Ceritasilat Novel Online

Perintah Maut 2


Perintah Maut Karya Buyung Hok Bagian 2


Perintah Maut Karya dari Buyung Hok   Kang Han Cing kemudian berkata .   "Toako, keluarga kita mengalami suatu bencana pula !"   Pandangan Kang Puh Cing berobah aneh, tanyanya dengan terkejut .   "Bencana apakah yang jietee maksudkan?"   Nampak Cu Ju Fung tercengang heran, serta memandangi Kang Han Cing.   Betapa tidak, sebagai kepala pengurus rumah tangga, mengapa ia tidak mengetahui bencana44 yang telah terjadi dalam keluarga ia bekerja, tentu saja ia tercengang dan merasa heran.   Wajah Kang Han Cing menjadi pucat, ia mengertak gigi, kemudian berkata dengan nada sedih.   "Mayat ayah telah hilang dicuri orang !"   Begitu mendengarnya, tubuh Kang Puh Cing dan Cu Ju Hung menggidik dan hati mereka tergoncang hebat, mata Kang Puh Cing memandang tajam, cepat ia menanyai.   "Dari siapa jie-tee mendengarnya ?"   Sambil tangannya menunjuk kearah Goan Tian Hoat, Kang Han Cing menjawab.   "Saudara Goan yang menyampaikannya, terjadinya baru kemarin malam."   Tubuh Kang Puh Cing nampak bergoncang hebat, ia menengok serta berkata.   "Bagaimana saudara Goan dapat mengetahuinya?"   Goan Tian Hoat berkata.   "Kemaren aku dalam perjalanan mendengar kabar bahwa Inkong telah meninggal dunia, malamnya lantas kupergi ke Lin Kuh Sak dengan maksud memberi hormat pada arwah beliau maka dengan mata kepala sendiri menyaksikan kejadian itu."   Nampak sinar mata Kang Puh Cing berkilat sejenak, kemudian ia berkata.   "Saudara Goan coba terangkan dengan jelas !"   Goan Tian Hoat menceritakan dengan jelas kejadian2 aneh yang kemarin malam ia alami.   Air mata Kang Puh Cing mengambang keluar, kepalanya didongakkan keatas serta berkata sedih:45 "Selama hidupnya, nama ayah terkenal diseluruh pelosok bumi ini, lebih2 kebijaksanaannya yang berlandasan kebenaran dan keadilan, sungguh dihormati dan dikagumi oleh kaum bulim, sungguh tidak dinyana, baru saja ia meninggal, mayatnya telah diganggu dan dicuri orang, betapa besar dosa putranya yang tidak berbakti ini......."   Hatinya sangat sedih dan air matanya bercucuran, ia ter-seduh2 menangis, sementara Kang Han Cing ikut menangis pula. Wajah Cu Ju Hung berobah merah padam, dengan marah ia berkata.   "Jahanam2 yang berhati keji, perbuatanmu sungguh keterlaluan, mayat tuan besar pun masih berani diganggunya !"   Baru saja ucapannya selesai se-konyong2 ia lompat dari tempat duduknya dan sambungnya pula.   "Aku suruh orang panggil Kang Hu dan Kang Liong untuk minta keterangannya."   Sementara Kang Puh Cing memukulkan tangan kanannya keatas meja dengan keras, pandangan matanya berkilauan marah, ia menggunakan gigi sambil berkata .   "Kami keluarga Kang bersumpah akan membalas dendam ini."   Cu Ju Hung berkata cepat.   "Harap Toa kongcu bisa menyabarkan diri, tentang hilangnya mayat tuan besar mungkin terjadinya bukan dalam beberapa hari ini ! seperti keterangan saudara Goan Lincu itu dikecewakan."46 Setelah berhenti sebentar, kemudian ia menyambung .   "Menurut pendapat hamba, mungkin orang2 dari perkumpulan Seragam hitam itu pun kini sedang menyelidiki hal ini pula, terlebih dahulu biarlah hamba perintahkan orang untuk meng- amat2i, apakah dalam kota Kim Lin ada orang yang mencurigakan ? Selain ini kita menulis surat kepada kawan2 kaum kangouw untuk meminta bantuan mereka menyelidiki persoalan ini."   "Baiklah, pergilah kau mengurusnya."   Kang Puh Cing menyetujui..... Cu Ju Hung minta diri untuk pergi, baru saja ia melangkahkan kakinya terdengar Kang Han Cing memanggil, ia berhenti dan bertanya .   "Ada pesan apakah putra muda ?"   Kang Han Cing berkata.   "Bapak Hok mengikuti keluarga kita telah tiga turunan lamanya, kesetiaannya sedemikian besarnya, maka aturlah pemakamannya dengan sebaik-baiknya !"   "Jangan Jie-kongcu kuatir, barusan toa-kongcu telah memesannya."   Kang Puh Cing memanggutkan kepala, kemudian Cu Ju Hung melangkah pergi. Setelah itu, Kang Puh Cing berkata sambil memandangi adiknya.   "Jie-tee, kesehatanmu belum pulih kembali, pergilah istirahat !"47 "Mari kita pergi, telah tiba waktunya jie-kongcu makan obat,"   Ajak pelayan Ce Cien. Dengan tangan berpegang pada kursi, Kang Han Cing per-lahan2 bangkit dari duduknya, serta berkata .   "Saudara Goan tinggallah untuk beberapa hari disini, datanglah ke kamar perpustakaan bila senggang."   Goan Tian Hoat turut bangkit dari duduknya, sambil memberi hormat dengan mengepalkan tangannya ia menyahuti .   "Kelak akan kudatang menengok."   Kang Han Cing mengangguk lalu meninggalkan ruangan itu dengan dituntun oleh Ce Cien. Sambil memandangi tubuh belakang Kang Han Cing, Kang Puh Cing mengeluh perlahan serta berkata .   "Jie-tee hidup dalam keluarga bulim, tapi tidak dinyana tubuhnya lebih lemah dari pada seorang sastrawan."   "Sakit apakah ia sebenarnya ?"   Tanya Goan Tian Hoat.   "Menurut keterangan tabib, ia telah melupakan lahir bathinnya, lebih2 setelah ayah meninggal, tubuhnya amat lemah karena terlalu berduka."   Tidak seberapa lama setelah seorang pelayan membawakan lampu, nampak kepala pengurus Cu datang melaporkan kerjaan yang diperintahkannya.   Kemudian Kang Puh Cing menyuruh pelayan menyediakan makanan untuk menjamu Goan Tian Hoat, ditemani pula oleh Cu Ju Hung, selagi48 menenggak minuman, Goan Tian Hoat dapat merasai dalam minuman itu tercampur sesuatu, walaupun dalam hatinya terkejut, akan tetapi ia berlaku tenang2 saja, ia menenggak habis minuman itu kemudian dengan alasan tidak biasa minum, ia meminta diri.   Cu Ju Hung tak dapat berbuat apa2 dan mengantarkan tamunya ke kamar tamu.   Permainan apa yang ditonjolkan oleh Cu Ju Hung? Goan Tian Hoat mulai ber-hati2.   Setelah Cu Ju Hung pergi, segera ia mengeluarkan sebuah botol kecil, dari dalamnya ia tuangkan dua butir obat untuk ditelannya, lalu ia merebahkan tubuhnya diatas ranjang.   Belum lama ia berebahan, nampak pintu kamarnya terdorong dan masuk seorang jongos tangannya menenteng sebuah teko, begitu masuk ia berkata .   "Tuan Goan, hamba datang membawakan teh."   "Letakan diatas meja."   "Bila tuan Goan perlu apa2 panggil saja,"   Kata jongos itu pula.   "Tidak ada, aku hendak tidur !"   Setelah jongos itu berlalu, ia mematikan lampu kamarnya, kemudian menggulungkan kain selimut sedemikian rupa, kemudian ia tutup dengan bajunya sendiri, hingga dalam kegelapan seperti tubuh seorang yang sedang terlentang tidur.   Sedang ia sendiri duduk dipojok kamar.49 Goan Tian Hoat berkelana dalam dunia kangouw telah beberapa tahun lamanya, maka ia mempunyai pengalaman yang cukup, ia dapat menyadari bahwa dirinya telah terlibat dalam peristiwa yang amat ruwet serta penuh bahaya, tapi ia telah menerima budi dari keluarga Kang, maka bagaimanapun ia tidak boleh berpeluk tangan tidak memperdulikannya.   Bahkan kini sudah terlambat biarpun ia tidak mau mencampuri urusan ini, ia menyadari hatinya harus bersabar untuk melihat perkembangannya lebih lanjut.   Kamar tamu ini terletak disebelah kanan ruangan depan dari bangunan ini, walaupun kamar itu adalah bagian dari gedung besar itu, tapi letak kamar tamu ini terpisah hingga merupakan bangunan tersendiri, menjelang tengah malam, nampak di lorong jalan berkelebat dua bayangan orang yang kemudian menghampiri kamar Goan Tian Hoat tidur.   Nah ! Mulai ada main ! Setibanya didepan jendela, mereka berhenti dan menempelkan kupingnya untuk mendengar keadaan didalam kamar, seorang diantaranya menyolok kertas jendela serta mengintip dari luar.   Remang2 orang itu melihat sesosok tubuh terlentang diatas tempat tidur dan terdengar suara napas yang keluar dari orang yang sedang tidur itu, kemudian dengan cepat ia mengeluarkan sebuah pipa yang kecil halus dari dalam bajunya, lalu menjujukannya keatas tempat tidur itu,50 nampak dalam kegelapan berkelebat suatu sinar yang ke-biru2an, terdengar olehnya suatu suara perlahan "Ng"   Dari dalam kamar itu, keadaan dalam kamar itu menjadi sunyi kembali.   Orang itu menganggukkan kepalanya pada kawannya, kemudian dengan gesit mereka pergi.   Dari dalam kamar berkelebat pula suatu bayangan orang yang ternyata adalah Goan Tian Hoat.   Ia mengikuti kedua bayangan yang sedang berlarian dilorong jalan itu, tampak olehnya dua bayangan yang berada didepannya itu masuk kedalam suatu kamar, sejak kecil ia telah sering bermain digedung keluarga Kang yang megah, maka baginya tak asing lagi yang mana ia mengetahui kamar itu adalah kamarnya kasir keluarga Kang.   Nampak olehnya dari kamar itu terpencar keluar sinar lampu yang terang, ia tidak berani terlalu mendekat, ia lompat ke-atas tembok dan memilih tempat yang gelap untuk persembunyiannya, ia meneliti keadaan disekitarnya.   Mengapa ke kamar Cu Ju Hong ? Baru saja ia hendak melompat masuk kedalam halaman itu, tiba2 ia melihat dari dalam berkelebat suatu bayangan yang amat ramping, nampak bayangan itu berlari menuju kebelakang bangunan itu.   Pandangannya dapat menangkap bayangan itu adalah pelayan Ce Cien, hatinya merasa heran dan pikirnya dalam hati.   "Malam begini untuk apakah ia kemari?"51 Baru saja ia hendak mengikutinya, tiba2 ia merasakan dari belakang tubuhnya ada sesuatu yang menyerang dirinya, hatinya terkejut cepat ia mengelakan dengan memiringkan tubuhnya, tangannya bergerak menangkap benda yang menyerang itu, sekali lagi ia terkejut, begitu melihat benda yang ditangkapnya, ternyata benda itu adalah sebuah pecahan genting sekecil kacang hijau. Diam2 ia kagum.   "Betapa hebatnya ilmu kepandaian orang itu !"   Ia menengok cepat kebelakang, tampak olehnya diatas genting sebelah timur, ada satu bayangan orang sedang me-lambai2kan tangan kemudian melayang diudara turun melompati tembok dan lenyap. Hati Goan Tian Hoat ragu2, pikirnya penuh curiga.   "Ia memberi tanda dengan lambaian tangan, apakah sengaja hendak menjebakku?"   Tapi kemudian pikirnya pula.   "Bila hendak menangkap anak harimau haruslah berani memasuki goa harimau."   Tanpa menunggu lebih lama lagi ia kerahkan ginkangnya mengejar, ilmu lari bayangan orang itu sangat gesit dan cepat, ketika Goan Tian Hoat melompati tembok ia dapat melihat kira2 sepuluh tumbak jarak darinya orang itu berhenti sejenak, ia melambaikan tangannya pula kemudian meneruskan larinya berlompatan diatas genting.   Goan Tian Hoat mengerahkan ginkangnya untuk mengejar terus, nampak orang itu berlari dengan kecepatan yang luar biasa, agaknya mengetahui benar keadaan disekitar bangunan itu,52 ia berlari selalu memilih tempat2 gelap saja hingga menambah kecurigaan Goan Tian Hoat, sambil mengejar ia berpikir .   "Melihat gerak geriknya, nampaknya ia sengaja dirinya tidak mau diketahui oleh keluarga Kang, tapi siapakah ia sebenarnya yang mempunyai ginkang sedemikian tinggi ? Mengapa memancing diriku dengan lambaian tangan ? Kemanakah ia hendak membawa diriku ?"   Goan Tian Hoat mengejar terus, tentu saja harus mengerahkan seluruh ginkangnya, walaupun otaknya memikir, namun pandangannya tidak lepas dari bayangan yang sedang lari didepannya itu.   Tiba2 orang yang dikejar itu melayang turun dan lenyap didalam kegelapan, mana mau ia melepas begitu saja? Ia pun turut melompat kebawah, sesampainya di bawah, pandangan matanya menyapu teliti kesekelilingnya, hatinya kesal karena ia kehilangan jejak orang itu, tiba2 dari arah bawah rumah terdengar suatu suara yang ditekankan .   "Goan piauwsu, silahkan turun !"   Ia dapat mendengar yang memanggilnya adalah suara seorang wanita, setelah kagetnya hilang ia bertanya.   "Siapa ?"   "Pelahan sedikit ! Aku Ce Cien."   Tanpa banyak pikir Goan Tian Hoat lompat turun, nampak dibawah wuwungan rumah berdiri sesosok tubuh yang amat ramping sedang meng- ulap2kan tangannya serta berkata.   "Silahkan Goan piauwsu mengikutiku."53 Sambil memberi hormat Goan Tian Hoat bertanya .   "Ada keperluan apakah nona mengajak aku kemari ?"   Dengan suara yang kecil Ce Cien menyahut .   "Waktu terlalu sempit untuk menerangkannya, aku ada urusan sedikit untuk meminta bantuan saudara, Jie kongcu berada didalam kamar, mari kita masuk ke dalam,"   Begitu ucapannya habis ia lompat masuk melalui jendela.   Selama Goan Tian Hoat mengejar hingga berada dibawah, ia tidak dapat meneliti jelas karena gelap, sehingga ia tidak dapat mengenal tempat ini, kini setelah meng-amat2i barulah ia menyadari ia telah tiba di sebelah belakang kamar perpustakaan, melihat Ce Cien melompat masuk, tentunya urusannya sangat serius, maka ia pun lantas melompat masuk.   Keadaan didalam kamar itu gelap tak nampak lampu, pandangan mata Goan Tian Hoat menyapu keadaan kamar itu, dengan penerangan cahaya rembulan, nampak olehnya Kang Han Cing duduk diatas sebuah kursi, wajahnya amat pucat lesu dan cemberut marah.   Ce Cien berkata perlahan .   "Goan piauwsu, karena waktunya sangat mendesak, aku hanya bisa menerangkan dengan singkat saja, Cu Ju Hung mendapat perintah untuk membakar tempak sekeliling kamar perpustakaan ini pada jam tiga malam ini, maka aku mohon bantuan saudara untuk tolong gendongkan jie kongcu pergi meninggalkan tempat ini..."54 Hati Goan Tian Hoat sangat terkejut mendengar kata2 itu, Cu Ju Hung mendapat perintah untuk membakar tempat ini? Bukankah....... Sementara terdengar suara yang parau Kang Han Cing.   "Ce Cien, lekas pergi ! Janganlah kau hiraukan diriku, aku hendak melihat, apa yang ia akan dilakukan terhadap kita?"   Ce Cien menjadi gelisah, cepat ia berkata .   "Jie kongcu, aku mohon dengan sangat, janganlah terlalu berkeras hati, waktunya hanya tinggal sedikit, ia telah berlaku kejam, dengan tidak memandang sedikit pun persaudaraannya, orang2 yang berada disini adalah kaki tangannya, menurut apa yang aku tahu, Cu Ju Hung selain dari membakar tempat ini, bawahannya masih mempunyai delapan buah Huang Pung Tok Ming Cen Tung (Antup tawon perenggut nyawa) yang sangat mengganas, bila tidak segera pergi, akan terlambatlah kita !"   "Tidak ! Aku tidak mau pergi !"   Air mata Ce Cien mengalir keluar, ia berusaha membujuk .   "Aku mati tidak menjadi soal akan tetapi sebagai seorang anak yang berbakti, jie kongcu masih mempunyai kewajiban untuk mendapatkan kembali mayat loya yang hilang dicuri orang, kau tidak mau pergi, bukan saja urusan tidak bertambah baik, sebaliknya malah orang akan membilang tidak berbakti terhadap orang tua !"55 Setelah mendengar kata2 Ce Cien yang memang masuk diakal, hati Kang Han Cing menjadi lemah, maka tanyanya.   "Kemana kau hendak menyingkirkan diriku ?"   "Untuk sementara, hanya menyingkir dari tempat ini, marilah kita meninggalkan tempat ini segera !" *** Bab 2 DARI pembicaraan mereka, Goan Tian Hoat sedikit banyak dapat mengetahui apa yang dimaksud, maka ia cepat menyelak bicara .   "Kata2 nona Ce Cien memang tidak salah untuk sementara putra muda lebih baik meninggalkan tempat ini."   Kang Han Cing berkata sedih.   "Saudara Goan, sinkang yang ada pada tubuhku telah lenyap semua, biarpun aku dapat menyelamatkan diri, tapi bagiku yang kelak akan cacat seumur hidup tiada gunanya, sungguh tidak dinyana...."   "Jie kongcu, asal masih tertinggal rimba itu, tak usah kuatir tidak ada kayu bakar, janganlah berkecil hati oleh karenanya, harap janganlah ragu2 lagi, waktu sudah tidak mengizinkan kita tinggal lebih lama,"   Bujuk Ce Cien dengan gelisah. Goan Tian Hoat segera membongkokkan tubuh sambil berkata.   "Silahkan jie kongcu naik, bila mempunyai sesuatu apa, bicarakan kelak."56 Kang Han Cing tak enak membantah lagi, katanya .   "Baiklah, terlebih dahulu kuucapkan banyak2 terima kasih."   Kemudian ia menurut menelungkup diatas punggung Goan Tian Hoat. Goan Tian Hoat berdiri, sambil menggendong tubuh Kang Han Cing ia bertanya.   "Nona Ce Cien, kita keluar dari mana?"   "Lebih baik kita lompat keluar dari jendela."   Kemudian Ce Cien melompat keluar dari jendela, dan Goan Tian Hoat mengikuti pula.   Setelah menutup jendela kembali, Ce Cien melompat ke atas rumah untuk menuntun jalan.   Mereka mengerahkan ginkangnya untuk bisa lebih cepat meninggalkan tempat yang penuh bahaya itu, tubuh mereka berkelebat cepat dengan memilih jalan pada tempat yang gelap, agar jejak mereka tak diketahui orang.   Sekejap saja mereka telah tiba di tembok pekarangan luar bangunan itu, mereka berlari terus setelah melompati tembok itu.   Goan Tian Hoat mempunyai ilmu kepandaian yang boleh digolongkan kelas satu, maka walaupun kini ia menggendong tubuh Kang Han Cing, namun untuk melompati tembok yang tinggi itu, ia tidak mendapat kesulitan sedikitpun, juga ia merasa kagum terhadap ilmu kepandaian yang dimiliki oleh Ce Cien, ia kagum atas kegesitan tubuh gadis itu, selagi melompat meliwati tembok yang amat tinggi itu, ia melihat gadis itu melayangkan tubuhnya diudara tanpa berhenti dari larinya,57 sedikit pun tidak terlihat gadis itu menendangkan kakinya atau dengan mengayunkan tangan untuk melompati tembok.   Goan Tian Hoat berlari mengikuti gadis itu, dalam hatinya memuji ginkang yang dimiliki gadis Ce Cien.   Setelah mereka berlari kira2 setengah li, tiba2 Ce Cien menghentikan kakinya, ia menengok, kemudian katanya.   "Silahkan Goan piauwsu mengendong jie kongcu untuk jalan dahulu, tungguilah aku di sebuah pondok istirahat yang berada lima li diluar kota, aku harus kembali dahulu."   "Untuk keperluan apakah kau kembali kesana ?"   Tanya Kang Han Cing.   "Untuk jangan sampai mereka merasa curiga, aku hendak kesana mengurusnya."   Ce Cien menjelaskan sambil mesem. Kemudian tanpa menunggu lebih lama ia berlari ke jurusan semula. Dengan memandang belakang tubuh gadis itu, Goan Tian Hoat berkata pada diri sendiri .   Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Sungguh luar biasa keluarga Kang dari selatan ini, sampai2 seorang pelayan pun mempunyai kepandaian yang amat tinggi."   Ia menengok ke belakang lalu berkata .   "Jie kongcu, tempat ini tidak seberapa jauh dari rumahmu bila kau tidak merasa lelah, lebih baik kugendong ke tempat yang lebih aman."   Kang Han Cing mengeluh perlahan serta katanya.   "Aku tidak lelah, hanya hatiku sungguh merasa tidak enak merepoti diri saudara."58 "Janganlah kau berkata seperti itu, budi besar keluarga Kang belum bisa kubalas, sudah merupakan kewajibanku untuk menolong orang yang membutuhkannya,"   Sahut Goan Tian Hoat.   Sementara itu, ia mengerahkan ginkangnya untuk bisa lebih cepat sampai ke tempat tujuan, tak seberapa lama mereka telah tiba ditembok perbatasan kota, Goan Tian Hoat berhenti sejenak, setelah melihat sekelilingnya, nampak kakinya menendang ke tanah sedikit dan tubuhnya melayang naik ke atas tembok kota itu, dengan menarik napas sedikit ia melompat turun dan berlari menuju keluar kota.   Sekejap saja mereka telah tiba di depot istirahat yang dituju itu, terdengar dari kejauhan ronda malam memukulkan tok tok tok tiga kali.   Goan Tian Hoat melegakan napasnya, ia merendahkan tubuh untuk menurunkan tubuh Kang Han Cing, lalu ia menuntunnya ke sebuah bangku serta berkata .   "Jie kongcu, istirahatlah dulu."   Nampak wajah Kang Han Cing sangat pucat, air matanya mengambang keluar, dengan hati terharu ia menjura seraya berkata.   "Sungguh malang nasib keluargaku ini, mayat ayah telah hilang dicuri orang, diriku sedemikian dibenci oleh toako, sangat bersyukur saudara Goan sudi menolong diriku, selain kuucapkan banyak2 terima kasih, pula terimalah penyembahanku ini."   Ia lalu menyembah. Betul2 Kang Han Cing bersedih, mengapa sang toako bisa mengambil langkah seperti itu?59 Goan Tian Hoat sangat terkejut, cepat tangannya membangunkan, katanya .   "Silahkan bangun, janganlah berlaku demikian pula, bila tidak ada pertolongan Inkong mana bisa aku jadi seperti ini? Diri saudara tentu merasa lelah, istirahatlah dulu."   Kang Han Cing mengucurkan air mata menangis sedih, ia duduk kembali ke bangku, lalu katanya lemah.   "Diriku terpaksa meninggalkan rumah, bila ilmu silatku lenyap dikemudian hari, hari depanku tidak ada harapan lagi, kalau saja mayat ayah tidak hilang dicuri orang, lebih baik aku mati saja dari pada hidup menderita."   Goan Tian Hoat menghiburnya .   "Kau baru baik sakit, kesehatanmu belum pulih kembali, janganlah merasa kuatir, nanti setelah istirahat beberapa hari, tentu akan baik seperti semula."   Kang Han Cing tertawa dengan pedih serta katanya.   "Saudara Goan kira diriku benar2 baru baik sakit hingga belum pulih kembali."   Hati Goan Tian Hoat bergetar kaget, ia bertanya .   "Apakah ada lain sebab ?"   Kang Han Cing memejamkan matanya, air matanya bercucuran keluar, dengan hati yang sangat pedih dan duka, ia menjelaskannya.   "Ya, demikianlah ! Setelah ayah meninggal dunia, hatiku sedih, hingga menangis terus menerus untuk beberapa hari, hingga terasa tubuhku menjadi lemah serta tenagaku berkurang, semula akupun mempunyai anggapan bahwa60 semua ini dikarenakan terlalu berduka hati, sungguh tidak dinyana, selama tiga bulan ini, tenagaku kian lama kian lenyap, hingga akhirnya jalanpun harus dituntun."   Goan Tian Hoat terkejut mendengarnya, katanya memotong.   "Apakah lumpuh karena angin jahat?"   Kang Han Cing meng-geleng2kan kepalanya, lalu sambungnya.   "Sebelumnya aku mempunyai dugaan demikian, hingga malam ini baru dapat kuketahui sebab2nya. Malam tadi Ce Cien menangis sambil berlutut dihadapanku, ia menerangkan kepadaku, bahwa ia mendapat perintah dari Cu Ju Hung untuk dengan diam2 mencelakakan diriku dengan racun pembuyar tenaga yang bekerja lambat....."   Goan Tian Hoat memaki dengan sengitnya.   "Hmm ! Jahanam yang sangat keji."   Kang Han Cing berkata pula.   "Aih ! Ia bekerja karena perintah dengan sendirinya ia melakukannya di bawah perintah toako ! Toako selalu baik terhadap diriku, sungguh tidak disangka, setelah ayah meninggal, wataknya berobah sedemikian jauhnya, sedikit pun tidak memandang persaudaraan !"   Betulkah sifat Kang Puh Cing yang berubah ? Goan Tian Hoat hendak memakinya pula, tapi kemudian ia menekan amarahnya, tanyanya pula.   "Kalau begitu Ce Cien pun telah lama dicekok ?"   "Mereka menyuruh mencampurkan racun itu kedalam makananku, dengan alasan hendak61 mengobatiku, serta mengancamnya tidak boleh memberitahukan hal ini padaku, maka ia tidak menaroh curiga sedikitpun, ia tidak tahu, obat itu sebenarnya adalah bubuk racun, hingga malam tadi, ia dapat toako perintahkan Cu Ju Hung untuk membakar kamar perpustakaan, baru ia menyadari yang mana ia telah berbuat salah terhadap diriku, maka ia mengadukan semua ini padaku, menyuruh aku cepat meninggalkan rumah. Semula aku tidak mempercayai dan ragu, kemudian ia bilang, menurut dugaannya, kematian bapak Kang Hok mungkin juga toako yang mencelakainya, ia memberitahukan, bahwa begitu malam tiba, mereka telah menumpukan barang2 yang mudah dibakar disekeliling kamar perpustakaan, hendak dibakarnya pada jam tiga malam, bersamaan ini mereka akan mencelakakan saudara Goan guna menutup rahasia keji mereka, maka baru aku menyuruh Ce Cien cepat untuk memberi tahukan saudara Goan, kebetulan bertemu diperjalanan."   Belum sampai Goan Tian Hoat membuka mulut, nampak Ce Cien mendatangi dengan menjingjing sebuah buntelan. Kang Han Cing mengangkat kepalanya, tanyanya .   "Kau telah kembali, apakah mereka mengetahui aku tidak berada disana?"   Ce Cien ketawa geli, sahutnya .   "Mereka membakar rumah dengan maksud hendak menghilangkan bekas, dengan sendirinya tidak berani menggegerkan jie kongcu, barusan setelah mereka membakarnya, aku sengaja berteriak dari62 dalam "Cepat tolong jie kongcu"   Dengan sendirinya mereka tidak mencurigakannya."   Kang Han Cing mengertak gigi, tidak mengucapkan sesuatu apa. Ce Cien mengerlingkan matanya, kemudian berkata .   "Sebentar lagi hari akan terang, apalah jie kongcu telah mempunyai rencana mencari tempat untuk tinggal sementara ?"   "Menurut pendapatku, lebih baik pergi ke Fai Yong piauwki untuk berdiam sementara,"   Kata Goan Tian Hoat.   "Jie kongcu, kata2 Goan piauwsu memang tidak salah, pula bila berdiam disana ada Goan piauwsu yang menemaninya, aku pun tidak begitu kuatir."   Mendengar kata2nya Goan Tian Hoat merasa heran.   "Apakah nona Ce Cien tidak mau ikut serta?"   Tiba2 Ce Cien berlutut di hadapan Kang Han Cing.   "Ada Goan piauwsu yang menemaninya, tak akan ada kesulitan apa2, kini aku meminta diri pada jie kongcu."   "Apakah kau ingin meninggalkan aku ?"   Kang Han Cing berkerut alis.   "Telah beberapa tahun aku meninggalkan rumah, kali ini ingin menengok kedua orang tuaku."   "Baiklah !"   "Terima kasih banyak."   Sambil bangkit ia meletakan buntalan itu diatas meja serta katanya:63 "ini adalah pakaian jie kongcu dan bekal dalam perjalanan."   Lalu membalikan tubuhnya berkata .   "Goan piauwsu, tolong jagai jie kongcu."   "Janganlah nona berkata demikian, aku telah berhutang budi pada keluarga kang, menjaga jie kongcu adalah kewajibanku."   "Ada sesuatu yang masih hendak kuterangkan."   "Urusan apakah itu ?"   "Menurut pendapatku, kali ini mereka membakar rumah, tentu tidak ada was-sangka kalau jie kongcu dapat menyelamatkan diri, maka lebih baik jangan sampai diketahui oleh orang bahwa ia masih hidup, terhadap diri Goan piauwsu, niat mereka akan membunuhmu untuk menutup mulut, harap bisa lebih hati2 kelak."   "Terima kasih atas nasehat nona."   "Sudah tiba waktunya untuk kita berpisahan, harap jie kongcu menjaga diri baik-baik."   Setelah menjura kemudian ia pergi. Pandangan Goan Tian Hoat mengikuti kepergian Ce Cien.   "Jie kongcu, nona Ce Cien ini apalah telah bekerja lama ?"   "Belum lama, setelah ayah meninggal baru ia masuk bekerja dengan perantaraan bapak Kang Hok."   Mendengar keterangan itu, hati Goan Tian Hoat merasa agak heran, nona Ce Cien itu bekerja setelah inkong meninggal, waktunya sungguh mengherankan, ia mempunyai kepandaian tinggi pula, dirinya sungguh mencurigakan, walaupun64 Goan Tian Hoat merasa heran, tapi ia tidak mau menanyanya, hanya disimpannya dalam hati saja.   Nampak Kang Han Cing mengeluh pelahan serta ucapnya.   "Ce Cien kelakuannya lemah lembut, sungguh tidak disangka, ia mempunyai ilmu kepandaian yang begitu tinggi."   Goan Tian Hoat mendongak keatas serta berkata.   "Sebentar lagi hari akan terang, ucapan Ce Cien memang benar, bahwa kita sementara tidak boleh menampakan diri."   "Bagaimanakah pendapat saudara Goan ?"   "Aku mengerti sedikit ilmu mengubah muka, mari kuubah wajahmu itu."   Tanpa banyak bicara lagi ia mengeluarkan obat pengubah muka dari dalam sakunya yang kemudian dioleskan ke wajah Kang Han Cing, sebentar saja wajah Kang Han Cing yang putih bersih dan tampan itu berobah menjadi suatu wajah yang kuning kehitam2an, lalu ia menggoreskan wajah itu beberapa kali, nampaklah wajah Kang Han Cing menjadi berkerut seperti wajah orang yang telah berusia kira2 empatpuluh tahun, setelah itu ia mengeluarkan setumpukan kumis serta menempelkannya diatas bibir Kang Han Cing.   "Telah selesai, ingatlah Jie kongcu, kini kau adalah seorang laki2 pertengahan umur, kalau bicara hati2, aku yakin tiada orang yang dapat mengenalimu."   Kemudian ia mengeluarkan sebuah kaca yang kecil dari dalam sakunya serta sebatang lilin, setelah menyalakannya ia mengoleskan obat itu65 diwajahnya pula, sekejap kulit wajahnya berobah menjadi warna ungu.   Kang Han Cing kagum atas kepandaiannya itu, pujinya.   "ilmu mengubah muka saudara Goan sungguh mengagumkan."   Goan Tian Hoat mematikan lilin, katanya.   "ilmu ini aku pelajari dari seorang rekan yang usianya telah lanjut, menurut keterangannya, ia dapat pelajari dari seorang sakti yang telah mengasingkan diri dari dunia kangouw, maka berbeda dengan ilmu yang biasa dipakai kaum bulim, mereka tak akan bisa dicurigakan orang."   "Biar bagaimanapun orang mengubah mukanya, tapi orang dapat mengenali suaranya,"   Berkata Kang Han Cing.   "Untuk ini umumnya kaum kangouw menggunakan pil merobah suara, tapi piauwsu tua itu mengajari aku logat suara orang yang usianya berlainan, serta mengajari berbagai bahasa daerah, bila dibandingkan dengan ilmu mengubah muka, ilmu ini sulit dipelajarinya, akupun mempelajarinya dengan susah payah, tiap subuh aku harus bangun dan pergi kerimba, dalam rimba aku bicara dengan diri sendiri, selama satu tahun aku belajar dengan tekun, baru dapat hasil lumayan. Jie kongcu, mari kita berangkat."   Sambil memasuki obat itu kembali kedalam sakunya.   "Saudara Goan, terima kasih banyak atas pertolonganmu, kelak kita saling memanggil dengan kakak adik, janganlah kau panggil Jie kongcu lagi."66 Jie kongcu berarti majikan muda yang kedua, khusus kata ganti panggilan Kang Han Cing bagi orang2nya.   "Kata2 Jie kongcu tidak salah, untuk menghindarkan kecurigaan orang, memang kita harus saling memanggil dengan kakak dan adik, kini jie kongcu adalah kakak, dan aku adiknya."   Ia berhenti sebentar, lalu sambungnya .   "Ada satu hal lagi yang harus diperhatikan, dari tempat ini ke kota Yang Cou kira2 ada dua tiga ratus li jauhnya, setelah membakar bila toa kongcu tidak menemui mayatmu, mungkin mereka akan mencurigakan sesuatu, hingga menyebarkan kaki tangannya untuk mengejar, maka sedapat mungkin, kau jangan banyak bicara, serahkanlah semua ini padaku."   Mendengar disebutnya sang toako, Hati Kang Han Cing menjadi pilu dan sedih, dengan menganggukkan kepalanya ia menyahut.   "Baiklah, aku mengikuti saudara Goan saja."   Adakah seorang saudara yang mau membakar adik sendiri? Ini terjadi pada Kang Han Cing dan Kang Puh Cing.   "Hari sebentar lagi akan terang, marilah aku menggendongmu,"   Berkata Goan Tian Hoat.   "Tidak usah ! Saudara Goan cukup menuntunku saja,"   Berkata Kang Han Cing.   "Jie-kongcu janganlah berlaku sungkan, kita berada tidak jauh dari kota Kim-Lin, lebih cepat kita sampai di pelabuhan lebih baik."67 Tanpa banyak bicara lagi, ia membongkokan tubuhnya dan menggendong Kang Han Cing. Pelabuhan itu berada kira2 belasan lie jauhnya dari kota Kim Lin, merupakan satu pelabuhan kecil, mereka tiba pada hari baru saja terang, nampak dipinggiran pelabuhan itu para pedagang makanan baru mulai menjejerkan meja kursi dan mendirikan tenda untuk berdagang. Dari jauh2 Goan Tian Hoat telah menurunkan Kang Han Cing, mereka menuju ke sebuah meja dan duduk untuk sarapan pagi, tak lama mereka duduk lantas ada dua tiga orang pemilik perahu mendatangi mereka.   "Apakah tuan2 hendak menyewa perahu ? Perahuku mempunyai tempat duduk yang bersih, sangat memuaskan, ongkosnya murah, entah tuan hendak pergi kemana ?"   "Toakoku ini sedang sakit, langsung hendak menuju kota Yan Cauw."   "Kalau begitu sewa perahuku saja, perahuku memang khusus untuk perjalanan kesana."   Berkata orang itu.   Goan Tian Hoat menganggukkan kepala, setelah bicara harga, ia menuntun Kang Han Cing untuk naik keatas perahu, ternyata keadaan perahu itu memang bersih selain bisa dudukpun dapat digunakan untuk berbaring, kedua sisinya terdapat jendela hingga bisa memandang keluar.   Goan Tian Hoat menuntunnya duduk.   "Toako, kau beristirahatlah."68 "Aku tidak merasa lelah, hanya sinkangku saja yang belum bisa kembali normal."   Kemudian pemilik perahu itu naik keatas perahu dengan membawa perbekalan yang diperlukan dalam perjalanan, seorang pembantu menghantarkan seteko teh kemudian melepaskan ikatan tali perahu untuk berangkat.   Tengah hari keesokannya, perahu telah tiba di kota Koa Cou, setelah menepi ke pinggir pemilik perahu menyalakan api untuk memasak nasi.   (Bersambung 2) ***   Jilid 2 KOTA KOACOU berada di persimpangan sungai Cang Kang dengan Yun Ho, dalam kota itu terdapat sebuah cabang dari sungai Yun Ho, yang bernama kali Koa Ho, para penyair mengatakan "Dua tiga buah bintang bagaikan Koa Cou"   Hingga kota itu merupakan kota penuh seni.   Pada tengah hari keadaan pelabuhan kota itu sangat ramai, para perahu yang berlayar melalui tempat itu pada berlabuh, sekedar untuk istirahat.   Kang Han Cing duduk sambil memandang keluar melalui jendela perahu itu, tiba2 dari kejauhan mendatangi sebuah perahu dengan kecepatan luar biasa, perahu itu meluncur diatas air bagaikan sebuah anak panah terlepas dari69 busurnya, hingga air yang terpancar dibelakangnya dari jauh nampak bagaikan seutas benang putih ! Hati Kang Han Cing agak terkejut, ia mengagumi besarnya tenaga orang yang mendayungnya itu.   Sekejap saja perahu kecil itu telah berada dipinggir perahu yang mereka duduki, nampak olehnya diatas perahu itu berdiri seorang pemuda pelajar yang berpakaian putih, alisnya lentik dan bola matanya jernih serta jeli, giginya putih bersih, kedua belah bibirnya tampak kemerah2an ia berdiri diatas perahu yang sedang meluncur sangat cepatnya, hingga bagaikan patung berdiri, gagah ditiup deruan angin yang sangat kencang.   Pada buntut perahu kecil itu, berdiri seorang kakek2 tua yang kumis serta jenggotnya sudah putih, dengan agak membongkokkan punggungnya, kakek itu mengayun dayung, gerakannya sangat tangkas dan cepat ! Kang Han Cing terpaku, sungguh hampir- hampir ia tidak dapat mempercayai pandangan matanya, seorang kakek2 mempunyai tenaga yang luar biasa besarnya.   Selagi ia berpikir, tiba2 pemuda pelajar itu berpaling kearahnya sambil mesem kecil, pemuda itu memanggut kepadanya.   Sekejap saja perahu kecil itu telah berlalu pergi dengan cepat, dan lenyap dari pandangan mata dibalik sebuah perahu besar.   Kang Han Cing menjadi bengong terus memandangi riak gelombang air sungai ini, baru ia70 tersadar oleh suatu teguran yang datangnya tiba2.   "Jie kongcu, kenalkah kau kepadanya ?"   "Tidak kenal."   "Nampaknya ia seperti memperhatikan perahu kita."   "Pertama aku tertarik karena jalannya perahu kecil itu sangat cepat namun kemudian aku melihat pemuda itu memanggut kepadaku."   "Sungguh aneh, sebenarnya aku pun agak menaroh curiga pada perahu kecil itu kalau demikian, apakah mereka telah dapat mengenali diri kita ? Tapi ini tidak mungkin."   "Walaupun belum seluruhnya kaum bulim kukenal, tapi terhadap orang yang mempunyai kepandaian tinggi, sedikit banyak aku pernah mendengarnya, seingatku belum pernah mendengar ada pemuda pelajar yang berpakaian putih, dari kehebatan tenaga kakek2 itu, bisa diketahui, mereka adalah kaum bulim yang berkepandaian tinggi....."   Tak lama kemudian, mereka telah tiba dikota Yang Cou.   Yang Cou adalah sebuah kota kenamaan dalam sejarah, ia berada ditengah antara daerah utara dan selatan, para pedagang yang hendak membawa dagangannya dari utara ke selatan atau sebaliknya harus melalui kota ini, maka kota ini merupakan kota perdagangan yang ramai serta makmur, yang tak dapat dibanding oleh kota2 lain.71 Hai Yong piauwki adalah sebuah bangunan besar yang terletak disebelah utara kota Yang Cou, pada depan pintunya nampak tergantung sebuah merek yang dibuat dari kuningan, pada merek itu tertulis "Hai Yongpiauki"   Empat huruf besar, merek itu tergosok bersih mengkilap bagaikan kaca.   Di-tengah2 halaman muka terdapat sebatang tiang bendera yang tingginya kurang lebih dua tombak, dipuncaknya berkibar sehelai bendera yang berwarna kuning telur angsa, pada tengahnya nampak gambar seekor burung rajawali terbang yang disulam dengan benang warna emas, inilah lambang kebesaran dari Hai Yong piauwki yang menggetarkan dunia kang-ouw, selain itu ia pun merupakan lambang dari Hai Yong Pay yang menjagoi daerah utara.   Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Sekeliling bagian utara kota Hai Yang itu, sebenarnya adalah daerah pinggiran kota yang sepi, tapi karena terdapat Hai Yang piauwki itu, para kaum bulim dari golongan putih maupun hitam, bila melihat kota Yang Cou selalu mengambil jalan dari sebelah utara itu, walaupun berputar agak jauh, oleh karenanya diatas batu hijau yang dibuat untuk jalan depan Hai Yang piauwki itu, tiap hari selalu ramai oleh kaum bulim.   Bagi Goan Tian Hoat, keadaan Hai Yang piauwki itu tentu tidak asing lagi, setibanya ia menyuruh pemilik perahu mengambil jalan bagian utara, balik melalui sebuah kali kecil, kemudian menepikan perahunya dibawah barisan pohon yang rindang, hari telah menjelang magrib, ia72 membayar ongkos sewa perahu lalu menuntun turun Kang Han Cing.   Sekejap saja mereka telah tiba dipintu samping dari piauwki itu, ia mengetok pintu dua kali, tak lama pintu terbuka dan nampak seorang pemuda keluar sambil memandangi mereka, agaknya ia merasa heran.   "Bila kalian mempunyai urusan, harap kalian masuk dari pintu muka."   "Liok-sutee,"   Panggil Goan Tian Hoat dengan mesem. Liok-sutee berarti adik seperguruan yang keenam. Pemuda itu nampak terkejut.   "Kau adalah .....Sam suheng !"   Sam-suheng berarti engkoh seperguruan yang ketiga. Goan Tian Hoat menganggukan kepalanya serta berkata pula.   "Jangan bicara keras2, apakah suhu ada ?"   "Beliau berada diruangan belakang, baru saja makan."   "Kalau begitu kebenaran, harap Liok sutee sudi menunjuk jalan."   Pemuda itu memandangnya heran, katanya .   "Sam-suheng bukan tidak mengetahui jalannya, mengapa masih minta aku menunjukan jalannya ?"   Pandangannya beralih ke diri Kang Han Cing, kemudian tanyanya pula .   "Siapakah ia ?"73 "Tidak usah kau banyak tanya, cepatlah kita kesana ! Oh, ada lagi, bila bertemu dengan mereka, janganlah menyebut namaku."   "Bagaimana seharusnya?"   "Katakan saja bahwa kau disuruh oleh suhu untuk memanggil masuk."   Pemuda itu merasa serba susah dan ragu.   "Kelak....tentu aku disalahkan oleh suhu."   "Tidak mengapa, soal ini serahkan saja padaku."   "Baiklah kalau begitu."   Ia menutup pintu itu kembali, kemudian berjalan di depan diikuti oleh Goan Tian Hoat sambil menuntun Kang Han Cing.   Kebenaran para kakak adik seperguruannya dan rekan2 lainnya sedang pada makan malam diruangan depan, hingga tidak dipergoki oleh mereka, pemuda itu mengantarkan mereka sampai disebuah kamar yang terdapat pada ruangan belakang itu.   "Apakah sam-suheng hendak kuberitahukan dahulu?"   "Tidak usah, hanya kuharap, janganlah sekali2 memberitahukan kedatanganku ini pada siapa pun."   Pemuda itu manggut mengyakan. Tiba2 dari dalam kamar terdengar suara yang penuh wibawa.   "Siapa ?"   "Tecu Yan Yu Sing."   Sambil memberi hormat pemuda itu menyaut.74 "Ada urusan apa ?"   "Sam suheng telah kembali."   "Hm ! Suruh ia masuk."   Goan Tian Hoat berkata pada Kang Han Cing.   "Suhuku ada didalam, marilah kita masuk."   Lalu menuntunnya masuk.   Keadaan kamar itu bersih dan sunyi, terang benderang hingga sesuatu yang terdapat disitu dapat dilihat dengan jelas, nampak di-atas sebuah kursi duduk seorang kakek2 tua yang jenggot kumisnya panjang serta putih.   Kang Han Cing dapat menduga bahwa kakek2 itu tentu adalah suhunya Goan Tian Hoat, ternyata dugaannya tepat, memang ia adalah Ketua Hay Yang Pay, kepala piauwsu Hai Yang piauwsu, Si rajawali sayap emas Kuo Se Fen.   Setelah masuk, Goan Tian Hoat berkata pada adik seperguruannya.   "Liok-sutee, tolonglah pegang kawanku ini, aku beri hormat pada suhu,"   Segera ia melangkah maju serta berlutut.   "Suhu........"   Baru saja ia memanggilnya, nampak si rajawali sayap emas Kuo Se Fen membentaknya dengan wajah merah padam, matanya mendelik hingga mengeluarkan sorotan matanya yang tajam.   "Jahanam! Masih berani menemui aku ?"   Hati Goan Tian Hoat menjadi sangat terkejut dan tubuhnya menggigil, ia menelungkupkan tubuhnya.   "Mohon suhu sudi menunjukan kesalahan teecu yang membuat suhu marah."75 Ucapannya menambah panas hati sang suhu dengan kaki digebrakan diatas lantai bentaknya pula.   "Jahanam! Sungguh bagus perbuatanmu. Hai Yang Pay yang telah berdiri ratusan tahun ini, bisa hancur oleh perbuatan murid jahanam sepertimu ini, kau........kau masih ada muka untuk menemui aku?"   Mendengar ucapan suhunya yang sedang panas itu, hati Yan Yuh Sing menjadi gelisah, sementara itu ia melihat sang suheng menggigil takut, tubuhnya penuh oleh keringat dingin, kepalanya dibenturkan beberapa kali keatas lantai serta ucapnya.   "Teecu telah menerima budi besar suhu, belasan tahun ini sedikit pun tidak pernah melupai nasehat2 serta ajaran2 yang suhu berikan pada diri teecu, teecu tidak berani membantah lebih2 melanggar, bila memang teecu berbuat sesuatu yang melanggar peraturan perguruan, teecu bersedia menerima hukuman ! Mohon kebijaksanaan suhu untuk supaya teecu mati dengan tidak penasaran....."   Belum habis ucapannya, suhunya telah membentak pula .   "Jahanam! Kau masih berani membantahnya ? Apakah kau yang berbuat, harus aku yang mengatakannya?"   "Maafkan kelancanganku, mohon suhu menjelaskannya !"   "Hm, baik, aku tanya kau, setelah kembali dari kota Ci Lih, lalu pergi kemana ?"76 "Setelah pulang dari sana, dalam perjalanan teecu dapat mendengar bahwa in-kong Kang telah meninggal dunia, kemudian teecu menyuruh mereka pulang terlebih dahulu, karena teecu hendak segera pergi ke kota Kim Lin untuk melawat beliau."   "Dalam perjalanan itu apakah ada menjumpai orang2 dari Cen Yen piauwki?"   "Tidak ! Teecu baru kembali dari Kim Lin."   "Kau adalah anak murid Hai Yang Pay, seharusnya ber-terang2an, mengapa mengubah mukamu dan masuk dengan sembunyi-sembunyi ?"   "Suhu, teecu berbuat demikian dikarenakan terpaksa."   "Jahanam! Sungguh berani hatimu ini, dihadapan suhumupun hendak berdusta."   "Teecu berkata sebenarnya !"   Kuo Se Fen menjadi sengit dan darahnya mendidih, bentaknya keras .   "Kalau saja aku tidak memandangmu yang belum pernah berbuat salah dalam belasan tahun ini, sudah kupecahkan kepalamu itu !"   Kemudian ia mengambil sepucuk surat dari atas meja, lalu dilemparkannya kedepan muridnya serta katanya marah.   "Ini adalah surat yang barusan dikirim oleh ketua Cen Yen piauwki Ban Ceng San, lihatlah kau sendiri !"77 Hati Kang Han Cing merasa heran, apakah isi surat paman Ban itu, sampai sedemikian gentingnya. Begitu mendengar ucapan suhunya, Goan Tian Hoat menjadi berdebar hatinya, ia pungut surat itu serta membukanya, baru saja ia membaca dua barisan, nampak air mukanya berobah agak pucat, tubuhnya keluar keringat dingin karena terkejut ! Setelah habis ia baca, tahulah ia tentang duduk persoalannya, kemudian ia lipatkan serta memasuki kedalam sampul kembali. Belum sampai ia membuka mulut, suhunya membentak pula.   "Hm ! Jahanam ! Ada alasan apa lagi kau kini ?"   Hati Goan Tian Hoat menjadi lega, ia menjura pada suhunya serta ucapnya.   "Suhu, teecu hendak menerangkan sesuatu pula."   "Bukti telah ada, apakah kau hendak mungkir ?"   Goan Tian Hoat pelan2 mengangkat mukanya, katanya tenang .   "Teecu mempunyai saksi !"   Wajah Kuo Se Fen menjadi merah padam, sorotan matanya tajam mendebarkan, bentaknya kemudian.   "Jahanam ! Di hadapan suhumu kau masih hendak keras kepala ?"   "Maafkan teecu, kali ini teecu pulang dengan merubah muka, sungguh karena menyangkut urusan besar, bolehkah suhu menyuruh liok-sutee78 menjaga di luar, bila tidak dipanggil, semua suheng dan sutee beserta rekan2 tidak boleh masuk ke dalam kamar, kemudian teecu baru berani menjelaskannya."   Kuo Se Fen sebagai ketua suatu partai, pengalamannya tentu cukup banyak, walaupun ia melihat muridnya bercucuran keringat, tapi air mukanya tenang, tidak nampak seperti orang berbuat salah.   Mengingat biasanya Goan Tian Hoat mempunyai kecerdikan yang luar biasa dalam segala hal, maka ia agak percaya, mungkin memang mempunyai urusan yang menyusahkan dirinya, akhirnya ia menganggutkan kepalanya serta katanya .   "Baiklah! Yuh Sing, kau jaga di luar, bila tidak kupanggil, siapa pun tidak boleh masuk !"   Goan Tian Hoat bangkit menghampiri dan menuntun Kang Han Cing, sedang Yan Yuh Sing kemudian keluar untuk berjaga. Kuo Se Fen memandangi diri Kang Han Cing, ia bertanya .   "Siapakah ia?"   Goan Tian Hoat menuntunnya ke sebuah kursi, setelah mendudukinya ia memalingkan tubuhnya serta menyahut.   "Suhu, ia adalah putra kedua dari almarhum Kang Sang Fung."   Betapa terkejut hati Kuo Se Fen mendengar jawaban muridnya, sekali lagi ia mengamat2i diri Kang Han Cing.   "Boanpwe Kang Han Cing memberi hormat pada paman Kuo !"   Sambil memberi hormat pada Kuo Se Fen.79 "Ah ! Kau adalah Kang Han Cing ? Ini......... Ini......."   Kuo Se Fen tak bisa lanjutkan ucapannya, sungguh ia tak menyangka urusan demikian membingungkan. Cepat Goan Tian Hoat menjelaskan .   "Suhu, urusannya memang sangat ber-belit2, biarlah putra muda mencuci mukanya dahulu, baru teecu jelaskan persoalannya."   Kemudian ia mengeluarkan botol kecil dari dalam sakunya serta diberikannya pada Kang Han Cing.   "Jie kongcu, cucilah mukamu."   Kang Han Cing mengoleskan isi botol kecil itu pada mukanya, sekejap saja nampak suatu wajah yang ganteng dan pucat lesu. Kuo Se Fen kesima sejenak, segera memberi hormat .   "Maafkan kelalaian penyambutanku ini."   Kemudian sambungnya pula .   "Tian Hoat, mengapa kau tidak dari tadi memberitahukan bahwa kau datang bersama dengan Kang jie kongcu."   "Teecu terpaksa, hingga pulang dengan mengubah muka, harap suhu bisa memaafkannya !"   Kuo Se Fen mengerutkan alis matanya serta sebelah tangannya me-megang2 jenggotnya yang putih panjang itu, dengan penuh heran ia bertanya .   "Apa yang telah terjadi ?"   Goan Tian Hoat segera menceritakan semua kejadian2 yang ia alaminya.80 Kuo Se Fen menjadi terkejut, katanya dengan heran.   "Sungguh mengherankan ! Biasanya Kang Puh Cing jujur serta bijaksana, mengapa sampai bisa berbuat demikian kejam ?"   Kang Han Cing berkata dengan sedih .   "Boanpwe pun merasa heran, toako selalu baik dan sayang padaku, tapi setelah ayah meninggal dunia, wataknya agak berobah, sungguh tidak dinyana, sampai hati meracuni diriku dan membakar rumah, kalau saja tidak saudara Goan yang menolong, tidak bisa boanpwe bayangkan apa akibatnya."   "Ah ! Mungkin kakakmu itu diperdayai oleh orang, tinggallah hiantee disini tak usah kuatir, seseorang bila wataknya belum begitu bejat, suatu hari pasti akan timbul rasa persaudaraannya kembali."   "Suhu, menurut pendapat teecu, dalam hal ini mungkin ada udang di balik batu."   Ucap Goan Tian Hoat.   "Cobalah kau terangkan pendapatmu !?"   "Teecu berpendapat, lengcu baju hitam itu sungguh mencurigakan."   "Bagaimana mencurigakan ?"   "Kemungkinan besar lengcu baju hitam itu adalah... Ai ! Hanya belum ada bukti, teecu merasa"   "Anggapanmu lengcu baju hitam itu adalah Kang Puh Cing ?"81 "Teecu tidak berani memastikannya, hanya dilihat dari bentuk tubuhnya serta suaranya, toa kongcu sangatlah mencurigakan !"   Tubuh Kang Han Cing menjadi bergidik, dengan terkejut ia bertanya.   "Saudara Goan, apakah suara lengcu baju hitam itu bersamaan dengan toako ?"   "Suara dari lengcu itu berlogat dingin serta terang, kedengarannya agak menyerupai suara toa kongcu."   Hati Kang Han Cing jadi bertambah sedih, air matanya bercucuran, ucapnya sedih .   "Sungguh kejam dan tiada berperikemanusiaan toako ! Ia. ia sampai diri ayah sendiri pun tidak mau melepaskannya."   "Janganlah terburu nafsu, bersabarlah hanya mengandalkan suaranya, belum bisa dipastikan. Persahabatanku dengan ayahmu sangai akrab, dalam hal ini bagaimana pun aku tidak akan berpeluk tangan ! Bila telah dapat kita ketahui diri lengcu itu, segala persoalannya akan menjadi terang. Diri hiantee terkena racun jahat hingga tenagamu belum pulih kembali, haruslah diobati dahulu. Di propinsi Cin ada seorang tabib bernama Than Ha Toh, ilmu pengobatannya luar biasa, segala penyakit yang aneh2 dan sulit dapat disembuhkan, hingga namanya sangat terkenal didaerah ini, besuk aku suruh orang memanggilnya."   "Banyak terima kasih Kuo Sek Suk !"   Air mata Kang Han Cing berlinang karena terharu.82 "Ha Ha Ha, janganlah hiantee berkata demikian. Sebenarnya bila tidak dapat bantuan dari almarhum ayahmu, kini dalam dunia kang ouw ini mana bisa Hai Yang Pay bertahan hingga sekarang ?"   "Suhu, terhadap surat ketua Cen Yen piauwki Ban locianpwee, bagaimanakah semestinya untuk menghadapinya ?"   Kuo Se Fen mengerutkan alisnya, keluhnya pelahan .   "Hm ! Urusan ini memang agak menyulitkan, Ban Cen San mengawalnya sendiri, setibanya dekat Liong Toh, ternyata masih bisa kejadian..."   Hati Kang Han Cing menjadi terkejut, ia tidak nyana kalau Cen Yen piauwki pun mengalami kecelakaan, hatinya men-duga2, apakah peti besi kecil itu yang dirampok oleh orang? Berkata pula Kuo Se Fen .   "Ia dapat mengenali diantara sembilan orang bertopeng yang menyerang itu, ada seorang yang menggunakan ilmu Kiuw Kung To Hoat, bahkan seorang pengawal mendapat luka oleh ilmu Ying Coa Kung, yang kedua2nya ilmu dari partai kita, toa suheng dan jie suhengmu tidak pernah menggunakan golok ini, jelas dirimulah yang dituduhnya ! Mengenai soal ini, aku bisa menghadapinya sambil menunggu perkembangannya lebih lanjut."   "Menurut pendapat suhu, apakah kejadian ini ada hubungannya dengan diri lengcu itu?"   "Apakah kau mempunyai anggapan bahwa lengcu itu yang melakukannya ?"83 "Janganlah suhu lupa, tiga hari sebelumnya toa kongcu tidak berada dirumah?"   Kuo Se Fen agak menggelengkan kepala, sautnya .   "Ini tidak mungkin, masakan kau tidak tahu bahwa keluarga Kang masih mempunyai andil dalam Cen Yen piauwki ?"   "Soal ini teecu mengetahuinya, tapi teecu merasa surat itu mungkin direncanakan oleh toa kongcu."   "Aku sangat mengenal keperibadiannya Ban Cen San, terkecuali ada orang lain yang menyamar sebagai muridnya, bila tidak, ia tak akan menulis surat demikian padaku. Kang Puh Cing lebih muda darinya, maka tak akan ia bisa mempengaruhi dirinya."   Kang Han Cing turut bicara, ucapnya .   "Ucapan Kuosusiok memang benar, paman Han sangat sayang pada boanpwee berdua, ayahpun amat mendengar kata2nya, maka kami sangat menghormatinya, bila toako hendak memperalat orang untuk mencelakakan diri saudara Goan, tentu ia tak berani maksudnya diketahui olehnya."   "Ucapanmu benar, Ban Cen San sampai menulis surat, tentu ia mempunyai urusan, lebih baik besok aku menyuruh jie-suheng pergi menemuinya, selanjutnya kita lihat saja perkembangannya. Kang Han Cing datang dari jauh, tentu belum makan, cepatlah kau beritahukan untuk menyediakan makanan sebagai penyambutanku, lalu suruh bersihkan kamar disebelahku itu."84 Goan Tian Hoat ragu2, ucapnya .   "Suhu, teecu rasa masih ada yang kurang beres."   Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Apa yang masih kurang beres?"   "Setelah jie-kongcu meninggalkan rumahnya, haruslah mengubah muka aslinya, supaya dirinya tidak dikenali orang, dengan demikian baru bisa secara diam2 menyelidiki mayat inkong. Bahkan dalam piauwki kitapun jangan sampai bocor rahasia ini."   Inkong berarti tuan penolong, disini Kang Sang Fung yang diartikannya.   "Hm ! Ucapanmu ada benarnya !"   Sahut gurunya sambil manggut.   "Lagi pula kalau sampai putra besar dapat mengetahui di mana tecu berada, tentu ia akan kerahkan seluruh kekuatannya untuk menghadapinya, karena teecu telah mengetahui sebagian rahasianya, maka lebih baik sementara teecu tidak menampakan diri !"   "Hm ! Kalau begitu katakan saja kau dan Kang Han Cing adalah keponakanku, aku akan membantu sekuat tenagaku."   Kemudian ia panggil muridnya .   "Yuh Sing! Mari masuk !"   Yen Yuh Sing mengiakan serta masuk menghampiri suhunya.   "Urusan ini tidak boleh kau bocorkan kepada siapapun, bila ada yang menanyakan kelak, katakan saja bahwa mereka datang dari Hun Tse Hu, mengerti ?"85 "Teecu mengerti !"   "Baik, kini suruhlah buatkan makanan antarkan kesini, serta bersihkan kamar sebelah kiri kamarku untuk sam-suhengmu berdua tidur !"   Setelah Yen Yuh Sing keluar, Goan Tian Hoat kemudian mengeluarkan obat untuk mengubah wajah Kang Han Cing kembali. Tak berapa lama, seorang jongos mengantarkan makanan serta minuman.   "Hiantee, makanlah kalian."   Setelah makan, Kuo Se Fen berkata.   "Kalian tentu sangat lelah, istirahatlah dulu. Besok aku akan suruh orang untuk panggil tabib Than Ha Toh datang untuk memeriksa dan memulihkan kembali kesehatannya."   "Terima kasih banyak atas bantuan susiok terhadap diri boanpwee !"   "Harap hiantee janganlah berlaku sungkan, anggaplah bagai rumah sendiri."   Kemudian Yen Yuh Sing menghantarkan mereka ke kamar tempat tidur.   "Sam-suheng, ada pesan apa pula ?"   Tanya Yen Yuh Sing kemudian.   "Tidak ada, kau juga istirahatlah !"   Setelah Yen Yuh Sing pergi, merekapun memadamkan lampu dan tidur.   Walaupun tubuhnya terbaring diatas tempat tidur, tapi Goan Tian Hoat tak dapat memejamkan86 matanya, pikirannya kalut, ia bangkit dari tempat tidurnya, serta mengenakan pakaian pula, keluar menuju kamar suhunya, baru saja ia hendak mengetok pintu, dari dalam kamar terdengar suara suhunya .   "Kau Tian Hoatkah ?"   "Teecu Tian Hoat hendak bertemu dengan suhu,"   Sahutnya.   "Masuklah !"   Goan Tian Hoat melangkah masuk, ia melihat suhunya duduk di sebuah kursi, pandangan matanya memperhatikan diri sang murid.   "Begini malam kau menemui aku, ada urusan apakah ?"   Goan Tian Hoat kemudian berlutut di hadapan suhunya, ucapnya .   "Mohon suhu dapat mengabulkan suatu permintaan teecu."   "Kau bangunlah, bila ada sesuatu yang menyulitkan ceritakanlah, sedapat mungkin aku akan membantunya."   "Setelah memikirkan masak2, untuk menjaga ketenangan, teecu memohon suhu mengusir diri teecu dari partai Hai Yang Pay ini !"   Mata Kuo Se Fen memandangnya tajam, dengan wajah keheran2an ia bertanya perlahan .   "Tian Hoat ! Apa alasanmu kau minta diusir olehku?"   Dengan sangat hormat ia menjelaskan:87 "Dalam kepergian teecu ke kota Kim Lin kali ini, sejak mengetahui hilangnya mayat inkong, adanya persamaan suara Kang Puh Cing dengan Lengcu baju hitam itu, hati teecu jadi curiga.    Pendekar Gunung Lawu Karya Kho Ping Hoo Kisah Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo Kilat Pedang Membela Cinta Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini