Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 39

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 39


eritahukan "Kakak Pek masih tidak mampu
melawannya!" Tepat di saat itu, orang berbaju putih yang bertarung tadi
berseru pada orang baju putih tinggi besar
"Bereskan ke dua orang itu!"
Orang berbaju putih tinggi besar tidak menyahut, tapi
langsung melesat ke arah Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan.
Ketika menyaksikan gerakan orang berbaju putih tinggi
besar itu, Bee Kun Bu mengeluarkan suara kaget
"Eeeeh?" Pada waktu bersamaan, orang berbaju putih tinggi besar
itu telah menerjang ke arahnya, Lie Ceng Loan membentak
nyaring dan sekaligus menggerakkan pe-dangnya, dengan
jurus Khie Hong Sen Ciauw (Burung Hong Mengembangkan
Sayap Dan Mematuk). Wa!au Bee Kun Bu amat terkejut tapi ia masih sempat
menyerang orang berbaju putih tinggi besar itu dengan jurus
Ku Hoa Chun le (Bunga Di Hujan Musim Semi)KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dua pedang berkelebatan ke arah orang berbaju putih
tinggi besar itu, bahkan juga mengeluarkan suara mendesirdesir.
Orang berbaju putih tinggi besar itu tidak berkelit Namun
begitu ia menggerakkan tangannya, ke dua pedang itu
langsung tereengkeram, serangan itu sangat aneh, sehingga
membuat Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tidak berani
menyerang lagi. Ketika ingin menarik pedang masing-masing,
mereka merasa tertekan oleh tenaga yang amat dahsyat
Tekanan itu membuat badan mereka ter-goncang, Tangan
mereka yang menggenggam pedang pun terasa ngilu, Kalau
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tidak melepaskan pedang
masing-masing itu, diri mereka pasti celaka.
Oleh karena itu, mereka serentak melepaskan pedang
masing-masing, lalu secepat kilat meloncat ke belakang
Ke dua pedang itu telah berpindah ke tangan orang
berbaju putih tinggi besar Tampak tangan orang itu bergerak
Plak! Plak! Ke dua pedang itupun patah. Kemudian tibatiba orang berbaju putih tinggi besar itu mengibaskan
tangannya seketika ke dua kutungan pedang meluncur
laksana kilat ke arah Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan.
Ketika menyaksikan kepandaian orang berbaju putih tinggi
besar itu, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan terkejut bukan main
sehingga meloncat mundur Belum juga rasa terkejut mereka
hilang, ke dua kutungan pedang itu telah meluncur secepat
kilat ke arah mereka. Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan sudah tidak bisa berkelit
pada waktu bersamaan terdengarlah suara bentakan nyaring
di dalam gua Thian Kie, menyusul tampak pula meluncur dua
titik cahaya putih laksana kilat ke arah kutungan pedang itu.
Trang! Trang! Terdengar suara benturan Luncuran
kutungan pedang itu pun jadi berubah arah.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Di saat itu tampak pula berkelebat sosok bayangan dari
gua. sedangkan Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan terluput dari
serangan kutungan pedang itu.
"Kun Bu, adik Loan!" Suara Pek Yun Hui. "Biar aku yang
menghadapi guru! Kalian berdua menghadapi orang itu!"
Ternyata tadi Pek Yun Hui menyambitkan dua butir mutiara
ke arah kutungan pedang yang meluncur ke arah Bee Kun Bu
dan Lie Ceng Loan, sehingga mereka berdua terluput dari
bahaya itu. "Engkau bilang apa?" Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan
terkejut, karena tadi Pek Yun Hui menyebut orang berbaju
putih tinggi besar itu guru.
"Nanti saja dituturkan! cepatlah kalian hadapi orang
berbaju putih itu! jangan berbelas kasihan padanya!" sahut
Pek Yun Hui yang sudah mulai menghadapi orang berbaju
putih tinggi besar dengan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu.
"Kakak Pek, orang itu ayah angkatku?" tanya Bee Kun Bu.
"Cepat serang orang berbaju putih itu!" bentak Pek Yun
Hui. Belum pernah Pek Yun Hui bersikap demikian terhadap
Bee Kun Bu, Maka Bee Kun Bu tahu, bahwa urusan pasti
gawat sekali, Kalau tidak, bagaimana mungkin Pek Yun Hui
bersikap demikian" Oleh karena itu, Bee Kun Bu langsung bersiul panjang
sambil melesat ke arah orang berbaju putih itu. Lie Ceng Loan
juga tidak mau ketinggalan, ia pun langsung melesat ke sana.
Mereka berdua mengerahkan ilmu Ngo Heng Mie Cong
Pu. Maka tampak dua sosok bayangan berkelebatan tak
menentu mengarah pada orang berbaju putih itu.
Plak! Plak! Bahu orang berbaju putih telah terpukul dua
kali. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Betapa gusarnya orang berbaju putih itu, sebab ke dua
pukulan itu membuat badannya bergoyang-goyang, sehingga
nyaris terjatuh. Secepat kilat Bee Kun Bu mencengkeram
lengannya, Begitu melihat Bee Kun Bu mencengkeram lengan
orang berbaju putih itu, Lie Ceng Loan segera menyerangnya
dengan tangan kosong. Guguplah orang berbaju putih itu. ia tidak tahu harus
bagaimana mengelak justru di saat itu, Bee Kun Bu telah
berhasil mencengkeram lengan orang berbaju putih itu.
Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Lie Ceng Loan.
Secepat kilat ia menghantam lengan orang berbaju putih itu.
Plak! Senjata aneh orang berbaju putih terpental
sesungguhnya orang berbaju putih itu berkepandaian
tinggi, namun bagaimana mungkin melawan seranganserangan yang dilancarkan Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan"
Karena Lie Ceng Loan memukul lengan orang berbaju
putih itu, maka Bee Kun Bu melepaskan cengkeramannya.
Kalau tidak pukulan Lie Ceng Loan akan terhalangOrang berbaju putih itu langsung melesat pergi sambil
bersiul aneh, kemudian berseru.
"Cepat pergi! Besok ke mari lagi!"
Beberapa orang berbaju putih yang terluka itu segera
kabur, Begitu pula orang berbaju putih yang bertarung dengan
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan, Orang berbaju putih tinggi
besar yang bertarung dengan Pek Yun Hui juga ikut melesat
pergi. Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan ingin mengejar, tapi Pek
Yun Hui segera mencegah mereka.
"Jangan mengejar!"
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan menurut Mereka yakin,
Pek Yun Hui pasti mempunyai alasan tertentu mencegah
mereka mengejar orang-orang berbaju putih itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Di saat itu, tampak Pang Siu Wie dan Giok Siauw Sian Cu
berjalan ke luar dari dalam gua.
"Kalian berdua harus menyediakan rangsum sebelum hari
gelap." ujar Pek Yun Hui pada mereka. "Dan ingat, jangan
sampai bertemu orang-orang berbaju putih!"
Pang Siu Wie dan Giok Siauw Sian Cu mengangguk, lalu
segera melesat pergi. "Apakah orang-orang baju putih itu masih akan ke mari?"
tanya Bee Kun Bu. "Saat ini aku tidak berani memastikannya," jawab Pek Yun
Hui. "Namun ada baiknya kita berjaga-jaga."
"Kakak Pek!" tanya Lie Ceng Loan, "Benarkah orang
berbaju putih tinggi besar itu Paman Na?"
Pek Yun Hui menarik nafas, dan sepasang matanya
tampak bersimbah air. Lama sekali barulah ia menyahut
"Sebetulnya aku sudah bereuriga, Di kolong langit ini
bagaimana mungkin masih ada orang lain yang memiliki ilmu
silat Kui Goan Pit Cek" Lagipula orang berbaju putih itu
bentuknya mirip guru." Pek Yun Hui memberitahukan "Ketika
aku memasuki ruang dalam, Kim Eng Hauw menceritakan
bahwa dia melihat dengan mata kepala sendi ri, orang-orang
berbaju putih itu menggantikan jubah guru dengan pakaian
putih, kemudian juga memakaikan kedok kulit manusia di
muka guru, Setelah mendengar itu, barulah aku pereaya kalau
orang berbaju tinggi besar itu Na Hai Peng, guruku."
"Ayah angkat cuma tidak waras, kenapa menuruti perintah
orang berbaju putih itu?" tanya Bee Kun Bu heran.
"Sudah pasti ada sebab musababnya," jawab Pek Yun Hui.
"Aku sama sekali tidak tahu, tapi aku yakin Gin Tte Suseng
mengetahuinya." "Kalau begitu, mari kita ke dalam bertanya pada Gin Tie
Suseng!" ujar Bee Kun Bu dan langsung melesat ke dalam
gua Thian Kie. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
****** Bab ke 58 - Urusan Yang Merupakan Teka-Teki
Bee Kun Bu sudah sampai di ruang dalam, akan tetapi Gin
Tie Suseng justru tidur pulas.
Bee Kun Bu, Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan memang
ingin segera mengetahui urusan itu, namun Gin Tie Suseng
sedang tidur pulas, Keadaan itu ada baiknya bagi Gin Tie
Suseng, maka mereka bertiga tidak mau mengusiknya.
"Kakak Bu!H ujar Lie Ceng Loan, "Tentunya selama itu
engkau tidak bertemu dengan paman Na, tapi kenapa begitu
lama baru ke mari?" "Dalam perjalanan, aku bertemu urusan aneh," sahut Bee
Kun Bu dan menambahkan "Sebelum aku menuturkan urusan
itu, engkau tuturkan dulu cara bagaimana guru-guru kita
diculik orang!" Lie Ceng Loan segera menutur tentang dirinya bertemu Co
Hiong, kemudian bertemu dua orang berbaju putih dan Kun
Lun Sam Cu mengikuti mereka.
Setelah mendengar penuturan Lie Ceng Loan, Bee Kun Bu
berpikir keras dengan kening berkerut-kerut, Berselang
sesaat, barulah ia membuka mulut
"Kalau begitu, guru bertiga pasti di bawah perintah orang,
kan?" "Paman Na yang berkepandaian begitu tinggi masih tidak
terluput dari itu, apalagi guru-guru kita," jawab Lie Ceng Loan
dan bertanya, "Kakak Bu, apakah engkau juga berteman
orang-orang berbaju putih dalam perjalanan?"
Tidak." Bee Kun Bu menggelengkan kepala, "Urus-an itu
membuatku tidak habis berpikir hingga sekarang."
"Urusan apa itu?" tanya Lie Ceng Loan dan Pek Yun Hui
serentak KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu tampak mengerutkan kening, lama sekali
barulah menutur tentang apa yang dialaminya dalam
perjalanan. Ternyata ketika berpisah dengan Lie Ceng Loan, Bee Kun
Bu terus menuju ke arah timur Setelah hari mulai gelap, ia pun
tiba di sebuah kota kecil Di kota itu ia membeli makanan lalu
melanjutkan perjalanan lagi.
Setelah malam, tempat-tempat yang dilalui Bee Kun Bu
semakin sunyi. ia tidak tahu ada tempat apa di arah timur itu,
sebab ia tidak pernah ke tempat tersebut Belum tentu Na Hai
Peng terus menuju arah timur, kenapa tidak mencoba ke arah
lain" Pikir Bee Kun Bu.
Di saat ia sedang berpikir, mendadak terdengar derap kaki
kuda di belakangnya, Bee Kun Bu segera menoleh ke
belakang, tampak segerombolan orang sedang melakukan
perjalanan malam. Bee Kun Bu tereengang, Kalau mereka itu kaum
pedagang, tidak seharusnya melakukan perjalanan malam,
Seandainya mereka bukan kaum pedagang, mungkinkah
kaum rimba persilatan"
Berpikir sampai di sini, Bee Kun Bu segera melesat ke
belakang pohon untuk menyembunyikan diri Tak seberapa
lama kemudian, muncullah serombongan kuda dan tampak
pula beberapa kereta kuda yang terus berpacu ke depan.
Setelah memperhatikan kuda-kuda dan kereta itu, Bee Kun
Bu terkejut karena ia tidak melihat seorang pun, ia masih
ingat, bahwa itu rombongan pedagang, yang dikepalai oleh
orang tua berjenggot yang pernah ditemuinya ketika bersama
Lie Ceng Loan. Akan tetapi, saat ini tidak tampak seorang pun, sehingga
kuda-kuda itu berlari serabutan, Setelah memperhatikan
dengan seksama, Bee Kun Bu melihat ada seseorang
mendekap di punggung kuda.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Karena gelap dan kuda itu berlari kencang, maka Bee Kun
Bu tidak melihat jelas wajah orang itu, Karena merasa heran
dan teringat pula orang tua berjenggot agak tahu tentang Mo
Kui Ceh Yi, maka Bee Kun Bu segera melesat ke luar
mengejar kuda itu, dengan harapan yang mendekap di
punggung kuda itu orang tua berjenggot.
Tak lama kemudian, ia telah berhasil menyusul kuda yang
dikejarnya, Ternyata kuda itu menarik kereta, Segeralah Bee
Kun Bu meloncat ke dalam kereta, Bam saja ia duduk
tangannya telah menyentuh sesuatu, Bee Kun Bu menolehkan
kepalanya, ia terkejut karena yang di-sentuhnya itu ternyata
mayat Bahkan di dalam kereta itu terdapat enam sosok mayat,
yang semuanya mayat kaum pedagang.
Bee Kun Bu mengerutkan kening, ia tidak habis berpikir,
kenapa kaum pedagang itu dibunuh" ia menarik nafas
panjang, lalu meninggalkan kereta itu.
Bee Kun Bu lalu meloncat ke kereta lain, Ternyata di
dalam kereta itu pun terdapat beberapa sosok mayat, Karena
merasa penasaran, ia melesat ke kereta yang lainnya lagi, Di
sana juga ada beberapa sosok mayat.
Darah Bee Kun Bu langsung mendidih lantaran kekejaman
si pembunuh, sebab ia menemukan belasan mayat yang
semuanya kaum pedagang. Bee Kun Bu melesat ke luar dari dalam kereta sambil
bersiul panjang, lalu mengejar kuda yang di depan, Ternyata
tadi ketika ia meloncat ke dalam kereta, kuda yang menarik
kereta itu terkejut sehingga berlari sekencang-kencangnya
membuat tali yang mengikat di kereta itu putus.
Setelah menemukan begitu banyak mayat, Bee Kun Bu
mengira orang yang mendekap di punggung kuda itu si
pembunuh, Maka begitu berhasil menyusul kuda itu, ia pun
melayang ke atas sambil menyambar orang tersebut
Akan tetapi, sungguh mengherankan, sebab orang itu
sama sekali tidak melawan, sehingga dengan mudah sekali
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu menyambarnya. sepasang mata orang itu
mendelik, mulutnya berlumuran darah dan sudah mati. Siapa


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

orang itu" Ternyata orang tua berjenggot
Bee Kun Bu tertegun, ia melihat tangan orang tua
berjenggot menggenggam sebilah belati tajam menancap di
badan kuda. Bee Kun Bu menaruh mayat itu, sedangkan kuda terus
berlari seakan tahu jalan, Tak lama kuda itu membelok ke kiri
dan terus berlari lagi, Kuda-kuda lain terus mengikuti kuda itu.
Berselang beberapa saat kemudian, kuda itu berhenti di
depan sebuah rumah besar, justru mengherankan, di tempat
yang amat sunyi sepi ini terdapat sebuah rumah yang begitu
besar. Bee Kun Bu meloncat turun dari punggung kuda itu, lalu
mengamati rumah tersebut Suasana di dalam rumah itu sunyi
sepi, kelihatannya tidak ada orang, Bee Kun Bu berpikir, kini ia
telah tiba di tempat ini, bagaimana cara memasuki rumah itu
untuk melihat-lihat" Setelah berpikir demikian, Bee Kun Bu
langsung melesat ke arah pintu rumah itu, Kebetulan pintu
rumah itu terbuka sedikit
"Siapa penghuni rumah ini" Apakah ada di dalam rumah?"
teriak Bee Kun Bu. Tapi tiada sahutan dari dalam, Kemudian Bee Kun Bu
berteriak lagi, namun tetap tiada sahutan dari dalam, Karena
itu, ia langsung mendorong pintu itu.
Krek! Krek! pintu itu terbuka.
Seketika Bee Kun Bu merasa ada angin yang amat dingin
menghembus ke luar, membuat sekujur badannya jadi
merinding. ia melongok ke dalam, tampak ruangan yang sangat besar
dan indah, namun sunyi sekali, Bee Kun Bu segera
menghunus pedangnya, melangkah ke dalam.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah berada di ruangan besar itu, Bee Kun Bu berdiri
diam, lalu menyalakan semacam batu yang bisa
mengeluarkan api. Begitu batu itu menyala, keadaan di
ruangan itu tampak jelas.
Bee Kun Bu termasuk pemberani, namun ketika
menyaksikan keadaan ruang tersebut, ia tampak terkejut
sekali dengan mata terbeliak lebar
ia menyurut mundur beberapa langkah, lalu menyalakan
lilin yang ada di situ, barulah memandang dengan penuh
perhatian Di tengah-tengah ruang itu terdapat sebuah meja
bundar yang penuh makan an. Di atas meja itu tampak
belasan orang dalam posisi tongku rap. Orang-orang itu telah
mati dan dibagian belakang kepala mereka terlihat ada
sebuah lubang kecil, Darah masih mengalir ke luar dari lubang
kecil itu. Bee Kun Bu melihat semangkok kuah di atas meja. Dari
kuah itu masih tampak sedikit uap panas mengepul ke atas,
itu membuktikan peristiwa mengenaskan itu belum lama
terjadi Bee Kun Bu memeriksa semua orang yang telah mati itu,
Ternyata kaum wanita juga tidak terluput, bahkan juga
termasuk anak kecil Akhirnya Bee Kun Bu sampai di kandang
kuda, Tampak seseorang tergeletak di atas tumpukan rumput,
dan masih bergerak sedikit
"Siapa pembunuh itu?" tanya Bee Kun Bu. "Cepat katakan,
aku akan membalas dendam kalian!"
sepasang mata orang itu mendelik-delik, kemudian
mengucapkan beberapa patah kata yang tak dimengerti Bee
Kun Bu, yakni bahasa suku di luar perbatasan
"Engkau tidak bisa berbahasa Han?" tanya Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Orang itu menatap Bee Kun Bu dengan mata redup, lalu
bersusah payah mengucapkan beberapa patah dalam bahasa
Han. "Se... setan iblis..." usai mengucapkan itu, nafasnya putus.
Setan Iblis! Tentunya berhubungan dengan Mo Kui Ceh Yi,
pikir Bee Kun Bu. Setelah itu, ia meloncat ke punggung kuda
dan langsung meninggalkan tempat itu, Tak seberapa lama
kemudian, kuda itu telah berlari belasan miI.
jalan yang dilalui Bee Kun Bu, tetap sunyi sepi, Kuda itu
masih terus berlari kencang ke depan, Tak lama hari mulai
terang. Bee Kun Bu memandang ke depan, tampak sebuah pura
kecil di pinggir jalan, Walau jarak masih begitu jauh, tapi Bee
Kun Bu telah melihat jelas ada seseorang duduk di dalam pura
kecil itu, Setelah dekat, ternyata itu cuma orang-orangan dari
rumput. Orang-orangan dari rumput itu duduk menghadap ke arah
selatan, Sebelah tangannya terangkat ke atas menunjuk ke
arah selatan pula. Bee Kun Bu berpikir, itu pasti merupakan suatu kode dari
kaum golongan hitam. Bagaimana kalau mengikuti arah yang
ditunjuk orang-orangan itu"
Setelah berpikir demikian, Bee Kun Bu mengambil
keputusan ke arah selatan, Tak lama, kuda itu berlari yang
dituju. Tidak sampai sepuluh mil, tampak lagi orang-orangan
rumput berdiri di atas dahan pohon, Sebelah tangannya juga
menunjuk ke arah selatan Kini Bee Kun Bu semakin yakin,
bahwa orang-orangan itu merupakan suatu kode
Hari ini Bee Kun Bu telah menempuh jalan begitu jauh,
Setiap belasan mil pasti terdapat sebuah orang-orangan
rumput yang tangannya menunjuk ke arah selatan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Walau sudah sehari penuh Bee Kun Bu terus mengejar
yang dilihatnya cuma orang-orangan rumput, tidak melihat
orang yang dikejarnya, Kalau orang lain, mungkin sudah putus
asa. Namun Bee Kun Bu bukan orang yang gampang putus
asa. ia masih terus mengejar
Hari berikutnya, sudah tidak tampak orang-orangan rumput
lagi, Tempat yang dilaluinya juga terlihat banyak orang berlalu
lalang. Bee Kun Bu terus berpikir Tiba-tiba ia teringat sesuatu,
yakni setiap jarak belasan mil, pasti tampak sebuah papan
dipantek di atas pohon di pinggir jalan, Papan tersebut
bergambar orang yang tangannya menunjuk ke suatu arah.
Setelah teringat itu, Bee Kun Bu tidak begitu ter-buru-buru
mengejar lagi seperti kemarin Dengan adanya tanda tersebut,
ia yakin akan dapat menemukan sarang mereka. Maka ketika
malam tiba ia bermalam di penginapan .
Beberapa hari berturut turut ia terus menuju selatan, Hari
ini ia telah tiba di Kang Lam dan tanda itu tetap ada.
Akan tetapi, gambar orang yang dipapan menunjuk ke
arah timur, kadang-kadang menunjuk ke arah barat, membuat
Bee Kun Bu harus menempuh perjalanan beberapa hari
Terakhir, gambar orang disebuah papan menunjuk ke arah
gunung Kwat Cong San. Tentunya mencengangkan Bee Kun
Bu. Oleh karena itu, ia langsung menuju gunung Kwat Cong
San. Ketika memasuki kawasan gunung Kwat Cong San, ia
melihat dua buah papan bergambar orang menunjuk ke arah
gua Thian Kie. Maka Bee Kun Bu langsung menuju gua
tersebut Seusai Bee Kun Bu menutur, Pang Siu Wie dan Giok
Siauw Sian Cu muncuL Mereka berdua membawa berbagai
macam buah-buahan dan makanan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalian berdua bertemu orang-orang berbaju putih?" tanya
Pek Yun Hui. "Tidak," sahut Giok Siauw Sian Cu.
"Oh?" Pek Yun Hui tampak berpikir, kemudian melanjutkan
"Kun Bu, apa yang engkau lihat itu tentu perbuatan orangorang berbaju putih, Namun entah apa sebabnya tadi mereka
mau mengundurkan diri, Mungkin mereka akan ke mari lagi
esok. Maka kita waspada dan berjaga-jaga, tidak boleh lengah
sedikit pun." Kemudian Pek Yun Hui menyuruh Pang Siu Wie menutup
pintu batu di dalam gua. Pada waktu bersamaan, Gin Tie
Suseng mendusin. Lie Ceng Loan, Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu langsung
memandangnya. "Saudara Kim, apakah engkau sudah merasa mem-baik?"
tanya Pek Yun Hui. "Terimakasih Saudara Bee engkau telah menyelamatkan
nyawaku!" ucap Gin Tie Suseng. Karena Bee Kun Bu adalah
lelaki, maka ucapannya di arahkan pada Bee Kun Bu.
LagipuIa ia pun mengira bahwa Bee Kun Bu yang mengobati
lukanya. "Saudara Kim, aku baru tiba di sini," sahut Bee Kun Bu.
"Bukan aku yang menolongmu."
"Kalau begitu...." Wajah Gin Tie Suseng kemerahmerahan, "Siapa yang menolong diriku?"
Pek Yun Hui menoleh, ia melihat Pang Siu Wie dan Giok
Siauw Sian Cu sudah usai menutup pintu batu di dalam gua,
dan mereka berdua sedang menuju ke situ.
"Saudara Kim!" ujar Pek Yun Hui memberitahukan "Yang
mengobatimu Giok Siauw Sian Cu."
Betapa terharunya hati Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw, ia
berusaha bangun tapi tidak bisa.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Saudara Kim!" Giok Siauw Sian Cu segera mendekatinya, "Engkau berbaring saja! jangan sembarangan
bergerak!" "Terimakasih Kakak!" ucap Gin Tie Suseng dan mendadak
menggenggam tangan Giok Siauw Sian Cu.
"Eh?" Wajah Giok Siauw Sian Cu langsung memerah
sambil mengibaskan tangannya "Kenapa engkau jadi
cerewet?" Walau bernada gusar, namun mengandung perhatian.
Siapa pun dapat melihat bahwa Giok Siauw Sian Cu sangat
menaruh perhatian pada Gin Tie Suseng.
"Saudara Kim!" ujar Lie Ceng Loan yang polos itu. "Walau
Kakak Giok Siauw menegur, namun hatinya sangat girang
karena Saudara Kim sudah membaiki
Wajah Giok Siauw Sian Cu bertambah merah, bahkan
tampak tersipu. "Adik Loan, jangan banyak omong!" tegur Pek Yun Hui.
"Eh?" Lie Ceng Loan terbelalak "Aku tidak banyak omong
kok. Lagipula aku pun tidak salah omong."
"Memang benar." Pek Yun Hui tersenyum Tapi lihatlah
wajah Giok Siauw Sian Cu itu!"
"Nona Pek!" Giok Siauw Sian Cu membanting kaki
"Engkau juga mentertawakanku?"
Tentunya tidak," sahut Pek Yun Hui sambil tertawa kecil.
"Sudahlah! Kesampingkan dulu urusan yang menyangkut
perasaan ini!" sela Pang Siu Wie mendadak "Lebih baik kita
mendengarkan penuturan Gin Tie Su-seng, kenapa dia
sampai ke sini. Ucapan Pang Siu Wie mengheningkan suasana,
sedangkan Gin Tie Suseng sudah tahu bagaimana perasaan
Giok Siauw Sian Cu terhadapnya Sebab dia yang mengobati
Gin Tie Siiseng, otomatis harus membuka semua pakaiannya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Waktu apa sekarang?" tanya Gin Tie Suseng sambil
memandang Giok Siauw Sian Cu.
"Sudah sore," sahut Pek Yun Hui.
"Kalau begitu...." Air muka Gin Tie Suseng tampak berubah
"Na Locianpwee sudah ke mari kan?"
"Saudara Kim, apa sebabnya engkau bertanya de-mikian"
Lebih baik Saudara Kim menutur dari awal saja," ujar Pek Yun
Hui. "Aaakh...!" Gin Tie Suseng menarik nafas panjang,
"Urusan ini memang panjang sekali kalau dituturkan Aku
hanya tahu kini Na Locianpwee telah dikendalikan oleh
seorang Maha iblis dari Mo Kui Ceh Yi, sehingga jadi tidak
waras dan pasti ke mari mencariku."
"Dia memang sudah ke mari, namun kami berhasil
mengusirnya Giok Siauw Sian Cu memberitahukan Tapi akan
ke mari lagi esok." "Untung masih ada waktu, maka kita bisa bersiap-siap,"
sahut Gin Tie Suseng sambil menarik nafas lagi.
"Apa artinya Mo Kui Ceh Yi?" tanya Bee Kun Bu dan Lie
Ceng Loan serentak, kemudian Bee Kun Bu melanjutkan "Kini
bukan cuma ayah angkat, bahkan guru-guru dan Pat Pie Sin
Ong-Tu Wee Seng pun sudah tidak waras pula."
Mendengar itu, wajah Gin Tie Suseng langsung berubah
kelam, bahkan sekujur badannya pun tampak gemetar, dan
mulutnya pun membungkam. "Saudara Kim, apa gerangan yang telah terjadi?" tanya
Pek Yun Hui. "Kalau begitu, dia memang sudah siap bergerak." sahut
Gin Tie Suseng tiada ujung pangkalnya.
"Saudara Kim!" Pek Yun Hui heran. "Siapa yang engkau
maksudkan itu?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau disuruh bilang siapa orang itu, aku sendiri pun tidak
tahu." ujar Gin Tie Suseng.
"Kalau begitu, lebih baik engkau menuturkan tentang
kejadian itu." Pek Yun Hui menatapnya, "Baik!" Gin Tie Suseng mengangguk "Aku akan
memu!ainya ketika bertemu Na Locianpwee."
Seketika juga semua orang mendengar dengan penuh
perhatian Wajah mereka pun tampak tegang.
Ternyata ketika menuju gunung Tay Pah San bernama
Kuang Ti Taysu, pada hari berikutnya mereka guru dan murid
melihat empat orang berbaju putih, melesat laksana kilat
melewati sisi mereka. Dalam waktu sekejap, ke empat orang
itu telah lenyap dari pandangan mereka.
Gin Tie Suseng tidak begitu memperhatikan ke empat
orang itu, ia menganggap ke empat orang itu kaum Bu Lim
yang sedang melakukan perjalanan tergesa-gesa.
Akan tetapi, ketika ia menoleh ke belakang, tampak Kuang
Ti Taysu berdiri tertegun di tempat
Tentunya mengherankan Gin Tie Suseng, sebab ia pun
menyaksikan wajah gurunya yang tampak begitu terkejut
Karena itu ia segera berseru.
"Guru! Guru!" Walau Gin Tie Suseng memanggil berkali-kali, tapi Kuang
Ti Taysu tetap tidak menyahut Tereenganglah Gin Tie
Suseng, dan segera mendekati gurunya.
"Guru! Guru!" panggilnya lagi.
"Oh!" Kuang Ti Taysu tersentak dan segera menyahut
"Mari kita cepat pergi!"


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Guru!" Gin Tie Suseng terheran-heran menyaksikan sikap
Kuang Ti Taysu, "Guru barusan kenapa?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aku...." Kuang Ti Taysu tampak tertegun, "Aku tidak apaapa. Mari kita melanjutkan perjalanan!"
Karena Kuang Ti Taysu menyahut demikian, Gin Tie
Suseng bertambah curiga. "Guru...." "Anak Hauw, engkau tidak perlu bertanya lagi," potong
Kuang Ti Taysu. "Guru, sebetulnya apa yang terjadi?" Gin Tie Suseng tetap
bertanya, karena merasa penasaran sekali
"Lebih baik engkau tidak tahu apa-apa," sahut Kuang Ti
Taysu serius. "Oleh karena itu, aku tidak akan memberitahukan."
"Guru!" Gin Tie Suseng langsung menjatuhkan diri berlutut
di hadapan Kuang Ti Taysu.
"Eh" Kenapa engkau?"
"Murid tahu kebaikan guru, Demi keselamatan mu-rid,
maka guru berkeras tidak mau memberitahukan apa-apa. Tapi
biar bagaimana pun, murid harus tahu. Guru, jangan
menganggap murid sebagai orang luar!"
"Cepatlah engkau bangun!"
"Ka!au guru tidak memberitahukan, murid tidak akan
bangun." Kuang Ti Taysu tertegun mendengar ucapan muridnya,
Maka mendadak wajahnya berubah gusar dan membentak
sengit "Engkau ingin terus berlutut di sini, terserah!" Kuang Ti
Taysu berjalan pergi sambil membawa toya bajanya.
"Guru!" seru Gin Tie Suseng tertegun.
Kuang Ti Taysu berhenti, maka giranglah hati Gin Tie
Suseng. Akan tetapi, tiba-tiba Kuang Ti Taysu melintangkan
toya bajanya, sikapnya seperti sedang menghadapi musuh
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tangguh, Gin Tie Suseng tereengang dan mendongakkan
kepala, ia melihat ke empat orang berbaju putih telah kembali
ke situ. Karena itu, Gin Tie Suseng yakin ada hubungannya
dengan ke empat orang berbaju putih itu, maka Kuang Ti
Taysu tidak mau memberitahukan apa-apa padanya.
Setelah melihat ke empat orang berbaju putih, Gin Tie
Suseng segera bangkit berdiri, dan sekaligus mencabut suling
peraknya. "Anak Hauw! Cepat Pergil Semakin jauh semakin baik"
seru Kuang Ti Taysu mendadak
"Guru bilang apa?" Gin Tie Suseng seakan tidak pereaya
apa yang didengarnya kemudian mendekati Kuang Ti Taysu.
Akan tetapi, Kuang Ti Taysu mengayunkan toya bajanya
ke arah Gin Tie Suseng, Betapa terkejutnya Gin Tie Suseng
dan cepat-cepat berkelit "Kalau engkau masih tidak mau pergi, mulai sekarang
putus hubungan guru dan murid!" bentak Kuang Ti Taysu.
"Guru...." Gin Tie Suseng memandang ke depan. Ke empat
orang berbaju putih itu sudah makin mendekat ia tahu akan
ketegasan gurunya, Kalau saat ini ia tidak pergi, jelas dirinya
akan diusir dari pintu perguruan "Guru, murid menurut
perintang Gin Tie Suseng melesat, namun tidak pergi jauh,
melainkan bersembunyi di belakang sebuah pohon yang tak
jauh dari tempat itu. sementara ke empat orang berbaju putih pun makin dekat,
dan air muka Kuang Ti Taysu bertambah tegang.
Tak seberapa lama kemudian, ke empat orang berbaju
putih itu sudah berada di hadapan Kuang Ti Taysu, dan
sekaligus mengurungnya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Badan Kuang Ti Taysu berputar, toya bajanya juga
berputar-putar ke arah ke empat orang berbaju putih, itulah
jurus Coh Im Pik Ya (Menghalau Suara Me-mecahkan
Tebing). Ke empat orang berbaju putih menggeram, lalu menyurut
mundur jurus yang di keluarkan Kuang Ti Taysu sama sekali
tidak dapat melukai seorang pun dari mereka.
"Hweeshio tua!" bentak salah seorang berbaju putih, Tadi
kalian dua orang, ke mana yang seorang itu?"
"Sudah pergi!" sahut Kuang Ti Taysu.
"Hm!" dengus orang berbaju putih, kemudian mengibaskan
tangannya seraya memberi perintah kepada dua orang
berbaju putih lainnya, "Cepat kalian kejar orang itu?"
Ke dua orang berbaju putih mengangguk lalu segera
melesat pergi, Kuang Ti Taysu ingin menghadang, tapi terburu
dirintangi orang berbaju putih itu.
"Kuang Ti Taysu!" bentak orang berbaju putih itu sambil
tersenyum dingin, "Engkau memang bernasib sial, karena
bertemu kami berempat" sedangkan gerak-gerik kami tidak
boleh sampai orang lain tahu! Oleh karena itu, kami harus
membunuhmu!" Gin Tie Suseng yang bersembunyi di belakang pohon baru
paham, ternyata gurunya mengenal ke empat orang berbaju
putih itu, Mereka ingin membunuh Kuang Ti Taysu, apakah
mereka mampu" Ketika Gin Tie Suseng sedang berpikir,
terdengarlah suara bentakan Kuang Ti Taysu.
"Jangan banyak omong!" Kuang Ti Taysu pun
mengayunkan toya bajanya, Begitu cepatnya gerakan toya
bajanya itu, sehingga menimbulkan suara menderu-deru.
Orang berbaju putih itu segera berkelit Seorang berbaju
putih yang berdiri di belakang Kuang Ti Taysu, langsung
menggerakkan tangannya, dan seketika tampak empat titik
cahaya meluncur ke arah punggung Kuang Ti Taysu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tanpa menoleh Kuang Ti Taysu memutarkan toya bajanya
ke belakang, dan terdengarlah suara benturan
Ting! Ting! Ting! Ting! Ke empat senjata rahasia itu
terpukul jatuh. "Cepat turun tangan! Kita masih ada urusan penting!" ujar
salah seorang berbaju putih pada temannya.
Temannya itu mengangguk Mereka berdua lalq
menghunus pedang masing-masing, sekaligus menyerang ke
arah Kuang Ti Taysu, Ke dua pedang itu berkelebatan
Betapa terkejutnya Gin Tie Suseng, sebab ia tahu ke dua
orang berbaju putih itu berkepandaian amat tinggi Di saat itu
terdengar suara teriakan Kuang Ti Taysu, dan tampak toya
bajanya,melayang ke atas.
Ketika melihat toya baja Kuang Ti Taysu melayang ke
atas, Gin Tie Suseng terkejut sebab ia tahu itu adalah jurus
Hui Liong Tou Jit (Naga Terbang Menembus Matahari), Kalau
tidak dalam keadaan bahaya sekali, jurus tersebut tidak akan
di keluarkan Setelah menyaksikan itu, Gin Tie Suseng tampak tertegun,
karena tidak tahu apa yang harus diperbuat
Sementara toya baja Kuang Ti Taysu telah berhasil
menghantam salah seorang berbaju putih hingga mulutnya
menyemburkan darah segar, kemudian terkulai Akan tetapi,
sebilah pedang pun berhasil menembus dada Kuang Ti Taysu.
Menyaksikan sampai di sini, Gin Tie Suseng sudah tiada
keberanian untuk melihat lagi. Maka ia memejamkan matanya,
Namun mendadak ia tersentak sendiri Gurunya dalam bahaya,
sedangkan dirinya malah bersembunyi
Karena berpikir demikian, ia langsung melesat ke tuan
Sebelum kakinya menginjak tanah, ia melihat orang berbaju
putih itu telah melukai kaki gurunya dengan pedang.
Kuang Ti Taysu memekik keras, kemudian menyerang
orang berbaju putih itu dengan tangan kosong.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"He he!" Orang berbaju putih itu tertawa dingin sambil
menggerakkan pedangnya ke arah lengan Kuang Ti Taysu.
Gin Tie Suseng telah sampai di tempat itu, dan sekaligus
mengayunkan suling peraknya mengeluarkan jurus Sam Sing
Cuh Goat (Tiga Bintang Mengelilingi BuIan), Suling peraknya
mengarah pada punggung orang berbaju putih itu.
Orang berbaju putih itu terkejut, lalu secepat kilat ia berkelit
Namun Gin Tie Suseng telah menyusulkan serangan Pit Hai
Seng Poh (Laut Tenang Menimbulkan Badai), Tampak suling
peraknya berkelebatan bagaikan cahaya putih mengarah pada
orang berbaju putih itu. pada waktu bersamaan, Kuang Ti Taysu mencabut pedang
yang menembus dadanya, lalu mendadak menyerang
pinggang orang berbaju putih itu.
Orang berbaju putih itu berhasil mengelak serangan Gin
Tie Suseng, tapi tidak dapat menghindar serangan pedang
Kuang Ti Taysu. "Aaakh.-.!" jeritnya, ia lalu terkulai dengan pinggang
berlumuran darah. "Cepat,.!" seru Kuang Ti Taysu, tapi ia pun terkulai.
Gin Tie Suseng masih ingat akan dua orang berbaju putih
yang pergi mengejarnya, ia yakin bahwa tidak lama lagi
mereka berdua akan kembali ke tempat ini. Kalau ke dua
orang itu kembali, celakalah Kuang Ti Taysu dan Gin Tie
Suseng. Karena itu, ia segera menyobek bajunya, kemudian
secepatnya membalut dada gurunya yang terluka dengan
sobekan bajunya, Setelah itu sebelah tangannya membawa
toya baja, tangan yang sebelah lagi memapah gurunya
meninggalkan tempat itu. Beberapa mil kemudian, terdengarlah suara siulan panjang
di belakangnya, itu pertanda ke dua orang berbaju putih telah
kembali ke tempat tadi. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Gin Tie Suseng yakin, bahwa ke dua orang berbaju putih
itu pasti akan mengejarnya dengan ginkang, sedangkan ia
tidak bisa mengerahkan ginkang, sebab harus memapah
gurunya dan membawa toya baja. LagipuIa, saat ini gurunya
telah pingsan. Oleh karena itu, ia cepat-cepat memasuki rimba
lalu bersembunyi disuatu tempat
Tak lama setelah ia bersembunyi bersama gurunya,
tampak dua sosok bayangan putih melesat menuju ke depan.
Ketika ia baru mau menarik nafas lega, ke dua orang berbaju
putih sudah kembali lagi. Namun berselang sesaat, ke dua
orang berbaju putih itu melesat pergi IagL
Barulah Gin Tie Suseng menarik nafas lega, sementara
hari sudah mulai gelap, Gin Tie Suseng memandang gurunya,
ia melihat wajah gurunya semakin pucat pias, Sobekan baju
yang membalut dada gurunya tampak memerah, ternyata luka
bekas tusukan pedang itu masih mengucurkan darah.
"Guru.,." panggil Gin Tie Suseng.
"Suruh,., suruh pergi, engkau,., engkau kenapa tidak mau
pergi?" Suara Kuang Ti Taysu lemah.
"Guru, kini sudah tiada bahaya lagi."
"Engkau tahu apa?" bentak Kuang Ti Taysu, "Kini...
engkau sudah dalam bahaya besar."
"Guru, sebetulnya siapa musuh tangguh itu?" tanya Gin Tie
Suseng, "Benarkah begitu lihay?"
"Anak Hauw.,.," Kuang Ti Taysu menarik nafas, "Aku... aku
sudah tidak bisa bertahan lama. Setelah aku mati, engkau
harus.,, harus pergi jauh! Jangan.,, jangan berniat membalas
dendam!" "Guru.,,." Gin Tie Suseng berduka sekali Tak terasa air
matanya telah meleleh, "Maaf guru, tentang ini murid tidak
bisa menuruti KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Engkau,.,." Kuang Ti Taysu tampak gusar sekali, sehingga
nafasnya memburu, "Binatang.,.!"
"Guru! Murid dan dua wanita Kwat Cong San sudah
menjadi teman, Kepandaiannya mereka amat tinggi, Apa-kah
mereka berdua masih tidak bisa membantu murid untuk
membalas dendam" Guru, beritahukanlah siapa musuh
tangguh itu?" "Mo Kui Ceh Yi,.,." Kuang Ti Taysu menggeleng-gelengkan
kepala, "Sulit dilawan dengan tenaga manusia, engkau
jangan,.,." "Guru, apa artinya Mo Kui Ceh Yi" Jelaskanlah!" desak Gin
Tie Suseng. "lblis itu,.,." Suara Kuang Ti Taysu sudah semakin lemah,
"Kalau sudah mulai bergerak, pertanda bencana telah tiba
bagi rimba persilatan."
"Guru!" Kuang Ti Taysu diam. Gin Tie Suseng segera memeriksa
nadinya, ternyata sudah tidak berdenyut lagi, Betapa sedihnya
Gin Tie Suseng, tapi ia justru tidak mengucurkan air mata.
Kini Kuang Ti Taysu telah mati, Orang berbaju putih yang
membunuh gurunya juga telah mati Namun mereka semua
cuma merupakan anak buah, Lalu siapa pemimpin mereka "
Kuang Ti Taysu menyebut Moh Kui Ceh Yi, itu
membuatnya tereengang, karena selama ini ia sama sekali
tidak pernah mendengar nama itu. Tentunya Kuang Ti Taysu
tahu jelas, tapi justru telah mati.
Gin Tie Suseng termangu-mangu, lama sekali barulah ia
mengubur mayat gurunya di tempat itu juga, Kemudian ia
berlutut di hadapan makam itu sambil menangis sedih,
Setelah larut malam, barulah ia berhenti menangis.
ia mengambil keputusan, tidak akan kembali ke Tay Pah
San, melainkan berangkat ke gunung Kwat Cong San untuk
menemui Pek Yun Hui. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Keputusan ini membuat dirinya langsung berangkat ke
gunung Kwat Cong San, Dalam perjalanan ini, ia sama sekali
tidak mengalami apa pun. Hari ini, Gin Tie Suseng sudah hampir tiba di gunung Kwat
Cong San. Kalau sudah bertemu Pek Yun Hui, ia akan minta
bantuannya untuk membalas dendam guru-nya, Bahkan akan
menanyakan tentang Mo Kui Ceh Yi. Mungkin Pek Yun tahu
tentang itu, sebab Pek Yun Hui adalah gadis yang amat
cerdas. Demikian pikir Gin Tie Suseng sambil melanjutkan
perjalanannya. Ketika hampir tiba di gunung Kwat Cong San, walau sudah
merasa lelah sekali, tapi ia sama sekali tidak beristirahat
sejenak pun, masih terus melakukan perjalanan
Pada saat hari sudah mulai terang, ia sudah mulai
memasuki kawasan gunung Kwat Cong San, mendadak ia
melihat ada cahaya di depan, sebelumnya ia tidak pernah
datang di gunung Kwat Cong San, Maka ketika melihat


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

cahaya itu, ia mengira Pek Yun Hui dan lainnya berada di
tempat itu. Segeralah ia ke sana.
Setelah mendekati tempat itu, ia melihat ada bayanganbayangan bergerak Ketika baru mau membuka mulut berseru,
malah mendadak ia terperangah karena melihat tujuh delapan
orang berbaju putih dan memakai kedok setan iblis sedang
duduk di tempat itu mengelilingi api unggun, Dandanan
mereka persis seperti orang berbaju putih yang membunuh
gurunya, Karena itu, ia maju lagi agar lebih mendekap
sekaligus bersembunyi Setelah bersembunyi ia lalu mengintip ke arah itu, seketika
hatinya berdebar-debar tegang, Ternyata di antara mereka
terdapat orang berjubah biru, yang tidak lain Na Hai Peng.
itu membuat Gin Tie Suseng tereengang, Bagaimana
mungkin Na Hai Peng bereampur dengan orang-orang berbaju
putih itu" ia tahu jelas Na Hai Peng adalah orang gagah yang
telah menolong mereka semua dari istana Pit Sia Kiong.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lama sekali ia memperhatikan Na Hai Peng. ia merasa
ada keanehan pada diri Na Hai Peng, sebab Na Hai Peng
terus berdiri mematung di tempat.
Gin Tie Suseng tahu betapa tingginya kepandaian Na Hai
Peng. Selain Na Siao Tiap yakni putrinya, tiada orang lain
yang dapat menyamai kepandaiannya, Namun saat ini,
kenapa dia jadi begitu aneh"
"Ambil pakaian putih, dan cepat ganti jubah birunya itu!"
perintah salah seorang berbaju putih, "Orang ini
berkepandaian tinggi, kita bisa memperalatnya."
Tidak salah," sahut orang berbaju putih lain. "Kalau maha
iblis tahu kita punya orang yang berkepandaian sedemikian
tinggi, tentunya kedudukan kita akan naik."
Setelah mendengar pembicaraan mereka, Gin Tie Suseng
terkejut bukan main, karena ia tahu kini Na Hai Peng telah
dikendalikan orang berbaju putih.
Saking terkejutnya, Gin Tie Suseng tanpa sadar menyurut
mundur selangkah dari tempat persembunyian Secara tidak
langsung ia telah memperlihatkan jejaknya.
Akan tetapi, orang-orang berbaju putih itu sedang sibuk
mengganti jubah biru Na Hai Peng dan memakaikan kedok
setan iblis di mukanya, maka tidak mengetahui akan jejak Gin
Tie Suseng. Setelah menyaksikan semua itu, Gin Tie Suseng tahu
urusan tersebut sangat gawat, harus segera memberitahukan
pada Pek Yun Hui. Namun ketika ia baru mau meninggalkan
tempat itu, mendadak ia mendengar pembicaraan orang-orang
berbaju putih itu lagi. "Keledai gundul Kuang Ti entah hilang ke mana" Muridnya
bernama Kim Eng Hauw juga tiada jejaknya, Tapi orang-orang
kita sedang mencarinya, dia pasti tidak bisa kabur"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Hm!" dengus salah seorang berbaju putih. "Bagai-mana
mungkin mereka bisa meloloskan diri" Lebih baik kita bawa
orang ini menerjang ke dalam gua Thian Kie."
Mendengar ucapan itu, terkejut lah Gin Tie Suseng,
Bahkan lebih terkejut lagi ketika melihat orang berbaju putih itu
menarik Na Hai Peng menuju tempat persembunyian nya.
Maka segeralah ia mengambil langkah seribu.
"Siapa di situ?" bentak orang berbaju putih itu.
Gin Tie Suseng terus kabur, namun sudah ada orang
berbaju putih mengejarnya, Mati-matian Gin Tie Suseng
mengerahkan ginkangnya, Tujuh delapan mi! kemudian, ia
telah tersusul oleh dua orang berbaju putih.
Gin Tie Suseng tidak banyak bicara, langsung menyerang
mereka dengan suling peraknya, Ke dua orang berbaju putih
tertawa terkekeh, lalu membentak
"Ternyata engkau Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw!"
"Sudah tahu kok masih mengantar nyawa ke mari?" sahut
Gin Tie Suseng, sekaigus menyerang mereka lagi.
Akan tetapi, muncul lagi dua orang berbaju putih dan
membaurkan diri dengan ke dua temannya menyerang Gin Tie
Suseng. Gin Tie Suseng tahu bahwa dirinya tidak bisa melawan
mereka, Apalagi yang lain sudah muncul, ia pasti sulit
meloloskan diri. Segeralah ia bersiul panjang, lalu kabur
menggunakan ginkangnya. Akan tetapi, ke empat orang berbaju putih tidak
membiarkannya meloloskan diri Mereka langsung menyerang
Gin Tie Suseng dengan senjata rahasia, Gin Tie Suseng
terpaksa berkelit, sehingga menghambat lari nya.
Ke empat orang berbaju putih telah berhasil menyusulnya,
dan sekaligus menyerangnya, Gin Tie Suseng terpaksa harus
melawan, Puluhan jurus kemudian suling peraknya telah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
terlepas dari tangannya, Karena itu, ia harus melawan dengan
tangan kosong. Akan tetapi, bagaimana mungkin ia melawan mereka
dengan tangan kosong" Sekujur badannya menjadi sasaran
bacokan golok dan tusukan pedang, Di saat nyawanya sudah
berada di ujung tanduk, mendadak dari kejauhan terdengar
dua kali siulan panjang. Begitu mendengar siulan panjang itu, ke empat orang
berbaju putih itu langsung melesat pergi.
Gin Tie Suseng sama sekali tidak menyangka kalau dirinya
akan lolos dari kematian Tiba-tiba ia teringat Na Hai Peng
akan dibawa untuk menyerang gua Thian Kie, tempat tinggal
Pek Yun Hui, Maka ia memaksa diri untuk ke sana.
Tak seberapa lama kemudian, muncullah Pek Yun Hui dan
Lie Ceng Loan, Ketika melihat mereka berdua, Gin Tie Suseng
cuma mampu mengucapkan sepatah kata, sebab keburu
pingsan. Ketika sadar, Gin Tie Suseng sudah berada di dalam gua
Thian Kie. Ketika melihat Pek Yun Hui, ia langsung berkata
terputus-putus. "Nona Pek,.,, Di antara orang-orang berbaju putih, ada...
ada Na Locianpwee," Setelah mendengar apa yang dikatakan Gin Tie Suseng,
Pek Yun Hui manggut-manggut, karena dugaannya tidak
salah, orang baju putih tinggi besar itu ternyata Na Hai Peng,
gurunya. Seusai Gin Tie Suseng menutur, semua orang saling
memandang, Semula mereka mengira Gin Tie Suseng tahu
jelas tentang Mo Kui Ceh Yi, namun ternyata juga tidak, Yang
tahu Kuang Ti Taysu, namun justru telah mati.
Bagian ke lima puluh sembilan Gua Thian Kie Diserang
Hening di dalam ruang batu itu, Semua orang cuma saling
memandang dengan kening berkerut-kerut.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aaakh.,.!" Bee Kun Bu menghela nafas panjang, "Yang
kucemaskan guru-guruku, entah bagaimana mereka
sekarang?" "Sebelum mati, Kuang Ti Taysu mengatakan bahwa
bencana telah tiba di rimba persilatan mungkin ada
alasannya," ujar Pek Yun Hui.
"Menurut pendapatku, itu belum tentu." sela Pang Siu Wie.
"Kalau di Mo Kui Ceh Yi terdapat seorang Maha Iblis,
bagaimana mungkin kaum Bu Lim sama sekali tidak
mengetahuinya?" "Banyak tokoh aneh berkepandaian tinggi dalam rimba
persilatan, begitu pula di luar perbatasan dan di seberang laut
Misalnya Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu, Miauw Muk Jin
Mo-Ciu Lin, Ku Ciok Lo Koay dan lain sebagainya, Bukankah
sebelumnya kita juga tidak pernah mendengar tentang
mereka" sedangkan kini guruku sudah jadi begitu macam,
Mau tidak mau kita harus pereaya." ujar Pek Yun Hui dan
kemudian menarik nafas panjang.
"Apayang dikatakan Nona Pek memang benar." Gin Tie
Suseng manggut-manggut "Hanya saja... aku merasa heran
akan apa yang dikatakan guru di saat nafasnya hampir
putus...." "Apa yang engkau herankan?" tanya Pek Yun Hui.
"Aku merasa heran karena orang-orang berbaju putih itu
tidak memiliki kepandaian istimewa, sama sekali bukan
tandingan Na Locianpwe Tapi kenapa Na Lo-cianpwee dapat
ditundukkan oleh mereka?" jawab Gin Tie Suseng sambil
menggeleng-gelengkan kepala, "Guru-ku bilang, Maha iblis itu
tidak bisa dilawan dengan tenaga manusia, itulah yang
kuherankan, Entah apa maksud guruku itu?"
"Huh!" dengus Giok Siauw Sian Cu. "Omong kosong!
Mana ada setan iblis?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Itu... itu karena sungguh aneh urusan tersebut" Wajah Gin
Tie Suseng kemerah-merahan. "Aku.,, aku cuma menduga,
harap Kakak Giok Siauw jangan menertawakanku!"
"Eh?" Giok Siauw Sian Cu tampak cemberut "Berdasarkan
apa aku harus menyalahkan mu?"
Walau dalam keadaan tegang, namun tingkah laku Gin Tie
Suseng dan Giok Siauw Sian Cu justru membuat semua orang
tertawa, Setelah itu, mereka pun mulai berunding.
"Untuk sementara ini, tugas yang paling penting bagi kita
adalah menyembuhkan ayah angkat dan lain nya. Menurutku,
selain Siao Tiap, siapa yang punya kemampuan itu?" ujar Bee
Kun Bu. "Tidak salah, memang hanya Na Siao Tiap yang memiliki
kemampuan itu," sahut Pek Yun Hui. Tapi kita tidak tahu dia
pergi ke mana" Maka kita harus ke mana mencarinya?"
Mendengar itu, semua orang membungkam dengan kening
berkerut-kerut, Mereka semua memang tidak tahu jejak Na
Siao Tiap, lalu harus ke mana mencari gadis itu"
Malam harinya, mereka bergilir mengintip ke luar melalui
lubang rahasia. Namun mereka tidak melihat apa-apa dan
tidak terjadi apa pun. Keesokan paginya, kebetulan giliran Bee Kun Bu dan Lie
Ceng Loan, Bee Kun Bu mengintip ke !uar, sedangkan Lie
Ceng Loan bersandar di badannya.
"Kakak Bu, engkau melihat ada orang ke mari?" tanya
gadis itu. Tidak." Bee Kun Bu menggelengkan kepala.
"Kakak Bu!" ujar Lie Ceng Loan lembut "Engkau pasti
sudah lelah, lebih baik beristirahatlah sejenak!M
Tidak," Bee Kun Bu menggelengkan kepala lagi, "Adik
Loan, aku sudah berpikir semalaman Kalau cuma berdiam diri
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
di dalam gua, itu bukan jalan keluarnya. Lebih baik kita pergi
untuk mencari tahu tentang Mo Kui Ceh Yi, sebetulnya itu
merupakan tempat apa."
"Memang ada baiknya begitu, tapi,.,." Lie Ceng Loan
menarik nafas. "Kakak Pek tidak setuju."
Bee Kun Bu menghela nafas, lalu mengintip ke luar lagi.
Begitu mengintip ke luar, seketika juga ia terkejut bukan main.
"Adik Loan! Cepat beritahukan pada mereka, musuh sudah
datangi Ternyata Bee Kun Bu melihat beberapa orang berbaju
putih menuntun empat orang menuju gua Thian Kie.
sedangkan Lie Ceng Loan sudah berjalan ke dalam Tak
lama ia sudah kembali bersama Pek Yun Hui, Giok Siauw
Sian Cu dan Pang Siu Wie.
Pada waktu bersamaan, wajah Bee Kun Bu tampak
berubah. Kini ia telah melihat jelas ke empat orang yang
dituntun itu, tidak lain Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu.
Bahkan mereka berempat menggotong sebuah batu besar
yang menyerupai balok. Wajah mereka tampak meringis, menyengir, menyeringai
dan kadang-kadang tampak tersenyum aneh.
Menyaksikan keadaan itu, Bee Kun Bu berduka sekali
sehingga nyaris tak kuat berdiri
"Ada apa?" tanya Pek Yun Hui.
"Lihatlah sendiri!" sahut Bee Kun Bu sambil menarik nafas.
Pek Yun Hui dan lainnya langsung bergantian mengintip ke
luar melalui lubang rahasia itu.
"Mereka sudah datang lagi dan mau mendobrak pintu gua
menggunakan batu besar itu, Kita semua jangan gugup, Kalau
pintu gua didobrak dan terbuka, kita harus bertindak sesuai
dengan cara yang telah kita rundingkan semalam." ujar Pek
Yun Hui tenang. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Engkau menghadapi ayah angkatku, aku menghadapi
orang-orang berbaju putih itu?" tanya Bee Kun Bu.
Tidak salah." Pek Yun Hui mengangguk "Kalau orangorang berbaju putih itu kalah, guruku dan Kun Lun Sam Cu
pasti mundur juga," "Aaakh!" Bee Kun Bu menarik nafas panjang.
Bummm! Terdengarlah suara yang amat dahsyat,
sehingga mengejutkan semua orang. Pintu gua itu tergoncang keras.
Pek Yun Hui segera mengintip ke luar, Ternyata Na Hai
Peng dan Kun Lun Sam Cu sedang mendobrak pintu gua
dengan batu besar yang mereka gotong.
"Hati-hati!" seru Pek Yun Hui, "Dobrakan ke dua
menyusul!" Bummm! Suara itu lebih dahsyat dari suara tadi, sehingga
memekakkan telinga semua orang yang di dalam gua.
"Kakak Pek!" teriak Bee Kun Bu, "Apakah kita harus terus
berdiam diri di dalam gua ini?"
"Kun Bu!" Pek Yun Hui mengerutkan kening, "Akan lebih
berbahaya kalau kita menerjang ke luar!"
Bummmm! Terdengar lagi suara yang amat dahsyat itu,
bahkan menggoncangkan gua, sedangkan pintu batu gua itu
tampak retak. Wajah Pek Yun Hui berubah menyaksikan keadaan pintu
itu, ia segera berseru sekeras kerasnya.
"Mari kita mundur ke dalam!"
Mereka semua langsung mundur ke dalam, sekaligus
menutup pintu batu ke dua, Tak seberapa lama kemudi an,
mereka mendengar suara hiruk pikuk di luar.
Bummm! Blang! Byurrr! KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tidak perlu dilihat tagi, mereka semua sudah tahu kalau
pintu gua itu telah hancur Tentunya mereka menjadi tegang
dan berduka, karena orang-orang yang mendobrak pintu gua
itu guru-guru mereka sendiri
Lagipula Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan lainnya,
bagaimana mungkin melukai mereka" Kini mereka mulai
panik, tidak tahu apa yang harus diperbuat Berselang
beberapa saat kemudian, terdengarlah suara yang amat


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dahsyat lagi, Ternyata pintu batu ke dua sudah mulai
didobrak. "Kita harus mundur lagi!" seru Pek Yun Hui.
Biasanya Bee Kun Bu sangat menghormati Pek Yun Hui,
tapi kali ini ia mulai memprotes.
"Mundur dan mundur lagi, lalu harus bagaimana?"
"Kun Bu!" sahut Pek Yun Hui sungguh-sungguh,
"Pertarungan tidak dapat dihindarkan lagi, maka ada baiknya
kita punya waktu sedikit."
Saat ini, sepasang mata Bee Kun Bu telah berapi-api,
Kemudian mendadak ia menghantam dinding gua.
"Kakak Bu!" Lie Ceng Loan cepat-cepat memegang
tangannya,"jangan terlampau berduka!"
"Aaaakh.-.!" keluh Bee Kun Bu.
Kemudian mereka semua mundur lagi ke ruang da!am.
Pintu batu ke tiga pun langsung ditutup, pada waktu
bersamaan, pintu batu ke dua telah hancur
"Giok Siauw Sian Cu, engkau harus menggendong
Saudara Kim!" pesan Pek Yun Hui, "Begitu pintu hancur,
engkau harus segera kabur menggendong Saudara Kim! Kita
berkumpul lagi nanti!"
"Ya!" Giok Siauw Sian Cu segera berjalan ke dalam.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kakak Pang!" pesan Pek Yun Hui lagi, "Engkau harus
bersiap-siap dengan pasir beracun! Begitu melihat orang
berbaju putih, jangan memberi hati pada mereka!"
"Ya." Pang Siu Wie segera memakai sarung tangan.
sementara pintu batu ke tiga sudah mulai didobrak,
sehingga membuat ruang dalam terus bergoncang.
Pek Yun Hui menghunus pedangnya, Begitu pula Bee Kun
Bu dan Lie Ceng Loan, Kini mereka sudah bersiap-siap
dengan pedang di tangan. "Adik Loan!" ujar Pek Yun Hui. "Di saat menghadapi Kun
Lun Sam Cu, engkau tidak boleh menghadapi dengan
perasaan!" "Kakak Pek, aku... aku...." Wajah Lie Ceng Loan berubah
pucat "Adik Loan!" Pek Yun Hui menarik nafas, "Kini Kun Lun
Sam Cu bertindak atas perintah orang, sudah pasti tubuh
mereka kena semacam racun, sehingga tidak me-ngenalimu
lagi, Kalau engkau menghadapi mereka bertiga dengan
perasaan, bukankah akhirnya dirimu yang akan celaka" Nah,
pikirkanlah "Baik." Lie Ceng Loan mengangguk "Aku akan
menghadapi guru dan Supek sebagaimana mestinya, Ka-kak
Bu menghadapi orang-orang berbaju putih saja!"
"Kakak Pek!" sela Bee Kun Bu mendadak "Biar aku yang
menghadapi ayah angkat, engkau menghadapi orang-orang
berbaju putih saja."
"Baiklah." Pek Yun Hui mengangguk "Tapi engkau harus
berhati-hati!" "Ya." Bee Kun Bu manggut-manggut
Pek Yun Hui mengibaskan tangannya, Mereka segera
mundur ke tempat yang kosong, Giok Siauw Sian Cu sudah
muncul, ternyata ia mengikat Gin Tie Suseng di punggungnya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Saat ini, terdengarlah suara hirup pikule Ternyata pintu
batu ke tiga telah hancur, Pek Yun Hui langsung bersiul
panjang, dan secepat kilat melesat ke samping Kun Lun Sam
Cu. sedangkan Giok Siauw Sian Cu juga menerjang ke luar
bersama Pang Siu Wie. Ketika itu juga, tampak empat orang berbaju putih sedang
menerjang ke dalam, Begitu melihat Pek Yun Hui, ke empat
orang berbaju putih itu terkejut dan segera bersiul aneh.
Sementara Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu berdiri
mematung di tempat dan masih menggotong batu besar
Ketika mendengar suara siulan aneh itu, mereka berempat
serentak menaruh batu besar itu, lalu menerjang ke arah Pek
Yun Hui. Akan tetapi, Na Hai Peng telah dihadang oleh Bee Kun Bu
dengan pedang, sedangkan Lie Ceng Loan bergerak cepat ke
hadapan Kun Lun Sam Cu. sementara Pek Yun Hui sudah menerjang ke luar dengan
pedang di tangan, Dia menggunakan ilmu pedang tingkat
tertinggi yakni badan menyatu dengan pedang.
seketika terdengarlah suara jeritan, Ternyata ke empat
orang berbaju putih telah tewas di pedang Pek Yun Hui,
sedangkan Pek Yun Hui telah melesat sampai di luar gua.
Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie terus mengikuti Pek
Yun Hui dari belakang Di luar gua masih ada delapan orang
berbaju putih, maka begitu sampai di luar gua, Pang Siu Wie
langsung mengayunkan tangannya, Ternyata ia telah
menyebarkan pasir beracun ke arah orang-orang baju putih
itu. Mereka secepat kilat meloncat mundur, namun dua orang
berbaju putih terlambat dan seketika mereka berdua menjeritjertt kena pasir beracun itu.
"Engkau tunggu kami di lembah Cu Ngu!" pesan Pek Yun
Hui pada Giok Siauw Sian Cu. "Kalau sudah malam kami tidak
ke sana, berarti kami sudah celaka."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Giok Siauw Sian Cu mengangguk, lalu melesat pergi
menuju lembah tersebut. sedangkan Pek Yun Hui sudah mulai menyerang orangorang berbaju putih dengan pedangnya, Pang Siu Wie pun tak
henti-hentinya menyebarkan pasir beracunnya ke arah orangorang baju putih.
Tidak sampai tiga jurus, seorang berbaju putih sudah
terluka parah, Sisanya, yang lima orang segera bersiul aneh.
Pek Yun Hui sudah tahu, bahwa siulan aneh itu
merupakan suatu perintah pada Na Hai Peng dan Kun Lun
Sam Cu. Maka kalau sisa ke lima orang itu dibunuh semua,
Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu pasti cuma berdiri
mematung. Karena itu, Pek Yun Hui langsung menyerang mereka.
Namun mendadak terdengar suara teriakan Bee Kun Bu.
"Hati-hati Kakak Pek!"
Pek Yun Hui terkejut dan cepat-cepat menoleh. ia melihat
badan Bee Kun Bu melayang ke luar bagaikan layang-layang
putus, Tampak Na Hai Peng melesat ke arahnya, bahkan
telah melancarkan pukulan ke arahnya.
Betapa dahsyatnya pukulan itu, sehingga membuat Pek
Yun Hui terkejut bukan main, Bahkan ia tertegun karena
saking kaget nya. Di saat yang begitu gawat, Pek Yun Hui malah tertegun,
tentunya ada sebab musababnya, Ternyata pukulan itu
membuatnya harus menangkis, sedangkan apabila ia
menangkis, Na Hai Peng pasti terluka dan dirinya sendiri pun
akan celaka, Sejak ia meninggalkan istana di ibu kota, ia hidup
bersama Na Hai Peng, dan boleh dikatakan Na Hai Penglah
pengganti orang tuanya, Maka bagaimana mungkin ia tega
membuat Na Hai Peng terluka"
Di saat Pek Yun Hui tertegun, pukulan itu justru telah mulai
menekan dirinya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pang Siu Wie yang berdiri tak jauh, keringat dingin pun
sudah mengucur, tanpa banyak pikir lagi ia langsung
menyerang Na Hai Peng dengan sebatang panah api.
Siuuung! Bummm! Terdengar suara ledakan.
Ketika menyerang Na Hai Peng dengan panah api, Pang
Siu Wie justru menjadi lengah terhadap ke lima orang berbaju
putih, Salah seorang dari mereka menyerang punggungnya.
Buuuk! Punggung Pang Siu Wie terpukul
sedangkan Na Hai Peng berhasil memukul jatuh panah api
itu, sehingga menimbulkan ledakan sahsyat, pada waktu
bersamaan, Pek Yun Hui segera mengerahkan ilmu Ngo Heng
Mie Cong Pu. Na Hai Peng sudah mengenali ilmu itu, maka ia segera
mengejar Pek Yun Hui dengan ilmu yang sama.
Guguplah Pek Yun Hui sehingga terpaksa menggunakan
pedangnya menyabet lengan baju Na Hai Peng. Akan tetapi,
terjadilah hal yang di luar dugaan, Ternyata lengan baju Na
Hai Peng malah melilit pedang Pek Yun Hui sehingga tak
bergerak sama sekali Pek Yun Hui mengerahkan Lweekangnya untuk menarik
pedangnya. ia berhasil tapi di saat bersamaan, sebelah
tangan Na Hai Peng telah bergerak melancarkan sebuah
pukulan ke arahnya. Sudah tiada kesempatan bagi Pek Yun Hui untuk berkelit,
sehingga pukulan Na Hai Peng mengenai bahu-nya, Meskipun
Pek Yun Hui memiliki ilmu sakti Toa Pan Yok Sin Kang,
namun ilmunya itu masih di bawah Na Hai Peng.
Karena itu, setelah kena pukulan tersebut, hawa murni Pek
Yun Hui buyar Badannya terhuyung-huyung ke belakang
dengan wajah pucat pias. sedangkan Na Hai Peng sudah
melesat ke arahnya. Pek Yun Hui yang terhuyung-huyung,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
akhirnya jatuh duduk di tanah, Di saat itu pula terdengar suara
seruan Bee Kun Bu. "Ayah angkat! jangan turun tangan!" Bee Kun Bu juga
melesat ke situ dengan pedangnya.
Ketika menghadapi Na Hai Peng di dalam gua, Bee Kun
Bu sudah berada di bawah angin, maka ia bertarung sambil
mundur Begitu sampai di luar gua, terdengar suara siulan
aneh dari ke lima orang berbaju putih, karena itu Na Hai Peng
langsung melesat ke arah Pek Yun Hui.
Tidak sampai dua jurus, Pek Yun Hui sudah terluka,
Kebetulan Bee Kun Bu mengarah ke sana, Begitu melihat Pek
Yun Hui dalam bahaya, Bee Kun Bu segera berseru dan
sekaligus melesat ke sana dengan pedangnya.
Na Hai Peng berkelit, kemudian mendadak menjulurkan
tangannya mencengkeram lengan Bee Kun Bu.
Setelah serangan Na Hai Peng luput, Bee Kun Bu
langsung meloncat pergi untuk memancing Na Hai Peng.
Saat ini, di luar gua Thian Kie tampak sinar pedang
berkelebatan, namun keadaan sudah tidak menguntungkan
bagi pihak Pek Yun Hui lagi
sedangkan Bee Kun Bu yang menghadapi Na Hai Peng
dengan cara main kucing-kucingan, sewaktu-waktu akan
terluka di tangan Na Hai Peng.
Lie Ceng Loan juga sibuk menghadapi Kun Lun Sam Cu.
Namun gadis itu merasa tidak tega melukai mereka, maka ia
cuma bertahan Pek Yun Hui yang jatuh duduk itu berusaha bangun,
maksudnya ingin membantu Bee Kun Bu, namun tenaganya
sama sekali tak kuat untuk bangun.
Pang Siu Wie pun sudah terluka parah kena pukulan, ia
jatuh duduk di tanah, dan ke lima orang berbaju putih
langsung mengurungnya, Pang Siu Wie masih sempat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menyerang mereka dengan panah api Dua orang berbaju
putih kena panah api, sehingga sekujur badannya terbakar.
Pek Yun Hui terus memandang mereka yang sedang
bertempur kemudian ia berseru.
"Kun Bu, adik Loan! Katian berdua lebih baik meloloskan
diri saja!" "Kakak Pek! jangan berkata begitu!" sahut Bee Kun Bu.
Karena menyahut, maka gerakannya jadi lamban,
Mendadak ia merasa pedangnya berat sekali, ternyata
pedangnya telah dicengkeram Na Hai Peng.
Bee Kun Bu terpaksa melepaskan pedangnya, dan
secepat kilat meloncat mundur Akan tetapi, di saat bersamaan
Na Hai Peng menyerangnya dengan pedang itu. Bee Kun Bu
berusaha berkelit, namun jurus pedang itu telah berubah,
sehingga membuat Bee Kun Bu tak bisa berkelit.
Cep! pahanya telah tertusuk pedang itu, dan darahnya pun
mengucur seketika. Bee Kun Bu tetap bertahan walau merasa sakit sekali,
sedangkan Na Hai Peng sudah menyerangnya lagi Bee Kun
Bu tampak putus asa. ia tahu sudah tidak mampu berkelit lagi,
Apakah ia akan mati di tangan ayah angkatnya sendiri"
Pada waktu bersamaan, mendadak tampak sosok
bayangan melesat ke arah nya, disusul pula dengan bentakan
keras. "Na tua! Ada apa bicarakanlah baik-baik! Kenapa harus
turun tangan terhadap tingkatan muda?"
Bee Kun Bu mengenali suara itu, tapi tidak ingat siapa
orangnya sementara bayangan itu telah melesat sampai di
hadapan Na Hai Peng yang sedang menyerang dengan
pedang, Begitu mendengar ada suara desiran angin, Na Hai
Peng menarik pedangnya dan sekaligus menyerang orang
yang baru muncul itu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kelihatannya orang itu tidak menyangka kalau Na Hai
Peng akan menyerangnya, Maka ia jadi tertegun sehingga
lupa berkelit Ujung pedang Na Hai Peng berhasil melukainya
hingga darah mengucur, barulah orang itu meloncat ke
belakang. Na Hai Peng juga tampak melongo, kemudian
membalikkan badannya, Bee Kun Bu sudah melihat orang itu,
Ternyata orang itu berambut panjang sekali, yang tidak lain
Kiu Tok Sian Ong-Bun Thian Pah.
Walau Kiu Tok Sian Ong telah tertusuk pedang Na Hai
Peng, namun hanya terluka ringan.
"Sian Ong!" Giranglah Bee Kun Bu, "Cepat habiskan ke
tiga orang berbaju putih itu!"
Kiu Tok Sian Ong memandang ke arah tiga orang berbaju
putih, Kebetulan ke tiga orang berbaju putih itu pun sedang
memandangnya, Begitu mereka saling me-mandang, Kiu Tok
Sian Ong tampak terkejut sekali.
Ketika menyaksikan wajah Kiu Tok Sian Ong yang tampak
terkejut itu, Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui merasa dingin
dalam hati, Di saat itu, bahu Bee Kun Bu pun tertusuk oleh
pedang Na Hai Peng lagi. "Sian Ong! Cepat habiskan ke tiga orang itu dulu!" seru
Pek Yun Hui. Kiu Tok Sian Ong langsung bersiul panjang sambil melesat
ke arah ke tiga orang berbaju putih itu, Ke tiga orang berbaju
putih pun sudah siap menyerang, Namun sepasang tangan
Kiu Tok Sian Ong telah bergerak dan berhasil mencengkeram
lengan dua orang berbaju putih, sekaligus dihempaskannya.
Krek! Krek! Ke dua orang itu terhempas remuk, nyawa
mereka pun melayang seketika.
Kini hanya tersisa satu orang berbaju putih, Orang berbaju


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

putih itu langsung bersiul aneh sambil melesat pergi, Akan
tetapi, Kiu Tok Sian Ong bergerak cepat mencengkeramnya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ternyata Kiu Tok Sian Ong tidak mencengkeram lengannya,
melainkan mencengkeram bahunya, Kuku-kukunya yang
panjang menembus ke dalam bahu orang berbaju putih itu.
"Kalau ingin hidup, cepat suruh mereka berhenti!" bentak
Kiu Tok Sian Ong. Orang berbaju putih itu ketakutan. Maka ia segera
mengeluarkan sebuah peluit kecil yang dibikin dari semacam
tulang, lalu ditiup tiga kali.
Begitu mendengar suara peluit itu, Na Hai Peng dan Kun
Lun Sam Cu langsung berhenti, kemudian berdiri mematung di
tempat Lie Ceng Loan menarik nafas lega, Namun begitu melihat
Bee Kun Bu terluka, gadis itu segera mendekatinya dengan air
mata berlinang-linang. "Sudah aman sekarang," ujar Pek Yun Hui.
Lie Ceng Loan membalut luka Bee Kun Bu dengan hatihati sekali, namun air matanya masih terus mengucur
"Jangan menangisi ujar Bee Kun Bu sambil tersenyum
"Kakak Bu...." Lie Ceng Loan terisak-isak.
"Adik Loan!" Bee Kun Bu tersenyum lagi, "Aku tidak apaapa."
"Sian Ong!" tanya Pek Yun Hui. "Apakah Sian Ong tahu
asal-usul orang-orang berbaju putih itu?"
"Aaakh...!" Kiu Tok Sian Ong menarik nafas dengan air
muka berubah, "lni sungguh menakutkan Kita tidak boleh
lama-lama di sini, harus cepat meninggalkan tempat ini."
"Sian Ong, bagaimana kalau kita ke lembah Cu Ngu?"
tanya Pek Yun Hui. "Biar tempat apa pun itu, yang penting kita harus segera
meninggalkan tempat ini dulu," sahut Kiu Tok Sian Ong.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui dan Pang Siu Wie berusaha bangun,
sedangkan Kiu Tok Sian Ong berkata pada Bee Kun Bu.
Totoklah jalan darah ke empat orang itu, dan bawalah
pergi!" Bee Kun Bu mengangguk, lalu berjalan terpincang-pincang
mendekati dan kemudian menotok jalan darah mereka, Akan
tetapi, ketika ia menotok Na Hai Peng, justru dirinya yang
terpental Bamlah ia ingat, Na Hai Peng mempunyai ilmu Toa
Pan Yok Sin Kang, pelindung diri.
"Bagaimana nih?" Bee Kun Bu kebingungan
"Oh! Aku telah melupakan itu," sahut Kiu Tok Sian Ong,
lalu berkata pada orang berbaju putih yang masih dalam
cengkeramannya, "Engkau harus perintahkan dia mengikuti
kami! Kalau engkau berani macam-macam, engkau yang
mampus duluan!" Orang baju putih itu mengangguk, sedangkan Bee Kun Bu
dan Lie Ceng Loan telah memapah Kun Lun Sam Cu, Pek
Yun Hui dan Pang Siu Wie menguatkan diri untuk berjalan Kiu
Tok Sian Ong tetap mencengkeram orang berbaju putih itu
yang terus bersiul aneh, Maka Na Hai Peng mengikuti mereka
dari belakang. Tak seberapa lama kemudian, mereka sudah tiba di
lembah Cu Ngu. Begitu melihat mereka, legalah hati Giok
Siauw Sian Cu. "Sudah tidak ada urusan apa-apa iagi?" tanyanya.
"Kalau Kiu Tok Sian Ong tidak muncul pada waktu itu,
kami semua pasti sudah mati," jawab Pek Yun Hui.
"Setelah meninggalkan pegunungan Altai Taysan, tiba-tiba
aku teringat pada Nona Lie yang telah dewasa. Karena itu aku
memasuki Tionggoan lagi Kebetulan melewati daerah ini,
maka aku mampir ke gunung Kwat Cong San. Tidak disangka
malah bertemu kalian dalam keadaan tidak karuan," ujar Kiu
Tok Sian Ong. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Sian Ong!" Pek Yun Hui duduk di atas rumput "Apakah
Sian Ong tahu asal-usul orang-orang berbaju putih itu?"
"Kalau dibicarakan aku pun tidak begitu jelas," jawab Kiu
Tok Sian Ong dan me!anjutkan. "Ketika aku baru berguru
belajar ilmu silat, aku pernah mendengar guru bereakap-cakap
dengan beberapa tokoh tua rimba persilatan kalau bertemu
dengan orang berbaju putih berdandan seperti ini di gurun
pasir Sie Ih, lebih baik cepat-cepat menghindar Kalau tidak,
diri kita akan menuruti perintah merekah
"Mereka berempat memang sudah begitu." Pek Yun Hui
memberitahukan "Dalam hidupku, aku memang sering mengarungi gurun
pasir Sie Ih, namun tidak pernah bertemu orang berbaju putih
yang demikian, Baru hari ini aku melihat mereka, Aku masih
ingat akan pereakapan guruku dengan para tokoh tua rimba
persilatan bahwa orang-orang berbaju putih bertempat tinggal
di Mo Kui Ceh Yi." "Betul." sahut Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui serentak
"Di dalam Mo Kui Ceh Yi, terdapat tiga pemimpin yakni
Toa Mo (Maha Iblis), Ji Mo (lblis Ke dua) dan Sam Mo (lblis Ke
tiga), Siapa ke tiga orang itu, tiada yang tahu,"
"Sian Ong!" Pang Siu Wie menunjuk orang berbaju putih
yang dicengkeram Kiu Tok Sian 0ng. Tanya dia bukankah kita
akan mengetahuinya?"
"Benar." Kiu Tok Sian Ong manggut-manggut, kemudian
membuka kedok orang berbaju putih.
Pek Yun Hui dan lainnya segera memandang wajah orang
itu. seketika juga mereka semua merinding, bahkan Lie Ceng
Loan langsung menjerit sambil mendekap di dada Bee Kun
Bu. Ternyata di balik kedok yang menyeramkan itu, terdapat
seraut wajah yang lebih menyeramkan, dagingnya tiada sedap
dipandang, tiada hidung, mata cuma sebelah dan bibir atas
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pun hilang entah ke mana. Bahkan wajah yang menyeramkan
itu masih tampak ada darah segar mengalir
Setelah menyaksikan wajah itu, Kiu Tok Sian Ong pun
tertegun, ia segera memakaikan kembali kedok itu pada wajah
orang tersebut "Engkau datang dari Mo Kui Ceh Yi?"
"Kalian sudah tahu, maka harus cepat-cepat melepaskan
diriku!" sahut orang berbaju putih.
"Hm!" dengus Kiu Tok Sian Ong dingin, "Engkau tidak
perlu banyak bicara! Aku tanya engkau jawab!"
"Hm!" Orang berbaju putih itu pun mendengus.
"Bagaimana cara menyembuhkan ke empat orang ini?"
tanya Kiu Tok Sian Ong membentak "Jawab!"
"Aku tidak tahu!" sahut orang berbaju putih.
"Benarkah engkau tidak tahu?" Kiu Tok Sian Ong
mengerutkan kening. "Benar!" Orang berbaju putih mengangguk
"Kalau begitu, siapa yang tahu caranya menyembuhkan
mereka berempat?" tanya Kiu Tok Sian Ong lagi.
"Toa Mo (Maha Iblis) Ji Mo (lblis ke Dua) dan Sam Mo
(lblis ke Tiga)!" jawan orang berbaju putih. "Mereka bertiga
yang mampu membuat orang tidak waras, dan bergerak
berdasarkan suara siulan!"
jawaban itu membuat semua orang saling memandang.
"Siapa ke tiga orang itu?" tanya Kiu Tok Sian Ong.
"Aku tidak pernah bertemu mereka, Di dalam Mo Kui Ceh
Yi, orang yang bisa bertemu mereka dapat dihitung dengan
jari!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Sebetulnya mereka berempat kena racun apa, sehingga
berubah jadi begitu?" tanya Pek Yun Hui mendadak
"Akusungguh tidak tahu!" jawab orang berbaju putih.
"Di mana Mo Kui Ceh Yi itu?" tanya Bee Kun Bu berang.
"Aku tidak boleh bilang!" sahut orang berbaju putih tegas.
Tiba-tiba Giok Siauw Sian Cu mencengkeram urat nadi
orang berbaju putih itu, lalu mengerahkan Lwee-kangnya,
sehingga orang berbaju putih itu merintih-rintih.
"Engkau mau bilang apa tidak?" bentaknya sengit.
"Kalian bermusuhan dengan kami!" pekik orang berbaju
putih itu. "Kalian semua pasti mampus!"
Setelah memekik, mendadak jari tengahnya menyentil dan
sebutir obat kecil langsung meluncur ke dalam muIutnya.
Giok Siauw Sian Cu bergerak cepat menekan tenggorokannya, agar obat itu jangan masuk ke tenggorokan,
namun sudah terlambat Glek! Kepala orang berbaju putih itu terkulai, dan nafasnya
pun putus seketika. Semua orang menggeleng-gelengkan kepala, sedangkan
Kiu Tok Sian Ong segera berendus-endus di pakaian orang
itu, kemudian tertawa. "Ha ha!" "Kenapa Sian Ong tertawa?" tanya Pek Yun Hui heran.
"Akal ini memang mungkin dapat mengelabui aku?" sahut
Kiu Tok Sian Ong. "Sian Ong!" tanya Giok Siauw Sian Cu. "Apakahyang
ditelannya itu bukan racun?"
"Memang racun." Kiu Tok Sian Ong mengangguk "Tapi
racun itu tidak akan mematikannya."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Giok Siauw Sian Cu segera meraba hidung orang berbaju
putih itu. "Dia sudah tidak bernafas, pertanda dia telah mati!"
ujarnya dengan kening berkerut
"Engkau telah dikelabuinya." Kiu Tok Sian Ong tersenyum,
"Bagaimana mungkin mereka akan membunuh diri" Memang,
siapa yang menelan racun itu dalam waktu dua jam akan
tampak seperti orang mati, Maka kalau tidak dikuburkan, dua
jam kemudian dia akan kabur."
Kini mereka semua baru mengerti, dan seketika mereka
pun bertambah gusar "Apa yang dikatakannya tadi, kedengarannya tidak
bohong," ujar Kiu Tok Sian Ong setelah berpikir beberapa
saat, "Namun mereka telah terikat oleh suatu peraturan, jadi
pereuma kita mendesaknya, Lebih baik kita bunuh saja dia!"
Usai berkata begitu, Kiu Tok Sian Ong mengangkat
tangannya dan terdengarlah suara "Plak".
Pek Yun Hui ingin membuka mulut mencegahnya, tapi
sudah terlambat Tadi orang berbaju putih berpura-pura mati
dengan maksud ingin kabur, tetapi kini malah benar-benar
mati. "Sian Ong!" ujar Bee Kun Bu. "Nyawanya telah Sian Ong
habiskan, mungkin kita semua tidak akan tahu di mana Mo Kui
Ceh Yi itu." "Eh" Bocahl" Air muka Kiu Tok Sian Ong berubah.
"Maksudmu ingin mencari tempat itu?"
"Tentu." sahut Bee Kun Bu mengangguk
"Dasar bocah tak tahu tingginya langit! Sudahlah! jangan
omong kosong !agi!" tegur Kiu Tok Sian Ong.
"Sian Ong!" sambung Pek Yun Hui. "Kalau kami tidak pergi
mencari tiga iblis itu, bagaimana guruku dan Kun Lun Sam
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Cu" Apakah harus membiarkan mereka tetap tidak waras
begitu?" "Nona Pek!" Wajah Kiu Tok Sian Ong tampak serius, "Soal
kepandaian, aku memang di bawahmu! Tapi usiaku lebih tua
puluhan tahun darimu! Engkau mau dengar atau tidak adalah
urusanmu, namun aku harus bicara!"
"Silakan bicara, Sian Ong!" ujar Pek Yun Hui.
Kiu Tok Sian Ong memandang Na Hai Peng dan Kun Lun
Sam Cu, kemudian menunjuk mereka berempat seraya
berkata. "Ke empat orang itu menjadi tidak waras karena perbuatan
tiga iblis dari Mo Kui Ceh Yi. Kalian boleh menjaga mereka
agar tidak ditemukan orang berbaju putih, berarti tidak akan
terjadi apa-apa. Kalau kalian ingin pergi mencari Mo Kui Ceh
Yi, itu sama juga kalian mencari mati."
Walau Kiu Tok Sian Ong telah mengatakan begitu, tapi
wajah Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan lainnya tampak biasabiasa saja.
Kiu Tok Sian Ong menatap mereka satu persatu dengan
kening berkerut seraya bertanya.
"Kalian tidak mau dengar?"
"Apa yang dikatakan Sian Ong memang benar dan masuk
akal," jawab Bee Kun Bu. "Akan tetapi kami sebagai murid,
bagaimana mungkin terus menyaksikan guru begitu
selamanya?" "Hm!" dengus Kiu Tok Sian Ong, "Kalian tidak tega
menyaksikan keadaan mereka begitu, maka bertekad pergi
mencari Mo Kui Ceh Yi, apakah itu akan mem-bantu" Setelah
kalian seperti ke empat orang itu, barulah kalian tahu rasa!"
Bee Kun Bu dan lainnya diam. sedangkan Kiu Tok Sian
Ong mendekati Lie Ceng Loan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Nona Li, aku boleh tidak peduli orang lain. Namun aku
telah berhutang budi pada almarhum, maka engkau sama
sekali tidak boleh mencari kerepotan itu!" ujar Kiu Tok Sian
Ong sungguh-sungguh. "Sian Ong!" Lie Ceng Loan memandangnya. "Aku tahu
Sian Ong bermaksud baik pada kami semua, tapi Kakak Bu
memutuskan bagaimana, aku pasti menurutinya
Kiu Tok Sian Ong membalikkan badannya memandang
pada Bee Kun Bu. "Mungkin engkau mau mendengar nasihatku?"
"Harap Sian Ong sudi memaafkan, aku sungguh tidak bisa
menuruti nasihat Sian Ong," sahut Bee Kun Bu.
"Baik, baik!" Akhirnya Kiu Tok Sian Ong menghela nafas.
"Semuanya menganggap dirinya gagah berani, namun justru
amat bodoh sekali!" Setelah berkata demikian, Kiu Tok Sian Ong melesat pergi,
latapi Pek Yun Hui cepat-cepat memanggilnya.
"Sian Ong tunggu!"
Kiu Tok Sian Ong terus melesat pergi, seakan tidak
mendengar seruan Pek Yun Hui. Tak lama kemudian, ia
sudah hilang dari pandangan
"Kenapa Nona memanggilnya ?" tanya Pang Siu Wie
heran. "Dia menasihati kita, tentunya bermaksud baik," jawab Pek
Yun Hui sambil menarik nafas. "Mungkin Mo Kui Ceh Yi
memang merupakan suatu tempat yang amat bahaya, tapi
bagaimana mungkin kita tidak ke sana?"
"Benar, Kakak Pek" Bee Kun Bu mengangguk "Kalau pun
Mo Kui Ceh Yi merupakan suatu tempat yang amat bahaya,


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kita pun harus ke sana, Seperti halnya dengan istana Pit Sia
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kiong, bukankah sangat lihay sekali" Toh kita semua tidak
merasa takut kan?" "Tapi itu tidak bisa disamakan dengan istana Pit Sia
Kiong," ujar Pek Yun Hui.
"Oh?" Lie Ceng Loan terbelalak "Kakak Pek, apakah Mo
Kui Ceh Yi jauh lebih lihay dari istana Pit Sia Kiong?"
"Saat ini aku masih tidak berani memastikannya," sahut
Pek Yun Hui sambil tersenyum getir, "Guru yang menolong
kita semua di istana Pit Sia Kiong, kini malah jadi begitu...."
Apa yang dikatakan Pek Yun Hui memang benar,
perasaan semua orang jadi tereekam, terutama Bee Kun Bu
dan Lie Ceng Loan. "OIeh karena itu...M lanjut Pek Yun Hui tampak telah
mengambil keputusan "Biar bagaimanapun, kita harus pergi
menyelidiki Mo Kui Ceh Yi! Adik Loan, engkau mau ikut?"
"Bagaimana Kakak Bu?" Lie Ceng Loan balik ber-tanya.
"Dia pasti pergi," sahut Pek Yun Hui.
"Kalau dia pergi aku pasti ikut," ujar Lie Ceng Loan dan
menambahkan "Pokoknya aku tidak mau berpisah dengan
Kakak Bu lagi." "Adik Loan!" Pek Yun Hui menggenggam tangan-nya. "Kiia
tidak bisa membawa guru, jadi guru harus ditinggalkan di sini.
Kalau tiada seorang pun yang menjaga mereka, bukankah
akan menimbulkan masalah lagi?"
"Kakak Pek!" Mata Lie Ceng Loan mulai basah, "Pokoknya
aku harus ikut Kakak Bu."
Ketika Pek Yun Hui ingin mengatakan sesuatu, Pang Siu
Wie sudah mendahului membuka mulut
"Nona Pek! Biar dia tkut, aku akan menjaga di sini."
"Benar," sambung Giok Siauw Sian Cu. "Aku pun berada di
sini menjaga mereka, Jadi aku dan Pang Siu Wie tidak ikut,"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"ltu merupakan tanggung jawab yang amat besar Kalian
berdua jangan main-main!" tegas Pek Yun Hui.
"Asal kami berdua masih bernafas, tidak akan membiarkan
Na Locianpwee dan Kun Lun Sam Cu terjadi sesuatu," sahut
Pang Siu Wie dan Giok Siauw Sian Cu serentak
"Kalau begitu...." Pek Yun Hui berpikir sejenak lalu
melanjutkan "Kita pun tidak boleh lama-lama di sini, juga tidak
boleh kembali ke gua Thian Kie. Tak jauh dari sini, terdapat
sebuah gua yang amat rahasia, Kalian boleh tinggal di dalam
gua itu, tapi tidak boleh ke mana-mana."
"Ya." Pang Siu Wie dan Giok Siauw Sian Cu mengangguk
"Setelah lukanya sembuh, Saudara Kim pasti membantu
kalian," ujar Pek Yun Hui dan menambahkan "Kalau sudah
lama sekali kami tidak putang, kalian harus berusaha mencari
Na Siao Tiap!" Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie mengangguk
"Kalian berdua harus hati-hati!" pesan Pek Yun Hui.
"Sebab itu merupakan tanggung jawab kalian."
"Kami tahu," sahut Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie
serentak "Kakak Pek!" ujar Bee Kun Bu. "Kalau begitu, mari kita
berangkat sekarang!"
"Baik." Pek Yun Hui manggut-manggut.
Mereka bertiga lalu meninggalkan lembah itu, sedangkan
Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie membawa Na Hai
Peng dan Kun Lun Sam Cu ke gua rahasia yang ditunjuk Pek
Yun Hui. sementara Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan Li Ceng Loan
sudah meninggalkan lembah Cu Ngu itu, Beberapa mil
kemudian, Pek Yun Hui berkata.
"Kita masih harus ke gua Thian Kie dulu."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kenapa?" tanya Li Ceng Loan heran.
"Orang-orang berbaju putih yang datang dari Mo Kui Ceh
Yi semuanya mengenakan pakaian putih, juga memakai kedok
kulit manusia, kan?" Pek Yun Hui tersenyum serius.
"Benar, Jadi kenapa?" Li Ceng Loan bertambah heran,
Gadis itu sama sekali tidak mengerti akan maksud Pek Yun
Hui. "Kini kita akan menempuh bahaya pergi menyelidiki Mo Kui
Ceh Yi, kalau dengan pakaian kita yang begini, sulit
membaurkan diri." Pek Yun Hui menjelaskan "Me-ngerti, Adik
Loan?" "Oooh!" Li Ceng Loan manggut-manggut mengerti
"Tidak salah," ujar Bee Kun Bu. "Kita harus menyalin
pakaian mereka agar gampang membaurkan diri di sana."
Mereka bertiga menuju gua Thian Kie, Tampak mayatmayat orang berbaju putih terbujur di depan gua tersebut
Mereka bertiga memilih orang berbaju putih yang berukuran
sama dengan badan masing-masing, kemudian menyalin
pakaian mereka dan sekaligus memakai kedok kulit manusia
pula. Setelah memakai kedok tersebut, mereka bertiga saling
memandang dan sama-sama mengeluarkan suara "lh", karena
wajah mereka telah berubah menyeramkan sekali
Mereka bertiga meninggalkan tempat itu, namun
mendadak Lie Ceng Loan berhenti sambil berseru.
"Eh" Benda apa yang bergantung di pinggang me-reka?"
U Ceng Loan menunjuk ke arah benda yang bergantung di
pinggang mayat orang berbaju putih.
Ternyata setelah pakaian putihnya ditanggalkan, pada
pinggang mayat-mayat itu tampak bergantung sebuah benda
berbentuk segitiga menyerupai semacam medaH emas.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hati Pek Yun Hui tergerak ia segera mendekati dan
mengambil benda itu, Di permukaan medali tersebut terdapat
tulisan berbunyi "Mo Kui Ceh Yi" Di baliknya juga terdapat
tu!isan, "Delapan puluh Tujuh".
"Ka!ian berdua juga harus memakai medali itu," ujar Pek
Yun Hui. Bee Kun Bu dan Li Ceng Loan menurut Mereka mengambil
medali dari mayat lain, lalu dipakainya di pinggang Pada
medali itu juga terdapat tulisan yang sama, hanya saja
nomornya berbeda. Pek Yun Hui memakai medali nomor delapan puluh tujuh,
medali U Ceng Loan bernomor sembilan puluh satu, dan Bee
Kun Bu memakai medali bernomor dua puluh empat
"Medali ini merupakan tanda mereka, maka tidak boleh
hilang." pesan Pek Yun Hui.
"Ya," sahut Bee Kun dan Li Ceng Loan serentak Kemudian
Bee Kun Bu menambahkan, "Pihak Mo Kui Ceh Yi pasti tidak
akan menyudahi urusan ini, sebab sudah banyak orangnya
mati di sini Kalau mereka menemukan mayat di sini, bukankah
akan tahu ada tiga orang menyamar sebagai orang-orang baju
putih Mo Kui Ceh Yi?"
"Kita harus membuang mayat-mayat itu ke dalam jurang,"
ujar Pek Yun Hui. Setelah membuang mayat-mayat itu ke dalam jurang,
mereka bertiga lalu meninggalkan gunung Kwat Cong San..
Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan terus
melakukan perjalanan, sepanjang siang dan malam mereka
terus berjalan, dan hanya beristirahat sejenak di malam
harinya, Mereka memburu waktu karena mencemaskan
keadaan Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu yang masih
dikendalikan orang. Setengah bulan kemudian mereka sudah mendekat Giok
Bun Kwan. Hati mereka menjadi tegang karena masih belum
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mengetahui di mana Mo Kui Ceh Yi, dan belum mengetahui
juga siapa sebenarnya ke tiga iblis itu.
Na Hai Peng yang berkepandaian begitu tinggi, masih
dibuat tidak waras dan mereka kendalikan Kiu Tok Sian Ong
juga menasihati mereka, agar tidak pergi menyelidiki Mo Kui
Ceh Yi. itu pertanda tempat tersebut amat berbahaya sekali.
Oleh karena itu, mereka bertiga boleh dikatakan sedang pergi
mengadu nyawa, Namun apa boleh buat, mengingat keadaan
guru mereka yang begitu memprihatinkan, meskipun
berbahaya sekali, mereka tetap harus menempuhnya!
Malam ini ketika bulan bersinar remang-remang, mereka
bertiga meninggalkan Giok Bun Kwan untuk melanjutkan
perjalanan Setelah larut malam, sampailah mereka di gurun pasir
yang tampak kekuning-kuningan karena tertimpa sinar bulan.
Gurun pasir itu tampak begitu tenang, sama sekali tiada suara
apa pun. Mereka mengerahkan ginkang melesat di atas gurun pasir
tersebut Mereka tahu bahwa dibalik ketenangan itu, justru ada
bahaya besar mengancam diri mereka bertiga.
Di mana Mo Kui Ceh Yi itu, mereka sama sekali tidak
mengetahuinya, hanya tahu kira-kira berada di sekitar gurun
pasir ini. Oleh karena itu, mereka bertiga mengarungi gurun pasir itu
untuk mencari Mo Kui Ceh Yi tersebut Ketika hari mulai
terang, mereka mendengar suara dering-dering di tempat
yang jauh, Tak seberapa lama kemudian, muncullah iringiringan unta.
Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan segera
memandang iring-iringan unta, dan seketika itu juga Bee Kun
Bu berseru tak tertahan Ternyata di dalam iring-iringan unta tidak tampak seorang
pun, tapi banyak barang berada di atas punggung unta-unta
itu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu teringat akan iring-iringan kereta kuda kaum
pedagang, yang dikepalai seorang tua berjenggot Para
pedagang itu semua mati terbunuh Kini muncul iring-iringan
unta, namun tiada orangnya, Apakah orang-orangnya juga
telah celaka" Mereka bertiga segera mengerahkan ginkang mendekati
unta-unta itu, Begitu melihat mereka, unta-unta itu pun
berhenti Unta-unta itu berjumlah delapan puluh ekor, tapi
diantara mereka tidak tampak seorang pun.
Mereka bertiga saling memandang dengan kening
berkerut-kerut, kemudian Pek Yun Hui berkata.
"Hati-hati! Jangan-jangan para penjahat berada di sekitar
tempat ini!" Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan mengangguk Mereka
bertiga memandang ke arah kafilah itu muncul dan kemudian
melesat ke sana, Di sana mereka menyaksikan pemandangan
yang amat mengenaskan, yaitu puluhan mayat
bergelimpangan di atas gurun pasir yang tampak tenang itu.
orang-orang yang sudah mati itu berpakaian ala Bangsa
Han dan Bangsa Arab. Darah mereka mendidih menyaksikan keadaan itu, Wajah
Bee Kun Bu merah padam menyiratkan kegusaran
"Kalaupun bukan demi ayah angkat dan guru, aku pun
tidak akan melepaskan para iblis itu!"
"Kakak Bu, apakah kaum pedagang ini dibunuh oleh
orang-orang berbaju putih?" tanya Lie Ceng Loan.
"Memang mungkin," sahut Pek Yun Hui dan
menambahkan "Kalau bukan perbuatan mereka, siapa lagi
yang begitu kejam membunuh para pedagang ini?"
Pada saat mereka sedang berbicara, tiba-tiba sosok
bayangan berkelebat menuju tempat itu, Meskipun masih
begitu jauh, tapi Pek Yun Hui melihat dengan jelas, bayangan
yang berkelebat itu adalah orang-orang berbaju putih.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kita harus cepat bersembunyi di dalam gurun pasir untuk
melihat gerak-gerik mereka!" ujar Pek Yun Hui.
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan mengangguk Mereka
bertiga lalu mengerahkan Ci'an Kin Tui (llmu Memberatkan
Badan Jadi Seribu Kati). Dengan ilmu tersebut badan mereka
merosot ke dalam pasir, tinggal kepala mereka yang tampak
dipermukaan. Tak seberapa lama kemudian, tampak belasan orang
berbaju putih sudah sampai di tempat itu, dan kemudian
berhenti "Oh! semuanya sudah mati!" ujar salah seorang dari
mereka sambil tertawa dingin.
"Heran!" sahut seorang lagi, "Tadi kelihatannya masih ada
tiga orang yang hidup!"
"Omong kosong!" tegur temannya, "Matamu telah lamur
barangkali! Sudahlah! Tidak perlu menghiraukan mayat-mayat
ini, kita harus segera pulang!"
seketika itu juga mereka melesat pergi, Lie Ceng Loan
ingin menaikkan badannya, tapi dicegah Pek Yun Hui.
"Adik Loan, jangan!"
"Kenapa?" tanya Lie Ceng Loan.
"Hampir saja mereka melihat kita. Mungkin mereka akan
kembali ke sini lagi!" sahut Pek Yun Hui.
Lie Ceng Loan langsung diam, Cukup lama mereka
menunggu, tapi orang-orang berbaju putih itu tidak muncul
lagi. Barulah mereka bertiga naik ke atas, dan sekaligus
membersihkan pakaian masing-masing. Tiba-tiba wajah Pek
Yun Hui tampak berseri dan tangannya menunjuk ke depan
seraya berkata. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Diantara mereka ada yang tidak begitu tinggi gin-kangnya,
maka meninggalkan jejak. Kita bisa menguntit mereka dengan
jejak itu." "Benar." Bee Kun Bu mengangguk "Pokoknya kita tidak
boleh melepaskan para iblis itu."
"Kun Bu, kita ke sana bukan untuk memusuhi mereka,"
ujar Pek Yun Hui. "Kalau begitu, untuk apa kita ke sana?" tanya Bee Kun Bu
keheranan "Berdasarkan apa yang dikatakan orang berbaju pu-tih,
guru tidak waras karena perbuatan tiga iblis dari Mo Kui Ceh
Yi. Kini tugas kita menyelidiki cara penyembuhan mereka,
Setelah guru sadar, barulah kita membasmi para iblis itu
sampai tuntas," jawab Pek Yun Hui menjelaskan
Bee Kun Bu manggut-manggut. "Kun Bu, kalau kita
berhasil menyelinap ke dalam Mo Kui Ceh Yi, walau melihat
apa pun, jangan sampai kita ketahuan, dan juga jangan
bertarung dengan siapa pun," pesan Pek Yun Hui.
"Aku tahu." Bee Kun Bu mengangguk "Tapi...." Pek Yun
Hui menggeleng-gelengkan ke-pala, "Aku khawatir engkau


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

akan lupa nanti." "Kakak Pek!" Bee Kun Bu tersenyum, "Aku berjanji!"
"Bagus," Pek Yun Hui tersenyum, "Ketika kita melakukan
perjalanan kita melepaskan kedok itu, kini sudah saatnya kita
memakainya." Mereka bertiga langsung memakai kedok kulit manusia itu,
lalu mengejar mengikuti jejak kaki tersebut
Kira-kira dua jam kemudian, muncullah beberapa orang
berbaju putih di hadapan mereka, Begitu melihat kemunculan
orang-orang berbaju putih itu, hati mereka pun tegang.
"Sudah pulang?" tanya beberapa orang berbaju putih itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ng!" sahut Bee Kun Bu sekenanya, "Sudah." Usai
menyahut, Bee Kun Bu terus melesat ke depan, Pek Yun Hui
dan Lie Ceng "Loan mengikutinya dari belakang sambil
menarik nafas lega, karena orang-orang berbaju putih itu tidak
mencurigai mereka, Akan tetapi, mendadak salah seorang
berbaju putih bertanya. "Kenapa cuma kalian bertiga yang pulang" Apakah sudah
mendapatkan Kui Goan Pit Cek itu?"
pertanyaan tersebut membuat Bee Kun Bu, Pek Yun Hui
dan Lie Ceng Loan tertegun. Namun Pek Yun Hui, gadis yang
cerdik itu segera menyahut
"Sulit dijelaskan, dan saat ini tidak leluasa membicarakan
nya." Orang itu maju beberapa langkah, kemudian membentak
gusar "Engkau nomor berapa?"
"Delapan puluh tujuh," sahut Pek Yun Hui.
"Hm!" dengus orang berbaju putih itu, lalu menyingkap
ujung bajunya memperlihatkan sebuah medali yang
tergantung dipinggangnya. "Lihatlah! Cepat berkata padaku!"
Pek Yun Hui melihat medali itu berukir nomor enam puluh
dua, kini ia sudah agak mengerti dan tahu bahwa setiap orang
berbaju putih pasti memiliki medali tersebut Nomor itu
merupakan urutan kedudukan mereka di dalam Mo Kui Ceh
Yi. Karena merasa nomornya lebih tinggi, maka orang berbaju
putih itu bersikap galak terhadap Pek Yun Hui, Seketika itu
juga Pek Yun Hui menyenggol Bee Kun Bu. sedangkan Bee
Kun Bu telah berpikir tentang itu. Karena itu, ia pun lalu
menyingkap ujung bajunya memperlihatkan medalinya yang
tergantung di pinggangnya seraya membentak
"Ribut apa"! Lihatlah ini!
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Begitu melihat medali itu, orang berbaju putih tersebut
langsung menyurut beberapa langkah, sekaligus mengibaskan
tangannya, Seketika belasan orang berbaju putih berseru,
kemudian menyembah Bee Kun Bu tiga kali. setelah itu,
barulah mereka pergi.. Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan menarik
nafas lega. Namun Lie Ceng Loan tidak mengerti
"Kakak Bu! Kenapa mereka menyembah padamu?"
tanyanya. "Mungkin karena nomor yang ada dimedaliku," jawab Bee
Kun Bu. Lie Ceng Loan manggut-manggut
"Rupanya di dalam Mo Kui Ceh Yi, sangat ketat akan
peraturan ini," ujar Pek Yun Hui. "Entah bertemu nomor
berapa harus menjalankan penghormatan hesar ini. Ka-lau
keliru, celakalah kita!"
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan diam saja, Berselang
sesaat Lie Ceng Loan berkata.
"Kalau tahu itu, lebih baik aku pilih medali nomor tinggi
saja, Jadi tidak usah pusing."
HKini pereuma kita memikirkan tentang itu." ujar Bee Kun
Bu. "Oh ya! Orang berbaju putih itu mengungkit tentang Kui
Goan Pit Cek, jangan-jangan... tiga iblis itu juga menginginkan
kitab pusaka itu." "Mungkin." Pek Yun Hui mengangguk Tapi kitab itu telah
hilang dari tangan Na Siao Tiap, justru tidak tahu berada di
mana kitab itu sekarang."
Mereka bertiga saling memandang, lalu melanjutkan
perjalanan mengikuti jejak kaki itu.
Tak seberapa lama kemudian, mereka bertiga sudah
mendekati gundukan-gundukan pasir yang menyerupai bukit
Di situlah jejak kaki yang mereka ikuti itu hilang.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mereka tereengang, sebab tidak melihat Mo Kui Ceh Yi.
Karena itu, mereka bertiga lalu mengitari tempat itu, Ketika
kembali mereka ke tempat semula, tampak dua orang berbaju
putih berdiri di situ, Ke dua orang itu kelihatan tertegun sambil
memandang mereka bertiga.
Pek Yun Hui menyadari adanya gelagat yang tidak beres,
ia pun menduga bahwa di tempat itu ada jalan rahasia untuk
ke luar masuk Mo Kui Ceh Yi. Kalau tidak, bagaimana
mungkin ke dua orang berbaju putih itu tiba-tiba muncul di situ!
sedangkan mereka bertiga yang berputar-putar di situ seakan
tidak tahu jalan, telah menimbulkan kecurigaan ke dua orang
berbaju putih itu. "Nomor dua puluh empat berada di sini!" ujar Pek Yun Hui
sambil menunjuk Bee Kun Bu.
Ke dua orang baju putih tertegun, begitu mendengar
ucapan Pek Yun Hui. Bee Kun Bu segera melangkah maju
sambil memperlihatkan medalinya.
Setelah melihat medali Bee Kun Bu, ke dua orang baju
putih itu segera berlutut
"Dia terluka, kalian harus segera pergi bersiap-siap." ujar
Pek Yun Hui sekenanya. Bersiap-siap" Bersiap-siap apa" Pek
Yun Hui tidak memberitahukan sebab cuma asal omong saja.
Maksudnya, apabila ke dua orang baju putih itu pergi,
mereka bertiga bisa mengikuti mereka menyelinap ke dalam
Mo Kui Ceh Yi. Ke dua orang baju putih mengangguk lalu mendadak
memerosotkan badan ke dalam pasir dan hilang begitu saja.
Setelah menyaksikan itu, Pek Yun Hui yakin bahwa di situ
terdapat jalan rahasia. "Mari kita coba!"
Mereka bertiga melangkah ke tempat dua orang berbaju
putih tadi berdiri, kemudian menghimpun hawa murni
sekaligus memberatkan badan masing-masing. seketika
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
badan mereka mulai merosot ke bawah. Pandangan jadi
gelap, mereka tidak tahu akan merosot sampai ke mana.
Pek Yun Hui adalah gadis pemberani namun saat ini
hatinya kebat-kebit juga, Mereka merasa, ketika badan
mereka merosot ke dalam, kaki mereka menginjak se-suatu,
yang menyerupai papan. Berselang beberapa saat kemudian, di depan mata
mereka sudah jadi terang, dan terdengar pula suara "Plak",
Ternyata kaki mereka telah menginjak dasar tempat itu.
Pek Yun Hui memandang ke depan, Tempat itu
merupakan sebuah terowongan yang sangat panjang.
Pada dinding terowongan itu bergantung lampu minyak
berbentuk aneh dan menyala remang-remang. Tak lama
terdengar lagi suara "Plak" dua kali, Bee Kun Bu dan Lie Ceng
Loan juga telah menginjak dasar tempat itu.
Di dalam terowongan itu tampak dua orang berbaju putih
yang tadi itu, Kelihatannya mereka sedang menyambut
Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan melangkah
ke dalam, namun tiada tegur sapa dari ke dua orang berbaju
putih itu. Mereka bertiga terus berjalan.
Bukan main panjangnya terowongan tersebut setelah tiga
puluhan mil kemudian, di hadapan mereka tampak terang
sekali, Ternyata mereka sampai di mulut terowongan.
Ke luar dari terowongan itu, mereka bertiga tertegun,
Ternyata di depan mulut terowongan itu terdapat sebuah
lembah yang amat luas, Tentunya pemandangan itu amat
mengherankan mereka bertiga. Bagaimana mungkin di dalam
gurun pasir terdapat lembah" Ada lembah pasti ada gunung,
namun di mana gunung itu"
Ketika mereka bertiga melakukan perjalanan di gurun
pasir, memang samar-samar tampak sebuah bayangan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
gunung, Tapi terletak di mana gunung itu, mereka sama sekali
tidak mengetahuinya. Di dalam lembah ku juga terdapat bangunan-bangunan
yang amat indah, mirip perumahan mewah, Tam-pak pula tiga
buah gedung, yang di depannya tergantung sebuah papan
berukir indah sekafi, bahkan terdapat beberapa huruf
berwarna merah berbunyi "Mo Kui Ceh Yi"
Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tahu, bahwa
kini mereka sudah berada di Mo Kui Ceh Yi. Hati mereka
mulai tegang, namun tidak tahu harus berbuat apa.
Mereka bertiga saling memandang. Setelah itu barulah
mereka berjalan maju beberapa langkah, Ternyata ke tiga
gedung itu amat tinggi, bertingkat-tingkat. Rumah-rumah itu
memakai nomor pula, Ke dua orang berbaju putih yang
menyambut mereka- tadi menuju ke rumah nomor dua puluh
empat "Kun Bu!" bisik Pek Yun Hui. "Cepat ikuti dia! jangan
banyak bicara agar tidak dicurigai!"
"Aku pergi seorang diri?" tanya Bee Kun Bu.
"Benar." Pek Yun Hui mengangguk "Rupanya setiap orang
mempunyai tempat tinggal di sini, maka kau jangan
sembarangan." ujarnya. Kemudian ia memandang Lie Ceng
Loan, "Adik Loan, medalimu itu nomor sembilan puluh enam
ya?" tanyanya. "Ya!" Lie Ceng Loan mengangguk
"Engkau cari rumah yang bernomor sembilan puluh satu
saja!" pesan Pek Yun Hui.
"Kakak Pek, aku... aku agak takut," ujar Lie Ceng Loan
dengan suara rendah. "Jangan takut!" bisik Pek Yun Hui, "Bertindaklah sesuai
situasi!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan manggut-manggut, kemudian bersama Pek
Yun Hui berjalan ke depan belasan depa, Di situ terdapat
sebuah rumah bernomor sembilan puluh satu, berderetan
dengan rumah bernomor delapan puluh tujuh.
"Lihatlah!" bisik Pek Yun Hui. "Aku berada tak jauh darimu,
ada urusan apa, kita masih bisa saling memanggil
Lie Ceng Loan mengangguk, lalu berjalan ke rumah
bernomor sembilan puluh satu, sedangkan Pek Yun Hui
menuju rumah bernomor delapan puluh tujuh.
sementara Bee Kun Bu pun sudah sampai di rumah
bernomor dua puluh empat Di depan pintu rumah itu tampak
berdiri dua orang berbaju putih, Begitu melihat Bee Kun Bu,
kedua orang itu segera membukakan pintu.
Tuan sudah pulang!" ujar ke dua orang berbaju putih itu
serentak Bee Kun Bu hanya manggut-manggut sambil memandang
ke dalam. seketika tertegun, ternyata di dalam rumah itu amat
indah dan mewah, Kini sadarlah Bee Kun Bu bahwa saat ini
kedudukannya di dalam Mo Kui Ceh Yi amat tinggi.
Agar tidak mencurigakan ia berjalan ke dalam dengan
langkah mantap, Setelah masuk, ia menoleh ke belakang.
Tampak dua orang berbaju putih yang menjaga di luar itu tidak
ikut masuk, Legalah hati Bee Kun Bu.
Bee Kun Bu sudah sampai di ruang besar Mendadak
muncul dua wanita muda, yang mengenakan gaun tipis,
Badan mereka ramping dengan wajah putih bersih, namun
ditutupi dengan kain cadar Ke dua pahanya yang putih mulus
itu juga tampak jelas dan indah bukan main, kelihatan nya dua
wanita itu bukan Bangsa Han.
Bee Kun Bu tertegun dan nyaris ke luar lagi, Sebaiknya
kedua wanita itu malah mendekati nya.
"Tuan! Setelah berada di luar lantas melupakan kami ya?"
ujar ke dua wanita itu dengan merdu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ke dua wanita itu merangkul Bee Kun Bu. Keharuman
tubuh mereka pun amat menusuk hidung, seketika itu juga
Bee Kun Bu tidak tahu harus berbuat apa.
"Hi hi hi!" Ke dua wanita itu tertawa cekikikan "Tuan, adat
Tuan sudah berubah baik."
Tergerak hati Bee Kun Bu. Karena ke dua wanita itu
mengatakan begitu, ia pun menjadi tahu bahwa tingkah laku
orang yang bernomor dua puluh empat itu amat berangasan
Oleh karena itu ia lalu membentak
"Cepat pergi!" Ke dua wanita itu terkejut, dan langsung melepaskan
rangkulan mereka saking terkejutnya, sedangkan Bee Kun Bu
segera melangkah ke tempat duduk, lalu duduk di situ.
Tak seberapa lama kemudian, mendadak terdengar suara
musik. seketika muncul delapan anak gadis yang berpakaian
sama seperti ke dua wanita itu. Di balik gaunnya yang tipis,
paha mereka pun tampak langsing, putih dan mulus, sehingga
Bee Kun pu seperti orang kehilangan sukma begitu
melihatnya. Empat orang diantara mereka memainkan alat musik,
sedangkan yang lainnya membawa nampan emas, Setelah
berada di hadapan Bee Kun Bu, gadis-gadis yang membawa
nampan emas segera berlutut, empat gadis lain tetap
memainkan alat musik masing-masing.
sementara ke dua wanita yang merangkul Bee Kun Bu
tadi, sudah mulai menari mengikuti irama musik itu.
Bee Kun Bu adalah pemuda sejati, namun ketika
menyaksikan tarian itu, hatinya pun berdebar-debar tidak
karuan Cepat-cepat ia menarik nafas dalam-dalam untuk
menenangkan hati nya, lalu memandang ke arah ke empat
nampan emas itu, Temyata empat nampan itu berisi berbagai
makanan dan minuman KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Memang sudah lapar, maka tanpa bereuriga lagi ia mulai
bersantap sambil membatin Ke tiga buah gedung bertingkat itu
pasti tempat tinggal Maha Iblis, iblis Ke dua dan iblis Ke tiga,
Medalinya bernomor dua puluh empat, jadi tinggal di rumah
ini, dilayani ke dua wanita itu dan dihibur dengan para anak
gadis itu pula, Lalu bagaimana dengan tiga iblis itu melewati
hari-harinya" Tentunya menyamai seorang raja.


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Bee Kun Bu bersantap sambil mencuri pandang delapan
gadis itu, Mereka semua tampak murung, Tapi ketika Bee Kun
Bu melihat mereka, segeralah mereka tersenyum manis.
Karena itu, Bee Kun Bu yakin, bahwa para gadis itu diculik
lalu dibawa ke tempat ini.
Bee Kun Bu merasa tidak tega, ia mengibaskan tangannya
seraya berkata. "Kalian boleh mundur sekarang!"
Gadis-gadis itu mengangguk, kemudian cepat-cepat
mengundurkan diri dari hadapan Bee Kun Bu. Kini di ruang
besar itu tinggal Bee Kun Bu seorang diri, Temyata tadi ia juga
menyuruh ke dua wanita itu pergi. Setelah tinggal seorang diri,
barulah Bee Kun Bu menarik nafas lega.
Akan tetapi, mendadak pintu rumah itu terbuka, dan
seketika tampak seorang berbaju putih berdiri di pintu sambil
berseru. "lblis panggil nomor dua puluh empat!"
Seruan itu membuat Bee Kun Bu berpikir, bahwa di dalam
Mo Kui Ceh Yi ini tidak pakai nama, melainkan hanya
memanggil nomor masing-masing saja, ia menyahut dan
segera berjalan ke luar Orang berbaju putih itu membawa Bee
Kun Bu ke salah satu gedung. Di depan pintu gedung itu pun
tampak berdiri dua orang berbaju putih, Sekilas Bee Kun Bu
sudah mengenali ke dua orang baju putih itu, yang tidak lain
adalah Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah berada di gedung itu, orang berbaju putih yang
membawa Bee Kun Bu langsung pergi Segeralah Bee Kun Bu
berbisik "Adik Loan, Kakak Pek! Kalian tidak apa-apa kan"
"Kakak Bu!" Giranglah Lie Ceng Loan, Ternyata engkau
masih bilang tidak apa-apa. Padahal ada seorang wanita yang
berdandan tidak karuan malah mengaku isteriku"
Mendengar ucapan Lie Ceng Loan itu, Bee Kun Bu nyaris
tertawa, Pada waktu bersamaan, Pek Yun Hui pun berbisik
"Jangan banyak bicara, sebentar kita akan bertemu iblis
itu, Kita harus tahan dihina, bahkan juga harus menyembah
padanya. "Kakak Pek, ini.,,." Bee Kun Bu merasa tidak sudi
menyembah iblis itu. "Kini kita sudah berada di sarang iblis. Kalau kurang
berhati-hati berarti maut bagi kita, Kita mati tidak jadi masalah,
tapi siapa yang akan menolong guru kita?" tandas Pek Yun
Hui serius. "Ya." Bee Kun Bu mengangguk
"Kakak Pek!" Ue Ceng Loan menatapnya, "Engkau
seorang putri kaisar, haruskah menyembahnya juga?"
"Kita harus menolong guru, kenapa harus
mempermasalahkan itu?" sahut Pek Yun Hui sambil menarik
nafas panjang. Ketika mereka sedang berbisik-bisik, pintu gedung itu
terbuka. Tampak seorang berbaju putih berjalan ke luar,
Orang berbaju putih itu berbadan tinggi dan sepasang
matanya menyorot tajam, pertanda dia memiliki Lweekang
yang tinggi. Mereka bertiga menduga, bahwa orang berbaju putih itu
pasti salah satu iblis di Mo Kui Ceh Yi ini. Oleh karena itu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mereka tidak tahu harus bagaimana membuka mulut Namun
orang berbaju putih itu justru membuka mulut lebih dahulu.
"Kalian bertiga, cepat perlihatkan medali masing-masing!"
ujar orang berbaju putih itu.
Bee Kun Bu, Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan segera
menyerahkan medali tersebut pada orang berbaju putih itu.
Orang baju putih itu pun segera memeriksa medali itu satu
persatu, lalu dikembalikan pada mereka.
"Dapat bertemu Iblis, itu merupakan kebanggaan bagi
kalian bertiga," ujar orang baju putih itu mem-beritahukan,
"Maka kalian bertiga harus baik-baik menjawab setiap
pertanyaan, jangan sampai salah! Karena iblis memiliki ilmu
yang amat luar biasa, maka kalau kalian melihat hal-hal aneh,
tidak perlu terkejut! Nah, sekarang ikutlah aku ke dalam!"
Bee Kun Bu, Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan baru tahu,
kalau orang baju putih itu bukan salah satu iblis Mo Kui Ceh Yi
melainkan entah dia bernomor berapa.
Mereka bertiga mengikuti orang berbaju putih itu ke dalam,
Mendadak orang baju putih itu berhenti
"Di dalam ada sebuah ruang besar, dan tiga iblis berada di
situ, Kalian langsung saja ke dalam!" ujar orang berbaju putih
itu. Bee Kun Bu berdiri paling depan, ia segera menjulurkan
tangannya membuka pintu ruang itu, Bukan main beratnya
pintu itu, ia menggunakan lima bagian Lweekangnya, barulah
pintu itu terdorong Setelah pintu itu terbuka, Bee Kun Bu memandang ke
dalam. Ruang itu memang besar sekali, Di dalamnya terdapat
tiga buah kursi, tapi tidak tampak seorang pun duduk di situ.
Lantai dan dindingnya terdiri dari batu hitam yang
gemerlapan Di sudut ruangan itu terdapat empat buah lampu
minyak yang menyala remang-remang, Sinar lampu itu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kehijau-hijauan, sehingga membuat suasana di situ tampak
menyeramkan Bee Kun Bu maju dua langkah, Pek Yun Hui dan Lie Ceng
Loan juga mengikutinya, Namun tangan Lie Ceng Loan justru
mendorong pintu itu agar tertutup kembali.
"Eh?" Orang berbaju putih itu yang mengeluarkan suara
ini. Bee Kun Bu, Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan mendengar
suara tersebut namun tidak tahu kenapa orang baju putih itu
mengeluarkan suara "Eh", Tentunya mereka bertiga merasa
heran Setelah berada di dalam ruang yang sangat besar itu,
mereka bertiga sama sekali tidak berani bersuara, hanya
saling memandang saja. Pek Yun Hui memberi isyarat dengan
tangan Seketika mereka bertiga lalu berdiri beradu punggung.
Tak seberapa lama kemudian, terdengar suara langkah
yang amat berat dari dalam, dan seketika juga ruang itu jadi
terang benderang. Pek Yun Hui langsung menarik mereka berdua untuk
berlutut Sebetulnya, mereka bertiga tidak sudi berlutut Tapi
apa boleh buat! "Menghadap Iblis!" ucap mereka bertiga serentak
"Bangunlah!" Terdengar suara sahutan.
Ketika ruang itu berubah terang benderang, Pek Yun Hui
khawatir gerak gerik mereka akan mencurigakan Maka iu
segera menarik Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan berlutut,
otomatis dengan kepala tertunduk Karena itu, mereka bertiga
sama sekali tidak melihat raut wajah iblis itu.
Kini mereka bertiga sudah bangkit berdiri dan memandang
ke depan Seketika juga mereka bertiga melongo.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ternyata tiga buah kursi itu telah diduduki dua orang.
Bagaimana raut wajah mereka, justru tidak dapat dilihat
Karena tangan mereka memegang sebuah lempengan
tembaga menutupi seluruh badan masing-masing, lempengan
tembaga itu gemerlapan juga bergambar iblis yang
menyeramkan Di atas gambar itu terdapat dua huruf yakni
"Maha Iblis" "lblis Ke dua" iblis Ke tiga.
Mereka bertiga ternyata Tiga iblis Mo Kui Ceh Yi.
Berselang sesaat, Maha iblis berkata.
"Nomor Dua PuIuh Empat! Nomor Lima memerintahkan
agar engkau membawa dua puluh orang pergi mengambil Kui
Goan Pit Cek, kemudian dibantu lagi beberapa orang bukan"
Kenapa cuma kalian bertiga yang pu!ang" Apakah kalian
bertiga telah memperoleh kitab Pusaka itu?"
Pek Yun Hui segera menyenggol Bee Kun Bu. Segeralah
Bee Kun Bu maju selangkah sambil menarik nafas dalamdalam
"Lapor pada Maha Iblis, beberapa orang itu sadar
mendadak, lalu menyerang kami," sahut Bee Kun Bu. "Kami
bertiga bertempur mati-matian, akhirnya dapat meloloskan
diri." "Omong kosong" bentak Tiga iblis itu serentak
Begitu mendengar bentakan itu, teganglah Bee Kun Bu,
tapi masih berani menyahut
"Tidak omong kosong."
"Hm!" dengus iblis Ke tiga, "Beberapa orang itu telah kena
ilmu sihir kami bertiga, maka pasti mematuhi perintah kami!
Tanpa kami yang menyembuhkannya, bagaimana mungkin
beberapa orang itu sadar mendadak?"
"Sepanjang jalan, mereka memang menuruti perintah
Namun ketika tiba di depan gua Thian Kie, di Kwat Cong San,
mendadak mereka tidak menurut perintah lagi." Bee Kun Bu
memberitahukan sekenanya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah Bee Kun Bu memberitahukan, lempengan
tembaga yang di kiri kanan itu pun miring ke tengah, Rupanya
Tiga iblis itu sedang membicarakan sesuatu. Bee Kun Bu, Pek
Yun Hui dan Lie Ceng Loan langsung segera pasang kuping
untuk mendengar Akan tetapi, ucapan mereka sama sekali
tidak dapat didengar Tak lama kemudian, lempengan tembaga
yang di kiri kanan itu berdiri tegak kembali
"Dua Puluh Empat!" ujar iblis Ke tiga dingin, "Cepatlah
engkau panggil nomor lima ke mari!"
Bee Kun Bu mana tahu siapa nomor lima itu" Namun
karena iblis ke tiga itu menyuruh demikian, maka ia pun
mengangguk lalu membalikkan badannya dan berjalan ke tuan
Setelah berada di luar, Bee Kun Bu segera berseru.
"Ada perintah dari Iblis, nomor lima harus cepat-cepat
menghadapi.." "Aku berada di sini, kenapa engkau berteriak-te-riak?"
sahut orang berbaju putih yang berbadan tinggi
Ter kejut lah Bee Kun Bu dan nyaris minta maaf Kini ia
baru tahu kalau orang berbaju putih itu bernomor lima.
Bee Kun Bu segera kembali ke dalam ruangan itu, dan
orang baju putih nomor lima mengikutinya dari belakang.
Setelah berdiri di hadapan Tiga Iblis, orang berbaju putih
nomor lima itu berlutut "Nomor lima, entah apa sebabnya Nomor Dua Puluh
Empat berdusta, Bawalah dia untuk diinterogasi!" perintah iblis
Ke tiga. Bee Kun Bu tertegun sedangkan orang berbaju putih
nomor lima melapor "Lapor pada Iblis! Ketika masuk, nomor sembilan Puluh
Satu mendorong pintu, agar tertutup kembali, itu sungguh
mencurigakan Maka dia harus diinterogasi juga."
itu terserah padamu." sahut iblis Ke tiga.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tiga iblis itu bangkit berdiri Badan mereka tetap tertutup
lempengan tembaga, sehingga wajah mereka tetap tak terlihat
Rupanya mereka mau meninggalkan ruang itu.
"Lapor Iblis!" ujar Pek Yun Hui cepat "Nomor Delapan
Puluh Tujuh mau bicara."
"Engkau mau bicara apa?" tanya iblis Ke tiga.
Pek Yun Hui maju dua langkah ke samping orang berbaju
putih nomor lima, Setelah itu barulah menjawab.
"Apa yang dikatakan Nomor Dua Puluh Empat memang
benar." "Oh?" iblis Ke tiga tertawa dingin. "Dia juga harus dibawa!"
Ketika maju ke samping orang berbaju putih nomor lima,
Pek Yun Hui sudah bersiap, Apalagi Tiga iblis itu tidak
mempereayai omongannya, maka ia akan langsung turun
tangan terhadap orang berbaju putih nomor lima.
Begitu iblis Ke tiga perintahkan begitu, Pek Yun Hui bersiul
panjang sambil merentangkan jari tangannya mencengkeram
urat nadi si baju putih nomor lima.
Pek Yun Hui yakin pasti berhasil, akan tetapi sungguh di
luar dugaan. Mendadak badan orang berbaju putih nomor lima
bergerak, dan luputlah cengkeraman Pek Yun Hui.
Ketika mencengkeram tempat kosong, terkejutlah Pek Yun
Hui, Namun ia masih sempat menyerang orang berbaju putih
nomor lima dengan senjata rahasianya. sedangkan Bee Kun
Bu dan Lie Ceng Loan melihat Pek Yun Hui sudah turun
tangan Mereka pun tidak ayal lagi, langsung menghunus
pedang masing-masing sekaligus menyerang orang berbaju
putih nomor lima itu dengan jurus Chun Yun Cak Can (Awan
Musim Semi Mulai Mengembang).
kepandaian orang berbaju putih nomor lima memang tinggi
sekali, Dia berhasil mengelak cengkeraman Pek Yun Hui dan
ketika Pek Yun Hui menyerang dengan senjata rahasia, dia
pun masih mampu menghindar
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Akan tetapi, di saat bersamaan ujung pedang Bee Kun Bu
dan Lie Ceng Loan telah mengarah pada nya. Walau dia
berkepandaian amat tinggi, namun sulit baginya untuk
mengelak ke dua pedang itu.
Cess! Cess! Ke dua pedang itu telah menusuknya.
Setelah berhasil menusuk orang berbaj u putih nomor lima,
Bee Kun Bu dan'Lie Ceng Loan menyurut mundur ke arah Pek
Yun Hui. Mereka bertiga lalu berdiri beradu punggung
sedangkan orang berbaju putih nomor lima telah terkulai
dengan badan berlumuran darah.
Begitu cepat kejadian itu, sehingga membuat tiga iblis itu
tertegun dan lempengan tembaga mereka pun terlepas jatuh
ke bawah. "Cepat tutup pernafasan!" seru Pek Yun Hui, ia tahu kalau
tiga iblis itu pasti turun tangan terhadap mereka, mungkin
menggunakan racun. Maka ia menyuruh Bee Kun Bu dan Lie
Ceng Loan agar menutup pernafasan.
Ketika lempengan tembaga itu jatuh, Pek Yun Hui, Bee
Kun Bu dan Lie Ceng Loan mengarahkan pandangan pada
mereka, Begitu melihat wajah tiga iblis itu, merindinglah
mereka bertiga, bahkan Lie Ceng Loan nyaris pingsan
seketika. itu karena wajah tiga iblis itu amat menyeramkan Maha
iblis berkepala besar, dan botak, wajahnya putih kepucatpucatan mirip sebuah tengkorak, sepasang bola matanya juga
amat besar, berputar-putar dan menyorot tajam. Tampak pula
lidahnya yang panjang menjulur ke luar
iblis Kedua berkepala lancip, Telinganya juga lancip
panjang, Batang hidungnya tidak ada, hanya tampak sebuah


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lubang saja pada bagian hidungnya, bahkan mengucurkan
darah. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
iblis Ke tiga berkepala segi empat Mulutnya amat kecil
Begitu pula sepasang telinganya. sedangkan hidungnya justru
besar sekali. Nah! Bayangkan betapa seramnya Ke tiga iblis itu. Maka
tidak heran kalau Lie Ceng Loan nyaris pingsan ketika
menyaksikannya. "Kalian... kalian manusia atau setan?" tanya Lie Ceng Loan
dengan suara gemetar "Kita cepat mundur!" seru Pek Yun Hui sambil melesat ke
arah pintu. Maksudnya ingin membuka pintu ruangan itu.
Akan tetapi, mendadak ia mendengar suara tawa dingin di
belakangnya, Begitu menoleh, terkejutlah Pek Yun Hui.
Ternyata mendadak muncul tiga orang berbaju putih, Mereka
bertiga tidak memakai kedok, namun wajah mereka sudah
amat menakutkan. Langsung saja Pek Yun Hui menyerang mereka dengan
pedang, Ke tiga orang berbaju putih berkelit Barulah Pek Yun
Hui membuka pintu, tapi pintu itu sama sekali tidak bisa
dibuka, Pek Yun Hui tahu, kalau keadaan saat itu sudah
gawat, maka ia bersiul panjang lalu berseru.
"Cepat turun tangan!"
Pek Yun Hui melesat ke arah tiga iblis, dengan
mengerahkan ilmu pedang yang amat lihay dan dahsyat, yakni
pedang menyatu dengan badan.
Begitu melihat Pek Yun Hui menyerang ke tiga iblis, Bee
Kun Bu dan Lie Ceng Loan pun tidak diam, Mereka berdua
pun menyerang tiga orang berbaju putih. Baru menyerang dua
jurus, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan sudah mendengar
suara Trang! Trang! Trang!"
Mereka berdua segera meno!eh. Tampak badan Pek Yun
Hui melayang turun, sedangkan ke tiga iblis itu hanya
menyurut mundur setengah langkah, Ternyata serangan Pek
Yun Hui telah tertangkis oleh lempengan tembaga itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui terkejut sekali, karena tiga iblis itu mampu
menangkis jurus pedangnya, Bahkan Lweekang mereka
bertiga masih di atasnya, Tapi mungkin Lweekang ke tiga iblis
itu masih di bawah Na Hai Peng. Lalu bagaimana mungkin ke
tiga iblis itu dapat menundukkan Na Hai Peng" itu pasti ada
sebab musababnya, pikir Pek Yun HuL
Ketika badan Pek Yun Hui melayang turun, kebetulan
mengarah pada ke tiga orang berbaju putih, ia pun sekaligus
menyerang mereka bertiga, Pada saat itu, ke tiga orang
berbaju putih sedang bertarung dengan Bee Kun Bu dan Lie
Ceng Loan, jadi bagaimana mungkin mengelak serangan Pek
Yun Hui yang mendadak itu" Seketika terdengar suara jeritan,
Ternyata salah seorang berbaju putih sudah terkulai dengan
badan berlumuran darah. Setelah itu, Bee Kun Bu, Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan
berdiri beradu punggung. "Siapa sebenarnya kalian bertiga?" tanya Maha iblis.
"Kami algojo pengejar nyawa kalian!" sahut Pek Yun Hui
membentak "He he he!" iblis ke tiga tertawa seram, Belum juga suara
tawanya hilang, mendadak di depan mereka telah berubah
gelap. Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan terkejut
bukan main. Namun sebelum itu, Pek Yun Hui telah menyuruh
mereka menutup pernafasan.
Akan tetapi, walau mereka bertiga telah menutup
pernafasan, masih tetap mencium bau yang amat pedas,
Seketika mereka bertiga merasa berputar-putar seakan mabuk
dan tak lama mereka bertiga pun pingsan.
Ketika siuman, mereka bertiga berpikir, apakah kini mereka
sudah tidak waras seperti Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kalau diri mereka sudah jadi begitu, bagaimana mungkin
masih bisa berpikir sedemikian jernih" ini membuat mereka
bertiga berlega hati Setelah itu, mereka menengok ke sana ke mari. Ternyata
mereka masih tetap berada di ruangan besar itu, hanya kini
mereka telah diikat di pilar dengan rantai besi.
Lie Ceng Loan mendapatkan Bee Kun Bu berada di
sisinya, Kedoknya telah dilepaskan ia lalu menoleh ke arah
Pek Yun Hui, kedoknya juga telah dilepaskan "Kakak Bu!" Lie
Ceng Loan mulai terisak-isak.
"Kita... kita harus bagaimana baiknya?"
"Adik Loan!" ujar Pek Yun Hui. "Urusan sudah jadi begini,
apa gunanya takut lagi?"
"Aku,., aku tidak takut," sahut Lie Ceng Loan. "Hanya
saja... aku teringat pada guru, Mungkin mereka akan gila
selamanya." "Aaaakh!" Bee Kun Bu menarik nafas. "Heran! Kenapa kita
belum gila?" "Hm!" dengus Pek Yun Hui. Tentunya tiga iblis itu ingin
menanyakan sesuatu pada kita."
Seusai Pek Yun Hui berkata begitu, muncullah tiga iblis itu
dengan membawa lempengan tembaga, Mereka bertiga
duduk menghadap Pek Yun Hui bertiga.
Kali ini lempengan tembaga itu tidak menutupi badan
mereka, melainkan di taruh di samping. Mendadak Pek Yun
Hui mengayunkan tangannya melancarkan pukulan jarak jauh
ke arah tiga iblis itu. Ternyata tangan Pek Yun Hui, Bee Kun
Bu dan Lie Ceng Loan tidak diikat, hanya badan mereka yang
diikat dengan rantai besi.
Akan tetapi, ketika Pek Yun Hui melancarkan pukulan jarak
jauh itu, ia merasa tenaga murninya telah sirna, Maka pukulan
itu tak mengandung tenaga sama sekali, itu pertanda
kepandaiannya telah musnah.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan juga merasa begitu,
sedangkan tiga iblis itu tertawa dingin.
"Kakak sulung, Kakak ke dua!" ujar iblis Ke tiga sambil
tersenyum seram. "Ke dua gadis itu sungguh cantik sekali,
Kalian berdua boleh seorang satu."
Maha iblis dan iblis Ke dua manggut-manggut, kemudian
tertawa terkekeh-kekeh sambil berkata.
"Wajah bocah itu amat tampan, dia memang cocok
untukmu." Sesungguhnya Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan Lie Ceng
Loan sama sekali tidak tahu kalau tiga iblis itu wanita atau
lelaki, Setelah mendengar pembicaraan mereka barusan,
tahulah bahwa Maha iblis dan iblis Ke dua adalah lelaki,
sedangkan iblis Ke tiga adalah wanita.
Namun Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan
mengucurkan keringat dingin ketika mendengar itu.
Sebab kini mereka bertiga sudah tidak bertenaga, bahkan
mau membunuh diri pun tidak mampu, Lalu apakah mereka
bertiga harus dipermainkan oleh tiga iblis tersebut "
"Mau bunuh silakan, mau membuat kami jadi gila juga
tidak apa-apa!" bentak Pek Yun Hui sengit "Jangan banyak
omong kosong lagi!" Maha iblis tertawa seram, lalu bangkit berdiri dan berjalan
ke hadapan Pek Yun Hui. Ketika Maha iblis itu berdiri di hadapannya, Pek Yun Hui
langsung mengayunkan kakinya menendang. Walau berhasil
menendang badan Maha iblis, tapi sebaliknya malah kakinya
yang merasa sakit sekali.
"Ouuuh!" Maha iblis menjulurkan tangannya untuk merabaraba dagu Pek Yun Hui seraya berkata, "Bidadari yang baru
turun dari khayangan, kenapa engkau marah-marah?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Begitu dagunya diraba Maha Iblis, Pek Yun Hui nyaris
pingsan seketika, Tiba-tiba ia teringat akan apa yang
dikatakan Gin Tie Suseng, bahwa Kuang Ti Taysu bilang, tiga
iblis itu tidak dapat dilawan dengan tenaga atau kekuatan
manusia, Kini Pek Yun Hui baru pereaya. sementara iblis Ke
dua pun sudah menghampiri Lie Ceng Loan Gadis itu
langsung menangis dengan air mata berderai-derai.
"Jangan! jangan sentuh aku! Kakak Bu! Kakak Bu...!n
"Hi hi!" iblis Ke dua itu tertawa geli, justru bertambah seram
"Gadis manis merasa malu, gadis manis merasa malu!"
"He he!" iblis Ke tiga tertawa cekikikan, merdu tapi
menyeramkan "Wajah Kakak berdua amat menyeramkan lebih
baik lepaskan saja kedok itu!"
Bee Kun Bu, Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan tertegun
Mereka bertiga sama sekali tidak menyangka kalau tiga iblis
itu memakai kedok "Adik! Wajahmu juga amat menyeramkan bocah tampan
itu tidak akan menyukaimu lho!" sahut iblis Ke dua sambil
tertawa. "Hm!" dengus iblis Ke tiga, "Dia tidak suka?"
Maha iblis dan iblis Ke dua mengangkat tangan masingmasing, lalu melepaskan kedok mereka.
Setelah kedok mereka terbuka, Pek Yun Hui dan Lie Ceng
Loan memandang pada wajah mereka, Tidak begitu jelek
wajah mereka, Satu sama lain agak mirip pertanda mereka
berdua memang saudara kandung, Usia mereka sekitar lima
puluhan sementara Pek Yun Hui terus berpikir, bagaimana cara
meloloskan diri. Setelah melihat mereka berdua melepaskan kedok, Pek
Yun Hui berseru. "Eh" Kun Bu, mereka berdua mirip seseorang!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu tereengang Kenapa Pek Yun Hui berseru
begitu" Lagi pula ia pun tidak tahu kalau ke dua iblis itu mirip
siapa. Namun Pek Yun Hui berseru begitu, tentunya punya
maksud. "Betul." sahutnya.
"Oh?" Ke dua iblis itu tertegun "Kami mirip siapa?"
"He he!" iblis Ke tiga tertawa sambil mendekati Bee Kun
Bu. "Jangan kau dengarkan omong kosong mereka!"
Ketika melihat ke dua iblis itu tertegun, hati Pek Yun Hui
tergerak ia tidak menyahut, melainkan cuma menarik nafas
panjang. "Ayoh! Cepat bilang kami mirip siapa?" desak Maha Iblis.
"Kenapa aku harus bilang?" Pek Yun Hui balik bertanya.
"Kalian bertiga sungguh berani menyelinap ke dalam Mo
Kui Ceh Yi ini. Orang-orang di sini tidak punya nama semua,
Aku pun tidak perlu tanya nama kalian!" ujar Maha iblis sambil
tertawa dingin "Tapi aku ingin ber-tanya, ke mana nomor dua
puluh empat dan lainnya?"
"Mereka sudah menunggu kalian di alam baka!" sahut Bee
Kun Bu. "Aku sudah menduga itu!" Maha iblis tertawa seram,
"Kalau begitu, ke mana beberapa orang yang telah gila itu?"
"Mereka sudah pulih!" sahut Bee Kun Bu.
"Ha ha!" Maha iblis tertawa, "Engkau tidak bisa
membohongi kami, Di kolong langit ini, selain kami bertiga,
tiada seorang pun yang mampu memulihkan kesadaran
mereka!" "Tahukah kalian, kitab Kui Goan Pit Cek men-cantumkan
segalanya!" ujar Bee Kun Bu memberitahukan
"Oh?" Maha iblis tertawa lagi. "Kalaupun Thian Kle cinjin
dan Sam Im Sin Ni hidup lagi juga tiada gunanya!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu menarik nafas dingin Kalau begitu, tentunya
ayah angkat dan gurunya akan gila selama-lamanya. Walau
berpikir demikian, namun ia diam saja.
Maha iblis mengibaskan tangannya, lalu kembali ke tempat
duduk. Begitu pula dua iblis lainnya.
"Mo Kui Ceh Yi adalah tempat yang amat menyenangkan."
ujar Maha Iblis. "Kalau kalian bertiga bersedia tinggal di sini,
sudah pasti akan hidup senang selama-lamanya. Tapi kalau
kalian ingin mencari gara-gara di sini, tentunya kalian bertiga
akan disiksa." Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan diam saja.
Maha iblis itu terus menatap mereka dengan dingin dan tajam,
seakan menunggu jawaban mereka.
"Kini kitab Kui Goan Pit Cek itu berada di mana" Kalian
bertiga tahu?" tanya Maha iblis mendadak
"Tentu tahu!" sahut Pek Yun Hui cepat
Wajah Maha iblis tampak berseri "Cepat katakan di mana
kitab Kui Goan Pit Cek itu?"
"Berada di tangan orang yang mirip kalian berdua!" sahut
Pek Yun Hui. Ke dua iblis itu tertegun.
"Siapa orang itu" Dia berada di mana?" tanyanya serentak
"Orang itu telah berbudi pada kami, maka kami tidak bisa
memberitahukan!" jawab Pek Yun Hui menggunakan siasat
"Oh, ya?" Maha iblis itu tertawa seram. "Di dalam Mo Kui
Ceh Yi ini, terdapat banyak alat penyiksa, Kalian bertiga tidak
takut?" "Kami sama sekali tidak takut!" sahut Bee Kun Bu.
"Bagus! Bagus!" Maha iblis tertawa, "Kalau begitu, kalian
harus mencobanya!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Maha iblis bangkit berdiri Pek Yun Hui pun segera berkata.
"Tunggu!" "Engkau takut disiksa?"
Tidak takut, hanya saja kami sudah berada di dalam Mo
Kui Ceh Yi ini, tentunya tidak bisa ke luar. Namun kami justru
tidak bisa menjual diri nya!"
"Lalu kenapa?" tanya Maha Iblis.
"Kalau kami diijinkan berunding beberapa hari, mungkin
kam Kelana Buana 14 Kisah Si Pedang Kilat Karya Kho Ping Hoo Sepasang Naga Lembah Iblis 2

Cari Blog Ini