Ceritasilat Novel Online

Pedang Asmara 16

Pedang Asmara Karya Kho Ping Hoo Bagian 16


Tuhan Yang Maha Kasih memang sudah memberkahi manusia dengan berkah yang berlimpahan. Kita dilahirkan dunia dengan bekal nafsu-nafsu yang sungguhnya amat penting bagi kehidupai manusia di dunia sebagai alat, sebagai abdi, untuk menjaga agar tubuh yang di huni jiwa itu terpelihara, sehat dan jug dapat menikmati segala macam kesenangan di dunia. Itulah rahmat, berkah yang berlimpahan. Namun, nafsu merupakan alat yang amat penting, merupakan abdi yang amat berguna dan baik, kalau saja tidak dibiarkan merajalela dan mengubah kedudukannya dari alat menjadi yang memperalat, dari hamba menjadi majikan! Celakalah hidup ini kalau kita yang diperalat nafsu, kalau kita yang diperhamba nafsu.
Jungkir balik jadinya! Nafsu yang sudah memperalat manusia, yang sudah memperhamba manusia, dapat membuat manusia-manusia menjadi mahluk yang sekejam-kejamnya dan sejahat-jahatnya. Dan kalau sudah begitu, hidup hanya berarti siksa dan derita, duka dan sengsara sebagai imbalan merajalelanya nafsu dan kesenangan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sejak kita lahir, kita telah disertai oleh nafsu yang timbul karena adanya daya-daya rendah, namun ketika kita masih bayi dan akal pikiran belum menguasai seluruh diri, maka kita masih dekat sekali dengan kekuasaan Tuhan yang membimbing kita. Namun, semakin besar, semakin banyak pengertian kita, semakin dewasa akal pikiran kita, semakin tergantunglah kita kepada alat-alat kita itu. Akhirnya seluruh hidup kita dikuasai oleh hati dan akal pikiran yang digelimangi nafsu daya rendah. Dan beginilah jadinya kehidupan di dunia ini. Penuh konflik, penuh pertentangan, kebencian, permusuhan, perang! Semua ini adalah ulah kita yang telah diperhamba oleh nafsu. Setan yang memegang kemudi dalam diri kita.
Kalau ada kesadaran akan keadaan ini dalam batin kita, lalu kita berusaha untuk melepaskan diri dari nafsu, maka selalu kita menghadapi kegagalan. Betapa banyaknya contoh di dunia ini. Agama agama berkembang luas dan setiap pemerintahan negara manapun mengajarkan kebaikan-kebaikan kepada rakyatnya, agar kembali ke jalan benar dan jangan terjadi kekacauan, kejahatan dalam bentuk apapun. Pemerintah negara manapun juga, para pemimpin negara manapun juga selalu berusaha untuk mendatangkan ketenteraman dan kemakmuran bagi kehidupan rakyatnya. Namun, apa hasilnya.
Semua usaha itu hanyalah usaha yang dilakukan oleh hati dan akal pikiran padahal hati dan akal pikiran itu sejak lama telah bergelimang nafsu daya rendah. Orang boleh pergi ke puncak bukit, ke gua-gua, ke tempat sunyi mengasingkan diri, dengan pamrih untuk membebaskan diri dari nafsu, untuk memperoleh kembali kepribadiannya yang hilang sebagai seorang manusia yang ber-Tuhan. Namun, usaha ini saja sudah berpamrih untuk membebaskan diri dari kesengsaraan akibat mengamuknya nafsu, pamrih
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
untuk mendapatkan kebahagiaan, kesenangan. Dan biasanya, usaha ini tidak berhasil, bahkan mungkin saja kita dibawa menyeleweng oleh setan ke arah jalan sesat yang penuh keanehan kekuasaan hitam, kekuasaan setan yang dapat membuat kita pandai melakukan hal yang aneh-aneh!
Dan kalau sudah begitu, berarti kita terperosok ke dalam lumpur yang lebih dalam lagi!
Lalu kepada siapakah kita dapat minta tolong" Tidak ada lain kekuasaan yang dapat menolong kita, dapat membebaskan kita dari cengkeraman nafsu daya rendah, selain kekuasaan Tuhan! Kita hanya dapat menyerahkan diri dengan penuh keikhlasan, ketawakalan dan kesabaran.
Kita hanya dapat mengembalikan kesemuanya itu kepada Sang Maha Pencipta! Pasrah dan waspada terhadap keadaan diri sendiri. Hanya kekuasaan Tuhan sajalah yang akan mampu melepaskan kita dari cengkeraman nafsu, yang akan dapat memulihkan keadaan seperti semula, yaitu semua nafsu daya rendah itu menjadi pengikut, menjadi pelayan, menjadi alat untuk kepentingan hidup badaniah kita. Bukan menjadi majikan lagi! Dan kalau sudah begitu, maka kehidupan kita akan dipenuhi cahaya kekuasaan Tuhan. Kekuasaan Tuhan yang akan membimbing kita, bukan lagi hati dan akal pikiran. Hati dan akal pikiran lalu melaksanakan tugas yang semula, yang sebenarnya yaitu tugas menjaga agar badan kita tetap pelihara dalam kehidupan ini sehingga nafsu daya rendah tidak lagi merajalela tidak dapat lagi menimbulkan dengki, iri, cemburu, benci, takut dan sebegainya yang mengakibatkan perbuatan-perbuatan yang sesat dan jahat. Kekuasaan Tuhan memenuhi diri kita dengan Kasih, seperti yang menjadi sifatNya.
Semalam itu mereka bertiga tidak tidur, karena bagaimanapun juga, janji nenek Coa Eng Cun yang akan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menyusul mereka di pagi hari mendatangkan perasaan tegang di dalam hati mereka, walaupun tak seorang pun di antara mereka pernah mengatakannya.
-o0~DewiKZ~BudiS~0oTerdengar ayam jantan berkeruyuk di kejauhan. Ada pula kokok ayam hutan di sebelah utara dan suara burung-burung berkicauan. Betapa indahnya suara-suara di pagi hari menjelang matahari mengirim sinarnya itu. Indah nian!
Seolah semua suara itu merupakan nyanyian puja puji terhadap kebesaran, keagungan dan kecintaan Yang Maha Kuasa terhadap segala mahluk, yang nampak maupun yang tidak nampak. Pohon-pohon besar pun seperti baru terjaga dari tidur dan memanjatkan doa kepada Sang Maha Pencipta, doa tanpa suara yang hanya di dengar oleh yang berdoa dan Sang Penerima Doa.
Sesosok bayangan berpakaian kuning keluar dari pintu gerbang kota raja sebelah selatan. Mula-mula, komandan jaga di pintu gerbang itu bersama belasan orang anak buahnya menghadang dengari sikap keren karena sebelum pintu gerbang dibuka, umum dilarang keras untuk keluar masuk kota raja tanpa ijin. Akan tetapi, begitu komandannya melihat siapa yang berpakaian kuning dan ingin keluar melalui pintu gerbang itu, dia cepat memberi hormat. Tentu saja dia mengenal nenek Coa Eng Cun, bekas selir kaisar yang kini dikenal pula sebagai seorang di antara kepercayaan kaisar dan menjadi jagoan istana yang menjaga keamanan istana dan keluarga kaisar!
"Buka pintu gerbang, aku hendak keluar melaksanakan tugas!" kata nenek itu setelah melihat komandan itu dan anak buahnya berdiri tegak memberi hormat. Komandan itu lalu memerintahkan anak buahnya untuk membuka
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pintu gerbang. Nenek berpakaian kuning itu pun keluar. Ia menggendong buntalan pakaian dan gerakannya gesit dan cepat sekali ketika ia melesat keluar.
Karena sudah janji lebih dahulu, nenek itu dapat menduga di mana Lo Koay, bekas kekasihnya itu, dan dua orang muda yang datang bersamanya itu menantinya.
Maka ia pun cepat berlari menuju ke sekelompok pohon di luar sebuah hutan tak jauh dari pintu gerbang itu.
Lo Koay juga cepat bangkit menyambut ketika dia melihat berkelabatnya bayangan kuning, diikuti olah Siang Bwee dan San Hong. Cuaca masih remang-remang bahkan gardu penjagaan di pintu gerbang tidak nampak dari situ, yang nampak hanya berkelap-kelipnya lampu gantung yang dipasang di luar dan di dalam pintu gerbang.
Nenek itu berhenti di depan Lo Koay. Mereka berdiri berhadapan, saling pandang dan dua orang muda hanya menjadi penonton di sebelah kiri kakek itu.
"Cun Cun, engkau memenuhi janjimu.....!" akhirnya Lo Koay berkata dan suaranya terdengar mengandung keharuan dan kegembiraan.
Nenek yang masih nampak cantik dan ramping itu menundukkan muka seperti orang yang merasa malu-malu!.
Kemudian ia pun mengeluarkan ucapan lirih, "Mulai saat ini aku akan berusaha untuk memenuhi apa saja yang kujanjikan, Kiong San."
Ucapan ini membuat Siang Bwee dan San Hong merasa terharu pula. Mereka semalam telah mendengar cerita Lo Koay tentang hubungan antara kakek dan nenek. itu, betapa dahulu di waktu muda mereka berdua saling mencinta, akan tetapi sayang, mereka terpaksa saling berpisah karena Coa Eng Cun, nenek itu yang dahulunya seorang gadis cantik jelita, lebih suka menjadi selir pangeran! Dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
agaknya peristiwa itulah yang membuat nenek itu tadi mengatakan bahwa mulai saat ini ia akan memenuhi apa saja yang janjikan! Jelas bahwa dahulu, ia telah menyalahi janji cintanya kepada Lo Koay dan sekarang mereka telah bertemu dan berkumpul kembali, dan nenek itu merasa menyesal akan perbuatannya yang sudah lalu.
"Eng Cun, engkau tidak lupa membawa jamur emas itu, bukan?" tanya Lo Koay.
"Tentu saja tidak. Akan tetapi tidak enak kita bicara di sini. Aku merasa bahwa ada yang mencurigai kepergianku.
Mari kita pergi dari sini, menjauhi kota raja....."
Tiba-tiba nenek itu menghentikan ucapannya dan serentak ia dan kakek itu membalikkan tubuh. Juga San Hong dan Siang Bwee membalik dan benar saja pendengaran mereka yang tajam tadi menangkap suara tidak wajar. Kiranya di situ telah berdiri lima orang laki-laki yang usianya antara lima puluh tahun, berpakaian ringkas dan di punggung mereka nampak gagang pedang beronce beraneka warna. Di antara mereka ada yang gendut, ada pula yang kurus, ada yang brewok, ada pula yang mukanya bersih, akan tetapi kelimanya bersikap gagah dan angkuh.
Melihat lima orang ini, nenek Coa Eng Cun nampak terkejut, akan tetapi ia menenangkan hatinya lalu melangkah maju menghampiri mereka.
"Hemmm, kiranya Sin-kiam Ngo-liong (Lima Naga Pedang Sakti) yang datang!" Nenek itu menegur dengan suara halus, akan tetapi disambung dengan suara yang keren, "Mau apa kalian membayangi aku sampai di sini?"
Lima orang yang sikapnya angkuh itu kini nampak seperti orang yang sungkan dan salah tingkah, mereka lalu memberi hormat ke arah nenek itu dengan merangkap kedua tangan depan dada, kemudian orang tertua di antara
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mereka yang bertubuh kurus dan mukanya bersih tak berkumis atau berjenggot, melangkahi, maju mewakili teman-temannya.
"Harap maafkan kami....."
"Hemmm, Sin-kiam Ngo-liong, tidak tahukah kalian siapa aku?" bentak pula nenek itu.
"Tentu saja !" kata pula orang kurusi itu. "Toa-nio (Nyonya Besar) adalah Coa Cun Eng Toa-nio yang terhormat, kepala jaga yang bertanggung jawab atas keamanan gudang pusaka, bahkan Paduka pernah menjadi selir Sribaginda Kaisar....."
"Nah, kalau sudah tahu, bagaimana kalian berani kurang ajar membayangi aku" Pergilah kalian!"
"Maaf, Toanio. Bukan kami hendak urang ajar. Hanya tadi di istana, kami melihat sikap Toanio yang tidak wajar.
Toanio meninggalkan gudang pusaka tanpa mengunci daun pintunya juga tidak memberi tahu kepada pasukan pengawal. Toanio keluar secara diam-diam dari istana, bahkan Toanio lalu keluar kota dan mengadakan pertemuan dengan mereka ini. Dan ah, bukankah dua orang muda ini yang pernah dijamu sebagai tamu oleh Sribaginda akan tetapi kemudian melarikan diri" Ah, kami harus menangkap mereka berdua, Toanio!"
"Jangan kalian berani mencampuri urusanku! Pergi kataku!" bentak nenek itu dengan sikap yang berwibawa.
"Maaf Toanio. Terpaksa kami tidak dapat pergi karena telah menjadi tugas kami untuk melakukan dua hal, yaitu yang pertama, menangkap pemuda dan gadis itu, dan ke dua, mengajak Toanio kembali ke istana dengan menghadap Sribaginda Kaisar karena bagaimanapun juga,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kami mencurigai kepergian Toanio dari istana secara rahasia itu."
Kini wajah nenek itu berubah merah dan matanya memancarkan sinar kemarahan. "Kim Liong (Naga Emas), engkau sudah mengenal aku dan masih berani
membangkang" Apakah engkau sudah bosan hidup dan ingin merasakan lihainya hud-tim (kebutan) di tanganku?"
"Kami hanya melaksanakan tugas!" kata orang pertama dari Sin-kiam Ngo liong itu. Mereka adalah lima orang bersaudara yang telah menjadi pengawal atau jagoan-jagoan istana, selalu bekerja sama dan mereka memiliki ilmu silat yang tinggi. Terutama sekali ilmu pedang mereka amat hebat sehingga mereka dikenal dengan julukan Sin-kiam Ngo-liong. Orang pertama yang bicara tadi yang bermuka halus dan bertubuh kurus berjuluk Kim Liong (Naga Emas), orang ke dua bermuka halus pula akan tetapi perutnya gendut dijuluki Sui Liong (Naga Air), Yang ke tiga Thian Liong (Naga Angkasa) bermuka brewok dan bertubuh tinggi besar. Ke empat Tee Liong (Naga Bumi) bermuka bopeng dan hitam, sedangkan orang ke lima yang termuda berjuluk Hay Liong (Naga Lautan) bermuka kemerahan dan halus, berperawakan sedang. Kini, mendengar ucapan pemimpin mereka, tangan mereka bergerak dan sebatang pedang mengkilap telah melintang di depan dada masing-masing. Mereka sudah siap siaga mempergunakan kekerasan untuk melaksanakan tugas mereka, yaitu menangkap Siang Bwee dan San Hong, dan mengiringkan nenek Coa En Cun kembali ke istana.
"Srattt.....!"
Nampak sinar putih berkelebat dan sebatang hud-tim (kebutan pertapa) telah berada di tangan nenek itu.
"Keparat, kalian berlima memang sudah bosan hidup!"
bentaknya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Heiiit..... heiiiiittt....., nanti dulu, Cun Cun. Jangan perjumpaan kita yang membahagiakan ini dirayakan dengan pertumpahan darah, biarpun hanya darah lima ekor cacing istana. Kita berdua sudah tua, tidak pantas lagi berkelah Biarlah kita wakilkan saja kepada yang muda-muda. Hei, Hong-ko den Bwee ci, kini coba perlihatkan apa yang pernah kalian pelajari. Wakili kami berdua untuk mengusir lima ekor cacing Istana itu!" Setelah berkata demikian, Lo Koay memegang tangan nenek Coa Eng Cun dan diajaknya duduk di atas batu besar di bawah pohon untuk nonton.
Kalau San Hong masih ragu-ragu karena dia disuruh memusuhi dan berkelahi dengan lima orang yang sama sekali tidak dikenalnya dan tanpa sebab sama sekali, sebaliknya Siang Bwee sudah meloncat ke depan dan menudingkan telunjuknya ke arah lima orang itu, satu demi satu seperti menghitung mereka dengan menunjuk hidung mereka.
"Haiii, kalian ini lima ekor cacing tanah berani sekali menantang dua orang lo-cian-pwe yang kami hormati, ya"
Tidak usah dengan mereka, hayo kalian lawan aku saja kalau memang kalian sudah bosan hidup! Mau maju satu lawan satu atau mau maju semua silakan, aku tidak takut!
Kalian disuruh kaisar kalian untuk menangkap aku"
Katakan kepada kaisar kalian itu bahwa dia tidak tahu diri, sudah kami selamatkan dari serangan musuh, eh, malah hendak menghina aku. Hayo, majulah, pengecut!"
Gadis ini memang pandai bicara dan galak, juga cerdik sekali. Dengan memaki dan menghina kalang-kabut itu, dengan sendirinya ia menyinggung harga diri lima orang itu yang terkenal sebagai lima orang jagoan istana. Apalagi di akhir ucapannya tadi ditambah dengan makian "pengecut", maka tentu saja kalau mereka maju berlima, jelas bahwa
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
makian itu memang tepat. Lima orang jagoan istana, semua pria yang usianya sudah setengah abad, tentu saja amat memalukan kalau harus mengeroyok seorang gadis belia!
Itu benar perbuatan dan sikap pengecut namanya!
Sui Liong, orang ke dua yang perutnya gendut, terkenal sebagai seorang yang mata keranjang dan gila wanita cantik, tidak seperti empat orang saudara lainnya. Melihat tingkah gadis Itu, perutnya yang gendut sudah bergerak naik turun, bukan hanya karena marah, akan tetapi juga karena gemas dan bangkit gairahnya. Seorang gadis remaja yang binal seperti seekor kuda betina yang liar! Sungguh menyenangkan kalau dia dapat menjinakkannya! Maka, dia pun segera meloncat ke depan menghadapi Siang Bwee.
Sejenak mereka berpandangan, akhirnya Siang Bwee yang tertawa terkekeh-kekeh sambil memegangi perut dengan tangan kiri dan menutup mulut dengan tangan kanan.
Melihat ini, San Hong mengerutkan alisnya. Kenapa sih kekasihnya itu! Menghadapi lawan yang lihai, jagoan istana belum apa-apa sudah terpingkal-pingkal seperti itu! Jangan-jangan ketawanya itu tidak wajar, terkena sihir!
"Heiii, Bwee-moi, kau kenapa sih" Kenapa tertawa-tawa seperti itu?" teriaknya khawatir.
Siang Bwee menghentikan tawanya dan kini telunjuk kirinya menuding ke arah perut Sui Liong. "Hong-koko, kau lihat baik-baik. Cacing itu perutnya gendut bukan main!
Kata orang cacing suka makan lumpur. Entah isi perutnya itu lumpur atau bangkai, sukar diketahui!"
Mendengar ini, San Hong tersenyum lalu menarik napas panjang. Kekasihnya itu memang bengal bukan main.
Menghadapi lawan tangguh masih berkelakar seperti itu.
Sebaliknya, Sui Liong kini memandang dengan mata melotot dan muka merah seperti udang direbus. Dia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menudingkan pedangnya ke arah muka Siang Bwee dan lenyaplah semua gairah berahinya yang tadi bangkit karena dia membayangkan akan dapat menangkap gadis itu, merangkul dan melingkarkan lengannya di pinggang ramping itu. Kini dia marah dan yang dibayangkan adalah membabat leher dan pinggang gadis itu dengan pedangnya sehingga patah-patah!
"Bocah lancang mulut! Cepat kau keluarkan senjatamu.
Aku tidak sudi menyerang lawan yang tidak memegang senjata! Aku akan memenggal lehermu dan membawa kepalamu ke istana!"
Siang Bwee menjulurkan lidahnya yang kecil merah dan panjang, mengejek. "Mudah dan enaknya! Kaukira leherku ini begitu lunak" Hemmm, jangan-jangan perutmu yang gendut itu yang akan kulubangi sehingga anginnya membocor keluar dan mengempis. Hanya aku khawatir, aku tidak akan dapat menahan bau busuknya!"
"Keparat, tutup mulutmu dan keluarkan senjatamu!"
teriak Sui Liong yang sudah tidak dapat menahan marahnya lagi.
Sambil tersenyum-senyum Siang Bwee lalu mengambil sebatang ranting tak jauh dari situ. Hanya sebatang ranting yang besarnya tidak melebihi lengan tangannya yang kecil dan panjang kurang lebih satu meter. Sungguh merupakan sebuah senjata yang tidak sepadan dan amat lemah kalau harus dipergunakan menghadapi sebatang pedang tajam di tangan musuh. Akan tetapi tentu saja San Hong lebih mengetahui dan dia pun tenang-tenang saja. Kekasihnya itu baru benar-benar amat berbahaya sekali kalau sudah memegang tongkat di tangannya! Ilmunya yang lain masih boleh dilawan, akan tetapi sekali ia menggunakan tongkat, ia berbahaya dan amat sukar dikalahkan!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Nah, gendut, inilah senjataku. Kalau memang kau berani, majulah dan coba kalahkan aku!"
Melihat betapa gadis itu hanya memegang sebatang ranting, tentu saja Sui Liong merasa dihina. Kalau saja dia hanya berhadapan berdua dengan gadis itu, tentu dia tidak peduli dan sudah diserangnya gadis itu habis-habisan. Akan tetapi di situ ada empat orang saudaranya, bahkan ada pula pemuda itu, kakek tua renta dan juga Coa Toanio yang dihormatinya. Dia akan menjadi bahan tertawaan. Seorang jagoan istana seperti dia memegang pedang menyerang seorang gadis remaja yang hanya memegang ranting!
"Bocah sombong! Jangan main-main kau. Cepat keluarkan senjatamu, jangan sampai aku kehabisan kesabaran!" bentaknya, masih belum mau menggerakkan pedangnya.
Siang Bwee membelalakkan matanya seperti orang terheran dan terkejut. "Eh-eh-eh, bocah gendut ini! Berani sekali menghina senjataku ini, ya. Kau tahu" Dibandingkan pedangmu, ranting di tanganku ini seribu kali lebih berharga! Pedangmu itu hanya dibuat oleh tangan manusia, ditempa dari baja. Akan tetapi kau tahu siapa yang membikin ranting ini" Tangan Tuhan sendiri yang menciptakan kau tahu" Manusia mana jang mampu membuat dan membentuk sebatang ranting" Nah, hayo jawab. Mana lebih berharga, ranting buatan Tuhan ini ataukah pedangmu yang hanya buatan seorang pandai besi?"
Sui Liong termangu. Biarpun sifatnya berkelakar dan mempermainkan saja, namun harus dia akui bahwa ucapan gadis itu memang benar! Setiap orang pandai besi dapat membuat pedang, akan tetapi tak seorang manusia mampu membuat ranting pohon!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Bocah sombong, aku sudah memperingatkan agar engkau menggunakan senjata, akan tetapi engkau berkeras hendak menggunakan ranting itu melawan aku! yang berpedang. Semua orang di sini menjadi saksi bahwa aku tidak berbuat curang. Nah, majulah!"
"Nanti dulu, Gendut! Engkau dan empat orang kawanmu ini siapa sih yang mengundang datang ke sini"
Kami tidak mengundang, kami tidak pula mengajak berkelahi. Melainkan kalian yang hendak menangkap dan menyerang kami. Maka, kalau memang engkau berani, bukan hanya besar mulut dan besar perut, hayo cepat kau mainkan pedang dapurmu itu!"
Ini sudah keterlaluan! Sui Liong yang biasanya pandai mengejek orang dan mata keranjang pandai merayu wanita itu sekali ini mati kutu tidak pandai bicara karena kalah jauh oleh Siang Bwee, juga kemarahan membuat dia tidak lagi mampu membuka suara. Pedangnya menyambar ganas dan dia sudah menyerang dengan dahsyatnya. Di dalam hatinya sudah tidak ada lagi sisa gairah berahinya terhadap gadis itu, yang ada hanyalah kebencian dan kemarahan.
Dia merasa pasti bahwa pedangnya akan mampu membikin putus ranting itu berikut leher si gadis, maka sambaran pedang itu pun penuh dengan pengerahan tenaga sin-kang.
Namun, orang ke dua dari Sin-kiam Ngo-liong ini sama sekali tidak tahu dengan siapa dia berhadapan. Kalau saja dia tahu bahwa gadis itu adalah puteri tunggal Nam-san Tok-ong atau Nam Tok, yang tentu saja sudah didengar nama besarnya, tentu akan lain sikapnya. Siang Bwee bukan saja telah mewarisi ilmu-ilmu yang hebat dari ayahnya, akan tetapi juga bersama San Hong ia telah berhasil "mencuri" ilmu-ilmu dari Tung Kiam dan Pak Ong, bahkan telah pula mematangkan kepandaiannya setelah bertualang bersama Lo Koay yang aneh. Melihat gerakan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pedang si gendut itu diam-diam Siang Bwee menjadi geli Kalau hanya seperti itu saja kepandaian lawannya, biar dikeroyok dua pun ia merasa mampu menandingi dan mengalahkan mereka!
Karena ia ingin memamerkan kepandaiannya kepada Lo Koay yang sengaja. menyuruh ia dan San Hong untuk mewakili kakek dan nenek itu, begitu menggerakkan tongkat menyambut serangan lawan. Siang Bwee sudah memainkan tongkatnya dengan ilmu tongkat ayahnya yaitu Hwe-liong-jio-cu! Ilmu tongkat ini memang hebat. Kalau dimainkan, maka tongkat di tangan itu berubah seperti naga beterbangan dan menyambar-nyambar dahsyat, seperti hendak memperebutkan mustika. Dalam hal ini, yang menjadi mustikanya adalah kepala lawan.
Repotlah Sui Liong menghadapi tongkat yang berubah menjadi gulungan sinar kehijauan yang panjang seperti naga itu, menyambar-nyambar dan mengancam kepala dan tubuh bagian atas. Terpaksa karena tidak mungkin dapat mengimbangi kecepatan gerakan tongkat itu, dia memutar pedangnya di atas kepala untuk melindungi tubuhnya dari ancaman tongkat naga itu.
"Menggelindinglah!" Tiba-tiba Siang Bwee berseru dan kaki kirinya melayang.
"Bukkk!!" Perut yang gendut itu terkena tendangan dan tubuh Sui Liong terjengkang dan terlempar, dan terpaksa dia melempar diri ke belakang dan bergulingan kalau tidak ingin terbanting.
"Gadis jahat!" bentak Kim Liong, orang pertama dari lima jagoan istana itu. Dia pun sudah memegang pedang.
Akan tetapi sebelum dia sempat menyerang Siang Bwee, San Hong sudah menghadang di depan gadis itu dan berkata.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Bwee-moi baru saja melayani seorang! di antara kalian, biar ia mengaso dan akulah yang menghadapimu!" katanya.
Biarpun pedang Pek-lui-kiam berada di dalam buntalan pakaiannya, namun San Hong tidak mengambil pedang itu karena melihat gerakan orang yang tadi menyerang Siang Bwee, dia pun merasa sanggup menghadapi lawan seperti itu hanya dengan tangan kosong saja.
"Kiong San, bukankah ilmu tongkat yang dimainkan gadis itu tadi Hwe-liong jio-cu dari Nam Tok?" Nenek Coa Eng Cun bertanya heran kepada Lo Koay ketika tadi ia melihat permainan tongkat itu. Lo Koay yang sejak tadi nonton perkelahian hanya mengangguk sambil tersenyum.
Kini, Kim Liong sudah mencabut pedang dan memasang kuda-kuda. Akan tetapi, seperti juga Sui Liong tadi, dia merasa malu kalau harus melawan seorang pemuda yang tidak memegang senjata. Bagaimanapun juga, nama Sin-kiam Ngo-liong sebagai jago-jago istana sudah terkenal, apalagi Kim Liong adalah orang pertama, "Orang muda, keluarkan senjatamu!"
Namun San Hong menjawab tenang. "Paman, aku tidak ingin berkelahi denganmu, akan tetapi kalian yang memaksa. Kalau engkau hendak menyerangku dengan pedang, silakan. Aku akan menghadapimu dengan tangan kosong."
"Hong-koko, kau boleh mencoba kehebatan Kuda Goyang!" tiba-tiba Siang Bwee berkata dengan tertawa.
San Hong tersenyum. Dia tahu apa yang dimaksudkan oleh gadis itu. Dia disuruh mencoba ilmu yang berhasil mereka "curi" dari Pak Ong, dan ilmu silat dari Pak Ong memang mempunyai ciri khas, yaitu dalam gerak pinggul yang bergoyang-goyang seperti pinggul kuda! Dia mengerti maksud gadis itu, agar dalam kesempatan ini dia mencoba
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ilmu hasil curian itu, maka dia pun mengangguk, lalu memasang kuda-kuda dengan pinggul ditunggingkan ke atas dan digoyang-goyang! Nampak lucu dan seperti mengejek lawan!
Merahlah Kim Liong. Karena semua orang tadi mendengar ucapan pemuda itu yang mengaku sendiri hendak menghadapi padangnya dengan tangan kosong, maka dia lalu mengeluarkan bentakan nyaring kemudian menggerakkan pedangnya meluncur, menusuk ke arah dada pemuda itu. Namun, sekali pinggul itu bergoyang ke kiri, tubuh itu telah mengelak dan pedang meluncur lewat di samping tubuh dan pada saat itu, tangan San Hong yang miring membacok ke arah pergelangan tangan yang memegang pedang!
"Ehhh.....!" Kim Liong terkejut dan terpaksa dia menarik tangannya sambil meloncat ke belakang, karena dengan keadaan menyerang, dialah sebaliknya yang terancam!
Sambil melompat ke belakang, dia membalik dan kini pedangnya menyerang dengan jurus-jurus pilihan, mengurung diri pemuda yang menjadi lawan-nya itu dari segala penjuru dengan sinar pedangnya. Dan kini San Hong benar benar memainkan ilmu silat Hek-ma Sin kun yang telah dicurinya dari Pak Ong!
Kemana saja pedang menyambar, dia selalu dapat mengelak, apalagi karena dia menyempurnakan gerakan ilmu curian itu dengan gin-kang (ilmu meringankan tubuh) yang dia pelajari dari Bu Eng Sian-jin, seorang di antara Thian-san Ngo-sian, yaitu lima orang gurunya.
"Gerak pinggul itu, bukankah itu ilmu dari Pak Ong?"
kembali nenek Coa Eng Cun berseru lirih kepada Lo Koay yang kembali hanya mengangguk dan terus menonton dengan gembira.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hakkk!" Tiba-tiba tangan kiri San Hong berhasil menampar pundak belakang lawannya dan tubuh Kim Liong terpelanting. Akan tetapi dia masih dapat menggulingkan tubuhnya dan meloncat bangkit kembali dengan pedang masih di tangan.
Melihat betapa saudara pertama dan ke dua kalah, walaupun tidak terluka parah, tiga orang yang lain menjadi marah dan seperti dikomando saja, mereka lalu menerjang dengan pedang di tangan, mengeroyok San Hong!
"Hei-hei, kalian curang!" Bentak Siang Bwee dan dengan tongkatnya, gadis ini pun sudah menyambut terjangan mereka. Tongkatnya menyambar-nyambar ganas dan tiga orang itu terkejut karena setiap kali tongkat bertemu pedang, mereka merasakan getaran hebat pada tangan mereka yang memegang pedang. Melihat keadaan yang berbahaya ini, karena kalau mereka berlima itu maju bersama merupakan lawan yang amat tangguh, San Hong cepat melompat, mengambil pedang dari buntalannya dan nampaklah pedang Pek-lui-kiam menyambar-nyambar.
"Wah, bukankah itu Pek-lui-kiam" Dan pemuda itu memainkan ilmu pedang yang seperti pernah kukenal.....
ah, bukankah itu ilmu pedang dari Tung kiam?"
Lo Koay hanya mengangguk, akan tetapi dia meringis seperti orang kesakitan. Barulah nenek itu teringat. Cepat ia mengeluarkan buntalannya dan mengeluarkan sebungkus benda yang bentuknya aneh seperti payung kecil dan warnanya kuning emas. Itulah Jamur Emas!
"Kau makanlah ini untuk menghilangkan racun di tubuhmu." kata si nenek sambil mengeluarkan pula seguci anggur.
Lo Koay menerima bungkusan itu, dan hanya
mengambil sedikit untuk cepat dikunyahnya dan ditelannya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bersama anggur yang diminumnya. Sisanya dia bungkus kembali dan dia masukkan ke dalam saku bajunya.
Agaknya nenek itu tidak mempedulikan hal ini.
"Duduklah bersila, selagi obat itu bekerja, biar kubantu pengerahan tenaga pada punggungmu!"
Lo Koay tidak membantah. Dia menanggalkan bajunya, kemudian duduk bersila menghadap ke arah mereka yang berkelahi. Nenek itu duduk di belakangnya dan menempelkan kedua telapak tangannya ke punggung kakek itu, mengerahkan sin-kang yang mengalir lembut ke dalam tubuh sang kakek yang agaknya merasa keenakan.
Keduanya agaknya tidak khawatir sama sekali akan nasib dua orang muda itu karena mereka maklum bahwa dua orang muda itu pasti akan mampu mengalahkan lima orang pengeroyok itu. Dan keduanya, biarpun duduk tak bergerak, tak pernah melepaskan perhatian terhadap pertandingan yang kini berlangsung amat seru.
Memang sesungguhnya, setelah maju bersama, lima orang itu ternyata merupakan lawan yang amat tangguh.
Mereka merupakan kiam-tin (barisan pedang) vang teratur rapi, dengan kerja sama. yang baik dan kokoh kuat sehingga kalau bukan Siang Bwee dan San Hong yang mereka keroyok, tentu akan menjadi kewalahan. Namun, pada waktu itu, tingkat kepandaian dua orang muda ini sudah tinggi sekali. Jangankan baru lima orang itu mengeroyok mereka, biar ditambahi lima lagi, akan sukarlah untuk dapat mengalahkan dua orang muda ini.
Siang Bwee tetap memainkan tongkatnya dengan ilmu tongkat ayahnya, yaitu Hwee-liong jio-cu, sedangkan San Hong dengan pedang kilatnya memainkan ilmu pedang yang dicurinya dari Tung Kiam. Mereka berdua teringat akan teguran dan anjuran Lo Koay tadi untuk memperlihatkan apa yang telah mereka pelajari. Maka,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mereka pun tidak ingin cepat-cepat merobohkan lima orang pengeroyok mereka. Demikianlah, Siang Bwee juga mencampurkan ilmu tongkatnya dengan ilmu-ilmu lain, seperti Jurus Kuda Goyang dari Pak Ong, kemudian mencoba pula ilmu totok It-sin-ci juga dari Pak Ong, memainkan Tung-hai Mo-kun dari Tung Kiam, dan juga mengeluarkan ilmu-ilmunya sendiri dari ayahnya.
Demikian pula San Hong yang mengubah-ubah ilmunya.
Kadang dia mengubah ilmu pedang Tung-hai Liong-kiam itu dengan ilmu golok Swat-sin-to dari Pak Ong, bahkan mengeluarkan pula ilmu pedang Pek-lut kiamsut dari gurunya yang pertama, yaitu Lui-kong Kiam-sian, seorang di antara Thian-san Ngo-sian.
Nenek Coa Eng Cun mengeluarkan seruan kaget, bukan hanya melihat kelihaian dua orang muda yang menguasai banyak macam ilmu silat itu, melainkan terutama sekali melihat keadaan tubuh bekas kekasihnya yang tadinya mengaku luka berat karena pukulan beracun. Ketika tadi ia menyalurkan tenaga sakti melelui telapak tangannya, ia mendapat kenyataan bahwa luka beracun di tubuh kakek itu ternyata hanya ringan saja kalau diukur menurut kemampuan dan kesaktian Lo Koay.
"Ihhh, Kiong San. Siapa sebenarnya mereka itu dan mengapa engkau menipu aku?"
Kakek itu menarik napas, lalu mengenakan kembali pakaian atasnya karena nenek itu pun sudah menurunkan kembali telapak tangannya. "Nanti kuceritakan semua, sekarang mari kita usir dulu lima ekor anjing itu agar tidak terlalu lama mengganggu!"
Mereka bangkit berdiri dan biarpun keduanya sudah tua renta, namun sekali kaki mereka bergerak, tubuh mereka sudah berkelebat ke medan perkelahian dan entah apa yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
terjadi, terlalu cepat diikuti pandang mata, tahu-tahu lima orang jagoan istana itu berpentalan dan roboh terbanting keras sehingga pedang mereka terlepas dari pegangan.
Nenek Coa Eng Cun dengan penuhi wibawa melangkah maju menghadapi mereka yang merangkak bangkit duduk sambil mengaduh aduh.
"Sin-kiam Ngo-liong, kami tidak membunuh kalian karena kalian hanya melaksanakan tugas kalian. Akan tetapi jelas kalian bukan lawan kami dan kembalilah kalian ke istana, katakan kepada Sribaginda Kaisar bahwa aku sudah terlalu lama tinggal di istana dan sudah banyak pula mengabdi kepada beliau. Biarlah gudang pusaka diperiksa baik-baik. Tidak ada yang hilang kecuali Jamur Emas yang kuambil untuk menolong nyawa orang sebagal obat. Apa artinya Jamur obat itu dibandingkan jasaku selama puluhan tahun ini" Nah, pergilah kalian, aku tidak akan kembali ke istana lagi."
"Baik, Toa-nio, dan terima kasih....." kata Kim Liong sambil merangkak bangun, dan diikuti oleh empat orang saudaranya mereka lalu memungut pedang masing-masing dan pergi dari tempat itu. Bagaimanapun juga, mereka merasa terbebas dari maut karena kalau nenek itu menghendaki tentu mereka berlima akan tewas di tempat itu tanpa ada yang dapat menyelamatkan mereka.
Setelah lima orang itu pergi, nenek Coe Eng Cun berkata, "Sekarang kita harus cepat pergi dari sini, setelah jauh dan tidak akan dapat dikejar jagoan-jagoan istana yang lain, baru kita bicara." Berkata demikian, ia lalu meloncat jauh ke depan. Melihat ini, Lo Koay menarik napas panjang, mengomel lemah akan tetapi lalu meloncat pula mengejar.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Melihat ini, Siang Bwee menutup mulutnya agar suara ketawanya tidak terdengar keras.
"Hi-hi-hik, habis sudah kebebasan Siauw Koay. Mulai detik ini, dia menjadi seperti seekor kerbau jantan yang diikat hidungnya!"
"Uhhh, kalau begitu kelak engkau pun akan mengikat hidungku seperti kerbau, Bwee-moi?"
Gadis itu tertawa. "Aku tidak menganggap engkau kerbau, Hong-ko!"
"Tapi Lo Koay....."
"Dia lain dengan kamu. Sudah ah, lihat mereka sudah jauh. Mari kita kejar mereka!"
Gadis itu meloncat dan lari cepat sekali. Terpaksa San Hong juga mengerahkan gin-kangnya dan lari mengejar.
Tanpa disadarinya sendiri, dia pun menghela napas dan menggeleng kepala, presis seperti yang dilakukan Lo Koay tadi. Akan tetapi dia tidak mengomel. Tidak, segala perbuatan dan gerak-gerik yang dilakukan Siang Bwee selalu menarik dan menyenangkan baginya.
-o0~DewiKZ~BudiS~0o"Nah, sekarang engkau harus menceritakan sejujurnya kepadaku, Gu Kiong San. Kalau engkau berbohong, maka aku akan meninggalkanmu dan selamanya aku tidak akan sudi bertemu muka kembali denganmu."
"Aihhh, Cun Cun..... "
"Hayo cepat ceritakan, atau sekarang juga aku akan pergi!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Melihat ini, Siang Bwee segera berkata, "Lo Koay, ceritakanlah segalanya. Perlu apa berbohong. Engkau dan Bibi ini saling mencinta bukan" Kalau engkau bercerita sejujurnya, aku yakin bahwa Bibi ini tentu akan selamanya tinggal bersamamu, hidup sampai di akhir jaman.
Bukankah benar kata-kataku tadi, Bibi?"
Nenek itu cemberut, merasa disudutkan oleh ucapan gadis yang ia tahu luar biasa cerdiknya itu. "Engkau anak kecil tahu apa, tidak perlu ikut-ikut. Dan aku tahu tentang keadilan, tentu saja kalau dia jujur, aku pun jujur. Hayo, Kiong San, berceritalah engkau!"
Lo Koay nampak gugup! "Wah, bagaimana, ya"
Ceritanya panjang sekali, dan aku sudah pikun, banyak lupa. Enci Bwee, engkau saja yang bercerita tentang pertemuan kita, dan kalau ada yang keliru, aku yang akan membetulkan. Bagaimana" Tolonglah, enci Bwee, aku tidak bisa bercerita. Bukan tukang dongeng sih!"
Siang Bwee mendongkol juga dimaki anak kecil tadi oleh nenek itu. Akan tetapi ia tahu bahwa tanpa bantuan nenek itu, kekasihnya tidak akan dapat mewarisi ilmu yang hebat dari Lo Koay, maka ia menahan amarahnya dan melirik ke arah nenek itu.
"Aku hanya anak kecil tahu apa?" Ia sengaja mengulang untuk menyatakan kedongkolan hatinya. "Aku mau bercerita asal omonganku tidak dianggap anak kecil lagi."
"Ho-ho-ho, Bwee ci. Engkau kusebut enci, bagaimana bisa dibilang anak kecil" Berceritalah, dan aku yakin Cun Cun akan percaya kepadamu."
Coa Eng Cun mengenal watak kekasihnya yang selain aneh, juga tidak suka banyak membicarakan diri sendiri.
Dan ia pun tahu pula bahwa gadis yang amat cerdik itu tentu tidak berani berbohong, maka ia berkata singkat,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ceritakanlah!" Lalu ia mengerling ke arah San Hong dan melanjutkan, "Akan tetapi sebelum menceritakan tentang pertemuan kalian dengan Lo Koay ini, dan tentang permainan sandiwara kalian untuk mendapatkan Jamur Emas, aku lebih dulu ingin mengetahui, siapa sebenarnya kalian orang-orang muda ini. Dari ilmu-ilmu silat kalian, aku telah mendapatkan kesan buruk atas diri kalian!"
"Baik, Bibi, dan harap jangan terkejut kalau aku mengaku terus terang. Ketahuilah bahwa namaku adalah Ang Siang Bwee, dan ayahku bernama Ang Leng Ki... "
"Heiiiiitttttt.....!" Tubuh nenek itu melambung tinggi sekali dan bagaikan seekor burung elang, ia menyambar ke bawah, ke arah Siang Bwee dengan lecutan kebutannya
"Eng Cun, jangan.....!" Lo Koay juga meloncat dan mendorong tubuh Siang Bwee sehingga gadis itu terpental sampai jauh. Gadis itu terkejut bukan main dan juga marah.
"Ihhh, apa yang Bibi lakukan itu" Kenapa tiba-tiba Bibi hendak membunuh aku dengan serangan keji tanpa alasan"
Kalau memang aku bersalah, terangkan dulu duduknya perkara, bukan langsung menyerang seperti itu! Dan engkau, Lo Koay, mengapa kaulemparkan aku dengan doronganmu tadi, kukira aku tidak akan mati hanya dengan sekali serang oleh bibi Coa! Kalau memang ia mau membunuh aku tanpa alasan, silakan, aku akan membela diri dan engkau tidak perlu membantuku!" Gadis itu marah sekali, berdiri tegak dan memandang kepada nenek itu dengan sinar mata berapi.
"Bwee-moi, sabarlah dan tenanglah." kata San Hong yang juga sudah berdiri di sampingnya karena pemuda ini pun sudah siap untuk melindungi kekasihnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sementara itu, nenek Coa Eng Cun kini juga sudah turun dan berdiri berhadapan dengan Lo Koay, mukanya merah karena marah dan mulutnya cemberut.
"Gu Kiong San, apa yang kaulakukan ini" Engkau bahkan melindungi puteri si jahanam Nam Tok" Dan agaknya hubunganmu dengan puteri jahanam itu baik sekali. Pantas aku tadi mengenal ilmu tongkatnya, kiranya ia puteri Nam Tok! Hayo jelaskan apa artinya semua ini!"
"Eng Cun, engkau harap bersabar. Memang ia puteri Nam Tok, akan tetapi dibandingkan ayahnya, bedanya seperti bumi dengan langit. Dan engkau, enci Bwee, jangan kaget kalau Eng Cun tadi hendak menyerangmu karena memang ayahmu pernah bersalah besar terhadap dirinya.
Dahulu sekali, ayahmu pernah bertanding melawan Eng Cun. Ayahmu kalah lihai, akan tetapi ayahmu lalu bertindak curang, ketika Eng Cun hendak mengobati lukanya, ayahmu menyerangnya sehingga ia menderita luka pukulan beracun. Itulah yang membuat ia membenci ayahmu setengah mati."
Akan tetapi keterangan itu masih belum memuaskan hati Siang Bwee. "Ayahku memang dikenal sebagai Nam-san Tok-ong, seorang datuk besar yang tidak pantang melakukan kekerasan. Kalau bibi Coa pernah dicuranginya dan membencinya, aku pun tidak peduli. Akan tetapi kenapa bibi Coa hendak menumpahkan kebenciannya kepadaku" Apa kesalahanku terhadap dirinya" Hayo jawab, apa kesalahanku?"
"Kesalahanmu karena engkau puteri Nam Tok!" bentak nenek itu.
Siang Bwee tertawa! Tertawa mengejek dan tentu saja perbuatannya ini membuat kakek dan nenek itu heran dan terkejut. Bahkan San Hong sendiri terkejut sekali. Betapa
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
beraninya Siang Bwee, mentertawakan nenek yang amat lihat itu.
"Kalau begitu engkau adalah manusia yang lebih jahat daripada siapapun yang jahat, bibi Coa. Bayangkan saja, engkau adalah manusia yang membenci dan menentang Tuhan! Tidak jahat bukan mainkah itu?"
Kalau tadinya marah-marah, kini nenek itu melengak saking herannya. "Apa kaubilang" Aku membenci dan menentang Tuhan" Apa maksudmu, anak setan?"
"Bibi tentu tahu bahwa aku terlahir sebagai puteri Nam Tok, sama sekali bukan kehendak Nam Tok, melainkan kehendak Tuhan. Dan sekarang Bibi membenci dan hendak membunuh aku, bukankah itu berarti Bibi membenci kehendak Tuhan. Hayo, betapapun lihainya Bibi, beranikah Bibi menentang kehendak Tuhan?"
Nenek itu tertegun. Biarpun ucapan gadis itu seperti ngawur dan kacau, namun di balik itu terkandung suatu makna yang membuat ia tertegun dan tidak dapat membantah lagi! Melihat ini, Lo Koay diam-diam merasa geli. Dia sendiri sudah mengenal kelihaian otak gadis itu, yang amat cerdik sehingga dia sendiri pun kena dikibuli dan telah diperas pula ilmu-ilmunya tanpa dia merasa rugi!
"Sudahlah, Eng Cun. Seperti kukatakan tadi, biarpun ia puteri Nam Tok, namun ia lain lagi. Ia bukan orang jahat, bahkan selama ini ia telah membuat aku bahagia.
Bayangkan saja, setiap hari ia membuat masakan-masakan yang hanya pantas dihidangkan kepada kaisar, setiap hari ia bernyanyi dan menari untuk menghibur aku. Akulah yang mintakan ampun baginya kepadamu, Eng Cun."
Nenek itu menghela napas panjang. Tanpa dimintakan ampun oleh Lo Koay sekalipun, semua nafsunya untuk menyerang dan membunuh gadis itu telah lenyap sama
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sekali, bahkan ia merasa ngeri ketika gadis itu menyebut-nyebut bahwa ia membenci dan hendak menentang Tuhan!
"Dan siapakah pemuda ini" Apakah dia juga putera seorang iblis dunia kang ouw?"
"Lo-cian-pwe, nama saya San Hong," kata pemuda itu dengan sikap hormat.
"Cun Cun, pemuda ini masih terhitung cucu muridku sendiri. Dia murid Thian-san Hgo-sian."
"Hemmm, murid macam apa dia ini" Murid Thian-san Ngo-sian akan tetapi kulihat tadi dia memainkan ilmu-ilmu sesat kalau tidak salah dari Tung Kiam dan dari Pak Ong!
Kiong San, tak kusangka engkau makin tua makin gila, bergaul dengan segala macam orang muda yang tidak karuan!"
"Ho-ho-ho, engkau keliru sangka, Cun Cun. Dia hanya mempelajari ilmu-ilmu dari para datuk besar itu karena cintanya kepada enci Siang Bwee ini! Demi cintanya, agar kelak dapat menikah dengan enci Bwee, Hong-ko ini mau melakukan apa saja, ho-ho-ho."
"Hemmm, apa pula maksudnya ini?" Nenek ini kini benar-benar bingung mendengar keterangan yang simpang siur itu.
"Sudah kukatakan, aku tidak pandai bercerita. Biarlah enci Bwee yang melanjutkan ceritanya, akan tetapi engkau jangan marah-marah dulu. Enci Bwee, lanjutkan ceritamu."
Siang Bwee seorang gadis yang galak dan pemberani, akan tetapi juga cerdik, walaupun hatinya masih mendongkol kepada, nenek itu, ia tahu juga batasnya.
Nenek itu harus diberitahu sampai jelas, kalau tidak, mungkin ia dan San Hong akan kesulitan untuk memperdalam ilmu mereka dari Lo Koay.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Begini, Bibi yang baik. Harap Bibi dengarkan dengan sabar, akan kuceritakan semuanya. Aku adalah puteri Nam Tok dan pada suatu hari aku bertemu dengan koko Kwee San Hong ini. Kami saling jatuh cinta!" Mendengar ini, San Hong menundukkan mukanya yang menjadi kemerahan.
Bukan main kekasihnya itu. Demikian enak saja membuat pengakuan tentang cinta mereka, tanpa sungkan sedikit pun. Akan tetapi, Siang Bwee adalah puteri Nam Tok, tentu saja berbeda dengan gadis biasa, tidak pernah malu-malu kucing, bak pernah berpura-pura.
"Akan tetapi ayahku tidak setuju kalau kami berjodoh, Bibi. Malah ayah hampir membunuhnya. Aku maju menghalangi dan siap membela dengan nyawaku!"
Pandang mata nenek itu yang tadinya keras kini melembut. Ia terharu. Betapa besar rasa cinta dan kesetiaan puteri Nam Tok itu kepada kekasihnya, tidak seperti ia!
"Ayah, lalu memukul Hong-koko dengan pukulan beracun yang akan membunuhnya kalau dia tidak cepat mendapatkan pengobatan yang tepat, dan mengajukan syarat bahwa kalau kelak Hong-koko mampu mengalahkan semua murid para datuk lain, dan bahkan mampu menahan serangan ayah sampai ayah merasa puas. Jelas ayah menentang. Akan tetapi aku tidak takut. Aku lalu membawanya kepada Tung Kiam dan menggunakan akal sehingga Tung Kiam bukan saja mau mengobati Hong-ko dengan tusuk jarum, akan tetapi juga berkenan menurunkan beberapa macam ilmu silat agar kelak Hong-ko mampu mengalahkan Nam Tok, musuh besarnya. Aku ingin melihat Hong-koko mendapat ilmu-ilmu yang akan membuat dia mampu mengalahkan murid semua datuk, maka kami lalu pergi menemui Pak Ong. Aku
menggunakan akal dan Pak Ong berkenan mengajarkan pula beberapa ilmu pukulan penting."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hemmm, engkau cerdik dan licik. seperti iblis!" kata nenek itu, akan tetapi bukan memaki atau marah, melainkan ada pujian terkandung di dalam suaranya.
"Ingat, Bibi. Aku puteri Nam Tok. anak satu-satunya.
Kalau aku tidak cerdik, mana pantas menjadi puteri Nam Tok" Baik aku lanjutkan ceritaku. Kami berdua berhasil mempelajari ilmu-ilmu simpanan Tung Kiam dan Pak Ong, juga kuajarkan ilmu simpanan dari ayahku, Nam Tok, kepada Hong-koko. Ketika kami melanjutkan perjalanan, kami melihat Tung Kiam dan See Mo sedang mengadakan pertemuan. Mereka bersekutu untuk mengkhianati negara, untuk membantu masuknya pasukan Mongol....."
"Jahanam mereka itu! Pengkhianat bangsa! Tak tahu malu!" Nenek itu mengepal tinju.
"Benar sekali pendapat Bibi itu! Aku pun mengutuk mereka. Aku yakin ayahku sendiri, walaupun dia seorang di antara Empat Datuk Besar, tidak sudi menghambakan diri kepada orang Mongol. Tung Kiam dan See Mo bukan saja bersekutu untuk membantu orang Mongol, bahkan mereka berdua juga bersekongkol untuk kelak, dalam pertemuan antara Empat Datuk Besar di Puncak Kabut Putih di Thaisan pada bulan purnama bulan ke sepuluh, mereka berdua akan bertindak curang, mengeroyok dan membunuh Nam Tok dan Pak Ong agar mereka berdua yang merajai dunia kang-ouw. Ketika aku dan Hong-ko sedang mengintai mereka mengadakan pertemuan gelap itu, sayang sekali mereka memergoki kami. Kami berdua tentu saja mengadakan perlawanan mati-matian. Lalu muncul Lo Koay ini membantu kami. Kalau tidak muncul dia, tentu....
agak sukar juga kami akan dapat mengalahkan mereka!"
"Ha-ha-ho-ho-ho, kau bocah sombong besar kepala!" Lo Koay berseru. "Enci Bwee, kalau tidak aku si tua bangka,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
engkau dan Hong-koko tentu sudah menjadi tawanan mereka, mati atau hidup!"
"Teruskan ceritamu." kata nenek itu.
"Dengan bantuan Lo Koay, kami berhasil mengusir Tung Kiam dan See Mo, Bibi. Kemudian, karena bersyukur atas bantuan Lo Koay, aku lalu membuat masakan yang enak-enak untuknya, bernyanyi dan menari untuk menyenangkan hatinya, melayani segala keperluannya bersama Hong-ko....."
"Ehhh, enak saja! Apa kaukira aku seorang yang tidak mengenal budi dan mau memperbudak kalian" Kalian juga menerima beberapa macam ilmu dariku sebagai gantinya !"
Lo Koay berseru.
Siang; Bwee cemberut. "Hanya beberapa pukulan dan tendangan cakar ayam itu" Bibi, bayangkan saja. Setiap hari aku membuat masakan yang tiada duanya di dunia ini, dan aku bersusah payah menari dan bernyanyi untuknya dan apa yang dia berikan kepada kami Hanya beberapa macam pukulan dan tendangan untuk kanak-kanak saja. Dia pelit dan licik. Akhirnya, kami mengadakan perjanjian. Aku akan menghidangkan masakan-masakan yang tak mungkin dia peroleh di dunia ini, Juga tarian yang hanya ada di sorga. Tiga macam masakan dan sebuah tarian sorga kujanjikan kepadanya, ditukar hanya dengan dua macam ilmu. Bukankah itu sudah adil namanya?"
Kini nenek itu tersenyum. Ia mulai mengenal Siang Bwee dan tahu bahwa ketika ia masih muda, banyak persamaannya dengan gadis ini. Lincah, lihai, pemberani dan cerdik seperti setan!.
"Hemmm, jangan engkau menipu Lo Koay yang memang tolol sejak dulu! Mana ada masakan dan tarian sorga" Masakan apa yang kaujanjikan itu, dan tarian apa
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pula" Kalau benar-benar hebat, aku pun ingin mencicipi dan menontonnya."
"Benar, Bibi" Boleh, asal sebagal biayanya engkau akan mengajarkan semacam ilmu kepadaku."
"Ilmu apa?"
"Ilmu awet muda dan awet cantik!"
Kini nenek itu tertawa. Memang masih manis sekali ia kalau tertawa. Dan ia mengangguk. "Baik! Akan tetapi kalau engkau membonongi dan menipu kakek tolol yang kebetulan menjadi kekasihku ini, aku pasti akan menghukummu! Nah, katakan masakan-masakan macam apa itu" Dan tarian apa?"
Dengan suara bangga Siang Bwee menjawab, 'Tiga macam masakan itu adalah sup sirip naga laut, daging setan laut dimasak saos tomat, dan cacing gemuk goreng kering, ditambah arak wangi dari Su-couw, arak buah apel!"
Nenek itu terbelalak. Ia pernah menjadi selir pangeran, bahkan kemudian pangeran itu menjadi kaisar. Tentu saja ia pernah makan masakan yang lezat, langka dan mahal-mahal, masakan istana. Akan tetapi selama nidupnya belum pernah ia mendengar masakan-masakan se-aneh itu.
Bagaimana bisa mencari daging setan laut, dan sirip naga laut" Dan cacing gemuk digoreng kering" Hihhh!


Pedang Asmara Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Benarkan semua itu?" tanyanya, terbelalak. "Engkau dapat membuat semua masakan aneh itu?"
Cuping hidung Siang Bwee berkembang, "Tentu saja, Bibi! Kalau tidak pandai, bagaimana mungkin aku berani menjanjikan kepada Lo Koay" Dan aku tidak berani membohongi Lo Koay dan engkau. Memangnya nyawaku rangkap berapa berani membohongi kalian?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ia tidak bohong, Cun Cun. Memang masakan-masakannya luar biasa, dan tarian-tariannya juga hebat. Ia malah sudah berjanji akan mengajarkan seni memasak kepadamu sebelum mereka berdua itu berpisah dengan kita."
"Baik, aku percaya. Sekarang, ceritakan tentang sandiwara untuk mendapatkan Jamur Emas itu?"
Wajan Lo Koay yang tadinya gembira itu kini menjadi muram dan dia kelihatan khawatir sekali, memandang kepada Siang Bwee dengan sinar mata minta tolong. Siang Bwee tersenyum tenang saja, lalu ia berkata kepada nenek Coa.
"Begini, Bibi. Untuk membuat tiga macam masakan yang kusebutkan tadi, bukan main sukarnya, karena itu, aku sudah berjanji dengan Lo Koay bahwa dia akan menukar masakan dan tarian itu dengan dua macam ilmu.
Dia akan mengajarkan gin-kang Menunggang Angin kepadaku, dan mengajarkan sin-kang Perisai Diri kepada Hong-ko.....
"Wah, Kiong San tua bangka tolol Habis sudah kalau kauberikan kedua ilmu itu kepada mereka! Mereka akan menjadi orang-orang yang sukar dikalahkan, bagaimana kalau mereka menggunakan kedua ilmu itu untuk kejahatan" Engkau yang bertanggung jawab!"
-o0~DewiKZ~BudiS~0oJilid XXIX Tiba-tiba San Hong menjatuhkan diri berlutut di depan nenek dan kakek itu. "Teccu Kwee San Hong bersumpah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
untuk tidak mempergunakan ilmu yang teecu dapatkan dari Jiwi Lo-cian-pwe untuk melakukan kejahatan!"
Melihat ini, siang Bwee juga cepat berlutut di sebelah pemuda itu dan berkata. "Aku pun bersumpah!"
"Heh, enci Bwee, engkau bersumpah apa?" tanya Lo Koay.
"Bersumpah seperti itu tadi! Seperti yang dikatakan Hong ko!"
Kakek itu tertawa bergelak dan nenek Coa juga tersenyum. "Aih, sekarang aku mengerti. Untuk mempelajari sin kang Perisai Diri, orang harus makan Jamur Emas baru akan dapat mempelajari dalam wuktu lebih singkat. Jadi, Jamur Emas itu kaubutuhkan untuk San Hong ini?"
"Aku tahu, engkau memang cerdik sekali, Eng Cun."
Kata kakek itu memuji sambil menundukkan muka seperti orang merasa malu.
"Dan untuk memaksa agar aku menyerahkan Jamur Emas itu, engkau sengaja membiarkan dirimu dipukul dengan pukulan beracun dari Nam Tok, hemmm, tentu gadis ini yang melakukannya, agar engkau terluka dan kelihatan membutuhkan Jamur Emas itu, bukan?"
"Lihat, enci Bwee. Bukankah Eng Cun cerdik sekali"
Mengakulah bahwa engkau masih kalah cerdik! Ia wanita paling cerdik di dunia ini!" Lo Koay bersorak dengan sikap yang gembira sekali, Siang Bwee tahu bahwa nenek itu memang cerdik, akan tetapi di dalam hatinya mana ia mau mengaku kalah cerdik" Hanya ia masih membutuhkan mereka, maka ia harus pandai pula mengambil hati orang.
''Memang bibi Cou Eng Cun cerdik sekali, dan aku kalah cerdik kecuali dalam hal membuat masakan!" Bagaimana
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pun, ia masih mengurangi kekalahannya dengan menonjolkan kepandaiannya memasak.
"Baiklah, aku akan ikut menikmati masakan-masakanmu itu dan menonton tarian, dan sebagai upahnya, aku akan menurunkan pula semacam ilmuku kepada kalian,"
akhirnya nenek Coa Eng Cun berkata.
Bukan main gembiranya San Hong dan Siang Bwee yang segera menjatuhkan diri berlutut lagi menghaturkan terima kasih. Sekali ini, karena ada nenek Coa Eng Cun. Siang Bwee tidak berani main main. la lalu mengajak mereka semua menuju ke tepi laut karena hanya di sanalah ia bisa mendapatkan "daging setan laut" dan "sirip naga laut"
untuk masakannya.
Mereka memilih tempat yang sunyi di tepi Lautan Po-hai, di sebelah timur kota raja. Diam diam Siang Bwee membisikkan siasatnya kepada San Hong. Mereka membiarkan kakek dan nenek itu melepas rindu dengan bercakap-cakap, dan Siang Bwee mengajak San Hong mencuri bahan-bahan masakan itu. Juga ia pergi ke kota untuk membeli bumbu bumbu yang dibutuhkan, tidak lupa arak apel yang lezat.
Kakek itu telah memberi Jamur Emas untuk dimakan oleh San Hong dan sampai tiga hari pemuda itu rebah saja dengan tubuh panas keracunan jamur itu. Akan tetapi setelah lewat tiga hari tubuhnya terasa segar dan kuat sekali. Kini dia telah siap untuk menerima latihan sinkang Perisai Diri dari Lo Koay.
Pagi hari itu, Siang Bwee telah pergi dan berpamit kepada mereka semua untuk mempersiapkan masakan masakannya yang akan dapat dinikmati siang nanti sebagai makan siang. Dan pagi itu, Sun Hong mohon dengan sangat kepada Lo Koay dan Coa Eng Cun untuk menguji
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ilmu-ilmunya. Dia belum menerima latihan sin-kang Perisai Diri karena menurut anjuran nenek Cou, ilmu itu baru diberikan kalau Siang Bwee telah memenuhi janjinya! Akan tetapi, untuk melayani pemuda itu berlatih, kakek dan nenek yang sedang bergembira pagi itu, memenuhinya, Sun Hong mengerahkan seluruh tenaga dan kepandaiannya, berlatih dan dilayani secara bergantian oleh kakek dan nenek itu. Diam-diam nenek Coa Eng Cun kagum bukan main dan harus diakuinya bahwa Kwee San Hong merupakan seorang pemuda yang berbakat baik sekali.
Belum pernah ia bertemu dengan seorang pemuda setangguh itu. Kalau pemuda itu sudah menguasai ilmu sin kang Perisai Diri, agaknya ia sendiri pun akan sukar untuk mengalahkannya! Begitu banyaknya ilmu silat tinggi telah dikuasai pemuda itu, dan ternyata bakat alamnya membuat dia mampu mengombinasikan ilmu-ilmu itu sehingga kalau dia bertempur, semua unsur ilmu silat bermacam-macam itu keluar dengan penuh daya gunanya!
Karena gembira melayani San Hong yang agaknya tidak mengenal lelah, tahu tahu matahari telah naik tinggi dan kedua orang kakek dan nenek itu yang merasa kelelahan.
"Tok-tok-tok-tokkk!"
Tiba-tiba terdengar bambu dipukul. Mereka semua menoleh ke arah suara itu dan melihat Siang Bwee melambaikan tangan di depan gubuk darurat yang mereka bangun di tepi pantai.
"Makan siang sudah siap!" teriak gadis itu.
Kakek dan nenek itu saling pandang Tanpa bicara mereka menduga-duga apakah gadis itu benar benar akan memenuhi janjinya hari ini. Sedangkan San Hong juga memandang dan ketika kedua orang tua itu melangkah menuju ke gubuk, dia mengikuti dari belakang dengan hati
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tegang. Dia tahu benar bahwa siang inilah hidangan istimewa itu akan dikeluarkan oleh Siang Bwee untuk kakek dan nenek itu dan diam-diam dia berdua semoga usaha gadis ini berhasil.
Jauh sebelum tiba di gubuk itu, hidung Lo Koay sudah berkembang kempis. "Hemmm, sedap, sedaanppp.....!"
serunya gembira. Memang dari tempat itu telah tercium bau masakan yang amat sedap, juga nenek itu mengangguk angguk.
"Hemmm, aku mencium bau bawang dan jahe!" katanya dan mereka mempercepat jalan mereka menuju ke dalam gubuk. Ketika mereka bertiga memasuki gubuk, di atas sebuah meja kasar telah terdapat tiga panci besar terisi masakan yang masih mengepulkan uap dan baunya memang sedap sekali!
Kakek dan nenek itu cepat duduk mengnadapi meja makan. Dengan sikap bangga Siang Bwee menunjuk ke arah sebuah panci yang kuahnya berwarna putih kuning dan agak berminyak.
"Inilah sup sirip naga laut!"
Kakek dan nenek itu menyambar sumpit masing-masing, lalu memungut sepotong daging yang putih kemerahan bercampur sirip tipis kuning dan memasukkan ke dalam mulut masing-masing. Mereka mengunyah dan kakek itu mengangguk-angguk.
"Lezat..... lezat......!"
Bahkan nenek Coa itu pun harus mengakui bahwa daging dan sirip itu lezat.
"Dan yang itu adalah daging setan laut dimasak saos tomat!" kata pula Siang Bwee. Di dalam panci ini terdapat masakan yang kuahnya kental, warnanya merah dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
nampak lezat sekali dengan daging melingkar yang kuning kemerahan.
Dua orang tua itu pun mencicipi dan kembali mereka mengangguk-angguk, akan tetapi diam-diam nenek itu mengenal daging itu yang rasanya kenyal seperti daging udang!
"Dan inilah cacing gemuk goreng kering!"
Kini dua orang kakek dan nenek itu memandang. Di dalam panci itu terdapat potongan daging dengan kulitnya yang kekuningan seperti potongan tubuh cacing besar, atau ular, atau belut. Mereka mencobanya setelah mengambil sepotong dan mencelupkannya ke dalam saosnya, yaitu kecap bercampur bumbu lain. Rasanya memang enak bukan main!
"Hebat, masakan hebat! Pernahkah engkau merasakan seperti ini, Eng Cun?" Kakek itu lalu makan dengan gembul. Nenek itu pun memuji dan makan dengan enaknya. Diam-diam San Hong merasa lega dan gembira sekali dan dia pun sibuk menyuguhkan arak apel kepada dua orang tua itu. Setelah merasa kenyang, kakek dan nenek itu keluar dari dalam gubuk, memberi kesempatan kepada dua orang muda itu untuk makan minum karena masakan itu cukup banyak.
San Hong kagum bukan main. Memang tiga macam masakan itu lezat sekali, sambil makan, dia bertanya dan berbisik, "Bagaimana engkau dapat masak yang seperti ini, Bwee-moi" Dari mana kau bisa mendapatkan sirip naga laut, daging setan laut dan cacing gemuk...."
"Sssttt, mana ada sirip naga laut" Ini hanyalah hi-sit biasa, sirip hiu, dan setan laut itu adalah udang setan yang bentuknya menakutkan akan tetapi dagingnya enak, dan cacing" Ini adalah belut!" Hampir San Hong tak dapat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menahan tawanya, akan tetapi harus diakuinya bahwa masakan itu memang enak bukan main.
Setelah selesai makan dan mereka berdua mencuci mangkok dan panci, mereka lalu keluar menuju ke tempat kakek dan nenek itu duduk berdua di tepi laut.
Bagaimanapun juga, San Hong masih merasa tegang, mengingat akan permainan yang dilakukan Siang Bwee dengan masakan-masakan tadi.
"Hebat, masakanmu hebat, enci Bwee! Engkau harus mengajarkan cara memasak seperti itu kepada Cun Cun!"
kata kakek itu menyambut mereka.
"Memang, enak, akan tetapi engkau telah membohongi kami, Siang Bwee. Engkau telah mempermainkan kami orang-orang tua!" kata nenek Coa.
Siang Bwee nampak tenang saja, tidak seperti San Hong yang merasa semakin tegang. "Bibi Coa yang baik, kebohongan apakah yang telah kulakukan" Aku tidak pernah merasa mempermainkan kalian yang kuhormati dan apalagi Lo Koay yang kusayangi."
"Benar, Cun Cun, Siang Bwee ini anak baik, mana ia mau membohongi kita dan mempermainkan kita?" Kakek itu membela dengan suara sungguh-sungguh.
"Dasar engkau tolol dan pikun!" Nenek itu membentak Lo Koay yang segera diam dan menunduk dan takut-takut sehingga San Hong merasa kasihan melihatnya.
"Siang Bwee, engkau boleh membohongi dan mengelabui kakek pikun ini akan tetapi mana mungkin engkau dapat menipu aku" Masakanmu tadi memang harus kuakui lezat dan enak sekali, akan tetapi yang kaumasak itu sama sekali bukan sup sirip naga laut, bukan pula masak daging setan laut dan goreng cacing gemuk! Kaukira aku
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tidak tabu" Sirip itu sirip ikan hiu yang dapat dibeli di toko makanan besar, daging saos tomat itu daging udang, dan goreng cacing itu goreng belut atau ular. Benarkah" "
Gadis itu sama sekali tidak memperlihatkan wajah takut, bahkan tersenyum manis sekali dan mengedipkan matanya sebagai isyarat antara wanita kepada nenek itu!
"Ihhh, Bibi ini! Kenapa sih membongkar rahasia dapur wanita" Tentu saja. Di mana ada naga laut dan setan laut"
Yang kusebutkan itu hanyalah nama masakannya, memang nama masakan itu sup sirip naga laut, hanya namanya saja.
Dibuatnya dari apa itu rahasia dapur! Demikian pula dengan setan laut dan cacing gemuk! Bibi, justeru di situlah letak seni memasak. Bukankan daging ayam atau daging sapi tidak kita sebut bangkai ayam atau bangkai sapi"
Padahal yang dimasak jelas bangkai. Binatang yang mati dinamakan bangkai, bukan" Coba kita katakan bahwa kita akan masak bangkai ayam atau bangkai sapi, siapa akan sudi memakannya?"
Aneh sekali bagi San Hong, akan tetapi juga melegakan hati. Nenek itu tidak marah, bahkan tersenyum dan nampak tertarik sekali.
"Hemmm, engkau memang cerdik sekali dan pandai memasak, Siang Bwee."
"Terima kasih atau pujian itu, Bibi. Pujian Bibi jauh lebih kuhargai daripada pujian Hong-ko atau Lo Koay. Aku sudah berjanji kepada Lo Koay untuk mengajarkan seni memasak kepadamu, Bibi. Tentu saja kalau Bibi suka."
"Hemmm, aku akan suka sekali, Siang Bwee."
Mendengar ini, Lo Koay lalu menyambar tangan San Hong. "Hong-ko, mari kita pergi ke balik batu karang sana.
Sudah waktunya aku mengajarkan sin-kang Perisai Diri
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kepadamu!" Dan tanpa menjawab, kakek yang nampak kegirangan mendengar nenek Coa akan belajar seni memasak dari Siang Bwee, sudah menariknya dan keduanya lalu berlari cepat dan lenyap di balik bukit karang.
"Untung sekali engkau dapat bertemu dan saling mencinta dengan seorang pemuda seperti Kwee San Hong itu, Siang Bwee. Dan untung pula engkau bertemu pula dengan Lo Koay. Akan tetapi lebih untung lagi bahwa engkau puteri Nam Tok, yang biarpun jahat dan kejam, kutahu berjiwa pahlawan. Andaikata engkau ini puteri See Mo atau Tung Kiam, tentu aku tidak akan suka mengampunimu. Nah, karena engkau sudah berjanji kepada Lo Koay, cepat kauajarkan aku seni memasak."
"Sesungguhnya tidak ada rahasia yang terlalu sulit dalam seni memasak, Bibi yang baik. Menghidangkan masakan, harus memperhatikan semua hal yang mengenai kesukaan pancaindera. Bukan hanya rasanya saja yang penting.
Pertama sekali, cara memotong sayur atau daging dan cara memasaknya agar sayur atau daging itu tidak menjadi terlalu lunak atau terlalu keras, sehingga terasa mudah dan enak kalau dipungut dengan sumpit."
"Ihhh! Sampai demikian telitinya?"
"Tentu saja! Coba Bibi bayangkan, bagaimana rasanya kalau kita menyumpit daging yang licin dan keras, atau yang lunak dan lembik sekali. Tidak enak rasanya, bukan"
Jadi, cara memotong pun harus disesuaikan, jangan terlampau besar jangan terlalu kecil sehingga enak kalau dijepit dengan sumpit dan tepat sekali besarnya kalau dimasukkan mulut. Harus dapat dimasukkan mulut setiap kali menjemput, tidak perlu digigit sepotong. Setelah ini dipelajari, harus pula diperhatikan selera mata. ".
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Mata" Apa hubungannya pula dengan masakan" Mata tidak ikut makan!" bantah nenek itu.
"Itu salah besar, Bibi. Justeru sebelum mengambil makanan dengan sumpit, sebelum merasakan rasanya, lebih dulu mata yang akan menilai. Masakan itu harus diatur sedemikian rupa sehingga menyedapkan perasaan mata.
Potongannya yang rapi, warnanya yang menarik. Coba bayangkan kalau melihat masakan yang bentuknya jelek, warnanya keruh, warnanya kehitaman seperti warna yang kotor, apakah bisa menimbulkan selera" Berbeda kalau dagingnya nampak segar kemerahan, sayurnya nampak segar kehijauan, dan kuahnya pun nampak bersih kuning berminyak. Dari penglihatan ini saja masakan itu seperti menggapai dan mengundang orang untuk memakannya."
"Hemmm, kau benar juga. Lalu apa lagi?"
"Setelah memperhatikan mata, kita memperhatikan hidung! Ini penting sekali. Masakan yang kita buat harus mengeluarkan aroma yang sedap. Bahkan ini yang lebih dulu harus diperhatikan karena sebelum mata melihat bentuk dan warna, hidung yang lebih dulu disambut bau sedap masakan itu. Kalau hidung sudah dirangsang, maka orangnya tentu akan berlari mencari-cari dari mana datangnya bau yang sedap itu, bahkan cacing perut pun mulai menari-nari kalau hidung sudah mencium bau sedap masakan. Dan tentu Bibi tahu, bau sedap merangsang itu dapat ditimbulkan oleh bumbu-bumbu masakan, terutama sekali bawang putih, telur, pandan, jahe, arak, kecap, dan bumbu-bumbu lain. Kalau bumbu-bumbu itu terbawa uap, akan merangsang hidung dan menimbulkan selera."
Nenek itu mengangguk-angguk, tidak dapat membantah kebenaran-kebenaran "seni" memasak itu. "Kau tadi bilang semua panca indera perlu dirangsang seleranya. Kukira pendengaran telinga tidak membutuhkan rangsangan itu,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sama sekali tidak ada hubungannya telinga dengan masakan."
"Siapa bilang" Justeru pendengaran telinga perlu dirangsang secara hebat! Karena itulah maka tadi aku menamakan masakanku itu sup sirip naga laut, daging setan laut saos tomat dan goreng cacing gemuk! Nah, bukanlah nama-nama yang aneh dan menarik itu menimbulkan selera setelah orang mendengarnya" Rumah makan yang dipimpin orang pandai tentu akan memberi nama-nama indah kepada pendengaran telinga itulah! Bukankah Bibi sendiri juga tadinya terangsang setelah mendengar nama masakan-masakanku?"
Nenek itu tertawa. "Heh-heh-heh, benar juga engkau!
Sungguh engkau seorang ahli masak yang hebat, Siang Bwee!"
"Nah, sekarang tentang rasa dari masakan itu sendiri. Ini yang tidak mudah, Bibi. Kita harus awas, kita harus penuh perhatian dan cerdik. Kita harus mempelajari dulu bagaimana selera orang yang akan makan masakan kita.
Setelah kita mengetahuinya, kita harus menyesuaikan masakan kita dengan seleranya. Akan tetapi pada umumnya, kalau kita belum mengenal seleranya, kita harus berhati-hati. Yang penting diperhatikan, jangan terlalu manis dan jangan terlalu asin. Kalau masakan kurang asin, mudah saja ditambah garam atau kecap asin, bukan" Kalau masakan kurang manis, dapat saja ditambah gula atau kecap manis. Akan tetapi bagaimana kalau sudah terlanjur terlalu asin atau terlalu manis" Makanan itu tentu akan ditolak! Juga cara memasak itu membutuhkan seni tersendiri, besarnya api untuk masakan apa, lamanya dimasak, apakah suatu masakan itu perlu ditutup atau dibuka, semua itu ada aturannya. Bagaimana untuk menghilangkan bau amis, bagaimana untuk membuat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
daging ikan yang amis menjadi berbau sedap, bagaimana untuk membuat sayur yang baunya langu menjadi gurih.
Mulailah Siang Bwee mengajarkan cara memasak, bahkan menuliskan beberapa resep dari masakan-masakan aneh dan langka yang dikarangnya sendiri.
"Bibi harus memperhatikan selera dari Lo Koay. Ingat, ia sudah tua, giginya sudah banyak yang ompong. Kalau Bibi membuat goreng kacang yang keras dan menyuguhkannya, tentu sebutir kacang dalam mulutnya tidak akan habis dimakannya setengah hari. Sebutir kacang itu hanya akan bermain kucing-kucingan, dikejar-kejar lidahnya dalam mulut dan tak dapat digigit hancur!"
Nenek itu kini terkekeh-kekeh geli dan mulai merasa suka kepada Siang Bwee. Gadis lincah jenaka ini memang pandai sekali mengambil hati orang.
"Karena itu, goreng cacing gemuk tadi, yang sesungguhnya daging belut, sebelum kugoreng, kurebus dulu sehingga lunak. Juga Lo Koay tidak begitu suka rasa asin, lebih suka rasa manis. Pantas dia mencinta Bibi, karena Bibi juga manis, dulu waktu muda tentu manis sekali."
"Ihhn, genit kau!" Nenek itu memaki, akan tetapi sambil tertawa.
Sementara itu, di balik bukit sana, Lo Koay mengajarkan San Hong menghimpun tenaga sakti, yaitu sin kang Perisai Diri yang amat hebat. Kalau saja dia belum makan Jamur Emas tentu dia tidak akan kuat menerima latihan sin-kang sehebat itu, karena Lo Koay secara langsung mengoperkan sin-kangnya untuk "membuka" semua jalan darah dalam tubuh San Hong. Pemuda itu diharuskan duduk bersila, mengadakan latihan pernapasan yang istimewa, kadang latihan itu harus dilakukannya sambil berdiri, telentang,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
telungkup, bahkan berdiri jungkir balik dengan kepala di bawah.
Latihan yang amat berat ini dilakukan selama satu minggu, siang malam hampir tak pernah berhenti, bahkan selama latihan, San Hong hanya diperbolehkan membasahi tenggorokannya saja, dan harus membiarkan perutnya kosong!
Sementara itu, Siang Bwee mengajarkan seni memasak kepada nenek Coa, dan juga ia menerima latihan gin-kang Menunggang Angin dari Lo Koay. Karena kini merasa suka sekali kepada Siang Bwee, nenek itu pun mengajarkan ilmu langkah ajaib yaitu Langkah Berlingkar. Dengan ilmu langkah ini, dan dengan gin-kang Menunggang Angin, Siang Bwee kini dapat menghadapi serangan yang betapa hebat pun dari lawan tanpa khawatir karena ia pasti dapat menghindarkan diri!
Setelah lewat seminggu, pada pagi hari ketika San Hong yang melakukan latihan bergantung pada batu karang dengan kepala di bawah semalam suntuk turun dari atas, dan Siang Bwee baru saja bangun tidur, mereka tidak melihat lagi adanya kakek dan nenek itu. Mereka pergi begitu saja tanpa pamit! Memang mereka orang-orang aneh, atau mungkin juga mereka tidak ingin dilanda keharuan dan kesedihan karena perpisahan setelah mereka kini merasa suka kepada dua orang muda itu.
"Ihhh, mereka telah pergi tanpa pamit! Sungguh aku bodoh! Semestinya aku sudah dapat menduga ketika malam tadi mereka minta aku memenuhi janjiku, yaitu melakukan Tari Bidadari itu."
"Tarianmu itu indah sekali!" San Hong memuji.
"Ihhh, yang kaupikirkan itu saja. Lihat, mereka telah pergi meninggalkan kita tanpa pamit!" Gadis itu bersungut.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Sudahlah, Bwee-moi. Bukankah mereka pun sudah memenuhi janji, dan kita sudah diberi pelajaran ilmu-ilmu itu" Kita hanya tinggal mematangkan ilmu-ilmu itu lewat latihan saja. Kita harus berterima kasih kepada mereka."
Setelah berkata demikian, San Hong lalu menjatuhkan diri berlutut di atas pasir pantai itu, membelakangi lautan.
Suaranya terdengar lantang.
"Teecu berdua Ang Siang Bwee dan Kwee San Hong menghaturkan terima kasih kepada kedua lo-cian-pwe Lo Koay Gu Kiong San dan Coa Eng Cun yang telah berkenan mengajarkan ilmu-ilmu kepada teecu berdua'"
Melihat sikap ini dan mendengar suara San Hong yang bersungguh-sungguh, Siang Bwee merasa tidak enak untuk diam saja dan ia pun menjatuhkan diri berlutut di samping pemuda itu. Sikap ini saja sudah membuktikan akan cinta kasihnya kepada San Hong karena selamanya belum pernah Siang Bwee merendahkan diri dengan berlutut seperti itu!
Setelah mereka bangkit kembali, San Hong memandang gadis itu dan bertanya, "Sekarang apa yang akan kita lakukan?"
Siang Bwee tersenyum senang. Begitu kakek dan nenek itu pergi, ia merasa menjadi pemimpin kembali! Ialah yang menentukan ke mana mereka pergi, dan ia tahu bahwa San Hong hanya akan memenuhi semua keinginannya.
"Ke mana lagi" Kita kembali ke kota raja!" kata Siang Bwee.
Pemuda itu terbelalak memandang kepadanya. "Ke kota raja lagi" Mau apa, Bwee-moi" Kita selalu menemui bahaya kalau berada di sana. Pertama kali ketika dijamu kaisar, kedua kalinya ketika mencari Jamur Emas. Dan sekarang engkau mengajak aku ke sana lagi" Mencari penyakit itu namanya!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Gadis itu cemberut. "Engkau tidak berani" Takut" Kalau begitu, biarlah aku sendiri yang ke sana, dan engkau tinggal saja bertapa di tepi laut ini, menjadi pertapa sampai tua, sampai menjadi udang kering!"
"Eh" Kenapa jadi udang kering"''
Melihat pemuda itu bertanya sungguh-sungguh, dengan heran, Siang Bwee tertawa. "Kalau sudah tua dan bongkok, setiap hari terkena panas matahari di pantai, menjadi apalagi kalau tidak menjadi udang kering?" Dan ia tertawa lagi, terpingkal-pingkal membayangkan kekasihnya itu menjadi seperti udang kering, tua bongkok dan kurus kering.
"Engkau memang nakal, harus kuhukum dengan ciuman. Sudah seabad lamanya rasanya tidak menciummu, Bwee-moi!" San Hong hendak menangkap akan tetapi Siang Bwee mengelak. San Hong cepat membalik dan menggunakan kecepatan untuk merangkul gadis itu, namun kembali tiba-tiba saja Siang Bwee terlepas. Dia menyambar lagi, lepas lagi dan akhirnya mereka seperti berlatih. San Hong kagum bukan main. Gadis itu hanya melangkah ke sana-sini dalam bentuk lingkaran-lingkaran, namun anehnya, semua serangannya untuk menangkap gadis itu gagal! Siang Bwee memang mempraktekkan ilmu yang dipelajarinya dari Lo Koay dan nenek Coa, dan ia girang bukan main karena kekasihnya tidak mampu
menangkapnya, dan ia tertawa-tawa girang, mentertawakan San Hong.
San Hong sengaja mempercepat gerakan dan berusaha sungguh-sungguh untuk menangkap karena dia pun ingin mereka berlatih bersama, dan sampai puluhan jurus dia keluarkan, belum juga dia berhasil menangkap Siang Bwee.
Akhirnya, dia berhenti dan kedua lengannya dikembangkan kedua tangan dibuka dan dia membuat gerakan menarik
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dan.....Siang Bwee terhuyung ke arahnya sehingga jatuh ke dalam pelukannya. San Hong mencium kedua pipinya, baru melepaskannya.
"Ihhh! Engkau menggunakan ilmu siluman!" Gadis itu berseru sambil memandang heran, kedua pipinya menjadi merah sekali karena ciuman tadi, merah karena jengah.
San Hong tertawa bangga. "Itulah sinkang Perisai Diri, Bwee-moi. Dengan sinkang itu, aku mengerahkan tenaga dan menarikmu. Padahal, ilmu ini belum kulatih sampai matang. Dan engkau pun hebat bukan main. Sampai payah aku menyerangmu. Kalau aku tidak memiliki sin-kang Perisai Diri, agaknya sampai tua aku akan selalu mengejarmu dan tidak berhasil!"
Siang Bwee tertawa. "Tak usah mengejar sampai tua aku akan datang sendiri padamu, Hong-ko. Kaukira aku tega membiarkan engkau mengejarku sampai tua" Sudahlah, belum waktunya kita bersenang-senang. Hayo kita ambil pakaian kita dan berangkat ke kota raja."
"Bwee-moi, mau apa sih kita ke sana?"
"Nanti kuceritakan di jalan," kata gadis itu dan mereka lalu memasuki gubuk dan mengambil buntalan pakaian mereka. Begitu keluar dari dalam gubuk, Siangi Bwee lalu mengerahkan tenaganya dan berlari cepat seperti terbang karena ia telah mempraktekkan ilmu yang baru didapatkan dari Lo Koay, yaitu ilmu gin-kang Menunggang Angin!
Tubuhnya meluncur dengan cepatnya sehingga San Hong kagum bukan main. Dia pun terpaksa harus mengerahkan seluruh tenaganya, dan dia pernah mendapat latihan ginkang yang hebat pula dari seorang di antara Thian-san Ngo-sian, yaitu Bu Eng Sian-jin (Dewa Tanpa Bayangan), akan tetapi harus diakuinya bahwa kalau gadis itu telah menguasai ilmu Menunggang Angin dengan sempurna,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
akan sukarlah baginya untuk dapat menandingi kecepatan larinya!
Ketika mereka memasuki kota raja, mereka sengaja masuk di waktu senja sehingga cuaca sudah hampir gelap dan para petugas jaga di pintu gerbang tidak mengenal mereka. Dan tentu saja San Hong merasa heran sekali ketika gadis itu langsung mengajaknya menuju ke sebuah bengkel pandai besi yang suka membuat senjata. Bengkel itu terletak di sudut kota.
Tukang pandai besi yang bertubuh gendut dan berkulit hitam, usianya sekitar empat puluh tahun, menyambut mereka. Wajahnya yang jujur dan keras seperti wajah pandai besi pada umumnya, tidak menyembunyikan kekagumannya ketika melihat Siang Bwee. Melihat dandanan kedua orang muda itu tidak menyolok sebagai dandanan orang kang ouw, dan mereka juga tidak membawa senjata, si pandai besi itu menyambut mereka seperti orang-orang biasa bukan ahli silat.
"Kong cu (Tuan Muda) dan Siocia (Nona Muda) hendak membeli alat apakah" Atau nendak memesan sesuatu?"
"Apakah engkau tukang besi yang sudah pandai?" tiba-tiba Siang Bwee bertanya. Aduh, pikir San Hong, kekasihnya ini terlalu jujur, kalau bicara tanpa pakai sungkan-sungkanan lagi. Akan tetapi agaknya sikap seperti itu malah menyenangkan si tukang pandai besi. Dia tersenyum lebar dan mukanya yang sudah hitam menjadi tambah hitam karena setiap hari dekat api itu, kini seperti terbelah dan nampak giginya saja yang putih dan besar-besar.
"Ha-ha-ha, tentu saja, Nona! Aku Su Kong berani mengaku bahwa di seluruh kota raja ini tidak ada yang dapat mengalahkan aku dalam hal pembuatan alat apa saja
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dari baja. Hanya guruku yang mengalahkan aku, akan tetapi dia telah meninggal dunia. Bahkan seluruh panglima dan perwira, memesan pedang dan golok kepadaku. Aku yang memilihkan bahannya, membuat modelnya, dan anak buahku yang mengerjakannya!"
"Hemmm, aku sudah mendengar akan hal itu. Kalau tidak begitu, tentu aku tidak akan datang ke sini," kata Siang Bwee. "Akan tetapi aku sangsi apakah engkau akan mampu membuat sebatang pedang seperti contoh yang kugambar ini."
"Ha-ha-ha, pedang macam apa pun, bentuk apa pun, sudah pasti aku sanggup membuatnya. Perlihatkan gambar itu kepadaku, Nona," kata Su Kong dengan bangga. Dia mempersilakan dua orang tamunya duduk menghadapi meja yang diterangi oleh lampu gantung besar.
Siang Bwee mengeluarkan sebuah gulungan dari dalam buntalan pakaiannya dan membuka gulungan kertas itu di atas meja. Diam-diam San Hong terkejut melihat gambar pedang itu. Dia segera mengenalnya. Itulah pedang yang dipergunakan oleh Bu Tiong Sin, yang oleh panglima Yeliu Cutay dinamakan Pedang Dewa Hijau atau Pedang Asmara. Melihat pedang yang bentuknya biasa dan bahkan buatannya kasar itu Su Kong tertawa.
"Ha-ha-ha, pedang seperti ini, dalam waktu dua hari saja aku mampu menyelesaikannya, Nona!"
"Hemmm, jangan pandang rendah dulu, Sobat." kata Siang Bwee. "Pedang yang kupesan ini harus dibuat dari baja atau besi yang warnanya kehijauan. Sanggupkah engkau?"
Pandai besi itu nampak tertegun. "Besi hijau" Baja hijau?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Maksudku, memberi warna agar pedang itu mempunyai warna kehijauan, seperti hijaunya daun muda, begitu.
Bisakah engkau" Atau tidak becus. Bilang saja kalau tidak mampu!" kata Siang Bwee, sengaja mengejek.
"Heiii, Nona, hati-hati sedikit dengan bicaramu. Aku, Su Kong pandai besi terbesar di kota raja, bahkan di seluruh propinsi, tidak mampu membuat pesanan seremeh ini saja"
Huh, apa sukarnya membubuhkan warna pada pedang itu"
Mau warna merah, kuning, hijau atau hitam, mudah saja!"
"Dan warna itu tidak luntur?"
"Tanggung tidak luntur, asal berani saja membayar biayanya."
"Berapa biayanya untuk membuat pedang ini?"
"Kalau pedang biasa, cukup lima tail, kalau harus diberi warna kehijauan, menjadi sepuluh tail, selesai dalam lima hari."
"Selesaikan dalam dua hari dan kau akan kubayar tiga puluh tail!" kata Siang Bwee.
Tukang besi itu terbelalak, lalu mengangguk-angguk.
"Tentu bisa, pasti bisa, akan tetapi harus diberi uang muka....."
Siang Bwee mengeluarkan lima belas tail perak dan memberikannya kepada tukang besi itu. "Dua hari lagi aku datang mengambil pedang itu dan kubayar
kekurangannya!" Ketika meletakkan uang itu ke atas meja, diam-diam Siang Bwee mengerahkan tenaga sin-kangnya dan beberapa potong perak itu masuk ke dalam meja kayu.
Ketika tukang besi itu hendak mengambilnya dan mendapat kenyataan betapa potongan-potongan perak itu menancap di meja dan sukar dicabut, dia terbelalak dan baru dia tahu bahwa dia berhadapan dengan seorang gadis yang lihai
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sekali. Perbuatan itu jelas merupakan peringatan bahwa dia tidak boleh main-main dan tidak boleh melanggar janjinya.
"Jangan khawatir, Lihiap, akan saya selesaikan pedang itu dalam dua hari!" katanya dan kini dia menyebut lihiap (pendekar wanita), bukan siocia (nona muda) lagi.
Setelah mereka meninggalkan bengkel pandai besi itu, San Hong tak dapat menahan keheranan dan keinginan tahunya. "Bwee-moi, untuk apa sih engkau membikin pedang seperti itu" Bukankah itu merupakan tiruan dari Pedang Asmara yang diceritakan oleh Yeliu Ciangkun, dan yang pernah kita lihat dipergunakan oleh Bu Tiong Sin itu?"
Gadis itu memandang kepada kekasihnya dan
tersenyum. "Wah, ternyata engkau cerdik juga, Hong-koko!"
Dipuji seperti itu, wajah San Hong menjadi kemerahan.
"Aih, semua orang juga tahu bahwa yang kausuruh buatkan oleh tukang besi itu adalah tiruan Pedang Asmara. Akan tetapi untuk apa?"
Gadis itu hanya tertawa. "Untuk apa" Aku sendiri belum tahu, akan tetapi aku yakin pasti sekali waktu ada gunanya.
Untuk persiapan saja. Hong-ko, lupakah engkau akan pesan Yeliu Ciangkun bahwa kita harus merampas Pedang Asmara itu, bahkan dia telah memberikan pedang itu kepadamu?"
San Hong mengangguk. "Akan tetapi aku tidak melihat hubungannya hal itu dengan pedang palsu itu."
Kembali Siang Bwee hanya tertawa. "Kita lihat sajalah nanti, Hong-koko. Aku sendiri pun belum tahu apa kegunaannya. Mari kita mencari tempat bermalam, yang kecil dan sepi saja agar tidak menarik perhatian orang.
Atau..... ah, lebih baik kalau kita bermalam di luar kota raja
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
saja. Di sini terlalu berbahaya. Kita sudah mulai dikenal orang. Mari kita keluar dari pintu gerbang sebelum ditutup."
San Hong seperti biasa, tidak banyak membantah biarpun dia tidak tahu ke mana mereka akan pergi. Dia menyerahkannya saja kepada Siang Bwee karena dia harus mengakui bahwa dalam banyak sekali hal, gadis itu lebih pintar daripada dia dan memang sepantasnya kalau memimpin!
-o0~DewiKZ~BudiS~0oKaisar Kerajaan Cin Baru, yaitu Wai Wang, adalah seorang kaisar yang tidak bertanggung jawab terhadap pemerintahan, negara dan bangsanya. Dia terlalu mementingkan diri sendiri sehingga segala tindakan yang diambilnya dihidang politik pun, diselaraskan dengan kepentingan pribadinya. Dia tidak malu-malu untuk mengambil hati Jenghis Khan, untuk menyatakan kelemahannya terhadap bangsa Mongol yang menyerbu dari utara itu. Semua itu dia lakukan saking takutnya akan ancaman terhadap keruntuhan kerajaannya yang berarti berakhirnya kemuliaannya. Setelah dia menyerahkan upeti sebagai pesangon kepada Jenghis Khan dan pasukannya, tanpa mempedulikan perasaan para menteri dan pejabat tinggi yang merasa terhina dan tersinggung, Kaisar Wai Wang kini merasa aman. Dianggapnya bahwa dia telah berhasil menyogok pemberontak Mongol Jenghis Khan dan berhasil membuat penyerbu dari utara itu tidak melanjutkan ambisinya. Dia, mulai lagi dengan kehidupannya yang penuh keroyalan dan kesenangan. Hampir setiap hari dia berpesta pora, seolah-olah negaranya baru saja bebas dari ancaman bahaya. Kaisar ini memang mempunyai banyak sekali hobi. Selain berburu binatang di hutan, dia pun terkenal sebagai seorang pemburu wanita cantik! Tak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
terhitung banyaknya selir dan dayang memenuhi istananya.
Dia sendiri sampai tidak ingat lagi berapa banyak wanita cantik dan muda yang mengelilinginya, tidak tahu berapa jumlah selir dan dayangnya. Andaikata ada dua tiga orang lenyap di antara mereka, agaknya dia pun tidak akan tahu!
Dan dia seorang pembosan. Jarang ada selir atau dayang yang menjadi penghibur dekatnya lebih dari setahun lamanya. Baru beberapa bulan saja dia sudah merasa bosan dan mencari penggantinya yang baru!
Akan tetapi pada waktu itu, ada seorang selir yang amat disayang oleh Kaisar Wai Wang. Selir ini seorang gadis peranakan suku Hui dari barat yang amat cantik jelita dan manis, puteri seorang kepala suku yang ditalukkan dan menjadi tawanan. Oleh kaisar, gadis ini segera dijadikan selir dan amat disayangnya, Ia diberi nama Siang Hui oleh kaisar dan dalam waktu beberapa bulan kaisar tak pernah dapat berpisah semalam pun dari selir barunya itu. Biarpun Siang Hui selir yang baru berusia delapan belas tahun itu, selalu kelihatan berduka karena sama sekali tidak senang menjadi selir kaisar itu dan selalu teringat kepada keluarganya yang terpaksa ditinggalkan bahkan ayahnya dan beberapa orang saudara laki-lakinya tewas dalam perang melawan pasukan Kerajaan Cin, narnun kecantikannya yang khas itu tak pernah membosankan hati Kaisar Wai Wang.
Pada suatu malam yang dingin dan gelap. Tidak seperti biasanya, istana nampak sunyi malam itu. Sebelum kaisar tergila-gila kepada selirnya yang baru dia selalu mengadakan pesta pora dengan para selir dan dayangnya, makan minum dan menyaksikan tari-tarian dan dihibur oleh para selirnya sampai bangkit gairahnya dan dia akan memilih beberapa orang di antara mereka untuk melayaninya di dalam kamarnya. Akan tetapi sekarang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sore-sore dia sudah berada di kamar bersama Siang Hui dan selir ini, tidak seperti selir lain, dalam keadaan bersedih itu ia sama sekali tidak pernah ada permintaan apa pun, tidak pula ingin dipestakan. Bahkan untuk makan pun, hampir setengah dipaksa oleh para dayang pelayan. Dan kalau pun ia mau melayani gairah kaisar, hal itu dilakukan karena terpaksa, dengan setengah hati bahkan kadang merasa dirinya diperkosa.
Malam itu dingin dan sunyi. Hanya para penjaga dan peronda yang nampak di gardu gardu penjagaan, dan ada yang melakukan perondaan. Mereka pun merasa tenang dan aman. Siapa yang berani mengganggu istana" Selain terjaga oleh pasukan penjaga yang terdiri dari dua losin perajurit, juga masih ada pasukan pengawal yang bertugas di dalam, dan masih ada lagi jagoan-jagoan istana yang berkepandaian tinggi. Hanya orang yang bosan hidup saja akan berani datang memasuki istana dengan niat buruk.
Akan tetapi pada malam yang gelap, dingin dan sunyi itu, para penjaga yang merasa aman sehingga kurang waspada tidak melihat adanya dua sosok bayangan tubuh orang yang berkelebatan dengan amat cepatnya, bagaikan bayangan setan saja. Mereka itu adalah dua orang pemuda yang memiliki gerakan yang luar biasa ringannya dan setiap kali meloncat kaki mereka tidak menimbulkan suara di atas genteng, dan mereka itu kadang menyelinap dan bersembunyi di wuwungan bangunan istana sambil mengintai ke bawah. Kalau keadaan sudah aman, yaitu para peronda sudah lewat, baru mereka bergerak lagi ke depan, menuju ke bangunan induk, lalu menyelinap ke atas wuwungan istana bagian puteri.
Siapakah dua orang muda itu" Mereka bukan orangorang biasa, hal itu mudah diketahui dari gerakan mereka yang luar biasa cepat dan ringannya. Dan memang. mereka
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
adalah Cu See Han dan Kok lay Ki. Seperti kita ketahui, Cu See Han adalah putera Tung hai Kiam-ong Cu Sek Lam atau yang lebih dikenal dengan sebutan Tung kiam (Pedang Timur), datuk besar di wilayah timur. Cu See Han pemuda berusia dua puluh tiga tahun ini telah mewarisi ilmu ilmu ayahnya. Dia tampan, gagah, pandai sastra dan silat, juga pandai bicara dan lincah, pakaiannya selalu mewah dan sikapnya sopan seperti seorang sastrawan sejati. Namun, di balik semua gemerlapan itu, dia memiliki hati yang angkuh, kejam, dan cabul. Terutama sekali dia amat tinggi hati, tidak pernah menghargai orang lain, kecuali hanya ayahnya sendiri.
Adapun pemuda yang ke dua itu tidak kalah tampannya.
Wajannya tampan sekali, gerak geriknya halus dan dia pesolek dengan pakaian yang mewah dan nyentrik, topinya berbulu dan sabuknya dari emas. Namun dia juga tidak kalah kejamnya. Hanya bedanya, kalau Cu See Han seorang mata keranjang yang cabul, Kok Tay Ki atau lebih terkenal dengan sebutan Kok Kongcu ini orangnya angkuh dan sinis terhadap wanita, karena dia tahu akan kemampuannya menaklukkan setiap orang wanita melalui ketampanannya, kepandaiannya, maupun kekayaannya.
Kalau Cu See Han suka merayu wanita, sebaliknya Kok Kongcu bersikap acuh, dan hal ini bahkan agaknya mempunyai daya tarik yang lebih kuat bagi sebagian kaum wanita.
Mau apakah dua orang pemuda sesat yang amat lihai dan berbahaya itu berkeliaran di istana pada malam gelap seperti itu"
Seperti kita ketahui, dua orang itu telah bekerja sama untuk membantu ayah dan guru mereka yang juga sudah bersekutu, yaitu See Mo dan Tung Kiam, untuk membantu gerakan orang-orang Mongol. Mereka berdua pergi ke kota
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
raja dan berdiam di atas loteng rumah seorang mata-mata Mongol, seorang keturunan Han Mongol yang dijadikan mata-mata oleh Jengnis Khan dan membuka sebuah toko di kota raja itu. Dengan memperlihatkan surat ayahnya, See Mo, Cu See Han dan Kok Kpngcu diterima dengan hormat oleh Ci Koan, mata-mata Mongol itu. Setelah tahu bahwa dua orang pemuda itu adalah putera dan murid See Mo dan Tung Kiam, Ci Koan bersikap hormat sekali dan menyembunyikan mereka di dalam kamar yang mewah di 1oteng, atas tokonya. Juga dia lalu memberitahu kepada mereka tentang jaringan mata-mata yang membantu Mongol, betapa mereka semua telah siap siaga kalau sewaktu-waktu pasukan Mongol menyerbu.
"Akan tetapi, sementara ini mengapa kita tidak mengadakan gerakan-gerakan untuk melemahkan musuh?"
Kok Kongcu bertanya.
"Apakah yang dapat kita lakukan, Kok Taihiap?" tanya Ci Koan. "Kalau kita mengadakan keributan dan pengacauan, hal itu berbahaya sekali karena pemerintah di sini tentu akan mengetahui adanya jaringan mata-mata dan tentu akan mengadakan operasi pembersihan dan gerakan kita menjadi tidak leluasa lagi, bahkan berbahaya.
Pekerjaan kita nanyaiah mengamati keadaan pemerintah, kekuatan pasukannya dan lain-lain perubahan yang terjadi di istana. Bukan membuat kekacauan sebelum terjadi penyerbuan pasukan kita dari utara. Kalau pasukan kita menyerbu, barulah kita mempergunakan kekuatan untuk menyerang penjaga pintu gerbang dan mengadakan kekacauan di dalam kota untuk melemahkan pertahanan musuh dan membantu masuknya pasukan kita dari luar."
Biarpun See Han dan Kok Kongcu merupakan dua orang pemuda gemblengan yang lihai sekali ilmu silatnya, namun mereka bukan ahli siasat perang, tidak mengerti pula
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tentang tugas mata mata, oleh karena itu mereka pun tidak dapat membantah keterangan Ci Koan yang menjadi rekan mereka. Oleh ayahnya See Han juga hanya dipesan agar membantu Ci Koan yang memimpin jaringan mata-mata di kota raja.
Namun Kok Kongcu adalah seorang yang angkuh. "Apa sih sukarnya menaklukkan pemerintah yang sudah lemah ini" Kaisarnya pun hanya mampu bersenang senang, begitu kudengar beritanya. Kalau saja kita bunuh kaisar itu tanpa menimbulkan keributan, tentu akan terjadi ke kacauan yang amat melemahkan istana dan hal ini akan amat menguntungkah kita."
Ci Koan mengerutkan alisnya lalu tertawa.
"Kenapa tertawa" Apanya yang lucu" Apa kau memandang remeh kemampuanku?" Kok Kongcu menegur dan Ci Koan segera menghentikan tawanya. Dia sudah berpengalaman dan tahu bahwa dia menghadapi orangorang muda yang lihai, namun yang belum berpengalaman dan hanya mengandalkan keberanian saja.
"Sama sekali tidak memandang remeh, Kok Kongcu.
Aku tahu bahwa Ji-wi Kongcu (Tuan Muda Berdua) adalah Taihiap (Pendekar Besar), putera-putera dari dua orang locian-pwe (orang tua sakti) yang sudan amat terkenal namanya. Akan tetapi, bagaimana mungkin kita membunuh seorang kaisar" Dia tinggal di istana yang kuatnya seperti benteng! Baru ingin bertemu dan berhadapan muka saja sukarnya sama dengan menemui dewa di langit! Sebelum kita dapat berhadapan dengan kaisar, kita akan dihadapi ratusan orang pasukan, dan banyak jagoan istana yang amat lihai."
"Hemmm, agaknya engkau masih terlalu memandang rendah kepada kami, Citoako! Bagi kami, memenggal leher
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kaisar tua itu, apa sukarnya" Kita mampu membunuh kaisar malam ini juga, bukan begitu, See Han?" kata Kok Kongcu.
See Han juga seorang pemuda yang sombong dan tinggi hati, akan tetapi dia lebih tahu akan keadaan istana dibandingkan Kok Kongcu. Dia tahu bahwa membunuh kaisar bukanlah pekerjaan main main, dan sama sekali tidak mudah, bahkan hampir tidak mungkin. Akan tetapi tentu saja dia merasa malu kalau kalah congkak, maka mendengar ucapan Kok Kongcu, dia mengangguk.
"Ci-toako. Memang tidak mudah menyusup ke istana dan membunuh kaisar, akan tetapi kalau kami berdua yang ber-usana melakukannya, kukira ada kemungkinan berhasil.
Setidaknya, kami akan dapat mengacau istana tanpa mendatangkan kecurigaan kepada Toako atau kawan kawan lain. Kami dapat bertindak sebagai seorang pencuri di istana, atau pencuri puteri, heh-heh-heh!"
Kok Kongcu mengenal See Han yangi gila perempuan, maka untuk menarik hati kawan itu, dia berkata, "Memang kabarnya di istana banyak terdapat puteri yang secantik bidadari. Kalau kita tidak bcrnasil membunuh kaisar, kita dapat menculik dua orang puteri, dengan demikian istana akan geger dan wibawa kaisar akan menurun banyak." Ci Koan tidak dapat melarang. Dia tahu bahwa biarpun dia yang memimpin jaringan mata-mata di kota raja, akan tetapi kalau dua orang pemuda ini diperbantukan, dia tidak mungkin dapat mengatur kedua orang itu sekehendak hatinya. Mereka terlalu lihai dan kalau dia memaksakan kehendaknya, jangan-jangan mereka malah akan memusuhinya.
Demikianlah, pada malam yang gelap, dingin dan sunyi itu, Kok Kongcu dan See Han mempergunakan ilmu kepandaian mereka, atas petunjuk mata-mata anak buah Ci
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Koan yang sudah mempelajari keadaan penjagaan di sekitar tembok pagar istana, masuk melalui bagian tembok yang tidak begitu rapat penjagaannya karena di luar tembok itu terdapat sebuah anak sungai yang cukup lebar. Akan tetapi di seberang sungai itu tumbuh sebatang pohon yang besar dan inilah yang dijadikan jembatan oleh Kok Kongcu dan See Han. Menyeberangi anak sungai dengan perahu tidak mungkin karena hal itu pasti akan nampak oleh para penjaga. Juga berenang ke arah tembok amat sukar karena air sungai di bagian itu terlampau deras dan arusnya kuat sekali karena menurun. Dari atas pohon itu, Kok Kongcu meluncurkan anak panah yang ada kaitannya, dan akhirnya anak panah berkaitan yang dipasangi tali itu berhasil mengait tembok. Sebatang tali yang cukup kuat kini direntang dari tembok ke pohon itu. Dan kini kedua orang pemuda itu, seperti para pemain akrobat yang ulung, menggunakan gin-kang mereka, berlari di atas tambang itu dari pohon menuju ke tembok. Karena malam gelap dan gerakan mereka cepat, maka penyeberangan aneh ini yang sama sekali tidak pernah disangka para penjaga, tidak sampai terlihat siapa pun dan mereka berdua akhirnya dapat melompat ke balik pagar tembok, memasuki lingkungan istana.
Dengan ilmu kepandaian mereka yang tinggi, dua orang muda itu berhasil meloncat ke atas wuwungan istana dan mereka pun mencari-cari di mana tempat tinggal atau lebih tepat lagi, tempat tidur kaisar karena maksud penyusupan mereka ke istana adalah untuk membunuh kaisar!
Akan tetapi, setelah berputar-putar. sampai lebih dari satu jam di atas wuwungan bangunan istana, dengan bahaya setiap saat akan terlihat para penjaga, belum juga mereka dapat menemukan di mana adanya kamar kaisar!
Bahkan dari atas tidak ada sedikit lubang pun yang dapat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mereka masuki untuk turun ke bawah, kecuali melalui luar bangunan! Wuwungan di sini tidak sama seperti wuwungan dan genteng rumah-rumah biasa. Tidak mungkin ada penjaga masuk istana melalui genteng yang demikian kuat buatannya dan di bawah genteng masih ada lapisan langit-langit yang kuat pula. Satu-satunya jalan adalah memasuki istana dari bawah, padahal di bawah terdapat banyak penjaga di mana-mana, bahkan selalu ada sepasukan penjaga yang melakukan perondaan.
Sambil mendekam di wuwungan yang paling gelap, keduanya beristirahat, dan berbisik-bisik. "Wah, ternyata sukar juga mencari kamar kaisar," bisik See Han.
"Bagaimana kalau kita turun dan mencoba memasuki istana dari luar?"
Kok Kongcu mengerutkan alisnya dan menggeleng kepala. 'Tidak kusangka bangunannya begini kokoh kuat.
Tidak mungkin masuk dari atas. Dan kalau masuk melalui bawah, andaikata kita mampu menyelinap melalui pintu atau pagar dan sudah masuk ke dalam, kita pun tidak tahu di mana kamarnya" Padahal bangunan ini begini luas! Dan kalau kita terjebak ke dalam sukar pula untuk lolos. Kurasa kurang menguntungkan kalau masuk dari bawah."
"Dari Ci-toako aku hanya mendapat gambaran yang kasar saja, bahwa di sini merupakan bangunan induk tempat tinggal kaisar. Akan tetapi kamarnya amat banyak dan entah yang mana kamar kaisar! Menurut Ci Toako, bangunan di samping kiri dan kanan adalan tempat tinggal para pangeran, sedangkan bangunan di belakang yang lebih rendah dan banyak tamannya itu adalah istana bagian puteri."
Kok Kongcu menarik napas panjang. Benar juga kata Citoako bahwa membunuh kaisar bukan merupakan hal yang mudah.


Pedang Asmara Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Apakah kita harus pergi lagi dengan tangan kosong?"
"Ah, rugi kalau harus pulang dengan tangan kosong.
Mari kita lihat di bagian puteri sana. Siapa tahu di sana terdapat lowongan untuk masuk. Kita dapat mencuri harta pusaka, atau puteri." See Han menyeringai, gembira membayangkan akan dapat memondong seorang puteri yang cantik jelita seperti bidadari. Bagi putera Tung Kiam ini, harta benda tidak mempunyai daya tarik lagi karena sejak kecil dia hidup dalam keadaan yang berlebihan dan mewah. Gadis-gadis biasa pun tidak menarik hatinya karena sejak remaja dia sudah kenyang bergaul dengan wanita cantik. Akan tetapi, selama hidupnya belum pernah dia berdekatan dengan seorang puteri istana. Meliha pun belum! Maka tidak mengherankan apabila dia mengusulkan untuk mengunjungi istana bagian puteri yang menurut kabar yang pernah didengarnya, di situlah pusat wanita-wanita yang paling hebat di dunia!
Sebaliknya, biarpun sikapnya selalu angkuh terhadap wanita, namun hati Kok Kongcu tertarik pula untuk mendapatkan seorang puteri istana. Ayahnya See Mo mengatakan bahwa dia kelak harus menikah dengan satu di antara dua orang gadis, yaitu puteri Nam Tok atau puteri Pak Ong. Biarpun di dalam hatinya dia tidak setuju, akan tetapi dia tidak membantah. Dia lebih suka memperisteri seorang puteri istana daripada puteri Nam Tok atau puteri Pak Ong! Kalau dia menikah dengan puteri kaisar, dengan sendirinya derajatnya akan naik tinggi! Karena pikiran begitulah maka dia pun mau saja See Han mengusulkan untuk pergi ke istana bagian puteri di sebelah belakang.
Dan memang cocok seperti keterangan yang mereka dapatkan dan Ci Koan. Ketika tiba di atas wuwungan perumahan yang mungil-mungil dari istana bagian puteri, mereka melihat bahwa penjagaan tidaklah seketat di istana
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
induk tempat tinggal kaisar. Bahkan para perajurit pengawalnya pun terdiri dari thai-kam (laki-laki kebiri) yang sebagian besar berperut gendut. Mereka nampak melakukan penjagaan dengan malas-malasan, tidak seperti para perajurit pengawal yang berada di istana bagian pusat.
Ketika mereka berdua mengintai dari atas wuwungan bangunan terbesar, mereka melihat kesibukan di sebelah barat atau di sekitar taman bunga yang terindah di antara para taman bunga yang banyak terdapat di situ. Taman bunga ini dikelilingi tujuh buah pondok yang indah sekali buatannya, dan di tempat itu agaknya sedang diadakan suatu kesibukan karena nampak banyak petugas thai-kam hilir mudik. Mereka cepat mengintai dan melayang turun, mendengarkan percakapan dua orang perajurit thai-kam yang sedang meninggalkan taman itu sambil membawa keranjang-keranjang kosong.
"Aih, tiap kali ada pesta, kita saja yang payah. Pekerjaan banyak, badan payah, kurang tidur, masih banyak dicela lagi.....," Seorang di antara mereka yang perutnya gendut mengomel. Orang ke dua yang kepalanya botak menghela napas panjang.
"Perlu apa mengomel" Sekali ini masih mending. Puteri Siauw Cen ini tidak begitu manja, tidak banyak lagak sehingga pesta ulang tahunnya ini dibandingkan dengan pesta ulang tahun para puteri lain dapat dikatakan sederhana. "
"Benar juga, tidak seperti pesta ulang tanun Puteri Siauw Kim dua bulan yang lalu, amat mewahnya"
"Tentu saja, ingat ia puteri siapa" ibunya juga.... "
"Sssttt, tahan mulutmu. Kau kepingin mampus?" tegur kawannya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Setelah dua orang perajurit thai-kam itu lewat, Kok Kongcu dan See Han saling pandang. Mereka hanya dapat saling melihat wajah masing-masing seperti bayangan saja namun mereka tahu banwa masing masing tersenyum senang mendengar bahwa ada seorang puteri istana sedang mengadakan pesta. Tentu para puteri itu berkumpul semua di taman itu. Tinggal pilih! Akan tetapi juga sukar karena dengan berkumpulnya demikian banyak wanita, dan sibuknya para petugas, berarti makin sukarnya pula melakukan niat mereka untuk menculik puteri!
Dengan berindap-indap akhirnya mereka dapat mendekati taman dan keduanya, bagaikan dua ekor kera, meloncat dan bersembunyi ke dalam pohon besar yang daunnya lebat. Dari tempat itu mereka dapat melihat semua kegiatan itu. Benar saja, sedikitnya ada dua puluh orang puteri berkumpul mengelilingi meja besar sedang berpesta!
Lebih banyak lagi gadis-gadis dayang berdiri dan hilir mudik di sekeliling meja untuk melayani para puteri itu.
Terdengar suara ketawa mereka dan baru mereka berdua tahu bahwa apabila berada di tempat sendiri, para puteri bangsawan itu tiada bedanya dengan gadis-gadis lain, bergurau dan tertawa-tawa, tidak nampak agung dan membuat orang merasa rendah diri dan takut. Diterangi lampu-lampu gantung, di antaranya empat terbesar di empat penjuru, digantungkan di tiang bambu, dapat dilihat betapa wajah mereka itu memang cantik-cantik sehingga sukarlah bagi kedua orang pemuda itu untuk menentukan siapa di antara mereka yang paling cantik.
Untung bagi Kok Kongcu dan See Han bahwa para wanita cantik itu, dari para puterinya, para dayang yang melayani, dan para pelayan yang lebih tua dibantu joleh pelayan-pelayan pria thai-kam yang berada paling luar, membuat. gaduh dengan obrolan dan gurauan mereka
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sehingga dua orang pemuda itu dapat berbisik-bisik mengatur siasat, tanpa khawatir terdengar orang lain.
Mereka mengatur siasat dan karena keduanya memang cerdik dan licik sekali, maka sebentar saja mereka sudah mengatur rencana siasat yang amat cerdik. Bahkan mereka mengatur siasat secermatnya dan membagi pekerjaan, sampai memperhitungkan jalan keluar kalau dikejar musuh.
Setelah rencana mereka matang, kedua orang pemuda itu lalu meloncat turun dari atas pohon dengan gerakan ringan kali, lalu keduanya berpisah, Kok Kongcu menyusup ke kanan dan See Han menyusup ke kiri. Mereka menyusup-nyusup dan menyelinap di antara semak-semak dan tumbuh-tumbuhan bunga di taman itu.
Dua peristiwa itu terjadi dalam waktu yang sama dan memang hal ini sudah diatur. Tiba-tiba saja sebuah di antara pondok-pondok itu, yang pada saat itu kosong karena semua orang berada di taman yang menjadi tempat pesta malam itu, dan tiba-tiba pula empat buah lampu gantung yang paling terang dan tergantung di atas tiang bambu itu padam berturut turut setelah mengeluarkan suara keras karena disambar batu dari bawah. Keadaan menjadi remang-remang dan para wanita itu menjerit-jerit, apalagi setelah melihat adanya kebakaran di pondok paling sudut.
"Kebakaran! Kebakaran!" Orang-orang berteriak-teriak dan para pengawal thai-kam berlari-larian. Semua orang segera berusaha untuk memadamkan api dan agaknya semua orang lupa akan keanehan pecahnya empat buah lampu gantung itu. Dalam keadaan remang-remang itu, para puteri menjerit-jerit dan berlari-larian dengan kacau.
Dalam keadaan kacau itulah, dua sosok bayangan berkelebat dan dua orang pemuda itu telah berhasil menotok roboh dan memanggul tubuh lemas seorang puteri di pundak masing-masing. Mereka tidak memilih-milih lagi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
karena suasana kacau dan keadaan remang remang, akan tetapi mereka yakin bahwa yang mereka culik adalah puteri karena tadi mereka telah mengenal pakaian para gadis bangsawan itu. Apalagi mereka tadi melihat bahwa mereka semua adalah gadis-gadis remaja yang amat cantik jelita.
Seperti yang telah mereka rencanakan semula, kini mereka melarikan dua orang puteri itu ke kamar mereka di loteng rumah mata-mata Mongol bernama Ci Koan itu. Di dalam kamarnya di loteng itu, Cu See Han memperlihatkan watak aselinya yang cabul, kejam dan jahat. Segala kebersihan dan kesopanan yang hanya dipakai sebagai kedok saja itu ditanggalkan. Belum pernah selamanya, talam petualangannya dengan wanita, dia mendapatkan seorang puteri dari istana! Maka kini, tanpa membuang waktu lagi, dia pun memperkosa puteri itu dengan rakusnya, seperti seekor anjing kelaparan menemukan seonggok daging segar. Dia tidak mempedulikan ratap dan rintihan gadis itu, sama sekali tidak mengenal kasihan, bahkan ratapan puteri itu memasuki telinganya seperti dendang yang merdu, yang menambah semangat dan gairahnya yang tak kunjung berkurang.
Jaka Lola 8 Rahasia Ciok Kwan Im Pendekar Harum Seri Ke 2 Karya Gu Long Neraka Hitam 9

Cari Blog Ini