Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 24

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 24


hawatir Sumoynya, menyetujui pendapatnya Pek Yun Hui. . Demikianlah mereka
masuk kembali untuk menolong Lie Ceng Loan.
"Pek Cici dan Bu Koko jangan hiraukan aku lagi,
Tinggalkanlah aku seorang diri di sini! Aku tidak dapat hidup
lebih lama di dunia ini!" kata Lie Ceng Loan.
"Mengapa kau berkata demikian?" tanya Bee Kun Bu
cemas. "Binatang Co Hiong itu membawa aku ke dalam goa ini,
dia menotok jalan darahku di dalam keadaan tidak berdaya
aku lalu di.." Lie Ceng Loan tak dapat meneruskan, ia segera
menangis dengan sedihnya.
-ooo0oooJago-jago silat datang ke jurang mencari kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek Sebetulnya Bee Kun Bu ingin menanya Lie Ceng Loan
tentang hal itu, akan tetapi karena Pek Yun Hui berada di situ,
ia merasa tidak tepat menanyakan segera.
Pek Yun Hui memeriksa dengan teliti totokan yang diderita
oleh Lie Ceng Loan. wajahnya menunjukkan kecemasan.
"Dia telah ditotok jalan darahnya di bagian jantung, sangat
berbahaya bagi dirinya. jika dia bergerak maka darahnya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dapat berhenti beredar Kita harus lekas-lekas menolong
membebaskan totokan itu, kalau tidak, dia akan menjadi
seorang yang jompo!"
"Apakah dia tak dapat ditolong"," unya Bee Kun Bu
dengan cemas. "Meskipun dapat ditolong, tetapi dia tak dapat segera
sembuh," jawab Pek Yun Hui "Lebih baik bawa dia ke Thian
Kie Ciok Hu, di sana aku akan berdaya menolong dan
memulihkan tenaganya."
Tanpa bicara lagi, Bee Kun Bu angkat Lie Ceng Loan dan
digendongnya keluar dari goa itu untuk terus lari menuju ke
Thian Kie Ciok Hu, Pek Yun Hui mengikuti di belakangnya.
Ketika mereka tiba di bawah kamar Thian Kie Ciok Hu
yang terletak di suatu puncak gunung, mereka terkejut
mendengar suara siulan, dan dari semak belukar yang tidak
jauh dari tempat mereka berdiri, terlihat berkelebat keluar dua
orang, Mereka itu adalah Ouw Lam Peng dan Yap Eng Ceng!
Ouw Lam Peng dan Yap Eng Ceng juga terperanjat
melihat Bee Kun Bu menggendong seorang gadis dan disertai
oleh Pek Yun Hui. Mereka menduga-duga mungkin sudah
banyak jago-jago silat yang datang ke pegunungan Koat Cong
San dan mereka sudah saling bertempur karena ingin
merampas kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, dan gadis yang
digendong Bee Kun Bu itu diduganya terluka dalam
pertempuran "Pek Siocia, kami merasa beruntung dapat berjumpa pula
dengan Siocia..." kata Ouw Lam Peng.
"Kedatangan kalian ini tentu bersama semua orang-orang
dari partai Thian Liongl Tetapi urusan apakah yang telah
menarik kalian datang ke pegunungan Koat Cong San ini?"
Lalu tanpa menunggu jawaban ia segera mendaki lereri!
gunung untuk pergi ke Thian Kie Ook Hu, Bee Kun Bu pun
yang menggendong Lie Ceng Loan ikut Pergi.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Melihat Lie Ceng Loan digendong oleh Bee Kun Bu, Ouw
Lam Peng ingat peristiwa di Twan Hun Ya. Ketika itu, Ue Ceng
Loan hampir melukai paaanya, ia segera mengejar dan
menahan Pek Yun Hui "Pek Siocia, aku mohon tanya, siapakah yang telah
melukai gadis itu?" tanyanya.
Bee Kun Bu menjadi gusar dan ingin mendamprat tetapi
Pek Yun Hui sudah mendahului membuka mulut
"Ouw piauw Touw, jika kau ingin mengetahui seluk
beluknya, pergilah ke dasar jurang, di sana kalian akan segera
dapat mengetahuinya!" jawabnya Pek Yun Hui.
Ouw Lam Peng tertawa seolah-olah ia tidak pereaya akan
kata-kata Pek Yun Hui. Suara tertawa itu telah didengar oleh Pang Siu Wie yang
ditugaskan menjaga kamar Thian Kie Ciok Hu. ia segera lari
sambil membawa kantong pasir beracunnya,
"Kalian sudah mengetahui bahwa daerah ini tak dapat
dilanggar Lebih baik kalian segera enyah dari sini!" tegurnya
dan ia berdiri dengan sikap mengancam.
Ouw Lam Peng dan Yap Eng Ceng telah mengetahui
watak wanita yang mengancam itu, juga tentang
berbahayanya pasir beracunnya. Maka mereka bertindak
mundur tiga langkah. Pek Yun Hui menoleh kepada Pang Siu Wie,
"Kau kembalilah ke Thian Kie Ciok Hu dan baik-baik
menjaganya, Aku akan bereskan dua orang ini!" iapun
menyuruh Bee Kun Bu bawa Lie Ceng Loan ke Thian Kie Ciok
Hu. Pang Siu Wie lari kembali ke Thian Kie Ciok Hu, di
belakangnya mengikuti Bee Kun Bu sambil menggendong
Sumoynya, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Sekarang kalian ingin berbuat apa" Aku siap melayani !H
tantangnya Pek Yun Hui menghadapi kedua orang itu.
Tetapi Ouw Lam Peng berdua Yap Eng Ceng yang telah
mengetahui lihaynya Pek Yun Hui tak berani lancang bergerak
Pek Siocia, kami tidak ingin bertengkar sekarang Kami
akan pergi ke dasar jurang, bila ternyata kitab kitab Kui Goan
Pit Cek itu sudah dirampas olehmu, kami pasti akan datang
kembali ke sini, kau tak akan luput dari tangannya partai Thian
Liong!" ancamnya mereka sambil terus berlalu.
Setelah kedua orang itu tidak kelihatan pula, barulah Pek
Yun Hui meninggalkan tempat itu untuk kembali ke Thian Kie
Ciok Hu. "Pek cici." Tanya Be Kun Bu. "Apakah mereka sudah
pergi" Aku minta kau lekas-lekas menolong Loan Moi. Aku
khawatir sekali jika dia tak lekas-lekas sembuh, karena di
sekitar pegunungan Koat Cong San ini akan segera
mengalami pertempuran...."
Melihat kegelisahannya Bee Kun Bu itu, Pek Yun Hui
tersenyum. "Baiklah. Kau dan Pang Siocia menjaga di luar dan
mencegah orang masuk ke dalam."
Bee Kun Bu mengangguk dan berjalan, bersama Pang Siu
Wie menjaga kamar Thian Kie Ciok Hu itu.
Beberapa saat kemudian, di lembah gunung terlihat
berkelebatnya dua sosok tubuh orang, Bee Kun Bu segera
dapat mengenali bahwa orang yang berjalan di depan adalah
Sia Yun Hong, pemimpin partai Tiam Cong dan yang di
belakang adalah Tu Wee Seng, pemimpin partai Hua San.
Tadi mereka berada di dasar jurang, mengapa sekarang
sudah berada di sini lagi?" tanya Bee Kun Bu seorang diri,
Sia Yun Hong dan Tu Wee Seng pun sama terkejut melihat
Bee Kun Bu dan Pang Siu Wie sedang menjaga di luar kamar
Thian Kie Ciok Hu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Bee Kun Bu, aku kira kau telah lari!" Sia Yun Hong
menegur Teguran itu sangat menyinggung Bee Kun Bu.
"Sia Totiang, apakah maksudnya ucapanmu ini?" Bee Kun
Bu balik menegur "Janganlah kau pura-pura berlagak pilon! Bukankah tadi
kau bertempur dengan Teng Lee sehingga Co Hiong dapat
membawa lari Sumoymu" Kemudian dengan ilmu langkah
ajaib, kau telah berhasil mencari Co Hiong, menolong
Sumoymu dan merampas kembali kitab-kitab Kui Goan Pit
Cek. Tentang Co Hiong ditotok oleh Pek Yun Hui dan
melarikan diri dengan luka-luka nya kamipun telah mengetahui
jelas, Tidak perlu kau berlagak tidak tahu!"
Bee Kun Bu terperanjat, karena semuanya itu benar,
kecuali dirampasnya kembali kitab-kitab Kui Goan Pit Cek.
"Aku mengakui semua itu, kecuali soal kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek yang masih berada di dalam tangannya Co
Hiong," kata Bee Kun Bu menjelaskan
"Aku harap kau jangan terus menerus berdusta. Kalau
benar kau tidak merampas kembali kitab-kitab Kui Goan Pit
Cek itu, apakah kami boleh masuk ke kamar Thian Kie Ciok
Hu untuk memeriksa?" kata Tu Wee Seng mengejek
Pang Siu Wie menjadi tak saban
"Sia Totiang, majikanku Pek Siocia sedang berusaha
mengobati Lie Siocia, dan aku minta kalian tidak mengganggu
Jika kalian masih juga mendesak, aku terpaksa mengambil
tindakan!" katanya mengancam
Tu Wee Seng mengawasi Pang Siu Wie dengan wajah
yang penasaran "lnilah membuktikan kedustaan kalian Jika kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek itu tidak ada di dalam kamar, kalian tentu tidak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
berkeberatan kami masuk memeriksa-nya." Lalu ia bertindak
maju menuju ke kamar Thian Kie Ciok Hu.
Pang Siu Wie yang telah ditugaskan untuk menjaga kamar
tersebut, segera menyambit Tu Wee Seng dengan pasir
beracunnya, Tu Wee Seng dan Sia Yun Hong segera menangkis
dengan mengebutkan lengan baju nya, dan berhasil
menghindarkan diri dari serangan pasir beracun itu,
Menampak serangannya gagal, Pang Siu Wie menyerang
pula dengan melepaskan panah apinya, Tetapi secepat kilat
Sia Yun Hong menangkis dengan pedangnya dan Tu Wee
Seng menggeprak dengan toyanya, Kedua panah api itu jatuh
di tanah dan membakar rumput sehingga di dalam waktu
sekejap saja padang rumput di sekitar mereka menjadi lautan
api, Tu Wee Seng balas menyerang Pang Siu Wie dengan
toyanya setelah ia meloncati rumput yang menyala berkobar
itu, Pang Siu Wie bukan tandingannya Tu Wee Seng, ia hanya
dapat mengegosi kemplangan toya lawannya, tidak bisa balas
menyerang. Bee Kun Bu tidak tinggal diam ia cabut pedangnya dan
segera melancarkan ilmu silat pedang Cui Hun Cap Ji Kiam
menyerang Tu Wee Seng. Sia Yun Hong menyerang Pang Siu Wie yang baru saja
tertolong Untung bagi Pang Siu Wie, Sia Yun Hong masih jeri
terhadap pasir beracunnya, dia bertempur dengan waspada,
Suara gaduh di luar kamar Thian Kie Ciok Hu itu terdengar
nyata oleh Pek Yun Hui, tetapi ia terpaksa harus mencurahkan
seluruh tenaga dan perhatiannya untuk mengobati Lie Ceng
Loan. iapun yakin, bahwa Bee Kun Bu berdua Pang Siu Wie
dapat bertahan menghadapi lawannya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Harus diketahui, bahwa Bee Kun Bu sekarang bukan lagi
Bee Kun Bu dahulu, ia dapat melawan Tu Wee Seng dengan
baik, Tetapi Pang Siu Wie tak dapat menandingi Sia Yun
HongPada suatu ketika, Bee Kun Bu melihat Sia Yun Hong
melancarkan jurus Wan Tee poan In atau Membalik Awan
Melihat Bulan, ujung pedangnya segera akan melukai lengan
kanannya Pang Siu Wie. Dengan tak menghiraukan
keselamatan diri sendiri, ia menyerang Sia Yun Hong dengan
beringas, justru saat itu toyanya Tu Wee Seng menyodok
punggungnya dengan jurus Oen Liong Cut Tong,
Bee Kun Bu terkejut ia berhasil menolong Pang Siu Wic
dari tusukannya Sia Yun Hong, tetapi ia sendiri tidak ada
ketika menghindarkan diri dari sodokan toyanya Tu Wee
Seng, ia pejamkan kedua matanya menanti maut!
Tetapi sekonyong-konyong di luar dugaan, ujung sebilah
pedang datang menusuk dari belakangnya Tu Wee Seng, Tu
Wee Seng terpaksa berbalik dan menangkis tusukan tersebut
Demikianlah Bee Kun Bu terhindar dari maut!
Kedatangannya penolong yang tiba-tiba itu membikin
semua orang terperanjat dan berhenti bertempur penolong itu
adalah Hian Ceng Tojin, Tu Wee Seng yang terhalangi itu menjadi gusar
"Hian Ceng Toliang, tidak malukah sebagai seorang
pemimpin menyerang lawan dengan membokong?"
mendamprat Tu Wee Seng dengan tegurannya,
"Ha! Ha! Ha!" tertawa Hian CengTojin. "Sia Totiang dan
Tu-heng, dapat melihat orang lain, tetapi tidak dapat melihat
diri sendiri, Kalian adalah pemimpin partai yang terkenal,
tetapi tidak malu mengerubuti seorang murid!"
jawaban yang jitu itu membikin Tu Wee Seng dan Sia Yun
Hong bungkam mulut dan malu sekali, dengan tak dapat
berkata-kata mereka ngeloyor pergi
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu yang terhindar dari bahaya maut itu, segera
berlutut di hadapan gurunya yang telah menolong jiwanya, ia
menyatakan terima kasihnya.
"Bu Jie, kau bangunlah! Sebelum kau diampuni oleh
Susiokmu, hubungan kau dan aku sebagai guru dan murid
masih terputus, Tadi aku menolong kau, karena aku tak tega
melihat kau binasa di bawah toyanya Tu Wee Seng!"
Bee Kun Bu juga mengetahui bahwa kedatangan gurunya
itu karena ingin mencari kitab-kitab Kui Goan Piteek,
"Sekarang aku akan berusaha membantu Suhu untuk
mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, jika aku berhasil,
apakah Susiok dapat mengampuni aku, agar aku tak usah
menjalankan hukuman berkelana di kalangan Kang-ouw
selama sepuluh tahun?"
Hian Ceng Tojin tak dapat menahan keluarnya air
matanya, tetapi ia tidak menjawabnya, ia membalikkan tubuh
dan berlalu, Tiba-tiba terdengar suara yang merdu menegur Bee Kun
Bu. "Bu Koko kau mengapa lagi?"
Bee Kun Bu yang sedang membengong tersadarkan dari
lamunannya, ia menoleh ke belakang dan tampak Lie Ceng
Loan datang menghampiri ia segera mengetahui bahwa Fek
Yun Hui telah berhasil membebaskan Sumoynya dari totokan,
ia menjadi sangat girang,
"Loan Moi, bagaimanakah kau merasa sekarang?"
tanyanya, "Bu Koko," sahut Lie Ceng Loan sambil tersenyum, HPek
Cici telah membebaskan totokan, sekarang aku merasa sehat


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kembali!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sesaat berselang Pek Yun Hui pun tampak mendatangi
Bee Kun Bu mengawasi dengan sorot mata yang berterima
kasih, "Bee Siangkong!" kata Pek Yun Hui, "Kini jago-jago silat
dari befbagai-bagai partai telah datang berkumpul pula di
daerah pegunungan Koat Cong San ini, dan mereka datang
dengan satu maksud, yaitu mencari kitab-kitab Kui Goan Pit
Cele Kini Tiap Moi seorang diri menjaga di luar, hatiku merasa
tidak tenteram, Oleh karena itu, kita harus lekas-lekas pergi ke
jurang untuk melihat keadaan!"
Bee Kun Bu menceritakan pertempurannya melawan Sia
Yun Hong dan Tu Wee Seng, dan segala yang ia telah dengar
dari mereka. Pek Yun Hui mendengari dengan penuh perhatian, lalu
mengerutkan kening, "Bee Siangkong, semua ini adalah siasat dan tipu
muslihatnya jahanam Co Hiong! Mungkin kini Co Hiong tengah
bertempur melawan jago-jago silat dari kesenv bilan partai,
Tiap Moi meski ilmu silatnya tinggi, namun masih belum
berpengalaman aku khawatir keselamatan-nya. Mari, kita
lekas-lekas pergi ke sana!" berkata Pek Yun Hui.
ia lalu memesan Pang Siu Wie dan Lie Ceng Loan
menjagai Thian Kie Ciok Hu, ia bersama Bee Kun Bu segera
pergi ke dasar jurang. Ketika mereka sudah hampir mendekati jurang tersebut
terdengar oleh mereka suara hiruk pikuk, Pada jarak kurang
lebih dua puluh tombak, mereka melihat seorang pemuda
yang berpakaian serba kuning melarikan diri dengan pedang
terhunus, Bee Kun Bu terkejut dan lantas hendak mengejarnya, tapi
ditahan oleh Pek Yun Hui,
"Bee Siangkong, biarlah aku yang mengejar dia!" Lalu
secepat kilat ia lari mengejar dan mengirim tinjunya ke arah
pemuda itu, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tinju yang dilancarkan dengan tenaga dalam itu bukan
main hebatnya, Co Hiong yang lolos dari kepungannya jagojago silat dari kesembilan partai, terpaksa mengegos lalu
berhadapan dengan Pek Yun Hui! "Hei! Manusia jahanam!"
bentak Pek Yun Hui. "Apakah kiramu kau dapat lolos lagi"
Lekas kembalikan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek kepadaku!"
Co Hiong menyahut dengan jotosannya! Tetapi Pek Yun
Hui hanya mengegos sedikit untuk terus menusuk dengan
ujung jari tangan kanannya.
Hembusan angin dari tusukan jari tangan itu mendorong
Co Hiong lima langkah ke belakang! Salah satu jurus dari San
Im Shi Ni. Untuk sementara Co Hiong berdiri tertegun menyaksikan
kelihayan lawannya yang melancarkan jurus tersebut
"Ayo, lekas kembalikan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek
kepadaku!" bentaknya lagi Pek Yun Hui, membarengkan
meloncat dan menerkam Co Hiong, siap segera melancarkan
jurus Gie Sin Hoan Wie (ilmu merubah bentuk dan menukar
tempat), dan berhasil mengelit terkaman itu,
Seperti seekor kucing liar yang terdesak, Co Hiong
membalas mengirim jotosan-jotosannya bertubi-tubi.
Demikianlah pertempuran berlangsung lebih kurang
sepuluh jurus dengan serunya, ketika terdengar suara jeritan
dari Tu Wee Seng yang datang berlari-lari ke tempat tersebut,
diikuti oleh Sia Yun Hong.
Dalam keadaan terjepit Co Hiong segera keluarkan kitabkitab Kui Goan Pit Cek dari kantong di dadanya dan berseru:
"Hei! Apakah kalian tidak malu mengerubuti aku seorang"
Jika kalian masihjuga mendesak nya, aku segera akan
memusnahkan kitab-kitab ini!"
Ancaman itu segera menghentikan serangan-serangan
terhadap nya, Ketika itu, jago-jago silat lainnya pun datang ke
tempat itu, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan kedua mata yang beringas, Co Hiong mengawasi
mereka semua, kitab-kitab Kui Goan Pit Cek di tangan kirinya,
dan pedang terhunus di tangan kanannya, Lalu ia melangkah
maju setindak demi setindak, diikuti oleh Tu Wee Seng dan
Sia Yun Hong dan juga Teng Lee.
Pek Yun Hui yang menghalau jalan, siap sedia merebut
kitab-kitab fCui Goan Pit Cek itu. "
pada saat itu, datang berlari-Iari ketiga pemimpin partai
Kun Lun. Bee JCun Bu menjadi gelisah
seorang Co Hiong terkurung oleh enam orang,
Dalam keadaan terkurung itu Co Hiong menggertak
"Kalian jangan maju setindak lagi atau aku segera
musnahkan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek ini!"
Suasana segera menjadi sunyi Sekonyong-konyong
seperti orang yang hilang ingtan Co Hiong tertawa gelakgelak. suaranya yang nyaring itu telah menarik perhatian jagojago silat lainnya, dan tak lama kemudian Souw Peng Hai,
Ouw Lam Peng, Ong Han Siong dan yap Eng Ceng juga
datang ke tempat tersebut
"Suhu, kau datang dalam saat yang tepat sekali!" seru Co
Hiong kepada Souw Peng Hai, Teceu sedang di-kurung oleh
empat pemimpin-pemimpin partai silat yang terkenal Teecu
tak dapat meloloskan diri. Dan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek ini
harus jatuh ke dalam tangan partai kita!"
Souw Peng Hai mengawasi keempat pemimpin dari dua
partai lawan, "Apa maksud kalian mengeroyok orangku itu?" tegur Souw
Peng Hai, suaranya keras bagaikan guntur.
Ucapannya Co Hiong yang kejam dan menusuk itu,
maupun pertanyaannya Souw Peng Hai yang masih belum
mengetahui betul kebusukan muridnya itu, membikin Tu Wee
Seng, Sia Yun Hong, Teng Lee dan para pemimpin partai Kun
Lun terperanjat untuk sesaat mereka menjadi bisu tak dapat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menyahut Tetapi Pek Yun Hui menoleh ke arah Souw Peng
Hai dan berkata dengan nada menyindir
"Sotrw Cong Piauw! sekarang bukan waktunya untuk kita
mengadu lidah! Aku ingin kejelasan darimu, dengan cara
apakah yang adil soal kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu harus
dibereskan ?" Souw Peng Hai tertawa: "Co Hiong sudah terang orang dari partaiku, Kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek kini berada di dalam tangannya: maka kitabkitab tersebut harus menjadi miliknya partai Thian Liong. Kau
tak perlu menanya lagi!" jawab Souw Peng Hai,
Bee Kun Bu teringat akan cara-cara Co Hiong yang keji
mencuri kitab-kitab Kui Goan Pit Cek tersebut dari dalam
kamar Thian Kie Ciok Hu di waktu ia sedang menderita dan
berobat ia melotot mengawasi Co Hiong yang kejam dan keji
itu: "Co-heng! Cara bagaimanakah kau memperoleh kitabkitab Kui Goan Pit Cek itu" Bukankah kau telah mencurinya
dari dalam kamarnya Pek Cici" Apakah perbuatanmu itu tidak
keji dan hina?" bentak Bee Kun Bu sambil membeber
kekejiannya Co Hiong. "Bee-heng, ketika kau sakit aku datang untuk menengok,
dan aku hanya mengambil sebuah kotak yang dibuat dari batu
Giok, Kemudian akupun telah mengembalikan kotak itu
kepadamu," kata Co Hiong, menyangkal jawaban yang tak
tepat itu hanya membikin Bee Kun Bu bertambah gusar dan
hendak menyerang "Bee Siangkong, kita tak usah mengadu lidah dengan
manusia yang keji dan kejam itu," mencegah Pek Yun Hui,
"Kitab-kitab Kui Goan Pit Cek adalah miliknya Tiap Moi yang
dibawanya dari lembah Pek Hua Kok, telah dicuri oleh
manusia jahanam itu dari kamar Thian Kie Ciok Hu, Maka
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
walau bagaimanapun kita harus berusaha merebut kembali
untuk dikembalikan kepada Tiap Moi."
"Pek Siocia, kitab-kitab Kui Goan Pit Cek berada di dalam
tanganku, kini sudah menjadi mi!ikku. Jika aku tak mau
mengembalikannya, kau mau apa?" kata Co Hiong
menantang, Pek Yun Hui tetap bersikap tenang, "Jika kau tidak hendak
mengembalikannya, kau akan binasa di pegunungan Koat
Cong San ini!" ancam Pek Yun Hui.
"Pek Siocia," kata Co Hiong pula, "Janganlah kau
mendesak lagi, atau aku musnahkan kitab-kitab ini!"
Souw Peng Hai mengayun toyanya dan berjalan
menghampiri Co Hiong, Gerak-geriknya itu membikin suasana
menjadi tegang sekali, dan para jago silat berdiri dengan sikap
yang waspada, Tiba-tiba terlihat Pek Yun Hui menggerakkan tangannya
segera tampak tiga butir biji baja menyerang ke arah Souw
Peng Hai! Tidak pereuma Souw Peng Hai menjadi pemimpin partai
Thian Liong, Secepat kilat ia putar toyanya dan ketiga butir biji
baja tersebut telah dapat dipukul jatuh!
Ouw Lam Peng dengan arit bajanya menyambar
kepalanya Pek Yun Hui. Dengan gesitnya Pek Yun Hui
mengegoskan diri menghindari samberan arit baja itu.
Menggunakan kesempatan itu, Souw Peng Hai Ion-cat dan
berusaha merampas kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dari
tangannya Co Hiong, Namun, Tu Wee Seng dan Sia Yun
Hong yang senantiasa mengawasi kitab-kitab tersebut, segera
meloncat maju dan menghalanginya, Ketika itu, Ong Han
Siong dan Yap Eng Ceng juga loncat maju, masing-masing
melindungi Souw Peng Hai,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pertempuran tak dapat dielakkan lagi! Sia Yun Hong lawan
Ong Han Siong, dan Tu Wee Seng bertempur dengan Yap
Eng Ceng, Saat itu merupakan kesempatan yang baik bagi Souw
Peng Hai untuk merampas kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dari
tangan Co Hiong. Tetapi Pek Yun Hui yang siang-siang sudah
mengetahui maksudnya Souw Peng Hai itu telah melancarkan
Thian Kong Citnya, dan pada saat itu pula terdengar serunya
Na Siao Tiap yang datang dengan menunggangi bangaunya
Pek Yun Hui. Ouw Lam Peng dan Yap Eng Ceng berusaha menghalau
Tetapi secepat kilat Na Siao Tiap meloncat ke atas untuk terus
turun menotok punggungnya kedua lawannya itu, Mo Lun
bersama-sama Ong Han Siong datang menangkis totokan
tersebut Cit Kiok Goan Hoat dan Yap Eng Ceng coba meng-halaui,
tetapi dengan pedang terputar Lie Ceng Loan menyerang
kedua jago silat itu, Tiba-tiba Na Siao Tiap meloncat mundur dua langkah dan
mengirim tinju masing-masing kepada Mo Lun dan Ong Han
Siong, Bukan main hebatnya tinju itu. Mo Lun dan Ong Han
Siong terpukul terpental ke udara.
Mo Lun yang terkenal dengan tinju mautnya, dengan tak
menghiraukan bahaya, segera maju pula,
"Hei, anak kemarin du!u, rasat tinjuku ini!" serunya sambil
menyerang, Tinjunya Mo Lun itu jika menemui sasarannya, dapat
menghancurkan tubuh orang yang diserangnya.
Hembusan angin dari tinju maut itu dirasai oleh Na Siao
Tiap yang segera mencelat ke atas, terlihat ia merapatkan
kedua betisnya, dan terjun ke bawah sambil menjotos
kepalanya Mo Lun. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mo Lun yang berpengalaman tidak berani menang-kisnya,
ia membuang dirinya ke belakang, pada saat itu terlihat Na
Siao Tiap turun ke tanah siap menyerang pula!
sementara itu para jago silat khawatir jika kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek jatuh ke dalam tangannya partai Thian Liong,
dan masing-masing mencari lawan untuk mencegah nya.
pertempuran antara Teng Lee dan Ong Han Siong adalah
yang paling hebat, mereka seimbang kepandaian-nya,
begitupun kelincahannya, pertempuran telah berlangsung
lebih kurang lima puluh jurus, akan tetapi kedua belah pihak
masih sama unggulnya, ilmu tinju Kim Kong Kian (tinju baja) dari Teng Lee bertemu
dengan Coa Hong Pat Kwa Ciang Hoat (ilmu tinju ular
menyerang dari delapan penjuru)nya Ong Han Siong yang
dapat mengelit dan mengegoskan tiap-tiap jotosan lawan
sambil mencari kesempatan memberi tinju maut
Maka setelah pertempuran berlanjut pula lebih kurang lima
puluh jurus, Teng Lee insyaf bahwa ia tak dapat menaklukkan
lawannya dengan cara itu, jika ia tidak kehabisan tenaga. Lalu
ia ubah siasat dan jurusnya, iapun bersikap menjaga diri
sambil mencari kesempatan untuk mengirim satu jotosan yang
mematikan justru siasat demikian yang menguntungkan Ong Han
Siong, Dengan kipas bajanya ia menotok jalan darah
lawannya untuk di lain saat ia menyodok kepala lawannya
sambil berloncat-loncat delapan kali delapan sama dengan
enam puluh empat kali ke kanan dan ke kiri seperti seekor ular
menyerang dengan giginya yang beracun!
-ooo0oooDiluar dugaan semua orang, kakek Na tiba-tiba muncul!
Teng Lee telah menduga bahwa Ong Han Siong tiba-tiba
menyodok pada nya, ia terpaksa menjatuhkan diri dan
bergulingan ke tanah menghindari sodokan maut itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tu Wee Seng yang menyaksikan pertempuran itu insyaf,
bahwa Teng Lee tak dapat melawan Ong Han Siong,
kemungkinan akan terpukul atau terbunuh jika melawan terus,
Untuk menolong kawannya itu ia maju menyerang toyanya
Ong Han Siong dengan toyanya,
Ong Han Siong menangkis toyanya Tu Wee Seng, lalu
loncat menotok punggung lawannya itu. Tu Wee Seng
melangkah ke kiri sambil mengayun toyanya dengan jurus
Oen Liong Pa Bia. Terlihat toyanya menyapu lambungnya Ong
Han Siong, jika Ong Han Siong tidak lekas-lekas meloncat ke
belakang, ia pasti binasa disapu toya yang dikerahkan dengan
tenaga sebesar seekor gajah, ia mencekal ujung toyanya Tu
Wee Seng, dibetotnya dan menjotos tubuh Iawannya. Tu Wee
Seng terpukul, dan jatuh terlentang akan tetapi Ong Han
Siong pun menjadi lumpuh tangannya setelah mencekal dan
membetot toya lawan nya. Jago-jago silat dari keempat partai dapat dengan bersatu
hati melawan dan mengalahkan jago-jago silat dari partai
Thian Liong, Tetapi mereka semuanya tidak bersatu padu,


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

karena masing-masing mempunyai maksud yang berlainan,
hanya memikiri kepentingan sendiri Maka ketika Tu Wee Seng
dan Ong Han Siong menderita luka, tak seorangpun yang
datang membantu atau meno!ong-nya.
Souw Peng Hai yang berpengalaman dan cerdas, segera
dapat menangkap isi hati lawan-lawannya, ia memutar-mutar
toyanya sambil berjalan menghampiri Co Hiong, dan secepat
kilat pula merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dari tangannya
Co Hiong, Semua jago-jago silat terperanjat, dan berdiri be-ngong
untuk sementara waktu setelah menampak kitab-kitab tersebut
berada di dalam tangannya Souw Peng Hai. Tiada
seorangpun dari keempat partai silat itu berani maju
merampasnya kembali KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tiba-tiba terdengar suara jeritnya Na Siao Tiap, dan
terlihat ia meloncat ke atas menyambar Souw Peng Hai.
Souw Peng Hai sudah siap menjaga diri, ia menyapu gadis
itu dengan toyanya, Na Siao Tiap berkelit diri dan turun ke
tanah menghadapi lawannya,
Kesempatan itu digunakan Souw Peng Hai untuk
melempar kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dioperkan kepada Mo
Lun. "Mo Lun, lekas kau berlalu dengan kitab-kitab itu. Aku
segera menyusul!" serunya kepada Mo Lun.
Ketiga pemimpin partai Kun Lun menjadi cemas melihat
kitab-kitab Kui Goan Pit Cek sudah jatuh ke dalam tangannya
partai Thian Liong, dengan beringas mereka menyerang,
"Partai Thian Liong tidak mempunyai dendam terhadap
partai Kun Lun," kata Souw Peng Hai sambil memberikan
perlawanannya, "Mengapa kalian sudi diseret-seret oleh partai-partai silat
lainnya" Jtka kalian ingin melihat dan membaca catatancatatan di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu, aku
mempersilahkan kalian datang ke markas besar partaiku di
daerah utara propinsi Kwiciu, Kita dapat membaca dan
mempelajarinya bersama-sama!"
Tu Wee Seng, Sia Yun Hong dan Teng Lee yang tidak sudi
jika kitab-kitab tersebut jatuh ke dalam tangannya partai Thian
Liong, menampak ketiga pemimpin partai Kun Lun telah
terbujuk oleh Souw Peng Hai, merekapun tak dapat berbuat
banyak, karena mereka insyaf tak dapat melawan jago-jago
silat dari partai Thian Liong, lagipula Tu Wee Seng dan Teng
Lee telah menderita luka. Mereka berpura-pura mencegah dan
mengejar Justru pada saat itu terdengar suara teriak yang nyaring
dan terlihat berkelebatnya sesosok tubuh dari atas terjun ke
bawah menerkam Co Hiong! KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Semua orang terpesona ketika melihat bahwa orang yang
menerkam Co Hiong itu adalah Bee Kun Bu.
Bee Kun Bu sudah nekad, ia telah bertekad membunuh
mati jahanam itu, atau ia sendiri yang akan binasa di
pegunungan Koat Cong San!
Pek Yun Hui merasa khawatir jika serangannya Bee Kun
Bu itu gagal, ia segera mengambil tindakan se-perlunya,
Co Hiong yang telah menjadi letih setelah bertempur
melawan jago-jago silat yang ingin merampas kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek dari tangannya, sudah memulihkan semangat
dan tenaganya ketika kelima pemimpin cabang partai Thian
Liong bertempur melawan musuh-musuh-nya. Maka serangan
Bee Kun Bu ia dapat mengegosinya dengan mudah, Dengan
pedang terhunus ia siap menanti Bee Kun Bu yang datang
menerkam dari atas, ia berusaha menebas kedua tangan Bee
Kun Bu yang datang me-nerkam,
jika Bee Kun Bu tidak lekas-lekas berkelit, kedua
tangannya pasti akan tertebas putus! ia berkelit dengan
menahan laju tubuhnya, lalu membuang diri ke belakang,
justru dalam saat yang berbahaya itu, tiba-tiba terdengar
suara hembusan angin yang menyerang dadanya Co Hiong.
Terlihat Co Hiong terdampar mundur, Untuk kesekian
kalinya lagi-lagi Pek Yun Hui menolong Bee Kun Bu dari
bahaya maut Co Hiong yang telah membaca catatan-catatan di dalam
kitab Kui Goan Pit Cek itu segera mengetahui bahwa ia telah
diserang oleh jurus Kim Kong Cit. Mes-kipun ia telah berusaha
mengegos i, namun pundak kanannya kena diserang juga
oleh hembusan angin jari sakti tersebut Mengingat bahwa
kitab-kitab Kui Goan Pit Cek sudah berada di dalam tangan
partai Thian Liong, dan mengetahui bahwa ia tak dapat
melawan Pek Yun Hui, maka dengan menderita sakit di
pundak kanannya, ia melarikan diri!
Bee Kun Bu mengejar KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Bee Siangkong, biarlah dia melarikan diri! Kita masih ada
jalan untuk merebut kembali kitab-kitab ter-sebut!" seru Pek
Yun Hui mencegahnya, sementara itu Souw Peng Hai telah memimpin orangorangnya untuk keluar dari pegunungan Koat Cong San. Jagojago silat dari keempat partai mengejar mereka hanya dengan
setengah hati, Dengan perasaan kecewa Bee Kun Bu menundukkan
kepa!a. Lalu ia ingat akan bekas darah yang ia dapat lihat di
atas tanah di dasar jurang.
"Apakah Lie Ceng Loan pun telah diganggu ke-suciannya
oleh Co Hiong, seperti Liong Giok Pin?" pikirnya, Seperti
orang yang nekad, ia cepat-cepat lari menuju Thian Kie Ciok
Hu dengan maksud menanyakan Lie Ceng Loan tentang hal
itu, Ketika ia hampir tiba di Thian Kie Ciok Hu, ia mendengar
bunyinya bangau, dan segera tampak bangau tersebut
terbang mendatangi Pek Yun Hui yang juga mengikuti Bee
Kun Bu merasa bahwa kembalinya bangau itu untuk
memberitahukan padanya tentang sesuaiu.
"Mengapa kau terbang kembali" Apakah telah terjadi
peristiwa yang luar biasa di daerah pegunungan kita?" tanya
Pek Yun Hui setelah bangau itu sudah berdiri di sampingnya,
Bangau tersebut memanjangkan lehernya ke atas sambil
berbunyi, kemudian menentang sayapnya dan terbang ke
atas, Pek Yun Hui memperhatikan bangaunya itu, lalu ia
menoleh kepada Bee Kun Bu dan Na Siao Tiap,
"Tiap Moi, Bee Siangkong, mungkin di mulut lembah telah
terjadi peristiwa di luar dugaan kita. Aku hendak pergi
memeriksa dengan menunggang bangau, Kalian dapat segera
menyusul!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui lalu bersiul memanggil bangaunya yang
segera terbang turun, ia lompat ke punggungnya bangau itu,
yang lantas membawanya terbang menuju ke mulut lembah.
Dari atas Pek Yun Hui dapat melihat seorang kakek yang
berjubah biru memegangi ketiga jilid kitab Kui Goan Pit Cek di
satu tangan sedang bertempur dengan Souw Peng Hai dan
kelima pemimpin cabang partainya di mulut lembah,
Pek Yun Hui segera mengenali kakek itu, Dengan terharu
ia memanggil: "Suhu!" dan setelah bangaunya terbang
merendah, ia segera meloncat turun membantui kakek itu.
Co Hiong maju mengirim jotosannya yang dikerahkan
dengan seluruh tenaga dalamnya, dan Ong Han Siong
menyerang dengan kipas bajanya,
Dengan jurus To Im Kiat Yo (menyerang dengan
menggunakan tenaga lawan) Pek Yun Hui menyalurkan
jotosannya Co Hiong untuk menggempur sabetan kipas
bajanya Ong Han Siong! Ong Han Siong sejauh pengalamannya di kalangan Kangouw belum pernah menjumpai lawan selihay Pek Yun Hui.
Sebelum ia sempat turun tangan, bagaikan angin cepatnya
Pek Yun Hui telah melewati padanya dan menendang
lambungnya Co Hiong! Di lain pihak si kakek tengah bertempur seru melayani
Souw Peng Hai. Ouw Lam Peng menyambit si kakek dengan
arit bajanya, dan dengan toyanya Souw Peng Hai membarengi
menyapu dengan jurus Ngo Tee Cui Hong atau Angin puyuh
menyapu tanah, Arit baja Ouw Lam Peng yang ampuh dan toya Souw Peng
Hai bagaikan naga yang sedang gusar, bergerak-gerak
dengan dahsyatnya mengurung dan menyerang si kakek dari
depan dan belakang, Tetapi dengan mudahnya si kakek dapat
menghindarinya, lalu dengan lengan bajunya menangkis arit
bajanya Ouw Lam Peng! KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Souw Peng Hai terperanjat mendapatkan serangannya
melesat dan ketika itu si kakek sudah mengangkat tinju
kanannya menyerang p ada nya. Betum lagi ia sempat
menjaga diri, tinju si kakek telah datang menyambar dan
menghajar lengan kirinya,
Souw Peng Hai segera merasakan lengan kirinya itu
menjadi lumpuh, Si kakek meloncat ke belakangnya, dan
Souw Peng Hai terpaksa berbalik hanya untuk ber-tabrakan
dengan Ouw Lam Peng! Pek Yun Hui pun telah berhasil mendesak mundur Co
Hiong dan Ong Han Siong, ia menyaksikan gurunya telah
mempermainkan Souw Peng Hai dan Ouw Lam Peng,
"Suhu, apakah kitab-kitab Kui Goan Pit Cek sudah direbut
kembali?" ia menyerukan si kakek.
Tiap Moi, Suhu telah kembali dengan sehat dan selamat,
Suhu pun telah berhasil merebut kembali kitab-kitab Kui Goan
Pit Cek, Ayo, kau jumpai ayahmu!" kata Pek Yun Hui.
Menampak ayahnya itu, Na Siao Tiap teringat akan ibunya,
tak terasa air matanya mengucur keluar
Si kakek yang tiba-tiba datang dan merebut kembali kitabkitab Kui Goan Pit Cek dari tangannya orang partai Thian
Liong itu, adalah Na Hai Peng, ayahnya Na Siao Tiap, yang
dahulu hari dilukai dalam tubuhnya oleh suara petikan gitarnya
gadis itu. Dengan munculnya orang tua itu telah menggirangkan Pek
Yun Hui dan Na Siao Tiap.
Orang-orang dari partai Thian Liong dan para jago silat
lainnya, tidak berani merebut kembali kitab-kitab Kui Goan Pit
Cek yang masih dipegang oleh si kakek itu.
Dengan air mata berlinang, Na Siao Tiap menghampiri si
kakek, sambil memanggil "Ayah!"
"Tiap Jie, apakah kau masih membenci aku?" tanya kakek
itu, suaranya gemetar KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Na Siao Tiap menghela napas, ia menjadi sangat terharu
dan sedih, akan akhirnya menangis tersedu-sedu.
"Adakah di dunia ini seorang anak membunuh ayah-nya"
pesan ibu!ah yang membikin aku menjadi geIisah..." katanya
terisak-isak menangis di hadapan orang banyak,
Pek Yun Hui pun ikut mengucurkan air mata,
Suasana yang diliputi kesedihan itu, dipecahkan oleh
suara jeritan, dan bentakan dari kedua orang yang bertempur
dengan sengitnya, yakni Bee Kun Bu dan Co Hiong,
Co Hiong yang menyaksikan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek
telah dirampas kembali oleh Na Hai Peng, bermaksud
menangkap Bee Kun Bu untuk dijadikan sandera, untuk
ditukar dengan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. Tetapi Bee Kun
Bu bukan lagi Bee Kun Bu yang dulu, ia memberikan
perlawanan yang gigih dengan ilmu langkah ajaib, ia dapat
meloloskan diri dari serangan-serangannya Co Hiong,
Pada satu ketika Co Hiong menusuk dengan jurus khas
dari catatan San Im Shi Ni yang belum pernah gagal Diluar
dugaannya, Bee Kun Bu tidak menangkis atau mengegos,
bahkan menantikan datangnya ujung pedang, lalu secepat
kilat melangkah ke samping dan menusuk dengan pedangnya.
Demikianlah kedua jago silat bertempur dengan
menggunakan masing-masing kepandaiannya yang di-punyai,
Bee Kun Bu menginsyafi tenaganya Co Hiong yang besar dan
Co Hiong pun insyaf, bahwa Bee Kun Bu tak dapat diserang
dengan pedang, Co Hiong menggunakan jurus To Hie Gek Leng (menyeret
ikan melawan ombak) yang telah berhasil membunuh mati
Kiok Gie Hweeshio, gurunya,
Bee Kun Bu segera menggunakan ilmu Ngo Heng Bi Cong
Pu untuk mengelakkan serangan-serangan lawan dan
membalas menyerangnya dengan ilmu silat pedang Cui Hun
Cap Ji Kiam, membuatnya Co Hiong tak dapat kesempatan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
melancarkan jurus To Hie Gek Lengnya yang sangat
diandalkan itu, Semua orang terpesona menyaksikan pertempuran yang
seru itu, Tiba-tiba Bee Kun Bu menjerit dan loncat menusuk
punggung lawannya, Co Hiong menangkis tusukan itu dengan
jurus Tah Hong Liao In atau Burung Hong mengebat awan,
tapi baru saja ia menangkis, Bee Kun Bu sudah menyerang
pula. Ong Han Siong yang melihat Co Hiong terdesak, hendak
maju agaknya membantui, tetapi Pek Yun Hui menyambit
dengan dua butir biji bajanya yang segera disusul dengan
menjerit nya dua orang, dan terlihat dua pemimpin cabang
partai Thian Liong jatuh terjungkal!
Sedianya Ong Han Siong bersama Ouw Lam Peng dan
Yap Eng Ceng hendak menggunakan kesempatan selagi
perhatian orang dicurahkan kepada pertempuran yang
dahsyat itu, untuk merampas kembali kitab-kitab Kui Goan Pit
Cek dari Na Hai Peng, tetapi akal bulus mereka tak terlolos
dari matanya Pek Yun Hui yang selalu waspada, Ouw Lam
Peng dan Yap Eng Ceng menjadi korban peluru bajanya Pek
Yun Hui. pada saat itupun pertempuran telah berhenti Ong Han
Siong segera menolong kedua kawannya itu, dengan
mahirnya ia membebaskan totokan dari sambitan peluru baja
dan segera kedua orang itu sadar kembali
"Hei, Ong Piauw Touw! sekarang kau ingin bertempur satu
lawan satu atau maju bareng semua?" tan-tangnya Pek Yun
Hui. Ong Han Siong tak menjawab
Na Hai Peng jalan menghampiri puterinya dengan maksud
menyerahkan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Souw Peng Hai dan Sia Yun Hong berbareng coba
merebut, tetapi si kakek Na mengebutkan lengan baju-nya,
dan kedua pemimpin partai silat itu terhempas jatuh


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terlentang! Lalu si kakek meloncat dan lari entah ke-mana!
Pek Yun Hui yang telah melihat dengan kepala mata
sendiri bahwa gurunya telah merampas kembali kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek dan4eIah berlalu dengan selamat, ia berkata
kepada Na Siao Tiap dan Bee Kun Bu:
"Mari, kita kembali, kita tidak perlu bertempur dengan
mereka!" Na Siao Tiap dan Bee Kun Bu tidak membantah, mereka
mengikuti Pek Yun Hui berlalu dari tempat tersebut
Tetapi Souw Peng Hai dan Sia Yun Hong masih
penasaran, mereka mencegat dan menghalanginya.
"Kalian hendak pergi kemana?" tegur Souw Peng Hai
dengan mengayun-ayunkan toyanya,
Sia Yun Hong mengejar Bee Kun Bu dan hendak
menusuknya, ia mengarahi Bee Kun Bu, karena ia mengetahui
betapa cintanya kedua gadis terhadap pemuda itu, jika ia
berhasil menawan Bee Kun Bu, mungkin ia dapat menukarnya
dengan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. Tetapi Bee Kun Bu yang
dihadapinya sekarang, bukanlah Bee Kun Bu yang lemah
seperti dulu. Secepat kilat pemuda kita berbalik dan menangkis tusukan
dengan pedangnya. Souw Peng Hai tertawa melihat Sia Yun Hongdibikin
kuncup nyalinya oleh seorang gadis,
"Sia Totiang, jika kau ingin merebut kembali kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek itu, partai Thian Liong suka bekerja sama
dengan kalian berempat partai, Menurut pendapatku, kalian
menggempur mereka bertiga, dan aku bersama orangorangku mengejar si kakek tadi, jika kita berhasil merebut
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kembali kitab-kitab itu, kita dapat ber-sama-sama
menikmatinya, Bagaimana pendapat Sia To-tiang?" lalu ia
memandangi mereka menantikan akibat daripada usulnya itu.
"Sungguh pintar," pikir Sia Yun Hong, "Kau suruh kami
tempur pemuda-pemudi ini, apa yang diperebuti-nya"
sebaliknya kau dan orang-orang dari partaimu, jika berhasil
merobohkan si kakek itu, kalian akan dapati kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek dari tangannya si kakek, Benar-benar akal
busuk!" tapi ia segera berkata kepada Souw Peng Hai:
"Usul Souw Heng bagus sekali! Tetapi lebih baik kami dari
keempat partai mengejar si kakek, dan kalian jagojago silat
partai Thian Liong menggempur mereka bertiga!"
jawaban itu disokong oleh Tu Wee Seng dan Teng Lee.
"Ha! Ha! Ha! Kalian ternyata tidak ingin bekerja sama
dengan partai Thian Liong?" kata Souw Peng Hai sambil
tertawa, " janganlah kalian menyesal jika kelak kami berhasil
merebut kembali kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu, kalian dari
keempat partai tak mempunyai bagian untuk menikmatinya
Ha! Ha! Ha!" Lalu ia meraung seperti seekor naga untuk menunjukkan
bahwa ia masih berkuasa, "Souw-heng, jika kau tidak sudi kami turut serta mencari si
kakek itu, kamipun tidak akan memaksanya. Kita akan
menempuh jalan masing-masing!" kata Tu Wee Seng.
"Kata-kata Tu-heng tepat betul! Kita dari keempat partai
pun akan bertindak sendiri-sendiri!" kata Teng Lee yang
segera berlalu. Di pihaknya Na Siao Tiap menampak para jago silat
terpecah belah, merasa geli dan menginsyafi bahwa mereka
itu masing-masing hanya mementingkan diri sendiri Pek Yun
Hui mengisyaratkan kawan-kawannya kembali ke Thian Kie
Ciok Hu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sedianya Souw Peng Hai hendak menghalangi, tetapi
setelah menyaksikan Na Siao Tiap membikin Sia Yun Hong
terdampar, ia merasa jeri.
Pek Yun Hui dan kawan-kawannya tak lama kemudian
telah tiba di Thian Kie Ciok Hu. Pang Siu Wie masih berdiri
menunggu di depan pintu, ia tidak mengetahui segala kejadian
di mulut lembah. "Apakah kalian berhasil merebut kembali kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek?" tanya Pang Siu Wie sambil menyambut
mereka, Pek Yun Hui terperanjat "Apakah kau tidak melihat seorang kakek yang berjubah
biru datang ke sini?" ia balik bertanya,
"Tidak, aku tidak melihat kakek yang dimaksudkan itu!"
jawab Pang Siu Wie yang juga menjadi heran.
"Heran," kata Pek Yun Hui kepada Na Siao Tiap, "Tadi
nyata-nyata aku menyaksikan bahwa Suhu telah keluar dari
kepungan musuh dengan membawa kitab-kitab Kui Goan Pit
Cek itu! Mengapa Suhu tidak kembali ke sini?"
Pada saat itu, tampak Lie Ceng Loan berlari-lari keluar
"Pek Cici betul-betul pandai," katanya dengan nada dan
gaya yang manja, "Jika bukannya Pek Cici yang menolong
aku, mungkin aku sudah tak bernyawa lagi, Benar-benar jahat
dan kejam bangsat Co Hiong itu!"
Mendengar Lie Ceng Loan menyebut-nyebut halnya Co
Hiong itu, Bee Kun Bu teringat kembali akan bekas darah
yang ia telah lihat di dasar jurang, Tetapi ia tidak berani
menanyakan tentang hal itu di hadapannya Pek Yun Hui dan
Na Siao Tiap. pertempuran memperebutkan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Karena memikiri Na Hai Peng, Pek Yun Hui tidak
memperhatikan perkataannya Lie Ceng Loan. ia berkata
kepada Na Siao Tiap: Tiap Moi, kita harus mencari Suhu, Dengan ilmu silatnya
yang maha tinggi dia dapat mengatasi rintangan atau
serbuannya musuh-musuh yang hendak merebut kitab-kitab
Kui Goan Pit Cek, tetapi dia tidak kembali ke Thian Kie Ciok
Hu, aku menjadi khawatir...."
"Pek Cici." kata Na Siao Tiap, memotong, "Aku mengerti
kekhawatiranmu, Baiklah, mari kita segera mencari ayahku!"
Lalu iapun berlari keluar menuju ke jurang,
Hari sudah senja, dan bulan akan segera munculkan diri,
Ketika mereka hampir tiba di jurang, mereka mendengar suara
helaan napas, Mereka mempereepat larinya, dan setelah melihat tegas
wajahnya orang yang menghela napas itu, mereka terperanjat
dan berseru tertahan Orang yang berdiri di sisi jurang itu bukan lain daripada si
kakek Na Hai Peng, ia berdiri memegangi kitab-kitab Kui Goan
Pit Cek dengan wajah yang suram. Terdengar ia
mengucapkan perkataan: "Ya, karena kitab-kitab ini aku menjadi menyesal seumur
hidup," terdengar dia berkata-kata seorang diri. "Kitab-kitab ini
hanya membawa bencana dan kece!aka-an!" Lalu ia
mengangkat tinggi kitab-kitab tersebut dan hendak
dilemparkannya ke dalam sungai di bawah jurang yang airnya
mengalir sangat derasnya,
Bukan main terkejutnya Pek Yun Hui melihat kelakuannya
si kakek itu, ia segera menubruknya,
Na Hai Peng dengan hanya bergerak sedikit,sudah
meloncat lima tombak jauhnya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Na Siao Tiap juga menubruk seraya memanggilnya:
"Ayah!" Segera Pek Yun Hui menghampiri dan berlutut di hadapan
gurunya, "Suhu, tunggul Teecu ada omongan! janganlah pergi dulu!"
"Kongcu (puteri raja) lekas bangun! Kau tak seharusnya
berlutut di hadapanku!" kata si kakek seraya mengangkat
bangun Pek Yun Hui Pek Yun Hui berbangkit dan mengawasi wajahnya si
kakek. "Suhu," katanya, "Peristiwa lampau telah hilang pergi aku
mohon Suhu tidak menyebut aku Kongcu lagi karena Kongcu
itu sudah mati, Aku ini adalah muridmu dan bernama Pek Yun
Hui...." pengakuan Pek Yun Hui itu mengharukan si kakek, Na
Siao Tiap dengan tindakan yang perlahan menghampiri dan
berdiri mengawasi ayahnya dengan rupa yang penuh kasih
sayang, "Suhu, marilah kita kembali ke Thian Kie Ciok Hu, di sana
kita dapat bicara dengan tenang.,." mengajak Pek Yun Hui.
jagat telah berubah menjadi gelap dan kabut menyelubungi pegunungan itu, Ketika mereka hampir tiba di
Thian Kie Ciok Hu, tiba-tiba terlihat beberapa bayangan orang,
Bee Kun Bu mencabut pedangnya dan menghunus, Mereka
berjalan maju dengan waspada,
Di dekat Thian Kie Ciok Hu, suasana menjadi terang
dengan api obor, dan terdengar pula suara dari kegaduhan
Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap segera menduganya
kepada orang-orang partai Thian Liong yang datang untuk
membikin pembalasan atas dimusnahkannya pe-rangkapperangkap dan markas besarnya, berbareng untuk merebut
kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. Mereka yakin bahwa orangKANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
orang partai Thian Liong itu bergerak tanpa bekerja sama
dengan jago-jago silat dari partai-partai lainnya.
Menyaksikan Thian Kie Ciok Hu disatroni musuh, Na Hai
Peng menjadi sangat gusar, ia serahkan kitab-kitab Kui Goan
Pit Cek kepada Na Siao Tiap puterinya seraya berkata:
Tiap Jie, kau jaga baik-baik kitab-kitab ini. Aku terpaksa
harus membasmi mereka!"
Na Siao Tiap menyambuti kitab-kitab itu.
Sambil berseru Na Hai Peng meloncat seperti seekor
kanguru yang sekejap saja telah lenyap di dalam semak
belukar yang ketika itu sudah penuh dengan senjata-senjata
tajam Harus diketahui bahwa orang-orangnya partai Thian Liong
itu adalah jago-jago silat yang dimalui. Tapi Na Hai Peng
dengan menggunakan siasat dan ilmu yang ia telah pahami
dari catatan-catatan kitab Kui Goan Pit Cek, dan dengan
hanya kedua tinjunya, ia dapat menguasai keadaan!
Na Siao Tiap datang untuk menyaksikan ayahnya
melabrak musuh-musuhnya, justru itu ia merasa hembusan
angin di belakangnya, ia segera mengegoskan diri Dan Co
Hiong yang baru saja menerkam angin, menyerang lagi
menebas pinggangnya Na Siao Tiap dengan pedangnya,
Tangan kanannya Na Siao Tiap memegangi kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek, maka terpaksa ia melawan dengan tangan
kirinya, Dengan jurus Wan Tee Hoan In atau Dari Bawah
Membalikkan Awan, ia menggeprak lengan Co Hiong yang
memegang pedang, Co Hiong segera merasakan lengannya menjadi lumpuh
Tetapi ia telah bertekad merebut kitab-kitab tersebut ia
melancarkan pula jurus-jurus Ya Pan Hong Yan (Asap
MengepuI Diwaktu Malam) dan Thian Bong Lo Ciok
(Memasang jaring Menangkap Burung), meloncat ke kanan
dan ke kiri untuk membingungkan lawan sambil mencari
lowongan mengirim tusukan-tusukan pedang-nya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Harus diketahui bahwa gagang pedangnya Co Hiong itu
dicantelkan beberapa Hngkaran-lingkaran (gelang) emas,
dengan saling beradunya gelang-gelang itu telah
mengeluarkan suara berisik menulikan kuping, Bagi lawan lawan umumnya, jurus-jurus yang dilancarkan Co Hiong itu
cukup membinasakan tetapi tidaklah demikian terhadap Na
Siao Tiap yang telah ketahui akan keampuhannya dengan
jurus-jurus tersebut. Maka Na Siao Tiap pun segera
menandinginya jurus-jurus Kim Si Can Wan (Benang Sutera
Melibat Cacing) dan Yu Hie Gek Lang (lkan Berenang
Melawan Ombak), Terlihat gadis itu mengebut-ngebut lengan baju kirinya
sambil meloncat-loncat dan kedua kakinya sewaktu-waktu
mengirim tendangan maut Co Hiong menjadi bingung, dan pada satu ketika lengan
kanannya kena tertendang.
Pek Yun Hui pun sudah maju membantui Na Hai Peng
melabrak Souw Peng Hai dan kelima pemimpin cabang partai
nya. sekonyong-konyong selagi pertempuran berjalan sangat
hebatnya, terdengar suara jeritan yang memilukan hati,
Semua orang tereengang! Bee Kun Bu yang juga sedang
sibuk melabrak musuh segera menoleh ke arah jeritan itu, dan
melihat Tu Wee Seng sedang menyeret Lie Ceng Loan,
Tanpa menghiraukan bahaya, Bee Kun Bu mengerak gigi
dan meloncat menerkam Tu Wee Seng. Tusukan yang
dilakukannya dengan nekad itu dapat ditangkis oleh Tu Wee
Seng dengan toya bambunya,
"Hei, jangan menyerang lagi... atau aku pijat mati gadis
ini!" Tu Wee Seng mengancam,
Lie Ceng Loan yang dicekal erat-erat pergelangan tangan
kanannya oleh Tu Wee Seng meringis kesakitan, keringat
dinginnya membasahi tubuh dan pakaiannya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap datang hendak
menolongnya, tetapi mereka tak dapat berbuat apa-apa,
karena khawatir Tu Wee Seng membuktikan ancaman-nya.
Tiba-tiba berkelebat bayangan hitam menerkam Tu Wee
Seng. Tu Wee Seng hendak menangkis dengan toyanya,
tetapi Souw Peng Hai lelah mendahului menyerang orang itu.
Terlihat orang itu melonjak ke atas mengelakkan diri sambil
membalas menendang kepalanya Souw Peng Hai dari atas,
Souw Peng Hai kelabakan! Lekas-lekas ia mengegos dan
melangkah ke belakang. Pek Yun Hui segera mengenali, bahwa bayangan hitam
yang menerkam Tu Wee Seng itu adalah Na Hai Peng,
gurunya! Dalam keadaan yang kacau itu ketiga pemimpin partai Kun
Lun pun tiba pula, tetapi mereka tidak ikut bertempur
Giok Cin Cu melihat Lie Ceng Loan menderita di bawah
kekuatan, Tu Wee Seng, ia hendak menolongi, tetapi Tong Leng
Tojin mencegah, Tiba-tiba tampak Na Siao Tiap meloncat ke atas melewati
kepalanya Tu Wee Seng sambil mengirim jotosan nya. Tu
Wee Seng merasa sakit terserang hembusan angin jotosan
itu, namun ia tak melepaskan Lie Ceng Loan dari cekalannya,
Teng Lee dan Sia Yun Hong tak dapat membantu Tu Wee
Seng karena mereka sedang sibuk melawan Na Hai Peng.
Begitu lekas Na Siao Tiap tiba di tanah lagi, maka Pek Yun


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Hui meloncat ke atas dan dari atas ia terjun ke bawah
menusuk kepalanya Teng Lee,
Tu Wee Seng melihat bahaya maut itu, dengan sekuat
tenaga ia lemparkan Lie Ceng Loan ke tubuhnya Teng Lee!
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Jika Pek Yun Hui tidak menahan tusukannya, pastilah Lie
Ceng Loan akan tertusuk-tusuk bersama-sama Teng Lee,
Dengan sebat pedangnya diangkat ke atas dan turun menarik
Lie Ceng Loan ke samping!
Cara Pek Yun Hui menolong Lie Ceng Loan itu sangat
menakjubkan, Na Siao Tiap terpesona, justru pada saat itulah
Co Hiong menerkam dan merebut kitab-kitab Kui Goan Pit
Cek dari tangannya! Ketika Na Siao Tiap tersadar dari bengongnya, Co Hiong
sudah lari tiga tombak jauhnya, Na Siao Tiap segera mengejar
perbuatan ini dilihat oleh Souw Peng Hai, yang lantas
menyerukan orang-orangnya menghalau gadis itu, sedangkan
ia sendiri pun maju menyerang dengan toyanya untuk
memberi kesempatan Co Hiong melarikan diri membawa
kitab-kitab ajaib itu, Na Hai Peng juga turut mengejar, tetapi ia selalu dihalangi
oleh orang-orangnya Souw Peng Hai.
Tiap Moi!" seru Pek Yun Hui, "Biarlah dia lari. Selama tiga
ratus tahun ini, banyak jago-jago silat telah binasa karena
memperebutkan kitab-kitab itu, Masih akan berekor panjang,
mereka tak akan merasa tenteram!"
"Nasehat Pek Cici beralasan, kitab-kitab Kui Goan Pit Cek
itu hanya membawa kematangan dan kecelakaan," kata Na
Siao Tiap dengan masgul Jago-jago dari keempat partai silat lainnya datang
menghampiri "Pek Siocia, kitab-kitab Kui Goan Pit Cek sudah terjatuh di
tangan partai Thian Liong. Apakah kalian bermaksud pergi ke
markas besarnya di propinsi Kwiciu untuk merebutnya
kembali?" tanya Tu Wee Seng,
Pek Yun Hui sudah mengetahui akal bulusnya Tu Wee
Seng itu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kau tak perlu tahu atau turut campur urusan kami!" jawab
Pek Yun Hui dengan ketus,
Terdengar Tong Leng Tojin menghela napas. "Markas
besar partai Thian Liong telah dimusnahkan oleh Siocia,
Namun mereka masih berpengaruh dan masih kuat Jika kitabkitab Kui Goan Pit Cek terjatuh di tangan mereka, nasib jagojago silat dari partai-partai lain akan menyedihkan sekali." kata
nya. Kata-kata Tong Leng Tojin itu menusuk perasaannya
semua jago-jago silat yang berada di situ, peristiwa mengadu
silat dengan jago-jago dari partai Thian Liong telah berakhir
dengan dimusnahkannya markas besarnya partai Thian Liong.
Semua itu adalah berkat kerja sama dari kesembilan partai.
Kini kitab-kitab Kui Goan Pit Cek telah berada di tangan partai
Thian Liong, maka jago-jago silat dari kesembilan partai-partai
silat itu tak dapat tempat lagi di kalangan Kang-ouw, Mereka
bergidik membayangkan nasib mereka kelak!
Pek Yun Hui dapat menyelami isi hati mereka,
"Kalian tak usah khawatir memikiri kitab-kitab itu, kami ada
jalan untuk merebutnya kembali Dan kami mengharap kalian
janganlah bermusuhan untuk memperebutkan kitab-kitab itu..."
Tetapi.." Sia Yun Hong memotong, "Kitab-kitab Kui Goan
Pit Cek itu sudah direbut oleh partai Thian Liong, karenanya
tidaklah menjadi milikmu lagi!"
Ketika itu Na Hai Peng merasa menyesal akan akibat yang
diterbitkan oleh kitab-kitab itu, iapun cemas kitab-kitab
tersebut telah direbut oleh partai Thian Liong, Kini mendengr
kata-katanya Sia Yun Hong yang menyatakan keinginannya
memiliki kitab-kitab itu, ia menjadi sangat gusar.
"Siapakah yang masih bermaksud merebut kitab-kitab itu"
sekarang aku persilahkan dia bertempur melawan aku dulu!"
tantangnya, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tantangan itu membuat wajahnya semua orang menjadi
pucat, dan suasana menjadi sunyi senyap, Sejenak kemudian
Teng Lee memecahkan kesunyian
"Na-heng sangat memandang rendah kami Aku terpaksa
menerima tantangan itu!" sahutnya sambil menyengir Lalu
iapun maju untuk bertempur melawan Na Hai Peng.
Baru saja Na Hai Peng hendak turun tangan, Pek Yun Hui
maju menahan padanya, "Suhu tak usah turun tangan,
Perkenankanlah aku yang memberesi mereka semua!" kata
Pek Yun Hui Lalu ia hadapi semua jago-jago silat dan katanya
pula: Terhadap kalian, kami sebetulnya tiada bermusuhan
dendanr Ketika kalian bertempur melawan orang-orangnya
partai Thian Liong di dataran tinggi Twan Hun Ya, jika kami
tidak datang membantu, kalian mungkin sudah binasa di
dalam perangkap partai Thian Liong yang keji itu!"
Kata-katanya yang membangkitkan soal budi dan bantuan
yang telah diberikannya itu, membuat mereka merasa malu
jika mereka sekarang bertempur dengan Pek Yun Hui
"Kalian dari angkatan tua mungkin sudah mengerti akan
maksud kami," kata Na Siao Tiap, "Maka lebih baik kalian
lekas-lekas berlalu dari sini!"
Tu Wee Seng mengangkat toyanya sebagai isyarat
mengajak kawan-kawannya berlalu, Setelah semuanya
berlalu, maka di pegunungan Koat Cong San itu kembali
menjadi sunyi senyap seperti sediakala,
"Suhu," kau Pek Yun Hui, "Mari kita kembali ke Thian Kie
Ciok Hu." Na Hai Peng mengangguk, dan segera berjalan menuju ke
Thian Kie Ciok Hu, diikuti oleh lain-lainnya.
Alkisah Souw Peng Hai setelah dapat merebut kitab-kitab
Kui Goan Pit Cek, segera memimpin orang-orang-nya yang
terdiri dari lima pemimpin cabang partainya dan Co Hiong
kembali ke markas besarnya di propinsi Kwiciu. Dengan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
diperoleh kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu, bangkitlah
ketekadannya untuk membina dan memperkuat partainya,
Demikiantah sang waktu berlalu dengan pesatnya, selama
itu Souw Peng Hai dengan giatnya memperkuat partainya,
Namun ia khawatir Pek Yun Hui dan kawan-kawannya akan
datang merebut kembali kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu,
Pada suatu hari, tengah Souw Peng Hai mempelajari
catatan-catatan tentang ilmu silat dari kitab-kitab Kui Goan Pit
Cek bersama-sama kelima pemimpin cabang partainya dan
Co Hiong, tiba-tiba mereka mendengar bunyinya suara
bangau di udara, Me-reka terkejut
Telah kuduga mereka tentu akan datang untuk merebut
kembali kitab-kitab Kui Goan Pit Cek!" kata Souw Peng Hai
sambil bangun dan lari keluar
ia memandangi keluar, tinggi di atas angkasa ia lihat
terbang metayang-layang seekor bangau yang sangat besar
dan sesaat kemudian terlihat pula beberapa orang berlari-lari
mendatangi Mereka adalah Pek Yun Hui yang memimpin Na
Siao Tiap, Lie Ceng Loan, keempat bujang perempuannya Na
Siao Tiap, Pang Siu Wie dan Tan Pao, yang tak lama
kemudian sudah berdiri di hadapannya Souw Pehg Hai.
"Souw Cong Piauw Touw, selama berpisah apakah kau
ada baik?" tegurnya Pek Yun Hui.
Souw Peng Hai memaksakan diri tertawa,
"Kunjungan Siocia beserta kawan-kawan ini, tentunya
untuk mengambil kitab-kitab Kui Goan Pit Cek?" sahut
pemimpin partai Thian Liong, langsung membuka maksud hati
orang. Na Siao Tiap tampil ke muka,
"Karena Souw Cong Piauw Touw telah mengetahui
maksud daripada kedatangan kami, maka lekas lah
mengembalikan kitab-kitab itu!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Oh itulah mudah sekali, tetapi kalian harus dapat melalui
dulu toyaku ini!" sahut Souw Peng Hai, menantang
Ketika itu pemimpin-pemimpin cabang partainya juga
sudah keluar, dan Ong Han Siong tampil di muka seraya
berkata: "Cong Piauw Tou, perkenankanlah aku yang melayani
anak kemarin dulu itu!"
Na Siao Tiap menjadi gusar, tanpa bicara lagi ia meloncat
maju dan menyerang Ong Han Siong dengan tinjunya,
Ong Han Siong menggerakkan kipas bajanya melindungi
diri sambil melangkah mundur dua tindak, ia pernah dihajar di
Twan Hun Ya, ia harus bertempur lebih hati-hati.
"Mengapa kau mundur?" bentak Na Siao Tiap sambil
mengejar, dan secepat kilat ia memukul kedua pipinya Souw
Peng Hai yang segera menjadi bengkak dan merah!
Yap Eng Ceng maju menolong dengan bacokan goloknya,
tetapi Na Siao Tiap dapat mengelaki sehingga bacokannya
luput Lalu Na Siao Tiap berbalik dan sambil membentak:
"Pengecut, menyerang lawan dari belaka ng!" ia menjotos
mukanya Yap Eng Ceng, sehingga memuntahkan darah dari
mulut dan hidungnya, Mo Lun datang membantu, dan menjotos dengan tinju
mautnya! Mereka mempertahankan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek,
markas besar partai Thian Liong disapu bersih
Tetapi tinju Mo Lun itu disambutnya dengan gitar yang
diayun demikian rupa, sehingga tinju itu menjadi lumpuh dan
Mo Lun terdorong menabrak Souw Peng Hai!
Belum lagi Mo Lun hilang terkejutnya ketika Na Siao Tiap
menjotos punggungnya, sehingga rubuh tak dapat berdiri lagi!
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ong Han Siong, Yap Eng Ceng dan Mo Lun tiga jago-jago
silat dari kaliber atas dihajar kocar-kacir di dalam jangka waktu
hanya beberapa detik saja!
Untuk beberapa detik Souw Peng Hai berdiri tertegun
menyaksikan jago-jago silatnya dipermainkan oleh seorang
gadis belasan tahun, "Pek Cici, aku harus bunuh mati mereka semua agar tidak
berekor lagi!" seru Na Siao Tiap.
"Baiklah, Membunuh mereka demi kepentingan orangorang di kalangan Kang-ouw!" sambut Pek Yun Hui
menyetujuinya, Karena ia berpendapat begunda!-begundal
Souw Peng Hai itu adalah jago-jago silat terkenal jika mereka
masih hidup, mungkin mereka akan membikin pembalasan,
disamping itu juga bisa mencelakai orang lain,
Tiba-tiba Souw Peng Hai, mengangkat toyanya dan
meraung keras. Segera semua orang-orangnya keluar
menyerbu dengan senjata terhunus,
Na Siao Tiap tidak gentar ia lancarkan tinju maut-nya, dan
dalam sekejap saja sudah ada beberapa orang dipukul mati
olehnya! "Lekas atur barisan merupakan lima penjuru mengurung
mereka!" teriak Ong Han Siong,
Semua orang partai Thian liong segera mengikat kepala
dengan kain sutera berwarna, dan mengatur diri menjadi
barisan-barisan yang dimaksudkan Pek Yun Hui melihat,
bahwa kain sutera yang dipakai mengikat kepala itu berwarna
merah, kuning, biru, putih dan hitam.
Tiap Moi, kita lihat apa yang mereka akan perbuat!" bisik
Pek Yun Hui. Na Siao Tiap mengangguk, dan berdiri tegak siap sedia
menghadapi segala sesuatu, Tiba-tiba ia memetik gitarnya
dan mainkan lagu Twan Sim Kiok (Lagu menghancurkan hati),
Aneh sekali, orang-orangnya Souw Peng Hai setelah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mendengar lagu itu, mendadak menjadi tak bersemangat dan
bersedih hati. Tiap Moi," bisik Pek Yun Hui pula, "Hentikan lagu itu.
jangan melukakan mereka!"
"Aku ingin mainkan lagu Li Cin Bi Hun Kiok (Lagu
memusnahkan semangat) agar mereka semua terluka, jika
kita tidak membasmi mereka sekarang, mereka kemudian hari
akan berbuat lebih jahat lagi!" sahut Na Siao Tiap,
Tetapi maksud kita hanya untuk mengambil pulang kitabkitab Kui Goan Pit Cek, dan orang-orangnya Souw Peng Hai
tidak semuanya jahat.." kata Pek Yun Hui.
Na Siao Tiap yang tidak kejam itu dapat dibujuk, ia
berhenti memetik tali gitarnya.
Souw Peng Hai meraung lagi, Dan orang-orangnya mulai
sadar dan bersemangat kembali, mereka sibuk berbaris pula
merupakan barisan yang mengurung dari lima penjuru,
"Kau bantui Na Siocia menerobos kurungan," Pek Yun Hui
membisiki Pang Siu Wie, dan aku yang hajar Souw Peng Hai!"
Lalu ia meloncat dan menyerang Souw Peng Hai,
Ketika itu lima barisan yang dipimpin oleh Ong Han Siong,
Ouw Lam Peng, Mo Lun, Yap Eng Ceng dan Kiok Goan Hoat
sudah siap, Pek Yun Hui segera mengenali bahwa siasat itu
adalah menurut catatan dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, dan
ia yakin bahwa Na Siao Tiap dapat menerobos keluar dari
kurungan itu. ia hanya ingin memaksa Souw Peng Hai
mengembalikan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, jika dapat, ia
hendak mencegah, Souw Peng Hai dibunuh mati oleh Na Siao
Tiap, Begitu Pek Yun Hui menyerang Souw Peng Hai, Na Siao
Tiap memimpin keempat bujang perempuannya, Pang Siu
Wie, Lie Ceng Loan dan Tan Pao untuk menerobos keluar dari
kepungan ia mengatur orang-orang dari pihaknya merupakan
suatu bintang yang ber-sudut tujuh, dan memerintahkan
mereka berdiri tegak menanti serbuan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalian harus ingat tempat masing-masing dan bertindak
maju mengikuti jejakku untuk menerobos keluar dari kepungan
musuh...." Na Siao Tiap memperingatkan mereka.
Ketika itu Pek Yun Hui sudah bertempur dengan Souw
Peng Hai yang mengeluarkan semua kepandaiannya bertekad
membunuh lawannya, dan di lain pihak kelima barisan yang
dipimpin oleh kelima partai cabang partai Thian Liong juga
sudah mulai bergerak maju,
Barisan Na Siao Tiap yang berbentuk bintang tersudut
tujuh itu kokoh dan teguh, sekian lamanya tiada seorangpun
musuh yang dapat menembusinya, Na Siao Tiap meloncatloncat menyerang kelima pemimpin mu-suh, Lalu ia memetik
tali gitarnya, Aneh bin ajaib, suara tali gitar itu segera
membikin musuh menjadi hilang semangat
Ong Han Siong menghampiri Mo Lun.
"Mo Heng harus menggunakan jarum-jarum bera-cunmu


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membunuh mati gadis itu," bisiknya, Lalu ia kembali memimpin
barisannya dan memerintahkan orang-orangnya berteriak
teriak dengan maksud mengacaukan suasana dan memberi
kesempatan untuk Mo Lun melontarkan jarum-jarum
beracunnya Setelah memetik tali gitarnya tiga kali, Na Siao Tiap
memimpin orang-orangnya menerobos kepungan sambil
melancarkan jotosan-jotosan dengan gitarnya, Dalam waktu
singkat sudah ada tujuh-delapan orang yang terpukul mati!
Ong Han Siong pun memerintahkan orang-orangnya
menyambiti Na Siao Tiap dengan senjata-senjata rahasia,
bagaikan hujan senjata tersebut beterbangan berkilau-kilau ke
arah Na Siao Tiap, Mo Lun belum menyambitkan jarum-jarum beracun-nya.
Tiba-tiba Na Siao Tiap berseru dan mengebut lengan bajunya
menghalaukan senja ta-senjata rahasia musuh, senjatasenjata rahasia tersebut ada yang jatuh, ada juga yang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
berbalik menyerang musuh seperti bumerang, dan
menewaskan lagi dua-tiga orang!
Ong Han Siong, Yap Eng Ceng dan Mo Lun da-patkan,
bahwa di mana saja Na Siao Tiap maju, pasti ada beberapa
orang yang mati terpukul, agaknya barisan-barisan mereka
sudah tak berguna lagi, Souw Peng Hai tidak dapat memimpin
orang-orangnya, karena ia sendiri dengan susah payah harus
menjaga diri dari serangan serangannya Pek Yun Hui.
Oleh karena itu Ong Han Siong beserta kawan-kawannya
terpaksa mengerubuti Na Siao Tiap.
Sekian lamanya Mo Lun ragu-ragu menyambit Na Siao
Tiap dengan jarum-jarum be racun nya, karena ia telah
saksikan bagaimana Na Siao Tiap memukul balik senjata
rahasia sebagai bumerang, ia khawatir jarum-jarum
beracunnya akan membinasakan orang-orangnya sendiri
Na Siao Tiap tak gentar dikerubuti oleh ketiga musuhnya,
dengan beringas ia menyerang Ong Han Siong yang paling
depan. Ong Han Siong lekas-lekas menjaga diri dengan kipas
bajanya, Tetapi Na Siao Tiap terus menyerang, Ong Han
Siong terpaksa menyodokkan kipas bajanya sekuat tenaga,
Secepat kilat Na Siao Tiap mencelat ke atas dan turun
menotok punggung lawannya. Ong Han Siong segera menjadi
pening, dan seperti kerbau gila ia lari ke depan sambil
menyemburkan darah dari mulut nya!
Serangan Na Siao Tiap yang demikian cepatnya itu, tidak
keburu Mo Lun maupun Yap Eng Ceng meng-halauinya,
setelah Ong Han Siong terluka, mereka menyerang membabi
buta, Kesempatan tersebut digunakan oleh Na Siao Tiap
untuk menyapu mereka dengan gi-tarnya, dan berhasil
menyapu jalan darah di leher dan di kepala kedua musuh itu.
Setelah ketiga pemimpin itu terluka, maka barisanbarisannya pun menjadi kacau pula, Lalu Na Siao Tiap
memimpin orang-orangnya maju menggempur musuh.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan yang bernapsu lari paling dulu dengan
pedang terhunus, tetapi Na Siao Tiap perintahkan untuk
kembali ke tempatnya, Baru sekarang Na Siao Tiap keluarkan goloknya dan
menerobos keluar dari kepungan
Pada saat itu juga terdengar Souw Peng Hai menjerit dan
terlihat ia terdampar mundur empat-lima langkah untuk terus
jatuh duduk di tanah, ternyata ia kena disodok oleh jari
saktinya Pek Yun Hui. Pek Yun Hui tidak menyerang terus, ia mengawasi Souw
Peng Hai yang sudah kempas-kempis, ia mengetahui bahwa
disamping ilmu silatnya yang maha tinggi Souw Peng Hai itu
besar tenaganya, jika pada hari-hari belakangan ini ia tidak
belajar lagi dari Na Siao Tiap, mungkin ia tak dapat
menaklukkan Souw Peng Hai. Oleh karena itu ia makin
menjadi gelisah jika kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu tidak
lekas-lekas direbut kembali Tetapi untuk dapat merebutnya, ia
harus membunuh mati Souw Peng Hai. Jika Souw Peng Hai
dibunuh mati, bagaimanakah ia menghadapi Souw Hui Hong"
Demi-kianlah ia berdiri bengong menghadapi soal yang rumit
itu. sementara itu pertempuran telah menjadi mereda, karena
Souw Peng Hai sudah tak berdaya, dan ketiga pemimpin
cabangnya pun sudah terluka, Souw Peng Hai lalu
memejamkan matanya bersemadi untuk memulihkan tenaga
dalam dan semangatnya Lie Ceng Loan bergidik melihat banyak mayat
bergelimpangan di tanah dengan darah berhamburan Tibatiba matanya melihat Ouw Lam Peng, musuh besarnya yang
telah membunuh mati ayahnya!
Kengerian hati Lie Ceng Loan lenyap seketika, bahwa
timbul semangatnya untuk menuntut balas, ia segera lari
menghampiri musuhnya itu dengan pedang terhunus,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ouw Lam Peng yang merasa kecewa tentang gagalnya
kepungan dan sudah letih itu, menangkis serangan Lie Ceng
Loan ia tidak menduga, bahwa musuhnya ini sudah lihay ilmu
silatnya Tusukan Lie Ceng Loan yang secepat kilat itu ia tak
dapat menangkisnya, ujung pedang menembusi
tenggorokannya. ia menjerit sekali lalu jatuh tersungkur dan
mati seketika dengan tubuh bermandikan darah yang keluar
dari luka di tenggorokannya!
Seperti orang yang hilang ingatan Lie Ceng Loan tertawa
keras sekali Semua perhatian dicurahkan kepada gadis itu
yang sambil tertawa berdiri mengawasi mayatnya Ouw Lam
Peng, Bee Kun Bu datang menghampiri dan tanpa menghiraukan
orang banyak, ia tepuk bahunya Lie Ceng Loan
"Loan Moi, mengapa kau tertawa?" tegurnya.
Lie Ceng Loan segera berhenti tertawa dengan
kelakuannya seperti orang yang dungu: "Entah! Aku tertawa
karena aku telah dapat membalas sakit hatinya ayahku.,." dan
ia terus menangis tersedu-sedu,
Souw Peng Hai yang sudah pulih lagi tenaganya lalu
bangun ia melihat mayatnya Ouw Lam Peng, dan tiba-tiba lari
menyodok Bee Kun Bu dengan toyanyd, Bee Kun Bu
menangkis dan meneruskan dengan satu tusukan yang
memaksa Souw Peng Hai meloncat mundur
Ketika itu orang-orangnya partai Thian Liong yang tidak
terluka semua datang menghampiri pemimpin besarnya. Souw
Peng Hai mengawasi mereka, wajahnya bermuram durja,
"Aku membentuk partai Thian Liong ini dengan maksud
agar kalian semua tidak diperlakukan sewenang-wenang oleh
partai lain, akan tetapi kini ternyata aku telah memimpin kalian
hanya untuk mengalami kekalahan keruntuhan. bahkan
menjerumuskan kawan-kawan ke akherat! Kini aku
mengumumkan mulai detik ini, partai Thian Liong telah bubar,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dan kalian mulai saat ini masing-masing merdeka menempuh
jalan sendiri...." Tapi banyak diantara murid-murid nya segera maju dan
membungkukkan diri memberi hormat seraya berkata:
"Kami rela mengikuti Souw Cong Piauw dan membela nya
sampai titik darah penghabisan!"
Tidak!" bentak Souw Peng Hai, "Kalian semua tidak berarti,
ayo lekas enyah!" Mereka menoleh kepada Yap Eng Ceng, salah seorang
pemimpin cabang yang masih tertinggal karena Ong Han
Siong dan Mo Lun sudah terluka parah, Ouw Lam Peng telah
terbunuh oleh Lie Ceng Loan dan Kiok Goan Hoat dipukul mati
oleh Na Siao Tiap, Mereka menanti jawaban Yap Eng Ceng.
Yap Eng Ceng pun menginsyafi bahwa dengan sisa yang
masih ada itu, ia tak dapat berbuat banyak,
"Souw Cong Piauw telah memerintahkan kalian bubar!
Kalian menunggu apa lagi?" kata Yap Eng Ceng suaranya
keras, Mereka semua terpaksa berlutut di hadapan Souw Peng
Hai untuk meminta diri, Terlihatlah pemandangan yang menyayat hati, Souw Peng
Hai mengucurkan air matanya menyaksikan ke-gagalannya
itu. ia menanti sampai semua orang-orangnya berlatu, lalu
berkata kepada Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap:
"Jie-wie Siocia jika ingin mengambil kembali kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek, aku si tua bangka harus bertempur sampai
mati!" Bee Kun Bu berpaling kepada Na Siao Tiap,
"Soal ini adalah karena aku, maka akulah yang harus
mengambil kembali kitab-kitab tersebut," kata Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Siapapun yang ingin mengambil kitab-kitab itu, silahkan
maju!" seru Souw Peng Hai dan iapun terus menyerang Bee
Kun Bu. Dengan cepat sekali Bee Kun Bu berkelit dan membalas
menyerang, Segera terjadi pertempuran yang seru dahsyat,
serang menyerang silih berganti dengan masing-masing
mengeluarkan kepandaian yang dipunyai-nya.
pertempuran telah berlangsung lebih kurang seratus jurus,
tetapi masih belum ada yang kalah atau menang. Bee Kun Bu
yang telah mendapat pelajaran mengerahkan tenaga dalam
dari Na Siao Tiap tampak makin lama makin bersemangat dan
bertambah tenaganya, Selagi semua perhatian dicurahkan kepada pertempuran
itu, dari kaki gunung tampak jalan mendatangi seorang wanita
setengah tua yang mengenakan pakaian warna abu-abu,
diikuti oleh seorang wanita muda yang mengikat kepala
dengan sehelai kain hitam dan berjubah abu-abu juga,
Bee Kun Bu ketika itu sedang melancarkan ilmu silat
pedang Cui Hun Cap Ji Kiam menyerang bertubi-tubi,
sehingga Souw Peng Hai terdesak terus. Satu dua jurus lagi
mungkin Souw Peng Hai pasti akan terluka atau binasa!
Tetapi satu jeritan: "Bee Siangkong! Tahan!" membikin Bee
Kun Bu berhenti bertempur dan meloncat mundur, karena
suara itu tidak asing lagi baginya, ia menoleh ke belakang dan
melihat kepada orang yang berseru tadi. Orang itu adalah
Souw Hui Hong, puterinya Souw Peng Hai.
Souw Peng Hai memelototi puterinya,
"Hei, budak hina, apa perlunya kau datang ke sini?"
tegurnya, "Ayah, dengan kepandaianmu yang tinggi dan membuang
hasrat mencari kedudukan menjagoi kalangan Kang-ouw,
ayah akan dapat hidup tenteram dan bahagia di
pegunungan..." kata Souw Hui Hong dengan rupa yang sedih.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tutup mulutmu!" bentak Souw Peng Hai, "Kau berani
menyehatkan ayahmu.,.?" Ketika itu ia melihat Yap Eng Ceng
sudah siap dengan palu bajanya, ia segera menegur:
"Yap Cong Piauw! Aku telah menerima budimu, sampai
kini aku belum dapat membalasnya Maka perkenankanlah aku
mendampingi Souw Cong Piauw.,,."
"Tidak!" bentak Souw Peng Hai, "Partai Thian Liong aku
telah bubarkan, kalian semua harus berlalu!"
Tetapi Yap Eng Ceng menggeleng-gelengkan kepala,
Tidak! Aku telah mengambil keputusan sehidup semati
dengan Souw Cong Piauw, siapapun tak dapat memaksa aku
untuk berlalu.,." katanya membandel
Tiba-tiba Souw Hui Hong menghampiri Bee Kun Bu.
"Biarlah aku yang menggantikan jiwa ayahku...."
Bee Kun Bu terharu, ia tak dapat menyahut ia melangkah
mundur dua tindak, "Souw Siocia, nasehatilah ayahmu, supaya dia berlalu!"
Kata-kata Bee Kun Bu itu dapat didengar Souw Peng Hai,
ia menjadi sangat gusar sekali.
"Aku si tua bangka belum menyerah kalah, ayo kita
bertempur terus.,." dan iapun terus menyerang.
-ooo0oooPartai silat Thian Liong dibubarkan
Souw Peng Hai menjadi gusar mendengar Bee Kun Bu
menyuruh puterinya menasehatkan padanya untuk ber-latu, ia
segera menyerang dengan toyanya, dengan tenangnya Bee
Kun Bu menangkis dengan jurus Ban Lou Cu Si (Laba-laba
menerkam mangsa), Souw Peng Hai segera merasakan
toyanya tertarik dan pedang Bee Kun Bu terus menyabet
tangan sehingga Souw Peng Hai terpaksa melepaskan
toyanya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu tidak mau menggunakan kesempatan itu
untuk terus menyerang atau membunuh mati lawan-nya, ia
hanya berdiri menanti menghadapi lawannya yang sudah tak
berdaya itu. Yap Eng Ceng sudah siap menyambit Bee Kun Bu dengan
palu besinya, akan tetapi ia dibentak oleh seorang wanita
yang sedang jalan mendatangi
"Yap Piauw Touw, jangan kau mengacau lebih jauh!"
bentaknya wanita itu. Yap Eng Ceng menoleh ke belakang, dan melihat bahwa
orang yang membentak itu adalah seorang wanita yang
berusia empat puluh tahun lebih, mengenakan jubah seorang
rahib perempuan, wajahnya alim dan sabar ia segera
mengenali bahwa wanita itu adalah isterinya Souw Peng Hai,
ia membungkukkan tubuhnya memberi hormat
"Mengapa Hujin tidak berdiam di biara dengan tenang
sebaliknya datang kemari?"
justru pada saat itu berlari-lari datang seorang pemuda
yang pakaiannya serba kuning dan bersenjatakan pedang,
Semua perhatian ditujukan kepada nya. Lalu dengan beringas
mata pemuda itu, yang bukan lain daripada Co Hiong,
menyapu Bee Kun Bu, Na Siao Tiap, Pek Yun Hui dan Pang
Siu Wie. "Bee-heng dan ketiga Siocia, maksud apakah kalian
datang pula ke markas besar partai Thian Liong?" ia menegur
dengan suara keras, "Semua kejadian ini adalah karena perbuatanmu!" sahut
Bee Kun Bu membuka kedok lawannya, Tahun yang lalu,
ketika aku sedang menderita sakit di Thian Kie Ciok Hu, kau
telah datang dan mencuri kitab-kitab Kui Goan Pit Cele
Apakah kau masih menyangkal?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong tertawa gelak-gelale "Aku toh telah
mengembalikan kitab-kitab itu kepadamu dan kemudian para
jago silat dari kesembilan partai silat berusaha merampas
kitab-kitab itu dari ka!ian. Aku merampas kembali kitab-kitab


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

itu dari tangan mereka, maka kini kitab-kitab tersebut telah
menjadi milikku!" kata Co Hiong dengan Ucinnya.
Bee Kun Bu menjadi semakin gusar mendengar
penyangkalannya, "Jika kau masih tetap tidak mau mengembalikannya, aku
terpaksa mengambilnya dengan kekerasan!" lalu dengan jurus
Hong Piauw Lok Hua (angin menghembus bunga-bunga
berserakan), ia menyerang sinar pedangnya berkiIau-kiIau.
Co Hiong tidak gentar menghadapi lawan yang lihay itu,
iapun segera memutar-mutar pedangnya dan seperti orang
yang menari-nari ia melindungi tubuhnya dari seranganserangan lawannya sambil mencari lowongan untuk
membalas menyerangnya Satu ketika kedua pedang itu
beradu memuncratkan lelatu api keempat pen-juru, Segera Co
Hiong merasa lengannya menjadi lum-puh, mulutnya panas
dan pusing kepalanya Harus diketahui bahwa Bee Kun Bu dapat belajar dari Na
Stao Tiap ilmu mengerahkan tenaga dalam ajaib, dan ketika
pedangnya beradu dengan pedang Co Hiong, tenaga dalam
ajaib itu telah menyerang dan melum-puhkan tenaga dan
semangat lawannya. "Co Hiong, hentikan pertempuran dan kembalikan kitabkitab Kui Goan Pit Cek itu!" teriak Souw Hujin
memperingatkan. Namun peringatannya telah terlambat, Co
Hiong yang telah terkena akibat dari ilmu tenaga dalam ajaib,
telah memuntahkan darah segar dan terjungkal serta mati
seketika, Bee Kun Bu menghampiri mayat Co Hiong dan
menggeledah tubuhnya tapi ia tidak mendapatkan kitab sakti
yang dimaksud, ia menjadi sangat masgul dan putus asa,
hingga untuk beberapa saat lamanya ia berdiam diri,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Di lain pihak Souw Peng Hai memandangi isterinya dan
dengan suara yang halus ia berkata: "Lebih baik kau enyah
dari sini, kau jangan turut campur urusan ini."
Tetapi Souw Hujin membantah, malah ia maju menghadapi
suaminya, "Selama dua puluh tahun kau bereita-cita ingin menjagoi di
kalangan Kang-ouw, Untuk melaksanakan cita-citamu itu, kau
telah membunuh entah beberapa banyak orang, Aku telah
berkorban dan hidup terpencil di biara, Aku bersembahyang
siang dan malam untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha
Esa agar kau lekas-lekas insyaf akan kekeliruanmu itu,
Akupun telah menyediakan tempat di biara untukmu, sekarang
ada waktunya kau membuang cita-cita yang edan dan kejam
itu, ikut dengan aku tinggal di biara dengan hati tenang dan
tenteram," katanya untuk menginsyafkan suaminya,
Souw Peng Hai terkenang kembali akan peristiwaperistiwa selama dua puluh tahun yang lampau ketika ia mulai
bereita-cita menjagoi di kalangan Kang-ouw.
Meskipun Pek Yun Hui belum pernah menjumpai Souw
Hujin, akan tetapi ketika melihat wanita itu disertai dengan
Souw Hui Hong, ia segera menduga kepada isterinya Souw
Peng Hai, Melihat sikapnya yang agung dan wajahnya yang
alim sabar, ia sangat mengagumi dan menghormat Kata-kata
Souw Hujin itu membuyarkan suasana yang tegang pada saat
itu. Untuk cita-citanya menjagoi di kalangan Kang-ouw, Souw
Peng Hai telah membujuk dan mengumpulkan jago-jago silat
dan membentuk partai silat Thian Liong untuk kemudian
menggempur kesembilan partai silat yang dianggapnya
sebagai seterunya, ia telah berhasil memperkuat partai
silatnya dan telah berhasil pula mem-perluas daerah-daerah
kekuasaan nya. Ketika ia mengundang jago-jago silat dari kesembilan
partai lainnya bertempur di tanah dataran tinggi Twan Hun Ya,
ia telah menderita kekalahan, namun ia masih belum putus
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
asa, ia hendak membangun pula untuk meneruskan citacitanya, Karena ia telah mendapatkan kitab Kui Goan Pit Cek
dari Co Hiong, ia telah memaksa Pek Yun Hui dan kawankawannya untuk datang ke markas besarnya dan di dalam
pertempuran yang maha dahysat ku ia telah kehilangan
banyak orang-orangnya, yang binasa di tangan musuhmusuhnya sehingga menderita kekalahan dan ha-bislah citacitanya untuk dapat membangun kembali ke-kuatannya,
semenjak Souw Peng Hai bereita-cita demikian, isterinya
telah berulang kali menasehatinya, tapi semua nasehat dan
bujukan isterinya itu tidak dihiraukannya, Bahkan ia pernah
membenci isterinya karena dianggapnya selalu merintangi
kehendaknya, Sang isteri karena kesalnya telah minggat
bersembunyi di suatu tempat yang terpencil
Souw Peng Hai pernah memerintahkan orang-orang-nya
untuk mencari isterinya, tapi karena digosok-gosok Ong Han
Siong dan Yap Eng Ceng, ia berhenti men-carinya, Lima tahun
kemudian, isterinya kembali pula tapi hidup mengasingkan diri
di suatu biara, Di biara itu Souw Hujin siang malam bersemadi
memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar suaminya
insyaf dan sadar dari kekeliruannya, ia tidak menerima
pengunjung siapapun kecuali Souw Hui Hong, puterinya,
Berka!i-kali Souw Peng Hai ingin menemuinya, tapi selalu
ditotaknya, De-mikianlah suami isteri itu menjadi retak
hubungan dan selama sepuluh tahun tak pernah bertemu.
Kini ketika Souw Peng Hai melihat isterinya datang ke
tempat pertempuran dan menasehatkan kepadanya, ia
menjadi terperanjat bereampur terharu, ia teringat akan
peristiwa-peristiwa yang telah lampau, ia mengawasi wajah
isterinya yang masih mencintai ia.
"Karena perbuatanmu, puteri kesayangan kita cuma satusatunya ini telah kehilangan sebelah lengannya, ayolah ikut
aku untuk kita dapat tinggal dalam suasana ketenteraman.,."
kata sang isteri sambil terus berbalik dan berlalu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Souw Peng Hai mengawasi semua orang di sekitarnya,
lawan dan kawan, "Kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang mencelakakan bahkan
membunuh mati banyak jago-jago silat selama seratus tahun
ini, aku si tua bangka kini tidak perlu akan kitab-kitab ini lagi,"
lalu dari dalam kantong di dadanya ia mengambil keluar kitabkitab tersebut dan dikem-balikannya kepada Pek Yun Hui,
setelah mana ia terus mengikuti isterinya berlalu dari tempat
itu. Pek Yun Hui sambil memegangi kitab-kitab tersebut
mengawasi Souw Peng Hai berlalu,
Baru sekarang Bee Kun Bu insyaf mengapa kitab sakti itu
tidak berada di tubuh Co Hiong.
Bertepatan dengan kepergian pemimpin partai Thian
Liong, terdengarlah suara seruan dari beberapa orang yang
dipimpin oleh Tu Wee Seng dan segera rombongan itu datang
menghampiri Pek Yun Hui, Tu Wee Seng tampil ke muka.
"Rupanya ketiga Siocia sudah berhasil merebut kembali
ldtab-kitab Kui Goan Pit CeL Apakah kami dapat diberi
kesempatan untuk melihat dan membacanya?" katanya
kemudian, Pek Yun Hui telah memperhatikan bahwa rombongan
tersebut yang terdiri dari para jago silat dari kesembilan partai
telah datang ke markas besarnya partai Thian Liong dengan
maksud merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, Dan
sebelumnya ia dapat menjawab pertanyaan Tu Wee Seng, ia
lihat Sia Yun Hong dan Teng Lee telah mengejar Souw Peng
Hai. Sia Yun Hong dan Teng Lee pernah menderita luka dalam
pertempuran melawan Souw Peng Hai, mereka sangat
membencinya. Maka setelah mereka melihat Souw Peng Hai,
mereka segera mengejarnya dengan maksud
menghantamnya dari belakang, Tapi perbuatan mereka itu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dapat dicegah oleh Bee Kun Bu yang segera meloncat
menghalanginya dengan pedang terhunus,
"Bayangkanlah peristiwa tahun yang lalu ketika kita berada
di tanah dataran tinggi Twan Hun Ya, jika Souw Peng Hai
tidak memperkenankan kalian melukai jembatan gantung,
pada detik ini apakah kalian masih hi-dup"!" ia berhenti
sejenak untuk menantikan akibat dari peringatannya itu, Lalu
ia meneruskan: "Kalian telah datang ke sini dengan maksud
merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, tapi Souw Peng Hai
yang telah menjadi sadar, dia telah mengembalikan kitab-kitab
tersebut kepada Pek Siocia, Kalian tak mempunyai alasan lagi
untuk membenci kepadanya,
Jika umpama kalian berhasil membunuh mati Souw Peng
Hai, apakah perselisihan di kalangan Kang-ouw dapat
selesai" Harus diketahui pula bahwa jago-jago silat partai
Thian Liong belum semuanya turut bertempur Jika sekarang
kalian membunuh mati pemimpinnya mereka itu pasti akan
membikin pembalasan Dengan demikian, perselisihan dan
pertarungan di kalangan Kang-ouw akan menjadi makin
hebat.,.!" Lalu Ceng Hian Totiang tampil ke muka,
"Empat orang dari partai kami telah tewas dan luka-luka,
apakah soal itu dapat kami lupakan?"
"Partai Thian Liong telah menerbitkan segala ke-onaran,
mereka harus terima segala akibatnya!" Sin Goan Tong turut
bicara dan tanpa menghiraukan sesuatu, ia meloncat dan
menyodok dengan toyanya, Dengan jurus Wa Tee Bie Kai
(Menggurat Tapal Batas) Bee Kun Bu mengayunkan
pedangnya menangkis sodokan toya tersebut
"Apakah dengan seorang diri kau dapat menakluki Souw
Peng Hai?" bentak Bee Kun Bu. "Apakah kau anggap jagojago silat dari kesembilan partai yang telah menjatuhkan jagojago silat partai Thian Liong pada tahun yang lalu?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
peringatan itu tepat benar, Sin Goan Tong segera berhenti
menyerang Terlihat Ceng Hian Totiang maju sambil
mengawasi gerak-gerik Pek Yun Hui dan kawan-kawan,
"Jika kali ini kau tidak memperlihatkan kepandaianmu aku
khawatir urusan ini akan menjadi bertele-tele," pikir Bee Kun
Bu, ia mengangkat tangan memberi hormat kepada Ceng Hian
Totiang, "Aku telah mengetahui bahwa Totiang adalah
seorang pemimpin yang kenamaan dan bijaksana serta aku
mohon Totiang suka menjelaskan tindakan yang aku ambil
ini!" katanya kemudian Sambil mengangkat tangannya
memberi hormat seraya mengerahkan tenaga dalamnya
melancarkan jurus Gi Hoa Kiat Bok (Dengan daun bunga
menyentuh batang kayu), salah satu ilmu menyerang lawan
dengan tenaga dalam "Aku hanya pemimpin biasa..." jawab Ceng Hian Totiang
sambil menangkis serangan tenaga dalam dari tangan Bee
Kun Bu, tapi telah terdampar mundur hingga ia jadi sangat
terperanjat Bee Kun Bu dapat melihat akibat jurus Gi Hoa Kiat Bok
yang ia lancarkan tadi, kembali ia menggunakannya
menyerang ketiga pemimpin partai silat Ngo Bi yang berdiri di
belakang Ceng Hian Totiang,
Tio Goan dan "po Ceng yang terdekat segera merasakan
anginnya serangan itu dan berbareng mengeluarkan kedua
tangan masing-masing untuk mencegahnya, Tio Hui yang
berdiri paling belakang terpaksa mundur dua langkah.
"Aku mohon Sam-wie sudi lepaskan Souw Cong Piauw"!"
kata Bee Kun Bu sambil tersenyum.
Ceng Hian Totiang, Tio Goan, Tio Ceng dan Tio Hui yang
telah dibikin terperanjat oleh serangan hembusan angin yang
dilancarkan oleh Bee Kun Bu tanpa banyak cingcong segera
mundur teratur Lain-lain jago silatpun tereengang melihat
akibat serangan ajaib itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Souw Hui Hong menghampiri Bee Kun Bu.
Terima kasih.... Bee Siangkong menolong ayahku.,."
katanya, suaranya gemetar, lalu dengan wajah yang lesu ia
mengikuti ayahnya, "Hong Cici!" seru Lie Ceng Loan sambil mengejar
Souw Hui Hong menoleh ke belakang dan tersenyum
"Loan Moi... kau masih ingat kepadaku!" katanya kemudian
dengan nada sedih. "Meskipun Cici telah berubah, aku takkan lupa," kata Lie
Ceng Loan sambil memegangi tangannya Souw Hui Hong
yang tinggal sebelah. "Bu Koko telah memberitahukan aku
tentang keadaan Cici Jika Pek Cici telah berhasil mengambil
kembali kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, Bu Koko akan kembali
ke kampung halamannya, dia tidak mau pusingi lagi segala
urusan di kalangan Kang-ouw. Apakah Cici hendak ikut
dengan kami?" "Loan Moi, lebih baik kau saja yang menyertai Bu
Kokomu," kata Souw Hui Hong sambil tersenyum dan
memandangi Lie Ceng Loan, "Aku telah bertekad menjadi
seorang rahib, mengabdi kepada Tuhan..."
Lie Ceng Loan masih saja memegang erat-erat lengannya
Souw Hui Hong, "Loan Moi, biarlah dia pergi," kata Pek Yun Hui, "Aku pun
hendak kembali ke pegunungan Koat Cong San bersamasama Tiap Moi dan Pang Siu Wie. Bee Siangkong telah
memahami ilmu-ilmu tenaga dalam maupun tenaga luar, aku
yakin pada dewasa ini sedikit sekali jago silat yang dapat
menandinginya, Kau boleh turut Bee Siangkong untuk samasama berlatih dan memperdalam ilmu silatmu!" sehabis
berkata, bersama Na Siao Tiap dan Pang Siu Wie, Pek Yun
Hui meninggalkan tempat itu.
Dengan mengeraskan hati Souw Hui Hong menyusul
ayahnya, walau di dalam hatinya terasa amat sedih dan berat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dan Bee Kun Bu mengajak Lie Ceng Loan kembali ke
kampung halamannya Panorama di pegunungan Kwat Cong San sungguh indah
permai menakjubkan, bagaikan dalam sebuah lukisan, Pagi
harinya, terdengar pula kicauan burung yang amat merdu
menyedapkan teIinga. Pagi ini, tampak Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan duduk di
bawah pohon, Tak henti-hentinya Pek Yun Hui memberi
petunjuk pada Lie Ceng Loan mengenai ilmu silat, sedangkan
Bee Kun Bu berdiri tak jauh dari situ menikmati keindahan
alam di sekitarnya, Kenapa Lie Ceng Loan dan Bee Kun Bu
berada di tempat tersebut bersama Pek Yun Hui"
Ternyata ketika Pek Yun Hui mau pergi bersama Na Siao
Tiap dan Pang Siu Wie, mendadak Lie Ceng Loan berlari
menyusulnya, kemudian mendekap di dada Pek Yun Hui
sambil menangis terisak-isak lantaran tidak mau berpisah
dengan Pek Yun Hui itu. "Adik Loan...." Pek Yun Hui membelainya. "Hidup ada
kalanya berkumpul dan berpisah, kau jangan berduka
karenanya!" "Tapi..." Air mata Lie Ceng Loan berderai-derai.
Diam-diam Pek Yun Hui menarik nafas panjang, Kalau ia
terus-menerus mendesak Lie Ceng Loan pulang ke kampung
halaman di Cui Goat San Cung (perkampungan Bulan Air)


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bersama Bee Kun Bu, itu pasti amat melukai hati gadis
tersebut, pikir Pek Yun Hui, oleh karena itu maka ia segera
berkata. "Adik Loan, aku tahu kau sangat menyayangiku, Namun
demi masa depan Kun Bu dan dirimu, sehingga aku
mendesakmu untuk pulang ke Cui Goat San Cung, Berhubung
kau merasa berat berpisah denganku, maka aku
memperbolehkan kalian ikut ke Kwat Cong San untuk tinggal
di sana sebulan. Tapi aku pun harus menegaskan sebulan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kemudian, kau dan Kun Bu harus pulang ke Cui Goat San
Cung." "Ya, Kakak Tay," sahut Lie Ceng Loan sambil mengangguk
Oleh karena itu, Lie Ceng Loan dan Bee Kun Bu ikut Pek
Yun Hui ke pegunungan Kwat Cong San tersebut, hingga kini
sudah hampir setengah buIan.
Dalam setengah bulan itu, Pek Yun Hui sangat berhati hati
menjaga jarak terhadap Bee Kun Bu, itu agar dapat
memadamkan api cintanya terhadap pemuda tersebut, dan
sekaligus melupakannya. Pagi ini ketika Pek Yun Hui sedang memberi petunjuk ilmu
silat pada Lie Ceng Loan di bawah pohon dekat gua Thian Ki,
tiba-tiba muncul Giok Siau Sian Cu dan Pang Siu Wie
bersama seorang pendeta Taosme.
Ternyata adalah Hian Ceng Totiang, salah seorang Kun
Lun Sam Cu yang kesohor itu, Pek Yun Hui tahu Totiang itu
adalah mantan guru Bee Kun Bu, maka gadis itu
menyambutnya dengan hormat.
"Apa kabar Totiang" Kunjungan yang mendadak ini
tentunya ada sesuatu penting, Ya, kan?" tanya Pek Yun Hui.
Sementara Lie Ceng Loan dan Bee Kun Bu pun telah
melihat kedatangan Hian Ceng Totiang, maka gadis itu buruburu berlutut. Walau Bee Kun Bu telah diusir dari pintu
perguruan Kun Lun, namun ia tetap berlutut di hadapan Hian
Ceng Totiang. Hian Ceng Totiang cuma memandang mereka berdua
yang berlutut di hadapannya, Wajahnya tampak wibawa dan
serius, namun tidak menerima penghormatan itu, sebaliknya
malah membalikkan badannya menghadap Pek Yun Hui dan
berkata. "Aku diperintahkan ketua untuk ke mari membawa Bee
Kun Bu pulang ke gunung Kun Lun, harap nona tidak
menghalangiku dan kuucapkan terimakasih se-banyakKANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
banyaknya!" tambah Hian Ceng Totiang kemudian "Itu adalah
urusan partai Kun Lun membersihkan pintu perguruan."
Tertegun Pek Yun Hui ketika mendengar ucapan
"Membersihkan pintu perguruan", maka ia pun segera
bertanya. "Apa kesalahan Bee Kun Bu, bolehkah dijelaskan?"
Hian Ceng Totiang tidak menjawab, tapi wajahnya telah
berubah dingin, Pek Yun Hui justru tertawa ringan
"Bee Kun Bu memang murid Kun Lun, tentunya harus
mentaati peraturan-peraturan yang berlaku di partai Kun Lun
pula. Tapi kini dia tinggal di sini dan menjadi tamuku, Maka
kalau Totiang tidak mau menjelaskan tentang kesalahannya,
Totiang terpaksa harus menunggu setengah bulan lagi setelah
Bee Kun Bu meninggalkan Kwat Cong San ini. Pada waktu itu
sudah tiada urusan dengan diriku, Namun seandainya Totiang
berkeras ingin membawanya sekarang, haruslah menjelaskan
apa kesalahannya, Jika tidak, itu sungguh tidak memberi
muka padaku." Hian Ceng Totiang diam saja, Apa yang dikatakan Pek
Yun Hui memang masuk akal, kemudian ujarnya setelah
berpikir lama sekali "Bukan aku tidak mau menjelaskan melainkan Bee Kun Bu
telah melakukan suatu pantangan rimba persilatan yang kalau
dijelaskan tentunya memalukan sekali, sedangkan Nona
adalah orang luar, maka lebih baik tidak usah bertanya
tentang itu. Asal Nona memperbolehkan aku membawa Bee
Kun Bu pergi, aku dan ketua pasti berterimakasih pada Nona."
"Aku sudah bilang, Bee Kun Bu adalah tamu di sini,"
tandas Pek Yun Hui sambil tertawa dingin, gadis itu kelihatan
mulai gusar "Bagaimana kalau aku melarang siapa pun
membawanya pergi?" "Kalau begitu, bukankah Nona akan menentang partai Kun
Lun dan sekaligus mencampuri urusan partai Kun Lun pula?"
sahut Hiang Ceng Totiang sambil mengerutkan kening.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui tertawa dingin lagi, lalu menatap Hian Ceng
Totiang dengan tajam seraya berkata.
"Ketua partai Kun Lun Tong Leng Tojin bersifat picik dan
tidak tahu aturan sama sekali, Tanpa suatu sebab apa pun dia
mengusir Bee Kun Bu dari pintu perguruan, itu membuat
semua orang tertawa hingga gigi rontok, Kini justru masih ke
mari ingin membawa Bee Kun Bu kembali ke gunung Kun Lun,
sekaligus meng-hukumnya, Kalau Totiang tidak menjelaskan
apa kesalahannya lebih baik tunggu setengah bulan lagi!
Apabila Totiang berkeras ingin membawanya sekarang, maka
aku pun akan bertindak pula."
Hian Ceng Totiang sudah tahu bahwa Pek Yun Hui mulai
gusar, maka membuatnya merasa serba salah, ia pun tahu
jelas betapa tinggi kepandaian Pek Yun Hui, maka ia tidak
berani menggunakan kekerasan Akan tetapi, itu adalah
perintah dari ketua Kun Lun, jadi ia harus bagaimana" Hian
Ceng Totiang betul-betul terjepit sehingga menyebabkan nya
salah tingkah. Pada waktu bersamaan, Bee Kun Bu yang masih berlutut
itu telah berderai-derai air matanya.
"Kakak Tay amat baik padaku, dalam hidupku ini sulit
membaIasnya..." ujar Bee Kun Bu sambil menahan isaknya,
"Kini guruku telah ke mari dengan maksud membawaku
pulang ke gunung Kun Lun. Aku yakin diriku telah melakukan
suatu kesalahan besar yang harus dihukum, Kalau aku
membangkang dan terus tinggal di Kwat Cong San ini,
bukankah akan menambah dosaku" Oleh karena itu,
izinkanlah aku ikut guru kembali ke gunung Kun Lun!"
Padahal Pek Yun Hui dalam keadaan gusar, tapi ketika
mendengar ucapan Bee Kun Bu. ia pun tidak tahu harus
berbuat apa. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sedangkan Hian Ceng Totiang amat terharu akan apa
yang diucapkan Bee Kun Bu. ia menarik nafas panjang seraya
berkata. "Nona Pek sangat menaruh perhatian akan solidaritas, itu
sungguh membuatku kagum. Berhubung Bee Kun Bu rela
menyerahkan diri, maka aku pun harus memberitahukan
tentang kesalahan yang lelah diper-buatnya."
seketika juga Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan mengarah
pada Hian Ceng Totiang, Tepat di saat itu pula Hian Ceng
Totiang melanjutkan ucapannya.
"Ketua kami memperoleh laporan, bahwa Bee Kun Bu
telah melanggar kesusilaan Oleh karena itu ketua mengutusku
ke mari untuk membawanya pulang ke Kun Lun, sekaligus
menghukumnya." "Bee Kun Bu melanggar kesusilaan apa, jangan-jangan itu
merupakan suatu fitnahan atas dirinya," ujar Pek Yun Hui.
Gadis itu tahu jelas bagaimana sifat Bee Kun Bu, maka ia
tidak pereaya Bee Kun Bu telah berbuat sesuatu yang
melanggar kesusilaan. "ltu memang benar," sahut Hian Ceng Totiang sambil
menarik nafas panjang, "Dia berbuat yang bukan-bukan atas
diri Souw Hui Hong, putri ketua partai Thian Liong."
Mendengar itu, seketika juga Bee Kun Bu jadi gugup dan
tersentak ia masih ingat akan kejadian itu, yakin dengan akal
busuk Co Hiong memaksanya menelan racun Hwa Kut Siau
Yen San, kemudian Souw Hui Hong mati-matian menolongnya
untuk memusnahkan racun tersebut.
sementara Pek Yun Hui justru tertawa panjang lalu
memandang Hian Ceng Totiang dan berkata.
"Apa yang dikatakan Totiang ternyata adalah urusan itu,
baiklah! Berhubung Kun Bu secara rela menyerahkan diri,
maka aku pun tidak akan memaksanya untuk tetap tinggal di
sini, Namun aku harap pihak Kun Lun harus menyelidiki
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
urusan itu lebih cermal! Kalau tidak, aku pasti pergi
menolongnya agar dia tidak mati penasaran di Kun Lun."
"Terimakasih Nona!" ucap Hian Ceng Totiang, "Aku pasti
menyampaikan pada ketua, dan menyarankan untuk
menyelidiki urusan itu."
Bee Kun Bu bangkit berdiri dan tampak begitu tenang
karena merasa dirinya tidak melakukan perbuatan yang
bukan-bukan terhadap Souw Hui Hong.
"Kepergianku ke Kun Lun entah akan hidup atau mati,
harap Kakak Tay menjaga Ceng Loan baik-baik!" pesan Bee
Kun Bu pada Pek Yun HuL Pek Yun Hui mengangguk, namun Lie Ceng Loan segera
bangkit berdiri dan berkata pada Hian Ceng Totiang.
"Paman guru, aku tidak bisa berpisah dengan Kakak Kun
Bu. Karena paman guru membawanya pulang ke Kun Lun,
maka aku juga ikuti Dia dihukum, aku pun pasti menemaninya
untuk dihukum pula."
Hati Hian Ceng Totiang tersentuh, kemudian menarik
nafas panjang lagi seraya berkata.
"Kalau begitu, mari kita berangkat!"
"Totiang dengar baik-baik!" Pek Yun Hui menegaskan
sebelum Hian Ceng Totiang meninggalkan tempat itu, "Bee
Kun Bu pergi ke Kun Lun dengan diliputi rasa penasaran
Kalau dalam sepuluh hari partai Kun Lun tidak bertindak adil
dan bijaksana terhadap Bee Kun Bu, maka aku pasti ke Kun
Lun menemui Tong Leng Tojin untuk membuat perhitungan!!
Hian Ceng Totiang tidak menyahut melainkan segera
mengajak Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan meninggalkan
tempat itu. sementara Giok Siauw Sian Cu cuma diam saja, namun
iblis wanita itu amat gusar dalam hati, Kalau tidak melihat
keberadaan Pek Yun Hui di situ, ia pasti sudah menyerang
Hian Ceng Totiang. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah Hian Ceng Totiang membawa pergi Bee Kun Bu
dan Lie Ceng Loan, Giok Siauw Sian Cu pun mengikuti
mereka secara diam-diam. Tong Leng Tojin, ketua partai Kun Lun masih dalam
keadaan marah besar, maka langsung mengurung Bee Kun
Bu di dalam ruang batu, itu agar Bee Kun Bu menghukum
dirinya sendiri untuk mencuci bersih nama partai Kun Lun.
Betapa gugupnya hati Giouk Siauw Sian Cu setelah
mengetahui masalah itu. iblis wanita tersebut segera
menyusup ke gunung Kun Lun, lalu memasuki Sam Ceng
Koan melalui pintu belakang, Akan tetapi ia sama sekali tidak
tahu berada di mana ruang batu itu. ia terpaksa mencari ke
sana ke mari, namun tidak menemukannya.
Giok Siauw Sian Cu amat penasaran dan mulai putus
harapan, Pada waktu bersamaan muncul Oey Ci Eng yang
mendapat perintah untuk meronda ruang batu itu.
Betapa girangnya Giok Siauw Sian Cu, ia langsung
melesat ke arah Oey Ci Eng, dan bergerak cepat mencekal
urat nadi kematian di lengan Oey Ci Eng itu. justru sungguh
kebetu!an, mendadak muncul pula Lie Ceng Loan yang ingin
menengok Bee Kun Bu, Hati gadis itu terkesiap ketika melihat
kehadiran Giok Siauw Sian Cu di situ, sedangkan Oey Ci Eng
segera berseru. "Loan Sumoy, cepat panggil guruku ke mari!"
Lie Ceng Loan langsung berlari pergi, tak lama ia sudah
kembali ke situ bersama Tong Leng Tojin dan Hian Ceng
Totiang, Gadis itu tahu Tong Leng Tojin masih marah besar
terhadap Bee Kun Bu, maka ia pun memanggil Hian Ceng
Totiang. Ketika melihat Giok Siauw Sian Cu mencekal urat nadi
kematian di lengan Oey Ci Eng, seketika juga Tong Leng Tojin
tertawa dingin. "Giok Siauw Sian Cu sudah amat terkenal dan malang
melintang di rimba persilatan tapi kini justru menyusup ke mari
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dan menyandera murid partai Kun Lun. Apakah tidak takut
akan ditertawai kaum Bu Lim?" ujar Tong Leng Tojin menyindir
dengan suara dingin. "Hi hi!" Giok Siauw Sian Cu tertawa cekikikan, kemudian
sahutnya hambar, "Aku akan melepaskan orang ini, asal pintu
ruang batu dibuka! Aku akan menolong Bee Kun Bu untuk
meninggalkan tempat ini! Kalau tidak, muridmu ini pasti mati di
tanganku!" Hian Ceng Totiang terkejut bukan main, karena ia tahu
jelas watak Giok Siauw Sian Cu, apa yang dicetuskan pasti
dilaksanakannya, Oleh karena itu, ia pun menyahut setelah
berpikir sejenak. "Bee Kun Bu adalah murid partai Kun Lun yang telah
merusak nama baik partai Kun Lun, maka dikurung di dalam
ruang batu, itu adalah perintah dari kelua, lagi pula ini adalah
urusan partai Kun Lun, tiada kaitannya dengan Sian Cu!"
"Tidak salah!" sahut Giok Siauw Sian Cu sambil tertawa,
"Semua orang mengatakan bahwa Kun Lun Sam Cu adalah
orang berkepandaian tinggi dalam rimba persilatan tapi
tidaklah demikian setelah aku berhadapan dengan kalian!
Ternyata Kun Lun Sam Cu cuma mementingkan diri sendiri,
sama sekali tidak bisa membedakan yang bersalah dan yang
benar!" Tertegun Hian Ceng Totiang mendengar ucapan itu. ia
mengerutkan kening sambil menatap Giok Siauw Sian Cu dan
bertanya. "Apa maksud Sian Cu" Harap dijelaskan agar aku
mengelahuinya?" "Hm!" dengus Giok Siauw Sian Cu dingin, "Menurut aku,
Bee Kun Bu sama sekali tidak merusak nama baik
perguruannya! Kalau pun dia melanggar peraturan yang
berlaku dalam partai Kun Lun, itu juga harus dibebaskan
mengingat akan perjuangannya menghadapi partai Thian
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Liong demi membela sembilan partai besar di Toan Hun Giam!
Lagi pula Totiang cuma tahu Bee Kun Bu melanggar
kesusilaan, tidak tahu seluk-beluk urusan itu, langsung


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengurungnya di dalam ruang batu, agar dia menghukum
dirinya sendiri! itu merupakan suatu tindakan ceroboh yang
dilakukan Kun Lun Sam Cu!"
Padahal sesungguhnya, Hian Ceng Totiang amat
menyayangi Bee Kun Bu, muridnya itu, Namun karena ada
perintah dari adik seperguruannya selaku ketua, sehingga
terpaksa melaksanakan perintah tersebut walau merasa tidak
tega terhadap Bee Kun Bu.
"Bec Kun Bu mali-matian melawan Souw Peng Hai di Toan
Hun Giam, secara tidak langsung dia telah mengangkat nama
partai Kun Lun! Bahkan kemudian dia berhasil pula menolong
partai-partai lain, semua itu adalah jasanya!" ujar Giok Siauw
Sian Cu melanjutkan "Mengenai kejadian dirinya dengan
Souw Hui Hong, itu karena dia telah menelan racun Hwa Kut
Siau Yen San, sehingga membuatnya kehilangan
kesadarannya! Kun Lun Sam Cu tidak berani mengadakan
penyelidikan terhadap partai Thian Liong, sebaliknya malah
menim-pakan dosa itu pada Bee Kun Bu. Maka bagaimana
mungkin orang lain akan merasa puas terhadap tindakan Kun
Lun Sam Cu" Oleh karena itu, hari ini aku pasti meno!ongnya!
Kalau Totiang berani menghalangiku, jangan menyalahkan
kalau aku bertindak kejam terhadap partai Kun Lun!"
Usai berkata begitu, Giok Siauw Sian Cu pun
mengeraskan cekalannya, sehingga membuat sekujur badan
Oey Ci Eng bergemelaran dan keringat dingin pun bereucuran
membasahi pakaiannya. Pada waktu bersamaan, Tong Leng Tojin melesat ke arah
pintu ruang batu, dan sekaligus menekan sebuah tombol
rahasia, seketika juga pintu ruang batu itu terbukti
"Bee Kun Bu, keluarlah engkau! Kini muncul Giok Siauw
Sian Cu membela dirimu, bahkan Nona Pek pun akan
melindungimu maka pereuma kau berada dalam partai Kun
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lun!" bentak Tong Leng Tojin dan menambahkan "Saat ini aku
memutuskan bahwa kau sudah bukan murid partai Kun Lun
lagi! Mulai saat ini, dirimu sudah putus hubungan dengan
kami, dan kau boleh ke mana saja! Tapi kalau kau berani
menyinggung partai Kun Lun, jangan bilang aku bertindak
kejam terhadapmu!" "Menghormati guru juga harus melihat guru macam apa
itu!" Terdengar suara sahutan dingin di belakang Tong Leng
Tojin. "Kini Bee Kun Bu telah diusir dan tidak diakui sebagai
murid partai Kun Lun lagi, kenapa masih harus ditegur secara
tajam pula?" Ketika mendengar suara itu, Hian Ceng Totiang sudah
tahu bahwa dia adalah Pek Yun Hui. Tidak salah! Yang
menyahut dengan suara dingin itu memang Pek Yun Hui.
Gadis itu melangkah perlahan mendekati pintu ruang batu itu.
Begitu melihat Giok Siauw Sian Cu menyandera Oey Ci Eng,
ia pun berkata dengan dingin
"Mengapa kau masih menyandera orang" Murid
kesayangan yang telah sepuluh tahun lebih, masih diusir
begitu saja! Apakah kau tidak tahu akan hal itu?"
Setelah mendengar perkataan Pek Yun Hui, Giok Siauw
Sian Cu pun segera melepaskan tangannya.
"Betul!" sahutnya, "Aku turuti perintahmu!"
"Kakak Kun Bu tidak bersalah, dan kini dia telah diusir dari
sini, maka aku pun ikut dia pergi!" seru Lie Ceng Loan
mendadak dengan air mata berderai.
Seruan itu membuat Hian Ceng Totiang teringat akan
beberapa hal, yakni mengenai Pek Yun Hui yang menolong
Giok Cin Cu ketika terkena racun ular, bahkan juga menolong
Tong Leng Tojin. Kalau tiada Pek Yun Hui, mungkin Giok Cin
Cu dan Tong Leng Tojin sudah mati. Teringat akan hal itu,
Hian Ceng Totiang pun merasa tidak enak terhadap Pek Yun
Hui. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Akan tetapi, Bee Kun Bu amat menghormati guru-nya,
apakah dia akan ikut Pek Yun Hui meninggalkan gunung Kun
Lun" ini yang dipikirkan Hian Ceng Totiang, otomatis Hian
Ceng Totiang mengarahkan pada ruang batu itu, ia yakin Bee
Kun Bu telah mendengar semua itu.
Yang lain pun ikut mengarah pada ruang batu tersebut
namun tidak terdengar suara apa pun di dalam ruang batu itu,
seakan tiada penghuninya.
"Bee Kun Bu!" bentak Tong Leng Tojin dingin, "Kini engkau
sudah bukan murid Kun Lun lagi, cepatlah engkau keluar dan
segera tinggalkan tempat ini!"
Walau Tong Leng Tojin membentak keras, tapi di dalam
ruang batu itu tetap sunyi, tiada suara apa pun.
Hali Hian Ceng Totiang tersentak dan membatin. Celaka!
Mungkin Bee Kun Bu telah mendengar semua ini, sehingga
dia.... "Kun Bu!" teriak Hian Ceng Totiang sambil melesat ke
dalam ruang batu, "Jangan berbuat bodoh!"
Semua orang terkejut dan langsung menerobos ke dalam
ruang batu itu dengan hati berdebar-debar tegang, karena
mengira Bee Kun Bu telah membunuh diri.
Akan tetapi, sungguh di luar dugaan, ternyata kosong
ruang batu itu, tiada bayangan Bee Kun Bu. Hian Ceng
Totiang mengerutkan kening, kemudian sepasang matanya
mengarah pada jendela terali besi. Tampak semua terali besi
itu telah bengkok membentuk sebuah lubang.
Menyaksikan itu, Hian Ceng Totiang sudah menduga ada
orang yang berkepandaian amat tinggi memasuki ruang batu,
melalui jendela dengan cara membengkokkan terali besi yang
besar dan kuat itu. ia yakin pula bahwa itu bukan perbuatan
Bee Kun Bu, sebab Bee Kun Bu tidak memiliki lweekang yang
setinggi itu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui segera mendekati jendela tersebut, begitu
pula Tong Leng Tojin, namun wajahnya tampak dingin,
sedangkan kening Pek Yun Hui terus berkerut Kelihatannya
gadis itu sudah dapat menduga siapa yang datang menolong
Bee Kun Bu. Kelika semua orang berdiri termangu, Pek Yun
Hui justru menghampiri Giok Siauw Sian Cu dan berkata.
"Kini Bee Kun Bu sudah tidak berada di sini, Pereuma kita
tetap berada di sini, lebih baik kita ke Kwal Cong San untuk
berunding!" Ketika berkata, sepasang mata Pek Yun Hui mengarah
pada Lic Ceng Loan dengan penuh kasih sayahg.
itu tidak terlepas dari mata Hian Ceng Totiang, Diam-diam
ia berlega hati karena yakin bahwa Pek Yun Hui bukan gadis
cgois, dan setuju pula apabila Lic Ceng Loan ikut gadis itu,
Namun yang memutuskan adalah Tong Leng Tojin, maka Hian
Ceng Totiang diam saja. Ketika melihat Pek Yun Hui mau pergi, Lic Ceng Loan
segera menarik tangannya seraya berkata terisak.
"KakakTay, aku ikut pergi cari Kakak Kun Bu! Kalau tidak
bertemu dengannya, aku pun tidak mau hidup lagi. Aku... aku
ikut Kakak ya!" "Baiklah!" Pek Yun Hui mengangguk "Mari kita pergi cari
Kakak Kun Bumu!" "Terimakasih, Kak!" ucap Lic Ceng Loan.
Pek Yun Hui tersenyum lembut, tangannya menarik Lic
Ceng Loan meninggalkan tempat itu. Giok Siauw Sian Cu pun
mengikuti mereka dari belakang.
Hening suasana di dalam ruang batu, sedangkan Tong
Leng Tojin masih diliputi kegusaran, ditambah melihat jendela
itu dan Bee Kun Bu menghilang, otomatis membuat
kegusarannya memuncak Namun mengingat Bee Kun Bu
adalah murid Hian Ceng Totiang, kakak seperguruannya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
maka ia pun tidak berani melampiaskan kegusarannya, Bee
Kun Bu memang berbakat alam, namun sepasang alisnya
penuh mengandung hawa membunuh, maka pasti akan
menimbulkan kemelut dalam rimba persilatan Kini dia telah
diusir dari pintu perguruan Kun Lun, maka kelak harus berhatihati menerima murid! Tong Leng Tojin membatin.
Hian CengTotiang diam saja, sebab Tong Leng Tojin
adalah ketua, bagaimana mungkin ia berani berkomentar"
Apa yang akan terjadi kelak, itu sudah takdir ia pun membatin
Siapa yang menolong Bee Kun Bu" ini membuatnya tidak
habis berpikir "Aaaakh...!" Tiba-tiba Tong Leng Tojin menarik nafas
panjang, "Selama tiga ratus tahun ini, partai Kun Lun tidak
pernah mengalami hal yang memalukan seperti ini. Namun
setelah aku menjabat sebagai ketua, justru terjadi Aku merasa
malu terhadap kakek guru pendiri partai Kun Lun, Mengenai
murid murtad Sam Sumoy bernama Liong Giok Pin itu, kini
walau masih dihukum di ruang batu, namun aku telah
mengambil keputusan untuk tidak mencampurinya. itu
terserah Sam Sumoy menghukumnya."
"Sutee jangan putus asa.,." ujar Hian Ceng Totiang, ia
sudah tahu kenapa Tong Leng Tojin berkata begitu, tidak lain
karena merasa kecewa terhadap Bee Kun Bu. "Menurul aku,
Bee Kun Bu berbuat itu bukan berdasarkan kemauannya,
maka dia bersedia ikut aku ke mari. Lagi pula kini kita masih
belum tahu jelas akan kejadian itu, maka tidak baik kita
langsung menghukumnya Tentang Liong Giok Pin yang
duluan di kurung di dalam ruang batu, janganlah kita cepatcepat meng-hukumnya, lebih baik menunggu setelah kita
memperoleh informasi mengenai jejak Bee Kun Bu!"
"Aaakh...!" Tong Leng Tojin menarik nafas Iagi. "Saat ini
hatiku sedang kacau, Memang ada baiknya Suheng dan Sam
Sumoy saja yang memutuskan agar aku tidak bertindak salah
lagi." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Suheng!" Mendadak muncul Giok Cin Cu. Ketika melihat
ruang batu itu telah kosong, seketika juga wajahnya berubah
pucat pias, "Dimana Kun Bu" Apakah Suheng telah...."
"Sumoy tidak usah cemas!" ujar Hian Ceng Totiang dan
memberitahukan tentang Bee Kun Bu telah hilang.
"Oh?" Giok Cin Cu terbelalak "Kalau begitu, Kun Bu telah
hilang jejaknya" Nona Pek memang telah berbudi pada partai
kita, tapi,., dia pun tidak boleh mendesak Suheng...."
"Pek Yun Hui mendesakku karena ingin menolong Bee
Kun Bu, lagi pula sebelumnya telah muncul Giok Siauw Sian
Cu membela Bee Kun Bu. Tapi tak disangka Bee Kun Bu
justru telah ditolong orang lain. Begitu banyak orang ingin
menolongnya, itu pertanda dia tidak bersalah, malah akulah
yang bertindak salah terhadap Bee Kun Bu. Oleh karena itu,
mengenai Liong Giok Pin, aku serahkan pada Sumoy saja
untuk mengurusinya."
"Aku terima perintah Suheng," sahut Giok Cin Cu cepat.
Tong Leng Tojin menggeleng-gelengkan kepala, kemudian
melangkah pergi meninggalkan ruang batu itu.
"Toa Suheng!" ujar Giok Cin Cu setelah Tong Leng Tojin
pergi, "Ji Suheng tampak begiiu kecewa, lalu aku harus
bagaimana menghukum Liong Giok Pin" Harap Toa Suheng
sudi memberi petunjuk padaku!"
"Kini Sutee masih dalam keadaan gusar, lebih baik kita
tunggu kegusarannya reda, barulah kita berunding
dengannya!" "Baiklah." Giok Cin Cu mengangguk "Lalu bagaimana
dengan Bee Kun Bu" Apakah kita membiarkannya melanggar
peraturan itu?" "Kun Bu berhati baik dan amat mentaati peraturan partai.
Sudah dua belas tahun dia bersamaku, tentunya aku tahu
jelas bagaimana watak dan sifatnya, Mengenai kejadian itu,
sudah jelas ada sesuatu di balik kejadian itu pula. Kalau tidak,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
bagaimana mungkin orang yang berkepandaian tinggi itu sudi
menolongnya" Berhubung dia adalah muridku, maka aku pun
harus pergi mencarinya, dan sekaligus menyelidiki kejadian
itu, Harap Sumoy baik-baik menjaga diri!"
Usai berkata begitu, Hian Ceng Totiang pun mengayunkan
kakinya meninggalkan tempat itu.
Giok Cin Cu tidak menyangka Hian Ceng Totiang begitu
cepat pergL Saking tertegun ia malah berdiri termangumangu.
Berselang beberapa saat kemudian, Giok Cin Cu pergi ke
ruang batu tempat Liong Giok Pin dikurung di situ. ia
membuka pintu ruang batu itu tanpa seizin Tong Leng Tojin,
lalu melangkah ke dalam. Begitu melihat Giok Cin Cu, Liong Giok Pin segera berlutut
sambil menangis terisak dengan air mata bereucuran dan
wajahnya pun tampak pucat pias.
"Giok Pin telah berbuat dosa, mohon guru sudi
menghukum Giok Pin!" ujarnya dengan suara bergemetar.
"Anak Pin...." Sepasang mata Giok Cin Cu telah basah.
Karena Giok Cin Cu sama sekali tidak mencaci Liong Giok
Pin, maka justru membuat gadis tersebut semakin sedih.
seandainya Giok Cin Cu mencaci atau memukuL nya,
mungkin akan membuatnya merasa agak enak. Na-mun Giok
Cin Cu malah memanggilnya "Anak Pin" dan begitu lembut
suaranya, Oleh karena itu seketika juga Liong Giok Pin
memeluk kaki Giok Cin Cu erat-erat
"Anak Pin, bangunlah!" ujar Giok Cin Cu dan
memberitahukan "Sesungguhnya paman gurumu ingin menghukummu, tapi mendadak Bee Kun Bu ditolong orang yang
berkepandaian tinggi, maka paman gurumu menyuruhku
menghukummu. Anak Pin, kita adalah guru dan murid, juga
boleh dikatakan sebagai ibu dan anak pula, Oleh karena itu,
aku akan membuka pintu ruang batu ini, dan kau boleh pergi
atau menunggu paman guru menghukummu!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Guru...." Liong Giok Pin tahu betapa sayangnya Giok Cin
Cu padanya, maka ia pun mengambil suatu keputusari,
Mendadak ia mengangkat sebelah tangannya, kemudian
diarahkan pada kepalanya sendiri, Ternyata ia ingin
membunuh diri. itu tidak terlepas dari mata Giok Cin Cu. Secepat kilat ia
menotok lengan Liong Giok Pin, dan seketika Liong Giok Pin
merasa lengannya menjadi ngilu.
"Anak Pin!" Giok Cin Cu menggeleng-gelengkan kepala,
"Kenapa kau begitu bodoh dan ceroboh" seharusnya kau
menuntut balas demi mencuci bersih nama-mu! Bukan dengan
cara membunuh diri!"
"Guru...." Liong Giok Pin menangis sedih, "Kini hati Giok
Pin kacau balau, tidak tahu harus bagaimana" Mohon guru
sudi memberi petunjuk pada Giok Pin!"
"Kau harus tetap hidup demi membersihkan dirimu, lalu
menuntut balas pada orang yang telah mencelakaimu!


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

janganlah kau mati secara penasaran, mengerti?"
"Mengerti, Guru!" Liong Giok Pin mengangguk
"Kaiau begitu, kau harus baik-baik menjaga diri!" pesan
Giok Cin Cu sambil menatapnya dengan penuh kasih sayang.
"Ya, Guru!" Liong Giok Pin mengangguk lagi. "Tadi Guru
bilang Kun Bu ditolong orang yang berkepandaian tinggi,
apakah itu akan menimbulkan suatu badai?"
"Yaah!" Giok Cin Cu menarik nafas panjang, "Bee Kun Bu
dikurung di dalam ruang batu, muncul Giok Siauw Sian Cu
membelanya, bahkan Pek Yun Hui pun turut campur,
sekaligus mendesak paman gurumu melepaskan Bee Kun Bu.
Akhirnya paman gurumu terpaksa membuka pintu ruang batu
itu. Namun... tidak tampak Bee Kun Bu di dalam ruang batu,
sudah jelas Bee Kun Bu ditolong orang, Oleh karena itu Hian
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ceng, paman gurumu itu lelah pergi mencari Bee Kun Bu,
entah bagaimana nanti.-?"
"Guru!" Liong Giok Pin teringat sesuatu,. "Mungkin guru
masih ingat pada Na Siao Tiap yang pernah bersama Pek Yun
Hui, Jangan-jangan Na Siao Tiap yang menolong Bee Kun
Bu." "Entahlah!" Giok Cin Cu menggelengkan kepala, lalu
meninggalkan ruang batu itu dengan wajah muram, ia pun
tidak habis berpikir, siapa yang menolong Bee Kun Bu" Yang
jelas orang itu berkepandaian amat tinggi, Mung-kinkah Na
Siao Tiap" Giok Cin Cu ragu akan hal itu.
sebetulnya Bee Kun Bu ditolong oleh siapa" itu memang
merupakan suatu teka-teki bagi Giok Cin Cu dan kedua
saudara seperguruannya. ***** Bab ke 2 - Mulai Belajar Kepandaian Tinggi
Ternyata Bee Kun Bu ditolong oleh orang tua berjubah
biru. Pada waktu itu Bee Kun Bu sedang duduk tereenung di
dalam ruang batu, Tiba-tiba berkelebat sosok bayangan
menuju jendela, kemudian membengkokkan terali besi dan
melayang ke dalam. Bee Kun Bu terkejut bukan main, ia segera memandang
orang tua jubah biru itu dengan mata terbeliak. Orang tua
jubah biru pun mengamati Bee Kun Bu dengan penuh
perhatian lalu bergumam "Kau memang tampan dan merupakan sebuah batu
mustika, jangankan Lan Tay Kong Cu dan anak Tiap, aku
sendiri pun tidak pernah bertemu pemuda semacam kau....
Ketika mendengar orang tua jubah biru bergumam
demikian, Bee Kun Bu pun sudah menduga bahwa orang tua
itu pasti mempunyai hubungan dengan Pek Yun Hui dan Na
Siao Tiap, maka ia segera memberi hormat
"Maaf, bolehkah aku tahu siapa Locianpwee?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Orang tua jubah biru cuma tersenyum, dan masih terus
mengamati Bee Kun Bu dengan penuh perhatian,
kelihatannya hatinya amat tertarik pada pemuda itu.
"Tong Leng Tojin, ketua partai Kun Lun itu memang sangat
terkenal dalam rimba persilatan namun juga amat ceroboh,"
gumam orang tua jubah biru lagi sambil menggelenggelengkan kepala, "Sebelum tahu jelas suatu urusan, justru
sudah mengurungmu di sini, itu sungguh keterlaluan!"
Gumaman orang tua jubah biru bernada mencela Tong
Leng Tojin, Hal itu membuat Bee Kun Bu merasa tidak
senang. "Locianpwee, Bee Kun Bu ingin menyatakan...."
Orang tua jubah biru mengibaskan tangannya, agar Bee
Kun Bu tidak melanjutkan ucapan nya, kemudian ujarnya
dengan suara rendah. "Hwa Kut Siau Yen San merupakan obat yang amat
beracun, jangankan engkau, seandainya Tong LengTojin yang
menelan obat itu, dia pun pasti kehilangan ke-sadarannya,
Souw Hui Hong dan engkau memang telah ditakdirkan, itu
diluar perhitungan manusia, Lalu engkau tidak memikirkan
nama baik diri sendiri dan tidak menghiraukan diri Souw Hui
Hong, bahkan ingin membunuh diri. perbuatanmu itu amat
bodoh, bahkan membuatku gusar!"
Memang tidak salah, Bee Kun Bu sudah mengambil
keputusan untuk membunuh diri, Oleh karena itu tidak heran
ia amat terkejut ketika orang tua jubah biru mencetuskannya.
"Tapi...." Bee Kun Bu menundukkan kepala,"... aku telah
mempermalukan nama baik perguruan Kalau aku tidak bunuh
diri, lalu apa yang harus kulakukan" Aku mohon sudilah
kiranya Locianpwee memberi petunjuk padaku!"
"Hm!" dengus orang tua jubah biru dingin, "Engkau cuma
ingin bunuh diri, setelah engkau bunuh diri, apakah bisa
mencuci bersih nama perguruanmu dan menyambung lengan
Souw Hui Hong yang telah putus itu?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu diam saja, sedangkan orang tua jubah biru
melanjutkan ucapannya sambil menatapnya tajam.
"Engkau harus tahu, kalau engkau mati, justru akan
menimbulkan malapetaka bagi partai Kun Lun."
"Kenapa begitu?" Bee Kun Bu tertegun "Mohon
Locianpwee sudi menjelaskannya!"
"Tentunya engkau sudah tahu bagaimana kepandaian Pek
Yun Hui dan Na Siao Tiap, seandainya engkau bunuh diri di
sini, bukankah mereka berdua akan menuntut balas pada
partai Kun Lun" Engkau sama sekali tidak memikirkan itu?"
"Kalau begitu, aku harus bagaimana?"
"Aku harus memberitahukan. Pek Yun Hui adalah putri
kaisar masa kini, gelarnya adalah Lan Tay Kong Cu (Putri Lan
Tay), Karena kaisar amat mempereayai para menteri durjana,
maka Lan Tay Kong Cu mengikuti aku ke Kwat Cong San
untuk belajar ilmu silat, Kini kerajaan dalam bahaya, sudah
waktunya Lan Tay Kong Cu kembali ke istana untuk
menasihati kaisar Engkau pun telah menyatu hati dengannya,
maka engkau harus berusaha menasihatinya, agar dia mau
kembali ke istana." Betapa terkejutnya Bee Kun Bu, ia sama sekali tidak
menyangka Pek Yun Hui adalah putri kaisar dengan gelar Lan
Tay Kong Cu, namun ia harus bagaimana menasihati Pek Yun
Hui agar mau kembali ke istana"
"Locianpwee, kini aku masih dikurung di ruang batu ini,
cara bagaimana aku menasihati Pek Yun Hui" Tiada
kesempatan bagiku untuk menemuinya."
"Aku akan membawamu pergi dari ruang batu ini."
"Tapi itu melanggar peraturan, aku... tidak bisa pergi!"
"Hm!" dengus orang tua jubah biru. "ltu adalah demi
kerajaan dan rakyat Kalau engkau tidak mau pergi menasihati
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui, pertanda engkau cuma mementingkan diri
sendiri." "Tapi...." "Apa boleh buat!" Wajah orang tua jubah biru tampak
serius, kemudian mendadak menotok jalan darah gagu di
tubuh Bee Kun Bu. Setelah itu langsung menyambar Bee Kun
Bu, dan sekaligus melesat ke luar melalui jendela.
Siapa orang tua jubah biru itu, ternyata adalah ayah
kandung Na Siao Tiap yang telah mengetahui semua masalah
Bee Kun Bu. Setelah meninggalkan ruang batu itu, orang jubah biru pun
membebaskan totokannya dan berkata pada Bee Kun Bu.
"Aku bertindak demikian karena terpaksa, lagi pula Tong
Leng Tojin pun sudah tidak mengakuimu sebagai murid partai
Kun Lun. Kalau engkau masih ingin pulang ke Kun Lun juga
pereuma, sebab Kun Lun Sam Cu tidak akan menerimamu."
"Kalau begitu, aku harus bagaimana?" Bee Kun Bu
menggeleng-gelengkan kepala dengan wajah murung, "Mohon
Locianpwee sudi memberi petunjuk padaku!"
Orang tua jubah biru atau Na Hai Peng menatap Bee Kun
Bu dalam-dalam, lama sekali barulah menjawab.
"Kini engkau telah bebas, maka engkau pun punya hak
untuk ke mana saja."
"Aku punya hak untuk ke mana saja?" Bee Kun Bu
mengernyitkan kening, "Aku harus ke mana?"
"Ha ha!" Na Hai Peng tertawa, "Engkau boleh ikut aku."
"Aku ikut Locianpwee?" Bee Kun Bu tereengang.
"Betul." Na Hai Peng mengangguk sambil tersenyum
"Kalau tidak, untuk apa aku menolongmu?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Terimakasih, lo cianpwe!" ucap Bee Kun Bu. "Tapi... aku
masih tidak paham akan dua ha!, bolehkah Locianpwee
menjelaskannya?" "Mengenai hal apa?" Na
Kuda Putih 2 Juragan Tamak Negeri Malaya Karya Widi Widayat Golok Halilintar 7

Cari Blog Ini