Perintah Maut 15
Perintah Maut Karya Buyung Hok Bagian 15
Perintah Maut Karya dari Buyung Hok Tong Jie Peng berkata. "Kalau nona Suto suka kepadamu, tidak perduli benar atau salah, mengapa harus mengambil sikap bertentangan?" Kang Han Cing menundukkan kepala. Beberapa saat mereka membeku, tiba2 Tong Jie Peng berkata. "Sayang sekali, guruku berpesan dan memberi perintah agar aku cepat kembali. Kalau tidak, ingin sekali kubisa menemui nona itu." "Eh," Kang Han Cing terkejut. "Toako hendak berangkat sekarang ?" "Inilah perintah guruku, terpaksa harus berangkat sekarang." "Sesudah keberangkatanmu ini, bila kita bisa berjumpa kembali?" Kang Han Cing merasa berat untuk berpisah.647 Tong Jie Peng berkata. "Paling lama tiga bulan, kukira kita bisa berjumpa kembali." "Begitu lama?" Berkata Kang Han Cing. "Kau sudah mewarisi sebagian besar dari ilmu kepandaian Pendekar Bambu Kuning. Untuk rimba persilatan di masa ini, tidak mudah untuk mengalahkan dirimu. Tapi ingat, masih tidak sedikit tokoh2 silat mandraguna dari golongan tua yang berkepandaian lihay, mereka itu menyembunyikan diri di-gunung2 dan di-lembah2, sesudah menyekap diri sekian lama, ada gelagat yang menyatakan mereka bosan kesepian, beberapa diantaranya tampil kembali. Tokoh2 silat penting inilah yang harus kau perhatikan." Kang Han Cing terkejut, disebutnya nama Pendekar Bambu Kuning membuat ia berpikir beberapa kali, nama kependekaran sang guru baru diketahui sesudah ia hendak turun gunung, dan ia belum pernah menceritakan pada siapa pun tentang nama gurunya bagaimana sang toako bisa mencetuskan nama gurunya? Ternyata Kang Han Cing adalah ahli waris dari Pendekar Bambu Kuning yang ternama. Tong Jie Peng memancarkan cahaya sinar matanya yang bening dan jeli, ia berkata lagi. "Menurut perkiraanku, mereka masih belum tahu asal usulnya. Hanya mereka tertarik kepada ilmu kepandaianmu yang lihai, mereka hendak menambah kekuatan2 dan mengajakmu menjadi salah satu anggota mereka. Karena itulah sengaja mereka membuat fitnah memilih Yen Siu Lan648 untuk dijadikan korban, tentunya Put-im suthay ber-jingkrak2, kematian Yen Siu Lan yang difitnahkan atas dirimu membawa ekor yang panjang, tiga ekor kekuatan raksasa dari tiga golongan kuat dirimba persilatan. Ekor pertama adalah gangguan ketua Ciok-cuk-am Put-im suthay, beserta dengan jago2 Ngo-bie-pay yang berdiri di belakangnya. Ekor kedua adalah kekuatan ketua Ceng-lian-sie Ciok Sim taysu beserta barisan Siauw-lim-pay yang berdiri dibelakangnya. Dan ekor ketiga adalah tekanan dari Yen Yu San beserta benteng Penganungan Jaya di belakang. Dengan adanya gencetan2 tadi, mereka memaksa dirimu mengasingkan diri, karena itu hanya ada satu jalan yang bisa mengelakan gencatan mereka, kau dipaksa memasuki anggota perkumpulan Perintah Maut......" "Inilah rencana musuh yang jahat." Berkata Kang Han Cing. "Ya! Rencana jahat !" Berkata Tong Jie Peng. Kang Han Cing menundukan kepala. "Nah ! terimalah ini." Tong Jie Peng mengeluarkan sesuatu, diserahkan kepada Kang Han Cing, itulah berupa kedok kulit manusia yang sangat tipis. "Benda ini penting bagi penyamaranmu." Tong Jie Peng memberi keterangan. "Wajah Kang Han Cing sudah harus lenyap dari permukaan rimba persilatan, gunakanlah wajah ini, maka kau bisa bebas bergerak, jangan sampai ekor2 panjang dan649 kuat itu menggencet dirimu, jangan sampai mereka mengetahui, dimana bersembunyinya Kang Han Cing." Kang Han Cing menerima pemberian sang toako angkat, dibulak baliknya kedok tipis itu, maka dengan adanya kedok ini ia bisa melakukan penyamaran, ia bisa mengubah diri, melenyapkan Kang Han Cing dari tekanan2 Perintah Maut ! "Terima kasih....." Dengan rasa terharu Kang Han Cing bersyukur kepada bantuan2 Tong Jie Peng. Yang sudah menyembuhkan luka2 lemasnya, kembali kini Tong Jie Peng memberikan bantuannya yang besar. "Nah ! Selamat bertemu dilain waktu." Tong Jie Peng tertawa, dan meninggalkan Kang Han Cing. "Toako....." Kang Han Cing berteriak dibelakang sang kakak angkat itu. "Biar kuantar sebentar!" Tong Jie Peng membalikan kepala, tersenyum sebentar dan berkata . "Waktu masih panjang, lain kali kita pasti berjumpa kembali." Sesudah itu tubuhnya melejit dan terjadilah kilatan bayangan hijau, Tong Jie Peng lenyap di balik semak dan lenyap didepan pandangan mata Kang Han Cing. Kang Han Cing mematung lama ditempat itu, memandang kearah lenyapnya Tong Jie Peng. Tiba- tiba ia teringat sesuatu, cepat2 mengenakan kedok penyamarannya, sesudah ini meluncur dan menggunakan ilmu meringankan tubuh, balik ke tempat penghadangan tadi.650 *** Bab 34 DISANA, tidak satu bayanganpun yang tampak. Orang2 dari partai baru sudah tiada. Rombongan dari Put-im Suthay dan kawan2 juga sudah tiada. Kang Han Cing berkerutkan alis dan berkata . "Oh.......kemana pula kepergian mereka?" Kang Han Cing harus menjauhi diri dari rombongan Put-im Suthay dan kawan2 tapi ia harus berusaha membongkar fitnah2 jahat itu. Fitnah lebih jahat dari pada pembunuhan biar bagaimana ia harus mencuci bersih fitnah tersebut. Siapa yang menjadi musuh utama ? Golongan Perintah Maut ?! Ya ! Ia harus menyelidiki kemisteriusan dari golongan Perintah Maut. Dua kekuatan baru didalam rimba persilatan itu adalah golongan Perintah Maut dan Partai Baru. Partai Baru mengambil markas di lembah baru, kalau saja ia tidak bisa menemukan lembah yang bernama Lembah baru itu, tidak mudah mencari markas besar kekuatan tersebut. Jenazah ayahnya hilang. Dan hal ini tidak mungkin buah tangan dari golongan Perintah Maut.651 Hanya ada satu kemungkinan, pasti mempunyai hubungan erat dengan partai baru. Ia harus menyelidiki di mana adanya rombongan yang bernama Partai Baru itu. Kang Han Cing memeriksa bekas2 tapak roda, jejak itu menuju kearah barat, inilah jejak kereta partai baru. Hati Kang Han Cing bersorak girang, dengan adanya jejak tadi mungkinkah dia tidak bisa menemukan jejak partai baru ? Demikianlah Kang Han Cing mengikuti jejak kereta itu, membayangi gerak gerik partai baru. Pada masa itu, jarang sekali ada jalan aspal, ter- lebih2 diluar kota, tidak mudah menemukan jalan yang baik. Kereta yang hendak membawa Kang Han Cing ke lembah baru berjalan diatas semak2 rumput, rumput2 itu masih basah, maka terdapat bekas gelinding roda. Mengikuti adanya garis ini, Kang Han Cing meluncur cepat. Belasan lie kemudian, jejak roda kereta masih menuju ke arah barat, berjalan ke jalan raya. Kang Han Cing tidak mau ambil pusing, kemana larinya kereta itu, kembali melewati kota dan melewati gunung, ia memperhatikannya dengan baik2 dan meneliti jejak2 tadi. Hari menjelang sore, jejak kereta menuju kearah sebuah desa. Kang Han Cing mendongakkan kepala, dia sudah berada didaerah Kui-lien-shia. Wah ! Kang Han Cing menjadi pusing kepala, jejak itu menuju652 kearah barat, ke arah kota Kim-leng. Mungkinkah kembali ke kota Kim-leng kembali ? Kemarin hari, Kang Han Cing memperhatikan baik2, mereka baru saja meninggalkan kota Kim- leng dan tiba di tempat yang ia tidak ketahui, dan mungkinkah desa Kui lien-shia ? Kalau betul dari Kim-leng ke Kui-lien-shia, dan melakukan perjalanan sehingga dicegat oleh rombongan Put-im suthay dan kawan2, tentunya mereka itu menuju Lembah Baru. Dimana letak Lembah Baru ? Kang Han Cing belum tahu. Karena ter-buru2 Kang Han Cing telah mengikuti jejak kereta ini, terakhir jejak kereta kembali ke desa Kui-lien shia. Mungkinkan salah raba? Ia memilih jejak kereta menuju ke tempat itu ? Tidak mungkin ! Kang Han Cing mengingat betul2 hanya ada sebuah jejak ini. Maka jawabannya tidak sulit, tentu kereta itu balik kembali ! Mengapa balik kembali ? Karena sudah kehilangan Kang Han Cing? Mengapa harus kembali ke desa Kiu-lien-shia? Sampai ditempat ini, Kang Han Cing tidak menemukan jejak kereta tadi, jejak itu lenyap tanpa bekas. Kang Han Cing putus asa.653 Tapi timbul pikiran lain, ia tidak bisa menyanggah si Jaksa Bermata Satu, Tan Siao Tian. Timbul pikiran lain, Kang Han Cing pernah terjebak di gedung Liong-tan dan menurut cerita Put-im suthay gedung Liong-tan ini adalah salah satu tempat eks warisan Cen-yen piauwki, sesudah pemimpin piauwki Ban Cen San meninggal dunia, tempat ini sangat misterius sekali. Menurut pengalaman Kang Han Cing, gedung Liong-tan itu, adalah sarang dari golongan Perintah Maut. Mengapa tidak kembali ke tempat itu? Atau menyelidiki jejak rombongan dari Partai Baru? Boleh juga sekalian menyelidiki golongan Perintah Maut ? Karena sudah menggunakan kedok kulit pemberian Tong Jie Peng, Kang Han Cing tidak segan2 memasuki kota. Sesudah menangsal perutnya, sebelum hari menjadi gelap sekali, ia melangkahkan kaki menuju ke arah gedung Liong- tan. Dengan ilmu lari cepat Kang Han Cing yang tiada tara, jarak itu tidak terlalu jauh. Sebentar kemudian ia sudah balik kembali ke gedung Liong- tan. Terbentang di muka mata Kang Han Cing, sebuah gedung yang megah di tengah2 kegelapan, tidak ada api penerangan dan tidak ada cahaya lampu. Kang Han Cing memiliki kecerdikan, ia tidak segera memasuki gedung itu, dengan654 memperhatikan keadaan gedung itu, hatinya berpikir . "Aku harus hati2. Daerah ini berada di bawah kekuatan musuh. Tentu banyak mata2 mereka." Dengan setengah merayap, tanpa mengeluarkan suara sedikitpun Kang Han Cing mendekati gedung Liong-tan. Kang Han Cing melewati rimba di muka gedung Liong-tan itu tanpa ada gangguan. Hal ini mengherankan Kang Han Cing, bagaimana tidak ada gerakan musuh ? Kang Han Cing betul2 berada dimuka gedung, ia bisa memasang telinga dengan teliti, kecuali angin malam, tidak sedikit suara terdengar di tempat itu. Menyesuaikan keadaan dengan kegelapan, tanpa adanya penerangan, menambah seramnya gedung. Pemuda kita bernyali besar, dia menyedot napasnya dalam2, memumbulkan badan dan melompati tembok gedung itu kemudian melejit, dan berada diatas wuwungan rumah, per-lahan2 melongok kebawah. Disana terdapat kamar kecil, inilah kamar yang pernah digunakan oleh Suto Lan. Tapi tidak ada lampu penerangan. Hati Kang Han Cing masih ber-pikir2, mungkinkah Suto Lan belum balik ke rumah ? Ia lompat ke bawah, betul2 tidak ada orang. Mendorong pintu kamar, dan di sana ia berdiri.655 Keadaan gelap gulita, tapi hal itu tidak mengganggu Kang Han Cing, matanya yang lihai menyapu ke seluruh kamar. "Aaaaah." Hampir Kang Han Cing berteriak, karena apa yang disaksikannya, jauh dengan apa yang sudah dibayangkannya. Mengapa ? Kamar ini adalah kamar yang pernah digunakan olehnya, kamar yang telah diteliti dengan seksama, kamar yang tidak asing. Itulah kamar yang telah digunakan oleh Suto Lan, kamar yang telah dihuni olehnya. Keadaan kamar memang tidak berbeda, seperti apa yang telah Kang Han Cing saksikan dan sesudah Kang Han Cing bayangkan. Toilet, meja dan kursi masih ada. Tapi yang membuat bulu tengkuk Kang Han Cing bangun menggerinding, bukanlah benda2 tersebut, karena pada permukaan tempat tidur, permukaan meja dan permukaan kursi penuh dengan debu tebal melapisi tempat itu. Suatu tanda bahwa tempat ini tidak pernah ditiduri dan kamar ini tidak pernah terpakai dalam waktu2 yang cukup lama. Paling sedikit setengah tahun ! Dan yang lebih luar biasa lagi, disana sini timbul galagasi, kawa2 berkerayap diatas sarang2 itu.656 Mungkinkah kumasuki rumah setan? Bulu2 roma Kang Han Cing bangun kembali, terlebih takut. Teringat akan rumah setan itu, bagaimana ada seorang wanita cantik yang menjelma hidup menggunakan kamar setannya, mengemasi laki2, mungkinkah Suto Lan mengemasi dirinya? Suto Lan itu bukan manusia? Tapi Kang Han Cing bukan Kang Han Cing kalau ia seorang penakut, otaknya mengilmiah sesuatu dengan tepat, maka jelaslah sudah, permainan apa yang dipertontonkan oleh golongan Perintah Maut itu, maka para penjahat menggunakan gedung ini untuk membuat fitnah. Tentu saja harus diketahui jelas mereka harus menutupi semua jejak2 itu dan merubah tempat yang ada. Untuk membuktikan dugaannya, Kang Han Cing meninggalkan kamar Suto Lan yang sudah lama tidak digunakan, maka menuju ke arah ruangan si orang tua berbaju hijau. Orang tua itu adalah ayah angkat Suto Lan, dan dikatakan sebagai pemimpin gedung ini. Seperti keadaan kamar Suto Lan, ruangan yang pernah digunakan oleh orang tua berbaju hijau juga penuh dengan debu, suatu tanda bahwa tempat ini lama tidak dihuni. Bukan lama tidak digunakan. Sesudah Suto Lan dan ayah angkatnya berangkat, mereka657 mengembalikan keadaan seperti asal mulanya, se- olah2 tempat ini lama tidak digunakan. Rencana pembunuhan Yen Siu Lan untuk membuat air keruh, menarik kekuatan Siauw-lim- pay, Ngo-bie-pay dan Benteng Penganungan Jaya untuk menggencet Kang Han Cing. Tentu saja harus membuat situasi yang sempurna harus memaksa Kang Han Cing mempernahkan diri agar tergencet keluar, dan menyerah kepada Perintah Maut. Nah ! Disini letak kepintaran rombongan Perintah Maut. Bisakah Kang Han Cing yang mengadakan pembelaan dan mengatakan kepada Put-im Suthay membuktikan kalau ia telah ditawan dalam gedung ini. Siapa yang percaya kalau menyaksikan keadaan gedung itu seperti keadaan sudah lama tidak terpakai? Kang Han Cing mengertek gigi, golongan Perintah Maut dengan fakta2 yang seperti itu telah menjerumuskan dirinya kedalam lembah kenistaan. Bagaimana Put-im Suthay dan kawan2 bisa percaya kepada keterangannya? Dengan bukti2 yang ada itu? Disaat Kang Han Cing sedang berdaya upaya untuk memecahkan problim yang sulit itu, telinganya yang tajam dapat menangkap suara sesuatu, itulah suasa kiplikan sayap burung.658 Betul saja ! Seekor burung merpati baru saja berjalan dan mengibrik2kan kedua sayapnya dengan maksud terbang pergi. Kang Han Cing melejit, tangannya diraihkan, gerakan si pemuda lebih cepat lagi dari pada gerakan burung itu, baru saja burung merpati melayang terbang, kecepatan tangan Kang Han Cing menyusulnya, meraih dan berhasil menangkap kaki burung tersebut. Dengan membawa burung merpatinya, Kang Han Cing memperhatikan baik2. Betul saja, dugaannya tidak salah, pada ujung kaki sang burung terikat sebuah tabung kecil, didalam tabung terdapat gulungan kertas. Dan ketika Kang Han Cing membuka kertas tadi, terbacalah tulisan yang berbunyi seperti ini. "Sebelum jam lima pagi, dengan mengajak semua anak buah, harus berkumpul di puncak Tay-biao-hong." Tidak ada tanda tangan, dan juga tidak ada identitas, pada ujung surat itu hanya ada sebuah tanda code merah. Kang Han Cing menggunakan otaknya mengilmiah kejadian itu, ternyata ayah angkat Suto Lan telah memberi perintah kepada rombongan yang berada di gedung ini, agar mereka bisa berkumpul di puncak Tay biao-hong sebelum hari menjadi pagi. "Tay-biao-hong !" Kang Han Cing meng-ingat2 nama ini. Dimanakah letak Tay-biau hong ? Ia659 harus bisa tiba dipuncak Tay biao-hong sebelum jam lima pagi mengikuti jejak mereka dan mencari tahu keadaan mereka. Karena adanya penemuan yang seperti itu tubuh Kang Han Cing melejit dan meninggalkan gedung Liong-tan. Baru saja Kang Han Cing lompat turun dari tembok gedung, baru saja ia meletakkan kakinya di semak2 pohon, daya tangkap pendengarannya yang lihai segera tahu bahwa ada sesuatu pendatang baru. Karena itu cepat2 bersembunyi, dengan menahan napasnya memperhatikan keara pendatang2 baru itu. Betul saja ! Lima bayangan meluncur dengan kecepatan kilat, sebentar kemudian sudah berada tidak jauh dari Kang Han cing berada. Rombongan itu menghampiri gedung Liong-tan, orang yang berada di paling depan adalah Put-im Suthay, kemudian Ciok Beng taysu dan Ciok Sim taysu, dua lagi adalah Yen Siu Hiat dan Liauw In nikouw. Mereka tidak segera memasuki gedung Liong- tan, memperhatikan gedung dalam malam gelap itu. "Heran !" Terdengar suara Ciok Sim taysu. "Kalau saja ada orang didalam gedung tentunya mereka membuat kesiap siagaan, mengapa begitu sunyi ?" Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Terdengar Put-im taysu berkata. "Mengapa Ciok- sim taysu percaya kepada obrolan si Maling tukang petik daun muda itu ? Menurut hematku, berita ini660 hanya isapan jempol. Didalam gedung tidak ada orang." Ciok Sim taysu berkata. "Mari kita masuk kedalam, kita saksikan apa yang ada disana." Dengan dingin Put-im suthay berkata . "Tentu saja harus masuk ke dalam." Kang Han Cing berkerut alis. Kedatangan rombongan Put-im suthay ditempat ini akan lebih mempersulit kedudukannya. Kalau saja dirinya dipergoki, apa yang hendak dikatakan kepada mereka ? Rasa takut Kang Han Cing itu membuat ia gelisah. Dan Ciok Beng taysu memang lihay, ia bisa menangkap adanya tanda2 yang mencurigakan dibalik semak2 pohon itu, terdengar Ciok Beng membentak. "Siapa !?" Mengetahui jejaknya sudah didengar orang, Kang Han Cing melejitkan kaki. Tanpa menolehkan kepala, menggunakan segala kesempatan yang ada, Kang Han Cing meninggalkan gedung Liong- tan menuju ke arah puncak Tay-biao-hong. Puncak Tay biao-hong adalah tempat yang ditunjuk oleh pimpinan Perintah Maut kepada rombongan Suto Lan. Kang Han Cing harus menyelidiki tempat tersebut. Kecepatan lari Kang Han Cing lebih cepat dari seekor burung, begitu bentakan Ciok Beng taysu dicetuskan, secepat itu pula tubuhnya terbang.661 Manakala rombongan Put-im taysu dan kawan2 sadar akan kekurangannya, bayangan tadi sudah meluncur jauh. Tidak bisa dikejar lagi. Put-im suthay, Ciok Sim taysu dan Ciok Beng taysu tidak membikin pengeyaran. Disebabkan karena: Kesatu, mereka hendak menyelidiki gedung Liong-tan dari perusahaan Cen-yen piauwki. Kedua, gerakan Kang Han Cing terlalu gesit, mereka tidak mengetahui siapa orang itu. Ketiga, walaupun mereka mengejar, dengan kegesitan demikian itu tidak mungkin dicapai, karena itulah mereka membiarkan kepergian Kang Han Cing, walaupun dengan rasa penuh kemasgulan dan tidak puas. Kang Han Cing berhasil menghindari kerewelan. Put-im suthay dan kawan2, walau pertemuan itu terjadi, tokh mereka tidak bisa mengenali wajahnya, mengingat ia telah menggunakan kedok kulit muka pemberian Tong Jie Peng. Yang penting, ia harus segera berada di puncak Tay-biao-hong. Menyelidiki jejak golongan Perintah Maut. Dengan kecepatan lari Kang Han Cing, sebentar kemudian ia sudah berada dibawah gunung Tay- biao-hong. Puncak Tay-biao-hong bukanlah daerah sempit, sangat luas dan banyak pepohonan, di sini Kang Han Cing mengalami kesulitan pula, kemana ia harus mencari tempat yang dituju?662 Tiba2.... Dari jauh tampak bayangan bergerak dengan cepat menaiki puncak Tay-biao-hong. Kang Han Cing menduga kepada anak buah Perintah Maut. Karena itu cepat2 ia bersembunyi. Betul saja ! Orang2 yang datang adalah orang2 berseragam baju hijau, dibawah pimpinan seorang yang juga mengenakan pakaian hijau, menggunakan tutup kerudung hijau. Semua orang menggunakan tutup kerudung muka, maka tidak bisa menyaksikan wajah2 mereka. Gerakan rombongan dari orang2 berbaju hijau sungguh gesit, sebentar kemudian mereka lewat di muka tempat sembunyi Kang Han Cing. Hampir Kang Han Cing berteriak girang, ia segera menduga kepada lengcu Panji hijau. Ternyata lengcu Panji Hijau mendapat tugas untuk berkumpul di puncak Tay biao hong, bertemu dengan pimpinan2 tertinggi mereka. Sebentar kemudian iring2an lengcu Panji Hijau itu sudah melewati tempat sembunyinya. Jumlah mereka 24 orang, semua berseragam hijau. Gerakan mereka sangat cekatan, tapi tidak menimbulkan banyak suara. Menunggu sampai sembilan belas orang itu lewat Kang Han Cing mendekati orang yang berjalan paling terakhir, dengan gerak kaki yang tiada tara ia menubruk dan menotok. Tanpa bisa dielakan, menyeret orang tersebut ke balik semak2,663 cepat2 ia menerotoli pakaian orang itu, membuka tutup kerudung lalu dipakainya sendiri. Iring2an itu mempunyai tugas penting, mereka bergerak tanpa menoleh kanan dan kiri, mereka bergerak cepat, mereka tidak mengetahui kalau salah satu anggotanya telah dipereteli orang. Sesudah selesai mengenakan pakaian hijau dan berkerudung hijau, Kang Han Cing lari menyusul. Ia mengikuti iring2an itu. Orang2 itu berada dibawah pimpinan lengcu Panji Hijau, mereka bergerak cepat tanpa menengok kanan dan ke kiri, ter-lebih2 tidak pernah menengok ke belakang. Hal ini memudahkan Kang Han Cing melakukan penggantian orang. Belasan lie dilewatkan, mereka melewati dua puncak, di suatu pohon yang agak besar, lengcu Panji Hijau memperlambat langkahnya. Ternyata semua anak buah itu turut berhenti, semua berbaris rapi, menunggu perintah lengcu Panji hijau. Lengcu Panji Hijau menyapu kepada anak buahnya, sinar matanya melewati lubang yang berada pada tutup kerudung itu, ia memperhatikan kesemua anak buahnya, se-olah2 menghitung jumlah yang datang. Tampak ia sangat puas, menganggukkan kepala dan berkata. "Nah ! Kita istirahat disini."664 Suara itu adalah suara seorang wanita, suara yang tidak asing bagi Kang Han Cing, itulah suara si gadis berbaju hijau Suto Lan ! Ternyata lengcu Panji Hijau adalah Suto Lan ! Semua anak buah Suto Lan berdiri tegak, siapapun tidak berani banyak bersuara. Kang Han Cing turut diantara rombongan itu, dia juga tidak berani berteriak. Lengcu Panji Hijau Suto Lan celinguk ke kanan dan celinguk ke kiri, se-olah2 menunggu sesuatu. Beberapa waktu dilewatkan, jauh didepan rombongan itu tampak cahaya sinar hijau. Cahaya lampu hijau itu bisa dilihat oleh Suto Lan, ia mengulapkan tangan memberi komando dan menggerakan pula pasukannya, mereka menuju ke arah cahaya lampu. Cahaya lampu hijau seperti lampu bantu, menuntun rombongan dari lengcu Panji Hijau dan dua puluh empat orang itu secara berbaris rapi, menuju kearah puncak. Sebentar kemudian mereka telah berada diatas puncak Tay-biao-hong. Dan lampu hijau itupun padam tiba2. Lengcu Panji Hijau Suto Lan menghentikan langkahnya, diikuti oleh anak buahnya. Semua berbaris kembali. Rombongan orang2 berbaju hijau kini sudah berada di depan sebuah bangunan yang berbentuk665 kelenteng dikelilingi oleh pohon2 yang seperti pohon cemara. Angin men-deru2 diatas puncak Tay-biao hong, malam masih gelap pekat. Tiba2 terdengar suara bentakan, dibarengi dengan munculnya seseorang. "Ada membawa tanda pengenal ?" "Pengenal Panji Hijau," Jawab Suto Lan dan menyerahkan sesuatu kepada orang itu. Karena semua orang mengenakan pakaian serba hijau dan mengenakan tutup kerudung muka, kemisteriusan ini semakin bertambah, mereka hanya membutuhkan tanda pengenal dan tidak memperlihatkan wajahnya. Sesudah memeriksa tanda pengenal Panji Hijau, orang itu bertanya lagi. "Berapa orang yang dibawa?" "Jumlah anggota Panji Hijau berjumlah duapuluh tiga orang." "Baik." Berkata orang itu. "masuk !" Maka iring2an duapuluh tiga orang panji hijau, satu persatu memasuki bangunan kelenteng. Kang Han Cing adalah orang yang terakhir memasuki bangunan tersebut, melewati pelataran yang luas, melewati pohon2 yang ditanam dalam bangunan itu, akhirnya tiba diruangan bangunan dalam, disana terdapat jalan2 batu menuju ke ruangan besar.666 Untuk masuk ke tempat ini bukanlah suatu yang mudah, empat orang berseragam yang juga mengenakan tutup kerudung muka, memeriksa dan meneliti, se-olah2 menghitung jumlah yang dibawa oleh Suto Lan. Memeriksa tanda2 pengenal yang tergembol pada pinggang masing2, dan kedua puluh empat orang itu bebas untuk masuk ke dalam ruang besar. Beruntung Kang Han Cing tidak melempar sesuatu dari pakaian orang yang disergapnya, ia mencopot pakaian orang itu dan mengenakannya semua, terdapat juga tanda pengenal yang berada dipinggang. Ia lolos ujian. Sesudah memasuki ruang besar itu, dari lubang tutup kerudung mukanya, Kang Han Cing bisa menampak dua barisan yang sudah berada disana. Barisan pertama adalah orang2 yang mengenakan pakaian seragam berwarna merah, berpakaian merah dan berkerudung merah. Tentunya lengcu Panji Merah. Barisan lainnya adalah orang2 yang mengenakan pakaian serba putih berkerudung putih, tentunya lengcu Panji Putih. Baru sekarang Kang Han Cing sadar, bukan saja ada lengcu Panji Hijau, lengcu Panji Hitam, juga tersedia lengcu Panji Putih dan Lengcu Panji Merah. Kini rombongan Suto Lan dengan Panji hijaunya berdiri berbaris diantara kedua barisan yang sudah ada.667 Jauh didepan ketiga barisan itu terpasang empat lilin besar, menerangi ruangan disana. Tiga kursi kebesaran terpasang pada panggung, kursi2 itu tersedia untuk para pemimpin Perintah Maut. Kang Han Cing memasang mata lebar, dari ketiga kursi hanya satu yang terisi seorang tua berhidung bengkung duduk pada kursi di sebelah kiri. Itulah ayah angkat Suto Lan. Dan kedua kursi lainnya masih kosong. Suatu tanda kalau pimpinan tertinggi dari Perintah Maut belum datang. Barisan Panji Hijau, Panji Putih dan Panji Merah masih menunggu kehadiran sang pemimpin. Tidak seorangpun yang bersuara. Beberapa waktu lagi, terdengar suara derap kaki banyak orang memasuki ruangan besar, yang datang adalah rombongan berbaju hitam, juga berkerudung hitam, itulah barisan dari Panji Hitam. Seperti juga barisan Panji Hijau, barisan Panji Hitam mengikuti garis2 yang sudah ditentukan, menanti disana. Empat barisan dengan empat warna seragam berdiri didepan ayah angkat Suto Lan, orang tua ini menjadi pimpinan sementara untuk golongannya. Setengah jam kemudian...668 Dari luar kelenteng terdengar suara berteriak. "Bikin penyambutan atas kedatangan Sam- kiongcu." Maka semua orang berdiri dengan lebih tegap, ayah angkat Suto Lan juga meninggalkan tempat duduknya menyambut didepan. Dari depan kelenteng berjalan datang memasuki ruangan empat dayang perempuan, dua dikanan dan dua dikiri, masing2 menenteng lampu gantung, per-lahan2 mendekati tempat yang tersedia. Di-tengah2 empat dayang perempuan itu berjalan seorang berkerudung berbaju hijau, orang ini lebih aneh lagi, mukanya tidak tertutup oleh kerudung hijau, tapi menggunakan topeng perunggu yang berwarna hijau. Semua orang membungkukkan badan, tidak berani memandang kehadirannya si orang bertopeng perunggu hijau. Itulah Sam-kiongcu ! Kang Han Cing juga tidak berani memandang terlalu lama, mengikuti gerakan semua orang, ia membungkukkan badan, matanya masih bisa melirik kearah si gadis bertopeng perunggu, orang yang mempunyai kedudukan lebih tinggi dari pemimpin Perintah Maut itu. Badan orang tadi tidak tinggi, tapi gerakannya sangat cekatan, topeng perunggu berwarna hijau itu sangat menakutkan, se-olah2 hantu jejadian.669 Dan dibelakang orang bertopeng perunggu hijau turut seorang kakek berpakaian putih tapi tidak mengenakan tutup kerudung muka, dari cara2nya dan sinar mata orang itu membuktikan bahwa ia memiliki sifat2 yang ganas. Ayah Suto Lan segera memberi hormat kepada si topeng perunggu hijau dan berkata . "Hamba memberi hormat kepada Sam-kiongcu." Orang bertopeng perunggu hijau membalas hormat itu dengan setengah bungkukkan badan, ia berkata. "Suto pangcu tidak perlu menggunakan banyak peradatan." Suara si topeng perunggu hijau sangat garing dan merdu, itulah suara seorang gadis yang baru meningkat dewasa. *** Bab 35 TERNYATA pucuk pimpinan tertinggi dari Perintah Maut adalah seorang gadis cantik, belia, seorang gadis yang mengenakan topeng menutupi wajah cantiknya, topeng perunggu berwarna hijau yang sangat menakutkan ! Ayah angkat Suto Lan menoleh kearah orang tua berbaju putih, ia juga memberi hormat. "Oh! Kwee hu-huat juga turut serta?" "Sama2." Orang tua berbaju putih yang dipanggil Kwee hu-huat itu membalas hormat ayah angkat Suto Lan.670 Dari percakapan mereka, Kang Han Cing berpikir . "Si kakek yang baru datang berkedudukan hu-huat, ayah angkat Suto Lan berkedudukan pangcu, tapi kedudukan mereka hampir seimbang." Maka si topeng perunggu hijau Sam-kiongcu duduk di-tengah2 diapit oleh Suto Cang dan dua orang tua berbaju putih yang dipanggil Kwee hu- huat itu. Suto Cang adalah ayah Suto Lan. Empat dayang gadis berdiri dibelakang mereka. Kini terdengar suara pangcu Perintah Maut Suto Cang berkata . "Suto Cang tidak tahu atas kedatangan Sam- kiongcu, maaf atas penyambutan yang kurang sempurna." Si topeng perunggu hijau berkata. "Tahukah tancu apa maksud undangan ke tempat ini?" "Hamba belum tahu," Jawab Suto Cang. "Aku mendapat tugas dari Toa kiongcu...." Berkata si kerudung topeng perunggu hijau. "Oh...." Orang tua berbaju hijau, ayah angkat Suto Lan yang bernama Suto Cang memandang dengan sinar penuh tanda tanya. "Oh..." Kang Han Cing juga mengeluh. Ternyata Sam Kiongcu bukan pimpinan tertinggi. Diatasnya masih ada seseorang yang bernama Toa Kiongcu ! Sam-kiongcu berkata lagi . "Toa kiongcu menganggap usaha Suto pangcu sangat berat.671 Selama setahun tugas telah dilaksanakan dengan baik. Karena itu aku mengucapkan banyak terima kasih." Dan sesudah itu, dari dalam saku bajunya Sam kiongcu mengeluarkan sepucuk surat, diserahkan kepada Suto Cang dan berkata . "Petunjuk2 berikutnya dari Toakongcu berada disini, silahkan Suto pangcu membaca sendiri." Suto Cang sangat menghormat kepada Sam kiongcu, dengan kedua tangan menyambut surat tadi, per-lahan2 mengambil isi dan membaca, wajahnya segera berubah, membungkukkan badan dan berkata. "Hamba akan segera menjalankan perintah." Mengikuti pembicaraan mereka sampai disini, Kang Han Cing mendapat gambaran yang lain, gambaran dari seluk beluk perkumpulan rahasia yang berada didepannya. Ketua Perintah Maut bernama Suto Cang ! Perintah Maut masih bernaung di bawah lain kekuasaan yang lebih besar. Itulah kekuasaan Sam Kiongcu dan Toa Kiongcu. Siapa Toa Kongcu dan siapa Sam kiongcu? Organisasi apa lagi yang bisa mengendalikan Perintah Maut dengan Empat Panji Berwarnanya. Ayah Suto Lan yang bernama Suto Cang mendapat tugas ditempat ini, dan kini mendapat perintah baru dari pimpinan Toa-kiongcu. Perintah apakah itu? Kang Han Cing memasang kuping lebih panjang.672 Terdengar lagi suara si topeng perunggu hijau Sam-kiongcu berkata. Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Toa kiongcu sangat percaya kepadamu. Karena itu ia memberi tugas rangkap sebagai pimpinan daerah Kang-lam. Hanya sifatnya sementara, sekarang tugas Suto pangcu masih dibutuhkan di pusat, Toa kiongcu masih mengharapkan kehadiranmu. Disana masih ada tugas2 baru." Terjadi pergeseran mutasi kekuasaan. Pengambil alihan kekuasaan ! Kang Han Cing masih berpikir2, pimpinan tertinggi daerah sini adalah Suto Cang. Sesudah Suto Cang digeser pergi, siapa yang menggantikan kedudukannya ? Bisakah Suto Cang menerima begitu saja? Tanpa pertempuran? Tanpa pengorbanan berdarah? Ketua Perintah Maut Suto Cang mengangkat kepala. "Baik." Ia berkata. "Hamba segera menyalankan perintah." Dia rela menyerahkan kekuasaan. Sam-kiongcu bangkit dari tempat duduk, ia berkata . "Biar kuantar Suto pangcu ke markas besar." "Terima kasih." Berkata Suto Cang. Sesudah itu, lagi2 ia memberi hormat, lalu mengundurkan diri. Disaat yang sama, pengawal pribadi Sam kiongcu, seorang tua berbaju putih yang dipanggil Kwee hu-huat bangkit dari tempat duduknya, ia memberi komando kepada semua orang :673 "Semua anak buah Perintah Maut berdiri tegak !" Maka semua orang yang berada di tempat itu menghormati pengunduran diri Suto Cang. Keempat pimpinan panji berwarna, panji merah, panji putih, panji hijau dan panji hitam turut mengantar Suto Cang sehingga di luar. Sesudah ketua Perintah Maut Suto Cang meninggalkan ruangan itu, para pemimpin panji kembali ke tempatnya lagi. Si topeng perunggu duduk kembali ditempat kursi kebesarannya, memandang kepada keempat barisan panji2. Sesudah itu ia menoleh ke belakang, membisiki sesuatu kepada salah satu dayang perempuannya. Maka dayang perempuan itu tampil kedepan, ia memberi komando. "Sam-kiongcu mempersilahkan lengcu Panji Merah tampil ke depan." Lengcu Panji Merah mengiakan perintah tersebut, berjalan beberapa tapak, memberi hormat dan berdiri dihadapan si topeng perunggu hijau. "Teecu memberi hormat kepada Sam susiok." Demikian ia berkata. Lengcu Panji Merah menjadi keponakan murid si topeng perunggu hijau Sam-kiongcu ? Inilah rahasia baru. Rahasia yang Kang Han Cing baru saja ketahui. Terdengar suara Sam-kiongcu yang sangat dingin . "Bangun !"674 Lengcu panji Merah itu bangkit, siap menerima petuah2. Sam-kiongcu berkata . "Ceritakan keadaan di Datuk timur." *** Bab 36 NAH ! UPACARA MULAI menyingkap tabir-tabir yang lebih misterius. Kang Han Cing memasang kuping lebih tajam. Datuk Timur, bernama Sie See Ouw, kedudukannya seimbang dengan Datuk Selatan dan Datuk Utara. Terdengar suara si Lengcu Panji Merah dari balik kerudung mukanya. "Datuk Timur Sie See Ouw menutup pintu. Tidak menerima tamu. Mengurung dirinya membuat lingkungan kecil. Sebulan sekali mengadakan pembelian barang-barang makanan, sesudah itu mengurung diri dalam perkampungan Sie pula. Tidak pernah keluar, dan tidak berhubungan dengan dunia luar......" Sam kiongcu berkata . "Lebih singkat lagi !" Lengcu Panji Merah menyambung laporannya yang terputus tadi . "Dari keempat Datuk Persilatan, hanya datuk timur Sie See Ouw yang sulit dijejaki. Menurut cerita orang, Sie See Ouw sangat mahir didalam bentuk2 bangunan, kampungnya dipagari dengan barisan2 tin. Karena675 itulah, Suto pangcu pernah memberi instruksi agar kita bisa menyelaminya. Agar......." "Huh !" Sam kiongcu mengeluarkan suara dengusan dari hidung. "Inilah rencana Suto pangcu yang salah. Terlalu yakin dan percaya kepada kekuasaan Datuk Timur. Tapi terlalu ber-hati2, karena itu kita memutasikan dirinya, kau sebagai murid tertua dari partai Ngo-hong-bun tentunya mengerti kesulitan2 kita, kalau saja tidak bisa menyelidiki benih2 empat Datuk Persilatan, kalau saja tidak bisa menguasai keempat Datuk2 itu, tidak mungkin kita bisa menguasai daerah Tiong- goan." Lain rahasia baru. Lengcu Panji Merah adalah murid tertua dari partai Ngo-hong-bun. Kekuatan yang mendalangi Perintah Maut adalah Partai Ngo hong-bun ! Golongan Perintah Maut adalah golongan dari suatu organisasi yang dibangun oleh partai Ngo- hong-bun. Kang Han Cing bergumam seorang diri. "Ternyata mereka adalah anak buah partai Ngo- hong-bun. Mereka ingin menguasai empat datuk persilatan? Wah ! Betul2 mereka mempunyai hasrat2 yang tidak baik." Lengcu panji Merah menundukkan kepala. Dengan wajah topeng perunggu hijaunya, Sam kiongcu memancarkan kilatan cahaya mata, ia bertanya kepada lengcu Panji Merah. "Berapa lama waktu yang kau butuhkan ?"676 Lengcu Panji Merah semakin gugup, ia berkata . "Teecu telah ber-siap2 lama, mempernahkan orang2 pada toko dan orang2nya yang menjadi relasi datuk timur, begitu orang mereka mengadakan kontak, kita bisa memasuki perkampungan Datuk Timur, tapi........" "Tapi apa hasilnya ?" Sam kiongcu memotong pembicaraan orang. "Kapan kau bisa berhasil? Terlalu lambat ! Tidak mungkin. Toa Kiongcu memberi intruksi baru. Bereskan saja siapa yang tidak bisa kita gunakan. Siapa yang tidak bisa dirangkul menjadi kawan, itulah lawan ! Kepada lawan kita tidak perlu sungkan2 lagi, bunuh saja ! Beres ! Perkampungan Datuk timur mempunyai kekuasaan apa ? Kuberi jangka waktu sebulan untuk membikin pemberesan. Hancurkan kampung Datuk Timur." Lengcu Panji Merah membungkuk setengah badan, ia menerima perintah itu. "Baik !" Si topeng perunggu hijau Sam-kiongcu mengibaskan tangan. "Nah ! Kau boleh mengundurkan diri." Ia memberi perintah. Lengcu Panji Merah mengundurkan diri, balik ke barisannya. Berdiri dihadapan anak buah berseragam dan berkerudung merah. Sam-kiongcu, menoleh kearah dayang perempuannya yang menjadi protokol dan dengan cara itu ia berkata perlahan. Dan dayang perempuan ini segera berteriak kearah keempat barisan . "Dipersilahkan Lengcu Panji Putih menghadap."677 Lengcu Panji Putih meninggalkan rombongan, memberi hormat kepada Sam-kiongcu. Si topeng perunggu hijau Sam-kiongcu menatap Lengcu Panji Putih itu, ia berkata . "Bagaimana keadaan didatuk barat ?" Dengan hormat dan patuh, lengcu Panji Putih memberi laporan. "Datuk Barat Cin Jin Cin mengurung diri didalam benteng Penganungan Jaya. Tiga tahun yang lalu Cin Jin Cin meninggalkan benteng dan melenyapkan diri, entah kemana kepergiannya. Demikian sehingga hari ini. Belum ada berita tentang ketua benteng itu. Semua kekuasaan dipegang oleh si Hakim bermuka merah Yen Yu San.." Dengan sikap yang tidak sabaran, Sam-kiongcu membentak . "Cukup ! Aku tidak membutuhkan keterangan panjang lebar. Hendak kuketahui, bagaimana hasil tugasmu?" Lengcu Panji Putih berkata. "Karena kekuasaan Datuk Barat ditangan si hakim bermuka merah Yen Yu San, Suto pangcu tidak berani bergerak banyak. Teecu diperintahkan untuk membawakan sikap yang lebih ber-hati2, menurut info yang kita dapat, Yen Yu San memiliki ilmu silat yang tinggi dan mempunyai hubungan baik dengan Ngo-bie- pay dan Siauw-lim-pay, maka sesudah terjadi perundingan, Suto pangcu juga setuju, kalau...." "Mengulur waktu ?" Potong Sam-kiongcu dingin. Lengcu Panji Putih menganggukkan kepala dan berkata . "Panji Putih memberi usul lain," Berkata lengcu panji itu. "Dan juga telah disetujui oleh678 Suto pangcu. Rencana ini mengikuti perkembangan didaerah kita. Seperti apa yang kami ketahui, ilmu kepandaian Kang jiekongcu dari Datuk Selatan terlalu tinggi, karena itu kita bisa menggunakan tenaganya menghancurkan Datuk Barat. Sehingga mereka saling gebrak, inilah yang dinamakan tipu muslihat melempar batu berpeluk tangan. Sesudah mereka terjadi saling bentrok, maka hasil dari melempar batu sembunyi tangan ini lebih baik dari pada langsung bergebrak. Lebih mudah memancing diair keruh." Kang Han Cing yang mengikuti percakapan tadi memaki didalam hati. "Bah ! Hendak memancing diair keruh, rencana melempar batu menyembunyikan tangan? Enak saja. Kalian hendak menggunakan diriku? Mimpi !" Terdengar lagi suara Sam kiongcu. "Apa pula hasil yang sudah kau kerjakan?" Lengcu Panji Putih berkata. "Kedatangan si Hakim bermuka merah Yen Yu San ke daerah Kim- leng disertai dengan putrinya, disaat Yen Yu San berangkat, maka teecu sekalian telah menyeret putri Cin Jin Cin ini........" (Bersambung 12) ***679 Jilid 12 "OH....." Sam kiongcu menganggukkan kepala. Atas hasil ini ia agak puas. "Baik juga. Kita bisa menggunakan putri Cin Jin Cin menyingkirkan Yen Yu San." Sesudah itu ia menoleh ke arah si orang berbaju putih yang berada disebelahnya dan berkata. "Mau menyingkirkan Yen Yu San, kukira harus Kwee hu- huat turun tangan sendiri. Dimisalkan masih kekurangan tenaga, orang2 yang ada disini bisa diminta bantuannya. Tinggal Kwee hu-huat pilih." "Hamba selalu siap." Berkata Kwee Hu-huat. Si topeng perunggu hijau Sam-kiongcu mengulapkan tangan, itulah perintah agar lengcu Panji Putih mengundurkan diri. Dan sesudah itu ia melirik pula kearah dayang protokolnya. Maka sang protokol perempuan itu berteriak kembali . "Dipersilahkan lengcu panji hijau menghadap." Suto Lan meninggalkan rombongan, memberi hormat kepada orang yang menggunakan topeng perunggu yang menyeramkan. "Bagaimana keadaan Datuk Utara ?" Bertanya Sam kiongcu. Suto Lan berkata . "Lie Kong Tie sudah jatuh kedalam tangan kita, dengan menggunakan sedikit akal, kita berhasil....."680 "Apa sudah dibawa pergi ?" Bertanya lagi Sam kiongcu. "Sudah !" Suto Lan menganggukkan kepala. Tentang cerita datuk timur Lie Kong Tie jatuh kedalam Perintah Maut, Kang Han Cing pernah mendengar keterangan Goan Tian Hoat. Disaat Lie Kong Tie meminta pengobatan di kelenteng Pek- yun-kuan, Lie Wie Neng sangat ceroboh, hanya dengan menggunakan sedikit politik, lengcu Panji Hijau berhasil menerima Lie Kong Tie dari sang putranya sendiri, itu waktu Lie Wie Neng mencopot kedok kulit Lie Kong Tie, setelah kedok itu copot itulah bukan wajah ayahnya, disinilah kecerobohan Lie Wie Neng. Ia tidak memeriksa wajah itu lagi. Dibalik kedok kulit Lie Kong Tie terdapat kedok kulit lain, sayang sekali Lie Wie Neng kurang perhatian, ia tidak mencopot kedok itu lagi. Maka dianggapnya orang lain, sang ayah yang sakit diserahkan kepada musuh. Disinilah letak kesalahan Lie Wie Neng karena didalam kebimbangan, ia kurang menyelidik, maka dengan mudah menyerahkan sang ayah ke tangan sang musuh. Mengikuti dan mendengar tanya jawab tadi, Kang Han Cing memastikan kalau dugaan Goan Tian Hoat itu tidak salah, Lie Kong Tie sudah dibawa pergi, tentunya dibawa ke markas besar Perintah Maut. Atas hasil prestasi Panji Hijau, Sam-kiongcu sangat puas, ia menganggukkan kepala dan mengulapkan tangan.681 "Kau boleh mundur !" Lengcu Panji Hijau Suto Lan memberi hormat dan mengundurkan diri. Dari ketiga lengcu tadi, lengcu Panji Merah mendapat tugas untuk menghadapi Datuk Timur, Lengcu Panji Putih mendapat tugas untuk menghadapi Datuk Barat dan Lengcu Panji Hijau menghadapi Datuk Utara. Giliran lengcu Panji Hitam yang menghadapi Datuk Selatan, bagaimana ia memberi laporan ? Hati Kang Han Cing ber-debar2, ia hendak mengetahui dari usaha Perintah Maut di bagian lengcu Panji hitam ini. Disaat yang sama, dayang protokol Sam kiongcu sudah berteriak keras . "Dipersilahkan lengcu Panji Hitam menghadap." Lengcu Panji Hitam meninggalkan rombongan, memberi hormat kepada Sam kiongcu. Dengan secara panjang lebar dan terperinci, Lengcu Panji Hitam menceritakan jalan penyerangannya perintah Maut kepada Datuk Selatan. Sam-kiongcu mendengar dengan penuh perhatian. Kang Han Cing juga memanjangkan kuping. Sesudah lengcu Panji Hitam itu selesai memberi laporan, Sam-kiongcu mengangguk-anggukan kepala, ia berkata . "Dimarkas besar aku telah mendengar laporan. Diantara kalian empat Panji hasil Panji Hitamlah yang terbaik. Toa Kiongcu682 telah berpesan kepadaku untuk memberi hadiah2 tertentu !" "Terima kasih susiok." Berkata lengcu Panji Hitam. Ternyata mereka mempunyai hubungan keponakan dan paman murid. Hati Kang Han Cing semakin berdebar, dari keterangan itu, ia bisa memahami tugas dari keempat lengcu adalah menghadapi keempat Datuk2 Persilatan, dan diantaranya hasil dari prestasi Panji Hitamlah yang terbaik. Ini berarti dari keempat Datuk, Datuk selatanlah yang paling celaka ! Tentu saja ! Mengingat bagaimana si lengcu Panji Hitam menyamar menjadi Kang Puh Cing menculik sang toako selama tiga bulan, terakhir dengan datangnya Kang Han Cing, dan menolong Kang Puh Cing, baru mereka berhasil menyingkirkan Hu Cun Cay dan Cu Ju Hung. Mengapa mengatakan prestasi Panji Hitam sebagai prestasi yang terbaik ? Inilah yang membingungkan Kang Han Cing. Betul ! Ayahnya sudah binasa. Jenasah itu hilang tanpa bekas. Tokh bukan lengcu Panji Hitam yang berhasil ? Sang toako berhasil ditolong keluar, Cu Ju Hung dan Hu Cun Cay sudah terusir pergi. Mengapa mengatakan prestasi lengcu Panji Hitam sebagai prestasi terbaik ?683 Terdengar lagi suara Sam kiongcu . "Bagaimana hasil penyelidikan kalian? Betulkah Kang Sang Fung sudah mati ?" Mendengar kata2 suara Sam kiongcu tadi, hati Kang Han Cing tercekat, ia mengeluh. "Mereka masih kurang yakin kalau ayah itu sudah meninggal dunia......" Terdengar suara jawaban lengcu Panji hitam. "Menurut penyelidikan teecu, betul2 Kang Sang Fung sudah meninggal dunia. Sekarang Kang- jiekongcu sedang menyelidiki siapa orang yang telah membawa lari jenazah ayahnya itu." "Penyelidikanmu ini salah !" Berkata Sam kiongcu. "Menurut laporan2 yang kudapat, Kang Sang Fung masih belum mati. Beberapa orang melihat tanda pengenal Datuk Selatan itu, dengan adanya tanda pengenal ini, adalah suatu bukti kalau Kang Sang Fung masih berkeliaran diatas bumi. Dimanakah Kang Sang Fung ?" Hati Kang Han Cing juga tercekat, tanda pengenalnya masih berkeliaran di rimba persilatan? Siapa yang menggunakan tanda pengenal itu? Oh ! Tentunya orang2 pengecut yang telah menggunakan tanda pengenal ayahnya. Demikian putusan Kang Han Cing ! Terdengar suara lengcu Panji Hitam. Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Teecu masih belum dapat laporan ini."684 "Maka" Berkata Sam-kiongcu. "Kau harus mengadakan hubungan kontak dengan anggota2 lainnya." "Akan teecu perhatikan." Berkata Lengcu Panji Hitam. Sam-kiongcu berkata lagi. "Masih ada urusan lain. Disaat aku datang, pernah mendengar cerita seseorang yang memalsukan nama Jie-kongcu, ilmu kepandaiannya tinggi dan hebat. Ia bisa mengalahkan Yen Yu San, pejabat ketua Penganungan Jaya Yen Yu San ! Mengalahkan Ciok Beng taysu dari Siauw-lim-sie, dan mengalahkan Ciok Sim taysu dari Ceng-lian-sie, Put-im suthay dari Ciok-cuk-am. Tahukah kau, siapa orang yang menyamar sebagai Kang Han Cing itu ?" Lengcu Panji Hitam menjawab. "Menurut dan mengikuti petunjuk Suto pangcu, urusan Kang Jie kongcu sudah diserahkan kepada Sam sumoay. Kejadian itu teecu belum tahu." Yang disebut Sam sumoay adalah Suto Lan ! Sam-kiongcu memandang ke arah lengcu Panji Hijau Suto Lan. Inilah suatu pertanyaan. Suto Lan maju dan berkata. "Menurut apa yang teecu tahu, orang yang menyamar sebagai Kang Jiekongcu itu memiliki ilmu kepandaian silat tinggi, teecu tidak berani terlalu dekat, hanya mengikutinya dari jarak jauh. Yang teecu tahu adalah orang itu mempunyai hubungan baik dengan sepasang dewa dari daerah Tong-hay. Dan lain2nya, teecu belum tahu."685 "Nah !" Berkata Sam-kiongcu. "Dengar baik2, kau harus menyelidiki asal usul orang itu." "Teecu siap." Berkata Lengcu Panji Hijau Suto Lan. Sam-kiongcu berkata lagi. "Kecuali kau memalsu Kang jiekongcu, kau harus menyelidiki Kang Han Cing juga, menurut cerita, ilmu kepandaiannya juga cukup tinggi. Kalau saja bisa mengajak ia menjadi salah satu anggota kita, itulah yang baik, tapi.....kalau ia kukuh kepala, kita juga tidak membiarkan ia mengganggu usaha." "Baik." Suto Lan menerima perintah. Sampai disini, secara resmi, si topeng perunggu hijau telah menggantikan Suto Cang, mengambil alih kekuasaan. Perintah Maut ! Inilah kekuasaan partay Ngo-hong-bun ! Laporan2 dari Panji Berwarna telah selesai. Tiba2 diatas bangunan itu menyelonong masuk seekor burung merpati, Sam-kiongcu mendongakkan kepala, menoleh ke arah satu dayang perempuan dan berkata . "Ceng Loan, lekas sambut perintah dari markas besar !" Dayang perempuan yang dipanggil Ceng Loan itu segera lari kedepan, mengeluarkan sebuah panji berbentuk merah, dikibarkannya beberapa kali. Maka burung merpati yang berwarna putih itu menclok diatas panji tadi.686 Dayang perempuan Sam kiongcu yang bernama Ceng Loan itu menyanggahkan tangan kiri, maka sang burung lompat ke-arah tangan tadi. Dari kaki sang burung merpati diloloskan sebuah tabung kecil yang berisi surat, surat ini diambilnya. Sesudah itu Ceng Loan melepas kembali burung pos tersebut. Maka burung itu meng-gibrik2kan sayap, terbang meluncur meninggalkan tempat itu. Dengan kedua tangan, Ceng Loan menyerahkan surat kepada Sam-kiongcu. *** Bab 37 SAM-KIONGCU membaca surat, diulang lagi, demikian sampai beberapa kali. Tokh ia tidak berhasil menyelami isi surat, maka dimasukkan kedalam kantong sakunya, dan ia menoleh ke arah si pengawal pribadi Kwee hu-huat, bertanya kepadanya . "Kwee Hu-huat, pengalamanmu luas, sudah berkecimpungan lama didalam dunia persilatan, apa pernah mendengar sesuatu lembah yang bernama Lembah baru ?" Kwee hu-huat berkerut alis, berpikir beberapa saat, dan akhirnya ia menggeleng kepala, memberi jawaban :687 "Nama Lembah itu terlalu banyak, tapi belum pernah ada yang menyebut sebagai lembah baru. Kukira sesuatu yang baru saja digunakan ?" "Kukira demikian." Berkata Sam-kiongcu. "Ada hubungan eratkah lembah baru dengan golongan kita ?" Bertanya Kwee hu-huat. Sam-kiongcu berkata . "Toa-kongcu memberi berita baru, dikatakan ada sesuatu golongan yang mengatakan Lembah Baru, mengambil tindakan dan langkah kebijaksanaan yang bertentangan dengan golongan kita. Toa kongcu memberi tugas untuk menyelidiki, dimana letaknya lembah baru itu." "Lembah Baru ? Lembah Baru ?" Kwee hu-huat mengulang kata2 itu. "Mungkinkah nama sesuatu golongan ?" Lengcu Panji Hijau Suto Lan maju selangkah, memberi hormat dan berkata. "Lapor kepada Sam susiok, teecu pernah bertemu dengan orang2 dari Lembah itu." Sam-kiongcu memandang Suto Lan diperhatikannya beberapa saat dan bertanya. "Coba ceritakan menurut apa yang kau tahu, dimana Lembah Baru? Dan siapa yang menjadi pimpinan2 golongan itu." Lengcu Panji Hijau Suto Lan berkata. "Lembah Baru telah mengumpulkan jago2 silat yang hebat. Dimana adanya lembah baru? Teecu belum berhasil membuat penyelidikan. Beberapa688 hari yang lalu, didalam kota Kim-leng pernah muncul serombongan orang2 misterius, dan munculnya mendadak, lenyapnya pun mendadak pula. Mereka tiada kabar berita. Kemarin orang2 itu menyerang markas kita, menculik dan melarikan Kang jiekongcu. Sesudah terjadi kejar mengejar, teecu berhasil menyelidiki dan mengubar orang2 itu. Mereka mengajak Kang jiekongcu ke suatu kereta, melarikannya jauh. Teecu mengikuti dari jarak jauh, salah seorang dari golongan itu seperti bernama Tan Siao Tian." "Tan Siao Tian?" Sam-kiongcu mengulang nama si Jaksa Bermata Satu. "Tan Siao Tian ?!" Kwee hu-huat juga terjengkit. "Apa orang itu mempunyai mata yang rusak sebelah? Mungkinkah si Jaksa bermata satu Tan Siao Tian? Bagaimana keadaan matanya? Apa mata orang itu rusak sebelah ?" Kata2 yang terakhir ditujukan ke arah Suto Lan, Suto Lan menganggukkan kepala dan berkata. "Betul. Orang yang bernama Tan Siao Tian itu seperti mempunyai julukan Jaksa Bermata Satu. Dikarenakan ia sebelah matanya kerusakan." "Betul2 dia ! Betul2 dia !" Kwee hu-huat mengulang beberapa kali. "Ajaib ! Heran...!" Sam-kiongcu menoleh dan bertanya. "Kwew hu- huat kenal kepada orang itu?" Kwee hu-huat berkata. "Hamba pernah bertemu ia beberapa kali. Tan Siao Tian mempunyai gelar jaksa bermata satu. Ilmu silatnya tinggi, otaknya689 cerdik. Orang ini menguasai daerah Coan Sau dan Han, tiga daerah, orang menyebutnya juga sebagai Pendekar Tiga Daerah. Boleh dikata sebagai raja dari ketiga daerah itu, mengapa ia mau bernaung dibawah kekuasaan orang lain? Menjadi anak buah Partay Baru yang tidak dikenal orang?" "Partai baru !" Sam-kiongcu bergumam. "Kekuatan baru yang tak bisa diremehkan." "Partai baru? Kekuatan yang tidak bisa diremehkan." Kang Han Cing juga turut mengingat kata2 itu. Partay Baru memang tidak bisa diremehkan. Partay inilah yang paling gigih menentang Partay Ngo-hong Bun ! Lengcu Panji Hijau Suto Lan berkata . "Teecu telah mendengar Ciok Beng taysu memberi peringatan kepada Ciok Sim taysu, katanya. "Siecu ini adalah Tan tayhiap, pendekar dari tiga daerah Coan, Sau dan Hiat yang ternama." Dari balik lobang topeng perunggunya yang menyeramkan, Sam-kiongcu berkata. "Jelas partai baru mengambil pendirian yang bertentangan dengan pendirian kita. Mereka adalah musuh. Kita harus berhati-hati. Apapun yang terjadi, kita akan menempurnya." Sesudah itu sam kiongcu memandang kepada empat baris panji2 berwarna dan berkata. "Lengcu Panji Hijau, Lengcu Panji Putih, Lengcu Panji Merah dan Lengcu Panji Hitam. Dengar690 baik2. Segera kalian menyelidiki jejak dari partai baru. Dan beri laporan secepatnya!" Secara serentak, keempat lengcu itu berkata. "Teecu siap menjalankan perintah susiok." "Tunggu dulu." Berkata Sam kiongcu. "Sebentar lagi Kwee hu-huat bisa mengatur sesuatu, menggantikan Yen Yu San. Dan untuk usaha ini, barisan panji putih harus membuat persiapan2 !" Lengcu Panji Putih membungkukan setengah badan dan berkata . "Siap !" "Wah ! Rencana apalagi nih ?" Kang Han Cing berpikir didalam hati . "Sam-kiongcu menyuruh Kwee-hu-huat ingin menggantikan Yen Yu San. Tentunya ingin membunuh wakil ketua benteng Penganungan Jaya itu. Bakal celakalah Yen Yu San." Masih terdengar suara Sam kiongcu . "Bukan Yen Yu San saja yang harus disingkirkan. Ketua Ciok-cuk-am Put-im suthay dan ketua Ceng-lian sie Ciok-sim taysu juga harus dilenyapkan dari permukaan bumi. Hanya satu yang harus diperhatikan, kalian harus memberi kesempatan hidup kepada Ciok Beng." Kwee hu-huat tertawa, ia berkata. "Sam kiongcu memang mempunyai penilaian yang tepat ! Tentu saja ! Rombongan ini telah berani memegat rombongan dari partai baru. Kalau saja kita kasih sedikit kesempatan kepada Ciok Beng, tentu ia membuat pengaduan yang bukan2, kita menggunakan tutup kerudung, orang kita691 belum dikenal oleh mereka. Perhitungan ini bisa langsung jatuh ke atas kepala Partai Baru. Biar Siauw-lim-pay dan Ngo-bie-pay yang meng-aduk2 Partai Baru." Sebetulnya Kang Han Cing masih memikir- mikir, dengan alasan apa Sam kiongcu membebaskan Ciok Beng taysu? Mungkinkah Ciok Beng taysu menjadi mata2 mereka? Mendengar suara Kwee hu-huat yang seperti ini, ia sadar. Lagi2 golongan jahat menggunakan taktik melempar batu sembunyi tangan, hendak membunuh Yen Yu San dkk dan memfitnah partai baru ! "Permainan licik !" Kang Han Cing memaki didalam hati. Terdengar suara tertawa cekikikan Sam-kiongcu dari balik topeng perunggunya yang hijau dan seram itu, suara tertawa si gadis membangunkan bulu roma. Naga Merah Bangau Putih Karya Kho Ping Hoo Bagus Sajiwo Karya Kho Ping Hoo Bagus Sajiwo Karya Kho Ping Hoo