Ceritasilat Novel Online

Pedang Langit Golok Naga 34

Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung Bagian 34


apa" tanyanya. "Celaka besar, Gie hoe!" jawabnya. "Kita ditipu
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
manusia rendah." Ia segera memberitahukan hilangnya
perahu dan terlukanya In Lee serta Cie Jiak.
Cia Soen terkejut. "Tio Kouwnio?" tanyanya.
"Entahlah, dia megnhilang," sahutnya. Dia menarik
napas dalam2 dan coba mengerahkan tenaga. Ia merasa
kaki tangannya mengambang dan lweekangnya tak bisa
keluar. "Gie Hoe," katanya, "Kita kena racun Sip hiang
Joan Kin san." Dari anak angkatnya, Cia Soen sudah mendengar
tentang dirobohkannya orang2 enam partai besar dengan
racun itu. Ia segera berbangkit dan mendapat kenyataan,
bahwa ia pun tidak dapat mengeluarkan tenaga dalamnya.
Sesudah menetapkan hati, ia bertanya, "Apakah dia pergi
dengan membawa To Liong To dan Ie Han kiam?"
Benar saja kedua senjata mustika itu tidak bisa
ditemukan. Rasa gusar, jengkel dan menyesal memenuhi dada Boe
Kie. Ia bukan menyesal karena tercurinya golok dan pedang
mustika itu. Ia menyesal karena tak pernah menduga,
bahwa, pada waktu ia berada dalam kesukaran besar Tio
Beng bisa mengkhianatinya.
Untuk beberapa saat, ia berdiri bagaikan patung. Ia
sangat bekuatir akan lukanya In Lee dan lalu pergi ke
belakang batu. In Lee masih pingsan, sedang Cie Jiak masih
tidur. "Lwee kangku paling kuat, sehingga aku tesadar
paling dulu," pikirnya. "Sesudah aku, barulah Giehge.
Tenaga dalam Cioe Kouwnio masih terlalu cetek. Rasanya
ia tak gampang2 tersadar."
Ia segera merobek tangan bajunya dan menggunakannya
untuk membersihkan darah dari muka nona In, yang penuh
dengan goresan2 garis malang melintang. Boe Kie tahu,
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bahwa goresan2 itu dibuat denga Ie Thian Kiam. Semenjak
terluka karena timpukan Cie san Ling ong, In Lee telah
mengeluarkan banyak darah. Sebagian besar racun laba2 yg
mengeram dalam tubuh si nan, jg turut keluar. Oleh karena
itu sebagian besar bengkak2 pada mukanya sudah
menghilang, sebagian kecantikannya yg dahulu sudah pulih
kembali. Tapi sekarang muka cantik itu jadi lebih menakuti
lagi sebab adanya goresan pedang.
Boe Kie merasa hatinya seperti disayat pisau. Darahnya
bergolak dan ia berkata sambil menggertak gigi: "Tio Beng!
" Tio Beng!.... Kalau.... kau jatuh kedalam tanganku, Thio
Boe Kie bukan manusia, kalau dia tidak menggores seluruh
mukamu!" Sesudah hatinya agak tentram, ia berlari2 mencari daun2
obat, yg sesudah dikunyak didalam mulutnya, lalu
ditempelkan pada muka In Lee, pada kulit dan kuping Cie
Jiak. Cie Jiak tiba2 tersadar. Ketika ia membuka mata dan
mengetahui bahwa Boe Kie sedang meraba2 kepalanya,
mukanya lantas saja berubah merah. Ia mendorong dengan
tangannya dan bertanya, "Kau" mengapa kau?" sebelum
selesai bicara, mendadak ia merasa kupingnya sakit lalu
merabanya. "Ah! ?" teriaknya sambil melompat bangun.
"Mengapa begini?" Sekonyong2 kedua lututnya lemas dan
"bruk!" ia jatuh dalam pelukan Boe Kie.
"Cioe Kouwnio, jangan takut," bujuk Boe Kie.
Dengan mata membelak, Cie Jiak mengawasi muka In
Lee. Ia mengusap mukanya sendiri dan bertanya, "Apa kau
juga?" "Tidak," jawab Boe Kie. "Nona hanya mendapat luka
enteng." http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Perbuatan orang Persia?" tanya pula si nona. "Mengapa
aku sama sekali tidak merasa?"
Boe Kie menghela napas, "Mungkin sekali ini semua
dilakukan oleh Tio Kouwnio," katanya. "Rupa2nya
semalam ia menaruh racun didalam makanan kita."
Sesudah berdiri bengong beberapa saat, Cie Jiak meraba2
kupingnya yg hilang sebagian dan tiba2 ia menangis.
"Cioe Kouwnio, untung juga kau hanya terluka enteng,"
bujuk Boe Kie. "Kerusakan pada kuping itu dapat ditutup
dengan rambut dan tak akan bisa dilihat orang."
"Rambut" Rambutku pun sudah hilang," kata Cie Jiak
dengan suara mendongkol. "Yang terpapas hanya kulit ubun2 (meercu kepala) dan
bagian itu bisa ditutup dengan rambut dari kedua pinggiran
kepala," kata pula Boe Kie. "Kalau mau, nona bisa juga
menggunakan rambut palsu"."
"Hm!... " si nona mengeluara suara dihidung. "Perlu apa
aku menggunakan rambut palsu" Ah" sampai pada detik
ini, kau masih juga coba melindungi Tio Kouwniomu."
Disemprot begitu Boe Kie tertegun.
"Aku melindungi dia".... " katanya seperti orang
linglung. "Dia sungguh jahat". Aku tak akan mengampuni
dia?" Ia melihat In Lee yg tak karuan macam dan air
matanya mengucur. Cia Soen dan Boe Kie benar2 bingung. Biarpun mereka
orang2 gagah, jarang tandingan skrg mereka tak tahu lagi
apa yg hrs diperbuat. Sesudah mengasah otak beberapa lama, Boe Kie bersila
dan mencoba menjalankan pernapasannya. Ia merasa,
bahwa ia sudah keracunan berat. Ia tahu, bahwa Sip huang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Joan kin san hanya dapat dipunahkan dengan obat
pemunah Tio Beng. Tapi demikian pikirnya, daripada
menunggu kebinasaan tanpa berusaha, ingin mencoba2
untuk melawan racun itu dengan Lwee kang nya yg sangat
tinggi. Ia segera menjalankan pernapasan guna membawa
dan mengumpulkan semua racun di kaki tangannya ke
bagian tantian (bawah pusar). Inilah ilmu tertinggi dari
Kioe yang Sin kang yg dinamakan Poe tok Siauw kouw
hoat (Ilmu pemunah segala racun).
Sesudah mengerahkan tenaga dalam kira2 satu jam, ia
merasa bahwa sebagian Lweekang telah pulih kembali pada
kaki tangannya. Hatinya jadi lebih lega, ia percaya bahwa ia
akan dapat mengusir racun itu dari tubuhnya.
Tapi karena harus menjalankan dengan Kioe yang Sin
Kang, ia tidak bisa mengajar ilmu itu kepada Cia Soen dan
Cie Jiak. Jalan satu2nya ialah sesudah ia mengusir semua
racun dari tubuhnya, ia harus membantu Cia Soen dan Cie
Jiak dengan Kioe yagn Sin Kang.
Ilmu itu sederhana, tapi sukar dijalankan. Sesudah
berusaha tujuh hari, barulah Boe Kie bisa mengusir tiga
bagian racun. Harus diingat bahwa Sip hiang Soen Kin san
ada salah satu semacam racun yg terlihati didalam dunia.
Tokoh2 seperti Kong boen Kong tie, Wan Cioe Biat soet
Soethay yg memiliki lweekang sangat tinggi masih tak
berdaya. Bahwa didalam tujuh hari Boe Kie berhasil
mengusir tiga bagian racun dan mengambil pulang satu dua
bagian tenaga dalamnya. Didalam dunia, tak ada orang lain
yg dapat melakukannya. Untung juga racun itu hanya meniadakan Lwee kang
dan tak membahayakan jiwa. Semula Cie Jiak merasa
sangat jengkel, tapi sesudah lewat beberapa hari, ia sudah
jadi biasa. Ia selalu mengawani Cia Soen menangkap ikan,
memanah burung dan menyediakan makanan. Diwaktu
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
malam ia tidur disebuah guha disebelah timur pulau itu,
terpisah jauh dari Boe Kie.
Biarpun buta, Cia Soen tahu, bahwa Cie Jiak mencintai
anak angkatnya. Tapi nona itu sangat menjaga tata
kesopanan. Ia tak pernah mengeluarkan sepath kata yg
bersifat guyon. Hal ini sudah mendatangkan rasa hormat
didalam hati orang tua itu.
Boe Kie sendiri terus dirundung dengan rasa kemalu2an.
Ia merasa bahwa kemalangan ini adalah gara2nya sendiri.
Tio Beng seorang putri Mongol dan musuh Beng Kauw.
Banyak tokoh rimba persilatan roboh dalam tangan nona
ini. Tapi ia sendiri secara sangat tolol sama sekali tidak
berjaga2. sepatahpun Cia Soen dan Cie Jiak tidak pernah
menyalahkannya. Tapi, maka mereka bungkam makin ia
merasa jengah. Kadang2 matanya kebentrik dengan mata
nona Cioe. Sorot mata si nona seolah2 mengatakan begini,
"Kejadian ini terjadi sebab kau dibutakan dengan
kecantikan Tio Beng."
Racun dalam tubuh Boe Kie makin hari makin enteng,
tapi luka In Lee kian hari kian berat. Dipulau itu ternyata
tidak terdapat daun obat. Walaupun Boe Kie memliki
banyak ilmu pengobatan yg tinggi ia tak berdaya. Ia tahu
pasti bahwa pasti luka nona In dapat disembuhkan. Tapi
tanpa obat ia tak bisa berbuat banyak. Kalau dipulau itu
terdapat pohon2 besar, ia tentu sudah membuat getek untuk
berlayar guna mencari pulau lain. Tapi dipulau itu hanya
tumbuh pohon2 kecil. Kalau ia tak mengerti ilmu
pengobatan masih tak apa. Tapi sebagai ahli, siang malam
hatinya seperti diiris2. Ia tahu bagaimana harus menolong,
tapi ia tak dapat menolong.
Pada suatu malam ia mengunyah seperti daun obat yg
bisa menolak panas dan kemudian memasukkannya
kedalam mulut In Lee. Si nona tidak bisa menelan lagi.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bukan main rasa dukanya dan air matanya jatuh berketel2
dimuka In Lee. Tiba2 si nona membuka mata, ia tersenyum dan berkata,
"A Goe koko, jangan kau susah hati. Aku ingin pergi di
dunia baga untuk menemui setan kecil Thio Boe Kie yg
kejam dan pendek umur. Aku ingin memberitahukan dia
bahwa didalam dunia terdapat seorang A Goe koko yg
memperlakukan aku secara luar biasa baik seribuk kali,
selaksa kali lebih baik daripada perlakuan Thio Boe Kie.
Boe Kie menggigit bibir untuk menahan mengucurnya
air mata. Sementara itu, sambil memegang tangan pemuda itu
erat2, In Lee berkata pula, "A Goe koko, aku selalu
menolak permintaanmu untuk menikah. Apa kau marah"
Kurasa permintaanmu itu bukan keluar dari hati yg
sejujurnya. Kurasa kau menipu aku" kau hanya ingin
menyenangkan hatiku. Mukaku jelek, adatku aneh
bagaimana kau bisa mencintai aku?"
"Tidak! Aku tak menipu kau!" kata Boe Kie dengan
suara sungguh2. "Kau seorang gadis yg sangat baik, yg
berhati mulia dan penuh kasih. Aku akan merasa sangat
beruntung apa bila bisa menikah dengan kau. Sesduah kau
sembuh semua urusan2 kita menjadi beres, kita akan segara
menikah. Apa kau setuju?"
Dengan sorot mata berterima kasih, In Lee mengusap2
muka Boe Kie. Ia menggeleng2 kan kepala dan berkata
dengan suara menyesal. "A Goe koko, aku tak bisa nikah
dengan kau. Aku" sudah diberikan kepada Thio Boe Kie
yg kejam dan jahat" A Goe koko, aku merasa takut" Apa
yg bakal kau temukan didunia baka" Apakah ia masih akan
mengunjuk kegalakannya terhadapku?"
Mendengar perkataan si nona yg tak melantur lagi
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melihat kedua pipinya yg bersemu dadu, hari Boe Kie
mencelos. "Inilah tanda2 sinar terakhir dari api pelita yg
hampir padam," katanya dalam hati. "Apakah piauwmoay
bakal meninggal dunia hari ini juga?" Bagaikan orang
linglung ia mengawasi muka saudari sepupunya.
In Lee mengulan pertanyaannya.
"Dia selama2nya akan memperlakukan kau dengan
penuh kecintaan," jawab Boe Kie dengan suara lemah
lembut. "Dia akan menganggap kau sebagai jantung
hatinya." "Apakah dia akan memperlakukan aku sama baiknya
seperti kau?" tanya pula si nona In.
"Langi menjadi Saksti," kata Boe Kie dengan suara
tetap. "Thio Boe Kie mencintai kau dengan setulus hati.
Dia merasa menyesal bahwa diwaktu kecil dia pernah
melakukan kau secara tidak pantas. Dia" dia tiada
bedanya" tidak beda dari aku sendiri."
Si nona menghela napas dan pada bibirnya tersungging
senyuman. "Kalau begitu" kalau begitu" " katanya
dengan suara berbisik, "Aku.. aku tidak berkuatir lagi"."
Perlahan2 kedua matanya tertutup dan rohnya kembali ke
alam baka. Sambil menggerung2 Boe Kie memeluk jenazah In Lee.
Ia mengutuk dirinya. Ia merasa menyesal tak habisnya,
bahwa sampai menutup mata In Lee masih tak tahu, bahwa
dia adalah Thio Boe Kie. Selama beberapa hari sinona
berada dalam keadaan lupa ingat dan pada detik terakhir
sudah tidak keburu diterangi padanya lagi. Kesedihan Boe
Kie waktu itu tidak dapat dilukiskan lagi dengan kalam. Ia
mengutuk Tio Beng berulang2. Kalau mukanya tidak
digores pedang, belum tentu In Lee dapat ketolongan.
Kalau tidak ditinggalkan dipulau mencil, begitu tiba di
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiong Goan, ia akan bisa menolong saudari sepupunya itu.
"Tio Beng!.. Tio Beng!" ia mengeluh dengan darah
bergolak golak. "Begitu jahat kau!... kalau kau jatuh
didalam tanganku, aku pasti tidak akan mengampuni kau."
"Hm!...." mendadak terdenagr suara dingin

Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dibelakangnya. "Kalau sudah bertemu dengan si cantik,
belum tentu kau turun tangan."
Boe Kie berpaling dan melihat Cie Jiak di belakangnya.
Ia berduka tercampur malu.
"Aku sudah bersumpah dihadapan jenazah piauwmoay,
bahwa jika aku tidak membunuh perempuan siluman itu,
Thio Boe Kie tak ada muka untuk hidup diantara langit dan
bumi," katanya dengan suara parau.
"Kalau benar begitu, barulah kau seorang lelaki yg
mempunyai ambekan," kata Cie Jiak seraya mendekati dan
lalu menangis sambil memegang jenazah nona In.
Mendengar suara tangisan, Cia Soen datang dan iapun
sangat berduka ketika tahu hal meninggalnya In Lee.
Sesudah kenyang memeras air mata, Boe Kie lalu
menggali lubang dan menguburkan In Lee. Ia mengambil
sebatang pohon mengulitinya dan dengan pisau si noan In,
mengukir perkataan seperti berikut, "Kuburan istriku yg
tercinta, In Lee." Dibawahnya ia mengukir namanya
sendiri. Sesudah itu, ia berlutut ditanah dan menangis
tersedu2. Melihat kesedihan pemuda itu, Cie Jiak merasa kasihan.
"Sudahlah," ia membujuk. "Dia mencintai kau dan kaupun
telah memperlakukannya dengan penuh kasih. Asal saja
kau tidak melanggar janjimu dan kau benar2 dapat
membinasakan Tio Beng untuk membalas sakit hatinya
dialam baka roh, adik In akan merasa terhibur."
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
(red: tidak ada halaman ato paragraph yg ilang disini,
ketikan as is) Karena keduanya, racun yg sudah berkumpul di tantian
Boe Kie membayar pula. Dengan bekerja keras tujuh
delapan hari barulah ia bisa mengumpulkan pula racun yg
buyar itu. Akhirnya kira2 sebulan, semua racun baru dapat
diusir pergi. Pulau dimana mereka terkandas berbeda dari Peng Hwee
to, ato Leng coa to. Disitu bukan saja tak ada pohon pohon
buah, tapi juga tidak terdapat binatang yg bisa dijadikan
barang santapan. Maka itu hidup mereka sangat menderita.
Untung juga, sebab merasa kasihan akah kemalangan Boe
Kie, Cie Jiak sudah memperlakukannya dengan penuh
kasihan dan memberikan bujukan2 yg dapat diberikan
sehingga dengan begitu, penderitaan pemuda itu, banyak
entengan. Sesudah ia berhasil Boe Kie lalu membantu ayah
angkatnya dalam usahanya mengusir racun Sip Hiang Joan
kin san. Setelah beres dengan Cia Soen, ia sebenarnya harus
menolong Cie Jiak, tapi pertolongan ia tidak dapat
dilakukan sebab terbentur dengan tata kesopanan pada
jaman itu. Dalam memberi bantuan sebelah tangan Boe Kie
harus menempel pada pinggang dan sebelah tangan lagi hrs
menempel pada kempungan yang mau ditolong. Mana
boleh ia membantu seorang gadis remaja cara begitu" Tapi
itu merupakan jalan satu2nya untuk memasukkan Kioe yg
sin kang kedalam tubuh si nona selama beberapa hari, ia
tidak dapat mengambil keputusan.
Pada suatu malam tiba2 Cia Soen bertanya, "Boe Kie
berapa lamakah kita harus berdiam dipulau ini?"
Boe Kie terkejut, "Suka dikatakan," jawabnya. "Kita
hanya mengharap bahwa sebuah perahu akan lewat dipulau
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ini." "Dalam waktu satu bulan, apakah kau pernah melihat
bayang2an perahu?" tanya pula sang Gie hoe.
"Tak pernah" "Ya! Mungkin besok sebuah perahu akan lewat disini.
Mungkin juga seratus tahun lagi tak muncul bayang2annya." "Pulau ini memang pulau terpencil dan tidak berada
dalam garis perhubungan air. Harapan kita memang tidak
besar." "Hm" obat pemunah tak akan bisa didapatkan, Boe
Kie. Disamping rasa lemas pada kaki tangan, bahaya apa
lagi yg dapat ditimbulkan oleh racun itu?"
"Kalau mengeramnya didalam tubuh hanya sementara
waktu, boleh dikata tiada lain bahaya. Tapi kalau lama,
racun itu menyerap diotot dan tulang dan sangat
membahayakan anggota didalam badan."
"Nah kalau begitu mengapa kau tidak buru2 berusaha
untuk menolong Cioe Kouwnio" Kalau orang tua Cioe
Kouwnio adalah anggota agama kita sedang ia sendiri
seorang Ciangboen jin dari Go bie pay. Dimana lagi kau
mau cari gadis yg begitu lemah lembut dan mulia hatinya"
Apa kau anggap ia kurang cantik?"
Boe Kie tertegun. "Kalau Cioe Kouwnio tidak cantik,
didalam dunia tak ada wanita cantik," jawabnya.
Cia Soen tersenyum, "Kalau begitu aku memerintahkan
supaya kau berdua segera menikah," katanya. "Sesudah
menikah, kamu tidak terikat lagi dengan segala peraturan
bulukan." Cie Jiak yang juga berada disitu buru2 berlalu dengan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
paras muka kemerah2an. Cia Soen melompat dan
menghalangi didepannya. Ia tertawa dan berkata, "Jangan
kau pergi! Hari ini aku bertekad untuk menjalankan
peranan comblang." "Cia Looya coe, mengapa kau mengacau belo?" kata si
nona dengan sikap kemalu2an.
Kim mo Say ong tertawa terbahak. "Perangkap jodoh
antara lelaki dan perempuan adalah urusan penting dalam
penghidupan manusia," katanya. "Mengapa kau mengatakan aku mengacau belo" Boe Kie, kedua orang
tuamu jg menikah dipulau kecil. Kalau dahulu mereka tidak
menyampingkan segala tata adat istiadat bulukan, didalam
dunia mana bisa menjelma seorang bocah yg seperti kau"
Berbeda dari kedua orang tuamu, hari ini, aku yg menjadi
ayah angkatmu, menjalankan peranan sebagai Coaboen
(orang yang menikahkan). Apa kau tidak suka Cioe
Kouwnio" Apa kau tak sudi menolong dia?"
Cie Jiak jadi makin jengah. Ia coba lari.
Sambil menarik tangan si nona, Cia Soen berkata,
"Kemana kau mau lari" Apa besok kamu tidak bakal
bertemu pula. Aha! Kutahu, katu tidak sudi memanggil
"Kong kong" kepadaku, si buta. Bukankan begitu?"
"Bukan! Bukan begitu!"
"Dengan lain perkataan, kau menyetujui usulku?"
"Tidak!... tidak!...."
"Mengapa tidak" Apa kau anggap anak angkatku tak
pantas menjadi pasangan?"
Cie Jiak tidak lantas menjawab. Sejenak kemudian,
sambil menatap muka Kim mo Say ong ia berkata dengan
suara perlahan. "Thio Kong coe, memiliki ilmu silat yang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sangat tinggi dan namanya terkenal diseluruh kalangan
Kangouw. Kalau seorang wanita bisa mendapatkan ia
sebagai suami, apalagi yg masih kurang" Tapi" tapi?"
"Tapi apa?" "Tapi". Didalam hati, dia mencintai Tio Kouwnio.
Kutahu adanya kenyataan ini."
Cia Soen menggertak gigi. "Tidak bisa jadi!" katanya.
"Tak mungkin Boe Kie kelelap terhadap perempuan yg
begitu jahat, yg sudah mencelakai kita secara begini hebat.
Boe Kie aku ingin dengar pernyataan dari mulutmu
sendiri." Didepan mata Boe Kie terbayang senyuman dan cara2
Tio Beng yg membetot hati. Ia merasa sangat beruntung
kalau bisa menikah dengan gadis yg sangat menarik hati itu.
Tiba2 ia seolah2 melihat pula jenazah In Lee yg mukanya
penuh dengan goresan pedang. Darahnya meluap dan ia
segera berkata, "Tio Kouwnio adalah musuh besarku. Aku
akan membunuh dia guna membalas sakit hatinya
piauwmoay." "Cioe Kouwnio, kau dengarlah!" kata Coa Soen. "Apa
kau masih tak percaya?"
"Aku masih bersangsi?" jawabnya dengan suara
perlahan. "Aku masih bersangsi, kecuali" kecuali dia
bersumpah. Kalau tidak, aku lebih suka mati daripada
ditolong olehnya." "Boe Kie, lekas sumpah!" kata sang Giehoe.
Boe Kie segera berlutut dan berkata. "Apabila aku, Thio
Boe Kie, melupakan sakit hatinya piauwmoay, biarlah
langit dan bumi mengutuk aku."
"Kau harus bicara secara tegas," kata Cie Jiak. "Apa yg
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ingin diperbuat olehmu terhadap Tio Kouwnio?"
Didalam hati Cia Soen merasa geli. Galak benar nona
Cioe! Belum jadi istri, tuntutannya sudah begitu hebat. Tapi
sebagai seorang tua, ia lantas saja berkata. "Boe Kie,
hayolah bicara biar tegas!"
Boe Kie mengangguk dan berkata dengan suara nyaring.
"Perempuan siluman Tio Beng bekerja untuk kaisar Tat
coe. Dia mencelakai rakyat, membunuh pendekar2 Rimba
Persilatan mencari golok mustika Gie Hoe dan membinasakan In Lee piauwmoay. Begitu lama ia masih
bernapas, Thio Boe Kie tidak akan melupakan sakit hati itu.
Jika aku melanggar sumpah ini, biarlah langit mengutuk
aku, bumi mengutuk aku."
Cie Jiak tertawa. "Aku hanya kuatir, jika tiba waktunya
kau akan menaruh balas kasihan terhadapnya," katanya.
"Sekarang sudah berse," kata Cia Soen. "Kita, orang2
dalam kalangan kangouw, selamanya tidak banyak rewel.
Menurut pikiranku, sebaiknya kamu berdua hari ini segera
menikah, supaya racun Sip haing joan kin san bisa terusir
secepat mungkin." "Tidak!" bantah Boe Kie. "Giehoe, Cie Jiak dengarlah
dulu perkataanku. In kouwnio sangat mencintai aku. Sedari
kecil ia menganggap aku sebagai suami nya dan akupun
menganggap dia sebagai istri. Sekarang, sedang jenazah nya
masih belum dingin, mana aku tega untuk segerah
menikah?" Sesudah memikir sejenak, Cia Soen berkata, "Benar
juga. Tapi bagaimana keinginanmy?"
"Menurut pikiran anak, hari ini anak mengikati tali
pertunangan dengan Cioe Kouw nio dan segera
membantunya dalam mengusir racun Sap hiang joan kin
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
san," jawabnya. "Kalau dengan berkah langit, kita bisa
pulang ke Tiong goan sesudah membunuh Tio Beng dan
memulangkan To liong to kepada Gie hoe, barulah anak
melangsungkan upacara pernikahan. Dengan begini, segala
apa akan dapat diselesaikan secara baik."
"Baik memang baik sekali," kata Cia Soen. "Tapi
bagaimana kalau sampai sepuluh duapuluh tahun kita
masih belum bisa pulang ke Tiong goan?"
"Didalam batas waktu tiga tahun, tak peduli kita bisa
pulang ke Tiong goan atau tidak Gieh pe boleh menikahkan
kami," jawabnya. Kim mo sau ong mengangguk, "Cio Kouw nio,
bagaimana pendapatmu?" tanyanya.
Cie Jiak menundukkan kepalanya, selang beberapa saat,
barulah ia menyahut. "Aku seorang perempuan sebatang
kara. Aku tidak dapat mengambil keputusan sendiri dan
menyerahkan segala apa kepada Loo ye coe."
Cia Soen tertawa terbahak2, "Bagus! Bagus!" katanya.
"Kita bertiga menetapkan janji itu. Sekarang kamu sudah
menjadi tunangan dan tak usah malu2 lagi. Boe Kie, lekas
bantu, tunanganmu!" Sehabis berkata begitu, ia berlalu
dengan tindakan lebar. Sesudah ayah angkatnya pergi, Boe Kie berkata dengan
suara perlahan. "Cie Jiak, apakah kau bisa mengerti
perasaan hatiku yg penuh kesengsaraan?"
Si nona tersenyum, "Karena mukaku tak cantik, kau
sudah mengajukan rupa2 alasan," katanya. "Andai kata aku
Tio Kouwnio, mungkin sekarang juga"." Ia tidak
meneruskan perkataannya dan berpaling kejurusan lain.
Dengan jantung memukul keras, Boe Kie berkata
didalam hati, "Waktu terombang ambing ditengah lautan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
aku pernah melamun untuk mengambil empat istri
sekaligus. Tapi didalam hati kecilku, orang yg benar2
kucintai adalah si perempuan siluman yg jahat itu. Hai! ".
Cuma2 saja aku dinamakan seorang gagah". Aku masih
belum bisa membedakan mana yg baik mana yg jahat."
Ketika Cie Jiak menengok lagi, ia lihat tunangannya
sedang termenung. Tanpa mengatakan suat apa, ia segera
berjalan pergi Boe Kie buru2 menarik tangannya. Diluar
dugaan sebab lweekangnya musnah, ditarik begitu, nona
Cioe terhuyung dan jatuh didalam pelukan Boe Kie.
"Apakah seumur hidup aku harus selalu di hina kau?"
tanyanya dengan suara mendongkol.
Cie jiak benar2 cantik. Ia cantik selagi tertawa dan cantik
pula selagi bergusar. Sambil terus memeluk, Boe Kie


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berkata daengan suara lemah lembut. "Cie Jiak, kata
pertama bertemu disungai Han soe. Waktu itu aku sudah
mencintai kau. Sungguh diluar dugaan, bahwa hari ini apa
yg telah dibayang2kan olehku dapat terwujud. Waktu aku
sedang bertempur melawan empat tetua Koen loen dan hwa
san pay di kong beng teng, kau telah memberi petunjuk
kepadaku dan menolong jiwaku, untuk pertolongan itu, aku
sekarang menghaturkan banyak terima kasih."
Si nona membiarkan dirinya dipeluk.
"Hari itu aku menikam kau, apa kau tidak membenci
aku?" bisiknya. "Tidak," jawabnya "Kau tak menikam terus. Detik itu
juga kutahu, bahwa kau sebenarnya mencintai aku."
Muka Cie Jiak lantas saja berubah merah. "Fui! Kalau
kutahu bakal terjadi kejadian2 yg sudah terjadi, hari itu aku
sudah menikam jantungmu, supaya aku tak dihina kau
terus menerus," katanya.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boe Kie tertawa, "Aku sangat mencintaimu, mana boleh
aku menghina kau?" katanya.
Untuk beberapa saat, kedua orang muda yg sedang
menikmati kebahagian tidka berkata2.
Akhirnya, sambil bersandar didada yg lebar, nona Cioe
memecahkan kesunyian. "Boe Kie koko," katanya. "Kalau aku membawa
kesalahan kepadamu, kalau aku berdosa apakah kau akan
mencaci aku, memukulku, membunuh aku?"
Boe Kie mencium leher si nona. "Wanita yg semulia kau
tak mungkin berdosa," jawabnya.
"Biarpun nabi bisa membuat kesalahan sebagai manusia
biasa, aku pasti tak terbebas dari segala kekhilafan."
"Kalau benar begitu, aku takkan marah. Aku hanya akan
membujuk kau supaya insaf akan kekeliruan."
"Apa kau takkan berubah pikiran terhadapku" Apa kta
takkan membunuh aku?"
"Cie Jiak, sudahlah! Jangan memikir yang tidak2. Mana
bisa terjadi kejadian itu?"
"Baiklah!" kata Boe Kie sambil tertawa.
"Aku berjanji takkan berubah pikiran, tak akan
membunuh kau." Cie Jiak menatap wajah Boe Kie, "Aku tak mau kau
memberi janji sambil tertawa-tawa," katanya. "Aku
menuntut kau bersungguh."
"E-eh!... Ada apa yg masuk kedalam otakmu?" tanya
Boe Kie sambil tertawa geli. Tapi didalam hati dia berkata.
"Dasar aku yg salah. Ia rupa2nya masih berkuatir,
karena sikapku yg penuh kecintaan terhadap Tio Beng.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siauw Ciauw dan piauw moay." Memikir begitu, dia lantas
saja berkata dengan sungguh2. "Cie Jiak, kau istriku. Kalau
dahulu hatiku banyak bercabang, sekarang lain keadaannya.
Aku berjanji, bahwa mulai detik ini, aku takkan berubah
pikiran terhadapmu. Andai kata kau bersalah, andai kata
kau berdosa, aku bahkan takkan mencaci kau."
Si nona menghela napas. "Boe Kie koko," katanya. "Kau
seorang laki2 yang sejati. Kuharap dihari kemudian, kau
tidak akan melupakan perkataanmu yg dikeluarkan pada
malam ini." Ia menuding bulan sisir yg baru muncul "Boe
Kie koko, sang rembulan menjadi saksi kita berdua."
"Benar," kat Boe Kie, "Kau benar. Sang rembulan
menjadi saksi." Sambil mengawasi dewi malam itu ia
berkata pula. "Cie Jiak, selama hidup, sering sekali aku dihina orang.
Sebab terlalu percaya manusia, sering sekali aku menderita.
Entah berapa kali, aku tak ingat lagi. Hanyalah pada waktu
berada di Peng hwee to bersama ayah, ibu dan Giehce, aku
terbebas dari segala kelicikan manusia rendah. Waktu aku
baru tiba di Tiong goa, seorang pengemis sedang bermain
main dengan seekor ular, telah menipu aku. Dia membujuk
supaya aku melongok kedalam karungnya untuk melihat
ularnya dan tiba2 ia menangkrup dengan karungnya itu.
Lihatlah sekarang. Kita datang dipulau ini dnegna sama
sama menderita. Siapa nyana pada malam pertama, Tio
Kouwnio telah menaruh racun dimakanan kita dan kabur
dengan perahu yg satu2nya?"
Si nona tersenyum. "Sudahlah," katanya, "Menyesalpun
tiada gunanya." Tiba2 gelombang rasa bahagia bergolak golak dalam
dada Boe Kie. "Cie Jiak," bisiknya. "Kau adalah manusia
yg berada paling dekat denganku. Kau selalu http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memperlakukan aku dengan penuh kecintaan. Dihari
kemudian, sesudah kita pulang dari Tiong goan, kau dapat
membantu aku untuk berjaga jaga terhadap manusia2
rendah. Dengan bantuanmu, aku boleh tak usah mengalami
lebih banyak penderitaan lagi."
Si nona menggelengkan kepalanya, "Aku seorang yg tak
punya guna," katanya.
"Aku kalah jauh daripada Tio Kouwnio, bahkan masih
kalah dari Siauw Ciauw kouwnio. Apa kau tahu, bahwa
istrimu seorang bodoh?"
Demikianlah, sambil berduduk dipinggir pantai kedua
tunangan ini beromong kosong sampai larut malam.
Pada keesokan harinya Boe Kie mulai membantu Cie
Jiak dengan Kioe yang Sin kang. Ia merasa girang bahwa
tunangannya segera mendapat kemajuan. Mungkin sekali,
sebab tidak banyak makan, Cie Jiak hanya menelan sedikit
racun. Tapi diluar dugaan, pada hari ketujuh didalam tubuh si
nona muncul semacam hawa yang amat dingin, yg
melawan hawa Kioe yang sin kang. Dengan seantero
tenaganya, Cie Jiak coba menekan hawa dingin itu, tapi ia
tetap tak dapat memasukkan Kioe yang Sin Kang kedalam
badannya. Boe Kie kaget dan segera menanyakan pendapat
ayah angkatnya. Sesudah memikir beberapa saat, Cia Soen berkata,
"Akupun tidak mengerti. Mngkin sekali karena pemimpin
Go Bie pay seorang wanita, maka tenaga dalam mereka
bersifat Im Jioe (dingin lembek)."
Boe Kie manggut2kan kepalanya.
Untung jg lweekang Cie Jiak berada disebelah bawah
lweekang Boe Kie. Maka itu dalam memasukkan sin kang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kedalam tubuh si nona, pemuda itu dapat menindih hawa
yg sangat dingin itu. Tapi dengan demikian ia harus
mengeluarkan lebih banyak tenaga daripada waktu
membantu ayah angkatnya. Ia merasa bahwa Im Kim
(tenaga dingin) dari tunangannya memang belum kuat. Tapi
sebagai ahli, ia tahu, bahwa dihari kemudian, kalau Cie
Jiak sudah mencapai tingkat yg tinggi, ia kaan memperoleh
lwee kang yg dahsyat luar biasa. Tanpa terasa ia memuji,
"Cie Jiak, gurumu, Biat Coat Soethay, memang seorang
tokoh jarang tandingan. Ia telah mewariskan lweekang yg
sangat tinggi kepadamu. Apabila kau terus berlatih menurut
ajaran itu, dikemudian hari tenaga dalammu akan bisa
berendeng dengan Kioe yang sin kaing yg dimiliki olehku."
"Justru!" kata si nona sambil tertawa.
"Mana bisa ilmu GO bie pay merendengi Kioe Yang Sin
Kang dan Kian Koen Tay Lo Ie dari Toa Kauw Coe
(Kauwcoe besar)?" "Cie Jiak, aku tidak bicara main2," kata pula Boe Kie
dengan paras sungguh2. "Bakatmu sangat baik, mungkin sekali, didalam jurus2
ilmu silat, kau tidak dapat memahami telalu banyak. Tapi
dalam lweekang kau sudah mempunya dasar yg sangat
baik. Tay suhu sering mengatakan, bahwa pada tingkat
tertinggi ilmu silat yg berhubungan erat dengan sifat seorang
manusia yg mempelajarinya. Seorang yg berotak cerdas
belum tentu bisa naik sampai dipuncak tertinggi. Sepanjang
ceritga ayah, Kwee liehiap pendiri Go Bie pay, yaitu Kwee
tayhiap adalah seorang yg berotak tumpul. Akan tetapi
semenjak dahulu sampai sekarang, ilmu silat yg dimiliki
Kwee tayhiap mungkin belum ada tandingannya. Tay
soehoe mengatakan bahwa ia sendiri belum bisa
merendengi lwee kang Kwee tayhiap. Cie Jiak, aku
bersungguh2. pelajaran lwee kang Go bie pay agaknya
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
masih lebih tinggi dari Boe tong pay. Menurut
penglihatanku dihari nanti, kalau kau sudah berhasil, kau
bisa berada disebelah atas gurumu sendiri."
Si nona mengawasi tunangannya. "Ah! Kau hanya ingin
mengambil hatiku," katanya seraya tersenyum. "Aku sudah
merasa sangat puas, apabila aku bisa memperoleh
sepersepuluh dari kepandaian Sian soe. Aku akan segera
berterima kasih, jika kau sudah mengajarku dalam ilmu
Kioe yang Sin Kang Kian Koen tay lo Ie."
Boe Kie tidak menjawab ia megerutkan alisnya.
Si nona tertawa, "Apa aku belum cukup berderajat untuk
menjadi murid Tao Kauwcoe?" tanyanya.
"Bukan begitu! Aku merasa bahwa lweekang mu berbeda
dari lweekang ku. Bukan saja berbeda, bahkan bertentangan
satu sama lain. Kalau aku mengajar kau akan menghadapi
suatu yg amat sukar dan sangat berbahaya. Bukan aku tak
sudi." "Kalau kau tak sudi mengajar, sudahlah! Perlu apa
rewel2" Dalam belajar ilmu silat, paling banyak tidak
berhasil. Mana bisa jadi berbahaya?"
"Kau salah! Kau salah menerka. Kioe yang Sin kang
adalah lweekang yg bersifat Yang Kong (panas keras)
sedang lweekang Go bie pay bersifat Im jioe (dingin
lembek). Apabila kau melatih diri dalam ilmu Kioe yang
Sin kang, maka Im dan Yang akan bercampur menjadi satu.
Hanyalah orang2 yg memiliki kepandaian sangat tinggi,
misalnya Tay suhu, yg bisa mempersatukan "air" dan "api"
bercampur "keras" dengan "lembek". Salah sedikit saja
ilmu itu akan membakar, orang yg berlatih seperti golok
makan tuan. Hm". Cie Jiak, nanti manakala lweekangmu
sudah mencapai tingkat yg tinggi, kau boleh mempelajari
Sim hoat dari Kian koen Tay lo ie."
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Si nona tertawa geli, "Aku hanya berguyon," katanya.
"Mulai dari sekarang aku tak akan berpisah lagi dengan
kau, sehingga tak ada perbedaan apa itu ilmu silatku atau
ilmu silatmu. Aku manusia yg malas. Kioe yang Sin kang
bukan ilmu yg gampang. Maka ia biarpun dipaksa, belum
tentu aku mau mempelajarinya." Mendengar kata2 yg
manis itu, Boe Kie merasa girang sekali.
Dalam suasana bahagia, tanpa merasa mereka sudah
berdiam dipulau itu selama beberapa bulan. Cie Jiak merasa
seantero tenaganya sudah pulih kembali. Mungkin sekali
semua racun sudah terusir.
Sesudah musim dingin lewat, tibalah musim semi yg
indah. Pada suatu hari, Boe Kie memeting beberapa ranting
tho yg penuh bunga disebelah timur pulau. Dengan rasa
terharu, ia menancapkan ranting2 di depan kuburan In Lee.
Ia ingat bahwa saudari sepupu itu bernasib malang.
Mungkin sekali, sehari pun nona itu belum pernah
mencicipi rasa beruntung. Ia berdiri terpaku dan didepan
matanya terbayang pula kejadian2 pada masa yg lampau.
Mendadak, ia disadarkan oleh suara burung2 laut. Ia
menengadah dan tiba2 saja ia melihat layar ditempat jauh
dan kendaraan air itu sedang mendatangi kearah pulau.
Itulah kejadian yg tak diduga2. Hatinya meluap dengan
kegirangan. Ia melompat dan berteriak sambil berlari2.
"Gie hoe! Cie Jiak! Kapal! Ada kapal!"
Cia Soen dan Cie Jiak lantas saja menghampiri. "Boe
Kie koko," kata si nona dengan suara gemetar, "Bagaimana
bisa ada kapal datang kesini?"
"Akupun tak mengerti" jawabnya. "Apa kabal bajak?"
Setengah jam kemudia, kapal layar itu sudah membuang
sauh di luar pulau. Sebuah perahu kecil menghampiri
pulau. Cia Soen bertiga berdiri di pesisir untuk menyambut.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Segera juga mereka mendapat kenyataan, bahwa orang2 di
perahu itu semua mengenakan seragam angkatan laut
Mongol. Jantung Boe Kie memukul keras. "Apa Tio Kouwnio
berubah pikiran dan datang lagi kesini?" tanyanya didalam
hati. Ia melirih Cie Jiak yang ternyata sedang mengerutkan
alis. Rupa2 nya tunangan itupun mempunyai dugaan yg
sama. Tak lama kemudia perahu itu menepi. Lima orang anak
buah mendarat. Pemimpinnya seorang perwira, menghampiri Boe Kie dan bertanya sambil membungkuk,
"Apa tuan Thio Boe Kie, Thio Kongcoe?"
"Benar," jawabnya. "Siapa tuan?"
Mendengar jawaban itu, ia kelihatan girang sekali,
"Namun Siauw jin yg rendah, Pas Tai," sahutnya.
"Siauwjin merasa sangat beruntun, bahwa hari ini kami bisa
menemukan Kongcoe. Siauwjin menerima perintah untuk
menyambut Thio Kongcoe dan Cia Tayhiap pulang ke
Tionggoan," ia tidak menyebut nama Cie Jiak.
Boe Kie menyoja, "Dari tempat jauh tuan datang kesini


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan kami merasa sangat berterima kasih," katanya. "Tapi
apa kau boleh mendapat tahu, siapa yg memerintahkan
tuan?" "Siauw jin adalah orang sebawahan Teetok angkatan
laut, Taiwa Che lu, yang menjaga propinsi Hiok kian,"
jawabnya. "Atas perintah Pol tua, Ciang Koen (jendral),
siauwjin datang kesini untuk menyambut Kongcoe dan Cia
Tayhiap Pol tua Ciang koen telah mengirimkan delapan
buah kapal yg coba mencari kalian diperairan sepanjang
propinsi Hok Kian, Ciat kang dan kwitang. Atas berkat
Thian, siauw jin lah yg memperoleh pahala ini." Dari
keterang itu dapat ditarik kesimpulan, bahwa orang yg
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berhasil mencari Boe Kie akan mendapat hadiah besar.
Boe Kie belum pernah mendengar nama pembesar2
Mongol itu dan ia tahu bahwa semua perintah dikeluarkan
atas titah Beng Beng koengcoe. "Apa kau tahu, mengapa
kau diperintah untuk menyambut kami?" tanyanya.
"Pol tua Ciang koen mengatakan, bahwa Thio Kongcoe
adalah seorang bangsawan berkedudukan tinggi dan juga
seorang gagah kenamaan pada jaman ini," jawabnya.
"Beliau memesan, bahwa andaikata siauwjin berhasil
menemukan Kongcoe, siauw jin harus melayani sebaik
mungkin. Tentang mengapa siauwjin diperintah menyambut kongcoe, siauwjin sendiri sebagai seorang
berpangkat rendah, tidak mengetahui."
"Apa ini maunya Beng beng kongcoe?" sela Cie Jiak.
Pas tai kelihatan terkejut, "Beng beng kongcoe?" ia
menegas. "Siauwjin tak punya rejeki begitu besar untuk
menemui beliau." "Apa artinya perkataan "rejeki" itu?" tanya pula si nona.
"Beng beng koengcoe adalah wanita Mongol yg
tercantik," sahutnya. "Tidak!... bukan begitu saja. Beliau
adalah wanita tercantik diseluruh dunia, seorang yg boen
boe coan cay (paham ilmu surat dan ilmu perang). Beliau
adalah putra yg tercinta dari Jie Lam ong Ong ya. Siauwjin
belum punya rejeki untuk melihat muka emasnya."
Cie Jiak mengeluarkan suara dihidung, tapi dia tidak
menanya lagi. "Gie hoe, apa kita boleh turut merek?" tanya Boe Kie.
"Sesudah mengambil barang2 kita disana, kita boleh
lantas naik kapal," jawabnya. "Tuan tunggu saja disini."
"Biar Siauwjin dan anak buah kami yang mengangkut
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perbekalan kalian," kata Pas Tai.
Cia Soen tertawa, "Perbekalan apa" Beberapa potong
barang kita tidak dapat dinamakan perbekalan. Kami tidak
berani menerima tawaran tuan," katanya.
Seraya berkata begitu, ia berlalu sambil menuntun tangan
Boe Kie dan Cie Jiak. Setibanya dibelakang gunung, ia
berhenti dan berkata, "Secara mendadak Tio Beng
mengirim kapal. Di balik tindakan ini pasti bersembunyi
tipu keji. Bagaimana kita harus menghadapinya?"
"Gie hoe, apa kau rasa" Tio Beng" berada di kapal
itu?" tanya Boe Kie.
"Entahlah," jawabnya. "Bagus sungguh kalau benar
perempuan siluman itu berada dikapal. Kita hanya harus
berhati2 dalam makanan."
Cia Soen manggut2kan kepalanya.
"Menurut taksiranku, Tio Beng tidak ikut serta," katanya
pula. "Menurut ia ingin menulad tindakan orang Persia. Ia
memancing kita kekapal dan setelah kapal berada ditengah
lautan, pasukan laut Mongol akan mengurung dan
menenggelamkan kapal yg ditumpangi kita."
Boe Kie mengeluarkan keringat dingin.
"Tapi.. apa benar dia begitu busuk?" tanyanya dengan
suara gemetar. "Dia sudah tinggalkan kita dipulau ini yang
akan menjadi kuburan kita. Apa itu masih belum cukup"
Pada hakekatnya kita bertiga belum pernah berdosa besar
terhadapnya." Cia Soen tertawa dingin, "Kau sudah melepaskan
anggota2 enam partai dari Ban hoat sie," katanya. "Apa
kau kira dia tidak sakit hati" Bagi peremouan siluman itu,
perempuan siluman meninggalkan kita di pulau ini memang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tak cukup sebab kita masih bisa pulang ke Tiong goan.
Menghilangnya kau sudah pasti akan menggemparkan
semua anggota Beng kauw. Mereka pasti akan berusaha
untuk mencari kau. Dalam usaha ini, mungkin sekali
mereka akan mencari sampai disini. Maka itu, jalan yg
paling baik bagi si perempuan siluman adalah membinasakan kita dengan mengirim kita kedasar laut."
"Tapi Gie hoe," kata si anak dengan suara sangsi,
"Kalau mereka menenggelamkan kapal yang ditumpangi
kita dengan tembakan meriam, bukankah Pas Tai dan lain2
anak buah kapal bakal turut binasa?"
Cia Soen tertawa terbahak2. Sesudah itu ia pun
menghela napas berulang2. "Anak Boe Kie! Pikiranmu
terlalu sederhana," katanya. "Apa kau rasa orang2 yg
seperti dia menghiraukan matinya beberapa manusia"
Kalau kaisar Mongol lembek seperti kau, mana bisa dia
menyapu musuh2nya?" Boe Kie tertegun. Selang beberapa saat baru lah ia
berkata dengan suara perlahan. "Gie hoe, kau benar."
"Gie hoe, apakah yang harus kita perbuat?" tanya Cie
Jiak. "Bagaimana pikiranmu. Apa kau mempunya daya yg
baik?" Cia Soen balas menanya.
"Kalau begitu, kita jangan mengikuti mereka. Katakan
saja bahwa kita berubah pikiran dan sekarang tak mau
pulang ke Tiong goan."
"Ha, ha,ha! Pikiran itu adalah pikiran tolol dari seorang
gadis yg tolol pula. Kalau kita menolak, apa mereka mau
mengerti" Andaikata kita membinasakan semua anak buah
kapal itu, si perempuan siluman masih bisa mengirim lain2
kapal. Disamping itu, di Tionggoan masih banyak urusan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yg harus diurus oleh Boe Kie. Ia tidak boleh mati konyol
disini." Paras si noan lantas saja berubah merah. "Benar,"
katanya dengan perlahan. "Sebaiknya kita menyerahkan
saja segala apa kepada Gie Hoe."
Cia Soen manggut2kan kepalanya. Setelah mengasah
otak beberapa laam ia lalu bicara bisik2 dikuping kedua
orang muda itu yg lantas saja mengangguk dengan paras
muka girang. Mereka lalu mengangkut semua bahan makanan
keperahu kecil dan sesudah itu, Boe Kie menengok
kekuburan In Lee untuk penghabisan kali dan berpamitan
dengan mengucurkan air mata.
Setibanya di kapal, Boe Kie lalu memeriksa seluruh
kapal. Benar saja Tio Beng tidak berada di situ. Iapun
mendapati kenyataan, bahwa di antara anak buah tidak
terdapat orang yang berkepandaian tinggi. Mereka semua
adalah pelaut-pelaut biasa dari angkatan perang Mongol.
Sesudah mengangkat sauh dan menaikkan layer, kapal
itu mulai berlayar. Baru berlayar beberapa puluh tomabk,
Boe Kie segera bertindak dengan cepat sesuai dengan tipu
yang ditetapkan Cia Soen. Tiba-tiba dengan kecepatan kilat,
tangan kirinya mencekal tangan kanannya mencabut golok
perwira itu, yang lalu ditandal di lehernya.
"Dengarlah perintah aku!" bentaknya.
"Suruh juru mudi jalankan kapal ke arah timur!"
Pas-tai kaget bercampur takut. "Thio"Thio Kongcoe?" katanya dengan suara gemetar, "Siauwjin"Siauwjin."
"Turut perintahku!" bentak pula Boe Kie. "Kalau kau
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak menurut, kubacok batok kepalamu!"
"Baik"baik?" jawabnya.
Haluan kapal segera diputar ke timur.
Setelah itu, Boe Kie berkata dengan suara nyaring.
"Kamu semua dengarlah! Aku sudah tahu bahwa kamu
ingin mencelakai kami. Lebih baik kamu mengaku. Kalau
kamu berdusta, kucabut nyawamu semua!" Seraya berkata
begitu, ia menepuk pinggiran kapal dengan telapak tangan.
Potongan-potongan kayu beterbangan dna bagian-bagian
yang ditepuk somplak. Melihat begitu, semua anak buah
ketakutan setengah mati. "Thio Kongcoe, kau bersabarlah dulu." Kata Pas-tai
dengan meringis. "Dengan sebenar-benarnya, siauwjin
hanya menerima perintah dari atasan untuk mencari
Kongcoe dan Cia Tayhiap dan mengajak kalian pulang ke
Tionggoan. Siauwjin hanya berharap bahwa sesudah
menunaikan tugas itu, siauwjin akan mendapat sedikit
hadiah. Inilah pengakuan yang setulus-tulusnya. Kami
semua tidak mempunyai niat jahat."
Mendengar nada suara yang bersungguh-sungguh, Boe
Kie yakin bahwa dia tidak berdusta. Ia segera melepaskan
cekalannya dan berjalan ke kepala kapal. Kedua tangannya
menjumput dua buah sauh yang terbuat dari besi. "Hei!
Lihatlah!" serunya. Dengan sekali menggerakkan tangan,
kedua sauh yang beratnya beberapa ratus kati lantas saja
terbang ke atas. "Aduh"!" semua anak buah kapal mengeluarkan suara
tertahan. Waktu kedua sauh itu jatuh, Boe Kie mendorongnya
dengan menggunakan Kian-koen Tay lo ie, sehingga
mereka terbang lagi ke atas. Setelah mengulangi
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pertunjukkan itu tiga kali beruntun, barulah ia menyambutnya dan kemudian menaruhnya di kepala kapal.
Sebagai bangsa yang sudah menaklukkan negeri-negeri
dengan kegagahan, bangsa Mongol sangat mengagumi
kegagahan. Melihat kepandaian Boe Kie, tanpa terasa
mereka kagum. "Kegagahan Thio Kongcoe bagaikan
malaikat," kata Pas-tai. "Hari ini mata Siauwjin mendapat
kehormatan untuk sesuatu yang luar biasa."
Demikianlah, dnegan memperlihatkan kepandaian itu,
Boe Kie berhasil menaklukkan anak buah kapal.
Kapal terus menuju ke arah timur dan masuk ke
samudra. Selama tiga hari ia tak melihat lain kecuali air
yang menyambung dengan langit. Menurut perhitungan Cia
Soen kapal-kapal meriam yang dikirim Tio Beng hanya
berkeliaran di sepanjang pantai Hok-kian dan Kwi-tang.
Sekarang kapal yang ditumpanginya sudah berada di
samudra dan takkan bertemu dengan kapal-kapal itu. Maka
itu, pada hari kelima ia lalu memerintahkan supaya kapal
memutar haluan lagi dan berlayar menuju ke arah utara.
Berselang dua puluh hari lebih mereka masuk di wilayah
pak hay (Lautan Utara). Cia Soen tersenyum sendirian.
Biarpun pintar, Tio Beng takkan bisa menebak di mana
adanya kapal itu. Dari pak hay, juru mudi diperintah lagi
untuk memutar haluan ke arah barat, dengan tujuan Tionggoan. Selama kurang lebih sebulan, Cia Soen bertiga hanya
makan makanan yang dibawa mereka atau ikan yang
ditangkap dari lautan. Mereka tak berani makan makanan
kapal. Pada suatu lohor, sayup-sayup mereka lihat bayangan
daratan. Sesudah berada di lautan dalam waktu lama,
tentara Mongol girang dan ia bersorak sorai. Di waktu
magrib, kapal sudah berlabuh di pinggir pantai. Daerah
pantai memang satu-satunya daerah yang merupakan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gunung dan airnya dalam, sehingga kapal bisa menepi
sampai menempel dengan daratan. "Boe Kie," kata Cia
Soen, "Coba kau selidiki di mana kita sekarang berada."
Boe Kie mengiyakan dan lantas melompat ke daratan.
Apa yang ditemui Boe Kie hanyalah hutan. Salju baru
saja melumer dan jalanan sangat licin. Makin jauh ia maju,
makin besar pohon-pohon yang ditemuinya. Ia memanjat
sebuah pohon yang tinggi dan memandang ke sekitarnya. Ia
ternyata berada di tengah-tengah sebuah hutan yang sangat
besar. Sedikitpun tidak terdapat tanda-tanda bahwa di
hutan itu ada musuhnya. Ia segera turun dari pohon dan mengambil keputusan
untuk kembali ke kapal guna berdamai dengan ayah
angkatnya. Sebelum tiba, tiba-tiba ia mendengar suara
teriakan yang menyayat hati. Ia terkesiap dan berlari-lari
dengan menggunakan ilmu meringankan badan. Setibanya
di kapal, ia melihat mayat-mayat yang menggeletak di
kapal, antaranya mayat pas-tai sendiri. Ia girang karena
ayah angkatnya dan tunangannya tak kurang suatu apa.


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mereka berdiri dengan tenang di kepala kapal dan di situ
tidak terdapat manusia lain.
"Giehoe! Cie Jiak!" serunya. "Ke mana perginya
musuh?" "Musuh apa?" Cia Soen balas bertanya.
"Apa kau bertemu dengan musuh?"
"Tidak. Tapi tentara Mongol ini?"
"Dibunuh olehku dan Cie Jiak!"
Boe Kie terkesiap, "Tak disangka, begitu tiba di Tionggoan, mereka mencoba mencelakai kita," katanya.
"Tidak, mereka tak mencoba mencelakai kita. Aku
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membunuh mereka untuk menutup mulutnya. Sesudah
mereka mati, Tio Beng tak akan tahu bahwa kita sudah
kembali ke Tiong-goan. Mulai dari sekarang, dia berada di
tempat terang dan kita di tempat gelap, sehingga usaha
untuk membalaskan sakit hati akan lebih gampang
tercapai." Boe Kie tertegun. Ia tak dapat mengeluarkan sepatah
kata dan hanya menatap wajah ayah angkatnya dengan
mata membelalak. "Apa" Kau anggap aku terlalu kejam?" tanya Cia Soen.
"Tentara Tat coe adalah musuh-musuh kita. Apa kau mau
memperlakukan mereka dengan menggunakan hati Po sat
(balas kasih)?" Boe Kie membungkam terus. Di dalam hati, ia berduka.
Orang-orang itu tidak berdosa dan sikap mereka sangat
baik. Biarpun musuh, ia merasa tak tega untuk membunuh
mereka. Melihat paras muka anak angkat Cia Soe berkata, "Boe
Kie, kau harus bisa mengeraskan hati. Terhadap musuh,
kalau kita tidak turun tangan lebih dulu, kitalah yang
menjadi korban. Tio Beng sangat jahat. Terhadap manusia
begitu, kita harus menghadapinya dengan tindakan yang
tegas, tanpa sungkan-sungkan lagi."
Boe Kie tidak berani membantah perkataan ayah
angkatnya. Ia mengangguk dan berkata dengan suara parau,
"Giehoe benar."
"Boe Kie, bakarlah kapal ini," perintah Cia Soen. "Cie
Jiak, geledah saku-saku semua mayat. Ambil semua barang
yang berharga. Ambil tiga senjata yang paling baik untuk
kita." Perintah itu segera dijalankan. Semua mayat terbakar
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bersama kapal yang kemudian tenggelam di laut. Dengan
demikian, kembalinya Cia Soen bertiga tidak meninggalkan
tanda apapun juga. Diam-diam Boe Kie merasa kagum
terhadap ayah angkatnya. Walaupun kejam, ayah angkat
itu adalah seorang Kang ouw yang berpengalaman.
Malam itu mereka tidur di pinggir laut dan pada
keesokan paginya meneruskan perjalanan ke selatan. Pada
hari kedua sesudah melintasi hutan, mereka bertemu
dengan tujuh orang yang mencari obat-obatan sejenis
"som". Ternyata mereka sekarang berada di daerah yang
berdekatan dengan gunung Tiang pek san.
Sesudah berpisah dengan ketujuh orang itu, Cie Jiak
bertanya, "Giehoe, apa kita tak perlu bunuh orang-orang
itu?" "Cie Jiak, tutup mulutmu!" bentak Boe Kie, "Mereka tak
tahu siapa kita. Apa kau mau bunuh semua manusia yang
kita temui?" Paras muka si nona berubah merah. Semenjak bertemu,
Boe Kie belum pernah mengeluarkan kata-kata begitu keras
terhadapnya. "Kalau ikut kata hatiku, aku memang ingin bunuh
mereka," kata Cia Soen, "Tapi Kauwcoe kita tidak mau
membunuh lebih banyak manusia. Sekarang kita harus
menukar pakaian dan menyamar supaya tidak dikenali
orang." Sesudah berjalan dua hari, mereka bertemu dengna
sebuah rumah petani. Boe Kie mengeluarkan perak dan
minta beli pakaian. Tapi petani itu sangat miskin dan hanya
mempunyai selembar baju kulit kambing yang bisa dijual.
Sesudah mereka mengunjungi kira-kira tujuh delapan
rumah, barulah Boe Kie berhasil membeli tiga perangkat
pakaian tua yang kusam. Cie Jiak yang biasa dengan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kebersihan hampir-hampir muntah waktu mengendus bau
tak enak dari pakaian itu. Tapi Cia Soen merasa girang.
Sesudah mengenakan pakaian-pakaian itu dan memoles
muka mereka dengan Lumpur, mereka kelihatannya seperti
pengemis Lieon tong. Boe Kie yakin bahwa biarpun
berhadapan, Tio Beng tak akan bisa mengenalinya.
Mereka terus berjalan ke arah selatan. Pada suatu hari,
mereka tiba di sebuah kota yang harus dilewati jika orang
mau masuk ke Kwan-lwee. Cia Soen bertiga pergi ke
sebuah rumah makan yang paling besar. Boe Kie
mengeluarkan sepotong perak yang beratnya sepuluh tail
dan berkata kepada pengurus restoran, "Kau pegang ini.
Sesudah kami selesai makan, hitunglah." Ia memberi uang
lebih dulu sebab kuatir ditolak karena pakaian mereka
compang-camping. Tapi sambutannya sangat luar biasa. Pengurus itu
bangun berdiri dan dengan sikap hormat memulangkan
uang. "Kami sudah merasa beruntung bahwa kalian sudi
mampir di rumah makan kami yang kecil ini. Apa a rtinya
semangkok dua mangkok sayur" Kali ini biarlah kami yang
menjamu kalian." Boe Kie merasa sangat heran. Sesudah mengambil
tempat duduk ia berbisik kepada Cie Jiak, "Aku heran.
Mengapa dia tak mau menerima uang" Apa penyamaran
kita tidak sempurna dan dikenali orang?"
Cie Jiak mengawasi Cia Soen dan Boe Kie, tidak,
penyamaran mereka dapat dikatakan tidak ada cacatnya.
"Nada suara pengurus itu nada ketakutan," kata Cia
Soen, "Kita harus berhati-hati."
Tiba-tiba di bawah tangga loteng terdengar suara langkah
kaki ramai-ramai dan tujuh orang naik ke atas, mereka
semua pengemis! Lagak pengemis-pengemis itu sangat
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keren da mereka duduk seperti tuan-tuan besar. Pelayan
menyambut dengan sikap sangat hormat dan memanggil
mereka dengan istilah "ya" (padaku tuan), seolah-olah
mereka orang-orang berpangkat tinggi.
Boe Kie segera saja mengetahui bahwa mereka itu
murid-murid Kay pang yang berkedudukan agak tinggi,
sebab mereka membawa lima atau enam lembar karung.
Beberapa saat kemudian datang lagi lima enam pengemis,
disusul dengan rombongan-rombongan lain sehingga
jumlah mereka melebihi tiga puluh orang. Diantara mereka
terdapat tiga orang yang membawa tujuh lembar karung.
Boe Kie mendusin. Kay pang mau mengadakan
perhimpunan dan si pengurus rumah makan menganggap
mereka sebagai anggota-anggota partai tersebut. "Giehoe,"
bisik Boe Kie, "Sebaiknya kita berlalu saja supaya tidak
terjadi kejadian yang tak enak. Dilihat seluruhnya, orangorang Kay pang yang datang ke sini jumlahnya sangat
besar." Selagi Boe Kie bicara, seorang pelayan datang dengan
membawa sepiring daging sapi, ayam rebus dan lima kali
arak putih. Sudah lebih dua bulan Cia Soen belum pernah makan
kenyang dan sekarang ia sedang lapar. Begitu hidungnya
mengendus wanginya daging, tangannya bergerak. "Makan
dulu," katanya. "Halangan apa kalau kita makan tanpa
memperdulikan urusan orang?" Seraya berkata begitu, ia
menuang arak di mangkok dan lalu meneguknya dengan
bernapsu. Dua puluh tahun lebih ia tak pernah mencicipi
arak, baginya arak putih yang keras dan pedas itu seolaholah arak yang paling baik. Dengan dua kali teguk,
semangkok besar sudah menjadi kering.
Tiba-tiba ia menaruh mangkok di meja dan berbisik,
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hati-hati! Dua orang yang kepandaian tinggi naik ke sini."
Boe Kie pun sudah mendengar langkah di tangga loteng.
Langkah kaki kiri orang yang berjalan di depan sangat
berat, langkah kaki kanannya sangat ringan, sedang yang
berjalan di belakang pun begitu juga, langkah sebelah
ringan, sebelah yang lain berat. Tak bisa salah lagi, mereka
mempunyai kepandaian luar biasa. Begitu mereka muncul,
semua pengemis serentak bangun berdiri. Cia Soen bertiga
juga turut bangkit. Untung juga mereka duduk di sudut
yang jauh sehingga tidak menyolok mata.
Orang yang pertama bertubuh sedang, tampan dan
berjenggot. Kecuali pakaiannya, pada keseluruhannya ia
seperti seorang siaucay yang tak lulus ujian. Yang jalan
belakangan keren sekali. Di mukanya menonjol otot-otot,
brewoknya seperti kawat, parasnya galak dan kulitnya
hitam sehingga melihat dia, orang segera ingat Cioe Cong
(panglima di jaman Sam kok yang selalu berdiri di samping
Kwan kong). Keduanya berusia lima puluh tahun lebih dan
masing-masing menggendong selembar karung kecil yang
tidak bisa dimuatkan suatu apa dan hanya digunakan untuk
menunjuk kedudukan mereka di dalam partai pengemis.
Boe Kie menghela napas. Ia ingat bahwa seratus tahun
yang lalu, Kay pang mempunyai nama yang sangat harum.
Dari Tay soehoenya ia tahu bahwa dulu sebagai seorang
pangcu, Ang Cit Kong yang berkepandaian sangat tinggi
telah mengabdi kepada rakyat dan selalu bersedia untuk
menolong sesame manusia sehingga dia dihormati oleh
semua kalangan dalam Rimba Persilatan. Belakangan Oey
Pangcoe (Oey Yong) dan Yehlu Pangcoe juga merupakan
pemimpin-pemimpin yang sangat baik. Di luar dugaan
selama beberapa puluh tahun, Kay pang banyak berubah.
Soe Hwee Liong, Pangcoe yang sekarang belum pernah
muncul dalam kalangan Kang ouw. Dengan membawa
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sembilan karung, kedua orang itu berkedudukan sangat
tinggi hanya di bawah Pangcoe sendiri. "Apakah mereka
yang menyuruh orang datang di Leng coa to untuk
merampas To liong to?" tanya Boe Kie di dalam hati.
Sejak beberapa puluh tahun yang lampau yaitu dari Seng
hwee leng dirampas oleh Kay pang, hubungan Beng-kauw
dan Partai Pengemis bagaikan air dan api. Dalam usaha
untuk merebut kembali tanda kekuasaan agama itu,
beberapa kali orang Beng-kauw bertempur hebat dengan
orang-orang Kay pang. Sebab Beng-kauw dipandang
sebagai agama sesat, maka dalam setiap pertempuran
banyak orang Rimba Persilatan membantu Kay pang dan
Beng-kauw selalu menderita kekalahan.
Sekarang biarpun Tio liong to dan Ie thian kiam dicuri
Tio Beng, untung juga keenam Seng hwee leng tidak turut
dicuri. Mungkin sekali karena takut terhadap kepandaian
Boe Kie yang sangat tinggi maka Tio Beng tidak berani
merogoh saku pemuda itu. Melihat jumlah orang Kay pang
yang sangat besar, Boe Kie tidak berani memandang
rendah. Ia segera merogoh saku untuk memastikan bahwa
Seng hwee leng masih berada di dalamnya.
Kedua Tiang-loo sembilan karung itu segera duduk pada
sebuah meja besar yang terletak di tengah-tengah. Tiang-loo
yang bermuka seperti Cioe Cong lalu mengeluarkan
sebatang tongkat bambu yang panjangnya kira-kira empat
kaki dalam karung dan menaruhnya di atas meja. Sebagian
murid-murid Kay pang segera berlutut. "Murid-murid Ouwie-pay menghadap Ciang-pang Liong-tauw!" seru dia
(Ciang-pang Liong-tauw " Pemimpin yang memegang
tongkat kekuasaan). http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebab Kay pang musuh Beng-kauw maka sesudah
menjadi Kauwcoe, Boe Kie lalu mencari tahu seluk-beluk
partai pengemis. Ia tahu bahwa sejak dulu Kay pang terbagi
dalam dua golongan, yaitu golongan Ouw-ie-pay (Golongan baju kotor) dan Ceng-ie-pay (Golongan baju
bersih). Melihat semua pengemis yang berlutut berpakaian
kusam, ia mengerti bahwa Ciang-pang Liong-tauw adalah
pemimpin Ouw-ie-pay. Sesaat kemudian, Tiong-loo yang seperti sioecay
mengeluarkan sebuah mangkok yang mulutnya somplak
dari dalam karung dan menaruhnya di atas meja. Sisa
pengemis yang mengenakan pakaian bersih segera saja
menekuk lutut. "Murid-murid Ceng-ie-pay menghadap
Ciang-poen!" teriak mereka (Ciang-poen Liong-tauw "
Pemimpin yang memegang mangkok kekuasaan).
Kedua pemimpin itu mengangkat tangan mereka dan
berkata, "Duduklah!" Semua pengemis bangkit dan duduk
di kursi masing-masing. Boe Kie baru menarik napas lega. Menyambut kedua
Tiang-loo itu dengan berdiri masih tidak apa-apa. Tapi
sebagai Kauwcoe dari Beng-kauw, biar bagaimanapun juga
ia tidak boleh berlutut di hadapan pemimpin Kay pang.
Untung juga karena mereka duduk di sudut yang paling
jauh dan mata kedua Tiang-loo it uterus mengawasi langitlangit tanpa memperhatikan orang-orang yang berlutut,
maka tak ada orang yang lihat bahwa Cia Soen bertiga tidak
ikut berlutut. Pengemis-pengemis itu segera makan minum seperti
orang kelaparan. Mereka main rebut, berteriak-teriak dan
tertawa-tawa. Cia Soen berwaspada, memasang kuping dan
mata. Di luar dugaan dalam perjamuan itu tak terjadi


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kejadian luar biasa dan tak terdengar sesuatu yang penting.
Sesudah kedua Liong-tauw selesai bersantap dan turun ke
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bawah, pengemis-pengemis yang lain pun ikut bubar.
Sesudah semua pengemis meninggalkan loteng, Cia Soen
berbisik, "Boe Kie, bagaimana pendapatmu?"
"Tak mungkin mereka berkumpul di sini hanya untuk
makan minum," jawabnya. "Anak rasa, mereka akan
berkumpul lagi di tempat lain, di tempat yang sepi untuk
membicarakan soal penting yang menjadi tujuan mereka."
Cia Soen mengangguk. "Akupun berpendapat begitu,"
katanya. "Kay pang adalah musuh kita, sesudah bertemu
kita harus menyelidiki dengna jelas maksud pertemuan
mereka. Aku kuatir kalu mereka mau mengatur siasat untuk
mencelakai Beng-kauw."
Mereka turun dan mencoba membayar uang makanan
tapi ditolak keras oleh pengurus rumah makan. "Giehoe,
kau lihatlah," kata Boe Kie. "Rumah makan takut
menerima uang, dari sini dapatlah diketahui bahwa Kay
pang sering melakukan perbuatan sewenang-wenang."
Mereka segera mencari sebuah rumah penginapan kecil
di tempat yang agak sepi. Menurut kebiasaan, murid-murid
partai pengemis tak pernah menginap di hotel sehingga Cia
Soen tak usah kuatir akan bertemu dengan rombongan
musuh. "Boe Kie, mataku buta dan tak bisa ikut menyelidiki,"
kata Cia Soen. "Kepandaian Cie Jiak belum cukup, bia rpun
ikut ia takkan bisa membantu kau. Sebaiknya kau pergi
sendiri saja." Boe Kie mengangguk. Sesudah mengaso sebentar, ia lalu
keluar seorang diri. Dari selatan ia berjalan ke utara, tapi
sesudah berjalan beberapa lama, seorang pengemis pun tak
ditemui olehnya. "Ke mana mereka pergi?" tanya Boe Kie di dalam hati.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebab baru berpisah kira-kira setengah jam, ia percaya
rombongan pengemis itu belum pergi jauh dan ia akan bisa
mencarinya. Ia lalu pergi ke sebuah warung kelontong. Sambil
menepuk meja dengan mata melotot ia membentak, "Hei!
Ke mana perginya saudara-saudaraku?"
Melihat sikap yang galak, orang-orang di warung itu jadi
ketakutan. Salah seorang yang bernyali lebih besar
menghampiri dan sambil menuding ke utara ia berkata,
"Kawan-kawan Toaya (tuan) menuju ke sana. Apa Toaya
mau minum teh?" "Tidak. Aku tak sudi minum segala teh bau," bentak Boe
Kie yang lalu berjalan keluar dengan langkah lebar. Dalam
hati ia tertawa geli. Baru saja ia melewati perbatasan kota, dari gombolan
rumput tinggi mendadak melompat keluar seorang
pengemis yang dilihatnya dari gerakannya mau mencegahnya. Dengan cepat ia melompat sambil mengempos semangat. Bagaikan anak panah, badannya
berkelabat melewati si pencegat. Pengemis itu mengucek
matanya. Ia merasa heran. Apa ia salah lihat" Ke mana
perginya manusia yang tadi kelihatan mendatangi"
Mulai dari situ, sepanjang jalan di jaga keras. Boe Kie
segera mengeluarkan ilmu meringankan badan. Dengan
matanya yang sangat jeli, ia bisa lihat penjaga-penjaga yang
di tempatkan di antara rumput-rumput tinggi, di belakang
pohon atau di belakang batu besar. Sebaliknya daripada jadi
halangan, orang-orang itu merupakan penunjuk jalan.
Sesudah berlari-lari empat lima li penjagaan makin rapat.
Kepandaian orang-orang itu kalah jauh dari Boe Kie tapi
meloloskan diri dari mata mereka di tengah hari benarbenar bukan pekerjaan kecil, arah satu kelenteng di lereng
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gunung ia menduga bahwa perhimpunan Kay pang akan
dilansungkan di rumah berhala itu.
Setibanya di situ, ia lihat papan nama yang tertulis "Bie
lek Sin bio Kelenteng bie lek hoat". Kelenteng itu besar,
indah dan angker, "Dengan memilih tempat di sini,
pertemuan mungkin akan dihadiri oleh banyak tokoh-tokoh
penting," pikirnya. "Kalau aku membaurkan diri di antara
mereka, mereka mungkin sadar." Ia lalu mengamat-amati
keadaan di sekitarnya. Di dalam pekarangan sebelah kiri di
depan toa tian (ruangan besar) terdapat sebuah pohon siong
tua, sedang di sebelah kanannya berdiri pohon pak. Kedua
pohon itu rindang daunnya, besar dan tinggi, lebih tinggi
banyak dari atap toa tian. Ia segera pergi ke belakang
kelenteng dan melompat ke atas genteng. Dengan
merunduk, ia mengayun dan sekali melompat ia sudah
berada di pohon siong. Sambil memeluk sebatang cabang
besar ia melongok ke bawah dan ia bersorak di dalam hati,
sebab dari situ ia bisa memandang ke seluruh toa tian.
Lantai Tay hiong Po tian ternyata sudah penuh dengan
pengemis yang berjumlah kira-kira tiga ratus orang. Mereka
semua menghadap ke dalam sehingga melompatnya Boe
Kie ke pohon tak dilihat mereka. Dalam ruangan itu
terdapat lima lembar tikar yang masih kosong. Ruparupanya kelima pemimpin masih ditunggu kedatangannya.
Apa yang sangat menyolok adalah kesunyian di ruangan
itu. Ratusan pengemis duduk dengan tegak tanpa
mengeluarkan sepatah kata. Dalam hati Boe Kie memuji.
Walaupun derajat Kay pang sudah banyak merosot dan
meskipun di waktu biasa kawanan pengemis itu sering
menunjukkan sikap tak pantas pada tata tertib partai.
Di tengah-tengah Tay hiong Po tian duduk patung Bie
lek hoed dengan perut yang gendut, mulut tertawa lebar dan
paras muka yang sangat ramah.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Selagi Boe Kie memperhatikan semua itu tiba-tiba
terdengar teriakan seseorang. "Ciang-poen Liong-tauw
tiba!" Semua pengemis serentak berdiri tegak dan menundukkan kepala. Dengan tangan memegang sebuah
mangkok somplak, Ciang-poen Liong-tauw melangkah
keluar dan lalu berdiri di sebelah kanan.
"Ciang-pang Liong-tauw!" orang itu berteriak pula.
Tiang-loo yang mukanya seperti Cioe Cong muncul
dengan kedua tangan menyangga tongkat bambunya yang
berkilauan. Ia berjalan dengan langkah lebar dan lalu berdiri
di sebelah kiri. Sesudah itu terdengar teriakan ketiga, "Cie-hoat Tiangloo!" (Tetua yang memegang undang-undang)
Seorang pengemis tua yang bertubuh kurus dan
memegang sebatang belahan bambu pecah, masuk ke dalam
ruangan dengan langkah yang sangat enteng. "Ilmu ringan
badan orang itu cukup hebat," piker Boe Kie. "Kira-kira
standing dengan po-tay Hweeshio dan hanya beda setingkat
dari Wie Hok-ong." Teriakan keempat segera menyusul, "Coan-kang Tiangloo!" (Tetua yang menurunkan ilmu)
Yang keluar kini seorang kakek yang berambut dan
berjenggot putih. Paras mukanya aneh seperti tertawa tapi
bukan tertawa. Seperti menangis bukan menangis. Ia
bertangan kosong dan langkahnya tidak memperlihatkan
tinggi rendah kepandaiannya.
Keempat orang itu lalu memindahkan empat lembar
tikar ke sebelah bawah dari tikar yang di tengah dan
kemudian sambil membungkuk mereka berseru, "Kami
mengundang Pangcoe!"
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boe Kie terkejut, Pangcoe dari Partai Pengemis yang
bernama Soe Hwee Liong dan bergelar Kim gin ciang
(Tangan emas dan perak) jarang sekali muncul dalam
Rimba Persilatan. Hadirnya pemimpin itu membuktikan
betapa pentingnya pertemuan yang sedang berlangsung.
Semua pengemis turut membungkuk dengan sikap
hormat. Tak lama kemudian di belakang terdengar suara
langkah dan keluarlah seorang pria bertubuh tinggi besar.
Gerak gerik orang itu yang mukanya bersinar merah seolaholah orang itu berpangkat atau hartawan besar dan
pakaiannya biarpun tidak mewah sedikitnya bukan pakaian
pengemis. Dengan tangan kanan memegang tiat-tan (peluru
besi yang digunakan sebagai senjata), ia melangkah masuk
dengan langkah lebar. "Murid-murid Kay pang memberi hormat kepada
Pangcoe!" teriak para pengemis.
Soe Hwee Liong mengibaskan tangannya, "Cukuplah!"
katanya. Sehabis berkata begitu, dia segera duduk di tikar
yang terletak di tengah-tengah dan semua pengemis pun
segera ikut duduk. "Lim Heng-too," kata Soe Hwee Liong kepada Ciangpoen Liong-tauw, "Cobalah ceritakan soal Kim mo Say ong
dan To liong to." Jantung Boe Kie memukul keras dan ia segera
memasang kuping dengan penuh perhatian.
Ciang-poen Liong-tauw bangun berdiri dan sesudah
membungkuk ke arah Pangcoe, ia berkata dengan suara
nyaring. "Saudara-saudara, sebagaimana kalian tahu partai
kita dan Mo kauw sudah bermusuhan selama kurang lebih
enam puluh tahun. Semenjak Seng hwee leng jatuh ke
dalam tangan kita, mereka terus berada di bawah angin.
Belum lama berselang, Mo kauw telah mengangkat seorang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kauwcoe baru yang bernama Thio Boe Kie. Anggotaanggota kita yang turut serta dalam pengepungan Kong ben
teng pernah bertemu dengan si Kauwcoe itu. Dia seorang
bocah yang masih bau susu dan mana bisa dia melawan Soe
Pangcoe kita yang berkepandaian sangat tinggi?" Kata-kata
itu disambut dengan tepuk tangan dan sorak-sorai, sedang
Soe Hwee Liong sendiri tersenyum-senyum dengan muka
bersinar terang. Sesudah sorak-sorai mereda, Ciang-poen Liong-tauw
berkata pula, "Tapi ada sesuatu yang harus diketahui
kalian. Selama puluhan tahun Mo kauw terpecah belah.
Sesudah pengangkatan Kauwcoe baru itu, keadaan tersebut
segera berubah dan perubahan ini merupakan penyakit di
dalam perut bagi golongan kita."
"Selama setahun ini, kawanan siluman telah memberontak di berbagai tempat. Han San Tong dan Coe
Goan Ciang bergerak di daerah Hway-see sedang di
wilayah Ouw lam dan Ouw pak, Cie Sioe Hwee telah
mendapat kemenangan dalam beberapa pertempuran dan
telah menduduki banyak tempat penting. Kalau mereka
berhasil mengusir Tat coe dan mereka pulang ke negara,
maka beberapa puluh laksa saudara-saudara kita akan mati
tanpa kuburan." Kawanan pengemis itu segera berteriak-teriak, "Mereka
tidak boleh berhasil! Mereka harus ditumpas!"
"Kita bersumpah untuk hajar Mo kauw habis-habisan!"
"Kalau Mo kauw berhasil, kita musnahkan!"
Dilain pihak Boe Kie yang bersembunyi di pohon
berkata di dalam hati, "Tidak disangka selama aku berada
di luar lautan beberapa bulan saudara-saudara sudah
mendapat hasil begitu besar. Kekuatiran Kay pang memang
dapat dimengerti, jumlah mereka sangat besar dan apabila
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mereka dapat diajak kerjasama, usaha mengusit Tat coe
akan berjalan lebih lancer. Tapi bagaimana" Bagaimana aku
harus berbuat untuk mengubah permusuhan menjadi
persahabatan?" Sementara itu Ciang-poen Liong-tauw melanjutkan
pembicaraannya. "Kalian tahu bahwa Soe Pangcoe
biasanya hidup menyendiri di Cwee siauw San chung
(Perkampungan meniup seruling) dan sudah lama tidak
pernah menginjakdunia Kang ouw. Tapi dalam menghadapi urusan besar ini, ia tidak bisa tidak turun
tangan sendiri. Syukur seribu syukur, Thian memayungi
kita, Pat-tay Tiang-loo (Tetua delapan karung) Tan Yoe
Liang telah bersahabat dengan seorang murid Boe tong dan
telah mendapatkan sebuah berita yang sangat penting." Ia
menengadah dan berteriak, "Tan Tiang-loo! Ajaklah Song
Siauw hiap masuk ke dalam sini untuk berkenalan dengan
saudara-saudara kita!"
"Baiklah!" kata seorang di belakang tembok. Sesaat
kemudian dua orang masuk dengan berpegangan tangan.
Yang satu ialah Tan Yoe Liang, yang lain seorang pemuda


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tampan yang baru berusia dua puluh tahun lebih dan di
pinggangnya tergantung sebatang pedang.
Boe Kie terkesiap, sebab pemuda itu adalah Song Ceng
Soe, putra Song Wan Kiauw.
Setibanya di tengah ruangan mereka lalu menjalankan
adat kepada Soe Hwee Liong, lalu menyoja keempat ketua
dan akhirnya memberi hormat kepada pengemis yang lain
dan merangkap kedua tangan.
"Tan Tiang-loo," kata Ciang-poen Liong-tauw, "Cobalah tuturkan apa yang diketahui olehmu."
"Saudara-saudara," kata Tan Yoe Liang seraya
memegang tangan Song Ceng Soe, "Kita sangat mujur
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bahwa kita telah mendapat bantuan Song Siauw hiap. Song
Wan Kiauw, Song Tay hiap dari Boe tong pay. Dikemudian
hari, Ciangboen Boe tong pay sudah pasti akan jatuh ke
dalam tangannya." "Thio Boe Kie, Kauwcoe dari Mo kauw pada hakikatnya
adalah adik seperguruan Song siauw hiap, tahu jelas seluk
beluk keadaan dalam kalangan Mo kauw. Beberapa bulan
yang lalu Song siauw hiap telah memberitahukan aku
bahwa siluman besa Kim mo Say ong sudah datang di Leng
coa to di wilayah Teng hay (Lautan Timur)."
"Tapi bagaimana Song Siauw hiap bisa tahu hal itu?"
Tanya Cie hoat Tiang-loo. "Selama beberapa puluhn tahun
orang-orang rimba persilatan berusaha untuk mencari Kim
mo Say ong, tapi usaha ini sia-sia."
Sejak pertemuan di Leng coa to di dalam hati Boe Kie
juga muncul satu pertanyaan yang belum terjawab.
Kedatangan Cia Soen di Leng coa to ditutup rapat-rapat.
Bagaimana Kay pang mengetahuinya" Maka itu pertanyaan
tiba-tiba Cie hoat Tiang-loo lebih menarik perhatian Boe
Kie. "Berkat rejeki Pangcoe, hal itu terjadi secara sangat
kebetulan," jawab Tan Yoe Liang. "Di Tang-hay hidup
seorang nenek yang dikenal sebagai Kim ho Po po dan
entah bagaimana ia tahu tempat sembunyinya Cia Soen.
Nenek itu yang hidup di pantai laut memiliki pengetahuan
mendalam ilmu pelayaran dan akhirnya berhasil mencari
Cia Soen di sebuah pulau di Kutub Utara. Ia pun berhasil
membawa Kim mo Say ong ke pulau Leng coa to,
memenjarakan sepasang suami-istri yaitu Wie Pek dan Boe
Ceng Eng, ahli waris partai persilatan di negeri Toa lie.
Waktu Kim hoa Po po pergi ke Tiong-goan, mereka
mendapat kesempatan untuk membunuh penjaga-penjaga
dan melarikan diri. Di Shoa tang mereka menemui bahaya
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan pada saat yang tepat secara kebetulan ia ditolong oleh
Song Siauw hiap. Dalam pembicaraan mereka membuka
rahasia dan inilah sebabnya mengapa Song Siauw hiap tahu
kedatangan Cia Soen di Leng coa to."
Cie hoat Tiang-loo manggut-manggutkan kepalanya.
Boe Kie menghela napas, "Manusia tak bisa melawan
maunya Thian," pikirnya.
"Wie Pek dan Boe Ceng Eng bukan manusia baik-baik.
Dengan tipu busuk mereka mengorek rahasia dari mulutku.
Lantaran itu, barulah Cie san Liong ong tahu tempat
kediaman Giehoe. Pada jaman ini kepandaian Kim hoa Po
po dalam ilmu pelayaran jarang ada tandingannya. Kalau
bukan dia yang turun tangan, siapa lagi yang bisa mencari
Giehoe di Peng hwee to, andaikata kedua orang tuaku
masih hidup, belum tentu mereka bisa mengarungi samudra
dan tiba di Peng hwee to dengan selamat. Dari sini dapat
dilihat bahwa manusia tidak bisa menentang kemauan
Thian." Sesudah berdiam sejenak, Tan Yoe Liang berkata lagi,
"Aku dan Song Siauw hiap mempunyai ikatan mati hidup
bersama-sama (persaudaraan). Sesudah mendapat berita itu,
Kie Tiang-loo, The Tiang-loo dan lima murid tujuh karung,
aku pergi ke Leng coa to dengan tujuan membekuk Cia
Soen dan merampas To liong to untuk dipersembahkan
kepada Pangcoe. Apa mau kata, rombongan Mo kauw yang
berjumlah besar mendadak tiba di situ. Kami semua
bertempur mati-matian tapi jumlah kami yang kecil tak b isa
melawan jumlah mereka yang besar. Akhirnya Kie Tiangloo dan empat murid tujuh karung gugur dalam
pertempuran. Tentang jalannya pertempuran, aku minta
The Tiang-loo yang melaporkan kepada Pangcoe."
The Tiang-loo yang lengan kanannya buntung segera
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bangun berdiri dan menceritakan pertempuran di Leng coa
to itu. Tapi cerita-ceritanya dusta. Ia mengatakan bahwa
rombongan Beng kauw yang berjumlah besar mengepung
Kay pang yang berjumlah kecil tapi terus melawan dengan
nekad sehingga lima diantaranya mengorbankan jiwa.
Akhirnya dengan bernapsu ia menceritakan tentang
kesaktian Tan Yoe Liang dalam usaha menolong jiwanya
sehingga Cia Soen dipengaruhi oleh kegagalan itu dan tidak
berani turun tangan lagi.
Para pengemis bersorak-sorai memuji manusia-manusia
licik itu. "Tan Heng tee bukan saja pintar dan gagah tapi juga
mempunyai gie-knie (rasa persahabatan) yang sangat tebal,"
kata Coan kang Tiang-loo.
Tan Yoe Liang membungkuk. "Berkat ajaran Pangcoe
dan Tiang-loo Koko, aku dapat memahami kewajibankewajiban partai," katanya. "Demi kepentingan kita,
biarpun mati masuk ke dalam lautan api, aku takkan
menolak. Apa yang aku perbuat tidak berarti dan tidak
cukup berharga untuk mendapat pujian yang begitu tinggi
dari The Tiang-loo. Pujian itu sungguh membuat aku
merasa sangat malu."
Mendengar kata-kata merendah itu, rasa kagum para
pengemis jadi lebih besar.
Makin lama Boe Kie jadi makin dongkol. Manusia tak
mengenal malu itu yang terang-terangan mau menjual
sahabat guna menolong jiwanya sekarang dianggap sebagai
ksatria yang tebal rasa persahabatannya. Tapi dia memang
telah menjalankan siasat secara pandai. Bahkan The Tiangloo sendiri sudah dikelabui olehnya. Mengingat begitu Boe
Kie berkata di dalam hati, "Tan Yoe Liang benar-benar
seorang kan hiong (orang gagah yang jahat). Bukan saja
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Giehoe, malah akupun sudah kena tipu. Hanya Tio
Kauwnio yang tidak dapat diakali. Hai!...Tio Kauwnio
sungguh pintar"sayang hatinya kejam?"
Sementara itu Cie hoat Tiang-loo bangun berdiri,
"Banyak sekalio saudara kita telah dibinasakan oleh
kawanan iblis," katanya dengan suara dingin. "Apa kita
boleh menyudahi saja sakit hati itu?"
Para pengemis segera berteriak-teriak.
"Sakit hatinya Kie Tiang-loo harus dibalas."
"Ratakan Kong beng teng!"
"Bunuh Thio Boe Kie! Mampuskan Cia Soen!" dan
sebagainya. Sesudah teriakan-teriakan mereda, Cie hoat Tiang-loo
berpaling kepada Soe Hwee Liong dan berkata, "Lapor
kepada Pangcoe bahwa murid-murid partai kita merasa
sangat penasaran dan kami mohon petunjuk Pangcoe dalam
usaha membalas sakit hati."
Alis Soe Hwee Liong berkerut. "Hm"memang soal ini
soal besar dari partai kita," katanya. "Hm"kita harus
berdamai dengan otak dingin. Coba kau perintahkan supaya
semua murid tujuh karung ke bawah meninggalkan ruangan
ini untuk sementara waktu agar kita bisa berunding dengan
tenang." Cie hoat Tiang-loo mengangguk dan sambil berpaling
kepada para pengemis, ia membentak. "Dengarlah! Semua
orang dari murid tujuh karung ke bawah diminta
meninggalkan ruangan ini untuk sementara waktu dan
menunggu diluar kelenteng."
Para pengemis segera mengiyakan dan sesudah
membungkuk ke arah Soe Hwee Liong, mereka segera
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berjalan keluar sehingga dalam sekejap ruangan toa tian
hanya tertinggal pemimpin-pemimpin Kay pang yang
penting. Tan Yoe Liang maju selangkah dan berkata seraya
membungkuk, "Lapor kepada Pangcoe bahwa saudara ini
Song Ceng Soe, Seng Heng tee berjasa besar terhadap partai
kita. Maka itu aku mohon restu Pangcoe supaya ia
diperbolehkan masuk ke dalam partai kita. Seorang yang
mempunyai kepribadian dan kedudukan sebagai Song Heng
tee dibelakang hari pasti akan dapat melakukan sesuatu
yang sangat berharga bagi partai kita."
"Tapi"tadi"," kata Song Ceng Soe dengan suara
terganggu. "Hal ini tidak?" Baru saja ia mengucapkan
perkataan "tidak", Tan Yoe Liang sudah mengawasinya
dengan sorot mata tajam. Melihat sinar mata yang berabu
dan kejam itu, ia menundukkan kepalanya dan tidak
membuka suara lagi. "Bagus," kata Soe Hwee Liong, "Kami menyambut
dengan girang masuknya Song Ceng Soe ke dalam partai
kita. Untuk sementara waktu, ia diberi kedudukan murid
enam karung dan berada dibawah pimpinan Tiang-loo
delapan karung Tan Yoe Liang. Kuharap Song Heng tee
suka menaati segala peraturan kita dan bekerja keras demi
kepentingan partai. Peraturan kita selalu dijalankan dengan
keras, siapa yang berjasa akan dihargai, siapa yang berdosa
akan dihukum." Kedua mata Song Ceng Soe mengeluarkan sinar sengsara
dan dongkol, tapi sebisanya ia menekan perasaannya itu. Ia
maju beberapa langkah dan berlutut dihadapan Soe Hwee
Liong. "Tee coe (murid) Song Ceng Soe memberi hormat
kepada Pangcoe," katanya. "Terima kasih atas kemurahan
Pangcoe yang sudah memberi kedudukan murid enam
karung kepada tee coe." Sesudah itu iapun memberi hormat
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan berlutut kepada semua tiang-loo dan liong-tauw.
"Song Heng tee!" kata Cia hoat Tiang-loo dengna suara
angker. "Sesudah menjadi anggota partai, kau terikat
dengan semua peraturan. Di hari nanti, andaikata kau
menjadi ciang boen dari Boe tong pay, kau tetap harus
menaati segala perintah dari pimpinan Kay pang. Apakah
kau sudah tahu adanya peraturan ini?"
"Ya," jawabnya.
"Song Heng tee!" kata Cia hoat pula. "Walaupun
tujuannya sama, yaitu sama-sama bertujuan untuk
melakukan perbuatan-perbuatan ksatria tapi jalan yang
diambil oleh Kay pang dan Boe tong pay berbeda. Mengapa
kau rela masuk ke dalam partai kita" Jawablah! Kau harus
menjawab dengan sejujur-jujurnya dan sejelas-jelasnya."
Sebelum menjawab, pemuda itu melirik Tan Yoe Liang,
"Tan Tiang-loo melepas budi yang sangat besar terhadap
tee coe," sahutnya. "Tee coe sangat mengakuinya dan rela
untuk mengabdi dibawah perintahnya."
Tan Yoe Liang tertawa. "Disini tak ada orang luar,"
katanya. "Song Heng tee, kau boleh bicara secara bebas.
Kalau kau merasa tak enak biarlah aku yang menjelaskan.
Sesudah Biat coat Soethay meninggal dunia, Ciang boen jin
yang baru dari Go bie pay adalah seorang gadis yang sangat
cantik. Cioe Cie Jiak namanya. Nona itu dan Song Heng
tee adalah kawan dari kecil dan mereka sudah berjanji
untuk menjadi suami isteri. Diluar dugaan, Cioe Kauwnio
dirampas oleh kepala siluman Thio Boe Kie yang
membawanya kabur ke seberang lautan. Dalam gusarnya
Song Heng tee meminta bantuanku. Aku segera menyanggupi dan aku bersumpah untuk merebut kembali
nona itu." Boe Kie merasa dadanya seperti mau meledak, tapi
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebisanya ia menahan napas amarahnya.
Soe Hwee Liang tertawa terbahak-bahak. "Kita tidak
bisa menyalahkan Song Heng tee, sejak dulu orang gagah
memang sukar menolak wanita cantik," katanya. "Yang
satu Ciang boen dari Boe tong pay yang lain Ciang boen Go
bie pay. Sungguh kedudukan yang sederajat, muda sama
muda!" "Tapi Song Heng tee dalam menghadapi kejadian itu
mengapa kau tidak meminta bantuan Thio Sam Hong
Cinjin atau Song Tayhiap?" Tanya Cia hoat Tiang-loo lagi.
"Menurut keterangan Song Heng tee, sekarang Boe tong
pay bergandengan tangan dengan Mo kauw," kata Tan Yoe
Liang. "Thio Sam Hong dan ayah Song Heng tee sungkan
bentrok dengan agama iblis itu. Pada waktu ini dalam
seluruh rimba persilatan hanya partai kita yang bermusuhan
dengan Mo kauw dan mempunyai cukup tenaga untuk
menghadapi agama siluman itu."
Cia hoat Tiang-loo manggut-manggut. "Dia itu benar,"
katanya. "Sesudah kita memusnahkan Mo kauw dan
membinasakan si bocah Boe Kie, keinginan Song Heng tee
pasti akan terkabul."
Mendengar tanya jawab itu Boe Kie segera ingat
kejadian di Kong beng teng. Ia ingat sikap Song Ceng Soe
yang luar biasa terhadap Cie Jiak dan sekarang ia tahu
bahwa putra pamannya telah jatuh cinta kepada


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tunangannya. "Tapi dia betul-betul gila!" katanya didalam hati.
"Karena seorang wanita dia rela mengkhianati rumah
perguruan sendiri bahkan ayah kandungnya sendiri. Cinta
Cie Jiak terhadapku adalah cinta yang suci. Biarpun
dibantu Kay pang, dia pasti tak akan bisa memaksa Cie Jiak
untuk menuruti kemauannya. Hai!...Song Toako sudah
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendapat nama dan dipandang sebagai tunas harapan dari
Boe tong pay. Bagaimana dia bisa tersesat sampai begitu
jauh?" Ia merasa sangat menyesal dan menghela napas
berulang-ulang. Sementara itu, Tan Yoe Liang sudah berkata lagi.
"Lapor kepada Pangcoe bahwa didekat kota raja, teecoe
telah membekuk salah seorang penting dalam kalangan Mo
kauw. Orang ini mempunyai sangkut paut dengan usaha
partai kita. Tee coe minta keputusan Pangcoe mengenai
orang itu." Tan Yoe Liang segera menepuk tangan tiga kali, "Bawa
masuk kepala iblis yang ditawan itu," teriaknya.
Jantung Boe Kie memukul keras. Siapa yang tertangkap"
Hampir bersamaan dari belakang toa tian keluar empat
pengemis bersenjata dengan seorang tangkapan yang kedua
tangannya terbelenggu. Boe Kie merasa bahwa ia pernah
bertemu dengan orang itu yang berusia kira-kira dua puluh
tahun di Ouw taip kok, tapi ia lupa namanya. Pemuda itu
berjalan masuk dengan paras muka gusar dan waktu
melewati Tan Yoe Liang tiba-tiba ia membuka mulut dan
menyembur dengan ludahnya. Tan Yoe Liang berkelit dan
menggampar pipi kiri orang itu yang segera menjadi
bengkak. Salah seorang pengemis yang mengawalnya
mendorong dan membentak, "Jangan kurang ajar! Ayo
berlutut dihadapan Pangcoe!"
Tapi sebaliknya, pemuda itu kembali menyemburkan
riak ke muka Soe Hwee Liong.
Karena jarak mereka sangat dekat dan semburan itu
dilakukan dengan tenaga dalam yang cukup hebat, maka
walaupun Soe Hwee Liong coba mengelak, riak itu mam pir
tepat di dahinya. Tan Yoe Liang melompat dan menyapu
dengan kakinya sehingga pemuda itu roboh di lantai.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bangsat! Apa kau sudah bosan hidup?" bentaknya sambil
berdiri menghadang di depan Soe Hwee Liong.
"Sesudah jatuh ke dalam tanganmu, tuanmu memang
sudah tidak berpikir soal hidup lagi," jawabnya.
Sesudah Soe Hwee Liong menyusut riak dari dahinya,
Tan Yoe Liang segera mundur beberapa langkah dan
berkata, "Lapor kepada Pangcoe bahwa bocah itu adalah
salah seorang jago yang terhebat dalam kalangan Mo kauw.
Ilmu silatnya berada ditempat keempat Hoat ong. Kita tak
boleh memandang rendah kepadanya."
Semula Boe Kie merasa heran tapi ia segera mengerti
bahwa Tan Yoe Liang sengaja menunjukkan kepandaian
pemuda itu untuk menolong muka sang Pangcoe. Biar
bagaimanapun Soe Hwee Liong seorang pemimpin paling
tinggi dari Kay pang tidak dapat mengelak dari semburan
seorang tangkapan merupakan kejadian yang benar-benar
aneh, benar-benar tidak masuk akal. Apalagi sesudah
mendapat hinaan yang hebat itu, dia sama sekali tidak
menunjukkan kegusaran. Pada paras mukanya bahkan
terlihat sinar kebingungan seolah-olah ia merasa takut akan
terbukanya suatu rahasia besar.
Boe Kie jadi makin heran. Ia merasa bahwa dalam
peristiwa ini pasti terselip suatu latar belakang yang belum
diketahuinya. "Tan Heng tee, siapa tangkapan itu?" tanya Cia hoat
Tiang-loo. "Han Lim Jie, anak Han San Tong," jawabnya.
Sekarang Boe Kie ingat, ia ingat bahwa dalam
pertempuran di Ouw tiap kok, pemuda itu selalu mengikuti
dibelakang ayahnya dan jarang berbicara dengan orang lain.
Tak heran ia tak ingat lagi namanya.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aha! Anak Han San Tong?" tegas Cia hoat dengan
suara girang. "Tan Heng tee jasamu sangat besar. Lapor
kepada Pangcoe bahwa belakangan ini, Han San Tong
berturut-turut telah mengalahkan tentara Goan sehingga
namanya disegani orang. Panglima-panglimanya seperti
Coe Goan Ciang, Cie Tat dan Siang Gie Coen adalah jagojago Mo kauw yang paling hebat. Sekarang kita berhasil
membekuk bocah itu yang bisa dijadikan semacam sandera.
Han San Tong pasti akan jinak dan menuruti segala
perintah kita." "Binatang! Jangan mimpi kau!" caci Han Lim Jie.
"Ayahku seorang gagah sejati. Tak akan Thia thia mau
ditekan oleh manusia-manusia tak mengenal malu
sepertimu. Thia thiaku mendengar perintahnya satu orang
yaitu Thio Kauwcoe kami. Kay pang ingin bertanding
melawan Beng kauw kami" Huh! Kamu jangan mimpi di
siang bolong. Kamu semua sangat tak tahu diri. Pangcoemu
yang semacam itu belum cukup sederajat untuk berendeng
dengan sepatu Thio Kauwcoe kami."
Tan Yoe Liang tak jadi gusar. "Han Heng tee," katanya.
"Kau memuji Thio Kauwcoemu tinggi sekali. Kami semua
merasa sangat kagum dan ingin sekali bertemu dengan
beliau. Bolehkah kau mengajak kami untuk menemui
beliau?" Han Lim Jie adalah seorang yang jujur dan polos. Ia tak
tahu kelicikan Tan Yoe Liang. "Thio Kauwcoe memikul
beban yang sangat berat," jawabnya. "Sekalipun saudarasaudara didalam Beng kauw, tidak sembarangan bertemu
muka dengan beliau karena tak punya waktu untuk
meladeni manusia-manusia seperti kalian."
Tan Yoe Liang tertawa dingin. "Omong kosong!"
bentaknya mengejek. "Semua orang Kang ouw mengatakan
bahwa Thio Boe Kie sudah dibinasakan oleh tentara Goan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
di kota raja. Hanya kau seorang yang masih bicara besar."
"Bangsat! Tutup bacotmu!" caci Han Lim Jie. "Tat coe
menangkap Kauwcoe kami" Huh huh!...Andaikata dikurung beribu laksa tentara, Thio Kauwcoe kami masih
bisa datang dan pergi sesuka hati. Memang benar Thio
Kauwcoe pergi ke kota raja. Maksud tujuannya ialah
menolong tokoh-tokoh enam partai yang tertangkap musuh.
Dibinasakan Tat coe" Huh huh"tutuplah bacotmu!"
Tan Yoe Liang tetap tidak gusar. Ia terus ha ha he he.
"Mungkin kau benar," katanya. "Tapi semua orang Kang
ouw mengatakan begitu, aku tidak bisa tidak percaya.
Selama setengah tahun terakhir, kita hanya mendengar
nama Han San Tong, Cie Ceng Hwe, Goe Goan Ciang,
Lauw Hok Thong, Pheng Eng Giok dan sebagainya, tapi
nama Thio Boe Kie belum pernah disebut-sebut. Bukankah
itu merupakan bukti bahwa bocah she Thio itu benar-benar
sudah mampus?" Paras muka Han Lim Jie berubah merah padam, uraturatnya menonjol keluar. "Binatang?" teriaknya dengan
suara gemetar. "Jangan kau menghina Kauwcoe kami!
Suatu hari Kauwcoe akan kembali dari luar lautan dan
kamu semua kan mengenal kehebatannya."
"Oh oh!...Oh begitu?" kata Tan Yoe Liang sambil
menyeringai. "Kalau begitu Thio Kauwcoemu menjelajahi
lautan. Sekarang kutahu, ia tentu bermaksud untuk
menjemput ayah angkatnya, Kim mo Say ong Cia Soen.
Bukankah begitu?" Han Lim Jie terkesiap. Ia tahu bahwa ia sudah dijebak
oleh musuh pintar itu. Sesudah diam sejenak, Tan Yoe Liang berkata pula
dengan suara tawar. "Ilmu silat Thio Boe Kie memang
boleh juga, Cuma mukanya muka pendek umur. Ada orang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghitung peruntungannya dan dia mengatakan bahwa
bocah she Thio ini tidak akan hidup lebih lama dari tahun
ini, permulaan?" Tiba-tiba sebatang cabang pohon pek dipekarangan itu
bergoyang, Boe Kie yang kupingnya sangat tajam segera
mendengar suara napas manusia di cabang itu. Sesaat
kemudian, suara napas itu hilang. Boe Kie tahu bahwa
orang itu sudah mengatur jalan pernapasannya. "Dia sudah
sembunyi lebih lama dari aku," pikirnya. "Sudah lama dia
berada di situ tapi aku tidak mengetahuinya. Dia pasti
memiliki kepandaian yang sangat tinggi." Sambil berpikir
begitu ia mengawasi pohon pek itu.
Diantara cabang dan daun yang rindang ia melihat ujung
baju yang berwarna hijau. Orang itu bersembunyi di tempat
yang sangat bagus dan warna pakaiannya sama dengna
warna daun sehingga kalau Boe Kie tidak mempunyai mata
yang luar biasa, ia tak akan bisa melihatnya.
Sementara itu Han Lim Jie sudah membentak dengan
penuh kegusaran. "Dusta! Thio Kauwcoe seorang yang
berhati murah dan orang baik pasti akan dilindungi langit.
Ia masih berusia muda ia pasti bisa hidup seratus tahun."
Tan Yoe Liang menghela napas. "Tapi kau tahu bahwa
didalam dunia sering terjadi kejadian luar biasa dan hati
manusia sukar dijajaki," katanya. "Kudengar diseberang
lautan ia kena tipu oleh orang jahat sehingga akhirnya ia
dibinasakan oleh kerajaan Goan. Tapi kau tak usah merasa
heran. Orang-orang yang pernah melihat wajah Thio Boe
Kie sependapat bahwa bocah itu takkan hidup lebih lama
dari tiga kali delapan puluh empat tahun?"
Mendadak perkataan Tan Yoe Liang terputus, sebab
hampir bersamaan dengan bergoyangnya cabang pohon pek
sosok tubuh manusia melayang turun ke bawah. "Thio Boe
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kie disini!" bentak orang itu. "Siapa kata aku sudah mati?"
Seraya membentak begitu ia melompat masuk dan berdiri di
tengah-tengah toa tian. Ciang pang Tiang-loo memapakinya dengan jambretan
ke arah leher. Dengan gerakan yang sangat indah, orang itu
berkelit. Ia ternyata seorang pemuda yang sangat tampan
dengan mengenakan ikatan kepala empat segi dan baju
warna hijau. Boe Kie terkesiap karena ia segera mengenal orang itu
tak lain adalah Tio Beng yang menyamar sebagai pria.
Bermacam perasaan memenuhi dadanya, kaget, gusar, cinta
dan girang bercampur aduk menjadi satu. Tanpa terasa ia
mengeluarkan seruan tertahan yang untung juga tak
didengar oleh para pengemis yang sedang menumpahkan
perhatian mereka kepada Tio Beng.
Dulu diluar kuil Siauw lim sie, Tan Yoe Liang pernah
bertemu muka dengan Boe Kie. Hal ini terjadi waktu Boe
Kie masih kecil. Dalam jangka waktu belasan tahun Boe
Kie sudah berubah banyak, baik muka maupun badannya
sehingga ia tidak bisa mengenali lagi. Belakangan di pulau
Leng coa to, ia bertemu lagi tapi waktu itu Boe Kie dan Tio
Beng memakai kumis palsu dan menyamar sebagai orangorang Kie keng pang. Maka itu pada hakikatnya Tan Yoe
Liang tak tahu bagaimana rupa Thio Boe Kie sekarang. Soe
Hwee Liong dan yang lain-lain lebih tak mengenalnya.
Mereka hanya pernah mengetahui bahwa Kauwcoe baru
dari Beng kauw seorang pemuda yang berusia kurang lebih
dua puluh tahun dan yang berkepandaian sangat tinggi.
Melihat cara berkelitnya Tio Beng lincah dan indah mereka
tak ragu lagi. Tapi Tan Yoe Liang merasa sangsi sebab Tio
Beng terlampau cantik untuk jadi seorang pria, usianya
terlalu muda dan suaranya bukan suara lelaki. Maka itu ia
segera membentak, "Thio Boe Kie sudah mampus! Siapa
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kau" Sungguh berani kau main gila terhadap kami!"
"Binatang!" bentak Tio Beng dengan gusar. "Perlu apa
kau mencaci Thio Boe Kie" Thio Boe Kie mempunyai rejeki
yang sebesar langit dan akan berusia seratus tahun. Sesudah
manusia-manusia seperti kamu dikubur, ia masih bisa hidup
delapan puluh tahun."
Mendengar suara si nona yang bernada duka, jantung
Boe Kie memukul keras. Apakah nada duka itu menunjuk
rasa menyesal" Tapi ia segera menekan segala pikiran lain.
"Perempuan kejam itu mana punya rasa menyesal?"
katanya dalam hati. "Boe Kie! Oh, Boe Kie! Mengapa kau
begitu lemah" Mengapa hatimu masih harus diikat oleh
manusia kejam itu?" Sementara itu Tan Yoe Liang bertanya pula dengan
suara lebih sabar. "Siapa sebenarnya kau" Kau takkan bisa
mendustai aku. Kau pasti bukan Thio Boe Kie."
"Aku Thio Boe Kie dari Beng kauw," jawabnya.
"Mengapa kau tangkap saudaraku" Lekas lepaskan. Dalam
segala hal, aku yang bertanggung jawab."
Mendadak terdengar suara tawa dingin. "Tio Beng
Kauwnio," kata seseorang. "Orang lain bisa tak mengenal
kau tapi aku mengenal kau. Orang lain bisa tak mengenal
Thio Boe Kie tapi aku mengenalnya dengan baik. Lapor
kepada Pangcoe bahwa perempuan itu dalah putrinya Jie
Lam Ong. Dia bergelar Beng beng Koencoe dan
mempunyai banyak orang pandai. Kita harus bersiap
siaga." Orang yang melucuti topeng Tio Beng adalah Song
Ceng Soe. Cia hoat Tiang-loo segera bersiul nyaring.
"Ciang pang Tiang-loo!" teriaknya. "Bawalah sejumlah
saudara kita untuk menjaga diluar kelenteng. Hajar setiap
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

musuh yang mau coba menerobos masuk."
Ciang pang Tiang-loo segera mengiyakan.
Dalam sekejap diempat penjuru terdengar teriakanteriakan para pengemis yang bersiap untuk menyambut
musuh. Paras muka Tio Beng agak berubah. Ia menepuk tangan
dan dari atas tembok melayang turun dua orang. Mereka
adalah Hian beng Jie loe Lok thung kek dan Ho pit ong.
"Bekuk mereka!" bentak Cia hoat Tiang-loo.
Empat murid tujuh karung segera menerjang. Tapi
mereka bukan tandingan Hian beng Jie lok. Dalam tiga
jurus mereka sudah luka semua. Melihat itu Coan kang
Tiang-loo segera turun ke arena dan menghantam Ho pit
ong dengan pukulan yang mengeluarkan deru angin
dahsyat. Boe Kie tahu bahwa pukulan itu adalah Kian liong
Cay tian (melihat naga di sawah) dari Han liong Sip pat
ciang (Delapan belas pukulan menakluki naga). Dulu di
Peng hwee to, ia pernah mendengar keterangan dan melihat
contoh dari pukulan itu yang diberikan oleh ayah
angkatnya. Tapi ketika itu, ia masih belum bisa menangkap
intisari pukulan tersebut. Sekarang ia merasa sangat kagum,
ia tak sangka bahwa Hang liong Sip pat ciang sedemikian
hebat dan si pengemis tua ternyata sudah mengalami dasar
ilmu silat Kioe cie Sin kay Ang Cit Kong yang sangat tinggi
itu. Ho pit ong tidak berani bermain lagi. Cepat-cepat ia
menggunakan Hian beng Sin ciang dan memapaki telapak
tangan si pengemis. Plaak! Kedua tangan beradu. Hian
liong Sip pat ciang mengandung tenaga soen-kang (keras
yang murni) sedang tenaga Hian beng Sin ciang bersifat Im
jioe (dingin dan lemas). Kedua lawan itu sama-sama sudah
berlatih puluhan tahun dan tenaga dalam mereka samahttp://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sama sudah mencapai tingkat yang tinggi. Dalam bentrokan
tangan yang pertama, kedua pihak kira-kira standing. Coan
kang Tiang-loo merasa semacam hawa yang sangat dingin
menerobos masuk ke lengan dari telapak tangan dan terus
naik ke atas. Dilain pihak Ho pit ong merasa hawa dan
darah bergolak-golak di dadanya. Ia terkejut dan
mengawasi lawannya dengan mata mendelik.
Ia mendapati kenyataan bahwa dengan paras muka
pucat dan biji mata merah, pengemis itu dengan
mengerahkan seluruh tenaganya untuk melawan hawa
dingin yang dikirimnya. Ia merasa sangat girang. "Kukira hari ni aku bertemu
lawan yang berat," katanya dalam hati. "Untung juga dia
masih kalah setingkat." Ia segera mengambil keputusan
untuk menyerang pula. Ia maju selangkah dan menghantam
lagi dengan Hian beng Sin ciang yang tenaganya
menyambar dari empat penjuru sehingga tidak dapat
ditambah lagi. Coan kang Tiang-loo tidak bisa berbuat lain
daripada menyambut lagi dengan pukulan Hang liong Sip
pat ciang. Biarpun tenaga kedua lawan kira-kira setara, sifat tenaga
mereka agak berbeda. Ciang hoat Coan kang Tiang-loo
adalah warisan Ang Cit Kong dan merupakan ilmu yang
murni bersih sedang Hian beng Sin ciang Ho pit ong
mengandung hawa dingin yang beracun. Dalam Lweekang,
kedua belah pihak sama-sama kuat. Tapi setiap kali tangan
mereka beradu, Coan kang Tiang-loo harus menggunakan
sebagian tenaganya untuk mengusir hawa dingin yang
beracun itu sehingga dengan demikian ia harus menggunakan lebih banyak tenaga daripada lawannya.
Oleh karena itu, sesudah beradu tangan tiga kali si
pengemis tua segera jatuh dibawah angin.
Disudut lain toa tian, dengan menggunakan tongkat
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tanduk menjangan, Lok thung kek melawan Cia hoat
Tiang-loo dan Ciang poen Liong-tauw. Meskipun
dikerubuti, jagonya Tio Beng tidak jadi keteter dan terus
berkelahi dengan hati mantap.
Dengan rasa kuatir Ciang pang liong tauw memperhatikan keadaan Coan kan Tiang loo. Kawan itu
sudah menyelami duabelas antara delapanbelas pukulan
Hang liong Sip pat ciang dan dalam kalangan Kay-pang, ia
memiliki lweekang yang paling kuat. Mengapa ia keteter"
Sesudah tujuh kali beradu tangan, napasnya tersengalsengal dan ia kelihatannya sudah payah sekali. Ciang pang
liong tauw tahu, bahwa biasanya Coan kang Tianglo tak
suka dibantu orang. Tapi kini ia menghadapi kekalahan.
Dari pada kalah atau binasa, lebih baik disela orang sebagai
tukang keroyok, pikir Ciang pang Liong tauw.
Memikir begitu, ia lantas saja menyabet Ho Pit Ong
dengan tongkat bambunya. Walaupun pukulan itu belum
bisa direndengi dengan Tah kauw Pang hoat (Ilmu Tongkat
memukul anjing yang hanya boleh dimililiki Pangcoe dari
Kay pang), tapi di dalam kalangan Partai Pengemis terdapat
serupa kebiasaan, bahwa orang yang bersenjata tongkat
selalu berkepandaian tinggi. Di dalam Kay pang, Ciang
pang Liong tauw memang salah seorang jago utama. Begitu
ia turun tangan, Coan kang Tiangloo bisa bernafas lega dan
mereka lalu mendesak Ho Pit Ong sehebat2nya.
Sesudah Hian beng Jie loo turun, Tio Beng sendiri
sebenarnya ingin melarikan diri. Tapi ia keburu dicegat Tan
Yoe Liang yang menyerang dengan pedangnya. Di waktu
singkat si nona segera mengeluarkan pukulan2 terhebat dari
beberapa partai yang didapatinya di Ban hoat sie. Bagaikan
kilat ia mengirim serangan berantai " yang pertama pukulan
dari Hwa san Kiam hoat, yang kedua dari Koen loen Kiam
hoat, yang ketiga dari Kong tong Kiam Hoat. Tikaman
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keempat yang menyusul adalah Hang mo Toa koe sit dari
Go bie pay. Tan Yoe Liang kaget tak kepalang dan dalam
kagetnya, ia tak keburu menyambut sambaran pedang.
Seperti anak panah, pedang Tio Beng meluncur ke hulu
hati" Tapi, pada detik ujung pedang menyentuh dada,
terdengar suara "trang!" dan pedang nona Tio terpukul ke
samping. Orang yang menolong adalah Song Ceng Soe. Di
lain saat, Tio Beng sudah dikerubuti.
Semua kejadian itu tidak terlepas dari mata Boe Kie. Ia
memperhatikan serangan2 Song Ceng Soe yang menggunakan Boe tong Kiam hoat dan ternyata pemuda itu
telah dapat menyelami pelajaran yang diturunkan oleh
ayahnya. Sementara itu, saban ada lowongan, Tan Yoe
Liang menyerang dari samping dengan pukulan pukulan
Siauw lim. Dengan demikian, meskipun mengenal macam2
ilmu silat, dalam pertempuran jangka panjang, perlahan
tapi tentu, Tio Beng keteter.
Boe Kie jadi bingung tercampur heran.
"Mengapa ia menggunakan pedang biasa?" tanyanya di
dalam hati. "Kalau menggunakan Ie thian kiam, ia segera
bisa meloloskan diri." Waktu itu nona Tio mengenakan
pakaian yang tipis dan pas betul pada tubuhnya, sehingga
dapat dilihat bahwa ia menyoren pedang mustika itu di
pinggangnya. Sesudah kebingungan beberapa saat, Boe Kie menegur
dirinya sendiri: "Boe Kie! Ah, Boe Kie! Kau benar gila!
Perempuan siluman itu telah membinasakan Piaw moay.
Aku seharusnya merasa girang kalau Song Ceng Soe
berhasil membunuh dia. Mengapa aku jadi bingung" Ini
membuktikan, bahwa aku masih belum bisa melepaskan
dia. Ah" aku bukan saja harus merasa bersalah terhadap
Piauw moay, tapi juga terhadap Giehoe dan Cie Jiak."
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tak lama kemudian, beberapa jago Kay pang lain turun
ke gelanggang, sedang pihak Tio Beng tidak mendapat
bantuan. Melihat keadaan tidak baik, Lok Thung Kek
berseru, "Koencoe Nio nio! Ho Heng tee! Mundur ke
pekarangan luar dan menyingkir!"
"Baiklah," kata Tio Beng. "Manusia she Tan itu telah
mencuci Thio Kongcoe. Aku merasa sangat tidak senang.
Sebelum mundur kamu harus hajar padanya."
"Nio nio mundur saja lebih dahulu," kata Lok Thung
Kek. "Serahkan bocah itu kepada kami."
"Han Lim Jie setia terhadap Thio Kongcoe," kata pula
nona Tio. "Kamu harus menolong dia."
"Baik! Sesudah Nio nio mundur, kami akan menolongnya," jawab si kakek.
Pertempuran terus berlangsung dengan hebatnya. Tanpa
mengeluarkan sepatah kata, Soe Hwee Liong berdiri
menonton di satu pojok. Mendengar pembicaraan antara
Tio Beng dan Hian beng Jie loo, Coan kang dan Cie hoat
segera berteriak teriak, memberi perintah kepada kawanan
pengemis untuk mencegat di empat penjuru.
Mendadak Hian beng Jie loo meninggalkan lawannya
dan dengan kecepatan kilat, dia menyerang Soe Hwee
Liong. Perubahan itu tak diduga2 dan meskipun
berkepandaian tinggi, Soe Hwee Liong takkan bisa
menyambut serangan kedua kakek itu yang dikirim dengan
sepenuh tenaga. Tapi, sebab belum takdirnya mati, seorang penolong
sudah bersiap sedia. Mendengar pembicaraan Tio Beng dan
kedua jagonya, Tan Yoe Liang yang sangat pintar sudah
menduga bakal adanya serangan itu. Ia segera mendekati
Soe Hwee Liong. Pada detik yang sangat berbahaya, ia
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendorong pundak Soe Hwee Liong ke belakang patung
Bie lek Hoed, sehingga pukulan Jie loo jatuh di patung itu
lantas pecah, pecahnya muncrat berhamburan dan patung
itu sendiri bergoyang-goyang. Ho Pit Ong maju setindak,
menghantam dan mendorong patung yang sangat besar itu
lantas saja roboh terguling.
Keadaan jadi kalut semua orang melompat minggir
supaya tak tertimpa. Dengan menggunakan kesempatan itu,
Tio Beng segera kabur ke pekarangan depan dengan dikejar
oleh Song Ceng Soe dan Ciang pang Liong tauw.
Selagi nona mau melompati pintu tiga batang tongkat
menyambar kakinya. Tio Beng mencelos batinnya ia
digencet dari belakang dan dari depan. Dengan mati matian
ia berhasil mengalihkan dua tongkat yang menyambar lebih
dulu, tapi tongkat ketiga mampir tepat pada kakinya
sehingga tanpa ampun lagi ia ambruk di lantai. Song Ceng
Soe merangsek membalik pedangnya dan memukul kepala
si nona dengan gagang pedang untuk menangkapnya hiduphidup. Pada saat saat yang berbahaya, mendadak tongkat
bambu Ciang pang Liong tauw berkelebat dan menangkis
pedang Song Ceng Soe dan dengan berbareng satu
bayangan manusia melompat keluar dari atas tembok,
dengan kecepatan yang sukar dilukiskan.
Song Ceng Soe menengok kepada Ceng pang Liong
Tauw dan bertanya dengan suara mendongkol. "Mengapa
kau lepaskan dia?" "Perlu apa kau pukul tongkatku?" si pengemis balas
tanya dengan mata melotot.
"Eeh! Bukankah kau yang pukul gagang pedangku"
Mengapa?" http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jangan rewel! Lekas kejar!"
Mereka segera melompati tembok. Di luar, di kaki
tembok, mereka bertemu dengan seorang murid tujuh
karung yang patah kakinya dan tidak bisa bediri lagi.
Mereka segera menghampiri tujuh delapan pengemis yang
menjaga diluar kelenteng. "Kemana larinya perempuan
siluman itu?" tanya Cia pang Liong tauw.
Mutiara Hitam 13 Sebilah Pedang Mustika Karya Liang Ie Shen Seruling Samber Nyawa 12

Cari Blog Ini