Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 28
ar suara tawa itu, oleh karena itu ia pun berpikir
"Aku harus mengerahkan ginkangku, agar dia tidak
memandang rendah padaku," ujarnya dalam hati.
seketika juga Bee Kun Bu mengerahkan semua ilmu yang
diajarkan Na Hai Peng berdasarkan kitab aneh Kui Goat Pit
Cek. ia menghimpun Lweekangnya, lalu melesat ke arah
puncak gunung itu dengan ilmu Ling Khong Sih Tou.
Menyaksikan itu, air muka wanita berbaju ungu itu
langsung berubah, dan segera mengerahkan ginkangnya.
Pada waktu bersamaan, ia melihat Bee Kun Bu menginjak
salah sebuah batu tajam, badannya tampak bergoyang
seakan kehilangan keseimbangan
"Hati-hati!" seru wanita berbaju ungu.
Ternyata Bee Kun Bu cuma ingin mempermainkannya,
Maka ia sengaja berbuat begitu, karena mendadak Bee Kun
Bu berjumpalitan "Sungguh hebat ginkangnya!" puji wanita berbaju ungu
dalam hati, kemudian ujarnya dalam hati, "Kalau begitu, aku
pun harus memperlihatkan ginkangku agar dia tidak
sombong!" Wanita berbaju ungu menghimpun Lweekangnya, setelah
itu badannya langsung melesat ke arah puncak gunung itu.
Bee Kun Bu tertawa dingin, ia memandang wanita berbaju
ungu yang melesat ke arah puncak gunung itu seraya berkata
dalam hati. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Biar bagaimanapun aku harus mendahuluinya mencapai
puncak gunung itu!" Bee Kun Bu menarik nafas dalam-dalam menghimpun
Lweekangnya, lalu mengerahkan ginkangnya.
Tampak dua sosok bayangan berkelebat menuju puncak
gunung, bahkan saling menyusul Tak seberapa lama
kemudian, mereka berdua sudah mencapai puncak gunung
itu, namun Bee Kun Bu tetap terlambat selangkah
"Hi hi hi!" Wanita berbaju ungu itu tertawa nyaring,
"Pakaianmu itu membuktikan bahwa engkau bukan orang
Siang Cing Koan di Swat Ling San ini! sebetulnya engkau dari
mana" Katakan sejujurnya, kalau tidak, jangan
mempersalahkanku bertindak kasar padamu!"
Lantaran telah berkali-kali wanita berbaju ungu itu
mempermainkannya, maka pemuda itu kesal bukan main
padanya. "Sebelumnya kita tidak pernah bertemu, untuk apa engkau
ingin tahu siapa diriku?" sahut Bee Kun Bu ketus dan dingin,
"Memang Hian Giok mengganggumu, tapi aku sudah minta
maaf padamu! Kalau aku tidak mau memberitahukan siapa
diriku, apakah Nona akan bertarung denganku?"
"Engkau tidak pereaya aku akan bertarung dengan-mu?"
tanya wanita berbaju ungu sambil tersenyum hambar.
"Hm!" dengus Bee Kun Bu dingin, "Aku bersedia melayani
Nona dengan tangan kosong!"
"Oh?" Wanita berbaju ungu itu tertawa merdu, "Tadi kita
sudah bergebrak tiga jurus, tapi engkau masih tidak mau
tunduk! sekarang aku akan bertanding beberapa jurus lagi
denganmu! Karena engkau bilang dengan tangan kosong,
maka aku pun tidak akan menggunakan senjata! Namun aku
akan mendesakmu hingga menghunus pedang! Kalau tidak,
itu berarti aku kalah! Bagaimana?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Betapa tersinggungnya hati Bee Kun Bu setelah
mendengar ucapan wanita berbaju ungu itu, sehingga
kegusarannya memuncak, Bee Kun Bu tertawa panjang,
kemudian ujarnya dingin. "Baik! Kalau begitu, silakan Nona melancarkan serangan!"
Wanita berbaju ungu itu tetap berdiri sambil tersenyum,
kelihatannya tiada maksud menyerang duluan.
Bee Kun Bu tidak mengerti, ia memandang wanita berbaju
ungu itu seraya bertanya dengan heran.
"Kenapa Nona masih belum melancarkan serangan?"
"Bukankah tadi engkau bilang, kepandaianmu belum
begitu tinggi" Kalau aku menyerang duluan, berarti engkau
pasti kalah! Nah, engkau boleh menyerang duluan!" sahut
wanita berbaju ungu. "Baik!ah! Harap Nona berhati-hati!" Bee Kun Bu langsung
menyerang bahu wanita berbaju ungu itu, mengarah pada
jalan darah yang ada di situ.
Wanita berbaju ungu tertawa nyaring, sekaligus berkelit
dan balas menyerang ke arah perut Bee Kun Bu.
Bee Kun Bu terkejut, lagi pula telah dipermainkan oleh
lawannya! Maka kali ini ia sangat berhati-hati menghadapinya,
Seketika juga ia menggunakan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu
(llmu Langkah Ajaib). Setelah menggunakan ilmu tersebut, Bee Kun Bu dapat
menghindari serangan lawan.
Wanita baju ungu itu telah menyerang Bee Kun Bu lima
jurus, namun sama sekali tidak dapat menyentuh pakaiannya,
itu membuat wajahnya berubah, kemudian mendadak ia
menggerakkan sepasang tangannya secepat kilat, tampak
berpuluh pasang tangan mengarah pada Bee Kun Bu. Wanita
berbaju ungu itu pun terus memperhatikan langkah Bee Kun
Bu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah menggunakan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu, dan
dapat menghindari serangan-serangan lawan, Bee Kun Bu
pun bertambah semangat. "Sungguh hebat ilmu ini!" ujar Bee Kun Bu dalam hati.
"Biar aku tetap menghindar dengan ilmu ini, lama kelamaan
engkau pasti capek, barulah aku menyerang!" Ternyata Bee
Kun Bu ingin menguras tenaga lawan dengan ilmu tersebut,
sehingga tak terasa tiga puluh jurus telah lewat, itu membuat
wanita baju ungu itu terkejut bukan main.
"Aku telah menyerangnya terus-menerus hingga tiga puluh
jurus, namun dia tetap bisa menghindar Kenapa dia tidak
balas menyerang" Mungkin dia ingin menguras tenagaku. Aku
harus berhati-hati dan mencari kesempatan untuk merebut
kemenangan!" ujar wanita berbaju ungu itu dalam hati.
"Dandanannya menandakan dia datang dari Tionggoan,
mungkin dia ke mari ingin cari gara-gara dengan pihak Swat
Ling San. sedangkan aku justru diundang oleh Lima Setan
Swat Ling San untuk bergabung! Aku harus menghabisi
pemuda ini, agar Lima Setan Swat Ling San tidak
meremehkan perguruanku! Dia menggunakan ilmu aneh untuk
menghindari serangan-seranganku, maka aku pun harus cari
akal menghadapinya!"
Tiba-tiba wanita berbaju ungu itu memperlambat
serangannya, tapi kadang-kadang bergerak secepat kilat.
Melihat itu, Bee Kun Bu bergirang dalam hati, ia tahu
bahwa wanita berbaju ungu itu agak kewalahan menghadapi
Ngo Heng Mi Co Punya, sehingga ia tetap ingin menguras
tenaga wanita berbaju ungu itu.
Akan tetapi, wanita baju ungu itu justru menyerang sambil
memancing Bee Kun ke tempat yang banyak batu runcing,
bahkan pura-pura kehabisan tenaga dengan nafas ngosngosan.
Betapa girangnya Bee Kun Bu, ia pun mulai menyerang,
sehingga membuat wanita berbaju, ungu bergirang dalam hati.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Wanita berbaju ungu itu termundur-mundur, kelihatannya
ia mulai terdesak oleh serangan yang dilancarkan Bee Kun
Bu. Tiba-tiba badannya sempoyongan seakan mau jatuh, Bee
Kun Bu tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, dan langsung
menyerangnya. Namun mendadak wanita berbaju ungu itu berkelit, dan
sekaligus mengayunkan kakinya menendang Bee Kun Bu.
Bee Kun Bu sama sekali tidak menyangka kalau wanita
berbaju ungu itu akan melakukan serangan tersebut ia amat
terkejut dan berusaha menghindar tapi terlambat, karena ia
merasa badannya sudah tidak bisa bergerak lagi.
"Kaum Bu Lim Tionggoan terlampau menghina orang!
Swat Ling San terpisah begitu jauh dengan Tionggoan dan
tiada hubungan, engkau justru ke mari cari gara-gara! Kalau
engkau beruntung bisa hidup kembali ke Tionggoan, sebarkan
berita pada seluruh kaum Bu Lim di sana, bahwa siapa berani
memasuki Swat Ling San, dia pasti mati!"
Usai berkata begitu, wanita berbaju ungu itu tertawa
panjang, lalu melesat pergi.
sementara Bee Kun Bu malah jatuh kejurang yang
dalamnya puluhan depa, ia tidak bisa berbuat apa-apa, sebab
badannya sama sekali tidak bisa bergerak.
"Matilah aku!" keluhnya sambil memejamkan mata untuk
menunggu mati, Mendadak ia merasa badannya terapung ke
atas, Karena merasa heran, ia pun membuka matanya.
Ternyata bajunya telah tereengkeram cakar Bangau Sakti,
lalu dibawanya terbang ke atas, Berselang beberapa saat
kemudian, Bangau Sakti menurunkannya di suatu tempat, dan
seketika juga ia mendengar suara Pek Yun Hui.
"Engkau terluka?"
Bee Kun Bu ingin bangkit berdiri, tapi di saat itu juga
merasa sepasang kakinya sakit sekali, sehingga terkulai
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kun Bu...." Pek Yun Hui tampak cemas.
"Aku... aku tertotok oleh siluman wanita itu." Bee Kun Bu
memberitahukan." ilmu totokannya sangat aneh, berbeda
dengan ilmu totokan biasa."
"llmu totokan luar perbatasan memang aneh, berbeda
dengan ilmu totokan di Tionggoan," ujar Gin Tie Suseng,
"Saudara Bee coba menghimpun hawa murni, dan coba
rasakan bagian mana yang tertotok! Mungkin aku bisa tahu
cara membebaskannya."
Bee Kun Bu mengangguk, lalu menghimpun hawa
murninya, dan seketika juga ia merasa ujung kakinya sakit
sekali. "Saudara Kim, ujung kakiku sakit sekali," Bee Kun Bu
memberitahukan "Hawa murniku tidak bisa menembus ke
situ." "Ngmm!" Gin Tie Suseng manggut-manggut "Un-tung
orang itu menotok tidak begitu keras, Kalau dia menggunakan
tenaga sepenuhnya, kaki saudara Bee pasti sudah !umpuh,
Harap Saudara Bee tahan sakit sejenak, aku akan
membebaskan totokan itu!"
Gin Tie Suseng mulai membebaskan totokan itu, seketika
kening Bee Kun Bu berkerut-kerut, kelihatannya sedang
menahan sakit, sementara Gin Tie Suseng terus menotok
beberapa jalan darah di kaki Bee Kun Bu, kemudian mengurut
kaki nya. "Sekarang saudara Bee harus menggunakan hawa murni
untuk menembus sampai ke ujung kaki, sesaat kemudian
Saudara Bee pasti bisa jalan," ujar Gin Tie Suseng sambil
tersenyum Bee Kun Bu segera menarik nafas dalam-dalam untuk
menghimpun hawa murni, Berselang sesaat, ia sudah bisa
bangkit berdiri. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui menarik nafas lega, lalu memandang Bee
Kun Bu seraya berkata memberitahukan
"Ketika Hian Giok memekik memberi tanda, aku sudah
tahu kalau terjadi sesualu, maka aku segera menyusul ke
lembah itu, namun tidak melihat siapa pun, Setelah itu, aku
melihat Hian Giok menurunkanmu di sini, maka segeralah aku
ke mari bersama Gin Tie Suseng, sebetulnya engkau bertemu
siapa, harap engkau beri-tahukan!"
Bee Kun Bu menarik nafas panjang, lalu meng-gelenggelengkan kepala seraya menjawab.
"Aku tidak kenal wanita itu, Dia mengenakan baju ungu
dan bersenjata sebilah pedang pendek, Walau aku sudah
bertarung dengannya, tapi dia tidak memberitahukan
namanya." Ketika Bee Kun Bu mengatakan begitu, air muka Gin Tie
Suseng tampak berubah, kemudian ujarnya bernada terkejut
"Apakah wanita itu adalah dia" Kalau benar dia, kita ke
Siang Cing Koan pun pasti mendapat rintangan."
Pek Yun Hui sudah melihat air muka Gin Tie Suseng
berubah, justru membuatnya tidak mengerti, maka terus
menatapnya. "Aku ingin bertanya, apakah kalian berdua pernah dengar
tentang Thao Khong To (PuIau Iblis) di seberang laut?" tanya
Gin Tie Suseng mendadak "Hian Ceng Totiang guruku pernah menceritakan tentang
pulau itu, namun tidak begitu jelas, Apakah... wanita itu datang
dari Thao Khong To itu?" sahut Bee Kun Bu.
"Aku tidak melihat wanita itu, namun Saudara Bee bilang
wanita itu menggunakan pedang pendek, dan mengenakan
baju ungu. Maka aku menduga ia pasti datang dari pulau itu,"
ujar Gin Tie Suseng. "Saudara Kim tahu siapa wanita itu?" tanya Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Dia mungkin.... Cih Miauw Nio," jawab Gin Tie Suseng
agak ragu. "Wanita itu benar Cih Miauw Nio atau bukan, alangkah
baiknya Saudara Kim sudi menceritakan tentang Cih Miauw
Nio itu," ujar Pek Yun Hui, karena melihat wajah Gin Tic
Suseng tampak serius dan agak luar biasa.
"Dia berkepandaian amat tinggi, namun berhati ja-hat," ujar
Gin Tie Suseng memberitahukan "Di seberang laut sana, dia
sangat terkenal Ka!au dia ke mari untuk membantu Lima
Setan Swat Ling San, maka kita pun akan repot jadinya
menuju Siang Cing Koan, markas aliran Swat Ling San itu,
bahkan mungkin kita pun akan celaka di sana."
Bee Kun Bu melihat Gin Tie Suseng begitu takut pada Cih
Miauw Nio, maka ia pun tak habis berpikir dan tidak mengerti.
"Tentunya wanita itu berasal dari aliran sesat, saudara Kim
tiada hubungan dengannya, kenapa kelihatan begitu takut?"
tanya Bee Kun Bu heran. "Dia melakukan sesuatu hanya berdasarkan ke-mauannya,
sesungguhnya dia berasal dari aliran yang tidak lurus dan
tidak sesat, namun sifatnya sangat aneh dan sulit diketahui
jejaknya, Oleh karena itu, kalau dia membantu pihak Swat
Ling San, kita pun akan menghadapi rintangan berat," jawab
Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw.
"Sebetulnya Cih Miauw Nio itu murid siapa?" tanya Pek
Yun Hui mendadak.
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Murid ketua Thao Khong To kini bernama Kiang Ih Thian,
yang berjuluk Ku Ciok Sianjin." Gin Tie Suseng
memberitahukan "Apakah kepandaiannya masih di atas Lima Setan Swat
Ling San?" tanya Bee Kun Bu. "Akusudah bertarung
dengannya, kelihatannya dia memiliki kepandaian yang jauh di
atas Lima Setan Swat Ling San."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Benar." Gin Tie Suseng mengangguk "Mungkin hanya
Lam Thian It Sat-Kwa Ih Kang yang mampu menandingi
kepandaian wanita itu, sedangkan Tan Cun Goan bukan
tandingannya." "Saudara Kim!" Pek Yun Hui menatapnya, "Per-nahkah
engkau bertemu Cih Miauw Nio itu?"
seketika juga wajah Gin Tie Suseng tampak kemerahmerahan, kemudian ujarnya dengan suara rendah.
"Aku memang pernah sekali bertemu dengannya, jadi aku
memuji kepandaiannya berdasarkan kenyataan."
Bee Kun Bu tampak curiga, karena ia melihat wajah Gin
Tie Suseng tadi kemerah-merahan, tentunya ada suatu
rahasia di antara Gin Tie Suseng dengan Cih Miauw Nio itu,
tapi Bee Kun Bu tidak berani bertanya apa pun.
"Aku harap kalian berdua jangan terpengaruh oleh
pujianku pada wanita itu!" tambah Gin Tie Suseng, "Kita sudah
memasuki Swat Ling San, dan tidak sampai ratusan mil, kita
akan menghadapi tiga rintangan, barulah bisa sampai di Siang
Cing Koan. Bagaimana kalau kita berangkat sekarang?"
"Aku setuju," sahut Bee Kun Bu. Tapi... entah bagaimana
pendapat Kakak Pek?"
"Tentunya aku pun setujui Pek Yun Hui mengangguk
"Kalau begitu, mari kita berangkat!" ujar Gin Tie Suseng,
lalu mengerahkan ginkangnya, Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui
juga segera mengerahkan ginkang mengikuti Gin Tie Suseng,
Tampak tiga sosok bayangan berkelebat meninggalkan
tempat itu. ***** Bab ke 14 - Bertarung dengan Ciak Bin Sat Sin
Bee Kun Bu, Pek Yun Hui dan Gin Tie Suseng-Kim Eng
Hauw sudah memasuki sebuah lembah, Tiba-tiba Gin Tie
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Suseng berhenti dan menengok ke sana ke mari, lama sekali
barulah membalikkan badannya seraya berkata pada Bee Kun
Bu. "Dari sini terus ke depan, adalah puncak gunung Swat Ling
San. Tiga rintangan itu mungkin akan dimulai dari sini. Orang
luar sulit melewati rintangan-rintangan itu. Aku jalan duluan,
Saudara Bee ikut di belakangku dan bersiap-siap, kalau-kalau
diriku terjadi sesuatu, harap Saudara Bee segera menolongku
dari belakang!" "Saudara Kim tidak usah khawatir, aku pasti melindungimu
dari belakang," sahut Bee Kun Bu.
Gin Tie Suseng mulai melangkah, Bee Kun Bu dan Pek
Yun Hui mengikuti dari belakang, Di tempat tersebut banyak
terdapat batu-batu yang amat tajam, bahkan sangat
membahayakan orang yang melewatinya.
Gin Tie Suseng melangkah dengan hati-hati. Setelah
melewati beberapa tikungan, ia berhenti sambil berseru.
"Saudara Bee, lihatlah!"
Bee Kun Bu segera memandang ke depan, ternyata di
balik tikungan itu terdapat sebuah telaga, yang airnya jernih
sekali, sehingga dasar telaga itu tampak jelas, Akan tetapi,
telaga itu justru menghalangi perjalanan mereka.
"Kita terpaksa mengambil jalan lain menuju ke depan,
Kalau tak ada perahu tentunya kita tidak bisa menyeberangi
telaga ini," ujar Gin Tie Suseng.
Pek Yun Hui terus memperhatikan telaga yang cukup luas
itu, kemudian ujarnya sungguh-sungguh.
"Kalau kita mengambil jalan lain, itu sangat menyita waktu,
Maka lebih baik kita menginjak permukaan air untuk
menyeberang ke sana."
"Benar! Tapi.... Lima Setan Swat Ling San sangat licik.
Agar kita tidak masuk ke perangkap mereka, sebaiknya aku
yang coba menyeberang duluan," sahut Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Karena tidak menghendaki Pek Yun Hui mencegah-nya,
maka ia pun langsung melesat ke arah telaga itu dengan
mengerahkan ginkangnya, Tak seberapa lama, ia sudah
sampai di seberang sana, Setelah mengamati tempat itu, ia
pun segera kembali "Kak!" ujarnya pada Pek Yun Hui. "Tidak begitu luas telaga
ini, hanya saja airnya dingin sekaii, Ketika aku melewatinya,
terasa ada hawa yang amat dingin, tapi tiada jebakan apa
pun." "Ginkang Saudara Bee memang tinggi," sela Gin Tie
Suseng, "Maka bisa menginjak permukaan air menyeberang
ke sana, Tapi... aku tidak memiliki ginkang setinggi itu, lalu
harus bagaimana?" "Kun Bu!" Pek Yun Hui tersenyum. ia sudah mendapat akal
agar Gin Tie Suseng bisa menyeberang, "Kunv pulkan rantingranting kering, bantu dia menyeberangi"
"Ya." Bee Kun Bu mengangguk dan segera mengumpulkan
ranting-ranting kering, ia sudah tahu maksud Pek Yun Hui,
kemudian berkata pada Gin Tie Suseng. "Saudara Kim boleh
ikut aku menyeberang, Aku akan melempar ranting-ranting
kering ke permukaan telaga, Saudara injak ranting-ranting itu
untuk menye-berang!"
"Kalau begitu, silakan Saudara Bee menyeberang duluan!"
Gin Tie Suseng sudah tahu akan cara itu.
Bee Kun Bu membawa ranting-ranting kering itu, lalu
mengerahkan ginkangnya melesat ke permukaan telaga,
Setelah itu ia pun melempar sebatang ranting ke permukaan
air. "Saudara Kim, silakan lompat!" seru Bee Kun Bu.
Gin Tie Suseng segera melompat ke permukaan telaga
menginjak ranting itu. Dengan cara begitu Bee Kun Bu
membantu Gin Tie Suseng menyeberang, akhirnya sampai
juga di seberang sana. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Betapa kagumnya Gin Tie Suseng akan ginkang Bee Kun
Bu, karena Bee Kun Bu mampu menyeberang dengan
menginjak permukaan air telaga, Dapat dibayangkan betapa
tingginya ginkang yang dimiliki Bee Kun Bu.
Setelah mereka berdua berhasil mencapai seberang sana,
barulah Pek Yun Hui mengerahkan ginkangnya untuk
menyeberang, Hanya sekejap ia telah sampai di seberang.
Padahal Gin Tie Suseng ingin melihat bagaimana cara Pek
Yun Hui menyeberang, akan tetapi, sebelum ia melihat jelas
Pek Yun Hui sudah sampai di sisi Bee Kun Bu. ia benar-benar
kagum pada Pek Yun Hui itu.
Mereka lalu melanjutkan perjalanan, akan tetapi pada
waktu bersamaan, terdengarlah suara tawa dingin dan muncul
belasan sosok bayangan. Ternyata belasan lelaki berbadan kekar Salah seorang di
antara mereka memakai baju kuning, mukanya merah hitam
dan bertelinga besar, sedangkan belasan lelaki itu memakai
baju kelabu, dan tangan masing-masing menggenggam
senjata. Begitu melihat kemunculan mereka, Gin Tie Suseng sudah
tahu siapa orang berbaju kuning itu, Dia tidak lain Ciak Bin Sat
Sin-Sang Yang, salah seorang dari Lima Setan Swat Ling
San. "Saudara Bee hati-hati!" bisik Gin Tie Suseng, "Dia Ciak
Bin Sat Sin-Sang Yang, Walau orangnya angin-anginan, tapi
kepandaiannya sangat tinggi."
Ketika Bec Kun Bu ingin membuka muIut, Ciak Bin Sat Sin
itu sudah tertawa aneh sambil memandang mereka bertiga.
"Kalian siapa" Kok berani memasuki Swat Ling San ini"
Apakah sudah tidak ingin hidup lagi?" tanya Ciak Bin Sat Sin.
"Aku Bee Kun Bu!" sahut pendekar kita dingin, "Murid
partai Kun Lun. Karena Souw Peng Hai berambisi ingin
menguasai rimba persilatan, maka dia bergabung dengan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
para setan iblis luar perbatasan dan seberang laut untuk
menimbulkan bencana di rimba persilatan Tiong-goan! Oleh
karena itu, kami ke mari untuk menangkapnya Kalau Anda
tahu diri, cepatlah serahkan dia pada kami!"
"Oh?" Ciak Bin Sat Sin menatap Bee Kun Bu dalam-dalam,
Ternyata engkau Bee Kun Bu yang telah menggemparkan
Toan Hun Ya (Jurang pemutus Roh)! Sudah lama kudengar
nama besarmu, hari ini sungguh beruntung kita bertemu di
sini! Maka aku ingin mohon petunjuk beberapa jurus darimu!
Kalau engkau mampu mengalahkan diriku, aku pasti
menyampaikan perkataanmu tadi pada saudara
seperguruanku! seandainya engkau kalah, engkau harus
segera menggelinding pergi dari sini!"
"Baiklah!" sahut Bee Kun Bu.
Tunggu!" cegah Gin Tie Suseng, "Biar aku yang bertarung
duluan dengannya! Kalau aku tidak kuat me-lawannya,
barulah Saudara Bee turun tangan!"
Bee Kun Bu tahu maksud baik Gin Tie Suseng, Kalau dia
yang bertarung duluan, Bee Kun Bu bisa menyaksikan
kepandaian Ciak Bin Sat Sin itu.
"Aku harap Saudara Kim berhali-hati!" pesan Bee Kun Bu.
"Ya." Gin Tie Suseng mengangguk sambil mencabut su!ing
peraknya lalu menghampiri Ciak Bin Sat Sin seraya bertanya,
"Saudara Sang, masih kenalkah engkau denganku ?"
Ketika Gin Tie Suseng mendekati Ciak Bin Sat Sin, orang
itu pun segera mundur, karena khawatir Gin Tie Suseng akan
menyerangnya mendadak Numun setelah mengenali Gin Tie
Suseng, ia pun amat gusar dan membentak
"Kim Eng Hauw, kuil Ceh Yun Si dan Siang Cing Koan
masih punya sedikit hubungan, bahkan saudara
seperguruanku pun mengundang kalian ke mari untuk
merundingkan sesuatu! Tapi kini engkau malah bersekongkol
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dengan kaum Bu Lim Tionggoan! Engkau sungguh tak tahu
malu! Karena itu, engkau harus mampus hari ini!"
"Souw Peng Hai ingin menguasai rimba persilatan
Tionggoan, kalian ingin bergabung dengannya untuk
menimbulkan bencana di rimba persilatan Tionggoan, maka
aku harus menghentikan kalian! Engkau tidak perlu banyak
omong, cepat hunus senjatamu!" sahut Gin Tie Suseng sambil
tertawa dingin. Setelah berkata begitu, Gin Tie Suseng pun menyerang
Ciak Bin Sat Sin dengan jurus Sin Liong Hian Sou (Naga Sakti
Memperlihatkan Kepala), dan diarahkan pada dada Ciak Bin
Sat Sin. Tangan Ciak Bin Sat Sin tidak memegang senjata apa pun.
Ketika Gin Tie Suseng menyerangnya dengan su!ing perak, ia
segera meloncat mundur sambil menyambar sebilah pedang
aneh dari salah seorang berbaju kelabu, lalu menangkis
serangan Gin Tie Suseng dengan jurus Ciau Tah Kim Ceng
(Memukul Lonceng Emas). Trang! Terdengar suara benturan senjata, bunga api pun
berpijar. Tangkisan Ciok Bin Sat Sin membuat Gin Tie Suseng
termundur beberapa langkah, Ciak Bin Sat Sin menyerangnya
lagi, kali ini ia menggunakan jurus Cauw Ceh Lam Hai (Ombak
Laut Selatan Menderu), Tampak sinar pedang aneh itu
berkelebat-kelebat mengarah pada Gin Tie Suseng, bahkan
terdengar pula suara menderu-deru, Dapat dibayangkan
betapa dahsyatnya jurus itu.
Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw adalah murid kesayangan
Kuang Ti Taysu di kuil Ceh Yun Si Tay Pah San, tentunya juga
memiliki kepandaian tinggi, ketika melihat Ciak Bin Sat Sin
menyerangnya begitu ganas, seakan ingin merenggut
nyawanya dalam satu jurus, timbullah kegusarannya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Gin Tie Suseng membentak keras, suling peraknya pun
berkelebat-kelebat mengeluarkan suara "Ngung-ngung",
mengarah pada lengan Ciak Bin Sat Sin.
Akan tetapi, Ciak Bin Sat Sin segera merubah jurus-nya
dengan jurus Kim Sia Cih Cong Poh (lkan Emas Menembus
Ombak). Mereka berdua, yang satu adalah murid kesayangan
Kuang Ti Taysu, yang satu lagi adalah salah seorang di antara
Lima Setan Swat Ling San. Masing-masing memiliki ilmu
andaian, sehingga mereka mulai bertarung dengan sengit
sekali. sementara Bee Kun Bu terus menyaksikan pertarungan
mereka dengan penuh perhatian, bahkan juga memperhatikan
pedang aneh yang digenggam Ciak Bin Sat Sin. Pedang itu
memang berbentuk aneh, ujungnya terbelah dua mirip kaitan.
"Kak! Orang itu menggunakan pedang aneh. Bagai-mana
menurut pendapatmu?" tanya Bee Kun Bu pada Pek Yun Hui.
"Pedang aneh dibuat dari semacam baja hitam, maka
memancarkan cahaya hitam yang menyilaukan mata, pedang
aneh itu amat tajam dan dapat membelah batu, bahkan
kelihatan telah direndam dengan racun, Terluka oleh pedang
itu pasti mati, oleh karena itu, kaum Bu Lim tidak
menggunakan senjata itu, hanya para setan iblis luar
perbatasan dan seberang laut yang menggunakannya. Kini
Ciak Bin Sat Sin menggunakan senjata itu menghadapi Gin
Tic Suseng, itu sungguh membahayakannya."
Pek Yun Hui memberitahukan.
"Oh?" Bee Kun Bu segera memperhatikan pertarungan itu.
Telah terjadi perubahan dalam pertarungan itu, karena Gin
Tie Suseng mulai terdesak mundur, tapi masih mampu
menghindari serangan-serangan Ciak Bin Sat Sin.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mendadak Gin Tie Suseng membentak keras, lalu secepat
kilat melancarkan serangan yang amat dahsyat ke arah Ciak
Bin Sat sin. Melihat serangan itu, Ciak Bin Sat Sin tertawa dingin, dan
sekaligus berkeliL Ketika Ciak Bin Sat Sin berkelit, Gin Tie
Suseng melancarkan serangan lagi.
Ciak Bin Sat Sin tidak menangkis, melainkan meloncat
mundur seketika juga tangan kiri Gin Tie Suseng melakukan
serangan ke arah dada Ciak Bin Sat Sin. serangan tersebut
merupakan sebuah pukulan yang penuh mengandung
Lweekang, Tiada kesempatan bagi Ciak Bin Sat Sin berkelit,
maka terpaksa menangkis pukulan itu dengan tangan kirinya.
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Biam! Terdengar suara benturan dan masing-masing
mundur dua langkah. Ciak Bin Sat Sin tampak terkejut Selama ini ia tidak pernah
bertemu lawan tangguh, tapi hari ini bertemu Gin Tic Suseng
yang merupakan lawan berat baginya.
"Cukup lihay ilmu silat Tay Pah San, Kalau hari ini aku
tidak mengeluarkan ilmu andaian, mungkin sulit
memenangkan pertarungan ini, Apa boleh buat, aku harus
melukainya!" ujar Ciak Bin Sat Sin dalam hati. "Kalau kelak
bertemu Kuang Ti Taysu, aku pun akan memberitahukan
bahwa muridnya telah bersekongkol dengan kaum Bu Lim
Tionggoan mengacau di Swat Ling San!"
Oleh karena itu, tiba-tiba di wajahnya tersirat hawa
membunuh, tampaknya ingin membunuh Gin Tie Suseng. ia
lalu menyerang Gin Tie Suseng dengan dahsyat sekali
menggunakan pedang aneh itu.
Seketika juga pedang aneh itu mengeluarkan hawa dingin,
lalu diterbangkannya ke arah Gin Tie Suseng.
"Celaka!" seru Gin Tie Suseng dalam hati." Ia segera
mengayunkan suling peraknya untuk menangkis pedang aneh
yang meluncur ke arahnya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tepat pada saat bersamaan, mendadak Ciak Bin Sat Sin
melancarkan pukulan. Betapa terkejutnya Gin Tie Suseng, namun ia masih
sempat melepaskan suling peraknya, dan sekaligus
menangkis pukulan itu dengan sepasang tangannya.
Blammm! Terdengar suara benturan dahsyaL
Gin Tie Suseng terpental beberapa depa, sedangkan Ciak
Bin Sat Sin terdorong mundur beberapa langkah.
sementara delapan orang berbaju kelabu saling
memandang dan memberi isyarat lalu dengan serentak
menyerang ke arah Gin Tie Suseng dari delapan penjuru,
Serangan yang tak terduga itu membuat Gin Tie Suseng
gugup, karena tak ada kesempatan baginya untuk berkelit
Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui berdiri beberapa depa dari
tempat pertarungan itu. Ketika melihat delapan orang berbaju
kelabu itu menyerang mendadak ke arah Gin Tie Suseng, Bee
Kun Bu segera melesat ke sana, Tentunya tidak bisa
sekaligus menangkis serangan delapan orang berbaju kelabu,
maka ia menggunakan jarum Toh Meng Cin. Seketika juga
delapan orang berbaju kelabu itu menjerit dan roboh.
Gin Tie Suseng tidak menyangka akan kejadian itu, begitu
pula Ciak Bin Sat Sin, maka tidak heran kalau mereka berdua
jadi tertegun. Setelah itu, mereka berduapun segera mencabut
senjata masing-masing. Akan tetapi, tiba-tiba Gin Tie Suseng menyerangnya,
Walau belum siap, namun Ciak Bin Sat Sin masih sempat
menangkis, hanya saja tubuhnya terpental beberapa depa,
sedangkan Gin Tie Suseng terdorong ke belakang beberapa
langkah. itu membuat Ciak Bin Sat Sin gusar sekali, apalagi setelah
melihat para anak buahnya roboh semua, sehingga
kegusarannya pun memuncak.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Apakah engkau tidak malu melancarkan serangan gelap?"
bentak Ciak Bin Sat Sin berang, "Kalian berani memasuki
Swat Ling San, tentunya sudah punya nama besar, tapi
kenapa melakukan serangan gelap! Sunggun tak tahu malu
kalian! Ayohlah! Mari kita bertarung mati-matian!"
"Siapa yang lebih dulu melakukan serangan gelap?" sahut
Gin Tie Suseng dingin, "Para anak buahmu yang
menyerangku duIuan, lalu temanku bertindak menolongku
apakah itu salah" Lima Setan Swat Ling San memang
bernama busuk! Kami ke mari justru ingin membasmi kalian!"
"Sungguh tajam muIutmu!" bentak Ciak Bin Sat Sin, "Kalau
hari ini tidak bisa melukaimu, aku bersumpah tidak mau jadi
orang lain!" "Hati-hati!" sahut Gin Tic Suseng menyindir "Kalau aku
sudah naik darah, engkau pasti mampus!"
"Baik!" Ciak Bin Sat Sin tertawa gelak, "Mari kita bertarung
sampai ada yang mampus salah satu di antara kita!"
Ciak Bin Sat Sin menyambar pedang aneh itu, lalu
menyerang Gin Tie Suseng secepat kilat dengan jurus Ciau
Tah Kian Ceng (Memukul Lonceng Emas).
Gin Tie Suseng tidak menangkis, melainkan meloncat
mundur beberapa depa sambil berseru.
"Aku sudah mencoba kepandaianmu ternyata cuma begitu!
Maka aku akan membiarkanmu menyerangku tiga jurus du!u!"
sebetulnya kepandaian Ciak Bin Sat Sin masih di atas Gin
Tie Suseng, Maka ketika mendengar ucapan itu, darahnya
langsung mendidih. "Bagus! Bagus! Aku akan menyerangmu duluan tiga jurus,
berhati-hatilah!" bentak Ciak Bin Sat Sin sengit
Ciak Bin Sat Sin langsung menyerang Gin Tie Suseng
dengan jurus Lang Cien Liu Sah (Ombak Menderu Pasir
Bereeceran). KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Gin Tie Suseng berkelit, namun Ciak Bin Sat Sin telah
merubah jurusnya dengan jurus Ciau Tah Kim Ceng. itu
membuat Gin Tie Suseng terpaksa menghindar sambil
membatin, Sungguh tinggi kepandaian Ciak Bin Sat Sin, aku
harus berhati-hati menghadapinya
"Ha ha!" Kemudian Gin Tie Suseng tertawa, "Engkau
sudah menyerangku dua jurus, masih ada satu jurus lagi!
Silakan engkau menyerang!"
Betapa gusarnya Ciak Bin Sat Sin. Selama ini ia tidak
pernah dipermainkan orang, tapi hari ini dipermainkan oleh
Gin Tie Suseng, maka seketika juga ia menyerang dengan
dahsyat sekalL Gin Tie Suseng cepat-cepat berkelit ke samping, talu
mendadak balas menyerang dengan jurus andalannya, Akan
letapi, pada waktu bersamaan, Ciak Bin Sat Sin merubah
jurusnya dengan jurus Seh Hong Cing Coh (Angin
Menghembus Rerumputan). "Aaakh!" jerit Gin Tie Suseng dan terpental, ternyata ia
telah terkena serangan itu.
Ciak Bin Sat Sin tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.
Badannya langsung melesat sambil mengayunkan pedang
anehnya, Gin Tie Suseng masih berusaha menghindar namun
kakinya tidak bisa luput sehingga tergores pedang aneh itu,
darah segar pun langsung mengucur dari lukanya.
Walau sudah terluka, Gin Tie Suseng masih dapat
meloncat sambil menyerang lawan dengan dua jarinya.
Ciak Bin Sat Sin tertawa dingin, dan sekaligus
mengibaskan lengannya, itu membuat Gin Tie Suseng
terpelanting jatuh di tanah, kemudian sekujur badannya sudah
tidak bisa bergerak lagi.
"Hm!" dengus Ciak Bin Sat Sin dingin, "Engkau adalah
murid kesayangan Kuang Ti Taysu, tapi ternyata
kepandaianmu tak seberapa! sekarang engkau mau bilang
apa lagi?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Tidak perlu banyak bacot!" bentak Gin Tie Suseng, "Kalau
engkau mau membunuhku, bunuhlah sekarang!"
"Engkau kira aku tidak berani membunuhmu?" Ciak Bin
Sat Sin melotot sambil tersenyum dingin.
Mendadak Ciak Bin Sat Sin mengangkat pedang anehnya,
kemudian diarahkan ke dada Gin Tie Suseng, kelihatannya
ingin menyambitkan pedang anehnya itu menembusi dada Gin
Tie Suseng. Akan tetapi, ketika ia baru mau menyambitkan pedang
anehnya, mendadak merasa lengannya yang menggenggam
pedang aneh itu sakit sekali, sehingga tidak mampu
menyambit Di saat bersamaan, tampak sosok bayangan berkelebat
kehadapannya, yang ternyata Bee Kun Bu.
"Jangan kau lukai dia!" bentaknya.
Ciak Bin Sat Sin sudah tahu kalau lengannya terkena
serangan gelap, maka ketika Bee Kun Bu berkelebat ke
hadapannya, ia pun langsung meloncat mundur beberapa
depa, sementara Bee Kun Bu segera mendekati Gin Tie
Suseng, kemudian bertanya cemas.
"Bagaimana keadaanmu?"
"Salah satu jalan darahku tertotok, aku tidak mampu
menghimpun tenaga dalamku," sahut Gin Tie Suseng sambil
tersenyum getir "Orang itu telah kulukai dengan jarum Toan Meng Cin.
Saudara Kim boleh beristirahat sejenak, setelah aku
merobohkan orang itu, barulah aku mengobati lukamu," ujar
Bee Kun Bu. Sedangkan Ciak Bin Sat Sin segera memeriksa lengannya,
tampak ada dua titik merah. ia tahu bahwa lengannya terluka
oleh semacam senjata rahasia, Untung Bee Kun Bu tidak
menggunakan tenaga sepenuhnya, maka luka di lengan Ciak
Bin Sat Sin tidak begitu parah, seandainya Bee Kun Bu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menggunakan tenaga sepenuhnya, jarum Toan Meng Cin
pasti mengikuti peredaran darah dan akan menembus ke
jantung Ciak Bin Sat Sin.
"Ciak Bin Sat Sin!" ujar Bee Kun Bu dingin. "Engkau telah
terluka oleh jarum Toan Meng Cin! Tidak sampai satu jam,
jarum itu akan menembus ke jantungmu, dan engkau pasti
mampus! sekarang engkau mau bilang apa lagi?"
"Hm!" dengus Ciak Bin Sat Sin. "Engkau bukan pendekar
sejati, cuma berani melancarkan serangan ge-lap! Aku
memang telah terluka oleh jarummu itu, dan tidak bisa lagi
melayanimu! Sampai jumpa!"
Ciak Bin Sat Sin segera melesat pergi, Bee Kun Bu tidak
mengejarnya, hanya berseru dingin.
"Siang Cing Koan masih jauh dari sini, engkau tak punya
waktu untuk pergi melapor!"
Usai berseru, Bee Kun Bu lalu mendekati Gin Tie Suseng,
kemudian tanyanya dengan suara rendah.
"Saudara Kim, apakah engkau sudah mencoba
menghimpun hawa murnimu?"
"Ng!" Gin Tie Suseng mengangguk
"Ciak Bin Sat Sin telah terluka oleh jarum Toan Meng Cin.
Meskipun ginkangnya tinggi, dia tidak akan bisa mencapai
Siang Cing Koan, dan di tengah jalan dia pasti sudah mati."
Bee Kun Bu memberitahukan. "Kalau kita ke sana, pasti
menemukan mayatnya."
"Walau Ciak Bin Sat Sin menyerangku secara ganas,
namun dengan diam-diam aku telah mengerahkan Lwee-kang
untuk melindungi diri, maka racun yang ada di pedang aneh
itu tidak bisa menembus peredaran darahku. Ohya, Saudara
Bee bilang Ciak Bin Sat Sin tidak bisa pergi jauh, kenapa tidak
mengejarnya sekarang?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Baiklah! Aku akan mengcjarnya," ujar Bee Kun Bu.
"Kun Bu!" sela Pek Yun Hui sambil tersenyum, "Kalau
engkau ingin mengikuti Ciak Bin Sat Sin ke Siang Cing Koan,
itu memang tidak salah, Tapi kalau engkau mengira Ciak Bin
Sat Sin tidak bisa pergi jauh, itu keliru."
"Dia telah terkena jarum Toan Meng Cin, apakah dia
memiliki semacam Lweekang pelindung badan?" tanya Bee
Kun Bu hcran. "Maka lengannya tidak terluka terkena jarum
itu?" "Orang yang berkepandaian tinggi mana pun, kalau
terkena jarum itu pasti mati, apa lagi Ciak Bin Sat Sin," sahut
Pek Yun Hui. "Yang jelas dia tidak memiliki semacam
Lweekang pelindung badnn."
"Kalau begitu, apakah jarumku itu meleset?" tanya Bee
Kun Bu. "Tidak me!eset, hanya saja ketika menyambitkan jarum itu,
mungkin engkau tergesa-gesa sehingga tidak menggunakan
tenaga sepenuhnya. Bee Kun Bu tersenyum.
"Entahlah." Bee Kun Bu menggelengkan kepala.
"Karena aku mengkhawatirkan Gin Tie Suseng, aku pun
langsung menyambitkan jarum itu ke lengan Ciak Bin Sat Sin.
Menggunakan tenaga sepenuhnya atau tidak, aku tidak tahu
jelas." "Berhubung engkau terburu-buru ingin menolong Saudara
Kiin, maka engkau pun tidak menggunakan tenaga
sepenuhnya ketika menyambit. Oleh karena itu, jarum itu tidak
menembus ke dalam lengannya, bagaimana mungkin dia akan
mati?" Pek Yun Hui tersenyum lagi"Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut dengan wajah
kemerah-merahan. "Sayang sekali begitu! Kini Ciak Bin Sat
Sin telah pergi, mungkin menuju Siang Cing Koan, bukankah
baik sekali kalau kita mengejarnya sekarang?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Memang baik, tapL,." Pek Yun Hui menggelenggelengkan kepala, "Kita tidak dapat menyusulnya, sebab dia
pasti melewati jalan yang sulit kila tempuh. Lagi pula apa yang
engkau katakan barusan, mungkin sudah masuk ke dalam
telinganya. sedangkan Saudara Kim masih dalam keadaan
terluka, maka lebih baik kita berangkat nanti saja."
"Ya." Bee Kun Bu mengangguk, lalu berkata kepada Gin
Tie Suseng, "Harap Saudara Kim beristirahat sejenak,
kemudian barulah kita berangkat ke Siang Cing Koan!"
Gin Tie Suseng segera beristirahat Berselang sesaat ia
memandang Bee Kun Bu seraya berkata.
"Ginkangku agak rendah, bagaimana mungkin aku
mengikuti kalian?" "Begini," ujar Pek Yun Hui mengusulkan "Sebaiknya kita
berpencar cari Ciak Bin Sat Sin, sesudah itu barulah kita ke
Siang Cing Koan, Bagaimana menurut pendapat kalian?"
"Baik," sahut Bee Kun Bu cepat
Mereka bertiga lalu berpencar Bee Kun Bu langsung
melesat ke arah di mana Ciak Bin Sat Sin pergi tadi dengan
mengerahkan ginkangnya. Bee Kun Bu terus mengerahkan ginkangnya melesat ke
d\pan. Berselang beberapa saat kemudian, ia berhenti
menengok ke sana ke mari, ternyata ia sudah berada di
lembah yang penuh batu aneh.
Setelah menyebarkan pandangannya, Bee Kun Bu
mengayunkan kakinya, tapi tidak menggunakan ginkang, Di
lembah itu tidak terdengar suara apa pun, kecuali suara
desiran angin gunung. Tiba-tiba Bee Kun Bu melihat ada jalan setapak, ia
mengerutkan kening, kemudian melangkah ke dalam
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengikuti jalan setapak itu, Setelah melewati sebuah
tikungan, ia melihat sosok tengkorak manusia di pinggir jalan
setapak itu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu memperhatikan sosok tengkorak itu,
kemudian yakin tengkorak itu dulunya orang yang
berkepandaian tinggi, tapi terbunuh di tempat tersebut
Diam-diam Bee Kun Bu menarik nafas panjang, kemudian
melanjutkan langkahnya menuju ke dalam Tiba-tiba terdengar
suara tawa yang amat menusuk telinga dan berkumandang di
dalam lembah. Ketika mendengar suara tawa itu, Bee Kun Bu tahu bahwa
orang yang tertawa itu memiliki Lwee kang tinggi.
"Anda siapa?" seru Bee Kun Bu. "Kenapa tidak berani
memperlihatkan diri?"
Mendadak berkelebat sosok bayangan di hadapannya
sejauh sepuluh depaan. Bee Kun Bu cuma melihat sosok
bayangan itu memakai baju kuning, tapi tidak melihat jelas
wajahnya. Karena secara tiba-tiba orang itu melesat ke dalam
rimba, seketika juga Bee Kun Bu berseru.
"Aku sudah melihat dirimu, kenapa masih bersembunyi ke
dalam rimba?" Orang berbaju kuning itu tak menyahut, tapi justru
terdengar suara tawa dingin di belakangnya, Bee Kun Bu
segera melesat ke arah suara tawa itu, ternyata di balik
sebuah batu besar Ketika Bee Kun Bu melesat ke sana, di belakangnya
terdengar lagi suara tawa panjang, itu membuat Bee Kun Bu
berhenti sambil menoleh ke belakang, Yang tertawa panjang
itu tidak lain adalah Ling Coa Hong Tok-Oey Hue.
Betapa gusarnya Bee Kun Bu, karena Ling Coa Hong Tok
telah mempermainkannya, seketika juga ia melesat ke arah
orang itu, Pada waktu bersamaan, terdengar lagi suara seruan
dingin. "Bee Kun Bu, kini engkau telah memasuki tempat bahaya,
engkau masih berani banyak bertingkah?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu memutarkan badannya, maksudnya ingin
melesat ke arah suara seruan itu, namun Ling Coa Hong Tok
membentak. "Bee Kun Bu, Swat Ling San ini bukan tempat injakanmu!
Kalau engkau tahu diri, cepatlah pergi! Kalau tidak, jangan
mempersalahkan kalau aku menyebarkan Hong Tok (Tawon
Beracun)! Bangau Saktimu tidak berada di sini, maka engkau
tidak akan mampu menghalau Hong Tok itu!"
Bee Kun Bu mengerutkan kening, kemudian mendadak
melesat ke arah Ling Coa Hong Tok dengan ilmu ginkang Ling
Khong Sih Tou. Sebelum kakinya menginjak tanah, ia pun
langsung menyerang dengan tangan kosong yang penuh
mengandung Lweekang Setelah itu, ia pun melesat dengan ginkang Ling Kong Sih
Tou dan sekaligus melancarkan pukulan tangan kosong ke
arah seruan dingin tadi. Tampak sosok bayangan berkelebat
ternyata Kiu Tok Ciu-Liu Bwee.
"Aku kira siapa, tidak tahunya kalian berdua!" ujar Bee Kun
Bu sambil tertawa dingin.
Kiu Tok Ciu tidak menyahut, melainkan mendekati Ling
Coa Hong Tok seraya bertanya.
"Bagaimana luka di lengan Ji Suheng?"
"Lengannya terkena senjata rahasia, tapi tidak apa-apa,"
sahut Ling Coa Hong Tok memberitahukan "Mung-kin dia
sudah sampai di Siang Cing Koan."
Kiu Tok Ciu tampak berlega hati, lalu mengarah pada Bee
Kun Bu seraya berkata. "Engkau mampu keluar dari formasi itu, pertanda mengerti
tentang Ngo Heng, Kiu Kiong dan Pat Kwa! Pada waktu itu,
aku masih tidak sampai hati melukaimu! Tapi... sekarang
engkau akan merasakan tanganku yang keji!"
"Aku tidak begitu mengerti tentang Ngo Heng, Kiu Kiong
dan Pat Kwa!" sahut Bee Kun Bu sambil tertawa dingin, "Tapi
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
beberapa ranting kering itu masih tidak dapat mengurung
diriku! Kini engkau ingin bertarung denganku, tentunya aku
akan melayanimu! cepatlah hunus senjatamu, mari kita
bertanding!" Kiu Tok Ciu tersenyum, lalu melepaskan senjatanya yang
terlilit di pinggangnya. Ketika melihat senjata itu, hati Bee Kun
Butergerak, sebab senjata itu mirip cambuk, entah dibikin dari
apa karena memancarkan cahaya putih.
Setelah melihat senjata itu, Bee Kun Bu segera
melancarkan pukulan tangan kosong ke arah Kiu Tok Ciu.
Kiu Tok Ciu tahu bahwa Bee Kun Bu memiliki Lweekang
tinggi, maka ia tidak menyambut pukulan itu, melainkan cepat
berkelit meloncat ke samping, Bee Kun Bu melancarkan
pukulan lagi, tapi mendadak Ling Coa Hong Tok membentak,
dan sekaligus menyerang Bee Kun Bu dari belakang.
serangan itu membuat Bee Kun Bu terpaksa berkelit ke
samping, sehingga tidak sempat menyerang Kiu Tok Ciu. Di
saat Bee Kun Bu berkelit, di saat itu pula Kiu Tok Ciu
melancarkan serangan dengan cambuknya, Tam-pak
bayangan hitam meliuk-Iiuk mengarah pada bagian belakang
kepala Bee Kun Bu. Secepat kilat Bee Kun Bu memutarkan badannya
menghindari serangan cambuk itu, bahkan sekaligus
menjulurkan tangannya menotok jalan darah di lengan wanita
itu. itu merupakan gerakan yang amat aneh. Diam-diam Kiu
Tok Ciu memujinya dalam hati dan cepa(-cepat meloncat ke
belakang. "Adik ke lima!" seru Kiu Tok Ciu pada Ling Coa Hong Tok.
"Kita bergabung menyerangnya!"
Ling Coa Hong Tok-Oey Hue adalah pakar racun dan
selalu menggunakan racun, namun kepandaiannya masih di
bawah Kiu Tok Ciu. Ketika mendengar seruan wanita itu,
iapun segera melancarkan serangan ke arah Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sementara Bee Kun Bu sudah siap, bahkan telah
menyiapkan segenggam jarum Toan Meng Cin di tangannya,
Akan tetapi, itu tidak terlepas dari mata Kiu Tok Ciu yang
tajam. "Adik ke lima, hati-hati! Tangannya menggenggam senjata
rahasia, mungkin kakak kedua dilukainya dengan senjata
rahasia itu! Ling Coa Hong Tok langsung meloncat mundur, kemudian
menghunus pedangnya yang mengeluarkan hawa dingin, dan
mendadak menyerang Bee Kun Bu dengan pedang itu.
Bee Kun Bu cepat-cepat berkelit, lalu memandang mereka
berdua sambil berkata dalam hati.
"Kalau satu lawan satu, mereka berdua memang bukan
lawanku, Tapi mereka berdua bergabung, maka amat
merepotkanku, jadi harus secepat mungkin merobohkan Ling
Coa HongTokdulu, barulah merobohkan Kiu Tok Ciu."
Setelah berkata dalam hati, ia lebih mencurahkan
perhatiannya pada Ling Coa Hong Tok, kebetulan orang itu
menyerangnya lagi, Bee Kun Bu menundukkan ba-dannya,
kemudian secepat kilat menjulurkan tangannya mengarah
pada lengan Ling Coa Hong Tok, ternyata Bee Kun Bu ingin
merebut pedang itu. Akan tetapi, Ling Coa Hong Tok cepat-cepat menarik
pedangnya, sekaligus memutarkannya sambil mundur
beberapa langkah, lalu melesat ke dalam rimba.
Bagaimana mungkin Bee Kun Bu membiarkannya kabur"
Maka ia segera melesat ke dalam rimba menggunakan
ginkang. Tapi di dalam rimba itu banyak terdapat pepohon,
sehingga membuatnya sulit mengerahkan gin-kangnya.
"Hm!" dengus Bee Kun Bu dingin, "Pokoknya hari ini aku
harus dapat menangkap kalian berdua!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu melesat ke dalam, sedangkan Ling Coa Hong
Tok terus berlari-lari di dalam rimba itu, sebentar melesat ke
kiri, sebentar melesat ke kanan.
Kiu Tok Gu pun sudah melesat ke dalam rimba itu. Ketika
melihat Bee Kun Bu terus mengejar Ling Coa Hong Tok, ia
segera berseru. "Adik ke lima, cepatlah engkau ke puncak gunung, aku
akan menghadangnya di sini!"
"Mau kabur ke mana?" bentak Bee Kun Bu.
"Bee Kun Bu!" bentak Kiu Tok Ciu. "Lihat senjata rahasia!"
padahal di saat itu perhatian Bee Kun Bu sedang tereurah
pada Ling Coa Hong Tok, Ketika mendengar suara bentakan
itu, ia pun terkejut sekali dan tidak berani mengambil risiko.
Maka dibiarkannya Ling Coa Hong Tok melesat pergi,
sedangkan dirinya berkelit kesamping, lalu memutarkan
badannya dan menatap Kiu Tok Ciu-Liu Bwee.
Kiu Tok Ciu malah tersenyum-senyum, ternyata ia cuma
menggertak, sama sekali tidak menyerang Bee Kun Bu
dengan senjata rahasia, Akan tetapi mendadak ia
mengayunkan tangannya mulai melancarkan serangan ke
arah Bee Kun Bu. Karena banyak pepohon di tempat itu, Bee Kun Bu tidak
leluasa mengerahkan ginkangnya, sehingga terpaksa
melancarkan pukulan jarak jauh untuk menyambut serangan
Kiu Tok Ciu. Ketika melihat Bee Kun Bu melancarkan pukulan jarak
jauh, Kiu Tok Ciu segera meloncat ke samping, Nnmun Bec
Kun Bu melancarkan pukulan jarak jauh lagi, Kali ini Kiu Tok
Ciu tiada kesempatan untuk berkelit, maka terpaksalah ia
menyambut pukulan jarak jauh rtu.
Blammm! Terdengar suara benturan yang memekakkan
telinga. Ranting-ranting pohon siong yang ada di silu pun
patah semua terhembus angin pukulan mereka.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Betapa terkejutnya Kiu Tok Ciu setelah menyambut
pukulan itu. Belum lagi rasa kejutnya hilang, Bee Kun Bu
sudah melancarkan pukulan lagi.
Apa boleh buat! Kiu Tok Ciu terpaksa menyambut pukulan
tersebut, namun ternyata hanya pura-pura. ia menjulurkan
sepasang tangannya lalu menjatuhkan diri bergulingan
menghindari pukulan itu. Blamm! Sebuah batu besar hancur terkena pukulan Bee
Kun Bu. itu membuat Kiu Tok Ciu semakin terkejut dan segera
mencari akal untuk meloloskan diri.
"Sungguh dahsyat pukulannya, maka aku harus
melawannya dengan jarak dekat, jadi dia sulit melancarkan
pukulan." katanya dalam hati.
sementara Bee Kun Bu justru melancarkan pukulan lagi,
Akan tetapi, sungguh mengherankan pukulan itu tidak
diarahkan pada Kiu Tok Ciu, melainkan pada beberapa pohon
yang ada di belakang wanita itu.
Blammm! Pohon-pohon itu roboh seketika.
SemuIa Kiu Tok Ciu tidak mengerti perbuatan Bee Kun Bu,
tetapi setelah Bee Kun Bu merobohkan pohon-pohon itu,
barulah ia tahu apa maksud Bee Kun Bu.
Lantaran di tempat itu banyak pepohon, menyebabkan Bee
Kun Bu sulit mengerahkan kepandaiannya, maka terpaksalah
ia merobohkan pepohonan tersebut.
"Hebat sekali pukulannya!" ujar Kiu Tok Ciu dalam hali,
"Kalau aku sekarang tidak menyerangnya mungkin sulit untuk
meloloskan diri!" Kiu Tok Ciu berteriak nyaring, kemudian mengayunkan
tangan kirinya menyerang kepala Bee Kun Bu. Di saat itu, Bee
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kun Bu sedang menghantam semua pohon di sekitarnya, dan
tak menyangka Kiu Tok Ciu akan menyerangnya
Cepat-cepat ia mengerahkan Lwekangnya, meloncat ke
samping dan sekaligus balas menyerang dengan jurus Kim U
Tau Cuang Poh (lkan Melawan Arus).
Kiu Tok Ciu memang berotak cerdas, ia tidak mau
menyambut serangan itu, melainkan melesat ke dalam seraya
berseru. "Pukulanmu memang hebat, tapi aku tidak mau
melayanimu! Kalau engkau berani, mari ikut aku ke dalam
rimba ini!" "Engkau masih ingin kabur?" bentak Bee Kun Bu, lalu
melesat ke arah Kiu Tok Ciu yang banyak pepohonan
kemudian melancarkan sebuah pukulan
Kiu Tok Ciu memang merasa gentar terhadap pukulan Bee
Kun Bu, maka ketika Bee Kun Bu melesat ke arahnya sambil
melancarkan pukulan wanita itu pun segera meloncat ke
belakang pohon. Blam! Pohon itu roboh terkena pukulan Bee Kun Bu.
Secepat kilat Kiu Tok Ciu meloncat ke belakang pohon
lain, Bee Kun Bu mengejarnya, tetapi di tempat itu banyak
pepohonan sehingga menyulitkan Bee Kun Bu untuk
mengerahkan ginkangnya. "Hi hi hi!" Kiu Tok Ciu tertawa cekikikan, "Kenapa engkau
begitu takut pada pohon" Kalau begitu, kenapa engkau berani
memasuki Swat Ling San ini?"
Bee Kun Bu gusar sekali, tapi tidak bisa berbuat banyak
karena Kiu Tok Ciu selalu meloncat ke belakang pohon.
"Ribuan pepohonan di rimba ini, pereuma aku terusmenerus melancarkan pukulan, apalagi dia tidak mau
menghadapiku, Lebih baik aku mengikutinya ke dalam rimba,
setelah itu barulah aku turun tangan menang-kapnya," ujar
Bee Kun Bu dalam hati, kemudian ia tertawa dingin.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kenapa engkau tertawa dingin?" tanya Kiu Tok Ciu yang
bersembunyi di balik pohon.
"Pokoknya aku akan mengejarmu! Pohon-pohon di sini
tidak dapat menghalangiku!" sahut Bee Kun Bu. "Engkau tidak
akan bisa kabur!" "Kalau begitu, kejarlah aku!" Tantang Kiu Tok Ciu.
Bee Kun Bu segera melesat ke arah Kiu Tok Ciu, namun
wanita itu cepat-cepat melesat pergi. Bee Kun Bu terus
mengejarnya, akan tetapi sesaat kemudian, ia telah
kehilangan jejak Kiu Tok Ciu.
"Heran?" gumam Bee Kun Bu. "Dia bersembunyi di
mana?" Bee Kun Bu menengok kian ke mari, tapi tetap tidak
tampak bayangan Kiu Tok Ciu, Karena penasaran, Bee Kun
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Bu berputar-putar di situ mencarinya.
Setelah itu, ia pun meloncat ke atas pohon, lalu
memandang ke empat penjuru, tampak Kiu Tok Ciu sedang
berlari. Tanpa banyak pikir lagi, Bee Kun Bu langsung
mengejarnya, Berselang beberapa saat kemudian, mereka
berdua sudah menembus rimba itu, Namun Kiu Tok Ciu terus
berlari menuju sebuah puncak gunung.
Bee Kun Bu memandang puncak gunung itu, tampak
sebagian tertutup oleh gumpalan awan, dan di lerengnya
penuh batu tajam dan curam yang sangat berbahaya.
sementara Kiu Tok Ciu masih terus berlari sambil meloncat
menuju puncak gunung itu, Tanpa membuang waktu, Bee Kun
Bu pun segera mengerahkan ginkangnya mengejar nya.
Namun mendadak Bee Kun Bu berhenti, lalu memandang
ke atas, Di atas sana memang banyak batu tajam, tapi tidak
sulit bagi Bee Kun Bu mendakinya dengan ilmu ginkang, Ada
satu hal yang membuat Bee Kun Bu merasa khawatir yakni
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
seandainya ada jebakan di sana, karena dari tadi ia tidak
melihat Ling Coa Hong Tok.
Bee Kun Bu tampak ragu mengejar Kiu Tok Ciu. Namun
tujuannya memasuki Swat Ling San ini justru ingin membasmi
Lima Setan Swat Ling San. Maka bagaimana mungkin ia
berhenti sampai di situ" Bukankah itu sangat memalukan
dirinya" Oleh karena itu, Bee Kun Bu langsung melesat ke
atas, lalu berdiri di sebuah batu besar sambil menengok ke
sana ke mari. "Mungkin Kiu Tok Ciu dan Ling Coa Hong Tok
bersembunyi di puncak gunung ini, aku harus naik ke puncak,
pasti dapat menemukan mereka," gumam Bee Kun Bu, lalu
mengerahkan ginkangnya Ling Khong Sih Tou melesat ke
atas. ***** Bab ke 15 - Jatuh ke jurang Tertolong, Oleh Wanita Tua
Aneh Bee Kun Bu terus melesat ke atas, lalu berhenti di atas
sebuah batu besar, kemudian memandang ke sekitarnya.
"Sungguh aneh tempat ini!" ujarnya sambil mengerutkan
kening, "Kiu Tok Ciu sangat licik dan banyak akal busuk, aku
harus berhati-hati agar tidak terjebak oleh-nya."
Pada waktu bersamaan, Bee Kun Bu mendengar suara
aneh, dan makin lama makin terdengar jelas suara aneh itu.
Ia terperanjat dan menoleh seketika juga air mukanya
berubah, ternyata melihat ribuan ular berbisa dan ribuan
tawon beracun berada di gunung itu. Ribuan ular berbisa itu
merayap ke arahnya, begitu pula ribuan tawon beracun itu
terbang ke arahnya. Menyaksikan itu, hati Bee Kun Bu berdebar-debar tegang,
Tanpa banyak pikir lagi, ia langsung mengerahkan ginkangnya
melesat ke atas menuju puncak gunung itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika hampir mencapai puncak gunung itu, ribuan tawon
beracun yang semula terbang begitu cepat, saat ini tampak
agak perlahan Bee Kun Bu bergirang dalam hati, dan secepat
kilat melesat ke atas lagi.
Akan tetapi, ketika ia melesat ke atas, mendadak merasa
ada semacam tenaga yang sangat dahsyat mengarah
padanya, Bee Kun Bu tidak bisa mengelak, karena badannya
sedang melambung ke atas. Oleh karena itu, ia terpaksa
menghimpun Lweekangnya sambil mendorongkan sepasang
tangannya ke depan. Blamm! Terdengar suara benturan
Bee Kun Bu terpental dua depa. Pada saat terpental ia
malah sempat melihat orang yang menyerangnya, yang tidak
lain adalah Kiu Tok Ciu-Liu Bwee dan Ling Coa Hong Tok-Oey
Hue. sementara Kiu Tok Ciu-Liu Bwee juga jatuh duduk dan dari
mulutnya mengalir darah segar sedangkan Ling Coa Hong
Tok cuma terpental beberapa langkah, ternyata mereka
terkena pukulan Bee Kun Bu.
jarak Kiu Tok Ciu agak dekat, maka lukanya cukup parah
sampai memuntahkan darah segar.
Bee Kun Bu yang terpental dua depa itu pun dalam
keadaan gawat, karena badannya justru menuju ke mulut
jurang yang ternganga lebar, yang dalamnya hampir mencapai
ribuan depa. "Aaaakh.,.!" keluh Bee Kun Bu dalam hati ketika badannya
meluncur ke dalam jurang itu, "Aku tak menyangka, nyawaku
akan melayang di tempat ini!"
Bee Kun Bu memejamkan sepasang matanya,
kelihatannya ia sudah pasrah, Luncuran badannya begitu
cepat sehingga angin berdesir-desir di telinganya, ia yakin,
dirinya pasti remuk di dasar jurang.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Berselang beberapa saat kemudian, mendadak ia merasa
badannya tergetar, rupanya ada segulung angin berhembus
ke arahnya, Ketika ia baru mau membuka matanya, tahu-tahu
badannya telah jatuh ke dalam sebuah telaga kecil
Begitu jatuh ke dalam air, pikiran Bee Kun Bu jadi jernih,
dan cepat-cepat ia merentangkan sepasang tangannya, lalu
menekan ke bawah sambil mengerahkan ilmu Ling Khong Sih
Tou. ia langsung melesat ke atas, lalu menarik nafasnya
dalam-dalam, dan segera meloncat ke pinggir telaga.
SeteIah sepasang kakinya menginjak pinggir telaga, ia pun
menarik nafas lega seraya bergumam.
"Nyawaku masih panjang, Untung aku jatuh ke dalam
telaga ini dan mengerti ilmu Ling Khong Sih Tou! Kalau tidak,
nyawaku pasti sudah melayang!"
Usai bergumam, tiba-tiba wajahnya tampak berubah,
ternyata ia mendengar suara tawa aneh bernada tua.
"Engkau jangan merasa beruntung!" Terdengar pula suara
yang amat dingin, "Kalau aku tidak mendorong badanmu,
mungkin badanmu sudah remuk sekarang! Engkau tidak
mengucapkan terimakasih padaku, malah bergumam
nyawamu masih panjang, dan mengerti ilmu Ling Khong Sih
Tou! Sungguh keterlaluan dan tak tahu diri!"
Bee Kun Bu terbelalak ia sama sekali tidak menyangka
bahwa di dasar jurang ini terdapat orang, Segeralah ia
menengok kian ke mari, tampak ada sebuah gua di situ, dan di
depan gua itu terdapat batu yang tajam-tajam.
Menyaksikan itu, merindinglah sekujur badan Bee Kun Bu.
Kalau menghantam batu tajam itu, badannya pasti remuk.
"Pantas tadi aku merasa ada segulung angin berhembus
pada diriku, sehingga badanku terdorong ke telaga! Kalau
begitu, pasti orang di dalam gua itu yang menolongku,"
ujarnya dalam hati. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu menatap gua itu, tampak sebuah pelita dan
seorang wanita duduk bersila di situ.
Tidak terlihat jelas bagaimana raut wajah wanita itu,
karena sinar pelita itu tak begitu terang, Bee Kun Bu
mendekati gua itu, lalu memberi hormat kepada wanita itu
seraya berkata. "Aku terkena serangan gelap di puncak gunung, maka
terjatuh ke dalam jurang ini. Terimakasih atas pertolongan
Cianpwee yang telah menyelamatkan nyawaku!"
Wanita itu tetap duduk bersila, sama sekali tidak membalas
hormat pada Bee Kun Bu. Mendadak ia malah tertawa
terkekeh-kekeh, yang suaranya amat menusuk telinga dan
menyeramkan sehingga membuat Bee Kun Bu termangu dan
tertegun "Engkau tidak perlu mengucapkan terimakasih pada-ku!"
ujar wanita itu, "Terus terang, biasanya aku paling tidak
senang ada orang hidup di sini, lagi pula aku tidak kenal
denganmu! Engkau akan jatuh mati atau hidup, itu tiada
hubungan dengan diriku, Akan tetapi, engkau justru
beruntung! Maka memperoleh pertolonganku Oleh karena itu
engkau pun tidak perlu mengucapkan terimakasih padaku!"
"Kalau begitu, aku mohon diri!" ucap Bee Kun Bu yang
tidak mau mengganggu wanita tua itu, "Budi pertolongan
Cianpwee kuingat selalu, lain kali aku pasti membalas budi
pertolongan ini." Ketika Bee Kun Bu baru mau pergi, tiba-tiba wanita tua itu
berseru memanggitnya. Tunggu! Aku ingin bicara sebentar!"
Bee Kun Bu terpaksa tidak jadi pergi. Walau ia tidak begitu
menyukai wanita tua itu, namun tetap bersikap hormat
padanya, karena masih ingat akan budi pertolongannya.
"Cianpwee ingin bicara apa" Bicaralah!" ujar Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sekilas wajah wanita tua itu tampak berseri, kemudian
manggut-manggut seraya berkata.
"Nada suaramu agak angkuh, Aku memang ingin
bermohon sesuatu, tapi, belum tentu engkau mampu
melaksanakannya." "Cianpwee telah menyelamatkan nyawaku, maka apa yang
Cianpwee mohonkan, aku pasti melaksanakannya meskipun
harus mempertaruhkan nyawaku," sahut Bee Kun Bu
sungguh-sungguh. Wanita tua itu terus menatap Bee Kun Bu dengan tajam,
kemudian mendadak menyerang dengan sebuah pukulan
Walau tidak siap, namun secara reflek Bee Kun Bu
bergerak cepat dengan jurus Kim Tan Soh Liong (Membelenggu Naga Di Aula Emas), jurus itu khusus untuk
mencengkeram urat nadi wanita tua tersebut
Akan tetapi, pada waktu bersamaan wanita tua itu menarik
kembali serangannya, lalu secepat kilat menyerang kepala
Bee Kun Bu. Setelah melewati beberapa jurus, Bee Kun Bu tahu bahwa
wanita tua itu memiliki ilmu silat aneh. Kendatipun wanita tua
itu tetap duduk, Bee Kun Bu masih tidak mampu
mengalahkannya, sebaliknya Bee Kun Bu malah terdesak
mundur Tak terasa pertarungan sudah lewat dua puluh jurus lebih,
membuat Bee Kun Bu semakin terkejut, sebab sama sekali
tidak tahu pukulan apa yang dilancarkan wanita tua itu.
Bee Kun Bu berpikir, kalau ia tidak mengeluarkan ilmu
andalannya, pasti sulit baginya untuk meloloskan diri dari gua
ini. Oleh karena itu, mulailah ia mengeluarkan ilmu
andalannya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
puluhan jurus telah lewat, tapi sungguh mengherankan
wanita tua itu masih tetap dalam posisi duduk bersi'Ia,
membuat Bee Kun Bu penasaran sekali.
"Engkau tidak mampu melawanku dengan tangan kosong,
cepatlah gunakan senjata!" bentak wanita tua itu.
Bee Kun Bu memang berniat menggunakan senjata, tapi
merasa tidak enak, sekarang wanita tua itu me-nyuruhnya,
maka ia segera mencabut pedangnya yang terikat di
punggungnya. Trang! Bee Kun Bu sudah menggenggam pedangnya,
pedang itu adalah Cing Teng Po Kiam (Pedang Pusaka Sinar
Hijau). Pedang pusaka itu memancarkan sinar kehijau-hijauan,
yang dapat menerangi gua itu.
Tiba-tiba Bee Kun Bu terbelalak sekarang iri b^ru dapat
melihat jelas wajah wanita tua itu, Ternyata wanita tua itu
berwajah buruk seka!i, duduk di atas tumpukan rumput kering.
Rambutnya panjang terurai lewat bahu, kuku-kuku jari
tangannya panjang bukan main, bahkan buta sebelah
matanya. Menyaksikan wanita tua itu, sekujur badan Bee Kun Bu
langsung merinding, karena selama ini ia tidak pernah melihat
wanita tua yang begitu macam.
Rupanya wanita tua itu tahu apa yang dipikirkan Bee Kun
Bu, maka ia pun tertawa terkekeh-kekeh.
"Setelah engkau melihat jelas wajahku, apakah merasa
takut?" tanya wanita tua itu dan masih tertawa terkekeh-kekeh.
"Ya." Bee Kun Bu mengangguk "Aku sama sekali tidak
menyangka wajah Cianpwee begitu macam!"
"Empat puluh tahun lalu, aku merupakan wanita yang
cantik jelita, kini jadi begini macam, tentunya ada sebab
musababnya," ujar wanita tua itu dan menambahkan
"Sekarang jangan membicarakan itu, cobalah sambut
beberapa jurusku!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Wanita tua itu langsung menyerang Bee Kun Bu dengan
tangan kosong, dan Bee Kun Bu segera menyambut serangan
itu dengan pedang pusakanya, Akan tetapi, wanita tua itu
tetap menyerang dengan tangan kosong, maka seketika juga
Bee Kun Bu membatin. "Aku menggunakan pedang pusaka, sedangkan wanita tua
itu cuma menggunakan sepasang tangannya, Kalaupun aku
menang harus merasa malu, Lagi pula dia telah
menyelamatkan nyawaku, bagaimana mungkin aku tega
melukainya" Aku harus berbelas kasihan padanya."
Oleh karena itu, walau ia telah mengerahkan ilmu pedang
andalannya, tapi justru cuma ingin mendesak wanita tua itu
Wajah wanita tua itu berubah, rupanya ia sudah tahu
maksud Bee Kun Bu. "Engkau bersenjata pusaka, tapi seranganmu malah tidak
karuan! Kalau engkau adalah muridku, sudah kutendang i.tii
pintu perguruan!" bentaknya.
Sambil membentak, wanita tua itu pun menyerang Bee
Kun- Bu dengan sengit sekali. itu membuat Bee Kun Bu tidak
berani berlaku sungkan-sungkan lagi, tapi kemudian ia malah
menarik nafas panjang seraya berkata.
"Cianpwee telah menyelamatkan nyawaku, maka
bagaimana mungkin aku berlaku kurang ajar" Kalau Cianpwee terus-menerus mendesakku, aku pun terpaksa berlaku
kurang ajar terhadap Cianpwee."
"Hmm!" dengus wanita tua itu dingin, "Walau engkau
menyerangku dengan ilmu pedang andalanmu, belum tentu
mampu mengalahkan sepasang tanganku! Kenapa engkau
harus berlaku sungkan-sungkan?"
"Baiklah! Maaf.,." ucap Bee Kun Bu dan mulai menyerang
wanita tua itu dengan sungguh-s unggun. seketika juga
pedang pusakanya berkelebatan mengarah pada wanita tua
itu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Wanita tua itu tertawa dingin, disambutnya serangan Bee
Kun Bu dengan jurus Lan Hoa Soh Hoat (Menyebarkan Bunga
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Lan Menotok jalan Darah), kemudian ditambah lagi dengan
jurus Coh Meh Liak Kut (Mencengkeram Urat Nadi
Menghancurkan TuIang). Kedua jurus itu sungguh dahsyat, maka tidak heran kalau
Bee Kun Bu jadi terkejut Cepat-cepat ia berkelit, dan sekaligus
menyerang dengan jurus ilmu pedang andalannya.
Serangan itu membuat wajah wanita tua itu berseri,
kemudian ia pun menangkis sambil berkata.
"Engkau menyerangku dengan jurus ilmu pedang Hun
Kong Kiam Hoat, apakah engkau murid Kun Lun Sam Cu?"
Bee Kun Bu merasa kagum karena ia cuma menggunakan
satu jurus ilmu pedang tersebut wanita tua itu sudah dapat
mengenali ilmu pedang itu.
"Benar," jawab Bee Kun Bu. "Aku memang murid partai
Kun Lun. Apakah Cianpwee kenal guruku?"
"Aku kenal gurumu, namun tidak pernah bertemu!" Sahut
wanita tua itu sambil tersenyum, "Akupun yakin, engkau
merupakan murid pewaris!"
"Kalau begitu.,." ujar Bee Kun Bu. "Bagaimana kalau kita
berhenti bertarung?"
"Hm!" dengus wanita tua itu dingin, "Aku dan gurumu tiada
hubungan, lagi pula pertarungan ini hanya mencoba
kepandaianmu! Terus terang, itu punya tujuan tertentu! Kalau
engkau mampu mengalahkanku, aku akan bermohon sesuatu
padamu! Kalau engkau tidak mampu mengalahkanku,
mungkin engkau sulit keluar dari gua ini! Nah, pikirkanlah baikbaik!"
Mendadak wanita tua itu menyerang Bee Kun Bu lagi,
Seketika Bee Kun Bu pun berpikir Dia berkata begitu dan aku
harus mengalahkannya tapi dia memiliki ilmu silat aneh, sulit
bagiku untuk mengalahkannya ini harus bagaimana"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Di saat Bee Kun Bu sedang berpikir, wanita tua itu pun
menyerangnya bertubi-tubi, Bee Kun Bu terpaksa
mengayunkan pedang pusakanya untuk menangkis, mereka
bertarung dengan sengit, Mendadak Bee Kun Bu terpental
beberapa langkah. "He he he!" Wanita tua itu tertawa terkekeh, "DuIu aku
dengar Kun Lun Sam Cu berkepandaian tinggi, namun murid
mereka justru merupakan gentong nasi, itu sungguh tak
berguna sama sekali!"
Muka Bee Kun Bu langsung panas mendengar sindiran itu,
maka ia pun tertawa dingin.
"Partai Kun Lun adalah partai terkemuka di Tiong-goan,
sedangkan aku cuma merupakan murid yang tak berguna,
maka Cianpwee tidak usah menyinggung partai Kun Lun."
sahut Bee Kun Bu. "Dulu aku mengira Kun Lun Sam Cu merupakan jago yang
tiada tanding di Tionggoan, sehingga aku ingin ke Tionggoan
untuk mencoba kepandaian mereka. Tapi terhalang sesuatu,
maka aku tidak jadi ke sana," ujar wanita tua itu sambil
tertawa, "Kepandaianmu cukup tinggi, namun tidak begitu luar
biasa, Tentunya Kun Lun Sam Cu pun begitu."
Ucapan wanita tua itu sangat menggusarkan Bee Kun Bu,
sebab secara tidak langsung telah menghina perguruannya,
Oleh karena itu tidak heran Bee Kun Bu mulai menyerangnya
dengan sungguh-sungguh. Wanita tua itu tetap melayani Bee Kun Bu dengan tangan
kosong, Tak terasa pertarungan sudah lewat sepuluh jurus,
Saat ini wanita tua itu tampak agak kewalahan menghadapi
serangan-serangan Bee Kun Bu, karena Bee Kun Bu
menyerangnya dengan jurus-jurus andalannya, lagi pula
dengan sungguh-sungguh. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Akan tetapi, sekonyong-konyong wanita tua itu
melancarkan sebuah pukulan yang sangat dahsyat, disertai
dengan Lweckang puIa. Bee Kun Bu tidak berani menangkis pukulan itu, melainkan
meloncat ke belakang, lalu mengerahkan ilmu ginkang Ling
Khong Sih Tou. Begitu cepat dan melayang turun ke belakang
wanita tua itu, sekaligus menotok jalan darah di punggungnya.
Namun sungguh mengejutkan tiba-tiba punggung wanita
tua itu mengeras bagaikan baja, dan ia tetap duduk dalam
posisi semula dan tertawa panjang.
"Bagus! Bagus! Ternyata murid partai Kun Lun tidak
bernama kosong! Aku telah kalah di tanganmu, harap duduk di
hadapanku untuk bereakap-cakap!" ujar wanita tua itu.
sesungguhnya di saat itu, Bee Kun Bu masih terheranheran, tapi setelah mendengar ucapan wanita tua itu, ia pun
berlega hati, Cepat-cepat ia melangkah ke hadapan wanita tua
itu, sedang wanita tua itu terus menatapnya dengan penuh
perhatian, kemudian ujarnya lembut
"Engkau berkepandaian tinggi, aku kagum sekali!
Duduklah! Aku ingin membicarakan sesuatu!"
Bee Kun Bu menurut, lalu duduk di hadapannya, ia masih
merasa hcran, kenapa wanita itu bersifat begitu aneh, tapi
sekarang ia yakin bahwa wanita tua itu tidak berniat jahat
kepadanya. Mendadak wanita tua itu menarik nafas panjang, seakan
ingin mengeluarkan semua ganjelan dalam hatinya.
"Cianpwee seorang diri tinggal di gua ini, apakah ada
sebab musababnya?" tanya Bee Kun Bu.
"Sang waktu berlalu begitu cepat, tak terasa aku tinggal di
sini sudah belasan tahun. Hari ini bisa bertemu denganmu, ini
memang merupakan suatu jodoh," sahut wanita tua itu.
"Cianpwee memiliki Lwekang yang begitu tinggi, kenapa
malah terkurung di dalam gua ini?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Lihatlah ini!" Wanita tua itu menunjuk sepasang kakinya.
Bee Kun Bu segera memandang kaki wanita tua itu.
Seketika juga ia merinding, ternyata sepasang kaki wanita tua
itu amat kecil dan kurus tak berdaging sama sekali.
"Sepasang kaki Cianpwee.?"
"Pernahkah engkau dengar Thoa Ning Poh Kut San (Obat
Bubuk Penyusut TuIang)?" tanya wanita tua itu.
"Tidak pernah dengar, tapi tahu macam obat bubuk Hua
Kut Siau Goan San." Bee Kun Bu memberitahukan
"Hua Kut Siau Goan San dan Thoa Ning Poh Kut San itu
hampir sama," ujar wanita tua itu. "Engkau tahu tentang obat
bubuk itu, apakah tahu obat bubuk itu sangat beracun?"
Tahu." Bee Kun Bu mengangguk, karena ia sendiri pernah
menelan racun tersebut "Obat bubuk itu memang sangat
beracun, siapa yang menelannya pasti akan kehilangan
kesadaran, bahkan hawa murninya akan rusak hingga mati."
"Benar." Wanita tua itu mengangguk "Namun Thoa Ning
Poh Kut San lebih beracun,"
"Oh?" Bee Kun Bu terbelalak "Bolehkah Cianpwee
menjelaskan nya ?" Tentunya engkau merasa heran, kenapa aku sama sekali
tidak bangkit berdiri, kan?" sahut wanita tua itu, "Apakah
karena racun itu?" Tidak salah, Karena badanku mengidap racun itu, maka
aku tidak bisa jalan, bahkan tidak boleh tertimpa sinar
matahari dan bulan Kalau tertimpa sinar matahari dan bulan,
dalam waktu dua puluh empat jam, aku pasti mati mencair
Oleh karena itu, aku terpaksa tinggal di dalam gua ini, juga
dengan cara mengerahkan Lweckang untuk mendesak keluar
racun itu." "Apakah racun itu sudah terdesak keluar?" "Engkau telah
menyaksikan keadaanku, kok tidak tahu racun itu sudah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
terdesak keluar atau belum?" Wanita tua itu tampak gusar
sekali, "Malah bertanya pula!"
Bee Kun Bu langsung diam, kemudian menundukkan
kepala, Wanita tua itu menatapnya, lalu menarik nafas
panjang. "Aaakh...!" wajahnya tampak murung sekali "Sudah
belasan tahun aku berupaya mendesak keluar racun yang ada
di dalam tubuhku, namun hingga kini masih tidak berhasil,
hanya bisa menahan sinar matahari dan sinar bulan saja,
Mungkin tidak sampai setahun lagi, sepasang kakiku akan
mencair...." "Apakah tiada cara pengobatan lain?" tanya Bee Kun Bu
mendadak Tidak ada," jawab wanita tua itu, "Kelihatannya aku
memang harus mati di dalam gua ini."
"Cianpwee, bolehkah aku tahu siapa yang meracuni
Cianpwee " "Yaah!" Wanita tua itu menggeleng-gelengkan kepala,
"Yang meracuniku justru muridku sendiri."
"Hah?" Kening Bee Kun Bu berkerut "ltu murid durhaka!
Harap Cianpwee memberitahukan namanya, aku pasti
mewakili Cianpwee untuk membunuhnya!"
"Pereuma." "Kenapa pereuma?"
"Karena ketika meracuniku, muridku itu pun terkena
pukulanku." Wanita tua itu memberitahukan "Dia mati seketika,
hingga kini sudah belasan tahun."
"Mungkin tidak begitu sederhana urusan itu, aku yakin
pasti masih ada sebab musabab lain," ujar Bee Kun Bu.
Wanita itu diam, namun sebelah matanya menatap Bee
Kun Bu dengan tajam sekali, Bee Kun Bu sudah tahu bahwa
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
wanita itu bersifat aneh, maka agar tidak menimbulkan
kesalahpahaman, ia segera menjelaskan
HAku cuma menaruh perhatian kejadian Cianpwee yang
telah lampau itu, sama sekali tidak bermaksud mencampuri
urusan pribadi Cianpwee Aku mohon maaf!"
"ltu memang merupakan urusan yang sangat penting.
Kalaupun engkau tidak bertanya, aku pun akan
memberitahukan itu berhubung aku ingin mohon bantuanmu,
maka harus memberitahukan," sahut wanita tua itu serius.
Apa yang dikatakannya sungguh di luar dugaan Bee Kun
Bu. Karena tahu dia bersifat aneh, maka Bee Kun Bu tidak
banyak bicara lagi, hanya berharap wanita tua itu menutur
tentang kejadian itu saja.
Wanita tua itu justru terus memandang Bee Kun Bu,
kemudian menarik nafas panjang, dan merogoh ke dalam
bajunya mengambil sesuatu, Tak lama ia pun mengeluarkan
sebuah benda yang bergemerlapan
"Walau engkau murid Kun Lun Sam Cu dan berkepandaian tinggi, namun pasti tidak pernah bergerak di luar
perbatasan maupun di seberang laut," ujar wanita tua itu
sambil memperlihatkan benda tersebut "Maka tentunya
engkau pun tidak kenal benda ini."
Bee Kun Bu memandang benda itu, mirip jarum juga mirip
tusuk konde, tapi sudah patah maka tiada ujungnya, Pada
pangkal benda itu terdapat dua butir mutiara yang
memancarkan sinar, otomatis membuat gua itu bertambah
terang, Walau sudah patah, namun merupakan benda yang
sangat berharga, itu dapat diketahui dari kedua butir mutiara
itu. "Aku sama sekali tidak tahu riwayat benda ini, bolehkah
Cianpwee menjelaskannya?" tanya Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Terus terang, benda ini sangat berharga," sahut wanita
tua itu sambil tertawa aneh, "Sebab benda itu menyangkut
suatu rahasia baik di luar perbatasan maupun di seberang
laut, maka para pesilat sangat menginginkan benda ini. justru
itu, timbullah berbagai kejadian aneh pula."
"Oh?" Bee Kun Bu terbelalak
"Tentang rahasia itu, aku tidak perlu menjelaskan," ujar
wanita tua itu melanjutkan, "Kalau punya jodoh, kelak pasti
mengetahuinya, Yang harus kujelaskan yakni gara-gara benda
ini, aku pula yang diracuni oleh murid kesayanganku sendiri,
sehingga harus tinggal di dalam gua ini belasan tahun Setelah
tinggal di dalam gua ini, aku pun menyadari akan takdir dan
sebab akibat Oleh karena itu, aku ingin menghadiahkan benda
ini padamu, anggaplah sebagai benda kenang-kenangan
dariku!" "Cianpwee, aku yakin benda itu merupakan suatu benda
pusaka, maka aku tidak berani menerimanya," tolak Bee Kun
Bu. "Ngmm!" Wanita tua itu manggut-manggut, "Engkau
pemuda sejati, gara-gara benda ini, belasan tahun aku tidak
melihat matahari Akan tetapi, aku menghadiahkan benda ini
padamu, tentunya punya maksud tertentu!"
"Maaf! Cianpwee punya maksud apa?"
"Pesilat luar perbatasan maupun seberang laut, semuanya
mempertaruhkan nyawa untuk memperebutkan benda ini.
Sudah belasan tahun benda ini berada padaku, yang
mengetahuinya tidak begitu banyak, lagi pula aku cukup
terkenal di seberang laut, Kalau ada yang tahu aku berada di
sini, mungkin juga tidak berani ke mari merebut benda ini dari
tanganku," ujar wanita tua itu dan menambahkan "Seandainya
pesilat luar perbatasan atau pesilat di seberang laut yang
memperoleh benda ini, maka akan menimbulkan malapetaka,
Engkau berasal dari Tionggoan, tentunya tiada seorang pun
akan tahu bahwa benda ini berada padamu,"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Apakah masih ada sebab lain?" tanya Bee Kun Bu.
"Kelihatannya aku akan mati di dalam gua ini, Oleh karena
itu, aku ingin memohon bantuanmu," jawab wanita tua itu,
kemudian menarik nafas panjang, "Entah engkau sudi
membantu atau tidak?"
"Cianpwee lelah menyelamatkan nyawaku, maka aku pun
harus membantu Cianpwee walau harus mempertaruhkan
nyawaku," jawab Bee Kun Bu setulus hati, "Namun aku sama
sekali tidak mengerti ilmu pengobatan, maka misalnya
Cianpwee minta bantuanku mengenai itu, aku harus
bagaimana?" "Aku tahu engkau tidak mengerti ilmu pengobatan," ujar
wanita tua itu, Tapi ada satu orang di luar perbatasan yang
dapat memunahkan racun tersebut"
"Siapa orang itu?" tanya Bee Kun Bu cepat.
Wanita tua itu tak segera menyahut, melainkan
memperhatikan Bee Kun Bu, lama sekali barulah membuka
mulut "Engkau seorang diri mendatangi tempat luar perbatasan
tentunya bukan pesiar, tapi pasti punya tujuan tertentu,
Dugaanku tidak meleset kan?"
Bee Kun Bu diam, ia tidak berani berterus terang karena
belum kenal siapa wanita tua itu.
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tionggoan terpisah jauh dengan luar perbatasan dan
seberang laut, maka kalau engkau tidak tahu jelas tempattempat itu, pasti tidak berani datang seorang diri," lanjut wanita
tua itu, "Apakah engkau pernah dengar istana Pit Sia Kiong di
gunung Taysan?" "Pernah." Bee Kun Bu mengangguk "Guruku pernah
menceritakan tentang istana itu. Pendirinya adalah Sah Thai
Ik, murid partai Khong Tong. Apakah istana itu yang Cianpwee
maksudkan?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Tidak salah, Tapi itu adalah urusan dua ratusan tahun
yang lampau. Kini majikan Pit Sia Kiong itu adalah Kim Hun
Tokouw, Lam Kiong Siu. pernahkah engkau mendengar nama
tersebut?" "Tidak pernah."
"Kim Hun Tokouw memiliki kepandaian tinggi. Be-lasan
tahun yang lalu ketika aku masih berada di luar gua ini, dia
sudah amat terkenal Oleh karena itu, aku pun berangkat ke
gunung Taysan untuk bertanding dengannya. Tapi sayang
sekali, dia justru sedang berpergian
Tanpa sengaja aku melukai dua muridnya, dan sejak itu
terjadilah permusuhan di antara kami. Dua tahun kemudian
aku dengar dia memperoleh Pit Giok Cak (Tusuk Konde Giok).
Karena dia berkepandaian tinggi, maka tidak seorang pun
berani mencoba merebutnya, Namun dia cuma memperoleh
separuh, itu tiada guna nya. Tak lama aku pun dengar, dia
memperoleh semacam obat, khususnya memunahkan racun
Thoa Ning Poh Kut San, setengah tahun kemudian aku justru
terkena racun tersebut Berhubung di antara kami sudah ada
permusuhan maka aku tidak berani menemuinya, dan
terpaksa datang ke gua ini untuk mengobati diri sendiri."
"Apakah Cianpwee bermaksud menyuruhku pergi
menemui Kim Hun Tokouw untuk minta obat pemunah racun
tersebut?" "ltu merupakan obat langka dan dia tidak mengenalmu,
maka bagaimana mungkin dia akan memberimu?" Wanita tua
itu tertawa, "Lagi pula kalau tahu bahwa aku yang terkena
racun tersebut, dia pasti lebih senang melihat aku mati dari
pada menolongku." "Kalau begitu harus bagaimana?"
Wanita tua itu tidak menjawab, sebaliknya malah bergerak
cepat mencengkeram urat nadi Bee Kun Bu. Betapa
terkejutnya Bee Kun Bu, secara otomatis ia pun menghimpun
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lweekangnya untuk melindungi urat nadi-nya, agar tidak
terluka oleh cengkeraman wanita tua itu.
"Kenapa Cianpwee melakukan serangan gelap terhadap
diriku?" tanya Bee Kun Bu gusar "Apa maksud Cianpwee
bertindak demikian?"
Wanita tua itu tertawa gelak, lalu melepaskan
cengkeramannya seraya berkata.
"Aku dengar, kepandaian Kim Hun Tokouw seimbang
dengan kepandaianku sesungguhnya aku ingin menyuruhmu
pergi merebut obat itu, namun saat ini tiada gunanya lagi."
Padahal sesungguhnya, wanita tua itu ingin
mencengkeram urat nadi Bee Kun Bu untuk memaksanya
mengabulkan permintaannya, yakni pergi ke gunung Taysan
merebut obat tersebut. Akan tetapi, Bee Kun Bu justru mampu
mengerahkan Lweekangnya untuk melindungi urat nadinya,
sehingga wanita tua itu tidak dapat mengendalikan Bee Kun
Bu. Oleh karena itu, wanita tua tersebut lalu mengatakan
begitu, agar Bee Kun Bu tidak mencurigainya.
"Aku justru ingin mengunjungi Pit Sia Kiong juga, Kalau
bisa bertemu Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu, aku pasti minta
obat itu untuk Cianpwee," kata Bee Kun Bu.
"Oh?" wanita tua itu girang bukan main, "Kalau begitu,
sebelumnya aku ucapkan banyak-banyak terima-kasih
padamu, Juga berharap engkau tidak akan mengingkari janji!"
"Aku sudah berjanji, tentu tidak akan mengingkari-nya,"
ujar Bee Kun Bu dan menambahkan "Tapi aku mendatangi
Swat Ling San ini justru ada sedikit urusan, mungkin masih
membutuhkan waktu untuk menyelesaikan urusan itu, maka
aku harap Cianpwee maklum!"
"ltu tidak jadi masalah." Wanita tua itu tertawa, "Karena
engkau bersedia membantuku, aku pun harus menghadiahkan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sepotong Pit Giok Cak ini padamu, harap engkau sudi
menerimanya!" Wanita tua itu segera menyelipkan Pit Giok Cak itu ke
tangan Bee Kun Bu. itu membuat Bee Kun Bu agak bereuriga,
kenapa wanita tua itu mau menghadiahkan benda tersebut
kepadanya" "Pit Giok Cak (Tusuk Konde giok) ini tidak utuh, namun
tetap merupakan benda pusaka," ujar wanita tua itu ketika
melihat Bee Kun Bu diam, "Engkau bisa melihat keanehan
benda ini?" Bee Kun Bu memperhatikan benda tersebut, tapi tidak
melihat keanehan apa pun, kecuali di pangkal benda itu
terdapat dua butir mutiara yang memancarkan sinar
"Maafl" ucap Bee Kun Bu. "Aku tidak melihat keanehan
benda ini." "Menurut kaum rimba persilatan Lam Hai (Laut Selatan),
benda ini menyangkut suatu rahasia rimba persilatan, maka
kaum pesilat rimba persilatan ingin memilikinya, Mengenai
rahasia itu, aku pun tidak begitu jelas, tapi juga berkaitan
dengan suatu cerita, aku akan memberitahukan."
"Aku sudah siap mendengarkannya," ujar Bee Kun Bu
tertarik. "Sejak jaman dahulu hingga kini, semakin cantik
seseorang wanita, justru semakin malang pula nasibnya."
Wanita tua itu menarik nafas panjang, "Kira-kira tiga ratus
tahun lalu, muncul seorang gadis yang amat cantik dan
berkepandaian tinggi, namun dia tetap manusia, tidak terlepas
dari dendam dan kebencian, Akhirnya dia cuma meninggalkan
dua potong Pil Giok Cak dan sebuah cerita yang
menggetarkan kalbu hingga sekarang,.-."
Bee Kun Bu terus mendengarkan dengan penuh perhatian,
apa lagi ketika melihat wajah wanita tua itu begitu murung,
bahkan sebelah matanya pun telah basah.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Asal usul Pit Giok Cak ini memang agak sulit diketahui.
Konon berasal dari salah seorang murid perguruan Sah,
peninggalan Sam Im Sin Ni. Pada masa itu, Sam Im Sin Ni
berniat sekali bertanding dengan Thian Ki Cinjin, maka Sam In
Sin Ni berangkat ke Tionggoan menuju Kwat Cong San...."
"Sam Im Sin Ni memang bertanding dengan Thian Ki
Cinjin," sela Bee Kun Bu yang amat tertarik Tapi mereka
berdua sama-sama terluka, akhirnya meninggal di Kwat Cong
San." itu memang tidak salah." Wanita tua itu manggut-manggut.
"Namun itu tiada kaitannya dengan Pit Giok Cak. Sebelum
berangkat ke Kwat Cong San di Tionggoan, Sam Im Sin Ni
sudah berpikir, mungkin dia dan Thian Ki Cinjin akan tewas
bersama dalam pertandingan itu, maka sebelum berangkat ke
Kwat Cong San, dia telah mengatur dirinya, Oleh karena itu,
muncullah Pit Giok Cak ini."
Wanita tua itu berhenti menutur, sedangkan Bee Kun Bu
diam saja. Tak seberapa lama kemudian, wanita tua itu pun
melanjutkan "Sudah lama Sam Im Sin Ni tinggal di gunung Taysan,
Berhubung ingin berangkat ke Kwat Cong San, dan telah
berpikir tidak akan pulang dengan selamat, maka sebelum
berangkat dia pun lelah menyusun berbagai formasi di tempat
tinggalnya untuk mencegah orang lain masuk."
"Apakah Sam Im Sin Ni tidak punya pewaris" Kenapa tidak
menyuruh pewarisnya untuk menjaga tempat ting-galnya?"
tanya Bee Kun Bu. "Sam Im Sin Ni tidak punya pewaris, maka menyusun
berbagai formasi di tempat tinggalnya."
"Pantas Sam Im Sin Ni dan Thian Ki Cinjin menulis kitab
Kui Goan Pit Cek, ternyata mereka berdua tidak punya murid!"
ujar Bee Kun Bu. Tempat tinggal Sam Im Sin Ni berada di Uah IIun Giam.
Siapa yang menemukan tempat tinggalnya itu, tentunya orang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
yang berkepandaian tinggi, karena di tempat itu lelah dipasang
berbagai formasi Ngo Heng, Kiu Kiong dan Pat Kwa! Lagi pula
di gua itu telah ditutup dengan pintu, harus dibuka dengan
kunci." "Apakah Pit Giok Cak adalah kunci itu?" tanya Bee Kun
Bu. "Engkau kelihatan agak meremehkan benda tersebut" ujar
wanita tua itu dingin, "Benda itu adalah peninggalan Cianpwee
dulu, Para pesilat luar perbatasan dan seberang laut
menganggap di tempat tinggal Sam Im Sin Ni pasti
menyimpan benda pusaka, maka para pesilat
mempertaruhkan nyawa masing-masing demi memperoleh Pit
Giok Cak ini." "Cianpwee jangan salah paham, aku sama sekali tidak
meremehkan benda ini," sahut Bee Kun Bu. "Tadi cuma
sekedar tanya." "Sam Im Sin Ni seorang diri berangkat ke Tionggoan
dengan membawa Pit Giok Cak. Pada waktu itu tiada seorang
pun tahu mengenai benda tersebut, namun setelah Sam Im
Sin Ni tidak kembali ke tempat tinggalnya, banyak pula para
pesilat luar perbatasan mati di Uah Hun Giam di gunung
Taysan (Altai)." "Kenapa para pesilat luar perbatasan berani mencoba
memasuki tempat tinggal Sam Im Sin Ni" Padahal waktu itu,
mati hidupnya Sam Im Sim Ni masih belum ada yang tahu."
"ltu dikarenakan ilmu silat Pesilat mana yang tidak tahu
Sam Im Sin Ni memiliki ilmu silat yang amat tinggi" Oleh
karena itu, para pesilat itu pun memberanikan diri memasuki
tempat tinggal Sam Im Sin Ni, tapi meraka semua justru mati
di sana." "Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut. "Setelah itu, tiada
pesilat memasuki tempat itu lagi?"
"Tetap masih ada pesilat yang mencoba memasuki tempat
tinggal Sam Im Sin Ni itu," ujar wanita tua itu. "Tapi pada
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
waktu itu, justru terjadi sesuatu yang diluar dugaan, sehingga
para pesilat luar perbatasan dan seberang laut semakin
tertarik pada tempat tinggal Sam Im Sin Ni."
"Mungkin pada waktu itu Sam Im Sin Ni telah meninggal,
kok masih bisa terjadi sesuatu yang di luar dugaan?" tanya
Bec Kun Bu heran ***** Bab ke 16 - Menutur Kejadian Masa Lampau
Wanita tua itu tidak segera menjawab, melainkan
tersenyum hambar, lama sekali barulah melanjutkan
"Pernahkah engkau dengar nama Sah Thai Ik, murid
murtad partai Khong Tong?"
"Guruku pernah menceritakannya. Setelah kejadian di Sao
Sit Hong, Sah Thai Ik pun meninggalkan partai Khong Tong,
kan?" "ltu adalah kejadian dua ratusan tahun yang lampau,
tentunya kita tidak tahu jelas tentang kejadian itu. Se-tahuku,
Sah Thai Ik memilih gunung Taysan sebagai tempat
tinggalnya, kemudian mendirikan istana Pit Sia Kiong, Lagi
pula kini Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu memiliki sepotong
Pit Giok Cak, maka cerita itu mungkin benar."
"Cara bagaimana Sah Thai Ik itu ke gunung Taysan?"
"Kebetulan Sah Thai Ik memperoleh Pit Giok Cak, maka dia
memilih gunung Taysan sebagai tempat tinggalnya, kemudian
mendirikan istana Pit Sia Kiong, itu karena ia ingin membuka
gua tempat tinggal Sam Im Sin Ni di Uah Hun Giam.M
"Sah Thai Ik telah memperoleh Pit Giok Cak, kenapa tidak
langsung pergi membuka pintu gua ilu, dan malah mendirikan
Pit Sia Kiong?" Bee Kun Bu tidak mengerti
"Sah Thai Ik berasal dari Tionggoan, maka tidak begitu
jelas tentang gunung Taysan, lagi pula gunung Taysan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
merupakan gunung yang amat berbahaya, terutama Uah Hun
Giam, tempat tinggal Sam Im Sin Ni itu, Karena amat
memakan waktu untuk mencari tempat itu, maka Sah Thai Ik
mendirikan istana Pit Sia Kiong,"
"Kalau begitu, hingga kini masih belum ada orang yang
membuka pintu gua tempat tinggal Sam Im Sin Ni?"
"Entahlah." Wanita tua itu menggelengkan kepala, "Yang
jelas akhirnya Pit Giok Cak dipatahkan jadi dua potong."
"Kenapa begitu?" tanya Bee Kun Bu heran
"Tidak begitu banyak orang tahu tentang itu, aku pun cuma
dengar dari orang tua." Wanita tua itu memberitahukan
"Setelah memperoleh sepotong Pit Giok Cak ini, barulah aku
tahu ada sebab musababnya."
"Oh?" Bee Kun Bu semakin tertarik
"Pada waktu itu, Sah Thai Ik hanya merupakan murid
partai KhongTong, yang sama sekali tidak terkenal Maka para
pesilat luar perbatasan tidak begitu menaruh perhatian
padanya, Ketika baru tiba di luar perbatasan, dia terusmenerus bertanya tentang gunung Taysan, itu sebabnya
banyak pesilat mulai memperhatikannya. Un-tungnya pada
waktu itu, kepandaian Sah Thai Ik belum tinggi, sehingga tidak
begitu mencurigakan Oleh karena itu, dia bisa tenang tinggal
di gunung Taysan dan mendirikan istana Pit Sia Kiong."
"Kemudian bagaimana?" tanya Bee Kun Bu.
"Tapi ada dua orang yang sangat memperhatikan gerak
gerik Sah Thai Ik. Kedua orang itu adalah murid dari
Cianpwee di gunung Swat Ling San. Kedua orang itu
bereuriga lantaran Sah Thai Ik terus-menerus menanyakan
tentang gunung Taysan, Lagi pula Sah Thai Ik berasal dari
Tionggoan, maka kedua orang tua itu ber-curiga, bahwa Sah
Thai Ik telah memperoleh Pit Giok Cak untuk membuka pintu
gua tempat tinggal Sam Im Sin Ni."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Sungguh bodoh Sah Thai Ik itu!" ujar Bee Kun Bu.
"Kenapa dia terus-menerus menanyakan tentang gunung
Taysan" Tentunya akan menimbulkan kecurigaan orang."
"Sesungguhnya Sah Thai Ik tidak bodoh, sedangkan kedua
murid aliran Swat Ling San cuma sibuk sendiri. Sah Thai Ik
sama sekali tidak tahu jalan menuju gunung Taysan, maka
terpaksa harus bertanya ke sana ke mati Setelah tahu, dia pun
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
langsung menuju gunung Taysan." "Kedua murid aliran Swat
Ling San pasti mengejar-nya."
"Memang, Namun Sah Thai Ik sudah ada persiapan,
sehingga membuat kedua murid aliran Swat Ling San itu
pulang dengan tangan kosong."
"Cara bagaimana Sah Thai Ik mengusir kedua murid aliran
Swat Ling San?" tanya Bee Kun Bu ingin me-ngctahuinya.
"Siapapun tidak tahu jelas tentang itu," jawab wanita tua
itu. "Walau Sah Thai Ik berkepandaian rendah, tahu kalau ada
orang mengikutinya, maka dia tetap berlaku tenang, setibanya
di gunung Taysan, dia sama sekali tidak pergi mencari tempat
tinggal Sam Im Sin Ni, sebaliknya malah mencari tempat yang
indah dan sepi untuk memperdalam ilmu silatnya, Kedua
murid aliran Swat Ling San terus menunggu sampai tujuh hari
tujuh malam. Namun Sah Thai Ik tidak meninggalkan tempat itu. Mereka
berdua cuma melihat Sah Thai Ik pergi cari buah-buahan di
hutan, lalu kembali ke tempat itu lagi untuk bersemedi O!eh
karena itu, kedua orang itu pun berunding dan memastikan
bahwa Sah Thai Ik tidak memperoleh Pit Giok Cak, dan
menganggap Sah Thai Ik mendatangi tempat itu cuma ingin
memperdalam ilmu silatnya."
"Apakah kedua orang itu lalu meninggalkan Sah Thai Ik?"
"Setelah memastikan bahwa Sah Thai Ik tidak memperoleh
Pit Giok Cak, kedua orang itu pun pergi, Kesempatan itu tidak
disia-siakan Sah Thai Ik, dia pun segera pergi mencari tempat
tinggal Sam Im Sin Ni."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Tentunya Sah Thai Ik menemukan Uah Hun Giam, tempat
tinggal Sam Im Sin Ni itu," ujar Bee Kun Bu.
"Sah Thai Ik tidak menemukan tempat tinggal Sam Im Sin
Ni." Wanita tua itu menggelengkan kepala, "Tiga hari tiga
malam Sah Thai Ik mencari tempat itu, namun sama sekali
tidak menemukannya akhirnya ia pun berhenti mencarinya. itu
sungguh di luar dugaan kedua murid Swat Ling San. Kedua
orang itu lalu pergi beristirahat di kaki gunung Taysan, dan
beberapa hari kemudian baru kembali ke tempat S.m Thai Ik
untuk menyelidiknya. "Kedua orang itu pasti tahu bahwa Sah Thai Ik pergi
mencari tempat tinggal Sam Im Sin Ni, kan?"
"Sah Thai Ik juga berotak cerdas, ternyata tindakan kedua
orang itu sudah dalam perhitungannya, Ke(ika kedua orang itu
ke tempat Sah Thai Ik lagi, dan melihat Sah Thai Ik sedang
bersemedi di tempat itu. Kedua orang itu menunggu beberapa
hari, tapi Sah Thai Ik tidak beranjak dari tempat itu, akhirnya
mereka pulang ke Swat Ling San."
"Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut dan sangat kagum
pada Sah Thai Ik yang berotak cerdas itu.
"Sejak itu, Sah Thai Ik pun menetap di gunung Taysan,"
lanjut wanita tua itu, "Dia masih mencari tempat tinggal Sam
Im Sin Ni atau tidak, tiada seorang pun mengetahuinya."
"Kemudian bagaimana?"
"Sah Thai Ik tinggal di tempat itu selama empat tahun. Dia
menemukan tempat tinggal Sam Im Sin Ni atau tidak, tiada
seorang pun tahu. Yang jelas kepandaiannya sudah
bertambah tinggi, maka diapun meninggalkan gunung Taysan
pergi menantang para pesilat untuk bertanding, dan selalu
memperoleh kemenangan Akhirnya dia bertemu Pek Lui
Taysu dari Pulau Thao Khong To. Taysu itu berasal dari kuil
Siauw Lim, tapi menetap di pulau itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mereka berdua bertanding sehari semalam, dan pada jurus
terakhir, Pek Liu Taysu berhasil menyentuh pakaian Sah Thai
Ik, sehingga Pit Giok Cak itu pun melayang keluar jatuh di
tanah, Pek Lui Taysu melihalnya, namun tidak tahu benda apa
itu. Akhirnya Pit Giok Cak itu diambil lagi oleh Sah Thai Ik,
Namun ketika Sah Thai Ik mengambil benda itu, orang suku
Miau yang ada di sana melihatnya, Sejak itu tersiarlah bahwa
Sah Thai Ik menyimpan benda tersebut, sehingga para pesilat
luar perbatasan dan seberang laut selalu meng-incarnya.
"Kalau begilu, Sah Thai Ik pasti tidak bisa hidup tenang di
Taysan," ujar Bee Kun Bu.
"Pada waktu i(u, ia telah memiliki kepandaian tinggi, maka
siapa berani mencoba merebut benda itu dari tangannya?"
Wanita tua itu tertawa. "Apakah tiada seorang pun pergi menemuinya untuk
merebut Pit Giok Cak itu?" tanya Bee Kun Bu.
"Memang ada, tapi Sah Thai Ik dapat mengalahkannya."
Wanita tua itu memberitahukan. "Setelah itu, Sah Thai Ik
kembali ke Tionggoan menuju partai Khong Tong untuk
bertanding dengan ketua Khong Tong Pay. Kepergiannya
memakan waktu dua tahun, kemudian baru kembali ke Taysan
dan mendirikan istana Pr,t Sia Kiong, Sejak itu pula ia
menutup diri, sama sekali tidak menerima siapa pun. Kalau
ada urusan, para muridnya yang membereskan. sedangkan
Pit Giok Cak pun tidak pernah diungkit orang lagi."
"Apakah masih ada kejadian lain?" tanya Bee Kun Bu ingin
mengetahuinya. "Ketika pulang dari Tionggoan, Sah Thai Ik menerima dua
murid muda-mudi," jawab wanita tua itu dan melanjutkan
"Digemblengnya kedua murid itu dengan ilmu silat tinggi,
Setelah berusia enam puluhan, Sah Thai Ik pun meninggal
Sebelum meninggal dia memberikan Pit Giok Cak kepada
murid wanitanya." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Apakah Sah Thai Ik menceritakan tentang Pit Giok Cak
itu?" "ltu tidak jelas, Mungkin ia tidak menceritakan tentang itu."
Wanita tua itu menarik nafas panjang, "Tapi kaum Bu Lim di
luar perbatasan sama sekali tidak melupakan Pit Giok Cak itu,
Oleh karena itu justru menimbulkan suatu kejadian lain yang
masih menjadi buah bibir hingga kini, bahkan menyebabkan
Pit Giok Cak terpotong menjadi dua."
"Apakah kedua murid itu saling mencinta, lalu Pit Giok Cak
itu, lalu dibagi dua?" tanya Bee Kun Bu men-duga.
"Kalau mereka berdua saling mencinta, tentunya Pit Giok
Cak itu tidak akan dibagi dua." Wanita tua itu menarik nafas
panjang, "Tentunya cinta mereka telah berubah, sehingga
menimbulkan suatu kejadian."
"Oh?" Bee Kun Bu mengerutkan kening. "Bagaimana
kejadian itu?" "Murid wanita itu memberikan Pit Giok Cak itu pada
saudara seperguruannya, tapi saudara seperguruannya itu
justru menggunakannya untuk menghias rambut, Padahal
sesungguhnya, mereka berdua memang saling mencintai, tapi
tiada seorang pun di antara mereka berani mencurahkan isi
hati, malah timbullah rasa benci dalam hati murid wanita itu."
"Murid lelaki itu memang bodoh, kenapa tidak mau
menyatakan cintanya pada adik seperguruannya itu?"
"Mungkin itu sudah merupakan takdir." Wanita tua itu
menggeleng-gelengkan kepala, "Setiap tahun gunung Taysan
pasti tertutup salju. justru di saat itu muncul seorang pemuda
berwajah ganteng di tempat itu, namun dalam keadaan
kedinginan Kebetulan kedua murid Sah Thai Ik itu sedang
bermain sa!ju. Ketika melihat pemuda itu, tanpa banyak pikir
lagi mereka segera memapahnya ke istana Pit Sia Kiong, dan
sejak itu timbullah suatu pereintaan."
"Si pemuda jatuh cinta pada murid wanita itu?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Yang benar adalah, murid wanita itu yang jatuh cinta pada
pemuda tersebut Ternyata pemuda itu sakit, dua bulan
kemudian baru sembuh, Kebetulan saat itu musim semi, maka
dia pun jalan-jalan di sekitar istana."
"Heran?" Bee Kun Bu tidak mengerti, "Padahal pemuda itu
cuma kedinginan, kok bisa jadi sakit sampai dua bulan tidak
bangun?" "Ternyata mereka berdua telah saling jatuh cinta, sehingga
pemuda itu pura-pura sakit, dan murid wanita itu terus
menemaninya." "Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut Ternyata begitu!"
"Dua bulan kemudian.,." lanjut wanita tua itu. "Mereka
berdua betul-betul sudah saling mencinta, keluar masuk istana
Pit Sia Kiong pasti berduaan. itu membuat murid lelaki jadi
kesal, dan terus cari akal agar pemuda itu meninggalkan
istana Pit Sia Kiong."
"Lalu bagaimana?"
"Murid wanita itu tahu tujuan saudara seperguruannya,
maka dia pun berterus terang pada kekasihnya, bahwa istana
Pit Sia Kiong tidak menerima orang luar, maka dia menyuruh
pemuda tersebut agar meninggalkan istana Pit Sia Kiong...."
"Tentunya pemuda itu menurut, sebab itu merupakan
peraturan istana Pit Sia Kiong," ujar Bee Kun Bu.
"Tidak salah." Wanita tua itu mengangguk Tanpa berpamit
lagi pemuda itu meninggalkan istana Pit Sia Kiong."
"Apakah pemuda itu masih kembali ke istana Pit Sia
Kiong?" "Tidak, Setelah pemuda itu pergi, malam harinya murid
wanita itu justru menemui saudara perguruan, akhirnya
mereka berdua ribut dan malam itu juga murid wanita tersebut
pergi mencari pemuda itu, Karena mengerahkan ginkang, dia
pun dapat menyusul pemuda itu di kaki gunung."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Murid wanita itu pasti pergi bersama pemuda ter-sebut,"
ujar Bee Kun Bu yakin. "Tidak begitu." ujar wanita tua itu, "Karena pemuda itu
mengatakan bahwa dia berhutang budi pada murid lelaki itu,
bahkan juga mengatakan dirinya tidak mengerti ilmu silat,
maka ia mengambil keputusan untuk belajar ilmu silat tingkat
tinggi, dan setelah berhasil, barulah dia akan melamar gadis
itu." "Kalau begitu, pemuda tersebut tidak jahat." Bee Kun Bu
menarik nafas. "SemuIa pemuda itu memang berhati baik, namun setelah
meninggalkan Taysan sifatnya berubah," ujar wanita tua itu
melanjutkan "Akhirnya dia masuk ke aliran Swat Ling San.
Beberapa tahun kemudian, dia pun berhasil mempelajari ilmu
silat tinggi aliran Swat Ling San. itu membuat dirinya amat
disayang oleh guru-gurunya, Kemudian secara tidak sengaja,
ia mendengar tentang Sam Im Sin Ni dan tempat tinggal itu
dari guru-gurunya, sehingga pemuda itu terpengaruh."
"Kenapa dia terpengaruh?" tanya Bee Kun Bu heran.
"Karena dia telah mengetahui tentang Pit Giok Cak itu,
maka timbullah keserakahannya," jawab wanita tua itu. "Dia
ingin menipu Pit Giok Cak itu dari tangan murid wanita Sah
Thai Ik, lalu pergi mencari tempat tinggal Sam Im Sin Ni."
"Apakah dia berhasil menipu Pit Giok Cak itu?"
"Setelah berniat jahat, dia pun segera berangkat ke
gunung Taysan menuju istana Pit Sia Kiong,"
"Berhasilkah dia memperoleh Pit Giok Cak?"
"Secara diam-diam dia memasuki istana Pit Sia Kiong,
kemudian mengajak gadis itu keluar, Dia terus merayu dan
membujuk, katanya sangat rindu dan lain sebagainya."
"Gadis itu pasti kena rayuannya!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Benar, Gadis itu memang terkena rayuannya, sebab
pemuda itu mengatakan ingin mendapat benda kenangkenangan dari gadis itu."
"Tentunya benda itu Pit Giok Cak!"
"Tidak salah, Namun Pit Giok Cak itu dari suhengnya untuk
menghias rambutnya, maka gadis itu pun tidak berani
memberikannya Tapi kemudian gadis itu mematahkan benda
itu jadi dua potong. itu sangat mengejutkan pemuda tersebut,
dan bertanya kenapa gadis itu berbuat begitu?"
"Kenapa gadis itu mematahkan Pit Giok Cak jadi dua
potong?" Bee Kun Bu pun merasa heran.
"Ternyata bagian ujung Pit Giok Cak itu diberikan pada
pemuda tersebut, sedangkan pangkalnya tetap di-tancapkan
pada rambutnya, itu agar suhengnya tidak mengetahui akan
hal tersebut." "Kalau begitu, pemuda itu pasti kecewa sekali!"
"Benar, Pemuda itu memang kecewa sekali." Wanita tua
itu menarik nafas panjang, "Justru karena sepotong Pit Giok
Cak itu, akhirnya pemuda tersebut malah mati di tangan guru
ke tiganya." "Lho?" Bee Kun Bu terbelalak "Kenapa bisa jadi begitu?"
"Ternyata pemuda itu berangkat ke istana Pit Sia Kiong,
guru-gurunya sudah tahu, Maka di saat ia kembali ke Swat
Ling San, langsung dirangkap dan dibunuh."
"Kenapa dia dibunuh" padahal dia tidak melanggar
peraturan Swat Ling San!" .Bee Kun Bu tidak mengertL
"Guru-gurunya mengiranya murid istana Pit Sia Kiong,
Agar ilmu silat aliran Swat Ling San tidak di kuasai pihak
istana Pit Sia Kiong, maka pemuda itu harus dibunuh."
"Sungguh kasihan pemuda itu!" Bee Kun Bu menarik
nafas, "Oh ya, bagaimana dengan sepotong Pit Giok Cak itu?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Bagaimana selanjutnya, tiada seorang pun tahu." Wanita
tua itu menggeleng-gelengkan kepala, "Tapi dua tahun
kemudian, tersiar berita bahwa aliran Swat Ling San telah
memperoleh sepotong Pit Giok Cak, Tentunya berita itu
sangat mengejutkan murid wanita istana Pit Sia Kiong, Yang
duluan mendengar berita itu malah Su-hengnya, karena itu,
gunung Taysan pun menjadi ramai."
"Mungkin karena pihak aliran Swat Ling San pergi mencari
tempat tinggal Sam Im Sin Ni, maka gunung Taysan menjadi
ramai," ujar Bee Kun Bu.
"Tidak salah, Bahkan Murid lelaki itu pun mulai curiga,
kemudian menemui adik seperguruannya untuk menanyakan
Pit Giok Cak itu." "Bagaimana adik seperguruan itu menjelaskannya?" tanya
Bee Kun Bu tegang. "Gadis itu cuma menangis, karena tidak tahu Pit Giok Cak
itu merupakan kunci pintu gua Sam Im Sin Ni."
"Kemudian bagaimana?"
"Gadis itu cuma memperlihatkan sepotong Pit Giok Cak.
suhengnya terperanjat ketika melihat Pit Giok Cak itu cuma
tinggal sepotong. Sebelum dia melampiaskan kemarahannya,
Sumoynya itu justru telah mencabut pe-dang, dan mendadak
menusuk dadanya sendiri."
"Haah?" Bee Kun Bu terbelalak "Dia bunuh diri?"
"Ya." Wanita tua itu mengangguk. "Suhengnya terperangah atas tindakan Sumoynya itu, dia berdiri seperti
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kehilangan sukma." "Setelah kejadian itu, bagaimana murid lelaki itu?"
"Setelah itu, murid lelaki itu pun pergi, dan ketika pulang
membawa dua pasang muda-mudi, Ternyata dia menerima
dua pasang muda-mudi itu sebagai muridnya, Sejak itu dia
tidak pernah meninggalkan istana Pit Sia Kiong lagi."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Cianpwce begitu jelas tentang kejadian itu, apakah
Cianpwee punya hubungan dengan kejadian itu?" tanya Bee
Kun Bu mendadak "Aku adalah darah daging pemuda dan murid wanita itu,"
jawab wanita tua itu dengan air mata bereucuran
"Apa?" Bee Kun Bu melongo, "Itu... itu bagaimana
mungkin?" "Secara diam-diam murid wanita itu melahirkanku,
kemudian aku dititipkan pada orang lain." Wanita tua itu
memberitahukan "lbuku juga meninggalkan amanat, bahwa
selamanya aku harus menghindari istana Pit Sia Kiong itu,
Akan tetapi setelah aku dewasa, akupun pergi mengambil
sepotong Pit Giok Cak. Namun akhirnya aku malah diracuni
oleh murid durhaka itu. Mudah-mudahan engkau bersedia ke
istana Pit Sia Kiong tersebut menemui Kim Hun Tokouw-Lam
Kiong Siu untuk meminta obat dengan menggunakan
sepotong Pit Giok Cak ini!"
Bee Kun Bu diam saja, dan tanpa sengaja ia
menundukkan kepala memandang Pit Giok Cak tersebut,
Ternyata di Pit Giok Cak tersebut terukir semacam
pemandangan, mirip sebuah telaga dan puncak gunung.
"Bersediakah engkau pergi ke istana Pit Sia Kiong?" tanya
wanita tua itu karena melihat Bee Kun Bu diam saja.
Bee Kun Bu tersentak, lalu cepat-cepat mendongakkan
kepala sambil menatap wanita tua itu, Kapan wanita tua itu
dilahirkan dan kapan ia ke istana Pit Sia Kiong mengambil Pit
Giok Cak itu" Ternyata Bee Kun Bu tidak habis berpikir
tentang ini, Tapi karena menyangkut rahasia pribadi orang,
maka ia pun tidak mau bertanya, khawatir wanita tua itu akan
tersinggung. "ltu menyangkut mati hidupnya Cianpwee tentunya aku
tidak akan menolak." jawab Bee Kun Bu dan menambahkan
"Namun dari tadi kita terus bereakap-cakap, Cianpwee masih
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
belum memberitahukan nama besar Cianpwee Kalau aku ke
istana Pit Sia Kiong, aku harus memberitahukan apa?"
"Namaku Ciu Lin." Wanita tua itu memberitahukan "Aku
dijuluki Miauw Muk Jin Mo (lblis Mata Picak)."
"Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut, dari julukan itu
sudah dapat diketahui bahwa wanita tua itu berhati kejam.
"Dalam tiga puluh tahun ini, aku jarang bertemu lawan
yang setimpal di luar perbatasan maupun di seberang laut,"
ujar Ciu Lin. "Kwa Ih Kang, setan tertua di Swat Ling San yang
berkepandaian tinggi itu pun tidak bisa berbuat apa-apa
terhadap diriku, Berhubung tubuhku mengidap racun, maka
aku tiada kesempatan bertanding dengan Kim Hun TokouwLam Kiong Siu, lagi pula almarhumah pun telah berpesan,
agar aku tidak cari gara-gara dengan istana Pit Sia Kiong."
Ciu Lin memandang Bee Kun Bu dan melanjutkan "Engkau
datang ke Swat Ling San ini, tentunya punya masalah dengan
Lima Setan Swat Ling San. Engkau bersedia membantuku ke
istana Pit Sia Kiong meminta obat pemunah racun itu, maka
aku pun bersedia membantumu dalam hal menghadapi Lima
Setan Swat Ling San itu. "Oh?" Bee Kun Bu girang sekali, "Aku ingin bertanya,
bagaimana kepandaian mereka?"
"Benarkah engkau sama sekali tidak tahu bagaimana
kepandaian mereka?" Ciu Lin balik bertanya.
"Terus terang," jawab Bee Kun Bu jujur "Aku sudah
bertemu empat setan itu. Kiu Tok Ciu-Liu Bwee sangat licik
dan banyak akalnya, bahkan juga mahir berbagai formasi Ngo
Heng, Kiu Kiong dan Pat Kwa, Tan Cun Goan memiliki
Lweekang tinggi, Ling Coa Hong Tok Oey Hue ahli dalam hal
racun, sedangkan Ciak Bin Sal Sin tidak begitu tinggi
kepandaiannya. Apakah Lam Thian It Sat berbeda dengan
keempat saudara seperguruannya?"
"Lam Thian It San-Kwa Ih Kang adalah saudara tertua,
tentunya berbeda dengan yang lain," sahut Ciu Lin sambil
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tersenyum "Sebelum terkena racun, aku pernah datang di
Swat Ling San ini untuk menyelidiki riwayat hidup ibuku, Aku
bertarung dengan empat setan, Seperti apa yang engkau
katakan, Tan Cun Goan memang memiliki Lweekang tinggi,
Kui Tok Ciu-Liu Bwee sangat licik dan mahir pula membentuk
berbagai macam fornasi, Ling Coa Hong Tok-Oey Hue adalah
pakar racun, ilmu silatnya tidak begitu tinggi, apalagi Ciak Bin
Sat Sin itu, cuma sok jago tapi kosong, Lain halnya dengan
Lam Thian It Sat-Kwa Ih Kang, dia memang berkepandaian
tinggi." "Kalau begitu, berarti Cianpwee pernah bertarung dengan
Lam Thian It Sat?" tanya Bee Kun Bu.
"Tidak salah." Ciu Lin tersenyum "Setelah aku sampai di
Siang Cing Koan, markas Lima Setan Swat Ling San itu, aku
dan Lam Thian It Sat pun bertarung sengit Walau sudah lebih
dari tiga ratus jurus, tapi masih tiada yang kalah dan menang,
Kami boleh dikatakan setanding, maka aku pun amat kagum
akan kepandaiannya Oleh karena itu, aku memberitahukan
tentang tujuanku ke Siang Cing Koan, dia pun menanggapi
dengan serius, sehingga kami pun berhenti bertarung, Setelah
aku diracuni aku kemari untuk mengobati diriku sendiri, itu
disebabkan tempat ini sangat aman, lagi pula musuh-musuhku
pun tidak berani lancang memasuki Swat Ling San ini.
sedangkan Lam Thian It Sat juga mengijinkan untuk tinggal di
tempat ini." "Setelah bertarung dengan Lam Thian It Sat, apakah
Cianpwee tahu ilmu silatnya berasal dari mana?"
"Memang berasal dari Tionggoan, namun telah dicampur
adukkan dengan ilmu silat suku Miauw, seperti halnya ilmu
silatku." Ciu Lin memberitahukan "llmu silat andalan Lam
Thian It Sat adalah Im Hong Toan Hun Ciang (llmu Pukulan
pemutus Roh), PukuIan itu dapat menembus nadi
menghancurkan jantung, bahkan mampu melukai orang dalam
jarak sepuluh langkah. Kalau engkau bertarung dengannya,
haruslah menjaga jarak di luar sepuluh langkah. itu pasti
menguntungkan dirimu, Tapi ada satu hal yang engkau harus
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ingat, yakni Hong Hwee Tong (Goa Angin Api) yang ada di
bawah altar ruang Siang Cing Koan itu, jangan sampai
terperangkap ke dalamnya."
"Terimakasih atas penjelasan Cianpwee!" ucap Bee Kun
Bu. "Oh ya, bolehkah Cianpwee memberitahukan di mana
Siang Cing Koan itu?"
"Apa?" Ciu Lin tertegun "Jadi engkau masih belum tahu di
mana Siang Cing Koan itu?"
"Ya." Bee Kun Bu mengangguk "Aku sama sekali tidak
tahu, sehingga diriku terjebak masuk ke dalam jurang ini."
"Ooooh!" Ciu Lin manggut-manggut. "Kui Tok Ciu tahu
tidak mampu melawanmu, maka dia menjebakmu masuk ke
jurang ini. Dia yakin aku membunuhmu, jadi dia ingin
meminjam tanganku untuk melenyapkanmu. seandainya aku
memberitahukan kepadamu di mana Siang Cing Koan itu, aku
pun tidak akan merasa bersalah terhadap Lam Thian It Sat
itu." Usai berkata begitu, Ciu Lin mengerutkan kening,
kelihatannya sedang memikirkan sesuatu, Bee Kun Bu diam
saja, Berselang sesaat, barulah Ciu Lin menatap Bee Kun Bu
seraya berkata. "Aku ke Siang Cing Koan sudah belasan tahun yang lalu,
Di saat itu mereka juga mengurung Ku Cu Cen. Setelah
berlalu belasan tahun, mungkin Siang Cing Koan itu pun telah
dipugar dan dipasang berbagai jebakan...."
"Aku tidak takut menghadapi jebakan-jebakan itu," ujar Bee
Kun Bu. "Engkau memang gagah berani, Kalau tidak, bagaimana
mungkin engkau berani memasuki Swat Ling San ini?" Ciu Lin
menatapnya da!am-dalam. "Keluar dari gua ini, engkau akan
melihat sebuah puncak gunung yang mirip lima jari manusia,
Setelah melewati puncak gunung itu sejauh ratusan mil, akan
tampak sebuah bangunan, itulah Siang Cing Koan."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Terimakasih, Cianpwee!" ucap Bee Kun Bu. "Aku mohon
diri!" "Engkau mau pergi?" tanya Ciu Lin dingin
"Ya." Bee Kun Bu mengangguk "Memangnya kena pa?"
"Bagaimana cara engkau meninggalkan tempat ini?" tanya
Ciu Lin. "Itu...." Bee Kun Bu memang tidak memikirkan hal ini.
"Akn., tidak tahu harus bagaimana ke luar dari sini."
"Kalau aku tidak memberitahukan jalannya, engkau pasti
tidak akan bisa keluar dart jurang ini," ujar Ciu Lin.
"Mohon Cianpwee sudi memberitahukannya!"
"Aku memang harus memberitahukan, namun,..." Ciu Lin
menatapnya tajam "Engkau jangan lupa akan janjimu itu."
"Harap Cianpwee berlega hati, aku tidak akan ingkar janji,"
sahut Bee Kun Bu sungguh-sungguh.
"Engkau pun harus ingat," ujar Ciu Lin memberitahukan
"Kalau engkau tidak kembali dalam waktu enam buIan, aku
pun tidak akan tertolong lagi."
Bee Kun Bu jadi diam, sebab ia sendiri juga tidak tahu,
apakah ia bisa kembali kemari dalam waktu enam bulan atau
tidak. "Sudahlah!" Ciu Lin menarik nafas panjang, "Aku pasrah
dan mengikuti takdir saja, Namun mudah-mu-dahan engkau
bisa kembali dalam waktu enam bulan dengan membawa obat
pemunah racun itu." "Cianpwee, aku pasti berupaya agar bisa kembali ke mari
tepat waktunya," ujar Bee Kun Bu berjanji
"Mudah-mudahan!" sahut Ciu Lin. "Di belakangku terdapat
sebuah lubang besar, di dalam lubang itu terdapat sebuah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
!orong, Engkau meloncat ke dalam lubang itu, dan melalui
lorong itu engkau pasti dapat ke luar."
"Oh?" Bee Kun Bu girang bukan main. Terimakasih,
Cianpwee! Mudah-mudahan aku bisa kembali ke mari dalam
waktu enam bulan!" "Selamat jalan!" ucap Ciu Lin.
Bee Kun Bu melangkah ke belakang wanita tua itu, namun
tidak melihat lubang tersebut
"Cianpwee, di mana lubang itu?" tanya Bee Kun Bu heran.
"Di balik batu yang besar itu!" Ciu Lin memberitahu-kan.
Bee Kun Bu segera ke sana, tidak salah, di balik
sebuah batu besar terdapat sebuah lubang yang cukup
besar. "Cianpwee, sampai jumpa!" ucap Bee Kun Bu, lalu
meloncat ke dalam lubang itu. Memang tidak salah, lubang itu
merupakan sebuah lorong yang amat panjang dan gelap
pula.... ***** Bab ke 17 - Menghadapi Formasi Lima Unsur dan Barisan
Macan Saat ini Bee Kun Bu sudah keluar dari jurang itu, Dapat
dibayangkan betapa girang hatinya, sementara hari pun sudah
gelap, namun diterangi oleh sinar bulan purnama.
ia mendongakkan kepala dan terbelalak, ternyata ia
melihat sebuah puncak gunung yang disebut Ngo Cih Hong
(Puncak Lima Jari). Menurut Miauw Muk Jin Mo Ciu Lin,
setelah melewati puncak gunung itu sejauh ratusan mil, akan
tampak sebuah bangunan yakni Siang Cing Koan.
Teringat itu, Bee Kun Bu segera mengerahkan ginkangnya
menuju puncak gunung itu, Tak lama ia mulai memasuki
sebuah rimba yang penuh pepohonan dan batu-batu aneh,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
otomatis membuatnya tidak bisa mengerahkan ginkangnya
lagi, hanya bisa berlari agakeepat.
Tiba-tiba berkelebat sosok bayangan putih. Sosok
bayangan putih itu berhenti di atas sebuah batu yang jaraknya
sepuluhan depa di hadapan Bee Kun Bu. Sosok bayangan itu
ternyata orang berbaju putih.
Tuncak Lima Jari adalah tempat penting di Swat Ling San!
Siapa yang memasuki tempat ini, harap memberitahukan
nama, agar dilaporkan pada ketua!" bentak orang berbaju
putih itu. Bee Kun Bu memandang orang berbaju putih itu, ia yakin
bahwa orang itu cuma sebagai penjaga ditempat tersebut,
maka Bee Kun Bu tidak menghiraukannya, dan langsung
melesat ke depan melewatinya.
Tiba-tiba orang berbaju putih itu mengeluarkan semacam
terompet, lalu ditiupnya sehingga suaranya mendengungdengung.
Bee Kun Bu memutar badannya, maksudnya ingin
menangkap orang berbaju putih tersebut, akan tetapi, ketika ia
memutar badannya, orang berbaju putih itu hilang entah ke
mana. Tentunya membuat Bee Kun Bu terheran-heran, tapi
kemudian ia teringat sesuaiu. Jangan-jangan kini ia berada di
dalam semacam formasi, sebab ia pernah mengalami hal
semacam ini ketika melawan Kiu Tok Ciu-Liu Bwee.
Oleh karena itu, ia mulai berhati hati dan siap menghadapi
segala sesuatu, MuIailah ia berjalan menuju ke depan,
Berselang beberapa saat, ia merasa heran karena tidak
melihat suatu keanehan apa pun.
ia mengayunkan kakinya lagi. Pada waktu bersamaan
terdengarlah suara tawa panjang di balik sebuah pohon,
Seketika juga Bee Kun Bu mencabut pedang pusaka yang
terselip di punggungnya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Trang! Bee Kun Bu sudah menggenggam pedang
pusakanya. Suara tawa itu terdengar lagi di balik pohon lain, tapi tidak
tampak orangnya. "Kalian para setan Swat Ling San, sudah banyak
melakukan kejahatan." bentak Bee Kun Bu lantang, "Aku
harap kalian keluar! Kalau tidak, kalian pasti menyesal!"
Terdengar lagi suara tawa panjang, Berselang sesaat,
muncullah belasan orang mengurung Bee Kun Bu.
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Bee Kun Bu memandang mereka satu persatu, tampak
dua orang di antara mereka berpakaian aneh. Bee Kun Bu
juga terkejut, sebab belasan orang itu mengurungnya
berdasarkan semacam formasi yang berbentuk Kiu Kiong dan
Pat Kwa. "Siapa engkau" Berani bertingkah di sini!" bentak orang
yang berpakaian putih. "Aku Bee Kun Bu, murid partai Kun Lun!" sahut Bee Kun
Bu memberitahukan. "Aku ke mari ingin bertemu Kwa Ih Kang,
sekaligus menangkap Souw Peng Hai dan Co Hiong! Harap
kalian melapor pada Kwa Ih Kang, agar dia menyerahkan
kedua orang itu padaku! Kalau ttdak, aku pasti meratakan
Siang Cing Koan!" "Partai Kun Lun jauh di Tionggoan, sama sekali tiada
hubungan dengan Swat Ling San!" sahut orang berpakaian
aneh, "Aku sudah menerima perintah dari ketua, melarang
siapa pun yang ingin menemuinya. Tempat ini merupakan
jalan masuk ke Siang Cing Koan, juga merupakan tempat
larangan! Aku harap engkau tahu diri dan segera mundur!
Kalau tidak, kami terpaksa me-nangkapmu!"
"Aku sudah bertemu empat setan Swat Ling San, bahkan
juga sudah bertarung dengan mereka! Kalau kalian tahu diri,
cepatlah buang senjata kalian dan segera tinggalkan tempat
ini!" sahut Bee Kun Bu dingin.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Hm!" dengus orang berpakaian aneh. "Kematianmu sudah
berada di ambang pintu, tapi masih berani omong besar!
sekarang aku akan menyuruhmu merasakan ke-lihayan
formasi lima unsur dari Swat Ling San kami!"
Usai membentak, orang itu pun segera memberi aba-aba,
dan seketika juga sembilan orang yang mengurung Bee Kun
Bu menghunus senjata masing-masing, lalu berputar-putar
dan menyerang Bee Kun Bu.
Bee Kun Bu tidak tahu bagaiman keanehan formasi lima
unsur itu. ia cuma mengayunkan pedangnya ke arah orang
berbaju putih, Maksudnya ingin membunuh orang itu dengan
sekali tebas. Akan tetapi, ketika pedangnya berkelebat ke arah orang
baju putih itu, ia pun mendengar suara desiran senjata lain di
belakangnya, Ternyata ia pun diserang dari belakang, sedang
orang baju putih itu secepat kilat meloncat ke belakang.
Apa boleh buat! Bee Kun Bu harus berkelit pula, Kemudian
ia pun memutar pedangnya menangkis semua senjata yang
menyerangnya. Trannng! Terdengar suara benturan senjata, bunga api
pun berpijar. Pada waktu bersamaan, sepuluh orang itu pun ber-putarputar, lalu menyerang dan mundur berdasarkan lima unsur,
yakni unsur Kim (Emas), Muk (Pepohon), Sui (Air), Hwee (Api)
dan Tou (Tanah). Repot juga Bee Kun Bu menghadapi formasi tersebut
sebab sepuluh orang itu dibagi lima pasang, kemudian lima
orang menyerang dari bawah, dan yang lain menyerang dari
atas. Setelah itu, berubah lagi dengan berbagai macam
serangan pertarungan pun semakin seru, Ketika diserang dari
bawah, Bee Kun Bu langsung menarik nafas dalam-dalam
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menghimpun Lweekangnya, lalu menangkis seranganserangan itu dan meloncat ke belakang, namun tetap
terkurung di dalam formasi itu.
Tak terasa pertarungan sudah lebih dari dua puluh jurus,
Bee Kun Bu tampak terkejut, karena tidak menyangka formasi
lima unsur itu begitu hebat dan sulit dipecahkan
Tiba-tiba ia berdiri tegak di tempat, pedang diturunkan ke
bawah menyentuh tanah, dan secara diam-diam
dimasukkannya tangan kirinya ke dalam bajunya.
Pada waktu bersamaan, serangan dahsyat pun mengarah
padanya dari lima jurusan, Bee Kun Bu memekik keras sambil
mengayunkan pedangnya untuk menangkis seranganserangan itu, dan mendadak mengayunkan tangan kirinya.
"Aaakh!" Terdengar suara jcritan, tampak dua orang
langsung roboh. Bee Kun Bu tambah semangat, dan segera menyerang
mereka dengan pedang dan jarum Toan Meng Cin. Terdengar
lagi dua kali jeritan, ternyata dua orang lagi roboh.
Setelah itu tampak sinar pedang berkelebatan, dan
terdengarlah suara jeritan di sana-sini. Kini cuma tinggal
empat orang, otomatis formasi lima unsur itu tidak dapat
berfungsi lagi. Mendadak terdengar suara siulan, kemudian ke empat
orang itu pun langsung lari ke dalam rimba, Bee Kun Bu tidak
mengejar mereka, melainkan memandang orang-orang yang
tergeletak Salah seorang adalah orang yang berbaju putih,
kelihatannya dia terluka oleh jarum Toan Meng Cin.
Orang berbaju putih itu merintih-rintih sambil mendekap
perutnya, Keringatnya pun terus-menerus mengucur dari
keningnya dengan sepasang mata mendelik-delik. Tak
seberapa lama kemudian, orang itu pun mati.
Melihat itu, Bee Kun Bu terkejut tapi girang karena jarum
Toan Meng Cin begitu lihay, Oleh karena itu, ia pun
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mengambil keputusan, apabila kelak bertemu lawan tangguh,
ia akan menggunakan jarum tersebut Yang dimaksudkan
lawan tangguh tentunya penjahat.
Bee Kun Bu memandang yang lain, tampak dua orang
terluka oleh pedangnya, tapi masih bernafas, justru
membingungkannya, karena tidak tahu harus berbuat apa.
Harus menolong mereka atau tidak" Di saat ia sedang
bimbang, mendadak salah seorang yang luka itu menyerang
dada Bee Kun Bu dengan goIok.
Jarak mereka begitu dekat, sehingga sulit bagi Bee Kun Bu
mengelak serangan yang mendadak itu. Namun ia masih
sempat meloncat ke belakang, namun ujung golok itu berhasil
merobek bajunya. Setelah terhindar dari serangan itu, Bee Kun Bu pun
mengucurkan keringat dingin, hampir saja nyawanya
melayang. Karena itu, dapat dibayangkan betapa gusarnya
Bee Kun Bu. ia segera menghimpun Lweekangnya, lalu
memukul ke arah orang itu.
"Aaakh!" jerit orang itu dan terpental beberapa depa, dan
nafasnya pun putus seketika.
Bee Kun Bu terdiri termangu-mangu, lama sekali barulah
mengayunkan kakinya memasuki rimba itu, ia pun berharap
akan bertemu Pek Yun Hui dan Gin Tie Suseng-Kim Eng
Hauw. Bee Kun Bu terus melangkah, ia tahu bahwa tempat itu
menuju Siang Cing Koan, tentunya banyak jebakan pula,
maka ia melangkah dengan hati-hati sekali justru ia sama
sekali tidak tahu bahwa dirinya sudah berada di dalam
pengawasan penjaga di situ. Ternyata penjaga di situ sudah
menerima laporan dari orang-orang yang menyerangnya tadi.
Tiba-tiba ia mendengar suara semacam terompet,
kemudian suara itu sambung-menyambung semakin jauh.
sementara Bee Kun Bu terus pasang telinga
mendengarkan suara terompet itu. ia ingin memanfaatkan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
suara terompet itu sebagai petunjuk jalan, agar bisa mencapai
Siang Cing Koan. Setelah suara terompet itu tidak terdengar lagi, badan Bee
Kun Bu langsung melesat ke arah suara terompet itu, Akan
tetapi, sungguh mengherankan Ketika sampai di tempat suara
itu ia sama sekali tidak menemukan apa-apa.
pada waktu bersamaan, terdengar lagi suara terompet
sejauh setengah mil itu membuat Bee Kun Bu terheran-heran
Ternyata suara terompet itu berada di tempat yang dilaluinya
ketika masuk tadi, y "Hmm!" dengus Bee Kun Bu. "Mereka
ingin memancing aku keluar, aku malah sengaja masuk ke
dalam! Apakah kalian tidak akan keluar menyambutku?"
Bee Kun Bu melesat ke dalam Terdengar lagi suara
terompet, kali ini suara terompet tersebut berada jauh di
depan sekitar tiga mil, Seketika juga ia melesat ke tempat itu.
Berselang beberapa saat kemudian, ia sudah sampai di suatu
tempat yang penuh ditumbuhi rerumputan
sementara malam pun semakin larut, sedangkan suara
terompet itu terus berkumandang, seakan memberitahukan
tentang kedatangan Bee Kun Bu.
Tiba-tiba Bee Kun Bu melihat puluhan pasang bintik terang
menyorot ke arahnya, ia mengernyitkan keing, tidak tahu
benda apa itu, namun sudah bersiap untuk menghadapi
segala kemungkinan Setelah mendekat, barulah ia terbelalak, ternyata bintikbintik yang menyala terang itu adalah mata macan. Belasan
ekor macan yang garang semakin mendekat, kemudian
mengaum keras menggetarkan tempat itu.
Mendadak belasan ekor macan itu menerjang ke arah Bee
Kun Bu dengan terkaman Cepat-cepat Bee Kun Bu
mengayunkan pedangnya, seketika juga belasan ekor macan
itu meloncat mundur Kelihatannya macan-macan itu takut
akan sabetan pedang Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Macan-macan itu mengaum keras lagi. Bee Kun Bu
berpikir, tiada gunanya melawan macan-macan itu. Walau ia
mampu membunuh semua macan itu, tapi akan
menghamburkan tenaganya, maka lebih baik menghindar
Setelah berpikir demikian, Bee Kun Bu memutar
badannya, Namun ketika ia baru mau meloncat pergi,
sekonyong-konyong muncul lagi belasan macan menghadang
di hadapannya, bahkan terdengar suara tawa dingin, dan
menyusul suara tua yang serak.
"Bee Kun Bu, kini engkau sudah terkurung oleh barisan
macan! Kalau engkau tahu diri, masih ada kesempatan
bagimu untuk meninggalkan tempat ini! Tapi kalau tidak
jangan mempersalahkan pihak Swat Ling San bertindak kejam
terhadapmu!" Bee Kun Bu terkejut ia tidak menyangka macan-macan itu
telah dilatih dan mampu membentuk suatu barisan
"Aku sudah mendapat pelajaran formasi lima unsur, itu
cuma merupakan formasi anak kecil! Oleh karena itu, aku pun
ingin belajar kenal dengan barisan macanmu ini!" sahut Bee
Kun Bu dingin "Engkau yang menghendaki begitu, jangan
mempersalahkanku!" Terdengar lagi suara serak, kemudian
disusul oleh suara terompet.
Sungguh mengherankan, ketika macan-macan yang
berjumlah tiga puluh enam ekor itu mendengar suara
terompet, semuanya langsung duduk, Tak lama terompet itu
berbuny Anak Pendekar 20 Misteri Elang Hitam Karya Aryani W Dewi Ular 5
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama