Ceritasilat Novel Online

Pedang Asmara 11

Pedang Asmara Karya Kho Ping Hoo Bagian 11


"Bu Tiong Sin" Hemmm, akan kuingat selalu nama itu."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Yeliu Cutay mempersilakan mereka melanjutkan pelarian mereka dan mereka untuk berpisah. Dengan kepandaian mereka yang tinggi, San Hong dan Siang Bwee tidak sukar untuk keluar dari kota raja, akan tetapi Siang Bwee yang nakal mengajak pemuda itu untuk singgah lebih dulu di rumah makan yang menjual bebek panggang.
"Apa" Setelah makan bebek panggang hampir habis seekor di istana, engkau masih ingin makan bebek panggang lagi" Dan pula, sudah jauh malam begini, tentu rumah makan itu sudah ditutup. Juga kita sedang tergesa-gesa melarikan diri bagaimana akan membahayakan diri masuki rumah makan, Bwee-moi?"
Siang Bwee tersenyum. "Bukan untuk dimakan sekarang, Hong-ko, melainkan, untuk bekal di jalan. Setelah meninggalkan kota raja, mana mungkin menemui-bebek panggang yang demikian lezat lagi" Justeru karena toko atau rumah makan itu telah tutup, maka aku ingin singgah dulu di sana."
"Aneh, mana bisa membeli bebek panggang kalau sudah tutup?"
"Siapa mau beli" Aku hanya mengambil dua ekor."
"Wah, mencuri.....?"
"Tidak, hanya ambil. Hayolah, Hong ko, kenapa engkau cerewet amat sih. Kalau tidak mau menemaniku, kau tunggu saja di sini dan aku akan pergi sendiri ke sana."
Tentu saja San Hong tidak membiarkan gadis itu pergi sendiri dan terpaksa dia menemani gadis itu mencuri dua ekor bebek panggang yang tergantung di dalam rumah makan yang. sudah kosong dan ditinggal tidur pemiliknya itu. Siang Bwee memilih dua ekor yang paling gemuk. Ia tidak tahu betapa diam-diam, di luar tahunya, San Hong
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
meninggalkan jumlah uang di bawah tempat kedua ekor bebek panggang itu tergantung tadi untuk membayar harganya!
Dengan membawa dua ekor bebek panggang dalam buntalan, dan sikapnya gembira sekali. Siang Bwee lalu bersama San Hong keluar dari kota raja dengan jalan melompati pagar tembok! Pada keesokan harinya, mereka sudah jauh dari kota raja, makan pagi di tempat sunyi, menggerogoti daging yang melekat pada tulang bebek panggang. Memang lezat!
Sementara itu, pada keesokan harinya, Yeliu Cutay membuat laporan kepada Sribaginda Kaisar bahwa di dalam istana terdapat penjahat atau mungkin mata-mata musuh yang menyelundup. Dia dibantu oleh San Hong dan Siang Bwee melakukan pengejaran sampai ke luar istana, dan kedua orang muda itu terus melakukan pengejaran di dalam istana! kalau-kalau masih ada penjahat yang bersembunyi. Mendengar ini, Sribaginda Kaisar mengerutkan alisnya. Apalagi ketika datang Pangeran Liok yang melaporkan betapa ketika berada di dalam kamar Siang Bwee, dia dirobohkan orang dalam gelap dan dia tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya, tidak tahu ke mana Siang Bwee pergi.
"Sungguh aneh!" kata Snbaginda dengan nada suara marah dan pandang mata curiga kepada Yeliu Cutay.
"Kalau Pangeran Liok sudah berada di dalam kamar gadis itu, siapa yang menyerangnya, dan apa yang terjadi selanjutnya"! Tentu engkau mengetahui akan peristiwa yang terjadi di dalam kamar itu kalau gadis itu membantumu mengejar penjahat, Yeliu Ciangkun!"
Panglima Itu memberi hormat. "Hamba kira yang menyerang Pangeran Liok tentulah penjahat itu, Sribaginda. Hamba melihat bayangan itu berkelebat keluar!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dari kamar nona Ang Siang Bwee. Memang kamar itu gelap ketika hamba tiba di sana. Hamba memanggil nona Ang dari luar kamar."
"Hemmm, itulah yang aneh sekali!" kata Sribaginda.
"Mereka itu seharusnya tidur nyenyak dan tidak sadar oleh obat bius!" Tiba-tiba kaisar teringat bahwa hal itu sebetulnya harus dia rahasiakan, maka karena sudah terlanjur, dia pun berterus terang. "Yeliu-ciangkun, kami mengambil keputusan untuk menjadikan nona Ang sebagai selir Pangeran Liok, dan menarik pemuda she Kwee itu menjadi pengawal. Oleh karena itu, kami telah menaruh obat bius pada makanan mereka. Bagaimana mungkin mereka itu dapat sadar dan membantumu mengejar penjahat yang menyusup ke dalam istana?"
"Hamba menemukan ini di dalam kamar Kwee San Hong, Sribaginda. Sudah hamba periksa dan ternyata ini adalah obat-obat pemunah segala macam racun dan obat bius. Sebagai pendekar-pendekar, hamba kira mereka selalu siap dengan obat semacam ini dan obat bius dalam makanan dan minuman itu agaknya tidak lagi
mempengaruhi mereka karena mereka telah menggunakan obat pemunah ini." Yeliu Cutay mengeluarkan buntalan pil putih seperti yang tadi dia berikan kepada San Hong untuk menyadarkan pemuda itu dan Siang Bwee.
Dengan akalnya itu, Yeliu Cutay terlepas dari kecurigaan kaisar. Bahkan ketika dua orang pendekar itu tidak kembali ke istana, kaisar tidak mempersoalkannya lagi. Betapapun juga, kaisar merasa malu kepada dua orang muda yang pernah menyelamatkan nyawanya dari serangan orangorang Mongol, dan mereka tahu bahwa dia telah mencoba untuk membius mereka. Akan tetapi, sejak saat itu, kaisar agak berkurang kepercayaannya kepada Yeliu Cutay dan panglima ini dipindahkan ke luar istana. Di lain pihak, juga
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Yeliu Cutay diam-diam mencela kaisar dan para pangeran yang ingin menguasai seorang wanita dengan cara-cara yang kotor dan rendah seperti yang mereka rencanakan terhadap diri Ang Siang Bwee.
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
Kereta itu kecil namun mewah sekali, terbuat dari kayu yang paling baik dan besi, rodanya dilapisi karet dan catnya beraneka warna, indah dan mewah. Ditarik oleh dua ekor kuda yang besar, berjalan perlahan dan seenaknya karena kendali kuda dilepaskan begitu saja oleh kusir kereta.
Ternyata kereta itu penumpangnya hanya seorang, yaitu kusir itu sendiri, atau si pemilik kereta yang menjadi kusir sendiri. Dia membiarkan kedua ekor kuda berjalan sendiri di atas jalan raya yang menuju ke pintu gerbang sebelah barat kota Yu-sian. Kusir itu sendiri duduk seenaknya di atas kereta ambil memainkan sebuah yang-kim (semacam siter).
Setiap orang yang berpapasan di jalan tentu menengok dan tersenyum. Pemuda yang menjadi penumpang tunggal kereta kecil itu memang pandai sekali memainkan yangkim. Suara yang-kim demikian merdu dan lagunya indah dan enak didengar. Pemuda itu sendiri juga menarik perhatian. Dia seorang pemuda berusia dua puluh dua tahun, berwajah tampan dengan kulit yang putih seperti kulit wanita. Halus mulus kemerahan. Pakaiannya mewah dan serba mahal namun nyentrik karena pakaiannya itu berkembang-kembang dengan warna menyolok. Sepatunya baru mengkilat, kepalanya terlindung sebuah topi bulu yang mahal. Pinggangnya yang kecil dilingkari sabuk emas dan di situ terselip pula sebuah suling dan sebatang hun cwe (pipa tembakau) yang terbuat perak dan terukir sepasang burung Hong bermain asmara!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Orang-orang yang berlalu lalang luar pintu gerbang barat kota Yu-sian tidak mengenal pemuda ini, namun semua orang merasa kagum dan dapat menduga bahwa dia tentulah seorang pemuda hartawan. Kekayaannya tercermin pada keretanya, kudanya, dan pakaiannya. Akan tetapi, kalau ada tokoh kang-ouw yang melihat pemuda ini, tentu dia akan terkejut karena pemuda ini bukanlah pemuda sembarangan putera bangsawan atau hartawan. Dia adalah seorang yang amat terkenal, bahkan ditakuti di dunia kang ouw, karena dia adalah putera seorang datuk besar yang sakti. Pemuda ini dunia kang-ouw terkenal dengan sebutan Kok Kongcu (Tuan Muda Kok), nama lengkapnya adalah Kok Tay Ki dan dia merupakan putera angkat, juga murid terkasih dari datuk besar See-thian Mo-ong atau yang lebih terkenal dengan singkatan See Mo! Siapakah yang tidak mengenal See Mo, seorang di antara empat orang datuk di empat penjuru". See Mo (Iblis Barat) sama terkenalnya dengan Nam Tok (Racun Selatan), Pak Ong (Raja Utara) dan Tung Kiam (Pedang Timur). See Mo tinggal jauh di barat, di luar kota Lan-couw daerah Kan-su, di puncak sebuah bukit yang dinamakan Pek coa-san (Bukit Ular Putih).
Kok Tay Ki atau lebih terkenal dengan sebutan Kok Kongcu adalah putera angkatnya. Tidak ada seorang pun kecuali See Mo sendiri tahu siapakah orang tua sejati pemuda ini karena sejak kecil sekali kurang lebih setahun usianya, dia telah menjadi anak angkat See Mo. Datuk besar itu mendidik dan menggemblengnya sehingga dia kini menjadi seorang pemuda berusia dua puluh dua tahun yang memiliki ilmu kepandaian tinggi, telah mewarisi hampir semua ilmu yang dikuasai See Mo, akan tetapi juga mewarisi wataknya yang aneh dan tidak lumrah manusia dengan dasar kekejamannya yang tiada taranya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ketika Kok Kongcu menunggang keretanya menuju ke kota Yu-sian itu tentu tak seorang pun menyangka bahwa pemuda yang tampan itu, yang demikian pandai bermain yang-kim sedemikian merdunya, adalah seorang pemuda yang pada dasarnya memiliki watak yang terlalu kejam dan sadis. Bahkan beberapa orang wanita yang kebetulan melakukan perjalanan melalui jalan raya itu, tak dapat menahan debar jantung mereka, karena kagum dan tertarik sekali. Akan tetapi, Kok Kongcu sedikitpun tidak pernah melirik kepada para wanita itu. Bukan sekali-kali karena dia memiliki watak yang alim dan sopan, melainkan karena dia tahu bahwa wanita-wanita itu hanyalah wanita dusun yang tidak ada harganya untuk dilirik. Bahkan terhadap wanita kota yang cantik, terhadap puteri sekalipun, pemuda ini tak pernah mau memperlihatkan kerendahan hatinya. Dia menganggap bahwa dirinya adalah pria paling hebat di dunia ini dan semua wanita di seluruh dunia ini harus tunduk kepadanya karena dia yakin bahwa tidak ada seorang wanita yang tidak kagum dan cinta padanya! Suatu kesombongan yang hanya dapat dimiliki putera seorang manusia iblis seperti See-thian Mo-ong atau See Mo!
Biasanya, Kok Kongcu hanya berkeliaran di sekitar daerah Kan-su saja karena daerah ini cukup indah, mempunyai cukup banyak wanita cantik, dan di daerah ini dia terkenal sekali sehingga disanjung dan dihormat, ditakuti orang di mana-mana. Akan tetapi sekali ini dia meninggalkan daerah Kan-su sampai jauh, sampat tiba di daerah kota raja! Memang ayahnya, See Mo, yang menyuruhnya. Pertemuan yang akan diadakan oleh empat orang datuk besar di empat penjuru, akan terjadi setahun lebih lagi. Pertemuannya yang diadakan lima tahun sekali itu merupakan pertaruhan segala-galanya kecuali nyawanya sendiri, bagi keempat orang datuk besar itu. Dalam pertemuan itu. akan diadakan pertandingan antara mereka
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dan murid, anak atau wakil mereka dan akhirnya akan diputuskan siapa di antara mereka yang boleh dibilang paling hebat dan paling tangguh, dan siapa pula memiliki murid yang paling pandai. Murid-murid atau putera atau wakil yang diajukan ini, dipertandingkan dan kalau perlu mereka itu dapat tewas dalam adu laga. Baru kalau mereka berempat yang maju, mereka hanya akan mengadu ilmu tanpa saling bunuh. Hal ini bukan karena mereka itu saling menyayangi, sama sekali bukan. Melainkan kalau sampai ada yang terbunuh diantara mereka berempat, tentu tidak lucu lagi. Akan berkuranglah lawan dalam adu kesaktian mendatang! Maka, mereka saling menjaga dan saling memelihara agar lawan jangan ada yang mati. Memang empat orang itu selain jahat dan kejam, juga amat aneh dan jalan pikiran mereka tidak lumrah manusia biasa.
Dalam rangka mempersiapkan diri itulah See Mo mengutus putera angkatnya untuk menambah pengalaman dan pengetahuannya ke luar daerah. Dia di bekali uang secukupnya, dan tidak boleh pulang sebelum satu tahun!
Kok Kongcu yang sudah terbiasa sejak kecilnya hidup sebagai seorang yang kaya raya, menganggap kepergiannya itu sebagai pelancongan saja. Maka dia membawa keretanya yang indah, dua ekor kuda terbaik, membawa banyak pakaian, perlengkapan dan uang, dan tidak lupa membawa yang kim dan suling, dua alat musik yang disukainya dan dia memang pandai memainkan dua alat musik itu. Bahkan sulingnya bukan terbuat dari bambu biasa, melainkan terbuat dari baja yang amat kuat karena sulingnya itu juga menjadi senjatanya yang ampuh di samping hun-cwenya! Di antara segala kebiasaan ayahnya yang juga menjadi gurunya itu dia mewarisi pula kebiasaan menghisap asap tembakau yang dinyalakan di ujung pipanya. Dan seperti See Mo, dia dapat pula membuat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
huncwenya itu menjadi huncwe maut yang setiap saat siap merenggut nyawa seorang lawan"
Di sepanjang perjalanannya dari daerah Kan-su sampai memasuki daerah Ho-pai, banyak sudah dia mengunjungi perkumpulan-perkumpulan persilatan besar dan untuk menambah pengalaman, dia sengaja menantang para pimpinannya dan merobonkan mereka satu demi satu!
Maka, mulailah nama Kok Kongcu terkenal sebagai seorang jago muda yang lihai bukan main. Dan kini, tujuannya adalah kota raja Kerajaan Cin karena dia mendengar bahwa di sana terdapat banyak jago silat kenamaan. Juga dia mendengar berita angin bahwa kerajaan itu kini mulai terancam olen bangsa biadab dari utara yang kabarnya telah menyusun kekuatan besar, siap untuk menerjang Tembok Besar dan menyerang Kerajaan Cin di selatan Tembok Besar. Tentu akan terjadi keramaian, pikirnya dan hatinya yang penuh kesadisan itu sudah berdebar gembira membayangkan terjadinya perang dan pertempuran yang besar dan mengorbankan banyak sekali nyawa manusia. Siapa tahu; akan mendapatkan keuntungan besar dalam peristiwa perang itu, pikirnya, Sebelum tiba di kota Yu-sian, dia mendengar bahwa di kota itu terdapat seorang jagoan tua yang terkenal sekali, yang dapat dikatakan sebagai jago nomor satu di Yu-sian.
Jagoan itu bahkan telah membentuk suatu perkumpulan keluarga, dan membuka perguruan silat dengan menggunakan nama keluarga mereka pula, yaitu Siangkoan Bu koan (Perguruan Silat Siangkoan). Siangkoan adalah nama keluarga dari guru silat itu, yang nama lengkapnya adalah Siangkoan Kun Hok. Menurut berita yang diterimanya, Siangkoan Kun Hok adalah bekas perwira tinggi di kerajaan yang sudah mengundurkan diri dan kini membuka perguruan silat itu di Yu-sian. Kabarnya, dia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sekeluarganya menguasai ilmu silat keluarga yang tangguh sekali. Kabar tentang keluarga Siangkoan inilah yang membuat Kok Kongcu ingin berkunjung ke kota Yu sian dan ingin menemui keluarga itu untuk menguji kepandaian mereka!
Dia mengikuti petunjuk ayahnya, yaitu bahwa apabila dia mendengar ada orang lihai, dia harus mendatanginya, menantangnya dan mencoba untuk mengalahkannya.
Kalau kemudian ternyata dia yang kalah, maka dia harus dapat mempelajari ilmu orang itu untuk menambah kepandaiannya.
Dan seperti biasa, di sepanjang perjalanan pemuda ini menarik perhatian banyak orang, baik karena tampannja dan pakaiannya yang mewah dan nyentrik, atau keretanya yang juga dicat nyentrik, sikapnya yang ramah dan sering tersenyum dengan gerak-gerik yang halus atau karena permainan musik yang dilakukan di sepanjang perjalanan kalau hatinya sedang gembira, baik itu merupakan tiupan sulingnya atau pun petikan yang-kimnya.
Pemuda ini amat dimanjakan ayah angkatnya yang juga menjadi gurunya. See Mo memang amat sayang kepada Kok Kongcu karena pemuda yang sejak kecil diambil menjadi anak angkatnya itu selain tampan dan gagah, pandai main suling dan yang kim, juga bakatnya dalam ilmu silat baik sekali sehingga ayah angkat ini merasa bangga mempunyai seorang putera seperti dia. Memang See Mo memiliki watak yang luar biasa anehnya, kadang-kadang teramat keras dan segala kehendaknya harus ditaati siapa pun juga termasuk puteranya itu. Akan tetapi segala keinginan Kok Kongcu juga dipenuhinya dan segala perbuatan Kok Kongcu tidak pernah dicelanya. Pernah putera angkatnya itu tergila-gila kepada seorang wanita yang sudah bersuami dan mempunyai anak. See Mo
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menggunakan kepandaian dan pengaruhnya untuk merampas wanita itu dan diberikan kepada putera angkatnya, sikapnya tiada bedanya dengan seekor srigala yang menerkam domba dan diberikan kepada anaknya untuk dimakan sepuasnya. Setelah Kok Kongcu yang pembosan itu membuang wanita itu begitu saja, ayah angkatnya juga tidak mencelanya! Sikap-sikap seperti inilah yang membuat Kok Kongcu menjadi semakin urakan dan manja.
Hanya ada satu hal yang membuat hatinya panas dan pikirannya gelap setiap kali dia ingat akan sebuah pesan atau lebih tepat dikatakan perintah ayah itu. Masih terngiang di telinganya perintah itu. "Tay Ki, satu hal yang tidak boleh kaulanggar atau tentang, yaitu kalau engkau hendak memilih isteri, hanya ada dua orang gadis yang boleh kau pilih seorang di antaranya. Selain seorang di antara mereka, aku tidak sudi mempunyai seorang mantu gadis lain."
"Hemmm, siapakah dua orang gadis pilihan Ayah itu?"
tanya Kok Kongcu dengan sikap tenang walaupun hati tak senang.
"Yang seorang adalah puteri Pak Ong dan seorang lagi adalah puteri Nam Tok. Nah, kau boleh pilih seorang di antara mereka."
"Apakah mereka itu gadis-gadis cantik?" tanya Kok Kongcu tanpa sunkan kepada ayahnya.
See Mo menghisap hun-cwenya yang panjang lalu mengepulkan asap tembakau itu ke atas. Dari bibirnya yangdiruncingkan itu keluar gulungan asap seperti gelang yang berputar-putar ke atas dan sampai lama baru membuyar.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Mana aku tahu" Aku. hanya mendengar bahwa Pak Ong dan Nam Tok mempunyai seorang anak perempuan.
Itu sudah cukup!"
Kok Kongcu mengerutkan alisnya. Ayah, aku tidak berani membantah perintahmu, akan tetapi kalau Ayah belum pernah melihat dua orang gadis itu, lalu apa yang menjadi dasar bagimu untuk menentukan bahwa aku harus berjodoh dengan seorang di antara mereka?"
"Dasarnya" Engkau tolol.! Di dunia ini, mencari perempuan cantik sama mudahnya dengan membalikkan telapak tangan. Di mana-mana terdapat perempuan cantik, kalau engkau menghendakinya tinggal pilih! Akan tetapi alangkah sukarnya mencari gadis puteri seorang seperti Pak Ong atau Nam Tok! Di dunia ini, orang yang seperti mereka ada empat orang saja, yaitu aku See Mo, Tung Kiam, Nam Tok, dan Pak Ong! Hanya puteri seorang di antara mereka yang pantas menjadi mantuku. Mengerti"
Pula, kalau engkau menjadi suami puteri seorang di antara mereka, hal itu jelas sudah merupakan kemenangan bagiku.
Bayangkan saja! Puteri Pak Ong atau Nam Tok menjadi mantuku, menjadi keluargaku, nama keturunannya ikut nama keturunanku. Dia menjadi nyonya mantu Kok. Ha ha-ha"
Diam-diam Kok Kongcu menjadi semakin tak senang walaupun dia tidak berani membantah. Dengan hati-hati dia hanya bertanya, "Ayah belum pernah melihat mereka berdua. Bagaimana andai-kata mereka itu gadis-gadis yang buruk dan cacat pula" Apakah juga harus kujadikan isteriku?"
"Tolol kau! Tidak peduli cacat atau buruk, bopeng atau buta, gagu dan tuli, kakinya pincang, buntung sebelah, atau gila! Seorang di antara mereka harus menjadi isterimu!
Tahu kau! Yang penting bukan cantik tidaknya, sehat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sakitnya, melainkan yang terpenting adalah puteri seorang di antara Empat Datuk Besar! Yang penting, ayah gadis yang menjadi isterimu itu dengan sendirinya mengaku kalah padaku tanpa bertanding. Ha ha ha!"
Hati Kok Kongcu semakin mendongkol. Dia merasa dijadikan barang permainan, atau menjadi alat pemuas ketinggian hati dan kesombongan ayahnya! Akan tetapi ia tidak berani membantah, karena dia mengenal benar orang macam apa adanya kakek yang menjadi ayahnya itu. Sekali ayah itu marah, akan lupa bahwa dia puteranya dan bukan tidak mungkin See-thian Mo-ong Kok Bong Ek akan membunuh anak angkatnya sendiri! Maka, dia pun berangkat meninggalkan rumah dengan sikap yang gembira.
Akan tetapi kadang-kadang di dalam perjalanan, kalau dia teringat akan perintah ayahnya itu, hatinya menjadi kacau dan dongkol kembali. Kalau sudah mendongkol begitu, dia menghibur diri dengan meniup sulingnya, atau memainkan yangkim-nya tak peduli sedang berada di mana, atau kalau ada wanita yang menarik hatinya, dia akan
mendapatkannya dengan jalan bagaimanapun.
Dan ketika keretanya tiba di luar pintu gerbang kota Yusian, dia kembali teringat akan perintan ayahnya dan untuk menghibur hatinya, dia memainkan yang-kimnya sambil membiarkan dua ekor kuda penarik keretanya berjalan perlahan-lahan seenaknya. Setelah kedongkolan hatinya mereda, dia menghentikan permainan yang-kimnya, lalu memegang kendali kuda dan menyuruh dua ekor kuda itu lari congklang memasuki pintu gerbang kota Yu-sian.
"Aku akan memilih seorang puteri istana kaisar untuk menjadi isteriku demikian" katanya dalam hati dengi geram. "Isteri pilihan ayah itu, kalau tidak berkenan di hatiku akan kujadikan arca saja di rumah. Aku harus mencari seorang puteri kaisar!" Pikiran ini membuatnya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menjadi gembira kembali. Dari Yu-sian, dia akan melanjutkan perjalanan ke kota raja Kerajaan Cin dan dia akan berusaha mencari seorang puteri istana kaisar! Entah bagaimana caranya, bagaimana nanti saja kalau dia sudah tiba di kota raja!
Kok Kongcu tidak tahu bahwa beberapa hari setelah dia pergi meninggalkan rumah ayahnya, See Mo menerima dua orang murid dan juga pembantunya yang dipercaya, yaitu Koay-to Heng-te, dua orang saudara kembar Gu Kiat dan Gu Liat. Dua orang saudara kembar ini melaporkan kepada guru dan juga majikan mereka, bahwa mereka telah bertemu dan bentrok dengan puteri Nam Tok yang lihai.
Betapa puteri Nam Tok itu menyamar sebagai seorang pemuda, ditemani seorang pemuda tinggi besar yang juga lihai ilmu silatnya.
See Mo memandang kedua orang muridnya itu dengan mata melotot. "Kalian hendak menceritakan bahwa kalian kalah olen puteri Nam Tok dan temannya itu?"
Dua orang saudara kembar itu saling pandang, seperti ciri khas sepasang orang kembar, sekali saling pandang saja sudah dapat kontak di antara mereka dan mereka pun sudah tahu akan isi hati masing-masing. Gu Liat, saudara yang leoih muda akan tetapi selalu menjadi juru bicara mereka karena dia memang lebih pandai bicara, cepat menjawab dengan sikap hormat.
"Lo-cian-pwe," mereka selalu menyebut lo-cian-pwe (orang tua gagah) kepada See Mo yang tidak menghendaki mereka menyebut suhu (guru). "Kami sudah mendengar dari Kok Kongcu bahwa dia akan menikah dengan seorang di antara puteri Nam Tok atau Pak Ong. Setelah kami tahu bahwa puteri Nam Tok itu merupakan seorang di antara dua calon mantu Lo-cian-pwe, bagaimana mungkin kami dapat bersungguh hati melawannya" Biarpun ia lihai,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
namun kalau tidak ingat bahwa ia adalah seorang calon mantu kami berdua tidak akan kalah, biarpun ia dibantu oleh pemuda tinggi besar yang lihai itu." Dua orang kembar ini pun menyebut "kongcu" atau tuan muda kepada putera See Mo, padahal pemuda itu masih terhitung sute (adik seperguruan) mereka. Hal ini saja menunjukkan! betapa angkuh dan sombongnya, betapa tinggi adanya See-thian Mo-ong Kok Beng Ek sehingga dua orang muridnya sendiri pun diharuskan mengagungkan dia dan puteranya.
Mendengar ucapan Gu Liat, itu agaknya lega hati See Mo. Dia tidak tahu bahwa sebenarnya, dua orang muridnya itu walaupun tidak gentar, menghadapi puteri Nam Tok, namun mereka harus mengakui keunggulan pemuda tinggi besar yang menemani gadis yang menyamar pria itu.
Betapapun juga, mendengar betapa lihainya puteri Nam Tok, timbul ke khawatiran dalam hati See Mo, ia lalu bertanya lebih banyak tentang gadis puteri saingannya itu.
Gu Liat lalu menceritakan tentang Ang Siang Bwee.
Betapa gadis itu lihai sekali ilmu silatnya, terutama ilmu tongkatnya dan ilmu pukulan tangan kosong yang mengeluarkan awan atau uap hitam.
"Hemmm, agaknya tua bangka selatan itu memperdalam ilmu tongkatnya yang disebut Hwe liong jio-cu (Sepasang Naga Berebut Mustika) itu, dan pukulan tangan kosong yang mengeluarkan uap hitam itu tentulah yang dia sohorkan sebagai pukulan Hek in Pay-san (Awan Hitam Menolak Bukit). Dan bagaimana dengan wajah dan bentuk tubuh gadis itu" Cantik kah atau buruk" Apakah bentuk tubunnya indah ataukah cacat?"
"Aih, Lo-cian-pwe. Biarpun ia menyamar sebagai pria, namun kami berdua dapat melihat bahwa ia amat cantik jelita dan memiliki bentuk tubuh sempurna. Jarang kami
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bertemu dengan seorang gadis secantik puteri Nam Tok itu."
"Itulah, ia calon mantuku!" See Mol berseru girang, akan tetapi kekhawatirannya timbul kembali kalau-kalau puteranya akan menemui kegagalan. "Cepat kalian kembali dan kalian carilah Kok Kongcu sampai dapat, dan bantulah dia mendapatkan puteri Nam Tok sebagai isterinya. Kalau perlu, culik gadis itu dan bawa ke sini. Kalau Nam Tok hendak ribut-ribut, biarlah aku yang menghadapinya, ha-ha-ha!"
Koay-to Heng-te segera berangkat untuk mencari Kok Kongcu dan mereka dapat menduga bahwa tentu pemuda itu melakukan perantauan ke timur.
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
Gembira bukan main rasa hati Kok kongcu ketika dia memasuki kota Yu-sian. Kota ini besar dan ramai karena dan dekat dengan kota raja. Banyak sekali ruman rumah besar, pula toko toko, rumah penginapan dan rumah makan. Juga kota Yu-sian terkenal dengan gadis gadisnya yang cantik manis, dengan sikap ke-menak-an yang agung.
Hal ini adalah karena dahulu tempat ini terkenal sebagai tempat peristirahatan dan pelesiran kaum bangsawan dari kota raja. Di antara para bangsawan itu, banyak yang nakal dan mereka tak pernah mau melewatkan wanita muda yang cantik di kota Yu-sian. Sebaliknya, para wanita penduduk Yu-sian dan sekitarnya, terutama yang dari dusun, merasa terhormat dan bangga kalau didekati oleh seorang pria bangsawan. Maka terjadi banyak sekali hubungan antara para wanita daerah Yu-sian dan para bangsawan itu sehingga ketika para bangsawan itu meninggalkan mereka, banyak di antara wanita yang mengandung dan keturunan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mereka berbeda dengan keturunan penduduk dusun. Ada
"darah bangsawan" pada sebagian penduduk itu sehingga masih nampak kecantikan pada gadis gadisnya! Ciri khas mereka adalah kulit yang putih mulus dan mata yang jeli dan indah, leher yang panjang dan dada yang bidang.
Tentu saja kehadiran Kok Kongcu kota Yu sian juga menarik perhatian banyak orang. Keretanya yang kecil mungil dan indah dengan dua ekor kuda penariknya yang besar dan gagah, sikap pemuda itu yang nyentrik dan royal tentu saja membuat semua orang menjadi tertarik.
Terutama sekali para jago dan tokoh jahat yang seringkali mempergunakan kekerasan untuk memeras atau
merampok, semua memperhatikan pemuda itu dan amat tertarik melihat belapa pemuda itu royal sekali dan jelas memiliki banyak uang!
Kok Kongcu memilih sebuah rumah penginapan yang paling besar di kota Yu sian dan memesan kamar yang paling besar dan mahal, minta disediakan air hangat untuk mandi dan bertanya kepada pelayan rumah penginapan di mana dia bisa membeli makanan yang paling enak dan mahal. Dia mencari rumah makan yang termahal di kota itu!
Tidak mengherankan kalau semua cerita tentang pemuda berkereta itu menggerakkan hati tujuh orang jagoan jahat yang biasa memeras. Mereka merasa seperti melihat seekor ikan kakap mendekat dan ketika pemuda itu memasuki sebuah ruman makan besar, mereka pun ikut pula masuk dan duduk di sudut untuk mengamati Kok Kongcu.
Pelayan restoran segera menyambut pemuda yang berpakaian mewah namun yentrik itu, dan mempersilakan dia duduk di sudut. "Aku ingin duduk di meja tengah itu!"
kata Kok Kongcu, melihat betapa meja tengah itu paling
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
besar dan ditilami kain putih bersih sehingga kelihatan menyenangkan sekali.
"Akan tetapi, Kongcu. Meja besar itu untuk persediaan kalau ada keluarga besar, lebih dari lima orang yang datang makan di sini. Apakah Kongcu akan menerima tamu lebih dari lima orang?"
Kok Kongcu mengerutkan alisnya."Apakan harus lima orang yang duduk di meja ini?"
"Bukan orangnya, melainkan hidangannya yang kami hitung, Kongcu. Kalau Kongcu memesan hidangan untuk 1ima orang ke atas, boleh duduk di sini."
"Bagus! Kalau begitu, keluarkan hidangan yang paling enak dari rumah makan ini untuk lima orang dan atur sebaiknya di atas meja ini!"
Para pelayan segera memenuni permintaan itu dan mengira bahwa pemuda ini tentu menanti datangnya lima atau empat orang temannya untuk mengadakan pesta di rumah makan itu. Pemuda itu tidak menyebut nama masakan, hanya mengatakan yang paling lezat. Hal ini membuka kesempatan kepada rumah makan itu untuk mengeduk keuntungan sebesar-besarnya dengan menghidangkan masakan-masakan termahal, untuk lima orang!
Akan tetapi, para pelayan itu terkejut dan heran, juga khawatir ketika semua hidangan telah siap, pemuda itu sama sekali tidak menanti datangnya tamu-tamunya, bahkan terus saja mulai makan, memilih hidangan yang banyak tersedia di atas meja! Mereka khawatir karena sudah pasti pemuda itu tidak mungkin dapat menghabiskan semua hidangan itu, dan apakah pemuda ini akan membayar semua itu"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kok Kongcu tidak peduli dan mulai makan perlahan-lahan, dengan hati-hati memilih masakan itu satu demi satu, mencicipi dan makan, mengangguk-angguk memuji kalau merasa cocok dengan suatu masakan, dan menggeleng kepala mengerutkan alis kalau ada masakan yang tidak cocok dengan seleranya. Para tamu lain yang berada di rumah makan itu pun ikut memandang dengan terheran-heran. Bagaimana ada seorang tamu memesan masakan begitu banyak, yang termahal pula, dan dimakan sendiri" Betapa royalnya!
Tujuh orang penjahat itu pun memandang dengan hati semakin tertarik. Sekali ini mereka pasti akan mendapatkan hasil besar. Pemuda kaya raya yang tolol itu tentu memiliki banyak sekali uang maka berani berlagak seperti itu!
Mereka tidak mengganggu selagi Kok Kongcu makan karena mereka pun bukan berniat membikin ribut, melainkan hendak minta dengan cara paksa atau memeras pemuda yang kelihatan amat kaya itu. Biarkan dia makan sampai kenyang dulu agar jangan terlalu kaget nanti, kata seorang di antara mereka dan kawan-kawannya pun tertawa. Para pelayan tentu saja tahu siapa tujuh orang itu, akan tetapi karena majikan mereka mengenal kepala para penjahat kota Yu-sian, mereka pun tidak khawatir bahwa tujuh orang itu akan berani membikin ribut di rumah makan mereka. Mereka dapat menduga bahwa tujuh orang penjahat itu tentu mengincar si pemuda royal, dan diam-diam para pelayan hanya dapat merasa kasihan kepada pemuda yang amat royal dan kelihatan tidak
berpengalaman sehingga berani memamerkan kekayaannya dengan sikap amat royal itu.
Akhirnya Kok Kongcu merasa kenyang dan puas. Semua masakan telah dicicipinya, dan hanya ada sebagian saja yang dimakannya sampai hampir habis. Akan tetapi,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
beberapa kali alisnya berkerut kalau dia mengangkat muka dan melihat beberapa orang pengemis berdiri di luar rumah makan. Kebetulan dia duduk menghadap ke luar dan agaknya para pengemis itu pun tertarik dan ikut menonton, seperti mengiler melihat demikian banyaknya masakan yang masih mengepul panas dihadapi satu orang saja.
Melihat para pengemis yang kotor dengan pakaian butut compang-camping ini, sedikit banyak selera makan Kok Kongcu menurun. Beberapa kali dia memandang jijik.
Kemudian, sambil mengusap bibirnya dengan kain bersih yang disediakan para pelayan di sudut meja, dia menggapai dua orang pelayan yang berdiri tak jauh dari situ. Mereka bergegas datang.
Kok Kongcu menyalakan tembakau di ujung huncwenya dan terciumlah bau semerbak yang wangi aneh dan keras, memenuhi ruangan rumah makan itu. Sambil mengepulkan asap tembakau ke atas meja, ke arah sisa masakan yang masih banyak itu, dia berkata kepada dua orang pelayan. '
"Berikan sisa masakan ini kepada jembel jembel busuk di depan rumah makan itu!"
"Baik, baik, Kongcu!" kata dua orang pelayan itu dan mereka membawa semua sisa masakan yang masih banyak itu bahkan di antaranya hanya dicicipi sedikit saja, keluar dan enam orang pengemis itu segera menyambut dengan girang Wajah mereka yang kurus dan kotor itu menjadi cerah dan mereka tertawa tawa ketika dua orang pelayan membagi-bagi kan masakan itu kepada mereka. Setiap orang menerima cukup banyak dan selama mereka hidup, belum pernah mereka memperoleh masakan yang demikian banyak, dan masakan pilihan yang mahal-mahal pula!
Bukan sisa makanan yang campur aduk, melainkan masakan yang masih mengepul panas dan boleh dibilang belum dijamah, baru dicicipi sedikit saja! Sekali ini mereka
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dapat "makan besar" dan ramailah mereka duduk di tepi jalan raya depan rumah makan itu dan makan dengan gembira.
Sementara itu tujuh orang penjahat kini melihat Kok Kongcu mengeluarkan sebuah kantung kuning dari saku jubahnya. Ketika dia meletakkan kantung kuning itu ke atas meja, mangkok piring di meja itu mengeluarkan suara karena meja itu tergetar tanda bahwa kantung itu berat sekali. Kok Kongcu membuka kantung itu dan dari tempat mereka duduk, tujuh orang penjahat itu dapat melihat dengan jelas bahwa kantung itu penuh dengan potongan-potongan emas yang berkilauan! Seperti tujuh ekor srigala mencium darah, mereka bangkit dan dengan langkah lebar mereka menghampiri meja di mana Kok Kongcu duduk dan mengepungnya.
Kok Kongcu tidak menutupkan kembali kantungnya, bahkan membukanya lebar-lebar dan dia melirik kepada tujuh orang itu, lalu dengan sikap angkuh dia lalu bertanya,
"Apakah kalian pelayan-pelayan rumah makan di sini?"
Seorang di antara mereka yang brewok, kumis dan jenggotnya panjang dan lebat sekali, dengan tubuh tinggi besar dan kekar, yaitu pemimpin mereka dan yang berdiri berhadapan dengan Kok Kongcu, segera menjawab sambil tersenyum, menyeringai di balik kumisnya. "Heh-heh-heh, benar sekali, Kongcu. Kami telah melayanimu dengan menjaga keamananmu ketika engkau makan tadi. Sekarang kami mohon upah darimu, heh-neh-heh!"
Kok Kongcu tersenyum, dan tujuh orang itu ikut tersenyum, tidak tahu bahwa sepasang mata itu mengeluarka sinar mencorong aneh. "Kalian minta upah"
Berapa banyak?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Tidak usah banyak-banyak, Kongcu Cukup kauberikan saja kantung itu dengan semua isinya kepada kami dan kami akan pergi dengan perasaan terima kasih kepadamu."
Setelah berkata demikian, si brewok itu melangkah maju dan tangannya dijulurkan untuk mengambil kantung berisi emas itu. Akan tetapi selagi dia menjulurkan tangannya dan tubuhnya agak membungkuk, tiba-tiba Kok Kongcu meniupkan asap dari mulutnya. Asap itu langsung saja mengenai muka si brewok bahkan dengan kuatnya asap itu memasuki hidung dan mulutnya.
"A..... apa..... haeppp..... ugh-ugh-ugh.....!" Si brewok gelagapan dan terbatuk-batuk, dan pada saat itu, tangan Kok Kongcu menyambar ke atas, menjambak rambut kepalanya dan dengan kuatnya dia menarik ke bawah.
Muka brewok itu menghantam meja.
"Brakkk!" Meja tergetar dan hidung brewok pecah berdarah! Pada saat itu tangan Kok Kongcu melepaskan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
rambut lalu berpindah ke muka orang itu, mencengkeram jenggot dan kumis itu jebol. Muka itu berdarah dan begitu Kok Kongcu mendorongnya, tubuh tinggi besar itu terjengkang. Si brewok mengaduh-aduh sambil memegangi mukanya yang berdarah darah yang keluar dari hidung dan dari kulit di bawah hidung dan dagu yang terobek ketika kumis dan jenggot dicabut sampai jebol itu!
Enam orang kawan si brewok terkejut dan marah.
Mereka sudah mencabut golok dari pinggang. Akan tetapi, tiba-tiba Kok Kongcu meniup hun-cwenya dan dari tempat tembakau itu menyambar bunga api yang kuat. Beberapa sinar bunga api menyambar dan mengenai muka dua orang di antara mereka. Dua orang itu berteriak kesakitan dan golok mereka terlepas, tangan mereka menutupi muka yang luka terbakar.
Empat orang penjahat lainnya sudah menyerang dengan golok, akan tetapi, huncwe di tangan Kok Kongcu bergerak kembali. Sambil tetap duduk Kok Kongcu memutar huncwe. Terdengar teriakan-teriakan kesakitan dan empat orang itu pun berpelantingan jatuh dengan dahi benjol-benjol karena mereka telah dihantam ujung nuncwe sebelum golok mereka mengenai sasaran. Gerakan huncwe di tangan Kok Kongcu itu cepat bukan main, terlalu cepat bagi para penjahat itu. Barulah mereka tahu bahwa pemuda yang mereka kira kakap itu ternyata adalah seekor ikan hiu yang ganas dan buas! Mereka lalu lari pontang panting keluar dari rumah makan itu sambil masih mengaduh aduh.
Kok Kongcu bangkit berdiri dan mengebut-ngebutkan lengan bajunya dan bersikap tenang seolah-olah tak pernah terjadi sesuatu. Para pelayan memandang dengan mata terbelalak penuh kagum. Kalau tadi mereka merasa kasihan kepada pemuda itu, kini mereka kasihan kepada tujuh orang jahat tadi! Kiranya pemuda itu memiliki ilmu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kepandaian yang hebat! Kok Kongcu membayar harga hidangan, menyimpan kembali kantung emasnya dan dengan lenggang yang tenang sekali dia melangkah keluar dari rumah makan itu. Ketika dia tiba di luar rumah makan, tiba-tiba terdengar ribut-ribut dan ternyata enam orang pengemis yang tadi "makan besar" itu, kini tumpah-tumpah dan menggeliat-geliat di tepi jalan raya. Kok Kongcu melirik ke arah mereka dan melanjutkan perjalanannya sambil tersenyum mengejek. Rasakan kalian, tadi membikin dia jijik dan kehilangan selera makan! Sisa makanan itu tadi telah dia beri racun melalui tiupan asap hun-cwenya. Kalau para jembel itu tidak sampai mati, setidaknya mereka akan menderita nyeri yang hebat dalam perut mereka. Tak lama kemudian, Kok Kongcu sudah berjalan menuju ke rumah penginapannya. Kereta dan kudanya memang dia tinggalkan di rumah penginapan.
Akan tetapi ketika dia tiba di luar rumah penginapan, perjalanannya dihadang oleh dua orang laki-laki yang usianya kurang lebih lima puluh tahun. Melihat orangorang yang tadi dihajarnya di rumah makan berada di belakang dua orang itu. Kok Kongcu dapat menduga bahwa tentu dua orang ini merupakan atasan mereka, akan tetapi dia bersikap dingin dan tenang, pura-pura tidak mengenal tujuh orang yang mukanya masih benjol-benjol dan luka terbakar itu.
"Berhenti dulu, orang muda!" seorang di antara dua pria itu membentaknya. Kok Kongcu berhenti dan memandang kepada mereka. Mereka itu dua orang yang bertubuh tinggi kurus, yang seorang mukanya hitam dan seorang lagi mukanya dihias cacat memanjang dari pipi kanan ke dagu.
Di pinggang mereka tergantung pedang dan mereka itu berwajah serem dan berlagak angkuh. Kok Kongcu memandang rendah kepada mereka dan dengan sikap yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lebih angkuh lagi dari mereka, dia bertanya, suaranya jelas memandang rendah sekali.
"Kalian ini dua orang yang tidak kukenal, mau apa menahanku" Minggir kalian kalau tidak ingin kuhajar!"
Dua orang itu adalah pimpinan seluruh penjahat yang menguasai kota Yu sian. Mereka tadi menerima pelaporan anak buah mereka betapa seorang pemuda yang membawa banyak emas telah menghajar mereka di rumah makan.
Dua orang pemimpin para penjahat di Yu sian itu amat terkenal di daerah Yu sian sebagai pemimpin para penjahat dan mereka terkenal dengan julukan Yu-sian Siang-houw (Sepasang Harimau Yu-sian), Yang bermuka hitam itu merupakan pemimpin pertama dan bernama Ci Koan sedangkan orang ke dua yang mukanya cacat bernama Su Ti Ko dan menjadi wakilnya. Mendengar tentang pemuda yang membawa kantung emas, dua orang pemimpin ini tertarik sekali. Mereka, bukan saja ingin menghadapi pemuda yang telah menghajar anak buah mereka, akan tetapi terutama sekali karena mendengar akan sekantung emas, kereta indah dan dua ekor kuda .besar milik pemuda itu.
Kini, begitu bertemu dengan Kok Kongcu dan
mendengar pemuda itu mengusir mereka dengan ancaman akan menghajar, tentu saja dua orang pemimpin penjahat itu menjadi marah bukan main. Belum pernah ada orang berani memandang rendah seperti itu kepada mereka.
Apalagi yang mereka hadapi hanyalah seorang pemuda yang masih hijau!
Su Ti Ko yang bermuka codet itu sudah menjadi marah bukan main. Dia mencabut pedangnya. "Bocah sombong, engkau tidak tahu dengan siapa engkau berhadapan" Kami adalah Yu-sian Siang-houw dan kalau engkau tidak lekas berlutut minta ampun, aku tentu tidak akan membiarkan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kau hidup lebih lama lagi!" Dia mengancam dengan pedangnya, dan matanya melotot penuh kemarahan.
Kok Kongcu tersenyum mengejek "Kalian ini Yu-sian Siang koo (Sepasang Anjing Yu-sian) masih banyak menggonggong?"
Tentu saja Su Ti Ko menjadi semakin marah ketika dia dan sahabatnya di maki. sebagai sepasang anjing. Dengan mengeluarkan suara gerengan seperti suara harimau marah, pedangnya sudah digerakkan menyambar ke arah leher Kok Kong cu!
"Huh, anjing codet masih berani menggigit lagi!" kata Kok Kongcu dan dengan mudah saja dia sudah
merendahkan tubuh mengelak sehingga pedang itu menyambar lewat di atas kepalanya. Pada saat pedang lewat Kok Kongcu sudah menggerakkan kakinya menendang ke arah perut lawan. Su Ti Ko cepat melompat ke belakang sehingga tendangan itu luput dan tahulah Kok Kongcu bahwa yang dihadapinya bukanlah orang-orang lemah seperti tujuh orang di rumah makan tadi,! walaupun melihat gerakan si muka codet itu Kok Kongcu tetap saja memandang ringan. Dari gerakannya saja dia tahu bahwa dengan mudah dia akan mampu mengalahkan orang itu.
Akan tetapi kini orang ke dua yang bermuka hitam juga sudah maju dan pedangnya menusuk ke arah dadanya. Dan pemuda ini melihat betapa gerakan si muka hitam ini bahkan lebih mantap dibandingkan si muka codet, maka dia pun melompat ke samping sambil mencabut sulingnya.
"Kalian minta dihajar, ya" Baik, bersiaplah!" Dan Kok Kongcu tidak mau membuang banyak waktu lagi dengan main-main. Sulingnya sudah bergerak cepat sekali dan terdengar suara melengking-lengking seolah-olah suling itu ditiup! Dua orang pengeroyoknya terkejut dan mereka memutar pedang karena melihat betapa pemuda itu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
memiliki gerakan yang amat cepat dan ringan. Suling itu seperti berubah menjadi gulungan sinar yang melengking-lengking dan sukar diduga ke mana suling itu akan menyambar.
"Trang! Tranggg.....!" Dua kali terdengar suara nyaring dan dua orang itu terkejut bukan main karena pedang mereka terpental dan hampir terlepas dari pegangan.
Mereka masih sempat berloncatan ke belakang untuk menghindarkan diri, akan tetapi pemuda itu tidak mengejar, melainkan berdiri dengan suling di depan dada dan tangan kiri bertolak pinggang.
"Kalau kalian berani maju lagi, aku akan membunuh kalian!" kata Kok Kongcu. Dia memang tadi tidak ingin membunuh mereka karena dia membutuhkan keterangan mereka tentang keluarga Siangkoan yang hendak dikunjunginya.
Ci Koan dan Su Ti Ko saling pandang. Mereka adalah orang-orang yang biasa mempergunakan kekerasan memaksakan kehendak mereka terhadap orang lain. Akan tetapi mereka pun tukang berkelahi yang dapat mengukur kepandaian lawan. Sekali bentrok senjata tadi mereka sudah mengetahui bahwa pemuda ini benar-benar lihai bukan main dan bukan tandingan mereka.
"Maaf, bolehkah kami mengenal siapa namamu, orang muda?" Ci Koan menyembunyikan rasa malu dan bertanya ada suaranya tidak segalak tadi.
"Aku she Kok dari jauh di daerah barat!" kata Kok Kongcu dan mendengar ini, dua orang kepala gerombolan itu saling pandang, terbelalak dan kemudian memandang kembali kepada pemuda itu dengan sinar mata membayangkan perasaan kaget dan takut.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kalau begitu.....apakah Kongcu ini..... Kok Kongcu dari..... dari puncak Pek-coan-san.....?"
Kok Kongcu tersenyum bangga. "See-thian Mo-ong Kok Bong Ek adalah ayahku!"
Dua orang itu menjatuhkan diri berlutut dan melihat ini, tujuh orang anak buahnya terkejut dan juga ikut berlutut.
Tentu saja peristiwa ini membuat semua orang di jalan raya itu menjadi bengong. Yu-sian Siang-houw, dua orang jagoan yang ditakuti di kota Yu-sian itu, bersama tujuh orang anak buahnya, berlutut di depan pemuda nyentrik itu!
"Ampunkan kami, Kongcu. Karena tidak tahu, maka anak buah kami berani bersikap kurang ajar, dan kami berdua juga telah berani menentang Kongcu Ampunkan kami!" Dua orang itu ketakutan sekali karena mereka sudah mendengar akan kekejaman Kok Kongcu dari ayahnya, yaitu See Mo. Pantas saja enam orang pengemis itu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
keracunan dan dua di antaranya tewas. Masih untung bahw tujuh orang anak buah mereka itu tida mati konyol.
Kok Kongcu hanya tersenyum dan memandang ke kanan kiri, menikmati penghormatan di tepi jalan raya yang dilakukan oleh kepala-kepala gerombolan penjahat itu. Dia melihat sinar mata heran dan kagum dari para penonton dan tak terasa dadanya makin membusung.
"Sudahlah, kalian menjemukan hatiku Aku mau beristirahat dan jangan ganggu aku lagi" katanya dan dia pun meninggalkan mereka, masuk ke dalam rumah penginapan. Kini, semua pelayan rumah penginapan memandang kepadanya dengan jerih, dan beberapa orang pelayan cepat-cepat menuju ke pekarangan belakang untuk mencuci bersih kereta milik pemuda itu dan merawat dua ekor kuda itu sebaiknya. Tamu mereka bukan orang sembarangan!
Yu-sian Siang-houw baru bangkit berdiri setelah pemuda itu memasuki rumah penginapan, dan pergi bersama tujuh, orang anak buah mereka. Pada sore hari itu, Kok Kongcu menerima sepucuk surat undangan makan malam di rumah makan paling besar di kota itu, dan diharapkan dia sudi datang karena Yu-sian Siang-houw dan kawan-kawannya akan mengadakan pesta untuk menyambut kunjungan Kok Kongcu di kota itu dan pemuda itu akan diperkenalkan dengan semua tokoh sebagai seorang tamu kehormatan!
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
Jilid XX Sejak kecil Kok Kongcu dididik oleh See thian Mo ong atau See Mo sehingga pemuda ini mewarisi pula watak See Mo yang terkenal amat tinggi hati. Orang yang tinggi hati
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
selalu haus akan penghormatan dan pujaan orang lain.
Maka, menerima surat undangan yang isinya demikian menjunjung dan menyanjungnya, hati Kok Kongcu merasa bangga sekali dan malam itu dia pun datang ke rumah makan itu, sekali ini menunggang keretanya yang istimewa!
Kedatangannya disambut penuh penghormatan.
Beberapa orang mengurus kereta dan kudanya dan Kok Kongcu disambut sendiri olen Yu-sian Siang-houw kemudian dipersilakan masuk ke dalam ruman makan.
Ruman makan itu tidak dibuku untuk umum malam itu, dan para tamu undangan tokoh tokoh kang-ouw di sekitar daerah Yu-sian yang jumlahnya dua puluh orang lebih.
Dengan langkah yang gagah dan sikap yang angkuh Kok Kongcu masuk dan dipersilakan duduk di kursi kehormatan di kepala meja panjang yang sudah diatur di ruangan tengah. Semua tamu bangkit berdiri untuk menghormati pemuda putera See Mo itu dan semua tamu mengangkat cawan arak untuk menyambutnya dengan ucapan selamat datang. Kemudian, pesta pun dimulai, dimeriahkan oleh tarian dan nyanyian, dan para tamu dilayani oleh gadis-gadis cantik yang ternyata adalah gadis gadis panggilan yang sebagian didatangkan dari luar kota. Untuk Kok Kongcu sendiri, empat orang gadis pilihan melayaninya dan pemuda ini yang sudah terbiasa dengan sanjungan seperti itu, menerimanya dengan gembira tanpa sungkan sungkan lagi. Dalam kesempatan ini, Kok Kongcu diperkenalkan kepada para tokoh yang hadir, dan dia menyambut perkenalan itu dengan sikapi acuh, seperti seorang pangeran yang diperkenalkan kepada sekumpulan orang biasa saja atau orang yang pangkatnya rendah!
Dalam kesempatan itulah Kok Kongcu bertanya kepada Yu-sian Siang-houw tentang keluarga Siangkoan. "Aku mendengar dalam perjalananku menuju ke Yu-sian bahwa
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
di sini terdapat sebuah keluarga yang terkenal sebagai keluarga gagah perkasa yang memiliki ilmu silat yang tinggi. Yaitu keluarga Siangkoan. Benarkah kabar yang kudapatkan itu, dan apakah benar keluarga itu memiliki ilmu silat yang hebat?"
Mendengar ini, para tokoh kang-ouw itu saling pandang lalu mengangguk-angguk. Su Ti Ko, orang ke dua dari Yusian Siang houw itu menjawab dengan suara lirih. "Kongcu, kami semua tidak pernah berurusan dengan keluarga Siangkoan. Kami tidak mengganggu mereka, dan mereka pun jarang mencampuri urusan kami. Dan sebaiknya kalau kita semua tidak mendekati mereka." Sikap orang yang menjadi wakil ketua para penjahat di Yu-sian itu seperti orang yang jerih sehingga Kok Kongcu merasa penasaran dan semakin tertarik.
"Ceritakan saja keadaan mereka dan bagaimana tingginya ilmu silat mereka kepadaku! Kalian boleh tidak berani berurusan dengan keluarga Siangkoan, akan tetapi aku ingin tahu dan ingin mengenal kelihaian mereka." kata Kok Kongcu tidak sabar. "Bagaimana kalau dibanding kau dengan kepandaian kalian Yu-sian Siang-houw?"
"Ah, Kongcu!" kata Ci Koan. "Siangkoan Kauwsu (Guru Silat Siangkoan) itu mana bisa dibandingkan dengan kami"
Kami berdua pernah mencobanya dan kami berdua tidak mampu menandinginya."
Hati Kok Kongcu semakin tertarik.! Memang, bagi dia dua orang pemimpin para penjahat di Yu-sian itu tidak berapa hebat, akan tetapi orang yang sudah mampu mengalahkan pengeroyokan mereka, dapat dibilang lihai juga.
"Ceritakan keadaan keluarganya dan bagaimana ilmunya. Jangan takut, aku yang bertanggungjawab!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Orang-orang kang-ouw itu lalu menceritakan apa yang mereka ketahui tentang keluarga Siangkoan. Masing-masing memberi keterangan apa yang mereka ketahui sehingga akhirnya Kok Kongcu dapat mengetahui banyak juga tentang keluarga yang agaknya disegani oleh para tokoh penjahat di Yu-sian Itu.
Menurut apa yang dikumpulkannya dari keterangan para tokoh kang-ouw itu. Kok Kongcu menjadi semakin tertarik.
Kiranya Siangkoan Kauwsu (Guru Silat Siangkoan) adalah seorang pria berusia lima puluh lima tahun yang bernama Siangkoan Kun Hok. Dia membuka perguruan silat dan mengajarkan ilmu silat keluarga Siangkoan. Siangkoan Bu Koan amat terkenal dan muridnya bukan hanya penduduk Yu-sian, bahkan ada yang datang dari kota raja! Menurut penilaian para tokoh kang-ouw itu, dasar ilmu silat keluarga Siangkoan itu seperti silat Siauw-lim-pai dan ada yang mirip ilmu silat Kun lun pai. Mungkin mengandung dasar kedua ilmu silat itu. Mereka semua mengakui bahwa ilmu silat keluarga Siangkoan memang hebat, dan Siangkoan Kun Hok itu mahir memainkan delapan belas macam senjata.
Muridnya banyak dan murid murid itu pun terkenal pandai.
Akan tetapi perguruan ini disegani orang karena semua murid perguruan itu pendiam dan tidak suka berkelahi!
Yang membuat para tokoh kang-ouw merasa lebih jerih dan segan. Berurusan dengan keluarga Siangkoan bukan hanya karena keluarga itu lihai dan banyak muridnya, akan tetapi terutama sekali karena Siangkoan Kauw-su itu adalah seorang bekas perwira tinggi kerajaan. Hal ini tentu saja membuat mereka jerih karena bekas perwira tinggi yang kini menjadi guru silat itu mempunyai hubungan baik dengan para jagoan di kota raja yang sekarang masih memegang jabatan. Lebih baik menjauhi keluarga Siangkoan daripada bertentangan dengan mereka!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Yang lebih menarik hati Kok Kongcu adalah ketika dia mendengar banwa bukan saja Siangkoan Kun Hok yang pandai silat, akan tetapi juga isterinya lihai sekali, dan anak tunggal mereka, seorang gadis yang berusia sembilan belas tahun bernama Siangkoan Leng, telah mewarisi ilmu silat keluarga ayahnya dan terkenal lihai!
"Kalian tidak perlu mencampuri, akan tetapi besok aku akan mengunjungi keluarga itu dan hendak kubuktikan sendiri kebenaran semua keterangan kalian."
Malam itu Kok Kongcu ditemani oleh dua orang di antara empat gadis yang melayaninya dalam pesta itu. Dia diantar pulang ke rumah penginapan dalam ke adaaan setengah mabuk, dan dua orang gadis panggilan yang cantik itu menggandengnya ke dalam kamarnya dan
menemaninya sampai pagi.
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
Setelah merasa cukup kuat dan matang persiapannya, mulailah Jenghis Khan memimpin balatentaranya untuk menyerbu ke selatan, melewati Tembok Besar. Sasaran penyerangannya adalah Kerajaan Cin dengan kota rajanya yang terkenal kuat, yaitu Ibukota Yen-king. Mulailah tercatat dalam sejarah betapa pemimpin besar bangsa Mongol itu, yang dahulunya hanya seorang pemuda biasa yang oleh "bangsa beradab" di selatan dinamakan bangsa liar dan biadab, Jenghis Khan, dengan balatentaranya menyerang kerajaan yang jauh lebih besar dan lebih kuat.
Dua ratus orang perajurit pelopor dikirim sebagai pembuka jalan dan mereka ini sudah menyusup dengan terpencar ke daerah-daerah yang akan dilalui pasukan Mongol.
Kemudian bergeraklah barisan bagian depan dengan tiga puluh ribu orang perajurit pilihan, tiap orang perajurit
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
membawa dua ekor kuda. Pasukan depan ini dipimpin oleh Muhuli seorang pembantu Jenghis Khan yang sudah banyak pengalamannya dalam pertempuran,! Chepe Noyon yang gagah berani dan keras hati dengan semangat berkobar-kobar, juga panglima Subotai yang terkenal memiliki tenaga raksasa dan kebal. Tiga orang panglima ini memang merupakan orang-orang pilihan di antara para pembantu Jenghis Khan, maka mereka ditugaskan memimpin tiga puluh ribu orang perajurit barisan depan.
Jenghis Khan sendiri memimpin induk tentaranya, tidak kurang dari seratus ribu orang tentara. Inti dari pasukan ini adalah orang-orang Yakka Mongol yang setia kepada Jenghis Khan. Induk pasukan ini diapit-apit pasukan sayap kanan dan sayap kiri yang jumlahnya hampir sebesar jumlah induk pasukan, dipimpin oleh para panglima yang lain. Jenghis Khan sendiri, yang memimpin induk pasukan, selalu mengadakan hubungan yang baik dengan pasukan depan, sayap kiri, dan sayap kanan. Dia sendiri dengan gagahnya menunggang kuda, didampingi putera-puteranya untuk mencari pengalaman. Dan dia dikelilingi pasukan pengawalnya yang terdiri dari seribu orang perajurit berkuda hitam. Kuda-kuda hitam itu diperlengkapi dengan
"baju perang" dari kulit sehingga nampak gagah dan berwibawa.
Debu mengepul tinggi ketika balatentara yang besar juga jumlahnya ini lewat melalui dataran-dataran tinggi yang tandus. Tanpa diketahui oleh Kerajaan Cin yang selalu tenggelam dalam kesenangan, bahaya besar mulai mengancam dari utara!
Tanpa banyak mengalami kesukaran, pintu gerbang Tembok Besar terbuka bagi pasukan orang Mongol. Lama sebelum penyerbuan itu, Jenghis Khan sudah mengadakan hubungan baik dengan para kepala suku yang hidup di
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sekitar daerah Tembok Besar sehingga ketika pasukannya datang, mereka yang telah mendukung gerakannya itu membukakan pintu gerbang untuk pasukannya. Setelah mereka berada di sebelah dalam Tembok Besar, pasukan Jenghis Khan ini dipecah-pecah dan berpisah-pisah menuju ke daeran-daerah yang sudah ditentukan dan direncanakan sebelumnya. Mereka itu memasuki daerah Shansi dan daerah Ci-li.
Panji-panji balatentara Mongol berkibar megah dan semangat mereka berkobar. Setiap orang perajurit yakin akan kebesaran Jenghis Khan dan lebih yakin lagi bahwa bangsa Mongol akan jaya dan akan menggilas setiap rintangan.
Pasukan-pasukan Kerajaan Cin yang bertugas jaga di gugus depan, yang berjaga di perbatasan, mengalami nasib yang buruk sekali, pasukan Kerajaan Cin itu adalah pasukan jalan kaki dan karena daerah yang dijaganya amat luas, maka mereka pun berpencaran dalam kelompok-kelompok yang tidak begitu besar. Ketika pasukan Mongol datang menyerbu, mereka itu terkejut dan melakukan perlawanan sekuat tenaga. Namun, pasukan Mongol adalah penunggang kuda dan pemanah yang mahir. Sambil menunggang kuda yang berlari cepat, mereka mengelilingi pasukan musuh dan melepas anak panah. Maka, tak dapat dihindarkan lagi, jatuh korban yang amat banyak di antara perajurit Kerajaan Cin.
Segera berita kilat dikirim untuk minta bantuan. Namun, daerah itu merupakan daerah yang sulit, penuh bukit dan jurang, dan bala bantuan yang datang dipimpin oleh panglima yang tidak begitu mengenal daerah, tidak seperti pasukan Mongol yang sudah berpengalaman dan sudah pula mempelajari keadaan daerah itu. Chepe Noyon sudah mengenal baik setiap daerah yang mereka lalui, maka
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
balabantuan dari Kerajaan Cin ini pun mengalami kehancuran. Sisa pasukan Cin lari cerai berai dan mereka yang melarikan diri untuk mencari selamat ini tentu saja menimbulkan geger dan panik di antara pasukan Kerajaan Cin yang lain. Para komandan yang mendengar berita dari para pelarian itu, tentu saja berita yang sudah berlebihan, bahwa pasukan Mongol yang amat besar dan amat kuat sedang menyerbu, menjadi, panik. Mereka yang merasa bahwa kekuatannya tidak seimbang dengan kekuatan pihak musuh seperti digambarkan oleh para perajurit yang melarikan diri itu, segera menarik mundur pasukan masing-masing, memasuki perbentengan atau bahkan terus melarikan diri ke ibuko Yen-king.
Gegerlah Ibukota ketika ada pasukan penjaga perbatasan yang melarikan diri ke sana. Para penduduk menjadi ketakutan seolah-olah musuh yang dikabarkan biadab dan amat kejam itu telah berada di ambang pintu rumah mereka, atau setidaknya sudah berada di ambang pintu gerbang kota raja! Bahkan Kaisar Wai Wang sendiri, yang menganggap diri sendiri, seperti juga kaisar-kaisar terdahulu, sebagai Thian-cu (Putera Tuhan), menjadi panik.
Kalau saja tidak dicegah oleh para menterinya, tentu dia sudah melarikan diri untuk mengungsi. Terutama sekali panglima Yeliu Cutay yang ikut pula menghadap kaisar, menyatakan pendapatnya bahwa bagaimanapun juga, kerajaan mereka masih mempunyai pasukan yang besar dan benteng yang kokoh kuat. Lalu diaturlah oleh para panglimanya untuk menyusun kekuatan pasukan besar dan menahan lajunya penyerbuan pasukan Mongol. Masih banyak terdapat menteri dan panglima yang setia kepada kaisar dan mereka inilah yang dengan penuh semangat mengumpulkan segala kekuatan untuk menyelamatkan negara. Mereka semua sudah mendengar akan kekejaman orang-orang Mongol yang mereka anggap sebagai bangsa
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yang biadab itu. Berita-berita telah sampai kepada mereka betapa penduduk kota yang jatuh ke tangan orang Mongol, mengalami neraka! Orang-orang Mongol itu dengan kejamnya membunuh semua pria, memperkosa semua wanita, merampok, membakar dan menyiksa! Mereka seperti sekelompok srigala yang haus darah. Berita ini menimbulkan perasaan ngeri dan takut, akan tetapi juga menumbuhkan tekad untuk melawan dan menyelamatkan negara yang berarti menyelamatkan keluarga dan diri mereka sendiri.
Semangat perlawanan yang berkobar dari pasukan dan juga rakyat Kerajaan Cin inilah yang berhasil membendung serbuan pasukan Mongol yang bagaikan air bah Itu. Pusat pertahanan pasukan Kerajaan Cin berada di dua tempat, yaitu di kota Tal-teng-hu yang merupakan ibukota bagian barat, dan di kota raja Yen-king sendiri. Menghadapai dua benteng ini, Jenghis Khan kehilangan akal. Berkali-kali Jenghis Khan berdiri sampai berjam-jam di luar perbentengan kedua kota itu, kagum dan takjub menyaksikan perbentengan yang demikian luas dan kuatnya. Bangsanya tidak pernah memiliki benteng, hanya mengandalkan alam terbuka untuk menyusun kekuatan dan menanggulangi musuh. Jumlah pasukannya terbilang kecil, terlalu kecil untuk mengepung perbentengan yang demikian kokoh kuatnya dan kalau dilanjutkan, pasukannya yang akan mengalami kerugian sendiri. Tidak akan ada gunanya melanjutkan pengepungan kalau pihak musuh tidak mau dipancing untuk mengadakan pertempuran di tempat terbuka. Apalagi kalau musim salju tiba, pasukannya akan terpukul hebat oleh iklim. Maka setelah musim rontok tiba, Jenghis Khan mengambil keputusan untuk menarik pasukannya mundur dan kembali ke utara, ke Gurun Gobi!
Bagaimanapun juga, serbuan pertama itu telah menghasilkan pengalaman baginya, di samping melakukan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pukulan yang membuat Kerajaan Cin yang mereka musuhi menjadi panik.
Jenghis Khan kembali menyusun kekuatan yang lebih besar dan bersiap-siap menanti datangnya musim semi tahun depan untuk mengulangi penyerbuannya kembali.
Pihak Kerajaan Cin juga tidak menyia-nyiakan waktu itu.


Pedang Asmara Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mereka pun mengirim pasukan-pasukan ke kota-kota yang pernah diserbu dan diduduki pasukan Mongol di mana pasukan-pasukan itu membuat perbentengan untuk menghadang majunya pasukan Mongol kalau mereka datang menyerbu lagi.
Sementara itu, begitu perang berkobar, kekacauan pun timbul. Kehidupan manusia, rendah berlindung sepenuhnya kepada hukum-hukum yang dibuat manusia sendiri. Dan setiap hukum yang disahkan, membutuhkan pelaksanaan dan harus ditegakkan oleh alat pemerintah yang menciptakan hukum. Masih banyak hukum dibuat, makin banyak pula yang harus ditegakkan dan kehidupan sepenuhnya berlindung kepada penegakan hukum ini.
Sebaliknya terjadi peristiwa yang membuat penegakan hukum mengendor terjadilah kekacauan dan keamanan kehidupan manusia pun terancam parah. Di bawah penekanan hukum, ketenteraman hanyalah ketenteraman semu yang setiap saat akan berubah sama sekali kalau, hukum tidak ditegakkan lagi karena suatu dan lain hal.
Manusia yang sesungguhnya merupakan mahluk yang paling agung di dunia ini, yang berkebudayaan, beradab dan bersusila, oleh ikatan-ikatan hukum telah menjadi seperti sekumpulan hewan liar yang harus selalu dikendalikan dan dicencang oleh tali-tali dan belenggu hukum. Kalau tali-tali itu mengendur, terjadilah kekacauan, yang kuat ingin menang, yang kalah ingin membalas dendam. Gerakan yang dilakukan oleh Jenghis Khan boleh
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
jadi merupakan suatu hasil usaha seorang manusia yang dinilai tinggi sekali oleh bangsanya, oleh mereka yang diuntungkan oleh gerakan itu sendiri. Akan tetapi, di pihak lain merupakan kiamat dan neraka bagi mereka yang dikalahkan, mereka yang kotanya diserbu pasukan Mongol.
Agaknya, keberhasilan seseorang selalu harus didasari kesusahan orang lain. Keuntungan seseorang didasari kerugian orang lain. Seperti itulah keadaan kehidupan masyarakat dan hal seperti ini sudah dianggap wajar.
Seolah-olah hidup ini bagi kita manusia hanya mempunyai satu tujuan, yaitu: memperebutkan kesenangan! Kalau sudah diperebutkan, maka yang dikejar harus dapat. Tujuan harus tercapai, tidak peduli dengan cara apa pun juga.
Seekor harimau menerkam domba dan membunuhnya, memakannya untuk kebutuhan hidupnya, kebutuhan mutlak pengisi perut, dan kita namakan binatang itu buas dan kejam. Akan tetapi kita menerkam binatang, manusia atau apa saja bukan karena kebutuhan mutlak untuk hidup, melainkan untuk memuaskan hati, untuk kesenangan dan kita namakan ini suatu kepandaian dan kecerdikan!
Manusia saling bunuh dalam perang dan makin banyak manusia yang dibunuh makin besarlah jasanya sebagai pahlawan. Semua ini telah menjadi kebijaksanaan umum di negara manapun juga! Mengagumkan" Atau menyedihkan"
Tergantung pula dari mana kita memandang. Pikir kita memang licin dan pandai sekali mencari alasan untuk membenarkan se mua itu.
Semenjak terjadinya penyerbuan pertama dari balatentara Mongol itu, kekacauan bermunculan di mana-mana, bahkan di daerah yang jauh dari perang. Dunia hitam seperti bergolak dan para penjahat seperti berpesta pora, mempergunakan kesempatan selagi pemerintah mencurahkan seluruh daya kekuatan untuk
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mempertahankan negara terhadap ancaman musuh dari utara, para penjahat bermunculan untuk menancapkan kuku-kuku mereka di dalam kehidupan masyarakat, untuk memperebutkan kedudukan yang menguntungkan, seolah-olah mereka itu adalah pembeser-pembesar dari suatu pemerintahan bayangan.
Dan di dalam kekalutan itu, Empat Datuk Besar dari empat penjuru, seperti berebut untuk menonjolkan kekuasaan mereka masing-masing. Apalagi setelah kini Pak Ong meninggalkan daerahnya di utara karena gerakan besar balatentara Mongol sehingga dia terpaksa harus mencari tempat yang lebih aman. Pak Ong bersama puterinya, Ji Kui Lan, dan seorang murid baru yang bukan lain adalah Bu Tiong Sin, seperti kita ketahui, telah melakukan perjalanan menuju ke selatan.
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
"Tidak, aku tidak mau pulang dulu. Aku ingin pergi dulu ke Po-lim-cun di kaki Pegunungan Thian-san!" kata Ang Siang Bwee dengan suara keras dan sikap kukuh. Mereka berada di bawah sebatang pohon di tepi jalan hutan yang sunyi. Siang itu matahari terik sekali dan enak berteduh di bawah pohon yang besar dan lebat daunnya itu. Mereka duduk di atas batu-batu hitam dan setelah berbantahan, akhirnya Siang Bwee berkeras menyatakan keinginannya untuk pergi ke Po-lim-cun.
"Mau apa kita ke sana, Bwee-moi?" tanya San Hong dengan sabar. Dia sudah melakukan perjalanan berdua dengan gadis ini selama berbulan-bulan dan dia sudah tahu watak gadis ini, walaupun kadang dia masih tercengang dan bengong karena perubahan watak yang dianggapnya lucu dan aneh sekali. Gadis ini ugal-ugalan, cerdik, nyentrik,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pandai bicara, ganas. Akan tetapi ada suatu kelembutan yang mengharukan hatinya di balik semua sikap urakan itu.
Kini Siang Bwee memandang kepadanya dengan sinar mata menantang dan kedua pipi kemerahan' karena perjalanan di bawah sinar matahari yang terik tadi.
"Mau apa" Engkau masih bertanya lagi, Hong-ko" Tentu saja untuk mencari bukti bahwa ayahku tidak membunuh orang tuamu dan penduduk dusunmu itu!"
San Hong mengerutkan alisnya. Setiap kali dia teringat akan hal itu, hatinya merasa tidak enak sekali. Dia mencinta Siang Bwee, hal ini sudah jelas baginya. Dia mencinta gadis ini setengah mati, akan tetapi dia juga mendendam kepada ayah kandung gadis ini. Suatu keadaan yang amat tidak enak tentu saja. Dan sekarang, Siang Bwee malah mengingatkannya akan hal itu! Dia sudah mendapat penjelasan dari para penghuni dusun Po lim-cun, sudah jelas sekali mereka yang beruntung lolos dari cengkeraman maut itu mengatakan bahwa yang melakukan pembunuhan keji terhadap banyak orang dusun yang tidak berdosa itu adalah Nam Tok! Mau bukti apa lagi"
Dia menarik napas panjang. "Sudahlah, Bwee-moi.
Engkau di sana hanya akan memperoleh bukti yang sebaliknya dan hal itu akan menambah sakitnya hati."
"Hong-ko, engkau memang keras kepala. Mari kita sama lihat saja siapa yang lebih benar antara engkau dan aku.
Engkau baru saja mengenal ayah satu kali akan tetapi ingat, aku mengenalnya sejak aku masih bayi! Kaukira aku tidak mengenal watak ayah kandungku sendiri. Kami hidup berdua selalu, hubungan kami amat dekat dan aku mengenal ayah sampai sedalamnya. Memang dia memilik watak yang lain daripada orang lain. Kalau tidak aneh bukan ayahku namanya bukan Nam Tok! Aku yakin bahwa di tidak membunuhi orang-orang dusun yang tidak berdaya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
itu. Tentu ada suatu rahasia di sini. Ayah telah difitnah orang atau dia memang mengakuinya seperti sudah menjadi wataknya. Dan ingat, engkau sudah berjanji kepadaku untuk melihat hasil penyelidikanku, bukan" Apakah engkau sekarang hendak langsung saja mencari ayahku dan mencoba membunuhnya" Kalau begitu, sekarang saja kita bertanding!" Gadis itu bangkit berdiri dan bertolak pinggang penuh tantangan. Melihat ini, San Hong menjadi bingung dan gugup.
"Maaf, Bwee-moi. Maafkan aku. Bukan maksudku begitu dan.... aih, sudahlah, mari kita ke Po lim-cun kalau memang engkau menghendaki begitu!"
Seketika berubah sikap Siang Bwee. Wajahnya menjadi cerah dan manis sekali dan ia memegang kedua tangan San Hong. "Koko yang baik, aku tahu bahwa engkau memang seorang yang baik sekali, dan cerdik, sama sekali tidak bodoh. Percayalah, engkau akan mendapatkan bukti kebenaran semua omonganku. Hong-ko, aku harus mengakui bahwa ayah memiliki watak yang aneh, bahkan dapat dinamakan ganas dan keras hati terhadap musuh-musuhnya. Akan tetapi dia harus bersikap begitu, kalau tidak, mana dia dapat menamakan diri sebagai seorang di antara Empat Datuk di empat penjuru" Tapi ayah tidak jahat! Sama sekali tidak! Lihat aku, apakah aku ini seorang jahat, Koko?"
Kalau Siang Bwee sudah bersikap seperti itu, Jenaka manja dan nakal, bagi San Hong nampak lucu dan amat menarik. Dia tersenyum, "Sudah kulihat engkau, dan engkau..... eh, cantik jelita sekali, Bwee-moi!"
"Ihhh! Engkau mulai pandai merayu, Koko! Tidak malukah?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Keduanya tertawa gembira dan segera mereka
melanjutkan perjalanan mereka. Ang Siang Bwee menyamar sebagai seorang pria, menjadi seperti seorang pemuda remaja yang amat tampan. Akan tetapi bagi San Hong, tetap saja ia nampak sebagai seorang gadis yang amat menarik, amat cantik dan amat menyenangkan hatinya.
Dua orang muda ini sudah mendengar akan keributan di perbatasan utara dan barat, mendengar akan penyerbuan bala tentara Mongol ke selatan. Mereka mendengar bahwa telah terjadi perang antar orang Mongol dan Kerajaan Cin, bahkan pasukan Mongol tadinya sudah mendekati kota raja Yen-king yang pernah mereka kunjungi. Akan tetapi mereka tidak peduli. Mereka tidak tertarik oleh urusan pemerintahan Kerajaan Cin, apalagi setelah mengalami hal hal yang tidak mengenakkan hati di istana Kaisar Wai Wang. Mereka mempunyai kesan buruk sekali terhadap kaisar itu dan para pangerannya. Kalau tidak ada panglima Yeliu Cutay yang menolong mereka, entah bagaimana jadinya dengan mereka kini!
Po-lim-cun adalah sebuah dusun yang kecil saja di kaki Pegunungan Thian-san. Karena dusun ini kecil dan para penghuninya hidup sederhana, juga karena daerah ini jauh dari perang, maka tidak mengalami pergolakan. Tidak ada orang jahat yang tertarik untuk melakukan aksi di tempat sunyi, sederhana dan melarat seperti dusun Po-lim-cun itu.
Para penduduknya hanyalah petani-petani miskin yang penghasilannya hanya kerja sehari untuk makan sehari.
Kalau dulu dusun ini pernah mengalami kehancuran karena tempat itu menjadi ajang pertempuran para tokoh penjahat, bahkan pernah diserbu oleh gerombolan perampok, maka gerombolan perampok itu adalah pendatang dari daerah lain yang tidak tahu akan keadaan dusun yang miskin itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ketika mereka tiba di daerah Thian-san, dari sebuah bukit mereka dapat melihat genteng rumah-rumah dusun Po-lim-cun. Melihat ini, keharuan menyelinap di dalam hati San Hong. Betapa rindunya kepada kampung halamannya ini! Terbayang olehnya setiap pelosok di tempat itu yang telah dikenalnya sejak kecil, tempat dia bermain-main, tempat dia bekerja setelah besar. Bahkan bukit di mana dia berdiri bersama Siang Bwee ini pun sama sekali tidak asing baginya. Dan dari atas ini, dahulu ketika dia masih kecil, bersama teman-teman sedusun mereka suka mencari-cari di mana rumah masing-masing karena dari tempat ini, rumah-rumah di dusun itu nampak kecil-kecil dan hanya gentengnya saja yang sebagian besar kelihatan.
"Itu di sana rumahku, eh, maksudku bekas rumah orang tuaku!" kata San Hong tiba-tiba, seolah-olah dia bicara dengan seorang teman sedusun seperti dahulu ketika dia masih kecil.
"Mana" Yang mana rumahmu, Hong-ko?" Setelah mendengar suara Siang Bwee barulah dia teringat bahwa yang diajak bicara adalah Siang Bwee yang sama sekali tidak mengenal dusun itu.
"Itu, yang di sudut kiri, dekat pohon besar. Mari, Bwee-moi, kita pergi ke kuburan orang tuaku!"
Siang Bwee mengangguk dan mereka berdua lari menuruni bukit itu, lalu menuju ke sebuah bukit kecil yang dijadikan tempat kuburan oleh para penduduk dusun Po-lim-cun. Setelah tiba di depan kuburan ayah ibunya, kuburan yang sederhana sekali dengan bong-pai (batu nisan) kasar, Siang Bwee membuka buntalan pakaianya.
Beberapa hari yang lalu, ketika melewati kota, dara ini sudah membeli perlengkapan sembahyang seperti hio-swa (dupa biting) lilin, dan lain-lain. Mereka lalu bersembahyang di depan dua makam yang berjajar itu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dengan sederhana namun khidmat. Hati San Hong merasa girang melihat betapa Siang Bwee ikut bersembahyang, bahkan gadis itu cekatan dan trampil sekali mengatur persembahyangan, tahu akan semua aturannya.
"Bwee-moi, apakah engkau sering melakukan sembahyang?" tanya San Hong' setelah mereka selesai bersembahyang.
"Tentu saja, Hong ko. Bukankah ibuku juga sudah tidak ada dan aku sering melakukan sembahyang untuknya."
"Ayahmu juga?"
"Tentu saja! Kaukira bagaimana" Ayahku amat sayang kepada ibu, walaupun ibu telah tiada, ayah tidak pernah melupakannya."
Diam-diam hati San Hong merasa semakin girang, akan tetapi juga terheran-heran. Watak para datuk besar itu demikian aneh, bahkan kejam bukan main. Tung Kiam juga berwatak kejam sekali, demikian pula Nam Tok kelihatannya amat kejam ketika melukainya dan hendak membunuhnya. Akan tetapi sungguh aneh kalau mendengar bahwa seorang datuk besar kaum sesat seperti Nam Tok masih melakukan sembahyang dan dapat demikian setia dalam cintanya terhadap isterinya yang sudah meninggal dunia!.
Sukar sekali menyelami watak ayah gadis ini, seperti juga sukar mengenal benar watak Siang Bwee.
"Ah, Nam Tok memang iblis Jahat!" Tiba-tiba terdengar suara orang dan dua orang muda itu menengok. Ketika mereka bersembahyang tadi, tentu saja mereka mencurahkan semua perhatian sehingga tidak tahu bahwa ada orang lain memasuki tanah kuburan itu dan kini orang itu, seorang laki-laki tua, usianya tidak kurang dari tujuh
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
puluhan tahun, dengan tongkat di tangan, berdiri dengan punggung bongkok saking tuanya, bersandar kepada tongkat dan memandang kepada mereka.
Hampir saja Siang Bwee marah mendengar ayahnya dimaki orang sebagai iblis jahat, akan tetapi ia menahan diri dan bahkan tersenyum. Memang ini merupakan satu di antara keanehan sikap Siang Bwee. Apa yang terasa di hatinya sama sekali berbeda, bahkan kadang kadang berlawanan dengan apa yang nampak pada wajahnya!
"Kakek yang baik, kenapa engkau berkata bahwa Nam Tok memang iblis jahat?"
"Kenapa" Engkau masih bertanya lagi kenapa kukatakan bahwa Nam Tok memang iblis jahat" Dia bukan manusia, dan iblis yang paling jahat dan terkutuklah Nam Tok!"
Kakek itu mengangkat tongkatnya dan memukulkannya pada tanah seolah-olah Nam Tok berada di situ dan diserangnya. "Lihat saja. Kuburan ini tidak akan begini penuh kalau tidak karena kekejaman Nam Tok! Terkutuk!
Dia telah membunuh hampir seluruh penduduk dusun Po-lim-cun, termasuk dua orang anakku laki-laki! Kalau tidak terjadi demikian, tentu kini aku menjadi seorang kakek di antara cucu-cucunya, hidup berbahagia, tidak kesepian seperti ini..... aih, Nam Tok memang iblis jahat, terkutuklah dia!"
San Hong mengenal pria itu. Dia seorang pandai besi yang suka membuat alat-alat pertanian untuk semua orang dusun Po-lim-cun dan sekitarnya. Dia merasa tidak enak juga mendengar betapa orang itu memaki-maki Nam Tok di depan Siang Bwee, maka cepat dia bangkit dan melangkah maju, memberi hormat kepada kakek itu.
"Ciu kong (Kakek Ciu), apa kabar" Lupakah kau kepadaku" Aku San Hong, Kwee San Hong."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kakek itu memandang kepadanya, lalu tersenyum lebar, memperlihatkan rongga mulut yang sudah tidak bergigi.
"Aha, kiranya engkau San Hong si tenaga gajah itu" Pantas engkau bersembahyang di depan kuburan Kwee Cun dan isterinya. Dan orang muda ini, siapakah dia" Kenapa dia merasa heran kalau aku memaki dan mengutuk Nam Tok yang jahat" "
"Ini adalah seorang sahabatku dan karena dia bukan orang sini, maka dia tidak tahu apa yang telah terjadi beberapa tahun yang lalu itu di dusun kita, Ciu-kong."
Siang Bwee melihat kesempatan baik untuk memulai dengan penyelidikannya. Ia tidak patah semangat mendengar ucapan dan melihat sikap kakek itu yang agaknya demikian meyakinkan, membuktikan akan kesalahan ayahnya yang dituduh membunuhi banyak orang dusun yang tak berdaya itu.
"Maaf, Kong-kong (Kakek), aku bukan menyangkal, melainkan merasa heran dan tidak mengerti. Memang sahabatku Kwe San Hong ini sudah menceritakan bahwa hampir seluruh penduduk dusun Po-lim cun dibunuh oleh seorang yang berjuluk Nam Tok. Akan tetapi aku belum mau percaya. Bagaimana mungkin seorang membunuh demikian banyak orang dusun tanpa sebab" Kebetulan sekali engkau mengetahui peristiwa itu, Kek. Apakah engkau mau menjadi saksi bahwa engkau mengetahui benar akan peristiwa pembunuhan itu" Sahabatku Kwee San Hong ini tidak melihatnya sendiri terjadinya peristiwa itu, maka keterangannya tidak meyakinkan."
"Jadi saksi" Tentu saja mau. Semua orang yang lolos dari pembunuhan itu menjadi saksi!"
"Apakah engkau melihat sendiri ketika pembunuhan besar-besaran itu terjadi, kakek yang baik?" tanya Siang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bwee dengan sikap lemah lembut. Gadis ini memang memiliki wajah yang manis, dan kalau ia sudah bersikap lemah lembut seperti itu, sukar bagi orang yang diajaknya bicara untuk tidak bersikap manis padanya, walaupun kini ia menyamar sebagai pria.
"Melihat sendiri" Tentu saja tidak, orang muda. Kalau aku melihat sendiri ketika peristiwa itu terjadi, tentu sekarang aku tidak berdiri lagi di sini, melainkan rebah di dalam tanah kuburan ini seperti yang lain."
Siang Bwee tersenyum. "Aih, benar juga. Aku yang bodoh mengajukan pertanyaan seperti itu, Kek. Lalu, ketika peristiwa pembunuhan itu terjadi, engkau berada di mana?"
"Begitu terjadi keributan, dua orang puteraku lebih dulu memaksa aku untuk bersembunyi keluar dusun, dan mereka lalu kembali ke dusun untuk membantu teman-teman menghadapi iblis-iblis itu! Dan.... seperti yang lain-lain, aku hanya melihat mayat mereka di dalam dusun. Mayat-mayat berserakan, bertumpuk, mandi darah dan banjir darah....."
Kakek itu bergidik dan kembali memukul-mukulkan tongkatnya di atas tanah sambil mengutuk, "Terkutuk engkau Nam Tok'"
"Maaf, ya. Kek" Kalau engkau pergi bersembunyi ketika peristiwa itu terjadi, bagaimana engkau tahu bahwa pembunuh itu adalah Nam Tok" Kalau semua orang yang berada di dusun terbunuh, lalu siapa yang melihat bahwa pembunuhan itu dilakukan olehnya" Apakah engkau sendiri melihat pembunuh yang disebut Nam Tok itu, Kek?"
"Bagaimana aku dapat melihatnya. Aku bersembunyi dan mereka yang berhasil lolos pun, tidak ada seorang yang dapat melihatnya."
"Kalau begitu, bagaimana kalian dapat memastikan bahwa pelaku pembunuhan itu adalah Nam Tok" Dan tadi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
engkau mengatakan bahwa dua orang puteramu membantu penduduk untuk menghadapi iblis-iblis itu. Siapakah iblis-iblis itu Kek" Apakah yang namanya Nam Tok itu lebih dari satu orang?"
"Mula-mula dusun kami diserang oleh banyak orang jahat. Penduduk dipimpin oleh Kwee Cun, yaitu ayah San Hong ini, yang dengan gagah bersama isterinya membangkitkan semangat para muda di dalam dusun, melakukan perlawanan, aku sendiri karena sudah tua disuruh bersembunyi oleh dua orang puteraku. Tapi kemudian..... hanya ada beberapa orang saja yang mampu lolos dari dalam dusun..... dalam keadaan luka-luka dan.....
ketika itu, terdengar teriakan lantang dari dalam dusun bahwa yang melakukan pembunuhan itu adalah Nam Tok!
Nah, jelas, bukan" Pembunuh itu sendiri mengaku bernama Nam Tok dan dia yang melakukan pembunuhan atas diri banyak sekali orang itu."
"Sungguh menarik!" kata Siang Bwee dan dia melirik kepada San Hong. "Kakek yang baik, maukah engkau menceritakan semua peristiwa itu" Dari permulaan sampai akhir" Aku ingin sekali mengetahui bagaimana terjadinya peristiwa yang mengerikan itu."
Kakek itu menggeleng kepala. "Sudah kukatakan, siang-siang aku sudah disuruh bersembunyi oleh anak-anakku.
Aku menyesal sekali!" Dia memukulkan tongkatnya ke atas tanah. "Kalau tahu akan begini, tentu aku menolak untuk bersembunyi. Lebih baik mati bersama mereka!"
Siang Bwee merasa kecewa, akan tetapi ia seorang gadis yang cerdik sekali. ''Kakek yang baik, kau tadi mengatakan bahwa di antara para penduduk yang melakukan perlawanan, ada yang berhasi lolos dari maut, walaupun menderita luka-luka. Apakah aku dapat menemui orang di
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
antara mereka" Aku ingin sekali mendengar langsung dari dia."
San Hong membantu penyelidik Siang Bwee. "Benar, Ciu-kong, aku pun ingin mendengar. Dahulu aku tergesa gesa sehingga tidak mendengar cerita orang yang langsung melakukan perlawanan di samping ayah ibuku. Siapakah di antara mereka yang lolos itu, yang kini masih tinggal di dusun kita, Kek?"
"Ada, keponakanku sendiri. Kau ingat A-liok, San Hong" Nah, dia itu lolos dari maut, akan tetapi dia menjadi penderita cacat. Lengan kirinya buntung. Hemmm, iblis Nam Tok itu sungguh jahat!"
Tentu saja San Hong ingat kepada orang yang bernama A-liok, seorang laki-laki yang pernah menjadi temannya bermain walaupun usianya beberapa tahun lebih tua. Dia mengangguk dan menarik tangan Siang Bwee.
"Terima kasih, Kek. Mari kita pergi mencari A-liok!"
katanya kepada gadis itu dan mereka pun pergi meninggalkan kakek itu yang masih berdiri bersandarkan tongkat, berdiri dengan tubuh bongkok dan hati bengkok karena duka dan sepi.
A-liok masih mengenal San Hong dengan baik. Karena lengan kirinya buntung sebatas siku, kini dia bekerja menggembala ternak saja. Ketika melihat San Hong, dia segera menyambutnya dengan gembira dan merangkulkan lengan kanannya ke pundak pemuda tinggi besar itu.
"San Hong, engkau Tenaga Gajah! Wah, engkau sekarang sudah dewasa, dan semakin gagah saja!"
"Bagaimana kabarnya, A-liok" Aku mendengar dari kakek Ciu tentang dirimu. maka aku sengaja datang berkunjung. Ini sahabatku dari selatan, namanya Siang.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Panggil saja Siang. Dia dan aku ingin sekali mendengar ceritamu tentang peristiwa menyedihkan yang terjadi di dusun ini beberapa tahun yang lalu, peristiwa yang merenggut nyawa ayah ibuku dan juga agaknya merenggut lengan kirimu." kata San. Hong setelah mereka dipersilakan duduk di bangku sederhana.
"Benar, saudara A-liok. Kami mendengar bahwa engkau adalah seorang di antara para penduduk yang dengan gagah berani telah melawan para penjahat yang menyerbu dusun ini. Engkau pantas dikagumi dan dihormati, saudara A-liok.
Kabarnya yang membunuh semua orang adalah Nam Tok.
Apakah Nam Tok pula yang membuat lenganmu menjadi buntung itu" Bagaimana macamnya orang yang disebut Nam Tok itu" Manusiakah dia" Atau iblis seperti yang dikatakan kakek Ciu?" Siang Bwee juga ikut bertanya.
A-liok menarik napas panjang. "Mengerikan kalau mengingat peristiwa itu. Memang, kami semua baru tahu bahwa yang melakukan semua pembunuhan itu bernama Nam Tok setelah terdengar suara pengakuannya yang menyeramkan itu.... "
"Saudara A-liok, maukah engkau menceritakan dari semula?" Siang Bwee mendesak.
"Ceritakanlah, A-liok, aku pun ingin sekali mendengarnya, hitung-hitung untuk mengenang kegagahan ayah dan Ibuku." San Hong juga mendesak karena dia mulai tertarik sekali dan baru dia dapat melihat kemungkinan-kemungkinan baru seperti yang sedang diselidiki oleh Siang Bwee.
A-liok mengangguk-angguk. "Ketika itu sayang sekali engkau tidak berada di dusun, San Hong. Kalau engkau ada, setidaknya tentu keadaan kami lebih kuat. Akan tetapi siapa tahu Tuhan memang sudah mengatur sedemikian,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sehingga engkau lolos dari ancaman maut. Baiklah, akan kuceritakan kesemuanya. Ketika itu, selagi kami semua hendak mengaso dan tidur, tiba-tiba terdengar sorak-sorai dan mungkin ada tujuh belas orang datang menyerang dusun Po-lim-cun. Dalam keadaan panik itu, di waktu para perampok itu mengamuk dan membunuhi orang, mendiang Paman Kwee Cun dan isterinya membangkitkan semangat kami dan kami mengambil senjata apa saja untuk melakukan perlawanan. Para perampok yang dipimpin oleh seorang yang berwajan bengis itu sebetulnya akan dapat kami pukul mundur, bahkan beberapa orang di antaranya telah terluka oleh pengeroyokan orang sedusun. Akan tetapi tiba-tiba muncullah dua orang yang seperti iblis itu. Mereka berdua itu muncullah dan mereka mengamuk dan sungguh mengherankan dan mengerikan. Dua orang itu benar-benar seperti bukan manusia. Mereka membunuh siapa saja yang dekat dengan mereka dan setiap kali tangan atau kaki mereka bergerak, tentu ada seorang di antara kami yang tewas atau terluka parah. Mereka itu tidak menggunakan senjata, hanya menggunakan tangan kaki, akan tetapi akibatnya hebat sekali" Ayah dan ibumu kulihat juga tewas di tangan kedua orang itu, San Hong!"
Hampir saja Siang Bwee bersorak mendengar ini, akan tetapi wajahnya tidak memperlihatkan sesuatu dan ia hanya bertanya cepat, menyelinap di antara kata-kata A-liok.
"Apakah mereka itu bernama Nam Tok?"
"Aku tidak tahu, saudara Siang."
"Siapakah dua orang pembunuh itu" A-liok, katakanlah, siapa kedua orang itu?" San Hong juga bertanya, wajahnya agak berubah karena baru sekarang dia mendengar cerita yang lengkap. Dahulu, ketika mendengar semua orang yang masih hidup mengatakan tanpa ragu bahwa yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
membunuh ayah ibunya adalah seorang bernama Nam Tok, dia tidak ingin mendengar lebih panjang lagi.
A-liok memandang kepada San Hong dan menggeleng kepala. "Aku pun tidak tahu, San Hong. Akan tetapi, mendengar pengakuan suara yang kemudian kami dengar semua itu, tentu seorang di antara mereka itu yang bernama Nam Tok."
"Tolong lanjutkan saja ceritamu, saudara A-liok, agar kami dapat mendengar jalannya peristiwa dengan urut dan baik. Setelah dua orang itu datang dan mengamuk, membunuhi penduduk dusun ini, lalu apa yang terjadi kemudian?"
"Aku tidak dapat menceritakan dengan jelas, saudara Siang. Ketika itu, aku yang juga sudah menjadi marah dan nekat, menyerang seorang di antara mereka dengan pukulan tangan kiri. Akan tetapi, dia menangkap lenganku, dan.....
sekali remas saja lengan kiriku hancur di dekat siku dan menjadi buntung! Dia menendang dan aku pun terlempar jauh! Aku terbanting jatuh di antara banyak mayat dan aku pura-pura mati. Dalan, keadaan yang amat menderita, amat nyeri, aku menggunakan kesempatan selagi dua orang itu terus mengamuk, untuk perlahan-lahan merangkak dan menjauhi tempat itu..... dan aku tidak melihat apa-apa lagi.
Aku hanya rebah di tempat yang agak jauh dan tersembunyi, dan hanya melihat dari jauh. Dua orang itu terus mengamuk dan kulihat semua orang roboh! Aku lalu berhasil bangkit, menyelinap di antara rumah-rumah dan lari keluar dusun!"
"Lalu bagaimana" Bagaimana kalian menjadi yakin bahwa yang melakukan pembunuhan itu adalah Nam Tok, dan bukan tujuh belas orang perampok dan dua orang aneh yang lihai itu?" Siang Bwee mendesak.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Karena tak lama kemudian, selagi aku dan beberapa orang penduduk yang berhasil lolos bersembunyi di luar dusun, terdengar teriakan nyaring yang menyeramkan, teriakan yang mengatakan bahwa yang melakukan semua pembunuhan itu adalah Nam Tok! Begitulah."
"Setelah itu kalian kembali ke dusun?" Siang Bwee masih penasaran dan mengejar terus.
"Setelah beberapa jam lamanya dan keadaan benar-benar sunyi, barulah kami kembali ke dusun. Lenganku yang putus sebelah telah ditolong oleh beberapa orang saudara, diobati dan dibalut. Dan dusun kami telah menjadi tempat yang mengerikan sekali! Mayat-mayat berserakan, bergelimpangan, bertumpuk-tumpuk....." A-liok bergidik.
"Dan barang-barang kalian dirampok?"
A-liok menggeleng kepalanya. "Sama sekali tidak! Para perampok itu, yang tujuh belas orang itu..... mereka.....
mereka....." Kembali A-liok bergidik.
"Mereka kenapa?" San Hong mendesak. Dia sendiri tidak sempat mendengar cerita yang lengkap seperti ini ketika itu, karena hatinya sudah dipenuhi dendam dan kemarahan kepada nama seorang saja, yaitu Nam Tok!
"Mereka semuanya pun menjadi mayat dalam keadaan yang amat mengerikan!"
"Ahhh... !!" Seruan ini keluar dari mulut Siang Bwee dan San Hong, hampir berbareng karena keduanya terkejut dan sama sekali tidak menyangka mendengar jawaban itu.
"Mereka semua tewas juga" Siapa yang membunuh mereka?" kini San Hong bertanya.
"Kami tidak melihatnya dan kami tidak tahu. Akan tetapi mengingat kemunculan dua orang itu, siapa lagi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kalau bukan mereka yang membunuh para perampok itu"
Tentu Nam Tok itu pula, sesuai dengan pengakuannya."
"Dan kalian tidak lagi melihat dua orang itu di dusun ketika kalian akhirnya berani memasuki dusun kembali?"
tanya Siang Bwee.
A-liok menggeleng kepala. "Dan seorang di antara dua orang itu adalah Nam Tok?" tanya San Hong yang masih bingung.
"Kami kira begitu, mendengar teriakan itu.... "
"Persetan dengan teriakan itu!" kini Siang Bwee berteriak. "Saudara A-liok, cepat ceritakan, bagaimana macamnya dua orang yang amat lihai itu! Cepat, ini penting sekali, ini yang terpenting!"
A-liok memandang dengan mata terbelalak heran kepada Siang Bwee, akan tetapi San Hong memegang pundaknya dengan sikap lembut. "Apa yang dia katakan itu benar, A-liok. Ceritakanlah dengan sejelasnya bagaimana macam dan keadaan dua orang itu."
Dengan jantung berdebar penuh ketegangan, Siang Bwee dan San Hong mendengarkan A-liok dan pandang mata mereka seolah-olah bergantung kepada bibir orang itu.
"Mereka itu dua orang yang usianya pada waktu itu kurang lebih lima puluh tahun. Yang seorang bertubuh pendek berperut gendut dan dia mengamuk sambil tertawa-tawa seperti orang gila. Kepalanya botak dan aku melihat betapa dia menangkap seorang penduduk, mengangkatnya tinggi, lalu membenturkan kepala orang itu dengan kepala botaknya! Kepala penduduk dusun itu pecah berantakan"
Dia menggigil dan bergidik membayangkan peristiwa itu.
"Yang seorang lagi bagaimana?" Siang Bwee mendesak.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Yang seorang lagi bertubuh tinggi kurus matanya seperti terpejam dan mulutnya bersungut-sungut terus seperti orang marah. Orang ini lebih banyak mengamuk dengan kakinya yang panjang, akan tetapi cengkeraman tangannyalah yang membuat lenganku buntung."
"Ahhh.....! Ahhhhh.....!"
San Hong sudah berubah mukanya, agak pucat karena gambaran tentang dua orang itu sama sekali tidak cocok dengan bentuk tubuh Nam Tok yang tinggi besar dan gagah, berusia enam puluh tahun dan selalu membawa tongkat yang mudah dikenal, yaitu tongkat setinggi pundak yang kedua ujungnya berlapis emas dan gagangnya diukir kepala naga! Akan tetapi mendengar Siang Bwee ber-ah-ah-ah itu dia bertanya.
"Kenapa Siang..... te?" tanyanya, masih ingat untuk tidak menyebut moi-moi kepada gadis itu.
Akan tetapi Siang Bwee tidak mempedulikan San Hong dan gadis itu kini memegang lengan A-liok yang tinggal sebelah. "Saudara A-liok yang baik, cepat katakan, bagaimana pakaian mereka" Ah, katakan, warna pakaian mereka. Apakah hitam-hitam?""
Kini A-liok memandang heran kepada Siang Bwee dan dia mengangguk.
"Tepat sekali. Memang dua orang itu mengenakan pakaian serba hitam....."
"Bagus.....! Ho-ho-ho, bagus....." Siang Bwee bersorak sambil melompat bangun, lalu membuat gerakan seperti menari-nari. Kemudian ia merenggut lepas kalungnya yang tersembunyi di balik bajunya, dan memberikan itu kepada A-liok.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"A-liok," katanya tanpa pura-pura lagi, "engkau layak menerima hadiah ini. Juallah kalung ini, uangnya pergunakan untuk membeli kerbau, sedikitnya engkau akan memperoleh sepuluh ekor dan hiduplah berbahagia seperti aku! Cihuii...!" kembali Siang Bwee meloncat ke atas setelah menyerahkan kalung itu kepada A-liok. A-liok memandang dengan bengong bukan hanya karena mendapatkan hadiah kalung seharga sepuluh ekor kerbau, akan tetapi melihat betapa "pemuda" itu berloncatan dan bukan main loncatannya. Sampai hampir mencapai wuwungan rumahnya!
"Bwee-moi, siapakah mereka" Siapa...." San Hong tidak peduli lagi keheranan A-liok mendengar dia menyebut Bwee-moi kepada pemuda bernama Sian itu.
"Hi-hi-hik, Hong-ko. Bagaimana kini" Mereka itu seorang gendut seorang kurus, berpakaian hitam dan lihai sekali. Siapa lagi kalau bukan Hek I Siang-mo" Jelas bukan Nam Tok! Nam Tok seorang terhormat, selalu mengenakan pakaian yang indah berwarna putih dengan sabuk emas.
Selama hidup tidak pernah sudi memakai yang hitam-hitam, dan tubuhnya, engkau tahu sendiri, tinggi besar dan gagah seperti engkau. Bukan dia! Bukan Nam Tok pembunuhnya, melainkan Hek I Siang-mo.....! Cihuiiiii.....!
Girangnya hatiku!"
Kini San Hong menubruk dan merangkul pinggang gadis itu, lalu dipanggulnya dan dibawanya lagi keluar dari rumah itu, terus keluar dari dusun. A-liok hanya bengong, lalu memandang kepada kalung yang berada di tangannya.
Kalau saja dia masih mempunyai tangan kiri, tentu akan digaruknya kepalanya yang tidak gatal. Mereka itu barangkali sudah gila, pikirnya. Akan tetapi kalung itu emas tulen. Sepuluh ekor kerbau!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Lepaskan aku! Lepaskan!" Siang Bwee meronta-ronta ketika mereka sudah tiba jauh dari dusun Po-lim-cun dan San Hong melarikan gadis itu memasuki tanah kuburan lagi. Kini kakek Ciu sudah tidak ada lagi dan di situ benar-benar sepi.
"Lepaskan aku! Apa kau sudah gila, Hong-ko?"
"Memang aku sudah gila, gila karena girang, karena bahagia, karena tergila-gila kepadamu! Apa engkau saja yang boleh bersorak dan menari kegirangan" Aku pun berhak untuk bersenang-senang dan menyatakan kegembiraan hatiku!" Dan San Hong lalu melemparkan tubuh gadis itu ke atas, mengerahkan tenaganya sehingga seperti sebutir bola, tubuh Siang Bwee melayang ke atas!
Ketika! tubuh itu melayang turun, disambutnya lalu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dilemparkan lagi ke atas sampai berkali-kali, sampai Siang Bwee menjerit-jerit.
"Gila kau. Turunkan aku! Gila, kalau tidak kausambut dan turunkan, aku akan menjerit! Menangis!"
San Hong menyambut tubuh itu, merangkulnya, kemudian melepaskannya.! Siang Bwee berdiri dengan muka merah! dan pura-pura marah, bertolak pinggang dan siap menampar. Akan tetapi tiba-tiba San Hong menjatuhkan dirinya berlutut di depan kaki gadis itu.
"Bwee-moi, kau..... kau mau mengampuni aku?"
"Eh" Apa-apaan ini" Mengapa aku harus
mengampunimu?" tanya Siang Bwee yang juga menjatuhkan diri berlutut di depan San Hong. Keduanya berlutut saling berhadapan, di depan makam ayah ibu San Hong.
"Karena aku telah begitu tolol, begitu bodoh untuk menaruh dendam kepada ayahmu. Nam Tok tidak bersalah, tepat seperti perkiraanmu. Aku yang bodoh.
Engkau mau mengampuni aku?"
Siang Bwee tersenyum. Belum diminta pun sudah sejak dulu ia mengampuni pemuda tinggi besar yang ketololan ini. "Nanti dulu, kenapa kau tadi seperti gila karena girang sampai mempermainkan aku seperti sebuah bola" Kenapa engkau begitu girang amat?"
"Betapa tidak, Bwee-moi" Tahukah engkau bahwa selama ini hatiku risau dan penuh duka" Mengingat bahwa ayahmu adalah musuh besarku, sedangkan engkau....."
"Aku mengapa?"
"Engkau..... engkaulah satu-satunya gadis yang kucinta sepenuh jiwaku.....!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hong ko.....!" Siang Bwee menjerit dan gadis ini lalu menangis tersedu-sedu, sesunggukan sambil menutupi muka dengan kedua tangan dan masih berlutut.
San Hong terbelalak, terkejut dan terheran heran.
Semenjak dia bertemu dan mengenal gadis ini, dia tahu bahwa Siang Bwee seorang gadis gemblengan yang amat tabah, pemberani, tak kenal takut, apalagi sampai menangis cengeng. Dan sekarang apa yang dilihatnya" Gadis itu menangis sesunggukan seperti seorang anak kecil! Begitu sedih terdengarnya, tangisnya itu mengeluarkan suara rintihan panjang berhuhu-hihi, menyedihkan sekali, seolah-olah Siang Bwee menangis dengan hati seperti diremas-remas!
"Bwee-moi..... ah, ampunkan aku..... ah, sungguh mati, aku tidak bermaksud menyakiti hatimu, Bwee-moi.
Sungguh mati.... kalau ucapanku tadi menyinggung hatimu, kau maafkanlah aku. Aku memang lancang, aku canggung dan bodoh, aku kasar dan tidak mengenal sopan santun.....
sepatutnya aku mengerti bahwa seorang laki-laki kasar bodoh dan miskin macam aku ini sungguh tidak pantas untuk mengaku cinta terhada seorang gadis sepertimu....."
Mendengar ucapan itu, tiba-tiba Sian Bwee
menghentikan tangis, mengangkat muka memandang kepada San Hong sambil membelalakkan matanya yang basah kemudian mulutnya mewek-mewek dan ia pun menangis lagi lebih keras, "..... kau..... kau..... uhu-hu-hu-huuuhhh....."
Dan ia pun tersedu-sedu, menangis kembali sambil menutupi muka dengan kedua tangan. Dari celah-celah antara jari tangannya mengalir dan menetes air matanya seperti tanggul sungai yang jebol banjir.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
San Hong menjadi semakin gugup dan bingung, tidak tahu apa yang harus dilakukan atau diucapkan. "Bwee-moi.... apa..... apa yang harus kulakukan.....?"
Biasanya, gadis itu seperti menjadi pemimpinnya dalam segala hal, memberi petunjuk apa yang harus dia lakukan selama mereka melakukan perjalanan dan selalu petunjuknya tepat. Dia merasa betapa gadis itu jauh lebih pintar dari dia, akan tetapi kini gadis, itu hanya menangis, padahal dia bingung dan membutuhkan sekali petunjuknya.
Mendengar pertanyaan yang dikeluarkan dengan suara yang benar-benar membayangkan kebingungan itu, Siang Bwee mengangkat mukanya yang basah air mata, "Kau peluklah aku..... peluklah aku....."
San Hong terbelalak, menjadi semakin bingung dan salah tingkah, akan tetapi perintah itu dilaksanakannya dengan hati-hati. Dia mendekat dan juga berlutut lalu merangkul Siang Bwee. Ketika merasa betapa kedua lengan pemuda itu, lengan yang kokoh kuat dan panjang, merangkulnya, ia terisak dan menjatuhkan mukanya di dada yang bidang itu, melanjutkan tangisnya.
"Bwee-moi, aku....."
"Ssstt, diam sajalah, rangkul sajalah....." Siang Bwee memotong dengan suara bercampur isak. San Hong menutup mulutnya rapat-rapat dan dia tidak bicara lagi, melainkan memeluk dengan penuh perasaan sayang. Siang Bwee kembali menyandarkan mukanya di dada pemuda itu, akan tetapi tangisnya makin mereda dan akhirnya terhenti sama sekali. Tanpa disengaja, timbul karena perasaan sayangnya, tangan San Hong mengelus rambut di kepala gadis ini dengan penuh sentuhan mesra.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hong koko....." lirih sekali ucapan itu, hanya bisik-bisik saja, namun bagi telinga San Hong suara itu semerdu nyanyian sorga.
"Ya.....?"
San Hong memandang wajah yang kini meninggalkan dadanya dan menengadah itu. Wajah yang bukan main manisnya, walaupun rambutnya kusut dan mata itu masih kemerahan, kedua pipi masih basah air mata. Akan tetapi wajah yang tadinya menangis begitu sedih, ternyata nampak cerah berseri, apalagi karena mulut yang manis itu dihias senyum yang membuat lesung pipinya nampak jelas.
Sejenak dua pasang mata itu bertemu, bertaut lembut dan melekat.
"Ada apakah, Bwee-moi?"
"Hong ko, ulangi lagi kata-katamu tadi....."
"Kata-kata yang mana, Bwee-moi?"
Siang Bwee menjadi gemas. Bodohnya laki-laki ini, pikirnya. Bodoh akan tetapi menggembirakan hatinya karena kebodohannya itu menjadi bukti bahwa San Hong adalah seorang pemuda yang masih hijau, yang belum tahu bagaimana orang berpacaran! Dari sini saja mudah diketahui bahwa ia adalah wanita pertama yang menjatuhkan hati San Hong, pendekar perkasa ini!
"Kata-katamu tadi, tentang..... engkau cinta....." katanya menahan kegemasan.
"Ah, itu....." Wajah pemuda itu berubah merah sekali seperti udang direbus. Kalau saja gadis itu tidak menengadah dan menatap wajahnya seperti itu, pasti akan lebih mudah baginya. Akan tetapi sepasang mata gadis itu menatap dan mengamatinya seperti seorang guru mengamati murid menghadapi ujian dan hal ini membuat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pemuda perkasa itu menjadi gugup dan bingung, jantungnya berdebar penuh rasa tegang dan malu. Dia harus mengerahkan seluruh kekuatan batinnya untuk membuat pengakuan yang pada waktu biasa tentu akan mudah diucapkannya dengan lidah ringan itu.
"Aku..... aku cinta padamu, Bwee moi, aku cinta padamu..... dengan seluruh jiwa ragaku....." San Hong menahan kata katanya karena dia merasa betapa tubuh dalam rangkulannya itu terguncang dan wajah gadis itu kini penuh dengan tawa!
"Hi-hi-hi-hi-hik..... ohhh, Hong-koko.. aduh, lucunya.....!" Dan kalau tadi ia menangis tersedu-sedu, kini ia tertawa terpingkal-pingkal dalam rangkulan San Hong.
Hampir saja San Hong melepaskan rangkulannya. Dia kini memandang kepada gadis itu dengan alis berkerut dan suaranya bernada marah ketika dia bertanya, "Bwee-moi, kenapa engkau mentertawai aku?"
Mendengar pertanyaan ini, Siang Bwee menjadi semakin geli. Akhirnya ia dapat juga menjawab. "Hong-ko, siapa yang tidak geli dan tertawa melihat dan mendengar ucapanmu tadi" Engkau mengingatkan aku akan sebuah adegan di panggung wayang yang pernah kutonton, juga ada seorang tokoh wayang mengaku cinta seperti tadi kepada seorang wanita. Akan tetapi ucapan dan sikapmu tadi begitu canggung, seperti seorang pemain wayang yang baru belajar saja, ah, begitu kaku dan canggung sehingga nampak menggelikan!"
Kini San Hong yang merasa gemas. Dia tahu bahwa gadis itu tidak bermaksud mentertawakan atau menghinanya, melainkan menggodanya! Dia sudah mengenal watak Siang Bwee. Seorang gadis yang aneh, lincah jenaka, juga nakal bukan main, suka menggoda
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
orang! Maka, dengan gemas dia berkata, "Memang aku canggung, tidak pandai bicara. Nah, aku akan menyatakan cintaku tidak dengan kata-kata lagi, melainkan dengan perbuatan!" Tiba-tiba dia mempererat pelukannya dan dia menciumi kedua pipi gadis itu, lalu menyembunyikan hidung dan bibirnya di leher Siang Bwee, menyusupkan di antara rambut halus itu. Siang Bwee merintih dan kedua lengannya merangkul leher San Hong seperti dua ekor ular merayap. Ia merintih dan menggelinjang
"Hong-ko..... ah, aku..... aku cinta padamu, Hong-ko...."
Sampai lama mereka saling dekap seperti itu. Akhirnya Siang Bwee melepaskan rangkulannya dan San Hong mengangkat mukanya dari leher yang hangat dan harum itu.
"Bwee-moi" Benarkah engkau juga cinta padaku" Kalau benar, aku ingin bukti!"
Siang Bwee memandang kepada kekasihnya dengan mata terbelalak, salah taksir. "Apa" Apa..... maksudmu?" Ia menuntut, siap untuk marah.
"Aku minta bukti cintamu seperti yang pernah kaulakukan kepada..... Cu See Han itu."
"Ahhh....., itukah maksudmu" Engkau..... engkau cemburu?"
"Tentu saja! Kalau engkau tidak mau mencium Cu See Han, tentu engkau mau menciumku pula, kalau benar engkau cinta padaku." San Hong menuntut.
Siang Bwee masih tersenyum nakal, akan tetapi sinar matanya mesra dan sungguh-sungguh. "Hong-ko, engkau sungguh bodoh, Hong-ko, Bagaimana aku dapat menciummu dengan ciuman pura-pura seperti itu" Nah, inilah ciuman tanda cintaku kepadamu!" Siang Bwee
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menggunakan kedua tangannya untuk memegang dan menekan kedua pipi San Hong, kemudian ia menariknya dan mencium pemuda itu dengan mengadu mulut mereka dengan kecupan bibir yang mesra, dengan sepenuh perasaannya.
San Hong memejamkan matanya, terkejut dan heran.
Biarpun usianya sudah dua puluh tahun lebih, akan tetapi dia seorang pemuda polos yang sama sekali belum berpengalaman dalam soal pacaran. Bahkan belum pernah dia melihat orang berpacaran dan berciuman, maka dia pun terkejut heran dan malu, akan tetapi juga senang! Dia hanya merangkul gadis itu dan membalas ciuman Siang Bwee dengan kaku tetapi dengan sepenuh perasaan hatinya.!
Ketika merasa tubuhnya panas dingin dan jantungnya berdegup seperti akan pecah, San Hong mengangkat mukanya dan melonggarkan pelukannya. Siang Bwee merasakan hal ini dan dengan muka masih tersembunyi dalam dekapan pemuda itu ia berbisik, "Ada apa, Koko?"
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
Jilid XXI "Bwee moi, aku ..... aku takut..... aku takut kalau sampai lupa diri... "
Siang Bwee menarik napas panjang dan ia pun melepaskan rangkulannya, bahkan lalu menjauhkan diri.
Mereka duduk di atas rumput, dalam jarak dua meter, saling pandang dengan sinar mata penuh kasih sayang dan kemesraan. Wajah mereka cerah dan kemerahan, sinar mata mereka sayu penuh berahi.
Pendekar Kidal 13 Misteri Bayangan Setan Karya Khu Lung Anak Harimau 12

Cari Blog Ini