Ceritasilat Novel Online

Pusaka Tongkat Sakti 4

Pusaka Tongkat Sakti Karya Tjoe Beng Siang Bagian 4


upacara sembahyang itu bersamaan mereka mengadakan
rapat rahasia pula untuk berunding dan merencakan betapa tindakkan yang mereka harus lakukan sehubungan dengan peristiwa tertangkapnya Tan Kimpo, ketua Tiong gi pay, yang sebagaimana sudah diceritakan dibagian depan, bahwa pemimpin kesatuan rakyat yang gagah perkasa itu menurut pengumuman yang disiarkan dari gubernuran akan dihukum gantung di muka pintu gerbang dari tembok benteng
gubernuran pada sore nanti!
Sebagai para pendeta yang berjiwa patriot dan berhati satria, yang mempunyai rasa cinta terhadap bangsa dan negara, dan merupakan badan rahasia yang mendukung
perjuangan Tiong gi pay, tentu saja para hwesio penghuni Lianhoksi yang sebenarnya merupakan pendekar-pendekar dari siauwlimpay ini tak dapat tinggal diam menghadapi peristiwa serius dalam masa perjuangan itu! Betapapun juga, mereka harus berusaha membantu perjuangan Tiong gi pay.
Mereka bertekad akan merebut kembali Tan Kimpo dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tangan penjajah laknat, meskipun dalam keadaan
bagaimanapun, baik pemimpin rakyat itu masih hidup, maupun sudah menjadi mayat! Hanya saja rapat rahasia itu dilakukan secara tertib dan rapi, bahkan diutarakan To Gun Hosiang dengan kata kata sandi dan dinyatakannya melalui irama liankeng sehingga tak mungkin ada orang luar yang mengertinya, kecuali para hwesio itu sendiri. Itulah sebabnya, terdengar dari luar kuil oleh Han Hayhauw tadi, hanya suara liamkeng yang nyaring yang "baca" kan oleh To Gun Hosiang!
Sementara itu, jauh dibawah lembah, dibelakang kuil Lianhoksi, Han Hayhauw sudah terbangun dari tidurnya yang entah berapa lamanya itu. Tahu-tahu pakaian yang dicucinya sudah kering, tanda bahwa ia tidur disitu cukup lama. Dengan ingatan bahwa para hwesio di Lianhoksi kini mungkin sudah selesai sembahyang, maka ia lalu membereskan baju jemuran dan dibuntalnya kembali, kemudian meninggalkan lembah tempat mandi itu dan berjalan mendaki menuju kuil tersebut.
Ketika ia memasuki pintu dapur kuil itu, keadaan masih sepi, tak seorangpun hwesio yang kelihatan olehnya hingga timbullah anggapannya bahwa mereka itu masih sedang bersembahyang. Ia lalu duduk dibangku yang diduduki tadi dengan gerakan perlahan karena ia kuatir akan membuat berisik yang dapat mengganggu para hwesio didalam kuil.
Akan tetapi tiba-tiba ia mendengar dari dalam kuil suara yang memanggilnya.
"Han Hayhauw hiante, masuklah! Kami sudah lama menantimu."
Hayhauw mengenal bahwa orang yang memanggilnya itu
alalah To Bi Hosiang. Ia merasa heraa akan ketajaman pendengaran hwesio itu, yang dapat mengetahui bahwa ia telah datang, padahal ia sudah melakukan gerakan perlahan dan hati-hati. Ketika ia bangkit dari tempat duduknya, pintu kuil dari arah dapur itu terbuka dan ternyata yang
membukakannya adalah To Bi Hosiang sendiri, yang lalu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengajaknya memasuki kuil dan terus menuju keruangan sembahyang.
Diruangan itu, Hayhauw melihat para hwesio berdiri
menyambutnya. Seorang diantaranya yang paling tua berdiri paling depan, sinar matanya amat tajam ditatapkan
terhadapnya. Hayhauw maklum bahwa hwesio yang paling tua ini adalah sesepuh kuil, maka lantas ia memberi hormat sambil berkata.
"Losuhu, maafkanlah atas kedatangan siauwte ini kalau-kalau mengganggu."
To Gun Hosiang merasa tertarik hatinya melihat anak muda yang tampaa dan gagah serta bersikap sopan halus tutur sapanya ini. "Anak muda yang gagah, kaukah yang mengembalikan pedang Im-yang-kiam kepada kami
sebagaimana yang dituturkan oleh To Bi Hosiang tadi?"
-o0odwookzo0o- Jilid VI "Benar, losuhu. Dan hal ini terjadi secara kebetulan saja.
Sedangkan tadinya, sebelum siauwte bertemu dengan To Bi suhu sama sekali tak tahu bahwa pedang tersebut adalah senjata pusaka dari Siauwlimpay yang besar, maka harap maafkan siauwte kalau dengan tak sengaja siauwte pernah menganggap barang pusaka itu secara tidak sepatutnya."
To Gun Hosiang tersenyum, hatinya makin tertarik. Dan memanglah Hayhauw pernah mendapat didikan dari gurunya dalam tatacara pergaulan sehingga dengan cepat ia dapat menyesuaikan diri dengan segala keadaan. Terhadap orang-orang tak karuan, apalagi yang memihak lawan, tak perlu berlaku sopan dan merendah. Sebaliknya terhadap orang-orang yang dapat dijadikan kawan, jangan berlaku kurang ajar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan jangan memperlihatkan sifat tinggi hati. Hingga Hayhauw kini dipat mengikuti seluk-beluk dan suasana perjuangan.
"Anakmuda marilah bercakap-cakap sambil duduk", ujar To Gun Hosiaug sambil tetap bersenyum ramah. Setelah
Hayhauw duduk berhadapan dengan pendeta ketua itu,
sementara ia menyuruh To Ci Hosiang pergi kedapur
menyediakan hidangan, To Lek Hosiang disuruhnya menyapu diluar kuil dan Ketiga hwesio lainnya lagi disuruhnya mengerjakan kewajiban mereka, hingga selanjutnya diruangan itu hanya ketua kuil dan Hayhauw berdua saja duduk saling berhadapan, Hayhauw sama sekali tidak tahu bahwa
sebenarnya hwesio ini hendak mengadakan pembicaraan dengannya secara dibawah empat mata biarpun pada lahirnya para hwesio yang lima orang itu disuruhnya mengerjakan kewajiban mereka, padahal sebenarnya sambil bekerja mereka mempunyai tugas untuk menjaga diluar kuil.
"Anak muda, pertama aku situa bangka ini mengucapkan selamat bertemu dengan kau seorang murid tunggal dari kawanku Tiong Sin Tojin yang pada beberapa hari yang lalu pernah mampir kemari", demikian hwesio ini mulai pembicaraannya. "Aku sangat gembira mendengar kawanku telah mempunyai murid, dan kegembiraan hatiku lebih-lebih lagi setelah kini aku bertemu denganmu yang telah
memberikan bantuan amat besar bagi kami, telah
menjatuhkan yang setimpal terhadap sisesat To Tek Hosiang sehingga pedang Imyangkiam pindah ketanganmu dan yang kini telah berada ditanganku. Sebagaimana kau tentu sudah mendapat keterangan dari To Bi Hosiang, bahwa pedang Imyangkiam merupakan salah satu barang pusaka dari
Siauwlimpay yang telah dibawa minggat oleh seorang anggota partai kami, sehingga entah sudah berapa kotornya keadaan pedang itu selama dibawa dan dipergunakan dalam
kesesatannya. Siauwlimpay telah mengirim beberapa orang untuk melakukan penangkapan dan mengambil pedang itu dari manusia sesat itu, tiga orang diantaranya ialah yang telah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berjumpa diperjalanan denganmu. Sekarang sisesat itu sudah tewas sesuai dengan hukuman karmanya, dan Imyangkiam sudah dapat diamankan, semua ini berkat jasamu yang sangat besar bagi kami sehingga hanya aku tak cukup untuk
membalasnya dengan hanya ucapan terimakasih belaka."
"Losuhu . . ." tukas Hayhauw, "Sudahlah, soal apa yang losuhu katakan jasa itu janganlah ditarik panjang. Hal ini tak lebih hanya siauwte melakukan apa yang dipesankan oleh Tiong Sin suhu bahwa siauwte harus bertindak terhadap sijahat dan membela silemah yang terlindas. Sekarang siauwte mohon petunjuk bagaimana siauwte harus bertindak dalam melakukan darmabakti pada jaman perjuangan ini, oleh karena sebenarnya yang menyebabkan siauwte bisa sampai disini adalah hendak mencari Ceng Kunhi yang siauwte dengar telah menjabat pangkat tinggi dalam Pasukan Garuda."
Hayhauw lalu menuturkan riwayat hidupnya dengan singkat dan diceritakan pula bahwa ia tadi sudah pergi kekota Thaygoan mencari Ceng Kunhi yang tak dapat
diketemukannya. "Pantas, pantas! Tadi mereka datang kemari dan menggeledah kuil ini", ujar hwesio itu setelah mendengar pengakuan sianak muda yang terakhir itu. "Katanya mereka hendak mencari seorang pemuda buronan yang telah
mengacau dikota dan mereka sangka bersembunyi disini.
Kiranya yang mereka cari itu justru engkau adanya . . ."
"Mereka . . . " Mereka siapakah yang losuhu maksudkan dan sampai mengejar kemari . . . ?" anak muda itu menegur karena sesungguhnya seperti sudah diceritakan, ia sendiri tidak tahu apa yang telah terjadi dikuil ini selama ia tidur dilembah tadi.
"Mereka itu Ceng Kunhi dan Kulangcha bersama beberapa orang serdadu anak buah mereka".
"Keparat! Kemana mereka sekarang . . . ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sabar anak muda" kata To Gun Hosiang ketika melihat betapa anak muda itu beranjak dari tempat duduknya dan pada wajahnya yang tampan itu membayangkan kemarahan hatinya. "Kau duduklah kembali dan jangan terlalu menurutkan dorongan hati yang dikuasai dendam kesumat."
Mendengar cegahan yang penuh wibawa ini sadarlah
Hayhauw bahwa ia telah berlaku tidak semestinya. Ia duduk kembali seperti tadi dan mendengarkan dengan peauh
perhatian ketika hwesio tua itu berkata pula lebih lanjut.
"Aku mengerti bahwa dendam kesumat dihatimu terhadap Ceng Kunhi sangat besar, akan tetapi pelampiasan dendam pribadi itu hendaknya jangan dilakukan secara sembrono dengan hanya mengandalkan kepandaian yang kau miliki.
Seperti kau tadi telah membuat kekacauan dikota Thaygoan sehingga telah bentrok dengan perwira-pewira dari Pasukan Garuda, sedangkan tujuanmu semata-mata hanya hendak mencari Ceng Kunhi untuk menyelesaikan dendam pribadi, tindakanmu itu terus terang tak dapat kubenarkan. Oleh karena, sesungguhnya dalam Pasukan-Garuda selain Ceng Kunhi dan Kulangcha, masih terdapat dua tokoh iblis persilatan yang berkepandaian amat tinggi. Mereka kakak beradik dan masing-masing bernama Angbin Lomo dan
Ouwbin Sinkay (si iblis tua bermuka merah, dan si pengemis sakti bermuka hitam). Dari cabang persilatan mana kedua tokoh itu aku tidak tahu, hanya yang terang keduanya berkepandaian amat tinggi dan menghambakan hidup mereka kepihak kaum penjajah. Kalau tidak terlalu perlu jarang sekali mereka keluar dan hanya berdiam saja digedung gubernuran karena, sesungguhnya kedua iblis itu merupakan pelindung pribadi dari Lo Binkong cangtok dan sekaligus merupakan dua tenaga yang paling diandalkan bagi Pasukan Garuda. Tadi, mujur sekali kau tidak sampai bentrok dengan kedua iblis itu, dan kalau sampai mereka turun tangan, walaupun
kepandaianmu warisan dari Tiong Sin Bengyu (kawan) cukup tinggi, kurasa sukar sekali kau akan dapat meloloskan diri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Itulah sebabnya maka berani kukatakan bahwa tindakanmu tadi tak dapat kubenarkan. Bukanlah kau akan jadi kecewa dan merasa diri konyol kalau dari kesembronoanmu sampai menjumpai peristiwa yang diluar dugaanmu itu?"
"Benar, losuhu. Siauwte mengharapkan petunjuk
selanjutnya", kata Hayhauw sambil tunduk oleh karena hatinya benar-benar sangat menyesal setelah menginsyafi kesembronoannya tadi. Kata-kata hwesio itu seakan-akan membuka matanya, sehingga maklumlah kini bahwa di dunia ini banyak sekali orang-orang yang berkepandaian tinggi, maka diam-diam hatinya berjanji bahwa ia takkan membuat kesembronoan untuk kedua kalinya.
To Gun Hosiang mengangguk-angguk. "Tempo hari, ketika suhumu mampir kemari pernah menceritakan bahwa kau akan datang dikota Thaygoan disebabkan musuh besarmu yang selama ini kau cari itu berada dikota tersebut. Dugaan suhumu itu sungguh tepat, buktinya kau kini muncul dan disebabkan gara-gara Imyangkiam, maka kita saling bertemu dan
berkenalan. Juga suhumu meninggalkan pesan untuk
kusampaikan kepadamu jika bertemu, kau jangan sekali-kali bersepak terjang hanya menurutkan nafsu, dorongan hati yang dikuasai dendam dan rasa sentimen, sungguhpun hal ini menjadi tujuaamu yang utama. Dalam detik-detik perjuangan ini, dimana-mana rakyat jelata gagah perkasa bangkit dan berjuang untuk menumbangkan dan mengusir kaum penjajah yang sudah delapan puluh sembilan tahun bercokol ditanah air kita, selama mana tidak sedikit kekayaan negara kita dikuras habis-habisan dan bangsa kita ditindas dengan seribu satu macam aturan yang serba biadap sehingga tanah air yang kita cintai ini menjadi rusak dan miskin serta kehidupan rakyat jelata tak beda seperti mempunyai azas untuk menjebol dan membangun, menjebol dan meruntuhkan kerajaan penjajah asing dan membangun atau membina kerajaan baru yang dirajai oleh bangsa kita sendiri yang pandai mengatur ketatanegaraan, yang dapat memperhatikan nasib rakyat,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
supaya tidak ada lagi penindasan dan penghinaan,
penghisapan manusia atas manusia. Tidak seperti jaman penjajah ini, rakyat hidup dalam lumpur kesengsaraan dan kelaparan, menjadi budak kaum penjajah. Yah, hanya kaum pengkhianat sajalah dalam jaman penjajah ini dapat hidup mewah, karena mereka justru mengekor kaum penjajah, menjadi antek penjajah, sudah seharusnya mereka sekalian dibakar habis oleh api perjuangan".
To Gun Hosiang menunda pembicaraannya sebentar dan
tentu saja ucapan yang panjang lebar itu sangat
membingungkan Hayhauw yang mendengarkannya. Tetapi
anak muda ini hanya diam saja dan sambil diam sedapat mungkin ia mempelajari ucapan hwesio tua itu yang sedikitnya membakar semangat pula.
"Perjuangan kita ini maha besar, yang akan mengubah keadaan negara dan nasib rakyat jelata", demikian hwesio tua ini berkata "Konon kabarnya, Coe Goan Ciang, itu pelopor dan pemimpin perjuangan kini sedang berusaha menduduki
kotaraja, dan seirama dengan itu kitapun harus berusaha pula merebut kota Thaygoan dari kekuasaan penjajah, lebih cepat lebih baik! Akan tetapi . . ." tiba-tiba hwesio itu membisu dan membungkuk seakan-akan ada sesuatu yang mempengaruhi hatinya.
"Mengapa . . . losuhu?" tanya Hayhauw tak mengerti.
Hwesio itu mengangkat kepalanya dan memandang kepada Hayhauw lalu berkata pula setelah menghela nafas amat dalam.
"Baru kuingat kini, bahwa Tiong-gi-pay, kesatuan rakyat pejuang yang satu-satunya terdapat disini dan yang dapat diharapkan dapat merebut kota Thaygoan, semalam telah mengalami peristiwa hebat yang sedikitnya tentu
mendatangkan penghambatan bagi perjuangan kita . . ."
"Mengapa, losuhu . . . ?" kembali Hayhauw bertanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tan Kimpo, pemimpin Tiong-gi-pay telah diculik pada waktu semalam, disebabkan dia sedang sakit maka dia tak berdaya ketika disergap dan kini telah ditawan oleh Pasukan Garuda. Pengumuman dari gubernuran yang kudengar tadi bahwa Tan Kimpo akan dijatuhi hukuman gantung dimuka pintu gerbang gubernuran nanti sore. Tadi sebelum kau datang kemari kami sudah berunding bahwa tindakan yang paling penting kita lakukan ialah kita harus menolong Tan Kimpo atau mengambil mayatnya dari tiang penggantungan.
Hanya saja, entah bagaimana pelaksanaannya, kami belum mengadakan hubungan dengan para anggota Tiong-gi-pay . .
." Tergeraklah hati Hayhauw sehingga ia cepat mengajukan pertanyaan. "Losuhu, bolehkah siauwte membantunya dalam hal ini?"
"Bukan saja boleh, bahkan sebagai murid dari Tiong Sin Tojin kau sewajibnya membantu dalam hal ini. Dan untuk setujuan, sebaiknya kita mesti mengadakan hubungan dahulu dengan kawan-kawan dikesatuan Tiong-gi pay."
"Dimanakah mereka berada" Losuhu, siauwte bersedia menghubungi mereka atas nama losuhu", ujar anak muda itu penuh semangat.
Berserilah wajah hwesio ini setelah mendengar pernyataan anak muda itu. "Bagus! Justru inilah yang sangat kuharapkan.
Oleh karena dengan demikian justru kau jadi menjatuhkan diri dengan mereka, kau dapat berjuang bersama-sama dengan kesatuan Tiong-gi-pay sebagaimana suhumu pesankan.
Dengan menggubungi bersama mereka, kau menjadi pejuang yang berkesatuan dan aku yakin bahwa kau akan dapat melaksanakan maksud dan tujuan perjuangan dibawah
naungan Tiong-gi-pay yang kami dukung sepenuhnya, baik pikiran, harta, tenaga dan jiwa. Kebetulan Ceng Kunhi musuh besarmu itu merupakan salah seorang yang menjadi musuh bagi Tiong-gi-pay, maka disamping berjuang atas nama TiongTiraikasih Website http://kangzusi.com/
gi-pay yang bertujuan membela nusa dan bangsa, sekaligus kau dapat berhadapan langsung dengan Ceng Kunhi, terhadap siapa kau bisa melampiaskan rasa sakit hatimu!"
"Bagus! Siauwte terima saran losuhu. Tunjukkanlah tempat kesatuan tersebut, supaya siauwte dapat pergi kesana sekarang juga!"
"Baiklah! Tetapi sebelum kau berangkat mari kita duduk-duduk didapur", hwesio itu bangkit dan lalu mengajak Hayhauw keruangan dapur dimana ternyata hidangan yang masih mengepul-ngepul asapnya sudah disediakan diatas sebuah meja bundar yang telah dipersiapkan oleh To Ci Hosiang sijuru masak.
"Cite, sudah siapkah hidangan untuk menjamu tamu kita ini?" tanya ketua kuil Lianhoksi itu kepada sijuru masak yang ketika itu sedang menaruhkan tujuh buah bangku diseputar meja bundar itu.
Sebagai jawaban hwesio tukang masak itu hanya
mengangguk penuh hormat sehingga To Gun Hosiang lalu berkata kepada Hayhauw.
"Nah, anak muda, mari kita makan bersama. Kuharap kau jangan banyak sungkan. Hanya saja sayang sekali hidangan yang ada pada kami tidak terdapat daging dan ikan, begitu juga kami tidak sediakan arak, sehingga untuk minumnya hanya air teh melulu untuk makan santapan yang sederhana ini?"
Han Hayhauw maklum bahwa para hwesio umumnya tidak
makan barang berjiwa dan tidak suka minum arak, maka ia menjawab tanpa sungkan.
"Kenikmatan bersantap bukan disebabkan lezatnya masakan daging dan ikan, melainkan hanya disebabkan perut lapar dan justru perutku kini sudah keruyukan.!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
To Gun Hosiang ketawa dan begitulah, sesaat kemudian, setelah para hwesio lainnya yang melakukan tugas diluar kuil tadi berdatangan, maka Hayhauw lalu duduk bersama mereka dan mulai menyantap.
Betapapun juga Hayhauw merasa asing duduk bersama
para hwesio, sehingga ia tidak berani sembarang makan dan minum sebelum para hwesio yang rata-rata lebih tua itu mendahuluinya. Ternyata Hayhauw mengenal juga tatacara kesopanan dalam hal makan bersama.
"Eh, mengapa engkau masih sungkan?" Melihat mangkok dan cangkir Hayhauw masih tetap kosong, kepala kuil menegornya dan lalu menyambar cangkir yang disediakan untuk anak muda itu diisinya dengan air teh wangi yang di kucurkan dari sebuah poci besar.
"Ah, losuhu. Sungguh siauwte membikin repot saja. Biarlah siauwte menuang sendiri", Hayhauw cepat mengulurkan tangan kanannya hendak direbut cangkir yang sudah diambil dan diisi air teh oleh To Gun Hosiang itu. Akan tetapi, sambil tertawa hwesio tua itu terus mengisi cangkir itu dengan air teh sampai penuh dan ketika cangkir itu sudah penuh, namun hwesio itu masih terus mengisinya sehingga kini air teh dalam cangkir itu sudah terlalu penuh dan mucung, lebih tinggi dari pada permukaan mulut cangkir. Akhirnya barulah hwesio itu menghentikan kucuran air teh dari poci dan kini ditangan kirinya terdapat cangkir berisi air teh yang terlalu penuh akan tetapi ketika cangkir itu diangsurkan kepada Hayhauw, ternyata air teh yang terlalu penuh itu sedikitpun tidak tumpah. Bagi orang yang tak paham ilmu silat tingkat tinggi, hal ini akan ditanggap sebagai sulapan atau sihir, akan tetapi anak muda ini maklum bahwa hwesio tua itu sedang
memamerkan ilmu Iwekangnya. Dan memanglah sambil
mengajak makan bersama ini, To Gun Hosiang ingin menjajal kepandaian anak muda itu secara halus, oleh karena hwesio ketua kuil Lianhoksi ini masih belum mengetahui betapa tinggi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tenaga Iweekang yang dimiliki oleh murid tunggal dari kawannya ini, sungguhpun kehebatan ilmu tongkatnya sudah ia dengar dari sutenya yang menceritakannya tadi.
Hayhauw maklum bahwa ia hendak diuji maka sambil
berkata. "Ah, losuhu sampai sudi meladeni siauwte seperti terhadap tamu agung, benar-benar membuat siauwte merasa tak enak" lalu tangan kanannya diangsurkan kedepan dan menerima cangkir yang air tehnya muncung seperti puncak bukit itu. Bahkan, ketika cangkir itu sudah berada didalam cekalannya, sengaja cangkir itu agak ia miringkan sehingga mendoyong kekiri, namun air teh yang terlalu penuh tetap tidak tumpah juga, seakan-akan air teh yang cair itu telah berubah menjadi barang kental dan hampir mengeras. Sambil menahan napas karena seluruh tenaga Iweekangnya
dikerahkan ketangan yang memegang cangkir itu, Hayhauw menengadahkan wajahnya keatas dan mulutnya dibuka lebar, sementara cangkir didekatkan kepada mulutnya, seakan-akan ia siap hendak meneguk air teh itu. Akan tetapi sampai sesaat lamanya, biarpun cangkir itu sudah dimiringkan disisi bibirnya, air teh masih tetap "mengeras" malah cangkir itu sampai dibuatnya menjungkir kebawah, namun bukan saja air teh itu tetap tidak tumpah, bahkan setetespun tiada yang menitik kedalam mulutnya yang sudah, siap menadah itu. Baru akhirnya, seiring dengan tenaga Iweekangnya yang
berangsur-angsur dikendurkan, air teh itu lalu mengalir perlahan dan memasuki mulutnya.
To Gun Hosiang ketawa gembira sambil bertepuk tangan, diturut oleh kawan-kawannya. Tatkala air teh dalam cangkir itu sudah kosong pindah kemulut Hayhauw yang lalu
meneguknya. Dengan sikap biasa, anak muda ini lalu menaruh cangkir itu diatas meja sambil berkata.
"Sungguh harum dan nikmat air teh suguhan losuhu ini, hanya sayang terlalu kental dan agaknya setengah beku, sehingga sukar siauwte meminumnya".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hebat, hebat . . . !" seru To Gun Hosiang yang masih ketawa gembira dan bertepuk tangan. "Kalau tidak melihat dengan mata kepala sendiri, siapa akan percaya akan hal yang mengagumkan ini?" Setelah menghentikan ketawa dan tepuk tangannya, hwesio ini lalu bertanya kepada kawan-kawannya.
"Adik-adikku, aku telah memberi hormat kepada kawan baru kita dengan secangkir air teh sebagai pengganti arak, apakah kalian juga ingin memberi penghormatan sebagai tanda keakraban persaudaraan kita dengan murid tunggal dari Tiong Sin Tojin ini?"
Para hwesio itu maklum bahwa ketua mereka dengan
secara halus menyuruh mereka menjajal juga kepandaian sianak muda itu. Terutama To Lek Hosiang dan To Ci Hosiang, betapapun juga mereka ini tidak mau ketinggalan.
To Lek Hosiang situkang sapu itu segera bangkit dan tangannya mengambil mangkok yang terletak dihadapan Hayhauw.
"Benar-benar sahabat kita ini terlalu sungkan, buktinya mangkoknya dibiarkan tinggal kosong saja. Maka baiklah pinceng mengisinya sebaigai tanda penghormatan" katanya sambil meletakkan mangkok itu ditengah-tengah meja, diantara mangkok-mangkok sayur yang tersaji disitu.
Kemudian, dengan mempergunakan sepasang sumpitnya ia menjumput beberapa potongan sayuran dari dalam mangkok-mangkok hidangan itu dan aneh sekali, setiap sumpit itu menjapit potongan sayur dari setiap mangkok, tanpa
menggerakkan keatas seperti dicongkel oleh ujung sumpit, kemudian meluncur turun kedalam mangkok yang menjadi bagian Hayhauw. Ia melakukan hal ini beberapa kali sambil tersenyum-senyum sehingga sebentar saja mangkok Hayhauw sudah menjadi penuh.
Hayhauw cepat mengambil mangkok yang sudah dipenuhi potongan sayur-mayur itu sambil berkata "Sungguh siauwte merasa berat sekali menerima penghormatan yang sedemikian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
besar. Akan tetapi anehnya mengapa mangkok cuwi tinggal dibiarkan kosong saja" Baiklah siauwte yang mengisinya?"
Lalu ia mengambil sumpit dan dengan meniru perbuatan To Lek Hosiang tadi yaitu ia seakan-akan mencelupkan sumpitnya kemangkok-mangkok masakan dan tanpa membuat gerakan mencokel, tahu-tahu berlompatlah potongan-potongan sayur itu kekanan dan kekiri dan secara tepat sekali memasuki mangkok-mangkok yang terletak dihadapan keenam orang hwesio itu, yang sebentar saja sudah menjadi penuh.
Kagumlah mereka serta maklum bahwa anak muda itu benar-benar mempunyai "isi" yang dapat dibanggakan.
"Marilah kita mulai makan!" kata To Gun Hosiang akhirnya dengan hati puas dan begitulah selanjutya mereka makan bersama tanpa disertai sulapan-sulapan lagi. Sambil makan, To Gun Hosiang terdengar berkata terhadap Hayhauw.
"Beginilah kalau kami, para hwesio ini makan. Tanpa lauk-pauk, hanya sayur-mayur saja sebagai teman nasi sehingga karenanya sering melontarkan ejekan terhadap kami sebagai keledai pemakan rumput."
Baru kini maklum Hayhauw bahwa mengapa orang-orang
suka mengejek hwesio-hwesio dengan sebutan "keledai", kiranya itulah alasannya. Akan tetapi sebagai imbangannya, anak muda ini secara cerdik sekali cepat berkata.
"Lebih baik disebut keledai pemakan rumput daripada orang-orang yang suka makan daging dan ikan sehingga mereka sangat tepat disebut srigala pemakan bangkai."
Mau tak mau mereka tersenyum dan terdengar To Ci
Hosiang menggarami. "Perkataanmu tepat juga, anak muda!"
"Tetapi nyatanya siauwte sendiri suka makan daging dan ikan, juga doyan sayur-sayuran maka kiranya tepatlah kalau orang menyebutku sebagai binatang sridai!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sridai . . . "! Binatang macam apakah sridai itu?" tanya To Bi Hosiang yang baru kini kedengaran suaranya.
Sambil ketawa Hayhauw menerangkan. "Setengah srigala dan setengah keledai".
Riuhlah mereka tertawa, To Gun Hosiang sampai terbatuk-batuk, agaknya ada sepotong sayuran yang terelak
ditenggorokannya. Demikianlah mereka makan sambil
bercengkerama dengan gembira sehingga akhirnya setelah segala, makanan yang dihidangkan itu ludas berpindah kedalam perut mereka yang menjadi kembung baru mereka bubar dan Hayhauw segera menyatakan bahwa ia akan segera berangkat ketempat kesatuan Tiong-gi-pay.
"Tunggu dulu sebentar, aku akan membuat surat
pengantar", ujar To Gun Hosiang yang segera masuk kedalam kuil dan beberapa saat kemudian, hwesio tua itu tampak keluar dan mendapatkan Hayhauw yang menantinya didapur.
"Bawalah surat ini dan katakanlah bahwa kau diminta olehku apabila kau memasuki daerah rahasia mereka,
mendapatkan rintangan. Sebagai penunjuk jalan,
perjalananmu akan disertai To Li Hosiang. Nah, selamat jalan, selamat berjuang demi mencapai suksesnya perjuangan kita!"
Dengan penuh hormat Hayhauw menerima surat yang
diberikan oleh ketua kuil Lianhoksi itu sambil mengucapkan terimakasih atas segala petunjuk dan kebaikan yang ia telah terima.
Akhirnya ia memberi hormat terhadap biarawan pendekar-pendekar Siauwlimpay itu sebagai salam mohon diri, dan begitulah, Hayhauw meninggalkan kuil Lianhoksi, menuju ketempat rahasia yang menjadi markas besar dari Tiong-gipay, dikawani oleh To Li Hosiang hwesio yang masih muda, sebagai penunjuk jalan.
ooooooooOdwOoooooooo Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tempat rahasia yang menjadi markas besar Tiong-gi-pay ternyata letaknya jauh juga dari kuil Lianhoksi. Harus melampui beberapa dusun yang sudah menjadi kosong
menerobosi hutan-hutan kecil dan tiga kali melewati lembah jurang yang amat dalam, sehingga Hayhauw kalau tak diantar oleh To Li Hosiang, tak mungkin ia akan dapat tiba ditempat yang dituju. Perjalanan yang ditempuhnya agak sulit dan harus melalui jalan-jalan yang amat dirahasiakan bagi umum, inilah sebabnya maka sampai begitu jauh bala tentera dari Pasukan Garuda tidak dapat menemukan rahasia Tiong gi pay.
Disepanjang perjalanan tak sedikit Hayhauw mendapat keterangan dari To Li Hosiang tentang situasi kota Taygoan dan tentang kekuatan kesatuan Tiong gi pay. Sebagaimana dibagian depan sudah diceriterakan, bahwa Tiong gi pay adalah sebuah perkumpulan yang gagah berani dipimpin oleh Tan Kimpo, seorang bekas kauwsu dikota Taygoan atau yang sudah dipecat dan ditawan oleh Pasukanan Garuda dan akan dijatuhi hukuman gantung dimuka pintu benteng gubernuran.
Tiong gi pay mempunyai anggota, tak kurang dari seratus orang, sebagian besar terdiri dari rakyat jelata, miskin, dan bekas murid-murid Tan Kimpo. Dibantu pula oleh tiga orang pendekar pendatang yang menjadi pembantu utama Tan
Kimpo, tiga pendekar perantau yang menyatakan diri kedalam kesatuan Tiong gipay itu masing-masing adalah Kang Culay, pendekar perantau dari Santung yang mahir sekali dalam hal ilmu panah. Orang kedua ialah seorang pendekar berasal dari Kansu bernama Lim Tongpin dan mempunyai nama julukan Toato Kansu atau siGolok besar dari Kansu oleh karena ia bersenjatakan sebilah golok besar dan berat. Adapun orang ketiga ialah seorang pendekar muda berasal dari Hokkian, namanya To Bunki berjuluk siKepalan baja oleh karena sepasang kepalannya benar-benar keras seperti baja yang menjadi sepasang senjatanya yang paling dibanggakan. Jelas pendekar muda dari Hokkian ini adalah seorang ahli gwakang atau tenaga luar yang mempunyai kekuatan tenaga luar biasa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Biarpun kepandaian ketiga orang pendekar ini kalau mau dibandingkan dengan Tan Kimpo masih beda dua tiga tingkat dibawahnya akan tetapi dengan pengerahan tenaga mereka, maka membawa arti yang cukup besar bagi kekuatan Tiong gipay. Demikian apa yang Hayhauw dengar dari To Li Hosiang selama dalam perjalanan itu.
Ketika mereka sudah sampai dipuncak, sebuah bukit kecil, dan didepan mereka kelihatan serumpun hutan belukar yang nampaknya angker sekali, To Li Hosiang menghentikan langkahnya sambil berkata "saudara Hayhauw, kuantar cukup sampai disini saja karena tempat tujuanmu sudah dekat.
Didalam hutan belukar yang kelihatan didepan kita itu adalah markas Tionggipay, kau masuklah hutan dan kau hendaknya hati-hati. Tunjukkanlah surat dari To Gun suhu dan
perhatikanlah pesan-pesannya, apabila kau hadapi rintangan dari mereka."
"Terima kasih atas segala kebaikanmu To Li bengya. Dan kapankah sekiranya kita bisa ketemu kembali?"
"Betapapun pasti bertemu kembali, hanya kapan dapat perintah dari To Gun suhu. Namun rasanya dapat kupastikan bahwa senja nanti kita bertemu dikota Tay Goan."
"Untuk menolong Tan Kimpo locianpwe . . . "
"Benar! Atau kalau dia sudah tak tertolong nyawanya kita amankan jenazahnya sebagai mana To Gun sudah
direncanakan tadi." "Bagus, . . . !" seru Hayhauw penuh semangat. Dan begitulah mereka lalu berpisahan, To Li Hosiang kembali ke Lianhoksi sambil berlari, cepat adapun Hayhauw berjalan menghampiri hutan belukar yang menjadi markas besar Tiong gi pay itu.
Betapapun juga Hayhauw merasakan bulu tengkuknya
meremang melihat keangkeran belukar ketempat mana ia akan menuju itu. Hembusan angin dimusim panas yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
meniup daun-daun pepohonan lebat dihutan itu terdengar menggema menderu-deru. Sinar matahari tak dapat
menembus kerimbunan hutan itu sehingga dibawahnya,
dimana Hayhauw mulai memasukinya bercuaca sedemikian suram setengah gelap seakan-akan didalam belukar yang menyeramkan itu menggenggam suatu rahasia yang sangat besar. Akan tetapi Hayhauw memiliki hati yang tabah dan keberanian yang amat besar, apalagi ia kesitu tidak mengandung maksud jahat, maka dengan tindakan tegap ia terus memasuki hutan itu, sungguhpun debaran jantungnya menegangkan juga.
Ia sudah mendapat keterangan dari To Li Hosiang tadi tentang letak markas besar Tiong-gi-pay ialah ditengah-tengah hutan tersebut, sehingga tanpa ragu-ragu lagi ia terus berjalan lurus kedepan dan makin maju ia berjalan maka makin lebatlah tetumbuhan yang menghadang didepannya.
Banyak pohon-pohon yang tinggi besar dan agaknya sudah puluhan tahun tumbuh disitu terbukti selain batang-batangnya sudah banyak yang lapuk juga dilapisi lumut lumut tebal menghitam. Kalau saja Hayhauw tidak tahu bahwa ditengah hutan ini menjadi daerah dari kesatuan Tiong gi pay tentu sedikitnya ia akan beranggapan bahwa ditengah hutan ini belum pernah dijelajahi manusia oleh karena manusia apakah yang berani memasuki hutan belukar yang angker dan
menyeramkan ini yang layak menjadi tempat kediaman
binatang-binatang buas dan amat mungkin pula terdapat . . .
setan" Tatkala ia lewat dibawah sebatang pohon yang besar yang lebat daunnya tiba-tiba ia mendengar dari atas pohon itu suara hentakkan nyaring sehingga bergema dan suara
kumandangnya seakan-akan memenuhi hutan.
"He, orang luar maksud apakah yang membawamu datang ketempat ini . . . ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hayhauw tidak menjadi terkejut oleh bentakkan yang tiba-tiba ini oleh karena, ia sudah dapat menduga sebelumnya bahwa orang itu tentulah salah seorang petugas dari Tiong gipay yang menjaga batas daerah mereka. Akan tetapi apa yang membuatnya kaget setengah mati adalah bahwa ketika ia mendengar dan memandang keatas pohon, sebelum ia sempat melihat penegurnya, tiba-tiba dari arah pohon tersebut berluncuran tidak kurang dari sepuluh batang anak panah tertuju kepadanya. Begitu cepat dan pesat anak panah anak panah itu menghujani tubuhnya sehingga menerbitkan suara berdesingan, akan tetapi Hayhauw sedtkitpun tidak menjadi bingung dibuatnya, sungguhpun dihatinya mengakui bahwa sipemanah itu tentu adalah seorang yang
berkepandaian tinggi terutama dalam hal ilmu panah oleh karena kalau tidak, mana mungkin dapat melepaskan sepuluh batang anak panah sekaligus.
"Locianpwe yang berada diatas pohon. Jangan menakut-nakuti siauwte yang bodoh oleh karena kedatangan siauwte kemari adalah hendak menjadi anggota Tiong gipay. Sambil berkata demikian anak muda itu mengerakkan tongkatnya dan membuat gerak tipu Tiohoatlamhay atau ombak bergulung dilaut selatan. Tongkat ditangannya diputar sedemikian rupa sehigga benar-benar seperti ombak bergulung melindungi tubuhnya dan karenanya, kesepuluh batang anak panah itu dapat disapunya, sebagian terpukul menceng dan sebagian lagi terpukul menjadi patah-patah dan rontok ditanah.
"Gerakan ombak bergulung dilaut selatanmu cukup hebat untuk mematahkan serangan yang pertama akan tetapi untuk menyambut serangan yang kedua, sungguh tiada gunanya terdengar pula suara dari atas pohon itu".
Hayhauw merasa penasaran, sekali mendengar kata-kata itu, ia cepat mendongak sambil berseru.
"Siauwte menunggu seranganmu yang kedua itu,
locianpwe." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ha ha ha ha . . . Kau mau tunggu apa lagi" Seranganku yang kedua sudah kulakukan lihatlah diseputar kakimu."
Hayhauw merasa heran dan merasa dipermainkan maka
cepat ia melihat kebawah dan baru ia sadar dan makin kagum, akan kehebatan sipemanah itu, karena tanpa ia tahu dan agaknya sipemanah itu telah melepaskan anak panahnya lagi diluar dugaannya, kini, tahu-tahu ia lihat betapa disekitar kakinya telah terpancang sepuluh batang anak panah
sehingga tubuhnya, benar-benar seperti telah dipagari.
Hayhauw cepat mendongak lagi dan sambil menjura ia
berkata "Locianpwe, siauwte benar-benar merasa tunduk terhadap kehebatan locianpwe. Siauwte mohon locianpwe sudi memberi perkenan bagi siauwte yang hendak menghadap kepada pemimpin Tiong gipay?"
Secepat ucapannya habis maka secepat itu pula ia lihat sesosok tubuh dari atas pohon melayang turun dengan gerakan seringan burung walet dan sekejap kemudian orang sudah berdiri dihadapannya. Orang itu sudah setengah tua dan sikapnya gagah sekali. Ditangan kirinya membawa sebuah gendewa besar dan sebuah bumbung yang penuh berisi anak panah, nampak tergantung dipunggungnya. Hayhauw segera maklum bahwa kini ia sedang berhadapan dengan siahli panah, dari Santung Kang Culay, maka ia segera memberi hormat.
"Locianpwe, siauwte ingin menggabungkan diri dengan Tiong gipay mohon perkenan serta petunjuk-petunjuk
selanjutnya." Kang Culay memperhatikan anak muda itu sinar mata
penuh selidik, kemudian bertanya. "Anak muda aku amat menghargai hasrat dan maksudmu" Akan tetapi atas petunjuk dari siapakah maka kau bisa sampai kemari?"
Hayhauw segera mengeluarkan surat pengantar dari To Gun Hosiang dan diberikan kepada Kang Culay sambil berkata
"siuwte dapat petunjuk dari To Gun losuhu. Inilah suratnya".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kang Culay menerima surat itu dan membacanya, Setelah yakin bahwa surat itu adalah tulisan tangan To Gun Hosiang, yang menyatakan bahwa sianak muda yang bernama Han
Hayhauw ini adalah murid tunggal dari Tiong Sin Tojin dan mengharapkan supaya diterima jadi anggota Tiong gipay.
Kang Culay lalu mengembalikan lagi surat itu kepada Hayhauw sambil berkata: "Kiranya kau adalah murid dari Tiong Sin Tojin. Kedatanganmu kemari tentu saja sangat kuhargai. Akan tetapi, tahukah akan sarat utama bagi seorang yang
menggabungkan diri dalam kesatuan Tiong gi pay?"
"Bagus!" Seru Kang Culay. "Biarpun aku sudah yakin bahwa kau sebagai murid tunggal dari Tiong Sin Tojin tentu memiliki ilmu kepandaian tinggi, akan tetapi cobalah kau layani gendewaku ini barang sepuluh jurus! Bersiaplah! . . ."
Hayhauw maklum bahwa ia hendak diuji maka ia cepat
melompat dari lingkaran anak panah anak panah yang
memagari dirinya tadi. "Siauwte sudah bersiap, silahkan locianpwe."
"Awas serangan . . . !" seru Kang Culay sambil maju menerjang dengan gendewanya. Ternyata selain ahli dalam ilmu panah, Kang Culay ahli pula dalam hal bersilat dengan mempergunakan gendewa sebagai senjata. Gendewa
ditangannya itu bergerak-gerak sangat hebat, merupakan gulungan ombak samudra yang menerjang Hayhauw sambil mengeluarkan bunyi mengaung, sehingga Hayhauw terpaksa harus berlaku hati-hati, berkat ginkangnya yang tinggi ia berhasil mengelak setiap serangan dengan gerakan tubuhnya yang lincah. Dan sepuluh jurus, serangan Kang Culay dapat ia punahkan hanya dengan mengelak dan berkelit saja, tanpa mempergunakan tongkatnya menangkis maupun balas
menyerang. "Bagus!" seru Kang Culay sambil menghentikan serangannya yang sepuluh jurus itu. Matanya memandang dengan penuh sinar kekaguman kepada Hayhauw. "Barusan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kau hanya mengelak saja, kini cobalah kau pergunakan senjatamu dalam sepuluh jurus lagi?" setelah berkata demikian, ia lalu menyerang lagi dengan gendewanya kini serangannya dilancarkan lebih hebat dari pada tadi karena maklum bahwa anak muda itu akan memberi perlawanan.
Hayhauw maklum bahwa kalau ingin diterima menjadi
anggota Tiong gi pay, ia harus memperlihatkan
kepandaiannya. Maka tanpa sungkan-sungkan lagi bahkan dengan perasaan gembira, ia mainkan tongkatnya dan
mengeluarkan jurus yang lihay.
Kang Culay menguji Hayhauw, akan tetapi sebaliknya
dengan diam-diam anak muda itu ingin menguji pula terhadap sipenguji itu, hanya sayang pertempuran saling menguji itu hanya berlangsung sepuluh jurus. Sungguhpun demikian namun bagi kedua pihak sudah dapat memaklumi akan
ketangguhan masing-masing.
Setiap kali tongkat Hayhauw bertemu dengan gendewa
ditangan Kang Culay anak muda ini merasa heran karena tongkatnya membal kembali seakan-akan memukul karet.
Baru kemudian ia maklum bahwa setiap kali Kang Culay menggerakkan gendewanya menangkis bukan
mempergunakan batangnya melainkan mempergunakan
bagian tali daripada jemparing itu sehingga karenanya tak heran kalau membuat tongkatnya membal kembali.
Sebaliknya, Kang Culay, sendiri harus mengakui keunggulan ilmu tongkat dari anak muda yang diujinya itu. Gerakan tongkatnya demikian kuat dan hebat, serangannya yang dilancarkan cepat luar biasa tak dapat diduga, sehingga pada jurus yang kedelapan, ia terpaksa bersilat sambi! mundur karena merasa terdesak, jurus yang kesembilan nyaris saja tongkat sianak muda itu menyodok lambung kalau ia tak cepat berkelit, dan pada jurus yang kesepuluh tahu-tahu
gendewanya sudah berpindah tangan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ternyata Hayhauw telah mempergunakan kecerdikannya
dalam jurus yang kesepuluh itu. Ujung tongkatnya telah membuat gerakan mengail dan mencongkel, karena maklum bahwa orang she Kang itu selalu mempergunakan tali
jemparingnya untuk menangkis maka ketika pada jurus yang terakhir itu hendak mengirim totokan kearah pundak Kang Culay orang itu menangkis dengan mempergunakan tali gendewanya, maka secara cerdik sekali, ia segera menarik sedikit tongkatnya dan disurungkan kedepan dengan gerak tipu Dewi Kwan Im memasukan benang kelubang jarum.
Tongkatnya persis sekali memasuki celah diantara tali dan gendewa dan sekali ia menggentak dan menarik dengan gerakan mengait dan mencongkel, maka gendewa itu telah terlepas dari tangan Kang Culay dan ia mengulur tangan kiri untuk menangkapnya.
Saking kagumnya. Kang Culay tak dapat mengucapkan
perkataan untuk memujinya. Ia hanya berdiri saja sambil memandang membengong terhadap anak muda itu.


Pusaka Tongkat Sakti Karya Tjoe Beng Siang di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Locianpwe, maaf atas kelancanganku. Harap terima kembali gendewamu ini," ujar Hayhauw sambil
mengangsurkan gendewa itu kepada sipemiliknya.
"Kau sungguh hebat, anak muda gagah. Tiong Gi pay takkan kecewa menerima kehadiranmu. Silahkan kau berjalan terus!" kata Kang Culay sambil menerima kembali gendewanya dan setelah kata-katanya itu habis diucapkan, tiba-tiba ia melompat keatas dan tahu-tahu sepasang kakinya telah "menclok" diatas sebatang dahan pohon dan sekali lagi ia membuat gerakan, maka lenyaplah ia dari penglihatan Hayhauw, karena teraling oleh kerimbunan daun-daunan.
Hayhauw berjalan lagi memasuki hutan rimba itu terlebih dalam sambil dihatinya benar-benar memuji kehebatan ginkang siahli panah tadi yang dapat bergerak secara luar biasa sehingga sekejap saja ia telah menghilang ketempat pos penjagaannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kira-kira ia melangkah baru seratus tindak tiba-tiba didepannya ia digalang lagi oleh seorang lelaki berusia kira-kira empat puluh lima tahun, tubuhnya tinggi kekar dan ditangannya memegang golok besar. Sikapnya garang dan matanya yang besar melotot membuat ia kelihatan sangat galak.
"Hai, anak muda asing! Mendapat ijin dari siapakah kau berani mendatangi tempat kami ini?" orang itu membentak sambil melintangkan golok besarnya itu didepan dadanya, sikapnya benar-benar galak dan mengancam.
Sekelebatan saja Hayhauw maklum bahwa orang ini
sebagaimana ia sudah mendapat keterangan dari To Li Hosiang yang mengantarkan tadi, adalah si Golok besar dari Kansu, Lim Hongpin. Hayhauw mengerti betapa ia harus mengambil hati orang kasar dan galak ini.
"Tahukah engkau bahwa syarat yang harus dipenuhi oleh setiap para peserta bagi kesatuan kami?"
Hayhauw pernah ditanya demikian oleh Kang Culay tadi, maka ia menjawab seperti tadi.
"Syaratnya adalah harus memiliki kepandaian tinggi . . ."
cepat menghormat sambil memberi keterangan.
"Siauwte berani memasuki sarang harimau ini adalah setelah mendapat ijin dari Kang Culay locianpwe, dengan maksud hendak menggabungkan diri dengan kesatuan Tionggi-pay".
"Tiong-gi-pay selalu menerima pendekar-pendekar pejuang seperti kau ini. Akan tetapi..."
Tiba-tiba orang yang bergolok besar itu yang memang bukan lain Toato Kansu Lim Hongpin adanya, ketawa
bergelak-gelak sehingga Hayhauw diam melongo karena tidak tahu apa yang diketawakan oleh orang itu. Akan tetapi oleh karena ia sudah diberitahukan oleh gurunya bahwa orangTiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang didunia kangouw ini aneh-aneh wataknya dan ia tak boleh sembarangan bersikap tidak sopan, maka ia hanya menunggu saja si Golok besar itu sampai ketawa puas, meskipun hatinya agak mendongkol juga oleh karena nada ketawa orang itu seakan-akan mengandung ejekan baginya.
"Orang yang hanya memiliki kepandaian tinggi saja bukan merupakan syarat mutlak untuk dapat diterima menjadi angota Tiong-gi-pay. Biarpun bagi seorang pejuang memang harus memiliki kepandaian tinggi, akan tetapi yang penting bagi Tiong-gi-pay adalah semangat patriot yang pantang mundur dalam bahaya apapun yang dihadapinya, rela
berkorban nyawa demi membela kebebasan bangsa dan
kemerdekaan negara! Harus tunduk kepada pimpinan
sehingga menjadi pejuang yang mengenal disiplin, tidak plintat-plintut dan bertindak menurut kehendak hatinya".
"Suhu siauwte sudah menamakan syarat-syarat kedalam semangat dan jiwa. siauwte berani pastikan bahwa syarat-syarat yang loncianpwe ajukan niscaya dapat siauwte penuhi."
"Siapakah gurumu . . . ?"
Terhadap orang dari Tiong gi pay ini Hayhauw merasa perlu juga untuk memperkenalkan nama gurunya.
"Gurunya siauwte adalah Tiong Sin Tojin."
Lim Hongping membelalakkan sepasang matanya yang
memang melotot itu. "Kau . . . " Murid sitosu ahli tongkat itu"
Kebetulan sekali dia pernah dua kali datang kemari akan tetapi aku selalu tak sempat mencoba ilmu tongkatnya yang sangat disohorkan oleh paycu, atau ketua partai kami, maka aku merasa gembira sekali apabila kini aku dapat menjajal kepandaian muridnya, bersediakah engkau anak muda ?".
Diam-diam Hayhauw merasa girang karena mendapat
kenyataan bahwa gurunya pernah datang kehutan ini dengan demikian dapat ia menarik kesimpulan bahwa gurunya pasti menjadi kawan dari orang-orang Tiong gi pay juga sehingga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pantas saja gurunya, itu telah berpesan Kepada To Gun Hosiang supaya menjatuhkan diri dengan kesatuan pejuang yang gagah perkasa ini. Maka sambi1 melintangkan
tongkatnya didepan dada meniru gaya Lim Hongpin yang melintangkan golok besarnya itu ia menjawab tegas. "Siauwte selalu bersedia memenuhi segala syarat yang diterapkan bagi kepentingan Tiong gi pay silahkan maju, locianpwe, siauwte ini hitung-hitung bertindak mewakili suhu yang locianpwe ingin menguji kehebatan ilmu tongkatnya.
"Bagus, kau benar-benar seorang pemuda yang
bersemangat jantan. Nah, awas serangan" Lim Hongpin maju menerjang sambil mengirim serangan dengan goloknya yang besar dan berat.
Han Hayhauw cepat mengelak dan otomatis membalas
dengan serangan tongkatnya. Pemuda yang cerdik ini maklum bahwa ia harus sungguh memperlihatkan kepandaian warisan gurunya terhadap orang dari Kansu itu.
Jurus-jurus pertama yang dilakukan Lim Hongpin adalah gerak tipu yang disebut Jit seng to hian atau tujuh bintang jungkir balik dilakukan bertubi-tubi sehingga goloknya itu secara cepat sekali menyambar-nyambar dan kelihatannya seakan-akan menjadi tujuh batang golok menyerang Hayhauw dari tujuh jurusan. Betapapun juga Hayhauw merasa terkejut serta kagum akan kehebatan ilmu golok yang dimiliki oleh orang she lim itu sehingga dalam jurus-jurus permulaan itu ia tak sempat balas menyerang hanva berkat ginkangnya yang sudah tinggi pemuda ini dapat menghindarkan diri dari serangan dahsyat itu dengan tujuh kali gerakan mengelak dan berkelit sehingga tujuh jurus dari Jit seng to hian telah dapat dilewatkan tanpa merugikannya! Dan ketika melihat bahwa orang she Lim itu hendak mengubah dengan gerak tipu lain sebagai serangan kelanjutanya, secara cerdik sekali Hayhauw mengambil kesempatan itu dan mendesak maju balas
menyerang dengan menggunakan gerak tipu Yan cu hian po
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
atau Burung walet menyambar gelombang. Ia sengaja
mengeluarkan gerak tipu ini untuk membalas jurus-jurus yang
"disuguhkan" oleh lawannya tadi, oleh karena gerak tipu ini mempunyai sepuluh bagian pecahan dan setiap pecahan merupakan serangan yang berbahaya! Kini bagian Lim
Hongpinlah yang merasa kaget bukan main dan ia merasa seakan-akan dikeroyok oleh puluhan orang lawan oleh karena gerakan-gerakan tongkat yang dimainkan oleh anakmuda itu benar-benar membuatnya kebingungan!
Bagi penglihatan Lim Hongpin, tongkat pada satu saat bergelenggang lenggok bagaikan seekor ular yang hendak menotok dadanya, ketika ia cepat menangkis dengan
goloknya, tahu-tahu tongkat itu sudah berpindah kelain sasaran dan demikianlah seterusnya kedua orang ini saling balas membalas dengan serangan mereka yang sama lihai serta hebat. Ketika mereka sedang seru serunya saling "uji"
dan kemudian keduanya sama-sama merasa penasaran tiba-tiba dari jauh terdengar suara suitan nyaring yang terdengar jelas sampai ketempat itu dan seiring dengan itu secara tiba-tiba pula Lim Hongpin melompat mundur sambil berseru keras.
Hayhauw menahan serangannya. Dan suara suitan yang
tidak mempunyai arti apa-apa baginya ternyata membuat Lim Hongpin menghela nafas dan berkata. "Sayang sekali, sedang gembira-gembiranya bertanding, dengan seorang muda yang benar-benar gagah, Kang Culay toato sudah menyuruhku membawamu menghadap niocu. Sudahlah mari kuantarkan kau, menghadap kepada niocu dibenteng." Setelah menyatakan penjelasan itu ia lalu mengajak anak muda itu dan taulah Hayhauw kini bahwa suara suitan itu adalah isyarat dari Kang Culay yang mencegatnya pertama tadi.
Sambil berjalan mengikuti Lim Hongpin Hayhauw berpikir mengapa terhadap ketua Tiong gi pay Lim Hongpin menyebut niocu. Niocu adaah sebutan terhadap ketua perempuan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mungkin juga, oleh karena Tan Kimpo ketua Tiong gi pay itu tertangkap oleh Pasukan Garuda, maka sebagai penggantinya lalu diangkat isterinya. Alangkah gagahnya isterinya ketua dari Tiong gi pay itu, berjuang mengikuti jejak suami dan berdiam dihutan belantara begini serta dapat menggantikan kedudukan suaminya yang tertawan itu. Membuktikan bahwa wanita itu tentu memiliki kepandaian tinggi, demikian pikir Hayhauw lebih jauh.
Akhirnya mereka sampailah ditempat yang dituju dan
Hayhauw mendapat kenyataan bahwa ditengah hutan yang penuh keangkeran itu terdapat banyak gubuk-gubuk kecil dibawah naungan dahan pepohonan yang lebat. Para pemuda yang rata-rata bersikap gagah bermunculan ketika mereka mengetahui kedatangan Hayhauw yang merupakan orang
baru bagi mereka. Hayhauw merasa betapa tajam dan penuh selidik pandang mata mereka dan ia maklum bahwa andai kata kedatangannya ketempat ini tidak disertai Lim Hongpin, dapat dipastikan bahwa oleh mereka ia takkan "didiamkan".
Mereka itu, yakni para anggota Tiong gi pay lalu mengikuti dari belakang Lim Hongpin, "mengawal" Hayhauw dan akhirnya sampai disebuah gubuk yang letaknya ditengah-tengah "perkampungan" itu.
Lim Hongpin mengetuk daun pintu gubuk tersebut dan
sesaat kemudian pintu itu terbuka seiring muncul orangnya dari dalam. Tiba-tiba hati Hayhauw terkesiap ketika dilihatnya siapa adanya orang yang muncul itu. Biarpun air muka orang itu nampak muram dan sepasang pelupuk matanya bengkak tanda bahwa sedang menderita tindihan batin yang sangat hebat, namun Hayhauw tak menjadi pangling. Ia segera mengenalnya bahwa orang itu tak lain adalah . . . sidara yang sudah membuatnya mabuk kepayang.
Memanglah yang menjadi ketua Tiong gi pay untuk
sementara dipegang oleh puteri Tan Kimpo. Sebagaimana sudah diceriterakan bahwa ketika Tan Kimpo disergap oleh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pasukan Garuda, putrinya yang bernama Tan Lian giok berhasil menyelamatkan diri setelah membuka jalan darah dan menjatuhkan beberapa orang serdadu dengan pedangnya.
Dara perkasa ini mewakili kedudukan ayahnya selaku paycu Tiong gi pay. Hal ini atas pengangkatan segenap anggota Tiong gi pay yang merasa sepakat karena dara itu selain memiliki ilmu pedang dan kepandaiannya memang dapat dikatakan tak ada yang menandingi dalam kesatuan tersebut, juga ia merupakan putri tunggal dari Tan Kimpo sehingga pengangkatannya sebagai ketua, adalah sangat logis pantas.
Betapa besar kebingungan dan kedudukan yang ditanggung oleh Lian giok yang ayahnya tertangkap serta sudah
didengarnya pengumuman bahwa ayahnya akan dijatuhi
hukuman gantung nanti sore, tak dapatlah dilukiskan.
Bagaimana ia harus bertindak untuk menolong ayahnya benar-benar hampir putus asa.
Kini Lim Hongpin membawa menghadap kepadanya
seorang pemuda yang pernah dijumpai didusun Bok li cun.
Masih diingatnya betapa pemuda itu membagi-bagikan uang dan gandum setiap gubuk penduduk miskin dan dalam
pekerjaan itu ia sendiri turun tangan membantunya dengan gembira, ia merasa kagum akan tingginya kepandaian yang dimiliki oleh pemuda ini, bahkan tentang kebaikan hatinya telah sudi membagi hasil berupa sekantong uang perak dan emas yang berjumlah cukup banyak sehingga menguatkan perbendaharaan kesatuan yang dipimpin olehnya. Dan yang Lian giok tak dapat lupakan ialah tentang kegantengan serta ketampanan pemuda itu . . .
Meskipun keangkuhan hatinya selaku seorang dara,
bertempur dan saling serang dengan perasaannya, namun mau tak mau dan secara diam-diam ia harus mengakui bahwa pemuda itu sudah menawan sukmanya. Semenjak pertemuan beberapa waktu yang lalu, ia sangat mengharapkan
pertemuan yang kedua dan ketiga kalinya. Ia ingin berkenalan bersahabatan dengan pemuda yang sudah diketahui memiliki
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jiwa yang besar berhati mulia berkepandaian tinggi dan berwajah tampan pernah ia ceriterakan pertemuan itu kepandaianya dan apa gerangan pendapat ayahnya" Tiong gi pay sangat memerlukan orang-orang seperti pemuda itu atau dengan lain perkataan yang lebih jelas, ialah pemuda itu sangat diharapkan menjauhkan dirinya dengan Tiong gi pay.
Komentar ayahnya itu memang sangat tepat bahkan sangat mengena bagi hati kecilnya sehingga karenanya ia sangat mengharapkan dapat bertemu lagi dengan pemuda itu.
Adapun kini selagi Tiong gi pay menghadapi suatu kesulitan yang sangat besar dan dapat dikata menyebabkan segenap para anggota Tiong gi pay bingung dan susah, tahu-tahu pemuda itu muncul dibawa menghadap oleh Lim Hongpin, hingga untuk sejenak hatinya berdebar tegang dan matanya memandang kepada sipemuda yang justru menatap
kepadanya . . . "Niocu, aku membawa menghadap seorang pemuda yang menurut katanya hendak mempersatukan dirinya kedalam kesatuan kita. Mohon Niocu memberi putusan!" kata Hongpin yang sama sekali tak menyadari bahwa mata niocu dan mata pemuda itu masing-masing sedang mengutarakan rasa
kangen. Demi mendengar perkataan yang disampaikan Lim
Hongpin, nona Tan Lian Giok segera dapat menguasai hatinya dan lalu ujarnya: "Lim pepeh (uwak Lim), kita harus menyambut dengan penuh penghargaan kedatangan calon anggota baru ini! Bawalah dia kepondokmu dulu. Sebentar lagi aku menyusul kepondokmu."
"Baiklah niocu. Dan perlukah dia diuji?" Hongpin balik bertanya.
"Nantikan saja putusanku" sahut Lian giok tegas sehingga Lim Hongpin segera mundur diikuti Hayhauw yang sedang berusaha menekan debaran jantung dibalik dadanya. Betapa tak akan berdebar keras jantung Hayhauw karena pertemuan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan dara yang selalu membuat hatinya tersengsamsengsam selama ini benar-benar diluar dugaan. Pertemuan yang kedua kalinya ini benar membuat ia sangat merasa canggung dan kikuk dan memang beginilah sifatnya seorang pemuda yang baru pertama kali dihinggapi perasaan cinta, kalau jauh sijantung hati itu selalu terbayang-bayang didepan mata dan ingin selalu berjumpa, akan tetapi manakala bertemu dan saling berhadapan, maka canggung dan kikuklah dia seperti terkena pukau! Apalagi sicantik jelita yang selalu menusuk-nusuk kalbunya itu kini dalam kenyataan selaku ketua dari sebuah kesatuan yang gagah berani maka
maklumlah ia bahwa sijelita itu mempunyai pengruh besar dan wibawa tinggi kalau tidak mana bisa para anggota antaranya seperti Kang Culay dan Lim Hongpin dapat tunduk dan mendapati segala perintahnya. Selain jantungnya berdebar keras benak anak muda inipun membuat sebuah pertanyaan bahwa apakah si jelita itu istri Tan Kimpo ataukah puterinya . .
. " Kalau istri dari ketua yang sudah ditawan itu . . . ah, betapa hancur luluh hati dan luka parah sukmanya yang baru saja ditumbuhi bunga asmara yang mulai mengembang ini"
Sebaliknya, apabila ia putrinya tentu hati anak muda ini akan bersorak girang dan dalam perjuangannya selaku anggota Tiong gi pay akan diusahakannya untuk megetuk pintu hati sijuita yang sudah dicintainya secara sepihak itu. Akan tetapi bagaimana kalau sudah bersuami atau sedikitnya
bertunangan" Pertanyaan terakhir ini tiba-tiba, membentur benak Hayhauw sehingga anak muda ini kembali jadi merasa kebingungan sendiri. Namun, berkat otaknya yang cerdik segera mendapat akal sehingga sebelum turut mundur
bersama Hongpin dari hadapan niocu itu, ia memberanikan hati bertanya.
"Siocia . . . eh maaf, Niocu . . . Bolehkah aku bertanya" Tan Kimpo locianpwe, yang ditawan oleh Pasukan Garuda itu, apakah hubungannya dengan Niocu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dia ayahku dan persetujuan semua kawan-kawan kini aku bertindak selaku penggantinya."
Bersoraklah hati Hayhauw mendengar keterangan yang
sangat menggembirakan ini, tapi dia berhasil mengekang perasaan hatinya ketika berkata dengan sikap sungguh-sungguh.
"Niocu disamping aku menyampaikan salam dengan ucapan selamat bertemu kembali juga setelah aku mendapat
keterangan dari niocu maka dengan jalan ini aku menyatakan turut bingung dan sedih hatiku yang tak terhingga atas kemalangan yang menimpa Tan Koncinpwe sehingga kalau niocu setuju, aku bersedia mencurahkan kebodohanku untuk membantu masalah besar yang niocu hadapi ini!"
Nona Tan Lian Giok menundukkan muka sejenak. Didalam hati dara perkasa ini sebenarnya merasa bangga mendengar pernyataan sipemuda yang sudah diketahui kelihayannya itu.
Betapa ia takkan menerima kesediaan pemuda itu dikala ia sendiri justru sedang memerlukan bantuan. Akan tetapi selaku penjabat ketua dari sebuah kesatuan tentu saja ia tak dapat bersikap menurutkan suara hatinya, apa lagi dihadapan para anggota Tiong gi pay, maka dengan sikap penuh disiplin nona ini berkata, "Saudara, tentu saja kami, atas nama segenap anggota Tiong gi pay merasa sangat berterima kasih sekali akan kerelaanmu ikut serta dalam perjuangan kami ini. Asal saja kau dapat memenuhi beberapa syarat yang kami
tentukan." "Nyatakanlah syarat-syarat itu juga, niocu sahut Hayhauw bersemangat."
Mata yang suram dan wajah yang suram jadi agak berseri tatkala nona itu berkata, "syarat pertama kau harus menerangkan riwayat hidupmu. Kedua, dengan maksud dan tujuan apa maka kau membantu Tiong gi pay dan ketiga, kau harus bersumpah setia serta taat dan patuh akan perintah dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
aturan yang ditentukan oleh Tiong gi pay yang aku pimpin ini."
Hayhauw mengangguk-anggukkan kepala sambil
bersenyum dan dari saku bajunya ia lalu mengambil surat pengantar dari To Gun Hosiang. "Niocu, kiranya segala syarat akan dipenuhi setelah kau membaca surat untukmu ini?" Lalu surat itu dtangsurkannya dengan kedua tangannya.
"Surat dari siapakah ini?" Lian giok bertanya sambil menerima surat itu dan serta merta dibuka sampulnya lalu dibacanya.
Selama sinona membaca surat itu adalah merupakan satu kesempatan yang amat baik bagi Hayhauw untuk
memperhatikan dan memuaskan hatinya memandangi
keadaan diri dara jelita yang sudah mengembangkan kuncup asamara dilubuk hatinya itu. Kini ia dapat melihat secara jelas kecantikan yang dimiliki sinona, tidak seperti tempo hari dalam pertemuan diantara kelepan malam disusun Bok li cun.
Meskipun wajah kusut dan muram membayangkan batinnya yang tertindih kesedihan, namun sedikitpun tak mengurangi kejelitaannya, bahkan dalam pancaran mata Hayhauw justru membuktikan kecantikan yang asli dan wajar karunia alam.
Pakaian yang terbuat dari cita kembang dengan potongan singkat sebagaimana layaknya pakaian pendekar wanita, ditambah lagi sebilah pedang digantung di pinggang sebelah kirinya mengesankan betapa gagahnya ia. Hayhauw ingin selamanya dapat menikmati keindahan itu dan memanglah semenjak dunia berkembang tidak ada daya penarik yang lebih memikat hati para pemuda selain menikmati wajah dara-dara ayu.
Waktu membaca surat yang memang hanya sebentar itu
dirasakan Hayhauw terlalu cepat sehingga berakhirlah kesempatan yang sangat dinikmatinya itu tatkala Lian giok selesai membaca dan memandang kepadanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jadi . . . kau ini yang bernama Han Hayhauw dan murid tunggal dari Tiong Sin lopepeh?" dara itu bertanya kemudian seakan-akan kurang percaya.
"Tidak salah niocu! Dan agaknya kau kenal juga dengan suhuku?"
"Bukan saja kenal bahkan Tiong Sin lopepeh menjadi kawan karib ayahku dan merupakan seorang pendukung
perjuangan kami disamping To Gun Hosiang"
Hayhauw sudah dapat menduganya sesudah mendapat
keterangan dari Lim Hongpin tadi bahwa gurunya sering datang ketempat ini tentu gurunya membantu perjuangan Tiong gi pay maka bukan suatu hal yang kebetulan kalau gurunya meninggalkan pesan melalui To Gun Hosiang agar ia menjatuhkan diri kedalam kesatuan Tiong gi pay ini. Tentu saja hati anak muda ini bukan main girangnya setelah mendapat keterangan yang lebih jelas dari dara itu sendiri bahwa gurunya merupakan seorang pendukung Tiong gi pay, sehingga ia yakin seyakin-yakinnya bahwa ia dapat turut berjuang membantu kesatuan ini tanpa mendapat kerewelan dari sidara ketua itu!
Sebelum Hayhauw bertanya untuk memperoleh putusan.
Nona itu keburu mendahuluinya berkata.
"Surat dari To Gun Hosiang ini sudah cukup memberi jaminan bagimu untuk kita berjuang bersama dibawah panji Tiong gi pay. Kupersilahkan kau masuk, juga Lim pepeh, mari kita rundingkan bersama tentang saran dari To Gun Hosiang yang dinyatakan dalam surat ini"
Dara ini lalu menggeser dan berdiri disisi ambang pintu, pertanda bahwa orang yang akan diajak berunding ini diberi jalan untuk masuk kedalam pondoknya.
Jangankan Hayhauw, sedangkan Lim Hongpin sendiri
merasa enggan untuk memasuki pondok sidara itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah berdiam sesaat dan akhirnya terpikir, bahwa hal ini atas permintaan sidara sendiri dan pula untuk merundingkan kepentingan perjuangan maka Lim Hongpin dan Hayhauw yang tadi surut mundur ini lalu masuk. Lim Hongpin masuk duluan dan Hayhauw membuntutinya, lalu diikuti oleh sidara itu sendiri setelah menutup pintu pondoknya kembali.
Mata Hayhauw seperti mendadak menjalang menatapi
segala sesuatu yang terdapat dalam pondok itu. Biarpun segalanya serba sederhana dan ukuran pondok itu tidak terlalu besar, namun terawat rapi sehingga memberikan pemndangan yang menyebapkan mata. Ini tentu berkat rawatan tangan sidia, pikir Hayhauw sambil menekan perasaan dibalik dadanya yang lagi berdebar-debar keras!
Mereka duduk diatas tiga buah bangku mengitari sebuah meja persegi diatas mana terletak sebuah jembangan kecil yang menjadi tempat bunga-bunga hutan yang masih segar.
Disitulah Lian giok merundingkan saran To Gun Hosiang yang dinyatakan didalam surat, yang dibawa Hayhauw tadi, bahwa tindakan pertama yang paling penting harus dikerjakan ialah menolong Tan Kimpo dari tawanan pasukan penjajah
sebagaimana sudah diceriterakan, bahwa apabila nyawa Tan Kimpo tak keburu ditolong, maka jenazahnya harus
diamankan, harus diambil dari tiang gantungan baik dengan jalan apapun juga.
Lim Hongpin sigolok besar dari Kansu hanya menyatakan pendapatnya bahwa ia sangat merasa setuju dengan apa yang disarankan To Gun Hosiang itu sehingga dalam perundingan singkat itu akhirnya nona Tan Lian giok mengambil putusan untuk melaksanakan saran To Gun Hosiang, tinggal saja menyusun rencana serta siasat untuk melaksanakan pekerjaan yang bukan ringan itu. Akan tetapi dengan segera siasat dapat diatur baik oleh Lim Hongpin dan Hayhauw mendapat tugas untuk mengambil jenazah Tan Kimpo dari tiang gantungan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sanggupkah kau mengerjakannya, saudara Hayhauw?"
tanya Lian giok akhirnya.
Hayhauw maklum bahwa pekerjaan yang sangat berat ini sengaja mereka bebankan kepadanya adalah salah satu ujian berat baginya dalam praktek. Sungguhpun dirasakan amat berat dan berbahaya, akan tetapi karena ia sudah bertekad bulat untuk menjalankan darma baktinya kepada Tiong gi pay.
Sebagaimana yang dipesankan suhunya, maka tiada suatu alasan baginya untuk menolak.
"Betapapun juga aku harus menerima tugas ini mudah-mudahan saja berhasil. Mohon dari niocu!" Jawabnya tegas tapi dengan nada merendah dan agak merayu.
Tan lian giok bangkit dari tempat duduknya. Wajah yang muram nampak makin sayu karena hatinya amat bangga
bercampur haru menerima kesediaan sianak muda untuk menempuh bahaya demi kepentingannya, Ia merangkapkan kedua tangannya didepan dada sambil berkata lirih, "Saudara Hayhauw, sekali lagi aku mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaanmu. Aku yakin bahwa dengan bantuanmu
perjuangan kami akan membawa hasil seperti apa yang kami harapkan, sehingga tak perlu kau berlaku sungkan merendah."
Repot juga Hayhauw menerima sikap hormat dan
pernyataan dari sigadis yang menyebabkan dadanya berdebar makin keras ini. Sehingga ia hanya mampu membalas
menghormat, tanpa dapat mengucapkan perkataan sebagai imbalannya.
Kemudian Lian giok menuturkan kepada Lim Hongpin
bahwa ia pernah bertemu dengan Hayhauw dan memberi
sumbangan, untuk biaya Tiong gi pay sekantong uang perak emas, ketika ia bersama ayahnya pergi tempo hari untuk mencari biaya tambahan sehingga taulah Hayhauw kini bahwa perkumpulan yang tidak mau disebutkan oleh gadis tempo hari kiranya adalah perkumpulan Tiong gi pay ini. Apa yang paling mengesankan bagi Hayhauw dalam pertemuan itu, ialah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bahwa sigadis itu tanpa diminta telah memperkenalkan namanya, Tan Lian giok. Tiga suku kata dari nama sigadis itu segera terukir dikepingan hatinya. Begitu indah dan merdu nama itu bagi Hayhauw, sehingga tak bosan-bosannya
dihatinya mengulang-ulanginya seakan-akan takut terlupa pula Sementara diluar pondok didalam mana mereka bertiga berunding dan dilanjutkan dengan acara "ramah tamah" itu maka para anggota Tiong gi pay yang sebagian banyak terdiri dari pada anak anak muda ramai berbisik-bisik karena tidak sari-sarinya niocu mereka menerima seorang pemuda kedalam pondoknya apalagi pemuda yang merupakan orang baru
seperti Hayhauw itu. "Agaknya niocu kita merasa tertarik akan ketampanan dan kegagahan orang baru itu!" terdengar seorang anak muda menggumam.
"Mereka setimpal kalau mereka berjodoh. Sipemuda cakap, sidara cantik ditambah lagi keduanya memiliki kegagahan yang patut dipuji" terdengar suara yang menggarami, dari seorang yang usianya tak dapat disebut lagi.
"Betul juga" ujar orang muda yang lain lagi. "Tapi yang paling sial adalah kawan kita, Ho Bunki sikepala baja, sekarang ia mendapat saingan" Lalu orang yang berkata demikian itu ketawa ditahan-tahan.
Ho Bunki, sipendekar muda ahli gwakang dari Hok kian yang pada waktu mana kebetulan pula berkumpul diantara mereka dan sejak tadi, ia memang melihat kedatangan Hayhauw hatinya merasa tidak enak ketika melihat betapa Tan lian giok mempersilahkan pemuda itu masuk kedalam
pondoknya. Ditambah lagi sekarang ia mendengar kelakar kawan-kawannya, maka tidak heran kalau anak muda ahli gwakang yang diam-diam telah jatuh hati dengan Lian giok ini telah merasa terbakar hatinya. Memang perkataan kawannya tadi sangat tepat bahwa ia mendapat saingan sehingga terdapat anak muda baru itu telah menimbulkan rasa cemburu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dihatinya. Maka ketika dilihatnya anak muda itu bersama Lim Hongpin yang setelah selesai berunding dan keluar dari pondok Lian giok. Bunki segera menghampiri dan dengan kasar siahli gwakang ini mengajukan pertanyaan kepada Hayhauw.
"Kawan baru! Kau mau menjadi anggota Tiong gi pay?"
Hayhauw agak tercengang mendapat pertanyaan dengan
sikap yang tidak amat menyenangkan hatinya ini. Sesaat ditatapnya orang itu, yang bertubuh tegap dan disepasang lengannya nampak otot-otot besar mencerminkan bahwa ia memiliki tenaga yang sangat kuat. Hayhauw segera dapat menduga bahwa orang muda yang kasar ini adalah sikepala baja dari Hokkian seperti yang didengarnya keterangan dari To Li Hosiang yang mengantarkan tadi, maka biarpun hatinya kurang senang, namun ia lalu menjawab dengan sikap yang menjadi pembawaannya yaitu merendah.
"Benar, toako! Hal ini benar-benar sangat menggembirakan hati siauwte."
"Bagus!" seru Ho Bunki "Tapi aku ingin menjajal dulu kekuatanmu dengan kepalanku ini, nah terimalah!" Seiring dengan ucapannya tiba-tiba kepalan tangan kanannya yang besar dan kuat itu melayang kearah dada Hayhauw dan oleh karena jarak mereka sangat dekat sehingga seakan-akan Hayhauw tidak sempat berkelit, maka seketika itu juga terdengar suara "duk" yang sangat keras, yaitu suara yang timbul dari kepalan Bunki menumbuk dada Hayhauw.
Harus diakui bahwa kepalan Ho Bunki memang mempunyai kekuatan luar biasa, Ia pernah memukul kepala seekor kerbau gila yang mengamuk sehingga pecah dan kerbau itu mati.
-o0odwookzo0o- Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid VII Seketika jarang sekali ia menemukan tandingan yang dapat menahan pukulan kepalannya ini sehingga karenanya, pukulan yang berdasarkan tenaga gwkang ini selalu menjadi
kebanggaan serta sangat dibuat andalannya! Hanya sayang sekali Ho Bunki mempunyai adat berangasan dan sikap kasar, sehingga bagi orang lain yang tidak mengetahui watak serta pembawaannya, ia akan dianggap seorang pemuda sombong.
Dan Hayhauw pun menganggapnya demikian!
Akan tetapi Hayhauw adalah seorang anak muda yang
selalu dapat mengimbangi sikap seorang, sehingga karenanya kini Ho Bunki seperti menemukan batunya! Biasanya, pukulan kepalan Ho Bunki apabila mengenakan sasarannya apalagi secara tepat, pasti orang yang dijotosnya itu akan terguling roboh dan tak dapat bangun lagi karena menderita patah tulang, akan tetapi ketika kepalanya itu menumbuk dada Hayhauw yang tampaknya tinggal mandah saja, bukan saja tidak membuat pemuda baru itu roboh, malah goyahpun tidak, dan sebaliknya, Ho Bunki yang berteriak kesakitan sendiri karena kepalannya itu seakan-akan menumbuk benteng baja yang sangat kuat, ia segera menarik kepalannya dengan wajah menangis menahan sakit. Sepasang matanya
membelalak memandang Hayhauw yang nampaknya tinggal tenang-tenang saja. Bukan main heran terkejut dan penasaran hati sikepalan baja dari Hokkian ini.
Untuk menyembunyikan rasa malu yang ditanggung
kawannya, Lim Hongpin segera mengetahuhinya sambil
berkata. "Hote atau adik Ho, sudahlah. Kini bukan waktunya bagimu untuk menguji kawan kita yang baru ini. Niocu telah mengeluarkan perintah bahwa pada waktu itu juga kita harus berangkat ke Taygoan. Kalau perlu kita mengadakan perang mati-matian dengan pihak musuh untuk menolong paycu kita".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ucapan Lim Hongpin ini segera disambut oleh suara
teriakan bersemangat tanda setuju dari para anggota Tiong gi pay yang hadir. Segera semua para anggota dari pasukan yang gagah berani ini berkumpul untuk mendengar perintah dan siasat-siasat yang diatur oleh Lim Hongpin dan Kang Culay. Seorang utusan lalu disuruh menyampaikan berita kepada To Gun Hosiang dikuil Lianhoksi. Dan sejak saat itulah Han Hayhauw menjadi seorang pejuang dalam kesatuan Tiong gi pay. Hayhauw maklum bahwa setelah menjatuhkan dirinya kedalam Tiong gi pay ini, tugas-tugas yang dihadapinya sangat berat. Apalagi tugas yang pertama kali ia harus lakukan ialah ambil mayat Tan Kimpo dari tiang gantungan!
Betapa berat dan besar resiko pekerjaan ini ia sudah dapat dibayangkan, sangat mungkin nyawa sendiri akan melayang!
Tapi sebagai seorang pejuang Hayhauw paham bahwa ia tidak boleh memperhitungkan untung ruginya perjuangan yang dihadapinya asal dengan keyakinan bahwa yang
diperjuangkannya itu adalah demi membela kebenaran dan keadilan. Apalagi perjuangannya dibawah naungan kesatuan membela kebebasan bangsa dan kemerdekaan negara, maka kewajibannya harus berjuang mati-matian tanpa pamrih.
Memang harus demikianlah tekad orang pejuang sejati.
Perhitungan para pejuang yang membela tanah air dan bangsa tanpa pamrih hanya ada dua macam. Pertama
mengakhiri perjuangan dengan kemenangan mutlak dan
kedua gugur dimedan perang sebagai kesuma bangsa yang dihormati dan dibanggakan.
Akan tetapi sayang sekali Hayhauw tidak segera menyadari bahwa dalam tekadnya sebagai pejuang sebulat itu, setelah menyatukan diri kedalam pasukan Tiong gi pay ada seorang Tiong gi pay yang diam diam menaruh rasa tidak suka terhadapnya. Orang ini bukan lain ialah Ho Bunki, perasaan tidak suka yang disimpan didalam hatinya terhadap Hayhauw, disebabkan selain ia masih penasaran ketika mengujinya tadi ia merasa dibikin malu, bahkan yang utama sekali ialah ia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
merasa iri dan cemburu karena nona Tan Lian Giok ketika menyambut dan menerima Hayhauw tadi menurut
pendapatnya, tidak semestinya seperti itu.
ooooooOdwOoooooo Berbagai siksaan dan kompesan telah diderita oleh Tan Kimpo semenjak saat pemimpin Tiong gi pay itu disergap dan ditawan. Yang paling getol menyiksa adalah Ceng Kunhi sesuatu pula dengan jabatannya selaku panglima muda dan algojo. Lebih-lebih lagi ketika setelah kembali dari Lianhoksi dimana ia bersama Kulangcha dibikin malu oleh To Gun Hosiang. Kemendongkolan hatinya lalu ditimpakan terhadap tawanan itu. Padahal itu untuk kesekian kalinya tubuh Tan Kimpo yang memang semulanya sedang menderita sakit, dan ditambah lagi gara-gara siksaan sehingga keadaannya demikian lemah dan menyedihkan, digusur keluar dari kamar kurungan dan dengan siksaan oleh beberapa orang, perwira pasukan garuda, tubuh Tan Kimpo yang agak kurus itu dicambuki oleh Ceng Kunhi, dan seperti biasanya, setiap kepala yang dipancungkan terlepas dari tubuh tawanan atau setiap tubuh sitawanan menggelepar kesakitan dicambuknya selalu diiringi suara ketawa dari Ceng Kunhi dan oleh karena sifatnya yang luar biasa inilah maka Ceng Kunhi mendapat nama julukan Ciauw giam lo atau Malaikat Elmaut ketawa.
"Tar tar tar tar . . ." suara cambuk yang melecut memaksakan anak telinga diiringi bergelaknya bagaikan suara tertawa iblis dan tubuh yang disiksanya bergulingan dilantai, menggeliat menggelepar seakan-akan bergulat dengan sekan merenggut nyawa.
Baju Tan Kimpo robek-robek dan kulit tubuhnya pecah dan berdarah atau matang biru. Siksaan dari musuh ini ia terima dengan hati tabah, betapapun hebatnya siksaan ini ia derita, namun dari mulutnya, pihak penjajah tak berhasil memperoleh keterangan sekelumitpun.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Gembong pemberontakan hina! Mengakulah dimana kau menyembunyikan anak buahmu"!" Kalimat pertanyaan ini entah untuk keberapa kalinya dilontarkan oleh Ceng Kunhi.
Akan tetapi yang ditanya dan disiksa itu selalu tidak mau menjawab, mulutnya tak lain hanya mengeluarkan rintihan menahan rasa sakit yang menyayat tubuhnya.
Kembali cambuk ditangan Ceng Kunhi terayun dan
menyabet tubuh yang sudah lemah dan payah itu sambil mengeluarkan suara seperti halilintar, Kembali tubuh Tan Kimpo menggeliat kedua tangannya dikepalkan seluruh otot-ototnya merenggang, dan ia merintih, minta perlindungan kepada Tuhan!
"Gembong pemberontak! Aku masih memberi kesempatan supaya kau mengatakan keterangan yang kami butuhkan! Dan kesempatan ini adalah yang terakhir yang mungkin akan membatalkan maksud hati untuk menggantungmu!" Ceng Kunhi menghardik pula dan kini ia mencoba mengambil siasat memancing.
Pada detik berikutnya hati panglima muda yang kejam ini agak gembira ketika dilihat Tan Kimpo dengan susah payah berusaha bangun dan duduk dilantai. Dikiranya ia akan memberi seperti yang diharapkan. Akan tetapi sesudah ditunggu sampai sesaat lamanya Tan Kimpo masih tetap membungkam, hanya sepasang matanya yang bersinar tajam dibalik pelupuk mata yang bengkak karena aniayaan itu ditatapkan terhadap panglima bermata juling yang
menyiksanya. Bibirnya tertutup rapat, hanya dari sebelah dalam bibir itulah terdengar jelas bunyi gemertakan!
"Katakanlah! Mungkin putusan kami berubah . . .!" Ceng Kunhi mendesak.
Akhirnya, perlahan-lahan sekali bibir Tan Kimpo bergerak dan nampak membuka dan benar saja kini ia berkata. Akan tetapi perkataan yang diucapkannya sungguh diluar dugaan Ceng Kunhi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Manusia keji pengkhianat bangsa dan negara! Mau bunuh aku segera bunuhlah! Tak perlu coba membujukku! Sampai ajalku tibapun jangan harap kau bisa memperoleh sesuatu keterangan dariku . . . !" Demikian perkataan yang diucapkan Tan Kimpo dengan nada marah sungguhpun suaranya sangat lemah. Perkataan dari seorang sejati selaku pemimpin Tiong gi pay yang mempunyai rasa tanggung jawab penuh tentu saja merasa lebih rela mati sebagai orang gagah dari pada membocorkan rahasia kesatuannya.
Bukan main marahnya hati Ceng Kunhi setelah mendengar ucapan Tan Kimpo, apalagi dirinya dimaki pula maka segera saja cambuknya dikerjakan pula secara bertubi-tubi sehingga, kembali tubuh ketua Tiong gi pay itu bergulingan dan menggelepar-gelepar bagaikan cacing gelisah diatas abu panas. Pakaian makin robek dan koyak serta dibasahi pula oleh peluh dan darah yang mengalir dari luka-lukanya. Ketika tubuhnya yang didera cambuk bergulingan kedekat kaki salah seorang perwira, maka perwira yang bukan lain adalah Ong Samkui, yaitu perwira tingkat tiga yang bersenjatakan sepasang kampak besar yang tentu pembaca masih ingat bahwa tertangkapnya Tan Kimpo yang sedang menderita sakit itu adalah oleh sepasukan tentera dibawah pimpinan perwira she Ong ini, segera mengayunkan kakinya dan menendang tubuh Tan Kimpo terpental dan bergulingan dan seorang perwira yang lainnya lagi meniru perbuatan Ong Samkui.
Demikianlah, lebih dari lima kali tubuh ketua Tiong gi pay yang malang itu dijadikan bola sepak oleh para perwira yang hadir disitu disamping cambuk Ceng Kunhi yang terus melecut-lecut disertai ngakak tertawa iblisnya!
Kalau saja Tan Kimpo disergap bukan waktu ia sedang menderita sakit, tentu ia takkan sampai mengalami hal seperti ini dan andai kata ia sampai tertawan namun justru tidak sedang sakit, maka dalam penganiayaan ini sedikitnya tentu ia akan memperlihatkan kegagahannya! Setidak-tidaknya ia akan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjatuhkan dua atau tiga perwira musuh dahulu sebelum ajal merenggut nyawanya!
Setelah dijadikan bola tendang tadi, akhirnya Tan Kimpo terkapar dan tubuhnva sedikitpun tak bergerak! Bajunya yang sudah menjadi compang-camping itu basah kuyup dan merah.
Bahkan darahnya itu banyak menodai pula lantai dimana ia ditendang pulang pergi serta dicambuki barusan.
"Ha ha ha ha . . . Rupanya dia semaput pula. Guyur air!"
kata Ceng Kunhi setelah menghentikan ketawa iblisnya.
Seorang perwira bawahan lalu mengambil seember air dan wajah serta tubuh Tan Kimpo yang sudah tidak karuan rupanya itu, disiraminya.
Sejak ditawan, Tan Kimpo sudah lima kali pingsan akibat siksaan dan biasanya setelah diguyur air, segera sadar pula untuk kemudian ia dikompes lagi. Tetapi kali ini, meskipun sudah di "mandikan" seember air dan ditunggu hingga beberapa saat lamanya, Tan Kimpo tak nampak gejala-gejala akan sadar. Kemudian para perwira boneka penjajah itu baru tahu setelah salah seorang memeriksanya, bahwa nafas dan denyut jantung orang yang mereka namakan kepala
pemberontak yang berkepala batu itu sudah berhenti sama sekali. Tan Kimpo mati. Dan matinya ini benar-benar dapat dinamakan sebagai pahlawan bangsa dan kusuma negara.
Tubuh yang sudah menjadi mayat itu harus mengalami
siksaan lebih lanjut lagi yaitu digantung dimuka pintu gerbang tembok benteng gubernuran yang dilakukan pada sore
harinya, sesuai dengan putusan yang telah diumumkan pada pagi hari tadi yang sebagaimana sudah diterangkan dalam bagian permulaan dari ceritera ini.
Pasukan Tiong gi pay yang dibantu oleh keenam orang hwesio dari kuil Lianhoksi melakukan penyerbuan besar-besaran kekota Taygoan. Peristiwa ini terjadi pula pada sore hari itu juga, dikala senja hampir berganti malam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siasat peyerbuan diatur sedemikian rupa, yaitu sebagian para anggota Tiong gi pay yang hampir mencapai seratus orang lebih banyaknya itu melakukan pengacauan dipinggir kota. Banyak rumah-rumah para hartawan yang menjadi antek-antek atau pembantu pihak penjajah yang sudah tercatat dalam daftar hitam Tiong gi pay dibakar! Siasat sebagai pancingan untuk menarik perhatian pasukan penjajah ini ternyata sangat berhasil, oleh karena hampir seluruh serdadu dari pasukan garuda dikerahkan tempat itu, sehingga terjadi pertempuran yang sangat dahsyat!
Sementara para pemimpin Tiong gi pay dan dibantu
keenam orang hwesio yang sudah disebutkan tadi yang kesemuanya menyamar sebagai petani dan kepala mereka yang gundul itu ditutupi topi caping yang berdaun lebar, berhasil menyelundup dan dengan mempergunakan
kepandaian mereka, dapat melampaui beberapa pos
penjagaan sehingga akhirnya mereka telah mendekati pintu gerbang gubernuran. Keadaan disitu sunyi sekali, seakan-akan tak dijaga.
Cuaca sudah mulai gelap akan tetapi sinar api yang
membakar rumah-rumah jauh dibelakang mereka memberikan penarangan yang remang-remang sehingga apa yang nampak dipintu gerbang benteng gubernuran itu terlihat cukup jelas, sehingga karenanya Lian giok mengeluarkan jeritan tertahan:
"Ayah!" Dan nona perkasa ini hendak lompat dan lari menghampiri tubuh yang tergantung dibawah tiang gantungan terpancang dimuka pintu gerbang itu akan tetapi Lim Hongpin cepat memegang dan menarik lengannya.
"Niocu, sabar dan jangan ceroboh. Kuatkan imanmu!" bisik Lim Hongpin dengan suara perlahan dan menggetar. Hatinya amat tertusuk menyaksikan pemandangan yang amat
menyedihkan jelas terlihat bahwa tubuh Tan Kimpo
tergantung lehernya dibawah tiang gantungan dimuka pintu gerbang itu, tak salah lagi bahwa Tan Kimpo yang digantung
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu. Pakaiannya, masih seperti ketika ia disergap kemarin malam. Yakni baju hitam dan celana putih, yang kini sudah compang-camping dan cabikannya nampak menggelepar-gelepar ditiup angin.
"Lim pepeh, biarkan aku mengambil jenazahnya. Tak kuat hatiku melihat dia tergantung seperti itu." Tan Lian giok meronta-ronta dalam pegangan Lim Hongpin.
"Sabar niocu kita harus bertindak menurut rencana, jangan sampai mengorbankan nyawa sia-sia" kata Lim Hongpin menyabarkan dan pendekar dari Kansu ini berkata pula mengutarakan pendapatnya, "Kita tak boleh berlaku gegabah, tempat ini terlalu sunyi dan keadaan yang tidak semestinya ini aku merasa yakin bahwa ditempat tersembunyi pasti terdapat musuh berjaga-jaga yang siap akan menyergap kita. Oleh karenanya, kita harus berpencar. Kita harus dipencar menjadi tiga kelompok dan kita coba mendekati, gantungan itu dari tiga jurusan. Nah segera laksanakan siasatku ini sementara niocu Bunki Culay ialah biarlah bersamaku".
Mereka segera menyebar dan mereka ini bukan lain terdiri dari To Gun Hosiang dan To Li Hosiang merupakan kelompok kedua yang mencar kesebelah selatan. Sedangkan To Bi Hosiang To Gi Hosiang dan Hayhauw merupakan kelompok ketiga dan menyelinap kesebelah utara. Begitulah dalam keadaan sepi yang menjadi teka teki serta mencurigakan itu mereka berusaha mendekati tiang penggantungan dari tiga jurusan. Mereka menggunakan taktik gerilya, tindakan kaki mereka beridap-idap hati berdebar tegang, kewaspadaan mata dan telinga diperlipat gandakan dan senjata masing-masing sudah siap ditangan.
Lim Hongpin terus memegangi lengan Lian giok yang kini sudah tak kuat lagi membendung kesedihannya. Ketika mereka sudah berada dekat sekali dengan tiang gantungan.


Pusaka Tongkat Sakti Karya Tjoe Beng Siang di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Niocu, atasilah rasa sedih dihatimu. Hendaknya kita ingat bahwa ayahmu telah tewas sebagai pahlawan besar!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Terdengar Kang Culay berbisik sambil berjalan mengindap-indap dan sepuluh batang anak panah sudah dipersiapkan pada gendewanya.
Tan Lian giok menahan isak tangisnya dan setelah melihat keadaan tetap sunyi, maka tiba-tiba saja dara ini melompat kedepan dan dengan tiga kali lompatan saja ia sudah tiba dibawah penggantungan ayahnya. Ternyata Tan Lian giok tidak dapat menahan hatinya lagi. Melihat betapa ayahnya telah tergantung disitu dalam keadaan tak bernyawa lagi serta berbau amis karena darah-darah yang membeku, ia lalu mengerahkan ginkangnya sehingga dengan sekali enjot saja tubuhnya mumbul keatas dan tangan kirinya lalu menjaga besi gantungan diatasnya yang membuat tubuhnya menggelantung disisi jenazah ayahnya. Dan tangan kanannya lalu
mengayunkan pedangnya untuk memutuskan tali yang
menjerat leher ayahnya. Akan tetapi sebelum maksudnya ini tercapai tiba-tiba pedangnya terbentur oleh sebuah benda secara tepat sekali. Tenaga benturan itu kuat sekali sehingga pedangnya terpental serta lepas dari pegangannya. Ternyata benda yang terbentur itu datang dari atas benteng dan yang disusul lagi banyak sinar hitam menyambar kearahnya.
"Niocu, awas. Cepat lompat turun!" teriak Lim Hongpin dengan hati terkejut karena mendapat kenyataan bahwa mereka terjebak sungguhpun hal ini sudah diduganya dari semula.
Sebelum diberi peringatan, biarpun hatinya bukan main sedih dan bingung sebenarnya Tan Lian giok sudah cukup waspada, maka sebelum senjata-senjata rahasia itu sampai menyerang dirinya, ia sudah segera melompat turun dan lalu berguling dan dengan selamat ia berhasil memepetkan dirinya dibawah tembok benteng.
Setelah itu, pintu gerbang yang tadinya tertutup rapat-rapat itu tiba-tiba membuka dan secara cepat sekali dari mana berlompatan tujuh sosok tubuh keluar dan menerjang mereka
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan mereka ini memperdengarkan suara ketawa yang
mencerminkan cemoohannya! Ternyata mereka ini adalah ketujuh perwira dari Pasukan Garuda dan barangkali pembaca yang budiman sudah lupa lagi nama-nama mereka maka
baiklah pengarang disini bantu mengingatkannya bahwa mereka adalah: sipanglima berbentuk bulat tinggi berbangsa Mongol dengan senjata istimewa yang berbentuk bulan bintang, Ceng kunhi sipanglima muda yang bermata juling itu, Ma Inliang perwira tinggi perwira tingkat satu yang lebih dikenal dengan nama julukannya sitongkat kepala naga atau Long thauw tung, Tohula alias si tongkat panjang perwira tingkat dua, Ong Samkui perwira tingkat tiga yang senjatanya berupa kampak kembar, So Banpek siperwira tingkat empat dengan sebilah golok bengkung dan panjang sebagai
senjatanya, perwira tingkat lima Ho Likiat, bersenjata sepasang tombak berjagak (siangkek).
Para pemimpin Pasukan Garuda ini ternyata telah membuat siasat yang sangat tepat sekali untuk menyambut penyerbuan dari Tiong gi pay, mereka sudah memperhitungkan bahwa dengan jalan digantungnya mayat "Gembong pemberontak"
dari Tiong gi pay itu para anak buahnya pasti akan datang menyerbu atau setidak-tidaknya akan mengambil mayat pemimpin mereka. Siasat ini ternyata sangat berhasil, maka ketika mengetahui bahwa para anak buan Tiong gi pay mulai mengadakan pembakaran rumah-rumah dipinggir kota,
Kulangcha lalu mengerahkan para serdadunya untuk
menghadapi dan memberi perintah pula terhadap para
perajurit penjaga bahwa apabila melihat para pemimpin Tiong gi pay menyelundup memasuki kota dan mandatangi kearah pintu gerbang hendaknya dibiarkan karena hendak diganyang oleh para perwira yang diam-diam mengadakan bayhok dan pengintaian dibalik pintu gerbang. Maka ketika dari lubang pengintaian mereka melihat bahwa pancingan mereka
disanggut sang ikan, yaitu ketika para pemimpin Tiong gi pay menghampiri tiang penggantungan Lian giok melompat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hendak mengambil jenazah ayahnya maka sesuai dengan rencana para serdadu yang bersembunyi diatas benteng lalu melepaskan senjata senjata rahasia serta anak panah diiringi para perwira pasukan garuda yang dipimpin oleh Kulangcha sendiri lantas keluar dari pintu benteng dan menerjang serta akan membasmi gembong-gembong pemberontak yang sudah memasuki perangkap itu.
"Anjing-anjing pemberontak! Bagus kalian datang sendiri mengantar nyawa" Bentak Kulangcha yang muncul paling depan sambil senjata bulan bintangnya sudah diputar dikedua tangannya.
"Ha ha ha . . . ! Tikus-tikus busuk ini hendak mencoba mengambil bangkai biang keladinya" Jangan harap! Malah batang leher kalianlah yang kami akan gantung bersama dedengkotnya! Ha ha ha . . . " Kata-kata ejekan-ejekan, yang dimulai dan diakhiri oleh suara ketawa yang menyeramkan ini adalah yang diucapkan oleh Ceng Kunhi alias si Malaikat Elmaut ketawa sambil menerjang dan pedangnya berkelebat mengirim serangan yang mematikan. Dan dibelakang kedua panglima ini menyerbu pula kelima orang perwira sambil bersorak-sorak.
Bukan main kaget hati Lim Hongpin setelah menyadari bahwa mereka telah masuk perangkap dan sungguhpun
demikian, akan tetapi pendekar ahli golok dari Kansu ini tidak menjadi gugup. Dengan sigap dan tangkas, ia segera
memutarkan goloknya menyambut serangan Kulangcha dan Ceng Kunhi yang langsung menerjangnya secara berbareng.
Dan bersamaan dengan itu pula, tiba-tiba salah seorang perwira yang bersenjatakan sebilah golok bengkung dan panjang yang bukan lain ialah So Banpek perwira tingkat empat, memperdengarkan suara jerit yang mengerikan dan otomatis tubuhnya yang pendek buntek itu roboh dan
berkelojotan. Ternyata perwira itu telah menjadi sasaran yang sangat jitu kesepuluh batang anak panah yang dilepaskan oleh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kang Culay yang sejak tadi telah mempersiapkan panah saktinya.
Melihat betapa seorang kawan roboh dan tubuhnya
ditembus sepuluh batang anak panah sekaligus perwira lainnya karuan saja tambah marah. Demikian pula Kulangcha dan Ceng Kunhi yang sempat melihat pula seorang anak buah mereka belum apa-apa sudah menjadi korban, bukan main murkanya kedua panglima ini sehingga karenanya, secara gencar dan bagaikan gelombang samudra mengamuk, mereka menyerang dan mengurung para lokoh Tiong gi pay yang untuk sementara mereka lihat hanya empat orang itu.
Kang Culay yang tidak sempat lagi melepaskan anak
panahnya disebabkan musuh sudah terlalu dekat dan
mendesak, lalu memainkan gendewanya secara hebat sekali sehingga menerbitkan suara mengaung nyaring. Demikian pula Ho Bunki telah memainkan sepasang kepalan yang menjadi kebanggaannya dan memang pendekar muda ahli gwakang dari Hokkian ini dipuja kegagahannya. Ia sanggup menghadapi dua orang perwira yang bersenjata hanya dengan kedua kepalannya itu.
Sementara Lian giok, setelah melihat betapa para musuh itu mengeroyok kawannya dan sendiri seakan-akan tidak terlihat mereka. Maka gadis ini cepat melompat kebawah tiang penggantungan serta menyambar pedangnya yang terlepas dari pegangannya tadi. Lalu mengerahkan gwakangnya
meloncat sambil menyabetkan pedangnya kearah tali
penggantung leher mayat ayahnya.
"Bret, tali tersebut putus dan mayat Tan Kimpo terjatuh ketanah, lalu ditubruk oleh Lian giok yang tak dapat menahan kesedihan lagi.
"Ayah . . . !" keluhnya dengan ratap tangis ketika merasa betapa tubuh ayahnya itu dingin dan kaku. Akan tetapi dara ini benar-benar mememiliki kekuatan fisik dan mental yang harus dibuat kagum, ia hanya beberapa detik saja,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dipengaruhi oleh penasaran hati remuk dan pikiran bingung oleh karena pada detik berikutnya ia telah mengamukkan pedang ditangan, membantu kawan-kawannya yang dikeroyok para perwira penjajah itu, hingga terjadilah pertempuran yang sangat seru.
Kang Culay dengan gendewanya menghadapi Ma Inliang
siperwira tingkat satu yang bersenjata tongkat kepala naga itu. Lian giok bertempur dengan Tahula, Ho Bunki dengan Ho Likiat, Lim Hongpin mendapat lawan Ong Samkui sikampak kembar, dan yang paling repot adalah Kang Culay yang harus melawan dua orang musuh yang paling berat, yaitu Kulancha dan Ceng Kunhi.
Untuk sementara mereka yang saling tempur ini
berkeadaan seimbang, akan tetapi sebentar kemudian pihak para perwira itulah yang merasa kewalahan yakni setelah To Gun Hosiang dan kawan-kawannya terpencar tadi
bermunculan dari sebelah selatan dan utara. Dengan cepat para perwira pasukan garuda itu terdesak hebat, terutama sekali ketika mereka melihat betapa seorang anak muda yang mengamuk dengan senjata tongkatnya, yang kemudian
mereka kenal bahwa anak muda bersenjata tongkat bukan lain adalah sipengemis muda yang datang serta mempermainkan mereka siang tadi yaitu Han Hayhauw.
Para perwira itu terpaksa bertempur sambil mundur dan agaknya mereka hendak masuk kedalam pintu gerbang, kalau saja ketika tidak secara kebetulan sekali dari dalam pintu benteng tersebut muncul dua orang pengemis yang segera membantu mereka.
Dua orang pengemis ini ternyata adalah, kakak beradik yang berjuluk Angbin Sinkay dan Huwbin Sinkay, sebagaimana pernah diceriterakan oleh To Gun Hosiang kepada Hayhauw, bahwa sepasang pergenis kakak beradik ini adalah merupakan pengawal pribadi gubernur boneka Lo Binkong. Dua orang pengemis ini membawa sifat kodrat yang sangat aneh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengenai warna kulit wajahnya mereka yakni warna merah dan hitam. Merahnya seperti batok kepiting direbus dan hitamnya benar-benar bagaikan pantat kuali. Bentuk badan mereka sama jangkung dan kurus serta pakaian mereka sama tembelan hingga kalau tidak memiliki ciri khas dtiwajah mereka, rasanya sulitlah untuk segera mengenal mana kakak mana adik. Nama-nama asli mereka tidak seorangpun yang tahu demikian pula asal cabang persilatan yang mereka miliki sama sekali mereka tidak mau menceriterakannya kepada siapapun. Demikianlah mereka hanya dikenal nama julukannya saja, Angbin dan Ouwbin, yaitu diserasikan dengan warna wajah mereka!
Sepasang pengemis aneh yang menghambakan diri mereka sebagai penjilat pantat dan menjadi anjing gubernur boneka she Lo ini benar-benar memiliki kepandaian yang luar biasa tinggi. Buktinya, setelah mereka muncul dan membantu para perwira yang terdesak oleh kawanan Tiong gi pay itu, biarpun ditangan mereka tanpa senjata dan hanya mempergunakan tangan-tangan mereka saja dengan gaya silatnya seperti ilmu Houw jiawkang (ilmu cakar harimau) itu disertai suara ketawa mereka yang haha hehe, sekali bergerak saja tangan mereka telah berhasil merampas senjata To Lek Hosiang dan To Li Hosiang dan ketika pengemis luar biasa ini melakukan gerakan yang kedua dalam waktu yang hampir bersamaan,
terdengarlah suara jeritan yang mengerikan dari kedua hwesio tersebut seiring tubuh keduanya terguling roboh ternyata kulit perut mereka telah menjadi ambrol sedemikian rupa dengan usus berkeleleran keluar akibat cengkeraman tangan Angbin Sinkay dan adiknya.
Mengetahui bahwa dua orang kawannya tewas dalam
keadaan demikian menyedihkan, bukan main terkejut, sedih dan marahnya To Gun Hosiang.
"Anjing-anjing penjajah keparat! Dua saudaraku ini harus ditebus oleh delapan nyawa kalian!" serunya menggeledek
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan pedang Imyangkiam yang sengaja dibawanya kedalam perjuangan ini lalu diputarkan sedemikian dahsyat sehingga Kulangcha yang ketika itu kebetulan berada didekatnya pasti akan dibabatnya kalau tidak keburu Tohula menolorg dengan mempergunakan tongkat panjangnya menangkis. Pedang dan toya panjang itu beradu sambil mengeluarkan suara nyaring, ternyata toya panjang itu dibabat putus oleh pedang Imyangkiam, malah To Gun Hosiang merasakan tangannya bergetar hebat, ia cepat merobah gerakan pedangnya
serangannya kini ditujukan kearah dada Tohula, Perwira tingkat dua dari pasukan garuda inipun tidak mau
memperlihatkan kelemahannya, lalu memainkan toyanya kembali menangkis dan sementara itu Kulangcha sudah membantunya sehingga To Gun Hosiang menghadapi lawan yang tak dapat dirobohkannya dengan segera.
Adapun Ceng Kunhi setelah mendapat bantuan kedua
kakek pengemis luar biasa tadi, lalu memilih lawan yang paling menarik hatinya yaitu nona Tan Lian Giok. Sambil ketawa ceriwis, sipanglima bermata juling ini mencoba hendak menangkap dara putri dari pemimpin Tiong gi pay yang sangat menyilaukan simata keranjang. Akan tetapi Lian Giok sudah berbuat nekat, ia melawan dengan gigihnya sehingga hampir saja pada satu saat panglima muda yang ceriwis itu kena disambar pedang kalau saja tak dapat mengelak. Demikianlah pertempuran itu berjalan makin hebat dan lanbat laun setelah sepasang pengemis itu muncul dan membantu para perwira maka pihak Tiong gi pay terdesak hebat. Hayhuw yang sejak melibatkan diri dalam petempuran itu sama sekali tak sempat untuk mencari musuh besarnya Ceng Kunhi, oleh karena selain ia sudah sangat kewalahan mengatasi amukan kedua pengemis sakti tadi untuk menahan supaya dipihak kawannya jangan sampai jatuh korban lebih banyak lagi, dan kini setelah maklum bahwa bagi pihaknyalah yang sangat terdesak dan agaknya tak ada jalan untuk lolos, disebabkan para musuhnya mengeroyok dan mengepungnya rapat, tiba-tiba muncullah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akal yang timbul dari otaknya yang cerdik maka cepat ia berseru nyaring.
"Kawan-kawan kalian mundurlah kini biarlah kuhadapi sendiri!" Hayhauw kini benar-benar seperti naga sakti mengamuk tongkatnya menyambar kian kemari, dan
usahanya berhasil karena ternyata setelah anak muda ini mengamuk maka beberapa orang perwira tak kuasa
menghadapinya sehingga terbukalah sebuah lowongan bagi pihak Tiong gi pay beberapa jalan untuk meloloskan diri dari kepungan.
Kini terbukalah mata para tokoh Tiong gi pay setelah menyaksikan betapa hebatnya Hayhauw mengamuk, para
pengeroyok dan pengepung menjadi kacau balau. Kang Culay, Lim Hongpin, Lian giok, dan To gun Hosiang dan lain-lainnya lagi sempat melihat betapa sinar tongkat yang dipegang oleh anak muda itu berkelebatan kesana kemari dan saking cepat dan lincahnya Hayhauw bergerak, tubuhnya hampir tak terlihat karena terbungkus oleh sinar tongkat yang bergulung-gulung. Para tokoh Tiong gi pay itu rata-rata berkepandaian tinggi dan mempunyai pengalaman yang cukup banyak, kini melihat Hayhauw yang sedang diuji dalam praktek perjuangan yang sesungguhnya ini benar-benar hampir tidak percaya kalau anak muda yang merupakan anggota baru dalam
pasukan mereka ternyata memiliki ilmu kepandaian yang sangat hebat!
Lim Hongpin dan kawannya maklum bahwa anak muda itu berbuat demikian adalah dengan maksud memberi
kesempatan bagi mereka untuk lolos dari kepungan itu, akan tetapi ternyata mereka tidak demikian pengecut, apalagi setelah melihat betapa Hayhauw benar-benar membela dan terbukti kegagahannya, maka daripada lari meloloskan diri malah semangat tempur mereka mendadak timbul kembali terdengar To gun Hosiang menyaut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Anak muda! Enak saja kau bicara! Apa kau kira kami semua ini takut menghadapi maut, kau harus ingat kita pantang mundur sebelum maksud kita kemari tercapai"
pendeta yang gagah perkasa ini terus mengobat-abitkan pedang pusakanya. Demikian pula yang lain-lainnya
mempunyai tekad yang sama seperti To Gun Hosiang agaknya mereka sudah sama berpendirian bahwa lebih baik mereka mati semua dimedan juang itu dari pada mengudurkan diri sebelum jenazah ketua mereka dapat diamankan. Biarpun sudah merasa pihaknya bakal menjadi korban oleh pihak musuh terutama yang amat menggetarkan hati mereka adalah Angbin Sinkay dan Ouwbin Sinkay yang amat ganas serta berkepandaian jauh lebih tinggi dari tingkat kepandaian mereka, namun para tokoh Tiong gi pay ini terus melakukan perlawanan dengan gigihnya dan secara nekat sekali.
Melihat kebandelan para tokoh Tiong gi pay itu Hayhauw merasa mendongkol sekali, mengapa mereka tidak mau lari dalam kesempatan yang diperbuatnya" Setelah mendengar ucapan dari To Gun Hosiang yang memang ditujukan
terhadapnya. "Hauw te! Sudah lupakah kau apa kewajibanmu datang kemari" Laksanakanlah segera apa yang niocu tugaskan!"
Seolah-olah baru teringatlah Hayhauw demi mendengar seruan dari Lim Hongpin yang merupakan sebuah perintah itu.
Maka dengan mempergunakan ketangkasan dan
kelincahannya ia berusaha keluar dari kepungan dan hendak mengambil jenazah Tan Kimpo yang menggeletak kaku
dibawah tiang penggantungan itu. Agaknya kedua orang perwira mengetahui maksudnya sehingga ia terus di alang-alangi secara rapat sambil dihujani serangan gencar. Salah seorang perwira, Ma Inliang telah melihat dengan jelas dan mengenalnya bahwa anak muda yang bersenjatakan sebatang tongkat itu adalah pengemis muda yang datang mengacau serta pernah mempermainkannya siang tadi, sehingga
kemarahannya jadi memuncak dan membentak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kelinci muda! Bagus kau datang sendiri mengantar nyawa!
Rasakanlah pembalasanku atas penghinaanmu siang tadi" Ma Inliang menggerakkan tongkat kepala naganya sangat hebat, dibantu oleh Likiat siperwira tingkat lima yang menerjang dengan sepasang siangkeknya.
Sungguhpun hadangan kedua orang musuh ini untuk
sementara benar-benar menghalangi maksud Hayhauw akan tetapi anak muda ini sudah maklum bahwa kedua lawannya tak perlu dibuat gentar karena siang tadi ia sudah menjajal betapa kepandaian mereka. Maka sambil ketawa mengejek Hayhauw balas memaki.
"Anjing penjajah, memang kedatanganku untuk
memuaskan perasaan hatimu yang penasaran. Kalau siang tadi aku hanya membuat tongkat kepala nagamu terlepas dari peganganmu, maka sekarang aku hendak membuat nyawamu terlepas dari ragamu yang kurus kering seperti pemadatan itu!!"
Karuan saja kemarahan Ma Inliang makin memuncak
mendengar makian balasan itu, sehingga terjangannya benar-benar tak boleh dipandang ringan, sekarang perwira tingkat satu ini benar-benar mengeluarkan kepandaiannya yang paling diandalkan, setelah membuat dua kali gerak tipu untuk memecahkan perhatian lawan, tiba-tiba tongkat kepala naganya meluncur lurus dan cepat sekali menotok jalan darah dibagian ulu hati Hayhauw. Bersamaan dengan itu sebatang tombak cagak yang dipegang dalam tangan kanan Ho Likiat mengirim serangan kearah lambungnya.
Hayhauw memang tidak mau membuang waktu dan
sekaligus ia melakukan tiga macam serangan untuk
menyambut dan mematahkan serangan kedua lawannya itu.
Ternyata hebat sekali akibat dari tiga macam serangan ini.
Dengan kecepatan luar biasa sehingga sama sekali tak terduga oleh kedua lawannya, tongkat ditangannya telah membuat gerakan kilat dan membentur tongkat kepala
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
naganya sambil menerbitkan suara keras dan untuk kedua kalinya, seperti siang tadi tongkat kepala naganya terlepas dari pegangan Ma Inliang padahal perwira tua ini sudah berusaha agar hal ini tidak sampai terjadi. Berbareng tangan kiri Hayhauw dengan telapak terbuka melakukan dorongan kearah dada perwira she Ma itu bersamaan dengan itu pula, kaki kanan Hayhauw menendang untuk memapaki tombak
cagak dari Ho Likiat yang mengancam lambungnya, Ma Inliang yang jangkung kurus itu roboh tak berkutik lagi setelah terpental beberapa kaki jauhnya akibat pukulan Pha ciok seng hunchang yang dilancarkan tangan kiri Hayhauw, sedang tendangannya telah membuat tombak cagak Ho Likiat mental dan oleh karena kepandaian perwira tingkat lima ini memang paling rendah sehingga biarpun ia berhasil memegang erat-erat senjatanya tidak sampai terlepas akibat tendangan tadi, akantetapi justru disebabkan senjata itiu tidak terlepas dari pegangannya maka jadi membalik dan memukul keningnya sendiri. Pening dan limbunglah Ho Likiat akibat senjatanya makan tuan itu, akan tetapi rasa sakit di kening dan kepeningannya itu hanya sebentar saja dideritanya oleh karena tiba-tiba terdengar suara "pletakk . . . !" Tubuhnya terjungkal seiring nyawanya melayang karena Hayhauw telah melakukan serangan susulan, yaitu sebuah pukulan dengan tongkatnya yang menyebabkan batok kepala Ho Likiat menjadi pecah.
Kini Hayhauw tidak mempunyai lawan lagi, sebab para musuhnya baru mencoba hendak menumpas kawan-kawannya. Angbin Sinkay dan Ouwbin Sinkay sedang
mendesak Kang Culay dan To Gun Hosiang. Meskipun
pendekar ahli panah dari Santung dan ketua pendeta
Lianhoksi sudah terdesak hebat dan sama sekali tak mampu membalas menyerang, namun berkat ginkang yang dimiliki cukup tinggi sehingga gerakan mereka masih cukup lincah dan gesit untuk menghindarkan diri dari cengkeraman dua kakek pengemis luar biasa yang benar-benar ganas serta
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengerikan itu. Kalau diperhatikan memang sangat lucu, mereka bertempur seperti anak-anak main kucing-kucingan.
Kang culay dan To Gun Hosiang masing-masing dikejar oleh Angbin Sinkay, mereka berlari-larian kian kemari bagaikan dua ekor tikus yang dikejar-kejar oleh dua ekor kucing galak.
Dalam pertempuran yang berkecamuk itu akhirnya Ho
Bunki mendapat lawan Ong Samkuy siperwira tingkat tiga dan agaknya tingkat kepandaian mereka seimbang karena biarpun Ho Bunki yang hanya mengandalkan sepasang kepalannya saja sanggup menandingi Ong Samkuy yang bersenjatakan sepasang kampak besar dan mereka bertempur seru sekali serta belum dapat diketahui pihak siapa yang bakal menang atau kalah. Kulangcha sedang mengamukkan senjata bulan dan bintangnya, ia menggempur To Bi Hosiang dan ternyata kedua orang pendeta ini yang masing-masing
mempergunakan pedang sebagai senjata dapat menjalani serangan sipanglima tua bangsa Mongol itu secara baik, sungguhpun beberapa kali kedua orang hwesio ini nyaris mendapat celaka karena senjata aneh yang berbentuk bulan bintang serta menimbulkan suara kerincingan yang
membisingkan telinga itu digerak-gerakkan oleh Kulangcha secara luar biasa sekali sehingga segala gerak tipu dan perkembangannya benar-benar diluar dugaan mereka. Akan tetapi berkat kewaspadaan mereka, maka mereka selalu dapat berkelit atau mengelakkan diri dari serangan senjata aneh itu dan selanjutnya mereka balas menyerang sambil
mempergunakan ilmu pedang Siauwlim Kiamhoat yang
terkenal mempunyai gerak tipu yang lihay.
To Ci Hosiang mendapat lawan Tohula, juga perlawanan kedua lawan ini berjalan setanding. To Ci Hosiang sipendeta tukang masak ini bersenjatakan sepasang golok yang lucu sekali, yakni sepasang golok yang biasa dipergunakan untuk mencincang sayur mayur di'dapur kuil Lianhoksi. Sepasang golok dapur yang pendek lebar ini selain biasa ia pergunakan untuk keperluan dapur juga mahir sekali dipergunakan untuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bertempur karena memang hwesio tukang masak ini sudah sengaja berlatih menggunakan golok dapur itu untuk
menghadapi lawan. Tohula dengan laku yang sengit sekali hendak, memukul dan mengemplang lawannya ini dengan tongkat panjangnya. Seandainya kalau menang dan
merobohkan Tohula hendak menumbuk sampai lumat tubuh lawannya dengan tongkat panjangnya yang berupa sebatang alu itu. Sebaliknya To Ci Hosiangpun demikian, agaknya ia hendak mencincang tubuh perwira tingkat dua bangsa Tartar itu seperti ia mencacah sayur diatas kayu telenan. Tetapi akhirnya Tohula menjadi pihak yang terus terdesak setelah Lim Hongpin yang agaknya tidak kebagian lawan datang membantu To Ci Hosiang. Sambil terdesak dan terus mundur Tohula tetap mengadakan perlawanan mati-matian dan ilmu tongkat panjang dimainkan oleh Tohula benar-benar
mempunyai daya tahan yang amat kuat, tubuhnya dikurung rapat oleh gulungan sinar tongkat yang diputarkannya yang merupakan benteng kokoh melindungi dirinya sehingga tak dapat ditembus oleh golok Lim Hongpin apalagi oleh sepasang golok To Ci Hosiang yang berukuran terlalu pendek itu.
Kini kedudukan pihak Tiong Gi pay dalam perang tanding ini dapat tidak perlu untuk dibuat khawatir dan agaknya demikianlah maksud Kang Culay dan To Gun Hosiang yang
"kucing-kucingan" dengan Angbin Sinkay dan Ouwbin Sinkay karena dengan membuat kedua kakek pengetnis yang lihay itu mengejar-ngejar mereka jadi tidak memperhatikan kepada orang lainnya sehingga dengan demikian, pihak Tiong gi pay dapat bertempur tanpa terlalu repot bahkan mempunyai kesempatan untuk mendesak musuh.
Kemelut Di Cakrabuana 1 Musuh Dalam Selimut Karya Liang Ie Shen Jodoh Rajawali 23

Cari Blog Ini