohu!"   "Heee ... heeee . , , kiranya saudara ingin mcrajai seluruh sungai telaga."   Tidak tertahan lagi Wi Ci To tertawa dingin.   "Tidak salah, urusan ini bukannya tidak dapat dikerjakan!"   "Sekalipun kau dapat membinasakan lohu jangan harap kau dapat merajai seluruh Bu-lim, haruslah kau ketahui jago2 Bu-lim yang kepandaiannya jauh melebihi lohu pun masih amat banyak sekali!"   "Hee ..heeee ... heeee ... cuma ada dua orang saja, yang satu adalah si kakek pemalas Kay Kong Beng sedang yang lain adalah Suhunya bangsat cilik She-Ti itu, tetapi kedua orang ini aku rasa tidak terlalu sukar untuk dihadapi."   "Haa ..haaa ... haaa ... lalu tahukah kau orang siapa sebetulnya Suhu dari Ti Kiauw-tauw?"   Ejek Wi Ci To sambil tertawa ter-bahak2.   "Lohu dapat menyelidikinya dengan seksama."   "Kau orang sama sekali tidak mengetahui siapakah Suhu dari Ti Kiauw-tauw, bagaimana kau bisa tahu kalau dia orang tidak sukar untuk dihadapi?"   "Tidak usah banyak omong lagi, ayoh, mulai serang"   Bentak Leng Hu Ih tidak sabaran lagi kemudian mendesak maju satu langkah kedepan."Lohu lihat lebih baik kau saja mulai menyerang, tidak perduli kau bagaimana sombongnya dimata lohu kau orang tidak lebih cuma seorang cacad, bagaimana lohu tega untuk turun tangan terlebih dulu terhadap seorang yang sudab cacad?"   Mendengar perkataan tersebut Leng Hu Ih benar-benar dibuat amat gusar, dia segera berpekik nyaring lalu membentak keras.   "Mulutmu jelek harus dihancurkan, lihat pedang!"   Tubuhnya berkelebat kedepan, sekonyong-konyong pedang panjangnya ditusuk kehadapan dada Wi Ci To.   Kecepatan geraknya benar-benar membuat Ti Then yang berdiri disamping pun merasa sangat terperanjat, dia dapat melihat kecepatan gerak dari Leng Hu Ih tidak berada dibawah dirinya, karenanya dia mulai merasa kuatir terhadap keselamatan dari Wi Ci To, dia takut Wi Ci To tidak sanggup menahan datangnya serangan yang begitu gencar dari Leng Hu Ih.   Tetapi bagaimanapun Wi Ci To adalah seorang ahli di dalam ilmu pedang, tampak tubuhnya sedikit miring kesamping dengan amat indahnya dia berhasil menggeserkan kedudukkannya dan dengan amat cepatnya menghindarkan diri dari tusukan pedang Leng Hu Ih ini.   Pokoknya diapun berhasil juga untuk balas melancarkan satu tusukan mengarah badan musuhnya.   Tusukannya ini amat aneh dan dahsyat sekali, pedangnya dari arah bawah menuju keatas menusuk leher dari Leng Hu Ih.   Sebaliknya gerakan dari Leng Hu Ih untuk memecahkan datangnya jurus serangan itupun sangat aneh sekali, tampak sepasang kakinya tidak bergerak tubuhnya bagian atas menjatuhkan diri kebelakang pedang pedangnya dengan mendatarkan dada ditusuk kedepan menutul tubuh pedang dari Wi Ci To, kecepatannya luar biasa sekali.Sekali pandang saja Ti Then dapat melihat kalau di dalam jurus serangannya ini secara diam-diam sudah terkandung satu serangan mematikan yang amat ganas sekali.   Ternyata dugaannya sedikitpun tidak salah, pada waktu pedang panjang dari Wi Ci To menyambar kedepan menangkis datangnya serangan dari Leng Hu Ih itulah mendadak Leng Hu Ih melancarkan satu jurus yang amat aneh.   Pedangnya bagaikan ular dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat berturut-turut menusuk jalan darah "Tiong Ting, Hun Swe serta "Tan Thian"   Tiga buah jalan darah penting.   Wi Ci To tidak sempat menangkis datangnya serangan tadi, seketika itu juga dia kena terdesak mundur tiga langkah ke belakang.   Leng Hu Ih segera mendesak kedepan pedang panjangnya bagaikan bayangan setan berkelebat keatas kebawah tak ada hentinya menyerang keseluruh tubuh Wi Ci To.   Dalam hati Ti Then merasa sangat tegang sekali, tidak kuasa lagi kepada Nyio Sam Pak yang disampingnya dia berbisik dengan suara yang amat lirih.   Pendekar Patung Emas Karya Qing Hong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Si bongkok ini sungguh lihay sekali jalannya jurus pedang amat aneh dan ganas,"   "Benar!"   Sahut Nyio Sam Pak mengangguk.   "Katanya ilmu pedangnya ini dia dapatkan dari seorang hwesio Si Ih yang amat lihay."   Baru saja Ti Then mau membuka mulut lagi mendadak dari dalam sarang musuh berkelebat datang tiga sosok bayangan manusia.   Sewaktu dilihat lebih jelas lagi ternyata mereka adalah ketiga orang yang membawa pergi si sastrawan banci serta Thian- shan Ji lang itu.   Ketika memandang pula kearah keenam orang yang ada ditengah kalangan tampaklah mereka dengan mata melotot sedangmemandangi dirinya tajam2.   Di dalam hati dia segera tahu kalau mereka mempunyai maksud untuk mengerubuti dirinya berdua.   Kepada diri Nyio Sam Pak kembali ujarnya dengan suara yang perlahan.   "Nyio Locianpwe apa kau kenal dengas kesembilan orang itu?"   "Kenal ..kenal.."   Sahut Nyio Ssm Pak dengan cepat.   "Dari kiri kekanan adalah Si kakek tak berbudi Ko Cing Liong, si ketemu tidak mujur Cing Hiong, si muka aneh Leng Ang Lian, Kui Kok Yau Tong atau si siluman bocah dari lembah setan Yu Si, atau si malaikat botak Yu Sam San, Ci Hua Kui atau si sastrawan rambut merah Gong Pit Kay, sedang tiga orang yang baru datang itu adalah Ang Liuw Ci atau si bisul merah Tiauw Ih, Touw Ciauw Liong atau si naga bertanduk tunggal Lu Cian San serta Sam Cian Lang Ci atau si mata keranjang Si Koan Khei."   "Anak buah dari si iblis bongkok apakah cuma ini saja yang lihay?"   Tanya Ti Then kembali.   "Masih ada tujuh, delapan orang yang tidak datang mungkin orang-orang itu sudah mendapat perintah untuk turun gunung menyelesaikan sesuatu tugas."   "Dari antara kesembilan orang ini Nyio locianpwe percaya bisa sekaligus menghadapi berapa orang?"   "Paling banyak cuma tiga orang saja"   Sahut Nyio Sam Pak setelah termenung berpikir sebentar.   "Ti Kiauw tauw apakah mengira mereka bakal maju mengerubuti kita?"   "Benar, coba kau lihat mereka sudah saling bertukar pandangan, aku rasa sebentar lagi mereka akan bergerak"   "Lalu Ti Kiauw tauw sendiri bisa menerima berapa orang?"   Balik tanya Nyio Sam Pak. Didalam hati Ti Then merasa dengan kekuatannya sendiri didalam sekejap saja dia bisa menerima empat orang musuh, tetapiagar membuat pihak sana tidak merasa terlalu malu maka jawabnya;   "Boanpwe sendiri pun cuma bisa menghadapi tiga orang saja, maka itu bilamana mereka bersembiian bersama-sama menyerang kiranya kita bakal menemui kerepotan, kita harus menggunakan cara yang paling cepat dan diluar dugaan turun tangan terlebih dulu membereskan dua orang dari antaranya,"   "Coba kau lihat, mereka sudah datang"   Tiba-tiba Nyio Sam Pak berteriak dengan air muka berubah hebat, Sedikitpun tidak salah, Si kakek tak berbudi Ko Cing Liong sekalian bersembilan bersama-sama mencabut keluar senjata tajamnya masing-masing kemudian dengan gagahnya berjalan mengbampiri diri Ti Tben serta Nyio Sam Pak yang masih berdiri tak bergerak.   Menanti setelah mereka hampir mendekati dirinya mendadak Ti Then tertawa nyaring.   "Heee ...hee ... kalian ingin mengandalkan jumlah banyak untuk memperoleh kemenangan ?"   Baru saja perkataan tersebut diucapkan keluar mendadak tubuhnya berkelebat ke depan, saking cepatnya sehingga orang lain tidak dapat melihat jelas tahu-tahu tubuhnya sudah berada diantara kesembilan orang itu.   Di tengah berkelebatnya sinar pedang yang menyilaukan mata terdengarlah dua kali jeritan ngeri yang menyayatkan hati berkumandang memenuhi angkasa.   Diikuii suara jatuhnya dua tubuh manusia ke atas tanah.   Orang yang rubuh binasa diatas tanah adalah si Setan rambut merah Gong Pit Kay serta si naga bertanduk tunggal Lu Cing San.   Bagian badannya yang terkena pedang adalah diatas kening serta pada lehernya, begitu tubuhnya mencapai permukaan tanah napasnya pun ikut putus.Sebenarnya mereka pun sudah bersiap sedia untuk ikut maju mengerubuti Ti Then berdua, mereka pun dapat melihat tubuh Ti Then yang menerjang kearah mereka tetapi walaupun sudah bersusah payah untuk menghindar keadaan masih tidak mengijinkan.   Hal ini seketika itu juga membuat sisanya bertujuh jadi termangu-mangu.   Sudah tentu mereka semua adalah jago-jago dari kalangan Hek-to yang sering memperoleh kemenangan didalam menghadapi pertempurannya, mereka semua berani menerjang dan berani beradu jiwa, setelah termangu-mangu beberapa saat lamanya kesadarannya pun jadi pulih kembali, mereka mulai berteriak-teriak dan maju kedepan mengerubuti Ti Then.   Tampak bayangan golok serta pedang berkelebat memenuhi angkasa membuat pandangan jadi kabur, hanya dalam sekejap saja Ti Then sudah terjerumus di dalam dengan keadaan yang sangat berbahaya sekali.   Walaupun dia orang memiliki kepandaian silat yang amat tinggi tetapi dengan kekuatan seorang diri mana mungkin dia dapat menahan serangan gabungan dari tujuh orang jagoan kelas satu dari kalangan Hek to ini, karena tujuh orang ada empat belas buah tangan sebaliknya dia orang cuma ada dua tangan saja.   Dua tangan tidak mungkin bisa menahan serangan berbareng dari empat belas buah tangan.   Nyio Sam Pak tidak berani berlaku ayal lagi, dengan menggerakkan pedangnya dia pun segera menubruk masuk kedalam kalangan.   Dengan menggunakan jurus Hong In Yong atau angin bertiup ombak menggulung secara terpisah dia menyerang si siluman bocah dari lembah setan Yu Si serta si bisul merah Tiauw Ih berdua.   Dia orang adalah seorang ahli pedang yang sudah sangat terkenal didalam Bu lim bahkan tenaga dalamnya amat tinggi sekali, si siluman bocah dari lembah setan Yu Si serta sibisul merah Tiauw Ih mana berani memandang enteng musuhnya, berturut-turutmereka menggerakan pedangnya menangkis datangnya serangan tersebut.   Demikianlah dengan cepatnya Nyio Sam Pak sudah terjerumus kedalam satu pertempuran yang amat seru sekali melawan si siluman bocah dari lembah setan Yu Si serta si bisul merah Tiauw ih.   Beberapa jurus lewat dengan cepatnya, sewaktu dilihatnya Ti Then yang harus melawan lima orang ternyata sudah terdesak 'U dibawaJi acgin.   sec&ra mendadak dibawah angin, secara nendadak dia sudah kirim satu tusukan kearah si ketemu tidak mujur.   "Ayoh kemari seorang lagi!"   Bentaknya dengan keras.   "Kalian lima orang tua bangka mengerubuti seorang pemuda apakah tidak merasa malu?"   "Bagus sekali,"   Sahut si ketemu tidak mujur Cang Hiong sambil tertawa dingin.   "Kalau kau orang tidak ingin berumur panjang, aku si orang tua segera kirim kau pulang ke rumah nenekmu."   Gada di tangannya dengan mengarah tepat kepala Nyio Sam Pak membacok ke bawah.   Dengan adanya hal ini Ti Then segera merasakan tekanan yang mendesak dirinya jauh lebih enteng lagi, tempo hari sewaktu ada di dalam Benteng Pek Kiam Poo dia pernah membasmi habis kedelapan belas malaikat iblis dari si anjing langit rase bumi, sekalipun sekarang dia merasa si kakek tak berbudi si malaikat botak serta si mata keranjang memiliki kepandaian silat yang jauh lebih tinggi dari kedelapan belas orang malaikat iblis tersebut tetapi dia merasa untuk merebut kemenangan bukanlah suatu persoalan yang menyulitkan.   Dugaannya sedikitpun tidak meleset, setelah berlalu puluhan jurus perlahan-lahan dia berhasil merebut posisi yang lebih baik lagi.   Senjata yang digunakan si kakek tak berbudi empat orang adalah toya, pedang, cambuk serta kipas, mereka yang melihat Ti Then dari kedudukan banyak bertahas sedikit menyerang, makin lama berubah jadi kedudukan banyak menyerang sedikit bertahan hatinyamulai merasa terkejut bercampur gusar, empat macam senjata bagaikan titiran air hujan dan tiupan angin topan dengan gencarnya menyerang tubuh Ti Then.   Didalam sekejap saja lima puluh jurus sudah berlalu dengan cepatnya, walau pun si kakek tak berbudi berempat masih berada diatas angin tetapi toya, pedang, cambuk serta kipas empat macam senjata tajamnya untuk menjiwit ujung baju dari Ti Then pun tidak sanggup.   Saat ini Wi Ci To serta si iblis bongkok Leng Hu Ih pun sedang bertempur dengan amat serunya, untuk beberapa saat lamanya tidak dapat ditentukan siapa yang kuat siapa yang lemah.   Sebaliknya Nyio Sam Pak ada sedikit tidak kuat menahan serangan musuhnya, ilmu pedangnya amat lihay sekali tetapi dikarenakan usianya yang sudah lanjut ditambah pula badannya sudah mulai lemah, setelah bergebrak mendekati ratusan jurus gerakannya mulai menjadi perlahan, kelihatannya dia sudah tidak ada harapan lagi untuk merebut kemenangan.   Ti Then, yang melihat akan hal ini diam-diam didalam hati merasa amat cemas sekali mendadak dia bersuit panjang, jurus pedangnya berkelebat semakin cepat lagi menerjang musuh- musuhnya.   Tiba-tiba si malaikat botak Yu Sam San mendengus berat, dengan terhuyung-huyung tubuhnya mundur beberapa langkah kebelakang, dari kaki kirinya mengucur keluar darah segar dengan amat derasnya jelas dia sudah tersambar pedang dari Ti Then.   Ti Then yang serangannya mendapatkan hasil semangatnya semakin berkobar, pedang panjangnya dengan mengikuti gerakannya menekan kebawah kemudian laksana serentetan sinar kilat dengan cepatnya membabat sepasang kaki dari si kakek tak berbudi.   Dengan terburu-buru si kakek tak berbudi meloncat menghindar, sepasang tangannya mencekal toya besinya semakin kencang kemudian dengan mengarah kepala Ti Then membacok kebawah.Jurus serangannye amat kuat dan dahsyat, gerakannya pun cepat bagaikan sambaran kilat.   Ti Then tertawa dingin mendadak tubuhnya miring kesamping kemudian berputar kearah kanan, pedangnya dari gerakan membacok diubah jadi gerakan menusuk dengan menggunakan jurus Huan Liong Ci Hauw atau naga membalik menusuk macan berbalik menerjang si mata keranjang Su Koan Khei terdengar dia berpekik aneh kemudian dengan gugupnya mengebutkan kipasnya menangkis datangnya serangan tersebut tetapi akhirnya dia tidak berhasil juga untuk menghindarkan diri dari seluruh serangan tersebut pinggangnya dengan kerasnya kena tertusuk pedang Ti Then.   "Aduuuh !"   Dengan amat terperanjatnya dia berteriak keras kemudian ujung kakinya menutul permukaan tanah dengan cepatnya mengundurkan diri sejauh dua kaki ke belakang, kedua tangannya menekan menutupi luka pada pinggangnya kemudian dengan terbirit-birit melarikan diri kedalam sarangnya.   Si malaikat botak Yu Sam Sian pun tidak berani bertempur lebih lama lagi cambuknya dengan cepat disambar kebawah kemudian dengan menyeret kaki kirinya yang terluka mengikuti dari belakang si mata keranjang, mengundurkan diri kedalam sarang dengan ter- gesa2, Dengan demikian orang yang mengerubuti diri Ti Then kini tinggal dua orang saja yaitu si kakek tak berbudi serta si muka aneh.   Ti Then merasa semakin enteng lagi, serangan yang dilancarkan semakin ganas lagi, seketika itu juga membuat si kakek tak berbudi serta si muka aneh terdesak mundur terus dan tidak kuat untuk bertahan lebih lanjut.   Tetapi pada saat itulah Nyio Sam Pak berhasil dipukul kaki kanannya oleh gada dari si ketemu tidak untung Cang Hiang sehingga terjatuh keatas tanah.Senjata siluman bocah dari lembah setan Yu Si adalah sepasang tombak pendek, ketika dilihatnya Nyio Sam Pak rubuh keatas tanah dia segera tertawa aneh.   Dengan mengambil kesempatan ini sepasang tombaknya dengan disertai tenaga yang dahsyat ditusuk keatas lambung Nyio Sam Pak.   Bilamana tusukannya ini mendapatkan hasil maka seketika itu juga seluruh isi perut dari Nyio Sam Pak akan berserakan diatas tanah.   Tetapi pada saat yang amat kritis itulah mendadak Si siluman bocah dari lembah setan Yu Si menjerit ketakutan, tubuhnya dengan sempoyongan mundur satu kaki lebih kemudian rubuh keatas tanah tak bergerak lagi.   Tepat pada bagian ulu hatinya tertancaplah sebuah gagang pedang yang menembus sampai pada punggungnya.   Matinya amat cepat sekali, begitu tubuhnya menggeletak diatas tanah sepasang matanya mendelik keluar dan tidak bernyawa lagi.   Orang yang baru saja turun tangan melancarkan serangan itu bukan lain adalah Ti Then adanya.   Ti Then yang melihat Nyio Sam Pak rubuh diatas tanah dikarenakan jaraknya ada tiga kaki jauhnya didalam keadaan cemas dalam hati segera mengambil keputusan untuk menyambitkan pedangnya guna menolong nyawa dari Nyio Sam Pak.   Begitu pedangnya disambitkan kedepan tubuhnya ikut menubruk maju kedepan tubuh Nyio Sam Pak.   Telapak tangannya bagaikan kilat cepatnya dihantam kedepan menghajar dada dari si ketemu tidak mujur.   Si ketemu tidak mujur yang dikarenakan melihat si siluman bocah dari lembah setan Yu Si secara tiba tiba menemui ajalnya terkena sambitan pedang pada saat ini saking terkejutnya sudah dibuat termangu-mangu, maka itu sewaktu pukulan Ti Then menyambar datang ternyata dia sudah lupa untuk menangkis maupun menghindar,"Braak .   ."   Dengan disertai suara yang amat keras tubuhnya terpukul pental keatas udara, serentetan darah segarpun mengikuti melayang sang tubuh memancar keluar dari mulutnya.   Sewaktu tubuhnya mencapai tanah dia sudah tidak bergerak lagi.   Sebaliknya si bisul merah Tiauw Ih yang melihat kehebatan Ti Then laksana malaikat dari angkasa saking takutnya dia tidak berani bergebrak lebih lanjut, sepasang kakinya menutul permukaan tanah kuat-kuat kemudian mengundurkan diri beberapa kaki jauhnya.   Si kakek tak berbadi serta si muka aneh pun tidak berani maju kembali, dengan perlahan mereka mulai menggeserkan kakinya kebelakang, agaknya mereka bermaksud untuk molor pergi.   Melihat sikap mereka itu Ti Then segera mendesak tiga langkah kedepan.   "Heee - , . heee ... jangan lari!"   Bentaknya sambil tertawa dingin.   "Kalian bertiga harus bertempur lagi dengan aku"   Air muka si kakek tak berbudi seketika itu juga berubah jadi pucat pasi bagaikan mayat, mendadak dia putar tubuh kemudian bagaikan segulung asap berlalu dengan tergesa-gesa dari sana, Si muka aneh serta si bisul merah yang melihat si kakek tak berbudi melarikan diri sudah tentu tidak berani berdiam lebih lama lagi disana, mereka pun dengan cepat melarikan diri terbirit-birit dari kalangan.   Ti Then segera tertawa terbahak-bahak kemudian baru putar badannya dan berkata kepada Nyio Sam Pak.   "Bagaimana dengan luka Nyio Locianpwe ?"   Nyio Sam Pak tidak menjawab, sepasang matanya dengan terbelalak lebar-lebar melototi diri Ti Then beberapa saat lamanya dia orang banar-benar dibuat melongo.   Lama sekali baru terdengar dia orang menghela napas panjang kemudian gelengkan kepalanya berulang kali."Oooh ...   Thian, kepandaian silat dari Kiauw-tauw ini sebetulnya dilatih dengan cara bagaimana?"   Ti Then cuma tersenyum tidak menjawab, dia segera maju kedepan membimbingnya bangun.   "Heeeei, masih untung kakiku tidak sampai putus ..."   Ujar Nyio Sam Pak kemudian sambil tundukkan kepalanya memperhatikan kaki kanannya.   "Ombak belakang sungai Tiang Kang mendorong ombak di depannya, manusia baru menggantikan manusia-manusia lama, perkataan ini ternyata sedikit pun tidak salah. Lolap memang sudah terlalu tua,"   Ti Then yang melihat dia tidak menemui cedera yang berarti segera menoleh memandang kearah pertempuran yang masih berlangsung dengan sengitnya antara Wi Ci To dengan Leng Hu Ih, ketika melihat mereka masih bartempur dengan begitu ramainya tak terasa dia sudah tersenyum.   "Mereka benar-benar sepasang musuh yang bagus!"   Ujarnya.   "Tidak-"   Bantah Nyio Sam Pak dengan cepat.   "Si iblis bungkuk hampir kalah, coba kau lihat keringat sudah mulai mengucur membasahi keningnya, sebaiiknya keaadaan Wi Poocu masih biasa saja seperti sedia kala . ."   "Tidak salah, si iblis bungkuk tidak bakal bisa bertahan seratus jurus lagi."   "Tetapi ..."   Ujar Nyio Sam Pak dengan suara yang amat lirih.   "Bilamana dia ingin melarikan diri agaknya Wi Poocu tidak bakal bisa menghalangi dirinya."   Ti Then segera mengangguk tanda menyetujui pendapat ini, dia pun sudah bisa melihat kalau Leng Hu Ih adalah seorang manusia yang luar biasa.   Bilamana dia orang dibandingkan dengan diri si pendekar pedang tangan kiri Cian Pit Yuan, dia orang memang jauh lebih tinggi satu tingkat darinya.Terdengar dengan perlahan Nyio Sam Pak menghela napas panjang, lalu gumamnya seorang diri.   "Bilamana iblis ini tidak dibasmi maka dia merupakan satu bencana yang tak terhingga dikemudian hari ...."   "Tadi dia bilang mau bertempur mati-matian melawan Poocu, entah benar tidak perkataannya itu"   "Menurut penglihatan lolap dia tidak bakal mau bertempur mati2an melawan Wi poocu, dia pasti akan melarikan diri"   Sahut Nyio Sam Pak tertawa. Tetapi dia tidak akan berhasil meloloskan dirinya..."   Perkataannya yang gagah dan tegas ini menunjukkan kalau didalam hatinya dia sudah berniat untuk membasmi si iblis bungkuk Leng Hu Ih tersebut.   Selesai berkata dia segera berjalan menuju kedepan mayat dari si siluman bocah dari lembah satan dan mencabut keluar pedangnya, setelah membersihkan darah yang menempel pada tubuh pedang itu dia baru kembali lagi kesamping badan Nyio Sam Pak.   "Ti Kiauw-tauw ini hari sudah menolong lolap lolos dari kematian, entah lolap harus berbuat bagaimana untuk membalas budimu yang besar itu?"   Ujar Nyio Sam Pak kemudian sambil memandang diri Ti Then tajam2. ooOoo 56 "Nyio locinpwe kau tidak usah begitu sungkan2, membasmi kaum penjahat dan menolong sesamanya adalah tugas kami, buat apa Locianpwe memikirkannya didalam hati ?"   Seru Ti Then dengan cepat.   Pada saat itulah mendadak terdengar si iblis bongkok Leng Hu Ih yang ada didalam kalangan berteriak keras, dengan cepat dia menoleh kearah tengah kalangan.Tampaklah pada saat itu si iblis bongkok Leng Hu Ih sedang melayang kebelakang untuk mengundurkan diri.   Sejak semula Ti Then sudah memperhatikan dirinya, begitu melihat dia mengundurkan dirinya kebelakang dengan cepat tubuhnya bergerak, maju kedepan untuk menghalangi perjalanan mundurnya.   "Hey Bungkuk ! mati hidup belum ditentukan kau sudah ingin lari ?"   Bentaknya keras.   f Dibagian dada dari si-iblis bongkok Leng Hu Ih sudah tergores sebuah luka yang panjang, darah segar menetes keluar membasahi bajunya.   jelas dia audah berhasil di lukai oleh ujung pedang dari Wi Ci To.   Ketika dilihatnya Ti Then menghalangi jalan mundurnya, pada air mukanya jelas menampilkan rasa gusarnya yang amat sangat;   "Siapa yang menghalangi aku mati!"   Pendekar Patung Emas Karya Qing Hong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Bentaknya dengan keras. Pedang ditangannya dengan kecepatan yang luar biasa ditusuk kedada Ti Then. Dengan cepat Ti Then menggeserkan badannya kesamping, pedangnya dengan menggunakan jurus "Giok Ti Heng Coei"   Atau seruling pualam berbunyi alun, membabat pinggangnya.   Siapa tahu jurus serangan yang baru saja dilancarkan oleh Leng Hu Ih ini cuma sebuah jurus tipuan belaka, baru saja menyambar sampai ditengah jalan mendadak tubuhnya menyingkir kesamping untuk kemudian berkelebat pergi.   Ti Then segera tertawa terbahak2 bagaikan bayangan setan dia mengikuti dari belakangnya dan menghalangi didepannya.   "Kau tidak bakal bisa lolos dari sini!"   Teriaknya keras sambil membabat pedangnya ke depan.   "Lebih baik kau tinggal disini untuk baik2 bergebrak dengan aku saja""Baik. Lohu akan mengadu jiwa dengan kau bangsat cilik!"   Bentak Leng Hu Ih dengan gusarnya sambil menangkis datangnya serangan itu.   Ditengah suara teriakannya yang amat nyaring kembali dia melancarkan tujuh kali tusukan mengancam tubuh Ti Then.   Ti Then harus mengundurkan diri tujuh tindak baru berhasil memecahkan ke tujuh buah serangan dahsyatnya itu, dengan cepat dia balas melancarkan tujuh buah se rangaa dahsyat pula mendesak dia orang sehingga terpaksa mundur tujuh delapan tindak kebelakang, Wi Ci To tahu Ti Then tidak bakal menderita kekalahan ditangan Leng Hu Ih karenanya didalam hati dia merasa berlega hati, dia segera berjalan mendekati diri Nyio Sam Pak dan tanyanya dengan penuh perhatian .   "Agaknya tadi Nyio-heng terluka, bagaimana?? Tidak mengapa?"   "Tidak mengapa!"   Sahut Nyio Sam Pak sambil gelengkan kepalanya.   "Sedikit aku berlaku ayal kaki kananku terkena satu kali gebukan dari gadanya Si ketemu tidak mujur"   "Masih dapat berjalan?"   "Bisa!"   "Kalau begitu mari kita serbu kedalam sarangnya dan sekalian membakarnya"   "Tetapi menang kalah diantara mereka belum ketahuan, bagaimana kita.."   Seru Nyio Sam Pak sambil menuding ketengah kalangan dimana Ti Then serta Leng Hu Ih sedang bergebrak dengan amat serunya.   "Kau tidak usah menaruh rasa kuatir terhadap diri Ti Kiauw-tauw"   Potong Wi Ci To dengan cepat "Tidak sampai seberapa lama dia sudah dapat membereskan musuhnya.""Bukan begitu, maksud lolap bilamana kita meninggalkan tempat ini dan anak buahnya ber-sama2 mengerubuti diri Ti Kiauw-tauw bukankah urusan akan berabe?"   "Justru dikarenakan takut anak buahnya menyerbu kesini dalam jumlah yang besar maka aku orang she-Wi bermaksud untuk menerjang dulu kedalam sarangnya dan hancurkan seluruh orang yang ada disana."   Nyio Sam Pak termenung berpikir sebentar akhirnya dia mengangguk.   "Baiklah. mari kita masuk!"   Demikianlah dengan cepat mereka berdua berkelebat menaiki tangga didepan sarang tersebut kemudian menerjang masuk kearah dalam.   Leng Hu Ih yang melihat Wi Ci To serta Nyio Sam Pak menerjang masuk ke dalam sarangnya dan dia segera tahu mereka hendak menghancurkan seluruh isinya tidak terasa lagi didalam hati merasa tarkejut bercampur gusar.   Dia meraung keras, ber-turut2 pedangnya dibabat kedepan memaksa mundur Ti Then kebelakang kemudian dengan meminjam kesempatan itu hendak menerjang masuk pula kedalam sarang tersebut dan mencegah Wi Ci To berdua menghancurkan gerakannya.   Sudah tentu Ti Then tidak akan membiarkan dia orang mengundurkan diri dari sana, ditengah suara tertawanya yang amat keras tubuhnya segera meloncat keatas mengejar dari belakang.   Sekali loncat Leng Hu ih sudah mencapai tiga kaki jauhnya, ilmu meringankan tubuhnya jelas sangat hebat, tetapi baru saja sepasang kakinya menncapai atas tanah Ti Then pun dalam waktu yang bersamaan melayang lima depa dihadapannya, pedang panjangnya dengan amat gencar melancarkan serangan mendesak dirinya membuat dia orang kembali terkurung didalam bayangan2 pedang yang amat rapat itu.   Sekali lagi mereka berdua bergebrak beberapa jurus banyaknya diatas tangga itu.Leng Hu Ih yang melihat dia tidak berhasil meloloskan diri tidak kuasa lagi segera memaki dengan gusarnya.   "Neneknya ..anak anjing! lohu dengan kalian Benteng Pek Kiam Poo ada sakit hati apa? kenapa kalian mau membasmi kami sampai keakar2nya?"   "Kami Benteng Pek Kiam Poo selalu mengutamakan sifat pendekar untuk membasmi kaum penjahat yang mengacau ketentraman Bu-lim, selamanya kami menganggap kaum penjahat sebagai musuh2 kita yang harus dibasmi"   Ujar Ti Then sambil tertawa berat.   Leng Hu Ih setelah berhasil menangkis beberapa jurus serangan, mendadak tubuhnya meloncat keatas kemudian berjumpalitan ditengah udara dan melayang turun ditangga yang lebih depan.   Dengan cepat Ti Then meloncat mengejar.   "Mau pergi boleh saja, tetapi sebuah tanganmu harus ditinggal"   Serunya sambil tertawa nyaring. Mendadak Leng Hu Ih putar badannya dan mengayunkan tangannya kebelakang.   "Barang ini kau terimalah !"   Teriaknya sambil tertawa keras- Segenggam kapur dengan cepatnya menyambar datang.   Ti Then menduga dia orang sedang menyambitkan senjata rahasia ke arahnya tetapi sama sekali tidak menyangka kalau senjata rahasianya adalah segenggam kapur yang khusus digunakan untuk melukai mata, dikarenakan jaraknya terlalu dekat baru saja dia bermaksud menutup matanya keadaan sudah terlambat.   Ada sebagian kecil dari kapur itu sudah tepat menghajar matanya sehingga terasa amat perih.   Mata adalah bagian badan yang paling lemah, setiap jago Bu-lim yang terkena kapur tersebut bilamana bukannya untuk sementara akan jadi buta maka untuk selamanya dia tidak dapat melihat lagi, karenanya keadaan seperti itu sangat berbahaya sekali.Sudah tentu Ti Then tidak terkecuali, dia merasakan sepasang matanya amat sakit, seketika itu juga pandangannya jadi gelap tak dapat melihat suatu apapun.   Rasa terperanjatnya kali ini benar2 luar biasa, dengan gugup dia menghentikan gerakannya dan meloncat turun dan atas tangga.   Dikarenakan dia orang tak dapat melihat suatu apapun, begitu mencapai permukaan tanah seketika itu juga tubuhnya jatuh terjengkang tak dapat bergerak.   Melihat hal itu Leng Hu Ih jadi amat girang sekaii, dengan cepat dia menubruk kebawah.   "Bangsat cilik, serahkan nyawamu!"   Bentaknya sambil tertawa keras.   Pedangnya digetarkan dengan cepat mengarah ulu hati Ti Then, dia menyerang kearah bawah.   Walaupun sepasang mata Ti Then sudah jadi buta tetapi telinganya masih tajam dan dapat membedakan datangnya angin serangan.   Dengan gesitnya dia menggelinding ke samping menghindarkan diri dari tusukan pedang tersebut, diikuti tubuhnya meloncat keatas dengan mengikuti arah datangnya angin serangan tadi menyapu ke depan.   Serangannya kali ini mengancam sepasang kaki dari Leng Hu Ih.   Kecepatan serangannya amat dahsyat seperti menggunakan mata yang normal.   Dengan lekas Leng Hu Ih meloncat kesamping untuk menghindarkan diri dari babatan itu, pada wajahnya segera tersungginglah satu senyuman yang amat buas dan ganas sekali.   "Heee ....bangsat cilik. kau masih ingin mempamerkan kepandaianmu ?"   Ejeknya dingin.Air muka Ti Then amat tawar sekali, dengan perlahan-lahan dia menekukkan kaki kirinya kebawah sehingga membentuk gaya setengah berlutut pedang panjangnya dilintangkan didepan dada memperhatikan sikap menanti serangan.   "Hmm.... sekarang adalah kssempaian yang baik buatmu, ayoh maju!"   Serunya dingin. Dengan diam2 Leng Hu Ih bergeser tiga langkah kesamping kemudian secara diam2 menusuk kearah pinggangnya, menanti ujung pedangnya sudah berada satu dua coen dari pinggangnya dia baru membentak dengan keras .   "Awas !"   Mendadak tubuh Ti Then berputar setengah lingkaran, didalam keadaan yang amat kritis dia sudah membabat pedangnya kesamping memukul miring serangaanya itu, kemudian dengan mengikuti gerakan badannya sang pedang membacok kearah dadanya.   Gerakannya amat keras dan aneh sekali.   Dengan ter-buru2 Leng Hu Ih meloncat mundur kebelakang.   "Heee ... heee .... bangsat cilik"   Teriaknya sambil tertawa seram."   Aku mau lihat kau masih bisa terima berapa jurus serangan dari Lohu !"   Selesai berkata tubuhnya bergerak maju lagi melancarkan serangan ganas.   Dengan mengandalkan pendengarannya Ti Then segera menggerakkan pedangnya menangkis serangan tersebut, semakin lama dia merasa semakin tidak tahan akhirnya terpaksa dia meloncat bangun untuk menghindar.   Leng Hu Ih tidak mau memberi kesempatan buatnya untuk bertukar napas.   tubuhnya sekali lagi menubruk maju kedepan,serangannya pun semakin lama semakin gencar semakin lama semakin dahsyat.   "Hey bangsat cilik"   Teriaknya sembari menyerang sembari tertawa seram.   "Ini hari kau sudah membinasakan empat orang anak buah dari Lohu, sekarang lohu mau tabas putus sepasang tangan serta sepasang kakimu terlebih dulu untuk membalaskan dendam atas kematian dari mereka berempat! "   Ti Then dengan sekuat tenaga menahan datangnya serangan itu, sembari bertempur tangannya yang lain segera mengucak matanya berusaha untuk mengembalikan penglihatannya tetapi sekalipun sudah berusaha amat lama dia semakin merasa matanya semakin sakit sehingga tak terasa lagi didalam hati dia menghela napas panjang.   "Sudahlah "   Pikirnya kemudian.   "tidak kusangka aku Ti Then ini hari harus menemui ajalnya ditangan Si iblis bungkuk ini tetapi ..bagaimana aku boleh mati dengan sama sekali tidak berharga ini ? Aaku harus mengadu jiwa dengan dirinya."   Baru saja berpikir sampai disitu mendadak dia merasakan lengannya amat sakit sekali agaknya Leng Hu Ih sudah berhasil menggores luka lengannya. Masih untung luka tersebut tidak terlalu berat, dengan tergesa- gesa dia angkat badannya untuk menangkis.   "Traaaang .."   Dengan tepatnya dia berhasil memukul kesamping pedang dari Leng Hu Ih, dia tidak mau membuaug kesempatan lagi tubuhnya dengan cepat bergerak maju mendesaknya lebih lanjut.   Ssbaliknya Leng Hu Ih tidak mau mengadu jiwa dengan dirinya, ketika dilihat tempat kedudukkannya sudah diketahui dengan cepat tubuhnya meloncat kesamping.   Kemudian dengan perlahan-lahan dia memutar kebelakang badan Ti Then, sambil meringankan tindakannya dengan tanpa mengeluarkan sedikit suara pun dia mendesak maju kembali.Ti Then dengan pusatkan seluruh perhatiannya mendengar, dikarenakan tidak mendengar juga pihak lawannya menyerang terpaksa dia putar badannya melancarkan serangan dengan menggunakan jurus Ya Can Pat huan atau delapan penjuru petempur malam.   Leng Hu Ih tetap berdiam ditempat sama sekali tidak bergerak.   "Leng Hu Ih, kau terlalu tolol"   Maki Ti Then kemudian sambil menghentikan gerakammya.   "Bagaimana sudah begitu lama kau masih belum sanggup untuk membinasakan diriku ?"   Didalam hati Ti Then tahu dia hendak melancarkan serangan bokongan kepadanya karena itu di dalam hati dia pun segera mengambil keputusan untuk dengan siasat melawan siasat.   Dia akan berdiri tenang menunggu datangnya serangan musuh, menanti pedangnya sudah menempel badannya dengan menggunakan saat yang amat kritis itulah dia hendak balas melancarkan satu serangan beradu jiwa dengan dirinya.   Karena itu keadaannya jadi semakin tegang lagi, dengan dinginnya dia berdiri menanti.   Leng Hu Ih yang melihat pihak lawannya pun hendak menggunakan tenang ma lawan tenang semakin tidak berani bergerak lagi, sepasang matanya yang buas dengan cepatnya berputar-putar, mendadak dengan perlahan-lahan dia berjongkok memungut sebuah batu kemudian dengan perlahan-lahan bangkit dan mneyambitkan batu itu kedepan tubuh Ti Then.   "Plooook!"   Dengan disertai suata yang amat nyaring batu itu tepat terjatuh dihadapannya.   Tubuh Ti Then segera kelihatan bergetar amat keras.   Tetapi dia pun tidak turun tangan, dia hendak menanti sampai pedang pihak lawan menempel badannya dia baru melancarkan serangan balasannya.Sebaliknya Leng Hu Ih menduga Ti Then pasti akan terkena pancingannya dan turun tangan melancarkan serangan, karena itu begitu melihat badan Ti Then sedikit tergetar dengan cepat dia ayunkan pedangnya menyerang lengan sebelah kanan dari Ti Then.   Dia tetap mempunyai rencana untuk membacok putus tangan serta kaki Ti Then dulu kemudian baru membinasakan diri Ti Then dengan perlahan-lahan.   Tampaklah sinar pedang berkelebat menyilaukan mata, pedangnya dengan amat tepat sekali berhasil membacok lengan kanan dari Ti Then, Sedang Ti Then pun dengan menggunakan saat pedang tersebut menempel badannya mendadak dia putar pedangnya dari bawah- ketiak kanannya menusuk kearah belakang.   "Aaaaaah ,"."..". Suara teriakan ngeri yang mendirikan bulu roma segera bergema keluar dari mulut Leng Hu Ih. Ti Then segera merasakan kalau pedangnya dengan amat tepat sekali berhasil menusuk lambung lawannya, didalam hati dia merasa sangat girang sekali, dengan cepat tubuhnya berputar kebelakang kaki kanannya dengan kecepatan yang luar biasa melancarkan tendangan kilat menghajar lambungnya kemudian sembari mencabut keluar pedangnya dia meloncat mundur satu langkah. Dia sama sekali tidak mendengar suara rubuhnya pihak lawan, karena itu begitu ujung kakinya mencapui permukaan tanah dengan pusatkan seluruh perhatiannya dia siap-siap menghadapi perubahan selanjutnya, Tetapi walaupun sudah ditunggu beberapa saat lamanya masih belum terdengar juga suara rubuh maupun berjalannya Leng Hu Ih, didalam hati diam2 dia merasa terkejut bercampur curiga, tidak kuasa lagi tanyanya dengan suara keras;   "Hey bungkuk, kau sudah mati?"Leng Hu Ih tidak menjawab. Tadi dia merasakan pedangnya itu dengan amat tepat sekali berhasil menusuk lambung dari pihak lawannya bahkan pedangnya menancap sangat dalam sekali, menurut keadaan biasa seharusnya pihak lawan sudah menemui ajalnya. Tetapi kenapa dia tidak mendengar suara rubuhnya pihak lawan? karenanya didalam hati dia merasa tidak paham. pedangnya segera dikibaskan kembali dengan menggunakan jurus Ya Can Pat Hong atau delapan penjuru bertempur malam. Akhirnya dia sama sekali menemui sasaran yang kosong.   "Apa mungkin dengan membawa luka dia sudah melarikan diri ?"   Pikirnya didalam hati- "Bilamana memang demikian adanya maka tentunya dia meloncat pergi sewaktu aku mencabut keluar pedangku tadi ..?"   Berpikir akan hal ini rasa tegang yang mencekam didalam hatinya pun manjadi kendor kembali, dia mulai merasakan lengan kanannya terasa amat sakit.   Ketika dia meraba dengan menggunakan tangannya saat itulah dia baru menemukan kalau luka pada lengannya itu tidak kecil, panjangnya ada dua coen dengan lebar tiga coen bahkan hampir melukai tulangnya, darah segar dengan tak-henti2nya menetes keluar membasahi bajunya, dengan cepat jari tangannya berkelebat menotok jalan darah yang dekat dengan tempat tersebut.   Setelah itu kepalanya didongak memandang kearah sebelah sarang penjahat itu, secara samar2 dia merasakan ada sinar merah yang muncul didaerah sekitar tempat itu, tak kuasa lagi dia bergumam seorang diri;   "Aaah... itu tentu warna api, Wi Ci To serta Nyio Sam Pak sudah membakar sarang perampok tersebut"   Berpikir sampai disitu mendadak telingany mendengar suara hiruk pikuk yang amat keras sekali berkumandang datang dari tempat kejauhan,Jika didengar dari suara tersebut agaknya berasat dari anak buah dari si iblis bongkok yang sedang melarikan diri kocar kacir dari dalam sarangnya.   "Ehmm .... bilamana diantara orang2 itu ada seorang jagoan yang melarikan diri melewati tempat ini dan melihat aku sedang terluka"   Berpikir akan hal ini dengan ter-gesa2 dia berjalan menuju kesebelah kanan.   Dia masih ingat disebelah kanas dari tempat itu terdapat sebuah hutan yang amat lebat dia bermaksud untuk bersembunyi beberapa saat lamanya didalam hutan itu, karena mata serta kedua luka dilengannya sudah sukar buatnya untuk bergebrak kembali.   Tetapi baru saja dia berjalan beberapa langkah mendadak terdengarlah suara tersampoknya ujung pakaian berkelebat dating dengan kecepatan yang luar biasa.   Dengan cepat dia putar badannya siap2 menghadapi sesuatu.   "Ti Kiauw-tau kau kenapa?"   Suara dari Wi Ci To. Mendengar suara itu Ti Then segera menghembuskan napas lega, dengan wajah yang menampilkan senyuman pahit dia berkata.   "Gakhu..kau"   Wi Ci To yang melihat wajahnya sudah dipenuhi dengan kapur menjadi amat terperanjat sekali, dengan cepat dia berlari mendekat.   "Kenapa matamu?"   Tanyanya dengan cemas.   "Karena sedikit tidak waspada, mataku sudah terkena sambitan kapur dari si iblis bongkok.."   Belum habis dia berbicara tiba-tiba terdengarlah suara dari Nyio Sam Pak berkumandang keluar dari belakang Wi Ci To.   "Aaaahkau sudah bunuh iblis ini!"   Teriaknya dengan keras."Aaaah..dia sunguh-sungguh sudah mati?"   Tanya Ti Then kegirangan.   "Kaukau membinasakan dirinya setelah matamu dibutakan olehnya?"   Tanya Wi Ci To dengan terperanjat.   "Benar"   Sahut Ti Then mengangguk.   "Dia ingin menabas tangan serta kaki dari boanpwe tetapi akhirya boanpwe berhasil menusuk dirinya agaknya boanpwe berhasil menusuk lambungnya"   "Tidak!"   Seru Nyio Sam Pak membenarkan kesalahannya.   Pendekar Patung Emas Karya Qing Hong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Kau sudah menusuk ulu hatinya"   "Oooh..lalu mayatnya apa rubuh disana?"   "Benar"   "Sungguh aneh sekali"   Gumam Ti Then seorang diri.   "Kenapa boanpwe tidak mendengar tubuhnya rubuh keatas tanah?"   "Tentunya dia rubuh keatas tanah dengan perlahan"   Sahut Wi Ci To memberikan pendapatnya.   "Matamu sudah tidak dapat melihat?"   "Benar, aku cuma bisa melihat sinar putih yang rada samar2 dan buram . ."   Wi Ci To dengan ter-gesa2 memasukkan pedangnya kedalam sarung kemudian serunya dengan cemas.   "Mari, lohu gendong kau pulang kedalam perkampungan !"   Tidak menanti Ti Then memberikan jawabannya dengan cepat dia sudah menggendong badan Ti Then dan lari menuju ke perkampungan Thiat Kiam San Cung. Nyio Sam Pak sambil menenteng pedang-segera mengikuti dari belakangnya.   "Bagaimana dengan sarang mereka ?"   Tanya Ti Then kemudian ditengah jalan."Sedang terbakar hebat, anak buah mereka sebanyak seratus orang sudah bubaran bagaikan buuung !". Sahut Wi Ci To.   "Diantara pembantu2 Leng Hu Ih kini cuma Sikakek tak berbudi, Si muka aneh serta sibisul merah tiga orang saja yang berhasil meloloskan diri"   Sambung Nyio Sam Pak lebih lanjut.   "Boleh dikata pertempuran kita kali ini memperoleh kemenangan total, cuma saja Ti Kiauw-tauw sudah menderita luka. hal ini benar2 membuat lolap merasa tidak tenang".   "Nyio Locianpwe buat apa mengucapkan kata2 tersebut ? sedikit luka dari boanpwe ini tidaklah seberapa buat apa locianpwe merasa kuatir ?".   "Tetapi bilamana sepasang mata dari Ti Then Kiauw-tauw tidak dapat melihat kembali, maka " ...   "   "Tidak! dia dapat melihat lagi,"   Sela Wi Ci To dengan cepat."   Setelah kembali kedalam perkampungan nanti, asalkan dibersihkan beberapa kali dengan menggunakan air maka dia bisa melihat kembali seperti sedia kala"    Pendekar Pemabuk Karya Kho Ping Hoo Pendekar Gunung Lawu Karya Kho Ping Hoo Sepasang Rajah Naga Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini