Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 48

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 48


, selamanya aku tidak mau
berkecimpung di rimba persilatan lagi,"
Bee Kun Bu diam, Kemudian menoleh pada Kun Lun Sam
Cu. sedangkan Kun Lun Sam Cu tidak bersuara, Kelihatannya
mereka sependapat dengan apa yang dikatakan Lie Ceng
Loan. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah saling membisu seperti itu, mereka berlima menuju
ke bukit, Tak seberapa lama kemudian, mereka sudah
mendekati bukit tersebut Tiba di puncak hari pun sudah senja, Mereka berlima
berdiri di sana sambil memandang ke arah telaga beracun,
tetap tampak tenang tapi kemerah-merahan.
"Heran," gumam Bee Kun Bu. "Kenapa sedemikian sepi?"
"Bukankah lebih baik sepi?" sahut Lie Ceng Loan sambil
tersenyum. "Memang sih." Bee Kun Bu manggut-manggut dan
menambahkan, Tapi saat ini, Swat Lo Kongcu dan Liat Pah To
sudah tahu kita berada di sini, Bahkan mereka pun tahu Tay
Cih Su sedang membuat perahu untuk menyerbu ke mari,
Kenapa mereka kelihatan begitu tenang?"
"Kalaupun mereka bersiap-siap, tentunya tidak mungkin di
bukit ini," ujar Lie Ceng Loan.
Bee Kun Bu manggut-manggut, karena merasa masuk
akal apa yang dikatakan Lie Ceng Loan. "Bagaimana kita cari
tempat untuk bersembunyi ?"
"Swat Lo Kongcu telah terjungkal sekali di tanganmu,
maka belum tentu dia akan segera menghadapi kita, jadi kita
pun tidak perlu bersembunyi lagi," sahut Kun Lun Sam Cu.
Karena Kun Lun Sam Cu yang mengatakan begitu, Bee
Kun Bu sama sekali tidak berani membantah
Mulailah ia memandang ke arah telaga beracun itu dengan
penuh perhatian samar-samar dilihatnya sosok bayangan
berkelebat di pinggir telaga.
Karena berjarak yang begitu jauh, Bee Kun Bu khawatir
matanya salah melihat KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Beberapa saat kemudian, hari sudah mulai gelap, Mereka
berlima khawatir akan terlihat orang, sehingga tidak berani
menyalakan api. sementara hari semakin gelap, sedangkan tempat tersebut
sangat sepi sekali Sejak berada di daerah Miauw, Kun Lun
Sam Cu sama sekali tidak tahu kenapa dalam keadaan tak
waras, Kini walaupun ke tiganya telah sembuh, pikiran mereka
masih agak menerawang. Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan berjalan ke tempat lain,
lalu berdiri sambil memandang ke bawah.
Lie Ceng Loan menaruh kepalanya pada bahu Bee Kun
Bu. Saat ini meskipun masih ada bahaya mengancam, gadis
itu tetap merasa gembira dan bahagia bersama Bee Kun Bu,
sehingga tanpa sadar ia terus memandangnya, "Kakak Bu!"
tanya Lie Ceng Loan karena melihat Bee Kun Bu termenung
"Engkau sedang memikirkan apa?"
"Kalau tidak salah, su,dah waktunya Kakak Pek menyerbu
ke mari," ujar Bee Kun Bu memberitahukan "Akan tetapi,
kenapa sampai malam ini masih tampak begitu sepi?"
"Apakah telah terjadi sesuatu di luar dugaan?" tanya Lie
Ceng Loan. "Menurut aku tidak," sahut Bee Kun Bu.
"Kenapa engkau mengatakan begitu?"
"Kelihatan Swat Lo Kongcu dan Liat Pah To hanya
menguasai Tok Sui Tong ini. sementara Tay Cih Su masih
menguasai begitu banyak orang Miauw yang rata-rata ingin
membasmi Swat Lo Kongcu dan Liat Pah To. Karena itu, aku
yakin tidak akan terjadi sesuatu di luar dugaan," jawab Bee
Kun Bu menjelaskan "Kalau begitu, kenapa mereka belum menyerbu ke mari?"
Lie Ceng Loan kelihatan bingung
"Mungkin..." ucapan Bee Kun Bu terhenti sepasang
matanya terus memandang ke arah telaga beracun itu,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ternyata ia melihat banyak cahaya lampu berker!ap-kerlip di
permukaan telaga beracun itu.
"Kakak Bu!" Lie Ceng Loan menunjuk ke sana, "Apa itu?"
"Lampu-lampu yang di perahu," sahut Bee Kun Bu.
"Kalau begitu, sudah pasti Kakak Pek mulai menyeberang
ke mari," ujar Lie Ceng Loan.
Bee Kun Bu manggut-manggut.
"Guru, cepat ke mari!"
Kun Lun Sam Cu menyahut dan segera ke tempat itu.
Mereka bertiga pun memandang ke arah telaga beracun
sementara lampu-lampu tampak semakin jelas, tidak salah, itu
adalah lampu-lampu yang di perahu, Kini sudah terlihat jelas
beberapa buah perahu besar berlayar mendekati pulau
tersebut Menyaksikan itu, Bee Kun Bu langsung bersiul panjang.
Maksudnya ingin melesat pergi mencari Swat Lo Kongcu dan
Liat Pah To untuk membunuh mereka berdua, setelah itu baru
bergabung dengan Pek Yun Hui.
Akan tetapi, di saat ia bersiul panjang, terdengar pula
suara teriakan-teriakan aneh di puncak seberang, Sungguh
menyeramkan suara teriakan-teriakan tersebut
Tertegun mereka berlima ketika mendengar suara itu,
Wajah Lie Ceng Loan tampak pucat pias, "Suara apa itu?"
Ketika Bee Kun Bu baru mau membuka mulut menyahut
ttba-tiba terdengar suara "Plak! Plak!" Menyusul dari puncak
seberang tampak tujuh delapan ekor burung elang yang amat
besar terbang menuju ke arah perahu-perahu itu.
Bee Kun Bu juga melihat, cakar-cakar burung elang besar
itu mencengkeram batu-batu yang berukuran besar, Bee Kun
Bu tampak tertawa. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kakak Bu, Swat Lo Kongcu telah mengeluarkan elangelang besar itu! Kok engkau malah tertawa?" Lie Ceng Loan
menatapnya heran. "Lihatlah perahu-perahu itu!" Bee Kun Bu menunjuk ke
arah perahu-perahu itu. "Bukankah semua perahu itu ditutupi dengan kulit sapi?"
Lie Ceng Loan memperhatikan semua perahu itu, Memang
benar semua perahu itu ditutupi dengan kulit sapi, Jadi sulit
bagi burung-burung itu menenggelamkan perahu-perahu di
telaga. "Kalau begitu...," ujar Lie Ceng Loan sambil tertawa,
"Kenapa kita masih berdiri di sini" cepatlah kita turun
membasmi penjahat-penjahat itu!"
"Kita berlima harus tetap berkumpul!" seru Kun Lun Sam
Cu berpesan Tidak boleh berpencar."
"Ya!" Lie Ceng Loan mengangguk
Mereka berlima lalu melesat ke bawah menggunakan ilmu
ginkang, Namun mendadak mereka berhenti, karena
mendengar suara yang amat dahsyat
Bum! Mereka berlima langsung memandang ke bawah, Ternyata
salah seekor burung elang itu telah menjatuhkan batu yang
dicengkeramannya ke perahu.
Setelah jatuh dikulit sapi yang menutupi perahu, batu itu
pun terpental ke atas setinggi tiga depa, kemudian jatuh lagi
dan meledak. Sungguh di luar dugaan, batu itu ternyata dengan diisi
bahan peledak, perahu hancur menyebabkan banyak orang
jatuh ke dalam telaga beracun. Suara teriakan dan jeritan
kematian memecah suasana riuh itu.
"Celaka!" seru Bee Kun Bu setelah menyaksikan itu,
"Ternyata Swat Lo Kongcu telah menyiapkan semua itu,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kakak Pek entah berada di perahu yang telah meledak itu
tidak!" Perahu-perahu lain melaju lebih cepat menuju ke tepi
telaga, sementara burung-burung elang yang membawa obat
peledak terus mengejar Tak lama perahu-perahu itu mencapai tepi telaga. Tampak
beberapa orang meloncat ke tepi telaga, Burung-burung elang
itu juga telah menyusul, dan langsung menjatuhkan batu-batu
peledak. Bum! Bum! Bum! Bum.-.! Semua perahu meledak dan terbakar seketika, Kun Lun
Sam Cu, Bee Kun Bu, dan Lie Ceng Loan yang berdiri di atas
bukit membungkam dengan mata terbelalak
"Kakak Bu...!" Lama sekali barulah Lie Ceng Loan
membuka mulut "Apakah Kakak Pek dan Kakak Sie Bun
berada di salah sebuah perahu yang meledak itu?"
"Entahlah!" Bee Kun Bu menggeleng kepala.
Lie Ceng Loan segera menoleh pada Kun Lun Sam Cu. Ke
tiga orang itu cuma menundukkan kepala.
Lie Ceng Loan mulai menangis, "Mereka berdua mati
begitu saja?" "Adik Loan, jangan berduka!" ujar Bee Kun Bu
menghiburnya. "Ba... bagaimana mungkin aku tidak berduka?" Ue Ceng
Loan terisak-isak dengan air mata berderai.
"Adik Loan...." Mata Bee Kun Bu pun sudah basah.
Menyaksikan itu, mulailah Lie Ceng Loan menangis
gerung-gerungan, sedangkan Kun Lun Sam Cu masih tampak
agak tenang. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalian jangan menangis!" ujar Kun Lun Sam Cu Serentak
"Kita belum tahu jelas Pek Yun Hui mereka celaka atau tidak,
jadi kalian tidak perlu terus menerus menangisi
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan menghela nafas panjang,
Gadis itu mulai berhenti menangis.
"Kelihatannya... memang sulit sekali bagi kita
meninggalkan tempat ini. Sungguh tak disangka, Swat Lo
Kongcu bisa menggunakan cara itu menghadapi me-reka.,,."
"Kakak Bu, Guru dan Paman guru!" ujar Lie Ceng Loan
setelah berpikir sejenak "Aku.,, aku punya suatu ide!"
"lde apa?" tanya Bee Kun Bu sambil menatapnya,
"Katakan!" "Swat Lo Kongcu menggunakan burung-burung elang,
kalau kita bisa membunuh burung-burung itu, bukankah kita
tidak perlu takut pada mereka lagi?"
Mendengar itu, Bee Kun Bu dan Kun Lun Sam Cu cuma
tersenyum getir Harus diketahui, burung-burung elang itu
terbang di angkasa, bagaimana mungkin dapat membunuh
mereka" Lagipula sudah terlatih semua.
"Bagaimana?" tanya Lie Ceng Loan melihat mereka diam
saja, "ldeku itu tidak bisa dipakai?"
"Bukan tidak bisa dipakai persoalannya kita tidak punya
kemampuan untuk membunuh burung-burung itu!" sahut Bee
Kun Bu sambil menarik nafas.
"Aku tahu ada satu orang punya kemampuan itu," ujar Lie
Ceng Loan. "Siapa?" tanya Bee Kun Bu.
"Kakak Siao Tiap," jawab Lie Ceng Loan.
"Adik Loan.,.," Bee Kun Bu menarik nafas lagi, "Pereuma
engkau menyebutnya...."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kenapa?" tanya Lie Ceng Loan, heran.
"Sebab sejak dia meninggalkan gunung Kwat Cong San,
sudah sekian lama kita tidak bertemu dia," jawab Bee Kun Bu
sambil menggeleng-gelengkan kepala.
"Kalaupun dia berada di sini, tetap sulit menghadapi
burung-burung elang itu!" ujar Kun Lun Sam Cu.
"Kakak Siao Tiap memang tidak bisa terbang, tapi dia
punya burung bangau sakti Dia pasti mampu menghadapi
elang-elang itu!" ujar Lie Ceng Loan.
Apa yang dikatakan gadis itu memang masuk akal, Namun
saat ini Na Siao Tiap berada di mana" Akhirnya Bee Kun Bu
tersenyum getir. "Adik Loan, apa yang engkau katakan memang masuk
akal! Tapi kita harus ke mana mencari Na Siao Tiap?"
Lie Ceng Loan terdiam, lama sekali barulah membuka
mulut bergumam. "Kalau begitu, bukankah kita berada di sini menunggu
mati?" Tidak juga!" sahut Bee Kun Bu cepat "Engkau punya akal
lain?" "Burung-burung elang itu di bawah perintah orang, jadi kita
tidak bisa menghadapi burung-burung itu," ujar Bee Kun Bu
memberitahukan. "Oleh karena itu, yang harus kita hadapi
justru pemilik burung-burung itu!"
"Benar." Kun Lun Sam Cu manggut-manggut Tapi kita
tidak tahu siapa pemilik burung-burung itu," tambah Bee Kun
Bu, menggeleng-gelengkan kepala, "Kalau bukan Swat Lo
Kongcu, pasti Liat Pah To," sahut Kun Lun Sam Cu serentak
pada waktu bersamaan, terdengarlah suara tawa dingin,
kemudian menyusul pula suara wanita.
"Kami berada di sini, tidak memberi perintah pada burungburung elang itu."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Betapa terkejutnya Kun Lun Sam Cu, Bee Kun Bu dan Lie
Ceng Loan mendengar suara itu, mereka berlima segera
menoleh, Tampak puluhan orang membawa obor mendekati
mereka, Yang memimpin orang-orang itu ternyata adalah
Swat Lo Kongcu dan Liat Pah To, "Kita harus saling
bersandar!" bisik Bee Kun Bu. Mereka berlima langsung
berdiri dengan saling menempelkan punggung, Swat Lo
Kongcu tertawa dingin menyaksikan mereka.
"He he! Apakah kalian masih bisa meloloskan diri?" Bee
Kun Bu bersiul panjang hendak melakukan penyerangan
terhadap Swat Lo Kongcu, Kun Lun Sam Cu cepat-cepat
menahannya. "Guru.,.!" Bee Kun Bu tereengang, Hian Ceng Totiang
cuma menggeleng kepala, membuat Bee Kun Bu pun terdiam
di tempat "Kalian berlima berdiri di sini, tentu sudah menyaksikan
kejadian tadi." ujar Swat Lo Kongcu sambil tersenyum licik,
"Aku ingin menyampaikan suatu kabar untuk kalian, sebab aku
yakin kalian ingin mendengarnya
"Kabar apa?" tanya Bee Kun Bu dengan suara membentak
"Hi hi hi!" Swat Lo Kongcu tertawa cekikikan "Tay Cih Su
yang ingin melawan kami itu, dia telah mati di telaga beracun
Bahkan telah berubah jadi tulang belulang pula."


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Oh?" Bee Kun Bu mengerutkan kening.
"Di mana Kakak Pek?" tanya Lie Ceng Loan mendadak
"Kakak Pek" Siapa dia?" Swat Lo Kongcu balik bertanya
sambil tertawa terkekeh "Dia adalah Pek Yun Hui." Lie Ceng Loan memberitahukan
"Nasibnya lebih mujur, sebab perahunya tidak tertimpa
batu," sahut Swat Lo Kongcu memberitahukan Tapi kalau dia
ingin melawan kami, itu berarti dia cari mati."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan menarik nafas lega, sedangkan Bee Kun
Bu tertawa dingin. "Swat Lo Kongcu! Apa maumu mengurung kami di sini?"
tanya Bee Kun Bu. "Kalian masih belum tahu?" Swat Lo Kongcu tertawa
melengking. "Cepatlah kalian ikut kami ke bawah!"
"lkut kalian ke bawah memang tidak su!it," sahut Bee Kun
Bu sambil tertawa ringan "Asal kalian mampu menangkap
kami." "Kenapa aku harus menangkap kalian?" Swat Lo Kongcu
tersenyum licik. Bee Kun Bu terkejut ketika mendengar Liat Pah To
mendadak berteriak lantang dengan suara aneh, Semula
menoleh dengan mata membelalak, Di sana tampak puluhan
orang Miauw mendekati mereka dengan obor di tangan
Kun Lun Sam Cu, Bee Kun Bu, dan Lie Ceng Loan tetap
berdiri dengan punggung saling menempel sementara puluhan
orang Miauw itu sudah mendekat
Tiba-tiba mereka melempar obor-obor yang di tangan ke
arah tempat Kun Lun Sam Cu, Bee Kun Bu, dan Lie Ceng
Loan. Dalam waktu sekejap, tempat itu sudah terbakar Hal itu
membuat mereka berlima terkurung di dalam kobaran api.
"Cepat halau api itu dengan pukulan!" seru Kun Lun Sam
Cu. Bee Kun Bu segera melancarkan pukulan ke arah api yang
berkobar Akan tetapi, pada saat bersamaan terdengar pula
suara tawa aneh Swat Lo Kongcu.
orang-orang Miauw mulai melempar obor mereka ke
tempat tersebut, sehingga membuat api bertambah berkobar
Bee Kun Bu.dan kawan-kawannya merasa kepanasan. Wajah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan sudah merah padam dengan keringat terus
mengucur deras. "Kakak Bu, mari kita terjang ke luar!" seru gadis itu.
Bee Kun Bu tidak menyahut, melainkan memandang Kun
Lun Sam Cu seakan minta pendapat
"Kami baru sembuh, maka daya pikir kami masih tidak
begitu baik-" ujar Hian Ceng Totiang. "Lebih baik engkau saja
yang ambil keputusan."
"Kalau begitu.,.," ujar Bee Kun Bu. "Murid mohon maaf!"
"Urusan sudah sedemikian gawat, jangan mempermasalahkan itu!" tandas Hian Ceng Totiang.
"Sementara ini kita tidak boleh menerjang keluar Sebab,
kita tidak melihat jelas Swat Lo Kongcu dan Liat Pah To
berada di mana, jadi itu sangat membahayakan kita," ujar Bee
Kun Bu sungguh-sungguh. "Api semakin berkobar dan membesar, bahkan mulai
mendekati kita pula, Kalau tidak menerjang ke luar, kita akan
mati terbakar di sini!" tukas Lie Ceng Loan.
Tiba-tiba Bee Kun Bu menghentakan kakinya melesat ke
atas, Terkejutlah Lie Ceng Loan melihatnya.
"Kakak Bu! Apa yang kau perbuat"!"
"Melihat situasi di luar," sahut Bee Kun Bu yang telah
melesat ke atas sambil menengok ke sana ke mati Di luar
kepungan kobaran api terlihat seratus lebih orang Miauw
berdiri dengan busur dan panah di tangan.
Meny aksi kan itu, betapa terkejutnya Bee Kun Bu. Cepat
badannya pun meluncur kembali ke bawah.
"Bagaimana keadaan di luar?" tanya Lie Ceng Loan yang
tak sabaran, karena melihat air mukanya berubah hebat Kun
Lun Sam Cu menatap heran wajah Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Entah kapan telah muncul ratusan orang Miauw dengan
busur dan panah di tangan," sahut Bee Kun Bu
memberitahukan "Haaah?" Wajah Lie Ceng Loan berubah pucat pias.
"Kelihaiannya mereka sudah bersiap memanah kita," lanjut
Bee Kun Bu sambil menarik nafas.
"Kalau begitu...," Lie Ceng Loan mengerutkan ke-ning,
"Bukankah kita tidak bisa menerjang ke luar?"
"Bagaimana mungkin tidak bisa menerjang ke luar?" sahut
Bee Kun Bu. ia bersiul panjang lalu melangkah
pemuda itu melancarkan dua buah pukulan dengan
menggunakan sembilan bagian Lweekangnya.
Brrr...! Api yang berkobar-kobar itu terbelah dua akibat
pukulan jarak jauh yang dilancarkan Bee Kun Bu.
"Cepat ikut di belakangku!"
Bee Kun Bu melesat ke depan, Tampak Kun Lun Sam Cu
segera menepuk bahu Lie Ceng Loan.
"Cepatlah engkau ikut dia!"
Dalam keadaan begini, Lie Ceng Loan tidak berani
membantah, langsung melesat mengikuti Bee Kun Bu.
Kemudian segera Kun Lun Sam Cu melesat menyertai
gadis itu. Ketika Bee Kun Bu melesat ke depan, tampak tiga batang
panah meluncur ke arahnya.
Serr! Serrr! Serrr! Bee Kun Bu telah menduga akan hal itu, maka langsung
saja menggerakkan tangannya memukul panah-panah itu
sampai jatuh, Akan tetapi, lidah api di bawah justru menjilat
kakinya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hal itu membuat Bee Kun Bu tidak berani maju, melainkan
meloncat mundur Begitu melihat Bee Kun Bu meloncat
mundur, Lie Ceng Loan dan Kun Lun Sam Cu ikut meloncat
mundur "Hi hi hi!" Swat Lo Kdngcu tertawa melengking. "Kalian
berlima ingin menerjang ke luar" itu lebih sulit daripada naik
ke langit Lebih baik kalian tunduk padaku untuk melawan Pek
Yun Hui dan Sie Bun Yun!"
"Ha ha!" Bee Kun Bu tertawa gelak, "Engkau bermimpi di
siang hari bolong!" "Kalau begitu,.,." Swat Lo Kongcu tertawa melengking Iagi,
"Engkau harus menyaksikan kehebatanku!"
Usai berkata begitu, mendadak Swat Lo Kongcu
mengeluarkan pekikan aneh, seketika tampak tiga buah bola
menggelinding ke arah mereka, tapi kemudian berhenti di
hadapan mereka. "Benda apa itu?" tanya Lie Ceng Loan.
Bee Kun Bu memandang dengan penuh perhatian benda
yang ternyata menyerupai bola besi berukuran besar Dia
tereengang kaget seketika itu pula timbul kecurigaannya.
Tanpa sadar ia mengayunkan kakinya menendang salah
satu bola besi itu. orang-orang Miauw yang berada di luar api berteriak-teriak
aneh, Bee Kun Bu tidak mengerti Tapi ia tahu, orang-orang
Miauw sangat ketakutan pada bola besi tersebut
"Adik Loan, Guru dan Paman guru!" seru Bee Kun Bu.
"Lebih baik kita bersatu menerjang ke luar saja!"
"Di luar api masih ada ratusan orang Miauw yang
bersenjata busur Kalau menerjang ke luar, kita akan menjadi
sasaran panah." sahut Hian Ceng Totiang.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Biar murid yang membuka jalan," usul Bee Kun Bu dan
menambahkan "Tapi Guru dan Paman guru harus
melancarkan pukulan ke arah api yang di sisiku."
"Baik," Kun Lun Sam Cu mengangguk
***** Bab ke 42 - Swat Lo Kongcu Ditawan Bee Kun Bu Lagi
Setelah Kun Lun Sam Cu menyetujuinya, Bee Kun Bu
mengeluarkan siulan panjang sambil melesat Lalu dengan
cepat dia melancarkan beberapa buah pukulan ke depan,
membuat kobaran api terbelah dua, Bee Kun Bu tidak menyianyiakan kesempatan itu, ia terus melesat ke depan.
Akhirnya pemuda itu berhasil ke luar dari kurungan api,
Namun baru saja mendarat, mendadak meluncur ke arahnya
beberapa batang anak panah laksana kilat
Bee Kun Bu cepat-cepat menggerakkan sepasang kakinya
menendang panah-panah itu, sementara Lie Ceng Loan dan
Kun Lun Sam Cu pun telah menyusul Mereka melancarkan
pukulan ke arah panah-panah tersebut
Mereka berlima selamat sampai di luar api Namun mereka
baru menarik nafas lega, mendadak terdengar suara ledakan
keras mengejutkan serentak mereka menoleh ke belakang Ternyata bola-bola
besi itu pecah, Tampak asap hitam mengepul ke atas dari
dalam bola-bola besi itu.
Kun Lun Sam Cu tertegun menyaksikan itu, sementara
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan melesat ke depan secepat
kilat Tapi seketika ke tiganya tersentak kaget Pada saat tubuh
mereka di udara, tereium bau aneh di hidung mereka.
Dalam sekejap saja Kun Lun Sam Cu merasakan matanya
berkunang-kunang, Mereka bertiga cepat-cepat menutup
pernafasan Namun terlambat Badan mereka terlihat mulai
gontai sempoyongan KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan yang telah melesat pergi
mengetahui kalau telah ada sesuatu yang terjadi atas diri Kun
Lun Cam Cu. Tiba-tiba beberapa anak panah meluncur ke arah mereka.
Bee Kun Bu segera menggerakkan sepasang tangannya,
memukul panah-panah tersebut sedangkan Lie Ceng Loan
menoleh ke belakang, Dilihatnya Kun Lun Sam Cu telah
terkapar di tanah. "Guru! Guru.,.!" teriaknya, cemas dan panik.
Kun Lun Sam Cu tidak menyahut Ternyata mereka telah
pingsan sementara itu api mulai mendekati ke tiganya.
"Kakak Bu!" teriak Lie Ceng Loan "Celaka! Lihat Paman
guru dan Guru di sana...!"
Bee Kun Bu tengah sibuk menghalau panah-panah yang
meluncur, ketika mendengar teriakan Lie Ceng Loan ia pun
terpaksa berpaling ke belakang, Setelah Bee Kun Bu terpeklk
kaget Ketlka dia menoleh ke belakang, aatu anak panah
menghujam di bahunya, Raaa sakit dan ngl u yang hebat
menyerang pada bahunya, seketika itu pula dia menyadari
kalau ujung anak panah Ku diolesi racun terlebih dahulu
disempatkan untuk melancarkan beberapa buah pukulan
penghalau anak-anak panah itu. "Aaakh...!"
Bee Kun Bu terpekik kaget Ketika dia menoleh ke
belakang, satu anak panah menghujam di bahunya, Rasa
sakit dan ngilu yang hebat menyerang pada bahunya, seketika
itu pula dia menyadari kalau ujung anak panah itu diolesi
racun. Bee Kun Bu berkertak gigi mencabut panah itu, lalu
melesat ke arah Kun Lun Sam Cu. Saat itu Lie Ceng Loan
telah berada di hadapan mereka bertiga.
Bersamaan dengan sampainya Bee Kun Bu di sisi Lie
Ceng Loan, tampak sesosok bayangan berkelebat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Bee Kun Bu, namamu lelah menggetarkan empat penjuru!
Biar aku menghadapimu!" terdengar suara bentakan keras.
seseorang melayang di hadapan Bee Kun Bu, Orang itu
berambut merah dan mengenakan pakaian serba merah pula,
Siapa orang itu" Tidak lain adalah Liat Pah To!
padahal sesungguhnya Bee Kun Bu sama sekali tidak
gentar menghadapi Liat Pah To. Namun saat ini ia telah
terluka, sedangkan Kun Lun Sam Cu masih terkapar di tanah
dalam keadaan pingsan. sehingga membuatnya cemas sekali.
Kini Liat Pah To malah muncul di hadapannya, ketika Bee
Kun Bu tidak mungkin melawannya, karena dalam keadaan
terluka! Tapi biar bagaimana pun, ia harus melawannya.
Liat Pah To sudah mulai menyerang. Bee Kun Bu terpaksa
menangkis dengan jurus Hun Hoa Soh Liu (Dahan Bergoyang
Bunga Bertaburan), Karena telah terluka, Bee Kun Bu
menggunakan tenaga lunak.
"Ha ha!" Liat Pah To tertawa gelak, Secepat kilat
digerakkan telapak tangannya ke arah kepala Bee Kun Bu.
Bee Kun Bu tersentak kaget Pukulan dilancarkan-nya ke
arah pinggang Liat Pah To. seharusnya lelaki berpakaian
merah ini menjaga bagian pinggangnya Tapi tidak, Liat Pah To
ternyata malah menyerang pula kepala Bee Kun Bu dengan
telapak tangan yang penuh mengandung Lweekang, Apakah
Liat Pah To memiliki ilmu kebal, sehingga membiarkan
pinggangnya dipukul" Pikir Bee Kun Bu.
Karena tidak bisa menarik kembali pukulannya Bee Kun
Bu terpaksa mengerahkan Lweekangnya pada pukulan
tersebut Plaaak! Pukulan Bee Kun Bu mengena pinggang Liat Pah
To. Dengan cepat Bee Kun Bu meloncat mundur Un-tung dia
cepat meloncat mundur! Kalau tidak, kepalanya pasti telah
hancur terpukul oleh telapak tangan Liat Pah To.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Glaar...! pukulan Liat Pah To jatuh di tempat kosong, hingga
membuat tanah yang terkena berlubang.
Akan tetapi, ada yang mengherankan Walau telah terkena
pukulan, Liat Pah To sama sekali tidak roboh.
Bukan main terkejutnya Bee Kun Bu. ia segera berbisik
pada Lie Ceng Loan. "Adik Loan, kita harus cepat mundur ke dalam lingkaran
api!" Lie Ceng Loan yang sedang berduka sama sekali tidak
mendengar apa yang dikatakan Bee Kun Bu, Gadis itu terus
menangis di hadapan Kun Lun Sam Cu yang pingsan itu.
sementara Liat Pah To mulai memburu Bee Kun Bu. Dapat
dibayangkan betapa cemasnya pemuda itu. Namun dalam
keadaan gawat begitu, mendadak timbul suatu ide dalam
hatinya, yakni harus menangkap Swat Lo Kongcu.
kebetulan saat itu Swat Lo Kongcu sedang memberi
perintah pada orang-orang Miauw mengurung mereka berlima.
Tapi saat yang bersamaan pula Liat Pah To telah


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyerangnya. Bee Kun Bu segera berkelit sambil melesat ke depan,
Tampaknya tak mungkin Liat Pah To membiarkannya kabur"
ia terus mengejarnya. Akan tetapi, Bee Kun Bu cepat-cepat
mengerahkan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu. Tahu-tahu
pemuda itu telah lenyap dari pandangan Liat Pah To. Dan
ternyata dirinya telah berada di belakang orang itu.
Hal itu merupakan suatu kesempatan guna menyerang Liat
Pah To, namun Bee Kun Bu tidak me-lakukannya, Sebab
dipikirnya pereuma, Dia tahu Swat Lo Kongcu yang punya
kuasa memerintah pada orang-orang Miuaw itu.
Karena itu, Bee Kun Bu cepat melesat ke arah Swat Lo
Kongcu. sementara wanita itu sedang sibuk mengatur orangKANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
orang Miauw, sehingga tidak tahu Bee Kun Bu melesat ke
arahnya. "Swat Lo Kongcu! Aku berada di belakangmu, pereuma
engkau mengatur orang-orangmu mengurungku!" bentak Bee
Kun Bu yang berdiri di belakang wanita itu.
Betapa terkejutnya Swat Lo Kongcu, ia kelihatan seperti
tidak pereaya akan pendengarannya, Segeralah dibalikkan
badannya, Ternyata benar, Bee Kun Bu berdiri di situ.
Bee Kun Bu pun dengan cepat bergerakmenotokkan "Hwa
Kai Hiat" pada bagian dada Swat Lo Kongcu.
Akan tetapi, Swat Lo Kongcu masih mampu berkelip sebab
wanita itu berkepandaian cukup tinggi.
Bee Kun Bu mengerahkan ilmu "Ngo Heng Mie Cong Pu",
Dalarn waktu sekejap ia sudah berada di belakang Swat Lo
Kongcu, secepat itu pula dia menjulurkan tangan menekan
kepala lawan. Swat Lo Kongcu ingin menjerit, tapi mendadak matanya
dirasakan berkunang-kunang. Mulutnya kaku dan kelu, tak
mampu menjerit. "Ha ha!" Bee Kun Bu sambil tertawa mencengkeram urat
nadi Swat Lo Kongcu, "Kini engkau terjatuh di tanganku lagi."
"Biar bagaimana pun, engkau tidak bisa meninggalkan
tempat ini," dengus Swat Lo Kongcu sengit dengan wajah
kehijau-hijauan karena begitu gusarnya.
"Racun apa yang kau gunakan, Katakan!" bentak Bee Kun
Bu. Swat Lo Kongcu tak menjawab.
Bee Kun Bu mengerahkan sedikit tenaga mencengkeram
urat nadi Swat Lo Kongcu, seketika wanita itu merasa sekujur
badannya didera rasa sakit yang hebat
"Itu..., itu hanya racun biasa! Aku akan berikan kalian obat
penawarnya.,." ujar Swat Lo Kongcu terbata-bata.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Engkau benar akan memberikan?"
Tapi,.,," Swat Lo Kongcu menatapnya, "Bahumu telah
terkena racun, itu sungguh merepotkan!"
"Kenapa merepotkan?"
"Sebab harus aku yang turun tangan mengobatimu," ujar
Swat Lo Kongcu memberitahukan "Lepaskan dulu diriku!"
"Engkau ingin macam-macam lagi?"
"Aku sudah berada di tanganmu, bagaimana mungkin aku
macam-macam?" sahut Swat Lo Kongcu.
"Jangan kau pikirkan obat penawar!" ujar Bee Kun Bu,
"Sekarang engkau harus perintahkan para anak buahmu
mundur!" "Apa,.,?" Wajah Swat Lo Kongcu berubah gusar Namun
akhirnya ia berseru beberapa kali.
Orang-orang Miauw tampak bergerak mundur Dan saat
yang bersamaan muncul Liat Pah To.
"Cepat mundur!" bentak Bee Kun Bu.
Liat Pah To tidak menghiraukannya, Bee Kun Bu terpaksa
memperkeras cengkeramannya di urat nadi Swat Lo Kongcu,
hingga wanita itu berteriak-teriak.
"Engkau mundur dulu! Dia... dia tidak berani membunuh
aku, sebab masih membutuhkan tenagaku untuk mengobati
bahunya yang terluka itu."
Liat Pah To langsung terdiam di tempat Bee Kun Bu
memandang ke arah kobaran api, yang tampak sudah mulai
padam. Namun terlihat Lie Ceng Loan justru tertangkap oleh
dua orang Miauw. "Cepat suruh mereka melepaskan Lie Ceng Loan!" bentak
Bee Kun Bu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Swat Lo Kongcu tidak berani membantah, ia segera
berseru pada ke dua orang Miauw, Begitu mendengar seruan
Swat Lo Kongcu, kedua orang Miauwcepat-cepat melepaskan
Lie Ceng Loan. Gadis itu segera berlari ke arah Bee Kun Bu dengan air
mata berderai. "Kakak Bu, Guru dan Paman guru entah terkena racun
apa, sekujur badan mereka mulai berubah hitam," ujarnya
dengan wajah cemas. "Jangan cemas!" sahut Bee Kun Bu. "Suruh saja Swat Lo
Kongcu ambil obat penawarnya!"
Sebelum disuruh, Swat Lo Kongcu sudah berseru pada
salah seorang Miauw, Segera orang itu mengeluarkan sebuah
botol kecil sambil mendekati Kun Lun Sam Cu.
"Kalau engkau berani macam-macam, nyawamu akan
melayang!" ancam Bee Kun Bu sungguh-sungguh.
"Engkau boleh berlega hati," ujar Swat Lo Kongcu sambil
tertawa dingin. "Nyawaku lebih berharga dari pada nyawa ke
tiga orang itu." Menyadari kalau ucapan Swat Lo Kongcu dirasa sebagai
penghinaan, Bee Kun Bu ingin melampiaskan kegusarannya,
Namun dibatalkannya, Matanya yang diliputi kobaran
kemarahan hanya menatap tajam wajah wanita itu.
sementara Swat Lo Kongcu balas menatapnya sambil
tersenyum manis, seketika hati Bee Kun Bu terasa berdebar.
Tapi ia adalah lelaki sejati, tidak gampang terpikat oleh
senyuman wanita berwajah cantik itu.
Setelah tersenyum manis, Swat Lo Kongcu menundukkan
kepalanya, Bee Kun Bu mengerutkan kening, ia tidak tahu
wanita itu punya rencana busuk apa lagi, Yang penting dia
tidak akan melepaskannya!
Kemudian Bee Kun Bu menoleh pada Kun Lun Sam Cu, Di
lihat nya orang Miauw itu mengeluarkan beberapa butir obat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dari dalam botol kecil, lalu dimasukkan ke mulut Kun Lu Sam
Cu. Tak lama kemudian Kun Lun Sam Cu sudah bisa bergerak,
pertanda mereka telah sadar Segeralah Lie Ceng Loan berlari
ke arah mereka. Kun Lun Sam Cu saling memandang, mereka bertiga
sama sekali tidak tahu apa yang telah terjadi.
"Guru, Paman guru?" Air mata gadis itu berderai lagi,
"Bagaimana keadaan kalian?"
Kun Lun Sam Cu cuma menghela nafas, Diam-diam
mereka bertiga telah mengambil keputusan, apabila bisa
meninggalkan tempat tersebut, mereka bertiga akan
mengundurkan diri dari rimba persilatan!
"Adik Loan, jangan berpencar dengan Guru dan Paman
guru!" pesan Bee Kun Bu.
"Benar." Swat Lo Kongcu menyela sambil tertawa, "Kun Bu
harus ikut aku!" "Kenapa?" tanya Lie Ceng Loan tak mengerti
"Aku harus mengobati lukanya itu," sahut Swat Lo Kongcu
sambil tertawa cekikikan "Apa?" Lie Ceng Loan terbelalak "Kakak Bu, engkau akan
ikut dia?" "Ya. Harus!" sambar Swat Lo Kongcu, "Kalau tidak, dia
tidak bisa hidup sampai esok,"
"Kun Bu!" Hian Ceng Totiang pun jadi terkejut "Engkau
terkena racun apa?" "Aku terluka oleh panah beracun," jawab Bee Kun Bu
sambil tersenyum getir "Panah racun yang bagaimana?" tanya Hian Ceng Totiang
cemas. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Entahlah." Bee Kun Bu menggeleng kepala, Tapi dia
bilang harus dia yang turun tangan mengobatiku."
"Kakak Bu jangan pereaya omongannya!" ujar Ceng Loan
memperingatkan "Dia,., dia pasti ingin memperdayamu."
"ltu bagi nyawanya, terserah pereaya atau tidak," sahut
Swat Lo Kongcu sambil tertawa dingin
"Kakak Bu...!" Lie Ceng Loan mengerutkan kening.
"Kun Bu!" panggil Hian Ceng Totiang, "Pikirkan baik-baik
tentang itu, jangan sampai tertipu!H
Bee Kun Bu mengangguk, lalu menatap Swat Lo Kongcu.
"Membutuhkan waktu berapa lama mengobati lukaku itu?"
tanyanya. "Cukup dua tiga jam saja," jawab Swat Lo Kongcu sambil
tertawa. "Kakak Bu!" Lie Ceng Loan kian khawatir "Engkau tidak
boleh pergi seorang diri bersama dia, lebih baik aku ikut!"
"Kalau ada orang lain ikut, lebih baik aku tidak
mengobatimu!" ujar Swat Lo Kongcu pada Bee Kun Bu, dan
kelihatan bersungguh-sungguh.
Bee Kun Bu tereengang mendengar itu, Kenapa Swat Lo
Kongcu melarang Lie Ceng Loan ikut" Apakah dia punya
suatu rencana busuk terhadap dirinya" Bee Kun Bu tak habis
berpikir "Adik Loan!" Bee Kun Bu memberi isyarat padanya,
"Engkau tidak usah ikut!"
Tidak bisa!" Lie Ceng Loan menggeleng kepala, "Kalau
tidak ikut, aku tidak bisa berlega hati," ujarnya dengan mata
menatap wajah Bee Kun Bu.
"Adik Loan, ini cuma membutuhkan waktu dua tiga jam
saja. jangan terlalu khawatir!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kakak Bu...." Air mata gadis itu mulai mele!eh. "Walau
cuma sekejap, aku tetap tidak bisa berlega hati."
"Kalau begitu..." ujar Swat Lo Kongcu setelah berpikir
sejenak, "Engkau boleh ikut, tapi hanya menunggu di luar
ruangan Bagaimana?" "Engkau melarang aku mendampinginya, Rupanya punya
suatu rencana busuk terhadapnya?" tukas Lie Ceng Loan
mendadak Hati gadis jelita ini tak sabaran
"Kalau pun aku punya rencana busuk, kalian tidak bisa
apa-apa!" sahut Swat Lo Kongcu dingin
"Kenapa?" Lie Ceng Loan mengerutkan kening.
"Sebab di kolong langit ini, hanya aku seorang yang
mampu memunahkan racun itu. Apabila kalian tidak menuruti
perkataanku nyawanya sulit dipertahankan lagi,"
Lie Ceng Loan mulai terisak-isak "Kalau begitu... baiklah!"
"Ceng Loan!" seru Kun Lun Sam Cu serentak "Kami juga
ikut." "Baik." Lie Ceng Loan mengangguk.
"Sekarang harus ke mana?" tanya Bee Kun Bu pada Swat
Lo Kongcu. Terus menuruni bukit ini saja," jawab Swat Lo Kongcu,
"Aku akan menunjuk jalan!"
"Kalau begitu, cepatlah engkau suruh orang-orang-mu
mundur!" bentak Bee Kun Bu sengit
Swat Lo Kongcu berseru-seru beberapa kalL Namun apa
yang diserukan tak dipahami oleh ke lima orang musuhnya itu,
Yang jelas orang-orang Miauw yang mengurung mulai bubar,
Bahkan tak lama kemudian mereka semua sudah tidak terlihat
di tempat itu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Swat Lo Kongcu!" Bee Kun Bu mengingatkannya, "Jangan
coba macam-macam. Kalau aku mengerahkan tenaga,
nyawamu akan melayang!"
Swat Lo Kongcu diam saja, Kelihatannya acuh tak acuh.
"Ayoh, jalan!" bentak Bee Kun Bu.
Swat Lo Kongcu mengayunkan kakinya, sementara tangan
Bee Kun Bu yang kiri tetap mencengkeram nadi-nya.
Lie Ceng Loan dan Kun Lun Sam Cu mengikuti dari
belakang. Beberapa saat kemudian, mereka berenam sudah
tiba di kaki bukit "Harus menuju ke mana?" tanya Bee Kun Bu.
"Ke arah timur," jawab Swat Lo Kongcu dingin.
"Tempat apa di sebelah timur itu?"
Tentunya tempat untuk mengobatimu," sahut Swat Lo
Kongcu dan menambahkan "Kenapa banyak bertanya?"
Bee Kun Bu hanya bergumam tak jelas, sementara Swat
Lo Kongcu telah berjalan ke arah timur, Lie Ceng Loan dan
Kun Lun Sam Cu terus mengikuti dari belakang Dalam hati,
mereka yakin Swat Lo Kongcu pasti punya suatu rencana
busuk. Akan tetapi, luka di bahu Bee Kun Bu yang terkena panah
beracun harus Swat Lo Kongcu yang mengobati-nya. Mau
tidak mau mereka menuruti wanita itu.
Lie Ceng Loan dan Kun Lun Sam Cu saling memandangi
seakan saling memberitahu harus berhdti-hati.
Gadis itu terus mengikuti Bee Kun Bu. Kalau tertinggal
beberapa langkah, Swat Lo Kongcu sudah berteriak
menyuruhnya cepat ini terasa mengherankan sehingga
membuat Kun Lun Sam Cu saling memandang dengan kening
berkerut KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah menempuh kira-kira tujuh mil, terlihatlah sebuah
rimba bambu yang sangat indah, Di dalam rimba bambu itu,
terdapat tiga bangunan rumah dibuat dari bambu.
"Apakah di tempat ini?" tanya Bee Kun Bu.
"Benar!" Swat Lo Kongcu mengangguk "Mereka berempat
lebih baik menunggu di luar rimba bambu ini."
Tidak!" Lie Ceng Loan menggeleng kepala, "Tadi engkau
bilang, kami boleh menunggu di luar ruangan, bukan di luar
rimba bambu ini!" "Kalau begitu, terserah engkau," sahut Swat Lo Kongcu
sambil tersenyum sinis. Lie Ceng Loan mengikuti Bee Kun Bu. Begitu pula Kun Lun
Sam Cu, mengikuti gadis itu dari belakang, Tak seberapa
lama, mereka sudah sampai di depan salah sebuah rumah
bambu. Kreck!

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pintu rumah bambu itu terbuka, seseorang berjalan ke luar
Bee Kun Bu tertegun Sebab, orang itu wanita berbadan
sangat pendek dengan tangan memegang sebatang toya.
Rambut wanita itu sudah putih semua, keningnya tampak
banyak kerutan. Sulit menaksir usianya, Tampak sepasang
matanya menyorot tajam, pertanda wanita itu memiliki
Lweekang tinggi. " Ada satu hal yang mengherankan, yakni tangannya
terdapat sepasang laba-laba berwarna merah dan berbulu
keemasan Sungguh menyeramkan sepasang binatang berkaki
delapan itu. Begitu melihat Swat Lo Kongcu, wanita itu langsung
memberi hormat. "Ada urusan apa Kongcu datang?" tanya wanita pendek
itu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Apakah engkau tidak bisa melihat?" Swat Lo Kongcu balik
bertanya. "Oooh!" Wanita itu tertawa licik sambil manggut-manggut
"Aku tahu." Apa yang dibicarakan Swat Lo Kongcu dengan wanita itu,
Bee Kun Bu, Lie Ceng Loan dan Kun Lun Sam Cu memang
mengerti Akan tetapi, mereka berlima justru tidak paham akan
arti dari pembicaraan itu.
"Engkau bilang di saat mengobati bahuku, tidak boleh ada
orang lain, Kenapa di tempat ini justru ada orang ke tiga?"
tanya Bee Kun Bu. "Tenang saja!" ujar Swat Lo Kongcu..
Tenang?" Bee Kun Bu melotot "Bukankah tadi engkau
bilang, racun itu akan bereaksi dalam waktu dua jam"
sekarang engkau malah menyuruhku tenang."
"Karena itu,,.," Swat Lo Kongcu tertawa dingin, "Engkau
harus menuruti semua pengaturanku."
Bee Kun Bu hanya bisa mendengus kesal
"Engkau mundur sampai di luar rimba bambu!" perintah
Swat Lo Kongcu kepada wanita itu, Tapi aku pinjam sepasang
laba-labamu!" "Baik!" Wanita itu mengangguk
Yang mengherankan, setelah wanita itu menyahut,
sepasang laba-laba di lengannya langsung meloncat ke
lengan Swat Lo Kongcu, Terkejutlah Bee Kun Bu dengan mata
terbelalak "Untuk apa laba-laba itu?" tanya Bee Kun Bu keheranan
dan tak mengerti "lni urusanku Engkau tidak perlu banyak bertanya!" sahut
Swat Lo Kongcu ketus. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu terdiam dengan mata terpaku pada ke dua
laba-laba di tangan Swat Lo Kongcu.
"Kita harus ke dalam rumah!"
Bee Kun Bu segera memberi isyarat pada Lie Ceng Loan,
agar gadis itu menunggu di luar, Setelah itu, ia mengikuti Swat
Lo Kongcu ke dalam rumah tersebut
Dari luar rumah bambu itu tampak biasa, Namun setelah
masuk tampaklah ruangan yang sungguh luar biasa, Rumah
bambu itu tidak berjendela, sehingga tampak agak gelap.
"Apakah harus dalam keadaan gelap begini mengobati
lukaku itu?" tanya Bee Kun Bu yang mulai merasa curiga.
"Benar." Swat Lo Kongcu mengangguk "Nah, sekarang
engkau boleh melepaskan aku, agar aku bisa bersiap-siap."
"Melepaskanmu?" Bee Kun Bu tertawa dingin, "Jangan
bermimpi!" "Kalau engkau tidak melepaskanku, bagaimana mungkin
aku bisa mengobati lukamu itu?" ujar Swat Lo Kongcu sambil
mengerutkan kening. "Kalau begitu, bukankah engkau tidak bisa mengobati
lukaku yang terkena panah beracun itu?" tanya Bee Kun Bu
dingin "Hm!" dengus Swat Lo Kongcu, "Jangan kira dapat
mengendalikan diriku, lantaran engkau mencengkeram
nadiku! padahal sesungguhnya, aku yang telah
mengendalikan dirimu dengan racun itu."
Bee Kun Bu tertawa dingin, "Kalau begitu halnya, lebih
baik kita ke luar untuk dibicarakan."
"Jangan cepat marah!" Swat Lo Kongcu tampak gugup,
"Kita berunding baik-baik saja! Sudah sampai di sini, kenapa
harus ke luar lagi?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu menggumam "Engkau sudah begitu terkenal, kalau mati di daerah
Miauw ini, sungguh sayang sekali!" ujar Swat Lo Kongcu
sambil tertawa. "Tidak perlu omong kosong!" bentak Bee Kun Bu. "Kalau
bersedia mengobati lukaku, nyawamu masih bisa
dipertahankan Tapi kalau tidak bersedia, aku pun punya cara
meninggalkan Tok Sui Tong! Pertimbangkanlah baik-baik!"
"Baik!" Swat Lo Kongcu manggut-manggut, "Kalau begitu,
cepatlah engkau ambilkan kayu api!"
"Ya!" Sebelum pergi, Bee Kun Bu tampak tersenyum getir
sambil memandang Swat Lo Kongcu.
"Kenapa tidak segera pergi?" tanya Swat Lo Kongcu
dingin. "Engkau tahu sebelah tanganku mencengkeram nadimu
sedangkan tangan yang sebelah lagi tidak bisa bergerak!"
"Hi hi!" Swat Lo Kongcu tertawa, tawanya itu kedengaran
gembira sekali "Nyawamu masih berada di tanganku, kenapa tertawa?"
Bee Kun Bu mengerutkan kening.
Tanganmu yang kanan tidak bisa bergerak, itu pertanda
racun sudah mulai bekerja, jika tidak segera diobati nyawamu
sulit dipertahankan lagi!" ujar Swat Lo Kongcu
memberitahukan sambil tertawa gembira.
Bee Kun Bu menarik nafas, tangannya yang kanan
memang tidak bisa digerakkan Tentu Swat Lo Kongcu tidak
main-main Akan tetapi, bagaimana mungkin ia melepaskan
Swat Lo Kongcu" Bee Kun Bu terus berpikir, sehingga
suasana seketika berubah hening.
"Kalau engkau belum mulai mengobatiku, aku pasti ke
luar!" ujar Bee Kun Bu sambil mengerahkan tenaganya.
Maksudnya membuat menderita Swat Lo Kongcu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Namun sebaliknya, Swat Lo Kongcu malah tertawa.
"Jangan mengerahkan tenaga dalam, akan mempereepat
jalan kematianmu!" "Omong kosong!" bentak Bee Kun Bu, geram
"Engkau harus tahu, sepasang laba-laba di lenganku ini
mengandung racuni Apabila engkau tergigit, nyawamu
melayang!" "Kalau aku mengerahkan tenaga, nyawamupun pasti
melayang!" sahut Bee Kun Bu sungguh-sungguh.
"Aku cuma wanita tak terkenal, sedangkan namamu telah
menggemparkan empat penjuru. Kalau sampai mati bersama
ku, sungguh disayangkan!"
Apa yang diucapkan Swat Lo Kongcu, memang tepat
mengenai sasaran itu bukan disebabkan Bee Kun Bu
memikirkan namanya, melainkan karena merasa tidak pantas
harus mati bersama wanita jahat itu. Oleh karena itu, ia pun
bertanya dengan suara dalam.
"Dalam keadaan begini, kalau aku melepaskanmu apakah
engkau bersedia mengobati lukaku itu?"
"Pereaya atau tidak, terserah!" sahut Swat Lo Kong-cu.
"Jadi engkau tidak perlu bertanya padaku!"
Bee Kun Bu terus berpikir ia tahu Swat Lo Kongcu wanita
licik, maka tidak dapat dipereaya. Apabila ia melepaskannya,
sama juga mencari mati sendiri
Namun kalau tidak melepaskannya, wanita ini tentu tak
mau mengobati lukanya. Sungguh membuat Bee Kun Bu serba salah dan tidak tahu
harus mengambil keputusan apa.
"Urusan sekecil itu engkau tidak bisa memutuskannya "H
tukas Swat Lo Kongcu sambil tersenyum sinis, "ltu berarti
engkau seorang pendekar yang tak berpendirian!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tidak perlu memanasi hatiku!" bentak Bee Kun Bu.
"Engkau harus tahu, saat ini aku masih punya kesempatan
untuk membunuhmu duluan! Tapi sebelumnya, aku masih
menghendakimu membawa guru-guruku dan Lie Ceng Loan
meninggalkan Tok Sui Tong!" Dengan begitu Bee Kun Bu
merasa kematiannya akan lebih berharga.
"Yaah!" Mendadak Swat Lo Kongcu menarik nafas. "Kalau
begitu, aku akan menyalakan lampu dulu!"
"Cepatlah engkau menyalakan lampu!" ujar Bee Kun Bu
bergirang dalam hati, sebab ia mengira Swat Lo Kongcu
bersedia mengobati lukanya itu.
Di dalam rumah itu berubah agak terang, ternyata Swat Lo
Kongcu telah menyalakan lampu minyak yang bergantung di
pagar Karena itu, Bee Kun Bu pun bisa melihat jelas seisi
rumah tersebut "Kok cuma terdapat dua buah kursi dan sebuah meja"
Bagaimana engkau mengobati aku?" tanya Bee Kun Bu yang
merasa heran. "Cuma mengandalkan apa yang berada di lenganku!"
sahut Swat Lo Kongcu sambil menunjuk sepasang laba-laba
di lengannya. "Apa?" Bee Kun Bu terkejut "Engkau bilang apa?"
"lni yang disebut racun melawan racun!" ujar Swat Lo
Kongcu menjelaskan "Aku akan menggunakan sepasang labalaba itu untuk menghisap racun di bahumu! Tidak akan lama,
racun yang di bahumu itu pasti terhisap bersih!"
Apa yang dikatakan Swat Lo Kongcu memang masuk akal,
namun Bee Kun Bu sama sekali tidak pereaya. Sebab
sebelumnya Swat Lo Kongcu memberi tahukan, bahwa cuma
dia seorang yang mampu mengeluarkan racun itu, Kenapa kini
bilang harus menggunakan sepasang laba-laba beracun itu"
"Engkau jangan omong kosong!" bentak Bee Kun Bu gusar
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tadi kau bilang, cuma engkau seorang yang dapat
mengobatiku! Kenapa sekarang harus menggunakan
sepasang laba-laba menghisap racun yang di bahuku"
Bukankah engkau omong kosong?"
Air muka Swat Lo Kongcu agak berubah, "Aku bicara
sesungguhnya, sama sekali tidak omong kosong."
"Kalau begitu, di mana wanita tadi?" tanya Bee Kun Bu
dengan kening berkerut Hatinya semakin merasa curiga.
"Wanita tua itu cuma mewakiliku memelihara sepasang
laba-laba ini," ujar Swat Lo Kongcu memberitahukan
Bee Kun Bu kurang pereaya. Ketika dirinya dalam keadaan
bimbang, mendadak Swat Lo Kongcu menjulurkan tangan
menyingkap lengan baju Bee Kun Bu.
Bee Kun Bu menengok ke arah bahunya, Saat itu pula dia
tersentak kaget. Ternyata luka di bahunya telah membengkak bahkan
kelihatan kehitam-hitaman.
"Bagaimana?" Swat Lo Kongcu menatapnya TerIu-kah aku
turun tangan mengobati bahumu ?"
"Asal tahu saja, Kalau ingin berbuat macam-macam,
nyawamu melayang di tanganku!" sahut Bee Kun Bu
mengancam. Swat Lo Kongcu cuma tertawa, kemudian mendadak
menggerakkan lengannya, seketika tampak sepasang Iabalaba itu mulai merayap turun, lalu meloncat ke bahu Bee Kun
Bu yang terkena panah beracun, Binatang itu diam di situ.
"Kenapa sepasang laba-laba ini diam saja?" tanya Bee
Kun Bu heran. "Sebelum ada persetujuan darimu, aku pun belum
menyuruh sepasang laba-laba itu menghisap racun di
bahumu," sahut Swat Lo Kongcu memberitahukan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau begitu" Cepat suruh mereka bekerja!" ujar Bee Kun
Bu tanpa banyak berpikir lagi.
"Ngm!" Swat Lo Kongcu manggut-manggut, ia menyentuh
sepasang laba-laba itu. Seketika Bee Kun Bu merasa seperti ada dua batang
jarum menusuk bahunya yang terkena panah beracun, ia tidak
merasa sakit, sebab kalah oleh rasa ngilu yang sangat hebat
Kemudian baru ia merasa sakit Hal itu membuat Bee Kun
Bu bergirang dalam hati, lantaran sudah bisa merasakan sakit.
Kelihatannya Swat Lo Kongcu bersungguh-sunggun
mengobati bahunya, namun Bee Kun Bu tetap mencengkeram
nadinya. Beberapa saat kemudian, Bee Kun pu merasa sedikit
nyaman, Kenyamanan itu ngantuk dan merasa ingin tidur.
Bee Kun Bu tereengang, Kenapa punya perasaan
demikian" pikirnya sambil memandang Swat Lo Kongcu.
sedangkan wanita itu terus menatap bahunya sambil
tersenyum aneh, membuat Bee Kun Bu tersentak karena
merasa ada sesuatu yang tak beres, Tapi ia tidak bisa
mengetahui hal itu, kecuali merasa mengantuk sekali
Karena itu, Bee Kun Bu pun mengerahkan tenaganya
mencengkeram nadi Swat Lo Kongcu, Namun ketika itu pula
Swat Lo Kongcu tertawa sambil melesat pergi.
Betapa terkejutnya Bee Kun Bu, sebab ia merasa tak
bertenaga sama sekali, ia ingin berteriak, tapi tak mampu
mengeluarkan suara. Sayup-sayup ia masih mendengar suara tawa Swat Lo
Kongcu yang bernada mengejeknya, ia ingin bergerak, namun
badannya sama sekali tidak bisa bergerak sedikit pun. Kini
barulah disadari kalau dirinya telah terjebak oleh rencana
busuk Swat Lo Kongcu. Plaak! KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mendadak Swat Lo Kongcu memukulnya dari belaka ng,
sehingga membuat Bee Kun Bu roboh seketika.
***** Bab ke 43 - Ingin Menolong Sang Kekasih Malah
Terkurung Setelah Bee Kun Bu roboh, Swat Lo Kongcu membuka
sebuah pintu di dalam rumah itu.
"Co Hiong! Engkau bilang Bee Kun Bu sangat lihay, tapi
lihatlah! Dia telah roboh di tanganku?"
Ketika Swat Lo Kongcu memanggil nama tersebut hati Bee
Kun Bu berdebar tegang, Dia sama sekali tidak menyangka


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Co Hiong berada di dalam rumah juga.
"Aku telah melihatnya!" Terdengar suara sahutan, itu
memang suara Co Hiong. Sudah sekian lama Bee Kun Bu tidak bertemu Co Hiong
yang jahat dan berhati licik itu. Keberadaannya di situ, tentu
akan menyusahkan dan membahayakan dirinya pula.
Co Hiong berjalan ke luar dari pintu itu. Matanya
memandang Bee Kun Bu yang tergeletak di lantai senyumnya
tampak dingin dan mengejek Bee Kun Bu.
"Wuah! Saudara Bee!" Co Hiong memberi hormat
padanya, "Sudah lama kita tak bertemu, apa kabar selama ini"
Apakah engkau baik-baik saja?"
Bee Kun Bu diam saja dengan mata menatap Co Hiong,
penuh kebencian "Swat Lo Kongcu!" ujar Co Hiong, "Kalau engkau bisa
membawa Bee Kun Bu ke Tionggoan dengan keadaannya
yang seperti ini tentu engkau dapat menguasai rimba
persilatan di Tionggoan."
"Hi hi!" Swat Lo Kongcu tertawa cekikikan "Me-mang benar
apa yang engkau katakan, Daerah Miauw yang terpencil ini
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tiada gunanya, Aku harus ke Tionggoan untuk menguasai
sembilan partai besar di sana!"
Sungguh omongan besar, tapi Co Hiong cuma ter-tawatawa saja.
Swat Lo Kongcu tertawa cekikikan lagi seusai berkata
begitu, Co Hiong tertawa gelak pula, lalu mendekati Bee Kun
Bu yang tak mampu bergerak itu.
"Saudara Bee, setiap kali engkau dalam bahaya selalu
dapat meloloskan diri itu bukan berarti engkau berkepandaian
tinggi, melainkan karena bernasib mujur saja, Kini berada di
Tok Sui Tong, aku ingin lihat bagaimana engkau meloloskan
diri." Seusai berkata begitu, Co Hiong tertawa gelak, Suara
tawanya itu sungguh mengejutkan Lie Ceng Loan dan Kun
Lun Sam Cu yang berada di luar rumah.
Lie Ceng Loan mengenali suara tawa itu, sehingga
wajahnya langsung berubah pucat pias.
"Co Hiong juga berada di dalam rumah itu!" ujar gadis itu.
"Apa?" Hian Ceng Totiang terkejut "Co Hiong berada di
dalam rumah itu?" "Ya!" Lie Ceng Loan mengangguk
"Kalau begitu, Kun Bu dalam bahaya!" ujar Hian Ceng
Totiang dengan air muka berubah hebat
"Kakak But Kakak Bu.,.!" Lie Ceng Loan berteriak-teriak.
"Cepatlah engkau ke luar, jangan terpedaya oleh mereka!"
Bee Kun Bu yang di dalam rumah mendengar suara
teriakan Lie Ceng Loan, namun sama sekali tidak bisa
mengeluarkan suara, kecuali berkeluh dalam hati
Setelah Lie Ceng Loan berteriak, suara tawa Co Hiong
berhenti Betapa gugup dan paniknya Lie Ceng Loan, sebab ia
tidak mendengar suara sahutan Bee Kun Bu. Tanpa banyak
berpikir lagi, ia langsung menerjang ke arah pintu rumah itu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sambil melancarkan sebuah pukulan, Namun pukulan Lie
Ceng Loan tak mampu menghancurkan pintu.
"Guru, Paman guru!" serunya, "Cepatlah bantu aku
menghancurkan pintu itu!"
Kun Lun Sam Cu mulai maju, Tapi, mendadak mereka
merasa ada desiran angin, yang membuat ke tiganya berhenti
Muncullah seorang wanita berbadan pendek di hadapan
mereka, Cepat Kun Lun Sam Cu segera melancarkan
pukulan, Dapat dibayangkan betapa dahsyatnya pukulan
mereka bertiga itu. Akan tetapi, tiba-tiba wanita pendek itu menggerakkan
tangannya, Tampak cahaya kekuning-kuningan berkelebat
Ternyata sebuah jala yang dibuat dari kawat tembaga, jala itu
bergerak ke arah Kun Lun Sam Cu.
seketika Kun Lun Sam Cu meloncat mundur, sebab ketika
itu juga tereium bau aneh, Tahulah mereka bahwa jala itu
mengandung racun. Di saat Kun Lun Sam Cu meloncat mundur, wanita pendek
itu mengejar sambil menyebarkan jalanya.
sementara itu Lie Ceng Loan telah berhasil
menghancurkan pintu rumah dengan pukulan-pukulan dahsyat
Langsung saja gadis itu menerjang ke dalam.
Setelah menerjang ke dalam, Lie Ceng Loan merasa ada
sebuah tangan mencengkeramnya Cepat-cepat ia berkelit
"Kakak Bu! Di mana engkau?" serunya karena di dalam
rumah telah berubah gelap.
Tiada sahutan dan tiada penyerangan lagi, membuat Lie
Ceng Loan tertegun. "Kakak Bu! Kakak Bu! Kakak Bu...!" ia berteriak lagi
berulang kali, namun tetap tiada sahutan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan gugup dan penasaran. Kebetulan ia melihat
ada pintu di situ. Segeralah ia menendang pintu itu sampai
terbuka, kemudian melangkah masuk, Kosong tidak terdapat
seorang pun di dalam. Gadis itu ke luar lagi, lalu menendang
pintu lain. pintu terbuka, tapi tiada seorang pun di dalam, Lie Ceng
Loan bertambah cemas, keringat dingin mulai mengucur
Setelah itu, ia mendekati pintu yang lain. Tanpa banyak pikir
lagi langsung saja ia menendang pintu tersebut, juga tiada
seorang pun di dalarn. Akan tetapi, di dalam kamar itu terdapat sebuah pintu
terbuka, tapi tiada seorang pun di dalam, Lie Ceng Loan
bertambah cemas, keringat dingin mulai mengucur Setelah Itu,
ia mendekati pintu yang lain. Tanpa banyak pikir lagi langsung
saja ia menendang pintu tersebut, juga tiada seorang pun di
dalam. lubang di lantai Lie Ceng Loan memandang lubang itu,
lama sekali barulah ia melesat ke pinggir lubang tersebut.
Gadis itu memandang ke dalam lubang, Gelap gulita, tak
tampak apa pun di dalamnya, sebentar kemudian Lie Ceng
Loan meloncat ke dalam, Cukup dalam lubang itu.
"Kakak Bu! Kakak Bu.-!" teriak gadis itu.
Tetap tiada sahutan, membuatnya semakin panik dan
gugup, Kemudian setelah meraba ke sana ke mari ia tahu ada
sebuah terowongan, Lie Ceng Loan berjalan ke dalam dengan
penuh kewaspadaan Tak lama kemudian, mendadak ada sedikit cahaya di
depannya, Lie Ceng Loan mempereepat langkahnya menuju
ke sana, Ternyata di tempat itu bergantung sebuah lampu
minyak. Lie Ceng Loan berhenti di bawah lampu minyak itu, lalu
menengok ke sana ke mari. Dilihatnya ada dua buah jalan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Gadis itu mengerutkan kening, sebab tidak tahu harus
mengambil jalan yang mana, Mendadak dari salah sebuah
jalan itu terdengar suara tawa orang, menyusul terdengar pula
suara orang berseru. "Nona Lie! Sudah lama kita tidak bertemu, apa kabar?"
Begitu mendengar suara itu Lie Ceng Loan tahu kalau
orang itu Co Hiong, Matanya memandangi ke arah lubang itu
dengan waspada. Tampak Co Hiong melangkah ke luar dari situ, wajahnya
cerah berseri-seri. "Di mana Kakak Bu?" tanyanya pada Co Hiong.
"Kenapa begitu bertemu langsung menanyakan Bee Kun
Bu?" tanya Co Hiong sambil menggeleng-geleng kepala.
"Di mana Kakak Bu, cepat katakan!" desak Lie Ceng Loan.
"Swat Lo Kongcu mengobati bahunya yang terkena panah
beracun, Bee Kun Bu malah berlaku kurang ajar terhadapnya,
maka dia ditangkap!" jawab Co Hiong sambil memandang
gadis itu. "Omong kosong!" dengus Lie Ceng Loan. "Kakak Bu
bukan orang semacam itu!"
"Oh, ya?" Co Hiong tertawa, "Dia bukan orang semacam
itu" Kalau begitu aku telah keliru memper-salahkannya."
"Sebetulnya Kakak Bu berada di mana, cepatlah katakan!"
desak Lie Ceng Loan. "Nona Lie!" Co Hiong tersenyum-senyum. "Walau kita tidak
bersama, siang malam aku selalu merindukanmu, Apakah
engkau tidak rindu padaku?"
"Co Hiong!" bentak Lie Ceng Loan gusar dengan wajah
kehijau-hijauan, "Omong apa engkau?"
"Omongan yang berdasarkan suara hati," sahut Co Hiong
sambil menyengir KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Engkau tidak mau katakan di mana Kakak Bu, aku akan
pergi mencarinya." ujar Lie Ceng Loan.
"Oh" Ha ha!" Co Hiong tertawa gelak, "Engkau boleh terus
menuju ke dalam, tapi engkau pasti mati."
"Kalaupun harus mati, aku tetap mati bersama Kakak Bu,"
ujar Lie Ceng Loan sungguh-sungguh.
"Nona Lie!" Co Hiong menjulurkan tangannya, ingin
memeluk gadis itu, "Engkau masih muda dan cantik jelita,
kenapa harus cari mati?"
Lie Ceng Loan mengelak, sehingga Co Hiong tidak
berhasil memeluknya, Akan tetapi, Co Hiong bergerak cepat
mengejamya. Pada saat itu, Lie Ceng Loan baru berjalan dua langkah,
maka bahunya terpegang oleh Co Hiong.
Seketika gadis itu langsung mengayunkan tangannya
melancarkan sebuah pukulan ke belakang, Tapi Co Hiong
segera menekan bahunya, bahkan sekaligus menotok
Lie Ceng Loan dengan cepat menggerakkan badan-nya,
mengelak dari totokan lawan, Co Hiong tertawa aneh, ia tidak
menyangka gadis itu dapat berkelit
kemudian kembali menyerangnya, sementara Lie Ceng
Loan terus berkelit ke sana ke mari, Tak terasa Co Hiong telah
menyerangnya belasan jurus, namun Lie Ceng Loan tetap
berhasil berkelit Sebetulnya Lie Ceng Loan sama sekali tidak berniat
bertarung dengan Co Hiong, sebab saat itu sangat
mencemaskan Bee Kun Bu. Co Hiong pun terkejut bukan main, karena semua
serangannya dapat dipatahkan gadis itu. Maka lelaki itu
segera menghimpun hawa murninya, lalu melesat ke depan
menghadang di hadapan Lie Ceng Loan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Engkau menyerangku belasan jurus, aku tidak balas
menyerangmu," bentak Lie Ceng Loan gusar, "Engkau kira
aku lakul padanui, ya?"
"Nona Lie!" Co Hiong lertawa-tawa, "Engkau hanya
mencintaiku bagaimana mungkin takut padaku" Ya, kan?"
Bukan main gusarnya Lie Ceng Loan mendengar itu.
Tangannya langsung bergerak menyerang Co Hiong dengan
jurus Hun Hoa Soh Liu (Dahan Bergoyang Bunga Berlaburan).
Co Hiong berkelit, kemudian mendadak sebelah tangannya
menjulurkan ke depan, tepatnya pada sepasang payudara
gadis itu. Sebuah serangan ringan.
Lie Ceng Loan meloncat mundur, maka serangan Co
Hiong tidak mengenai sasaran, Akan tetapi, Co Hiong cepatcepat melesat ke depan memburunya.
"Kenapa engkau terus mengejarku?" bentak Lie Ceng
Loan gusar "Mau cari perkara denganku?"
"Nona Ue...," Co Hiong menarik nafas panjang.
ia memang jahat licik dan banyak akal busuknya, Namun
terhadap Lie Ceng Loan, kelihatannya bersungguh-sungguh.
Lie Ceng Loan sama sekali tidak meladeninya. Hati-nya
terlanjur sangat mencintai Bee Kun Bu. Karena itu, Co Hiong
selalu berupaya memecah belah kan mereka, sekaligus
mengambil hati gadis itu.
Tapi cara yang digunakan Co Hiong sangat rendah dan
cenderung kurang ajar, sehingga membuat Lie Ceng Loan
tidak menyukai nya. Kali ini mereka berdua berada di tempat tersebut boleh
dikatakan merupakan kesempatan emas bagi Co Hiong,
Bagaimana mungkin ia akan melepaskan kesempatan itu"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong tiba di daerah Miauw sudah sekian Iama. Selain
Swat Lo Kongcu, tidak seorang pun yang tahu, bahkan Liat
Pah To dikelabui oleh Swat Lo Kongcu.
Selama berada di tempat rahasia yang disediakan Swat Lo
Kongcu, Co Hiong terus menerus melatih ilmu silatnya, Di
samping itu, segala perbuatan Swat Lo Kong-cu juga atas
rencana Co Hiong. Semua itu Liat Pah To tidak
mengetahuinya sama sekali
"Nona Lie...," Co Hiong menarik nafas panjang, "Aku akan
cari gara-gara dengan semua orang yang di kolong langit
Namun tidak dengan engkau! Aku berkata se-sungguhnya."
"Kalau begitu, kenapa dari tadi engkau terus memburu
diriku?" tanya Lie Ceng Loan sambil menatapnya tajam.
"Nona Lie, sudah sekian lama kita tidak bertemu apakah
dalam hatimu tiada sesuatu yang ingin disampaikan pada ku
"H "Hmm!" dengus Lie Ceng Loan sinis. "Perkataan apa yang
harus kusampaikan padamu "M
"Nona Lie...." Co Hiong tersenyum getir "Apakah hingga
saat ini engkau masih tidak tahu isi hatiku?"
"Aku tahu!" ujar Lie Ceng Loan ketus.
"Oh?" Wajah Co Hiong berseru "Syukurlah kalau begitu!"
"Engkau selalu berpikir, harus dengan cara bagaimana
mencelakai orang lain agar memperoleh keuntungan! Ya,
kan?" sahut Lie Ceng Loan sambil tersenyum menghina.
"Aaaakh..." keluh Co Hiong, "Nona Lie, kenapa engkau
memandang diriku begitu rendah" Kalau tidak sudi
memaafkanku, aku tidak bisa bilang apa-apa. Namun kini kita
masih berada di daerah Miauw, sedangkan tidak lama lagi
Swat Lo Kongcu ingin berangkat ke Tionggoan! Nah, alangkah
baiknya kita melewati hari-hari yang indah di daerah Miauw ini
saja! Bagaimana menurutmu?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Engkau sedang bermimpi, ya" Bagaimana mungkin aku
akan bersamamu?" sahut Lie Ceng Loan dengan kening
berkerut "Kalau tidak mau bersamaku, tentunya engkau tidak bisa
pergi dari Tok Su,i Tong." ujar Co Hiong memberitahukan
"Apalagi engkau bersedia bersamaku, maka kita akan
melewati hari-hari yang penuh kebahagiaan di sini"


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aku sama sekali tidak mengerti apa yang engkau
ucapkan." Tidak mengerti?" "Ya!"
Tahukah engkau bagaimana keadaan Bee Kun Bu
sekarang?" Ketika Co Hiong menyebut nama tersebut, guguplah Lie
Ceng Loan dan langsung menyerang.
Co Hiong terpaksa berkelit Lie Ceng Loan cepat-cepat
melesat lagi meninggal kan. Akan tetapi, Co Hiong tetap
mengikutinya dari belakang.
Lie Ceng Loan terus berlari Walau telah belasan depa,
belum mencapai ujung terowongan itu.
"Kakak Bu! Kakak Bu...," Lie Ceng Loan terus menerus
berteriak memanggil Bee Kun Bu, namun tiada sahutan sama
sekali Lemaslah sekujur badan Lie Ceng Loan, itu bukan karena
badannya terluka atau terkena racun, melainkan karena
merasa cemas terhadap Bee Kun Bu.
sementara Co Hiong terus mengikutinya, ia tidak
melancarkan serangan gelap terhadap gadis itu, hanya
berusaha membujuknya Tapi Lie Ceng Loan menganggap angin lalu, sama sekali
tidak mendengarnya, Berselang beberapa saat kemudian, di
depan tampak terang benderang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan berhenti, ternyata tempat yang terang
benderang itu sebuah ruang batu, Beberapa buah obor yang
menyala menancap di dinding ruang batu tersebut
Dekat dinding, terlihat sebuah kursi terbuat dari batu
pualam, seorang wanita duduk di atasnya.
Siapa wanita itu" Tidak lain Swat Lo Kongcu, Begitu
melihat wanita itu, Lie Ceng Loan langsung menerjang ke
arahnya. Akan tetapi, Swat Lo Kongcu mengibaskan tangannya,
sehingga membuat Lie Ceng Loan berhenti di tempat
"Mana Kakak Bu?" tanya gadis itu. "Engkau menanyakan
Bee Kun Bu?" tanya Swat Lo Kongcu sambil tertawa.
"Ya!" Lie Ceng Loan mengangguk "Tentunya dia berada di
Tok Sui Tong!" Swat Lo Kongcu memberitahukan dan tetap
tertawa. "Dia mempereayaimu dapat mengobatinya, tapi sebaliknya
engkau malah mempunyai tukas Lie Ceng Loan sambil
menuding Swat Lo Kongcu, "Perbuatanmu itu rendah sekali?"
"He he!" Swat Lo Kongcu tertawa terkekeh "Siapa suruh
dia begitu gampang terpedaya?"
"Kakak Bu lelaki sejati yang tak pernah menipu orang lain,
maka bagaimana dia tahu dirinya akan dipedaya begitu?"
sahut Lie Ceng Loan sengit.
"Oh?" Swat Lo Kongcu tidak gusar, sebaliknya malah terus
tertawa, seakan gembira sekali.
Lie Ceng Loan ingin menyerang Swat Lo Kongcu, Namun
di saat bersamaan ia mendengar suara Co Hiong di
belakangnya "Swat Lo Kongcu, saat ini walau Bee Kun Bu terkena dua
macam racun, dia masih hidup, kan?"
Tidak salah!" Swat Lo Kongcu manggut-manggut
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong tidak berkata apa-apa lagi Hanya memandang
gadis itu. Wajah gadis itu pucat pias, ia sudah tahu maksud tujuan
Co Hiong, kemudian tanya nya.
"Engkau pikir mau bagaimana?"
Tetap perkataan itu," sahut Co Hiong.
"Perkataan apa?" Lie Ceng Loan mengerutkan kening
"Swat Lo Kongcu berhasil menawan Bee Kun Bu, maka dia
ingin membawanya ke Tionggoan, agar nama Swat Lo
Kongcu terkenal di rimba persilatan Tionggoan."
"Apal" Lie Ceng Loan terbelalak
"Sedangkan Tok Sui Tong ini.,.," Co Hiong tersenyum
"Akan diserahkan padaku untuk dihuni, jadi engkau harus
berada di sini menemaniku Barulah Swat Lo Kongcu akan
mengampuni nyawa Bee Kun Bu."
Wajah Lie Ceng Loan semakin memucat Gadis itu berdiri
mematung. Co Hiong menatapnya sambil tersenyum-senyum.
"Engkau boleh berpikir perlahan-lahan di sini, Nanti kami
ke mari menengokmu. Usai berkata begitu, ia dan Swat Lo Kongcu meninggalkan
ruang batu itu. Blam! Pintu ruang batu itu tertutup. Lie Ceng Loan berdiri
termangu-mangu di tempat Tadi Co Hiong mengatakan bahwa
Bee Kun Bu terkena dua macam racun, apakah itu benar"
Padahal waktu itu Bee Kun Bu mencengkeram nadi Swat Lo
Kongcu, kenapa bisa berbalik, Swat Lo Kongcu yang
menawan-nya" Lie Ceng Loan terus berpikir
Lama sekali barulah ia membalikkan badannya. Ia tahu di
ruang batu itu cuma terdapat ia seorang diri, Co Hiong
menyuruhnya berpikir perlahan-lahan. ia tidak berpikir, sebab
tidak mungkin akan hidup bersama Co Hiong di Tok Sui Tong
ini, Daripada hidup bersama Co Hiong, lebih baik mati saja!
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tiba-tiba ia teringat pada Bee Kun Bu, seketika wajahnya
berubah murung dan mulai mengucurkan air mata, Mereka
lelah saling mencinta begitu lama, tapi hingga saat ini masih
belum bisa melangsungkan pernikahan, malah harus terus
menerus mengalami kejadian-kejadian yang di luar dugaan.
Oleh karena itu, ia mengambil keputusan apabila berhasil
meloloskan diri bersama Bee Kun Bu, tidak mau
berkecimpung dalam rimba persilatan lagi. ingin hidup tenang,
damai, dan bahagia di suatu tempat terpencil saja.
Gadis itu terus menangis terisak-isak, entah berapa lama
kemudian, barulah berhenti menangis, ia mendekati pintu
ruang batu itu, ternyata pintu itu terbuat dari batu yang sangat
tebal. Lie Ceng Loan coba mendorong, namun pintu batu itu
sama sekali tidak bergerak ia menarik nafas panjang,
kemudian duduk di kursi batu pualam.
ia tidak bisa meloloskan diri dari ruang batu berarti juga
tidak bisa pergi mencari Bee Kun Bu. Hatinya mulai berduka,
isak tangis pun meledak kembali.
Namun tak lama kemudian, mendadak ia mendengar
suara ketukan. Suara itu berasal dari dinding samping, Namun
Lie Ceng Loan tidak begitu memperhatikan suara itu.
Tok! Tok! Tok! Terdengar lagi suara itu.
Lie Ceng Loan mengerutkan kening, perlukah ia bangkit
berdiri mendekati dinding itu. Terdengarlah suara lirih
memanggil namanya. "Nona Lie! Nona Lie, dapatkah engkau mendengar suara
ku?" Lie Ceng Loan tereengang, ia mengenali suara itu, tapi
tidak ingat siapa orangnya.
"Ya, Ya... aku dengar," sahutnya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Engkau dapat mendengar suaraku?" Orang itu masih
terus bertanya, "Engkau dapat dengar suaraku?"
Agaknya orang itu tidak mendengar suara sahutan Lie
Ceng Loan, Gadis itu berpikir sejenak, lalu memungut sebuah
batu kecil, kemudian diketukkan pada dinding itu tiga kali.
"Nona Lie, kalau engkau dapat mendengar, ketuklah
dinding ini tiga kali!"
Lie Ceng Loan menurut, ia yakin orang itu tidak berniat
jahat Setelah mengetuk tiga kali, terdengarlah suara itu.
"Nona Lie, mungkin engkau telah lupa padaku! Aku pernah
bertemu kalian di atas bukit itu, Aku pun pernah berpesan
pada kalian, apabila kalian berhasil meloloskan diri dan
kembali ke Tionggoan, tolong beritahukan pada keluargaku
bahwa aku berada di daerah Miauw!"
Mendengar itu, Lie Ceng Loan segera teringat siapa orang
nya. ia ingin mengatakan sesuatu tapi diurungkannya, sebab
tahu orang itu tidak dapat mendengar suaranya.
"Nona Lie, engkau diam di situ! Aku akan berupaya
menolongmu." Tok! Tok! Tok! Lie Ceng Loan mengetuk dinding itu dengan batu,
pertanda ia telah mendengar apa yang dikatakan orang itu.
Saat ini, hati Lie Ceng Loan terasa lega sekali, karena
orang itu akan berupaya menolongnya, Walau ia tidak tahu
bagaimana cara orang itu akan menolongnya, dan berhasil
atau tidak, namun hatinya sudah lebih tenang daripada tadi.
Setelah itu, Lie Ceng Loan kembali duduk di kursi batu
pualam, tetapi tak seberapa lama kemudian, mendadak
dirasakannya kursi itu berputar ia terkejut dan cepat-cepat
meloncat meninggalkan kursi tersebut.
Setelah sepasang kakinya menyentuh lantai, ia segera
memandang ke arah kursi pualam, Dilihatnya kursi pualam itu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
berputar lebih cepat, bahkan makin naik, dan kemudian
tampak sebuah lubang besar di bawahnya.
Lie Ceng Loan sama sekali tidak menyangka, kalau di
bawah kursi batu pualam terdapat sebuah jalan rahasia, ia
memandang ke arah lubang itu, tapi tidak tahu apa yang harus
dilakukannya. Tak lama kemudian kursi batu pualam berhenti berputar,
dan tampak seorang muncul dari lubang itu, Begitu melihat
orang tersebut Lie Ceng Loan merasa girang, karena orang itu
adalah orangtua yang di atas bukit
"Cianpwee...." Orang tua itu segera memberi isyarat agar Lie Ceng Loan
tidak melanjutkan ucapannya, lalu merangkak ke luar dari
lubang tersebut Setelah sampai di atas, ia lalu cepat-cepat memutar kursi
batu pualam, dan dalam waktu sekejap kursi itu sudah kembali
seperti semula. "Nona Lie, aku adalah ahli membuat alat rahasia di
Tionggoan." Orang tua itu memberitahukan "Begitu aku tiba di
daerah Miauw, Swat Lo Kongcu dan Liat Pah To memaksaku
untuk membuat berbagai macam ruang ra-hasia."
"Oooh!" Lie Ceng Loan manggut-manggut "Aku tahu
mereka berdua tidak dapat dipereaya, maka di setiap ruang
rahasia telah kupasang semacam alat rahasia, dan mereka
berdua sama sekali tidak mengetahui nya."
"Kalau begitu, cepatlah Cianpwee membawaku ke luar!"
desak Lie Ceng Loan. "Itu...." Orang tua itu menggeleng-gelengkan kepala,
"Untuk sementara ini masih tidak bisa."
"Kenapa?" tanya Lie Ceng Loan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Swat Lo Kongcu dan Liat Pah To memang tidak tahu
terowongan rahasia itu, tapi orang Han yang bernama Co
Hiong telah menaruh curiga padaku," jawab orangtua itu.
"Aku tahu, dia memang cerdas tapi jahat, licik dan banyak
akal busuknya," ujar Lie Ceng Loan.
"Co Hiong mendengar pembicaraan kita tadi, sebab dia
berada di sekitar sini Dia membentak-bentak menanyakan apa
yang kulakukan." "Haah?" Air muka Lie Ceng Loan berubah, "Kalau begitu,
dia pasti sudah tahu akan terowongan rahasia itu!"
"ltu belum tentu, Tetapi... apabila dia muncul se-karang,
aku pasti mati dan engkau pun pasti celaka," sahut orangtua
itu sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Lie Ceng Loan tahu akan kesulitan orangtua itu, maka
tidak mendesaknya agar membawanya ke luar, Mereka
berdua cuma saling memandang, lama sekali barulah
orangtua itu membuka mulut
"Sudah lewat sekian lama, kupikir Co Hiong telah pergi
Nona Lie, aku akan membawamu meninggalkan ruang batu
ini." "Terimakasih!" ucap Lie Ceng Loan, "Apakah Cianpwee
tahu di mana kakak seperguruanku?" tanyanya.
"Aku cuma tahu bahwa Swat Lo Kongcu akan membawa
Bee Kun Bu yang tak bisa bergerak ke Tionggoan, tapi tidak
tahu dia berada di mana?"
"Aaakh.,,." Lie Ceng Loan menghela nafas, "Oh ya,
bolehkah Cianpwee memberitahukan padaku tentang ruangruang rahasia yang digunakan untuk menyekap orang?"
"Boleh, Tapi aku sama sekali tidak tahu Bee Kun Bu
disekap di mana." Orang tua itu memberitahukan "Kalau
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
engkau sudah ke luar dari sini, engkau boleh coba mencarinya,"
"Terimakasih, Cianpwee!" ucap Lie Ceng Loan dan
sekaligus menjatuhkan diri berlutut di hadapan orangtua itu.
"Nona Lie " Orang tua itu cepat-cepat membangun
kan Lie Ceng Loan. "Jangan begini!"
"Sekali lagi kuucapkan banyak-banyak terimaskih pada
Cianpwee!" ucap Lie Ceng Loan dengan air mata berderaiderai.
Orang tua tersebut tersenyum, kemudian memutar kursi
batu pualam, dan tak Iama muncullah sebuah lubang.
Mereka berdua masuk ke lubang, kemudian orangtua itu
memutar kursi batu pualam lagi, agar kembali ke posisi
semula. ***** Bab ke 44 - Co Hiong Menemui Ajalnya
Setelah berada di dalam lubang itu, orangtua tersebut
memasang pendengarannya dengan seksama.
"Cianpwee mendengar sesuatu?" tanya Lie Ceng Loan.
Tiada suara apa pun," jawab orangtua itu dan
memberitahukan "Nona Lie, aku punya sebuah buku kecil,
yang memuat semua gambar dan ruang rahasia di Tok Sui
Tong ini. Kini buku ini kuserahkan padamu. Apabila engkau
menghadapi suatu ruang rahasia, buku kecil inilah kamusnya."
Terimakasih, Cianpwce!" ucap Lie Ceng Loan sambil
menerima buku itu, lalu disimpannya ke dalam baju-nya.
Orang tua itu mengajak Lie Ceng Loan berjalan ke depan
dan berselang sesaat tampak ada cahaya di depan
"Aku akan ke luar dulu, kalau terjadi sesuatu di luar
dugaan, janganlah engkau ke luar, agar tidak menyia-nyiakan
pertolonganku!" ujar orangtua itu berpesan "Engkau ingat?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"lngat" Lie Ceng Loan mengangguk
Orang tua itu lalu berjalan ke depan, setelah itu barulah Lie
Ceng Loan mengikutinya dari belakang.


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tak seberapa lama kemudian, orangtua itu sudah di luar
sedangkan Lie Ceng Loan bersembunyi di terowongan itu.
Lie Ceng Loan menarik nafas lega, karena di luar tiada
suara apa pun, Namun begitu ia hendak ke luar, tiba-tiba di
luar terdengar suara tawa, yang disusul suara bentakan.
Lie Ceng Loan mengenali suara tawa itu, yaitu suara tawa
Co Hiong. "Mau berbuat apa engkau di sini?" Ti... tidak," sahut
orangtua itu bergemetar, Tidak?" bentak Co Hiong Iagi. "Di sini
tempat terpencil! Aku telah melihatmu ke luar masuk di sini!
Kau masih mengatakan tidak berbuat apa-apa" Cepat bawa
aku ke dalam agar aku melihat dengan jelas!"
"Co Hiong?" Orang tua itu menggeleng-gelengkan kepala,
"Kalau engkau tidak pereaya aku pun tidak bisa apa-apa,
tetapi kalau engkau menyuruhku agar membawamu masuk,
aku tidak dapat melaksanakan Sebab aku bekerja untuk Swat
Lo Kongcu, jadi orang lain tidak boleh mengetahuinya!"
"Engkau ingin menekanku dengan nama Swat Lo
Kongcu?" tanya Co Hiong sambil tersenyum dingin "Aku tidak
pereaya kalau engkau tidak takut pada Swat Lo Kongcu!"
sahut orangtua itu. "Ha ha" Co Hiong tertawa gelak, Tidak salah! Di sini dia
adalah majikan, sedangkan aku hanya merupakan tamu! Dia
ingin ke Tionggoan, namun harus menuruti petunjukku. Maka
kalau aku membunuhmu apakah dia akan mempersalahkan
aku?" Lie Ceng Loan melongok ke luar. Dilihatnya Co Hiong
berdiri di hadapan orangtua itu, dan wajah orangtua itu tampak
pucat pias. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau engkau berkeras ingin masuk, aku akan
membawamu masuki" ujar orangtua itu sambil membalikkan
badannya. "Engkau harus tahu kelihayanku, Apabila engkau berani
macam-macam, berarti engkau cari mali!" ancam Co Hiong.
Orang tua itu diam saja, kemudian berjalan memasuki
terowongan itu, sedangkan Lie Ceng Loan segera
bersembunyi di balik sebuah batu besar.
Setelah berjalan beberapa langkah, orangtua itu memberi
isyarat kepada Lie Ceng Loan, agar Lie Ceng Loan turun
tangan terhadap Co Hiong.
Gadis itu tersentak, sebab ia tahu jelas betapa tingginya
kepandaian Co Hiong, Kalau ia turun tangan menyerang Co
Hiong tapi tidak berhasil, ia dan orangtua itu pasti akan celaka.
Tapi dalam keadaan begini, mau tidak mau ia harus
melakukannya, Adapun mengenai berhasil atau tidak, itu
urusan ke dua. Sementara orangtua itu terus berjalan ke dalam, dan Co
Hiong terus mengikutinya dari belakang
Padahal orangtua itu tidak melihat Lie Ceng Loan berada
di mana, sebab gadis itu bersembunyi di balik sebuah batu
besar, lagipula di dalam terowongan itu sangat gelap, Namun
orangtua itu yakin, Lie Ceng Loan telah melihat isyaratnya
tadi. Hati Lie Ceng Loan berdebar-debar tegang ketika Co
Hiong semakin mendekati tempat persembunyiannya.
Setelah Co Hiong sampai di dekatnya, Lie Ceng Loan
menghimpun Lweekangnya, kemudian disalurkan pada
telapak tangannya, ia mengerahkan seluruh Lweekangnya,
karena harus berhasil menyerang Co Hiong dengan satu kali
pukulan, Sebab kalau tidak, ia dan orangtua itu pasti akan
celaka. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kini Co Hiong semakin mendekat, dan hati Lie Ceng Loan
pun bertambah tegang, Perlahan-lahan ia mengangkat
sebelah tangannya dan menyalurkan seluruh tenaga
dalamnya. sedangkan Co Hiong sama sekali tidak tahu, bahwa di
dalam terowongan yang gelap itu bersembunyi seseorang.
Tidak ada apa-apa kan?" Orang tua itu mengoceh, "Apa
yang mau engkau lihat di dalam begini?"
Lie Ceng Loan tahu, bahwa orangtua itu mengoceh untuk
memecahkan perhatian Co Hiong.
"Diam!" bentak Co Hiong, yang telah melewati tempat
persembunyian Lie Ceng Loan dua langkah.
Bum! Lie Ceng Loan menyerangnya dengan pukulan
dahsyat karena begitu dekat, maka Co Hiong tidak bisa berkelit,
sehingga pukulan yang dilancarkan Lie Ceng Loan tepat
mengenai punggungnya. Bum! Lie Ceng Loan melancarkan sebuah pukulan lagi,
yang menghantam dada Co Hiong.
"Aaakh,,.!" jerit Co Hiong dan seketika badannya terpental
ke luar, ia ingin balas menyerang, namun sudah tidak
bertenaga, sebab pukulan ke dua itu telah menghantam Hwa
Kai Hiatnya, ia jatuh terkapar di tanah, dan mulutnya
menyemburkan darah segar Setelah Co Hiong menjerit, barulah Lie Ceng Loan tahu
bahwa ke dua pukulannya telah berhasil melukai Co Hiong.
"Uaaakh.-.!" Co Hiong menyemburkan darah segar lagi.
"Cianpwee! Aku telah berhasil melukainya!" ujar Lie Ceng
Loan memberitahukan Orang tua itu segera berlari menghampiri Co Hiong, yang
wajahnya pucat pias dan tergeletak dengan nafas memburu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Perlahan-lahan orangtua itu mengangkat sebelah tangan
nya t kelihatannya ingin menghabiskan nyawa Co Hiong.
Lie Ceng Loan adalah gadis berhati bajile Walau ia tahu
jelas Co Hiong sangat jahat dan licik, tapi merasa tidak sampai
hati melihatnya dibunuh oleh orangtua itu.
"Cianpwee, dia sudah terluka parah. Cianpwee tidak perlu
membunuhnya lagi." cegah Lie Ceng Loan.
"Orang itu harus dibunuh." sahut orangtua itu. "Kalau tidak
pasti akan menimbulkan penyakit di kemudian hari."
"Dia telah terluka parah dan tak mampu melawan, untuk
apa membunuhnya lagi?" ujar Lie Ceng Loan sambil menarik
nafas. Orang tua itu memandang Lie Ceng Loan, Kelihatannya ia
tidak pereaya akan pendengarannya, sebab tidak menyangka
kalau gadis itu berhati bajik, Akan tetapi, kalau saat ini Co
Hiong tidak dilenyapkan kelak pasti akan mencelakai Lie Ceng
Loan. "Nona Lie, tentang ini aku tidak bisa menurutimu," ujar
orangtua itu. Lie Ceng Loan mengarahkan pandangannya pada Co
Hiong, Wajah Co Hiong yang tampan itu pucat pias dan
nafasnya semakin memburu, Co Hiong pun memandangnya
dengan mata redup, Lie Ceng Loan merasa tidak enak, sebab
telah melakukan serangan gelap terhadapnya.
Oleh karena itu, Lie Ceng Loan menghampirinya, lalu
bertanya dengan suara rendah.
"Saudara Co! Apakah lukamu parah sekali?"
Co Hiong memandangnya dengan mata redup, kemudian
menyahut sambil tersenyum, Ternyata Nona Lie, Walau aku
telah terluka parah, namun tidak akan mempersalahkanmu."
Mendengar ucapan itu, Lie Ceng Loan semakin merasa
tidak enak dan tidak tega.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Cianpwee!" ujar Lie Ceng Loan kepada orangtua itu, "Dia
telah terluka parah sehingga tak mampu bergerak Karena itu
lebih baik ditotok jalan darahnya, agar dia tetap berada di sini
saja!" "Nona Lie, ini tidak bisa." Orang tua itu menggelengkan
kepala, "Engkau harus tahu, bahwa kita masih dalam keadaan
bahaya di tempat ini, Lagi pula Bee Kun Bu berada di tangan
Swat Lo Kongcu, dan Kun Lun Sam Cu pun telah ditangkap,
maka kita harus cepat-cepat menolong mereka, Kalau cuma
ditotok, penjahat ini tentu masih akan merusak rencana kita
menolong mereka!" Lie Ceng Loan terdiam, kemudian menarik nafas panjang.
"Aku yang turun tangan, jadi engkau tidak perlu merasa
tidak enak," ujar orangtua itu melanjutkan "Engkau boleh tidak
menyaksikannya." Lie Ceng Loan terus menggeleng-gelengkan kepala, dan
air matanya telah berderai-derai.
sedangkan orangtua itu mengangkat sebelah tangannya,
Co Hiong memejamkan matanya sambil menghela nafas.
"Aku tidak menyangka akan mati di tangan orang yang tak
terkenal!" gumamnya.
"Cianpwee berhenti," seru Lie Ceng Loan.
Orang tua itu menoleh kepalanya ke arah Lie Ceng Loan
sambil mengerutkan kening.
"Kalau engkau melarangku membunuhnya, aku pun tidak
mau mencampuri urusan kalian lagi!" ujarnya.
"Cianpwee jangan menyalahkan aku!" Wajah Lie Ceng
Loan pucat pias. "Entah sudah berapa kali orang itu
memperdayaku, dan tahu bahwa dia orang jahat, namun aku
merasa tidak tega,.."
"Nona Lie!" Orang tua itu menggeleng-gelengkan kepala.
"Hatimu begitu bajik, tidak pantas engkau jadi kaum Bu Lim."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sementara Co Hiong mulai membuka matanya.
"Nona Lie, engkau membelaku, aku sangat terharu dan
berterimakasih padamu," ujarnya.
Usai berkata begitu, Co Hiong memejamkan matanya lagi,
dan Lie Ceng Loan menatapnya. Gadis itu ingat sejak bertemu
Co Hiong, Walau orang tersebut sangat jahat dan berhati licik,
namun ia bersungguh-sungguh terhadapnya, Oleh karena itu,
Lie Ceng Loan semakin merasa tidak tega menyaksikan
kematiannya. "Saudara Co, aku telah berusaha membujuk Cian-pwee ini,
tapi Cianpwee ini tidak mau dengar, harap engkau tidak
mempersalahkan aku yang telah melakukan serangan gelap
terhadapmu!" ujar Lie Ceng Loan terisak-isak.
"Nona Lie!" Co Hiong tersenyum, "Aku senang dan rela
mati di tanganmu Aku juga tidak akan mempersalahkanmu
yang telah menyerangku."
"Saudara Co!" Lie Ceng Loan menarik nafas panjang,
"Entah sudah berapa banyak orang yang tak berdosa mati di
tanganmu, engkau harus tahu tentang itu."
"Aaaakh.-.!" Co Hiong menghela nafas, "Aku tahu itu,
namun maksudmu ditujukan pada Liong Giok Pin kan?"
"Ya." Lie Ceng Loan mengangguk
"Aku memang bersalah terhadapnya tapi aku sama sekali
tidak mencintainya." Co Hiong memberitahukan
"Saudara Co!" Lie Ceng Loan menggeleng-ge!eng-kan
kepala, "Kenapa engkau begitu jahat" Padahal wajahmu
sangat tampan. Kalau engkau berhati baik, tentu engkau bisa
hidup tenang, damai dan bahagia!"
"Nona Lie, aku... aku memang jahat" Co Hiong tampak
semakin lemah, "Bahkan aku pun pernah ingin menodaimu, itu
lantaran saking cinta padamu."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Engkau salah, Cinta tidak bisa dipaksa dengan cara
begitu." Lie Ceng Loan menarik nafas panjang.
"Aaaakh." keluh Co Hiong, "Nona Lie, tahukah engkau,
siapa yang membunuh Souw Peng Hai guruku itu?"
"Aku tidak tahu."
"Aku yang membunuhnya." Co Hiong memberitahukan
"Karena aku ingin menyerakahi kitab ilmu silat Sam Im Sin Ni."
Mendengar ucapan itu, Lie Ceng Loan terdiam
"Nona Lie, aku mendengar ada suara di luar, cepatlah
engkau pergi, lihat siapa yang berada di luar!" ujar orangtua
mendadak Lie Ceng Loan terkejut dan segera melesat ke luar pada
waktu bersamaan, terdengarlah suara jeritan Co Hiong yang
menyayatkan hati, itu membuat Lie Ceng Loan langsung
berhenti, bahkan nyaris terkulai ia tahu, bahwa orangtua itu
telah turun tangan membunuh Co Hiong, ia berdiri tertegun di
tempat, lama sekali barulah bertanya.
"Dia... dia sudah mati?"
"Nona Lie!" sahut orangtua itu, "Engkau tidak perlu
menaruh kasihan padanya. Sejak dia berada di daerah Miauw
ini, sudah ribuan orang Miauw mati di tangannya, itu karena
Swat Lo Kongcu sangat menurut padanya, maka dia memang
pantas mati." "Cianpwee, aku tahu itu."
"Kalau begitu, kenapa engkau berduka?"
"Aku berduka karena telah melakukan serangan gelap
terhadapnya, Aku merasa perbuatanku itu kurang pantas,
sehingga terus merasa tidak enak dalam hati." ujar Lie Ceng
Loan memberitahukan "Nona Lie harus tahu, orang itu pun telah sering
melakukan serangan gelap terhadap orang lain, maka
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
seranganmu itu merupakan ganjaran baginya," sahut orangtua
itu dan menambahkan "ltu sudah merupakan takdirnya."
"Cianpwee...." "Mayat Co Hiong biar di sini saja. Aku akan membawamu
pergi menemui Kun Lun Sam Cu."
"Di mana guru dan paman guruku?"
"Mereka bertiga telah ditangkap, maka kita harus segera
pergi menolong mereka."
"Cianpwee, terimakasih" ucap Lie Ceng Loan "Kita bisa
hidup karena atas bantuan Cianpwee."
"Nona Lie!" Orangtua itu menggeleng-gelengkan kepala,
"Aku ini terhitung apa" Sama sekali tidak bisa meninggalkan
Tok Sui Tong ini, malah masih harus mengandal pada kalian
agar aku bisa kembali ke Tionggoan."
Semula Lie Ceng Loan agak mempersalahkan orang-tua
itu yang telah membunuh Co Hiong, Namun Kini setelah
mendengar apa yang dikatakannya timbullah rasa salut dalam
hatinya, sebab orangtua itu tak berbangga diri karena telah
menolong dirinya. "Cianpwee, apakah kita mampu menolong ke tiga guruku?"
tanya Lie Ceng Loan mendadak
"Para penjaga di sana tidak berkepandaian tinggi, maka
dengan tenaga kita berdua, aku yakin kita bisa menolong
mereka." "Cianpweer Lie Ceng Loan menatapnya da!am-dalam.


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Cianpwee selalu bilang tidak bisa meninggalkan Tok Sui
Tong ini. Kini Cianpwee telah menolongku, bahkan aku pergi
menolong ke tiga guruku pula, Apakah Cianpwee tidak
khawatir akan diketahui Swat Lo Kongcu?"
"Cepat atau lambat Swat Lo Kongcu pasti akan
mengetahui sahut orangtua itu sambil tersenyuni getir. "Jadi
biar dia tahu saja."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Dia tidak akan membunuhmu?"
Terus terang," Orangtua itu menarik nafas panjang.
"Kalaupun dia tidak membunuhku aku pun tidak akan bisa
hidup lama." "Lho?" Lie Ceng Loan tereengang, "Kenapa?"
" Aku telah diracuni Swat Lo Kongcu, maka setiap bulan
dia pasti berikan aku obat, dan karena itu aku masih sisa
hidup. Apabila satu bulan saja dia tidak memberiku obat" itu,
aku tentu akan mati." Orangtua itu memberitahukan.
"Apakah racun itu tidak ada obat penawarnya?"
"Ada, tapi aku tidak mendapat kan nya."
"Jadi...." Lie Ceng Loan mengerutkan kening, Vobat
penawar itu berada di mana?"
"Obat penawar itu semacam rumput, adanya di Mo Kui
Ceh Yi. Kalau aku makan rumput itu, maka racun yang
mengidap di tubuhku akan punah." Orangtua itu
memberitahukan. "Tapi... di mana Mo Kui Ceh Yi itu, aku
sama sekali tidak mengetahui nya."
Padahal Lie Ceng Loan cuma sekedar bertanya, namun ia
justru tahu tentang rumput itu, maka gadis itu merasa girang
sekali "Cianpwee, apakah rumput itu berdaun tujuh?" tanyanya.
"Betul! Kok engkau tahu?" Orangtua itu terbelalak
"Cianpwee! Bee Kun Bu masih punya sebatang rumput
itu." Lie Ceng Loan memberitahukan dengan wajah berseri
"Oh?" Orangtua itu kelihatan kurang pereaya. "Mo Kui Ceh
Yi berada di gurun pasir, aku cuma mendengar dari orang,
Apakah kalian pernah ke tempat itu?"
"Kami pernah ke sana, bahkan nyaris mati di sana," sahut
Lie Ceng Loan. "Ke tiga guruku menjadi tidak waras karena
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
terkena semacam racun, tapi kini telah sembuh setelah makan
rumput itu." "Oh, syukurlah! Kalau begitu, aku masih punya harapan
untuk kembali ke Tionggoan! Aaakh! Aku sudah rindu sekali
pada kampung halamanku! Mungkin cucuku sudah besar
sekali!" "Cianpwee pasti bisa pulang ke kampung halaman," ujar
Lie Ceng Loan sambil tersenyum.
"Ayoh, kita ke sana!" ajak orangtua itu sambil berjalan, lalu
Lie Ceng Loan mengikutinya dari belakang.
Setelah menempuh perjalanan beberapa mil, mereka
melihat orang-orang Miauw sedang berlalu lalang, Lalu ke
duanya tampak berusaha menghindari orang-orang Miauw itu.
"Kehebatan Swat Lo Kongcu mengerahkan burung-burung
elang, membuat orang-orang Miauw yang di luar Tok Sui Tong
tidak berani menyerang ke mari. Kalau Swat Lo Kongcu tidak
memiliki burung-burung elang itu, kita pun tidak perlu takut
padanya," uj'ar orangtua itu memberitahu kan.
"Kalau begitu, kita harus menolong ke tiga guruku dan Bee
Kun Bu, setelah itu barulah kita berunding," usul Ue Ceng
Loan. "Kini aku merasa punya harapan untuk meninggalkan Tok
Sui Tong, Jadi aku harus berupaya menolong mereka," ujar
orangtua itu bersungguh-sungguh.
Tapi.,.," Ue Ceng Loan tersenyum getir, ".,.Bee Kun Bu
telah terkena dua macam racun, sehingga sekujur badannya
tidak bisa bergerak Jadi bagaimana baiknya?" "Aku pernah
membuat sebuah ruang rahasia, khusus untuk menyimpan
berbagai macam obat penawar racun, Setelah kita berhasil
menolong mereka, aku akan pergi mencuri obat penawar
racun itu." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Terimakasih, Cianpwee!" ucap Lie Ceng Loan, Wa-jah
gadis cantik itu tampak berseri-seri.
Ke duanya terus bereakap-cakap sambil melanjutkan
perjalanan Beberapa saat kemudian sudah sampai di sebuah
lembah. Di dalam lembah itu terdapat sebuah sungai kecil berair
sangat jernih, Keadaan di tempat itu bahkan terlihat sangat
indah dan menarik, Namun mereka tidak melihat seorang pun
berada di situ. "Cianpwee, untuk apa kita ke mari?" tanya Lie Ceng Loan
heran. "Jangan bersuara!" sahut orangtua itu dengan suara
rendah, "Aku akan memancing dua penjaga di sana,
Kepandaian mereka di atasku, maka kuminta engkau yang
turun tangan lho!" "Apakah penjara bawah tanah itu berada di sini?" tanya Lie
Ceng Loan lagi. Orang tua itu mengangguk, kemudian ia berteriak-teriak
dengan bahasa Miauw, Lie Ceng Loan tidak mengerti apa
yang diteriakan itu, Namun sesaat kemudian muncul dua
orang Miauw dari sebuah gua. Ke dua orang Miauw itu
berbadan tinggi besar. Lie Ceng Loan melihat ke dua orang Miauw itu membawa
tombak gemerlapan Hatinya sempat merasa cemas juga.
"Ke dua orang itu adalah penjaga di sana!"
Lie Ceng Loan manggut-manggut, Kemudian orangtua itu
maju menyapa keduanya, Agaknya kedua penjaga itu
mengenal si orangtua. Namun seketika ke duanya
mengernyitkan kening tajam begitu melihat Lie Ceng Loan
berada di situ. "Mau apa engkau ke mari?" tanya salah seorang Miauw
itu, "Dan siapa gadis itu?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aku datang untuk mengontrol alat-alat rahasia yang di
penjara bawah tanah, Kalau ada kerusakan, harus segera
kuperbuiki," sahut orangtua itu sambil tersenyum "Jadi kalian
berdua tidak perlu mencurigaimu
"Semua alat rahasia di penjara bawah tanah tiada
kerusakan, Kenapa engkau datang saat ada orang di tawan di
dalam?" tanya orang Miauw sambil menatap orangtua itu.
"Karena ada tahunan di dalam, maka aku harus
memeriksa alat-alat rahasia yang di dalam penjara bawah
tanah itu," sahut si orangtua mencoba meyakinkan "Aku
khawatir para tahanan itu akan kabur."
"Baik, mari ikut kami ke dalam!" ajak salah seorang Miauw.
Mendadak Lie Ceng Loan bergerak menyambar senjata
mereka, Semula ke dua orang Miauw itu terkejut Ketika
melihat Lie Ceng Loan yang memegang senjata mereka,
seketika juga ke duanya tertawa gelak.
"Kenapa kalian tertawa?" bentak Lie Ceng Loan gusar
"Engkau cantik jelita dan lemah gemulai, kok mampu
memegang senjata kami?" sahut salah seorang Miauw,
"Engkau ingin merebut senjata kami, ya?" "Benar." Lie Ceng
Loan mengangguk "Baik, silakan rebut!" tantang ke dua orang
Miauw itu. Lie Ceng Loan cepat mengerahkan Lweekangnya, Sekejap
saja senjata itu telah berpindah ke tangan nya.
Hal itu membuat ke dua orang Miauw membelalak kaget
Mata mereka menatap Lie Ceng Loan dengan mulut
ternganga lebar Belum ke duanya tersadar, Lie Ceng Loan
telah bergerak cepat melancarkan dua buah pukulan.
Plak! Bukk! Ke dua orang itu terpental, kemudian jatuh dengan mulut
mengeluarkan darah segar Bahkan seketika ke duanya
tergeletak pingsan. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Orang tua itu segera menarik Lie Ceng Loan ke gua.
Suasana gelap sekali di dalamnya, membuat matanya tidak
dapat melihat apa pun. Orang tua itu segera menyalakan
sebuah obor Suasana terang membuat Lie Ceng Loan mampu
melihat ruangan itu, Namun tak ada yang terlihat kecuali
hanya beberapa buah batu.
Orang tua itu cepat-cepat memutar salah sebuah batu,
Maka terdengarlah suara gemeretak dari gesekan batu
tersebut Tampak sebuah lubang dari balik batu tadi, Seberkas
cahaya membias lewat lubang itu.
Lie Ceng Loan segera melongok ke dalam lubang itu.
Ternyata di dalam lubang merupakan sebuah ruang bawah
tanah. Terlihat olehnya Kun Lun Sam Cu berada di dalam.
Kebetulan Kun Lun Sam Cu mendongakkan kepala
memandang ke atas. Begitu yang dilihat Lie Ceng Loan,
giranglah Kun Lun Sam Cu.
"Ceng Loan! Apakah Pek Yun Hui telah berhasil menyerbu
ke mari?" tanya Kun Lun Sam Cu serentak
Tidak!" sahut Lie Ceng Loan sambil tersenyum getir, Tapi
seorang Cianpwee telah menolongku sekarang dia datang ke
mari untuk menolong Guru dan Paman guru!"
Walau merasa agak kecewa karena Pek Yun Hui belum
menyerbu ke mari, Kun Lun Sam Cu merasa gembira karena
akan ke luar dari penjara bawah tanah.
Mereka bertiga lalu naik ke atas, Orang tua itu cepat-cepat
menghampiri Kun Lun Sam Cu.
"Guru, Paman guru!" Lie Ceng Loan memberitahukan
"Cianpwee ini yang menolong kita."
Kun Lun Sam Cu segera menjura memberi hormat pada
orangtua itu. Namun ketika kembali mendongak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Eh" Ternyata dirimu." seru Hian Ceng Totiang terkejut
melihat orangtua dari Tionggoan itu, Ternyata dia masih ingat
pertemuan kemarin di bukit
"Benar!" Orangtua itu manggut-manggut sambil tersenyum.
Terima kasih atas pertolonganmu," ucap Hian Ceng
Totiang. "Sama-sama," sahut orangtua itu tetap dengan ter-senyunt
"Bee Kun Bu tertawan oleh Swat Lo Kongcu, untuk
menolongnya memang terlalu sulit!"
"Kenapa sulit" Apakah Cianpwee tidak tahu di mana dia
ditawan?" tanya Lie Ceng Loan cemas.
"Semua ruang rahasia di Tok Sui Tong memang aku yang
membuat tentu aku tahu jelas semua alat rahasia yang ada.
Namun...," orangtua itu mengerutkan kening.
"Kenapa?" tanya Lie Ceng Loan cepat
"Bee Kun Bu pasti ditawan di salah sebuah ruang rahasia,
Tapi tidak gampang mendekati ruang rahasia itu!" jawab si
orangtua menjelaskan "Kalau begitu, lebih baik aku seorang diri yang pergi
menolongnya, Cianpwee cukup menjelaskan semua ruang
rahasia itu saja!" pinta Lie Ceng Loan.
"Bajk." Orang tua itu manggut-manggut "Banyak orang ke
sana justru merepotkan Jadi lebih baik Nona Lie pergi seorang
diri saja." sebetulnya Kun Lun Sam Cu tidak setuju, tapi apa yang
dikatakan orangtua itu masuk akaI. Maica akhirnya mereka
hanya diam. "Swat Lo Kongcu ingin membawa Bee Kun Bu ke
Tionggoan, agar namanya terkenal Karena itu, Bee Kun Bu
pasti disekap di ruang yang paling - rahasia," ujar orangtua itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Di mana ruang yang paling rahasia itu?" tanya Lie Ceng
Loan. "Harap Cianpwee memberitahukan padaku!"
"Dari sini terus berjalan ke depan, Nanti akan bertemu
sebuah rimba bambu. Di dalam rimba bambu itu terdapat
sebuah batu besar Engkau harus mendekati batu besar itu,
lalu menuju ke kiri tujuh langkah Di situ akan kau lihat sebuah
telaga, Duduk seorang di tepi telaga itu, Dia adalah penjaga di
situ, Engkau harus menakJukannya!"
"Bagaimana tingkat kepandaian orang itu?" tanya Lie Ceng
Loan. "Yang berkepandaian tinggi di Tok Sui Tong ini hanya ada
tiga orang, yakni Swat Lo Kongcu, Liat Pah To dan Co Hiong,
Kini Co Hiong telah mati, maka yang lain bukan lawanmu!"
Orangtua itu memberitahukan. "Engkau boleh berlega hati
tentang itu." "Setelah aku berhasil menaklukan orang itu, lalu harus
bagaimana?" Tempat duduk orang itu adalah sebuah batu, itulah alat
rahasia untuk membuka sebuah terowongan. Orang tua itu
memberi petunjuk "Engkau harus memutar batu itu tiga kali,
Maka akan muncul sebuah lubang yang merupakan
terowongan menuju ruang rahasia itu."
"Terima kasih atas petunjuk Cianpwee!" ucap Lie Ceng
Loan, kemudian memberi hormat pada Kun Lun Sam Cu.
"Guru, Cianpwee ini akan bersama Guru di sini. setelah
berhasil menolong Kakak Bu, aku akan ke mari Sebab
Cianpwee ini masih harus pergi mencuri obat penawar racun
untuk Kakak Bu." "Anak Loan!" pesan Kun Lun Sam Cu serentak "Engkau
harus berhati-hati!" Lie Ceng Loan mengangguk lalu melesat
pergi. ***** KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bab ke 45 - Muncul Na Siao Tiap Menunggang Bangau
Sakti Tak seberapa lama kemudian, Lie Ceng Loan sudah
sampai di rimba bambu, Memang terdapat sebuah batu besar
di sana, Cepat-cepat ia mendekati batu besar itu, lalu
membelokkan langkah ke kiri tujuh tindak.
Setelah menuju ke kiri tujuh langkah, terjadilah suatu
keanehan. Gadis itu melihat sebuah telaga yang cukup besar
seseorang duduk di atas batu dengan tangan memegang
seekor ular merah. Melihat ular itu, tertegunlah Lie Ceng Loan. Ular itu amat
indah pasti sangat beracun pula, Orang Miauw itu kelihatan
berkepandaian biasa, tapi ular kecil merah yang di tangannya
itu sulit dihadapi Setelah memperhatikan sejenak, Lie Ceng Loan lalu
memungut sebutir batu, dilemparkannya ke telaga.
Plum!

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Orang Miauw itu tampak terkejut Dengan cepat ia
memandang ke telaga. "Siapa?" bentaknya sambil menoleh ke sana ke mari.
Lie Ceng Loan ternyata telah bersembunyi. Sebentar
orang Miauw itu tampak menarik nafas, Sebentar kemudian
Lie Ceng Loan kembali memungut batu lalu dilemparkannya
ke telaga. Plum! Orang Miauw itu terkejut/bukan main. Kemudian cepat
meloncat ke rimba bambu, Berdiri di situ sambit menengok ke
sana ke mari, Namun tidak melihat siapa pun di situ, sebab Lie
Ceng Loan telah bersembunyi lagi.
Orang Miauw itu menggaruk-garuk kepala kebingungan
Ada batu jatuh ke telaga, tapi tidak ada orang, Hal itu
membuatnya merasa tak habis pikir Ketika ia berdiri
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
terbengang-bengong begitu mendadak muncul Lie Ceng Loan
di belakangnya. Namun orang Miauw itu tidak mengetahui nya, sampai Lie
Ceng Loan melancarkan sebuah pukulan ke arah
punggungnya. Ketika merasa ada desiran angin di belakang, orang
Miauw itu merasa ada sesuatu yang membahayakan dirinya.
Blukk! Orang Miauw itu melenguh terkejut Tubuhnya langsung
terpental karena pukulan Lie Ceng Loan mendarat ke
punggungnya, Tanpa mempedulikan orang Miauw itu, Lie
Ceng Loan melesat ke arah batu yang diduduki orang Miauw
itu, Akan tetapi, mendadak ia mendengar suara mendesisdesis di belakangnya.
Gadis itu segera menoleh, ternyata ular merah sedang
mengejarnya dengan lidah dijulur-julurkan.
Lie Ceng Loan segera memungut sebuah batu kecil, lalu
disambitkan ke arah ular merah itu.
Pletakl Kepala ular itu remuk seketika.
sedangkan Lie Ceng Loan cepat-cepat mendekati batu itu.
Diputarnya tiga kali sesuai petunjuk orangtua Tionggoan.
Bummm! Mendadak di dekat ia berdiri muncul sebuah lubang.
Lie Ceng Loan memandang ke dalam lubang-lubang itu,
Dilihatnya ada sedikit cahaya.
"Kakak Bu! jangan takut, aku datang hendak
menolongmu!" teriak Lie Ceng Loan.
Setelah berseru, gadis itu meloncat ke dalam Ketika
sepasang kakinya menyentuh dasar lubang, Lie Ceng Loan
melihat sebuah terowongan, Tanpa banyak berpikir langsung
saja ia memasuki terowongan itu. Baru beberapa langkah ia
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menyusup ke dalam mendadak didengarnya suara
pereakapan orang. Karena merasa curiga, gadis itu segera bersembunyi
sambil mendengar dengan penuh perhatian
"Bee Kun Bu ditawan di sini, kalian harus hati-hati
menjaganya!" Suara wanita itu terdengar di telinga Lie Ceng
Loan. Terkejutlah hatinya setelah mengetahui kalau pemilik
suara itu tak lain Swat Lo Kongcu.
"Kongcu jangan merasa khawatir!" sahut seseorang, "Kami
tidak akan membiarkan orang lain memasuki ruang rahasia
ini." "Kalian harus baik-baik memelihara burung-burung elang
itu," pesan Swat Lo Kongcu, "Kalau tiada burung-burung itu,
Tay Cih Su pasti telah berhasil menyerbu ke mari,"
Hati Lie Ceng Loan semakin penasaran ketika mendengar
Swat Lo Kongcu menyinggung tentang burung-burung
tersebut ia pun terus memasang pendengaran dengan penuh
perhatian "Orang yang memelihara burung-burung elang itu tidak
cukup, aku harus mengirim beberapa orang ke sana, Kalau
ada musuh menyerbu, kapan saja burung-burung itu harus
dilepaskan untuk menghadapi musuh!" ujar salah seorang.
"Ha ha ha!" Swat Lo Kongcu tertawa, "Siapa pun
memusuhi kita pasti mati, Namun tidak lama lagi aku akan
membawa Bee Kun Bu ke Tionggoan, Tentu ini akan
menggemparkan rimba persilatan di sana, Namaku akan
terkenal! Dan inilah tujuanku belajar ilmu silat!"
"Apabila nama Kongcu terkenal, tentunya kami pun akan
terkenal pula," tukas beberapa orang sambil tertawa gembira.
"He he he!" Swat Lo Kongcu tertawa terkekeh-kekeh
karena merasa bangga, sepertinya saat ini ia telah menguasai
rimba persilatan Tionggoan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Celaka!" seru Lie Ceng Loan dalam hati, sebab Swat Lo
Kongcu dan beberapa orang berada di ruang rahasia itu.
Baginya sulit turun tangan menolong Bee Kun Bu. Oleh
karena itu, ia terpaksa harus menunggu
Tak seberapa lama kemudian, terdengarlah suara langka
h. Suara Swat Lo Kongcu pun terdengar semakin jelas.
Lie Ceng Loan segera menutup pernafasan, tidak berani
bergerak sedikit pun di tempat persembunyian
Tak lama muncullah Swat Lo Kongcu bersama orangorang. Karena terowongan itu sangat gelap, Swat Lo Kongcu
tidak melihat Lie Ceng Loan yang bersembunyi
Setelah mereka ke luar, barulah Lie Ceng Loan menarik
nafas lega, dan bergirang dalam hati.
Apabila Swat Lo Kongcu dan para anak buahnya
meninggalkan tempat itu, ia akan segera menolong Bee Kun
Bu, Oleh karena itu, Lie Ceng Loan langsung menerobos ke
dalam. Setelah membelok arah dilihatnya ada sebuah ruangan
yang sangat indah dan terang benderang.
Sampai di dalam ruangan terang ia melihat Bee Kun Bu
terbaring di tempat tidur tak bergerak sama sekali Gadis itu
pun langsung menubruknya dengan air mata berderai-derai.
Bee Kun Bu terdiam Badannya tak bergerak dan mulutnya
tidak bisa mengeluarkan suara.
Kemunculan Lie Ceng Loan yang mendadak itu, membuat
Bee Kun Bu terbelalak kelihatannya seperti tidak pereaya
akan pandangannya, bahwa Lie Ceng Loan yang muncul di
hadapannya. "Kakak Bu...!N panggil gadis itu dengan suara rendah,
Kemudian dipanggulnya di punggung, untuk dibawa
meninggalkan ruang itu. Ketika Lie Ceng Loan sampai di pintu, mendadak
mendengar suara pereakapan orang.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Swat Lo Kongcu berpesan pada kita, harus hati-hati
menjaga Bee Kun Bu. Kalau sampai dia lolos, celakalah kita!"
"Ha hal Siapa yang akan datang menolongnya" itu tidak
mungkin kan?" Tapi biar bagaimana pun kita harus berhati-hati, Sebab
Bee Kun Bu merupakan tawanan penting....
Plak! Plak! Terdengar dua kali pukulan, ternyata Lie Ceng Loan telah
menyerang mereka secara mendadak tanpa memberi ampun.
"Aaakh.,.!" Ke dua orang itu menjerit Tubuh mereka langsung ambruk
Nafas mereka seketika terhenti
Lie Ceng Loan menarik nafas lega, lalu cepat-cepat
meninggalkan tempat itu sambil memanggul Bee Kun Bu di
punggungnya. Setelah ke luar dari terowongan, gadis itu segera
mengerahkan ilmu ginkangnya menuju ke tempat Kun Lun
Sam Cu dan orang Tionggoan menunggunya, Ketika melihat
Lie Ceng Loan muncul, ke empat orang itu langsung
terperanjat girang, "Bagaimana, berhasil?"
"Berhasil!" sahut Lie Ceng Loan sambil menurunkan Bee
Kun Bu dari panggulan. T"api sekujur badan Kakak Bu tidak
bisa bergerak dan tak bisa bicara."
"Jangan khawatir!" ujar Orangtua itu. "Aku akan segera
pergi mencuri obat penawar racun itu, kalian tunggu di sini!"
Orang tua itu melesat pergi, sementara Lie Ceng Loan
duduk di sisi Bee Kun Bu dengan wajah murung.
"Anak Loan, kenapa engkau tampak begitu murung ?"
tanya Giok Cin Cu. "Aku...." Air mata gadis itu bereucuran "Aku sangat
mencemaskan Kakak Bu...."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tidak usah cemas, Bukankah orangtua itu telah pergi
mencuri obat penawar racun untuk Kun Bu?" ujar Giok Cin Cu.
"Aku khawatir...." Lie Ceng Loan menarik nafas,
".,.orangtua itu tidak berhasil mencuri obat penawar racun itu!"
"Engkau jangan terlalu khawatir!" ujar Hian Ceng Totiang,
"Selama ini orangtua tersebut sangat jujur terhadap Swat Lo
Kongcu, Rasanya tak mungkin dia dicurigai Baginya untuk
pergi mencuri obat penawar racun itu, lebih mudah dari pada
engkau menolong Kun Bu tadi."
Lie Ceng Loan manggut-manggut Kecemasannya
perlahan-lahan lenyap menyadari kebenaran itu.
Beberapa saat kemudian, orangtua itu telah kembali
dengan wajah berseri Tangannya tampak membawa sebuah
botol kecil "Bagaimana, Cianpwee?" tanya Lie Ceng Loan tak
sabaran. "Aku berhasil," jawab orangtua itu sambil memberikan
botol kecil kepada Lie Ceng Loan, "Di dalam botol ini berisi
obat penawar racun."
Lie Ceng Loan segera menerima botol kecil itu dengan
perasaan girang sekali "Bee Kun Bu terkena dua macam racun, maka harus
makan semua obat itu!" pesan orangtua tersebut
Lie Ceng Loan membuka tutup botol kemudian semua obat
yang di dalamnya dituang ke dalam mulut Bee Kun Bu, Bee
Kun Bu menelan obat-obat itu.
Kini semua orang mengerumuni Bee Kun Bu, ingin tahu
bagaimana reaksi obat itu. Beberapa saat kemudian, wajah
Bee Kun Bu mulai memerah. Keningnya tampak mulai
mengucurkan keringat KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kenapa Kakak Bu seperti itu?" tanya Lie Ceng Loan
terkejut "Memang harus begitu," sahut si orangtua, "ltu cara kerja
obat yang dimakannya tadi."
Lie Ceng Loan berlega hati perlahan dihapusnya keringat
yang terus mengucur di kening Bee Kun Bu.
"Kakak Bu, bagaimana rasanya?"
"Aku merasa mulai membaik," sahut Bee Kun Bu.
Suara sahutannya justru membuat Lie Ceng Loan tertegun
Gadis itu tidak menyangka Bee Kun Bu sudah bisa berbicara.
Sesaat kemudian, badan Bee Kun Bu sudah bisa bergerak
Perlahan-lahan ia bangkit berdiri orang-orang merasa gembira
dan bersyukur melihatnya.
Terimakasih, Cianpwee!" ucap Bee Kun Bu pada orangtua
itu. "Ha ha!" Orang tua itu tertawa, "Sama-sama."
"Kakak Bu!" Lie Ceng Loan menggenggam tangannya
seraya berkata, "Kalau tiada Cianpwee ini, kita semua masih
terkurung!" Bee Kun Bu menjura lagi pada orang itu.
"Oh ya!" Lie Ceng Loan teringat sesuatu, "Kakak Bu,
bukankah engkau masih menyimpan sebatang rumput yang
dari Mo Kui Ceh Yi?""
"Betul" Bee Kun Bu mengangguk "Memangnya kenapa?"
"Cianpwee ini terkena semacam racun." Lie Ceng Loan
memberitahukan "Hanya rumput itu yang dapat memunahkan
racun tersebut !H "Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut, lalu mengeluarkan
rumput itu dan diberikan pada si orangtua.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Cukup dengan sehelai saja!" ujar orangtua itu lalu
memetik sehelai daun rumput Kemudian langsung
dimasukkan ke dalam mulutnya.
Ketika orangtua itu sedang mengunyah daun rumput, dari
kejauhan mendadak terdengar suara terompet saling
bersahutan Ke limanya hanya bisa saling pandang
memandangi karena tidak tahu apa yang telah terjadi.
"Suara terompet itu menandakan bahwa telah terjadi
sesuatu," ujar Bee Kun Bu. "Entah apa yang terjadi?"
"Kita harus pergi ke tempat yang tinggi untuk me-lihat!" ujar
Kun Lun Sam Cu serentak Mereka berenam segera pergi ke tempat yang tinggi
Semua berdiri sambil menengok kesana ke mari. Tampak
begitu banyak orang-orang Miauw menuju ke tepi telaga
beracun Tak lama kemudian, terdengarlah suara pekikan aneh di
seberang bukit. Ternyata suara pekikan burung ,elang,
Burung-burung itu terbang menuju ke tengah telaga beracun
dengan cakar mencengkeram batu.
Terlihat beberapa buah perahu sedang berlayar menuju ke
Tok Sui Tong, Melihat perahu-perahu itu, Bee Kun Bu
langsung merasa girang. "Pasti Kakak Pek dan saudara Sie Bun menyerbu ke mari!"
"Aaakh..." keluh orangtua itu. "Mereka cuma mencari mati
saja!" "Belum tentu," sahut Lie Ceng Loan. "Sebab Kakak Pek
sangat pintar, mereka pasti sudah bersiap menghadapi
burung-burung elang itu!"
Perahu-perahu besar itu terus melaju, barulah Bee Kun Bu
dan lainnya dapat melihat dengan jelas, ternyata banyak
orang Miauw di dalam perahu-perahu itu dengan busur dan
panah di tangan, kelihatannya mereka sudah bersiap
memanah burung-burung elang itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Pereuma!" Orang tua itu menggeleng-gelengkan kepala.
"Kenapa pereuma?" tanya Bee Kun Bu.
"Burung-burung elang itu telah terlatih, tidak gampang
memanahnya!" ujar si orangtua, "Perahu-perahu itu akan
tenggelam tertimpa batu."
Sementara beberapa burung elang sudah semakin
mendekati perahu-perahu besar itu, Sebentar lagi pasti terjadi
hujan batu. Bee Kun Bu, Lie Ceng Loan, Kun Lun Sam Cu, dan
orangtua itu menyaksikannya dengan hati berdebar-de-bar
tegang, Mendadak mereka mendengar suara pekikan nyaring,


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Suara pekikan itu berbeda sekali dengan suara burung-burung
elang, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan langsung kegirangan
karena tahu kalau suara itu milik Hian Giok, si Bangau Sakti.
Akan tetapi, di angkasa sama sekali tidak tampak burung
Bangau Sakti itu, padahal mereka mendengar jelas suara
pekikannya. "Apakah Kakak Siao Tiap datang?" tanya Lie Ceng Loan
tertegun "Mungkin bukan," gumam Bee Kun Bu terlihat ragu-ragu.
"Pasti dia," ujar Lie Ceng Loan yakin.
"ltu suara Bangau Sakti, tidak mungkin suara burung lain!"
ujar Hian Ceng Totiang. "Sejak meninggalkan Kwat Cong San, sama sekali tiada
kabar berita tentang Na Siao Tiap, Bagaimana mungkin dia
akan muncul di sini?" Bee Kun Bu kelihatan tidak pereaya.
"Aku yakin itu pasti Kakak Siao Tiap, Mungkin dia telah
bertemu Paman Na, lalu diberitahu olehnya bahwa kita berada
di daerah Miauw ini, jadi Kakak Siao Tiap menyusul kita!" ujar
Lie Ceng Loan menduga. "Ngmm!" Bee Kun Bu manggut manggut, memang masuk
akal apa yang dikatakan Lie Ceng Loan, Nyatanya justru
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
begitu, Karena Na Siao Tiap rindu pada Na Ilai Peng, Pek Yun
Hui dan lainnya, sehingga gadis itu kembali ke gua Thian Kie,
Naliai Peng memberitahukan padanya, bahwa Pek Yun Hui
dan lainnya telah berangkat ke daerah Miauw menyusul Lie
Ceng Loan. Karena itu, Na Siao Tiap juga berangkat dengan
menunggang Bangau Sakti itu.
Namun bertepatan dengan kedatangannya, muncul
burung-burung elang ganas itu.
Ketika mereka sedang menduga-duga, terdengar lagi
suara pekikan Hian Giokyang amat nyaring, Ke limanya
langsung memandang ke angkasa, Tampak setitik cahaya
meluncur bagaikan meteor menuju ke tempat itu.
Tidak salah! itu pasti Hian Giok, Ketika mendengar suara
pekikan itu, burung-burung elang seperti terkejut bukan main,
bahkan tampak ketakutan Semula burung-burung elang itu terbang menuju ke
perahu-perahu besar yang sedang berlayar, tapi setelah
mendengar suara pekikan Bangau Sakti, mereka tak berani
terbang ke sana lagi, Semua berterbangan kabur entah ke
mana, Batu-batu yang dicengkeram dijatuhkan di sembarang
tempat "Horeee!" seru Lie Ceng Loan menyaksikan itu.
Tapi orang-orang Miaw di daratan mulai melepaskan
panah ke arah perahu-perahu besar Namun orang-orang
Miauw yang di perahu segera mengeluarkan tameng
menangkis hujan panah itu.
"Kita harus ke sana membantu Kakak Pek!" seru Bee Kun
Bu. "Benar!" Mereka berenam segera mengerahkan ilmu ginkang
menuju ke tempat itu, Tak lama ke limanya sudah sampai di
tepi telaga beracun. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Terlihat Swat Lo Kongcu dan Liat Pah To sedang
mengatur orang-orangnya untuk memanah perahu-perahu
besar yang semakin menepi ke daratan.
"Kakak Pek! Saudara Sie Bun!" Bee Kun Bu berteriak
girang, ia telah melihat ke dua orang itu di perahu. "Akhirnya
kalian datang juga!"
Pek Yun Hui bersiul panjang, kemudian mendadak melesat
ke daratan dengan menggunakan ilmu ginkang, Namun
seketika itu pula terlihat puluhan anak panah meluncur
laksana kilat ke arahnya.
Bee Kun Bu, Lie Ceng Loan, Kun Lun Sam Cu, dan si
orangtua terkejut bukan main menyaksikan itu. Sebab, tubuh
Pek Yun Hui masih melayang di udara, sedangkan panahpanah itu meluncur secepat kilat ke arahnya, Bagaimana
mungkin Pek Yun Hui dapat berkelit" Kalau jaluh, Pek Yun Hui
pasti mati di telaga beracun itu.
Akan tetapi, Pek Yun Hui tampak tenang sebab ia
berkepandaian tinggi Mendadak ia menarik nafas dalamdalam menghimpun hawa murninya, seketika badannya
melambung ke atas, lalu kakinya menginjak panah-panah
yang sedang meluncur itu sambil melesat ke arah daratan.
Sungguh menakjubkan gerakannya itu, membuat Kun Lun
Sam Cu dan si orangtua melongo menyaksikannya, Begitu
sepasang kaki Pek Yun Hui menginjak dara tan, langsung saja
ia menggerakkan pedangnya. Ter-dengarlah suara jeritan
menyayat hati, Beberapa orang Miauw terkapar dengan badan
berlumuran darah. Air muka Swat Lo Kongcu berubah hebat, mau tidak mau
ia harus maju melawan Pek Yun Hui. Dan pertarungan pun tak
terelakkan Jurus-jurus tingkat tinggi saling mereka ke )uarkan.
Akan tetapi dalam beberapa jurus Pek Yun Hui sudah
berada di atas angin. Swat Lo Kongcu membalikkan badan
berusaha kabur! Namun Bee Kun Bu sudah berdiri di situ.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Begitu melihat kemunculan pemuda itu ter-belalaklah Swat Lo
Kongcu. "Engkau masih ingin kabur?" bentak Bee Kun Bu dingin.
Swat Lo Kongcu mundur selangkah Namun seketika
dirasakan ada sesuatu benda tajam menyentuh punggungnya, sehingga membuatnya tak berani bergerak sama sekali
"Swat Lo Kongcu telah berada di tangan kami!" seru Pek
Yun Hui, ternyata ujung pedangnya menuding punggung Swat
Lo Kongcu, "Kalian semua cepat berhenti, jangan mati
konyol!" seketika orang-orang Miauw yang sedang bertempur
melawan sukunya sendiri, langsung berhenti dan sekaligus
membuang senjata masing-masing.
"Nona Pek!" Dua orang Miauw berusia lanjut menghampiri
Pek Yun Hui lalu memberi hormat "Kali ini kalau tiada Nona
Pek dan Tuan Sie Bun, kami suku Miauw pasti celaka semua
di tangan Swat Lo Kongcu!"
Setelah ke dua orang Miauw berusia lanjut itu berkata
demikian, terdengarlah suara sorak-sorai gemuruh. Semua
orang Miauw tampak gembira sekali
"Wanita ini penjahat suku Miauw, bagaimana harus
menghukumnya Terserah pada kalian," ujar Pek Yun Hui
"Beset kulitnya!" seru orang-orang Miauw, Mereka tampak
begitu geram melihat wanita itu.
itu tidak perlut" Pek Yun Hui tersenyum "Wanita ini telah
banyak melakukan kejahatan, bahkan sering membantai
orang-orang Miauw, maka jangan dibiarkan hidup!"
"Pek lie Hiap, mohon ampuni nya...!"
Cesss! Sebelum Swat Lo Kongcu menyelesaikan ucapannya,
pedang Pek Yun Hui telah menembus punggungnya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aaaakh...!" Swat Lo Kongcu memekik, Tubuhnya langsung terkulai
dengan lumuran darah, Nyawanya pun melayang seketika.
"Liat Pah To!" seru Pek Yun Hui pada lelaki berambut
merah yang sedang bertarung dengan Sie Bun Yun. "Swat Lo
Kongcu telah mati, pereuma engkau melawan lagi!"
Liat Pah To segera menyerang bertubi-tubi pada Sie Bun
Yun, kemudian melesat ke arah mayat Swat Lo Kongcu, ia
merangkul mayat itu sambil menangis gerung-gerungan,
Ternyata Liat Pah To amat mencintai Swat Lo Kongcu.
"Liat Pah To!" ujar Pek Yun Hui sambil menggelenggelengkan kepala, "Sulit bagimu untuk hidup, lebih baik bawa
mayat Swat Lo Kongcu bersama terjun ke telaga beracun itu,
daripada harus disiksa ribuan orang-orang Miauw!"
Liat Pah To menggendong mayat Swat Lo Kongcu.
selangkah demi selangkah menuju ke telaga beracun,
kemudian melompatlah dia ke sana.
Liat Pah To dan mayat Swat Lo Kongcu tenggelam
seketika, Semua orang Miauw diam, sehingga suasana
berubah hening, Liat Pah To dan mayat Swat Lo Kongcu tidak
timbul lagi, mungkin telah berubah tulang-belulang di dasar
telaga beracun itu. Kini daerah Miauw telah aman. Tentu saja sangat
menggembirakan suku tersebut Setelah hening beberapa
saat, mendadak terdengarlah suara tepuk-sorak yang gegapgempita.
"Kakak Pek," ujar Lie Ceng Loan tiba-tiba kepada Pek Yun
Hui "Co Hiong juga berada di Tok Sui Tong ini!"
"Apa?" Pek Yun Hui terkejut "Dia berada di sini?"
"Ya!" Lie Ceng Loan mengangguk "Tapi dia telah mati!"
Pek Yun Hui terbelalak "Bagaimana dia bisa mati" Siapa
yang membunuhnya?""
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Boleh dikatakan aku yang membunuhnya," jawab Lie
Ceng Loan, lalu menuturkan tentang kejadian itu dengan
wajah murung. "Adik Loan!" Pek Yun Hui menepuk bahunya, "Engkau
tidak perlu berduka, Co Hiong memang pantas mati, itu
merupakan ganjarannya."
Mendadak terdengar suara pekikan Hian Oiok di udara,
Mereka segera menengadahkan kepala, Tampak Hian Giok
sedang terbang di udara, dengan Na Siao Tiap duduk di
punggung burung bangau itu.
"Nona Nal Kenapa engkau tidak mau turun?" seru Bee Kun
Bu. Na Siao Tiap tidak menyahut, cuma meIambai-Iam-baikan
tangannya ke arah mereka.
"Kakak Siao Tiapl" Air mata Lie Ceng Loan mulai meleleh.
"Kenapa engkau tidak mau turun menemui kami?"
Na Siao Tiap tetap tidak menyahut, hanya terus menerus
melambaikan tangannya ke arah mereka.
sedangkan Hian Giok mulai terbang ke atas, Makin lama
makin tinggi, lalu lenyap dari pandangan semua orang. Bee
Kun Bu menghela nafas, "Aku tahu dia mau ke mana. Pasti
menuju ke Pek Hoa Hok tempat tinggal almarhumah ibunya."
"Kakak Siao Tiap mungkin masih marah padaku," ujar Lie
Ceng Loan terisak-isak. "Dia tidak marah padamu," sahut Pek Yun Hui, "Dia cuma
ingin hidup menyendiri di Pek Hoa Hok itu, Kalau dia tidak
muncul tepat pada waktunya, kita semua pasti sulit
meninggalkan Tok Sui Tong ini!"
"Kakak Siao Tiap.,.," Air mata Lie Ceng Loan ber-deraiderai, "Entah kapan aku akan bertemu dia lagi."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Jangan khawatir!" Pek Yun Hui tersenyum getir "Kelak
engkau pasti bisa bertemu dia lagi."
"Adik Pek," ujar Sie Bun Yun, "Bagaimana kalau kita
meninggalkan Tok Sui Tong ini sekarang?"
"Baiklah!" Pek Yun Hui mengangguk Akan tetapi, para tetua suku
Miauw menahan sehingga membuat mereka merasa tidak
enak untuk menolak Para tetua suku Miauw mengadakan pesta besar-besaran
selama tiga hari tiga ma!am.
Tiga hari kemudian, mereka meninggalkan Tok Sui Tong
dengan salah sebuah perahu besar Setelah mendarat mereka
langsung berangkat ke Tionggoan
SebuIan kemudian, mereka telah tiba di Kang Lam. Satu
hal membuat mereka semua merasa gembira sekali, yakni kini
rimba persilatan di Tionggoan telah aman, tenang dan damai,
Tidak terjadi pertikaian apa pun lagi.
Setelah tiba di Kang Lam, si orangtua yang menolong Lie
Ceng Loan berpamit untuk pulang ke kampung halamannya,
sedangkan Pek Yun Hui, Sie Bun Yun, Bee Kun Bu, Lie Ceng
Loan, dan Kun Lun Sam Cu terus menuju ke gunung Kwat
Cong San. Ketika tiba di gunung Kwat Cong San di hadapan gua
Thian KJe, mereka tidak melihat Na Hai Peng, Pek Yun Hui
berlari ke dalam gua itu, ia mendapatkan sepucuk surat dari
Na Hai Peng, menyatakan bahwa ia telah berangkat ke Pek
Hoa Hok. ia akan menunggu Na Siao Tiap di tempat itu.
Tentang Pek Yun Hui mau kembali ke istana di ibu kota atau
tidak, itu terserah Pek Yun Hui saja.
Setelah membaca surat itu, mereka cuma saling
memandang, lama sekali barulah Sie Bun Yun membuka
mulut "Adik Pek, bagaimana menurutmu?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Maksudmu?" tanya Pek Yun Hui balik bertanya.
"Engkau adalah Lan Tay Kongcu, tentunya harus kembali
ke istana ibu kota, Ya, kan?" sahut Sie Bun Yun sambil
menatapnya. "Aku adalah Pek Yun Hui, jadi tidak perlu kembali ke istana
ibu kota lagi!" ujar Pek Yun Hui sambil menatap Sie Bun Yun
dengan penuh cinta kasih.
"Kalau begitu...," Sie Bun Yun tersenyum bahagia
"Bagaimana engkau ikut aku pergi mengunjungi guruku di
Thao Khong To?" "Ng!" Pek Yun Hui manggut-manggut dengan wajah agak
kemerah-merahan. "Oh ya!" Tiba-tiba Pek Yun Hui mengerutkan ke-ning,
"Masih ada satu hal yang harus kita selesaikan."
Tentang hal apa?" tanya Sie Bun Yun heran.
"Kita berdua harus pergi mengunjungi Souw Hui Hong,
sebab hingga saat ini kita masih belum tahu siapa pembunuh
ayahnya...." "Kakak Pek!" sela Lie Ceng Loan, "Aku tahu!"
"Engkau tahu?" Pek Yun Hui terbelalak "Beritahu-kanlah,
siapa yang membunuh Souw Peng Hai?"
"Yang membunuh Souw Peng Hai adalah Co Hiong!"
jawab Lie Ceng Loan memberitahukan
"Darimana kau tahu?" tanya Pek Yun Hui, heran
"Sebelum Co Hiong menarik nafas penghabisan, dia
berterus terang padaku." Lie Ceng Loan menjelaskan
"Kalau begitu, aku dan Kakak Yun harus berangkat ke
Toan Hun Ya memberitahukan pada Nona Souw, agar dia
tidak mencurigai Adik Siao Tiap," ujar Pek Yun Hui.
"Aku ikut!" ujar Lie Ceng Loan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Engkau tidak usah ikut!" cegah Pek Yun Hui, "Bu-kankah
engkau harus tetap bersama Bee Kun Bu?"
"Benar!" timpal Kun Lun Sam Cu sambil tertawa, "Kami
semua harus kembali ke gunung Kun Lun, dan sekaligus
merayakan pesta pemikahan Bee Kun Bu dengan Lie Ceng
Loan!"

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Guru..!" Wajah Lie Ceng Loan langsung memerah.
"Ha ha ha!" Kun Lun Sam Cu tertawa gelak "Sudah
waktunya kalian berdua melangsungkan pernikahan."
"Benar, benar!" Pek Yun Hui manggut-manggut sambil
tersenyum "Mereka berdua memang harus segera menikah."
"Kakak Pek juga harus segera menikah dengan Ka-kak Sie
Bun," ujar Lie Ceng Loan mendadak
Wajah Pek Yun Hui langsung memerah "Adik Loan,
engkau berani menggoda aku?"
"Siapa suruh Kakak Pek menggoda aku duluan?" sahut Lie
Ceng Loan sambil tertawa. "Makanya jangan suka menggoda
orang...I" Ucapan Lie Ceng Loan terhenti, sebab mendadak mereka
mendengar suara-suara bentakan yang diiringi suara senjata
tajam pula. "Eh?" Sie Bun Yun mengerutkan kening. "Siapa bertempur
di situ?" "Mari kita pergi lihat!" ajak Pek Yun Hui.
Mereka segera melesat ke tempat itu. Tampak seseorang
sedang melawan beberapa orang yang dari golongan hitam
"Berhenti!" bentak Pek Yun Hui.
seketika mereka menghentikan pertarungan Orang yang
dikeroyok segera menghampiri Pek Yun Hui.
"Nona Pek...!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Eh" Engkau?" Terbelalak Pek Yun Hui melihat orang itu,
ternyata orang itu Wang Han Siang, salah seorang lagi tak lain
Mo Lun. "Aku.,.," Wang Han Siang menundukkan kepala.
"Dia yang mencuri Kui Goan Pit Cek milik Nona Na Siao
Tiap." Mo Lun memberitahukan Tapi hingga saat ini dia tidak
mau mengaku!" "Wang Han Siang!" Pek Yun Hui menatapnya tajam
"Betulkah engkau yang mencuri Kui Goan Pit Cek itu?"
"Benar!" Wang Han Siang mengangguk "Karena itu, aku ke
mari ingin bertemu Nona Na Siao Tiap untuk mengembalikan
Kui Goan Pit Cek itu, Tapi Mo Lun dan teman-temannya terus
mengejarku." "Mana Kui Goan Pit Cek itu, cepat serahkan padaku!" pinta
Pek Yun Hui. Wang Han Siang segera menyerahkan kitab pusaka itu
kepada Pek Yun Hui. Setelah menerima kita tersebut, Pek
Yun Hui membentak "Cepatlah kalian pergi!"
Wang Han Siang tidak berani membantah, langsung kabur
dari situ, Begitu pula Mo Lun dan teman-temannya.
Tidak disangka Wang Han Siang yang mencuri kitab
pusaka ini," gumam Pek Yun Hui sambil menggelenggelengkan kepala, "Kui Goan Pit Cek ini harus dikembalikan
pada Adik Siao Tiap!"
"Menurutku tidak usah dikembalikan pada Nona Na!" ujar
Sie Bun Yun. "Lebih baik dihancurkan saja. Kalau lidak,
mungkin akan menimbulkan bencana lagi!"
"Betul" Pek Yun Hui manggut-manggut, lalu mengerahkan
Lweekangnya, seketika itu juga Kui Goan Pit Cek hancur tidak
karuan KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Baiklah!" ujar Kun Lun Sam Cu. "Kami pun harus mohon
pamit pulang ke gunung Kun Lun!" Kun Lun Sam Cu segera
beranjak meninggalkan tempat itu. Bee Kun Bu dan Lie Ceng
Loan mengikuti mereka di belakang, Akhirnya lenyaplah ke
lima orang itu dari pandangan mata Pek Yun Hui dan Sie Bun
Yun yang masih berdiri terpaku di tempat itu.
TAMAT Wanita Gagah Perkasa 6 Bahagia Pendekar Binal Karya Khu Lung Sang Fajar Bersinar Di Bumi Singasari 2

Cari Blog Ini