Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 20

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 20


tuk keselamatan jiwa-nya, mereka lari
menuju ke luar lembah Pang Sui Wie masih penasaran ia mengejar dan siap
menyambit mereka dengan pasir beracunnya lagi, Tetapi
secepat kilat Na Siao Tiap telah meloncat dan berdiri di depan
kedua lawan itu. Pang Sui Wie tak dapat menyambit dengan
pasir beracun nya! Dengan mengejek Na Siao Tiap berkata: "Kalian tak usah
terburu-buru lari, Aku tidak ingin menganiaya kalian Aku hanya
ingin kalian menjawab pertanyaan Pek Cici, Kalian datang ke
sini dengan maksud apa?"
Dengan wajah yang pucat kedua orang itu berdiri
gemetaran, dan mereka lebih ketakutan lagi ketika melihat
Pek Yun Hui datang menghampiri Kesempatan ini digunakan
oleh Pang Sui Wie untuk menghadapi Si Tian Houw, Dengan
tertawa seperti orang gila Pang Sui Wie mengancam Si Tian
Houw, "Pang Cici," hibur Pek Yun Hui, "Kau tak usah terlalu sedih
hati! KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tetapi Pang Sui Wie terus tertawa, lalu menjotos, Si Tian
Houw mengegosi jotosan maut itu, dan Ciu Kong Liang yang
khawatir pasir beracun dilontarkan lagi, segera menjotos
pundaknya Pang Sui Wie. Pang Sui Wie tak dapat mengegos
lagi, tapi Pek Yun Hui secepat kilat menggeprak tinju itu dan
menghindarkan padanya dari jotosan yang dahsyat itu!
Ciu Kong Liang insyaf bahwa ia tak dapat melawan Pek
Yun Hui, ia mundur beberapa langkah,
"Hei! Ciu Kong Liang!" kata Pek Yun Hui, "Aku dan kalian
tidak mempunyai dendam, aku tidak bermaksud menganiaya
kalian, Apakah kedatanganmu ini dengan maksud mencari
kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang jatuh ke dalam jurang
bersama-sama Co Hiong?"
Ciu Kong Liang tak dapat menyangkal lagi, ia mengangguk
"Selainnya kalian berdua, apakah ada juga orangorangnya partai Thian Liong yang datang kembali dengan
maksud itu?" tanya Pek Yun Hui.
Lalu Ciu Kong Liang menuturkan maksudnya, dan Pek Yun
Hui agar mereka dapat mempelajari ilmu silat sebagai modal
untuk membalas dendam terhadap Souw Peng Hai, musuh
besarnya, Setelah mengetahui maksudnya, Pek Yun Hui berkata
dengan ramah tamah: "Jika kalian berlalu dari pegunungan
Koat Cong San ini, akupun tak akan menaruh dendam
terhadap kalian!" Ciu Kong Uang, merasa lega hatinya dengan anjuran itu,
dan baru saja ia ingin mengajak Si Tian Houw berlalu, ketika
Pang Sui Wie lekas-Iekas mencegahnya, Kesem-patan itu
segera digunakan oleh mereka untuk lekas-Iekas berlalu,
Pang Sui Wie masih juga ingin mengejarT tapi Pek Yun Hui
menasehatkan: "Sudahlah, Mereka dengan diam-diam telah
datang kembali ke pegunungan Koat Cong San dengan
maksud mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. jika perbuatan
mereka itu diketahui oleh orang-orangnya partai Thian Liong,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mereka pasti akan dibasmi oleh orang-orangnya partai Thian
Liong, Maka menurut pendapatku, kau tak usah mengejar
mereka lagi-" Nasehat yang beralasan itu dapat diterima oleh Pang Sui
Wie, ia tidak mengejar Iagi.
Di lain pihak Bee Kun Bu dan Giok Siu Sian Cu, masih
terus bertempur, dan ketika Si Tian Houw dan Ciu Kong Liang
telah berlalu, mereka berhenti bertempur
"Hengtee," kata Giok Siu Sian Cu, "Kali ini aku lepas kau.
Tetapi lain kali jika kita berjumpa lagi, kau takdapat lolos lagi!"
Lalu iapun berlalu dengan satu loncatan entah kemana!
Dengan memandang Bee Kun Bu, Pek Yun Hui memikiri
hubungan antara Giok Siu Sian Cu dan pemuda itu, Ketika itu
hujan mulai turun, dan Na Siao Tiap mengajak cicinya berlalu,
Kedua gadis itu berjalan paling depan diikuti oleh Bee Kun
Bu dan lain-lainnya. Di sepanjang jalan Bee Kun Bu diajak
bereakap-cakap oleh keempat bujang perempuannya Na Siao
Tiap, akan tetapi Bee Kun Bu hanya tersenyum saja,
Di sepanjang jalan Pek Yun Hui berpikir "Aku suka merasa
sukar membereskan hubungan-hu bunga n nya terhadap
Souw Hui Hong dan Lie Ceng Loan, Kini ternyata bahwa Giok
Siu Sian Cu pun tergila-gila terhadapnya, Mungkin juga Na
Siao Tiap telah jatuh hati padanya-"
Sikap tersebut juga diperhatikan oleh Na Siao Tiap,
"Pek Cici, apakah yang kau sedang pikiri?" tanya gadis itu.
Seperti orang yang tersadar dari tidurnya, Pek Yun Hui
menjawabnya dengan terkejut: "Oh! Tidak apa-apa!"
"Cici," kata Na Siao Tiap, "Aku tahu apa yang kau sedang
pikirkan," "Coba sebut apa yang aku sedang pikirkan," kata Pek Yun
Hui dengan tersenyum, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Tapi Cici tak usah khawatir bahwa aku akan membikin
Cici bersedih hatL." kata Na Siao Tiap, "Sekarang aku tidak
mau sebut apa yang sedang dipikir oleh Cici,"
Demikianlah mereka berjalan sambil bereakap-ca-kap,
kemudian mereka tiba di kamar Thian Kie Ciok Hu. Ketika itu
juga terdengar suaranya bangau sakti yang terbang turun dan
berdiri di sampingnya Pek Yun Hui, Lalu Pek Yun Hui berkata
kepada Na Siao Tiap:."Tiap Moi, mari kau ikut aku!"
"Apakah aku dapat ikut juga?" tanya Bee Kun Bu,
Na Siao Tiap mendahului Pek Yun Hui menjawab: "Baik,
kita pergi bersama-sama!"
"Apakah Cici ingin menghadapi orang-orang yang akan
berusaha pergi ke jurang untuk mencari kitab-kitab Kui Goan
Pit Cek?" tanya Bee Kun Bu.
"Betul!" jawab Pek Yun Hui, "Bangau ini memberitahukan
aku bahwa mereka tidak menghiraukan per-ingatanku, Mereka
telah datang kembali pula, Oieh karena itu, dengan
bantuannya Tiap Moi, aku ingin membasmi mereka!"
"Aku yakin bahwa ilmu silatku tidak lihay, tetapi akupun
ingin membantu...H kata Bee Kun Bu berterus terang.
"Baiklah," kata Na Siao Tiap, "Aku dapat menjaga kau jika
kau terdesak," Pek Yun Hui tertawa dan berkata: "Baiklah, mari kita
berangkat sekarang, Kalian berdua dapat menunggangi
bangau sakti ini dan terbang ke dalam jurang yang berbahaya
itu. jika kalian menjumpai orang-orang yang berada di dalam
jurang itu, tidak perduli siapapun, kalian harus basmi mereka,
dan aku akan mencegat lari keluarnya mereka."
Dengan tersenyum manis Na Siao Tiap mengangguk, lalu
ia loncat ke atas punggungnya bangau dan memanggil Bee
Kun Bij untuk menunggangi bangau itu di belakang-nya.
Dengan menghadapi Pang Sui Wie, Pek Yun Hui memberi
perintahnya: "Setelah kami pergi, mungkin ada orang datang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ke kamar Thian Kie Ciok Hu. sebelumnya kami kembali, kau
tidak boleh membuka pintu melawan orang atau orang-orang
yang datang menyerbu Kau harus menjaga di dalam kamar,
dan jaga baik-baik jangan sampai ada orang dapat masuk ke
dalam kamar!" Pang Sui Wie menundukkan kepala seraya menjawab:
"Aku akan mentaati perintah itu!"
Lalu Pek Yun Hui menyuruh Na Siao Tiap segera
berangkat sedangkan ia sendiripun berlalu dengan cepat,
meninggalkan Pang Sui Wie dan keempat bujang
perempuannya Na Siao Tiap!
Dengan cepat sekali bangau sakti itu telah membawa Na
Siao Tiap dan Bee Kun Bu ke atas jurang yang diselubungi
oleh kabut Tiba-tiba Na Siao Tiap menanya: "Bee Siang Kong, kau
memikirkan apa?" Bee Kun Bu tak dapat segera menjawab, karena
sebetulnya ia sedang memikiri nasibnya yang selalu diganggu
oleh wanita-wanita yang cantik jelita dan muda belia. Lie Ceng
Loan, Pek Yun Hui, Souw Hui Hong, Giok Siu Sian Cu dan
sekarang Na Siao Tiap. ia insyaf dan yakin bahwa mereka
semua telah jatuh hati ter-hadapnya, dan karena merekalah, ia
selalu mengalami kesulitan Lalu ia menjawab: "Aku sedang
memikiri Loan Sumoyku, Dia selalu gemar menunggangi
bangau ini, dan jika dia dapat menungganginya, dia pasti
merasa girang dan senang!"
"Lie Sumoymu itu sangat cantik, semua orang suka dan
bersimpati terhadapnya, Pek Cici sayang dia, akupun sayang
dia," kala Na Siao Tiap,
"Betul." "Apakah kau pun sayang Lie Sumoymu?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Terhadap saudari seperguruanku, aku harus sayang dan
menjagal dia." "Apakah kau juga sayang Pek Cici?"
"Pek Cici memiliki ilmu silat yang tinggi, berpengetahuan
luas, Berwatak luhur dan pemurah hati, siapapun yang
mengenal dia, akan menghormati dan menyayangi padanya."
"Apakah kau membenci aku?"
"Dahulu aku pernah bermusuhan terhadapmu tetapi itulah
karena salah paham, Tetapi kemudian berulang kali kau telah
menolong jiwaku, dan budi kasihmu ini aku tak akan lupa,
Bagaimanakah kau bilang aku membenci kau" Ha! Ha! Ha...!"
ia menjawab semua pertanyaan itu dengan memalingkan
muka ke Iain jurusan ia tak berani memandangi gadis itu.
Lalu bangau itu berbunyi nyaring dan terbang turun ke
bawah jurang yang berbahaya dan dalam itu. Bee Kun Bu
memperhatikan keadaan di sekitar jurang itu, dan mengenali
bahwa ke dalam jurang itulah Co Hiong yang keji dan kejam
telah tergelincir Tiba-tiba Na Siau Tiap menanya lagi: "Jika di kaki jurang
kita menjumpai Suhu dan Susiokmu, apakah kita juga harus
mentaati pesan Pek Cici dan membasmi mereka "n
Bee Kun Bu terkejut dan ia menjawab: "Suhu dan Susiokku
adalah orang-orang yang agung dan luhur Mereka tak akan
berbuat yang demikian itu."
"Ya, jika mereka tidak pergi ke dalam jurang, itu memang
baik sekali, Tetapi... jika mereka pergi, kita harus berbuat apa
terhadap mereka?"?""
Bee Kun Bu menjadi gugup, ia tak dapat segera
menjawabnya, Kemudian bangau itu turun dan berdiri di atas satu batu
gunung yang besar Na Siao Tiap loncat turun, Bee Kun Bu
memperhatikan bahwa dari punggung bangau ke atas tanah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
jauhnya lebih dari dua tombak, akan tetapi Na Siao Tiap dapat
meloncat turun dengan mudah sekali ia merasa kagum. iapun
terpaksa menuruti meloncat turun,
sekonyong-konyong Na Siao Tiap bersem: "Lekas-lekas
tutup kedua matamu! Anggap saja kau tidak melihat mereka!"
-ooo0oooBertempur merebut kitab-kitab KuI Goan Pit Cek
Bee Kun Bu terperanjat dan menanya: "Mengapa aku
harus memejamkan mata?"
"Suhu dan kedua susiokmu telah datang!" menjelaskan Na
Siao Tiap. Bee Kun Bu melihat di sekitamya, dan dari belokan lereng
gunung itu betul-betul melihat tiga bayangan orang yang jalan
berbaris, Karena jaraknya agak jauh, ia tak dapat melihat
tegas ketiga orang itu, Hanya tertampak ketiga orang tersebut
berjubah, dan ia sangat khawatir jika ketiga orang itu betulbetul Suhu dan kedua Susiok-nya.
"Mari kita bersembunyi di belakang batu yang besar itu!"
seru Na Siao Tiap, Saran tersebut dapat disetujui oleh Bee
Kun Bu, karena ia tak ingin terlihat oleh Suhu dan Susioknya,
Lalu Na Siao Tiap meloncat ke atas batu, dan sambil
menepuk-nepuk bangau yang berdiri di atas batu ia berkata:
"Aku dan Bee Siang Kong bersembunyi di belakang batu, Kau
boleh pergi terbang!"
Agaknya bangau itu sangat mengerti, dia segera terbang
pergi, Na Siao Tiap meloncat turun lagi dan bersembunyi di
belakang batu bersama-sama Bee Kun Bu.
Suara tindakan kaki dari ketiga orang itu makin lama makin
dekat terdengarnya, Bee Kun Bu berusaha mengintip dari
belakang batu, dan alangkah terkejutnya ia menyaksikan
dengan kepala mata sendiri bahwa ketiga orang itu benarbenar ketiga pemimpin dari partai silat Kun Lun, Ketika itu
mereka sedang merundingkan se-suatu, dan tidak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
memperhatikan jika di balik batu yang besar, Bee Kun Bu dan
Na Siao Tiap sedang bersembunyi.
Batu yang besar itu terletak tepat di kaki jurang, rumput
dan alang-alang tumbuh di sekitarnya sehingga merupakan
suatu tempat yang baik sekali untuk bersembunyi Hanya batu
tersebut terlalu dekat dinding jurang, dan bagi dua orang
rupanya agak sempit Bee Kun Bu terpaksa berdiri rapat-rapat
dengan Na Siao Tiap yang merasa nikmat berada di
sampingnya Bee Kun Bu dengan memejamkan kedua
matanya, Dalam suasana yang sunyi senyap itu terdengar oleh
mereka seorang berkata: "Di balik batu yang besar itu kita
dapat bersembunyi Bee Kun Bu terkejut, karena suara itu
adalah suara gurunya yang pernah memelihara, mendidik dan
mengajarkan ilmu silat selama dua belas tahun kepadanya!
"Apakah yang aku harus berbuat jika Su.mu datang ke sini?"
pikirnya, Belum lagi hilang terkejutnya ketika terdengar suara orang
tertawa gelak-gelak seraya berseru: Tidak diduga ketiga Tojin
telah tiba di sini lebih dulu, Rupanya aku terbelakang sedetik!"
Suara tersebut dikenal betul oleh Bee Kun Bu, karena
orang itu adalah Tu Wee Seng, pemimpin partai silat Hua San.
Terdengar Tong Leng Tojin berkata: "Meskipun kami telah
datang lebih dulu, akan tetapi Tu-heng juga tidak datang
terlambat Kami belum melakukan apapun di sini!"
"Partai Hua San dan partai Kun Lun sebetulnya harus
berserikat," kata Tu Wee Seng. "Jika ketiga Tojin rela
menunjukkan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang telah dapat
dteari, aku tentu merahasiakan hal ini...."
Lalu terdengar seorang berseru sambil berlari-Iari: "Aha!
Rupanya kalian telah datang lebih dulu, aku hanya harap aku
tidak di!upakan.... KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Suara itu adalah suaranya Sia Yun Hong, dan Bee Kun Bu


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berkata di dalam hatinya: "Celaka! Tu Wee Seng dan Sia Yun
Hong telah menyangka Suhu dan kedua Susiokku berhasil
mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek! Mungkin mereka akan
bertempur karena salah paham itu!"
Wajah yang cemas itu telah dilihat oleh Na Siao Tiap yang
segera menanyai "Kita harus berbuat apa sekarang" Rupanya
Tu Wee Seng maupun Sia Yun Hong menduga Suhu dan
susiokmu telah memiliki kitab-kitab Kui Goan Pit Cek!"
Bee Kun Bu mengerutkan kening, lalu menjawab,
suaranya rendah: "Untuk sementara waktu kita dapat berdiam
di sini dan memperhatikan perkembangannya lebih lanjut!"
Na Siao Tiap tersenyum dan memejamkan kedua matanya
lagi. Lalu terdengar lagi Tu Wee Seng berkata: "Menurut
pandanganku, tempat ini adalah tempat jatuhnya Co Hiong,
Mungkin ketiga Tojin telah menjumpai mayat-nya!"
Giok Cin Cu menjawab: "Kami hanya sedetik lebih dulu
tiba di tempat ini....t"
"Kami ingin memeriksa!" seru Sia Yun Hong, dan terdengar
lagi suara kakinya orang berlari-lari.
Bee Kun Bu mengintip dan tampak beberapa orang itu
sedang memeriksa keadaan diantara rumput dan alang-alang,
"Tidak salah, ini darah manusia!" seru Tu Wee Seng
setelah ia mencium tanah yang ia periksa, Lalu ia menghadapi
ketiga pemimpin partai Kun Lun dan berkata: "Buktinya sudah
terang, Ketiga Tojin tak dapat menyangkal lagi!"
"Tu-heng anggap kami ini orang-orang macam apa?"
berkata Tong Leng Tojin sambil tertawa, "Pereayalah, bahwa
kami tidak melihat mayatnya Co Hiong atau kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek. Kami tak akan berdusta!"
Tu Wee Seng mengawasi Sia Yun Hong dan menanyai
"Bagaimanakah pendapat Sia-heng?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sia Yun Hong memperhatikan keadaan di sekitarnya, lalu
menjawab: "Menurut pandanganku lebih baik ketiga Tojin
mengeluarkan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu, lalu dibagi
menjadi tiga bagian, yakni untuk partai Kun Lun, partai Hua
San dan partai Tian Cong, Karena, kitab-kitab tersebut telah
diperoleh oleh partai Kun Lun, maka partai Kun Lunlah berhak
memilih paling dulu dari ketiga kitab termaksud, Tiga tahun
kemudian aku dari Tu-heng akan membawa kitab-kitab lainnya
pergi ke kuil San Ceng Kiong di puncak Kim Teng Hong di
pegunungan Kun Lunj dan setelah kami tukar membaca, k^i
akan mengembalikan kitab-kitab itu kepada partai Kun Lun."
"Usul itu baik sekali!" seru Tu Wee Seng sambil menepuk
tangan, "Dan bagaimanakah pendapat ketiga pemimpin Kun
Lun?" Tong Leng Tojin tak tahan sabar lagi. ia cabut pedangnya
dan mengancam: "Kalian rupanya masih juga tidak pereaya
keterangan kami. Lagi sekali aku katakan bahwa kami belum
mencari dapat kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu. jika kalian
masih juga tidak pereaya, terserahlah!"
Sia Yun Hong tersenyum, dan berkata: "Baik! Rupa-nya
kalian ingin kami merebut kitab-kitab tersebut dengan
kekerasan Aku hanya ingin mengetahui apakah ketiga Tojin
melawan aku sendiri, atau satu lawan satu" Jika dikehendaki
aku dan Tu-heng akan melawan kalian bertiga!"
Tong Leng Tojin membentak: "Sia-heng, kau tak usah
banyak bicara, aku siap melawan kau!"
Sia Yun Hong pun lantas mencabut pedangnya siap
bertempur, dan berkata: "Pedang ini tidak mempunyai mata,
mungkin juga salah satu dari kita akan terluka atau tewas
dalam pertempuran Nah! Kau boleh mulai menyerang!"
Kata-kata yang kasar itu membikin gusar Hian Ceng Tojin,
dan ia telah mengetahui bahwa ilmu silat pedang Sia Yun
Hong lihay sekali. Jika Tong Leng Tojin kalah, maka jatuhlah
pamornya partai Kun Lun, karena Tong Leng Tojin memegang
pemimpin partai, Maka ia cabut pedangnya dan mencegah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
suteenya dengan berkata: "Su-tee memegang pemimpin
partai, soal ini kau serahkan kepadaku!"
Lalu secepat kilat ia menyabet Sia Yun Hong dengan
pedangnya! Tapi Sia Yun Hong telah siap sedia, dan iapun
beranggapan urusan ini harus dibereskan lekas-lekas, Jika
orangorangnya partai Thian Liong telah datang, maka Pek
Yun Hui dan Na Siao Tiap juga tentu akan datangi dan ia tak
dapat menghadapi banyak lawan, Maka sabetan pedangnya
Hian Ceng Tojin ia tangkis dengan pedangnya yang
dikerahkan dengan tenaga dalam! Terdengar dua senjata
beradu dengan memuncratkan lelatu api, dan dua-duanya
terdampar mundur beberapa langkah.
Dengan cepat Sia Yun Hong sudah loncat menyerang lagi
dengan jurus Tiang Hong Keng Thian (Pelangi melintasi
angkasa), dan terlihat pedangnya menyabet pinggangnya
Hian Ceng Tojin. Hian Ceng Tojin harus meloncat mundur lagi mengelaki
sabetan pedang maut itu, dan maju menyerang dengan jurus
Wa Hun Keng Wie (Sinar Surya membuyarkan uap) dengan
memutar-mutar pedangnya, salah satu jurus yang lihay dari
ilmu silat pedang Cui Hun Cap Ji Kiam Hoat khas dari partai
Kun Lun, dan jurus itu adalah untuk melindungi diri dari
serangan sambit mencari lowongan untuk menyerang lawan.
Pada satu ketika pedangnya itu beradu hebat sekali
dengan pedangnya Sia Vun Hong, demikian kerasnya
sehingga pedang itu putus! Hian Ceng Tojin terus
melancarkan jurus Wa Hun Keng Wie untuk melindungi
dirinya, dan demikianlah pertarungan berjalan dengan serunya
selama tiga puluh jurus, "Berhenti!" berteriak Tu Wee Seng, dan Sia Yun Hong
meloncat ke belakang sambil menarik pulang pedangnya,
begitu pun Hian Ceng Tojin berhenti tidak menyerang
lawannya, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan khidmat Tu Wee Seng berkata: "Pada
pertengahan bulan delapan lain tahun, kita semua harus pergi
ke markas besarnya partai Thian Liong di sebelah utara
propinsi Kwiciu, Kini jika dua macan saling bertempur
bukankah kita akan kehilangan satu macan untuk
menggempur partai Thian Liong" Sekarang kita anggap saja
pertempuran ini seri! sembilan partai harus berserikat
menggempur partai Thian Liong, dan kita bertindak salah jika
kita saling cakar sekarang!"
Sia Yun Hong terperanjat mendengar penjelasan Tu Wee
Seng. ia kira Tu Wee Seng tentu membantu ia untuk
memperoleh kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dari tangannya
ketiga pemimpim partai Kun Lun itu. ia yakin bahwa tanpa
bantuannya Tu Wee Seng, ia tak dapat melawan ketiga
pemimpin partai Kun Lun itu. ia menjadi gusar, dan ia
menegur: "Tu-heng! Apakah artinya ini" Jika kau juga ingin
membantu mereka, aku tidak berkeberatan?"
Tu Wee Seng tersenyum, dan menjelaskan "Sia-heng,
janganlah kau salah mengcrti," kata ia. "Maksudku ialah untuk
memperingatkan janji kita terhadap partai Thian Liong, Jika
kita dapat berserikat, bukankah tenaga kita akan lebih kuat
untuk menggempur partai Thian Liong" Coba pikir, apakah
manfaatnya jika kita saling cakar sekarang?" Ketika itu kedua
matanya melirik ke arah batu besar yang penuh rumput dan
alang-alang itu, yang tergoyang-goyang dan mencurigakan
Sia Yun Hong juga menoleh ke arah batu yang besar itu,
dan iapun rupanya mengerti akan maksud kawannya, Lalu
Hian Ceng Tojin berkata kepada mereka: "Sia-heng, Tu-heng,
kalian masih juga mencurigai kami telah menemui mayatnya
Co Hiong, dan memperoleh kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. Tuheng menyangkanya kami menyembunyikan mayat dan kitabkitab tersebut di belakang batu yang besar itu, Aku
persilahkan kalian pergi memeriksanya!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tu Wee Seng agak kemalu-maluan, karena Hian Ceng
Tojin telah dapat membaca isi hatinya, Dengan tertawa gelakgelak ia berkata: "Tojin betul-betul mempunyai mata yang
tajam Jika diijinkan, kami akan periksa di belakang batu yang
besar itu." Baru saja ia berjalan menghampiri batu itu, tiba-tiba dari
balik batu tersebut berjalan keluar seorang gadis yang
mengenakan pakaian putih dan berselendang biru,
Bukan main terkejutnya Tu Wee Seng menampak
munculnya Na Siao Tiap itu, ia lekas-lekas mundur lagi!
Munculnya Na Siao Tiap bukan saja mengejutkan Tu Wee
Seng, juga Sia Yun Hongdan ketiga pemimpin partai Kun Lun
tak terkecuali Tanpa menegur lagi, Na Siao Tiap meloncat dan
menyerang Tu Wee Seng, Lekas-lekas Tu Wee Seng
melindungi dirinya dengan toya bambunya dengan jurus Om
Im Pik Gwat (Awan hitam menutupi bulan), Tapi Na Siao Tiap
terus melancarkan jotosan-jotosannya yang dapat
merobohkan tembok, Meskipun Tu Wee Seng berusaha keras melindungi diri,
akan tetapi ia tak luput menerima beberapa jotosan sehingga
mukanya menjadi bengkak dan matang biru, Ketiga pemimpin
partai Kun Lun dan Sia Yun Hong tidak datang membantu
Mereka berdiri menyaksikan ilmu silat yang luar biasa dari
seorang gadis yang masih sangat muda usianya, Mereka
semuanya sebagai jago-jago silat yang sudah berpengalaman
dan lama berkecimpung di kalangan Kang-ouw, mereka insyaf
akan kehebatan jotosan-jotosan yang dilancarkan Na Siao
Tiap itu. Tiba-tiba Tu Wee Seng menjerit keras sekali, dan ia
mengambil beberapa biji besi ke arah Na Siao Tiap sambit
melarikan diri ke arah lain dari kaki jurang yang dalam dan
berbahaya itu! Gema jeritannya terdengar seperti jeritan setan yang
membikin bulu roma bangun berdiri! Hanya dengan kebutan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
selendangnya, Na Siao Tiap berhasil menyanv pok semua bijibiji besi jatuh di tanah! Lalu secepat kilat ia pungut satu biji
besi yang segera disambitkan ke arah Sia Yun Hong. jurus itu
adalah jurus To Im Kiat Yo (Menggunakan tenaga lawan
menyerang musuh) yang sering digunakan oleh Pek Yun Hui,
dan serangan demikian sukar ditangkis, karena tak terduga
semula. Sia Yun Hong yang memiliki ilmu silat yang tinggi dan
banyak pengalaman tidak berani menangkis biji besi itu,
karena ia yakin, bahwa sambitan itu dikerahkan dengan
tenaga dalam yang besar tiada tandingan! ia lekas-lekas
loncat ke samping, "Ha! Ha! Ha!" tertawa Na Siao Tiap, "Mengapa Tu Wee
Seng lari! Dan sekarang aku akan memberi hajaran kepada
kau!" Baru saja ia hendak menyerang pu!a, tiba-tiba ia ingat
akan ketiga pemimpin partai Kun Lun yang ia hormati ia
menjadi serba salah, Pek Cici telah perintahkan padanya
untuk membasmi segala orang yang ia jumpai di kaki jurang,
dan kini ia harus membasmi ketiga pemimpin partai Kun Lun
yang ia hormati itu. Pada saat itu ia hanya dapat tersenyum
terhadap ketiga pemimpin partai Kun Lun itu,
Lalu secepat kilat ia meloncat menyerang Sia Yun Hong!
Ketiga pemimpin partai Kun Lun tak berani bergerak, Mereka
yakin bahwa Na Siao Tiap itu memiliki ilmu silat yang jauh
lebih tinggi daripada mereka bertiga. Merekapun sangat
khawatir bahwa gadis itu menganggapnya mereka datang
untuk mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek.
-ooo0oooKipas besi memperlihatkan kelihayannya
Ketika Sia Yun Hong memperhatikan lagi, entah dengan
ilmu apa, ia telah melihat Na Siao Tiap sudah berdiri jejak
beberapa langkah di sampingnya, maka ia harus segera putar
pedangnya untuk melindungi dirinya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan satu sodokan tangan kirinya yang dikerahkan
dengan tenaga dalam, Na Siao Tiap berusaha memukul
lawannya, Sia Yun Hong terkejut, ia meloncat ke belakang
setombak jauhnya, Tetapi Na Siao Tiap dengan gesit terus
mengejarnya dan secepat kilat menjotos pipi kanan lawannya,
"Pipi kiri belum kuhajar!" seru Na Siao Tiap, dan secepat
kilat menjotos pipi kiri lawannya,
Betapapun cepatnya Sia Yun Hong berdaya mengegosi
jotosan itu, namun tak luput jotosan yang kedua kali itu,
mampir juga di pipi kirinya, Kepalanya menjadi pusing, dan ia
memuntahkan darah! pertempuran tersebut disaksikan oleh ketiga pemimpin
partai Kun Lun dengan perasaan kagum, Cara-caranya Na
Siao Tiap menyerang dan memukul kedua pipinya Sia Yun
Hong itu mereka belum pernah lihat sebelum nya. Dari lima
orang itu, sudah dua yang telah dihajar Mungkin akan menjadi
gilirannya mereka untuk dihajar Mereka tak dapat melarikan
diri. Mereka hanya saling mengawasi dalam keadaan yang
serba sulit itu. La!u terdengar Sia Yun Hong berseru: "Sudahlah!" dan ia
segera lari pergi, Dengan senyuman terpaksa Tong Leng Tojin berkata
kepada Hian Ceng Tojin dan Giok Cin Cu: "Kita sebagai
pemimpin partai Kun Lun tak dapat dihina! Kita harus
menggempur dia. jika kita bertiga masih juga tak dapat
menandinginya, kita tak ada muka lagi untuk menjumpai jagojago silat lainnya!"
Dengan pedang terhunus Hian Ceng Tojin menjawab "Kau
dan Sumoy saksikan aku yang akan menggempur dia lebih
duIu!" Sambil tertawa Na Siao Tiap berkata: "Lebih baik kalian
bertiga berlalu dari sini, Aku tak bermaksud menghajar kalian."
Ketiga pemimpin partai Kun Lun tak dapat segera
menyahut sejenak kemudian, dengan mengayun pedangnya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tong Leng Tojin berkata: "Kami sungkan untuk minta ampuni
siocia dapat menyerang kami, Silahkah!" Lalu ia meloncat
maju dan menusuk Na Siao Tiap!
Dengan lincah sekali Na Siao Tiap mengegosi tusukan
maut itu seraya berseru: "Sabar! Kapankah kalian minta
ampun" Aku sendiri yang sungkan bertempur melawan
kalian!" Na Siao Tiap mencelat ke atas untuk menghindarkan
sabetan pedang, ia melayang-Iayang di udara seolah-olah
seekor kupu-kupu. Tetapi Tong Leng Tojin dengan jurus Heng Toan Bo San
(Menyabet pinggang iblis) menyapu pinggang gadis itu
dengan pedangnya seraya membentak "Siapa-kah yang


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyuruh kau bermurah hati?"
Na Siao Tiap mencelat ke atas untuk menghindarkan
sabetan pedang, ia melayang-Iayang di udara seolah-olah
seekor kupu-kupu. "llmu meringankan tubuh sedemikian rupa belum pernah
aku menyaksikannya," pikir Hian Ceng Tojin, dan ia lalu
berkata kepada Sutee dan Sumoynya: "Sudahlah! Hayo kita
berlalu dari sini!" Giok Cin Cu segera ikut berlalu, Tong Leng Tojin terpaksa
mengikuti berlalu juga. Setelah mereka berlalu, Na Siao Tiap baru turun ke tanah
dan berseru: "Baik-baik jalan! Jika kalian menjumpai Pek
Ciciku, katakan saja bahwa Bee Siang Kong memohon kalian
datang ke sini untuk mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cekku,
Aku yakin dia tak akan menjadi gusar."
Bukan main terperanjatnya Bee Kun Bu mendengar
ucapan itu. "Celaka! Mengapa dia mengatakan demikian?" katanya di
dalam hati, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Betul saja ketiga pemimpin partai Kun Lun itu berhenti
setelah mendengar anjuran tersebut Mereka berbalik, dan
dengan wajah yang cemas Hian Ceng Tojin menanyai "Di
manakah Bee Kun Bu sekarang?"
Sedianya Na Siao Tiap mengatakan demikian dengan
maksud baik, ia khawatir jika ketiga pemimpin itu menjumpai
Pek Yun Hui, mereka akan dihajar oleh gadis itu, yang telah
bertekad menghajar siapapun yang datang ke lembah itu,
Tetapi di luar dugaannya, anjurannya itu telah berakibat
sebaliknya. Karena melihat Hian Ceng Tojin menjadi gusar,
iapun menjadi murka pula. ia membentak: "Mengapa kalian
demikian gusarnya" Jika aku tidak memandang Bee Siang
Kong, kalian tak luput dari hajaranku!"
Hian Ceng Tojin melirik ke arah Tong Leng Tojin yang
sudah sudah menjadi sangat gusar "Gadis ini sangat lihay ilmu
silatnya, Aku yakin kita bertiga tak dapat menggempur dia.
Jika aku tidak bersikap sabar kali ini, kami pasti menjumpai
bahaya yang lebih besar-besar," pikirnya, lalu dengan senyum
yang dipaksa ia berkata kepada Na Siao Tiap: "Kami menanya
di manakah Bee Kun Bu sekarang berada karena kami ingin
bicara ke-padanya." jawaban itu meredakan kegusaran Na Siao Tiap yang
setelah menghela napas berkata dengan khidmat: "Bee Siang
Kong adalah seorang yang luhur budi pekertinya. Tetapi kalian
telah dengan kejam mengusirnya sehingga dia ingin
membunuh diri di pegunungan ini...."
Memang sebetulnya Hian Ceng Tojin tidak berdaya untuk
mencegah pengusiran Bee Kun Bu dari partai Kun Lun,
karena ia telah menyerahkan urusan partai kepada Suteenya,
ia yang telah memelihara, mendidik dan mencintai muridnya
itu selama dua belas tahun, telah mengetahui betul bahwa
muridnya itu adalah seorang yang setia, jujur, luhur dan
berbudi Maka ketika mendengar muridnya itu ingin membunuh
diri karena telah diusir, ia tak tahan lagi menyatakan
kecemasannya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"... beruntung sekali dia dapat ditolong oleh Pek Ciciku,
dan dirawat di kamar Thian Kie Ciok Hu," meneruskan Na
Siao Tiap, "Apakah Siocia telah menjumpai juga seorang gadis
mengenakan pakaian putih yang berjalan bersama-sama dia?"
tanya Hian Ceng Tojin. "Apakah gadis itu bernama Lie Ceng Loan?" tanya Na Siao
Tiap. "Betul," jawab Hian Ceng Tojin.
"Aku tidak menjumpai dia. Tetapi aku yakin dia tak
menjumpai haJ-hal yang tak diinginkan karena dia adalah
seorang gadis yang berbudi Tuhan selalu melindungi
padanya!" kata Na Siao Tiap,
Hian Ceng Tojin masih juga merasa khawatir akan
keselamatannya Lie Ceng Loan. Bagaimana ia harus
menjawabnya bila ia menjumpai kawan karibnya, Ngo Kong
Taysu, dan ia tak dapat memberitahukan di mana Lie Ceng
Loan sekarang berada. ia menghela napas, lalu sambil
menghadapi Giok Cin Cu ia menanyai "Sumoy, apakah kau
membawa barang pusaka dari orang tuanya Loan Jie?"
Dengan perasaan heran Giok Cin Cu berbalik menanyai
"Mengapa" Apakah Toako juga ingin mengusir Loan Jie keluar
dari partai Kun Lun?"
Sambil menundukkan kepala Hian Ceng Tojin ber-kata:
"Lain tahun kesembilan partai silat akan mengadu silat
melawan partai Thian Liong, Pihak manakah yang akan
menang sukar diramalkan, Ngo Kong Taysu telah
menyerahkan Loan Jie kepada kita dengan maksud
mempergunakan tenaga partai Kun Lun kita untuk membalas
dendang Menurut pendapatku, tenaga kita tak akan dapat
melaksanakan maksud Ngo Kong Taysu itu. Lebih baik kita
serahkan barang pusaka orang tuanya Loan Jie kepada Na
Siocia untuk diserahkan lebih jauh kepadanya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pernyataan tersebut penuh artinya, karena Giok Cin Cu
telah mengetahui bahwa Toakonya itu berpemandangan luas,
ia tak membantah lagi, ia segera keluarkan barang pusaka
peninggalan orang tuanya Lie Ceng Loan dari saku di d ada
nya, dan sambil menyerahkan barang tersebut ia berkata:
"Barang pusaka ini masih utuh."
Setelah menerima barang itu, Hian Ceng Tojin jalan
menghampiri Na Siao Tiap dan berkata dengan khidmat: "Aku
mempunyai satu urusan yang hendak memohon pertolongan
Siocia, Apakah Siocia sudi menolongnya?" Na Siao Tiap
memandang sejenak, lalu menyahut: "Urusan apakah?"
"Benda di dalam bungkusan ini adalah barang pusaka
peninggalan orang tuanya Lie Ceng Loan. Aku mohon Siocia
menyerahkan barang ini kepadanya!" jawab Hian Ceng Tojin,
"Aku tak tahu dia sekarang ada di mana," kata Na Siao
Tiap, "Kemanakah aku harus mencarinya?"
"Meskipun barang ini penting," kata Hian Ceng Tojin,
"Tetapi Siocia tak usah repot untuk segera menyerahkan
kepadanya, Jika Siocia kebetulan menjumpai dia, sudi
sekiranya berikan kepadanya."
"Bagaimanakah jika aku serahkan kepada Bee suhengnya
?" tanya Na Siao Tiap,
"Begitupun baik!" jawabnya kemudian, Sambil tersenyum
Na Siao Tiap menyambuti barang itu dan terus dimasukkan ke
dalam saku di dadanya, Giok Cin Cu segera mengerti akan maksud suhengnya
yang hendak mempergunakan tenaganya Pek Yun Hui dan Na
Siao Tiap untuk membantu Lie Ceng Loan membalas dendam,
Tong Leng Tojin hanya berdiri menyaksikan ia merasa
heran mengapa suhengnya segera melupakan permusuhan
terhadap gadis itu, Na Siao Tiap yang sebetulnya tidak
bermaksud bermusuhan terhadap ketiga pemimpin partai Kun
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lun itu demi kepentingannya Bee Kun Bu, lalu mengangkat
kedua tangannya memberikan hormat seraya berkata: "Ketiga
angkatan tua dapat bertalu dari sini. Maaf jika aku tak
mengantar!" Ketiga pemimpin partai Kun Lun mengerti bahwa Na Siao
Tiap menghendaki mereka lekas-lekas meninggalkan lembah
itu, maka setelah mengucapkan terima kasih, merekapun
segera ber!alu. Na Siao Tiap mengawasi ketiga orang itu berlalu sampai
tak kelihatan Iagi. Lalu ia berseru: "Bee Siang Kong! Keluar.
Mereka sudah berlalu!"
Tetapi tiada suara jawaban, ia merasa heran. ia lari
menghampiri batu yang besar di mana Bee Kun Bu sedang
tersembunyi ia menyingkap daun-daun semak belukar, dan
alangkah terkejutnya ketika ia melihat seorang tua yang
berjubah dan bersenjata kipas besi sedang mencekal lehernya
Bee Kun Bu. Bee Kun Bu sudah tak berdaya, Rupanya ia telah ditotok
jalan darahnya, wajahnya pucat pasi, Orang yang mencekal
lehernya Bee Kun Bu adalah Ong Han Siong, pemimpin
cabang bendera kuning dari partai silat Thian Liong!
Sambil berdiri diam Na Siao Tiap mengasah otaknya
berusaha mencari akal untuk menolong Bee Kun Bu. ia dapat
segera menerkam Ong Han Siong dan membunuhnya jika
mau, akan tetapi dalam keadaan itu, iapun dapat memaksa
Ong Han Siong membunuh Bee Kun Bu!
ia menjadi gelisah melihat keadaannya Bee Kun Bu yang
sudah memejamkan matanya seo!ah-oleh menerima nasib,
"Mundur!" bentak Ong Han Siong, "Atau aku segera
menghabisi jiwanya!"
Ong Han Siong yang sangat berpengalaman di kalangan
Kang-ouw telah berhasil mencekal Bee Kun Bu untuk
dijadikan sandera, dan betul saja Na Siao Tiap mundur
beberapa langkah setelah digertak,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kau jangan lukakan dia!" kata Na Siao Tiap. "Jika ada
urusan, kita dapat berdamai."
Ong Han Siong yang sangat merasa khawatir jika ia
diserang tiba-tiba oleh Na Siao Tiap, telah mengumpulkan
tenaga dalamnya siap sedia menghadapi segala sesuatu
sambil mencekal lehernya Bee Kun Bu dengan tangan kirinya,
dan memegang kipas besi di tangan ka-nannya, Setelah
menampak Na Siao Tiap sangat cemas akan keselamatan
Bee Kun Bu, ia merasa girang, Dengan sikap yang sengaja
dibikin tegang, ia berkata: "Jika kau menghendaki dia tak
terluka, aku dapat mengabulkan permintaanmu Tetapi...." ia
sengaja menahan harga untuk melihat akibatnya, karena ia
khawatir jika permintaannya terasa terlalu berat lagi bagi si
gadis itu, "Sebutlah permintaanmu itu!" kata Na Siao Tiap dengan
bernafsu. "Aku minta kau serahkan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek
untuk ditukar dengan jiwanya!" kata Ong Han Siong,
"Tetapi kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu telah dibawa oleh
orang partai Thian Liong yang bernama Co Hiong dan yang
telah jatuh tergelincir ke dalam lembah yang dalam ini!
Tentang hal itu kau sendiripun telah me-nyaksikannya!
sekarang kitab-kitab tersebut tidak berada di tanganku!" jawab
Na Siao Tiap, "Tetapi kau jangan harap aku lepaskan orang ini tanpa
kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu!" kata Ong Han Siong
mengancam, "Aku telah memberitahukan kau dengan sejujurnya!" kata
Na Siao Tiap dengan beringas,
Ong Han Siong berpikir sejenak, lalu berkata: "Kau dapat
menukar jiwanya dengan ilmu-ilmu silat yang telah tereatat di
dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu!"
Na Siao Tiap terperanjat dan menanya: "Cara
bagaimanakah kita menukarnya?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Pada dewasa ini ada beberapa jago silat yang paham
akan ilmu-ilmu silat yang tereatat di dalam kitab-kitab itu! Kau
harus beritahukan kepadaku, jangan kau ber-dusta, karena
akupun telah mengetahui sedikit!" kata Ong Han Siong.
"Baik," jawab Na Siao Tiap. Tetapi kau harus lepaskan
dahulu cekalan mu pada lehernya dia."
Ong Han Siong melepaskan cekalannya, akan tetapi kipas
besinya sudah siap untuk memukul mati bila perlu,
Lalu Na Siao Tiap berkata pula: "Menurut pengetahuanku
pada dewasa ini hanya ada tiga orang yang paham akan ilmuilmu silat di dalam kitab-kitab tersebut!
"Hm...." Ong Han Siong mengeluarkan suara di hidung
"Mustahil hanya tiga orang?"
"Sebetulnya ada empat orang," kata Na Siao Tiap, "Tetapi
ibuku telah meninggal dunia, maka kini tertinggal tiga orang
saja!" "Baik! Sebutlah nama-nama dari ketiga orang itu," Ong
Han Siong menuntut "Yang ke satu adalah ayahku, yang ke dua adalah aku
sendiri dan yang ke tiga adalah Pek Ciciku!" kata Na Siao
Tiap. Asmara lelah mempersu!it urusan
Setelah mendengar keterangan itu, Ong Han Siong
berpikir sejenak, lalu ia menanya: "Sekarang ayahmu berada
di mana?" "Kemana dia telah pergi akupun tidak mengetahui nya.
Kau tentu tak dapat menjumpai dia," jawab Na Siao Tiap.
Lalu Ong Han Siong mengancam lagi dengan lagak
seolah-olah ia mau pukul Bee Kun Bu dengan kipas besinya:
"Aku akan menukar jiwanya dengan ilmu-ilmu silat yang
tereatat di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aku tak mengerti maksudmu dengan cara bagaimana
harus ditukarnya!" Ong Han Siong tersenyum, lalu berkata: "Aku yakin kau
dapat melakukannya dengan cara, ke satu: Kau harus menulis
semua catatan-catatan yang terdapat di dalam Kui Goan Pit
Cek itu, Ke dua: Kau harus membunuh mati semua orang
yang telah memahami ilmu-ilmu silat yang tereatat di dalam
kitab-kitab tersebut!"
permintaan yang berat dan yang bukan-bukan itu
membikin Na Siao Tiap sangat marah. ia membentak:
"Sudahlah! jangan banyak bicara lagi. Aku sekarang
memejamkan kedua mataku, kau boleh bunuh mati aku, dan
kemudian kau dapat membunuh mati dia!" Lalu ia betul-betul
memejamkan kedua matanya,
Ong Han Siong tertawa gelak-gelak dan berkata: "Ha! Ha!
Ha! Kau tak dapat menipu aku. Aku ini bukan anak kemarin
dulu!" Na Siao Tiap membuka lagi matanya dan mengejek: "Hm!
Kau takut aku menipu padamu" jika aku menghendakinya, tak
mungkin kau dapat lari dari sini! Aku hanya segan melihat kau
mati konyol!" Ancaman si gadis itu memperingatkan Ong Han Siong
akan hajaran yang gadis itu telah berikan kepada Sia Yun
Hong, ia terkejut, dan ia insyaf bahwa permintaannya
melampaui batas. Dengan tersenyum si gadis berkata lagi: "Aku


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menghendaki kau membunuh mati aku, karena aku tak dapat
melaksanakan permintaanmu dan aku tak tega melihat dia
terbunuh oleh kipas besimu!"
Kata-kata itu telah membikin Ong Han Siong mengetahui
bahwa betapa besar cintanya gadis itu terhadap Bee Kun Bu.
Dia rela berkorban untuk pemuda itu. Dan ia mempergunakan
perasaan si gadis itu untuk melaksanakan maksudnya. ia
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
berkata: "Jika kau mati, kau tidak akan melihat bagaimana dia
mati, Aku akan membebaskan totokanku agar dia menjadi sadar
untuk merasakan sakit yang dia akan rasai dari hajaranhajaran yang aku segera akan lancarkan bilamana kau tidak
memenuhi permintaanku Hayo! Apakah kau berjanji
melaksanakan permintaanku?"
Dengan mata yang beringas Na Siao Tiap menatap
wajahnya Ong Han Siong, Kemudian ia berkata: "Aku dapat
menulis semua catatan-catatan tentang ilmu silat dari kitabkitab Kui Goan Pit Cek itu, tetapi aku tak dapat membunuh
ayahku dan Pek Ciciku! Hm! Kau betu)-betul kejam!
sebetulnya kau tak berkesempatan membebaskan totokannya
dan membikin dia sadari Awas! jika kau melukai atau
membunuh mati dia, aku segera mematahkan semua
sambungan-sambungan tulang yang berjumlah tiga ratus
enam puluh lima di dalam tubuhmu, dan kau akan rasai
betapa sakitnya itu!"
Tetapi Ong Han Siong yang berpengalaman itu tak mudah
digertak ia berkata: "Kau boleh coba-coba...! Aku ingin
menyaksikannya....," Lalu ia mengangkat kipas besinya
hendak mengetok kepalanya Bee Kun Bu, tiba-tiba ia
merasakan pergelangan tangannya yang memegang kipas
besi itu dicekal orang, dan hembusan angin menerjang
dadanya! Segera ia merasakan lengan kanannya itu menjadi
lumpuh, dan secepat kilat ia meloncat ke belakang untuk
mengegosi serangan di d ada nya. Tetapi betapapun lihay
silatnya dan seribu satu macam akalnya, ia rupanya tak dapat
menghindari serangan di dadanya itu, Namun ia masih
berkesempatan mencekal tubuhnya Bee Kun Bu dengan
tangan kirinya dan menyeretnya ketika ia meloncat ke
belakang, Ketika itu terdengar suara seorang wanita yang mengejek:
"Kau ingin belajar ilmu-ilmu silat dari kitab-kitab Kui Goan Pit
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Cek!" Kau harus menangkis serangan Gie Sing Cwan Tao
(Memindahkan bintang di langit) ini!"
Ong Han Siong hanya berhasil menyeret Bee Kun Bu, tapi
kipas besinya telah terlepas dari cekalan tangan kanannya,
Secepat kilat Bee Kun Bu pun dirampas oleh lawannya,
Dengan lengan kiri dan kedua kaki yang masih bebas, sambil
menjerit ia menyerang dengan jurus Sin Lui Hia Kit (Geledek
menyamber dari langit) dengan seluruh tenaga dalamnya,
Untung baginya bahwa lawannya hanya bermaksud
menolong Bee Kun Bu, serangannya itu hanya diegosi saja!
Ong Han Siong menyerang angin, dan ketika ia berbalik, ia
tampak bahwa lawannya tak lain daripada Pek Yun Huilah
yang telah datang menolong Bee Kun Bu yang masih juga
belum sadarkan diri dari totokan, Seperti seekor banteng yang
mengamuk, ia menerkam lagi! Tiba-tiba terlihat Na Siao Tiap
meloncat dan mengirim jotosan dengan jurus-jurus Gie San
Tin Hai (Memindahkan gunung dan membalikkan samudera),
Ong Han Siong tak berani menangkis jotosan maut itu, ia
lekas-lekas menahan diri. Akan tetapi hembusan angin dari
jurus Gie San Tin Hai itu sudah cukup untuk merobohkan ia! ia
terdampar ke belakang dan jatuh duduk di tanah dengan muka
yang pucat dan seluruh tubuh basah dengan peluhnya!
Sambil berpaling kepada Pek Yun Hui, Na Siao Tiap
menanyai "Cici, apakah aku harus bunuh mati dia?"
Ketika itu Pek Yun Hui sedang berusaha membebaskan
dan menolong Bee Kun Bu dari totokan, dan tanpa menoleh
lagi, ia menjawab: "Bunuh dia dengan kipas besinya!"
Na Siao Tiap pungut kipas besinya Ong Han Siong, dan
datang menghampiri sambil berkata: "Tadi kau mengancam
hendak membunuh mati Bee Siang Kong dengan kipas
besimu ini. sekarang aku akan membunuh mati kau dengan
kipas besi ini juga!"
Ong Han Siong yang sudah tak berdaya, itu dengan kedua
mata terbelalak menunggu mati! Tetapi dengan sikap seorang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ksatria ia berkata: "Segala pelajaran atau ilmu di dunia ini tak
terbatas, kita tak dapat mempelajari semuanya, Dalam hal
ilmu silat, kau lebih unggul daripada aku. sekarang aku kalah,
akupun tak menyesal jika harus dibunuh mati!"
Kata-kata yang diucapkan dengan tenang itu membikin Na
Siao Tiap cemas, dan ia menanyai "Di samping ilmu silat,
apakah kau kira kau lebih unggul dalam kepandaian lainlainnya daripadaku?"
Dengan tenang Ong Han Siong menjawab: Tentang ilmu
silat, aku Ong Han Siong hanya mengerti sedikit saja, akan
tetapi tentang ilmu pengobatan dan ilmu falak, aku telah
mempelajarinya dengan tekun dan telah mencurahkan banyak
tenaga dan pikiran, Jika kau tidak pereaya, kau dapat
menyaksikan dengan kepala mata sendiri nanti pada
pertengahan bulan delapan ketika para jago silat akan
bertemu untuk mengadu silat, Kau akan menyaksikan cara
aku mengatur siasat, dan akupun dapat meramalkan nasibnya
dari tiap-tiap jago silat sebagai akibat dari pertandingan silat
tersebut!" Lalu ia tertawa gelak-gelak seolah-olah ia yakin
benar akan akibat keterangannya itu.
sementara itu, Pek Yun Hui telah berhasil menolong dan
menyadarkan Bee Kun Bu, dan iapun telah mendengar
keterangan Ong Han Siong, ia mengejek: "0rang-orang yang
paham akan ilmu pengobatan dan ilmu falak banyak sekali
jumlahnya di kalangan Bu Lim, kau tak usah menyombongkan
diri!" Ong Han Siong bangkit sambil membentak: "Sia-pakah
mereka yang lihay dalam ilmu-ilmu itu" Sebutlah nama orangorangnya!" Tetapi ia jatuh lagi karena hajaran dari Na Siao
Tiap tadi, Sambil berdiri menghadapi Ong Han Siong, Na Siao Tiap
yang belum pernah membunuh orang tidak sampai hati
memukul lawannya dengan kipas besi itu, ia memejamkan
kedua matanya, lalu mengangkat kipas besi tersebut untuk
memukul kepalanya Ong Han Siong,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tiba-tiba Bee Kun Bu berseru: "Jangan bunuh dia mati!"
Na Siao Tiap terkejut dan menahan turunnya tangannya, ia
menoleh ke belakang sambil menanyai "Apa-kah kau ingin
memberi ampun kepadanya" Apakah kau tidak mengetahui
betapa kejamnya dia terhadapmu" Jika Pek Cici tidak keburu
datang menolong, akupun dipaksa olehnya berkorban untuk
kau!" "Ha!" tanya Bee Kun Bu dengan terperanjat "Apa-kah kau
tak dapat melawan dia?"
Segera wajahnya Na Siao Tiap menjadi merah, ia tak
dapat menjawabnya, Pek Yun Hui tersenyum dan berkata
kepada Bee Kun Bu: "Aku melihat kau makin lama makin
ganjil Bangsat itu telah menerkam kau untuk dijadikan sandera
untuk memaksa Tiap Moi menulis semua ilmu-ilmu silat dari
kitab-kitab Kui Goan Pit Cek sehingga Tiap Moi terpaksa
mengalah...." Sekonyong-konyong Na Siao Tiap berseru: "Cici!"
Pek Yun Hui menangguhkan kata-katanya, dan berbalik
menanya Na Siao Tiap: "Mengapa" Apakah aku salah bicara"
sebetulnya jika kau ingin menolong, kau bisa berhasil
menolongnya, karena aku yakin bahwa bangsat itu tidak
bermaksud membunuh...."
"Siapa bilang aku tak bermaksud membunuh?" Ong Han
Siong memotong. "Jika sedikit saja dia bergerak, Bee Kun Bu
pasti mati dari ketokan kipas besiku!"
Tetapi, setelah membunuh mati dia, kau tak dapat lolos
dari tanganku, kaupun pasti mati!" bentak Pek Yun Hui.
"Ha! Ha! Ha!" Ong Han Siong tertawa, "Orang yang berani
datang ke dalam lembah ini untuk mencari kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek tentu tak memikirkan tentang meloloskan diri!"
Bee Kun Bu menghela napas dan berkata: "Dia pernah
menolong aku di pegunungan Ngo Bie San ketika aku berada
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
di kuil Ban Hut Teng, dan karena itu aku masih berhutang budi
kepadanya. Aku mohon kalian membebaskan dia."
Pek Yun Hui berpikir sejenak
"Baiklah, Kita bebaskan dia!" katanya kemudian
Na Siao Tiap menanya: " Apakah kita tidak mau mencari
kitab-kitab Kui Goan Pit Cek?"
"Aku pernah mencarinya, akan tetapi selainnya melihat
bekas darah, aku tak menemui kitab-kitab tersebut maupun
mayatnya Co Hiong," jawab Pek Yun Hui.
"Di dasar lembah yang dalam ini," kata Na Siao Tiap.
"Mungkin mayatnya Co Hiong telah dimakan binatang
buas, Cici tak mungkin dapat melihat bekas-bekasnya."
"Aku hanya harap demikian Lebih baik kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek itu berada di dalam perutnya binatang buas,"
kata Pek Yun Hui. Lalu Na Siao Tiap lempar kipas besi di sampingnya Ong
Han Siong dan membentak: "Apakah kau telah
mendengarnya" Kitab-kitab Kui Goan Pit Cek sudah berada di
dalam perut macan?" Ong Han Siong yang masih merasa kesakitan dari
hajarannya Na Siao Tiap, dan menganggap dirinya sudah
sampai pada ajalnya, masih tetap bersikap ksatria dan tak
gentar jika ia dibunuh, ia duduk memulihkan tenaganya dan
berusaha meringankan sakit di dalam tubuhnya,
Lalu Pek Yun Hui bersiul, dan dalam beberapa detik saja
terlihat seekor bangau putih yang besar terbang datang
menghampiri dengan cepat, sebelumnya ia ber-!alu, ia berkata
kepada Na Siao Tiap: "Kalian berdua dapat menunggangi
bangau ini, dan aku akan jalan melalui jalan tadi, Kita akan
bertemu lagi di kamar Thian Kie Ciok Hu!" Lalu iapun ber!a!u.
Tetapi Na Siao Tiap menahannya dan berkata: "Cici dan Bee
Siang Kong dapat menunggangi bangau ini, karena aku ingin
menguji ilmu mendaki jurang yang curam ini."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui mengawasi dan meneliti jurang yang curam
itu, dan sambil menggelengkan kepalanya ia berkata: "jurang
yang curam ini sangat berbahaya dan licin, aku khawatir sukar
di mendaki Lebih baik kau kembali dengan menunggangi
bangau saja!" "Bagaimana jika kita bertiga menunggangi bangau itu" Aku
dapat meringankan tubuhku," kata Na Siao Tiap.
"Baiklah," jawab Pek Yun Hui, Tapi jika bangau ini tak
dapat menahan beban seberat kita, mungkin kita bertiga akan
jatuh dan binasa semua."
Lalu bertiga mereka menunggangi bangau yang besar itu
yang segera membuka kedua sayapnya dan membawa ketiga
orang itu terbang ke atas, meninggalkan Ong Han Siong
sendirian di dasar jurang yang curam itu.
Bee Kun Bu yang diapit oleh kedua gadis itu tiba-tiba
berkata: "Jika Lie Sumoy juga berada bersama-sama kita, aku
yakin dia akan merasa gembira sekali."
"Kau jangan terlampau khawatir Aku akan berdaya
mencari dia," kata Na Siao Tiap,
Entah berapa lama mereka dibawa terbang oleh bangau
sakti itu di angkasa, melalui awan-awan dan puncak-puncak
gunung, Tiba-tiba bangau itu berbunyi dan terbang turun,
Ketika Bee Kun Bu memperhatikan lagi, bangau itu telah tiba
di atas tanah, tepat di puncak di mana kamar Thian Kie Ciok
Hu terletak "Hayo kita turun, dan kita dapat makan dulu, karena aku
sudah lapar," kata Pek Yun Hui.
"Jika tadi kita jatuh dari atas, aku pasti sudah menjadi
mayat, dan dapat menjumpai ibuku di tanah baka!" kata Na
Siao Tiap. Tiap Moi!" kata Pek Yun Hui, "Aku yakin ibumu tak sudi
kau mati, Aku pereayadia senantiasa melindungi kau!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tiba-tiba air matanya Na Siao Tiap mengalir keluar, entah
mengapa ia menjadi sedih hati
Bee Kun Bu yang telah mendengar dan menyaksikan hal
itu hanya dapat berdiri tertegun, Kemudian iapun menjadi
sedih juga. Na Siao Tiap menghampiri dan menegur
kepadanya: "Aku hanya mengenangkan ibuku, janganlah kau
turut berduka." -ooo0oooJaring asmara menjerat mangsanya
Bee Kun Bu yang sangat berhutang budi terhadap kedua
gadis itu tak dapat bersikap acuh tak acuh, ia berkata dengan
hati yang gugup: "Tetapi... tetapL." ia tak dapat mengutarakan
isi hatinya, "Sudahlah, kau tak usah meneruskan kata-katamu," kata
Na Siao Tiap. "Mari kita pergi ke kamar untuk makan!"
Bee Kun Bu hanya dapat mengikuti berjalan di belakang
kedua gadis itu menuju ke kamar Thian Kie Ciok Hu.
Pang Sui Wie yang disuruh menjaga kamar itu segera
datang menyambut dengan gembira,
Na Siao Tiap pegang tangannya Bee Kun Bu dan berkata:
"Apa yang aku telah katakan kepadamu tadi kau tak usah buat
pikiran...." Lalu ia lari keluar dari kamar
Pek Yun Hui yang memperhatikan sikapnya Na Siao Tiap
berkata kepada Bee Kun Bu: "Rupanya Tiap Moi sudah
banyak berubah sekarang, Dia tak membenci kau lagi."
Bee Kun Bu mengangguk dan menjawab: "Betul! Aku
khawatir akan perubahan sikap yang begitu tegas!"
"Akupun khawatir untuk kepentingannya," kata Pek Yun
Hui. "Aku minta kau senantiasa bersikap ramah terhadapnya
dan berada di sampingnya sebanyak mungkin...."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Tetapi, tetapi... aku harus berbuat apakah ter-hadapnya?"
tanya Bee Kun Bu. "Aku sudah memperhatikan sikapnya dan juga sikapmu
Hubungan antara kalian berdua sudah mendalam, dan aku
hanya khawatir satu kekeliruan atau salah paham dapat
mencelakakan kalian berdua," kata Pek Yun Hui.
Ia berhenti sejenak, lalu melanjutkan "Sebetulnya dan
dengan sejujurnya, akupun telah jatuh cinta kepadamu Dahulu
aku berpendapat bahwa jika aku tak bisa memperoleh kau


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sebagai suamiku, aku tak akan hidup bahagia, Namun
akhirnya aku dapat mengatasi kekeliruan itu, Aku tak pereaya
bahwa diantara laki-laki dan perempuan, kebahagiaan hanya
timbul bila mereka menjadi suami isteri, Aku sendiri sedang
menguji, Berhasil atau gagal, akupun tak dapat meramalkan
sekarang, Namun aku masih berusaha keras, Apakah kau
juga dapat berbuat demikian"
Bee Kun Bu terkejut mendengar pengakuan yang jujur dan
terus terang itu. ia tak dapat menjawab, ia harus mengakui
bahwa iapun telah jatuh cinta terhadap gadis yang mu!ia, luhur
berbudi serta gagah itu, Tetapi iapun sangat mencintai
Sumoynya, Lie Ceng Loan, Tiba-tiba ia ditegur "Bee Siang Kong, Pek Cici sangat
menaruh perhatian terhadapmu apakah kau tidak mempunyai
perasaan?" Seperti orang yang baru terbangun dari tidurnya, Bee Kun
Bu membelalakkan matanya lebar-lebar dan melihat Na Siao
Tiap seperti Sumoynya yang sangat polos dan jujur ia merasa
malu terhadap dirinya sendiri, karena ia anggap bahwa
imannya kurang kuat untuk mencegah segala godaan. ia
merasa berdosa, karena menurut ang-gapannya, telah
membikin Souw Hui Hong kehilangan satu lengannya dan
harus berkorban seumur hidupnya menjadi seorang rahib,
Tiba-tiba ia mengangkat tangan kanannya, dan baru saja ia
hendak memukul kepalanya sendiri, tiba-tiba lengannya
ditepuk oleh Na Siao Tiap,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui membentak: "Bee Siang Kong, mengapa kau
berbuat demikian" Apakah kau kira dengan membunuh diri
kau dapat membereskan segala sesuatu" Kau harus bersikap
berani menghadapi semua itu, membereskannya dengan
semestinya! itulah baru satu laki-laki sejati!"
wajahnya Bee Kun Bu menjadi merah, ia menundukkan
kepalanya menerima salah, Ketika ia mengangkat kepalanya
lagi, ia berkata: "Pek Cici, kau terlalu baik terhadapku Budi
sebesar itu, aku khawatir aku tak dapat membalasnya,.,."
Na Siao Tiap memotong pembicaraannya: "Bee Siang
Kong, jika kau telah mengetahui bahwa Pek Cici sangat baik
terhadapmu, kau harus hidup, jangan mencari mati! Selama
kau tinggal berdiam di sini, aku rela mengajarkan kau ilmuilmu silat yang tereatat di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek,
agar kau dapat membereskan segala sesuatu nanti pada
pertengahan bulan delapan tahun depan di markas besarnya
partai silat Thian Liong...."
Belum lagi pembicaraan itu selesai ketika mereka dibikin
terkejut oleh suara gaduh yang rupanya tidak jauh dari tempat
mereka, Kemudian terlihat berkelebatnya bayangan tiga orang
berlari-lari masuk ke dalam gua.
Pang Sui Wie segera lari mengejar, dan Pek Yun Hui
segera mengetahui, bahwa ketiga orang tersebut telah berada
di luar guanya, Karena ia khawatir Pang Sui Wie tak dapat
menahan ketiga orang itu, Pek Yun Hui mengajak Na Siao
Tiap pergi mengejar, "Biarlah aku jalan dulu," jawab Na Siao Tiap, dan segera
diikuti oleh Pek Yun Hui yang meninggalkan Bee Kun Bu
berdiri terpaku di belakang!
Setelah lenyap kebingungannya, Bee Kun Bu lari mengejar
Suara gaduh tadi makin nyata terdengarnya, karena di luar
gua Pang Sui Wie tengah melawan Sia Yun Hong dengan
pedangnya dan Tu Wee Seng dengan toya bambunya. Pang
Sui Wie sedang mencari kesempatan untuk menyambit lawanKANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
lawannya dengan pasir beracun, karena ia sangat sibuk
mengegosi atau mengelit senjata-senjata kedua lawannya,
Tepat pada waktu yang sangat berbahaya bagi Pang Sui Wie,
Na Siao Tiap telah tiba sambil membentak:
"Kalian berdua hentikanlah penyerangan-mu! Apakah
kalian tidak malu mengerubuti seorang wanita" Di manakah
kalian harus buang muka bila hal ini diketahui oleh jago-jago
silat lainnya?" Sia Yun Hong dan Tu Wee Seng terpaksa berhenti
menyerang dan mereka sangat terkejut ketika dibentak oleh
Na Siao Tiap. Mereka menjadi makin takut lagi ketika melihat
Pek Yun Hui pun datang juga, Mereka tak lupa akan hajaran
yang mereka terima dari gadis itu. Tetapi dengan kesempatan
itu, mereka tiba-tiba menyerang Na Siao Tiap yang tak
bersenjata! Mereka menyerang dengan menggunakan seluruh
kepandaiannya karena mereka bermaksud membalas dendam
dan mencuci malu, Secepat kilat Na Siao Tiap menjotoskan sepasang
tinjunya, hembusan anginnya sudah cukup mendampar kedua
jago silat itu, Seolah-olah digulung ombak, mereka terdampar
dan jatuh terguling tujuh-delapan langkah ke belakang!
"Jika kalian masih juga menyerang, aku terpaksa
menghajar kalian lagi!" Na Siao Tiap mengancam.
Pang Sui Wie hendak menyambit mereka dengan pasir
beracunnya, tetapi Na Siao Tiap mencegah: "Pang Siocia,
jangan sambit mereka! Kita ingin lihat apa yang mereka akan
perbuat!" Dengan senyuman terpaksa, Sia Yun Hong berkata
kepada Tu Wee Seng: "Tu-heng, apakah kita harus berlalu
dari pegunungan Koat Cong San ini setelah dihina serupa ini?"
"Aku lebih suka mati jika aku tak berhasil mencari kitabkitab Kui Goan Pit Cek itu! Aku rela binasa di sini!" seru Tu
Wee Seng sambil bangun berdiri
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui tampil ke muka dan berkata: "Jika kalian tak
sudi keluar dari pegunungan Koat Cong San ini, apakah kalian
bermaksud bertempur dengan kami?" ia berdiri tegak
menghadapi mereka! Mau tidak mau, mereka menjadi gentar Dengan
menghadapi satu Na Siao Tiap saja, mereka sudah tak
sanggup: bagaimanakah mereka dapat menghadapi Pek Yun
Hui seorang lagi" Untuk sementara waktu mereka berdiri
terpaku dan membisu, Lalu Pek Yun Hui menegur lagi:
"Sebetulnya kalian kembali pula ke sini dengan maksud
apakah?" Tu Wee Seng yang sudah kenyang makan garam di
kalangan Kang-ouw masih juga dapat menjawab: "Pek Siocia,
pegunungan Koat Cong San ini bukan milikmu, Apakah kami
tidak boleh datang ke sini" Lagi pula kini telah banyak jagojago silat yang dapat berkumpul di sekitar pegunungan ini, dan
maksud mereka itu semuanya untuk mencari kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek. Menurut pandanganku, kalian berdua sukar
melawan semua jago-jago silat itu!"
"Kau pandai bicara," kata Pek Yun Hui. "Betul kami tak
dapat melawan semua jago-jago silat, tetapi kami dapat
memberi hajaran kepada kalian berdua."
"Pek Siocia," kata Tu Wee Seng, "Kau ternyata salah
paham, sebetulnya kedatanganku bersama Sia-heng dengan
maksud membantu kalian berdua mencari kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek itu, kau tentunya telah yakin betapa besar
artinya kitab-kitab tersebut bagi para jago silat...."
Na Siao Tiap yang dibesarkan di lembah Pek Hua Kiok
dan lama tinggal di pegunungan, tidak berpengalaman dan
tidak mengetahui seluk beluknya kalangan Kang-ouw.
jawaban Tu Wee Seng itu tidak dimengerti olehnya, dan ia
menanyai "Bukankah kembalinya kalian ini untuk mencari dan
memiliki kitab-kitab itu?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ha! Ha! Ha!" Tu Wee Seng tertawa, "Na Siocia, maksudku
ialah jangan sampai kitab-kitab tersebut terjatuh ke dalam
tangannya partai Thian Liong. Dapat digambarkan betapa
besar bahayanya jika orang-orang partai Thian Liong dapat
memiliki kitab-kitab itu, mereka akan membuat kita tak ada
tempat untuk berdiri lagi di kalangan Kang-ouw!"
"Tiap Moi, jangan pereaya obrolannya! Aku yakin bahwa
mereka itu akan berbuat seperti dikatakan me-reka, Mereka
ingin memiliki kitab-kitab tersebut!" kata Pek Yun Hui.
"Pek Siocia!" bentak Tu Wee Seng, "Jika kau tidak
pereaya, lantas kau mau apa?"
Pang Sui Wie segera loncat dan siap menyerang si kakek
itu, tetapi Na Siao Tiap pun mencegah sambil berkata:
"Mereka belum dapat dibasmi sekarang! Kalau mau, aku
dapat membinasakan mereka dengan hanya kedua tanganku,
pasir beracunmu itu kau simpan dahulu untuk maksud lain."
Ancaman itu membikin kedua orang itu cemas, tetapi
mereka sudah tiada jalan keluar lagi, Sedianya mereka datang
kembali ke gua itu dengan maksud membokong Na Siao Tiap,
tetapi maksud mereka yang busuk itu telah diketahui oleh
Pang Sui Wie. Ketika itu mereka hanya menanti nasib saja,
Tetapi Na Siao Tiap yang belum pernah membunuh orang
masih berkata: "Aku tidak mau membunuh kalian, sekarang
kalian enyahlah dari pegunungan Koat Cong San, dan
janganlah berpikir datang kembali mencari kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek pula!" Nasehat itu menggirangkan Tu Wee Seng dan kawannya,
Mereka sengaja berdebat untuk mengulur waktu dengan
harapan jago-jago silat lainnya datang ke situ, Kini, setelah
mereka disuruh lekas-lekas enyah, mereka menyahut: "Baik!
Baik! Kami berlalu! Tetapi kami akan berjumpa pula lain
waktu!" Lalu mereka lari pergi dari mulut gua itu!
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Na Siao Tiap, Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan Pang Sui Wie
tidak mengejar mereka dan balik kembali ke kamar Thian Kie
Ciok Hu. Na Siao Tiap segera pergi ke dapur untuk membuat
hidangan-hidangan, dibantu oleh Pang Sui Wie. Pek Yun Hui
dan Bee Kun Bu kembali ke kamar Thian Kie Ciok Hu.
"Pek Cici selalu berpemandangan luas. Tiap-tiap tindakan
telah diperhitungkan betuL Aku merasa ka-gum.-." kata Bee
Kun Bu. Pek Yun ,Hui tersenyum. "Sudahlah! jangan kau memujimuji aku. Masih banyak urusan yang aku tak dapat
membereskannya dengan seksama, Tentang urusanku
sendiri, aku dapat mengurusnya, Tapi Tiap Moi yang baru
keluar dari pegunungan dan yang hanya mengenal ibunya dan
keempat bujang perempuannya, jarang sekali berurusan
dengan orang lain. Mula-mula aku lihat dia mirip Loan Moi
yang jujur, wajar, berbudi dan luhur, tidak mendendam, dan
mudah merasa puas. sebetulnya sifat dan wataknya jauh
berlainan jika kau berada di sampingnya, dia senantiasa
gembira...." Tetapi, tetapi aku tidak pernah melukai hatinya!" kata Bee
Kun Bu. "Betul!" Pek Yun Hui mengangguk lalu meneruskan. "Kau
sebetulnya tak dapat terlalu dipersalahkan jika dia terlampau
memperhatikan kau. Dan banyak peristiwa-peristiwa buruk
yang kau dapat hindarkan Misalnya, aku telah berulang kali
memperingatkan kau terhadap Co Hiong yang busuk dan keji
itu, tetapi kau hanya pereaya omongannya yang manis, Aku
terpaksa menanti tibanya saat kau dapat melihat dengan mata
kepala sendiri betapa kejam dan jahatnya manusia keji itu,
dan hampir saja kau menjadi korban,
Nah, sekarang kau sudah mengetahui kebusukannya, aku
kira saatnya telah tiba untuk memberitahukan soal Lie
Sumoymu, Lie Sumoymu itu yang juga pereaya Co Hiong
seorang baik karena ia anggap Co Hiong adalah kawanmu,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
telah menyerahkan seluruh jiwa raganya ke dalam tangan
manusia jahanam itu...." "Apa!" seru Bee Kun Bu dengan
terperanjat "Sabar," hibur Pek Yun Hui, "Sampai sekarangpun
Lie Sumoymu masih suci murni dan belum diganggu oleh
manusia jahanam itu. Ketika Co Hiong hendak
memperkosanya, mungkin aku dituntun oleh Tuhan, aku
kebetulan tiba dan telah berhasil menotok urat punggungnya,
Totokan itu sebetulnya kejam dan keji dan lambat laun dia
akan binasa karenanya, Aku terpaksa melakukan itu, karena
manusia itu terlampau keji dan hina, Tetapi di luar dugaanku,
entah siapa yang menolong membebaskan totokan maut itu,
dan ketika aku menjumpai dia lagi, dia telah memiliki ilmu silat
yang lebih !ihay, yang mirip dengan ilmu-ilmu silatnya San Im
Shin Ni dari pegunungan Altai, Aku yakin betul dia telah
mempelajari ilmu-ilmu silat yang lihay itu. AL. jika orang
semacam dia itu dapat hidup lama di dunia ini, tentu banyak
sekali orang yang akan menjadi korban atau mangsanya...
"Bukankah dia telah dihajar dan jatuh tergelincir ke dalam
jurang" Apakah dia belum binasa?" tanya Bee Kun Bu.
Pek Yun Hui menarik napas panjang menyatakan
kekecewaannya, dan berkata: "Aku telah menghajar dia, akan
tetapi dia sendiri yang menjatuhkan diri ke dalam jurang, Dia
telah menduganya bahwa aku pasti membunuh mati dia, dan
kesempatan satu-satunya untuk lolos ialah menjatuhkan
tubuhnya, dengan harapan dapat menolong diri menjambret
cabang-cabang pohong yang tumbuh di lereng jurang, Ia...
mungkin juga dia belum mati Yang kita ketahui hanya bekasbekas darah di dalam jurang."
ia berhenti sejenak merenungkan yang lampau itu, lalu
melanjutkan pula: "Sudahlah! peristiwa ini kita tak usah pikiri
untuk sementara waktu, Jika dia masih hidup, aku pasti akan
mencarinya untuk membikin perhitungan yang penting
sekarang ini adalah urusannya Tiap Moi yang telah terjerat
oleh jaring asmara dan yang ber-sangkut paut dengan Lie
Sumoymu." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu mengerutkan kening dan menanyai "Dan apa
yang aku harus perbuat" Pada dewasa ini, ilmu silatnya tak
ada taranya, Dia selalu mendengar dan menuruti perkataan
Cici, aku kira Cicilah yang harus menasehatkan dia."
"Betul," kata Pek Yun Hui, Tetapi kau tidak mengetahui
betul-betul hatinya seorang gadis, Aku dapat menasehatkan
dia dalam urusan-urusan ia iri, tetapi tak dapat berbuat apaapa dalam urusan asmara, Dia dan Lie Sumoymu sangat
berlainan sifat dan wataknya, Lie Su-moymu tak dapat berbuat
sesuatu yang dapat menyakiti hati orang lain, Misalnya kau
yang tak membalas cintanya, dia hanya akan menyiksa diri
sendiri dan rela mati tanpa berbuat sesuatu.
Akan tetapi Tiap Moi akan tak bersikap demikian ia dapat
berbaik hati, dan juga berlaku kejam Menurut pendapatku, dia
hanya dapat mendengari nasehat Guruku atau ayahnya, dan
ibunya jika masih hidup, Jika aku sekarang menasehatkan
pada nya, aku khawatir dia menjadi salah paham, dan berbalik
merasa cemburu terhadap aku. Jika terjadi demikian, kau
dapat bayangkan akibatnya yang kita tak ingini.
Dia seorang yang sangat pintar dan cerdas, dan orang
yang demikian mudah salah paham, Co Hiong adalah seorang


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang keji dan rendah, Dengan pengalamannya di kalangan
Kang-ouw dia dapat melakukan banyak kejahatan, akan tetapi
aku pereaya dia tidak sepintar Tiap Moi. Ya, di dalam
beberapa hari ini perilakunya telah berubah hebat sekali itulah
yang membuat aku cemas!"
"Bukankah lebih baik aku berlalu dari sini dan tidak
menjumpai dia lagi?" usul Bee Kun Bu.
"Hm...W sahut Pek Yun Hui, "Dunia yang luas ini mungkin
tak ada tempat untuk kau bersembunyi Dia pasti dapat
mencari kau." "Menurut pendapat Cici, aku tak akan luput dari
kejarannya?" kata Bee Kun Bu. "Untuk kebaikan semua pihak
yang bersangkutan apakah yang aku harus buat" jalan yang
terbaik ialah aku membunuh diri Setelah aku meninggal dunia,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
semua orang akan bersedih hati untuk sementara waktu, dan
seterusnya aku akan tedupa. Tetapi aku tidak membikin
mereka saling benci Aku tak takut mati untuk kepentingan
semua!" Dengan senyuman yang pahit getir, Pek Yun Hui berkata:
"Pengorbanan itu memang dapat dipuji Tetapi orang yang
membunuh diri dianggapnya sebagai pengecut Dia tak berani
menghadapi kesulitan dan tak berani mencari jalan untuk
membereskan kesulitan itu. Bukankah kau masih harus
membalas budinya banyak orang?"
Kata-kata yang pedas getir itu membikin Bee Kun Bu
menundukkan kepalanya karena terlampau malu, dan Pek
Yun Hui segera insyaf bahwa kata-katanya telah menusuk hati
orang, Dengan tersenyum dan nada yang halus ia berkata
lagi: "Kau pikir dengan kematianmu kau dapat membikin beres
semua urusan, Tetapi hal yang sebenarnya dengan matinya
kau, kau akan menghancurkan hatinya Lie Sumoymu, juga
Souw Siocia yang pernah berkorban untukmu, Maka
janganlah kau meikiri soal membunuh diri lagi. Pereayalah,
aku senantiasa berdaya menolong kau membereskan segala
se-suatu!" "Pek CicL." kata Bee Kun Bu, dan ia tak dapat meneruskan
karena terlampau terharu.
"Mengapa?" tanya Pek Yun Hui. "Bukankah aku juga
mempunyai perasaan" Aku akan membantu kau menjadi
seorang jago silat untuk mengangkat nama partai Suhu dan
Susiokmu, dan membereskan semua kesulitan-kesulitanmu,
Tetapi aku mempunyai satu syarat, yakni kau harus turut apa
yang aku katakan!" Bee Kun Bu menatap wajahnya Pek Yun Hui dan berkata:
"Cici! Kau demikian sayang kepadaku, jika aku masih tidak
mau turut kata-kata Cici, aku ini bukannya manusia lagi!"
-ooo0oooBee Kun Bu mempelajari ilmu silat yang sakti
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kau tak usah bersumpah," kata Pek Yun Hui, "Sekarang
yang penting ialah kita harus menjaga Tiap Moi. Dalam masa
remajanya, perasaannya mudah tersinggung. Dia baru saja
bereampur gaul dengan banyak orang, dia mudah salah
paham, Tiap-tiap hal yang menusuk hatinya akan berakibat
hebat sekali. Dari itu kita harus menyesuaikan diri untuk
menyenangkan dia. Kau akan berada di sampingnya agak
tama, selama itu kau dapat belajar ilmu silat daripadanya,
Tetapi kau mungkin juga bisa terjerumus dalam jurang
asmara, Dari itu, aku berpesan supaya kau bertindak hati- hati
dan selalu mencari kesempatan membikin dia insyaf akan
segala tindak tanduknya yang keliru...."
"Pek Cici, tentang ini aku masih kurang jelas..." kata Bee
Kun Bu. Pek Yun Hui tersenyum, lalu ia menjelaskan lebih lanjut:
"Lie Sumoymu sangat mencintai kau, harus dijaga jangan
membikin dia mati mereras. Souw Hui Hong telah berkorban
untuk menolong kau di hadapannya jago-jago silat dari kelima
partai silat yang ternama sehingga dia menjadi seorang yang
bereacad, Apakah kau akan melupakannya, Ya, nasi sudah
menjadi bubur, dan kau tak dapat merubah lagi-lagi Lie Ceng
Loan yang berjiwa besar, dia rela menjadi isteri kedua atau
ketiga, asal saja kau tetap mencintainya...."
"Cici, kata-katamu itu agaknya di luar garis," protes Bee
Kun Bu. "Cici dapat tetap berhati suci murni terhadap orang
lain, akupun dapat berbuat seperti Cici!"
Pek Yun Hui tersenyum, seraya berkata: "Aku tahu kau
menghormati dan mungkin juga mencintai aku. Nah,
dengarlah, aku beri kau petunjuk bagaimana kau harus
memperlakukan Tiap Moi. Asalkan kau dapat menuruti
petunjuk-petunjukku, aku jamin hasilnya akan memuas-kan!"
"Aku yakin aku dapat membereskan urusanku terhadap Lie
Sumoy dan Souw Siocia. Tetapi Tiap Moi, aku khawatir aku
akan gagal Jika Cici dapat memberi petunjuk, aku sangat
berterima kasih." Tiba-tiba Bee Kun Bu ingat kepada Giok Siu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sian Cu yang telah mencuri buah Sie Can Ko untuk menolong
jiwanya, ia menjadi bengong.
Pek Yun Hui tak dapat membaca isi hati orang, ia berkat a:
"Kau jangan banyak pusing lagi! Kau akan tinggal bersamasama Tiap Moi agak lama, kau harus selalu melayani dia agar
dia dapat kesimpulan bahwa kau adalah seorang pria yang
dapat dipereayai Tetapi jika aku berbuat demikian, bukankah akan
mempersulit urusan?" kata Bee Kun Bu,
"Tidak," jawab Pek Yun Hui, "Aku telah memikir lama dan
aku telah mengetahui betul sifat dan wataknya, Dia sangat
pintar dan cerdas, Di dalam dunia ini agaknya tidak ada hal
yang dia tak dapat lakukan. Tetapi ada hal-hal yang dia tak
dapat lakukan karena dia sudi me-lakukannya, Jika kau
memperhatikan padanya, dia akan berdaya menolong kau,
dengan demikian kau akan menjadi kawan karibnya.
Namun antara asmara dan setia kawan sangat kecil
perbedaannya, karenanya kau harus senantiasa bersikap
seperti kakak terhadap adiknya, jangan sekali-kali
menimbulkan asmara terhadapnya, Dapatkah kau tahan
menghadapi seorang gadis yang cantik jelita tanpa jatuh cinta
terhadapnya" Apakah imanmu cukup teguh?"
"Ini... ini, jika aku sudah bersedia, aku yakin aku dapat
menghadapinya!" jawab Bee Kun Bu.
Pek Yun Hui tersenyum, dan berkata pula: "Baiklah, Untuk
sementara ini, kau berbuat sebagaimana petunjukku sewaktuwaktu aku akan memberi petunjuk lagi. Nah, sekarang kita
pergi ke kamar dapur menengok Tiap Moi apakah dia sudah
selesai menyediakan santapan." Lalu ia bangun dan berjalan
ke kamar dapur "Bolehkah aku membantumu?" seru Pek Yun Hui.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Boleh saja," jawab Na Siao Tiap. "Hari ini kita harus
makan hidangan-hidangan yang lezat, dan juga minum arak
yang harum." " pernahkah kau minum arak sebelumnya?" tanya Pek Yun
Hui. "Belum, Tetapi hari ini aku ingin mencobanya," jawab Na
Siao Tiap, "Sebetulnya arak kita seberapa enaknya, Arak hanya
dapat membikin kita mabok. Lebih baik kita tidak minum arak,"
kata Bee Kun Bu. "Aku sering mendengar orang mengatakan bahwa arak itu
dapat membikin orang lupa akan penderitaannya. Aku ingin
mencoba meminumnya agar dapat melupakan segala
sesuatu!" kata Na Siao Tiap,
Sambil tersenyum Bee Kun Bu menanyai "Apakah ada
suatu hal yang membikin kau bersusah hati" Arak itu hanya
dapat membikin kau lebih kesal lagi setelah kau sadar
kembali, Lebih baik kita tidak minum arak,"
Na Siao Tiap terperanjat mendengar bujukan yang ramah
dari Bee Kun Bu. Untuk merubah suasana, Bee Kun Bu berkata pula: "Tiap
Moi, bukankah kau pernah berjanji hendak mengajarkan aku
ilmu silat dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek" Apakah janji itu
masih berlaku?" "Janjiku selalu berlaku," jawab Na Siao Tiap. "Aku hanya
khawatir kau belajar tidak dengan sungguh-sungguh hati!"
"llmu silat yang sakti itu diidam-idamkan oleh para jago
silat Bukankah aku ini tolol jika tidak belajar sungguh-sungguh
hati bila kau sudi mengajarkannya?"
Na Siao Tiap mengawasi Pek Yun Hui sejenak, lalu
berkata sambil tersenyum: "Mempelajari mengerahkan tenaga
dalam harus dilakukan dengan tekun, Jika kau tidak dapat
mencurahkan perhatian, maka ilmu itu tak akan berhasil
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dipelajarinya. Aku hanya khawatir kau selalu memikiri Lie
Sumoymu selagi mempelajari ilmu tenaga dalam itu!"
sindiran itu membikin wajahnya Bee Kun Bu menjadi
merah, dan ia terpaksa menjawab: "Tetapi dengan kau
menjagai aku, aku tak khawatir tidak berhasil!"
jawaban yang tepat itu berbalik membikin Na Siao Tiap
menjadi merah padam wajahnya, ia tak menduga bahwa Bee
Kun Bu juga bisa bersenda gurau terhadap-nya. ia berkata:
"Hm! Kau pandai bicara, Jika kau betul-betul ingin belajar, kau
harus senantiasa mendengar petunjuk-petunjukku dengan
khidmat!" "Jangan khawatir, Suhu!" jawab Bee Kun Bu dengan
senyumnya yang menawan hati. "Di waktu belajar, aku akan
selalu pandang kau sebagai guruku yang sakti, aku tentu
memperhatikan segala petunjuk-petunjuk...."
Mendadak ia menangguhkan kata-katanya, karena ia
insyaf bahwa pereakapannya sedang diperhatikan oleh
keempat bujang perempuan Na Siao Tiap dan Pang Siu Wie.
Pek Yun Hui segera memotong pembicaraannya kedua
orang itu dengan berseru: "Aku sudah lapar Apakah hidanganhidangan sudah siap?"
Bee Kun Bu mengerti saran itu, ia lalu keluar dari kamar
dapur menanti hidangan-hidangan yang sedang disiapkan
Pada keesokan harinya Bee Kun Bu mulai belajar silat dari
Na Siao Tiap dengan penuh perhatian, dan ia berusaha
melupakan Lie Ceng Loan, Tiga bulan telah berselang, ia telah
dapat memahami berbagai-bagai macam ilmu silat yang
tereatat di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dengan
petunjuk dan penjelasan yang teliti dan cermat dari NaSiao
Tiap. Demikian tekunnya Bee Kun Bu mempelajari dan
memahami ilmu-ilmu silat tersebut, demikian pun Na Siao Tiap
mengajarnya dengan sungguh-s unggun pula, sehingga dalam
jangka waktu tiga bulan saja, Bee Kun Bu telah dapat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menghafal di luar kepala semua catatan-catatan kitab-kitab
tersebut. Kadang-kadang Pek Yun Hui juga turut serta mempelajari
dan melatih ilmu-ilmu silat tersebut, dan dengan
kecerdasannya iapun telah memperoleh manfaatnya, setaraf
dengan apa yang telah diperoleh oleh Bee Kun Bu.
pada suatu hari baru saja Bee Kun Bu berlatih silat, dan
ketika ia membuka matanya yang ia pejamkan selama
beristirahat, ia tampak Na Siao Tiap berdiri di depannya
dengan sikap yang rindu, ia menanyai "Tiap Moi, mengapa
kau nampaknya cemas?"
Na Siao Tiap menghela napas, "Mulai hari ini, setelah kau
memahami semua catatan-catatan ilmu silat dari Kui Goan Pit
Cek, kau harus mulai mempraktekkan teori-teorinya: karena
banyak jurus-jurus yang kau harus pergunakan dengan baik
dan mahir Menurut perhitunganku jangka waktunya enamtujuh bulan lamanya, Meski kau telah memahami teoriteorinya, namun kau belum ada kesempatan untuk
mempraktekkannya. Jika kau menjumpai lawan yang memiliki ilmu tenaga
dalam yang lihay, kau bukan saja masih belum dapat
menaklukkan lawan itu, malah kau dapat dilukai karena kau
belum dapat mempergunakan tenaga dalammu dengan
sempurna, Oleh karena itu, aku harus membantu kau
mempraktekkan mempergunakan tenaga dalammu."
"Ha! Ha! Hai!" tertawa Bee Kun Bu, "Jika cuma itu saja,
kau tak usah menjadi cemas, Aku siap sedia menerima
petunjuk-petunjukmu."
Na Siao Tiap lalu duduk di sampingnya Bee Kun Bu dan
berkata lagi: "Apakah kau mengetahui mengapa aku dapat
melayang-layang di udara seperti seekor kupu-kupu dalam
jangka waktu yang agak lama?"
"Kau telah memahami dan berlatih ilmu Toa Pan Yok Hian
Kong (llmu meringankan tubuh yang sakti) dengan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mengerahkan urat-urat syaraf dan tenaga dalam mu, serentak
mempergunakan tenaga luar untuk menekan hawa udara.
Betulkah" Dan apakah akupun dapat belajar ilmu tersebut dari
kau?" Na Siao Tiap berbangkit dan sambil tersenyum ia berkata:
"Kau telah menebak separuh jitu, ilmu Toa Pan Yok Hian Kong
dapat dipergunakan dengan sempurna jika kita sudah berlatih
lama dan kita sudah berusia tiga puluh tahun ke atas, Aku kini
belum berusia dua puluh tahun, ilmu tersebut belum aku dapat
mempergunakan dengan sempurna."
"Sungguh mengagumkan!" seru Bee Kun Bu dengan
kagum, "Belum berusia dua puluh tahun, kau sudah demikian
lihaynya, Jika kau sudah dua puluh tahun lebih, kau,., kau...."
Na Siao Tiap menjadi merah mukanya karena pujian itu.
Lalu mereka berlatih silat lagi,
Di dalam beberapa bulan mereka berada bersama-sama,
Na Siao Tiap telah meluap-luap asmaranya seolah-oleh tak
tertahan lagi, akan tetapi Bee Kun Bu senantiasa
mempertahankan batas demarkasinya dengan sungguhsungguh, ia tetap menghormati keluhuran gadis itu, dan
mencintainya sebagai adiknya,
"Meskipun aku rela mengajarkan dan membantu kau
berlatih Toa Pan Yok Hian Kong," kata Na Siao Tiap, "Akan
tetapi aku masih merasa khawatir."
Bee Kun Bu terkejut dan berkata: "Jika kau anggap
berbahaya bagiku, lebih baik pelajaran itu ditangguhkan saja
dahulu, Aku dapat mempelajarinya setapak demi setapak."
Dengan tak terasa air matanya Na Siao Tiap mengalir
keluar, dan dengan terisak-isak ia berkata lagi: "Aku anggap
tak ada gunanya bagi seorang gadis memiliki ilmu silat yang
sakti, Jika aku dapat menurunkan kepandaianku kepadamu,
aku kira ada lebih baik!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Mengapa kau senantiasa berpendapat demikian" Kau
pasti akan menyesal jika kau kehilangan kepandaian silatmu
yang sakti itu," kata Bee Kun Bu, menghibur


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aku tidak akan menyesali kata Na Siao Tiap. "Aku lebih
suka diam di rumah mengurus rumah tangga seperti lain-lain
wanita umumnya...." "Sudahlah!" kata Bee Kun Bu dengan senyuman yang
menghibur "Mari kita berlatih silat pula!"
"Akupun heran," meneruskan Na Siao Tiap, "Aku tiba-tiba
tak berpikir untuk menjagoi di kalangan Kang-ouw. Aku rela
menjadi seorang wanita biasa mengerjakan semua pekerjaan
wanita, Bahkan akupun tak mau dibantu oleh seorang
bujang...." Tetapi dengan demikian banyaknya pekerjaan yang kau
harus kerjakan, kau akan lekas menjadi muak!" kata Bee Kun
Bu. "Tidak! Tidak!" jawab si gadis. "Aku tak akan menjadi jemu!
Aku yakin aku akan berbahagia mengurus rumah tangga
untuk orang yang aku segani...."
Berdebar-debar hatinya Bee Kun Bu, ia berusaha sekuat
tenaga memperkokoh imannya dari serangan-serangan
asmara yang sedang dilancarkan oleh gadis yang cantik jelita
itu, ia tak lupa akan pesannya Pek Yun Hui, dan dalam
usahanya mempertahankan napsunya itu, ia menjadi berdiri
tertegun. "Bee Siang Kong, apakah aku telah salah bicara?" tanya
Na Siao Tiap setelah melihat sikapnya Bee Kun Bu yang tibatiba berubah,
"Tidak," jawab Bee Kun Bu, "Kau mengatakan bahwa kau
dapat mengajarkan aku ilmu Toa Pan Yok Hian Kong dengan
cara yang cepat Bagaimanakah itu?"
Na Siao Tiap menatap Bee Kun Bu sejenak, lalu berkata:
"Urat-urat syaratku betul sudah aku dapat mengendalikannya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dengan sempurna, tetapi jika aku belum berusia tiga puluh
tahun atau lebih, aku tak dapat mempergunakan ilmu Toa Pan
Yok Hian Kong itu dengan sempurna jika aku tidak makan
Leng Tan (pil mustajab) yang dibuat dari Ban Lian Hwee Kwi
(kura sakti) dari ayahku, Sayang Leng Tan itu telah aku makan
habis, karenanya aku tak dapat membagi kau! jika kau makan
Leng Tan itu, mungkin juga pada pertengahan bulan delapan
lain tahun kau dapat menunjukkan gigi di markas besarnya
partai Thian Liong, Tapi masih ada akal agar kau dapat
mempelajari ilmu itu lebih cepat...."
"Bagaimanakah caranya?" tanya Bee Kun Bu dengan
bernapsu. Na Siao Tiap tidak segera menjawabnya, ia menatap Bee
Kun Bu dengan wajah yang penuh kaSih sayang, Lalu ia
berkata: "Jika aku memikirkan hal ini, aku menjadi cemas,
Cara itu adalah usul dari Pek Cici."
Bee Kun Bu terkejut dan berkata: "Aku tahu, Kau harus
berkorban dengan membuang-buang banyak tenaga dalammu
untuk membantu aku melatih mengendalikan semua urat-urat
syarafku, BetuIkah?"
"Jika hanya demikian, aku tak akan menjadi cemas," jawab
Na Siao Tiap. Bee Kun Bu mengerutkan dahi dan berkata: "Jika masih
ada cara yang lain, akupun tak mengetahuinya."
"Nah, dengar baik-baik!" kata Na Siao Tiap. "Setelah aku
makan Leng Tan yang terkenal dari Ban Lian Hwee Kwi, maka
darahku menjadi berlainan daripada darahnya orang
umumnya. Bila aku dapat berhasil menyalurkan darahku ke
dalam tubuhmu dengan dibantu Pek Cici yang mendorong kau
mengeluarkan tenaga dalammu, maka dalam jangka waktu
hanya enam bulan, hasil latihanmu akan sama dengan hasil
latihan selama sepuluh tahun lebih, Dan setelah kau berhasil,
kau dapat mengendalikan semua urat-urat syaraf mu dan
melancarkan jurus-jurus ilmu silat yang kau telah pelajari dan
dapat menjagoi di kalangan Kang-ouw!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Tetapi... tetapi cara itu adalah cara yang tak mungkin
dilakukan!" bantah Bee Kun Bu. "Janganlah kau berpikir
demikian!" "Aku akan mendesaknya, aku tak merasa puas jika aku tak
melaksanakan cara tersebut untuk menolong kau!" mendesak
Na Siao Tiap. "Tidak!" bentak Bee Kun Bu dengan berlagak marah, "Kau
terlalu berkeras kepala! Jika demikian, aku harus siang-siang
berlalu dari sini!" Dan iapun berjalan keluar
Tetapi Na Siao Tiap meloncat menghalangi dan berkata
dengan sabar: "Aku bermaksud baik, Apakah aku telah salah
bicara?" "Tetapi kau sangat keras kepala," jawab Bee Kun Bu.
"Orang harus selalu menuruti kehendakmu tapi kau sebaliknya
segan menerima pendapat orang lain, Aku khawatir jika aku
berdiam lama-lama di sini, kita akan sering-sering berselisih
Lebih baik aku berlalu sekarang?"
Air mata mengucur keluar dari kedua belah matanya Na
Siao Tiap dan sambil memegangi tangannya Bee Kun Bu ia
berkata: "Jangan gusar, aku tak akan memaksa kau lagi, Lain
kali aku akan berunding untuk mengetahui keputusanmu...."
"Celaka!" pikir Bee Kun Bu. "Agaknya dia tidak mau
melepaskan aku lagi. Dia ingin selalu menyertai aku!"
Dalam keadaan yang serba salah itu, sekonyong-konyong
terdengar suaranya Pek Yun Hui yang ia tidak tampak sudah
sepuluh hari lebih. Na Siao Tiap mendongak dan berseru: "Pek Cici, kau
sudah kembali?" Pek Yun Hui menghampiri mereka seraya berkata: "Ya,
aku sudah kembali, dan bagaimanakah kalian ber-dua"
Apakah kalian berselisih?" ia menanya demikian karena
melihat Na Siao Tiap berlinangkan air mata,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aku tidak berselisih, aku telah membikin dia gusar!" jawab
Na Siao Tiap, Setelah menatapi Bee Kun Bu sekian lama, Pek Yun Hui
berkata: "Sudahlah, kau jangan marah, Kau harus terus
belajar dan berlatih, sekarang berita tentang ke-sembilan
partai silat akan mengadu kepandaian di markas besar partai
Thian Liong tahun depan sudah tersiar luas, pertandingan silat
pada waktu itu tak dapat dianggap remeh lagi.
Jago-jago silat dari partai-partai silat Kun Lun, Ngo Bi, Siat
San, Tiam Cong dan Hua San, setelah mereka datang ke
pegunungan Koat Cong San ini untuk merebut kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek, mungkin sudah mengetahui tenaga dari partai
Thian Liong, dan mungkin pula sudah memperhitungkan
masak-masak untuk menghadapi nya.
Cobalah pikir, semua jago-jago silat dari kelima partai silat
itu telah bergabung menggempur jago-jago dari partai Thian
Liong, mereka masih tak mampu menggempurnya, Karena
itulah kita harus membikin persiapan yang semestinya untuk
menghadapi peristiwa lain tahun, sekarang jangka waktunya
masih lima-enam bulan lagi, waktu sesingkat ini sangat
berharga, Jika kau tidak bertekun belajar, kau akan menyesal
seumur hidupmu!" Bee Kun Bu menundukkan kepalanya dan berkata: "Aku
tidak marah." Dengan wajah yang cemas,-Na Siao Tiap berkata: "Cici,
jika jangka waktunya sudah sedemikian singkat nya,
bagaimanakah kita dapat mendesak Bee Siang Kong
memahami ilmu Toa Pan Yok Hian Kong" Ya, cara-cara
melancarkan jurus-jurus, mengelit mengegos, menangkis dan
melabrak lawan, dapat dia melatih diri dengan memuaskan
dengan dibantu oleh Cici, Tetapi untuk dapat memiliki ilmu
Toa Pan Yok Hian Kong waktunya terlalu sempit!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui tersenyum dan berkata: "Tentang ini kita tak
dapat berbuat lain. Kita hanya dapat mengajar dan memberi
petunjuk sedapat mungkin. Namun jika dia tekun belajar dan
berlatih, hasilnya akan diluar dugaan, dia dapat
mengimbangkan kekuatannya partai Thian Liong dan
kesembilan partai-partai silat lainnya."
"Tetapi kita masih ada cara lain yang lebih cepat," kata Na
Siao Tiap, "Hanya Bee Siang Kong tak sudi menerimanya.
Sebab inilah kami tadi telah bertengkar!"
Pek Yun Hui berpikir setelah mendengar penjelasan itu,
Kemudian sambil tersenyum ia berkata: "Betul, cara itu adalah
cara satu-satunya untuk mempereepat hasiU nya!"
Bee Kun Bu membungkam. Agaknya ia terpaksa
menerima saran tersebut yang membikin Na Siao Tiap
berkorban lebih besar lagi. Menampak sikap itu, Na Siao Tiap
menggoda dengan ejekannya: "Pek Cici, agaknya Bee Siang
Kong membenci aku!" "Tiap Moi ini betul-betul pandai menggoda!" pikir Pek Yun
Hui. Lalu ia berkata: "Tiap Moi, cobalah beritahukan aku
tentang cara yang dapat mempereepat itu."
Dengan sikap kemalu-maluan Na Siao Tiap menjawab Tak
usah aku menyebut lagi cara itu. Bukankah Cicipun telah
mengetahuinya?" Tanpa disuruh Bee Kun Bu berjalan keluar dari kamar itu.
Di luar suasana sangat tenang dan sunyi, Awan putih terlihat
terapung-apung diantara puncak-puncak gunung Koat Cong
San itu, Namun hatinya tak tenang, seolah-oleh air yang deras
mengalir ke muara! "Bee Siang Kong!" tiba-tiba terdengar Pek Yun Hui
memanggil "Mengapa kau tidak kembali untuk berlatih silat"
Lupakah kau akan tugasmu?"
Seperti orang yang baru sadar dari lamunannya, Bee Kun
Bu berbalik dan berjalan masuk ke dalam kamar lagi,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah mereka berada lagi di dalam kamar, Na Siao Tiap
menanya Pek Yun Hui: "Pek Cici, aku tiba-tiba ingat akan adik
Lie Ceng Loan, Cici pernah berjanji mencari dia, apakah
sudah ada kabar tentang dia?"
pertanyaan itu mengejutkan Bee Kun Bu, dan segera
terbayang roman bentuknya Lie Sumoynya yang ia sangat
cintai, ia teringat akan kasihnya yang tak terhingga,
keluhurannya yang tiada taranya, Baginya Lie Sumoynya
adalah pujaan nya. Gadis yang masih sangat muda itu belum
pernah membenci atau menyakiti hatinya, iapun merasa
berdosa jika mengingat sikap atau perbuatannya terhadap
Sumoynya itu. Dengan tak terasa ia menghela napas dan
berdiri termenung lagi. "Bee Siang Kong," tegur Pek Yun Hui, "Kau tengah
memikirkan Lie Sumoymu?"
Dengan mata berlinang Bee Kun Bu berkata: "Pek Cici,
apa gunanya aku memikirkan padanya" Dunia yang luas dan
lebar ini, di manakah aku dapat menjumpai dia lagi.,.?"
"Dengan tekad Bee Kun Bu pergi mengangkat namanya
Kun Lun Kata-kata Bee Kun Bu itu menusuk hatinya Na Siao Tiap,
siapapun harus memuji Lie Ceng Loan yang polos itu. Entah
apa alasannya Na Siao Tiap merasa cemburu terhadapnya,
Malah ia berkata dengan simpati: "Pek Cici, Saudari Li itu
betul-betul harus dikasihani Aku khawatir akan
keselamatannya jika dia berkelana seorang diri di kalangan
Kang-ouw yang penuh dengan tipu-tipu muslihat busuk. Pek
Cici, akupun mohon Cici mencari dia...."
Bee Kun Bu mencengkeram dadanya sendiri menahan
pedih dan sakit hatinya memikiri nasib Lie Sumoynya yang
malang itu, Tiba-tiba ia berseru: "Na Siocia, mulai saat ini, aku
tak akan belajar ilmu silat dari kau lagi!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kedua gadis yang mendengar kata-kata itu bukan main
terkejutnya dan menanya dengan berbareng: "Bee Siang
Kong, kau kenapakah?"
Teguran itu membikin Bee Kun Bu menjadi sadar akan
pesan Pek Yun Hui, bahwa ia jangan menyinggung
perasaannya Na Siao Tiap yang dapat melakukan perbuatan
yang tidak diingini jika gadis itu menjadi kalap atau nekad.
Untuk meredakan suasana, Pek Yun Hui yang lebih
berpengalaman berkata kepada Na Siao Tiap: "Bee Siang
Kong akan belajar terus darimu, Hanya ketika kau sebut-sebut
Lie Ceng Loan, dia tiba-tiba tergerak hatinya untuk mencari
Lie Sumoynya yang dia sangat khawatirkan akan
keselamatannya berkelana seorang diri...."
"Akupun tak seharusnya menahan Bee Siang Kong
terlampau lama di sini," memotong Na Siao Tiap. "Dia harus
pergi mencari Lie Sumoynya...."
Bee Kun Bu terharu mendengar kata-kata dari ketulusan
hati itu. Sambil menghadapi Bee Kun Bu, Na Siao Tiap berkata
lagi: "Bee Siang Kong, aku tahu kau selalu memikiri Lie
Sumoymu. ketika aku sebut-sebut Lie Sumoymu kau segera
terperanjat Apakah kau takut aku dan Pek Cici tersinggung?"
"Sudahlah, Tiap Moi!" kata Pek Yun Hui. "Jangan
menyiksa dia lagi! Dia sedang menderita, kita tidak
seharusnya menambah siksaan kepadanya!" Lalu kedua gadis
itu tertawa gelak-gelak, sehingga Bee Kun Bu menjadi lebih
terperanjat Lalu tanpa ada yang menyuruh mereka berjalan
keluar dari kamar Suasana di luar masih tetap sunyi dan tenang, Angin
gunung meniup sepoi-sepoi, Mereka berhenti dan berdiri di
bawah sebuah pohon cemara, Dalam suasana sunyi senyap
itu, tiba-tiba mereka dibikin terkejut oleh suara derap kaki
manusia, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Yun Hui mengawasi keadaan disekitarnya dan melihat
berkelebatnya sesosok tubuh tidak jauh dari tempat dimana
mereka berdiri, yang lari masuk ke belakang semak belukar
Pek Yun Hui mengejar untuk segera tertawa setelah dapat
kenyataan, bahwa orang itu adalah Pang Siu Wie.
"Pang Siocia, mengapa kau lari kesini?" tanyanya,
Pang Siu Wie memberi isyarat untuk bersikap tenang, Lalu
dengan suara perlahan ia berkata: "Tadi selagi aku berada di
luar mulut gua, aku melihat di dekat semak belukar ini
berkelebat bayangan orang, Lalu aku datang mengejar..."
"BetuIkah kau melihat orang datang ke daerah ini?" tanya
Pek Yun Hui. Pang Siu Wie mengangguk Lalu dengan hati-hati mereka
mencari orang yang dicurigai itu, tetapi mereka tak berhasil
mencarinya. sekonyong-konyong terdengar Na Siao Tiap
memanggil: "Pek Cici, apakah kau melihat orang menerobos
masuk ke kamar Thian Kie Ciok Hu?"


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tadi Pang Siocia melihat ada orang lari ke belakang
semak belukar sekarang kau bilang kau melihat orang masuk
ke kamar," jawab Pek Yun Hui, "Tetapi aku tidak melihat orang
itu!" "Aku lihat betul ada orang menerobos masuk ke kamar!"
kata Na Siao Tiap, Dengan cemas Pek Yun Hui mengertek giginya, ia berpikir
"Agaknya banyak jago-jago silat telah datang kembali untuk
mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu.,."
Bee Kun Bu yang juga menyertai Na Siao Tiap mengejar
tidak sabar lagi menanyai "Pek Cici, aku hanya membawa
malapetaka kepada kalian, Karena aku berada disini, telah
banyak orang datang mengganggu keten-teraman
pegunungan Koat Cong San ini!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Bee Siang-kong," kata Pek Yun Hui, "mengapa kau selalu
menyalahkan diri sendiri" Bukankah kami berdua telah berjanji
menolong kau membereskan semua urusan-mu" Bukankah
janji tersebut dilaksanakan dengan jalan Tiap Moi
mengajarkan kau ilmu-ilmu silat yang tereatat didalam kitabkitab Kui Goan Pit Cek?"
Bee Kun Bu menundukkan kepalanya karena merasa
malu, kemudian ia berkata: "Aku sangat berterima kasih
kepada Tiap Moi yang rela mengajarkan aku. Dan aku
menerima salah atas sikapku yang keliru."
Nyata membuktikan bahwa kedua gadis itu disamping
kasih sayangnya terhadap ia, mereka pun memikiri akan
keselamatan Lie Sumoynya,
Disaat itu tiba-tiba terdengar suara seruling yang ditiup
demikian memilukan hati Bee Kun Bu terkejut:
"Apakah iblis wanita itu datang pula ke pegunungan Koat
Cong San mengganggu aku lagi?" pikirnya,
Lalu Pek Yun Hui menanya Pang Siu Wie: "Pang Siocia,
apakah orang yang kau lihat menerobos masuk itu
mengenakan pakaian serba hitam?"
Pang Siu Wie mengangguk: "Betul! Dan dia sangat lincah
dan sukar dikejarnya!" jawabnya,
sementara itu suara seruling tersebut terdengarnya
semakin dekat Segera dari lembah terlihat mendatanginya
seorang wanita yang mengenakan pakaian serba hitam sambil
meniup serulingnya, Wanita itu adalah Giok Siu Sian Cu.
Setelah wanita itu datang dekat sekali ketempat mereka, ia
berhenti meniup serulingnya, dan tertawa ge!ak-gelak. Suara
tertawanya itu menggetarkan hatinya Bee Kun Bu. "Bee siangkong, apakah kau masih ingat kepada aku?" tanya Giok Siu
Sian Cu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu terpaku dan menatap wanita itu, siapa berkata
kepada Pek Yun Hui: "Pek Siocia, urusan ini tak bersangkut
paut dengan kau. Aku minta kau tidak turut campur."
Ditegur secara demikian, Pek Yun Hui merasa tersinggung
"Giok Siu Sian Cu, menurut kata-katamu seolah-olah kau
tidak mengetahui bahwa daerah pegunungan Koat Cong San
ini tak dapat diganggu oleh sembarangan orang!" kata Pek
Yun Hui agak mendongkol Giok Siu Sian Cu segera insyaf akan kesalahannya, tetapi
dalam keadaan terdesak itu, ia berkata: "Pek Siocia, maafkan
aku. Tetapi kedatanganku ini adalah untuk menjumpai dia.
Dan aku heran mengapa kau menahan dia di dalam kamarmu
demikian lamanya?" pertanyaan yang kasar itu membikin Pek Yun Hui, juga Na
Siao Tiap dan Bee Kun Bu, merasa agak malu, Pang Siu Wie
tak sabar Iagi. ia mendamprat: "Hei! Halnya Bee Siang-kong
berada disini adalah urusan Pek Siocia, kau tak perlu tahu
seluk beluknya!" Giok Siu Sian Cu menjawab dengan ejekannya: "Dari
manakah datangnya wanita yang jelek ini ke pegunungan Koat
Cong San" Aku menasehatkan jangan kau turut campur
urusannya orang lain, Lebih baik kau mencari Si Tian Hauw
yang telah merusak wajahmu!"
Ejekan yang menusuk hati itu tak dapat diterima begitu
saja oleh Pang Siu Wie, karena hatinya yang telah terluka
bertambah dilukai lagi, Dengan memegangi pasir beracun ia
mengancam: "Siapakah yang kasih izin kepadamu berbuat
sewenang-wenang di pegunungan Koat Cong San ini" Lekas
kau enyah dari sini sebelum aku sambit kau dengan pasir
beracun ini!" Giok Siu Sian Cu tidak gentar digertak Dengan tenang ia
menjawab: "Pang Siu Wie, janganlah kau menggertak aku
dengan pasir yang tiada gunanya itu, Aku Giok Siu Sian Cu
tidak takut!" Lalu ia berdiri jejak menghadapi lawannya seolahKANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
olah menantang diserang. Pang Siu Wie yang dianggap sepi menjadi makin panas
hatinya, ia siap menyambit lawannya dengan pasir
beracunnya, tetapi Pek Yun Hui segera mencegah seraya
berkata: "Kalian jangan turun tangan! Aku melarang kalian
bertempur dihadapanku!"
Dengan tersenyum Giok Siu Sian Cu berkata: "Pek Siocia,
itulah caranya menghadapi tamu, Lagi sekali aku ingin
memberitahukan kepadamu bahwa kau tidak mempunyai
alasan untuk menahan Bee Siangkong di pegunungan Koat
Cong San!" Na Siao Tiap juga merasa tersinggung, ia menghampiri
Giok Siu Sian Cu dan sambil menuding ia berkata: "Bee
Siangkong berada di pegunungan Koat Cong San ini adalah
kehendaknya sendiri Kami tak ada maksud menahan dia
disini. Jika kau anggap kami yang menahannya, perbuatan
kami itu adalah demi kepentingan-nya. Lain tidak!"
Giok Siu Sian Cu mengawasi Na Siao Tiap dari kepala
sampai kekaki, lalu ia berkata: "Siocia, aku tidak menduga
seorang gadis yang tidak lebih berusia tujuh belas atau
delapan belas tahun dapat mengucapkan kata kata demikian
Kau menahan seorang pemuda yang tampan dengan
mengatakan untuk kepentingannya, apakah orang dapat
pereaya?" Kata-kata tajam bagaikan pisau itu menyayat hatinya Na
Siao Tiap, Bee Kun Bu yang mendengar kata-kata itupun
menjadi merah mukanya, Dengan beringas Na Siao Tiap membentak: "Hei! HatUhati
kau menggoyangkan lidahmu! jangan sembarangan
menyinggung orang!" Giok Siu Sian Cu yang berpengalaman tak melayani gadis
yang muda belia itu, ia berpaling kepada Bee Kun Bu dan
menegur "Hengtee, apakah kau telah lupa peristiwa di kuil Toa
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ciok Sie" siapakah yang telah mengambil resiko yang besar
pergi mencuri buah Sie-can-ko untuk menolong jiwamu?"
Seperti cacing kena abu, Bee Kun Bu menjadi gelisah dan
tak dapat berkata, "Hengtee." Giok Siu Sian Cu meneruskan, "aku ada suatu
permintaan Aku minta kau meninggalkan Koat Cong San ini
bersama-sama aku. Apakah kau dapat mengabulkan
permintaanku itu?" Dengan gugup Bee Kun Bu menjawab: "Permintaanmu itu,
aku... aku... tak dapat turuti."
Belum lagi kata-kata itu selesai, tiba-tiba Giok Siu Sian Cu
yang sudah tak sabar lagi menotok dadanya Bee Kun Bu
dengan ujung seruling batu Giok-nya.
Bee Kun Bu lekas-lekas berkelit, tetapi Pek Yun Hui sudah
berhasil mendorong Bee Kun Bu ke belakang seraya berkata:
"Bee Siangkong, kau mundurlah! Biarlah aku yang
membereskan urusan ini!" Tanpa berbalik lagi ia menjotoskan
tinju kanannya ke arah Giok Siu Sian Cu sehingga wanita itu
terdampar mundur oleh hembusan anginnya.
Setelah dapat berdiri jejak lagi, Giok Siu Sian Cu agaknya
hendak menyerang lagi, Tapi Pek Yun Hui mengancam: "Giok
Siu Sian Cu, kau jangan mengganggu dia lagi!"
"Tapi, Pek Siocia, jika kau tidak mempunyai sangkut paut
dengan dia, mengapa kau masih juga menahan dia di kamar
Tian Kie Ciok Hu-mu" Apakah kau tidak malu ditertawai oleh
orang-orang Kang Ouw jika berita ini tersiar?" kata Giok Siu
Sian Cu menyindir Pek Yun Hui yang telah mengenal Giok Siu Sian Cu
sebagai satu iblis wanita di kalangan Kang-ouw, menjadi
khawatir jika iblis itu membalas dendam terhadap Bee Kun Bu
yang tidak membalas cintanya. Maka ia terpaksa menjelaskan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mengapa Bee Kun Bu berdiam di pegunungan Koat Cong
San. Setelah mendengar penjelasan itu, Giok Siu Sian Cu
menghela napas dan berkata: "Jika kalian betul-betul dan
dengan sungguh-sunggun hati ingin mengajarkan kepadanya
ilmu-ilmu silat untuk maksud menghadapi jago-jago silat di
markas besar partai Thian Liong nanti pada pertengahan
bulan delapan tahun depan itu, beradanya dia disini lebih lama
lagipun tak akan menjadi keberatan bagiku, Aku datang kesini
karena tidak puas akan sikapnya terhadap aku.
Dia telah meninggalkan aku tanpa mengucapkan sepatah
kata, Dari itu jika kelak ternyata bahwa keteranganmu ini dusta
belaka, aku terpaksa..." tiba-tiba ia menatap Bee Kun Bu
sejenak, lalu dengan tidak mengakhiri kata-katanya, ia segera
berlalu pergi, Bee Kun Bu tetap berdiri terpaku, sikapnya ini dilihat oleh
Na Siao Tiap yang menegur: "Bee Siangkong dia sudah
berlalu! Apa lagi yang kau pikiri?"
Seperti juga baru sadar dari mimpinya, dengan
menundukkan kepala Bee Kun Bu berjalan kembali ke kamar
Tian Kie Ciok Hu. Setelah berada di dalam kamar, Pek Yun Hui me-nanya
Na Siao Tiap tentang cara mengajarkan Bee Kun Bu ilmu Toa
Pan Yok Hian Kong dengan jalan tereepat "Cici pernah
melihat aku melayang-layang di angkasa seperti seekor kupukupu. Apakah Cici mengetahui dengan ilmu apa aku
melakukannya?" "Kau telah dapat mengendalikan semua urat-urat syrafmu,
aku tak akan merasa heran kalau kaupun dapat berjalan di
angkasa!" jawab Pek Yun Hui.
Sambil tersenyum Na Siao Tiap berkata lagi: "Jika ilmu
Toa Pan Yok Hian Kong telah dapat dilancarkan dengan
mahir, maka berjalan di angkasa dapat aku lakukan dengan
mudah, Akan tetapi aku belum dapat menguasai ilmu tersebut
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sepenuhnya. Aku dapat melakukan itu hanya berkat Leng-tan
dari Ban Lian Hwee Kwi yang ayahku berikan aku makan.
Akupun merasa sekarang, setelah aku makan Leng-tan itu,
jika aku mengerahkan tenaga dalamku sedikit saja, segera
aku merasa tubuhku menjadi ringan, dan aku dapat terbang ke
atas, Oleh karena itu, aku yakin bahwa darahku berlainan
daripada darahnya orang lain, Jika darahku ini disalurkan ke
dalam tubuhnya orang lain, aku pereaya orang itu dapat
memahami dan melancarkan ilmu Toa Pan Yok Hian Kong
dalam jangka waktu yang singkat!"
penjelasan itu membikin Pek Yun Hui terpesona, Lama
juga ia menjadi bisu, "Aku belum mendengar penjelasan
sedemikian rupa!" kata Pek Yun Hui. "Lagi pula penyaluran
darah belum pernah kita lakukan, Ba-gaimanakah jika
akibatnya berlainan daripada tafsiran-mu" Bukankah itu,
hanya membawa bahaya bagimu?"
"Aku yakin tak akan gagal! Tapi jika tidak bermanfaat
baginya, tentang itu aku belum berani pastikan," kata Na Siao
Tiap, "Cara itu hanya suatu cara pereobaan, dan hasilnya belum
kita ketahui Lebih baik kau mengajarkan nya secara yang
lazim!" kata Pek Yun Hui,
Demikianlah kedua gadis tersebut dengan bergiliran
mengajarkan Bee Kun Bu macam-macam ilmu silat yang sakti
dengan tekun berbu!an-bu!an tanpa mengenal letih dan jerih
payah sehingga hasilnya melampaui perhitungan kedua guru
silat yang muda belia itu,
Pada suatu hari setelah Pek Yun Hui habis mengajar, ia
berkata: "Di dalam beberapa bulan saja, kau telah berhasil
mempelajari dan melakukan segala jurus, sodok-an, jotosan,
totokan maupun egosan dan kelitan dengan baik sekali
Meskipun belum dapat dikatakan sempurna, akan tetapi aku
yakin kau sudah dapat menjatuhkan banyak jago-jago silat,
karena semua ilmu-ilmu silat dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek
itu adalah ilmu-ilmu silat yang sakti Ilmu-ilmu tersebut bahkan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dapat mempergunakan tenaga lawan untuk membasmi lawan,
Kau hanya perlu berlatih dua atau tiga bulan lagi, dan kau
sudah siap menghadapi jago-jago silat yang manapun dari
semua partai-partai silat pada dewasa ini! Tetapi sekarang
sudah bulan ke tujuh, tinggal lagi dua puluh hari kau sudah
harus pergi ke markas besarnya partai Thian Liong.
Sebelum pertemuan tersebut, kau harus lebih dulu berada
di bagian utara dari propinsi Kwiciu, dan bangauku dapat
membawa kau kesana, Tetapi sekarang aku mengambil
keputusan lain. Aku minta kau pergi kesana dengan
menunggang kuda seorang diri."
"Bila aku harus berangkat?" tanya Bee Kun Bu.
Pek Yun Hui berpikir sejenak, lalu berkata: "Lebih lekas
lebih baik, Jika kau dapat berangkat sekarang, akupun setuju!"
Lalu dengan wajah yang khidmat ia memandang Bee Kun
Bu. Dibawah pandangan mata yang agung itu, Bee Kun Bu
menundukkan kepalanya, lalu berkata: "Baiklah, sekarangpun
aku bersiap untuk berangkat!"
ia membalikkan tubuhnya dan berlalu, Tapi tiba-tiba ia
berhenti dan sambil menoleh ke belakang ia menanya: "Cici,
jika kita berpisah sekarang, apakah ada kesempatan bagi kita
untuk dapat berjumpa puIa?"
Pek Yun Hui menyahut: "Ong Han Siong yang mahir
tentang ilmu siasat dan ilmu falak, aku yakin dia mengatur
siasatnya di markas besarnya partai Thian Liong, Sedia-nya
akupun hendak mengajarkan kepadamu ilmu siasat dan ilmu
falak itu. Tetapi karena waktunya sudah demikian mendesak,
aku tak berani memusingkan kau dengan ilmu-ilmu yang agak
ruwet dan sulit itu.,."
Lalu sambil mengambil satu buku kecil dari kantong di
dadanya, ia berkata: "Siasat pertempuran dan langkah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
penyerbuan maupun cara menghalaukan jaring perangkap


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

aku telah catat di dalam kitab kecil ini. Meskipun siasat inipun
tertera di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, akan tetapi aku
telah perbaiki banyak Bahkan Tiap Moi pun tak dapat
menandingi aku dalam siasat tersebut, Kau hanya harus
mempelajarinya dengan teliti.
Di kedua halaman terakhir dari kitab kecil ini, akupun telah
menggambar sebuah rencana siasat pertempuran dan
penjagaan. Siasat tersebut adalah yang diciptakan oleh Tian
Kie Cin Jin bersama San Im Shin Ni untuk menjaga diri dari
gangguan luar, Aku dapat menyombongkan diri bahwa ilmu
siasat itu tak ada orang yang mengetahuinya kecuali aku.
Apa-bila kau dapat memahaminya, kau akan membuktikan
betapa kegunaannya. Dan ingat pesanku, jika kau sudah
dapat memahaminya, kau harus bakar musnah kitab ini."
Bee Kun Bu mengambil kitab sakti itu dengan ber-kata:
"Budi Cici sebesar ini, aku Bee Kun Bu tak akan lupakan, Tapi
apakah perpisahan kita kali ini juga menjadi yang terakhir?"?"
Dengan senyuman yang sedih, Pek Yun Hui menjawab:
"Apakah kau betul-betul ingin menjumpai aku lagi?" .
"Cici adalah serupa dewi, aku... aku.,." karena terharunya
Bee Kun Bu tak dapat meneruskan kata-katanya.
"Aku bukannya dewi, akupun seorang manusia," kata Pek
Yun Hui. "Namun aku hanya memiliki kepandaian dan otak
yang agak lebih baik daripada kebanyakan orang, Lekaslah
kau menyiapkan barangmu, jangan lupa minta diri kepada
Tiap Moi, dan ingat kau harus bersikap ramah terhadapnya,
Keberangkatanmu yang mendadak ini mungkin
menghancurkan hatinya, Kau harus hati-hati...
Bee Kun Bu mengangkat kedua tangannya memberi
hormat seraya berkata: "Terima kasih, Aku mengerti!" Lalu ia
terus pergi menemui Na Siao Tiap.
Na Siao Tiap berada di kamar Tian Kie Cok Hu dan
sedang duduk termenung. Begitu melihat Bee Kun Bu masuk,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ia berkata: "Kau kebetulan sekali datang kesini, Mari duduk
disampingku. Aku sedang memikirkan suatu urusan yang sulit,
aku tak tahu bagaimana memecahkan soalnya." ia bangun
dan membetot tangannya Bee Kun Bu untuk diajak duduk
bersama-sama di atas sebuah bangku,
Bee Kun Bu terpaksa harus menuruti kehendaknya dan
duduk diam mendengari pembicaraannya.
"Di dalam beberapa bulan ini, aku merasa berbahagia
sekali," kata Na Siao Tiap, "karena aku selalu dapat melihat
kau." "Akupun merasa senang," kata Bee Kun Bu menimpalinya,
"Tetapi disamping itu akupun mengetahui ada orang yang
merasa sedih. Apakah kau tahu sebabnya?" tanya Na Siao
Tiap. "Siapakah gerangan?" tanya Bee Kun Bu.
"Lie Sumoy-mu," jawab Na Siao Tiap, "Aku sekarang
mengerti mengapa dia bersedih hati, Dulu aku tidak mengerti
mengapa orang bersedih hati,"
"Dia adalah seorang yang berbudi, berhati suci murni,"
kata Bee Kun Bu sambil menundukkan kepala dan memikiri
Lie Sumoynya, "Dan aku bermaksud mengajak kau mencari dia untuk
diajak tinggal bersama-sama disini," kata Na Siao Tiap,
Bee Kun Bu terharu mendengar usul itu, dan ia berkata
dengan nada yang gemetar: "Tapi,., janji untuk aku pergi ke
markas besarnya partai Thian Liong aku harus segera penuhi
Kau dan Pek Cici telah dengan susah payah mengajarkan aku
ilmu-ilmu silat, jika aku tidak memenuhi janji itu, jerih payah
kalian berdua akan menjadi sia-sia belaka! Akupun merasa
bersalah membikin kecewa harapannya Pek Cici."
"Dan bila kau akan berangkat?" tanya Na Siao Tiap.
"Sekarang juga!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Mengapa demikian tergesa-gesa7" tanya si gadis dengan
terperanjat Dengan nada yang menghibur, Bee Kun Bu menjelaskan
"Meskipun aku sudah diusir keluar oleh Susiokku, tetapi aku
belum membalas budi kasih guruku, Aku pergi ke markas
besar partai Thian Liong kali ini adalah untuk membela partai
Kun Lun. Dan aku hendak berangkat sekarang mencari
guruku agar aku dapat berangkat bersama-sama, karena aku
akan bertempur sebagai murid partai silat Kun Lun."
"Apakah kau sudah memberitahukan maksud
keberangkatanmu yang mendadak ini kepada Pek Cici?"
Bee Kun Bu berlagak gelisah, ia berkata: "Aku bermaksud
mengajak kau menghadap Pek Cici dan memberitahukan hal
ini." Na Siao Tiap tidak berkata-kata lagi, ia betot tangannya
Bee Kun Bu dan pergi mencari Pek Yun Hui.
sebetulnya di dalam beberapa bulan itu, sikap maupun
kelakuan Na Siao Tiap terhadap Bee Kun Bu sudah diketahui
oleh keempat bujang perempuannya maupun oleh Pang Siu
Wie. Pek Yun Hui tersenyum ketika melihat kedua orang itu
datang kepadanya. ia berlagak tak tahu menahu akan
persoalan nya. "Cici," kata Na Siao Tiap, "Bee Siangkong tiba-tiba
memberitahukan kepadaku bahwa dia harus segera berangkat
Aku sendiri takdapat mengatakansesuatu, maka aku datang
menanya pendapat Cici."
Pek Yun Hui berlagak terperanjat dan ia menatap mereka.
Bee Kun Bu berkata: "Meskipun aku telah diusir keluar dari
partai Kun Lun, tetapi aku belum membalas budi kasih Suhu
dan Susiokku, Oleh karena itu aku bermaksud berangkat
sekarang untuk mencari Suhu dan Susiokku dan minta
perkenan mereka agar aku bertempur sebagai murid partai
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
silat Kun Lun, dan mudah-mudahan aku berhasil menegakkan
namanya partai Kun Lun!"
"Di kalangan Bu Lim, menghormati dan menghargai guru
adalah sangat penting, Jika kau mempunyai pikiran yang
mulia itu, akupun tak dapat mencegah keberangkatanmu."
kata Pek Yun Hui, "Hatiku sudah berdebar-debar ingin menjumpai Suhu dan
Susiokku." kata Bee Kun Bu, "dan aku sekarang hendak minta
diri kepada Cici berdua!"
Pek Yun Hui tersenyum seraya berkata: "Sedianya aku
menginginkan kau pergi dengan menunggangi bangauku,
Tetapi aku tahu bahwa partai Kun Lun sangat benci Tiap MoU
maka aku terpaksa mengurungkan maksud itu."
Lalu sambil mengangkat kedua tangannya memberi
hormat, Bee Kun Bu berkata dengan khidmat: "Selama
setengah tahun ini, aku telah menerima banyak sekali zbudi
Cici berdua, Aku Bee Kun Bu bersumpah, gunung dan sungai
dapat berubah, tetapi tekadku tak akan berubah Aku tak akan
lupakan budi sebesar itu. Sampai berjumpa pula!"
Lalu ia berbalik dan keluar dari kamar Tetapi seolah-olah
ingat sesuatu, Pek Yun Hui memanggil: "Bee Siang-kong,
tunggul Masih ada satu barangyang kau lupa bawa!" Lalu ia
lekas-lekas lari masuk ke kamar tidurnya untuk mengambil
barang yang dimaksud ia kembali lagi dengan membawa satu
kotak kecil seraya berkata: "Barang ini aku kembalikan
kepadamu." Bee Kun Bu menyambuti kotak kecil itu, dan dengan
perasaan heran ia menanya: "Barang apakah di dalam kota
kecil ini?" Sambil tersenyum Pek Yun Hui menjelaskan "Di dalam
kotak itu berisi kulit ular sakti yang diperoleh oleh Susiokmu,
Giok Cin Cu. Aku telah potong dijadikan dua kutang untukmu,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pakailah dan kau dapat buktikan bahwa kutang itu akan
banyak menolong kau."
"Terima kasih," kata Bee Kun Bu, dan dengan berdiri tegak
ia berbalik dan berjalan keluar
Lalu ia menghampiri Na Siao Tiap seraya berkata: Tiap
Moi, jaga diri baik-baik. Aku sekarang minta diri darimu!"
Air matanya Na Siao Tiap mengucur keluar dengan tak
tertahankan, dan sambil menangis terisak-isak ia berkata:
"Terima kasih, Dan kau juga harus menjaga diri baik-baik!"
Bee Kun Bu menarik napas panjang, lalu bertindak keluar,
diikuti oleh Na Siao Tiap.
Dengan langkah yang gagah Bee Kun Bu keluar dari gua
diawasi dari belakang oleh Na Siao Tiap dengan hati hancur
dan air mata bereucuran Untuk mencegah hal-hal yang tidak dikehendaki Bee Kun
Bu berkeras hati tidak menoleh ke belakang, ia terus bertindak
maju dengan langkah yang gagah,
Angin gunung yang sepoi-sepoi meniup pakaian sutera
dari Na Siao Tiap seolah-olah menghibur si gadis itu.
Makin jauh Bee Kun Bu terpisah dari ia, makin ia rasakan
hatinya terbetot ia mengharap-harap pemuda itu menoleh ke
belakang, tetapi harapannya itu hampa belaka,
ia tak tahan kehancuran hatinya, ia menjatuhkan diri di
atas sebuah batu gunung yang besar dan menangis tersedusedu seperti anak dara yang ditinggal mati oleh orang tuanya,
Entah berapa lama ia menangis, dan ia dihibur oleh Pek Yun
Hui yang telah datang menghampiri Tiap Moi, sudahlah jangan
kau menangisi Langit sudah menggelap, kita harus pulang
makan..." Hiburan itu hanya menambah kesedihan hatinya Na Siao
Tiap, ia bangun dan merangkul dan memeluk saudari
angkatnya itu seraya mengeluh: "Ai, mengapa dia begitu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kejam sampai tidak menoleh lagi, Apakah dia lupa akan kasih
sayangku selama beberapa bulan aku disampingnya?"?"
Seperti seorang ibu, sambil mengusap-usap rambutnya,
Pek Yun Hui menghibur "Kau keliru menyang-kanya, Dia
adalah orang yang mengenal budi, Dia tak menoleh ke
belakang, karena diapun sedang menahan kehancuran
hatinya, Bagaimanakah kau akan merasa jika kau melihat dia
menangis, karena berat meninggalkan kau..." Tiap Moi, coba
pandanglah aku, apakah aku juga tidak sayang padanya?"
"Sudah tentu sayang juga," jawab Na Siao Tiap seperti
anak kecil. "Untuk membantu dia menunaikan janjinya, kita sewaktuwaktu harus berkorban, bukan" Sudahlah, jangan menangisi
kata Pek Yun Hui sambil memeluki saudari angkatnya dan
berjalan kembali ke kamar Tian Kie Ciok Hu.
Menuju ke markas besar partai silat Thian Liong
Pek Yun Hui berkata: "Kita kaum wanita lebih mudah
tersinggung daripada kaum pria, Hari ini aku memberitahukan
kau dengan sejujurnya, bahwa akupun telah jatuh cinta
kepadanya, Mungkin juga cintaku terhadap dia lebih dalam
daripada cintamu, Akan tetapi setelah aku mempertimbangkan
selama beberapa bulan ini, aku baru dapat mengerti betul
akan soal asmara ini Jika kita betul-betul cinta dia, kita tak
harus mempersulit atau mengganggu kepada nya. Kau baru
saja keluar dari tempat yang terpencil.
Menurut pendapatmu jika kau sudah lama bergaul dengan
seorang pemuda dan telah jatuh cinta, kau harus menjadi
suami istri Jika semua gadis-gadis berpendapat seperti kau,
maka di dunia ini wanita-wanitanya yang menderita tak akan
terhitung jumlahnya, Bee Siangkong berada dalam kedudukan
yang sulit sekali Lie Ceng Loan, misalnya, dia akan sukar
hidup di dunia ini, jika cintanya tidak dibalas oleh Bee
Siangkong. Souw Hui Hong boleh dikatakan sudah pernah
hidup seperti suami isteri dengan Bee Siangkong, Jika kita
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
juga melibatkan diri di antara mereka, bukankah soalnya akan
menjadi bertambah sulit?"
ia berhenti sejenak untuk melihat akibat nasehatnya, lalu ia
meneruskan: "Kau adalah seorang yang pintar dan cerdas.
Aku yakin kau dapat mengerti akan kata-kataku.
Dan jika kau tak menjadi muak, aku rela tinggal bersama
sa ma kau seumur hidup.. Na Siao Tiap menghela napas, lalu menjawab: "Aku-pun
mengetahui bahwa Cici sangat sayang aku. Aku hanya
khawatir imanku tidak sekuat imanmu, Namun, aku akan
mencoba mengatasinya,"
Mendengar jawaban itu, Pek Yun Hui menjadi gi-rang. Tiap
Moi, mari kita berpegang tangan meloncat turun dari batu
yang besar ini," katanya dengan gembira, "aku ingin lihat
apakah kau dapat membawa aku me-layang-layang di udara."
"Aku sedang cemas," jawab Na Siao Tiap, "dalam
keadaanku seperti ini, aku tak dapat mempergunakan ilmu
Toa Pan Yok Hian Kong, Jika aku membawa Cici, aku
khawatir kita akan jatuh tergelincir bersama."
"Aku tidak takut," kata Pek Yun Hui, "misalnya kita benarbenar jatuh dan binasa, bukankah kesulitan kitapun akan
berakhir pula?" Demikianlah Na Siao Tiap lalu memegang erat-erat
tangannya Pek Yun Hui dan meloncat turun. Memang
keduanya adalah jago-jago silat yang dapat mempergunakan
ilmu meringankan tubuh dan loncatan tersebut telah dilakukan
dengan mudah sekali, seolah-olah kupu-kupu melayanglayang dengan perlahan turun ke bawah.
"Ai.." seru Na Siao Tiap dengan heran, "llmu meringankan
tubuh Cici lihay betul Jika Cici mempelajari dan melatih
dengan tekun, aku yakin bahwa ilmu Toa Pan Yok Hian Kong
dapat Cici kuasai dengan mahir Cici hanya memerlukan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
jangka waktu tiga tahun untuk dapat mempelajarinya sehingga
mahir." Dengan khidmat Pek Yun Hui berkata lagi sambil menatap
saudari angkatnya itu: "Tiap Moi, kita sudah seperti saudari
sekandung, Jika aku telah mengatakan sesuatu yang salah,
aku harap kau tidak tersinggung atau menjadi salah faham."
"Sudah tentu tidak," jawab Na Siao Tiap, "Jika Cici ingin
memberitahukan sesuatu yang penting atau rahasia, aku tak
akan tersinggung atau membenci Cici"
Pek Yun Hui tersenyum, hatinya girang, ia berkata:
"Semenjak aku menjumpai kau, aku selalu berhasrat
memperdalam ilmu silatku, karena aku merasa ilmu silatku
belum dapat dikatakan baik, Kau telah memahami semua
catatan-catatan di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, pada
dewasa ini tiada seorang jago silat yang setaraf dengan kau
dalam hal ilmu silat Jika kau sudi membantu aku
memperdalam ilmu silatku, aku sangat berterima kasih."
"Cici adalah seorang yang bijaksana, sangat pintar dan
cerdas, Tentang permintaan Cici itu, aku rela membantu


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan sekuat tenaga."
Dengan girang Pek Yun Hui berkata: "Jika kau sudi
membantu, keyakinanku menjadi lebih tebal lagi, Sore ini aku
akan membentangkan semua catatan-catatanku selama
beberapa tahun dan merundingkannya dengan kau. Dapatkah
kita mulai sore ini?"
Demikianlah mereka bereakap-cakap sambil berjalan
menuju ke kamar Tian Kie Ciok Hu. Pang Siu Wie mengajak
Tan Pao, Song Yu dan keempat bujang perempuannya Na
Siao Tiap menyambut mereka di depan pintu.
Selama beberapa bulan belakangan ini Na Siao Tiap
tenggelam di dalam gelombang asmara, selama itu ia tidak
memperhatikan ke empat bujang perempuannya, Kali ini ia
baru memperhatikan, bahwa mereka sudah jauh lebih besar
dan bertambah cantik, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Tiap Moi," kata Pek Yun Hui sambil tersenyum, "Setelah
urusan kita beres, kita akan ajak mereka bersama bangauku
pergi ke suatu tempat yang terpencil dan sepi, tetapi indah
pemandangan nya. Kita akan hidup tenteram sambil
menikmati keindahan alam dan berlatih ilmu-ilmu silat."
Kata-kata itu telah membangunkan semangatnya Na Siao
Tiap, "Betul!" sahutnya, "kita kumpulkan anak-anak
perempuan yang yatim piatu dan mengajarkan mereka ilmu
silat Cici menjadi ratu dan aku menjadi perdana menteri,
bersama-sama membentuk suatu negara wanita, Laki-laki
yang tanpa ijin berani datang ke negara kita itu, kita bunuh
mati!" Pereakapan mereka itu membingungkan semua orang
yang mendengarnya, Lalu Song Yun berkata: "Jika Kong-cu
(puteri) ingin membentuk satu negara kaum hawa,
Tan Pao-lah orang pertama yang akan dibunuh mati,
karena ia adalah seorang laki-laki!"
Na Siao Tiap tertawa gelak-gelak dan berkata: "Di dunia ini
ada dua orang laki-Iaki yang dapat dikecualikan yakni ayahku
dan Tan Pao!" Tan Pao yang sangat menghormati majikannya, Pek Yun
Hui, juga menghormati Na Siao Tiap, saudari angkat
majikannya, ia membungkukkan tubuh menghaturkan hormat
seraya berkata: "Terima kasih atas perhatian kedua Siocia!"
Dengan wajah yang sungguh-sungguh Na Siao Tiap
berkata lagi: "Jika Cici betul-betul hendak membentuk suatu
negara wanita, aku setuju sekali..."
"Soal itu dapat kita rundingkan dilain hari," jawab Pek Yun
Hui, "waktunya masih banyak, kita tidak pergi tergesa-gesa."
ia betot tangannya Na Siao Tiap dan masuk ke dalam kamar
Tian Kie Ciok Hu. Marilah kita menengok kepada Bee Kun Bu yang
meninggalkan kamar Tian Ciok Hu. Setelah melalui jalan
sejauh empat-Iima belas lie baru ia berhenti ia menoleh dan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tampak puncak-puncak dari pegunungan Koat Cong San yang
terselubungi awan-awan telah terpisah jauh di belakangnya, ia
merasa seperti bermimpi Sudah setengah tahun ia hidup
bereampur gaul dengan kedua gadis itu dan hampir setiap hari
ia berada disampingnya Na Siao Tiap, ia merasa bahwa,
betapa kuat imannya, namun ia telah tertarik oleh gadis yang
cantik itu, ia duduk disisi jalan mengenangkan peristiwa yang
lampau, Tiba-tiba ia dikejutkan oleh teguran: "Tidak terduga
kau berada di sini!"
Bee Kun Bu segera bangkit, siap sedia menghadapi orang
yang menegur itu. ia terperanjat ketika melihat, bahwa orang
itu adalah Giok Siu Sian Cu. ia berbalik menegur "Mengapa
kau datang kesini?" "Kemanapun kau pergi, aku pasti dapat mencari kau!" kata
Giok Siu Sian Cu. Terima kasih untuk perhatianmu Di kuil Ban Hut Teng di
pegunungan Ngo Bie San kau pernah menolong aku. Dua kali
kau datang menengoki aku di pegunungan Koat Cong San.
Aku berterima kasih, Tetapi aku mohon kau jangan
mengganggu aku lagi, Untuk membalas budi-mu, aku rela
mengajarkan kau tiga jurus ilmu silat yang luar biasa," kata
Bee Kun Bu. Giok Siu Sian Cu tersenyum, lalu ia berkata puIa: "Aku
selalu rela menolong kau dengan tak mengharap balasanmu,
Kini aku hanya ada satu permintaan Apakah kau dapat
mengabu!kannya?" Bee Kun Bu berpikir sejenak, lalu berkata: "Sebutkanlah
dengan jelas permintaanmu itu, jika kurasa pantas dan yang
mungkin dilakukan, aku tak akan menolaknya!" Sambil tertawa
Giok Siu Sian Cu berkata: "Permintaanku tidak sukar Aku
telah merasa, bahwa aku tak dapat selamanya hidup
disampingmu, Kau telah mempunyai beberapa gadis yang
cantik-cantik dan kau tentu tak akan memperhatikan aku yang
sudah tua dan terkenal jahat..."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Sudahlah! Kau jangan sebut-sebut urusan yang tak ada
artinya itu," kata Bee Kun Bu, "sebutlah apa permintaanmu.
Aku tak mempunyai banyak waktu lagi, karena aku harus
lekas-lekas pergi ke sebelah utara propinsi Kwiciu!"
"Hengtee!" kata Giok Siu Sian Cu. "Kau jangan salah
paham, Aku hanya minta kau memperkenankan aku untuk
dapat membantu kau sekali lagi!"
"Terima kasih," jawab Bee Kun Bu, "tetapi aku tak perlu
bantuanmu lagi," La!u ia berbalik dan ingin berlalu.
"Berhenti dahulu," bentak Giok Siu Sian Cu. "Apa-kah kau
hanya seorang diri pergi ke markas besar partai Thian Liong
untuk turut serta dalam perlombaan ilmu silat?"
Bee Kun Bu berhenti dan menjawabnya: "Betul! Perlu apa
kau menanya Bentrok Rimba Persilatan 9 Badai Awan Angin Pendekar Sejati (beng Ciang Hong In Lok) Karya Liang Ie Shen Pecut Sakti Bajrakirana 8

Cari Blog Ini