Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 35

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 35


un Hui. Air muka Pek Yun Hui berubah, matanya menatap KJm
Hun Tokouw tak kalah dingin seraya berkata.
"Engkau berani menantang sembilan partai besar di
Tionggoan, bagaimana kalau kita bertarung mempertaruhkan
obat pemunah racun itu?" tantang Pek Yun Hui.
Kim Hun Tokouw tetap duduk diam, sama sekali tidak
bergerak sedikit pun, Menyaksikan itu, Pek Yun Hui tahu ada
sesuatu yang tak beres. ia segeralah mundur dua langkah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sambil memperhatikan Kim Hun Tokouw, Ternyata itu cuma
sebuah boneka yang mirip Kim Hun Tokouw.
Ketika mengetahui itu cuma sebuah boneka, Pek Yun Hui
menyadari dirinya telah terjebak ia ingin mundur tapi sudah
terlambat, karena mendadak ruangan itu berubah gelap,
bahkan tempat ia berdiri pun berputar cepat sekali.
Pek Yun Hui terkejut, lalu cepat-cepat melesat ke atas,
Akan tetapi akhirnya jatuh ke bawah juga dan masih
mendengar suara pekikan Hian Giok, Setelah itu, sama sekali
tidak mendengar suara apa-apa lagi, Setelah sepasang
kakinya telah menginjak lantai, Pek Yun Hui menengok ke
sekitar tempat itu, kemudian tertawa seraya berkata.
"Menjebak diriku di ruang bawah tanah ini, apakah tidak
merasa malu?" Pek Yun Hui menghunus pedangnya, ia melihat ke depan
dipasang beberapa buah lampu minyak yang bersinar
remang-remang. Di atas setiap lampu bertuliskan Kim (Emas),
Muk (Pohon), Sui (Air), Hwee (Api) dan Tou (Tanah).
Setelah membaca ke lima huruf itu, hati Pek Yun Hui
terkejut, sebab ke lima buah lampu itu menandakan formasi
lima unsur, Dengan penuh perhatian Pek Yun Hui mengamati
ke depan, di sana hening tiada suara apa pun.
"Krek! Krek,.,." Mendadak di bawah masing-masing lampu
minyak itu muncul lubang berbentuk bulat
Pek Yun Hui memandang ke dalam lubang-lubang itu, di
sana gelap gulita tidak tampak apa-apa dan berapa dalamnya
pun tidak dapat diketahui
"Hmm!" dengus Pek Yun Hui dingin, "Lam Kiong Siu! Di
tempat ini telah disiapkan Ngo Heng Tin (Barisan Lima Unsur),
kenapa belum digerakkan?"
"Pek Yun Hui!" Terdengar suara Lam Kiong Siu bergema,
"Kalau engkau mampu memecahkan Ngo Heng Tinku ini, aku
bersedia mengaku kalah padamu!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Engkau tidak akan ingkar janji?"
"Tentu tidak!" "Baik!" Pek Yun Hui melintangkan pedangnya, lalu
selangkah demi selangkah mendekati ke lima buah lubang itu.
Akan tetapi, Ngo Heng Tin itu masih belum ber-gerak,
sedangkan di dalam lubang-lubang itu pun tidak terdengar
suara apa-apa. Pek Yun Hui berdiri tertegun di hadapan lubang-lubang itu,
lalu berpikir keras, Ngo Heng Tin merupakan suatu formasi
aneh, maka harus berhati-hati, Sebelum memasuki istana Pit
Sia Kiong, ia membawa beberapa buah batu kerikil
Dikeluarkannya batu kerikil itu, lalu disambitkan nya ke dalam
lima buah lubang itu. "Serrrt! Serrrt...."
Batu-batu kerikil itu meluncur ke dalam lubang, lama sekali
barulah mendengar suara jatuhnya batu kerikil itu.
Pek Yun Hui tampak terkejut, ia tidak menyangka kalau ke
lima buah lubang itu begitu daiam. keningnya berkerut,
kemudian dengan pedang di tangan ia menerobos ke dalam
salah sebuah lubang itu. Badannya terus meluncur di dalam lubang itu, berselang
sesaat ia sudah berada di sebuah ruangan. Begitu badannya
berada di ruangan itu, mendadak lubang itu tertutup kembali
Pek Yun Hui memperhatian ruangan tersebut, luasnya
cuma beberapa depa saja. Namun sungguh aneh ruangan itu,
ternyata semua dinding dilukis dengan pepohonan warna
hijau, dan di lantainya tampak lima buah balok menancap.
Setelah menyaksikn semua itu, Pek Yun Hui segera
menghimpun Hud Men Hian Thian Khi Kang (Tenaga Sakti
Pelindung Badan) untuk melindungi diri, lalu me-nyabet salah
sebuah balok itu dengan pedangnya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Akan tetapi, tiba-tiba balok itu bergerak dan kemudian
terus berputar cepat tak henti-hentinya, Tak lama ke empat
balok lainnya ikut berputar, bahkan pepohon yang dilukis di
dinding juga mulai bergerak, dan seketika timbullah suara
hiruk pikuk yang amat membisingkan telinga.
Pek Yun Hui berdiri tenang di tempat sekonyong-konyong
salah sebuah balok itu menghantam dirinya.
"Bagus!" seru Pek Yun Hui sambil melancarkan sebuah
pukuIan. "BIaaam!" Balok itu hancur berkeping-keping, dan ke
empat balok lainnya langsung berhenti berputar.
Pek Yun Hui tampak gembira, ia terus melancarkan
pukulan-pukulannya ke arah ke empat balok itu Akan tetapi,
mendadak ke empat balok itu bergerak cepat menghantam
dirinya, Pek Yun Hui cepat-cepat berkelit ia merasa heran,
kenapa ke empat balok itu tidak hancur"
Ternyata ke empat balok itu dibikin dari baja, Balok yang
pertama memang dibikin dari kayu, itu untuk memancing agar
Pek Yun Hui melancarkan pukulan.
Walau Pek Yun Hui berkelit, tapi tetap terkurung di dalam
balok baja itu. Betapa terkejutnya Pek Yun Hui. Namun dalam
keadaan gugup ia masih sempat mengerahkan ginkangnya
meloncat ke atas. Begitu badannya melesat, ke atas ke empat balok baja itu
saling bertabrakan. "Bum! Bum! Bum...." Keempat balok baja itu roboh semua.
Pada waktu bersamaan, Pek Yun Hui sudah melayang
turun. Menyaksikan kejadian itu, ia pun ter-. belalak sambil
menarik nafas lega, seandainya badannya terhantam balok
baja itu, tentunya akan terluka parah.
Pek Yun Hui telah kehilangan pandangan Ruangan itu
seperti musnah dari pandangannya, Begitu kakinya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
melangkah maju, tahu-tahu dirinya telah melewati rintangan
itu. "Kreeek!" Tiba-tiba dinding batu itu terbuka, Tanpa banyak
pikir lagi Pek Yun Hui langsung menerobos ke dalam.
Begitu masuk, matanya berkunang-kunang seketika, maka
cepat-cepat ia berdiri diam, lalu memperhatikan ruangan itu,
Ternyata pada dinding ruangan itu dipasang puluhan lampu
minyak, sedangkan di lantai juga dipasang lima buah obor
yang menyala terang. Menyaksikan keadaan itu, Pek Yun Hui pun tidak berani
bertindak sembarangan ia khawatir, kalau salah bertindak
dirinya pasti hangus di dalam ruangan tersebut Untuk
sementara ia cuma berusaha mencari jalan keluarnya, tidak
berani sembarangan melancarkan pukulan.
Oleh karena itu, ia tetap terkurung di dalam ruang api itu.
Beberapa hari kemudian, Co Hiong sudah tiba di Gunung
Kwat Cong San, ia menunggang kuda memasuki gunung itu,
tiba-tiba terdengar suara tawa yang amat merdu.
"Hi hi! Adik, kenapa wajahmu selalu tampak tegang?"
"Kakak Siao Tiap, bagaimana aku tidak tegang?"
Terdengar suara sahutan. "Aku ingin cepat-cepat dengannya!"
"Adik! jangan khawatir, dia sudah menjadi milikmu, siapa
akan merebutnya?" Terdengar suara tawa lagi.
"Kakak Siao Tiap! Kenapa engkau selalu menggoda-ku?"
Begitu mendengar pereakapan itu, Co Hiong merasa
girang, ia memandang ke atas, tampak dua orang gadis
sedang berjalan santai di atas batu besar ia mengenali ke dua
gadis itu, tidak lain adalah Na Siao Tiap dan Lie Ceng Loan.
"Hei!" serunya, "Nona kecil! Hati-hati, jangan main di situ!
Kalau jatuh badan kalian pasti remuk!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mendengar suara teriakan tersebut ke dua gadis itu lalu
meloncat turun ke hadapan Co Hiong.
"Eh?" Co Hiong pura-pura terkejut "Ternyata kalian
berdua!" "Engkau?" Lie Ceng Loan masih mengenalinya. "Bukankah engkau teman Kakak Bu yang jahat itu?"
"Aaaakh!" Co Hiong menepuk keningnya sendiri
"Syukurlah! Akhirnya aku bertemu kalian berdua juga!"
"Kakak Siao Tiap!" Lie Ceng Loan menarik tangan Na Siao
Tiap. "Orang itu jahat sekali Entah sudah berapa kali dia
menyebabkan Kakak Bu nyaris terbunuh, Ayo, mari kita cepat
pergi!" "Hm!" dengus Na Siao Tiap sambil menatap Co Hiong,
"Cepatlah engkau enyah dari sini!"
"Kalian..." "Aku menyuruhmu enyah!" bentak Na Siao Tiap sambil
menggerakkan tangan nya. "Plak! Plak!" Pipi Co Hiong sudah kena tampar dua kail Co
Hiong tidak merasa sakit, cuma terkejut, sebab begitu cepat
gerakan Na Siao Tiap. "Bagus! Bagus!" Lie Ceng Loan tertawa gembira sambil
bertepuk-tepuk tangan. Setelah Na Siao Tiap mundur, barulah Co Hiong
mengangkat sebelah tangannya mengusap pipinya, Be-tapa
gusarnya Co Hiong, tapi ia justru malah tersenyum-senyum.
"Baiklah! Aku akan pergi!" ujarnya lalu meloncat ke
punggung kuda, dan kuda itu pun langsung berlari pergi.
Na Siao Tiap memandang punggung Co Hiong sambil
tersenyum dingin, namun kemudian menarik nafas panjang
"Adik, beberapa hari ini hatiku terasa kacau, maka aku jadi
marah-marah." Na Siao Tiap memberitahukan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kakak Siao Tiap! Aku pun begitu, Mungkin aku terlampau
merindukan Kakak Bu. Tentunya Kakak Siao Tiap juga
merindukannya, maka hati Kakak jadi kacau," ujar Lie Ceng
Loan. Na Siao Tiap tertegun mendengar ucapan Lie Ceng Loan,
sebetulnya Lie Ceng Loan mengucapkan begitu tiada maksud
apa-apa, tapi yang mendengarnya justru merasa ada apaapanya. Pada waktu yang bersamaan tiba-tiba terdengar
suara gumaman Co Hiong. Ternyata ia kembali ke tempat itu
lagi. "Saudara Bee! Saudara Bee! Setengah mati aku mencari
mereka, tapi mereka malah mengusirku! Yaaah! Apa boleh
buat! Aku tidak bisa membantumu dalam tugas ini!"
"Hei!" bentak Lie Ceng Loan. "Engkau bilang apa?"
Co Hiong tidak meladeninya, malah melarikan kudanya ke
depan, sedangkan mata Lie Ceng Loan sudah bersimbah air.
"Kakak Siao Tiap, orang itu demi Kakak Bu ke mari cari
kita, Kakak Bu pasti menitip pesan padanya." ujar Lie Ceng
Loan. "Berhenti!" Na Siao Tiap langsung membentak.
Ketika mendengar suara bentakan itu, giranglah hati Co
Hiong dan membattn. Walau kalian berkepandaian tinggi, tapi
otak kalian berada di dengkul, Co Hiong segera menghentikan
kudanya. "Cepat ke mari!" bentak Na Siao Tiap lagi.
Co Hiong memutarkan kudanya, kemudian kuda itu pun
berjalan ke hadapan ke dua gadis itu, Sebelum kuda itu
mendekat, Lie Ceng Loan sudah melesat ke sana.
"Barusan... barusan engkau bilang apa?" tanya gadis itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Tadi Nona Na menamparku dua kali dan menyuruhku
pergi, Kini engkau memanggilku sebetulnya ada apa?" sahut
Co Hiong. "Tadi engkau bilang apa" Kakak Bu kenapa?" tanya Lie
Ceng Loan cemas. "Adik!" sela Na Siao Tiap, "Jangan terjebak, bagaimana
mungkin Kakak Kun Bu akan menitip pesan pada orang yang
begini macam?" Lie Ceng Loan tertegun, dan wajahnya mulai tidak begitu
tegang lagi, Kemudian ia menundukkan kepala seraya
bergumam. "Kakak Siao Tiap benar, orang itu jahat sekali, tak mungkin
kakak Bu akan menitip pesan padanya."
sedangkan Co Hiong terus memandang Lie Ceng Loan.
Tampaknya hatinya semakin tertarik pada gadis itu. Hm!
Dengusnya dalam hati. Gadis itu begitu mencintai Bee Kun
Bu, dan Bee Kun Bu pun amat men-cintainya. Bagus! Kalau
aku berhasil menodai gadis itu, Bee Kun Bu pasti akan mati
muntah darah! "Saudara Bee,.," gumamnya sambil menarik nafas
panjang, "Aku sudah bilang, mereka tidak akan pereaya."
Lie Ceng Loan tertegun ketika mendengar gumaman itu. ia
segera memandang Na Siao Tiap, Padahal se-sungguhnya,
Hati Na Siao Tiap pun sudah kacau.
"Apakah benar Kun Bu ada menitip pesan padamu?"
tanyanya kemudian pada Co Hiong.
Co Hiong segera mengeluarkan surat yang dibawa-nya,
lalu memandang mereka berdua seraya menyahut
"Kalau Nona Na masih tidak pereaya, silakan baca surat
ini!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mendadak Na Siao Tiap menjulurkan tangannya, seketika
juga Co Hiong merasa ada tenaga yang amat kuat menghisap
surat yang di tangannya. "Serrr!" Surat itu sudah berpindah Ke tangan Na Siao Tiap.
Bukan main terkejutnya Co Hiong, sungguh hebat
Lweekang gadis itu! Lagi pula gadis itu sulit ditipu, karena itu
harus berhati-hati. Ternyata Na Siao Tiap mengeluarkan ilmu Toa Pan4 Yok
Hian Kang. Setelah surat itu berada di tangannya, ia pun
segera membukanya. "Haah!" seru Lie Ceng Loan, "Tidak salah, itu memang
tulisan Kakak Bu!" "Kakak Kun Bu yang menulis surat ini padamu, Dia dalam
bahaya dan hanya teringat padamu seorang diri," ujar Na Siao
Tiap, wajahnya pun sudah berubah.
Nada dan mimik wajah Na Siao Tiap tidak terlepas dari
mata Co Hiong, itu membuatnya tertegun dan menyadari
bahwa gadis itu pun mencintai Bee Kun Bu. Kalau begitu, aku
harus memperalatnya juga! pikir Co Hiong sambil tertawa


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dalam hati. "Wuaaakh!" Lie Ceng Loan sudah menangis, "Kakak Siao
Tiap, Kakak Bu telah ditangkap orang, dia menghendaki kita
pergi menolongnya." "Heran?" Na Siao Tiap mengerutkan kening, "Dia bersama
Kakak Pek, siapa yang mampu melawan me reka?"
"Kakak Siao Tiap, ini memang benar tulisan Kakak Bu,"
ujar Lie Ceng Loan dengan air mata bereucuran
"Saudara Bee dan Nona Pek tertangkap di dalam istana Pit
Sia Kiong," sela Co Hiong memberitahukan
Na Siao Tiap menatapnya tajam dan dingin. Hati Co Hiong
tersentak sebab sorotan mata Na Siao Tiap yang begitu tajam
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dan dingin itu seakan menembus ke dalam hatinya, sehingga
membuat hati Co Hiong berdebar debar tegang.
"Bukankah engkau bersekongkol dengan Kim Hun
Tokouw, namun kenapa engkau bersedia membawa surat Kun
Bu ke mari?" tanya Na Siao Tiap.
"Nona Na...." Co Hiong tertawa getir "Panjang sekali kalau
dituturkan Agar tidak membuang waktu, harap Nona Lie
segera ikut aku ke sana!"
"Adik Loan!" ujar Na Siao Tiap, "Aku akan pergi
bersamamu." "Kuda cuma seekor," sahut Co Hiong cepat, "Nona Lie,
cepatlah naik ke punggung kuda!"
Lie Ceng Loan tahu jelas bahwa Co Hiong bukan orang
baik, tapi Bee Kun Bu sedang menunggu ke-datangannya,
maka gadis itu ingin segera ke sana tanpa memikirkan resiko.
Oleh karena itu, begitu Co Hiong mengatakan begitu, ia
pun langsung melesat ke atas punggung kuda, sedangkan
pada waktu itu, Co Hiong sudah berada di atas punggung
kuda itu. "Kakak Siao Tiap, ayo naik!" seru Lie Ceng Loan.
"Baik," sahut Na Siao Tiap.
Akan tetapi, pada waktu bersamaan Co Hiong menepuk
badan kuda itu sehingga kuda itu langsung berlari kencang.
Di saat itu, Na Siao Tiap melesat, tapi kuda itu telah berlari
pergi, Na Siao Tiap bersiul sambil mengerahkan ginkangnya
melesat ke depan Lie Ceng Loan segera menjulurkan
tangannya. "Kakak Siao Tiap!" serunya, "Cepat sambar tanganku!"
Na Siao Tiap langsung menjulurkan tangannya ingin
menyambar tangan Lie Ceng Loan, namun kuda itu melesat
cepat. Perlu diketahui, kuda Co Hiong itu kuda jempolan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
larinya laksana kilat, Karena itu, Na Siao Tiap menyambar
angin Menyaksikan itu, Na Siao Tiap menarik nafas dalamdalam, dan sekaligus mengerahkan ginkangnya, Tapi kuda itu
bertambah kencang larinya, maka Na Siao Tiap tetap
ketinggalan di belakang walau sudah mengerahkan
ginkangnya. "Hei!" bentak Lie Ceng Loan, "Kenapa engkau tidak mau
menunggu Kakak Siao Tiap?"
"Saudara Bee sedang menunggumu, maka aku harus
memburu waktu," sahut Co Hiong.
Lie Ceng Loan menoleh ke belakang, melihat Na Siao Tiap
tertinggal belasan depa. "Kakak Siao Tiap!" teriak Lie Ceng Loan, "Ayoh, cepat!"
Saat itii, Na Siao Tiap telah mengerahkan ginkangnya
semaksimalnya, Akan tetapi, ia tetap tertinggal belasan depa
di belakang kuda itu. "Kalau engkau tidak berhenti, lain kali jangan bertemu
denganku!" teriak Na Siao Tiap gusar
"Cepat tunggu dia!" ujar Lie Ceng Loan pada Co Hiong.
Co Hiong menoleh ke belakang, Ketika melihat Na Siao
Tiap tertinggal agak jauh, legalah, hatinya dan tertawa
panjang. "Saudara Bee sedang menunggu, kita mana boleh
membuang waktu, lagi pula dia cuma menghendaki engkau
pergi seorang diri," ujarnya dan sekaligus menepuk badan
kuda, sehingga larinya bertambah kencang.
Lie Ceng Loan adalah gadis polos, sama sekali tidak tahu
akan kelicikan Co Hiong. LagipuIa Co Hiong pandai berakting,
mengambil hati orang, merayu dan lain se bagainya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
****** Bab ke 40 - Terjebak Dalam Rencana Busuk
sementara Na Siao Tiap masih terus mengerahkan
ginkangnya untuk mengejar kuda itu. ia yakin Co Hiong berniat
tidak baik dalam hati. Biar bagaimanapun Bee Kun Bu dalam bahaya, tidak
mungkin tiada waktu sesaat bagi Co Hiong untuk
menghentikan kudanya. Apakah lantaran waktu yang sesaat itu, akan
menyebabkan diri Bee Kun Bu mengalami suatu bahaya
besar" itu pasti tidak mungkin, Oleh karena itu Na Siao Tiap
berkesimpulan bahwa Co Hiong cuma mencari alasan untuk
memisahkannya dengan Lie Ceng Loan.
Setelah berkesimpulan demikian, kegusaran Na Siao Tiap
memuncak, dan seketika teringat pula akan kata-kata ibunya,
bahwa tiada seorang pun lelaki yang baik di kolong langit ini.
Teringat akan kata-kata itu, ia langsung mengerahkan ilmu
Toa Pan Yok Hiang Kang, dan mendadak badannya melesat
bagaikan terbang. Dalam waktu sekejap, Na Siao Tiap telah berhasil
menyusul kuda itu, dan langsung menyambar ekornya.
Betapa terkejutnya Co Hiong, ia segera menoleh dan
kebetulan melihat tangan Na Siao Tiap sedang menyambar
ekor kudanya, Kalau ekor kudanya itu tersambar itu berarti
semua rencananya akan berantakan
Di saat bersamaan, Co Hiong menggerakkan lengan-nya,
Tiga buah gelang emas yang di lengannya langsung meluncur
ke arah Na Siao Tiap laksana kilat
Badan Na Siao Tiap masih melayang di udara, maka tidak
bisa berkelit maupun meloncat menghindar sedangkan ke tiga
buah gelang emas itu telah meluncur ke arahnya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mendadak Na Siao Tiap membuka mulutnya menggigit
salah satu gelang emas itu, lalu mengerahkan Lwee-kangnya
menyemburkan gelang emas yang di mulutnya ke arah gelang
emas lain yang meluncur datang itu.
Cring! Cring.... Gelang emas itu menghantam ke dua gelang emas yang
meluncur datang. Akibatnya ke tiga gelang emas itu
berjatuhan. pada saat bersamaan, Na Siao Tiap melancarkan sebuah
pukulan jarak jauh ke arah Co Hiong, sekaligus menyambar
ekor kuda itu. Sungguh terkejut Co Hiong, tapi ia masih berhasil
mengelak pukulan jarak jauh itu. Namun Na Siao Tiap telah
berhasil menyambar ekor kuda itu. Cepat-cepat Co Hiong
mencabut pedangnya, dan secepat kilat menyabet ke arah
ekor kuda itu. Srrrt! Ekor kuda itu tersabet putus.
Untung Na Siao Tiap berkepandaian tinggi, kalau tidak, ia
pasti terluka, Gadis itu cepat-cepat bangkit berdiri, tapi kuda
itu telah lari belasan depa.
"Adik Loan! Engkau harus berhati-hati, jangan
mempereayai omongannya!" ujar Na Siao Tiap dengan ilmu
penyampai suara. "Aku tahu, Kakak Siao Tiap," sahut Lie Ceng Loan yang
juga menggunakan ilmu penyampai suara.
Setelah Lie Ceng Loan menyahut demikian, kuda itu sudah
tidak kelihatan lagi, Bukan main gusarnya Na Siao Tiap,
namun tidak bisa berbuat apa-apa hanya berdiri tertegun di
tempat Tiba-tiba Na Siao Tiap teringat sesuatu, bahwa Bee Kun
Bu cuma menghendaki Lie Ceng Loan pergi seorang diri,
sama sekali tidak menyuruhnya ikut, itu membuat hati Na Siao
Tiap berduka dan air matanya pun meleleh tanpa disadarinya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lama sekali barulah ia kembali ke gua Thian Kie. Setelah
tiba di gua itu, ia mengambil piepie (Alat musik kuno Cina
mirip gitar), lalu ke luar dan kemudian duduk di atas sebuah
batu. Mulailah ia memainkan alat musik itu, Tak seberapa lama
kemudian, air matanya berderai-derai.
"lbu! Oooh, ibu!" gumamnya sambil terisak-isak. "Aku telah
mencintainya, aku... aku harus bagaimana" Ibu,
beritahukanlah padaku!"
Walau ibunya sudah meninggal, namun Na Siao Tiap
masih tetap ingat pada almarhumah, terutama kata-katanya,
"Kaum lelaki di kolong langit, tiada satu pun yang baik, Di saat
engkau jatuh cinta pada seseorang lelaki, haruslah engkau
membunuhnya." Teringat akan kata-kata itu, Na Siao Tiap mulai menangis
sedih, Gadis itu memang telah jatuh cinta pada Bee Kun Bu,
lalu haruskah ia membunuhnya sesuai amanat
almarhumahnya" Ternyata inilah yang mencekam hatinya.
sementara kuda yang ditunggangi Co Hiong dan Lie Ceng
Loan terus berlari, Walau mungkin Na Siao Tiap telah
memperingatkannya, Lie Ceng Loan tetap pereaya Bee Kun
Bu dalam bahaya, sehingga membuatnya ingin cepat-cepat
sampai di tempat Bee Kun Bu dikurung.
"Sebetulnya Kakak Bu dikurung di mana?" tanya Lie Ceng
Loan. Co Hiong diam saja. Lie Ceng Loan penasaran dan
bertanya berulang kali, tapi Co Hiong tetap diam.
"Trang!" Pedang Co Hiong jatuh ke bawah, sedangkan
badannya bergoyang-goyang.
"Eh" Kenapa engkau?" tanya Lie Ceng Loan heran.
Co Hiong tetap tidak menyahut, hanya mengeluarkan
suara rintihan. Lie Ceng Loan bertambah heran dan segera
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
memandangnya Terbelalaklah gadis itu, ternyata mulut Co
Hiong mengeluarkan darah segan
Lie Ceng Loan merasa tidak tega menyaksikan keadaan
Co Hiong. ia segera menarik tali kendali kuda, dan kuda itu
pun berhenti Lie Ceng Loan meloncat turun, kemudian menurunkan Co
Hiong dari punggung kuda sekaligus menaruhnya ke bawah.
Co Hiong masih merintih Lie Ceng Loan memandang
wajahnya namun saat ini wajah yang tampan itu tampak pucat
pias, dan keningnya mengucurkan keringat
"Engkau terluka dalam, kenapa tidak bilang dari tadi?"
tanya Lie Ceng Loan sambil mengerutkan kening.
"Kalau aku... aku bilang, akan menghambat perjalanan
kita," sahut Co Hiong dengan mata terpejam. Ke-lihatannya ia
amat menderita karena luka dalamnya itu.
Kali ini Co Hiong memang tidak berpura-pura. Siapa yang
melihatnya pasti tahu bahwa ia mengalami luka dalam yang
cukup parah. Ternyata engkau begitu baik terhadapku"
Co Hiong tidak menyahut, cuma mengge!eng-ge-lengkan
kepala sambil menghela nafas panjang, Setelah itu, tubuhnya
pun bergemetan "Kenapa engkau?" tanya Lie Ceng Loan bernada cemas.
Gadis itu memang terharu, tapi tidak disertai perasaan apa
pun terhadap Co Hiong. Karena itu, Lie Ceng Loan membungkukkan badan nya,
maksudnya ingin melihat jelas di mana luka itu.
Mata Co Hiongyang terpejam itu mendadak terbuka,
ternyata ia mencium keharuman badan Lie Ceng Loan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah membuka matanya, ia terbelalak karena melihat
Lie Ceng Loan yang cantik jelita itu berada dihadapannya.
Co Hiong tidak mengeluarkan suara apa pun, cuma
memandangnya dengan mata terbelalak Ketika mengetahui
Co Hiong memandangnya dengan cara begitu, wajah Lie
Ceng Loan berubah kemerah-merahan.
"Kenapa engkau...." Lie Ceng Loan mendorongnya,
Kebetulan tangan gadis itu tepat mengenai dada Co Hiong
yang terluka. "Aaakh...." Jerit Co Hiong kesakitan lalu pingsan.
Kenapa Co Hiong bisa terluka" Ternyata ketika ia
menyabet ekor kuda dengan pedang nya, mendadak Na Siao
Tiap juga melancarkan sebuah pukulan jarak jauh ke arah
dadanya. Dada Co Hiong terpukul, namun ia berkertak gigi bertahan,
dan tetap menyabet ekor kuda itu dengan pedangnya.
ia berhasil menyabet putus ekor kuda itu, dan Na Siao Tiap
terhempas jatuh ke bawah.
sedangkan kuda itu terus berlari, maka Co Hiong tetap
bertahan tapi akhirnya mulutnya menyemburkan darah segar
Memang sudah lama Co Hiong jatuh hati pada Lie Ceng
Loan, maka ketika gadis itu mendekatinya dan
membungkukkan badan, iapun membuka matanya lantaran
mencium keharuman badan gadis itu. otomatis ia memandang
gadis itu dengan mata terbelalak
Lie Ceng Loan tersentak karena tatapan Co Hiong
sehingga langsung mendorongnya dan tanpa sengaja justru
telah mendorong bagian dada Co Hiong yang terluka, Saking
sakitnya Co Hiong pingsan.
Gadis itu menyesal karena telah mendorongnya, Namun
tak lama kemudian, Co Hiong sudah sadar Ketika melihat Lie
Ceng Loan memandangnya dengan penuh perhatian, Co
Hiong girang bukan main, ia yakin bahwa gadis itu mulai
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menaruh perhatian padanya, Oleh karena itu wajahnya
tampak memerah saking girangnya.
sebaliknya Lie Ceng Loan malah terperanjat ia pernah
mendengar dari Ngo Kong Taysu, bahwa apabila seseorang
terluka dalam, wajahnya pucat pias tidak jadi masalah, asal
jangan berubah memerah, itu pertanda sulit ditolong lagi.
Kini ia menyaksikan wajah Co Hiong memerah, tentu
membuatnya terperanjat sekali, Gadis itu tidak tahu, kalau
wajah Co Hiong memerah lantaran saking girangnya karena
rencananya berjalan lancar
"Bagaimana rasamu?" tanya Lie Ceng Loan sambil


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memegang tangannya. Begitu Lie Ceng Loan memegang tangannya, seketika juga
pikiran Co Hiong seakan melayang ke sorga.
"Nona Lie, lukaku... lukaku sudah parah sekali," sahut Co
Hiong lemah, "Mungkin,., mungkin aku sudah tidak kuat lagi
menemanimu melanjutkan perjalanan."
"Co Hiong...." hati Lie Ceng Loan pilu, "Beritahu-kanlah,
Kakak Bu berada di mana?"
Co Hiong menarik nafas panjang, matanya memandang
Lie Ceng Loan seraya berkata.
"Nona Lie, kita harus memburu waktu, mari kita berangkat
saja!" Co Hiong memang licik. ia memang terluka, namun
berpura-pura terluka parah sekali, bahkan mengelak
pertanyaan Lie Ceng Loan.
"Engkau telah terluka sedemikian parah, bagaimana
mungkin melanjutkan perjalanan?" Lie Ceng Loan iba kasihan
padanya. "Nona Lie.-." Co Hiong menghela nafas dengan wajah
murung, "Saudara Bee telah menganggapku sebagai teman
baiknya, maka mempereayaiku membawamu ke sana, jangan
karena lukaku ini sehingga menter-lantarkan urusan
besarnya!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ucapan Co Hiong membuat Lie Ceng Loan semakin
terharu, ia memandangnya seraya berkata lembut
"Co Hiong, ternyata engkau orang baik. Dulu aku sering
mencaci maki dirimu, aku harap engkau sudi memaafkanku!"
Giranglah hati Co Hiong mendengar itu, tapi wajahnya
justru bertambah murung dan tak henti-hentinya menarik
nafas. "Nona Lie, urusan yang telah berlalu jangan diungkit
kembali! Setelah aku bertemu denganmu, terjadilah suatu
perubahan." "Lho?" Lie Ceng Loan heran, "Kenapa begitu?"
"Nona Lie!" Co Hiong menatapnya dalam-dalam, "Hatimu
amat terang dan bersih, siapa yang melihatmu, pasti akan
berubah seperti diriku."
"Oh?" Lie Ceng Loan tersenyum. "Aku tak me-nyangka,
engkau pandai berbicara."
Co Hiong tersentak Oleh karena itu tidak berani terlampau
cepat merayu nya, harus membuat gadis itu perlahan-lahan
masuk ke dalam rencananya, Co Hiong diam, kemudian mulai
merintih lagi. "Co Hiong!" Lie Ceng Loan mengerutkan kening,
"Sebetumya bagaimana keadaan lukamu?"
"Nona Lie,.,." Co Hiong menarik nafas yang panjang sekali,
"Kalau engkau sudi membantuku, aku pereaya setengah hari
lukaku pasti sembuh!"
"Aku pasti sudi membantumu," sahut Lie Ceng Loan cepat
"Sobeklah sedikit baju atasku!" ujar Co Hiong melanjutkan
"Ambillah beberapa butir obat di dalam bajuku, kemudian
hancurkan dan poleskan di dadaku!"
"Tadi aku mendorongmu tanpa sengaja, engkau sudah
pingsan. Apakah sekarang engkau tidak takut sakit lagi?"
tanya Lie Ceng Loan. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Tentu sakit!" Co Hiong menarik nafas, "Tapi ada Nona Lie
berada di sisiku, itu akan membuatku merasa baik."
"Eh?" Wajah Lie Ceng Loan kemerah-merahan. "Jangan
omong sembarangan!" Co Hiong tertawa lalu diam, sedangkan Lie Ceng Loan
mulai melaksanakan permintaan Co Hiong barusan.
"Berikan aku dua butir obat itu!" ujar Co Hiong.
"Nih!" Lie Ceng Loan segera memberikan nya.
"Aduh!" jerit Co Hiong ketika menjulurkan tangan
mengambil obat tersebut "Kenapa?" tanya Lie Ceng Loan. "Tanganmu sakit ya?"
"Ng!" Co Hiong mengangguk "Nona Lie, tolong masukkan
ke dua butir itu ke dalam mu!utku!"
Lie Ceng Loan mengerutkan kening, tapi akhirnya
melakukannya juga, dan seketika juga hati Co Hiong
berbunga-bunga. "Terimakasih!" ucapnya dan menambahkan "Seka-rang
tolong buka bajuku, hancurkan beberapa butir obat itu, lalu
gosokkan di dadaku!"
"Itu...." Lie Ceng Loan ragu melakukannya tapi ia masih
ingat harus segera berangkat menolong Bee Kun Bu, maka ia
pun melakukannya. Ketika Lie Ceng Loan mulai menggosok-gosok dada Co
Hiong dengan obat yang telah dihancurkan itu, mata Co Hiong
langsung merem melek menikmati gosokan yang amat lembut
"Nona Lie...." Mendadak Co Hiong memegang lengan
gadis itu seraya berkata, "Engkau sedemikian baik
terhadapku, pokoknya aku tidak akan lupakan!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Jangan banyak bicara!" sahut Lie Ceng Loan yang teiah
usai menggosok dadanya, "Lebih baik engkau beristirahat
sejenak!" Tiba-tiba Co Hiong menjulurkan lehernya, Lie Ceng Loan
tertegun dan di saat itu pula Co Hiong mengecup keningnya.
itu sungguh di luar dugaan Lie Ceng Loan. Gadis itu dan
Bee Kun Bu memang saling mencinta, namun mereka berdua
selalu saling menjaga, tidak pernah Bee Kun Bu mengecup
keningnya. Akan tetapi, saat ini Co Hiong berani mengecup
keningnya, itu menyebabkan nya jatuh duduk, tidak tahu harus
marah atau.... Yang jelas hatinya terus berdebar-debar seakan
meloncat ke luar. "Engkau... engkau...." Akhirnya Lie Ceng Loan menudingnya, "Apa maksudmu berbuat demikian?"
"Nona Lie...." Co Hiong tahu gadis itu pasti bertanya
begitu, maka ia sudah siap menjawabnya,"... aku sendiripun
tidak tahu kenapa berbuat begitu, hanya saja... mungkin
luapan cinta kasih."
Wajah Lie Ceng Loan bertambah merah, Gadis itu segera
memalingkan mukanya seraya menegur Co Hiong.
"Kalau engkau masih begini, aku akan marah."
Ucapan Lie Ceng Loan tersebut justru membuat Co Hiong
semakin girang, karena kalau seorang gadis bilang akan
marah, itu pasti tidak akan marah.
"Nona Lie, aku tidak berani begitu lagi, Aku mohon maaf...
aduuh!" jerit Co Hiong mendadak
"Engkau memang...." Lie Ceng Loan memandangnya
sambil melotot Sikap Lie Ceng Loan membuat Co Hiong bertambah
girang, karena yakin gadis itu mulai tertarik padanya, berarti
mulai melangkah ke dalam perangkap rencana-nya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Nona Lie, bersediakah engkau jadi temanku?" tanya Co
Hiong mendadak. "Engkau teman Kakak Bu, tentunya kita juga teman,
Kenapa engkau harus bertanya begitu?" sahut Lie Ceng Loan
sambil tersenyum. Ketika Lie Ceng Loan menyebut nama Bee Kun Bu,
timbullah rasa gusar dalam hati Co Hiong.
Akan tetapi, wajahnya justru tidak memperlihatkan
kegusaran, kemudian ia memejamkan matanya, sementara
hari sudah mulai senja, berselang beberapa saat, Co Hiong
membuka matanya dan berkata.
"Nona Lie, mari kita melanjutkan perjalanan! Tolong papah
aku ke atas punggung kuda!"
Lie Ceng Loan memang ingin segera berangkat, maka
tanpa banyak berpikir lagi langsung memapah Co Hiong ke
atas kuda. Sesungguhnya, Co Hiong sudah bisa naik sendiri ke atas
punggung kuda itu, sebab ia pernah mempelajari cara
pengobatan dengan Lweekang dari buku catatan Sam Im Sin
Ni, ditambah obat itu amat manjur, membuat luka dalamnya
agak membaik. Namun ia memang ingin menyentuh badan Lie Ceng Loan,
karena itu ia menyuruh gadis itu memapahnya ke atas
punggung kuda. Setelah Co Hiong duduk, Lie Ceng Loan segera meloncat
ke atas punggung kuda itu, di depannya Co Hiong, Co Hiong
memegang tali kendali kuda. Begitu melihat Lie Ceng Loan
sudah duduk, ia menepuk badan kuda, dan kuda itu langsung
berlari kencang. Kuda itu bernama Cui Hong Sin Kou (Kuda Sakti pengejar
Angin), dapat dibayangkan betapa cepat larinya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mereka menuju arah utara, yakni ke arah Kota Si Shia.
sepanjang jalan Lie Ceng Loan terus bertanya di mana Bee
Kun Bu, tapi Co Hiong tetap tidak menyahut
Karena kuda itu menuju ke arah Si Shia, maka Lie Ceng
Loan tidak banyak bertanya lagi, Sebab sebelum muncul Co
Hiong, Lie Ceng Loan dan Na Siao Tiap memang sudah
punya rencana mau berangkat ke Si Shia untuk mencari Bee
Kun Bu. Gadis itu girang sekali karena kuda itu dapat berlari begitu
cepat Namun kalau ia menunggang Hian Giok, mungkin akan
lebih cepat lagi, Ternyata mendadak Lie Ceng Loan teringat
pada Bangau Sakti, Tentunya ia teringat pula pada Pek Yun
Hui. Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu berangkat bersama ke Si
Shia sekian lama. Hati Lie Ceng Loan tersiksa sekali karena
terus memikirkan dan merindukan Bee Kun Bu.
seandainya Bee Kun Bu dalam bahaya, bukankah dia
bersama Pek Yun Hui" Kenapa Pek Yun Hui tidak
menolongnya" Pikir Lie Ceng Loan dan langsung bertanya
pada Co Hiong. "Eh! Aku mau tanya, di mana Kakak Pek?"
"Dia sudah tertangkap, kenapa engkau menanyakan nya
?" Co Hiong tampak tidak senang, namun Lie Ceng Loan tidak
mengetahuinya. "Bagaimana sih engkau" Kakak Pek telah menganggapku
sebagai adiknya, kenapa aku tidak boleh me-nanyakannya?"
"Hm!" dengus Co Hiong dingin, "Dia menganggapmu
sebagai adiknya" Mungkin engkau saja yang menganggapnya
sebagai kakak." "Benar," sahut Lie Ceng Loan, "Aku memang
menganggapnya sebagai kakak."
"Nona Lie...." Co Hiong menarik nafas panjang.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Engkau terlampau po!os, sama sekali tidak tahu kelicikan
orang," "Eh?" Wajah Lie Ceng Loan berubah, "Engkau
menimbulkan suatu masalah di antara aku dengan Kakak
Pek?" Co Hiong terkejut ia mengira gampang menghasut-nya,
namun ternyata tidak, Karena itu, cepat-cepat ia berkata.
"Nona Lie, engkau jangan begitu cepat menuduhku, aku
sama sekali tidak berniat menghasutmu."
"Kalau begitu, aku yang bersalah," ujar Lie Ceng Loan.
Setelah itu Lie Ceng Loan diam, Gadis itu tidak habis
berpikir, Pek Yun Hui berkepandaian tinggi, kenapa bisa
ditangkap orang" Karena tidak habis berpikir, ia bertanya
pada Co Hiong. "Kakak Pek berkepandaian amat tinggi, cara bagaimana
dia ditangkap?" Lie Ceng Loan menambahkan "Benarkah Kim
Hun Tokouw begitu lihay?"
"Nona Lie!" Co Hiong tertawa, "Pereuma aku menjawab."
"Kenapa?" tanya Lie Ceng Loan.
"Kalau aku jawab...." Co Hiong menggeleng-gelengkan
kepala, "Engkau pasti akan mengatakan aku memecah
belahkan hubungan kalian."
"Oh?" Lie Ceng Loan tertawa, "Engkau masih ingat akan
ucapanku tadi!" "Aku selalu berlaku setulus hati terhadapmu, sebaliknya
engkau menuduhku begitu, tentu aku selalu ingat," sahut Co
Hiong. "Kalau begitu, aku minta maafl" ucap Lie Ceng Loan yang
amat polos itu, "Beritahukanlah kepadaku cara bagaimana
Kakak Pek ditangkap!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aku tidak bisa memberitahukan."
"Aku sudah minta maaf, kenapa engkau masih tidak mau
memberitahukan?" Co Hiong tetap menggeleng-gelengkan kepala, itu
membuat Lie Ceng Loan penasaran dan bereuriga.
"Tadi engkau bilang berlaku tulus hati terhadapku, namun
kenapa engkau tidak mau menutur kejadian itu padaku"
Jangan-jangan engkau ingin membohongiku!"
MHa ha!" Co Hiong tertawa, "Nona Lie, aku tidak mau
memberitahukan itu demi kebaikanmu."
"Kalau engkau tidak mau memberitahukan aku tidak akan
menghiraukanmu lagi, sungguh!"
"Nona Lie, aku ingin bertanya, benarkah engkau begitu
mencintai Bee Kun Bu?" Tanya Co Hiong mendadak
"Ya," jawab Lie Ceng Loan dengan wajah agak kemerahmerahan.
"Kalau begitu, aku malah tidak mengerti akan satu hal,"
ujar Co Hiong seakan tampak bingung.
"Mengenai hal apa?" tanya Lie Ceng Loan.
Saat ini Co Hiong memang sengaja mengada-ada, untuk
menarik perhatian gadis itu, dan agar gadis itu
mempereayainya. "Hal yang tidak kumengerti yakni engkau mencintai Bee
Kun Bu, tapi justru membiarkannya bersama Pek Yun Hui
melakukan perjalanan yang begitu jauh," tanya Co Hiong. "ltu
disebabkan apa?" "Paman Na yang menyuruh mereka berangkat ber-sama,
apa sebabnya aku tidak tahu," sahut Lie Ceng Loan.
"Engkau bisa berlega hati?"
"Kenapa tidak?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Maksudku...." Co Hiong mulai menimbulkan suatu
kekeruhan untuk mengacaukan hati Lie Ceng Loan.
"Apakah engkau tidak khawatir Bee Kun Bu akan
mencintai Pek Yun Hui, atau Pek Yun Hui akan mencintai Bee
Kun Bu?" "Aku tahu itu tidak akan terjadi," sahut Lie Ceng Loan
sambil tersenyum

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

jawaban itu membuat Co Hiong tertegun lama sekali,
kenapa hasutannya yang begitu panas sama sekali tidak
membakar hati gadis itu" Kemudian ia menarik nafas panjang
seraya berkata. "Begitu mereka berdua memasuki istana Pit Sia Kiong, tak
lama mereka berdua pun ditangkap...." Co Hiong mulai
mengarang cerita bohong, "Setelah Bee Kun Bu ditangkap
dan dikurung di dalam sebuah gua, kebetulan aku melihat dia,
maka secara diam-diam aku pergi menengoknya, Nah, dia
yang menyerahkan suratnya padaku untuk disampaikan
padamu." "Kalau begitu, kita sekarang menuju ke gua itu?"
"Ya," Co Hiong mengangguk
"Di mana gua itu?"
"Di dalam sebuah lembah," sahut Co Hiong, Hatinya mulai
girang, karena Lie Ceng Loan mulai mempereayainya.
Oleh karena itu, Lie Ceng Loan berada dalam ba-haya,
sebab sudah mendekati mulut srigaia.
sementara kuda itu terus berlari kencang tak hentihentinya, dan tak lama hari sudah malam, Tiba-tiba Co Hiong
menyentak tali kendali kuda, dan seketika juga kuda itu berlari
lamban. "Sudah hampir sampai di lembah itu?" tanya Lie Ceng
Loan. "Belum," sahut Co Hiong memberitahukan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Masih jauh lembah itu?"
Tidak begitu jauh, mungkin larut malam baru bisa sampai."
"Aaakh...." Lie Ceng Loan menarik nafas, "Entah
bagaimana cemasnya hati Kakak Bu!"
"Nona Lie, sungguh beruntung Saudara Bee punya
kekasih seperti engkau!" ujar Co Hiong sambil tertawa, tapi
hatinya justru sangat panas sekali.
Lie Ceng Loan diam, hanya wajahnya yang tampak
kemerah-merahan. Gadis itu sama sekali tidak berfirasat
buruk, padahal dirinya sudah berada dalam bahaya.
Setelah larut malam, kuda itu mulai memasuki sebuah
lembah yang banyak tebing curam Memang tidak salah, istana
Pit Sia Kiong berada di dalam lembah tersebut
Akan tetapi, Co Hiong tidak menuju ke arah istana itu,
melainkan menuju ke arah yang berlawanan Sudah lama Co
Hiong tinggal di dalam istana Pit Sia Kiong, tentunya ia punya
banyak kesempatan menjelajahi Gu-nung Taysan, maka ia
tahu di dalam lembah ini terdapat sebuah gua yang sangat
bersih mirip rumah batu, Entah siapa yang pernah menghuni
gua itu. Co Hiong membawa Lie Ceng Loan ke dalam gua tersebut
Gadis itu tidak pernah ke istana Pit Sia Kiong, lagipula tidak
menduga kalau Co Hiong punya suatu rencana busuk
terhadap dirinya. Oleh karena itu, Co Hiong membawanya ke mana, ia cuma
menurut dan berharap akan segera bertemu Bee Kun Bu.
Malam ini, kebetulan bulan bersinar terang, sehingga
mempermudah kuda itu mengayunkan kakinya, Men-dadak
kuda itu melompat, ternyata melewati sebuah batu yang cukup
besar dan tinggi. "Hah?" Lie Ceng Loan terkejut dan amat kagum pada kuda
itu, "Kudamu ini hebat sekali!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau engkau suka, aku pasti menghadiahkan pada-mu,"
sahut Co Hiong sambil tertawa.
"Aku tidak mau." Lie Ceng Loan menggelengkan kepala,
"Aku pernah mendengar dari Kakak Bu, bahwa engkau ingin
menghadiahkan kuda ini pada Kakak Hui Hong. Karena itu,
janganlah engkau sembarangan menghadiahkan pada orang
lain!" Co Hiong sama sekali tidak tahu, kalau gadis itu
mengetahui hal tersebut maka seketika juga wajahnya jadi
memerah. "Hui Hong Sumoy sudah menjadi rahib wanita, dia sudah
tidak menginginkan kuda ini." Co Hiong memberitahukan
"Mungkin dikemudian hari dia mau kuda ini, engkau harus
simpan kuda ini untuk dia," ujar Lie Ceng Loan sungguhsungguh.
"Benar." Co Hiong manggut-manggut
Tak seberapa lama kemudian, kuda itu mulai memasuki
sebuah rimba, Tampak kabut tebal meneyelimuti rimba itu,
Akan tetapi, kuda itu masih terus berjalan ke depan
Berselang beberapa saat, mendadak kuda itu berhenti Lie
Ceng Loan menengok ke sana ke mari, ternyata tempat itu
dikelilingi tebing curam "Di sini?" tanya Lie Ceng Loan
"Ssst!" Co Hiong memberi isyarat, agar Lie Ceng Loan
bertambah mempereayainya, "Jangan berisik, mungkin tempat
ini telah dijaga orang berkepandaian tinggi."
Lie Ceng Loan langsung diam, tapi kemudian berpikir
Barusan ia sudah bersuara, kalau terdengar orang, bukankah
pereuma ia diam sekarang" Maka ia tertawa seraya bertanya.
"Kakak Bu berada di sini?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong memandang ke arah sebuah gua, lalu menunjuk
gua itu dan berbisik dengan serius.
"Dia dikurung di dalam gua itu."
"Oh?" Lie Ceng Loan memandang ke arah gua itu.
Mereka berdua turun dari punggung kuda. Co Hiong tidak
tampak lelah, ternyata lukanya sudah membaik.
Setelah sepasang kakinya menginjak tanah, Lie Ceng
Loan langsung menghunus pedangnya, lalu mengikuti Co
Hiong menuju gua tersebut
Sampai di depan gua, Co Hiong yang sudah tahu tiada
seorang pun di dalam gua itu, justru pura-pura bersikap hatihati, bahkan bersembunyi dulu, Lie Ceng Loan terus mengikuti
dengan waspada. Co Hiong mengayunkan tangannya ke arah gua, ternyata
ia menyambitkan dua buah senjata rahasia ke dalam gua itu.
ia melakukan itu cuma untuk menyakinkan Lie Ceng Loan,
Ketika ia baru mau mengucapkan "Eh. kok tidak ada orang di
dalam?" justru tidak terdengar suara Iun-curan serta jatuhnya
senjata rahasia itu. itu membuat Co Hiong tidak habis berpikir dan tertegun,
kenapa bisa begitu" Ketika ia baru melongok ke dalam gua, tiba-tiba terdengar
lagi suara senjata rahasia yang disambitkannya tadi.
Ser! Ser! Namun kali ini ke dua buah senjata rahasia itu malah
meluncur ke luar Co Hiong baru mau melongok ke dalam,
Namun begitu mendengar suara itu ia lalu cepat-cepat
menyingkir. Setelah Co Hiong menyingkir ke dua buah senjata rahasia
itu menghantam sebuah batu yang ada di depan gua,
sehingga mengeluarkan pereikan bunga api.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong terkejut Melihat bunga api yang terpereik dari
batu itu dapat diketahui orang yang menyambitkan senjata
rahasia itu memiliki Lweekang yang sangat tinggi, Co Hiong
juga terheran-heran, sebab setahunya, gua itu tak ada
penghuninya, namun tidak tahunya....
"Siapa di dalam gua?" bentaknya, "Kenapa tidak
memperlihatkan diri?"
"Kakak Bu! Kakak Bu!" seru Lie Ceng Loan. "Aku sudah
datang, engkau tidak usah takuti"
Padahal sesungguhnya, kepandaian Bee Kun Bu masih
jauh di atas Lie Ceng Loan, namun gadis itu berseru begitu.
Bukankah amat menggelikan" Akan tetapi, Lie Ceng Loan
sama sekali tidak menyadari hal itu, sebab ia sedang
mencemaskan keadaaan Bee Kun Bu yang amat dicintainya
itu. Suara mereka mendengung ke dalam gua, namun tidak
terdengar suara sahutan. itu sungguh mencengangkan Co Hiong, kemudian ia
memberi isyarat agar Lie Ceng Loan mendekatinya, dan gadis
itu pun menurut "Nona Lie!" bisik Co Hiong setelah Lie Ceng Loan berada
di sampingnya, "Engkau jaga di sini, aku akan menerjang ke
dalam gua!" "Engkau menerjang ke dalam dengan cara demikian,
apakah tidak akan membahayakan dirimu?" tanya Lie Ceng
Loan. "Nona Lie!" Co Hiong tertawa, "Karena engkau ingin cepatcepat bertemu saudara Bee, maka aku harus menempuh
bahaya demi dirimu."
"Oh?" Lie Ceng Loan tertegun, "Cukup baik engkau, tapi
lukamu belum sembuh benar, labih baik aku yang menerjang
ke dalam." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Begini saja," usul Co Hiong, "Kita menerjang ke dalam
bersama." "Baiklah." Lie Ceng Loan mengangguk
Co Hiong menghunus pedangnya lalu berteriak.
"Siapa di dalam?"
"Cepat lepaskan Kakak Bu!" sambung Lie Ceng Loan,
"Kalau tidak, kami akan menerjang ke dalam!"
Walau mereka berdua berteriak, namun tetap tiada
sahutan dari dalam gua. "Nona Lie, cepat buatkan sebuah obor!" bisik Co Hiong.
"Ya." Lie Ceng Loan segera membuat sebuah obor
Sedang Co Hiong memandang ke dalam gua, gelap gulita
tidak tampak apa pun. Tak lama Lie Ceng Loan sudah
membawa sebuah obor yang menyala, Co Hiong segera
mengambil obor itu, lalu bersama Lie Ceng Loan melangkah
ke dalam gua. Beberapa depa kemudian, Co Hiong merasa me-rinding, ia
pernah memasuki gua ini, namun pada waktu itu ia tidak
punya perasaan demikian Co Hiong menyesal, kenapa ia
membawa gadis itu ke mari" Di dalam gua itu terdapat orang
lain, apa alasannya nanti"
Co Hiong sangat licik dan banyak akal, tapi kali ini justru
kehabisan akal, ia melangklah ke dalam sambil mengerutkan
kening. Akan tetapi, di dalam gua itu tetap sunyi senyap, tiada
suara apa pun, Kalau tadi senjata rahasianya tidak
disambitkan ke luar, tentunya ia tidak akan menyangka ada
orang di dalam gua itu. "Kelihatannya agak tidak beres." bisik Lie Ceng Loan.
Co Hiong berhenti, kemudian tanyanya heran.
"Apa yang tidak beres?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Apa yang tidak beres?"
"Tiada suara orang di dalam gua ini, Tadi aku berteriak dan
Kakak Bu pasti dengar suaraku, Tapi.,.," Mata Lie Ceng Loan
mulai bersimbah air,"... kenapa dia tidak menyahut?"
"Entahlah!" Co Hiong menggelengkan kepala, "Lebih baik
kita berhati-hati!" "Kakak Bu...." Ketika Lie Ceng Loan ingin mengatakan
sesuatu, tiba-tiba ia melihat sosok bayangan berkelebat di
tikungan gua itu, "Ada orang!
Ketika Lie Ceng Loan berseru begitu, Co Hiong langsung
memandang ke depan, dan masih sempat melihat bayangan
itu berkelebat Co Hiong tertegun, Pada waktu bersamaan terdengarlah
suara hiruk pikuk. Ternyata dua buah batu besar meluncur ke
arah mereka dari dalam, Lie Ceng Loan cepat-cepat berkelit
"Hei!" serunya, "Hati-hati, Saudara Co!"
Co Hiong ingin berkelit, namun sudah tidak keburu lagi,
sebab luncuran batu itu sangat cepat Apa boleh buat ia
terpaksa menangkis batu itu dengan pedangnya.
Trang! Tampak bunga api berpijar.
Co Hiong memang berhasil menangkis batu itu dengan
pedangnya, namun bahu kirinya tetap tersenggol batu itu. ia
kesakitan sehingga obor di tangannya terlepas dan padam,
gua itu menjadi gelap gulita.
Sebelum obor itu padam, Lie Ceng Loan sudah meloncat
ke luar, Ketika gua itu berubah gelap, Lie Ceng Loan berseru.
"Saudara Co, engkau tidak apa-apa?"
Bahu Co Hiong masih terasa sakit ia pun tahu bahwa di
dalam gua terdapat orang yang berkepandaian tinggi, namun
orang itu musuh atau kawan tidak diketahuinya, maka
bagaimana mungkin ia berani bersuara" Lagjpula gua itu telah
berubah gelap gulita. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Disaat bersamaan, Lie Ceng Loan merasa ada suara
desiran di sampingnya, Ternyata bertambah seseorang disitu.
Lie Ceng Loan mengira bahwa orang itu Co Hiong, maka
ia segera berkata bernada girang.
Ternyata engkau tidak apa-apa! Kenapa tidak ber-suara?"
Co Hiong tereengang, kenapa Lie Ceng Loan tahu dirinya
tidak apa-apa" Ketika ia baru mau membuka mulut, terdengar
lagi gadis itu berkata. "Saudara Co, kalau engkau masih begini, aku akan
marah!" Co Hiong mendengar itu tertegun ia masih ingat akan
ucapan demikian, berarti ada orang lain berada di s isi nya.
Betapa terkejutnya Co Hiong, sebab orang itu bisa keluar
tanpa suara sedikit pun. "Nona Lie! Hati-hati, itu bukan aku!" seru Co Hiong
memperingatkan Lie Ceng Loan.
Lie Ceng Loan mengira bahwa orang yang di sisinya
adalah Co Hiong, maka setelah mendengar suara seruan itu,
ia pun tersentak kaget. "Siapa engkau?" tanyanya sambil cepat-cepat munduk
Ketika mundur, Lie Ceng Loan merasa ada angin yang
amat kuat menerjang ke arahnya, bahkan terasa amat dingin
pula. Kalau Lie Ceng Loan tidak terus-menerus melatih diri di
gua Thian Kie Cinjin bersama Na Siao Tiap, mungkin telah
terluka oleh angin pukulan itu.
Begitu merasa ada angin pukulan, Lie Ceng Loan segera
meloncat mundur selangkah, lalu memandang ke depan.
Tampak sosok bayangan hitam tinggi kurus menerjang ke
arahnya, bahkan juga melancarkan pukulan yang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menimbulkan angin dingin. Begitu cepat serangan-nya,
sehingga Lie Ceng Loan tidak sempat berkelit
"Aaaakh...." Gadis itu merasa ada hawa yang amat dingin


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menerobos ke dalam tubuhnya, dan tubuhnya pun langsung
menggigil. Lie Ceng Loan masih sempat meloncat ke samping,
namun bayangan tinggi kurus itu pun menerjang ke arahnya
lagi. Tanpa banyak berpikir, Lie Ceng Loan segera
menggerakkan tangannya mengeluarkan jurus Pat Hong Hong
Ih (Hujan Angin Delapan Penjuru).
jurus tersebut sangat lihay dan cepat, maka tampak
pedang Lie Ceng Loan berkelebatan mengarah pada
bayangan itu. Akan tetapi sungguh di luar dugaan, pedangnya tidak
menyentuh apa pun di hadapannya, sebaliknya ia malah
merasa ada angin dingin menerjang dirinya dari belakang.
Guguplah Lie Ceng Loan, justru di saat bersamaan
mendadak ia teringat akan ilmu yang diajarkan Bee Kun Bu,
yaitu ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu. Dikerahkannya ilmu itu,
dan kemudian ia pun berhasil menghindari.
Lie Ceng Loan sempat melihat bayangan itu seakan
tertegun, ia terus mengerahkan ilmu itu sambil balas
menyerang dengan jurus Chun Yun Cak Can (Awan Musim
Semi MuIai Mengembang). jurus pedang itu sungguh cepat, apalagi ditambah dengan
ilmu Ngo Heng Mte Cong Pu, maka pedang itu bergerak
laksana kilat Casss! Pedang Lie Ceng Loan berhasil menusuk
punggung orang itu. Gadis itu tidak bermaksud membunuh, maka setelah
berhasil menusuk punggung orang itu, ia pun segera
mencabut pedangnya seraya membentak "Siapa engkau?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Di saat Lie Ceng Loan membentak mendadak orang itu
menggerakkan tangannya mengarah pada pedang itu, "Eh?"
Lie Ceng Loan terperanjat "Engkau mau cari mati ya?"
Lie Ceng Loan tahu betapa tajamnya pedang itu. Kalau
orang tersebut berhasil mencengkeram pedangnya, jari
tangan orang itu pasti putus.
Orang itu sama sekali tidak menghiraukan itu, jari
tangannya telah berhasil mencengkeram pedang Lie Ceng
Loan, Lie Ceng Loan gusar sekali, Tadi ia bermaksud baik,
tapi orang itu sama sekali tidak meng-hiraukannya. Oleh
karena itu, ia segera menggetarkan pedangnya, dan sekaligus
mengeluarkan jurus Sin Liong Cip Hian (Naga Sakti Muncul
Mendadak). Akan tetapi, jurus itu tidak membuat orang tersebut
melepaskan pedang Lie Ceng Loan, bahkan kemudian
mendadak ia mengayunkan tangan kirinya melancarkan
sebuah pukulan ke arah gadis itu.
Lie Ceng Loan tertegun ia meloncat mundur sambil
menarik pedangnya, tapi pedangnya tak bergerak dari tangan
orang itu. otomatis membuat badannya tidak bisa mundur
Betapa terkejutnya Lie Ceng Loan, karena angin pukulan yang
amat dingin itu telah menghajar lengannya.
seketika juga Lie Ceng Loan merasa ada hawa dingin
menerobos ke dalam tubuhnya, sehingga membuatnya
menggigil dan pedang itu pun terlepas dari tangannya.
Kini orang itu pula yang memegang ujung pedang Lie
Ceng Loan, Kemudian mendadak ia meluruskan pedang itu ke
arah dada Lie Ceng Loan. Gerakan yang mendadak itu
membuat Lie Ceng Loan tidak bisa berkelit lagi pula saat ini ia
sedang merasa dingin sekali sekujur badannya.
Ujung gagang pedang itu berhasil menotok Khi Hu Hiat di
dada Lie Ceng Loan, dan seketika juga gadis itu merasa hawa
murninya tersumbat KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Saudara Co...." Lie Ceng Loan ingin memanggil Co Hiong,
namun tubuhnya sudah terkulai dan tak mampu mengeluarkan
suara lagi, Orang itu segera memapah Lie Ceng Loan, lalu
melesat ke depan. Walau sudah bertarung beberapa jurus dengan Lie Ceng
Loan, tapi orang itu sama sekali tidak mengeluarkan suara,
bahkan seakan tidak pernah mengeluarkan nafas-nya, mirip
arwah gentayangan Co Hiong sudah tahu Lie Ceng Loan bertempur dengan
orang itu, ia ingin turun tangan membantu, namun
dibatalkannya karena tahu orang aneh dalam gua itu
berkepandaian tinggi. Setelah Lie Ceng Loan memanggil "Saudara Co", lalu tiada
suara lagi, Co Hiong yakin gadis itu telah ditangkap orang
aneh dalam gua. itu membuatnya tertegun dan tidak tahu harus berbuat
apa. Haruskah menerjang ke dalam gua atau segera
meninggalkan gua itu" Karena orang aneh itu membawa Lie
Ceng Loan melesat ke dalam gua.
Co Hiong belum tahu siapa orang aneh dalam gua,
sehingga membuatnya ragu mengambil suatu keputusan
Akhirnya ia mengambil keputusan untuk meninggalkan gua itu,
dan tidak mau melakukan sesuatu yang membahayakan
dirinya. Tapi ia tahu Lie Ceng Loan berada di tangan orang aneh
itu, otomatis ia tidak bisa berlega hati.
Setahun yang lalu, Co Hiong sudah bertemu Lie Ceng
Loan, Pada waktu itu ia merasa dirinya seakan telah
menemukan sesuatu yang amat berharga, maka berniat untuk
memilikinya. Sifat Co Hiong selain licik, jahat dan banyak akal busuk,
juga sangat egois, Jadi di dalam hatinya sama sekali tiada
perasaan maupun cinta kasih, Yang dianggapnya cinta, tidak
lain cuma memuaskan hawa nafsu birahi belaka, Karena itu, ia
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
membawa Lie Ceng Loan ke gua itu, hanya ingin menodai
nya. Kini Lie Ceng Loan jatuh datangan orang aneh itu, Co
Hiong merasa gusar sekali Gusar bukan karena orang aneh
menangkap Lie Ceng Loan, melainkan sebab miliknya telah
direbut orang. Co Hiong terus berpikir, akhirnya ia mengambil keputusan
untuk meninggalkan gua itu kembali ke istana Pit Sia Kiong, ia
ingin bertanya pada Kim Hun Tokouw tentang orang aneh
dalam gua itu, Setelah mengambil keputusan tersebut, ia pun
berendap-endap meninggalkan gua itu.
Co Hiong sudah sampai di istana Pit Sia Kiong, Ketika
berjalan menuju kamarnya, ia melihat Souw Peng Hai,
gurunya sedang duduk menghimpun hawa murni
"Guru!" panggilnya.
Souw Peng Hai membuka matanya, Begitu melihat Co
Hiong, wajahnya tampak berseri
"Oh, Co Hiong! Engkau sudah pulang, bagaimana hasil
perjalananmu itu?" tanya Souw Peng Hai.
"Aku sudah bertemu Na Siao Tiap dan Lie Ceng Loan,"
jawab Co Hiong memberitahukan "Mereka berdua sedang
menuju ke mari." "Oh?" "Guru! Bagaimana keadaan di sini selama aku
berpergian?" "Biasa saja, Sejak engkau pergi, aku pun tidak pernah
bertemu Kim Hun Tokouw."
Souw Peng Hai sudah menyaksikan air muka Co Hiong
agak gugup, Biasanya Co Hiong menghadapi sesuatu dengan
tenang, tapi kali ini kenapa tampak gugup"
"Anak Hiong!" Souw Peng Hai menatapnya "Engkau telah
mengalami kejadian apa?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aku telah bertemu Na Siao Tiap dan Lie Ceng Loan,"
jawab Co Hiong merendahkan suaranya.
"Apakah engkau telah terluka di tangan mereka?" tanya
Souw Peng Hai dengan air muka berubah.
"Aku memang telah terluka, tapi berhasil membawa Lie
Ceng Loan ke mari, hanya...."
"Kenapa?" Souw Peng Hai tampak tegang.
"Setelah memasuki sebuah lembah di GunungTaysan ini,
Lie Ceng Loan justru ditangkap orang." Co Hiong
memberitahukan "Apa?" Souw Peng Hai terperangah, "Mungkinkah
perbuatan Kim Hun Tokouw?"
"Maka aku ingin pergi bertanya padanya."
"Kalau begitu, mari kita pergi menemuinya!"
"Baik." Mereka berdua segera meninggalkan kamar itu. Ketika
sampai di koridor, terdengarlah suara tawa cekikikan Mereka
berdua tahu, itu suara tawa para pelayan istana Pit Sia Kiong,
Mendadak terdengar pula suara teguran.
"Kalian jangan terus tertawa, beberapa hari ini Kiong Cu
tampak kesal dan sering marah-marah tidak karuan! Hatihatilah kalian!"
Suara tawa itu langsung berhenti, berselang sesaat
terdengar lagi suara pembicaraan
"Coba kalian pikir, aneh apa tidak urusan itu?"
Mendengar itu, Co Hiong segera berhenti sambil memberi
isyarat pada gurunya. Souw Peng Hai mengangguk, lalu melesat ke pojok
koridor, begitu pula Co Hiong, Ternyata mereka berdua ingin
mencuri dengar pembicaraan para pelayan itu, sesungguhnya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tindakan itu tidak pantas bagi Souw Peng Hai, namun ia
sangat licik, maka tidak mempedutikannya.
Memang cocok guru dan murid itu, sama-sama licik, jahat
dan sama-sama banyak akal busuk. Oleh karena itu, mereka
berdua dapat bekerja sama secara baik.
"Maksudmu urusan apa?"
"Biasanya Kiong Cu amat dingin dan jarang marah-marah.
Tapi kini sering marah-marah, bukankah aneh sekali?"
"Tentu karena Pek Yun Hui! Walau telah terkurung dalam
ruang api, namun dia masih selamat Mungkin karena itu,
maka majikan kita sering marah-marah!"
"Hm!" Terdengar suara dengusan "Justru bukan karena
Pek Yun Hui." "Kalau begitu karena apa?"
"ltu.,.," pelayan yang menjawab itu merendahkan
suaranya,"... karena Bee Kun Bu."
Begitu mendengar itu, Souw Peng Hai dan Co Hiong
tampak tertegun Mereka berdua saling memandang sejenak
dan terus mendengarkan dengan penuh perhatian
"Engkau jangan omong sembarangan! Kalau omongan-mu
sampai ke telinga majikan, engkau pasti celaka."
"Aku berkata sesungguhnya, penjara di istana ini telah
mengurung begitu banyak orang. Namun pernahkah kita
melihat Kiong Cu pergi menengok para tahanan" Kali ini justru
luarbiasa, satu hari entah berapa kali Kiong Cu pergi
menengok Bee Kun Bu."
"Guru!" ujar Co Hiong dengan suara rendah, "Pantas
wanita jalang itu melarang kita membunuh Bee Kun Bu,
ternyata ada maksud tertentu dibalik itu."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Betul." Souw Peng Hai mengangguk sambil tersenyum
"ltu ada baiknya."
"Kenapa?" tanya Co Hiong.
"Seandainya jatuh hati pada Bee Kun Bu, Lam Kiong Siu
pasti menyingkirkan saingannya, Kebetulan ke dua wanita
Kwat Cong San itu musuh besar kita, Nah, bukankah kita
cuma tinggal duduk menonton mereka ber-tempur?" jawab
Souw Peng Hai menjelaskan
"Tidak salah." Co Hiong manggut-mangguL
Seusai mereka berdua berbicara, tampak pula beberapa
gadis muncul di koridor itu, Segeralah Co Hiong melesat ke
luar ke hadapan sambil tersenyum-senyum
"Kakak-kakaksekalian!" ujarnya lembut "Kami ingin
bertemu Kiong Cu kalian, ada urusan penting yang harus kami
rundingkan dengannya, harap kakak-kakak sudi melapor
padanya!" "Kalau kalian berdua tiada urusan yang penting sekali,
lebih baik jangan menemui Kiong Cu!" sahut salah seorang
pelayan jawaban itu amat menggusarkan Souw Peng Hai.
Namun ketika ia baru mau melampiaskan kegusarannya,
Co Hiong sudah berkata lagi.
"Kakak, kami memang punya urusan penting, tolong
beritahukan pada Kiong Cu kalian, bahwa kami telah bertemu
Na Siao Tiap, Kiong Cu kalian pasti mau menemui kami."
"Kalau begitu... baiklah! Kami akan memberitahukan pada
Kiong Cu," ujar pelayan itu. "Kalian berdua boleh ikut kami."
Beberapa pelayan itu melangkah ke dalam, Souw Peng
Hai dan Co Hiong mengikuti mereka dari belakang.
Tak seberapa lama kemudian, mereka sudah sampai di
depan sebuah pintu, Souw Peng Hai dan Co Hiong tahu,
bahwa di balik pintu itu terdapat sebuah ruangan yang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dindingnya dilapisi kaca, itu boleh dikatakan ruang rapat,
sebab sudah beberapa kali mereka berdua memasuki ruangan
itu untuk merundingkan sesuatu dengan Kim Hun TokouwLam Kiong Siu.
Salah seorang pelayan mendekati pintu itu, lalu mengetuk
perlahan dua kali, Dari dalam langsung terdengar suara
bentakan "Kalian cepat enyah! siapapun tidak boleh masuk!" itu
adalah suara Kim Hun Tokouw.
"Kiong Cu!" Pelayan itu memberitahukan "Souw Peng Hai
dan muridnya ingin bertemu, karena ada urusan penting."
"Aku tidak ingin bertemu siapa pun lain hari saja!" sahut
Kim Hun Tokouw dari dalam ruang itu.
pelayan itu menoleh memandang Souw Peng Hai dan Co
Hiong lalu menggeleng-geleng kepala, pertanda Kiong Cu
tidak mau menemui mereka.
Souw Peng Hai tampak gusar sekali, dan mendadak
memukul lantai dengan tongkatnya.
Bummm! "Kim Hun Tokouw!" serunya lantang. "Na Siao Tiap sudah
menuju ke mari, Dia adalah salah seorang wanita Kwat Cong
San. Anak Hiong bertemu dia di tengah jalan Wanita itu
berkepandaian tinggi, maka kita harus berunding tentang itu."
"Kalau begitu, kalian berdua boleh masuk," sahut Kim Hun
Tokouw.

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Co Hiong membuka pintu itu. Tampak Kim Hun Tokouw
duduk di kursi dengan kening berkerut-kerut, sepertinya
sedang memikirkan suatu masalah. Ketika melihat Co Hiong
dan Souw Peng Hai melangkah masuk, ia masih tampak
malas-malasan, cuma manggut-manggut ke arah mereka.
"Kalian duduklah!" ucapnya setelah Souw Peng Hai dan
Co Hiong berada di hadapannya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Souw Peng Hai dan Co Hiong mengangguk, lalu duduk di
hadapan Kim Hun Tokouw. "Kapan Na Siao Tiap itu akan sampai di sini?" tanya Kim
Hun Tokouw. "Mungkin dalam satu dua hari ini," jawab Co Hiong dan
menambahkan "Walau dia sampai di Gunung Taysan ini,
belum tentu dia dapat menemukan istana Pit Sia Kiong."
"Kalau pun menemukan juga tidak apa-apa," ujar Kim Hun
Tokouw, "Bukankah Pek Yun Hui yang amat terkenal itu telah
terkurung di sini?" Ucapan Kim Hun Tokouw bernada menyindir Souw Peng
Hai yang tampak ketakutan itu membuat wajah Souw Peng
Hai langsung memerah, sedangkan Co Hiong cuma
tersenyum-senyum "Tidak salah apa yang Tokouw katakan." ujar Co Hiong.
"Tunggu dia ke mari baru kita bicarakan," sahut Kim Hun
Tokouw sambil tertawa hambar.
itu berarti Kim Hun Tokouw mengusir mereka ber-dua.
Mendengar itu Co Hiong tertawa, sekaligus memberitahukan
"Di tengah jalan, selain bertemu Na Siao Tiap, aku pun
bertemu Lie Ceng Loan...."
"Lie Ceng Loan" Siapa gadis itu?" tanya Kim Hun Tokouw.
"Dia Sumoy Bee Kun Bu," jawab Co Hiong sambil
memperhatikan air muka Kim Hun Tokouw.
"Oh!" Air muka Kim Hun Tokouw tampak berubah, "Gadis
yang amat mencintai Bee Kun Bu itu?"
"Betul." Co Hiong mengangguk "Aku telah menangkap
gadis itu, dan sekaligus membawanya ke mari."
"Cepat bawa dia ke mari, aku ingin lihat macam apa gadis
itu, kenapa Bee Kun Bu begitu mencintainya?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong tertawa dingin dalam hati, kemudian
memberitahukan "Ketika sampai di gunung Taysan ini, ia justru diculik
orang." "Apa?" Kening Kim Hun Tokouw berkerut "Siapa yang
begitu berani berbuat semaunya di gunung Taysan ini?"
"Aku justru ingin bertanya pada Tokouw, siapa orang itu?"
Co Hiong tersenyum getir "Apakah bukan orang istana Pit Sia Kiong?" tanya Kim Hun
Tokouw. "Bukan." Co Hiong memberitahukan "Tapi aku tidak
melihat jelas raut wajahnya."
"Di mana orang itu?"
"Di dalam gua."
Semula Kim Hun Tokouw tampak malas-malasan dan
duduk bersandar, namun ketika Co Hiong memberitahukan
bahwa orang itu ada di dalam gua, ia langsung duduk tegak
seraya bertanya. "Gua mana?" Begitu menyaksikan Kim Hun Tokouw yang tampak serius,
tereenganglah Co Hiong. Sebab selama ia tinggal di istana Pit
Sia Kiong, belum pernah menyaksikan Kim Hun Tokouw
begitu serius, Karena itu, Co Hiong jadi tertegun sehingga
tidak menjawabnya. "Gua yang mana?" tanya Kim Hun Tokouw lagi.
"Di dalam sebuah lembah yang banyak tebing curam, juga
terdapat kabut yang sangat tebal." Co Hiong memberitahukan
Setelah mendengar itu, wajah Kim Hun Tokouw langsung
berubah, dan mendadak ia bangkit berdiri sambil
mengibaskan tangannya, Terdengarlah suara hiruk pikuk,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sebab semua cangkir dan teko yang ada di atas meja jatuh
pecah berantakan "Ketika kalian berdua ke mari, aku pun menegaskan
janganlah kalian berkeliaran sembarangan di gunung Taysan
ini, Kenapa kalian masih ke lembah itu" Dan cara bagaimana
kalian memasuki gua itu?" bentak Kim Hun Tokouw gusar,
wajahnya pun berubah merah padam
"Omong kosong!" sahut Souw Peng Hai. "Kenapa kami
tidak boleh jalan-jalan di gunung Taysan ini" kalaupun terjadi
sesuatu, itu tanggung jawab kami berdua!"
"He he!" Kim Hun Tokouw tertawa dingin "Tang-gung
jawab kalian berdua" Kalau kalian memang bertanggung
jawab, kenapa harus bersembunyi di istana Pit Sia Kiongku
ini?" "Dasar perempuan jalang!" bentak Souw Peng Hai.
"Engkau berani memandang rendah diriku?"
Memang sudah lama Souw Peng Hai menyimpan
kekesalan di dalam hati, namun saat ini justru meledak,
bahkan langsung menyerang Kim Hun Tokouw dengan
toyanya, ia mengeluarkan jurus Huan Thian To Hai
(Membalikkan Langit Menggali Laut).
"Hei!" bentak Kim Hun Tokouw, "Souw tua, engkau ingin
cari mampus ya?" Kim Hun Tokouw menggerakkan lengannya, dan seketika
juga melayang sehelai selendang melilit ujung toya Souw
Peng Hai. Yang paling kalut adalah Co Hiong. Begitu melihat ke dua
orang itu bertempur, ia cepat-cepat menyingkir seraya
berteriak-teriak. "Kim Hun Tokouw, Guru! Urusan berada di depan mata,
kenapa kalian berdua malah bertempur?"
Kim Hun Tokouw dan Souw Peng Hai sama sekali tidak
mendengarkan suara teriakan Co Hiong, dan masih terus
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
bertarung, Beberapa jurus kemudian, selendang Kim Hun
Tokouw berhasil melilit ujung toya Souw Peng Hai. Terjadilah
adu tarik-menarik yang disertai Lwee-kang.
Souw Peng Hai mengerahkan tenaga keras, sedangkan
Kim Hun Tokouw mengerahkan tenaga lunak.
"Hiyaaaat!" teriak Souw Peng Hai.
"Eiiit!" teriak Kim Hun Tokouw.
Mereka mengerahkan Lweekang masing-masing, sehingga
lilitan selendang di ujung toya itu terlepas, dan menyebabkan
Souw Peng Hai dan Kim Hun Tokouw mundur beberapa
langkah. Melihat mereka berdua telah terpisah beberapa langkah,
Co Hiong segera maju dan berdiri di tengah-tengah mereka.
"Kim Hun Tokouw, adat guruku memang begitu, mohon
Kim Hun Tokouw sudi memaafkannya!" ucap Co Hiong sambil
memberi isyarat pada gurunya agar segera pergi
meninggalkan tempat itu. "He he!" Souw Peng Hai tertawa dingin, "Anak Hiong, mari
kita pergi!" "Mau pergi?" ujar Kim Hun Tokouw dingin, "Tidak begitu
gampang!" "Engkau boleh coba!" tantang Souw Peng Hai.
Co Hiong melihat mereka berdua mau bertempur lagi,
kacaulah hatinya, ia memang membenci Kim Hun Tokouw,
namun ia pun tahu akan keadaan, Kalau saat ini terjadi lagi
pertempuran, itu berarti mencari penyakit.
"Guru!" ujarnya dengan suara dalam, "Sudahlah, jangan
ribut lagi! Kalau guru dan Kim Hun Tokouw bermusuhan, pihak
lainlah yang akan beruntung."
"Co Hiong, engkau telah menimbulkan bencana! Kenapa
masih mau meleraikan pertempuran ini?" ujar Kim Hun
Tokouw dingin. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Apa?" tertegun Co Hiong, "Aku telah menimbulkan
bencana?" "Hmm!" dengus Kim Hun Tokouw dingin, "Nanti engkau
akan mengetahuinya, bahkan aku pun terbawa-bawa pula!"
Co Hiong mengerutkan kening, ia tahu yang Kim Hun
Tokouw maksudkan adalah orang aneh dalam gua itu.
"Apakah berkaitan dengan gua itu" Tapi aku justru telah
membuat suatu jasa untukmu," sahut Co Hiong.
"Jasa?" Kim Hun Tokouw melotot "Engkau telah
menimbulkan bencana, kok masih bilang membuat suatu
jasa?" Co Hiong tertawa panjang, lalu menjawabnya.
"Aku menculik Lie Ceng Loan ke mari, namun akhirnya
jatuh ke tangan orang aneh dalam gua, Nah, Kim Hun
Tokouw, cobalah berpikir! Aku telah menimbulkan bencana
atau telah berbuat suatu jasa?"
Kim Hun Tokouw tampak tertegun, ia melangkah mundur
kemudian duduk di kursinya, Kelihatannya ia terus berpikir
"Benar, Apa yang engkau katakan memang masuk akal,"
ujarnya sambil tertawa. "Ha ha!" Co Hiong juga tertawa, "Kim Hun Tokouw,
bagaimana mungkin aku akan menimbulkan suatu bencana
untukmu?" "Sekarang kalian boleh pergi, kalau ada urusan pen-ting,
aku pasti memanggil kalian," ujar Kim Hun Tokouw sambil
mengibaskan tangannya, agar mereka berdua segera
meninggalkan ruang itu. Co Hiong memandang gurunya sambil memberi isyarat lalu
ujarnya dengan suara rendah.
"Guru, mari kita pergi!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Apakah kita masih bisa tinggal di istana Pit Sia Kiong ini?"
sahut Souw Peng Hai dengan suara keras.
"Guru!" Co Hiong tertawa, "lni cuma salah penger-tian,
kenapa harus disimpan dalam hati" Kini Kim Hun Tokouw
sudah paham, pasti berlaku baik pada kita, Tentunya guru
juga mengerti kan?" "Hm!" dengus Souw Peng Hai, lalu meninggalkan ruang itu
bersama Co Hiong, Setelah berada di luar, Souw Peng Hai
berbisik "Anak Hiong, ucapanmu tadi mengandung arti apa
sehingga dapat meredakan kegusaran wanita jalang itu?"
"Guru!" Co Hiong tertawa, "Wanita jalang itu menaruh
minat pada Bee Kun Bu, sedangkan aku secara tidak
langsung telah membantunya menghabiskan Lie Ceng Loan,
itu sangat menyenangkan hatinya."
"Oooh!" Souw Peng Hai manggut-manggut, "Oh ya,
sebetulnya siapa orang aneh di dalam gua itu?"
"Aku justru tidak tahu sama sekali, Guru, Bagaimana kalau
kita pergi menyelidikinya?" usul Co Hiong.
"Anak Hiong, rasanya tidak baik kita menimbulkan masalah
lain lagi," sahut Souw Peng Hai tidak setuju.
"Guru! Kita sudah ribut dengan Kim Hun Tokouw, kalau
ingin melawannya, kita harus ke gua itu."
"Maksudmu orang aneh di dalam gua itu akan membantu
kita melawan Kim Hun Tokouw?"
"Benar." "Kalau begitu, kita harus ke gua itu?"
"Lebih cepat lebih baik, Kita berangkat sekarang saja."
"Ngmm!" Souw Peng Hai manggut-manggut "Baik-tah.
Mari kita ke sana sekarang agar tidak membuang waktu!"
Bagian ke empat puluh dua Menyelidiki Gua
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Souw Peng Hai dan Co Hiong meninggalkan istana Pit Sia
Kiong, menuju gua di lembah kabut
Lima enam mil kemudian, Souw Peng Hai dan Co Hiong
tampak mengerutkan kening, ternyata mendadak mereka
mendengar suara orang di belakang mereka.
"Ayoh cepat! Kiong Cu sudah pesan, kita harus segera
sampai di sana! Kenapa kalian berjalan begitu lamban?"
Suara gadis. Souw Peng Hai dan Co Hiong tertegun, Mereka segera
menoleh ke belakang, tampak empat gadis berbaju hijau
menggotong sebuah keranjang besar Tampak pula seorang
wanita berjalan di belakang mereka, wanita itu mirip Cap
Kouw. "Kita bersembunyi du!u!" bisik Souw Peng Hai.
Mereka berdua langsung melesat ke belakang sebuah
pohon. sedangkan ke empat gadis dan wanita itu berjalan
tergesa-gesa, sama sekali tidak tahu ada dua orang
bersembunyi di belakang pohon.
Setelah mereka berjalan belasan depa, barulah Souw
Peng Hai dan Co Hiong muncul
"Guru, mari kita ikuti mereka!" ajak Co Hiong.
"Ng!" Souw Peng Hai mengangguk
Mereka berdua lalu menguntit gadis-gadis itu dengan ilmu
peringan tubuh, agar tidak menimbulkan suara, Tak seberapa
lama kemudian, wajah Co Hiong tampak terheran-heran.
"Guru, kelihatannya mereka menuju gua itu," bisik Co
Hiong. "Kelihatannya memang begitu." Souw Peng Hai
mengangguk Mereka berbicara dengan suara rendah, namun Cap Kouw
itu tampak seakan mendengar suara mereka, dan langsung
berhenti KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Souw Peng Hai dan Co Hiong tentunya tidak takut
terhadap Cap Kouw itu, apa lagi dalam keadaan begini Namun
mereka berdua ingin tahu apa yang akan dilakukan orangorang istana Pit Sia Kiong itu, maka tidak mau menimbulkan
urusan. Ketika Cap Kouw berhenti Souw Peng Hai dan Co Hiong
cepat-cepat melesat ke belakang pohon untuk bersembunyi
"Siapa kalian?" bentak Cap Kouw.
Co Hiong meleletkan lidahnya ia tidak menyangka wanita
itu begitu lihay pendengarannya.
Seusai membentak, Cap Kouw maju beberapa depa
sambil menengok ke sana ke mari Karena tidak melihat apaapa ia lalu bergumam
"Eh" Apakah aku salah dengar?"
Cap Kouw mengerutkan kening, berselang sesaat barulah
melangkah pergi dengan wajah penuh keheranan
Setelah Cap Kouw pergi jauh, Souw Peng Hai dan Co
Hiong keluar, lalu menguntit mereka lagi Kali ini mereka
berdua lebih berhati-hati, agar Cap Kouw tidak mendengar
suara langkah mereka.

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tak seberapa lama kemudian, mereka sudah sampai di
tempat yang penuh kabut tebal Gadis-gadis itu dan Cap Kouw
terus berjalan menerobos kabut tebal itu, sedangkan Souw
Peng Hai dan Co Hiong terus menguntit mereka.
Cap Kouw dan ke empat gadis itu berhenti di samping gua.
Air muka mereka tampak tegang sekali Begitu Cap Kouw
memberi isyarat, ke empat gadis segera menaruh keranjang
yang mereka pikul itu ke bawah, lalu mundur belasan depa.
"Lo Sian Ong (Dewa Tua), kami membawa makanan ke
mari!" seru Cap Kouw, "Kali ini kami membawa makanan
istimewa, harap Lo Sian Ong sudi menerima-nya!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Seusai Cap Kouw berseru begitu, terdengarlah suara
"Bum! Bum! Bum!" tiga kali di dalam gua.
Ketika mendengar suara itu, air muka Cap Kouw tampak
berubah, dan tanpa sadar ia mundur beberapa langkah.
Souw Peng hai dan Co Hiong tahu bahwa kepandaian Cap
Kouw melebihi kepandaian Kim Hun Tokouw, Namun saat ini
Cap Kouw tampak agak ketakutan, itu membuat Souw Peng
Hai dan Co Hiong terheran-heran.
"Guru, Cap Kouw memanggil Lo Sian Ong pada orang
aneh di dalam gua, apakah guru tahu siapa Lo Sian Ong itu?"
tanya Co Hiong dengan suara rendah.
"Guru tidak tahu," sahut Souw Peng Hai sambil
menggelengkan kepala. Co Hiong masih ingat Ketika ia terluka di dekat Kuil Toa
Ciok Sie. Dirinya justru terhisap oleh tenaga orang aneh di
dalam gua, namun kemudian memperoleh ilmu silat Sam Im
Sin Ni dari buku catatan peninggalan Sam Im Sin Ni tersebut
Siapa orang aneh di dalam gua itu, tiada seorang pun yang
tahu, maka ketika gurunya bilang tidak kenal siapa Lo Sian
Ong itu, Co Hiong pun tidak merasa heran lagi.
"Lo Sian Ong!" Terdengar suara seruan Cap Kouw, "Kiong
Cu kami tahu engkau sangat gusar, maka ia berjanji akan
menangkap bocah itu untuk dibawa ke mari, agar Lo Sian Ong
menghisap darahnya! Kini Kiong Cu masih membiarkannya
hidup, namun beberapa hari...."
Mendengar sampai di situ, Co Hiong terkejut bukan main,
ia tahu bocah yang dimaksudkan Cap Kouw itu adalah dirinya,
Tentunya Cap Kouw tidak bicara main-main.
Sungguh licik Kim Hun Tokouw itu, kelicikannya melebihi
Co Hiong! pikir pemuda itu dan bersyukur telah mendengar
ucapan Cap Kouw. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Yang paling mengejutkan Co Hiong, yakni orang aneh
dalam gua punya kebiasaan menghisap darah orang, Apakah
orang aneh dalam gua itu iblis penghisap darah"
Tiba-tiba hatinya tersentak Lie Ceng Loan telah jatuh ke
tangan orang aneh itu, mungkinkah darah gadis itu telah
dihisap oleh orang aneh tersebut" Berpikir sampai di situ, Co
Hiong pun merinding. "Anak Hiong!" bisik Souw Peng Hai mendadak "Orang
aneh yang ada di dalam gua itu, pasti mengidap semacam
racun yang bersifat dingin, Racun itu belum punah dari
tubuhnya, maka ia harus menghisap darah orang untuk
menghangatkan badannya, Tapi mungkin juga dia sedang
melatih semacam ilmu, karena itu, dia membutuhkan darah
segar." "Guru! Kalau begitu Lie Ceng Loan...."
"Lie Ceng Loan telah jatuh di tangannya, tentunya sulit
hidup lagi," sahut Souw Peng Hai.
Co Hiong diam saja, ia tidak berani memperlihatkan reaksi
apa pun di hadapan gurunya.
sementara Cap Kouw mengibaskan tangannya, ke empat
gadis itu segera mendekati keranjang itu, kemudian membuka
tutupnya. seketika juga tampak dua ekor ular yang amat besar
merayap ke Iuar. Mendadak dua gadis berbaju hijau
mencengkeram kepala ke dua ekor ular itu, Kedua ekor ular
itu meronta, sehingga ke dua gadis itu harus mengerahkan
tenaganya untuk memegang ular-ular tersebut
Akan tetapi, ke dua gadis itu tampak kewalahan Ternyata
ke dua ekor ular tersebut memiliki tenaga besar Dua gadis
berbaju hijau lain langsung maju, maksud mereka ingin
membantu. Namun ketika mereka baru mendekati, salah seekor ular
itu telah mengibaskan ekornya menghantam bahu salah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
seorang gadis tersebut Gadis itu tidak sempat berkelit,
bahunya terhajar oleh ekor ular itu sehingga badannya
terpental beberapa depa. Buuuk! Gadis itu jatuh duduk.
Gadis yang satu lagi ingin mundur, tapi Cap Kouw sudah
membentak sambil melesat ke arah keranjang.
"Jangan mundur!" Cap Kouw menjulurkan tangannya
menangkap ekor ular itu. Mereka membawa ular itu ke depan gua, lalu dilemparkan
ke dalam, Begitu pula ular yang satu lagi, juga dilemparkan ke
dalam gua tersebut Setelah itu, mereka mundur sambil
menarik nafas lega. Sesss! Sessss! Terdengar suara seperti orang menghisap
sesuatu. Berselang beberapa saat kemudian, tampak
melayang ke luar sesuatu dari dalam gua.
Souw Peng Hai dan Co Hiong yang bersembunyi di
belakang pohon segera menegaskan, ternyata ular besar yang
dilempar ke dalam tadi. Kini ular besar itu tampak lemah sekali, nafas nya pun
sudah empas-empis seakan sudah hampir mati. Di leher ular
itu terdapat bekas gigitan, berarti orang aneh di dalam gua
telah menggigit leher ular itu untuk menghisap darah nya.
Souw Peng Hai dan Co Hiong terkejut sekali menyaksikan
itu, sebab tenaga ular itu amat besar, namun orang aneh di
dalam gua mampu menggigit lehernya, sekaligus menghisap
darahnya pula, itu membuktikan bahwa orang aneh di dalam
gua memiliki kepandaian yang amat tinggi.
Co Hiong memandang gurunya sambil tertawa, ia
menunjuk Cap Kouw lalu menggerakkan tangannya memberi
kode pada gurunya. "Memang begitu." Souw Peng Hai manggut-manggut
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tak lama kemudian, ular itu mati. Cap Kouw dan beberapa
gadis itu segera meninggalkan tempat tersebut
Sebelum Cap Kouw menerobos ke luar kabut tebal itu,
mendadak ia merasa ada tenaga yang amat dahsyat
menerjang ke arahnya, ia ingin berkelit tapi sudah tidak
keburu. Ternyata Souw Peng Hai menyerangnya dengan ilmu Kan
Goan Cih, dan seketika juga Cap Kouw merasa dadanya sakit
sekali, Matanya pun berkunang-kunang dengan badan
sempoyongan dan akhirnya terkulai
Kejadiannya begitu cepat, sehingga beberapa gadis itu
terheran-heran tidak tahu apa yang telah terjadi Pada saat
bersamaan, Souw Peng Hai meloncat ke luar dari balik batu,
dan langsung menyerang gadis-gadis itu dengan jurus Liong
Bun Sam Cok (Pintu Naga Buka Tiga Kali).
Gadis-gadis itu memang berkepandaian cukup tinggi,
namun tetap tidak mampu melawan Souw Peng Hai. jurus itu
telah menotok jalan darah gadis-gadis itu, sehingga mereka
tidak bisa bergerak sama sekali.
Co Hiong memunculkan diri, lalu membawa salah satu
gadis itu ke depan gua. "Lo Sian Ong, kami pun membawa makanan yang lebih
lezat dari pada makanan tadi!" serunya.
Usai berseru, Co Hiong lalu membuka jalan darah gadis
itu, Gadis itu memandang Co Hiong seraya berkata.
"Co Hiong, engkau masih ingat padaku?"
Co Hiong menundukkan kepala memandang gadis itu, Co
Hiong tertegun, karena gadis itu pernah membantunya
menyuruh Bee Kun Bu menulis sepucuk surat untuk Lie Ceng
Loan. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Oooh!" Co Hiong tertawa manis, "Ternyata engkau! Tentu
aku masih ingat, kalau tidak, bagaimana mungkin aku akan
mengantarmu ke dalam gua duluan?"
"Engkau binatang!" Caci gadis itu dan menyumpah "Aku
mati pasti jadi arwah penasaran untuk menuntut balas
padamu!" "Oh, ya?" Co Hiong tersenyum lebih manis lagi, bahkan
tangannya menowel pipi gadis itu, kemudian mendadak
melempar gadis itu ke dalam gua. "Lo Sian Ong, nikmatilah
perlahan-Iahan! Masih ada tiga lagi!"
Betapa kejam dan sadisnya hati Co Hiong. ia me nunggu
orang aneh di dalam gua melempar keluar mayat gadis itu,
setelah itu ia pun akan melempar gadis lain ke dalam gua
tersebut sementara Souw Peng Hai juga tersenyum-senyum. Guru
dan murid itu memang sama berhati kejam serta sadis,
Kemudian Souw Peng Hai memandang Cap Kouw yang masih
tergeletak di tanah, Wanita itu telah terluka parah, dan sudah
pasrah menunggu mati. Souw Peng Hai tahu bahwa Cap Kouw sudah tidak mampu
kabur, maka tidak begitu mem pe rhat ikan nya, malah
melesat ke sisi Co Hiong.
"Anak Hiong, bagaimana keadaan?" tanyanya berbisik
"Orang aneh dalam gua memang penghisap darah, maka
kalau kita melempar ke dalam beberapa anak gadis, tentunya
dia akan terkesan baik pada kita," sahut Co Hiong sambil
tersenyum. "Menurut pandangan guru, orang aneh itu bisa begitu
cepat menghisap darah ular itu, pertanda tidak mengidap
semacam racun, melainkan sedang melatih semacam ilmu,"
ujar Souw Peng Hai dan menambahkan "Kalau dia bersedia
membantu kita, sudah pasti sangat menguntungkan kita."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong tertawa gembira, Akan tetapi, di dalam gua
masih tidak terdengar suara apa pun.
itu membuat Souw Peng Hai dan Co Hiong terheran heran,
sebab tadi ular yang dilemparkan Cap Kouw, begitu cepat
dilempar keluar lagi, Namun kenapa kali ini begitu lama"
Di saat mereka termangu, mendadak terdengar suara yang
amat keras di dalam gua, menyusul melayang ke luar sebuah
batu yang amat besar mengarah pada mereka berdua, Co
Hiong langsung berkelit Buuuk! Batu itu jatuh di hadapan mereka.
Souw Peng Hai dan Co Hiong saling memandang, Mereka
berdua sama sekali tidak tahu apa maksudnya.
Setelah itu, mereka memandang ke arah batu tersebut
Ternyata di batu itu terukir beberapa huruf.
Mereka berdua segera melesat ke arah batu itu, lalu
membaca huruf-huruf tersebut "Masih mau", begitu bunyi huruf
yang terukir pada batu itu.
Souw Peng Hai tampak terkejut Yang mengejutkannya
bukan huruf-huruf itu, melainkan ukirannya yang cuma
menggunakan jari tangan, Souw Peng Hai memiliki ilmu Kan
Goan Cih yang amat luar biasa, tapi ilmu jari telunjuknya
orang aneh di dalam gua itu juga amat luar biasa, melebihi
ilmu Kan Goan Cih tersebut
"Guru!" Wajah Co Hiong tampak berseri "Dia masih mau!"
"Lemparkan saja gadis-gadis itu ke dalam!" sahut Souw
Peng Hai. Co Hiong segera membawa gadis lain yang tertotok, lalu
dilemparkannya ke dalam gua itu. Tak seberapa lama,
terdengarlah suara di dalam gua.
"Diantara kalian, siapa yang bernama Bee Kun Bu?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Souw Peng Hai dan Co Hiong tampak tertegun, bahkan
merasa heran, karena orang aneh dalam gua mengetahui
nama tersebut "Aku!" sahut Co Hiong setelah berpikir sejenak
"Anak Hiong!" Souw Peng Hai terperanjat "Kenapa engkau
mengaku Bee Kun Bu?"
"Saat ini aku tidak bisa mengemukakan alasan apapun,
tapi menurut aku, pasti ada sebab musababnya orang aneh itu
bertanya begitu," sahut Co Hiong.
" Engkau boleh masuk, aku tidak akan membunuh-mu,"
ujar orang aneh di dalam gua.
Co Hiong tertegun ia tidak tahu harus masuk ke dalam
atau tidak" Souw Peng Hai tahu akan keraguan muridnya,
maka segera berbisik "Anak Hiong, jangan menempuh bahaya!" Co Hiong justru
malah tersenyum, kelihatannya ia telah mengambil suatu
keputusan "Guru, tanpa memasuki gua macan, bagaimana mungkin
mendapat anaknya?" sahut Co Hiong serius, "Kalau aku mati
di dalam gua, harap Guru baik-baik menjaga diri, dan berhatihati terhadap Kim Hun Tokouw!"
"Anak Hiong...." Souw Peng Hai terharu mendengar
ucapan muridnya itu. "Guru sudah tua, suatu hari nanti pasti
mati, Engkau masih muda, kelak harus memimpin partai Thian
Liong, oleh karena itu, engkau harus berhati-hati!" "Ya, Guru."
Co Hiong mengangguk, namun tertawa dingin dalam hati.
seandainya partai Thian Liong bisa bangun lagi, ia pun akan
mencari jalan untuk membunuh Souw Peng Hai, agar dirinya
bisa jadi pemimpin "Anak Hiong, ingat ya! Engkau harus berhati-hati!" pesan
Souw Peng Hai lagi, ia sama sekali tidak tahu apa yang
direncanakan muridnya itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong mengangguk lagi, lalu melangkah me masuki
gua itu seraya berseru. "Lo Sian Ong, aku Bee Kun Bu masuk ke dalam!"
sedangkan Souw Peng Hai menunggu di luar dengan hati
kebat-kebit, Rasanya ingin sekali menerjang ke dalam gua
untuk melindungi murid kesayangannya itu.
Namun ia tetap bersabar Walau sudah cukup lama Co
Hiong masuk ke dalam gua, tapi tidak mengeluarkan suara
sedikitpun "Haaaah...?" Tiba-tiba ada suara anak gadis di belakang
Souw Peng Hai, "Cepat pergi lapor pada Kiong Cu, bahwa di
sini telah terjadi sesuatu!"
Tampak dua gadis melesat pergi, Souw Peng Hai tahu


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bahwa ke dua gadis itu diutus Kim Hun Tokouw ke tempat
tersebut, maka bagaimana mungkin ia membiarkan mereka
meninggalkan tempat itu"
Souw Peng Hai membentak keras, kemudian mendadak
mengayunkan toyanya, seketika juga toyanya meluncur cepat
ke arah ke dua gadis itu.
Kedua gadis itu sudah mendengar suara desiran toya
tersebut, maka cepat-cepat mereka berkelit
Akan tetapi, salah satu gadis itu terlambat, toya itu
meluncur ke punggungnya. Cesss! Toya itu menancap di punggung gadis tersebut,
bahkan tembus ke dadanya.
HAaaakh...." jerit gadis itu lalu terkulai, dan nyawanya pun
melayang seketika. sedangkan gadis yang satu lagi sudah berhasil menerobos
ke dalam kabut tebal. pada waktu bersamaan, Souw Peng Hai
pun melesat ke tempat itu laksana kilat cepatnya, dan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sekaligus menyambar toyanya yang menancap di badan gadis
itu. Souw Peng Hai yakin bahwa gadis yang satu itu belum
kabur jauh, maka segeralah ia memutarkan toyanya dengan
jurus Heng Sau Cian Kun (Menyapu Ribuafn Prajurit).
Toya Souw Peng Hai mengeluarkan suara menderu-deru,
membuyarkan kabut tebal itu. Kalau gadis itu berada dalam
jarak beberapa depa, pasti sudah tersambar angin pukulan
toya itu. Akan tetapi, Souw Peng Hai tidak mendengar suara apa
pun. ia penasaran sekali, dan langsung menerjang ke depan,
Walau sudah melewati kabut tebal itu, tapi matanya tidak
melihat siapa pun berada di situ.
Souw Peng Hai tertegun, sesungguhnya ia tidak takut
pada Kim Hun Tokouw, namun kalau Kim Hun Tokouw tahu
bahwa itu adalah perbuatan mereka guru dan murid, tentunya
Kim Hun Tokouw tidak akan menyudahi urusan itu begitu saja.
Apabila ia berhasil membunuh para gadis yang diluluskan
itu, paling juga Kim Hun Tokouw cuma bereuriga, sebaliknya
kalau gadis yang satu itu berhasil kabur dan melapor pada
Kim Hun Tokouw, tentunya urusan akan jadi lain.
seandainya satu lawan satu, Souw Peng Hai sama sekali
tidak akan merasa gentar sedikit pun. Akan tetapi, di dalam
istana Pit Sia Kiong masih terdapat banyak gadis lain yang
berkepandaian tinggi. seandainya mereka mengeroyok Souw
Peng Hai pasti kewalahan Karena tidak melihat gadis yang kabur itu, Souw Peng Hai
tampak gusar sekali, ia menghimpun Lweekangnya, lalu
memukul ke sana ke mari agar gadis itu muncul dari tempat
persembunyian nya. Gadis yang kabur itu memang cerdik, setelah tahu
temannya mati tertembus toya Souw Peng Hai, ia yakin Souw
Peng Hai pasti mengejarnya, Karena itu, ia tidak lari ke depan,
melainkan memutarkan badannya bersembunyi di belakang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sebuah batu besar, sedangkan Souw Peng Hai mengiranya
kabur ke depan, maka terus mengejar ke depan.
sementara Souw Peng Hai masih terus memukul ke sana
ke mari, tapi tidak memperoleh hasil apa pun. Sebab tetap
tidak tampak, gadis yang dicari nya. Tiba-tiba ia teringat akan
murid kesayangannya yang memasuki gua, ia harus segera
kembali ke sana, Ketika ia baru memutarkan badannya,
terdengarlah suara bentakan yang amat dingin.
"Souw tua, sungguh bagus perbuatanmu!" Ternyata suara
Kim Hun Tokouw. Souw Peng Hai terkejut ia tidak menyangka Kim Hun
Tokouw akan muncul di situ, pertarungan pasti tidak dapat
dielakkan lagi, maka Souw Peng Hai langsung menyerang ke
belakang dengan jurus Sing Goat Kiauw Hui (Bintang Dan
Bulan Memancarkan Cahaya).
Toyanya mengarah pada Kim Hun Tokouw, tapi mendadak
jurus itu telah berubah dengan jurus Thian Peng Te Liak
(Langit Runtuh Bumi Terbelah).
Tampak toya Souw Peng Hai berkelebatan ke arah Kim
Hun Tokouw, Bukan main cepat dan dahsyatnya serangan itu.
Kim Hun Tokouw sama sekali tidak menyangka Souw
Peng Hai akan menyerangnya begitu mendadak, namun ia
masih sempat meloncat ke belakang, Delapan gadis yang
berdiri di belakang Kim Hun Tokouw, kelihatannya sudah tahu
Kim Hun Tokouw akan meloncat ke belakang, maka mereka
pun meloncat ke belakang dengan serentak
Bukan main gusarnya Souw Peng Hai, sebab barusan ia
telah menyerang Kim Hun Tokouw dengan Lweekang
sepenuhnya, namun wanita itu masih mampu menghindar
dengan cara meloncat ke belakang.
Sebelum kaki Kim Hun Tokouw menginjak tanah, Souw
Peng Hai menggerakkan toyanya, menyerang lagi dengan
jurus Cang Hong Kin Thian (Pelangi Melintang Di Ujung
Langit), lalu menyusul lagi dengan jurus Liong Cuah Phun Cu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
(Naga Menyembur Mutiara), Kedua jurus itu jauh lebih lihay
dan dahsyat dari pada jurus-jurus tadi, Bahkan tangan kiri
Souw Peng Hai pun sudah siap melancarkan serangan
dengan ilmu Kan Goan Cih.
Mendadak Souw Peng Hai membentak keras, lalu
mengangkat tangan kirinya, ternyata ia telah menyerang
dengan ilmu tersebut sementara Kim Hun Tokouw pun sudah menggerakkan
selendangnya menangkis toya itu. Ketika Souw Peng Hai
membentak keras, Kim Hun Tokouw tertawa dingin sambil
menyentakkan selendangnya.
sedangkan Souw Peng Hai telah melancarkan ilmu Kan
Goan Cih, Kim Hun Tokouw terkejut dan cepat-cepat meloncat
mundur Akan tetapi, angin pukulan Kan Goan Cih itu lebih cepat
lagi menerjang ke arahnya, Meskipun kedahsyatan pukulan
Kan Goan Cih itu sudah agak berkurang, namun dada Kim
Hun Tokouw tidak terluput dari pukulan tersebut
Wanita itu segera menghimpun Lweekangnya untuk
melindungi dadanya, namun tetap terpental sehingga nyaris
roboh. Kim Hun Tokouw adalah majikan istana Pit Sia Kiong yang
selama ini sama sekali tidak pernah di pecundang orang.
Namun kali ini justru dipecundang oleh Souw Peng Hai. Dapat
dibayangkan, betapa gusarnya wanita itu.
Setelah berhasil dengan ilmu Kan Goan Cih itu, Souw
Peng Hai tertawa gelak, sedangkan Kim Hun Tokouw tertawa
dingin sambil mengerahkan Lweekangnya. justru di saat
bersamaan, Souw Peng Hai menyerang lagi dengan jurus
Siang Liong Cioh Cu (Sepasang Naga Merebut Mutiara),
tangan kirinya pun melancarkan ilmu Kan Goan Cih.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sebetulnya ilmu tersebut sangat menguras tenaga, Maka
kalau tidak perlu sekali ia tidak akan mengeluarkan ilmu itu.
Namun kali ini yang dihadapinya adalah Kim Hun Tokouw,
ia mengeluarkan ilmu tersebut untuk melukai Kim Hun
Tokouw, lalu memaksanya memberitahukan semua rahasia
yang berkaitan dengan istana Pit Sia Kiong. Ternyata Souw
Peng Hai ingin menguasai istana itu.
Saat ini, Kim Hun Tokouw memang telah terluka oleh
pukulan Kan Goan Cih. Untung ia memiliki Lwee-kang yang
amat dalam, kalau tidak, mungkin ia sudah tak dapat
bertahan. Ketika melihat Souw Peng Hai menyerangnya dengan ilmu
itu lagi, Kim Hun Tokouw bersiul, seketika juga delapan gadis
yang berdiri di belakangnya maju serentak.
Souw Peng Hai tertawa aneh, lalu membagi angin pukulan
itu ke arah delapan gadis tersebut Terdengarlah suara jeritan,
ternyata gadis-gadis itu telah terkena angin pukulan tersebut
Kesempatan itu tidak disia-siakan Souw Peng Hai. ia
segera maju sambil mengayunkan toyanya, maksudnya ingin
menghabiskan mereka, kemudian baru membunuh Kim Hun
Tokouw. Akan tetapi, tiba-tiba delapan gadis itu mengeluarkan
suatu benda yang bergemerlapan mirip pipa tembaga.
Souw Peng Hai terkejut ia cepat-cepat memutarkan
toyanya untuk melindungi dirinya.
"Phuh! Phuh...."
Tampak semacam kabut warna keemas-emasan
tersembur ke luar dari pipa tembaga itu, mengarah pada Souw
Peng Hai. sementara Souw Peng Hai terus memutar-mutarkan
toyanya untuk melindungi dirinya, sekaligus membuyarkan
asap itu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Akan tetapi, asap itu sama sekali tidak buyar, sebaliknya
malah terus meliuk-liuk mengarah pada dirinya.
Menyaksikan itu, terkejutlah Souw Peng Hai. Sudah sekian
lama ia tinggal di istana Pit Sia Kiong, namun selama itu tidak
pernah melihat Kim Hun Tokouw menggunakan asap beracun
itu. Seuw Peng Hai segera meloncat mundur, tapi mendadak
Kim Hun Tokouw menggerakkan selendangnya yang
membuat asap tersebut langsung mengurungnya.
Apa boleh buat, Souw Peng Hai terpaksa memutarmutarkan toyanya lagi, namun ia masih sempat mendengar
suara tawa yang amat dingin. Ternyata Kim Hun Tokouw juga
menggerakkan selendangnya, sehingga asap itu terus
mengurung Souw Peng Hai. "Souw tua!" ujar Kim Hun Tokouw dingin, "Engkau akan
terkubur di sini!" "Hm!" dengus Souw Peng Hai. "Siapa yang akan terkubur
di sini, itu masih belum tahu."
"Engkau telah menyedot racun Cui Meng Kim Hun (Racun
Bubuk Emas pengejar Nyawa)! Dalam waktu dua jam,
tubuhmu pasti mencair!"
Souw Peng Hai terkejut, tapi masih tidak begitu pereaya
akan kelihayan racun bubuk emas itu.
"Engkau tidak usah khawatir!" Kim Hun Tokouw tertawa
terkekeh, "Walau engkau terkubur di sini, setiap tahun aku
pasti kemari menyembayangimu!"
Mendengar itu, Souw Peng Hai langsung menutup
pernafasannya, Akan tetapi, itu justru membuat dadanya
terasa sakit sekali, bahkan amat panas pula seperti terbakar
"Pokoknya aku tidak pereaya racun itu begitu lihay!" ujar
Souw Peng Hai. Kemudian ia mengeluarkan sebilah pisau,
lalu membabat lengan kirinya sampai putus, Kenapa Souw
Peng Hai melakukan itu" Tidak lain agar racun itu mengalir ke
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
luar bersama darahnya, "Ha ha, apakah kini aku masih akan
mati?" Kim Hun Tokouw tertegun, ia tidak menyangka Souw Peng
Hai akan memunahkan racun itu dengan cara demikian
"Souw tua!" sahutnya kemudian sambil tertawa dingin "Biar
bagaimanapun, hari ini engkau pasti mati!"
"Belum tentu!" seru Souw Peng Hai lalu mendadak
menyerang Kim Hun Tokouw dengan pisaunya, ia
mengeluarkan jurus Can Liong Jip Hai (Naga Masuk Ke-dalam
Laut). Kim Hun Tokouw tidak berani meremehkan serangan itu,
dan cepat-cepat menangkis dengan selendangnya, Terjadi
lagi pertarungan yang amat seru, namun tak seberapa lama
kemudian, Souw Peng Hai merasa matanya mulai gelap, ia
mengeluh dalam hati, tidak menyangka dirinya akan menemui
ajal di Gunung Taysan ini.
Di saat Souw Peng Hai sedang menunggu mati, mendadak
terdengar bunyi lonceng di tempat yang amat jauh, Begitu
mendengar suara lonceng itu, Kim Hun Tokouw pun langsung
melesat pergi tanpa menghiraukan Souw Peng Hai lagi.
Souw Peng Hai menarik nafas lega, Sungguh di luar
dugaan, nyawanya telah diselamatkan oleh suara lonceng itu,
ia tahu bahwa telah terjadi sesuatu di istana Pit Sia Kiong,
Kalau tidak, bagaimana mungkin Kim Hun Tokouw langsung
melesat pergi meninggalkannya"
Memang harus diakui, bahwa Souw Peng Hai sangat tegar
dan keras hati, Walau lengan kirinya telah putus dan banyak
mengucurkan darah, namun ia masih kuat bertahan.
Keadaannya sudah begini, tapi ia masih teringat akan
murid kesayangannya yang memasuki gua. Cepat-cepat-lah ia
kembali karena menguatirkan keselamatan Co Hiong.
Setelah mendekati gua itu, ia melihat Co Hiong menerobos
ke luar dari dalam gua, legalah hati Souw Peng Hai.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Anak Hiong!" panggilnya girang.
Co Hiong berhenti, dan begitu menyaksikan keadaan
gurunya, ia tertegun. "Guru.,, kok jadi begini?"
Souw Peng Hai menarik nafas panjang, kemudian
tersenyum getir sambil menggeleng-gelengkan kepala.
"Guru telah bertarung dengan Kim Hun Tokouw, Karena
menyedot racun bubuk emas, maka guru terpaksa menebas
putus lengan kiri, itu agar racun bisa ke luar."
"Haah?" Co Hiong terperanjat "Kalau begitu, kini kita sudah
tiada tempat untuk berteduh lagi."
"Anak Hiong...." Souw Peng Hai menarik nafas, "Masih
luas di kolong langit, tentunya ada tempat untuk kita
berteduh." "Guru telah terluka hingga sedemikian macam, kenapa
Kim Hun Tokouw mau melepaskan Guru?" tanya Co Hiong
heran. "Dia memang sudah mau turun tangan membunuh guru,
namun mendadak lonceng di istana Pit Sia Kiong berbunyi,
maka dia segera kembali ke sana." Souw Peng Hai
memberitahukan. "Mungkinkah.... Na Siao Tiap sudah datang?" Co Hiong
tampak tersentak "Hm!" dengus Souw Peng Hai dingin, "Biar dia musnahkan
istana itu!" Co Hiong mengerutkan kening, kelihatannya ia sedang
memikirkan sesuatu, sedangkan Souw Peng Hai menarik
nafas dalam-dalam, lalu duduk dan menghimpun hawa
murninya, Tak lama ia sudah tampak agak bersemangat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Anak Hiong! sebetulnya siapa orang aneh di dalam gua
itu?" tanyanya sambil memandang muridnya itu.
"Panjang kalau dituturkan," sahut Co Hiong.
"Apa yang engkau alami di dalam gua, tuturkanlah pada
guru!" ujar Souw Peng Hai.
Co Hiong mengangguk, lalu mulai menutur.
Co Hiong mengaku dirinya Bee Kun Bu, melangkah ke
dalam gua dengan hati kebat-kebit dan merasa takut sekali.
Akan tetapi, ia tetap memberanikan diri untuk terus
melangkah ke dalam, Setelah melangkah masuk beberapa
depa, ia berhenti seraya berkata.
"Cianpwee, aku sudah memasuki gua ini!"
Tiba-tiba berkelebat sosok bayangan ke hadapannya,
Bayangan itu tinggi kurus dan begitu cepat tanpa
mengeluarkan sedikit suara pun, bagaikan arwah penasaran
Co Hiong terkejut Ketika ia baru mau membuka mulut,
mendadak merasa bahunya sakit sekali, ternyata bahunya
telah dicengkeram orang. "Cianpwee...." Baru mengucapkan kata tersebut, badannya telah
terangkat dan melayang, Betapa terkejutnya Co Hiong, sebab
ia sama sekali tidak mampu melawan atau mengerahkan
Lweekangnya. Tak lama ia sudah sampai di ruang batu yang suasananya
remang-remang. Di ruang batu itu terdapat meja dan tempat
duduk yang dibikin dari batu pula, Bahkan tampak sebuah
lampu minyak menyala remang-remang di atas meja batu itu.
Tiba-tiba Co Hiong terbelalak, ternyata matanya melihat
dua orang berdiri di situ, yakni dua anak gadis yang
dilemparkannya tadi Kedua gadis itu masih hidup, Sungguh di
luar dugaan karena orang aneh di dalam gua tidak menghisap
darah mereka. Hanya saja mereka berdua berdiri seperti
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
patung, Begitu melihat Co Hiong, salah satu gadis itu
langsung memperlihatkan wajah sinis.
Co Hiong menoleh melihat orang aneh itu, bukan main
kagetnya setelah melihat orang aneh tersebut.
Rambut orang aneh itu putih dan panjang hampir
menyentuh tanah, Separuh wajahnya tertutup oleh rambutnya
yang panjang itu, cuma tampak sepasang matanya yang
menyorot tajam. "Cianpwee menyuruhku masuk ada urusan apa?" tanya Co
Hiong. Orang aneh itu menatap Co Hiong, tapi tidak ber-suara,
Tatapan yang begitu tajam membuat sekujur badan Co Hiong
langsung merinding, Orang aneh itu mendorong sebuah pintu
batu. Setelah pintu batu itu terbuka, terdengarlah suara
rintihan anak gadis. "Kakak Bu! Kakak Bu, engkau di mana?"
Co Hiong mengenali suara itu, tidak lain adalah suara Lie
Ceng Loan. Semula ia mengira gadis itu telah mati di tangan
orang aneh, tapi ternyata tidak, itu membuatnya tertegun dan
tidak habis berpikir Orang aneh memandang ke dalam ruang itu, kemudian
menarik nafas panjang, lalu membalikkan badannya sambil
menggerakkan tangannya memanggil Co Hiong, Sungguh
menyeramkan, sebab kuku jari tangan orang aneh itu panjangpanjang semua.
Co Hiong menarik nafas dalam-dalam menenangkan hati,
lalu menghampiri orang aneh dan tampak terheran-heran pula,
Karena merasa dingin sekali ketika mendekati orang aneh itu,
maka Co Hiong teringat akan kata-kata Souw Peng Hai,
bahwa orang aneh itu melatih semacam ilmu yang
mengandung hawa dingin. Co Hiong memasuki ruang batu itu, ia melihat Lie Ceng
Loan duduk di atas sebuah batu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hati Co Hiong langsung tersentak saking terpesona akan
kecantikan Lie Ceng Loan, bahkan terpukau pula, Kalau di
dalam gua itu tidak ada orang aneh, mungkin gadis itu telah
menjadi miliknya. "Nona Lie! Nona Lie!" panggil Co Hiong sambil
mendekatinya. Wajah Lie Ceng Loan berseri dan tersenyum manis,
sehingga sepasang matanya berbinar-binar indah.
"Kakak Bu, engkau sudah selamat?"
"Ceng Loan!" Co Hiong menggenggam tangannya seraya
bertanya lembut, "Kenapa engkau?"
"Kaka Bu, hatiku merasa lega karena engkau sela mat,"
ujar Lie Ceng Loan sambil menarik nafas dalam-dalam.
"Cianpwee!" Co Hiong berpaling memandang orang aneh
itu, "Nona Lie kenapa" Apakah dia terluka?"
Orang aneh itu cuma menarik nafas, ia tidak menyahut dan
bahkan membalikkan badannya.
Co Hiong diam, ia tidak berani banyak bertanya, khawatir
akan menimbulkan kegusaran orang aneh itu.
ia memandang Lie Ceng Loan dengan penuh perhatian
ternyata di kening gadis itu terdapat luka bekas goresan, itu
membuatnya terkejut dan tertegun.
Bagian ke empat puluh tiga Menutur kejadian Masa Lalu
sementara Lie Ceng Loan terus memandang ke depan,
Mulutnya terus bergumam dengan suara rendah.
"Kakak Bu, Co Hiong bilang engkau ditangkap di istana Pit
Sia Kiong, Aku... aku cemas sekali, Kakak Bu. Setelah engkau
meninggalkan Gunung Kwat Cong San, tahukah engkau, aku
sangat merindukanmu!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hati Co Hiong terasa panas sekali begitu mendengar
gumaman Lie Ceng Loan. Sebab gumaman itu merupakan
curahan hati gadis itu kepada Bee Kun Bu.
"Kakak Bu!" Lie Ceng Loan tersenyum. "Akhirnya engkau
kembali di sisiku." Usai berkata, gadis itu menggenggam tangan Co Hiong
erat-erat, sehingga membuat pikiran Co Hiong menerawang.
Co Hiong tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan
langsung mencium pipi Lie Ceng Loan, Gadis itu tersenyum
manis, namun mendadak terbelalak
"Siapa engkau" Siapa engkau" Engkau bukan Kakak Bu!
Aku mau Kakak Bu!" teriaknya.
Co Hiong terkejut sedangkan orang aneh itu men-dengus,
Mendadak Co Hiong merasa bahunya sakit sekali, ternyata
orang aneh itu telah mencengkeramnya
"Engkau siapa?" bentak orang aneh itu.
"Aku,., aku...." Co Hiong tergagap.
"Ayoh jawab!" bentak orang aneh itu lagi. "Engkau siapa?"
"Cianpwee, harap... harap dengar dulu!" Co Hiong bersikap
setenang mungkin, padahal ia amat ketakutan Dasar Co
Hiong berhati licik. Seketika timbul pula suatu akal dalam
benaknya, "Dengarkan dulu penjelasanku...."
"Hmm!" dengus orang aneh itu dingin, lalu mengeraskan
cengkeramannya. "Aduuuh! Aduuuuh!" jerit Co Hiong kesakitan
"Co Hiong!" bentak Lie Ceng Loan "Di mana Kakak Bu" Di
mana dia?" "Cianpwee, aku... aku mengaku diriku Bee Kun Bu, itu
demi kebaikan Nona Lie," ujar Co Hiong sambil menahan
sakit. "Engkau siapa?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aku... aku teman baik Nona Lie." Co Hiong menjawab
demikian, karena melihat sikap orang aneh itu menyayangi Lie
Ceng Loan "Di mana Bee Kun Bu?"
"Bee Kun Bu ditangkap Kim Hun Tokouw, lalu dikurung di
dalam istana Pit Sia Kiong." Co Hiong memberitahukan
Orang aneh itu tampak tertegun, lalu memandang Lie
Ceng Loan yang kebetulan juga sedang memandang-nya.
Maka tersiratlah rasa ketakutan di wajah gadis itu.
"Nona Lie.,.," Orang aneh itu menarik nafas panjang,
"Jangan begitu takut padaku!"
"Engkau cepat pergi! jangan mendekatiku, aku takuti" seru
Lie Ceng Loan "Engkau bukan manusia! Bagaimana mungkin
manusia menghisap darah manusia"/"
"Nona Lie...." Orang aneh itu menarik nafas panjang lagi,
"Sudah puluhan tahun aku melatih ilmu Kiu Tok Im Han Kang
(llmu Hawa Dingin Sembilan Racun), Sudah amat dalam ilmu
yang kulatih itu, maka di dalam tubuhku penuh mengandung
hawa dingin Ketika engkau memasuki gua, kebetulan hawa
dingin di dalam tubuhku sedang bergejolak, Karena tiada lain
obatnya kecuali darah hangat, sehingga secara tidak langsung
aku telah melakukan suatu kesalahan terhadapmu."
"Phui! Siapa pereaya omonganmu" Ayoh, cepat enyah dari
sini!" hardik Lie Ceng Loan
"Nona Lie, aku cuma menghisap sebagian darahmu, tapi
tadi aku telah menggantinya dengan darah ular, Walau
engkau akan mengalami rasa panas yang luar biasa, namun
justru sangat bermanfaat bagi tubuhmu." Orang aneh itu
memberitahukan "Omong kosong! Aku tidak pereaya omonganmu, lebih
baik engkau cepat enyah dari sini!" bentak Lie Ceng Loan.
Orang aneh itu menggeleng-gelengkan kepala, kemudian
berjalan mondar-mandir di ruang batu itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Semula Co Hiong amat mengkhawatirkan Lie Ceng Loan
yang membentak-bentak orang aneh itu. Namun ketika
melihat orang aneh itu cuma menarik nafas panjang dan
menggeleng-gelengkan kepala, hatinya merasa lega.
Akan tetapi, Co Hiong merasa heran, kenapa orang aneh
itu cuma menghisap sebagian darah Lie Ceng Loan" Dan
kenapa kemudian menolongnya lagi dengan darah ular" Co
Hiong betul-betul tidak habis berpikir
"Nona Lie, kini engkau telah sadar, Maka aku ingin
menanyakan seseorang padamu," ujar orang aneh itu.
"Apakah engkau sudi memberitahukan?"
"Engkau mau menanyakan siapa?" tanya Lie Ceng Loan.
"Dua puluh tahun lampau, di daerah Kang Lam muncul
seorang pendekar bermarga Lie," jawab orang aneh itu
melanjutkan "Julukannya adalah Gin Kiam Kim Pian (Pedang
Perak Cambuk Emas)...."
Mendengar itu, Lie Ceng Loan langsung duduk tegak,
sepasang matanya terbelalak dan mulutnya ternganga lebar.
"Engkau menanyakan Gin Kiam Kim Pian?" Lie Ceng Loan
menatapnya. "Tidak salah." Orang aneh itu mengangguk "Aku memang
ingin menanyakan Gin Kiam Kim Pian-Lie Kwi Cee!"
"Gin Kiam Kim Pian-Lie Kwi Cee.,." gumam Lie Ceng Loan
dengan wajah menyiratkan keterkejutan "Kenapa engkau
menanyakan orang itu?"
"Aaakh...." Orang aneh itu menarik nafas panjang, "Aku
berhutang budi padanya, hingga kini masih tiada kesempatan
untuk membalasnya, maka aku menanyakan nya."
"Dia... dia...." Air mata Lie Ceng Loan mulai bereucuran "...
dia sudah mati." Mendengar jawaban Lie Ceng Loan, orang aneh itu
tampak terkejut, lalu menyingkapkan ke atas rambutnya yang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menutupi wajahnya itu. Ternyata wajah orang aneh itu masih
tampak tampan. Namun yang menyeramkan wajahnya, adalah
codet di keningnya, Siapa yang menyaksikan bekas luka itu,
pasti terkesan takut Lie Ceng Loan terbelalak, kenapa wajah yang cukup
tampan itu terdapat bekas luka" Di saat gadis itu sedang
berpikir, orang aneh itu meraba-raba codet di keningnya.
Ternyata dia sudah mati, tidak tahu mati di tangan siapa?"
gumam orang aneh itu. "Dia mati di tangan Kiok Goan Hoat, Aku.,, aku telah
membalas dendamnya itu." Lie Ceng Loan memberitahukan
"Kalau begitu, engkau putrinya?" Orang aneh itu
menatapnya dalam-dalam. "Ya." Lie Ceng Loan mengangguk "Lie Kwi Cee adalah
ayahku, tapi.,, bagaimana raut wajahnya, aku tidak begitu
jelas, sebab ketika dia mati, aku masih kecil."
"Lie Kwi Cee adalah pendekar besar yang gagah dan
tampan Tangan kanannya pedang perak dan tangan kirinya
cambuk emas, Walau usianya masih muda, kepandaiannya
sangat tinggi Kiok Goan Hoat itu apa" Sama sekali bukan
lawannya, Aaakh...." Orang aneh itu menarik nafas sambil
mengusap-usap codet di keningnya dan melanjutkan, "Nona
Lie, bekas luka di keningku ini adalah pemberian ayahmu."
Sete!ah orang aneh itu mengatakan begitu, terkejut-lah Lie
Ceng Loan dan Co Hiong. Semula Co Hiong mengira orang aneh itu teman baik ayah
Lie Ceng Loan, karena itu ia bergirang dalam hati, sedangkan
Lie Ceng Loan telah terkesan baik padanya, maka ia yakin
orang aneh itu pasti membantunya menundukkan Kim Hun
Tokouw. Tapi setelah mendengar orang aneh itu mengatakan
begitu, merindinglah sekujur badannya, sebab ayah Lie Ceng
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Loan telah mati, tentunya orang aneh itu akan menuntut balas
terhadap gadis tersebut "Cianpwee!" seru Co Hiong, "Nona Lie tidak tahu apa-apa,
Cianpwee tidak boleh...."
Co Hiong belum menyelesaikan ucapannya, orang aneh itu
telah mengibaskan tangannya ke arah Co Hiong,
menimbulkan hawa yang amat dingin menerjang ke arah-nya.
Ketika Co Hiong baru ingin melawan hawa dingin itu telah
menerjang dirinya, sehingga membuatnya ter-mundur dan
menggigil kedinginan ia sama sekali tidak mampu
mengerahkan Lweekangnya, akhirnya jatuh duduk.
"Hati-hati Nona Lie!" Co Hiong memperingatkannya.
Terimakasih, Saudara Co!" sahut Lie Ceng Loan sambil
tersenyum getir. "Walau dia musuh almarhum ayahku, aku
tidak takut!" Setelah menjatuhkan Co Hiong, orang aneh itu justru tidak
turun tangan terhadap Lie Ceng Loan, bahkan kemudian
malah bergumam. "Kening kananku tergores pedang peraknya dan kening
kiriku tersabet cambuk emasnya, Aaakh! Sungguh hebat
kepandaian pendekar Lie. Dia sudah mati, tentunya
kepandaiannya yang sangat hebat itu tidak diwariskan pada


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

siapa pun. Sungguh sayang sekali!"
Orang aneh itu menarik nafas panjang, sedangkan Lie
Ceng Loan dan Co Hiong cuma mendengarkan dengan penuh
perhatian "Kepandaiannya lebih tinggi dariku.,." lanjut orang aneh itu.
"Walau aku sudah terluka, tapi masih sempat membalasnya
dengan sebuah pukulan, setelah itu barulah aku kabur Aku
tidak tahu dia terpukul atau tidak, tapi dia justru mati di tangan
Ciok Goan Hoat, Kalau begitu berarti dia telah terpukul oleh
pukulanku yang mengandung hawa dingin, sehingga
memunahkan separuh ke-pandaiannya, Ha ha ha,.,!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ternyata kematian ayahku disebabkan pukulanmu itu!" ujar
Lie Ceng Loan. "Mungkin begitu," sahut orang aneh itu. Lie Ceng Loan
membentak nyaring, tangannya menekan batu yang
didudukinya, sehingga badannya melayang turun.
Gadis itu masuk ke gua bersama Co Hiong, Setelah obor
padam, ia merasa sekujur badannya tidak bisa bergerak, dan
tiba-tiba lehernya terasa sakit sekali ia lalu menoleh dan
melihat orang aneh itu sedang menghisap darahnya melalui
gigitan di lehernya. Betapa takutnya Lie Ceng Loan, namun tidak punya
tenaga untuk meronta, akhirnya ia pun pingsan.
Entah berapa lama kemudian, barulah ia siuman dan
merasa sekujur badannya panas sekali, sepertinya dirinya
sedang dibakar, itu membuatnya mengoceh tidak karuan.
Di saat Co Hiong memasuki gua itu, Lie Ceng Loan baru
mulai sadar Kini tangannya menekan batu itu, justru
membuatnya terkejut dan tertegun
Ternyata tadi ia menekan batu itu, maksudnya cuma ingin
turun, Namun malah membuat tubuhnya melambung ke atas,
sehingga nyaris membentur langit-langit gua itu. Setelah itu,
barulah melayang turun. Lie Ceng Loan tahu jelas, ginkangnya masih belum begitu
tinggi, tapi kenapa mendadak ia memiliki ginkang yang begitu
tinggi" Gadis itu tidak habis berpikir Namun tidak punya waktu
untuk memikirkan itu, sebab ia sudah membentak
"Ayahku mati karena pukulanmu! Terimalah pukulanku!"
Lie Ceng Loan menyerang orang aneh itu dengan jurus Yun
Liong Phun Uh (Naga Menyemburkan Kabut).
Co Hiong terkejut sekali ketika melihat Lie Ceng Loan
menyerang orang aneh itu, sedangkan dirinya masih bukan
tandingannya, apalagi gadis itu"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Nona Lie, cepat berhenti!" serunya cepat "Ada masalah
apa pun, bicarakan dengan baik-baik saja!"
Akan tetapi sudah terlambat, Lie Ceng Loan telah
melancarkan pukulannya. Plaaak! Bahu orang aneh itu terpukul
Badan orang aneh itu tampak bergoyang-goyang,
kemudian jatuh duduk. Kejadian itu, sungguh di luar dugaan Lie Ceng Loan sendiri
maupun Co Hiong, Mereka berdua tahu, orang aneh itu sama
sekali tidak menangkis, bahkan juga tidak mengerahkan
Lweekangnya, maka ia terpukul sampai jatuh duduk.
"Eh?" Lie Ceng Loan bingung. "Kenapa engkau tidak
membalas?" Orang aneh itu bangkit berdiri perlahan-lahan, kemudian
tersenyum seraya berkata.
"Nona Lie, jangan kata membalas, kalau aku mengerahkan
Kiu Tok Im Han Kang, saat ini engkau pasti sudah terluka."
"Kalau begitu, kenapa engkau tidak mau mengerahkan
Lweekang itu untuk melukai diriku?" tanya Lie Ceng Loan
sambil mengerutkan kening.
"Engkau harus dengar penuturan ku sampai habis," sahut
orang aneh itu lalu melanjutkan penuturannya. "Pada waktu
itu, aku kabur dengan wajah berlumuran darah, tentunya aku
amat mendendam pada Lie Kwi Cee. Akan tetapi, setibanya di
rumah, aku justru sangat berterima kasih padanya."
"Lho?" Lie Ceng Loan heran, "Kenapa begitu?"
"Setibaku di rumah, barulah aku tahu dia telah menolong
seluruh keluargaku Aku punya seorang musuh besar, yaitu
Ngo Tok Siu (Manusia Lima Racun) Mo Lun...." Ketika orang
aneh itu menutur sampai di sini, Co Hiong dan Lie Ceng Loan
pun berteriak kaget "Haaah...?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Nona Lie, engkau kenal Ngo Tok Siu-Mo Lun?" tanya
orang aneh itu. "Ya." Lie Ceng Loan mengangguk "Dia terpukul oleh Kakak
Siao Tiap sehingga menjadi gila, kini entah di mana dia?"
"Oh?" Orang aneh itu tampak kurang pereaya. "Nona Lie,
Mo Lun berkepandaian sangat tinggi, mungkin... engkau salah
dengar" "Aku menyaksikannya dengan mata kepala sendiri,
bagaimana mungkin salah?" sahut Lie Ceng Loan. "Dia
bergabung dengan partai Thian Liong, di Toan Hun Ya, lalu
terpukul oleh kakak Siao Tiap!"
"Nona Siao Tiap itu siapa?"
"Kepandaian Kakak Siao Tiap amat tinggi," ujar Lie Ceng
Loan sambil tersenyum. "Tiada seorang pun yang mampu
melawannya." "Oh?" Orang aneh itu menarik nafas panjang, "Sudah dua
puluh tahun aku tidak pernah keluar dari gua ini, maka agak
asing terhadap kaum Bu Lim."
"Selama itu Cianpwee tidak pernah meninggalkan tempat
ini?" tanya Co Hiong mendadak
Co Hiong pernah datang di gua tersebut Pada waktu itu, ia
sama sekali tidak melihat seorang pun di dalam gua ini, maka
ia berani membawa Lie Ceng Loan ke dalam gua tersebut
Karena orang aneh itu mengatakan, tidak pernah
meninggalkan gua, otomatis membuat Co Hiong tereengang
dan mengajukan pertanyaan itu.
Ketika Co Hiong bertanya begitu, air muka orang aneh itu
mendadak berubah, kelihatannya seperti rahasianya
terbongkar Setelah itu, ia menatap Co Hiong dengan sorotan tajam
dan dingin, lalu membentak keras.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Memang begitu!"
"Ya. Ya, aku... aku cuma sekedar bertanya saja." ujar Co
Hiong cepat dengan perasaan takut
"Ngo Tok Siu-Mo Lun datang di rumahku selagi aku tidak
berada di rumah, Ternyata dia ingin membunuh anak isteriku
yang tidak mengerti ilmu silat Kebetulan pendekar Lie lewat
Padahal pada waktu itu pendekar Lie dengan aku sudah
bermusuhan Namun dia justru menolong anak isteriku
Aaaakh! Setelah itu, aku bertemu dengannya, Kalau dia
mengungkat tentang itu, bagaimana mungkin aku akan
bertempur dengan dia" Tapi dia bukan orang yang suka
berbangga diri karena telah menoiong. Oleh karena itu, dia
diam saja sehingga kami bertarung, wajahku terfuka, dia pun
terkena pukulanku "Engkau memang jahat sekali!" ujar Lie Ceng Loan.
Tidak salah," sahut orang aneh itu mengaku, "Aku
memang jahat, aku memang binatang!"
Karena orang aneh itu mengaku begitu, maka Lie Ceng
Loan merasa tidak tega terus mempersalahkannya.
"Sudahlah! jangan mempersalahkan diri sendiri!" ujar Lie
Ceng Loan. "Nona Lie!" Orang aneh itu menatapnya, "Engkau memang
mirip pendekar Lie, bahkan berjiwa besar dan berhati lapang."
"Kalau begitu, kenapa engkau bisa tinggal di dalam gua
ini?" tanya Lie Ceng Loan mendadak
"Pada waktu itu, aku menyesal sekali Aku tidak tahu kalau
pukulanku akan melukainya atau tidak" Kalaupun aku pergi
mencarinya juga pereuma, sebab aku belum mampu
mengobatinya," jawab orang aneh itu memberi-tahukan, "Oleh
karena itu, aku bersumpah dalam hati, harus memperdalam
ilmuku itu. Setelah aku berhasil memperdalam ilmuku, barulah
aku pergi untuk mengobatinya!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Cianpwee!" sela Co Hiong, "Kalau tidak salah, Cianpwee
adalah Kiu Tok Sian Ong (Dewa Sembilan Racun) Bun Thian
Pah." "Kok engkau tahu?" tanya orang aneh itu, "Cianpwee
menitip anak isteri pada orang, lalu seorang diri berangkat ke
seberang laut untuk belajar ilmu silat tinggi, semua kaum Bu
Lim tahu itu," jawab Co Hiong, ia pun merasa terkejut karena
orang aneh itu ternyata Kiu Tok Sian Ong-Bun Thian Pah.
Yang lebih mengejutkan yakni orang aneh itu masih kalah
di tangan Lie Kwi Cee. Padahal Kiu Tok Sian Ong sangat
terkenal, lagi pula kakak seperguruan Ngo Tok Siu-Mo Lun.
"Aku tidak berangkat ke seberang laut, melainkan
berangkat ke luar perbatasan," ujar Kiu Tok Sian Ong, "
Karena aku memperoleh berita, bahwa di dalam sebuah gua
di Gunung Taysan (Altai), terdapat sebuah Han Giok (Giok
Dingin) yang sangat bermanfaat bagi ilmu Kiu Tok Im Hang
Kangku, Karena itu, aku berangkat ke mari Lantaran terburuburu memperdalam ilmuku itu, akhirnya diriku menjadi rusak.
Beberapa tahun yang lalu, barulah aku berhasil menembus
urat nadiku. Tak di-sangka, sudah dua puluh tahun dan putri
pendekar Lie pun sudah sedemikian besar!"
"Guruku bilang, ayahku terjebak oleh rencana busuk Kiok
Goan Hoat, akhirnya mati di tangan mereka," ujar Lie Ceng
Loan menjelaskan "Sepertinya tiada hubungannya dengan
pukulan Cianpwee!" "Oh?" Kiu Tok Sian Ong tertegun "Biar bagaimana-pun,
aku tetap merasa bersalah terhadap almarhum ayah-mu."
Co Hiong dan Lie Ceng Loan diam saja, Berselang sesaat
Kiu Tok Sian Ong berkata lagi
"Nona Lie, sebetulnya siapa Bee Kun Bu?"
"Dia...." Wajah Lie Ceng Loan kemerah-merahan. "... dia
kakak seperguruanku!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Oooh, aku mengerti" Kiu Tok Sian Ong manggut-manggut,
kemudian memandang Co Hiong seraya berkata, Tadi engkau
begitu berani mengaku sebagai Bee Kun Bu. sesungguhnya
aku harus membunuhmu, tapi mengingat engkau teman Nona
Lie, maka aku mengampunimu, cepatlah engkau pergi
melapor pada Lam Kiong Siu, suruh dia bawa Bee Kun Bu ke
mari menemui ku!" "Lo Siang Ong!" Lie Ceng Loan girang bukan main.
"Apakah Lam Kiong Siu akan menuruti perkataan Cianpwee?"
"Nona Lie, engkau boleh berlega hati," sahut Kiu Tok Sian
Ong, "Kalau Lam Kiong Siu tidak mau mendengar kataku, aku
pasti menerjang ke istana Pit Sia Kiong untuk menolong kakak
seperguruanmu." Saat ini, Co Hiong tidak tahu bahwa Souw Peng Hai dan
Lam Kiong Siu sudah berada di lembah, bahkan mereka telah
bertarung mati-matian. Maka begitu mendengar Kiu Tok Sian
Ong menyuruhnya pergi melapor pada Lam Kiong Siu, Co
Hiong terkejut Sebab ia masih ingat, ketika ia menyinggung
orang aneh itu, wajah Lam Kiong Siu langsung berubah.
Kelihatannya, Lam Kiong Siu pernah mengalami sesuatu di
tangan Kiu Tok Sian Ong, Kalau tidak, bagaimana mungkin
Lam Kiong Siu tampak agak segan terhadapnya "
Setelah berpikir sejenak, Co Hiong memandang Kiu Tok
Sian Ong, lalu memberi isyarat dengan tangannya.
"Kalau mau bicara, bicaralah!" bentak Kiu Tok Sian Ong,
"Jangan seperti orang gagu, kelihatannya engkau bukan orang
baik-baik!" "Lo Siang Ong, Co Hiong bukan orang jahat." Lie Ceng
Loan membelanya. "Hm!" dengus Kiu Tok Sian Ong, "Nona Lie, engkau
berhati bajik, bagaimana mungkin tahu kelicikan hati orang?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong gusar sekali dalam hati, namun wajahnya justru
malah tersenyum-senyum. "Cianpwee benar, Hanya saja tadi ada sedikit pembicaraan
yang tidak boleh didengar Nona Lie, maka aku memberi
isyarat dengan tangan, tapi Cianpwee malah salah paham,"
ujar Co Hiong sungguh-sungguh.
"Pembicaraan apa yang tidak boleh kudengar?" tanya Lie
Ceng Loan. Co Hiong tidak menyahut, melainkan bersikap serba salah.
"Katakanlah," desak Lie Ceng Loan. "Apakah berkaitan
dengan Kakak Bu?" Co Hiong diam saja, itu membuat Lie Ceng Loan makin
penasaran "Katakan saja!" desak Lie Ceng Loan lagi, "Kalau Kakak
Bu sudah celaka, paling juga aku akan menemaninya mati."
"Nona Lie...." Co Hiong menarik nafas panjang. "Terus
terang, Saudara Bee...."
"Kakak Bu kenapa?" tanya Lie Ceng Loan dengan wajah
berubah. "Dia,., dia telah...."
"Dia sudah mati?" Air mata Lie Ceng Loan langsung
mele!eh. Co Hiong tidak menyahut, hanya manggut-manggut
Lie Ceng Loan tertegun, air matanya terus berderai dan
berdiri seperti patung, kemudian mendadak tersenyum seraya
bergumam. "Kakak Bu, kita hidup selalu berpisah, Kini kita sudah mati,
jadi bisa berkumpul selama-lamanya."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Eh?" Kiu Tok Sian Ong tertegun, "Nona Lie, engkau masih
segar bugar, kenapa malah bilang sudah mati?"
"Kakak Bu sudah mati, dia akan kesepian seorang diri di
sana, maka aku harus menyertainya." sahut Lie Ceng Loan
sambil tersenyum sedih. "Nona Lie!" ujar Kiu Tok Sian Ong, "Jangan cari mati, di
dunia ini masih banyak pemuda lain."
"Memang masih banyak pemuda !ain, namun aku cuma
mencintai Kakak Bu seorang saja," ujar Lie Ceng Loan dengan
air mata bereucuran wajahnya mulai berubah pucat, kemudian berubah merah,
setelah itu mulai berubah kelabu.
Menyaksikan itu, Kiu Tok Sian Ong langsung membentak
lalu mendekatinya. Dicengkeramnya urat nadi gadis itu, agar


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hawa murninya tidak buyar
"Bagaimana engkau bisa tahu itu?" tanya Kiu Tok . Sian
Ong pada Co Hiong. "Aku berada di luar istana, kebetulan mencuri dengar
pembicaraan para peiayan."
"Phui! itu mungkin cuma isu saja!" ujar Kiu Tok Sian Ong,
"Nona Lie, engkau jangan begitu bodoh!"
"Lo Sian 0ng....H Timbullah harapan dalam hati Lie Ceng
Loan, "Aku mau ke istana Pit Sia Kiong!"
"Nona Lie, aku telah menerima budi dari almarhum
ayahmu, hingga kini masih belum terbalas, Kalau engkau mau
ke istana Pit Sia Kiong, aku pasti mendampingimu Tapi hai)us
menunggu malam dulu."
"Harus menunggu malam ?" tanya Lie Ceng Loan,
"Kenapa?" "Engkau jangan bertanya, pokoknya kalau hari sudah
malam, kita berangkat ke sana," sahut Kiu Tok Sian Ong.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Baiklah." Lie Ceng Loan mengangguk
"Sekarang engkau boleh pergi," ujar Kiu Tok Sian Ong
pada Co Hiong. "Selidiki jejak Bee Kun Bu, apakah benar dia
sudah celaka?" padahal Co Hiong ingin mengajak Lie Ceng Loan pergi
bersama, tapi ia tidak mampu melawan Kiu Tok Sian Ong,
maka terpaksa menurut dan langsung meninggalkan gua itu,
Begitu keluar dari gua itu, ia bertemu Souw Peng Hai.
"Ternyata orang aneh itu Kiu Tok Sian Ong-Bun Thian
Pah," ujar Souw Peng Hai seusai mendengar penuturan Co
Hiong, "Kepandaiannya jauh lebih tinggi dari Mo Lun, maka
Mo Lun merasa iri padanya, akhirnya mereka berdua
bermusuhan." "Guru!" Co Hiong tertawa, "Nanti malam kita akan
menyaksikan tontonan yang sangat menarik."
"Ng!" Souw Peng Hai manggut-manggut "Tadi lonceng di
istana Pit Sia Kiong berbunyi, bagaimana kalau kita ke sana
melihat-lihat?" "Apakah Guru masih kuat bertahan?"
"Bagaimana mungkin guru tidak kuat bertahan?" Souw
Peng Hai tertawa gelak, "Ayolah, mari kita kesana!"
Bagian ke empat puluh empat Kehilangan Kitab Pusaka
Ketika Souw Peng Hai dan Co Hiong tiba di depan istana
Pit Sia Kiong, hari sudah senja, Mereka berdua bersembunyi
di belakang sebuah pohon, lalu memandang ke arah istana.
Tampak seorang gadis cantik jelita berdiri dekat pintu
istana Pit Sia Kiong, Gadis itu Na Siao Tiap, tangannya
membawa sebuah Piepa (Alat Musik Kuno Cina yang mirip
gitar). "Hah?" Co Hiong terkejut "Guru, ternyata benar Na Siao
Tiap yang datang!" KANG ZUS Suling Emas Dan Naga Siluman 16 Nona Berbunga Hijau ( Kun Lun Hiap Kek ) Karya Kho Ping Hoo Pendekar Setia 5

Cari Blog Ini