Ceritasilat Novel Online

Manusia Srigala 16

Manusia Srigala Karya Can I D Bagian 16


luar, apalagi setelah melihat tampang Sik Tiong Giok, ia
segera mendengus dingin seraya serunya :
"Kalian kaum pria memang paling jahat, paling suka
mempermainkan kaum wanita."
"Hey aas dasar apa kau berkata begitu?" seru Sik Tiong
Giok tertegun. "Hatimu tentu kegirangan bukan sete lah menyaksikan ada
lelaki sedang mempermainkan perempuan?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siapa yang telah mempermainkan siapa" Kenapa aku tidak
melihat?" kata pemuda itu kebingungan.
"Kau tidak melihatnya" Hmm, siapa yang lagi kau
bohongi?" bentak Li Peng makin mendongkol.
Dibentak-bentak seperti ini, Sik Tiong Giok semakin
kebingungan lagi sampai dia menggaruk kepala sendiri yang
tak gatal. Tapi dengan cepat dia telah melihat perbuatan sastrawan
bisu tuli yang sedang memeluk tubuh Gi Liong kuncu, satu
ingatan segera melintas di dalam benaknya, sambil menuding
ke muka katanya kemudian :
"Apakah dia yang kau maksud?"
Merah padam selembar wajah Li Peng setelah mendengar
ucapan itu, tiba-tiba ia menjerit kaget lagi :
"Aduh... sungguh memalukan, apa lagi yang harus dilihat?"
Ketika Sik Tiong Giok turut berpaling lagi, wajahnya pun
segera berubah jadi merah padam, umpatnya segera :
"Huuuuh, benar-benar bukan perbuatan manusia?"
Rupanya sastrawan bisu tuli telah melepaskan seluruh
pakaian dalam dari Gi Liong kuncu sehingga kini ia sedang
memeluk sebuah tubuh yang putih dan bugil, bukan cuma
begitu, malah sastrawan tersebut sedang menghisap puting
susu si nona dengan penuh bernapsu.
Sementara itu ke empat siluman melihat kejadian ini pun
menjadi amat gusar hingga berkaok-kaok tiada hentinya.
Siluman kepalan Lu Bong segera menyerbu ke depan
sambil melepaskan sebuah pukulan, deruan angin sebuan
yang membuat debu dan pasir beterbangan langsung
menerjang ke tubuh sastrawan bisu tuli itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tampaknya seluruh perhatian dari sastrawan bisu tuli telah
tertuju ke tubuh Gi Liong kuncu, ditambah pula dia kelewat
percaya dengan kehebatan ilmu silatnya, sehingga dia sama
sekali tak ambil perduli terhadap ancaman yang datang.
Ketika siluman kepalan datang menyerang dengan
kepalannya, dia pun tidak menanggapi sebagaimana mestinya.
Tapi siluman kepalan Lu bong bukan manusia sembarangan, sebagai jago yang disegani dalam dunia
persilatan, tentu saja kepandaian silat yang dimiliki terhitung
sangat hebat. Angin pukulan yang menapu tiba kontan saja menghantam
tubuh sastrawan bisu tuli hingga tergetar mundur beberapa
langkah. Akibatnya di atas puting susu sebelah kiri Gi Liong kuncu
muncul beberapa buah bekas gigitan yang berdarah.
Gi Liong kuncu merintih kesakitan dan segera sadar
kembali, tapi begitu membuka matanya kembali ia menjerit
keras : "Aduuuh..." Mengetahui kalau dirinya berada dalam keadaan bugil,
dalam malu dan gelisahnya lagi-lagi nona itu jatuh tak
sadarkan diri. Sementara itu sastrawan bisu tuli telah bangkit berdiri,
hawa amarah telah menyelimuti wajahnya, ditatapnya siluman
kepalan Lu Bong tanpa berkedip.
Mendadak dia melemparkan tubuh Gi Liong kuncu yang
bugil itu ke tengah lapangan.
Dalam pada itu di sudut lapang yang lain tampak dua orang
sedang dalam pertarungan.
Mereka adalah si tangan baja Ciu Siang dan tendangan
geledek A poo, sekalipun mereka saling memukul dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menendang, namun pada hakekatnya tak sepotong jurus
serangan pun yang digunakan.
Tiba-tiba terdengar Ciu Siang berseru :
"Hey bocah tolol, kau pandai sekali mencari kenikmatan,
apakah kedatanganmu ke sarang perempuan ada maksud
mencari bini?" Si tendangan geledek A poo tertawa tergelak :
"Haaaahh... haaaahhh.. haaaahh... bocah gede, jangan kau
singgung lagi persoalan itu. Perempuan disini semuanya tak
tahu aturan, siapa yang mendapatkan mereka, siapa pula
yang bakal sial melulu..."
"Apakah kau pernah mendapat sial?" tanya Ciu Siang
sambil tertawa. "Tentu saja aku sudah dipermainkan habis-habisan."
"Kalau begitu kau mesti lebih berhati-hati di kemudian hari,
jangan sampai kena dipecundangi lagi," seru penuh perhatian.
Baru selesai perkataan tersebut diutarakan mendadak
sesosok tubuh jatuh ke dalam pelukan A poo.
Dengan cepat si tolol A poo menyambut serta memeluknya,
lalu sambil tertawa terbahak-bahak ia berkata :
"Waaah... seorang bocah perempuan gede tapi mengapa
telanjang bulat?" "Hey tolol, siapa yang mendekati perempuan dia bakal s ial,
cepat kau buang perempuan itu..." buru-buru Ciu Siang
berseru keras. Si tolol A poo tertawa tergelak :
"Haaah... haaahhh... haaahhh.... kalau yang ini sih tidak
masuk hitungan." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Perempuan yang berada dalam pelukannya itu tentu saja Gi
Liong kuncu karena mendapat getaran yang keras tadi ia
segera sadar kembali, tapi begitu merasakan tubuh masih
berada dalam pelukan orang, dalam malu dan gusarnya ia tak
ambil peduli siapakah itu, sebuah pukulan langsung
disodorkan ke depan. Sayang dia baru mendusin dari pingsannya sedangkan si A
poo pun terkenal memiliki kulit tubuh yang tebal dan kebal
pukulan, oleh karena itu serangan yang mengenai badannya
tidak lebih hanya menghasilkan rasa gatal saja.
A poo terpukul bukan menjadi marah dia malahan tertawa
terbahak-bahak. Dengan penuh rasa kuatir Ciu Siang segera berseru :
"Coba kau lihat, belum apa-apa sudah sial bukan?"
Sementara pembicaraan masih berlangsung, kembali Gi
Liong kuncu melepaskan sebuah pukulan yang bersarang di
dadanya, tapi s i tolol A poo justru memeluk tubuh perempuan
itu makin kencang dan gelak tertawanya juga makin nyaring,
katanya : "Jangan bergerak, jangan bergerak, kalau sampai jatuh,
waaah, bukan main sakit..."
Selama hidup belum pernah Gi Liong kuncu mendapat
perlakuan seperti ini, tapi hari ini, berulang kali dia harus
menerima berbagai perlakuan yang tidak berkenan dalam
hatinya, mungkin saking tak tahannya mendadak ia
mendengus tertahan lalu jatuh tak sadarkan diri lagi.
"Hey bocah tolol, lebih baik jangan mencari kesialan buat
diri sendiri," kembali Ciu Siang memperingatkan dengan
perasaan kuatir. "Kalau dari atas langit tiba-tiba jatuh seorang nona cantik
yang cocok menjadi istri ku, tentunya kejadian ini tak bisa
dianggap suatu kesalahan bukan?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam pada itu siluman pedang To Hong telah berteriak
keras : "Hey bocah tolol, ayo cepat serahkan kembali tuan putri
kami!" "Tidak bisa, nona ini sudah menjadi milikku," teriak si tolol
A poo dengan mata mendelik.
Siluman pedang yang mendengar ucapan tersebut segera
menuding ke arah tujuh iblis dari kota Ci sia, sambil
bentaknya: "Hey, kenapa kalian cuma berdiri disitu" Hayo cepat rebut
kembali tuan putri kita!"
"Baiklah," kata Raja setan kepala botak kemudian sambil
menggelengkan kepalanya yang besar, "memang inilah saat
terbaik untuk membuat jasa... hey, bocah tolol jangan pergi
dulu!" Dengan bertindaknya si Raja setan kepala botak, ke enam
orang iblis lainnya serentak menggerakkan pula tubuh masingmasing. Menyaksikan hal ini, si tolol A poo segera berteriak :
"Hey bocah gede, cepat hadapi mereka, nanti kubagi
separuh hadiahnya untuk mu."
Seraya berkata ia segera membalikkan badan dan lari
meninggalkan tempat itu sambil tetap membopong tubuh Gi
Liong kuncu. Ciu Siang agak tertegun, tiba-tiba teriaknya :
"Hey bocah tolol, kau betul-betul bodoh, masa bini sendiri
juga akan dibagikan kepada orang lain."
Sementara dia masih berbicara, si tolol A poo sudah kabur
jauh meninggalkan tempat itu, sedang ke tujuh iblis dari kota
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ci sia pun telah melampaui Ciu Siang dan mengejar dari
belakangnya. Sekali pun si tolol A poo belum pernah belajar ilmu
meringankan tubuh, akan tetapi kepandaiannya dalam ilmu
tendangan terhitung nomor satu di seluruh dunia persilatan,
begitu dia lari ternyata orang yang memiliki ilmu meringankan
tubuh pun tidak mudah untuk mengejarnya.
Ketika Ciu Siang menyaksikan ke tujuh iblis itu mengejar A
poo dengan ketatnya ia segera melotot besar sambil berteriak
: "Hey bocah tolol, kau tak usah takut aku segera datang
membantumu..." Sambil berteriak, dia ikut mengejar pula dari belakang.
Dalam pada itu, si sastrawan bisu tuli telah mengawasi ke
empat siluman dari gurun pasir dengan mata melotot, pelanpelan dia maju mendekatinya, suasana tegang pun mencekam
seluruh angkasa. Siluman tombak baja Un Piau dan siluman pedang To Hong
bersama-sama menyerbu ke muka, pedang dan sepasang
tombak mereka menciptakan selapis cahaya tajam yang
berkilauan di angkasa dan menyerang musuhnya secara
gencar. Kedua orang ini memang tak malu disebut jago-jago silat
yang nama besarnya menggetarkan dunia persilatan, ternyata
jurus serangan yang digunakan segera berhasil menggulung
dan menguruk tubuh Sastrawan bisu tuli.
Mendadak Sastrawan bisu tuli meraung dengan suara
rendah, telapak tangannya diayunkan berulang kali melepaskan pukulan kanan kiri, sementara badannya
berkelebat seperti bayangan setan, membuat orang susah
untuk merabanya. 'Criiinggg!' Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tahu-tahu sebuah sambaran tangan Sastrawan bisu tuli
berhasil mencengkeram tombak berantai dari siluman tombak
besi, meka kedua orang itu pun saling betot membetot
sehingga senjata itu tertarik menjadiamat menegang.
Kecuali siluman pukulan, siluman tombak baja Un Piau
terhitung memiliki kekuatan yang paling besar di antara empat
bersaudara, namun ia toh tidak berhasil merebut kembali
tombak pendeknya itu dari tangan lawan.
Sastrawan bisu tuli segera menggetarkan pergelangan
tangannya lalu meraung dengan suara rendah, sebuah
tendangan kilat membuat rantai di ujung tombak itu terhajar
putus. Padahal waktu itu siluman tombak besi sedang
mempertahankan senjatanya dengan sepenuh tenaga, dia tak
menduga kesitu, di saat rantai senjata tombaknya putus
kakinya menjadi sempoyongan dan kehilangan keseimbangan
badannya, tak ampun lagi ia mundur dua langkah dengan
terhuyung-huyung... Pada saat itulah, tusukan pedang dari siluman pedang telah
menyambar tiba. Sastrawan bisu tuli tidak menjadi gentar, tiba-tiba saja dia
mengayunkan telapak tangan kirinya dan membabat mata
pedang tersebut dengan tangan kosong.
Menangkis bacokan pedang dengan tangan telanjang,
kejadian ini boleh dibilang luar biasa sekali dan belum pernah
terlihat sebelumnya. Tentu saja siluman pedang tak berani bertindak gegabah,
cepat-cepat dia memutar pergelangan tangannya sambil
meloloskan pedang. Siluman tombak baja yang mundur tadi kini mendesak
maju kembali dengan gagah, tombak di tangan kanannya dia
balik membabat urat nadi di tangan kiri si Sastrawan bisu tuli.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tergencet dari sisi kiri dan kanan, padahal kedua orang
musuhnya terhitung jago lihay dari dunia persilatan jelas ia tak
akan bisa lolos lagi dari ancaman tersebut.
Tapi Sastrawan bisu tuli memang tak malu disebut seorang
tokoh silat yang namana sempat menggetarkan seluruh dunia
persilatan, ternyata jurus serangan yang digunakan memang
sangat hebat.

Manusia Srigala Karya Can I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiba-tiba saja tangan kanannya disodorkan ke atas iga
kanan sendiri hingga telapak tangan kirinya ikut terdorong
naik ke atas dengan suatu gerakan yang manis sekali ia
meloloskan diri dari sodokan batang tombak itu, menyusul
kemudian dengan potongan tombak beserta sebagian rantai
hasil rampasannya tadi seperti seekor ular saja langsung
melilit ke arah tombak pendek di tangan siluman tombak
baja... Dengan gerakan tersebut maka kedua orang siluman itu
seketika terdesak hebat sehingga dibikin gugup dan kalang
kabut sendiri. Siluman kepalan yang menyaksikan hal tersebut dengan
cepat menggeser kakinya sambil membuang pinggang,
kepalanya menerobos lewat di antara sepasang siluman dan
langsung menyodok ke dada Sastrawan bisu tuli.
'Blaaamm...!' Pukulan tersebut persis menghantam di dada Sastrawan
bisu tuli secara telak, bentaknya :
"Roboh kau!" Siapa sangka Sastrawan bisu tuli itu masih tetap berdiri
tegak tanpa bergoncang sedikit pun jua, dia malah tersenyum,
lalu sepasang lengannya digetarkan menyingkirkan tubuh
sepasang siluman tersebut sementara tubuhnya mendesak
maju lebih ke depan dan menyambar pergelangan tangan
siluman kepalan sambil dibetotnya kuat-kuat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siluman kepalan sama sekali tak menyangka kala lawannya
bertindak secepat itu, baru saja ia merasa terkejut, tahu-tahu
rasa sakit yang luar biasa menyerang tubuhnya.
'Kraaakkkk...!' Percikan darah segar menyembur kemana-mana, ternyata
lengan kanan telah dibetot oleh Sastrawan bisu tuli itu hingga
putus menjadi dua bagian.
Saking kesakitannya, ia menjerit ngeri kemudian roboh tak
sadarkan diri. Ketiga orang siluman lainnya menjadi marah setelah
melihat adegan tersebut, serentak mereka membentak nyaring
sambil menerkam ke depan dengan buasnya.
Sastrawan bisu tuli sedikit pun tidak merasa gentar
meskipun harus menghadapi serangan dari tiga arah yang
berlawanan, mendadak tubuhnya berjongkok lalu secepat kilat
sepasang kakinya melancarkan serangan sapuan berantai.
Siluman martil emas dan siluman pedang cepat
menghindarkan diri ke samping, kasihan siluman baja yang
terlambat menghindar, tubuhnya segera tersapu telak
sehingga badannya bergulingan ke atas tanah dan tak
bergerak lagi. Agakna siluman pedang jadi nekad setelah keadaan
tersebut, badannya segera melejit ke tengah udara dan
pedangnya melancarkan serangkaian serangan gencar yang
semuanya menggunakan jurus-jurus mematikan.
Cahaya tajam berkilauan membelah angkasa, belasan
tusukan yang dilancarkan semuanya menggunakan jurus
mematikan, betapa pun hebat dan tingginya kepandaian yang
dimiliki Sastrawan bisu tuli, agak keder juga dibuatnya setelah
menghadapi keadaan tersebut.
Tampak ujung bajunya berkibar terhembus angin, di antara
kilauan pedang yang menyambar-nyambar ia berusaha untuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghindarkan diri dari ancaman, tapi nyatanya sulit juga
baginya untuk meloloskan diri dalam waktu singkat.
Pada saat itulah tiba-tiba Sik Tiong Giok mengendus
berulang kali ke sisi ruangan, lalu serunya :
"Adik Peng, coba enduslah, bau apakah itu?"
Li Peng mencoba untuk mengendus sekeliling sana,
kemudian sahutnya agak tercengang :
"Ehmm... tampaknya seperti bau belerang, janganjangan..." Belum habis perkataan itu diucapkan, satu ingatan sudah
melintas di dalam benak Sik Tiong Giok, buru-buru serunya :
"Aduuuh... celaka..."
Ia segera menerjang keluar dari ruangan batu dan
berteriak dengan suara lantang :
"Kalian segera berusaha untuk kabur dari istana Gi liong
kiong ini, bila terlambat kalian akan mati terkubur semua
disini." Selesa i berteriak, ia segera menarik tangan Li Peng sambil
teriaknya pula : "Cepat kabur!" Tampaknya si rase sakti Li Keng kiu juga telah mengendus
bau belerang yang amat keras itu, segera teriaknya pula :
"Benar, pihak Gi liong kiong telah menyulut sumbu
mesiunya... kita harus segera kabur dari sini."
Begitu ia berteriak, kawanan jago persilatan yang berada di
sekitar tanahlapang menjadi gugup sekali, serentak mereka
kabur menuju ke arah jalan keluar bukit.
Dalam pada itu pertarungan antara Sastrawan bisu tuli
dengan sepasang siluman masih berlangsung amat seru,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kedua belah pihak sama-sama tidak mau menyudahi
pertarungan itu sampai disitu saja.
Walaupun kedua orang siluman itu mengerti bahwa bahan
mesiu telah disulut dan mereka ingin cepat-cepat kabur dari
sana, akan tetapi menghadapi serangkaian serangan yang
gencar dari Sastrawan bisu tuli, pada hakekatnya sulit buat
mereka untuk kabur. Dalam waktu singkat di tengah lapangan tinggal mereka
bertiga saja yang masih terlibat dalam pertarungan sengit.
Dari kejauhan sana tampak asap hijau telah mengepuk ke
angkasa. Menyusul kemudian terdengarlah ledakan dahsat yang
menggetarkan seluruh permukaan tanah.
Berubah hebat paras muka siluman martil emas dan
siluman pedang, gara-gara pikiran bercabang, otomatis
serangan mereka pun menjadi lamban, akibatnya hal ini
memberi peluang baik bagi Sastrawan bisu tuli untuk
melancarkan serangan dahsyatnya.
Mendadak sebuah pukulan dahsyat dilontarkan menghantam tubuh siluman pedang To Hong, disusul
kemudian sebuah tendangan dahsyat menghajar silumanmartil
emas hingga jatuh bergulingan di atas tanah.
Menanti ke empat siluman dari gurun pasir telah tewas
semua di tangannya ia baru menghembuskan napas lega.
'Blaaammm...!' Kembali sebuah ledakan dahsyat menggelegar memgelah
angkasa, lalu muncul jilatan api setinggi beberapa kaki yang
membumbung tinggi ke udara.
Sastrawan bisu tuli benar-benar menderita rugi karena tak
bisa mendengar dan bisu meski ia mendengar suara secara
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lamat-lamat akan tetapi tak terlalu jelas sehingga dengan ragu
dia berpaling. Walaupun kemudian ia dapat melihat kobaran api yang
membumbung ke langit, akan tetapi dia pun melihat ada
beberapa orang perempuan sedang lari dengan gugup
ketakutan. Orang ini memang tak boleh melihat wanita, begitu
bertemu perempuan yang berparas cantik maka segala
persoalan menjadi lupa, sambil tertawa lebar dia segera
menyusul di belakang perempuan-perempuan itu.
Dalam pada itu kawanan jago persilatan yang mengikuti di
belakang Sik Tiong Giok telah berada di mulut bukit, tiba-tiba
saja mereka berseru keras :
"Aduuh celaka, bagaimana ini?"
Ternyata istana Gi liong kiong terletak di puncak bukit di
tengah pulau yang ada di tengah telaga, waktu itu tak nampak
sebuah sampan pun yang tertambat disitu, bagaimana
mungkin mereka bisa menyeberang meninggalkan tempat
tersebut?" Berada dalam keadaan begini si rase sakti Li Keng kiu
segera memberikan usulnya yang cerdik setelah memandang
sekejap sekeliling tempat itu segera serunya :
"Harap kalian yang bisa berenang segera terjun ke air,
yang tak bisa berenang carilah tongkat atau kayu, pokoknya
semua barang yang dapat terapung. Mari kita terjung ke air
bersama dan bergerak menuju ke pantai seberang."
Begitu idenya diutarakan mereka yang bisa berenang
segera terjun ke air sedang yang tak bisa berenang segera
mencari kayu untuk tempat berpegangan...
Dalam waktu s ingkat di tengah telaga Gi Liong oh itu sudah
dipenuhi dengan kayu dan manusia yang terapung di air.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam pada itu, di tepi telaga dekat semak belukar yang
lebat tampak tujuh iblis sedang mengejar si tolol A poo
sedangkan Ciu Siang mengejar di belakang tujuh iblis.
Walaupun pada mulanya di balik semak belukar itu telah
dipersiapkan jago-jago lihay yang siap menyergap, namun
saat ini kawanan jago yang dipersiapkan itu sudah
menyelamatkan diri semua.
Namun buat si tolol A poo keadaan seperti ini justru
menguntungkan, sebab dengan tanah berlumpur itu akan
menyergap para pengejarnya dengan hebat.
Suasana di seluruh telaga Gi Liong oh telah berubah
menjadi kacau balau tak karuan.
Mendadak di tepi bukit telaga di bawah istana Gi liong
kiong muncul seorang sastrawan setengah umur, dia sedang
mendatangi kawanan manusia yang menunggu di telaga
dengan termangu. Orang itu tak lain adalah sastawan bisu tuli, perempuan
gagal dikejar, ia justru tiba di bawah bukit di tepi telaga.
Dasar sudah tuli lagi tolol, ketika menyaksikan begitu
banyak orang berenang menuju ke tepian dia hanya bisa
memandang saja dengan pandangan kebingungan.
Suara teriakan dan bentakan keras bergema dari tepi
seberang, rupanya kawanan jago lihay yang berhasil mendarat
di pantai seberang telah bertemu dengan musuh yang telah
dipersiapkan disana sehingga terjadilah pertarungan sengit.
Di pihak lain, tujuh iblis juga sedang mengejar si tolol A
poo secara ketat. Dasar sudah tolol, ketika merasa dirinya dikejar musuh, ia
malah dibuat kegirangan setengah mati sambil berlarian
dengan kencang, serunya pula sambil tertawa terbahak-bahak
: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Haaaahhh... haaaahhh... haaaahhh... rupanya kalian
hendak merebut perempuan ku. Hayo kemari, kejar dulu diriku
sampai dapat!" Ketujuh orang iblis itu benar-benar sangat berang tapi apa
mau dikata mereka harus melalui jalan berlumpur yang amat
tebal, mati kutu mereka semua dibuatnya. Lain ceritanya
dengan Ciu Siang yang berada di belakang, dengan
mengandalkan kakinya yang panjang ia berhasil mengejar
dengan cepat, belum sempat ke tujuh iblis itu menyusul si
tolol A poo ia justru telah berhasil mengejar ke tujuh iblis
tersebut. Sambil tertawa terbahak-bahak segera serunya :
"Haaaahhh... haaahhh... haaaahhh... apakah cuma kalian
beberapa orang?" Waktu itu ke tujuh iblis memang sedang mendongkol sekali
dan tak bisa dilampiaskan keluar, maka baru saja Ciu Siang
munculkan diri tanpa mengucapkan sepatah katapun mereka
segera menyerang secara gencar dan dahsyat.
Dengan berkobarnya pertarungan, tinggal si tolol A poo
yang berada di sisi arena dan menonton pertarungan sambil
membopong Gi Liong kuncu yang bugil.
Angin pukulan tampak menderu-deru,
air lumpur berhamburan kemana-mana di teangh suara bentakan dan
teriakan gusar, terselip juga gelak tertawa dari Ciu Siang.
Sementara itu pertempuran di balik hutan di tepi telaga pun
berlangsung tak kalah serunya, tampak cahaya golok dan
bayangan pedang berkilauan di angkasa, percikan darah dan
hancuran daging memancar ke empat penjuru, jeritan ngeri,
teriakan keras menciptakan suatu perpaduan suara yang
menggidikkan hati. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sastrawan bisu tuli yang menonton jalannya pertarungan
itu jadi amat kegirangan, ia segera bertepuk tangan sambil
melompat-lompat macam orang gila saja.
Pada saat itulah dari puncak bukit telah menyembur keluar
kilatan cahaya api, disusul kemudian beberapa kali ledakan
dahsyat menggelegar di angkasa...
'Blaammmmm... blaaammmm...!'
Asap tebal menyembur keluar meliputi angkasa, hancuran
batu dan pasir berhamburan ke tengah telaga, gelombang
dahsyat pun menggoncangkan air telaga membuat keadaan
bertambah mengerikan. Akibat dari peristiwa tersebut, pertarungan antara kedua
belah pihak segera terhenti sama sekali, mereka sama-sama
menonton jalannya peristiwa yang maha dahsyat itu.
Secara lamat-lamat dapat didengar pula beberapa kali
jeritan ngeri yang memilukan hati bergema tiba.
Menyaksikan keadaan tersebut si Rase sakti Li Keng kiu
segera menghela napas panjang, gumamnya :
"Tampaknya Sastrawan bisu tuli tak akan lolos dari musibah
ini, jiwanya mungkin tak tertolong lagi."
"Yaa, dia memang tak pernah bisa mengekang diri, apalagi
jika bertemu perempuan cantik, manusia macam begini
memang harus mendapat balasan yang setimpal," sambung
kakek cebol berjalan di bawah tanah sambil tertawa.
"Aku lihat orang bodoh banyak rejekinya," kata Ku tiok lojin
pula, "tak disangka si tolol yang berhasil memungut
keuntungan dari peristiwa ini."
"Aku kuatir Gi Liong kuncu tak akan rela dengan begitu saja
menyerahkan diri," ujar kakek cebol sambil menunjukkan


Manusia Srigala Karya Can I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kuatirnya. Si rase sakti segera tertawa katanya :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku punya sebuah akal bagus yang bisa membuat budak
itu dengan rela mengawini s i tolol."
Dengan menyinggung soal si tolol, perhatian semua orang
pun sama-sama tertuju ke arahnya.
Waktu itu pertarungan di tengah semak belukar telah
berhenti, tujuh iblis sams-sams terbenam semua di tengah
lumpur, tinggal si tolol A poo seorang tetap bersih dan berdiri
disitu sambil memeluk tubuh Gi Liong kuncu kencangkencang. "Hey bocah tolol, apa yang kau tertawakan?" tiba-tiba Ciu
Siang menegur dengan marah.
"Aku mentertawakan kau yang telah berubah menjadi
anak-anakan tanah liat," sahut si tolol A poo sambil tertawa.
"Huuh, gara-gara kaulah aku berubah menjadi begini,
pokoknya perempuan itu harus bagi separuh untukku."
Belum habis perkataan itu diucapkan, di atas pantai telaga
sudah kedengaran seseorang membentak keras :
"Ngaco belo, siapa pemilik perempuan itu, dialah miliknya.
Bagaimana cara membaginya?"
Ketika Ciu Siang berpaling dan melihat pembicaranya
adalah Ku tiok lojin, gurunya, cepat-cepat sahutnya :
"Tapi si bocah tolol sendiri yang berkata begitu."
"Hmmm apakah kau tak bisa mencari sendiri?" hardik Ku
tiok lojin lagi. Ciu Siang segera termenung sejenak setelah mendengar
perkataan itu, mendadak ia menepuk kepala sendiri dan
serunya sambil tertawa : "Tidak, aku tidak mau, perempuan hanya pintarnya
menganiaya lelaki, aku tak ingin mereka mengurusi aku."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bocah tolol, kapan sih kau melihat ada perempuan
menganiaya lelaki?" tegur kakek cebol sambil tertawa.
"Aku sering melihat ibu guru memukuli guruku," sahut Ciu
Siang sambil tertawa. Kontan saja Ku tiok lojin membentak keras :
"Kentut busuk."
Namun akibatnya semua orang dibuat gelo dan segera
tertawa terbahak-bahak. Sementara itu suara ledakan telah berhenti, asap hitam
yang menyelimuti angkasa pun sudah hilang terbawa angin.
Tapi pada saat itu juga si tolol Apoo telah hilang lenyap dari
sana, di samping Sik Tiong Giok dan Li Peng juga tak nampak
lagi batang hidungnya. oooOdOwOooo Di tengah hutan di atas sebuah tanah lapang berbaring
seseorang yang tertidur dengan nyenyak.
Dia bukan lain adalah Gi Liong kuncu, entah dari mana
diperoleh pakaian, perempuan itu sudah mengenakan sebuah
pakaian yang amat serasi dengan tubuhnya.
Setelah mengalami tekanan batin yang amat berat, kini ia
tertidur nyenyak sekali. Rambutnya yang hitam berkilat terurai ke bawah, bulu
matanya yang indah, tubuhnya yang meliuk-liuk mencerminkan pula suatu potongan badan yang menarik.
Di sisi tubuhnya duduk tiga orang, dua pria dan seorang
wanita. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Di antara ketiga orang itu, lelaki yang bertubuh kekar
nampak gelisah dan memperhatikan perempuan yang
berbaring itu sambil mendesah lirih.
Nona yang duduk di sampingnya segera mengerling
sekejap ke arah pemuda yang berada di samping lain,
kemudian berseru kepada lelaki kekar itu seraya tersenyum :
"Suheng, apakah kau benar-benar hendak mengawininya?"
"Heee... heee... heee... heee.. tentu saja, mengapa tidak?"
jawab lelaki itu sambil tertawa bodoh.
"Aku takut dia tak akan bersedia menjadi binimu!" goda
sang pemuda sambil tersenyum.
Lelaki kekar itu segera tertawa tergelak.
"Jika A po sudah menyukai seorang perempuan, aku tak
perduli dia mau atau tidak, pokoknya dia harus bersedia."
Si nona segera mengerling sekejap ke arah sang pemuda,
lalu serunya : "Engkoh Giok, coba kau lihat, setelah suheng bloon
mendapat bini, orangnya juga ikut jadi pintar."
Pemuda tersebut tak lain adalah Pangeran Serigala Sik
Tiong Giok, ia segera tersenyum setelah mendengar perkataan
itu, katanya : "Hal ini sudah sepantasnya, tapi kalau ma in paksa macam
dirimu itu tidak mencerminkan sifat gagah seorang pendekar."
Si lelaki tolol A poo jadi tertegun, mulutnya beberapa kali
tergetar ingin mengucapkan sesuatu, namun tak sepatah
katapun yang diutarakan. "Betul suheng!" terdengar Li Peng berseru pula sambil
tertawa, "kalau hanya sepihak datangnya cinta itu maka
perkawainan tak bisa berlangsung secara langgeng."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lantas apa yang harus kulakukan?" seru si tolol A poo
sambil mengangkat bahu. "Turutilah perasaan," kata si nona sambil tertawa, "bila ia
telah mendusin nanti, jangan sekali-sekali kau berbicara
secara sembarangan. Mengerti?"
"Baik, aku akan menuruti nasehat dari mu, si budak setan."
"Apa kau bilang?" tiba-tiba Li Peng menghardik.
Cepat-cepat si Tolol A poo mengubah panggilannya itu :
"smoay aku akan menuruti perkataanmu."
Baru saja dia selesai berkata, Gi Liong kuncu yang
berbaring di atas tanah telah melompat bangun, kemudian
sambil memukul A poo umpatnya :
"Kau bajingan berhati keji, berani benar membuat malu
tuan putrimu. Aku... aku akan beradu jiwa denganmu."
Dengan suatu gerakan cepat Sik Tiong Giok menyambar
lengannya, kemudian berkata sambil tertawa :
"Tuan putri ku, coba kau perhatikan dulu orangnya dengan
jelas!" Gi Liong kuncu kelihatan agak tertegun setelah mendengar
perkataan itu, dia mengerdipkan matanya berulang kali, lalu
katanya : "Kau adalah Pangeran Serigala langit?"
"Benar, akulah orangnya," sahut Sik Tiong Giok sambil
tertawa. "Kau... kaukah yang telah menolongku?"
"Keliru besar," sela Li Peng sambil tertawa, "orang yang
telah menolong mu kau pukul sampai menangis."
"Si... siapakah kau" Siapa yang telah menolong ku?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku adalah Li Peng, masa kau tidak mengenali aku lagi"
Itu dia, orang yang menolong mu berada disana."
Sambil berkata dia lantas menuding ke arah si tendangan
geledek A poo. Si A poo hanya mengawasi orang-orang itu sambil tertawa
bodoh, ia benar-benar bungkam dalam seribu bahasa.
Mendengar perkataan itu, hilang sudah kegagahan Gi Liong
kuncu, tiba-tiba ia duduk di atas tanah sambil menangis
tersedu-sedu. Li Peng harus menghiburnya dengan berbagai cara sebelum
dia berhenti menangis dan pelan-danpelan mengangkat
kepalanya kembali, ujarnya kemudian :
"Terima kasih banyak atas pertolongan mu, aku pasti akan
menyelenggarakan pesta perjamuan yang meriah di istana Gi
liong kiong untuk menghormati kalian."
"Istana Gi liong kiong sudah diledakkan sampai hancur dan
rata dengan tanah, aku lihat perjamuan mu tak bisa
diselenggarakan lagi," ucap Sik Tiong Giok.
Pucat pias selembar wajah Gi Liong kuncu sete lah
mendengar perkataan itu, dia termangu beberapa saat
lamanya, kemudian mengeluh :
"Oooooh habis sudah, habis sudah apa yang harus ku
perbuat sekarang?" Li Peng sendiri pun nampak terkejut setelah menyaksikan
keadaan dari nona itu, cepat-cepat dia berseru :
"Tuan putri..."
"Jangan memanggil tuan putri kepada ku lagi," tukas Gi
Liong kuncu cepat, "aku tak lebih cuma seorang gadis suku
Biau yang bernama Liong Siau huan, tak lama lagi Liong Siau
huan pun akan mati secara mengenaskan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sik Tiong Giok jadi tertegun setelah mendengar perkataan
itu, serunya tercengang :
"Aku tidak mengerti dengan perkataanitu."
"Tuan... enci Liong tak usah kuatir," hibur Li Peng
kemudian, "asal kau berada bersama kami, tak nanti orang
yang berani mencelakai dirimu."
Tiba-tiba si tolol A poo melompat bangun lalu berteriak pula
dengan mata melotot besar :
"Barang siapa berani menganggu bini A poo, biar ku
tendang dia sampai mampus."
Sambil berkata ia benar-benar melakukan sebuah
tendangan keras sehingga menderulah segulung angin
tendangan yang maha dahsyat dankuat.
'Blaaammm... blaaammmm' Dimana angin menderu, dua ledakan keras menggelegar,
tampak batang pohon bertumbangan dan daun berguguran
keadaannya benar-benar mengerikan.
Sikap yang diperlihatkan s i tolol A poo tentu saja membuat
Liong Siau huan hanya jadi melongo dan termangu-mangu.
"Suheng tolol, mau apa kau?" tegur Li Peng segera, "siapa
sih yang hendak kau tuju dengan tendangan mu itu" Baik jika
kau begini terus aku pun tak akan turut campur."
Si tolol a poo jadi gelagapan, sambil tertawa bodoh seera
serunya cepat-cepat : "Su... sumoay aku.. aku akan menuruti perkataan mu itu."
Li Peng mengerling sekejap ke arahnya lalu baru berkata
kepada Liong Siau huan : "Enci Liong, sebenarnya apa sih yang telah terjadi"
Bersediakah kau memberitahukan kepada ku?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liong Siau huan menghela napas panjang, katanya
kemudian : "Semua jago pesilatan mengira Gi Liong oh ini berada di
bawah pimpinan ku, padahal yang benar bukan."
"Apakah masih ada pemimpin lainnya" Siapakah dia?"
tanya Sik Tiong Giok dengan perasaan kaget bercampur
keheranan. "Orang itu adalah guruku Heng thian pocu."
"Waaah, terhadap langit pun nenek itu membenci, mungkin
dia bukan manusia yang bisa diajak bicara," seru Li Peng
tertawa. "Sebetulnya guruku orangnya ramah dan baik, semua
orang di wilayah Biau menghormatinya seperti malaikat, hanya
satu pantangannya yaitu jangan sampai marah, bila dia sudah
naik darah, kekejamannya takkan terlukiskan lagi dengan
kata-kata." "Aku tidak takut," sela si tolol A poo dengan suara keras.
Ketika dilihatnya Li Peng sedang mendelik ke arahnya,
cepat-cepat dia menutup mulutnya kembali.
Terdengar Liong Siau huan berkata lagi :
"Dengan susah payah dia membangun istana di tepi telaga
Gi Liong oh, tapi kini jerih payahnya hancur berantakan,
bayangkan saja apakah dia tak jadi gila saking marahnya?"
"Tapi apa sangkut pautnya denganmu" Lagi pula di antara
kalian toh masih ada jalinan sebagai guru dan murid, mana
dia tak berperasaan sama sekali?" seru Sik Tiong Giok.
Liong Siau huan menghela napas panjang.
"Aaai, kau tak tahu maka bisa bisa berkata begitu, padahal
kursi Gi Liong kuncu sudah diduduki empat orang secara
beruntun dalam sepuluh tahun terakhir ini, bahkan putri
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kandung guru ku sendiri yaitu toa suci ku It Ling, kini juga
disekap dalam lembah Aek sui kok, apalagi kedua orang
lainnya, boleh dibilang mereka telah disiksa hingga mati tak
bisa hidup pun menderita, aaai kali ini mungkin giliran ku yang
akan mengalami nasib yang sama."
Ketika berbicara sampai disitu, tiba-tiba ia membungkam
dan menundukkan kepalanya rendah-rendah, air matanya
jatuh bercucuran membasahi pipinya.
Kejut dan tercengang, Li Peng bertanya :
"Lihaykah ilmu silat yang dimilikinya" Apakah tiada orang
yang berani menghadapinya?"
Ketika mendengar pertanyaan itu, Liong Siau huan
mengangkat kepalanya, lalu dengan sepasang mata berkacakaca dia berpaling ke arah Sik Tiong Giok, ujarnya lagi :
"Sepanjang hidupnya dia hanya takut dengan seseorang,
yaitu si kakek serigala langit dan kepandaian silat yang dimiliki
kakek serigala langit dia pun hanya paling takut dengan ilmu
Thian long eng." "Bagus sekali kalau begitu," seru Li Peng sambil tertawa,
"enci Liong tidak usah takut lagi, engkoh Giok bukan lain
adalah ahli waris kakek serigala langit, dia pun menguasai ilmu
Thian long eng dari dua belas ilmu cacad tersebut.
Liong Siau huan segera membelalakkan matanya lebarlebar setelah mendengar ucapan itu, lama sekali dia
termangu-mangu, kemudian baru ujarnya :
"Be... benarkah itu?"
"Sebagai seorang Pangeran Serigala langit jika ilmu Thian
long eng saja tidak dikuasai, bagaimana mungkin ia bisa
menjagoi dunia persilatan?" sahut Li Peng sambil tertawa.
Sik Tiong Giok berkata pula seraya tertawa :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Entah bagaimana pun juga aku sangat berminat untuk
menjumpai guru mu, tapi dia berdiam dimana?"
"Ia berada di pesanggrahan Lei hun piat sut dalam lembah


Manusia Srigala Karya Can I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Soh long kok, lembah pengunci serigala yang terletak di
bagian belakang telaga Gi Liong oh."
"Asal ada tempat tertentu aku yakin pasti akan berhasil
menemukan jejaknya."
Menjelang senja, di belakang bukit telaga Gi Liong oh telah
muncul empat sosok bayangan manusia, mereka bukan lain
adalah Sik Tiong Giok sekalian berempat yang menuju ke
lembah Soh long kok. Dalam waktu singkat sudah tiga buah bukit mereka lalui,
hari pun sudah gelap di kejauhan terlihat mulut lembah Soh
long kok tersebut. Di depan mulut lembah telah dipasang api unggun yang
amat besar, dengan di sekeliling duduk sejumlah orang yang
tampaknya sedang merundingkan sesuatu.
Dengan ketajaman matanya, di dalam sekilas pandangan
saja Sik Tiong Giok telah mengenali orang-orang itu sebagai
tujuh iblis dari kota Ci s ia. Tanpa terasa dia berpikir :
"Panjang amat usia kawanan iblis tersebut, meskipun sudah
terperosok ke dalam lumpur, ternyata tidak sampai menemui
ajalnya." Agaknya si tolol A poo sudah mengenali siapakah orangorang itu, dia ingin berteriak memanggil, tapi segera dicegah
Liong Siau huan yang berbisik lirih :
"Jangan mengejutkan mereka."
"Waaaah tampaknya mereka amat santai, malah datang ke
tempat ini untuk menghangatkan tubuh," kata Li Peng sambil
tertawa. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mereka pasti sengaja datang kemari untuk memberi
laporan kepada guru ku, api unggun tersebut tujuannya tak
lain adalah tanda kepada guru ku, dan aku percaya suhu ku
tentu sudah melihat cahaya api tersebut."
Maka mereka berempat pun segera menyembunyikan diri,
kemudian pelan-pelan berjalan mendekati onggokan api itu.
'Duukk... duukk... duukkk...'
Mendadak dari kejauhan sana berkumandang datang suara
langkah kaki yang amat berat, suara tersebut selangkah demi
selangkah bergema mendekat, tampaknya perjalanan ditempuh dengan sangat lamban.
Akan tetapi ke tujuh orang iblis yang duduk di sekeliling api
unggun justru menunjukkan sikap yang amat tegang, tanpa
sadar mereka mundur dua tiga langkah ke belakang kemudian
berlutut dan menyembah di atas tanah.
"Hey, apa yang sedang mereka lakukan?" Li Peng segera
bertanya dengan keheranan.
"Duplikat dari suhu telah datang, nenek ini paling kejam
dan buas. Aku rasa tujuh iblis pasti akan mengalami nasib
yang trags hari ini," kata Liong Siau huan cepat.
"Apa" Duplikat dari Heng thian popo?" tanya Sik Tiong Giok
keheranan. "Yaa suhu mempunyai lima orang duplikat, yang satu lebih
keji daripada yang lain, siapa pun yang bertemu dengan
mereka tak akan ada yang lolos dengan selamat."
Sementara pembicaraan berlangsung, suara langkah kaki
itu makin lama bergema semakin mendekat, dari balik
kegelapan muncul sesosok bayangan manusia.
Orang itu adalah seseorang nenek gemuk yang bertubuh
pendek, rambutnya telah beruah semua atau lebih tepat
sudah gundul separuh, ia mengenakan jubah yang sangat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lebar dan membawa sebuah tongkat kayu sepanjang satu
kaki, sambil berjalan mendekat kedengaran sesekali dengusan
napasnya yang memburu. Pelan-pelan dia berjalan ke samping api unggun, kemudian
setelah menghela napas panjang gumamnya :
"Ehmm, di tengah malam yang begini dingin, dan
membekukan badan, rasanya nikmat juga kalau dapat
menghangatkan tubuh di sisi api unggun."
Dengan meminjam cahaya api yang memancar datang, Sik
Tiong Giok dapat menyaksikan raut wajah nenek itu dengan
jelas, ternyata dia berwajah bulat seperti rembulan, senyum
ramah selalu menghiasi ujung bibirnya, sedang nada
pembicaraannya pun halus ramah dan penuh welas kasih.
Kenyataan itu tentu saja amat mencengangkan pemuda
kita, tanpa terasa ia berpikir :
"Benarkah nenek yang penuh welas kasih dan baik hati ini,
sebetulnya adalah seorang iblis yang membunuh orang tanpa
berkedip?" Walaupun nenek itu telah melihat kehadiran ketujuh orang
iblis yang berlutut di atas tanah itu, namun lagaknya seakanakan tidak melihat, sambil menghela napas dia pun duduk di
tepi api unggun itu. Tampaknya si Raja setan kepala botak tidak bisa menahan
diri lagi, dengan napas tersengal segera serunya ;
"Tujuh sobat dari kota Ci s ia menjumpai lo hujin!"
Pelan-pelan nenek itu mengangkat kepalanya, kemudian
sambil memicingkan matanya dan tertawa, ia berkata :
"Aaaaa! Rupanya kalian, coba lihat, aku si nenek benarbenar sudah pikun, sampai-sampai tidak ku ketahui kalau
disini masih ada orang lain. Benar-benar harus dimaafkan, jadi
kalian yang telah mempersiapkan api unggung ini?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar, kami mendapat perintah dari perenda Ngo lok di
tepi telaga untuk memasang api unggun disini," sahut si Raja
setan kepala botak dengan cepat.
Nenek itu segera tersenyum.
"Kalau begitu tak bakal salah lagi, apakah di istana Gi liong
telah punah sama sekali, tuan putri juga telah diculik orang,
sementara semua dayang telah mendapat celaka..."
"Apakah empat siluman dari gurun pasir juga tewas?"
"Yaaa, mereka semua telah mati di tangan Sastrawan bisu
tuli." Ketika mendengar nama Sastrawan bisu tuli disinggung,
kelihatan sekali sekujur badan nenek itu gemetar keras, tapi
kemudian katanya lagi sambil tertawa :
"Untung sekali kalian sudah datang memberi kabar,
cuma..." Mendadak paras mukanya berubah, senyuman yang ramah
pun hilang tak berbekas, dengan suara dingin ia berkata :
"Mengapa kalian semua tak ada yang mampus" Hmm,
dibalik kesemuanya ini tentu terselip tipu muslihat..."
Begitu selesai berkata, tiba-tiba saja tangan kirinya
diayunkan ke depan melancarkan sebuah cengkeraman maut.
Si Raja setan kepala botak sama sekali tidak menduga
sampai disitu, menanti dia siap untuk menghindar, sayang
keadaan sudah terlambat. Selisih jarak di antara kedua orang itu paling banter cuma
dua kaki, meski serangan yang dilancarkan itu sama sekali
tidak menggeserkan tubuh si nenek tapi gerakan lengannya
cepat benar luar biasa sekali.
Tahu-tahu saja si Raja setan kepala botak itu sudah
menggelepar diatas tadi sambil berkelejotan disusul kemudian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jeritan ngeri yang memilukan hati bergema memecahkan
keheningan, belum sampai berapa gulingan tubuhnya sudah
tak bergerak lagi. Sementara di atas tubuh si Raja setan kepala botak telah
bertambah dengan lima buah lubang jari tangan yang
mengucurkan darah segar. Kejadian tersebut kontan saja mengejutkan Sik Tiong Giok
yang mengintip dari balik tempat persembunyian, rasa
bergidik semua menyelimuti pula seluruh perasaannya.
Liong Siau huan segera berbisik :
"Itulah ilmu Siau huan jiu dari guruku, konon tidak jauh
berbeda dengan jurus Long ya hud sim gigi serigala berhati
Budha dari dua belas ilmu cacad."
"Apakah dia gurumu, Heng thian popo?" tanya Li Peng
dengan perasaan kaget bercampur tercengang.
Liong Siau huan segera menggelengkan kepalanya
berulang kali : "Bukan, dia adalah salah seorang duplikat dari guruku,
orang menyebutnya si wajah ramah Sie Toa koh, jangan
dilihat wajahnya yang penuh welas
kasih, padahal kekejamannya luar biasa."
Sementara itu keenam iblis lainnya yang melihat kematian
toako mereka secara mengenaskan jadi tertegun saking kaget
dan tertegunnya. Selang beberapa saat kemudian, tiba-tiba saja Pat Huang
Sin Mo bangkit berdiri, kemudian bentaknya dengan penuh
kegusaran : "Kau... apa maksudmu" Dengan niat baik kami datang
memberi kabar, kenapa..."
"Jadi kau merasa tak puas?" kembali si wajah ramah Sie
Toa koh berkata penuh senyum, "baiklah aku akan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memberitahukan kepadamu, inilah peraturan lembah kami,
siapa yang bisa menentukan apakah maksud kedatangan
kalian ini baik atau jahat?"
"Apakah dengan membunuh satu orang maka kenyataan
bisa diketahui?" Kembali Sie T oa koh tertawa.
"Dengan membunuh satu orang maka aku bisa menilai dari
perubahan mimik wajah kalian, apakah kalian bersungguh hati
atau tidak." Jilid 31 "HMMM PERTARUNGAN ITU BENAR-BENAR terlalu keji!"
Sie Toa koh segera tertawa :
"Hmmm, berapa banyak sih orang yang telah mati
terbunuh kalian se lama ini" Apakah baru hari ini kalian merasa
bahwa perbuatan semacam ini termasuk keji" Betul-betul
suatu kejadian yang aneh, padahal ditinjau dari sikap kalian ini
pun, kamu sudah pantas mati..."
Pat Huang Sin Mo menjadi amat terkesiap setelah
mendengar perkataan itu, sepasang matanya segera melotot
besar penuh amarah, segera bentaknya keras-keras :
"Hmmm, kau anggap gampang membunuh ke..."
Belum lagi perkataan tersebut selesai diucapkan, tiba-tiba
saja Sie Toa koh mengayunkan jari tangannya ke muka,
segulung desingan angin tajam segera meluncur ke depan
dengan kecepatan luar biasa.
'Kraaakk...!' Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba-tiba ia mengeluh tertahan, lalu tubuhnya terjungkal ke
atas tanah dan tewas seketika itu.
Akibatnya ke lima orang iblis lainnya menjadi amat
terperanjat, sampai setengah harian lamanya tak seorang pun
di antara mereka yang berani bersuara.
Dengan sorot mata yang tajam Sie T oa koh memperhatikan
sekejap wajah beberapa orang itu, kemudian sete lah
menghela napas lembut kembali katanya :
"Masuklah kalian berlima ke dalam lembah, aaai, padahal
selama hidupaku paling takut dengan darah, tapi hari ini aku
telah membunuh orang lagi, dosa... dosa..., benar-benar suatu
dosa yang amat besar."
Berbicara sampai disitu ia segera bangkit berdiri serta
membalikkan badannya dan masuk kembali ke dalam lembah.
Memandang hingga bayangan tubuh Sie Toa koh lenyap di
kejauhan sana, Li Peng baru bergumam :
"Kalau toh sudah tahu bahwa membunuh adalah dosa,
mengapa pula dia harus membunuh orang lagi?"
Ke lima iblis yang berhasil lolos dari lubang jarum tanpa
mengucapkan sepatah kata pun, meski tidak ada yang berani
berbicara, akan tetapi dalam benak setiap orang dicekam oleh
rasa marah dan dendam yang tidak terkirakan.
Menanti rombongan tersebut telah berlalu, Sik Tiong Giok
sekalian di bawah bimbingan Liong Siau huan segera menuju
pula ke lembah Soh long kok dengan mengambil jalan pintas.
Tak jauh setelah memasuki lembah terdapat sebuah tebing
kecil, sekeliling tempat itu merupakan batuan cadas yang
berbentuk sangat aneh dan tak nampak tetumbuhan hidup di
sekitar sana, sekilas pandangan bentuknya mirip sekali dengan
beberapa ekor binatang buas yang siap hendak menerkam
mangsanya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liong Siau huan langsung mengajak Sik Tiong Giok sekalian
berdiri di tengah sebuah tebing dan melongok ke bawah.
Ternyata di sekitar tebing situ telah dipasang tujuh buah
api unggung, api yang membara berwarna biru dan
membumbung sampai ketinggian tiga depa, anehnya di
bawahnya ternyata tidak nampak kayu atau bahan untuk
pembakaran. Di tengah-tengah kobaran api itu, duduklah seorang nenek
berambut putih. Li Peng yang menjumpai keadaan tersebut segera saja
berbisik di sisi telinga Liong Siau huan :
"Cici, cepat amat gerakan langkah Sie T oa koh, secepat itu
dia sudah duduk disana."
"Dia bukan Sie Toa koh, melainkan si wajah dingin To ji
koh." "Kalau dilihat dari segala persiapan yang dilakukan olehnya,
sudah pasti ada suatu kejadian aneh yang bakal
berlangsung..." Sementara pembicaraan masih berlangsung, mendadak dari
luar tebing telah muncul beberapa sosok bayangan manusia
yang bergerak makin lama semakin mendekat, tak lama
kemudian dapat terlihat bahwa mereka adalah lima iblis.
Begitu tiba di muka tumpukan api tersebut, serentak
mereka menghentikan langkahnya memberi hormat dan
berseru : "Tecu sekalian datang dari kota Ci s ia, menjumpai lo hujin."
"Kedatangan kalian memang tepat sekali, hanya sayang
kejujuran hatinya masih meragukan," ucapan To Ji koh dingin.
Beberapa patah kata yang amat dingin dan kaku ini
seketika membuat perasaan ke lima orang iblis itu menjadi
bergidik.

Manusia Srigala Karya Can I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendadak Ang lou hujin menghentakkan tongkat ke atas
tanah, lalu serunya dingin :
"Kami datang kemari hanya ingin mengabarkan bahaya
yang mengancam, sama sekali tidak berniat meminta apa-apa,
jadi mau percaya atau tidak terserah kepada kalian sendiri,
urusan tersebut sama sekali tak ada sangkut pautnya dengan
kami. Berulang kali kami tunjukkan sikap bersunguh-sungguh
tapi kalian sengaja menyusahkan kami, tampaknya maksud
baik kami dibalas dengan sikap macam begitu, hmmm, apa
gunana kami menjual nyawa lebih jauh...?"
Berbicara sampai disitu, tiba-tiba dia membalikkan badan
lalu menggapai ke arah ke empat orang iblis lainnya sambil
berkata lebih jauh : "Hayo berangkat, kita segera kembali ke kota Ci sia, urusan
ini tak usah dicampuri lagi."
Seusai berkata dia pun beranjak pergi dari situ, sementara
ke empat orang iblis lainnya segera menyusul pula dengan
wajah penuh amarah. Dengan suara dingin To Ji koh segera berseru :
"Sesungguhnya kalian memang pantas mencampuri urusan
ini, tapi apakah kalian akan pergi dengan begitu saja" Apakah
kalian benar-benar akan melepaskan si kelabang langit yang
tak lama lagi akan munculkan diri di dalam dunia ini?"
Satu ingatan segera melintas di dalam benak Sik T iong Giok
setelah mendengar perkataan itu, pikirnya :
"Tak heran kalau tujuh iblis itu bersikap begitu hormat dan
munduk-munduk terhadap mereka, rupanya maksud tujuan
mereka tak lain adalah kelabang langit berusia seribu tahun,
jangan-jangan Heng thian popo memiliki cara untuk
menaklukkan kelabang langit itu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Baru saja ingatan tersebut lewat, mendadak ke lima orang
iblis itu menghentikan langkahnya dengan segera dan saling
berpandangan sekejap. Menyusul kemudian terdengar si bocah sakti iblis langit
berkata dengan suara lantang :
"Kami tak lebih hanya ingin meminjam mutiara racun Kim ki
kun toh cu sja karena itu kami bersedia pula berbakti kepada
kalian tapi bila s ikap kalian tetap dingin semacam ini kami pun
jadi segan dibuatnya."
"Dengan memiliki mutiara penolak racun tersebut tidak sulit
bagi hujin kami untuk mendapatkan kelabang langit tersebut,
apakah sampai waktunya kalian tak akan menuruti
perintahnya" Hanya saja mengingat hujin kami memerlukan
bantuan kalian dalam usahanya menghadapi seorang musuh
besar ia bersedia untuk bertukar syarat dengan kalian. Kini
apabila kalian bersedia melepaskan syarat tersebut kami pun
tak akan memaksa lebih jauh. Hanya... aku merasa kasihan
buat kalian..." "Apa yang patut dikasihani dengan kami," tanya Ang lou
hujin dengan wajah berubah.
"Aku kasihan kepada kalian gara-gara pikiran rakusnya
sehingga memasuki lembah So long kok ini. Aku kuatir
gampang untuk memasukinya tapi sukar untuk keluar lagi dari
sini." Dengan penuh amarah Ang lou hujin segera berseru :
"Jadi kau bermaksud menghalangi kami mengandalkan
kekerasan" Dengan ilmu silatmu belum tentu kau mampu
menahan kami semua."
"Selama h idup aku paling takut bertarung dengan orang,
lebih takut lagi melihat darah berceceran."
Telapak tangan darah penyungging
langit segera mendengus : Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hmmm, sekalipun kau hendak turun tangan belum tentu
mampu untuk menahan kami."
"Sudah kalian saksikan ke tujuh buah jilatan api itu" Tak
usah aku mesti turun tangan sendiri kalian toh tak akan
mampu hidup selama tiga jam lagi."
Baru selesai perkataan tersebut diutarakan, paras ke lima
orang iblis itu sudah berubah hebat.
Dengan suara gemetar si iblis wanita Thi Cu berseru :
"Tujuh buah ji... jilatan api... berwarna biru... tanpa kayu,
tanpa minyak... aaa uh... apakah kau telah menyimpan Panah
iblis api dingin..."
"Tepat sekali," kata To Ji koh dingin, "tanpa kalian sadari,
kamu semua telah terkena panah iblis yang telah menembusi
hati kalian, nantikan saja penderitaan akibat digerogoti oleh
panah api dingin itu..."
Belum habis perkataan itu diucapkan, ke lima orang iblis
tersebut sudah dibuat amat terkejut dan ketakutan setengah
mati, sehingga dua baris gigi saling beradu satu sama lainnya.
Sik Tiong Giok menjadi sangat keheranan setelah dilihatnya
ke lima orang iblis tersebut ketakutan sedemikian rupa, segera
pikirnya : "Benda apakah panah iblis api dingin itu" Tanpa sedikit
bayangan pun, bagaimana mungkin bisa melukai orang?"
Sementara dia masih berpikir, tiba-tiba terasa Li Peng telah
menggenggam tangannya, telapak tangan nona itu sudah
basah oleh peluh dingin. Ketika Sik Tiong Giok berpaling, segera tampak olehnya
paras muka nona itu pucat pias bagaikan mayat, rasa kaget
dan ngeri mencekam seluruh perasaannya. Tanpa terasa dia
pun berpikir dengan rasa kuatir :
"Adik Peng kee... kenapa kau?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan suara gemetar Li Peng berkata :
"Aku pernah mendengar dari cerita guruku, katanya panah
iblis api dingin adalah panah pembunuh yang paling keji dari
aliran sesat, senjata itu dapat melukai orang tanpa sadar. Aku
benar-benar merasa kuatir apabila kita pun dilukai oleh
senjata tersebut." Liong Siau huan segera tertawa ringan, katanya cepat :
"Adikku, kau tak usah terkejut atau panik, biarpun benda
itu amat keji, namun asal kita tidak berada dalam radius lima
puluh langkah, senjata tersebut tak bakal bisa melukai orang."
Sementara mereka masih berbincang-bincang, tampak ke
lima orang iblis itu sudah berdiri kaku di tempat semula persis
seperti patung batu, sama sekali tak bergerak atau bergeser
dari posisinya semula. Mendadak terdengar Ang lou hujin menjerit keras sambil
menyemburkan darah segar dari mulutnya, kemudian
badannya terjungkal ke atas tanah, bergulingan beberapa kali
di atas tanah dan tidak bergerak lagi.
Menyaksikan hal tersebut, To Ji koh segera berkata sambil
menghela napas : "Aaaai dia kelewat terburu naPangeran Srigalau sehingga
mendekati api dingin sampai jarak sepuluh langkah, luka yang
dideritanya paling parah, akibatnya satu jam pun dia tak bakal
tahan." Dalam terkejutnya setelah menyaksikan peristiwa tersebut,
ke empat orang iblis lainnya serentak mengerubungi Ang lou
hujin serta memeriksa keadaannya.
Ternyata seluruh badan Ang lou hujin telah berubah
menjadi hitam pekat, dari mata tunggalnya nampak darah
meleleh keluar, dalam sekejap mata selembar jiwanya telah
melayang meninggalkan raganya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kenyataan tersebut membuat mereka makin kaget dan
ngeri lagi... Dengan suara dingin To Ji koh berkata kembali :
"Luka yang kalian berempat derita jauh lebih ringan,
mungkin masih bisa bertahan selama tiga jam lebih, tapi jika
ingin selamat dari ancaman bahaya maut, kamu berempat
harus mengabulkan sebuah permintaan ku lebih dulu."
"Harap lo hujin segera utarakan," cepat-cepat si bocah sakti
iblis langit berkata, "asalkan jiwa kami dapat diselamatkan,
syarat apa pun tentu akan kami kabulkan."
"Ku minta kalian pergi mencari Su kuncu hingga ketemu,
tuan putri ke empat adalah Gi liong kuncu yang hilang itu,
mengerti?" Begitu mendengar kalau ada kesempatan untuk lolos dari
kematian, ke empat orang iblis itu segera nampak berseri.
Ban hong sian nio cepat-cepat berkata :
"Tapi luka yang kami derita sekarang sudah begitu parah,
dalam tiga jam kemudian jiwa kami pun terancam bahaya,
untuk mencapai telaga Gi Liong oh saja tak sanggup,
bagaimana mungkin bisa menemukan kembali tuan putri?"
"Tentu saja akan kuberikan obat penawar racun untuk
kalian, nah ambillah..."
Sambil berkata dia segera mengayunkan tangannya ke
depan, sebuah benda segera melayang ke tangan Ban biau
sian koh. Terdengar ia berkata lebih jauh :
"Obat penawarku ini hanya bisa memperpanjang usia kalian
selama satu bulan, bila kalian tak berhasil menemukan
kembali tuan putri, lebih baik nantikan saja saat ajal kalian!"
"Seandainya dapat ditemukan kembali?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tentu saja aku bisa menghapuskan sisa racun yang
berada dalam tubuh kalian, hayolah cepat berangkat!"
Begitu selesa i berkata, ujung bajunya segera dikebaskan ke
depan dan kobaran lidah api pun padam secara tiba-tiba,
menyusul kemudian tampak sesosok bayangan hitam melintas
di tengah udara dan lenyap tak berbekas.
Sebaliknya ke empat orang iblis itu dengan wajah lesu dan
sedih segera berjalan menuju keluar lembah.
Menunggu sampai beberapa orang itu sudah lenyap dari
pandangan mata, Liong Siau huan baru menghembuskan
napas panjang seraya bergumam pelan :
"Benar-benar berbahaya!"
"Aku tebak ke empat orang iblis tersebut pasti akan
mampus," ucap Li Peng sambil tertawa.
"Yaa, saat ini Gi Liong kuncu berada di samping kita,
kemana mereka akan menemukan?"
Liong Siau huan segera menghela napas panjang :
"Aaaai, akan tetapi kita pun tak akan sampai di
pesanggrahan Lei hun piat sut."
"Mengapa?" tanya Sik Tiong Giok keheranan.
"Apabila kita lanjutkan perjalanan lagi ke muka boleh
dibilang langkah demi langkah akan semakin berbahaya."
"Berapa banyak kesulitan sih yang akan kita lalui?"
"Asal kita dapat menembusi barisan guntur langit dan
barisan kayu hijau maka pesanggrahan Lei hun piat sut segera
akan tercapai, tapi yang paling susah dilalui adalah pos
penjagaan yang dijaga oleh guruku. Untung saja Ngo koh
selalu sayang kepada ku, mungkin juga ia bersedia membantu
kita secara diam-diam."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Baru saja perkataan selesai diutarakan, mendadak
terdengar seseorang membentak keras :
"Turun!" Bentakan tersebut amat mengejutkan beberapa orang yang
berada disitu. Dengan suara dingin Li Peng segera berkata :
"Kita tidak usah turun ke bawah, lihat saja apa yang bisa ia
lakukan terhadap kita?"
"Kedengarannya dia adalah Ngo koh, kalau dia yang datang
masih rada mendingan," kata Liong Siau huan pula.
Sambil tertawa Sik Tiong Giok segera berseru :
"Perduli siapakah dia, toh kita tak akan lolos darinya. Ayo
kita turun saja, apa yang mesti ditakuti?"
Sambil berkata dia segera menjejakkan kakinya dan
melayang turun ke bawah, disusul kemudian oleh Li Peng
sekalian dari belakang. Liong Siau huan segera memperhatikan sekejap lawannya,
kemudian sambil memberi hormat berkata :
"Anak Huan menjumpai Ngo koh!"
Sik Tiong Giok mencoba untuk memperhatikan Ngo koh
atau bibi ke lima ini. Meski dia pun seorang nenek berambut
putih namun wajahnya justeru nampak amat bengis, alis
matanya tebal, matanya besar, mulutnya lebar membuat
siapapun yang memandang jadi ngeri sendiri.
Padahal jangan dilihat tampangnya begitu bengis dan buas,
padahal hatinya baik dan ramah sekali, itulah sebabnya orang
menyebutnya sebagai Hud sim ngo koh (bibi ke lima berhati
Budha). Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hud sim ngo koh memandang sekejap wajah ke empat
orang itu, akhirnya sorot mata itu berhenti di atas wajah Liong
Siau huan, ujarnya dengan suara dingin :
"Nak, besar amat nyalimu. Nyata sekali kau sudah pagar
makan tanaman, sengaja bersekongkol dengan orang asing
untuk memusuhi gurumu sendiri."
Dengan suara pedih Liong Siau huan berkata :
"Betapa pun besarnya nyali tecu, tak akan berani
mengkhianati suhu, andaikata aku tidak bersua dengan ketiga
orang ini, mungkin tubuhku ini entah sudah jadi apa?"
"Aku sudah mengetahui semua tentang peristiwa yang
terjadi di bukit Ong sim san, gurumu juga mengetahui dengan
jelas lagi, kalau bukan begitu masa dia akan meledakkan bukit
itu?" "Kalau toh suhu sudah tahu, maka sudah sepantasnya
kalau memaafkan anak Huan."
Hud sim ngo koh segera menghela napas panjang :
"Aaaai kalau... apabila dia kelewat membelai dirimu,
bagaimana caranya untuk memberi pertanggungjawab
terhadap ke tiga orang suci mu itu" Aaaai, anakku tunjukkan
keberanianmu, asal kau bisa melewati barisan guntur langit
dan balok hijau, aku rasa lo hujin pun tak akan menyusahkan
dirimu." "Mana mungkin anak Huan memiliki kemampuan sebesar
itu?" "Bukankah kau mempunyai tiga orang teman" Asalkan
mereka punya kepandaian, teman-temanmu itu toh bisa
membantumu untuk menembusi pos-pos barisan tersebut?"
"Apakah suhuku akan menyetujui?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/


Manusia Srigala Karya Can I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tatkala guru mu menetapkan peraturan itu, ia sama sekali
tidak menyebutkan kalau dilarang membawa pembantu,
moga-moga saja kau bisa baik-baik menjaga diri."
Selesa i berkata, dia memandang sekejap ke arah Liong Siau
huan dengan pandangan kasihan, setelah itu baru beranjak
pergi meninggalkan tempat itu.
Liong Siau huan memandangi sampai bayangan tubuh Hud
sim ngo koh hilang dari pandangan mata, kemudian ia baru
bangkit berdiri dan menjura kepada ke tiga orang itu sambil
katanya : "Mati hidup Liong Siau huan sekarang tergantung pada
bantuan dari kalian bertiga."
Dengan mata mendelik besar si tolol A poo segera
berteriak: "Asal kau bersedia menjadi istriku, tempat macam apa pun
tentu akan ku tembusi."
"Sejak tadi tubuh ku sudah menjadi milikmu, apalagi yang
harus diucapkan?" jawab nona itu lirih.
Si T olol A poo segera tertawa bodoh :
"Baik akan ku terjang tempat-tempat tersebut bagimu,
barang siapa berani menganiaya bini ku biar ku tendang dia
sampai mampus." Sembari berteriak dia segera berjalan meninggalkan tempat
tersebut dengan langkah lebar dan sama sekali tak berpaling,
sikapnya kelihatan gagah sekali.
Sik Tiong Giok yang menyaksikan kejadian tersebut jadi geli
sendiri, pikirnya : "Tak heran kalau orang mengatakan bahwa lelaki
semuanya tukang bajingan di depan perempuan, lelaki
pengecut pun bisa berubah jadi pemberani, nampaknya hal ini
tidak terkecuali pula pada diri s i tolol ini."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Baru berjalan sejauh dua tiga li, fajar telah menyingsing
dan tibalah mereka di tepi sebuah tebing, dari kejauhan sana
tampak seseorang berdiri menghadang di tengah jalan.
Dengan langkah cepat Liong Siau huan berlarian
mendahului si tendangan geledek A poo, lalu sambil berlutut
di hadapan orang itu serunya :
"Anak Huan akan kembali ke gua untuk menjumpai suhu,
harap Sam koh suka memberi jalan lewat."
Ternyata nenek tersebut tak lain adalah bibinya yang ketiga
Im Yok hoa. Mendengar ucapan mana, Im Yok hoa segera tertawa
dingin tiada hentinya dan berseru :
"Budak ingusan, kau telah me lenyapkan istana G i Liong oh,
tahukah akan dosamu?"
"Anak Huan tahu salah," jawab Liong Siau huan sambil
menundukkan kepalanya rendah-rendah, "dan sekarang anak
Huan memang sengaja datang untuk mengaku salah di depan
suhu." "Kalau memang itu maksud kedatangan mu, mengapa
harus bersekongkol dengan orang asing?"
"Mereka adalah tuan penolong tecu, karena takut tecu
menjumpai musuh lagi, maka mereka melindungi tecu sampai
disini." Im Sah koh tertawa dingin :
"Baik sekali, tidak nyana kalau mereka mempunyai hati
sebaik ini. Cuma aku pun tak bisa mengabaikan peraturan
perguruan dengan begitu saja."
"Mohon keringanan dari Sam koh."
"Sudah, tak usah dibicarakan lagi," bentak Im Sah koh tibatiba, "biar pun aku tak bisa melupakan hubungan kita selama
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ini, namun peraturan perguruan pun tak bisa diabaikan
dengan begitu saja, asal kalian dapat menembusi pertahanan
ku ini, aku si nenek pun akan melepaskan kalian pergi."
Agaknya Liong Siau huan cukup memahami watak dari Im
Sam koh dan sadar bahwa banyak berbicara pun tak ada
gunanya, sambil tetap berlutut di atas tanah, mendadak
teriaknya : "Kalau begitu anak Huan akan bertindak kasar."
Baru selesai perkataan itu diutarakan, mendadak terdengar
Li Peng berteriak pula : "Enci Huan, siau moay akan mendampingimu!"
Di tengah teriakan keras, tampak dua sosok bayangan
manusia menerjang ke muka dengan kecepatan bagaikan
sambaran kilat. Selat sempit itu luasnya cuma dua depa ditambah lagi Im
Sah koh berdiri persis di tengah jalan, boleh dibilang tiada
tempat tersisa di sisi kiri maupun kanannya.
Dalam anggapan ke dua nona itu, dengan mengandalkan
kelincahan tubuh rasanya tak sulit buat mereka untuk
meloloskan diri, apalagi sepasang tangan Im Sam koh masih
terjulur ke bawah dan sama sekali tidak bersikap seperti mau
bertarung, dalam posisi demikian tentu saja tak nanti ada
persiapan padanya. Liong Siau huan segera menerjang ke tepi tebing,
kemudian dengan gerakan capung menutul di atas air,
tubuhnya melesat ke depan dengan kecepatan luar biasa.
Akan tetapi baru saja tubuhnya sampai di tengah jalan,
mendadak Im Sam koh melepaskan sebuah pukulan
mengancam iganya. Li Peng yang berada di belakangnya mengerti bahwa
serangan yang dilontarkan ke arah Liong Siau huan itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berbahaya sekali, sebab biarpun masih sempat untuk
membendung datangnya ancaman, pasti dia akan digetarkan
juga badannya hingga mencelat ke dalam jurang yang dalam
sekali itu. Tanpa terasa bentaknya dengan gusar :
"Huuuh.. tak tahu malu, beraninya cuma main sergap saja."
Di tengah bentakan nyaring tubuhnya segera menerjang ke
depan untuk memberi bantuan.
Tapi saat itulah telapan tangan Liong Siau huan telah saling
berbenturan dengan sepasang telapak tangan lawan.
'Blaammm!' Begitu sepasang telapak tangan itu saling beradu, terjadilah
suara ledakan yang amat nyaring. Liong Siau huan tak mampu
menahan serangan itu sehingga badannya mencelat ke tengah
udara dan meluncur ke arah jurang.
Akibatnya sebelum Li Peng tiba di tempat sasaran, ia sudah
menyaksikan keadaan Liong Siau huan yang terancam bahaya,
saking kagetnya dia sampai mandi keringat dingin.
Untung saja di saat yang berbahaya, sepasang kaki Liong
Siau huan masih sempat menggaet di tepi tebing sehingga
tubuhnya meski bergetar keras, akan tetapi tak sampai
terperosok jatuh ke bawah.
Melihat keadaan itu, Li Peng segera sadar bahwa
pertolongannya lewat sisi tebing tak mungkin akan berhasil.
Satu ingatan segera melintas di dalam benaknya, dengan
cepat dia mengeluarkan ilmu meringankan tubuh Burung walet
melayan di awan untuk meluncur ke bawah tebing, di saat
badannya sedang menyambar di samping tubuh Liong Siau
huan itulah, tangannya segera menggaet telapak tangan
lawan sambil bentaknya : "Naik!" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tampak kedua orang nona itu melejit ke atas sambil
bergandengan tangan, bukan saja berhasil lolos dari bahaya,
malahan berhasil juga lolos dari penjagaan nenek tersebut.
Melihat adegan tersebut, Im Sam koh jadi amat terkesiap,
tanpa terasa serunya : "Betul-betul suatu gerakan tubuh yang enteng dan sangat
lihay..." Dalam pada itu Sik Tiong Giok pun sudah tak sabar
menunggu lebih lama lagi, ia segera menjejakkan kakinya ke
atas tanah dan tubuhnya melayang di angkasa melewati atas
kepala Im Sam koh, begitu turun kembali ke atas tanah segera
serunya sambil tertawa tergelak :
"Apakah caraku lewat dengan sistem begini juga masuk
hitungan...?" Im Sam koh mendengus dingin :
"Hmmm, ilmu meringankan tubuh mu amat jarang terlihat
dalam dunia persilatan, tentu saja aku si nenek tak akan
mengingkari janji, kalau aku tak salah agaknya ilmu gerakan
tubuh yang sobat kecil gunakan adalah warisan dari kakek
serigala langit, bukankah begitu ?"
"Dugaan mu tepat sekali," sela Li Peng segera, "dia tak lain
adalah Pangeran Serigala langit."
Im Sam koh segera menghela napas panjang :
"Aaaai, tak heran kalau dia memiliki ilmu meringankan
tubuh yang begitu sempurna."
Belum habis perkataan itu diucapkan, mendadak dari sisi
telinganya telah bergema datang suara bentakan keras :
"Hey nenek, hayo cepat minggir."
Ternyata si tendangan geledek Wan Poo sedang berteriak
nyaring sambil bejalan mendekat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitu nyaringnya suara teriakan tersebut, membuat Im
Sam koh menjadi sangat terkejut, dengan cepat ia berpaling,
ketika dilihatnya orang itu adalah seorang lelaki kekar berbaju
hijau, dengan suara dingin segera ujarnya :
"Jalanan begitu sempit, mana mungkin aku bisa
menyingkir" Kenapa kau tidak meniru cara mereka untuk
menyeberangi tempat ini?"
Si tendangan geledek Wan poo kontan saja mendelik besar:
"Apakah kau tidak tahu kalau aku belum pernah belajar
ilmu meringankan tubuh" Y ang kulatih adalah sepasang kakiku
ini." "Kalau begitu aku ingin mencoba kelihayan dari ilmu
tendangan mu itu..." kata Im Sam koh dingin.
Mendengar perkataan tersebut, A poo segera tertawa
terbahak-bahak : "Haaaahhh... haaahhhh... haaaahhh... kebetulan sekali
sejak turun gunung, belum pernah aku bertemu dengan
seseorang berani beradu kepandaian dengan ku. Hey nenk,
coba sambutlah dulu sebuah tendangan ku ini!"
Sembari berkata tiba-tiba saja dia merendahkan tubuhnya
dan melancarkan serangkaian tendangan berantai, tendangan
yang begitu dahsyat segera saja menimbulkan desingan angin
serang yang menderu-deru seperti beribu ekor kuda sedang
berlarian bersama-sama. Pasir dan debut segera menggulung ke tengah udara lalu
berhamburan kemana-mana seperti hujan gerimis bahkan
batuan cadas yang beratnya ribuan kati pun turut bergoyang
dengan menimbulkan suara yang amat memekakkan telinga,
daya pengaruhnya betul-betul mengejutkan hati.
Dalam anggapan Im Sam koh tadi, paling-paling lelaki
kekar tersebut hanya memiliki kepandaian biasa saja, mimpi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pun dia tidak mengira kalau tendangan geledek yang
dilepaskan. Im Sam koh jadi terperanjat sekali sete lah menyaksikan
kepandaian itu, sudah barang tentu dia pun tak berani
menghadang perjalanannya lagi, dengan gugup tubuhnya
bergerak mundur ke belakang.
Berhasil mengundurkan Im Sam koh, si Tendangan geledek
Wan poo segera tertawa bangga :
"Haaahhhh... haaaahhh... haaaahhhh... bagaimana" Ilmu
tendangan ku ini termasuk hebat bukan?"
Sik Tiong Giok yang berada di sampingnya kontan sja
menimpali dengan perasaan mendongkol :
"Yaa memang hebat, hampir saja langit pun ambruk karena
pengaruh tendangan itu."
"Wan toako," seru Liong Siau huan pula sambil tertawa,
"ilmu tendangan mu betul-betul luar biasa, kau pantas disebut
jago nomor wahid di kolong langit."
Disanjung orang seperti ini, si tendangan geledek Wan poo
jadi kegirangan setengah mati, sambil menggaruk-garuk
kepalanya yang tak gatal, ia tertawa terbahak-bahak.
Setelah berhasil me loloskan diri dari penjagaan Im Sam
koh, semua orang diliputi rasa gembira yang meluap-luap,
hanya Liong Siau huan yang kelihatan risau.
Melihat itu, cepat-cepat Li Peng bertanya :
"Enci Huan, mengapa kau?"
Setelah tertawa getir, Liong Siau huan berkata :
"Aku sangat menguatirkan pos penjagaan yang dijaga oleh
Lui Su koh, entah bagaimana caranya untuk melaluinya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa yang mesti ditakuti?" seru Wan poo segera, "bila tak
mampu dilewati, biar ku tendang dirinya dengan tendangan
maut ku." "Tendangan mu tak akan berguna dalam pos berikut, bila
ingin me lewatinya, maka betul-betul harus mengandalkan
kepandaian yang dimiliki."
Sik Tiong Giok segera menghibur :
"Lebih baik kita ikuti perkembangan sesuai dengan keadaan
nanti, apa gunanya mesti kita risaukan sekarang."
Sementara pembicaraan masih berlangsung, mereka
berempat telah berbelok lagi di suatu tikungan bukit.
Tiba-tiba terdengar Liong Siau huan menjerit kaget :
"Berhati-hatilah kalian, kini kita sudah berada di tempat
yang paling berbahaya, terutama sekali hati-hati dengan
sergapan senjata rahasia."
Belum habis perkataan tersebut diutarkan, mendadak dari
kejauhan sana sudah kedengaran seseorang menegur dengan
suara yang halus dan lembut :
"Apakah anak Huan telah kembali?"
"Benar Su koh, baik-baikkah kau?" cepat-cepat Liong Siau
huan menyahut. "Anak manis, terima kasih banyak atas perhatian mu,
dilihat dari keberhasilan mu menembusi tiga pos penjagaan
terbukti kalau kemampuan mu telah peroleh kemajuan yang
amat pesat." "Anak Huan mohon kesudian Su koh untuk berbelas
kasihan pula kepada ku dalam pos penjagaan yang keempat
ini." "Ooooh, tentu saja namun ku anjurkan kepada mu agar
bertindaklah dengan lebih berhati-hati lagi."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/


Manusia Srigala Karya Can I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Di saat tanya jawab masih berlangsung, Sik Tiong Giok
sekalian telah memasuki sebuah selat yang panjang, di
kejauhan sana tepatnya di puncak sebuah tebing batu berdiri
sesosok bayangan manusia, tak disangkal lagi orang itu adalah
Lui Su koh. Sik Tiong Giok memperhatikan sekejap keadaan di
sekeliling tempat itu, mendadak serunya dengan suara
rendah: "Cepat kalian mundur dulu, biar aku yang mencoba untuk
menembusinya..." Di tengah bentakan nyaring sepasang kakinya segera
menjejak permukaan tanah, bagaikan anak panah yang
terlepas dari busurnya ia meluncur ke tengah lembah.
Tapi baru saja ia menembusi dinding tebing dan siap
melayang turun ke atas tanah, mendadak dari kedua belah sisi
tubuhnya bergema datang desingan angin tajam yang
memekakkan telinga, desingan tajam itu langsung menyergap
ke arah tubuhnya. Tentu saja Sik Tiong Giok tak berani berayal, berada di
tengah udara cepat-cepat bahunya digetarkan lalu me lesat
dua kaki lagi ke muka. Menanti ia berpaling dan memandang keadaan yang
sebetulnya, diam-diam pemuda itu menghembuskan napas
dingin sambil berpekik lirih dalam hati kecilnya :
"Wauw... sungguh berbahaya!"
Ternyata di atas ke dua sisi tebing tersebut telah terpasang
belasan buah alat pembidik otomatis dengan panah-panah
yang tajam, apabila tombol rahasia sampai tersentuh niscaya
panah-panah itu akan berhamburan kemana-mana bagaikan
hujan badai. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bayangkan saja apa jadinya bila sampai berlangsung
keadaan semacam ini. Betapa pun hebatnya kepandaian
seseorang, mustahil dapat meloloskan diri secara mudah.
Walaupun secara nyaris Sik Tiong Giok berhasil melampaui
alat pemidik otomatis di kedua sisi dinding tebing, tak urung
peluh dingin sempat membasahi juga jidat.
Tapi dengan kejadian tersebut semangatnya pun ikut
semakin berkobar, sambil tertawa nyaring segera serunya :
"Huuuh kalau hanya mengandalkan alat jebakan untuk
meraih kemenangan itu sih belum terhitung kepandaian
sejati!" "Asal kau mampu melewati selat ini, jangan kuatir banyak
orang yang bakal kau hadapi!" sahut Lui Su koh dari kejauhan
sana. Baru selesai ucapan tersebut diutarakan, mendadak
terdengar suara gemuruh keras bergema memecahkan
keheningan, tahu-tahu tampak tiga titik cahaya hijau meluncur
datang dari puncak tebing yang disertai lima jalur pelangi
panjang warna merah yang dikombinasikan dengan warna
hijau menciptakan perpaduan yang sangat indah, dengan
kecepatan tinggi perpaduan warna itu menyambar tubuh si
anak muda tersebut. Berkilat sorot mata Sik Tiong Giok setelah melihat
datangnya ancaman tersebut, ia tahu dua macam senjata
rahasia yang mengancam tubuhnya sekarang tentu luar biasa
sekali, karenanya ia segera menghimpun segenap tenaga
dalam yang dimilikinya sambil bersiap sedia menghadapi
segala kemungkinan yang tak diinginkan.
Lima jalur cahaya pelangi memancar tiba seperti kepala
peluru, tiga cahaya hijau berputar setengah busur seperti
sambaran petir, dalam waktu singkat seluruh tubuh Sik Tiong
Giok sudah terkurung rapat-rapat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendadak Sik Tiong Giok berpekik nyaring, tubuh dan
pedangnya bersatu padu menembus ke angkasa dengan
pancaran hawa murni yang maha dahsyat, tubuh itu melejit
setinggi satu kaki lebih serta meloloskan diri dari kepungan.
Tapi dalam waktu singkat bentakan nyaring kembali
bergema dari puncak tebing lagi-lagi terlihat belasan titik
cahaya hijau meluncur ke bawah secepa sambaran petir.
Di antara cahaya hijau yang memenuhi angkasa bagaikan
sambaran petir terdapat lagi enam titik cahaya hijau yang
lebih lembut bentuknya khusus melewati arah yang tak
beraturan mengancam ke bawah, ancaman semacam inilah
yang paling susah dihadapi.
Li Peng sekalian yang menonton jalannya pertarungan itu
dari mulut lembah jadi amat gelisah tapi mereka pun tak
berani menjerit kaget karena kuatir mencabangkan pikiran Sik
Tiong Giok hingga semakin susah untuk menghadapi ancaman
lawan. Tapi di antara sekian orang, Liong Siau huan lah yang
paling kuatir, ia cukup tahu betapa hebatnya senjata rahasia
milik Lui Su koh nya ini.
Meski cahaya hijau yang menyembur ke bawah itu memiliki
daya kemampuan dahsyat, sesungguhnya masih mudah untuk
dihadapi, tapi jarum belalang terbang yang khusus
menyambar secara tak beraturan itulah merupakan ancaman
yang serius. Sebab jalur yang ditempuh senjata ini tidak beraturan, ini
berarti arah datangnya serangan pun tak terduga, ditambah
lagi mesti melindungi diri terhadap ancaman sinar hijau
akibatnya makin sulit untuk mengatasinya.
Si tendangan geledek A poo tidak melihat akan ancaman
maut yang sedang dihadapi Sik Tiong Giok, ketika melihat
adegan tersebut, ia segera bertepuk tangan dan bersorak
sambil tertawa tergelak :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Haaaaahhh... haaaahhh... haaahhhh... indah amat letupan
api yang menari-nari di angkasa itu!"
Mendadak terdengar Sik Tiong Giok berpekik nyaring sekali
lagi, tubuh dan pedangnya membentuk diri dalam satu jalur
bianglala panjang lalu menembusi lingkaran cahaya hijau dan
langsung meluncur ke puncak tebing.
Termakan oleh terjangan hawa pedangnya yang maha
dahsat itu, puluhan cahaya hijau dan bayangan bianglala yang
menyelimuti sekeliling arena itu jadi meletus dan hancur
berkeping-keping. Tahu-tahu Sik Tiong Giok telah berdiri tegap di puncak
tebing tanpa kekurangan suatu apa pun, dengan sorot
matanya yang tajam ia mengawasi wajah Lui Su koh lekatlekat. Lui Su koh dengan pandangan kusut sedang mengawasi
pula wajah Sik Tiong Giok dengan pandangan mendelong.
Lama sekali mereka berdua saling berpandangan muka,
akhir Lui Su koh melengos ke arah lain sambil tegurnya dingin:
"Siapa kau" Berani amat mencampuri urusan pribadi
perguruan kami...?" Sik Tiong Giok segera tersenyum :
"Pangeran Srigala langit Sik Tiong Giok, khusus melindungi
Gi Liong kuncu untuk mohon maaf kepada gurunya."
Lui Su koh jadi tertegun setelah mendengar ucapan
tersebut, segera ujarnya :
"Kau anggap setelah mampu menghancurkan senjata Pek
yaa si lui (api hijau guntur sakti) ku, lantas kau dapat
memasuki pesanggrahan Lei hun piat sut semau hati sendiri?"
"Ilmu silat maha sakti apalagi yang hendak kau gunakan
untuk menghadang perjalanan ku?" tanya Sik Tiong Giok
dingin. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan suatu gerakan cepat Lui Su koh mencabut keluar
sebilah pedang, lalu katanya dingin :
"Kau kenal dengan pedang ku ini?"
Sementara Sik Tiong Giok masih tertegun, Liong Siau huan
telah berseru dari kejauhan :
"Pangeran kecil, kau jangan bertindak gegabah, pedang
tersebut adalah pedang Im lui s in kiam."
Kontan saja Lui Su koh mendelik besar setelah mendengar
teriakan ini, bentaknya penuh amarah :
"Budak sialan, kau berani pagar makan tanaman, bukan
membantu orang sendiri malah berpihak kepada orang lain"
Hmm, kau jangan mencoba untuk cerewet lagi!"
Satu ingatan segera melintas dalam benak Sik Tiong Giok,
sambil tertawa tergelak katanya kemudian :
"Dari mulut ayah angkat ku dulu pernah ku dengar tentang
salah seorang dayang dari lima dayang bukit Long sen yang
memakai pedang Im lui sin kiam, mungkin kau lah yang
dimaksudkan?" "Hmm, jadi kau sudah mengetahui tentang kehebatan
pedang ini?" dengus Lui Su koh.
Sik Tiong Giok segera tertawa :
"Aku dengar bila pedang tersebut sedang melancarkan
serangan, maka kecepatannya seperti sambaran petir dan
kekuatannya seperti gempa yang meretakkan permukaan
tanah, entah benar atau tidak?"
"Ucapan mu tepat sekali," jawab Lui Su koh sambil tertawa
angkuh, "apakah kau berhasrat untuk mencoba kehebatan
pedang ini?" "Bila dilihat dari munculnya pedang tersebut di tanganmu,
dapat ku duga bahwa dahulunya kau pun berasal dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perguruan serigala, Sik Tiong Giok tak ingin terjadi gontokgontakan di antara orang sendiri, karenanya lebih baik
pertarungan tersebut diurungkan saja."
Lui Su koh tertawa dingin :
"Kalau memang sudah kau ketahui asa l usul ku, kenapa
mesti berlagak pilon lagi" Jangan lagi kau, biar setan tua itu
munculkan diri lagi pun harus rasakan tiga jurus pedang ku
sebelum melewati tempat ini."
Tiba-tiba Sik T iong Giok tertawa terbahak-bahak :
"Haaa... haaa... haaa... bagus sekali, ternyata lima dayang
dari bukit serigala kini pun senang menganiaya orang dengan
mengandalkan ilmu silat."
"Kau jangan bicara sembarangan anak muda, lihat
serangan!" bentak Lui Su koh dengan marah.
Di tengah bentakan gusar, pedang Im lui sin kiam nya
dituding ke udara hingga memperdengarkan suara ledakan
yang amat keras, di antara ledakan tadi tampak asap hijau
menyambar kemana-mana diiringi pelbagai ledakan disanasini, keadaannya benar-benar mengerikan hati.
Sik Tiong Giok tersenyum, pedangnya digerakkan dalam
jurus 'angin badai dari delapan penjuru' serentetan cahaya
bianglala segera mengitari tubuhnya lalu memancar keluar.
'Cring... cring... cring...'
Serangkaian bunyi dentingan nyaring bergema memecahkan keheningan, asap hijau yang memancar
kemana-mana itu rontoh secara tiba-tiba ke bawah, ternyata
berupa belasan bilah pedang kecil.
Sambil tertawa tergelak kembali Sik Tiong Giok berseru :
"Haaa...haaa... haaa... pedang sakti Im lui s in kiam macam
apa itu" Rupanya tak lebih hanya permainan busuk yang sama
sekali tak ada artinya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lui Su koh mendengus dingin :
"Hmm, bocah muda, kau jangan keburu tekebur!"
Tiba-tiba pedanganya digetarkan ke udara berulang kali
sehingga dari sebilah pedang berubah menjadi lima pedang,
satu di antaranya segera dicabut lalu ditimbuk ke muka.
Baru saja Sik Tiong Giok hendak menangkis dengan
pedangnya, mendadak saja...
'Sreet' Lui Su koh telah menimpuk dengan pedang yang kedua,
menyusul kemudian pedangnya sebilah demi sebilah
disambitkan ke muka. Pedang Im lui sin kiam memang benar-benar hebat dan
bukan bernama kosong belaka, dalam waktu singkat seluruh
angkasa telah diliputi cahaya yang gemerlapan, bunyi
gemuruh pun serasa menusuk pendengaran.
Sik Tiong Giok sama sekali tidak memandangnya, bahkan
melirik sekejap pun tidak, tahu-tahu telapak tangan kirinya
disapu ke muka menyusul tubuhnya turut berputar dengan
cepatnya. Walaupun ke lima bilah pedang itu berputar sendiri-sendiri
di udara, sesungguhnya semua senjata tersebut masih berada
dalam kendali Lui Su koh, di antara putaran sepasang
tangannya, gerakan serangan dari kelima pedang itu pun
makin dahsyat. Tiba-tiba Lui Su koh menghentikan gerakan tubuhnya, lalu
tangannya sebelah didorong ke muka.
Seketika itu juga tampak sebilah pedang yang disertai
kilauan cahaya meluncur ke muka dengan disertai kekuatan
yang berlipat ganda, serangan tersebut langsung mengancam
ke dada si anak muda tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sik Tiong Giok me lotot besar, sambil membentak keras
pedangnya disertai tenaga dalam sebesar sepuluh bagian
langsung disontek ke atas.
'Blaammm...!' Pedang yang sedang menyambar ke bawah itu segera
tersontek oleh gerakan pedang Sik Tiong Giok hingga
terangkat setinggi dua depa dari posisi semula, dengan
demikian pedang itupun menyambar lewat di atas kepala
pemuda itu. Tindakan yang diambil Sik Tiong Giok barusan betul-betul
amat berbahaya dan menyerempet maut, andaikata seinci saja
lebih rendah, niscaya batok kepala anak muda itu sudah
tertembus pedang. "Aaaah!" Belum habis seruan kaget dari Liong Siau huan, Sik Tiong
Giok telah berhasil menyontek pergi serangan pedang yang
kedua. Akibat dari peristiwa ini, Lui Su koh jadi amat gusar sekali,
dengan suara dingin segera bentaknya :
"Bocah keparat, kau berani merusak pedang sakti ku?"
Di tengah bentakan, tiba-tiba tubuh bersama pedangnya
bersatu padu dan merubah menjadi serentetan cahaya


Manusia Srigala Karya Can I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bianglala yang meluncur ke muka dengan kecepatan tinggi.
Menghadapi ancaman demikian ini, Sik Tiong Giok tak
berani berayal lagi, sambil berpekik nyaring ia mendongkel
kembali serangan pedang yang ketiga, menyusul kemudian
tubuhnya berpadu dengan pedang dan maju ke muka
menyongsong datangnya ancaman itu.
Kedua belah pihak sama-sama meluncur ke depan dengan
kecepatan bagai sambaran petir, kedua bilah pedang pun
seperti dua ekor naga yang sedang menari-nari di angkasa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam waktu singkat, suara guntur yang menggelegar
serasa mengguncangkan empat penjuru, Li Peng sekalian
yang berada di bawah tebing sama-sama menengadah ke atas
dengan perasaan terkesiap, namun tak ada sesuatu pun yang
bisa terlihat. 'Criiing...!' Serentetan bunyi gemerincingan nyaring bergema memecahkan keheningan, tampak serentetan cahaya hijau
melesat ke atas menembusi angkasa, di bawahnya terpancar
beribu-ribu titik sinar hijau yang menyebar kemana-mana,
pemandangan waktu itu nampak sangat indah.
Betapa terkejutnya Lui Su koh ketika hawa murninya
mendadak buyar dan tak mampu dihimpun kembali sete lah
melepaskan serangan pedang itu, cepat-cepat ia merendahkan
tubuhnya sambil meluncur turun ke bawah.
Sik Tiong Giok dengan ilmu pedang terbangnya sedang
mengincar ke bawah ketika melihat Lui Su koh meluncur turun
secara tiba-tiba, ia menyangka lawannya sedang menyusun
rencana busuk, tentu saja ia tak memberi kesempatan kepada
lawannya untuk mewujudkan niat itu, cepat-cepat ia
menerjang pula ke bawah. Sebelum cahaya pedangnya mencapai sasaran, segulung
hawa pedang tak berwujud yang amat kuat telah meluncur
turun lebih dulu. Begitu ditumbuk oleh hawa pedang itu, Lui Su koh segera
menjerit kesakitan, seketika itu juga badannya terlempar
sejauh dua kaki lebih oleh tenaga dahsyat yang tak berwujud
itu dan roboh terjungkal ke atas tanah.
Menanti Sik Tiong Giok menarik kembali tenaganya sambil
memandang ke muka, nampak perempuan itu sudah
tergeletak di atas tanah dengan darah bercucuran dari ujung
bibirnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam sekilas pandangan saja, ia telah mengetahui kalau
tubuh Lui Su koh tertumpuk oleh hawa pedangnya karena
hawa murninya tiba-tiba buyar di tengah jalan, akibatnya isi
perutnya jadi remuk dan tewaslah dia seketika.
Kesemuanya ini segera menimbulkan rasa sedih di dalam
hati kecilnya. Dalam pada itu Li Peng sekalian yang berada di bawah
tebing telah melihat bahwa pertarungan di puncak tebing telah
berakhir, ketika berbondong-bondong mereka menyusul ke
situ, dilihatnya Sik Tiong Giok telah berdiri termangu-mangu di
sisi Lui Su koh. Dengan cepat Li Peng mendorong tubuhnya sambil
menegur : "Engkoh Giok, kenapa kau?"
Sik Tiong Giok menghela napas panjang :
"Aai, Lui Su koh telah meninggal dunia."
"Kalau sudah mati yaa sudahlah, kenapa kau yang berhasil
unggul justru nampak bersedih hati?"
"Hingga sekarang aku baru sadar, rupanya kami sedang
gontok-gontokan sendiri, orang sendiri."
"Aku tidak mengerti," Li Peng menggelengkan kepalanya
dengan kebingungan. "Bila dugaanku tidak meleset, Gi liong hujin sebetulnya
adalah ibu angkat ku sendiri."
"Apa kau bilang?" sela Liong Siau huan cepat, "suhu ku
adalah ibu angkat mu?"
"Benar, kelima orang bibi ini tak lain adalah kelima dayang
dari bukit serigala di masa lalu, aku baru teringat akan hal ini
setelah menjumpai pedang sakti Im lui sin kiam itu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau begitu malah bagus sekali," seru Li Peng segera
sambil tertawa girang, "setelah tiba di pesanggrahan Lei hun
piat sat nanti kita kan tak perlu bertarung lagi."
Mendengar hal ini, Sik Tiong Giok segera tertawa dingin :
"Heeeh... heeeh... heeeeh... aku justru kuatir sete lah
berada dalam pesanggrahan Lei hun piat sat nanti, kita masih
harus melangsungkan suatu pertarungan sengit."
Tampaknya Li Peng masih belum memahami maksud dari
perkataan tersebut, sepasang matanya yang jeli terbelalak
lebar-lebar, diawasinya Sik Tiong Giok dengan wajah
termangu. Liong Siau huan menghela napas panjang, katanya pula :
"Hubungan guru ku dengan kelima bibi akrab melebihi
saudara kaandung sendiri, sete lah pangeran cilik melukai su
koh tentu saja guru ku tak akan menyudahi persolan tersebut
sampai disini saja."
"Kecuali..." ucapan Sik Tiong Giok tiba-tiba, namun sebelum
dilanjutkanya telah membungkam kembali.
"Hey, kecuali bagaimana" Mengapa tidak kau utarakan
secara terus terang?" seru Li Peng cepat.
"Kecuali ayah angkat ku bersedia menampilkan diri disini,
dengan begitu semua pertikaian tentu akan terselesaikan
dengan sendirinya." Li Peng segera tertawa : "Ku kira masih ada masalah pelik apalagi, asal kau yang
mengundangnya keluar, bukankah dia orang tua akan segera
munculkan diri?" Tiba-tiba Sik T iong Giok tertawa getir :
"Tapi siapa yang tahu dia orang tua telah mengasingkan
diri kemana?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku punya usul bagus, bagaimana kalau kita mundur dulu
dari lembah Soh long kok ini untuk sementara waktu, bila Sik
locianpwee berhasil dijumpai, kita baru datang kemari lagi?"
"Sekarang kita sudah tak mungkin lolos dari sini lagi," ucap
Liong Siau huan segera, "lembah Soh long kok telah ditutup,
jangan lagi manusia seperti kita ini, biar seekor burung pun
sulit rasanya untuk melewati tempat ini."
Sik Tiong Giok termenung beberapa saat lamanya,
kemudian berkata : "Kalau ini rejeki tentu bukan bencana, kalau ini bencana
kita toh tak akan lolos, daripada mundur setengah jalan, mari
kita terjang terus ke dalam!"
Agaknya Li Peng merasa pemikiran tersebut ada benarnya
juga, segera sahutnya : "Yaaa, rasanya ini memang merupakan satu-satunya jalan
keluar, mari kita terjang ke dalam!"
Mereka berempat pun segera menelusuri tebing dan
menembus maju lebih ke dalam.
Di atas sebuah puncak bukit yang berdiri sendiri, berdirilah
sebuah bangunan gedung yang besar walaupun bangunan
tersebut tidak dibangun secara artistik namun bentuknya
nampak angker dan gagah. Di sekeliling lapangan tampak banyak orang sedang
berkumpul, dengan cepat mereka telah melihat kemunculan
keempat orang. Tiba-tiba terdengar seseorang berseru dengan keras :
"Kalau hendak menagih harus mencari yang berhutang,
coba lihat, bukankah Pangeran Serigala langit sedang berjalan
kemari?" Dengan langkah lebar Sik Tiong Giok memasuki tanah
lapangan, selain berjumlah kecil, hampir sebagian besar yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hadir disana dikenali olehnya, kebanyakan adalah orang-orang
dari selat Pa si sia nya dulu.
Baru saja Sik T iong Giok hendak menyapa orang-orang itu,
mendadak terdengar seseorang menegur dengan suara
dingin: "Apakah kau adalah si bocah kecil yang berhasil ditolong
oleh setan tua itu dari kekalutan peperangan?"
Dengan cepat Sik Tiong Giok berpaling, di atas undakundakan batu muka pintu gerbang utama, duduklah seorang
nenek di sebuah kursi kebesaran, tangannya memegang
sebuah tongkat dan tubuhnya nampak kerempeng.
Di belakang nenek itu berdiri seorang nona cantik berbaju
merah keperak-perakan dengan sepasang matanya yang
terbelalak besar, ia sedang mengawasi Sik Tiong Giok tanpa
berkedip. Biarpun Sik T iong Giok belum pernah bersua dengan nenek
itu, namun dalam sekilas pandangan saja ia sudah mengenali
siapa gerangan orang itu.
Cepat-cepat ia maju berlutut sambil serunya :
"Anak Giok memberi hormat untuk ibu angkat."
Nenek itu memang tak lain adalah istri dari kakek serigala
langit yang kini menyebut diri sebagai Gi liong hujin.
Sambil mendengus dingin Gi liong hujin menegur :
"Bocah muda, tak nyana kau masih mengerti soal sopan
santun, selama beberapa tahun mengikuti si setan tua itu,
mungkin banyak sudah kepandaian yang berhasil kau
pelajari?" "Bakat anak Giok jelek lagi bebal, tak banyak yang berhasil
ku pelajari." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Anak pintar, kau tak usah merendahkan diri lagi, ditinjau
dari kemampuan mu dalam membunuh Lui Su koh, dapat ku
ketahui bahwa kepandaian silat mu memang hebat, ingin juga
ku minta petunjuk darimu."
"Anak Giok tak berani," buru-buru Sik Tiong Giok
menampik. Sementara itu Gi Liong kuncu Liong Siau huan telah
berlutut dan berbisik lirih :
"Anak Huan menjumpai suhu."
Mendadak Gi liong hujin mendelik besar,
hawa pembunuhan menyelimuti wajahnya, dengan suara dingin ia
berseru : "Budak setan, tak nyana kau masih punya pendukung"
Hmm, kebetulan aku tak akan takut dengan backing mu itu."
"Tecu tidak berani."
Kembali Gi liong hujin tertawa dingin :
"Heee... heee... heee... memang itu sudah kuduga, kau tak
akan berani. Hmmm, setelah terperangkap di telaga Gi Liong
oh, tahukah kau akan peraturan perguruan kita."
"Tecu mengerti, mohon suhu bersedia menjatuhkan
hukumannya." "Kalau sudah tahu salah, mengapa tidak segera bunuh diri"
Apakah kau hendak menunggu sampai aku yang turun tangan
sendiri?" seru Gi liong hujin dingin.
Berubah hebat paras muka Gi Liong kuncu Liong Siau huan
setelah mendengar perkaaan ini, dia menyembah satu kali
kepada gurunya lalu bangkit berdiri seraya berkata :
"Terima kasih banyak atas kemurahan hati suhu, anak
Huan akan segera berangkat!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara berbicara, sorot matanya seperti sengaja tak
sengaja melirik sekejap ke arah si tendangan geledek, lalu
pedangnya segera diayunkan untuk menggorok leher sendiri.
Apabila lehernya sampai tergorok oleh pedang tersebut,
niscaya habislah riwayat nona itu dan mati dalam keadaan
mengenaskan. Di saat yang amat kritis inilah mendadak terdengar suara
bentakan nyaring bergema di dalam ruangan gedung :
"Anak Cu, jangan bertindak bodoh."
Menyusul teriakan itu, tampak sesosok bayangan manusia
menerjang keluar dari ruang tengah dan langsung melayang
terus di hadapan Liong Siau huan.
Pedang Liong Siau huan yang siap menggorok leher sendiri
pelan-pelan diturunkan kembali, dengan air mata bercucuran
serunya pedih : "Oooh... bibi Ngo koh."
Ternyata orang yang barusan munculkan diri adalah Tau
Ngo koh, ia memandang sekejap ke arah Liong Siau huan
mengangguk lalu katanya kepada Gi liong hujin :
"Hujin, sebuas-buasnya harimau tak pernah ia menerkam
anaknya sendiri, apalagi hancurnya istana telaga Gi Liong oh
bukan tanggung jawab anak Huan seorang."
Sejak kemunculan Tau Ngo koh, paras muka Gi liong hujin
telah berubah hebat, kini dengan wajah dingin ia berkata :
"Ngo moay, apakah kau berniat menghalangi keputusan ku
ini" Tahukah kau akan peraturan yang berlaku dalam
perguruan Gi liong bun kita ini?"
"Berbicara menurut peraturan yang berlaku dalam
perguruan kita, kesalahan anak Cu belum sampai diancam
dengan hukuman mati, lagi pul..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa lagi yang hendak kau katakan?" tukas Gi liong hujin.
"Lagi pula hujin turut bertanggung jawab atas terjadinya
peristiwa ini." "Bagus sekali, kau berani menuduh aku juga?"
"Budak tak berani menuduh hujin dengan hal yang bukanbukan, tapi benarkah hujin mengatakan tak tahu kalau si
Sastrawan bisu tuli telah memasuki istana Gi liong kiong?"
"Seandainya aku tahu lantas kenapa?"
"Andaikata hujin mengetahui akan kedatangannya, maka
kau wajib untuk menghalanginya, mengapa kau tidak segera
menampilkan diri" Dengan kemampuan yang dimiliki anak
Huan bagaimana mungkin ia mampu membendung

Manusia Srigala Karya Can I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kemampuannya?" "Sebenarnya aku mempunyai persiapan yang lain, tapi
sayang budak itu sudah merusak semua rencana besarku."
Kontan saja Tau Ngo koh tertawa dingin.
Jilid 32 "RENCANA BESAR APA SIH YANG DAPAT kelabui diriku?"
"Apa pula yang telah kau ketahui?"
Tau ngo koh mendengus : "Hmmm apalagi rencanamu kalau tidak bermaksud hendak
menggunakan kesucian tubuh anak Huan untuk merangkul
binatang tersebut ke pihak mu" Hujin mengapa kau tidak
berpikir kembali dengan seksama, terutama dalam peristiwa
Chin Soat hong tempo hari, bukankah dia pun tewas
disebabkan rencana besarmu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitu perkataan itu diutarakan, Li Peng tak sanggup
menahan diri lagi, tiba-tiba ia meloloskan pedangnya dari
sarung dan menerjang maju ke muka.
"Nenek sialan," bentaknya sambil menuding dengan
menggunakan pedangnya, "ternyata kau adalah musuh besar
pembunuh ibu ku!" Mendadak Gi liong hujin mendongakkan kepalanya lalu
tertawa terbahak-bahak : "Haaahhh, haaahh, haaahhh, budak cilik siapakah kau"
Mengapa kau mencari gara-gara dengan ku?"
"Aku bernama Li Peng, putri dari Chin Soat hong yang mati
kau celakai, sekarang tentu kau sudah paham bukan?"
Kembali Gi liong hujin tertawa terbahak-bahak :
"Haaahhh, haaaahhh, haaaahhh, Li Peng, seharusnya kau
menggunakan nama marga Cu bukan?"
"Hmmm, kesemuanya ini tak lain adalah berkat siasat
busukmu itu," seru T au Ngo ko ketus, "gara-gara mendendam
kepada Li Keng goan atas sebuah pukulannya, kau telah
mengorbankan isterinya untuk menjadi mangsa Cu Bu Ki, kau
yang telah menanamkan bibit permusuhan ini."
Belum habis perkataan itu diutarakan, mendadak Gi liong
hujin mengayunkan jari tangannya ke muka, segulung
desingan angin tajam langsung menyerang tenggorokan Tau
Ngo koh. Diiringi suara dengusan tertahan, tewaslah Tau Ngo koh
seketika itu juga. Melihat dayangnya telah tewas, Gi liong hujin kembali
tertawa terbahak-bahak : "Haaaaahhhh... haaaaahhhh... haaaahhhh... budak sialan,
tak nyana begitu banyak persoalan yang kau ketahui. Nah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekarang akan ku lihat apakah kau bisa banyak bacot lagi
tidak?" Menyaksikan kejadian ini, Li Peng segera memperketat
pedang dalam genggamannya sambil membentak nyaring, lalu
tubuhnya menerjang ke depan sambil melancarkan sebuah
tusukan. Sekali lagi Gi liong hujin tertawa tergelak :
"Budak sialan, gampang sekali kalau kau ingin mampus
secepatnya!" Di tengah gelak tertawa nyaring, mendadak ia lancarkan
sebuah pukulan ke muka, segulung tenaga serangan yang
maha dahsyat segera menyambar cepat.
Tampaknya Li Peng segera akan tewas bila tersapu oleh
serangan itu, di saat yang amat kritis inilah mendadak dari s isi
arena menyambar datang segulung tenaga serangan yang
menghantam ancaman tersebut hingga miring ke samping,
lalu kedengaran seseorang membentak keras :
"Teng Bong ciu! Setelah kau bunuh yang tua, apakah akan
melukai pula yang muda" Benar-benar hati mu amat keji..."
Di antara kelebatan bayangan manusia, tampak empat lima
orang telah melayang turun ke tengah arena.
Ternyata mereka adalah si rase sakti Li Keng kiu, kakek
cebol berjalan di bawah tanah Kong Sun Swan dan lainlainnya. Begitu menampakkan diri, mimik wajah Li Keng kiu nampak
berubah jadi begitu mengerikan, seakan-akan telah berubah
menjadi seseorang yang lain.
Seluruh rambutnya pada berdiri kaku bagaikan landak,
matanya melotot penuh kegusaran, diawasinya wajah Gi liong
hujin tanpa berkedip. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Selang beberapa saat kemudian ia baru berkata dengan
suara dingin : "Teng Bong ciu, setelah mencari selama sepuluh tahun, tak
ku nyana ternyata kau bersembunyi disini."
Gi liong hujin sendiri pun nampak agak terkesiap sete lah
menyaksikan kemunculan beberapa orang itu, segera ia
tertawa seram setelah mendengar perkataan ini, ujarnya :
"Kalau begitu, kau si rase tua belum berhasil melatih diri
menjadi siluman." "Teng Bong ciu, hutang piutang kita harus diperhitungkan
sekarang." Gi liong hujin tertawa : "Justeru untuk membuat perhitungan dengan mu, aku
jauh-jauh datang ke wilayah Biau ini."
"Apakah kau bukan lagi bersembunyi?" s indir si kakek cebol
cepat-cepat. Kembali Gi liong hujin tertawa :
"Hey cebol, tampaknya kebinalan mu masih saja seperti
dulu, memang dulunya aku memang lagi menyembunyikan
diri, tapi setelah si penagih hutangnya datang kemari, masa
aku dapat menyembunyikan diri lagi?"
"Hari ini adalah saat ajalmu, hayo cepat serahkan nyawa
anjing mu itu," seru Li Keng kiu lagi.
"Ooo, tak bakal segampang itu," Gi liong hujin tertawa,
"sudah tiga puluh tahun lamanya aku bercokol di wilayah Biau
ini, kalau mesti menyerah dengan begitu saja, bukankah
pengorbanan ku selama ini jadi sia-sia belaka?"
Kembali Li Peng mendengus dingin :
"Hmmm kalau memang begitu, hayo tunjukkan sampai
dimanakah kemampuan yang kau miliki!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendadak Gi liong hujin me lompat bangun sambil
menghentakkan toyanya,lalu berseru dengan suara dingin :
"Asal kalian sanggup menghadapi permainan toya ku ini,
tentu saja aku pun akan memberikan suatu pertanggungjawab
kepada mu." Belum habis perkataan itu diutarakan, mendadak dari
belakang tubuhnya menyilang keluar Sie Tay koh dan To ji koh
dari lima dayang bukit serigala sambil memberi hormat kepada
Gi liong hujin seraya katanya :
"Hujin hutan darah bayar dengan darah sumoay tewas di
ujung pedang bocah keparat she Sik ini, bagaimana pun jua
hutang berdarah ini harus dituntut balas."
Gi liong hujin termenung sebentar lalu sahutnya :
"Dalam keadaan demikian, aku pun tak akan memperdulikan perbuatan kalian lagi Kalau toh kamu ingin
membalas dendam, lakukanlah menurut suara hatimu."
Mendengar ucapan mana, dengan cepat kedua orang
perempuan itu membalikkan badan dan bentaknya kepada Sik
Tiong Giok : "Bocah keparat, kami berdua dengan sepasang gelang kiu
kion ghuan ingin minta petunjuk akan ilmu pedang mu yang
maha dahsyat itu..."
Sambil berkata mereka berdua segera memencarkan diri ke
kiri dan kanan sambil meraba pinggang masing-masing.
'Criiing... ! Criiiing...!'
Diiringi suara dentingan nyaring, mereka meloloskan dua
buah gelang K iu Kiong huan.
Diam-diam Sik Tiong Giok memperhatikan bentuk senjata
yang aneh tersebut dengan seksama, ternyata benda itu
terbuat dari baja asli yang memancarkan sinar tajam,
semuanya terdiri dari sembilan buah gelang besar yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bersambung satu sama lainnya. Tiap gelang terdapat empat
buah sudut berduri yang tajam hingga sekilas pandangan
bentuknya mirip sekali dengan seekor ular aneh yang berduri
tajam. Ia mengetahui bahwa dua orang dayang dari bukit serigala
ini dulunya adalah perampok perempuan kenamaan dari dunia
persilatan, dimana pada akhirnya telah ditaklukkan oleh ayah
angkatnya, ini berarti ilmu silat yang mereka miliki telah
mencapai tingkatan yang luar biasa.
Sadar akan kemampuan lawan, tentu saja ia tak berani
bertindak secara gegabah.
Maka setelah mundur selangkah ke belakang, pedangnya
segera diloloskandari sarung, setelah itu katanya sambil
tertawa : "Kalian berdua adalah angkatan tua, karena itu Sik Tiong
Giok tak berani bersikap kurang ajar, silahkan kamu berdua
melancarkan serangan terlebih dulu."
"Bocah keparat," dengus To Ji koh penuh amarah, "tak
usah banyak ngebacot lagi. Sambutlah seranganku ini!"
Di tengah bentakan itu ia menyambar pingang lawan
dengan mempergunakan jurus ikat pinggang kemala melilit
pinggang. "Serangan bagus!" bentak Sik Tiong Giok keras-keras.
Pedangnya langsung membabat ke arah senjta gelang kiu
kiong huan lawan dengan menggunakan jurus menggantung
terbalik genta emas. Serta merta To Ji koh memutar pergelangan tangannya
dengan merubah gerak serangannya menjadi jurus rajawali
emas pentang sayap. 'Criiiinggg...!' Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gelang kiu kiong huan nya digetarkan sampai lurus
bagaikan sebatang penah, lalu dengan jurus naga hitam
menembusi pagoda, langsung tusuk tubuh bagian tengah Sik
Tiong Giok. Pada saat itulah Sie hay koh bertindak pula dengan
mengayunkan senjata gelang kiu kiong huan nya melancarkan
sebuah sapuan. Tampak dua buah gelang baja itu bagaikan naga beracun
yang sedang menari di tengah udara seraya menimbulkan
suara desingan angin tajam yang mengerikan hati.
Sik Tiong Giok sama sekali tidak menjadi gugup atau
gelisah, dengan gerakan naga sakti membalik badan, dari kiri
ia berputar kencang ke arah kanan seperti hembusan angin
puyuh, hal ini membuat ancaman kedua buah senjata gelang
lawan mengenai sasaran yang kosong.
Menyusul kemudian tubuhnya berputar mengikuti gerakan
itu pedangnya memancarkan serangan lewat belakang
punggung dengan jurus angin angin sejuk memancar luas,
ujung pedangnya seperti semburan lidah ular beracun balik
menusuk kepada Sie Tay koh.
Merasakan datangnya desingan angin tajam dari belakang
tubuhnya, cepat-cepat Sie Tay koh mengeluarkan jurus 'bunga
bwe rontok ke tanah' untuk merendahkan tubuhnya secara
tiba-tiba guna menghindari ujung pedang lawan lalu gelang
Kiu Kiong huan-nya berputar kencang dan menyambar ke
belakang dengan jurus pohon tua menyebarkan akar.
Sik Tiong Giok tidak menunggu sampai serangan lawan tiba
untuk memutar badannya dengan cepat dengan jurus 'awan
panas memanggang sang surya' dia tusuk tenggorokan To Ji
koh. Dalam waktu singkat ke tiga orang itu sudah terlibat dalam
Kisah Si Pedang Terbang 2 Kilas Balik Merah Salju Karya Gu Long Geger Dunia Persilatan 6

Cari Blog Ini