Persekutuan Pedang Sakti 18
Persekutuan Pedang Sakti Karya Qin Hong Bagian 18
Persekutuan Pedang Sakti Karya dari Qin Hong Seru manusia berbaju putih itu panik. "Hmmmm, kalau begitu coba kau jawab pendekar baju putih yang sesungguhnya telah kalian culik ke mana?" Seru Liu Leng Poo lebih jauh dengan suara dingin "Apa tujuan mu dengan menyaru sebagai pendekar berbaju putih dan menyeludup kemari boleh saja tak kami tanyakan, tapi kau harus menerangkan jejak berbaju putih yang asli..." Berubah hebat paras muka manusia berbaju putih itu, cepat-cepat dia berseru. "Tidak... tidak, tak pernah ada kejadian seperti ini!" Sekali lagi Liu Leng Poo mendengus dingin. "Berada dihadapanku lebih baik tak usah berbohong. Kuanjurkan kepadamu untuk menjawab saja secara jujur, siapa yang telah memberi perintah kepadamu dan sejak kapan menukar pendekar berbaju putih yg asli dengan dirimu?" Wi Tiong Hong menjadi amat cemas setelah mendengar Liu Leng Poo mengatakan bahwa orang ini menyaru sebagai ayahnya setelah menukar ayahnya dari situ Serta merta dia mengangkat bahu manusia berbaju putih itu lalu digoncang-goncangkan keras sambil membentak "Ayo, mengapa tidak segera menjawab?" Untung saja Liu Long poo segera menggoyangkan tangannya sambil mencegah. "Harap Wi sauhiap jangan terlalu terburu napsu. Kita tak usah kuatir dia tidak mengaku terus terang pada malam ini" Sementara itu paras muka manusia berbaju putih itu telah berubah dari pucat menjadi hijau, kemudian dari hijau berubah menjadi abu-abu serunya agak tergagap. "Soal ini... Soal ini..." "Tak usah ini itu lagi" Bentak Liu Leng Poo makin gusar "ayoh cepat menjawab. Aku tak akan mempunyai kesabaran sedemikian baiknya!" Sembari berkata jari tangannya yang lentik mulai digerak-gerakkan dihadapan mukanya berbuat seolah-olah hendak turun tangan hehdak melancarkan serangan. Mendadak manusia berbaju putih itu berseru sambil menggertak gigi kencang kencang. "Baik. aku bersedia menjawab!" Ia lantas bangkit dan duduk dilantai, agaknya dia telah mengambil suatu keputusan yang sangat besar didalam hatinya, katanya kemudian "Aku hanya tahu mendapat perintah untuk menyamar sebagai pendekar berbaju putih, namun aku benar-benar tidak tahu siapakah majikanku itu" "Kalau toh majikan saja tidak kau ketahui, bagaimana mungkin kau bisa menuruti perintahnya?". "Diantara orang-orang kami semuanya mempunyai tanda pengenal yang khusus" "benda pengenal apakah itu? Manusia berbaju puiib itu merogoh ke dalam sakunya dan mengeluarkan sebuah bungkusan kecil berwarna hitam. Sambil membuka bungkusan itu dia mengangkat kepalanya sambil menyahut. "Benda inilah tanda pengenal itu!". Mendadak dia melompat bangun sambil melepaskan sebuah pukulan dengan sekuat tenaga kearah dada Wi Tiong Hong sementara itu tangan kirinya dengan cepat mengambil sebutir pil dari dalam bungkusan kertas tadi dan dijejalkan kedalam mulut. Kali ini dia telah mempertaruhkan selembar jiwanya untuk melancarkan serangan dengan sepenuh tenaga. Wi Tiong Hong sama sekali tidak menduga sampai kesitu. Melihat datangnya pukulan yang sangat kuat itu, serta merta ia menangkis dengan kekerasan sambil membentak. "Cari mampus rupanya kau!" Begitu kepalan dan telapak tangan itu saling bertemu, manusia berbaju putih itu segera terpental sejauh empat lima langkah dari posisi semula, punggungnya tak ampun menumbuk diatas dinding ruangan keras-keras. "Blaaaammmni....!" Diiringi suara benturan yang amat nyaring, pelan-pelan tubuhnya terperosok ke bawah dan terduduk dilantai. Liu Leng Poo tidak berayal lagi secepat itu dia mendesak maju kemuka, menghampiri manusia berbaju putih itu dan memeriksa keadaannya. Tapi sejenak kemudian dia sudah bangkit berdiri sambil berkata pelan. "Dia sudah mampus!" "Aneh betul" Seru Wi Tiong Hong terkejut "mengapa secepat ini dia sudah mampus? Padahal seranganku tadi tidak terlalu kuat...." "Dia mampus karena menelan obat racun untuk bunuh diri" Liu Leng Poo menerangkan. "Oooh, jadi benda yang dikeluarkan tadi adalah obat beracun?" Kata Wi Tiong Hong agak tercengang. "Aaaai, semuanya ini kesalahanku yang bertindak kelewat ceroboh. Sejak dia menolak untuk membocorkan rahasia tadi, seharusnya aku sudah sadar kalau dia mempunyai tekad untuk mati. Andaikata dia tidak sengaja mengatakan punya tanda pengenal khusus, pada hakekatnya dia tak akan mempunyai kesempatan untuk mengeluarkan obat racun itu dari dalam sakunya" "Entah siapakah majikan yang dia maksudkan tadi? Dia bilang tidak kenal siapakah majikannya itu". "Hemm, apa yang di katakan sejak tadi cuma omongan setan belaka, tak sepotong katapun yang sungguh2 dan boleh dipercaya" Seru Liu Leng Poo penuh geram. "Sekalipun kita gagal mendapatkan keterangan apa-apa dari mulutnya, namun perjalanan kita kali inipun tidak sia sia belaka. Paling tidak kita berhasil membuktikan bahwa orang yang dikurung dalam selat Tat Seh Sia ini hanyalah seseorang yang menyamar sebagai ayahku...!" Liu Leng Poo tertawa. "Sekalipun demikian, namun kita masih terhitung kena di pecundangi orang juga, bahkan tanpa hasil yang mantap kita telah mengorbankan dua lembar jiwa manusia dengan percuma." Berbicara sampai disini dia berhenti sejenak kemudian lanjutnya lebih jauh. "Sekarang waktu sudah tidak pagi lagi. Mari kita segera pergi dari sini!" Dengan tergesa-gesa kedua orang itu mengundurkan diri dari situ. Sepanjang jalan semuanya lancar dan tanpa menimbulkan kecurigaan apa-apa. Mereka telah kembali ketempat masing-masing. Sesudah berpisah dengan Liu Leng Poo, Wi Tiong Hong masuk kedalam ruangannya menutup kembaii pintu kamar dan duduk di atas jendela dengan kemalas malasan. Saat ini dia sama sekali tidak ada niat untuk tidur, pikirannya di penuhi pelbagai persoalan, terutama tindakan orang tersebut dengan memindahkan ayahnya dari situ dan dia sendiri menyaru sebagai ayahnya kemanakah dia telah membawa pergi ayah nya? Tapi ditinjau dari hal ini, terbukti sudah bahwa ayahnya memang sudah kehilangan kesadarannya dan tidak mampu bergerak akibat racun ular yang merasuk ke tulang. Kini terbukti sudah kalau manusia berbaju putih yang berada dalam selat Tok Seh Sia adalah gadungan. Tapi bagaimanapula dengan manusia berbaju putih yang berada di Tay eng bun san tempat kediaman Kou hujin itu? Untuk sesaat pikiran dan perasaannya di sangat kalut. Sebagai seorang anak, ternyata untuk membedakan mana ayahnya yang aslipun tak sanggup. Kejadian seperti ini sungguh memalukan disamping menggenaskan sekali. Lambat laun sepasang matanya menjadi berkaca kaca dan dipenuhi air mata yang meleleh keluar. Pada saat itulah mendadak terdengar ada orang mengetuk pintu ruaugannya dengan pelan. Walaupun suara itu sangat pelan, namun dengan ketajaman pendengaran yang dimiliki Wi Tiong Hong, ia sudah mendengar kalau ada orang sedang menyusup kesana. Diam diam ia tertawa dingin dan tetap duduk tak berkutik ditempat semula. Dalam waktu singkat dia sudah mendengar suara langkah kaki manusia yang sangat pelan berjalan mendekati kamar tidumya dari luar ruangan. Wi Tiong Hong yang mampu melihat dalam kegelapan segera mendongakkan kepalanya dan memperhatikan keadaan muka. Seorang kakek kurus berjubah panjang warna biru langit dengan jenggot putih menghiasi dagunya telah berdiri dimuka pintu ruangan. Dalam kegelapan malam sorot matanya kelihatan bersinar. Melihat kemunculan orang itu ia menjadi sangat girang. Cepat-cepat ia bangkit berdiri dan menyambut kedatangannya sambil menegur lirih : "Kedatangan saudara Kam sangat kebetulan!" Ternyata orang itu adalah Kam Liu Cu yang menyaru sebagai Lam Sim bu dan kini menjadi tamu agung dari selat Tok Seh Sia. Dengan sorot mata yang tajam Kam Liu Cu mengawasinya sekejap lalu berseru. "Apa maksudmu?" "Barusan siaute bersama nona Liu telah mengunjungi tempat tahanan dari selat ini. Ternyata bangsat itu cuma orang yang menyaru sebagai ayahku" Perasaan keheranan dan tercengang segera menghiasi seluruh wajah Kam Liu Cu. Ditatapnya wajah Wi Tiong Hong dengan pandangan tajam, lalu tegurnya dengan suara dalam. "siapa yang berani menyaru diriku?" Wi Tiong Hong gantian tertegun. Dia segera menatap lawannya lekat lekat lalu berseru "Jadi kau bukan saudara Kam?" "Tentu saja aku bukan manusia dari marga Kam!" Diam diam Wi Tiong Hong merasa terkejut, segera tegurnya lagi. "Lantas siapakah kau?" "Masa ayahmu sendiri pun tidak kau kenal?" Kam Liu Cu balik bertanya agak tertegun. Dengan cepat Wi Tiong Hong menjadi paham. Orang yang berada dihadapannya bukan Kam Liu Cu, melainkan Lam Sim Hu asli yang telah menyusul kesitu. Maka sambil menjura katanya. "Aku bernama Wi Tiong Hong, bukan Lan Kun Pit!" "Aku sudah mendengar kesemuanya ini dari gurumu. Kau sedang menyaru sebagai Wi Tiong Hong bukan?" "Tidak, aku adalah Wi Tiong Hong yang asli" Melihat kesemuanya ini Lam Sim Hu segera menghela napas panjang, katanya kemudian. "Nak, rupanya kau sudah dicekoki obat pembingung sukma oleh Liong Cay Thian sehingga ingatan yang sebenarnya telah kau lupakan semua" "Aku sama sekaii tidak menelan obat pembingung sukma macam apapun juga" "Tanpa kau sadari kau telah menelan obat pembingung sukmanya, sudah barang tentu kau tak akan tahu" "Tapi aku sama sekali tidak kehilangan pikiran dan kesadaranku" "Bila kau tidak kehilangan pikiran dan kesadaranmu mengapa kau tidak kenali ayahmu sendiri?" Benar runyam keadaannya. Ternyata Lam Sim Hu telah menganggap Wi Tiong Hong sebagai Lan Kun Pit, bahkan merasa yakin kalau putranya telah dicekoki obat pembingung sukma sehingga terhadap ayahnya sendiripun tidak kenal. Atas kejadian ini biarpun Wi Tiong Hong menyangkal dengan alasan apapun, sudah tentu Lan Sim Bu tak akan percaya. Melihat orang itu bersikeras mengatakan kalau dia adalah putranya, Wi Tiong Hong benar-benar merasa mendongkol disamping geli. Cepat dia menggoyangkan tangannya berulang kali sambil berseru. "Lotiang salah paham, aku adalah Wi Tiong Hong yang sebenarnya..." Tentu saja Lan Sim Bu tak akan mempercayai dengan begitu saja. Ditatapnya Wi Tiong Hong dengan pandangan tajam lalu katanya lagi. "Suhumu juga telah datang, sekarang waktu kita tak banyak lagi, ayoh cepat ikut aku keluar dari sini..." "Berulang kali sudah kukatakan kepadamu aku bukan Lan Kun Pit, mengapa sih kau tak bisa percaya juga?" Perasaan sedih dan murung segera menyelimuti wajah Lan Sim Bu. Setelah menghela napas katanya. "betul betul keji dan lihay racun obat itu. Tak nyana seorang bocah yang sehat bisa dirubah menjadi begini pikunnya hingga ayah sendiri pun tidak dikenali. Tiong Cay Thian, bila aku tak bisa mencincang tubuhmu hingga hancur berkeping-keping, aku sumpah tak akan hidup sebagai manusia" Kemudian setelah berhenti sejenak, dia berpaling dan katanya lebih jauh. "Nak aku datang untuk menyelamatkan dirimu dan kaupun tak usah banyak berbicara lagi. Ayoh cepat turut ayah keluar dari sini. Suhumu pandai sekali dalam ilmu racun dan jauh mengungguli kemampuan Liong Cay Thian sudah pasti ia dapat memusnahkan racun yang membuat kau kehilangan kesadaran" Seraya berkata dia menggerakan pergelangan tangan kanannya dan menyambar pergelangan tangan Wi Tiong Hong. Dengan cepat Wi Tiong Hong mundur selangkah, kemudian dengan kening berkerut bentaknya. "Siapa sih yang bernama Lan Kan Pit? Mengapa lotiang begitu semberono dan tak tahu diri?" Setelah Lan Sim Bu menganggap Wi Tiong Hong sebagai putranya yang kehilangan ingatan, tentu saja tak mau percaya dengan begitu saja semua perkataan dan alasan yang dikemukakan Wi Tiong Hong. Melihat cengkeramannya mengenai sasaran kosong dia segera mendesak maju kemuka sambil melepaskan serangan berikut. "KAU anggap ayahmu telah salah melihat?" Serunya dengan penuh amarah. "kau tahu, pikiranmu jadi nyeleweng gara-gara diracuni Tiong Cay Thian?" Tangan kanannya menyambar ke muka dengan kecepatan yang jauh lebih hebat. Sedangkan ilmu yang dipergunakan adalah ilmu Tay ki na jiu hoat yang hebat. Langsung mengancam bahu Wi Tiong Hong. Melihat pihak lawan berulang kali mendesaknya sebelum duduknya persoalan dibikin jelas lebih dulu, lama-kelamaan berkobar juga hawa amarah Wi Tiong Hong, ia segera membentak keras. "Lotiang, mengapa sih kau bekerja secara begitu sembrono? Bikin jelas dulu duduk persoalan" Dengan cekatan dia miringkan badannya kesamping untuk menghindari serangan tersebut. Lambat laun paras muka Lan Sim Bu dicekam amarah juga dengan suara dalam lalu ia membentak. "sekarang ikuti dulu ayahmu keluar dari sini. Setelah berjumpa dengan gurumu nanti segala sesuatunya akan menjadi jelas". Gagal dengan cengkeraman yang pertama dia segera melepaskan cengkeraman berikutnya. Kali ini dia mengancam urat nadi pada pergelangan tangan Wi Tiong Hong. Lagi-lagi ilmu yang digunakan adalah Ki na ji hoat yang dilepaskan secepat kilat. Dengan penuh amarah, Wi Tiong Hong segera membentak. "Apabila lotiang mendesak terus menerus, jangan salahkan kalau aku akan melancarkan serangan balasan" "Binatang!" Hardik Lam Sim Bu. "Apakah kau anggap bapakmu bakal menipu kau?" Tiba tiba saja dia mendesak kemuka, tangan kanannya diayunkan dan segera tercipta selapis bayangan jari tangan yang segera terpisah mengancam beberapa buah jalan darah penting ditubuh Wi Tiong Hong. "Hee... hee... hee.. tampaknya lotiang memang memaksa aku untuk turun tangan" Seru Wi Tiong Hong sambil tertawa dingin. Tangan kirinya mengeluarkan jurus Jiu hui ngo-hian (lima senar dipetik bersama) untuk mengunci datangnya ancaman, lalu berbalik menyapu pergelangan tangan Lan Sim Bu. Melihat serangan balasan yang dilancarkan Wi Tiong Hong bukan saja amat cepat bagaikan kilat, lagi pula semua ancaman yang tertuju merupakan nadi-nadi penting yang harus dilindungi, Lan Sim Bu nampak tertegun. Tiba tiba saja tangan kanannya ditarik kebelakang dan menarik kembali serangan tangan kanannya secara terpaksa. Sekalipun serangannya sangat cepat, ternyata gerakannya sewaktu menarik kembali ancaman jauh lebih cepat lagi. Tatkala sapuan dari Wi Tiong Hong untuk membendung serangan tersebut dilancarkan, ternyata ia tak berhasil menyentuh ujung baju lawannya. Begitu tangan kanannya ditarik kembali tangan kiri Lan Sim Bu secepat petir sudah menggerakkan kelima jari tangannya yang sudah dipentangkan lebar-lebar seperti kaitan langsung mengancam bagian yang mematikan didada Wi Tiong Hong. Menghadapi ancaman tersebut, sepasang kaki Wi Tiong Hong tetap memantek di atas tanah sementara tubuh bagian atasnya menjatuhkan diri kebelakang. Tangan kiri disilangkan dimuka dada sementara tangan kanannya dipersiapkan membabat tangan Lin Sim Bu yang mengancam tiba. Begitu serangan dilepaskan, terasa segulung angin pukulan yang amat kuat menembusi teiapak tangan tersebut dan langsung menerjang keluar. Merasakan betapa kuatnya tenaga serangan yang dilepaskan Wi Tiong Hong, Lan Sim Bu segera meningkatkan kewaspadaannya. Dari cengkeraman dia rubah menjadi pukulan telapak dan menyambut datangnya serangan dari Wi Tiong Hong itu dengan keras lawan keras. "Blaaam!" Begitu sepasang teiapak tangan itu saling beradu, segera bergemalah suara benturan yang sangat kuat. Akibatnya tubuh kedua orarg itu sama sama bergetar keras dan mundur selangkah kebelakang Pertarungan yang berlangsung antara kedua orang ini di langsungkan dalam jarak dekat sehingga kendatipun tak nampak adanya daya pengaruh yang mengerikan hati, namun kedua belah pihak sama-sama menyerang dengan kecepatan tinggi dan perubahan jurus yang luar biasa. Sedikit terlambat saja bisa berakibat fatal untuk salah satu pihak. Bentrokan yang berlangsung dua jurus banyaknya ini berlangsung dalam sekejap mata saja. Sebagai bapaknya, sudah barang tentu Lin Sim Bu mengetahui aliran ilmu silat yang dipelajari Lan Kun Pit maka dalam sekilas pandangan saja ia sudah tahu kalau aliran ilmu silat yang digunakan Wi Tiong Hong berbeda sekali dengan aliran ilmu silat dari putranya. Bahkan pemuda yang berada dihadapannya sekarang justru memiliki ilmu silat tingkat atas. Dengan perasaan terkejut bercampur terkesiap dia mundur dua langkah kebelakang lalu menatap wajah Wi Tiong Hong dengan sorot mata tajam bagaikan kilat, katanya kemudian dingin. "Kau benar benar bukan anak Pit!" "Semenjak tadi sudah kukatakan kalau aku bukan putramu!" "Lalu apa sebabnya kau mencatut nama putraku?" Dengan wajah berubah hebat Lan Sim Bu mendengus marah. "Perkataan lotiang sungguh menggelikan" Kata Wi Tiong Hong sambil tertawa. Persekutuan Pedang Sakti Karya Qin Hong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "kapan sih aku mencatut nama putramu... semestinya putramu itulah yang telah menyaru sebagai aku dan mencatut namaku". Sekali lagi Lan Sim Bu memperhatikan pemuda itu sekejap lalu mendengus dingin "Jadi kau adalah Wi Tiong Hong yang baru-baru ini dikabarkan dalam dunia persilatan sebagai orang yang mampu mematahkan ilmu Hui hong to dari Thian Cay Thian serta mengalahkan pedang Emas Ban Kiam hweecu?" "Tidak berani, keberhasilanku yang lalu hanya suatu keberuntungan saja. Aku memang Wi Tiong Hong" "Bagus sekali" Lan Sim Bu manggut-manggut "kalau begitu ikutlah aku pergi dari sini" "Lotiang datang untuk menyelamatkam putramu kini sudah kau ketahui bahwa aku bukan putramu, jadi tak usah Lotiang repot-repot menolongku. Tentu saja aku pun tak akan mengikuti lotiang untuk pergi dari sini" "Aku paling benci banyak berbicara. Pokoknya kau harus ikuti aku pergi dari sini" Balas Lan Sim Bu tak sabar "Silahkan lotiang pergi sendiri. Saat ini aku belum bermaksud untuk meninggalkan Tok Seh Sia" "Anak muda aku suruh kau ikuti aku pergi dari sini, berarti kau harus ikuti diriku mengerti?" Bentak Lan Sim Bu lagi. Berubah paras muka Wi Tiong Hong setelah mendengar ucapan ini, dengan marab dia berkata. "Mengingat kau adalah seorang tua, maka aku selalu mengalah kepadamu. Tapi jika kau mendesak terus menerus jangan salahkan bila aku memberikan perlawanan kau tak usah salah mengira aku takut kepadamu" "Waktu sudah tak banyak lagi, bila kau enggan pergi dari sini, terpaksa akupun akan menangkapmu dengan kekerasan" "Jadi lotiang hendak menyerangku?" "Kau berhati hatilah!" Mendadak dia maju kedepan sambil menyerobot, telapak tangannya langsung disodok ke muka. Wi Tiong Hong mengetahui kalau ilmu silat yang dimiliki lawannya amat lihay. Sedari tadi dia sudah menghimpun hawa murninya sambil bersiap sedia menghadapi setiap ancaman yang tak diduga. Begitu melihat serangan tiba dia segera merasakan deruan angin serangan yang amat kuat datang. Ia segera sadar, kalau tadi lawan masih menganggap dia sebagai putranya maka serangan yang digunakan hanya terbatas ilmu mencengkeram saja, tapi sekarang mengetahui kalau dia bukan putranya, sekarang otomatis serangan yang digunakan pun jauh lebih hebat dan dahsyat.... Tentu saja ia tak berani bertindak gegabah. Cepat-cepat telapak tangan kirinya menghadapi ancaman, sementara tangan kanannya memusnahkan tenaga serangan musuh dengan jurus Thian gwan lay im (mega datang dari luar langit). Disamping memunahkan serangan juga melancarkan serangan balasan Lan Sim Bu mendengus dingin, telapak tangan kanannya yang melancarkan serangan tiba-tiba berubah jurus ditengah jalan dan berganti menjadi bacokan yang menyapu keluar dengan jurus "Mendorong ombak membantu gelombang" Seguung tenaga serangan yang sangat besar menggulung datang dan mencegat jalan mundur Wi Tiong Hong lebih dulu. Kemudian tangan kirinya diputar dan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah secepat kilat dia sodok jalan darah Hiat ki hiat dan Ciang tay hiat ditubuh lawan. Dalam sebuah serangan, dua jurus dipergunakan bersama hingga terwujud dua aliran serangan yang tergabung menjadi satu. Terutama sekali jurus "mendorong ombak membantu gelombang" Dari tangan kanannya itu telah menyumbat jalan mundur Wi Tiong Hong kearah kiri dan belakang, sedang angin serangan jari menjojoh datang dan arah kanan. Pada hakekatnya selain menyambut ancaman dengan kekerasan, tiada jalan lain lagi baginya untuk menghindar. Wi Tiong Hong segera menjejak sepasang kakinya keatas tanah dan melejit empat depa keangkasa untuk menghindari sapuan angin pukulan dari Lan Sim Bu. Belum lagi badannya turun kebawah, sepasang kakinya sudah melancarkan serangkaian tendangan berantai... Pada tendangan yanq pertama dia langsung mengarah ulu hati lawan. Bersamaan waktunva dia menarik napas panjang dan menpergunakan kesempatan itu tububnya melayang kembali ka udara. Tendangan kedua pun secepat kilat dilepaskan kembali mengarah wajah lawan. Serangkaian tendangan berantai dari anak muda itu sama sekali berada diluar dugaan Lan Sim Bu. Hal mana memaksa dia mau tak mau harus mundur dua langkah. Mendadak ia membentak keras. Sepasang telapak tangannya diayunkan bersama-sama menyerang kemuka secara mendatar untuk menyongsong datangnya tubuh Wi Tiong Hong yang masih berada di udara. Belum lagi serangannya tiba, angin pukulan yang kuat sudah menyesakkan napas. Gerak serangan yang digunakan Wi Tiong Hong tadi pada hakekatnya merupakan tindakan menyerempet bahaya. Selagi masih berada ditengah udara tentu saja ia tak berani menyambut ancaman musuh dengan kekerasan. Sepasang kakinya yg menendang keluar segera diputar dan berjumpalitan berapa kali diangkasa, lalu meluncur turun sejauh beberapa depa dari posisi semula. Lan Sim Bu membentak gusar, diantara jubah birunya yang berkibar dia menyusup ke depan, sepasang lengannya dipentangkan sambil menyerang secara beruntun dia lepaskan beberapa buah serangan berantai. Semenjak masih kecil dulu, Wi Tiong Hong hanya belajar Ji-gi Kiam Hoat dari Bu Tong Pay serta Tay Kek Kun belaka. Inilah hasil dari tindakan pamannya Pit It Beng untuk merahasiakan identitasnya, sehingga selain sim hoat tenaga dalam sama sekali tidak mengajarkan ilmu silat lain kepadanya. Tapi dibalik ilmu pedang Ji-gi Kiam Hoat tersebut justru terselip ketiga jurus ampuh suacunya yakni Kam Sam Ceng, sebaliknya dibalik ilmu Tay Kek Kun terselip pula ilmu Siu Lo To yang maha dahsyat. Dengan mengandalkan kedua macam ilmu silat inilah Wi Tiong Hong berkelana dan mendapat nama, sehingga kalau dibicarakan sebetulnya hal itu diperoleh karena nasibnya yang mujur saja. Ketika melihat datangnya serangan berantai dari sepasang telapak tangan Lan Sim Bu sekarang, serta merta dia memutar sepasang tangannya dan menghadapl ancaman lawan dengan ilmu pukulan Tay Kek Kun yang dimilikinya. Tapi Lan Sim Bu merupakan seorang pemimpin untuk wilayah In lam, sudah barang tentu kepandaian silat yang dimilikinya bukan kemampuan sembarangan orang. Betapa pun Wi Tiong Hong memutar tangan kiri dan kanannya untuk melindungi diri secara ketat, namun dia selalu terbentur dengan jurus jurus serangan Lan Sim Bu yang datang menggencet dari dua aliran yang terbeda. Dalam keadaan demikian, jangan lagi melancarkan serangan balasan, bahkan untuk mempertahankan diri saja ia sudah merasa kerepotan dan terdesak hebat. Dalam waktu singkat, kedua orang itu sudah saling bertarung sebanyak dua puluh gebrakan lebih. Lan Sim Bu mengejek dingin, hawa nafsu membunuhnya muncul secara tiba-tiba. Tampak gerak serangan dan jurus-jurus pukulannya berubah seratus delapan puluh derajat. Kini setiap jurus ssrangan yang dipergunakan merupakan jurus-jurus serangan yang aneh dan semuanya beraliran sesat. Diantara serangan kedua belah tangannya, yang satu menyerang muka yang lain menyerang belakang. Yang digunakan pun merupakan dua jurus yang berbeda sekalipun bareng waktunya. Pada dasarnya Wi Tiong Hong sudah berada dalam posisi yang amat terdesak, apalagi sesudah lawaannya berganti serangan dan mendesaknya semakin gencar, sehingga didalam gelisahnya cepat-cepat dia memutar tangan kanannya untuk melindungi diri. Ada kalanya tangan kirinya itu tak berhasil membendung jurus serangan lawan. Dalam gugup dan terdesaknya dia segera menggunakan kedua jari tangannya yg ditegakkan bagaikan tombak untuk menangkis ancaman yang tiba dengan menggunakan jurus ilmu pedang. Dalam bidang ilmu pedang, bukan saja ia telah berhasil menguasai ilmu Siu Lo Cap Sah secara matang. kinipun ia sudah berhasil mempelajari ilmu pedang Ban kiam kui tiong kam hoat yang dipinjamkan Ban Kiam Hweecu kepadanya. Betul jurus-jurus serangan itu belum terlatih secara matang, namun tidak sedikit jurus serangan yang berhasil diingat olehnya. Oleh sebab itulah dalam keadaan terdesak, tanpa disadari tangan kirinya secara otomatis telah menggunakan jurus pedang tersebut untuk memunahkan ancaman lawan. Bagi Wi Tiong Hong, mula mula gerakan tersebut digunakan secara kebetulan saja tanpa sengaja, namun setelah gerakan gerakan mana berhasil memunahkan atau mematahkan serangan musuh dia baru teringat kalau jurus serangan yang dipakai adalah jurus jurus ilmu pedang. Padahal ketika itu dia sudah terdesak hebat dan kerepotan menghadapi serangan musuhnya dengan ilmu Tay Kek Kun. Penemuan secara tak terduga ini sangat menggirangkan hatinya, maka tangan kanannya pun segera mengeluarkan jurus-jurus pedang dan menyerang secara hebat. Ternyata apa yang dipergunakan mendatangkan hasil yang luar biasa. Seketika itu juga semua serangan yang dilancarkan Lan Sim Bu berhasil dipunahkan semuanya. Sesudah terbukti kalau jurus pedang pun dapat digunakan untuk menghadapi lawan, Wi Tiong Hong merasa amat gembira. Semangatnya segera bangkit kembali. Dengan tangan kiri melakukan pancingan, tangan kanannya melepaskan serangan secara bertubi-tubi. Pada mulanya serangan pedang yang mempergunakan jari tangan ini digunakan tidak selancar menggunakan pedang sungguhan, sebab disamping harus menghadapi musuh, dia pun harus putar otak untuk memecahkan dulu perubahan setiap jurus yang dihadapinya. Tapi setelah bertarung sekian lama, lambat laun gerak serangannya makin matang dan lancar, malahan diantara jurus jurus ilmu pedang Ji-gi Kiam Hoat dan Siu Lo Cap Sah yang dipergunakan, terselip pula jurus-jurus dari Ban Kiam Kui Tiong Kiam Hoat dari Ban Kim Hweecu. Atas kejadian tersebut, ternyata serangan-serangan dari Lan Sim Bu ysng semula amat gencar dan dahsyat itu berhasil diatasi dengan cepat. Bukan cuma begitu, malahan Lan Sim Bu berubah menjadi lawan latihan dalam memainkan jurus jurus serangan pedangnya. Pertarungan kembali berlangsung berapa saat lamanya, semakin bertarung Lan Sim Bu merasa semakin keheranan. Pada mulanya ia sudah melihat musuhnya sempoyongan keteter hebat, bahkan tampaknya segera akan menderita kekalahan total, tapi begitu dia mempergencar serangannya, ternyata pihak lawan malah kian lama kian bertambah mantap kedudukannya, apa yang sebetulnya telah terjadi? Perasaan heran yang timbul dalam hatinya membuat tokoh tua ini menaruh perhatian lebih khusus. Dalam waktu singkat dia telah melihat bahwa jurus serangan dari Wi Tiong Hong itu mirip pukulan telapak tangan tapi bukan pukulan telapak tangan. Mirip ilmu jari tapi bukan ilmu jari. Deruan angin serta serangannya memekakkan telinga dan jurus-jurusnya sangat aneh. Biarpun dia berpengalaman luas dan berpengetahuan dalam, toh tak urung dibuat kebingungan juga setelah melihat jurus serangan pemuda tersebut. Dia tak tahu ilmu silat apakah yang digunakan lawan. Bagi seorang jago yang sedang bertarung pikiran bercabang merupakan pantangan paling besar. Baru saja pikirannya nyeleweng, tiba tiba saja terasa segulung desingan angin jari yang amat tajam menyambar tiba. Dalam terperanjatnya, cepat-cepat dia menggerakkan telapak tangannya untuk membendung ancaaman tersebut. "Plaaak!" Serangan jari tangan Wi Tiong Hong yang sedang melancarkan bacokan tahu-tahu sudah saling beradu dengan pergelangan tangan lawan yang dipakai untuk menangkis sehingga menimbulkan suara benturan amat keras. Akibatnya secara lamat-lamat Lan Sim Bu merasakan pergelangan tangan kanannya menjadi kaku dan kesemutan. Dalam terperanjatnya, dia segera melompat kesamping untuk menghindarkan diri. Begitu dia menghindar, Wi Tiong Hong segera memanfaatkan kesempatan yang sangat baik itu dengan sebaik-baiknya. Dia mendesak maju lebih kedepan dan secara beruntun melepaskan tiga buah bacokan kilat... Perlu diketahui kedua belah pihak telah terlibat dalam suatu pertarungan jarak dekat yang amat mengerikan sekarang. Dibawah serangan kilat yang gencar dan dahsyat siapapun enggan memberi peluang kepada lawannya untuk memanfaatkan kesempatan. Sebab salah satu pihak kurang konsentrasi saja dapat mengakibatkan posisinya terdesak dan berada dibawah angin. Demikian pula dengan keadaan Lan Sim Bu sekarang, karena gerakan mundurnya tadi hampir saja ia menderita kekalahan total di tangan Wi Tiong Hong. Masih untung dia memiliki pengalaman yang sangat luas dalam menghadapi lawan. Meski menghadapi ancaman bahaya, namun tidak kalut pikirannya. Diiringi bentakan nyaring, sepasang tangannya didorong sejajar dada ke depan dengan jurus "Kilatan Bianglala Berubah-ubah" Segenap kekuatan yang dimilikinya telah dihimpun kedalam pukulan tersebut.... Serangan kali ini dilancarkan dalam keadaan marah, lagi pula disertai dengan seluruh tenaga yang dimilikinya, dalam waktu singkat angin serangan selebar empat lima depa telah menyelimuti angkasa dan menggulung ke depan Wi Tiong Hong, Wi Tiong Hong sadar kalau tenaga dalam yang dimilikinya masih bukan tandingan lawan, tentu saja ia tak berani menyambut ancaman mana dengan keras lawan keras. Secepat kilat tubuhnya berkelit ke samping dan menghindari ancaman yang datang dari muka. Namun tenaga serangan kedua belah pihak sama-sama dilancarkan dengan kecepatan bagaikan kilat. Biarpun Wi Tiong Hong berhasil menghindari serangan yang datang dari depan, toh tak sempat menarik kembaii jurus serangannya. Lengannya yang masih melakukan serangan itu dengan cepat menyentuh sisi pukulan dari Lan Sim Bu yang sedang menggulung datang itu. Terasa segulung tenaga serangan yang sangat kuat melintas lewat dari sisi tubuhnya. Akibatnya tubuh Wi Tiong Hong kena tergetar sampai berputar mundur dua langkah dengan sempoyongan. Pada saat inilah Lan Sim Bu telah menggerakkam tubuhnya dan mendesak berhadapan Wi Tiong bong, dimana ia berdiri tegak tak berkutik. Menanti Wi Tiong Hong bermaksud mundur lagi, keadaan sudah terlambat, terpaksa dia pun ikut berdiri tak bergerak dan mengawasi lawannya sambil bersiap sedia menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi. Kedua belah pihak berdiri saling bardekatan dengan sepasang mata saling menatap, siapapun tak ada yang bersuara. Lewat berapa saat kemudian, Lan Sim Bu baru manggut-manggut segera barkata. "Kepandaian silat yang kau miliki memang sangat hebat, tak heran kalau kau bersikap begitu jumawa" "Kapan sih aku menunjukkan sikap jumawa?" Tanya Wi Tiong Hong dengan cepat. "Kau mampu bertarung sampai lima puluh gebrakan lewat melawan aku, ini berarti kedudukanmu dalam dunia persilatan boleh dibilang menempati posisi jago kelas satu, tapi entah bagaimanakah kemampuanmu dalam soal ilmu beracun?" Wi Tiong Hong merasa terkesiap, dia tahu Lan Sim Bu memang termashur di wilayah In Lam karena kelihayannya dalam soal racun. Nyatanya setelah gagal meraih keuntungan lewat ilmu silat, orang itu hendak mencari kemenangan dengan mengandalkan ilmu beracunnya. Maka sambil mendongakkan kepalanya dia segera bertanya. "Kau hendak mempergunakan racun?" "Betul" Sahut Lan Sim Bu sambil mengelus jengeotnya dan menyahut angkuh. "keluarga Lan dari In Lam memang termashur karena racunnya. Aku yakin berita ini pernah kau dengar bukan?" "Bila kau mengandalkan ilmu silat untuk meraih kemenangan, maka kendatipun aku harus kalah, aku akan kalah dengan perasaan puas dan takluk, tapi bila mengandaikan racun..." Tidak sampai pemuda itu menyelesaikan perkataannya Lan Sim Bu telah menukas dengan ketus. "Selama seratus tahun belakangan ini keluarga Lan dari In Lam menjadi termashur karena racunnya. Sekalipun aku akan pergunakan racun untuk menghadapimu, orang persilatan tak akan menyalahkan tindakanku ini. Cuma saja aku memang aku tak pernah menyerang orang dengan racun secara diam-diam dan membokong" "Lantas kau hendak menggunakan dengan cara begaimana?" "Dalam sekali ayunan tanganku nanti, andaikata kau sanggup menghindarkan diri dan tidak sampai terpengaruh oleh hawa racun maka setelah kegagalan tersebut aku pasti akan angkat kaki dari sini" Mendengar perkataan itu, Wi Tiong Hong segera berpikir. "Kalau toh kau sudah menerangkan terlebih dahulu, berarti cukup waktu bagiku untuk melakukan persiapan untuk menghindari serangan racunmu itu rasanya bukan suatu pekerjaan yang menyulitkan" Berpikir demikian dia pun manggut-manggut. "Baik, aku bersedia untuk mencoba" "Bagus sekali. kau mesti berhati-hati!" Jengek Lan Sim Bu sambil tertawa seram. Begitu selesai berkata ujung bajunya segera dikebaskan kedepan dan menyerang wajah Wi Tiong Hong. Berhubung pihak lawan sudah memberitahu lebih dulu kalau dia akan menggunakan racun, maka semenjak tadi Wi Tiong Hong telah menutup pernapasannya. Tatkala Lan Sim Bu mengebaskan ujung bajunya tadi, dengan cepat dia menggerakkan pula tubuhnya serta menyelinap kesamping untuk menghindarkan diri. Gerakan yang dilakukan dengan persiapan yang amat matang ini boleh dibilang dilakukan dengan kecepatan luar biasa. Dalam sekali lompatan saja ia sudah berada satu kaki lebih dari posisi semula. Siapa tahu ketika sepasang kakinya mencapai tanah, tiba-tiba saja kepalanya terasa pusing dan pandangan matanya menjadi gelap, tubuhnya menjadi gontai sehingga nyaris roboh. Persekutuan Pedang Sakti Karya Qin Hong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Dalam keadaan begini, cepat cepat dia menghimpun tenaga dalamnya dan mencoba untuk bergeser berapa langkah lagi kedepan. Namun dia toh tak sanggup juga untuk menahan diri sehingga badannya menjadi terhuyung-huyung. Baru sekarang dia sadar, rupanya disaat pihak lawan mengajaknya berbicara tadi, sebetulnya ia sudah turun tangan. Adapun apa yang dikatakan tak pernah menyerang secara gelap tak lebih untuk untuk menyenangkan hatinya saja sambil menunggu bekerjanya racun tersebut Kontan saja amarahnya berkobar didalam dada. Sambil msndongakkan kepalanya dia membentak. "Tua bangka celaka..." Dalam pada itu Lan Sim Bu telah menyusul kehadapannya dan melancarkan totokan. Desingan angin tajam membuat dua buah jalan darah penting ditubuh Wi Tiong Hong tertotok. "Bagaimana?" Jengeknya kemudian sambil tertawa seram. "kau tak mampu untuk menghindarinya kan?" Selesai berkata dia lantas mengempit tubuh Wi Tiong Hong dan beranjak pergi dari situ dengan cepat? oooOdwOooo SEMENTARA ITU cahaya lentera masih menerangi ruang tengah istana racun. Waktu itu ada lima orang sedang duduk-duduk sambil minum arak. Mereka adalah Kim Liu Cu yang menyaru sebagai Lan Sim Bu, ketua pelindung hukum Selat Pasir Beracun Tiong Cay Thian, wakil ketua pelindung hukum Siang Bu Ciu, serigala kuning cakar beracun Sia It Hong serta seorang pendeta asing berjubah merah yang bernama Ci kong siancu. Tengah hari tadi, Tok seh siansu sendiri telah menyelenggarakan perjamuan di ruang tengah istana racun untuk menyambut kedatangan Lan Sim Bu serta menyambut kesediaannya untuk bekerja sama dengan Selat Tok Sia, tentu saja upacara dilakukan secara ramai. Seusai penjamuan, Kam Liu Cu telah turun tangan menulis surat sendiri untuk ketua Lam hay bun So Siu Jin. Isi surat tersebut menjelaskan kalau dia telah bergabung dengan pihak Tok Seh Sia serta menyampaikan harapan dari Tok Seh Siancu untuk menerima pennggabungan dari pihak Lam hay bun. Selain daripada itu diterangkan juga keponakannya So Siou Hui klni berada di Tok Seh Sia dengan memperoleh pelayanan yang baik dari Siancu. Melalui surat itu ditulis dengan kata kata yang luwes dan sangat menarik. Sudah tentu Liong Cay Thian percaya seratus persen. Selesai membaca surat tersebut dia menjadi kegirangan setengah mati. Segera diutusnya seorang anggotanya yaig dipercaya untuk membawa surat itu berangkat ke Lam hay Kam Liu Cu yang menyaksikan semuanya itu diam-diam merasa geli, pikirnya. "Hemm.... sebelum surat itu tiba di Lam hay, aku sudah angkat kaki dari tempat ini. Perduli amat bagaimana akhirnya persoalan tersebut" Perjamuan yang diselenggarakan malam ini merupakan perjamuan yang diselenggarakan Liong Cay Thian untuk menghormatinya. Berhubung Tok Seh Siancu tidak hadir disitu, maka perjamuannya bisa dilangsungkan lebih santai dan terbuka. Semua yang hadir dalam perjamuan saat ini merupakan orang orang dengan takaran minum arak yang besar ditambah pula Kam Liu Cu bermaksud untuk menahan mereka di situ agar Wi Tiong Hong punya kesempatan untuk melacak jejak ayahnya. Karena itu setiap kali ada kesempatan dia selalu mengangkat cawannya mengajaknya mereka untuk minum. Perjamuan tersebut berlangsung sampai waktu kentongan kedua, namun masih berjalan amat ramai. Pada saat itulah, tiba tiba dari depan ruangan muncul seorang gadis bertubuh ramping yg mengenakan baju berwarna merah keperak-perakan. Begitu munculkan diri ia segera berseru. "Ayah...." Liong Cay Thian meletakkan kembali cawan araknya, lalu menegur dengan kening berkerut. "Anak Hiang, mengapa kau belum tidur juga sampai semalam ini? Ada urusan apa kau datang kemari?" Liong Hiang Kun memandang sekejap sekeliling tempat itu, lalu dengan wajah memerah ujarnya. "Siauli sedang mencari Wi sauhiap. Apakah dia berada disini?" "Bisa celaka..." Pikir Kam Liu Cu diam-diam dengan perasaan terkejut. Cepat cepat dia memperhatikaa Liong Hiang Kun sekejap, kemudian sambil tertawa tergelak tegurnya: "Saudara Liong apakah dia adalah putrimu?" Suatu pertanyaan yang tepat sekali, karena menghadapi pertanyaan itu terpaksa Liong Cay Thian mengurungkan niatnya untuk menanyakan masalah Wi Tiong Hong. Sambil tertawa sahutnya kemudian. "Ya benar dia adalah putriku" Lalu kepada Liong Hiang Kun katanya pula. "Anak Hiang, dia adalah Lan pekhu mu yang termashur namanya diwilayah In Lam, ayoh cepat memberi hormat!" Sementara itu Kam Liu Cu tertawa dingin dalam hati kecilnya. pikirnya kemudian. "Huuuh... tengah hari tadi kau berlagak menyebut saudara denganku, malamnya kau suruh memanggil empek kepadaku!" Sementara dia masih berpikir, Liong Hiang Kun telah memberi hormat sambil berkata. "Empek Lan, keponakan perempuan memberi hormat untukmu" Cepat-cepat Kam Liu Cu menghalanginya dan tertawa terbahak bahak. "Haa... haa... haa... keponakan perempuan tak usah banyak adat. Saudara Liong, kau memang hoki sekali mempunyai seorang anak perempuan yang begitu cantik dan menarik" "Saudara Lan terlalu memuji" Liong Cay Thian segera berseru. "justru putramu yang ganteng dan gagah luar biasa. Hoki saudara Lan berapa kali lipat lebih bagus dariku!" Apa yang diucapkan olehnya memang merupakan ucapan sebetulnya, sebab dia memang berniat menjodohkan putrinya kepada Lan Kun Pit bahkan persoalan itupun telah disinggung secara sekilas pandang pada tengah hari tadi. Sudah barang tentu Siang Bu Ciu rnemahami maksud hati lotoanya itu. Sambil teetawa terbahak-bahak katanya pula. "Putra putri saudara Lan dan saudara Liong benar-benar merupakan sepasang sejoli yang serasi. Bagi kami orang-orang yang tanpa keluarga, kejadian semacam inilah sangat kami kagumi" Ci kong siancu mengangkat cawannya dan meneguk habis isinya, lalu berkata pula. "Bila suatu ketika kalian berdua akan besanan, jangan lupa untuk menghadiahi arak kegirangan untukku" Merah jengah selembar wajah Liong Hiang Kun setelah mendengar perkataan ini, sambsi mendepak depakkan kakinya berulang kali ke atas tanah, serunya dengan gelisah: "Ayah..." Liong Cay Thian memandang putrinya sekejab, lalu katanya sambil tertawa. "Waktu sudah malam, masuklah dan tidur" "Ayah, barusan siauli pergi mencari Wi Siauhiap, tadi dia... dia tidak ada diruangan..." Sore tadi, Kam Liu Cu telah melakukan pembicaraan empat mata yang cukup lama dengan Liong Cay Thian. Dia sudah mengetahui soal penyamaran Lan Kan Pit sebagai Wi Tiong Hong. Diapun tahu kalau orang orang Tok Seh Sia selain Siang Bu Ciu dan Siu It Liong berdua, termasuk putrinyapun tidak mengetahui duduk persoalan yang sebenarnya. Oleh sebab itu dalam anggapan Liong Hiang, Lan Kun pit tak lain adalah Wi Tiong Hong. Tentu saja siapapun tak mengira kalau Lan Kun pit telah ditukar pula sehingga Wi Tiong Hong yang sekarang adalah Wi Tiong Hong yang asli. Oleh sebab itulah Kam Liu Cu tahu kalau ketidak hadiran Wi Tiong Hong didalam ruangan tentu sedang pergi menyelidiki jejak ayahnya. Bisa dibayangkan betapa gelisahnya dia waktu itu. Sebaliknya Liong Cay Thian berpendapat kalau Lam Kun Pit tak bakal melarikan diri sebab telab dicekoki obat pembingung pikiran. Maka dia segera tertawa hambar setelah mendengar perkataan itu, katanya. "Mungkin Wi sauhiap menganggap cuaca pada malam ini amat cerah sehingga ia berjalan-jalan diluar. Tak bakal ada kejadian apapun...." "Tidak mungkin. Siauli telah melakukan pemeriksaan dengan seksama disekeliling tempat itu setelah tidak menemukan dia berada dalam ruangan, alhasil....?" -ooo0dw0ooo- Jilid 19 BELUM HABIS perkataan itu diutarakan, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki manusia yang berlari masuk dengan langkah tergesa-gesa, orang itu adalah Tok Si cian, malah dalam tangannya masih menggenggam sebilah golok biru yang terhunus. Namun ketika dia menyaksikan orang-orang yang hadir dalam ruangan, orang itu segera berdiri tertegun. Sambil menarik muka Siang Bu ciu segera menghardik : "Muridku, ada urusan apa kau masuk tergopoh-gopoh ? Hmm sungguh tak tahu aturan!" Merah padam selembar wajah Tok Si cian karena teguran gurunya itu. dengan termangu-mangu diawasinya wajah Kam Liu cu adalah jago silat kawakan dari dunia persilatan, pengalamannya boleh dibilang amat luas dan matang, dari sikap Tok Si cian yang langsung berubah muka setelah bertemu dengannya ketika masuk kedalam ruangan tadi, ia sudah merasakan hal-hal yang kurang wajar. Diam diam segera pikirnya di dalam hati. "Waaah, jangan-jangan sudah terjadi sesuatu atas saudara Wi? Tapi tak mungkin liu sumoay telah membantu saudara Wi. sekalipun jejak mereka ketahuan, tak mungkin mereka dibekuk lawan, kecuali kalau kedua orang itu telah berjumpa dengan racun ... " Teringat soal racun, hatinya segera berdebar sangat keras. Sementara itu Liong Cay thian telah mengulapkan tangannya berulang kali sambil berkata . "Loji jangan kau halangi dia, siapa tahu ia akan melaporkan sesuatu yang sangat penting." Siang Bu ciu segera mendongakkan kepalanya dan bertanya . "Ada urusan apa kau datang kemari?" Tok Si cian kembali menengok sekejap kearah Kam Liu cu kemudian baru jawabnya sambil memberi hormat : "Ketika tecu mendapat giliran untuk meronda malam tadi, baru saja melakukan perondaan sampai dikaki bukit sebelah belakang, tiba-tiba telah bertemu dengan ... " "Bertemu apa?" Tukas Siang Bu Ciu. "Tecu telah bertemu dengan ... dengan canpwee." "Bertemu aku?" Seru Kam Liu cu dengan perasaan terkejut. Sedangkan Siang Bun ciu segera menghardik pula dengan kening berkerut kencang. "Omong kosong, selama ini saudara Lan duduk disini minum arak, tak selangkahpun meninggalkan tempat ini." Atas bentakan dari gurunya itu, Tok Si cian segera menjawab dengan tergagap . "Tecu tidak bohong malahan Lan locianpwee sempat melepaskan sebuah pukulan dahsyat kearah tecu, andaikata tecu tidak menghindar dengan cepat, niscaya pukulan itu akan menewasktn tecu." "Tidak mungkin peristiwa ini dapat terjadi!" Bentak Siang Bu ciu penuh amarah setelah mendengar laporan dari muridnya semakin lama semakin mengawur. Sebaliknya Kam Liu cu mengerti apa yang telah terjadi, kembali dia berpikir . "Jangan-jangan Lan Sim-hu yang asli telah datang pula ?" Sementara dia masih berpikir, Liong Cay thian telah berkata . "Coba kau laporkan keadaan yang kau alami tadi dengan lebih terperinci dan seksama lagi !" "Waktu itu tecu sedang mengadakan perondaan di Pek seh sia, baru saja menuruni bukit telah kulihat sesosok bayangan manusia meluncur datang dengan kecepatan tinggi tergerak hati tecu setelah melihat bayangan tersebut aku mengira telah kedatangan musuh didalam selat kita ini, maka cepat-cepat menyambutnya, setelah mendekat baru kuketahui bahwa orang itu adalah Lan locianpwee." "Sudah kau lihat dengan jelas bahwa orang itu adalah aku ?" Sekali lagi Tok Si cian menengok sekejap kearahnya, kemudian mengangguk . "Betul, tecu melihat dengan jelas bahwa orang itu adalah Lan locianpwe, malah di bawah ketiaknya mengempit seseorang!" "Waktu itu tecu segera menegurnya, Lan locianpwee, apakah kau berhasil membekuk mata-mata ?" Siapa tahu pertanyaan tecu ini sama sekali tidak digubris, malahan sewaktu melewati disisi tecu, secara tiba-tiba saja Lan locianpwee mengayunkan telapak tangannya melepaskan sebuah bacokan maut, dengan tergopoh-gopoh tecu segera menghindarkan diri kesamping, begitu lolos, dia memanfaatkan kesempatan itu untuk kabur makin jauh, karena itulah tecu pun segera datang kemari untuk memberi laporan." "Sudah kau lihat dengan jelas siapa yang dikempit olehnya?" Cepat-cepat Liong Cay Thian bertanya. "Tidak jelas." Tok Si cian menggeleng. "Ayah mungkinkah dia telah menculik Wi sauhiap ?" Tiba tiba Liong Hiang kun menyela. Tiba-tiba saja Kam Liu cu merasa terkesiap, diam-diam pekiknya didalam hati . "Bisa celaka ... " Sekarang keadaannya sudah semakin jelas sudah pasti Lan Sim-hu telah mendapat tahu kalau puteranya telah tertangkap sehingga malam-malam dia menyelundup masuk ke dalam lembah dan berupaya menolong Lan kun pit dari kurungan. Tentu saja dia tak akan menyangka kalau Wi Tiong hong telah mengganti kedudukan Lan Kun pit sebagai dirinya demi tujuannya menyelidiki jejak ayahnya. Dan sama sekali tak terduga Lan Sim hu bisa muncul tepat pada saatnya untuk menyelamatkan Lan Kun pit yang sesungguhnya telah berubah menjadi Wi Tiong hong asli. Pikir punya pikir akhirnya dia bangkit berdiri, kemudian ujarnya sambil tertawa dalam. "Dimanakah orang itu sekarang? Hmmm berani amat menyaru sebagai aku untuk menculik orang di dalam selat ini, ingin kulihat manusia semacam apakah dia itu." Belum habis dia berkata, tiba tiba tampak lagi seorang lelaki berbaju hitam yang masuk kedalam ruangan dengan langkah tergesa-gesa, begitu bersua dengan Liong Cay Thian ia segera memberi hormat sambil katanya. "Lapor cong huhoat, ketika hamba melalui gedung yang ditempati nona So dari Lam hay, kujumpai pintu kamar telah terbuka lebar dan kedua orang dayangnya telah roboh terkapar diatas tanah. Setelah menyaksikan peristiwa tersebut hamba sadar pasti telah terjadi sesuatu peristiwa, baru saja akan melakukan penyelidikan, siapa tahu baru saja anak buah hamba memasuki pintu ruangan, tanpa sebab musabab yang jelas kedua orang anak buah hamba itu sudah roboh terjengkang, itulah sebab hamba khusus datang kemari untuk memberikan laporan." Berubah hebat paras muka Liong Cay thian sesudah mendengar perkataan itu, dia segera mengulapkan tangannya, lalu kepada Siu It hong serunya. "Bisa jadi musuh datang dari Pek seh sia, Siu lo sam, kau segera berangkat ke Pek-seh sia dan hadang jalan mundur musuh." Serigala kuning cakar beracun Siu It hong mengiakan dan segera berangkat dengan langkah tergopoh-gopoh Menyusul kemudian Liong Cay thian berkata pula kepada Siang Bu ciu. "Siang loji kaupun berangkat ke Sui lian tong, jangan beri kesempatan kepada mereka untuk merampas perahu dan melarikan diri 1ewat jalan air." "Siaute turut perintah," Jawab wakil ketua pelindung hukum Siang Bu ciu dengan cepat. Lalu dengan langkah tergesa-gesa, dia pun beranjak pergi dari tempat tersebut. Menyaksikan kesemuanya itu diam-diam Kam Liu cu berpikir didalam hatinya. "Kalau didengar dari nada suaranya barusan, mungkin yang dimaksudkan sebagai Pek seh sia adalah lorong dibawah sumur kering yang kami lalui tempo hari. Kalau begitu yang dimaksudkan sebagai Sui Tian tong itulah justru merupakan jalan utama untuk memasuki selat Tok seh sia?" Dalam pada itu Liong Cay thian telah berpesan pula pada Tok Si cian dengan suara cemas. "'Segera turunkan perintah, segenap anggota selat harus sudah berada dalam posisinya dalam waktu singkat dan siapa pun dilarang berjalan jalan sembarang didalam selat." Tok Si cian mengiakan dan terburu-buru mengundurkan diri dari tempat tersebut. Kembali Liong Cay thian berseru. "Anak Hiang, cepat kau laporkan kejadian ini kepada Siacu, katakan kalau selat telah kedatangan musuh pada malam ini, tanyakan apakah Siacu ada sesuatu petunjuk?" Liong Hiang kun kelihatan merasa berat hati untuk pergi dari situ, segera bantahnya. "Ayah, hanya menghadapi urusan sekecil ini mengapa sih kita mesti mengganggu ketenangan siacu?" Sudah jelas dia amat menguatirkan keselamatan Wi Tiong hong sehingga merasa segan untuk masuk kedalam. Tapi dengan wajah serius Liong Cay thian segera berkata. "Selat kita sudah mengalami sesuatu peristiwa, masa kejadian ini tidak dilaporkan kepada siacu? Ayoh cepat masuk." Sambil mencibirkan bibirnya dan dengan perasaan apa boleh buat terpaksa Liong Hiang kun membalikan badan dan beranjak pergi dari ruangan tersebut. Kam Liu cu yang menyaksikan kesemuanya itu diam-diam berpikir sambil tertawa dingin. "Liong Cay thian memaksa putrinya untuk masuk rupanya dia menyuruh anaknya muncul lagi dengan peranannya sebagai siacu." Sementara itu Liong Cay thian telah menjura sambil berkata setelah menyuruh putrinya masuk. "Saudara Lan, taysu, harap pergi bersama-sama siaute." Kam Liu cu dan Ci kong siansu segera bangkit bersama-sama dan berjalan keluar dari istana racun mengikuti dibelakang Liong Cay thian. Dalam pada itu, penjagaan didalam selat Tok seh sia telah dilakukan amat ketat hampir setiap jengkal nampak serombongan lelaki berbaju hitam dengan senjata terhunus melakukan penjagaan disitu, ketika bertemu dengan mereka bertiga, serentak mereka memberi hormat. Tempat So Siau hui terletak disisi kiri istana racun, ketika Liong Cay thian mengajak kedua orang itu menuju kepintu dengan dua orang anggota selat telah melakukan penjagaan yang ketat didepan gedung tersebut waktu itu. Tak jauh dari pintu gerbang tampak dua orang dayang dan dua orang lelaki berbaju hitam tergeletak diatas tanah, rupanya korban-korban tersebut belum berani disingkirkan sebelum kehadiran cong huhoat mereka untuk melakukan pemeriksaan. Kam Liu cu yang menyaksikan ke jadian tersebut dari kejauhan, diam-diam merasa terkesiap juga pikirnya. "Bila ditinjau dari keadaan tersebut, jangan-jangan Liu sumoy telah melakukan suatu tindakan ceroboh yang mengakibatkan kebocoran rahasia kita ?" Dalam pada itu Liong Cay thian telah berhenti didepan pintu, sambil berpaling, katanya kemudian. Persekutuan Pedang Sakti Karya Qin Hong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Saudara Lan, Taysu, harap tunggu disana biar siaute melakukan pemeriksaan sendiri." Seusai berkata dia lantas maju lebih jauh ke depan dan membungkukkan badannya untuk memeriksa keadaan dari keempat orang yang tergeletak diatas tanah. Tiba-tiba paras mukanya berubah hebat kemudian sambil mendengus penuh amarah serunya . "Racun tanpa wujud ! Jangan-jangan Kiu tok kaucu telah berkunjung kemari?" Ketika Kam Liu cu dan Ci kong siansu yang masih berada lima kaki dari arena mendengar kalau ruangan tersebut telah dikerjai oleh Kiu Tok kaucu, serta merta mereka menjadi paham atas duduk perkara yang telah terjadi. Bila didengar dari laporan dari Tok Si cian tadi agaknya Lan Sim-hu juga telah datang kesitu. Kini tempat tinggal So Siau hui terbukti telah dinodai oleh racun tanpa wujud, hal tersebut membuktikan bahwa Lan Sim hu Kiu tok kaucu benar-benar telah menyusup kedalam selat Tok seh sia untuk menolong orang. Sebagaimana diketahui, Kiu tok kaucu sedang mengincar resep obat anti racun Pit tok kim wan dari Lam hay bun, ia menitahkan Lan Kun pit untuk menculik So Siau hui dan itulah sebabnya pula Lan Kun pit menyamar sebagai Wi Tiong hong untuk melaksanakan tugas tersebut Diluar dugaan dia telah ditawan oleh orang orang selat Tok sen sia. Sekarang terbukti sudah Lan Sim hu telah bersekongkel dengan Kiu tok kaucu sehingga mereka berdua sama-sama memasuki selat Tok seh sia, dimana yang seorang menolong putranya dan seorang lagi menaburkan racun tanpa wujudnya seraya melarikan So Siau hui. Tapi sayang mereka tidak meyangka kalau orang yang ditolong Lan Sin hun bukan Lan Kun pit, sedangkan So Siau hui yang diculik oleh Kim tok kaucu pun bukan So Siau hui yang asli. Tatkala Kam Liu cu membayangkan kesemuanya ini, tak terkirakan rasa gelisah dan cemas hatinya, sekarang telah diketahui olehnya bahwa Wi Tiong hong dan sumoay nya telah diculik orang, apa lacur dia sedang menyaru sebagai Lan Sim bu dan tak mungkin bisa loioskan diri dari situ dalam waktu singkat. Mendadak terdengar suara langkah kaki. manusia berkumandang datang dengan cepat ia rnendongakkan kepalanya, ternyata yang datang adalah Tok seh sia cu dengan jubah hitam, jenggot putih serta tongkat di tangan. Kam Liu cu menjadi tertegun, untuk berapa saat lamanya ia belum dapat menduga siapa gerangan orang itu? Sebab menurut apa yang di ketahuinya, putri Liong Cay thian selalu menyaru sebagai Tok seh siacu dengan dandanan semacam ini pula. Dendam Membara Karya Kho Ping Hoo Perawan Lembah Wilis Karya Kho Ping Hoo Satria Gunung Kidul Karya Kho Ping Hoo