Ceritasilat Novel Online

Manusia Harimau Jatuh Cinta 8

Manusia Harimau Jatuh Cinta Serial Manusia Harimau Karya S B. Chandra Bagian 8


298 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
pernah mencuri, walaupun butuh uang. Dia punya kepandaian, untuk mana dia biasanya tidak suka dibayar. Tetapi di waktu perlu sekarang, usahanya mau menawarkan jasa, tidak dihiraukan orang. Memang sedih!
Sekali lagi Erwin berkata kepada seorang petugas losmen, yang tampaknya bukan pelayan seperti yang diajaknya bicara tadi. Orang ini seperti mengurus keuangan. Mungkin orang yang dipercayakan mengurus losmen oleh si pemilik.
"Bang," kata Erwin dengan sangat sopan. Untunglah yang diajak ngomong seorang peramah. Ia memandang menunggu lanjutan.
"Abang jangan marah. Saya dengar tuan yang punya hotel ini sedang sakit.
Bolehkah?" tetapi Erwin tidak sanggup meneruskan.
"Memang sedang sakit. Tetapi dia bukan tuan. Dia nyonya. Kakakku. Apa yang mau Bung katakan!" kata Maspar, yang asal Deli tulen.
"Bolehkah saya melihatnya?" tanya Erwin.
"Untuk apa" Dia sedang sakit," kata Maspar lesu. Seperti tidak mengandung banyak harapan. "Apakah Saudara mengenal kakakku?"
"Tidak Bang. Sulit aku mengatakannya," ujar Erwin.
"Katakan saja, barangkali aku bisa membantu!"
"Saya mau melihat dan coba mengobatinya, kalau boleh!"
Maspar memandangi Erwin walaupun tidak terlalu kentara dari atas ke bawah.
Bagaimanapun baik hatinya, timbul juga keragu-raguan. Apakah orang semacam Erwin bisa mengobati" Sedangkan dukun-dukun kenamaan sudah angkat tangan. Tetapi sebelum mengajukan pertanyaan lebih jauh kepada Erwin, ia juga berpikir bahwa segala yang mustahil kadang-kadang bisa terjadi. Dia hanya mau melihat dan coba mengobati. Apa ruginya!
Setelah bicara dengan seorang petugas lain, Maspar membawa Erwin ke rumah kakaknya. Boncengan di sepeda motornya.
Ternyata rumah pemilik losmen itu bilangan Medan Baru. Sebuah rumah masuk kelas mewah. Di luar dugaan Erwin. Karena dia tidak tahu, bahwa perempuan yang sudah janda ini, Tengku Khadijah, seorang pengusaha yang bergerak di lebih dari satu bidang. Antara lain ia mempunyai beberapa losmen. Punya toko juga.
Meskipun ada beberapa orang, tetapi tidak kelihatan kesibukan. Setelah omong-omong SERIAL MANUSIA HARIMAU
299 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
dengan beberapa keluarga, Maspar membawa Erwin langsung ke kamar kakaknya, yang terbaring dengan mata terpejam. Beberapa wanita menungguinya. Ada anak, ada kemanakan. Mereka semua sudah hampir putus asa. Dukun Deli sudah! Bahkan yang terkenal dari Serapoh di Langkat pun sudah pernah mencoba. Begitu juga dukun dari Sidikalang dan Kabanjahe.
Keluarga yang sudah kehilangan hampir seluruh harapan itu membiarkan Erwin. Siapa tahu! Toh tak ada ruginya. Barangkali orang ini yang mengembalikan harapan. Siapa tahu!
Tetapi pada beberapa detik kemudian Erwin merasa dirinya kepanasan dan seperti ada yang mencekik lehernya, sehingga ia berontak, mengejutkan keluarga si sakit yang melihat.
Tetapi mereka lantas tahu, bahwa ini hanya reaksi dari serangan tak kelihatan atas diri Erwin. Yang begini biasa terjadi atas dukun mana saja yang mau mencobakan kebolehan mereka.
*** TETAPI berkat tambahan ilmu tidak kepalang tanggung yang diterimanya dari Tuan Syekh Ibrahim Bantani di sebelah utara Muara Sipongi, ia segera normal kembali.
Lama juga ia membaca-baca sementara si sakit kelihatan gelisah di pembaringannya.
perlahan-lahan, Tengku Khadijah membuka matanya, lalu minta minum. Erwin meminta kepada seorang perempuan muda yang menungguinya agar kepadanya diberikan air putih yang sudah disediakannya. Khadijah minum. Yang memandangi heran. Biasanya, jangankan meminta, diberi minum saja pun ia menolak.
Tak ada yang menyangka bahwa orang yang kelihatan kampungan itu punya kemampuan seperti ini. Seperti biasa, sebelum mengenal, tak kan ada orang percaya bahwa Erwin mempunyai kebolehan yang tidak mudah mencari imbangannya.
Keluarga Tengku Khadijah berbisik-bisik. Menyatakan kekaguman dan tentu saja ingin tahu, siapa gerangan manusia yang sangat hebat ini. Tak cukup sampai di situ.
Seorang tua dan seorang muda datang ke rumah itu, memberi salam. Keluarga Khadijah menawarkan bahwa pasti dukun pula yang hendak menawarkan jasa dengan mengajukan segala persyaratan. Membicarakan imbalan sebelum berbuat suatu apa pun terhadap si sakit.
Dukun-dukun komersial yang kadang-kala memang hendak menipu saja. Keluarga orang SERIAL MANUSIA HARIMAU
300 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
kaya yang sedang gering memang salah satu obyek yang mudah dimakan.
"Kami sudah tidak memerlukan dukun," Maspar yang pergi menyambut para tamu itu.
"Terima kasih atas maksud baik Bapak."
Orang tua yang punya umur sekitar enam puluh menyahut, "Kami bukan mau menawarkan bantuan. Kami mohon diberi izin bertemu dengan bapak yang sedang mengobati Tengku."
"Beliau sedang bekerja," kata Maspar. Orang tua itu menerangkan, bahwa ia mohon juga kebaikan hati tuan rumah untuk sekedar menyampaikan niatnya itu.
Ketika Maspar masuk ke kamar kakaknya, tanpa disangka oleh semua hadirin Erwin berkata kepada Maspar agar mengatakan kepada tamu-tamu itu untuk menanti. Maspar heran, dari mana pula Erwin tahu, bahwa kedua tamu itu ingin bertemu dengannya. Tetapi ia tidak bertanya, hanya menarik kesimpulan bahwa Erwin memang bukan dukun sekedar dukun. Dan ia tambah kagum kepada orang muda yang tidak punya gaya meyakinkan itu.
Ketika Erwin keluar, ke ruang tamu, di tempat menanti orang tua dengan kawannya yang masih muda, tanpa disangka Maspar dan keluarga yang lain, orang tua berambut setengah putih itu langsung mendatangi, membungkuk dan menyalam Erwin. Bagi Maspar masih tanda tanya apa yang dikehendaki orang ini.
"Aku datang mohon damai," kata orang tua yang mengaku bernama Munaf. "Aku akan menarik kembali kirimanku. Hanya satu permintaanku kepada Tuan. Jangan binasakan periuk nasiku!"
Maspar sudah mengerti. Rupanya dialah yang mengirim penyakit untuk Tengku Khadijah. Maspar yang kelihatan ramah tetapi rupanya bisa mendadak panas darah melompat, menangkap leher orang tua yang dukun itu. Untung Erwin segera membentak,
"Jangan, Bang! Aku tidak suka kekerasan. Dia sudah mengaku salah, biarlah dia pergi. Kalau sekali lagi dia membuat macam-macam barulah jangan beri ampun."
Bentakan Erwin sebagai perintah dari perwira kepada bawahannya. Maspar mundur, walaupun ia masih penasaran. Kepada Munaf diperintahkannya supaya meminta maaf dan mengakui segala perbuatannya kepada Tengku Khadijah. Orang itu diam, rupanya merasa berat untuk berbuat begitu. Dia sudah mengakui dosa, minta maaf, pikirnya sudah cukuplah sekian.
"Tidak cukup sekian, Pak Munaf," kata Erwin. Seperti biasa ia membaca apa yang SERIAL MANUSIA HARIMAU
301 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
dipikirkan lawannya. Menyebabkan orang itu tambah takut kepadanya.
"Tetapi kalau saya sampai menghadap Tengku sendiri, saya akan sangat malu dan berupa suatu penghinaan terhadap diri saya. Bagaimanapun, saya seorang dukun," kata Munaf. Setengah merasa keterlaluan tetapi juga setengah memohon kebaikan hati Erwin.
"Mengapa merasa dihina. Bapak memang punya sifat hina. Jadi wajar kalau mengaku bersalah dan minta maaf kepada yang empunya diri!" kata Erwin. Keluarga Maspar yang mendengarkan merasa ngeri juga dengan keberanian seorang muda seperti Erwin terhadap orang tua, dukun terkenal yang punya nama di Deli dan Serdang. Hanya saja mereka tidak menyangka, bahwa dukun besar inilah yang merusak Tengku Khadijah.
Pada saat itu mendadak Munaf menggeliat-geliat, memegangi perutnya. Ia mengaduh-aduh kemudian meronta-ronta. Rupanya sakitnya kian menjadi-jadi. Dia yang bisa mengirim segala macam kejahatan untuk orang-orang yang jadi sasaran atas upah, kini merasakan sendiri suatu serangan yang dilancarkan seorang yang jauh lebih muda dari dirinya sendiri.
"Ampun Tuan," kata Munaf kepada Etwin.
"Bapak tidak, bersalah kepadaku. Yang Bapak jahili adalah Tengku Khadijah yang tidak punya dosa apa pun kepada Bapak. Maka kepadanyalah Bapak minta ampun. Itu pun kalau beliau mau memberi ampun. Kalau tidak, tentu Bapak berurusan dengan yang berwajib.
Tujuan Bapak membunuh Tengku itu secara pelan-pelan. Bukankah begitu!"
Munaf menjadi pucat, dan sebelum sempat mengelak satu tendangan Maspar telah bersarang di rusuknya. Ia terjatuh, segala kehebatannya tidak kelihatan. Tetapi matanya memandang tajam ke arah Maspar, seolah-olah hendak mengatakan, bahwa pada suatu hari Maspar harus membayar untuk perbuatannya ini.
"Mau membalas?" tanya Erwin kepada Munaf. "Orang yang main hakim sendiri pasti akan membunuhmu sampai mati. Karena Bapak tukang santet!" Menyebabkan Munaf memandang, rupanya kurang mengerti. "Santet itu membunuh melalui ilmu hitam!"
"Saya tidak akan membalas. Saya mengaku salah," kata Munaf.
Ia tidak dapat berbuat lain daripada mengikuti Maspar masuk ke ruangan si sakit yang sudah sadarkan diri.
"O, Pak Munaf. Apa kabar" Tak pernah Bapak datang mengobati saya," kata Tengku Khadijah. Membuat dukun itu tambah malu.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
302 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
"Ampuni saya Tengku," kata Munaf. "Saya datang mohon ampun dari Tengku. Saya telah berbuat buat salah terhadap Tengku yang begitu baik terhadap saya!"
"Mengapa Bapak ini" Minta ampun apa?"
Orang tua yang berilmu hitam itu kian malu. Ia menceritakan apa yang telah dilakukannya. Ia merasa menyesal. Ia terpengaruh oleh uang dari Wan Hamdan.
Semua keluarga Tengku Khadijah dapat merasakan, bahwa kedatangan orang jahil dengan pengakuan sambil minta ampun itu tentu oleh kuatnya ilmu Erwin.
Ketika dukun Munaf hendak mencium tangan Tengku Khadijah sebagai tanda hormatnya, Erwin menepiskan tangannya, "Jangan!" Bentak Erwin.
*** DUKUN tua itu terkejut, memandang murka ke arah Erwin, dengan sorot mata mengandung dendam. Semua hadirin termasuk Tengku Khadijah heran atas sikap Erwin yang tidak mereka mengerti..
Dan Erwin tahu dia harus memberi jawaban atas keheranan dan ketidak mengertian mereka. "Tuan hendak membunuh Tengku melalui mulut dan ludah Tuan yang berbisa, Tuan Munaf! Terlalu, buat orang setua Tuan sungguh keterlaluan!" desis Erwin.
Pak Munaf hanya bisa menundukkan muka. Sebab Erwin telah mengatakan yang sebenarnya. Ini bukan lawan baginya. Kalaupun akan membalas dendam, bukanlah di situ tempatnya. Kau harus menunggu kesempatan lain, kalau kesempatan yang demikian akan terbuka baginya.
"Saya mohon diri saja," kata Munaf sambil mundur seperti kucing yang disiram dengan seember air.
Kekaguman mereka terhadap si orang muda sangat sederhana kian bertambah. Semua ingin tahu dari mana asalnya, siapa gurunya atau di mana dia bertapa.
"Tak ada suatu apa pun yang aneh pada diri saya," kata Erwin tanpa ditanya. "Saya berasal dari orang kampung biasa di Tapanuli Selatan.
"Tetapi Bapak luar biasa," kata Maspar yang semula memandang enteng kepadanya.
Hanya keramahannya saja yang membuat dia membawa Erwin melihat kakaknya. Bukan karena kepercayaan, bahwa orang ini dapat menolong Tengku Khadijah.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
303 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
"Saya hanya berusaha. Yang menyembuhkan, kalau nanti sembuh, adalah Tuhan. Tiada lain daripada dia." Kata-kata Erwin ini meningkatkan penghargaan mereka terhadap dirinya. Mereka yakin sepenuhnya, bahwa orang ini hanya berjalan di jalan Allah. Dari percakapan ringan, tahulah segenap keluarga Tengku Khadijah, bahwa ia baru siang itu datang dari Tapanuli. Yang mereka tidak tahu, karena mereka tidak bertanya, mengapa ia sampai ke losmen di daerah perkampungan lama itu.
"Berapa faedah yang harus kami berikan kepada Bapak" ' tanya Maspar.
Erwin tidak segera menjawab. Di satu sudut hatinya ia malu, karena ia tidak biasa menjual ilmu. Di sudut lain ia mengetahui benar, bahwa ia sangat butuh biaya.
Perjalanannya masih jauh. Masih akan ke Palembang. Juga ke Lahat. Untuk menemui gadis yang dicintai dan guna memenuhi janjinya akan mengunjungi Mei Lan yang ditinggal pergi ketika ia mengharimau.
Erwin meneruskan pekerjaannya. Menyiapkan air untuk diminum selama tiga hari.
Tujuh teguk tiap hari menjelang Magrib.
Dalam bisik-bisik antar keluarga Tengku Khadijah diambil mufakat untuk memberi Erwin setengah juta.
Ketika uang itu disampaikan dengan hormat kepada nya oleh Maspar, manusia harimau itu memandang semua hadirin. Tiap mata yang bertemu pandang dengan mata Erwin, menunduk.
Kemudian Erwin berkata, "Sebenarnya saya tidak biasa menerima upah, kalau pemberian ini dinamakan bayaran atau upah. Tetapi saya memang sedang perlu uang. Saya malu menerimanya tetapi saya masih akan berjalan jauh. Dengan ikhlas hati Tengku saya ingin menerima sebagian dari uang ini!"
"Semuanya untuk Bapak. Ini bukan upah. Apa yang telah Bapak lakukan tidak dapat dinilai dengan uang." Memang benar begitu. Segenap keluarga tadinya sudah hampir tidak punya harapan. Tengku Khadijah hampir pasti tidak tertolong lagi. Erwin hanya mengambil sebagian dari uang yang diberikan. Selebihnya dikembalikan. Yang tentu saja, seperti biasa membuat mereka tercengang. Kok ada dukun yang menolak rezeki.
"Kuterima sebagian ini karena aku membutuhkannya. Bukan upah!" kata Erwin mengulangi.
Tengku Khadijah berkata, "Kalau Bapak masih lama di Medan ini, di rumah buruk SERIAL MANUSIA HARIMAU
304 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
kami ini sajalah menginap." Walaupun rumahnya itu sebenarnya laksana istana mini.
Tergolong orang yang suka merendahkan diri, begitulah wanita keturunan bangsawan itu.
Erwin menolak dengan halus. Mengatakan, bahwa baginya bisa menginap di losmen saja sudah lebih daripada sangat baik. Mereka semua terharu, terutama Tengku Khadijah yang merasa diselamatkan nyawanya. Ketika anak Dja Lubuk itu mohon diri. Tengku memintanya menunggu.
"Kami ingin minum kopi sekedarnya dengan bapak," kata Tengku Khadijah dikuatkan oleh Maspar. Begitu juga oleh keluarga yang lain. Mereka ingin lebih lama bersamanya.
Bagi mereka orang muda ini dianggap mempunyai sesuatu yang sangat ampuh. Ada yang menyangka dirinya orang sakti untuk yang menyamar sebagai pemuda kampungan dalam menyelamatkan Tengku Khadijah yang hidupnya selalu berbuat kebajikan terhadap sesamanya. Ajakan itu semula akan ditolak oleh Erwin, karena ia merasa penghormatan itu agak berlebihan, tetapi kemudian hatinya begitu saja tergerak, menerima. Beberapa gadis, kemanakan Tengku, menyediakan minuman dan juadah. Ramai-ramai mereka menghadapi meja. Semua mata tertuju kepada Erwin.
Semuanya sangat kagum kepadanya, termasu ketiga gadis keturunan Tengku yang jelas membiaskan kebangsawanan pada wajah mereka. Erwin lebih banyak menunduk, tak sedikit pun memperlihatkan kelebihan. Dan kali ini untung baginya, gadis-gadis cantik itu hanya sampai pada mengagumi. Kalau ada di antara mereka yang sampai jatuh hati pula, seperti telah banyak kali dialaminya dan rata-rata menimbulkan kesulitan baginya, bisa bikin perkara baru. Bukan tak mungkin Erwin akan menghadapi kesulitan baru di Medan.
"Bila ke Medan, kami harap Bapak sudi singgah di gubuk kami ini," kata Tengku Khadijah polos dan tetap merendah.
"Insya Allah," jawab Erwin tanpa mengangkat muka. 'Saya merasa sangat bahagia malam ini, lebih daripada Tengku dan keluarga Tengku semua!"
Selama minum bersoma itu ada semacam perasaan tidak enak di dalam hati Erwin. Ia tidak tahu mengapa, karena ia bukan manusia yang selalu serba tahu. Mei Lan atau Hasanahkah" Ada semacam dugaan, bahwa Hasanah dan ayahnya menyusul ke Medan dan urusannya dengan gadis serta dukun Abduh tidak akan habis sampai di situ saja. Sebelum ia meninggalkan rumah itu, Tengku memberikan sehelai kain tenunan Silungkang, katanya untuk dipakai sembahyang. Sepeninggal Erwin yang kembali diantarkan oleh Maspar, SERIAL MANUSIA HARIMAU
305 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
mereka masih membicarakan dirinya.
Tetapi hanya beberapa puluh meter dari rumah Tengku Khadijah, Maspar yang mengemudikan sepeda motor jadi kaget karena lampunya menyorot satu benda melintang di tengah jalan yang kian dekat jelas sosok manusia. Mereka turun. Sudah tentu. Orang yang berkemanusiaan tidak akan terus saja berlalu kalau melihat tubuh manusia tergeletak di tengah jalan. Entah sudah mati, entahkah masih bernyawa. Mereka jadi sangat terkejut, karena orang itu tak lain daripada Munaf, sang dukun yang menjahili Tengku Khadijah dan tadi sempat ditendang Maspar karena tidak kuat menahan emosinya. Pemeriksaan lebih dekat menunjukkan bahwa orang itu sudah mati dengan perut terbuka lebar dan isinya seperti sengaja ditumpukkan di sisi badannya. Mukanya tidak dirusak, tetapi pada dadanya jelas ada bekas cakaran kuku besar dan dalam. Yang sudah tentu bukan kuku manusia.
Maspar mau mengatakan bahwa dada itu bekas dicakar harimau, tetapi tak diucapkannya, karena tidak pernah ada lagi harimau masuk kota Medan. Kalau beberapa puluh kilometer di pinggirannya mungkin masih ada. Daerah Diski dekat Binjai dan Tanjungmorawa beberapa puluh tahun yang lalu masih menyimpan banyak harimau.
Bertanya Maspar, "Apakah Bapak pikir ia dibunuh manusia"'
"Tidak, cakaran ini jelas bekas kuku harimau!"
"Tetapi?" kata Maspar tanpa meneruskannya.
"Tetapi tidak masuk akal. Tidak semuanya harus masuk akal, Pak Maspar," kata Erwin.
"Kalau orang bercerita dan kita tidak melihatnya sendiri, boleh kita katakan tidak masuk akal. Tetapi apa yang dilihat oleh mata kita merupakan suatu kenyataan. Dan kenyataan tidak memerlukan masuk akal atau tidak. Bukankah begitu?"
Kini baru Maspar berkata, "Apakah harimau piaraan" Ataukah harimau jadi jadian yang dinamakan cindaku?"
"Kedua-duanya boleh jadi. Yang nyata, kematian Pak Munaf ini disebabkan serangan harimau!"
"Kalau misalnya harimau piaraan, harimau siapa" Tentu musuhnya yang mengirim!
Kalau harimau jadi-jadian, bukankah Pak Munaf dukun besar yang tentunya ditakuti oleh cindaku!"
"Entah. Kalau cindaku itu punya ilmu pula dan pernah dihina oleh Pak Munaf ini, boleh jadi ia membalaskan dendamnya," kata Erwin. Ia ngomong sekedar memberi reaksi SERIAL MANUSIA HARIMAU
306 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
saja. Kemungkinan adanya harimau suruhan seseorang yang memang sakit hati kepada Munaf memang bisa saja terjadi. Di Medan bukan rahasia bagi sementara orang pandai, bahwa beberapa orang berilmu memelihara harimau untuk disuruh-suruh. Sedikit-sedikitnya memelihara keselamatan dirinya dari serangan musuh. Di mana pun tiap orang berilmu selalu punya musuh. Dan musuh itu biasanya orang berilmu pula semacam dia.
Selalu ada semacam persaingan di antara mereka.
Terutama di antara yang asalnya berlainan daerah. Kadang-kadang tidak dengan maksud jahat. Hanya sekedar hendak mengukur kekuatan rekan. Bukan hendak membinasakannya.
Erwin sebenarnya punya firasat kuat, bahwa yang membinasakan dukun Munaf tak lain dari ayahnya. Atau kakeknya. Atau harimau Sutan Na Tolupulu. Boleh jadi pula sahabat-sahabat harimau kumbang dan belang milik Tuan Syekh Ibrahim Bantani yang di hutan Muara Sipongi itu" Tetapi kalau salah satu di antara mereka yang membinasakan Munaf, tentu ada kaitan dengan maksud buruknya dan keselamatan Erwin yang mengobati Tengku Khadijah. Salah satu dugaan Erwin itu memang, benar. Munaf tahu, bahwa Erwin datang ke sana bersama Maspar. Ia telah menanyakannya kepada penjaga rumah orang kaya itu.
Dengan begitu ia pun tahu, bahwa Maspar akan mengantarkannya kembali. Terhadap kedua-duanya Munaf punya dendam. Ia sakit hati kepada Maspar karena orang itu telah menendang dirinya.
Ia merasa sangat dihina dan malu tetapi tak kuasa berbuat apa-apa, karena ada Erwin.
Ia pun tidak bersiap terhadap serangan itu. Ia datang ke sana karena hatinya didorong oleh suatu kekuatan dan meminta maaf kepada orang yang memaksanya melalui kekuatan batin.
Ia juga sangat dendam kepada Erwin yang masih begitu muda tetapi sanggup menundukkannya. Suatu aib yang sangat besar bagi seorang dukun hebat semacam dia. 08
Munaf sudah rnempunyai rencana ketika ia meninggalkan rumah Tengku Khadijah.
Seorang diri ia tak akan mampu menghadapi Erwin. Sudah terbukti kekuatannya. Tetapi, ia mempunyai dua kawan. Piaraan seperti yang dimiliki beberapa orang hebat semacam dia.
Kalau di antara rekan-rekannya ada yang menguasai ular, kala atau lipan, maka Munaf mempunyai dua harimau, yang dapat disuruh apa saja. Pada waktu di luar dinas mereka berkeliaran di hutan, tetapi mereka akan datang bila saja majikannya memanggil. Beberapa puluh meter dari rumah Tengku Khadijah, Munaf masuk ke pekarangan rumah orang yang SERIAL MANUSIA HARIMAU
307 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
tak berpagar. Penghuninya sudah tidur. Di sana ia duduk memusatkan pikiran sambil membaca mantra. Kedua harimaunya datang. Dan ia memberi tahu apa keinginannya.
Walaupun kedua harimau itu tidak dapat berbicara, tetapi mereka mengerti apa yang dikatakan majikan.
Munaf dan kedua harimau suruhannya menunggu di pekarangan itu. Waktu terasa berjalan lambat sekali. Munaf ingin melihat kedua orang itu segera diselesaikannya dan nanti dia akan meneruskan pembunuhan pelan-pelan terhadap Tengku Khadijah.
Tetapi apa yang sama sekali tidak diduga telah terjadi. Tanpa kelihatan orangnya, ada suara berkata kepada Munaf, "Hai dukun jahil, kau rupanya manusia yang keterlaluan.
Tidak cukup kau hendak membunuh perempuan tak berdosa itu hanya karena mengharapkan uang. Dan kau sudah bernasib baik tidak sampai dibunuh oleh saudara perempuan itu. Orang yang datang mengobatinya itu tidak punya niat buruk terhadap dirimu. Memang ia telah memaksamu datang ke rumah orang sakit itu supaya mereka mengenal siapa yang melakukan kejahatan. Tentu saja kau jadi malu karenanya. Tetapi itulah risikonya jadi dukun. Bisa dapat uang, bisa juga kalah kepada rekan yang lebih unggul!"
Munaf heran terkejut. Siapa pula yang mengajari dirinya ini!
"Hai, siapa pun kau, marilah berhadapan secara jantan," kata Munaf.
"Aku lebih suka kita tidak berhadapan. Aku hanya mau memberi nasihat kepadamu.
Sebelum terlambat!" kata suara itu.
"Tetapi aku tidak membutuhkan nasihat dari iblis!"
"Kau sombong Munaf!"
"Sombong atau tidak, tetapi aku terang bukan iblis. Aku punya wujud. Aku manusia.
Yang tidak kelihatan tetapi punya suara, hanya iblis. Dan iblis itu terlalu hina jika dibandingkan dengan manusia!"
"Betul katamu. Iblis selalu jahat. Tetapi banyak Iblis tidak sejahat kau yang menyombongkan dirimu sebagai manusia. Dan aku bukan iblis seperti yang kautuduhkan itu. Kau benar ingin melihat diriku?" Munaf yang tadi baru kena tendangan dan malu bukan buatan kini tertawa terbahak-bahak menunjukkan kesombongan dengan keyakinan yang barangkali berlebihan terhadap dirinya. Karena ada harimau-harimau suruhan yang jadi andalannya. Harimau-harimaunya itu akan girang sekali mendapat dua mangsa sekaligus untuk dilahap sepuas-puasnya. Mudah, sesudah dibinasakan, kedua hewan itu nanti akan SERIAL MANUSIA HARIMAU
308 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
menarik kedua tubuh rnanusia itu ke pekarangan tempat mereka menanti sekarang. Pagi-pagi yang punya rumah akan melihat dua bekas manusia yang hanya tinggal tulang dan di sana-sini sedikit daging yang tersisa.
"Menolehlah kemari," kata suara tadi. Biasa saja, tanpa amarah atau tantangan.
Munaf menoleh dengan keyakinan bahwa ia tidak akan melihat apa-apa. Bahwa iblis itu hanya mempermainkan dirinya. Tetapi betapa celakanya. Dalam suasana yang tidak cukup terang itu ia melihat sesuatu. Belum jelas apa. Tetapi bentuknya sebagai makhluk besar.
Jantung Munaf berdebar.
Dicobanya melawan rasa ragunya dengan berkata, "Kau iblis hebat juga. Sedang menyamar, ya!"
"Mendekatlah supaya lebih terang," kata suara itu. "Ataukah aku yang mendekat. Kau boleh pilih! Aku iblis yang lumayan baik juga, bukan" Memberi kesempatan kepadamu untuk memilih!" Kedua harimau suruhan Munaf menanti apa yang akan terjadi. Lazimnya mereka bertindak atas perintah. Dialog antara makhluk-makhluk yang bisa bicara ini tidak mereka campuri.
Munaf tidak mendekat. Bayangan yang belum jelas itu menghampirinya.
*** MESKIPUN dukun tergolong kawakan, pernah mendengar cerita tentang manusia babi, manusia kuda dan manusia harimau, namun baru kali ini Munaf menyaksikan makhluk begitu di dalam kenyataan. Di hadapan matanya dan jelas marah karena ia bermaksud melakukan suatu kejahatan baru. Makhluk ini sudah tentu mempunyai dua kekuatan, yaitu mempunyai otak dan cara berpikir seperti manusia dan punya tenaga seperti harimau. Tidak disangsikan lagi, bahwa kedua harimaunya takut atau sekurang-kurangnya bimbang menghadapi makhluk aneh ini. Kalau bukan karena rasa ragu-ragu pasti mereka telah menyerang dan menghabisi musuh yang datang mengganggu. Tetapi siapakah dia, makanya mau campur di dalam urusannya dengan Erwin dan Maspar" Keingintahuan itu membuat Munaf bertanya dengan suara sudah tidak selantang tadi, "Siapakah engkau yang ingin campur dalam urusanku" Aku tidak merasa punya hubungan atau kesalahan kepadamu.
Kalau kau mengenal aku, tentu kau mengetahui, bahwa aku sebenarnya manusia Munaf SERIAL MANUSIA HARIMAU
309 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
yang suka damai. Lebih suka berkawan daripada berlawan! Apakah kau tidak mempunyai pendapat seperti aku?"
Kini makhluk ber-dwirupa itu yang tertawa sinis, "Setuju, sangat setuju dengan pendapatmu, dukun Munaf. Aku pun lebih suka mempunyai kawan. Tetapi, sayang sekali, aku tahu bahwa kau bukan manusia seperti yang kaukatakan. Kata-katamu itu bahkan menunjukkan kepalsuanmu. Kalau kau tidak suka mendapat musuh, tentu kau kini sudah berada di rumahmu. Tentunya kau lebih tahu dari aku, bahwa kau berada di sini dengan kedua suruhanmu untuk menghadang dan membinasakan kedua orang yang tidak kausukai itu!"
Munaf tidak segera menjawab. Yang penting baginya sekarang bukan melakukan pembalasan, tetapi menyelamatkan nyawa. Pembalasan bisa lain kali, kalau keadaan sudah mengizinkan. Dalam keadaan seperti sekarang, ia lebih baik merendahkan diri, tetapi keingintahuannya siapakah makhluk ini tetap merasuk pikirannya. Maka katanya, "Baiklah, aku tidak perlu malu mengaku, bahwa kau punya ilmu sangat tinggi. Kata-katamu benar.
Seharusnya aku tidak boleh mempunyai niat jahat terhadap dukun muda yang menyembuhkan perempuan itu. Tetapi kurasa aku patut mengetahui, siapakah kau ini makanya sampai datang mencampuri urusanku yang memang sangat tidak terpuji?"
Makhluk itu tertawa lagi, "Nomor satu aku bukan iblis seperti yang kaukatakan tadi. Itu suatu penghinaan. Selama hidup sampai setelah aku mati aku belum pernah mendapat penghinaan seperti itu!" Makhluk itu sengaja diam sejenak. Dan Munaf tidak dapat menyimpan pertanyaan, "Sampai sesudah mati?" Ia heran. Biasanya orang mengatakan
"selama hidup." Dia ini lain. Lain rupa, lain pula bicaranya. Tanyanya, "Kaukatakan sampai setelah kau mati?"
"Kau tidak salah dengar dan aku tidak salah ngomong, Munaf. Sampai aku sudah mati, baru kau yang menghina aku separah itu!"
Kini Munaf tambah takut. Ia berhadapan dengan makhluk yang bangkit dari kuburannya, pikirnya. Berkata makhluk itu, "Memang, aku bangkit dari kuburanku. Tidak selalu.
Hanya kalau perlu saja. Kau masih mau tahu aku siapa?"
Munaf tidak kuasa menjawab, walaupun dia masih ingin tahu.
Kata makhluk itu, tenang dan jelas, "Aku ini bernama Dja Lubuk. Sebelum dan sesudah mati namaku Dja Lubuk. Tidak ada nama baru setelah mati! Dan kau tentu ingin tahu SERIAL MANUSIA HARIMAU
310 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
mengapa aku datang mencampuri urusanmu!" Dia diam lagi. Menunggu reaksi, tetapi Munaf tidak berkata apa pun. Keheranan dan ketakutan membuat dia terdiam dan menjadi seperti bodoh.
"Urusanmu itu juga urusanku, Munaf, karena yang hendak kaubunuh itu anakku! Kau dengar, anakku. Anak kesayanganku! Kalau kau dan kedua piaraanmu membinasakan aku di sini, maka aku mati untuk anakku. Dan aku tidak akan menyesal. Bahkan aku senang kalau kau dan kedua harimaumu mengeluarkan segala kemampuan kalian, sehingga kita menyelesaikannya secara jantan. Bukankah kau tadi menyuruh aku memperlihatkan diri, kalau aku jantan!"
"Kurasa tidak ada gunanya kita saling menumpahkan darah di sini. Aku sudah mengakui kelebihanmu. Mengaku kalah. Apakah itu tidak cukup untuk kita seterusnya hidup sebagai sahabat?" Munaf merasa dirinya hina sekali mengucapkan kata-kata itu, tetapi lebih baik begitu daripada mati tanpa punya kesempatan untuk melakukan pembalasan.
'Mulailah, kalau kalian mau membela majikanmu yang hendak membunuh anak kandungku itu," tantang makhluk itu kepada dua harimau milik Munaf. Dukun jahil itu mengharap kedua macannya menerima tantangan dan menyerang. Selagi mereka bertarung ia dapat melarikan diri. Tetapi, ia hanya bisa berharap. Tiada lebih dari itu. Kedua harimaunya memandang makhluk itu sejenak lalu mundur pelan-pelan, berbalik dan pergi.
Munaf merasa bahwa harapannya kian menipis.
"Tak usah minta ampun, kalau itu pelarianmu yang terakhir Munaf," kata Dja Lubuk.
"Sudah kukatakan tadi, terlalu berbahaya membiarkan manusia semacam kau ini hidup lebih lama di dunia ini. Masih akan banyak orang jadi mangsamu. Aku tidak menyukai dusta dan kelicikanmu."
"Maksudmu?" tanya Munaf pelan.
"Walaupun kau tidak mau melawan, karena tidak punya cukup keberanian untuk menang atau tewas sebagai jantan, aku akan membunuhmu."
"Jangan, kau terlalu jahat kalau menganiaya orang yang telah mengaku kalah, minta ampun dan berjanji untuk tidak lagi melakukan kejahatan!"
"Jahat memang, tetapi aku akan lebih jahat kalau membiarkan kau hidup untuk memberimu kesempatan melakukan lebih banyak pembunuhan dengan cara yang sangat keji. Membiarkan kau hidup sama artinya dengan aku menyetujui kejahatankejahatanmu SERIAL MANUSIA HARIMAU
311 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
yang akan datang. Kalau kau mau bertobat, bertobatlah, Munaf!"
"Setelah aku bertobat, kau memaafkanku?"
"Bukan itu maksudku. Tobat barangkali akan meringankan dosa-dosa yang telah banyak kali kau lakukan. Setelah itu kau kubunuh! Dan ketahuilah sebelum kau mati, bahwa aku membunuhmu untuk mencegah lebih banyak pembunuhan. Jadi, sama artinya kubunuh kau supaya dosa-dosamu jangan bertambah banyak lagi!"
Tanpa menunggu lagi, karena memang bagi Dja Lubuk tidak ada lagi yang perlu ditunggu, ia menenamkan kuku-kukunya di kuduk Munaf. Tanpa mendapat perlawanan.
Suatu pembunuhan yang tidak menyenangkan bagi Dja Lubuk. Tetapi ia tidak dapat berbuat lain kecuali membunuhnya.
"Tolonglah melawan, Munaf, dengan segala kepintaran yang ada padamu. Aku tidak senang melakukannya secara ini. Lawanlah," kata Dja Lubuk sambil mengendorkan cengkeramannya. Tetapi perlawanan yang dipintanya itu tidak ada. Dengan perasaan kecewa ia menyeret korbannya ke tengah jalan raya. Di sana baru ia merobek dada dan perut Munaf.
Semua dengan cepat, bukan karena takut, tetapi ia ingin pekerjaan yang tidak menyenangkan itu segera selesai. Setelah dada dan perut terbuka, isinya dikeluarkannya, ditumpukkannya di samping tubuh Munaf.
Setelah itu Dja Lubuk pergi. Tujuan menyelamatkan Erwin telah terlaksana.
Bersamaan dengan itu ia juga mencegah dukun jahil itu melakukan lebih banyak kejahatan terhadap hamba Allah yang tidak berdosa, tetapi tidak kuat melawan ilmu kejam dukun yang mau melakukan apa saja demi uang. Pengeluaran isi dada dan perut Munaf dilakukannya ketika Erwin mendapat hadiah sehelai kain Silungkang dari Tengku Khadijah.
Dja Lubuk memperhitungkan semua, supaya tugas cinta kasih kepada anak selesai ketika ia dan Maspar melalui jalan itu. Tidak boleh terlalu lama sebelum dan juga tidak boleh ketika Erwin baru saja berangkat dari rumah. Dalam hal yang pertama darah sudah akan mulai membeku dan dalam hal kedua ia khawatir Maspar sempat melihat ia mengerjakan missinya.
*** KETIKA Erwin dan Maspar memeriksa tubuh yang sudah jadi mayat dalam keadaan rusak dan SERIAL MANUSIA HARIMAU
312 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
mengerikan itu, memang darah masih segar. Dengan lampu senter yang dibawa Maspar mereka melihat darah masih keluar dari luka-luka Munaf. Melihat jantung, hati, perut dan limpa yang teronggok di sisi mayat, Erwin sudah tahu bahwa pembunuhan dilakukan oleh ayah atau kakeknya. Kalau tidak ada sebab yang memaksa, kedua orang yang sudah tiada, tetapi tetap sangat disayanginya itu tak mungkin mau berbuat sesadis itu. Biasanya yang jadi sebab, kalau Erwin terancam. Terpikir olehnya apakah Munaf tadinya punya niat atau bahkan mengatur jebakan terhadap dirinya" Apakah ini yang menyebabkan ia merasa agak gelisah, lalu seperti ada dorongan yang menyebabkan dia mau menerima ajakan minum kopi oleh Tengku Khadijah. Guna memberi kesempatan kepada kakek atau ayahnya! Lama Erwin memandangi mayat yang rusak berat itu. Termenung. Ajakan Maspar untuk lekas-lekas pergi dan melapor kepada polisi, tidak segera dihiraukannya. Sehingga Maspar heran mengapa Erwin jadi termenung dan kelihatan terharu. Karena kasihan" Lalu sangat sedih memikirkan kematian dukun yang bersifat bajingan itu" Bah, sudah wajar ia ditimpa hukum karma yang begitu. Diam-diam ia merasa bersyukur, karena ia sendiri pun menghendaki kematian Munaf setelah mengetahui bahwa dukun setan itulah yang jadi penyebab kakaknya hampir tewas.
Maspar sama sekali tidak tahu, mengapa Erwin termenung lama. Keharuan Erwin memikirkan kecintaan ayah dan ompungnya ditafsirkan sebagai suatu kesedihan atas kematian Munaf.
Terlintas pertanyaan di dalam dada Erwin, apakah ayah atau kakeknya atau kedua-duanya sedang memperhatikan perilakunya itu!
Kalau bukan karena ada mobil lewat dan jalannya teralang oleh adanya mereka di tengah jalan itu, Erwin belum bangkit dari memandangi mayat itu sambil pikirannya menerawang ke ayah dan ompungnya.
Seorang laki-laki dan istrinya yang turun karena ingin tahu, kontan jadi merasa ngeri dan takut. Istrinya langsung menjerit. Masih mujur dia tidak pingsan. Si laki-laki, yang jelas kelihatan kaya dari jam dan cincin berlian besar yang dipakainya, mengajukan satu dua pertanyaan. Sekedar ingin tahu.
"Diserang dan dikoyak harimau. Tuan lihatlah bekas di dada dan perutnya itu. Tetapi bukan sembarang harimau. Lihat isi seluruh perutnya itu, lengkap dengan jantung. Semua masih segar. Tandanya baru saja kejadian tidak ada yang dimakannya. Tandanya ia bukan SERIAL MANUSIA HARIMAU
313 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
harimau sembarangan," kata Erwin. Membuat laki-laki itu, terlebih-lebih istrinya kontan jadi lebih ngeri dan buru-buru berangkat. Bukan tak mungkin harimau yang sedang hanya haus nyawa itu masih ada di sekitar dan mereka akan jadi giliran menerima nasib yang serupa. Tak lama kemudian tempat itu jadi ramai dan polisi pun sudah datang memeriksa.
Sama halnya dengan di Jakarta dan Muara Bungo, di Medan juga ada anggota polisi yang bermata jeli dalam kejadian serupa itu. Apalagi yang namanya Medan. Di mana banyak polisi dan reserse berasal dari daerah Minang, Karo, Toba dan Mandailing! Daerah-daerah yang menghasilkan banyak insan Indonesia yang pintar-pintar, tetapi juga masih diselimuti berbagai misteri yang sebagian belum dan barangkali tak pernah terpecahkan oleh otak manusia biasa. Segera tersiar berita, bahwa di kota Medan scdang mengamuk harimau siluman. Ada yang mengatakan harimau suruhan dukun membinasakan dukun.
Ada pula yang berbisik antara mereka, bahwa yang membunuh itu tentu harimau liar yang kuat instingnya. Mengetahui bahwa di kota itu sudah terlalu banyak orang jahat, baik yang melakukannya dengan senjata, membunuh, memerkosa, menodong dan merampok.
Maupun yang mencuri secara besar-besaran melalui jabatan mereka yang salah penempatan orangnya. Ibarat memercayakan intan berlian kepada maling. Cukup banyak jabatan kunci dan harta kekayaan bangsa yang dipegang oleh orang-orang teiamat pintar tetapi berjiwa maling. Ceritanya sudah sejak lama terus disikat, sampai kini belum selesai. Barangkali nanti-nanti. Jangan putus asa sehingga menyebabkan gantung diri. Terlalu enak bagi yang menyikat, dong! Kata mereka, harimau ini menunjukkan bahwa orang yang merasa dirinya aman walaupun bikin banyak dosa, sebenarnya hanya berkhayal. Pada saatnya dia pun akan dibinasakan oleh harimau seperti yang membunuh dukun Munaf yang dikenal oleh sementara orang sebagai dukun sangat jahat. Mau membunuh dengan jalan halus asalkan diimbali dengan uang. Dan dukun-dukun seperti ini masih ada di daerah Sumatera Utara sampai ke Barat sana. Orang sana berpendapat, bunuh melalui jalan halus paling aman.
Siapa bisa buktikan"
Bagaimana mau menahan atau menangkapnya" Aparat penegak hukum umumnya lumpuh tak berdaya. Yang bisa "menyergap" hanya orang berilmu juga. Yang ilmunya lebih tinggi. Anda tidak usah takut, tetapi Anda boleh tahu, bahwa di Sumatera Timur dan Barat bunuh-halus atau mempergunakan tangan binatang piaraan masih ada. Betul-betul masih ada! Tetapi kalau Anda bukan asal sana, jangan lantas pikir bahwa di tempat lain tidak ada.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
314

Manusia Harimau Jatuh Cinta Serial Manusia Harimau Karya S B. Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
Hampir di semua daerah ada. Cara-caranya saja yang kadangkadang lain. Semua orang barangkali tahu, betapa hebatnya ilmu mistik dari Ambon, Cirebon, Sulawesi, Banten dan banyak lagi yang lain. Tetapi kalau Anda tidak punya dosa besar apa pun jenisnya tak usahlah khawatir.
Orang sekitar yang mengetahui peristiwa itu memeriksa pintu dan jendela kembali, walaupun sudah dikunci rapat. Banyak yang tak mampu tidur sampai pagi. Dibayangi rasa ngeri. Lebih-lebih yang punya kesalahan.
*** KARENA Maspar tak kuasa menahan mulut oleh kegirangan dan kengerian, yang kedua-duanya punya sebab, maka Losmen "Tenang" jadi ramai. Nama Erwin jadi buah bibir, suatu hal yang sangat tak disenanginya.
Beberapa orang "mohon menghadap" lelaki sederhana yang kampungan itu minta bantuan. Agar sudi mengobati keluarganya yang sudah bertahun-tahun sakit dan tak juga sembuh walaupun sudah ditangani banyak dokter. Itu pada malam yang sudah sepi karena hampir seluruh penduduk Medan sudah dibuai atau diamuk mimpi.
Keesokan harinya setelah koran pagi menyiarkan kematian dukun terkenal dikoyak harimau dan dikaitkan dengan cerita Maspar yang tak terkendali kan menceritakan segala peristiwa mengheran-ngerikan itu kepada beberapa wartawan profesional dan cekatan yang malam itu juga meng-intervieuw Maspar, kian ramailah orang ke Losmen "Tenang" yang berubah jadi Pasar Pagi yang amat ramai. Erwin bukan jadi senang, tetapi malu dan gugup.
Belum pernah ia dikerumuni orang sebanyak itu. Sebagian besar sebagai penonton yang ingin melihat bagaimana rupa dukun muda kampungan itu, yang mengalahkan Munaf dalam kepintaran mistik, dan kemudian dukun tua itu dibunuh harimau di tengah jalan.
Yang pasti bukan dilakukan oleh Erwin, tetapi tidak dapat tidak tentu dikerjakan oleh harimau yang punya hubungan dengan dia. Piaraannya atau harimau yang pernah diselamatkannya.
Dan Eriwn terpaksa berdusta, bahwa"walaupun ia berasal dari Mandailing dan punya sedikit ilmu pengobatan secara kuno"namun ia sama sekali tidak punya hubungan dengan harimau. Dia tidak punya piaraan apa pun.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
315 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
Sebenarnya dia berat hati mengatakan begitu, tetapi dia mau bercerita apa-apa untuk mengurangi kehebohannya yang akhirnya bisa membuat dirinya terjebak dalam kesulitan. Ia ingat pernah dimasukkun ke dalam tahanan di Jakarta, padahal ia tidak bersalah.
Berkesudahan dengan kematian brherupa orang petugas polisi yang menyiksa dirinya.
Petugas-petugas yang dibunuh oleh ayahnya yang masuk dan keluar dari sana menyelamatkan Erwin tanpa satu biji mata pun melihat dia, walaupun Dja Lubuk membawa Erwin di hadapan mata mereka semua. Yang sangat ditakuti Erwin, walaupun dia manusia harimau dan dukun kawakan, tentu saja ada. Sedangkan harimau liar punya rasa takut.
Betapa akan sedih hati Mei Lan dan ayahnya kalau mereka mendengar kemudian membaca di dalam surat kabar tentang adanya manusia yang diterkam dan dirobek-robek harimau dengan cara amat mengerikan. Karena terakhir sekali Ong Chu Fat melihat Erwin adalah ketika ia sedang berubah jadi harimau di kamarnya di hotel mewah itu. Yang sampai membuat Mei Lan yang tergila-gila dan mengejar-ngejar dirinya itu, jatuh pingsan. Hanya Erwin tidak tahu, bahwa sesudah siuman kembali gadis yang keturunan Cina itu toh memanggil-manggil dirinya dan sangat takut akan keselamatan dirinya.
Mei Lan menolak untuk kembali ke Palembang pada hari itu. Ia masih ingin bertemu dengan Erwin. Walaupun sekiranya dia dalam tahanan atau hanya tinggal mayat saja! Dan Ong Chu Fat tak kuasa melawan kehendak hati anaknya. Dia pun tak tahu harus mendoakan apa" Agar Erwin mati dan kisah cinta anaknya berakhir" Belum tentu baik!
Kalau anaknya oleh kematian Erwin sakit merana dan tewas pula" Atau bahkan bunuh diri karena sedih yang tak tertahankan! Sebaliknya kalau Erwin selamat dan bertemu lagi dengan Mei Lan atau gadis itu mencarinya sampai dapat, apa yang akan terjadi" Ayah malang itu betul-betul tidak tahu, harus mendoakan apa untuk Erwin" Mati salah, hidup pun akan meneruskan kisah cinta anaknya yang sangat memalukan dan menyedihkan!
Masih ada lagi peristiwa lain yang sangat merisaukan hati si manusia harimau yang juga sangat ditakutinya tetapi mungkin tak dapat dihindarinya. Hasanah dan dukun Abduh.
*** RASA risau Erwin memang pada tempatnya, karena tanpa segera diketahuinya Hasanah dan Pak Abduh telah tiba di Medan. Supir mengantarkan mereka ke hotel terbaik, karena SERIAL MANUSIA HARIMAU
316 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
Abduh, walaupun hanya dukun, yang kadang-kadang orang katakan seenaknya sebagai tukang obat kampung, ingin memberi kesenangan kepada anaknya yang sedang terlalu sedih dan khawatir, walaupun tadinya dia sudah sangat ingin melampiaskan seluruh sakit hati kepada manusia harimau muda itu. Jadi mereka menginap di hotel yang sama dengan Ong Chu Fat dan anaknya Mei Lan, Hotel D.
Kedengarannya seperti diatur dalam cerita, padahal memang begitu kenyataannya.
Bukan takdir, hanya suatu kebetulan. Walaupun di kota itu ada beberapa hotel yang cukup menyenangkan, tetapi pilihan supir mereka jatuh pada hotel itu. Mereka tidak mengenal Mei Lan dan ayahnya, tetapi mereka sempat mendengar bahwa Erwin berangkat bukan seorang diri, melainkan dengan seorang lelaki dan gadis Tionghoa yang mereka perkirakan anak dan ayah.
Sama halnya dengan Mei Lan, anak dukun Abduh juga ingin bertemu dengan Erwin.
Selekasnya. Kalau ia bernasib baik"ataukah sebaliknya"Erwin belum meninggalkan Medan.
Hasanah seharusnya merasa letih oleh perjalanan yang lumayan jauh dan pikiran yang tak tenteram. Tetapi ia hanya memerlukan mandi. Tidak perlu istirahat.
Biasa! Orang yang sedang memburu kekasih kareiia dimabuk cinta tidak mengenal lelah sampai badan terkulai sendiri karena kehabisan enersi, seperti mobil kehabisan bensin.
Setelah mandi ia akan mengunjungi hotel-hotel yang ada di Medan. Bertanya apakah ada tiga tamu baru datang, dua Tionghoa dan seorang Indonesia yang sangat sederhana.
Tentu saja yang dapat giliran pertama hotel tempat ia menginap. Hasanah mengatakan, bahwa kalau tak salah yang Indonesia itu bernama Erwinsyah. Nama yang Tionghoa dia tidak tuhu. Petugas resepsion, seorang nona manis yang baik hati menjawab bahwa dia dinas pagi, belum tahu kalau ada yang bernama Erwinsyah. Dipersilakannya Hasanah memeriksa buku tamu. Sudah tentu yang dicari Hasanah nama Erwin dari Penyabungan, tetapi nama itu tidak ada. Barangkali ia mempergunakan nama lain. Tetapi bukankah orang baru yang belum menjadi langganan tetap hotel, harus memperlihatkan kartu tanda penduduknya"
Tetapi bisa saja orang yang banyak akal mempunyai lebih dari satu KTP. Atau yang mendaftar hanya satu orang, yaitu orang Tionghoa yang bersama Erwin. Ketika ia akan melangkah ke luar menuju hotel lain, kebetulan ada beberapa orang ngomong-ngomong dengan menyebut nama Erwin. Tentu saja Hasanah menjadi tertarik walaupun yang SERIAL MANUSIA HARIMAU
317 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
bernama Erwin mungkin ada ratusan orang di Medan, apakah ia penduduk di situ atau pendatang. Ketika Hasanah menangkap sepotong cerita tentang kehebatan dukun muda bernama Erwin, ia sudah tidak sangsi lagi, bahwa inilah kekasih yang dicarinya. Ia sempat mendengar cerita tentang seorang dukun tua bernama Munaf yang dibunuh harimau dengan cara amat mengerikan. Tetapi ia tidak tertarik dengan kisah yang barangkali hanya sensasi.
Kalaupun cerita sungguhan ia tidak peduli. Yang penting baginya hanya Erwin. Tiada lain daripada itu.
"Di mana menginapnya Bang Erwin, Tuan?" tanya Hasanah kepada orang tak dikenalnya itu. Yang ditanya agak heran, kemudian tambah heran ketika Hasanah mengatakan bahwa mungkin orang bernama Erwin itu abangnya. Dan gadis itu berkata begitu untuk menghilangkan keheranan yang tampak jelas pada wajah orang yang ditanya.
Setelah orang itu menyebutkan nama losmen dan alamatnya, Hasanah, tanpa mengajak ayahnya bergegas dengan taksi ke sana.
Dilihatnya masih banyak orang, tetapi ia terus saja masuk dan minta bertemu dengan penguasa penginapan itu. Maspar langsung saja bertanya, "Nona juga mau minta pertolongannya?"
"Bukan, saya sedang mencari kakak saya yang juga bernama Erwin dan tak saya ketahui di mana tempat tinggalnya. Sudah lama ia meninggalkan rumah. Sudah letih saya mencari!"
kata Hasanah. Semua keluar lancar saja dari mulutnya.
"Kalau saya dapat saya ingin sekali menolong Nona. Siapa tahu, barangkali dia memang kakak yang Nona cari. Tetapi Nona terlambat. Dia sudah tidak ada," jawab Maspar. Dari wajah Hasanah ia dapat melihat, bahwa perempuan muda itu memang berkata benar dan ingin bertemu kembali dengan abangnya itu.
"Tidak ada?" tanya Hasanah seperti tidak prrcaya. Dia menjadi lesu. "Tetapi barangkali dia meninggalkan alamat. Saya dan keluarga kami semua sangat merindukannya."
"Tiada alamat," dan Maspar terpaksa mengatakan apa yang sebenarnya telah terjadi, bahwa orang yang mungkin abangnya itu telah hilang raib begitu saja, ketika ia mengetuk pintu kamarnya untuk mengatakan, bahwa sebaiknya ia bertemu dengan begitu banyak orang yang ingin menghadap dirinya. Dia mempergunakan perkataan "menghadap," karena menurut Maspar perkataan itu tepat bagi orang sepenting dan sehebat Erwin
"Menghilang?" ulang Hasanah tambah kecewa, tetapi tambah yakin bahwa orang itu SERIAL MANUSIA HARIMAU
318 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
pastilah Erwin yang dicari karena dicintainya.
"Bagi saya pun aneh sekali. Tetapi di atas meja di kamarnya ditinggalkannya sejumlah uang pembayaran sewa kamar dan minum yang dipesannya. Diceritakannya semua. Sejak Erwin datang sampai dibawanya ke rumah kakaknya yang sakit keras yang diobati oleh lelaki yang"Maspar berterus terang"semula dianggapnya kampungan dan tak perlu dikenalnya itu. Dan ia menceritakan tentang Tengku Khadijah yang ditolongnya, tentang dukun Munaf yang menjahili kakaknya itu. Lalu tentang mayat Munaf di tengah jalan, dikoyak-koyak harimau dengan mengeluarkan seluruh isi perutnya. Bukan dimakan tetapi diletakkan begitu saja di sisi dukun yang menjadi mayat itu.
"Harimau masuk ke dalam kota ini?" tanya Hasanah sangat pelan tak masuk akal, tetapi tahu bahwa Maspar menceritakan yang sebenarnya.
"Ya, mengherankan memang. Saya membonceng Pak Erwin dengan sepeda motor. Di tengah jalan kami lihat mayat dukun yang mengguna-gunai kakak saya itu."
Hasanah lantas tahu, bahwa bukan Erwin yang membinasakan korban itu, tetapi harimau yang tentu punya hubungan dengan Erwin. Jangan-jangan manusia harimau seperti Erwin pula. Apakah mereka sekeluarga semua manusia harimau, tanya gadis itu dalam hati.
Hasanah berlalu tanpa ingat mengucapkan terima kasih. Tetapi Maspar tidak berkecil hati.
Ia tambah keras menduga, bahwa dukun muda itu memang benar Erwin abang perempuan yang kehilangan saudara itu.
Dengan pikiran kosong ia kembali ke Hotel D menceritakan semua kepada ayahnya.
Abduh tidak rnemberi tanggapan, karena tak tahu bagaimana meringankan kegundahan yang menerpa anaknya itu.
"Mau Ayah mencarikannya?" tanya Hasanah. Abduh tidak menjawab.
Melihat anaknya tak dapat membendung air mata, ia membujuk Hasanah turun ke lobi untuk minum sedikit menenangkan dan menjernihkan pikiran. Karena Hasanah tak beranjak dari tempatnya duduk, ayah yang sama bingung dan sedih itu berkata lembut,
"Tentu saja akan ayah cari." Ditambahkannya lagi, "Sampai dapat." Barulah Hasanah mau turun dan masuk ke ruang minum yang berdekorasi cukup menyejukkan perasaan bagi orang yang ingin minum dan makan dengan santai. Bagi Hasanah semua keindahan itu seperti tidak ada, karena tidak membawa pengaruh apa-apa atas hatinya. Setelah Hasanah mencicipi sedikit minuman makanan yang dipesan ayahnya, mereka keluar. Atas usul SERIAL MANUSIA HARIMAU
319 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
ayahnya, mereka berjalan kaki. Supaya lebih tenang. Kalau nasib baik pasti akan segera bertemu. Dan apa yang dikatakan Abduh memang benar jadi kenyataan. Ketika menyusuri kaki lima Jalan Surabaya, Hasanah melihat Erwin keluar dari sebuah toko. Ia berlari mengejar sehingga menarik perhatian orang banyak. Ayahnya mengikuti dengan perasaan gugup dan malu.
Untung, Erwin yang tinggi ilmu itu tidak tahu bahwa ia dilihat dan dikejar Hasanah.
Gadis itu langsung saja memegangi tangan Erwin, membuat ia tak kuasa berkutik.
Walaupun dia manusia harimau, mukanya merah-padam karena malu. Karena ia sadar bahwa Hasanah tentu mengetahui, bahwa ia dengan sengaja melarikan diri dari Penyabungan. Memungkiri janji. Ketika Abduh pun sampai, Erwin kian malu. Berhasil melepaskan diri dari Mei Lan, kini jatuh ke tangan Hasanah. Jangan dikira manusia harimau yang lebih banyak mempunyai unsur dan sifat manusia di dalam dirinya, tidak bisa mengalami kekalahan seperti ini.
"Abang kecewa dapat kucari?" tanya Hasanah.
"Aku senang, karena aku pun akan mencarimu!"
"Ayolah kita pulang," pinta Hasanah.
"Ya Erwin, mari kita pulang," kata Abduh menguatkan. Ia benar-benar pasrah. Sudah letih mengejar. Sudah banyak macam dialami dan diketahui Hasanah. Kalau dia tetap cinta, apa mau dikata. Yang jadi pikiran Abduh, apakah Erwin benar-benar dapat menerima cinta anaknya" Ia mempunyai sifat-sifat yang jarang dipunyai lelaki lain. Terlalu tahu diri, sehingga memberinya banyak alasan untuk menjauhi Hasanah. Berlawanan sekali dengan gejolak hati dan darah Hasanah yang tetap ingin disampingnya. Seperti dikatakannya kepada Dja Halaban, orang pandai di Pal Sabolas itu, cinta sejati memang buta. Kalau sudah pakai perhitungan, maka namanya jadi dagang.
Karena gerak-gerik mereka yang tidak wajar, banyak orang memperhatikan, bahkan ada yang agak mendekat mendengarkan, karena ingin tahu. Walaupun bukan urusannya.
"Pulang ke mana?" tanya Erwin.
"Kita ke hotel dulu, mengemasi pakaian, lalu ke Palembang."
Ketika Hasanah mengatakan, bahwa mereka menginap di Hotel D, si manusia harimau harus cari akal mengelak. Mengapa mereka menginap di sana" Mengapa bukan di penginapan lain" Bisa akan jadi ramai sekali dan sangat memojokkan dia, karena Ong Chu SERIAL MANUSIA HARIMAU
320 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
Fat dan Mei Lan juga di sana. Barangkali pun Hasanah sudah bertemu dan berkenalan atau mengenal Mei Lan. Sekali lagi Erwin merasakan, betapa celakanya dicintai oleh lebih dari satu wanita, kalau datang saat-saat naas seperti itu. Keadaan ini menyuruh Erwin berpikir cepat mencari jalan keluar, setidak-tidaknya yang agak aman baginya.
"Aku sedang jadi pembicaraan orang. Mungkin juga dicari polisi, walaupun aku tidak punya kesalahan. Sebaiknya Has dan Bapak saja kembali ke hotel. Aku menunggu di kedai kopi itu!" kata Erwin. Alasan Erwin dapat dimengerti oleh Hasanah dan ayahnya, tetapi gadis itu khawatir kalau-kalau sepergi mereka nanti, Erwin menghilang lagi. Tetapi ia juga tidak kehabisan jalan. Katanya, "Sudah, Ayah saja kembali ke hotel, ambil barang kita.
Nanti Ayah singgahi kami di sini." Erwin mengerti, mengapa Hasanah tidak mau meninggalkannya sendirian. Ia sudah mengalami, bagaimana Erwin sanggup mengibul.
Walaupun ia punya alasan yang benar. Yang katanya untuk kebahagiaan Hasanah sendiri.
Abduh mengikuti kehendak anaknya. Tak lama kemudian ia sudah sampai lagi di tempat Erwin dan anaknya menanti. Dari agen perjalanan mereka mendapat keterangan bahwa pesawat ke Palembang untuk hari itu sudah berangkat. Karena harus menunggu sampai keesokan harinya, Erwin mengusulkan supaya menginap di tempat lain saja. Tetapi kemudian ia sendiri juga yang meminta agar naik mobil saja. Ia baru ingat, bahwa Ong Chu Fat dan Mei Lan"menurut rencana"akan terbang ke Palembang, bersamanya. Kalau mereka pun masih mencari dia, lalu besoknya baru berangkat dan bertemu di terminal Polonia, pasti ia akan kewalahan menghadapinya. Sekarang saja dia sudah merasa kalah.
Harus mengikuti Hasanah dan ayahnya ke Palembang.
Padahal dia bersama Mei Lan dan ayahnya melarikan diri dari Penyabungan, menghindar dari Hasanah. Gila benar. Kayak main-main. Tetapi bukan permainan enak atau lucu.
Hasanah tidak man membantah kemauan Erwin. Sang ayah tak berani menentang kemauan anaknya. Maka setelah mendapat kendaraan, mereka langsung berangkat. Si Erwin manusia harimau, kali ini merasa dirinya sebagai tawanan. Tawanan wanita yang jatuh cinta.
Kalau beberapa hari yang lalu ia merasa salah dan sedih membohongi Hasanah di Penyabungan, maka sekarang ia merasa bersalah melarikan diri dari Mei Lan. Erwin benar-benar ditimpa bencana cinta.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
321 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
"Mengapa Abang berdiam diri dan seperti bingung?" tanya Hasanah pelan.
"Memikirkan masa depan. Entah bagaimana!" jawabnya.
"Sudah ada yang mengatur itu. Jangan terlalu dipikirkan, nanti tambah letih.
Barangkali, ini yang dinamakan takdir!" kata Hasanah. Erwin tidak menyahut. Pikirannya penuh dosa. Padahal baru kemarin malamnya ia dikatakan juru penyelamat nyawa oleh keluarga Tengku Khadijah. Tiada mendengar jawaban, Hasanah bertanya lagi, "Bukankah begitu, Bang?"
"Ya, barangkali," kata orang yang biasanya bijaksana itu.
Hasanah merasa bahwa otak Erwin belum bebas dari berbagai masalah lain sehingga ia tidak dapat kecil hati atas jawaban yang seperti asal jawab saja. Dia harus membiarkan Erwin tenang kembali dan yang begitu tidaklah mudah bagi orang semacam dia dengan problem berat yang silih berganti. Sebagaimana dia pernah berjanji akan menemui Hasanah setelah ditinggalkannya di Penyabungan, kini ia berjanji kepada dirinya, bahwa ia akan mengunjungi Mei Lan untuk inenjelaskan segala kejadian yang menyebabkan ia menghilang dari hotel mewah itu. Dia tahu, Mei Lan akan mengerti, tetapi apakah dia juga nanti seperti Hasanah yang tetap menghendaki dirinya. Apakah tidak mungkin kelak dia akan "disergap"
Mei Lan di kota Pelembang, seperti yang dialaminya dari anak dukun Abduh di kota Medan. Erwin ingin bebas dari segala macam pikiran yang tidak akan mengubah keadaannya pada saat itu. Tetapi ia tak mampu. Kemanusiaan di dalam diri dan rasa bersalah menimbulkan sesal dan kesal. Mengapa mereka itu harus jatuh hati kepadanya" Ia tidak normal. Punya banyak kekurangan lagi. Apa gunanya bagi mereka, tanya Erwin kepada otaknya sendiri. Kalau dia tahu, bahwa Hasanah menganut falsafah, bahwa cinta sejati memang buta, dia tidak perlu mencari jawaban. Dengan air mata tergenang, Erwin melalui kota dan desa di daerahnya. Juga ketika ia melewati Pahae menjelang masuk Sipirok dari Tarutung ia ingat kepada peristiwa yang mengerikan itu. Seekor harimau yang sangat marah, sehingga menghancurkan kaca-kaca jendela mobil yang ditumpanginya hbrsama Ong Chu Fat dan Mei Lan. Ia tahu, bahwa harimau itu bukan harimau biasa. Kalau bukan suruhan paling sedikit harimau yang sangat pintar dan mengetahui, bahwa Erwin harus mendapat teguran dan peringatan keras. Supir dan kenek yang ada di luar kendaraan tidak diganggunya.
Sipirok dilaluinya tanpa berhenti agak sejenak. Begitu pula kota Penyabungan tempat SERIAL MANUSIA HARIMAU
322 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
kediaman beberapa keluarganya. Ia tidak singgah di rumah pamannya tempat ia disaksikan Hasanah sedang mengharimau di sebuah kamar, yang hanya satu-satunya di rumah itu. Ia merasa berdosa, tetapi rasa malu lebih kuat dari kesadaran bersalah. Apa akan katanya dan apa pula yang dipikir pamannya, kalau ia kini sudah bersama Hasanah dan dukun Abduh yang beberapa hari yang lalu telah dikibulinya. Manusia harimau yang sangat peka itu menangis tanpa suara. Diketahui oleh Hasanah, tetapi ia membiarkan. Memang membiarkan itulah cara yang terbaik. Kalau air mata sudah mengering, mungkin sedikit ketenangan akan kembali.
Dilaluinya pula Sihepeng tempat ia pernah belajar silat, begitu pula Muara Sipongi dengan taman misteri milik Tuan Syekh Ibrahim Bantani dengan dua harimau yang mempunyai kemampuan manusia. Beberapa waktu kemudian keluarlah dia dari Mandailing, tempat asal yang sangat dicintainya dan entah kapan akan dilihatnya kembali. Ketika memasuki daerah Pasaman di Minang, dengan harimau-harimaunya yang terkenal garang atau sangat ramah, ia merasa telah jadi perantau atau petualang kembali. Dalam hati dia menjerit sedih:
Izinkan aku pergi Amang,
Relakan aku Ompung,
Ampuni aku Inang
Bukan aku tak cinta kampung
Tanpa disadari, Erwin terisak-isak lalu masuk ke alam mimpi, mata terpejam, hati dihempas-hempaskan oleh aneka perasaan yang tak terhadapi lagi olehnya. Banyak musuh kaliber berat dikalahkannya, tetapi ia tak kuasa melawan dirinya sendiri. Mereka jatuh cinta atas kehendak mereka sendiri, mereka menderita karenanya, dia pun tersiksa dan orang-orang lain turut pula menderita.
Memasuki kawasan Jambi, empat harimau duduk berjejer di pinggir jalan dengan kepala tegak. Entah apa maknanya. Barangkali menyambut kedatangannya atau coba meringankan duka deritanya.
*** SERIAL MANUSIA HARIMAU
323 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
SELAMA dalam perjalanan dari Medan, si manusia harimau yang telah membuktikan dirinya sangat hebat dalam menyembuhkan berpenyakit berat menunggu kematian menghadapi berbagai macam lawarn yang biasanya tak terkalahkan, kini merasa dirinya tak lebih dari tawanan seorang wanita yang jatuh cinta kepadanya. Terhadap siapa ia sama sekali tidak menaruh cinta. Yang ada hanya rasa kasihan. Dan sekarang, tatkala ia sendiri pun terperangkap, rasa kasihan karena Hasanah telah melakukan segala-galanya untuk mendapatkan kasih sayangnya. Ia merasakan, bagaimana besarnya kekuasaan cinta atas diri orang yang disergapnya. Tak mampu membebaskan diri, bahkan tidak mampu berpikir wajar. Dan Erwin kasihan terhadap Hasanah yang sudah jadi korban cinta yang menerjang lalu mencengkeram dirinya.
Dalam menaruh kasihan kepada Hasanah, manusia harimau yang sangat peka terhadap penderitaan orang lain, sampai tidak sempat memikirkan nasib apa lagi yang akan menimpa dirinya di Lahat yang kian detik kian dekat juga. Apa yang akan dilakukannya, kalau Hasanah dan ayahnya memaksa menikah. Ia belum memikirkan itu. Kalau saja ia memikirkan tentu ia dengan mudah menjawab kepada dirinya sendiri, bahwa bukan suatu kewajiban baginya untuk menikahi Hasanah, karena ia tidak pernah mencemarkan dirinya, tidak mengambil kegadisannya. Tetapi sampai hatikah ia menolak setelah melihat sendiri apa yang ditempuh gadis itu" Semata-mata karena cinta yang tak terlawan olehnya. Lalu bagaimana dengan Mei Lan yang bersama ayahnya juga seperti mengembara ke daerah penuh misteri Mandailing, mencari dirinya. Juga karena tak mau atau tak mampu mengubah hasrat hatinya untuk memiliki Erwin. Walaupun dia sendiri sudah melihat Erwin mengharimau di kamar hotel D di Medan. Menurut kehendak salah seorang dari mereka berarti menyakiti yang lain. Dengan melakukan itu ia akan bersikap tidak adil.
Lalu bagaimana yang adil" Melarikan diri lagi dari mereka berdua dan membiarkan mereka menerima apa saja yang akan terjadi" Merana, atau bahkan lebih dari itu. Putus asa karena cinta bisa macam-macam akibatnya. Yang terburuk adalah bunuh diri. Jalan pintas untuk bebas dari penderitaan batin, tetapi juga jalan pintas yang salah, yang tidak diridhoi Tuhan. Orang yang melenyapkan nyawanya sendiri karena putus asa adalah orang tak beriman dan orang yang menentang kehendak Tuhan! Tidak dapat dikatakan, bahwa bunuh diri adalah takdir. Seolah-olah begitulah kehendak Tuhan. Karena putus asa dan SERIAL MANUSIA HARIMAU
324 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
kekurangan iman jualah maka orang sampai tersesat bunuh diri. Dan bukanlah salah Tuhan kalau hamba-Nya kurang atau tidak beriman.
Orang-orang itu adalah korban dari setan yang mendorong mereka ke jalan sesat.
Dorongan itu hanya bisa berhasil terhadap orang tidak beriman. Setidak-tidaknya yang kurang teguh imannya. Sehingga tak mampu melawan kehendak setan atau iblis. Yang kurang atau sama sekali tidak punya iman sudah pasti orang yang kurang menguasai ajaran agama. Orang yang setengah-setengah.
Setelah tiba di Lubuklinggau, kegelisahan Erwin meningkat. Suatu pertanda lagi, bahwa di waktu dalam keadaan wajar, kemanusiaan dan cara berpikirnya amat tinggi. Tetapi juga kepekaannya terhadap derita orang lain.
Ia mohon petunjuk kepada Tuhan, Apa yang terbaik dilakukannya" Terbaik di antara yang kesemuanya buruk itu" Memang sudah tidak tersisa lagi yang baik dalam menghadapi masalahnya dengan Mei Lan dan Hasanah" Mau adil salah, mau berat sebelah lebih salah lagi. Manakah yang terbaik di antara yang semuanya serba salah ini"
Dalam sedikitnya dua bulan terakhir ini ia telah melakukan perbuatan-perbuatan terpaksa yang menimbulkan rasa sakit bagi orang lain. Walaupun semua itu sama sekali bukan kesalahannya. Dia sendiri tidak mengerti mengapa nona-nona yang kaya dan cantik-cantik itu terpikat kepada dirintya! Dia manusia yang serba kekurangan. Dia tidak memakai guna-guna. Karena dia bukan tipe Sumarta yang pemilik kucing suruhan. Yang selalu membantu tuannya dalam mencapai keinginan hatinya.
Harimau manusia yang mempunyai hati sangat peka itu jadi bingung, tak tahu apa yang nanti akan dilakukannya. Dia tidak mencintai mereka, dia tidak ingin mereka tersiksa, tetapi dia juga ingin menyelarnatkan dirinya. Hal-hal yang semua bertolak belakang. Kalau dia kurang iman pasti dia membenturkan kepala ke sisi mobil.
Semalam di Lubuklinggau tidak memberi jalan ke luar baginya.
"Abang kelihatan bingung sekali!" kata Hasanah melihat kelainan sifat Erwin yang biasanya tenang tetapi penuh wibawa.
"Ah tidak, apa yang dibingungkan" Orang yang kusayang ada di dekatku. Barangkali akulah orang yang terbahagia di dunia ini," katanya selancar murid yang menghapal sejarah di luar kepala. la mengeluarkan itu dengan sadar. Jadi tahu, bahwa dia berbohong. Tetapi dia seperti mudah saja melakukannya.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
325 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
Dia merasa aneh, mengapa dia mendadak jadi pembohong dan senang pula dengan kebohongan itu. Padahal ia tadinya orang yang paling pantang melakukan dusta. Terhadap siapa pun. Hanya dalam keadaan terpaksa saja ia berbuat begitu. Itu pun tidak dengan maksud merugikan pihak lain. Tetapi sekarang dia seenaknya mengucapkan yang sama sekali tidak benar. Dan dia tidak merasa tertekan atau berdosa.
Mengapa Erwin bisa berubah begitu" Barangkali benar-benar sudah kehilangan akal.
Dipikirkan pun hanya meletihkan otak. Ia tidak menemukan jalan keluar. Lalu buat apa dipikir lagi! Turutkan saja apa yang tergerak di hati atau di mulut. Toh semuanya punya risiko.
Karena Erwin tak pernah berkata begitu, Hasanah jadi heran. Dipandangnya Erwin.
Dia begitu serius. Dia pasti berkata benar. Lalu dipeluknya laki-laki itu. Tidak peduli sama ayahnya yang duduk di samping pengemudi.
Erwin bukan hanya membiarkan. Dia membalas dengan pelukan dan ciuman mesra. Si manusia harimau memang bukan lagi Erwin yang punya sifat pendiam dan sangat tahu diri.
Mengapa dia jadi begitu" Dia pun tidak tahu, mengapa dia begitu. Dia sadari perubahan kelakuannya, dia sadari pula bahwa dia tidak mcncintai Hasanah. Tetapi dia tahu bahwa gadis itu butuhkan kasih sayangnya. Diambilnya jalan singkat. Diberinya pelukan dan ciuman. Yang bukan ciuman biasa. Bukan pula ciuman terpaksa, tetapi hempasan rasa sayang dan rindu yang seperti keluar dari lubuk hati. Dengan sepenuh perasaan. Dan Hasanah seperti di awang-awang. Rupanya Erwin memang cinta kepadanya, sangat cinta.
Rupanya dia tidak bertepuk sebelah tangan. Rupanya Erwin hanya menguji dirinya sampai di mana benar cintanya kepada orang yang sudah dilihatnya sendiri bukan manusia wajar.
Setelah Erwin merasa bahwa Hasanah lulus dalam ujian maka segala kasih dan sayang dilimpahkannya.
Betapa nikmat dalam pelukan orang yang sekian lama dicinta, dikejar, tetapi selalu bersikap dingin, bahkan mengelak.
"Abang betul-betul cinta kepadaku?" bisik Hasanah. Bisikan yang lumayan, sehingga terdengar oleh telinga ayahnya. Dan membuat supir mengerling ke kaca spion untuk turut melihat sekilas apa yang sedang berlangsung di tempat duduk belakang sedan itu. Bukan suatu pemandangan yang mengherankan. Sebagai supir taksi ia banyak kali mengalami.
Adegan biasa, cuma pemegang peran saja yang lain. Dengan bisik pula Erwin menjawab, SERIAL MANUSIA HARIMAU
326 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
"Tidakkah kau dapat merasakannya, Dik" Lidah ini mudah berbohong, tetapi perasaan tidak bisa berdusta. Aku sangat bahagia! Mungkin kaulah yang ragu-ragu?" Hasanah mengetatkan pelukannya dan menghujani muka serta leher Erwin dengan ciuman serta kecupan mesra.
O, mesra sekali. Tak kan kalah dari kemesraan Anda, kalau Anda juga suka bermesraan!
"Sampai di rumah nanti, kita akan merencanakan perkawinan. Aku mau lekas-lekas jadi Nyonya Erwin," kata Hasanah.
Dalam hati Erwin masih mampu berkata sinis, "ya, jadi nyonya manusia harimau."
Tetapi yang keluar dari mulutnya, "Tentu. Aku menurut saja apa yang kaurasa baik. Asal Ayah menyetujui! Tak tenang perkawinan yang tidak sepenuhnya direstui orang tua!"
"Ayahku sudah sangat setuju. Makanya dia ikut mengejar Abang."
Aneh memang. Erwin merasa senang dengan sandiwara gila itu.
"Kita undang semua famili Abang di Mandailing. Terutama Bapak Sutan naTolupulu,"
kataHasanah. Lega nian hatinya.
"Tetapi abang tak punya uang untuk itu!"
"Jangan bicara soal uang. Kami semua tahu, Abang tidak suka uang. Abang terlalu pengasih. Abang sudah sampai pada tingkat yang tinggi, yaitu kesadaran bahwa bukan uang yang memberi rasa bahagia!"
Erwin tidak menanggapi. Jahatkah dia membiarkan gadis itu berangan-angan oleh gelora hatinya" Tidak! Bukankah semua ini menyenangkan hati Hasanah. Hasanah meyakinkan Erwin, agar ia tidak merasa kecil diri oleh ketiadaan uang. Semua akan disediakan oleh ayahnya yang memang benar-benar bahagia sekali kalau Erwin menjadi menantunya. Lagi-lagi Erwin tidak menanggapi. Dan ia pun memang tidak merasa rendah diri. Padahal biasanya ia tidak mau dibiayai seperti au, apalagi menyangkui perkawinan.
Laki-lakilah yang harus memikul biaya. Ia sangat mengetahui hal itu, tetapi sekali lagi ia bersikap tidak peduli.
Tiba di rumah Hasanah, yang calon istrinya itu, jantung Erwin kian berdebar dan keaslian dirinya mulai bangkit kembali. Ia tidak rnau dibelanjai Abduh untuk menjadi suami anaknya. Apalagi dia tidak cinta kepada gadis itu. Dan ia sadar, betapa buruk caranya meyakinkan Hasanah bahwa ialah yang sangat bahagia mendapatkan gadis seperti Hasanah.
"Sekarang rumah ini juga rumahmu, Erwin," kata Abduh yang sudah ikut yakin pula, bahwa si manusia harimau itu rupanya sudah sejak lama cinta kepada anaknya. Hanya SERIAL MANUSIA HARIMAU
327 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
kemampuannya menahan diri, sehingga setelah dikejar-kejar ke Tapanuli baru membuat dia mengaku, bahwa dia sayang dan bahkan cinta sekali kepada Hasanah.
Ucapan calon mertua itu pun tidak ditanggapi dengan kata-kata. Tetapi ia tersenyurn senang. Meneruskan sandiwara dalam kesadaran penuh.
Karena sudah ditelepon lebih dulu, maka kakak Hasanah yang sudah jadi janda akibat kematian suaminya oleh terkaman harimau Teuku Samalanga, juga hadir di rumah itu menyambut kcdutungort si calon ipar.
"Kakak dan anak-anak semua sehat-seliat'?" tanya Erwin. Kini mempergunakan
"kakak," sebagaimana Hasanah memanggil perempuan yang kakak kandungnya itu.
Semua berjalan lancar, membuat Hasanah lebih terbuai di alam kesenangan Susah-payahnya ternyata tidak sia-sia.
*** DI KAMAR yang sudah disediakan oleh Fatimah, manusia harimau itu istirahat dan berpikir.
Sandiwara ini tidak boleh diteruskan. Karena hanya akan menambah besar dosa dan akibatnya. Selesai makan malam bersama sebagai keluarga yang amat bahagia Erwin meminta supaya mulai pukul 11.00 ia akan mengunci diri untuk mengamalkan tuntutannya selama di Tapanuli. Tentu saja Abduh mengizinkan, karena ia tahu bahwa dukun-dukun besar pada waktu-waktu tertentu harus menyendiri tanpa gangguan untuk dapat berkhusuk dan kadangkadang bertemu dengan gurunya. Hanya hati Hasanah yang pada waktu itu agak terguncang. Takut kalau-kalau dukun muda itu melenyapkan diri. Tetapi kemudian ia membujuk hatinya. Mustahil, dia yang sudah dipeluk ciumi begitu mesra dengan penuh kasih sayang oleh Erwin akan ditinggalkan. Mustahil. Itu hanya khayalan bodoh yang menakutkan diri sendiri.
Hasanah tidak dapat tidur nyenyak, walaupun ia percaya, bahwa Erwin tidak akan "lari-malam." Ia agak terkejut ketika mendengar lewat tengah malam Erwin keluar dari kamarnya. Gadis itu mengintip dengan jantung berdebar. Ee; rupanya Erwin ke kamar mandi, mengambil air sembahyang untuk sholat hajat barangkali. Setelah laki-laki itu masuk kamarnya kembali, Hasanah tenang dan sedikit malu kepada dirinya yang penuh curiga.
Tetapi bukan dia saja yang diam-diam merasa malu. Ayahnya juga, sebab Pak Abduh pun SERIAL MANUSIA HARIMAU
328 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
tidak dapat tidur tenang. Ia juga mendengar Erwin keluar kamar. Dia pun turut pula mengintip. Menjelang subuh suara Erwin berkumandang melagukan azan, membangun dan memberitahukan kepada umat pemeluk Islam untuk menyembah Tuhan Yang Satu. Sejuk rasanya hati Hasanah dan ayahnya.
Setelah itu Erwin berjalan pagi bersama Hasanah, menghirup udara segar sambil menggerakkan otot-otot guna melancarkan jalan darah guna memelihara jantung. Hasanah memegang erat tangan Erwin, hatinya membesar gunung dipenuhi perasaan bahagia.
Kadang-kadang Erwin memeluk pinggang gadis manis yang sedang dibuai-buai cinta itu.
Mereka bercerita-cerita ringan, diselang-selingi oleh tertawa kecil.
"Kita akan tiap pagi berjalan jalan begini, ya Bang," kata Hasanah.
"Tentu, jalan pagi begini banyak sekali faedahnya."
"Badan sehat, rezeki pun murah!" sambung Hasanah.
"Ya, asal saja Has tidak ketiduran!" ujar Erwin dan Hasanah tertawa karena pikirannya jadi membayang-khayalkan keindahan yang mungkin sekali menyebabkan kenyenyakan tidur.
Ketika tiba kembali di rumah, sarapan sudah tersedia. Dan mereka semua bersama-sama menikmati, sekedar alas perut. Bukan untuk makan kenyang. Selepas sarapan mereka duduk di beranda depan, ngobrol hilir-mudik yang ringan-ringan. Tetapi di samping itu Abduh juga banyak bertanya tentang Erwin, bagaimana ia sampai menjadi dukun sehebat itu dalam usia yang masih sangat muda. Dan Erwin pun, di luar kebiasaannya bercerita dengan bumbu yang cukup banyak. Termasuk apa saja yang terlintas di dalam otaknya. Dia pada hari itu berbalik menjadi orang yang suka banyak omong. Sangat mengherankan bagi orang yang benar-benar mengenal diri Erwin. Barangkali ia berbuat begitu untuk meringankan otaknya yang sebenarnya sudah tak kuasa memikul masalah yang harus dipecahkannya.
*** DI WAKTU makan siang, Erwin tidak kelihatan. Dinanti-nanti tidak juga datang. Padahal tadi dia ada di rumah. Kalau ia pergi, maka kepergiannya sama sekali tidak kelihatan.
Tak ada orang yang tahu, bahwa sehabis mengobrol pagi itu lah Erwin masuk ke SERIAL MANUSIA HARIMAU
329 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
kamarnya, ia terkejut melihat suatu kenyataan yang baru pertama kali dialaminya. Ayahnya sudah ada di sana. Dalam wujudnya sebagai manusia penuh. Erwin langsung mencium tangan ayahnya, lalu memandang mukanya yang juga lain dari biasa. Mencerminkan kesedihan yang amat dalam.
"Aku sedih dan malu melihat perangaimu. Pergilah ke suatu tempat sepi. Sucikan dirimu. Kelainan yang kausandiwarakan hanya awal dari keruntuhanmu. Pergilah, jangan pikirkan apa-apa. Kuatkan hatimu, sebab untuk hari-hari esok kau memerlukan hati yang sangat tabah."
Setelah itu Dja Lubuk menghilang. Dan pada siangnya Erwin pun meninggalkan rumah Hasanah. Memang tiada yang melihatnya.
*** SEJAK menghilang dari rumah Hasanah, hati Erwin tidak mengenal ketenangan. Dia akan, ke Palembang, tetapi sesuai dengan pesan ayahnya, ia mau menyepi dulu. Mengembalikan keasliannya.
Untuk itu ia ke Prabumulih. Kadang-kadang telinganya seperti mendengar jerit Hasanah. Dia tahu, bahwa gadis itu dan ayahnya pasti akan panik. Yang sebenarnya terjadi lebih daripada sekedar kepanikan. Pada petang hari itu Hasanah yang malang telah pingsan.
Mudah dimengerti. Dia yang sudah begitu girang dengan kepastian akan menjadi istri Erwin, tiba-tiba ditinggal begitu saja. Malu kepada ayah dan kakaknya, begitu pula kepada keluarga yang sudah diberi tahu, tetapi terlebih-lebih lagi malu kepada dirinya sendiri, telah menyebabkan Hasanah tak kuat memikul beban perasaan itu.
Di pinggiran kota Erwin menemukan pondok yang tidak berpenghuni. la menyelinap ke dalam bagaikan seorang pencuri. Bagaimanapun masuk ke pondok orang tanpa izin yang empunya adalah suatu perbuatan salah. Ia merebahkan diri di atas sehelai tikar butut.
Malain yang lalu ia masih tidur di ranjang berkasur empuk. Tetapi bukan itu yang, jadi soal baginya. Ia menyadari keburukannya dan menangis terisak-isak. Ia sedih sekali memikirkan Hasanah yang telah ditipunya. Dia sadari sepenuhnya bahwa Erwin, si manusia harimau yang jujur dan suka menolong manusia, sekarang menjadi penipu. Dan dia akan jadi penipu yang lebih kejam lagi, kalau ia tidak menemui Mei Lan di Palembang, karena ia telah SERIAL MANUSIA HARIMAU
330 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
berjanji kepada gadis itu dan ayahnya.
Lalu, kalau sudah bertemu, apa lagi" Dalam keletihan otaknya, manusia harimau itu tertawa-tawa bagaikan orang gila. Kemudian menangis lagi, sampai ia terlena. Rupanya tertidur itu hanya untuk memberi kesempatan bagi mimpi-mimpi buruk menggoda dirinya.
Semua yang disayang dan menyayanginya bagaikan berbalik gagang jadi membenci dan memusuhinya. Ia minta-minta tolong, tetapi semua mengejek dan menertawakannya.
Akhirnya ia terbangun bermandikan keringat. Dia merasa takut. Dipanggilnya ayah, ompung, Datuk nan Kuniang, Tuan Syekh Ibrahim, dan akhirnya ibu yang telah lama tiada.
Tak seorang pun datang membantu. Sudah menjadi sebatangkarakah dia" Dalam kehilangan akal itu, bencana lain lagi menimpa. Ia berubah jadi harimau.
Tak cukup sekian. Di luar didengarnya suara banyak orang, kian lama kian dekat.
Mungkin orang-orang kampung yang kembali dari ladang. Hari memang menjelang petang.
Lalu turun hujan. Erwin semakin takut. Kalau mereka berteduh ke pondok kosong itu akan celakalah dia. Atau mereka yang ditewaskannya. Tidak, dia tak mau jadi pembunuh.
Sudah cukup banyak dosanya pada hari-hari belakangan ini. Orang-orang itu benar masuk ke pondok. Erwin pergi ke pojok- sebab tiada kamar tempat bersembunyi. Dan ia menunggu nasib. Mereka pasti melihatnya. Mereka akan lari terkejut dan ketakutan atau ramai-ramai mengeroyok dirinya dengan kayu, parang, dan cangkul. Dia bertekad untuk tidak melawan. Rupanya sampai di situlah riwayatnya. Sudah nasib suratan badan!
Harimau manusia itu merasa mukanya menjadi pucat dan tubuhnya gemetaran. Sama dengan tiap makhluk bernyawa yang pasti sangat takut dan gemetar, menanti tibanya ajal secara tidak wajar. Tewas dipukul dan dibacok.
Tetapi tidak ada yang menjerit terkejut lalu lari. Tak pula ada yang memberi komando supaya mengeroyok dan menewaskan si Erwin yang sedang jadi harimau. Mereka hanya bercakap-cakap biasa, menyatakan khawatir kalau hujan deras itu turun berkepanjangan.
Tidak kelihatankah oleh mereka harimau yang ketakutan menunggu kematiannya"
Rabunkah mereka itu semuanya" Erwin sendiri pun merasa heran. Ia ingat betul, ia tidak membaca doa pembuta mata. Terlupa oleh perasaan penuh dosa dan kebingungan.
Keajaiban ini tentu karena kebesaran Tuhan Yang Maha Pangasih. Orang yang sudah menanti ajal saja pun masih diberinya nyawa! Di situ Erwin mendapat kepercayaan diri kembali. Betapa Maha Pengampunnya Tuhan. Apakah supaya ia mendapat kesempatan SERIAL MANUSIA HARIMAU
331 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA


Manusia Harimau Jatuh Cinta Serial Manusia Harimau Karya S B. Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
untuk menebus dosa-dosanya" Dengan cara bagaimana"
Bukan sarnpai di situ saja Tuhan memperlihatkan ke-Mahabesaran-Nya. Hujan deras yang turun secara mendadak tadi, kini tiba-tiba berhenti.
"Hujan numpang lalu!" kata salah seorang petani.
"Bukan, Tuhan kasihan sama kita. DihentikanNya supaya kita dapat pulang. Supaya orang rumah dan anak-anak jangan gelisah. Supaya mereka jangan menyangka kita diterkam Nenek Belang!" kata yang lain.
Semua kata-kata mereka didengar jelas oleh Erwin. Dia tersentak ketika orang menyebut Nenek Belang. Dialah salah satu dari si Belang itu.
Kini Erwin meminta supaya dia dimanusiakan kembali. Permintaannya terkabul. Ia coba memusatkan pikiran dan mengikuti pesan ayahnya supaya ia menyucikan diri. Tetapi ia tak sanggup memusatkan pikiran. Ia tak kuasa melawan perasaan berdosa karena meninggalkan Hasanah secara pengecut. Dalam kebingungan, tak tahu mana yang terbaik dikerjakan, ia keluar. Tak jadi menyepi. Ayahnya pun tak datang menguatkan hatinya.
Mungkin ia sudah tidak peduli.
*** SEPANJANG perjalanan menuju Palembang hatinya tidak menentu. Bukan tanpa tujuan. Ia akan menemui Mei Lan dan ayahnya. Apa yang akan terjadi nanti, soal nanti saja. Ia tak kan kuasa mengubah keadaan dan nasib yang sudah menantikan dirinya. Setiba di Palembang memang ia langsung ke rumah Ong Chu Fat. Anak dan ayah menerima kedatangannya dengan gembira. Sebenarnya Ong sudah menduga bahwa Erwin tidak akan datang.
Sementara Mei Lan ragu-ragu. Kedatangannya melenyapkan segala kebimbangan dan memberi keyakinan, bahwa Erwin sudah punya ketetapan hati.
Ketika berdua-dua dengan Mei Lan, gadis itu berkata pelan, "Bang Erwin kini benar-benar jadi milikku?"
"Tentu, milik siapa lagi, kalau kau memang benar menghendaki aku. Aku datang untukmu! Hanya untukmu, Lanny."
Betapa bahagia Mei Lan mendengar itu, sebahagia Hasanah ketika dalam keadaan serupa dengan si manusia harimau. Sama halnya dengan Hasanah, Mei Lan tidak sangsi lagi SERIAL MANUSIA HARIMAU
332 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
bahwa Erwin yang dikejarnya sampai ke Tapanuli Selatan, kini telah menjadi miliknya. Dan Erwin yang menyadari kebohongannya berpendapat, bahwa itulah yang terbaik. Seterbaik pendapatnya ketika mengucapkan kata-kata yang sama kepada Hasanah. Erwin meneruskan lagi sandiwara busuknya. Lupakah bahwa dirimu baru saja diselamatkan Tuhan di Gubuk pinggiran kota Prabumulih itu" Ketika hujan datang mendadak, banyak petani berteduh.
Dia sedang mengharimau tanpa dapat menyembunyikan diri, tetapi mereka tidak melihatnya!"
"Abang sungguh-sungguh?" tanya Mei Lan.
"Mengapa harus berbohong" Terlalu bodoh berdusta kepada orang yang sesetia dan secantik kau, Lanny. Akulah yang mestinya tidak percaya, bahwa aku bisa seberuntung ini!"
kata Erwin. Lancarnya seperti air terjun di Batang Anai saja!
"Tetapi hatiku bimbang, takut Abang tinggalkan lagi!"
"Buanglah pikiran yang menipu dan menyakiti diri sendiri," kata Erwin lagi.meyakinkan Mei Lan. Dan gadis Tionghoa itu jadi yakin.
Di rumah gadis pengagum dan pencinta dirinya itu pun Erwin istirahat di kamar yang buru-buru disediakan baginya. Lalu makan siang bersama, seperti di rumah Hasanah yang sedang pingsan sudah berjam-jam tanpa sadarkan diri. Karena ulah si manusia harimau.
Kemudian ia permisi, berterus-terang mau ke rumah Teuku Samalanga tempat ia pernah menumpang. Karena perkenalan Mei Lan dengan Erwin pun berkat perantaraan Teuku, maka gadis dan ayah itu tidak keberatan. Bahkan mengatakan, bahwa memang patut sekali ia ke sana.
"Nanti sore kita jalan-jalan berdua. Dengan mobil, aku yang nyetir," kata Mei Lan berpelukan teringat ia juga jalan-jalan pagi berpelukan pinggang dengan Hasanah.
"Bagaimana kalau Abang yang nyetir. Abang pernah jadi supir di Surabaya!" Dia berkata benar, memang pernah jadi supir di Surabaya sesudah ia menyembuhkan seorang laki-laki kaya. Tetapi istri orang kaya yang amat baik hati itu jatuh cinta pula kepadanya.
Lalu ia menghilang karena tidak mau menurutkan keinginan wanita itu.
"Oke, kalau Abang yang mau nyetir," kata Mei Lan yang sama sekali tidak berubah walaupun kekasihnya pernah jadi supir. Seperti Hasanah, dia juga bercinta buta.
*** SERIAL MANUSIA HARIMAU
333 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
DI DEPAN rumah Safinah ia terhenti sebelum memasuki pekarangan. Orang ramai. Firasat yang biasa membantunya, kali ini tidak berfungsi. Ah, barangkali keluarga Teuku Samalanga mengadakan hajatan. Atau dukun itu beristri. Betapa bagus langkahnya, kalau memang Teuku akan menikah. Ia pun masuk tanpa ragu-ragu. Segera bertemu dengan Teuku yang menyambutnya dengan pelukan.
"Kau datang tepat pada waktunya sahabat," kata Teuku girang.
"Apa iya" Teuku akan menikah?" tanya Erwin. Tanpa berpikir, karena hanya menjawab pertanyaan sederhana, Teuku berkata, "Bukan, bukan aku. Aku masih mau menuntut ilmu.
Ingin sepintar kau, Erwin. Kau lebih muda tetapi jauh lebih pandai dariku!" Tanpa menyadari bahwa jantung Erwin seperti mau copot karena takut mendengar kabar paling buruk, Teuku melanjutkan bahwa yang akan menikah adalah adiknya Safinah. "Kau tentu ingin bertemu dengannya. Dia tentu akan girang sekali!" Tunggu, duduk dulu.
Kupanggilkan!"
Ketika Teuku melangkah ke dalam, Erwin bergerak ke luar. Di luar pintu dipercepat langkah kaki yang sebenarnya sudah hampir tak mampu memanggul tubuhnya. Dan ia menghilang. Tanpa pamit. Tanpa bertemu dengan orang yang amat dirindukannya. Ketika Teuku dengan adiknya keluar dengan hati gembira, Erwin sudah tak ada. Semula mereka pikir ia ke belakang buang air kecil. Tetapi setelah lama dinantikan ia tak kunjung datang, barulah Teuku memandang adiknya. Dan si adik memandang abangnya. Teuku mulai menduga. Dan hatinya sedih.
"Ke mana Bang Erwin"' Mengapa dia pergi?" tanya Safinah.
Teuku menceritakan apa yang telah terjadi. Pertanyaan Erwin dan jawabannya. Lalu tentang dia mengatakan, bahwa yang akan menikah adalah Safinah.
"Pernah dia mengatakan cinta kepadamu Saf?" tanya Teuku.
"Tidak. Bukankah kita sudah seperti bersaudara dengannya?"
*** HATI Erwin lebih hancur dari piring yang terjatuh ke lantai ubin. Bukan hanya itu. la malu, karena pergi tanpa pamit dan dengan itu dia memperlihatkan kekalahan dan kesedihannya.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
334 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
Safinah akan menjadi pengantin malam itu. Laki-laki lain yang akan memiliki dan memperoleh segala idaman hati. Bukan dia, si Erwin yang hanya manusia harimau. Dalam hal lain ia sangat hebat, karena dia manusia harimau yang mampu melakukan hampir segala-galanya.
Kini dia teringat pada perbuatan dan kelakuannya pada hari-hari terakhir menjelang ketibaannya di rumah Teuku Samalanga. Ia ingat Panyabungan. Berjanji dengan Hasanah tetapi lari dengan Mei Lan. Ia ingat, Medan. Meninggalkan Mei Lan lalu pergi dengan Hasanah.
Kemudian dia memberi harapan kepada kedua~gadis berkemauan keras dan tahan segala derita itu. Ia bahkan sudah berjanji. Dikeluarkannya segala katakata terindah di dalam cinta, padahal dia sadar bahwa dia tidak mencintai mereka.
Kini dirasakannya apa yang dirasa oleh Hasanah dan Mei Lan. Tetapi keadaannya tidak sama. Safinah tidak pernah mengatakan cinta kepada Erwin, tidak pernah mempermainkan apalagi menipu dirinya.
*** MAU ke mana sekarang" Ke Lahat mendatangi Hasanah" Atau kembali ke Mei Lan.
Kesempatan masih terbuka. Ia bisa saja memberi alasan mengapa ia mendadak pergi.
Katakan saja, didatangi lalu dibawa ayah dan ompungnya. Tak banyak kesulitan. Dia toh sudah belajar bahkan sudah sangat mahir berbohong. Dia bukan Erwin yang dulu. Ia tak sanggup melaksanakan pesan ayahnya supaya menyepi dan menyucikan diri. Ia sedang dikalahkan oleh kekecewaan dan kegagalan. Ditinggalkan oleh Safinah yang dicintainya diam-diam.
Sekali lagi ia mencari tempat untuk menyendiri. Karena tiada kenalan untuk menumpang, maka ia menyewa kamar murah pada sebuah losmen. Penguasa tempat minta uang duluan, karena ia tidak mempunyai kopor untuk bisa dipercaya, bahwa ia bukan gelandangan. Macam-macam pikiran menggoda. Mengapa menyerah kalah. Ia dapat merebut Safinah dengan ilmu-ilmu baru yang didapatnya di kebun misterius milik Syekh Ibrahim Bantani di dekat Muara Sipongi itu. Lalu ia melampiaskan rindu terhadap orang yang sangat digilainya itu. Ia dapat melakukannya. Tetapi itu namanya paksa dan perkosa.
Akhirnya ia tidak melakukannya. Terdengar olehnya suara Tuan Syekh melarang.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
335 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA
Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
Erwin seperti orang gila oleh peperangan yang bqrkecamuk di dalam dadanya. Baru beberapa jam di losmen Erwin pergi lagi. Berjalan kaki mengikuti jalan ke daerah Jambi.
"Kau patut menerima penderitaan ini, anakku," terdengar suara Dja Lubuk. "Supaya agak seimbang dengan penderitaan Hasanah dan Mei Lan. Kau membuat mereka menanggung siksaan batin. Jangan lagi lakukan yang buruk!"
"Tuhan ambillah nyawaku ini secara wajar. Aku sudah tidak sanggup lagi hidup!" kata Erwin memohon.
"Bodoh," kata suara ayahnya. "Ini hanya suatu cobaan. Kau masih akan hidup belasan tahun lagi. Jangan jadi pengecut. Kembali ke jalan yang benar!" Dan Erwin berjalan dengan air mata menganak sungai di kedua pipinya. Kemudian ia tak kuat lagi. Entah sudah berapa jam ia berjalan. Akhirnya ia masuk ke semak-semak di pinggir jalan. Ia roboh kehabisan tenaga.
Pada saat itu ia masih sempat melihat Hasanah datang dan berkata, "Kau mencintaiku Bang Erwin" Kau tak pernah mengatakannya!"
Melihat dan mendengar ini ia menangis! Mengapa tak pernah dikatakannya" Ia mau bangkit, berlari ke Palembang, tetapi sudah tak berdaya.***
S E L E S A I Nantikan Serial Manusia berikutnya :
PETUALANGAN MANUSIA HARIMAU
(KARYA S.B. CHANDRA)
SERIAL MANUSIA HARIMAU
336 KARYA: S.B. CHANDRA
Dendam Iblis Seribu Wajah 8 Pendekar Latah Karya Liang Ie Shen Pendekar Bodoh 3

Cari Blog Ini