Perintah Maut 13
Perintah Maut Karya Buyung Hok Bagian 13
Perintah Maut Karya dari Buyung Hok "Inilah obat, agar kau bisa bebas dari pengaruh racun lemas itu !" Kang Han Cing memandang obat itu dan bertanya :552 "Apa kau tidak takut aku melarikan diri ?" Dengan tertawa Suto Lan berkata. "Obat lemas itu sangat istimewa, tidak bisa membius orang, kerjanya juga sangat lambat, tapi penyembuhannya pun sangat lambat. Kau harus membutuhkan waktu tiga hari, maka kau baru bisa bebas kembali. Sekarang obat yang kuberikan hanya sebutir, kau hanya bisa menyembuhkan sepertiga dari kelumpuhan2 itu. Kau bisa bergerak, tapi tidak bisa mengerahkan tenaga. Belum boleh menggunakan tenaga." Dengan dingin Kang Han Cing berkata. "Pantas saja nona begitu royal !" "Jangan salahkan aku." Berkata Suto Lan. "Kau boleh menjadi tamu ditempat ini." Suto Lan menjulurkan tangannya, menjudukan obat itu dan berkata . "Bersediakah kau makan obat ini ?" Keadaan Kang Han Cing begitu mengenaskan, ia duduk numprah dibangku, mengangkat tangannya saja sudah tidak bisa, apalagi untuk berjalan ? Mendapat sodoran obat, ia segera merentangkan mulut. Per-lahan2 Suto Lan meletakkan obat itu kedalam mulut Kang Han Cing, diberi minum dan ia berkata . "Maafkan ! Aku masih ada lain urusan. Disini ada Siao Siang yang melayani segala kebutuhan jiekongcu, kalau perlu sesuatu, panggil saja dirinya."553 Sesudah itu, ia berpesan kepada Siao Siang . "Siao Siang, jiekongcu masih belum makan. Lekas siapkan barang santapan." Siao Siang segera mengiyakan perintah itu, lari keluar untuk membuat makanan. Suto Lan meninggalkan tempat itu ! Bekerjanya obat tadi sangat cepat sebentar kemudian Kang Han Cing bisa menggerakkan tangan dan kaki. Tapi ia masih tidak bisa menggunakan tenaga, pengaruh bau harum semerbak dari saputangan merah itu memang hebat. Kang Han Cing tidak menjadi khawatir atas kesulitan dirinya, ia harus membongkar rahasia, siapa orang yang membuat fitnah jahat itu? Bintik2 terang mulai menampak, kalau saja ia meneruskan penyelidikannya, tidak sulit menemukan biang keladi dari segala biang kekerokan. Si gadis berbaju hijau Suto Lan hanya sebuah pion, orang telah memalsukan dirinya, dengan maksud memperdalam fitnah-fitnah itu. Kang Han Cing berjalan mundar-mandir diruangan tadi. Ia sedang berusaha, bagaimana membebaskan diri dari kehilangan tenaga? Tidak lama kemudian, tampak pintu terbuka, Siao Siang berjalan masuk dengan makanan. Pelayan itu berkata . "Jiekongcu, silahkan makan !"554 Kang Han Cing memang mulai merasakan perutnya keroncongan, tidak segan2 melahap semua makanan itu. Siao Siang menantikan disamping, menunggu sampai selesai, si pelayan bertanya . "Jie-kongcu masih mau tambah apa lagi ?" "Tidak. Sudah cukup." Siao Siang memberesi sisa2 makanan. Menggunakan kesempatan ini, Kang Han Cing mengajukan pertanyaan . "Siao Siang, apakah ditugaskan melayani kebutuhan nona Suto Lan tadi ?" "Sekarang ditugaskan untuk melayani jie kongcu," Berkata Siao Siang tertawa. "Karena majikanmu takut aku melarikan diri, maka kau mendapat tugas untuk mengawasiku, bukan ?" "Jie kongcu jangan sampai memikir kesitu." Berkata Siao Siang. "Nonaku berlaku baik budi, sampaipun kamarnya diserahkan kepadamu. Terus terang saja aku bicara padamu, biasanya nona Suto Lan itu dingin dan angkuh, belum pernah berlaku baik kepada siapapun juga. Walau saudara2 seperguruannya, iapun acuh tak acuh. Terkecuali kau ! Jie-kongcu !" Dari pembicaraan ini, Kang Han Cing bisa mengetahui lain rahasia, ternyata Suto Lan bukan seorang diri, si gadis berbaju hijau itu masih mempunyai banyak saudara seperguruan.555 Siapakah saudara2 seperguruannya ? Inilah yang perlu diselidiki. *** Bab 25 "OH....." Berkata Kang Han Cing, membawakan sikapnya yang terkejut. "Tempat ini menjadi kamar nona Suto Lan ?" "Tentu saja kamar nona Suto Lan. Apa kau tidak mempunyai mata melihat?" Berkerutkan alis, Kang Han Cing berkata . "Oh! Maaf! Mana baik mengangkangi kamar orang, lebih baik aku dipindahkan ke kamar lain saja." Dengan tertawa misterius Siao Siang berkata . "Inilah perintah nona Suto Lan. Dikatakan olehnya, waktu sudah malam. Mencari kamar lain tidak mudah, juga harus mem-beres2kan. Takut kalau Jiekongiyu tidak betah maka ia menjediakan kamar ini." "Sebelumnya, aku Kang Han Cing mengucapkan banyak terima kasih." "Nanti saja, berterima kasih kepada nona Suto Lan," Berkata Siao Siang tertawa kecil. "Oh ! Gedong ini apa milik ayah angkat nona Suto Lan ?"556 "Boleh dianggap seperti itu." Jawab Siao Siang dengan nada diplomatik. "Aku belum pernah bertemu dengannya, tentunya jago silat luar biasa." "Entah ya." "Apa hartawan kaya?" "Majikan tua kami..." Tiba2 Siao Siang merasakan keceplosan bicara, ia menutup suaranya. Hati Kang Han Cing memaki, pikirnya pelayan ini sangat ber-hati2. Dan ia tidak bicara lagi. Sesudah memberesi sisa makanan, Siao Siang meninggalkan kamar itu. Menunggu kepergiannya Siao Siang, Kang Han Cing mengunci pintu, dan ia membaringkan diri ditempat tidur. Inilah pembaringan yang biasa digunakan oleh Suto Lan, bau parfum dari seorang gadis terasa hangat merangsang. Harumnya bedak dan gincu, terus menerus menyerang hidung Kang Han Cing. Paling susah menerima kebaikan budi seorang gadis. Demikianlah istilah ini bisa Kang Han Cing rasakan. Tidur ditempat yang begitu empuk, dengan bau2 harum yang semerbak membuat pikirannya melayang2 jauh. Berkresak-kresek setengah malaman, Kang Han Cing belum bisa tertidur. Karena itu akhirnya ia meninggalkan pembaringan, per-lahan2 memeriksa didalam kegelapan.557 Waktu kentongan kedua sudah lewat, sebentar lagi kentongan ketiga akan dipukul. Gedung itu sangat sunyi dan sepi, tenang tidak terdengar sedikit suarapun. Kang Han Cing tidak menyalakan lampu, matanya yang lihai sudah biasa memeriksa sesuatu di tempat kegelapan. Ia mem-buka2 laci, memeriksa kalau2 menemukan obat pemunah pelemas badan itu. Setengah malaman Kang Han Cing ngaduk kamar Suto Lan, tentu saja ia tidak berhasil mendapatkan benda yang dicari, Suto Lan itu menggunakan obat pelemas melenyapkan kekuatan menjatuhkan Kang Han Cing, tentu ia tidak menaruh obat penawar racun tersebut didalam kamarnya. Mengetahui akan hal ini, akhirnya Kang Han Cing berbaring kembali di tempat tidur. Kang Han Cing berusaha menenangkan pikirannya, sedapat mungkin ia memeramkan mata, mata meram dengan pikiran yang melayang- layang, tentu saja ia tidak mudah tidur. Beberapa saat kemudian terdengar ayam berkokok. Tanpa disadari baru Kang Han Cing jatuh tertidur. Kang Han Cing bangun sesudah matahari di- tengah2 langit, ia turun dari pembaringan dan membuka pintu. Dipintu kamar Siao Siang sudah menanti, melihat Kang Han Cing yang sudah bangun,558 pelayan itu memberi hormat, dengan tertawa berkata . "Jiekongcu bisa tidur nyenyak ?" Wajah Kang Han Cing menjadi merah kalau saja teringat bagaimana ia gulang-guling ditempat tidur yang banyak pikiran kusut itu, ia menjadi malu kepada diri sendiri, dengan cengar-cengir berkata . "Nonamu sudah kembali ?" "Lebih dari satu kali." Jawab Siao Siang. "Kami takut mengganggu ketenangan jie-kongcu, maka tidak membangunkan." "Eh, mengapa tidak mau mengetok pintu ?" Dengan tertawa misterius Siao Siang berkata . "Inilah perintah nona Suto Lan. Dia melarang hamba mengganggu ketenangan jie-kongcu." Dengan masih tertawa misterius, Siao Siang berkata . "Inilah perintah nona, hamba dilarang mengganggu kesenangan tidur Kongcu." Sesudah itu, Siao Siang berkata lagi. "Biar hamba ambilkan air buat cuci muka." Pinggulnya diputarkan, meninggalkan Kang Han Cing. Tidak lama kemudian Siao Siang membawa air buat cuci muka. Sesudah itu ia mengundurkan diri. Tak lama kembali dengan ransum makanan.559 Kang Han Cing bercuci muka, membersihkan diri. Setelah selesai membersihkan diri ia duduk dimuka meja menghabisi makanan pagi yang tersedia. "Dimana nonamu ?" Begitu Siao Siang menongolkan kepala, Kang Han Cing mengajukan pertanyaan. Sebelum Siao Siang menjawab, dipintu telah menongol seorang, itulah gadis berbaju hijau Suto Lan. Hari ini Suto Lan mengenakan pakaian yang ketat, juga berwarna hijau muda, tepat di bagian dada terlukis sepasang burung Hong, indah sedang menari2. Berbeda dengan semalam, kalau itu waktu Suto Lan mengenakan pakaian ringkas, gagah dan keren, ini kali Suto Lan membawakan sikapnya seorang gadis remaja, seorang gadis putri hartawan. Mukanya dipupur, bibirnya dipoles merah, semakin cantik, semakin menarik. Kedua sinar mata saling bertumbukkan, Suto Lan menundukkan kepala dan bertanya . "Jiekongcu bisa tidur pulas ?" Kang Han Cing mengelakkan lirikan mata itu, tertawa tawar berkata . "Terima kasih. Bagaimana ? Apa nona sudah bertemu dengan ayah angkat nona?" "Mengapa begitu ter-buru2 ?" Bertanya Suto Lan. "Tidak betah disini ?"560 "Urusanku masih banyak." Berkata Kang Han Cing. "Secepat mungkin bisa menemui ayah angkat nona ! Dan cepat nona berikan obat penawar racun lemas itu." "Tidak lama lagi. Sesudah bertemu dengan ayah angkatku, tentu saja kuberi obat penawar racun lemas itu." Tiba2 Kang Han Cing teringat sesuatu, mengangkat kepala, memandang dengan berani pada wajah yang menarik itu, ia bertanya. "Ada sesuatu yang aku tidak mengerti, bisakah nona memberi keterangan?" "Keterangan apa?" "Tentang perkosaan dan pembunuhan di vihara Ciok-cuk-am. Siapakah yang sudah melakukannya?" Dengan tertawa kecil Suto Lan berkata. "Oh! Tidak enak didengar." "Mungkinkah bukan perkosaan?" "Apa kau sudah melihat dengan mata sendiri ?" Balik tanya Suto Lan. Selembar wajah si gadis menjadi merah. Kang Han Cing masih belum bisa men-duga2, bagaimana hal itu bisa terjadi ? Segera ia berkata . "Disaat aku tiba ditempat itu, Yen Siu Lan sudah terbaring didalam keadaan telanjang, ia mati. Inilah yang kusaksikan."561 "Kau hendak tahu urusan kematian Yen Siu Lan?" "Didalam soal ini menyangkut nama baikku. Tentu saja harus tahu." Suto Lan berkata. "Yen Siu Lan mati dibawah kami." Kang Han Cing merentangkan sepasang matanya lebar2, gadis secantik inikah yang membunuh orang? Dia hampir tidak percaya karena itu meminta ketegasan, katanya. "Nona yang membunuh Yen Siu Lan?" "Eh, tidak percaya ?" Bertanya Suto Lan. Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Betul2 sulit diterima." "Dengar." Berkata Suto Lan perlahan. "Karena Yen Siu Lan sudah berkhianat kepada golongan, karena itu harus mendapat hukuman kematian." "Oh !" Kang Han Cing terkejut. "Yen Siu Lan juga termasuk salah satu dari anggota kalian?" Suto Lan memberikan satu kerlingan mata yang menarik, ia berkata. "Hanya ini yang bisa kuberitahu kepadamu. Lain tidak." "Golongan apakah nama golongan kalian itu ?" Bertanya Kang Han Cing. "Maaf ! Untuk sementara masih harus dirahasiakan !" Berkata Suto Lan. "Belum waktunya memberitahu kepadamu."562 Hati Kang Han Cing mengeluh, ia sedang berhadapan dengan sesuatu golongan yang misterius, golongan baru yang tidak dikenal olehnya. Suto Lan membiarkan Kang Han Cing termenung seperti itu, beberapa saat kemudian ia bertanya perlahan. "Aku juga ada sesuatu yang hendak ditanyakan, bisakah kau memberi jawaban yang memuaskan?" "Urusan apa?" Bertanya Kang Han Cing. Sepasang mata Suto Lan yang jeli terputar, tidak henti2nya mengirim kerlingan mata. Ia berkata. "Ilmu kepandaian jiekongcu betul menakjubkan. Orang pertama yang mendapatkan pujianku, siapakah yang berhasil mendidik kongcu seperti itu, bagaimana sebutan dan nama suhu jiekongcu ?" Kang Han Cing berkata . "Suhu tidak berkelana didalam rimba persilatan, namanya tidak mau diketahui orang. Sampaipun aku juga tidak mengetahui jelasnya." "Bohong !" Berkata Suto Lan tertawa. "Mana ada murid yang tidak tahu nama gurunya ? Tentu jiekongcu tidak mau memberitahu." "Sungguh." Berkata Kang Han Cing. "bukan tidak mau memberitahu. Kenyataan memang tidak tahu. Bilamana nona bertanya kepada toako, ia juga memberi keterangan yang seperti ini."563 Suto Lan melicini bibirnya dan berkata . "Hi, hi....kau pandai bicara." Pembicaraan itu terputus kembali. Mereka duduk berhadap2an. Beberapa lama kejadian yang canggung itu diputuskan oleh tertawanya Suto Lan, ia berkata . "Jiekongcu, kita mengganti bahan pembicaraan, bagaimana ?" "Apa yang nona hendak percakapkan ?" Bertanya Kang Han Cing. "Apa saja, seperti........" Tiba2 terdengar suara derap langkah kaki yang bergerak cepat tiba di pintu dan ter-batuk2. Itulah suara Siao Siang. "Nona Suto Lan......" Panggil Siao Siang perlahan. "Ada apa?" Bentak Suto Lan. Horden tersingkap, Siao Siang berjalan masuk, ia memberi hormat dan berkata. "Baru saja hamba menerima perintah khungcu, ia memberitahu kalau mengharap kedatangan nona dan jiekongcu. Segera !" Suto Lan memperlihatkan sikapnya yang terkejut, dengan heran berkata. "Biasanya ayah jarang mau menemui tamu. Baru saja ia melatih diri, hendak bertemu dengan Kang jiekongcu ?"564 Sesudah itu ia bangkit dari tempat duduknya, berkata kepada Kang Han Cing. "Mungkin ayah kangen kepada nama besar Kang jiekongcu, maka pagi2 sudah hendak bertemu. Mari kuajak." Pikiran Kang Han Cing juga masih kacau, tenaganya juga sudah tiada, ia menjadi tawanan halus. Dari rombongan baru yang tidak diketahui asal usulnya ini, karena itu ingin sekali bisa mengetahui yang lebih banyak : Siapa ayah Suto Lan yang misterius ? *** Bab 26 SUTO LAN mengajak Kang Han Cing meninggalkan kamar itu. Mereka melalui lorong- lorong panjang, tiba disebuah ruangan. Dan disini Suto Lan berkata . "Inilah kamar ayah angkatku." Didepan pintu berdiri dua orang gadis, masing2 menyoren pedang dipinggang, melihat kedatangan Suto Lan, kedua gadis pelayan itu memberi hormat. Suto Lan menganggukkan kepala, mengajak Kang Han Cing memasuki ruangan tengah. Dari dalam terdengar satu suara yang sangat dingin dan kaku. "Suto Lan yang datang?"565 "Ya." Jawab Suto Lan. "Anakmu telah membawa Kang jiekongcu." "Suruh dia masuk." Suara dingin dan ketus itu berkata. Suto Lan menoleh kearah Kang Han Cing dan berkata . "Itulah ayah angkatku. Mari masuk." Ruangan itu serba sederhana, diatas sebuah bangku panjang yang terbuat dari kayu jati, dikedua ujung terdapat pot bunga, dengan bunga lain yang semerbak, meresap dan menusuk hidung. Didepan bangku panjang itu terdapat empat kursi, terukir dengan baik. Kini, diatas bangku panjang berduduk seorang tua bermuka keren, ia mengenakan pakaian hijau. Tubuhnya tinggi besar, jenggotnya yang putih terurai panjang ke bawah. Matanya bercahaya, menyorot ke arah Kang Han Cing. "Kau inikah Kang jiekongcu ?" Ia bertanya. Kang Han Cing menganggukkan kepala dan berkata . "Betul. Boanpwee Kang Han Cing." Dengan nada yang dingin dan kaku, orang tua itu berkata. "Silahkan duduk !" Tanpa diperintah kedua kali, Kang Han Cing mengambil kursi dan duduk disana.566 Suto Lan juga mengambil kursi lain dan merendengi Kang Han Cing, mereka duduk berhadapan dengan orang tua itu. Orang tua bermuka keren itu berkata . "Selamat datang atas kunjungan Kang-jie kongcu ke rumah ini, aku mengucapkan selamat." Kang Han Cing memperhatikannya beberapa saat, ia bertanya . "Bolehkah boanpwee bertanya ? Bagaimana sebutan cianpwee yang mulia ?" Dengan dingin dan ketus orang tua berbaju hijau itu berkata . "Aku tidak suka memberitahu kepada orang lain." Jawabnya temberang. "Ho, ho......." Kang Han Cing mengeluarkan dengusan dari hidung. "Aku paling tidak suka bicara dengan orang yang tak mempunyai nama." Wajah orang tua itu berubah, ia berkata keras . "Hei, berani kau berlaku kurang ajar ?" "Kukira, orang yang kurang ajar itu adalah orang yang tidak bernama." "Dihadapanku, kau berani mengucapkan kata2 ini lagi ?" Dengan menantang Kang Han Cing berkata . "Mengapa tidak? Ambil saja golok, pasang dileherku, akan kuucapkan lagi seribu kali, mau?"567 "Bagus....bagus...." Orang tua itu merengus. "Hendak kulaksanakan permintaanmu itu." Mendengar kata2 tadi, cepat2 Suto Lan berteriak . "Ayah....." Si orang tua berbaju hijau melirik ke arah Suto Lan, ia berkata . "Ada urusan apa ?" Suto Lan berkata . "Bukankah kau hendak merundingkan sesuatu dengan Kang jiekongcu?" "Uh !" Orang tua berbaju hijau itu menganggukkan kepala. Dengan perlahan Suto Lan berkata . "Maka bercakaplah baik2. Jangan bersitegang." Orang tua berbaju hijau tertegun, sepasang sinar mata yang tajam menatap kearah sang puteri, dan pindah ke wajah Kang Han Cing, wajah itu sangat tampan, orangnya gagah, sikapnya baik. Kedua muda mudi dihadapannya adalah pasangan yang setimpal, tanpa terasa, ia menganggukkan kepala, mengurut jenggotnya dan berkata . "Ho, ho... ayahmu bukan bermaksud mengganggunya." Selembar wajah Suto Lan menjadi merah menoleh kearah Kang Han Cing dan berkata :568 "Jiekongcu, bisakah kau bersabar sedikit. Kita bercakap2 secara ramah tamah, bukankah lebih baik dari pada bersitegang." Terdengar suara Kang Han Cing . "Ada urusan apa yang hendak dirundingkan oleh ayah angkatmu, silahkan saja katakan." Kini wajah orang berbaju hijau yang marah tadi mereda kembali, suaranyapun didatarkan serata mungkin, per-lahan2 berkata . "Aku ada sedikit kesulitan yang hendak meminta keterangan Kang jiekongcu, kuharap saja kau bisa berterus terang." "Urusan apakah itu ?" Bertanya Kang Han Cing. Orang tua berbaju hijau berkata. "Aku juga pernah bertemu muka beberapa kali dengan ayahmu. tiga bulan yang lalu tersebar berita tentang kematiannya. Dikatakan dia sudah almarhum. Apa betul ada kejadian yang seperti ini ?" Kang Han Cing terpaksa berpikir sekali lagi, hatinya mengeluh. "Dia masih menganggap ayah belum mati." Untuk menjaga kehormatan dirinya, ia menjawab pertanyaan itu. "Kesehatan ayah belum pernah terganggu. Mendadak ia menghembuskan napas yang terakhir, memang keadaan ini sangat membingungkan orang. Aku dan toako569 mendampinginya, mana mungkin bisa kematian palsu?" Tampak sinar mata orang tua berbaju hijau itu menatap Kang Han Cing tajam-tajam, ia hendak menimbang2 benar tidaknya dari keterangan yang diberikan oleh si pemuda, mulutnya berdehem sebentar, ia berkata . "Betul2 Kang toa sianseng sudah meninggal dunia !" Hati Kang Han Cing berkata sendiri . "Dari kata2nya ia masih meragukan kematian ayah. Mungkinkah orang2 ini mempunyai hubungan erat dengan hilangnya mayat ayah." Dugaan Kang Han Cing tepat ! Sedari ia meninggalkan gedung keluarga Kang bersama2 Goan Tian Hoat, berulang kali mendengar cerita tentang manusia2 palsu. Dari yang pertama2 manusia imitasi Ban Ceng San, dari manusia palsu Than Hoa Toh, dan manusia palsu dari si gadis berbaju hijau Suto Lan yang menyamar menjadi dirinya, dan hubungan2 itu ternyata mengkaitkan dirinya dalam serentetan pemalsuan-pemalsuan besar. Orang2 pemalsu ini adalah turunan Su-khong Eng, tokoh misterius berkerudung hitam didalam cerita Pembunuh Gelap. Untuk mengetahui cara2 pemalsuan, para pembaca bisa mencari buku cerita dengan judul PEMBUNUH GELAP, dimana dituturkan dengan570 terperinci, partai Raja Gunung menyamar diri mereka, dan mengubah wajah mereka. Kang Han Cing menantang sepasang sinar mata orang tua berbaju hijau itu, dengan dingin ia berkata . "Lotiang masih meragukan kematian ayah ? Alasan apa kalau kematian ayah itu adalah kematian palsu ?" Wajah orang tua berbaju hijau tetap dingin beku, sepatah demi sepatah ia berkata . "Orang yang mempunyai pikiran ini bukan aku seorang, kukira merekapun mempunyai pikiran yang sama." Alis Kang Han Cing yang lentik terangkat, dengan marah ia bergeram. "Dugaan yang tidak masuk diakal." Orang tua berbaju hijau itu mengurut jenggot, ia berkata . "Dimana yang tidak masuk akal. Sesudah kematian ayahmu, peti mati itu kosong. Inilah kenyataan." Sepasang mata Kang Han Cing ber-kilat2, ia membentak . "Ternyata tindakan lengcu Panji Hitam yang membongkar peti mati ayahku adalah instruksimu!" Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Nah! Orang tua berbaju hijau ini adalah salah satu tokoh penting dari golongan Perintah Maut. Orang inilah yang sudah menyuruh lengcu Panji571 Hitam membongkar peti mati Datuk selatan Kang Sang Fung. Orang ini juga yang menyuruh Suto Lan menyamar Kang Han Cing mempermainkan Put-im suthay dan Ciok Sim taysu. Orang tua berbaju hijau itu tertawa tawar, ia berkata . "Sesudah kematian ayahmu, peti mati itu kosong melompong. Apa salahnya aku menyuruh orang memeriksa?" "Memeriksa ? Apa lagi yang diperiksa di kelenteng Ciok-cuk-am ? Mengapa menyuruh orang mencelakakan diriku ? Mengapa menyuruh orang memancing aku ke tempat itu? Sesudah membunuh Yen Siu Lan ! Mengapa mengundang Put-im suthay dan Ciok-sim taysu, menjebak diriku ?" "Terlalu banyak sekali pertanyaan itu." Berkata orang tua berbaju hijau. "Kematian Yen Siu Lan hanya suatu kebetulan, kebetulan kau datang kesana. Salahmu sendiri." "Dengan alasan apa kalian membunuh Yen Siu Lan ?" Bentak Kang Han Cing. "Yen Siu Lan adalah salah satu anggota kami yang sudah berkhianat. Kematian Yen Siu Lan tidak ada hubungannya denganmu, Kang jie- kongcu." "Huh !" Kang Han Cing mengeluarkan dengusan dari hidung. Terdengar lagi suara orang tua berbaju hijau :572 "Undanganku kepadamu adalah untuk merundingkan sesuatu." "Katakan lekas !" "Kudengar cerita tentang ilmu kepandaianmu yang hebat, bagaimana kalau kau masuk menjadi anggota kita? Aku mendapat tugas untuk mengajak dirimu." Hati Kang Han Cing tergerak, ternyata orang tua berbaju hijau ini juga bukan pimpinan tertinggi, ia hanya mendapat perintah saja. Memandang kepadanya dan bertanya . "Siapakah yang memberi instruksi untuk mengajak aku?" "Ketua Perintah Maut." "Siapa yang menjadi ketua perintah Maut ?" "Sebelum kau bersumpah menjadi anggota Perintah Maut, urusan ini tetap menjadi suatu rahasia." "Bagaimana anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Perintah Maut? Apa yang menjadi panji hidup Perintah Maut ?! Bagaimana haluan politik Perintah Maut ?" "Legakan hatimu, golongan Perintah Maut adalah wadah untuk menampung semua tokoh- tokoh silat yang ada, menyatukan persengketaan2 yang terjadi didalam rimba persilatan. Kalau saja kau mau menjadi salah satu anggota, tidak nanti mengecewakan. Kukira kedudukanmu tidak berada dibawahku."573 Kang Han Cing tidak segera memberikan jawaban, ia sedang memikir, golongan Perintah Maut adalah golongan baru, semboyannya masih gelap, dari tindak-tanduk yang dilakukan orang2 itu, golongan ini bukanlah golongan betul. Ia tidak mau terjerumus kedalam kehinaan, sudah seharusnya ia menolak. Sebelum Kang Han Cing membuka suara, orang tua berbaju hijau itu berkata lagi . "Bagaimana ?" Kang Han Cing mendongakkan kepala dan bertanya . "Aku dipaksa harus masuk ?" Orang tua berbaju hijau masih merocos terus, katanya . "Bukan paksaan, hanya berapa anjuran. Kalau saja kau menerima tawaran ini, kedudukanmu sangat baik. Kedudukan hu-huat !" "Apa artinya huhuat ?" Bertanya Kang Han Cing. "Huhuat hanya berada dibawah ketua, sama saja dengan wakil ketua, kecuali ketua pribadi, kau bisa menggerakkan seluruh anggota kita." "Oh......" Orang tua berbaju hijau berkata lagi . "Lebih jelas lagi kuceritakan. Beberapa tahun yang lalu, aku juga yang mendapat tugas menyambangi ayahmu, kukatakan kepada ayahmu, golongan kita menyediakan tempat huhoat kepadanya, dengan maksud agar ia bisa menerima jabatan itu........." "Ayah tidak akan menerima tawaran itu !" Potong Kang Han Cing singkat.574 (Bersambung 10) *** Jilid 10 ORANG TUA berbaju hijau itu berkata . "Ya ! Ayahmu tidak segera menerima tawaran itu, tapi.....dia juga tidak menolak !" "Dia tidak akan menerima." Berkata Kang Han Cing. "Tentu saja. Kita harus memberi waktu agar ia berpikir......." Didalam hati Kang Han Cing berkata . "Huh ! Dengan jiwa kepribadian ayah, mana mau berkomplotan dengan kalian ?" Terdengar suara orang tua berbaju hijau itu berkata . "Tunggu punya tunggu, kita orang belum menerima keputusan ayahmu, dan berita yang didapat adalah berita kematiannya. Sayang ! Maka kedudukan hu-huat ini masih kosong. Kalau saja jiekongcu bersedia menerima kedudukan itu, tetap dipertahankan kedudukan hu-huat, kedudukan yang disediakan untuk datuk selatan jatuh kepadamu, ahli waris Kang Sang Fung yang ternama." Hati Kang Han Cing tergerak, pikirnya . "Oh.....pantas saja berulang kali ia menanyakan kematian ayah, mereka masih meragukan575 kematian ayah. Dugaan mereka ialah ayah tidak mau menerima jabatan hu-huat golongan Perintah Maut. Juga tidak berani menolak tegas, karena itu menyingkirkan diri berpura2 mati dan entah lari kemana." "Bagaimana ?" Desak lagi si orang tua berbaju hijau. "Sangat menyesal," Berkata Kang Han Cing. "Aku tidak mempunyai minat untuk menduduki kursi empuk itu." Wajah orang tua berbaju hijau berubah, menengok kepada Suto Lan, hem....hem......ia berdengus. Kemudian mengeluarkan suara ancaman, katanya . "Lebih baik berpikirlah sekali lagi." Suara tadi begitu dingin dan kaku, mengandung ancaman serta kekerasan. "Golongan Perintah Maut adalah golongan baru. Aku tidak kenal sama sekali. Karena itu aku menolak." Jawab Kang Han Cing. "He, he" Orang tua berbaju hijau tertawa seram. "Hanya dua jalan tersedia, jalan hidup adalah menerima kedudukan hu-huat. Dan menolak berarti jalan Kematian." Hati Suto Lan juga kebat-kebit, cepat mengirim lirikan kearah Kang Han Cing, dengan maksud membantu si pemuda agar tidak terlalu tegas memberi putusan yang mengakibatkan buruk. Kang Han Cing melihat adanya kedipan mata itu, tokh ia berpura2 tidak tahu.576 Hal ini lebih membingungkan Suto Lan, cepat2 ia bangkit dari tempat duduknya, menghampiri sang ayah angkat . "Ayah, jiekongcu masih belum paham seluk- beluk golongan kita, biar aku yang membujuknya...." Akhirnya orang tua berbaju hijau itu mau mengalah, ia berkata . "Baiklah. Biarkan saja ia berpikir tenang satu malam, besok aku minta putusannya." "Besok." Berkata Suto Lan. Orang tua berbaju hijau berkata . "Nah! Kalian boleh keluar." Suto Lan mendekati Kang Han Cing dan berkata . "Kang jiekongcu, turut aku." Tanpa diperintah kedua kali Kang Han Cing mengikuti Suto Lan. Mereka meninggalkan kamar orang tua berbaju hijau. Ditengah jalan, setengah berpikir Suto Lan berkata . "Hei, mengapa kau tarik urat dengan ayahku ?" Dengan dingin Kang Han Cing berkata. "Maksudmu ?" Suto Lan berkata . "Tidak bisakah berunding secara baik2 ?" "Aku bukanlah seorang yang mudah dipaksakan," Jawab Kang Han Cing.577 Dengan perlahan Suto Lan berkata . "Demi kepentingan, demi hari depanmu, demi hubungan kita, ada baiknya juga." Kang Han Cing menggelengkan kepala. Inilah penolakan. Suto Lan menghela napas, ia berkata perlahan . "Kau masih belum kenal peraturan golongan Perintah Maut. Peraturan disini tidak mengenal istilah kawan, kita semua adalah lawan ! Istilah kawan berarti menurut perintah. Karena itu golongan kita dinamakan golongan Perintah Maut. Dan bagi orang yang tidak bisa diajak berkawan, orang itu adalah musuh, bagi seorang musuh, hanya jalan kematian yang tersedia." "Oh ! Begitu ?" Jawaban Kang Han Cing acuh tak acuh. Demikian mereka bercakap2, dan tiba dikamar Suto Lan. Sebelum memasuki kamar itu, tiba2 terdengar suara bentrokan senjata, datangnya dari arah jauh. Itulah suara pertempuran ! Suto Lan berkerut alis, ia memasang kupingnya panjang2, sayup2 terdengar lagi suara benturan senjata. Kang Han Cing juga bisa merasakan adanya hawa mesiu digedung besar itu, ia memperhatikan dengan seksama, kecuali suara benturan terdengar juga suara bentakan2. Ada juga suara pekikan panjang.578 "Oh !" Kang Han Cing berpikir didalam hati. "Seperti ada pertempuran besar !" Wajah Suto Lan semakin berkerut, ia menoleh kearah Kang Han Cing dan berkata . "Jiekongcu, masuklah ke kamar. Aku hendak memeriksa sebentar." Sesudah itu Suto Lan meninggalkan Kang Han Cing. Kang Han Cing masuk ke dalam kamar Suto Lan, keadaannya tidak ubah seperti seorang anak kecil. Ia berkepandaian silat, tapi tidak bertenaga. Percuma saja ilmu2 yang lihai dan hebat itu. Suara pertempuran2 itu datang semakin keras, suatu tanda bahwa ada penyerangan dari luar, tentu orang2 yang menyadi musuh dari golongan Perintah Maut. "Siapa yang datang?" Hati Kang Han Cing berpikir. "Toako yang hendak menolong aku ? Oh ! Mungkinkah Put-im suthay dan Ciok Sim taysu?" Kalau menurut hati kecil Kang Han Cing, ia hendak mendatangi datangnya suara pertempuran itu. Tapi ia belum tahu golongan mana yang datang. Mungkin juga kawan, mungkin juga lawan. Mengingat ilmu kepandaiannya sudah tidak bisa digunakan, Kang Han Cing mengeluarkan keluhan panjang, ia menemplokkan badan, duduk dibangku kamar. Semakin lama, suara pertempuran semakin dekat. Suara beradunya senjata semakin gencar.579 Sebagai seorang ahli silat, walau ia tidak bertenaga, rasa ingin tahunya bertambah. Kang Han Cing bangkit berdiri, ia membuka pintu kamar. Tiba2 terasa satu jalur hawa dingin yang menyerang. Gedebuk...Kang Han Cing jatuh ditotok orang. Tidak sadarkan diri lagi. Ada seseorang yang menyerang pemuda itu, menotoknya sehingga merobohkan Kang Han Cing. Tentu saja, didalam keadaan tiada daya Kang Han Cing tidak bisa mengelakan serangan totokan itu. *** Berapa lama Kang Han Cing tidak sadarkan diri? Hal ini tidak diketahui pasti. Di saat si pemuda siuman, ia mendapatkan dirinya ditempat lain, itulah ruangan pendopo, ruangan pendopo dari sebuah kelenteng yang sudah rusak, ia tidak berada di dalam kamar Suto Lan lagi. Seorang tosu berjubah hijau, dengan jenggot panjang, berdiri didepan Kang Han Cing, melihat pemuda itu sudah sadarkan diri, ia memberi hormat berkata . "Jiekongcu !" Kang Han Cing lompat duduk, terasa kedua tangannya masih ditotok orang, tidak bisa digerakkan, didalam kemarahan, ia berkata . "Apa artinya permainan ini ?"580 Tosu berjubah hijau ini menjawab . "Maaf ! Hamba hanya mendapat perintah." Dengan warna pakaian yang berbentuk hijau, Kang Han Cing menduga kepada komplotan ayah angkat Suto Lan dkk itu, segera ia membentak . "Apa ? Kau mendapat perintah si kakek itu ? Jangan mengimpi ! Sudah kukatakan kepadanya, aku tidak bisa menerima tawarannya." Tosu berjubah hijau tertegun sebentar, kemudian dia sadar akan kesalahannya, dengan tertawa berkata . "Jiekongcu salah paham, kami bukanlah orang2 dari gedung Liong-tan." "Gedung Liong-tan ?" Kang Han Cing tidak mengerti. "Gedung Liong-tan adalah gedung yang belum lama Jiekongcu tempati, itulah gedung penjahat. Dari tempat itulah kami menolong jiekongcu," Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Tosu berjubah hijau memberi keterangan. Ternyata mereka adalah rombongan baru, orang2 yang menolong Kang Han Cing dari golongan Perintah Maut. Dengan berkerutkan alis, Kang Han Cing bertanya lagi . "Kalian bukan satu golongan ?" Tosu berjubah hijau berkata . "Kita orang dari Lembah Baru. Tidak bisa disamakan dengan orang2 ini." "Lembah Baru ?" Kang Han Cing semakin bingung, lagi2 suatu nama yang masih asing. "Dimanakah letak lembah baru itu ?"581 Tosu berjubah hijau dari lembah baru tersenyum2. Kang Han Cing bertanya lagi . "Bagaimana asal usulnya orang2 Perintah Maut itu?" Tosu berjubah hijau menjawab. "Munculnya mereka masih sangat misterius, pinto juga belum tahu jelas. Menurut cerita, tokoh2 pimpinan mereka sangat dirahasiakan. Kini sedang mengundang banyak jago2 silat yang bisa digunakan....." "Bagaimana keadaan Lembah Baru?" Tosu berjubah hijau menjawab . "Partai lembah baru tidak bisa disamakan dengan golongan Perintah Maut. Lembah baru adalah wadah untuk penegak keadilan dan kebenaran. Jangan disamakan dengan mereka." Dengan dingin Kang Han Cing bertanya . "Kalian telah menculik diriku ketempat ini, apalagi maunya ?" "Jiekongcu salah paham," Berkata tosu berjubah hijau. "Untuk jelasnya, Tan Siao Tian tongcu berada diruang tengah, biar kuantar jiekongcu. Ia bisa memberikan keterangan yang lebih jelas." "Baik." Berkata Kang Han Cing. "Pertemukan aku kepada pemimpin kalian." "Silahkan," Berkata tosu berbaju hijau mengajak Kang Han Cing meninggalkan ruangan kelenteng. ***582 Bab 27 KANG HAN CING berjalan di belakang si tosu dari lembah baru, ia melangkahkan kakinya keluar, matanya memeriksa sekitar tempat itu. Dipekarangan terdapat tanaman2 bunga dan pepohonan teratur rapi, jauh didalam kelenteng terdapat hiolo dan ukiran naga. Tosu dari Lembah baru itu melewati jalan kecil yang terbuat dari batu, dan akhirnya berhenti disebuah bangunan, menoleh kebelakang, memandang Kang Han Cing dan berkata . "Jiekongcu, silahkan !" Memasuki bangunan ini, disana sudah berduduk seorang tinggi besar, matanya rusak sebelah. Pada kursi sebelah kiri dari orang tua bermata satu itu, duduk seorang laki2 setengah umur, wajahnya ke-kuning2an. Dan disebelah kanan juga terdapat beberapa buah kursi, kursi itu kosong, tidak diduduki orang. Dari jauh sudah terdengar suara orang tua bermata satu yang keras . "Jiekongcu sudah datang." Si tosu memberi hormat dan menjawab. "Sudah !" Dan ini waktu Kang Han Cing menampilkan diri. Maka tosu berjubah hijau berkata kepada Kang Han Cing. "Inilah pimpinan kami, Tan Siao Tian tongcu."583 Ia menunjuk kearah si-laki2 berwajah ke- kuning2an itu, serta berkata . "Inilah wakil pimpinan kami, Kong Kun Bu tongcu." Laki2 berwajah ke-kuning2an Kong Kun Bu menganggukkan kepala kepada Kang Han Cing, inilah tanda penghormatan. Kedua tangan Kang Han Cing masih berada didalam keadaan tertotok, ia hanya menganggukkan kepala, membalas hormat itu. Orang tua bermata satu menoleh kearah si baju hijau dan bertanya . "Sudah kau ceritakan maksud tujuan kita kepada jiekongcu ?" Tosu berjubah hijau menjawab . "Belum sempat hamba beritahu." Orang yang bernama Tan Siao Tian memancarkan cahayanya terang. Wah ! Kalau begini naga2nya Kang Han Cing jatuh kedalam satu komplotan baru, komplotan lain yang lebih misterius dari komplotan Perintah Maut. Di dalam hati Kang Han Cing berpikir . "Urusan apa lagi yang mereka hendak rundingkan? Mungkinkah kematian ayah ? Atau menawarkan kedudukan lain dari golongan partai baru?" Disaat ini, orang tua bermata satu memandang kearah Kang Han Cing, per-lahan2 ia berkata . "Mendapat perintah kokcu, kami ditugaskan untuk menyambut jiekongcu."584 Kokcu berarti ketua lembah. Ternyata orang tua bermata satu dan kawan2 mendapat tugas dari seseorang, mendapat tugas untuk menyambut kedatangan Kang Han Cing. Kang Han Cing mengkerut alis, ia berkata . "Siapa kokcu kalian itu ?" Tentu saja mereka hanya menyebutnya sebagai Kokcu, sedangkan Kang Han Cing tidak tahu dimana adanya Lembah Baru. Siapa yang menduduki kursi kokcu ? Karena itulah ia wajib mendapat penjelasan. Orang tua bermata satu berkata . "Kita sekalian hanya mendapat tugas, inilah yang bisa diterangkan. Lain tidak." "Maksudnya ?" Berkata Kang Han Cing. "Kokcu hendak merundingkan sesuatu dengan jie kongcu." "Urusan apa?" "Maaf. Kami belum tahu." "Uh ! Lembah baru masih terlalu asing. Apa lembah yang menghasilkan Lengcu Panji Hitam dan lengcu Panji Hijau?" "Jie kongcu salah paham." Berkata si kakek bermata satu Tan Siao Tian. "Orang2 itu tidak sependapat dengan kita." "Tongcu bisa mengetahui asal usul mereka?" Bertanya Kang Han Cing. Ia wajib meminta sedikit keterangan dari adanya golongan Perintah Maut, ia tersiksa dan terfitnah oleh golongan2 itu.585 Orang tua bermata satu Tan Siao Tian menggelengkan kepala berkata . "Belum tahu." "Apa tongcu belum pernah mendengar cerita tentang munculnya orang yang bernama lengcu Panji Hitam dan lengcu Panji Hijau?" "Pada hari2 terakhir ini, memang betul ada sesuatu komplotan yang sering berkeliaran disekitar kota Kim-leng, baru semalam kita tahu kalau kongcu jatuh kedalam tangan mereka. Demikianlah kita menolongmu dan dibawa kesini." Kang Han Cing berkata . "Kalian bisa menolong aku dari tangan mereka, mana mungkin tidak mengetahui asal usul orang itu ?" Orang tua bermata satu Tan Siao Tian menjadi tidak sabaran, ia berkata . "Sudah kukatakan. Asal usul mereka masih serius. Jangan banyak tanya lagi !" Hati Kang Han Cing tercekat, dari logat suara Tan Siao Tian ia tahu banyak tentang adanya orang2 dari golongan Perintah Maut. Dan tidak mau bicara dengannya lagi. Karena itulah ia berpikir . "Aku sedang berhadapan dengan dua kekuatan baru, satu kekuatan dari golongan Perintah Maut, lainnya adalah golongan orang2 ini dari Lembah Baru." Kang Han Cing bingung memikirkan hari depannya. Menurut cerita Goan Tian Hoat, lengcu Panji Hitam mengorek peti mati sang ayah, peti mati itu586 adalah peti mati kosong ! Kemana perginya jenazah sang ayah ? Suatu bukti kalau mayat itu sudah dicuri golongan lain. Mungkinkah dicuri oleh golongan dari Lembah Baru ? Hanya golongan Perintah Maut dan golongan Lembah Buru yang masih asing bagi penilaian Kang Han Cing, karena itulah ia berkata . "Masih ada satu pertanyaan, bisakah tongcu sekalian menjawab ?" "Katakan !" Berkata si kakek bermata satu Tan Siao Tian. "Mayat ayah almarhum dicuri orang. Mungkinkah tongcu bisa memberi keterangan ?" Orang tua bermata satu Tan Siao Tian terkejut sebentar, menganggukkan kepala berkata . "Menurut cerita yang tersebar, jenazah Datuk Selatan Kang taysianseng, telah lenyap dari tempatnya. Keadaan yang jelas kami tidak tahu sama sekali. Hanya itu saja yang bisa diberi tahu." Dengan sepasang sinar mata yang ber-kilat2 Kang Han Cing memperhatikan orang2 didepannya, ia membentak . "Apa bukan perbuatan kalian ?" Wajah orang tua bermata satu berubah, wajah laki2 berwajah kuning Kong Kun Bu juga berubah, segera ia membentak :587 "Tidak baik menduga sembarangan. Kami dari Partai Baru tidak akan melakukan perbuatan yang seperti itu." Betul2 Kang Han Cing pemberani, ia berkata menantang . "Dua kekuatan baru yang belum lama hadir didalam rimba persilatan adalah kekuatan Perintah Maut dan kekuatan Lembah Baru. Dua kekuatan yang masih belum diketahui jelas tujuan hidupnya. Lengcu Panji Hitam membuka peti. Dan mendapatkan peti itu sudah kosong ! Suatu bukti kalau orang yang mencuri mayat ayah bukanlah dari golongan Perintah Maut, maka kalau bukan perbuatan mereka, perbuatan siapa lagi ? Kecuali golongan Lembah Baru, mungkinkah ada kekuatan besar yang ketiga ?" "Hua, hua, haaa, haaaa....." Orang tua bermata satu Tan Siao Tian tertawa berkakakan. "Penilaian yang salah. Penilaian yang egoistis. Kita orang tidak mempunyai dendam permusuhan dengan Kang taysianseng. Mengapa harus mencuri mayatnya ? Tiada guna." Menyaksikan sikap orang yang bersungguh- sungguh, Kang Han Cing harus bisa percaya kepada keterangannya, ia semakin bingung, tiada henti2nya berpikir, siapa orang yang mencuri mayat ayah ? Bukan rombongan lengcu Panji Hitam. Juga bukan rombongan si kakek bermata satu. Siapa lagi? Menurut apa yang dia tahu, untuk rimba persilatan dimasa itu, dua kekuatan baru yang588 baru menongolkan kepala adalah kekuatan Perintah Maut dan kekuatan lembah baru. Mungkinkah masih ada kekuatan ketiga? Oh......Apa betul seperti apa yang didesas- desuskan, ayah itu belum mati ? Tidak mungkin ! Telah disaksikan dan dibuktikan sang ayah terbaring, terlena didalam peti mati. Tiada napas, tiada nadi, mungkinkah orang yang sudah mati bisa bangkit kembali? Mungkinkah terjadi pembangkitan orang mati hidup baru? Disaat Kang Han Cing sedang memikirkan dengan cara bagaimana sang ayah bisa hidup bangkit kembali, orang tua bermata tunggal Tan Siao Tian berkata . "Bencana rimba persilatan diambang pintu, kekuatan jahat mulai berkuasa. Karena itulah kokcu kami mengundang keempat Datuk persilatan dan anak murid keempat Datuk persilatan berkumpul menjadi satu. Merundingkan cara untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ini. Kalau saja jiekongcu mempunyai usul baru, beritahu kepada kokcu kami." "Ah..." Kang Han Cing mengeluh di dalam hati. "Mengapa mereka juga hendak mengundang empat Datuk Persilatan ? Kecuali mereka juga sudah mengundang Datuk Timur, Datuk Utara?" Orang2 dari Lembah baru itu menantikan jawaban Kang Han Cing. Kang Han Cing mengajukan pertanyaan . "Dimana kokcu kalian berada ?"589 Orang tua bermata satu Tau Siao Tian berkata . "Perintah kokcu agar kita tidak boleh bentrok dengan golongan Perintah Maut. Tujuan utama adalah mengundang dirimu ke lembah baru. Tapi apa boleh buat ! Kau jatuh kedalam tangan mereka, terpaksa kami menggunakan kekerasan, menyatroni dan menyerbu markas mereka untuk daerah Kang-lam. Menolong dirimu. Karena itulah, tentu menimbulkan efek2 yang tidak baik. Aku tidak berdiam lama2 disini, maksudku segera mengajak kau menemukan kokcu, marilah. Marilah, kita menuju ke lembah Baru." Sesudah itu, Tan Siao Tian memandang kearah Sitosu berjubah hijau dan berkata . "Silahkan ajak jiekongcu ber-kemas2 siap berangkat. Aku juga masih harus mengurus sesuatu lagi." Betul2 orang tua bermata satu Tan Siao Tian mengajak laki2 berwajah kuning Kong Kun Bu meninggalkan ruangan. Tan Siao Tian dan Kong Kun Bu adalah pemimpin dan wakil pemimpin gerakan partai baru di tempat itu, mereka meninggalkan Kang Han Cing. Tosu berbaju hijau memberi hormat kepada Kang Han Cing dan berkata . "Silahkan jiekongcu." Kang Han Cing hendak membebaskan diri tapi tenaganya sudah hilang karena adanya obat pembuyar tenaga dari Suto Lan. Kini ia juga mendapat totok2an lemah, apa boleh buat, ia harus menurut mereka.590 *** Pada sore harinya, Kang Han Cing yang sedang istirahat mendapat kunjungan dari tosu berbaju hijau, tosu itu berkata . "Tan Siao Tian tongcu hendak segera berangkat. Maka pinto diharuskan berunding dengan jiekongcu." "Runding apa ?" Tanya Kang Han Cing. Tosu berbaju hijau mengeluarkan sapu tangan hitam, dengan nada suara menyesal ia berkata . "Untuk dicetuskan memang terlalu kurang ajar, tapi apa boleh buat, sebelum jie kongcu meninggalkan ruangan ini ada lebih baik mendapat penutupan mata." Dengan dingin Kang Han Cing berkata . "Huh! Takut aku menyatroni kelentengmu dikemudian hari?" "Bukan itu." Berkata sitosu. "Inilah perintah atasan. Untuk sementara masih harus dirahasiakan. Di antara kita belum tentu menjadi musuh. Mungkin juga kawan." "Silahkan !" Kang Han Cing memasang badan. "Maaf !" Dan betul tosu itu menutup kedua mata Kang Han Cing, diajaknya mereka keluar meninggalkan kelenteng. Diluar kelenteng sudah tersedia sebuah kereta. Dengan mata tertutup Kang Han Cing dipepayang masuk kedalam kereta itu, begitu tutup kereta591 tersingkap, terdengar suara si tosu. "Tongcu, sampai disini saja." "Silahkan !" Inilah suara Tan Siao Tian. Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Terdengar suara roda kereta bergerak, dan kereta itu meninggalkan kelenteng sitosu berbaju hijau. Goncangan2 kereta membuat Kang Han Cing tidak tenang, dari napas yang ada ia tahu kalau didepannya terdapat Tan Siao Tian. Karena itu ia bertanya . "Tan Siao Tian tongcu, sudah boleh membuka tutup kerudung mata ini ?" "Sebentar lagi." Berkata Tan Siao Tian. "Tidak lama akan kubuka." "Mungkinkah harus menunggu diluar kota ?" Bertanya Kang Han Cing. Tan Siao Tian tidak menjawab, dan Kang Han Cing juga turut istirahat. Ketoprak.... ketoprak...ketoprak...Suara derap langkah kaki kuda mengiringi gelinding2 roda kereta keluar kota. Satu jam kemudian, terdengar suara Tan Siao Tian . "Jiekongcu, kain penutup mala jie-kongcu sudah boleh dibuka." Sreet......penutup mata Kang Han Cing terbuka. Waktu sudah menjadi malam, keadaan gelap gulita, maka walau dengan mata terbuka Kang Han Cing juga tak bisa melihat dimana ia berada.592 Kereta itu masih berjalan terus. Kang Han Cing memperhatikan jalan kereta didalam kegelapan, tampak tiga mata menyorot terang, itulah sepasang mata Kong Kun Bu dan mata tunggal Tan Siao Tian. Ketiga sinar itu bercahaya kemilauan, sedang memperhatikan dirinya. Teristimewa mata tunggal Tan Siao Tian, didalam kegelapan seperti itu seolah-olah bintang fajar yang berkelap kelip. Bercahaya dan berbinar. Hati Kang Hin Cing terkejut, ia berpikir . "Latihan tenaga orang ini pasti hebat." Tentu saja Kang Han Cing tidak menjadi takut. Ia tertawa kepada orang yang menjaga dirinya baik2 itu. Tan Siao Tian dan Kong Kun Bu tidak tahu kalau Kang Han Cing sudah terkena racun pelemas tenaga, karena itu Kang Han Cing tidak bisa menggunakan ilmu kepandaiannya, maka kedua jago tadi menjaga dengan baik2, tidak lepas dari hadapannya. Demikianlah, Kang Han Cing diajak ke suatu tempat yang masih asing, tempat yang dikatakan bernama Lembah Baru. Sebentar kemudian, kereta yang berjalan terasa terhenti. Terdengar suara Tan Siao Tian berkata. "Jiekongcu, mari kita turun." "Apa sudah sampai ?" Bertanya Kang Han Cing. Tan Siao Tian dan Kong Kun Bu tidak menjawab, satu persatu keluar dari kereta. Menunggu turunnya Kang Han Cing.593 Kang Han Cing juga melangkahkan kaki menuruni kereta. *** Bab 28 DIDEPANNYA adalah sebuah rimba gelap, rimba belukar. Di-sana sudah tersedia sebuah kereta lain, seorang laki2 dengan menyoren pedang membukakan pintu kereta itu. Tan Siao Tian memandang kearah Kang Han Cing dan berkata . "Silahkan jiekongcu ganti kereta." Pertukaran kereta terjadi. Mereka meninggalkan kereta lama, dan duduk dikereta yang baru itu. Kereta yang sudah tersedia. Secepat mereka menaiki kereta itu, kuda terkejut, taarrrrr.....gelinding kereta berjalan cepat. Dan sesudah itu, sayup2 Kang Han Cing masih bisa menangkap deru kereta yang lain, itulah suara kereta lama. Kaburnya bertentangan dengan arah mereka. Kedua kereta mengambil arah yang bertentangan, masing2 berjalan pergi. Semakin lama semakin jauh, akhirnya tidak terdengar suaranya sama sekali. Kang Han Cing masih bisa memperhatikan deru suara kereta itu, hatinya bergumam :594 "Sengaja mereka berganti kereta untuk menghindari penguntitan orang. Mengelakkan pengejaran. Dengan adanya penggantian kereta yang seperti ini, kalau ada orang yang hendak menolong, tentu mengejar kereta pertama. Dengan demikian mereka dapat mengelakan banyak kerewelan. Lembah Baru juga komplotan yang misterius, entah golongan baru dari mana !" Pada malam harinya Kang Han Cing melewatkan waktu didalam kereta. Hari menjadi pagi, kereta masih belum dihentikan, tidak lama kemudian terdengar suara hiruk pikuk orang, gerak kereta juga diperlambat. Berjalan lagi beberapa saat suara hiruk pikuk kian ramai, tanpa membuka matanya Kang Han Cing bisa menduga2, tentunya sudah tiba disebuah kota yang besar dan ramai. Akhirnya kereta terhenti, terdengar langkah orang yang mendekati kereta, dengan hormat ia berkata . "Tuan Tan Siao Tian, sudah lama hamba menunggu ditempat ini." Tan Siao Tian membuka pintu kereta, ia berjalan keluar, dan mengajukan pertanyaan kepada orang yang membuat penyambutan . "Apa sudah menyediakan kamar?" Orang itu menjawab . "Semalam sudah kami borong." "Oh....." Kang Han Cing menganggukkan kepala. "Ternyata mereka hendak menggunakan595 penginapan ini untuk istirahat, melakukan perjalanan malam dan istirahat diwaktu siang." Dugaan Kang Han Cing tidak salah, orang2 dari Lembah Baru membawa Kang Han Cing menuju ketempat markas besar mereka. Dengan melakukan perjalanan malam dan istirahat diwaktu siang. Untuk mengelakan banyak gangguan. Tan Siao Tian menoleh kearah Kong Kun Bu, ia berkata . "Saudara Kong Kun Bu, boleh persilahkan jiekongcu turun kereta." Kang Han Cing meninggalkan kereta itu dengan dipepayang oleh Kong Kun Bu. Tan Siao Tian berkata . "Jiekongcu, tentunya kau sudah sangat letih. Kita istirahat ditempat ini untuk selanjutnya melakukan perjalanan." Disana sudah bertambah seorang laki2 berbadan besar dan tegap, orang itu memberi petunjuk dimana mereka harus bermalam. Di tempat mereka berada adalah jalan yang agak sepi, dengan diapit oleh Tan Siao Tian dan Kong Kun Bu, dengan diantar oleh laki2 berbadan tegap itu, mereka memasuki ke sebuah rumah penginapan. Rumah penginapan itu bertingkat dua, terdiri dari lima baris ruangan2, masing2 baris terpisah dan tersendiri. Dua pelayan rumah penginapan menyambut datang, mereka mengantar ke-kamar2 yang sudah diborong oleh rombongan tersebut.596 Sesudah mempersilahkan tamu2nya memilih kamar masing-masing, seorang pelayan datang dan berkata . "Tuan2 sekalian hendak membersihkan badan ?" Tan Siao Tian menolak penawaran itu, ia berkata . "Tidak perlu ! Semalam suntuk kami tidak istirahat, sangat letih, kami membutuhkan waktu istirahat." Pelayan itu segera memperlihatkan wajahnya yang merah, ia berkata . "Baik......biar hamba bawakan air minum saja." Sesudah itu, betul2 si pelayan rumah penginapan berjalan pergi. Tan Siao Tian menoleh kearah Kong Kun Bu dan berkata . "Saudara Kong Kun Bu, tentunya jie- kongcu sangat letih, ajaklah istirahat di kamar sebelah." Kong Kun Bu mengiyakan perintah itu, menoleh kearah Kang Han Cing dan berkata. "Jie Kongcu, biar aku yang menemani." Hati Kang Han Cing berdengus dingin . "Huh? Menemani? Bilang saja mengawal diriku. Takut aku kabur." Tapi ia tidak mengutarakan perasaan itu, menganggukkan kepala dan berkata. "Baik, aku juga sangat letih sekali." Kang Han Cing dan Kong Kun Bu mendapat satu kamar tersendiri, kamar ini tersedia dua tempat tidur, adalah kamar yang besar, sangat bersih.597 Diantara kedua tempat pembaringan terdapat meja, meja itu tidak jauh dari jendela, Kang Han Cing dan Kong Kun Bu mengambil tempat2 tersendiri. Ini waktu seorang pelayan berjalan masuk, ia membawa sebuah nampan, disana berisi teko dan cangkir. Meletakan minuman itu dimeja, ia berkata kepada Kang Han Cing dan Kong Kun Bu. "Silahkan tuan2 minum." Servise si pelayan memang agak memuaskan, diambil dua cawan teh, diisi dengan teh. Sambil menuang minuman itu si pelayan berkata . "Kamar ini adalah kamar yang terbersih dari rumah penginapan kami, kami juga menyediakan teh-teh liongkin yang istimewa, sesudah tuan2 meminum akan bisa merasakan keistimewaan dari teh kami ini." Ia menyodorkan cangkir kearah Kong Kun Bu dan menyodorkan kearah Kang Han Cing. Disaat ini si pelayan mengedip2kan mata pada Kang Han Cing. Dengan membelakangi Kong Kun Bu. Sepasang sinar mata itu bercahaya bening dan jeli. Hati Kang Han Cing tergerak, sepasang sinar mata yang tidak asing. Ia berpikir sebentar, dan disaat ini terdengar satu suara yang persis seperti suara semut. "Lekas minum teh ini !" Itulah suara Suto Lan ! Hati Kang Han Cing semakin tergerak, ia memperhatikan betul2, dan betul saja si pelayan adalah penyamaran Suto Lan. Pantas saja sinar mata itu tidak asing baginya.598 Suto Lan mengenakan pakaian pelayan rumah penginapan, sesudah memberi teh kepada Kang Han Cing, ia menghadap Kong Kun Bu dan berkata . "Tuan masih membutuhkan tenaga hamba?" "Tidak." Berkata Kong Kun Bu. "kalau kuperlu aku bisa panggil." Suto Lan mengundurkan diri. Mengantar kepergian Suto Lan, hati Kang Han Cing berpikir. "Ia menyamar menjadi seorang pelayan, menyerahkan teh minuman kepadaku. Mungkinkah mengandung obat penawar racun lumpuh ?" Tidak salah lagi ! Dengan alasan apa ia memberi kisikan kepadaku agar cepat segera minum teh pemberiannya? Disaat Suto Lan memberikan teh kepada Kang Han Cing, dengan tekanan gelombang suara tinggi, Suto Lan telah menyuruh Kang Han Cing cepat meminum minuman itu, tentunya mengandung arti penting. Hati Kang Han Cing masih berpikir terus. "Beberapa hari dari gerak-gerik partai baru, orang2 ini mempunyai kekuatan yang tidak kecil. Mereka bisa mengambil dirinya dari komplotan perintah Maut tentu mempunyai keistimewaan tersendiri." Tan Siao Tian dan Kong Kun Bu tidak tahu kalau Kang Han Cing itu sudah terkena racun pelemas badan, tenaganya tidak bisa digunakan, maka mereka membuat penjagaan yang ketat. Dan599 sekarang Suto Lan membikin pengejaran, Suto Lan hendak menolong dirinya. Kang Han Cing mengeringkan cawan teh pemberian Suto Lan. Kong Kun Bu memiliki pengalaman Kang-ouw yang luas, mendapat tawaran minuman teh, ia tak segera meminum. Diperhatikannya beberapa saat, di-cium2 beberapa waktu, dan dia betul2 membuktikan kalau teh itu tidak mengandung racun baru menganggukan kepala berkata . "Daun teh ini memang betul daun teh Liongkin yang istimewa." Dan ia juga mengeringkannya. Kang Han Cing memuji kecerdikan Kong Kun Bu, pantas saja Tan Siao Tian memberi tugas pengawalan dirinya kepada Kong Kun Bu. Ternyata jago partai baru ini memang memiliki ketajaman yang luar biasa. Mereka sama2 letih, melakukan perjalanan terus menerus. Dan kini Kang Han Cing harus membebaskan diri dari pengawasan Kong Kun Bu. Tapi semua itu tidak mudah dilakukan. Berbaring beberapa saat, sengaja Kang Han Cing menguap. Memandang kearah Kong Kun Bu, ia berkata. "Kong Kun Bu tongcu, apa kau tidak letih? Aku sangat mengantuk mau tidur dahulu." "Silahkan !" Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Berkata Kong Kun Bu. "Jie kongcu bebas bergerak. Lebih baik memang kita istirahat, untuk menyiapkan perjalanan lagi disore hari."600 Tanpa banyak bicara lagi, Kang Han Cing membaringkan diri. Ia sedang me-mikir2 tentunya Suto Lan sedang merencanakan sesuatu yang bisa membantu usaha dirinya. Air minum sudah bercampur obat penawar racun lemas. Ia harus menyembuhkannya cepat. Membelakangi Kong Kun Bu, Kang Han Cing mengatur peredaran jalan darahnya, betul saja. Beberapa saat kemudian, kekuatan yang lenyap itu pulih kembali, peredaran jalan darah berputar dengan bebas, tiada gangguan. Air minum pemberian Suto Lan mempunyai unsur penawar racun pelemas. Kang Han Cing yang pernah istirahat dan mendapatkan pengobatan racun jahat dari komplotan Perintah Maut dikelenteng Pek-yun- koan, ia telah meminum banyak obat Swat-ci-tan. Obat Swat-ci tan adalah hasil ramuan buatan Tian Hung totiang yang mujarab, memakan jerih payahnya belasan tahun, tokh hanya menelorkan duaratus empat puluh butir, separuh dari jumlah ini telah dimakan oleh Kang Han Cing dalam waktu empat hari berturut2, bagaimana ia tidak mendapat kemajuan cepat ? Maka sesudah mendapat obat penawar racun lemas yang tepat, dibantu dengan tenaga latihan Kang Han Cing, sebentar saja ia bisa memulihkan kekuatannya yang lenyap. ***601 Bab 29 KONG KUN BU selalu memperhatikan gerak- gerik Kang Han Cing, tampak putra datuk selatan itu sedang terbaring, sangkanya sangat letih, apalagi telah ditotok jalan darahnya, tentu lebih letih lagi, ia tidak banyak membikin perhatian, dan ia duduk melatih diri. Kang Han Cing bukan pemuda biasa. Tanpa banyak kesulitan, sebenarnya ia bisa menembus totokan-totokan yang mengekang kebebasannya. Inilah hasil dari latihan2 dan hasil dari obat Swat- ci-tan. Pada tengah hari, laki2 berbadan tegap yang menyambut mereka itu masuk ke kamar menyilakan Kang Han Cing dan Kong Kun Bu bersantap siang. Kong Kun Bu dan Kang Han Cing serta laki2 itu keluar, mereka bersantap diruang tengah disana Tan Siao Tian sudah menunggu. Begitu melihat kedatangan Kang Han Cing, cepat2 Tan Siao Tian berkata . Pecut Sakti Bajrakirana Karya Kho Ping Hoo Saputangan Berdarah Karya Kho Ping Hoo Bagus Sajiwo Karya Kho Ping Hoo