Perintah Maut 8
Perintah Maut Karya Buyung Hok Bagian 8
Perintah Maut Karya dari Buyung Hok "Tian Hoat adalah seorang yang sangat cerdik serta banyak pengalaman. Apakah ia tidak menyadari bahwa dirinya bukan tandingan pemuda ini yang ilmu silatnya luar biasa tinggi serta aneh ? Jangan2 ia berbuat demikian karena hendak membela nama baik perguruan, hingga sudah tidak pikirkan jiwanya sendiri ! Akan tetapi untuk apa harus berbuat demikian ? Bukankah pengorbanannya sia2 belaka ?" Berpikir demikian, wajah Kuo Se Fen ditekukan, bentaknya sungguh2 . "Mundurlah ! Kau bukan tandingannya !" "Harap itio jangan kuatir, siauwte rasa masih sanggup untuk menghadapi Lie kongcu." Ucap Goan Tian Hoat pantang mundur. Mendengar ucapan muridnya, ia jadi lebih mencurigai bahwa murid ini hendak mengadu jiwa untuk bisa membalas budi besarnya. Kuo Se Fen sangat terharu atas kesetiaan serta kebaktian muridnya ini hingga membuat hatinya sangat berduka. "Itio ! Izinkanlah ia mencobanya !" Terdengar suara Kang Han Cing yang lemah pelahan dari depot itu.313 Betapa terperanjat Kuo Se Fen mendengar permintaan Kang Han Cing ini. Sungguh ia tidak dapat mengerti, mengapa Kang Han Cing menyokong muridnya yang hendak berkorban! "Apakah perundingan kalian telah selesai," Tanya Lie Wi Neng tidak sabar. "Sabarlah ! Biar bagaimanapun dirimu akan dapat diusir pergi !" Ejek Goan Tian Hoat. "Ha, ha, ha, ha! Diusir pergi? Hm ! Dalam dunia kangouw sukar untuk mencari orang yang bisa mengusir diriku !" "Gunung tinggi masih ada yang lebih tinggi, manusia pandai, masih terdapat yang lebih pandai, Hm ! Janganlah kau sombong, menganggap sudah tidak ada orang yang dapat mengalahkan ilmu kepandaianmu !" Kata Goan Tian Hoat sengit. "Hm ! Akan tetapi terhadap Hai yang pay, ucapanku sedikitpun bukanlah sombong !" "Syut !" Goan Tian Hoat mencabut senjatanya, lalu bentaknya keras . "Bedebah tidak tahu diri, kacailah mukamu, apakah kau kira ilmumu bisa mengalahkan ilmu silat Hai-yang-pay ?" Darah Kuo Se Fen pun mendidih panas mendengar hinaan pemuda ini, ucapnya mengejek. "Ha, ha ! Ka Ling, kau cobalah dulu ilmu silat orang sakti ini ! Aku sendiripun akan minta pelajaran padanya !"314 Sinar mata Lie Wie Neng memandang tajam, menudingkan kipasnya berkata . "Aku tidak ada waktu mendengarkan ocehan kalian, lebih baik kalian maju berbareng saja!" Goan Tian Hoat berkata . "Tadi sudah kukatakan bahwa untuk menghadapi dirimu tidak perlu pamanku turun tangan." Wajah Lie Wie Neng merah padam, hatinya mendongkol, matanya melotot, ia membentak . "Mari kita bertempur !" "Ha, ha ! Jangan terburu nafsu, kukira kau akan kuwalahan menghadapi seranganku!" Kata Goan Tian Hoat. "Jahanam tidak tahu diri ! Terima serangan !" Bentak Lie Wie Neng marah. Berbareng dengan ucapannya, ia melipat kipasnya, menyerang Goan Tian Hoat dengan kecepatan luar biasa. Serangan kipas itu berobah menjadi sebuah sinar berbentuk setengah bulat menyerang dada Goan Tian Hoat. Goan Tian Hoat terkejut, betapa dahsyatnya angin dorongan yang keluar dari serangan kipas lawan. Cepat2 melintangkan golok didepan dada, didorong kedepan dengan jurus "Cui-kong-tui-men" Atau orang mabok mendorong pintu, dari ilmu Kiu- kong-to-huat. "Trang !"315 Terdengar suara dua senjata beradu keras, tangan kanan Goan Tian Hoat terasa sakit kesemutan dan hampir2 senjatanya terlepas, cepat tubuhnya mundur setengah tindak. Kuo Se Fen mengerutkan alis. "Benar saja ia hendak mengadu jiwa." Pikirnya gelisah. Lie Wie Neng tertawa dingin, tiba-tiba tubuhnya mencelat maju. "Setset" Nampak dua buah sinar putih berkelebat keluar dari kipasnya, meluncur ke kedua pundak Goan Tian Hoat. Goan Tian Hoat membongkokkan tubuhnya sedikit, ia berhasil menghindari dua serangan sinar putih itu, berbarengan dengan jurus "Ka-cu-an-ce- hu" Atau pemburu menusuk harimau, goloknya menusuk ke perut lawan. Lie Wie Neng memiringkan tubuh sedikit, ia robah gerakan kipasnya, memukul ke balik golok yang liwat disamping tubuhnya. "Trang !" Kembali terdengar suara beradunya dua senjata yang sangat keras, tanpa dapat ditahan, tubuh Goan Tian Hoat terdorong mundur dua tindak. Untung goloknya tidak terlepas karena digenggam dengan dua tangan, hanya telapak tangannya terasa panas dan sakit. Hati Kuo Se Fen berdebar hebat, ia menggenggam senjata ditangan, ber-siap2 untuk menolong muridnya dari ancaman maut. Ia sadar316 muridnya itu bukanlah tandingan Lie Wie Neng yang memiliki ilmu kepandaian tinggi serta aneh. "Ha, ha! Lumayan juga ilmu kepandaianmu, sanggup bertahan sampai dua jurus! Jaga seranganku yang ketiga !" Dengan menggoyangkan tangan, Lie Wie Neng menerjang maju, sekejap saja kipas itu lenyap dari pandangan mata, berobah menjadi segulungan sinar putih, disertai deruan angin yang luar biasa kerasnya. Sinar putih itu bagaikan kabut menyerang mengurung tubuh Goan Tian Hoat. Mendapat serangan yang sangat aneh serta luar biasa hebatnya, Goan Tian Hoat cepat2 mundur dua tindak, menghindari kurungan serangan kabut kipas lawan, sedang tangannya menggenggam goloknya erat. Tiba2 Goan Tian Hoat berseru keras berbareng tubuhnya mencelat maju kembali dengan kecepatan luar biasa ! Trang ! Trang ! Terdengar dua kali suara bentrokan, kedua senjata yang sangat keras, mendadak gulungan sinar putih yang tadi mengurung diri Goan Tian Hoat buyar lenyap tanpa bekas. Kuo Se Fen dan Jen Pek Coan menjadi tegang menyaksikan jalannya pertempuran yang seperti itu, tidak pernah mereka mengedipkan matanya, akan tetapi mereka tidak dapat melihat dengan cara bagaimana Goan Tian Hoat berhasil mengelakkan serangan lawannya yang sangat luar317 biasa aneh serta dahsyat. Dalam hati mereka merasa heran, karena ilmu silat yang digunakan Goan Tian Hoat bukanlah jurus2 yang terdapat dalam "Kiu-kong-to-huat" Dari Hai-yang-pay. Goan Tian Hoat dan Lie Wie Neng lompat mundur. Pertempuran terhenti. Goan Tian Hoat berdiri bengong dengan muka bercucuran keringat ! Wajah Lie Wie Neng pucat pasi, tangan kirinya memegangi pundak kanan yang terluka berat, luka itu mengucurkan darah, membuat baju dibagian pundak kanan menjadi merah. Kipasnya terjatuh ditanah. Keempat pengawal Lie Wie Neng, ketika melihat kongcunya terluka, mereka terkejut, cepat lompat menghampirinya. Lie Wie Neng dengan sinar mata berkilatan memandang tajam ke diri Goan Tian Hoat, katanya dingin . "Ilmu silat yang kau gunakan itu adalah ilmu yang pertama kali berhasil memecahkan jurus2 ilmu kipasku. Siapakah yang mengajarimu ?" "Ha, Ha ! Betapa lucunya kau ini, aku adalah anak murid Hai-yang-pay tentu saja aku mempelajarinya dari Hai-yang-pay !" Sahut Goan Tian Hoat setelah menenangkan hatinya. Lie Wie Neng tidak percaya atas keterangan itu, akan tetapi ia tidak banyak bicara lagi, mendengus dingin, berlalu dari tempat itu. Dirinya diiringi oleh318 empat orang pengawalnya yang telah memungut kipasnya diatas tanah. Setelah mereka pergi Kuo Se Fen cepat bertanya . "Goan Tian Hoat, apakah kau terluka ?" "Tidak. Hanya lengan teecu agak terasa kesemutan dan linu." Ucap Goan Tian Hoat sambil mengusap keringat dimukanya. "Syukurlah, kau telah menyelamatkan nama baik Hai-yang-pay." Ucap Jen Pek Coan girang. Kuo Se Fen tidak mengutarakan sesuatu apapun, hanya memandangi diri muridnya. Goan Tian Hoat dapat merasai pandangan sinar mata gurunya yang penuh selidik, maka cepat ia berkata memberi penjelasan. "Kebenaran saja teecu berhasil memecahkan serangan kipasnya. Jurus yang barusan teecu gunakan adalah petunjuk dari toako." Mukanya menoleh kearah Kang Han Cing. Karena mereka dalam samaran maka ia menyebut Kang Han Cing toako. Mendengar penjelasan itu, Kuo Se Fen jadi tercengang, dengan mengusap jenggot, ia berkata terharu . "Aih! Memang sungguh luar biasa ilmu sakti dari keluarga Kang !" Walaupun dimulut Kuo Se Fen berkata demikian, akan tetapi dalam hati merasa heran. Sedari kecil, Kang Han Cing dirawat oleh319 neneknya, keadaan tubuhnya lemah serta sakitan. Lagi pula ilmu silat yang luar biasa anehnya ini tidak mirip seperti ilmu silat keluarga Kang. "Ha, Ha ! Pantas saja aku tidak dapat mengikutinya dengan pandangan mata !" Ucap Jen Pek Coan. Saat itu pandangan mata Jen Pek Coan dapat menangkap dari kejauhan ada sebuah bayangan orang sedang lari mendatanginya. "Toasuheng, ada orang datang lagi !" Kuo Se Fen menoleh dengan pandangan tajam, katanya mesem . "Biarlah mereka datang ! Mungkin urusan ini hari berbuntut panjang !" Sekejap saja bayangan itu telah tiba, ternyata adalah seorang imam yang memakai jubah warna hijau, tangannya membawa sebuah kebutan bulu. "Apakah kalian dari Hai-yang-pay ?" Tanya imam itu dengan memberi hormat. "Benar." Sahut Kuo Se Fen. "Entah yang manakah Kuo tayhiap ketua Hai- yang-pay ?" "Aku sendiri." "Pinto diperintahkan Kuancu untuk menyambut kedatangan kalian." Kuancu berarti pemilik kelenteng. Di sini, berarti Tian-hong totiang yang dimaksudkan. "Mohon maaf atas kelancangan kami ini !"320 "Silahkan ! Kuancu sedang menunggu kalian." Ucap imam itu kemudian berjalan dimuka untuk menunjuk jalan. Mereka lalu mengikutinya dari belakang. Hati Kuo Se Fen gembira karena kekuatiran terhadap Tian Hong Totiang yang diduganya tidak mau bertemu kini lenyap. Setelah berjalan limapuluh tombak jauhnya, mereka telah tiba dihalaman muka dari Pek-yun- kuan. Halaman itu penuh dengan pohon2 obat yang mengeluarkan bau harum menyedapkan. Sebenarnya halaman ini adalah sebuah lereng gunung yang berlatar rata. *** Bab 7 SEBELUMNYA tempat ini merupakan sebuah lereng yang kemudian dikerjakan hingga menjadi suatu dataran seluas belasan hektar. Ditengah-tengah pohon2 obat, terdapat beberapa buah jalan kecil yang dibuat dengan batu berwarna putih. Jalan2 kecil itu saling bersimpangan, dari jauh nampak berbentuk sebuah patkuat besar. Pek-yun-kuan dibangun ditengah pat-kuat besar itu. Disekitar Pek-yun-kuan, udara penuh dengan kabut tebal yang tidak tembus oleh sinar matahari, dari keadaan alam itu, orang menyebutnya Pek- yun-kuan (timbangan awan).321 Tiba2 imam itu menghentikan langkah, menoleh kebelakang, sambil tertawa dia berkata . "Harap kalian mengikuti pinto dibelakang !" Kemudian ia melangkahkan kaki berjalan, mengikuti jalan berliku-liku diatas batu2 kecil berwarna putih itu. Melihat cara imam itu berjalan, hati Kuo Se Fen merasa heran, dalam hati ia ber-tanya2, mengapa Tian Hung totiang membuka jalan sedemikian rupa, tidak membuat jalan lurus saja ? Walaupun ia berpikir seperti itu, akan tetapi kakinya terus mengikuti langkah si imam itu dari belakang, sebentar saja mereka telah tiba disuatu kebon yang penuh dengan pohon2 bambu. Si imam itu tidak bicara sepatahpun, ia berjalan terus, pandangan mata meneliti sekitar tempat itu dengan cermat. Tiba2 Jen Pek Coan melangkah maju mendekati suhengnya, berkata dengan menggunakan ilmu "Coan-ing-jou-mih" (Menyampaikan suara dari jarak jauh yang hanya bisa didengar oleh orang yang dituju). "Apakah toasuheng dapat merasai kebun obat ini agak aneh?" Kuo Se Fen yang sedang ber-pikir2 jadi tersentak bangun, betapa tidak, ia pun heran atas cara imam itu mengambil jalan, bukankah dengan jalan lurus lebih mudah dan cepat? Apa maksudnya harus ber-putar2? Hatinya menyesal tidak memperhatikannya dari semula !322 Setelah melewati kebun bambu dihadapan mereka nampak sebidang tanah lapang yang sangat luas serta penuh oleh rumput2 halus, hingga dari kejauhan nampak seperti sebuah selimut raksasa berwarna hijau muda. Di- tengah2nya terdapat sebuah jalanan yang terbuat dari batu warna putih. Nampak sebuah bangunan yang besar serta megah terbentang diujung jalan. Sebuah papan merek yang tertulis tiga huruf emas "Pek - yun - kuan" Tergantung diatas. Setibanya didepan bangunan itu, si imam baju hijau berbalik sambil menjura berkata . "Silahkan Kuo tayhiap berempat ikut pinto ke ruangan tamu! Kuancu sedang menunggu kalian." "Silahkan !" Ucap Kuo Se Fen balas menghormat. Si imam lalu berjalan masuk diikuti oleh Kuo Se Fen berempat. Setelah melalui ruangan depan yang besar mereka belok ke kiri, nampak terdapat tiga buah kamar berderetan. Didepan setiap kamar terdapat pot2 kembang yang jumlahnya puluhan buah, hingga sepanjang tia itu menjadi harum menyedapkan. Dengan pandangan matanya Kuo Se Fen meng- amat2i keadaan sekelilingnya dalam hati bertanya- tanya, dimanakah Lie Kong Tie si telapak tangan dewa tinggal?323 Tiba2 nampak olehnya seorang tosu tua yang mengenakan jubah berwarna hijau pula, keluar dari sebuah kamar dengan wajah berseri2. Rambutnya digulung keatas wajahnya putih ke- merah2an, jenggotnya panjang sampai ke dada. "Selamat datang Kuo tayhiap, Jen ji-hiap! Harap maafkan atas terlambatnya penyambutan pinto!" Ucap tosu tua yang bukan lain adalah Tian Hung totiang, sambil cepat menjura memberi hormat. Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Pandangan mata Kuo Se Fen tertuju ke diri tosu tua itu, hatinya sangat kagum melihat wajahnya yang putih ke-merah2an serta sangat bercahaya. Akan tetapi hatinya menjadi tercengang dan heran, menurut cerita orang, Tian Hung totiang adalah se- orang yang sifatnya angkuh serta sombong, kini nyatanya tidaklah demikian. Cepat ia melangkah maju menjura memberi hormat, katanya . "Harap totiang tidak menjadi gusar atas kedatangan kami yang mengganggu ketentraman totiang !" "Ha, Ha! Janganlah Kuo tayhiap berlaku sungkan ! Pinto sangat gembira, dari jauh2 Kuo tayhiap sudi berkunjung! Mari silahkan kita mengobrol didalam." Sambut Tian Hung Totiang. Lalu mereka mengikutinya masuk ke dalam kamar. Kamar itu sangat bersih, serta perabotannya teratur sangat rapih. Tian Hung totiang kemudian mempersilahkan tamunya duduk.324 Seorang tosu kecil mengantarkan teh yang masih hangat. Begitu duduk, pandangan mata Tian Hung totiang jatuh ke diri Kang Han Cing serta Goan Tian Hoat, lalu tanyanya. "Siapa mereka ini ?" "Mereka adalah keponakan pinto, bernama Ong Ka Siong dan Ong Ka Ling." Ong Ka Siong dan Ong Ka Ling adalah nama2 samaran Kang Han Cing dan Goan Tian Hoat. Kang Han Cing, Goan Tian Hoat cepat bangkit, lalu menjura sambil berkata . "Boanpwee memberi hormat pada kuancu !" "Silahkan kalian duduk !" Tian Hung totiang balas menghormat. Baru saja Kuo Se Fen hendak memberitahukan maksud kedatangannya, Tian Hung totiang sudah berpaling, katanya . "Apakah keponakan Kuo tayhiap menderita sakit ?" "Sungguh luar biasa tajamnya pandangan totiang, memang Ka Siong sedang sakit, terkena racun yang sangat aneh. Pinto membawanya kesini untuk minta pertolongan totiang, karena telah ke- mana2 ia berobat belum juga bisa sembuh." Mendengar disebutnya racun yang sangat aneh, wajah Tian Hung totiang berobah kaget! "Racun aneh ? Racun apakah itu ?"325 "Entahlah ! Tubuhnya makin lama makin lemah, serta sinkangnya terasa lenyap hingga akhirnya jalan pun harus dituntun." "Ini ..... Ini......" Tian Hung totiang bertambah kaget. "Baiknya pinto periksa dahulu !" Tian Hung totiang lalu mengambil sebuah kursi duduk berhadapan dengan Kang Han Cing. Cepat Kang Han Cing mengulurkan tangan kiri keatas meja untuk diperiksa denyut nadinya, setelah itu berganti tangan kanannya. Begitu selesai Tiang Hung totiang memandang Kang Han Cing dengan mengerutkan alis, kemudian ia menoleh kearah Kuo Se Fen katanya . "Ada sesuatu yang hendak pinto tanya, harap Kuo tayhiap tidak menjadi gusar !" "Mengenai soal apakah itu?" "Apakah wajahnya memakai obat pengubah muka?" Tanya Tian Hung totiang. Ditanya demikian Kuo Se Fen terkejut, sungguh tidak disangka Tian-hung totiang mempunyai pandangan mata sedemikian tajam. Setelah me-mikir2, Kuo Se Fen berpaling, serta ucapnya dengan wajah sungguh2 serta pelahan . "Apakah totiang tidak keberatan, kalau kita bicara didalam. Karena ada sesuatu hal yang sangat penting hendak kusampaikan !" "Ha, Ha! Walaupun Pek-yun-kuan bukan terbuat dari bahan logam, akan tetapi tanpa seizin pinto, siapapun jangan harap bisa masuk kesini.326 Maka janganlah Kuo tayhiap merasa kuatir, bicaralah, tidak akan ada orang luar mencuri dengar !" Kuo Se Fen tidak dapat berkata apa2 maka katanya kemudian . "Kalau begitu baiklah akan kujelaskan semuanya. Sebetulnya ia bukanlah keponakanku......" Tian-hung totiang menganggukan kepala pelahan, katanya . "Memang pinto telah mendugainya, akan tetapi siapakah ia sebenarnya ?" "Ia adalah jikongcu dari almarhum Kang taysianseng !" Tiang-hung totiang terkejut, sorot matanya memandang tajam ke arah diri Kang Han Cing, kemudian katanya heran . "Kang jikongcu?" "Tian Hoat, cepat kau bersihkan obat pengubah wajah jikongcu itu !" Perintah Kuo Se Fen. Dari dalam saku bajunya Goan Tian Hoat cepat mengeluarkan sebutir obat, setelah mengoleskan sedikit diatas handuk kecil kemudian ia berikan kepada Kang Han Cing. Kang Han Cing lalu mengusapkan handuk itu keatas wajahnya dan sekejap saja berobah jadi sebuah wajah yang putih bersih serta tampan, beralis lenting dan kedua matanya bening jeli, nampak bibirnya agak ke-merah2an serta327 mempunyai gigi yang sangat putih bersih. Hanya sayang, wajah setampan itu sangat pucat dan lesu karena sakit. Sorot mata Tian Hung totiang terus meng- amat2i wajah Kang Han Cing. Setelah lewat beberapa lama, baru ia mengulurkan tangan untuk memeriksa kedua mata Kang Han Cing. "Hm ! Betul saja itu pula......" Ia tidak meneruskan kata2nya seperti orang keterlepasan omong. Melihat Tian Hung totiang tidak meneruskan kata2nya, Kuo Se Fen jadi curiga, cepat bertanya . "Apakah Totiang telah mengetahui penyakitnya ?" Dengan mengusap jenggot Tian Hung totiang menjawab pelahan. "Menurut pendapat pinto, tubuhnya bukanlah hanya terkena semacam racun saja !" Kuo Se Fen sangat terkejut, tanyanya pula . "Kalau begitu, ia terkena oleh beberapa racun yang diadukan menjadi satu?" "Benar. Dari pemeriksaan dalam tubuhnya terdapat San-lung racun pembuyar tenaga, Pai-sia racun Penyurut darah, dan Siau lin racun melemahkan tubuh, tiga macam racun lunak. Mungkin masih ada racun lain yang hingga kini belum menjalar"328 Tian Hung-totiang tidak melanjutkan pula penjelasannya hingga menambah kecurigaan Kuo Se Fen. Hati Goan Tian Hoat jadi bergetar hebat karena sangat terkejut, tanyanya tidak sabar. "Apakah ada obat untuk menyembuhkan ketiga macam racun itu ?" Tian Hung totiang menjawab dengan menggelengkan kepala. "Ai ! Kalau untuk menyembuhkan semacam saja mungkin masih bisa!" "Kalau begitu tiga macam racun beraduk ini tidak dapat disembuhkan?" "Sebenarnya obat pemunah racun itu dibuat berdasarkan jenis racunnya untuk dicairkan daya kerjanya. Cara memusnahkannya adalah dengan menggunakan racun jenis lain yang saling berlawanan hingga daya kerja kedua racun itu menjadi lemah dan musnah. Akan tetapi untuk menemukan jenis yang berlawanan ini tidaklah mudah, serta harus mencari yang kekuatanya daya kerjanya sama hingga tidak membahayakan. Misalnya senjata rahasia beracun dari seseorang, walaupun banyak kaum bulim yang mahir dalam ilmu obat racun, akan tetapi sangatlah sukar untuk bisa membuatkan obat pemunahnya dan harus dari orang itu juga. Jikongcu............" Tiba2 ia berhenti bicara, sorotan matanya mengawasi kearah jendela, bentaknya. "Siapa di luar ?"329 Kuo Se Fen dan Jen Pek Coan bangkit berdiri. Melihat bentakannya tidak digubris orang tubuh Tian Hung totiang mencelat sangat cepat kearah pintu, akan tetapi ia hanya mendapatkan sebuah bayangan orang berkelebat serta lenyap dari pandangannya. Hati Tian Hong totiang jadi terkejut melihat kecepatan bayangan itu, ia berpikir keras, siapakah orang itu yang mempunyai ilmu ginkang demikian hebatnya ? Dengan air muka tidak berobah ia balik masuk ke dalam, katanya mesem . "Harap kalian janganlah ambil pusing, mungkin ia adalah seorang murid pinto yang kebetulan lewat dari belakang!" Melihat wajahnya agak berlainan, Kuo Se Fen menjadi gelisah, akan tetapi ia merasa tidak enak untuk banyak bertanya, maka ia duduk kembali tanpa bicara apa pun. "Entah bagaimanakah keadaan jikongcu ini ?" Tanya Jen Pek Coan kemudian. "Dari pemeriksaan, ternyata jikongcu terkena tiga macam obat racun lunak, selain itu masih belum kelihatan telah menjalar dalam tubuhnya......." "Menurut pendapat totiang, penyakit boanpwee sukar untuk disembuhkan bukan?" Ucap Kang Han Cing lirih. Sambil memandangi diri Kang Han Cing, Tian Hung totiang berkata :330 "Memang tidak seorangpun tabib yang sanggup menyembuhkan penyakitmu." Kuo Se Fen dapat menangkap arti kata2 itu, yang dimaksud tentu tidaklah termasuk dirinya. Maka katanya girang . "Ilmu pengobatan totiang sangat tinggi, tentu bisa menolongnya." "Pengetahuan pinto tidaklah seberapa, mungkin pintopun tidak bisa mengobatinya." Kuo Se Fen jadi kecewa, katanya . "Mohon totiang bisa mencarikan jalan !" "Telah dua puluh tahun lamanya pinto bersahabat dengan Kang taysianseng. Kalau saja pinto menemukan cara untuk bisa menyembuhkan penyakit putra dari sahabat lama, tidak akan pinto berpeluk tangan tidak mengobatinya, hanya......." Sekali lagi Kuo Se Fen dibuat kecewa oleh jawaban itu. Dengan tertawa kecil yang dipaksakan ia berkata . "Bagaimana kalau totiang menyembuhkan semacam racun dulu, baru kemudian mencari jalan untuk menyembuhkan yang dua lainnya ?" "Tidak mungkin bisa dengan cara demikian, untuk menghilangkan penyakitnya haruslah sekaligus. Karena racun2 didalam tubuhnya itu telah bercampur menjadi satu dan menjalar ke seluruh tubuh serta sampai di dekat jantungnya. Cara demikian bisa memperdalam penyakitnya."331 "Kuo susiok, dari keterangan totiang penyakit siauwte ini mungkin tidak bisa disembuhkan pula. Terhadap diri siauwte tidaklah begitu menjadi soal, hanya siauwte sungguh berterima kasih atas budi kebaikan hati susiok berdua serta saudara Goan yang telah sudi mengantarkan siauwte berobat kesini !" "Harap Kang jihiante jangan kecil hati, aku yakin dalam dunia seluas ini tentu ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit hiantit !" Hibur Kuo Se Fen cepat. "Ha, Ha! Kata2 Kuo tayhiap memang tidak salah ! Dalam dunia ini hanya ada dua macam obat yang bisa menyembuhkan penyakitnya," Ucap Tiang Hung totiang. Semua orang jadi heran atas ucapan Tian Hung totiang, bukankah tadi ia mengatakan tidak ada obat untuk menyembuhkan penyakit Kang Han Cing. "Apakah nama kedua obat yang totiang maksudkan itu ?" Tanya Goan Tian Hoat tidak sabaran. "Yang kesatu adalah Ban-ing-hui-tian dari Tong- hai Suan-hian (dua orang dewa dari laut Tong-hai). Obat ini dibuat dari tigaratus enampuluh satu macam bahan2 yang sangat jarang serta sukar didapat, maka sungguh merupakan barang mustika yang tak ternilai harganya. Tiada penyakit, luka atau keracunan yang tidak bisa disembuhkannya."332 "Mengenai riwayat Tong-hai Suan-hian ini, semasa muda aku pernah mendengarnya dari suhu. Memang pada beberapa puluh tahun yang lalu Ban-ing-hui-lian-tan oleh kaum bulim telah dianggap sebagai barang mustika yang sangat berharga. Akan tetapi kini dimanakah harus kita cari obat mujijat itu?" Kuo Se Fen heran. Tian Hung totiang menganggukan kepala, katanya . "Memang obat ini sangat sukar didapat. Dulu karena sangat mengagumi Tong-Hai Suan-hian, pinto pernah menjelajahi sekeliling laut Tong-hay untuk mencari jejak mereka, akan tetapi ternyata kepergian itu sia2 belaka. Sekembalinya pinto berkeinginan untuk bisa mengolah obat seperti Ban-ing hui-tian-tan ini. Akan tetapi tidak disangka dari jerih payah puluhan tahun pinto hanya berhasil membuat sekuaali Sia-ce-tan saja, yang khasiatnya hanya bisa menambah tenaga saja. Aih !" Mendengar cerita itu hati Goan Tian Hoat agak mendongkol, untuk apa me-nyebut2 obat Ban-ing- hui-tian-tan yang tidak mungkin didapat ? "Apakah obat yang kedua itu totiang ?" Tanya Goan Tian Hoat kemudian. "Yang kedua adalah rumput Toh-la !" Jawab Tian Hung totiang tanpa pikir2. "Apakah rumput Toh-la itu dapat menyembuhkan penyakit jikongcu ?" Tanya Goan Tian Hoat lebih lanjut.333 "Ha, Ha! Rumput Toh-la ini mempunyai khasiat yang luar biasa, terhadap segala macam racun. Jangan pula baru tiga macam racun terdapat dalam tubuh jikongcu, tigapuluh macam pun bisa dipunahkan !" "Dalam sedemikian banyaknya pohon2 obat yang totiang tanam apakah terdapat rumput tersebut ?" "Rumput Toh-la merupakan tanaman yang sangat terpantang bagi si penanam obat. Kalau saja ada sebatang pohon rumput itu, Pek yun-kuan ini tidak akan terdapat pohon obat lain." "Apa sebabnya demikian ?" Tanya Goan Tian Hoat heran. "Rumput itu hanya terdapat didaerah Toh-si dalam propinsi Tien-nam. Ia mempunyai khasiat melunakan segala obat2an, bila ditaroh bersama dengan obat lain, ia akan menghilangkan khasiat obat lain itu. Maka bagi orang yang membuat obat2an paling takut menyimpan rumput Toh-la itu." *** Bab 8 TERNYATA rumput Toh-la juga berupa racun bagi obat2an lainnya. Maka tidak ada yang berani menyimpan. "Kalau memang rumput Toh-la itu bisa menyembuhkan penyakit jikongcu, segera334 boanpwee berangkat pergi ke Tien-nam untuk mencarinya. Entah bagaimanakah bentuk ciri2 rumput Toh-la itu ?" "Rumput Toh-la mempunyai bentuk seperti kamlan dan berwarna hitam. Akan tetapi ditempat yang sama, kadang2 terdapat tumbuhan lain yang mempunyai bentuk serupa dengan rumput Toh-la. Tumbuhan itu sangat beracun bisa membuat tubuh menjadi hitam dan mati kalau memakannya ! Sedangkan pribumi disana pun tidak bisa membedakan mana rumput Toh-la dan mana rumput yang beracun !" "Kedua tetumbuhan itu tentu mempunyai perbedaannya bukan?" Tanya Goan Tian Hoat. "Benar. Untuk bisa membedakannya harus menunggu ia berkembang, kalau warna kembangnya putih bersih, tidak salah lagi itulah rumput Toh-la sedang warna kembang yang beracun berwarna merah ke-ungu2an." Goan Tian Hoat menjura memberi hormat, katanya kemudian . "Boanpwee mengucapkan banyak terima kasih atas petunjuk totiang !" "Dari sini ke Tien-nam jaraknya sangat jauh hingga perjalanannya cukup lama. Dari pemeriksaan racun dalam tubuh ji-kongcu, paling lama hanya bisa tertahan sebulan lagi racun itu tidak menyerang jantung."335 "Boanpwee akan melakukan perjalanan siang dan malam, mungkin dalam waktu sebulan cukup untuk pulang pergi." Tian Hung totiang bergeleng kepala, katanya. "Harap siauwsicu bersabar, karena selain tidak paham soal obat2an, daerah Toh si itupun sangat asing bagi siauwsicu. Rumput Toh la itu hanya tumbuh dipuncak gunung yang curam berbahaya, serta sangat sukar didapat, maka pergi kesanapun belum tentu berhasil mendapatkannya !" "Akan tetapi, jalan ini adalah lebih baik dari pada membiarkan penyakit jikongcu ber-larut2, tambah lama tambah berat totiang." Tian Hung totiang tertawa mesem, katanya kemudian . "Memang kata2 siauwsicu ini tidak salah. Akan tetapi menurut pendapat pinto, ji-kongcu lebih baik berdiam disini, kelak akan pinto mencari jalan untuk mengobatinya. Bilamana ternyata pinto tidak berhasil dalam waktu sebulan mengobatinya, dalam keadaan terpaksa pinto akan menggunakan cara lain........" "Entah cara apakah itu?" Tanya Goan Tian Hoat heran. "Terpaksa harus menggunakan cara pengobatan Kim-cen-kuo-sia (menusukkan jarum2 emas ke jalan darah)." "Kalau begitu mengapa tidak sekarang saja totiang mencobanya ?"336 "Ha, ha ! Ini kalau dalam keadaan terpaksa karena pengobatan dengan cara Kim cen-kuo-sia, tenaga sinkang si pasien akan lenyap terlalu banyak. Maka walaupun jiwanya dapat tertolong, akan tetapi setelah sembuh orang itu tidak bisa lagi bersilat !" Wajah Goan Tian Hoat berobah pucat katanya terkejut . "Berarti ludeslah harapan saudara Kang Han Cing ? Dia akan menjadi seorang bercacat seumur hidup ?" Tiang Hung totiang menganggukkan kepala, membenarkan kesangsian itu. "Seorang akhli silat paling takut mengalami peredaran jalan darah Masuk Api," Berkata Goan Tian Hoat. "Teristimewa takut kehilangan ilmu silatnya. Kehilangan ilmu silat sama saja dengan kehilangan jiwanya. Bagaimana bisa melakukan pengobatan seperti ini ?" "Maka," Berkata Tian Hung totiang. "Kalau tidak berada didalam keadaan terpaksa, aku tidak bersedia melakukan tugas berat tadi." Goan Tian Hoat berkata . "Lebih baik boanpwe segera pergi daerah Tien- nam mengambil obat Toh la." "Bersabarlah beberapa waktu," Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Berkata Tian Hung totiang. "Sesudah kalian datang ditempat ini, segalanya serahkan kepadaku." Goan Tian Hoat mendebat, katanya :337 "Sesudah totiang menghadapi jalan buntu, tokh harus melakukan pengobatan dengan penusukan jarum juga, bukan ? Celakalah sudah hari depan Kang jie kongcu." Kuo Se Fen membiarkan muridnya mendebat Tian Hung totiang, hal ini dikarenakan beberapa sebab. Sebab pertama, sebagai seorang ketua Hai-Yang Pay dia harus mempunyai kewibawaan dan keagungan, harus mempunyai pandangan yang jauh. Karena itu, tidak pantas mendebat Tian Hung totiang yang ternama. Lain lagi kedudukan bagi Goan Tian Hoat, sebagai kaum muda yang berdarah panas, sudah dianggap tidak janggal kalau dia melakukan sesuatu kesalahan. Apa lagi hanya berupa kesalahan kecil, menyinggung dan mencemoohkan Tian Hung totiang. Kesalahan sepele yang tiada artinya. Sebab kedua dari bungkemnya mulut Kuo Se Fen, disebabkan karena beraninya Tian Hung totiang yang berkata seperti itu, tentu mempunyai sesuatu pegangan kuat yang belum diketahui, apakah pegangan Tian Hung totiang? Inilah yang sedang diperkira-kirakan. Semakin lama, sifat Goan Tian Hoat semakin kurang ajar. Ini tidak boleh ! Sebagai rombongan yang hendak meminta pertolongan Pek-yun-kuan, mereka layak menaruh hormat kepada ketua yang bersangkutan. Sopan santun bahasa harus dipegang teguh.338 Sudah waktunya Kuo Se Fen turun gelanggang perdebatan, sudah waktunya menyetop ketidak puasan Goan Tian Hoat. Tian Hung totiang lebih cepat, mengurut jenggot dan berkata . "Ada lebih baik, kalau sicu tidak ter-buru2 menuju ke daerah Tien-nam. Karena muridku sudah melakukan perjalanan jauh itu, paling lambat satu bulan pasti ada beritanya." Hati Kuo Se Fen tergerak, dia mengajukan pertanyaan . "Mungkinkah Datuk Persilatan Lie Kong Tie juga menderita keracunan yang sama ? Membutuhkan obat Toh-la?" Jen Pek Coan juga bertanya . "Mungkinkah Totiang sangat membutuhkan obat yang bisa mengerusak segala macam ramuan2 jamu itu ?" Tian Hung totiang melirik kepada orang2 yang berada didepannya, apa boleh buat, dia harus berterus terang, katanya . "Adanya Datuk Persilatan Lie Kong Tie ditempat ini juga meminta pengobatan, dan obat yang dibutuhkan adalah......obat Toh-la itu." "Aaaa...." Berteriak Kuo Se Fen terkejut. "Racun apakah yang bersarang di dalam tubuh Datuk Persilatan itu?" "Racun yang sama dengan ramuan racun yang bersarang didalam tubuh Kang jie-kongcu."339 Wajah Kuo Se Fen berubah. "Bibit permusuhan dengan Lengcu berbaju hitam ?" Dia bertanya. Tian Hung totiang berkerut alis, memandang para tamunya dan bertanya . "Bagaimanakah asal usulnya lengcu berbaju hitam itu ?" Kuo Se Fen memberikan keterangan . "Lengcu berbaju hitam adalah pemimpin dari suatu golongan yang mengenakan seragam hitam, mengenakan kerudung tutup muka yang juga berwarna hitam. Di saat Kang Han Cing melakukan perjalanan menuju ke kota Yang-ciu, mendapat sergapan golongan baru yang misterius ini. Hai- yang-pay juga pernah mendapat serbuannya. Dari adanya kejadian ini, menurut dugaanku, racun2 jahat itu adalah hasil buah karya si lengcu berbaju hitam dan kawan2." Mulut Tian Hung totiang berkemak-kemik . "Lengcu berbaju hitam? Komplotan baru yang misterius? Mengapa aku belum pernah mendengar cerita tentang mereka?" Berkata sampai disini, Tian Hung totiang meneruskan pembicaraan. "Oh, suwie berampat adalah tamu2 Pek-yun kuan, sudah selayaknya kalau kami menghormat, masih tersedia dan sudah kami siapkan empat buah kamar, khusus tempat istirahat suwie berempat. Kalau membutuhkan sesuatu, beritahu saja kepada pelayan2 kami. Sebelumnya, maaf340 beribu maaf, bukan maksudku mengadakan pem- batasan bergerak, seperti suwie berempat ketahui, kamar2 dibagian Barat adalah kamar tamu2 Datuk Persilatan keluarga Lie, agar tidak sampai terjadi yang tidak diinginkan, atau bentrokan2 yang membawa kegaduhan, kami harap suwie berempat tidak mendatangi tempat2 itu." Kuo Se Fen tertawa dan berkata. "Tentu...Tentu....tenangkanlah hati totiang. Asal saja mereka tidak mendatangi dan mencari setori ditempat ini, kami jamin tidak akan terjadi sesuatu." "Satu keterangan lagi." Berkata Tian Hung totiang. "Kecuali kamar2 dibagian barat itu, suwie berampat bebas bergerak kemanapun suwie suka, suwie berampat tidak terikat. Hanya satu yang harap diperhatikan baik2. Rimba bambu diluar pagar rumput juga bukan tempat yang boleh sembarangan dipijak." Dalam hati Jen Pek Coan berdesis. "Seperti apa yang sudah kuduga, daerah pagar rumput itu berupa sesuatu yang mengandung barisan tin lihay." Kuo Se Fen meng-angguk2kan kepalanya, memberi janji dan berkata . "Akan kami perhatikan baik2 pesan totiang tadi." "Nah! Sudah waktunya suwie berampat istirahat. Aku meminta diri."341 "Silahkan." Berkata Kuo Se Fen, dia tidak mencegah kepergian orang. Tian Hung totiang meninggalkan tamu2nya. Sesudah mengantar kepergian Tian Hung totiang, Kuo Se Fen memperhatikan tempat tempat yang sudah tersedia. Satu ruangan makan, satu ruangan tamu dan dua ruangan tidur. Dibelakang ruangan2 ini terdapat perlataran luas, ada pintu yang menembus ke-bagian lain, tapi sudah ditutup dan diselot. Tempat ini berupa bagian2 yang tersendiri. Kang Han Cing dan Goan Tian Hoat menempati sebuah ruangan tidur. Kuo Se Fen mengambil tempat bersama-sama Jen Pek Coan. Meninggalkan cerita Kang Han Cing dan Goan Tian hoat. Mengikuti gerak-gerik Kuo Se Fen dan Jen Pek Coan. Jen Pek Coan terbaring dibale-bale, setiap ruangan terdapat dua tempat tidur, kamar itu tidak terkecuali. Kuo Se Fen duduk ditepian meja, tangannya memegangi cawan teh yang disediakan untuk mereka, tapi tidak segera ditenggak, jago tua ini sedang melamun, memikirkan rangkaian kejadian2 yang serba misterius. Suatu saat, dia menoleh kearah sang sutee dan mengajukan pertanyaan :342 "Jietee, dikala menempur 4 jenderal dari Datuk Persilatan keluarga Lie tadi, kulihat kau agak keteter. Entah terjadi perubahan angin apa, dengan cara dan tipu baru yang kau dapat pelajari dari mana, mengapa bisa mengubah situasi, memenangkan pertempuran ?" Hampir bersamaan, Jen Pek Coan juga berkata . "Oh, Ya ! Kalau saja bukan bantuan toa suheng, aku sudah dikalahkan mereka." "Huah !" Kuo Se Fen terjengkit, cawan tehnya hampir terlepas dari pegangan. "Apa? Bagaimana hal ini bisa terjadi?" Jeng Pek Coan memperlihatkan sikapnya yang ke-bingung2an, ia bertanya . "Mungkinkah bukan bantuan toa suheng ?" Perlahan-lahan, Kuo Se Fen meletakkan cawannya, ia bertanya . "Jietee, pernahkah kau melihat aku menggunakan senjata rahasia ?" Sebagai saudara seperguruan, tentu saja Jen Pek Coan maklum, kalau suheng itu tidak mahir menggunakan senjata rahasia, maka belum pernah Kuo Sen Fen menggunakan senjata gelap. Najis! Katanya. Dan anehnya, disaat dia berada didalam situasi kejepit, ada sesuatu yang membantu, itulah senjata gelap, maka 4 jendral dari Datuk Persilatan Lie bisa dikalahkan. Tentu saja bukan bantuan sang toa suheng.343 "Wah." Dia mengeluh. "Didalam keadaan terjepit dan sulit seperti itu, kalau tidak ada bantuan yang tepat, kukira nama Hai-yang-pay bisa terjungkel. Tapi....Siapakah yang membantu kita?" Siapakah yang membantu Jen Pek Coan mengalahkan 4 jendral keluarga Lie ? "Benda apakah yang meluncur dan memberi bantuan gelap?" Bertanya Kuo Se Fen. "Tampaknya seperti butiran batu2 kecil," Berkata Jen Pek Coan. "Tadinya kukira bantuan toa suheng. Maka tidak kutaruh perhatian. Orang2 yang kukalahkan sudah tertotok beku, maka bisa cepat menyelesaikan pertempuran maut itu." Mulut Kuo Se Fen sudah terbuka, siap meneruskan pembicaraan. Disaat ini, mendatangi dua tosu kecil, pesuruh kelenteng Pek-yun kuan. Maka sang ketua Hai-yang pay menghentikan pembicaraannya. Dua tosu kecil membawa baki kayu, di atas baki itu terdapat beberapa macam makanan, tentu saja terdiri dari sayur2an, para tosu dilarang memakan barang berjiwa, sebagai peng-ikut2 aliran yang ber- agama suci, kelenteng Pek-yun-kuan tidak menyediakan arak atau daging, juga tidak memakan ikan, yang tersedia hanya sayur mayur, demikianlah makanan untuk para tamu2nya. Dua tosu kecil itu memberi hormat dan berkata kepada tamu2nya . "Kuancu kami meminta maaf atas kekurangan persiapan kelenteng Pek-yu-kuan hanya sayur2an344 saja yang bisa kami sediakan. Silahkan para sicu mencoba makanan kami." Sesudah itu mereka meletakkan makanan- makanan itu. "Terima kasih," Berkata Kuo Se Fen. "Dan tolong sampaikan rasa syukur kami kepada kuancu kalian." Kedua tosu kecil itu tertawa, sesudah meletakkan makanan2nya, mereka meminta diri meninggalkan kamar2 itu. Jen Pek Coan sudah berkoar kearah kamar lainnya . "Tian Hoat, ajak Kang jie kongcu untuk makan dan mengisi perut." Dengan dibantu oleh Goan Tian Hoat, Kang Han Cing meninggalkan kamar istirahat. Berempat menghabiskan makanan yang sudah tersedia. Mungkin terlalu letih, Kang Han Cing meminta bantuan Goan Tian Hoat, dipepayang dan kembali ke kamarnya. Jen Pek Coan juga sudah kenyang, ber-sama2 dengan sang toa suheng, mereka meninggalkan ruang makan. Kuo Se Fen masih belum bisa beristirahat, terlalu banyak urusan yang ngeruwet pikiran. Jen Pek Coan mengeluarkan pipa bakonya, menyulut api, menyedotnya beberapa kali, duduk dipapan pembaringan dan berkata :345 "Menurut keterangan Tian Hung totiang, Datuk Persilatan Lie Kong Tie keracunan. Racun yang mengerusak pembuluh2 darah si Datuk Persilatan adalah racun yang tidak berbeda dengan keracunan Kang Han Cing. Suatu bukti kalau komplotan baru yang sering mengeluarkan Perintah Maut ini adalah golongan pemberani, hendak mengganggu datuk2 persilatan. Datuk Persilatan Kang Sang Fung sudah disingkirkan dari permukaan bumi, Lie Kong Tie hampir menemukan kehancurannya. Prestasi2 baru untuk Lengcu berbaju hitam." Kuo Se Fen berkata. "Lengcu baju hitam juga bukan merupakan otak dari komplotan misterius itu." "Siapakah komplotan Perintah Maut? Sesudah membunuh mati Datuk Selatan Kang Sang Fung, meracuni Datuk Utara Lie Kong Tie, kukira tidak segan2 mereka bertindak kepada dua Datuk Persilatan lainnya." "Tentu saja tidak." "Satu kekuatan baru yang tidak boleh pandang ringan." "Kekuatan jahat yang berupa bencana bagi ketenangan rimba persilatan." Tiba2.....Jen Pek Coan menjerit kaget. "Toa suheng......" Matanya terbelalak, memandang ke arah belakang Kuo Se Fen.346 Sebagai ketua partai Hai-yang-pay, Kuo Se Fen juga mempunyai telinga yang hebat, itu waktu terdengar desisan panjang.... syiuuut, syiuuuut ...... Secepat Kuo Se Fen menoleh, secepat itu pula mumbul ke atas roket berapi. Mengkerutkan alisnya, Jen Pek Coan bertanya perlahan . "Mungkinkah tanda bahaya bagi kelenteng Pek- yun-kuan ?" Wajah Kuo Se Fen juga menjadi tegang, berpikir beberapa waktu, ia berkata . "Tanda bahaya meluncur datang di arah bagian timur, kalau menurut perkiraan, sebelah kiri kelenteng Pek yun-kuan. Tentunya bertemu dengan musuh, atau tanda dari penyerangan lawan kita." Jen Pek Coan sudah bersiap2 dengan pipa rokoknya, siap menghadapi pertempuran baru. Kuo Se fen masih bersikap tenang. Jen Pek Coan bertanya . "Toa suheng, haruskah kita membantu mereka ?" Kuo Se Fen mengeluarkan senjata, itulah golok pusaka, dia memberi perintah . "Jaga ruangan tempat kita, bangunkan Tian Hoat. Hati2 dibagian belakang. Biar aku yang melihat keadaan."347 Disaat ini, terdengar lagi beberapa pekikan- pekikan panjang, se-olah2 harimau mengaum, seperti kera yang saling sahut, berkumandang didaerah pegunungan, suaranya sangat jernih dan bersih. Kuo Se Fen mengkerutkan alis dan berkata . "Datangnya mereka begitu cepat. Kukira sudah berada di depan kelenteng Pek-yun-kuan." Setelah berkata tubuhnya melejit meninggalkan Jen Pek Coan. Jen Pek Coan ber-siap2 menghadapi situasi darurat, menuju kearah ruangan Kang Han Cing dan Goan Tian Hoat. Mengikuti perjalanan Kuo Se Fen, gesit laksana kera, dia merambat naik. Sayup2 mulai terdengar suara bentrokan senjata, kelenteng Pek-yun-kuan sudah mendapat penyerangan. Kuo Se Fen mempunyai pengalaman yang luas, hanya sekali tangkap, dia sudah bisa menduga arah datangnya pertempuran itu, ternyata musuh sudah berada didepan kelenteng. Sebagai salah seorang tamu Pek-yun-kuan, Kuo Se Fen harus berlaku tahu diri, musuh yang terlalu kuat bisa mengakibatkan hancurnya Pek-yun- kuan, dia harus membantu. Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Tapi tenaga bantuan tidak dipaparkan secara terang2an, kalau saja pihak Pek-yun kuan salah mengerti, sembarang bergerak menghancurkan musuh, dia bisa dianggap kurang ajar, dianggap348 memalukan kelenteng Pek-yun-kuan. Kalau tidak bisa diterima, tindakan itu bisa menimbulkan salah mengerti. Demikianlah Kuo Se Fen merayap dan merayap, mengikuti arah yang dibagian gelap, dia menyembunyikan diri diatas pohon2. Dari cahaya sinar rembulan yang suram, pelataran rumput bergulat dua orang, masing- masing mengeluarkan tenaga menempur lawannya. Seorang adalah tosu tinggi besar yang mengenakan jubah abu2, kumis dan berewoknya jembros, senjatanya berupa ruyung halus, gerakannya gesit dan cekatan. Lawan si tosu adalah laki2 setengah umur yang berbaju hijau, dia menggunakan sebatang pedang, gerakannya aneh dan banyak perobahan. Menempur dan merangsak tosu berjubah abu2. Kecuali kedua orang yang bertempur, masih ada dua orang lagi, kedua orang ini berdiri di belakang laki2 berbaju hijau. Menggunakan tutup kerudung muka berwarna hijau. Kecuali sitosu berbaju abu2, Kuo Se Fen tidak melihat hadirnya Tian Hung totiang ditempat itu, dia menjadi bertanya kepada diri sendiri, kemana kepergian kuancu pemilik Pek-yun-kuan itu? Dua orang yang bertempur masih saling gebrak, tiga puluhan jurus lagi dilewatkan. Hut....tosu berbaju abu2 memukul keras, bluk, ruyungnya menderu2.349 Laki2 berpedang juga tidak kalah galaknya, dia mengubah cara, dengan kecepatan luar biasa, menyerang lima jurus. Lima jurus serangan itu terdiri dari lima macam gerakan yang tidak sama, hal mana membuat Kuo Se Fen yang menonton pertandingan mengeluarkan suara tertahan, lima jurus tadi ber-turut2 terdiri dari jurus ilmu pedang Bu-tong-pay, Ngo bie-pay, Hoa-san-pay dan Heng-san-pay. Tosu berjubah abu juga termasuk salah seorang kuat, ia adalah pembantu Tian Hung totiang ternama, namanya Ho-leng Koan-hoang Tian Hoa Tosu. Sesudah terjadinya adu tempur itu, kedua jago terpisah. Salah satu dari dua orang lainnya, me- ngeluarkan bentakan . "Serahkan kepadaku!" Maka orang yang berkerudung menggunakan pedang mengundurkan diri. Disaat orang berkerudung yang berbadan besar ini hendak tampil kedepan, muncul sesuatu bayangan, inilah Tian Hung totiang. Orang berkerudung tinggi besar menghadapi Tian Hung totiang. Tiang Hung totiang memperhatikan ketiga lawannya, satu persatu diteliti dengan seksama, kemudian ia berkata :350 "Sam-wie bertiga bisa melewati barisan Pat-kwa- ci dari kelenteng Pek-yun-kuan, suatu tanda kalau samwie bertiga memiliki kepandaian tinggi, tentunya bukan jago biasa, entah dari golongan mana sam-wie datang ?" Orang berkerudung tinggi besar adalah pemimpin rombongan tiga orang itu, menganggukkan kepala berkata . "Aaaa.....hanya aturan2 yang ada pada Pek-yun- kuan ini adalah peraturan biasa, barisan tin kalian mungkin bisa menjebak atau melarang masuknya binatang2 kecil, tapi tidak mungkin bisa mencegah kehadiran kami." *** Bab 9 TlAN HUNG TOTIANG mengkerutkan alisnya, dia membentak. "Sebutkan nama kalian !" Sepasang sinar mata orang berkerudung berbaju hijau itu memancarkan cahaya kemilauan, ia tertawa sebentar dan berkata. "Kuancu hendak bertanya ? Baiklah, aku adalah Lengcu Panji Hijau." Rombongan ini mengenakan pakaian berwarna hijau, dengan tutup kerudung berwarna hijau, sang pemimpin menyebut namanya sebagai Lengcu351 Panji Hijau, ternyata setanding dengan Lengcu Panji Hitam. Kuo Se Fen yang menonton jalannya pertandingan menganggukkan kepala, hatinya berkata. "Sudah kuduga ! Komplotan dari pihak musuh." Tian Hung totiang pernah mendengar cerita Kuo Se Fen tentang adanya Lengcu Panji Hitam yang menyerang Hai yang pay. Kini Lengcu Panji Hijau yang menyerang Pek- yun kuan, tentunya dari komplotan yang sama, hatinya terkejut, dia berusaha menenangkan ketegangan itu dan menganggukkan kepala berkata . "Ternyata Lengcu Panji Hijau. Sayang sekali kami jarang berkelana didalam rimba persilatan, belum pernah mendengar nama ini, maafkan ketololan kami." Lengcu Panji Hijau tertawa besar, dia berkata . "Kini kuancu sudah bisa mendengarnya, bukan ?" Dengan sikap sungguh2 Tian Hun totiang bertanya . "Apa maksud kedatangan samwie bertiga malam2 berkunjung kedalam kelenteng Pek-yun- kuan ?" Lengcu Panji Hijau berkata . "Menurut berita yang kami dapat, Datuk persilatan Lie Kong Tie menetap dan istirahat di352 dalam kelenteng ini, betulkah ada kejadian yang seperti itu ?" Ternyata kedatangan rombongan berbaju dan berkerudung hijau dengan maksud tujuan si Datuk Persilatan Lie Kong Tie ! Wajah Tian Hung totiang berubah, tapi dia tidak menyangkal akan adanya Lie Kong Tie istirahat dan minta pengobatan didalam kelentengnya, dia menganggukkan kepala dan berkata . "Ya !" Lengcu Panji Hijau angkat tangan, memberi hormat dan berkata . "Terima kasih, kami hendak membikin sedikit gangguan." Sesudah itu, dia menganggukkan kepala kepada kedua orangnya, berkata kepada mereka. "Mari ! Mari kita masuk." Ketiga rombongan berbaju hijau itu hendak memasuki kelenteng Pek-yun-kuan. Hal ini betul2 melanggar keagungan Tian Hung totiang, dengan keren dia membentak . "Berhenti !" Lengcu Panji Hijau menghentikan langkahnya, diikuti juga oleh kedua anak buahnya yang berbaju hijau, menghadapi Tian Hung totiang dan bertanya . "Maksud kedatangan kami adalah mengunjungi keluarga Lie, mengapa kuancu hendak menahan?"353 Tian Hung totiang berkata. "Lie Kong Tie sicu sedang istirahat tidak boleh diganggu, apalagi kelenteng Pek-yun-kuan bukan kelenteng biasa, kami melarang orang bertingkah." Lengcu berbaju Hijau mendongakan kepala, memandang langit dan berkata. "Kedatangan kami sangat penting, kalau saja Lie Kong Tie tayhiap tahu kedatangan kami, pasti datang menemui, urusan ini tidak ada hubungan dengan kuancu." Tian Hung totiang mengeluarkan kebutannya, inilah senjata istimewa, ia siap menempur ketiga jago itu, dan dengan tenang berkata. "Kelenteng Pek-yun-kuan tidak pernah melibatkan diri didalam persengketaan rimba persilatan, tapi bukan berarti takut pada pertempuran atau kekerasan, silahkan! Untuk mengunjungi tamu2 kami memang tidak sulit. Cukup sesudah mengalahkan kami." Wajah Lengcu Panji Hijau yang tertutup kerudung itu tentunya berubah, terpeta sekali pada sepasang sinar matanya yang ber-kilat2, ia berkata . "Jangan kuancu menyesal dikemudian hari. Melibatkan diri dalam urusan yang seperti ini, adalah langkah2 yang sang tolol." Tiba2 dari dalam kelenteng berlari seseorang, itu adalah putra Datuk Persilatan Lie Kong Tie. Dengan senjata kipasnya yang istimewa Lie Wie Neng siap ikut campur.354 Langsung Lie Wie Neng menghadang Lengcu Panji Hijau dan membentaknya keras . "Eh, dedemit dari mana yang berani malang melintang dikelenteng Pek-yun kuan ? Lekas enyah dari tempat ini !" Menyaksikan kegesitan Lie Wie Neng, Kuo Se Fen juga mengeluarkan pujian dalam hati . "Lie Wie Neng ini tidak kalah dari ayahnya, entah murid jago silat dari mana ?" Lengcu Panji Hijau memberi hormat kepada Lie Wie Neng, katanya. "Lie Wie Neng kongcu yang datang ?" "Ya," Jawab Lie Wie Neng. "Aku adalah putra dari Datuk Persilatan Lie Kong Tie." "Ha, ha...." Lengcu Panji Hijau tertawa. "Inilah suatu yang tak terduga, sungguh kebetulan." "Ada urusan apa?" Bentak Lie Wie Neng. "Kami mempunyai sesuatu urusan yang sangat penting." Jawab Lengcu berbaju hijau. "Katakanlah ! Urusan apa ?" Lie Wie Neng berkata sombong. "Urusan penting dengan ayahmu...." "Aaaa...." Lie Wie Neng semakin beringas. "Ayahku menderita keracunan, tentunya dibokong olehmu ?" "Tepat !" Lengcu Panji Hijau tidak menyangkal tuduhan itu.355 "Ha, ha...." Sepasang alis Lie Wie Neng terjengkit. "Kau akan kubunuh lebih dulu ! Terima serangan !" Secepat itu pula, senjata Lie Wie Neng yang berupa kipas wasiat diluncurkan ke arah musuh, menyerang Lengcu berbaju hijau. Gerakan Lie Wie Neng sangat cepat dan gesit, berada diluar dugaan. Tapi gerakan Lengcu berbaju hijau juga tidak kalah gesitnya, melejit ke belakang mengelakan serangan Lie Wie Neng, ia tertawa dan berkata . "Sabar ! Maksud kedatangan kami bermaksud baik. Mungkinkah Lie kongcu tidak bersedia diajak berunding?" Lie Wie Neng membentak . "Sesudah aku membunuhmu, sesudah mengambil obat penawar racun, baru berunding !" Lie Wie Neng bisa bicara tanpa menghentikan serangannya, semakin gencar dan semakin cepat. Lengcu Panji Hijau memang hebat, bagaikan bayangan, dia mengikuti setiap kibasan kipas Lie Wie Neng. Menyedot napasnya dan melayang jauh, ia berkata tertawa . "Yang sangat disayangkan, obat penawar racun itu tidak berada pada diriku." Lie Wie Neng mendesak maju lagi, dengan dingin berkata :356 "Tidak ada obat penawar racun itupun tidak menjadi soal, yang penting kau harus menjadi orang tawanan disini." Lengcu Panji Hijau berusaha mengelakan setiap serangan Lie Wie Neng, ia menghindari bentrokan yang lebih keras, berputar ditengah lapangan, suatu ketika ia berhasil juga meloloskan diri, maka ia sempat berkata . "Huh ! Sangkamu, setelah mendapatkan obat Toh-la itu, kau bisa mengobati penyakit ayahmu ?" Dan sesudah melakukan pembicaraan tadi Lengcu Berbaju Hijau mengelakan serangan Lie Wie Neng lagi. (Bersambung 6) *** Jilid 6 HATI Kuo Se Fen yang menonton jalannya pertandingan juga terkejut, gumamnya . "Ilmu kepandaian Lengcu Panji Hijau ini cukup hebat, agaknya tidak berada di-bawah Lie Wie Neng." Lie Wie Neng menyerang semakin kalap, sayang sekali, betapa hebatpun dia menyerang, tidak satu juruspun yang bisa mengenai sasarannya. Ilmu meringankan tubuh Lengcu Panji Hijau memang lumayan, dia mengelak lagi dan berkata :357 "Kipas wasiat memang hebat ! Murid pendekar kipas wasiat Kim Tong telah mendapat kemajuan lumayan. Sampai disini saja kita melakukan pertempuran, sudah waktunya melakukan perundingan, bukan ?" Lagi2 Kuo Se Fen terkejut, ternyata Lie Wie Neng ini adalah murid kesayangan Kim Tong ! Pantas saja memiliki kipas wasiat, tentu saja memiliki ilmu kepandaian hebat. Lie Wi Neng bisa mengukur sampai dimana tingginya kepandaian silat si Lengcu Berbaju Hijau. Mengetahui tidak mudah mengalahkan lawan, ia melipat kipas menghentikan serangan. Dengan dingin berkata. "Perundingan apa lagi yang hendak kau katakan ?" "Dengarlah baik2." Berkata lengcu Panji Hijau. "Sesudah mengetahui jelas duduknya perkara, kalau kau masih belum puas menghendaki diteruskannya pertempuran, aku bersedia melayanimu !" "Lekas katakan !" Bentak Lie Wie Neng. Dengan tenang Lengcu Baju Hijau berkata . "Sebelum aku membuka acara perundingan, terlebih dahulu akan kuperlihatkan seseorang." Setelah itu Lengcu Baju Hijau bertepuk tangan tiga kali. Bersamaan dengan suara tepukan Lengcu Baju Hijau, dari luar rimba muncul tiga orang, satu358 adalah tosu berbaju kelabu, diiringi oleh dua orang berseragam hijau. Lagi2 anak buah Lengcu Panji Hijau ! Ketiga orang itu segera memberi hormat kepada Lengcu Panji Hijau. Sesudah tampilnya Lie Wie Neng, Tian Hung totiang berdiri ditepi, membiarkan Lie Wie Neng menempur musuh. Munculnya tosu yang baru datang sangat mengejutkan Tian Hung totiang, tosu itu adalah murid kesayangannya, ia bernama Cin Su Can, mendapat tugas untuk mengambil obat Toh-la didaerah Tien-Nam. Tapi kini keadaan sudah berubah, ia bersama-sama dengan dua orang berbaju hijau yang datang, tentu sudah berkhianat. Cin Su Can sudah memberi hormat kepada Lengcu Panji Hijau. Suatu tanda bahwa sang murid itu sudah berganti politik. Alis Tian Hung totiang yang lentik berdentik, ia membentak kearah sang murid durhaka. "Cin Su Can, berani kau berkhianat? Berkomplot dengan musuh." Cin Su Can meskipun telah mendapat dukungan kuat, sesudah berkhianat kepada sang guru, tentu saja tidak berani menentang bentakan itu, ia menundukkan kepala diam. Terdengar suara Lengcu Panji Hijau berkata . "Cin Su Can, ceritakan kesulitanmu."359 Dari jarak yang cukup jauh, Cin Su Can bertekuk lutut, diarahkan kepada Tian Hung totiang, dia menangis dan berkata . "Suhu, teecu sangat malu kepada kau si orang tua." Tian Hung totiang membentak . "Murid durhaka, sesudah kau menjual rahasia kepada musuh, masih berani kau memanggil suhu segala ?" Keris Maut Karya Kho Ping Hoo Kisah Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo Sakit Hati Seorang Wanita Karya Kho Ping Hoo