Ceritasilat Novel Online

Kisah Pengelana Di Perbatasan 5

Kisah Pengelana Di Kota Perbatasan Karya Gu Long Bagian 5


senjata baru yang akan dicoba" Aku sungguh-sungguh tertarik untuk menjadi yang pertama melihatnya."
Wanita tua itu menatapnya dengan kosong dan menggerutu,"Siapakah engkau didunia ini?"
"Nama margaku Ye, nama panggilanku Kai. Ye seperti pada kata "daun", seperti daun di pohon. Kai seperti pada kata "terbuka", seperti saat seseorang membuka pintu. Juga sama artinya dengan Kai dalam "kebahagiaan"."
Dia tertawa dan menambahkan,"Sayangnya saat aku merasa senang, engkau mungkin akan
merasa sedih."
Nenek Tua tersebut tidak dapat mengucapkan sepatah katapun. Tubunya tiba-tiba melayang ke udara, se saat dia telah melompat sejauh tigapuluh atau empatpuluh kaki menjauh.
Namun dia tidak pernah menyangka secepat dia mendarat, Ye Kai telah berdiri disampingya dengan senyuman lebar diwajahnya, senyuman yang menyerupai rubah kecil yang licik.
Nenek Tua itu menghela napas dan berseru,"Hebat. Ginkang yang hebat. Sepertinya semua tulang belulangmu lebih ringan dari miliku."
Sebelum dia mengakhiri ucapannya, tangannya bergerak seperti cakar dan mengeluarkan
empat gerakan ke arah Ye Kai. Tekniknya sangat aneh dan licik. Ye Kai berbalik, gerakannya bukan aneh maupun licik, tapi amat sangat cepat. Kecepatan yang tidak dapat dibayangkan.
Saat wanita tua itu menamparkan tangannya, tiba-tiba dia merasa sesuatu yang ringan telah menotok jalan darahnya. Tangannya langsung turun dan dia tidak dapat digerakan lagi.
Ye Kai masih berdiri dengan kedua tangannya di belakang tubuhnya. Senyumnya membuat
dia terlihat lebih gembira dari sebelumnya. Betapa sungguh memalukan, saat dia merasa senang, orang lain justru merasa sangat menderita.
Wanita tua tersebut menghela napas panjang dan berkata,"Aku tidak mengenalmu. Mengapa engkau mencampuri urusanku?"
"Siapa yang mengatakan aku mencampuri urusanmu?"Ye Kai menjawab.
"Jadi apa yang kau inginkan?"Wanita tua bertanya.
"Aku ingin minum secangkir arak bersamamu."Ye Kai berkata.
Wanita tua tersebut terlihat bingung,"Engkau ingin apa?"
"Jarang sekali aku mengundang orang minum arak, sungguh sangat disayangkan kalau
engkau melewati kesempatan ini."Ye Kai berkata.
Wanita tua itu mengatupkan giginya dan bertanya,"Dimana engkau ingin minum?"
"Tentu saja kita akan pergi ke tempat Xiao Bie Li, kita dapat minum dengan kasbon
disana."Ye Kai menjawab.
________________________________________
Tangan Fu Hong Xue mengenggam dengan keras goloknya, mengenggam dengan amat
sangat keras. Dia masih tetap berdiri seperti sebelumnya, posisi tubuhnya tidak bergeser se-incipun.
Namun wajahnya yang putih pucat mulai memerah.
Wanita tua telah melompat turun dari atas rumah dan berjalan dengan kepala tertunduk melewati sisinya. Fu Hong Xue bahkan tidak memandang sekejapun ke arahnya, namun tiba-tiba dia berseru,"Tunggu sebentar."
Wanita tua itu diam berhenti, tiba-tiba dia menjadi semakin penurut.
"Aku telah membunuh sebelumnya."
Wanita tua itu mendengar dengan jelas.
"Dan aku tidak berkeberatan untuk membunuh lagi."
Tangan wanita tua itu mulai gemetaran.
Ye Kai melangkah ketengah mereka juga dan menegaskan,"Membunuh hanya seperti minum
arak. Cangkir pertama selalu menjadi tegukan yang paling berat. Namun setelahnya, setiap cangkirnya menjadi semakin mudah. Kecuali itu ?"
"Kecuali apa "."
"Membunuhnya tepatnya seperti minum-minum, terlalu banyak melakukannya akan
membuat ketagihan."Ye Kai menatap Fu Hong Xue dan melanjutkan,"Paling baik bila engkau tidak ketagihan hal-hal seperti itu."
"Engkau bukan salah satu yang ingin kubunuh."Fu Hong Xue menjawab.
"Engkau ingin membunuhnya?" Ye Kai bertanya.
"Sebenarnya, aku berpikir aku hanya membunuhnya dua jenis orang. Tapi sekarang, aku
pikir ada yang ketiga."
"Jenis apa?"
"Yang menginginkan kematianku."
Ye Kai menganggukan kepalanya,"Dia mencoba membunuhmu sebelumnya, dan sekarang
engkau ingin membunuhnya. Betul-betul adil.
"Harap minggir." Fu Hong Xue memperingatkan.
"Kenapa?" Ye Kai berkata.
"Karena dia menginginkan nyawaku." Fu Hong Xue menjawab.
"Tapi dia tidak membunuhmu, engkau masih hidup kan?"Ye Kai bertanya.
Fu Hong Xua menatapnya, wajahnya yang putih pucat mulai transparan. Setelah beberapa saat, perlahan-lahan dia menjawab,"Katakan siapakah kau sebenarnya, huh?"
"Engkau tahu siapa aku sebenarnya, kenapa repot-repot bertanya kepadaku?" Ye Kai
menjawab. "Aku hanya ingin kepastian, karena aku berhutang padamu."Fu Hong Xue berkata.
"Apakah itu?"
"Nyawaku."
Dia perlahan-lahan berputar dan melanjutkan,"Ini adalah hutang yang akan kubayar cepat atau lambat, tapi sejak saat ini engkau dapat memintanya kapan saja."
Kaki kirinya melangkah maju, kaki kanannya diseret dari belakang. Langkahnya terlihat semakin berat kali ini. Ye Kai tiba-tiba menyadari bahwa dia terlihat seperti Xiao Bie Li dari belakang. Keduanya orang yang kesepian, keduanya juga sentimentil.
Namun mungkin situasi yang dihadapinya lebih tragis, karena hanya ada satu jalan arah dia pergi.
Jalan yang membuat dia tidak dapat kembali lagi.
________________________________________
Tersedia arak di atas meja.
Ye Kai menuangkan secangkir arak kepada Xiao Bie Li dan secangkir kepada wanita tua itu.
"Bagaimana tempat ini?"
"Tidak jelek."Wanita tua itu menjawab.
"Dan araknya?"
"Tidak jelek juga."
"Jadi engkau harus berterima kasih. Bila bukan karena diriku, bagaimana mungkin engkau memiliki kesempatan minum disini?"Ye Kai berkata.
"Kenapa aku tidak dapat minum disini?"Wanita tua itu bertanya.
Ye Kai menghela napas, kemudian menjawab,"Karena ini adalah tempat laki-laki. Meskipun Jarum Penghancur Usus Nenek Du merupakan orang yang ditakuti di dunia persilatan,
namun dia tetap seorang wanita.
Wanita tua itu menatapnya dan berkata,"Jadi aku adalah Nenek Du?"
"Saat aku melihat Jarum Penghancur Usus menancap di tubuh Luo Luo Shan, aku menduga
itu adalah kau."Ye Kai berkata.
"Dugaan yang hebat."Wanita tua itu berkata.
Ye Kai kembali tertawa dan berkata,"Namun aku tidak bermaksud membalaskan
kematiannya."
"Oh?"
"Aku hanya ingin menanyakan kenapa engkau mau bergabung dengan Gedung Sepuluh Ribu
Kuda?" "Jadi kau pikir aku membunuhnya karena perintah Gedung Sepuluh Ribu Kuda?"
Ye Kai menganggukan kepalanya.
"Karena aku melakukan pada saat ini, dan karena aku sudah tua, maka engkau yakin aku adalah Nenek Du?"
"Itu adalah kesimpulan yang cukup sederhana."
"Laluu tentu saja Nenek Du pasti bukan seorang pria."
"Tentu saja."
Wanita tua itu mulai tertawa, sangat aneh dan tertawa yang ganjil.
"Kelucuan apa yang kau temui?"Ye Kai bertanya.
"Hanya satu hal."Wanita tua itu menjawab.
"Dan apakah itu?"
"Aku bukan Nenek Du."
"Bukan engkau?"
Wanita tua itu tersenyum dan menegaskan,"Aku tidak pernah membayangkan menjadi
Nenek Du, tapi sayangnya aku seorang laki-laki.
Ye Kai terkejut. Nenek tua itu ternyata seorang pria. Dia membuka topeng yang
dikenakannya, membuka bajunya, dan berdiri. Wanita tua yang keriput telah berubah
menjadi seorang pria kurus tengah baya! Siapapun dengan jelas pasti dapat mengatakan dia adalah seorang pria.
Ye Kai percaya lagi pada kesimpulannya.
Orang tersebut tersenyum balik kearahnya dan berseru,"Apakah engkau masih ingin mencari tahu apakah aku pria atau wanita?"
Ye Kai menarik napas panjang dan menjawab sambil tersenyum,"Tidak perlu."
"Nenek Du sudah jelas bukan seorang pria."Orang tersebut berkata.
"Jelas bukan."Ye Kai berkata.
"Jadi sudah jelas aku bukan Nenek Du."
"Engkau bukan."
"Demikian juga, aku bukan orang yang telah membunuh Luo Luo Shan."
Ye Kai hanya dapat mengiakan, setiap orang sudah tahu bahwa Jarum Penghancur Usus
adalah satu-satunya senjata rahasia Nenek Du!
"Aku juga tidak membunuh Fu Hong Xue."
Ye Kai tidak dapat menyangkal hal itu, Fu Hong Xue masih bernapas dan hidup.
Orang itu menarik napas panjang. Dalam sekali teguk, dia telah meminum seluruh arak
dicangkirnya, kemudian berseru,"Betul-betul arak yang bagus."
Saat dia menghabiskan cangkirnya, dia berdiri, berbalik dan mulai berjalan keluar.
Pandangan mengejak tersirat di wajah Xiao Bie Li seraya berkata,"Harap datang kali lain waktu."
"Tentu saja aku akan kembali, aku dapat minum dengan kasbon disini. Semua gubuk-gubuk miliku itu masih dapat disewa."Orang tersebut berkata sambil tersenyum.
Ye Kai tiba-tiba berseru,"Xi Men Chun."
Orang tersebut segera memutar kepalanya. Senyumnya masih nampak diwajahnya, namun
sesaat dia menyadari apa yang dilakukannya, senyuman itu menghilang.
Namun senyum muncul di wajah Ye Kai.
Saat dia tersenyum, orang lain biasanya menderita.
Orang tersebut memaksakan untuk tersenyum, namun otot diwajahnya telah kaku
membeku. "Karena araknya tidak jelek, harap tuan Xi Men tinggal untuk minum beberapa cangkir
arak."Ye Kai berkata.
Orang tersebut tetap diam beberapa saat. Akhirnya dia menghela napas dan
menjawab,"Sudah jelas aku tidak perlu bertanya lagi, orang seperti apakah kau."
"Tepat sekali."Ye Kai menjawab.
"Tapi yang ingin aku ketahui adalah apakah engkau manusia apa bukan."Orang tersebut
berkata. Ye Kai tersenyum, tiba-tiba dia merasakan apa yang dipikirkan orang tersebut tidak sejelek yang dia pikir. Dengan tertawa, dia menjawab,"Kemampuan asli Setan Hidup Seribu Wajah, dengan tekniknya yang hebat dan kemampuan menyaru yang tiada tandingannya. Aku
seharusnya sudah mengenalimu sejak lama."
Xi Men Chun menghela napas dan berkata,"Tidak terlalu telat dengan apa yang telah engkau lihat sekarang."
"Tentu saya Nenek Du bukan seorang wanita, dan dia tidak mungkin juga seorang nenek.
Bila dia seorang wanita, maka setiap orang pasti dengan mudah mengenalinya dengan
cepat."Ye Kai berkata.
"Analisa yang masuk akal."Xi Men Chun menjawab.
"Jadi siapakah sebenarnya Nenek Du?"Ye Kai bertanya.
Xiao Bie Li menghela napas dan berkata,"Mungkin saja itu engkau, mungkin saja aku."
"Atau mungkin ?"Ye Kai menimbang-nimbang, kemudian tiba-tiba melompat ke atas dan
berseru,"Aku mengerti sekarang, Nenek Du pasti dia!"
Xi Men Chun menghela napas dan menggumam,"Pasti sudah terlambat engkau baru
menyadarinya sekarang."
________________________________________
Fu Hong Xue perlahan-lahan melangkah ke arah toko kelontong. Dia belum pernah ke toko ini sebelumnya, dia tidak pernah mengunjungi toko kelontong manapun sebelumnya.
Dia bukan seseorang yang memiliki kehidupan yang normal, dia hidup di dunia yang hanya dimilikinya. Didunia ini yang ada hanyalah balas denam. Tidak ada lagi yang lainnya.
Li Ma Hu berada dibelakang kasinya, tertidur seperti biasanya. Kelihatannya dia adalah seseorang yang tidak pernah terjaga.
Fu Hon Xue melangkah dan mengetuk meja kasir dengan sarung goloknya.
Li Ma Hu terperanjat saat terjada dan melihat sarung golok hitam dari Fu Hong Xue.
Sarung golok tersebut hitam, gagangnya hitam, namun terlihat sedikit bekas merah di
goloknya. Wajah Li Ma Hu menjadi pucat dan suaranya terbata-bata,"Apa " apa yang kau inginkan?"
"Barang-barangku." Fu Hong Xue menjawab.
"Barang-barangmu .. oh, betul. Barang-barangmu disini."Li Ma Hu berkata.
Dia menjangkau meja dibelakangnya dan mengambil sebuah kantong dengan kedua
tangannya. Fu Hong Xue menangkap kantong tersebut dengan satu tangan. Tangan yang
satunya lagi tetap menggengam goloknya dengan erat.
Gong Sun Duan mati dibawah goloknya, siapa lagi kemudian" Mungkin dia sendiri juga tidak tahu.
Saat dia berbalik, Fu Hong Xue melihat telur yang dijual dengan diskon dan bertanya,"Berapa harganya ini semua?"
"Engkau ingin membeli beberapa?"
Fu Hong Xue menganggukan kepalanya. Dia menyadari kadang-kadang rasa laparnya lebih
besar dari keinginan membalas dendamnya.
Li Ma Hu memandanginya, menggelengkan kepalanya dan menjawab,"Aku tidak dapat
menjualnya kepadamu."
Fu Hong Xue memahami. Setiap pintu dikota ini tertutup baginya. Toko kelontong ini bukan pengecualian. Bila dia menghendaki telur-telur itu, sudah tentu tidak ada seorangpun yang dapat menghalanginya. Namun, dia bukan orang seperti itu.
Kebenciannya bukan diarahkan kepada wanita tual itu atau bos toko ini.
Bulan mulai naik keatas, angin dingin bertiup.
Apakah tidak ada tempat baginya untuk tidur"
Dia mengencangkan genggamana ke goloknya dan kantonya - dia hidup didunia yang benar-benar berbeda. Orang-orang didunia ini tidak ada yang pernah dapat mempengaruhinya.
Namun tiba-tiba, Li Ma Hu menambahkan,"Aku tidak dapat menjualn telur-telur ini kepadamu karena masih mentah. Engkau tidak data memakan telur mentah.
Fu Hong Xue masih diam berdiri.
"Ada kompor dibelakang, tidak hanya dapat kau gunakan untuk memasak, engkau juga
dapat memanaskan arak."
Fu Hong Xue berputar dan bertanya,"Berapa harga yang kau minta?"
Li Ma Hu tersenyum dan menjawab,"Karena engkau langsung menawar, katakanlah dua
belas tael perak."
Dua belas tael perak untuk sekali makan merupakan harga yang cukup tinggi. Namun semua tael perak yang ada didunia ini tidak dapat digunakan untuk mengisi perutmu, betapa
kelaparan yang tidak tertahankan.
Li Ma Hu menggoreng sebuah telur. Telur dengan nasi goreng, arak yang hangat dan
kacang. "Kacangnya gratis, minumlah sepuasmu, kita akan menghitung harganya nanti."
Fu Hong Xue tidak menyentuh setetes arakpun. Saat minum, dia akan terus minum hingga mabuk. Dan saat ini bukan saat yang tepat untuk mabuk.
Li Ma Hu membawa membawa sepiring nasi dan telur dan melihat cangkir arak.
"Apakah araknya cukup bagus?" Li Ma Hu bertanya.
"Araknya bagus."Fu Hong Xue menjawab.
"Meski jelekpun, paling tidak engkau harus minum untuk mengurangi keteganganmu."
Fu Hong Xue mulai menyantap nasinya. Dia tidak takut ada racun diaraknya. Ada tigapuluh cara untuk mengetahui bila dimakanan atau diminumannya mengandung racun, dan dari
semuanya dia mengetahui dua puluh cara.
Namun bila dia tidak ingin melakukan sesuatu, maka tidak ada seorangpun yang dapat
memaksanya. Li Ma Hu tidak pernah juga menyuruh orang. Karena Fu Hong Xue tidak ingin minum, maka dia minum sendiri. Dia mulai meneguk arak hangatnya dengan rakus. Sambil tersenyum dia berseru,"Sejujurnya, aku tidak mengerti mengapa banyak orang di dunia ini yang menyukai minum arak. Rasanya lebih buruk dari racun."
"Engkau tidak suka minum arak?"Fu Hong Xue bertanya.
Li Ma Hu menghela napas dan berkata,"Aku biasanya tidak pernah minum, namun sekarang aku sudah mabuk."
Fu Hong Xue mengerutkan alisnya dan berkata,"Bila engkau biasanya tidak minum, lalu
kenapa engkau minum sekarang?"
"Araknya sudah hangat, aku tidak ingin menyia-nyiakannya."Li Ma Hu berkata.
"Karena itu kau ingin mabuk?"
"Setiap orang yang ingin membuka usaha pertama kali harus belajar satu hal."Li Ma Hu menghela napas.
"Apakah itu?"Fu Hong Xue bertanya.
"Kau tidak boleh menyianyiakan apapun, meskipun hal itu menjadi tanggunganmu."Li Ma Hu menjawab.
Dia kembali menghela napas panjang dan berkata,"Itulah sebabnya hanya orang yang
rendah yang membuka toko kelontong. Tidak saja tidak bisa mendapatkan istri, mereka juga tidak pernah mendapatkan teman."
Fu Hong Xue perlahan-lahan menyuap nasinya. Tiba-tiba dia menghela ringan dan
berkata,"Engkau salah."
Li Ma Hu duduk disamping dan bertanya,"Apanya yang salah?"
"Hanya ada satu tipe orang didunia ini yang tidak memiliki teman."
"Tipe seperti apa?"
"Orang seperti diriku."
Dia mengangkat kepalanya dan menatap kekejauhan. Matanya dipenuhi dengan kesepian
dan kekosongan. Dia tidak pernah memiliki teman sebelumnya, dan mungkin dia tidak akan pernah memilikinya. Satu-satunya tujuan hidupnya adalah balas dendam, kehausannya
untuk membalas dendam tidak akan pernah padam. Namun kenapa di dalam hatinya yang
paling dalam ada perasaan persahabatan"
Mata Li Ma Hu mulai memerah, dia memandanginya dan bertanya,"Tuan Muda Ye, bukankah
dia temanmu?"
"Bukan."Fu Hong Xue menjawab dingin.
"Namun dia secara pasti memperlakukanmu seperti itu."Li Ma Hu berkata.
Ekspresi wajah Fu Hong Xue berubah dan menjawab,"Itu karena dia memiliki penyakit."
"Penyakit?"
Fu Hong Xue menggenggamkan tangannya pada goloknya dan berkata,"Setiap orang yang
memperlakukanku sebagai teman pasti punya penyakit."
Li Ma Hu menghela napas dan berkata,"Berdasarkan pandangan seperti itu, aku rasa aku juga pasti punya penyakit."
"Engkau?"Fu Hong Xue berseru.
"Karena aku sungguh-sungguh ingin menganggap engkau kawanku."
Meskipun lidahnya mengembang saat berbicara, namun dia cepat sekali menjadi mabuk.
Tapi bukankah perkataan orang mabuk biasanya jujur"
Fu Hong Xue tiba-tiba mengambil sumpitnya dan berkata,"Nasinya tidak bagus."
Dia tidak melihat kearah Li Ma Hu. Fu Hong Xue berdiri dan membelakanginya, karena dia tidak ingin orang tersebut melihat ekspresi wajahnya.
Namun Li Ma Hu menatapnya, menatap punggungnya. Bahunya telah bergerak, dia dapat
mengetahui bahwa pikiran Fu Hong Xue sedang tidak tenang.
Ekspersi wajah aneh tiba-tiba muncul di sorot mata Li Ma Hu. Perlahan-lahan dia
menjulurkan tangannya saat dia berusaha untuk menepuk punggung Fu Hong Xue.
Tiba-tiba, berkelebat sekilas cahaya yang dingin!
Kemudian sebuah pisah telah menusuk punggung tangannya!
ooOOOooo Bab 18. Senjata Yang Paling Menakutkan Didunia Adalah Senjata Yang Tidak
Terlihat Oleh Gu Long Sebuah pisau sepanjang tiga hun dan tujuh inci.
Sebuah pisau yang telah dilemparkan!
Saat Li Ma Hu melihat pisau itu, wajahnya tiba-tiba tersentak.
Kemudian, seluruh tubuhnya merosot jatuh ke atas lantai seperti tersambar oleh cahaya kilat yang kuat dan tak bersuara.
Saat dia jatuh kelantai, sesuatu jatuh ke atas meja dari tangannya.
Saat Fu Hong Xue berbalik, dia melihat Ye Kai.
Ye Kai berjalan menghampiri sambil tersenyum diwajahnya, dia tidak membawa senjata.
Fu Hong xue menatapnya, kemudian melihat kepada Li Ma Hu di atas lantai, dan bertanya dengan tajam,Apa maksud semua ini"
Ye Kai hanya tersenyum. Dia sepertinya suka menjawab pertanyaan yang tidak ingin dia jawab dengan senyuman.
Fu Hong Xue tidak bertanya lebih lanjut. Dia menangkap tiga buah jarum yang tergeletak di atas meja, tiga buah jarum berwarna hijau. Jarum-jarum yang jatuh terlepas dari tangan Li Ma Hu.
Bila tidak ada pisau tersebut, mungkin Fu Hong Xue mengalami nasib yang sama dengan Luo Luo Shan saat ini. Apakah pemilik toko kelontong yang bersahabat ini adalah Nenek Du yang kejam dan jahat"
Fu Hong Xue mengepalkan jari-jarinya. Setelah beberapa saat, akhirnya dia mengangkat kepalanya. Tatapan matanya bertemu dengan senyum Ye Kai.
Bagaimana kau tahu aku tidak dapat menghindari serangannya"Fu Hong Xue bertanya


Kisah Pengelana Di Kota Perbatasan Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dingin. Aku tidak tahu.Ye Kai menjawab.
Lalu kenapa engkau datang menyelamatkanku"Fu Hong Xue berkata.
Siapa yang bilang aku datang kesini untuk menyelamatkanmu"Ye Kai menjawab.
Jadi kenapa kau kesini" Fu Hong Xue bertanya.
Apa yang aku lakukan hanyalah menancapkan pisauku ke dalam tangan orang itu. Itu adalah tangannya dan pisauku, memangnya harus ada hubungannya dengan dirimu"Ye Kai
menegaskan. Fu Hong Xue tidak berkata-kata lagi.
Ye Kai perlahan-lahan melangkah mendekati dan duduk. Dia menarik napas yang dalam dan berkata sambil tersenyum,Nasinya terlihat enak, baunya juga menggiurkan.
Hmmh.Fu Hong Xue menggumam.
Araknya mungkin juga tidak jelek, sayang tidak ada yang tersisa.Ye Kai menambahkan.
Fu Hong Xue terlihat mau berbicara sesuatu namun Ye Kai tiba-tiba memandang ke bawah kepada Li Ma Hu dan bertanya,Apakah pisauku layak ditukar dengan sebotol arak"
Li Ma Hu masih tidak bergerak. Juga tidak ada jawaban.
Kalau tidak, aku memintamu untuk mengembalikan pisauku.Ye Kai berkata.
Masih tidak ada jawaban. Ye Kai membungkuk dan menepuk orang itu dipunggungnya dan
berkata,Nenek Du, aku sudah membongkar penyamaranmu, jadi tidak usah "
Suaranya tiba-tiba berhenti, terlihat keterkejutan diraut wajahnya.
Orang yang jatuh ke lantai itu tidak akan pernah berdiri lagi. Wajahnya kaku membeku, kedua tangan dan kakinya sedingin es, dan pisau tersebut masih menancap ditangannya.
Fu Hong Xue menatap wajah orang itu, dan kemudian ke arah pisau itu, kemudian berkata kepada Ye Kai,Apakah pisaumu beracun"
Tidak.Ye Kai menjawab.
Bila tidak bagaimana dia mati"Fu Hong Xue bertanya.
Sepertinya dia semakin tua, orang tua tidak tahan ketakutan.Ye Kai berkata.
Kau mengatakan dia mati ketakutan"Fu Hong Xue berkata.
Baiklah, luka di punggung tangannya bukanlah suatu yang fatal, dan pisauku tidak
mengandung racun.Ye Kai menjawab.
Orang ini betul-betul Jarum Penghancur Usus Nenek Du"Fu Hong Xue berkata.
Bila Penipu Tak Bertulang dapat berpura-pura menjadi nenek tua, kenapa Nenek Du bukan seorang pria"Ye Kai berkata.
Betul. Aku tahu orang seperti apakah Nenek Du itu.Fu Hong Xue menegaskan.
Engkau pasti mengetahuinya dengan baik.Ye Kai berkata.
Orang seperti Nenek Du pasti ketakutan oleh sebuah pisau"Fu Hong Xue bertanya sambil tersenyum dingin.
Kenyataannya dia sudah mati.Ye Kai berkata.
Cuman pisau seperti apakah itu"Fu Hong Xue berseru.
Ye Kai hanya tersenyum. Dia sepertinya suka menjawab pertanyaan yang dia jawab dengan senyuman.
Dia mengambil pisaunya. Sebetulnya tidak ada yang istimewa dari fisik pisau tersebut. Hanya saja mata pisaunya tipis dan sangat tajam, sinar lemah terpantul dari permukaannya. Saat matanya memandang pisau tersebut, keduanya matanya juga bercahaya.
Setelah beberapa saat, Ye Kai pelahan-lahan berkata,Apapun ceritnya, kau tidak dapat menyangkal ini sebuah senjata.
Fu Hong Xue berhenti sejenak, kemudian menjawab,Aku tidak pernah membayangkan kau
menggunakan senjata juga.
Ye Kai menjawab dengan senyuman.
Aku belum pernah melihatmu membawa senjata.Fu Hong Xue menegaskan.
Senjata bukan untuk diperlihatkan kepada orang lain.Ye Kai membalas.
Fu Hong Xue hanya dapat menyetujui.
Mungkin senjata yang paling menakutkan di dunia ini adalah senjata yang tidak dapat
dilihat.Ye Kai berkata.
Tidak ada senjata apapun yang tidak dapat dilihat!Fu Hong Xue menjawab.
Ye menatap pisau ditangannya dan perlahan-lahan berkata,Mungkin engkau dapat melihat senjata ini, namun saat engkau melihatnya, mungkin saat itu sudah sangat terlambat.
Senjata yang sangat menakutkan hingga membuat orang mati biasanya senjata yang tidak dapat dilihat.
Karena saat engkau melihat senjata itu, maka sudah terlambat. Amat sangat terlambat.
Lalu, senjata tersebut tidak terlihat lagi.
Tiba-tiba pisau itu menghilang dari tangan Ye Kai seperti sulap.
Fu Hong Xue menatap ke bawah ke golok ditangannya. Ekspresi aneh muncul diwajahnya,
kelihatannya dia mengerti yang dimaksud oleh Ye Kai.
Gong Sun Duan tidak pernah melihat mata goloknya. Gong Sun Duan hanya melihat gagang dan sarungnya saja.
Senjata yang dapat dilihat adalah senjata yang tidak dapat membunuh.Ye Kai menegaskan.
Fu Hong Xue mendengarkan dengan penuh perhatian.
Itulah sebabnya orang-orang yang benar-benar memahami permainan pedang pasti tahu
cara untuk menyembunyikan senjatanya.Ye Kai menambahkan.
Fu Hong Xue menghela napas dan menjawab,Itu hal yang mudah dibicarakan daripada
dilakukan. Menyembunyikan senjatamu jauh lebih susah daripada menggunakannya.Ye Kai
berkata.Namun aku rasa kau sudah memahami hal itu.
Aku memahami dengan sangat baik.Fu Hong Xue menjawab. Dia memandang ke arah Ye Kai
yang masih memperlihatkan senyum yang hangat dan ramah diwajahnya.
Ekspresi wajah Fu Hong Xue membesi, dengan dingin dia berkata,Aku ingin kau memahami satu hal.
Apakah itu"Ye Kai bertanya.
Jangan pernah menolongku lagi. Kau dapat pergi ke arah langkahmu sendiri, dan aku pergi ke arah langkahku. Tidak ada hubungan diantara kita berdua. Aku pasti tidak akan perhatian sepertimu saat kau mati didepanku.
Kita bukan sahabat"
Bukan! Ye Kai menghela napas pendek, kemudian tersenyum dan menjawab,Aku mengerti.
Fu Hong Xue menggertakan giginya dan berkata,Jadi kau boleh pergi kemanapun langkahmu mengarah.
Bagaimana denganmu" Kau tidak akan pergi"Ye Kai bertanya.
Kenapa aku harus pergi"Fu Hong Xue berkata.
Ada seseorang yang menunggumu diluar.Ye Kai menjawab.
Siapa" Wanita tua yang bukan seorang wanita tua.
Fu Hong Xue mengerutkan alinya dan bertanya,Apa yang dia inginkan"
Dia menunggumu untuk ditanyakan kenapa dia mencoba membokongmu.Ye Kai berkata.
Kedua mata Fu Hong Xue membara saat tiba-tiba dia bergerak cepat.
Namun sebetulnya tidak hal apapun yang membuat dia harus terburu-buru. Karena orang
diluar akan menunggunya selama apapun.
Orang mati tidak pernah terburu-buru.
Xi Men Chun adalah seorang yang tinggi dan tegap, namun saat ini meringkuk di atas lantai.
Dia duduk meringkuk di sudut dibelakang kasir, kedua matanya keluar dari kelopaknya.
Meskipun dalam kematiannya, ketakutan dan kengerian terpancar di ekspresi wajahnya.
Siapa yang membunuhnya"
Bahkan dia sendiripun tidak pernah membayangkan orang tersebut datang dan mengambil
nyawanya. Sebuah paku baja menusuk dadanya. Darah meleleh keluar dari luka tersebut dan belum lagi mengering.
Tidak ada seorangpun disana. Saat itu tengah malam, dan hanya beberapa orang yang
berjalan ditengah jalan raya saat itu.
Fu Hong Xue berdiri disana membisu, kedua tangan dan kakinya kaku membeku. Saat Ye Kai akhirnya melangkah, dia bertanya kepadanya dengan nada suara yang dalam,Orang ini
adalah Penipu Tak Bertulang Xi Men Chun"
Setelah beberapa saat, Ye Kai menghela napas dan menjawab,Ya.
Aku menyadari juga orang seperti apakah dia.Fu Hong Xue berkata.
Aku juga berpikiran sepertimu.Ye Kai berkata.
Dia bahkan tidak sempat untuk bertahan atau berteriak sebelum terbunuh.Fu Hong Xue
berkata. Paku itu yang merengut nyawanya.Ye Kai menegaskan.
Tidak banyak orang yang dapat membunuhnya secepat itu.Fu Hong Xue berkata.
Sebenarnya, hanya beberapa saja.Ye Kai berkata.
"Oh?" Fu HongXue bertanya.
Seseorang yang dapat membunuhnya, karena dia benar-benar tidak bertenaga untuk
bertahan.Ye Kai menjelaskan.
Kenapa begitu"Fu Hont Xue berkata.
Aku khawatir tidak tidak dapat menunggumu, jadi aku menotoknya.Ye Kai berkata.
Dia berhenti sebentar sebelum meneruskan,Satu hal " meskipun setiap orang dapat
membunuhnya, hanya satu orang yang menginginkan kematiannya.
Siapa" Seseorang yang tidak ingin rahasia dibeberkan kepadamu.
Fu Hong Xue berpikir sejenak, kemudian berkata,Karena apa dia berusaha membokongmu di gang itu" Dan siapa yang menyuruhnya melakukan hal itu" " Pasti itu rahasianya"
Tepat sekali.Ye Kai berkata.
Fu Hong Xue tertawa dingin, kemudian dia berbalik dan berjalan keluar.
Kemana kau pergi"Ye Kai bertanya.
Aku pergi ketujuanku, kenapa engkau tidak melakukan hal sama"
Fu Hong Xue tidak mau repot-repot untuk berbalik, seraya dia perlahan-lahan berjalan keluar.
Kota masih sepi, lentera yang terletak di atas pintu di seberang jalan sudah menyala.
Angin berhembu kencang dan menerbangkan kain merah yang tertempel di luar gang kecil ke kejauhan.
Tiupan angin sangat dingin, kegelapan memenuhi malam. Apakah musim gugur telah tiba"
Meskipun tanda cuaca musim gugur adalah angin dimalam hari, namun saat itu didalam
gedung masih sehangat musim semi. Di dalam mata orang-orang, selalu musim semi disini.
Ada sekelompok laki-laki duduk disudut ruangan. Meskipun saat itu tengah malam, kelihatan mereka sudah terbiasa mabuk-mabukan disana.
Ye Kai mengambil tempat duduknya. Xiao Bie Li memberikan cangkir arak kepadanya dan
berkata sambil tersenyum,Jangan lupa engkau sudah berjanji minum denganku.
Cangkir tersebut sudah penuh hingga meluap.
Jangan lupa engkau berjanji bahwa aku dapat minum kasbon.Ye Kai menjawab.
Pasti susah untuk melupakan janjikan yang orang-orang telah ucapkan kepadamu.Xiao Bie Li berkata.
Pasti susah.Ye Kai berkata.
Jadi silahkan lanjutkan dan minum saja, jangan khawatir.Xiao Bie Li berkata.
Ye Kai tersenyum dan mengakhiri cangkirnya dalam sekali duduk. Dia melihat sekeliling dan berkomentar,Para pelangganmu betul-betul datang terlalu awal.
Xiao Bie Li menganggukan kepalanya dan menjawab,Sesegara lentera menyala, orang-orang mulai berdatangan masuk.
Itulah sebabnya aku heran kalau mereka menatap lentera itu sepanjang hari.Ye Kai berkata.
Xiao Bie Li tertawa dan menjawab,Tempat ini betul-betul tempat yang asik. Saat seseorang tiba untuk pertama kalinya, mereka pasti tidak tahan untuk datang kembali dan datang kembali. Seperti ketagihan. Bila mereka tidak pergi kesini setiap hari, mereka pasti tidak bisa tidur.
Aku rasa, akupun sudah ketagihan juga, aku sudah tiga kali kesini hari ini.Ye Kai berkata.
Itulah sebabnya aku menyukaimu.Xiao Bie Li berkata.
Itulah sebabnya engkau percaya untuk membuka kasbon bagiku.
Xiao Bie Li tertawa keras.
Sekelompok orang di sudut ruangan semuanya menoleh dan terlihat heran. Mereka telah
mendatangi tempat ini paling tidak ratusan kali dan tidak sekalipun mereka melihat pemiliki tempat ini tertawa.
Namun tawanya segera menghilang saat nada suaranya kembali serius.
Apakah Li Ma Hu benar-benar Nenek Du"Xiao Bie Li menanyakan Ye Kai.
Ye Kai menganggukan kepalanya.
Aku benar-benar tidak habis akal. Bagaimana engkau bisa mengetahuinya"
Aku tidak mengetahuinya "
Itu hanyalah dugaan"
Aku hanya merasa aneh Xi Men Chun menyuruh Fu Hong Xue mendatangi toko kelontong itu untuk mengambil barang-barangnya.Ye Kai menjelaskan.
Hanya berdasarkan satu petunjuk itu"Xiao Bie Li berkata.
Baiklah, saat aku baru tiba, aku melihat dia telah membawa Fu Hong Xue ke ruang belakang untuk makan malam.Ye Kai menceritakan.
Apanya yang aneh"
Segalanya. Seluruh kota sudah tahu Fu Hong Xue adalah musuh utama Gedung Sepuluh
Ribu Kuda. Bagaimana seorang seperti Li Ma Hu berani melawan mereka"Ye Kai berkata.
Benar. Dia bahkan seharusnya tidak akan pernah memberikan barang-barang Fu Hong
Xue.Xiao Bie Li menambahkan.
Tapi dia memberikannya.Ye Kai berkata.
Jadi dia pasti memiliki maksud yang kuat.Xiao Bie Li berkata.
Itulah sebabnya aku mencurigai dia pasti Nenek Du.Ye Kai berkata.
Dan engkau benar.Xiao Bie Li berkata.
Ye Kai tiba-tiba menghela napas dan berseru,Paling tidak aku berharap aku benar.
Kenapa"Xiao Bie Li bertanya.
Karena aku telah menakut-nakutinya sampai mati.Ye Kai berkata.
Xiao Bie Li terlihat kaget.
Engkau tidak berpikir aku yang membunuhnya"Ye Kai bertanya.
Dan bagaimana dengan Xi Men Chun"Xiao Bie Li berkata.
Dia juga sudah mati.Ye Kai menjawab.
Xiao Bie Li perlahan-lahan mengambila cangkir arak di depannya dan menghirupnya,
kemudian berkata dengan dingin,Engkau betul-betul tidak selembut seperti yang terlihat.
Ye Kai menatapnya balik dan berkata,Apakah engkau menyesal membuka kasbon untukku
hari ini" Xiao Bie Li menghela napas dan berkata,Aku hanya tidak dapat mencari tahu kenapa kedua orang seperti mereka bisa datang ketempat seperti ini. Tambahan lagi, kenapa mereka
memilih untuk tinggal cukup lama.
Mungkin mereka sedang bersembuyi, atau mereka adalah musuh-musuh Fu Hong Xue.Ye Kai
berkata. Tapi saat mereka baru saja datang kemari, Fu Hong Xue mungkin masih kecil.Xiao Bie Li berkata.
Jadi kenapa mereka menginginkan kematiannya"Ye Kai berkata.
Apakah mereka tidak berbicara sesuatu kepadamu"Xiao Bie Li berkata.
Aku belum sempat menanyakannya.Ye Kai menjawab.
Kenapa tidak"Xiao Bie Li berkata.
Aku tidak sedang terburu-buru, begitu juga mereka.Ye Kai berkata.
Xiao Bie Li tersenyum saat melihat Ye Kai dan menjawab,Engkau betul-betul orang yang aneh.
Seaneh Majikan Ketiga "Ye Kai berkata.
Bahkan lebih aneh "Xiao Bie Li membalas.
Namun sebelum dia mengakhiri ucapannya, suara gong tiba-tiba menggema dan di kuti oleh suara-suara terikan,Kebakaran! Tolong, kebakaran!
Jilatan api telah menjadi besar.
Api berasal dari toko kelontong Li Ma Hu. Segumpal asap terbang keluar dari bagian
belakang toko kelontong tersebut di kuti oleh jilatan api yang besar. Dan karena hampir seluruh gedung di jalan tersebut terbuat dari batang kayu, kelihatannya api tersebut telah menyebar ke seluruh kota.
Dalam sekejap, seluruh jalan telah dipenuhi oleh orang-orang yang kebingungan dan panik.
Para penduduk berusaha membawa air seberapapun yang mereka bawa untuk menyirami
api. Jilatan api yang merah menerangi wajah putih Xiao Bie Li lalu berkata,Sepertinya api tersebut berasal dari dapur di belakang toko kelontong.
Ye Kai menganggukan kepalanya.
Saat kau pergi, apakah engkau lupa untuk mematikan api"Xiao Bie Li bertanya.
Tidak ada api yang menyala disana.Ye Kai menjawab.
Kompornya pasti sudah menyala.Xiao Bie Li berkata.
Semua kompor pasti menyala.Ye Kai berkata.
Apakah kau berpikir seseorang membakar tempat tersebut"Xiao Bie Li berkata.
Ye Kai menghela napas lalu berkata,Aku seharunya mengetahui seseorang pasti membakar tempat itu.
Kenapa begitu"Xiao Bie Li bertanya.
Karena mayat yang terbakar tidak akan dapat berbicara lagi.Ye Kai berkata dengan senyum aneh tersembul diwajahnya.
Dia tiba-tiba mengambil sebuah ember didekatnya dan ikut serta berupaya memadamkan
api. Sesaat kemudain, Xiao Bie Li menghela napas kepadanya, namun sorot mata kelihatannya sedang jatuh dalam pikiran yang dalam.
Tibat-tiba, seseorang menghampiri kesemapingnya dan berbisik,Apakah yang sedang kau
pikirkan" Xiao Bie Li bahkan tidak berniat untuk menoleh siapakah dia, dan hanya menjawab,Aku
belajar pelajaran penting hari ini.
Pelajaran apakah itu"
Satu-satunya cara untuk membungkamkan seseorang hanya dengan memastikan tubuhnya
terbakar menjadi abu.
Meskipun disana banyak sekali orang yang berusaha untuk memadamkan api, namun air
yang tersedia tidak cukup. Untungnya baru saja hujan, sehingga udara tidak terlalu kering.
Meskipun mereka tidak dapat memadamkan api dengan cepat, api tidak menyebar dengan
cepat. Ye Kai berdiri ditengah keramaian. Matanya seperti elang mengamati sekitarnya. Orang yang membuat kebakaran pasti berada ditengah keramaian juga. Orang tersebut pasti tidak ingin dicurigai atau dia betul-betul menikmati penderitaan orang lain.
Betul-betul jalan pikiran yang kejam dan dengki, namun apa bagaimana lagi selain orang tersebut pasti orang yang kejam dan dengki.
Sayangnya, biasanya sangat susah membedakan mereka dengan orang-orang normal.
Ye Kai merasakan seseorang menarik baju belakangnya dengan perlahan. Saat dia berbalik, dia melihat seseorang berbalik dan menyelinap ditengah keramaian. Seseorang dengan
jubah hijau dan topi jerami.
Ye Kai mengikutinya dan menyelinap juga ke dalam keramaian. Saat dia mengejarnya, yang dapat dilihatnya adalah bagian belakang tubuhnya.
Ye Kai sangat suka mempelajari bagaimana seseorang terlihat dari belakang. Dia mengetahui bagian belakang tiap orang memiliki kekhasan yang dapat dia bedakan. Oleh karena itu, untuk mengenali seseorang dari belakang bukanlah hal yang sulit.
Namun orang dengan jubah hijau ini betul-betul asing.
Dia tidak hanya terlalu tinggi dan gerakannya juga gesit dan ringan, dia dapat menghilang dari jalan dengan cepatnya.
Sangat cepat, hingga ketempat yang tidak ada seorangpun.
Banyak sekali bintang yang memenuhi langit, padang belantara dalam suasana yang masih sunyi dan sepi.
ooOOOoo Bab 19. Membasmi Benalu Hingga Keakar-akarnya
Ye Kai membuat langkah yang panjang ke depan dan berbisik dengan sopan,"Teman, apa
tujuanmu mengajakku pergi" Harap berhenti dan berbicara."
Orang dengan jubah hijau itu tidak melambatkan gerakannya, namun malah meningkatkan
kecepatanya. Hingga setengah jalan, orang tersebut melompat ke udara, memperlihatkan kemampuan meringankan tubuhnya yang tinggi, Mengikuti Jangkrik Dalam Delapan Langkah.
Ilmu meringankan tubuhnya tidak hanya tinggi dan hebat, tapi juga indah dilihatnya. Saat Ye Kai melihat jubah orang itu berdansa berkibaran tertiup angin, matanya membesar. Bentuk tubuhnya sepertinya tidak asing, tapi dia tidak tahu pasti dimana dia melihatnya sebelumnya.
Semakin jauh mereka pergi, semakin pekat kegelapan malam.
Namun Ye Kai tidak khawatir kehilangan jejak orang itu. Bila orang dengan jubah hijau itu ingin melarikan diri, kenapa harus memberikan tanda kepada Ye Kai sebelumnya" Sudah
jelas bahwa orang ini ingin menemuinya, jadi buat apa mengejarnya"
Angin bertiup melewati rerumputan. Ditengah-tengah lapangan rumput yang tebal dan
panjang, terdapat jalur jalan. Orang tersebut nampaknya mengenal sekali area ini, mengarah ke timur dan berlari dengan cepat ke barat. Sebelum dia mengenalinya, Ye Kai telah
kehilangan orang tersebut.
Namun Ye Kai sedikitpun tidak terlihat khawatir. Dia berhenti dan menunggu.
Setelah beberapa saat, terdengar suara berasal dari rerumputan yang tinggi, "Tahukah kau siapa aku?"
Ye Kai mengeluarkan tawa perlahan dan bernyanyi dengan perlahan,"Kerajaan langit,
kerajaan bumi. Dengan kulit sehalus batu giok, harum seperti batu mawar. Nyonya Ketiga Shen dari Gedung Sepuluh Ribu Kuda.
Orang tersebut tertawa balik, suaranya lembut dan manis."Penglihatan yang hebat, engkau akan memperoleh hadiah."
"Dihadiahi apa?"Ye Kai bertanya.
"Dengan secangkir arak."Nyonya Ketiga Shen menjawab.
Dimana ada arak ditengah padang belantara begini"
Ye Kai berjalan ke depan dan akhirnya mengerti. Nyonya Ketiga Shen telah membangun
bunker kecil ditengah padang belantara ini. Bila dia tidak menunjukan jalannya sendiri, engkau tidak akan dapat menemukannya bahkan bila engkau memiliki sepuluh ribu orang
untuk mencarinya.
Tempat yang betul-betul aneh. Tidak hanya tersedia arak, juga tempat tidur yang rapih dan meja hias yang dihiasi ornamen. Pada bagian atas meja rias terdapat bunga segar, dan di atas meja arak juga telah tersedia beberapa piring makanan.
Ye Kai menatapnya tidak percaya.
Nyonya Ketiga Shen tersenyum kepadanya, senyum yang dapat mencairkan jiwa laki-laki
manapun. "Engkau menemukan semua ini sangat tidak biasa?"Nyonya Ketiga Shen bertanya sambil


Kisah Pengelana Di Kota Perbatasan Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tersenyum. "Tidak juga."Ye Kai tiba-tiba menjawab sambil tertawa.
"Tidak?"Nyonya Ketiga Shen berkata.
Ye Kai menatapnya dan berkata,"Bila berasal dari wanita sepertimu, tidak ada hal apapun yang ganjil."
"Aku harus katakan, engkau betul-betul orang yang penuh pengertian."Nyonya Ketiga Shen menjawab.
"Dan engkau adalah wanita yang sangat pengertian."Ye Kai berkata.
"Jadi kita harus bersikap seperti dua orang yang penuh pengertian dan duduk minum
arak."Nyonya Ketiga Shen berkata.
Mata Ye Kai bercahaya dan bertanya,"Dan setelahnya?"
Nyonya Ketiga Shen tertawa terkikik-kikik dan menggigit bibirnya,"Laki-laki penuh pengertian sepertinya seharusnya tahu tidak boleh berkata seperti itu pada seorang wanita."
Ye Kai menghela napas dan tersenyum,"Sebenarnya, aku hanya ingin mendengarkan engkau menceritakan sesuatu."
"Cerita seperti apa?"Nyonya Ketiga Shen bertanya,
"Cerita mengenai Gedung Golok Dewa dan Gedung Sepuluh Ribu Kuda."Ye Kai berkata.
"Mengapa aku akan menceritakan hal itu kepadamu?"Nyonya Ketiga Shen bertanya.
Ye Kai tertawa, kemudian berkata dengan datar,"Aku tahu lebih dari itu."
Nyonya Ketiga Shen tidak berkata-kata lagi. Cahaya lilin yang menerpa wajahnya
membuatnya terlihat semakin cantik. Namun itu merupakan kecantikan yang dipenuhi
dengan kepahitan dan tekanan, seperti matahari saat senja di musim gugur.
Dia perlahan-lahan menuangkan secangkir arak dan memberikannya kepada Ye Kai. Dia
kemudian duduk.
Angin dari lorong masuk bunker di atas membuat api lilin bergoyang-goyang maju mundur.
Saat itu malam telah sangat larut.
Bumi telah menjadi sunyi dan berhenti. Siapa yang menyangka dua orang sedang duduk
dibawah seperti mereka saat ini. Dan hanya mereka berdua yang tahu apa yang ada dalam pikiran mereka"
Nyonya Ketiga Shen menuangkan secangkir arak untuk dirinya sendiri dan meminumnya
perlahan-lahan. Kemudian, dia memanang ke atas dan bertanya,"Tahukah kau siapakah
Majikan Gedung Sepuluh Ribu Kuda?"
Ye Kai menganggukan kepalanya.
"Dan tahukah kau bahwa Bai Tian Yu dan Ma Kong Qun adalah teman sehidup
semati?"Nyonya Ketiga Shen bertanya.
Ye Kai mengganggukan kepala lagi.
"Mereka berjuang bersama di berbagai pertempuran yang tidak terhitung jumlahnya, dari perbatasan hingga ke pedalaman. Mereka bahkan membangun perkumpulan yang memiliki
nama yang harum Gedung Golok Dewa dan Gedung Sepuluh Ribu Kuda di dunia
persilatan."Nyonya Ketiga Sehn menjelaskan.
"Aku juga telah lama mengetahui bahwa Ketua Bai merupakan seorang yang sangat
berbakat,"Ye Kai berkata.
Nyonya Ketiga Shen menghela napas dan melanjutkan,"Karena dia merupakan seorang yang sangat berbakat maka dia menderita nasib yang sangat menakutkan."
"Kenapa begitu?"Ye Kai bertanya.
"Sejalan dengan keberhasilannya, kekuasaan Gedung Golok Dewa juga semakin tumbuh.
Hingga akhirnya melebihi kewibawaan Gedung Sepuluh Ribu Kuda dan pengaruhnya menjadi tidak sejajar lagi di dunia persilatan."Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Dia pasti membuat banyak musuhnya sepanjang hidupnya."Ye Kai berkata.
Kedua tangan pendekar yang tidak ada tandingannya di dunia persilatan selalu dibasahi oleh darah.
Nyonya Ketiga Shen menggertakan giginya dan berkata,"Dia selalu mengetahui bahwa
banyak sekali orang yang membencinya, namun dia tidak pernah membayangkan bahwa
orang yang paling membencinya justru temannya yang paling dekat."
"Ma Kong Qun?"Ye Kai bertanya.
Nyonya Ketiga Shen menganggukan kepalanya,"Dia membenci Bai Tian Yu karena dia iri
kepadanya."
"Jadi Ketua Bai benar-benar tewas ditangan Ma Kong Qun?"Ye Kai berkata.
"Tentu saja ada orang lain yang terlibat."Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Gong Sun Duan?"Ye Kai menebak.
"Gong Sun Duan hanyalah seorang pembantu. Hanya mereka berdua saja tidak akan berani menentang Gedung Golok Dewa. Tambahan lagi, Nyonya Bai dan Pendekar Kedua Bai,
mereka berdua adala pesilat yang hebat juga."Nyonya Ketiga Shen mengucapkan dengan
bersemangat. Pandangan kebencian terlihat dari raut wajahnya seraya melanjutkan,"Pada suatu malam mereka telah dibokong, mereka telah diserang oleh paling tidak tigapuluh orang."
"Tigapuluh?"Ye Kai menajwab dengan pandangan bingung.
Nyonya Ketiga Shen menganggukan kepalanya,"Setiap orang dari mereka adalah pendekar
silat kelas satu."
"Tahukah kau identitas orang-orang ini?"Ye Kai bertanya.
Nyonya Ketiga Shen menghela napas panjang seraya menjawab,"Tidak tahu, kecuali diantara mereka."Dia tidak membiarkan Ye Kai berbicara dan melanjutkan,"Pada malam bersalju itu Ma Kong Qun mengundang Saudara Bai dan keluarganya untuk menikmati pemandangan di
Biara Bunga Plum, agak keluar kota dimana dia telah mempersiapkan perayaan dengan
makanan dan arak."
Ye Kai mendengarkan dengan seksama, mendengarkan setiap detil ceritanya."Kenapa ada
makanan dan arak di biara?"Dia bertanya.
"Berapa banyak biarawan didunia yang benar-benar dapat melepaskan keempat napsu
itu?"Nyonya Ketiga Shen bertanya.
Ye Kai menganggukan kepalanya dan menuangkan lagi secangkir arak. Dia telah memahami apa yang wanita itu rasakan. Sangat sulit bagi wanita seperti dia memandang dunia tidak sesinis itu.
Setelah Nyonya Ketiga Shen menghabisi cangkirnya, dia melanjutkan,"Malam itu Saudara Bai sedang memiliki semangat yang tinggi, dia membawa seluruh anggota keluarganya
bersamanya. Siapa yang tahu " siapa yang tahu bahwa Ma Kong Qun mengundang mereka
bukan untuk menikmati keindahan salju yang putih, namun salju merah yang mengerikan!"
Kedua tangannya mulai bergoyang sementara matanya memerah. Pandangannya ke Ye Kai
juga sangat berat.
"Ma Kong Qun pasti telah mengatur ketigapuluh orang aneh tersebut dan menunggunya di biara tersebut."Ye Kai berkata.
Nyonya Ketiga Shen menganggukan kepalanya dan melanjutkan dengan pahit,"Pada malam
itu kesebelas anggota keluarga Bai Tian Yu dan Bai Tiang Yong secara brutal dibantai. Tidak ada seorangpun yang tersisa."
"Selalu hingga keakarnya saat memotong benalu, tidak meninggalkan sedikitpun sisa untuk tumbuh kembali. Cara mereka betul-betul sangat jahat."Ye Kai menegaskan.
Nyonya Ketiga Shen menyapu air mata yang keluar dari ujung kedua matanya, lalu
berkata,"Yang paling menyedihkan adalah Saudara Bai dan istrinya harus menahan diri
melihat pembunuh-pembunuh itu membantai anak laki-laki mereka yang berumur empat
tahun di depan mata mereka."
Dia menuangkan lagi secangkir arak dan meminumkan dengan cepat."Dari tigapuluhan
pembunuh bertopeng yang membokong mereka hari itu, lebih dari dua puluh orang telah
terbunuh oleh Saudara Bai dan keluarganya."
"Jari-jari yang hilang dari tangan Ma Kong Qun pasti terjadi pada pertarungan itu juga."Ye Kai berkata.
"Bila dia tidak melukai lengan kanan Saudara Bai dengan parah dengan cara menyerangnya secara tiba-tiba menggunakan jurus Telapak Besi Emas-nya, mungkin dia tidak akan berhasil menjalankan rencannanya."Nyonya Ketiga Shen mendesis dengan penuh kebencian.
"Telapak Besi Emas?"Ye Kai bertanya.
"Ma Kong Qun pun cukup berbakat. Dia dapat menggunakan jurus Telapak Pemotong
Gunung dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya menggunakan jurus Telapak
Besi Emas. Dia meyakini kedua ilmu itu hingga sembilanpuluh persen."Nyonya Ketiga Shen menjelaskan.
"Dan Pendekar Bai?"Ye Kai bertanya.
Mata Nyonya Ketiga Shen menyala-nyala saat berbicara,"Kemampuan Saudara Bai tidak
terkalahkan didunia ini. Baik kungfu, kebijaksanaan, atau keberanian, tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat dibandingkan dengan dirinya."
Engkau hanya dapat melihat dari pandangan matanya bahwa dia sangat menghormati dan
mengagumi Saudara Bai-nya.
Ye Kai menghela napas dan berseru,"Mengapa pendekar besar selama ini selalu mengalami nasib tragis seperti itu?"
Ye Kai menghabiskan cangkir araknya dan melanjutkan,"Setelah seluruh keluarga Pendekar Bai terbunuh, Ma Kong Qun pasti melemparkan kesalahan itu pada para pembunuh
bertopeng itu."
Nyonya Ketiga Shen mengeluarkan tawa dingin dan menegaskan,"Yang paling tercela dasi semua itu adalah dia bersumpah untuk membalaskan dendam kematian Bai Tian Yu."
"Dari ketiga puluh pembunuh aneh itu, berapa banyak yang masih hidup?"Ye Kai bertanya.
"Tujuh."Nyonya Ketiga Shen menjawab.
"Dan tidak seorangpun yang mengetahui identitas mereka?"Ye Kai berkata.
"Tidak seorangpun."Nyonya Ketiga Shen membalas.
"Dan tentu saja ketujuhnya tidak pernah memberitahukan rahasia mereka. Ma Kong Qun
pasti tidak pernah membayangkan bahwa rahasia ini bocor juga."Ye Kai berkata.
"Tidak, bahkan dalam mimpi yang paling liarpun."Nyonya Ketiga Shen menambahkan.
Ye Kai tersenyum dan menegaskan,"Bahkan akupun tidak akan dapat membongkar rahasia
ini." "Dari ketujuh pembunuh ini yang masih selamat, salah satu dari mereka tiba-tiba
memperoleh kesadaran dan membeberkan rahasianya kepada Nyonya Bai Feng."Nyonya
Ketiga Shen berkata.
"Orang-orang seperti mereka sesungguhnya masih punya kesadaran?"Ye Kai berkata.
"Orang tersebut ingin mati di bawah golok Saudara Bai. Namun Saudara Bai dapat mengenali orang tersebut yang berasal dari dunia persilatan, dan berpikir hidup orang tersebut pasti berharga, jadi dia berbelas kasihan."Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Siapakah orang tersebut?"Ye Kai bertanya.
"Nyonya Bai Feng berjanji untuk tidak pernah membeberkan nama orang tersebut."Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Apa yang masih berharga dari kehidupan orang tersebut?"Ye Kai bertanya.
"Bila memang dibuat untuk diketahui, maka pasti sangat mudah untuk mengetahui identitas orang ini."Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Karena Pendekar Bai dapat mengenali orang dari dunia persilatan itu, maka mereka pasti sahabat dekat."Ye Kai menyimpulkan.
"Dan bukankah Ma Kong Qun adalah salah satu dari teman Saudara Bai yang seperti itu
juga" Aku pasti tidak akan terkejut bila semua pembunuh itu merupakan teman
dekatnya."Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Dapat dipastikan bahwa teman lebih berbahaya daripada musuh."Ye Kai berkata.
"Untungnya, orang tersebut berubah hatinya setelah Saudara Bai mengampuni jiwanya.
Kalau tidak, kematian tragis dari keluarga Bai pasti akan hilang begitu saja, dilupakan tanpa ada pembalasan."Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Orang itu tidak pernah membeberkan identitas dirinya pada keenam orang lainnya?"Ye Kai bertanya.
"Tidak pernah."Nyonya Ketiga Shen menjawab.
"Mengapa seperti itu?"Ye Kai berkata.
"Karena orang yang satu dengan yang lainnya tidak ada yang tahu. Ma Kong Qun adalah
orang yang selalu sangat berprasangka dan waspada. Sebelum dia memilih orang-orang
tersebut untuk membantunya membunuh Saudara Bai, dia telah menyelidiki dengan sangat seksama dan mencatat bahwa mereka semua memiliki kebencian dan iri kepada Bai Tian
Yu."Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Jadi seperti itu."Ye Kai berkata.
"Namun semua orang tersebut hanya berbicara kepada Ma Kong Qun. Mereka tidak pernah
tahu siapa pembunuh yang lainnya."Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Semua pendekar kelas satu di dunia persilatan masing-masing memiliki senjata dan gaya yang khas. Orang-orang tersebut pasti dapat diketahui identitasnya dari hal itu."Ye Kai berkata.
"Malam itu saat pembunuhan, semua pembunuhn mengenakan pakaian hitam dari atas
kepala hingga ujung kaki dan membawa senjata yang berbeda untuk menutupi identitas
mereka. Orang-orang tersebut memiliki perasaan tertentu saat berhadapan dengan Bai Tian Yu, oleh karena itu mereka tidak memberikan perhatiannya satu sama lain."Nyonya Ketiga Shen berkata.
Ye Kai menundukan kepalanya dan tenggelam dalam pikirannya. Setelah beberapa saat, dia bertanya,"Dan siapakah Nyonya Bai Fen ini?"
Nyonya Ketiga Shen menghela napas,"Dia .. dia adalah seorang wanita yang mengagumkan, namun juga seorang wanita yang patut dikasihani. Meskipun dia adalah seorang yang sangat pintar dan cantik, nasib yang diberikan oleh surga kepadanya lebih menyedihkan dari pada siapapun."
"Kenapa begitu?"Ye Kai bertanya.
"Tidak hanya laki-laki yang dia cintai adalah suami orang lain, namun juga kedua keluarga mereka saling bermusuhan hingga mendarah daging."Nyonya Ketiga Shen Menjelaskan.
"Musuh hingga mendarah daging?" Ye Kai bertanya.
"Dia sebetulnya adalah putri ketua Alisan Sesat." Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Aliran Sesat?" Ye Kai berseru.
"Dalam tiga ratus tahun ini, tidak ada seorangpun baik anggota maupun bukan anggota yang dapat menyebutkan dua kata tadi. Namun anggota Aliran Sesat pun adalah orang-orang
juga, yang terbuat dari darah dan daging. Sebetulnya kalau tidak ada mengusik mereka, merekapun tidak akan mengganggumu."Nyonya Ketiga Shen menjelaskan.
"Aku selalu mengira Aliran Sesat hanya sebuah mitos saja. Siapa sangka ternyata mereka betul-betul ada." Ye Kai berkata.
"Selama dua puluh tahun ini, tidak ada seorangpun orang Aliran Sesat yang memperlihatkan wajah mereka." Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Kenapa begitu?" Ye Kai bertanya.
"Karena Ketua Aliran Sesat telah membuat sumpah dengan Bai Tian Yu di Gunung TianShan bahwa sekali kalah mereka tidak akan kembali melewati perbatasan." Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Pendekar Bai betul-betul pendekar di antara pendekar, sungguh-sungguh diluar bayangan kita." Ye Kai memuji.
"Sayangnya kau lahir dua puluh tahun kemudian, sehingga kau tidak dapat menyaksikan
kegagahannya." Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Namun aku masih dapat membayangkan kegagahan dan keberaniannya yang dia
perlihatkan." Ye Kai berkata.
Nyonya Ketiga Shen menatapnya dengan tajam sesaat sorot lembut keluar dari matanya. Dia terlihat ingin mengatakan sesuatu namun ditelannya kembali.
Nyonya Ketiga Shen meneguk segela arak lagi dan melanjutkan," Karena pertempuran di
TianShan tersebut, setiap anggota Aliran Sesat menganggap Bai Tian Yu sebagai musuh
yang tidak boleh hidup dibawah langit yang sama."
"Dan laki-laki yang dicintainya adalah Pendekar Bai?"Ye Kai bertanya.
Nyonya Ketiga Shen menganggukan kepalanya,"Demi Saudara Bai, bahkan dia rela
meninggalkan Aliran Sesat.
"Apakah dia belum mengetahui bahwa Pendekar Bai telah menikah?"Ye Kai bertanya.
"Dia telah mengetahuinya, Pendekar Bai tidak pernah berdusta kepadanya. Karena hal itulah, wanita itu jatuh cinta kepadanya."Nyonya Ketiga Shen berkata.
Ye Kai menghela napas dan berkata,"Kepada seseorang yang engkau cintai, engkau harus selalu jujur."
Sorot mata Nyonya Ketiga Shen tiba-tiba menjadi hangat dan lembut lagi, lalu dia berkata dengan perlahan,"Meskipun dia mengetahui bahwa Saudara Bai tidak akan dapat
menemuinya lagi, namun dia bersedia menunggu dengan segenap hatinya. Meskipun dia
harus menunggu selama setahun hanya untuk melihatnya sekejap, dia merasa itu sudah
cukup berarti."
Mata Ye Kai kelihatannya menerawang ke kejauhan. Setelah beberapa saat, akhirnya dia bertanya,"Istri Pendekar Bai pasti tidak mengetahui perasaanya yang terbagi."
"Bahkan hingga mati, dia tidak pernah membayangkannya. Karena meskipun Saudara Bai
adalah seorang pendekar yang tidak ada duanya, dia selalu menjadi seseorang yang takut kepada istrinya."Nyonya Ketiga Shen berkata.
Ye Kai menghela napas dan berkata,"Aku mengerti."
Tentu saja dia mengerti. Hal yang paling tragis yang dapat terjadi pada seorang wanita adalah dia jatuh cinta pada seseorang yang tidak seharusnya dia cintai."
Nyonya Ketiga Shen tiba-tiba menambahkan,"Yang paling sedih adalah dia bersama-sama
dengan anaknya hasil hubungannya dengan Saudara Bai saat itu.
Pandangan keragu-raguan keluar dari wajah Ye Kai, akhirnya dia tidak tahan untuk
bertanya,"Anak yang engkau bicarakan ?"
"Anak tersebut adalah Fu Hong Xue."Nyonya Ketiga Shen menjawab.
"Jadi dia sungguh-sungguh datang untuk menuntut balas kepada Gedung Sepuluh Ribu
Kuda!"Ye Kai berseru.
Nyonya Ketiga Shen menganggukan kepalanya."Ibu dan anat telah mengalami berbagai
penderitaan yang berat hanya karena untuk satu hari ini saja."
"Mengapa Nyonya Bai Feng tidak pernah minta bantuan dari ayahnya?"Ye Kai bertanya.
"Dia adalah seorang wanita yang tinggi hati, dia tidak pernah meminta belas kasihan orang lain. Tambahan lagi, orang-orang Aliran Sesat membenci Saudara Bai hingga kesumsum
tulang. Mengapa mereka harus membalaskan kematiannya?"Nyonya Ketiga Shen menjawab.
"Karena dia adalah tuan putri dari Aliran Sesat, tentu saja dia tidak memiliki banyak teman."Ye Kai berkata.
"Jadi satu-satunya yang dapat dia lakukan adalah membesarkan anak laki-lakinya yang dia yakini suatu hari akan dapat membalaskan kematian yang mengenaskan dari Saudara
Bai."Ye Kai berkata.
"Dia sungguh-sungguh dapat dikatakan sebagai seorang pesilat yang hebat di dunia
persilatan sekarang ini, aku dapat memberanikan diri mengatakan hanya beberapa orang saja yang dapat menandinginya. Namun siapa yang tahu penderitaan yang dirasakannya
saat latihan?"Ye Kai berkata.
"Tidak peduli apa yang kau kejar didunia ini, supaya bisa berhasil, engkau harus bersedia menahan segala penderitaan."Ye Kai menambahkan.
Nyonya Ketiga Shen menatapanya dan tiba-tiba bertanya,"Dan kau?"
Ye Kai tersenyum dan menjawab,"Aku ?""
Ada sesuatu dibalik senyumannya, sebelum akhirnya berkata,"Aku mengalami hal yang lebih baik dari dirinya, karena tidak ada seorangpun yang mengawasiku."
"Apakah hal itu dapat dikatakan sebagai suatu hal yang baik?"Nyonya Ketiga Shen berkata.
Ye Kai tertawa. Namun semua yang dilakukan hanyalah tertawa, dia tidak mengucapkan
sepatah katapun.
Nyonya Ketiga Shen menghela napas, kemudian berkata dengan lembut,"Aku sungguhsungguh percaya bahwa engkau menginginkan seseorang mengawasimu dan menjagamu.
Kau tidak menginginkan seseorang membawamu kedalam kehampaan dan kesedihan.
Percayalah, aku pun memahami hal itu juga."
Ye Kai tiba-tiba mengubah arah pembicaraannya,"Aku rasa akhirnya aku memahami
segalanya tentang situasi saat ini."
"Aku telah menceritakan segalanya dengan sangat detil."Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Tapi engkau melupakan satu hal."Ye Kai berkata.
"Apakah itu?"Nyonya Ketiga Shen bertanya.
"Dirimu sendiri."Ye Kai menjawab.
Dia menatap wanita itu dan bertanya,"Siapakah kau sebenarnya dan bagaimana
hubunganmu dengan semua ini?"
Nyonya Ketiga Shen jatuh membisu beberapa saat, kemudian dengan tenang menjawab,"Ma
Kong Qun mengira aku adalah saudara perempuan Nyonya Bai Feng, namun kenyataannya
dia salah."
"Oh?"Ye Kai berkata.
Nyonya Ketiga Shen tersenyum pahit dan menjelaskan,"Aku pernah menjadi salah satu
anggota Aliran Sesat, namun aku hanyalah seorang pelayan Nyonya Bai Feng."
"Fu Hong Xue mengenalimu?"Ye Kai bertanya.
"Tidak. Saat dia masih kecil, aku telah meninggalkan Nyonya Bai Feng."Nyonya Ketiga Shen membalas.
"Kenapa?"Ye Kai bertanya.
"Karena aku ingin memperoleh kesempatan menyelinap ke dalam Gedung Sepuluh Ribu Kuda untuk menggali informasi."Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Mengenai identitas dari keenam orang-orang itu?"Ye Kai bertanya.
"Ya, itu adalah informasi yang paling penting."Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Namun engkatu tidak dapat menemukan apapun?"Ye Kai berkata.
"Tidak."Nyonya Ketiga Shen berkata. Perasaan menyakitkan yang mendalam terlihat disorot matanya seraya melanjutkan,"Itulah sebabnya setelah melewati beberapa tahun ini hanyalah kesia-siaan yang diperoleh."
Ye Kai memandangnya dan bertanya,"Engkau pernah menjadi pelayan Nyonya Bai Feng, lalu engkau bersedia selama sepuluh tahun menghabiskan waktumu untuk mencoba dan
menyelesaikan hutang darah ini"
"Dia selalu bersikap baik kepadaku. Dia memperlakukanku selayaknya saudara
perempuannya."Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Tidak ada alasan lainnya?"Ye Kai berkata.
Dia menundukan kepalanya dan jatuh membisu beberapa saat. Akhirnya, dia
menjawab,"Saudara Bai adalah seseorang yang selalu paling aku kagumi."
Tiba-tiba dia mengangkat kepalanya dan menatap Ye Kai,"Engkau masih belum puas hingga engkau mengetahui tiap detilnya, kan"
"Aku selalu menjadi orang yang suka menggali hingga kebagian yang paling bawah."Ye Kai berkata.
Pandangan aneh terpancar di mata Nyonya Ketiga Shen lalu berkata,"Itulah sebabnya
engkau menikamti saat menguping pembicaraan orang lain dari atap rumah."
"Seperti engkau juga ingin mengetahui segala sesuatunya hingga detil yang terakhir."Ye Kai menjawab.
Nyonya Ketiga Shen menggigit bibirnya dan berkata,"Tapi wanita yang berada dalam kamar malam itu bukanlah aku."
Pandangan aneh terpancar dari wajah Ye Kai juga. Setelah beberapa saat, akhirnya dia bertanya,"Bila bukan kau lalu siapa?"
"Cui Nong."Nyonya Ketiga Shen menjawab.
Tiba-tiba mata Ye Kai membesar. Baru sekarang dia menyadari mengapa Fu Hong Xue
memperlihatkan sorot mata marah saat dia mencoba menarik Cui Nong baru-baru ini.
Nyonya Ketiga Shen perlahan-lahan menuangkan secangkir arak untuknya, kemudian
berkata,"Itu artinya wanita yang menemanimu pada malam selanjutnya bukanlah Cui Nong juga."
"Kalau bukan Cui Nong lalu siapa?"Ye Kai bertanya.
Mata Nyonya Ketiga Shen tiba-tiba bersinar seperti bulan selaya perlahan-lahan dia
menggumam,"Engkau tidak dapat membayangkan siapapun yang kau inginkan, hanya saja
dia bukanlah Cui Nong ?"
"Aku mengerti."Ye Kai berkata sambil menghela napas.
"Terima kasih."Nyonya Ketiga Shen menjawab.


Kisah Pengelana Di Kota Perbatasan Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Namun aku masih belum mengerti, kenapa engkau melakukan semua ini?"Ye Kai bertanya.
Nyonya Ketiga Shen menundukan kepalanya, sepertinya dia tidak ingin Ye Kai melihat
ekspresi wajahnya. Setelah beberapa saat, akhirnya dia menjawab,"Untuk tujuan balas
dendam, aku telah melakukan apa yang tidak ingin aku lakukan!"
"Mungkin setiap orang telah melakukan berbagai hal di dalam hidupnya yang sebetulnya mereka tidak ingin lakukan."Ye Kai berkata.
"Namun saat itu aku hanya tidak ingin melakukan hal itu lagi."Nyonya Ketiga Shen berkata.
Simpati terlihat dalam sorot mata Ye Kai seraya berkata,"Tentu saja itu bukan untuk dirimu sendiri."
"Aku takut bahwa aku telah melukainya. Dia seharusnya tidak melakukan apapun terhadap wanita sepertiku. Namun " itu betul-betul untuk kepentinganku sendiri."
"Oh?" Ye Kai berkata.
Nyonya Ketiga Shen menggigit bibirnya dan berkata,"Aku telah melakukan semua yang dapat kulakukan. Namun mulai sekarang aku tidak ingin melakukan apapun lagi dengan orang
yang tidak kucintai."
ooOOOoo Bab 20. Musuh Yang Paling Berbahaya Adalah Musuh Yang Tidak Diketahui
Ye Kai mengangkat cangkirnya untuk menghirup araknya, arak tersebut mulai terasa agak pahit. Jelas sekali baginya betapa sulitnya bagi wanita itu bersama-sama dengan seseorang yang dia benci.
Nyonya Ketiga Shen tiba-tiba menengadah sambil menggoyangkan rambutnya ke samping
dan berseru,"Apakah engkau mempercayaiku bila aku katakan aku belum pernah mencintai seorang pria manapun sebelumnya?"
Sorot matanya terlihat sedikit menerawang, dia terlihat agak mabuk.
"Sebenarnya, Ma Kong Qun terlalu baik kepadaku. Dia dapat saja membunuhnya sejak
lama."Dia melanjutkan.
"Kenapa begitu?"Ye Kai bertanya.
"Karena dia telah mengenaliku sejak awal."Nyonya Ketiga Shen menjawab.
"Namun tidak mencabut nyawamu."Ye Kai berkata.
Nyonya Ketiga Shen menganggukan kepalanya dan berkata,"Jadi seharusnya aku bersyukur kepadanya, meskipun aku tidak bisa untuk tidak membencinya."
Dia mengencangkan genggamannya ke cangkir, sepertinya itu adalah leher Ma Kong Qun.
Botol telah kosong.
Ye Kai menuangkan separuh araknya kepadanya. Wanita itu meminumnya, sedikit demi
sedikit hirupan. Dia ingin menikmatinya hingga tetes terakhir.
Ye Kai menatapnya dan berkata,"Misalnya engkau tidak ingin menemui Ma Kong Qun lagi."
"Aku tidak dapat membunuhnya. Semua yang dapat aku lakukan hanyalah
menghindarinya."Nyonya Ketiga Shen menimpali.
"Engkau telah melakukan semua yang dapat kau lakukan."Ye Kai menghiburnya dengan
lembut. Air matanya menetes saat dia menatap cangkirnya yang telah kosong,"Tahukah kau
mengapa aku menceritakan ini semua kepadamu?"
Ye Kai tersenyum dan menjawab,"Karena aku adalah orang yang penuh perhatian."
"Tidak hanya itu, engkau juga cukup menarik. Kalau saja aku lebih muda, aku pasti akan berusaha untuk merayumu."Nyonya Ketiga Shen menjawab dengan perlahan.
Ye Kai memandanginya dan berkata,"Engkau tidak terlihat terlalu tua."
Nyonya Ketiga Shen perlahan-lahan mengangkat kepalanya. Kedua matanya melekat ke arah Ye Kai seraya senyuman manis mengembang dibibirnya lalu berkata,"Bahkan meski aku tidak tua, semuanya telah terlambat ?"
Senyuman manis yang keluar dibibirnya membawa kepahitan yang tidak dapat dijelaskan.
Rasa sakit yang pahit.
Kemudian tiba-tiba dia berdiri, berbalik dan mengambil botol arak lainnya.
"Itulah sebabnya yang aku inginkan saat ini adalah membuat kau mabuk bersamaku."Nyonya Ketiga Shen berkata.
Ye Kai menghela napaas dan menjawab,"Aku belum lagi mabuk."
"Namun sebelum aku mabuk, aku ingin kau berjanji satu hal padaku."Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Katakan."Ye Kai membalas.
"Tentu kau dapat katakan orang seperti apakah Fu Hong Xue sekarang."Nyonya Ketiga Shen berkata.
Ye Kai menganggukan kepalanya dan berkata,"Aku sebenarnya menyukai anak itu."
"Dia seorang yang benar-benar berbakat, dia dapat menguasai dengan sempurna apapun
yang di nginkannya. Namun dia juga sangat lemah dan penyakitan. Meskipun dia seringkali memperlihatkan bahwa dia seorang yang kuat, sebenarnya dia sedang berusaha mencoba
tidak putus asa mengendalikan dirinya. Aku takut suatu hari tekanan padanya terlalu besar dan dia tidak dapat menahan rasa sakitnya."Nyonya Ketiga Shen mengemukakkan
pendapatnya. Ye Kai mendengarkan dengan penuh perhatian.
"Aku disana saat dia membunuh Gong Sun Duan. Engkau tidak dapat membayarngkan
betapa dia merasa kesakitan setelahnya, aku belum pernah menyaksikan seseorang muntah-muntah sedemikian hebatnya sebelumnya."Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Jadi kau takut kalau dia akan ?"Ye Kai berkata.
"Aku takut dia tidak kuat lagi menahan rasa sakit seperti itu, aku takut dia akan kehilangan akalnya."Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Dia tidak memiliki pilihan kecuali membunuh."Ye Kai menjawab.
Nyonya Ketiga Shen menghela napas dan berkata,"Yang paling aku khawatirkan adalah
penyakitnya."
"Penyakitnya?"Ye Kai bertanya.
"Di dalam dunia pengobatan, itu disebut epilepsi atau lebih disering penyakit ayan. Saat penyakitnya kambuh, penderita kehilangan kontrol seluruh tubuhnya."Nyonya Ketiga Shen menjelaskan.
Pandangan sedih terlihat di wajah Ye Kai saat berkata,"Aku telah melihat penyakit ini sebelumnya."
"Yang paling buruk adalah tidak seorangpun tahu kapan penyakit itu akan kambuh, bahkan dirinya sendiri. Itulah sebabnya selalu ada rasa takut dihatinya. Itulah sebabnya dia selalu merasa tegang dan gelisah. Itulah sebabnya dia tidak pernah tenang dan santai."Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Mengapa langit mengutuk seseorang seperti dia dengan penyakit seperti itu?"Ye Kai
berkomentar. "Untungnya, tidak ada seorangpun yang tahu mengenai penyakitnya, bahkan Gedung
Sepuluh Ribu Kuda."Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Kau yakin tidak ada orang lain yang mengetahuinya?"Ye Kai bertanya.
"Tidak ada seorangpun."Nyonya Ketiga Shen menjawab.
Dia betul-betul yakin mengenai hal itu. Namun dia tidak tahu bahwa epilepsinya munucl baru-baru ini, dan hal itu terjadi saat Ma Fang Ling bersamanya.
"Kau duga penyakitnya sepertinya seringkali muncul saat dia merasa gelisah dan tegang?"Ye Kai menduga-duga.
"Aku rasa seperti itu."Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Dia pasti mengalami ketegangan saat berhadapan dengan Gedung Sepuluh Ribu Kuda."Ye
Kai berkata. "Itulah yang paling aku takutkan, penyakitnya dapat muncul kapan saja ?"Nyonya Ketiga Shen berkata sementara bibirnya mulai bergetar. Dia tidak dapat menyelesaikan kalimatnya.
Tidak hanya tidak berani, bahkan dia tidak ingin memikirkan hal itu.
Ye Kai menuangkan lagi secangkir arak dan berkata,"Dan itulah sebabnya kau ingin aku mengawasinya?"
"Tidak tidak berharap, aku memohon kepadamu."Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Aku tahu."Ye Kai menjawab.
"Jadi engkau maukan?"Nyonya Ketiga Shen bertanya.
Mata Ye Kai menerawang kekejauhan. Setelah beberapa saat dia akhirnya menjawab,"Aku
dapat berjanji padamu, namun saat ini aku khawatir akan hal lain."
"Apa yang kau khawatirkkan?"Nyonya Ketiga Shen bertanya.
"Apakah kau sudah tahu saat dia kembali ke kota, belum dua jam saja, dua orang telah hilang nyawanya?"Ye Kai berkata.
Nyonya Ketiga Shen agak terkejut dan bertanya?"Siapa kedua orang itu?"
"Engkau pasti pernah mendengar nama Jarum Penghancur Usus Nenek Du dan Penipu Tak
Bertulang Xi Men Chun."Ye Kai berkata.
Tentu saja dia pernah mendengar tentang mereka. Ruat diwajahnya berubah saat
bertanya,"Itu aneh, kenapa mereka ingin membunuhnya?"
"Sebenarnya, itu bukan bagian yang aneh."Ye Kai berkata.
"Lalu apa?"Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Aku baru saja menyadari bahwa mereka berdua ada didaerah ini sudah cukup lama,
padahal keduanya sudah lama menghilang."Ye Kai berkata.
"Jadi kau pikir kemunculan mereka yang tiba-tiba bukan kebetulan?"Nyonya Ketiga Shen bertanya.
"Tidak hanya itu, sepertinya mereka takut seseorang membuka rahasia mereka jadi mereka muncul untuk menghilangkan nyawa mereka."Ye Kai berkata.
"Jadi kau tidak membunuh mereka?"Nyonya Ketiga Shen bertanya.
"Aku tidak ingin mereka mati secepat itu."Ye Kai berkata sambil tertawa.
"Jadi kau mau mengatakan seseorang pasti telah membunuh mereka untuk
membungkamkan mereka."Nyonya Ketiga Shen menebak.
"Pasti tidak sesederhana itu."Ye Kai berkata.
"Betul."Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Kedua orang yang terbunuh mungkin bukanlah Xi Men Chun dan Nenek Du."Ye Kai
berpendapat. "Mengapa kau menduga seperti itu?"Nyonya Ketiga Shen bertanya.
"Pasti ada alasan yang sangat kuat kenapa kedaunya tiba-tiba muncul di Kota
Perbatasan."Ye Kai menyimpulkan.
"Aku setuju."Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Keduanya telah lama bersembunyi dan tidak ada seorangpun yang tahu keberadaan
mereka."Ye Kai berkata.
"Aku ragu ada orang yang mengetahui keberadaan mereka."Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Namun hari ini aku baru menyadari keduanya mungkin ada didekat-dekat sini."Ye Kai
berkata. "Bagaimana engkau mengetahuinya?"Nyonya Ketiga Shen bertanya.
"Aku tahu banyak hal."Ye Kai berkata sambil tertawa kecil.
"Aku rasa engkau tahu terlalu banyak untuk kepentinganmu."Nyonya Ketiga She menghela napas.
"Dan karena aku telah membongkar tempat persembunyian mereka, hanya masalah waktu
saja orang-orang akan mulai mencari mereka."Ye Kai berkata.
"Namun kedua tidak takut kepada orang lain, mereka takut kepadamu. Mereka tidak pernah membayangkan bahwa engkau telah mengetahui mereka berada dikota ini. Dan mereka juga tidak tahu apalagi yang kau ketahui tentang mereka."Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Dan apa yang akan mereka lakukan?"Nyonya Ketiga Shen bertanya.
"Mereka telah mencoba banyak hal. Namun yang paling sederhana adalah membuat Jarum
Penghancur Usus membunuh lagi."Ye Kai berkata.
"Jarum Penghancur Usus adalah senjata rahasia khas Nenek Du. Mereka berasumsi engkau pasti berpikir orang yang menggunakan senjata itu pasti Nenek Du."Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Tepat sekali."Ye Kai berkata.
"Dan musuh yang pantas berhadapan dengan Jarum Penghancur Tulang sudah jelas Fu
Hong Xue."Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Itu adalah rencana mereka yang paling cerdik."Ye Kai berkata.
"Bila mereka berdua dapat membunuh Fu Hong Xue, tentu saja itu baik sekali. Namun bila mereka gagal, hal itu tidak akan bertentangan dengan rencana mereka."Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Terpat sekali."Ye Kai berkata.
"Dan setelah kedua orang yang menyamar telah menyerang, maka Xi Men Chun dan Nenek
Du yang asli akan membunuh mereka, membuat engkau percaya bahwa mereka berdua
telah mati."Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Tidak ada seorangpun yang tertarik dengan orang yang telah meati, mereka berasumsi
maka mulai saat itu tidak ada seorangpun yang akan mencari mereka lagi."Ye Kai berkata.
Mata Nyonya Ketiga Shen bergairah lagi seraya berkomentar,"Sayangnya ada beberapa
orang didunia ini yang tertarik dengan orang yang telah mati."
"Betul masih ada orang didunia ini yang seperti itu."Ye Kai berkata.
"Itulah sebabnya membunuh mereka saja tidak cukup. Jadi mereka menghancurkan
tubuhnya dan tidak menyisakan sedikitpun barang bukti."Nyonya Ketiga Shen berkata.
Ye Kai menghela napas dan berkata,"Aku dengar wanita cantik jarang sekali menggunakan otaknya. Aku rasa itu tidak berlakuk untukmu."
Nyonya Ketiga mengembangkan senyumnya yang menawan dan berkata,"Aku dengar bahwa
orang yang menggunakan otaknya jarang yang mengetahui menggunakan mulutnya. Aku
rasa perkataan itu tidak berlaku juga bagimu."
Ye Kai tertawa. Saat itu bukan saat yang tepat untuk tertawa.
"Masih ada beberapa hal yang aku belum mengerti dengan jelas."Nyonya Ketiga Shen
berkata. "Tanyakan saja."Ye Kai berkata.
"Bila kedua orang yang terbunuh itu bukan Nenek Du dan Xi Men Chun, jadi siapa kedua orang itu?"Nyonya Ketiga Shen mempertanyakan.
"Dari semua yang aku tahu salah satu dari mereka memiliki kungfu yang cukup baik, dia pasti bukan seorang anak buah rendahan."Ye Kai berkata.
"Tapi engkau tidak mengetahui identitasnya."Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Pasti akan pada akhirnya."Ye Kai berkata.
Nyonya Ketiga Shen menatapnya dan berkata,"Kelihatannya engkau akan mengetahui segala hal yang kau ingin ketahui pada akhirnya."
"Itu karena aku orang yang banyak akalnya."Ye Kai menjawab.
"Jadi engkau harus mengetahui kenapa Nenek Du dan Xi Men Chun telah bersembunyi di
Kota Perbatasan selama bertahun-tahun."Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Apa yang kau pikirkan?"Ye Kai berkata.
Raut tegas dan serius terlihat di wajah Ye Kai saat wanita itu perlahan-lahan berkata,"Dari ketigapuluh pembunuh yang masih hidup tujuh orang hingga hari ini. Aku rasa kita baru saja menemukan dua dari mereka."
"Hal ini adalah sesuatu yang sangat serius jadi sebaiknya engkau jangan cepat-cepat
mengambil kesimpulan."Ye Kai berkata.
"Dapatkah kita mengasumsikan keduanya adalah mereka saat ini?"Nyonya Ketiga Shen
berkata. Ye Kai menghela napas. Kadang-kadang menghela napas dapat digunakan sebagai jawaban.
"Bila mereka berdua masih hidup, mereka pasti ada disekitar sini."Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Benar."Ye Kai berkata.
"Dan mereka bisa saja muncul kapan saja, seperti saat mereka membokong Fu Hong
Xue."Nyonya Ketiga Shen berkata.
Ye Kai menganggukan kepalanya tanda setuju dan menghela napas.
"Engkau khawatir akan hal itu juga?"Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Dengan kemampuan silatnya, orang-orang tersebut bukanlah lawannya."Ye Kai berkata.
Nyonya Ketiga Shen mengangguk balik.
"Karena dia adalah anak laki-laki dari putri Aliran Sesat, dia juga pasti mengetahui beberapa taktik dan trik."Ye Kai berkata.
"Pasti tahu beberapa."Nyonya Ketiga Shen menambahkan.
"Namun dia memiliki satu kekurangan."Ye Kai berkata.
"Apa?"Nyonya Ketiga Shen bertanya.
"Pengalaman."Ye Kai menjawab."Dalam situasi seperti ini, pengalaman satu-satunya yang paling penting. Namun hal itu bukan suatu hal yang dapat dipelajari."
"Jadi ?"Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Jadi engkau harus pergi dan memperingatkannya bahwa bahaya yang sesungguhnya tidak
terletak di Gedung Sepuluh Ribu Kuda, tapi bahaya yang sesungguhnya disini di Kota
Perbatasan. Dan siapapun dapat menjadi musuh tanpa dapat dia lihat maupun tebak."Ye Kai berkata.
"Kau pikir Ma Kong Qun telah merencanakan ini semua?"Nyonya Ketiga Shen bertanya.
"Seperti yang kau katakan sebelumnya, dia adalah seseorang ahli strategi yang penuh
dengan kewaspadaan."Ye Kai menjawab.
"Dia seperti itu."Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Mungkin karena tidak ada seorangpun lagi disisinya yang akan berkelahi baginya hingga mati."Ye Kai berkata.
"Kematian Gong Sun Duan pasti merupakan pukulan yang berat baginya."Nyonya Ketiga
Shen berkata. "Seseorang sewaspada Ma Kong Qun pasti hanya hati-hati terhadap dirinya sendiri. Meskipun Gong Sund Duan adalah temannya yang paling setia, dia tidak akan mengandalkannya
sebagai satu-satunya perlindungan."Ye Kai berkata.
"Gong Sun Duan tidak pernah menjadi orang yang dapat diandalkan."Nyonya Ketiga Shen
berkata. "Tentu saja Ma Kong Qun memahami hal ini lebih baik dari kita."Ye Kai berkata.
"Jadi kau pikir dia telah membuat tindakan pencegahan untuk keselamatan dirinya sendiri sejak lama?"Nyonya Ketiga Shen bertanya.
"Bila dia tidak memiliki kemampuan untuk menangani Fu Hong Xue sejak awal maka dia
pasti tidak akan masih ada disini."Ye Kai berkata.
"Kau pikir Fu Hong Xue sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk menuntut
balas?"Nyonya Ketiga Shen bertanya.
"Bila hanya menuntut balas kepada Ma Kong Qun saja, maka dia punya."Ye Kai berkata.
"Tapi apakah juga kepada semua pembunuh itu?"Nyonya Ketiga Shen bertanya.
"Hal itu pasti sulit."Ye Kai berkata.
Nyonya Ketiga Shen menatapnya sesaat kemudian menghela napas."Apakah engkau
memang benar-benar khawatir terhadap kita atau engkau pengirim pesan Ma Kong Qun
untuk memperingatkan ktia, aku betul-betul tidak yakin."
"Engkau betul-betul tidak dapat menduganya?"Ye Kai bertanya.
"Engkau telah membeberkan banyak sekali rahasia, namun setelah pikir-pikir mengenai
semuaitu, tidak ada satupun informasi yang bermanfaat bagi kita semua."Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Oh?" Ye Kai berkata.
"Bahkan meski aku memperingatkan Fu Hong Xue, hal itu hanya membuat dirinya semakin
gelisah dan tegang, dan dia semakin mudah untuk dibokong."Nyonya Ketiga Shen berkata.
"Engkau tidak ingin memperingatkan dia."Ye Kai berkata.
Nyonya Ketiga Shen menatap langsung kematanya, mencoba menerka-nerka apa yang ada
di dalam benaknya. Namun dia tidak menemukan apapun.
Jadi dia tidak dapat berbuat apa-apa kecuali menghela napas."Apa yang ingin aku ketahui saat ini adalah siapakah kau sebenarnya."
Ye Kai menebarkan senyum dan menjawab,"Engkau bukan orang yang pertama bertanya
kepadaku pertanyaan itu."
"Dan bagaimana tidak seorangpun yang tahu sedikitpun latar belakang dirimu?"Nyonya
Ketiga Shen berkata.
"Mungkin karena akupun tidak mengingatnya sedikitpun juga."Ye Kai berkata.
Ye Kai mengangkat cangkirnya dan berkata,"Semua yang kuingat sekarang adalah aku
berjanji untuk minum denganmu hingga matahari terbit."
Nyonya Ketiga Shen mengedipkan matanya dan berkata,"Kau betul-betul ingin mabuk?"
Ye Kai tersenyum dan menjawab,"Bagaimana bila aku tidak mabuk hingga malam berakhir?"
Bila Ye Kai sudah mabuk, maka Nyonya Ketiga Shen pun pasti juga sudah mabuk. Namun
saat dia terjaga, dia hanya sendirian. Ada sebuah catatan dibawah botol arak kosong.
Surat yang ditulis dengan lisptik merah, berwarna merah semerah darah.
Tertulis:"Wanita yang minum denganmu tadi malampun bukan aku."
"Aku tidak pernah berada disini semalaman."
Bagaimana bila dia tidak mabuk" Lebih baik dia mabuk.
Embun pagi telah membasahi padang rerumputan. Hingga ketimur langit berwana biru yang merata sementara bagian lainnya terlihat kabut berwarna abu-abu perak.
Dan hijau gelap rerumputan.
Ye Kai melangkah keluar dan menarik napas panjang, udara terasa berair dan segar.
Padang rumput masih belum bangun, tidak ada seorangpun yang terlihat, tidak ada setitik suarapun terdengar. Kedamaian menyelimuti seluruh daratan.
Ma Fang Ling masih tertidur. Gadis muda yang telah dua hari kurang tidur, tertidur dengan lelapnya. Tidak ada kekhawatiran apapun yang dapat menghalangi keinginannya untuk tidur.
Namun orang-orang yang telah semakin tua, memiliki cerita yang berbeda. Ye Kai yakin bawah Ma Kong Qun tidak dapat tidur. Dengan semua yang dilalui seusianya, pasti suatu keajaiban bila dia dapat membuat dirinya tidur.
Apa yang sedang dia lakukan" Apakah dia sedang berduka bagi temannya" Atau dia hanya memikirkan dirinya sendiri"
Xiao Bie Li mungkin telah kembali ke tempat tinggalnya, minum cangkir arak terakhirnya sebelum akhirnya jatuh tertidur. Apakah Ding Qiu masih minum bersamanya"
Dan Fu Hong Xue" Apakah dia memperoleh tempat untuk beristirahat semalam"
Namun yang paling menjadi perhatian utama Ye Kai adalah Nyonya Ketiga Shen. Dia tidak dapat memikirkan kemana wanita tersebut pergi. Namun dia tahu bahwa wantia seperti dia pasti dapat menemukan suatu tempat.
Jika tidak, dia telah kehilangan kesadarannya.
Burung nasar tiba-tiba muncul di langit yang abu-abu keperakan dan berputas-putar
diatasnya. Sepertinya mereka letih dan lapar.
Ye Kai mendongakan kepalanya dan melihat ke langit. Dia berpikir pada dirinya sendiri beberapa saat, kemudian berkata,"Bila engkau mencari makanan maka engkatu telah datang ketempat yang salah. Aku masih benar-benar hidup."
Ye Kai berkedip beberapa kali dan tersenyum,"Bila engkau mencari mayat, maka kau harus menuju ke arah peti mati."
Burung nasar tersebut mengeluarkan suara yang keras seperti sedang bertanya,"Dimanakah peti matinya ?" Dimanakah peti matinya ?"
ooOOOoo Bab 21. Pedang Tanpa Sarung
Api akhirnya padam.
Toko kelontong Li Mahu telah terbakar habis hingga rata dengan tanah. Tetangganya toko daging dengan papan promosi bertuliskan "Kami menjual daging sapi, domba dan babi" dan kedai mie juga mengalami nasib yang sama.
Gubuk kumuh yang terletak disepanjang gang sempit juga tersambar api.
Sekumpulan furnitur dan barang-barang yang berhasil diselamatkan saat terjadi kebakaran tergeletak ditengah jalan. Beberapa ember kayu dan timbaan menggelinding tertiup angin sepertinya mereka sedang mencari-cari tuannya.
Setumpuk puing hangus masih lembab dan basah. Kelihatannya belum terlalu lama api
dipadamkan dan bau bara api serta abu masih tercium di udara.


Kisah Pengelana Di Kota Perbatasan Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Orang-orang di Kota Perbatasan biasanya bangun pagi sekali, namun saat ini tidak terlihat seorangpun.. Mungkin orang-orang bekerja keras semalaman memadamkan api sehingga
mereka amat sangat kelelahan dan membuat mereka tidur dengan sangat nyenyak.
Kota yang kecil dan terpencil ini menjadi lebih kumuh dan menyedihkan.
Perasaan bersalah muncul dalam diri Ye Kai saat perlahan-lahan dia berjalan disepanjang jalan utama. Tidak peduli alasannya, kebakaran ini tidak akan pernah terjadi bila tidak ada tujuan tertentu karenanya. Dan yang seharusnya dia membantu memadamkan api, dia
malah menenggelamkan dirinya dalam arak.
Setelah kebakaran memporakporandakan kota, berapa banyak orang yang kehilangan
rumahnya sekarang"
Ye Kai menghela napas, dia bahkan tidak ingin memikirkan Majikan Zhan pemilik kedai mie.
Majikan Zhan adalah seorang yang jujur dan pekerja keras. Dia bukan hanya pemilik kedai mie, dia juga menjadi juru masak dan pelayan. Selama bertahun-tahun dia mengenakan
celemek yang berminyak dan sibuk dari pagi hingga petang, meskipun begitu uang yang dia kumpulkan masih belum cukup untuk membiayai istrinya.
Namun, dia selalu memperlihatkan senyum diwajahnya. Bahkan bila engkau hanya memesan seporsi mangkuk mie Yangchun, dia akan memperlakukanmu dengan pelayanan dan
penghargaan yang sama, sepertinya engkau adalah Dewa
Kesejahteraan bagi dirinya. Itulah sebabnya meskipun mie yang dia masak terlihat seperti tumpukan lumpur, tidak ada seorangpun yang berniat komplain.
Tapi sekarang kedai mie-nya telah hancur. Bagaimana majikan yang miskin ini dapat
menyelamatkan diri"
Ding Lao Si pedagang daging sedikit lebih baik. Dia masih dapat mengunjungi Xiao Bie Li untuk minum-minum dan kadang-kadang menghabiskan semalaman disana.
Toko kapas yang terletak beberapa blok masih utuh. Bahkan papan toko yang tergantung di atas pintu yang bertuliskan " Kapas Kualitas Bagus, Diskon" selamat dari jilatan api.
"Sutera dan Satin Indah, Hasil Kelihayan Jarum Kami"
"Kipas, Payung dan Sprei Indah"
Dengan pengecualian Xiao Bie Li, setiap orang di kota menganggap promosi ketiga toko tersebut terlalu berlebihan. Bahkan bila mereka terbakar habis, tidak ada seorangpun yang peduli. Namun kebakaran baru saja terjadi, ketiga toko tersebut sama sekali tidak tersentuh.
Ye Kai mengeluarkan senyuman pahit. Baru saja dia ingin menanyakan kabar tentang
Majikan Zhan dan yang lainnya, seseorang malah mencarinya.
Lentera di atas pintu sempit tersebut telah menyala.
Sesosok orang muncul dari pintu, dia melambaikan tangannya ke arah Ye Kai. Wajah orang tersebut putih dan pucat, senyuman tipis terlihat di ujung mulutnya. Dia adalah pemilik toko sutera dan satin, asli orang Fuzhou, Chen Da Guan.
Tidak pedagang yang lebih di Kota Perbatasan, dan tidak ada seorang yang memiliki koneksi sebanyak yang dia miliki.
Ye Kai mengenalinya. Ye Kai mengenali semua pemilik toko di kota. Saat tidak ada kerjaan yang dia lakukan, dia suka bergaul dan ngobrol dengan semua pemilik toko karena dia pasti akan memperoleh manfaat dengan bergaul dengan mereka. Sekarang yang membuat dia
heran kenapa Chen Da Guan memberikan isyarat kepadanya.
Karena itu Ye Kai berjalan ke arahnya dan memperlihatkan senyuman tipis dimulutnya. Chen Da Guan telah menyelinap masuk ke dalam pintu sekarang.
Pintu telah terbuka.
Saat dia melangkah masuk, dia melihat hampir semua pemilik toko yang dia kenal. Namun, Xiao Bie Li belum kelihatan batang hidungnya.
Tanpa pengecualian Chen Da Guan, setiap orang memperlihatkan raut wajah cemberut. Meja masih kosong, tidak ada arak maupun makanan yang telah tersedia.
Diluar sudah tidak terang lagi dan tidak ada satupun lentera yang sudah menyala diruangan utama.
Ekpresi wajah mereka dingin seperti besi dan mata mereka kelihatan seperti orang yang kurang tidur. Mereka sama sekali tidak terlihat bersahabat.
"Apakah mereka telah mengetahui penyebab tak langsung kebakaran?"Ye Kai berpikir
kepada dirinya sendiri.
Ye Kai hanya bisa tersenyum, dia hampir saja menanyakan kepada mereka bila mereka
menginginkan dia memberikan ganti rugi. Mereka memang sudah meminta ganti rugi. Tapi bukan kepadanya, melainkan kepada Fu Hong Xue.
"Karena seorang sobat bernama keluarga Fu datang ke Kota Perbatasan, tidak ada yang lain yang mengikutinya kecuali musibah."
"Tidak hanya dia telah membunuh orang-orang, sekarang dia juga menyebabkan
kebakaran."
"Sebelum kebakaran terjadi, seseorang melihatnya memasuki toko Li Ma Hu dengan mata
kepala mereka sendiri."
"Sepertinya dia menikmati membebani kita dengan kesulitan dan musibah."
"Sederhananya kita tidak bisa hidup bersamaan dengannya di sini, Kota Perbatasan, dia harus pergi."
Selain Chen Da Gua, yang lainnya yang turut berbincang-bincang adalah Majikan Song
pemilik toko kapas, Ding Lao Si, dan Majikan Zhan. Orang-orang ini yang biasanya jarang sekali berbicara sekarang berubah total menjadi vokal.
Setiap kali mereka menyebut nama Fu Hong Xue, mereka menggertakan giginya, sepertinya mereka ingin mengunyah dagingnya dengan mulut mereka sendiri.
Ye Kai dengan sabar menunggu mereka selesai bicara, kemudian bertanya dengan
sopan,"Apa yang kalian semua rencanakan untuknya?"
Chen Da Guan menghela napas dan berkata,"Pertama kali kita berpikir untuk memintanya meninggalkan kota. Namun karena dia sudah disini, kita semua ragu kalau dia akan bersedia pergi, jadi ?"
"Jadi ?"" Ye Kai bertanya.
"Karena dia tidak inginkan meninggalkan kita dengan damai, maka kita pun tidak akan
membiarkan dia dengan damai juga."Majikan Zhan memotong.
Ding Lao Si memukulkan jarinya ke atas meja dan menambahkan,"Kita semua suka
kedamaian, penduduk yang mentaati hukum, namun bila orang-orang menyerang kita
seperti ini, mereka akan segera tahu betapa garangnya kita."
Majikan Song mengayunkan pipanya ke atas kepalanya dan berkata,"Saat anjing diprovokasi, mereka akan melompat ke atas dinding. Bagaiman dengan manusia?"
Ye Kai perlahan-lahan menganggukan kepalanya, sepertinya menyetujui apa yang mereka
katakan. Chen Da Guan menghela dan berkata,"Meskipun kita semua ingin menangani dia, namun aku khawatir kita tidak memiliki kemampuan."
"Tentu saja orang jujur seperti kita tidak setanding dengan pembunuh seperti dia."Majikan Song menambahkan.
"Namun untungnya, kita memiliki beberapa kenalan yang memiliki kemampuan hebat."Chen Da Guan berkata.
"Engkau membicarakan mengenai Majikan Ketiga?"Ye Kai bertanya.
"Majikan Ketiga memiliki kedudukan yang terlalu tinggi, kita tidak akan memintanya
membereskan masalah kecil seperti ini."Chen Da Guan menjawab.
"Selain Majikan Ketiga, aku rasa tidak seorangpun yang lain yang memiliki kemampuan tinggi disekitar sini."Ye Kai berkata.
"Pendekar muda yang biasa dipanggil Sikecil Lu."Chen Da Guan menjawab.
"Sikecil Lu?"
"Meskipun dia masih cukup muda, dia dapat dipertimbangkan sebagai pesilat tingkat satu di dunia persilatan."Chen Da Guan berkata.
"Aku mendengar tahun lalu dia sendirian menghabisi lebih dari tigapuluh atau empatpuluh orang, yang semuanya adalah ahli silat."Majikan Song menambahkan.
Majikan Zhan menggertakan giginya dan berkata,"Berurusan dengan pembunuh haus darah, kau harus menemukan orang lain yang juga sama jahatnya."
"Itulah yang mereka sebut mata ganti mata, gigi ganti gigi."Chen Da Guan berkata.
Ye Kai terdiam membisu beberapa saat, kemudian tiba-tiba bertanya,"Sikecil Lu yang kalian bicarakan adalah Lu yang nama sama artinya dengan lu di kata jalan?"
"Tepat sekali."Chen Da Guan bertanya.
"Itu adalah Lu Xiao Jia?"Ye Kai bertanya."
"Ya benar dia."Chan Da Guan menjawab.
Majikan Song menarik napas panjang, kemudian bertanya,"Tuan Muda Ye telah berkenalan dengannya?"
Ye Kai tersenyum,"Aku pernah mendengar tentangnya. Aku dengar pedangnya cepat dan
dahsyat. "Tidak banyak orang yang belum pernah mendengarnya dua tahun terakhir ini."Majikan Song tersenyum balik.
"Betul-betul tidak banyak."Ye Kai berkata.
"Aku dengar, bahkan Empat Pedang Naga Dewa dari Gunung Kunlun dan Ketua Sekte Dian
Cang jatuh dibawah pedangnya."Majikan Song berkata kesenangan.
Ye Kai menganggukan kepalanya,"Majikan Song kelihatannya sangat familiar dengan
sepakterjangnya."
Majikan Song tertawa dan berkata,"Perlu Tuan Ye ketahui, pendekar muda ini adalah anak tertua dari saudara jauhku."
"Dan dia sedang datang ke Kota Perbatasan?"Ye Kai bertanya.
"Itu karena dia tidak melupakan saudara tuanya. Seseorang telah mengirimkan surat
kepadanya dua hari yang lalu, jadi aku tahu dia pasti ada di dekat-dekat sini."Majikan Song berkata.
"Itu sebabnya setelah kemarin malam kita segera mengirimkan seseorang untuk
mengundangnya ke Kota Perbatasan."Ding Lao Si ikut nimbrung.
"Jadi bila segalanya berjalan lancar, maka dia akan tiba disini pada sore hari."Chen Da Guan berkata.
Majikan Zhan mengepalkan jari-jarinya dan berkata dengan geram,"Bila saatnya tiba, kita akan menikmati melihat apa yang terjadi pada Fu Hong Xue."
Ye Kai tiba-tiba tersenyum dan berkata,"Karena semua ini telah kalian putuskan, untuk apa kalian mengundangku kesini?"
"Tuan Muda Ye adalah seorang yang pengertian, kita selalu menganggap Tuan Muda Ye
sebagai sahabat." Chen Da Guan menjawab. Kelihatannya dia khawatir Ye Kai mengucapkan hal yang kurang mengenakan, oleh karena itu dia menambahkan,"Tapi Tuan Muda Ye selalu bersikap baik kepada orang dengan nama keluarga Fu itu"
"Engkau takut aku ikut mencampuri urusan ini?"Ye Kai berkata.
"Aku adalah orang yang jujur, aku hanya mengucapkan kata-kata yang sejujurnya."Majikan Zhan berkata.
"Katakanlah."Ye Kai menjawab.
"Yang paling baik bila engkau menolong kami mengenyahkan dia. Namun bila engkau tidak bersedia menolong kami, maka paling tidak jangan menolong dia juga, kalau tidak ?"
"Kalau tidak apa?"
Majikan Zhan berdiri dan berseru dengan kencang,"Meskipun aku bukan tandinganmu, aku aku berkelahi denganmu hingga napas terakhir."
"Bagus! Itu adalah perkataan yang jujur. Aku menikmati mendengarkan kata-kata yang
jujur."Ye Kai berkata sambil tersenyum.
"Jadi engkau akan menolong kami?"Majikan Zhan bertanya dengan berapi-api.
"Paling tidak, aku tidak akan menolongnya."Ye Kai membalas.
Chen Da Guan menghela napas dan berseru,"Jadi kita berutang padamu."
"Aku hanya berharap engkau akan memberitahukanku saat Lu Xiao Jia tiba."Ye Kai berkata.
"Tentu saja."Chen Da Guan menjawab.
Ye Kai berkata dengan suara yang berat,"Telah lama aku ingin bertemu dengan orang ini, dan pedangnya itu ?"
Tiba-tiba ada suara kencang,"Aku dengar kalau dia jarang sekali membiarkan seseorang melihat pedangnya."
Suara tersebut adalah suara Xiao Bie Li. Dia berdiri di lantai ke dua namun suaranya mencapai mereka.
Ye Kai melihat ke atas dan tertawa,"Jadi pedangnya seperti golok Fu Hong Xue?"
Xiao Bie Li tersenyum balik dan menjawab,"Ada satu perbedaan."
"Apakah itu?"Ye Kai bertanya.
"Golok Fu Hong Xue mengambil nyawa tiga jenis orang, namun pedangnya hanya mengambil nyawa satu jenis saja."Xiao Bie Li berkata.
"Jenis apa itu?"
"Orang hidup!"
Xiao Bie Li perlahan-lahan melangkah turun ke bawah, sambil memperlihatkan senyum yang sebal di wajah putihnya,"Dia tidak seperti Fu Hong Xue. Baginya, hanya ada dua jenis orang di dunia ini, yang mati dan yang hidup."
"Jadi dia akan membunuh siapapun yang hidup?"Ye Kai bertanya.
Xiao Bie Li menghela napas dan menjawab,"Dari semua yang aku tahu tidak ada seorangpun yang pernah lolos dari pedangnya hidup-hidup."
Ye Kai menghela juga,"Dari semuanya yang ingin aku ketahui hanya satu."
"Apakah itu?"
"Benar atau tidak pedangnya lebih cepat dari golok Fu Hong Xue."
Kelihatannya setiap orang disana ingin mengetahui hal yang sama.
________________________________________
Matahari telah tersebit sekarang. Petugas daerah Zhao Da sedang memerintahkan anak-anak buahnya membersihakn sisa-sisa kebakaran. Semua orang di dalam ruangan tersebut telah keluar untuk menyaksikan dan memberikan komentar.
Xiao Bie Li dan Ye Kai berdiri di belakang di dalam gedung.
Ye Kai melongok keluar jendela dan berkomentar,"Zhao Da itu sungguh-sungguh melakukan semua tugasnya."
"Itu sudah biasanya dia pergi keluar."
"Oh?"
"Setiap orang di kota mengenali bahwa Li Ma Hu bukanlah seseorang yang tidak perdulian.
Dalam sepuluh tahun dia telah bekerja keras, mungkin dia telah mengumpulkan beberapa ribu tael perak."
"Dan perak tidaklah mencair."
"Dia juga tidak memiliki keluarga maupun sanak.
"Jadi yang mereka lakukan hanyalah menggali mencari perak tersebut dan semua itu akan menjadi milik mereka.
Xiao Bie Li tersenyum dan berkata,"Tidak heran mengatakan engkau adalah seorang yang pengertian."
"Jadi engkau mendengarkan semua yang mereka katakan?"Ye Kai bertanya.
"Cara mereka berbicara, sepertinya mereka takut orang lain tidak mendengar apa yang
bicarakan."
"Tidak heran engkatu tidak dapat tidur. Semula aku mengira engkau baru saja minum arak dengan tamu di lantai atas."
Mata Xiao Bie Li berkilat,"Kau pikir aku bersama dengan Ding Qiu?"
Ye Kai tersenyum, menarik kursi dan duduk.
"Engkau sedang mencarinya?"Xiao Bie Li bertanya.
"Bicara yang sejujurnya, orang yang sedang aku cari adalah Fu Hong Xue."
"Engkau tidak tahu dimana dia sekarang."
"Kau tahu?"
Xiao Bie Li berpikir sebentar, kemudian menjawab,"Dia pasti belum meninggalkan Kota
Perbatasan."
"Aku tidak berpikir engkau dapat mengusirnya dengan sebuah cambuk."Ye Kai berkata
sambil tersenyum.
" Tapi bila dia masih disini, pasti sangat susah mencari orang yang mau menerimanya
dengan tangan terbuka."
"Sepertinya begitu."Ye Kai berkata.
Nada suara Xiao Bie Li merendah seraya menjawab,"Tapi ada beberapa tempat tanpa
pemilik, dimana pintu tidak pernah tertutup."
"Dimana contohnya?"
"Tempat seperti Vihara Dewa Guan."
Mata Ye Kai bersinar saat dia berdiri dan berkata,"Dewa Guan adalah seseorang yang aku kagumi. Aku selalu mendatangi viharanya untuk membakar hio sebagai tanda hormatku."
"Sebaiknya engkau hanya membakar hio saja, bukan viharanya."Xiao Bie Li bersenda gurau.
"Untungnya Dewa Guan tidak pernah membuka mulutnya atau hal lainnya yang mungkin
terjadi."Ye Kai membalasnya.
________________________________________
Tubuh yang hangus dan abu telah dibersihkan, namun belum terlihat tanda-tanda adanya uang perak yang disembunyikan. Zhao Da beristirahat sejenak, meneguk air dari sebuah mangkuk besar sementara sambil berteriak kepada anak buahnya untuk tidak beristirahat dan bila uang perak tersebut diketemukan, makan akan dibagi-bagi.
Ye Kai berjalan kesisinya dan perlahan-lahan berbisik,"Aku dengar beberapa orang suka mengubur barang-barang berharganya di bawah lantai toko mereka."
"Benar sekali, kenapa aku tidak berpikir begitu."Zhao Da menjawab dengan pandangan
kaget. Kelihatanya dia baru menyadarinya bahwa dia sedang berbicara dengan Ye Kai, jadi dia menambahkan,"Bila kita berhasil menemukan uang peraknya, maka mulai sekarang
semua utang minum arak Tuan Ye akan menjadi tanggung jawabku."
"Tidak perlu. Aku hanya berharap bahwa engkau dapat mengurus orang yang tewas dengan membeli dua buah peti mati untuk memastikan mereka memperoleh penguburan yang
layak."Ye Kai menjawab.
"Bila telah tersedia peti mati yang siap dipakai, kenapa kita harus membuang-buang uang perak untuk membeli yang baru?"Zhao Da berkata.
"Oh" Disini ada peti mati yang tidak perlu bayar" Aku tidak pernah mendengarnya sebelum ini."
"Tuan Ye, apakah kau sudah lupa" Kemaren ini seseorang mengirimkan beberapa peti mati kesini."
Mata Ye Kai bersinar."Bukankah peti mati itu semuanya dibawa ke Gedung Sepuluh Ribu
Kuda?" "Dalam dua hari terakhir ini, Majikan Ketiga menderita berbagai kesialan demi kesialan. Siapa yang berani mengirimkan peti mati kesana dalam kondisi seperti ini?"Zhao Da menjelaskan.
"Dimanakah peti-peti itu?"Ye Kai bertanya.
"Semuanya sebenarnya ditumpuk ditempat kosong dibelakang sana. Saat kebakaran terjadi kemaren, aku menyuruh mereka memindahkannya ke Vihara Dewa Guan, jadi paling tidak
orang-orang yang mati dua hari terakhir ini akan memperoleh kenyamanan."Zhao Da
berkata. "Orang-orang yang mati dua hari terakhir ini betul-betul telah memilih saat yang tepat dan tempat untuk pergi."Ye Kai berkata.
"Tapi orang-orang yang masih hidup menjadi orang-orang yang tertinggal dibelakang dan masih harus bertahan terhadap berbagai kesulitan dari kota yang miskin dan terpencil ini."Zhao Da berkata sambil menghela napas.
"Siapa bilang kota ini miskin" Disana pasti terdapat ribuan tael perak sedang menunggumu untuk kau miliki."Ye Kai menjawab.
Zhao Da mengeluarkan tawanya dan berkata,"Terima kasih untuk doamu Tuan Ye, aku akan mencari uang perakku sekarang."
Dia menggulung lengan bajunya dan berlari ke sana. Setengah jalan, dia membalikan
kepalanya dan berkata,"Tuan Ye, kalau engkau mendapat musibah saat masih di Kota
Perbatasan, aku akan memastikan untuk memilih peti mati yang paling bagus untukmu."
Saat Ye Kai memandangnya bergegas, dia tidak tahu harus marah atau tertawa. Setelah
beberapa saat, akhirnya dia tersenyum dan menggerutu pada dirinya sendiri,"Kampret,
semoga aja gagal kau bajingan."
________________________________________
Meskipun jalan utama adalah tempat yang paling penting di Kota Perbatasan, namun itu bukan satu-satunya jalan disana.
Belok ke kiri dari jalan utama adalah bagian dari kota yang lebih miskin dan kumuh. Orang-orang yang tinggal disini adalah penggembala, pengurus kandang kuda, atau pekerja dari salah satu toko.
Disana terlihat seorang wanita hamil yang sedang membungkukan badannya menghidupkan
api untuk menghangatkan diri. Dia menggendong seorang anak kecil dipunggungya
sementara tiga anak lainnya berdiri disisinya. Wajah mereka semuanya pucat dan wanita itu terlihat lebih kurus dari pada wanita tua.
Ye Kai menghela napas " kenapa selalu seperti itu semakin miskin seseorang, semakin
banyak anaknya"
Apakah hal itu disebabkan karena mereka tidak mampu membeli lentera untuk penerangan dimalam hari, jadi mereka tidak ada pekerjaan lain yang lebih baik untuk dilakukan"
Apapun kondisinya, semakin miskin seseorang, semakin banyak anaknya, dan semakin
banyak anaknya, maka menjadi semakin miskin. Sepertinya hal itu menjadi nasib yang tidak dapat diubah dan dihindari. Ye Kai tiba-tiba menyadari bahwa hal ini merupakan masalah yang serius, namun dia tidak dapat berpikir cara untuk menghindarinya. Namun dia pecaya bahwa masalah ini pasti akan ada penyelesaiannya.
Sedikit lebih kedepan, dia dapat melihat vihara Dewa Guan yang sudah bobrok.
Baru hio di dalam vihara sangat lemah. Warna pada patung Dewa Guan mulai mengelupas.
Pintu utama telah reot sebagian, dan peti-peti mati itu tertumpuk di halaman. Tidak cukup ruangan di halaman tersebut, sehingga peti mati itu harus ditumpuk satu sama lain.
Altar di depan patung masih cukup kokoh, cukup kokoh untuk menyangga orang yang
berbaring diatasnya. Kenyataannya, terlihat seorang berbaring di atasnya.
Orang dengan wajah pucat putih yang menggengam dengan erat golok hitam pekat, dan
sepasang mati yang cerah yang sedang menatap Ye Kai.
Ye Kai tersenyum..
Fu Hong Xue tidak tersenyum balik. Malah dia berkata dengan dingin,"Aku sudah katakan padamu sebelumnya, engkau jalan ke tujuanmu dan aku ke tujuanku."
"Aku sudah mendengarnya."
"Jadi kenapa engkau datang mencariku?"
"Siapa yang bilang aku sedang mencarimu?"
"Aku."
Ye Kai tersenyum lagi.
"Di ruangan ini, ada seseorang yang terbuat dari daging dan seseorang yang terbuat dari kayu. Jangan katakan kepadaku kalau kau juga mencari seseorang yang terbuat dari
kayu."Fu Hong Xue berkata.
"Yang kau maksudkan Dewa Guan?"
"Yang aku tahu dia adalah patung kayu."
Ye Kai menghela napas," Aku tahu kau tidak pernah menghormati siapapun sebelumnya,
namun paling tidak kau harus memperlihatkan rasa hormat padanya."
"Kenapa?"
"Karena " karena dia telah mencapai pencerahan."
"Dia adalah dewamu, bukan dewaku."Fu Hong Xue berkata sambil tersenyum dingin.
"Engkau tidak percaya pada dewa sama sekali?"
"Aku tidak percaya hal-hal seperti itu, dan aku tidak dapat membayangkan apa yang telah dia lakukan agar pantas memperoleh rasa hormatku."
"Paling tidak, dia tidak pernah membelok ke Cao Cao, dan dia tidak pernah menghianati teman-temannya."
"Banyak sekali orang yang tidak pernah menghianati teman-temannya."
"Tapi engkau harus tahu ?"
"Semua yang aku tahu adalah bila dia tidak terlalu sombong dan egois, negara Han dari dinasti Shu tidak akan jatuh seperti itu."
Ye Kai menghela napas,"Akui tahu kenapa engkau tidak menghormatinya."
"Oh?"
"Karena semua orang lain menghormatinya. Engkau adalah tipa orang yang selalu
berlawanan dengan setiap orang lain."
Fu Hong Xue tiba-tiba berbalik, meloncat turun dan perlahan-lahan berjalan keluar.
"Engkau ingin pergi begitu saja?"Ye Kai berkata.
"Suasana tidak sopan disini terlalu tinggi bagiku untuk dapat kutahan."Fu Hong Xue
menjawab. "Bila engkau hidup lama, kau harus kurangi kekasaranmu sekali wakut."Ye Kai berkata.
"Baiklah, itu dilihat dari sudut pandangmu. Apapun itu, tidak ada hubungannya denganku."Fu Hong Xue berkata.
"Lalu apa sudut pandangmu?"Ye Kai bertanya.
"Tidak ada hubungannya denganmu juga."Fu Hong Xue berkata dengan dingin.
"Apakah itu artinya engkau sungguh-sungguh tidak ingin hidup lebih lama?"Ye Kai bertanya.
"Aku tidak pernah hidup seharipun di dunia ini."Fu Hong Xue menjawab.
Dia tidak menolehkan kepalanya. Ye Kai tidak dapat melihat ekspresi diwajahnya, namun dia dapat melihat bahwa tangan yang memegang golok mengenggam dengan kerasnya. Dia
dapat menggenggam sekeras yang dia inginkan, namun dia tidak dapat melenyapkan rasa
sakit dan penderitaan dibenaknya.
Ye Kai menatapnya dan berkata,"Tidak peduli apapun yang kau pikirkan, kau akan tiba di duni ini cepat atau lambat, karena engkau harus tetap hidup. Kau tidak punya pilihan selain tetap hidup."
Fu Hong Xue kelihatannya seperti yang tidak mendengarkannya sama sekali. Kaki kirinya membuat satu langkah kedepan, dan kaki kanannya diseret dari belakang.
Terlihat kecemasan di raut wajah Ye Kai saat melihat Fu Hong Xue melangkah. Meskipun goloknya lebih cepat dari pada Lu Xiao Jia, kedua kakinya "


Kisah Pengelana Di Kota Perbatasan Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Fu Hong Xue telah meninggalkan halaman sekarang. Ye Kai tidak berusaha untuk
menahannya, juga tidak memberitahukan mengenai Lu Xiao Jia. Paling tidak butuh empat jam lagi sebelum Lu Xiao Jia tiba di Kota Perbatasan. Dia tidak ingin Fu Hong Xue menjadi cemas hingga matahari terbenam.
Sebetulnya dia datang untuk memperingatkan Fu Hong Xue mengenai Lu Xiao Jia, namun
sekarang dia kesini karena peti-peti mati. Peti tersebut semuanya masih baru dan mengkilat, namun setelah diseret dari satu tempat ke tempat lain, kilatnya telah hilang. Beberapa telah hangus karena api.
Bila Zhai Da tiba-tiba tidak memindahkan peti-peti itu, mungkin semuanya telah terbakar menjadi garing pada malam sebelumnya. Atau, mungkin, itu memang disengaja oleh orang yang membakar.
Ye Kai mengambil sekepal pasir dan mulai melempari peti itu satu persatu. Saat pasir tersebut menumbuk peti, terdengar suara gema BBBUUUNNGGG. Jelas peti tersebut kosong.
Namun saat dia melemparkan pasir pada peti ke delapan, suara yang terdengar berbeda.
Peti tersebut kelihatannya tidak kosong " apa yang terdapat di dalamnya"
Kebanyakan peti-peti itu kosong, tapi yang mengejutkan ada beberapa yang tidak kosng.
Pendangan keheranan muncul di wajah Ye Kai, dia berjalan maju dan memindahkan
beberapa peti. Kenapa tiba-tiba dia tertarik dengan peti-peti ini"
Dia membuka satu dari mereka, ternyata betul-betul tidak kosong. Ada mayat dibagian
dalam peti itu.
Memangnya apa yang berada di dalam peti mati selain mayat" Seharusnya tidak ada sesuatu yang aneh menemukan sebuah mayat di dalam peti mati.
Namun mayat ini yang aneh, karena mayat tersebut seseorang yang baru saja berbicara
dengan Ye Kai. Mayat ini adalah Majikan Zhang.
Tubuhnya terbaring dengan tenang di dalam peti mati, yang hilang adalah celemek berminya yang selalu dia kenakan. Majikan ini yang hampir separuh hidupnya bekerja mati-matian akhirnya terbaring beristirahat selamanya.
Namun Ye Kai baru saja bertemu dengannya di kota, celemek berminya tersebut masih
tergantung di bagian depan tubuhnya. Bagaimana dia bisa berakhir di dalam peti mati ini"
Yang aneh lagi adalah Chen Da Guan, Ding Lao Si, Majikan Song dan beberapa orang lainnya yang memiliki toko-toko di jalan tersebut juga berada di dalam peti-peti ini. Mereka baru saja berada dikota, bagaimana tiba-tiba mereka berakhir di dalam peti-peti mati ini"
Golok Yanci Pedang Pelangi 8 Riwayat Lie Bouw Pek Karya Wang Du Lu Pendekar Laknat 1

Cari Blog Ini