Ceritasilat Novel Online

Panji Akbar Matahari Terbenam 3

Panji Akbar Matahari Terbenam Seri 3 Kesatria Baju Putih Karya Wen Rui Ai Bagian 3


"Sampai sekarang mereka belum kembali, sepertinya----" Bao Xian Ding sebukit mengeluh.
"Apakah mereka pergi mencari Pangeran Jin?" tanya Long Zhai Tian tiba-tiba.
Mereka bertiga tidak bicara lagi.
Akhirnya Xin Wu Er berkata, "Aku yakin sekarang ini Adik Ning sudah berhasil menemui Jenderal Yu."
Tiba-tiba ada seseorang yang terburu-buru masuk ke dalam ruangan. Setiap langkah orang itu membuat ruangan menjadi bergetar. Senjata orang itu, memberi kesan mendalam.
" Batu. Shi Hu (macan batu), Luo Tong Bei. Luo Tong Bei dengan langkah besar memasuki ruangan, wajahnya terlihat sangat serius, dahinya masih menetes keringat, dia berkata, "Pangeran Jin dan ketujuh pengawalnya sudah sampai di panggung itu, para penonton tampak gelisah, aku takut akan terjadi keributan, harap Pendekar Long bisa ke sana untuk menentramkan suasana."
Wajah Long Zhai Tian berubah, dia berkata, "Jangan sampai ditertawakan orang lain, jumlah mereka sedikit kalau sampai terjadi pengeroyokan akan memalukan bangsa kita, ayo kita pergi ke sana!"
Sewaktu mereka berempat bergegas ke sana, tiba-tiba Xin Wu Er berteriak dengan senang, "Mereka sudah kembali!"
Long Zhai Tian melihat ada dua orang yang sedang terburu-buru masuk, mereka adalah Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui.
Terdengar Shen Tai Gong berkata, "Orang terluka, apakah boleh
ikut pertarungan?" dia bicara sambil terbatuk.
Malah Wo Shi Shui yang menjawab, "Tentu saja boleh, siapa yang mengatakan tidak boleh" Aku akan bertarung dengannya." Setelah bicara seperti itu Wo Shi Shui langsung ambruk.
0-0-0 Seekor kuda. Baju putih, alis yang berkerut.
Kuda berlari dengan kencang, baju putih berkibaran, kuda dan Fang Zhen Mei seakan sudah menyatu, seperti sebuah anak panah, yang tugasnya di dunia untuk diluncurkan pada saat yang tepat.
" Harus cepat sampai, sebelum Qing Yan Zi membunuh Jenderal Yu, harus melindungi Jenderal Yu!
" Harus cepat sampai. Setelah pertarungan di kuil Shan Shen di Wu Long Shan, harus segera ke kota Xia Guan untuk membantu pahlawan tua, Long Zhai Tian!
" Hanya ada dia sendiri yang membagi-bagi tugas, kalau saja masih ada dari kantor Biao Feng Yuan dan Qiu Da Guan Dao, Long Fang Xiao, itu akan lebih baik!
Kuda tiba-tiba terjatuh, nafasnya terengah-engah, kalau dipaksa berlari dia akan mati, terpaksa Fang Zhen Mei terbang ke atas, baju putihnya tampak berkibar, dia masih meluncur.
Berlari dengan cepat. Baju putih, alis tebal yang berkerut.
0-0-0 Tadinya tempat itu adalah^ sebuah tanah lapang yang luas, tapi sekarang sudah tidak terlihat luas, karena sudah dipenuhi dengan lautan manusia.
Di depan tanah lapang itu, di kiri dan kanan menancap dua buah panji besar. Yang satu disulam dengan tulisan 'Song' sedangkan yang satunya lagi disulam dengan tulisan 'Jin'.
Kedua panji ini diterpa angin dan berkibar-kibar.
Rakyat Song sudah berkumpul di sana. Mereka menunjuk-nunjuk ke arah panggung, panggung masih kosong, di depan panggung duduklah 7 orang yang mengenakan baju aneh.
" Tujuh orang itu katanya adalah mata-mata negara Jin.
" Katanya mereka datang untuk membunuh rakyat Song.
" Katanya ketujuh orang itu sangat hebat, karena pahlawan yang melawan bangsa Jin di Huai Bei, yaitu Li Long Da dan Ding Dong Ting sudah mati di tangan mereka.
Mengingat kembali pada kematian Li Long Da dan Ding Dong Ting, rakyat yang berkumpul di sana menjadi bergejolak. Kalau ingin berkelahi"jumlah kami banyak, apakah kalian menganggap kami tidak bisa membunuh kalian"
Waktu itu orang-orang sudah mengelilingi mereka, baru saja mereka akan bertindak, pendekar Huai Bei yang terkenal yaitu Shi Hu, Luo Tong Bei serta yang lainnya sudah datang dan menghalau orang-orang itu.
Tapi begitu Luo Tong Bei pergi, seorang laki-laki Mongolia dengan bahasa Han kasar berteriak, "Ba La Ma Zi, semua orang persilatan Song pengecut seperti kura-kura, kepalanya dimasukkan ke dalam batoknya, kapan kepalanya berani keluar?"
Semua orang mendengar ucapan laki-laki Mongolia itu, mereka merasa terhina, ada yang maju dan berniat menyobek mulutnya.
" Berapa banyak orang Song 3rang dihina dan ditindas, berapa banyak orang Song yang telah dibunuh, berapa banyak perempuan Song yang telah dilecehkan dan diperkosa"
Suasana semakin memanas dan saat itu ahli senjata Huai Bei, Chen Leng kurang telinga berteriak, "Kalian jangan bergerak, apakah kalian dengan jumlah banyak ingin mengeroyok yang jumlahnya sedikit" Itu akan membuat bangsa Jin menertawakan bangsa Song!" penghinaan boleh dikesampingkan, tapi sopan santun di bangsa Song tidak boleh ditiadakan.
Mereka berharap Pendekar Long Zhai Tian dan Bao Xian Ding segera datang. Seperti biasa penduduk Huai Bei yakin Pendekar Long Zhai Tian bisa mengalahkan semua iblis itu dan mengalahkan mereka.
Tapi mengapa Pendekar Long Zhai Tian dan teman-temannya sampai saat ini belum sampai"
Katanya kemarin Pejabat Ning, di jalan panjang telah diserang oleh tujuh orang itu, untung ada Pendekar Wo dan Shen Tai Gong yang menolong, tapi mengapa sampai saat ini kedua pendekar itupun belum muncul"
Apakah Pendekar Long, Tuan Bao, Tuan Ketiga Xin, Pejabat Ning, Fei Biao Chen Leng, Shi Hu Luo Tong Bei, Biksu Hua Hui, Pendeta Bu Tong bisa membunuh ketujuh orang gila itu"
Sewaktu mereka sedang menebak-nebak, tiba-tiba terdengar keributan seperti bunyi petir, semua orang tampakmelambaikan tangan memberi jalan
Akhirnya pendekar Long dan teman-teman datang. Semua orang berteriak dengan senang!
0-0-0 BAB 12 Pertempuran di gunung Wu Long Shan seperti 5 jari dewa, sekalipun ada 10 Sun Wu Kong tetap sulit keluar dari gunung Wu Zhi (Lima jari).
Gunung Wu Zhi sangat tinggi, begitu tingginya hingga puncaknya mencapai awan. Kalau berada di puncak hanya tampak awan dan kabut tebal. Tidak akan tampak di mana puncak Gunung Wu Zhi.
Shan Shen Miao (gunung kuil dewa) terletak di Wu Long Shan, tepatnya di lembah di antara gunung kedua dan ketiga.
Dari atas bisa tampak gunung itu, di tengahnya bisa tampak pohon-pohon cemara, di bawah bisa melihat dataran rendah. Jenderal Yu dengan terpana melihat tanah Song yang begitu indah. Tanpa terasa matanya sudah berair, apakah tanah airnya yang begitu indah ini harus diberikan kepada orang-orang Jin"
Jenderal Yu sudah memutuskan kalau pasukannya akan bergabung dengan para pendekar Huai Bei, mencari cara bagaimana merebut kembali tanah air mereka, jangan hidup begitu saja tanpa melakukan apa-apa untuk negara Song!
" Tapi mengapa Long Zhai Tian dan kawan-kawan belum sampai" .
Hari ini Jenderal Yu datang ke Shan Shen Miao karena suatu perundingan rahasia, karena percaya pada pendekar Huai Bei maka dia tidak membawa banyak pengawal.
Hanya ada 20 orang pengawal, ada orang kepercayaannya yang bernama Zhang Zhen Quc dan kepala prajurit, Cha Lu.
Cha Lu melihat pemandangan yang indah dari kejauhan dan berkata, "Hari sudah siang, mengapa Pendekar Long belum juga tiba?"
Pertanyaan Cha Lu adalah pertanyaan yang sejak tadi melintas dalam pikiran Jenderal Yu. Tiba-tiba Jenderal Yu teringat sesuatu, dengan cepat dia memegang pedangnya, dia sendiripuh tidak tahu mengapa tiba-tiba saja dia berpikiran seperti itu, kedut di matanya semakin terasa.
Kata Zhang Zhen Que, "Walaupun Pendekar Long tidak bisa hadir, dia pasti akan menyuruh seseorang untuk memberitahu kepada kita."
Tiba-tiba di atas pohon cemara ada yangn menjawab, "Sayangnya kali ini merupakan pengecualian, kalau dia datang juga sudah percuma."
Wajah Jenderal Yu berubah, tangan Zhang Zhen Que melambai dan 3 orang pengawal yang berada di belakang mereka segera
mencabut golok dan mereka naik ke atas pohon cemara.
Tiba-tiba tampak dua sinar berkilauan di tengah-tengah udara, ketiga pengawal itu berteriak, terdengar golok jatuh berdenting dan merekapun mati.
Tampak tiga orang dengan waktu yang tidak berbeda jauh turun dari pohon cemara tua itu.
Yang satu tampak sudah tua, yang satu setengah baya, dan yang satu lagi masih agak muda. Yang tua membawa pedang, laki-laki setengah baya itu membawa golok panjang, sedangkan yang muda membawa golok pendek. Mata mereka melotot melihat Jenderal Yu.
Dengan marah Jenderal Yu berkata, "Siapa di siang bolong seperti ini berani membunuh?"
Bentakan Jenderal Yu terdengar berwibawa dan gagah, ketiga orang itu karena mendengar bentakan Jenderal Yu hanya bisa terpana dan tanpa terasa kaki mereka melangkah mundur. Tiba-tiba dari arah pohon cemara tua itu turun lagi seseorang. Orang itu masih sangat muda, mengenakan baju hijau, wajahnya penuh senyum, di punggungnya terselip sebuah pedang panjang. Dia tertawa dan berkata, "Jenderal Yu, bentakan Anda tadi biasanya ditujukan untuk prajurit Anda, dan itu terakhir kalinya Anda bisa membentak." Kata-katanya baru selesai, kedua tangannya melayang, puluhah benda berkilau sudah dilepaskan, terdengar teriakan, empat orang pengawal karena belum siap mati terkena senjata rahasia!
"Kau----" Jenderal Yu sangat marah.
Terdengar Qing Yan Zi dengan wajah serius berkata, "Bunuh!" 'i
Qing Feng Zi, Qing Ye Zi, dan Qing Song Zi mengeluarkan pedang dan golokmereka, mereka maju kedepan untuk membunuh Jenderal Yu.
Jenderal Yu sangat marah, diapun mencabut pedangnya, ilmu pedangnya asli dipelajari dari E Mei, dia sudah berlatih selama 21 tahun, jarang ada orang yang bisa menguasai ilmu pedang itu, tapi
Jenderal Yu merupakan pengecualian. Jenderal Yu memiliki ilmu pedang yang mendalam. Karena ilmu silatnya berasal dari E Mei Pai, walaupun akan kalah tapi dia masih bisa bertalian dalam ratusan jurus, apalagi dia selalu turun tangan membunuh musuh-musuhnya di medan perang. Maka kemampuannya semaian lama semakin terasah dan semakin hebat.
Baru saja dia mencabut pedangnya setengah, tiba-tiba terdengar suara CHUI.
Dia tahu pemimpin prajurit yang disayanginya yaitu Cha Lu mulai mengerakan senjatanya yang berbentuk palu. Tapi dia merasa angin serangan itu mengarah ke belakangnya!
Begitu dia tersadar, sudah terlambat, walaupun dia sudah mencabut pedangnya., tapi sudah tidak sempat untuk mengadakan perlawanan, terpaksa dia meloncat ke pinggir untuk menghindar! PUSH!
Alat itu menyerempet tulang bahu kanan Jenderal Yu, pedangnya terlepas dan melayang jatuh.
Seperti naga yang baru keluar dari kandangnya, dia mencabut senjata yang tertancap di bahunya, "Hua!" darahpun bermuncratan. Jenderal Yu merasa pusing, langit sepertinya berputar-putar di atasnya, dia hampir jatuh, dia mencoa berdiri tegak dengan bantuan sarung pedangnya, nafasnya terengah-engah!
Terdengar Zhang Zhen Que berteriak marah, "Cha Lu, kau anjing pengkhianat----" dia sudah membacok ke arah Cha Lu.
0-0-0 Begitu Long Zhai Tian dan teman-teman muncul, rakyat Song yang berkumpul di sana menjadi riuh rendah. Long Zhai Tian mengangkat kedua tangannya, dan semua orang menjadi terdiam. Mereka dengan gagah berani berjalan menuju panggung pertarungan, lalu duduk di depan rombongan Pangeran Jin.
" Mengapa hari ini wajah Pendekar Long tampak pucat, apakah dia sedang sakit"
" Pendekar Long, Tuan Bao...masih ada seorang pemuda berbaju hitam, walaupun darah memenuhi bajunya tapi matanya tampak sangat bersemangat.... Masih ada satu lagi seorang pak tua yang selalu memegang dada kirinya, tapi dia masih tampak terus tertawa.... Ada juga Tuan Xin, Luo Shi Hu.... Mana Pejabat Ning" Mengapa Pak Ning tidak datang"
" Apakah pemuda berbaju hitam yang bajunya penuh dengan darah itu adalah Wo Shi Shui" Dan pak tua berbaju kuning dan berdarah itu adalah si Pancing Sakti, Shen Tian Gong" Mereka terluka oleh siapa" Mereka sudah terluka apakah masih bisa bertarung"
Long Zhai Tian dan teman-teman duduk di depan rombongan Pangeran Jin, pembawa acaranya adalah wakil dari Shang Yang Jian, yang bernama Yi Jian Jiu Huan, Shi Wen Sheng (satu pedang sembilan cincin).
Pedang yang dimiliki Shi Wen Sheng sangat terkenal di dunia persilatan., karena pedang itu mewakili kedudukan pedang Sheng Yang Pai di Huai Bei. Tapi pedangnya tidak sesohor 9 gingin terbangnya.
Dengan pesilat Zhong Yuan yang menggunakan cincin sebagai senjatanya tidak sama. Dia mempunyai cincin terbang yang sifatnya lain, cincinnya penuh dengan hawa membunuh,. karena itulah nama Yi Jian Jiu Huan nya tidak kalah dengan nama Shi Hu di dunia persilatan.
Tapi yang membuatnya terkenal bukan karena pedangnya juga bukan karena cincin terbangnya, ataupun karena ilmu silatnya yang lain daripada yang lain. Melainkan kedewasaan dan ketenangannya. Katanya kemampuan membawa acara pertarungan lebih banyak daripada pengalamannya bertarung, mungkin pengalaman membawa acara 7 kali lipat lebih hebat dibandingkan dengan keahliannya mengeluarkan juru s.
Tidak ada orang yang lebih berpengalaman membawa acara dibandingkan dia. Karena itu ucapan dan caranya membawa acara
selalu dipercaya semua orang.
Maka pertarungan besar yang menggegerkan dunia persilatan dan menggoncangkan dunia persilatan Huai Bei secara otomatis dibawakan olehnya.
Tampak Shi Wen Sheng mengenakan baju putih longgar, lengan bajunya juga tampak longgar, tangannya dililit oleh cincin berwarna emas. Di belakang terselip pedang panjang, dia berkata dengan suara lantang,
"Hari ini negara kita diundang oleh negara Jin untuk menentukan pertarungan menang atau kalah dalam ilmu silat, karena ini adalah pertarungan kalangan persilatan, maka siapa yang hidup atau siapa yang mati tidak akan bisa dihindari, tidak boleh ada yang melaporkannya kepada pemerintah. Semua kemampuan boleh dikeluarkan, tidak boleh main keroyok atau menyerang secara diam-diam dari belakang. Pada saat lawan mengaku kalah tidak boleh membunuhnya, kalau melanggar akan ada hukumannya!" kemudian dia melihat ke sekeliling dan bertanya, "Apakah kalian dari kedua belah pihak, masih ada yang ingin dikatakan?"
Tampak Pangeran Jin mengangguk, Xia Hou Lie segera mendekat, Pangeran Jin berbisik beberapa kalimat kepadanya, Xia Hou Lie dengan suara lantang segera berkata, "Kami hanya bertujuh, maka pertarungan hanya berlangsung tujuh kali untuk menentukan siapa yang kalah dan siapa yang menang."
Setelah Xia Hou Lie selesai berkata, suaranya tertutup oleh teriakan riuh rendah penonton.
Shi Wen Sheng berpilar sebentar, lalu dia melihat ke pihak Long Zhai Tian, tampak Long Zhai Tian mengangguk pelan.
Kata Bao Xian Ding, "Lawan adalah tamu, kami juga tidak berharap pertaruiigan ini akan berkepanjangan. Kami tidak ada pendapat lain lagi."
Segera Shi Wen Sheng naik ke atas panggung dan berkata dengan suara besar, "Kalau kedua belah pihak sudah setuju bahwa
pertarungan berlangsung 7 kali untuk menentukan pemenangnya, kalau salah satu pihak sudah menang 4 kali, maka dialah yang akan menjadi pemenangnya, jadi pertarungan tidak perlu dilanjutkan lagi." Setelah berkata seperti itu dia melambaikan tangannya dan mundur ke sisi panggung sejauh 5-6 meter.
Di depan panggung tampak ada genderang. Ada empat orang yang sedang memukul genderang itu dengan sekuat tenaga, membuat jantung seakan bisa melompat keluar dari mulut.
TANG, TANG, TANG, TANG"-! TONG, TONG, TONG, TONG"! TANG TONG, TANG TONG, TANG TONG, TANG TONG----!
Suara genderang semakin cepat, jantungpun berdetak semajin kencang dan melompat-lompat, nafaspun semakin menderu.
Tiba-tiba suara genderang berhenti, Shi Wen Sheng berkata lagi dengan suara besar, "Perta"rung"an di mu"lai. Ba"bak pertama!"
0-0-0 Darah muncrat, Jenderal Yu bersandar ke sebuah pohon, Zhang Zhen Que dengan marah membacokkan goloknya ke arah Cha Lu.
Tangan kanan Cha Lu memegang gelang, tangan kirinya menahan bacokan Zhang Zhen Que dengan alat seperti palu. Terdengar suara TING, tampak percikan api.
Zhang Zhen Que bertingkah seperti orang gila, dia terus membacok ke arah Cha Lu.
Dari 20 orang pengawal 7 di antaranya sudah mati, 4 orang pengawal dengan cepat berlari ke arah Jenderal Yu, dua orang memapahnya sedangkan dua orang lagi melindungi dari belakang. Mereka berharap bisa mencari jalan untuk melindungi Jenderal Yu dan melarikan diri dari sana.
Sedangkan pengawal yang lain sudah mencabut pedang untuk bertarung dengan Qing Feng Zi, Qing Ye Zi, dan Qing Song Zi. Mereka tidak ada yang berniat mundur!
Sembilan pengawal terbagi menjadi 3 kelompok untuk bertarung dengan Qing Feng Zi, Qing Ye Zi, dan Qing Song Zi. Tiba-tiba di tengah-tengah udara ada yang tertawa, tampak Qing Yan Zi turun dari atas. Pengawal yang berada di belakang Jenderal Yu terkejut, yang satu menyerang ke arah kepala Qing Yan Zi sedangkan yang satu lagi menyerang ke arah kakinya.
Terdengar Qing Yan Zi tertawa dan berkata, "Pengawal Jenderal Yu hanya berilmu rendah, jangan membohongiku." Baru saja dia selesai bicara, terdengar dua kali suara CING, CING.
Kedua pengawal itu jatuh terlentang, di leher mereka sudah berlubang kecil.
Pengawal yang sudah dilatih oleh Yu Yun Wen bila dibandingkan degan prajurit-prajurit Song biasa sangat berbeda. Mereka sangat berani dan memiliki ilmu silat tinggi dah selain itu mereka sangat setia serta berpengalaman. Pada saat prajurit Jin yang keras dan jahat bertemu dengan mereka, prajurit Jin itu pasti akan mundur 3 langkah.
Tapi baru saja kedua pengawal itu mencabut pedang dan menyerang Qing Yan Zi, mereka sudah terbunuh. Dua orang pengawal yang memapah Jenderal Yu saling pandang, pengawal yang berada di sisi kiri sudah membacok ke arah Qing Yan Zi.
Qing Yan Zi hanya tertawa dingin, goloknya didatarkan.
Pengawal itu terbawa oleh goloknya dan terpelanting. Qing Yan Zi meloncat ke depan Jenderal Yu Yun Wen dan berkata, "Akuilah kekalahanmu!" Dia sudah membacok ke arah Jenderal Yu.
Pengawal yang memapah Jenderal Yu dengan sekuat tenaga menahan bacokan itu. TING.
Timbul percikan api, pengawal itu masih bisa bertahan dari serangan pedang Qing Yan Zi.
Waktu itu Qing Yan Zi merasa di belakang punggungnya seperti ada angin kencang, dia menghindar ke sisi, tapi tangannya sudah tergores dan darah mengalir. Ternyata pengawal yang terpelanting
tadi begitu terjatuh dengan pelan dia kembali menghampiri Qing Yan Zi. Hampir saja Qing Yan Zi terluka berat di bawah goloknya!
Qing Yan Zi adalah orang yang sangat sombong, dia selalu memandang enteng orang-orang, tidak disangka dia terluka oleh seorang pengawal yang tidak ternama. Karena itu dia merasa sangat marah dan diapun mengejar pengawal itu untuk membunuhnya.
Pengawal itu belum berdiri dengan benar dia sudah ditusuk dengan banyak lubang, dia mati seketika.
Tiba-tiba Qing Yan Zi membalikkan tubuh. Pedangnya dikeluarkan dan menyinari wajahnya yang seram. Selangkah demi selangkah dia mendekati Jenderal Yu yang sudah terluka dan sedang dipapah oleh pengawalnya.
Pengawal itu memapah Jenderal Yu dan mundur beberapa langkah. Akhirnya dia melepaskan Jenderal Yu dan maju sambil berteriak, "Jenderal, hamba pergi dulu!"
Goloknya terus membacok ke arah Qing YanZi!
Qing Yan Zi tertawa dingin dan menahan bacokan dari golok itu, dia membalikkan pedangnya dan menusuk. Kilauan pedang menutupi kilauan golok. Begitu pedang akan menusuk tenggorokan pengawal itu, tiba-tiba terdengar derap langkah kuda, seseorang dari jarak puluhan meter berteriak seperti guntur,
"Berhenti!" Suara derap kuda dan suara orang itu tiba, dan segera tampak cahaya pedang, terdengar suara TING, dia menahan pedang panjang Qing Yan Zi dan kuda itu terus berlari menabrak ke arah Qing Song Zi.
Sebenarnya Qing Feng Zi^ Qing Ye Zi, dan Qing Song Zi bila ingin mengakhiri serangan kesembilan pengawal itu sangat sederhana, tapi pengawal itu sangat setia dan dengan cara apapun mereka berusaha untuk melindungi tuannya karena itu mereka bersusah payah melawan dan pertarungan sampai sekarang belum
berakhir. Kuda berlari dengan kencang dan tidak bisa berhenti, Qing Song Zi terpaku, tiba-tiba dia membuka kedua kakinya, dia meloncat ke atas dengan maksud ingin melewati kuda yang sedang berlari dengan kencang.
Begitu dia meloncat ke atas, 3 pasang mata pengawal yang tampak merah, yang satu ikut meloncat dan menusuk dada Qing Song Zi, sedangkan dua orang lainnya dari arah kiri dan kanan membacok kaki Qing Song Zi yang terbuka!
Hati Qing Song Zi tergetar tapi walaupun berada dalam bahaya dia masih bisa dengan tenang menahan serangan yang dilancarkan ke dadanya, kemudian dia menarik kedua kakinya, dengan cepat dia dia mendarat dan tepat jatuh di punggung kuda yang sedang berlari dengan kencang ke arahnya!
Dia sama sekali tidak menyangka begitu kuda itu tahu ada beban yang menindih tubuhnya malah membuat kuda itu terkejut, dan kuda itu berlari lebih kencang menuju jurang.
Karena punggung Cjing Song Zi menghadap kepala kuda, dia sama sekali tidak tahu, begitu merasa badannya turun, dia merasa sangat terkejut, dia ingin meloncat naik, tapi seorang pengawal sudah tiba di depannya, golok diarahkan ke perutnya. Teriakan menyayat karena sakit bergema di gunung itu. Pedang Qing Song Zi juga menusuk dada pengawal itu lalu mereka bersama-sama masuk ke dalam jurang.
Walaupun tempat itu bukan puncak gunung tapi jatuh ke jurang yang dalamnya ratusan meter, meskipun tubuh tidak hancur tapi dia juga tidak akan bertahan hidup.
Qing Song Zi mati tanpa tahu alasannya, kedua pengawal lainnya segera membantu temannya menyerang Qing Ye Zi dan Qing Feng Zi.
Empat lawan satu, pertarungan masih terus berlanjut.
Qing Yan Zi menahan tusukan pedang yang diarahkan
kepadanya. Dia merasa pedang lawannya mengeluarkan cahaya dingin, dia sadar bahwa lawan kuat telah datang. Hatinya bergetar, dan menarik pedangnya, diapun membentak, "Siapakah Tuan?"
Orang itu menarik pedangnya dengan suara besar dia menjawab, "Kepala penjaga kota Xia Guan, Ning Zhi Qiu!"
0-0-0 Dengan suara lantang Shi Wen Sheng berteriak, "Pertarungan dimulai, siapa yang hidup atau mati jangan saling menyalahkan.
Babak pertama----sebagai pihak tamu, silakan naik dulu ke atas panggung."
Menurut aturan dunia persilatan, babak pertama harus dimulai dari pihak tamu, yaitu pihak pertama yang mengajak bertarung, setelah itu disusul oleh pihak tuan rumah.
Wajah Pangeran Jin tampak datar, sudut mulut Wan Yan Zhu bergerak, tampak dari kiri dan kanan ada yang berjalan dengan langkah besar. Panggung yang tingginya beberapa meter dinaiki dengan cepat. Mereka tidak lain adalah kakak beradik orang Mongolia, Hu Shang Ke dan Hu Shang Ge.
Penonton yang berada di bawah panggung melihat kedua laki-laki berotot dan bertenaga besar. Mereka sangat terkejut, dari pihak Song yang terdiri dari pesilat tangguh, siapa yang akan mengalahkan mereka"
Tiba-tiba Bao Xian Ding berdiri dan berkata, "Pembawa acara Shi, ada hal yang ingin kutanyakan!"
"Ada ada" Cepat katakan saja," jawab Shi Wen Sheng.
"Pertandingan ini menggunakan peraturan 7 babak untuk menentukan pemenangnya. Sekarang mereka berdua naik bersama-sama, itu dihitung satu atau dua babak?"
Penonton segera ikut protes.
Si kumis tikus, Xi Wu Hou bereaksi, dia tertawa sinis dan berkata, "Apakah ada perjanjian mengenai peraturan pertandingan bahwa satu babak hanya boleh satu orang yang maju" Dua bersaudara ini bersama-sama keluar dalam satu babak, karena selama ini mereka tidak pernah terpisahkan. Tentunya ini harus dihitung satu babak, kalian tidak boleh berpihak pada kantor Biao Huai Yang atau orang Huai Bei Shi Jia"-"
Di bawah panggung memang ada orang kantor Biao Huai Yang dan Huai Bei Shi Jia. Mereka datang dan berharap Pendekar Long beserta teman-teman bisa membasmi orangorang jahat itu dan membantu mereka melepaskan beban di hati mereka.
Kata-kata Xi Wu Hou tadi membuat mereka marah, tapi dua bersaudara Mongolia itu tidak berkata apa-apa.
Xi Wu Hou melihat ke arah penonton yang tidak bersuara, dengan tertawa senang dia berkata, "Memang benar pertarungan di atas panggung hanya ditentukan dengan 7 babak. Tapi tidak ada aturan bahwa dalam satu babak hanya boleh bertarung satu orang, satu orang boleh bertarung dalam beberapa babak bukan?"
Shi Wen Sheng tidak bisa menjawab, dia hanya mengangguk, wajah Long Zhai Tian tampak berubah, dan berkata, "Cara mereka sangat licik, kita sudah salah perhitungan."
Diam-diam Bao Xian Ding berkata, "Kalau begitu pesilat tangguh Jin Zhen Ying boleh terus bertarung, posisi kita sangat berbahaya."
Xin Wu Er bertanya, "Kalau dalam 7 babak pertarungan ini seri, bagaimana cara menentukannya?"
Luo Wen Tong yang berada di bawah panggung sambil tertawa berkata, "Sekarang pihak Jin meletakkan dua bersaudara Mongolia itu untuk mencari tahu keadaan pihak Song, kalau pihak kita mengeluarkan orang kuat, mereka pasti akan menghabiskan kekuatan kita dulu, kalau kita mengeluarkah yang lemah kita akan habis dalam babak ini."
Tampak dua bersaudara Mongolia itu meraung di atas panggung,
dengan bahasa yang tidak lancar mereka berkata, "Kalian orang-orang Song semuanya pengecut, apakah tidak ada yang berani naik?"
"Kalau kalian takut, cepat kencing dan buang air besar, kemudian memanggil kami kakek!"
Penonton yang berada di bawah panggung mulai tampak marah, ada sebagian yang berniat naik panggung, mereka berteriak, "Penggal mereka!"
"Dua orang Da Da Er itu (da da=jaman diuu, Negara Song memanggil suku bangsa yang ada di utara, er=orang) seperti orang gila!"
"Kurang ajar, suruh mereka turun!"
Alis Long Zhai Tian tampak berkerut, baru saja dia ingin menyuruh Xin Wu Er naik ke atas panggung, supaya tidak perlu jatuh korban, tiba-tiba terdengar ada suara tawa dan berkata, "Kami dua orang biksu dan pendeta juga bersaudara, di dunia persilatan kami dipanggil Chang Qing Chang Le, tidak bisa dipisahkan, biarkan kami yang menemui dua orang kakak yang ekornya ada di kepala."
Yang satu lagi dengan suara lembut menjawab, "Babak pertama ada biksu dan pendeta dari negara Song yang akan bertarung dengan dua orang anjing Da Da."
Long Zhai Tian tampak sangat senang, dia membalikkan kepala melihat dua orang, yang mengenakan baju panjang berwarna abu seorang adalah pendeta, sedang yang mengenakan baju biru adalah seorang biksu, baju mereka banyak tambalan dan tampak sangat kotor. Mereka tampak menguap. Yang membuat aneh adalah sikap mereka yang memelas dan masa bodoh. Di pinggang mereka terselip sebuah pedang panjang kuno, lurus, ramping, dan mengkilat!
Shao Hua Shan, Chang Qing Jian, Pendeta Bu Tong.
Shao Shi Shan, Chang Le Jian, Biksu Hua Hui.
Orang persilatan selalu mengatakan, "Dua pedang Qing Le. begitu pedang lewat membuat hati terasa dingin."
0-0-0 Qing Yan Zi berteriak, "Long Jin Jian?"
"Aku tidak berani berkata seperti itu," jawab Ning Zhi Qiu.
Akhirnya Jenderal Yu bisa tertawa dan berkata, "Akhirnya kalian datang juga."
Dengan malu Ning Zhi Qiu berkata, "Hamba datang terlambat. Membuat Jenderal terkejut, aku pantas mati!"
"Jangan bicara seperti itu!" kata Jenderal Yu.
Dengan dingin Qing Yan Zi berkata, "Jika kalian mengobrol di sini, harus ijin dulu kepada temanku."
"Siapa?" Ning Zhi Qiu membalikkan tubuh, dengan serius bertanya.
"Pedangku!" jawab QingYan Zi.
Kata-katanya baru selesai, pedang itu sudah ditusukkan, sangat cepat seperti kilat.
Ning Zhi Qiu membentak, "Cepat mundur!"
Pengawal Jenderal Yu masih terpaku, Ning Zhi Qiu langsung menahan pedang panjang QingYanZi.
Dengari cepat pedang Qing Yan Zi menepis kelima jari Ning Zhi Qiu yang memegang pedang!
Pedang Ning Zhi Qiu ditegakkan, ujung pedang Qing Yan Zi menusuk ke pedang Ning Zhi Qiu!
Pedang Qing Yan Zi belum sempat ditarik, pedang Ning Zhi Qiu sudah dibalikkan dan menekan pedang panjang CjingYan Zi.
Wajah Qing Yan Zi tampak berubah, dia terus menusukkan pedangnya ke tubuh Ning Zhi Qiu.
Mata Ning Zhi Qiu tampak melotot, dia memainkan pedangnya dan terus melakukan perubahan.
Qing Yan Zi dengan cepat mundur sejauh 10 kaki, rambutnya tampak beterbangan. Baju bagian depan Ning Zhi Qiu sudah tergores hingga sobek.
Dengan cepat Ning Zhi Qiu membentak, "Cepat lindungi Jenderal, bawa Jenderal mundur!"
Dua orang pesilat pedang itu terus bertarung, teknik mereka hampir sama, mereka ingin segera mengalahkan lawannya. Pertarungan itu membuat Jenderal Yu dan pengawalnya terpaku. Begitu mendengar bentakan Ning Zhi Qiu, pengawal Jenderal Yu baru tersadar dan memapah Jenderal mundur dari sana.
Qing Feng Zi dan Qing Ye Zi masih bertarung dengan seru di sana!
Delapan orang pengawal dengan cepat terus membacok, tapi Qing Ye Zi bisa menghindar. Awalnya kedelapan orang itu mengandalkan jumlah mereka yang banyak supaya bisa bertahan, tapi terakhir mereka dipaksa oleh pedang Qing Feng Zi dan Qing Ye Zi hingga mereka tidak bisa bernafas.
Karena Qing Song Zi sudah tewas tampak ilmu golok Qing Feng Zi bertambah ganas. Begitu Qing Yan Zi dihadang oleh Ning Zhi Qiu, Qing Feng Zi dan Qing Ye Zi menyerang dengan sekuat tenaga.
Mereka berdua saling memandang, tiba-tiba Qing Feng Zi mengeluarkan jurus golok andalannya!
Golok bergerak secepat kilat, seorang pengawal tampak tertusuk di bagian dadanya.
Karena pengawal itu mundur dia menabrak pengawal lainnya. Golok yang menusuk dada, lalu menembus ke perut pengawal kedua, dia berteriak kesakitan. Tenaga yang terpusat ke golok yang sudah terangkat menjadi hilang kekuatannya.
Qing Feng Zi mengambil golok pengawal itu dan membalikkan
tubuh untuk menusuk. Kemudian tangan kirinya mencabut golok itu keluar dari dada si pengawal. Golok itu sudah membuat dua nyawa sekaligus melayang.
Masih tersisa empat orang pengawal. Sepasang golok Qing Feng Zi berputar, dia menerima serangan 4 golok. Qing Ye Zi bersiul, dia berteriak, "Er Shi Xiong, kau atasi sendiri di sini."
Kemudian dia meloncat dari sana.
Pengawal dengan cepat mendapatkan seekor kuda, dia membantu Jenderal Yu supaya bisa naik ke atas kuda, baru saja kuda. akan berlari, tiba-tiba ada sinar golok menyambar, ternyata kepala kuda itu sudah
0-0-0 BAB 13 Biksu Hua Hui yang lain Dengan wajah serius Shi Wen Sheng berkata, "Dari pihak Song dan pihak Jin akan bertarung. Babak pertama---- Dua orang
Mongolia itu akan bertarung dengan Biksu Hua Hui dari Shao Shi Shan dan Pendeta Bu Tong dari Shao Hua Shan!"
Terlihat mereka dengan santai berjalan ke depan panggung, biksu itu bertanya, "Hei, Pendeta Tua, dengan cara bagaimana kita naik panggung ini?"
Pendeta Bu Tong menjawab, "Keledai Botak, kita jangan seperti 2 ekor anjing Mongolia itu, seperti kura-kura yang merangkak naik ke atas!"
"Itu sudah pasti!" jawab Biksu Hua Hui.
Percakapan antara Pendeta Bu Tong dan Biksu Hua Hui membuat semua orang yang mendengar tertawa. Orang-orang yang
menonton memang sudah benci sekali kepada kedua laki-laki Mongolia itu. Mendengar sindiran Biksu Hua Hui, membuat penonton di sana menjadi bersorak bersemangat.
Kedua orang Mongolia yang berada di atas panggung sangat marah, mereka berteriak, "Kalau kalian berani, naiklah! Aku akan gencet kalian sampai gepeng...."
Biksu Hua Hui tertawa dan berkata, "Kita memang akan naik untuk bermain-main dengari anjing kecil, tapi bagaimana cara naiknya ya?"
Pendeta Bu Tong pun tertawa, "Benar, panggung pertarungan ini begitu tinggi, kami tidak bisa naik, apakah lebih baik kalian turun dulu dan menggendong kami naik?"
Kedua bersaudara itu segera hendak turun, tapi Shi Wen Sheng dengan cepat berkata, "Siapapun yang turun, berarti dia kalah!"
Pendeta Bu Tong tertawa, "Tampaknya mereka mau turun dengan suka rela, bukan karena paksaan, tentu saja mereka bukan kalah dengan memalukan!"
Shi Wen Sheng tampak marah, wajahnya dilipat, dia tidak mau bicara lagi.
Kedua laki-laki Mongolia itu dengan cepat turun ke bawah panggung, kedua tangan mereka siap untuk menangkap Pendeta Bu Tong dan Biksu Hua Hui. Para penonton menjadi histeris, tampak bayangan berkelebat. Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Teng sudah berada di atas panggung. Mereka duduk bersila dan saling berhadapan. Yang satu terdengar bersin sedangkan yang lainnya menguap.
"Mana dua ekor anjing kecil itu?" "Karena kita naik, mereka ketakutan dan turun dari panggung."jawab biksu Hua Hui
Semua penonton tertawa senang, tapi Wan Yan Zhu dan yang lainnya tampak sangat marah.
Kedua bersaudara Mongolia marah-marah di bawah panggung,
segera mereka memanjat naik kembali keatas panggung.
Begitu mereka berada di atas panggung, kepalanya bersimbah keringat, tapi mereka tidak melihat ada seorangpun di sana, Hu Shang Ke marah-marah, sambil berkata-kata dengan bahasa yang tidak dimengerti oleh penonton.
Hu Shang Ge menunjuk Biksu Hua Hui yang terlihat sedang terkantuk-kantuk dibawah panggung lagi, diapun marah dan berkata dengan bahasa yang tidak dimengerti oleh penonton.
Biksu Hua Hui meraba-raba kepala botaknya dan bertanya, "Mereka sedang bicara apa sih?"
Pendeta Bu Tong mengelus' janggutnya dan menjawab, "Yang kepalanya agak gepeng mengatakan kalau dia ingin buang kotoran di pispot sedangkan yang kepalanya agak lancip mengatakan kalau dia ingin menangkap burung gagak."
Semua penonton tertawa terbahak-bahak, dua bersaudara Mongolia itu turun lagi dari panggung.
Pada saat mereka sudah turun dari panggung, Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Tong ternyata sudah berada di atas panggung lagi.
Dua bersaudara Mongolia itu karena marah, sifat ganas mereka mulai muncul, mereka segera merangkak naik lagi ke atas panggung. t
Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Tong sudah berada di bawah panggung.
Penonton tertawa terpingkal-pingkal, pandangan galak orang-orang Jin mulai terkikis hilang.
Dua bersaudara Mongolia itu sambil marah-marah mereka mengejar Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Tong ke bawah lagi, keringat sudah membasahi seluruh tubuh mereka.
Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Tong naik lagi ke atas panggung.
Karena terus melakukan hal seperti itu, memanjat lalu turun dan
memanjat, lalu turun lagi, nafas kedua Mongolia itu terdengar mulai terengah-engah, mereka terlihat kelelahan.
Biksu " Hua Hui dan Pendeta Bu Tong duduk di depan panggung, mereka sedang mengobrol sambil tertawa-tawa.
Kedua-tangan Hu Shang Ke memegang sisi panggung dan berteriak, "Jangan pergi----"
Pendeta Bu Tong tertawa dan berteriak, "Jangan takut, ayah tidak akan pergi."
Hu Shang Ge dengan kekuatan tangannya menopang tubuhnya supaya bisa berdiri dan berteriak dengan sekuat tenaga, "Aku akan membunuhmu!"
Biksu Hua Hui tertawa, "Silahkan!" Dengan bersusah payah kedua Mongolia itu memanjat lagi ke atas panggung, nafas mereka sudah terengah-engah, kali ini Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Tong tidak turun lagi dari panggung. Dengan pandangan masa bodoh mereka melihat kedua orang Mongolia itu.
Setelah berhasil naik ke atas panggung, Hu Shang Ke dan Hu Shang Ge dengan cepat berlari mendekati Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Tong.
Tiba-tiba tangan kiri Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Tong dibuka, pedang sudah berada di tangan, pedang itu ditusukan secepat kilat, kemudian tampak sudah dimasukkan kembali ke dalam sarungnya. Pada saat mereka mengeluarkan pedang seperti awan yang sedang bergerak dan air yang sedang mengalir. Wajah dan gerakan mereka sudah tidak terlihat memelas, melainkan sangat serius dan anggun. Semangat mereka tampak jelas saat itu. Jiwa juang mereka timbul dan membuat mereka tampak berarti.
Begitu pedang ditarik kembali, pundak kanan kedua laki-laki Mongolia itu tampak sudah keluar darah.
Penonton berteriak, kedua bersaudara itu meraung karena kaget dan kesakitan.
Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Tong kembali lagi pada sikap mereka seperti biasa" masa bodoh.
Biksu Hua Hui berkata, "Kita tidak membunuh mereka, karena mereka hanya diperalat orang."
Kata Pendeta Bu Tong, "Tapi mereka pernah membunuh, maka tangan kananlah yang harus dilumpuhkan."
Penonton bersorak riuh rendah, dua bersaudara Mongolia itu berteriak, begitu turun dari panggung mereka segera berlari ke tempat Pangeran Jin.
Shi Wen Sheng berteriak dengan lantang, "Setelah pihak Song dan pihak Jin bertarung di atas panggung. Pada babak pertama, Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Tong berhasil mengalahkan Hu Shang Ke dan Hu Shang Ge."
Penonton berteriak, wajah Long Zhai Tian mulai tampak bisa tersenyum.
Dengari terburu-buru kedua bersaudara Mongolia itu berlari ke tempat Pangeran Jin, dengan bahasa mereka yang sukar dimengerti mereka terus marah-marah. Pangeran Jin hanya diam, dia melihat ke arah Xia Hou Lie.
Xia Hou Lie segera berdiri kemudian dia menjulurkan kedua telapak tangannya dan mendorong.


Panji Akbar Matahari Terbenam Seri 3 Kesatria Baju Putih Karya Wen Rui Ai di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Karena kedua bersaudara monggol ini tidak siap mereka terkena pukulan itu dan melayang jauh. Punggung mereka menancap di tiang panggung, kemudian kelima indra mereka terlihat mengeluarkan darah.
Tangan Ge La Tu tampak melambai, ada dua titik merah terbang keluar dan mengenai dahi di antara kedua alis, dua bersaudara Hu Shang berteriak, darah mengalir dengan deras, mereka pun langsung mati.
Melihat perlakuan yang begitu kejam, semua penonton menj adi terdiam.
"Di negara Jin tidak ada pesilat yang berbuat begitu memalukan," kata Pangeran Jin dengan santai.
Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Tong sangat marah, yang satu menunjuk Xia Hou Lie yang satu menunjuk Pangeran Jin dan berkata, "Baiklah, nanti aku akan bertarung denganmu, pesilat yang dikatakan hebat dari negara Jin."
Terdengar Shi Wen Sheng berkata, "Kalian berdua sudah menang, harap turun dulu dari panggung. Kali ini pihak Song akan menampilkan wakilnya naik ke atas panggung."
Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Tong tidak berani melanggar peraturan pertarungan, mereka segera turun.
Terdengar Shi Wen Sheng berkata lagi, "Pertarungan antara kedua bangsa, yaitu bangsa Song dan bangsa Jin pada babak kedua akan dimulai?"
0-0-0 Qing Ye Zi sudah membacok, Jenderal Yu sudah tidak mempunyai tenaga untuk melawan, pada situasi yang menegangkan ini, dari samping ada golok yang menahan serangan itu, ternyata pengawal yang memapah Jenderal Yu berhasil menahan serangan Qnig Ye Zi.
Qing Ye Zi tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Kau mengantarkan kematianmu, aku akan memenuhi keinginanmu!"
Setelah berkata begitu dia membacok, pengawal itu berturut-turut menahan 7 kali bacokan Qing Ye Zi, hingga tangannya terasa sakit, kemudian Qing Ye Zi menendang golok yang dipegang oleh pengawal itu, golok itu langsung terlempar. Qing Ye Zi membalikkan tubuhnya dan menebas pengawal itu.
Kelihatannya tubuh dan kepala pengawal itu segera akan terpotong, saat itu tiba-tiba Qing Ye Zi merasa di belakang tubuhnya ada angin senjata tajam yang menerjangnya dengan cepat, Qing Ye Zi tidak sempat menhindar dan tampaknya akan terluka karena angin tajam itu.
Tapi aingin tajam yang tadinya bergerak dengan cepat sampai di tengah jalan tenaganya terasa berkurang dan malah melambat.
Qing Ye Zi segera merendahkan kepalanya, hingga hanya rambutnya saja terkena angin tajam dari golok itu dan rambutnya terpotong lumayan banyak.
Qing Ye Zi dengan marah membalikkan badan, tampak Jenderal Yu berdiri miring, setelah menyerang dengan golok, tenaganya terkuras habis, tangan kirinya memegang golok untuk menahan beban tubuhnya supaya bisa berdiri tegak.
Ternyata pada saat Jenderal Yu melihat pengawalnya akan terbunuh, dia memungut golok pengawalnya yang sudah mati lalu dia membacok ke arah Qing Ye Zi, sayang, karena tenaganya kurang dia tidak berhasil melukai CjingYeZi.
Karena hampir terbacok dan mati, Qing Ye Zi benar-benar sangat marah dan berkata, "Baiklah! Rupanya kau sudah tidak sabar ingin segera bertemu dengan dewakematian."
Qing Ye Zi segera membacok ke arah Jenderal Yu.
Jenderal Yu berusaha menahan serangan Qing Ye Zi dengan mengangkat goloknya, tapi kali ini golok Jenderal Yu malah terpelanting jauh.
Qing Ye Zi membalikkan goloknya dan mulai membacok lagi, di belakangnya ada yang memeluknya dengan erat, terdengar pengawal itu berteriak, "Jenderal, cepat lari dari sini! Jangan pedulikan diriku!"
Jenderal Yu dengan marah menjawab, "Mau mati, mari kita mati bersama, paling-paling jumlahnya lebih satu kepala."
Dia mengumpulkan tenaga dan memukul dengan kepalan tangannya.
Segera Qing Ye Zi dipeluk dengan erat dari belakang oleh pengawal itu, dia merasa kaget, dia membalikkan golok, dan menusuk perut pengawal itu hingga darah mengucur deras. Baru
saja Qing Ye Zi akan mencabut goloknya, kepalan tangan Jenderal Yu berhasil memukulnya, tenaga yang dikeluarkan sangat besar, Qing Ye Zi terpaku, terdengar suara BUG, dia terkena kepalan itu dan mundur 7-8 langkah, Darahpun terlihat mengalir dari mulutnya.
Tapi sayang, setelah Jenderal Yu melancarkan pukulan itu, dia benar-benar tidak bertenaga lagi. Diapun tidak bisa mengejar, kalau tidak Qing Ye Zi tidak akan bisa bertahan lagi terhadap serangan Jenderal Yu. Ilmu silat Jenderal Yu sudah terlatih sejak kecil, ditambah dengan pengalamannya di medan tempur, semua pengalamannya bukan didapat dari guru terkenal, cara-cara yang dipakaipun berbeda dengan orang dunia persilatan biasa. Maka pada saat Jenderal Yu mengeluarkan kepalannya untuk memukul, dia bisa secara tiba-tiba melukai Qing Ye Zi. Tapi dia tidak berlatih ilmu tenaga dalam, jadi pada saat dia mengeluarkan tenaganya, tidak ada tenaga tersisa untuk kembali memukul!
Qing Ye Zi sangat 'i marah, dia membersihkan darah yang mengotori bajunya, tampak tangannya berlumuran darah.
Dia membentak, goloknya mulai digerakkan lagi, dia melancarkan 9 jurus serangan dengan 14 bacokan.
Kali ini Jenderal Yu satu juruspun tidak dapat menyambutnya.
Waktu itu ada seseorang yang berlari mendatangi, dia membawa golok. Terdengar suara TANG, goloknya dan golok Qing Ye Zi beradu.
Begitu dua senjata beradu, tubuh Qing Ye Zi bergoyang, dan orang itu juga mundur beberapa langkah, dia meraung. Ternyata orang itu adalah Zhang Zhen Que.
Ternyata Zhang Zhen Que telah menyerang Cha Lu dengan sekuat tenaga, mereka berdua adalah prajurit yang sering berperang di medan perang, mereka selalu diajari teknik bertempur oleh Jenderal Yu, maka tenaga mereka sangat besar. Kemampuan ilmu silat merekapun hampir sama, yang satu menggunakan golok, sedangkan yang satu lagi bersenjatakan palu besi, selama bertanding mereka sama kuat.
Hanya karena Zhang Zhen Que melihat Jenderal Yu berada dalam keadaaan bahaya, matanya menjadi merah dan dengan sekuat tenaga dia menahan serangan Cha Lu, setelah itu dia berlari dengan kencang menahan bacokan CjingYeZi.
Dua senjata beradu, Zhang Zhen Que menggunakan tenaga luar, sedangkan Qing Ye Zi menggunakan tenaga dalam. Maka Zhang Zhen Que digetarkan hingga mundur beberapa langkah.
Karena mundur terus punggungnya terkena serangan senjata berbentuk palu yang datang dari arah belakang.
PUSH. Senjata itu menancap di punggungnya, Zhang Zhen Que berteriak dengan suara yang menggetarkan hati setiap orang yang mendengarnya. Zhang Zhen Que langsung mati, hal ini membuat Jenderal Yu marah, dia meraung dan berteriak, "Cha Lu...."
Begitu Zhang Zhen Que terkena senjata tajam, tubuhnya tiba-tiba berputar ke belakang.
Rupanya hingga mau matipun dia tidak rela, bagaimanapun dia harus membunuh Cha Lu dengan tangannya sendiri.
Tubuh Zhang Zhen Que berputar ke belakang, karena senjata lawan masih menancap di punggungnya, dia tidak bisa mencabutnya, Zhang Zhen Que berputar ke depan Cha Lu dan mengangkat goloknya.
Rantai besi yang mengikat senjata itu karena dibawa berputar oleh Zhang Zhen Que, rantai itu membelit tubuhnya. Sebenarnya Cha Lu bisa saja melepaskan tangannya dan mundur tapi karena mendengar teriakan Jenderal Yu, "Cha Lu!" membuat tubuhnya bergetar dan terpaku, sudah lama dia mengikuti Jenderal Yu dalam kemiliteran, wibawa dan budi Jenderal Yu, membuatnya merasa segan dengan Jenderal Yu. Demi mencari kekayaan dan kemakmuran, dia rela mengkhianati atasan dan teman-temannya, bentakan Jenderal Yu membuatnya menjadi bengong---- i
Pada saat dia terpana itulah Zhang Zhen Que sudah mengangkat
goloknya dan membacok. Kepala Cha Lu langsung terpisah bersama dengan darah yang muncrat di udara.
Begitu kepala Cha Lu turun, tubuh Zhang Zhen Que langsung roboh.
Akhirnya Zhang Zhen Que bisa membunuh Cha Lu dan bisa menutup mata dengan tenang.
Qing Ye Zi melotot pada Jenderal Yu, terdengar Jenderal Yu menarik nafas panjang, dia memungut golok yang tergeletak di bawah, dengan tertawa dingin Qing Ye Zi berkata, "Bunuhlah dirimu sendiri!"
Jenderal Yu menggelengkan kepala, "Lebih baik mati di medan perang daripada harus membunuh diriku sendiri!"
Walaupun dalam keadaan tidak bertenaga, dia berusaha untuk membacok.
Ini adalah tenaga terakhir dari Jenderal Yu, tenaga terakhirnya sangat kuat dan dalam beberapa jurus Qing Ye Zi tidak bisa segera mengalahkannya. Tiba-tiba muncul sebuah pedang menggetarkan golok Jenderal Yu, membuat golok itu terpental ke atas, dengan senang Qing Ye Zi berteriak, "Kakak Kedua!"
Qing Feng Zi tertawa, sinar goloknya seperti kilat terus membacok ke arah Jenderal Yu.
Jenderal Yu menarik natas, dia tahu kalau empat pengawalnya yang tersisapun sudah mati, dan sudah saatnya dia harus mati. Dia memejamkan matanya dan menunggu ajal menjemput.
Ning Zhi Qiu dan Qing Yan Zi masih bertarung seru, pertarungan sudah berlangsung ratusan jurus, masih tidak terlihat siapa yang menang siapa yang kalah.
Akhirnya karena Ning Zhi Qiu tidak merasa tenang dalam bertarung, karena tidak berhati-hati pedang Qing Yan Zi berhasil menggores tangan kirinya sepanjang 15 sentimeter.
Ning Zhi Qiu terluka, Jenderal Yu berada dalam bahaya, Ning Zhi
Qiu semakin tidak berkonsentrasi dan posisinya semakin terjepit. Pedang Qing Yan Zi seperti pelangi, setiap saat bisa mencabut nyawanya.
Qing Feng Zi sudah membacok, Jenderal Yu memejamkan matanya menunggu kematian, semua ini disaksikan oleh Ning Zhi Qiun dari jauh, dia tidak berdaya untuk membantu, segera dia berteriak, "Jenderal, Anda tidak boleh mati!"
Long Jin Jian nya dilemparkan, tampak seperti pelangi yang malayang, kemudian terdengar suara TING, Long Jin Jian itu berhasil menahan golok Qing Feng Zi.
0-0-0 Begitu Shi Wen Sheng meneriakkan babak kedua dimulai, seseorang yang mengenakan baju berwarna kuning sudah terbang dan mendarat di atas panggung. Tubuhnya mendarat tanpa bersuara, hanya terdengar kelepak suara baju yang tertiup angin kencang. Penonton terpaku menyaksikan semua itu, setelah itu mereka bersorak. '
Ternyata yang naik ke atas panggung adalah si Sempoa Emas, Xin Wu Er!
"Aku Xin Wu Er, sengaja datang untuk belajar."
Tiba-tiba terdengar suara dingin yang berbicara, "Baiklah, biar . aku yang akan mengajarmu!"
Tampak baju hitam berkelebat, seperti ada gulungan asap berwarna hitam dan seperti bayangan setan yang turun ke atas panggung. Dia adalah si Sempoa Besi, Xi Wu Hou.
Shi Wen Sheng dengan lantang berkata, "Babak kedua, Sempoa Emas, Xin Wu Er akan berhadapan dengan Sempoa Besi, Xi Wu Er."
Penonton yang berada di bawah panggung terdengar berbisik-bisik, mereka melihat dua orang pesilat tangguh sama-sama menggunakan senjata sempoa, pertemuan sempoa dalam pertarungan kali ini, pasti akan menjadi suatu pertarungan yang
unik dan ramai. Long Zhai Tian tampak bingung, sebenarnya dia tadi menyuruh Xin Wu Er untuk mencari tahu, tidak disangka lawan malah menyuruh Xi Wu Hou keluar, karena mereka pernah bertarung, dalam kemampuan ilmu silat Xin Wu Er lebih unggul, pasti Xin Wu Er yang akan menang, mengapa Pangeran Jin menyuruh Xi Wu Hou untuk turun pada babak kedua, apakah tujuan orang Jin sengaja membuat mereka mengalah"
Long Zhai Tian dan Bao Xian Ding benar-benar tidak mengerti.
0-0-0 Begitu Ning Zhi Qiu melemparkan Long Jin Jian, dia bisa menyelamatkan Jenderal Yu, tapi dia sendiri karena sekarang jadi tidak memegang pedang, kedaannya menjadi sangat berbahaya.
Qing Yan Zi tertawa sinis, dia menyerang 3 kali, ditambah 3 kali lagi, Ning Zhi Qiu dengan susah payah menghindar, tubuhnya berkeringat deras sekaligus nyawanya terancam. Waktu itu dari arah gunung terdengar sebuah siulan panjang.
Suara siulan itu terdengar oleh Jenderal Yu dan Ning Zhi Qiu, membuat semangat mereka bertambah bergelora, sedangkan Qing Yan Zi, Qing Ye Zi, dan Qing Feng Zi merasa hati mereka menjadi dingin!
Suara siulan ini berasal dari suara Fang Zhen Mei.
Ning Zhi Qiu dengan cepat membalas siulan itu dan berteriak, "Jenderal Yu ada di sini-?"dia bicara tapi kerena lengah bahunya tertusuk oleh Qing Yan Zi.
Suara siulan itu berubah menjadi suara angin kencang, seperti suara hujan yang membasahi gunung dan hutan, dalam sekejap orangnya sudah berada didekat mereka.
Qing Ye Zi dan Qing Feng Zi dengan gerakan cepat menyerang Jenderal Yu dari kanan dan kiri.
Begitu mendengar siulan Fang Zhen Mei, semangat Ning Zhi Qiu
bertambah, dia menyambar Long Jin Jian lagbuntuk bertahan sambil menunduk, dia masih sanggup menerima beberapa serangan.
Jenderal Yu sudah mundur hingga ke sisi jurang, kalau dia mundur lagi, mungkin nasibnya akan sama seperti Qing Song Zi. Dia hanya melihat golok Qing Ye Zi dan Qing Feng
Zi bergerak seperti dua ekor ular panjang, mendatanginya.
Ning Zhi Qiu dengan sekuat tenaga melawan serangan Qing Yan Zi. Serangan Qing Yan Zi bertambah dahsyat dan dilakukan dengan posisi miring, hingga kaki Ning Zhi Qiu tertusuk pedang Qing Yan Zi.
Karena merasa sakit gerakan tubuh Ning Zhi Qiu melambat, Qing Yan Zi menendangnya hingga terjatuh. Qing Yan Zi mengangkat pedangnya dan siap menusuk.
Saat itu beberapa meter jauhnya dari sana, terlihat bayangan seseorang yang berkelebat, hanya dalam sekejap gerakan orang seperti kilat itu mendatangi, tubuhnya tegak, karena dengan begitu dia lebih mudah untuk bernafas, dan bisa kuat berlari lama, tapi begitu baju putih orang itu sudah berada di dekat sana dan hampir mencapai garis akhir. Tubuhnya condong ke depan. Yang membuat kaget adalah kedua kakinya tampak tidak menginjak tanah, dia seperti bergerak melayang, tapi juga seperti menempel di atas permukaan tanah.
Qing Feng Zi dan Qing Ye Zi pada saat mendengar suara siulan itu mereka sudah bersiap-siap, mereka mengira orang itu turun dari langit, tidak disangka dia datang dengan cara menempel di bawah dan datang seperti terbang. Qing Ye Zi dan Qing Feng Zi belum pernah menghadapi musuh dengan cara datang seperti itu!
Mereka hanya terpaku! Segera wajah Qing Ye Zi terkena pukulan Jenderal Yu, dia merasa kepalanya menjadi pusing, ilmu silat Qing Feng Zi lebih tinggi dari Qing Ye Zi begitu melihat bayangan putih, dia segera berteriak kaget, "Fang Zhen Mei!"
Dia malah membalikkan badan dan lari.
Sedangkan Qing Ye Zi menusuk bayangan berbaju putih dan dengan cepat mencoba mencengkram kedua kakinya. berhasil dicengkram segera dia membanting.
Dia membanting ke arah Qing Feng Zi yang sedang berlari.
Qing Feng Zi yang sedang berlari dengan kencang, dia mendengar ada suara angin besar yang menghampiri, dia membalikkan tubuhnya bermaksud menahan, ternyata yang menyerangnya adalah sosok seseorang, dia segera mencabut pedangnya, baru saja dia menarik setengah pedangnya dari sarung, dia baru melihat dengan jelas, ternyata yang datang adalah Qing Ye Zi, dengan cepat dia membatalkan gerakannya, dia menangkap Qing Ye Zi, merekapun bertabrakan, lalu mereka terdorong mundur beberapa langkah, dia mendorong Qing Ye Zi, tapi jalan darah di seluruh tubuhnya karena tertabrak sekarang seperti tertotok.
Dia hanya melihat ada angin keras berwarna putih lewat di depannya.
Qing Yan Zi melihat kejadian itu dari jarak puluhan meter, dari kejauhan tampak bayangan berwarna putih, dia langsung berhenti. Begitu mendengar ada siulan dia sudah bersiap akan melarikan diri. Sekali dia meloncat mencapai beberapa meter, dia meloncat lagi, kemudian terbang lalu mendarat.
Dia mengumpulkan tenaga siap berlari lagi, tapi bayangan putih itu sudah berhenti di depannya, dia berhadapan dengan punggung seseorang yang mengenakan baju putih.
Qing Yan Zi membentak, dengan segenap tenaganya dikerahkan untuk bertarung dan pedangnya juga sudah dikeluarkan. Orang berbaju putih itu sudah membalikkan kepalanya, mencengkram dan menekan, kedua telapak tangannya beradu dengan tangan Qing YanZi.
Waktu itu juga dia mencengkram pedangnya. Ternyata orang berbaju putih itu adalah Fang Zhen Mei.
Rambut Fang Zhen Mei tampak berantakan, sorot matanya tidak
seperti biasanya, biasanya sorot matanya ramah, sekarang sorot matanya seakan siap membunuh Qing Yan Zi, dia menjadi ketakutan.
Apalagi tadi dia sempat merasakan kekuatan telapak tangan Fang Zhen Mei, pukulan dia hanya seperti memukul kertas, dia tidak bisa mengeluarkan tenaganya. Apakah tenaga telapak Fang Zhen Mei lebih lembut dibandingkan dengan jurus Qing Yan Zhang"
Fang Zhen Mei melonggarkan jarinya yang menarik pedang, Qing Yan Zi mundur dan membentak, dia kembali menusuk 17 kali ke atas, 36 kali ke tengah, dan 8 kali ke bawah. Kemudian dicampur dengan jurus telapak tangan yang bisa membuat orang kehilangan nyawa.
Fang Zhen Mei tidak roboh juga tidak bergerak, tiba-tiba dia mennyerang dan menjepit, lalu mengeluarkan telapak tangannya.
Begitu pedang Qing Yan Zi datang, Fang Zhen Mei langsung menjepitnya, lalu menggetarkan Qing Yan Zi dengan jurusnya. Kemudian Fang Zhen Mei melepaskan tangannya lagi, dan pedang sudah berada di tangan Qing Yan Zi lagi.
Qing Yan Zi berteriak-teriak, marah-marah, meraung, kemudian dia bergerak seperti seekor naga hijau. Pedang beserta orangnya menyerang Fang Zhen Mei lagi.
Begitu dia mendekati Fang Zhen Mei, telapak tangan yang tadinya disembunyikan di perutnya dikeluarkan.
Fang Zhen Mei yang sejak tadi tidak bergerak begitu dia bergerak, dia mengeluarkan tangannya dan menjepit kembali.
Sekali menjepit dia sudah menjepit pedang Qing Yan Zi, dan telapak tangan yang satu lagi mendorong Qing Yan Zi kembali ke tempat semula!
Qing Yan Zi terguling, pedangnya ditancapkan ke tanah, nafasnya terengah-engah.
Fang Zhen Mei membentak, "Apakah kau belum merasa
menyesal?" Tubuh Qing Yan Zi bergetar, wajahnya berubah menjadi seram.
Tiba-tiba dia membalikan tubuhnya dan menggerakan pedangnya menyerang, tapi arah serangannya kali ini tertuju padk Jenderal Yu.
Kali ini Fang Zhen Mei tidak menyangka kalau Qing Yan Zi akan melakukan tindakan seperti itu, dia ingin menghadang tapi sudah tidak sempat.
Qing Yan Zi dengan segala cara ingin membunuh Jenderal Yu karena keinginan hati untuk membunuh sangat besar, maka serangannya tidak memperhatikan pertahanan dan banyak kelemahan.
Arah larinya menuju Jenderal Yu dan kepala Ning Zhi Qiu.
Walaupun Ning Zhi Qiu tidak bisa menghalangi gerakan Qing Yan Zi, tapi dia segera mengambil, golok yang tergeletak di bawah sekaligus menusuk perut Qing Yan Zi!
Ujung golok itu menembus tubuh sampai keluar dari punggungnya. Tubuh Qing Yan Zi bergetar, tapi pedang itu masih tetap diarahkan kepada Jenderal Yu.
Jenderal Yu adalah jenderal yang sangat berpengalaman, ditambah lagi dia sering terlibat dalam peperangan, melihat ada pedang yang menghampirinya, dia secepat kilat meloncat ke samping, lolos dari posisi yang sangat berbahaya. Akhirnya Jenderal Yu bisa menghindari serangan itu. Begitu Qing Yan Zi berlari melewati Jenderal Yu, segera terdengar teriakan yang memilukan.
Ternyata di belakang Jenderal Yu adalah jurang yang dalam.
Qing Yan Zi terjun ke dalam jurang yang dalamnya ratusan meter. Qing Yan Zi yang masuk ke dalam jurang tubuhnya pasti akan terluka berat atau bahkan mati.
Fang Zhen Mei menarik nafas panjang, dia segera berlari menuju seekor kuda, di tengah-tengah udara dua mengucapkan beberapa kalimat:
"Aku datang terlambat, Jenderal! Mohon maaf!"
"Aku harus segera kembali lagi ke kota Xia Guan untuk membantu Pendekar Long mengalahkan Pangeran Jin!"
"Qing Feng Zi dan Qing Ye Zi sudah ditotok olehku harap Pejabat Ning bisa membawa mereka dan memberikan hukuman kepada mereka!"
"Pejabat Ning, harap Anda mengantarkan Jenderal Yu kembali ke markas para prajurit Song!"
Selesai berpesan, kudanya sudah berlari jauh, Fang Zhen Mei sudah pergi lagi dari sana.
Angin masih berhembus, gunung masih tetap berwarna hijau.
Jenderal Yu dan Ning Zhi Qiu masih terpaku.
Kemudian Jenderal Yu berkata dengan pelan, "Fang Zhen Mei memang seorang yang hebat...."
Ning Zhi Qiu menarik nafas dan menanggapi, "Dia datang kemari, lalu berlari pergi lagi, apakah dia masih bisa bertarung dengan Jin Zhen Ying?"
0-0-0 Xi Wu Hou berteriak panjang, dengan cepat dia mengeluarkan dua jurus kepalan tangannya dan sebuah serangan jari!
Xin Wu Er sejurus demi sejurus mencairkan jurus Xi Wu Hou. Xi Wu Hou mengangkat tangan kirinya, mengeluarkan kepalan tangan kanannya, mengangkat tangan kanannya, tangan kirinya mengeluarkan kepalan, satu adalah' jurus sebenarnya sedangkan yang lain adalah jurus tipuan, tapi setiap jurus yang dikeluarkan sangat sadis!
Setelah beberapa jurus berlalu, tiba-tiba Xin Wu Hou malah berhenti, kemudian dia bertingkah laku seperti burung gagak, berputar dan mengelilingi panggung.
Begitu naik ke atas panggung, mereka langsung bertarung
dengan menggunakan kaki dan tangan, membuat orang-orang yang menonton tampak tegang, mereka bertarung dengan cepat seperti kilat.
Setelah lewat 20-30 jurus, tiba-tiba Xi Wu Hou terbang ke atas dan tertawa aneh. Tubuhnya berputar, kesepuluh jarinya menusuk ke arah XinWuEr!
Xin Wu Er sama sekali tidak bergerak, tiba-tiba dia melancarkan serangan dan kesepuluh jarinya dikeluarkan untuk menangkis kesepuluh jari Xi Wu Hou.
Kedua tangan mereka menempel, dan langsung mencengkram dengan erat.
Terdengar suara CHA, CHA dua tangan saling membelit kemudian berpisah, dan keringat terus berjatuhan.
Muka mereka tampak sangat pucat. Mereka berdiri dengan kaku seperti sedang mengeluarkan tenaga.
Tiba-tiba Xi Wu Hou mengangkat kaki dan menendang, Xin Wu Er meloncat menghindar. Pada saat dia meloncat, orang yang bermata jeli melihat bahwa Xin Wu Er menjepit jari manis dan kelingking Xi Wu Hou, sekarang jari itu sudah tidak berbentuk lagi, pasti tulang jarinya sudah remuk.
Xin Wu Er tertawa dingin, "Jari tanganmu sudah berkurang dua, kalau ingin bermain sempoa tidak akan enak seperti biasanya!"
Wajah Xi Wu Hou menghitam, dia berputar, tangan kanannya membentuk seperti golok dan menusuk ke arah Xin Wu Er.
Tapi Xin Wu Er dengan cepat mengangkat kakinya, kemudian tangan kanannya bergerak seperti mengangkat lampu, serangan itu berhasil dipatahkan oleh Xi Wu Hou, dari sebelah kanan dan sebelah kiri dia melancarkan pukulannya!
Tapi saat itu Xi Wu Hou dari balik bajunya mengeluarkan sesuatu benda yang berwarna hitam!
Penonton berteriak, ternyata Xi Wu Hou sudah mengeluarkan
senjata andalannya yang terkenal yaitu sempoa besi.
Dengan cepat Xin Wu Er mundur!
Xi Wu Hou melangkah maju, dia menebas ke kiri dan ke kanan dengan sempoa besinya, dia menggunakan jurus Da Bu Liu Ren, dan jurus lainnya. Semua berjumlah 12 jurus. Semua jurus dilancar dengan senjata sempoa besinya, dia terus menyerang Xin Wu Er.
Xin Wu Er seperti seekor elang terbang. Sempoa besi milik Xi Wu Hou dijadikan sebagai golok, tapi golok itu tidak bisa mengenai tubuh Xin Wu Er.
Wajah Xi Wu Hou berubah, dia mengubah jurus sempoanya, bahkan jurus-jurus Hai Tou Wang Yue seperti Qing Long Ying
Zhu sudah dikeluarkan, dan semua jurus ini adalah jurus pedang, dia menutup jalan mundur Xin Wu Er. Tiba-tiba Xin Wu Er melayang ke atas dan berhasil melewati jurus pedang Xi Wu Hou!
Xi Wu Hou mengubah jurusnya lagi dengan cara menutup, berpindah, mendorong, dan menjepit, dia terus menyerang Xin Wu Er. Tapi Xin Wu Er seperti seekor burung nuri terbang ke -atas lalu ke bawah, tapi Xi Wu Hou seperti sudah memasang jala, secara bertahap memperkecil ruang gerak Xin Wu Er. Mata para penonton melihat tanpa berkedip, tiba-tiba terdengar suara besar membentak dan muncul kilauan emas. Di tangan Xin Wu Er terlihat ada sebuah sempoa yang terbuat dari emas.
Dalam waktu singkat sempoa itu beradu dengan sempoa besi milik Xi Wu Hou.
"TAK! TAK!" kedua sempoa itu beradu, lalu dengan cepat Xi Wu Hou mundur, tapi tangannya sempat tergetar sehingga terasa sakit. Waktu itu penonton merasa senang, tiba-tiba Xi Wu Hou mengoyangkan kedua tangannya.
Berpuluh-puluh biji sempoa menyerang ke arah Xin Wu Er!
Rasa senang penonton berubah menjadi terkejut!
Tiba-tiba kedua tangan Xin Wu Er mengayun, semua biji sempoa
emasnya juga meluncur kedepan.
Biji sempoa besi dan sempoa emas di tengah-tengah udara saling bertabrakan dan terjatuh.
Xi Wu Hou marah, dia melipat rangka sempoanya, dan sempoa itu berubah menjadi sebuah pecut dan diayunkan ke arah Xin Wu Er!
Rangka semopa emas milik Xin Wu Er tiba-tiba dilipat menjadi bentuk batang emas dan jumlahnya ada 5, batang emas itu sangat tajam, lalu dilemparkan ke arah Xi Wu Hou!
XiWu Hou terkejut! Pecut besi yang sudah diayunkan ditarik kembali menjadi tabir yang melindungi tubuhnya.
Begitu Xi Wu Hou memukul kelima benda tajam itu, kepalan Xin Wu Er sudah tiba di depannya!
Xi Wu Hou hanya mendengar suara BUG, dan dia merasa langit dan bumi seperti berputar. Dia terjatuh 7 kaki jauhnya. Setelah agak lama dia baru bisa bangun!
Begitu Xin Wu Er menang, para penonton bersorak. Selangkah demi selangkah Xin Wu Er mendekati Xi Wu Hou, Xi Wu Hou lalu dengan cepat berkata, "Jangan menyerang, jangan menyerang, aku terima kalah."
Sorakan penonton bertambah riuh rendah!
Xin Wu Er sambil tertawa mendekati Xi Wu Hou untuk memapahnya berdiri, lalu berkata, "Mari, kita sama-sama turun panggung." ^
Xi Wu Hou menjawab dengan wajah cemberut, "Baiklah!"
Tapi tidak terduga dia tiba-tiba mencengkram bahu Xin Wu Er dan mematahkan tulangnya, setelah itu dia memukul perut Xin Wu Er. Xin Wu Er kesakitan dan membungkuk seperti udang. Xi Wu Hou tertawa dan mundur dari sana. Dia masih mengangkat
tangannya dan siap memukul lagi.
Xin Wu Er mencoba bertahan dengan tangan kirinya untuk menahan serangan tangan kanan Xi Wu Hou!
Tangan kanan Xi Wu Hou memegang tulang bahu kanan Xin Wu Er.
Saat itu juga, kaki Xin Wu Er bergerak menendang.
Dia menendang ke arah alat vital Xi Wu Hou!
Wajah Xi Wu Hou berubah menjadi kehijuan dan berkerut seperti cakue! Dia membuka mulut tapi tidak mengeluarkan kata-kata.
Setelah itu diapun roboh dan tidak bisa bangun lagi.
Xin Wu Er memuntahkan darah, pelan-pelan dia berjongkok, dan dengan terengah-engah berkata, "Kau orang licik, tidak tahu kebenaran, kau tidak pantas memakai sempoa...."
Suara Shi Wen Sheng terdengar seperti guntur yang bergemuruh, "Pertarungan antara pihak Song dan pihak Jin pada babak kedua, hasilnya adalah dimenangkan oleh Sempoa Emas,XinWuEr!"
Kata-kata kemenangan ditukar dengan nyawa dan darah serta penghinaan.
0-0-0 BAB14 Kuda berlari seperti kuda gila
Dalam tujuh babak pertarungan, pihak Song sudah menang dua babak, bila bisa memenangkan dua babak lagi, maka kemenangan sudah berada di tangan pihak Song.
Tapi wajah Long Zhai Tian tidak tampak senang.
" Pangeran Jin, Xia Hou Lie, Ge La Tu, dan Wan Yan Zhu belum turun dalam pertarungan!
Mereka berempat barulah lawan yang sulit dihadapi, terdengar Shi Wen Sheng berkata,
"Pertarungan pihak Song dan pihak Jin, memasuki babak ketiga----"
0-0-0 Kuda berlari dengan kencang, tampak penunggang dan kuda itu seperti sudah bersatu. Pemandangan di kedua sisi jalan seperti kilat dengan cepat lewat.
Pada saat berlari dengan kencang, Fanc Zhen Mei teringat pada puisi Du Fu yang berjudi 11 'Ba Zhen Tu' dan puisi-puisi dari Han Gao Sini (salah satu raj a Dinasti Han).
Kuda berlari dengan kencang, walaupun Fang Zhen Mei berpikir tapi dia dan kuda ii seperti sudah menyatu dan dengan sekuat tenaga terus berlari.
0-0-0 Matahari sudah berada di tengah langit, siang sudah berlalu, orang yang berada di atas panggung dan yang berada di bawah panggung tampak berkeringat karena kepanasan.
Mereka berharap hujan akan turun untuk membersihkan semua debu dan kotoran yang melekat.
Shi Wen Sheng berteriak lagi, "Babak ketiga-?"
Dari pihak Jin tampak berdiri seseorang, tubuhnya tinggi dan kurus, dia seperti mayat hidup, dari bawah panggung terdengar suara, "Hiii!"
Orang itu selangkah demi selangkah berjalan, kakinya bergerak tapi lututnya seperti tidak dibengkokkan. Begitu sampai di bawah panggung yang tingginya beberapa meter, dia berdiri dengan lurus dan meloncat ke atas panggung. Penonton dan para pendekar Huai
Bei yang bermata jeli segera mengenali orang itu dan berteriak, "Wan Yan Zhu!"
Ternyata orang yang bernama Wan Yan Zhu sudah pernah datang ke Zhong Yuan tiga kali, dan pada saat dia berada di Zhong Yuan dia membunuh banyak orang. Terakhir dia diusir oleh Fang Zhen Mei dan diapun segera keluar rlari Zhong Yuan. Tapi orang-orang dunia persilatan Huai Bei tetap ingat kepadanya.
Terdengar seorang pak tua berkata, "Mayat hidup itu kembali lagi!!"
Jari-jari tangan kiri Wan Yan Zhu dilebarkan.
Kuku panjang yang ada di jari telunjuk dan kelingking melepaskan sesuatu, benda itu menancap di kedua mata pak tua itu. Karena kesakitan pak tua itu jatuh ke tanah dan berguling-guling dengan wajah penuh dengan darah serta berteriak-teriak.
Para penonton kaget dan marah melihat kejadian itu. Terdengar dari pihak Song ada yang berkata dengan dingin, "Saat ini yang sedang bertarung adalah pihak Song dan pihak Jin, kau malah melampiaskan kemarahan pada orang yang tidak ikut bertarung, apakah itu memang sikap orang-orang Jin?"
Tampak seseorang yang mengenakan baju berwarna abu seperti seekor burung besar terbang dan turun ke atas panggung.
Para penonton menyaksikan ilmu meringankan tubuh yang begitu tinggi, merekapun memuji, setelah dilihat lagi lebih teliti, ternyata dia adalah Tuan Sempoa yang mereka hormati, Bao Xian Ding.
Bao Xian Ding dan Wan Yan Zhu saling berhadapan.
Terdengar Shi Wen Sheng berteriak lagi, "Babak ketiga, pihak Jin diwakili oleh Wan Yan Zhu, akan berhadapan dengari pihak Song yang diwakili oleh Bao Xian Ding!"
Para penonton yang berada di bawah panggung terus berteriak, "Pendekar Bao, bunuh mayat hidup itu!"
"Bunuh dia! Bunuh dia!"
"Tuan Bao, demi kami, Anda harus membunuh orang itu!"
Wajah Wan Yan Zhu tampak datar, sosoknya seperti kayu dan juga seperti sebongkah batu, dia hanya berdiri dengan diam.
Bao Xian Ding menenangkan dirinya, kedua matanya tampak bersemangat. Dia terus melihat ke arah Wan Yan Zhu. Wan Yan Zhu tidak bergerak begitu pula dengan Bao Xian Ding.
0-0-0 Wan Yan Zhu bergerak, Bao Xian Ding ikut bergerak. Wan Yan Zhu bergerak seperti seekor burung besar, terbang dan menyerang Bao Xian Ding.
Bao Xian Ding membentak, dia bersuara keras dan kakinya memasang kuda-kuda, dia mengeluarkan kepalannya.
Tapi Wan Yan Zhu tiba-tiba terdiam, tidak bergerak sama sekali.
Ternyata pukulan dari kepalan tangan Bao Xian Ding sia-sia digerakan. Sekarang kelima jari Wan Yan Zhu membentuk seperti cakar dan dengan secepat kilat ingin mencengkram tangan Bao Xian Ding!
Wu Zhen Shi yang berasal dari perusahan Biao Huai Yang tidak berilmu silat tinggi tapi dia mati di tangan Wan Yan Zhu hanya dalam 3 jurus, semua karena jurus-jurus Wan Yan Zhu sangat aneh!
Ini adalah keempat kalinya dia datang ke Zhong Yuan. Dan ilmu silatnya sudah meningkat jauh dibandingkan sebelumnya.
Kecuali kalau dia bertanding dengan Wo Shi Shui, dia pasti akan kalah, sedangkan dengan yang lainnya, dia tidak terkalahkan.
Cengkraman Wan Yan Zhu begitu tiba-tiba, mengarah pada tangan kanan Bao Xian Ding.
Bila dia mencengkram sebuah batu, Wan Yan Zhu sanggup membuat batu itu hancur.
Pada saat Wan Yan Zhu mengeluarkan tenaga, dia merasa benda yang dicengkramnya licin dan tidak mudah dicengkram. Tangan Bao
Xian Ding berhasil lepas dari cengkraman Wan Yan Zhu.
Tangan yang berhasil lolos itu memukul urat nadi Wan Yan Zhu yang letaknya ada di sisi kepala.
Tubuh Wan Yan Zhu seperti batu juga seperti kayu, urat nadi yang berada di samping kepala adalah bagian yang mematikan! Dan sekarang Bao Xian Ding sedang mengincar bagian itu.
Pinggang Wan Yan Zhu tidak berputar.
Lututnyapun tidak digerakkan, tapi dia sudah bergeser sejauh 3 kaki.
Begitu mundur, dia melihat di sekelilng tubuhnya penuh dengan bayangan kepalan tangan.
Itulah kepalan tangan Bao Xian Ding.
Bao Xian Ding adalah murid Shao Lin yang tidak menjadi biksu. Jurus Bai Bu Shen Quan (Kepalan sakti seratus langkah) telah dikuasainya dengan sempurna.
Jurus Bai Bu Shen Quan berjumlah 108 jurus. Jurus pertama yang dilancarkan Bao Xian Ding membuat dirinya berada diatas angin, tapi Wan Yan Zhu masih bisa menghindar ke kiri dan ke kenan.
108 jurus telah selesai dimainkan dan Wan Yan Zhu sudah bersiap akan membalas serangan. Tapi Bao Xian Ding sudah mengubah kepalannya. Jurus yang dikeluarkan Bao Xian Ding sekarang adalah Fu Hu Quan Fa (Jurus kepalan mengurung harimau).
Walaupun jurus-jurus Wan Yan Zhu aneh dan kejam tapi jurus kepalan Shao Lin adalah ilmu silat murni sejak jaman dulu, karena itu Wan Yan Zhu mengalami kesulitan membalasnya!
Setiap langkah Wan Yan Zhu sangat aneh, orang-orang Zhong Yuan belum pernah melihat langkah seperti itu. Langkah itu selalu dilakukan pada saat-saat terakhir menghindari serangan Bao Xian Ding.
Wan Yan Zhu yakin jurus-jurus yang dikeluarkan oleh Bao Xian Ding pasti akan ada habisnya, dan Bao Xian Ding pasti akan merasa kelelahan karena tenaganya terkuras. Kalau saatnya sudah tiba dia akan memukul Bao Xian Ding sampai mati!
Betul saja, serangan kepalan tangan Bao Xian Ding akhirnya berhenti. Wan Yan Zhu menjadi bersemangat akan membalas serangan, tapi semua kelemahan Bao Xian Ding segera menghilang dan digantikan dengan jurus kepalan yang lebih garang lagi, yaitu jurus Shao Lin yang bernama Luo Han Shen Quan.
Begitu jurus Shao Lin yang bernama Luo Han Shen Quan dikeluarkan, di atas panggung hanya tampak bayangan kepalan tidak tampak ada sosok orangnya. Hanya terdengar suara angin keras yang dihasilkan dari kepalan tapi tidak tampak ada sosok orangnya!
Kalau di atas panggung dipasang lilin, walaupun lilin itu berjumlah 1.000 batang, semua lilin itu tentu akan padam.
Semua itu disebabkan angin!
Wan Yan Zhu sangat terkejut, dia menatap Bao Xian Ding, seakan-akan dia seorang dewa yang baru turun dari langit. Mata Bao Xian Ding memancarkan wibawa. Dia tidak tampak lelah sama sekali. Serangan kepalannya " malah bertambah kuat, wajahnya merah, kelihatannya dia masih mampu bertahan 5-6 jam lagi, sekarang Wan Yan Zhu tahu Bao Xian Ding tidak akan kelelahan!
Wan Yan Zhu menghindar ke kiri lalu ke kanan!
Tiba-tiba dia baru sadar kalau sekarang dia dipaksa dan didesak hingga ke pinggir panggung.
Wajah Wan Yan Zhu berubah!
Tadinya wajahnya tampak cemberut sekarang menjadi bertambah cemberut lagi.
Kalau dia sampai turun dari panggung pertarungan, artinya dia akan dinyatakan kalah. Ini adalah aturan pertarungan yang berlaku.
Saat ini Bao Xian Ding melancarkan serangan dengan dua kepalan tangannya.
Tiba-tiba Wan Yan Zhu berteriak keras, sehingga membuat para penonton di san.i menjadi ketakutan. <
Seperti seekor srigala liar dari padan^, rumput yang luas, pada saat melihat terang bulan srigala itu pasti akan melolong. Begitulah bunyi teriakan Wan Yan Zhu, dan Wan Yan


Panji Akbar Matahari Terbenam Seri 3 Kesatria Baju Putih Karya Wen Rui Ai di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Zhu sudah tidak menghindari kepalan itu lagi tapi dia berusaha untuk menendang dua kali!
Setelah 2 kali, lalu 4 kali.
Setelah 4 kali, lalu 8 kali.
Setelah 8 kali, lalu 16 kali.
Dalam waktu singkat dia sudah menendang 70-80 kali, karena tidak mau menukar pukulan, membuat Bao Xian Ding terpaksa terus mundur!
Long Zhai Tian yang berada di bawah panggung berteriak, "Gou Hun Lian Huan Tui!"(Tendangan berantai mengikat roh).
0-0-0 Ternyata Wan Yan Zhu menyebut dirinya sebagai ketua Ying Zhao Zuo Gu Men dan jurus cakar elangnya sangat lihai. Raja cakar elang di Zhong Yuan yang bernama Lei Feng juga gentar kepadanya.
Dengan jurus Zuo Gu banyak yang mengira kalau Wan Yan Zhu dengan cakar elangnya bisa menyerang syaraf dan tulang lawannya, tapi sebenarnya bukan seperti itu.
Dia bisa memotong syaraf dan tulang dengan jurus Gou Hun Lian Huan Tui. Jurus ini diciptakan khusus untuk menendang jalan darah penting dan syaraf lainnya. Apalagi di persendian tulang. Kalau jurus ini dikeluarkan sejurus ke sejurus lainnya lebih cepat, mungkin orang masih sanggup menghindari 10 tendangannya, tapi begitu
terkena sekali tendangannya, maka tubuh akan menjadi cacat atau bahkan bisa mati. Jurus ini menang sangat kejam!
Jurus ini semakin dikeluarkan, gerakannya semakin cepat, membuat Bao Xian Ding jadi terdesak terus dan tanpa terasa hampir mendekati pinggir panggung!
Kelihatannya Wan Yan Zhu akan membuat Bao Xian Ding terbanting ke bawah panggung. Tiba-tiba terdengar suara, "Pu Le Le!" Wan Yan Zhu dengan cepat mundur.
Tampak di tangan Bao Xian Ding sudah memegang sebuah sempoa. Sempoa itu tidak terbuat dari besi atau emas, melainkan hanya sebuah sempoa sederhana yang terbuat dari kayu!
Begitu sempoa dikeluarkan, Wan Yan Zhu malah mundur!
Orang lain tidak melihat keanehan sempoa itu, tapi mata Long Zhai Tian yang jeli, dapat melihat Wan Yan Zhu telah dua kali menendang sempoa itu.
Setelah menendang sempoa, wajah Wan Yan Zhu tampak kesakitan dan gerakan kakinya tidak selincah tadi, maka dia memutuskan untuk mundur dulu.
0-0-0 Sempoa milik Bao Xian Ding tampak sangat biasa, tapi kalau sudah digerakan, maka akan tampak kalau itu bukan sempoa!
Itu adalah golok, pedang,' tongkat, atau seperti kuas hakim yang memiliki kaitan!
Setelah mengeluarkan sempoa itu, Bao Xian Ding mengeluarkan jurusnya yang ganas. Berikutnya dia mengeluarkan jurus pedang, lalu diganti denganh jurus tongkat, lalu diganti lagi dengan jurus kuas hakim.
Jurus-jurus yang dikeluarkan begitu lancar dan berubah-ubah pada saat yang tepat.
Hal ini tampak lebih sulit dilakukan dibandingkan pada saat Xi Wu
Hou dan Xin Wu Er bertarung tadi. Tampak tingkat mereka tadi berbedajauh.
Jurus Wan Yan Zhu tidak bisa menahan jurus tongkat Bao Xian Ding. Dia bisa menghindari serangan tongkat Bao Xian Ding tapi tidak bisa menghindari serangan lain!
Jurus-jurus yang dikeluarkan saling mendukung satu sama lain. Jurus terakhir adalah jurus sempoa. Sejak tadi sudah dikeluarkan 18 macam jurus senjata, hanya dalam waktu singkat Bao Xian Ding berhasil memaksa Wan Yan Zhu mundur ke pinggir panggung!
Tiba-tiba Wan Yan Zhu berteriak, kedua tangannya tampak mengulur memanjang dan siap mencekik leher Bao Xian Ding!
Ternyata dalam waktu singkat Wan Yan Zhu sudah mengeluarkan cakarnya.
Dengan menghindar ke kiri dan ke kanan, Bao Xian Ding berusaha membuka cekikan dari cakar Wan Yan Zhu, tapi cakar itu mencengkram lehernya dengan erat.
Ternyata tangan Wan Yan Zhu sudah memanjang sebesar setengah kaki.
Long Zhai Tian yang berada di bawah panggung segera berteriak, "Tian Zhu Wu Zhang Gui Zhao!" (Cakar setan dari India).
Bao Xian Ding tidak berkutik, tampak dia akan tercekik hingga mati. Tiba-tiba dia melangkah maju 5 langkah. Dengan cara aneh dia bisa melepaskan diri dari cekikan cakar setan Wan Yan Zhu!
Sekarang kedua tangan Wan Yan Zhu yang panjang digunakan sebagai senjata dan dia mulai menyerang Bao Xian Ding.
Tampak kumis Bao Xian Ding bergerak-gerak walaupun tidak ada angin yang berhembus. Dia melangkah ke kiri 4 langkah lalu mundur 6 langkah. Maju lagi satu langkah, begitu seterusnya sehingga membuat orang bingung melihat tingkahnya. Kedua cakar Wan Yan Zhu sama sekali tidak bisa mengenainya.
Xin Wu Er yang berada di bawah panggung sudah lupa kalau
saat itu dia sedang terluka parah, dia berteriak, "Ilmu sempoa!"
Ternyata dari 3 orang persilatan yang bersenjatakan sempoa, suara sempoa milik Xi Wu Hou bisa membuat orang takut, dengan biji sempoanya dia bisa menjadikan biji itu sebagai senjata rahasia untuk membunuh lawan-lawannya tapi ilmu silat sempoanya yang paling rendah.
Sempoa Xin Wu Er bisa memainkan ilmu silat dari masing-masing perkumpulan, rangka sempoanya bisa dibuka dan dijadikan senjata dengan bentuk batangan, selain itu juga bisa digunakan sebagai senjata rahasia. Tapi di antara ketiga orang itu, Bao Xian Ding lah yang ilmu silatnya paling tinggi.
Dia bisa memainkan ilmu silat dari masing-masing perkumpulan, dan caranya memainkan sempoa bisa digabungkan dengan tehnik langkah kakinya.
Yang perlu diketahui, ilmu berhitung adalah suatu ilmu yang sulit. Ilmu ini bisa menghitung nasib setiap orang dalam hidupnya seperti bintang-bintang yang ada di langit dan dapat dihitung.
Ilmu berhitung memang suatu ilmu yang sulit. Ba Zhen Tu yang digunakan oleh Zhu Ge Liang dalam menyusun strategi perang, itupun merupakan hasil dari perhitungan.
Seperti Ba Gua, perhitungan nasib, Hong Shui, semua didapatkan dari hasil perhitungan.
Ilmuwan yang menemukan sesuatu, tabib, ahli berhitung, dan ahi astronomi Tiongkok kuno menemukan perhitungan ini jauh-jauh hari sebelum negara barat yang menemukannya. Orang-orang Tiongkok berhasil menemukan suatu ilmu yang mengejutkan seperti kedokteran di bidang operasi. Sedangkan Tabib Hua Tho yang menemukan ilmu akupuntur.
Sampai saat ini ilmu-ilmu itu dianggap oleh negara barat sebagai langkah awal dari ilmu akupuntur sekarang. Dan ilmu ini mulai diperhatikan di seluruh dunia. Ilmu ini menjadi ilmu kedokteran pertama yang berasal dari Tiongkok yang ditemukan pada jaman
Chun Qiu. Buku resep ketabiban yang pertama lahir pada Dinasti Tang. Di dunia ini orang yang mendapatkan penyakit campak untuk pertama kalinyapun adalah orang Tionghoa.
Perhitungan Tuan Bao di bidang sempoa termasuk dalam perhitungan Da Yan Qiu Yi Shu. Sekarang ilmuwan dalam ilmu berhitung menganggap bahwa kebenaran sebuah angka bila dihitung dengan sempoa maka hasilnya akan sama dengan perhitngan kalkulator.
0-0-0 Bao Xian Ding menghindari cengkraman Wan Yan Zhu, dia melangkah ke depan 5 langkah, kemudian melakukan 5 langkah kecil. Ini adalah rumus sempoa yang bernama Wu Xia Wu (lima turun lima. Artinya biji sempoa bagian atas bersatu dengan biji sempoa kelima).
Kemudian melangkah 4 langkah ke kiri, lalu mundur 6 langkah, lalu maju lagi satu langkah. Ini adalah rumus sempoa yang disebut Si Qu Liu Jin Yi (empat membuang, enam masuk satu). (4+6=10, dimasukkan ke dalam puluhan dalam sebuah biji sempoa).
Kemudian ke kiri 4 langkah, ke kanan 5 langkah, lalu melakukan langkah besar. Ini adalah rumus Qiu Shang Si Qu Wu Jin. Dengan melakukan langkah-langkah seperti dalam rumus-rumus sempoa, Bao Xian Ding bisa memecahkan serangan Wan Yan Zhu.
Wan Yan Zhu berteriak seperti orang gila, tiba-tiba di tangannya tampak ada sesuatu yang berkilau, ternyata dia memegang sebuah cakar berwarna kuning, panjang cakar ini ada sekitar 7 inchi. Cakar itu dipenuhi dengan duri. Dia membacok Bao Xian Ding dengan senjata itu, dan membuat Bao Xian Ding Uerus mundur! Tangan Wan Yan Zhu lebih panjang dari tangan orang normal, sekarang ditambah dengan cakar yang berwarna kuning, dalam 23 jurus Wan Yan Zhu memaksa Bao Xian Ding mundur hingga ke ujung panggung.
Penonton yang berada di bawah panggung pada saat melihat pertarungan ini jantung mereka berdebar-debar, bahkan sampai
lupa untuk menarik nafas.
Pertarungan babak ini lebih seru dibandingkan dengan pertarungan antara Xi Wu Hou dan Xin Wu Er. Bahkan serunya berkali-kali lipat!
Bao Xian Ding maju 3 langkah, sempoa di tangannya sudah menyerang secepat kilat sebanyak 70 jurus!
Wan Yan Zhu baru bisa menyambut 35 jurus, tapi dia terdesak mundur hingga 7 langkah. Kemudian Bao Xian Ding menendang 21 kali dengan 5 macam teknik tendangan!
Pada saat Wan Yan Zhu berusaha menghindar, dia mundur 11 langkah!
Bao Xian Ding mundur 7 langkah, tiba-tiba dia mengeluarkan telapak tangannya, pada saat sudah mencapai tengah-tengah dia menariknya kembali!
Wan Yan Zhu melihat serangan telapak tangan Bao Xian Ding, terpaksa dia menyambutnya. Pada saat dia mengeluarkan telapak tangannya, tangan Bao Xian Ding secara tiba-tiba menghilang!
Jurus ini disebut dengan jurus Qi Du Shang Yuan Chong Xiang Hui. Shang Yuan artinya setengah. Satu jari hanya memainkan setengah jurus, kemudian setelah itu ditarik kembali. Kelihaiannya adalah dalam setengah jurus itu bisa membunuh lawan.
Pada saat serangan Wan Yan Zhu tidak mengenai sasaran, hampir saja dia jatuh terjungkal. Tampak Bao Xian Ding masih maju dan mundur, lalu maju dan mundur lagi. Berarti dia telah maju 15 langkah dan tangannya sudah menyerang dengan 105 jurus.
Sambil bertahan Wan Yan Zhu terus mundur, sekarang dia mundur lagi hingga ke pinggir panggung. Sempoa milik Bao Xian Ding terus digerakkan ke depan dan ke belakang. Dia memukul 15 kali ke arah Wan Yan Zhu. Dalam 15 serangan ini dia telah memukul Wan Yan Zhu, kalau ini menimpa pada orang lain, mungkin tulang-tulang di seluruh tubuhnya itu akan remuk. Tapi orang yang bernama Wan Yan Zhu ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan
orang biasa. Ilmu silatnya bernama ilmu mayat, ilmu ini sangat menakutkan, walaupun dia sudah terkena 15 pukulan, dia hanya bergoyang tapi tidak sampai ambruk!
Kalau dia ambruk maka dia akan terjatuh dari panggung.
Bao Xian Ding merasa kalau sekarang dia tidak mamukul Wan Yan Zhu hingga jatuh dari panggung, dia takut akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, maka dia memutuskan untuk menekan sempoanya, semua biji sempoa ditembakkan ke jalan darah-jalan darah di tubuh Wan Yan Zhu.
Wan Yan Zhu sudah tidak bisa mundur dan juga tidak bisa menghindar lagi. Tapi secara tiba-tiba dia menghilang! '
Semua biji sempoa yang ditembakkan oleh Bao Xian Ding tidak ada satupun yang mengenainya. Tiba-tiba saja Wan Yan Zhu muncul kembali!
Ternyata pada saat biji sempoa itu dilepaskan ke arahnya, Wan Yan Zhu menelungkup ke bawah, kedua kakinya mengait ke sisi panggung, setelah semua biji sempoa melewatinya, dia baru kembali ke atas panggung. Bao Xian Ding hanya bisa tertegun. Pada saat masih dalam keadaan tertegun, Wan Yan Zhu menundukkan kepala dan menerjang Bao Xian Ding!
Bao Xian Ding sama sekail tidak menyangka, kalau V/an Yan Zhu akan melakukan hal seperti itu. Terdengar suara BUG, dia ditabrak hingga terpental ke atas!
Wan Yan Zhu berdiri tegak, cakar kuningnya dilemparkan ke arah Bao Xian Ding. Cakar itu meluncur dengan cepat seperti sebuah peluru dan mengejar Bao Xian Ding.
Bao Xian Ding yang diterjang Wan Yan Zhu hingga terpental ke atas. Tapi pada saat itu rangka sempoanya dilemparkan! Rangka itu berputar-putar di udara kemudian dengan cepat mengarah pada Wan Yan Zhu!
Wan Yan Zhu sama sekali tidak menyangka bahwa pada saat keadaan genting seperti itu Bao Xian Ding masih bisa membalas
serangan, tubuhnya terkena lemparan Sempoa dan terluka, kerenaterluka maka reaksi tubuhnya agak terlambat. Rangka sempoa yang mengenai dadanya, mendorong dan membuatnya terjatuh dari panggung!
Penonton segera bersorak sorai saat itu juga. Tapi pada saat itu juga cakar yang dilempar Wan Yan Zhu datang dan menusuk Bao Xian Ding!
Di tengah-tengah udara tampak Bao Xian Ding menarik nafas dan terbang ke atas lebih cepat lagi!
Kemudian Bao Xian Ding mengambil nafas lagi dengan cepat turun, saat itulah cakar Wan Yan Zhu melesat melewati kepalanya. Keadaan ini benar-benar sangat berbahaya!
Bagitu turun Bao Xian Ding berada di luar panggung!
Penonton bersorak tiada henti.
Long Zhai Tian dengan cepat memapahnya dan berseru, "Adik, apakah kau baik-baik saja?"
Bao Xian Ding tertawa kecut, disudut mulutnya keluar darah, dengan lemah dia berkata,".. .aku tidak berhasil seperti yang Kakak harapkan...."
Tangan Long Zhai Tian memegang telapak Bao Xian Ding. Dia menyalurkan tenaganya ke tubuh Bao Xian Ding. Long Zhai Tian berkata, "Jangan bicara seperti itu!"
Wan Yan Zhu terjatuh ke bawah panggung, dengan bersusah payah dia baru bisa bangun. Tapi karena kondisi tubuhnya tidak mantap dia berjalan seperti orang mabuk, dengan sempoyongan dia berjalan menghampiri Pangeran Jin lalu berlutut, "Pangeran, mohon jangan marah, hamba sudah berusaha sekuat tenaga...."
Pangeran Jin tertawa dingin dan melambaikan tangannya. Xia Hou Lie yang berada di sisi, memapahnya supaya berdiri.
Shi Wen Sheng berteriak, "Pihak Jin dan pihak Song bertarung, pada babak ketiga, dari pihak Song yang diwakili Bao Xian Ding dan
dari pihak Jin diwakili Wan Yan Zhu, hasilnya adalah seri!"
Kemudian dia berteriak lagi, "Babak keempat dimulai...."
0-0-0 BAB 15 Bertarung dengan La Ma Kuda masih terus berlari, tenaganya sudah terkuras habis, dan kuda itu akan segera roboh.
Tiba-tiba Fang Zhen Mei terbang dan berjalan ke depan sejauh puluhan meter.
Kalau dengan cara seperti itu menunggang kuda, mungkin kuda itu pasti akan cepat mati.
Apa salah kuda itu" Siapa yang tega melakukannya"
Karena itu Fang Zhen Mei lebih memilih menggunakan kekuatannya sendiri untuk berlari.
Dia berlari dengan cara terbang, tapi bagi seorang pesilat melakukan hal seperti ini sangat menguras tenaga.
Tengah hari sudah berlalu, jam dua akan segera tiba. Matahari masih tampak besar dan udara begitu panas. Long Zhai Tian dan para pendekar Huai Bei, apakah mereka masih bisa bertahan"
Karena memikirkan hal itu, maka Fang Zhen Mei sudah tidak peduli kalau tenaga dalamnnya akan terkuras, i Baju putihnya tampak berkibar. Dengan sepenuh hati dia berlari.
Xia Guan, Xia Guan, kota Xia Guan masih jauh!
0-0-0 Begitu Shi Wen Sheng berteriak, "Babak keempat----" tampak seseorang bersalto dan meloncat ke atas panggung.
Salto yang dilakukan orang itu terlihat biasa, tapi panggung yang tingginya beberapa meter itu ditempuh dalam satu kali bersalto, dan pada saat mendarat punggung orang itu menghadap ke arah penonton. Jadi sekarang ini orang itu tidak tahu dia berada di mana. Dia menutup dahinya dan bertanya, "Di mana penontonnya" Mereka ada di mana?"
Para penonton yang berada di bawah panggung tertawa dan berteriak, "Di sini, kami ada di sini!"
"Kau harus bertarung dengan baik."
Terdengar orang itu tertawa dan membalikkan badannya, ternyata dia adalah Tai Hu Shen Diao, orang yang senang bercanda, Shen Tai Gong.
Tangan kanannya memegang kail ikan sedang tangan kirinya memegang dada kiri, dia tertawa, "Apa kabar kalian semua! Terima kasih telah datang untuk mendukung kami!"
Terdengar dari bawah panggung ada yang meraung, setelah itu terlihat ada berkelebat merah, dia adalah seorang La Ma baru turun dari atas dan berteriak kepada Shen Tai Gong, "Binatang!"
La Ma itu disebut sebagai Budha hidup dari Tibet yang bernama Ge La Tu. Begitu melihat Shen Tai Gong, dia merasa sangat marah, dan segera menyusul ke atas panggung untuk melabrak Shen Tai Gong!
Mereka benar-benar seperti musuh bebuyutan, terlihat emosi La Ma itu meledak-ledak!
Tidak disangka begitu kakinya menapak di panggung, Shen Tai Gong sudah melepaskan kail ikannya, lalu menggulung pergelangan kaki Ge La Tu, setelah itu Shen Tai Gong menarik kailnya dan Ge La Tu jatuh terjengkang!
Penonton melihat ada seorang biksu yang tiba-tiba naik ke atas panggung tapi setelah berada di atas panggung dia malah terjatuh dengan posisi telentang. Mereka tertawa terbahak-bahak, mereka tidak tahu kalau ada senar kail yang menarik kaki Ge La Tu hingga
dia terjatuh. Ge La Tu bukan orang sembarangan, begitu terjatuh dia segera berdiri, kakinya seperti menyedot ke dalam papan, dan tubuhnya segera berdiri tegak.
Semua penonton berhenti tertawa, di antara para pesilat Zhong Yuan yang bisa melakukan hal seperti itu bisa dihitung dengan jari.
Bagitu Ge La Tu berdiri tegak, dia segera memasang kuda-kuda dan tidak memberikan kesempatan kepada Shen Tai Gong menariknya hingga jatuh lagi. Dia maju 3 langkah. Terlihat Shen Tai Gong menarik tali pancingannya dan Ge La Tu kehilangan keseimbangan, dia terjatuh lagi.
Kali ini dia jatuh dengan gaya 'anjing liar berebut kotoran'. Tadinya para penonton yang melihat Ge La Tu bersalto dengan hebat sempat menjadi geger. Tidak disangka begitu biksu itu berdiri, dia jatuh dengan posisi tengkurap.
Penonton kembali tertawa terbahak-bahak.
Ge La Tu terjatuh dan Shen Tai Gong mengambil kesempatan ini menyerang Ge La Tu. Tapi dada kirinya terasa nyeri. Otomatis gerakannya menjadi lambat. Ge La Tu adalah orang yang lihai, walaupun dia sudah jatuh dengan posisi telungkup, dia segera berdiri dan meraung. Tiba-tiba Shen Tai Gong berkata, "Biasanya seekor binatang bisa bangun lebih cepat!"
Mendengar ucapan itu penonton segera tertawa lagi.
Waktu itu Ge La Tu sudah menerjang dan menyerang Shen Tai Gong dari atas, dia marah-marah dengan bahasa Han kaku berkata, "Binatang!" ~
Ge LaTu marah dan berteriak lagi, "Ge Wu Ling Ge Er Ling Tian Tong Lai Ba Bu Jia Le!"
Shen Tai Gong menggaruk-garuk rambutnya dan bertanya kepada penonton, "Apa yang dikatakan orang ini tadi" Bagian depan aku tidak mengerti, aku hanya mengerti 3 huruf terakhir, yaitu Bu
Jia Le (tidak mau menikah)."
Sejak tadi penonton sudah dibuat tegang dengan pertarungan antara Xin Wu Er dan Xi Wu Hou. Lalu terkaget-kaget dengan pertarungan antara Bao Xian Ding dan Wan Yan Zhu. Sekarang begitu Shen Tai Gong muncul, dan lawannya adalah seorang La Ma aneh, mereka tertawa hingga perutnya terasa sakit melihat kelakuan Shen Tai Gong.
Melihat penonton tertawa lagi, Ge La Tu benar-benar marah, tiba-tiba Shen Tai Gong memberi hormat dengan mengajukan kedua tangannya kedepan, Ge La Tu kaget, dia mengira Shen Tai Gong bertujuan lain kepadanya, terdengar Shen Tai Gong berkata, "Aku minta petunjuk dari Guru Besar."
Dengan aneh GeLa Tu bertanya, "Aku?"
"Benar, Anda," jawab Shen Tai Gong dengan sikap hormat.
"Ada petunjuk apa?"
"Apakah Anda sudah mendapatkan jawaban dari teka teki itu?" "Teka teki apa?"
"Guru Besar begitu pintar, masa tidak bisa menebaknya?"
"Kapan kau menyuruhku menebaknya?"
Shen Tai Gong menggaruk-garuk rambutnya yang putih, dia tampak berpikir sebentar, lalu berkata, "Hari ini, di sisi sungai Huai He...aku pernah mengatakan sebuah kalimat, kemudian setelah itu aku lari...."
Dengan senang Ge La Tu tertawa, "Oh teka teki itu, jangan beritahu dulu jawabannya, kalau aku tebak, entah ini benar atau tidak yaitu, 'ayah Pangeran Jin adalah Xia Hou Lie dan Xia Hou Lie adalah putra Fang Zhen Mei. Apakah benar?"
Shen Tai Gong mengacungkan jempolnya dan memuji, "Bagus, sangat bagus dan jawaban yang pintar. Anakku yang baik!" \ Penonton tidak tahu asal usul ceritanya, hanya mendengar nama Xia Hou Lie, Pangeran Jin, dan yang terakhir adalah putra Fang Zhen
Mei, di bawah panggung terdengar ada yang sudah tertawa terbahak-bahak.
Ternyata yang tertawa adalah Wo Shi Shui, semua orang tidak tahu apa-apa, tapi pada saat mendengar nama Fang Zhen Mei yang berada di pihak yang menguntungkan, merekapun ikut tertawa.
Wajah Pangeran Jin berubah, terdengar Xia Hou Lie membentak, "Diam!"
Ge La Tu bergetar dan membalikkan tubuh, terlihat tangan kanan Pangeran Jin diangkat. Jempol dan jari telunjuknya menyentil angin kuat. Angin itu masuk ke dalam mulut Ge La Tu yang menganga dan terdengar suara, "TUK!" gigi depan Ge La Tu terlepas disertai dengan darah, lalu melayang keluar dari mulutnya!
Tadinya gigi Ge La Tu sudah terpancing hingga copot oleh Shen Tai Gong dan tersisa satu, sekarang setelah disentil oleh Pangeran Jin, Ge La Tu sudah tidak mempunyai gigi depan lagi.
Terdengar Pangeran Jin masih marah-marah dengan bahasanya!
Ge La Tu berlutut dan memohon-mohon dengan bahasa mereka.
Rakyat negeri Song yang melihat kejadian itu tertawa dan berkata, "Lihatlah, kelakuannya seperti seekor anjing!"
"Sudah seperti itu untuk apa bertarung lagi?"
Tiba-tiba Pangeran Jin membentak dengan bahasa mereka, Ge La Tu segera membalikkan tubuh dan menyerang.
Kali ini serangan yang dilakukannya benar-benar hebat.
Sebenarnya kata-kata Shen Tai Gong tadi tidak lain adalah ingin memancing kemarahan Ge La Tu. Kemampuan ilmu silat Ge La Tu dan Shen Tai Gong sebenarnya hampir sama. Kalau bertarung dalam waktu lama, mungkin saja Shen Tai Gong bisa menang, tapi dadanya terasa nyeri karena dia sudah terluka oleh biji tasbih kayu milik Ge La Tu. Karena merasa kesakitan maka kemampuan ilmu silatnya pasti berkurang, karena itulah dia ingin memancing kemarahan Ge La Tu dan bisa memenangkan pertarungan ini.
Tapi Pangeran Jin sudah mengetahui maksudnya maka diapun mengeluarkan kata-kata peringatan kepada Ge La Tu. Karena itulah Ge La Tu segera menyerangnya, dan rencana Shen Tai Gong jadi tidak terlaksana dengan baik.
Jubah merah Ge LaTu menutupi Shen Tai Gong dari atas!
Shen Tai Gong segera mundur dengan cepat, tapi di sekelilingnya hanya terlihat bayangan berwarna merah. Seperti ada sebuah jala yang datang dari langit dan menutupinya.
Shen Tai Gong membentak, kail yang berada di tangan kanannya ditancapkan ke bawah, seperti sebuah tiang.
Dan dari atas terlihat ada kain merah yang berkibar!
Shen Tai Gong segera keluar dari sela-sela kain merah itu.
Ge La Tu dengan jubahnya menutupi Shen Tai Gong dan menganggap kalau dia tidak akan bisa melarikan diri, dan Ge La Tu pun mulai menyerang dengan telapak tangannya!
Tenaga telapaknya menghasilkan angin keras, jubah itu menutupi pancingan ikan, lalu terbang keluar dari panggung!
Kalau Shen Tai Gong masih terjebak di dalam jubah, mungkin dia akan langsung mati!
Shen Tai Gong dengan kail ikannya berhasil menukar posisinya sehingga tidak tertutup jubah merah Ge LaTu.
Begitu Ge La Tu menyerang, Shen Tai Gong sudah tidak berada di sana!
Hal ini sama sekali tidak terpikirkan oleh Ge La Tu, kalau Shen Tai Gong dengan cepat sudah menotok dari kiri dan kanan. Tapi tiba-tiba dadanya terasa nyeri lagi, membuat gerakannya agak lambat. Ge La Tu sudah melepaskan lagi dua biji tasbih yang tergantung di lehernya!
Terpaksa Shen Tai Gong menarik kembali jurusnya dan meloncat untuk menghindar.
Tadi pagi pada saat bertarung di sisi sungai Huai He, karena Shen Tai Gong harus menghadapi Kingkong bertangan besi, Cheng Qian Jin, maka dia terkena serangan Ge La Tu yang dilancarkan dengan diam-diam. Dan biji tasbih kayu itu berhasil mematahkan salah s atu tulang rusuknya. Jadi kalau dia menggerakkan tubuhnya, dadanya akan terasa sakit, selain itu Shen Tai Gong tidak mempunyai waktu untuk beristirahat. Maka pada saat dia harus bertarung tenaganya berkurang banyak.
Shen Tai Gong berhasil menghindari dua butir biji tasbih itu, Ge LaTu melepaskan lagi dua butir biji tasbih. Terpaksa Shen Tai Gong menggunakan keranjang ikan untuk menyambut serangan itu. Ge La Tu meraung, sekop yang berbentuk gigi itu dimainkan, bayangan sekop terus menyerang Shen Tai Gong.
Panjang sekop itu adalah 7 kaki, beratnya 15 kilogram, diangkat oleh Ge La Tu dengan tenaga besar, sehingga mengeluarkan suara WUSHIWUSH!
Panggung yang lebar dan kosong tidak ada tempat untuk bersembunyi lagi, tapi karena Shen Tai Gong bertubuh kecil dan ilmu meringankan tubuhnya bagus, dia masih bisa menghindar. Dengan gesit dia melompat, bergeser, tapi karena dia tidak memegang senjata, dia selalu berada dalam keadaan berbahaya, celakanya lagi rasa sakit di tulang rusuknya bertambah-tambah, lama kelamaan rasa sakit itu mengganggu kelincahan dan kecepatan tubuhnya.
Orang-orang yang berada di bawah panggung juga ikut merasa khawatir dengan keadaan Shen Tai Gong, mereka tampak sangat tegang.
0-0-0 Tubuh Fang Zhen Mei tidak basah oleh keringat, hanya saja dari atas kepalanya terlihat ada asap putih yang tipis.
Dia terus berusaha untuk berlari, sambil berlari dia terus menggumamkan kata, "Xia Guan,XiaGuan!"
Tapi dengan cara lari seperti itu akan menguras banyak tenaga dan waktu itu dia melihat di sisi jalan ada seekor kuda.
Kuda itu dibawanya dari Xia Guan pada saat perjalanannya menuju Wu Long Shan, dan dia melepaskannya di tengah perjalanan.
Kuda itu sudah cukup beristirahat dan tenaganya sudah pulih.
Fang Zhen Mei terbang ke atas punggung kuda, kedua kakinya menjepit perut kuda, kuda meringkik dan terus berlari dengan kencang!
0-0-0 Shen Tai Gong dipaksa oleh Ge La Tu, dia berada dalam berbahaya. Beberapa kali Shen Tai Gong menyerempet bahaya, untungnya beberapa kali pula Shen Tai Gong masih bisa menghindar.
Semua orang melihat gerakan tubuh Shen Tai Gong tidak begitu lincah.
70 jurus sudah berlalu, Ge La Tu tidak terlihat lelah karena tenaganya sangat besar, dia bertambah berani menyerang Shen Tai Gong. Kedua matanya memancarkan nafsu jahat, dia mulai menggunakan ilmu hipnotisnya. Shen Tai Gong kelelahan dan tidak berani menatap mata Ge La Tu, karena serangan sekop Ge La Tu, Shen Tai Gong tidak bisa melihat dengan jelas, dan ini membuat posisi Shen Tai Gong sangat berbahaya.
Ge La Tu memaksa Shen Tai Gong sampai di pinggir panggung dan, "Hua, hua, hua!" dia melepaskan lagi dua butir biji tasbih kayu!
Dengan keranjang ikannya, Shen Tai Gong menyambut dua butir biji tasbih itu.
Ge La Tu meraung lagi. Dengan jurus Wu Long Ru Dong (Naga hitam masuk gua) dia terus menyekop Shen Tai Gong. Shen Tai Gong menunduk dia masih bisa menghindar. Ge La Tu melepaskan lagi 2 butir biji tasbihnya.
Shen Tai Gong tetap menyambut dengan keranjang ikannya!
Tiba-tiba terdengar suara yang membentak, "Kukembalikan padamu!"
Keranjang ikan dilayangkan, puluhan butir biji tasbih keluar dari keranjang ikan!
Pada waktu itu, diapun menghadang ke depan. Begitu sampai di depan, dia langsung mengeluarkan 4 jurus. Jurus ini antara lain Dai Ma Jiang Jun, dan lain-lain.
Kedua lengan baju Ge La Tu tampak berkibar. Dia menyambut biji tasbih kayu itu ke dalam lengan bajunya yang lebar.
Shen Tai Gong baru menyerang Ge La Tu dengan 4 jurus, tapi Ge LaTu dengan jurus-jurus Gui Wang Po San dan lain-lainnya berhasil mematahkan serangan Shen Tai Gong.
Tiba-tiba biji tasbih kayu yang berada di leher Ge La Tu dan yang ada di lengan bajunya yang berjumlah 108 butir, dilepaskan keluar. Mutiara kayu itu jumlahnya banyak dan ditembakkan dengan cepat, membuat Shen Tai Gong tidak bisa menghindar lagi.
Pada saat itu, kedua mata Ge La Tu tampak melotot dan dia berteriak sambil meloncat-loncat. Dengan bersusah payah dia baru bisa mengeluarkan seekor ikan yang masih hidup dari balik dadanya.
Karena gerakan itu, tenaga dari biji tasbih kayu yang ditembakkan olehnya tenaganya berkurang dan arahnya tembakannya tidak tepat. Ada yang terbang ke sisi panggung, ada pula ke tempat kosong, ada yang menembak ke arah tiang, ada yang mengarah ke belakang tirai panggung, ada yang menyerang Shen Tai Gong, ada yang menembak ke bawah panggung, ada juga yang menembak ke arah kerumunan penonton.
Pesilat-pesilat yang berilmu tinggi masih bisa menyambut biji tasbih kayu itu. Yang berilmu rendah atau yang tidak bisa ilmu silat pasti akan terkena. Mereka berteriak.
Untung biji tasbih yang menyerang ke bawah tenaganya sudah berkurang banyak karena jaraknya terlalu jauh. Tapi tetap saja ada 3 orang yang terluka. Yang satu kepalanya pecah, yang satu gigi depan pecah, yang satu lagi matanya terkena!
Long Zhai Tian, Luo Tong Bei, Biksu Hua Hui, dan Pendeta Bu Tong pada waktu yang sama meloncat. Long Zhai Tian marah dan berkata, "Sembarangan melukai rakyat negara Song! Apa maksudnya?"
Sambil tertawa dingin Pangeran Jin menjawab, "Jangankan terluka, kalau aku menyuruh Ge La Tu membunuh mereka, juga kau bisa apa?"
Matanya dipenuhi dengan nafsu membunuh, tiba-tiba ada seseorang yang tertawa dingin berkata, "Apakah hanya kau seorang diri bisa membunuh mereka?" Kata-kata ini membuat Pangeran Jin terpaku.
Ternyata yang bicara adalah Pendekar Wo Shi Shui.
Xia Hou Lie yang berdiri di sisi Pangeran Jin tertawa dingin dan menjawab, "Kau sendiri yang mencari mati, jangan salahkan kalau aku tidak berperasaan!"
Wo Shi Shui tertawa terbahak-bahak, "Kau bukan kekasihku, siapa yang menyuruhmu mempunyai suatu perasaan kepadaku?"
Di bawah panggung mereka bertengkar. Di atas panggung terjadi perubahan lagi.
Ternyata sewaktu Shen Tai Gong mengeluarkan biji tasbih dari keranjang, diapun mengeluarkan seekor ikan hidup. Ge LaTu tidak tahu, jadi semua biji tasbih yang ditembakkan oleh Shen Tai Gong diterimanya. Karena ikan itu tidak ada air dan dia terus menggelepar, sehingga senjata rahasia yang dilepaskan ke arah Shen Tai Gong kebanyakan tidak mengenai sasaran!
Semua yang ditujukan kepada Shen Tai Gong, hampir semua disambut dengan baik, hanya ada sebutir biji tasbih yang menancap ke dalam kaki kanan.
Ge La Tu mengeluarkan ikan itu sambil marah-marah dan berkata dalam bahasanya. Kemudian dengan gerakan agak lambat, dia mengambil sekop dan siap memukul. Pada saat dia bergerak sedikit lambat, Shen Tai Gong sudah datang menyerangnya.
Sekop yang diangkat untuk memukul Shen Tai Gong tidak bisa digunakan karena terlalu dekat.
Di belakang Ge La Tu sudah tepian panggung, dia tidak bisa mundur lagi.
Kakinya Shen Tai Kong yang terluka sulit digerakkan apalagi untuk menghindar. Melihat lawannya berada di tepian panggung dengan memaksalan diri dia menerjang. Sebelum sekop Ga Le Tu dilayangkan, dia sudah menerjang masuk ke dalam pelukan Ge La Tu dan mendorongnya.
Tidak disangka, kaki Ge La Tu sangat kuat dan tidak bisa didorong.
Sekop sudah memukulnya. Shen Tai Gong tidak mempunyai kesempatan untuk menghindar, terpaksa dia berjongkok melewati bawah kaki Ge La Tu yang terbuka.
Tadinya Ge LaTu mengira kali ini dia pasti berhasil mengenai sasaran, tapi secara tiba-tiba Shen Tai Gong menghilang. Karena terlalu besar mengeluarkan tenaga dan tiba-tiba berhenti membuat perutnya tertusuk oleh sekop bergigi itu!
Untung Ge La Tu dengan cepat menarik kembali tenaganya, kalau tidak, walaupun dia mempunyai tulang besi dan kulit tembaga, dia pasti akan terluka parah.
Pada waktu itu, Ge La Tu merasa kakinya melayang.
Ternyata begitu Shen Tai Gong melewati kedua kaki Ge La Tu, dia menarik pergelangan kaki GeLaTu!
Kuda-kuda yang dipasang Ge La Tu sangat kuat. Tarikan Shen Tai Gong tidak membuatnya jatuh, malah membuat Ge La Tu marah
dan menjepit Shen Tai Gong dengan kakinya!
Jepitan kaki Ge La Tu seperti dua dinding, pada saat bersamaan mendekatinya!
Shen Tai Gong mendengar derak tulangnya karena dijepit dengan kuat!
Sambil bertahan, dia tidak berusaha untuk memberontak malah dengan sekuat tenaga berusaha untuk berdiri.
Karena sama sekali tidak ada persiapan, Ge La Tu menabrak tiang, dia merasa sakit dan berteriak, sekopnya terlepas dari genggamannya dan terjatuh. Sambil menahan sakit, dia mengeluarkan kedua telapak tangannya dan memukul pantat Shen Tai Gong!
Shen Tai Gong yang dipukul 2 kali, merasa sangat sakit. Walaupun Ge La Tu sudah terluka, tapi serangan telapaknya yang bernama Hong Sha Zhang sangat terkenal dengan kekerasannya. Dua pukulan yang dilayangkan cukup membuat Shen Tai Gong tidak bisa duduk dalam waktu 2 bulan!
Walaupun Shen Tai Gong merasa sangat sakit, tapi dia masih bisa menahan sakit dan berpikir. "Jika terus bertarung dengan cara seperti ini, pihak Song pasti akan kalah." Segera dia terpikirkan sesuatu.
Kaki Ge La Tu memang masih menjepit pinggang Shen Tai Gong. Melihat Shen Tai
Pedang Asmara 6 Pertempuran Di Lembah Bunga Hay Tong Karya Okt Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 13

Cari Blog Ini