Ceritasilat Novel Online

Petualangan Manusia Harimau 7

Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra Bagian 7


bisa dimengerti. Ujang menemukan lima lembar sepuluh ribuan
dalam sakunya. Siapa yang memasukkan uang ini" Si mati sudah
pasti tidak mungkin. Makhluk lain yang ada di kamar itu, selain
Ujang hanya si harimau dengan muka wanita cantik. Menurut logika
biasa tentu dialah yang memasukkan uang ini ke dalam saku Ujang.
"Ini bukan uang saya. Saya tidak pernah punya uang ini!" kata Ujang bingung. Dia mau menyerahkan uang itu kepada Polisi yang
hadir di sana. Tetapi pada saat itu ia dengar suara orang
melarangnya. Suara wanita, la menoleh dan orang-orang lain juga
menoleh. Dan memang ada seorang wanita. Cantik sekali. Sesaat
perhatian berpindah kepada wanita itu.
"Itu uangmu. Aku memberimu kemarin ketika kau mengantarkan
nasi goreng ke kamarku. Wah, kau pelupa sekali!" kata Sabrina.
Memang dialah yang berdiri tak jauh dari beberapa orang yang
sedang mempercakapkan pembunuhan misterius dengan cerita
Ujang yang tak masuk akal.
Melihat Sabrina, Ujang terdiam, tetapi otaknya bekerja terus. Ini
dia muka harimau yang dilihatnya kemarin malam. Dia tak keliru.
Sungguh mati, dia yakin dia tidak keliru. Tetapi mulutnya terkatup.
Bukannya dia tak ingin bicara. Dia tidak bisa bicara. Sebaliknya
Sabrina, setenang air sungai tanpa riak berkata lagi, "Masih begitu muda, sudah begitu pelupa. Seperti pejabat yang secara benar-benar mengurus negara. Sebetulnya kau tahu, bahwa akulah yang
kau antari nasi goreng kenvjtin. Di kamar 735." Setelah ucapan itu Sabrina pergi. Rekan Ujang bertanya, "Kau d i persen lima puluh
ribu oleh wanita cantik tadi" Aku belum pernah dengar ada tamu
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sebaik dan seroyal itu."
"Ya, dialah orangnya. Tetapi aku tidak ingat dia memberi aku
persenan lima puluh ribu," kata Ujang.
"Tetapi, memang kau melihat dia di kamar 735 kemarin malam?"
tanya Polisi. Saat itu tiba Kapten Polisi Sahata Siregar.
"Bukan, tapi aku bertemu dengannya kemarin malam," kata
Ujang. "Kenapa perempuan yang kau lihat itu jadi begitu'penting?" tanya Kapten Siregar, yang kini langsung menangani penyelidikan.
"Siapa dia?"
"Tidak tahu Pak, tetapi memang saya melihatnya kemarin malam'
kata Ujang. "Apa kaitannya dengan pembunuhan?"
"Sebenarnya tidak ada Pak," kata pelayan kepala. "Tetapi wanita itu membari Ujang lima puluh ribu. Ujang mengantar nasi goreng
untuknya."
"Wah, royal amat," kata Siregar. "Nyonya atau nona kaya tentunya!"
"Barangkali juga kelas super Pak. Siapa tahu."
"Mana dia. Saya jadi kepingin barkenalan," kata Siregar. Orang-orang di sekitarnya memandang heran pada Siregar. Dan Kapten
Polisi itu mengerti. Katanya, "Mengapa pula kalian heran. Saya ini kan juga manusia biasa. Wajar kalau laki-laki ingin berkenalan
dengan wanita cantik, kalau bisa. Kalau tidak bisa barkenalan,
melihat saja kan boleh. Kalau saya bilang saya tidak suka
perempuan cantik, itu kan namanya munafik." Mendengar kata-kata
perwira polisi itu yang hadir di sana merasa senang. Orang ini tak
suka berpura-pura. Itu lebih baik.
Dua orang petugas cepat-cepat keluar. Tetapi percuma, wanita
yang membangkitkan keinginan Siregar sudah tidak ada.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Siregar meminta kepada Ujang untuk memberi dia keterangan
seperlunya, walaupun dia tadi sudah bercerita apa yang diketahui
dan diingatnya. Pada ujung kisahnya Ujang berkata, "Nah, sekarang saya ingat. Muka perempuan yang berbadan harimau itu persis seperti wan .antik tadi. Ya benar, saya ingat sekarang."
"Kau ngoceh," kata Kapten Siregar.
"Tidak Pak, saya ingat betul. Bersumpah pun saya berani!"
"Kau berkhayal!"
"Tidak, dialah yang barbadan harimau itu. Dan dialah yang
menyebabkan saya lemas lalu jatuh.
"Setelah itu?" tanya Siregar.
"Saya tidak ingat apa-apa lagi. Baru tadi saya ketahui, bahwa di dalam saku saya ada uang lima puluh ribu. Tidak ada yang memberi
saya uang sebanyak itu. Seribu saja pun jarang. Tetapi tadi
perempuan cantik itu mengatakan, dia yang memberi!" kata Ujang.
"Barangkali memang dia yang memberi," kata Kapten Siregar.
"Tidak. Saya tahu pasti. Dia tidak memberi saya apa pun. Dan
saya tidak pernah bertemu dengan dia seperti yang saya lihat tadi.
Tetapi mukanya persis harimau yang amat menakutkan saya itu.
Entahlah, kalau dia memasukkan uang itu ke dalam saku saya
tatkala saya tidak sadarkan diri!"
"Jadi kau kira, tadi dia wanita cantik etapi kemarin malam ia
wanita berbadan harimau" Mana mungkin," ujar Kapten Siregar.
"Lalu mengapa dia mengatakan bahwa dialah yang memberi saya
uang itu?"
"Hanya untuk main-main saja!" kata Siregar.
"Tidak masuk akal saya Pak. Masa iya dia yang begitu cantik mau
main-main dengan saya yang hanya pelayan!"
"Bukan tak ada orang cantik dan kaya lagi yang rendah hati. Dia
manusia dan kau pun manusia. Baginya barangkali semua manusia
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
itu sama. Kedudukan tidak mengubah harga hakiki seorang
manusia!" Setelah berkata begitu Kapten Siregar menganggap
penyelidikan sekedarnya itu selesai. Nanti Ujang akan diminta
datang ke kantor.
"Uang ini bagaimana Pak?" tanya Ujang ketika Siregar
melangkahkan kaki.
"Pemberian wanita itu kepadamu. Tidak ada persoalan apa-apa
dengan uang itu. Itu hakmu dan halal, kau tidak perlu khawatir!"
jawab Kapten Siregar. Ujang dan kawan-kawannya masih terus
memperbincangkan wanita cantik yang mengaku bahwa dialah yang
memberi Ujang tip sebanyak lima puluh ribu. Tidak masuk akal
memang. Milyarwan pun tidak akan pernah membari persenan
sebanyak itu kepada pelayan hotel. Bagi mereka pelayan hotel
hanya pesuruh yang sudah akan kegirangan kalau dibari hadiah lima
ratus perak. Yang baik menurut ukuran orang yang kian kaya kian
pelit, seribu perak sudah top. Tapi kalau untuk wanita bayaran,
bukan tidak ada orang kaya, apalagi yang kaya dari korupsi atau
bahasa orang dulu mencuri, setengah atau satu juta sih biasa saja.
Wanita bayaran yang nakal akan minta tambah lagi dengan
mengatakan, "Tambah dong Pak. Bapak cari uangnya kan gampang.
Satu tanda tangan atau kata "sotuju" saja, kan bisa menghasilkan satu juta dollar!"
Ada bajingan rakus yang jadi marah mendengar kata-kata begitu,
tetapi ada pula yang malah jadi bangga dan serta merta menambah
satu juta lagi.
SETELAH melakukan pembunuhan di kamar hotel, Sabrina
sebenarnya tidak tahu harus senang, gelisah ataukah menyesal"
Semula ia memang merasa bangga pada dirinya karena telah
menunaikan tugas yang sedianya akan dilaksanakan oleh Erwin, Dja
Lubuk atau Raja Tigor. Bukan pula tak mungkin pembunuhan itu
akan dikerjakan Ki Ampuh, entah di jalan atau di pekarangan rumah
Ismail. Bukan tak mungkin babi hasil sumpahnya sendiri ini ingin
berbuat baik pada Erwin yang telah di-jahatinya dan kini hendak
dibuatnya menjadi sahabat kembali, la telah menunjukkan pertandahttp://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pertanda ke arah itu. Ataukah Sabrina harus malu karena Erwin
pasti mengetahui siapa yang melakukan, tetapi jasa baiknya itu
tidak akan mengubah pendirian Erwin yang telah mengusirnya dari
gubug-nya ketika Sabrina barkunjung ke sana minta dihukum. Huh,
kalau Erwin malah marah, batapa akan malunya dia. Bagaimana
kini" Akan dicarinya-kah Erwin da"h menerangkan mengapa ia
melakukan pembunuhan itu. Dengan menerima segala resiko dari
manusia harimau muda yang punya ilmu tinggi itu"
Sabrina yang kini menginap di rumah sahabatnya, Nini, untuk
menghindari kemungkinan kawan-kawan Ismail mengkaitkan
kematiannya dengan wanita yang hendak dikunjunginya' di hotel
tersebut tidak mudah memecahkan jalan mana yang terbaik
ditempuhnya. Bahwa ia hendak berbaikan kembali dengan Erwin
sudah suatu kenyataan. Untuk itulah dia membunuh Ismail. Kini
baru terasa olehnya bahwa langkahnya itu bukan mustahil tambah
menjauhkan dirinya dari Erwin yang sudah berulang kali disakitinya.
Apakah ia pergi kepada Margono dan menerangkan kepadanya
bahwa dialah yang membunuh Ismail karena cintanya pada Erwin"
Orang yang di benci Erwin menjadi musuhnya pula. Tetapi apakah
Margono akan percaya pada kisah yang merupakan pengakuan
murni itu"
Membaca di surat-surat kabar, bahwa pelayan kamar hotel
bertemu dengan makhluk bertubuh harimau dengan wajah wanita
cantik di kamar tempat Ismail menemui ajalnya, banyak orang yang
tidak percaya. Tetapi sejumlah laki-laki yang suka menyewa
"barang" panggilan jadi ragu-ragu. Siapa tahu yang diantarkan kepadanya justru si wanita cantik yang gemar darah manusia itu.
Pertemuan tak diduga dan tak diatur terjadi antara seorang lakilaki sederhana tetapi berwajah simpatik dengan seorang wanita
jelita yang amat menarik. Antara dua insan yang sebenarnya
makhluk hampir sekelompok tetapi berlainan kelamin. Erwin dengan
Sabrina. Erwin kaget, entah karena apa. Padahal ia ingin bertemu
dengan Sabrina. Hanya pada saat itu ia tidak sedang mencarinya.
Begitu pula Sabrina amat terkejut. Di tengah orang ramai di Senen.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sabrina lebih dulu menguasai dirinya.
"Erwin, dari mana kau" Kelihatannya kau segar sekali!" ujar Sabrina.
"Terima kasih Ina, kau juga kelihatan lebih cantik daripada biasa-biasanya. Kau bayangkan saja bagaimana seorang cantik semacam
kau jadi lebih cantik. Kan bikin banyak lelaki ingin sujud di
hadapanmu!" kata Erwin setengah berkelakar sete ngah sungguhan.
Sabrina senang, tetapi berkata. "Sujud itu hanya untuk Tuhan,
kawan!" Erwin juga senang pada ucapan Sabrina. Bagaimanapun kadangkadang ganasnya dia di luar kemauannya, tetapi pada saat-saat
wajar ia seorang wanita yang amat taat pada agama.
"Kalau kau tak malu dengan pakaian kumel dan sandal jepitku
ini, aku ingin mengajak kau makan di restoran yang agak sepi.
Tetapi kau yang bayar, aku tidak punya uang. Kau tahu, aku hampir
tidak pernah punya uang!" kata Erwin tanpa malu-malu.
"Karena kau tidak menyukainya. Bukan karena kau tidak pandai
mencarinya," kata Sabrina.
"Kau keliru. Aku juga suka uang. Tetapi tidak melalui segala
cara." "Aku mengerti. Kau tidak mau uang dari mereka yang kau tolong
sembuhkan."
"Karena yang menyembuhkan itu bukan aku, melainkan Tuhan."
Sabrina menghela napas. "Ya, memang begitu. Hampir tidak ada
orang semacam kau," kata Sabrina. Mereka duduk di rumah makan
pilihan Sabrina.
"Seharusnya kau tidak melakukannya," kata Erwin. Sabrina tahu apa yang dimaksud.
"Karena kau hendak melakukannya sendiri. Aku memang selalu
salah. Lain yang dimaksud, lain yang tercapai. Kau tahu apa yang
kuingini sekarang" Kau dan ak" berubah jadi harimau di sini," kata http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sabrina. Erwin heran mendengarnya.
IA bertanya mengapa Sabrina berharap begitu. "Supaya aku dan
kau dikeroyok lalu dibunuh. Sehingga tamatlah riwayat yang penuh
derita ini!" kata Sabrina.
"Kau kira semudah itu" Ayahku yang telah tiada masih terus saja
bisa mendatangiku. Begitu pula kakekku. Dan begitu juga ayahmu!
Kalau kau dan aku mati, mungkin begitu pula." kata Erwin. Sabrina diam sejenak. Kemungkinan itu memang besar sekali.
"Erwin, kau dapat memaafkan dan melupakan semua dosaku
padamu?" "Mengapa kau bertanya begitu?"
"Aku ingin kembali padamu Erwin. Aku tak tahan hidup begini."
"Kau juga tidak akan tahan hidup bersamaku Sabrina. Kita
mempunyai sifat-sifat yang berlainan dan ada yang malah
bertentangan. Kau mau membunuh manusia tak berdosa."
"Tetapi itu bukan kehendakku."
"Walaupun begitu."
"Lalu bagaimana aku ini?"
"Kau dulu hendak kawin dengan Sabaruddin, sebelum terlaksana,
kau membunuh dia. Aku yang tak berdosa dituduh pula membunuh
ibu Amal ia. Padahal kau yang melakukannya," kata Erwin.
Sabrina tunduk. Memang banyak sekali dosanya. Lama mereka diam
sambil makan perlahan-lahan. Kemudian Erwin kembali menyesali
perbuatan Sabrina yang telah membunuh Ismail. Wanita cindaku itu
mengatakan, bahwa ia melakukannya untuk Erwin tetapi
perbuatannya itu pun dinilai salah juga.
"Seharusnya kau jangan mengotori tanganmu dengan urusanku,"
kata Erwin. "Sudah sekian bencikah kau padaku?" tanya Sabrina.
"Kurasa bagitulah. Kau tahu apa yang terbaik untukmu dan aku"
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kita jangan pernah bertemu lagi."
Sabrina memanggil pelayan dan membayar apa yang telah
mereka makan dan minum.
"Akan kuusahakan supaya kita tidak bertemu lagi," kata Sabrina.
"Aku tidak menaruh dendam padamu Ina. Tidak bartemu lagi
kumaksudkan untuk mencegah hal-hal yang menyusahkan kau dan
aku. Hidup kita ini sudah tidak wajar, jangan ditambah lagi dengan
kejadian-kejadian yang amat pahit. Kau mengerti maksudku
bukan?" "Aku coba mengerti," kata Sabrina lalu ia pergi.
Erwin mengikutinya dengan pandangan yang sebenarnya
menggambarkan kesedihan dan keharuan. Bagaimanapun ia pernah
mencintai gadis itu. Dengan kepahit-getiran yang harus ditelannya
entah apa lagi yang akan dilakukan Sabrina atau menimpa dirinya.
Dan walaupun ia orang tabah, matanya berkaca-kaca.
Kaki rasakan tak kuat mendukung, hati Sabrina hancur lebih
daripada hanya barkeping-keping. Akan ke mana dia" Berapa lama
lagi ia harus menderita di permukaan bumi yang selalu tak kenal
kasihan ini"
Tiba di rumah sahabatnya, Nini kaget melihat Sabrina begitu
pucat dan lesu.
"Apa yang kau rasakan Ina" Kau kelihatan begitu loyo!" tanya Nini.
Sabrina tak kuasa lagi membendung air mata. Dipeluknya Nini,
"Aku sudah, bosan hidup Nini. Sudah tak tertahankan olehku!"
Nini yang telah memandang Sabrina sebagai saudara sendiri,
mengelus-elus rambut sahabatnya itu sambil membujuk, "Apa yang
membuat orang secantik kau sampai bisa berkata bosan hidup, hah!
Aku heran. Kau ini barangkali orang yang teramat peka. Peka
menguntungkan tidak apa, tetapi kalau punya perasaan berlebihlebihan pada zaman ini kita jadi bodoh." Sabrina terus saja terisak-http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
isak. "Coba katakan apa yang menyiksa hatimu," kata Nini lagi.
"Dia telah menolak aku Nini, padahal dialah satu-satunya
harapanku di dunia ini," isak Sabrina.
"Tanpa dia dunia tidak ada arti bagimu, begitu," kata Nini
berkelakar lalu tertawalah dia pelan-pelan menganggap apa yang
dikatakan sahabatnya benar-benar sebuah lelucon di zaman penuh
gombal. Sabrina tidak menjawab.


Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kuteruskan Ina. Hidupku hanya untuknya, betapa hancur hati ini
Nini. Kau mau mendengarkan" Baginya kau hanya satu di antara
sekian boneka hidup permainannya. Bodoh . . . bodoh, kau terlalu
bodoh kalau mau merana oleh lelaki semacam itu. Siapapun dia.
Kalau laki-laki menolak wanita macam kau, tandanya dia gila, atau
terlalu banyak orang yang tergila-gila padanya sehingga bangkit
kesombongannya."
"Kau tidak mengertNMini," kata Sabrina.
"Aku tidak mengerti cinta" Huh, kau memang setahun lebih tua
daripadaku, tetapi barangkali aku sepuluh tahun lebih tua dalam
masalah cinta daripada kau. Aku mendengar kalimat-kalimat
pertama seorang lelaki saja sudah bisa tahu, akan ke mana ujung
percakapannya atau apa maunya. Kalau lelaki hendak
memperbodoh kita maka kita harus belagak bodoh. Pada saat-saat
klimaks baru kasih ajaran sama dia, bahwa dialah yang bodoh.
Bahwa dialah yang sebenarnya kita permainkan. Dan ajaran begitu
akan sangat sakit, tetapi juga pantas diterimanya."
Mereka telah di kamar Sabrina dan duduk di tepi ranjang.
"Aku boleh tahu, siapa lelaki yang sok paling laku itu?" tanya Nini.
"Boleh saja, tetapi untuk apalah. Aku sudah tidak punya harapan.
Inilah kekecewaan terbesar dalam hidupku. Kau tidak akan mengerti
Nini, walaupun kau banyak pengalaman. Memang benar katamu,
aku ini mungkin masih terlalu bodoh di dalam bercinta. Tetapi kau
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tidak mengerti persoalannya," kata Sabrina.
"Kalau ada persoalan, biar dia yang memikirkan. Jangan kau.
Sekiranya aku secantik kau, kesombongan lelaki seperti itu akan
kulawan dengan tawa basar. Akan kukatakan akhirnya apa yang
kuharap tiba juga. Sudah lama aku ingin menjauh dari engkau, lakilaki yang merasa hebat. Sudah lama aku mual. Hanya rasa kasihan
membuat aku menahan diri. Rasa kasihan! Kau tahu apa artinya
kasihan" Untunglah kau jadi salah mengukur dirimu. Kau jadi
sombong dan aku merasa geli sekali melihat kesombonganmu.
Setelah rasa kasihanku punah, kini aku tinggal memilih yang mana
di antara mereka yang berebutan itu akan kukasihi atau kukasihani
seperti engkau. Aku pikir suatu ucapan terima kasih kepadamu tidak
berlebihan. Setelah itu Ina kau putar tubuh dan pergi. Begitu Ina!"
Sabrina jadi bisa tertawa mendengar ajaran sahabatnya. Tertawa
keluar, merintih ke dalam. Oleh karena Nini memang tidak
mengetahui persoalannya.
"Apa yang kau katakan agaknya betul Nini. Tetapi bagiku
persoalannya tidak semudah itu. Aku benar-benar cinta padanya
Nini. Hanya dia yang sesuai bagiku. Kau tidak mengerti Nini. Aku
telah mengkhianati dia. Aku juga telah membunuh untuknya. Ini
bukan mimpi Nini."
Dua kalimat terakhir lebih banyak mengherankan daripada
mengejutkan Nini. Kawannya ini benar-benar agak terganggu
ingatan. Sabrina membunuh" Mustahil, siapa yang mau percaya.
Mungkin dia bermimpi buruk yang dirasakannya sebagai suatu
perbuatan nyata. Kasihan, kawannya ini tentu tidak mengada-ada,
tetapi dia juga tidak sadar benar akan apa yang dikatakannya.
"Kau perlu istirahat Ina," kata Nini. Tangan kanannya dipelukkan ke leher Sabrina.
"Kau tak percaya rupanya Nini!" kata Sabrina.
"Aku dan seluruh insan di dunia ini tidak percaya. Kau mimpi, lain tidak."
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sabrina menekankan pada Nini, bahwa ia sama sekali tidak
bermimpi membunuh seseorang, tetapi ia telah melakukan
pembunuhan dengan tangannya sendiri. Dijelaskannya lagi bahwa
pembunuhan itu dilakukannya di sebuah hotel cukup terkenal, la
menyebutkan nama hotel itu. Dikatakannya nama laki-laki yang
dibunuhnya. Diceritakannya juga apa yang jadi penyebab sampai ia
nekat melakukan pembunuhan itu. Rupa yang cantik itu telah
dijadikan modal, la pun mengatakan, bahwa laki-laki itu telah
menganiaya orang yang sangat dicintainya dan ia ingin
membalaskan dendam laki-laki itu. Hanya tidak diceritakannya
bagaimana ia melakukan pembunuhan itu. Tidak dibukakannya
bahwa ia meminum darah korbannya.
Nini jadi teringat pada berita pembunuhan yang baru dibacanya.
Tetapi tidak masuk akal, bahwa Sabrina, yang melakukannya.
Mungkin ia putus asa karena ditolak oleh kekasihnya dan ia
mengakui suatu kejahatan yang tidak benar dilakukannya. Mungkin
untuk menarik hati lelaki yang menjauhkan diri dari dia.
"Kau bukan hanya perlu istirahat, Ina-ku, kau sakit. Perlu kubawa ke dokter. Mari kita pergi. Aku punya kenalan. Tiap waktu ia
bersedia menolong!"
"Dokter" Kau harus membawa aku ke Polisi. Ini bukan urusan
dokter. Kau kira aku tidak waras?"
"Tidak! Tetapi kau pasti sedang mendapat gangguan jiwa.
Katakanlah gleh shock. Kau tidak pernah membunuh. Katakan pada
dirimu. Kau tidak pernah membunuh. Kalau benar kau rasakan
seolah-olah kau telah membunuh, maka itu hanya mimpi. Aku
berani sumpah, kau hanya bermimpi, karena tindakan laki-laki tak
tahu diri itu sangat menyakitkan hatimu. Kalau aku boleh tanya, apa
sih pekerjaan Arjuna-mu itu. Pedagang besar atau pejabat tinggi?"
Sabrina tidak menjawab. Nini penasaran, mendesak supaya ia
katakan siapa laki-laki yang tidak tahu diuntung itu.
"Lelaki gila," kata Nini jengkel.
"Dia bukan pedagang, bukan pula pejabat," kata Sabrina. "Kau http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dengar itu, aku berkata teratur bukan" Orang sakit ingatan tidak
bisa bicara seperti aku ini. Orang yang kucintai itu orang miskin.
Dukun!" "Dukun" Pantesan. Gila bener kau. Masa jatuh hati sama dukun.
Itu kan mustahil. Kau diguna-gunai. Kau ngerti diguna-gunai"
Jangan-jangan dia dukun cabul."
"Jangan berkata sembarangan Nini. Dia selalu berada di mana
saja orang mencaci atau punya niat buruk terhadap dirinya." Dia
tidak ingin kawannya itu terbawa-bawa atau kualat pada Erwin.
Ilmu tinggi manusia harimau itu telah diketahuinya. Orang itu bisa
baik sekali, tetapi kalau marah juga tidak ada duanya di dunia ini.
Ayah dan kakeknya pun akan datang membantu.
"Tetapi kalau dia benar dukun, pasti kau kena guna-guna. Mana
mungkin kau jatuh cinta pada seorang dukun. Tidak mungkin
Sabrina. Sedangkan aku tidak akan mungkin jatuh cinta pada
tukang jampi-jampi yang selalu bau asap kemenyan dan setanggi,"
kata Nini. "Tidak Nini, aku tidak diguna-gunainya. la tidak mau melakukan
perbuatan serendah itu. Kau tidak tahu dan tidak mengerti."
"Kalau dukun tidak mau mengguna-gunai, apa kerjanya!"
"Dia ini dukun lain. Kau keliru sekali kalau memperbandingkan
atau mempersamakannya dengan dukun-dukun lain."
"Apa lainnya. Aku jadi ingin tahu!" kata Nini. Dia memang
sesungguhnya jadi tertarik.
"Yang terang dia dukun benar. Bukan penipu seperti sebagian di
antara mereka yang mengaku dukun. Telah banyak tokoh
berpenyakit berat yang disembuhkannya."
"Hm, kalau betul begitu, hebat dia. Dokter-dokter bisa tutup
praktek." "Nini, kau jangan mengejek. Dia bukan menyaingi dokter. Dia
menolong orang yang kebetulan tak tertolong dengan ilmu
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kedokteran. Yang gila, yang lumpuh sudah banyak
disembuhkannya. Tetapi bukan itu yang luar biasa pada dirinya. Dia
yang miskin itu tidak mau menerima bayaran untuk memperkaya
diri. Dia hanya mengambil sebagian amat kecil dari yang diberikan
kepadanya. Sekedar untuk bisa makan. Selebihnya dikembalikannya.
Pernah kutanya kepadanya, apakah dia tidak suka uang" Suka,
katanya. Tetapi tidak melalui pengobatan! Aku tahu ada beberapa
banyak gadis dan isteri orang kaya jatuh hati padanya. tetapi kalau
sudah sampai begitu, maka ia buru-buru menghindar, la orang baik
Nini, sungguh dia orang baik. Dan aku tidak keliru. Aku
mencintainya karena dia orang baik. Bukan karena aku cinta
padanya, maka kukatakan dia orang baik!"
"Tetapi seorang dukun Ina."
"Apa bedanya. Martabat seseorang bukankah tidak ditentukan
oleh profesinya. Kau nilai tukang becak semua buruk hati dan hina
sementara pejabat tinggi pasti orang baik" Hah, kau tidak tahu ada
orang kecil yang jujur tetapi sebaliknya cukup banyak orang besar
malah mencuri!"
"Apa itu ina. Kau sekarang main politik" Tak usah Ina, biar
mereka memikirkan itu."
"Tidak, aku tidak mengerti politik. Aku cuma bicara tentang
kenyataan. Kau pun tahu akan hal ini kalau kau tidak buta mata dan
buta hati!"
Tiba-tiba percakapan mereka diseling oleh suara lain. Nini
terkejut dan heran, takut, tetapi Sabrina mengetahui. Itu suara
ayahnya. Sutan Rimbogadang. Untung dia tidak mengaum. Tenang
dia berkata, "Kau pintar anakku. Bagus, kau tidak buta tuli pada keadaan di sekitarmu. Tetapi apa yang dikatakan sahabatmu Nini itu
benar. Jangan siksa dirimu dengan mencintai orang yang sudah
tidak menyukaimu. Jangan membenci Erwin, karena dia memang
orang baik. Lagi pula, apa yang terjadi sekarang adalah karena
kesalahanmu. Kau yang harus tahu diri!"
"Suara siapa itu Ina?" tanya Nini.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ayahku," jawab Sabrina. Nini jadi heran, la mengetahui bahwa ayah Sabrina telah tiada.
Tetapi dalam keadaan seperti ini ia mendatangi anaknya tanpa
menampakkan diri. Nini mengalami sendiri sekarang, bahwa di
dunia ini ada yang ajaib dan gaib yang tak terjawab oleh akal. Bulu
romanya berdiri.
*** SETELAH suara itu hilang dan Nini pelan-pelan menjadi normal
kembali, ia bertanya pada sahabatnya, apakah maksud kedatangan
ayahnya yang sudah almarhum itu. Dengan tenang Sabrina
menjawab, bahwa yang demikian telah dialaminya beberapa kali.
"Telah kau dengar sendiri Nini. Ayah sependapat dengan kau
agar aku melupakan Erwin. Itulah yang sulit bagiku. Aku
membutuhkannya sebagai kawan hidup tetapi ia kini menolak.
Sebenarnya penolakan itu wajar, tetapi aku sukar menerima.
Banyak sebabnya Nini. Tak dapat kuceritakan satu persatu. Tetapi
kau telah melihat salah satu sebabnya. Kadang-kadang ayahku
datang. Tadi hanya bersuara. Tetapi ada kalanya ia memperlihatkan
diri. Erwin sudah mengetahui ini, tetapi andaikata aku hidup dengan
lelaki lain dan ayahku datang, besar kemungkinan ia pun akan jadi
takut lalu meninggalkan aku. Dan itu baru satu bagian kecil yang
kau ketahui," kata Sabrina. Nini mendengarkan dengan berbagai
macam perasaan. Kasihan dan ingin tahu. Tetapi ia tak sampai
menanyakannya. Kasihan Sabrina. Begitu cantik, begitu tertekan
dan punya banyak problim.
"Apakah kau tidak bisa minta bantuan ayahmu untuk
menggerakkan hati Erwin supaya memaafkan kesalahankesalahanmu dan ia menerima kau kembali?" tanya Nini polos, la
pikir ayah Sabrina tentu serba bisa.
"Tidak mungkin. Ayah tadi sudah mengatakan agar aku menjauhi
Erwin saja tanpa memusuhinya. Andaikata pun ia ingin agar Erwin
mau kembali padaku, belum tentu ia dapat membujuk atau
menggerakkan Erwin. Sebab dia sendiri pun punya ilmu tinggi yang
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
luar biasa."
Sabrina mengatakan yang sebenarnya. Bagi Nini suatu
pengakuan yang amat menarik. Kalau ayah Nini yang sudah tiada
sanggup datang bicara dengan anaknya tidak mampu
menundukkan Erwin, tentunya orang muda ini luar biasa, la lalu
teringat pada seorang saudara misannya, laki-laki berumur sekitar
tiga puluh tahun. Telah tiga tahun mengidap penyakit jiwa yang
sudah parah. Banyak orang mengatakan ia gila. Kasihan, Armen
yang sudah sarjana hukum, berhati baik dengan rupa ganteng
mendadak saja berubah perangai. Dari orang lembut jadi orang
beringas. Dia pelototi adik-adiknya tanpa sebab. Anjing kesayangan
keluarga, seekor Dalmatian yang gagah dan pintar dibacoknya tepat
di leher ketika binatang tak berdosa itu sedang tidur. Adiknya
melihat tetapi tak sempat mencegah. Anak berusia sembilan
tahun ini turut melihat bagaimana kepala anjing yang terpisah dar< tubuhnya itu terlompat-lompat beberapa kali sebelum terdiam
menyemburkan darah. Begitu pula badannya masih terangkatangkat dengan kaki meregang-regang sehingga tak bergerak lagi.
Dari lehernya muncrat darah seperti air keluar deras dari pipa yang
bocor. Anak kecil itu berteriak karena -merasa ngeri dan takut.
Sebaliknya Armen tertawa-tawa kegirangan, la tetap memegang
parang perenggut nyawa anjing lalu memandang ke sekitar seolaholah ingin mencari korban baru. Ayah dan ibunya yang sudah
datang ke tempat pembantaian itu pun jadi
pucat, tak berani mendekati Armen. Di luar dugaan, Armen
kemudian tunduk, melepaskan parang dari tangannya dan pergi ke
kamarnya dengan jalan gontai. Suhud dan istennya, yang ayah dan
ibu Armen, bukannya marah tetapi menangis tersendat-sendat oleh
kesedihan ganda. Pertama oleh kelakuan Armen dan kedua karena
kematian Dalmatian mereka yang amat setia dan tidak punya
kesalahan apa pun.
Armen bukan langsung ke kamar tidurnya untuk menangisi apa
yang telah dilakukannya, kalau ke-pergiannya dengan langkah lesu
tadi menandakan ia telah sadar kembali, la duduk di ruang tamu,
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
memandang lurus-lurus ke depan tanpa melihat suatu benda apa
pun. Pandangan kosong bagaikan orang yang tidak punya benak
lagi di dalam kepalanya. Suhud dan isteri datang ke ruangan itu
pelan-pelan untuk tidak mengejutkan Armen. Mereka tidak
langsung duduk, tetapi Armen yang ngelamun itu rupanya
menyadari kehadiran orang. Secara mendadak bagaikan gerak
refleks ia meraih sebuah buku, lalu membukanya dan berbuat
seperti sedang asyik membaca. Suhud dan isterinya jadi tambah
sedih. Anak mereka, tertua dari empat saudara yang jadi
kebanggaan keluarga karena sudah bertitel, telah berubah pikiran.
"Kau sakit Ar?" tanya nyonya Suhud lembut.
Armen berbuat seakan-akan terkejut, menyebabkan orang
tuanya tambah sedih. Tambah jelas bahwa Armen memang sudah
tidak normal lagi. Tetapi belum benar-benar gila. la masih dapat
berpura-pura terkejut dan membaca.
"Aku?" tanya Armen. "Segar bagaikan . . dia diam sejenak,
"Bagaikan apa Mam" Oh, bagaikan ikan di dalam air," ujar Armen yang biasa memanggil ibunya dengan Mami dan ayahnya dengan
Papi. "Jangan berpura-pura sama Mami. Apa yang kau rasa" Kepalamu
mendenyut-denyut barangkali?" tanya nyonya Suhud lagi.
"Mami kok jadi risau tanpa sebab?"
"Mami lihat kau seperti sakit. Apa kesalahan si Macan tadi?"
tanya ibunya pelan-pelan. Yang dimaksudnya Macan adalah
Dalmatian mereka.


Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Si Macan" Salah apa maksud Mami?"
"Si Macan kita sudah mati!"
"Mati, sakit mendadak" Diracun orang maksud Mami" Atau
ditabrak mobil. Dia kan tak biasa keluar pagar!" kata Armen.
Armen memandang ibunya dan ibunya memandang Suhud!
Keduanya bertanya pada diri sendiri, bersandiwarakah Armen. Atau
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tak sadar akan apa yang telah dilakukannya.
"Kepalanya bercerai dari badannya!" kata Suhud.
Armen kaget, menghambur ke belakang, disusul ibu dan
ayahnya. Begitu melihat Macan dalam genangan darah, Armen
berlutut lalu menangisi kematian binatang itu.
"Setan mana yang melakukan kekejaman ini, biar kubunuh dia,"
kata Armen, lalu bangkit menghambur ke dapur.
Suhud memegangi dan menyabarkannya.
Sejak waktu itu mereka sangat berhati-hati. Takut kalau terjadi
lagi seperti yang dialami si Macan. Telah beberapa dokter
dipanggil, tidak membawa perubahan. Bahkan salah seorang dokter
itu ditinjunya, kemudian diinjak-injaknya tanpa dapat dicegah
oleh ayahnya yang hadir di sana. Armen seperti mempunyai
tenaga kerbau, tak dapat dikuasai ayahnya. Takut dan panik,
Suhud mengambil asbak besar terbuat dari kaca tebal lalu
memukulkan benda berat itu ke kepala anaknya. Darah menyembur
dari luka Armen, membuat ia jatuh dan pingsan. Kini ayahnya yang
menjerit, seperti orang histeris. Takut, sedih dan sesal bergelut menjadi satu. Dokter jiwa yang mengalami cedera dan Armen
dilarikan ke rumah sakit. Beberapa hari kemudian, Armen
dipindahkan ke rumah sakit jiwa di Bogor. Tetapi setelah empat
bulan dirawat, ia melarikan diri. Kata para petugas di sana, ia
mempunyai sifat-sifat yang sangat kontras di dalam dirinya. Ada
kalanya ia bicara ramah dan sopan sekali dengan orang yang
menyapanya. Dalam keadaan seperti itu ia sama sekali tidak
memperlihatkan adanya kelainan di dalam dfrinya. Tidak akan ada
orang percaya, bahwa dia gila, kalau orang itu baru kali itu bertemu
dengannya. Tetapi kadang-kadang ia mendadak marah tak tentu
sebab dan mengamuk.
Suhud dan isterinya, begitu pula ketiga saudaranya amat terkejut
melihat dia kembali. Mereka tidak berani bertanya. Tetapi Armen
sendiri berkata: "Kalian sebenarnya ingin bertanya kepadaku,
bagaimana aku ada di sini. Bukankah begitu" Jangan kalian berpurahttp://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pura. Baiklah kuterangkan. Tempatku di sini, bukan di rumah sakit
jiwa di Bogor itu. Aku ini kan anak Tuan dan Nyonya Suhud,"
katanya tenang.
Mereka makan bersama dan kemudian mengatur dengan RSJ
agar Armen dirawat di rumah saja. Setelah beberapa dokter pula tak
sanggup menolong, Suhud dan isterinya lari ke beberapa dukun.
Semua mengatakan buatan orang. Ada yang bilang Armen pernah
menolak cinta seorang gadis, ada pula yang mengatakan, bahwa
ada orang sirik, sakit hati padanya. Tetapi sekedar itulah yang dapat mereka perbuat. Bukan menyembuhkannya.
*** SETELAH Sabrina reda, Nini menganggap bahwa ia sudah boleh
bicara tentang Armen yang saudara misannya itu. Diceritakannyalah
semua. Yang paling menderita, kata Nini, adalah Suhud dan
isterinya. Suhud yang adik ibu Nini sudah putus asa. la dan segenap
keluarga, termasuk Nini tentu akan girang sekali kalau ada yang
sanggup menolong Armen. Sabrina mendengarkan dan segera tahu
akan ke mana ujung cerita itu nanti. Dan dugaannya tepat. Nini
minta diperkenalkan dengan Erwin yang amat dicintai Sabrina.
"Kalau sahabatmu yang amat baik itu dapat menolong paman
dan bibi, kebahagiaan akan kembali ke lingkungan mereka," kata
Nini. Sabrina ingin berbuat baik terhadap Nini. Tetapi bagaimana" la
sudah dibuang oleh Erwin. la tak sanggup menemui Erwin,
walaupun ia ingin sekali menolong sahabatnya. Nini memohon agar
Sabrina membuat surat untuk dibawanya ke Erwin memperkenalkan
diri dan menceritakan nasib paman dan bibinya.
"Tak usahlah pakai surat Nini. Tanganku pasti akan menggeletar
oleh emosi. Kau pergi saja ke rumahnya, dia tidak akan menolak
siapapun yang minta tolong padanya. Tak usah kau bawa-bawa
namaku. Siapa tahu oleh kebenciannya padaku, ia nanti malah tak
mau menolongmu. Namanya Erwin," lalu Sabrina memberi alamat
dukun muda itu.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Erwin mau keluar, ketika Nini tiba di rumah kecil yang lebih tepat
dikatakan gubug. Pada saat Nini menemukan alamat itu, ia hampir
tak percaya bahwa orang yang digilai Sabrina tinggal di situ. Tetapi
ia teruskan langkahnya, karena sahabatnya juga sudah terus terang
menceritakan, bahwa Erwin hanya seorang dukun miskin.
Begitu melihat Erwin, jantung Nini bagaikan berhenti berdetak.
Dia heran, mengapa! Ah, memang begitu barangkali kalau
berhadapan dengan dukun, katanya pada diri sendiri untuk
menenangkan pikiran.
Nini bertanya, apakah ia tidak salah alamat. "Saya ingin bertemu dan bicara dengan beliau," kata Nini.
"Inilah beliau, ada urusan apa mau bertemu dengan beliau?" kata Erwin dengan nada yang jelas mengandung kelakar. Nini juga
merasakannya. Mukanya memerah tetapi tak luput dari kekaguman,
bagaimana seorang dukun kok mau berkelakar seperti main-main
saja. la membayangkan, seorang dukun tentu bersuara agak parau,
berkopiah dan bicara dengan nada datar, serius.
Nini memperkenalkan diri dan mengatakan bahwa ia memerlukan
pertolongan, kalau-kalau pak dukun sudi bermurah hati. Erwin
bertanya dari siapa ia mendapat alamat. Oleh Nini dikatakan, bahwa
banyak orang mengenal dukun Erwin, jadi banyak yang tahu
alamatnya. "Nona bohong. Nona mendapat alamat gubug saya ini dari orang
yang saya kenal," menyebabkan Nini kian merah padam karena
malu, tetapi Erwin menolong dengan berkata lagi: "Tetapi tak
mengapa-lah. Nona bohong bukan untuk kejahatan. Hanya orang
yang saya kenal itu meminta kepada nona untuk tidak mengatakan,
bahwa alamat ini nona dapat daripadanya, la mempersilakan Nini
duduk di kursi rotan yang dibawa Letnan Polisi Karnadi, setelah ia
melihat bahwa di rumah orang yang diharapkannya mau jadi
gurunya itu, tidak ada perabotan apa pun selain bale-bale
beralaskan tikar.
Nini menceritakan maksud kedatangannya. Erwin menyediakan
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
diri dengan mengatakan seperti biasa, bahwa ia sekedar berusaha
dan meminta kepada Tuhan. Segala ketentuan berada di tangan
Yang Mahakuasa. Dia berjanji akan datang pada esok harinya.
Seperti biasanya pula ia meminta agar dirinya jangan dipanggil
"bapak" karena pada masa kini bapak diperuntukkan mereka yang berkedudukan, yang kaya dan yang disegani.
Erwin mengantarkan Nini sampai ke mobil yang diparkirnya di
seberang jalan. Semula ia hendak memberi ongkos untuk bertaksi
ke rumah pamannya, tetapi teringat pada cerita Sabrina maka tak
jadi. Kalau ia ulurkan uang dan Erwin menolak, betapa malunya.
Tetapi kalau dukun miskin itu tidak punya uang, pikirnya dalam
perjalanan pulang, tentu ia akan jalan kaki. Atau naik Bajaj kalau
ada sedikit duit. Sampai tiba di rumah, pikirannya tak lepas dari
Erwin. Kadang-kadang jantung berdebar tak bersebab. Guna-guna"
Ah bukan, Sabrina telah menceritakan bahwa dukun ini tidak
serendah itu. Sampai di rumah didapatinya Sabrina sedang tidur.
Bermandi keringat, padahal kamar itu berhawa sejuk buatan
manusia melalui alat pendingin. Dia heran, tetapi membiarkan
sahabatnya. Dia tidak tahu, bahwa dia mujur sekali tidak datang
seperempat jam lebih cepat. Tadi Sabrina mengharimau. Baru saja
jadi manusia kembali. Oleh rasa takut ketahuan, Sabrina jadi amat
letih dan tertidur.
*** SEPERTI ada yang menyuruh, Erwin keluar rumah untuk
berjalan-jalan tanpa tujuan. Dan terjadilah pertemuan yang tidak
diatur dan sama sekali tidak diduga, la berjumpa dengan Sagita,
anak Afandi yang berilmu tinggi dan bunuh diri beberapa waktu
yang lampau, la ingat, pernah menegur Sagita di tepi jalan tanpa
memperlihatkan diri, sehingga gadis itu terbengong-bengong
mencari. Kali ini Sagita yang menegurnya: 'Tuan Erwin, masih
ingat?" "Ya, saya tidak akan pernah lupa," jawabnya dan kini jantung Erwin yang berdebar. Sama debarnya dengan jantung Nini tadi
tatkala mula berhadapan dengan dia.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
TANPA diketahui Sagita Erwin malu pada diri sendiri, mengapa
jantung berdebar dan hati tergetar bertemu dengan gadis yang
telah kehilangan ayah itu. Apakah matanya menceritakan debaran
itu kepada Sagita" la jadi tambah malu. Perasaan di dalam diri dapat
disembunyikan, tetapi pandangan mata yang selalu bicara sesuai
kata hati, tidak dapat ditutup-tutupi.
Sagita merasa senang bertemu dengan orang muda yang berilmu
tinggi itu. Lebih tinggi dari ilmu ayahnya, la di bawah sederhana.
Punya sifat baik suka merendahkan diri. Memakai ilmu padi, kian
berisi kian runduk. Tak banyak lagi orang seperti dia. Di zaman ini
sudah sukar dicari dua orang di antara seratus. Orang ini patut
dikenal lebih dekat. Mengapa dia memilih cara hidup begitu di
tengah-tengah hampir semua orang sekarang mengutamakan
materi di atas daripada segala-galanya.
"Lama sekali kita tidak bertemu," kata Sagita membuka
percakapan. "Tuan Erwin ke mana saja?"
"Ya, lama. Tetapi saya tak ke mana-mana. Di sini-sini juga.
Jarang bepergian. Tak tahu mau pergi ke mana," sahut Erwin.
"Di Jakarta ini banyak tempat untuk dikunjungi. Dan tentu Tuan
mempunyai banyak kawan untuk didatangi. Sekali-sekali, kan baik.
Di antaranya bisa jalan-jalan ke rumahku. Kalau suka tentunya."
"Oh suka sekali. Hanya aku," Erwin tidak meneruskan.
"Hanya apa" Mengapa tak diteruskan?"
"Malu." Erwin merasa mukanya memerah. Ah, kenapa mesti
begini, pikirnya jengkel pada dirinya sendiri. Tidak biasanya. Sagita tertawa lembut untuk menolong orang yang pernah jadi sahabat
ayahnya walaupun hanya sejenak dan pernah ke rumahnya,
walaupun hanya sekali.
"Aku ingin mengajak Tuan ke rumah, mau?" tanya Sagita.
Erwin memandang dirinya, begitu minim, walaupun tidak merasa
rendah diri. Dan Sagita mengerti. Katanya: "Aku senang sekali
punya kawan sesederhana Tuan. Aku ingin ngomong-ngomong di
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
rumah. Bagaimana, mau" Ini bukan membujuk, hanya mengajak,
kalau mau!" Kini Erwin yang senang. Sagita berterus terang. Mau
boleh, tidak mau juga tidak apa-apa.
"Kapan?" tanya Erwin.
"Sekarang," jawab Sagita. Dia bergerak dan seperti sudah
semestinya begitu, Erwin mengikut. Ke tempat parkir mobil. Seperti
dulu, Sagita membukakan pintu depan kiri, lalu ia duduk di belakang
setir. Perasaan seperti dulu menjelma kembali. Si dukun muda
miskin duduk di samping gadis cukup menarik dengan pakaian yang
amat serasi mengemudikan mobil. Hidup ini kadangkala memang
seperti mimpi. Mimpi indah menyenangkan atau mimpi buruk
menakutkan: Tetapi bagi Erwin apa yang dirasakannya adalah ibarat
mimpi indah yang menggelisahkan.
Tiba di rumah Sagita pintu mobil segera dibukakan oleh Mang
Ugan yang bekerja pada keluarga Afandi sejak masih ada nyonya
Afandi dan Sagita pun kala itu baru berusia tiga tahun. Kini kedua
suami isteri itu sudah tiada dan Sagita sudah memasuki usianya
yang ke dua puluh. Pewaris tunggal dari seluruh peninggalan
ayahnya. Makanya ia dikenal sebagai gadis kaya tanpa orang tua.
Sudah banyak jejaka dan duda tambah sejumlah lelaki yang
berstatus suami mencoba mendekati. Belum ada yang benar-benar
dapat masuk ke dalam hatinya. Tetapi ia mempunyai beberapa
kawan pria yang mendapat simpati darinya. Terbatas pada
perkawanan. Di antara mereka ada yang anak orang berpangkat
dan ada duda kaya. Hanya orang yang untuk kedua kali dibawa ke
rumahnya ini yang lain. Oang miskin berilmu tinggi dan oleh
beberapa orang terkenal sebagai dukun yang telah menunjukkan
kebolehannya. Mang Ugan heran, mengapa orang muda miskin ini bisa
berhubungan dengan Sagita. la masih ingat padanya, ketika ia dulu
untuk pertama kali datang, tetapi kala itu tuan Afandi masih ada
dan tamu itu punya urusan dengan majikannya yang didengarnya
mempunyai ilmu yang jarang dimiliki orang lain.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sagita melihat bagaimana Erwin yang sebenarnya amat hebat itu
duduk gelisah oleh aneka perasaan yang merasuk hati dan
benaknya. Tetapi gadis itu hanya menafsirkannya hanya sebagai
akibat jurang pemisah yang begitu lebar dan dalam antara mereka
berdua. Memang orang kecil biasa selalu merasa kikuk dan minder
bila berhadapan dengan orang kaya. Bagi Erwin kegelisahan itu
sama sekali bukan karena merasa minder, tetapi oleh debaran yang
tidak diketahui penyebabnya.
"Aku ingin Tuan jadi sahabatku. Boleh?" tanya Sagita mendadak, la ingin menetralisir rasa segan Erwin. Laki-laki itu kaget mendengar pertanyaan yang begitu langsung tanpa pendahuluan. Sampai
begitu terbukakah Sagita"
"Aku heran. Nona tentu punya banyak kawan. Orang-orang yang
memang pantas jadi sahabat nona. Tetapi aku tidak punya syarat
apa pun untuk dijadikan kawan. Nona lihat sendiri!" kata Erwin. Dia merasa mengatakan yang benar.
Keduanya kemudian semufakat untuk saling menyebut nama saja
supaya jangan terlalu formil dan kaku.
"Erwin tentu punya ilmu yang tinggi. Telah menolong banyak
orang, tetapi tidak mengharapkan imbalan apa pun atai jasa-jasa
itu. Falsafah hidup apa namanya itu?" tanya Sagita.
"Entah, aku tak mengerti apakah itu juga dinamakan falsafah
hidup. Dan aku sama sekali bukan manusia yang tidak
membutuhkan uang. Bagaimana aku bisa hidup tanpa uang. "Untuk
hidup, orang kan harus makan!" kata Erwin berterus terang, la
senang dengan keterbukaan gadis ini.
"Tetapi kudengar kau selalu menolak uang!" kata Sagita. la lalu teringat pada ayahnya yang menerima bayaran besar atas tiap
bantuan yang diberikannya kepada orang-orang yang
membutuhkan. "Itu tidak benar. Aku selalu menerima. Hanya saja dalam jumlah
yang sekedar. Aku tidak menjual pertolongan. Kalau mereka
sembuh, itu hanya karena ridho Tuhan. Aku hanya perantara. Aku
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
terima uang sekedar untuk penyambung hidup. Dan aku bukan
dukun profesional. Seharusnya aku bekerja, tetapi belum ada
lowongan."
"Kau lain daripada mereka. Dan itulah makanya aku ingin kau
jadi sahabatku. Sekali lagi, kalau kau tidak keberatan berkawan
dengan orang semacam aku, yang punya cara hidup lain. Aku ingin
jadi seperti kau, apa bisa?"
"Tidak ada yang muskil di dunia ini, kalau orang mau dan


Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berkemauan. Tetapi apa gunanya. Kurasa kau sudah menemukan
kebahagiaan!"
"Ah, itu hanya pandangan dari luar. Kulit. Yang menentukan
kebahagiaan isi. Itu makanya bahagia atau tidaknya seseorang tak
dapat kita nilai >ecara lahiriah."
"Boleh jadi juga," kata Erwin.
"Bukan boleh jadi. Memang sebenarnya begitu," kata Sagita. la wanita yang punya prinsip dalam berpikir dan berbuat.
"Kau hebat!" puji Erwin.
"Itu bukan soal hebat. Hanya soal pendirian."
"Pendirian seseorang yang menentukan hebat atau tidaknya dia,"
kata Erwin. Sagita mengajak Erwin makan di rumahnya saja hari itu dan
dukun muda itu menerima, walaupun perasaan malu tak menentu
masih saja menguasai dirinya, la benar-benar merasa aneh.
Pertanda apakah ini" Dia tidak berani menjawab, walaupun hanya di
dalam hati. Bibi pelayan yang menghidangkan makanan juga merasa heran,
kenapa non Sagita punya tamu atau kawan yang aneh. Belum
pernah ia melihat majikan mudanya punya teman seperti itu.
Siapakah ini, pikir Dariyem" Saat itu Erwin memandang, kebetulan
matanya bertemu dengan mata si pelayan. Dariyem langsung
tunduk. Dia tidak mampu berhadapan pandang dengan orang itu,
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
padahal matanya tidak tajam. Bukan sekedar itu. Tubuhnya serasa
dilalui semacam getaran.
Selama makan mereka omong-omong ringan. Sagita
menanyakan asal Erwin, berapa bersaudara, orang tua dan apakah
ia berkeluarga. Erwin menjawab sesuai dengan apa adanya. Tahulah
Sagita bahwa ia telah pernah punya isteri dan anak, tetapi keduaduanya telah meninggal. Erwin tidak menerangkan bagaimana
kematian Indahayati dan anaknya.
"Pavilyun rumahku ini kosong. Apakah kau mau menempatinya.
Kalau kau suka tinggal di sini aku jadi tidak terlalu kesepian. Dan
aku lebih mudah belajar dari kau yang punya banyak pengalaman,"
kata Sagita. Suatu penawaran yang sama sekali tak pernah
dimimpikan oleh Erwin. Tetapi ia menolak dengan halus. Ada
sebabnya, la tak mau jadi bahan pergunjingan. Hidup menyendiri
seperti sekarang sudah cukup menyenangkan baginya.
"Tak usah dijawab sekarang," kata Sagita. "Asal kau ketahui saja, bahwa rumahku selalu terbuka bagimu." Erwin mengucapkan terima
kasih dan debaran dalam jantungnya kumat lagi.
Ketika tiba saatnya untuk pulang, Sagita ingin mengantarkan dan
dia tidak mau tahu dengan penolakan Erwin.
"Sekali ini tidak diberi kesempatan untuk menolak," kata Sagita sambil tertawa. Aduh, gadis ini tidak kasihan sama aku, pikir Erwin
yang sebenarnya lebih suka pulang sendiri. Dengan Bajaj saja
untuknya sudah lebih daripada bagus.
Mobil dihentikan di depan gang yang tak dapat dimasuki
kendaraan beroda empat. Erwin mengulurkan tangan untuk
berpisah sambil mengucapkan terima kasih. Tetapi Sagita tidak mau
menyambut. Dia ngotot mau mengantarkan Erwin sampai ke
rumahnya. Dia tidak perduli keterangan lelaki itu, bahwa tempatnya
tinggal bukan rumah, tetapi hanya sebuah gubug. Sagita malah
berkata: "Wah kebetulan. Gubugmu itulah yang aku ingin lihat dan masuki."
Sekarang Sagita duduk di kursi rotan yang pernah diduduki Nini.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dia kasihan melihat keadaan di gubug itu. Erwin merasa, lalu
berkata: "Jangan prihatin, aku bahagia di sini. Bukankah
kebahagiaan tidak dapat dinilai secara lahiriah, begitu ajar guruku."
Sagita merasa dirinya dipukul kembali dan dia senang dengan
kecerdasan dan cara Erwin. Orang ini betul-betul baik unti-k
dijadikan sahabat.
"Kau pendendam Erwin," kata Sagita tertawa. "Aku jadi tambah kagum padamu. Aku benar-benar bahagia sekali mempunyai kau
sebagai sahabat," kata Sagita. "Kapan kau mau ke rumahku lagi"
Kalau sudah tiba waktunya kau pindah ke sana, ya." la mengulurkan tangan, tetapi kini Erwin yang tidak mau menerima. Dia antarkan
Sagita sampai ke mobilnya. Sambil tersenyum Sagita mengulurkan
tangan. Erwin menyambut lalu meljhat kawan barunya
meninggalkan dia.
Tiba di gubugnya Erwin menutup pintu dan merebahkan diri di
bale-bale tak berkasur untuk membayangkan kembali apa yang
telah terjadi selama sekitar tiga jam belakangan ini. la dan Sagita.
Ditanyainya diri sendiri, apakah ia jatuh hati pada Sagita" Ah, gila
benar, masa dia yang cuma begitu mau taruh hati sama gadis
setingkat Sagita. Bisa jadi bahan tertawaan. Apa ini yang dinamakan
lelaki tak tahu diri" Tapi, belum tentu juga, jawab Erwin sendiri atas pertimbangannya. Dan Sagita tadi menawarkan pavilyunnya. Lalu
waktu akan pergi tadi dia berkata. "Kalau sudah tiba waktunya kau pindah ke sana, ya." Apa artinya itu" Eee, Erwin yang manusia
harimau dan selalu hebat, jadi kebingungan sendiri. Kemudian dia
teringat pada Sabrina yang telah membunuh Ismail untuknya guna
membuktikan kesadarannya dan ingin kembali ke samping lelaki
yang paling sesuai bagi dirinya. Dia telah menolaknya. Sabrina bisa
jadi merana, bisa juga jadi kalap. Kalau merana, maka dia sendiri
menanggung, tetapi kalau kalap, maka akan banyak manusia
berjatuhan jadi korbannya. Tak terkecuali bayi-bayi yang pada
waktu-waktu tertentu menjadi kesukaannya.
Malamnya Erwin bersamadhi untuk mencari ketenangan yang
terasa hilang dari dirinya, la biasa berbuat demikian bilamana terasa http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bahwa ia kehilangan pegangan atau teramat sedih. Samadhi dengan
khusuk tanpa mengingat apa pun yang namanya duniawi bisa
membuat orang menyadari apa dan siapa dia sebenarnya. Dia bisa
mengenal "aku"-nya yang sejati dan tahu, bahwa dia sebenarnya bukan apa-apa di dunia. Hanya laksana sebutir pasir yang tiada
makna. Bila ia sudah mampu menempatkan dirinya pada nilai yang
hakiki, maka ada kemungkinan ia dapat berhadapan langsung
dengan Tuhan yang disembahnya, tiada lain yang disembah selain
Dia. Baik selama masih di dunia, maupun di akhirat sampai setelah
hari kiamat. Tetapi malam itu Erwin tidak mampu menghimpun seluruh
konsentrasi, la digoda oleh Sagita yang selalu datang membayang.
Sudah terang bukan salah Sagita. Itu Erwin tahu. Dialah yang
lemah, mengapa sampai tak dapat memusatkan seluruh pikiran.
Erwin teringat akan tugas yang harus dipenuhinya pada keesokan
hari. Ke rumah keluarga Suhud untuk coba mengobati anaknya
Armen yang sudah tiga tahun mengidap penyakit gila.
Pada saat wajah Sagita datang lagi dan Erwin menyalahkan
dirinya yang lemah itulah, bekas musuhnya Ki Ampuh tiba-tiba hadir
di dekatnya dalam ujud sebagai babi hutan bertaring panjang.
"Kalau aku dapat menolong, aku ingin sekali menolongmu Erwin.
Tetapi aku tak berdaya. Kau tergoda oleh anak Afandi, orang
berilmu yang aneh itu. Kasihan dia, mengapa sampai menyudahi
nyawa sendiri. Kini kau jatuh cinta pada anaknya. Tak usah' kau
ragukan lagi, kau memang telah tergoda olehnya. Kau bisa merasa
sahabatku. Sama merananya dengan Sabrina yang nanti mungkin
akan jadi kalap," kata Ki Ampuh.
*** KEDATANGAN Ki Ampuh tidak mengejutkan, tetapi sedikit banyak
mengherankan. Apa lagi ia telah mengetahui kegelisahan manusia
harimau itu. Dia tertarik akan kata-kata Ki Ampuh, bahwa ia bisa
merana seperti keadaan Sabrina sekarang. Bisa merana belum tentu
akan merana, pikir Erwin membujuk diri. la berhenti bersamadhi
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yang gagal itu.
"Kau telah mengetahui keadaanku Ki Ampuh. Kau tetap hebat,
seperti dulu saja. Bagaimana kau mengetahuinya?" tanya Erwin
yang senang dengan kunjungan manusia yang kini berujud babi
oleh kutuk sumpahnya sendiri.
"Tak lebih hebat dari kau kawan," kata Ki Ampuh .merendah.
Sejak jadi babi ia selalu menyadari bahwa kesombongan akhirnya
akan mendatangkan bencana. Ki Ampuh lalu menceritakan, bahwa
ia baru saja datang dari melihat Sabrina tanpa diketahui yang
empunya diri. Dia mengetahui, bahwa Sabrina tadi berubah menjadi
harimau, untung tidak diketahui oleh siapapun. Tidak dikatakan oleh
Ki Ampuh, bahwa wanita cindaku itu menumpang di rumah
sahabatnya Nini. la mengetahui bahwa Nini tidak ingin Erwin
mendengar persahabatannya dengan Sabrina, karena begitulah
pesan Sabrina kepadanya.
"Aku sedang bingung Ki Ampuh. Aku tak pernah selemah ini. Kau
dapat memberi aku nasehat apa yang sebaiknya kulakukan?" tanya
Erwin. "Buat sementara ataupun seterusnya aku tidak akan
mencampuri urusanmu dengan Sagita. Laksanakan saja apa yang
kau kira baik. Hasilnya kelak, pahit atau manis akan merupakan
pelajaran. Asal saja jangan kau lupakan, bahwa kau manusia
harimau. Sama halnya dengan aku yang manusia babi. Tetapi kau
jauh lebih beruntung. Kau hanya sesekali mengharimau sedangkan
aku tidak bisa mengubah ujudku menjadi manusia kembali."
Pada waktu itu terasa angin bertiup kencang di dalam gubug. Ki
Ampuh dan Erwin saling pandang, sama mengetahui bahwa akan
terjadi sesuatu dalam kehidupan mereka yang penuh misteri.
Mereka tak salah duga. Dja Lubuk datang dalam ujud manusia. Tua,
tetapi tetap gagah dengan misai putih yang menambah wibawa
pada wajahnya. Yang mula-mula ditegurnya adalah Ki Ampuh,
begitu sopan santun yang biasa diamalkannya dulu. Tamu
didahulukan. Di gubug Erwin ia merasa sebagai tuan rumah.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ki Ampuh memberi hormat dan menyatakan kegembiraannya
dapat bertemu lagi dengan Dja Lubuk yang pernah membawanya ke
Sumatera untuk menambah ilmu. Dia tanyakan bagaimana keadaan
sahabat-sahabat di Tapanuli yang pernah menyambut kunjungannya
dengan penuh keramah-tamahan, la pun menitip salam untuk
mereka minta disampaikan bila Dja Lubuk kembali ke Mandailing.
"Aku ingin kau jadi manusia kembali Ki Ampuh. Aku akan coba
menanyakannya kepada bekas guruku. Juga kepada seorang
pertapa di Sorek Merapi. Tetapi kau jangan terlalu berharap. Kalau
tidak berhasil Kau akan sangat kecewa," kata Dja Lubuk. Ki Ampuh jadi sangat terharu, la bersimpuh dan sujud di hadapan kaki Dja
Lubuk. Begitu jahatnya dia, begitu baiknya orang.
"Erwin," kata Dja Lubuk kepada anaknya. "Tabahkan hatimu. Apa yang dikatakan Ki Ampuh benar. Kau bisa jadi merana oleh
kelemahanmu ini. Tetapi siapa yang tidak punya kelemahan di
permukaan bumi Allah ini. Yang terkuat pun punya kelemahan. Apa
lagi mahluk-mahluk yang hanya seperti kita ini."
Setelah mencium tangan ayahnya, Erwin bertanya apa yang
sebaiknya dilakukan. Tetapi sekali ini Dja Lubuk tidak memberi
petunjuk apa pun. la serahkan kepada anaknya sendiri untuk
menentukan sikap. Harus kuat hati dan tabah, hanya itulah
pesannya. Seperti kata Dja Lubuk, tiap pengalaman ada gunanya.
"Bagaimana tentang Sabrina, ayah?" tanya Erwin.
"Pendirian yang kau ambil kupikir cukup baik. Biarkan dia
mencari jalan yang terbaik baginya, la cerdas walaupun ganas di
luar keinginannya. Dan ia juga punya ayah, yang walaupun sudah
tiada, tetapi bila perlu datang mendampingi anaknya. Tak usah kau
pikirkan dia sekarang. Terlalu penuh sudah kepalamu. Orang harus
mempergunakan akal pikiran guna mencegah hal-hal yang tidak
diingininya, tetapi dalam pada itu ada takdir yang tidak bisa
dielakkan dengan cara apa pun juga. Itu suratan badan. Tetapi
jangan mudah mengatakan segala musibah sebagai takdir. Banyak
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bencana timbul karena manusia tidak mempergunakan akal pikiran
yang diberikan Tuhan kepadanya," kata Dja Lubuk. Ki Ampuh
kagum sekali dengan cara bicara dan cara menilai Dja Lubuk. Orang
tua yang perkasa ini sungguh sangat cerdas.
Dja Lubuk pergi, sementara Ki Ampuh masih menemani Erwin. la
diberi harapan oleh Dja Lubuk, walaupun ia tidak boleh terlalu
berharap. Menjelang jam tiga pagi, barulah Ki Ampuh mohon diri
dan berkata bahwa sesekali ia akan datang.
*** KEESOKAN harinya jam sembilan pagi Erwin ber-Bajaj ke rumah
paman Nini. la disambut oleh Suhud, isterinya dan Nini sendiri.
Sebagaimana biasa, pandangan pertama membuat Suhud dan
isterinya kecewa. Ini pasti akan sia-sia, tetapi untuk tidak
mengecilkan hati kemenakan yang sudah bersusah payah
mencarikan pertolongan, mereka bawa Erwin ke ruang tamu.
Dengan setengah hati Suhud menceritakan apa yang pernah terjadi,
termasuk pembantaian Dalmatian yang amat mereka sayangi.
"Boleh saya melihatnya?" tanya Erwin setelah mendengar seluruh kisah.
Suhud membawanya ke sebuah kamar, tetapi tidak langsung
masuk. Dari sebuah lubang pengintip yang sengaja dibuat di
tembok, dengan ukuran sepuluh sentimeter garis tengah, Erwin
melihat ke dalam. Pas di depan mata, rapat pada tembok ada
sebuah ranjang. Kosong, tandanya Armen sedang di bagian lain
dalam kamar itu.
Suhud mengetuk pintu pelan-pelan. Sebagai jawab terdengar
pintu itu ditendang keras sekali dari dalam. Suhud dan isterinya
menghela napas. Tiba-tiba Erwin terkejut. Pandangannya tertutup.
Karena Armen menempatkan matanya pada lubang itu dari dalam.
Suhud segera menarik Erwin dari lubang itu. Masih tepat pada
waktunya. Pada saat berikut kelihatan ludah terlompat melalui
lubang itu. Pekerjaan Armen. Sudah selalu dilakukannya, karena ia
tidak suka diintip.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Setan," bentaknya dari dalam. "Kalau berani, masuk!"
"Sudah lihat sendiri. Masih mau mencoba?" tanya Suhud. Kata-kata tidak enak, terutama untuk Erwin. Tetapi ia tidak berkecil hati.
Orang yang sudah putus asa selalu tak sadar akan ucapannya.
"Kalau diperkenankan, saya coba. Dengan suatu catatan, bahwa
saya hanya berusaha, sedangkan hasilnya ditentukan oleh Yang
Mahakuasa," jawab Erwin.
Dia minta segelas air putih mentah yang segera dibawakan. Air
itu disiramkan di muka pintu kamar Armen. la berdiri sejenak di
sana, lalu minta pintu itu dibuka. Ragu-ragu Suhud memenuhi.
Entah apa yang akan terjadi berikutnya. Erwin masuk, yang lainnya
menunggu di luar dengan hati cemas. Sepi. Apakah Armen
sembunyi dan nanti mendadak melompat menyerang orang tak
dikenal yang berani masuk kamarnya" Beberapa detik berlalu tanpa
terjadi sesuatu. Tetapi tiba-tiba terdengar tawa besar dan ucapan:
"Heee juru penyelamat, akhirnya kau datang!"
Betapapun berisinya, Erwin terkejut juga. Armen yang
bersembunyi di dalam lemari tempat kemeja, jas dan celana
digantung tiba-tiba melompat. Jauh lain daripada dugaan. Armen
bukan marah-marah atau memukul, tetapi malah mengulurkan
tangan kepada Erwin. Semuanya jadi heran.
"Aku Armen. Kau datang untuk mengobati aku bukan?" tanya Armen.
"Ya, kalau kau mau," sahut Erwin. "Tentu saja aku mau. Siapa pula yang ingin bertahun-tahun dalam keadaan begini. Tak boleh
keluar dan semua orang di rumah ini takut padaku. Coba kau pikir
dan ibaratkan dirimu jadi aku. Ini rumahku atau yang lebih tepat
rumah ayah dan ibuku. Tapi aku panggil mereka Papi dan Mami,"
Armen tertawa, lalu sambungnya: "Mereka semua, termasuk Papi
dan Mamiku itu takut padaku. Apakah pantas orang tua takut sama


Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

anaknya. Coba jawab! Mereka menyangka aku gila. Apaku yang
gila! Coba tunjukkan apaku yang gila. Orang gila tidak akan
menyambut baik orang tak dikenal yang mau mengobatinya,
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bukankah begitu?"
Erwin mengangguk-angguk menyenangkan hati Armen. Orang
sakit itu nongol keluar pintu, la tertawa lagi: "Ngapain kalian di luar.
Nggak ke-bagian karcis" Mari semuanya masuk. Kamar ini punyaku.
Jadi aku yang menentukan siapa boleh masuk dan siapa yang tidak.
Kalian semua aku persilakan masuk. Jangan kuatir. Tidak ada naga,
tidak ada hantu."
Seperti diperintah oleh komandan, semua keluarga Armen patuh.
Masuk. "Na, begitu," kata Armen. "Mari kawan," katanya pula kepada Erwin. Dibimbingnya tangan Armen ke ranjang, lalu ia merebahkan
diri. "Periksalah. Apa yang tak beres pada diriku ini," kata si sakit.
Semua orang jadi heran. Tak ada tanda-tanda gila padanya.
Setidak-tidaknya pada saat itu.
Erwin meletakkan telapak tangannya di dahi Armen.
"Tidak demam ya duk!" Armen kayak ngeledek. Mentangmentang dokter disingkat "dok", dukun diringkaskan jadi "duk".
Mendengar itu Erwin sendiri pun jadi tersenyum. Semua
keluarganya merasa geli. Habisnya, mereka belum pernah dengar
dukun dipanggil dengan "duk".
"Tidak, tidak demam Tuan Armen," sahut Erwin.
"Jangan begitu ah. Kita kan bersahabat, masa menyebut aku
dengan tuan segala. Eh namamu siapa" Seingatku kau belum
mengatakannya!"
"Namaku Erwin. Aku bahagia sekali kalau kau memandang aku
sebagai sahabat. Tapi aku ini orang miskin," kata Erwin. Dia senang pada anak muda yang sedang sakit itu.
"Engkau Erwin, aku Armen. Singkatannya Er dan Ar. Cocok untuk
bersahabat akrab. Kau kata kau miskin. Biar saja. Kan pandai
mengobati. Aku ini kaya tapi tak pandai menolong orang sakit. Mana
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ada manusia serba komplit di dunia ini," kata Armen. Pendapat dan cara menilai yang baik sekali. Erwin dan keluarga Armen heran
mendengar. Siapa sangka dia tidak normal.
Erwin meneruskan usahanya. Setelah menjampi-jampi dipijitnya
induk jari kedua kaki Armen. Tak ada suara. Sekali lagi, juga tidak
ada reaksi dari si sakit.
"Sudah?" tanya Armen. "Kini tentu kau minta air putih di dalam gelas atau mangkuk besar yang berwarna putih pula."
"Benar, kok kau sudah tahu. Sudah pantas juga kau jadi dukun,
tapi jangan saingi aku. Nanti aku tidak kebagian pasien dan aku
akan lapar."
"Kau suka berkelakar ya duk. Rata-rata dukun yang pernah
datang ke mari minta air putih. Kau juga sama dengan mereka"
Tidak ya!"
"Aku cuma orang biasa. Mohon kemurahan Tuhan. Lain tidak,"
kata Erwin. "Orang biasa yang dukun?"
"Orang mengatakan aku dukun, suka hati merekalah."
"Kau punya piaraan?"
"Tidak. Tak punya ayam. tak punya kucing atau anjing."
"Bukan itu maksudku. Kudengar ada dukun yang piara ular, lipan,
kalajengking atau bahkan harimau yang bisa disuruh-suruh!" kata
Armen menjelaskan maksudnya dengan piaraan. Nini gelisah
mendengar pertanyaan saudara misannya. Dukun itu bisa
tersinggung atau bahkan marah. Tetapi nampaknya Erwin tenangtenang saja. Tak ada orang yang tahu bahwa sesungguhnya ia
berdebar tadi waktu Armen menyebut harimau. Erwin menjawab
bahwa ia tidak punya piaraan apa pun. Air putih sudah dibawa dan
dijampi-jampi oleh Erwin. Dipintanya Armen meminumnya sedikit.
Armen patuh, setelah itu berkata: "Dukun senang mempunyai
pasien seperti aku patuhnya?"
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Senang sekali," jawab Erwin walaupun ia merasakan, bahwa di dalam pertanyaan Armen terkandung ejekan. Tapi bukan ejekan
menghina. Lebih merupakan kelakar saja. Tiba-tiba terjadilah apa
yang tidak mereka duga sama sekali. Di tengah kelegaan hati
melihat perkembangan Armen, anak muda itu mendadak bangkit
lalu melompat dari atas ranjang, la menghambur ke luar langsung
ke dapur mengambil parang. Dia mencari sasaran, untung
pembantu-pembantu sudah sempat menyingkir. Nini menjerit,
Suhud dan isteri serta anggota keluarga yang lain jadi ketakutan.
Bukan tak mungkin Armen membabi buta membacok siapa saja
yang terjangkau olehnya. Hanya Erwin yang berjalan tenang
mendapatkan Armen.
"Jangan mendekat dukun. Selangkah lagi akan kuterkam kau.
Kupisahkan kepala dari badanmu yang busuk itu!" teriak Armen. Si manusia harimau memandang lurus-lurus ke wajah Armen. Dia
berkata: "Aku punya banyak kelebihan dari kau Armen. Namun aku
tidak mau membinasakan kau, karena kau sahabatku. Lepaskan
parang itu."
"Apa katamu! Kau mau memerintah aku" Keliru, bukan aku
orangnya yang mau tunduk pada perintah seorang dukun," bentak
Armen, tetapi sehabis berkata dia tunduk dan parang dilepaskan
dari tangannya, la tak angkat muka lagi.
"Sekarang kembali ke kamarmu, supaya kita tetap bersahabat!"
perintah Erwin, tetapi dengan nada lembut. Armen menurut,
membuat semua orang lega kembali dan kagum bukan kepalang
pada dukun muda Tetapi sedang mereka terheran heran dan
bersyukur, ketika itu pula terdengar suara mengejut dan
menakutkan. Auman harimau. Rasanya di dalam rumah itu. Erwin
tahu, itu suara ayahnya.
"Tenang-tenang sajalah, tidak ada yang perlu ditakuti. Jangan
panik. Itu alamat baik," kata Erwin. Rasa takut mereka semua
memang menurun tetapi rasa heran dan takjub meningkat. Yang
amat kagum pada Erwin adalah Nini, sahabat Sabrina.
SETELAH Armen merebahkan diri kembali di ranjang, Erwin
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
meneruskan ikhtiarnya. Disapu-kannya air dingin yang sebagian
telah" diminum Armen tadi pada muka si pasien. Kemudian ke
dadanya. Ajaib setelah kena air itu dada yang turun naik dengan
cepat, menjadi normal kembali.
"Kau perlu istirahat Armen. Tidur ya," kata Erwin. Si sakit mengangguk pelan dan tak sampai dua menit kemudian telah
tertidur. "Setelah bangun nanti, semoga dia merasa tenang. Samasamalah kita mendoakannya," kata Erwin.
"Pak dukun," kata nyonya Suhud, "Sudah pak dukun lihatkah apa yang jadi sebab sampai Armen sakit begini" Sudah lebih tiga tahun!
Apakah benar buatan orang. Kalau benar, tolong pak dukun katakan
siapa orangnya."
"Saya belum tahu. Saya coba usahakan malam ini. Sampai saat
ini saya tidak merasakan bahwa penyakit anak nyonya oleh
kejahilan seseorang!" jawab Erwin.
"Kalau sekiranya ternyata buatan orang, maukah pak dukun
mengembalikan penyakit Armen kepada orang yang menjahatinya?"
tanya isteri Suhud lagi. Rupanya dia sangat penasaran. Bisa
dimengertti. Siapa yang tak sakit hati dan dendam kalau anak
kebanggaan yang sudah sarjana hukum dibuat sampai gila oleh
sesama manusia yang berhati jahat. Tetapi Erwin tidak menjawab.
Membuat nyonya Suhud tidak puas dan mengulangi pertanyaannya.
"Jangan kita bicarakan itu. Bukankah saya diminta
berusaha menolong Armen. Dalam usaha berat ini janganlah ada
pikiran kotor di dalam hati kita," kata Erwin membuat nyonya Suhud jadi malu, tetapi dendam di dalam hatinya kian membara.
Dalam pada itu Nini terus memperhatikan si dukun muda miskin
yang amat digilai Sabrina. la sendiri menasehati sahabatnya agar
jangan jadi bodoh. Masa cinta dihadiahkan kepada dukun. Miskin
pula lagi. Tetapi sekarang, dia sendiri menumpahkan perhatian pada
lelaki muda yang sedang mengobati saudara sepupunya. Entah
apanya yang menyebabkan dia tertarik. Ilmunya" Rupanya" Ataukah
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ketenangan yang menjadi ciri-cirinya"
"Tolong bawakan ke mari makanan kesukaannya. Yang masih
mentah boleh, yang sudah dimasak pun jadi," pinta Erwin. Segera
Suhud sendiri membawakan salak Bali dan rambutan Rafiah yang
sedang musim. Dalam hal rasa, si Rafiah ini memang tak terlawan.
Erwin memanterai buah-buahan itu untuk dimakan Armen bila ia
meminta. Dukun-dukun yang pernah dipanggil tidak ada yang
mempergunakan cara ini. Setelah itu ia mohon diri. Nini, tanpa
tanya ingin mengantarkan Erwin pulang. Ketika akan berangkat,
Suhud menyalam Erwin sambil hendak meninggalkan sesuatu ke
dalam genggaman dukun itu. Tetapi Erwin bertanya: "Apa ini,"
sambil melihat pemberian itu. "Uang" Maaf saya tak dapat
menerimanya. Sekali lagi maaf, dan jangan salah faham. Saya
sudah akan senang sekali kalau dapat menolong anak Tuan.
Semoga Tuhan mengizinkan."
Suhud coba memaksakan karena ia merasa layak mengimbali
jasa atas usaha Erwin. Rasanya ia berhutang kalau Erwin tak mau
menerima. Tetapi dukun itu tetap menolak dan akhirnya Suhud
mengalah, setelah mendapat isyarat dari kemenakannya Nini. Gadis
ini mengiringkan Erwin ke pintu depan lalu entah sadar entah tiada,
ia memegang pergelangan Erwin terus dibawa ke mobilnya. Ketika
pintu kendaraan itu dibukakan untuknya, ia menolak, mengatakan
bahwa ia hendak ke rumah seorang temannya dulu. Untuk itu ia
akan naik Bajaj saja. Tetapi Nini tidak mau mengalah, Erwin
menyerah. Kalau kemarinnya dia berdampingan dengan Sagita, hari
ini duduk di samping Nini. Bedanya, kemarin jantung Erwin
berdebar, sekarang hati Nini yang bergetar. Seperti halnya Erwin
ketika duduk bersama Sagita, kini Nini yang merasa sedikit malu
pada diri sendiri, mengapa ia sampai punya perasaan lain. Senang
pada dukun itu. Hih, betapa buruknya. Kemarin dia anjurkan kepada
Sabrina agar membalas kesombongan Erwin, sekarang dia mulai
tertarik padanya. Dia yakin pula, bahwa perasaan baru ini bukan
oleh guna-guna.
"Munafik, aku ini munafik," kata Nini pada diri sendiri. Kenapa http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mesti tertarik pada dukun. Mestinya berjalan bersamanya pun akan
terasa canggung dan malu.
"Bagaimana, adakah harapan?" tanya Nini untuk menutupi
perasaannya. Seolah-olah Erwin tahu apa yang sedang
dipikirkannya. Dan besar kemungkinan dukun itu tahu. Bukankah ia
punya ilmu tersendiri"
"Harapan apa?" Erwin bertanya, la sedang asyik membayangkan Sagita sehingga tidak segera menangkap maksud Nini. Tentu saja
yang dimaksudkannya mengenai penyakit Armen. Mereka baru dari
sana, tentu itulah yang ditanyakan.
"Harapan harus selalu ada. Selama kita masih hidup. Bahaya
paling besar dalam kehidupan manusia ialah putus asa atau putus
harapan," sahut Erwin.
"Pedoman hidupmu kuat," kata Nini.
"Sudah mestinya begitu. Semua orang harus begitu. Bukankah
kau juga tak pernah putus harapan?" Nini tidak menjawab, hanya
melepas sebuah tawa.
"Bagaimana kalau kita mampir di sebuah restoran. Makan
bersama sedikit. Setelah itu baru kita pulang," kata Nini.
"Terima kasih atas budi baikmu, tetapi lebih baik jangan," sahut Erwin. <
"Mengapa. Pantang?" tanya Nini. Erwin menjawab "tidak", la teringat pada Sabrina dengan siapa ia makan dua hari yang lalu.
Pulang semobil dengan Nini, kemarin dengan Sagita, kemarin dulu
makan bersama Sabrina. Sekarang dengan Nini pula. Huh, lebih baik
jangan. Lebih mungkin bawa mudharat daripada manfaat. Lagi pula
kalau kebetulan bertemu dengan Sagita, bagaimana" Uwaa, sudah
berpikir sejauh itu, kata Erwin pada diri sendiri, la sadar bahwa ia
berkhayal. Sudah takut dilihat Sagita segala. Seperti orang yang
sudah janjian saja! Lalu ia mengambil keputusan. Apa salahnya
makan bersama Nini. Anggap saja petualang an kecil. Detik-detik
yang akan bisa jadi kenangan kan tidak selalu datang di dalam
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kehidupannya. Kalau sedang hari naas, bukankah dia menderita di
bawah tekanan keadaan, la lalu teringat, bagai mana ia didorong ke
dalam sel tahanan dan kemudian dihajar hampir mati oleh tiga
orang pelindung hukum. Maladi, Saiman dan Ismail. Semuanya
sudah mati. Seorang dibinasakan ayahnya, yang satu lagi oleh
kakeknya dan yang bernama Ismail oleh Sabrina. Tidak bisa
disangkal bahwa Sabrina turut berperan " walaupun tidak dipinta
" dalam rentetan pembalasan dendam itu.
Nini memesan makanan, setelah Erwin menyerahkan saja
padanya. "Apa yang kau pilih tentu kusukai, walaupun barangkali
aku belum pernah mencobanya," kata Erwin. Membuat Nini merasa
iba. Tapi dia yakin, Erwin tentu jarang sekali bisa masuk ke restoran ka kelas mahal. Kalau dia mau menerima bayaran atas jasa
penyembuhan yang telah dilaksanakannya, ia bisa kaya. Rupanya
kekayaan tidak merupakan salah satu dari tujuan hidupnya, betapa
besar perbedaan antara Erwin dengan banyak orang pintar, penting,
berkedudukan tinggi yang mau melakukan berbagai cara untuk
dengan cepat menimbun harta. Begitulah insan-insan pengisi dunia
ini. Yang berjiwa sosial dan yang rakus seperti tikus got.
Mereka makan sambil ngomong-ngomong enteng. Asal saja.
Pikiran keduanya tiada persamaan. Nini menaksir-naksir lelaki yang
duduk di hadapannya. Erwin digoda bayangan Sagita.
Tiba-tiba Erwin bertanya: "Sudah lama kau kenal atau bersahabat
dengan Sabrina?" Nini terkejut, untung nasi tak termasuk ke lubang pernafasan. Diam-diam rupanya Erwin tahu bahwa dia sahabat
Sabrina. "Sabrina yang mana?" tanya Nini dalam usaha mengembalikan
kewajarannya. "Itu, yang menginap di rumahmu dan mem beritahukan
alamatku."
"Jadi kau tahu?"
"Bukankah kemarin sudah kukatakan, bahwa kau mendapat
alamatku dari seseorang yang kukenal."
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Nini merasa malu sekali, tetapi Erwin menolongnya. "Kan tidak
mengapa, Sabrina yang meminta padamu agar jangan mengatakan
bahwa kau sahabatnya. Dia sahabat baikku. Apa kabarnya?" kata
Erwin lagi mengenakkan suasana.
"Baik, baik," jawab Nini. "Kau mau bertemu dengannya. Nanti setelah makan kita ke rumahku!" la menawarkan begitu ramah,
tetapi tidak sepenuh hati. la lebih suka Erwin tidak bertemu dengan
sahabatnya itu. Sesuai dengan harapannya Erwin menolak. "Tidak
usah. Baru dua hari yang lalu kami bertemu. Makan bersama juga di
restoran. Cuma bukan restoran ini. Dan dia yang bayar, karena aku
tidak punya cukup uang untuk harga makanan yang sebanyak itu."
Erwin bercerita polos.
"Apa ada pesan untuknya?" tanya Nini.
"Tidak. Tak usah katakan, bahwa aku mengetahui persahabatan
kalian. Jadi aku juga tidak tahu bahwa Ina yang memberimu
alamatku. Begitu maunya, begitulah kita lakukan. Memenuhi harapan
kawan kan juga suatu kesenangan," kata Erwin. Dia kasihan pada
Sabrina, tetapi hanya itulah yang dapat diberikannya saat ini. Rasa


Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kasihan, tiada lain daripada itu.
"Kau keberatan kalau aku singgah di sebuah toko sebentar" Ada
yang kucari," tanya Nini setelah mereka keluar dari restoran. Mereka berhenti di tempat parkir Duta Merlin, pusat pertokoan yang
menyediakan cukup banyak barang-barang berharga tinggi.
"Aku belum pernah kemari. Kau belanja, aku melihat-lihat ya.
Kalau aku sudah bekerja kelak, siapa tahu aku bisa kemari," kata Erwin. Kata-kata begini saja pun telah membangkitkan rasa iba
dalam hati Nini. la semakin yakin, bahwa ia menyukai dukun itu.
Yang berat dan belum terjawab, apakah Erwin juga simpati "
hendaknya lebih dari itu " padanya.
Nini hanya dua puluh lima menit di sana. Keluar dari sebuah toko
di lantai terbawah ia sudah menjinjing dua kantong plastik. Bukan
kantong kelas murahan. Tentu isinya juga bukan yang harga di
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bawah. Seperempat jam kemudian mereka telah tiba di depan gang
gubug Erwin. Nini mengantarkan dengan membawa satu di antara
dua kantong plastik tadi.
"Boleh kupinta kau jadi sahabat baikku Er?" tanya Nini. Erwin menyatakan senang sekali dan mengucapkan terima kasih atas
kebaikan Nini. "Kau mau kan, menerima oleh-oleh kecil ini," katanya sambil memberikan kantong yang dibawanya. Erwin tidak menolak.
Menolak pemberian begitu akan mengecilkan hati orang yang
memberi. Nini pulang dengan pikiran masih pada Erwin, sementara si
manusia harimau merebahkan diri mengkhayalkan Sagita. Ayahnya
tidak melarang. Apa salahnya dicoba. Bagaimanapun hidup kan
harus ada variasinya.
la tertarik pada Sagita, itu sudah pasti. Itulah maka ia teringat
inqat padanya. Pada saat-saat seperti itu ia lupa, bahwa ia anak Dja
Lubuk, cucu Raja Tigor yang sewaktu-waktu berubah jadi harimau
tanpa dapat dicegah. Pada saat semacam itu ia merasa dirinya sama
dengan manusia yang normal, sedikit pun tiada kelainan. Punya
keinginan untuk hidup berteman, punya rasa kasih dan rindu, punya
daya khayal yang indah.
Kemudian, setelah di depan matanya terbayang segala
kemesraan berkencan atau hidup bersama seorang wanita yang
dicintai, ia mendadak tersentak oleh kesadaran akan keadaan
dirinya. Terbayang yang buruk dan mengerikan yang telah biasa
dialami di masa lampau. Dirinya mendadak berubah ujud. Kemudian
dibujuknya lagi dirinya. Bukankah dia dulu juga pernah punya isteri
yang amat dicinta dan sangat mencintainya" Yang mengetahui
keadaan dirinya, bahkan pernah melihat dia berubah menjadi
harimau" Tetapi sedikit pun tidak meng-goncangkan hatinya,
bahkan ia yang memberinya semangat untuk tidak kecewa pada
kenyataan yang diperuntukkan bagi dirinya itu"
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tetapi akan seperti Indahayati kah Sagita yang tanpa dapat dilawan telah membuat ia ber pikir, berhasrat dan berkhayal"
*** EMPAT hari setelah terjadi pembunuhan misterius atas diri Ismail
yang polisi, ketika Kolonel Margono masih dihantui perasaan takut,
saat Kapten Sahata Siregar masih berspekulasi tentang diri Sabrina
dan Letnan Karnadi berharap-harap akan bisa diterima oleh Erwin
sebagai murid ilmu mistik, terjadi suatu kegemparan baru. Pagi
Senin itu beberapa orang yang akan menggali sebuah lubang untuk
menampung mayat yang akan dikebumikan hari itu, jadi kaget
melihat lagi sesosok mayat yang kain kafannya bergelimang lumpur
seluruhnya terletak membujur di luar lubangnya. Tentu ada yang
membongkar kuburan itu lalu mengangkat mayatnya. Karena
mereka juga yang menggali lubang mayat yang bernasib sial ini dan
penyebab kematiannya amat dihebohkan, maka tanpa melihat
papan nisan mereka terus mengetahui, bahwa mayat itu tak lain
daripada Ismail yang mati dibunuh di sebuah hotel. Mereka tidak lari
lintang pukang karena mereka sudah pernah mengalami peristiwa
semacam itu. Dua kali malah, yaitu pembongkaran mayat Maladi
dan Saiman di kuburan yang sama. Orang-orang ini sudah menjadi
"orang kuburan" tak takut lagi dengan kejadian-kejadian aneh semacam itu. Lain halnya kalau mereka pada malam hari didatangi
mayat yang dikenalnya. Mungkin juga akan mati kejang. Tetapi
akan lain pula halnya kalau mayat itu membawakan satu kantong
uang untuknya karena ia rajin membersihkan tempat terakhir orang
yang sudah tiada itu. Barangkali dia akan minta supaya mayat yang
baik hati itu sering-sering datang.
Masyarakat gempar lagi. Belum lama berselang kuburan dua
anggota polisi dibongkar, entah oleh siapa. Tetapi di sekitar
kuburannya terdapat banyak jejak harimau. Telapak kakinya tampak
jelas sejak ia memasuki kuburan. Tetapi telapak dengan arah ia
keluar lagi tidak ada. Sekarang di sekitar kuburan Ismail kelihatan
banyak telapak kaki babi. Besar-besar. Menandakan babinya juga
tentu besar. Apa pula maknanya ini semua. Apa kaitan Ismail
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dengan babi7 Kolonel Margono bingung. Hampir segenap anggota Polisi
menghadapi pertanyaan yang tak terjawab. Apakah pembunuh
Ismail di hotel itu siluman babi"
PERS menyiarkan berita ini dengan cara dan gaya masingmasing. Yang pernah mendenggar cerita tentang binatang-binatang
siluman, memberi komentar atau apa yang terjadi di pemakaman
itu. Ada juga yang mengatakan, bahwa yang menggali kembali
mayat Ismail bukan siluman, tetapi raja babi hutan yang merasa
dendam pada Ismail, karena ia dulu sering berburu babi dan cukup
banyak hewan pengganggu tanaman petani itu dibinasakannya. Ada
kemungkinan mayat Ismail kelak akan digali lagi oleh sang babi.
Raja ini ingin memberi peringatan kepada para pemburu, bahwa
inilah yang akan mereka alami, manakala mereka telah mati.
Untunglah peristiwa itu tidak punya sangkut paut dengan politik
atau kampanye pemilu sehingga pers boleh saja menyiarkannya
sesuka selera. Walaupun begitu, jangan dikira berita itu tidak
mempunyai pengaruh sampingan. Banyak orang membicarakannya.
Dikaitkan lagi dengan pembongkaran dua kuburan belum lama yang
lalu. Kedua-duanya pula kuburan anggota Polisi. Apakah penyebab
atau maksud tiga kejadian ini pikir masyarakat. Selama sejarah
Jakarta, sejak masih bernama Sunda Kelapa, Betawi, Jayakarta tidak
pernah ada kejadian seperti ini. Bukan berarti tidak pernah ada
kuburan yang digali kembali. Tetapi yang menggali bukan hewan
atau siluman. Melainkan manusia biasa. Dengan maksud mencuri
harta yang diikutsertakan bersama penguburan mayat atau hendak
mencuri mayat itu guna mengambil bagian-bagian tertentu dari
tubuhnya untuk dibuat tangkal penentang bahaya dan
membuat semua orang yang dihadapi jadi menurut segala kata. Ada
pula dukun yang mengambil minyak mayat untuk dijadikan minyak
sinyongnyong atau minyak pekasih. Minyak orang mati ini dicampur
dengan minyak halus yang keras baunya untuk menetralisir bau
minyak mayat itu. Dijampi lalu ditanam sehasta dalamnya di bawah
pohon beringin tujuh hari tujuh malam lamanya. Dimulai dari Kamis
petang menjelang magrib sampai saat yang sama sepekan
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kemudian. Menanamnya bukan asal tanam saja. Botol yang berisi
minyak mayat itu harus dibalut dengan kain kuning tujuh lapis.
Sebilah pisau lipat yang tajam harus menjaga minyak, jadi turut
serta ditanam. Jika sudah tiba masanya untuk dikeluarkan, si
penanam harus menjaga jangan sampai ada orang yang melihatnya.
Minyak itu belum boleh langsung dipergunakan. Menanti tujuh
malam lagi, memberi dia kesempatan menghimpun seluruh
kekuatan. Setelah itu tinggal mencolekkannya saja pada wanita
yang jadi sasaran. Tentu saja wanita juga dapat membuat minyak
pekasih untuk pria yang tak dapat ditundukkannya dengan cara
biasa. Mencolekkannya harus dengan jari sendiri dan harus pada
kulit sasaran. Kulit bagian mana saja. Tetapi minyak tidak akan
manjur kalau tidak mengenai kulit orang yang dimaksud.
Tapi tiga kuburan dari tiga orang anggota Polisi digali kembali
o|eh hewan benar atau siluman adalah sesuatu yang baru pertama
kali terjadi dalam sejarah pemakaman di Jakarta. Di kota-kota lain
juga pernah terjadi pembongkaran kuburan oleh mahluk-mahluk
tak dikenal seperti harimau, anjing dan babi. Bahkan ada mayat
yang berulang kali digali kembali oleh tenaga yang tak mau
memperkenalkan dirinya. Namun begitu tidak pernah kejadian
penggalian mayat penegak hukum sampai tiga mayat terturut-turut.
Di kalangan kepolisian, terutama yang mengetahui apa yang
telah dilakukan oleh ketiga oknum itu semasa hidupnya terhadap
seseorang tahanan bernama Erwin, kejadian itu setengah terjawab.
Erwin punya hubungan erat dengan harimau dan babi. hewan benar
yang dikuasai Erwin atau hewan-hewan siluman yang masih ada
hubungan keluarga dengannya. Diam-diam, para penegak hukum
yang tidak turut serta dalam penyiksaan merasa beruntung sekali.
Tetapi Margono yang kolonel, walaupun tidak turun tangan secara
langsung, tetap merasa gelisah, kadang-kadang takut. Apakah
kekuatan-kekuatan gaib itu akan mendatanginya lagi untuk
melakukan teror sebagaimana anak buahnya telah menteror
seorang tahanan yang sama sekali tidak berdosa" Ke manakah dia
harus menghadap untuk minta maaf atas perbuatan tiga orang anak
buahnya, agar ia jangan sampai mendapat gangguan lagi. la
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
semakin menyadari bahwa kekuatan gelap seperti ini jauh lebih
memusingkan dan menakutkan daripada bandit-bandit kejam dan
teroris-teroris ganas yang dapat dihadapi dengan kekuatan
senjata. *** TIBA di rumah, Nini langsung masuk kamar mengunci diri. la
merasa resah, lebih daripada yang pernah dirasakannya setahun
yang lalu ketika ia jatuh hati pada Mahmul. Si duda dengan anak
satu yang duluan menyatakan cinta padanya, dia pun menerima.
Jadi tidak ada problim besar, walaupun hubungan itu putus kembali.
Lain halnya kali ini. Yang dipilih hatinya tak lebih, tetapi juga tak kurang daripada seorang dukun, walaupun dengan embel-embel
dukun sosial, la sudah mengecilkan kedudukan dukun kepada
sahabatnya Sabrina yang mati-matian ingin memiliki tukang obat
berjampi jampi itu. Apa akan kata Sabrina kalau ia sampai
mengetahui isi hatinya. Lebih daripada itu. Si dukun belum pula
tentu menyukai dirinya. Andaikata Erwin menolak cintanya,
bagaimana" Apa masih berani hidup di dunia ini" Katakanlah tak
ada orang yang mengetahui isi hatinya, tetapi bukankah dia sendiri
tak dapat lari dari kenyataan, kalau Erwin menolak, la boleh katakan
Erwin dungu, tak tahu diri. Tetapi bukankah orang dungu dan tak
tahu diri itu yang tak dapat ditundukkan"
Tetapi pada petang hari, kedua sahabat itu bertemu juga. Nini
yang mendatangi Sabrina di kamarnya.
"Bagaimana dengan saudara misanmu itu Nini" Ada kemajuan?"
tanva Sabrina. "Ya, sahabatmu itu hebat sekali. Pantas kau jatuh cinta
padanya," kata Nini tanpa pikir. Sabrina jadi heran mendengar.
Kemarin dia masih memberi nasehat jangan sampai mau jatuh ke
tangan dukun kini dia menyatakan "pantas jatuh cinta". Apa yang mendorong dia berkata demikian.
"Kok kau bilang begitu Nin?" tanya Sabrina.
Nini jadi gugup, merasa dia telah salah ngomong.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Bagaimana ya. Kurasa karena dia memang lain daripada
kebanyakan dukun. Rendah hati dan sangat bersopan santun,"
jawab Nini seadanya.
"Jangan-jangan kau yang kemarin meremehkan dia sekarang
tertarik padanya, hah! Barangkali juga kau sudah jatuh hati, siapa
yang tahu!" kata Sabrina tertawa, seakan-akan berkelakar, tetapi sebenarnya tidak berkelakar. Malah ia sudah berprasangka terhadap
sahabatnya. Anehnya Nini tidak secara tegas menyangkal. Dia cuma
berkata: "Kau ini ada-ada saja Ina." Jawaban itu membuat Sabrina tambah yakin, bahwa Nini mulai mengandung perasaan lain setelah
bertemu dengan Erwin. Kini tidak ada lagi ejekan. Kalau tidak ada
apa-apa dan melihat caranya bicara kemarin, mestinya Nini berkata:
"Dia memang baik, pinto' lagi. Tetapi buat jatuh hati, tunggu dulu.
Dukun tidak cocok untuk seleraku!"
Mereka berdua minum teh dan makan sedikit kuwe kering.
Malamnya Nini mengajak Sabrina melihat bioskop. Film bagus tidak
menarik perhatiannya. Pikirannya tak lekang dari Erwin dan
sahabatnya Sabrina. Tidak disadarinya bahwa sahabatnya itu
melihat kegelisahan yang mengganggu dirinya.
"Film ini tidak menarik perhatianmu Nini," kata Sabrina. "Apakah kau lebih suka kita jalan-jalan ke tepi laut" Atau ke disco. Buang
semua kekalutan pikiran. Aku remuk diamuk badai, sudah
kuceritakan. Jangan kau ikut-ikutan ketularan nasibku!" Sabrina
berkata wajar, tak diketahuinya bahwa kata-kata begitu telak
mengenai jantung sahabatnya. Satu manusia bernama Erwin yang
membuat mereka jadi begitu. Dan lelaki yang dukun sosial itu tak
pula kurang daripada manusia harimau. Bagi Sabrina bukan rahasia,
tetapi buat Nini, hiiiii.
Habis nonton yang bagi Nini tanpa kesan, mereka pergi ke
Pecenongan, tempat makan yang terdiri atas ratusan tenda di kirikanan jalan, yang betul-betul internasional. Bagi semua bangsa.
Asap masakan dengan aneka bau yang seringkah menusuk hidung
tidak merupakan gangguan. Atau bahkan barangkali merupakan
rangsangan. Ada kodok hidup yang dikupas di depan anda, kalau
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
anda suka kodok, ada anak-anak burung dara yang belum berbulu
yang dijebloskan ke dalam minyak mendidih, kalau anda tega
melihat proses sebelum ia melewati tenggorokan anda.
Tidak ada yang mengatur, tetapi tak jauh dari meja kedua dara
yang jatuh hati pada manusia yang sama itu, duduk pula tiga orang
gadis, tak sama warna kulit, tetapi sama menariknya. Yang dua
orang menyebut kawan mereka dengan Ita, singkatan dari Sagita.
Dan dia tak lain daripada Sagita yang telah kehilangan ayahnya
Afandi melalui peluru menembus kepala. Dia tak mengenal Sabrina
dan Nini yang memikirkan Erwin, sebagaimana Nini dan Sabrina tak
mengenal Sagita yang jadi pikiran Erwin. Begitu dekat, begitu
berbeda. *** JAM sembilan malam itu Kapten Sahata Siregar dengan pakaian
sipil datang ke rumah Erwin. Terus terang dia mohon bantuan.
"Keadaan amat menggelisahkan Erwin," katanya. "Bantulah aku.
Bukan dengan menyusahkan siapa-siapa. Hanya mengembalikan
ketenangan. Karena banyak kawan-kawanku dihantui rasa takut.
Tak dapatkah mohon bantuan ayah dan ompungmu?"
"Yang membuat kegaduhan bukan kami Kapten. Orang-orang
ganas itu yang jadi penyebab semua ini," kata Erwin.
"Itu telah kami sadari dan akui. Tetapi tidak semua orang Polisi itu orang kejam. Sebagian terbesar malah orang-orang yang turut
menangisi penderitaan sementara orang yang ditahan. Banyak
sekali di antara kami yang baik. Demi Tuhan, Erwin aku mengetahui
ini!" "Aku juga tahu. Tetapi tanpa adanya kejadian-kejadian yang
tidak menyenangkan ini, seperti pembalasan ayah dan kakekku,
mereka menyangka bahwa mereka boleh berbuat apa saja yang
mereka senangi. Mereka orang sadis. Dengan cara mereka akan


Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

banyak orang tak berdosa dijebloskan ke dalam penjara, karena
pengakuan yang dipaksakan. Orang terpaksa mengakui apa saja,
walaupun mereka tidak berbuat, kalau kukunya dicopoti atau jarihttp://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
jarinya dihimpit di bawah kaki meja. Dada dan muka disulut api
rokok, bukan cerita aneh, bukankah begitu Kapten?"
Sahata Siregar tidak bisa menjawab. Dia malu. Andaikata dia
bukan Kapten Siregar yang mengenal
Erwin dan Erwin ini bukan manusia harimau, besar kemungkinan
orang yang berani berkata begitu akan dibikin hancur. Akan dinilai
kurang ajar dan terlalu berani. Walaupun sekedar mengatakan yang
benar. Sebetulnya Kapolri sendiri telah berulang kali memberi perintah
supaya jangan melakukan pemeriksaan dengan cara tak
berkemanusiaan, tetapi di waktu-waktu yang belakangan ini
keganasan di banyak tempat malah menggila. Masyarakat jadi
gelisah. Apa maunya insan-insan penegak hukum yang kejam ini.
"Kau, sebagai orang sedaerah mau membantu aku, bukankah
begitu Erwin" Bukan untukku, tetapi untuk masyarakat yang butuh
ketenangan. Kehidupan ekonomi dan sosial kita belum cukup baik.
Jangan ditambah dengan kegelisahan lain. Aku tahu kekuatan gaib
sejumlah orang-orang hebat kita di kampung!" kata Siregar.
Erwin tidak segera menjawab. Apa yang dapat dilakukannya
untuk mengembalikan ketenangan"
"Mayat Ismail digali babi. Babi benar atau silumankah itu Erwin?"
tanya Kapten Siregar.
Mendadak Erwin jadi ingat pada kuburan Ismail yang digali
kembali dan di sekitar tempat itu banyak telapak kaki babi. Sudah
pasti perbuatan Ki Ampuh, la hendak mendekatkan diri dengan
segala usaha, la membutuhkan kawan-kawan dan bagi babi
manusia semacam dia tidaklah mudah mencari kawan. Yang pasti
pernah sangat baik padanya adalah keluarga Dja Lubuk, la perlu
mendekati mereka kembali. Siapa tahu dengan bantuan Dja Lubuk
atau ayahnya Raja Tigor ia masih dapat diampuni untuk jadi
manusia kembali. Dan kalau yang demikian sampai bisa terjadi,
maka ia taubat tujuh turunan tidak akan melakukan perbuatan
maksiat seperti dahulu.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Yang menggali itu sahabatku," kata Erwin berterus terang, "la tadinya manusia, pernah bersamaku ke Tapanuli. Tetapi oleh
kutukan sumpahnya ia berubah menjadi babi, hingga kini." Kapten
Siregar tercengang. Kalau begitu Erwin bukan hanya berkelompok
dengan ayah dan kakeknya, tetapi masih ada yang lain. Dan
sahabatnya itu begitu setia membalaskan sakit hatinya. Membuat
keadaan jadi lebih kacau. Kini masyarakat bukan hanya memikirkan
harimau gaib atau manusia harimau, atau harimau benar ataupun
harimau piaraan. Tetapi ditambah lagi dengan babi. Benar atau
siluman. Karena ketiga-tiganya kuburan itu menyimpan mayat
anggota Polisi yang kemudian mereka dengar memang suka
menyiksa tahanan, maka masyarakat mengaitkan harimau dengan
babi sebagai sahabat-sahabat yang erat dan rdalu bekerjasama.
"Dapatkah kau pintakan bantuan mereka, maksudku, ayah dan
ompungmu, begitu pula sahabatmu yang telah berubah jadi babi itu
dan yang lain-lain untuk tidak lagi menimbulkan keresahan di
kalangan penduduk."
"Sudah kukatakan Kapten. Apa pun yang kami lakukan hanyalah
akibat dari apa yang kalian perbuat. Kami tidak akan pernah
melakukan kejahatan atau pembalasan tanpa sebab," kata Erwin.
Pada saat itu pintu diketuk orang dan tak lama antaranya telah
masuk Sagita. Darah Erwin tersirap, mukanya serasa merah dan
jantungnya berdebar. Ada apa Sagita datang"
"Boleh kuperkenalkan kau pada tuan ini?" tanya Erwin. Sagita mendekat lalu mengulurkan tangan. Kapten Siregar kagum pada
sahabat Erwin. Kelihatannya orang kaya dan terpelajar. Kemudian
dia ingat-ingat. Di manakah ia pernah melihat gadis ini" Akhirnya
dia ingat. Di rumah almarhum Afandi, orang penting yang sudah
pensiun, kemudian diam-diam buka praktek ilmu hitam. Dia belum
tahu, bahwa Erwin telah jatuh hati tanpa punya keberanian untuk
mengatakannya. Sagita pun heran, mengapa seorang kapten Polisi
ada di gubug Erwin.
MEREKA ngomong-ngomong ringan sejenak sekedar sama-sama
menghilangkan rasa kaku. Kemudian Erwin bertanya kepada Sagita
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
apakah ada sesuatu yang dapat dilakukannya. Sesungguhnya ia
senang atas kunjungan itu dan ingin segera mengetahui apakah
yang hendak dikatakan Sagita. Tetapi Kapten Polisi itu mungkin jadi
penghambat. "Maukah kau ke rumahku nanti, kalau ada waktu yang dapat kau
sisihkan untukku sedikit?" tanya Sagita. Tanpa pikir panjang, Erwin menyanggupi dan 3adis kaya itu berlalu.
"Bukankah dia itu anak almarhum Afandi?" tanya Siregar kepada Erwin.
"Ya. Kasihan, saya tak habis pikir mengapa orang sepintar itu
mau bunuh diri! Banyak yang dapat dilakukannya di dunia ini. Dia
juga belum terlalu tua."
"Kasihan memang. Tetapi biasanya orang bunuh diri kalau sudah
tak tahan lagi hidup di dunia. Dia mau bebas. Setidak-tidaknya
begitulah cara mencari kebebasan, pikirnya!"
"Tetapi bukankah bunuh diri bukan jalan ke luar. Roh orang mati
masih akan masuk ke d'inia lain. Mana ada kebebasan?" tanya
Erwin. "Kau keliru. Kemauan memang membebaskan nya. Setidaktidaknya dapasti karena menderita. Penderitaan inilah yang aneka ragam
coraknya. Kesulitan ekonomi yang membuat seorang ayah tak
mampu lagi memberi makan anak-anak dan isterinya bisa membuat
orang putus asa lalu ingin lenyap dari dunia. Tekanan batin yang
berkepanjangan sehingga tak tertahankan lagi, juga bisa membuat
orang bunuh diri. Kalau penderitaan hati, pikiran atau rasa malu tak
bisa ditahan, maka kekayaaan tujuh gunung pun tidak akan dapat
membebaskan orang dari penderitaannya itu. Derita bathin hampir
tak pernah punya sangkut paut dengan masalah kebendaan," kata
Kapten Siregar. Erwin merasa bertambah pintar dengan uraian
perwira itu. Dia merasa, bahwa apa yang dikatakan Siregar memang
benar. Dalam dunia tidak ada yang lebih berat daripada penderitaan
batin. Hanya manusia yang bisa mendekatkan dirinya dengan Tuhan
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yang dapat meringankan beban demikian.
"Tetapi bukankah almarhum Afandi orang bahagia Kapten" Ketika
saya berkenalan dengan almarhum, wajahnya cerah, kelihaian
penuh ceria. Isterinya sudah lama pergi mendahuluinya, apakah
mungkin ia terlalu sedih oleh kematian ibu Sagita?" tanya Erwin.
"Itu hanya satu daripada sekian kemungkinan yang membuat dia
" tanpa diketahui orang lain " amat menderita. Ada banyak
kemungkinan lain yang bisa jadi penyebab ia menamatkan
hidupnya. Kau tentu tahu, dia punya ilmu tinggi. Seseorang bisa
susah sendiri oleh ilmunya yang tinggi. Misalnya dimusuhi orang lain
yang juga punya ilmu hebat, barangkali lebih pula dari dia. Boleh
jadi juga ilmu tingginya telah dipergunakan dengan cara yang salah,
sehingga membuat orang lain menderita. Lalu pada suatu hari,
setan-setan meninggalkan dirinya dan ia mengenang segala macam
bencana keluarga, kau orang luar. Sebaiknya kau pulang agar kami
dapat berunding dengan tenang," kata suara lantang. Mahluknya
tak kelihatan tetapi baunya ada. Bau cuka belum dicampur. Keras
sekali. Wajah Sagita pucat. Pendatang aneh itu minta Erwin pulang.
Sedangkan Sagita menghendaki kehadirannya.
"Sagita, suruh tamumu itu pulang. Dia tidak punya urusan di
sini!" perintah suara gaib tadi.
"Sagita yang punya rumah ini. Aku diminta datang, makanya aku
kemari. Siapakah engkau yang hendak berlaku lebih dari tuan
rumah?" kata Erwin. la mempersiapkan diri. Kini segala sesuatu
mungkin saja terjadi.
"Hai, dukun miskin. Karena kau ingin tahu, baiklah kuterangkan.
Aku ini sahabat tuan Afandi. Tempo hari dia yang mengurus diriku.
Dia yang melengkapi segala-galanya. Menurut kelaziman, jika dia
sudah tiada, maka aku diwariskan kepada anaknya. Dia mengetahui
itu. Tetapi dia mati mendadak. Tak sempat melakukan serah terima
diriku kepada anaknya," tukas mahluk itu.
"Sagita tidak sanggup, karena dia hanya wanita!" kata Erwin http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mulai membela. Maksud gadis itu memanggil dia tentu untuk
melawan mahluk ini, pikir Erwin dengan tepat.
"Kurang ajar kau. yang punya diri tidak ngomong apa-apa. Kau
kan bukan pengacaranya. Andaikata pun dia mengangkat kau
sebagai pembela, itu tidak syah. Aku tidak mengakuinya. Urusan ini
hanya antara pamannya, Sagita dan aku."
Setelah itu suara itu .mengatakan, bahwa ia akan pergi dulu,
agar mereka dapat berunding tanpa kehadirannya. "Baiklah kuberi
kalian kesempatan berunding. Pakai otak! Ini bukan intimidasi.
Tanpa kehadiranku, kalian bisa bicara bebas. Tetapi ingat, demi
keselamatan, harus penuh tanggungjawab."
"Terus terang Erwin, paman tidak bisa menghadapi. Aku tidak
mampu. Sekiranya mampu mewarisi, aku pun tidak mau. Tidak
mau. Kau dapat menolongku Erwin?" tanya Sagita. Dukun yang
manusia harimau itu memandang gadis yang kebingungan itu. la
kelihatan jelas amat berharap. Barangkali tiada orang lain yang
dapat dimintai bantuannya. Erwin kasihan. Tetapi lebih daripada itu,
ia telah menaruh hati pada Sagita, mungkin tanpa diketahui oleh
yang empunya diri. Tetapi Erwin juga masih menghadapi tanda
tanya yang tidak mudah dijawab. Sampai di mana kekuatan mahluk
gaib yang katanya sahabat almarhum Afandi.
"Aku akan mencoba. Tetapi jangan terlalu berharap. Nampaknya
sahabat ayahmu itu mempunyai kesanggupan yang hebat!" kata
Erwin. "Tetapi pegangannya ilmu hitam tuan Erwin," kata Armandi.
"Justeru itu yang amat berbahaya. Yang sudah benar-benar
tinggi kebolehannya dapat me-nyunglap manusia jadi monyet."
Erwin menceritakan apa yang diketahuinya tanpa memperdulikan
bagaimana kecutnya hati Armandi dan Sagita.
Pembantu rumah tangga masih menghidangkan makanan kecil.
Sagita dan Armandi sudah tak mampu menjamah, apalagi
memakannya. Tetapi Erwin mengisi perutnya dengan beberapa
potong. Dia memang lapar. Setelah itu ia minta bersama mereka
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
duduk di kamar praktek almarhum Afandi. Kamar besar yang penuh
aneka gambar iblis dan jin menurut versi manusia. Tetapi begitu
Sagita bangkit dari kursinya, suara gaib tadi berkata: "Tidak perlu di sana. Kita berselesai di sini!" Setelah diam sejenak suara itu
berkata: "Tamu ini mau pergi dan tidak mencampuri urusan kita?"
"Tidak, aku tak mau pergi. Aku mau berhadapan . dengan
engkau, karena engkau hendak memaksakan kehendakmu. Memang
tuan atau sahabatmu itu lalai, itu kami akui. Tetapi tidaklah pantas
kau memaksakan kehendakmu kepada adik atau anaknya. Kau bisa
mencari majikan lain. Banyak yang mau. Dengan segala macam
imbalan atau janji yang kau kehendaki. Kau kan tahu akan hal itu?"
Erwin bersuara tenang dan jelas. Mahluk itu menegaskan, bahwa ia
hanya mau diurus oleh Sagita. Sudah diberitahukannya kepada
Armandi untuk membicarakan ketentuan yang tak dapat diubah dan
ditawar ini dengan kemenakannya. Tiba-tiba Armandi menjerit. Dia
memegangi mukanya. Memang tadi ada suara pukulan keras.
Setelah merasa basah, Armandi melihat kedua belah telapak
tangannya. Penuh berlepotan darah. Darah mukanya sendiri. Sagita
mau bangkit menolong pamannya, tetapi ada sesuatu menolakkan
dirinya sehingga terduduk kembali di kursi.
Melihat ini Erwin kaget sekaligus naik darah.
Tantangan baginya. Yang menantang bukan sem-barangan. ia
teringat pada masa lebih setahun yang lalu ketika ia menghadapi Ki
Ampuh dengan para pengawal yang punya ilmu luar biasa. Melihat
Sagita menjadi pucat bahkan gemetar, Erwin membentak:
"Perlihatkan dirimu anjing keparat!"
"Keinginanmu kukabulkan, binatang licik dari udikan," sahut suara dengan lantang. Dan ia memperlihatkan dirinya. Badan bulat,
hitam pekat, namun kepala kecil dengan bentuk kepala tikus.
Anehnya suaranya persis manusia.
"Engkau harimau, tampillah sebagai binatang hina yang mengaku
raja hutan. Aku ingin tahu sampai di mana kekuatanmu. Kasihan,
mahluk hina semacam kau jatuh cinta pada gadis anak majikanku.
Tak punya malu, tak tahu diri!" kata mahluk itu mengejek.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Mendengar penghinaan dan pembukaan rahasia hatinya ini, Erwin
jadi malu tak terhingga. Masih sempat dilihatnya Sagita menoleh
sesaat padanya, begitu pula Armandi. la dikatakan harimau dan
jatuh cinta pada Sagita. Betapa jahatnya jin yang cari majikan ini.
Tetapi bagaimanapun jahatnya, ia berkata benar dan hal itu
membuktikan kemampuannya yang luar biasa.
Erwin berdiri menghadapi lawannya. Tak setaraf nampaknya. la
dengan tubuhnya hanya sedangan, seutuh manusia biasa melawan
mahluk yang dinamakan jin, bertubuh besar dengan tenaga raksasa
disertai ilmu hitam yang amat tinggi. Inilah suatu konsekuensi bagi
orang semacam dia. Punya ilmu, bukan manusia normal tetapi bisa
jatuh cinta setengah mati pada diri wanita normal.
Jin itu tidak membuang kesempatan. Tidak membiarkan Erwin
mempersiapkan diri. Dia tahu, kalau diberi banyak waktu, Erwin
juga bisa menjadi amat berbahaya baginya. Membinasakan dia
sebelum terlambat adalah cara yang terbaik dan ia melakukannya.
Dipukulnya Erwin tepat atas kepalanya, sehingga dukun itu roboh.
Sagita terjerit. Tetapi pada detik berikutnya jin itu pula terjengkang, dihimpit oleh seekor harimau yang tahu-tahu sudah ada di ruangan
tamu yang amat luas itu. Dja Lubuk tidak rela anaknya dibunuh oleh
jin itu dan ia mengetahui bahwa anaknya pasti akan binasa karena
tidak diberi kesempatan untuk mempersiapkan diri.
Sagita dan pamannya panik, tetapi tidak ada celah untuk
melarikan diri. Mereka hanya orang-orang biasa yang menghadapi
suatu kenyataan yang tidak masuk' akal. Kalau kelak mereka
ceritakan apa yang mereka alami dan persaksikan sendiri apakah
orang akan percaya. Kalau mereka sempat menceritakannya. Kini
masih merupakan suatu ketidak-pastian, apakah mereka akan dapat
keluar hidup-hidup dari keadaan ini.
Pertarungan antara si Manusia Harimau tua dengan jin seru
sekali. Dja Lubuk merasakan ketangguhan lawannya. Jauh lebih
hebat dari Ki Ampuh yang juga sudah pernah dihadapinya. Jin itu
berhasil mengubah posisi tubuhnya. Kini ia di atas Dja Lubuk.
Tangan kirinya menekan kedua kaki depan Dja Lubuk, sehingga tak
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dapat berbuat apa-apa, sementara tangan kanannya mencekik leher
ayah Erwin sehingga napasnya terasa sesak.
Dengan seluruh tenaga yang ada Dja Lubuk menggeliat sehingga
tubuhnya kini terbaring miring dan terus bergulat mati-matian. Pada
waktu itulah Erwin sadarkan diri, tetapi tetap dalam keadaannya


Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sebagai manusia biasa.
"Ayah," kata Erwin tak dapat menahan diri. la sadar, ayah yang terlalu cinta itu sedang mempertaruhkan nyawa untuknya. Sudah
untuk kesekian kalinya.
Sagita dan Armandi terkejut. Erwin anak harimau"
KARENA mendambakan kasih Sagita, maka Erwin merasa sedih
sekali, mengapa ia ditakdirkan menjadi manusia harimau, la seakanakan mengutuk nasibnya itu. Padahal ia sudah terbiasa dengan
keabnormalan dirinya dan ia telah pasrah pada takdir, la bukan
sekedar sedih. Kenyataan yang berlangsung di hadapan matanya
merupakan pemandangan yang menakutkan dan mengerikan. Jin
milik almarhum Afandi itu ternyata mempunyai daya tahan dan ilmu
yang paling sedikit setaraf dengan apa yang dimiliki Dja Lubuk.
Beberapa kali ia dapat melepaskan diri dan menghantam muka dan
kuduk manusia harimau itu. Dja Lubuk jatuh bangun dan tampak
lelah. Pertarungan ini bagaikan khayalan, padahal ia suatu
kenyataan. Orang yang tak percaya, karena tak pernah mempelajari
ilmu gaib, kekuatan mistik dan rahasia-rahasia tenaga yang
sebenarnya tersimpan di dalam tiap diri manusia sukar akan
percaya, bahwa yang begitu ajaib bisa terjadi.
"Engkau tak kan bisa pulang ke Mandailing, setan tua," kata jin dengan suara parau dan sombong, "ini negeriku, aku yang
berkuasa. Kau akan mati di sini sebagaimana telah banyak orangorang kuat seberang berkubur di bumi yang kukuasai ini. Kau
mestinya tidak kemari," kata jin itu. Persis seperti apa yang pernah dikatakan Ki Ampuh di zaman jayanya, bahwa Erwin, Dja Lubuk dan
Raja Tigor semestinya jangan sampai ingin mengacau di kawasan
orang lain. Habis berkata demikian jin itu secara tiba-tiba, cepat
bagaikan sambaran petir, memukul muka Dja Lubuk. Erwin terjerit
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
melihat darah menyembur dari kepala ayahnya. Akan mati untuk
kedua kalinyakah ayahnya di situ. Karena membela dia! Kepanikan
dan kegugupan membuat Erwin melompat menerkam jin perkasa
itu, tetapi sedikit pun jin itu tak bergerak. Sebaliknya dengan
sepenuh tenaga ia memukul Erwin sehingga terduduk lemas,
bagaikan karung kosong. Sagita dan pamannya tambah takut. Erwin
yang diandalkan, ditambah lagi dengan kedatangan ayahnya yang
harimau, tidak mampu menghadapi jin itu.
Sadar akan kelebihan lawan, Dja Lubuk berkata: "Siapapun
engkau, aku akui bahwa kau hebat sekali. Dalam sejarah hidupku
yang penuh malapetaka, kaulah lawan yang paling tangguh.
Bolehkah aku mengetahui namamu yang tentu sudah termasyhur di
kawasan ini?"
Mendengar ucapan-ucapan Dja Lubuk yang tidak dibuat-buat dan
jelas bukan dimaksudkan sebagai muslihat, jin itu pun jadi
menghargai lawannya, la senang mempunyai tandingan yang
mengakui kenyataan.
"Namaku buruk sekali. Lain dengan engkau. Dja Lubuk
julukanmu, bukan" Kau orang baik di kampungmu. Aku mengetahui.
Aku pun sesungguhnya . tidak berhasrat berhadapan dengan kau,
apalagi dengan anakmu yang masih muda ini. Tetapi ada kalanya
orang tak dapat menghindar dari ketentuan. Kalau anakmu tidak
mencampuri urusanku dengan perempuan yang anak bekas
majikanku ini, tentu kita tidak pernah sampai berkelahi. Barangkali
bertemu pun tidak. Namaku yang buruk itu Bengkok. Jelek sekali
ya!" Dia ngomong ringan seperti sahabat saja.
"Boleh aku berterus terang kepada kalian?" tanya Bengkok.
Bentrok Rimba Persilatan 6 Kisah Dua Saudara Seperguruan Karya Liang Ie Shen Pangeran Anggadipati 3

Cari Blog Ini