Ceritasilat Novel Online

Pedang Langit Golok Naga 3

Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung Bagian 3


yang digunakan oleh sijubah sulam?" tanyanya didalam
hati. "Cara bagaimana ia dapat membinasakan orang
dengan tangan dan badan tidak bergerak" Aku berdiri cukup
dekat, tapi tak bisa lihat gerakan apapun juga." la terus
bersembunyi dibelakang batu besar, supaya tidak dilihat
oleh orang2 Hey see pay yang sedang gusar.
"Biarlah kita tinggalkan jenazah Loo sie di tempat ini
untuk sementara waktu," demikian terdengar lagi suara
pemimpin. " Kita harus membereskan dulu urusan yang
lebih penting. Sebentar, sesudah selesai urusan kita, baru
kita merawat jenazah Loo sio. Kitapun harus nyelidiki siapa
adanya musuh itu. Semua kawannya mengiakan dan segera
berlalu sambil memikul pikulan mereka.
Sesudah mereka pergi jauh barulah Jie Thay Giam keluar
dari tempat sembunyi dan mendekati jenazah. Orang itu
mati dengan badan meringkuk seperti seekor udang dan
dari tanda tandanya kebinasaannya disebabkan racun yang
sangat hebat. Sebab takut kena racun, ia tak berani
menyentuh mayat itu. Ia jadi sangsi dan sesudah berpikir
beberapa saat, ia lalu mengempos semangat dan menyusul
kawanan Hay soe pay yang sudah pergi agak jauh.
Sesudah melalui beberapa li si pemimpin rombongan
tiba-tiba mengeluarkan seruan perlahan dan semua
kawannya segera berpencaran dan mendekati sebuah
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gedung disebelah timur laut dengan tindakan perlahan.
"Apakah golok To liong to berada dalam rumah itu?"
tanya Jie Thay Giam dalam hati.
Diatas gedung besar itu terdapat sebuah lubang asap,
darimana terus mengepul asap hitam yang dalam tempo
lama berkumpul ditengah udara, tanpa mau buyar.
Kawanan penjual garam gelap itu segera menaruh pikulan
ditanah dan setiap orang lalu mengeluarkan sendok kayu
yang digunakan untuk menyendok semacam benda dari
dalam keranjang mereka. Benda itu lalu ditaburkan
diseputar gedung. Melihat warna yang putih bagaikan salju,
Jie Thay Giam merasa pasti, bahwa benda tu ialah
semacam garam. "Apa yang disaksikan olehku pada malam ini sungguh
luar biasa," pikirnya. "Jika diceritakan kepada In soe belum
tentu ia mau percaya."
Waktu menyebarkan garam itu, orang2 Hay see pay
kelihatan sangat ber hati2 seperti juga kuatir benda itu
menyentuh badan mereka. Sebagai seorang yang sudah
kawakan dalam dunia Kang ouw, Jie Thay Giam lantas
saja mengerti bahwa garam itu mengandung racun hebat
untuk mencelakakan penghuni gedung itu. Jiwa kesatrianya
lantas saja terbangun. "Siapa salah, siapa benar, aku tak
tahu, " pikirnya."Tapi perbuatan orang Hay soe pay terlalu
rendah. Biar bagaimanapun juga, aku harus memberitahukan penghuni rumah itu, supaya dia jangan
sampai celaka dalam tangan manusia2 rendah," Melihat
orang2 itu belum menyebar kan garam dibagian belakang
rumah, buru2 ia mengmbil jalan mutar kebelakang gedung
dan lain melompat masuk kedalam tembok pekarangan.
Dalam pekarangan yang sangat luas berdiri lima buah
bangunan dengan tigapuluh atau empatpuluh kamar dan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
apa yang mengheran kan, seluruh gedung itu gelap gulita,
tidak terlihat sinar lampu atau lilin. "Dirumah tengah, dari
mana mengepul asap hitam, pasti ada manusianya, pikir-Jie
Thay Glam. Karena kuatir penghuni runah menganggapnya
sebagai musuh, ia lalu mengambil sebatang cabang kering,
menyalakan api dan lalu menyulutnya. Sambil mengangkat
obor itu tinggi2 ia berkata."Murid Boe-tong-pay. Jie Thay
Giam, datang berkunjung untuk memberitahukan satu
rahasia. Aku tidak mengandung maksud kurang baik, harap
kalian jangan curiga," Walau perlahan suaranya tajam dan
jauh, sehingga menurut perhitungan, setiap perkataannya
bisa didengar oleh penghuni dalam lima rumah itu. Tapi
sesudah mengulangi perkataannya dua kali, ia masih juga
belum mendapat jawaban. Jie Thay Giam adalah seorang pendekar dari sebuah
partai kenamaan dan tentu saja nyalinya labih besar dari
manusia biasa. Biarpun gedung itu menyeramkan, ia
sungkan memperlihatkan kelemahan. Tanpa menghunus
golok dan dengan hanya mengempos semangat supaya
panca indranya jadi lebih tajam, ia segera bertindak masuk
kedalam rumah yang mangeluarkan asap hitam.
Setelah melewati sebuah cim chee, ia tiba diruangan
belakang. Mendadak ia berdiri terpaku, sebab dipinggir
ruang itu menggeletak dua mayat, yang satu mengenakan
pakaian too jin (imam), sedang yang lain memakai pakaian
petani. Usia kedua orang itu sudah lanjut dan mukanya
menyeramkan, seperti juga kesakitan hebat sebelum
menghembuskan napas yang penghabisan. Tapi dibadan
mereka sedikitpun tidak terlihat tanda-tanda luka barang
tajam. Jie Thay Giam berjalan terus untuk menyelidiki keadaan
rumah itu. Ia mendapat kenyataan bahwa setiap pintu
terbuka lebar tapi semua kamar gelap gulita, sehingga ia tak
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bisa lihat apa yang terdapat dalam kamar-kamar itu.
Kecuali obor yang dibawanya, tidak terdapat lain
penerangan seluruh rumah yang luas itu. Meskipun bernyali
besar, mau tak mau hatinya berdebar juga.
Dari situ, ia terus pergi keruangan samping, dimana ia
melihat pemandangan yang lebih hebat lagi. Dalam
ruangan itu, menggeletak mayat dua puluh orang lebih
dengan senjata2 mereka. Dilihat dari muka mayat2 itu,
sebagian sudah mati lama juga sebagaian lagi baru saja
mati. "Dari senjatanya, diantara mereka terdapat orang2
pandai." katanya didalam hati. "Senjata untuk menotok
jalan darah, roda Ngo-heng-loen, Poan-koan pit dan
sebagainya. Jika orang2 itu tidak mahir dalam ilmu
menotok jalan darah, mereka tentu tidak menggunakan
senjata itu. Mengapa mereka mati disini" Mengapa ?"
Semula ia masuk gedung itu dengan sikap sembarangan.
Tapi sekarang sesudah melihat mayatnya begitu banyak
jago-jago, ia lantas saja berhati-hati. "Murid Boe-tong-pay
Jie Thay Giam minta bertemu dengan Cianpwee untak
melaporkan suatu urusan," teriaknya kembali. Jawaban
tetap tidak ada, tapi diruangan tengah terdengar suara orang
meniup api dan suara merontoknya perapian. Dengan
tindakan hati-hati, ia lalu menghampiri suara itu dan
sesudah melewati tembok dan sekosol, tibalah ia di ruangan
tengah. Ia terkejut sebab merasakan menyambarnya hawa yang
sangat panas. Ditengah-tengah ruangan terdapat sebuah
dapur besar yang terbuat dari batu dan api di dalam dapur
itu menjilat-jilat keatas. Diseputar dapur berdiri tiga orang
yang sedang meniup dengan menggunakan tenaga
Lweekang, sedang diatas dapur menggeletak melintang
sedatang pedang yang panjangnya kira-kira empat kaki.
Sebab panasnya, dari merah sinar api berubah hijau dan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dari hijau berubah merah, tapi sinar golok tersebut masih
tetap berkeredepan dan sedikitpun tidak melumer atau
rusak karena panas api. Ketiga orang rata2 berusia kurang lebih enampuluh
tahun dan mereka semua mengenakan jubah hijau. Muka
mereka penuh debu dan jubah mereka banyak berlubang
akibat peletikan api, diatas kepala mereka mengepul uap
putih dan saraya mengempos semangat, perlahan2 mereka
meniup api. Setiap kali ditiup, api itu menjilat keatas kira2
lima kaki tingginya dan menggulung golok yang
berkeredepan itu. Jie Thay Giam mengerti, bahWa ketiga
orang tua itu memiliki tenaga dalam yang sangat tinggi.
Dengan berdiri ditempat yang berapa tombak jauhnya dari
perapian itu, ia sudah merasakan hebatnya hawa panas,
sehingga dapatlah dibayangkan panasnya hawa yang
menyambar ketiga kakek itu, yang berdiri dipinggir dapur.
Tapi aneh sungguh, biarpun digulung api yang bersinar
hijau, golok itu masih tetap utuh dan Warna nya tidak
berubah sama sekali. Mendadak diatas genteng terdengar suara menyeramkan
"Berhenti! Marah golok mustika itu adalah kedosaan besar."
Jantung Je Thay Giam memukul keras, karena ia
mengenali, bahwa suara itu adalah suara si jubah sulam.
Tapi ketiga kakek itu tidak menghiraukannya dan malahan
meniup semakin hebat. Mendadak hampir berbareng
dengan terdengar nya suara tertawa dingin, satu bayangan
yang bersinar emas berkelebatan dan bagaikan jatuhnya
selembar daun, sijubah sulam sudah berdiri ditengah-tengah
ruangan. Dengan bantuan sinar api, Jie Thay Giam bisa
lihat tegas romannya orang itu, yang ternyata adalah
seorang pemuda yang baru berusia kurang lebih duapuluh
tahun, dengan muka yang tampan, tapi pucat dan bersorot
hijau. Sulaman benang emas dijubahnya yang sangat indah
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan mewah, merupakan gambar-gambar harimau, singa
bunga-bunga. Dengan sikap tenang dan tanpa membawa
senjata, ia berkata dengan suara dingin "Tiang pek sam
khim, mengapa kau akan merusakkan senjata mustika itu "
"Seraya berkata, begitu ia maju setindak.
Sikakek yang berdiri disebelah barat
mendadak mementang lima jari tangannya yang, terus menyambar
kemuka orang. Sijubah sulam mengempas dan maju lagi
setindak. Kakek yang berdiri disebelah timur dengan cepat
meagambil satu martil yang terletak di pinggir dapur dan
lalu menghantam kepala orang. Tapi gerakan pemuda itu
gesit luar biasa. Dengan sekali miringkan badan, ia kermbali
bisa meloloskan diri dari serangan kedua Martil itu
menghantam tempat kosong dan jatuh dilantai dengan
muncratnya lelatu api. Ternyata batu lantai bukan biasa,
tapi batu gunung yang sangat keras.
Sikakek yang disebelah barat lantas saja bantu
menyerang dengan kedua tangan yang jari2nya dipentang
seperti cakar ayam. Ia menyerang secara nekat2an dengan
pukulan-pukulan yang membinasakan, sehingga Jie Thay
Giam jadi merasa sangat heran, "Sakit hati apa yang
didendam orang-orang ini, sehingga mereka berkelahi
dengan menggunakan pukulan pukulan yang kejam itu?"
tanyanya didalam hati. Tapi kepandaian si jubah sulam benar-benar luar biasa.
Walaupun diserang oleh kedua kakek itu, ia masih
bersenyum senyum dan melayani dengan sikap acuh tak
acuh. Sesudah bertempur beberapa jurus, si kakek yang ber
senjata martil membentak: "Siapa tuan " Biar maui golok
mustika, tuan harus lebih dulu memberitahukan she dan
namamu," Tapi si jubah sulam tidak menjawab, ia hanya tertawa
dingin, mendadak ia memutar badan, disusul dengan suara
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"krak-krek" dari sikakek yang disebelah timur, terbang
menghantam dan menjebloskan atap rumah, akan
kemudian jatuh dipekarangan gedung !
Kakek yang martilnya terbang, dapat berpikir cepat. Ia
tahu, bahwa mereka tengah menghadapi musuh yang satu,
pihaknya dan meskipun tiga lawan satu, pihaknya pasti
bakal dapat dirobohkan. Maka itu, buru2 ia mengambil satu
jepitan api untuk menjepit golok To Liong to.
Pada waktu itu si kakek yang berdiri disebelah selatan,
sudah siap sedia dengan senjata rahasianya dan menunggu
kesempatan untuk menimpuk si jubah sulam. Akan tetapi
karena gerakan pemuda itu gesit luar biasa, maka sedari
tadi ia belum mendapatkan lowongan untuk menyerang.
Sekarang, begitu lihat sikakek disebelah timur menangkat
jepitan untuk menjepit To-Liong to hatinya terkesiap. Ia
yakin, begitu lekas golok mustika itu jatuh kedalam tangan
orang lain, ia sukar mendapatkannya kembali. Sesudah
sikakek memiliki To liong to, mana mampu ia
melawannya" Dalam bingungnya, ia jadi nekad dan
bagaikan kilat, tangannya menyambar kedapur dan
mencekel gagang golok. Meskipun tidak sampai lumer sebagai,akibat dari
pembakaran yang sangat hebat itu, golok itu panas luar
biasa. Begitu tangan sikakek mencekel gagang golok, uap
putih mengepul keatas dan semua orang mengendus bau
daging dibakar. Tapi ia seperti juga tidak merasa sakit dan
membelatak, ia tetap mencekel gagang golok itu. Karena
kaget, pertempuran terhenti dan semua orang berdiri
terpaku. Dilain saat, kakek itu sudah melompat kebelakang
dan kemudian, sambil menenteng To-liong-to, bagaikan
seorang edan, ia kabur dari ruangan itu.
Sijubah sulam tertawa dingin "Mana bisa begitu mudah?"
katanya seraya turut melompat dan menjabret punggung
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sikakek yang lalu digentak kebelakang. Orang tua itu
membalik tangannya dan To-Liong-to manyambar. Sebelum mata golok tiba, hawa panas sudah menyambar
muka sijubah sulam, sehingga rambut dan alisnya lantas
jadi hangus.

Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pemuda itu terkejut dan tak berani menyambut dengan
tangannya. Cepat bagaikan kilat, kedua tangannya
mendorong kedepan dan tubuh sikakek terbang kearah
mulut dapur!" Jie Tay Giam yang sadari tadi menonton pertempuran
itu sebenarnya tak ingin mencampuri sebab persoalan golok
mustika tidak bersangkut paut dengan dirinya. Tapi pada
detik jiwa sikakek terancam kebinasaan tanpa memikir
panjang2 lagi, ia mengempos semangat dan melompat.
Sedang badannya masih berada ditengah udara ia
menjambret rambut orang tua itu law mengangkatnya
keatas dan kemudian, dengan gerakan yang sangat indah ia
hinggap diatas lantai. Lompatan itu yang merupakan ilmu
mengentengkan badan paling tinggi dalam Rimba Persilatan
dinamakan Tee in ciong "Lompatan awan tangga".
Si jubah sulat dan Tiang-Pek-Sam-khim yang tadinya
tidak memperhatikan padanya jadi kaget bukan main.
"Bukankah lompatan itu Tee in ciong yang kesohor
dikolong langit?" tanya pemuda itu.
Mendengar orang menyebutkan nama ilmunya. Jie Thay
Giam bermula merasa kaget, tapi kemudian ia girang
karena mendapat pujian, "ilmu yang cetek itu tiada artinya
untuk di-sebut2", jawabnya dengan suara merendah.
"Apakah aku bisa mendapat tahu she dan nama tuan yang
mulia?" "Bagus! Bagus!" katanya, tanpa menjawab pertanyaan
orang. "Orang mengatakan, bahwa ilmu mengentengkan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
badan Boe tong pay tiada keduanya dalam dunia. Perkataan
itu ternyata ada benarnya juga". Walaupun kata2nya
memberi pujian, tapi suaranya bernada sombong, se olah2
seorang Cianpwee orang yang tingkatannya lebih tinggi
sedang memuji kepandaian seorang Hoanpwee orang yang
tingkatannya lebih bawah.
Jie Thay Giam mendongkol tapi ia menahan sabar.
"Dengan sekali bergerak tuan sudah membinasakan seorang
jago Hay see pay, katanya kepandaian tuan sungguh2 tak
bisa diukur bagaimana tingginya."
Si baju sulam kaget. "Eeh, dia lihat aku, tapi aku sendiri
tak lihat dia," katanya didalam hati. "Dimana bocah itu
bersembunyi?" Ia tersenyum tawar dan berkata dengan suara yang tawar
pula. "Benar ilmu itu sukar dimengerti oleh orang luar.
Jangankan tuan, sedangkan Ciang boen jin Boe tong pay
sendiripun belum tentu bisa mengerti."
Jie Thay Giam adalah seorang yang sangat sabar tapi
mendengar hinaan terhadap gurunya, darahnya naik juga.
Baik juga ia masih bisa menguasai dirinya dan merasa tidak
perlu untuk menambah musuh karena beberapa perkataan
kurang ajar itu ia bersenyum seraya berkata. "Dalam dunia
persilatan memang terdapat banyak sekali ilmu2 yang
murni dan yang sesat Boe tong pay hanya memiliki
sekelumit ilmu dari lautan ilmu yang dalam dan luas. Ilmu
yang dimiliki tuan memang juga tidak dipunyai oleh
guruku." Jawabnya yang sungkan itu mengandung duri dan
ia seperti juga mau mengatakan bahwa Boe tong pay
memang tidak mengerti segala ilmu sesat dan menyeleweng. Sementara itu, sikakek yang mencekal golok mendadak
memutar To Liong to dan lari menerjang keluar.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jie Thay Giam yang berdiri paling dekat, paling dulu
menerima serangan. Tiba2 ia merasakan sambaran angin
hebat kearah pinggangnya. Sesudah menolong jiwa orang
tua itu, sedikitpun ia tidak duga, bahwa dirinya bakal
diserang cara begitu. Pada saat yang sangat berbahaya, ia
menotol lantai dengan kakinya dan badannya lantas saja
melesat keatas. Kakek itu sendiri terus lari keluar sambil
menyabetkan To liong to secara membabi buta.
Si jubah sulam dan dua kakek lainnya tidak berani
merintangi dengan kekerasar dan seraya ber-teriak2, mereka
lalu mengumbar dari belakang.
Jie Thay Giam pun lantas turut mengudak. Berkat ilmu
mengentengkan badannya yang sangat tinggi, biarpun
mengubar belakangan, ia lebih dulu menyandak kakek itu,
yang lari dengan tindakkan limbung dan kedua tangan
mencekel To liong to, seperti juga tidak kuat menentengnya
dengan satu tangan. Begitu tahu dicandak orang, sambil mangeluarkan
teriakan keras, ia melompat jauh dengan menggunakan
seantero tenaga dan badannya lantas saja melesat keluar
pintu depan. Heran sungguh, begitu kedua kakinya hinggap
di tanah, ia terguling dan berteriak kesakitan seperti juga
terluka berat. Si jubah sulam dan kedua kakek lainnya menyusul dan
coba merebut To liong to. Tapi dengan serentak merekapun
turut2 robah dan mengeluarkan teriakan menyayat hati,
seolah2 dipagut ular atau lain binatang berbisa. Sijubah
sulam yang ilmunya paling tinggi dengan cepat melompat
bangun dan lantas kabur sekeras2nya. Tapi ketiga kakek itu
terus bergulingan dan tak bisa bangun lagi.
Melihat kejadian luar biasa itu Jie Thay Ciam segera
bergerak untuk memberi pertolongan. Mendadak ia kaget
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sendiri sebab tiba2 saja ia ingat garam beracun yang disebar
oleh orang2 Hay see pay. Melihat akibatnya terhadap
Tiang-pek Sam khim dan sijubah sulam, racun itu mestinya
hebat luar biasa ia tahu bahwa seputar gedung itu telah
dikurung dengan garam beracun sehingga ia sendiripun tak
tahu bagaimana harus meloloskan diri.
Ia berdiri diam dan mengasah otak. Sekonyong konyong
ia lihat dua kursi tinggi dikedua samping pintu dan
mendadak ia dapat pikiran baik. Buru2 ia membalik kedua
kursi itu dan sambil menggaetkan kakinya dikursi ia
berjalan seperti orang main jangkungan.
Ketiga orang tua masih terus bergulingan diatas tanah
sambil mengeluarkan teriakan hebat. Thay Giam mengerti
bahwa ia sedang berada ditempat yang sangat berbahaya
cepat cepat ia merobek ujung bajunya dan dengan
menggunakannya sebagai alat ia men jambret punggung
sikakek yang mencekal To liong to dan sambil
menentengnya ia lari kejurusan timur se-cepat2nya.
Inilah kejadian yang tak di duga2 oleh orang Hay see
pang dengan serentak mereka melepaskan sejata rahasia.
Tapi Jie Thay Giam yang gerakannya cepat luar biasa
dalam sekejap sudah berada diluar jarak senjata rahasia.
orang2 Hay see pang tak mau mengerti dan terus mengejar
se-keras2nya. Se konyong2, Jie Thay Giam melompat tinggi, sedang
kedua kakinya menendang kedua kursi itu lantas saja
terbang kebelakang dan menghantam beberapa pengejarnya. Mereka berteriak kesakitan dan semua
kawannya terpaksa berhenti sejenak untuk melihat
keadaan mereka. Dengan menggunakan kesempatan itu sambil mengempos semangat, Jie Thay Giam mempercepat
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tindakannya dan dalam sekejap ia sudah meninggalkan
pengejarnya jauh sekali. Sesudah lari lagi beberrapa jauh, ia hanya mendengar
suara ombak laut dan suara kejaran musuh sudah tidak
terdengar lagi. "Bagaimana keadaanmu?" tanyanya.
Sikakek tidak menjawab. Ia merintih kesakitan "Lebih
baik cuci badannya yang penuh garam beracun," pikir Thay
Giam. Ia segera membawa orang tua itu keair yang cetek
dan lalu melemparkannya keair itu, dengan menjaga supaya
air laut tidak mengenakan badannya sendiri. Beberapa saat
kemudian, kakek itu kelihatan tersadar, tapi belum bisa
bangun. Selagi Thay Giam mau mengangsurkan tangan
untuk menariknya, tiba2 menyambar gelombang besar yang
secara kebetulan, sudah melontarkan badan situa keatas
pasir. "Sekarang kau sudah terlolos dari bahaya dan karena
mempunyai urusan panting aku tidak bisa menemani terus,
maka disini saja kita berpisahan." kata Thay Giam.
Sambil menekan pasir dengan kedua tangan nya si kakek
mengangkat badannya. "Kau kau...mengapa kau tidak
merampas golak mustika ini?" tanyanya dengan suara
heran. Thay Giam tertawa. "Biarpun bagus, golok itu bukan
milikku," jawabnya. "Bagaimana aku bisa merampasnya?"
Si kakek jadi semakin heran. Ia tak percaya dalam dunia
ada orang begitu mulia. "Kau..,.kau...tipu busuk apa yang
dijalankan olehmu?" tanyanya. "Kau ingin menyiksa aku?"
"Kita sama sekali tidak bermusuhan, bagai mana aku
bisa menyiksa kau?" Thay Giam balas tanya seraya
tersenyum. "Malam ini, secara kebetulan kita bertemu dan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
karena merasa tak tega melihat kau terluka, aku sudah
memberi pertolongan."
Orang tua itu menggeleng2kan kepalanya. "Jiwaku
berada dalam tanganmu, kalaukau mau ,bunuhlah
sekarang!" katanya dengan suara keras. Tapi jika kau
turunkan tangan beracun, sesudah mati aku akan jadi setan
penasaran dan akan terus me-ngubar2 kau."
Thay Giam tahu otak si tua masih kalang kabut dan ia
hanya bersenyum tanpa meladesi. Baru saja ia mau berlalu,
mendadak menyambar sebuah gelombang besar, sehingga
pakaiannya basah kuyup dan kakek sendiri mendekam
diatas pasir dengan badan gemetaran.
Dengan adanya kejadian itu, Thay Giam berubah
pikiran. "Jika menolong orang, kita harus menolong sampai
diakhirnya," pikirnya "kalau aku berlalu, mungkin sekali dia
akan mati didalam laut." Memikir begitu, ia lantas saja
menjambak punggung si kakek itu dan sambil menentengnya, ia berjalan kearah sebuah bukit, ia
mengawasi keadaan diseputarnya dan melihat sebuah
rumah kecil yang bentuknya menyerupai kelenteng. Ia lalu
pergi kesitu dan benar saja rumah itu rumah berhala yang
didepannya terdapat huruf2 "Hay sin bia" Kelenteng
Malaikat Laut. Ia menolak pintu dan mendapat kenyataan
bahwa kelenteng yang sangat kecil itu hanya mempunyai
sebuah ruangan. Sesudah meletakkan si kekak diatas meja sembahyang, ia
mengeluar bahan api, tapi tak dapat menggunakan karena
basah. Dalam gelap, ia meraba2 meja sembahyang dan
sungguh untung diatas meja terdapat bahan api yang
diperlukannya. Ia lalu menyalakan bahan api itu dan
menyulut lilin yang tinggal sepotong.
Dibawah sinar lilin ia lihat muka si kakek yang berwarna
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hijau ungu sebagai tanda keracunan hebat. Dengan kaget ia
merogo saku dan mengeluarkan sebutir Thian sin Kay tok
tan atau pel pemunah racun. "Telanlah pel ini," katanya.
Si kakek membuka mataya. "Tidak," katanya dengan
suara gusar. "Aku lebih suka mati daripada makan pil
racunan." Biar bagaimana sabarpun, Jie Thay Giam naik juga
darahnya. Sambil mengerutkan alis, ia berkata dengan suara
keras: "Kau anggap aku siapa" Walaupun Boe tong Cit hiap
bukan orang2 mulia, mereka sedikitnya bukan manusia2
yang gemar mencelakakan sesama manusia. Sebentar pel ini
adalah untuk memunahkan racun. Karena kau sudah kena
racun hebat, biarpun belum tentu bisa menolong jiwamu,
sedikitnya pel ini bisa memperpanjang usiamu selama tiga
hari. Paling benar kau menyerahkan To liong to kepada
Hay see pay dan menukarkannya dengan obat pemunah."
Mendadak kakek itu melompat bangun dan berteriak :
"Tidak . . . .! Tidak bisa !"
"Perlu apa golok mustika itu, kalau jiwamu sendiri sudah
melayang?" tanya Thay Giam.
"Jiwaku boleh melayang, tapi To liong to mesti tetap jadi
milikku" jawabnya dengan suara pasti seraya mencekal
golok itu erat2 dan menempelkannya dipipinya dengan
sikap sangat menyayang. Jie Thay Giam jadi heran bukan main. Ia sebenarnya
ingin menanya, "apa kefaedahan golok tersebut sehingga
dicinta sampai begitu. Tapi melihat sorot mata si kakek
yang serakah dan ganas, ia jadi merasa muak dan sesudan
memutar badan, ia lantas saja berjalan pergi.
"Tahan! Mau kemana kau?" bentak orang tua itu.
Thay Giam tertawa. "Kemudian aku mau pergi, bukan
http://dewi-kz.info/

Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
urusanmu," jawabnya sambil berjalan terus. Tapi baru ia
berjalan beberapa tindak, mendadak kakek itu menangis
keras seperti jeritan binatang yang terluka hebat yang penuh
kesakitan dan putus harapan.
Tangisan itu telah membangkitkan rasa kesatria Jie Thay
Giam. Ia balik kembali menanya: "Mengapa kau
menangis?" "Sesudah mengalami banyak sekali penderitaan, barulah
aku memiliki golok mustika ini." jawabnya. "Tapi sekarang
aku tahu, dalam sekejap mata, jiwaku akan terpulang
kealam baka. Sesudah aku mati, perlu apa golok mustika ini
?" "Hm....untuk menyelamatkan jiwamu tak ada jalan lain
dari pada menyerahkan golok itu kepada Hay see pay untuk
ditukar dengan obat pemunah" kata Jie Thay Giam.
Sikakek menangis meng gerung2. "Aku tak tega untuk
menyerahkannya! Tak tega untuk menyerahkan!" teriaknya
dengan nada pe nuh keserakahan. Thay Giam merasa geli melihat serakahnya orang tua itu
tapi dengan menyaksikan penderitaannya yang sangat hebat
ia tidak bisa tertawa pula, seorang ahli silat yang sejati
hanya mengandalkan kepandaiannya untuk mengalahkan
musuh dan dalam sepak terjang ia selalu berjalan lurus dan
bersedia untuk menolong sesama manusia supaya namanya
tetap harum turun temurun. "Golok atau pedang mustika
adalah benda2 yang berada diluar badan kita. Kalau
mendapatkannya kita tak usah bergirang, sedang kalau
kehilangan kita juga boleh tak usah merasa sedih. Maka itu,
perlu apa Lootiang mesti bersedih sampai begitu rupa?"
"Enak saja kau bicara!" bentak sikake! "Apa kau penuh
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan kata2 seperti berikut."
"Boe lim cie coen, po to to liang, hauw leng thian hee
boh kam poet cong?" (Yang termulia dalam Rimba
Persilatan golok mustika membunuh naga perintahuya
dikolong langit tiada manusia yang berani tidak menurut.)
Jie Thay Giam tertawa." Tenta saja aku pernah
mendengarnya," jawabnya. "Disebelah bawah parkataan itu
masih ada dua baris perkataan lain yang berbunyi:"Ie thian
poet coat, swee ie ceng hong?" Sepanjang tahuku, apa yang
dimaksudkan dengan ucapan itu ada lah suatu peristiwa
yang menggemparkan Rimba Persilatan pada beberapa
puluh tahun berselang dan sama sekali bukan membicarakan golok mustika To Liong Ie thian berarti
mengandal kepada Langit atau Tuhan. Tapi disini Ie thian
adalah namanya sebatang pedang mustika. Maka itu, Ie
thian poet coat, swee ie ceng hong! Berarti: "Ie thian tidak
keluar siapa lagi yang melawan ketajamannya"
"Kejadian apa yang menggemparkan?" tanya sikakek.
"Coba kau ceritakan."
"Peristiwa itu diketahui oleh hampir setiap orang dalam
Rimba Persilatan," menerangkan Thay Giam. "Yang
dimaksudkan ialah peristiwa dibunuhnya kaisar Mongol
Hian cong, oleh Sintiauw Tay Hiap Yo Ko. Mulai dari
waktu itu setiap perintah yang dikeluarkan oleh Sintiauw
Tay hiap tidak pernah tidak diturut oleh segenap orang2
gagah dikolong langit. Dengan Liong, (naga) dimaksudkan
kaisar Mongol dan To liong berarti membunuh kaisar
Mongol. Apa kau kira dalam dunia ini benar2 ada naga?"
Si kakek tertawa dingin. "Aku minta tanya. Senjata ada
yang biasa digunakan oleh Yo Tay hiap ?" tanyanya.
Thay Giam agak terkejut: "Menurut katanya guruku, Yo
Tayhiap berlengan satu dan ia biasanya tidak menggunakan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
senjata apapun juga," jawabnya. "Tapi pada hari waktu
bertempur melawan Kim Loen Hoan ong diluar kota Siang
yang, ia menggunakan senjata pedang"
"Senjata apa yang digunakan Yo Tay biap untuk
membinasakan kaisar Mongol?" tanya pula si kakek.
"Ia menimpuk Hian cong dengan sebutir batu dan
kejadian ini dilihat oleh semua orang." jawabnya.
Orang tua itu kelihatan girang. "Baiklah" katanya.
"Menurut katamu sendiri, Yo Tayhiap biasa menggunakan
saja tangannya atau tempo2 menggunakan pedang. Senjata
yang digunakanya sebutir batu. Dengan begitu, dari mana
datangnya perkataan po to to liong atau golok mustika
membunuh naga?" Jie Thay Giam terperanjat dan untuk beberapa saat ia tak
dapat menjawab pertanyaan itu. "Ah! Kurasa itu hanya
kata2 yang ditemu kan se-enak2nya saja oleh orang2 Rimba
Persilatan," jawabnya sesudah selang beberapa saat. "Orang
tentu tidak bisa mengatakan 'batu membunuh naga'. Kata2
itu tak enak didengarnya."
Sekali lagi si kakek tertawa dingin. "Alasanmu adalah
alasan dibuat2 yang tak ada dasarnya sama sekali," katanya
dengan suara mengejek. "Aku mau tanya lagi, apa artinya
perkataan Ie thian poet-coet, wee ie ceng hong?"
Lagi2 Jie Thay Giam bungkam. Sesudah mengasah otak
beberapa lama, baru ia menjawab: "Mungkin sekali Ie thian
namanya orang. Sepanjang cerita, Yo Thayhiap belajar
ilmu silat dari istrinya. Bisa jadi Yo Hujin bernama Ie Thian
dan mungkin juga perkataan itu dimaksudkan Kwee Tay
hiap yang telah membela kota Siang yang mati2an."
"Hm !" si orang tua mengeluarkan suara hidung.
"Aku memang sudah duga, kau tak tahu apa artinya
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perkataan itu. Sekarang kau dengarlah. To liong adalah
sebilah golok yaitu golok To Liong to yang sedang dicekal
olehku. Ie thian adalah namanya sebatang pedang. Pedang
itu dikenal sebagai Ie thian kiam. Makanya perkataan itu
berarti begini: Dalam Rimba Parsilatan, benda yang
termulia adalah golok To liong to Segala perintah dari
orang yang bisa memiliki golok itu, akan diturut oieh
segenap orang gagah dikolong langit. Asal saja Ie thian
kiam tidak muncul, maka senjata yang terlihay dalam dunia
adalah To liong to sendiri."
Thay Giam separoh percaya separoh tidak. "Boleh aku
lihat golok itu ?" tanyanya.
Sikakek memeluk To liong to erat2. "Kau kira aku bocah
usia 3 tahun?" katanya dengan suara gusar. "Jangan kau
harap bisa akali aku". sesudah kena racun ia sebenarnya
tidak bertenaga lagi, tapi setelah menelan pel yang di
berikan oleh Jie Thay Giam sebagian tenaga nya pulih
kembali dan dapat mengerahkgn Lweekang untuk memeluk
golok mustika. Dilain saat sebagai akibat dari pengarahan tenaga dalam
itu napasnya ter sengal2.
"Kalau kau tidak mempermisikan, aku pun tidak ingin
memaksa," kata Thay Giant seraya tertawa. "Sekarang
sesudah kau memiliki golok mustika To Liong, siapakah
yang bersedia untuk menurut perintahmu" Apakah karena
melihat kau memeluk golok itu aku segera menurut segala
kemauanmu" Benar2 menggelikan menurut pendapatku,
kau adalah seorang yang baik tapi sebab percaya segala
omongan gila pada akhirnya akan mengorbankan jiwamu
sendiri. Hai! Malahan sampai dini detik kau masih belum
tersadar juga." "Bahwa kau tidak bisa memerintah aku adalah suatu
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bukti bahwa golok itu sebenar nya tidak luar biasa sama
sekali." Sikakek bengong dan tidak bisa mengeluarkan sepatah
kata. "Lau tee," katanya sesudah berpikir beberapa lama.
"Sekarang kita mengadakan serupa perjanjian. Kau
menolong jiwa ku dan aku akan membuka sebagian rahasia
dari kebagusannya golok mustika ini. Apa kau mupakat?"
Jie Thay Giam tetawa terbahak2. "Looliang dengan
berkata begitu kau sungguh memandang rendah murid2
Boe tong," katanya. "Menolong manusia yang harus ditolong adalah tugas
dari kami semua. Apakah kau kira dalam menolong orang
kami mengharapkan pembalasan budi" Kau kena garam
beracun, tapi aku sendiri tidak tahu racun apa adanya itu.
Maka itulah sebagaimana kukatakan jalan satu2nya adalah
meminta obat pemunah dari Hay see pay sendiri."
"Tak mungkin!" kata situa sambil menggelengkan kepala.
"Golok mustika ini telah dicuri dari dalam tangan Haysee-pay. Mereka sangat membenci aku dan mereka pasti tak
akan sudi menolong."
"Dengan menyerahkan golok itu kepada mereka, segala
sakit hati akan menjadi hilang." kata Thay Giam. "Perlu
apa mereka mengambil jiwamu?"
Tapi sikakek tetap menggeleng2kan kepala, "Kulihat kau
mempunyai kepandaian yang sangat tinggi dan kau pasti
bisa mencuri obat pemunah dari Hay-see-pay." katanya.
"Pergilah curi obat itu dan tolonglah selembar jiwaku."
"Aku merasa menyesal tak dapat meluluskan permintaanmu itu," kata Thay Giam. "Pertama, aku sendiri
mempunyai urusan penting dan tidak boleh berdiam terlalu
lama ditempat ini. Kedua, kau telah mencuri golok orang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan dalam hal ini, kaulah. Mana bisa aku mengambil pihak
yang tidak benar" Lootian, lekaslah kau meminta
pertolongan pihak Haysee-pay. Jika terlambat aku khawatir
tidak keburu lagi." Melihat Thay Giam memutar badan untuk segera
berlalu, si tua buru2 berkata "Sudahlah, tak apa jika kau tak
mau menolong. Tapi aku ingin ajukan sebuah pertanyaan
lagi. Pada waktu kau mengangkat tubuhku, apakah akan
ada merasakan apa2 yang luar biasa?"
"Benar, aku sendiri merasa sangat heran," jawabnya.
"Kau bertubuh kurus dan kecil tapi pada waktu aku
mengangkat badanmu aku merasa herat sekali, kira2 ada
duaratus kati, Kau tidak membawa barang berat, tapi
mengapa berat badanmu begitu hebat ?"
Orang tua itu segera menaruh To-liong to di atas tanah
dan berkata: "Nah, coba sekarang kau angkat lagi
badanku." Thay Giam segera mencekal baju si kakek dan
mengangkatnya. Benar saja, dengan heran mendapat
kenyataan, bahwa berat badan orang tua itu hanya kira2
delapanpuluh kati. "Betul luar biasa," katanya. "Aku tak
nyata, berat golok itu ada seratus kati lebih." Sambil berkata
begitu, perlahan2 ia melepaskan tubuh si kakek diatas
tanah. "Keanehan golok ini bukan hanya terpihak pada
beratnya saja." kata pula si kakek. "Lau-tee, kau she apa,
she Jie atau she Thio?"
"Aku she Jie, namaku Thay Giam, Lootiang bagaimana
kau bisa menebak begitu?"
Si kakek tertawa seraya berkata: "Diantara Boe-tong Cithiap, Song Tayhiap berusia le bih tua dari padamu. In hiap
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan Boh hiap baru berusia kira2 duapuluh tahun. Jie hiap
dan Sam hiap kedua2nya she Jie. Sie hiap dan Ngo hiap
masing2 she Thio. Dalam Rimba persilatan, siapakah yang
tidak tahu itu" Lautee kalau begitu kau adalah Jie Samhiap.
Tak heran jika kau memiliki kepandaian yang begitu lihay.
Nama Boetong Cithiap menggemparkan seluruh dunia
persilatan dan kini hari, aku mendapat bukti, bahwa nama
besar itu benar2 bukan kosong."
Walaupun masih berusia muda, Jie Thay Giam sudah
kenyang makan asam garam dunia Kangouw. Ia mengerti
bahwa pujian itu mempunyai maksud untuk dapat
pertolongannya, sehingga oleh karenanya ia menjadi kheki
terhadap sikakek yang coba mengumpak dirinya.
"Bolehkah aku mendapat tahu she dan nama Loo tiang
yang?" tanyanya. "Aku she Tek, namaku Seng," sahutnya. "Sahabat2
diwilayah Liao tong memberi gelar Hay tong ceng
kepadaku." Hay tong ceng ada lah semacam burung elang
yang terdapat didaerah Liao tong. Burung itu ganas dan
buas dan biasa makan binatang2 kecil.
"Thay Giam segera merangkap kedua tangannya seraya
berkata. "Sudah lama sekali aku mendengar nama besar
Loo tiang. Aku merasa sangat beruntung bahwa dihari ini
bisa berkenalan dengan Loo tiang." Sehabis berkata begitu
ia dongak mengawasi langit.
Tek Sang mengerti bahwa pemuda itu akan segera
berangkat pergi. Ia menganggap bahwa untuk menahannya
ia harus memancing Thay Giam dengan keuntungan besar.
Maka itu, ia lantas saja berkata. "Dalam hal ini ada apa2
yang belum dimengerti olehmu.
Kata2 hauw len2 thian hee, boh kam po pang, pada
hakekatnya bukan berarti bahwa perintah orang yang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memiliki To Liong to, ia akan dituruti dengan begitu saja
oleh orang2 gagah dalam Rimba Persilatan. Bukan arti yang
sebenarnya bukan begitu."
Ia berdiam sejenak dan kemudian berbisik: "Jie Lau tee,


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

didalam golok mustika itu tersimpan kitab rahasia ilmu
silat. Ada yang kata Kioe yang Cin keng, ada pula yang
kata Kioe im Cin keng. Asal saja orang bisa mengeluarkan
kitab tersebut dan beralih menurut petunjuk2nya, maka
orang itu akan memiliki kepandaian yang sedemikian
tinggi, sehingga semua orang tak akan berani membantah
segala perintahnya."
Cerita mengenai kedua kitab itu memang per nah
didengar oleh Jie Thay Giam dari gurunya. Dulu, pada
sebelum Kak wan Taysoe meninggal dunia, guru2 dari
Siauw-lim, Boe tong dan Gobie telah memetik beberapa
bagian dari Kioe yang Cin keng, tapi kitab itu, sendiri tak
diketahui lagi dimana adanya.
Mengenai Kioe im Cin keng, sudah beberapa tahun
orang tidak pernah me-nyebut2 lagi kitab itu, sehingga
dalam Rimba Persilatan, orang sangat menyangsika
kebenarannya cerita itu. Melihat paras Jie'Thay Giam yang penuh rasa tidak
percaya Tek Seng lantas saja berkata lagi: "Sesudah
mendapat golok mustika ini, kami bertiga
coba mencairkannya dengan menggunakan api guna mengambil
kitab yang tersimpan didalamnya. Tapi rahasia itu bocor
dan sebelum berhasil, orang sudah datang mengganggu. Jie
Lau tee, sekarang aku ingin minta pertolonganmu untuk
mencuri pemunah racun. Sesudah aku sembuh, kita bisa
pergi ketempat yang sepi dan jauh dari manusia untuk
mencairkan To Hong to dan mengambil kitab itu. Dalam
beberapa tahun saja, kita berdua sudah bisa menjagoi
dikolong langit. Jie Lau tee, bagaimana pendapatmu?"
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Thay Giam menggelengkan kepalanya. "Hal itu tidak
boleh terlalu dipercaya," katanya. "Jangankan dalam golok
itu memang tidak tersimpan kitab, sedangkan, sekalipun
benar ada kitabnya, pada sebelum golok itu menjadi cair
kitab tersebut tentu sudah menjadi abu."
"Golok itu keras luar biasa dan tak dapat dibuka dengan
pahat yang bagaimana tajam-Pun,." kata Tek Seng. "Jalan
satunya adalah mencairkannya dengan menggunakan api.
Bicara sampai disitu paras Jie Thay G iam mendadak
berubah dan dengan tangannya ia mengebut lilin2 yang
lantas padam. "Ada orang" bisiknya.
Tek Sen yang Lweekangnya masih kalah jauh dari
pemuda itu, tak dapat dengar apapun juga. Baru saja ia mau
menanya, disebelah kejauhan mendadak terdengar suara
seruan yang saling sambut. "Musuh mendatangi!" katanya
dengan suara kaget. "Mari kita kabur dari belakang
kelenteng." "Dibelakang kelenteng juga sudah ada musuh," kata
Thay Giam. "Celaka !" mengeluh Hay tong ceng.
"Tek Loo tiang," kata Thay Giam. "Yang datang adalah
orang Hay see pay. Dengan menggunakan kesempatan ini,
paling baik kau minta obat pemunah. Aku sendiri tak dapat
mencampuri urusanmu dan segala apa terserah atas putusan
Lootiong sendiri." Sikakek ketakutan setengah mati dan ia mencekal tangan
Jie Sam hiap erat2. "Tidak, tidak... kau tidak boleh
meninggalkan aku....tak boleh meninggalkan aku..."
katanya dengan suara gemetar dan ter-putus2.
Thay Giam merasa jari tangan sikakek yang mencekal
pergelangan tangannya bagaikan jepitan besi, dingin seperti
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
es. Dengan sekali membalik tangan, ia melepaskan cekalan
itu dan berbalik mencengkeram lima jerijinya orang itu. Tek
Seng merasa tulang jerijinya seperti mau patah, tapi pada
saat itu ia yakin, bahwa orang satu2nya yang bisa menolong
jiwanya adalah pemuda itu. Untuk menyerahkan To-liong
to yang telah direbutnya dengan mempertaruhkan jiwa, ia
sungguh tak rela lebih tak rela daripada memotong dan
memberikan sepotong dagingnya sendiri.
Maka itu, se-konyong2 ia memeluk Thay Giam dengan
tangatnnya, secara nekat2an.
Dengan kaget pemuda itu menggoyang pundak untuk
melepaskan pelukan itu. Tapi mati2an sikakek memeluk
terus seperti orang kalelap diair. "Krek...krek..." demikian
terdengar suara berkekreknya tulang. Thay Giam mengerti,
bahwa jika ia mengerahkan Lwekang lagi, tulang kedua
lengan Tek Seng akan lantas menjadi patah. Hatinya tak
tega dan ia tidak mengeluarkan lagi tenaga dalamnya.
"Lepas!" bentaknya.
Sesaat itu, suara tindakan kaki sudah tiba di luar
kelenteng disusul dengan suara gedebrukan dan pintu
terpental karena ditendang orang Thay Giam terkesiap.
"Orang ini bukan lawan enteng." pikirnya. Hampir
berbareng ia mengendus bau amis dan didalam kegelapan
serupa benda dilontarkan kedalam.
Dengan sekali menggoyang badan, seperti seekor cacing
ia meloloskan diri dari pelukan Tek Sang dan dengan
kecepatan luar biasa, sebelum benda itu atau senjata rahasia
mengbantam, ia sudah melompat kebelakang patung
Malaikat laut. Hampir berbareng. ia dengar teriakan sikakek
yang lantas roboh bergulingan dilantai, sedang senjata
rahasia itu masih terus dilepaskan tak henti2nya.
Semakin lama bau amis jadi semakin hebat seolah2
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ratusan ikan busuk dilemparkan kedalam kelenteng itu. Tek
Seng yang sudah bisa bangun kembali, melompat kesana
sini dengan tindakan limbung seperti orang mabuk tapi
karena ruangan itu sangat sempit dan juga sebab
keadaannya memang sudah payah, maka beruntun senjata2
rahasia itu mengenakan badannya dengan jitu.
Sesudah mendengar suara menyambarnya, Thay Giam
berkata dalam hatinya : "Senjata apa itu" pasir beracun"
Kalau pasir beracun, bagaimana Tek Seng bisa mempertahankan diri begitu lama?" Dilain saat ia
mendusin. "Ah! Tak salah! Garam beracun dari Hay-seepay," pikirnya. Walaupun kepandaian tinggi, tapi karena
garam menyambar terus menerus mama mana ia berani
menerjang keluar" Sementara itu diatap kelenteng kembali
terdengar suara keras dan atap itu lantas saja berlubang di
susul dengan turunnya garam dari lubang tersebut.
Sampai disitu Jie Thay Giam yang bernyali besar keder
juga hatinya. "Celaka! Tak dinyana aku harus membuang
jiwa ditempat ini ia mengeluh. Ia ingat kejadian pada waktu
si jubah sulam dan Tiang pek Sam khim kena garam
beracun. Ketika kakek itu, sudah tak usah dikatakan lagi,
tapi malahan si Jubah sulam yang berkepandaian tinggi
masih tak tahan menghadapi garam itu. Ia merasa dadanya
menyesak dan hampir2 muntah karena bau amis itu dan ia
yakin bahwa dalam tempo cepat ia tak akan bisa terlolos
lagi dari racun yang menyambar dari depan dan turun dari
atas seperti hujan gerimis dalam bingungnya ia menghantam punggung patung yang lantas saja berlubang
besar, melihat begitu hatinya girang dan buru2 masuk
kedalam perut patung. Dengan adanya aling2 itu garam itu
tak bisa mencelakakan dirinya lagi.
Karena bekerjanya racun garam agak lambat, maka
meskipun Tek Seng berteriak kesakitan ia masih
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bergulingan.Sementara itu karena merasa jerih akan
kepandaian Jie Thay Giam orang2 Hay see pay belum
berani menerjang masuk dan masih terus menimpuk dengan
senjata rahasia mereka untuk menunggu sampai tak
berdayanya kedua musuh itu.
Menurut kebiasaan senjata rahasia beracun yang dikenal
dalam dunia Kang ouw, seperti jarum emas, pasir besi dan
sebagainya, mencelakakan manusia sesudah senjata itu
menancap ditubuh dan racunnya masuk kejalanan darah.
Tapi bekerjanya racun Hay see pay sedikit berbeda. Sesudah
garam itu menempel dikulit, racunnya masuk kedalam
badan manusia dengan per-lahan2 sampai sikorban binasa,
Jie Thay Giam mengerti bahwa dengan bersembunyi
didalam perut patung, ia tak akan bisa menghentikan
serangan Hay see pay. Tapi karena tak ada jalan yang lebih
baik ia harus menunggu sampai tumpukan garam itu
mereda dan barulah coba menerjang keluar dari lubang
asap. Ia segera mengeluarkan pel pemunah racun yang lalu
ditelannya dan kemudian memusat ken semangat seraya
menjalankan pernapasannya. Beberapa saat kemudian
dadanya yang menyesak jadi lega kembali.
Sementara itu, orang2 Hay see pay yang berada diluar
kelenteng berdamai dengan suara perlahan.
"Tak ada suaranya lagi mungkin mereka sudah pingsan"
kata yang satu. "Tunggulah sebentar. Pemuda itu lihay sekali kita tidak
boleh ter-gesa2" kata yang lain.
"Sekali ini kita mendapat hasil besar dan Toako pasti
akan memberi hadiah yang besar juga" kata orang ketiga.
Tiba2 terdengar bentakan keras: "Hei! Lebih baik kamu
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menakluk supaya jangan membuang jiwa secara cuma2."
Bentakan itu disusul dengan teriakan komando dan
beberapa belas orang lantas saja menerjang masuk. Mereka
semua sudah memakai obat pemunah sehingga tak takuti
lagi garam beracun. "Dengan Heng-see-pay aku tidak mempunyai ganjelan
apapun juga, sedang kedatanganku di sini juga bukan untuk
merebut o-liong- to," Sekarang paling benar aku munculkan
diri dan coba mendamaikan mereka." Tapi dilain saat ia
mendapat pikiran lain. "Tidak bisa,tidak bisa aku berbuat begitu." pikirnya, "Boe
tong-pay adalah sebuah partai besar yang namanya
menggetarkan Rimba Persilatan. Jika aku ke luar dan coba
bicara baik2 dengan mereka, artinya seperti juga aku
menekuk lutut dan sikapku ini sangat memalukan guruku.''
Selagi ia bersangsi, ditempat yang jauh memdadak
terdengar serupa seruan. Seruan itu halus bagaikan benang
sutera. tapi tajam, dan menusuk kuping, sehingga orang
yang mendengarnya ber-debar2 hatinya. Dilain saat seruan
itu sudah terdengar didepan kelenteng, sehingga bukan
main kagetnya Thay Giam karena kecepatan yang sungguh
luar biasa. Pertama kali, seruan itu terdengar ditempat yang
jaraknya beberapa li dan dilain detik sudah tiba didepan
pintu. Dalam dunia ini kecuali beberapa macam burung yang
terbangnya luar biasa cepat, baik manusia maupun binatang
tak akan mempunyai kecepatan yang begitu hebat. Lebih
aneh didengar dari suaranya seruan manusia.
Hampir berbareng dengan berhentinya seruan itu, Tek
Seng mengeluarkan teriakan ketakutan. "Kau....kau juga
maui To liong...Peh bie" Peh bie berarti Alis putih.
Mendadak diluar kelenteng terjadi perubahan luar biasa.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Puluhan orang Hay see pay tiba2 bungkam mulutnya.
Keadaan sunyi senyap se-olah2 puluhan manusia itu
berubah menjadi batu. Mereka seperti juga melihat sesuatu
yang sangat menakuti sehingga bahwa takutnya, tak dapat
mereka mengeluarkan suara lagi.
Beberapa saat kemudian kesunyian itu dipecahkan
dengan suara "bruk!" dan salah seorang roboh terguling.
Robohnya orang itu disusuri dengan teriakan yang
gemetar:" Peh bie!.... Lari. ayo lari!...." Teriakan itu putus
ditengah jalan. Mungkin sekali orang yang berteriak tak bisa
meneruskan teriakannya dan kawan2nya tak kuat lari lagi,
sebab sesuatu yang ditakuti sudah masuk kedalam klenteng.
Jie Thay Giam heran tak kepalang. "Apa itu Peh bie?"
tanyanya didalam hati. "Apa binatang buas atau manusia
yang lihay luar biasa, sehingga semua orang ketakutan
begitu rupa?" Se-konyong2 terdengar suara seorang: "Kauw coe
Pemimpin Agama tanya kamu, dimana adanya To Liong
to. Lekas keluarkan. Kauw coe berhasil mulai dan akan
mengampuni kamu semua. Suara itu manis dan lemah
lembut, tapi mengandung keangkeran.
"Dia...dia yang curi," demikian terdengar jawaban
seorang Hay see pay. "Kami datang kemari justru untuk
coba merebut pulang Kauw coe.....Kauw coe....."
" "Eh, mana golok mustika itu?" tanya suara yang manis
itu. Thay Giam tahu, orang itu menanya Tek Seng, Tapi
kakek itu tidak menjawab. Dilain saat terdengar robohnya
sesosok tubuh. "Celaka! Tek Seng dibinasakan," pikir Thay Giam. Ia
yakin, bahwa dengan seorang diri, ia bukan tandingan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
musuh. Tapi sesudah mencampuri urusan ini, ia merasa
malu untuk bersembunyi terus. "Mundur dada waktu
berbahaya, bukan perbuatan seorang lelaki," katanya
didalam hati. Baru saja ia mau melompat keluar, mendadak
terdengar suara yang dingin: "Dia sudah mati karena
ketakutan. Geledah badannya,"


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lain2 Thay Giam terkesiap. "Mati sebab ketakutan?"
tanya dalam hati. Sementara itu sudah terdengar suara
dirobeknya pakaian dan dibolak baliknya badan manusia.
"Melaporkan kepada Kauw coe, bahwa dibadan orang ini
tidak terdapat apapun juga," kata orang yang suaranya
lemah lembut. Perkataan orang itu disusul dengan suara pemimpin Hay
see pay yang berkata dengan suara gemetar ; "Kauw coe ...
terang dia yang mencuri. Kami tak berani berdusta...." Ia
bicara dengan ketakutan sangat hebat, seperti juga nyalinya
hancur, sehingga bulu roma Jie Thay Giam bangun semua.
"Benar2 heran." Katanya didalam hati. "Golok mustika
itu memang dicekel Tek Seng. Ke mana perginya."
"Kamu mengatakan bahwa golok inustika itu dicuri
olehnya, tapi mengapa tak kedapatan?" tanya pula orang
yang suaranya manis. "Tak salah lagi kamulah yang
menyembunyikannya. Begini saja! Siapa yang bicara terus
terang, dialah yang diampuni jiwanya. Diantara kamu
hanya seorang yang boleh hidup terus. Siapa yang bicara
lebih du1u, dialah yang dapat pengampunan."
Keadaan sunyi senyap dan beberapa saat kemudian,
barulah si pemimpin Hay-see-pay berkata : "Dengan
sejujurnya kami melapor kan kepada Kauwcoe, bahwa
kami tidak tahu menahu tentang hilangnya golok mustika
itu. Tapi kami berjanji akan berusaha untuk menyelidiki
sampai se-terang2nya"
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kauwcoe itu tidak menjawab ia hanya mengeluarkan
suara dihidung. Orang yang suaranya manja berkata lagi. "Siapa yang
bicara terus terang, dialah yang boleh hidup terus" Keadaan
kembali sunyi senyap. Tiba2, kesunyian yang menakuti itu dipecahkan oleh
teriakan seorang. Dengan se-betul2nya kami sedang
mencari golok mustika itu, yang mendadak menghilang
secara luar biasa. Jika kau tetap tidak percaya, dari pada
mati konyol, lebih baik kami melawan mati2 an sampai
dimana kepandaian Peh bie Kauw..." Suara itu berhenti
ditengah jalan dan keadaan kembali sunyi senyap. Rupanya
dia sudah binasa dengan begitu saja.
"Tadi seorang lelaki yaag berusia kira" 30 tahun telah
menolong kakek itu," menerang kan Hay see pay. "Dia
mnemiliki ilmu mengentengkan badan yang sangat tinggi.
Entah kemana perginya sekarang. Golok mustika itu pasti
dibawa lari olehnya,"
Kauw coe itu kembali mengeluarkan suara dihidung dan
kemudian berkata dengan suara dingin; "Ampuni jiwa
orang ini.." Hampir berbareng terdengar kesiuran angin dan
ia sudah keluar dari pintu kelenteng. Tiba2 terdengar pula
suara, nyaring ditempat yang jauhnya belasan tombak.
Jie Thay Giam tak bisa menahan sabar lagi seraya
melompat keluar dari perut patung ia berteriak "aku berada
disini jangan celakakan orang!"
Tapi keadaan lagi2 sunyi senyap. Thay Giam mengawasi
disekitarnya dan ia lihat semua orang berdiri seperti patung
ia heran bukan main dan buru2 menyulut lilin diatas meja
sembahyang. Mendadak ia mengeluarkan seruan tertahan
karena dua puluh lebih anggota Hay see pay berdiri tegak
tanpa bergerak seperti juga tertotok jalanan darahnya
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sedang muka mereka mengunjuk rasa takut yang sangat
hebar dengan nyalinya yang besar dan pengalamannya yang
luas tak urung jantung Thay Giam memukul keras,
"Bagaimanakah lihaynya Kauw-coe Peh bie kauw it?""
tanyanya didalam hati. "Orang2 Hay see pay bukan
sembarang orang tapi mengapa bertemu dengan Kauw coe,
mereka ketakutan sampai begini rupa ia mengangsurkan
tangannya dengan niatan menotok jalanan darah Hoa kay
hiat dari salah seorang itu untuk membuka jalanan
darahnya yang tertutup. Tapi lagi2 ia kaget jerijinya menotok jalanan darah yang
sudah membekuk dan orang itu tetap tidak bergerak setelah
memeriksa pernapasannya baru dia tahu dia sudah binasa"
Kecuali seorang semua anggota Hay see pay sudah binasa
sebab totokan perjalanan darah yang membinasakan orang
yang masih hidup itu yaitu orang yang bicara paling
belakang sebab dilantas dengan napas ter-sengal2.
Rasa heran dan kagetnya Thay Giam sukar dilukiskan
benar ia tak mengerti bagaimana dalam sekejap mata,
Kauw coe itu bisa membinasakan dua puluh orang lebih
yang berkepandaian tinggi sambil mengangkat tubuh orang
itu ia bertanya: "Agama apa Peh bie kauw" Siapa Kauw coe
itu?" Orang itu tidak menjawab pertanyaannya yang
diulangi beberapa kali dia hanya mengawasi dengan mata
membelalak. Thay Giam memegang nadinya dan ternyata
aliran darah orang itu sudah kalang kabut sebagai tanda
bahwa beberapa uratnya telah diputuskan sehingga ia
menjadi gagu dan terganggu otaknya.
Darah Jie Thay Giam lantas saja meluap. "Apa itu Pehbie kauw" Mengapa dia begitu kejam?" tanyanya didalam
hati dengan penuh kegusaran. Tapi ia tabu, bahwa ia bukan
tandingan orang itu. Sesaat itu juga, ia sudah menghitung2
tindakan yang akan diambilnya. Ia ingin segera berangkat
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ke Boe tong san untuk melaporkan kejadian itu dan
menanyakan asal usul Peh bie kauw kepada gurunya. Ia
berniat mengajak semua saudara seperguruannya untuk
menyatroni manusia yang dinamakan Peh bie Kauwcoe. Ia
menganggap, bahwa walaupun Kauwcoe itu lihay luar
biasa Boe-tong Cithiap masih dapat menandinginya.
Melihat garam beracun yang tersebar diseputar kelenteng
itu, ia menghela napas panjang. "Orang2 Hay see pay juga
bukan manusia baik2, sehingga kebinasaannya yang begitu
rupa mungkin ada pantasnya juga," katanya didalam
kelenteng sangat tak pantas dan orang bisa celaka, jika
kebetulan datang disini."
Memikir begitu ia segera mangambil golok dan menggali
satu lubang besar didalam kebun sayur. Sesudah itu, dengan
hati2 ia mengangkat mayat2 itu yang lalu memasukkan
kedalam lubang. Sesudah memindahkan belasan mayat,
tiba2 ia terkejut, karena mayat itu berat luar biasa,
sedangkan badannya hanya berukuran sedang. Ia segera
memeriksa dan ternyata, dari pundak terus kepunggung
mayat itu terdapat luka besar yang sangat panjang. Begitu ia
meraba tangannya menyentuh benda yang keras dingin dan
setelah ditarik keluar benda itu bukan lain daripada To
liong-to yang diperebuti!
Secara kasar ia segera menebak apa yang sudah terjadi.
Rupanya, begitu melihat Peh-bie Kauwcu, Hay-tong ceng
Tek Seng hancur nyalinya dan ia mati ketakutan. Pada
waktu menghembuskan napasnya yang penghabisan golok
itu terlepas dari cekalannva dan jatuh dipunggung orang itu.
Karena berat dan tajam To Liong to amblas dibadan orang
itu. Maka itu tidaklah heran jika pada waktu menggeledah
semua orang, kaki tangan Kauw coe tidak bisa
mendapatkan apapun juga. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kalau dalam hati Jie Thay Giam tidak muncul rasa
kasihan mungkin sekali golok mustika yang menggemparkan itu, akan hilang dari dunia persilatan.
"Golok ini adalah mustika dalam Rimba Persilatan,"
kata Thay Giam dan dalam hatinya "Akan tetapi, menurut
pendapatku, senjata ini bukan senjata yang mujur. Hay tong
ceng Tek Sang dan-puluhan orang Hay see pay binasa
karena gara2 To liong to. Sekarang paling benar aku
mempersembahkan senjata ini kepada Soehoe, untuk
meminta keputusan." Sesudah selesai menguburkan semua mayat itu, karena
kuatir garam beracun mencelakakan rakyat, ia segera
mencari cabang2 kering yang lalu disulut untuk membakar
kelenteng tersebut. Dibawah sinar api itu ia lalu meneliti
golok mustika itu yang ternyata berwarna hitam bukan besi
dan juga bukan emas, entah dibuat dari logam apa. Dari
gagang sampai badannya samar2 terlihat garisan2 yang
berwarna biru. Dengan mata kepala sendiri, ia telah
menyaksikan dibakarnya golok itu, tapi sungguh aneh,
golok tersebut tidak rusak sedikitpun. "Bagaimana orang
bisa menggunakan golok yang begini berat?" tanyanya
didalam hati. "Dulu, Ceng liong Yan-goat to dari Kwan
Ong-ya, yang mempunyai tenaga malaikat, hanya delipan
puluh satu kati beratnya," Kwan Ong-ya, Kwan Kong dari
jaman samkok. Ia segera me masukkan golok itu kedalam buntalannya
dan kemudian berkata dengan suara perlahan didepan
kuburan Tek Seng. "..Tek Loo tiang, bukan mau serakahi
golok ini. Tapi karena To liong to senjata luar biasa, maka
jika jatuh ketangan manusia jahat, bencananya bukan kecil.
Aku ingin menyerahkannya kepada Soehoe, seorarg adil
yang berhati mulia, yang tentu akan bisa
membereskan persoalan golok ini se-baiknya."
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sesudah berkata begitu, ia lalu menggendong buntalannya dan meneruskan perjalanan kejurusan utara.
Sesudah berjalan kurang lebih setengah jam tibalah ia
ditepi sungai. Ketika itu ribuan bintang yang sinarnya sudah
suram masih berkelip kelip diatas sungai. Ia mengawasi
keberbagai jurusan tapi tak terlihat sebuah perahu pun. Ia
lalu berjalan disepanjang gili2 dan kira2 semakanan nasi, ia
lihat sinar lampu dari sebuan perahu penangkap ikan yang
terpisah kira2 belasan tombak dari tepi sungai.
"Toako penangkap ikan!" teriaknya. "Tolong seberangkan aku?" Karena perahu ikan itu terpisah terlalu jauh sipenangkap
ikan rupanya tidak mendengar teriakannya.
Thay Giam segera mengempos semangat dan berteriak
lagi. Terikan itu yang disertai dengan Lweekang yang sudah
dilatih kira2 dua puluh tahun nyaring dan sangat tajam.
Beberapa saat kemudian dari aliran sebelah atas muncul
sebuah perahu kecil yang menggunakan layar dan yang
perlahan2 menempel ditepi sungai. "Apa tuan mau
menyeberang" tanya si juru mudi.
"Benar, aku ingin minta pertolongan Toako untuk
menyeberangkan aku," jawabnya dengan girang.
"Sekali menyeberang ongkosnya satu tahil perak." kata
pula juru mudi itu. Permintaan itu sebenarnya terlalu mahal tapi sebab ingin
buru2, Thay Giam tak rewel lagi. "Baiklah," katanya seraya
melompat turun kedalam perahu yang melesak kedalam air.
"Tuan, bawa apa kau " Mengapa begitu berat," tanya
juru mudi itu dengan perasaan heran.
Jie Thay Giam segara mengangsurkan sepotong perak
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan menjawab sambil tertawa : "Tak apa2. Badanku berat.
Ayohlah"' Si juru mudi kelihatannya bercuriga dan berulang kali
melirik buntalan Thay Giam. Sesaat kemudian, dengan
menuruti aliran air, perahu itu belayar dengan mengambil
arah timur laut. Sesudah melalui satu li lebih tiba2
terdengar suara gemuruh. "Juru mudi, apa mau turun hujan?" tanya Thay Giam.
"Bukan." jawabnya seraya tertawa, "Guru itu suara air
pasang sungai Cian tong kang. Dengan mengikuti aliran air
pasang. dalam sekejap kita bisa sampai dilain tepi."
Thay Giam mengawasi kearah suara itu. Jauh2 ia lihat
sehelai garis putih yang mendatangi dengan ber-gulung2.
Suara itu kian lama kian menghebat dan gelombang juga
jadi makin besar. "Baru sekarang kutahu, bahwa diantara
langit dan bumi terdapat pemandangan yang seangker ini,"
katanya didalam itati. "Tidak cuma2 aku membuat
perjalanan ini." Dilain saat, ombak sungai sudah tiba dan
mendorong perahu dengan kekuatan luar biasa.
Selagi memandang dengan penuh perhatian se-konyong
Thay Giam mengeluarkan seruan tertahan, karena
dipuncak ombak terlihat sebuah perahu yang menerjang
kedepan menurut gerakan ombak itu. Apa yang luar biasa
ialah pada layar putih dari perahu itu terdapat lukisan yang
merupakan sebuah tangan berwarna merah dengan lima
jeriji yang terpentang lebar. Karena memiliki mata yang
sangat tajam, biarpun didalam kegelapan, dalam jarak
puluhan tombak ia sudah bisa lihat tangan berdarah itu.
Sijuru mudi sendiri baru bisa melihatnya sesudah perahu
itu datang terlebih dekat. Mendadak ia mengeluarkan
teriakkan ketaku tan:" Hiat chioe hoan." (Hiat chioe hoan
perahu layar Tangan berdarah).
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa itu Hiat chioe hoan?" tanya Thay Giam.
Sebaliknya dari menjawab ia menerjun ke dalam air!
Thay Giam terperanjat dengan gelombang yang sebear itu


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

biarpun pandai berenang, orang tak akan bisa bertahan
lama didalam air buru2 ia mengambil sebatang gala yang
lalu disodor keair tapi juru mudi itu menggoyangkan tangan
dengan paras muka ketakutan dan dilain saat ia masuk
kedalam gelombang untuk tidak keluar lagi.
Tanpa juru mudi begitu terpukul ombak, perahu itu
lantas saja terputar. Cepat2 Thay Giam pergi kebelakang
perahu untuk memegang kemudi pada saat itulah
mendadak terdengar suara "dak" dan perahu Hiat chioe
hoan membentur perahunya Thay Giam
Karena kepala Hiat chioe hoan dilapis besi begitu
terbentur, perahu Thay Giam lantas saja bocor dan air
menerobos masuk. Bukan main gusarnya Thay Giam. "Perahu siapa yang
begitu kurang ajar?" bentaknya dengan suara keras. Melihat
perahunya sudah hampir tenggelam, dengan sekali menotol
ujung kaki, ia melompat keatas kepala perahu Hiat chioe
hoan. Pada yang bersamaan satu ombak besar menerjang,
sehingga Hiat chioe hoan "terbang" keatas, setombak lebih
tinggi nya. Kejadian itu terjadi pada sesaat badan Thay
Giam berada ditengah udara sehingga perhitungannya
meleset semua dan ia melayang jatuh kedalam air.
Pada detik yang sangat genting sambil mengempos
semangatnya ia menggoyang kedua pandaknya dan dengan
menggunakan gerakan Tee in ciang, tiba2 tubuhnya meleset
keatas lagi setombak lebih dan kedua kakinya hinggap
diatas kepala perahu Hiat-chioe-hoan.
"Ada orang tercebur diair! Lekas tolong !" teriak Thay
Giam. Ia mengulangi teriakannya beberapa kali. Tapi tidak
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendapat jawaban. Dengan mendongkol ia menolak pintu gubuk perahu tapi
pintu itu yang terbuat dari besi, tidak bergeming. Seraya
menggerakkan Lweekang dikedua lengannya ia mendorong
sambil membentak keras. Pintu belum terbuka tapi sudah
berlobang karena menghubungkan gubuk dan pintu telah
putus dan jatuh dengan mengeluarkan suara berkerincingan. Tiba2 didalam gubuk terdengar suara orang "Tee in
ciong dan Tin san ciang (Pukulan menggetarkan gunung)
yang tersohor dari Boe tong pay sungguh bukan pujian
kosong. Jie Sam hiap serahkan To liong to yang berada
dalam buntalanmu dan kami akan mengantarkan kau
menyeberang sungai suara yang le mah lembut itu bukan
lain dari pada suara kaki tangan Peh bie Kauw coe yang
pernah didengarnya dikelenteng Hay sin bio. Sekarang baru
ia tahu bahwa perahu Hiat cioe hosn adalah milik Peh bie
Kauw coe sehingga tidak heran sijuru mudi jadi ketakutan
setengah mati. Tapi ia tak mengerti bagimana orang itu tahu namanya
dan beradanya To liong to di dalam tangannya.
Sebelum ia menanya orang itu sudah berkata lagi:" Jie
Sam Hiap mungkin kau merasa heran mengapa kami tahu
she dan namamu bukankah begitu tapi sebenarnya kau tak
usah heran kecuali ahli silat Boe tong pay dalam dunia ini
siapa lagi yang memiliki lompatan Tee in ciong dan pululan
Tin san ciang" Tiga hari sebelum Jie Sam hiap menginjak
wilayah Ciat kang kami sudah mendapat warta. Hanya
sayang kami tidak keburu menyambut dari tempat jauh.
Thay Giam tak tahu bagaimana harus menjawab
perkataan orang itu tapi mengingat sijuru mudi yang
tercebur didalam air ia lantas saja berkata. "Hal lain dapat
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ditunda paling dulu kita harus menolong jiwanya juri mudi
itu." Orang itu tertawa ter-bahak2. "Jie Sam hiap hatimu
terlalu mulia katanya. "Juragan perahu itu mempunyai satu
gelaran yang sangat bagus yaitu Sauw cay Seei kwie (Setan
air yang menagih hutang) Disungai Ciang tong-kang entah
berapa banyak jiwa melayang didalam tangannya. Jie Sam
hiap adalah seorang yang berhati sangat mulia. Tapi setan
air itu sebenarnya sudah mengincar buntalanmu dan ingin
menagih hutang dari penitisan yang lain. Haha !"
Thay Giam sendiri sebelumnya sudah menaruh curiga,
karena-lihat lahat juru mudi itu yang seperti lagak bangsat.
Sekarang ia mendapat kenyataan, bahwa kecurigaannya
sangat beralasan. "Bolehkah aku mendapat tahu she dan
nama tuan yang besar dan apa boleh aku bertemu muka
denganmu?" tanya Thay Giam.
"Antara Peh bie kauw dan partai tuan sama sekali tidak
mendapat tali persahahatan atau permusuhan," jawabnya.
"Maka itu menurut pendapatku, lebih baik kita tak usah
bertemu muka. Jie Sam hiap taruh saja To liong to dikepala
perahu dan kami akan menyeberangkan kau ketepi."
Mendengar perkataan itu, darah Thay Giam lantas saja
naik. "Apakah To liong milik Peh bie kauw?" tanyanya
dengan suara kaku. "Bukan," jawabnya. "Tapi golok itu adalah senjata
termulia dalam Rimba Persilatan, maka dapatlah
dimengerti, jika setiap ahli silat sangat ingin memilikinya."
"Kalau begitu, dengan sangat menyesal aku tak bisa
meluluskan permintaanmu," kata Thay Giam. "Golok ini
sudah jatuh kedalam tangan ku dan aku merasa
berkewajiban uniuk menyerahkan kepada guruku, supaya ia
bisa memberi keputusan. Aku masih berusia muda dan tak
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dapat mengambil keputusan apa apa."
Orang itu kembali bicara, tapi suaranya sehalus bunyi
nyamuk, sehingga Thay Giam tak dapat menangkapnya.
"Apa kau kata?" tanyanya sambil maju beberapa tindak.
Sesaat itu, gelombang besar kembali menghantam,
sehingga perahu layar itu "terbang" keatas dan terombang
ambing ditengah2 ombak. Mendadak Jie Thay Giam
merasa sakit gatal didada dan pahanya, seperti digigit
nyamuk. Waktu itu adalah permulaan musim semi dan
biasanya tidak ada nyamuk.
Tapi ia tidak menghiraukan dan lalu menepuk beberapa
kali ditempat yang gatal. "Untuk merebut sebilah golok, Peh
bie kauw telah membinasakan tidak sedikit manusia,"
katanya dengan suara nyaring. "Dikelenteng Hay sin bio
saja, beberapa puluh orang telah melayang jiwanya.
Menurut pendapatku, tanganmu agak terlalu kejam."
"Kau salah," membunuh orang itu. "Dalam menurunkan
tangan, Peh bie kauw selalu membuat perbedaan. Terhadap
orang jahat, kami turunkan tangan yang berat, sedang
terhadap orang baik, kami turunkan tangan enteng. Jie Sam
hiap, namamu yang mulia telah menggetarkan dunia
Kangouw dan kami tentu tidak akan mengambil jiwamu.
Jika kau menyerahkan To Liong to, kami akan segera
memberikan obat pemunah jarum Boen sie ciam
kepadamu," Boen sie ciam Jarum kumis nyamuk.
Mendengar kata2 "Boen sie ciam," Thay Giam
terperanjat. Buru2 ia meraba dada, dibagian yang bekas
digigit nyamuk. Ia merasa gata12, tiada bedanya seperti
akibat gigitan nyamuk. Tapi sesudah memikir sejenak, ia
mengerti, bahwa rasa gatal itu tak mungkin akibat gigitan
nyamuk, karena pada waktu itu adalah musim semi,
apapula jika diingat, bahwa ia sedang berada diatas sungai.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dari mana datangnya nyamuk" Mendadak ia mendusin.
"A-ha! Kalau begitu, ia sengaja bicara perlukan untuk
memancing supaya aku datang terlebih dekat, agar ia bisa
menimpuk dengan senjata rahasianya yang sangat halus,"
katanya didadalam hati. Mengingat ketakutannya Tek Seng
orang2 Hay-see-pay dan si juragan perahu, maka boleh
dipastikan, racun itu hebat luar biasa. Maka itu, jalan yang
terbaik adalah menangkap dan memaksanya untuk
mengeluar kan obat pemunah. Memikir begitu, sambil
membentak keras, ia melompat kedalam gubuk perahu itu.
Sebelum kedua kakinya hinggap dipapan perahu, angin
yang sangat tajam menyambar mukanya dan dalam
gusarnya, iapun segera menghantam dengan sekuat tenaga.
Begitu kedua tangan kebentrok, kedua lawan itu tetpental
kebelakang dengan berbareng Jie Thay Giam sendiri
terdorong keluar, tapi sukar, ia tak sampai roboh terguling
hanya telapak tangannya dirasakan sakit sekali ia mengerti
bahwa musuh telah menyembunyikan senjata dalam
tangannya sebab pada waktu kedua telapak tangan beradu
ia merasa tujuh batang jarum atau paku, menancap
ditelapak tangan nya. Dalam segebrakan itu ia sudah tahu
bahwa tenaga lawan kira2 setanding dengan tenaganya
sendiri. "Racun Ciang sim Cit sang tengku hebat luar biasa"
demikian terdengar suara orang itu "Lweekang Jia Sam
hiap sungguh liehay dan aku merasa takluk. Ciang sim Cit
seng teng (Paku tujuh bintang) yang ditaruh ditelapak
tangan. Jie Thay Giam yang sabar sekarang menjadi kalap is
meraba buntalannya dan lalu mencabut To liong to. Sambil
mencekal gagang golok dengan kedua lengan ia membacok.
"Trang!" pintu besi itu terbelah dua melihat tajamnya golok
itu semangatnya terbangun dan ia lalu membacok kalang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kabut sehinga gubuk itu yang terbuat dari pada besi lantas
menjadi hancur dan lembaran2 besi jatuh ke dalam air.
Orang yang berada didalam gubuk tak dapat menyembunyikan dirinya lagi ia lalu melompat kebelakang
perahu seraya menbentak "kau sudah kena dua macam
racun, mau apa kau banyak lagak." Jie Thay Giam yang
sudah mata gelap tidak menghiraukannya dan terus
menerjang sampai memutar golok.
Melihat serangan kalap itu buru2 orang itu menangkis
dengan sebuah jangkar. "Trang" jangkar itu juga terbelah
dua dengan hati mencelos ia melompat kesamping dan
berteriak. "Hei" Kau lebih sayang jiwa atau lebih sayang golok?"
Thay Giam berhenti menyerang. "Baiklah" katanya.
Serahkan obat pemunah aku akan menyerahkan golok ini
kepadamu. Sesaat itu merasa pahanya semakin gatal dan
sakit sebagai tanda bahwa racun sudah mulai bekerja.
Mengingat bahwa To liong to telah didapatinya secara
kebetulan dan sebab ia memang tak ingin memiliki harta
benda orang lain maka hilang hilangnya golok itu juga tidak
dirasakan berat olehnya. Dilain saat, ia sudah melemparkan
To Liong to diatas papan perahu.
Orang itu kegirangan dan buru2 menjemput nya, akan
kemudian meng-usap2 badan golok itu dengan sikap yang
sangat menyayang. Ia berdiri dengan membelakangi
rembulan, sehingga Thay Giam tak dapat lihat nyata
mukanya. Tapi dalam perhatiannya kepada golok itu, ia
rupanya lupa akan janjinya untumemberikan
obat pemunah. Lewat beberapa saat, rasa sakit dan gatal didada dan
paha Thay Giam makin menghebat. "Eh, mana obat?"
tanyanya. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang itu tertawa berkakakan seperti juga mendengar
cerita lucu. Tentu saja Thay Giam jadi gusar seka]i." Hei! Aku minta
obat yang dijanjikan olehmu," bentaknya. "Ada apa
lucunya ?" Orang itu menuding muka Thay Giam dan berkata
seraya tertawa: "Hihihi ! Kau sungguh tolol ! Sebelum aku
mengeluarkan obat, kau sudah lebih menyerahkan golok ?"
"Perkataan seorang laki2 seperti juga larinya seekor
kuda," kata Thay Giam dengan amarah me-luap2. "Kita
sudah berjanji untuk menukar golok dengan obat, apa kau
lupa?" Orang itu tertawa lagi. "Dengan golok dalam tanganmu,
aku masih jerih juga," katanya dengan suara mengejek,
"Adat kata kau tidak bisa menangkan aku, kau masih dapat
melemparkan golok itu kedalam sungai dan belum tentu
aku bisa mencarinya. Tapi sekarang, sesudah golok ini
berada dalam tanganku, apa kau masih mengharapkan obat
pemunahan ?" Perkataan itu se-olah2 air dingin yang mengguyur kepala
Thay Giam. Mimpipun ia tidak pernah mimpi, bahwa
orang itu bisa berlaku begitu licik. Ia ingat, bahwa Boe-tongpay tak mempunyai permusuhan apapun jugs dengan Peh
bie-kauw, sedang orang itupun memiliki kepandaian tinggi,
sehingga kedudukannya pasti bukan kedudukan rendah.
Tapi mengapa ia menjilat lagi ludah yang sudah dibuang"
"Jie Sam hiap," orang itu berkata pula. "Ada satu hal
yang harus diterangkan kepadamu. Racun dari Boen sie
ciam masih tidak begitu hebat tapi racun Cit-seng benar2
luar biasa. Dalam tempo dalam duapuluh empat jam semua
dagingmu akan copot dan jatuh ditanah. Dalam dunia
kecuali obat pemunah dari Peh bie kauw, jangankan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
manusia, sedang dewapun tak akan bisa menolongnya.
Disamping itu andaikata sekarang aku memberikan obat
pemunah, obat itu hanya bisa menolong selembar jiwamu,


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tapi ilmu silat Jie Sam-hiap yang tersohor dalam dunia
Kangouw tak akan bisa pulih kembali untuk se-lama2nya.
Perkataan itu dikeluarkan dengan suara manis dan lemah
lembut, se-olah2 manusia itu sedang bicara dengan sahabat
karibnya. "Hidup atau mati adalah takdir," kata Thay Giam sambil
menahan amarah. "Selama hidup Jie Thay Giam belum
pernah melakukan apa2 yang tidak baik, sehingga ia boleh
tak usah merasa malu terhadap Langit dan bumi. Andaikata
sekarang aku binasa dalam tangan seorang rendah,
sedikitpun aku tidak merasa jerih."
Orang itu mengacungkan jempolnya. "Bagus!," ia
memuji. "Nama besarnya Boe tong Cithiap benar2 bukan
nama kosong. Orang gagah yang kenal Cit-seng-teng dan
Boe sie-ciam tak bisa dihitung berapa banyaknya. Kalau
bukan, meminta ampun, mereka yaitu orang2 yang
mempunyai tulang punggung tentu mencaci aku. Tapi
orang yang seperti Jie Sam-hiap, yang tidak menghiraukan
masih akan hidup, aku sungguh jarang menemui."
Thay Giam mengeluarkan suara dihidung "Tapi apakah
aku boleh mendapat tahu she dan nama tuan yang besar?"
tanyanya. "Aku hanyalah seorang kecil dalam Peh-bie-kauw dan
jika Boe-tong-pay ingin membalas sakit hati adalah Kauw
coe yang akan melayaninya." jawabnya. "Malam ini, Jie
Sam hiap akan mati dengan diam2."
SEMENTARA itu, karena leher dan badannya tak bisa
bergerak, JieThay Giam hanya bisa melihat bendera piauw
yang tertancap dipot bunga. Untuk sejenak seluruh ruangan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sunyi senyap dan yang terdengar hanyalah bunyi laler yang
beterbangan kian kemari. Lain suara yang didengarnya
ialah suara nafas Touw Tay Kim yang ter-sengal2.
Walaupun tak melihat mukanya, ia bisa menebak, bahwa
Cong piauw tauw itu tengah mengawasi emas yang
berkredepan dengan mata membelalak.
Beberapa saat kemudian, barulah terdengar suara Touw
Tay Kim: "In Toa ya, piauw apa yang mau diantar?"
"Lebih dulu jawablah pertanyaanku," sahutnya. "Apakah
kau bisa memenuhi tiga syarat yang diajukan olehku.."
Touw Tay Kim menepuk lututnya seraya berkata: "In
Toa ya, sesudah kau memberi hadiah yang begitu besar,
biarlah aku mempertaruhkan jiwa untuk memenuhi segala
permintaanmu, Kapan aku bisa menerima piauw itu?"
"Piauw yang harus dilindungi dan diantar olehmu adalah
orang rebah dibalai2 itu," jawabnya dengan suara dingin.
Tanpa merasa, Touw Tay Kim mengeluarkan seruan
tertahan, bahkan herannya.
Jie Thay Giam terkesiap. Ia membuka mulut, tapi suara
yang mau dikeluarkan, tak bisa keluar.
Dengan menggunakan seantero tenaganya, is coba
melompat turun, tapi tubuhnya tak bisa bergerak
sedikitpun. Sekarang baru ia tahu, racun Cit seng teng
benar2 liehay. "Apa ... apa .... benar tuan ini?" menegas Touw Tay Kim
dengan suara terputus2. "Tak salah," jawabnya. "Kau sendiri yang harus
mengantarkannya. Kau bolah menukar orang. Dalam
sepuluh hari, kau sudah mesti tiba di Boe tong san, Siang
yang hoe, propinsi Ouw pak, dan menyerahkan orang itu
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kepada Thio Sam Hong, Ciang coen Couw soe boe tong
pay." "Boe tong pay?" menegas Touw Tay Kim. "Biarpun tak
mempunyai ganjela apa2 dengan Boe tong pay, tapi kami,
murid2 Siauw lim-sie jarang...jarang sekali berhubungan
dengan mereka ....Ia...."
"Jika gagal, kau tak akan dapat mengganti kerugian
dengan laksaan tail emas," kata si orang she In dengan
suara tawar. "Katakan saja. Terima atau tidak. Mengapa sebagai seorang laki2 kau begitu sukar mengambil keputusan?"
"Baiklah, dengan memandang muka In Toanya, Liongboan Piauw-kiok menerima baik piauw ini," jawabnya.
Orang ini tersenyum. "Hari ini Sha gwe Jie kauw (Bulan
tiga tanggal 2")," katanya. "Kalau pada Sie gwee Cee kauw
Ngosie (Bu1an Empat tanggai 9), tengah hari, kau belum
menyerahkan tuan ini kepada Ciong boen Couwsoe Boe
tong pay, aku akan membasmi besar kecil tujupuluh satu
orang di Liong baen Piauw kiok. Malah ayam dan
anjingpun tak akan diampuni olehku!" Ancaman itu disusul
dengan suara "trik trik" dan belasan jarum perak yang halus
menancap dipot bunga itu yang lantas saja hUncur jadi
puluhan keping yang jatuh berhamburan dilantai.
Timpukan senjata rahasia itu yang disertai dengan
Lwekang dahsyat, benar2 mengejutkan. Touw Tay Kim
mengeluarkan seruan kaget sedang Jie Thay Giam pun
terkesiap. "Ayoh pulang!" bentak siorang she In. Dua tukang
gotong lalu saja menaruh balai2 diatas lantai dan segera
meninggalkan ruangan itu dengan ter-buru2.
Selang beberapa saat, sesudah dapat menentramkan hati
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Touw Tay Kim menghampiri Jie Thay Giam seraya
menanya: "Bolehkah kutahu she dan nama tuan yang
mulia" Apa benar tuan dari Boe tong pay ?"
Thay Giam tak dapat berbicara, ia hanya mengawasi
Cong piauw tauw itu yang berusia kira2 limapuluh tahun,
badannya tinggi besar dengan otot2 lengan yang menonjol
keluar dan parasnya angker sekali. Melihat potongan badan
dan gera2kan orang itu, Thay Giam tahu bahwa ia adalah
seorang ahli ilmu silat Gwa kang(ilmu silat luar).
"In Toaya adalah seorang tampan yang lemah lembut
gerakannya," kata Touw Tay Kim. "Tak dinyana mereka
memiliki kepandaian yang begitu tinggi. Orang dari partai
manakah dia?" Ia mengulangi pertanyaannya beberara kali
tapi Thay Giam tetap tidak menjawab dan terus
memeramkan kedua matanya.
Hati Cong-piauw tauw itu merasa sangat tidak enak. Ia
sendiri adalah seorang ahli melepaskan senjata rahasia
sehingga didalam dunia Kangouw, ia mendapat julukan Iepie-him, tapi kepandaian siorang she In betul2 luar biasa.
Dengan sekali mengebas tangan bajunya belasan batang
jarum yang halus bagaikan bulu kerbau telah menghancurkan sebuah pot kristal. Jika tak melihatnya
dengan mata kepala sendiri ia tentu tak akan percaya. Ia
membungkuk dan menjemput kepingan kristal yang jatuh
dilantai ternyata setiap jarum seperti juga terpantek masuk
dengan martil kedalam kristal itu. Lweekang yang
sedemikian hebat, ia sungguh belum pernah mendengarnya.
Sudah dua puluh tahun lebih Touw Tay Kim mengepalai
Liong boen Piauw kiok dan selama itu ia telah mengalami
tidak sedikit gelombang dari dunia Kang ouw. Tapi piauw
manusia hidup dengan ongkos dua ribu tahil emas bukan
saja belum pernah dialami olehnya, tapi juga belum pernah
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terdengar dalam seluruh sejarah perusahaan piauw.
Sesudah menyimpan emas itu ia segera memerintahkan
orang untuk membawa Jie Thay Giam kesebuah kamar
yang sepi supaya sisakit bisa mengaso, kemudian dengan
cepat ia mengumpulkan para piauw tauw, menyiapkan
kuda kereta untuk berangkat pada hari itu juga.
Sebelum berangkat karena merasi tidak enak mendengar
ancaman siorang she In, Touw Tay kam lebih dulu
berdamai dengan dua orang piaum tauw yang berusia tinggi
sesudah menghitung2, mereka mendapat kenyataan bahwa
dari ibu Touw Tay Kiam sampai bayi Ciok Piauw tauw
yang berusia belum cukup sebulan keluarga Liong boen
Piauw kiok tepat berjumlah tujuh puluh satu orang yaitu
sesuai dengan jumlah yang disebutkan oleh siorang she In.
Mereka bertiga lantas saja saling mengawasi dengan hati
berdebar. "Cong pauw touw," kata Piauw tauw she Ciok itu.
"Menurut pendapatku meskipun hadiahnya besar tugas ini
terlalu berbahaya, sehingga lebih baik kita menolak saja."
Piauw tauw yang satunya lagi seorang she Soe, lantas
saja berkata: "Ciok Sam ko sayang sungguh pendapatmu
diutarakan sesudah kasep. Piauw ini sudah diterima dan
apakah Liong boen Piauw kiok yang sudah mendapat nama
besar selama dua puluh tahun lebih harus mengembalikannya lagi?"
"Soe Ngo tee," kata Ciok Piauw tauw dengan suara
mendongkol. "Kau menyayang nama besar Liong boen
Piauw kiok tapi apa kau tidak menyayangi jiwanya begitu
banyak orang" Menurut penglihatanku urusan ini sangat
mencurigakan dan mungkin sekali orang sedang memasang
jebakan untuk menjebak kita."
Soe Pauw tauw tertawa dingin seraya berkata "sesudah
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
makan dari perusahaan piauw, memang siang malam kita
hidup diujung senjata. Kalau Ciok Sam ko mau hidup
tenteram, kau harus berdiam saja dirumah sambil
mendukung bayimu dan jangan berkelana diluaran."
Kedua Piauw tauw itu lantas saja mulai bertengkar keras,
sehingga Touw Tay Kim harus datang disama tengah, "Jie
wie jangan tarik urat," katanya sambil tersenyum. "Piauw
sudah diterima dan kita memang tidak boleh mundur lagi,
Orang kata, musuh datang jenderal menyambut, air datang
tanah menguruk. Bahwa Ciok Sam ko memikiri So So istri
kakek lelaki dan anaknya, adalah kejadian yang sangat bisa
dimengerti. Sekarang begini saja, kita mengirim semua
orang tua, perempuan dan anak2 dari keluarga piauw hang
kesebuah kampung diluar kota Lim an. Tindakan ini bukan
sebab kita bernyali kecil, tapi hanya untuk menjaga akan
terjadinya segala kemungkinan.
Sehabis berkata begitu, ia segera memerintah kan
sejumlah pegawai piauw hang untuk segera mengantar
keluarga para piauw tauw ke sebuah dusun guna
menyingkirkan diri sementara waktu.
Semua orang yang bakal mengiring piauw istimewa itu,
lantas saja makan kenyang dan mempersiapkan bekalan
untuk disepanjang jalan. Sesudah beres, seorang pegawai
segera membawa bendera piauw dengan kedua tangannya
dan berjalan kepintu tengah dari gedung Liong boen Piauw
tok. Sambil membuka bendera itu, ia membentak: "Liong
boen sam yauw lee, Hie jie hoa wia long!" (Tiga ekor gabus
yang sedang melompat dari Liong boen, akan berubah
menjadi naga). Sementara itu, macam2 pikiran masuk kedalam otak Jie
Thay Giam yang rebah dalam sebuah kereta. "Selama
berkelana dalam dunia Kangouw aku selalu memandang
rendah orang2 Phiauw hang, katanya didalam hati. "Tak
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dinyana, selagi menghadapi bencana besar, aku harus
diangkut ke Boe tong san oleh mereka." Dilain saat, ia
bertanya pada dirinya sendiri "Siapakah sahabat she In itu
yang sudah menolong jiwaku" Didengar dari suaranya, ia
mestinya seorang perempuan dan menurut katanya Cong
piauw tauw, parasnya tampan dan ilmu silatmya tinggi.
Tapi cara2nya sungguh luar biasa. Hanya sayang, aku tak
dapat melihat wajahnya dan, juga tak bisa menghaturkan
terima kasih. Jika bisa terlolos dari kebinasaan. aku pasti
akan membalas budinya yang sangat besar itu."
Kereta berjalan terus dan waktu hampir tiba dipintu kota,
se-konyong2 terdengar teriakkan Touw Tay Kim: "Mengapa kamu kembali" Aku sudah memesan, kamu tak
boleh balik ke Lim-an."
"Cong...cong-piauw- tauw," demikian terdengar jawaban
ter putus". "Kami...kuping kami!"
"Siapa yang potong kupingmu?" teriak pula Touw Tay
Kim dengan suara gusar tercampur kaget.
"Selagi...mengantar...Loa tay tay (nyonya tua ibu Touw
Tay Kim) keluar kota, baru kira2 dua li, kami....dicegat
orang," menerangkan orang itu dengan suara gemetar:
"Pencegat2 itu bengis dan ganas sekali. Keluarga Liong
boen Piauw kiok tidak boleh meninggalkan kota Lim an,
kata satu diantaranya. Aku coba melawan dengan mulut,
tapi orang itu lantas saja menghunus golok dan memotong
kupingku! Kuping meraka... mereka berduapun telah
dipotong olehnya. Orang itu menyuruh aku beritahukan
Cong piauw tiauw, bahwa jika piauw yang harus diantar
tidak tiba pada temponya yang betul, maka...maka....ayam
dan anjing akan di basmi semua.
Touw Tay Kim menghela napas. Ia mengerti bahwa
setiap gerak gerik Liong boen Piauw kiauw sekarang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
diawasi orang. Sambil mengebas tangan kanannya ia lantas


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

saja berkata. "Baiklah kamu pulang saja. Jaga baik2 semua
keluarga dan gedung Piauw kiok. Jangan keluar kalau tidak
terlalu perlu." Sehabis berkata begitu ia mencambuk kuda
dan rombongan itu lantas berangkat.
Dengan secepat2nya mereka menuju kejurusan barat.
Yang mengantar Jie Thay Giam, selain Touw Couw piauw
tauw Ciok dan Soe Piauw tauw, masih ada empat orang
piauw soe muda yang bertubuh kuat dan kekar. Mereka
semua menunggang kuda pilihan dan seperti yang
dikatakan siorang she In mereka menukar kereta, menukar
kuda2, tapi tidak diperbolehkan menukar orang2. Dengan
hati berdebar mereka meneruskan perjalanan siang hari dan
malam karena mereka tahu, bahwa jika terlambat bukan
saja jiwa mereka sendiri tapi jiwa semua keluarga Liong
boen Piauw kiok pun tak akan bisa ditolong lagi.
Waktu baru keluar dari kota Lim an, Touw Tay Kim
menduga, bahwa disepanjang jalan, ia akan harus mengadu
jiwa. Ia harus mengadu jiwa dalam pertempuran2 mati2an.
Tapi diluar dugaan, sesudah meniggalkan Ciat kang,
melewati An hoei dan kemudian masuk dalam propinsi
Ouw pak, dalam beberapa hari, mereka tak pernah
menemui rintangan apapun jugaa. Hari itu, telah mereka
lewati kota Hoan shia, Thay pang tiam, Sian jin touw,
Kong hwa koan. Dia kemudian sesudah menyeberang
sungai Han soei, tibalah mereka di Laoho kouw dari mana
mereka bisa mencapai Boe tong san dalam tempo sehari.
Sebelum Ngo sie, mereka sudah tiba di Song kengcoe
dan tak lama lagi akan tiba digunung Boetongsan. Biarpun
disepanjang jalan cepat lelah tapi mereka tiba pada waktu
yang tepat sehingga para piauw tauw jadi sangat girang.
Waktu itu adalah buntut musim semi dan permulaan
musim panas. Langit cerah, hawa hangat, pohon2 hijau,
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan bunga2 beraneka warna. Sambil memandang puncak
Thian coe hong yang menjulang kelangit dengan
cambuknya. Touw Tay Kim berkata: "Ciok Sam tee selama
beberapa tahun ini nama Boe tong bay jadi semakin
tersohor dan meskipun masih belum bisa menandingi Siauw
lim pay, sepak terjang Boe tong Cit hiap telah
menggetarkan dunia Kang ouw. Dengan melihat Thian coe
hong yang begitu angker, aku jadi ingat perkataan orang
bahwa jika manusianya jempol tanahnya pun keramat."
"Biarpun Boe tong pay telah mendapat nama besar tapi
dasarnya masih sangat cetek dan tak bisa dibandengkan
dengan Siauw lim pay yang mempunyai sejarah seribu
tahun lebih," kata Ciok Piauw tauw.
"Ambil saja contoh, Cong piauw-tauw sendiri, yang
memiliki Jie sie chioe Hang-mo-ciang (Pukulan takluki iblis
yang mempunyai duapuluh empat jalan) dan Liam coe
Kong-piauw yang bisa dilepaskan beruntun. Siapakah
diantara orang2 Boetong yang mempunyai ilmu yang
sangat tinggi itu." "Benar", seru Soe Piauw tauw. "Omongan2 dalam
kalangan Kangouw kebanyakan tidak boleh dipercaya.
Nama Boe tong cit hiap memang cukup tersohor, tapi
bagaimana tinggi kepandaian mereka, kami belum pernah
menyaksikan dengan mata kepala sendiri. Mungkin sekali
pujian2 itu diberikan oleb orang2 kampung yang belum
pernah melihat luasnya dunia."
Touw Tay Kim hanya bersenyum. Sebagai seorang yang
mempunyai pengetahuan banyak lebih tinggi daripada
kedua Piauw-tauw itu, ia yakin, bahwa nama besarnya boe
tong pay bukan nama kosong dan Boe-tong Cit hiap pasti
memiliki kepandaian luar biasa. Akan tetapi karena selama
duapuluh tahun lebih ia memang jarang bertemu dengan
tandingan maka ia sangat percaya akan kepandaiannya
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sendiri. Sudah ber-ulang2 ia mendengar umpakan kedua
piauw tauw itu dan sebagai manusia biasa, ia tetap merasa
girang setiap kali, mendengar pujian yang muluk.
Sembari ber-omong2 ketiga piauw tauw itu, berjalan
dangan rendengkan kuda mereka semakin lama jalanan
gunung semakin sempit, sehingga orang tidak bisa jalan
berendeng dan Soe Piauw tauw lalu menahan les kuda
untuk berjalan disebelah belakang.
"Cong piauw tauw kalau sebentar kita bertemu dengan
Thio Sam Hoag, peradatan apa yang dijalankan kita", tanya
Ciok piauw tauw. "Kita bukan dari partai dan tak punya ikatan apupun
juga" jawabnya. "Akan tetapi Thio Sam Hong sudah beusia
sembilan puluh tahun dan dalam Rimba Persilatan dapat
dikatakan ialah yang merasa paling tua. Untuk menghormati seorang Ciau pwee dari Rimba Persilatan
tidak halangannya jika kira berlutut dihadapannya."
"Menurut pendapatku, begitu bertemu kita berteriak:
"Thio Cinjin, Boanpwee memberi hormat dengan berlutut!"
ia tentu akan belaku sungkan dan coba mencegah", kata
Ciok Piau tauw, "dengan demikian kita boleh tidak usah
menjalankan peradatan yang besar itu.."
Touw Tay Kim tidak memberi jawaban. Ia hanya
bersenyum karena ia sedang coba menebak asal usul Jie
Thay Giam. Selama sepuluh hari Thay Giam tidak pernah bergerak
dan juga tidak pernah mengeluar kan sepatah kata. Makan
minumnya dan segalanya harus ditolong oleh pegawai
piauw kiok. Sudah beberapa hari Tauw Tay Kim dan lain
piauw tauw coba men duga2 tapi mereka tetap tak bisa
menebak siapa adanya pemuda itu. Apa dia murid Boe tong
pay" Sahabat atau musuh Boe tong" Semakin mendekat Boe
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tong san semakin besar rasa heran mereka. Tapi mereka
ingat bahwa begitu lekas bertemu dengan Thio Sam Hong
teka teki itu akan terpecah sendirinya. Hanya mereka tak
tahu apa pertemuan itu akan berbuntut dengan kecelakaan
atau keberuntungan. Selagi Touw Tay Kim mengasah otak disebelah barat
tiba2 terdengar suara kaki kuda. Untuk menyelidiki Ciok
piauw tauw lantas saja mengebrak tunggangannya yang
segera kabur terlebih dulu. Beberapa saat kemudian ia
melihat enam penunggang kuda yang setelah berada dalam
jarak belasan tombak dari rombongan piauw mendadak
menahan les dan menghadang ditengah jalan. Tiga orang
terbaris didepan dan tiga orang disebelah belakang.
"Apakah bakal muncul rintangan dikaki Boe tong san?"
Touw Tay Kim bertanya didalam hati. Ia mendekati Soe
Piauw tauw dan ber bisik. "Hati2 jaga kereta."
Sementara itu seorang pegawai piauw kiok sudah menggoyang2 bendera ikan gabus sebagai satu pemberian
harmat, sedang Touw Tay Kim sendiri segera majukan
kudanya untuk menyambut keenam orang itu. "Liongboen
Piauw kiok numpang lewat ditempat sahabat dan jika kami
berlaku kurang hormat mohon sahabat sudi memaafkan"
katanya seraya membungkuk.
Diantara enam pemegat itu terdapa dua orang toosoe
"imam" yang memakai topi kuning sedang yang lainnya
adalah orang2 biasa. Mereka semua menyoren golok atau
pedang dan sikapnya angker sekali. Mendadak Touw Tay
Kim mendapat satu ingatan: "Apakah mereka bukan enam
pendekar dari Boe tong Cit hiap?" tanyanya didalam hati ia
segera menggebrak tunggangannya dan berkata sambil
merangkap kedua tangannya "aku adalah Touw Tay Kim
dari Liong boen Piauw kiok, bolehkah aku mendapat tahu
she dan nama saudara yang mulia?"
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Perlu apa Touw heng datang di Boe tong san", tanya
salah seorang yang berdiri disebelah kanan. Orang itu
bertubuh jangung sedang pada pipi kirinya terdapat sebuah
tahi lalat itu tumbuh tiga lembar rambut yang panjang.
"Piauw kiok kami telah diminta membawa seorang yang
terluka berat ke Boe tong san untuk diserahkan kepada
Ciang boen dari partai saudara2. Thio Cinjin," jawabnya.
"Kami telah diminia oleh seorang she In untuk
membawa tuan itu kegunung ini," sahutnya. "Siapa adanya
tuan itu, bagaimana ia mendapat luka dan duduknya
persoalan semua tak diketahui oleh kami. Liong Boen
Piauw kiok hanya menerima permintaan orang dan
menjalankan tugasnya sebaik mungkin. Mengenai soal
pribadi, kami selamanya belum pernah mencari tuan."
Sebagai seorang yang sudah puluhan tahun bekerja
dalam perusahaan piauw. Touw Tay Kim punya
pengalaman luas. Dengan berkata begitu, ia mencuci bersih
segala kemungkinan yang bisa merembet kepada Liong
boen Piauw kiok. Baik Jie Thay Giam seorang sahabat,
maupun musuh Boe tong pay, keenam orang itu tak bisa
menjadi gusar terhadapnya.
Orang yang bertahi lalat menengok kepada dua
kawannya seraya berkata. "Orang she In" Siapa orang itu?"
"Ia adalah seorang pemuda yang berparas tampan dan
mempunyai kepandaian tinggi dalam ilmu melepaskan
senjata rahasia," menerangkan Touw Tay Kim.
"Apa kau pernah bertempur dengannya ?" tanya pula si
penyegat. Touw Tay Kim jadi bingung dan menjawab dengan
gugup: "Tidak... tidak .. dia yang...."
Belum habis perkataannya salah seorang lain sudah
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membentak: "Mana To liong to" Dalam tangan siapa golok
itu berada ?" "Apa itu To liong to?" menegas Touw Tay Kim dengan
kaget. "Apakah Boe lim cie coen, Po to to liong ! yang
tersohor?" Orang yang membentak ternyata beradat berangasan.
Tanpa banyak bicara lagi, ia segera melompat turun dari
tunggangannya meng hampiri kereta, membuka tirai lain
melongok kedalamnya. Melihat gerakan orang itu yang gesit luar biasa, Tauw
Tay Kim jadi semakin bercuriga. "Apakah kalian bukan Boe
tong Cit hiap yang namanya tersohor dalam dunia
Kangouw "' tanyanya. "Yang mana Song Tay hiap" Sudah
lama kudengar nama besarnya dan aku ingin sekali bertemu
muka." "Nama itu hanya nama kosong belaka dan tidak-cukup
berharga untuk di-sebut2," kata orang vang bertahi lalat.
"Touw heng terlalu merendahkan diri."
Sesaat itu, si berangasan sudah melompat pula keatas
punggung kudanya. "Lukanya sangat berat dan harus segera
ditolong " katanya. "Biarlah kita saja yang membawanya."
Orang yang bertahi lalat lalu merangkap ke dua
tangannya seraya berkata dengan suara manis: "Untuk
capai lelah Touw heng yang dari jauh sudah mengantar
sampai disini, Siauwte menghaturkan banyak terima kasih."
Tauw Tay Kim segera membalas hormat dan
mengucapkan perkataan merendahkan diri.
"Saudara itu mendapat luka yang sangat berat, maka
biarlah kami saja yang membawanya keatas gunung untuk
segera ditolong." kata pula orang itu.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Toaw Tay Kim yang memang ingin melepas kan diri dari
tanggung jawab selekas mungkin lantas saja berkata:
"Biarlah. Kalau begitu di sini saja kami menyerahkan tuan
itu kepada Butong-pay."
"Touw heng jangan kuatir," kata orang itu. "Sekarang
Siauwte yang bertanggung jawab. Apakah ongkos piauw
sudah dibayar?" "Sudah dibayar cukup," jawabnya.
Orang itu lalu mengeluarkan sepotong emas yang
beratnya kira2 seratus tahil dan berkata sambil mengangsurkan kepada Touw tay Kim: "Ini untuk beli teh,
harap Touw heng suka mem-bagi2kan kepada saudara2
yang lain." Cong piaw tauw itu menolak dengan keras. "Dua ribu
tahil emas sudah lebih daripada cukup." katanya. "Aku
bukan seorang temaha."
"Hm Dua tahil emas..." kata orang yang bertahi lalat itu.
Dua kawannya lantas saja majukan tunggangan mereka,
yang satu melompat keatas kereta, mengambil Ies dari
tangan kusir dan lalu menjalankan kereta itu sedang yang
satunya lagi mengikuti dari belakang.
Orang yang bertahi lalat mengayun tangan dan
melemparkan potongan emas itu kearah Touw Tay Kim.
"Touw heng jangan berlaku sungkan," katanya seraya
tertawa. "Kalian kem ball saja kekota Lim an."
Melihat potongan emas melayang kehadapan nya, Touw
Tay Kim terpaksa menyambutnya. Sebenarnya ia masih
ingin memulangkannya tapi orang itu sudah berlaku dengan
kaburkan tunggangannya. Disebelah kejauhan ia lihat lima orang mengiring kereta
yang muat Jie Tay Giam dan sesudah membelok disuatu
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tikungan mereka menghilang dari pemandangan. Dilain
saat melihat potongan emas yang dicekal dalam tangannya,
ia terkesiap karena terdapatnya sepuluh tapak jari yang


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dalamnya kira2 setengah dim. Apa yang lebih luar biasa,
ialah, tapak jari2 itu, sampai urat2nya, terpeta nyata diatas
potongan emas itu. Walaupun emas lebih lembek dari pada
besi atau tembaga, tapi tenaga jari tangan itu, yang disertai
dengan Lweekang yang sangat dahsyat benar2 mengejutkan. Sambil mengawasi emas itu dengan mulut
ternganga, ia berkata dalam hatinya "Boe tong Cip hiap
sungguh2 lihay. Didalam Siau lim pay mungkin hanya satu
dua Soe siok yang mempelajari Kim kong cie, yang
mempunyai kepandaian seperti itu."
Melihat pemimpin mengawasi potongan emas itu dengan
bengong, Ciok Piauw tauw ber kata: "Cong piauw-tauw,
murid2 Boe tong agak tak tahu adat. Sesudah bertemu
muka, mereka sama sekali tidak memperkenalkan diri dan
juga tidak menanyakan she dan nama kita. Dari tempat
yang jauhnya ribuan kita datang kesini. Tapi mereka merasa
tak perlu untuk mengundang kita bersantap atau menginap
semalaman datam kuil mereka. Sebagai sesama orang
Rimba Persilatan, sikap mereka sangat tidak manis."
Didalam hati, memang Touw Tay Kim me rasa sangat
tak puas akan sikap orang2 itu, hanya ia tak mengatakan
terang2an. Maka itu mendengar perkataan rekannya, ia
seera berkata dengan suara tawar: "Dengan adanya mereka,
kita bisa menghemat tenaga. Baiklah ada baiknya juga?"
"Disamping itu, aku sebenarnya agak tak enak jika
orang2 Siauw-lim-pay mesti masuk kedalam kuil Boe tongpay. Jie-wie Hiantee marilah kita berangkat pulang!"
Dalam perjalanan itu, meskipun tidak menemui,
halangan Liong boen Piauw-kiok telah dihina orang. Bahwa
Boe-tong Liok-hiap sudah tidak mamperkenalkan diri,
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
merupakan tanda bahwa mereka tak memandang sebelah
mata kepada Piauw kiok itu. Semakin memikir Touw Tay
Kim jadi semakin mendongkol dan diam2 ia menghitung
cara bagaimana sakit hati itu bisa dibalasnya.
Dalam perjalanan pulang itu sedang sipemimpin diliputi
dengan kemasgulan, para Piauw tiauw dan pegawai
bergirang2. Sesudah capai sepuluh hari dan sepuluh malam,
Liong boen Piauw-kiok bisa mengantongi duaribu tail emas
dan Cong piauw tiauw mereka yang terbuka tangannya,
sudah pasti akan memberi hadiah besar.
Diwaktu magrib, mereka sudah melewati Song kengcoe.
Melihat Touw Tay Kim masih berduka Ciok piauw-touw
berkata: "Cong-piauw, jangan kau terlalu jengkel. Gunung
tinggi dan air panjang dilain hari dalam dunia Kangouw,
kita pasti akan bisa berpapasan
lagi dengan mereka. Hm! Berapa lama Boe"tong Cithiap bisa mempertahankannya ?"
Touw Tay kim menghela napas. Ciok Hiante katanya.
"Ada suatu hal yang sangat dibuat menyesal olehku."
"Hal apa ?" tanyanya.
Baru saja ia berkata begitu, disebelah belakang tiba2
terdengar suara kaki kuda. Tindak kuda itu tidak begitu
gencar, malah boleh di katakan perlahan, tapi heran
sungguh, semakin lama kedengarannya semakin dekat.
Semua orang lantas saja menengok kebelakang. Ternyata
kuda itu mempunyai kaki yang amat panjang sedang
bendanyapun kira2 dua kaki lebih tinggi daripada kuda
biasa, dengan kaki yang panjang langkahnya sangat lebar,
sehingga biarpun larinya tak terlalu cepat, jarak yang
dicapai lebih jauh daripada kuda biasa, bukan saja istimewa
tubuh dan kakinya, gerakannya angker sekali sedang
bulunya mengkilap seperti dipoles minyak.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagus benar kuda itu!" memuji Ciok piauw tauw. Ia
terdiam sejenak dan kemudian berka ta : "..Cong pit tauw,
apakah kami berbuat sesuatu kesalahan?"
"Bukan, bukan kalian berbuat kesalahan," jawabnya
dengan suara duka. "Apa yang diingatkan adalah kejadian
pada duapuluh lima tahun berselang. Waktu itu, sudah dua
belas tahun aku belajar dalam Siauw lim sie dan sudah
memenuhi syarat2 sebagai murid yang lulus. Guruku Goanhiap Sian soe coba membujuk supaya aku berdiam lagi lima
tahun guna belajar lima Tay kim kong ciang. Tapi sebagai
seorang pemuda yang pendek pikiran, aku menganggap,
bahwa kepandaian dimilikiku, sudah cukup untuk aku
malang melintang dalam dunia Kangouw. Maka itu,
ditambah lagi dengan rasa tak tahan untuk hidup menderita
terlebih lama didalam kuil, aku sudah menolak bujukan In
soe. Hai! Jika pada waktu itu aku belajar lagi lima tahun,
hari ini aku tentu tak akan dihina oleh murid2 oe tong..."
Baru berkata sampai disitu, orang yang menunggang kuda
jempolan itu, yang bulunya berwarna hijau putih, sudah
menyandak dan kemudian melewati rombongan piauw
hang. Selagi lewat, sipenunggang kuda melirik Touw Tay
Kim dan Ciok Ptauw tauw dengan paras muka heran.
Touw Tay Kim pun mengawasi orang itu yang ternyata
adalah seorang pemuda tampan yang berusia kira2 dua
puluh dua tahun dengan paras muka yang angker.
Dilihat sekelebatan ia seorang yang bertubuh kecil lemah
tapi sesudah diawasi dalam tubuh yang kecil itu terdapat
gerakan2 yang gesit,lincah dan mantep. Sambil merangkap
kedua tangannya, pemuda itu berseru: "Numpang lewat!
Numpang lewat!" Dalam sekejap, kuda itu sudah kabur
didepan rombongan piauw hang.
Sembari mengawasi byangan pemuda itu, Touw Tay
Kim bertanya: "Ciok Hian tee, bagaimana pendapatmu
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengenai orang muda itu ?"
"Dia turun dari atas gunung mungkin sekali salah
seorang murid Boe tong." jawabnya. Tapi ia tidak
membekal senjata dan badannyapun kelihatan lemah. Bisa
jadi juga ia seorang biasa saja dan bukan murid Boe tong."
Mendadak, pemuda itu memutar tunggangan nya dan
balik kembali. Jauh2 ia sudah memberi hormat seraya
berkata: "Maaf ! Siauwtee ingin ajukan satu pertanyaan,
harap kalian tidak jadi gusar."
Mendengar kata2 yang manis itu, Touw Tay Kim segera
menahan les dan balas menanya: "Pertanyaan apa ?"
Seraya melirik bendera ikan gabus yang dicekal oleh
seorang pegawai piauw hang, pemuda itu berkata. "Apakah
kalian dari Liong-boen Piauwkiok dikota Lim-an ?"
"Benar," jawab Ciok Piauw tauw.
?Boleh aku mendapat tahu she dan nama Sahabat2 yang
mulia?" tanya lagi pemuda itu "Apakah Touw Cong-piauwtauw baik?" Ciok-piauw-tauw merasa senang sekali melihat cara2
pemuda itu yang ramah tamah, tapi karena orang2 Kangouw sangat sukar ditebak isi hatinya, maka ia belum berani
bicara terus terang. "Aku she Cok, siapakah sahabat?"
katanya. "Apakah sahabat men genal Cong-piauw tauw dari
piauw-kiok kami?" Pemuda itu lantas saja melompat turun dari tunggangannya dan maju beberapa tindak dengan satu
tangan menuntun kuda. "Aku she Thio, namaku Coei San,"
ia memperkenalkan diri. "Sudah lama kudengar nama besar
dari Cong piauw tauw hanya sayang aku belum bisa
berkenalan dengannya."
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitu mendengar nama "Thio Coei San" Touw Tay
Kim dan yang lain2 terkejut bukan main. Nama Thio Coei
San "Touw tong Cit hiap" dan dalam beberapa tahun yang
terakhir namanya sangat terkenal dalam Rimba Persilatan.
Menurut katanya orang ia memiliki ilmu silat yang sangat
tinggi dan tidak dinyana, ia bukan saja masih berusia begitu
muda, tapi gerak geriknya juga menyerupai anak sekolah
yang lembut. Dengan rasa sangsi Touw Tay Kim majukan kudanya
seraya berkata: "Aku yang rendah ialah Touw Tay Kim.
Apakah tuan bukan Gin kauw Tiat hoa Thio Ngo hiap?"
Muka pemuda itu lantas saja bersemu dadu "Pendekar
apa?" tanya dengan suara jengah. "Pujian Touw Cong
piauw-touw terlalu tinggi untuk diterima olehku. Sesudah
datang di Boe tong-san, mengapa kalian tidak mampir
ditempat kami" Hari ini adalah hari ulang tahun
kesembilanpuluh dari guru kami dan jika sekiranya tidak
menjadi halangan aku mengundang saudara2 naik
kegunung untuk minum arak panjang umur."
Senang sekali hati Touw Tay Kim dan yang lain,
"mengapa diantara Boe tong Cit hiap terdapat perbedaan
watak yang begitu besar?" Kata Ciong piauw tauw itu
didalam "Enam orang yang jadi begitu tak mengenal adat
tapi Thio Ngo hiap sedemikian tambah ramah. Ia lantas
saja melompat turun dari tunggangannya dan herkata:
"Dari Lim-an kami datang di Siangyang dan tujuan kami
sebenarnya adalah untuk menemui Thio Cinjin. Hanya...hanya tidak membawa barang antaran, kami
merasa malu untuk mendaki gunung."
Thio Coei San tersenyum. "Kita semua sama dari
kalangan Rimba Persilatan," katanya dengan suara
halus,"Toaw Cong piauw tauw janganlah menganggap
kami sebagai orang luar. Guruku sering mengatakan bahwa
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ilmu silat Boe tong pay bersumber dari Siauw lim dan ia
memesan bahwa jika bertemu dengan Cian pwee Siauw lim
pay kami harus menghormat nya sebagaimana mustinya
kalau guruku tahu rombongan Toaw Cong piauw tauw
lewat di-kaki gunung siang2 ia tentu sudah memerintahkan
kami menyambut dari tempat yang jauh."
Mendengar perkataan itu Touw Tay Kim jadi salah
mengerti, ia menduga Thio Coei San hanya ber-pura2 dan
dalam perkataan yang tajam. Ia tertawa dan berkat dengan
suara tawar. "Walaupun ilmu silat Boe tong dikatakan ter
sumber dari Siau lim sie akan tetapi bagaikan warna2 hijau
sebenarnya berasal dari warna biru tapi pada akhirnya hijau
Rahasia Mo-kau Kaucu 4 Dendam Empu Bharada Karya S D Djatilaksana Tangan Berbisa 2

Cari Blog Ini