Pedang Asmara Karya Kho Ping Hoo Bagian 9
Kini, dua orang gadis yang berpakaian seperti wanita Han itu melangkah maju dan seorang di antara mereka berkata kepada gadis bertopi bulu itu, "Nona Maimi, perlu apa banyak cakap dengan mereka" Kami melihat dua orang ini pasti memiliki iktikad buruk, maka pada senja hari begini mereka berani mengganggu kita. Biarlah kami berdua mengusir mereka!" Berkata demikian, dua orang gadis Han itu mencabut pedang yang tergantung di pinggang, dan dari cara mereka mencabut pedang saja, tahulah Tiong Sin bahwa mereka bukan sekedar membawa pedang sebagai hiasan atau untuk menakut-nakuti, melainkan mereka memang memiliki kemahiran bersilat pedang.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Nanti dulu, Siauw Cin dan Siauw Lin, biar kita mendengar dulu apa yang menjadi maksud mereka maka mereka berkeliaran di daerah kita ini." kata gadis bertopi bulu yang disebut "nona Maimi" itu.
Melihat sikap gadis bernama Maimi itu, Yuci dapat menduga bahwa benar seperti dugaannya, gadis ini tentu puteri seorang kepala suku. Berbahaya kalau sampai gadis ini menaruh curiga. Jangan jangan banyak anak buah sukunya yang berada di situ dan kalau sampai dia di sangka buruk, bisa saja dia dan Tiong Sin dikeroyok puluhan orang! Maka dia pun cepat membuat pengakuan sejujurnya.
'Nona, ketahuilah bahwa aku Yuci dan sahabatku Bu Tiong Sin ini adalah dua orang utusan yang sedang melaksanakan tugas yang diberikan oleh raja besar kami, yaitu yang mulia Jenghis Khan. Pasukan kami berada di balik bukit itu melewatkan malam di sana sebelum melanjutkan perjalanan besok pagi."
"Aihhh... !" Maimi nampak terkejut sekali, demikian pula empat orang kawannnya. Siapa yang tidak akan terkejut mendengar disebutnya nama Jenghis Khan" Setiap orang, dari anak-anak sampai orang tua di seluruh Gurun Go-bi mengenal belaka nama ini, nama yang mereka kagumi sekaligus mereka takuti. Tidak terkecuali Maimi, gadis yang angkuh itu, bersama empat orang temannya terbelalak kaget mendengar bahwa dua orang muda di depannya itu adalah utusan Jenghis Khan!
"Kalian utusan Jenghis Khan" Benarkan itu" Dan kalian mau apa mendatangi kami?"
"Nona, tugas kami tentu saja sama sekali tidak ada hubungannya dengan kalian berlima. Kami dan pasukan diutus untuk berkunjung kepada Pangeran Pang Sun kepala suku Liau-tung, membawa hadiah dan juga membawa surat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dari maharaja kami. Karena kemalaman maka berada di balik bukit, dan tadi secara iseng kami berdua berjalan jalan lalu melihat api unggun kalian dan datang ke sini."
Gadis itu nampak tertarik sekali "Selama ini bangsa Liau-tung tidak pernah berurusan dengan bangsa Mongol juga bukan negeri talukan Mongol. Mengapa kalian hendak berkunjung" Mau menyerang.kami?"
Yuci terkejut. Baru dia tahu bahwa gadis ini seorang gadis Liau-tung! "Aih, tidak sama sekali. Raja kami mengulurkan tangan persahabatan kepada bangsa Liau-tung."
Gadis itu tersenyum. Kini ia tidak nampak gelisah lagi dan mulai memandang kedua pemuda itu dengan sinar mata menyelidik. "Hemmm, kami banyak mendengar bahwa Jenghis Khan memiliki panglima-panglima yang pandai. Tidak tahu apakah kalian berdua yang menjadi utusan dan masih begini muda ini juga memiliki kepandaian tinggi!" Ia memandang ke arah busur di punggung Yuci. Dan agaknya engkau pandai juga bermain panah" Hendak kulihat sampai di mana kehebatan seorang utusan Jenghis Khan!" Gadis itu dengan gerakan cepat sekali tahu-tahu telah melolos sebatang anak panah dari punggungnya. Pada saat .itu, banyak terdapat rombongan burung yang hendak pulang ke sarang menghadapi malam yang tak lama lagi datang. Mereka terbang berkelompok.
Ketika Maimi menengadah dan melihat kelompok burung terbang, ia lalu membidikkan anak panahnya ke atas,
"Mampukah engkau melakukan seperti ini?" Busurnya menjepret dan sinar anak panahnya meluncur ke atas. Tak lama kemudian, seekor burung jatuh dari atas, tubuhnya tertembus anak panah tadi, tepat pada dadanya dan tembus sampai di punggung. Ketika terjatuh mengeluarkan suara
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berdebuk. Yuci tersenyum dan mengambil burung itu, mengamatinya lalu berkata.
"Ah, Nona. Sungguh sayang kalau memanah burung seperti ini. Dagingnya menjadi rusak oleh anak panahmu yang menembus dada. Ada dua cara lain untuk memanah burung tanpa merusak daging tubuhnya, Nona."
Maimi mengerutkan alisnya. "Hemmm, mampukah engkau?"
Yuci tersenyum. 'Tentu saja, akan kujatunkan dua ekor burung tanpa merusak daging tubuhnya sehingga kalau dimasak atau dipanggang, dagingnya masih utuh, tidak rusak seperti yang kau panah jatuh ini." Yuci mengambil dua batang anak panah dan memasangnya pada busurnya sekaligus!
Melihat ini, Maimi dan kawan kawannya memandang heran. Benarkah pemuda itu akan dapat sekaligus meluncurkan dua batang anak panah dan mengenai dua ekor burung dalam waktu yang sama" Bahkan Tiong Sin sendiri memandang, penuh perhatian. Dia sudah mendengar akan kepandaian orang Mongol
mempergunakan anak panah, akan tetapi belum melihat sendiri kepandaian Yuci walaupun dia pernah mengagumi kepandaian memanah dari Barcan.
Padu saat itu, senja mulai mendatang dan cuaca tidaklah terlalu terang lagi. Sekelompok burung terbang di atas mereka dan Yuci sudah membidikkan dua batang anak panahnya. Begitu busurnya menjepret, terdengar bunyi dua batang anak panah berdesing dan meluncur dengan amat cepatnya ke atas, tidak dapat diikuti dengan pandang mata.
Akan tetapi, dalam melepas dua batang anak panah tadi, Yuci sudah mengukur tenaganya agar jangan terlalu cepat,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
agar dua batang anak panahnya jangan sampai menembus dan hilang.
Tidak nampak ketika dua ekor burung terkena anak panah karena memang cuaca sudah mulai suram, akan tetapi tiba-tiba nampak dua ekor burung jatuh. Yuci memungutnya sambil tersenyum dan menyerahkannya kepada Maimi yang segera menerimanya dan bersama empat orang kawannya, ia mengamati dua ekor burung itu.
Mereka segera bicara riuh rendah memuji dan merasa kagum bukan main. Tiong Sin yang melihat juga merasa kagum sekali. Seekor burung telah terpanggang anak panah pada lehernya, dan seekor lagi pada sayap kirinya.
Keduanya memang sama sekali tidak rusak dagingnya, tidak seperti yang tertembus anak panah Maimi pada dadanya tadi. "Bukan main! Engkau hebat sekali, pantas sekali menjadi utusan Jenghis Khan dan menjadi tamu kami!" kata Maimi. "Aku adalah Puteri Maimi, puteri Pangeran Pang Sun yang akan kalian kunjungi."
Yuci cepat memberi hormat. "Ah, kalau begitu maafkan kami, Puteri."
"Tidak mengapa. Kami bahkan amat kagum kepada kepandaianmu memanah Yuci. Akan tetapi, kami masih ragu terhadap kawanmu ini. Kalau dia juga utusan Jenghis Khan, apa kemampuannya" Kulihat dia bukan bangsa Mongol."
"Dia seorang bangsa Han yang menghambakan diri kepada raja kami, Puteri. Akan tetapi dia memiliki ilmu kepandaian silat yang amat tinggi."
"Bagus! Kalau begitu, biarkan kami mengujinya, nona Maimi!" kata seorang di antara dua orang gadis Han tadi.
Mereka itu berwajah sama, juga bentuk tubuh mereka dan pakaian mereka sama, Mudah diduga bahwa mereka itu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tentu saudara sekandung, bahkan melihat usia mereka .yang sebaya, orang akan menduga bahwa mereka adalah saudara kembar. Dan memang demikianlah. Siauw Cin dan Siauw Lin adalah dua orang gadis kembar berusia sembilan belas tahun, Ayah mereka seorang Han yang menikah dengan seorang wanita Liau-tung dan kini ayah mereka menjadi anak buah suku bangsa yang dipimpin oleh Pangeran Pang Sun.
"Bagus, kalian boleh mengujinya. Siapa namamu tadi"
Bu Tiong Sin" Kalau engkau memang gagah, coba hadapi pedang dari dua orang saudara kembar ini" kata sang puteri kepada Tiong Sin. Pemuda ini mengangguk, dan berkata kepada Yuci.
"Haruskah aku melawannya, Yuci?"
'Tentu saja. Buktikan bahwa engkau memang patut menjadi utusan raja kita Jenghis Khan!" kata Yuci vang juga ingin melihat adu kepandaian itu, dan dia menduga bahwa dua orang gadis kembar bangsa Han ini tentu lihai pula.
Siauw Cin dan Siauw Lin sudah mencabut pedang dan menghadapi Tiong Sin. Mereka itu sama cantik dan manisnya, dan ketika meloncat, gerakan mereka pun ringan dan cekatan sekali.
"Keluarkan senjatamu dan mari kau hadapi pedang-pedang kami!" kata Siauw Cin dengan sikap menantang.
Tiong Sin menggeleng kepala. "Memalukan kalau melawan dua orang gadis lemah harus mempergunakan pedang. Biarlah kuhadapi pedang kalian dengan ini saja!"
Dia mengambil sebatang kayu kering yang dipakai sebagai bahan bakar. Panjangnya nanya selengan, dan kayu ini besarnya tidak lebih sepergelangan tangan. Melihat itu, sepasang gadis kembar mengerutkan alis mereka. Pemuda
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ini terlalu sombong, pikir mereka. Seorang pria jagoan saja dari suku Liau-tung tidak akan mampu mengalahkan seorang di antara mereka, walaupun pria itu boleh memilih senjata apa pun. Dan kini pemuda ini, menghadapi mereka berdua yang berpedang hanya dengan sebatang kayu!
Sepasang saudara kembar ini marah dipandang rendah, maka muka mereka berubah merah karena marah. "Baik engkau yang memilih sendiri, jangat salahkan kami kalau sampai engkau terluka atau tewas!" kata Siauw Lin marah.
Tiong Sin tidak pernah menghargai wanita. Dia selalu memandang rendah dan menganggap bahwa wanita sepantasnya hanya menjadi alat penghibur atau permainan belaka. Maka, mendengar ucapan itu, dia pun tertawa mengejek. "Aku takkan menyalahkan kalian, bankan akan menghajar kalian dengan kayu ini. mulailah!"
Siauw Cin dan Siauw Lin menjadi semakin marah, apalagi ketika pada saat itu, Yuci yang wataknya lebih terbuka dan gembira berkata, "Saudaraku yang baik, jangan terlalu keras engkau memukul dengan kayu itu, kasihan mereka".
"Lihat pedang!" bentak Siauw Cin dan Siauw Lin, dan keduanya sudah menerjang maju dengan gerakan pedang mereka yang cepat. Terdengar bunyi kedua pedang itu berdesing-desing, dan nampak dua gulungan sinar pedang, yang menyambar-nyambar ke arah Tiong. Sin. Namun, pemuda ini bersikap tenang saja, seolah olah dia tidak peduli akan ancaman maut dari dua batang pedang itu.
Akan tetapi, begitu pedang-pedang itu menyambar dekat, tangannya bergerak dan kayu yang menjadi senjatanya itu bergerak cepat menangkis.
"Trek! Trakkk!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ihhhhh.....!" Dua orang gadis kembar itu meloncat ke belakang sambil memeriksa pedang masing-masing dan barulah hati mereka lega melihat bahwa pedang mereka tidak rusak. Tentu saja mereka tadi terkejut bukan main ketika kayu itu menangkis, mereka rasakan betapa tenaga yang amat kuat membuat pedang mereka hampir terlepas dari pegangan tangan mereka! Pedang mereka tergetar begitu keras sehingga mereka khawatir kalau senjata mereka itu rusak. Kini, dengan marah mereka lalu menerjang lagi dari kanan kiri, mengeluarkan ilmu pedang mereka yang gerakannya cepat sekali.
Namun, Tiong Sin tersenyum mengejek dan dia pun segera menggerakkan kayu di tangannya, memainkannya seperti sebatang pedang dan dia sudah menyambut.
serangan dua orang pengeroyoknya itu dengan jurus-jurus pilihan dari ilmu pedang Thai-san Kiam-sut yang hebat!
Ilmu pedang yang dipelajarinya dengan baik sekali dari Yeliu Cutay ini merupakan ilmu pedang yang hebat, tingkatnya tinggi dan jauh lebih tinggi daripada ilmu pedang yang dimainkan dua orang gadis kembar itu. Oleh karena itu, maka dalam waktu singkat saja gulungan sinar pedang kedua orang gadis itu menjadi semakin tertekan dan semakin sempit, bahkan akhirnya mereka sama sekali tidak mampu membalas serangan pemuda itu karena mereka melihat seolah-olah kayu itu berubah menjadi puluhan potong yang menyerang mereka dari segala jurusan!. Tak lama kemudian, terdengarlah dua orang gadis itu menahan jeril-jerit kecil ketika ujung kayu itu mulai menyentuh tubuh mereka. Memukul pinggul, mengusap dada dan perut!
Kalau Tiong Sin menghendaki, tentu saja dengan mudah dia dapat merobohkan dua orang gadis itu. Bahkan kayu di tangannya seperti mewakili tangannya, membelai, menowel bagian-bagian tubuh kedua orang gadis itu, bagian yang biasanya terlarang dan tidak boleh disentuh orang lain! Dua
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
orang gadis itu menjerit-jerit dan akhirnya mereka berloncatan melarikan diri bersembunyi di balik Puteri Maimi, dan keduanya kini menundukkan muka mereka yang kemerahan dan ada air mata menitik keluar dari sepasang mata mereka. Mereka merasa malu dan terhina sekali dan di dalam lubuk hati mereka, dua orang gadis kembar ini merasa benci sekali kepada Tiong Sin yang diam-diam telah memperlakukan mereka dengan cabul itu.
Tentu saja hanya mereka berdua yang tahu dan merasakan.
Orang lain yang nonton pertandingan itu hanya melihat betapa dua orang gadis itu terdesak dan menjerit-jerit sambil menggeliat-geliat. Demikian cepatnya gerakan kayu di tangan Tiong Sin sehingga tidak dapat terlihat oleh lain orang betapa ujung kayu itu mempermainkan tubuh dua orang gadis yang mengeroyoknya.
Yuci merasa bangga sekali melihat kemenangan Tiong Sin yang sudah diduganya. Dia lalu memberi hormat kepada Puteri Maimi dan bertanya, "Bagaimana pendapatmu, Tuah Puteri" Suda patutkah kami berdua menjadi utusan Yang Mulia Jenghis Khan?"
Maimi sekarang tersenyum ramah. Ia merasa kagum sekali, baik tadi melihat ilmu memanah dari Yuci atau juga ilmu pedang dari Tiong Sin.
"Sekarang aku yakin bahwa berita tentang kehebatan para panglima Jenghis Khan bukanlah omong kosong belaka. Marilah, kalian berdua, cukup terhormat untuk menjadi tamu kami. Silakan makan dan menikmati panggang daging rusa bersama kami."
Tentu saja kedua orang muda itu menjadi girang walaupun Tiong Sin tidak memperlihatkan hal ini. Mereka lali duduk mengelilingi api unggun, di atas tikar indah yang dibentangkan oleh para gadis itu, dan dua orang pemuda itu menerima hidangan panggang daging rusa yang .enak dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sedap, ditemani para gadis yang kini bersikap ramah pula.
Kecuali dua orang gadis kembar yang tetap bersikap dingin terhadap Tiong Sin dan hanya ramah kepada Yuci. Para gadis itupun mengeluarkah perbekalan mereka, roti dan anggur. Biarpun tadi sudah makan malam, menghadapi hidangan daging panggang hangat-hangat itu, ditemani lima orang gadis cantik manis yang lebih hangat lagi, dua orang muda itu makan dengan lahapnya! Dan diam-diam Tiong Sin mengamati wajah dan bentuk tubuh Puteri Maimi.
Inilah seorang gadis yang hebat, bisiknya dalam hati yang bergelora.
Setelah makan minum, Yuci menghaturkan terima kasih kepada Puteri Maimi. "Besok pagi-pagi kami akan pulang dan akan kukabarkan kepada ayahku tentang kunjungan kalian sebagai utusan Jenghis Khan." janji sang puteri kepadanya dan Yuci mengucapkan terima kasih..
Kemudian, dua orang pemuda itu kembali ke
perkemanan mereka dengan hati penuh kenangan manis.
"Hebat Puteri Maimi itu!" beberapa kali Yuci berseru kepada sahabatnya, sepasang matanya berkilat dan wajahnya berseri-seri, tanda bahwa pemuda Mongol ini terkagum-kagum. Tiong Sin mengerutkan alisnya.
"Yuci, apakah kau jatuh cinta kepadanya?"
Yuci terkejut, lalu tersenyum mengangguk-angguk.
"Mungkin sekali... Siapa yang tidak jatuh cinta kepada seorang gadis seperti Maimi" Cantik jelita puteri kepala suku, baik budi bahasanya, ramah sikapnya, dan bagi seorang wanita kepandaiannya memanah mengagumkan!"
Tiong Sin memandang kepadanya dengan tajam. "Dan engkau hendak minta kepada ayahmu untuk
meminangnya?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kembali Yuci tersenyum. "Hemm siapa tahu" Mungkin saja, akan tetapi tentu setelah gerakan Sribaginda berhasil".
Tiong Sin tidak banyak bertanya dan menjadi pendiam.
Hatinya tidak puas dan merasa iri. Dia tahu bahwa sebagai seorang panglima besar dari Jenghis Khan, ayah Yuci, yaitu Chepe Noyon, amat terkenal dan dihormati. Maka, kalau Chepe Noyon melamar Maimi kepada kepala suku Liau-tung itu, besar kemungkinan akan diterima dengan gembira.
Berbeda dari dirinya. Siapa yang akan melamarkannya kalau dia pada suatu hari menjatuhkan pilihannya" Tidak ada! Dan lebih lagi puteri kepala suku seperti Maimi. Jelas bahwa dia sebagai seorang muda Han perantau yang sudah tidak mempunyai orang tua, akan ditolak mentah-mentah.
Bahkan mungkin pinangannya akan dianggap penghinaan dan dia akan dianggap musuh! Tiong Sin pura-pura tidur pulas dalam tenda di mana dia tidur bersama Yuci. Pemuda Mongol itu sudah cepat tidur pulas dengan bibir tersenyum, agaknya sudah mulai mimpi bertemu Puteri Maimi.
Dengan hati-hati Tiong Sin bangkit dan mengenakan sepatunya sambil melirik ke arah Yuci dan dia pun tersenyum mengejek. "Boleh kaujumpai ia dalam mimpi Yuci, akan tetapi aku akan menjumpainya dalam kenyataan!" Dengan hati-hati dia pun keluar dari tenda besar dan dia menghilang dalam kegelapan malam.
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
Langit hitam penuh bintang cemerlang. Tiada awan segumpal pun menghalangi sinar bintang-bintang yang bagaikan ratna. mutu manikam berserakan di atas permadani hitam di atas sana. Sejenak, kalau mata memandang tanpa dikacau pemikiran, kita lupa bahwa bintang-bintang itu berada di atas dan kita di bawah. Tidak ada lagi batas, tidak ada lagi ruang, tidak ada lagi atas
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
maupun bawah, kanan maupun kiri. Demikian maha besar kekuasaan Tuhan, meliputi seluruh jagat raya, seluruh alam mayapada, melihat seluruh benda bergerak maupun tidak bergerak, yang nampak oleh mata manusia maupun yang tidak! Demikian gaibnya semua itu. Kekuasaan Tuhan Yang Maha Kasih, menyusup sampai ke rambut-rambut di kepala, sampai ke bulu-bulu di seluruh badan, menumbuhkan, memelihara, mengatur! Tak terukur oleh ukuran hati dan akal pikiran, tak terjangkau oleh segala alat yang. ada. Terlalu tinggi bagi kita manusia, terlalu besar, terlalu luas.!. Baru menengadah melihat bintang-bintang di langit begitu saja, kita merasa betapa kecilnya diri kita, betapa tidak ada artinya, bagaikan setitik di antara debu.
Namun, betapa besar kasih sayang Tuhan Yang Maha Esa, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang! Sayang kepada semua mahluknya, kepada semua ciptaannya, kepada kita! Seluruh yang ada, yang nampak maupun tidak nampak, seluruhnya diciptakan untuk kebahagiaan kita!
Tanah, air, tumbuh-tumbuhan, hewan, bahkan sinar matahari dan bulan, angin yang tidak nampak, semua.....
semua itu untuk kita manusia! Semua. itu menunjang kehidupan kita! Kita hanya mampu bersyukur, berterima kasih, mohon ampun akan semua dosa kita dan.....
menyerah! Penyerahan diri penuh iman, penuh tawakal, penuh ikhlas, merupakan kebaktian yang sempurna kepada Tuhan! Kita menyerah, sepenuh jiwa raga, dan kekuasaan Tuhan akan mengatur segalanya. Kalau hati dan akal pikiran kita yang mengatur, maka kekacauanlah akibatnya karena hati dan akal pikiran kita bergelimang nafsu.
Namun, kalau kekuasaan Tuhan yang mengaturnya, segala berjalan dengan sempurna.
Suasana yang sunyi meliputi perkemahan di mana lima orang gadis itu berada Puteri Maimi telah tidur pulas, demikian pula dua orang gadis Liau-tung yang lain.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Adapun gadis Han yang kembar itu sedang mendapat giliran jaga. Nanti lewat tengah malam, mereka akan di gantikan oleh dua orang gadis Liau-tung dan mereka akan beristirahat dan tidur Tentu saja Puteri Maimi tidak mendapat giliran berjaga malam!
Malam itu hawanya amat dingin dan dua orang gadis kembar membuat api unggun di luar perkemahan. Mereka duduk dekat api unggun. Sementara itu Puteri Maimi yang tidur di dalam tenda .sudah pulas, berselimut tebal. Dua orang gadis Liau-tung juga tidur di sudut tenda besar itu, saling peluk untuk menghangatkan tubuh.
Siauw Cin dan Siauw Lin duduk termenung. Mereka masih merasa penasaran atau terkenang akan peristiwa sore tadi, ketika mereka mengeroyok pemuda bernama Bu Tiong Sin itu. Kadang-kadang, ada sebutir air mata mengalir turun dari mata mereka, menuruni pipi yang berkulit putih mulus itu. Keduanya tidak bicara karena tanpa bicara pun dua orang saudara kembar ini dapat merasakan apa yang berada dalam hati masing-masing.
Apalagi dalam keadaan melamun seperti itu. Bahkan andaikata mereka sedang waspada pun, sukar bagi mereka untuk dapat melihat berkelebatnya bayangan orang lain yang menyelinap di balik tenda. Gerakan orang ini selain cepat juga ringan sekali tanpa mengeluarkan suara. Sejenak orang itu mengintai dan melihat betapa dua orang gadis kembar itu duduk dekat api unggun depan kemah, dalam keadaan lengah, dia pun cepat sekali sudah menyelinap memasuki tenda. Tenda itu remang-remang karena hanya diterangi sebatang lilin di sudut.
Bayangan itu adalah Bu Tiong Sin Sejenak dia memandang keadaan dalam tenda dan dapat melihat apa yang dicarinya. Puteri Maimi sedang tidur pulas, tubuhnya tergulung selimut. Yang nampak hanya wajahnya yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sebagian rambutnya yang terurai lepas. Wajah itu tersenyum, manis sekali. Cepat Tiong Sin mendekati, lalu tangannya bergerak cepat, membuka selimut dan melakukan totokan dengan jari tangannya.
Puteri Maimi terkejut, matanya terbelalak, akan tetapi ia segera lemas lunglai kembali karena ia merasa betapa ia tidak mampu bergerak, juga tidak mampu bersuara! Orang yang belum dikenalnya benar itu sudah menggulung tubuhnya dalam selimut dan memanggulnya. Seperti tadi ketika masuk, dia pun menyelinap keluar tanpa diketahui oleh Siauw Cin dan Siauw Lin.
Dapat dibayangkan betapa takut dan ngeri rasa hati Puteri Miami. Ia bukan seorang gadis lemah lagi penakut, sama sekali tidak. Bahkan ayahnya sering mengomelinya karena sebagai seorang puteri, seorang anak dari kepala suku yang sudah dianggap sebagai raja kecil, seorang pangeran, Maimi masih suka berkeliaran tanpa pengawal, hanya ditemani oleh empat orang gadis yang menjadi sahabat dan juga orang-orang kepercayaannya itu. Maimi adalah seorang gadis yang suka berburu, pandai menunggang kuda, pandai menggunakan anak panah dan sudah belajar bermain pedang. Juga empat orang sahabatnya itu bukan gadis-gadis lemah. Mereka berlima seringkali berkeliaran sampai jauh meninggalkan rumah, sampai di perbatasan daerah kekuasaan Liau-tung. Maka, Maimi bukan gadis penakut. Akan tetapi, malam ini, digulung dalam selimut dan tubuhnya sama sekali tidak dapat digerakkan, mulutnya tidak mampu mengeluarkan suara, lalu diculik dan dibawa pergi orang keluar dari perkemahan, sungguh membuat ia merasa ngeri dan takut!
Kalau ia mampu bergerak, tentu ia dapat membela diri.
Akan tetapi, ia merasa sama sekali tidak berdaya karena
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tidak mampu bergerak, tidak mampu mengeluarkan suara lagi.
Tanpa ragu-ragu Tiong Sin membawa puteri itu ke sebuah pohon besar. Memang sebelumnya dia telah memilih tempat. Di bawah pohon besar itu penuh dengan rumput yang gemuk, dan dia pun menurunkan buntalan atau gulungan selimut di atas rumput itu, lalu dibentangi kan selimut itu di atas rumput. Maimi kini menggeletak tak mampu bergerak telentang dan sepasang matanya yang indah dan lebar itu terbelalak memandang sebuah wajah di bawah sinar bintang bintang yang suram, apalagi sinar bintang terhalang daun-daun pohon. Bagaimanapun juga, ia dapat mengenal saja dalam kesuraman cuaca itu, wajah Bu Tiong Sin, pemuda tampan yang sore tadi dijamunya makan bersama Yuci!
Dengan tenang Tiong Sin melepaskan jubahnya, lalu menghunus pedangnya, ditempelkan pedang itu ke dada Maimi, kemudian, dengan lembut dia membebaskan totokan dari tubuh Maimi. Begitu dapat bergerak dan dapat bicara, Maimi cepat bangkit duduk, akan tetapi Tiong Sin merangkulnya dengan tangan kiri sedangkan Pedang Asmara telah telanjang dan ditempelkan di dada gadis itu.
"Kau..... kau..... Bu Tiong Sin.....! Apa yang kaulakukan ini" Mengapa engkau membawaku ke sini" Apa artinya ini?" Ia bertanya dengan mata terbelalak ketakutan dan napasnya terengah-engah. Tiong Sin yang sudah digulung gelombang nafsu itu merangkul semakin erat, lalu membisikkan rayuan dengan mulut menempel di pipi dekat telinga puteri itu.
"Artinya, Maimi, bahwa aku cinta padamu. Tak usah berpura-pura lagi, Maimi, kita saling mencinta....." Dan Tiong Sin lalu merebahkan kembali sang puteri, mendekap dan menciuminya dan dia pun tersenyum karena kini puteri
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
itu sama sekali tidak melawan, hanya memejamkan matanya dan mulutnya berbisik-bisik tanpa arti. Sama sekali Maimi tidak melawan bahkan menyambut dan melayani Tiong Sin dengan gairah yang sama panasnya. Semua itu dilakukannya seperti dalam mimpi!
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
Siauw Cin dan Siauw Lin menguap terserang rasa kantuk karena hangatnya api unggun yang mengusir dingin dan nyamuk. "Ih, aku ngantuk sekali," kata Siauw Lin kepada encinya. "Enci Cin, tolong kau tengok dulu nona Maimi sebelum kita ketiduran di sini."
"Uh, engkau memang pemalas...... waaahhhhl..... nah, aku ketularan mengantuk. Biar kujenguk dulu ke dalam.....
" Siauw Cin bangkit lalu menghampiri tenda dan menguak pintu masuk. Ia memandang heran, lalu masuk ke dalam.
Tak lama kemudian, ia sudah berada di luar lagi dan mengguncang pundak adiknya.
"Lin-moi..... bangun! Celaka...... nona Maimi tidak berada di tenda!"
Seketika Siauw Lin meloncat bangkit berdiri dan matanya terbelalak. "Apa kaubilang" Apakah engkau sudah mimpi". "
"Hushhh! Aku baru saja menjenguk ke dalam dan nona Maimi tidak berada di dalam! Juga selimutnya yang tebal itu tidak ada, dan dua orang pemalas di dalam itu tidur mendengkur!"
Siauw Lin melompat ke dalam tenda dan .ia pun keluar dengan alis berkerut. Engkau benar! Ke mana ia pergi" Dan kalau ia meninggalkan tenda, bagaimana kita sampai tidak mengetahuinya" Kita baru mengantuk, belum tertidur."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hatiku tidak enak, Lin-moi. Mungkin terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan. Mari kita mencarinya!"
"Ke mana kita harus mencari kalau kita tidak tahu ia pergi ke mana?" tanya Siauw Lin.
"Ke mana saja, sekitar tempat ini. Hayolah, mungkin ia menyelinap keluar untuk mencari burung kepala merah yang siang tadi dikejarnya tanpa hasil."
"Atau ia mungkin mimpi dan berjalan-jalan!" Siauw Lin mengomel karena ia sudah mengantuk harus bekerja mencari nonanya tanpa tujuan.
Ketika mereka mencari-cari dan tiba di bawah pohon, keduanya terbelalak dan sampai beberapa lamanya mereka itu memandang dengan bengong ke atas hamparan selimut di atas rumput bawah pohon besar itu! Nona mereka tertidur pulas, saling peluk dengan seorang pemuda yang mereka kenal baik, yaitu yang sore tadi mengalahkan mereka dengan ranting kayu! Mereka menggosok-gosok mata merasa seperti dalam mimpi. Tidak mungkin nona Maimi, puteri ketua Liau-tung, demikian mudahnya menyerahkan diri kepada seorang pemuda asing! Akan tetapi jelas, nona mereka itu tidak diperkosa, tidak dipaksa karena lengan nona itu yang berkulit putih kemerahan, jelas nampak merangkul leher pemuda itu, lengan yang tidak berbaju! Juga kaki nona mereka yang tersembul di bawah selimut itu telanjang!
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Jilid XVI Marahlah dua orang gadis kembar itu. Singgg! Mereka telah mencabut pedang masing-masing, melompat dekat dan menghardik.
"Jahanam, apa yang kaulakukan ini?"
Tiong Sin yang sedang diayun kepuasan dan hampir lelap itu, terkejut sekali. Juga Puteri Maimi terkejut dan membuka mata. Tiong Sin keluar dari bawah selimut dan meloncat dengan pedang di tangan. Melihat pemuda itu sama sekali tidak berpakaian, dua orang gadis kembar itu menjadi tersipu, akan tetapi kemarahan mereka meluap dan tanpa mempedulikan keadaan pemuda itu, mereka pun menyerang dengan pedang mereka.
"Trang-trang....."
Nampak api berpijar dan dua orang gadis itu terpekik kaget karena pedang mereka buntung begitu bertemu dengan pedang pemuda itu dan sebelum mereka dapat mengelak.dua kali tungan kiri Tiong Sin bergerak mereka sudah roboh lemas tertotok!
"Hemmm, kalian datang juga" Baik mari temani kami bersenang-senang manis!" Tiong Sin menarik mereka ke bawah selimut, kemudian perlahan-lahan dia membebaskan totokan mereka dan seperti diduganya, mereka pun sudah dicengkeram pengaruh aneh yang keluar dari Pedang Asmara dan dua orang gadis ini tanpa malu-malu lagi, menyerahkan diri bulat bulat, bahkan dengan suku rela seperti yang telah dilakukan Puteri Maimi!
Sungguh sukar dipercaya kalau nafsu sudah
mencengkeram manusia, maka manusia menjadi lupa segalanya, seperti mabuk, seperti gila! Tiga orung gadis yang selama hidupnya belum pernah berhubungan dengan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pria, kini menjadi tiga orang wanita yang sama sekali tidak mengenal rasa malu, melebihi tingkah pelacur-pelacur saja !
Sungguh aneh dan menyedihkan! Memang, kalau manusia sudah menjadi hamba nafsu, maka apa pun akan dilakukannya, sehingga kadang-kadang manusia bahkan nampak lebih rendah daripada binatang sekalipun! Manusia dapat melakukan segala macam kekejian, segala macam kejahatan yang paling kejam, segala macam maksiat yang paling kotor dan hina, kalau dia sudah menjadi permainan nafsu! Nafsu harusnya menjadi alat manusia hidup, menjadi hamba yang melayani, itulah tempat dan tugas nafsu yang tepat. Namun, sekali kita membiarkan dia berkuasa, menjadi majikan, maka dia akun menyeret kita ke lembah kehinaan, kedukaan dan kesengsaraan. Hanya kekuasaan Tuhan sajalah yang akan mampu menempatkan nafsu di tempat yang sewajarnya, dan kekuasaan Tuhan bekerja dengan sempurna dalam diri kita kalau kita menyerah penuh ketawakalan, keikhlasan dan keimanan! Kekuasaan Tuhan sejalan yang akan membuat jiwa kita bangkit dan menduduki singgasana yang menjadi haknya, sedangkan nafsu yang tadinya merampas singgasana akan menyisih dan duduk di samping sebagai yang patuh dan setia!
Tiga orang gadis itu seperti mimpi. Mimpi yang penuh dengan madu asmara, yang membuat mereka mabuk kesenangan dan kepuasan. Setelah mempermainkan mereka itu sepuas hatinya, Tiong Sin lalu bangkit dan mengenakan kembali pakaiannya, tersenyum puas dan penuh ejekan, dan dia berkata.
"Kita melakukan ini bersama dengan suka rela. Oleh karena itu, aku percaya bahwa kalian tidak akan membocorkm rahasia yang hanya akan mendatangkan aib kepada kalian sebagai perawan perawan terhormat, dan kuharap kalian tidak akan mengganggu kalau besok kami
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menghadap Pungeran Pang Sun." Setelah berkata demikian, sambil membawa Pedang Asmara, Tiong Sin berkelebat dan lenyap ditelan kegelapan malam.
Setelah pemuda itu pergi dan Pedang Asmara yang dibawa pemuda itu tidak lagi mempengaruhi mereka, tiga orang gadis itu seperti baru sadar dari mimpi. Mereka seketika sadar dan teringat seperti orang tidur diguyur air dingin. Mula mula Puteri Maimi yang terbelalak melihat kepada tubuhnya sendiri yang tak berpakaian, lalu meledaklah tangisnya!
"Apa yang kulakukan ini......" Apa yang telah kulakukan ini.....?" jeritnya dan suara tangisnya segera disambung oleh jerit tangis Siauw Cin dan Siauw Lin! Tiga orang gadis itu bertangisan dan mereka sampai sesenggukan seperti anak kecil sambil mengenakan lagi pakaian masing masing.
Setelah berpakaian, tiba tiba Siauw Lin menyambar pedangnya dan ia menjerit.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Tiada gunanya lagi hidup di dunia ini....." Dan pedangnya yang tinggal sepotong itu diarahkan ke lehernya.
"Plakkk!" Siauw Cin menubruk dan menangkap lengannya.
"Lin moi....., jangan..... ah, jangan.....!"
"Lepaskan aku. enci Cin, lepaskan aku...... hu-huuu.....
lebih baik aku mati saja......"
"Adikku....., jangan, aduh, jangan kau nekat begitu Lin moi....." Siauw Cin merampas pedang dan menggeluti adiknya sambil menangis. Akhirnya Siauw Lin tidak meronta lagi dan balas merangkul kakaknya sambil menangis. Kembali mereka bertangis tangisan.
Puteri Maimi yang lebih dahulu dapat menguasai dirinya. "Jahanam keparat! Dia..... dia..... iblis jahat! Tentu dia telah menggunakan ilmu sihir terhadap kita. Sudanlah, kalian jangan menangis lagi. Ingat, urusan ini hanya kita bertiga yang mengetahui. Kita harus menjaga agar jangan sampai ada orang lain mengetahuinya. Akan hancurlah nama baik kita dan keluarga kita kalau sampai ada orang lain mengetahuinya."
"Tapi..... tapi, nona Maimi. Tanpa ada orang lain mengetahuinya kita sudah rusak binasa..... bergelimang aib..... ya Tuhan, apa yang harus kami lakukan.....?" Siauw Lin mengeluh.
"Aku tahu, kita telah tertimpa aib dan malapetaka yang amat hebat. Akan tetapi apa pun yang terjadi, hal itu telah lewat, telah terjadi dan kalau sampai ada orang lain mengetahuinya, kita akan menderita lebih hebat lagi. Maka, kita harus tabah dan sadar, harus ingat bahwa pertama kali yang dapat kita lakukan, adalah menyimpan ranasia ini.
Baru nanti kita pikirkan lebih lanjut apa yang seharusnya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kita lakukan. Nah, hapus air mata kalian, bersikaplah biasa dan kita kembali ke perkemahan sebelum mereka itu tahu apa yang terjadi."
Dua orang gadis kembar itu menyadari akan benarnya ucapan puteri itu. Biarpun mereka merasa betapa jantung mereka seperti diremas dan setiap kali teringat akan nasib mereka, air mata sudah memenuhi sepasang mata yang panas, namun mereka menahan diri. Setelah membereskan pakaian dan rambut mereka bertiga lalu kembali ke perkemahan.
Waktu itu, sudan terdengar kokok ayam hutan. Pagi sudah menjelang tiba dan dua orang gadis Liao-tung masih tidur nyenyak. Bukan salah mereka karena memang hawa udara dingin sekali dan tanpa digugah, sukar bagi orang yang sudah tidur pulas dapat bangun sendiri sebelum malam lewat.
Setelah sinar .matahari mengusir kabut pagi, barulah dua orang gadis itu bangun. Mereka terkejut sekali melihat bahwa malam telah lewat dan dengan khawatir mereka melihat betapa Puteri Maimi telah bangun dan telah menghadapi api unggun bersama Siauw Cm dan Siauw Lin untuk mencari kehangatan karena udara pagi itu juga masih amat dingin.
"Siauw Cin dan Siauw Lin, kenapa tidak menggugah kami?" Mereka menegur dan memandang kepada sang puteri dengan sikap takut-takut.
"Kami tidur nyenyak dan tanpa digugah, kami tidak dapat bangun sendiri dan tanu-tahu sekarang sudah pagi!"
Siauw Cin dan Siauw Lin sudah dapat menguasai dirinya. Akan tetapi Siauw Lin tidak berani membuka suara karena ia tahu bahwa suaranya tentu akan terdengar lain.
Siauw Cin yang lebih tabah segera menjawab sembarangan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Tidak mengapa! Kami lebih enak dekat api unggun dan kami tidak mengantuk."
Puteri Maimi juga bersikap tenang, bahkan suaranya tidak membuka rahasia keadaan hatinya ketika ia berkata tenang. "Sudahlah, lebih baik kalian cepat bongkar tenda dan membuat persiapan karena kita akan segera berangkat pulang. Karena Siauw Cin dan Siauw Lin sudah berjaga semalam, biarkan mereka beristirahat dan kalian yang bekerja!"
Dua orang gadis Liao-tung itu girang banwa nona mereka tidak memarahi mereka, dan dengan gembira mereka lalu melakukan pekerjaan membongkar tenda yang cukup berat itu. Tenda dibongkar digulung dan dimuatkan pada kuda mereka dan dua orang gadis itu lalu mempersiapkan lima ekor kuda mereka. Setelah semua selesai, mereka berlimapun menunggang kuda masing-masing meninggalkan tempat itu. Puteri Maimi dan dua orang gadis kembar itu membiarkan dua orang gadis Liao-tung melarikan kudadi depan agar tidak melihat keadaan mere ka bertiga yang harus menahan derita badan dan batin akibat peristiwa terkutuk semalam.
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
Puteri Maimi adalah seorang gadis yang tabah dan tenang di samping ia juga cerdik. Bagi gadis lain, malapetaka yang menimpa dirinya malam itu tentu akan menghancurkan segalanya. Namun, ia tidak mau tenggelam dalam kedukaan. Ia memutar pikirannya dan mencari akal bagaimana ia harus bertindak demi mengatasi masalan rumit yang telah menimpa dirinya. Ia tidak sudi minta pertanggungan jawab Bu Tiong Sin. Tidak, ia tidak sudi menjadi isteri seorang pemuda seperti itu. Pemuda yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sama sekali tidak mengenal susila, yang memperlakukan tiga orang perawan seperti benda benda permainan belaka, sebagai pemuas nafsunya. Ia tidak dapat menduga ilmu apa yang dipergunakan pemuda itu sehingga ia sendiri dan dua orang gadis kembar itu demikian mudah menyerahkan diri, bahkan demikian tidak tahu malu, seolah-olah mengeroyok pemuda itu dengan limpahan nafsu cinta mereka. akan tetapi yang jelas baginya bahwa pemuda itu bukan orang baik-baik! Dan ia tidak sudi menjadi isterinya! Ia harus mengambil jalan lain untuk membalas dendam. Lalu ia teringat kepada Yuci Memang sejak pemuda Mongol itu memperlihatkan kehebatannya dalam ilmu memanah, hatinya sudah tertarik sekali Ia harus dapat menjadi Isteri Yuci, pemuda jagoan Mongol itu. Dan kelak melalui Yuci ia mengnarapkan agar dapat membalas dendamnya terhadap Tiong Sin. Gadis ini mulai mengatur siasat yang halus.
Begitu tiba di rumah orang tuanya Maimi menghadap ayahnya dengan sikap biasa sehingga sang ayah sama sekali tidak menaruh curiga. Pangeran Pang Sun amat mencinta puterinya. Biarpun puterinya pergi sampai bermalam, dan tadi dia sudah siap menegurnya, begitu melihat gadis itu muncul, semua kata-kata kemarahan tertelan kembali dan dia menyambut puterinya itu dengan senyum gembira.
"Hai, ke mana saja engkau pergi. Aku sampai merasa khawatir karena engkau semalam tidak pulang." Hanya itulah tegurannya yang sama sekali bukan merupakan teguran kemarahan. Dengan manja Maimi lalu
menghampiri ayahnya dan merangkul pundak ayahnya.
"Maaf, Ayah. Kami kemalaman dan terpaksa mendirikan tenda untuk melewatkan malam. Kami mendapatkan seekor rusa muda dan semalam kami makan daging rusa, enak sekali!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hemmm, datang-datang hanya pamer makanan enak.
Kenapa tidak sebagian kaubawa pulang?" tegur ibunya.
Maimi merangkul ibunya sambil tertawa.
"Ayah dan Ibu, tadinya memang sebagian daging panggang itu akan kami bawa pulang. Akan tetapi semalam kami mendapatkan dua orang tamu dan terpaksa kami ajak mereka makan bersama sehingga daging itu habis sama sekali!"
"Ehhh" Ada dua orang tamu ikut makan malam dengan kalian berlima?" tanya Pangeran Pang Sun sambil mengerutkan alisnya dan memandang puterinya dengan sinar mata tajam. "Siapakah mereka?"
Di sini Maimi mulai bersiasat. Kedua pipinya menjadi kemerahan, dan ini bukan karena pandainya ia bersandiwara. Ia mengingat peristiwa semalam dan otomatis kedua pipinya menjadi merah sekali. Hal ini ia pergunakan untuk mengatur. siasatnya. "Tentu Ayah tidak akan dapat menduga siapa mereka. Mereka adalah orangorang penting sekali yang hari ini pun akan menghadap Ayah."
"Hemmm, siapakah mereka" Engkau membuat aku menjadi ingin tahu sekali. Maimi, katakan, siapa mereka?"
"Mereka adalah dua orang yang gagah perkasa, yang seorang adalah orang Han nama keturunannya Bu dan dia ahli bermain pedang sehingga ketika kami mengujinya, Siauw Cin dan Siauw Lin yang mengeroyoknya dengan pedang di tangan dia kalahkan dengan sebatang ranting saja. Akan tetapi orang ke dua amat hebat, Ayah. Dia begitu gagah perkasa! dia seorang pemuda Mongol....."
"Seorang Mongol?" Pangeran Pang Sun berseru kaget.
Dia tidak membenci orang Mongol, akan tetapi khawatir
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
karena pada waktu itu, orang Mongol menjagoi di seluruh Gurun Go-bi, bahkan dia menganggap orang Mongol sebagai ancaman bagi Liao-tung.
"Dia bukan orang Mongol biasa, Ayah. Dia hebat.
Bayangkan saja. Sekali melepaskan dua batang anah panah, dia menjatuhkan dua ekor burung yang tepat tertusuk pada leher dan pada sayapnya."
"Hemmm, apakah karena mereka itu orang-orang pandai lalu kalian gadis-gadis ini mengundangnya makan malam bersama?" Pangeran Pang Sun tidak terlalu menyalahkan kalau puterinya makan bersama tamu pria yang baru dikenalnya, akan tetapi tanpa alasan yang kuat tentu saja dia merasa tidak puas.
"Bukan hanya karena kegagahan mereka, Ayah.
Melainkan karena mereka itu hari ini akan menjadi tamu Ayah, tamu agung. Mereka adalah utusan Jenghis Khan".
"Ahhh.....!" Pangeran Pang Sun benar-benar terkejut bukan main. "Kaubilang mereka hendak datang berkunjung" Apakah mereka membawa pasukan besar?"
Dia khawatir kalau-kalau pasukan Mongol itu akan melakukan serangan.
"Tidak, sama sekali tidak, Ayah. Jangan khawatir.
Mereka itu beriktikad baik. Mereka hanya membawa pasukan sebanyak puluhan orang untuk membawa barang-barang hadiah dan mengawal dua orang utusan itu. Mereka diutus untuk menghadap Ayah, karena Jenghis Khan bermaksud mengajak Ayah untuk bersahabat. Dia mengirim barang-barang hadiah dan dua orang utusan itu hebat sekali, Ayah. Terutama..... eh, perwira Mongol yang muda itu. Namanya Yuci....."
Menyebut nama ini, Maimi memasang gaya tersipu-sipu dan tersenyum sambil melirik ibunya. Tentu saja ayah dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ibunya itu dapat mengerti isyarat ini dan mereka pun saling pandang dengan penuh arti. Puteri mereka pun agaknya tertarik dan jatuh cinta kepada pemuda Mongol yang menjadi utusan Jenghis Khan dan bernama Yuci itu! Tentu saja, sebagai utusan Jenghis Khan, Yuci pantas untuk menjadi suami Maimi. Apalagi Pangeran Pang Sun sudah pernah mendengar nama Yuci yang cukup terkenal itu sebagai putera panglima besar Chepe Noyon orang kepercayaan Jenghis Khan. Hanya, dia sendiri belum pernah melihat bagaimana wajah orang muda itu. Sama sekali ayah dan ibu ini tidak tahu bahwa biarpun di dalam lubuk hatinya ia telah tertarik kepada Yuci sejak pertemuan pertama, namun sekali ini semua sikapnya itu adalan permainan sandiwara! Ia bersikap demikian agar jelas bagi ayah ibunya bahwa ia ingin dijodohkan dengan Yuci! Dan semua ini karena siasatnya untuk kelak membalas dendam kepada Tiong Sin lewat Yuci!
Setelah bercerita tentang pertemuannya dengan dua orang utusan Jengnis Khan, Maimi cepat lari ke kamarnya, membiarkan ayah dan ibunya mengambil kesimpulan sendiri tentang sikapnya itu. Dan memang, seperti telah diharapkannya, ayah dan ibunya saling pandang sambil tersenyum ketika puteri mereka lari ke kamar. Sudah berulang kali Maimi dilamar orang, akan tetapi gadis itu selalu menolak, padahal usianya sudah delapan belas tahun.
Dan mereka selalu merasa khawatir kalau puteri mereka itu berkeliaran memburu binatang sampai jauh.
"Agaknya anak kita sudah menjatuhkan pilihan hatinya,"
kata Pangeran Pang Sun sambil mengelus jenggotnya.
"Mudah-mudanan begitu, dan mudah mudahan pilihannya itu tepat." kata isterinya.
"Aku pernah mendengar nama Yuci itu. Ayahnya, Chepe Noyon, adalah seorang yang berkedudukan tinggi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dalam Kerajaan Mongol yang dibangun oleh Jengnis Khan.
Kelak Yuci itu tentu akan menjadi orang besar. Kita sama lihat saja nanti kalau dia sudah menghadap, kalau memang dia seorang pemuda yang baik, apa salahnya puteri kita berjodoh dengan seorang panglima Mongol."
Tidak lama kemudian, para penjaga datang melapor banwa dari Mongol datang dua orang utusan dengan pasukan pengawalnya, membawa barang-barang hadiah dari Jenghis Khan dan dua orang utusan itu mohon menghadap Pangera Pang Sun.
Pangeran Pang Sun memang sudah melakukan persiapan sejak diberi tahu puterinya. Diam-diam dia mengerahkan pasukannya berjaga-jaga, bukan untuk menjaga kemungkinan buruk melainkan untuk pamer kekuatan! Dia dapat menduga bahwa Jenghis Khan yang mengajak bekerja sama itu tentu ada hubungannya dengan penyerangan kepada suku bangsa lain, maka untuk mengangkat harkat dirinya, dia mengerahkan pasukannya bersenjata lengkap untuk pamer kekuatan agar para utusan Jenghis Khan dapat mengabarkan kepada Raja Mongol itu bahwa suku Liao-tung bukanlah kelompok suku yang lemah!
Oleh karena itu, ketika Yuci dan Bu Tiong Sin dipersilakan memasuki perkampungan Liao-tung, bersama pasukan mereka yang kecil, mereka terkejut dan terkagum-kagum melihat betapa perkampungan itu penuh dengan barisan yang nampak kuat, bersenjata lengkap dan semua perajuritnya nampak kokoh kuat dan gagah perkasa!
Ratusan orang banyaknya, bahkan mungkin lebih dari seribu orang, seolah-olah suku Liao-tung sudah siap siaga menghadapi perang besar! Mau tidak mau, hati kedua orang muda perkasa ini merasa gentar juga. Kalau sampai pihak tuan rumah menghendaki, mereka berdua dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pasukan mereka tentu tidak akan mampu melindungi diri mereka dan yang pulang ke Mongol hanya tinggal nama mereka!
Dengan pakaian kebesaran yang mewah, Pangeran Pang Sun menanti rombongan itu di ruangan depan. Yuci dan Tiong Sin berjalan perlahan sambil mengagumi barisan suku Liao-tung, ada barisan berkuda, ada yang semua membawa busur, pasukan tombak, pasukan golok, pasukan pedang, semua teratur rapi.
Setelah tiba di ruangan di mana Pangeran Pang Sun dan para panglimanya menanti dengan penuh kehormatan dan juga penuh kemegahan, Yuci dan Tiong Sin memberi hormat. Yuci sebagai kepala rombongan yang sudah berpengalaman memimpin rombongannya. Dia menyuruh pasukan pengawalnya menanti di luar, kemudian bersama Tiong Sin dia masuk dan memberi hormat kepada Pangeran Pang Sun. Cukup sopan, akan tetapi tidak terlalu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
merendahkan diri karena dia adalah utusan seorang raja di raja besar yaitu Jenghis Khan! Setelah memberi penghormatan secara perajurit, dengan menekuk sebelah lututnya yang di turut oleh Tiong Sin, dia berdiri lagi lalu ber kata dengan suara lantang.
"Yang mulia raja kami Jenghis Khan mengirim salam persahabatan kepada Pangeran Pang Sun dari suku Liao-tung yang gagah perkasa, dan sebagai tanda persahabatan, Yang Mulia Jenghis Khn mengirim pula barang hadiah, harap paduka Pangeran sudi menerimanya!" Yuci bertepuk tangan tiga kali dan masuklah enam orang perajurit pengawalnya menggotong tiga buah peti yang diletakkan di atas lantai di depan Pangeran Pang Su yang duduk ditemani isterinya. Puteri Maimi tidak menampakkan diri karena ia khawatir kalau tidak akan mampu menahan perasaannya kalau melihat pemuda yang telah menghancurkan kebahagiaannya, yaitu Bu Tiong Sin. Juga Siauw Cin dan Siauw Lin tidak nampak di luar istana pangeran tadi.
Mereka menyembunyikan diri dalam rumah orang tua mereka.
Ketika tiga buah peti dibuka, para panglima pembantu Pangeran Pang Sun mengeluarkan seruan tertahan karena kagum melihat isi tiga buah peti itu. Emas permata, sutera halus, bulu biruang putih, dupa-dupa harum! Barang-barang yang amat langka dan amat berharga. Tentu saja Pangeran Pang Sun merasa girang, akan tetapi dia tidak memperlihatkan kegirangan hatinya dan memerintahkan pengawal-pengawalnya untuk membawa tiga peti itu ke dalam, diikuti oleh isterinya yang akan mengawasi dan juga akan mengagumi barang-barang itu.
"Kami berterima kasih atas kebaikan hati Jenghis Khan, salamnya kami terima dan sebaliknya kami menyampaikan hormat dan salam kepada raja besar di utara itu. Sekarang,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
harap sampaikan pesan apa saja yang dikirimkan Jenghis Khan kepada kami. Untuk itu, kami persilakan ananda utusan berdua untuk bicara di ruangan dalam."
Kini mereka bicara bertiga saja karena Pangeran Pang Sun tidak menghendaki para panglimanya mendengarkan.
Kelak dia yang akan menceritakan kepada mereka.
Setelah Yuci dan Tiong Sin dipersilakan duduk dan anggur dan sekedar makanan kering dihidangkan, Pangeran Pang Sun lalu menyuruh semua pengawal dan pelayan untuk keluar dari ruangan dan dia lalu minta kepada Yuci untuk menyampaikan pesan Jenghis Khan kepadanya.
Dengan terus terang Yuci menceritikan tentang keadaan kerajaan di utara yang dipimpin Jenghis Khan. Betapa luruh suku di utara telah berlindung bawah panji Jenghis Khan dan semua kelompok suku telah bersatu.
"Sudah tiba masanya menurut raja besar kami untuk menyerang Kerajaan Cin di selatan Tembok Besar.
Mengingai bahwa Paduka memimpin suku Liao-tung yang juga dimusuhi oleh Kerajaan Cin maka raja kami menganggap Paduka sebagai rekan dan sekutu. Maka, raja-kami mengutus kami untuk menghadap Paduka dan menawarkan kerja sama untuk menyerbu Kerajaan Cin.
Untuk itu, raja kami menitipkan surat untuk Paduka." Yuci lalu menyerahkan surat Jenghis Khan kepada Pang Sun.
Diam-diam Pang Sun sejak tadi memerhatikan Yuci dan dia merasa girang sekali. Pemuda ini memang hebat, dan puterinya tidak salah pilih! Diterimanya surat itu dan dibacanya dengan sikap hormat. Di dalam surat itu Jenghis Khan mengajak dia untuk bersama-sama menyerang Kerajaan Cin dan Jenghis Khan berjanji bahwa kalau gerakan. Mereka berhasil, kalau Kerajaan Cin dapat mereka tundukkan, Jenghis Khan menjanjikan kedudukan tinggi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kepada para pimpinan Liao-tung, akan diangkatnya mereka itu menjadi raja-raja muda di daerah Kathai atau Kerajaan Cin. Tentu saja Pangeran Pang Sun merasa girang sekali.
Memang beberapa kali pasukannya diserang, oleh pasukan Cin dan beberapa kali dia menderita kekalahan. Kalau dia hendak membalas sendiri, dia merasa kurang kuat. Kini Jenghis Khan menawarkan kerja sama dengan janji-janji yang muluk, tentu saja diterimanya dengan senang hati.
Jenghis Khan bahkan menjanjikan pembagian separuh dari harta kekayaan yang akan mereka rampas dari Kerajaan Cin kalau keajaan itu dapat mereka talukkan.
Dengan hati gembira sekali Pangeran Pang Sun menerima uluran tangan Jenghis Khan. "Kami merasa terhormat sekali mendapatkan kepercayaan Jenghis Khan dan kami akan mempersiapkan diri untuk membantunya kalau saatnya tiba dia hendak menyerbu ke selatan. Kami memang menanti kesempatan untuk membalas Kerajaan Cin dan kami menerima ajakan Jenghis Khan untuk bekerja sama itu dengan senang hati. Sampaikan hormat kami kepada beliau dan kami akan mempersiapkan sedikitnya dua ribu orang, perajurit untuk membantunya. Beri tahu kan saja kepada kami kalau saat penyerbuan itu telah tiba."
Tentu saja Yuci dan Tiong Sin merasa girang sekali bahwa tugas mereka telah berhasil dengan baik sekali.
Diam-diam Yuci berterima kasih kepada Puteri Maimi karena dia merasa yakin bahwa tentu puteri itu telah lebih dahulu memberitahukan orang tuanya akan keadaan dirinya maka kini dia dan Tiong Sin menerima penyambutan yang menyenangkan. Sebaliknya, Tiong Sin juga girang, hanya dengan alasan lain, yaitu bahwa baiknya penyambutan Pangeran Pang Sun itu jelas membuktikan bahwa Puteri Maimi dan dua orang gadis kembar itu tidak membuka rahasia yang telah terjadi semalam!
Pedang Asmara Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Pangeran Pang Sun menyambut dua orang utusan Jenghis Khan itu dengan perjamuan pesta yang dihadiri oleh para panglimanya. Dalam kesempatan ini, Pangeran Pang Sun mengumumkan tentang persekutuan antara dia dan Jenghis Khan dan hal ini disambut oleh para panglimanya dengan gembira. Pasukan Liao-tung merupakan pasukan yang suka berperang, akan tetapi mereka pun tahu akan kekuatan besar yang berada di utara, juga kekuatan Kerajaan Cin di selatan. Mereka beberapa kali mengalami kekalahan dari Kerajaan Cin. Kalau sekarang pasukan Jenghis Knan bersekutu dengan mereka dan bersama-sama menggempur Kerajaan Cin, mereka mendapatkan kesempatan untuk membalas dendam.
Selesai perjamuan makan, dua orang tamu agung itu dipersilakan istirahat di kamar yang istimewa. Dalam kesempatan ini, Pangeran Pang Sun mengundang Yuci pribadi untuk datang berkenalan dengan keluarganya.
Tiong Sin tidak diundang, akan tetapi pemuda ini tidak merasa kecewa atau iri hati karena bagi dia, kebetulan sekali karena dia tidak usah bertemu muka dengan Maimi, karena betapapun juga, dia akan merasa kurang enak.
Yuci diterima oleh Pangeran Pang Sun dan tsterinya, lalu dipersilakan duduk di ruangan dalam. Tak lama kemudian, Puteri Maimi mengantar dua orang pelayan wanita ini, Yuci lalu cepat bangkit dan memberi hormat kepada Maimi yang dibalas dengan manis oleh Maimi.
Melihat ini ayah dan ibu Maimi tersenyum.
"Ah, kalian sudah saling jumpa dan berkenalan, ya?"
kata Pangeran Pang Sun sambil tertawa. Puteri Maimi menundukkan mukanya sambil tersipu menahan senyum.
Yuci juga tersenyum. "Kami sempat bertemu dan berkenalan di hutan, bahkan Sang Puteri dengan baik hati
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
telah mengundang kami makan daging rusa panggang yang lezat bukan main."
"Saudara Yuci terlalu memuji, panggang daging rusa jtu kurang bumbu dan keras...." kata Maimi sambil mengangkat muka memandang. Sejenak dua pasang sinar mata bertemu, lalu Maimi menunduk kembali dengan muka merah. Yuci merasa heran mengapa kini di depan orang tuanya, sikap Maimi berubah menjadi, amat pemalu!
Padahal ketika di hutan itu, gadis ini begitu berwibawa dan anggun.
"Ha-ha-ha, duduklah engkau Maimi, dan engkau juga duduklah kembali ananda Yuci. Maimi, ananda Yuci adalah seorang tamu agung yang kita hormati, bahkan dia pun sudah menjadi kenalanmu. Engkau boleh menemani kami bercakap cakap, bahkan perlu sekali engkau hadir karena kami hendak membicarakan tentang dirimu!"
Mendengar ini, Maimi makin menunduk. Akan tetapi, dengan gerakan lemah gemulai ia lalu bangkit berdiri, menuangkan anggur ke dalam cawan arak Yuci dengan gerakan yang amat manis, lalu berkata merdu, "Silakan minum anggur suguhan kami yang sederhana."
Yuci mengangkat cawannya dan diikuti oleh pihak tuan rumah, dia lalu minum anggur itu dengan wajah gembira Mereka lalu minum beberapa cawan, kemudian barulah Pangeran Pang Sun menceritakan niatnya dan
keperluannya maka dia mengundang pemuda itu.
"Ananda Yuci, kalau boleh kami mengetahui, berapakah usiamu tahun ini?"
Yuci nampak heran, akan tetapi dia menjawab juga.
"Kalau tidak keliru, Paman Pangeran, tahun ini usia saya dua puluh tahun."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ah, selisih dua tahun dengan puteri kami Maimi yang berusia delapan belas tahun" kata isteri pangeran itu.
Ucapan ini saja sudah menunjukkan ke arah mana percakapan itu hendak dibawa sehingga dalam hatinya, Yuci sudah merasa berdebar-debar.
"Kalau boleh kami bertanya, apakah engkau sudah berkeluarga, ananda Yuci" Sudah beristeri, atau sudah bertunangan?"
Yuci menggeleng kepala dan menjawab singkat karena bagaimanapun juga, dia merasa malu. "Belum, Paman."
"Bagus! Ini namanya cocok dan mungkin sudah dijodohkan oleh Tuhan! Ananda Yuci, kami sekeluarga mempunyai niat yang kami rasa amat baik, akan tetapi pelaksanaan niat itu tergantung sepenuhnya kepadamu.
Kami mengharap saja mudah-mudahan engkau
menyetujuinya sehingga memungkinkan terlaksananya niat baik kami ini."
Dengan jantung berdebar Yuci sudah menduga apa yang dimaksudkan tuan rumah, akan tetapi karena pangeran itu berhenti bicara, dia lalu bertanya dengan suara agak gemetar. "Niat baik apakah itu, Paman?"
''Begini, ananda Yuci kami sekeluarga ingin sekali agar puteri kami Maimi dapat menjadi isterimu!"
Biarpun sudah menduga demikian, Yuci terkejut juga mendengar ini. Dia mengangkat muka dan tanpa disadarinya, dia memandang ke arah Puteri Maimi yang kebetulan juga mengangkat muka memandang kepadanya.
Wajah puteri itu nampak kemerahan dan cantik jelita, manis bukan main. Sejenak sinar mata mereka bertemu dan bertaut, akan tetapi kini Puteri Maimi bukan hanya menunduk, melainkan juga tersenyum, mengerling lalu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bangkit dan melarikan diri meninggalkan ruangan itu, kembali ke kamarnya!.
Melihat ini, ayah dan ibu puteri itu tertawa, dan Yuci juga tersenyum malu-malu. Untuk suku Mongol, soal pinang-meminang ini adalah urusan keluarga pria. Akan tetapi ada beberapa suku yang mempunyai kebiasaan sebaliknya, pihak keluarga wanita yang meminang, dan ada pula yang nak itu dimiliki keduanya. Agaknya suku Liao-tung sudah biasa dengan adanya keluarga wanita yang meminang! Memang Yuci sudah tertarik sekali dan jatuh cinta kepada Maimi, maka uluran tangan ini tentu saja membuat dia girang setengah mati. Bagaimanapun juga, dia putera seorang panglima dan dia harus mengingat akan kedudukan ayahnya.
"Bagaimana, ananda Yuci. Setujukah engkau dengan niat kami menjodohkah Maimi dengan ananda"
"Paman Pangeran, niat keluarga Paman itu sungguh merupakan anugerah besar bagi saya, merupakan penghormatan besar dan tentu saja saya pribadi menerimanya dengan hati dan tangan terbuka, bahkan dengan rasa terima kasih yang mendalam. Akan tetapi, bagaimanapun juga, yang menentukan adalah ayah saya.
Maka, biarlah saya akan menyampaikan kepada ayah dan mohon perkenan ayah."
"Ha-ha-ha, tentu saja, ananda Yuci! Yang penting, engkau sudah setuju. Kami akan memberi surat kepada ayahmu, juga mohon, bantuan rajamu Jenghis Khan agar niat hati kami itu dapat terlaksana dengan mudah."
Pertunangan itu pun diumumkan oleh Pangeran Pang Sun dan para pembantunya menyambut dengan bermacam perasaan. Ada yang kecewa karena mereka mengharapkan sang puteri menjadi isteri atau mantu, ada yang ikut
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
gembira karena perjodohan itu semakin mempererat hubungan antara Liao-tung dengan bangsa Mongol yang kini sedang berkembang amat kuat itu. Terutama sekali Maimi, diam-diam merasa girang karena siasat yang direncanakannya berjalan lancar. Tiong Sin juga diberi tahu akan hal ini dan dia pun tersenyum, senyum mengandung ejekan yang hanya dia yang tahu artinya. Dia menepuk pundak Yuci dan mengucapkan selamat. Yuci menerima dengan gembira dan menganggap banwa Tiong Sin adalah seorang sahabat yang baik. Kalau saja dia dapat menjenguk isi hati Tiong Sin! Pemuda ini menertawakannya!
Rombongan utusan Jenghis Khan ini bermalam dua malam di situ. Ketika rombongan itu akan berangkat pulang, Yuci diberi kesempatan untuk bertemu dengan Maimi di dalam taman. Dan kembali, setelah mereka hanya bertemu berdua saja, Maimi tidak lagi memperlihat an sikap malu-malu seperti kalau di epan ayan ibunya.
"Dinda Maimi, aku akan pulang dulu. Harap engkau jangan khawatir, aku yakin ayahku akan menyetujui pertunangan kita dan tak lama lagi kita akan dapat saling bertemu kembali."
"Selamat jalan, kanda Yuci. Berhati hatilah, dan ingatlah selalu bahwa jauh di Liao-tung, ada seseorang menantimu dengan hati penuh kesetiaan dan penuh harapan. Pesanku hanya satu, kanda Yuci.... "
Yuci melangkah maju dan menangkap tangan
tunangannya. Digenggamnya tangan itu dan baru sekali itu mereka saling bersentuhan. Tangan itu agak gemetar dan agak dingin dalam genggamannya, akan tetapi tangan itu terasa lunak dan halus.
"Apakah pesanmu itu, dinda Maimi?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Agar engkau berhati-hati terhadap dia..... siapa namanya lagi temanmu itu" "
Yuci mengerutkan alisnya. 'Siapakah yang
kaumaksudkan" Temanku di sini hanyalah Tiong Sin.....
"Dia itulah..... engkau harus berhati hati, aku yakin bahwa dia bukan orang baik-baik!"
Yuci terbelalak memandang wajah tunangannya. "Ah!
Apa maksudmu, dinda Maimi" Apa maksudmu?"
Maimi menggeleng kepalanya. "Entahlah, akan tetapi aku mempunyai perasaan kuat bahwa dia itu bukan orang baik baik. Mungkin dari pandang matanya, dari bicaranya, dari sikapnya. Akan tapi bagaimanapun juga, aku mempunyai keyakinan dia itu bukan manusia baik baik, maka hatiku khawatir sekali Kanda, Engkau demikian dekat dengannya, berhati-hatilah....."
Yuci terkejut melihat betapa Maimi tiba-tiba saja terisak menangis. Dia cepat memeluk gadis itu dan Maimi menyandarkan dahinya di dada tunangannya. Mudah saja ia melaksanakan sandiwa ini, karena tiap kali teringat kepada Tiong Sin dan malapetaka itu, mudah saja air matanya bercucuran. Ia harus menanamkan kecurigaan dalam hati Yuci, kalau kecurigaan dan prasangka buruk itu sudah tumbuh, kelak akan mudah sekali untuk membalas dendam kepada Tiong Sin melalui Yuci.
Setelah tangis gadis itu mereda, Yuci mengelus rambutnya yang halus dan berkata lembut, "Sudahlah, dinda Maimi, jangan engkau khawatir. Aku akan menjaga diri baik-baik dan aku akan memerhatikan dia. Kalau benar dia itu jahat seperti yang kaukira, tentu aku tidak akan tinggal diam saja. Ingat, dia baru aja menghambakan diri kepada raja kami dan memang perlu diawasi."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Berangkatlah rombongan utusan Jenghis Khan itu, diantar sampai ke pintu gerbang oleh rombongan Pangeran Pang Sun. Dua orang muda itu, Yuci dan Tiong Sin, menunggang kuda dengan gagahnya, dikagumi semua orang, dan ketika tiba di pintu gerbang, mereka melambaikan tangan dan membalapkan kuda mereka keluar dari perkampungan Liao-tung. Biarpun sikap Yuci masih biasa terhadap Tiong Sin, namun usaha Maimi berhasil. Gadis ini telah menanamkan kecurigaan dan prasangka buruk dalam hati Yuci terhadap kawannya ini dan diam-diam dia selalu waspada memperhatikan tingkah laku dan gerak-gerik Tiong Sin.
Kurang lebih lima li jauhnya mereka meninggalkan perkampungan Liao-tu ketika tiba- tiba ada tiga orang penunggang kuda muncul dari kiri dan menghadang rombongan itu. Yuci yang melihat ini segera mengenal bahwa dua di antara mereka adalan dua orang gadis Hanya pernah dijumpainya ketika dia dan Tiong Sin makan malam bersama Puteri Maimi Mereka adalah Siauw Cin dan Siauw Lin. Dan seorang lagi adalah seorang laki laki setengan tua, berusia empat puluh tahun lebih.
"Heiii, bukankah kalian nona kembar Siauw Cin dan Siauw Lin" Apakah Putri Maimi mengutus kalian untuk menemui aku?" tanyanya dengan gembira karena dia mengira bahwa dua orang gadis pengikut Puteri Maimi ini tentu datang membawa berita dari tunangannya.
Akan tetapi, dengan wajah muram dan sikap dingin dua orang gadis kembar itu menggeleng kepala mereka dan pandang mata mereka ditujukan kepada Tiong Sin yang memajukan kudanya di samping Yuci.
'Tidak, saudara Yuci," kata Siauw Cin. "Kami datang dengan urusan pribadi!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kini pria setengan tua tadi maju memberi hormat kepada Yuci. Pemuda ini teringat bahwa laki-laki bangsa Han yang berpakaian seperti orang Liao-tung itu pernah diperkenalkan kepadanya oleh Pangeran Pang Sun sebagai seorang di antara para panglimanya.
"Harap maafkan, Panglima Yuci. Kami bertiga tidak mempunyai urusan apa pun denganmu atau rombonganmu, melainkan kami mempunyai urusan pribadi dengan Bu Tiong Sin. Bu Tiong Sin, kalau engkau laki-laki dan bukan pengecut hina, mari kita bicara di sana!" Berkata demikian, pria itu bersama dua orang gadis sudah melarikan kuda agak menjauhi Yuci, namun masih nampak dari situ. Yuci mengerutkan alisnya memandang kepada Tiong Sin, dan Tiong Sin tersenyum.
"Hendak kulihat apa yang akan mereka bicarakan!"
katanya dan dia pun melarikan kuda mengejar mereka bertiga itu. Yuci lalu memberi tanda kepada rombongannya untuk turun dari kuda dan beristirahat sambil menanti apa yang akan terjadi di antara empat orang di depan itu. Akan tetapi dia teringat akan nasihat Maimi agar dia berhati-hati terhadap Tiong Sin, maka diam-diam dia mempersiapkan busurnya, bahkan memberi isyarat kepada enam orang pemanah yang pandai untuk siap menanti perintahnya.
Sementara itu, kini Tiong Sin sudah berhadapan dengan tiga orang itu. Melihat betapa tiga orang itu sudah melompat turun dari atas kuda, Tiong Sin juga turun dari atas kudanya dan membiarkan kudanya makan rumput di bawah pohon. Dia marah sekali karena ditantang, dikatakan bahwa kalau dia tidak mau bicara di tempat ini, dia dianggap bukan laki-laki dan seorang pengecut! berani benar orang itu mengatakan demikian!
"Hemmm, kalian ini mau apa?" katanya dengan senyum mengejek ketika melihat dua orang gadis kembar itu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
memandang kepadanya dengan muka merah dan mata berkilat.
"Bu Tiong Sin, aku adalah ayah dari dua orang puteriku ini! Engkau harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu pada malam itu atas diri kedua puteri kembarku!" kata pria itu dengan mata mendelik karena dia marah sekali. Dia adalah ayah kandung Siauw Cin dan Siauw Lin. Ketika dua orang gadis itu pulang, dia tidak melihat suatu keganjilan karena memang dua orang gadis itu tidak mau membuka rahasia yang hanya akan mendatangkan aib pada diri mereka, juga nama kehormatan keluarga ayahnya. Akan tetapi, ketika Siauw Cin dan Siauw Lin mendengar bahwa Maimi telah ditunangkan dengan Yuci, mereka menjadi panik. Puteri Maimi telah memperoleh jalan keluar, telah ditunangkan dengan Yuci. Akan tetapi bagaimana dengan mereka" Tadinya, mereka dapat menahan diri melihat banwa ada teman senasib, yaitu nona majikan mereka. Kini mereka merasa ditinggalkan, maka mereka lalu menangis kepada ayah mereka, menceritakan malapetaka yang menimpa diri mereka pada malam itu tanpa menceritakan tentang Puteri Maimi.
Tentu saja Siauw Kan, yaitu ayah mereka, marah bukan main mendengar cerita kedua orang puterinya. Maka, dia lalu mengajak puteri-puterinya untuk menghadang perjalanan pulang Tiong Sin untuk dimintai
pertanggungjawaban. Ketika Tiong Sin masih berada di perkampungan, keluarga ini tidak berdaya. Mereka tentu saja tidak berani ribut-ribut karena hal itu akan mendatangkan aib pada diri mereka sendiri, juga ketika itu Tiong Sin merupakan tamu agung dari Pangeran Pang Sun.
Mendengar ucapan ayah dari dua orang gadis kembar itu, Tiong Sin tersenyum mengejek.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Mempertanggungawabkan apa dan bagaimana?" tanyanya, memandang rendah.
"Tiong Sin!" bentak Siauw Cin marah. Engkau masih pura-pura bertanya lagi" Perbuatanmu yang kejam dan jahat terhadap kami....." Siauw Cin tidak dapat melanjutkan karena ia sudah terisak.
"Bu Tiong Sin." kata Siauw Kan, mencoba untuk membujuk dan bersikap sabar.
'Engkau sudah menodai dua orang puteriku, sebagai seorang laki-laki engkau harus berani
mempertanggungjawabkan perbuatanmu."
"Hemmm, tanggung jawab yang bagaimana?"
"Engkau harus mengajak mereka bersamamu, engkau harus menikahi mereka sebagai isteri-isterimu!"
Tiong Sin tertawa. "Ha-ha-ha, lucu sekali! Apa kesalahanku" Memang kami telah bermain cinta, akan tetapi aku tidak memaksa mereka! Engkau tanya saja kepada dua orang puterimu itu. Mereka tidak kupaksa, kami sama-sama mau dan bebas. Tidak pernah aku menjanjikan pertanggungjawaban seperti itu!"
"Engkau..... manusia iblis! Engkau menggunakan ilmu setan untuk membuat kami lupa diri!" Siauw Lin berseru marah.
"Bu Tiong Sin, tidak perlu banyak berbantahan. Engkau sudah menodai dua orang anakku. Katakan, Apakah engkau tidak mau mempertanggungjawabkan perbuatanmu itu" Engkau tidak mau memperisteri mereka?"
Tiong Sin mengangkat muka dan hidungnya kembang kempis, sikapnya menghina sekali. "Kalau aku tidak mau, habis kalian mau apa?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kalau engkau menolak, terpaksa kami akan mengadu nyawa denganmu!" bentak Siauw Kan dan mereka bertiga sudah mencabut pedang dengan sikap mengancam.
"Hemmm, aku tidak sudi dan kalau kalian sudan bosan hidup, majulah!" kati Tiong Sin, Sikapnya masih memandang rendah.
Ayan dan dua orang anaknya itu marah sekali. Mereka memang sudah mengambil keputusan bahwa kalau permintaan itu ditolak, mereka akan berusaha membunuh pemuda itu atau terbunuh olehnya. Maka, setelah yakin bahwa pemuda itu menolak, bahkan mengatakan tidak sudi, mereka lalu menerjang dengan nekat, menyerang dengan pedang mereka. Akan tetapi, Tiong Sin meloncat ke belakang lalu tangan kanannya bergerak. Nampak sinar menyilaukan mata ketika Pedang Asmara tercabut, kemudian, nampak gulungan sinar pedang. Terdengar suara berdenting nyaring disusul jeritan-jeritan dan tiga batang pedang itu terbabat buntung lalu mereka bertiga roboh mandi darah!
Yuci yang melihat dari jauh, terkejut bukan main. Dia tidak dapat mendengar apa yang dibicarakan mereka, akan tetapi tadi dia melihat mereka bertiga mencabut pedang dan menyerang Tiong Sin. Tidak disangkanya, Tiong Sin akan merobohkan mereka sedemikian cepatnya! Yuci lalu memberi isyarat kepada enam orang pembantunya. Dengan busur dan anak panah siap di tangan, Yuci dan enam orang pemanah itu berlari menghampiri tempat di mana Tiong Sin berdiri tegak dengan pedang di tangan memandang tiga orang yang telan dirobohkan itu.
Siauw Kan dan dua orang puterinya terluka parah pada tempat-tempat berbahaya. Siauw Kan tertembus lehernya dan tewas seketika, sedangkan dua orang gadis itu terluka di
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dada yang ditembusi pedang yang bagaikan kilat menyambar.
Siauw Cin berusaha mengangkat muka memandang kepada Tiong Sin dan jari telunjuknya menuding, "Kau.....
kau jahanam....." Dan ia pun terkulai lemas, tewas.
Siauw Lin juga memandang kepada Tiong Sin, matanya mendelik, "Kau... keparat jahat....!" Dan ia pun terkulai dan tewas.
Tiong Sin tersenyum puas. Memang kalau tidak dibunuh, tiga orang ini kelak hanya akan menjadi pengganggunya saja. Senyumnya makin lebar dan akhirnya terdengar dia tertawa. "Ha-ha-ha-ha-ha... !"
"Bu Tiong Sin.....!"
Tiong Sin terkejut. Suara ketawanya terhenti seketika dan dia cepat membalikkan tubuhnya, pedangnya siap di tangan kanan, wajahnya beringas dan matanya mancorong seperti matahari mau mencium darah. Yuci dan enam
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
orang pembantunya sudah menodongkan anak panah dari Jarak yang aman.
"Bu Tiong Sin, betapapun tingginya ilmu pedangmu, engkau tidak akan lebih cepat daripada meluncurnya anak panah dari busur kami! Hayo simpan pedangmu dan katakan apa yang telah terjadi, apa artinya perbuatanmu ini!" kata Yuci dengan suara penuh wibawa.
Tiong Sin sadar akan keadaannya. Dia telah
mendatangkan kecurigaan dalam hati Yuci, dan dia maklum betapa bahayanya anak panah di tangan Yuci yang ahli, apalagi dibantu oleh enam orang pemanah lain.
Sebelum dia dapat banyak bergerak, tubuhnya sudah akan ditembusi anak-anak panah itu! Dia menyimpan pedangnya dan tersenyum.
"Aih, Yuci, kenapa engkau menodongkan panah kepada sahabat dan rekan sendiri?" katanya sambil menyimpan pedangnya. "Jangan main-main dengan anak panahmu yang lihai, simpanlah kembali anak panah dan busur kalian."
"Tidak, sebelum engkau jelaskan apa artinya perbuatanmu ini! Dua orang gadis itu adalah pengikut dan sahabat Puteri Maimi, mengapa sekarang kau membunuh mereka" Raja kami sedang mengadakan persekutuan dengan pihak Liao-tung, akan tetapi engkau malah membunuh mereka bertiga ini, berarti engkau dapat menggagalkan tugas kita!"
Tiong Sin menarik napas panjang. "Ini urusan pribadi, Yuci, tidak ada hubungannya dengan tugas kita."
'Tidak peduli, sebelum engkau memberi penjelasan yang meyakinkan, terpaksa engkau kujadikan tawanan untuk kunadapkan kepada Sribaginda!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Yuci.....!" Tiong Sin berseru kaget, lalu menarik napas panjang. "Baiklan kalau engkau menghendaki penjelasan.
Takkusangka engkau seorang sahabat yang berprasangka buruk. Ketahuilah. bahwa ketika kita berada di Liao-tung, ketika suatu malam aku berjalan-jalan, dua orang gadis ini mendekatiku dan menyerahkan diri! Ini suatu perangkap dan aku tidak melihatnya. Setelah aku melayani mereka, kini mereka dan ayah mereka menunggu di sini dan mereka minta agar aku suka mengawini mereka. Coba, gila tidak!
Mereka yang menyerahkan diri. Kiranya memang sudah mereka atur agar aku terjebak. Agaknya, melihat aku seorang utusan dari raja besar kita mereka itu ingin sekali menjadi isteriku. Nah, itulah sesungguhnya yang terjadi.
Aku tadi tentu saja menolak dan mereka memaksa, bahkan menyerangku. Engkau tentu melihat sendiri betapa mereka tadi yang menyerangku dan aku hanya membela diri."
Yuci dapat menerima alasan itu. Memang, dua orang gadis kembar itu kelihatan tertarik kepada Tiong Sin, apalagi setelah mereka dikalahkan. Dan mungkiri juga mereka menggunakan perangkap seperti itu. Untuk mencapai tujuan, banyak orang tidak segar menggunakan segala cara. Dia menurunkan busurnya dan memberi isyarat kepada orang-orangnya yang segera mundur.
"Baiklah, Tiong Sin. Aku percaya keteranganmu dan memang urusan itu adalah urusan pribadi. Akan tetapi lain kali, jangan engkau sembarangan dan mudah saja membunuh orang. Mereka adalah orang-orang Liao-tung, kalau sampai diketahui orang Liao-tung, tentu akan gagal tugas kita."
Tiong Sin menjura dengan sikap hormat, akan tetapi mulutnya tersenyum main-main. "Baik, saudara Yuci, lain kali kalau hendak membunuh orang, aku minta ijin dulu padamu."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hemmm, urusan ini bisa menjadi besar sekali, dan engkau masih main-main seperti anak-anak!" Yuci mengomel.
Tiong Sin bersikap serius, maklum bahwa kalau terlalu main-main dia bisa membahayakan diri sendiri.
"Maafkanlah, Yuci. Kita sudahi saja urusan ini dan mari kita melanjutkan perjalanan," Tiong Sin menghampiri kudanya.
"Nanti dulu!" seru Yuci yang segera memanggil pasukannya dan dia memberi perintah kepada mereka.
"Kalian tidak boleh membicarakan hal yang telah terjadi di sini! Dan sekarang, kuburlah tiga orang mayat itu, bunuh tiga ekor kuda mereka dan kuburkan pula. Cepat!"
Dengan bekerja sama, pasukan itu melaksanakan perintah ini dengan cepat dan sebentar saja, tiga sosok mayat ini berikut kuda mereka telah terkubur rata dengan tanah. Sebentar saja, dalam waktu beberapa hari, tentu bekas kuburan itu akan ditumbuhi rumput. Tidak ada yang melihat semua itu dan Yuci baru merasa aman.
Rombongan itu lalu melanjutkan perjalanan menuju ke utara.
Akan tetapi, sama sekali keliru kalau Yuci dan Tiong Sin mengira bahwa peristiwa itu tidak ada yang melihatnya.
Ada seorang yang tadi bersembunyi menyaksikan semua itu. Walaupun dia melihat dari jauh, tidak mendengarkan percakapan mereka, namun dia melihat betapa Siauw Kan dan dua orang puterinya terbunuh, lalu betapa mayat mereka dikubur berikut tiga ekor kuda mereka yang juga dibunuh. Orang ini adalah seorang mata-mata kepercayaan Puteri Maimi yang segera bergegas pulang untuk memberi laporan kepada Puteri Maimi. Puteri Maimi memang mendengar dari Siauw Cin dan Siauw Lin bahwa mereka hendak memaksa Tiong Sin mengawini mereka.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Mendengar ini, Puteri Maimi lalu mengutus seorang kepercayaannya untuk membayangi dua orang gadis kembar itu sehingga akhirnya mata-mata itu melihat sendiri betapa dua orang gadis kembar itu bersama ayahnya tewas terbunuh oleh Bu Tiong Sin.
Biarpun alasan yang dikemukakan Tiong Sin itu dapat diterimanya, namun mulai hari itu, Yuci makin merasa curiga kepada Tiong Sin. Kesan yang didapat dari pemuda itu buruk. Mungkin saja dua orang gadis Han kembar itu menggunakan siasat, sengaja memikat untuk memaksa Tiong Sin menjadi suami mereka. Dia tidak tahu benar karena menurut pendapatnya orang-orang Han mempunyai banyak akal bulus dan licik! Betapapun juga, perbuatan Tiong Sin membunuh dua orang gadis yang semalam telah menjadi kekasihnya itu merupakan perbuatan yang kejam.
Pemuda itu, biarpun nampaknya halus dan ramah, ternyata memiliki dasar watak kejam. Mulailah dia percaya akan bisikan Maimi bahwa Tiong Sin bukan orang baik-baik dan hal ini dicatatnya di dalam hatinya. Dia yang akan selalu mengawasi Tiong Sin!
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
Jenghis Khan ternyata merupakan seorang pemimpin yang amat pandai. Dia tidak tergesa-gesa dalam penyerbuannya ke selatan, melainkan telah direncanakan jauh hari sebelumnya. Dia menghubungi bukan saja suku bangsa Liao-tung, akan tetapi juga dengan semua kelompok dan suku yang tinggal di perbatasan dekat Tembok Besar, di sebelan luar maupun dalam. Jenghis Khan menyebar banyak mata-mata yang pandai sampai jauh ke sebelah selatan Tembok Besar. Setelah semua persiapan matang, barulah dia turun tangan. Pangeran Pang Sun di Liao-tung diberi tugas untuk membantu penyerbuan ke daerah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kerajaan Cin di selatan, bertugas pula menyelundup dan membukakan pintu-pintu gerbang Tembok Besar setelah membinasakan para perajurit penjaga dari Kerajaan Cin.
Setelah saat yang diperhitungkannya masak-masak tiba, Jenghis Khan mulai dengan penyerbuannya. Pertama-tama dikirimkannya pasukan-pasukan pelopor yang terdiri dari dua ratus orang perajurit. Mereka ini merupakan perajurit-perajurit pilihan yang sanggup mengadakan operasi berdua-dua saja, berpencaran memasuki daerah musuh. Di belakang pasukan pelopor ini bergerak barisan depan dari balatentara Jenghis Khan, terdiri dari tiga puluh ribu perajurit pilihan yang berkuda dengan kuda-kuda yang baik pula. Bahkan setiap orang perajurit membawa dua ekor kuda sebagai cadangan. Pasukan yang merupakan pendobrak bagian depan ini dipimpin oleh tiga orang panglima yang gemblengan, yaitu Panglima Chepe Noyon yang gagah perkasa, juga Panglima Tua Munuli yang sudah memiliki banyak sekali pengalaman dalam perang dan seorang panglima muda, yaitu Sobutei yang berkobar semangatnya, cerdik dan pandai bersiasat pula.
Sesudah barisan depan ini, barulah bergerak barisan besar yang dipimpin sendiri oleh Jenghis Khan. Induk tentara ini melalui dataran tinggi yang tandus menimbulkan awan debu tinggi, bagaikan semut saja dengan jumlah mereka yang kurang lebih seratus ribu orang Mereka terdiri dari orang-orang Mongol berbagai suku, namun yang terutama adalah orang Yakka Mongol yang telah lama mengabdi kepada Jenghis Khan. Barisan inti ini mengadakan hubungan yang baik dan tidak pernah terputus dengan barisan depan yang dipimpin Chepe Noyon dan kawan-kawannya. Jenghis Khan sendiri memimpin sebagai intinya didampingi putera bungsunya yang bernama Tuli.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Semua puteri Jenghis Khan sejak muda memang digembleng untuk menjadi seorang ahli perang.
Jenghis Khan sendiri dilindungi oleh barisan pengawal yang terdiri dari seribu orang perajurit. Pasukan pengawal ini tentu saja merupakan orang-orang pilihan dan mereka semua menunggang kuda hitam yang diperlengkapi dengan baju perang dari kulit.
Demikianlah, bagaikan gelombang badai mengamuk, barisan itu memasuki Tembok Besar. Dengan amat mudah mereka masuk melewati pintu-pintu gerbang yang sudah dibuka oleh orang-orang Liao-tung dan tak seorang pun perajurit Mongol tewas! Begitu mudahnya mereka melewati Tembok Besar yang dahulu oleh para kaisar selatan dibangun dengan mengorbankan jutaan nyawa manusia, dibangun dengan maksud membendung ancaman dan utara. Ternyata kini, Tembok Besar itu tidak ada gunanya sama sekali dan barisan Jenghis Khan dapat melewatinya tanpa korban seorang pun perajurit! Setelah memasuki tembok, barisan Jenghis Khan, lalu dibagi-bagi menjadi pasukan-pasukan yang melakukan penyusupan ke daerah-daerah yang memang sudah ditentukan semula sesuai dengan rencana. Inilah hasil dari penyusupan banyak mata-mata sehingga mereka sudah mempelajari daerah mana yang lemah pertahanannya dan mana yang harus lebih dulu digempur. Bagian yang pertama dimasuki adalan Shan-si dan daerah Ci-li.
Para pasukan penjaga garis depan dan Kerajaan Cin tertimpa malapetaka hebat. Mereka adalah perajurit-perajurit penjaga tanpa kuda dan tempat penjagaan mereka terpencar-pencar.
Terjadilah kontak pertama yang sama sekali tidak seimbang. Pasukan berkuda Jenghis Khan melarikan kuda mereka secepat angin mengelilingi musuh sambil melepas
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
anak panah dari atas kuda. Tentu saja pasukan infanteri musuh yang rapat itu tak dapat banyak berdaya dan berjatuhanlah banyak sekali korban antara mereka. Baru setelah terjadi kontak pertama itu, para pasukan penjaga menjadi panik dan mereka menyusun kekuatan untuk; menghadapi penyerbuan musuh yang tiba-tiba itu. Ada pula yang segera mengirim berita ke selatan untuk minta balebantuan ke markas besar pasukan penjaga di utara.
Sementara itu, barisan penjaga yang ada mengadakan perlawanan mati-matian dan sia-sia. Mereka itu kalah segala-galanya. Kalah semangat, kalah perlengkapan dan kalah nekat, juga kalah pengalaman dibandingkan dengan para perajurit Jenghis Khan yang rata-rata adalah tukang-tukang berkelahi itu!
Jenghis Khan berterima kasih kepada bangsa Liao-tung yang ternyata memegang janji dan mereka itu berjasa besar dalam pembukaan pintu-pintu gerbang Tembok Besar sehingga memudahkan barisan besar Jenghis Khan untuk masuk ke sebelah selatan tembok. Oleh karena itu, Jengnis Khan mengutus Yuci dan Tiong Sin lagi untuk menyampaikan terima kasihnya kepada Pangeran Pang Sun dan menjanjikan kedudukan tinggi kalau kelak peperangan telah selesai dan berhasil baik.
Dengan membawa sepasukan tentara, berangkatlah Yuci dan Tiong Sin memasuki perkampungan Liao-tung. Selain menyampaikan pesan kaisar besar Jenghis Khan, juga Yuci yang sudah menyampaikan surat Pangeran Pang Sun kepada ayahnya mengenai ikatan perjodohan, kini membawa pula surat balasan ayahnya, Chepe Noyon yang sedang memimpin pasukan, yang menyatakan
persetujuannya bahwa puteranya, Yuci, dijodohkan dengan Maimi, puteri Pangeran Pang Sun. Pertunangan itu boleh
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
diresmikan dan pernikahannya menanti kalau tugas penyerbuan ke selatan sudah selesai.
Kedatangan pasukan yang dipimpin Yuci dan Tiong Sin disambut meriah oleh orang-orang Liao-tung. Mereka bergembira ria karena kemenangan barisan Jenghis Khan yang sudah mulai menyusup jauh ke selatan itu. Pasukan Liao-tun ada yang bergabung dan ikut menyerbu ke selatan, akan tetapi sebagian tinggal di perbatasan untuk menjaga daerah yang sudah dikuasai pasukan Jenghis Khan.
Pangeran Pang Sun sendiri bersama isteri dan puterinya keluar menyambut kunjungan Yuci dengan gembira. Akan tetapi ketika mereka melihat Tiong Sin, wajah mereka menunjukkan ketidaksenangan. Bahkan ketika Tiong Sin memberi hormat, Pangeran Pang Sun dan isterinya tidak mau membalas. Pangeran itu mendekati Yuci dan berkata lirih.
"Ananda Yuci, kenapa dia ikut-ikutan pula ke sini" Kami tidak mungkin dapat menerimanya!"
Yuci terkejut mendengar ini dan dia pun berbisik,
"Kenapa, Paman?"
Biarpun suaranya masih lirih agar tidak terdengar banyak orang, pangeran itu menjawab dengan sinar mata marah ditujukan kepada Tiong Sin. "Dia telah membunuh pembantuku dan sahabatku Siauw Kan dan dua orang puteri kembarnya."
Tentu saja Yuci terkejut setengah mati mendengar bahwa rahasia itu tentu diketahui oleh calon mertuanya. "Paman dan Bibi, juga engkau dinda, Maimi, mari kita bicara di dalam. Aku dapat menjelaskan urusan itu."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hemmm, baik, ananda Yuci. Akan tetapi ia tidak boleh masuk ke dalam rumah kami sebelum kami mendengar penjelasan yang memuaskan hati."
Yuci menjadi bingung, akan tetapi Tiong Sin yang juga mendengarkan percakapan itu, tersenyum dan berkata,
"Yuci, engkau masuklah dan biarkan aku menanti di luar saja bersama pasukan kita. Aku pun ingin melihat-lihat di sini."
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
Jilid XVII Tanpa banyak cakap lagi Yuci lalu mengikuti keluarga calon isterinya rnasuk ke dalam gedung, sedangkan Tiong Sin tinggal di luar, bahkan lalu berjalan-jalan meninggalkan pasukan. Biarpun dia kelihatan tenang saja. namun di dalam hatinya dia amat gelisah. Rahasia pembunuhan terhadap dua orang gadis kembar dan ayah mereka telah diketahui, dan hal itu berarti bahaya besar baginya. Kalau tuan rumah mengerahkan pasukan untuk menangkapnya atau membunuhnya, tentu Yuci tidak akan melindunginya, dan pasukannya pun tidak akan mau bergerak membelanya tanpa perintah Yuci! Dia seorang diri mana mungkin akan mampu menyelamatkan diri"
Sementara itu, dengan jantung berdebar Yuci masuk ke ruangan dalam bersama keluarga tunangannya. Diam diam dia mengerjakan pikirannya. Apa yang harus dia lakukan dalam menghadapi keadaan ini" Pembunuhan yang dilakukan Tiong Sin terhadap dua orang gadis kembar dan ayah mereka itu telah diketahui oleh Maimi dan orang tuanya!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Setelah mereka duduk mengeliling meja dan semua pelayan disuruh keluar, hanya empat orang di antara mereka, yaitu Maimi dan ayah ibunya, dan Yuci, pemuda ini lalu berkata dengan lembut.
"Sebelum membicarakan urusan orung lain, sebaiknya kalau saya mulai dengan urusan kita lebih dulu." Dia mengeluarkan surat balasan ayahnya dan menyerahkannya kepada Pangeran Pang Sun. Surat itu berbunyi antara lain bahwa Panglima Chepe Noyon menyetujui perjodohan antara puteranya dan puteri Pangeran Pang Sun, akan tetapi minta agar pelaksanaan pernikahannya dilakukan setelah perang selesai, atau setelah Kerajaan Cin berhasil ditundukkan!
"Ayah berkata bahwa seorang perajurit sejati selalu menaruh kepentingan pribadinya di bawah kepentingan Negara. Karena negara sedang perang, maka tidak sepatutnya kalau pernikahan dilangsungkan sebelum perang selesai dengan kemenangan. Saya harap Paman dan Bibi, juga dinda Maimi setuju dengan pendapat ayah ini."
Pangeran Pang Sun dan isterinya mengangguk. "Kami menghargai pendapat ayahmu. Memang sebaiknya demikianlah. Melihat kekuatan balatentara Yang Mulia Jenghis Khan, saya yakin bahwa dalam waktu dekat Kerajaan Cin akan dapat ditundukkan. Dan sesudah itu, kita merayakan pernikahan kalian sekalian merayakan kemenangan kita bersama!"
Setelah menceritakan sedikit jalannya pertempuran di mana dia ikut juga memimpin pasukan, Yuci lalu berkata.
"Nah, sekarang kita bicarakan tentang Bu Tiong Sin."
"Sudah kukatakan bahwa dia bukan manusia baik-baik,"
Maimi berkata dengan cemberut. "Terbuktilah kini, dia membunuh dengan kejam dua orang pembantuku dan juga
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ayah mereka. Padahal, Siauw Cin dan Siauw Lin itu adalah kakak beradik kembar yang seperti saudaraku sendiri!" Jelas terkandung kemarahan dan sakit hati dalam ucapan Puteri Maimi itu.
Yuci menarik napas punjang. Tiong Sin ternyata membuat gara-gara saja dan dialah yang merasa amat tidak enak terhadap tunangan dan orang tuanya. Juga peristiwa ini sungguh amat berbahaya, dapat merenggangkan hubungan yang sudah terjalin demikian baiknya antara bangsa Mongol dan suku Liao-tung.
"Aku merasa menyesal sekali datang terlambat dan tidak sempat mencegah terjadinya pembunuhan itu. Aku dan pasukanku juga terkejut dan memaksa Tiong Sin membuat pengakuan mengapa dia melakukan hal itu, kalau dia tidak mau mengaku, aku akan menjadikannya tawanan untuk diadili olen Sribaginda sendiri."
"Dan dia membuat pengakuan?" Maimi bertanya, agak cepat karena jantungnya berdebar tegang, khawatir kalau-kalau Tiong Sin mengakui semuanya, bahwa bukan hanya Siauw Cin dan Siauw Lin yang menjadi korban, melainkan ia sendiri juga!
Yuci mengangguk. Terpaksa dia harus menceritakan sikap yang tidak patut dari kedua orang gadis itu, bukan sekali-kali untuk membela Tiong Sin, melainkan untuk membela diri mengapa dia membiarkan saja Tiong Sin dan tidak menentangnya. "Dia menceritakan bahwa dua orang gadis Han itu jatuh cinta kepadanya dan..... mereka menyerahkan diri kepada Tiong Sin. Setelah kami berangkat meninggalkan tempat ini, di tengah perjalanan, dua orang gadis Han itu bersama ayah mereka menyusul dan mereka minta bicara sendiri dengan Tiong Sin. Kami hanya melihut dari jauh. Menurut keterangan Tiong Sin, dua orang gadis itu dan ayah mereka memaksa kepada
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tiong Sin untuk mengawini mereka. Dia menolak dan dia pun diserang oleh mereka bertiga. Tiong Sin membela diri dan cepat sekali tiga orang itu roboh dan tewas, kami tidak sempat mencegahnya. Dan kami memang melihat sendiri bahwa mereka yang lebih dulu menyerang."
"Dia bohong! Memang manusia jahat sekali Bu Tiong Sin itu! Ceritanya itu semua bohong!"
"Bohong" Apa yang kaumaksudkan, dinda Maimi?"
tanya Yuci dengan heran.
"Siauw Cin dan Siauw Lin telah membuat pengakuan kepadaku sambil menangis bahwa pada malam harinya setelah kami menerima kunjungan kalian, iblis jahat Tiong Sin itu telah memasuki tenda mereka dan menculik mereka keluar, lalu memperkosa mereka. Tentu saja aku hendak merahasiakan aib yang menimpa diri mereka, hanya memesan kepadamu agar berhati-hati karena iblis itu jahat dan berbahaya. Kemudian, ketika rombonganmu meninggalkan kami, aku melihat Siauw Cin dan Siauw Lin menyelinap pergi. Aku merasa curiga dan diam-diam aku menyuruh seorang pembantu memata-matai mereka dan pembantuku itulah yang melihat betapa dua orang gadis itu bersama ayah mereka dibunuh oleh Tiong Sin."
Mendengar keterangan ini, wajah Yuci menjadi merah sekali. Dahulu dia memang percaya kepada keterangan Tiong Sin karena menganggap hal itu masuk akal. Tidak mustahil seorang pemuda setampan dan segagah Tiong Sin akan menarik perhatian dua orang gadis kembar itu yang jatuh cinta. Akan tetapi, dengan adanya keterangan dari Maimi, tentu saja semua keterangan Tiong Sin itu tidak ada artinya lagi. Tentu saja dia lebih percaya akan kebenaran keterangan tunangannya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Keparat! Kalau begitu dia telah melakukan kejahatan!
Aku akan menangkapnya dan menyerahkannya kepada Paman Pangeran untuk diadili!" Setelah berkata demikian, Yuci berlari keluar dan mencari-cari. Akan tetapi Tiong Sin tidak nampak bayangannya! Ketika Yuci bertanya-tanya, dia mendengar bahwa Tiong Sin baru saja pergi meninggalkan tempat itu menuju ke selatan.
Dengan marah Yuci lalu mengumpulkan tiga puluh orang anak buahnya, dan dengan pasukan berkuda ini, dia lalu melakukan pengejaran ke selatan.
Tiong Sin memang telah melarikan diri. Pemuda ini merasa tidak enak sekali ketika Yuci tidak mengajaknya melakukan pembicaraan dengan Pangeran Pang Sun dan dia sudah mulai curiga melihat sikap ayah Maimi itu.
Bukan saja rahasianya membunuh dua orang gadis kembar dan ayah mereka telah ketahuan, namun agaknya peristiwa malam itu juga telah diketahui. Dia tahu bahwa kalau sampai dia diserang di situ, dia takkan mampu menyelamatkan diri. Sebagai seorang yang tergolong penting, dengan alasan ada keperluan mendesak dengan Yuci, tidak sukar bagi Tiong Sin untuk memasuki rumah Pangeran Pang Sun. Para petugas jaga sudah mengenal dia sebagai tamu agung, maka mereka bahkan memberi hormat ketika Tiong Sin masuk. Pemuda ini menyelinap dan ketika berada di luar ruangan di mana Yuci bercakap-cakap dengan keluarga itu, dia berhenti dan mendengarkan.
Ketika dia mendengar laporan Maimi tentang dirinya, bahkan dengan jelas mendengar nada suara penuh sakit hati dari puteri itu, bahwa dia telah memperkosa dua orang gadis kembar, tahulah dia banwa dia berada dalam bahaya.
Cepat dia keluar dan setelah tiba di luar, tanpa pamit dia lalu pergi meninggalkan tempat itu. Persetan dengan kedudukan dan kemuliaan yang dijanjikan Jenghis Khan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kepadanya. Pertama Jenghis Khan adalah seorang Mongol, bukan bangsa Han dan belum tentu akan memberikan kedudukan tinggi kepada seorang Han. Kedua, setelah terjadi peristiwa dengan gadis-gadis di suku Liao-tung itu, tentu dia mendapat nama buruk dan mungkin akan mendapat marah dan hukuman pula dari Jenghis Khan.
Dan dia pun tidak begitu tertarik dengan perang-perangan itu, terlalu berbahaya baginya dengan harapan balas jasa yang belum menentu. Bagaimana kalau pasukan Jenghis Khan kalah" Tentu dia tidak mendapatkan apa-apa dan dia selalu terancam maut dalam perang itu.
Akan tetapi, baru saja dia mulai mendaki sebuah bukit, tiba-tiba saja dia mendengar derap kaki kuda di belakang nya dan tak lama kemudian, Yuci bersama tiga puluh orang perajurit telah berloncatan dari atas kuda dan mengepungnya, Tiong Sin masih bersikap tenang dan dia pura-pura merasa heran.
"Yuci, apa yang kaulakukan ini?"
"Bu Tiong Sin, manusia jahat! Tidak perlu lagi engkau berpura-pura, menyerahlah untuk kutangkap dan kuserahkan kepada Paman Pangeran agar perbuatanmu yang terkutuk itu dapat diadili!"
"Hemmm, Yuci! Perbuatan terkutuk yang bagaimana maksudmu?"
"Keparat Engkau telah memperkosa dua orang gadis kembar, kemudian ketika mereka menuntut, engkau malah membunuh mereka dan ayah mereka! Menyerahlah!"
Tiong Sin tertawa. "Ha-ha-ha, Yuci, mengapa engkau begini bodoh" Dengan mudah saja aku dapat memperoleh wanita cantik yang kusukai, untuk apa aku harus melakukan perkosaan" Apalagi terhadap gadis-gadis Liao-tung yang sedang didekati oleh Sribaginda Jenghis Khan"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tidak, aku tidak memperkosa mereka. Engkau ditipu oleh Puteri Maimi, calon isterimu itu. Aku tidak memperkosa, akan tetapi mereka berdua, gadis kembar itu, menyerahkan diri dengan suka rela."
"Bohong.....!"
"Sama sekali tidak, karena aku mempunyai saksi.
Saksinya adalah Puteri Maimi sendiri! Ia tahu benar bahwa aku tidak memperkosa dua orang gadis kembar itu, melainkan kami melakukan hubungan atas dasar suka sama suka, secara suka rela....."
"Tiong Sin! Apa maksudmu bahwa dinda Maimi menjadi saksi?" Yuci berseru, lebih merasa terkejut dan heran daripada marah.
Tiong Sin tersenyum. Tiba saatnya untuk membalas dendam kepada Puteri Maimi itu yang membuka rahasianya. "Apa maksudku" Jelas, karena Maimi sendiri juga ikut dalam pesta permainan cinta itu. Ha ha ha, bahkan ialah yang lebih dulu menyerahkan diri dengan suka rela kepadaku! Kalau tidak percaya, kau tanya padanya!
Engkau akan mengawini seorang gadis yang bukan perawan lagi, Yuci!"
"Keparat jahanam!" Yuci. membentak marah. "Serang dan bunun dia!" perintahnya kepada anak buahnya. Dan Tiong Sin terpaksa harus memutar pedangnya untuk melindungi dirinya ketika hujan senjata datang menyerangnya.
Akan tetapi, tiga puluh orang perajurit yang dibawa Yuci adalah perajurit pilihan sehingga betapapun lihainya Tiong Sin memutar pedangnya, tetap saja dia terdesak dan terhimpit. Apalagi Yuci selalu menyerangnya dengan luncuran anak panah yang amat berbahaya. Sudah dua batang anak panah yang dilepas Yuci, dapat ditangkisnya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dan anak panah itu menyeleweng dan mengenai dua orang perajurit sendiri sehingga mereka itu roboh dan tewas.
Lebih banyak lagi yang dielakkan oleh Tiong Sin. Pemuda ini mulai menjadi panik. Sukar baginya untuk dapat membobolkan kepungan itu, apalagi dia tahu bahwa kalau dia melarikan diri tentu Yuci dan pasukannya akan mengejar dan mempergunakan anak panah, dan hal ini akan berarti dia celaka.
Pada saat itu, kembali para perajurit menerjangnya dari empat penjuru. Ketika dia memutar pedang menangkis, empat orang itu terpental dan mereka melemparkan tubuh ke belakang, dan empat orang perajurit lain telah menggantikan tempat mereka dan menyerang. Ketika Tiong Sin menangkis lagi, kembali yang empat ini digantikan empat orang lain. Terkejutlah Tiong Sin. Dengan cara demikian, dia tidak akan pernah berhenti tergerak dan tentu dia akan kehabisan tenaga. Maka, begitu ada empat orang lain menyerang lagi, dia bukan saja mengelak dan.
menangkis, juga pedangnya berkelebat cepat, membalas serangan dan empat orang itu pun mengeluh dan roboh mandi darah. Akan tetapi, pada saat Tiong Sin sibuk membalas serangan, daya tahannya berkurang dan pada saat itulah, melalui suatu "lubang", sebatang anak panah menerobos masuk dan tahu-tahu telah menancap dan menembus paha kiri Tiong Sin! Kiranya Yuci memang mempergunakan siasat itu sambil mengintai dan membidikkan anak panahnya dan pada saat yang tepat, mencari lubang dan menyerang dengan tiba-tiba, sehingga dia berhasil melukai paha Tiong Sin walaupun untuk itu dia harus mengorbankan empat orang anak buahnya.
"Aduhhh.....!" Tiong Sin berseru kaget. Maklum bahwa keadaannya amat berbahaya, dan melarikan diri takkan ada gunanya, dia lalu mengamuk! Pedangnya berkelebat dengan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kecepatan kilat, membentuk gulungan sinar yang membungkus dirinya. Yuci maklum akan kelihaian bekas rekan ini, maka pemuda yang cerdik dan pandai dalam hal ilmu perang ini berseru.
"Longgarkan kepungan, kita serang dengan anak panah!"
Yuci memang cerdik sekali. Dia tidak ingin kehilangan lebih banyak anak buah lagi, maka dia perintahkan agar kepungan dilonggarkan. Dengan kepungan jarak jauh ini, pedang di tangan Tiong Sin tidak akan mampu melukai anak buahnya, dan sebaliknya, Tiong Sin. harus terus menggerakkan pedang untuk melindungi tubuhnya dari sambaran anak panah. Kalau hal ini terus berlangsung, tak lama lagi Tiong Sin akan kehabisan napas dan akan roboh sendiri!
Tiong Sin makin kaget. Dia tadinya ingin mengadu nyawa, kalau mungkin, sebelum dia roboh, dia harus dapat membunuh Yuci terlebih dahulu. Akan tetapi, kini Yuci mengadakan pengepungan jarak jauh dan dia pun tahu apa artinya itu. Artinya, dia tidak akan mampu membalas, dan akhirnya dia akan roboh, oleh anak panah para pengeroyoknya atau oleh karena kehabisan tenaga. Dia menjadi semakin panik.
Pada saat yang amat gawat bagi keselamatan Tiong Sin itu, tiba-tiba saja muncul seorang kakek berusia enam puluh tahun. Tubuhnya tinggi kurus dan wajahnya suram muram dan dingin. Dia muncul bersama seorang gadis berusia kurang lebih delapan belas tahun, gadis yang berpakaian mewah dan indah, wajahnya manis sekali dan begitu mereka muncul, keduanya sudah menggerakkan golok di tangan mereka dan para pengepung kocar-kacir! Lebih lagi golok di tangan kakek itu, sebatang golok yang ketika diputar mengeluarkan sinar putih dan yang lebih menyeramkan, golok ini mengeluarkan hawa dingin yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
membuat orang yang berada di dekatnya menggigil! Dalam waktu singkat, belasan orang pengeroyok roboh tewas.
Melihat ini, Yuci lalu memberi aba-aba agar sisa anak buahnya mundur, dan memimpin mereka untuk melarikan diri. Yuci maklum bahwa kalau dilanjutkan, semua anak buahnya akan tewas dan dia sendiri pun tidak akan menang, maka dia memimpin sisa anak buahnya mundur untuk mencari bala bantuan. Untuk menghadapi Tiong Sin dan dua orang pembantu yang sakti itu, dia harus mengerahkan lebih banyak anak buahnya!
Kakek dan gadis itu tidak mempedulikan mereka yang melarikan diri. Mereka menghampiri Tiong Sin. Pemuda ini sudah menyarungkan pedangnya, berdiri dengan tegak.
Anak panah menancap dan menembus paha kirinya. Ketika dia mencoba melangkah, tubuhnya terhuyung, maka dia pun berdiri tegak saja dan hanya memandang kepada dua orang yang menghampirinya itu. Dia tidak tahu siapa mereka, akan tetapi jelas merekalah yang menyelamatkan dirinya, maka dia pun segera memberi hormat dengan kedua tangannya.
"Aku Bu Tiong Sin menghaturkan terima kasih kepada Lo-cian-pwe (Orang Tua Gagah) dan kepada Li-hiap (Nona Pendekar) yang telah menyelamatkan nyawaku dari tangan orang-orang Mongol itu!" Dia sengaja menyebut orangorang Mongol karena dia merasa yakin, melihat wajah dan pakaian mereka bahwa kekek dan gadis itu tentulan orangorang Han. Akan tetapi, kakek dan gadis itu tidak menjawab, juga tidak membalas penghormatannya.
Terutama kakek itu, sikapnya sungguh membuat Tiong Sin bergidik. Kakek itu tubuhnya kurus kering seperti tinggal tulang terbungkus kulit, mukanya kerlputan dan matanya nampak cekung. Muka seperti tengkorak, apalagi mulut itu selalu cemberut, mata itu selalu sayu dan muram. Wajah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yang dingin! Dalam pandang mata itu terpancar keangkuhan dan ketinggian hati bercampur kekerasan.
Gadis di sampingnya memiliki wajah yang manis, dan biarpun pakaiannya mewah dan tubuhnya penuh perhiasan, namun mata Tiong Sin yang berpengalaman dapat melihat bahwa di balik pakaian itu terdapat tubuh yang bentuknya indah menggairahkan. Akan tetapi, juga gadis ini memiliki sikap dan pandang mata yang dingin. Begitu dinginnya membuat Tiong Sin sendiri bergidik, seolah-olah dia menghadapi dua orang yang bangkit dari kubur, walaupun gadis itu memiliki bibir kemerahan dan wajah yang manis segar.
"Kui Lan, kita apakan dia ini" Kita bunuh sajakah?"
pertanyaan itu keluar dengan suara yang datar dan dingin menyeramkan dan juga teramat mengejutkan hati Tiong Sin.
"Jangan, Ayah." kata gadis itu, juga dengan suara dingin, seolah-olah tidak peduli dan membicarakan urusan kecil, bukan mati hidupnya seseorang. "Kita sudah kepalang menolongnya, kenapa tidak membawanya pergi dan mengobati lukanya?"
"Huh, merepotkan saja....." Kakek itu mencela.
Dengan hati gelisah bukan main, dan dia maklum bahwa dia berhadapan dengan dua orang manusia aneh, Tiong Sin lalu menjatuhkan dirinya berlutut, bukan hanya karena gelisah, akan tetapi juga karena pahanya terasa nyeri bukan main dan terdorong pula oleh kecerdikannya.
"Mohon pertolongan Lo-cian-pwe dan Li-hiap. Kalau orang-orang Mongol itu datang kembali, aku tentu mereka bunuh. Aku tidak berdaya karena terluka. Kalau Ji-wi (Kalian Berdua) sudi menolongku, aku Bu Tiong Sin berjanji akan mentaati segala perintah Jiwi."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Huh, janji palsu....." Kakek itu menggerutu. "Kui Lan, kita bunuh saja orang ini dan kita pergi....."
'Tidak, Ayah. Panggullah dia dan kita bawa pergi, siapa tahu kelak dia berguna bagi Ayah. Jangan kepalang tanggung menolong, Ayah. Hayolah!"
Pedang Asmara Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Biarpun dengan sikap tak senang, kakek itu lalu menggerakkan tangannya cepat sekali dan tahu-tahu Tiong Sin merasa tubuhnya lemas karena tertotok Dia terkejut bukan main, akan tetapi di lain saat, tubuhnya telah dipanggul oleh kakek itu dan dibawa lari. Gadis itu lari di sampingnya dan melihat cara kedua orang itu lari, diam-diam Tiong Sin merasa kagum. Mereka lari seperti terbang saja! Dan. dia pun merasa gembira bukan main. Ingin rasanya dia dapat bergerak untuk merangkul dan mencium bibir yang kemerahan itu, bibir yang telah
menyelamatkannya karena tanpa adanya bibir manis itu yang meminta, tentu sekarang dia telah mati konyol di bawah tangan kakek yang kejam dan berwatak dingin seperii salju ini!
Ketika Yuci datang kembali ke tempat itu bersama seratus orang lebih pasukan pilihan, dia tidak menemukan lagi Tiong Sin dan dua orang penolongnya itu. Mereka pergi tanpa meninggalkan jejak, dan terpaksa, dengan hati mengkal Yuci menyuruh anak buahnya mengubur mereka yang tewas dan mengobati mereka yang terluka.
Yuci merasa penasaran bukan main. bukan saja karena Tiong Sin berhasil melarikan diri, akan tetapi juga apa yang didengarnya dari Tiong Sin. Maimi juga telah menyerahkan dirinya kepada Tiong Sin" "Engkau akan mengawini gadis yang tidak perawan lagi, Yuci!" Ucapan ini selalu berdengung di telinganya! Benarkah keterangan itu"
Rasanya tidak mungkin! Tidak mungkin seorang gadis seperti Maimi begitu mudah, menyerahkan diri begitu saja
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kepada seorang pria seperti Tiong Sin! Tidak mungkin!
Tiong Sin pasti hanya membual saja, untuk membuat dia penasaran, agar dia tidak melanjutkan pernikahannya dengan Maimi! Bagaimanapun juga, dia harus
menceritakan fitnah yang dilontarkan Tiong Sin itu kepada tunangannya. Dia harus mendengar sendiri penyangkalan Maimi!
Demikianlah, ketika kembali dan bertemu dengan Maimi, dia mengajak tunangannya untuk bicara dengan empat mata saja. Setelah kesempatan itu tiba, dia menceritakan tentang fitnah yang dilontarkan Tiong Sin.
"Ketika kudesak, Tiong Sin tetap menyangkal, dinda Maimi. Dia tetap mengatakan bahwa dia tidak memperkosa kedua orang gadis kembar itu, melainkan bahwa dua orang gadis itulah yang dengan suka rela menyerahkan diri karena jatuh cinta padanya. Dan dia mengatakan pula bahwa dia mempunyai seorang saksi, dan bahkan saksi itu pun telah menyerahkan diri kepadanya, dan saksi itu adalah engkau, dinda Maimi!" Berkata demikian, Yuci menatap wajah tunangannya dengan tajam penuh selidik.
Sejak tadi, Puteri Maimi sudah siap siaga karena ia sudah menduga bahwa kalau tersudut, tentu Tiong Sin akan membuka rahasia itu untuk menolong diri sendiri. Maka, mendengar ucapan itu, ia lalu bangkit dan mukanya berubah merah sekali.
"Jahanam keparat iblis Bu Tiong Sin itu!" bentaknya marah. "Apakah Kanda dapat percaya saja kepada ucapan iblis itu" Percayakah Kanda bahwa seorang wanita seperti aku ini..... begitu saja menyerahkan diri kepada seorang seperti dia?"
Panji Sakti 6 Manusia Harimau Jatuh Cinta Serial Manusia Harimau Karya S B. Chandra Pendekar Naga Mas 3
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama