Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 42
n mereka berempat sama sekali tidak mengeluarkan suara.
Sie Bun Yun, Bee Kun Bu, Ue Ceng Loan dan lainnya
langsung berhenti Gin Tie Suseng segera mengeluarkan
suling peraknya, dan Giok Siauw Sian Cu menghunus
pedangnya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mereka berlima memandang orang-orang itu. Ter-nyata
orang-orang itu memakai semacam seragam Kan-cing baju
mereka bergemerlapan terbuat dari emas, Tangan mereka
memegang senjata aneh, yakni Kim Kong Cian (Gelang
Emas) yang berukuran besar. Ke empat orang itu berdiri tegak
di tempat "Ada urusan apa kalian ke mari?" tanya salah seorang dari
mereka dengan dingin "Sudah lama kami mendengar tentang keindahan
panorama di Ciauw San ini." sahut Sie Bun Yun "Ke-betulan
kami lewat di sini, maka mampir untuk bermain-main sebentar,
sama sekali tiada maksud lain."
"Di sini tiada tempat untuk bermain-main!" ujar orang itu
ketus, "Cepatlah kalian tinggalkan tempat ini!"
"Heran!" Sie Bun Yun pura-pura bergumam. "Apa-kah...."
"Jangan banyak omong!" bentak orang itu sambil maju
selangkah "Cepat pergi!"
"Apakah Ciauw San ini sudah ada pemiliknya?" tanya Sie
Bun Yun sambil melintangkan bambunya.
"Hm!" dengus orang itu. "Jangan mengandalkan beberapa
jurus ajaran gurumu, lalu kau mau cari urusan di sini!"
Giok Siauw Sian Cu mengeluarkan suling gioknya, Wanita
itu sudah tampak tidak sabaran
"Menurut aku, lebih baik kalian berempat yang pergi dari
sini!" bentak Giok Siauw Sian Cu.
Bentakan Giok Siauw Sian Cu membuat ke empat orang
itu tertegun, kemudian tertawa gelak, Salah seorang sudah
melangkah maju dua langkah, dan menggerakkan lengannya.
Cring! Cring! Orang itu sudah menggenggam dua buah
gelang emas. Giok Siauw Sian Cu tahu, bahwa pertempuran tak akan
terelakkan lagi, Sulingnya digerakkan dengan jurus Siauw Cih
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Thian Lam (Menunjuk Thian Lam Sambil Tertawa) menyerang
orang itu. sementara tiga orang lain cuma tertawa dingin berdiri diam
di tempat Sie Bun Yun, Bee Kun Bu dan lainnya maju
selangkah, namun mereka tidak melakukan serangan .
sedangkan ujung suling Giok Siauw Sian Cu sudah
mengarah bahu orang tersebut, tetapi orang itu tampak
seakan tidak menghiraukannya, ia mendadak menggerakkan
tangannya, dan seketika gelang emasnya meluncur ke arah
dada Giok Siauw Sian Cu. Betapa terkejutnya Giok Siauw Sian Cu, sebab orang itu
sama sekali tidak berkelit Padahal ujung su!ingnya telah
berhasil menotok jalan darah dibahunya, namun orang itu
cuma tertawa aneh sepertinya tidak merasa apa-apa, bahkan
mendadak menggerakkan salah satu gelang emasnya ke arah
Giok Siauw Sian Cu. Dapat dibayangkan betapa terkejutnya wanita itu. ia
segera menyurut mundur sekaligus menangkis gelang emas
itu. Trang! Gelang emas itu tertangkis berbelok ke samping.
Kejadian itu sungguh mengherankan Sie Bun Yun, Bee
Kun Bu dan lainnya, sebab mereka melihat ujung suling Giok
Siauw Sian Cu telah berhasil menotok jalan darah di bahu
orang itu, akan tetapi, orang itu tidak roboh, bahkan balas
menyerang dengan gelang emas nya. Apa-kah Lweekang
orang itu sudah mencapai tingkat tertinggi sehingga mampu
melindungi seluruh jalan darah di tubuhnya"
Setelah menyaksikan kejadian itu, Sie Bun Yun
mengerutkan kening. ia teringat akan kata-kata gurunya,
bahwa di rimba persilatan terdapat semacam ilmu yang amat
aneh, yang dapat memindahkan jalan darah dengan hawa
murni. Tapi dua ratus tahun silam, orang aneh yang memiliki
ilmu tersebut telah pergi ke seberang laut, dan sejak itu tiada
jejaknya, Maka ilmu tersebut pun hilang dari rimba persilatan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kini, apakah orang itu memiliki ilmu tersebut" Di saat Sie
Bun Yun sedang berpikir, orang itu membentak
"Kau mau pergi atau tidak?"
"Siapa yang harus pergi?" Wajah Giok Siauw Sian Cu
merah padam saking gusarnya, "Aku atau engkau?"
Giok Siauw Sian Cu mulai menyerang lagi dengan jurus
HengToan Mu San (Melintang Membeiah Gunung Mu San),
kemudian merubahnya dengan jurus Kiap San Siauw Hai
(Melewati Gunung Melalui Laut).
Orang itu kelihatan tahu akan kelihayan jurus-jurus itu, ia
segera menggerakkan sepasang tangannya, seketika tampak
berkelebat sinar keemasan berputar-putar menangkis suling
Giok Siauw Sian Cu. Tak terasa pertarungan mereka sudah
melewati belasan jurus, belum kelihatan siapa yang menang.
Bee Kun Bu mengerutkan kening, Kalau mereka maju
serentak, tentunya dapat merobohkan ke empat orang itu.
Namun tujuannya mendatangi Ciauw San mi, justru ingin
menyelidiki jejak Na Hai Peng, bukan ingin bertarung dengan
orang-orang itu. sebetulnya Sie Bun Yun ingin menyuruh Giok Siauw Sian
Cu mundur, tapi mendadak terdengar suara siulan aneh dari
puncak gunung itu. Begitu mendengar suara siu!an, tertegunlah mereka
semua, pada waktu bersamaan, orang yang bertarung dengan
Giok Siauw Sian Cu langsung meloncat mundur, lalu berdiri di
sisi teman-temannya. Giok Siauw Sian Cu juga mendengar suara siulan itu.
Ketika orang itu meloncat mundur, ia pun segera mundur pula.
Mereka berlima saling memandang, dan tahu bahwa
urusan ini amat luar biasa, sebab suara siulan itu persis
seperti suara siulan Na Hai Peng di tepi sungai.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Maaf!" ucap Sie Bun Yun begitu melihat ke empat orang
itu tidak berniat bertarung lagi, "Siapa yang bersiul itu?"
"Ada urusan apa denganmu?" sahut salah seorang dengan
ketus, Air mukanya pun tampak berubah.
Sie Bun Yun maju selangkah Namun sebelah tangannya
dilipat ke belakang sambil memberi isyarat seketika juga Bee
Kun Bu dan lainnya berpencar mengambil posisi mengurung
ke empat orang itu. "Kalian berlima sungguh ingin cari mati?" bentak salah
seorang. "Kami ke mari bukan ingin cari mati, melainkan ingin cari
seseorang sahut Sie Bun Yun sambil tertawa.
"Siapa yang kau cari?"
"Orang yang mengeluarkan suara siulan tadi!" Sie Bun Yun
memberi tahu kan. "Juga kalian berempat yang muncul di tepi
sungai menjemput orang itu!"
"Oooh!" Ke empat orang itu tertawa, Ternyata begitu!"
"Benar!" Sie Bun Yun mengangguk. "Apakah kalian
berempat bersedia mengantar kami pergi menemui orang itu?"
"Dia ayah angkatku!" sela Bee Kun Bu. "Tapi ayah
angkatku...." "Hm!" dengus salah seorang, "Kalian berlima mengira
dengan kepandaian kalian bisa menerjang ke atas?"
Ketika mendengar ucapan dan melihat sikap ke empat
orang itu, Bee Kun Bu sudah tahu bahwa pertarungan tak
akan terhindarkan lagi, Lalu untuk apa dirinya harus banyak
bicara dengan mereka"
Trang! Bee Kun Bu menghunus pedangnya, dan sekaligus
menyerang orang yang berdiri di paling depan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
serangan itu merupakan salah satu jurus dari ilmu pedang
Tui Hun Cap Ji Kiam, yakni Ciok Phoh Thian Keng (Batu
pecah Langit Kaget). Betapa terkejutnya orang itu, Secepat kilat ia menekan
gelang emasnya ke bawah. Maksudnya ingin menangkis
pedang Bee Kun Bu, namun Bee Kun Bu bergerak cepat maju
selangkah, dan sekaligus mengubah jurusnya dengan jurus
Hun Hoa Soh Liu (Dahan Ber-goyang Bunga Bertaburan),
Tampak sinar pedang berkelebatan mengarah ke bahu orang
itu. Orang itu tidak menyangka sama sekali, kalau Bee Kun Bu
akan menyerangnya dengan jurus ke dua yang begitu dahsyat
dan cepat, sehingga membuatnya tidak mampu berkelit.
Srrrt! Bahu orang itu tertusuk pedang Bee Kun Bu.
pada waktu bersamaan, ketika melihat Bee Kun Bu sudah
bergerak, Lie Ceng Loan pun segera menyerang orang ke
dua. Maka terjadilah pertarungan hebat
Sie Bun Yun pun tidak ketinggalan ia langsung menyerang
orang ke tiga dengan jurus Ciok Thau Keng Goat (Deru
Bambu Mengagetkan BuIan).
sedangkan Giok Siauw Sian Cu dan Gin Tie Suseng
bersatu menyerang orang ke empat seketika terjadilah
pertarungan yang amat dahsyat
Trang! Bee Kun Bu berhasil memukul sebuah gelang emas
lawan sampai gelang emas itu terpental
Lie Ceng Loan mulai berada di atas angin, sedangkan ke
empat orang itu mendadak melesat ke atas setinggi lima
depaan Di saat bersamaan, terdengar lagi suara siulan aneh. Ke
empat orang itu berputar di udara, kemudian melayang
mundur beberapa depa. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Begitu kaki mereka menginjak tanah, tanpa menoleh lagi
mereka langsung melesat pergi. Dalam waktu sekejap mereka
sudah lenyap dari pandangan
Bee Kun Bu, Sie Bun Yun dan lainnya tertegun mereka
saling memandang, kemudian Bee Kun Bu ber-kata.
"Kita sudah bertarung dengan mereka, jadi harus mengejar
mereka pula." Sie Bun Yun tidak menyahut ia melesat ke tempat salah
satu gelang emas itu jatuh di situ, Getang emas itu
dipungutnya, lalu diperhatikan dengan seksama, Ke-mudian ia
berpaling seraya berkata.
"Mereka datang dari Hek Uh To (PuIau Kabut Hitam),
Siapa di antara kalian yang tahu di mana pulau itu?"
Bee Kun Bu dan lainnya cuma melongo, pertanda mereka
tidak tahu tentang pulau tersebut
"Kakak Sie Bun! Kok engkau tahu itu?" tanya Lie Ceng
Loan "Kalian lihatlah!" Sie Bun Yun memperlihatkan gelang
emas itu. Bee Kun Bu dan lainnya segera memandang gelang emas
tersebut ternyata pada gelang emas itu terukir beberapa huruf
yaitu "Hek Uh To Lim (Rimba Pulau Kabut Hitam)".
"Ketika aku melihat orang itu tidak apa-apa tertotok jalan
darahnya oleh Giok Siauw Sian Cu, maka aku menduga
mereka berasal dari seberang laut karena mereka memiliki
ilmu aneh itu." ujar Sie Bun Yun memberitahukan
"Kalau begitu, ada hubungan apa Paman Na dengan
mereka?" tanya Lie Ceng Loan heran
"Kini masih belum jelas!" Sie Bun Yun mengge!enggelengkan kepala, "Kita perlu menyelidiki gunung itu."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Giok Siauw Sian Cu dan Gin Tie Suseng teringat
bagaimana cara Na Hai Peng membunuh orang di Kwat Cong
San seketika mereka berdua pun merinding.
Padahal mereka ingin membatalkan perjalanan ke Ciauw
San, dan ingin mencari Pek Yun Hui dulu, Namun ketika Giok
Siauw Sian Cu baru mau membuka mulut Sie Bun Yun dan
Bee Kun Bu sudah melesat ke arah gunung itu, Lie Ceng Loan
pun menyusul Giok Siauw Sian Cu dan Gin Tie Suseng saling
memandang, kemudian mereka juga melesat pergi.
Berselang beberapa saat kemudian mereka berlima sudah
sampai di puncak gunung itu, Tampak sebidang tanah dan
beberapa buah rumah serta sebuah kuil tua di sana.
Kreeek! Pintu kuil itu terbuka, agak gelap di dalanv nya,
Mereka berlima mengerutkan kening, Entah apa pula yang
akan terjadi" Pikir mereka.
Sie Bun Yun maju selangkah, kemudian tampak badannya
seakan menerjang ke dalam.
Begitu badannya masuk, pintu kuil itu tertutup kembali
Betapa terkejutnya Bee Kun Bu dan lainnya.
"Saudara Sie Bun! saudara Sie Bun!" teriak Bee Kun Bu.
Akan tetapi, Sie Bun Yun tidak menyahut sepertinya dia
hilang begitu saja di dalam kuil, Bee Kun Bu maju dua
langkah, seketika juga Gin Tie Suseng berpesan
"Hati-hati, Saudara Bee!"
"Ya." Bee Kun Bu mengangguk
Tangan kanannya menggenggam pedang, dan tangan
kirinya dijulurkan untuk mendorong pintu kuil, Begitu pintu kuil
terbuka, pedangnya ditusuk ke dalam.
Mendadak ia merasa pedangnya tidak bergerak sama
sekali, seakan terjepit sesuatu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bukan main terkejutnya Bee Kun Bu. Di saat ber-samaan,
ia pun merasa ada tenaga yang amat kuat membetot dirinya,
sehingga membuat badannya tertarik ke dalam.
Krek! Pintu kuil itu tertutup kembali
Menyaksikan kejadian itu, Lie Ceng Loan, Giok Siauw Sian
Cu dan Gin Tie Suseng merasa merinding.
"Kakak Bu! Kakak Bu!H teriak Lie Ceng Loan, lalu
mendadak menerjang ke pintu kuil Pintu itu terbuka dan
badannya menerobos ke da!am. Kemudian pintu kuil pun
tertutup kembali "Kakak Giok Siauw!" ujar Gin Tie Suseng sambil menarik
nafas, "Lebih baik engkau pergi mencari Nona Pek!"
"Lalu bagaimana dengan engkau?" tanya Giok Siauw Sian
Cu. "Aku pun harus menerjang ke dalam." sahut Gin Tie
Suseng, "Maka engkau harus pergi mencari Nona Pek. Kalau
engkau ikut menerjang ke dalam, siapa yang akan memberi
kabar padanya?" padahal sesungguhnya, Giok Siauw Sian Cu tidak ingin
berpisah dengan Gin Tie Suseng, Namun kalau ia berkeras
ingin ikut menerjang ke dalam, memang tiada gunanya.
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Oleh karena itu, Giok Siauw Sian Cu manggut manggut,
dan tanpa sadar matanya telah bersimbah air. Gin Tie Suseng
segera menggenggam tangannya, setelah itu, barulah ia
mendorong pintu kuil, Seperti apa yang dialami Sie Bun Yun
dan Bee Kun Bu, ia pun tertarik ke dalam.
Giok Siauw Sian Cu cepat-cepat melesat pergi. Ber-selang
beberapa saat kemudian, ia sudah sampai di tepi sungai dan
masih tampak perahu itu, Langsung saja ia meloncat ke
perahu tersebut, dan secepat kilat pula ia mengayuh
Giok Siauw Sian Cu mengayuh sambil berpikir, apa yang
telah terjadi itu sungguh mengherankan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sudah Iama ia berkecimpung dalam rimba persilatan Hal
aneh apa pun sering dihadapinya, Namun apa yang telah
terjadi di gunung Ciauw San itu^ sungguh membuatnya
merinding Tak seberapa lama kemudianfa sudah mendarat dan
langsung menuju ke kota Ceng Kang.
Ketika sampai di sebuah kuburan tua, tampak seorang
padri berbadan kurus kecil muncul dari arah yang berlawanan
Giok Siauw Sian Cu mengenali padri itu. ia tidak lain adalah
Ku Hut Leng Khong. "Berhenti!" bentak Giok Siauw Sian Cu.
Ku Hut Leng Khong segera berhenti Begitu melihat Giok
Siauw Sian Cu, Ku Hut Leng Khong tertawa ramah.
"Oh, Giok Siauw Sian Cu! Apa kabar?"
"Aku mau bertanya, harap jawab sejujurnya!"
Tanyalah!" "Tahukah engkau, siapa penghuni gunung Ciauw San?"
"Aku tidak tahu." Ku Hut Leng Khong menggelengkan
kepala, kemudian menatapnya seraya bertanya, "Oh ya!
Apakah Sian Cu sudah bergabung dengan gua Thian Kie?"
"Ada urusan apa engkau menanyakan itu?" sahut Giok
Siauw Sian Cu ketus. Ku Hut Leng Khong cuma tersenyum, lalu pergi.
Giok Siauw Sian Cu tertegun Ketika ia baru mau
mengejamya, tiba-tiba terdengar suara tawa dingin di belaka
ngnya. Begitu mendengar tawa dingin itu, Giok Siauw Sian Cu
menduga pasti adalah musuh, Karena itu, ia tidak langsung
menoleh, melainkan meloncat ke depan beberapa depa dulu,
baru kemudian membalikkan badannya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Akan tetapi, begitu ia membalikkan badannya, di
hadapannya telah berkelebat bayangan Sungguh cepat dan
amat aneh gerakan bayangan itu, Tahu-tahu sebuah senjata
telah mengarah dadanya. Giok Siauw Sian Cu terkejut sekali, Secepat kilat ia
mengayunkan sulingnya dan terdengarlah suara benturan
Trang! Giok Siauw Sian Cu berhasil menangkis senjata itu, namun
berkelebat lagi senjata lain Giok Siauw Sian Cu ingin berkelit,
tapi sudah terlambat, bahunya telah ter-sabet senjata tersebut.
Betapa tingginya kepandaian musuh, Giok Siauw Sian Cu
sudah dapat membayangkannya, hanya dua jurus ia sudah
terluka. Oleh karena itu, segeralah ia meloncat mundur beberapa
depa, seketika ia melihat jelas musuh itu. Ter-nyata adalah
dua orang di antara empat orang yang ditemuinya di gunung
Ciauw San. Giok Siauw Sian Cu menarik nafas daIam-daIam. Kalau
satu lawan satu ada kemungkinan ia dapat melawan Namun
kini ia menghadapi dua lawan, jadi jelas tipis kemungkinannya
untuk menang. Karena itu, setelah meloncat mundur, ia segera kabur Ke
dua orang itu langsung mengejarnya.
Tak lama Giok Siauw Sian Cu sudah tersusul Apa boleh
buat, Giok Siauw Sian Cu terpaksa berdiri di tempat bersiap
melawan mereka. "Hm!" dengus Giok Siauw Sian Cu dingin, "Kalian penjahat
dari pulau Kabut Hitam, tadi aku lengah sehingga terluka! Kini
kalian berdua jangan harap bisa melukaiku lagi!"
Ke dua orang itu tampak terkejut, karena Giok Siauw Sian
Cu mengetahui asal usul mereka, Kemudian mereka pun
menatapnya dengan penuh nafsu membunuh
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Terkejutlah Giok Siauw Sian Cu. ia tahu bahwa
pertarungan mati-matian tak akan terhindar kan lagi,
sedangkan ke dua orang itu saling memandang, lalu
mendadak menggerakkan tangan masing-masing, Tam-pak
dua buah gelang emas meluncur secepat kilat ke arah Giok
Siauw Sian Cu. Ngung! Ngung! Giok Siauw Sian Cu terperanjat ketika melihat ke dua buah
senjata itu meluncur ke arahnya.
Ia cepai-cepat menggerakkan sulingnya dengan jurus
Kong Ciak Khai Peng (Burung Merak Mengembangkan
Sayap) untuk menangkis ke dua buah senjata tersebut
Trang! Sebuah senjata itu tertangkis, Giok Siauw Sian Cu
membungkukkan badan nya. Ngunng! Sebuah senjata lagi meluncur melewati
kepalanya, Narqun sungguh berbahaya sekali, ternyata
rambutnya telah tersambar oleh senjata itu.
"Ha ha ha!" Ke dua orang itu tertawa gelak, Badan mereka
segera bergerak, dan sekaligus menyambut senjata masingmasing sebelum jatuh
Ngung! Ngung! Mereka menyerang lagi dengan senjata itu.
Kemudian ke dua orang tersebut pun tertawa aneh, Ternyata
gelang emas yang di lengan masing-masing meluncur ke arah
Giok Siauw Sian Cu. Kini Giok Siauw Sian Cu diserang dari empat jurusan,
sedangkan ke empat buah gelang emas itu bagaikan hidup,
bisa berputar ke sana ke mari.
Giok Siauw Sian Cu bersiul panjang, lalu melesat ke atas
hingga beberapa depa tingginya, Ketika melayang turun, ia
melancarkan serangan dengan jurus-jurus be-runtun, yaitu
Thian Gwa Lai Yun (Awan Datang Dari Luar Langit), Kong
Ciak Khai Peng (Burung Merak Mengembangkan Sayap) dan
Heng Toan Mu San (Me-lintang Membelah Gunung Mu San).
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Jurus-jurus itu adalah jurus-jurus andalan Giok Siauw Sian
Cu. Tentunya jurus-jurus itu sangat dahsyat Ujung suiing
mengarah jalan darah di tubuh ke dua orang itu.
Akan tetapi, walau telah tertotok jalan darahnya, namun
mereka berdua hanya termundur dua langkah, sama sekali
tidak roboh. Bukan main terkejutnya Giok Siauw Sian Cu.
sedangkan ke dua orang itu telah menyambut senjata-senjata
mereka. Giok Siauw Sian Cu bergerak cepat Sebelum ke dua orang
itu menyerang, ia mendahului menyerang sambil membentak
keras. Dikeluarkannya jurus Kiap San Siauw Hai (Melewati
Gunung Melalui Laut), kemudian jurus itu berubah menjadi
jurus Siang Hong Cak Yun (Se-pasang Puncak Menembus
Awan), Suling Giok Siauw Sian Cu mengarah pada sepasang
mata kedua orang itu. Giok Siauw Sian Cu sudah tahu, bahwa ke dua orang itu
memiliki ilmu aneh yang dapat memindahkan jalan darah
dengan hawa murni, maka kini ia menyerang mata mereka.
Akan tetapi, keadaan Giok Siauw Sian Cu saat ini juga
dalam bahaya, sebab harus satu lawan dua.
Salah seorang telah berhasil menyambut senjatanya Yang
seorang lagi meloncat dengan maksud menyambut
senjatanya. Giok Siauw Sian Cu tidak menyia-nyiakan kesempatan ini.
ia langsung menyerang dengan jurus Kiap San Siauw Hai
(Melewati Gunung Melalui Laut).
Terkejutlah orang itu, dan secepat kilat menggerakkan
sepasang tangannya untuk menangkis.
Mendadak Giok Siauw Sian Cu merubah jurusnya dengan
jurus Siang Hong Cak Hun (Sepasang puncak Menembus
Awan). Orang itu terkejut bukan main. Cepat-cepat ia mengangkat
sepasang tangannya untuk menangkis, akan tetapi, terlambat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Cres! Cres! "Aaaakh...!" jerit orang ttu. Ternyata sepasang matanya
telah tertusuk suling Giok Siauw Sian Cu, dan orang itu pun
terkulai Seorang lagi ingin menolong, tapi terlambat Ketika melihat
temannya terluka sepasang matanya, orang itu menggeram.
Ngung! ia langsung menyerang punggung Giok Siauw Sian
Cu dengan gelang emasnya.
Giok Siauw Sian Cu mendengar ada suara desiran di
be!akangnya. ia tahu bahwa orang itu telah melancarkan
serangan gelap terhadap dirinya, Maka secepat kilat ia berkelit
ke samping. Giok Siauw Sian Cu berhasil berkelit, tapi orang itu segera
melancarkan serangan iagi, Giok Siauw Sian Cu berusaha
menghindar namun terlambat karena senjata orang itu telah
menghantam ke dua bahunya.
Giok Siauw Sian Cu menjerit ia masih sempat melancarkan
serangan, tapi orang itu sudah meloncat mundur
sedangkan mulut Giok Siauw Sian Cu sudah
menyemburkan darah segar Badannya sempoyongan dan
kemudian terkulai Plak! Suling gioknya patah, seketika juga hatinya jadi
dingin, sebab pada waktu gurunya menghadiahkan suling giok
ini telah berkata, "Apabila suling giok ini patah, pertanda ajal
mu telah tiba!" Teringat akan gurunya itu, Giok Siauw Sian Cu tahu,
bahwa dirinya sudah tiada harapan untuk hidup lagi.
Dalam keadaan setengah sadar, ia melihat orang itu
memapah temannya, kemudian memungut senjatanya, dan
sekaligus melesat pergi. Giok Siauw Sian Cu tergeletak di belakang kuburan tua
hingga larut ma!am. Walau nafasnya belum putus, namun
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sudah tidak bisa bertahan lagi, Sekali-sekali masih
mengeluarkan suara rintihan, sehingga Pek Yun Hui dan
Souw Hui Hong mendengarnya.
***** Bab ke 12 - Terperangkap di Dalam Sumur
Sie Bun Yun, Bee Kun Bu, Lie Ceng Loan dan Gin Tie
Suseng yang terbetot ke dalam kuil, sama sekali tidak mampu
mengadakan perlawanan Ternyata jalan darah mereka telah
tertotok, maka begitu terbetot ke dalam, mereka berempat pun
langsung jatuh duduk. Sungguh gelap di dalam kuil itu. Namun samar-samar
mereka masih melihat sosok bayangan tinggi besar di
hadapan mereka, Setelah mereka perhatikan dengan
seksama, sosok bayangan itu ternyata Na Hai Peng,
Kemudian sosok bayangan itu melesat ke dalam.
pantas mereka berempat tak mampu melawan Ternyata
yang membetot mereka ke dalam tadi Na Hai Peng, Bee Kun
Bu ingin memanggil, namun tak mampu mengeluarkan suara,
Mereka berempat cuma saling memandang saja.
Berselang beberapa saat kemudian, muncul dua orang
dengan obor di tangan, Mereka berdua menghampiri Bee Kun
Bu dan lainnya sambil tertawa menyeringai. Obor di tangan
mereka ditaruh pada tem-patnya, lalu membawa Bee Kun Bu
dan lainnya ke belakang kuil
Bee Kun Bu, Sie Bun Yun, Lie Ceng Loan dan Gin Tie
Suseng sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa, karena jalan
darah mereka tertotok. Di belakang kuil terdapat sebuah sumur Ke dua orang itu
berhenti di pinggir sumur Hati mereka berempat tersentak
Mungkinkah ke dua orang itu akan menceburkan mereka
berempat ke dalam sumur itu"
Bee Kun Bu memandang ke dalam sumur tersebut Dasar
sumur itu tidak tampak karena dalam sumur itu gelap gulita,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kalau mereka diceburkan ke dalam sumur itu, apakah masih
bisa hidup" Dalam keadaan gugup dan panik, kadang kala justru akan
timbul suatu kekuatan yang di luar dugaan, Di antara mereka
berempat, Bee Kun Bu yang paling tinggi Lwee-kangnya,
Karena itu, mendadak hawa murninya ber-gejolak, Hawa
murni itu menembus jalan darahnya, sehingga bebas dari
totokan. Setelah jalan darahnya terbebas dari totokan, Bee Kun Bu
langsung menyerang salah seorang yang membawa mereka.
Orang itu sama sekali tidak menyangka, kalau Bee Kun Bu
akan menyerangnya begitu mendadak Tentunya serangan
Bee Kun Bu membuatnya tidak dapat menangkis atau berkelit
Duuuk! Dada orang itu terpukul dengan telak.
"Aaaakh...!" Orang itu menjerit dengan mata mendelik
Mulutnya pun menyemburkan darah segar dan roboh seketika.
Salah seorang lagi baru mau menoleh, namun sepasang
tangan Bee Kun Bu telah menyerangnya
Duuuuk! Dada orang itu terpukul
"Aaakh...!" jeritnya, Mulutnya menyemburkan darah segar,
lalu terkulai Bee Kun Bu tidak membuang-buang waktu lagi, ia
bergerak cepat membebaskan jalan darah Lie Ceng Loan, Sie
Bun Yun dan Gin Tie Suseng.
"Ayoh! Mari kita cepat pergi!" ujarnya.
"Baik!" Sie Bun Yun mengangguk
Akan tetapi, ketika mereka berempat baru mau melesat
pergi, mendadak muncul sosok bayangan tinggi besar di
hadapan mereka, Orang itu ialah Na Hai Peng.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Na Hai Peng masih memakai kain penutup muka, namun
sepasang matanya tampak menyorot tajam.
"Kita harus berpencar untuk meloloskan diri." bisik Sie Bun
Yun, "Aku akan memancingnya meninggalkan tempat ini."
Tapi Bee Kun Bu, Lie Ceng Loan dan Gin Tie Suseng
masih berdiri mematung di tempat itu membuat Sie Bun Yun
gugup sekali sedangkan Bee Kun Bu sudah memanggil.
"Ayah angkat! Apakah ayah angkat sudah pulih?"
Perlahan-lahan Bee Kun Bu mendekatinya. Begitu melihat
Bee Kun Bu mendekati Na Hai Peng, Lie Ceng Loan
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengikutinya dari belakang
Bukan main terkejutnya Sie Bun Yun. Keringat dinginnya
pun mengucur deras. "Saudara Bee, jangan cari mati!" teriaknya.
Sudah terlambat, karena Na Hai Peng sudah bergerak Bee
Kun Bu dan Lie Ceng Loan merasa ada tenaga yang amat
dahsyat menekan mereka, sehingga membuat mereka merasa
sesak nafas, kemudian merasa bahu mereka sakit sekali.
Ternyata Na Hai Peng telah berhasil mencengkeram bahu
mereka, bahkan sekaligus melempar mereka ke arah sumur.
Sie Bun Yun dan Gin Tie Suseng menyaksikan kejadian
itu. Menggigillah sekujur badan mereka, dan sukma pun
seakan terbang entah ke mana.
Na Hai Peng maju selangkah ke arah mereka berdua, lalu
mendadak mengibaskan lengan baju nya.
Bukan main dahsyatnya kibasan itu, Sie Bun Yun dan Gin
Tie Suseng terpental ke arah mulut sumur, dan langsung jatuh
ke dalamnya. Entah berapa lama kemudian, barulah mereka berdua
sampai ke dalam air. Berselang sesaat, mereka berdua baru
timbul, dan seketika juga mendengar suara Lie Ceng Loan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalian berdua tidak apa-apa?"
Sie Bun Yun menengok ke sekeliling tempat itu. Sungguh
mengherankan ternyata dasar sumur itu sangat luas. Ketika
Gin Tie Suseng berenang ke arahnya, barulah Sie Bun Yun
menyahut "Kami tidak apa-apa, Bagaimana Saudara Bee?"
"Kami sudah berada di sini!" sahut Bee Kun Bu.
Sie Bun Yun dan Gin Tie Suseng memandang ke atas,
Tampak mulut sumur itu sangat kecil Dapat dibayangkan
betapa dalamnya sumur itu.
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan berada di atas batu yang
menonjol dari dinding sumur Sie Bun Yun dan Gin Tie Suseng
segera memanjat ke atas, sehingga mereka berempat
berkumpul lagi di batu itu.
Tadi ketika jatuh ke bawah, aku,., aku mengira akan mati,"
ujar Lie Ceng Loan sambil tersenyum.
"Kami pun mengira begitu," sahut Sie Bun Yun sambil
tertawa, "Tapi sungguh di luar dugaan, kita masih hidup di
sini." "Eh?" Lie Ceng Loan memandang Gin Tie Suseng, "Di
mana Kakak Giok Siauw?"
"Aku menyuruhnya meninggalkan Ciauw San," jawab Gin
Tie Suseng. "Kenapa?" Lie Ceng Loan keheranan
"Dia harus pergi mencari Nona Pek." Gin Tie Suseng
memberitahukan "Oh! Dia pergi seorang diri, apakah tidak berba-haya?" Lie
Ceng Loan mengerutkan kening.
Tadi dalam keadaan mendesak, maka Gin Tie Suseng
tidak memikirkan hal itu, Kini setelah Lie Ceng Loan
mengatakan begitu, Gin Tie Suseng menjadi merasa cemas.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Jangan khawatir!" Sie Bun Yun tertawa, "Sudah sekian
tahun Giok Siauw Sian Cu malang melintang di rimba
persilatan Siapa pun akan pusing tujuh keliling
menghadapinya, Lagipula dia sudah biasa bergerak seorang
diri tidak pernah didampingi siapa pun."
Setelah mendengar apa yang dikatakan Sie Bun Yun,
barulah Gin Tie Suseng berlega hati Akan tetapi mereka sama
sekali tidak menyangka, bahwa Giok Siauw Sian Cu telah
bertemu musuh tangguh di pinggir kota Ceng Kang, bahkan
sudah tewas. "Sie Bun Yun menengok ke sana ke mari Luas tempat itu
beberapa depa, Di bawah adalah air, memandang ke atas
tampak mulut sumur itu cuma sebesar telapak tangan. Berapa
tingginya dapat dibayangkan!
Mereka tidak mungkin ke luar lagi melalui mulut sumur,
sebab amat tinggi dan dinding sumur itu amat licin, Lagipula
Na Hai Peng pasti berada di atas, Lalu bagaimana cara ke
luar dari sumur itu"
Mereka berempat tampak tertegun, Memang tidak ada
jalan ke luar sama sekali Apakah mereka berempat harus mati
di dalam sumur itu" "Saudara Bee, apakah engkau punya ide?" tanya Sie Bun
Yun. "Menurut aku, jalan satu-satunya cuma naik ke atas," sahut
Bee Kun Bu. "ltu bagaimana mungkin, Kakak Bu," ujar Lie Ceng Loan.
"Dinding sumur ini sangat licin, lagipu!a paman Na pasti masih
berada di atas." "Biar aku coba naik ke atasdu!u," sela Gin Tie Suseng,
"Kalau dia tidak ada di sana, barulah kalian naik ke atas,"
"Saudara Kim,.,." Bee Kun Bu ingin mengatakan sesuaiu,
namun mendadak terdengar suara di atas.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bum! Bukan main kerasnya suara itu.
Mereka berempat segera mendongak seketika juga hati
mereka jadi dingin, Ternyata mulut sumur itu telah ditutup
dengan benda berat Tadi masih tampak ada cahaya, tapi kini
sudah berubah gelap. "Celakal" seru Sie Bun Yun.
"Kita betul-betul akan mati kelaparan di sini," keluh Lie
Ceng Loan. "Benarkah di sini tiada jalan ke luar?" gumam Gin Tie
Suseng. "Eeeh?" seru Bee Kun Bu mendadak
"Kenapa engkau, Kakak Bu"H tanya Lie Ceng Loan "ran,
"Kok mendadak berseru seperti terkejut?"
"Ada sedikit cahaya menembus ke sini Berarti ada alan
menembus ke luar," jawab Bee Kun Bu memberitahukan.
"Mari kita cari sumber cahaya itu!"
Mereka berempat segera menengok ke sana ke mari
Ternyata sumber cahaya itu dari dinding sumur dua depaan di
atas mereka. Gin Tie Suseng bangkit berdiri lalu dengan hati-hati sekali
ia memanjat ke atas, Di situ memang terdapat sebuah lubang
kecil Gin Tie Suseng memandang ke luar melalui lubang kecil
itu. Tampak arus sungai terus mengalir di luar.
Akan tetapi, tebal dinding sumur itu hampir dua meter,
tentunya tidak bisa dirobohkan dengan tenaga orang.
"Bagaimana, Saudara Kim?" tanya Sie Bun Yun.
"Di luar ada sungai tapi dinding sumur ini sangat tebal,"
sahut Gin Tie Suseng sambil menggelengkan kepala, "Kita
tidak mampu meroboh kan nya."
Sie Bun Yun, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan langsung
menarik nafas panjang, sedangkan Gin Tie Suseng turun lagi
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dengan hati-hati sekali, Mereka berempat duduk termangu,
lama sekali barulah Gin Tie Suseng membuka mulut
"Saudara Bee, Saudara Sie Bun!" ujarnya sambil
mengerutkan kening, "Menurut aku, kelihatannya Na
Locianpwee tidak seperti orang gila."
"Ya." Sie Bun Yun mengangguk dan tersenyum getir
"Kelihatannya memang begitu."
"Aku tidak pereaya," sahut Lie Ceng Loan. "Paman Na
paling baik terhadapku Kalau tidak gila, bagaimana mungkin
dia melemparku ke sini?"
"Aaakh.,.!" Bee Kun Bu menghela nafas, "Aku yakin pasti
ada sesuatu di balik semua itu. sayangnya Kakak Pek tidak
bersama kita." "Kita juga salah," ujar Lie Ceng Loan, "Kenapa pada waktu
itu kita sama sekali tidak berteriak memanggilnya?"
"ltu sudah lewat, pereuma diungkit lagi." ujar Sie Bun Yun.
"Yang penting kita tidak boleh terus berdiam diri di sini Kita
harus memikirkan jalan ke luarnya."
Lie Ceng Loan terus memandang Bee Kun Bu. Gadis itu
tampak tenang sekali Hal itu dikarenakan ia berada di sisi Bee
Kun Bu. Kalaupun harus mati, gadis itu tetap merasa bahagia.
Gin Tie Suseng bangkit berdiri, lalu berjalan mondarmandir di situ, Berselang sesaat mendadak ia berseru kaget
"Eeeeh?" "Ada apa?" tanya Sie Bun Yun.
"Kalian lihatlah!" sahut Gin Tie Suseng sambil menunjuk ke
bawah. Bee Kun Bu, Sie Bun Yun dan Lie Ceng Loan langsung
memandang ke bawah, Ternyata hanya tampak air di situ,
sama sekali tidak melihat sesuatu yang aneh.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tidak ada apa-apa," ujar Lie Ceng Loan. "Kakak Kim
melihat apa?" "Cobalah kalian perhatikan dengan seksama!" sahut Gin
Tie Suseng. Bee Kun Bu, Sie Bun Yun dan Lie Ceng Loan memandang
air itu dengan penuh perhatian Namun mereka bertiga tetap
tidak melihat apa pun di situ.
"SebetuInya ada apa?" tanya Lie Ceng Loan kebingungan
"Air sungai sedang pasang," jawab Gin Tie Suseng,
"Apakah kalian tidak menyadari hal itu?"
"Oooh!" Sie Bun Yun manggut-manggut "Air di dalam
sumur ini telah naik setengah depaan."
"Kelihatannya air di dalam sumur ini akan terus naik," ujar
Gin Tie Suseng memberitahukan
"Kalau begitu, ada baiknya," sela Bee Kun Bu dengan
wajah berseri. "Maksud Kakak Bu?" Lie Ceng Loan tidak mengerti
"Kalau air di sini semakin naik, kita pun bisa ikut naik ke
atas, kan?" Bee Kun Bu memberitahukan
"Benar." Lie Ceng Loan tertawa.
Akan tetapi, pada waktu bersamaan mendadak mulut
sumur itu terbuka, lalu meluncur ke bawah benda berat
Byuuur! Ternyata adalah batu besar jatuh ke dalam Air di
dalam sumur pun muncrat ke atas.
Menyaksikan kejadian itu, mereka berempat jadi melongo
dan tertegun, kemudian saling memandang.
Byuuur! Byuuuur! Batu-batu besar terus berjatuhan dari
atas. "Celaka!" seru Sie Bun Yun, "Mereka ingin mengubur kita
hidup-hidup di sini,"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kakak Bu!" Lie Ceng Loan menatapnya, Tidak disangka
kita akan mati bersama di sini."
"Adik Loan.,.," Bee Kun Bu tersenyum getir
"Kakak Bu!" Lie Ceng Loan tersenyum manis, "Aku tidak
takut, karena.,, kita akan mati bersama."
"Adik Loan...." Bee Kun Bu menggeIeng-gelengkan kepala.
"Haah!" teriak Gin Tie Suseng mendadak sambil menepuk
keningnya sendiri "Eh?" Sie Bun Yun menatapnya, "Kenapa engkau,
Saudara Kim?" "Kenapa aku begitu bodoh" Akh! Aku sungguh bodoh
sekali!" sahut Gin Tie Suseng.
"Apa maksudmu, saudara Kim?" tanya Bee Kun Bu heran.
"Air di dalam sumur ini bisa naik, berarti ada jalan masuk
air di dasar sumur ini. Bukankah bisa tembus ke luar pu!a?"
sahut Gin Tie Suseng menjelaskan sambil tersenyum.
"Benar." Sie Bun Yun manggut-manggut, Tetapi kalau
lubang itu kecil, kita tetap tidak bisa ke luar dari sini."
"Aku mahir berenang dan menyelami ujar Gin Tie Suseng,
"Biar aku yang menyelam ke dasar sumur ini dulu, kalau ada
jalan ke luar, aku pasti muncul lagi untuk mengajak kalian
menyelam meninggalkan sumur ini,"
Bee Kun Bu, Sie Bun Yun dan Lie Ceng Loan saling
memandang, Setelah itu mereka mengangguk serentak
Gin Tie Suseng menarik nafas da!am-dalam, lalu meloncat
ke dalam air, sekaligus menyelam ke bawah.
ia terus menyelam. Tiba-tiba ia merasa ada tenaga yang
amat kuat menghisap dirinya, membuat badannya meluncur
ke depan, Gin Tie Suseng terkejut lalu cepat-cepat
memandang ke depan. Tampak air di situ sangat keruh. itu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
membuatnya bertambah terkejut Ternyata ia sedang
menghadapi pusaran air. Gin Tie Suseng berusaha menghindar, mati-matian
berenang ke tempat lain, tapi tenaga hisapan itu amat kuat,
sehingga badannya terus terhisap ke pusaran air itu.
Tak seberapa lama kemudian, badannya mulai berputarputar, ia terpaksa menutup pernapasannya dan membiarkan
badannya terus berputar Sebab apabila ia melawan, lamalama akan kehilangan tenaga, itu sungguh membahayakan
dirinya. Badannya terus berputar ke dalam, Berselang beberapa
saat kemudian, ia sudah tidak tahu dirinya berada di mana,
Namun saat ini badannya tidak berputar-putar ke dalam lagi,
melainkan meluncur ke atas.
Gin Tie Suseng terheran-heran, ia membiarkan badannya
terus meluncur ke atas, Sesaat kemudian, ia pun merasa
badannya sudah menjadi ringan, Segeralah ia membuka ma
tanya. seketika juga ia terbelalak, ternyata badannya sudah
berada di permukaan sungai Betapa girangnya Gin Tie
Suseng, Cepat-cepat ia berenang ke tepi sambil memandang
ke sana ke mari, samar-samar tampak gunung Ciauw San.
Sungguh di luar dugaan, badannya terhisap oleh pusaran air
hingga beberapa mil jauhnya.
Kini ia sudah meloloskan diri dari sumur itu. Namun Bee
Kun Bu, Sie Bun Yun dan Lie Ceng Loan masih terkurung di
sana. Tidak mungkin mereka bertiga akan menyelam ke dasar
sumur, karena tidak melihat Gin Tie Suseng muncul kembali.
Gin Tie Suseng tidak bisa kembali ke sana, Tentunya Bee
Kun Bu dan lainnya mengiranya telah celaka di dasar sumur.
Jalan satu-satunya yakni ia harus kembali ke Ciauw San
untuk menolong mereka bertiga. Setelah mengambil
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
keputusan ini, Gin Tie Suseng langsung berenang ke sana,
Berselang beberapa saat kemudian, ia melihat sebuah perahu
sedang melaju di sungai itu. Giranglah Gin Tie Suseng dan
segera berteriak Tolong! Tolong!"
Perahu itu melaju ke arahnya, Setelah perahu itu berada di
sisinya, tangan Gin Tie Suseng menggapai ke pinggir perahu
kemudian naik ke atas.
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Cepat! Cepat bawa aku ke gunung Ciauw San! Berapa
ongkosnya, kubayar," ujar Gin Tie Suseng.
Gin Tie Suseng menganggap bahwa yang di atas perahu
itu para nelayan, maka ia berkata begitu.
"Siapa membutuhkan ongkos itu?" sahut seseorang
bernada dingin. Gin Tie Suseng tertegun, sebab tadi ia sama sekali tidak
memperhatikan orang-orang yang di perahu itu. Saat ini
barulah ia memandang mereka berdua, Satah seorang sudah
tua berambut putih. sedangkan seorang lagi masih muda tapi
mirip banci, Begitu melihat ke dua orang itu, Gin Tie Suseng
tahu bahwa mereka berdua adalah pesilat tinggi dalam rimba
persilatan "Maafl" ucap Gin Tie Suseng, "Ternyata kita sama-sama
kaum Bu Lim. Apakah kalian berdua sudi mengantar aku ke
Ciauw San?" "Tidak bisa!" sahut si banci, "Aku ada urusan penting,
mohon.,.," "Aku sudah mengatakan tidak bisa." potong si
banci, Tetap tidak bisa! jangan banyak omong!"
"Kalau begitu, aku akan berenang ke sana," ujar Gin Tie
Suseng, Walau ia amat gusar terhadap sikap si banci, namun
saat ini ia harus menghindari hal-hal yang tak diinginkan
"Tunggu!" bentak orang tua berambut putih, dan sekaligus
menghadang di depan Gin Tie Suseng.
"Lho?" Wajah Gin Tie Suseng berubah dingin" Apakah aku
juga tidak boleh berenang ke Ciauw San itu?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Engkau siapa?" tanya orang tua berambut putih sambil
menatapnya dingin "Kalian siapa?" Gin Tie Suseng balik bertanya.
"Kami dari Kai Thian Kauw, Kami berdua adalah pemimpin
sektor." Orang tua berambut putih memberitahukan
Gin Tie Suseng tertegun, sebab selama ini ia tidak pernah
mendengar tentang Kai Thian Kauw.
"Kai Thian Kauw" Aku tidak pernah mendengarnya,"
ujarnya. "Cepat katakan!" bentak ke dua orang itu, "Siapa engkau
sebenarnya?" Gin Tie Suseng berpikir, namanya tidak begitu tersohor di
rimba persilatan Tionggoan, bagaimana kalau menyebut nama
Pek Yun Hui dan lainnya saja" Karena berpikir demikian, ia
pun menyahut " Apakah kalian pernah mendengar nama dua wanita Kwat
Cong San?" Begitu mendengar pertanyaan itu, air muka ke dua orang
itu langsung berubah, Gin Tie Suseng malah telah salah duga
akan perubahan air muka itu.
"Apa hubunganmu dengan ke dua wanita jalang itu?" tanya
orang tua berambut putih dengan dingin
Setelah mendengar nada itu, barulah Gin Tie Suseng tahu
bahwa dirinya telah menimbulkan suatu urusan Tapi sudah
dicetuskannya, bagaimana mungkin ditarik kem-bali" ia
terpaksa mengeraskan hati untuk mengaku.
"Mereka berdua adalah teman baikku, Kenapa kalian
mencaci mereka?" "He he he!" Si banci tertawa terkekeh-kekeh. "Hari ini ajal
mu sudah tiba!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Gin Tie Suseng terkejut sedangkan orang tua berambut
putih segera berkata sambil tertawa.
"Kita tangkap saja dia! Biar Kauw Cu yang menghukumnya
!" "Benar." Si banci manggut-manggut Gin Tie Suseng
menyadari adanya gelagat yang tidak baik, maka ia meloncat.
Akan tetapi, baru saja badannya bergerak, orang tua
berambut putih melancarkan serangan ke arahnya.
Gin Tie Suseng berkelit, tapi serangan si banci pun telah
sampai, sehingga Gin Tie Suseng terpaksa melawan dengan
suling perak nya. Bagaimana mungkin ia melawan mereka
berdua yang berkepandaian begitu tinggi" Akhirnya ia roboh
dalam belasan jurus, bahkan terluka parah, "Ha ha ha!" Orang
tua berambut putih tertawa gelak, lalu menotok jalan darah
Gin Tie Suseng. Tak seberapa lama kemudian, perahu itu berlabuh, Orang
tua berambut putih membawa Gin Tie Suseng ke darat Belum
seberapa orang tua berambut putih itu berjalan, tampak
adanya cahaya api di depan, Tampak pula dua orang gadis
berdiri di situ. Dua orang gadis itu ternyata Pek Yun Hui dan
Na Siao Tiap. Begitu melihat Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap, orang tua
berambut putih dan si banci itu terkejut bukan main, Orang tua
berambut putih langsung menaruh Gin Tie Suseng ke bawah,
lalu melesat pergi bersama si banci.
sedangkan di saat itu, Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap terus
memperhatikan Tu Wee Seng, maka tidak menyadari
keberadaan mereka di situ.
sementara Gin Tie Suseng juga sudah melihat Pek Yun
Hui dan Na Siao Tiap, Oleh karena itu semangatnya
terbangkit, sehingga mampu mengerahkan hawa murninya
untuk membebaskan jalan darahnya yang tertotok
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Karena itu, justru membuat lukanya semakin parah,
Setelah berhasil membebaskan jalan darahnya, barulah Gin
Tie Suseng mengeluarkan suara.
Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap mendengar suara Gin Tie
Suseng, Cepat-cepat mereka melesat ke tempat itu, dan
seketika melihat Gin Tie Suseng tergeletak di situ dalam
keadaan luka parah. Tidak sempat menceritakan apa yang telah terjadi dan di
mana Bee Kun Bu serta lainnya berada, Gin Tie Suseng
sudah mati. Akan tetapi, terakhir ia masih mengucapkan "Arus air
menderu, kalian hati-hati!"
Karena ucapan itu, maka Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap
berkesimpulan bahwa Bee Kun Bu, Sie Bun Yun dan Lie Ceng
Loan berada di sungai, namun di mana itu" Akhirnya mereka
menunggang Hian Giok menyelidiki sungai tersebut....
Bagian ke tiga belas Mengejar Musuh Tangguh
Hian Giok terus terbang di atas sungai, Pek Yun Hui dan
Na Siao Tiap memandang ke sungai itu dengan penuh
perhatian permukaan sungai itu tampak tenang sekali, tiada
sesuatu yang mencurigakan
"Kakak Pek! Apakah mereka berada di sungai ini?" tanya
Na Siao Tiap sambil mengerutkan kening.
Pek Yun Hui tidak menyahut ia pun mengerutkan kening
tampak bimbang, Lama sekali barulah ia membuka mu!ut,
namun mendadak Hian Giok memekik keras sambil terbang
cepat ke atas. Tentunya membuat mereka terheran-heran, kemudian
mereka memandang ke depan, Ternyata tampak sebuah
gunung di tengah-tengah sungai itu.
Pek Yun Hui tahu bahwa gunung tersebut adalah Ciauw
San. Hati Pek Yun Hui tergerak seketika, jangan-jangan Bee
Kun Bu dan lainnya berada di gunung itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tak seberapa iama kemudian, Hian Giok sudah terbang di
atas Ciauw San. Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap memandang
ke bawah, tampak seseorang berdiri di puncak gunung itu.
Badan orang itu tinggi besar Ta-ngannya sedang mengangkat
batu besar di lempar ke dalam sumur
Na Siao Tiap segera menepuk leher Hian Giok, dan
burung bangau itu langsung terbang ke bawah.
Kini mereka berdua melihat lebih jelas orang itu, dan
seketika mereka pun tampak terkejut sekali.
"Kakak Pek!" seru Na Siao Tiap tak tertahan "Dia ayahku!"
"Ya!" Pek Yun Hui mengangguk Namun ia sama sekali
tidak menduga, bahwa Bee Kun Bu dan lainnya justru berada
di dalam sumur itu. Pek Yun Hui sangat girang, sebab gerak-gerik Na Hai
Peng tidak seperti orang gila, Lagi pula kini ia telah
memperoleh rumput berdaun tujuh, tentunya bisa memulihkan
kesadarannya. Oleh karena itu, begitu melihat Na Hai Peng berada di
tempat itu, Pek Yun Hui segera menepuk leher Hian Giok,
Burung bangau itu memekik nyaring, lalu melayang ke bawah.
Begitu Hian Giok turun, Na Hai Peng membalikkan
badannya. sedangkan Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap
meloncat turun dari punggung Hian Giok.
Ke dua gadis itu berdiri di situ, Mereka saling memandang
sejenak, kemudian mengarah pada Na Hai Peng.
Walau mengenakan kain penutup muka, namun sepasang
mata Na Hai Peng tampak menyorot tajam, itu membuat Na
Siao Tiap tertegun kemudian ia berbisik pada Pek Yun Hui.
"Kakak Pek! Engkau bilang ayahku gila?"
"Benar." Pek Yun Hui mengangguk
"Sepasang matanya menyorot begitu tajam, tidak mirip
orang gila," ujar Na Siao Tiap.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui menatap Na Hai Peng dengan penuh
perhatian ia pun tertegun karena Na Hai Peng kelihatan tidak
gila, sebab sepasang matanya bersinar tajam sekali.
Menyaksikan keadaan Na Hai Peng, girangtah Pek Yun
Hui dan langsung maju beberapa langkah seraya berkata.
"Guru! Apakah guru sudah...."
Pek Yun Hui ingin bertanya apakah gurunya sudah
sembuh" Namun sebelum menyelesaikan ucapannya, badan
Na Hai Peng sudah bergerak dan sekaligus menyerangnya
dengan sepasang telapak tangannya.
Terasa tenaga yang amat dahsyat menerjang ke arah
dada Pek Yun Hui, itu sungguh di luar dugaannya.
Ketika menyaksikan sepasang mata Na Hai Peng bersinar
tajam, Pek Yun Hui mengiranya telah sembuh, Akan tetapi,
mendadak Na Hai Peng malah menyerangnya begitu dahsyat
Celakanya, Pek Yun Hui berdiri begitu dekat pula, Karena itu,
ketika sepasang telapak tangan Na Hai Peng bergerak, Pek
Yun Hui merasa dadanya tertekan oleh tenaga yang amat
dahsyat Untung Pek Yun Hui berkepandaian tinggi Lagipula di
dalam tubuhnya telah mengalir tenaga sakti Toa Pan Yok Hian
Kang, maka masih dapat melindungi dirinya.
Di saat itu, Pek Yun Hui juga mengangkat sepasang
tangannya, seketika terdengarlah suara benturan keras.
Bum! Badan Na Hai Peng bergoyang-goyang, sedangkan badan
Pek Yun Hui terdorong ke belakang
"Kakak Pek!" Na Siao Tiap maju beberapa langkah,
"Bagaimana" Apakah engkau terluka?"
"Tidak," Pek Yun Hui menarik nafas dalam-dalam. "Untung
aku cepat mundur, kalau tidak...."
"Kakak Pek mundur saja!" ujar Na Siao Tiap.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Siao Tiap!" tanya Pek Yun Hui. "Bagaimana cara engkau
menghadapinya?" "Karena dia sudah gila, maka harus turun tangan
membekuknya." sahut Na Siao Tiap sungguh-sungguh.
"Siao Tiap!" usul Pek Yun Hui. "Bukankah lebih baik
engkau pergunakan irama Mi Hun Li Cin, jadi tidak akan
menimbulkan hal-hal yang tak diinginkan?"
Na Siao Tiap mengangguk Kemudian jari tangannya
ditaruh pada tali senar piepanya, Kelihatannya ia sudah siap
memainkan irama tersebut Akan tetapi, tiba-tiba ia
menggelengkan kepala seraya berkata.
"Tidak baik, itu akan membuat ayahku terluka parah."
"Kalau begitu, mari kita maju bersama, kita totok saja jalan
darahnya!" ujar Pek Yun Hui.
"Kakak Pek!" Mata Na Siao Tiap mulai bersimbah air,
"Benarkah dia tidak mengenali siapa pun?"
"Tentu." Pek Yun Hui mengangguk "Kalau kenal,
bagaimana mungkin dia menyerangku?"
Ketika mereka bereakap-cakap, Na Hai Peng mendekati
mereka selangkah demi selangkah
sedangkan ke dua gadis itu masih belum mengambil suatu
keputusan Maka mereka terpaksa menyurut mundur.
"Ayah!" seru Na Siao Tiap dengan air mata meleleh,
"Benarkah ayah sudah tidak mengenalku lagi?"
"Siao Tiap! Aku membawa rumput itu, Setelah kita berhasil
menotok jalan darahnya, barulah kita meng-obatinya." ujar
Pek Yun Hui. "Sekarang pereuma banyak bicara dengannya!"
Na Siao Tiap mengangguk Mereka berdua tidak
melangkah mundur lagi, sementara Na Hai Peng maju tiga
langkah mendekati mereka.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Na Siao Tiap dan Pek Yun Hui sudah siap dan sekaligus
menghimpun Lweekang, Namun di saat bersamaan
mendadak Hian Giok memekik nyaring sambil meluncur ke
arah Na Hai Peng, dan cakarnya langsung menyambar kain
penutup muka Na Hai Peng.
itu sungguh di luar dugaan Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap.
Kenapa Hian Giok atau Bangau Sakti berani menyambar kain
penutup muka Na Hai Peng, majikannya"
Kelihatannya Na Hai Peng juga tidak menduga akan hal
tersebut, sehingga tampak tertegun Setelah berhasil
menyambar kain penutup muka itu, Hian Giok memekik
nyaring lagi, lalu terbang ke atas.
Setelah menyaksikan itu, Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap
pun yakin ada sebabnya Hian Giok berbuat begitu, Karena itu,
mereka berdua segera memandang wajah Na Hai Peng.
Begitu memandang, tertegunlah mereka dan mata mereka
pun terbelalak lebar Bentuk tubuh orang itu memang mirip Na Hai Peng.
Karena orang itu mengenakan kain penutup muka, maka
orang yang melihatnya pasti akan mengira bahwa orang itu Na
Hai Peng. Setelah kain penutup muka orang itu disambar Hian Giok,
tampak jelas bahwa orang itu bukan Na Hai Peng.
Na Hai Peng berwajah ramah, pengasih dan penuh
kelembutan sedangkan wajah orang itu tampak bengis, benjolbenjol, jahat dan licik pula.
Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap tertegun menyaksikan
wajah orang itu. "Siapa engkau?" bentak Pek Yun Hui. Orang itu tidak
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menyahut sementara Na Siao Tiap sudah mulai memainkan
irama Mi Hun Li Cin. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Badan orang itu tergetar-getar, kemudian terhuyunghuyung ke belakang. Na Siao Tiap terus memainkan irama
tersebut Makin lama makin tinggi irama yang dimainkannya.
Orang itu terkulai, lalu berguling-guIing di tanah, Namun
kemudian ia mendadak bangkit berdiri Ternyata ia masih
dapat bertahan Sejenak tubuhnya sempoyongan namun
kemudian dengan tiba-tiba ia melesat pergi. Pek Yun Hui dan
Na Siao Tiap pun melesat pergi mengikuti orang tersebut
Walau orang itu bukan Na Hai Peng, tapi lweekangnya
sungguh tinggi sementara mereka sudah sampai di tepi
tebing. Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap berhenti, sebab tidak
mungkin orang itu bisa kabur lagi
Namun sungguh di luar dugaan, mendadak orang itu
melesat ke depan beberapa depa, lalu merosot ke bawah.
Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap segera meloncat ke pinggir
tebing, lalu memandang ke bawah, Ternyata orang itu terjun
ke sungai, dan tidak tampak timbul lagi.
"Tidak disangka kalau orang itu begitu nekat," ujar Na Siao
Tiap sambil menarik nafas panjang.
"Siao Tiap!" ujar Pek Yun Hui. "Engkau kira dia bunuh diri
ke sungai?" "Tebing ini begitu tinggi, dia meloncat ke bawah,
bagaimana mungkin masih bisa hidup?" sahut Na Siao Tiap.
"Kalau di bawah terdapat batu-batu atau tanah keras,
tentunya dia akan mati." ujar Pek Yun Hui dan menambahkan
Tapi di bawah adalah sungai, dia pasti mahir berenang, maka
tidak akan mati." "Oh!" Wajah Na Siao Tiap tampak gusar sekali "Kalau
begitu, mari kita ajak Hian Giok pergi mencarinya!"
"Kita tidak tahu dia berenang ke arah mana, Lagiputa tidak
gampang mencari orang di permukaan sungai," sahut Pek Yun
Hui. "Sudahlah!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Jadi kita lepaskan dia begitu saja?"
"Orang itu menyamar sebagai guru, itu pasti ada
sebabnya." ujar Pek Yun Hui dengan kening berkerut "Kita
tidak tahu entah apa sebabnya."
"Bagaimana menurutmu?" tanya Na Siao Tiap.
" Aku pun tidak mengerti." Pek Yun Hui mengge!enggelengkan kepala. "Orang itu berkepandaian di atasku, Lagi
pula dia menyamar sebagai guru, Maka sudah pasti ada
sebab musababnya." "Aaakh,.,!" Na Siao Tiap menarik nafas panjang, "Sunggun
banyak urusan di rimba persilatan!"
Pek Yun Hui tersenyum getir, karena ia tahu ke-risauan Na
Siao Tiap bukan lantaran banyak urusan di rimba persilatan,
melainkan ada sebab lain.
Tiba-tiba mereka berdua tampak tertegun, lalu pasang
kuping seakan sedang mendengar suara yang sayup-sayup,
justru suara orang memanggil mereka berdua.
"Heran! Siapa memanggil kita?" ujar Na Siao Tiap.
"Suara itu,., kedengarannya seperti di dalam gunung,
bahkan mirip suara adik Loan," sahut Pek Yun Hui.
"Kakak Pek! Kakak Siao Tiap! Aku Ceng Loan bersama
Kakak Bu dan Kakak Sie Bun berada di dalam sumur!"
Terdengarlah lagi suara seruan Lie Ceng Loan.
Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap segera melesat ke arah
sumur itu. Begitu tiba di situ, mereka berdua segera
memandang ke bawah, Walau gelap, mereka masih melihat
ada orang bergerak-gerak di air di dalam sumur Giranglah hati
Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap.
"Siao Tiap, kita harus cepat-cepat mencari seutas tali
untuk menarik mereka ke atas." ujar Pek Yun Hui.
Na Siao Tiap diam. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui segera memandangnya, seketika juga ia
tertegun, Ternyata wajah Na Siao Tiap pucat pias, dan berdiri
mematung di pinggir sumur itu.
Diam-diam Pek Yun Hui terkejut sekali ia tahu kenapa Na
Siao Tiap jadi begitu, itu karena sebentar lagi akan bertemu
Bee Kun Bu. "Kalian bertiga tunggu, aku dan Siao Tiap akan mencari tali
dulu!" seru Pek Yun Hui ke dalam sumur itu.
Sie Bun Yun, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan, mendengar
suara piepa, Maka mereka tahu Na Siao Tiap berada di atas
sana, Karena itu, mereka berseru-seru menggunakan
Lweekang, sehingga Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap
mendengar suara seruan itu.
Pek Yun Hui menarik Na Siao Tiap yang berdiri mematung
itu menuju kuil. "Siao Tiap! Siao Tiap!" panggimya.
"Haaah.J" Na Siao Tiap tersentak sadar "Ada apa?"
"Siao Tiap!" Pek Yun Hui menatapnya, "Kenapa engkau
barusan?" "Kakak Pek!" Mata Na Siao Tiap bersimbah air. "Hatiku
risau sekall" "Siao Tiap!" Pek Yun Hui serius, "Hatimu risau, apakah
karena Bee Kun Bu?" Na Siao Tiap mengangguk dengan air mata berderal Pek
Yun Hui mengerutkan kening seraya berkata.
"Siao Tiap! Kalau begitu, engkau harus bagaimana?"
"Kakak Pek!" sahut Na Siao Tiap terisak-isak. "Entah
sudah berapa ribu kali, aku memperingatkan diriku sendiri
jangan mencintainya, jangan mencintainya. Namun aku tidak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
bisa berbuat begitu, Dalam hatiku tetap rindu dan sekaligus
mencintainya," "Siao Tiap! Apakah engkau akan menuruti amanat
almarhumah, apabila engkau mencintai seseorang, maka
engkau harus membunuhnya dengan irama Mi Hun Li Cin
itu?" tanya Pek Yun Hui.
"Ya." Na Siao Tiap manggut-manggut dengan air mata
berlinang-linang. "Kakak Pek, apa yang almarhumah katakan,
aku harus menurutinya."
Pek Yun Hui tertegun, bahkan hatinya pun mulai kacau, ia
tidak tahu harus mengucapkan apa. Lagipula ia pun tahu Na
Siao Tiap berhati keras, tentunya akan mengakibatkan
sesuatu yang fatal. "Siao Tiap!" ujar Pek Yun Hui kemudian "Aku punya satu
permintaan, entah engkau sudi mengabulkan atau tidak?"
"Kakak Pek!" sahut Na Siao Tiap. "Aku memang harus
mendengar perkataanmu tapi lebih harus mendengar
perkataan almarhumah."
"Aku tidak memintamu untuk menolak perkataan
almarhumah." Pek Yun Hui tersenyum
" Kalau begitu, apa permintaanmu?" tanya Na Siao Tiap.
"Siao Tiap! Di rimba persilatan telah muncul Kai Thtan
Kauw, Para pengtkutnya rata-rata memiliki kepandaian tinggi,
Kita juga tidak tahu asal-usul musuh kita barusan Bahkan
kepandaiannya hampir setingkat dengan kepandaian guru,
sedangkan Co Hiong mungkin telah memperoleh Kui Goan Pit
Cek, maka tak lama lagi pasti akan timbul badai dalam rimba
persilatan." Berkata sampai di sini, Pek Yun Hui berhenti sambil
memandang Na Siao Tiap, ingin mengetahui bagaimana
reaksi nya. Akan tetapi, Na Siao Tiap cuma diam, sama sekali tidak
memperlihatkan ekspresi apa pun.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kelihatannya...." lanjut Pek Yun Hui, "Tiga pihak itu bisa
satu jalan Kalau benar begitu, Bu Lim pasti akan mengalami
perubahan secara besar-besaran Siao Tiap, kita sebagai
pesilat Bu Lim, tentunya mempunyai rasa tanggungjawab pula
terhadap Bu Lim. Maka urusan dengan Bee Kun Bu, lebih baik
diselesaikan setelah urusan ini beres, Bisakah engkau
mengabulkan permintaanku ini?"
Na Siao Tiap tetap diam. Teganglah hati Pek Yun Hui, Berselang beberapa saat
kemudian, barulah Na Siao Tiap membuka mulut
"Baiklan" Na Siao Tiap mengangguk "Aku mengabulkan
permintaanmu, Kakak Pele"
Pek Yun Hui menarik nafas lega, Setelah itu ia
memandang Na Siao Tiap seraya berkata.
"Kalau begitu, kita harus segera menolong mereka
bertiga." Na Siao Tiap mengangguk Mereka berdua langsung
memasuki kuil itu mencari seutas tali panjang, kemudian
kembali ke sumur dan sekaligus mengulur tali itu ke dalamnya.
Tak seberapa lama kemudian, Bee Kun Bu, Sie Bun Yun,
Lie Ceng Loan telah ditarik ke atas.
"Aaakn.,." Bee Kun Bu menghela nafas, "Saudara Kim
menyelam ke dasar sumur, hingga kini dia masih belum
muncul, entah bagaimana dia?"
"Gin Tie Suseng telah tewas." sahut Pek Yun Hui
memberitahukan "Apa?" Bee Kun Bu terkejut "Benarkah itu?"
"Benar." Pek Yun Hui mengangguk "Dia akan dikuburkan
bersama Giok Siauw Sian Cu...."
"Apa?" jerit Lie Ceng Loan "Kakak Giok Siauw juga sudah
tewas?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Air mata Lie Ceng Loan langsung berderai, sedangkan
mata Bee Kun Bu pun bersimbah air, Begitu pula yang lain,
tiada seorang pun yang tidak merasa sedih.
"Orang sudah mati pereuma bersedih lagi." ujar Na Siao
Tiap dingin "Segalanya pun akan beres, tiada yang perlu
dirisaukan.H "Aku tahu memang pereuma bersedih, namun entah
kenapa air mataku terus berlinang-linang" Kakak Siao Tiap,
alangkah baiknya kalau aku bisa sepertimu."
"Hm!" dengus Na Siao Tiap sambil membalikkan badannya
melangkah pergi. "Kakak Siao Tiap!" Guguplah Lie Ceng Loan "Eng-kau
marah padaku" Aku memang bodoh, juga tidak bisa bicara
sehingga sering menimbulkan kemarahan orang."
Saat ini, setelah bertemu dengan Bee Kun Bu, hati Na
Siao Tiap semakin kacau tidak karuan, maka membuat
hatinya menjadi risau bukan main.
Akan tetapi, sesudah Lie Ceng Loan mengatakan begitu,
hatinya mulai tenang kembali dan sekaligus membatin
"Kenapa aku" Tadi aku baru mengabulkan permintaan
Kakak Pek, apakah aku sudah melupakannya?"
Karena teringat akan hal itu, maka ia cepat-cepat
membalikkan badannya, lalu menggenggam tangan Lie Ceng
Loan erat-erat seraya berkata lembut
"Adik Loan, engkau jangan menduga yang tidak-tidak!
Bagaimana mungkin aku marah padamu?"
"Oh?" Lie Ceng Loan tertawa gembira, tapi air matanya
masih meleleh "Syukurlah kalau begitu!"
sementara Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui berdiri
berhadapan Mereka berdua pun saling memandang dengan
penuh cinta kasih. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kakak Pek! Ketika kalian ke mari, apakah melihat ayah
angkatku?" tanya Bee Kun Bu mendadak.
"Kalian bertemu dia?" Pek Yun Hui balik bertanya.
"Ya." Sie Bun Yun mengangguk "Justru Na Lo-cianpwee
yang melempar kami ke dalam sumur."
"Aaakh...!" Pek Yun Hui menarik nafas. "Orangyang kalian
lihat itu, bentuk badannya memang mirip guru, Ya, kan?"
"Benar." sahut Bee Kun Bu sambil manggut-manggut
"Bahkan kepandaiannya sangat tinggi."
"Kami pun telah bertemu dengan orang itu." Pek Yun Hui
memberitahukan "Kakak Pek!" tanya Lie Ceng Loan, "Kenapa engkau
mengatakan begitu" Bukankah pertanda engkau belum
bertemu Paman Na?" "Kalau Hian Giok tidak menyambar kain penutup mukanya,
kita semua sama sekali tidak tahu kalau orang itu bukan
guruku," sahut Pek Yun Hui.
Sie Bun Yun, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan terkejut
kemudian Bee Kun Bu bertanya.
"Kakak Pek, dia bukan ayah angkatku?"
"Memang bukan," sahut Pek Yun Hui, "Wajahnya tidak
mirip wajah guruku."
"Kalau begitu, Giok Siauw Sian Cu dan Gin Tie Suseng
telah salah sangka mulai dari Kwat Cong San." ujar Bee Kun
Bu. "Maksudmu?" Pek Yun Hui tidak tahu apa yang telah
terjadi di Kwat Cong San itu.
Bee Kun Bu segera menutur tentang kejadian tersebut Pek
Yun Hui mengerutkan kening.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau begitu, orang yang dilihat Giok Siauw Sian Cu dan
Gin Tie Suseng di luar gua itu orang tersebut sedangkan
guruku masih tetap berada di dalam gua." ujar Pek Yun Hui
seusai Bee Kun Bu menutup
"Masuk akal." Bee Kun Bu mengangguk "Lalu ke mana
orang itu sekarang?"
"Orang itu...." Pek Yun Hui menutur tentang pertarungan
itu, berikut mengenai orang itu kabur terjun ke sungai.
"Mungkin kini kita belum terlambat." ujar Bee Kun Bu. "Kita
harus segera kembali ke Kwat Cong San melihat apa
gerangan yang telah terjadi di sana."
"Benar." Pek Yun Hui manggut-manggut
Mereka berlima meninggalkan Ciauw San. Namun
kemudian mendadak Pek Yun Hui berkata pada Na Siao Tiap.
"Siao Tiap! Engkau seorang diri berangkat duluan ke Kwat
Cong San dengan menunggang Hian Giok, Kalau guru masih
berada di dalam gua itu, upayakan agar guru memakan
rumput ini! Kami pun segera menyusul ke sana."
Na SiaoTiap memandang Bee Kun Bu. Kelihatannya ia
amat berat berpisah dengannya, namun kemudian
mengangguk "Baiklah." Na Siao Tiap bersiul panjang, Tak lama Hian
Giok terbang ke tempat itu.
Na Siao Tiap meloncat ke punggung Hian Giole Gadis itu
masih sempat memandang Bee Kun Bu. Setelah itu, Hian
Giok langsung terbang membawa Na Siao Tiap pergi Makin
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
lama tampak makin kecil burung bangau itu, lalu lenyap dari
pandangan Kini mereka berempat telah sampai di tepi sungai
Kebetulan di sana ada sebuah perahu, Mereka berempat naik
perahu itu.... ***** KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bab ke 14 - Pertemuan di That Ouw
Setelah mendarat, Bee Kun Bu, Sie Bun Yun, Pek Yun Hui
dan Ue Ceng Loan terus melakukan perjalanan sambil
membicarakan orang yang menyamar Nai Hai Peng itu, Kalau
benar orang itu mempunyai hubungan dengan Kai Thian Kauw
Cu dan Co Hiong, dan kemudian mereka bergabung, tentunya
memiliki kekuatan yang amat dahsyat Olen karena itu, mereka
pasti menimbulkan badai dalam rimba persilatan
Tak seberapa lama, mereka berempat sudah sampai di
tempat mayat Gin Tie Suseng, Mayat itu mereka bawa ke
kuburan tua di pinggir kota Ceng Kang, lalu dikuburkan
bersama Giok Siauw Sian Cu.
"Kita telah melaksanakan pesan Gin Tie Suseng. Mereka
berdua pasti gembira sekali di alam baka." ujar Pek Yun Hui
sambil menarik nafas panjang.
"Kalau begitu, mari kita melanjutkan perjalanan menuju ke
Kwat Cong San!" ujar Bee Kun Bu.
Mereka berempat melakukan perjalanan lagi menuju
gunung Kwat Cong San. sepanjang jalan, mereka tidak
menemui kejadian apa pun.
Ketika hari mulai gelap, mereka sudah mendekati Thai
Ouw, Mereka tidak beristirahat sama sekali, terus melakukan
perjalanan karena ingin lekas-lekas sampai di Kwat Cong San.
Setelah larut malam, mendadak terdengar suara ledakan
di tengah-tengah Thai Ouw.
Bum! seketika tampak meluncur ke atas semacam
kembang api. Mereka berempat tertegun menyaksikan itu, Sie Bun Yun
mengerutkan kening seraya berkata.
"Itu semacam tanda dari kaum Bu Lim, untuk memanggil
orang-orang segolongannya, Kita tidak perlu
mempedulikannya." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Cepat bersembunyi bisik Pek Yun Hui mendadak
Mereka berempat langsung bersembunyi Baru saja
mereka bersembunyi tampak dua sosok bayangan melesat
datang, Tak lama, kedua sosok bayangan itu sudah tiba di
pinggir telaga. Pek Yun Hui melihat jelas ke dua orang itu, Mereka
ternyata anak buah Kai Thian Kauw Cu, yakni orangtua
berambut putih dan si bancl
"Kauw Cu meluncurkan tanda itu, entah apa yang teijadi?"
ujar orangtua berambut putih.
"Entahlah!" sahut si banci.
Ke dua orang itu meloncat ke perahu, kemudian perahu itu
pun melaju pergi Setelah itu barulah Pek Yun Hui membuka
mulut "Ternyata tanda itu dilepaskan Kai Thian Kauw Cu."
ujarnya sambil memandang Sie Bun Yun yang wajahnya
berubah aneh, "Eh" Kenapa engkau?"
"Urusan ini kok begitu kebetuian?" sahut Sie Bun Yua
"Engkau kenal ke dua orang itu?" tanya Pek Yun Hui.
(Tidak salah," Sie Bun Yun manggut-manggut "Aku
memang pernah bertemu dengan merekah
"Kalau begitu, tentunya engkau tahu siapa dua orang itu.
Pek Yun Hui menatapnya. "Ya." Sie Bun Yun mengangguk "Orangtua berambut putih
itu bernama Ek Ceng, julukannya adalah Pek Thau Mo (lblis
Kepala Putih), Dia pesilat tinggi di rimba persilatan luar
perbatasan dan di seberang laut sedangkan si banci itu lebih
tersohor." "Oh?" Pek Yun Hui terbelalak "Siapa dia?"
"Aku dengar dari guru, bahwa guru orang itu adalah orang
Persia." Sie Bun Yun memberitahukan "Kepan-daiannya tinggi
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sekali, berhati jahat, licik dan banyak akal busuknya, Karena
itu, dia dijuluki Im Si Siu Cai (Pelajar Alam Baka), bernama Im
Hang Cok." Gin Tie Suseng justru mati di tangan ke dua orang itu.
Namun Gin Tie Suseng tidak sempat memberitahukan, maka
mereka sama sekali tidak tahu kalau ke dua orang itu yang
membunuhnya. "Oooh!" Pek Yun Hui manggut-manggut "Pantas dia bisa
duduk sejajar dengan Ku Hut Leng Khong."
"Ke dua itu orang bergabung dengan Kai Thian Kauw,
mungkin beberapa pesilat tinggi juga telah ber-gabung." ujar
Sie Bun Yun dengan kening berkerut
Bee Kun Bu tahu, bahwa urusan tersebut semakin serius,
kemudian ujarnya setelah berpikir sejenak
"Cepat atau lambat, Kai Thian Kauw pasti menimbulkan
bencana di rimba persilatan Kenapa kita tidak memanfaatkan
kesempatan ini untuk menyelidiki mereka" Mungkin berguna
bagi kita." "Kalau begitu, bagaimana urusan Paman Na?" tanya Lie
Ceng Loan "Na Siao Tiap sudah berangkat ke Kwat Cong San, maka
tentang itu kita boleh berlega hati."
"Benar." Lie Ceng Loan manggut-manggut "Kalau begitu,
mari kita pergi sekarang!"
"Memang ada baiknya kita menyelidiki Kai Thian Kauw itu."
ujar Sie Bun Yun menambahkan Tapi kita pun harus berhatihati, Kita tetap bersembunyi dulu di sini sebentar, setelah itu
barulah kita pergi."
"Lho?" Lie Ceng Loan heran "Kenapa harus begitu?"
"Kai Thian Kauw Cu melepaskan tanda itu, tentunya tidak
cuma memanggil ke dua orang itu, tapi pasti masih ada orang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
lain." sahut Sie Bun Yun menjelaskan "Apabila kita pergi
sekarang, bukankah sama juga kita memperlihatkan diri?"
"Benar." Pek Yun Hui manggut-manggut
Oleh karena itu, mereka berempat tetap bersembunyi di
situ, Berselang beberapa saat kemudian, tampak empat orang
melesat ke pinggir sungai, lalu naik perahu pergi.
Sie Bun Yun, Bee Kun Bu, Pek Yun Hui dan Lie Ceng
Loan masih tetap bersembunyi, Kira-kira setengah jam
kemudian, barulah mereka ke luar dari tempat persembunyian
menuju ke pinggir sungai, Ketika itu masih tampak ada
beberapa buah perahu di sana, Mereka segera meloncat ke
perahu itu, Namun ketika mereka baru mau mengayuh, tibatiba terdengar suara di semak-semak di pinggir sungai itu.
"Di kolong langit.,."
Setelah terdengar suara demikian, tampak seseorang
melesat ke perahu. Mereka berempat terheran-heran dan tertegun, karena
ucapan itu merupakan suatu kata sandi, Tentunya mereka
berempat tidak bisa menyahut
"Di kolong langit.-" ucap orang itu sambil memandang
mereka berempat "Sobat!" sahut Sie Bun Yun sambil tersenyum, "Kami
bukan anggota Kai Thian Kauw, jadi tidak tahu kata-kata sandi
kalian." "Kalau kalian bukan anggota Kai Thian Kauw, kenapa
berada di sini?" tanya orang itu membentak
"Sobat!" ujar Bee Kun Bu dingin. "Sungguh keterlaluan
perkataan Anda! Thai Ouw ini bukan milik Kai Thian Kauw,
kenapa kami tidak boleh berada di sini?"
"Hm!" dengus orang itu dingin, lalu mendadak menyerang
dada Bee Kun Bu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Belum juga Bee Kun Bu bergerak, Lie Ceng Loan sudah
turun tangan dan berhasil mencengkeram lengan orang itu,
sekaligus mengerahkan Lweekangnya.
Kreek! Lengan orang itu patah seketika.
Orang itu tidak menjerit, sebaliknya malah mengeluarkan
suatu benda dari dalam bajunya.
Bum! Benda itu meledak dan meluncur ke atas bagaikan
kembang api. Pek Yun Hui terkejut ia segera melancarkan pukulan jarak
jauh, seketika kembang api terpukul jatuh ke sungai
sedangkan Sie Bun Yun pun segera mencengkeram bahu
orang itu, membuatnya mendengus dingin.
"Hm! Empat lawan satu, apakah kalian tidak merasa
malu?" " "Engkau yang turun tangan duluan, siapa ingin mengeroyokmu?" sahut Sie Bun Yun. "Oh ya! Harus menjawab
apa kalau orang berseru "Di kolong langit..."
Sementara perahu itu sudah melaju sendiri mengikuti arus
sungai Orang itu diam, tak menyahut
"Ayoh!" bentak Sie Bun Yun, "Cepat katakan!"
"Engkau jangan bermimpi! Aku tidak akan
memberitahukan!" sahut orang itu.
"Oh, ya?" Sie Bun Yun tertawa dingin, kemudian menekan
bahu orang itu sambil mengerahkan Lwee-kangnya, seketika
juga orang itu menjerit kesakitan, keringatnya pun mengucur
deras di keningnya. "Aduuuh! Ba... baiklah, Aku,., aku beritahukan."
"Cepat kaiakan, kalau tidak, engkau akan lebih tersiksa
lagi!" ancam Sie Bun Yun.
"Harus.,, harus menyahut adalah Saudara!" Orang itu
memberi tahukan. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Bagus." Sie Bun Yun tersenyum, "Engkau siapa!"
"Aku pemimpin ekspedisi Hun Yang Cing Yen," jawab
orang itu. "Engkau adalah pemimpin suatu ekspedisi, bagaimana
bisa bergabung dengan Kai Thian Kauw?" tanya Sie Bun Yun.
"Paman guruku berada di Kai Thian Kuuw. Beliau yang
menulis surat menyuruh kami bergabung," jawab orang itu.
"Engkau pemimpin ekspedisi, mungkin belum melakukan
kejahatan, maka aku tidak akan membunuhmu Namun engkau
harus dapat menahan diri." ujar Sie Bun Yun dan sekaligus
menotok jalan darahnya, kemudian ditaruh di kolong tempat
duduk perahu itu. "Hi hi!" Lie Ceng Loan tertawa geli
"Kini kita sudah tahu kata-kata sandi mereka. Jadi kita pun
bisa bergerak leluasa." ujar Sie Bun Yun sambit tersenyum.
"Apakah mereka tidak mengenali orang?" tanya Pek Yun
Hui. "ltu sudah pasti." Sie Bun Yun manggut-manggut Tapi aku
yakin, para anggota Kai Thian Kauw masih belum saling
mengenal, maka kita dapat membaurkan diri dengan merekah
"Benar." Bee Kun Bu mengangguk
Mereka berempat lalu mulai mengayuh, dan perahu itu pun
mulai melaju, Berselang beberapa saat kemudian, mereka
sudah melihat ada beberapa buah pulau di te-ngah-tengah
telaga itu. Kai Thian Kauw Cu berada di salah satu pulau itu dan
sedang mengumpulkan para anggota nya. Oleh karena jtu,
mereka berempat mengayuh menuju ke salah satu pu!au,
sebab tampak banyak perahu menuju ke sana.
Tak seberapa lama, perahu itu sudah berlabuh di pulau
tersebut Tampak dua orang datang menyambut mereka
dengan obor di tangan. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Di kolong langiU."
"Adalah saudara," sahut mereka berempat serentak
Kedua orang itu mengangkat obor, lalu memandang
mereka berempat seraya berkata.
"Silakan!" Sie Bun Yun membiarkan Bee Kun Bu dan lainnya berjalan
duluan, ia berjalan paling belakang, Ketika melewati ke dua
orang itu, mendadak Sie Bun Yun menotok jalan darah
mereka, dan sekaligus menyeret mereka ke dalam semaksemak.
"Mereka tidak mencurigai kita, kenapa engkau berbuat
begitu?" tanya Pek Yun Hui heran.
"Tadi ketika mereka mengangkat obor memandang muka
kita, mendadak air muka mereka berubah begitu melihat
engkau dan Ceng Loan." jawab Sie Bun Yun memberitahukan.
"Mereka telah bereuriga. Namun karena kita berempat,
sedangkan mereka hanya berdua maka tidak berani bertindak
Akan tetapi kalau kita sudah pergi, mereka pasti akan
memberi tanda kepada yang Iain. Bukankah kita akan menjadi
repot?" "Huh!" Pek Yun Hui mengeluarkan suara htdung. "Engkau
jangan sok cerdik! Jadi tanpa dirimu kami pasti celaka?"
Sie Bun Yun cuma tertawa, tidak menyahut sama sekali .
Mereka berempat mulai berjalan dengan hati-hati. Tak
seberapa lama kemudian, mereka sudah berada di tengahtengah pulau tersebut Tampak sebidang tanah kosong di
sana, Kebetulan ada sebuah pohon, Mereka berempat saling
memandangi lalu melesat ke atas pohon itu.
Setelah itu, barulah mereka memandang ke depan.
Tampak sebuah batu besar di depan sana, Tampak pula
seorang tua berjubah merah duduk di atas batu itu, Dia adalah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kai Thian Kauw Cu. Di sisinya berdiri beberapa orarig, yaitu
Ku Hut Leng Khong, Pek Thau Mo-Ek Ceng, Im Si Siu Cai-Im
Hang Cok dan Lan Si Tianglo dari partai Siauw Lim.
Seiain mereka berempat, tampak lebih dari seratus orang
mengelilingi tempat itu, Mereka terdiri dari lelaki, wanita,
orangtua dan kaum muda. Bee Kun Bu dan lainnya memperhatikan mereka. Orang
yang berdiri lebih dekat dengan Kai Thian Kauw Cu, pertanda
berkepandaian tinggi Berselang beberapa saat kemudian, Kai Thian Kauw Cu
berdehem sambil bangkit berdiri
Begitu Kai Thian Kauw Cu berdiri, seketika he-ninglah
suasana, ia mengedarkan pandangannya, setelah itu barulah
bersuara. "Dalam jarak tiga puluh mil, boleh dikatakan para anggota
yang melihat tanda dari sini telah hadir semua, Meskipun
partai Kai Thian Kauw telah lama berdiri, namun masih banyak
kaum Bu Lim yang belum mengetahui Kini sudah saatnya Kai
Thian beraksi secara besar-besaran, Setelah hari mulai
terang, kalian harus bergerak ke arah utara untuk membasmi
partai Hwa San, agar Bu Lim mengetahui keberadaan Kai
Thian Kauw!"
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Usai Kauw Cu berkata demikian, terdengarlah tepuk sorak
yang riuh gemuruh. Bee Kun Bu dan lainnya juga tersentak Kai Thian Kauw
memiliki orang-orang yang berkepandaian tinggi. para anggota
pun begitu banyak. partai Hwa San adalah salah satu partai
besar dari sembilan partai di rimba persilatan, kelihatannya
akan mengalami kekalahan total, Setelah membasmi partai
Hwa San, tentunya Kai Thian Kauw Cu pun akan membasmi
partai besar lainnya, Kai Thian Kauw Cu mengangkat
tangannya, itu agar semua orang diam. Kemudian sepasang
matanya menyorot tajam seraya berkata lantang.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Partai Thian Liong pernah berambisi menguasai rimba
persilatan, tapi akhirnya gagah itu bukan berarti partai Thian
Liong tidak memiliki kekuatan, melainkan dikarenakan
sembilan partai bergabung, sehingga menggagalkan ambisi
partai Thian Liong."
Kai Thian Kauw Cu berhenti, namun sepasang matanya
menyorot tajam memandang para anak buahnya.
"Sungguh luas pengetahuan Kai Thian Kauw Cu itu!" ujar
Sie Bun Yun dengan suara rendah, "Ng!"Pek Yun Hui
mengangguk Setelah memandang para anak buahnya, Kai
Thian Kauw Cu pun mulai melanjutkan ucapannya.
"KJta berangkat bersama, tapi dalam perjalanan harus
berpura-pura tidak saling mengenal, dan juga tidak boleh
menimbulkan urusan Iain, itu agar tidak diketahui partai lain,
sehingga partai lain pun tiada kesempatan untuk membantu
partai Hwa San." "Sungguh hebat rencana itu!" bisik Bee Kun Bu. "Untung
kita mengetahui rencananya itu."
"Kakak Bu, apakah engkau bermaksud pergi membantu
partai Hwa San?" tanya Lie Ceng Loan dengan suara rendah.
"Walau Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng menyebalkan tapi
partai Hwa San dan Kun Lun tergolong sembilan partai besar
di rimba persilatan, Bagaimana mungkin kita diam saja?"
Ketika berkata sampai di situ, mendadak Bee Kun Bu
teringat pada Kun Lun Sam Cu yang tidak ketahuan jejak
mereka, sehingga membuatnya menarik nafas panjang
"Saudara Bee!" ujar Sie Bun Yun dingin, "Menurut aku,
lebih baik kita jangan turut campur urusan ini,"
Bee Kun Bu heran, kenapa Sie Bun Yun mengatakan
begitu" Padahat Bee Kun Bu tahu, Sie Bun Yun adalah
pendekar sejati. "Kenapa Saudara Sie Bun mengatakan begitu?" tanya Bee
Kun Bu tidak mengerti KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ketua Hwa San, Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng berhati
busuk, maka harus menerima pembalasan itu." sahut Sie Bun
Yun. Bee Kun Bu tertegun, Kemudian ia teringat akan apa yang
diceritakan Pek Yun Hui, ketika baru berkenalan dengan Sie
Bun Yun, berikut kejadian di- Cui Cuk San Cung, Karena ulah
Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng, maka Cui Cuk San musnah
terbakar Oleh karena itu, tidak heran kalau Sie Bun Yun masih
mendendam pada Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng.
Bee Kun Bu tidak mau berdebat dengan Sie Bun Yun,
hanya mengarah pada Pek Yun Hui.
Tentang ini akan kita bicarakan nanti saja," ujar Pek Yun
Hui, Di saat itu pula Kai Thian Kauw Cu melanjutkan
bicaranya. "Setelah membasmi partai Hwa San, kita menuju arah
barat membasmi partai Kun Lun dan Swat San, Kemudian
baru membasmi partai Cing Shia dan partai lainnya, Kalau
sembilan partai besar itu sudah dibasmi, Kai Thian Kauw yang
berkuasa di rimba persilatan"
"Kakak Pek!" ujar Lie Ceng Loan sambil tertawa kecil,
"Kenapa dua wanita Kwat Cong San tidak masuk daftar?"
Ketika Pek Yun Hui baru mau menyahut, mendadak
terdengar suara tawa yang panjang sekali tak jauh dari tempat
itu. Suara tawa itu sangat mengejutkan Pek Yun Hui dan
lainnya, bahkan juga mengejutkan para anggota Kai Thian
Kauw. "Sobat dari mana" Kenapa tidak memperlihatkan diri?"
bentak Kai Thian Kauw Cu lantang.
sementara suara tawa panjang itu makin dekat Tak lama
tampak tiga sosok bayangan berkelebat ke tempat itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Yang paling depan berbadan tinggi besar, mengenakan
jubah biru. Orang itu yang menyamar sebagai Na Hai Peng,
sedangkan dua orang di belakangnya agak muda,
mengenakan pakaian hitam Begitu ke tiga orang itu sampai di tempat tersebut, tampak
puluhan orang langsung mengepungnya.
"Jangan turun tangan!" bentak Kai Thian Kauw Cu pada
puluhan orang itu. Sementara ke tiga orang itu melangkah menuju batu besar
tempat Kai Thian Kauw Cu berdiri, orang tinggi besar berjubah
biru tertawa dingin. "Sungguh besar omongan Kauw Cu!" ujarnya.
"Jelaskan!" sahut Kai Thian Kauw Cu sambil
memperhatikan ke tiga orang tersebut.
"Kauw Cu amat berambisi aku kagum sekali!" ujar orang
tinggi besar berjubah biru.
"Kenapa tadi engkau mengatakan aku omong besar?"
tanya Kai Thian Kauw Cu sambil menatapnya tajam.
"Memang banyak orang berkepandaian tinggi dalam Kai
Thian Kauw, maka tidak sulit membasmi partai Hwa San!"
sahut orang tinggi besar berjubah biru.
Terimakasih" ucap Kai Thian Kauw Cu dengan suara
dalam. "Membasmi partai Kun Lun, juga bisa berhasil!
"Ngmm!" "Membasmi partai Swat San dan Cing Shia, juga boleh
dilaksanakan!" "Oh, ya?" "Ha ha ha!" Orang tinggi besar berjubah biru tertawa gelak,
"Kalaupun sembilan partai dapat dibasmi, tapi Kai Thian Kauw
tetap tidak bisa berkuasa di rimba per-silatan!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau begitu,.," ujar Kai Thian Kauw Cu dingin, Tentunya
harus mohon petunjuk darimu!"
"Apakah Kauw Cu lupa" Kegagalan partai Thian Liong
justru dikarenakan dua wanita Kwat Cong San" Dua wanita
Kwat Cong San itu, meskipun tiada partai, namun nama
mereka sudah tersohor Lagi pula kepandaian mereka berdua
jauh di atas ketua sembilan partai, Apakah Kauw Cu mampu
mengalahkan mereka?"
Air muka Kai Thian Kauw Cu berubah, begitu pula para
anggotanya, Kai Thian Kauw Cu diam, wajahnya telah
menghijau. "Seandainya dua wanita Kwat Cong San tidak masuk
dalam hitungan, diriku pun sulit dihadapi ujar orang tinggi
besar berjubah biru sambil tertawa terkekeh-kekeh.
"Engkau siapa, harap beritahukan!" ujar Kai Thian Kauw
Cu dengan wajah berubah. "Apakah Kauw Cu pernah dengar, ada sebuah pulau yang
tertutup kabut hitam disebut Hek Uh To (PuIau Kabut Hitam)?"
tanya orang tinggi besar berjubah biru.
Mendengar pertanyaan itu, para anggota Kai Thian Kauw
tampak terheran-heran, namun wajah Kai Thian Kauw Cu
justru berubah. "Oh!" seru Pek Yun Hui tak tertahan
"Kakak Pek tahu asal-usuI orang itu?" tanya Bee Kun Bu.
"Aku tahu sedikit, tapi panjang kalau dituturkan," sahut Pek
Yun Hui, "Kini bukan saatnya menuturkan itu."
Bee Kun Bu, Sie Bun Yun dan Lie Ceng Loan tahu, bahwa
saat ini hati Pek Yun Hui sedang tereekam. Mereka bertiga
pun tahu, betapa tingginya kepandaian orang itu. Pek Yun Hui
tidak mau menutur sekarang, tentunya ada sebabnya, maka
mereka bertiga pun tidak mendesaknya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ternyata engkau datang dari Pulau Kabut Hitam!" ujar Kai
Thian Kauw Cu sambil manggut-manggut
"Aku adalah majikan Pulau Kabut Hitam, generasi ke tujuh
belas." Orang tinggi besar berjubah biru memberitahukan
"Bolehkah aku tahu nama besar Tocu (Majikan Pulau)?"
tanya Kai Thian Kauw Cu. "Bukankah Tocu marga Lim?"
"Ha ha!" Orang tinggi besar berjubah biru tertawa
terbahak-bahak, "Kauw Cu sungguh berpengetahuan luas,
tahu pula aku marga Lim!"
"Kaum Bu Lim memang jarang mendengar tentang Pulau
Kabut Hitam, tapi aku justru pernah mendengarnya!" sahut Kai
Thian Kauw Cu. "Namaku Thian Tuk!" ujar orang tinggi besar berjubah biru
dan menambahkan "Artinya hanya aku yang berkuasa di
kolong Iangit!" "Hm!" dengus Kai Thian Kauw Cu dingin "Sungguh
besarmu!utmu!" "Tidak berani!" sahut Lim Thian Tuk.
"Lim Tocu ke mari berniat baik atau jahat" Harap
dijelaskan!" ujar Kai Thian Kauw Cu.
"Bagaimana kalau aku berniat jahat" Bagaimana pula
kalau aku berniat baik?" tanya Lim Thian Tuk.
"Kalau berniat baik, harap bergabung dengan Kai Thian
Kauw!" sahut Kai Thian Kauw Cu. "Kalau berniat jahat, itu
tidak perlu kujelaskan lagi!"
"Ha ha ha!" Lim Thian Tuk tertawa ge!ak- "Bagus! Bagus!"
Seusai berkata "Bagus" dua kali, sepasang mata Lim Thian
Tuk pun memancarkan sinar tajam, kemudian bersiul panjang
dan berseru. "Para anggota Kai Thian Kauw memang berkepandaian
tinggi, tentunya bisa mengerjakan sesuatu yang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menggemparkan! Tapi aku tidak tahu, apa kedudukanku kalau
aku bergabung?" "Dalam Kai Thian Kauw, ada empat pemimpin sek-tor!
Apabila Lim Tocu bergabung, sudah pasti berkedudukan di
atas empat pemimpin sektor itu!" jawab Kai Thian Kauw Cu
memberitahukan Ketika Kai Thian Kauw Cu mengatakan begitu, wajah Ek
Ceng, Im Hang Cok dan Ku Hut Leng Khong ludah tampak
berubah "Kelihatannya..." Lim Thian Tuk tertawa dingin, "Pemimpinpemimpin sektor sudah tampak tidak senang lho!"
"Memang tidak senang, kenapa?" sahut Ku Hut Leng
Khong membentak "Ha ha!" Lim Thian Tuk tertawa, "Sebelum Kauw Cu
mengatur kedudukanku, ada baiknya kita bertanding dulu!"
"Baik!" sahut Ku Hut Leng Khong.
Begitu mengucapkan baik, Ku Hut Leng Khong pun
bergerak dengan jurus Tok Tuk Thu Si (Laba-Iaba
Menyemburkan Racun), yaitu salah satu jurus Tu Si Ciang
(llmu Pukulan Laba-Laba) yang sangat lihay dan dahsyat
Tampak sepasang telapak tangannya berkelebatan mengarah
Lim Thian Tuk. "Ku Hut Leng Khong cari malu sendiri!" ujar Pek Yun Hui
ketika melihat Hweeshio itu menyerang Lim Thian Tuk.
Kepandaian Ku Hut Leng Khong masih di bawah Pek Yun
Hui, sedangkan kepandaian Lim Thian Tuk justru di atas Pek
Yun Hui, maka Pek Yun Hui berani mengatakan begitu.
sementara Lim Thian Tuk tetap berdiri di tempat sambil
tersenyum, padahal pukulan Ku Hut Leng Khong telah
mendekati badannya. "Kenapa engkau diam saja?" bentak Ku Hut Leng Khong,
"Tidak mau balas menyerang sama sekali?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ha ha ha!" Lim Thian Tuk tertawa terbahak-bahak
"Bagaimana aku perlu balas menyerang?"
Betapa gusarnya Ku Hut Leng Khong, ia langsung
menyerang dada Lim Thian Tuk, Perlu diketahui pukulan yang
dilancarkan Ku Hut Leng Khong adalah pukulan beracun,
Kalau badan Lim Thian Tuk terpukul, nyawanya pasti
melayang. Ku Hut Leng Khong memang berpikir demikian, maka ia
meneruskan serangannya ke arah dada Lim Thian Tuk.
Akan tetapi, ketika sepasang telapak tangan tinggal
sejengkal menyentuh dada Lim Thian Tuk, mendadak
sepasang telapak tangan Ku Hut Leng Khong berhenti,
sepertinya tertahan oleh sesuatu.
sadarlah Ku Hut Leng Khong, bahwa Lim Thian Tuk
memiliki semacam tenaga sakti pelindung badan, Maka
pukulannya tidak mampu melukainya, sebaliknya kalau Lim
Thian Tuk mengerahkan tenaga saktinya, dirinya yang akan
terluka. Betapa terkejutnya Ku Hut Leng Khong, Cepat-cepat ia
meloncat mundur Akan tetapi, Lim Thian Tuk telah
menjulurkan tangannya, sekaligus menepuk bahunya seraya
tertawa. "Taysu tidak perlu kaget!" ujarnya.
Begitu bahunya tertepuk, wajah Kuh Hut Leng Khong
berubah. ia mengira Lim Thian Tuk telah turun tangan jahat
terhadapnya. seketika juga ia meloncat mundur dan
menghimpun hawa murninya, Namun ia tidak merasa apaapa, Ku Hut Leng Khong tahu Lim Thian Tuk telah menaruh
kasihan padanya, itu membuatnya berterimakasih dan terharu.
"Kepandaian Anda memang tinggi sekali, Aku kagum dan
mengaku kalah!" ucapnya setulus hati.
"Sama-sama." sahut Lim Thian Tuk sambil tertawa.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Heran?" gumam Pek Yun Hui, ia tidak melihat jelas
kejadian itu, Pukulan Ku Hut Leng Khong hampir mengenai
dada Lim Thian Tuk, namun mendadak malah meloncat
mundur, itu membuat Pek Yun Hui tidak mengerti
Tidak usah heran, adik Pek!" ujar Sie Bun Yun sambit
tersenyum "Lim Thian Tuk tidak mau melukai Ku Hut Leng
Khong, Engkau tidak melihat itu?"
"Oooh!" Pek Yun Hui manggut-manggut "Kakak Yun,
maksudmu Lim Thian Tuk berniat merebut kedudukan Kai
Thian Kauw Cu, maka dia mengambil hati Ku Hut Leng
Khong?"
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Adik Pek!" Sie Bun Yun tersenyum lagi, "Kita tonton saja."
sementara Ek Ceng, Im Hang Cok dan Lan Si Tianglo
terkejut bukan main begitu mendengar ucapan Ku Hut Leng
Khong, Kemudian Im Hang Cok menghampiri Lim Thian Tuk
sambil menjura. "Lim Tocu, aku yang tidak tahu ini mohon petunjuk!"
ucapnya. "Silakan melancarkan pukulan!" sahut Lim Thian Tuk.
Im Hang Cok tidak segera menyerangnya, melainkan
berputar-putar mengelilingi Lim Thian Tuk. sedangkan Lim
Thian Tuk cuma berdiri diam di tempat
Setelah berputar cukup lama, mendadak Im Hang Cok
melancarkan pukulan Akan tetapi, sungguh mengherankan
pukulan itu diarahkan ke luar, namun kemudian mengarah ke
Lim Thian Tuk. Bukan main anehnya ilmu pukulan tersebut, bahkan Lim
Thian Tuk pun berseru memuji.
"llmu pukulan yang hebat"
Lim Thian Tuk juga mengangkat tangannya, Begitu
tangannya terangkat, Im Hang Cok sudah merasa adanya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
suatu keanehan Memang sungguh di luar dugaan, karena
lengannya telah dicengkeram oleh Lim Thian Tuk.
Betapa terkejutnya Im Hang Cok, sebab kalau Lim Thian
Tuk mengerahkan tenaga dalamnya, tentunya nyawa Im Hang
Cok me!ayang. Tapi Lim Thian Tuk malah tertawa, kemudian melepaskan
tangannya, Im Hang Cok langsung menyurut mundur, dan
keringat dinginnya pun mengucur di punggungnya
"Sungguh hebat ilmu pukulanmu! Kini terbukalah mataku!"
ujar Lim Thian Tuk sambil tersenyum
"Kepandaianku tidak ada seujung kukumu, aku betul-betul
tidak tahu diri." ucap Im Hang Cok dan tertawa getir
"Jangan berkata begitu!" Lim Thian Tuk tertawa gelak.
Ku Hut Leng Khong dan Im Hang Cok dikalahkan oleh Lim
Thian Tuk dalam satu jurus, Tentunya hal itu sangat
mengejutkan semua orang. Ek Ceng dan Lan Si Tianglo saling
memandang Mereka berdua sudah tidak berani maju lagi.
"Tadi Kauw Cu sudah bilang, kalau aku bergabung dengan
Kai Thian Kauw, maka kedudukanku di atas empat pemimpin
sekton Entah kedudukan apa itu?" tanya Lim Thian Tuk sambil
tertawa. "Kalau benar engkau mau bergabung, kedudukan wakil
Kauw Cu untukmu," sahut Hut Kai Thian Kauw Cu sungguhsungguh, ia memang girang sekali, sebab Lim Thian Tuk
menyatakan bersedia bergabung dengan Kai Thian Kauw,
"Apabila Lim Tocu bersedia menerima kedudukan itu, sudah
pasti merupakan keberuntungan bagi Kai Thian Kauw,"
Ucapan Kai Thian Kauw Cu membuat para anggota Kai
Thian Kauw bersorak penuh kegembiraan Akan tetapi, Lim
Thian Tuk cuma tertawa. "Kenapa Lim Tocu tertawa ?" tanya Kai Thian Kauw Cu
yang mulai bereuriga. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau kedudukanku sebagai wakil Kauw Cu, maka masih
di bawahmu, bukan?" sahut Lim Thian Tuk.
"Oh?" Kai Thian Kauw Cu mengerutkan kening. "Apakah
engkau ingin bertanding denganku?"
Tidak salah!" sahut Lim Thian Tuk sambil tertawa, "Kita
berdua memang harus saling mengukur kepandaian masingmasing!"
"Ha ha!" Kai Thian Kauw Cu tertawa gelak, "Bagus! Bagus!
Setelah tahu kepandaian siapa yang lebih tinggi, lalu harus
bagaimana?" "Yang menang sebagai Kauw Cu, yang kalah sebagai
wakil!" jawab Lim Thian Tuk menegaskan "Bagaimana?"
"Ha ha!" Kai Thian Kauw Cu tertawa terbahak-bahak "Baik,
aku setuju usulmu!" ***** Bab ke 15 - Pertarungan Memperebutkan Kedudukan
Ketika Lim Thian Tuk menyatakan ingin bertarung dengan
Kai Thian Kauw Cu, wajah para anggota yang berdiri di
lapangan itu langsung berubah.
"Kalian mundurlah sedikit!" seru Kai Thian Kauw Cu.
Mereka segera mundur sedangkan Bee Kun Bu dan
lainnya yang bersembunyi di pohon juga merasa tegang.
"Kakak Bu!" tanya Lie Ceng Loan, "Menurutmu, kedua
penjahat itu siapa yang berkepandaian paling tinggi?"
"Sulit diduga," sahut Bee Kun Bu sambil memandang Pek
Yun Hui, "Kakak Pek, bagaimana menurutmu?"
Pek Yun Hui pernah bertarung dengan kedua orang itu,
namun kepandaiannya masih di bawah mereka.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kepandaian mereka berdua di atasku, Siapa yang
berkepandaian paling tinggi di antaranya, aku tidak tahu,"
jawab Pek Yun Hui. Ketika mendengar itu, Bee Kun Bu terkejut, sebab
kepandaian mereka berdua di atas Pek Yun Hui.
"Sungguh banyak orang aneh berkepandaian tinggi dalam
rimba persilatan!" ujar Bee Kun Bu sambil menarik nafas.
"Jangan bersuara!" bisik Pek Yun Hui, "Mereka sudah mau
bertarung." Mereka berempat segera mencurahkan perhatian ke sana,
Tampak Kai Thian Kauw Cu sudah melayang turun dari batu
besar itu. Begitu lamban baru menginjak tanah. Ternyata Kai Thian
Kauw Cu memperlihatkan ilmu ginkang tingkat tinggi. Wajah
Lim Thian Tuk tampak berubah, ketika menyaksikan ilmu
ginkang Kai Thian Kauw Cu.
"Lim Tocu! Silakan muIai!" ujar Kai Thian Kauw Cu.
Padahal semu!a, Lim Thian Tuk menganggap tidak begitu
sulit untuk merebut kedudukan Kauw Cu, sebab ia
berkepandaian amat tinggi.
Akan tetapi, kini setelah menyaksikan ilmu ginkang Kai
Thian Kauw Cu, ia pun yakin, bahwa Kai Thian Kauw Cu
berkepandaian tinggi juga, jadi ingin memenangkannya,
tidaklah begitu gampang. "Ha ha!" Lim Thian Tuk tertawa setelah berpikir sejenak,
"Apakah kita masih perlu bertarung secara mati-matian?"
Mendengar ucapan itu Kai Thian Kauw Cu tertegun Namun
kemudian ia pun mengerti maksud Lim Thian Tuk, bahwa
kalau ingin memperlihatkan kepandaian tidak perlu saling
menyerang "Bagaimana caranya?" tanya Kai Thian Kauw Cu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lim Thian Tuk menengok ke sana ke mari, lalu
memandang ke arah batu besar tempat Kai Thian Kauw Cu
berdiri tadi. "Mari kita bertanding di atas batu besar itu!" ujar Lim Thian
Tuk. "Baikt" Kai Thian Kauw Cu mengangguk
Bee Kun Bu, Sie Bun Yun, Pek Yun Hui dan Lie Ceng
Loan kecewa sekali, sebab Lim Thian Tuk dan Kai Thian
Kauw Cu tidak bertarung secara mati-matian.
"Ke dua orang itu tak bernyali sama sekali," ujar Lie Ceng
Loan dengan suara rendah.
"Nona Lie!" Sie Bun Yun tersenyum "Kemungkinan besar
mereka akan bertarung mati-matian, tapi setelah ini."
"Mudah-mudahan begitu!" sahut Bee Kun Bu dan Pek Yun
Hui serentak. sementara Lim Thian Tuk menyurut mundur beberapa
langkah, sehingga dirinya dengan batu besar itu berjarak lima
depaan. "Lim Tocu, batu besar itu boleh dikatakan berakar di dalam
tanah." ujar Kai Thian Kauw Cu memberitahukan "Bukan aku
sengaja menaruh nya di situ."
"Oh!" Lim Thian Tuk manggut-manggut "Kalau kita
bertanding di atas batu itu, tentunya batu itu akan rusak.
Bukankah sayang sekali?"
"Benar." Kai Thian Kauw Cu mengangguk
"Ha ha!" Lim Thian Tuk tertawa gelak.
Setelah itu, sepasang lengannya bergerak mengarah pada
batu besar itu, lalu sepasang telapak tangannya didorongkan
ke sana. Kai Thian Kauw Cu berdiri tak jauh, ia sama sekali tidak
merasa ada angin pukulan ketika Lim Thian Tuk
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mendorongkan sepasang telapak tangannya, Akan tetapi
berselang sesaat, terdengarlah suara seperti ledakan
Bum! Kai Thian Kauw Cu merasa ada tenaga yang amat dahsyat
ia cepat-cepat menghimpun Lweekangnya untuk melawan
tenaga itu. Kai Thian Kauw Cu tahu, bahwa tenaga yang amat
dahsyat itu tidak mengarah pada dirinya, melainkan cuma
menyambar sedikit saja, Betapa kagumnya terhadap Lim
Thian Tuk. ia pun yakin bahwa masih banyak orang
berkepandaian tinggi di Hek Uh To itu. Apabila Lim Thian Tuk
bergabung dengan Kai Thian Kauw, otomatis Kai Thian Kauw
akan bertambah kuat Kalau dibandingkan dengan Pek Yun Hui, memang lebih
baik Lim Thian Tuk yang jadi wakil Kauw Cu, karena
kepandaian Lim Thian Tuk lebih tinggi dari Pek Yun Hui.
Oleh karena itu, Kai Thian Kauw Cu pun mengambil suatu
keputusan sementara Lim Thian Tuk masih terus menjulurkan
sepasang tangannya ke arah batu besar itu.
Tidak tampak ada kejadian apa pun. Tentunya para
anggota Kai Thian Kauw mengerutkan kening, Berselang
beberapa saat kemudian, terdengar suara seruan dari
beberapa anggota Kai Thian Kauw.
"Haaah! Lihatlah itu!"
Ternyata permukaan tanah di hadapan Lim Thian Tuk,
tampak menyembul ke atas perlahan-lahan.
Menyaksikan kejadian itu, Bee Kun Bu, Sie Bun Yun, Pek
Yun Hui dan Lie Ceng Loan yang bersembunyi di atas pohon,
terkejut bukan main. "Betapa tingginya Lweekang orang itu, Memang sungguh
diluar dugaan!" ujar Pek Yun Hui sambil menarik nafas.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kakak Pek! Apakah kepandaian orang itu lebih lihay dari
Kakak Siao Tiap?" tanya Lie Ceng Loan.
"ltu belum tentu," sahut Pek Yun Hui, "Tapi batu besar itu
sangat berat, lagi pula sudah berakar di dalam tanah, Orang
itu ingin merobohkan batu besar tersebut, Lweekangnya pasti
sudah mencapai tingkat tertinggi
"Benar." Sie Bun Yun manggut-mangguL "Orang itu
menggunakan tenaga keras dan lunak, memang luar biasa
sekali." Pada waktu bersamaan, tampak Lim Thian Tuk menyurut
mundur dua langkah, kemudian membentak keras sambil
mendorongkan telapak tangannya.
Bum! Batu yang begitu besar itu terangkat dan sekaligus
terdorong roboh. Tanah di situ pun bersebaran ke manamana, dan seketika tampak sebuah lubang besar di sana.
"Ha ha!" Lim Thian Tuk tertawa, "lni baru ilmu cakar ayam,
tidak begitu pantas dipertontonkan!"
"Di tempat ini cuma terdapat sebuah batu besar, dan kini
sudah terdorong roboh, Lalu bagaimana aku harus
mempertontonkan keburukanku?" tanya Kai Thian Kauw Cu
dingin. "ltu gampang," sahut Lim Thian Tuk, Tocu Pulau Kabut
Hitam. Lim Thian Tuk mendekati batu besar itu. ia menarik nafas
dalam-dalam dan mendadak mengangkat sepasang
tangannya, sekaligus didorongkan ke arah batu besar itu.
Bukan main! Batu besar itu terdorong ke dalam lubang itu
lagi, bahkan juga berikut tanah-tanah yang berserakan itu.
Setelah itu, ia pun terus mendorongkan sepasang telapak
tangannya ke sisi-sisi batu besar tersebut Tak lama, posisi
batu besar itu sudah kembali seperti semula.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Engkau boleh berbuat seperti aku!" ujar Lim Thian Tuk.
Mendengar ucapan itu, Kai Thian Kauw Cu mencarinya
dalam hati, sebab Lim Thian Tuk itu sangat licik, Ketika
sepasang telapak tangannya terus mendorong, secara tidak
langsung ia telah mengeraskan tanah di sekitar batu.
Tentang itu, semua orang tidak mengetahuinya, Jadi kalau
Kai Thian Kauw Cu ingin berbuat seperti Tocu, tentunya harus
memiliki Lweekang yang jauh lebih tinggi dari padanya.
Bagi yang tidak mengetahui, akan mengira bahwa Lim
Thian Tuk telah mengalah pada Kai Thian Kauw Cu. Siapa
pun akan menganggap lebih gampang mengangkat batu
besar itu sekarang dari pada tadi.
"He he!" Kai Thian Kauw Cu tertawa dingin. "Lim Tocu
telah merobohkan batu itu duluan, kini aku berbuat seperti itu,
bukankah sangat menguntungkan diriku?"
itu belum tentu!" sahut Lim Thian Tuk sambil tertawa
panjang. Kai Thian Kauw Cu tidak banyak bicara lagi, ia mendekati
batu besar itu lalu berdiri tegak di situ.
Mendadak jubah merahnya mengembung seperti balon,
kemudian badannya dibungkukkan sedikit, dan sekaligus
mendorong ke depan. Dorongannya itu kelihatan tak bertenaga sama sekali Lim
Thian Tuk juga merasa begitu dan merasa heran.
Akan tetapi, berselang sesaat, tanah di sekeliling batu
besar itu tampak mengembung ke atas.
Setelah menyaksikan itu, barulah Lim Thian Tuk tahu,
bahwa dorongan tadi tidak disertai Lweekang.
Ternyata Kai Thian Kauw Cu menyalurkan Lweekangnya
ke sepasang kakinya, untuk menggemburkan tanah di
sekeliling batu besar tersebut
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ha ha!" Kai Thian Kauw Cu tertawa gelak sambil mundur
dua langkah, lalu membentak keras dan sekaligus
mengibaskan lengan jubahnya.
Bum! Batu besar itu bergoyang-goyang, kemudian
terangkat dan roboh. Kai Thian Kauw Cu mundur selangkah
lagi, lalu mendadak sepasang telapak tangannya mendorong
ke depan. Buml Batu besar itu terdorong ke depan.
Air muka Lim Thian Tuk langsung berubah, tapi tetap
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tersenyum seraya berkata.
"Sungguh hebat Lweekangmu!"
"Selanjutnya kita masih mau bertanding ipa?" tanya Kai
Thian Kauw Cu dengan dingin sekali
"Batu besar itu hancur sedikit, berarti kita serie," sahut Lim
Thian Tuk sambil tersenyum.
sebenarnya yang menghancurkan pinggiran batu besar itu
justru adalah Lim Thian Tuk. Akan tetapi, pada waktu itu,
pinggiran batu besar tersebut masih tampak seperti biasa,
Setelah Kai Thian Kauw Cu mendorong batu besar itu sampai
terpental, barulah ketahuan kalau pinggiran batu itu hancur
Sungguh gusar Kai Thian Kauw Cu, sebab ia telah terjebak
oleh kelicikan Lim Thian Tuk, Maka pertandingan babak
pertama itu pun jadi serie.
"Maksud Lim Tocu babak pertama ini serie?" tanya Kai
Thian Kauw Cu dingin. Tidak salah!" Lim Thian Tuk mengangguk
"Baik! Bagaimana pertandingan babak ke dua?" tanya Kai
Thian Kauw Cu sambil tertawa dingin.
Tadi aku lihat ginkangmu amat tinggi Bagaimana kalau kita
bertanding ginkang saja babak ke dua?" Lim Thian Tuk balik
bertanya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Baik!" Kai Thian Kauw Cu mengangguk Tapi bagaimana
caranya?" "Banyak caranya!" sahut Lim Thian Tuk. "Yang kita
tandingkan adalah ilmu ginkang tingkat tertinggi, yakni hanya
menghimpun hawa murni agar badan kita melambung ke atas,
kemudian melayang turun harus dalam posisi yang sama!"
"Baik!" Kai Thian Kauw Cu manggut-manggut.
HSiapa di antara kalian yang membawa tali?" tanya Lim
Thian Tuk kepada para anggota Kai Thian Kauw.
"Kami bawa!" sahut beberapa orang.
"Bawa kemari!" seru Lim Thian Tuk.
Beberapa orang itu segera menyerahkan tali pada Lim
Thian Tuk, Setelah menerima tali-tali itu, Lim Thian Tuk pun
menyambungnya sehingga menjadi panjang hampir delapan
depa. Tali yang sudah panjang itu ditaruh ke bawah, ia lalu
memandang Kai Thian Kauw Cu seraya berkat a.
"Kita mempergunakan tali itu!"
"Ng!" Kai Thian Kauw Cu mengangguk "Silakan Lim Tocu
duluan!" "Baik!" Kai Thian Kauw Cu menjura.
ia membungkukkan badannya, Ujung tali itu diikatkan pada
kaki kirinya, lalu mulai menghimpun hawa murninya.
Tak seberapa lama kemudian, sepasang kakinya masuk
sedikit ke dalam tanah, sedangkan sekujur badannya berbunyi
pletak-pletuk, Berselang sesaat, ia mengembangkan
sepasang lengannya bagaikan sayap burung, seketika juga
badannya melambung ke atas, dan tali itu pun terangkat
Badan Lim Thian Tuk melambung setinggi tigadepa, lalu
berhenti sejenak Setelah itu badannya mulai melayang turun.
Salah seorang pengikutnya, segera menginjak tali yang di
permukaan tanah, sementara badan Lim Thian Tuk terus
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
melayang turun, kemudian sepasang kakinya tetap menginjak
bekas kakinya yang di tanah dalam posisi tak berubah.
Orang yang menginjak tali itu tetap berdiri di situ,
sedangkan Lim Thian Tuk membuka ujung tali yang diikatkan
pada kaki nya. "Sekarang giliranmu!" ujarnya kepada Kai Thian Kauw Cu
sambil tersenyum. Kini semua orang baru tahu, apa kegunaan tali tersebut,
ternyata digunakan untuk mengukur tinggi.
"Sungguh hebat ginkang Lim Tocu!" sahut Kai Thian Kauw
Cu. Terimakasih atas pujianmu!" Lim Thian Tuk tersenyum
Jagi. "Berdasarkan kepandaian Lim Tocu, memang pantas
menjadi wakil Kauw Cu." ujar Kai Thian Kauw Cu sambil
tertawa. "Oh, ya?" Lim Thian Tuk juga tertawa, "Kalau engkau tidak
berbuat seperti aku barusan, bagaimana mungkin aku akan
merasa tunduk?" "Emmh!" Kai Thian Kauw Cu manggut-manggut, lalu
melangkah maju dan mengikatkan ujung tali itu pada kakinya.
Orang yang menginjak tali itu langsung menyingkir tapi
sudah memberi tanda pada tali yang diinjaknya tadi.
Setelah mengikatkan ujung tali itu pada kakinya, Kai Thian
Kauw Cu mulai menghimpun hawa murninya.
Mendadak ia bersiul panjang, dan seketika juga badannya
melambung ke atas, setelah badannya melambung setinggi
dua depa, tiba-tiba ia merasa sakit di kakinya, sepertinya
tertusuk jarum, bahkan mulai merasa ngilu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Walau Kai Thian Kauw Cu berkepandaian amat tinggi,
namun badannya sudah melambung ke atas, dan juga rasa
ngilu itu membuatnya tidak bisa menghimpun hawa murninya
Di saat itu, barulah Kai Thian Kauw Cu tahu, bahwa Lim
Thian Tuk telah melakukan sesuatu pada ujung tali itu,
Ternyata memoleskan semacam racun.
Betapa gusarnya Kai Thian Kauw Cu. sedangkan tubuhnya
telah merosot ke bawah, Begitu sepasang kakinya menginjak
bekas kakinya, Lim Thian Tuk tertawa gelak seraya berkata.
"Kini sudah terbukti, bahwa kepandaian siapa yang lebih
tinggi." "Lim Tocu!" Kai Thian Kauw Cu tertawa aneh. "Kukira
majikan Pulau Kabut Hitam adalah lelaki sejati, tidak tahunya
begitu tak tahu malu!"
"Eh?" Wajah Lim Thian Tuk berubah "Di hadapan semua
orang, engkau masih berani mencaci" Padahal engkau sudah
kaiahl Oleh karena itu, mulai saat ini aku sebagai Kauw Cu,
engkau wakilku! seandainya engkau merasa tidak senang,
boleh segera angkat kaki dari sini! Kenapa malah mencaci
orang?" Betapa gusarnya Kai Thian Kauw Cu, sehingga sepasang
matanya membara menatap Lim Thian Tuk.
"Um Tocu, aku sungguh menghargaimu, maka bersedia
mengangkatmu sebagai wakil Tapi engkau begitu tak tahu
malu, jadi pelayan di Kai Thian Kuaw pun tidak pantas!" ujar
Kai Thian Kauw Cu dingin.
"Kalian empat pemimpin sektor!" seru Lim Thian Tuk.
"Siapa yang benar dan salah, tentunya kalian telah
menyaksikannya, bukan?"
Ke empat pemimpin sektor diam saja, sementara Kai Thian
Kauw Cu sudah tidak bisa bersabar lagi Badannya bergerak
dan sekaligus menyerang Lim Thian Tuk.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Saat ini, ke empat pemimpin sektor dan para anggota,
mulai berkasak-kusuk membicarakan masalah itu, Ada yang
bilang, sudah kalah memang harus jadi wakil Ada pula yang
mengatakan, bahwa Lim Thian Tuk bukan pendiri Kai Thian
Kauw, maka dia tidak bisa menjadi Kauw Cu.
Dalam kasak-kusuk itu, justru tiada seorang pun yang
membicarakan masalah kecurangan Lim Thian Tuk, sebab
tiada seorang pun yang mengetahui hal itu.
Kai Thian Kauw Cu mendengar kasak-kusuk mereka,
maka kegusarannya pun semakin memuncak
ia langsung menyerang Lim Thian Tuk dengan jurus Liat
Su Thui San (Orang Gagah Mendorong Gunung).
Lim Thian Tuk berkelit, kemudian balas menyerang
Terjadilah pertarungan yang amat seru dan sengit
Kai Thian Kauw Cu membentak keras, lalu menyerang
dengan tiga jurus beruntun, yakni Lang Hoa Cuk TTiian
(Bunga Ombak Bergemerlapan Ke Langit), Yun Khai Kian
Goat (Awan Buyar Bulan Tampak) dan Jit Kong Ban Cang
(Sinar Matahari Laksaan Depa), Tiga jurus beruntun ini adalah
ilmu andalan Kai Thian Kauw Cu.
Saat ini, ia dalam keadaan gusar, lagipula menggunakan
delapan bagian Lweekangnya, Maka dapat dibayangkan
betapa dahsyatnya serangan-serangannya.
Lim Thian Tuk bersiul panjang, ia tidak mundur maupun
berkelit, melainkan menangkis serangan-serangan itu.
Terdengarlah suara benturan yang sangat dahsyat,
sehingga para anggota yang sedang menonton itu, langsung
menyingkir jauh-jauh. Setelah terjadi benturan itu, Kai Thian Kauw Cu dan Lim
Thian Tuk pun mundur dua Iangkah. Kai Thian Kauw Cu tidak
menunggu ia cepat-cepat menyerang lagi dengan dua buah
pukulan. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lim Thian Tuk menangkis sekaligus balas menye-rang,
Betapa serunya pertarungan itu, sehingga membuat para
anggota Kai Thian Kauw menonton dengan mata terbelalak
Tak terasa, pertarungan mereka telah melewati tiga puluh
jurus, Tampak bayangan mereka berkelebatan, sebentar
dekat dan sebentar jauh, bahkan diiringi dengan suara
benturan-benturan dahsyat yang memekakkan telinga.
"Kakak Pek! Bagaimana kalau kita memanfaatkan
kesempatan ini untuk membuat kekacauan?" tanya Bee Kun
Bu. "Jangan dulu." " Pek Yun Hui menggelengkan kepala,
"Kalau kita sekarang memunculkan diri, mereka berdua pasti
berhenti bertarung."
"Benar." Sie Bun Yun manggut-manggut "KJni mereka
berdua sedang bertarung mati-matian, sudah pasti duaduanya akan terluka parah, Setelah mereka berdua terluka,
barulah kita muncul."
Di saat, mereka bereakap-cakap, pertarungan Kai Thian
Kauw Cu dengan Lim Thian Tuk pun mulai Iamban. Ternyata
mereka berdua mulai saling menyerang dengan Lweekang,
sehingga terdengar suara menderu-deru yang menusuk
telinga. "Bagaimana kalau kalian berdua berhenti bertarung?" seru
Ek Ceng. "Kalian berdua berkepandaian tinggi, kenapa harus
bertarung mati-matian?" Im Hang Cok juga ikut berseru.
Mereka tahu, bahwa apabila pertarungan itu masih
berlanjut, tentunya ke dua orang itu akan terluka parah.
Akan tetapi, saat ini mereka berdua telah mengerahkan
seluruh Lweekang masing-masing, maka sulit untuk ditarik
kembali, Siapa yang duluan menarik Lweekang-nya, pasti
terluka parah. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Maka ketika Ek Ceng dan Im Hang Cok berseru, ke dua
orang itu tetap melanjutkan pertarungan
Betapa cemasnya Ek Ceng, Im Hang Cok, Ku Hut Leng
Khong dan Lan Si Tianglo menyaksikan pertarungan itu.
Ke dua pengikut Lim Thian Tuk juga tampak gelisah. Ke
dua orang itu pun terus memperhatikan pertarungan tersebut
dengan mata tak berkedip.
Lewat beberapa jurus kemudian, Kai Thian Kauw Cu dan
Lim Thian Tuk saling mengadu pukulan lagi.
Bum! Buml Mereka berdua mundur dua langkah, kemudian maju lagi
dan saling menyerang mati-matian.
Mendadak dua pengikuti Lim Thian Tuk berteriak aneh,
lalu menerjang ke depan, Akan tetapi, Ek Ceng segera
melesat ke hadapan mereka, maka terjadilah pertarungan di
silu. sementara Kai Thian Kauw Cu dan Lim Thian Tuk terus
mengerahkan Lweekang masing-masing. Kadang-kadang
tampak Lim Thian Tuk terdesak, namun maju lagi dengan
serangan dahsyat, Kai Thian Kauw Cu mundur selangkah, lalu
maju sambil menyerang. Dua pengikut yang bertarung dengan Ek Ceng, tiba-tiba
memekik sambil meloncat mundur Namun Ek Ceng tidak
mengejar mereka, maka pertarungan berhenti sampai di situ.
Tak seberapa lama kemudian, di ubun-ubun Kai Thian
Kauw Cu dan Um Thian Tuk mengepul uap panas bagaikan
kabut Makin lama makin menebal kabut itu menutupi badan
masing-masing. "Sudah saatnya kita muncul," ujar Sie Bun Yun. ia bersiul
panjang, dan sekaligus melesat ke tempat itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu juga bersiul panjang, lalu melesat ke sana
seraya berseru sekeras-kerasnya.
"Murid partai Kun Lun berada di sini! Kalian tidak perlu ke
gunung Kun Lun!" Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan tidak tinggal diam di atas
pohon. Mereka pun menghunus pedang sambil melesat ke
tempat itu. Kemunculan mereka berempat, sungguh di luar dugaan
semua orang. Ketika melihat Sie Bun Yun, mereka cuma
mengerutkan kening. Tapi begitu melihat Pek Yun Hui,
seketika wajah mereka berubah, Ke empat pemimpin sektor
terpaksa menyambut mereka.
Sie Bun Yun yang paling depan, disambut oleh iblis Kepala
Putih Ek Ceng. Tanpa banyak bicara lagi, Sie Bun Yun
langsung menyerangnya dengan jurus Hong Cueh Ciok Tung
(Angin Berhembus Bambu Bergerak), serangan itu mengarah
pada tiga jalan darah di dada Ek Ceng.
iblis Kepala Putih Ek Ceng berkelit, sekaligus
mengeluarkan senjatanya, yang berupa sebatang potlot baja,
itu pertanda ia sangat mahir ilmu menotok jalan darah.
Setelah mengeluarkan senjata itu, Ek Ceng mulai balas
menyerang menotok jalan darah Sie Bun Yun.
Bee Kun Bu disambut Im Hang Cok. ia menyerang
lawannya itu dengan ilmu pedang Hun Kong Kiam. Tampak
pedangnya berkelebatan mengarah Im Hang Cok.
Akan tetapi, Im Hang Cok sangat gesit Semua serangan
Bee Kun Bu dapat dihindarinya dengan baik. Kemudian ia
mengeluarkan cambuknya, dan pertarungan sengit pun
berlangsung sedangkan Pek Yun Hui disambut Ku Hut Leng Khong dan
Lan Si Tianglo, Ketika melihat ke dua Hwce-shio itu, Pek Yun
Hui langsung membentak "Kalian berdua ingin bertarung denganku?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bentakan Pek Yun Hui membuat ke dua Hweeshio itu
menyurut mundur beberapa langkah dengan air muka
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berubah. "Kalian berdua cepat minggir!" bentak Pek Yun Hui lagi
sambil menuding mereka dengan pedang.
Ke dua Hweeshio itu mundur lagi dua langkah,
Kelihatannya mereka berdua sangat takut pada Pek Yun Hui.
"Kalian berdua adalah Hweeshio murid Sang Bud-dha,
namun justru tidak mentaati ajaran Buddha! Hm!" dengus Pek
Yun Hui dingin, "Kali ini aku masih mengampuni kalian! Kalau
lain kali bertemu lagi, aku pasti tidak akan melepaskan kalian!"
Ku Hut Leng Khong dan Lan Si Tianglo saling
memandang. Mereka tahu, bahwa apabila mereka mundur
sekarang, tentunya akan kehilangan kedudukan mereka
sebagai pemimpin sektor, lagipula akan kehilangan muka di
hadapan para anggota Kai Thian Kauw.
Oteh karena itu, mereka berdua saling memandang lagi,
Ku Hut Leng Khong mengeluarkan Hudtim (Kebutan yang
biasa dipakai kaum Buddhisme), sedangkan Lan Si Tianglo
mengeluarkan tasbehnya. "Kalian mau bertarung denganku?" tanya Pek Yun Hui
dengan kening berkerut "Maaf, Pek Lie Hiap!" sahut Ku Hut Leng Khong.
"Kami sungguh terpaksa,"
"Baik!" Pek Yun Hui mengangguk
Pek Yun Hui menggerakkan pedangnya, ia menggunakan
jurus Siauw Cih Thian Lam (Menunjuk Thian Lan Sambil
Tertawa) menyerang ke dua Hweeshio itu.
Ketika Pek Yun Hui mulai menyerang, Ku Hut Leng Khong
dan Lan Si Tianglo berkelit, kemudian mendadak melesat
serentak menyerang Lie Ceng Loan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Gadis itu terkejut sekali. ia langsung mengeluarkan jurus
Hun Hoa Soh Liu (Dahan Bergoyang Bunga Ber-taburan)
untuk melindungi diri. "Hm!" dengus Pek Yun Hui dingin, "Sungguh besar nyali
kalian berdua!" Pek Yun Hui segera melesat ke arah Lie Ceng Loan, lalu
bersama gadis itu menyerang Ku Hut Leng Khong dan Lan Si
Tianglo. Kacaulah tempat itu. para anggota Kai Thian Kauw Cu
berteriak-teriak seakan memberi semangat pada ke empat
pemimpin sektor, Di antaranya ada pula yang ikut membantu,
Namun dia langsung terpental, karena itu, tiada yang berani
membantu lagi. Ketika Sie Bun Yun sedang bertarung dengan Ek Ceng,
mendadak ke dua pengikut Lim Thian Tuk membaurkan diri
dengan Ek Ceng menyerang Sie Bun Yun.
Ke dua orang itu juga berkepandaian tinggi, maka Sie Bun
Yun jadi kewalahan menghadapi mereka bertiga.
sementara Pek Yun Hui bertarung sambil memandang ke
arah Kai Thian Kauw Cu dan Lim Thian Tuk
Saat ini, sepasang telapak tangan mereka telah saling
menempel Uap yang di ubun-ubun mereka sudah tidak
tampak lagi, tapi sekujur badan mereka telah dibasahi keringat
Itu pertanda bahwa mereka berdua telah menghadapi
saat-saat mati dan hidup, Menyaksikan keadaan itu, Pek Yun
Hui bergirang dalam hati, Namun wajahnya langsung berubah
ketika mengarah pada Sie Bun Yun. Sebab Sie Bun Yun
berada di bawah angin menghadapi ke tiga orang tersebut
Tiba-tiba Pek Yun Hui bersiul panjang, kemudian
pedangnya berkelebatan Ternyata ia mulai mengeluarkan ilmu
pedang tingkat tinggi, yakni ilmu pedang Sin Hap Kiam.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tampak sinar pedangnya menyambar, dan seketika
terdengar dua kali suara jeritan, Ku Hut Leng Khong dan Lan
Si Tianglo terpental dengan sekujur badan berlumuran darah.
"Hm!" dengus Pek Yun Hui kemudian berkata pada Lie
Ceng Loan. "Adik Loan, engkau pergi bantu Kun Bul"
"Ya." Lie Ceng Loan segera menghampiri Bee Kun Bu.
"Kakak Bu, aku datang."
Mendengar suara seruan itu, Bee Kun Bu langsung
bersemangat dan sekaligus menyerang Im Hang Cok dengan
jurus Ciok Phoh Thian Keng (Batu Pecah Langit Kaget).
jurus tersebut membuat Im Hang Cok terdesak mundur
dua langkah, Bee Kun Bu cepat-cepat menggeserkan
badannya mendekati Lie Ceng Loan.
Ketika anak buah Im Hang Cok melihatnya di-keroyok dua,
mereka maju serentak membantunya, dan pertarungan sengit
pun terjadi! Setelah berhasil melukai Ku Hut Leng Khong dan Lan Si
Tianglo, Pek Yun Hui membalikkan badannya.
"lblis Kepala Putih!" bentaknya, "Engkau sudah melihat
keadaan Ku Hut Leng Khong dan Lan Si Tianglo" Kalau aku
tidak menaruh belas kasihan pada mereka, saat ini mereka
sudah jadi mayat di bawah pedangku!"
iblis Kepala putih Ek Ceng terkejut Namun saat ini kalau
dia mundur, bukankah akan kehilangan muka"
"Pek Lie Hiapt Engkau ingin menentang Kai Thian Kauw?"
tanyannya dingin. "Jangan omong kosong!" bentak Pek Yun Hui.
Pedang Pek Yun Hui bergerak menyerang Ek Ceng.
Tangannya pun ikut bergerak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Seketika terdengar suara "Ser! Ser!", ternyata Pek Yun Hui
juga menyerang ke dua orang yang membantu Ek Ceng
dengan senjata rahasia berupa mutiara.
"Aaakh! Aaaakh.,.!" terdengar dua kali jeritan, Ter-nyata ke
dua orang itu roboh seketika.
Ciutlah nyali Ek Ceng menyaksikan kejadian itu sehingga
menjadi lengah, jurus Ciok Yap Phiauw Ling (Daun Bambu
Terbang Melayang) yang dikeluarkan Sie Bun Yun berhasil
menotok Heng KJat Hiatnya, Tidak ampun lagi, Ek Ceng
langsung roboh. Sie Bun Yun tertawa panjang, lalu mengayunkan kakinya
menendang Ek Ceng, iblis Kepala Putih itu terpental beberapa
depa. Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui memandang ke arah Bee
Kun Bu yang dibantu Lie Ceng Loan. Mereka berdua sudah
tampak di atas angin, sesungguhnya kalau para anggota Kai
Thian Kauw maju semua, mereka berempat akan sulit
menghadapi para anggota yang berjumlah seratus lebih itu.
Akan tetapi, para anggota Kai Thian Kauw itu pun tidak mau
mati konyol, maka mereka cuma berdiri diam di tempat.
sementara Kai Thian Kauw Cu dan Lim Thian Tuk yang
sedang bertarung dengan Lweekang, sudah tahu akan
keadaan itu, seandainya ke dua orang itu menarik kembali
Lweekang masing-masing, tentunya Sie Bun Yun, Pek Yun
Hui, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan akan celaka di tangan
mereka. Tapi ke dua orang itu, justru tidak berani menarik
Lweekang masing-masing di saat itu, sebab khawatir pihak
lawan akan menyerang dengan Lweekang, Oleh karena itu,
mereka berdua tetap bertahan.
"Adik Pek!" ujar Sie Bun Yun. "Saat ini gampang sekali
membereskan mereka itu."
"Benar." Pek Yun Hui mengangguk "Tapi itu tidak perlu."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau ke dua orang itu dibiarkan hidup, pasti akan
menimbulkan bencana dalam rimba persilatan." Sie Bun Yun
menatapnya. "Kenapa tidak menggunakan kesempatan ini
untuk menghabiskan mereka?"
"Aku punya akal." Pek Yun Hui tersenyum, Tidak perlu
membunuh mereka, namun akan membuat mereka tidak bisa
melakukan kejahatan lagi,"
"Adik Pek!" Sie Bun Yun agak terbelalak "Engkau ingin
menasihati mereka?" "Aku tidak ingin membunuh, tapi mereka pun tidak bisa
dinasihati," sahut Pek Yun HuL
"Lalu...." Sie Bun Yun bingung, "Engkau akan bertindak
bagaimana terhadap mereka?"
"Nih!" Pek Yun Hui memperlihatkan senjata rahasianya .
"Oooh!" Sie Bun Yun manggut-manggut mengerti.
sementara Kai Thian Kauw Cu dan Lim Thian Tuk masih
terus mengerahkan Lweekang masing-masing. Di saat ini, ada
satu jalan darah yang terbuka di tubuh mereka berdua,
Apabila jalan darah itu ditotok, maka ke dua orang itu akan
kehilangan tenaga murni masing-masing, artinya kepandaian
mereka akan musnah. Kalau ingin pulih, mereka harus merawat diri hingga dua
puluh tahun lebih, bahkan juga harus dibantu dengan obat
mujarab, itu pun tipis sekali harapannya.
"Kalau begitu, cepatlah engkau serang mereka dengan
senjata rahasia itu!" desak Sie Bun Yun.
Pek Yun Hui mengangguk dan sekaligus menyentilkan jari
tangannya, Senjata rahasia di tangannya langsung meluncur
ke arah Kai Thian Kauw Cu dan Lim Thian Tuk. Betapa
terkejutnya Kai Thian Kauw Cu dan Lim Thian Tuk, ketika
mendengar desiran angin halus ke arah mereka.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mereka baru ingin menarik Lweekang masing-ma-sing,
akan tetapi sudah terlambat Ke dua butir mutiara itu telah
menghantam Khi Hai Hiat mereka, Pek Yun Hui menggunakan
delapan bagian Lweekangnya ketika menyerang, maka ke dua
butir mutiara itu menembus ke dalam jalan darah mereka.
Kai Thian KauwCu dan Lim Thian Tuk menggeram,
Mereka ingin bangkit berdiri, namun tidak mampu, Tubuh
mereka pun berbunyi Krek! Krek! Krek! Wajah mereka berubah pucat pias, kemudian terkulai
Namun mereka masih sempat membentak
"Sungguh jahat engkau wanita jalang!"
Pek Yun Hui menghampiri ke dua orang itu, lalu menuding
Lim Thian Tuk dengan pedangnya.
Um Thian Tuk mengira bahwa Pek Yun Hui ingin
membunuhnya, maka wajahnya semakin pucat pias.
"Hm!" dengus Pek Yun Hui dingin, "Lim Tocu, entah
engkau dengar dari mana, bahwa guruku kena racun jadi gila,
maka engkau menyamar sebagai gurukut Aku tidak akan
membunuhmu, apakah aku termasuk wanita jahat?"
Lim Thian Tuk membungkam, sedangkan Pek Yun Hui
mengarah pada Kai Thian Kauw Cu sambil tertawa dingin.
"Sembilan partai tiada permusuhan denganmu, tapi
kenapa engkau malah berniat membasmi mereka" Kini
engkau sudah jadi orang cacat, maka lebih baik mulai
sekarang kalian berdua melewati hari-hari yang tenang saja!"
Usai berkata demikian, Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun
berjalan pergi Ketika menyaksikan Lim Thian Tuk dan Kai
Thian Kauw Cu roboh, para anggota Kai Thian Kauw berdiri
mematung di tempat sedangkan Im Hang Cok juga sudah mundur, karena tahu
pereuma melawan mereka, Di saat ia mundur justru ujung
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pedang Bee Kun Bu menusuk pahanya, seketika juga Im
Hang Cok roboh dengan kaki berlumuran darah.
Bee Kun Bu menggerakkan pedangnya untuk
menghabiskan nyawa Im Hang Cok, tapi Lie Ceng Loan
segera mencegahnya. "Kakak Bu, jangan membunuhnya! MuIai sekarang dia
pasti tidak akan berani melakukan kejahatan lagi."
Bee Kun Bu manggut-manggut, lalu menuding Im Hang
Cok dengan pedangnya seraya berkata.
Tahukah engkau, Nona Lie telah menyelamatkan
nyawamu ?" Terimakasih Nona Lie!" ucap Im Hang Cok, ia bangkit
berdiri lalu dengan tertatih-tatih pergi meninggalkan tempat itu.
Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun sudah mendekati mereka
berdua, Pek Yun Hui memandang dengan tajam semua orang
yang ada di silu. "Siapa yang masih ingin bertempur?" tanyanya lantang.
Mereka diam, tiada seorang pun yang berani bersuara.
"Mumpung kalian masih belum banyak melakukan
kejahatan, maka alangkah baiknya mulai sekarang kalian
kembali ke jalan yang benar!" ujar Pek Yun Hui. "Jangan terus
tersesat lagi!" Hening suasana di tempat itu. Para anggota Kai Thian
Kauw saling memandang. Bee Kun Bu menarik nafas panjang,
lalu berkata. "Kakak Pek!" Bee Kun Bu menggeleng-gelengkan kepala,
"Mereka tidak akan sadar, pereuma kakak Pek menasihati
mereka." "Benar." Pek Yun Hui mengangguk "Mari kita pergi saja!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mereka berempat meninggalkan tempat itu, Berselang
beberapa saat kemudian, mereka sudah naik ke perahu.
"Kalau kita langsung memunculkan diri, tentunya Kai Thian
Kauw Cu dan Lim Thian Tuk akan menghadapi kita.
seandainya begitu, entah apa jadinya sekarang?" ujar Pek
Yun Hui sambil mengayuh "Kita pasti celaka," sahut Sie Bun Yun.
"Oh ya! Pada waktu itu...." Bee Kun Bu tersenyum, "Entah
siapa yang menarik lweekangnya lebih dulu?"
"Mungkin bersama-sama," sahut Pek Yun Hui. "Un-tung
aku cepat menyerang mereka dengan senjata ra-hasia, kalau
tidak, kemungkinan besar mereka berdua akan bersahabat
untuk membasmi sembilan partai besar."
"Kini Kai Thian Kauw Cu dan Lim Thian Tuk sudah tidak
bisa berkutik, namun masih ada satu masalah pen-ting," ujar
Bee Kun Bu. "Masalah apa?" tanya Pek Yun Hui.
"Co Hiong," sahut Bee Kun Bu singkat
"Benar." Pek Yun Hui manggut-manggut.
"Kakak Pek, Kakak Siao Tiap berangkat duluan ke Kwat
Cong San, apakah mungkin bertemu Co Hiong?" tanya Lie
Ceng Loan mendadak "Mudah-mudahan tidak!" Pek Yun Hui tersenyum getir
"Setelah kita tiba di Kwat Cong San dan mengetahui keadaan
guru, kita pun harus segera berangkat ke Yang Sim Am di
Toan Hun Ya." "Benar." Sie Bun Yun mengangguk "Lebih baik kita
melenyapkan nya sekarang, mumpung dia belum berhasil
mempelajari Kui Goan Pit Cek.M
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Ng!" Pek Yun Hui mengangguk
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Dia jahat sekali, pokoknya aku tidak akan bersimpati
padanya," ujar Lie Ceng Loan.
"Kalau benar dia yang memperoleh Kui Goan Pit Cek,
mungkin saat ini kepandaiannya sudah bertambah tinggi," ujar
Pek Yun Hui dan teringat akan sesuatu, "Entah apa yang
dilihat Nona Souw dan Adik Loan itu?"
"Tentunya semacam senjata pusaka," sahut Sie Bun Yun,
"Kalau tidak, bagaimana mungkin memancarkan cahaya?"
"Benar." Pek Yun Hui manggut-manggut.
Tak seberapa lama kemudian, perahu itu sudah berlabuh
Mereka berempat segera naik ke darat dan melanjutkan
perjalanan menuju Kwat Cong San.
***** Bab ke 16 - Na Hai Peng Telah Pulih Kun Lun Sam Cu
Tiada jejak Bee Kun Bu, Sie Bun Yun, Pek Yun Hui dan Lie Ceng
Loan terus melakukan perjalanan menuju Kwat Cong San,
Pada hari ke tiga, mereka berempat sudah tiba di kaki gunung
itu. Tak lama kemudian, terdengarlah suara pekikan Hian Giok
yang amat nyaring, Mereka berempat segera mendongakkan
kepala, tampak Hian Giok sedang terbang di angkasa.
Cepat-cepat Pek Yun Hui bersiul panjang memanggil
burung bangau itu. Begitu mendengar suara siulan Pek Yun
Hui, Hian Giok memeluk nyaring lagi sambil meluncur ke arah
mereka. "Hian Giok!" seru Lie Ceng Loan ketika melihat burung
bangau itu hinggap di tanah, "Di mana kakak Siao Tiap"
Apakah dia sudah bertemu Paman Na?"
Hian Giok manggut-manggut
"Syukurlah!" ucap Lie Ceng Loan dengan wajah berseri
Kemudian ia merangkul leher burung bangau itu erat-erat.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mendadak Hian Giok mengembangkan sepasang
sayapnya, lalu terbang ke atas, Lie Ceng Loan tidak
bermaksud menunggang burung bangau itu, maka betapa
terkejutnya ketika Hian Giok terbang ke atas, ia cepat-cepat
naik ke punggungnya. Menyaksikan itu, Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun
Bu tertawa gelak. "Adik Loan, siapa suruh engkau memanjakan Hian Giok"!"
seru Pek Yun Hui. "Aku tidak mem anj akan nya!" sahut Lie Ceng Loan, "Hian
Giok sangat baik padaku, maka cuma mau bawa aku seorang
di Rahasia 180 Patung Mas 14 Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Hoa San Lun Kiam Karya Chin Yung Bara Diatas Singgasana 19
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama