Pusaka Golok Iblis Dari Tanah Seberang Seri Pengelana Tangan Sakti Karya Lovelydear Bagian 1
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
~Seri Pengelana Tangan Sakti~
Seri ke II Pusaka Golok Iblis Dari Tanah Seberang
Karya LovelyDear di Indozone
Ebook oleh : Dewi KZ
http://kangzusi.com/ atau http://dewi.0fees.net/
Salam kembali saya hadirkan petualangan dari Pengelana Tangan Sakti Sian Lee. Cerita ini adalah CERITA PENDEK yang tamat tiap serinya Kisah ini saya tambahkan dengan ilmu-ilmu baru yang mahasakti dari Legenda Sian Thian San (Gunung Para Dewa) saya dan juga sedikit ilmu-ilmu pinjaman dari beberapa partai di Indonesia, hehehe...Cerita ini adalah cerita pendek yang tamat tiap serinya. Semoga dapat menghibur pembaca.
0oo LovelyDear oo0
Seri 2. Pusaka Golok Iblis dari Tanah Seberang
Siang itu di salah satu selat di tepi pantai laut Po Hai. Seorang nenek yang sedang duduk bertapa di atas sebuah batu karang terjal di pinggir selat tersebut, di kejutkan dengan adanya sesosok tubuh yang terdampar di pinggir pantai tersebut.
Sejenak dia memicingkan matanya, setelah yakin tubuhnyapun segera melesat dan menyambar tubuh tersebut lalu kembali ke tempatnya semula. Semua ini di lakukannya hanya dalam waktu dua hitungan.
Tubuh itu dia letakkan di depannya. Setelah di amati, ternyata sosok itu adalah seorang pria berperawakan asing yang berusia kurang lebih limapuluh tahun. Pakaiannya sudah setengah hancur sedangkan pria itu sendiri tampak pingsan. Segera nenek itu menotok di beberapa bagian tubuhnya. Tak lama kemudian pria itu tersadar dan membuka matanya.
"Di mana aku?" Logat pria itu kedengaran kaku. Melihat di depannya ada seorang nenek, matanya menatap tajam penuh tanda tanya.
Nenek tersebut hanya tersenyum padanya dan jari tangan kirinya menunjuk ke laut.
"Aku menemukanmu di sana"ku lihat tubuhmu lemah, sebaiknya kau makan ini?" Kata nenek itu sambil menyodorkan tiga potong roti yang dia ambil dari buntelannya. Pria itu segera menyambutnya dan tanpa mengucapkan terima kasih langsung saja memasukkannya ke dalam mulut. Tampaknya dia memang sedang kelaparan sekali.
Si nenek membiarkannya sampai selesai makan. Setelah itu diapun bertanya tentang asal-usul orang itu. Namun yang di tanya hanya diam saja tanpa menjawab, melainkan segera duduk bersila sambil mengerahkan tenaga dalam.
Tampaknya seperti sedang memulihkan keadaannya. Sepeminuman teh kemudian dia pun membuka matanya dan memandang si nenek.
"Terima kasih kau sudah menolongku, entah bagimana ku dapat membalas kebaikan anda?" Pria tersebut menjura memberi hormat tapi bahasanya tidak lancar.
Saat itu dari arah barat berkelebat sebuah bayangan dengan ringan sekali. Sebentar saja sudah berada di dekat mereka. Pria itu segera melompat berdiri tanpa menggerakkan kakinya. Tapi melihat nenek di depannya hanya terdiam saja sedangkan bayangan yang datang ternyata adalah seorang gadis yang sangat cantik, pria itu menjadi tenang kembali. Dia pikir mungkin gadis ini ada hubungannya dengan si nenek.
"Hebat, ilmu meringankan tubuh yang bagus"siapakah yang mengajari nona?" Tanya pria tersebut sambil tersenyum.
"Maaf, locianpwe, beliau ini adalah suboku yang ke dua yang mengajarkanku ilmu meringankan tubuh ini" Gadis itu yang bukan lain adalah Hong Er Yong menyahut sambil menunjuk nenek di sampingnya.
"Hahaha"Naga sakti tak nanti menetaskan cacing, maaf mataku buta tidak melihat orang pandai?" Kembali pria tersebut menjura sambil merangkapkan kedua tangannya di depan dada.
"Akhh"antar sesama golongan sendiri buat apa pakai banyak peradaban"silahkan tuan menceritakan kenapa tuan sampai terdampar di pinggir pantai ini, padahal kalau di lihat dari tenaga dalam tuan, saya yakin tuan pasti berilmu sangat tinggi?"" Nenek menjawab sambil juga merangkapkan kedua tangannya di depan dada.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hemm"kalau mau di ceritakan sangat panjang ceritanya, tapi perkenalkan, nama saya Paksi Pamungkas, orang di negeriku Jawadwipa menjulukiku "Batara Angin Pencabut Nyawa"
Sesungguhnya saya bersama salah seorang teman saya sedang dalam perjalanan mengejar seorang murid murtad kerajaan Atas Angin"sayangnya di tengah laut kapal kami terjerat badai sehingga tidak ada yang selamat kecuali saya sendiri." Pria itu terdiam sejenak, kemudian melanjutkan kembali.
"Kami mengejarnya sampai ke tanah Tinggoan ini karena murid murtad tersebut di kabarkan lari kemari. Dia adalah seorang pemuda berdarah Tionggoan. Sedari kecil kami temukan dia terdampar di pinggir pantai dekat kerajaan Atas Angin dan kami mengambilnya sebagai murid, tapi ternyata dia memiliki sifat yang jahat. Setelah besar dia melarikan diri dan melarikan juga Pusaka terlarang yang sudah lama di segel di kerajaan kami"
"Eh, pusaka apakah itu locianpwe?" Er Yong memotong dengan tertarik.
"Itu adalah Pusaka Sepasang Golok iblis yang selama ini tersimpan dalam ruang penyimpanan rahasia di kerajaan kami. Kalau sampai di salah gunakan maka akan merupakan bencana bagi dunia."
"Hem, paman jangan kuatir, aku akan membantu paman mencari murid murtad tersebut itu dan merampas kembali Pusaka Sepasang Golok iblis agar dapat di bawa kembali ke negri paman"subo pasti akan mengijinkan, bukan" Hong Er Yong tiba-tiba berseru dengan penuh semangat.
Nenek itu hanya tersenyum. "Muridku, itu sudah menjadi tugasmu untuk mencegah dunia ini dari bencanayang mungkin bisa terjadi, tapi kau harus waspada dan berhati-hati?"
Melihat ini Pria bernama Paksi Pamungkas itu tersenyum lagi. "Nona, aku orang tua sangat menghargai bantuanmu, tapi bukannya aku meragukan, hanya saja setelah menguasai ilmu sepasang golok iblis tersebut, murid murtad itu sangat berbahaya. aku sendiripun susah menaklukkan kekuatan golok itu, maukah nona melayaniku bermain-main sebentar, hanya untuk menenangkan hatiku saja?"
Er Yong itu memandang subonya yang hanya di balas dengan anggukan kepala saja oleh nenek itu. Maka dengan tenang dia lalu melangkah maju.
"Silahkan paman, aku sudah siap"!"
"Baik, kerahkan seluruh kepandaianmu"Heaaaatttt!" Paksi Sampurna memulaikan serangannya dengan mendorong kedua telapak tangan ke depan sambil mengerahkan enampuluh persen tenaganya. Pukulannya mendatangkan kesiuran angain dingin yang berpusigan amat kuat menggempur ke arah Er Yong, berusaha menggempur kuda-kudanya.
Melihat ini Er Yong tidak mau menunjukkan kelemahannya, segera di kerahkan tenaganya menyambut serangan itu dengan manis sekali. Terjadi adu tenaga yang singkat, namun itu cukup membuat mereka mengerti sampai di mana tingkat tenaga lawan.
Paksi Pamungkas berdecak kagum. Tak di sangkanya semuda ini tapi gadis di depannya itu mampu melawan hampir seimbang dengannya. Maka tanpa ragu lagi dia mengerahkan ilmu olah kanuragannya yang sakti yaitu ilmu "Sepulu Jurus Amukan Batara Angin". Gerakannya aneh dan dahsyat. Mendatangkan angin padat yang berpusingan yang membuatnya sulit di dekati.
Er Hong mengerahkan segenap kemampuan ilmu silatnya, tapi tetap tak mampu mendesak lawan. Setelah limapuluh jurus berlalu, segera dia melompat dan menyambar senjata payungnya yang di tancapkan di tanah.
"Paman aku akan menggunakan senjataku?" Seru gadis itu. Paksi Pamungkas tersenyum dan segera menyambar sepotong kayu terdekat.
"Silahkan?"
Er Yong langsung mengerahkan Hok Mo Cap Sha Kiam Sut dan menyerang dengan hebat.
Pertarunganpun kembali berlanjut, dan ini membuat Er Hong terkejut. Ternyata Pria yang berjuluk Batara Angin Pencabut Nyawa ini memiliki ilmu pedang yang dapat menandingi ilmu pedangnya.
Subonya sendiripun tidak dapat menandinginya lebih dari tigapuluh jurus bila dia menggunakan Hok Mo Cap Sha kiam sut.
"Cukup"!"
Tak lama kemudian Paksi Pamungkas menarik serangannya di ikuti oleh Er Hong.
"Nona kau hebat, tapi maukah kau mempelajari ilmu pedang yang baru ku mainkan ini" jangan kuatir ,kita tidak ada hubungan guru dan murid, anggap saja ini sebagai hadiah dariku karena kalian sudah berbaik hati membantuku., dan juga sebagai tambahan pengetahuan untuk melawan pengkhianat itu jika kau bertemu dengannya, bagaimana?" Pria itu menatap Er Yong dan subonya bergantian.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hong Er Yong, menatap subonya meminta kepastian.
"Anak bodoh, orang mau memberi hadiah kau malah bengong dan tidak berterima kasih, mau tunggu apa lagi?"" Bentak nenek itu. Mendengar itu sserta merta Er Yong bersujut.
"Terima kasih paman, Er Yong akan belajar dengan baik!"
"Bagus, Kau sudah memiliki dasar yang baik, dalam waktu satu bulan saja pasti kau dapat menguasai ilmu Sepuluh Jurus Titisan Dewa Angin dan Ajian Cakra Bayu!"
Demikianlah mulai saat itu selama sebulan, Paksi Pamungkas menyalurkan energi Ajian Cakra Bayu dan melatih juga mewariskan ilmu pedangnya pada Er Yong.
-------------------------Seekor kuda merah di larikan dengan cepat ke arah selatan. Penunggangnya seorang perempuan berpakaian merah muda dan berkerudung merah muda juga. Dari bentuk tubuhnya yang langsing dan menarik, dapat di ketahui kalau dia itu seorang gadis yang masih muda belia.
Gadis itu melarikan kudanya dengan cepat ke selatan, seperti ada yang sedang di burunya.
Rupanya kuda yang dia tunggangi juga adalah kuda pilihan yaitu Ang Hiat Ma (Kuda Darah Merah).
Gadis itu bukan lain adalah Lian Giok Hui, gadis sakti yang menguasai ilmu dari salah satu kitab Wasiat Dewa, Thian Liong Sip Pat Kiam Sut. Setelah melarikan kudanya seharian Giok Hui menambatkan kudanya dan duduk di bawah sebuah pohon yang rindang.
Baru saja dia beristirahat, tiba-tiba telinganya menangkap orang-orang yang sedang bertempur.
Segera dia waspada dan berkelebat ke arah pertarungan tersebut. Tak lama kemudian dia melihat tiga orang yang sedang bertempur dengan sengitnya. Satu lawan dua.
Giok Hui terus memperhatikan. Melihat ciri-ciri orang orang yang sedang bertarung di keroyok itu, kalau tak salah perkiraannya adalah tiidak mirip penduduk pribumi. Maka dia diam saja dan memperhatikan.
"Hahaha"manusia, kalau tidak segera menyerah dan, maka jangan salahkan kami Bu Tek To Kui dan Bu Tek Pian Sian Li yang bertindak kejam?"
Giok Hui tekejut, dia ingat! Menurut gurunya Bu Tek To Kui dan Bu Tek Pian Sian Li saat ini adalah merupakan tokoh-tokoh tingkat atas yang kepandaian mereka masih setingkat di atas 5 Iblis dan 5 Siluman.
Saat dia memperhatikan pertarungan tersebut, dia dapati bahwa pria yang di keroyok itu hampir terdesak. Segera jiwa kependekarannya timbul untuk menolong. Maka sambil mencabut pedang lemasnya, Giok Hui melayang ke tengah-tengan pertempuran dan menyerang Bu Tek Pian Sian Li dengan hebat.
Bantuan ini sungguh tak terduga-duga oleh kedua iblis tanpa tanding tersebut, namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Dengan masuknya Giok Hui yang menyerang ganas sambil mengerahkan Thian Liong Sip Pat Kiam Sut yang dahsyat, keadaan berobah kedua iblis itu akhirnya terdesak.
Perlahan, namun pasti Bu Tek To Kui dan Bu Tek Pian Sian Li mulai tersudut. Mau tidak mau mereka akhirnya memilih untuk angkat kaki dari situ daripada membahayakan nyawa mereka.
"Terima kasih nona, bantuanmu sangat berarti bagi saya?" Orang asing itu bersuara dan menjura dengan membungkukkan badan. Giok Hui tertawa geli, karena suara orang tersebut sangat telo. Dia amati umur orang ada sekitar limapuluhan tahun.
"Akh, paman sebenarnya tidak perlu bantuan saya"Eh paman kau terluka?" Giok Hui segera maju untuk menolong pria yang di lihatnya memuntahkan darah segar itu
"Tidak, kepandaian kedua orang itu sungguh sangat hebat, aku keracunan hebat, untung Ajian Lebur Samudraku sudah ku kuasai sempurna, kalau tidak aku pasti sudah mati dari tadi." Pria itu tersenyum, sementara di sela-sela bibirnya masih mengalir darah kental.
"Tapi buktinya paman masih bisa berdiri, itu membuktikan bahwa racun mereka tidak berarti bagi paman?"
"Akhh, sejak awal aku telah kecolongan. Aku mengira mereka orang baik sehingga tidak berprasangka, tapi mereka membokongku saat aku tidak siap"sekarang nyawaku tidak lebih dari tiga hari lagi, maukah engkau menolongku?"" Pria itu memandang Giok Hui dengan tatapan penuh harap.
"Baiklah paman, apa yang bisa ku lakukan untukmu?"
"Aku akan mewariskan dua ilmu kepadamu, yaitu Ajian Lebur Samudra dan Ajian Gelap Sewu kepadamu, gunakanlah itu untuk mencari murid murtad yang membawa lari pusaka kerajaan Atas Angin yaitu Sepasang Golok iblis. Kemudian carilah sahabatku yang bernama Batara Angin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pencabut Nyawa. Ku tahu dia masih hidup dan ada di daratan tionggoan ini"maukah kau?" Kembali pria itu menatap Giok Hui.
"Baik Paman, aku bersedia?"
Mulai saat itu selama tiga hari Pria itu tidak memberi kesempatan Giok Hui untuk istirahat kecuali makan. Setiap pagi dan malam dia menyalurkan tenaga dalam dari Ajian Lebur Samudra dan Ajian Gelap Sewu pada Giok Hui sehingga dia mendapat kemajuan yang hebat.
Hari ke empat Giok Hui berdiri di depan sebuah kuburan yang baru saja di buatnya. Dia tidak tahu siapa laki-laki yang telah mengajarnya dua ilmu pukulan yang dahsyat itu. Bukannya dia tidak bertanya, tapi dia tidak di beri kesempatan bertanya.
Perlahan kakinya berjalan meninggalkan kuburan itu. Arahnya tak tentu, namun hatinya saat itu sedang senang.
-----------------------------------Hoa san pai adalah partai yang terkenal selama ratusan tahun. Murid-muridnya banyak yang menjadi pendekar-pendekar pembela kejahatan. Banyak ilmu-ilmu warisan Hoa San Pai yang hebat-hebat telah di kuasai oleh banyak anak muridnya yang berbakat.
Hari itu suasana di puncak Hoa San Pai ini tampak lain. Mereka kedatangan banyak tamu.
Kurang lebih 50-an orang. Namun mereka bukan datang untuk berdamai, tpi memaksa Hoa San Pai untuk tunduk dan bergabung dengan Perkumpulan Golok Iblis.
Nama ini nama baru yang baru saja muncul. Dunia kang-ouw sama sekali tidak tahu darimana munculnya perkumpulan ini. Yang jelas, bahwa satu bulan terakhir ini Hoa San Pai adalah yang ke lima di datangi oleh Perkumpulan Golok Iblis dengan ancaman akan di musnahkan jika tidak mau menurut.
Seorang pria tampan berjubah hitam berdiri di atas sebuah puncak menara. Dua golok yang aneh tersampir di punggungnya. Matanya berwarna merah memandang tak berkedip ke bawah.
Tampak pertarungan berdarah sedang terjadi di bawah sana. Di kanan kirinya tampak bayangan dua tokoh sesat yang sangat sakti, yaitu Bu Tek To Kui dan Bu Tek Pian Sian Li.
Dia bukan lain adalah murid murtad dari Kerajaan Atas Angin yang sedang di kejar oleh Batara Angin Pencabut Nyawa dan rekan-rekannya. Pemuda tersebut adalah Pangeran Ragakaca.
Sebenarnya pangeran Ragakaca ini masih berdarah Tionggoan. Baik perawakan maupun penampilannya memang lebih mirip orang pribumi. Saat dia tiba dan mulai merajalela, dia bertemu dengan dua iblis mahasakti yang bersedia mewariskan ilmu-ilmu mereka padanya. Dia kemudian mengganti namanya menjadi Thian Bu Tek.
Ketua Hoa San Pai saat itu adalah Ceng Sin Cinjin. Berusia kurang lebih enampuluh tahun saat dia sedang bersamadilah terjadi serangan ini. Jadi yang menyambut para perusuh ini hanyalah ke dua sutenya yaitu, Ceng Hui Cinjin dan Ceng Tek Cinjin bersama barisan andalan Chit Seng Tin (Barisan Tujuh Bintang) yang terkenal dari Hoa San Pai.
Mayat-mayat bergelimpangan sangat mengerikan. Tampak Ceng Hui Cinjin dan Ceng Tek Cinjin mengamuk di antara para pasukan Golok iblis yang telah membunuhi para anak murid mereka.
Wajah mereka sedih. Tak di sangka akan terjadi malapetaka seperti ini sementara ciangbunjin mereka sedang bersemedi tiga bulan bersama dengan muridnya di tempat rahasia di belakang gunung.
Namun apa mau di kata. Malapetaka datang secara tiba-tiba. Hari itu dunia kang-ouw menerima pengumuman yang di bawa oleh berita angin bahwa Hoa San Pai telah di hancurkan. Dan ini membuat dunia kang-ouw resah.
Satu minggu setelah itu, seorang pemuda tampan berbaju putih dengan rompi kulit harimau putih tampak berkelebat mendaki puncak Gunung Hoa San Pai tersebut. Siapa lagi kalau bukan Sian Lee. Setelah sampai di atas dia segera menuju ke belakang bangunan-bangunan yang sudah porak-poranda itu. Saat itulah dari atas puncak berkelebat dua orang dengan cepat.
Tampak dua orang yang berbeda usia di hadapannya. Yang satu seorang kakek yang sudah tua sekali, sedangkan yang satunya pemuda yang sebaya dengannya
"Siancai"siancai, orang muda siapakah kau dan apa keperluanmu di sini?" Sian Lee mendengar suara kakek itu yang tenang bagai air. Dia kagum, orang tua ini pasti lihai sekali.
"Maafkan tee-cu, apakah siauw-tee berhadapan dengan Locianpwe Ceng Sin Cinjin, ciangbunjin Hoa San Pai yang mulia?"
"Benar anak muda, tapi seperti yang kau saksikan sekarang, Hoa San Pai hanya tinggal nama lagi"." Suara orang tua itu terdengar datar, mengandung nada kecewa yang amat sangat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siauw-tee turut berduka akan peristiwa ini locianpwe, siauw-tee berjanji akan turut membantu menyelidiki siapa dalang semua ini?" Sian Lee berhenti sejenak, setelah menarik nafas panjang, dia melanjutkan: "Kedatangan siauw-tee adalah mendapat bisikan Kakek Tanpa Nama untuk menyerahkan sesuatu pada anda." Tangannya merogoh ke balik baju dan mengeluarkan sejilid kitab yang baru kepada Ceng Sin Cinjin.
"Ini adalah kitab Kim Tiauw Sian Kang (Tenaga Dewa Rajawali Emas) yang baru saja selesai siauw-tee tulis kembali. Menurut Kakek Tanpa Nama, dari antara Sembilan Kitab Wasiat Dewa, ada empat kitab yang kurang beruntung sehingga terjatuh ke tangan golongan sesat, dua di antaranya sudah siauw-tee temukan jejeknya ketika bertarung dengan dua dari Lima Siluman Bumi. Nah kitab ini, mohon di jaga oleh Hoa San Pai dan di wariskan kepada yang berbakat .
"Siancai"Siancai, Sembilan Kitab Wasiat Dewa adalah kitab yang tertinggi di dunia kang-ouw.
Pantas saja siluman-siluman tersebut menjadi sangat lihai. Dan sekarang, hanya dengan melihat saja, sicu sudah dapat menuliskan kembali, akhh orang tua itu sungguh memiliki penerus yang hebat"."
Sian-Lee lalu memohon diri dari Ceng Sin Cinjin dan berkelebat dari tempat tersebut bagaikan asap saja. Hal ini membuat Ciangbunjin Hoa San pai itu menggelang kepala sambil meleletkan lidah saking kagumnya.
"Suhu, dia sangat hebat sekali, apakah aku bisa jadi sama seperti dia?" Suara seorang pemuda memecah kesunyian itu.
"Sayang sekali ilmu gurumu ini belum dapat melampaui kepandaian guru pemuda itu, tapi jika kau sungguh-sungguh belajar, kau akan tetap menjadi pendekar yang pilih tanding, tinggallah kau tiga bulan lagi sambil mempelajari kaukoat dari Kim Tiauw Sian Kang (Tenaga Dewa Rajawali Emas) ini. Dengan tingkat yang kau miliki sekarang, tak sulit bagimu untuk mempelajarinya."
--------------Satu bulan berlalu dengan cepat. Di salah satu puncak di pegunungan Wu Yi San, yaitu Puncak Pelangi tampak sebuah bayangan berlari dengan sangat cepat sekali. Sekajap saja dia sudah berada di puncak tersebut.
Saat dia tiba di puncak, di lihatnya dua orang yang sudah sangat tua sekali sedang duduk saling berhadapan menghadap sebuah papan catur. Melihat ini pemuda itu yang bukan lain adalah Sian Lee segera berlutut.
?"Maaf lojin, teecu terlambat?"
"Hehehe..Sian Lee, kau tidak punya banyak waktu lagi, segera kau jajal kepandaian kakek bangkotan aneh ini."
Sian Lee terkejut, tapi dia tidak berani membantah. Di lihatnya kekek aneh yang mungkin sebaya dengan Si Kakek Tanpa Nama itu memandang kepadanya dengan tatapan mata yang lembut. Dia terkejut, karena tatapan tersebut adalah tatapan orang yang sudah memiliki Iweekang yang maha sempurna seperti gurunya. Sekilas dia segera dapat tahu bahwa dia tak mungkin menang.
"Maafkan tee-cu, locianpwe"kepandaian teecu tidak ada artinya bila di bandi g dengan locianpwe, tapi tee-cu tidak berani membantah perintah lo-jin, biarlah tee-cu yang bodoh mohon pelajaran?"
Selesai berkata demikian, segera Sian Lee mengerahkan tenaganya sepenuhnya dan di lain saat dia telah menyerang kakek tersebut dari delapan penjuru dengan jurus ke delapan dari Pat Sian Giam Lie Ciang (Tarian Maut Delapan Dewa) nya, yaitu Tarian Kemurkaan Delapan Dewa.
Ilmu ini sangat dahsyat sekali, karena merupakan perpaduan tujuh jurus yang di jadikan satu.
Namun anehnya, tidak terjadi kerusakan apapun di sekitar tempat tersebut oleh karena kakek tersebut yang ternyata mengerahkan apa yang di sebut "pembatas" . Pembatas ini menyebabkan mereka seperti sedang bertarung dalam sebuah arena yang tertutup rapat sehingga pengaruh dari pertempuran tersebut hanya berada sebatas lingkaran yang telah di buat itu.
Hanya bahayanya ialah, kalau yang mengerahkan pembatas itu kalah, maka efeknya akan langsung menghancurkan area yang sekitarnya yang seharusnya hancur. Sian Lee kagum sekali akan kehebatan kakek itu, karena hanya orang-orang yang sudah mencapai tingkat tenaga dalam yang amat tinggi seperti kakek ataupun gurunya sajalah yang dapat membuat "pembatas" seperti ini.
Pertarungan tidak terlalu lama karena keadaan Sian Lee kemudian berubah aneh, tadinya dia dalam posisi menyerang tapi sekarang matanya terpejam dan duduk bersila dengan cara yang aneh sekali Sementara dari dalam tubuhnya keluar bayangan semu tiga orang yang bersilat memainkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
empat macam ilmu yang asing. Sementara kakek aneh itupun sudah duduk bersila di hadapannya sambil tangan kanannya menunjuk ke dahi Sian Lee.
Lima jam kemudian, kedua orang itu berhenti. Sian Lee bangun sambil menjura kepada kakek itu. "Terima kasih locianpwe mau memberi petunjuk yang berharga ini pada tee-cu, tapi kalau boleh tahu, apakah nama-nama dari ketiga ilmu tersebut?"
"Anak muda kau berbakat, itu sebabnya aku sangat gembira kau dapat menguasai ketiga ilmu itu dengan baik. Ilmu yang pertama adalan Ajian Tapak Begawan Pamungkas, Ilmu kedua adalah Ajian Cakra Pancasona, ketiga adalah Ilmu Tarian Jari Sembilan Dewa..." kakek itu menarik nafas panjang, kemudian melanjutkan "Sebenarnya itu adalah ilmu terlarang dan rahasia dan kau bukan muridku, tapi dunia membutuhkan tanganmu maka aku mengajarkannya padamu, tapi kau harus ingat jika suatu hari ku dapati kau menggunakan ilmu-ilmu tersebut untuk kejahatan, aku akan datang mencabutnya sendiri"
"Terima kasih locianpwe, namun ku tahu bahwa bukan tiada maksudnya, locianpwe mengajarkan ilmu ini pada teecu"bolehkan aku mengetahui?"
"Hemm"Dunia persilatan sekarang sedang dalam keadaan bahaya. Sepasang Golok Iblis adalah sepasang Golok tumbal penghisap darah yang tak dapat di musnahkan oleh ilmu apapun selain oleh Ajian Tapak Begawan Pamungkas dan Ajian Cakra Pancasona"."
"Heh, apa maksudmu ilmu yang ku ajarkan padanya tidak bisa menandingi Golok tersebut, tapi ku lihat ilmu-ilmu yang kau ajarkan padanya tidaklah di sebelah atas dari jurus Tarian Kemurkaan Delapan Dewa?"" Tiba-tiba Kakek tanpa nama menyelutuk penasaran dengan tatapan miring"
"Hohoho"siapa bilang" Hanya maksudku, walaupun ilmu-ilmu yang lain bisa mengalahkan kekuatan golok tersebut, tapi hanya Ajian Tapak Begawan Pamungkas dan Ajian Cakra Pancasona-lah yang bisa memusnahkan keberadaan kedua senjata tersebut"."
"Anak muda, Ilmu pemegang Sepasang Pusaka itu tidaklah mengatasi tingkat yang kau miliki, tapi saat dia memegang sepasang pusaka tersebut, maka para iblis dalam pusaka itu akan merasuki dirinya dan membuat tenaganya meningkat puluhan kali lipat, berhati-hatilah?"
"Satu lagi, kalau kau bertemu muridku, mengalahlah sedikit padanya"hahaha"
Setelah selesai berkata demikian kedua orang kakek tua itu raib dari situ, meninggalkan Sian Lee yang hanya termenung. Dia sadar bahwa kedua pusaka yang harus dia musnahkan itu memang suatu ancaman yang sangat serius bagi dunia kang-ouw. Tak lama kemudian tubuhnyapun berlalu bagai asap dari tempat itu.
------------- Hari itu Perkumpulan Kay Pang di propinsi See-Ouw tampak sibuk. Para angota perkumpulan sibuk menyambut para undangan yang datang. Rupanya ada peristiwa istimewa yang sedang mereka laksanakan, yaitu hari ulang tahun ketua Kai-pang yang bernama Tung Ci berjuluk Sian Tung Sin Kai (Pengemis Sakti Tongkat Dewa).
Acara itu juga sebenarnya di laksanakan untuk mengumpulkan para tokoh-tokoh utama dunia persilatan untuk merundingkan isu dunia persilatan akhir-akhir ini mengenai munculnya Perkumpulan Golok Iblis yang merajalela.
Hari menjelang siang, di tengah perjamuan yang di hadiri oleh hampir seratus undangan, acara kemudian di buka oleh Ciang Hok Sun. Ciang Hok Sun ini adalah wakil ketua Kaipang. Julukannya adalah Liong Tung Sin Kai. Perawakannya tinggi besar dan berwibawa. Dia terkenal dengan tongkat Naganya yang lihai, dan dia juga sudah menguasai dua belas jurus dari pukulan Hang Liong Sip Pat Ciang yang menggegerkan dunia kangouw ratusan tahun silam.
"Cuwi sekalian, terima kasih atas kesediaan cuwi menyambut baik undangan dari Pang-cu kami, silahkan menikmati hidangan ala kadarnya?" Suaranya lantang dan kuat sehingga di dengar oleh semua orang sehingga mereka kagum akan tenaga orang ini.
Di sebelah atas panggung tampak sebuah meja khusus yang lebih besar di kelilingi oleh 24
tempat duduk. Semuanya penuh dan ternyata mereka adalah orang-orang penting dari berbagai partai besar serta beberapa perkampungan yang ada.
Di sela-sela tertawa dan senda gurau yang terjadi di antara mereka tiba-tiba seorang hwesio bertanya dengan nada serius.
"Hemm"Tung-pangcu,kami tahu bahwa ada hal lain yang cukup serius yang hendak di bicarakan dengan kami, apakah itu?" Dia adalah Hong Sin Hwesio yang merupakan wakil dari ketua Siauw Lim Pai.
Tung Ci memandang semua orang sambil tersenyum: "Cuwi sekalian yang terhormat, tentunya cuwi sekalian tahu berita menggeparkan akhir-akhir ini mengenai kemunculan Perkumpulan Golok
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Iblis yang merajalela" Ini adalah suatu hal yang perlu kita pikirkan bersama"bagaimana menurut cuwi sekalian?" Berkata demikian kakek yang telah berusia kurang lebih enampuluh tahun ini menyapu semua yang hadir di situ dengan wajah tersenyum.
"Benar, sampai saat ini Lima partai sesat dan enam perkumpulan telah bergabung dengan mereka, bahkan ada empat perguruan besar yang telah mereka hancurkan, yaitu: Khong Tong pai, Cing San Pai, Go Bi Pai dan terakhir Hoa San Pai"ini tidak bias di biarkan terus karena kekuatan mereka makin bertambah besar, cepat atau lambat mereka akan menyantroni semua partai yang lain?" Seorang kaket menyambung dengan nada emosi.
"Saya setuju dengan apa yang di katakan Kow Ceng Cinjin dari Kun Lun Pai, saya punya satu usul yang sekiranya bisa kita boleh lakukan bersama-sama?"" Yang bertanya kali ini adalah Kwan Tin Ok, dia adalah wakil ketua dari Cing Ling Pai.
"Hemmm...silahkan saudara Kwan mengemukakan maksud saudara, kami akan mendengarkan?" Kembali Tung Ci berkata sambil tersenyum.
"Agaknya masa damai yang kita nikmati selama ini sudah mulai berakhir sehingga kita harus mulai angkat senjata lagi"Aku mengusulkan agar kita dapat memilih seorang Beng-cu yang akan memimpin pergerakan kita menghadapi para tokoh sesat tersebut, bagaimana?"
Semua orang terdiam. Melihat suasana vakum ini, Ciangbunjin Siaw Lim Pai, Khong Bok Hwesio angkat suara:
"Siancai-siancai, memang sudah waktunya bagi kita untuk memilih seorang Beng-Cu yang baru"tapi kalau kita memilih sekarang tidak adil karena tidak semua yang telah hadir. Dan lagi siapa yang cocok untuk memikul tugas yang berat ini tentunya harus berjiwa ksatria dan pemimpin yang bias di jadikan teladan, juga haruslah memiliki kepandaian yang cukup tinggi".Hemm, baiknya sekarang kita pilih dulu pemimpin sementara yang akan memimpin kita untuk mengadakan persiapan selama tiga bulan ke depan ini, bagaimana?"
"Kalau soal kepandaian, kami tidak meragukan sama sekali akan keberadaan Siauw Lim Pai, Cuma entah Khong Bok Suhu bersedia menerima tugas sementara ini ataukah tidak" Bagaimana menurut pendapat cuwi sekalian?""
"AKUUUURRRR".!"
"Kami setuju"..!"
Semua orang sama tahu akan pamor dari Siauw Lim Pai yang mengatasi semua partai-partai lainnya, sehingga tidak ada yang menolak ketika akhirnya Khong Bok Hwesio di pilih sebagai pemimpin sementara sambil mempersiapkan rapat pertemuan kaum pendekar untuk memilih Beng-cu baru.
"HOHOHOHOHOOOOHHOHOOOO?""Sungguh suatu reuni yang menyenangkan! Tapi mengapa kalian tidak mengundang kami"..."
Tiba-tiba tempat itu di kejutkan oleh suara tertawa yang keras memekakkan telinga. Beberapa orang yang memiliki kepandaian tinggi segera duduk bersila untuk menahan terjangan suara yang amat kuat tersebut, tapi bagi anak-anak murid yang masih rata-rata segera roboh tak sadarkan diri dengan telinga serta hidung mengeluarkan darah.
Melihat keadaan ini, Khong Bok Hwesio segera mengerahkan segenap tenaganyaa dan berseru:"Omitohud, keluarlah?", namun sayang suaranya masih kurang kuat melawan suara tertawa aneh tersebut sehingga akibatnya gentakan tenaganya membalik dan membuatnya luka dalam.
Saat semua orang berseru khawatir terhadap hwesio tersebut, tiba-tiba di tempat itu telah muncul tiga orang yang berdiri tegak di tengah panggung. Mereka bukan lain adalah Thian Bu Tek atau Pangeran RagaKaca di ikuti oleh Bu Tek To Kui dan Bu Tek Pian Sian Li.
Di belakang mereka mengikuti se-pasukan besar kurang lebih lima ratus orang, lengkap dengan semua tokoh-tokohnya yang hebat-hebat.
"Hem, kalian memang memiliki rencara yang bagus, tapi sayang sekali karena tempat ini akan menjadi kuburan kalian"hahahaha!" Suara Thian Bu Tek menggema dengan nada sombong.
Para tokoh-tokoh yang berkumpul terkejut melihat akan hal ini, apalagi melihat momok Bu Tek To Kui dan Bu Tek Pian Sian Li yang menggetarkan dunia itu, segera mereka sadar bahwa tidak ada seorangpun dari antara mereka yang akan mampu menghadapi ke dua datuk sesat tersebut..
Namun Tung Ci si Sian Tung Sin Kai sudah nekat da tidak mau kehiangan wibawa.
Bagaimanapun semua yang hadir di situ adalah para tamunya. Segera memberi kode pada salah satu anak buahnya yang segera melepaskan tanda bunga api ke udara. "Hehehe"kau boleh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
senang, tapi kami masih memiliki hampir seribu orang murid kaipang yang akan segera muncul membantu.
"Bagus kita lihat saja, Bu Tek Pian Sian Li, bungkam pengemis kelaparan bau tanah ini?" Thian Bu Tek memberi perintah.
Belum habis suaranya, Tubuh nenek sakti itu segera melayang ke depan dengan sangat cepat sekali dan sudah menyerang dengan cambuk saktinya yang aneh.
"Barisan Teratai Lima Unsur" Segera Tung Ci berteriak, dan serentak empat orang yang merupakan wakil-wakilnya bergerak dengan cepat mengerahkan jurus-jurus terkuat dari Hang-Liong Sip pat Ciang yang mereka kuasai untuk menahan serangan Bu Tek Pian Sian Li tersebut.
"Wuuuuttt".Tarr"tarrr?" "Ciuuut"syuuuut---syuuuut".Pletarrrr!"
Terjadi bentrokan tenaga dalam yang singkat, namun itu sudah membuat kelima orang itu terpental mundur dengan mulut melelehkan darah segar. Semua orang segera sadar apa yang terjadi. Peta kekuatan terlalu besar, dan banyak yang mulai putus asa.
"Masih tidak mau menyerah, mau tunggu apa lagi?" Kembali terdengar suara dingin dari Thian Bu Tek?"
"Huh, Siapa yang mau menyerah"...Kau gembira kepagian manusia pengkhianat!" Suatu suara yang merdu di ikuti sesosok tubuh yang amat cantik bagaikan bidadari yang turun dari kayangan ang entah lewat mana, telah berdiri di tempat itu.
Gadis itu memiliki tubuh yang langsing dan wajah yang ayu. Dia bukan lain adalah Lian Gion Hui. Kali ini dia tidak memakai kerudung sehingga terlihatlah wajahnya yang amat cantik menawan itu, sedang tersenyum simpul.
Melihat Gadis ini, Thian Bu Tek terbelalak, sedangkan kedua iblis Bu Tek To Kui dan Bu Tek Pian Sian Li tertawa girang.
"Gadis liar, akhirnya kau muncul juga di sini, hah"apakah orang yang kau tolong tempo hari itu sudah menjadi mayat?"pasti"pasti"karena tidak ada orang yang dapat bertahan lebih dari satu hari bila terkena racun kami yang mematikan?" Bu Tek Pian Sian Li bertanya dengan lagak sombong.
"Hehehe, Bu Tek Pian Sian Li kau mundurlah dulu, biar aku menangkap gadis ini untuk ketua?"
Bu Tek To Kui memotong pembicaraan mereka.
Giok Hui jadi marah mendengar ini, tanpa banyak bicara segera di loloskannya pedang lemasnya dan menyerang Bu Tek To Kui dengan dahsyat. Kepandaian Giok Hui sudah maju pesat di banding tiga bulan yang lalu. Serangan-serangnnya yang dahsyat dan mematikan sangat merepotkan Bu Tek To Kui sehingga mau-tak-mau dia harus mengeluarkan goloknya dan melayani gadis itu.
Semua orang terkagum-kagum dan heran melihat gadis itu yang dapat menempur Bu Tek To Kui sama kuat tersebut. Diam-diam muncul setitik harapan di antara mereka untuk lolos. Tapi mereka melihat bahwa di sana masih ada Bu Tek Pian Sian Li dan pemuda yang di sebut ketua itu sertapara pengikutnya yang belum turun.
"Hihihihi Setan Golok, sisakan lawan ini untukku saja, biar aku menjajalnya?"
"Tunggu dulu, masih ada aku yang akan melayanimu, nenek jahat!..." Tiba-tiba di tempat itu juga telah berdiri sorang gadis lain yang tak kalah cantiknya dari gadis yang sedang menempur Bu Tek To Kui tersebut.
Gadis ini memegang sebuah payung hitam pendek di tangannya, dan memandang Bu Tek Pian Sian Li sambil tersenyum.
"Ayolah nenek peot, aku akan melayanimu bermain sebentar sebelum aku menghukum pengkhianat dan pencuri pusaka itu"!" Sambil berkata demikian, tangan kirinya menunjuk ke arah Thian Bu Tek.
"Anak bau kencur kurang ajar, kau akan merasakan penderitaan yang tak akan habisnya"hiiaaaaatt!?"Ctarrrrr"tarrrr"." Nenek itu berkelebat menyerang ke dua puluh tiga jalan darah di tubuh gadis itu yang bukan lain adalah Er Yong.
Dahsyat sekali serangan tersebut. Namun Er Yong tidak gugup. Cepat dia lalu membentangkan payung kecilnya memutari tubuhnya. Dalam satu gerakan saja, semua totokan itu di patahkan dengan mudah, dan di lain saat dia telah memainkan Hok Mo Cap Sha kiam sut dengan payungnya.
Pertempuran berlangsung seru antara keempat orang tersebut. Tanpa terasa seratus jurus berlalu. Baik Bu Tek To Kui maupun Bu Tek Pian Sian Li tak menyangka sama sekali jika kedua lawan mereka yang masih muda ini sanggup menandingi mereka. Walaupun sudah mengerahkan jurus-jurus tingkat tinggi mereka, namun tetap saja tidak bisa membuat perubahan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Saat-saat menentukan Bu Tek To Kui mengerahkan ilmu Golok puncaknya yang sakti, tiba-tiba Lian Giok Hui bergerak dengan cara aneh. Tangan kirinya tiba-tiba menancarkan sinar biru terang, dan menghantam ke arah datuk itu yang tidak sempat menangkis dan langsung terpental ke belakang.
Di saat yang sama suara berpusingan bagai guntur Menggelegar di sertai terpaan angin aneh terdengar datang dari arah pertempuran Er Yong dan Bu Tek Pian Sian Li. Nenek sesat inipun sudah sangat terdesak hebat sekali.
"Ajian Lebur Samudra":" "Jurus Titisan Dewa Angin"!" Terdengar suara Thian Bu Tek yang terkejut sekaligus gentar. Segera dia mencabut sepasang golok Iblis di punggungnya dan melompat ke tengah-tengah pertarungan sambil berseru:
"Minggir kalian, biar Golok Iblis yang menghadapi mereka"
Kedua datuk sesat itu sudah pernah merasakan kehebatan Sepasang Golok Iblis segera merangkak menjauhi pertempuran tersebut. Tampak wajah Thian Bu Tek berubah menjadi hitam semua dengan mata merah dan dengan gencar menyerang ke arah ke dua gadis tersebut.
"Bagus, ternyata kaulah pencuri dan pengkhianat itu"Hari ini kau akan menerima balasanmu".
"Heh"heh"heh"Golok ini sudah di keluarkan, artinya hanya bisa di sarungkan oleh tumbal darah kalian"Heaaaattt?" Segera Thian Bu Tek berseru nyaring dan goloknya berkelebat cepat mengarah pada kedua gadis tersebut. Dalam waktu singkat saja mereka bertiga sudah terlibat pertempuran yang dahsyat dan aneh.
Golok itu berputar-putar mengelilingi pemuda tersebut. Sedangkan sinar pedang dan payung serta pukulan-pukulan ke dua gadis tersebutmenggempur hebat dari jarak yang agak sedikit jauh.
Dalam waktu singkat saja limapuluh jurus telah mereka lewati. Dan sebentar saja telah memasuki tahap puncak. Er Yong segera memindahkan pedang ke tangan kiri sambil mamainkan jurus Titisan Dewa Angin sementara tangan kirinya penuh dengan pengerahan Ajian Cakra Bayu yang dahsyatnya bukan kepalang.
Sementara itu Giok Hui menyalurkan kekuatan Ajian Gelap Sewu di ujung pedangnya dan tangan kiri tetap mengerahkan kekuatan tertinggi dari Ajian Lebur Samudra.
Tanpa di beri aba-aba, kedua gadis itu seperti sehati saja, menyerang dari kedua sisi kanan dan kiri yang segera di sambut oleh sepasang Golok Iblis yang mengaum-ngaum dahsyat.
"Ziiing"..Ciiiit"..BLARRR?".BLAARRRR!" Pancaran sinar yang memekakkan telinga dan menyilaukan mata terjadi saat kekuatan-kekuatan tersebut beradu. Tampak dua sosok tubuh terlempar sambil memuntahkan darah segar. Dua gadis itu terluka parah. Sementara tubuh Thian Bu Tek juga tertanam dalam tanah sampai di lutut.
"Hehehe"masihkah kalian hendak melawan?"" Suara Thian Bu Tek terdengar sambil mengejak.
"Huh, Golok Iblis yang jahat, sudah waktunya untuk di musnahkan"." Tiba-tiba terdengan suara yang lembut. Sesosok bayangan telah berdiri di hadapan Thian Bu Tek.
"Siapa kau?" Tanyanya dengan marah.
"Aku, Aku datang untuk memusnahkan Golok Iblis, akhh"sayang aku sedikit terlambat."
Pemuda yang bukan lain adalahh Sian Lee itu menjawab dengan suara menyesal sambil memandang ke arah dua gadis tersebut yang memandang kepadanya dengan girang.
"Lee-Koko!!!" Serempak mereka berseru hampir bersamaan. Sian Lee membalas menatap mereka berdua dengan tersenyum.
"Masih bisakah kalian bertahan sebentar?"
Kedua gadis itu mengangguk perlahan.
Sian lee segera memandang lagi Thian Bu Tek didepannya itu dan berkata dengan suara lembut:
"Sadarlah, dan berikan senjata itu untuk di musnahkan. Pusaka itu akan berbahaya bagimu karena kau bukanlah pewaris sahnya. Jika kau tetap melanjutkan menggunakannya, kau akan hancur sendiri"
"Huh, siapa kau yang berani memerintahku"makan ini"!" Tiba-tiba tangan Thian Bu Tek bergerak cepat melemparkan kedua senjata tersebut ke arah dada dan perut Sian Lee"
"AWAAAssss?" Terdengar teriakan dari Er Yong yang khawatir, yang diikuti seruan tertahan dari Giok Hui serta para tokoh-tokoh yang hadir.
Jarak yang begitu dekat itu sangat susah untuk menghindar sehingga tidak sampai satu detik kedua ujung Golok itu telah menancap di dada dan perutnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Semua orang menahan nafas sambil menunggu. Namun aneh, tidak ada jeritan kesakitan dari mulun Sian Lee. Ketika semua orang memandang lebih teliti. Mereka di kejutkan oleh suatu keaneha.
Betapa tidak" Kedua Golok itu menembus sampai ke belakang tubuh si pemuda tapi tidak membunuhnya. Justru saat itulah keluar asap hitam berbau amis yang sangat banyak dari tubuh pemuda tersebut tepat di tempat tembusnya kedua golok iblis itu.
Sesosok bayangan melesat memasuki arena dan langsung menyambar sepasang Golok yang keluar dari tubuh Sian Lee sebelum ada seorangpun mencegahnya.
Semua orang terkejut dan memandang penuh selidik. Mereka melihat seorang pria asing yang bertopi aneh telah berdiri di tengah-tengah panggung.
Pria itu mengangkat kedua tangannya dan membenturkan kedua pusaka tersebut. Terdengar seruan nyaring dan kedua pusaka itu yang telah berwarna putih, lenyap dari kedua tangannya.
Saat asap hitam yang keluar dari tubuh Sian Lee lenyap, lukanya kembali seperti sedia kala,hanya tubuhnya saja yang berkeringat. Pria itu membalikkan tubuh dan menghadap Sian Lee.
?"Orang muda aku adalah Paksi Pamungkas, julukanku Batara Angin Pencabut Nyawa, Aku mengejar murid murtad ini yang mencuri pusaka kami, dan berkat pertolonganmu ke dua golok ini bahkan sudah di bersihkan unsur jahatnya oleh darah gaib."
"Darah Gaib" Aku tak mengerti paman!" Tanya Sian Lee heran.
"Itulah yang mengherankanku, Ilmu darah Gaib adalah ilmu terlarang yang hanya di warisi oleh para leluhur Kerajaan Atas Angin, hem"apakah kau menguasai dua ilmu yang di sebut Ajian Tapak Begawan Pamungkas dan Ajian Cakra Pancasona?" Kembali Paksi pamungkas bertanya.
"Benar paman, aku menguasai ke dua ilmu itu?"
"Pantas".pantas"ketahuilah anak muda, perpaduan kedua ilmu itu, bila sudah mencapai tingkat yang paling tinggi akan membuat pemiliknya memiliki Ilmu Darah gaib yang tanpa tanding. Banyak sekali kegunaan ilmu itu, kau harus hati-hari karena ilmu itu sangat dahsyat sekali" Sesudah itu pria tersebut berpaling mendekati Er Yong.
"Suhu"aku tidak bisa bergerak, racun golok itu sangat hebat." Er Yong berkata pada pria itu.
"Jangan khawatir, hanya pemuda itu yang bisa menyembuhkanmu, tapi?" Mendadak dia terdiam.
"Tapi apa guru?" Er Yong balas menatap gurunya yang justru menatap ke arah Giok Hui yang saat itu juga memandang pada mereka dan mendengar kata-katanya.
"Tampaknya hatimu harus sedia berbagi, karena gadis itu juga terluka sepertimu?"
Kedua gadis itu saling menatap lama, kemudian keduanya saling menganggukkan kepala sambil tertunduk.
Sementara itu Sian Lee tidak mendengar percakapan ketiga orang itu karena dia telah menghadap ke arah Thian Bu Tek, sementara ke dua datuk sesan Bu Tek To Kui dan Bu Tek Pian Sian Li sudah tidak nampak lagi di situ.
"Huh, kau mau bunuh, bunuhlah"kau kira aku takut mati. Kau tidak lebih hanyalah seorang pengecut yang berlagak di hadapan lawan yang sudah tidak berdaya." Seru Thian Bu Tek pada Sian Lee."Huh, manusia sepertimu layak mampus, tapi aku merasa kasihan jika kau harus mati menggenaskan. Biarlah paman ini membawamu pulang, tapi semua ilmumu harus lebih dahulu di hilangkan." Tak seorangpun melihat bayangannya bergerak, tiba-tiba Thian Bu Tek menjerit dan terlempar. Dia coba bangkit sambil mengerahkan tenaga, tapi semua tenaganya telah musnah.
Sian Lee kemudian membalikkan badan dan berkelebat lenyap dari tempat itu sambil membawa Er Yong dan Giok Hui.
"Paman silahkan bawa, pengkhianat itu?"
TAMAT Kitab Pusaka 17 Istana Yang Suram Karya S H Mintardja Kemelut Blambangan 12
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama