Ceritasilat Novel Online

Penelitian Rahasia 8

Penelitian Rahasia 8 Jurus Lingkaran Dewa 1 Karya Pahlawan Bagian 8


longgar. Manusia jenis ini bukan sembarangan orang, walaupun umurnya selisih dua tahun lebih tua dari Lan Wugui Chu Donglin, tetapi ia adalah pamannya,
keturunan Chu Jung generasi ke empat yang dikabarkan sangat pandai.
Sebelum kakek buyutnya yang lumpuh itu binasa karena keracunan ilmu-ilmunya yang membalik menghantam dirinya sendiri, ia melatih cucu buyutnya yang
bernama Chu Donglam ini secara rahasia. Sudah bertahun-tahun ia
mengasingkan diri karena melatih diri sedemikian rupa untuk menyempurnakan
ilmunya dan berusaha memecahkan kelemahan ilmu musuh nenek-moyangnya:
Kong Menquan, ilmu khas pendekar besar Zhang Sanfeng dan Xing Long guan
Shandong Quan (naga sakti membuka goa), ilmu sejati Pendekar Sakti Tienshan Shi Kuang Ming. Tujuannya datang ke Baigongdian bukan untuk urusan politik, tetapi untuk membasmi keturunan dan pewaris ilmu-ilmu musuh besarnya.
Muncul pula Heishou Gaiwang (Raja pengemis tangan Hitam),manusia beracun
yang lihai ilmu silatnya.
Didalam rombongan itu juga ada seorang hwesio yang berpakaian seperti
buzhang (menteri negara). Diatas kepalanya yang gundul itu terdapat guan
(seperti topi pembesar penting sebuah negara) yang berwarna merah dengan
ronce-ronce terbuat dari emas murni. Wajahnya yang bundar dengan bola mata
yang selalu bergerak itu memberi kesan cerdik tetapi juga lihai. Di daerah Utara ia dijuluki bailei xin bazhang(Si tangan Geledek). Ia berdiri tegak di samping wanita cantik itu didampingi oleh seorang pendeta Lhama berjubah merah,
Sakhya Yongsang. Wanita cantik itu menatap Laksamana Zheng He tanpa
berkedip. "Zheng He " apakah engkau sudah tahu sedang berhadapan dengan siapa?"
"Hamba Zheng He memberi hormat kepada ibu permaisuri." Serta merta Zheng
He berlutut di depan wanita itu, sebagaimana seorang pembesar negara di
hadapan istri kaisar.
"Bagus " engkau masih tahu diri dan mengerti bagaimana bersikap terhadap
istri kaisar Ming " di mana si keparat Zhu Di (Nama asli kaisar Yongle)!"
"Kaisar Zhu Di adalah junjungan hamba " beliau tinggal di tempat
peristirahatannya dalam keadaan baik-baik saja."
"Zhu Di bukan kaisar!!!!! Dia pembrontak keparat " suamiku kaisar Jianwen
(Zhu Yunwen) itulah kaisar yang sah " beritahu dimana si keparat itu atau kau serahkan nyawamu!!"
"Mohon paduka mengampunkan hamba " hamba hanya mengabdi kepada
Kaisar yang dikehendaki oleh rakyat Tionggoan sendiri, yaitu Yang Mulia Kaisar Yongle." Setelah berkata demikian, Laksamana Zheng He berdiri dengan kepala yang tegak lurus.
"Keparat"!!!! Manusia tidak tahu gelagat " coba lihat disekelilingmu,
Baigongdian sudah terkepung rapat oleh pasukan yang setia kepada Kaisar
Jianwen, seekor tikuspun tidak akan bisa lolos dari tempat ini. Asal engkau menyerah jiwamu akan diampuni."
Laksamana Zheng He melihat di sekeliling telaga Dongli, diam-diam ia sangat terkejut karena tempat itu sudah dikepung oleh pasukan yang berjumlah besar.
Itu hanya memiliki satu arti, pasukan khusus pengawal kaisar telah dibasmi habis oleh pasukan pembrontak.
"Zheng He"!!!! Kuberi kau sepuluh hitungan untuk menyerah atau kubasmi
habis seluruh penghuni Baigongdian!"
Jelaslah sekarang, wanita cantik ini adalah permaisuri mantan Kaisar Jianwen yang ternyata tidak binasa ketika istana kaisar di Nanking dilalap api. Mukanya sempat terjilat oleh api, namun tabib-tabib hebat yang masih setia kepada
mantan kaisar itu merawatnya dengan baik sehingga mereka bisa
menyembuhkan mukanya walaupun masih tampak sedikit bekas luka bakar.
Belum ia memulai hitungan, tiba-tiba dua orang pemuda berlari-lari ke arahnya, setelah berlutut, salah seorang dari mereka, Xue Jia Qiongmo, berkata lirih dekat telinga wanita itu.
"Zheng He " dengarlah baik-baik " pasukan jendral Gan Bing sudah dapat
terpancing meninggalkan markasnya menuju ke kota Dagu, dan dihadang oleh
pasukan Khitan dan Mongol. Nanti waktu dini hari, Dagu akan segera berubah
menjadi kuburan bagi pasukan Gan Bing. Selain itu, pasukan cukup besar yang terdiri dari anak murid Honghuabai dan Lembah Buaya Pantai Bohai yang akan
mulai membakar jembatan-jembatan dan menghancurkan bendunganbendungan di dekat kota Dezhou, sehingga jangan bermimpi untuk mendapat
bala-bantuan dari Beijing."
Mendegar berita itu Laksamana Zheng He berubah wajahnya, tetapi sedikitpun
ia tidak menunjukkan tanda-tanda mau menyerah. Wajahnya keruh, tetapi sinar-matanya begitu tajam menatap orang-orang yang berdiri di depannya itu.
"Buzhang (menteri negara) " mulailah menghitung!"
Hwesio yang dikenal di dunia persilatan sebagai bailei xin bazhang(Si tangan Geledek) mulai menghitung. Suaranya menggelegar dan parau.
?" delapan, sembilan, sepuluh!!"
"Zheng He si keparat, engkau memilih jalan kematian daripada berbalik
membelah kaisar yang resmi" Hmm, " Xue Jia Qiongmo dan Chu Hung Kiau
laksanakan tugasmu!!!!"
Begitu si ratu ini berkata demikian, Xue Jia Qiongmo dan Chu Hung Kiau pergi menyelinap di antara pasukan, dan tidak beberapa lama, Zheng He melihat
Baigongdian mulai dilalap oleh api.
"Zheng He " junjunganmu agar segera menjadi daging kering" inilah
pembalasan kami, dia dengan pasukannya membakar istana kaisar di Nanking,
kini ia juga harus mati dengan cara dilalap oleh api "ha"ha"ha"anakanakku, lihatlah ibumu membalaskan sakit hati kita semua. Sekarang ".
Ringkus mereka semua, yang melawan bunuh "!!!!!"
Laksamana Zheng He tampak murka " seraut sinar berwarna kuning segera
membungkus seluruh lapisan kulit pada tubuhnya, matanya menyinarkan api
menyalah. Sedangkan yang lain tampak sudah bersiap sedia menghadapi
segala kemungkinan. Mereka sadar bahwa musuh memiliki tokoh-tokoh sakti
yang sukar ditandingi. Coa Lie Sian meneteskan air-mata, karena ia
menguatirkan keslamatan Yang Jing yang berada di dalam istana yang sedang
dilalap api itu.
"Hati-hati dengan orang kurus dengan kulit lengan dan mata yang berwarna biru itu " serahkan Sakhya Yongsang kepadaku karena ia memiliki ilmu sihir hitam yang luar-biasa kuatnya. "
Keadaan menjadi sangat menegangkan. Api membubung tinggi sekali dan
membakar habis istana kecil itu tanpa ampun. Namun panasnya api itu tidak
membuat para pendekar itu gentar dan mundur. Mereka telah bersiap sedia
menghadapi pertempuran mati-hidup dengan para tokoh dunia hitam.
Ketika para dendengkot kaum hitam itu hendak menyerang, tiba-tiba terdengar suara gegap gempita beradunya senjata tajam di mana-mana. Deru kuda-kuda
perang datang dari pelbagai penjuru sepertinya mengepung telaga Dongli.
Teriakan-teriak terdengar di mana-mana, dan dalam sekejab saja suasana
menjadi terang benderang karena cahaya obor yang dibawa oleh pasukan besar
yang baru datang itu. Begitu semua orang itu menoleh, tampak seorang jendral dengan gagah beraninya mengatur pasukannya menggempur pasukan
pembrontak. Jendral setengah tua yang didampingi seorang dara jelita baju
kuning itu sambil tertawa-tawa mendesak pasukan pembrontak sampai ke
pinggir telaga. Pasukan itu bagaikan gemuruh badai yang datang tiba-tiba
dengan kecepatn sergap yang mengagumkan. Perang saudara tidak dapat
dicegah lagi pecah di malam hari itu. Hebatnya ditengah-tengah pasukan
pembrontak itu tampak dua orang kakek mengganyang setiap pasukan yang
berada dekat dengan dirinya. Yang tidak berlengan menggendong yang tidak
berkaki, gerakkannya luar-biasa cepat dan hebat, dan setiap tangan atau kaki mereka menyerempet sedikit saja, akan tercerai berai isi kepalanya. Sambil
tertawa-tawa mereka menggempur pasukan pemerintah dengan sangat
hebatnya. Ketika mereka sedang menyerang dengan hebatnya inilah, tiba-tiba melayang
sesosok bayangan sambil membuka tangan kirinya menghantam dada Honghua
Laomo. Gerakannya sulit dilihat dengan mata saking cepatnya dan dari jarak dua kaki dua datuk sesat itu sudah dapat merasakan desakan hawa sakti yang luarbiasa kuatnya.
"Iblis keparat kejih enyalah dari bumi ini ?"?"" des"plak!!!"
Kedua datuk itu didorong mundur empat langkah. Mereka menjadi terkejut
ternyata yang menangkis adalah seorang pemuda berkaki satu yang berpakaian
seorang perwira namun sederhana dan ringkas dan terbuat dari kain biasa saja.
Begitu selesai membuat mundur kedua datuk itu, Gan Bu Tong segera
merangsek keduanya dengan cepat.
"Serahkan nyawamu " !!"
Feiqiu Sangyun (terbang di atas awan) yang khusus diciptakan bagi orang
berkaki satu ini membuat tubuhnya seperti kilat menyambar-nyambar.
Sedangkan telapak tangan kirinya memainkan Lohan shouzhang quan (Ilmu
sakti telapak Lohan) dan dibarengi dengan tangan kanan yang memainkan
pedangnya dengan ilmu Yingzi Shen shuangjian (pedang bayangan
dewa),membuat kedua datuk itu sulit untuk bernafas. Walaupun mereka telah
mendapat latihan khusus dari Sima Dekun, namun menghadapi pemuda berkaki
satu dengan ginkang yang lain daripada yang lain ini membuat mereka kalangkabut dan sibuk menghindar dari serangan yang bukan main hebatnya itu.
Pedang di tangan kiri Bu Tong membuat buluh kuduk mereka berdiri karena
terasa dingin nyaris menyayat-nyayat tubuh mereka apabila terlambat
menghindar. Kini bukan masalah mengadu kekuatan hawa sakti atau racun,
tetapi soal menghadapi kelihaian ilmu silat yang dipadu dengan kecepatan dan ketepatan serangan. Bu Tong yang sudah memiliki ilmu-ilmu silat tingkat tinggi sebelum dilatih oleh Yang Jing, kini betul betul menjadi harimau tumbuh sayap sulit untuk dilayani. Tidak ampun lagi, kedua datuk itu dibuat mati kutu dan berusaha lari menyelamatkan diri.
Sementara itu, Panglima Sie Ban Kiem benar-benar perwira hebat yang
menguasahi seni ilmu perang yang bagus. Di bagian selatan yang berada di
bawah pimpinannya, dalam waktu singkat telah membuat pasukan pembrontak
melarikan diri dengan cara terjun bebas ke dalam telaga Donglin.
Di sebelah utara tampak perwira Lin Nanthao bahu membahu dengan Yamami
mulai mendesak pasukan pembrontak Khitan yang telah ditinggal lari oleh sisa-sisa tentara Mongol. Nanthao yang dibantu oleh para pendekar dari partai-partai besar seperti Shaolinbai, Kunlunbai, Wudangbai membuat pasukan-pasukan
asing itu kocar-kacir. Yelu Abahai tidak bisa berbuat banyak menghadapi pedang di tangan dua orang itu, Dengan membawa luka-luka yang cukup parah ia
mengambil keputusan membawa pasukannya melarikan diri dari arena
peperangan dengan cepat.
Yang paling sial adalah para tokoh-tokoh kangouw dari utara tembok besar.
Mereka bukan menghadapi pasukan pemerintah, tetapi menghadapi para murid
Wudangshan dan Kunlunbai. Murid-murid gemblengan yang diutus oleh
perguruannya membantu menyelamatkan negara dari rongrongan kaum sesat
terdiri dari pesilat-pesilat tangguh. Ilmu pedang Kunlunbai benar-benar
menunjukkan ketangguhannya, sehingga para pesilat utara itu tidak dapat
berbuat banyak.
"Tong Ko " serahkan kedua kakek peot itu kepada ku dan shifuku, segeralah
menuju ke depan istana yang terbakar karena aku tidak melihat bayangan
TianpinEr. Jangan-jangan mereka membutuhkan bantuan. Jangan kuatirkan
kami, aku dan guruku pasti bisa mengatasi kedua kakek peot yang sudah
kelelahan itu."
"Namita mei mei " paman Sin Zhitou Yaowang " aku pergi dulu " aku titip
Namita." Setelah berkata demikian ia melesat ke arah tengah dan menghilang di antara prajurit-prajurit yang sedang berperang.
"Hmm " enak aja titip " titip " memangnya muridku ini barang pusaka
miliknya. Iih" jangan harap akan kuberikan kepadanya sebelum ia memanggilku gakhu (ayah mertua) tujuh-kali " hmm"enak aja " dasar pemuda bengal."
"Iih " Shifu " lagi kumat lagi " aha ini pasti kebanyakan makan butir-butir hitam berbau tidak enak dari kera seribu tahi " hi ..hi "hi ?"
"He " muridku, mulai hari ini aku tidak mau lagi dipanggil shifu " engkau harus memanggilku ayah " ha"ha"ha".akan puas hatiku dan mati bisa meram "
he"he..ayo kita gablok itu kakek-kakek peot tidak tahu diri sampai terkencing-kencing."
"Ayah " ayo "."
"Ho"ho"ho" puteriku yang cantik jelita " akhirnya terkabul ah mimpiku
mempunyai anak gadis sepertimu " aku puas "aku puas" engkau
memanggilku "ayah "aduh betapa merdunya itu!!!"
Sin Zhitou Yaowang tertawa-tawa sambil mengucurkan airmata. Namitapun
menjadi terharu melihat kasih sayang gurunya yang melebihi orang-tuanya
sendiri itu. Ini tidak mengherankan, karena sejak umur empat tahun ia mengikut gurunya ini menggembara meninggalkan istana raja di Khitan, karena ibu tirinya tidak menghendaki ia hidup terlalu dekat dengan ayah kandungnya. Sehingga
diam-diam, pada waktu berburuh binatang, ibu tiri dan pengikutnya
meninggalkannya di hutan sendirian. Di dalam hutan itulah ia diselamatkan oleh Sin Zhitou Yaowang dan diasuh seperti anaknya sendiri.
"Ayahku " ayolah kita menari-nari bersama-sama dengan kedua datuk peot
itu!!!" Maka bertempurlah guru dan murid itu atau lebih tepat saat ini ayah dan anak itu dengan kedua datuk sesat itu. Ilmu Sin Zhitou Yaowang istimewa, ilmu totok satu jarinya tiada duanya di dunia persilatan. Walaupun tidak sampai mendesak
kedua datuk itu, namun mereka berdua sudah dapat mengimbanginya dengan
baik. Para Lhama dari Tibet yang terlibat dalam pembrontakan ini dilibas habis juga oleh para pendekar dari biara Shaolin. Dengan tubuh-tubuh babak-belur mereka melarikan diri meninggalkan pertempuran. Kemudian para murid Shaolin ini
bergerak menuju istana yang terbakar untuk mencari Lan Wugui yang telah
membunuh banyak murid Shaolin.
Dalam waktu yang tidak terlalu lama pasukan jendral Gan Bing sudah dapat
menguasahi keadaan, sehingga hanya di depan istana yang terbakar itu yang
belum dikuasahi oleh pasukannya. Bohai Toatbeng Laomo dan Honghua
Laomojuga sudah melarikan diri dan menggabungkan diri dengan tokoh-tokoh
sakti di depan istana yang terbakar itu.
"Gan Bing, kemari kau"!!" TIba-tiba permaisuri kaisar Jianwen berteriak nyaring memangging jendral Gan Bing. Jendral Gan Bing menjadi terkejut ketika ia
mendengar suara yang sudah tidak asing lagi di telinganya " suara permaisuri mantan kaisar Jianwen yang dulunya sangat ditakuti. Dengan tenang ia
meninggalkan pasukannya dan pergi menghadap.
"Hamba Gan Bing menghadap ibu ratu."
"Hmm "masih jeli matamu untuk mengenal diriku " Dari dulu sampai sekarang
engkau selalu bersikap memberontak terhadap kaisar yang sah " apakah
engkau masih haus darah dan mau membunuh diriku juga?"
"Ibu Ratu, hamba tidak bisa menjamah barang secuilpun dari kehidupan ibu
Ratu, tetapi hamba juga tidak bisa menuruti perintah selain perintah dari
junjungan hamba Kaisar Yongle."
"Zhu Di sudah binasa dilalap api, yang ada sekarang adalah aku. Sekarang aku perintahkan kau untuk tidak mencampuri urusanku dengan Zheng He dan konco-konconya yang telah melindungi si keparat Zhu Di yang telah mampus dimakan
api itu. Sekarang aku sebagai ibu ratu berkuasa kembali, kau dan pasukanmu
mundur dari tempat ini " ayo cepat, pergi!!!"
"Ibu ratu sebelum hamba melihat dengan mata kepala sendiri jenasah
Hongsiang, hamba, jendral Gan Bing tidak akan sekali-sekali mundur dari tempat ini. Hamba tidak akan mencampuri urusan ibu Ratu dengan Laksamana Zheng
He, tetapi hamba dan pasukan akan segera mengambil alih daerah ini setelah
ibu ratu selesai urusan."
Jawaban jendral Gan Bing tegas dan tandas. Permaisuri Jianwen sudah kenal
watak jendral satu ini. Dan iapun sudah cukup puas akan janji sang Jendral
untuk tidak ikut campur urusan dengan Laksamana Zheng He yang menjadi
saksi pembakaran istana atau pembunuhan kaisar Yongle oleh pasukannya.
Tujuannya sekarang adalah memusnahkan saksi-saksi hidup itu, sebelum
mengambil alih kekuasaan dengan pengaruh dan hak keturunan suaminya
sebagai putra pewaris tahta yang diterima langsung dari kaisar Zhu Yuanchang.
"Tangkap Laksamana Zheng He dan konco-konconya, yang melawan bunuh
saja"!!!"
Laksamana Zheng He berdiri paling depan, dan ketika sesosok bayangan
bersorban bergerak, iapun segera memapakinya dengan tidak kalah hebatnya.
Sakhya Yongsang, seperti telah diatur ia ditugaskan menghabisi Laksamana
Zheng He. Begitu ZHeng He bergerak bailei xin bazhang(Si tangan Geledek)
juga turut ambil bagian menyerangnya. Tidak ayal lagi pertempuran hebat terjadi antara Laksamana Zheng He melawan Sakhya Yongsang dan bailei xin
bazhang(Si tangan Geledek).
Selagi bailei xin bazhang(Si tangan Geledek) menyerang dengan brondongan
tangan geledeknya yang mampu menghancur-luluhkan batu sebesar kerbau
sekalipun, Sakhya Yongsang segera menggerahkan ilmu hitamnya dengan
seluruh tenaganya. Asap hitam pekat bergulung-gulung seperti naga iblis
melalap mangsanya, dan hari tibat-tiba berubah menjadi sangat menyeramkan.
Suara-suara yang keluar dari mulutnya yang dibungkus dengan ilmu hitam jahat membuat orang-orang yang dekat dengan arena menjadi tidak tahan. Sebagian
besar prajurit berteriak-teriak seperti orang gila bahkan terdapat tujuh atau delapan orang prajurit menggorok lehernya sendiri karena pengaruh ilmu hitam yang dilancarkan itu.
"Al ahu akbar" kekuatan setan pasti dihancurkan oleh kekuatan dari Tuhan
".!!"
Tiba-tiba dari dalam awan hitam yang gelap pekat itu, tampak sinar kuning emas menyeruat keluar dari tubuh Zheng He. Lambat laun, kuasa awan hitam itu
disapu habis. Namun, selum sempat Zheng He bergerak lebih lanjut, ia sudah
dibombandir oleh pukulan-pukulan pek lek jiu yang luar-biasa dasyatnya.
Sementara mereka saling menyerang dengan hebatnya. Tiba-tiba tiga bayangan
berkelebat cepat dan tiba-tiba sudah menyerang Zheng He juga secara
berbarengan. "Iblis " iblis curang " akulah lawanmu."
Secepat kilat De Hu dan Li Fong berkelebat menyambut serangan tiga sosok
bayangan itu. Chu Donglam, kakek kurus dengan dua anak kembar Si Iblis biru buruh-buruh menyambuti serangan sepasang pendekar sakti itu.
"Des " des " des ".!!!"
"Babo " babo " babo ". Hawa sakti Xing long guan shandong quan (naga
sakti membuka goa), ayo katakan Shi Kuang Ming itu apamukah?"
"Jangan sebut-sebut nama guru besar perguruan Tienshan, guru besar yang
kuhormati. Akulah pewaris tunggalnya yang sedang kau buruh."
"Babo " babo". keturunan Shi Kuang Ming sombong dan merasa dirinya sudah
jagoan, hari ini kamu harus mampus merasakan dasyatnya ilmu keluarga Chu "
bersiaplah!!!"
Chu Donglam yang di kuti oleh kedua anak IBlis halimun biru mulai menyerang De Hu dan Li Fong dengan segenap tenaga dan keampuhan jurus-jurusnya.
Pertarungan dua lawan tiga yang luar-biasa dasyatnya. Dengan Lan wu guan
yingzi (halimun biru membuka bayangan) mereka mengurung kedua pendekar
itu sambil melancarkan pukulan halimun biru. Namun bukanlah hal yang mudah
untuk mendekati dua pendekar itu, lengan kiri kosong De Hu menyambarnyambar untuk melakukan totokan-totokan yang berhawa dingin, sedangkan Li
Fong menyambut serangan tiga iblis itu dengan ilmu-ilmu ciptaan Wang Ming
Mien si Guci sakti. Dapat dibayangkan betapa terkejutnya Chu Donglam
merasakan gempuran-gempuran arus hawa sakti dan permainan silat tingkat
tinggi yang sukar didekati. Ia gegetun, sekali terjun ke Wulin sudah harus
berhadapan dengan keturunan pendekar Tienshan yang kelihatan ahli waris
tunggal pendekat sakti itu. Dilain pihak kedua murid kemenakannya juga tidak kalah terkejutnya ketika telapak tangan yang putih halus itu ternyata berisi pukulan-pukulan telapak tangan Buddha yang sudah sangat termasyur dari
jaman ke jaman sebagai ilmu sakti yang sulit mendapat tandingan. Tubuh
mereka berkelebat-klebat sukar dikenal mana lawan mana kawan.
Pertempuran dua lawan tiga itu makin lama makin sengit. Gerakan-gerakan
mereka makin lama makin sulit dilihat dengan pandangan mata. Suara benturan-benturan tangan dan kaki yang dibungkus dengan sinkang yang sudah
mencapai puncaknya menimbulkan suara kadang-kadang tajam mencicit tetapi
tidak jarang menimbulkan suara seperti guntur yang menerjang gunung batu.
Sementara itu, Heishou Gaiwang (Raja pengemis tangan Hitam),manusia
beracun yang lihai ilmu silatnya menjadi gatal-gatal juga tangannya. Dengan tidak sabar ia segera terjun untuk turut bertempur mengeroyok Laksamana
Zheng He. Namun belum selangka ia mendekat, ia sudah dipapak oleh
bayangan Gan Bu Tong yang tahu-tahu sudah berdiri dengan tongkat
pedangnya. "Panglima buntung, hari ini kita selesaikan perhitungan kita " kau atau aku yang binasa berkalang tanah."
Segera iamerangsek dengan kedua tangan yang terbuka lebar, serangkum hawa
berbau amis menyeruak keluar disertai bunyi yang tidak enak di telinga. Bu Tong tidak tinggal diam, dengan ginkangnya yang istimewa ia mulai melancarkan
serangan seperti seekor tawon yang terbang datang dan pergi dengan
kecepatan yang menyilaukan mata. Kedua orang ini memiliki kelebihan masing

Penelitian Rahasia 8 Jurus Lingkaran Dewa 1 Karya Pahlawan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

masing, Heishou Gaiwang (Raja pengemis tangan Hitam), sangat berbahaya
pukulan tangan kosongnya. Bu Tong melayani ilmu pasir hitam in dengan ilmu
Lohan shouzhang quan (Ilmu sakti telapak Lohan). Kepalan pasir hitam itu tidak cukup hebat untuk dapat menggempur Lohan Shouzhang quan, malah
sebaliknya, ilmu ini begitu gesit membagi-bagi tamparan yang membuat Heishou Gaiwang kalang kabut menghindarinya. Raja pengemis ini tidak bisa
mengimbangi ginkang Bu Tong, sehingga walaupun kepalan tangan dan ilmunya
sangat lihai, ia mulai menjadi bulan-bulanan Bu Tong.
Karena keadaan sudah berlarut-larut tanpa adanya penyelesaian yang cepat,
kedua Bupun Ongya bermaksud menyudahi pertempuran itu. Mereka segera
terjun ke arena, sasaran pertama adalah menghabisi jiwa Bu Tong terlebih dulu untuk membuat jendral Gan Bing kalut kemudian menyerah. Dedengkot iblis
yang berilmu dasyat ini segera maju berbareng untuk membunuh Bu Tong.
Karuan saja Bu Tong menjadi sibuk luar-biasa menghadapi serangan-serangan
hebat ke dua dedengkot iblis ini. Ia menjadi terdesak hebat sekali, belum sampai limapuluh jurus, tiba-tiba ia melihat ketiga orang itu menyerang berbareng dari segala penjuru. Ia tidak melihat adanya celah untuk menghindarkan diri. Ia
menjadi nekad, dengan pedang di tangan kanan ia juga menyambut serangan
mematikan itu. "Des " des "des".ai i " !"
Bupun Ongya menjadi keget ketika lengan mereka bertemu dengan tangan kiri
Xin Long, dan Bupun Ongya yang satunya dipapak oleh sebuah suling berwarna
merah yang dengan kecepatan yang fantastis menyerang daerah kepalanya. Ia
tidak sempat mengelak dengan tepat karena serangan suling itu dbarengi
dengan suara khiekang yang membuat kepalanya berdenyut-denyut dan
pandangan matanya dalam sejenak tidak dapat dikendalikan. Tidak ayal lagi,
topeng tengkorak yang ia kenakan terketuk oleh ujung suling merah. Akibatnya sangat hebat, topeng tengkorak itu menjadi hancur berkeping-keping.
"Aah " jendral Li Jinglong " jadi yang memimpin pembrontakan ini kau "
manusia busuk penyebar penyakit"!!"
Jendral Gan Bing yang berdiri di dekat pasukannya menjadi terkejut ketika
melihat bahwa dedengkot iblis itu ternyata jendral Li Jinglong yang dikabarkan telah mati ketika membela kaisar JianWen.
"Ha " ha"ha" Gan Bing, memang aku Li Jinglong musuh bebuyutanmu.
Engkau boleh menang dengan ilmu perang, tetapi soal ilmu silat engkau
termasuk kelas teri!"
Sambil mengolok-olok jendral Gan Bing, mantan jendral yang sakit hati ini
kemudian mulai menjadi murka melihat seorang gadis muda belia berhasil
membuatnya terkejut sehingga tidak sempat mengelak dari serangan sulingnya.
Ia segera menggunakan Yun Xue Liao Linghun (awan salju merogoh sukma)
dan menyerang dengan serangan-serangan yang luar-biasa dasyatnya. Yun Xue
Liao Linghun (awan salju merogoh sukma) adalah sejenis ilmu yang ganas, kuat, dan sangat sulit diatasi. Ilmu ini sebenarnya ciptaan Chu Jung yang belum
sempat dimatangkan, dan keburu binasa di tangan Zhang Sanfeng dan Shi
Kuang Ming. Ilmu ini kemudian dikembangkan dan disempurnakan oleh kakek
buyut Chu Donglam yang lumpuh dan binasa karena hantaman ilmu ciptaannya
sendiri yang tidak dikenal oleh dunia persilatan. Ia menjadi lumpuh karena terlalu bernafsu menyempurnakan ilmu barunya yang merupakan penitisan seluruh ilmu
Chu Jung. Sebelum ia mati, ilmu baru ini hanya dapat diwariskan kepada Chu
Dungling, karena cucu buyut yang satu ini memiliki watak dan sifat yang sama dengan ilmu tersebut. Sedangkan Yun Xue Liao Linghun (awan salju merogoh
sukma) diwariskan kepada jendral Li Jinglong dan saudara angkatnya karena ia masih cucu luar kakek lumpuh itu.
Coa Lie Sian tentu saja tidak mandah begitu saja diserang dengan ilmu beracun yang kejih itu. Mulailah ia memainkan Liu Quan Huo Jiu (enam jurus rajawali api) ciptaan Tienshan guai gu lao (orang tua aneh dari Tienshan). Dua ilmu yang
berlainan sifat, yang satu dingin membekukan, sedangkan yang lain panas
membakar. Maka bukan kepalang hebatnya pertempuran dua orang yang
berbeda umur sangat jauh itu. Coa Lie Sian yang telah mematangkan
sinkangnya dibawah asuhan kakek angkatnya, mulai berani mengadu tenaga.
Dengan Buyingzi, gadis sakti ini melancarkan Liu Quan Huo Jiu. Perlu diketahui bahwa Liu Quan Huo Jiu adalah salah satu ilmu rahasia yang pernah dimiliki
oleh dunia persilatan waktu itu. Hanya terdiri dari enam jurus, sangat sederhana, tetapi dibalik sjurus-jurus sederhana itu terdapat gerakan-gerakan ajaib yang sangat lihai dan dasyat. Walaupun Yun Xue Liao Linghun (awan salju merogoh
sukma) terkenal sangat ganas dan hebat, tetapi tidak mudah bagi Li Jinglong untuk menekan Lie Sian. Gadis itu seperti malaikat api yang bisa bergerak
laksana kilat, hilang begitu saja ketika ia melejit dan balik dengan serangan baru-baru yang luar-biasa.
Sedangkan Bupun Ongya dari Kotaraja yang adalah saudara angkat sehidupsemati dengan Li Jinglong, sudah dihadang oleh pendekar lengan tunggal, Shi Xin Long.
"Long Ko " hati-hati."
Xin Long menoleh ke arah datangnya suara yang merdu dan penuh kekuatiran
itu. "Ai mei"tenanglah, aku tidak akan apa-apa."
De Hu walaupun sedang bertempur hebat dengan keluarga Chu Jung, ia masih
dapat mendengar seruan Gan Juen Ai kepada Xin Long kakaknya. Diam-diam
De Hu tersenyum. "Ah " Gan Juen Ai bisa mencairkan gunung es yang sudah
membeku bertahun-tahun lamanya "itu sungguh sangat menggembirakan "
Long ko aku turut bahagia."
BAB 27: LENGKINGAN DI TENGAH MALAM
Xin Long menempur Bupun Ongya Kotaraja. Pertempuran tingkat tinggi yang
menguras banyak tenaga. Terjadi hal yang mengejutkan, ternyata orang
bertopeng ini menguasahi jurus-jurus telapak Tangan Buddha yang bersumber
dari Zhang Guolao dan Han Xianzi dari biara Shaolin di provinsi Fujian. Dengan pengerahan sinkang yang sudah matang, ia menyudutkan Xin Long dengan
Shouzhang Fo qingchu Zhu (Telapak Buddha membersihkan bamboo). Hebat "
hebat " jurus ini benar-benar hebat dan indah begitu dimainkan oleh seorang ahli wushu seperti Bupun Ongya. Xin Long segera menyambut serangan ini
dengan shen tu jibai wan zhu (Dewa pedang membabat ribuan bambu), jurus ke
lima dari ilmu pedang membabat rumput. Bupun Ongya melakukan gerakan
dengan kekuatan hembusan seperti badai menyapu bumi, sehingga tanah dan
daun-daun di sekitar tempat itu berhamburan ke mana-mana. Xin Long
sebaliknya, Hong Sin Kiam di tangan kirinya bergerak membentuk corong yang
seolah-olah menyedot deru badai itu, kemudian ditebasnya seperti algojo
menebas tiang-tiang istana setan.
Pertempuran ini berjalan sengit dan mendebarkan, karena dari semua lini
mereka tampaknya seimbang. Xin Long adalah pewaris tunggal ilmu-ilmu
manusia pedang, Qicao Mowang, yang pernah menggetarkan dunia persilatan.
Seluruh ilmu raja pedang itu dikuasahi dengan sempurna oleh pemuda
bertangan satu ini terutama Shen Qi Cao Quan (dewa membabat rumput).
Bupun Ongya menjadi sangat penasaran melihat ilmu yang dibanggakannya
ditelan begitu saja oleh cahaya pedang merah itu. Dengan lebih berhati-hati ia memainkan Fo wan yangliu (Buddha bermain yangliu). Pedang Xin Long seperti
menghantam sesosok bayangan yang lentur dan bergerak menjauh dari
dorongan, tebasan, dan tusukan pedangnya. Dalam waktu beberapa jurus saja,
ia menjadi keteter. Keringat dingin bercucuran ketika ia merasakan betapa
tajamnya gempuran balik yang keluar dari lengan jubah dan kedua tangan
Bupun Ongya. "Pemuda buntung, relakan jiwamu kukirim ke hadapan Giam Lo Ong "
hiaaaaaaaaaatt!"
Dengan kekuatan sepenuhnya, Bupun Ongya menyerang pilipis kiri Xin Long
dengan lima jari terbuka. Namun Xin Long tidak membiarkan pelipisnya di
tembus jari-jari yang telah berubah menjadi seperti besi itu kerasnya. Dengan sigap ia menarik shen tu jibai wan zhu dan dengan cepat ia bersilat dengan shen tu tiaowu shang yedan (Dewa pedang menari di atas daun lotus). Kini, dua ilmu yang sifatnya lemas bertemu dalam pertempuran yang menegangkan.
Kemanapun telapak Buddha itu menerjang, pedang Hong sin kiam seperti
menunggangi ilmu itu dan menari-nari mengikuti arus hawa sakti yang mengikuti Fo wan yangliu.
Pertempuran ini meningkat ke arah pertempuran mati hidup, jurus-jurus maut
dikerahkan dengan sepenuh tenaga. Shouzhang fo xiao To shu (Jurus buddha
memotong pohon To) dipertemukan dengan shen tu dang ye (Dewa pedang
merontokan daun); Fo Jing Xin kai kong (Buddha meditasi membuka hawa)
dilawan dengan shen tu bodang bodong (Dewa pedang menggulung badai
musim dingin). Pada tarap yang sangat berbahaya, tiba-tiba Bupun Ongya mengeluarkan suara
melingking sambil melancarkan serangan yang bukan dasyatnya.
"Lau Fo Yikai Yun (Buddha Tua menghalau awan) " !!!!"
Bukan kepalang hebatnya jurus ini. Pedang Hong Sin Kiam seperti diterjang oleh ratusan kubik pasir yang dimuntahkan dari udara,sehingga pedang dan maupun
tubuh Xin Long bergoyang-goyang seperti pohon kelapa di tiup topan. Xin Long mencoba bertahan agar tidak terjengkang, samapi-sampai kedua kakinya
amblas di tanah sebatas lutut.
Li Fong yang sedang bahu-membahu dengan De Hu melawan pesilat tangguh
dari keturunan Chu Jung, menoleh ketika mendengar Lau Fo Yikai Yun disebut
oleh orang bertopeng itu. Hatinya jadi mencelos ketika melihat ilmu telapak Tangan Buddha dimainkan oleh orang bertopeng itu dengan luar-biasa
hebatnya. "Long twako " gunakan ilmumu yang berdasarkan biankun (tenaga lembek)
membentuk Yang shengshu (the vital principle of realising Yang) " !"
Li Fong berseru nyaring ketika melihat Xin Long dalam posisi yang sangat
berbahaya sekali. Dalam sedetik saja, Xin Long teringat jurus pusaka ciptaan gurunya: Shen tu bie huoshui (Dewa pedang memisahkan air musim panen).
Ilmu ini menggunakan biankum, dan dibalik kelembekan gerakan pedang itu,
tersembunyi daya serang yang tidak bisa diduga kemana arahnya, jitu dan
mengawinkan kecepatan dan ketepatan. Begitu dua tangan yang membentuk
Buddha sembahyang ini sampai di depannya, dan Bupun Ongya melihat sudah
tidak ada celah lagi untuk menyelamatkan diri, ia segera menambah tenaganya untuk menghabisi hidup pemuda sakti ini. Tetapi dalam jarak satu tombak
sebelum hempasan ilmu mujijat itu memporak-porandakan isi kepala Xin Long,
entah dengan gerakan bagaimana, tahu-tahu, kedua tangannya sudah terancam
pedang. Jikalau ia meneruskan serangan, dapat dipastikan kedua tangan dan
dadanya akan segera tertembus pedang yang bersinar merah darah itu.
"Ayaaaaaaaaaaaa ?""
Ia segera melempar tubuhnya ke samping, sehingga memberi kesempatan Xin
Long melompat keluar dari tanah yang mencekik kedua kakinya. Belum sempat
ia bernafas lega, tiba-tiba ia melihat tangan lawannya mengeluarkan asap tebal berwarna putih seperti salju. Dalam waktu sekejab uap putih itu bergulung-gulung menutup tubuhnya sehingga sulit dilihat dengan jelas dimana ia berada.
Dan Xin Long mencium bau uap itu seperti bahu cairan dari tubuh manusia yang sudah membusuk, ya "bahu mayat yang bangkit dari kubur. Seketika Xin Long
menjadi agak limbung dan pening mencium bahu uap yang seperti salju putih itu.
Dengan sempoyongan ia berusaha keluar dari kurungan uap putih itu. Tetapi
baru ia melangkah dua tindak, tiba-tiba sepasang tangan sudah menggedor
dadanya dengan hawa sinkang yang berbahu sama dengan bahu uap putih itu.
Inilah ilmu iblis ciptaan Chu Jung: Yun Xue Liao Linghun (awan salju merogoh sukma).
"Augh?"?"?""..!!"
Ia terjungkal sambil memuntahkan darah segar. Kepalanya berkunang-kunang
dan pandangannya menjadi nanar. Dalam keadaan yang hampir tidak sadar itu,
ia mendengar seorang memanggil namanya.
"Long koko " kau berjanji akan berhati-hati " Long Koko " bukalah matamu "
Long Koko ...!"
Sekejab Xin Long tersadar dari pengaruh uap putih itu. Ia mendengar suara Gan Juen Ai memanggil namanya, sehingga ia segera berdiri dan memompa
semangatnya. Xin Long menjadi marah sekali karena lawannya menggunakan
ilmu hitam yang jahat sekali. Segera ia memutar pedangnya, begitu ia melihat bayangan Bupun Ongya, tidak sungkan-sungkan lagi, ia mengerahkan ilmu
pamungkasnya. "Iblis berhati kejih, terimalah Shen tu qie long jigan (Dewa pedang memutus urat naga) ". Hiaaaaaaaaaaaaaaaattt!!!!"
"Breet "jep ?"aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhh !!"
Jurus ini disebut Dewa Pedang memutus urat naga. Hebatnya tidak kepalang,
karena sinar pedang merah berubah menjadi ribuan pedang yang mengarah
pada satu titik sasaran. Akumulasi serangannya bertubi-tubi namun satu tempat.
Tidak dapat dicegah lagi ujung Hong Sin Kiam secara mendadak tahu-tahu
sudah menggurat leher sampai punggung Bupun Ongya sehingga ia
mengeluarkan lengkingan panjang dan tubuhnya ambruk seperti pohon pisang
dalam posisi perut di atas, darah segera muncrat kemana-mana. Topeng
tengkorak merah yang menutup kepalanya melayang lepas sehingga wajah
aslinya menjadi kelihatan, seraut wajah tampan dan gagah tampak menggeletak dengan genangan darah mengalir dari leher dan punggungnya: wajah Pangeran
Hsing Ta SIong Suara jeritan itu melengking begitu memilukan hati dan mengguncangkan hati
Hsing Li Fong. Entah mengapa suara jeritan itu begitu menyentuh hatinya,
sehingga dalam sedetik ia menoleh ke arah orang yang menjerit itu. Dan ia
sangat terkejut ketika mengenal seraut wajah yang tidak pernah dilupakannya, yaitu wajah ayahnya, pangeran Hsing Ta Siong. Sekali lompat ia telah
meninggalkan medan pertempuran sambil menjerit nyaring.
"Ayah ". Oh " ayah ?"" !!!"
Bersamaan dengan larinya Li Fong mendekati tubuh pangeran Hsing Ta Siong,
jendral Gan Bing juga berlari mendekat.
"Oh "sahabatku " mengapa engkau menjadi seperti ini" Mengapa"...."
Li Fong menubruk tubuh yang berlumuran darah itu.
"Ayah " ayah "kenapa harus begini jadinya?"
"Fong Er " Fong Er " mana kakekmu?"
Li Fong hanya dapat menggeleng-geleng kepalanya.
"Ayah "Fong Er tidak mengerti, mengapa ayah menjadi seperti ini?""
"Fong Er " ini salahku sendiri yang mudah terpengaruh oleh bujukkan iblis.
Ayahmu bersekutu dengan mantan Kaisar Jianwen untuk mengambil alih
kekuasaan dari Hongsiang. Ayah berpikir waktu itu,kaisar Yongle yang salah dan mengambil kekuasaan yang bukan haknya. Ayah terbujuk oleh saudara
angkatku, jendral Li Jinglong. Begitu sampai di tempat ini, ayahmu baru sadar bahwa kaisar Jianwen telah bersekutu dengan dedengkot hitam dan pasukan
Khitan bahkan tentara Mongol. Namun ayahmu sudah terlalu dalam kecemplung,
sehingga tidak bisa keluar lagi. Fong Er " jangan salahkan pemuda itu " ia
tidak bersalah .. akulah yang salah " Fong Er " maukah kau mengampuni
ayahmu ini"
"Ayah " ayah ". Fong Er tidak mau ditinggal ayah " Fong sudah kehilangan
kongkong, masakan kini harus kehilangan ayah" ayah "bangunlah ayah "!!!"
"Fong Er " semua orang harus memetik apa yang ia tanam, selama ini"
ayahmu menanam kejahatan dan darah,sekarang ayah harus memetik buah
kejahatan itu dengan darah pula " Fong Er dengarlah " maukah kau
menjanggupi dua permintaanku?"
"Ayah Fong Er mendengar " katakan ayah"
"Fong Er " kuburkanlah aku di samping makam kongkongmu, dan satu lagi
bolehkah aku mengenal calon mantuku?"
Li Fong mengangguk, dan kemudian tubuhnya melesat terjun di tengah
pertempuran sambil berseru.
"Hu Koko " maukah kau berhenti sebentar " Hu Koko maukah?"
Waktu itu De Hu sedang menghadapi gempuran tiga orang sakti dengan ilmuilmunya. Namun begitu ia melihat Li Fong mengucurkan air mata, segera ia
menarik tangan Li Fong keluar dari medan pertempuran. Ketiga orang itu
menjadi terkejut ketika melihat De Hu melesat keluar dari lingakaran
pertempuran. Namun mereka tidak membiarkan dua orang itu melesat keluar,
dengan cepat mereka melancarkan serangan dasyat yang mematikan.
Pada saat De Hu dan Li Fong sedang melayang mendekati pangeran Hsing Ta
Siong, mereka sadar ada deru serangan yang luar-biasa hebat mengarah pada
kepala mereka. Kedua orang sakti ini ingin membalik, namun sebelum itu terjadi, tiba-tiba di tengah-tengah luapan api yang melalap istana terjadi ledakan yang luar-biasa hebat. Sebuah batu sebesar kerbau melayang tinggi ke angkasa, dan pada saat yang bersamaan tampak melayang sesosok bayangan putih sambil
mengandeng seorang pria berpakaian kebesaran kaisar Ming.
"Blaaaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrr!!!!?"
Jatuhnya batu itu menimbulkan suara yang memekakan telinga. Belum habis
semua orang dikejutkan oleh suara itu, dua sosok bayangan itu sudah berdiri persis di depan tiga Iblis biru sambil mengulurkan tangan kanannya lurus ke depan menyambut serangan tiga orang itu.
"Des?"?"."
Tubuh tiga orang mencelat ke belakang seperti dihempas oleh arus tenaga yang luar-biasa dasyatnya.
"babo ... babo ...setan darimana berani mencampuri urusan keluarga Chu"
Serahkan selembar nyawamu."
Sehabis berkata demikian mereka melancarkan serangan maut kearah
bayangan putih yanga barusan menangkis serangan mereka. Kembali:
"Deeeeeeeeesssss.......!!"
"Aya..............."
Kali ini mereka terlempar lebih keras lagi, sehingga tubuhnya berjatuhan seperti daun kering dan menimpah puing-puing istana yang sedang terbakar.
"Setan alas ... bosan hidup, siapakah kau?""
"Iblis halimun Biru dari keluarga Chu, apakah engkau mencari keturunan pendekar Tienshan Shi Kuang Ming, kenapa yang diserang aku?" Itu... pemuda
berambut gondrong yang tadi membuatmu kebat-kebit tidak karuan, nah itu baru keturunannya, bukan aku .... masakan aku yang diserang he...he...kadang-kadang orang tua itu pikun dan setengah edan!"
"Bangsat ....jangan main-main dengan aku!"
"He ... he...siapa bermain-main, aya ... kadang-kadang orang sudah tua kembali seperti anak kecil. Masak dalam keadaan seperti ini mau main terus. Begini saja, biarkan pendekar gondrong itu menyelesaikan masalah dulu sebentar, biarlah
aku melayani kau ... bagaimana" Akur" Ototmu yang muali karatan perlu sedikit direnggangkan dan pipimu yang peot itu bisa sedikit berkeringat."
"Pemuda setan bosan hidup ... terimalah kematianmu.!!
"Ait ... luput ...uut...luput lagi...ah itu cukup, sayang luput lagi ...wow ganasnya, apakah itu jurus kera membuang kentut" weleeeeeeeeh ...luput lagi...aya, kakek-kakek peot sebetulnya lebih baik tinggal di rumah bersama cucu..."
"Aduh ... wajah cakep-cakep ditutup sama topeng, apakah kalian tidak merasa gerah" mari kutolong melepaskan topeng itu." Belum selesai Tianpin Er
berbicara, tahu-tahu kedua topeng penutup kepala anak kembar itu sudah
melayang jauh ke arah telaga dan lenyap ditelan air telaga. Tentu saja mereka berdua terkejut tidak karuan melihat cara anak muda itu bekerja dengan
tangannya. "He ... he...ternyata engkau pembesar kota Qinghai, kalau tidak salah bernama Wang Cia Sin...dan he kau, ternyata engkau tukang kebun Istana Pualam Biru ...
ho ... ho ... mengerti aku sekarang, kabarnya Lan Wugui Chu Dongling memiliki dua anak kembar, Chu Cia Sin dan Chu Cia Liang ...dan pembesar she Wang itu ternyata she Chu dan tukang kebun itu juga she Chu... wah...wah penyamaran
yang hebat, sayang sudah ketahuan Hongsiang sendiri. Kepingin tahu apakah
hukuman bagi pembesar kota seperti dirimu yang telah berkianat ... hmmm ...
tidak usah disebutkan kalian akan mengerti sendiri."
Tidak terasa pucat wajah Chu Cia sin mendengar perkataan Tianpin Er yang
semuanya benar dan berbahaya. Tidak ada jalan lain bagi mereka untuk
melarikan diri karena daerah itu sudah ditutup rapat oleh pasukan jendral Gan Bing yang besar jumlahnya. Akhirnya mereka menjadi nekad. Chu Donglam juga
menjadi murka melihat dirinya dipermainkan oleh anak muda yang kelihatannya masih hijau. Dengan kemarahan yang meluap-luap mereka bertiga menyerang
dengan serangan maut yang mematikan. Tetapi yang diserang tetap cengarcengir sambil berlagak pilon.
Namun semakin cepat mereka menyerang semakin pusing kepala mereka,
karena ketika pukulan sudah berjarak setengah ruas jari, yang diserang sudah menghilang dan tahu-tahu muncul di belakang sambil menowel kuping, hidung,
dagu, mulut, mata, dan bagian tengkuk.
Diam-diam ketiga orang sakti itu mengkirik melihat gerakan dan ilmu anak muda belia itu. Kalau pemuda itu mau, sudahh tadi-tadi mereka terjungkal.
"Siapakah pemuda ini, gerakannya seperti siluman, seperti tidak terdiri dari darah dan daging. Sepertinya aku menyerang sesuatu yang hampa, tidak ada
isinya ... kosong ...hampa ...apakah ia sedang memainkan ..... ii h ... jangan-jangan ia mahir ilmu Kong Men quan (jurus pintu gerbang kehampaan)...tapi
tidak mungkin, setelah Zhang Sanfeng mati, dikabarkan tidak ada seorang murid yang memiliki pengertian dan bakat yang cukup untuk menguasahi ilmu itu.
Memang murid-murid tingkat atas belajar, tetapi sejauh ini tidak ada kabar yang menjelaskan bahwa ilmu itu dapat dikuasahi setaraf Zhang Sanfeng."
Chu Donglam mengawasi Yang Jing lekat dengan matanyanya yang berwarna
biru tua itu. Ia memperhatikan dari ujung rambut sampai ujung kaki. Ia menjadi heran, tidak ada hal-hal yang istimewa dalam diri anak ini selain kegagahan, kecakapan, dan ketenangannya.
"Jing Di ". !!!" Seru Juen Ai, DeHu, dan Xin Long hampir bersamaan.
"Hongsiang ".syukurlah paduka selamat." Kata jendral Gan dan yang lainnya
sambil berlutut.
"Bangunlah jangan berlutut, kita sedang menghadapi persoalan keluarga yang
harus diselesaikan sekarang juga"ayo bagunlah para prajurit, perwira, dan


Penelitian Rahasia 8 Jurus Lingkaran Dewa 1 Karya Pahlawan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

jendral Ming yang gagah perkasa."
"Hu Koko " Fong cici, biarlah aku menahan ketiga iblis biru ini dan
selesaikanlah apa yang harus diselesaikan." Sambil mempermainkan tiga orang itu, Yang Jing berseru kepada orang-orang yang sangat dikasihinya
Sementara itu, Li Fong mengandeng tangan De Hu mendekati ayahnya.
"Hu Koko " ini ayahku ?" Kata Li Fong lirih.
"Hu zhi (anak Hu) " mungkin kau malu menjumpaiku seorang pangeran yang
mengkhianati negaranya dan bersekutu dengan penjahat " Hu Zhi "apakah
kau mencintai anakku?"
Dengan mata berkaca-kaca pangeran Hsing Ta Siong menatap De Hu seolah
ingin menjenguk isi hati pemuda itu.
"Pangeran Hsing " aku, Shi De Hu, mencintai Hsing Li Fong dengan segenap
hati dan jiwaku."
Tampak wajah pangeran itu tersenyum walaupun cahaya kesedihan makin
menelan jiwanya.
"Apakah kau masih mencintainya walaupun ia anak seorang pembrontak
laknat?" "Pangeran Hsing " bolehkah aku memanggilmu gakhu (ayah mertua) walaupun
aku belum resmi menjadi mantumu" Gakhu " Fong meimei adalah anak
mantan pembrontak yang telah mengetahui kesalahannya " yang ada sekarang
adalah pengeran Hsing Ta Siong yang menderita luka yang parah dan menyesali kesalahannya."
Pada saat pangeran Hsing Ta Siong digeluti oleh perasaan terharu sekaligus
merasa tidak layak dan kotor, dari arah pertempuran antar Yang Jing dan ke tiga keluarga Chu berkumandang suara nyanyian dari mulut Yang Jing yang sedang
melantunkan syair karya penyair besar Chuang-Tzu. Entah diarahkan kepada
siapa syair ini, tidak ada seorangpun yang tahu, namun dari isi kata-kata yang menjelaskan persoalan ADA dan TIDAK ADA sepertinya mengarah ke pangeran
Hisng Ta Siong untuk membantu mengerti apa yang disebut DIRI SENDIRI
YANG SEJATI. Sinar bintang bertanya kepada tuan TIDAK ADA
"Tuan, apakah tuan itu sesungguhnya ada" Apakah engkau ada"
Karena ia tidak menerima jawaban samasekali
Sinar bintang menggunakan matanya untuk melihat lebih teliti kepada tuan TIDAK ADA
Untuk menunggu apakah tuan TIDAK ADA itu akan muncul
Ia mencorongkanmatanya dalam-dalam
Dengan darapan dapat melihat barang sekilas keberadaan tuan TIDAK ADA
Namun ia tidak mendengar ataupun melihat apa-apa
Pada akhirnya Sinar Bintang tiba-tiba berteriak, "INI DIA!!"
"Ini masih sangat terlalu jauh, siapakahyang mampu menggapainya
Aku mengerti apabila tuan ADA itu absent
Tetapi siapakah yang bisa mengerti keberadaan YANG TIDAK ADA
Walaupun saat ini, KETIDAK BERADAAN itu ada di sini
Siapakah yang dapat mengerti dan menyelaminya"
"Oh ... itu tulisan Chuang-Tzu yang sangat termasyur, siapakah pemuda yang sedang bertempur dengan lawanmu itu Fong Er" Ia seorang pemuda yang
benar-benar mengerti apa yang disebut KESEJATIAN. Aku merenungkan
berpuluh-puluh tahun lamanya, baru hari ini aku dibuat mengerti."
"Dia Yang Jing, cucu kakek sakti Lie A Sang, dan adik angkat De Hu Koko. Ia dikenal orang dengan panggilan Tianpin Er.
"Telinga dan matanya tajam sekali, dan perasaannya seperti hamparan pasir di laut yang mengerti kedalaman pikiran orang lain ... ilmunya...sangat ajaib, seumur hidupku belum pernah aku melihat gerakan seperti itu."
"Hu zhi " engkau masih sudi memanggilku gakhu " aduh"hatimu sangat
mulia Hu zhi. Oh Thian " terima kasih, aku di jinkan melihat anak menantuku yang gagah perkasa "aku "huaak"aku "pu"as"Fong Er "jangan kau
tangisi ayahmu, jangan iringi kematianku dengan tangismu "oh sahabatku
jendral Gan " maukah kau menjadi wali bagi Fong Er" A ..ku "aku "
aaaaaahhh."
Belum sempat ia menyesaikan kata-katanya, pangeran Hsing ini sudah
menghembuskan nafasnya. Wajahnya terbersit rasa penyesalan yang
mendalam. "Ayah "!!!"
Li Fong menangisi jenasah ayahnya dengan pilu. De Hu membiarkannya supaya
dadanya menjadi lega. Ingin De Hu memeluk Li Fong namun belum sempat ia
melakukannya, ia melihat kaisar Yongle sudah berdiri di samping mereka. Ia
menepuk pundak Li Fong dengan lembut.
"Hsing Guniang" biarlah para prajurit menaruh jenasah pangeran Hsing Ta
SIong dalam peti mati yang sedang diusahakan oleh mereka atas perintahku.
Biarlah kita menghabisi urusan pelik ini di telaga Dongli ini saja."
Serta merta Li Fong dan De Hu berlutut di depan Kaisar Yongle, karena dengan berkata demikian, kaisar telah melupakan pengkhianatan pangeran Hsing Ta
Siong. "Hongsiang " betapa mulia hati paduka " boanpwe berdua mengucapkan
terima kasih."
"Hu dixiong "Hsing Guniang bangunlah " mari kita selesaikan dulu urusan
dengan paran tokoh-tokoh sesat itu."
Setelah berkata begitu, kaisar segera mengalihkan perhatiannya pada
pertempuran antara Yang Jing dengan tiga Iblis Biru itu, Gan Bu Tong dengan Heishou Gaiwang (Raja pengemis tangan Hitam). Dan ia nampak cemas begitu
melihat pertempuran Laksamana Zheng He yang dikeroyok oleh dua tokoh sakti
yang luar-biasa hebat ilmunya.
"Hu dixiong " Hsing Guniang, maukah kau menggantikan Tianpin Er melawan
tiga orang itu, dan biarlah Tianpin Er mengambil salah satu lawan dari
Laksamana Zheng He yang sudah nampak lelah karena usia itu."
BAB 28: PAPAN CATUR DI DINDING JURANG
Sementara itu, Coa Lie Sian sudah membuat jendral Li Jinglong mandi keringat dingin karena tidak dapat berkutik menghadapi serangan ilmu Shen Ta Lek Ling Quan. Semakin jendral ini bergerak dengan cepat dan kuat, semakin hebat dan kuat pula pengaruh deburan khiekang dan sinkang dari daya seranga gadis sakti ini. Shen ta lek ling quan diciptakan berdasarkan perpaduan antara sinkang dan kiekhang. Pada saat kita bertempur dengan ilmu ini, suara-suara yang keluar dari gerakan apa saja yang muncul dari ilmu silat lawan, asal itu digerakkan oleh sinkang, akan menyatu dengan ilmu ini untuk kemudian bisa dipakai sebagai
senjata untuk menaklukkan ilmu itu sendiri.
Dibagian lain Yang Jing membuat ahli lweekeh dan lwekang, bailei xin
bazhang(si Tangan Geledek), hampir putus asa, karena jangankan menjatuhkan, menyentuh tubuh anak muda ini saja hampir tidak mungkin ia lakukan karena
Yang Jing bergerak aneh dengan langkah-langkah yang membuat matanya
berkunang-kunang saking bingungnya. Hwesio ini akhirnya berlaku nekad,
setelah dibuat kalang-kabut oleh Yang Jing, tiba-tiba ia menyerang dengan
pukulan tangan geledek dengan tujuan mengadu nyawa. Yang Jing yang
memiliki jiwa lembut dan welas asih tidak mau membuat hwesio ini terluka parah, begitu melihat serangan nekad ini, ia tidak menghindar melainkan memapakinya dengan sinkangnya.
Kedua biji mata Bailek Xin Bazhang seakan-akan mau melompat keluar, dan
keringatnya bercucuran deras. Ia merasakan hawa sakti yang bergerak lembut
dari telapak tangan pemuda itu ternyata begitu lentur. Pada saat didorong,
sepertinya mandah saja, dan begitu didesak terus, lweekangnya sendiri yang
menjadi susah diatur, seperti ada sebuah tangan yang tidak kelihatan mengatur lweekangnya sehingga tidak bergerak menurut apa yang ia mau tetapi menjadi
liar dan lari tidak karu-karuan.
"Amitabha, ilmu siluman .... bocah iblis ini memiliki ilmu siluman"! Licin bagai belut, tetapi juga ulet bagai pohon Yangliu ditiup angin. Aduh ... ilmu macam ini?"
Pada saat Hwesio ini menghantam Yang Jing dengan kekuatan lweekang
sepenuhnya dengan maksud mengadu nyawa, tiba-tiba ia melihat dua sosok
tubuh dengan kecepatan bagai meteor jatuh menghantam punggung Yang Jing.
Tidak kepalang terkejutnya pemuda ini, namun ia tidak bisa menghindar atau
menyambut serangan hebat itu karena pada saat yang sama si hwesio sedang
mengerahkan seantero tenaganya untuk mengadu nyawa tanpa memikirkan
hidupnya lagi. Ia bisa saja menyedot hawa murni hwesio itu dengan Shen Yu Xin Quan (Dewa mengatur bintang) dan hwesio itu akan binasa seketika, tetapi Yang Jing yang jiwa penuh welas asih ini tidak sanggup melakukan hal itu. Ia
mengambil keputusan menahan tiga serangan itu sekaligus.
"Des ?" blaaaaaaaaaaaaaaaaaarrr!!!!!!!!
Tubuh Yang Jing mencelat jauh dari tempat pertempuran dan melayang jatuh ke jurang yang sangat curam.
"Orang banyak yang kebetulan memperhatikan pertempuran ini menjadi terkejut dan berteriak hampir berbarengan.
"Tianpin Er .... Tianpin Er ....!"
Lengkingan Gan Juen Ai yang paling keras, karena ia memanggil Yang Jing
sekeras ia mampu sambil berlari mendekati bibir jurang.
"Jing Di i i i i i i i i i......................!!!!!"
Suara jeritan ini membuat yang lain lain terutama Lie Sian, Bu Tong, De Hu dan Li Fong melayang mendekati bibir jurang juga. Xin Long sudah tiba lebih dulu.
Bersamaan dengan jeritan Juen Ai, sesosok bayangan hijau tiba-tiba juga
meluncur ke dalam jurang sambil memanggil nama Yang Jing dengan
pengerahan khiekang yang luar-biasa, sampai-sampai orang yang berdiri di bibir jurang terdorong mundur.
"Jing Kokooooooooo..........................!!!"
"Apa?"?"......Jing Di terlempar ke jurang?"...dan ... eeeh...siapa itu?""
"Sian Shimei .... !!!
Semua orang terperanjat dan seperti hampir copot jantung De Hu dan lain-lain ketika melihat tubuh Lie Sian juga meluncur ke jurang seperti berdaya
menyelamatkan Yang Jing.
"Aduh celaka .... Long ko, bagaimana ini?"" Seru Juen Ai
"Hu Koko ... bagaimana ini?"" Li Fong sampai meremas De Hu sekuatnya untuk menahan perasaan hatinya yang terguncang.
"Fong Mei ... tenanglah ...aku yakin Jing Di bisa mengatasi keadaan ... ia bukan semacam anak muda yang kehilangan kemampuan dalam saat-saat yang
berbahaya ... tenanglah."
Walaupun De Hu berucap demikian, Li Fong melihat rona kekuatiran juga
menghiasi wajahnya yang tampan itu.
Mari kita melongok ke dalam jurang untuk melihat bagaimana keadaan Yang
Jing dan Lie Sian sebenarnya.
Begitu ia meluncur ke dalam jurang, Yang Jing menggerakkan ilmu Shen De Bu
Fu Tui Dong Yang pada tingkat yang paling akhir yang disebut: Yuan Jin Wuzhi (seperti ulat memasuki kehampaan), sehingga ia tampak bukan meluncur
melainkan berputaran bagai belut menyusup ke dalam celah-celah udara di
dalam rawa-rawa. Dengan cara demikian, akhirnya ia berhasil memegang
sebuah akar pohon.
Ia masih dapat mendengar jeritan Juen Ai dan yang lainnya terutama lengking nyaring dari khiekang Shen Ta Lek Ling Quan.
"Jing Di ?"?"?"?"?"?"?"?"?"?"?"?"?""..!!!!!!!!!!!!!!!"
"Shimei ?"?"?"?"?"?"?"?"?"?"?"?"?"".!!!!!!!!!!!!!!!"
Namun lamat-lamat suara mereka tinggal gaung, kemudian hilang di telan mulut jurang yang terbuka seperti naga kelaparan itu.
Juen Ai dan Li Fong tampak mengucurkan air-mata.
Pada saat semua seperti tersihir melihat Yang Jing dan Lie Sian jatuh ke jurang, mereka tidak sadar bahwa satu-demi satu musuh-musuh mereka melarikan diri
di bantu oleh dua orang yang perwujudannya sangat ganjil. Yang satu
mengenakan jubah berwarna biru tua. Wajahnya tidak begitu jelas, namun begitu muncul tersiar bau bunga Siang yang luar-biasa tajam baunya. Lengkingannya
seperti lengkingan yang berasal dari kuburan tua, seperti burung hantu yang membawa hawa iblis di sekitarnya. Segera ia membawa Chu Donglam dan
kedua manusia kembar meninggalkan tempat yang sudah dikepung oleh
pasukan berkuda jendral Gan Bing yang sangat termasyur.
Sedangkan orang kedua adalah Sima De Kun, yang begitu datang
menlancarkan pukulan maut ke punggung Yang Jing bersama-sama dengan
pukulan halimun biru dari sahabatnya. Tubuhnya yang sudah kehilangan tangan dan kaki itu tidak berhenti sampai di situ, ia juga merangsek Laksamana Zheng He.
"Cui i i i i ttt"..des?""!"
Zheng He menahan gempuran serangan manusia iblis ini dengan kedua
tangannya sambil memutar tubuhnya. Namun, pukulan SIma De Kun adalah
sejenis pukulan yang bersifat menghancur-luluhkan apa saja. Dan begitu
bertemu dengan tangan Zheng He, pukulan itu terus melebar dan menghantam
di seantero bagian tubuh berbahaya.
"Ayaaaa?"?""!!"
Zheng He mencelat tinggi menghindari hempasan hawa maut yang kuat sekali.
Ia tidak yakin bisa menahan hamparan hawa sakti manusia iblis itu, lagipula gerakannya cepat sekali. Dalam kagetnya, Zheng He menghantam dengan
sekuat tenaga intinya.
"Blaaaaaaaaaaaaaaarrr!"
Tepat kena dada Sima De Kun, namun ia hanya tertawa terbahak-bahak.
Sedangkan Zheng He tersuruk tiga tombak karena terjangan hawa sakti yang
bergesekan. "Zheng He " walaupun engkau menggunakan seantero tenaga dan ilmu, belum
tentu engkau bisa menembus ilmu kulit buayaku " ho " ho" apakah engkau
sudah puas" Jikalau belum, aku dan seluruh pengikutku menunggu di
Wudangshan pada tepat hari raya musim dingin " selamat tinggal!!"
Dengan sangat cepat, Sima De Kun mengajak sisa-sisa pengikut kaisar Jianwen meninggalkan Baidongtian yang sudah terbakar habis. De Hu ingin mengejar
Sima De Kun, namun Laksamana Zheng He mencegahnya.
"Hu dixiong, biarlah mereka pergi " dua manusia itu ilmu sangat tinggi "dan yang tidak berkaki tangan itu mendalami ilmu baju buaya yang membuatnya
bukan saja tahan menerima pukulan dengan sinkang mahakuat sekalipun, dan
juga semakin dihujani pukulan dengan sinkang, ia akan menjadi semakin segar dan kuat, karena ilmu baju buaya menyerap kekuatan inti tenaga sinkang yang dipakai untuk mendesaknya. Sangat berbahaya."
"Yang penting saat ini kita harus berusaha menolong Jing dixiong dan Lie Sian guniang keluar dari dasar jurang. Aku tahu, Tianpin Er bukan sejenis pemuda yang mudah mendapat celaka. Firasatku mengatakan jelas, mereka berdua tidak binasa."
Laksamana Zheng He memimpin rombongan pasukan untuk mengawal kaisar
Yongke kembali ke Beijing.
"Jing kokoooooooooo ?""
"Ah " itu suara Lie Sian!"
Belum sempat ia berpikir, ia melihat tubuh Lie Sian meluncur turun dengan
kepala terlebih dahulu dan tangan sebelah kanan seperti ingin mengejar
tubuhnya. Ia menjadi sangat terkejut, dan tanpa berpikir panjang ia segera
meluncur turun untuk menangkap tangan Lie Sian. Ia sebenarnya tidak
mengalami kesulitan untuk menyelamatkan diri, tetapi karena Lie Sian melihat dia terjungkal menjadi terkejut dan berkelebat untuk menolong Yang Jing, namun justru mengantar di langsung meluncur di dasar jurang. Melihat Lie Sian yang jatuh ke jurang, Yang Jing berusaha juga menangkap tangannya tetap ia tidak berhasil, sehingaa ia nekad menyusul Lie Sian yang sedang meluncur ke dasar jurang.
"Sian Mei" kerahkan hawa saktimu dan salurkan ke arah yim- meh, kosongkan
bagian bawah, sekosong-kosongnya. Nah, membaliklah, biarkanlah kaki
bergerak lebih dulu " sekarang ulurkan kedua tanganmu ke arahku perlahanlahan, jangan biarkan hawa sakti di urat nadi yim-meh membuyar " kena!!! Oh Thian, terima kasih"!!"
Yang Jing akhirnya berhasil memegang tangan Lie Sian. Begitu ia berhasil
memegang tangan Lie Sian, dengan gerakan seperti belut menggeliat, secara
mendadak tubuhnya meluncur ke dinding jurang. Ia masih mendengar suara De
Hu dan lain-lain dari bawah, tetapi makin lama makin hilang. Ia mengerti jurang ini sangat curam dan dalam.
Begitu tangannya menyentuh sejenis akar yang melintang di sebuah tonjolan
batu, ia menggunakan gerakan seperti belut lagi dan meluncur dengan kaki
terlebih dahulu dan "
"Bles "!!"
Kakinya berhasil menembus sedalam setengah panjang sepatunya dinding
jurang itu. Segera ia menahan luncuran tubuh Lie Sian dan membantu dara itu mendarat di dinding jurang seperti yang ia lakukan.
"Sian Mei " kenapa sampai masuk ke jurang juga?""
"Aku kaget Jingko melihat tubuhmu lenyap seperti di telan jurang maut ini. Aku ingin menangkap tanganmu, namun tidak keburuh " dan aku sendiri akhirnya
juga turut terjun bebas. Hi "hi"hi"kita jadi kera gentayangan jadinya."
Dengan mengandakan akar-akar pohon, mereka akhirnya setelah susah-payah
mereka dapat mendarat di depan sebuah tanah yang menjorok ke depan, seperti sebuah pelataran kecil di dinding jurang itu. Belum sempat mereka bernafas
lega, tiba-tiba tiba hujan dengan luar-biasa hebatnya. Air seperti ditumpahkan dari atas dengan tiupan angin dingin dan deras. Yang Jing dan Lie Sian
berlindung saling berhimpitan di dinding jurang.
"Sialan " perut belum di si makanan secuipun, eeh " air hujan sudah keburuh masuk perut " betul-betul air tidak tahu diri, tidak diundang, nylonong aja."
Yang Jing jadi tertawa ngakak mendengar omelan Lie Sian.
"Ho " ho " ho " nenek-nenek bawel mulai lapar, tidak ada kelinci, air
hujanpun jadi "!!!"
"Sialan " kenapa sih main luncur-meluncur ke jurang segala, aku jadi ikutan kelaparan!"
Mendengar ini, Yang Jing tertawa sampai terpingkal-pingkal.
"Eh " malah tertawa seperti itu tidak sadar dirinya berada di dinding jurang"
mau ke atas berabe " mau turun ke bawah lebih celaka lagi " gila benar jurang ini, sudah jelek, dalam lagi!!!!"
Yang Jing semakin terpingkal-pingkal melihat cara Lie Sian menggerutu.
Tubuhnya dan rambutnya basah kuyup, sehingga Yang Jing melihat wajah Lie
Sian tanpa penghalang apapun. Diam-diam dia sangat kagum melihat bentuk
kepala, wajah yang begitu harmonis. Kecantikan asli seorang dara yang
memancar begitu indah. TIba-tiba hatinya menjadi berdebar-debar.
"Kenapa melihatku seperti itu" Memangnya aku saja yang basah kuyup, coba
lihat dirimu sendiri " betul-betul seperti tuyul yang kecemplung kolam " hi"
hi"hi".."
Pada sore harinya, Yang Jing menyalurkan hawa sinkangnya ke punggung Lie
Sian yang terluka akibat goresan batu di dinding jurang itu. Tubuhnya terasa penat sekali, ingin ia membaringkan tubuhnya untuk mengambil waktu istirahat barang sejenak, namun ia tidak sampai hati meninggalkan Lie Sian sendirian
menghadapi curah hujan yang begitu dasyat. Langit seperti ditutup oleh awan yang hitam pekat. Hujan yang dibarengi dengan petir yang menyambar-nyambar
membuat Lie Sian mau tidak mau menjadi ngeri. Tanpa sadar ia semakin
menaruh dirinya di belakang punggung Yang Jing. Sedangkan Yang Jing,
sepertinya berusaha mengembangkan tubuhnya selebar-lebarnya untuk
melindungi Lie Sian dari air hujan, tetapi ia sadar tubuhnya tidak bisa
mengembang seperti kodok buduk.
Entah berapa lama bumi di tempat itu diterjang oleh hujan deras. Sepertinya menjelang tengah malam, baru hujan itu redah. Yang Jing segera mencari
sesuatu untuk bisa dipakai membuat api . Matanya juga mencari-cari di sekiling tanah datar itu untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan. Namun ia tidak
mendapatkan sesuatu yang layak dipakai untuk mengisi perut.
Ketika Yang Jing melihat dinding yang tertimpa sinar bulan, ia seperti melihat sebuah gambar pada dinding jurang tersebut. Hatinya menjadi terkejut dan
bertanya-tanya, "Manusia macam apakah yang bisa menggambar di atas dinding
jurang ini?"
Ketika Yang Jing memeriksa dinding itu lehi teliti, ia mendapat kenyataan
gambar itu adalah papan catur. Yang Jing dan Lie Sian jadi terkesima, karena gambar itu memperlihatkan biji putih sedang terdesak hebat oleh biji hitam.
Karena sama-sama tertarik dan terkesima, tidak terasa Yang Jing mengambil
batu-batu dan ditancapkan di posisi biji putih, demikian juga Lie Sian juga otomatis mengambil posisi biji hitam yang mendesak. Entah daya apa yang
mendorong mereka berdua, karena dalam waktu sekejab, mereka mulai
terhanyut dalam permainan catur tingkat tinggi.
Yang Jing mulai menggerakkan kudanya untuk mengambil alih serangan, tetapi
Lie Sian tidak tinggal diam, ia juga mendorong perdana menteri mengancam
langsung posisi raja putih. Demikian serang-menyerang, dan tahan menahan
terjadi. Adu strategi dan kecerdasan otak dimulai di bawah sinar bulan dan angin dingin menerpa wajah dua pasang manusia sakti itu. Mereka bermain catur
sampai larut malam, dan kelihatannya keduanya memiliki kecerdasan otak yang hampir seimbang. Lie Sian bergerak gesit dan cepat, sedangkan Yang Jing
tenang namun semua strategy dan taktiknya sangat menyengat, ketika hari
menjelang pagi, biji hitam sudah terdesak hebat, dan Yang Jing memperkirakan hanya membutuhkan dua setengah langkah raja biji hitam akan tidak berdaya
lagi. Lie Sian memeras otak sampai-sampai matanya terbuka lebar sangat indah.
Dan mata yang luar-biasa indah itu berkedip-kedip menahan perasaan
penasaran melihat langkah-langkah biji putih mulai mendesak kedudukannya.
Tepat pada saat Yang Jing mengerakkan kudanya untuk mematikan langkah
raja putih, begitu si kuda diarahkan tepat di sisi kanan pojok, mereka tiba-tiba dikagetkan dengan suara berderit. Dan sekonyong-konyong dinding bergambar
papan catur itu terbuka cukup lebar, dan tampak ruangan luas terpampang di
depan mereka. "Sian Mei " itu sebuah goa yang cukup besar. Aku yakin goa ini dibuat oleh
orang pandai. Goa ini tidak akan terbuak kecuali, biji putih itu menang.
Kemenangan itu agaknya hanya terjadi melalui langkah-langkah yang kita
mainkan tadi. Mari kita periksa goa ini, lumayan juga untuk berlindung dari dirus air hujan dan terpaan angin dingin."


Penelitian Rahasia 8 Jurus Lingkaran Dewa 1 Karya Pahlawan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Jing Ko, apakah ini bukan tempat persembunyian binatang buas?"
"Sian Mei, tidak ada binatang buas yang bisa membuka pintu goa melalui
permainan catur."
Yang Jing segera menggandeng tangan Lie Sian memasuki sebuah goa yang
terbuka itu. Begitu mereka masuk tiga langkah ke dalam, secara mendadak
dinding pintu itu bergerak menutup kembali.
Begitu masuk lebih dalam lagi, sampailah mereka di suatu ruangan yang luas
dan indah. Dan begitu memasuki ruangan ini, Yang Jing segera tertawa
terpingkal-pingkal.
"Ha " ha"ha".ha"lucu "sungguh lucu!"
"Apanya yang lucu " dasar tuyul bumi " ayo katakan apanya yang lucu "
apakah kamu mentertawakan aku yang basah kuyup kayak keledai baru
beranak?" "Sian Mei " bukan " bukan " aku tertawa karena aku barusan keluar dari
tempat ini bersama Hongsiang. Kami melihat ruas goa yang menghubungkan
Baigongdian ke tempat ini terbakar habis. Karena aku kuatir keslamatan
hongsiang, dengan segera kubawa lari hongsiang dengan menerobos pintu batu
di depan sana, setelah itu ruangan ini tertimbun oleh reruntuhan istana yang telah menjadi abu itu. Apakah ini tidak lucu " baru keluar, sekarang dari arah lain kembali memasuki ruangan ini. Kali ini kita tidak bisa keluar dengan mudah karena pintu goa ke Baigongdian sudah tertutup entah berapa kubik batu."
Untuk sementara mereka hanya beristirahat di ruangan ini. Tidak memikirkan
takut kelaparan atau kedinginan, karena makanan yang terdiri dari dari daging kering berkualitas tinggi, arak yang juga pilihan tersedia lengkap di situ. Bahkan terdapat juga segala macam bumbu-bumbu hasil ramuan jurus masak istana
yang sudah diawetkan. Terdapat juga ruang tidur lengkap dengan kasur dan
bantal, dan sangat menyenangkan bagi Yang Jing adalah ruang buku kuno.
"Jing Ko, goa macam apa ini " seperti kamar seorang raja saja."
"Sian Mei, goa ini memang goa milik kaisar Yongle yang dibuat sendiri oleh
Laksamana Zheng He untuk tempat mengungsi kalau suatu waktu dibutuhkan.
Namun sekarang, tempat ini tidak mungkin digunakan, kecuali Baigongdian
dibangun kembali dan lorong goa rahasia ditata ulang oleh Laksamana Zheng
He. Namun, kukira Hongsiang tidak akan menggunakan lagi."
Malam itu, mereka menghabiskan waktu di kamar buku. Yang Jing mulai
membaca buku tipis tulisan Lie Bing Zhie sedangkan Lie Sian membaca buku
tentang seni bersuling. Dua orang itu membaca bagai patung yang tidak
bergerak, masing-masing sibuk dengan buku yang dipegangnya tanpa bergerak
bahkan benafaspun seperti jarang-jarang saja. Tetapi apabila diperhatikan
tarikan wajah dan mata mereka, akan kelihatan gerakan-gerakan yang mungkin
kalau orang lain melihat akan menjadi bingung. Yang Jing wajah berobah dan
matanya bersinar-sinar pada saat ia membaca sampai setengah halaman.
Sedangkan Lie Sian, matanya sebentar-sebentar ditutup dan seolah-olah
berhenti bernafas, namun tetap pada posisi membaca buku tanpa bergerak
sedikitpun. Satu malam telah lewat, tetapi tampaknya mereka belum berhenti
juga membaca bahkan malam berganti pagi dan pagi berganti malam sampai
tiga kali mereka tetap tidak bergerak dari posisinya.
Pada hari ketiga, pagi-pagi sekali tampak Lie Sian berdiri, dengan menekan
beberapa bagian dari dinding goa, ia telah membuka pintu goa yang menghadap ke jurang. Ia berjalan keluar dan berhenti ditepi tebing yang curam itu. Perlahan-lahan ia mengeluarkan suling merahnya. Tidak tampak ia akan meniup suling itu, tetapi bergerak perlahan-lahan seperti orang menari. Sangat perlahan, tetapi suling ditangannya mengeluarkan gaung walaupun lembut, tetapi sudah
menembus pendengaran. Begitu tubuhnya bergerak mengikuti suara suling itu,
rambut dan bajunya berkibar-kibar bukan karena angin gunung, tetapi
disebabkan mengalirnya gelombang hawa sakti dari gerakan tubuh itu. Begitu
tubuhnya bergerak seperti itu, sekonyong-konyong ia menggerakan sulingnya
dan membentuk lingkaran-lingkaran besar kecil yang berputar-putar seperti
berkejaran dengan gerakan tubuhnya. Kini ia berkelebat seperti bayangan merah hijau sehingga menimbulkan bunyi seperti musik tiup.
"Hmm " dengan Shen ta lek ling quan Sian Mei telah berhasil menyatukan
unsur ginkang, sinkang, dan khiekang menjadi satu kesatuan yang
menghasilkan kekuatan, kelenturan, dan kecepatan. Ini " hebat. Tiga malam ia membaca buku meniup suling tulisan Xunzi, Sian Mei telah berhasil membukan
rahasia dan tujuan Xunzi menulis buku itu."
Yang Jing memungut sebuah ranting, kemudian dengan cepat ia berkelebat
masuk ke dalam lingkaran hijau merah itu. Ia memainkan ilmu silat yang sama tetapi dengan perubahan dan variasi gerakan yang lebih sederhana. Walaupun
demikian, ranting di tangannya mengeluarkan suara melengking-lenking seperi suara rajawali emas, sedangkan dari gerakan tubuhnya mengalir gelombang
hawa sakti mengejar suara ranting itu.
"Sian Mei " Jen Gong Yee Wui Sao (menahan yang keras, menarik kedua
tangan) " menyusup ke dalam gelombang suara yang terkecil, kemudian
menyeruat ke depan menyatukan semua unsur suara dan hawa murni yang
beredar untuk menaklukan naga!"
"Tuyul sakti " apa saja yang tidak kau ketahui " beginikah "
wuuuuuuss".ngung"!"
"Yup Sao YeeTou Sao (apabila diserang, gunakan jurus penyerang untuk
menyerang balik) " wow .. hebat sekali Bibi Sian kali ini."
"Hei " jangan cari gara-gara lagi, nanti kalau bibimu marah bisa babak belur "
paman si putra tuyul."
Demikian dua pasang anak muda itu berlatih di pagi hari buta sambil bersenda gurau. Latihannya penudh dengan senda gurau tetpai yang dilatih bukan ilmu
sendau gurau,melainkan ilmu dasyat. Yang Jing memberikan petunjuk-petunjuk
dan latihan-latihan yang tidak pernah diterima oleh Lie Sian selama ini. Ia bertambah kagum dan takluk kepada Yang Jing.
Buku apakah yang dibaca Lie sian selama tiga hari ini" Buku biasa saja, tetapi yang membuat Lie Sian tertarik untuk membacanya karena buku usang itu ditulis oleh Xunzi, si penyempurna ilmu mujijat, Shen ta lek ling quan. Isinya Cuma pelajaran bagaimana meniup suling. Tetapi bagi orang semacam Lie Sian yang
sudah membaca Shen ta lek ling quan yang asli, buku ini bukan lagi sekedar
buku meniup suling, tetapi buku menghimpun hwa sakti melalui penyatuan
sinkang, khiekang, dan ginkang. Selama tiga hari, Lie Sian melatih ilmu
menghimpun hawa sakti Shen ta lek ling quan, kemudian pagi hari itu ia berlatih menyatukan ketiga kekuatan, inilah titik inti dan sifat Shen ta lek ling quan.
Sedangkan Yang Jing, ia mulai membuka analisa terakhir Lie Bing Zhie tentang sifat dan rahasia gerak yang meliputi hawa murni, gerak naluri sejati dalam tubuh, kunci perpaduan antara gerak diam dan gerak bergerak menurut ilmu
perbintangan. Ia tersenyum sendiri ketika mengingat pibu dengan laksamana
Zheng He, apa yang dia lihat ternyata juga dilihat oleh Lie Bing Zhie. Ilmu gerak yang Selain ilmu gerak yang aneh itu, buku tipis ini menguraikan analisa Lie Bing Zhie tentang peredaran hawa murni di dalam perut yang bergerak menurut
gerakan bintang-bintang yang sangat rumit. Sepintas-kilas, kitab kecil ini hanya berbicara soal ilmu perbintangan yang sangat sulit, tetapi bagi Yang Jing yang telah membaca Taming Rili tulisan Zu Chongzhi, buku kecil dilihat bukan sekedar mengupas rahasia gerakan bintang lagi, tetapi menguraikan analisa seorang
pandai tentang gerak hawa murni dalam tubuh menurut unsur Qi xing (tujuh
bintang) Ketika Yang Jing mencoba mencerna analisa ini kemudian ia menggerakkan
hawa murni menurut Qi xing, ia merasakan hawa sakti yang bergolak begitu
cepat dan kuat dalam perutnya, dan hampir saja ia terjungkal karena hawa murni itu bergerak seperti explosive energy yang sangat kuat.
"Fa Jing Heshang (Hwesio Fa Jing) melakukan sam-pai-Fut (tiga kali berdoa
kepada Buddha) sebanyak duaribu tujuh ratus kali dalam waktu kurang dari
sepeminuman the karena Qi xing bergerak mengelilinginya."
Kalimat ini sederhana, tetapi sangat sukar ditangkap apalagi dimengerti
maksudnya, tetapi Yang Jing dengan hanya membaca sekilas, ia sudah tahu
apa yang harus dilakukan. Selama tiga hari tiga malam ia melatih, mengatur, dan menggerakkan hawa murni dalam tubuhnya menurut sifat-sifat Qi xing, dan pada saat yang sama ia juga merenungkan secara mendalam kunci perpaduan antara
gerak diam dan gerak bergerak menurut Qi xing.
BAB 29: DISKUSI SEPASANG WENWU ZHUANJIA (Ahli Silat dan sastra)
Qiutian (musim gugur) berlalu, kini angin bertiup semakin dingin dan kadang-kala kencang sambil membawa untaian-untaian salju putih berkeliauan. Matahari
tampak lebih malas menggeliat dan cenderung malu-malu menunjukkan
sinarnya. Begitu ia nongol, cepat sekali sembunyi di ufuk Barat seperti terburu-buru ingin berjumpa dengan kekasihnya. Kegelapan begitu cepat merajalela
tanpa kompromi, menelan butiran-butiran sinar matahari yang baru saja merias diri.
Tidak terasa sudah tiga bulan mereka terkurung di dalam goa rahasia kaisar
Yongle. Setiap pagi Yang Jing dan Lie Sian membersihkan salju yang menutupi tanah datar di dinding jurang dengan cara yang berbeda dari apa yang orang lain perbuat pada umumnya. Lie Sian menghempaskan salju dengan kibasan suling
merahnya yang mengeluarkan gelombang hawa sakti yang bergulung-gulung,
sehingga salju itu tampak dipermainkan oleh gelombang tenaga yang naik-turun seperti tangga nada. Indah " bergelora"namun sebentar kemudian melesat
bagai badai salju yang terhempas dan menghantam ruas-ruas halimun yang
menutup mulut jurang. Akibatnya " wow ". Jurang yang semula tertutup
lapisan awan salju yang tebal dan putih, seketika tersibak membentuk corong yang menembus jauh ke atas. Inilah Waikexue Xikuang Banqian Shengyin
(membedah arus, memindahkan suara) yang diajarkan Tianpin Er kepada dara
sakti ini. Dengan ilmu ini Lie Sian seperti bermain-main dengan gelombang salju yang bergerak ringan tetapi susul-menyusul dengan akumulasi yang tinggi.
Dengan perpaduan sinkang , khiekang, dan ginkang yang sudah dikuasainya
dengan mahir, tidak sukar bagi Lie Sian menguasahi ilmu ini. Tubuhnya
bagaikan memilin-milin gelombang suara angin dingin yang membawa salju
turun deras, kemudian mendorongnya secara berlawanan dengan datangnya
angin itu. Akibatnya, timbul suara yang tinggi rendah seperti suara musik
berfrekwensi tinggi mengalun di pagi buta itu. Inilah penggabungan sinkang dan khiekang dari pelbagai ilmu tokoh-tokoh sakti jaman dulu, yang disempurnakan menjadi satu ilmu yang disebut waikexue xikuang banqian shengyin oleh Lie
bing Zhie. Karena Lie Sian sudah menguasahi Shen Ta Lek Ling Quan dengan
sempurna, Waikexue Xikuang Banqian Shengyin membuatnya seperti naga
tumbuh sayap " sangat indah, kadang enak didengar, tetapi berkekuatan
dasyat tidak terperihkan.
Tianpin Er memiliki cara berbeda dengan Lie Sian, ia berdiri di tengah-tengah salju yang sedang turun dengan hebatnya. Ia seperti bersilat dengan sebuah
ilmu yang mengandung delapan sifat dan kharakter yang berbeda-beda. Dari
gerakan tubuhnya menyeruak gelombang kekuatan sakti, dan dalam waktu
sekejab salju-salju itu berubah menjadi delapan macam bentuk. Sebagian
mengepul asapkemudian mendidih seperti terjilat oleh lidah-lidah api, ada yang berubah menjadi serbuk lembut berwarna putih, yang lain lagi menjadi butir-butir kristal es, sebagian lagi melesat kemana-mana, yang sangat mengherankan,
ada sebagian salju yang berubah menjadi butir-butir kecil yang bergerak luarbiasa cepatnya dan menembus dinding jurang secara susul-menyusul, sehingga
dinding yang terbuat dari batu gunung itu tercipta sebuah lubang berdiameter satu ruas jari dengan kedalaman yang menakjubkan. Ada pula salju yang
bukannya terlempar, tetapi terserap dan melekat pada tangan kanannya
sehingga tangan itu berubah putih. Dalam situasi yang demikian, tiba-tiba tubuh Tianpin Er bergerak lurus dan kaki kiri ditekuk sehingga bersentuhan dengan separuh kaki kanannya, sedangkan kedua tanganya dikembangkan seperti
sayap burung rajawali. Selanjutnya tubuhnya melayang sambil berputar, dan
tampak salju-saju yang terhempas oleh kedua kakinya membentuk bola-bola
yang bergerak naik turun. Di atas bola-bola salju yang berjumlah delapan biji itu, Tianpin Er bersilat dengan cara yang luar-biasa aneh. Kadang-kadang bergerak seperti naga, tetapi kemudian berubah begitu cepat menjadi seperti rajawali.
Beberapa detik setelah ia melayang turun bagai capung, kedelapan bola salju itu seperti diterpa oleh ribuan tangan sakti sehingga semuanya jatuh ke tanah
dalam keadaan utuh dan dalam waktu yang bersamaan. Ketika Lie Sian
menyentuh bola-bola salju itu, ternyata isi dalamnya telah berubah menjadi
bubuk kering dan kemudian sirna tertiup oleh angin. Lie Sian tidak terasa
meleletkan lidahnya menyaksikan kedasyatan ilmu yang dimainkan oleh Yang
Jing. Inilah ilmu mujijat hasil analisa Lie Bing Zhie yang paling sukar dimengerti: Ba Quanzi Shen (Delapan Lingkaran Dewa).
"Jing Koko " ii h " ilmu apa itu" Aku tidak bisa membayangkan apa akibatnya apabila diarahkan ke arah tubuh orang " iih " kerangkanya tetap utuh berserta kulitnya, tetapi isi dalam sudah hancur-luluh " aduh Koko " masa engkau tega melancarkan ilmu itu?"
"Sian Mei " semua ilmu silat memiliki dua unsur, menyerang dan bertahan. Ba Quanzi Shen sebenarnya cenderung untuk menahan semua bentuk serangan.
Semakin hebat ia diserang semakin hebat pula dan tahan dan daya tolaknya.
Jikalau kita diserang dengan ilmu yang ganas, maka Ba quanzi Shen akan
memperlihatkan reaksi menekan dan menghancurkan unsur-unsur jahat itu.
Sungguhpun demikian, ilmu ini juga bisa bergerak seperti hakim keadilan yang menuntut keadilan dan kebenaran harus ditegakkan. Dalam keadaan demikian,
ia akan berubah menjadi ilmu serangan yang tidak terperihkan hebatnya."
"Jing Koko, pada waktu engkau bertanding dengan Laksamana Zheng He,
engkau menyebutkan gerak diam dan gerak bergerak menurut ilmu perbintangan
. Apakah itu artinya?"
"Sian mei, berbicara soal itu, berarti kita berbicara soal buku tipis yang setiap hari kubaca. Coba engkau lihat, dan apa pendapatmu?"
Lie Sian membuka halaman pertama buku itu yang ada tulisan:
"Fa Jing Heshang (Hwesio Fa Jing) melakukan sam-pai-Fut (tiga kali berdoa kepada Buddha) sebanyak duaribu tujuh ratus kali dalam waktu kurang dari sepeminuman teh karena Qi xing bergerak mengelilinginya."
"Jing Ko ". Aku tidak melihat ilmu apa-apa di halaman pertama ini, halaman
kedua dan seterusnya hanya bicara soal bintang bergerak di langit, apanya yang menarik" Ini buku bikin pusing. Kenapa membaca buku demikian sampai
berbulan-bulan?"
"Sian Mei " lihatlah " !"
Tiba-tiba Tianpin Er mengambil posisi seperti hwesio sembayang. Lie Sian
menunggu dan menunggu sekian lama, namun Yang Jing tetap pada posisi
seperti itu. Lie Sian tidak habis pikir.
"Jing Ko " aku tidak melihat apa-apa?"
"Sian Mei, coba seranglah aku dengan ilmu apa saja yang kau anggap paling
cepat dan paling kuat."
"Bersiaplah " hiaat". Waikexue Xikuang Banqian Shengyin?"?"?"?"!!"
Serangan ini hebat tidak terperihkan. Lie Sian berani menyerang Yang Jing
dengan ilmu mujijat ini dengan tidak sungkan-sungkan karena ia tahu siapa
Tianpin Er. Namun ia menjadi kecele, kemanapun ia menyerang, Yang Jing
sepertinya tidak bergerak, namun tidak bisa disentuh ataupun didekati,
sepertinya tubuhnya turut bergerak seiring dengan Waikexue Xikuang Banqian
Shengyin. Lie Sian mencoba berkali-kali, namun hasilnya sama saja.
"Nah sekarang tiba giliranku yang menyerang, bersiaplah ".!"
Belum habis suara itu, tiba-tiba Lie Sian merasakan kuncirnya disentuh. Ia tidak melihat kapan Yang Jing bergerak, tahu-tahu kuncirnya sudah seperti ditarik dari atas. Ketika ia melihat Yang Jing kembali, ia masih pada posisi semula, tetapi tangan kirinya sudah mengenggam pita hijau yang selalu menghias rambutnya.
"Iih"itu ilmu siluman!!"
"Bukan " bukan"tidak ada ilmu siluman " ilmu ya ilmu, siluman ya siluman,
keduanya tidak memiliki hubungan. Ilmu ini tidak ada namanya, entahlah mau
dinamakan apa. Namun yang jelas ilmu ini dipelajari dengan cara mempelajari kunci gerak diam dan gerak bergerak menurut Qi xing (tujuh bintang). Qi xing selama ribuan abad diterjang oleh jutaan meteor, tetapi ia tidak pernah tersentuh oleh meteor manapun. Mengapa demikian" Karena Qi xing yang menerima
gerak, akan bergerak jauh lebih cepat dan kuat dari gerak yang ia terima. Seperti diam saja, tetapi sesungguhnya dalam diamnya ia telah melakukan gerakan
yang digandakan oleh jarak dan percepatan yang tidak terlukiskan tingginya."
Selagi mereka berdiskusi soal ilmu silat dalam berbagai disiplin ilmu yang
berbeda-beda, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh suara benda jatuh dari atas.
Begitu mereka keluar goa, tampak sepasang burung rajawali yang berwarna
putih keemasan tersungkur di tanah datar dengan luka-luka yang mengeluarkan darahdi sekitar sayap dan leher. Begitu Tianpin Er dan Lie Sian mendekat, tiba-tiba salah satu dari rajawali itu berdiri dengan sorot mata mengancam
sedangkan salah satu sayapnya melingkar pada badan rajawali satunya yang
sedikit lebih kecil. Matanya bersinar bagai kilat menyambar, sangat bengis dan gagah sekali. Tubuhnya tinggi besar dan hampir sama dengan tinggi tubuh Coa Lie Sian.
"Sian Mei lebih baik kita tidak mendekatinya dalam saat-saat yang demikian, yang jantan tampaknya curiga dan siap untuk menyerang habis-habisan. Jangan bergerak biarlah aku melakukan sesuatu sehingga rajawali itu mungkin mengerti maksud kita untuk menolong."
Tianpin Er kemudian mengambil daging domba yang sudah kering dan arak
merah yang ditaruh di tempayan. Kemudian disodorkan di depan kedua burung
itu. Dengan agak ragu-ragu, burung jantan itu mendekati daging kering itu,
kemudian mulai makan bersama dengan yang betina. Satu potong paha domba
dilalap habis dalam waktu cepat. Yang Jing segera memberikan sepotong lagi.
Sejam kemudian, tampak si betina sudah mulai lemas tidak berdaya karena
darah yang mengucur dari lehernya membuatnya tidak berdaya. Yang Jantan
berteriak-teriak dengan suara yang memekakkan telinga. Dengan perlahanlahan Yang Jing mendekati sepasang burung itu.
"Bai Diao (rajawali putih) " aku hendak menolong " percayalah?"
Yang Jing berkata dengan lembut sambil mengulurkan tangannya. Rajawali
jantan itu segera bereaksi keras dengan membuka patuknya. Namun yang
betina memperdengarkan suara rintihan seolah ia mendesak yang jantan
mengijinkan Yang Jing datang menolong.
"Bai Diao " aku hendak menolong " percayalah."
Kali ini yang Jantan tidak bereaksi galak, Yang Jing memberanikan diri maju lebih dekat. Ketika dirasa mereka mulai percaya, segera Yang Jing memeriksa leher yang mengeluarkan darah itu. Begitu ia menyentuh leher itu, ia
menemukan jarum berwarna hijau yang beracun. Segera ia mencabut jarum, dan
membersihkan luka itu. Lie Sian menyodorkan bubuk putih , obat pemunah racun dari simpanan kaisar Yongle. Tampak rajawali betina itu mulai tenang. Segera Yang Jing menyalurkan hawa saktinya untuk memulihkan kekuatan rajawali itu.
Sepeminuman teh kemudian, ia ganti memeriksa sayap rajawali jantan, ternyata menemukan jarum hijau yang sama juga.
"Hm " jarum ular hijau " ini pasti dilepas oleh ahli silat yang berilmu tinggi "
hmm apa maksudnya" Jelas ia mencoba menangkap rajawali ini hidup-hidup.
Siapakah dia itu?"
Keesokan harinya, tampak sepasang rajawali itu sudah segar kembali. Mereka
tidak menunjukkan sikap curiga dan bermusuhan dengan Yang Jing dan Lie Sian bahkan tampaknya mereka mulai jinak terhadap mereka berdua.
"Diao Ko (kakak rajawali) kau tampak jauh lebih gagah hari ini dibandingkan kemarin."
Tanpa takut-takut, Lie Sian memeluk leher rajawali itu sambil menciumnya.
Bulunya yang putih keemasan itu dielus-elus dengan begitu lembut, sehingga
rajawali itu menjadi semakin jinak dan membalas perilaku Lie Sian dengan
menaruh lehernya pada lengan dara itu.
Demikian kedua orang itu mendapat teman sepasang rajawali yang dari hari ke hari menjadi semakin jinak.
"Sian Mei " aku memiliki pikiran untuk keluar dari tempat ini dengan memakai pertolongan rajawali itu?"
"Bagaimana caranya JingKo?"
"Sian mei untuk maksud itu, kita dan sepasang rajawali itu harus berlatih ilmu yang disebut Diaoxi zaitian (Rajawali Bermain di angkasa) ."
Demikian Yang Jing mulai merangkai teori ilmu yang dinamakan Diaoxi zaitian bersama dengan Lie Sian kemudian mempraktekkan. Tiga hari kemudian,
tampak kedua orang pandai itu mulai melatih sepasang rajawali itu dengan ilmu yang sama. Rajawali raksasa berbulu putih emas ini termasuk bangsa burung
yang cerdas, sehingga tidak sampai sebulan, mereka sudah mulai mampu
memainkan ilmu ini dengan begitu baik. Ilmu ini dirangkai oleh Yang Jing
berdasarkan prinsip-prinsip Chin-shi-lu (jalan batu dan tulang) dan Feiqiu
Sangyun (terbang di atas awan). Sepasanga rajawali itu seperti melangkah
dengan gerak langkah ajaib itu namun dengan pengerahkan ginkang sesuai
dengan aturan Feiqiu Sangyun (terbang di atas awan). Begitu Rajawali betina bergerak, Lie Sian segera menyusul dengan cara melompat di atas
punggungnya, lompatan dengan Feiqiu Sangyun itu seperti sekedar menotol
punggung rajawali itu sehingga tubuhnya melesat ke atas. Begitu tubuh Lie Sian melesat ke atas, burung rajawali jantan dengan jurus yang sama menyambut
tubuh Lie sian. Dan hampir dalam saat yang bersamaan yang Jing juga sudah
melesat ke atas dengan cara yang sama. Begitu tubuh Lie Sian menotol di
punggung rajawali jantan dan kemudian melesat ke atas, Yang Jing sudah
berada tepat di bawah Lie Sian dan menggerakkan tangannya mendorong tubuh
Lie Sian melesat lagi lebih tinggi. Selanjutnya, dengan gerakan yang super
cepat, burung rajawali itu secara silih berganti juga mendorong tubuh Yang Jing untuk melesat ke atas menyusul Lie Sian.
Tepat sebulan setelah itu, pagi hari sebelum salju turun, tampak sepasang anak manusia dan sepasang rajawali seperti bermain-main di angkasa. Tubuh mereka melesat membentuk jurus-jurus tertentu yang tampak rapi dan berjarak sama
satu dengan yang lain. Sepasang rajawali mengambil peranan yang begitu
begitu penting karena mereka berdua secara susul-menyusul menggunakan
punggung untuk menyambut dan memberikan paruhnya untuk mendorong,
sehingga akhirnya sampailah mereka di atas tebing.
"Horeeeeeeeeeeeeeeeeeeee?"".!!!!"
Lie Sian sampai duluan, kemudian disusul oleh Yang Jing. Sepasang burung
rajawali itu tampak bersemangat melakukan hal itu.
"Diaoko dan diao Ci " hari ini kita berpisah dulu, nanti setelah tugas kami selesai, kita akan berkumpul kembali selamanya " !" kata Lie Sian.
Yang Jing yang mendengar perkataaan Lie Sian itu, diam-diam ia mencatat
dalam hatinya. Ada sebuah harapan yang indah tiba-tiba lahir di dalam lubuk hatinya.
"Apakah Sian Mei mau hidup bersamaku selamanya" Betulkah itu?"
Sepasang burung rajawali tampak menunjukkan sikap susah dan tidak rela
berpisah dengan mereka. Sebentar mereka mendekati Yang Jing, di lain saat
mendekati Lie Sian. Akhirnya mereka berdua memeluk sepasang rajawali itu
kemudian melepaskan mereka pergi kembali ke goa itu.
Mulailah mereka melakukan penggembaraan bersama didunia persilatan dengan
bekal ilmu yang sudah mereka tekuni dan pelajari selama ini. Sepasang
pendekar muda yang akan menggegerkan dunia persilatan, sehingga orang
menjuluki mereka sebagai SEPASANG BAYANGAN DEWA.
Tamat Berlanjut ke " KISAH SEPASANG BAYANGAN DEWA"


Penelitian Rahasia 8 Jurus Lingkaran Dewa 1 Karya Pahlawan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Document Outline
BAB 27: LENGKINGAN DI TENGAH MALAM
BAB 28: PAPAN CATUR DI DINDING JURANG
BAB 29: DISKUSI SEPASANG WENWU ZHUANJIA (Ahli Silat dan sastra)
Hikmah Pedang Hijau 4 Perkampungan Misterius Seri Pendekar Cinta 4 Karya Tabib Gila Pendekar Remaja 16

Cari Blog Ini