Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 4

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 4


ang terserah kepada kau. Jika kau pereaya aku, aku akan laksanakan
usaha ini!" Melihat bahwa Tee Ju Liong sungguh-sungguh hati ingin
menolongnya, dan ia sendiri sudah kehabisan akal, ia ingin
memberitahukan kesetujuannya, ketika dari sebelah barat
datang seorang penunggang kuda dengan pesat sekali, tak
lama kemudian orang yang berkuda itu sudah berada dekat
mereka, Kuda yang ditunggangi itu - luar biasa, warnanya
merah dan dari kepala sampai di buntut lebih dari sembilan
kaki panjangnya, dan tingginya lebih dari enam kaki. Bee Kun
Bu belum pernah melihat kuda demikian bagusnya.
Orang yang menungganginya juga luar biasa, ia
mengenakan baju kuning, tali pinggangnya putih celananya
kuning muda, air mukanya putih bersih, kedua alisnya hitam,
hidungnya mancung, kedua bibirnya merah delima, dapat
dikatakan dia seorang pria yang "cantik" dan bersenjata empat
lingkaran emas yang berkilau-kilauan, ia turun dari kudanya
lalu mengangkat kedua tangannya memberi hormat: Tee Cong
Piauw sudah datang lebih dulu, Tawanan partai kami,
bagaimana kabarnya" Apakah Tee Cong Piauw sudah dapat
kabar lebih lanjut?"
Mendengar Lie Ceng Loan dianggap sebagai orang
tawanan, Bee Kun Bu menjadi marah lagi, Dengan tak
menunggu jawaban Tee Ju Liong, ia mengejek: "Rupanya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
partai kalian adalah partai bergajul yang hanya bisa menculik
orang!" pemuda itu segera berubah wajahnya, Dengan murka ia
menegur dengan menuding: "Hei! siapakah kau" Be-rani
sembarangan buka muiut!" ia segera keluarkan lingkaran
emasnya yang berkilau-kilauan menyilaukan mata, dan
suaranya bising sekali, memusingkan kepala, Untuk
mencegah satu pertempuran Tee Ju Liong lekas-lekas
berkata: "Kedua Siotee, sabarlah, Di kalangan Kang-ouw ada
pepatah: jika tak mengetahui urusannya, tindakan bisa keliru!
Marilah aku ajak kenal!" Latu sambil menunjuk kepada Bee
Kun Bu, ia berkata: inilah saudara Bee Kun Bu, murid
kesayangan Partai Kun Lun." Dan sambil menunjuk ke arah
pemuda baju kuning ia berkata: "lnilah pemimpin kedua dari
partai Tian Liong, Co Hiong-"
Co Hiong berkata: " Apakah orang tawanan partai kita ada
hubungannya dengan saudara Bee?"
"Gadis yang telah ditawan partai kita adalah adik
seperguruannya (Sumoy) Bee Lotee," sahut Tee Ju Liong.
Sambil masukkan lagi lingkaran-lingkaran emasnya, Co
Hiong berkata: "Mengapa partai kita menawan muridnya partai
Kun Lun?" "ltu aku sendiri belum buktikan Hanya Bee Lotee
mengatakan bahwa gadis yang ditawan itu adalah Sumoynya," kata Tee Ju Liong,
"Aku mengejar dan mencarinya dari kota Yauw Ciu,
mustahil aku berdusta bahwa ia bukan Sumoyku?"
menegaskan Bee Kun Bu. Tee Ju Liong geleng-geleng kepalanya dan berkata: "Aku
hanya dapat perintah dari cabang bendera merah untuk
mengawal seorang gadis tawanaa Lain daripada itu, aku
sedikit pun tak mengetahui
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan sikap menghaturkan maaf, Co Hiong berkata
kepada Bee Kun Bu: "Tidak heran jika saudara Bee demikian
marahnya, Kita harus mentaati peraturan partai yang keras,
Siapa saja salah membunuh orang yang baik akan dihukum
dengan seksama, Ouw Lam Peng yang memegang pimpinan
cabang bendera merah pasti tak akan menyeleweng
Pada dewasa ini, aku pun belum mengetahui seluk
beluknya urusan ini tentuakan menjadi jelas bagi semua orang
yang berkepentingan Pagi ini aku dapat kabar bahwa orangorang kami telah dibegal dan menderita luka parah, maka aku
lekas-Iekas datang, sekarang bukan saja kami belum
mengetahui dimana adanya Sumoynya saudara Bee, bahkan
empat orang kami telah terluka parah, jika kami telah
menemui Sumoynya saudara Bee, aku yakin kita dapat
mengetahui segalanya, sekarang aku berpendapat lebih baik
saudara Bee dan " aku bersama-sama pergi ke markas besar
partai kami di utara propinsi Kwi-ciu menemui pemimpin untuk
mencari keterangan yang jelas atau segera mencari dimana
Sumoynya saudara Bee."
Bee Kun Bu mendengarkan dengan penuh perhatian lalu
ia anggukkan kepala dan menyahut: "Jalan yang saudara Co
usulkan baik sekali Untuk mencari Sumoyku, aku harus
mendapat bantuan saudara. Aku harus setuju dengan saudara
Co." "Saudara Bee terlampau merendahkan diri, Jika setuju,
marilah kita berdua berangkat," kata Co Hiong.
Tee Ju Liong merasa senang melihat kedua pemuda itu
telah menjadi baik seperti saudara kandung, ia berkata sambil
tertawa: "Tempat ini bukannya untuk kita be-runding, Di
pinggir sungai ada berlabuh perahu, Marilah kita pergi ke atas
perahu untuk minum arak dan beristirahat Mungkin juga dari
orang-orangku, kita bisa dapat kabar tentang Sumoynya Bee
Lotee." Lalu ia minta kudanya dari kedua orang-orangnya
yang tadi menuntun tiga ekor kuda, ia cempIak kudanya dan
berikan kuda lainnya untuk Bee Kun Bu sambil berkata: "Bee
Lotee, mari kita berangkat dulu, Kudanya Tio Hiong adalah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kuda ajaib yang dapat menempuh seribu lie sehari tanpa
letih." Segera mereka sambil tunggang kuda menuju ke
perahu yang sedang berlabuh di tepi sungai
Bee Kun Bu dan Co Hiong melawan dua hweeshio dijalan
Betul saja Co Hiong yang menunggang kuda merah itu
segera dapat menyusul, bahkan melewati dengan cepat.
Ketika mereka tiba di tepi sungai, Co Hiong telah menunggu di
atas perahu, Lalu Tee Ju Liong mempersilahkan Bee Kun Bu
naik ke atas perahu, Kemudian Tee Ju Liong pasang bendera
putih di ujung perahu nya. Dua belas orang-orangnya berdiri
tegak dalam dua deretan menanti perintahnya. Setelah
menerima perintah dari Tee Ju Liong, maka kedua belas
orang itu segera mengayuh perahu itu ke tengah sungai.
Sebagai tuan rumah, Tee Ju Liong melayani tamunya
dengan cermat sekali, Tapi Bee Kun Bu yang selalu
memikirkan Lie Ceng Loan, tak dapat menikmati makanan
yang lezat dan arak yang harum itu. Sikap ini diperhatikan
oleh Tee Ju Liong. ia menghibur "Bee Lotee, jangan terlalu
dipikirkan Aku telah kirim orang-orangku ke daerah-daerah di
propinsi-propinsi Kiang-sie, Hu-nan, Hu-peh dan Kwi-ciu untuk
mencari Sumoymu, Mungkin dalam dua hari, kita bisa dapat
kabar." Co Hiong juga berkata: "Asal kita mendapat sedikit kabar
saja, aku rela meminjamkan kuda ajaibku kepada saudara
Bee. Kudaku dapat menempuh jarak seribu lie, sehari dan
dapat mengejar kuda yang manapun, Saudara Bee, aku ingin
membantu." Dengan perasaan berterima kasih Bee Kun Bu menyahut:
Tee Cong Piauw, saudara Co, aku menghaturkan terima kasih
atas semua itu. Kuda ajaib itu seperti seekor naga, Siotee tak
berani meminjamnya."
Sambil tertawa Co Hiong berkata: "Aku telah berjanji kuda
itu akan kuberikan kepada Sumoyku, Souw Hui Hong. Tiga
bulan lagi kuda itu bukan milikku pula, Dua Hweeshio yang
merampas Sumoy saudara Bee aku pun ingin menjumpainya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Apakah mereka itu Tong Ciauw Lo Han atau Tie Ta KLim
Kang, Kuda itu kuat, dan kita dapat menunggangnya bersamasama."
Tawaran yang murah hati itu, aku tak dapat menolak Aku
menghaturkan terima kasih terlebih dahuhi!" - sahut Bee Kun
Bu, "Aku sebetulnya beradat congkak. Tapi setelah mengenal
saudara Bee, aku merasa seperti kawan akrab, Mengapa"
pasti ada sebabnya, Nah! Saudara Bee, harap saudara
lupakan sejenak pikiran yang kesal, mari temani aku minum
secangkir arak lagi sebagai tanda persaudaraan kita. Tentang
perintah dari cabang bendera me-rah, aku sudi menyertai
saudara menjumpai pemimpin partai kami Souw Peng Hai,"
kata Co Hiong. Lalu ia angkat cangkir araknya dan
disentuhkan ke cangkir araknya Bee Kun Bu sebelum mereka
minum habis arak itu berbareng,
Co Hiong yang cerdas itu sengaja mengajak Bee Kun Bu
minum lebih banyak arak dengan maksud membikin ia mabuk
agar ia lekas jatuh pulas, Betul saja, karena letihnya, Bee Kun
Bu tertidur di dalam perahu Tee Ju Liong itu. Ketika ia
mendusin, ia lihat Co Hiong dan Tee Ju Liong masih tidur
dekat dia. Selang kemudian Co Hiong pun bangun, sambil
tertawa ia berkata: "Hm! Kita telah tidur selama tujuh jam.
Bagaimana saudara Bee" Apakah kau masih merasa letih?"
Sambil tersenyum Bee Kun Bu menyahut: Terima kasih.
Aku tak letih lagi, Aku merasa segar dan ber-semangat."
Kemudian lagi Tee Ju Liong pun mendusin dan bangun, ia
keluar dari kamar itu, Dua anak berbaju membawa dua
baskom air untuk mereka mencuci muka.
Mereka juga keluar dari kamar perahu itu, Bee Kun Bu
menanya: "Saudara Co, kita berada di mana sekarang?"
Sambil tersenyum Co Hiong menyahut: "Barusan kami
menerima kabar bahwa di dekat kota Lam Ciang dua
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hweeshio yang mencurigakan gerak-geriknya telah
diketemukan." Bee Kun Bu menunggu omongan itu selesai, ia segera
memotong dengan pertanyaannya: "Apakah Hweeshio yang
membawa Sumoyku?" "Sekarang kita belum dapat pastikan," sahut Co Hiong,
"Karena Sumoymu belum kelihatan Tapi pakaian kedua
Hweeshio itu serupa dengan Hwesshio yang telah merampas
Sumoymu, orang-orang kami di kota Lam Ciang banyak
sekali, Mereka harus melaporkan tentang kedua Hweeshio
yang dicurigai itu. orang-orang kami tak berani menyergap
kedua Hweeshio itu karena mereka khawatir tak dapat
melawannya, jalan yang terbaik, ialah mereka laporkan itu
kepada Tee Cong Piauw."
"Apakah perahu kita menuju kota Lam Ciang?" tanya Bee
Kun Bu. Sambil anggukkan kepala Co Hiong berkata: "Betul, Begitu
Tee Cong Piauw mendapat kabar ia ingin memberitahukan
kau. Tapi kau sedang tidur, dan kita sungkan mengganggu
Tapi rupanya saudara Bee sangat mencintai Sumoymu,
bukan?" Bee Kun Bu menjadi merah mukanya, ia tak dapat
menjawab segera. Setelah lewat sejenak, ia berkata: "la
adalah seoranggadis yang putih bersih, berperangai halus,
hatinya pemurah. siapakah yang tidak akan menjadi suka
padanya?" Co Hiong mengawasi wajah Bee Kun Bu, lalu berkata:
"Meskipun saudara Bee Kun Bu tak memberitahukan, aku pun
dapat mengetahuinya."
Sekonyong-konyong Bee Kun Bu menanyakan suatu
pertanyaan yang agak sulit bagi Co Hiong untuk di-jawabnya:
"Apakah saudara Co mengetahui dengan alasan apakah
Sumoyku diculik oleh orang partai Tian Liong?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong hanya dapat goyang-goyang kepalanya, dan
dengan sungguh-sunggun ia berkata: "Saudara Bee,
pereayalah aku, bahwa aku tak mengetahui akan hal itu. Kita
harus mencari Sumoy saudara dulu, kemudian baru kita
menemui Souw Cong Piauw untuk menanyakan hal itu."
sementara itu, perahu dikayuh dengan pesatnya, keesokan
harinya perahu itu tiba di pelabuhan Lam Ciang. Co Hiong
menuntun Bee Kun Bu dan mendarat Di darat telah menunggu
orang-orangnya partai Tian Liong, Kemudian tiga orang lakilaki yang bertubuh besar dan berbaju hijau datang menyambut
"Kedua Hweeshio itu, kini bera(te di mana?" Co Hiong
menanya kepada ketiga orang yang menyambut ilu.
Orang yang berdiri di tengah, dan berusia lebih kurang
empat puluh tahun menjawab: "Teecu telah kirim orang untuk
mengamat-amali jejak kedua Hweeshio itu. Semalam mereka
masih berada di suatu tempat penginapan di sebelah barat
kota ini. Mungkin sekarang mereka belum berlalu."
Co Hiong melirik ke arah Bee Kun Bu dengan suatu
senyuman Lalu ia perintahkan ketiga orang itu: "Satu orang
bawa kuda ajaibku, Satu orang menyertai Tee Cong Piauw,
dan yang seorang lagi tunjukkan jalan untuk kita pergi ke
tempat penginapan." Lalu orang yang menjawab itu menyuruh kedua kawannya
mengurusi kuda dan melayani Tee Ju Liong, sedangkan ia
sendiri jadi penunjuk jalan untuk Co Hiong dan Bee Kun Bu
pergi ke tempat penginapan Bee Kun Bu memperhatikan
bahwa kedudukan Co Hiong dalam partai Tian Liong agaknya
lebih tinggi daripada kedudukan Tee Ju Liong, tapi karena ia
bukan di daerahnya, ia menghormati segala tindak tanduk dari
Tee Ju Liong, ia menanya orang yang menunjuk jalan,
"Saudara, bolehkah aku ketahui nama saudara?" Orang itu
terkejut, tapi menyahut: "Aku bernama Thio Cay. Dengan
perintah Souw Cong Piauw, aku harus mengamat-amati di
sekitar kota Lam Ciang ini."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu menanya lagi: "Ketika dua Hweeshio itu
masuk ke tempat penginapan, apakah mereka membawa
seorang gadis berbaju merah?"
Thio Gay geleng-geleng kepala dan menyahut: "Setelah
mendapat perintah, aku segera kirim empat orang untuk
menyelidiki dan mereka menjumpai dua Hweeshio yang pergi
ke tempat penginapan, Tapi mereka tidak melihat seorang
gadis." Dengan perasaan kecewa Bee Kun Bu memandang
kepada Co Hiong. Sambil tersenyum Co Hiong berkata:
"Karena gerak-gerik kedua Hweeshio itu mencurigakan, kita
harus pergi menyelidikinya. Sumoy saudara adalah murid
yang telah dapat mempelajari ilmu pedang Kun Lun, jika
mereka tidak menggunakan tipu muslihat yang keji, ia tak
mudah dikendalikan Di kalangan Kang-ouw segala peristiwa
yang ganjil dapat terjadi, maka tidak ada salahnya jika kita
sendiri pergi menyelidiki bukan?"
Rumah penginapan yang ditunjuk adalah salah satu
penginapan yang terbesar di kota Lam Ciang, dan mempunyai


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tidak kurang seratus kamar Ketika mereka tiba di rumah
penginapan tersebut, matahari baru saja naik, dan pintunya
belum dibuka, Lalu Thio Cay gedor-gedor pintu itu dengan
tinjunya, tak lama kemudian pintu itu dibuka oleh seorang
pegawai yang rupanya dibikin kaget dan terbangun, karena
pintu itu digedor hebat sekali Mula-muIa pegawai itu marahmarah, tetapi ketika ia buka pintu dan melihat Thio Cay, ia
membungkukkan tubuhnya memberi hormat dan berkata: Thio
Loya, selamat pagi."
"Apakah semalam telah datang menginap dua Hweeshio?" tanya Thio Cay dengan keren
"Kedua Toa-suhu itu masih berada di dalam, mungkin
mereka belum berlalu. Thio Loya ingin menjumpai mereka"
silahkan duduk, Aku akan segera mewartakan mereka," sahut
pegawai itu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tidak usah. Kau bawa kami ke kamar mereka," kata Thio
Cay. Setelah melihat Bee Kun Bu dan Co Hiong membawa
senjata, pegawai itu merasa sedikit khawatir ia ajak mereka ke
pekarangan dalam, lalu ia memanggil dengan suara keras.
"Kedua Toa-Suhu! Bangun.,.! Bangun..!" Tapi meskipun ia
telah memanggil empat lima kali, di dalam kamar tidak ada
jawaban. Thio Cay tidak sabar lagi, ia tendang terbuka pintu
kamar itu, dan ketiga orang itu menerobos masuk. Mereka
terkejut ketika berada di dalam kamar Bahkan pegawai itu
gemetaran Di dalam kamar tidak terdapat dua Hweeshio itu, tapi dua
kepala manusia yang berlumuran darah ditaruh di atas meja
dekat jendela, dan di atas kedua tempat tidur menggeletak
dua mayat manusia tanpa kepala!
Thio Cay menghampiri dan memeriksa dua kepala
manusia itu. ia terkejut lebih hebat lagi, karena dua korban itu
adalah orang-orangnya yang ia kirim untuk mengamat-amati
gerak-geriknya kedua Hweeshio itu!
Bukan main murkanya Co Hiong setelah mengetahui
bahwa dua korban itu adalah orang-orangnya partai Tian
Liong. ia mengawasi Thio Cay agak lama sehingga Thio Cay
mengkirik melihat sorot mata yang luar biasa itu, Ketika
mereka berada di luar kamar, dengan tegas tapi keras Co
Hiong berkata kepada Thio Cay: "Kau terlampau sembrono!
Mengapa urusan penting ini kau serahkan kepada orangorangmu yang tak berpengalaman Coba lihat! Bukan kah
mereka mati konyol"!"
Dengan wajah yang pucat pasi, Thio Cay menyahut,
kepalanya tunduk: "Kedua orang yang aku kirim itu adalah
jago-jago silat yang lihay dari cabang Lam Ciang," "Jadinya
aku yang salah?" kata Co Hiong dengan mengejek
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tidak- Aku hanya mohon Co Ji-Tu (pemimpin kedua) dapat
mengampuni atas kekhilafanku ini," kata Thio Cay.
Co Hiong cekal tangannya Thio Cay dan membentak: "Aku
dapat mengampuni kelalaianmu, Tapi kau pun telah
mengetahui peraturan partai kita, Jika dua Hweeshio saja kau
tak dapat menahannya tugas apakah dapat diserahkan
padamu"!" Lalu ia coba totok jalan darah di bahunya Thio
Cay. Bee Kun Bu tidak tega melihat hukuman yang hendak
dijatuhkan kepada Thio Cay itu. Dengan ilmu Wan Tee Poa
Yun atau mengembalikan awan, dari bawah ia tepas
tangannya Co Hiong sambil membujuk: "Urusan ini kita tak
dapat salahkan Thio Cay. Mungkin kedua Hweeshio itu lihay
sekali ilmu silatnya sehingga dua jago silat dari partai Tian
Liong binasa, dan Sumoyku dapat diperlakukan sewcnangwenang oleh mereka."
"Apakah saudara Bee hendak membela Thio Cay?" kata
Co Hiong, mulai reda, "BetuI," sahut Bee Kun Bu, "la telah lakukan tugasnya
sedapat mungkin." "Karena memandang saudara Bee, aku ampuni kau kali
ini!" kata Co Hiong kepada Thio Cay, lalu ia masuk lagi ke
dalam kamar untuk memeriksa lebih teliti kedua mayat itu.
Selangsehirupan teh panas, ia berkata kepada Bee Kun Bu:
"Saudara Bee tidak salah pendapatnya. Kedua Hweeshio itu
bukan jago silat sembarangan
Cara mereka menotok jalan darah bukan saja
menghentikan mengalirnya darah, tapi juga melukai daging
dan tuIang!" ketika mereka masih berada di dalam kamar, Tee
Ju Liong juga telah datang. ia segera memeriksa mayat-mayat
itu: Lalu ia perintahkan Thio Cay bungkus mayat-mayat itu
dengan selimut untuk dikubur sebagaimana layaknya. Thio
Cay segera melaksanakan perintah itu, karena ia merasa
bersalah atas binasanya kedua orangnya itu,
Setelah Thio Cay pergi, Tee Ju Liong berkata kepada Bee
Kun Bu: Tidak diduga lawan kita demikian lihaynya, Mereka
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
telah membunuh mati dua orang kami, dan telah menyelomoti
kita, Jika mereka berlalu dari sini diwaktu malam, mereka pasti
belum jauh dari sini, Dr dalam lingkaran seluas delapan ratus
lie di kota Lam Ciang ini, aku telah pasang orang, dan mereka
telah diberitahukan Kecuali kedua Hweeshio itu mempunyai
kepandaian terbang, mereka tak akan dapat lolos dari jaring
kami, Bee Lotee, hari ini, atau selambat-lambatnya malam ini,
kita pasti mendapat kabar tentang kedua Hweeshio itu."
Meskipun Bee Kun Bu tak menahan kehendaknya
menjumpai Ue Ceng Loan, tetapi dalam keadaan itu ia
terpaksa berlagak sabar ia berkata: "Angkatan tua Tee,
Saudara Co, untuk mencari Sumoyku kalian telah berusaha
keras, bahkan telah ada orang-orangmu yang menjadi korban
Aku sangat berterima kasih, Tapi...." Belum selesai ia bicara
Co Hiong memotong: "Urusan ini bukan lagi urusan saudara
Bee. Dua orang kami telah binasa, kami harus membuat
perhitungan Mulai saat ini, aku tidak akan berhenti mencari
kedua Hweeshio itu!"
Tee Ju Liong lalu berkata: "Urusan ini kita tak perlu
rundingkan lagi. Kita harus segera bertindak Mari naik perahu
untuk merundingkan caranya mencari kedua Hweeshio itu!"
Ketiga orang keluar dari rumah penginapan, dan di luar
telah menunggu, dua orang memegangi kudanya Co Hiong,
Setelah menerima kembali kudanya, Co Hiong berjalan
bersama-sama Bee Kun Bu ke perahu dengan Tee Ju Liong
mengikuti di belakang, Ketika mereka hampir tiba di tepi sungai perahu itu
berlabuh, mereka melihat, Thio Cay datang menyambut.
Setelah membungkukkan tubuh memberi hormat, ia berkata
kepada Co Hiong: "Teecu baru saja dapat kabar bahwa kedua
Hweeshio itu berada di suatu tempat di sebelah timur laut dua
puluh lie dari kota Lam Ciang ini."
Dengan kedua mata terbelalak Co Hiong menanyai
"Apakah kabar ini tidak keliru?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Teecu pasti tak berani memberi laporan yang ke-liru,"
sahut Thio Cay. Lalu Co Hiong berkata kepada Tee Ju Liong:
Tee Cong Piauw, kau dapat naik perahu untuk menyusuInya,
aku dan saudara Bee akan mengejar kedua Hweeshio itu
dengan naik kuda ini," lalu ia cemplak kudanya, dan minta Bee
Kun Bu naik kuda itu di belakangnya.
Bee Kun Bu hanya dapat menuruti saja. ia memperhatikan
juga meskipun Co Hiong itu tampan mukanya, tetapi air
mukanya yang mudah berubah-ubah sebentar marah,
sebentar gembira, sebentar cemas, dan sebentar reda
membikin ia sukar menduga isi hatinya yang sejati ia harus
waspada terhadap Co Hiong, pikirnya,
Satu kedetan dari Co Hiong membikin kuda itu lari secepat
angin, dan jarak dua puluh lie itu ditempuh dengan sekejapan
saja, Mereka telah tiba di suatu persimpangan jalan ketika Co
Hiong tarik tali les kudanya, ia menoleh ke belakang dan
berkata kepada Bee Kun Bu: "Jika kedua Hweeshio itu
berjalan ke utara, mereka harus menyeberangi telaga Poa Yo
Ouw dan aku kira tak mungkin. Mereka mungkin jajanjagnuju
ke barat laut, menyeberangi sungai Kang, nie!aWf kota Lo
Hoa dan masuk ke pegunungan Kauw Leng San.
Pasti mereka telah melihat jaring kita yang dipasang
sangat rapat, dan mereka berusaha meloloskan diri, Aku
berpendapat bahwa kedua Hweeshio itu betul-betul cerdas
dan pintar, serta berpengalaman sekali, Untuk menghindarkan
kepungan orang-orang dari partai Tian Liong, jalan yang
paling aman ialah lari ke pegunungan Kauw Leng San."
"Siotee baru saja menceburkan diri di kalangan Kang-ouw,
maka tak berpengalaman, Siotee turut saja saudara Co!"
sahut Bee Kun Bu. Sambil tersenyum Co Hiong berkata lagi:
"Jika laporan Thio Cay tidak salah, kuduga kedua Hweeshio
itu kini sedang memasuki daerah pegunungan Dengan kudaku
ini, kita dapat mengejar mereka sebelumnya tengah hari, jalan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
lain telah dijaga oleh orang-orangku." Lalu ia kedet kudanya
dan menuju ke barat laut mengejar kedua Hweeshio itu.
Bee Kun Bu yang duduk di belakang Co Hiong ingin
melihat ke jurusan depan, tiba-tiba Co Hiong loncat turun dari
pelananya, pakaiannya yang kuning berkibar-kibar, dan
secepat kilat ia telah loncat turun lima depa dari kudanya di
atas jalan! Ketika ia loncat turun, ia telah tarik tali les kudanya, dan
kuda itu telah berjalan perlahan dan kemudian berhenti di sisi
jatan. Bee Kun Bu memperhatikan gerak-geriknya Co Hiong.
Di depan Co Hiong telah berdiri menghadapi dua Hweeshio
yang satu bertubuh tinggi besar dan memikul toya, dan yang
lain bertubuh kecil pendek dan bersenjata goIok, Kedua
Hweeshio itu mengenakan jubah warna abu-abu dan di tali
pinggangnya menggelantung kantong dibuat dari kain kasar
Co Hiong mencegat kedua Hweeshio itu, dan sambil
tertawa berbicara kepada Bee Kun Bu: "Saudara Bee, lekas
lekas kemari!" Bee Kun Bu segera loncat turun dari kuda, dan
lari menghampiri Co Hiong, ia berdiri berdamping-dampingan
dengan Co Hiong menghadapi kedua Hweeshio itu.
Dari dekat terlihat bahwa Hweeshio yang bertubuh tinggi
besar air mukanya hitara, kedua matanya yang besar dibikin
lebih seram kelihatannya dengan alis yang gompyok,
wajahnya keseluruhannya sangat seram, seperti satu iblis
yang jahat Yang tubuhnya kecil pendek, air mukanya kuning
pasi dan kurus kering, tapi kedua matanya seperti kedua mata
tikus, sangat celiknya, Mata demikian menunjukkan bahwa
ilmu tenaga dalamnya lihay sekali Kedua Hweeshio itu tidak
gentar menghadapi lawannya. Mereka mengawasi Co Hiong
dari atas sampai ke bawah, lalu memandangi juga kuda
ajaibnya, Kemudian yang kecil pendek berkata: "Kuda itu betul
bagus!" Co Hiong mengangkat kedua alisnya dan menanyai
"Apakah kedua Toa-su ini ada hasrat menaksir kudaku?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Si kecil pendek menyahut: "Kami biasa berjalan kaki, Kuda
itu meskipun bagus tak guna bagi kami" Dengan suara rendah
Co Hiong berkata: "Saudara Bee, berhati-hatilah kedua
Hweeshio ini mungkin mempunyai ilmu sihir." Bee Kun Bu
mengangguk sebagai tanda perhatian.
Hweeshio yang tinggi besar mengejek: "Kami telah
katakan, kami tak butuh akan kuda. Jika kalian masih kepala
batu ingin mencegat jalan kami, aku harus memperingatkan
bahwa kami dapat mengirim kalian ke akherat!"
Dengan senyuman dan tenang Co Hiong menjawab:
"Mutut itu besar sekali!" Lalu senyuman itu berubah menjadi
wajah yang beringas, Dengan sekejap saja Co Kong
keluarkan lingkaran-lingkaran emasnya, dan melanjutkan
dengan suara yang kera&: "Di rumah penginapan di kota Lam
Ciang, kalian telah membunuh dua orang dari partai Tian
Liong, apakah betul?"
Hweeshio yang kecil pendek dengan kedua mata tikusnya
menyengir "Dunia ini luas, dan kami dapat berjalan di mana
saja, Jika orang-orangmu merintangi kami, kami tentu
melenyapkan mereka, Apakah kalian juga ingin mengejar
orang-orang itu ke akherat?"
"Jika demikjan, kalian juga yang merampas gadis yang
sedang dibawa oleh oerang-orang kami di tempat kuburan di
dekat kota Tang Kee Sip!" bentak Co Hiong.
Hweeshio yang kecil pendek itu menyahut: "Kami keluar
untuk menunaikan satu janji. Untuk memenuhi janji itu, kami
akan lakukan segala apa. Lagi pula urusan itu bukannya
urusan besar." Melihat sikapnya yang acuh tak acuh itu Bee Kun Bu
menjadi naik darah. ia membentak: "Orang keluar untuk
menunaikan tugas yang suci. Kalian berdua adalah Hweeshio
durhaka, Kalian menunaikan tugas durhaka dengan menculik
dan membunuh! sekarang kau sembunyikan gadis itu di
mana"!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Si tinggi besar lalu menjawab: "Apakah kau menanyakan
yang berbaju merah?"
"Betul! sekarang gadis itu dimana?" sahut Bee Kun Bu.
"Gadis itu sudah berada di bawah perlindungan kami Kau
ingin menemui ia lagi" jangan harap," kata Hweeshio yang
tinggi besar dengan sikap yang acuh tak acuh,
Bee Kun Bu tak tahan sabar lagu ia cabut pedangnya dan
hendak menyerang, Tapi Co Hiong menahan ia. Dengan
secepat kilat Co Hiong serang Hweeshio yang kecil pendek
dengan lingkaran emasnya dan pedang di tangan kirinya,
Sambil mengejek si kecil pendek mengegos lalu mencabut
go1oknya. Gerak itu cepat sekali, tapi Co Hiong lebih cepat lagi.
Dengan gebrak lawannya dengan lingkaran-lingkaran
emasnya, pedang di tangan kiri menusuk lagi, Si kecil pendek
terpaksa loncat mundur sedepa lebih untuk menghindarkan
gebrakan dan tusukan itu! Bee Kun Bu menjadi terpesona
melihat cara Co Hiong menyerang I awan nya. Belum pernah
ia melihat serangan sedahsyat itu! Tapi si kecil pendek juga
bukan lawan yang enteng. Setelah dibikin keteter dengan serangan dan gebrakan
yang cepat itu, ia menjadi panas, segera ia balas menyerang
dengan goIoknya, Sinar golok yang diayun dan diputar itu
berkilau-kilauan, sedangkan anginnya menderu-deru. Si kecil
pendek menyerang dengan nekad. Co Hiong tak berani
lengah, ia juga putar pedangnya dengan pesat sekali sehingga
tak ada lowongan untuk serangan musuh dapat menyodok
masuk, Mereka bertempur selama dua puluh jurus, Co Hiong
merasa kagum atas kelihayan si kecil pendek itu. ia bertekad
membunuh mati lawannya dengan jurus istimewanya.


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dengan tekad itu, ia rubah jurus nya. Dengan ilmu yang ia
dapat pelajari dari Souw Peng Hai, ia serang lawannya
dengan jurus-jurus Hai Tie Ceng Pong, Ye Poa Hong Yeng
dan Thian Kang Lo Ciok (Menyerok kerang dari dasar laut,
Me-nyergap tawon di sarangnya dan Memasang jaring
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menangkap burung), Lingkaran emas berkilau-kilauan
menyilaukan mata, suaranya membising memusingkan kepala
seakan-akan ombak besar dari laut menyerbu ke pantai dan
menyapu musnah segala-gala!
Jurus-jurus itu adalah modal dari Souw Peng Hai sehingga
ia dapat menjadi pemimpin partai Tian Liong. Co Hiong yang
telah mengikuti Souw Peng Hai adalah kesayangannya, dan
Souw Peng Hai menganggap ia seperti anak sendiri, dan telah
mengajari jurus-jurus istimewa itu. Pada waktu itu ia terpaksa
menggunakan jurus-jurus itu, Si kecil pendek, meskipun lihay
ilmu silatnya, tak dapat menahan serangan-serangan maut itu,
ia menjadi gelisah seperti seekor semut di dalam kuali
(Penggorengan) yang panas, ia coba mencari lowongan untuk
meloloskan diri. Sambil menjaga serangan ke atas kepalanya dengan
go!oknya, ia coba loncat keluar ia dapat terhindar dari
lingkaran-lingkaran emas, tapi ia tak dapat luput dari
pedangnya Co Hiong. "Hei! Hwceshio durhaka! Ke mana kau
mau lari!" bentak Co Hiong, dan pedangnya telah menekan
goloknya Hweeshio itu, Satu sodokan keras, pedang itu
menusuk pergelangan tangan yang memegang golok dari
Hweeshio itu! Satu tabasan lagi, dan putuslah lengan
kanannya Setelah menabas putus lengan si kecil pendek, Co Hiong
masih juga belum puas. Setelah ia tendang golok lawannya, ia
coba tusuk dadanya si kecil pendek, Tiba-tiba Bee Kun Bu
menjerit: "Sa udara Co, awas senjata rahasia!"
Co Hiong memperhatikan peringatan itu, tapi tekad
membunuh mati lawannya tetap ada. ia hanya rubah jurusnya,
Betul saja tiga "Hayto" (pisau terbang) dilepaskan oleh si tinggi
besar... dan menyerempet lewat bajunya, Karena demikian
pedangnya jadi meleset ketika ia mengegos pisau-pisau
terbang itu, si kecil pendek !oncat keluar dari bahaya maut, Co
Hiong memburu, tapi si tinggi besar yang telah gagal
membinasakan Co Hiong dengan haytonya, menyerang
dengan toyanya, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Toya yang digunakan Hweeshio itu ujungnya ada besi
bulat sebesar telur bebek. Serangan yang dilepaskan dengan
sekuat tenaga, mungkin tenaga sebesar seribu kati, tidak
dapat di tangkis dengan lingkaran-lingkaran emas. Co Hiong
mengegos menghindarkan pukulan toya itu, sambil ubah silat
pedangnya dengan ilmu Kim Sie Can Wan atau tali sutera
melilit tangan, si Hweeshio harus lekas-lekas loncat mundur
mengelakkan ujung pedang yang datang menusuk lenganlengannya, Bee Kun Bu yang sedari tadi menonton saja tidak
tinggal diam, ia berseru: "Sa udara Co! Berhenti, Hweeshio ini
kasihlah aku yang bereskan!" Co Hiong tersenyum, ia tarik
kembali pedang dan lingkaran-lingkaran emasnya, dan
silahkan Bee Kun Bu maju bertempur.
Bee Kun Bu segera menyerang dengan ilmu Shin Liong
Yauw Bie atau naga sakti menggoyang-goyang buntut pedang
terhunus menggetar datang menusuk dadanya Hweeshio
yang tinggi besar itu! Hweeshio itu menggunakan ilmu Yang Yun Pang Goat
atau awan tebal merintangi bulan menangkis tusukan-tusukan
itu. Tapi Bee Kun Bu ubah jurus nya dengan ilmu Soan Hong
Sao Siat atau angin taufan menyapu salju, Hweeshio itu
meloncat ke atas menghindarkan sabetan pedang lalu dengan
ilmu Tok Pik Hua San atau mengeprak jurang gunung curam
datang mengemplang Bee Kun Bu. Bee Kun Bu loncat ke
samping untuk maju lagi mendempeti si Hweeshio.
Sambil pedangnya menabas tangan kanan si Hweeshio,
tinju kirinya menyodok masuk dengan ilmu Hui Pak Tong
Ceng atau tinju terbang memukul lonceng, Sodokan dan
tebasan itu dilancarkan berbareng dengan cepat sekali untuk
diteruskan dengan jurus Yang Hong Co atau angin puyuh
menabas rumput dari jurus Cui Hun Cap Jie Kiam, Apabila si
Hweeshio tidak lekas-lekas mundur, tangannya tentu putus,
tapi dapat mengelakkan sodokan tinju Hui Pak Tong Ceng dari
jurus Cap Pwee Lo Han Cong, Buk! Tubuh yang tinggi besar
itu terbanting ke tanah seperti sebuah pohon besar ditebang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
jatuh setelah tinju itu menyodok Iam-bungnya, Darah keluar
dari mulut dan hidungnya!
Co Hiong berdiri terpesona melihat Bee Kun Bu
menyerang dengan jurus-jurus yang lihay itu. ia merasa
kagum tereampur iri hati, "Hm! ilmu silat pedang Kun Lun dan
ilmu silat tinju Cap Lo Han Cong itu lihay sekali!" pikirnya,
Bee Kun Bu loncat menghampiri Hweeshio yang telah
dipecundangi itu. Dengan ujung pedang diandalkan di
dadanya si Hweeshio itu ia membentak: "Tadi kalian membuka
mulut besar! Di mana gadis berbaju merah"!"
Si Hweeshio itu keluarkan darah lagi dari mulutnya, lalu
menyahut: "Kami kalah, kau dapat bunuh mati karnL Tapi
kalau memaksa kami memberitahukan tentang jejak gadis itu,
jangan haraplah!" Co Hiong berkata sambil tertawa: "O! Kalian betul-betul
Hweeshio dengan bertubuh besi dan baja, dapat menahan
siksaan, Cobalah ini!"
Ketika itu Co Hiong melihat Hweeshio yang telah putus
tangan kanannya hendak melarikan diri Satu lemparan dari Co
Hiong, maka satu lingkaran emas segera menyambar si
Hweeshio kecil pendek itu. Lingkaran itu membabat kepalanya
dan segera terlihat otaknya yang putih hancur berhamburan
darah, Hweeshio itu segera mati,
Dengan wajah berseri-seri Co Hiong lari mengambil
lingkaran emasnya, yang ia seka darahnya di jubahnya mayat
Hweeshkx ia kembali dengan menuntun kuda ajaibnya.
Kemudian ia berkata kepada Bee Kun Bu: "Kita kirim dulu satu
ke akherat Kawannya ini kita paksa ia memberitahukan
tentang jejak Sumoymu. Kita bawa ia ke tempat yang
terpencil." Lalu tangan kanannya menotok jalan darah
Hweeshio yang segera tak bergerak seperti mayat ia ikat
Hweeshio itu di belakang kudanya, Bee Kun Bu hanya
serahkan segala sesuatu kepada Co Hiong yang kemudian
tuntun kudanya ke suatu hutan belukar yang terpencil Setelah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tiba di tempat terpencil itu, Co Hiong membebaskan
totokannya segera si Hweeshio siuman dari pingsannya.
Dengan suara mengejek, Co Hiong menanya: Toa-suhu,
Tempat ini lebih leluasa, Apabila kau tidak beritahukan di
mana adanya gadis berbaju merah, maka aku akan paksa kau
memilih cara mati bagimu, Bagaimanakah pendapatmu?"
Dengan meringis si Hweeshio menyahut: "Aku bukannya
takut mati...." Co Hiong tidak menunggu si Hweeshio bicara
habis ia membentak: "Baik! jika kau masih keras kepala, kau
sekarang rasai ini, jangan salahkan aku berlaku kejam!"
Setelah Co Hiong berkata demikian, ia tersenyum kepada
Bee Kun Bu, lalu ia tendang Hweeshio kepala batu itu
sehingga tubuhnya yang tinggi besar itu terguling-guling,
Dengan tali pinggangnya Hweeshio itu, ia ikat kedua kaki
Hweeshio itu, lalu ia gantung di cabang di atas dan kepalanya
di bawah. Co Hiong talu mengumpulkan rumput-rumput kering
dibakar di bawah kepalanya Hweeshio itu,
Dalam jangka waktu sekejapan saja asapnya mengepul ke
atas sehingga Hweeshio itu tak henti-hentinya mengucurkan
air mata dan mengeluarkan ingus, Dia tak dapat berbuat apaapa karena jalan darah di kedua pundaknya telah ditotok, bila
ia berkelejetan, maka tali yang mengikat kakinya ke cabang
pohon menjadi semakin kencang dan menyakiti pergelangan
kakinya. Bee Kun Bu menyaksikan siksaan ini merasa kasihan.
Betul Hweeshio itu bukannya seorang baik, tapi siksaan
demikian betul-betul kejam. ia berpaling kepada Co Hiong
dengan maksud membujuk Co Hiong jangan terlampau kejam,
Tapi ketika ia berhadapan dengan Co Hiong, ia tak dapat
bicara, ia hanya pandang wajahnya Co Hiong, Tidak nyana
sekali orang yang demikian tampan mukanya dapat
melakukan perbuatan yang demikian kejamnya." pikirnya
dalam hati. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hweeshio itu dapat bertahan agak lama. Tapi akhirnya ia
minta ampun saja, sambil tertawa Co Hiong menanyai
"Bagaimana sekarang" Apakah kau masih mau bungkam
saja" jika kau tidak memberitahukan di mana adanya gadis
berbaju merah itu, aku akan bikin kau merasai siksaan yang
lebih hebat lagi." Hweeshio itu yang telah diasapi lama juga sehingga kulit
mukanya menjadi hangus, dan kepalanya panas sampai
otaknya rasa kering, menyahut: "Si gadis berbaju merah telah
dibawa lagi oleh beberapa saudara-saudara seperguruanku"O! Kau masih mempunyai beberapa banyak kawan,
lainnya" Ke mana mereka bawa itu?" bentak Co Hiong, Dengan air mata masih mengucur dan ingus masih meleleh si
Hweeshio menyahut: "Aku mempunyai banyak kawan yang
ilmu silatnya banyak lebih lihay daripada aku, Meskipun kau
berdua mempunyai ilmu silat yang luar biasa, aku sangsikan
sekali jika kalian berhasil merebut gadis itu kembali!"
Co Hiong tertawa gelak-gelak dan menanya: "Se-betulnya
berapa banyak kawan-kawanmu, nama-nama-nya dan
tempatnya di mana mereka bawa gadis itu" Nanti kau dapat
saksikan dengan mata kepalamu sendiri kami hajar mereka
babak belur! Apabila ternyata kau hanya ingin menggertak dan
menipu kami kau pasti dapat siksaan yang lebih hebat lagi!"
Si Hweeshio membisu sejenak. ia rupanya sedang
memikiri sesuatu, lalu berkata lagi: "Jika kalian ingin temukan
gadis itu, kalian boleh pergi ke pegunungan Tay Ouw, Di dekat
puncak gunung tersebut kalian akan dapat tampak satu kuil
Yun Bu Sie yang dipimpin oleh Tong Leng Tan Su...." ia
berhenti sejenak, lalu melanjutkan: "Aku hanya dapat
memberitahukan sekian, dan dengan sejujurnya pula."
"Jadinya gadis itu sekarang berada di dalam kuil Yun Bu
Sie?" tanya Co Hiong,
itulah aku tak berani pastikan, Tapi jika kalian pergi
menjumpai Tong Leng Tan Su, kalian dapat menanyakan
beliau tentang gadis itu, Tentang apakah gadis itu dibawa atau
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tidak ke kuil Yun Bu Sie oleh kawan-kawanku, aku tak berani
pastikan!" sahut Hweeshio itu,
"Kau hanya mengetahui sekian saja?" tanya Co Hiong,
Hweeshio itu angguk-anggukkan kepala nya. Dengan
secepat kilat Co Thong itu cabut pedangnya dan menabas
batang lehernya Hweeshio itu sehingga kepalanya mental
delapan sembilan kaki jauhnya! Bee Kun Bu tak keburu
mencegah ia mengerutkan keningnya dan berkata: "Sau-dara
Co, mengapa kau bunuh mati padanya" Apakah pereaya
bahwa hweeshio itu memberikan keterangan dengan jujur?"
Co Hiong bersihkan pedangnya yang berlepotan darah,
dan masukkan pedang itu ke dalam sarungnya, Kemudian
sambil tersenyum ia menyahut: "Hweeshio itu bukannya orang
yang mengenal budi, ia kejam melampaui iblis, Kau saksikan
sendiri bagaimana kejinya ia telah perlakukan orang-orang
Thian Liong di rumah penginapan di kota Lam Ciang,
Meskipun aku telah siksa ia dengan hebat, tapi ia masih
saja coba menipu kita. Lebih banyak orang sejahat ia dikirim
ke akherat, lebih baik bukan" ia sengaja memancing kita pergi
ke kuil Yun Bu Sie di pegunungan Tay Ouw San menjumpai
Tong Leng Tan Su dengan dua maksud Ke satu menimpakan
dosanya kepada orang lain, Ke dua, agar kita bertarung
melawan Tong Leng Tan Su dan orang-orangnya. Tong Leng
Tan Su itu bukannya jago silat sembarangan Kedua Hweeshio
durhaka itu kita telah bunuh mati, tapi aku masih dapat ingat
wajahnya, Tidak salahnya jika kita pergi ke pegunungan Tay Ouw
San dan menjumpai Tong Leng Tan Su di kuil Yan Bu Sie.
Bilamana Tong Leng Tan Su ada seorang agung, ia pasti tak
senang akan perbuatan keji yang telah dilakukan oleh kedua
Hweeshio itu, ia tentu akan menolong kita dalam usaha
mencari Sumoy saudara, Tapi jika Tong Leng Tan Su seorang
iblis dengan bentuk manusia, kita terpaksa turun tangan
menggempur ia. Saudara Bee, apakah omonganku
beralasan" Menurut pendapatku, untuk mencari Sumoy
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
saudara, tidak jahatnya jika kita pergi ke pegunungan Tay
Ouw San. Bee Kun Bu mendengari omongan itu dengan penuh
perhatian Karena ia bertekad keras mencari Sumoynya, ia
harus berterima kasih kepada Co Hiong yang sudi membantu
padanya, mungkin juga berkorban untuknya,
Dengan angguk-anggukkan kepalanya ia menyahut:
"pendapat Saudara Co bagus sekali, Siotee setuju dengan
usul itu, Ayo! Kita berangkat sekarang."
Dengan tersenyum Co Hiong berkata: "Saudara Bee betulbetul seperti seekor semut di dalam kuali panas, Sioteepun
rasa bahwa lebih lekas kita berangkat lebih baik," Lalu ia
cemplak kuda ajaib dan suruh Bee Kun Bu duduk di
belakangnya dan berkata: "Sa udara Bee, ayo lekas-lekas
cemplak kuda ini di belakangku Kita harus makan dulu,
barulah kita menuju ke pegunungan Kauw Leng San untuk
meneruskan ke pegunungan Tay Ouw San!"
"Menempuh perjalanan yang demikian jauhnya dan harus
melalui jurang-jurang yang curam, jalan-jalan yang sempit dan
berbahaya, sungai yang deras, apakah tidak lebih baik kalau
aku mencari satu kuda lagi Aku khawatir kuda saudara tak
dapat menunaikan tugas seberat itu," kata Bee Kun Bu.
"Ha! Ha! Ha!" tertawa Co Hiong. "Saudara Bee jangan
khawatir Aku berani tanggung bahwa besok tengah hari kita
pasti akan tiba di pegunungan Tay Ouw San, Bukankah
kudaku ini kuda Cian Lie Shin Kiok (Kuda sakti yang dapat
berlari beribu-ribu lie tanpa letih)?"
Bee Kun Bu hanya bisa menuruti saja kehendak Co Hiong.
ia menyemplak kuda itu dan duduk di belakangnya Co Hiong,
Dengan sekali kedet tali kekangnya, maka kuda ajaib itu lari
terbang, menuju ke tepi sungai setibanya di tepi sungai, Co
Hiong berseru dengan keras, Suaranya bagaikan naga
meraung menembusi angkasa, Bee Kun Bu memperhatikan
bahwa jeritan itu berlagu, ia menduganya bahwa itulah isyarat
panggilan dari partai silat Thian Liong,


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Betul saja, lebih kurang dua menit, kemudian dua perahu
terlihat mendatangi ke tepi sungai dimana mereka berdiri Lalu
Co Hiong tuntun kudanya dan loncat naik ke atas satu perahu
diikuti pula oleh Bee Kun Bu. Segera perahu itu dikayuh lagi
menuju ke seberang, diikuti oleh perahu lainnya dengan
banyak orang-orangnya partai Tian Liong,
Setelah tiba di seberang, Co Hiong berkata kepada
pemimpin dari orang-orang di dalam perahu itu: "Jika kau
menjumpai Tee Cong Piauw, beritahukan beliau bahwa aku
dan Kun Lun Tayhiap pergi ke pegunungan Tay Ouw San!"
Kemudian ia tuntun kuda nya, dan loncat ke darat bersama
Bee Kun Bu. Mereka menunggangi kuda itu bersama-sama
dan menuju ke satu kedai untuk membeli makanan Mereka
pesan makanan dan seteko arak.
"Saudara Bee, kita harus makan secukupnya, karena kita
akan menuju ke pegunungan Kauw Leng San sepanjang
malam," kata Co Hiong,
Bee Kun Bu menyahut dengan senyuman Menung-gangi
kuda ajaib itu ia merasa seperti juga menunggangi seekor
burung yang besar dan jarak sejauh dua ratus lie telah
ditempuh dalam jangka waktu singkat sekali,
Ketika mereka tiba di suatu kota kecil di kaki gunung Kauw
Leng San, Co Hiong menghentikan kudanya, sambil menunjuk
ke puncak gunung, Co Hiong berkata: "Di depan kita adalah
pegunungan Kauw Leng San, Kita harus mengambil jalan
pendek pergi ke satu dusun Gie Leng, lalu menempuh jarak
lebih kurang seratus lie untuk menuju ke pegunungan Tay
Ouw San, Dan terakhir kita harus menempuh lagi jarak lebih kurang
tujuh ratus lie baru tiba di pegunungan Tay Ouw San." Bee
Kun Bu yang senantiasa memikiri keselamatannya Lie Ceng
Loan merasa jemu mendengar bahwa Tay Ouw San itu masih
jauh. ia mengerutkan keningnya, lalu menyahut: "Jadi kita
harus meneruskan perjalanan meskipun diwaktu malam?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"BetuI," sahut Co Hiong, "Perjalanan yang hampir seribu lie
jauhnya, dan harus melalui jurang-jurang yang curam dan
berbahaya, meskipun orang yang telah mengetahui betul jalan
tersebut dengan ilmu meringankan tubuhnya, harus ditempuh
dalam tempo sehari semalam."
Bee Kun Bu tak menjawab, ia hanya ingin lekas-lekas
menjumpai Sumoynya. Co Hiong berkata lebih lanjut:
"Saudara Bee tak usah khawatir, dengan kuda Cian Lie Shin
Kiokku ini, aku tanggung besok lebih kurang jam dua lohor,
kita akan tiba di pegunungan Tay Ouw San. Dan jika sumoay
saudara Bee betul-betuI ada di dalam kuil Yun Bu Sie,
mungkin sebelum fajar kita dapat menjumpai dia." Kemudian
ia kedet kudanya lagi untuk mencari kedai nasi,
Mereka makan nasi tergesa-gesa, dan Co Hiong membeli
juga makanan kering sebagai perbekalan Mereka melanjutkan
perjalanan Dalam sejenak kuda itu sudah berlari di antara
batu-batu gunung yang besar Puncak-puncak gunung itu
terlihat diselubungi kabut atau awan Makin jauh, makin
berbahaya jalan-jalan yang harus ditempuh Mereka harus
mengikuti jalan kecil yang biasa ditempuh oleh kambingkambing gunung,
Mereka harus bertunggang kuda dengan berhati-hati
sekali. sekonyong-konyong kuda ajaib itu terkejut dan
meringkik, kedua kupingnya berdiri tegak, lalu meloncat
sedepa jauhnya ke depan Bee Kun Bu hampir saja terlempar
jatuh, Ternyata kuda telah melihat seekor ular, ia terkejut dan
loncat melewati ular itu. Lalu ia lari dengan sekuat tenaga ke
atas. Meskipun ditunggangi oleh dua orang, kuda itu tetap lari
dengan bersemangat dan kuat
"Ai! Hampir saja aku terlempar," seru Bee Kun Bu.
"Kudaku telah menolong kita dari rintangan ular tadi!" sahut
Co Hiong. Tapi saudara Bee jangan khawatir, kuda ajaib ini
tak akan mengecewakan kita. Cobalah lihat ke bawah! Kita
sudah berada di lereng gunung, dan kuda ini sedikitpun tak
tampak letih!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah berjalan hampir dua jam, Co Hiong menghentikan
kudanya, ia loncat turun untuk beristirahat sebentar Lalu
mereka naik lagi melanjutkan perjalanannya. Ketika hari dingin
Tapi Co Hiong tidak menghiraukan Mereka meneruskan
perjalanannya meskipun cuaca makin lama makin gelap. Bee
Kun Bu menjadi gelisah, ia berkata: "Saudara Co, kuda Cian
Lie Shin Kiok ini meskipun hebat dan kuat, tapi jika kita
meneruskan perjalanan di dalam cuaca yang gelap, aku
khawatir ia kejeblos atau terjurumus ke jurang. Tidaklah lebih
baik kita berhenti dulu dan menanti sampai besok" Aku kira
tidak terlambat Setelah mereka melanjutkan perjalanan selama satu jam
Iagi, Co Hiong menghentikan kudanya, bersama Bee Kun Bu.
ia turun dari kudanya untuk memberikan kudanya beristirahat
sebelum melanjutkan perjalanannya lagi, Bulan mulai
kelihatan di sebelah timur ketika mereka berangkat lagi,
Meskipun Bee Kun Bu melihat bahwa Co Hiong sayang
kudanya, akan tetapi caranya ia mendesak kudanya mengejar
waktu membikin Bee Kun Bu menjadi cemas.
Dengan suara rendah ia berkata: "Saudara Co, kudamu itu
meskipun hebat, akan tetapi dengan lari terus-menerus, aku
khawatir kudamu akan menjadi terlampau letih, Dalam
suasana gelap gulita ini, jika meneruskan perjalanan dengan
cara kau melarikan kuda itu, aku khawatir kita bisa celaka,
Lebih baik kita mengaso, dan melanjutkan perjalanan kita
besok pagi." Co Hiong menyahut sambil tersenyum: "Saudara Bee,
hatimu ingin sekali lekas-lekas tiba di kuil Yun Bu Sie. jika kita
berhent mengaso bukankah kita akan terlambat" Aku dapat
menyelami perasaanmu Di kolong langit ini hanya ada dua
orang yang aku senantiasa ingat di dalam hati: yang satu ialah
guruku, dan yang satu lagi Sumoyku, Bukankah nasibku
serupa dengan nasibmu. Kini kau juga menjadi orang yang
aku segani. Aku rela hilang kuda ini jika aku dapat menolong
kau," KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ucapan itu mengharukan Bee Kun Bu, ia berpikir "Orang
ini luar biasa, jika melihat ia perlakukan kedua Hweeshio dan
membunuh mereka setelah dtsiksanya, aku yakin ia adalah
seorang yang kejam sekaii. Tapi... mengapa ia menaruh
simpati terhadapku yang ia baru kenal" ia rela mengorbankan
tenaga dan kudanya untuk aku, ini aku harus belas." Karena
terharu atas ucapan Co Hiong itu, Bee Kun Bu menyahut:
"Saudara Co terlampau baik terhadap aku, aku tak dapat
membalas budimu yang demikian besarnya,"
Co Hiong menoleh ke belakang dan berkata dengan
khidmat, "Kita tak boleh membeda-bedakan usaha yang kita
sedang laksanakan sekarang, Aku pun tidak mengharapkan
balasan." Bee Kun Bu yang budiman itu tak dapat menjawab ketika
ditegur demikian Karena ia seorang yang cerdas, ia lekaslekas memberikan jawaban yang dapat meredakan "Saudara
Co tadi menceritakan tentang Sumoymu, Mungkin Sumoymu
itu pun senantiasa memikirkan kau."
Co Hiong tersenyum, talu ia menarik napas panjang dan
menjawabnya: "Sumoyku, Souw Hui Hong, dapat dikatakan
seorang Lie Hiap (pendekar wanita) yang luar biasa, dan ilmu
silatnya pun dapat dikatakan berimbang dengan aku, ia cantik
jelita dan kami menjadi besar bersama di satu tempat dan
dapat hidup akur, Tapi aku belum dapat mengatakan bahwa kami berdua
saling cinta mencintai Aku bertahun-tahun berkelana di
kalangan Kang-ouw, jarang bertemu muka dengan ia.
Meskipun aku telah menjumpai banyak gadis-gadis yang
cantik manis, tapi tidak satu yang dapat menawan hatiku
sebagai Sumoyku itu, Dikemudian hari, jika ada kesempatan,
aku pasti memperkenalkan ia kepadamu."
sebetulnya Bee Kun Bu ingin memberitahukan bahwa ia
pernah berjumpa dengan Souw Hui Hong, tetapi ia khawatir
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
nanti menimbulkan salah paham, maka ia membungkam saja,
ia pikir nanti dikemudian hari jika ia menjumpai Souw Hui
Hong di hadapan Co Hiong, ia harus bersikap waspada, Demi
kian lah mereka menunggangi kuda ajaib itu sepanjang malam
tanpa istirahat Meski mereka mengucurkan peluh, tapi angin
gunung yang sejuk menghembus sepoi-sepoi membikin
mereka tak merasa lelah, Pada kira-kira pukul tiga pagi,
mereka telah melewati pegunungan Kauw Leng San dan tiba
di desa Gie Leng Shien. Mereka beristirahat sebentar, lalu
melanjutkan pula perjalanannya,
Setelah mereka melalui gunung Bu Po San pada pukul
lima pagi mereka tiba di kaki pegunungan Tay Ouw San.
Co Hiong turun dari kudanya, dan kuda sudah basah
kuyup dengan peluh. ia seka peluh kudanya dan mengusapusap kepalanya, sambil dipandangnya dengan penuh kasih
sayang, tiba-tiba air matanya mengucur dari kedua matanya,
Bee Kun Bu yang memperhatikan gerak-gerik kawannya
menjadi heran, ia menanyai "Sa udara Co, mengapa kau
menangisi Co Hiong menyahut dengan satu senyuman terpaksa:
"Kuda ajaib ini lagi beberapa bulan bukan lagi menjadi milikku,
tapi akan menjadi milik Sumoyku itu, Aku bodoh, mengapa
aku sedih hati, Kuda ini toh akan menjadi milik Sumoyku, Hm!
Aku betul-betul bodoh,"
perkataan itu diucapkan dengan wajah yang ber-ubahubah. Co Hiong keluarkan barang makanan yang kering untuk
dimakan bersama-sama. Bee Kun Bu dengan membiarkan
kudanya makan rumput yang tumbuh di kaki gunung itu,
Sambil makan Bee Kun Bu pandang pegunungan Tay Ouw
San itu, pegunungan itu tidak tinggi, tapi luas, Kuil Yun Bu Sie
harus dicari lagi, ia menjadi cemas lagi. Sikap itu telah
diperhatikan oleh Co Hiong yang menanya: "Mengapa
saudara bermuram lagi" Apakah khawatir kuil Yun Bu Sie
tidak ketemu" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sambil anggukkan kepala Bee Kun Bu menyahut: "BetuL
pegunungan yang paling sedikit beberapa ribu lie persegi
luasnya itu dimanakah kita harus mencari kuil yang terpencil
itu dengan cepat?" "Urusan ini, harap kau serahkan kepadaku, Kita sudah tiba
di sini, mustahil kuil itu tidak dapat kita ketemukan" Meskipun
kita tak menjumpai tukang potong kayu, aku masih ada akal
untuk mencarinya. sekarang kita beristirahat untuk
mengumpulkan tenaga dahu!u, karena khawatir kita harus
bertempur melawan Tong Leng Tan Su." Lalu ia merebahkan
dirinya di atas rumput untuk tidur
Bee Kun Bu hanya duduk Saja. ia tak dapat tidur, karena
kekhawatirannya atas keselamatannya Lie Ceng Loan masih
belum dapat dilenyapkan Matahari telah naik tinggi di langit
ketika Co Hiong terbangun dari tidurnya, ia loncat bangun dan
sambil tersenyum berkata: "Mari kita berangkat mencari kuil
Yun Bu Sie!" ia segera lari ke atas gunung- Bee Kun Bu
mengikuti, sedangkan kuda ajaibnya pun lari mengikuti juga,
ilmu meringankan tubuhnya Co Hiong lihay sekali, dan dengan
sekejap saja ia telah berada di tempat beberapa puluh tombak
tinggi-nya. ia pikir Bee Kun Bu pasti tak dapat mengejarnya. ia
menoleh ke belakang, dan Bee Kun Bu sudah berada kira-kira
lima kaki di belakangnya. ia lari pula terlebih cepat, dan Bee
Kun Bu ketinggalan kira-kira satu tombak Iebih. ia merasa
gembira, karena pikirannya lebih pandai daripada Bee Kun Bu.
Ketika matahari hampir berada di tengah-tengah, mereka telah
berada di suatu puncak gunung. Sorot matahari membikin
pedut yang menyelubungi puncak itu berwarna kuning emas.
Di bawah mereka pohon-pohon cemara kelihatan samarsamar hijaunya. Berdiri di atas puncak itu, mereka merasa
seakan-akan berdiri di suatu dunia yang lain.
Tiba-tiba Co Hiong berkata: "Matahari telah demikian
tingginya, mengapa seorang tukang potong kayu pun kita
belum menjumpai" Apakah aku harus bakar seluruh tempat
ini?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu terkejut mendengar ucapan itu, dan ingin
cnencegah. Tapi Co Hiong meneruskan omongan-nya: "Di
depan kita nampaknya seperti tembok merah, Apakah itu
tembok nya suatu kuil?" Lalu dengan tidak menunggu
jawabannya Bee Kun Bu, ia loncat menuju ke tembok merah
itu. Bee Kun Bu mengikuti Dengan cepat, setelah mereka
melewati dua lereng gunung, di antara dua puncak, mereka
melihat satu kuil yang besar Mereka lari makin cepat, dan
dengan sekejap saja telah tiba di depan kuil itu, Mereka
mendongak, dan membaca nama kuil itu yang ternyata
bertuliskan Yun Bu Sie tiga huruf Mereka buka pintunya yang
besar, dan bertindak masuk ke suatu ruangan yang besar,
Ruang ini serta delapan kamar lainnya terkurung oleh tembok
merah. Di dalam pekarangan dalam tumbuh pohon-pohon cemara
dan bambu, Melihat keadaannya, rupanya kuil itu belum lama
diperbaiki Co Hiong bertindak masuk, dan setelah melalui
pekarangan depan. ia naik ke tangga batu yang bertingkat
tujuh dan masuk ke dalam ruang yang besar, Di tengahtengah ruang itu, di atas satu meja yang besar dan tinggi, ada
dua lampu yang menyala, Di antara dua lampu itu ada suatu
hiolo (tempat menancap) dari batu yang tingginya kira-kira
satu kaki, Di belakang meja sembahyang ini ada tiga patung
Buddha (Hut-co) dari batu yang besar sekali, Seluruh ruang
nampak sangat bersih tapi dalam suasana sunyi senyap,
menyeramkan! Sambil menoleh ke belakang Co Hiong berkata dengan
suara rendah kepada Bee Kun Bu: "Rupanya Tong Leng Tan
Su itu betul-betul seorang pendeta yang agung,.,." Belum lagi
ia berbicara habis, tiba-tiba terdengar suara orang-orang
mengejek: "Kedua saudara dari mana datangnya" Mencari
Tong Leng Tan Su dengan maksud apakah?"
Mereka terkejut, dan lekas balik badan ke arah datangnya
suara itu, Di pintu ruang yang besar itu, mereka lihat seorang
pendeta berbaju abu-abu, usianya lebih kurang tiga puluh
tahun, Mukanya yang pucat pasi, badannya yang kurus kering
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dan matanya yang berkilau-kilauan membikin pendeta itu
nampaknya seperti mayat hidup! Setelah semangatnya
kumpul lagi, dengan tersenyum Co Hiong menyahut: "llmu
meringankan tubuh Taysu betul-betul lihay, Kami tak
mengetahui Taysu datang." Lalu ia menghampiri Hweeshio itu.


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Hweeshio itu mengawasi Co Hiong dengan kedua matanya
yang tajam dengan sikap yang tenang,
Bee Kun Bu yang telah mengikuti Co Hiong selama
beberapa hari telah mengetahui sifat dan adatnya kawan ini.
Meskipun wajahnya berseri-seri tapi caranya Co Hiong
bertindak sembrono, maka ia menghalangi Co Hiong dan
berkata kepada Hweeshio itu: "Aku adalah murid dari partai
silat Kun Lun, dan kawanku ini adalah pemimpin kedua dari
partai silat Thian Liong, Kami datang mengunjungi Tong Leng
Tan Su dengan maksud bermohon menanyakan suatu
urusan." Hweeshio itu menanya dengan mengejek: "Jie-wie telah
datang mencari Tong Leng Tan Su, apakah telah mengetahui
peraturannya?" "Belum, Kami mohon Taysu memberi petunjuk," sahut Bee
Kun Bu. Dengan sikap yang terperanjat Hweeshio itu menanya tagi:
"Siapa yang memperkenankan kalian datang ke sini, dan
mengapa kalian tidak diberitahukan peraturannya?"
sebetulnya Bee Kun Bu hendak menuturkan hal ikhwal
kedatangannya ke kuil Yun Bu Sie itu, tapi ia khawatir bahwa
penuturannya hanya akan membikin urusannya bertambah
ruwet, Untuk sementara waktu ia tak dapat menjawab, dan ia
menjadi gelisah. Karena pertanyaannya tidak dijawab, Hweeshio itu menjadi
murka, ia membentak: "Mengapa kau ragu-ragu. jika kau tak
memberitahukan siapa yang menyuruh kalian ke sini maka
kalian tak dapat menjumpai Tong Leng Tan Su!" Co Hiong tak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sabar lagi. ia bertindak maju, dan menyahut sambil tersenyum:
"Kami telah dapat mencari sendiri kuil ini di pegunungan Tay
Ouw San. Kami takkan dapat menjumpai Tong Leng Tan Su.
Aku tak pereaya ia tidak mau menjumpainya, Jika kami
rintangi, jangan mempersalahkan aku, kalau aku bakar
seluruh kuil ini. Waktu itu aku ingin lihat apakah ia masih tidak
keluar!" "Ha! Ha! Ha!" tertawa si Hweeshio, "Kau mau bakar kuil
ini"! Kau boleh coba, aku ingin lihat!"
Co Hiong tertawa gelak-gelak dan menyahut: "Kau kira aku
takut membakarnya" Kau lihatlah!" Segera dari kantongnya ia
keluarkan korek api dan mulai membakar kertas untuk
menyulut atap kuil itu! Bee Kun Bu terkejut dan lekas-lekas
mencegah perbuatan kawannya yang nekad itu sambil
berkata: "Saudara Co, sabarlah, Mari kita membicarakannya
lagi!" Co Hiong menunda membakarnya, tapi ia masih
mengawasi Hweeshio itu dengan beringas, ia berkata:
"Baiklah aku pandang saudara Bee. Aku sebetulnya mau
segera membakar kuil ini, dan ingin lihat apakah Tong Leng
Tan Su itu masih tidak menerima kita?"
Ketika Co Hiong ingin membakar atap kuil itu, Hweeshio itu
tidak menghalangi ia hanya mengawasi gerak-geriknya Co
Hiong, Rupanya ia ingin menguji keberanian Co Hiong,
Setelah Bee Kun Bu mencegah, ia baru berkata dengan
mengejek: "Apakah kalian betul-betuI tidak mengetahui
peraturannya Tong Leng Tan Su?"
Dengan merendah Bee Kun Bu menjawab: "Kami betulbetuI tidak mengetahui harap Taysu sudi menjelaskannya."
"Jika kalian betul-betul tidak mengetahui aku masih dapat
memaafkan," berkata Hweeshio itu. "Enyahlah kalian, karena
Tong Leng Tan Su tak mudah dijumpai!" Lalu ia balik badan
dan hendak berla!u. Bee Kun Bu memanggil: "Taysu, aku mohon sedikit
kelonggaran!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hweeshio itu berhenti dan menghadapi Bee Kun Bu. La!u
Bee Kun Bu menjelaskan "Kami datang ke sini setelah
menempuh jarak seribu lie lebih dengan maksud minta
petunjuk dari Tong Leng Tan Su. Oleh karena itu kami mohon
Taysu memberi petunjuk agar kami dapat menjumpai Tong
Leng Tan Su. Untuk bantuan yang berharga itu, kami
menghaturkan banyak-banyak terima kasih,"
Si Hweeshio mengerutkan keningnya, lalu berkata: "Jika
kalian mau menjumpai Tong Leng Tan Su, kalian harus lebih
dahulu dapat melewati aku!"
Belum Bee Kun Bu menyahut, Co Hiong dari belakang
sudah mengirim satu tinju dengan ilmu Hui Po Liu Coan atau
air terjun menimpa batu, Hweeshio itu tidak tengah, ia loncat
mundur tujuh kaki untuk mengegoskan jotosan itu, Sambil
tertawa Co Hiang berkata: "Aku kira peraturan apa. Jika hanya
peraturannya untuk melewati kau, mengapa tidak siang-siang
kau mengatakannya?" Lalu perkataan itu dibarengi dengan
serangan lagi. Si Hweeshio tidak mengegoskan pukulan lagi ia tangkis
serangan itu dan menyerang dengan ilmu menggempur
harimau di luar pintu, tangan kirinya menjotos bahu kanannya
Co Hiong, Co Hiong mengegos diri lalu dengan kedua tinju ia
menotok dada lawan nya. Si Hweeshio terkejut melihat silat
yang demikian lihaynya, ia pikir: "Hai! pemuda yang wajahnya
cantik seperti seorang gadis mempunyai ilmu silat yang begitu
tinggi!" Untuk menghindarkan totokan itu, si Hweeshio
menjatuhkan tubuhnya di lantai, lalu ia bergulingan enam tujuh
kaki jauhnya, Co Hiong mengejek: "Ha! Mengapa kau tak
bangun dan membalas menyerang?"
Si Hweeshio menjadi merah mukanya karena malu, Tapi ia
menantang lagi: "Kau telah menyerang sebelum aku siap
sedia, Mari kita bertempur lagi, Jika aku kalah, aku sendiri
yang nanti menuntun kalian menjumpai Tong Leng Tan Su."
Mendengar si Hweeshio tak mau mengaku kalah, Co
Hiong menjadi makin murka, Tapi tak kentarakan pada raut
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
wajahnya, meskipun marahnya besar, tapi ia tak
memperlihatkan karena ia tetap tersenyum dan mengejek:
"Taysu mulailah, dan boleh menyerang dulu!" Lalu ia hampiri
lagi si Hweeshio yang juga sudah siap.
Ketika jaraknya tinggal lagi tiga kaki jauhnya dari si
Hweeshio, ia loncat dan tangan kanannya menyambar
secepat kilat kepada kedua matanya si Hweeshio dengan ilmu
Siang Liong Chio Cu atau sepasang naga merampas mutiara,
Si Hweeshio yang telah mengetahui kepandaian silat
lawannya tak bersikap lengah, ia telah siap sedia, Begitu lekas
Co Hiong menyerang, tangan kirinya menangkis serangan
dengan ilmu To Pu Tu Kang atau pengayuh kayu menampar
air dan tangan kanannya menyerang dengan ilmu Pay San Hu
Ciong atau menghalau gunung menggempur karang!
Co Hiong lekas-lekas menarik kembali cakaran itu, ia
loncat ke atas dengan maksud menerkam kepala lawannya,
Tapi si Hweeshio tidak menunggu Co Hiong turun ke bawah,
menyodok lambung lawannya sambil mencondongkan
tubuhnya dengan ilmu Kim Pau Lu Cao atau macan tutul
memperlihatkan kukunya, Co Hiong harus tendang sodokan
tinju itu sebelum ia jatuh di lanlai,
Ketika si Hweeshio diserang oleh Co Hiong pertama kali, ia
tidak duga lawannya demikian lihay, ia keteter Tapi
selanjutnya ia tak berlaku lengah lagi. ia menyerang dengan
sekuat tenaga dengan maksud, jika bisa, membinasakan
lawannya, ilmu silat kedua belah pihak berlainan masingmasing mempunyai keistimewaannya.
Si Hweeshio bertempur makin lama makin cepat,
serangannya makin menghebat Co Hiong bertempur dengan
ilmu silat yang sangat ia andalkan, yakni silat yang ia dapat
pelajari dari gurunya, Souw Peng Hai, tapi ia kalah tenaga,
Maka setelah pertempuran berlangsung agak lama, Co Hiong
menjadi keteter Bee Kun Bu yang menyaksikan pertempuran
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
itu dapat melihat kedudukan kawannya itu, ia ingin
menggantikannya tapi ia khawatir Co Hiong salah paham.
Tapi ia bertekad akan turun tangan jika Co Hiong menjadi
kalah! Ketika mereka tengah bertempur, Co Hiong berseru:
"Saudara Bee, coba perhatikan jurus-jurus Hweeshio ini,
apakah serupa dengan jurus kedua Hweeshio yang durhaka?"
Bee Kun Bu memperhatikan dan betul saja ilmu silat
Hweeshio berbaju abu-abu itu serupa dengan ilmu silat kedua
Hweeshio yang Co Hiong telah kirim ke akherat ia menjadi
murka, karena ia ingat bahwa Lie Ceng Loan, Sumoynya,
dibawa lari oleh kedua Hweeshio yang dur-haka itu, ia
berseru: "Saudara Co, kau mundurlah, kasihlah aku yang
gempur Hweeshio ini!"
Sambil bertempur Co Hiong menyahut: sebetulnya aku
siang-siang sudah ingin mengakhiri Hweeshio ini, Tapi aku
khawatir saudara Bee anggap aku kejam Kini setelah dapat
membuktikan Hweeshio ini kambratnya kedua Hweeshio yang
durhaka itu, aku kira kau tak lagi menv persalahkan aku jika
aku kirim Hweeshio ini ke akhirat!"
Bee Kun Bu merasa malu diperingatkan demikian Tiba-tiba
ia tampak Co Hiong merubah jurusnya, Terlihat bajunya yang
kuning berkibar-kibar seperti seekor kupu-kupu sedang
terbang di antara bunga-bunga mengurung Hweeshio itu, ia
tak dapat melihat Co Hiong menggunakan ilmu silat apa
karena gerakannya cepat sekali " ia tak mengetahui bahwa Co
Hiong sedang menggunakan ilmu yang khas diciptakan oleh
Souw Peng Hai, pemimpin partai silat Tian Liong, yakni Sah
Cap Lak Cau Hui Su Cong (serangan tinju terbang dengan
tiga puluh enam perubahan) ilmu yang digunakan itu seratus
kali lebih lihay dari pada ilmu tinju Uu Yun Cong (tinju
menyerang awan) yang Lie Cong Loan gunakan melawan Tee
Ju Liong tempe hari, Dalam hanya sepuluh jurus saja, si
Hweeshio telah menjadi keteter, tubuhnya basah kuyup
dengan keringat Bee Kun Bu terkejut bila ia pikir Co Hiong
segera akan mengajak mereka menjumpai Tong Leng Tan Su.
Baru saja ia ingin mencegah, tiba-tiba terdengar suara jeritan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
si hweeshio yang kena disodok ulu hatinya, dan jatuh
tengkurap di lantai! Di dalam kamar batu pendeta Tua membuka rahasia
Rupanya Co Hiong betul-betul telah menggunakan ilmu
Sah Cap Lak Cau Hui Su Cong (serangan tinju terbang
dengan tiga puluh enam perubahan), dengan bukti jatuh
tersungkurnya hweeshio itu di lantai! Lalu Co Hiong berhenti
menyerang, dan menoleh ke belakang kepada Bee Kun Bu
yang sedang berdiri terpaku menyaksikan serangan kawannya
yang sangat dahsyat, ia menegur sambil tersenyum:
"Mengapa kau bingung" Apakah aku telah serang ia
terlampau hebat" jika aku lembek hati seperti kau, aku tak
dapat berkecimpung di kalangan Kang-ouw. Dalam segala
pertempuran pertarungan kita harus selalu ingat: jika kita tak
membunuh lawan, lawan pasti membunuh kita! Bermurah hati
terhadap lawan yang kejam dan jahat tentu tak merugikan
atau mencelakakan kita sendiri Di kalangan Kang-ouw, orangorang yang lebih kejam dan lebih tak mengenal kasih dari
pada aku, tak terhitung banyak nya. Apa gunanya kita
bermurah hati jika kita dilukakan parah atau dibinasakan oleh
musuh ?" "Aku bukannya memikiri cara kau menyerang musuh. Aku
hanya sedang memikiri." sahut Bee Kun Bu ragu-ragu sambil
menggeleng-gelengkan kepalanya.
Co Hiong tidak menunggu perkataannya selesai, ia
meneruskan MKau sedang pikiri jika hweeshio itu binasa, kita
tak dapat menjumpai Tong Leng Tan Su, betulkah"
sebetulnya kau memikiri yang bukan-bukan. Hweeshio ini
memberikan kita keterangan dusta, Kila tak dapat pereaya,
Cara ia menyerang, jurus-j urus nya semuanya seperti jurus
kedua hweeshio durhaka yang telah membawa kabur
Sumoymu, Hwweeshio ini sama durhakanya.
Aku yakin Tong Leng Tan Su pun bukan seorang yang
baik. Kuil ini tidak seberapa luasnya. Mustahil kita tidak
berhasil menemui dia" Yang kita khawatirkan ialah bagaimana
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ilmu silat Tong Leng Tan Su itu. Lagi pula hweeshio yang jatuh
tersungkur itu belum binasa. Aku hanya totok jalan darah di
lehernya, bukan jalan darah jantungnya, sebentar ia dapat
sadar kembali!" Bee Kun Bu mendengar penjelasan yang beralasan itu, ia
hanya anggukkan kepalanya sambil tersenyum.
Sejenak kemudian hweeshio yang telah jatuh tersungkur
itu mulai mengutik, lalu membuka kedua mata-nya, Bee Kun
Bu segera loncat dan berdiri di sampingnya dengan hasrat
menolong ia bangun, Tapi baru saja ia angsurkan tangan
kanannya, si hweeshio menepak tangannya sambil berkata:
"Kau tak usah menolong aku, Aku dapat menolong diri sendiri,
Aku sendiri dapat membebaskan totokan jalan darahku!"
Lalu ia bangun dan duduk. Dengan ilmu mengim-bangkan
tenaga, si hweeshio itu kelihatan menarik napas, lalu
menghembuskan napas berkali-kalL Selang beberapa menit,
hweeshio itu dapat bangkit dan berdiri lagi. ia mengawasi Co
Hiong dan berkata dengan suara yang mengejek: "Aku kalah
melawan kau, Aku dapat mengajak salah seorang darimu
menjumpai Tong Leng Tan Su. Kawanmu tak dapat turut!"
Bee Kun Bu memotong pembicaraan: "Cara demikian tidak
beralasan. Kami datang bersama-sama, harus kami
menjumpai Tong Leng Tan Su bersama-sama juga!"
"Rupanya hweeshio ini hendak menggunakan tipu
muslihatnya, Tentang itu aku tak menghiraukan Baiklah,
saudara Bee, kau tunggu di sini, aku nanti seret Tong Leng
Tan Su menjumpai kau!" kata Co Hiong kepada Bee Kun Bu.
"Saudara Co tak dapat pergi seorang diri, Aku harus
menyertai kau," kata Bee Kun Bu.
Co Hiong tidak menyahut ia mengawasi sikap si hweeshio
yang tak dapat melarang Bee Kun Bu lagi turut serta, ia lalu
keluar dari ruang yang besar itu, diikuti oleh Co Hiong dan Bee
Kun Bu. Kedua orang itu mengikuti si hweeshio. Setelah
keluar dari pintu belakang dan melalui kebun pohon-pohon
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
cemara, mereka menuju ke suatu bukit yang curam. Bee Kun
Bu merasa heran, "Mengapa Tong Leng Tan Su tidak tinggal
berdiam di dalam kuil itu?" pikirnya,
Co Hiong pun menjadi cemas, ia mengingati jalan yang
telah dilalui, ia berpikir lain daripada pikirannya Bee Kun Bu.
"Bukit yang agak curam itu mungkin, ada perangkapnya untuk
menjebak aku," ia pikir,
Setelah mendaki bukit yang agak curam, mereka harus
turun melalui jalan kecil yang berliku-liku ke suatu lembah.
Sambil berjalan Co Hiong memperhatikan bahwa jalan itu
makin lama makin menjadi sempit, sehingga setelah berjalan


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

setengah lie jauhnya, jalan itu hanya dapat dilewati oleh
seorang, karena tembok jurang yang tebing menjepit jalan
yang sempit itu! ia jalan tidak mau terpisah jauh di belakang si
Hweeshio itu, karena ia bertekad jika ia dijebak, lebih dahulu
ia pukul mati Hweeshio di depan nya!
Si Hweeshio berjalan cepat sekali, dan setelah melewati
beberapa bilik mereka menyaksikan suatu pemandangan yang
berlainan Di hadapan mereka tampak satu lembah yang iuas,
Di ujung lembah berdiri tegak satu puncak, dan di belakang
puncak itu terlihat lagi tiga puncak gunung. sebidang lapangan
rumput yang luasnya hanya lima depa persegi terletak di
tengah-tengah ke-empat puncak itu, Lalu si Hweeshio
menunjuk ke arah kaki puncak yang berada di tengah sambil
berkata: Tong Leng Tan Su kini berada di dalam gua di kaki
puncak gunung itu! Kalian boleh masuk ke dalam gua
menjumpai beliau!" Co Hiong memperhatikan bahwa lubang gua itu hanya
empat lima kaki lebarnya, tapi sangat dalam agaknya. ia
hendak segera masuk, tapi Bee Kun Bu menahan: "Saudara
Co, kau tunggul aku di luar gua. Biarlah aku masuk ke dalam
memeriksanya!" Tapi Co Hiong sebaliknya menahan Bee Kun Bu masuk, ia
berkata: "Di dalam gua dari gunung ini mungkin ada banyak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ular berbisa atau binatang yang ganjil dan berbahaya. Aku
harus menanya si Hweeshio dulu." Si Hweeshio menyahut
dengan menyengir "Orang yang berani berkelana pasti tidak
takut terhadap ular atau binatang buas, Jika kalian takut,
masih ada kesempatan untuk mundur!"
jawaban Hweeshio itu membikin Co Hiong agak malu, ia
buka lebar kedua matanya dan membentak: "Meskipun gua
naga atau harimau, aku tidak takut memasuki nya. Tapi jika
aku masuk ke dalam gua tidak menjumpai Tong Leng Tan Su,
aku pasti bunuh mati kau dan potong hancur mayatmu!"
Si Hweeshio tertawa gelak-gelak dan menyahut: "Jika kau
masuk, kau pasti binasa! Mana bisa keluar membunuh aku
lagi"! Ha! Ha! Ha!"
Omongannya Hweeshio itu membikin Co Hiong lebih
bernafsu lagi untuk masuk ke dalam gua itu. ia berkata kepada
Bee Kun Bu, suaranya rendah: "Sa udara Bee, kau jaga
Hweeshio ini. jangan sampai ia lari! Aku masuk ke dalam gua
untuk menyelidikinya, Jika ia menipu kita, nanti setelah aku
keluar, aku berikan ia hajaran!" Lalu dengan secepat kilat ia
lari masuk ke dalam gua, meskipun Bee Kun Bu coba
menahannya, sambil berseru: "Saudara Co, biarlah aku yang
masuk!" Si Hweeshio berkata kepada Bee Kun Bu: "Kalian berdua
harus ada seorang yang hidup untuk mengurus mayat yang
lain. ia rupanya ingin mati, Biarlah ia mati, dan kau boleh bawa
pulang mayat nya!" Ejekan itu membikin murka Bee Kun Bu. ia membentak
"Mengapa kau berani pastikan ia tentu binasa?"
"Kau tidak pereaya" Lihat sajalah!" sahut si Hwee-shio,
Bee Kun Bu lalu loncat dan ingin masuk ke dalam gua. Tapi si
Hweeshio loncat dan berdiri di mulut gua itu menghalangi
sambil membentak: "Kau ingin masuk ke dalam" Kau harus
menunggu kawanmu keluar Apakah kau tak mengetahui
peraturan dari Tong Leng Tan Su"!" Bee Kun Bu terkejut ia
dengan wataknya yang lemah lembut dan perasaan halus pikir
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
lebih baik menurut peraturan ia terpaksa menunggu di luar
gua. Betul saja selang tak lama, dari gua itu tiba-tiba terdengar
suara jeritan yang disertai hembusan angin yang sangat
keras, Co Hiong dengan kedua tangannya menjaga dadanya
dan wajahnya pucat terdorong keluar dari gua itu!
Bukan main terkejutnya Bee Kun Bu. ia tubruk Co Hiong
dan menanya: "Saudara Co, mengapakah kau" Apakah kau
terluka?" Co Hiong tak segera menjawab, ia hanya mengawasi Bee
Kun Bu. ia sedang mengeluarkan tenaga dalamnya dan
wajahnya sangat mengkhawatirkan sekali! Bee Kun Bu segera
melihat bahwa kawannya telah menderita luka parah, ia
terharu dan air matanya tak tertahan mengucur keluar ia
berkata dengan tersedu-sedu: "Hai! Saudara Co, karena
urusanku, saudara menderita luka parah! AL.!"
Tapi Co Hiong geleng-geleng kepalanya sambil tersenyum.
Bee Kun Bu membantui dia duduk di atas rumput Empat
lingkaran emas di tangannya masih ketinggalan dua. "la pasti
telah bertempur dan menggunakan lingkaran-Iingkaran
emasnya itu! Tapi mengapa ia terdorong keluar dan menderita
luka parah?" pikir Bee Kun Bu. Sambil duduk di atas rumput,
Co Hiong coba menggunakan ilmu mengimbangi tubuh untuk
memulihkan tenaga dan menyembuhkan luka nya. Perlahanlahan ia bangkit
Lalu dari kantong di dadanya ia keluarkan dua butir pil
untuk ditelan, Sejenak kemudian ia tersenyum dan berkata:
Tong Leng Tan Su betuI-betul lihay sekali ilmunya. Setelah
aku masuk ke dalam gua, aku harus menahan dua jotosan
nya, dan aku tak dapat bertahan jotosan yang ketiga lebih
dahsyat lagi, Aku keburu menangkis, dan jotosan itu telah
melukai tubuhku, Hanya dengan menggunakan lingkaranlingkaran emas yang ampuh aku terhindar dari bahaya maut
dan melarikan diri!" "Apakah kau menderita luka parah?" tanya
Bee Kun Bu dengan perasaan khawatir sekali.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aku telah telan dua pil mustajab," sahut Co Hiong, "Dan
aku yakin jiwaku tak terganggu karena pil mustajab dari
guruku itu yang diperolehnya dari seorang tabib pandai, Sao
Kong Gic Dalam tiga bulan jika sakitnya tak datang lagi,
semua luka sudah sembuh, Tetapi jika dalam tiga bulan aku
merasa sakit lagi, asal saja tak ada bagian yang hancur, tabib
Sao Kong Gie itu pasti dapat menyembuhkan luka-Iuka itu.
Tapi saudara Bee tak dapat segera menemui Tong Leng
Tan Su. inilah yang membikin aku gelisah, Aku harus segera
kembali ke utara propinsi Kwi-ciu untuk mengajak kawankawan yang lebih lihay ilmu silatnya dari markas Thian Liong
untuk menaklukkan Tong Leng Tan Su itu. saudara Bee, aku
menyesal sekali, usaha kita tak berjalan lancar Tapi kau
berjanji aku tak akan berhenti sebelum usaha ini berhasil
Bee Kun Bu menoleh ke belakang melihat si Hwee-shio
yang rupanya agak terkejut Mungkin si Hweeshio terkejut
karena Co Hiong telah luput dari bahaya maut.
Hweeshio itu yakin betul Co Hiong pasti binasa di bawah
tinju dahsyat Tong Leng Tan Su, tapi ia ternyata hanya luka
parah! Setelah melihat Co Hiong dapat bicara, kekhawatir-an Bee
Kun Bu agak sedikit reda. ia berkata: "Sa udara Co kembali ke
markas di propinsi Kwi-ciu untuk mengajak jago-jago silat
akan memakan waktu agak lama, Aku pun berkehendak ingin
coba menjumpai Tong Leng Tan Su itu. Lagi pula, setelah ia
mengirim tiga jotosan kepada kau, ia pasti telah keluarkan
banyak tenaga, sebaliknya tenagaku masih utuh. Baiklah aku
mencoba memasuki-nya."
Co Hiong yang mengetahui bahwa Bee Kun Bu tak dapat
ditahan karena ingin lekas-Iekas menolong Sumoynya, ia
hanya dapat menyahut "Jika saudara Bee ingin tnencoba, aku
pun tak dapat mencegahnya. Hanya kau harus waspada, Aku
menunggu di luar." Tapi si Hweeshio mengejek: "Orang yang
menanti mati tak dapat dicegah meskipun dibujuk! Ha! Ha!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu tidak gubris ejekan itu. Secepat kilat ia loncat
masuk ke dalam gua, Setelah ia berjalan melalui dua bilik,
suasana mulai menjadi tegang. Dinding di kedua samping
jalan masuk ke dalam gua itu makin lama makin lebar, tapi
masih tetap gelap, Dengan mata kepalanya yang tajam ia
mengawasi ke depan dan melihat kira-kira dua depa di
depannya ada bayangan berwarna abu-abu, agaknya satu
orang sedang duduk bersila.
Bee Kun Bu anggap bayangan abu-abu itu pasti Tong
Leng Tan Su yang sedang duduk bersila, ia kumpulkan tenaga
dalamnya, siap sedia menangkis serangan Lalu ia bertindak
maju dengan waspada, Ketika ia berada lebih kurang lima kaki jauhnya dari orang
yang duduk bersila itu, ia merasa embusan angin yang keras
menyerangnya, Dengan kedua tinjunya ia menahan serangan
itu, Betul ia dapat menahan embusan angin yang menyerang
itu, tapi ia merasakan kehilangan keseimbangannya. ia
merasa mabuk kepala dan berjalan sempoyongan jotosan
kedua dilepaskan lagi oleh orang yang duduk bersila itu, dan
jotosan itu lebih hebat daripada jotosan yang pertama.
Untuk menahan serangan embusan angin yang timbul dari
jotosan itu, Bee Kun Bu harus mengeluarkan semua tenaga
dalamnya, dan ia pun terdorong mundur sampai empat lima
kaki ke belakang Ketika itu ia merasa matanya berkunangkunang, kupingnya pekak dan kepalanya pening, ia lekaslekas mengeluarkan ilmu mengimbangi tubuhnya, Tapi
lawannya mengirim lagi jotosan ketiga,
Karena ia ingat penuturan Co Hiong yang mengatakan
bahwa tinju ketiga luar biasa dahsyatnya, ia tak berani
menahan serangan itu. ia lekas-lekas mengegoskan
hembusan angin yang timbul dari tinju itu, dengan bertindak
minggir dan kedua tangannya menjaga dadanya, Di tempat
atau jalan yang hanya empat lima kaki luasnya itu tak dapat
menggunakan ilmu meringankan tubuh.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan tak terasa olehnya, ia telah menggunakan ilmu
Ngo Heng Mie Cong Pu (tindakan ajaib) yang ia telah dapat
pelajari dari Pek Yun Hui sambil mengirim jotosan dengan ilmu
Po Si Ciang (menjotos bintang) dari Ngo Kong Taysu, Dengan
tak terasa olehnya serangan ketiga yang dahsyat itu telah
dipunahkan dengan mudah olehnya,
Meskipun telah melepaskan tiga tinju, Tong Leng Tan Su
masih juga tak dapat menahan Bee Kun Bu, tetapi sebaliknya
ia telah diserang oleh angin yang dilepas dari tinju Po Sin
Ciang, ia berpekik, lalu menjotos dengan kedua tinjunya
berbareng terus-menerus sampai tujuh ka!i. BetuI Bee Kun Bu
berada lebih dekat dari ia, dan tinju-tinju itu dilepaskan lebih
dahsyat, tetapi dengan ilmu Ngo Heng Bu Cong Pu (langkah
ajaib) yang luar biasa sekali, semua serangan-serangan yang
dahsyat itu dapat dibuyarkan dengan mudah sekali!
Setelah Bee Kun Bu berhasil membuyarkan seranganserangan yang dahsyat itu, dan ia ingin maju ke depan, tibatiba Tong Leng Tan Su berseru: "Ai! Ombak dari sungai Yo Cu
mendorong ombak yang di depan, Angkatan muda
menggantikan tempat angkatan tua! Aku ini betuI-betul sudah
dan harus diganti!" "Tapi Bee Kun Bu telah datang mohon menjumpai
angkatan tua Tong Leng Tan Su, seraya menghaturkan
selamat!" Lalu ia maju dan berlutut di hadapan Hweeshio tua
itu, Si Hweeshio tua menarik napas panjang, lalu menyahut
"Harap maafkan si tua bangka ini yang telah menjadi orang
caeat, maka tak dapat bangun menyambut dengan
selayaknya pada siotee, silahkan duduk dan bicara dengan si
tua bangka ini!" Bee Kun Bu terus berlutut sambil menyahut: "Siotee
datang mohon menjumpai angkatan tua dengan suatu
maksud, dan mohon petunjuk."
"Bangunlah," seru si Hweeshio tua. Bee Kun Bu bangun
dan memperhatikan bahwa Hweeshio itu berewokan dan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
duduk bersila di atas satu tempat duduk yang dibuat dari
rumput ia mengenakan baju abu-abu. Wajahnya yang seram,
ditambah dengan kedua matanya yang bersinar dan giginya
yang putih membikin ia kelihatannya seperti makhluk dari
dunia lain. Dengan membesarkan hati Bee Kun Bu bertindak
lebih dekat lagi, Lalu Tong Leng Tan Su tertawa gelak-gelak
dan berkata: "Siotee kau tak usah khawatir lagi! Kau telah
dapat menahan tiga tinjuku dan serangan kedua tinjuku yang
bertubi-tubi, Aku si tua bangka tak dapat melawan kau lagi!
Selama hampir sepuluh tahun ini aku belum pernah bertemu
manusia, Siotee telah berhasil masuk, marilah duduk di
sampingku." Bee Kun Bu mengangkat kedua tangannya memberikan
hormat, lalu berkata: "Siotee datang hanya mengganggu
Taysu!" Tong Leng Tan Su mengawasi Bee Kun Bu dari atas
sampai ke bawah sebelumnya ia berkata: "Melihat jejakmu,
kau tak dapat menahan serangan-serangan tinjuku, Tapi
mengapa semua serangan-serang-an tinjuku kau telah
berhasil membuyarkannya"
Di tempat yang sempit ini, meskipun betapa lihaynya ilmu
meringankan tubuhmu, kau pasti gagal menyelamatkan diri
dari serangan-seranganku, Tapi Siotee telah berhasil
mengegoskan nya, bahkan membuyarkan seranganseranganku, ilmu apakah yang telah kau gunakan" ilmu yang
lihay itu aku baru menyaksikan pertama kali, Siotee pasti
mempunyai seorang guru yang sakti," ia berhenti sejanak, lalu
menanya: "Aku yang telah menjadi cacat ini, dapat menolong
Siotee dengan cara apakah?"
Dengan hormat Bee Kun Bu berkata: Taysu sedang
bertapa di dalam gua ini, dan Siotee datang mengganggu
Siotee menghaturkan maaf." Sambil tersenyum Tong Leng
Tan Su berkata: "Siotee bukan saja ilmu silatnya lihay, bahkan
wataknya juga sangat mufia, Siotee ada urusan apakah yang
aku si cacad ini dapat menolongnya, Sebutlah!"
Bee Kun Bu mengetahui bahwa si Hweeshio tua ini
dulunya pasti seorang jago silat yang lihay sekali, Kini ia
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tinggal terpencil di tempat ini, jika bukan ingin bertapa
memperdalam ilmunya, tentu ada sesuatu yang akan
ditunaikan sebelum menutup mata, Setelah diminta oleh si
Hweeshio tua itu untuk memberitahukan urusannya,
Bee Kun Bu lalu menuturkan dengan jelas peristiwa
Sumoynya, Lie Ceng Loan diculik oleh orang-orangnya partai
silat Thian Liong, tapi dirampas lagi oleh kedua Hweeshio,
karena inilah sehingga ia dan Co Hiong datang ke kuil Yun Bu
Sie. Tentang peristiwa pertempuran antara Co Hiong dan
Hweeshio di kuil Yun Bu Sie ia tidak ceritakan.
Tong Leng Tan Su mendengarkan penuturan itu dengan
penuh perhatian, dan setelah penuturan itu se-lesai, seluruh
tubuhnya gemetaran, ia tarik napas panjang sebelumnya ia
berkata: "Jika orang-orangku telah melakukan perbuatan yang
durhaka itu, aku betul-betuI malu sekali, Mereka betuI-betul
telah menodakan namanya Hud-co. Urusan ini sangat besar
jika aku harus menceritakan riwayatnya kedua Hweeshio yang
durhaka itu, kau pasti tak menghiraukan bahaya untuk segera
mencari Sumoymu, Mungkin kau pergi untuk tak dapat


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kembali lagi!" Mendengar jawaban itu, Bee Kun Bu menjadi heran, ia
menanya lagi: "Aku mohon Taysu memberitahukan ke mana
Sumoyku telah dibawa dan aku merasa berterima kasih!"
Tong Leng Tan Su pejamkan kedua matanya dan tidak
menyahut Seluruh tubuhnya gemetaran menunjukkan
perasaan terharu nya, AJr matanya mengucur ke-luar, dan
ketika ia angkat lengan bajunya untuk menyusut air matanya,
Bee Kun Bu lihat bahwa kedua betisnya telah buntung!
Dengan tak terasa Bee Kun Bu menanya: "Taysu! Mengapa
kedua betis Taysu itu"!"
Hweeshio itu tidak segera menjawab ia mengawasi Bee
Kun Bu lalu menanya: "Bagaimanakah pendapatmu tentang
ilmu silatku?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu menyahut: "Lihay sekali! Terutama tenaga
dalam Taysu." Hweeshio itu anggukkan kepalanya dan
berkata: "Meskipun kau mempunyai kepandaian silat yang
lihay, dan telah dapat mempelajari ilmu-ilmu silat dari
beberapa guru-guru yang sakti, tapi menurut pendapatku
tenaga dalammu masih terus harus diperbaiki Untuk menolong
Sumoymu, kau harus memperbaiki ilmu tenaga dalammu,
SebetuInya, menurut peraturan-per-aturan di kalangan Bu
Lim...." ia berhenti sebentar, lalu merangkapkan kedua
tangannya, dan memohon doa: "Hud-co yang maha sakti!
Ampunilah hamba untuk membuka rahasia ini!"
Air matanya mengucur lagi. ia seka kedua matanya dan
melanjutkan pembicaraannya itu. Bee Kun Bu insyaf bahwa
Hweeshio itu merasa berat sekali untuk membuka suatu
rahasia, tapi guna ia menolong Sumoynya, Hweeshio itu
terpaksa akan membuka rahasia juga, Selesai Tong Leng Tan
Su sembahyang minta ampun untuk membuka rahasia, ia
muIai: "Aku telah mendapat kabar bahwa Sumoymu telah
dibawa ke tempat perguruanku Karena aku telah melanggar
peraturan partaiku, aku telah dihukum dan diusir keluar!"
Hukumannya seperti kau lihat, ialah kedua betisku di
potong putus, Bahkan dua murid kesayanganku juga telah
diusir keluar! Dengan jerih payahku dan kedua muridku,
setelah mengalami banyak kesukaran dan kesulitan dan
mengatasi segala rintangan selama beberapa tahun, kami
berhasil datang ke pegunungan Tay Ouw San ini dan
membangun kuil Yun Bu Sie. Karena aku telah kehilangan dua
betis, aku tak sudi menjumpai orang lain, Gua ini tepat sekali
untuk maksudku bertapa. Sebelumnya aku diusir keluar kedudukanku di dalam partai
silat itu agak tinggi, maka setelah aku tinggal terpencil di gua
ini masih ada banyak murid-muridku yang dengan diam-diam
telah datang dengan hasrat menjumpai aku. Mereka tidak
berani datang terang-terangan, karena peraturan dari partaiku
sangat keras itu: orang-orang yang telah diusir keluar tak
dapat dikunjungi oleh murid-muridnya lagi.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bilamana seorang murid ketahuan datang mengunjungi
orang yang telah diusir keluar itu, maka murid itu akan
dihukum mati! Untuk menghindarkan peristiwa yang aku tak
ingini itu aku sengaja tinggal di dalam gua ini, dan
mengadakan peraturan yang gila-gila, ialah siapa saja yang
berkeras mau menjumpai aku, harus menerima jotosanjotosanku yang dahsyat Selama hampir sepuluh tahun ini,
tidak sedikit orang, termasuk juga murid-muridku, yang
berkeras kepala datang ke dalam gua ini menjumpai aku, tapi
mereka semuanya tak tahan serang-an-serangan tinjuku...."
Baru saja ia bicara sampai di sini, tiba-tiba dari mulutnya
keluar darah dan tubuhnya agak limbung.
Bee Kun Bu terkejut, lekas-lekas ia pegangi pundaknya
sambil menanya: Taysu! Taysu! Kau kenapa.,.?"
Tong Leng Tan Su berjengkit dan melanjutkan "Ketika aku
diusir keluar, aku telah ditotok jalan darahku, dan totokan itu
menembusi tulang-tulangku. jalan darah jantung dan
lambungku telah ditotok, sukar dibebaskan, kecuali oleh
beberapa paman-paman guruku...."
"Apakah Taysu tak dapat membebaskan sendiri?" tanya
Bee Kun Bu. "Aku hanya mengerti sedikit, sehingga dewasa ini aku
masih tak berhasil membebaskan seluruhnya, Aku hanya
berhasil mempertahankan diri dari kematian!" sahut Hweeshio
itu, Totokan yang menembusi tulang-tulangku itu tidak
membikin aku binasa, tapi bukannya berarti memberi ampun
kepadaku, Aku pun hanya dapat hidup lebih kurang sepuluh
tahun, Tadi aku menyerang kau, dan aku telah menggunakan
tenaga terlampau besar, maka tempat yang telah ditotok telah
mengeluarkan darah!"
Bee Kun Bu menghaturkan maaf dengan berkata: "Diluar
dugaan, Siotee telah membikin Taysu menderita lagi-"
Hweeshio tua itu geleng-geleng kepala dan berkata:
"Meskipun aku tidak mengeluarkan tenaga, aku pun tak dapat
hidup enam bulan lagi, Dengan bertapa di dalam gua ini, aku
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ingin dapat memperdalam ilmu tenaga dalamku agar dapat
menyembuhkan luka-Iuka totokan itu, Tapi setelah aku
berusaha selama hampir sepuluh tahun ini, ternyata usahaku
itu sia-sia belaka! Dalam beberapa bulan ini, aku pun telah
merasa bahwa nyali, limpa dan usus-ususku mulai menjadi
kaku. Tiap-tiap jam empat pagi hari di tempat totokan-totokan
menjadi pedih dan sakit seperti diiris, Oleh karena itu, aku
yakin bahwa ajalku semakin dekat Dengan masih mempunyai
kesempatan ini, aku buka rahasia kejahatan-kejahatan partai
silatku itu, Betul perbuatan demikian seakan-akan aku berbuat
khianat terhadap partai silatku, tapi aku yakin dengan
kejahatan-kejahatannya atau perbuatan-per-buatannya yang
durhaka aku telah menebus dosaku, bukan..."H Ketika itu
darah keluar lagi dari mulut dan hidungnya, dan seluruh
tubuhnya bergemetaran, Bukan main penderitaannya,
sehingga Bee Kun Bu menjadi bingung. ia hanya dapat
memegangi pundaknya agar Hweeshio tua itu tidak jatuh!
Setelah darah berhenti dari mulut dan hidungnya,
Hweeshio itu melanjutkan kisahnya: "Murid-muridku tidak
mengetahui bahwa aku bertapa di dalam guaini untuk
berusaha mencari jalan menyembuhkan luka-Iuka di dalam
tubuhku, pertama kali melihat kau, aku pun tak berniat
membuka rahasia ini kepadamu.
Tapi setelah aku mempertimbangkan lagi, apabila aku tak
membuka rahasia ini, kau tak dapat menolong Sumoymu, dan
orang-orang tak akan mengetahui bahwa di dalam kuil yang
mewah yang terletak di tengah-tengah pegunungan yang
tinggi telah berkumpul sekelompok manusia yang berjubah,
berwajah murah hati tapi hatinya jahat dan kejam, HweeshioHweeshio di dalam kuil itu tak segan-segan melakukan segala
kejahatan Aku menyesal pernah menjadi salah satu
anggotanya!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kedua matanya terbelalak ketika ia katakan itu, karena
terlampau gemasnya, ia singkirkan tangannya Bee Kun Bu
yang memegangi pundaknya, dan meneruskan "Kuil itu adalah
sarang dari binatang-binatang yang berbentuk manusia, dan
terpencil sekali, Beberapa paman-paman guruku mempunyai
kepandaian silat yang tinggi sekali, dan orang yang dapat
melawan mereka jumlahnya sedikit sekali."
"Di dalam kuil itu telah tumbuh sebuah pohon yang ajaib
dan buahnya bernama Sie Can Ko. Buah itu sangat mustajab
Buah itu dapat menghidupkan orang yang sudah mati,
membikin orang tua menjadi muda kembali, dan menambah
tenaga, Buah ajaib itulah yang mendorongi mereka melakukan
perbuatan yang sewenang-wenang dan durhaka!"
Mendengar perihal buah Sie Can Ko itu, Bee Kun Bu
memotong dengan pertanyaan: "Apakah kuil yang Taysu
ceritakan itu bukannya kuil Toa Ciok Sie yang terletak di
pegunungan di tapal batas antara propinsi Kansu dan propinsi
Ceng Hay?" Dengan wajah yang terperanjat Hweeshio itu menanyai
"Bagaimana kau ketahui?"
"Aku pernah dengar tentang buah Sie Can Ko itu, Ketika
Taysu sebut buah Sie Can Ko, Siotee segera menanya," sahut
Bee Kun Bu. "BetuI, kuil itu adalah kuil Toa Ciok Sie yang terletak di
puncak Ceng Yun Giam di pegunungan Cie Lian San. Aku
pernah membujuk para paman guruku jangan melakukan
perbuatan-perbuatan yang durhaka, tetapi aku diusir
sebetulnya ju)ukanku It Beng Tan Su. Setelah aku pindah di
sini, aku tukar menjadi Tong Leng Tan Su.,.," Lalu darah
keluar lagi dari mulutnya, dan kepalanya pening. Bee Kun Bu
lekas-lekas memegangi tubuhnya dan berusaha menguruti
jalan darah jantung dan nyalinya.
Setelah lewat seperempat jam, Tong Leng Tan Su tenang
kembali ia buka kedua matanya, dan sambil mengge!enggelengkan kepalanya ia berkata: "Aku rasa ajalku sudah dekat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Siotee, kau lebih baik jangan pergi ke kuil Toa Ciok Sie. Tapi
jika kau berkeras ingin pergi juga, kau harus membawa
banyak jago-jago silat yang betuI-betuI lihay. Cara kau
membikin punah serangan-seranganku tadi merupakan suatu
ilmu silat yang ampuh sekali, Dengan tindakan atau langkah
ajaib kau dapat meng-egoskan dan menyerang
Aku yakin ilmu silat tersebut bukannya ilmu silat partai Kun
Lun. Kau pasti dapat mempelajari ilmu itu dari seorang yang
sakti, Dan ilmu yang lihay itu mungkin dapat digunakan
melawan Suhu dan Susiok-Susiokku...." Ketika itu Tong Leng
Tan Su telah menjadi sangat lelih, dan napasnya sudah senin
kemis, Tapi ia memaksakan diri dan bicara terus: "... beberapa
paman-paman guruku.,, bukan saja ilmu silatnya lihay
terutama paman guruku yang ketiga, Hian Hsi, ia telah
memahami ilmu tinju Pek Tok Ciang (tinju beracun seratus
jurus)... dan satu jotosan dari Pek Tok Ciang itu pasti
membinasakan lawan, Serangan-serangan-nya itu hanya...
dapat dibuyarkan dengan Kan Goan Cit Shin Long (ilmu
tenaga jari sakti)...."
Si Hweeshio tak dapat meneruskan lagi, ia betul-betul
sudah payah, Lalu kedua matanya terbelalak, dan dua biji
matanya terbalik ke atasi Darah keluar lagi dari mulut dan
hidungnya, ia menjerit, dan pejamkan kedua matanya, lalu
menarik napas yang penghabisan! Bee Kun Bu menjadi
bingung menyaksikan cara binasanya Hweeshio itu.
Ia menyesal, karena menurut pendapatnya, jika ia tak
datang menjumpai Hweeshio itu, maka Hweeshio itu tak usah
mengeluarkan banyak tenaga, dan mungkin ia masih dapat
hidup beberapa bulan atau beberapa tahun. ia menyesal dan
merasa sedih. ia berlutut di hadapannya dengan kedua mata
berlinang, ia jalan keluar dari gua itu dengan perasaan kacau,
Ketika itu Co Hiong sedang jalan mon-dar-mandir di depan
gua menanti kesudahan dari pertemuan Bee Kun Bu dengan
Tong Leng Tan Su melihat Bee Kun Bu jalan keluar dengan
muka sedih dan langkah yang lesu, ia terkejut Segera ia
menanya, "Kenapa kau?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sambil gelengkan kepalanya Bee Kun Bu menyahut "Aku
tak apa-apa. Tapi Tong Leng Tan Su telah meninggal dunia."
Co Hiong membentak: "Hweeshio durhaka telah mati,
mengapa kau menjadi sedih hati"!"
Bee Kun Bu belum lagi menyahut tapi Hweeshio yang
berbaju abu-abu memotong dan berkata: "Kau jangan dusta.
Aku tak pereaya dengan ilmu silatmu itu dapat membinasakan
Suhuku!" Bee Kun Bu menjawab: Tong Leng Tan Su betul-betuI
lihay ilmu silatnya, Aku tak dapat me lawan nya. ia meninggal
karena luka-luka di dalam tubuhnya."
Si Hweeshio berbaju abu-abu tak menunggu jawaban Bee
Kun Bu tagi, ia segera lari masuk ke dalam gua. Selang tak
lama ia keluar lagi sambil membawa dua lingkaran emasnya
Co Hiong dn melontarkan kedua lingkaran emas itu ke arah
Bee Kun Bu, serangan yang tiba-tiba itu telah serempet dan
melukai bajunya Bee Kun Bu ketika itu ia mengegos untuk
menghindarkannya, lingkaran-lingkaran emas itu penuh
dengan jarum-jarum kecil, dan melukai Si Hweeshio lalu
toncat menerkam serangan itu disambut oleh Bee Kun Bu
dengan ilmu Kie Houw Men Way atau menghalau harimau di
luar pintu, Bee Kun Bu menjerit: "Hei, tahan! pembicaraanku
belum selesai!" Dengan mata melotot, dan wajah pucat karena mur-kanya,
si Hweeshio tak menghiraukan peringatan lawan-nya, Seperti
seekor harimau yang sedang mengamuk ia menyerang lagi.
Bee Kun Bu hanya mengegoskan serangan itu ia ingin
membalas menyerang, Setelah pertempuran berjalan hampir dua puluh jurus, Co
Hiong yang menyaksikan itu, membentak: "Saudara Bee, kau
terlampau murah hati, Minggirlah, kasih aku melawannya, dan
beri ajaran kepadanya!"
Bee Kun Bu yakin bahwa jika Co Hiong yang turun tangan,
maka Hweeshio berbaju abu-abu ini pasti habis riwayatnya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Untuk menghindarkan peristiwa yang tak diingini itu, terpaksa
ia menggunakan ilmu Cek Song Pok Liong atau tangan
telanjang menerkam naga, Secepat kilat ia menyergap dan
cekal pergelangan tangannya si Hweeshio, ia membentak:
"Gurumu binasa karena totokan jalan darah di jantung dan di
nyalinya, beliau binasa bukan karena perbuatanku Kau masuk
lagi ke dalam gua dan periksa dengan te!iti! Beliau telah
ditotok jalan darahnya ketika diusir keluar dari Toa Ciok Sie di
puncak Ceng Giam di pegunungan Ci Lian San! Beliau binasa
karena luka-luka itu!"
Mendengar sebutan kuil Toa Ciok Sie yang sangat
dirahasiakan itu, si Hweeshio berbaju abu-abu mulai insyaf
akan kenekatannya, Air matanya lantas mengucur keluar
dengan derasnya, Setelah Bee Kun Bu melepaskan
cengkeramannya si Hweeshio itu segera masUk lagi ke dalam
gua. Co Hiong berdiri menyaksikan itu dengan perasaan
heran, lalu ia pungut lingkaran-Iingkaran emasnya. Kemudian
Bee Kun Bu menceritakan pertemuan, pertarungan dan
pengalamannya terhadap Tong Leng Tan Su tadi, dan juga
rahasia tentang kuil Toa Ciok Sie dan penghuni-penghuninya
yang kejam dan durhaka-durja
Selesai penuturan itu, Co Hiong menarik napas panjang
dan berkata: "Ai! Tong Leng Tan Su pada hakekatnya seorang


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang budiman, ia rela menerima hukuman dan pengusiran
daripada melanjutkan per-buatan-perbuatan yang durhaka,
Tapi mengapa paman-paman gurunya demikian kejam
terhadapnya" Setelah memotong putus kedua betisnya,
mereka menotok jalan-jalan darahnya sampai menembusi
tulang-tutang untuk membatasi waktu hidupnya! Ai! Mereka
betul-betul kejam!" Bahkan Co Hiong yang keras hatinya
mengucurkan air mata simpati terhadap Tong Leng Tan Su.
Melihat air mata yang mengucur itu, Bee Kun Bu pikir "Co
Hiong ini pun tidak kejam, Mungkin karena ia sedari kecil
mengikuti partai silat Thian Liong, dan bereampur gaul dengan
jago-jago silat yang beraneka warna sifat dan wataknya, dan
menyaksikan pertempur-an-per tempur an yang dahsyat dan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pembunuhan pembunuhan yang kejam, ia telah menjadi keras
hatinya, "Aku harus menasehatkan ia bila ada kesempatan."
Mereka menunggu di luar gua cukup lama, tapi si
Hweeshio berbaju abu-abu tidak keluar pula, Bee Kun Bu
menjadi cemas. ia tarik tangannya Co Hiong dan bersama
sama masuk lagi ke dalam gua. Di bawah sinar lampu kecil
yang samar-samar mereka melihat adegan yang membikin
bulu roma berdiri Hweeshio yang berbaju abu-abu itu telah
bunuh diri dengan membenturkan kepalanya di dinding gua
yang keras itu, dan mati di dekat gurunya, Tong Leng Tan Su!
Bee Kun Bu dan Co Hiong lalu berusaha mengubur kedua
mayat itu. Lalu sambil berlutut di hadapan kedua mayat itu,
Bee Kun Bu mengucapkan janji dengan suara rendah: "Jika
aku Bee Kun Bu telah berhasil menolong Sumoyku dan dapat
kembali dengan sela niat, aku tentu datang lagi ke sini untuk
menyembahyangi kedua Taysu sebagaimana layaknya!" Lalu
mereka keluar dari gua itu, Dengan beberapa batu-batu
gunung yang besar mereka tutup mulut gua itu, barulah
mereka berlalu dari tempat itu,
Dengan mengikuti jalan yang mereka lalui tadi, mereka
keluar dari kuil itu, Kudanya Co Hiong sedang berada di luar
kuil tengah memakani rumput di lapangan, Melihat majikannya
kuda itu meringkik menyatakan girangnya dan segera lari
menghampiri Lalu mereka menunggangi kuda itu untuk
menuju ke kuil Toa Ciok Sic Dari jauh mereka masih dapat
lihat kuil Yun Bu Sie yang dilingkari tembok merah, tetapi
penghuninya dalam waktu hanya lebih kurang dua jam, telah
berada di dunia baka, Dari jurang yang tebing Bangau Sakti menyaksikan
kepandaian luar biasa perjalanan mereka harus melewati jurang-jurang yang
terjal dan curam, sungai-sungai yang bening dan deras, hutanhutan yang sepi dan lebat, karena pegunungan yang mereka
tempuh itu luas sekali, Dalam suasana yang sunyi senyap itu
dengan warna kehijau-hijauan yang terlihat di mana-mana
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
telah menimbulkan kesan yang mendalam bagi Bee Kun Bu.
"Pegunungan ini senantiasa hijau, Tapi kemanakah jago-jago
silat yang kenamaan" Mereka tak dapat hidup abadi seperti
gunung-gunung ini. Mereka menjadi abu di dalam liang kuburnya. penghidupan
seperti impian! Manusia hidup seperti bermimpi!" Bee Kun Bu
melamun sambil duduk di atas kuda di belakang Co Hiong, ia
teringat pula akan saudara sepupunya cantik jelita, kawan
mainnya di waktu masih kanak-kanak. ia berpisah dengan
saudaranya itu ketika ia baru berusia delapan tahun, Ketika ia
kembali setelah lewat dua belas tahun saudaranya itu sudah
menjadi gadis yang cantik jelita!
Dan ditahun berikutnya, ketika ia kembali untuk menengoki
orang tuanya, saudara se-pupunya itu telah berada di dalam
liang kubur! Ya, penghidupan hampa belaka! Pikirnya, Air
mata ber-linang-Hnang di kedua matanya memikirkan
peristiwa menyedihkan itu,
Co Hiong telah melihat sikapnya dan ia menegur "Saudara
Bee, apakah kau memikirkan Sumoymu lagi?" Teguran itu
membikin Bee Kun Bu sadar ia terkejut, dengan tersenyum, ia
menjawab: "Aku sedang pikirkan matinya Tong Leng Tan Su
dan muridnya, Untuk membela keadilan, mereka telah binasa!"
"Ha! Ha! Ha! SaUdara Bee, orang lain dapat di bohongi,
Kau bukan sedang pikirkan Tong Leng Tan Su. Kau tak akan
mengucurkan air mata karena memikirkan Tong Leng Tan Su
dan muridnya, Air mata dikucurkan untuk seorang gadis atau
wanita yang kau cintai." ia berhenti sejenak, lalu meneruskan
Tapi ada satu soal yang dapat dikecualikan,
Misalnya kudaku ini yang aku sangat sayangi, Tapi
menolong kau lekas-lekas tiba di kuil Toa Ciok Sie menemui
Sumoymu, aku rela mengorbankannya." Ucapan itu
menginsyafkan Bee Kun Bu bahwa Co Hiong betul-betul
membelanya dan rela berkorban untuknya, ia terharu sekali,
demikian besar perasaan berterima kasihnya sehingga ia tak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dapat mengutarakan dengan perkataan ia hanya dapat
simpan di dalam hatinya! Dari propinsi Kiangsi ke propinsi Kansu ada dua jalan: Naik
perahu atau berkuda, Mereka dapat naik perahu dari propinsi
Hupeh melalui propinsi Su-coan, lalu mendarat dan
melanjutkan perjalanan ke propinsi Kansu, Atau mereka dapat
naik kuda dari Hupeh, melalui propinsi Shensi dan terus ke
propinsi Kansu, Bagi para saudara naik perahu akan lebih
aman, Tetapi dengan kuda ajaib, Co Hiong berpendapat
mereka dapat menempuh jarak yang demikian jauhnya, lebih
cepat Maka mereka naik kuda itu menuju ke pegunungan Ci
Lian San untuk mencari kuil Toa Ciok Sie, Kuda betul-betul
hebat, karena selama lima hari meskipun berlari dengan pesat
diwaktu siang maupun malam, ia tak kelihatan letih, pada
tengah hari keenam, mereka telah tiba di tapal batas Kansu,
Segera mereka masuk ke distrik Leng Tai Shien,
Melihat pertolongan yang sungguh-sungguh dari Co Hiong
itu, Bee Kun Bu berkata kepada Co Hiong:
"Saudara Co baru saja kenal aku, tapi telah menolong aku
demikian sungguh.... Aku...." Co Hiong potong
pembicaraannya dengan berkata: "Saudara tak usah hiraukan
soal itu, sebetulnya aku sendiri sudi datang ke sini. Jika aku
tak sudi, meskipun kau memaksanya, tidak akan aku mau.
Sudahlah, jangan dipikirkan soal-soal itu." ia tertawa gelakgelak, dan ajak Bee Kun Bu mencari tempat penginapan.
"Kita harus mencari tempat penginapan untuk beristirahat
Dari sini ke pegunungan Ci Lian San tidak jauh lagi. Kita harus
ingat bahwa Hweeshio-Hweeshio di dalam kuil Toa Ciok Sie
itu, sebagaimana dikatakan oleh Tong Leng Tan Su, silatnya
lihay sekali, kita berdua tak dapat melawan dengan mudah,
kita harus menggunakan siasat untuk menolong Lie Ceng
Loan, dan jika mungkin mencuri juga Sie Can Ko," kata Co
Hiong, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu tak dapat menjawab ia hanya berpikir "Guruku
dan Ngo Kong Taysu mungkin juga telah tiba di pegunungan
ini, dan mungkin juga telah tiba di kuil Toa Ciok Sie, Jika Lie
Ceng Loan betul-betul diculik dan dibawa ke kuil itu, bila
guruku dan Ngo Kong Taysu menjumpainya, mereka pasti
segera menolongnya, Soal-nya, apakah mereka dapat
ketemui Lie Ceng Loan ata\i tidak aku khawatir setelah
memperoleh dua buah Sie Can Ko itu, mereka segera lekaslekas meninggalkan kuil itu. Atau Hweeshio yang menculik Lie
Ceng Loan belum tiba di kuiU."
" Melihat sikap yang gelisah dari Bee Kun Bu itu, Co Hiong
menegur "Saudara Bee, apa lagi yang kau pikiri?"
"Aku sedang menduga-duga apakah guruku telah tiba di
kuil Toa Ciok Sie," sahut Bee Kun Bu.
"Gurumu" Salah satu pemimpin partai Kun Lun?" tanya Co
Hiong, Sambil anggukkan kepala Bee Kun Bu menyahut
"Betul, Guruku dan ayah angkatnya Lie Ceng Loan, Ngo Kong
Toa-su, pergi ke kuil Toa Ciok Sie untuk mengambil buah Sie
Can Ko untuk menyembuhkan Susiokku."
Rupanya Co Hiong tak memperhatikan riwayatnya Bee
Kun Bu, ia pun tak menanyakan susioknya Bee Kun Bu
menderita sakit apa. ia jalan terus sambil menuntun kudanya
mencari tempat penginapan
Di tempat penginapan mereka beristirahat setengah hari,
Co Hiong sendiri yang mandikan kudanya. Sebelum diberi
rumput dan gandum serta air. Kemudian ia berjalan keluar dari
tempat penginapan itu seorang diri Ketika ia kembali ke
tempat penginapan, ia membawa sebungkus besar obatobatan dan satu panci besar ia suruh pelayan mengambil
anglo, Lalu ia sibuk menyalakan api di anglo itu, ia taruh obatobat dalam panci yang telah diisikan air, Kemudian dari
kantong di dadanya, ia keluarkan sebungkus kecil bubuk obat
merah, lalu campur ke dalam panci, kemudian ia memasukkan
dan masak sampai matang, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu menyaksikan semua ini dengan perasaan
heran, Setelah Co Hiong duduk menanti matangnya obat itu
barulah ia menanyai "Saudara Co, sedang apakah yang kau
lakukan?" Sambil tersenyum Co Hiong menjawab: Tong Leng Tan Su
telah memberitahukan kau bahwa Hweeshio-Hweeshio di
dalam kuil Toa Ciok Sie di puncak Ceng Yun Giam semuanya
bukan orang baik" "Apakah kau pereaya?"
"Aku yakin Tong Leng Tan Su tidak membohongi aku,"
sahut Bee Kun Bu. "Aku pun demikian Oleh karena itu, kita
harus melawan mereka dengan siasat yang buruk pula!" kata
Co Hiong. "Kau sedang bikin racun?" tanya Bee Kun Bu.
Co Hiong mengangguk-angguk sambil tersenyum, dan Bee
Kun Bu tak ingin mengganggu atau menanya lagi,
Setelah obat di dalam panci sudah masak betuI, dari satu
bungkusan kecil ia keluarkan jarum-jarum terbuat dari baja,
dan jarum-jarum itu digodok di dalam panci obat selama
semalaman Keesokan aginya Co Hiong keluarkan jarum-jarum
terbuat dari baja dari dalam panci, Jarum-jarum baja itu telah
menjadi biru warnanya, Co Hiong bungkus lagi jarum-jarum
itu, dan setelah membayar sewa kamar lalu bersama Bee Kun
Bu dengan menunggangi kuda ajaibnya menuju pegunungan
Cie Lian San. Di daerah barat tidak seramai daerah timur
Daerah itu adalah daerah pegunungan, dan makin ke barat
jalannya makin sempit dan sukar Tapi dengan menunggang
kuda ajaib itu, mereka dapat menempuh jalan itu dengan
mudah, setelah tiga hari dalam perjalanan tibalah mereka di
kaki pegunungan Ci Lian San. pegunungan Ci Lian San luas
dan banyak puncak-pun-caknya, Meskipun waktu itu masanya
musim semi, akan tetapi hawa di pegunungan itu sangat
dingin, Mereka melanjutkan perjalanan mencari puncak Ceng
Yun Giam tanpa menghiraukan hawa yang dingin itu,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Di perjalanan Bee Kun Bu berpikir Tegunungan Ci Lian
San ini luas sekali serta banyak sekali puncak-puncaknya, Di
manakah kita harus mencari puncak Ceng Yun Giam?"
Dengan perasaan yang cemas ia berkata kepada Co Hiong:
"Saudara Co kita harus mencari seorang pencari kayu untuk
menanya jalan ke puncak Ceng Yun Giam."
Co Hiong menoleh ke belakang, dan menyahut sambil
tersenyum: "Hm! sebetulnya di pegunungan yang luas ini
sukar sekali mencari puncak itu, Tapi dimanakah kita harus
cari seorang tukang potong kayu" Bukankah Tong Leng Tan
Su pernah memberitahukan kau bahwa pegunungan Cie Lian
San ini sangat terpencil Jika seorang tukang potong kayu telah
mengetahui di mana letaknya kuil Toa Ciok Sie, aku yakin
bahwa tukang kayu itu telah dibunuh mati oleh Hweeshiohweeshio dari kuil itu."
Bee Kun Bu berdiam sejenak, lalu berkata lagi: "Meskipun
Hweeshio-hweeshio di dalam kuil Toa Ciok Sie bukannya
orang-orang baik, tapi kuil sebesar itu pasti pernah diketahui
orang, Mungkin juga kuil itu tak diketahui orang, tapi puncak
Ceng Yun Giam pasti diketahui bukankah?"
"Kata-katamu memang beralasan," sahut Co Hiong, Tapi
pendapatku berlainan Umsan di kalangan Kang-ouw seringsering tak dapat dibereskan menurut rencana, Misalnya partai
silat Thian Liong, Orang-orangku tersebar di sepanjang sungai
Tapi orang luar tak dapat mencari mereka, Di kalangan Bu Lim
markas partaiku dikatakan terletak di sebelah utara propinsi
Kwiciu, Tapi di bagian manakah dari daerah letak utara di
propinsi Kwiciu" Yang mengetahui tepat letaknya markas
partai "Kan Liong hanya beberapa orang saja, Kuil Toa Ciok
Sie adalah sarang dari Hweeshio-hweeshio yang jahat Kuil
tersebut pasti tersembunyi
Dengan tumbuhnya pohon yang berbuah Sie Can Ko, aku
yakin kuil itu tak mudah dicari Mungkin juga kita sekarang
sudah berada di daerah yang senantiasa dijaga oleh
Hweeshio-hweeshio yang jahat itu."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kau jangan gelisah," kata Co Hiong, "Misalnya Sumoymu
yang diculik belum dibawa ke dalam kuil itu, maka Hweeshiohweeshio yang mengangkutnya pasti membawanya dengan
susah payah, dan pasti terlambat lima hari dari kita karena kita
datang ke sini dengan kuda yang jempol Dari itu, kita harap
dapat menemui kuil Toa Ciok Sie dalam lima hari."
"Tapi pegunungan Cie Lian San ini banyak sekali
puncaknya," kata Bee Kun Bu dengan penasaran, "Aku
khawatir kuda itu tak dapat bertahan mendaki semua puncakpuncak."
"Hm!" sahut Co Hiong sambil tersenyum, "Kita pilih suatu
tempat tinggi yang tumbuh banyak pohon dan rumput Kita
bakar tempat itu, Apinya pasti terlihat di sekitar pegunungan
ini. orang-orang di dalam kuil Toa Ciok Sie bila melihat
kebakaran pasti waktu itu kita dapat kuntit mereka masuk ke
kuil Toa Ciok Sie!" Bee Kun Bu memuji akan akal yang cerdas itu, ia berkata:
"Akal itu betul-betul bagus sekali Tapi membakar pohon-pohon
dan rumput-rumput di pegunungan ini mungkin dapat
memusnahkan segala sesuatu, Pem-bakaran yang kita akan
lakukan agak kejam!"
Tentang soal itu, kau serahkan saja kepadaku,
pegunungan ini tak akan terbakar habis, Bukankah hawa di
pegunungan ini sangat dingin" Hawa dingin ini disebabkan
oleh tingginya gunung. Lihatlah semua puncak-puncak gunung
diselubungi salju. jika kita bakar sebidang tanah yang penuh
dengan pohon-pohon dan rumput-rumput, apinya tak dapat
menjalar luas. Mungkin api itu hanya membikin lumar bagianbagian yang diselubungi atau tertutup salju, dan airnya
mengalir turun dengan deras, Aku kira karena keadaan
berubah, orang-orang di dalam kuil Toa Ciok Sie pasti keluar
dan menyelidikinya jalan yang terbaik untuk mencari kuil itu,
menurut pendapatku adalah memikir sedemikian jauh."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu mendengar dengan penuh perhatian


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kemudian ia anggukkan kepalanya dan menyahut: "Siasat
saudara Co betul-betul baik sekali Aku kurang cerdas, aku
tidak dapat memikir demikian jauh."
Sambil tersenyum Co Hiong berkata: "Saudara Bee
bukannya kurang cerdas, tapi terlampau murah hati Menurut
pendapatmu, membakar sebidang tanah dapat membunuh
mati banyak binatang-binatang yang berada di semak-semak
belukar, dan menyusahkan burung-burung yang kehilangan
sarangnya, Kau terlampau baik hati Tapi untuk melaksanakan
suatu tugas, kita kadang-ka-dang harus berbuat kejam.
Bukankah kau ingin lekas-lekas menolong Sumoymu?"
Bee Kun Bu menjadi merah mukanya, dan untuk menutupi
perasaannya ia menyahut: "Aku turut saja, Ayo kita mulai
membakar dan menanti keluarnya Hweeshio-hweeshio dari
kuil Toa Ciok Sie!" Co Hiong tersenyum, dan untuk menghibur ia berkata
dengan saban "Saudara Bee, pegunungan yang luas ini
membikin kita merasa seperti satu kapal kecil di tengahtengah samudra, Kita harus mencari dulu tempat yang agak
tinggi, dan kemudian mencari lagi tempat iain, Ya, kita harus
membakar dua tempat agar siasat kita lebih berhasil Ayo kita
jalan mencari kedua tempat itu!"
, Lalu mereka tunggangi kuda ajaib mencari kedua tempat
yang cocok untuk dibakar Kuda itu dilarikan cepat sekali, tapi
tidak kelihatan letih, Bee Kun Bu merasa kasihan melihat kuda
yang seakan-akan dipaksa lari terus menerus, ia menegur:
"Saudara Co, kasihan kuda ini. Marilah kita berhenti sebentar
dan berikan kesempatan kuda ini untuk beristirahat."
Co Hiong hanya menyahut sambil tersenyum: "Jangan
khawatir, aku mengetahui betul kekuatan kuda ini." Setelah
mereka mendaki lebih kurang dua puluh Iereng-lereng gunung
dan menempuh jarak kira-kira seratus lie, Co Hiong baru
menghentikan kudanya, "Kita dapat beristirahat di sini,"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
katanya, "Kita dapat memilih tempat setelah kuda itu cukup
beristirahat dan diberikan makan."
Lalu ia tuntun kudanya ke bawah suatu pohon cemara
untuk diberi makan, Mereka berada di tempat yang tinggi
sekali, dan dengan memandang ke bawah mereka dapat
melihat puncak-puncak gunung lainnya, Tiba-tiba Co Hiong
berseru: "Saudara Bee, cobalah lihat dua puncak di sebelah
barat daya itu! Diantara kedua puncak itu banyak tumbuh
pohon-pohon cemara, Jika kita bakar hutan cemara itu,
mungkin pada tengah malam ini, api nya dapat berkobar dan
terlihat di sekitar tiga ratus lie jauhnya."
Bee Kun Bu berpaling ke tempat yang ditunjuk, lalu ia
mengangguk dan menyahut: "Betul, hutan pohon-pohon
cemara itu lebat sekali!"
"Nah, sehabis makan, kita segera bakar hutan itu!" kata Co
Hiong, Lalu dengan bersenda gurau ia berkata lagi:
"Sumoymu pasti seorang gadis yang cantik sekali Apakah ia
lebih cantik daripada Souw Hui Hong?"
Bee Kun Bu tersenyum, dan ingin menjawab: Tiba-tiba di
sebelah barat terbang mendatangi seekor bangau putih yang
besar sekali, dan dalam sekejap saja bangau putih itu telah
tiba di atas puncak di mana mereka berada, Melihat bangau
sebesar itu Co Hiong terpesona dan berseru: "Ai besar betul
bangau itu! Bangau itu paling sedikit telah berusia seribu
tahun!" Lalu dengan secepat kilat ia loncat ke atas suatu
dahan pohon cemara. Segera ia melontarkan satu lingkaran emasnya ke arah
bangau putih itu, Bee Kun Bu ingin mencegah perbuatan itu,
tapi terlambat Bangau putih itu mengegos, dan terbang datang
menyerang Co Hiong dengan sabetan kedua sayap-nya. Co
Hiong tidak menduga seekor bangau dapat menyerang ia, ia
tidak keburu mencabut pedangnya. ia buru-buru loncat turun,
Bangau itu menerjang dahan pohon demikian hebatnya
sehingga patah segera! KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bangau itu menjerit untuk terbang ke atas, dan dari udara
ia terbang menyerang Co Hiong lagi Ketika itu Co Hiong
sudah mencabut pedangnya siap sedia melawan serangan
burung ajaib itu. Setelah menyaksikan tenaga burung yang
telah membikin patah dahan pohon cemara, Co Hiong sudah
menjadi heran bereampur jeri Dengan kedua sayap
terbentang bangau itu datang menyambar dan setelah
berhadapan dengan Co Hiong, ia menyapu tangannya Co
Hiong yang memegang pedang dengan sayap kirinya,
sedangkan sayap kanannya menggeprak kepalanya Co Hiong
dan kedua kakinya mencakar kedua mukanya Co Hiong
dengan kuku-kukunya yang tajam!
Bukan main terkejutnya Co Hiong, dan untuk
menghindarkan diri dari serangan yang luar biasa itu, ia harus
segera menjatuhkan diri dan berguling-guIing di tanah! Baru
saja ia mencoba bangkit, bangau itu sudah datang menyerang
lagi, Co Hiong yang sudah menggulingkan diri hampir ke tepi
jurang tak dapat menggulingkan diri lagi, ia terpaksa
menghadapi serangan itu dengan melontarkan satu lingkaran
emasnya lagi! Tapi dengan mudah lingkaran itu dikebut lewat,
oleh sayapnya bangau itu, dan sayap kaki kirinya datang
menyapu dan mencakar lagi, "Ai, hari ini binasalah aku!" pikir
ia. Dalam saat yang berbahaya itu, tiba-tiba berkelebat sinar
terang yang menyambar kaki kirinya bangau itu. Bangau itu
mengangkat kakinya dan terbang lagi ke atas dengan
membawa j uga Co Hiong yang memegang keras lingkaranltngkaran emasnya yang telah dicengkeram oleh kakinya
bangau putih itu, Sinar terang itu adalah sabetan pedangnya
Bee Kun Bu. Melihat Co Hiong enggan melepaskan Hngkaran-lingkaran emasnya, ia menjerit: "Saudara Co! Lepas-kan
lingkaran-lingkaran itu, Aku kenal majikan bangau putih itu,
jika aku menjumpai ia, aku akan minta kembali lingkaranlingkaranmu! Lepas!!!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika itu Co Hiong telah diangkat dua tombak lebih
tingginya, dan mendengar seruan itu, ia segera lepaskan
cekalannya dan jatuh di tanah lagi, Lalu ia ambil beberapa
jarum beracun disambitkan ke tubuh bangau itu,
Bangau putih itu telah terbang sepuluh tombak tingginya,
ia bentangkan kedua sayapnya, Rupanya ia hendak
menyerang lagi. Bee Kun Bu tidak melihat Co Hiong telah
keluarkan jarum-jarum beracun, dan tidak menduga akan
melukai burung itu. ia terkenang akan Pek Yun Hui, majikan
bangau itu, yang telah mengajari ia langkah ajaib Ngo Heng
Mie Ceng Pu. Dengan langkah ajaib itu ia telah membikin
keder Kjok Goan Hoat yang lihay, dan juga telah membikin
tunduk Tong Leng Tan Su. Bangau yang terbang melayang di atas kepala me-reka,
setelah terbang memutar dua kali, tiba-tiba datang menyerang
Bee Kun Bu! Co Hiong menggunakan kesempatan ini
melontarkan jarum-jarum beracunnya ke tubuh bangau itu,
Jarum-jarum yang kecil itu dilontarkan dengan tenaga yang
hebat sekali, Co Hiong pikir pasti mengenai sasaran nya. Dan
bilamana ada satu jarum saja yang menusuk kena, bangau itu
pasti tak dapat bertahan lagi, Tapi di luar dugaannya dengan
satu sapuan sayap kanannya, semua jarum itu terhempas
oleh angin yang dari sayapnya bangau itu yang deras
menyerang Bee Kun Bu. Co Hiong terkejut!
Bee Kun Bu yang telah mengetahui kelihayan bangau itu,
tenaga kedua sayapnya yang menyapu bagaikan angin topan,
patoknya yang keras seperti baja, dan kuku-kukunya yang
tajam seperti gaitan besi, dan pemiliknya Pek Yun Hui segera menjaga mukanya dengan pedangnya, dan mengegosi
serangan itu dengan tipu Lam Lu Pa Kun atu keledai malas
berguIing-gulingan. Agak-nya si bangau putih dapat mengenali
Bee Kun Bu. ia terbang ke atas lagi, dan tidak meneruskan
menerkam! Dari udara ia melepaskan lingkaran-lingkaran
emas itu, lalu dengan satu jeritan yang nyaring dan tegas, ia
1onjor-kan lehernya dan terbang ke utara!
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mereka keduanya mengawasi perginya bangau itu dengan
mata terbelalak Kemudian Bee Kun Bu pergi punguti
lingkaran-lingkaran emas dan dikembalikan kepada Co Hiong,
ia berpikir "Mengapa bangau putih muncul di pegunungan Cie
Lian San" Apakah Pek Yun Hui juga telah datang ke
pegunungan ini" Dan dengan maksud apakah ?" Lalu ia ingat
tentang sehelai kain yang ada tulisannya ketika ia berada di
atas suatu kuburan, ia ingin keluarkan sehelai kain itu dari
kantong di dadanya, tiba-tiba Co Hiong menanyai "Rupanya
bangau itu mengenali kau?"
"Aku kenal maj ikannya, dan aku tidak nyana bangau itu
mengenali aku juga. Jika tidak, mungkin usaha kita akan
menjadi gagal!" sahut Bee Kun Bu.
Tapi Co Hiong dengan menaruh dendam berkata: "Lain
kali apabila aku menjumpai pemiliknya, aku harus memberi
peringatan kepadanya, ia tidak boleh lepas bebas bangau
yang berbahaya itu!"
Sebetulnya Bee Kun Bu ingin menceritakan kepada Co
Hiong tentang Pek Yun Hui, pemilik bangau putih itu, Tapi
setelah mendengar ucapan Co Hiong yang - menyalahkan
pemilik bangau itu, ia tarik kembali mak-sudnya, ia hanya
mengawasi Co Hiong dengan rupa ragu-ragu. Melihat
sikapnya itu, Co Hiong menanya: "Mengapa kau kelihatannya
cemas" Apakah kau kira aku tak dapat melawan pemilik
bangau itu?" Bee Kun Bu menganggukkan kepalanya dan menyahut
"Betul pemilik bangau itu betul-betul seorang sakti dengan
kepandaian silatnya yang luar biasa lihaynya, ia bersifat agung
sekali Bila kau menjumpai ia, lebih baik aku perkenalkan kau
kepadanya jangan coba-coba turun tangan!"
Co Hiong menyengir seperti orang tak mau pereaya
omongannya Bee Kun Bu. Lalu setelah ia bersihkan lingkaranHngkaran emasnya, ia berseru: "Ayo, kita pergi bakar hutan
pohon-pohon cemara diantara kedua puncak itu!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu makin menjadi gelisah, karena setelah
berdampingan dengan Co Hiong beberapa hari, ia telah
mengetahui banyak sifat-sifatnya, Cengirannya itu
mencerminkan perasaan tak puas, ia khawatir jika Pek Yun
Hui telah datang ke pegunungan Cie Lian San dan menjumpai
Co Hiong, pasti kawan ini mengeluarkan ejekan, Pek Yun Hui
yang bersifat tinggi tentu tak dapat menerima ejekan itu. Maka
suatu pertempuran tak dapat dielakkan, dan Co Hiong bukan
lagi tandingannya Pek Yun Hui. pikiran tersebut
menggelisahkan ia sangat Karena hatinya bimbang ia
berjalan-jalan ketinggalan di belakang
Co Hiong berkaok: "Hei! Saudara Bee, lekas-lekas turun
membakar hutan ini!" Bee Kun Bu dibikin sadar dari
kecemasannya, lalu mengejar turun ke hutan pohon-pohon
cemara itu. Setelah mereka tiba di hutan itu, Co Hiong berkata: "Hutan
yang sudah tua ini, jika dibakar pasti berkobar luas dan lama,
Aku membakar dari sudut barat, dan kau membakar dari sudut
timur!" Lalu mereka lari ke jurusan masing-masing.
Bee Kun Bu masih juga merasa tidak tega membakar
hutan itu yang telah menjadi tempat bernaungnya banyak
binatang-binatang dan burung-burung. Berkali-kali ia coba
sundut daun-daun kering, tetapi tiap kali ia padamkan lagi, ia
kumpulkan lagi daun-daun kering untuk disundut, dan baru
saja ia hendak menyu!utnya, sekonyong-konyong ia merasa
hembusan angin yang keras meniup tubuhnya.
Dengan cepat ia membalikkan tubuhnya dan meloncat tiga
kaki ke sebelah kanan, Ketika itu ia melihat bangau putih yang
tadi telah terbang turun dari atas dan berada di belakangnya
lagi! Bangau itu datang menghampiri Meskipun bangau itu
datang dengan ramah tapi ia sangat waspada, ia mengawasi
dan siap sedia menjaga diri Bangau putih itu rupanya mengerti
perasaannya Bee Kun Bu. ia tundukkan kepalanya, dan
patoknya menyentuh-nyentuh tanah sambil berbunyi rendah.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu menjadi heran akan sikapnya bangau itu. ia
menanyai "Apakah majikanmu juga telah datang ke
pegunungan Cie Lian San?" bangau itu datang lebih dekat
lagi, dan menyandarkan dirinya di tubuh Bee Kun Bu, dan
kemudian membuka kedua sayapnya, Bee Kun Bu menanya
lagi: "Apakah kau menyuruh aku menunggangi kau untuk
menjumpai majikanmu?" Lalu ia tunggangi bangau itu. Bangau
itu memanjangkan lehernya, dan sambil menjerit membawa
Bee Kun Bu terbang, Co Hiong yang menyaksikan dari jauh
menjadi tereengang, Setelah berada di tempat kira-kira tiga ratus tombak
tingginya dari tanah, bangau itu terbang menuju ke utara. ,
Terbangnya lebih cepat daripada larinya kuda. Bee Kun Bu
memegangi erat-erat badan bangau itu, dan merasa
hembusan angin gunung yang dingin, ia tak mengetahui
berapa puncak gunung yang telah dilewati Kemudian bangau
itu terbang turun dan mendarat di suatu batu besar di suatu
lereng gunung. Bee Kun Bu melihat bahwa di sekitarnya adalah jurangjurang yang curam dari beberapa puncak gunung, dan di
tempat yang luasnya lebih kurang dua persegi telah tumbuh
berbagai-bagai macam bunga dengan aneka warna, Harum
yang dihembus angin dari bunga-bunga itu merayu dan
menawan hati, Bee Kun Bu turun dari bangau dan bertindak
maju, Tapi baru saja ia bertindak empat-lima langkah, bangau
itu segera terbang pergi entah kemana, ia terkejut, dan
berpikir: "Apa maksudnya bangau itu membawa aku ke sini"
Apakah aku mesti menunggu, atau harus pergi mencari Co
Hiong lagi?" ia bertindak maju terus menuju ke kaki salah satu
puncak gunung, ia mendengar suara air mengucur, dan betul
saja air itu mengalir dari atas ke suat
Si Pemanah Gadis 9 Walet Emas Perak Karya Khu Lung Kisah Si Naga Langit 9

Cari Blog Ini