Ceritasilat Novel Online

Manusia Srigala 4

Manusia Srigala Karya Can I D Bagian 4


kegelapan malam dengan wajah termangu-mangu.
Mendadak sesosok bayangan manusia melayang turun dari
jarak lima kaki dihadapan-nya, setelah mencapai permukaan
tanah, dapat dilihat kalau orang tersebut tak lain adalah Sik
Tiong giok. Kehadiran pemuda ini seketika membuat Cu Siau hong
menjadi tertegun, dia septrti sudah melupakan peristiwa yang
baru saja di alaminya, dengan penuh perasaan kuatir segera
tegurnya: "Eeeeh, mengapa kau kembali lagi" Mereka semua hendak
membekukmu hidup-hidup!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dengan kepandaian mereka belum cocok untuk menangkapku" Sik Tiong giok tertawa, "kalau tidak percaya
suruh saja mereka kembali kesini, tanggung mereka akan
kuhajar sampai babak belur!"
"Kau anggap kepandaianmu hebat" Hmm, sekalipun kau
dapat mengungguli ayahku, belum tentu bisa mengalahkan
Pat huang sin mo!" "Darimana kau tahu kalau aku tak sanggup mengalahkan
Pat huang sin mo?" "Aku dengar cerita ayah, dulu ia pernah bertarung melawan
In thian sam siu seorang diri!"
"Hmmm, kalau membual mah gampang sekali" jengek Sik
Tiong giok sambil mendengus dingin, "aku tak percaya dengan
obrolan-nya itu, jika kau ingin tahu, suruh saja dia kembali,
katakan kalau pangeran serigala langit Sik Tiong giok ingin
berjumpa dengan-nya!"
"Aaah, jadi kau benar-benar adalah putera si kakek serigala
langit....?" Cu Siau hong menjerit kaget, waaah... makin tak
becus kalau begitu!"
"Budak ingusan, kau berani memandang rendah aku?"
mendadak Sik Tiong got melotot.
Cu Siau hong sama sekali tidak menggubrisnya, dia ma lah
mencibirkan bibirnya sambil berkata lagi:
"Apa sih hebatnya dengan dirimu" Dahulu Sik Thian kun
juga telah disekapnya selama dua puluh tahun dibukit Serigala
langit, hanya saja..."
"Budak sialan!" Sik Tiong giok membentak lagi sambil
berkerut kening, "kau berani menyebut nama ayahku dengan
seenaknya saja?" Cu Siau hong mengerling sekejap kearahnya, kemudian
berkata lebih lanjut: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siapa tahu justeru ia berhasil mempelajari sejenis ilmu
silat yang maha sakti dibukit tersebut, tentu saja kejadian ini
sama sekali tidak disangka oleh Pat huang sin mo!"
Sik Tiong giok segera tersenyum.
"Betul-betul tak kusangka kau si budak bisa mengetahui
banyak tentang persoalan ini, itulah sebabnya dia tak akan
bisa mengungguli aku sekarang!"
"Tak ada salahnya kau membual kalau memang
kegemaranmu membual!" sekali lagi Cu Siau hong mengerling
kearahnya, "tapi masalah ini menyangkut soal nyawa, lebih
baik janganlah kelewat takabur!"
"Siapa s ih yang takabur" Kau tidak percaya buktikan sendiri
setelah pertarunganku dengan-nya dilangsungkan, sekarang
aku belum ingin berkelahi dengan-nya, karena aku datang
untuk menyelamatKan jiwa seseorang!"
"Kau hendak menolong siapa?"
"Seorang nona, dia adalah putri Bun Suki"
"Ooh, kau maksudkan nona she Bun itu?"
"Benar, dia berada dimana sekarang?"
"Darimana aku bisa tahu?"
Tiba-tiba Sik Tiong giok menangkap setitik perasaan
cemburu dibalik wajah cantik nona berbaju merah ini, buruburu katanya lagi sambil tertawa:
"Padahal aku sendiripun tidak kenal dengan-nya,
berhubung ayahnya minta bantuan ku dan akupun merasa
sungkan untuk menampik, maka aku datang menolongnya.
Nona, bila kau tahu, tolong beritahulah kepadaku dan
anggaplah kau sedang menolongku!"
Sebenarnya Cu Siau hong tak ingin menggubrisnya, tapi
ingatan lain segera melintas dalam benaknya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Manusia angkuh yang tinggi hati seperti diapun bersedia
minta tolong kepadaku, jika tidak kujawab, sudah pasti hal ini
akan melukai perasaan hatinya!"
Yaa, memang begitulah hubungan antara manusia dengan
manusia seringkali memang sukar diduga dan susah dipahami.
Kerap kali seseorang yang mempunyai rasa setia kawan
yang tebal, justeru tidak menaruh serius ternadap sikap
lawan-nya, sebaliknya seseorang yang tak berperasaan setia
kawan di waktu biasa, justeru menampilkan sikap yang
merupakan kebalikannya, apalagi kalau hal ini terjadi didalam
hubungan antara lelaki dan perempuan, keadaan tersebut
makin sering ditemukan. Cu Siau hong hanya berpikir menjaga perasaan lawan, tapi
dia tak pernah berpikir mengapa harus bersikap demikian,
apalagi dia dicemooh dan dihina belum lama berselang,
apakah lawan pun memikirkan hal yang sama"
Sayang sekali gadis tersebut sudah me lupakan segala
sesuatunya, perasaan-nya menjadi begitu tenang dan bahagia
setelah ia berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan
lelaki setampan Sik Tiong giok.
Begitulah setelah termenung sejenak, pelan-pelan dia
berkata: "Sekarang dia jatuh sakit dijeram Soh liong kian..."
"Apa, dia sakit...." Sakit apa?" tanya Sik Tiong giok
terkejut. Cu Siau hong mengerling lagi kearahnya, kemudian baru
menjawab: "Aku kan bukan seorang tabib, darimana bisa kuketahui
penyakit apa yang diderita olehnya?".
Kembali Sik T iong giok termenung sebentar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku tebak dia pasti jatuh sakit akibat siksaan kalian, kalau
tidak, seorang yang sehat wal'afiat masa dapat jatuh sakit
secara tiba-tiba?" Cu Siau hong mengerling sekejap, lalu serunya manja:
"Heei, kalau bicara sedikitlah tahu perasaan, siapa yang
telah menyiksanya" Jika dia sedang jatuh sakit, apa boleh
buat?" "Aku tidak percaya, belum pernah kudengar ada orang
yang suka dirinya jatuh sakit!"
"Kalau tidak percaya yaa sudahlah, tapi dia benar-benar
telah jatuh sakit!" "Bersediakah kau mengajakku untuk menjenguknya" Dalam
sekilas pandangan saja aku akan mengetahui penyakit apakah
yang sedang diderita olehnya."
Cu Siau hong membereskan rambutnya sambil mengerdipkan matanya yang jeli, kemudian baru katanya:
"Baiklah, enci itu memang benar-benar patut dikasihani".
Dia lantas membalikkan badan dan beralan kedalam
lembah sebelah dalam, diikuti Sik T iong giok dibelakangnya.
Dalam pada itu kebakaran telah dipadamkan, hanya tinggal
sisa asap tebal yang menyelimuti angkasa.
Rasul serigala sekalian telah keluar dari lembah untuk
melakukan pengejaran, mereka melakukan penggeledahan
dengan memencarkan diri, setiap sudut diperiksa, setiap ada
jejak yang mencurigukan, tanda bahaya dibunyikan sehingga
suasana benar-benar sangat tegang.
Rasul serigala sendiri menganggap dia sudah hapal dengan
keadaan medan disitu, maka semua pelosok diperiksanya
dengan seksama. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wilayah disekitar sana disebut orang sebagat tebing
bayangan setan, karena batu karang berserakan dimana-mana
sehingga keadaan-nya mirip bayangan setan.
Biarpun tempat itu tak enak dilewati, di mana tersebar
semak belukar yang lebat, namun tidak menghalangi bagi
perjalanan Rasul serigala langit untuk menembusinya.
Bila perjalanan diteruskan dan melewati tebing bayangan
setan, maka perjalanan menjadi semakin sulit dilewati, batu
cadas yang tajam dan licin tersebar dimana-mana, lumut hijau
menyelimuti seluruh permukaan tanah, biarpun seseorang
memiliki kepandaian silat yang sangat hebat, sulit rasanya
untuk melalui daerah itu.
Dalam waktu singkat Rasul serigala langit sudah
menempuh perjalanan sejauh empat tujuh li, bukan saja tiada
musuh yang terkejar, bahkan bayangan tubuh dari Pat huang
sin mo sekalipun tak terlihat sama sekali.
Tanpa terasa dia mulai mengerutu sambil pikirnya:
"Aku bisa memilih tempat ini sebagai markas besar karena
deerah ini terletak sangat rahasia dan terpencil, bila seseorang
tidak hapal dengan keadaan disekitar ini, biarpun dilakukan
penyelidikan, namun tanpa kesan yang mendalam bisa jadi
akan menyebabkan orang tersesat jalan!"
Berpikir demikian, diapun mengamati jalan didepan sana
dengan seksama, kemudian pikirnya:
"Celaka bila kuteruskan perjalanan kedepan, bukankah
akhirnya akan tiba dibukit Muh cho san?"
Tempat dimana dia berhenti sekarang adalah bawah
sebuah tebing yang curam, dihadapan-nya terbentang sebuah
tebing batu karang setinggi beberapa puluh kaki, di sebelah
kiri adalah jurang yang dalam, sedangkan disebelah kanan
adalah tebing yang curam, pohon siong hampir memenuhi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seluruh bukit, boleh dibilang dia telah sampai ditempat yang
sangat berbahaya. Dalam gelisahnya, peluh mulai membasahi seluruh
kepalanya, dia ingin kembali kejalan semula tapi suasana
segera dirasakan tak beres, sebab dia teringat kalau Kok Siu
cu dan Thian Si hua sekalian adalah teman-teman yang
diundang olehnya untuk membantu usahanya, bila sekarang
dia menghindari tempat yang berbahaya untuk mencari
enaknya, bagaimana tanggapan orang"
Padahal dia mana tahu kalau Pat huang sin mo sudah
terpikat oleh kecantikan Cu Siau hong sejak pertemuan
mereka pertama kali, ketika dirasakan kalau kesempatan baik
telah diperoleh, kini dia sudah memutar haluan dengan tujuan
"mengerjai" si nona kecil itu.
Sudah barang tentu rasul serigala langit tak akan menduga
sampai kesitu, dia malah mengira Pat huang sio mo masih
mengejar musuh diatas bukit, maka diapun bersuit nyaring
beberapa kali dengan maksud ingin mengadakan kontak
dengan orang-orangnya. Siapa tahu meskipun sudah bersuit enam tujuh kali, sama
sekali tidak terdengar sedikit jawaban pun.
Tahulah rasul serigala langit sekarang, bahwa satu li
disekitar tempat itu sama sekali tidak terdapat orangnya.
Akhirnya dia berusaha untuk memperhatikan keadaan
disekeliling tempat itu, dirasakan bukit karang itu kelewat
berbahaya dan tidak gampang dinaiki, sedang tebing sebelah
kanan meski berbahaya, namun masih bisa didaki kendatipun
banyak duri dan jarum pohon siong yang akan mencocoki
badan. Sambil menggertak gigi dia lantas meloloskan pedang dari
punggungnya dan menerobosi hutan pohon siong sambil
mendaki tebing batu tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pohon siong tumbuh amat rapat, jarum-jarum pohon siong
pun menusuk badan, sekalipun rasul serigala langit telah
berusaha untuk membacok kesana kemari, tapi sedikit saja dia
teledor, ranting kayu sempat menyambar wajahnya yang
membuat dia jadi meringis menahan rasa mendongkolnya.
Dalam gusarnya, pedangnya lantas diayunkan semakin
kalap membacoki kian kemari.
Siapa tahu hancuran kayu bertebaran kemana-mana dan
rontok diatas tubuhnya, masih banyak diantaranya yang
mencocoki badan dan mennimbulkan luka-luka kecil.
Betul luka dicocok jarum pohon siong tidak kelewat sakit,
rasa paku dan terutama rasa gatal inilah yang membuat dia
sedikit tak dapat menahan diri.
Rasa mendongkol yang berkobar-kobar membuat rasul
serigala langit mengumpat sepanjang jalan, mula-mula dia
menyumpahi Sik T iong giok, tapi akhirnya Kok Siu cu sekalian
pun turut disumpahi. "Manusia bedebah semua, kemana perginya telur telur
busuk itu" Sialan, mengejar sampai dimana mereka" Masa
mengejar sampai dineraka semua?"
Setelah menyumpah serapah, rasa mendongkolnya pun
berkurang banyak, sementara tubuhnya juga telah mencapai
atas tebing itu. Dia menghembuskan napas lega, kemudian ia bersuit lagi
beberapa kali. Mendadak dari balik tebing sebelah depan sana terdengar
suara jawaban, hanya saja suaranya tidak terlalu keras,
seakan-akan dipancarkan dari suatu wilayah setengah li
jauhnya dari situ. Atas bergemanya suara jawaban tadi, Rasul serigala langit
segera melupakan rasa letih dan merasakan semangatnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berkobar, dia berpekik kembali keras-keras dengan tujuan
ingin mengetahui arah lawan secara tepat.
Pada saat dia sedang bersuit nyaring itulah mendadak dari
balik semak belukar melompat keluar seekor macan kumbang
yang menerjang kehadapan-nya, kemunculan yang sangat
mendadak dari binatang itu membuat dia jadi terkejut sekali.


Manusia Srigala Karya Can I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Apa mau dikata disaat munculnya macan kumbang itu,
kebetulan sekali suara jawaban bergema pula diudara, hal itu
membuatnya gagal untuk menentukan dari mana arah
jawaban tadi berasal. Bisa dibayangkan betapa mendongkolnya rasul serigala
langit menghadapi keadaan begini, pedangnya dipersiapkan
untuk membacok macan kumbang itu.
Sayang sekali macan kumbang tadi sudah kabur entah
kemana. Tiba-tiba dari atas bukit sana berkumandang pula suara
lolongan serigala yang sangat nyaring.
Sewaktu menakuti kakek serigala langit dulu, Rasul serigala
pernah berdiam selama beberapa tahun dibukit Long san,
karena itu dia tak merasa takut terhadap serigala, walaupun
demikian, dia cukup mengetahui bahwa cakar serigala amat
tajam, bila sampai tersambar oleh cakarnya, sudah dapat di
pastikan akan terluka parah.
Sekarang dia kuatir sekali kalau datangnya serangan dari
atas kepala, bila ini sampai terjadi, tidak mudah baginya untuk
menghindar ataupun berkelit.
Maka kaki kirinya cepat-cepat mendayung kebelakang,
kemudian dengan jurus burung belibis membalikkan badan,
dia melintangkan pedangnya didepan dada siap membabat
sserigala tersebut. Siapa sangka pada saat dia membalikkan badan dan
mendongakkan kepalanya itulah.....
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Weeees!" diiringi desingan tajam, segumpal tanah lumpur
telah menyambar datang dan persis menghantam wajahnya.
"Plaaakkk!" Lumpur itu buyar kemana-mana dan mengotori seluruh
wajahnya, sampai matanya jadi perih dan mukanya sakit
sekali. Pada saat dia sedang membersihkan wajahnya dari lumpur,
lolongan serigala kembali bergema, lalu dirasakan datangnya
desingan angin tajam yang menerkam tubuhnya.
Sambil memaksakan diri untuk membuka matanya, Rasul
serigala mencoba untuk berkelit kesamping, sayang keadaan
sudah terlambat, seekor serigala besar telah menerkam
tubuhnya. Tiba-tiba saja dia merasakan iga kiri dan bahu kirinya sakit
sekali, sedemikian sakitnya sampai membuat tubuhnya
mundur beberapa langkah dengan sempoyongan, nyaris ia
terjerembab ketanah. Ketika ia mencoba untuk mengamati serigala tersebut
ternyata binatang tadi sudah turun dari atas tebing entah
terluka atau kehabisan tenaga, ternyata binatang tadi tak
mampu merangkak bangun lagi, ia cuma mencakar-cakar batu
dengan keempat kakinya sembari memperdengarkan suara
lolongan yang memedihkan.
Sekarang Rasul serigala dapat merasakan kalau bahu
kirinya sudah terluka oleh cakar serigala, rasa gusar dan
mendongkol dia rasakan, mendadak dia me lompat bangun
dan pedangnya langsung diayunkan kedepan membacok
tubuh serigala itu. Percikan darah segar memancar kemana-mana, serigala itu
terpotong menjadi beberapa bagian dan isi perutnya
berhamburan dimana-mana. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah rasa gusarnya terlempiaskan, dia baru teringat
akan timpukan lumpur serta munculnya serigala liar yang
nampaknya sudah terluka itu, kedua hal mana dirasakan
sangat mencurigakan, mungkinkah kejadian ini cuma suatu
peristiwa yang kebetulan saja"
Sementara pelbagai ingatan masih berkecamuk dalam
benaknya, tiba-tiba dari atas tebing kembali berkumandang
dua kali suara pekikkan nyaring.
Tidak memperdulikan keadaan tubuhnya lagi, buru-buru
rasul serigala balas bersuit, dari atas kembali bergema suara
jawaban. Rasul serigala segera merasakan semangatnya kembali
berkobar, sambil menahan rasa sakit tercocok oleh jarum
pohon cemara, dia melanjutkan rambatan-nya keatas tebing.
Tak jauh mencapai puncak tebing, buru-buru dia berteriak
keras: "Siapakah rekan yang berada diatas?"
"Aku adalah Kok Siu cu!" jawaban dari atas bergema
nyaring, "apakah Cu pangcu yang berada dibawah?"
"Benar....!" Baru sepatah kata diutarakan, dan kata-kata berikut belum
sempat meluncur keluar dari mulutnya, mendadak muncul
kembali serangan pasir yang sangat gencar dari atas tebing.
Padahal rasul serigala sedang membuka mulutnya hendak
berbicara, maka tak ampun lagi pasir yang menyerang secara
tiba-tiba itu langsung masuk kedalam tenggorokan-nya.
Bisa dibayangkan bagaimana keadaan rasul serigala itu, dia
harus muntah berulang kali sebelum dapat membersihkan
mulut dan tenggorokan-nya dari ganjalan pasir.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lewat beberapa saat kemudian, dari atas tebing batu
nampak munculnya seseorang, dia tak lain adalah Guntur
Sakti Api Membara Kok Siu cu.
Dibawah sorotan rembulan tampak dengan jelas bahwa Kok
Siu cu mandi lumpur, keadaan-nya sangat mengenaskan.
"Saudara Kok, apakah kau telah menjumpai jejak musuh"
Mana saudara Mo lainnya?"
Kok Siu cu menghela napas panjang:
"Aai, pangcu, lebih baik kau tak usah banyak bicara dulu,
kali ini aku Kok tua benar-benar sudah dipecundangi orang
habis-habisan." "Hei, apa yang sebenarnya telah terjadi atas dirimu?" tanya
rasul serigala terkejut. "Baru saja aku membelok ketebing bayangan setan, segera
kujumpai ada sesosok bayangan manusia sedang berkelebat
didepan, maka akupun melakukan pengejaran dengan ketat,
ketika pengejaranku hampir saja akan berhasil, tiba-tiba dari
tengah jalan muncul seorang yang telah menyergapku secara
diam-diam, bagaikan setan menghantam dinding baja, aku
tidak dibiarkan lewat diri s itu, akibatnya bukan saja aku orang
she Kok menjadi terkesima hampir setengah malaman, bahkan
usahaku menjadi gagal total!"
"Dan kau telah bertemu dengan cousu pelindung hukum"
Dengan kepandaian silatnya, aku rasa tak bakal menderita
kerugian apa-apa!" "Menurut dugaan, delapan puluh persen tua bangka itu tak
bakal kemari, kalau tidak, mengapa suitanku berulang-ulang
kali tidak mendatangkan reaksi apa pun?"
Ketika mendengar perkataan tersebut, satu ingatan segera
melintas dalam benak Rasul serigala, dia cukup mengetahui
akan penyakit dari Pat huang sin mo ini yang paling tidak
tahan bila melihat perempuan cantik, ditambah pula iblis tua
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tersebut gemar memperkosa anak gadis orang untuk
menambah tenaga dalam yang dimilikinya, hal tersebut
membuat Pat huang sin mo si iblis menjadi berbahaya setiap
kali bertemu kaum wanita.
Rasul serigalapun teringat akan pujian yang berulang-ulang
dari Pat huang sin mo sejak kedatangan-nya di bukit Kiu nia
san tentang kecantikan Hong ji, jangan-jangan dia telah
memanfaatkan kesempatan yang sangat baik ini untuk
menggagahi gadis tersebut"
"Waaah, kalau dia sampai mengincar dan mengerjai putri
kesayanganku, bisa berabe akibatnya....!"
Berpikir akan hal itu, tanpa terasa rasul serigala berseru:
"Aduh celaka, kita harus cepat-cepat kembali!"
"Pangcu, persoalan apa sih yang membuatmu nampak
sangat gelisah?" buru-buru Kok Siu cu bertanya.
Jilid : 7 "ASAL SUDAH SAMPAI DI RUMAH, kau akan tahu dengan
sendirinya, ayo cepat berargkat!"
Begitu selesai berkata dia lantas melejit dan meluncur lebih
dulu ke depan tanpa memperdulikan keadaan medan yang
sangat sulit dilalui, dalam dua tiga lompatan saja ia telah tiba
dipuncak tebing kemudian meluncur kedepan dengan
kecepatan luar biasa. Dalam pada itu, Pat huang sin mo memang sudah memutar
haluan dengan menerjang langsung ketempat kediaman Cu
Siau hong. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sayang sekali dia telah menubruk tempat kosong, ketika
dia balik kembali ketepi sungai, disanapun tidak ditemukan
jejak sinona yang sedang diincar.
Sudah barang tentu dia tak akan menyangka kalau Cu Siau
hong sedang menemani Sik Tiong giok menuju ke jeram soh
liong kian ketika itu. Didasar jeram tersebut berderet-deret terdapat tujuh
delapan buah gua, setiap gua dipakai untuk menyekap
beberapa orang yang semuanya merupakan jago-jago
persilatan yang bernama besar.
Pada gua yang terletak diujung sebelah kanan, dimana
hanya diterangi sebuah lentera kecil, tampak, seorang nona
cantik tergeletak disana, nona tersebut adalah Bun Ciang cu,
dia sedang memandang langit-langit gua sambil memikirkan
pelbagai persoalan ketika tiba-tiba terdengar seseorang
menegurnya dari luar pintu gua:
"Itu, dia berada didalam sana!"
Menyusul kemudian terdengar suara gemerincingan suara
rantai bergema memecahkan keheningan, pintu besi dibuka
orang dan muncullah dua sosok manusia.
Dalam sekilas pandangan saja nona itu dapat mengenali
pendatang tersebut sebagai Sik Tiong giok, kejut dan girang
segera meliputi hatinya, tanpa terasa dia berseru tertahan:
"Aah! Engkoh Giok, kau telah datang..."
Namun sepasang pipinya segera berubah menjadi merah
padam karena dia teringat dengan cepat bahwa mereka baru
bertemu untuk kedua kalinya, masa dia langsung memanggilnya dengan sebutan yang begitu mesrah..."
Rasa malu dan menyesal dengan cepat meliputi seluruh
perasaannya... Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sik Tiong giok sama sekali tidak menunjukkan sesuatu
reaksi atas panggilan tadi, malah katanya sambil tertawa:
"Yaa, benar, aku datang untuk menolong mu, kau tidak
apa-apa bukan" Ayoh cepat ikut aku keluar dari s ini....!"
Tentu saja Bun Ciang cu merasa sangat gembira setelah
mengetahui kalau sang pangeran datang untuk menyelamatkan jiwanya, namun ketika matanya menangkap
wajah Cu Siau hong yang berdiri disamping pemuda itu, paras
mukanya segera berubah hebat.
Ia mendengus dingin, lalu tegurnya ketus:
"Hei, mengapa kau berada bersama-sama si budak
mampus itu" Mau apa kau datang kemari?"
"Aku datang untuk menolongmu, ayo cepatlah turut aku
meninggalkan tempat ini"
"Mengapa aku harus pergi mengikutimu?" dengus Bun
Ciang cu lagi ketus. "Kalau kau tidak ikut pergi, mereka akan membunuhmu!"
"Malah enakan dibunuh mereka, aku tak mau pergi!"
"Aneh benar" seru Sik Tiong giok dengan perasaan gelisah,
"mengapa sih kau justru ngambek didalam keadaan seperti
ini" Kalau ada persoalan, bicarakanlah setelah kita
meninggalkan tempat ini, bersedia bukan?"
"Aku justeru mau mengacau, mau apa kau?" bukan
mereda, Bun Ciang cu malah semakin naik pitam.
Cu Siau hong yang menyaksikan kejadian tarsebut segera
mengerdipkan matanya berulang kali, kemudian ujarnya:
"Bila enci ini enggan meninggalkan tempat ini, jangan
sampai ketahuan ayah, kalau tidak bisa semakin berabe...."
Sik Tiong giok cukup mengetahui betapa gawatnya situasi
yang dihadapinya saat itu, bila mereka sampai menunda
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
waktu berapa saat lagi, niscaya dia sendiripun akan sulit untuk
meloloskan diri. Berpikir demikian, tanpa memperdulikan perkataan dari Cu
Siau hong lagi buru-buru serunya:
"Nona Bun, Bagaimana sih kau ini" Ayo cepat berangkat!"
Seraya berkata dia lantas menarik tangan gadis tersebut.
Pada dasarnya nona Bun memang lagi mengambek,
andaikata Cu Siau hong tidak mengatakan sesuatu apa pun,
ketika Sik Tiong giok menarik tangannya, dia pasti akan turut
meninggalkan tempat tersebut.
Tapi dia menjadi semakin mendongkol setelah mendengar
ucapan dari Cu Siau hong tadi, dalam mendongkol dan
gusarnya itu tahu-tahu Sik Tiong giok menarik tangan-nya,
kontan saja dia cengkeram tangan Sik Tiong giok dengan
sepasang tangannya, kemudian menggigitnya keras-keras.
Sik Tiong giok sama sekali tidak menduga sampai kesitu
dan nyaris tergigit olehnya, buru-buru dia pergunakan jurus
burung nuri mengebaskan sayap untuk me lepaskan diri dari
cengkeraman orang, kemudian sambil berkerut kening ia
menghardik: "Hei, apa-apaan kau ini?"
"Kalau aku mau ngaco, mau apa kau" Siapa suruh kau
mengurusi diriku..?" jerit Bun Ciang cu.
Atas jeritan mana, Sik Tiong giok menjadi kehilangan daya,
untuk sementara waktu rasa cemas, mendongkol segera
berkecamuk dalam dadanya, membuat ia mendepak-depakan
kakinya berulang kali keatas tanah.
Cu Siau hong mengerling sekejap kearah Bun Ciang cu,
kemudian katanya secara tiba-tiba kepada Sik Tiong giok:


Manusia Srigala Karya Can I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aku rasa enci ini memang tidak seharusnya pergi
meninggalkan tempat ini"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mengapa?" "Sebab bila kulepaskan dia pergi, bagaimana kalau ayahku
kembali dan menanyakan persoalan ini kepadaku?"
"Katakan saja kalau aku yang telah melepaskan dirinya, jika
ayahmu merasa tidak terima, suruh saja dia datang sendiri
mencari aku". "Tidak, tidak bisa, aku tidak dapat melepaskan dia pergi
dari tempat ini" seru Cu Siau hong sambil menggelengkan
kepalanya. Belum selesai dia berkata, mendadak Bun Ciang cu
melompat bangun, matanya yang jeli melotot besar, lalu
bentaknya keras: "Siapa berani menghalangi kepergianku, aku akan beradu
jiwa dengan-nya!" Ditengah teriakan tersebut dia me lonpat bangun dan
segera lari keluar dari gua, Cu Siau hoig turut membentak
keras" "Mau kabur ke mana kau?"
Bayangan manusia berkelebat lewat, dia segera mengejar
dari belakangnya. Memandang bayangan punggung kedua orang gadis yang
pergi menjauh, Sik Tiong giok menjadi kegelian sendiri
sehingga tanpa terasa dia tertawa terbahak-bahak.
Gelak tertawanya sendiri masih tak apa, tapi justru telah
mengejutkan para penjaga daerah tawanan itu, suara
gembrengan dan tanda bahaya segera dibunyikan orang
bertalu-talu, teriakan dan bentakan pun bergema dari sana
sini. Tergerak hati Sik Tiong giok menyaksikan keadaan
tersebut, buru-buru dia menjejakkan kakinya sambil melompat
keluar. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada saat tubuhnya baru saja melompat keluar dari pintu
baja, para penjaga telah sampai disitu....
"Blaaammm....!"
Diiringi suara benturan nyaring pintu, baja didepan gua
tersebut sudah tertutup rapat-rapat.
Pemuda itu segera melompat naik keatas atap deretan
rumah kayu didepan gua, tapi saat itulah obor telah
menerangi sekeliling tempat itu, berapa puluh orang lelaki
kekar telah mengurung tempat tersebut rapat-rapat.
Sudah barang tentu Sik Tiong giok tak akan memandang
sebelah matapun terhadap kawanan manusia tersebut, sambil
tertawa dingin dia bersiap sedia meninggalkan tempat itu.
Mendadak dari belakang tubuhnya terdengar seseorang
menegur dengan suara yang merdu:
"Oooh, rupanya kau sibocah muda?"
Dengan perasaan terkejut Sik Tiong giok segera berpaling
setelah mendengar suara teguran itu, tampak seorang
perempuan cantik berbaju hijau sedang memandang
kearahnya dengan senyuman dikulum dan kerlingan mata
yang memikat. Dari gerak geriknya yang lembut, terbawa pula sikap
kemalu maluaan yang membuat orang makin terpikat.
Penampilan-nya sebagai seorang perempuan cantik yang
sudah matang, dikombinasikan gerak-gerik lembut yang
kemalu-maluan dari seorang dara muda, membuat siapapun
yang memandang perempuan ini akan timbul perasaan kasih
dan sayang terhadap dirinya.
Sik Tiong giok sama sekali tidak kenal dengan perempuan
ini, akan tetapi dia dapat merasakan bahwa perempuan
tersebut adalah seorang iblis yang sangat menakutkan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dilihat dari sorot matanya yang penuh memancarkan sinar
cinta dan birahi, bisa dipastikan, setiap lelaki yang kurang kuat
iman-nya niscaya akan terperangkap oleh jaring-jaring cinta
perempuan tersebut. Berpendapat demikian, cepat-cepat pemuda itu menenangkan hatinya, lalu menegur dengan suara dingin:
"Siapakah kau?"
"Aku bernama Bwee Soat yan, masa kau tidak kenal aku?"
perempuan cantik berbaju hijau itu menegur sambil
tersenyum. "Aku kan tak pernah bertemu dengan kau, darimana
mungkin bisa tahu siapakah kau?"
Perempuan cantik berbaju hijau itu tertawa merdu, setelah
mengerling genit katanya kemudian:
"Kita sudah pernah bertemu muka, masa kau sudah lupa
ketika dengan cambukmu kau menghalau tujuh macan
kumbang dijalan raya Soat lam..."
"Oooh, kalau begitu kau adalah perempuan setan berbaju
hijau Bwee Soat yan, satu diantara lima walet dari telaga T ong
ting?" "Nah, tebakanmu memang tepat sekali!" Bwee Soat yan
tersenyum manis, "besar amat nyalimu, berani juga membuat
huru-hara dalam lembah hwee kok kami!"
"Apa sih hebatnya dengan lembah kalian" Jangan lagi
hanya membuat huru-hara, bahkan aku akan meratakan
sarang iblis ini dengan permukaan tanah!"
"Huuuh, mengibul" Bwee Soat yan mencibirkan bibir,
"jangan kau anggap setelah mengejar tujuh macan kumbang
dari bukit Pa san, lantas kau bisa malang melintang
sekehendak hati sendiri, siapa pun yang berada didalam
lembah T o bwee kok ini mampu untuk menahan dirimu!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Haaahh... haaahh... haaaah.. orang-orang lembah T o hwee
kok" Aku lihat masih belum ada seorang manusia pun yang
bisa kuhargai.." Sik Tiong giok tertawa nyaring.
Bwee Soat yan berkerut kening lalu mendengus:
"Bocah muda, kau benar-benar amat takabur, beranikah
kau bertarung melawan diriku?"
"Siapa bilang tidak berani?" Sik Tiong giok tertawa, "aku
cuma kuatir kalau pinggangmu yang ramping sampai patah,
nah di kemudian hari kau tak dapat memikat orang lagi!"
Bwee Soat yan mengerling sekejap kearah Sik Tiong giok,
kemudian berkata: "Sungguh tak kusangka kau si bocah muda pandai betul
menggoda orang, bagaimana kalau kita beradu ilmu
meringankan tubuh saja?"
"Baik." Sik Tiong giok tertawa, "bagaimana cara kita
bertanding" Asal kau mengajukan caranya, aku tak akan
menampik" "Bagaimana kalau kita beradu kecepatan" Kita lihat siapa
yang akan lebih cepat diantara kita?"
"Bagus sekali, dan akupun bersedia mempersilahkan kau
berlari lima kaki lebih dahulu"
"Hmmm, kau jangan kelewat takabur dulu, ayo sekarang
kejarlah diriku..." Belum habis seruan mana, tubuhnya sudah meluncur lebih
dahulu ke depan, dalam waktu singkat tubuhnya sudah berada
tujuh delapan kaki dari posisi semula.
Sik Tiong giok baru merasa terkejut setelah menyaksikan
pihak lawan memiliki gerakan tubuh yang cepat bukan ma in,
tapi dasar anak muda yang ingin mencari menangnya sendiri,
dia tak sudi mengaku kalah dengan begitu saja, sambil
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghimpun tenaganya ia pun melakukan pengejaran
secepatnya. Lima walet dari telaga Tong ting memang memiliki
kepandaian silat yang luar biasa, terutama dalam ilmu
meringankan tubuh, ia sudah termashur selama berapa tahun,
ketika berlarian ternyata kecepatan-nya seperti sambaran
petir. Namun Sik Tiong giok juga berasal dari perguruan
kenamaan, bakatnya bagus di tambah masih muda dan
bertenapa besar, coba kalau ia tidak mengeluarkan tenaga
dalam sebesar dua belas bagian, mungkin ia sudah kalah
sedari tadi. Kejar mengejar pun segera terjadi, tampak dua sosok
bayangan manusia bagaikan sambaran kilat cepatnya
melewati beberapa bukit dan sekejap mata kemudian belasan
li telah dilalui, namun s iapa lebih unggul dan siapa lebih kalah
belum jiga diketahui. Baru saja Sik Tiong giok hendak mengejar lebih jauh,
mendadak satu ingatan melintas didalam benaknya, segera
pikirnya: "Aduh celaka, aku sudah tertipu oleh siasat perempuan
cabul ini, dia sengaja hendak memancing kepergianku
rupanya, dengan begini, bukankah nona Bun akan disekap
orang lagi?" Kendatipun dia berpikir demikian, tentu saja anak muda
tersebut enggan membatalkan niatnya ditengah jalan, sebab
bila sampai berbuat demikian maka sama artinya dia sudah
kalah ditangan lawan. Dengan tabiatnya, tentu saja dia tak sudi mengaku kalah
dihadapan orang lain. Maka sambil menggigit bibir, larinya dipercepat, dalam
beberapa kali lompatan saja ia telah menghadang dihadapan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bwee Soat yan, kemudian sambil tertawa terbahak-bahak
serunya: "Nah, siapa menang siapa kalah sudah ketahuan bukan!"
Bwee Soat yan tertawa pula terkekeh-kekeh:
"Yaa sudah, kali ini anggap saja kau yang menang, berani
tidak bertanding adu jotos denganku?"
"Hmmm, sudahlah, kau tak usah menggunakan otak licik
lagi untuk menipu aku, siauya mah tak akan sudi tertipu oleh
akal busukmu itu..."
Selesa i berkata dia lantas menghentikan langkahnya
dengan maksud hendak balik kembali untuk menolong Bun
Ciang cu. Dengan susah payah Setan perempuan berbaju hijau Bwee
Soat yan berhasil memancingnya sampai disitu, sudah barang
tentu dia tak sudi melepaskan-nya dengan begitu saja,
tubuhnya berkelebat cepat dan sekali lagi menghadang
dihadapan-nya: "Bocah muda she Sik, jangan mencoba kabur sebelum
memberi beberapa petunjuk kepadaku....!"
Bersamaan dengan selesainya perkataan itu, dia segera
meloloskan ruyung lemasnya yang melilit diatas pinggang,
ruyung lemas ini bentuknya jauh berbeda dengan ruyungruyung lemas pada umumnya, diatas ruyung tadi penuh
dengan kaitan-kaitan yang halus dan lembut, barang siapa
terkena sambaran-nya, sudah dapat dipastikan kulit dan
daging tubuhnya akan tercopot sebagian besar.
Setelah mempersiapkan ruyung lemasnya, Bwee Soat yan
baru berseru dengan suara merdu:
"Saudara cilik, senjataku ini disebut ruyung ular kala, diatas
setiap kaitan tersebut telah diberi racun yang sangat jahat,
kuanjurkan kepadamu lebih baik bersikaplah hati-hati...."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nada ucapan tadi sangat halus, lembut dan penuh
perhatian, sedikitpun tidak mirip sikap seseorang terhadap
musuhnya. Kendatipun demikian, ternyata, serangan yang kemudian
dilancarkan ganas dan buas sekali, tak ada sedikitpun
perasaan belas kasihan didalam serangan-nya itu, hal ini
sudah barang tentu membuat Sik Tiong giok menjadi sangat
terkejut, buru-buru dia menghindarkan diri kesamping lalu
serunya: "Aku mah tak sudi bertarung melawanmu, maaf, selamat
tinggal!" Dia lantas merebut jalan disisi arena dan tetap
berusaha untuk kembali kejeram soh liong kian guna
menyelamatkan Bun Ciang cu.
Tentu saja Bwee Soat yan tak akan melepaskan dirinya
dengan begitu saja, pergelangan tangan-nya segera
digetarkan, ruyung ekor kalajengkingnya diiringi desingan
angin tajam langsung menyerang kedepan dadanya.
Sik Tiong giok tersenyum, tubuh bagian atasnya segera
dijatuhkan kebelakang untuk menghindarkan diri dari
ancaman tersebut, kemudian tubuhnya maju sekali lagi dan
melejit ssjauh empat lima kaki dari posisi semula.
Bwee Soat yan mengerti bahwa ia tak bakal dapat
menyusul lawan-nya, satu ingatan segera melintas didalam
benaknya, mendadak serunya dengan suara merdu:
"Waah, rupanya putra si kakek serigala tak lebih cuma
gentong nasi yang tak berguna, percuma kehadiranmu
didalam dunia persilatan, sebab hanya akan merusak nama
baik ayahmu saja... benar-benar menggelikan, haaahh...
haaahh..." Sik Tiong giok segera menghentikan langkahnya setelah
mendengar perkataan itu, pikirnya dengan cepat:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Yaa, aku tak boleh merusak nama baik ayah apalagi
membuatnya tercemar...."
Berpikir demikian, ia segera melompat balik ketempat
semula, Bwee Soat yaa tidak menyia-nyiakan kesempatan baik
itu, dengan cepat dia menerjang tiba, ruyung ekor
kalajengkingnya membawa desingan angin berbau amis
langsung menyapu datang. Sik Tiong giok berkerut kening, pedangnya digetarkan dan
balas menyapu ruyung ekor kalajengking tersebut.
"Aduuh mak! Kau sungguh tak tahu ma lu", teriak Bwee
Soat yan keras keras, "masa kau pergunakan pedang milik
anak gadis untuk bertarung..." Huuh, tak tahu malu!"
Sik Tiong giok mendengus dingin, dengan cepat dia
sarungkan kembali pedang itu pada punggungnya, "aku pun
tetap dapat mengungguli dirimu!"
Sepasang tangan-nya segera direntangkan kemudian
tubuhnya berputar kesana kemari dengan kecepatan luar
biasa. Kendatipun serangan ruyung dari Bwee Soat yan begitu
dahsyat, cepat dan ganas, ternyata tak sebuahpun


Manusia Srigala Karya Can I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

diantaranya yang dapat menjawil ujung bajunya.
Dalam sekejap mata duapuluh gebrakan sudah lewat, tibatiba Bwee Soat yan membentak lagi:
"Kalau kemampuanmu cuma bisanya menghindar kesana
kemari, terhitung lelaki macam apakah dirimu itu?"
Sik Tiong giok tertawa. "Jadi kau ingin memanasi hatiku agar ku rebut cambukmu
itu" Apa sih sulitnya?"
Sembari berkata dia membungkukkan badannya untuk
memungut dua batang ranting kering dari atas tanah,
kemudian sepasang matanya mengawasi bayangan ruyung
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
musuh tanpa berkedip, menanti sapuan ruyung itu hampir
mendekati dirinya, tiba-tiba saja dia menyongsong ancaman
tadi dengan sepasang ranting itu.
"Lepas tangan!" hardiknya keras-keras.
Kedua batang ranting tersebut menjepit ruyung ekor
kalajengking tadi, satu diatas dan yang lain dibawah,
kemudian membetotnya kebelakang, menyusul kemudian kaki
kanannya melepaskan tendangan, dalam waktu singkat tiga
buah tendangan berantai telah dilontarkan.
Mimpi pun Bwee Soat yan tidak menyangka kalau ilmu
bagian bawah musuh begitu lihay, dia berniat mengerahkan
tenaganya untuk merampas ruyung tersebut, tahu-tahu ujung
kaki Sik Tiong giok telah menutul diatas lututnya.
Seketika itu juga dia merasakan tubuhnya menjadi
kesemutan, tenaga dalamnya menjadi buyar dan tubuhnya
langsung terjatuh keatas tanah...
Dengan suatu gerakan yang cepat Sik Tiong giok
merampas gagang ruyung tadi, kemudian baru berkata sambil
tertawa: "Nah, bagaimana dengan putranya kakek serigala langit..."
Tidak goblok bukan?"
Ruyung hasil rampasan tadi segera dibuang kembali ke atas
tanah kemudian menerjang ke muka dengan cepat, bahkan ia
lari dengan kecepatan tinggi sebab kuatir bila sampai
terlambat, Bun Ciangcu sudah terjatuh kembali ke tangan
lawan. Begitulah, dengan kecepatan bagaikan sambaran petir dia
balik ke markas besar Siu lopang di lembah To hwee kok.
Siapa tahu karena tidak paham dengan jalan disitu, tujuan
yang seharusnya adalah Jeram Soh tiong kian, dia ma lah
sampai di tebing Ki cui gan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebuah bangunan loteng yang indah muncul ditepi bukit
yang disekeliling sungai kecil.
Pada saat itulah terdengar dari atas loteng bergema suara
helaan napas seseorang: "Aaa... entah dia sudah berhasil keluar dari lembah To
bwee kok atau belum?"
Tergerak hati Sik Tiong giok sete lah mendengar perkataan
itu, segera pikirnya: "Bukankah itu suara nona Hong ji" Tampaknya nona Sun
telah berhasil meloloskan diri, kalau tidak, mengapa dia
merasa kuatir?" Tentu saja dia tak menyangka kalau orang yang dikuatirkan
si nona sekarang tak lain adalah dirinya sendirinya, Sik Tiong
giok. Sementara dia masih termenung, tiba-tiba dari kejauhan
sana muncul pula sesosok bayangan manusia, begitu sampai
dibawah loteng, dia langsung melompat naik ke ruang an
tingkat dua. Sik Tiong giok terkejut sekali setelah menyaksikan gerak
tubuh yang begitu cepat dari orang tersebut.
Untung saja ia bermata jeli, tatkala gerakan tubuh orang itu
agak terhenti, ia dapat melihat wajah lawan dengan jelas
sekali, ternyata orang itu adalah Pat huang s in mo, kecurigaan
segera timbul didalam benaknya, pikirnya:
"Sungguh aneh sekali, mau apa gembong iblis ini
mendatangi kamar tidur seorang nona ditengah malam buta
begini?" Sementara dia masih termenung, Pat huang sin mo telah
membuka pintu dan masuk kedalam ruangan.
Tiba-tiba saja terdengar Cu Siau hong menjerit kaget:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aaaah.... empek Mo...!"
Pat huang sin mo segera tertawa terbahak-bahak.
"Haaahh... haaahh... haaah... benar anak manis! Tahukah
kau betapa cintaku kepadamu!"
Entah mengapa, setelah mendengar perkataan tersebut,
kontan itu Sik Tiong giok segera merasakan api cemburu
membakar dadanya, dalam waktu singkat dia merasakan
hatinya sakit bagaikan diiris-iris dengan pisau, ia benar- benar
sangat menderita. Mendadak terdengar Cu Siau hong menjerit lagi:
"Jangan! Jangan ! Aku tak dapat memenuhi keinginanmu
itu..." "Haaah... haaah... haaah... anak manis, mungkinkah kau
dapat menampik?" "Cepat turun dari loteng ini, kalau tidak, aku akan mulai
berteriak!" Sekali lagi Pat huang sin mo tertawa seram:
"Aku percaya tiada orang dalam perkumpulan Siu lo pang
ini yang berani mencampuri urusanku, bahkan Cu Bu ki
sendiripun bakal tunduk menuruti perintahku...."
Dari tanya jawab yang berlangsung, Sik Tiong giok segera
dapat menyimpulkan apa gerangan yang telah terjadi,
matanya segera dipejamkan rapat-rapat namun dadanya
terasa mau meledak. Satu ingatan segera melintas dalam benaknya, pikirnya:
"Selama aku Pangeran serigala masih berada disini, tak
akan kubiarkan iblis ini main gila!"
Berpikir demikian, dengan darah yang mendidih ia segera
berteriak keras: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Iblis tua bangka, tak kusangka kau hanya binatang
bertopeng kulit manusia, kalau punya keberanian, jangan kau
usik anak gadis orang, ayo turun dan bertanding melawan aku
saja!" Teriakan itu diutarakan persis pada saatnya, dimana Cu
Siau hong segera manfaatkan kesempatan itu untuk
meloloskan diri dari cengkeraman iblisnya, tanpa memperdulikan pakaian-nya yang tak teratur, rambutnya yang
kusut, dia segera melarikan diri lewat jendela.
Dalam sekilas pandang saja dia sudah melihat Sik Tiong
giok berdiri ditengah halaman, bagaikan bertemu dengan
bintang penolong, dia langsung menerjang kemuka.
Sik Tiong giok sendiripun tidak pernah memandang nona
tersebut sebagai musuh, karena dia berperasaan bahwasanya
gadis itu tak bakal mencelakai jiwanya.
Begitulah, tatkala gadis itu menerjang datang, dia segera
mementangkan tangan-nya dan langsung memeluk tubuh
gadis tersebut erat-erat.
Keadaan Cu Siau hong saat itu sungguh mengenaskan,
pakaian-nya compang-camping tak karuan, payudaranya
kelihatan separuh, wajahnya pucat dan sangat kasihan.
"Kau belum menderita kerugian bukan?" pemuda itu segera
berisik lirih. Cu Siau hong menggeleng, dengan air mata membasahi
wajahnya dia menyahut: "Belum, mari kita kabur dari sini, kau tak bakal bisa
mengungguli dirinya!"
"Siapakah dia?" buru-buru Sik T iong giok bertanya.
"Pat huang sin mo, Mo Sia ih!"
"Apa sih hebatnya dengan Pat huang sin mo?" Sik Tiong
giok segera berteriak dengan gusar, "aku tak akan takut
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kepadanya, malah justeru sedang kucari dia untuk diajak
bertanding, nanti sekalian akan ku balaskan pula sakit
hatimu!" Cu Siau hong menjadi terkejut setelah mendengar
perkataan itu, tanpa terasa dia memegang lengan pemuda itu
erat-erat sambil bisiknya:
"Kau... kau jangan mengusiknya, kepandaian silat yang
dimilikinya sangat hebat!"
OOOodwoOOO Sik Tiong giok tersenyum tenang, sepasang matanya tanpa
terasa mengamati wajah nona itu lekat-lekat, dengan cepat
dia tertarik oleh kecantikan wajahnya.
Cu Siau hong memang selain berwajah cantik jelita, dia pun
mempunyai suatu sikap yang anggun dan lembut, sehingga
membuat siapa saja yang memandang tentu akan menaruh
perasaan sayang dan kasihan kepadanya, apalagi dia berada
dalam keadaan ketakutan sekarang, keadaannya semakin
mempesonakan. Pada saat itulah dari kejauhan sana tiba-tiba me lompat
datang sesosok bayangan manusia, begitu mendekat dan
menyaksikan keadaan dari muda mudi tersebut, dia segera
meraung gusar: "Bocah keparat, ternyata kau bersembunyi disini!"
Dalam sekilas pandangan saja Sik T iong giok dapat melihat
kalau lawan adalah seorang lelaki cebol yang tingginya tak
sampai empat depa, tubuhnya gemuk dan bulat persis seperti
buah bligo. Mengenali orang itu sebagai si Gonggongan bernyawa
pendek Thian Si hua, pemuda itu tertawa terbahak-bahak,
serunya: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hei si cebol Thian Si hua, kau tak usah takabur dulu, hari
ini aku Sik Tiong giok akan menghukum kau si sampah
masyarakat setimpalnya!"
Terkejut dan tertegun sigonggongan bernyawa pendek
Thian Si hua setelah mendengar namanya disebut, dia tak
mengira musuhnya mengetahui identitas sendiri dengan
begitu jelas. Sesudah tertawa dingin dengan suara yang menyeramkan,
katanya kemudian: "Anak kecil, kau jangan bicara semaumu sendiri!"
"Kenapa?" jengek Sik Tiong giok sambil tertawa, "apakah
kau kurang percaya" Berani tidak berkelahi denganku?"
"Keparat sialan, kau berani menantang aku untuk
bertarung" Sudah bosan hidup rupanya?"
"Jadi kau tak berani bertarung melawan aku?"
Thian Si hua tertawa seram.
"Bocah keparat yang tak tahu tingginya langit dan tebalnya
bumi, rasakan dulu sebuah pukulanku ini"
Mendadak dia menerjang ke muka, sebuah pukulan
langsung dilontarkan ke depan.
Sik Tiong giok tidak mencoba menghindar ataupun berkelit
dari serangan lawan, sebaliknya malah menyongsong
datangnya ancaman itu, mula-mula dia mendorong dulu tubuh
Cu Siau hong yang berada dalam pelukan-nya kesamping,
setelah merendahkan tubuhnya, dia mendesak ke muka
menerjang ke tubuh Thian Si hua sambil teriaknya:
"Lihatlah sendiri, aku akan membuat kau menjadi si bligo
yang sedang menggelinding..."
Jelek jelek begini, si gonggongan bernyawa pendek Thian
Si hua masih terhitung seorang gembong iblis kenamaan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
didalam dunia persilatan, berbicara soal ilmu silat, dia pun
terhitung seorang jagoan kelas satu didunia persilatan.
Tapi kenyataan-nya sekarang, ternyata ia tak berhasil
mengetahui gerakan apakah yang telah dipergunakan Sik
Tiong giok untuk mendekati tubuhnya, apalagi seakan-akan
tidak takut terhadap serangannya yang begitu dahsyat.
Sementara dia masih tertegun, tiba-tiba pinggangnya
terasa mengencang, kuda-kudanya segera menjadi gempur
dan.... "Blaammm!" tubuhnya yang gemuk pendek itu segera
terbanting keatas tanah, untung saja kepandaian silat yang
dimilikinya cukup tangguh, setelah terjatuh ketanah, dia
segera melompat bangun lagi.
Coba berganti orang lain, akibat dari bantingan tersebut,
bisa jadi mereka tak mampu bangkit kembali.
Dalam kegelapan, mendadak terdengar seseorang menjerit
kaget: "Hei, dia benar-benar telah mempergunakan ilmu silat
warisan dari tua bangka serigala langit....!"
Belum habis jeritan, kembali terdengar seseorang berteriak
kaget: "Anak Hong, mengapa kau" Apakah sibocah keparat itu
telah menganiaya diriinu?"
Dengan cepat Sik Tiong giok berpaling, ia saksikan
dihadapan-nya sana telah muncul tiga orang, mereka adalah
Pat huang sin mo, Mo sia ih, Lei hwee sin, lui Kok Siu cu dan
Rasul serigala, Cu Bu ki.
Berjumpa kembali dengan ayahnya, Cu Siau hong merasa
hatinya sedih sekali tak sempat lagi memberi penjelasan, dia
sudah menangis lebih dulu sambil menubruk ke dalam pelukan
rasul serigala. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mencorong sinar buas dari balik mata Rasul serigala, dia
melotot sekejap ke arah Sik Tiong giok kemudian baru
bertanya lembut: "Anak Hong, kau belum sampai dirugikan olehnya bukan?"
Cu Siau hong menggelengkan kepalanya berulang kali
sambil tetap menangis terisak.
Rasul serigala segera menghembuskan napas lega, dia
merasa dadanya menjadi enteng kembali, seolah-olah baru
saja menyingkirkan sebuah batu besar yang menindih
tubuhnya. "Bagus sekali kalau begitu, namun aku tak dapat
mengampuni bocah keparat ini, siapa berani menganiaya
putriku, dia harus dibikin mampus!"
Mendengar ucapan mana, Cu Siau hong menjerit kaget dan
segera menghentikan isak tangisnya, setelah mengerdipkan


Manusia Srigala Karya Can I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

matanya berulang kali, katanya:
"Ayah, kau tak akan mampu mengungguli dirinya!"
"Hmmm! suatu ketika, aku pasti akan membunuhnya
ditanganku" dengus Rasul serigala.
Atas perkataan itu, ada dua orang yang merasakan hatinya
bergetar keras, yang seorang adalah Pat huang sin mo, Mo sia
ih, apa yang telah diperbuat tentu dipahami pula olehnya,
walaupun berdasarkan kepandaian silat yang dimiliki dia
mampu untuk menandingi Im thian sam siu, tapi peristiwa itu
sudah berlangsung pada dua puluh tahun berselang,
bagaimanakah keadaan sekarang, hingga kini masih
merupakan sebuah tanda tanya besar.
Disamping itu dalam hati kecilnya pun masih mempunyai
suatu perhitungan, yakni dia hendak mempergunakan daya
pengaruh dari Rasul serigala ditambah dengan kemampuannya untuk melenyapkan Im thian sam siu, dengan demikian,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bukankah dia akan menjadi manusia nomor wahid dikolong
langit" Seandainya antara dia dengan Rasul serigala sampai
bentrok sendiri, ini tidak akan menguntungkan bagi pihaknya,
tak heran dia kuatir sekali apabila Cu Siau hong sampai
menyingkap kedok jahatnya.
Orang yang kedua adalah Cu Siau hong sendiri, dari ucapan
ayahnya itu, dia sudah menangkap bila ayahnya telah salah
mengira Sik Tiong giok sebagai pelaku mesum itu, padahal
berbicara yang sesungguhnya, dia telah jatuh cinta terhadap
lelaki itu. Tapi dari sorot mata ayahnya dia menangkap pancaran
sinar buas yang mengerikan hati, tayangkan saja, bagaimana
mungkin hatinya tidak merasa terkesiap.
Berpikir begitu, dia pun berencana hendak menjelaskan
kepada ayahnya bahwa orang yang telah melakukan tindak
kejahatan susila terhadap dirinya bukan Sik Tiong giok,
melainkan Pat huang sin mo.
Namun sebelum rahasia tersebut diungkap, Pat huang sin
mo telah menimbrung lebih dulu.
"Bocah keparat ini memang menggemaskan, kita tak boleh
mengampuninya!" "Haaah... haaaah... haaaah... mahkluk tua, apakah kau
ingin berkelahi dengan aku?" jengek Sik Tiong giok sambil
tertawa terbahak-bahak. Pat huang sin mo tertawa seram.
"Sejak pertarunganku melawan Im thian sam siu pada dua
puluh tahun berselang, hingga kini belum pernah turun tangan
lagi, aku memang sangat berhasrat untuk mencoba
kepandaian silatku, ingin kuketahui apakah masih cukup
mantap atau tidak?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara itu, Kok Siu cu yang dipermainkan orang habishabisan selama setengah malaman sedang mendongkol
karena tidak dapat melampiaskan amarahnya, ketika
mendengar ucapan tersebut, dengan cepat dia menimbrung:
"Cousu pelindung hukum adalah atasan kami semua,
mengapa kau mesti turun tangan sendiri" Biar aku saja yang
mencoba kepandaian silat dari orang ini!"
Pat huang sin mo tertawa dingin:
"Biarpun aku sudah tua, tapi yakin belum sampai keropos
sehingga tak mampu menahan pukulan-nya, jika dalam dua
puluh gebrakan mendatang aku tak berhasil membekuk
keparat ini, aku akan segera mengundurkan diri dari dunia
persilatan!" Sejak tadi Rasul serigala memang ingin membunuh Sik
Tiong giok, seakan-akan hendak menghilangkan duri dalam
matanya, dengan cepat ia menyambung setelah mendengar
perkataan itu: "Kalau begitu, merepotkan cousu untuk turun tangan
dengan segera..." Cu Siau hong sangat menguatirkan keselamatan dari
kekasih hatinya, namun dia pun merasa kurang leluasa untuk
menghalangi hal tersebut, oleh sebab itu dia hanya bisa
mengerling berulang kali kepada Sik Tiong giok dengan
maksud agar pemuda itu meninggalkan tempat tersebut
secepatnya. Tapi Sik Tiong giok adalah seorang pemuda yang tinggi
hati, pada hakekatnya ia seperti tidak mengenal apa arti takut,
di samping itu dia pun berhasrat untuk mencoba kepandaian
orang, maka sahutnya kemudian:
"Bagus sekali, silahkan kalian maju bersama-sama, aku tak
bakal merasa jeri" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekalipun demikian, diapun tak berani kelewat gegabah,
sorot matanya dengan cepat memperhatikan sekejap sekeliling
tempat itu. Lebih kurang sepuluh kaki dibelakang tubuhnya, dia jumpai
sebuah dinding batu yang tingginya mencapai tiga kaki lebih.
Dalam lembah To hwee kok yang begitu luas,
sesungguhnya hanya Khi cui gan saja yang dikelilingi oleh
dinding batu setinggi itu, sebab ditempat inilah putri
kesayangan Rasul serigala berdiam, untuk menghindari segala
kemungkinan yang tidak di inginkan, maka dibangun sebuah
dinding batu yang tinggi.
Tinggi dinding tadi mencapai tiga kaki lebih, dengan tenaga
dalam yang dimiliki Sik T iong giok sekarang, tentu saja bukan
masalah yang sulit baginya untuk melaluinya, tapi jika dalam
pertarungan, apalagi menghadapi jago-jago golongan iblis
yang berkepandaian tinggi, dia belum yakin bisakah
melampaui dinding tersebut untuk melarikan diri, bila ternyata
nanti dia tak berhasil menandingi musuhnya.
Sekalipun otaknya berputar keras mendapat akal, paras
muka Sik Tiong giok masih tetap dihiasi dengan senyuman
yang ramah. Sementara itu fajar sudah mulai menyingsing, namun
suasana remang-remang masih menyelimuti seluruh jagad.
Paras muka Pat huang s in mo, Mo Sia ih diliputi oleh hawa
napsu membunuh yang sangat tebal, sambil mengawasi
pangeran serigala tanpa berkedip, katanya dingin:
"Bocah muda, silahkan kau turun tangan lebih dulu,
keluarkan semua kepandaian yang masih kau miliki, aku ingin
tahu sampai dimanakah taraf kepandaian yang kau miliki!"
Kata-kata takabur yang sombong dan tak memandang
sebelah matapun ini segera memancing rasa gusar dan tinggi
hati Sik T iong giok, ia mendengus dingin:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Baik, silahkan kau lancarkan seranganmu!" Telapak
tangan-nya direntangkan, kemudian sambil mendesak maju
kedepan, dia lepaskan sebuah serangan dahsyat.
Pat huang s in mo memang seorang manusia yang takabur,
tapi diapun sadar bahwa lawan adalah anak murid Im thian
sam siu, tak heran kalau dia tak berani bertindak gegabah.
Ditambah lagi diapun dapat menyaksikan serangan musuh
sangat hebat, biarpun gerak serangannya nampak lamban,
namun kenyataan-nya cepat sekali, dalam terkesiapnya buruburu dia memusatkan seluruh kekuatan-nya untuk bersiap
sedia menghadapi segala kemungkinan yang tidak diinginkan.
Ketika telapak tangan Sik Tiong giok hampir menempel
diatas dada Pat huang sin mo dan tenaga serangan-nya belum
dilancarkan, tiba tiba ia merasakan ketenangan lawan dalam
menghadapi ancaman tersebut, penemuan ini membuat
hatinya terkesiap, sambil membentak, serangannya segera
dipercepat. Bersamaan waktunya, telapak tangan dimuntahkan keluar
dan segalung tenaga serangan pun dilepaskan.
Pat huang sin mo sama sekali tidak menangkis ancaman
tersebut, sebaliknya justru menyambut datangnya pukulan itu
dengan keras lawan keras.
"Blaaaaaammm!" Tenaga pukulan dari Sik Tiong giok bersarang telak diatas
dadanya, menyusul kemudian dari serangan telapak tangan
menjadi kepalan dan sekali lagi disodok kemuka.
Sebetulnya Pat huang sin mo bermaksud hendak
mengandalkan tenaga dalamnya yang sempurna untuk
menyambut serangan itu dengan kekerasan, dia ingin
mengetahui sampai dimanakah tenaga pukulan yang di miliki
lawan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah bentrok terjadi, ia baru menyadari bahwa musuh
yang berusia muda ini sesungguhnya memiliki tenaga dalam
yang amat sempurna. Tentu saja dia tak berani menerima pukulan lawan, buruburu iblis tua ini menarik napas panjang, tiba-tiba saja
dadanya melesak masuk kedalam.
Kepandaian ini memang sangat hebat, meskipun dadanya
dihisap kedalam, ternyata kakinya sama sekali tidak bergeser,
biar begitu ternyata jarak antara dada dengan pukulan lawan
terselisih sejauh beberapa depa.
Sik Tiong giok pun sangat terkejut, dia tak menyangka iblis
tua tersebut berani menyambut serangan yang maha dahsyat
itu dengan kekerasan. Berhubung dada lawan ditarik kebelakang, dalam kejutnya
ia tak berani maju lebih kedepan, buru-buru dia ganti jurus
dan maju sambil memiringkan badan, telapak tangan-nya juga
berubah menggunakan jurus serigala lari ke empat penjuru.
"Blaaaammmmm!" Sekali lagi sebuah pukulan yang maha dahsyat menerjang
kedada dan tulang iga, Pat huang sin mo memutar separuh
badan-nya, secepat sambaran kilat dia cengkeram urat nadi
pada pergelangan tangan lawan.
Serangan tersebut kelihatan-nya saja sederhana dan biasa,
namun kecepatan gerak dan ketepatan serangan-nya sangat
mengejutkan hati orang. Biarpun Sik Tiong giok terkesiap menghadapi kejadian ini,
paras mukanya sama sekali tak berubah, buru-buru dia
mengangkat pergelangan tangan-nya dan menyapu wajah
lawan dengan cepat. Sapuan itu kelihatan-nya saja seperti tidak disertai tenaga,
padahal inilah jurus Hati Buddha gigi serigala yang merupakan
jurus serangan paling ganas dalam ilmu dua belas tangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cacad, seandainya sampai tersambar, biarpun tak sampai
mematikan, paling tidak tulang dan kulit akan hancur, tentu
saja sakitnya bukan alang kepalang...
"Serangan bagus!" Pat huang sin mo segera berseru
setelah menyaksikan kejadian ini.
Ia sama sekali tak menggeserkan posisi tubuhnya, hanya
secara tiba tiba saja pergelalangan tangan-nya digetarkan
kedepan. Pada saat ujung bajunya dikebaskan kemuka itulah, tibatiba lengan-nya seperti makin panjang, kelima jari tangan-nya
bagaikan kaitan langsung mencengkeram sikut musuh.
Pertarungan jarak dekat ini sama-sama dilakukan kedua
orang itu dengan ilmu s ilat tingkat tinggi, dalam waktu s ingkat
mereka berdua telah saling bergebrak sebanyak dua puluh
jurus, ini membuat Cu Siau hong yang menonton jalan-nya
pertarungan itu segera melototkan matanya bulat-bulat seperti
orang terpesona. Ketika ujung jari tangan Sik Tiong giok hampir menyentuh
ujung baju lawan, pemuda itu segera merasakan adanya
ketidak beresan, cepat ia lancarkan tiga buah tendangan
berantai yang mengancam tiga bagian tubuh Pat huang sin
mo. Bersamaan waktunya, tubuhnya mengikuti tendangan
tersebut, ia menjatuhkan diri kebelakang dan mundur sejauh
dua tiga depa. Melihat gerak perubahan jurus lawan amat dahsyat
ditambah lagi tendangan-nya sangat buas dan jahat, mau tak
mau Pat huang sin mo harus menggeserkan posisinya, dengan
begitu kedua belah pihak pun terpisah sejauh berapa depa.
Iblis tua itu sama sekali tidak membiarkan musuhnya
mempunyai peluang, sepasang lengan-nya kembali digetarkan
sambil menerkam ke depan, sepasang tangannya digunakan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bersama, sementara telapak tangan kirinya melancarkan
sebuah pukulan yang maha dahsyat, tangan kanan-nya
dengan enteng dan cekatan mencengkeram beberapa buah
urat nadi di s ikut dan pergelangan tangan lawan.
Sik Tiong giok memang tak sempat melihat dengan jelas
jurus serangan apakah telah dipargunakan lawan, namun dia
dapat merasakan betapa ganasnya ancaman tersebut, tentu
saja dia tak berani bertindak gegabah, buru-buru digunakan
ilmu gerakan tubuh serigala menggelinding untuk menghindar.
Terdengar dia berpekik nyaring, tubuhnya, berputar
secepat angin dan bergeser kesamping, lalu disambutnya
serangan tangan kiri musuh dengan kekerasan.
"Blaaammm!" Sepasang telapak tangan lawan sekali lagi saling
membentur satu sama lainnya.
Tenaga dalam Sik Tiong giok ternyata masih kalah
setingkat, akibatnya dia tergetar sampai berputar beberapa
kali. Melihat itu Pat huang sin mo tertawa terbahak-bahak,
serunya kemudian: "Selama dua puluh tahun si tua bangka serigala disekap
dalam bukit serigala, tak nyana dia justru berhasil
mendapatkan ilmu gerakan tubuh sedemikian hebatnya,
hitung-hitung dia memang pantas disebut jagoan lihay..."
Sembari berkata, tubuhnya mendesak maju ke muka,
sepasang telapak tangan-nya dipergunakan bersama, sebentar
tangan kanan menghantam ke kiri atau tangan kiri
menghantam ke kanan, pokoknya satu dengan tenaga keras
yang lain dengan tenaga lunak, dalam sekejap mata saja
sudah melancarkan enam tujuh buah serangan berantai.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sik Tiong giok pun menggelinding kian kemari dengan
cepat, sekuat tenaga ia bendung ancaman ancaman yang
datang. Sebetulnya didalam ilmu gerakan

Manusia Srigala Karya Can I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tubuh serigala menggelinding ini terselip banyak sekali jurus-jurus pembunuh, sayang sekali tenaga dalamnya masih selisih
setingkat, sehingga dalam penggunaan-nya Sik Tiong giok
cuma mampu untuk melindungi diri.
Sekali lagi Pat huang sin mo tertawa seram:
"Bocah muda, sepuluh jurus sudah lewat, kau mesti berhati
hati sekarang...." Dengan suatu gerakan yang sangat cepat dia lepaskan
sebuah pukulan, tenaga serangan-nya sangat membetot
sukma. Sik Tiong giok segera menghimpun tenaga dalamnya untuk
menahan ancaman mana, tapi tiba-tiba saja suara pekikan
aneh menggema disisi telinganya, seperti ada berlaksa ekor
kuda yang lari bersama, membuat darah didalam dadanya
bergolak keras. Cepat-cepat dia mengerahkan tenaga dalamnya untuk
memberikan perlawanan. Pat huang sin mo tertawa seram setelah menyaksikan ilmu
pukulan irama iblis nya mendatangkan hasil yang gemilang,
seranganpun segera dilanjutkan, secara beruntun dia lepaskan
tujuh buah serangan yang memaksa Sik Tiong giok mundur
sejauh tiga kaki. Dengan demikian tinggal sisa tiga jurus lagi, bila iblis tua
tersebut tidak mampu membekuk Sik T iong giok maka diapun
terpaksa harus mentaati perkataan sendiri dan mengundurkan
diri dari dunia persilatan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Oleh sebab itu bukan cuma iblis tua itu saja yang
merasakan hatinya menjadi tegang dan berat, bahkan Rasul
serigala sekalian pun dapat merasakan ketegangan ini.
Sik Tiong giok segera memusatkan perhatiannya dengan
seksama, tiba-tiba dia melihat seluruh rambut Pat huang sin
mo bergoyang tanpa terhembus angin, kemudian pelan-pelan
dia melepaskan sebuah serangan kedepan.
Dengan cepat dia mengetahui kalau iblis tua tersebut
sedang mengerahkan segenap tenaga yang dimilikinya, dia tak
berani berayal, mendadak sambil membentak keras sepasang
telapak tangannya didorong ke muka melepaskan pukulan.
Serangan itu begitu cepat datangnya sehingga sukar
dibayangkan dengan kata-kata.
Angin serangan yang dahsyat dan kuat pun dengan cepat
meluncur kearah Pat huang sin mo.
Pat huang s in mo tertawa seram, tiba-tiba gerak serangannya dipercepat beberapa kali lipat.
"Blaaammm!" Suatu bentrokan yang maha dahsyat segera berkumandang
memenuhi seluruh angkasa, pasir dan debu beterbangan ke
mana-mana, desingan angin tajam yang disertai dengan
segulung kekuatan maha dahsyat langsung mendesak tubuh
Sik Tiong giok. Dengusan tertahan bergema dari bibir anak muda itu,
kuda-kudanya menjadi gempur dan badannya mundur sejauh
tiga empat kaki dari posisi semula.
Bagaikan bayangan setan, Pat huang sin mo maju terus
mendesak lebih ke depan, tiba-tiba saja dia lepaskan sebuah
pukulan lagi dari kejahuan.
Serangan itu begitu cepat datangnya sehingga sukar
dibayangkan dengan kata-kata, dimana angin serangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyambar lewat, desingan tajam memancar keempat
penjuru. Sik Tiong giok semakin mengerti, dalam serangan tersebut,
gembong iblis tua itu tentu sudah menghimpun segenap
tenaga dalam yang dimilikinya.
Dengan nama besar Pat huang sian mo didalam dunia
persilatan, dan kepandaian silatnya yang begitu dahsyat,
memang hanya berapa gelintir manusia saja yang mampu
menerima serangannya tersebut.
Pemuda itu sadar kalau tenaga kemampuan-nya belum
sanggup untuk menerima ancaman yang datang namun
diapun tak mampu untuk menghindarkan diri.
Sebab serangan yang telah di persiapkan Pat huang s in mo
dalam telapak tangan yang lain sudah siap dilancarkan setiap
saat, asal dia berani berkelit, niscaya pukulan tadi akan segera
mengejar datang... Sik Tiong giok menyadari akan datangnya ancaman bahaya
maut, tapi sebagai seorang pemuda yang berdarah panas, dia
merasa tak sudi untuk menunjukkan kelemahan sendiri
dihadapan orang. Terpaksa sambil bulatkan tekad dia berpekik nyaring,
segenap tenaga dalam yang dimilikinya dihimpun dalam
telapak tangan lalu segera mendorongnya kemuka.
Pucat pias selembar wajah Cu Siau hong setelah melihat
kekasihnya bersiap sedia menyambut ancaman musuh dengan
kekerasan, tak tahan lagi dia menjerit kaget.
Dalam sekejap mata inilah kedua buah pukulan itu sudah
saling membentur satu sama lain-nya
"Blaaaaammmmm!"
Ditengah benturan keras, tubuh Sik Tiong giok melejit
ketengah udara, tindakkan ini sama sekali diluar dugaan iblis
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tua tersebut, dia menjadi tertegun untuk beberapa saat
lamanya. Ternyata pemuda tampan tersebut telah memanfaatkan
tenaga pukulan-nya untuk melejit keudara dan mundur
kebelakang, dengan cepat dia telah sampai diatas dinding
batu. Setelah tertegun sejenak, Pat huang sin mo segera
menjejakkan kakinya keatas tanah dan secepat kilat bergerak
kemuka, serangan yang semula telah dipersiapkan ternyata
sama sekali tidak dilepaskan dengan begitu saja.
Hal ini bukan dikarenakan Pat huang sin mo merasa iba
terhadap lawan-nya, sebaliknya disinilah letak kebusukan hati
gombong iblis tua tersebut, dia bermaksud akan menunggu
sampai tubuh Sik Tiong giok terjatuh dari atas dinding
kemudian baru melepaskan serangan terakhirnya.
Sayang sekali perhitungan-nya salah besar, sebab Sik Tiong
giok hanya berhenti sebentar diatas dinding kemudian sambil
menekan permukaan tanah, dia manfaatkan tenaga tadi untuk
melejit kembali ketengah udara.
Dalam waktu singkat tubuhnya sudah melayang turun
diluar dinding pagar dan lenyap dari pandangan mata.
Atas kejadian tersebut, Pat huang sin mo baru benar-benar
dibuat tertegun, pikirnya:
"Aku benar-benar pikun dan bodoh, setiap orang tahu kalau
kakek serigala langit memiliki ilmu meringankan tubuh yang
luar biasa, dia bisa bergerak ditengah udara, bisa melejit dan
melambung, tentu saja tak mungkin bakal terjatuh
ketanah...!" Berpikir dem ikian, dia melirik sekejap kearah Cu Siau hong,
kemudian bentaknya: "Ayo kejar!" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika mendengar seruan tersebut, Rasul serigala sekalian
pun segera melejit keudara dan melakukan pengejaran.
Diluar pagar pekarangan merupakan sebuah tebing yang
penuh ditumbuhi semak belukar yang amat lebat, rumput
ilalang mencapai setinggi lutut.
Tatkala Pat huang sin mo sekalian melompat turun dari
pagar dinding dan baru saja mengamati keadaan diseputar
sana, mendadak dari kejauhan sana terlihat ada sesosok
bayangan hitam sedang meluncur kemuka dengan kecepatan
luar biasa. Dengan perasaan terkejut bercampur keheranan Rasul
serigala langit berseru tertahan:
"Waaah, cepat amat gerakan tubuh dari si bocah keparat
itu...." "Dimasa lampau gurumu memang termashur didunia
persilatan karena ilmu meringarakan tubuhnya," ucap Pat
huang sin mo, "aku lihat muridnya yang kecil ini telah
memperoleh seluruh warisan-nya, bila dibiarkan hidup terus
aku kuatir tambah lama dia akan semakin bertambah
mengerikan!" Mendengar ucapan mana, Rasul serigala langit mendengus
marah, teriaknya kemudian dengan gusar:
"Kalau begitu manusia tersebut tidak bisa dibiarkan hidup
lebih lama lagi" "Masa saudara Cu tidak akan mengingat hubungan kalian
sebagai sesama saudara seperguruan?" goda si Gonggongan
bernyawa pendek Thian Si hua sambil tertawa.
Merah padam selembar wajah Rasul serigala langit, setelah
tertawa dingin baru katanya:
"Hubungan kami sudah lama putus, di, masa lalu dia tak
pernah bersikap bajik kepadaku, masa aku harus bersetia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kepadanya" Apalagi demi cita-cita besar kita sekarang, kau
anggap aku akan membiarkan tua bangka tersebut hidup
terus...!" "Betul." kembali Thian Si hua tersenyum, "Kalau tidak
berhati keji, memang tak pantas disebut lelaki, mari kita
melakukan pengejaran lebih jauh".
Sementara pembicaraan masih berlangsung, ketiga orang
itu sudah melejit kedepan dan meneruskan pengejaran-nya
atas bayangam manusia yang bergerak didepan sana.
Sementara itu langit sudah terang, diatas dinding pagar
tampak seseorang masih berdiri termangu-mangu disitu, dia
tak lain adalah Cu Siau hong.
Memandang ketempat kejauhan sana, tiba-tiba gadis itu
bergumam lirih: "Moga-moga T hian melindunginya, sehingga ia dapat lolos
dengan selamat dari lembah To hwee kok ini!"
Wajahnya nampak lusuh, pikirannya kalut, setelah
termangu-mangu berapa saat dia baru mengundurkan diri dari
sana. Sementara itu Sik Tiong giok belum pergi jauh, ia justru
menyembunyikan diri dibawah dinding pekarangan.
Ketika mendengar suara doa dari nona tadi, da merasa
terharu sekali, dadanya menjadi sesak dan darah panas
hampir saja muntah keluar dari mulutnya.
Ternyata pemuda itu mundurkan diri dengan meminjam
tenaga pukulan dari Pat huang sin mo waktu itu darah dalam
dadanya sudah bergolak keras, boleh dibilang keadaan-nya
ketika itu gawat dan sangat kritis
Untung saja tenaga dalam yang dimilikinya cukup
sempurna, dengan memaksakan diri menarik hawa murninya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dia mencoba untuk menekan gejolak dalam dadanya dan
berhasil kabur dari tempat tersebut.
Setelah roboh ketanah, pemuda itupun mengerti, pihak
lawan pasti akan mengejar kesana karena itu dengan cepat
dia menyambar dua biji batu dan dilemparkan kedepan
sehingga menimbulkan suara nyaring.
Kebetulan pula dari depan sana muncul sesosok bayangan
manusia, akhirnya Pat huang sin mo sekalianpun mengejar
kemana perginya bayangan manusia tadi.
Sik Tiong giok sendiri sama sekali tak berani bergerak, dia
berbaring terus dibalik semak belukar tanpa berkutik, sebab
kuatir jejaknya ketahuan musuh.
Dalam keadaan terluka parah seperti ini, jangan lagi yang
muncul adalah Pat huang sin mo, seorang anggota
perkumpulan biasa pun sudah cukup untuk membekuknya.
Begitulah, dalam keadaan demikian dia berbaring sampai
seharian penuh, sampai matahari sudah tenggelam dan
malam pun menjelang tiba, ia buru-buru bangkit berdiri.
Siapa tahu, baru saja bangkit berdiri, tiba-tiba kepalanya
pusing sekali sehingga sekali lagi dia roboh terjungkal keatas
tanah. Ia terjatuh cukup parah, dadanya menjadi sesak sehingga
tak ampun lagi darah segar membasahi seluruh permukaan
tanah. Dalam keadaan begini, dia hanya bisa menghela napas
panjang dan uru-buru masuk kebalik kegelapan dimana dia
duduk mengatur pernapasan.
Suasana disekeliling tempat itu dilputi oleh keheningan
yang luar biasa, yang terdengar hanya suara jangkrik yang
bernyanyi. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kurang lebih setengah jam kemudian, pemuda itu baru
merasa lukanya sedikit agak membaik, pelan-pelan diapun
bangkit berdiri dan berjalan menuju kedepan sana.
Beberapa kaki kemudian, dikejauhan sana tampak tanah
perbukitan membentang sejauh pandangan.
Ia menelusuri bukit itu menuju keutara, setelah berjalan
satu dua li kemudian tibalah ia didepan sebuah selat sempit.
Untuk menghindari pemeriksaan dari orang-orang Siu lo
pang, diapun menyusup kebalik lembah itu sambil meneruskan
perjalanan-nya. Kurang lebih satu jam kemudian, sampailah pemuda itu
diujung selat tadi. Tiba-tiba dari depan situ berkumandang suara yang amat
gaduh, lalu kedengaran seseorang sedang menggerutu:
"Aku lihat dia memang betul-betul iblis sejati, tak heran
kalau dia menyebut diri sebagai Pat huang sin mo, semenjak
kedatangan-nya disini, belum seharipun kita bisa hidup
dengan tenang, sialan! ditengah malam buta begini pun kita di
perintahkan untuk memeriksa bukit!"
"Li sua, kau jangan mengomel terus" seseorang segera
menghibur, "kalau sampai kedengaran iblis tua itu, kau bisa
diberi penderitaan yang lumayan"
"Apa yang mesti ditakuti" Sekarang pikiranku sudah lebih
terbuka, cepat atau lambat pasti akan kujumpai hari seperti
itu, sekalipun tidak sampai terdengar iblis tua itu, bila kita
bertemu dengan si iblis kecil pun tak akan berbeda jauh"


Manusia Srigala Karya Can I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Akh benar iblis kecil itu adalah putra lo pangcu, sekarang
dia te lah menyebut diri sebagai pengeran serigala langit"
"Aku rasa berita ini tak bakal salah, bila dia bukan putra lo
pangcu, masa memiliki kepandaian silat yang begitu hebat
sampai pangcu kita pun ada berapa kali jatuh pecundang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ditangan-nya, coba kau bayangkan sendiri, memangnya kita
sanggup untuk menghadapinya?"
"Tapi dia kan sudah termakan sebuah pukulan iblis tua itu,
siapa tahu orangnya sudah mampus?"
Begitulah, rombongan yang terdiri dari tujuh delapan orang
itu melakukan perjalanan menelusuri selat sempit itu sambil
berbica ra tiada hentinya.
Sik Tiong giok menjadi terperanjat sekali sete lah
mendengar pembicaraan mana, buru-buru dia menarik
kepalanya dan menyembunyikan diri baik-baik.
Setelah bersembunyi hampir dua jam lamanya, Sik Tiong
giok meneruskan perjalanan-nya lagi menelusuri sebuah
kebun buah dan tiba didepan sebuah pagar pekarangan yang
menghalangi perjalanan-nya.
Keadaan Sik Tiong giok saat ini tak ubahnya seperti seekor
burung yang sedang ketakutan, berjumpa dengan dinding
pekarangan, hatinya lantas terkesiap, apalagi dari balik
dinding pekarangan itu terdengar suara tertawa perempuan
yang merdu, tanpa terasa pikirnya:
"Heran tempat apakah ini" Mengapa terdapat perempuan
yang sedang bergurau disitu?"
Terdorong oleh rasa ingin tahunya, pemuda itupun
melupakan kehebatan musuhnya.
Setelah mengamati sebentsr keadaan di dekeliling tempat
itu, dia mendekati sebatang pohon siong, lalu me lompat naik
keatas pohon tadi dan dari s itu mengintip kedalam.
Indah sekali pemandangan dibalik dinding pekarangan itu,
aneka bunga tumbuh disana sini, ditambah pula dua buah
lentera yang memercikkan sinar, membuat suasana lebih
romantis. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dibawah lentera terletak sebuah meja besar, kain taplak
merah yang melapisi meja, dikombinasikan dengan tiga
kuntum bunga putih. Disisi sebelah kiri meja merupakan sebuah rak senjata,
berbagai macam senjata terdapat disitu, duduk pada kursi
utama adalah seorang perempuan muda berusia dua puluh
tahunan, beberapa kuntum bunga menghiasi kepalanya, ia
berbaju warna hijau dan cukup mempesona hati.
"Apa-apaan mereka itu...?" pikir Sik Tiong giok dengan
perasaan kesal. Tiba-tiba terdengar lagi suara gelak tertawa yang
berkumandang dari-balik pintu loteng, kemudian muncul lagi
seorang perempuan muda berusia dua puluh tahunan yang
mengenakan pula pakaian berwarna hijau, senyum manismembuat wajahnya nampak lebih cantik daripada perempuan
pertama. Dengan langkah yang lemah gemulai, dia berjalan
mendekati meja dan duduk disamping perempuan muda
pertama, seorang dayang segera menghidangkan air teh.
Nyonya muda yang baru saja munculkan diri itu segera
bertanya kepada dayang yang menuang air teh barusan:
"Ciu kiok, mana nyonya mu?"
"Lapor sam hujin, nyonya kami sedang tak enak badan"
Jilid 8 "SAKIT APA SIH nyonya kalian " Bukankah pagi tadi ia
nampak sehat-sehat saja " tanya Sam hujin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bukan sakit parah, mungkin hanya sedikit masuk angin
sehingga malas makan dan minum."
"Itu mah bukan penyakit namanya," sam hujin tertawa
merdu. "Suruh saja dia keluar untuk berlatih beberapa jurus
silat, bila badan sudah berkeringat pasti akan sembuh dengan
sendirinya, cepat undang dia kemari, katakan saja aku yang
mengundangnya." Dayang itu mengiakan dan membalikkan badan menuju ke
bangunan loteng itu. Sik Tiong Giok yang mengintip semua kejadian tersebut
dalam hatinya kecilnya segera berpikir : "Biarpun perempuan
ini berwajah baik tapi tertawa sebelum berbicara sehingga
menunjukkan sikap yang tak sedap, sudah jelas bukan
perempuan baik-baik..."
Belum lenyap ingatan tersebut, terdengar suara mendehem
memecah keheningan, lalu tampak dayang tadi muncul dari
balik ruangan sambil menuntun seorang nyonya muda lain.
Walaupun wajahnya nampak aras-arasan namun wajahnya
memancarkan pula sinar kejalangan.
Ternyata ketiga orang perempuan muda itu tak lain adalah
tiga orang istri muda Pat huang sin mo. Mereka adalah Hoa In
cun, Chin Bi cun serta Koan Hong cun.
Tiga orang istri muda tersebut selain berwajah cantik, ilmu
silat mereka pun sangat hebat.
Hoa Ing cun mempunyai ilmu ular emas yang disebut
kepandaian nomor wahid di kolong langit, selain ganas dan
kejam, dia pun sukar dihadapi.
Senjat Lian cu liang dari Chi Bi cun dan sepasang lian cun
jui dari Koang Hong cun juga merupakan ilmu-ilmu yang
jarang ada tandingannya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ke-tiga orang perempuan itu rata-rata bersifat jalang dan
cabul, tapi mereka pun agak takut dengan gembong iblis tua
itu, oleh sebab itu setiap malam mereka selalu melatih ilmu
silatnya dengan tekun agar suatu ketika bila ada kesempatan
mereka bisa mengambil langkah seribu.
Kebetulan pada malam ini Koan Hong cun merasa kurang
enak badan, Chin Bi cun segera memaksa untuk keluar.
Dalam keadaan begini, timbullah satu ide dalam benak Chin
Bi cun dengan memerintahkan dayangnya Ho-ji agar berlatih
dengan dayangnya Koan Hong cun yang bernama Ciu kiok.
Mendapat perintah, kedua orang dayang itu segera
mempersiapkan diri dan terjun ke arena.
Sik Tiong giok bersembunyi di atas pohon, tiba-tiba saja
menampak sesosok bayangan hitam berkelebat di atas
bangunan rumah itu, hatinya segera tergerak, buru-buru ia
melompat turun dari atas pohon kemudian secara diam-diam
menyusup ke dalam bangunan loteng itu.
Tadi bayangan manusia tadi sama sekali tidak ditemukan,
maka pemuda itupun menengok kembali ke arah halaman
rumah dimana dua orang sedang melatih diri.
Ilmu silat yang dilatih kedua orang dayang tersebut
bernama Mi kau kun. Sayang sekali permainan dari dayangdayang itu tak memakai ukuran sehingga seperti dua ekor
jago sedang bertarung, hampir saja Sik Tiong giok tertawa
kegelian. Sementara itu pertandingan antara kedua orang dayang itu
berlangsung makin tak karuan, akhirnya Hoan Ing cun tak
tahan sehingga sambil mendengus dingin segera bangkit dan
masuk ke dalam gedung. Chin Bi cun yang melihat itu segera melirik sekejap,
kemudian sambil menggebrak meja bentaknya : "Cukup Ciu
kiok, jangan membuat malu nyonya kalian. Coba lihat ji hujin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sudah kalian buat mendongkol, ayo cepat hentikan
latihanmu..." Dayang yang bernama Ciu kiok itu menjadi tersipu-sipu
malu, wajahnya berubah menjadi merah padam. Buru-buru
dia menghentikan latihannya dan berkata sambil tertawa :
"Sam hujin, bukankah sudah kukatakan kalau aku tak
mampu?" Tampaknya Chin Bi cun sengaja hendak mencari gara-gara,
sambil tertawa terkekeh-kekeh dia segera berseru : "Aku
tebak nyonya kalian sengaja merahasiakan ilmu silatnya dan
tak pernah mewariskan ilmu s ilat sejati kepadamu..."
Ciu kiok hendak membantak setelah mendengar ucapan itu,
tapi Koan Hong cun segera maju sambil menampar, kemudian
bentaknya : "Budak sialan, menggelinding jauh-jauh dari
sini..." Bila tamparan itu bersarang tepat di wajah dayang
tersebut, sudah dpat dipastikan beberapa buah giginya pasti
copot. Untung di saat kritis Chin Bi cun segera menangkap
pergelangan tangan Koan Hong cun sambil katanya : "Su
moay, bila kau menamparnya, aku pasti akan kehilangan
muka, maka bila ingin bertarung, lebih baik kita berdua saja
yang bertarung." Sambil berkata dia sengaja menarik perempuan muda itu
ke arahnya. Koa Hong cun sama sekali tidak menduga sampai kesitu
sehingga hampir saja ia terjerembab ke atas tanah. Kontan
paras mukanya berubah hebat, langkahnya sempoyongan.
Sambil menarik kembali tangannya, ia segera menegur
dingin : "Sam ci, rupanya kau sengaja mencari gara-gara di
saat badanku sedang tak enak ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tebakan su moay memang tepat sekali," Chin Bi cun
tertawa, "di hari-hari biasa aku tak pernah berhasil
mengungguli dirimu, maka hari ini mumpung kau masih sakit,
aku memang bermaksud untuk memberi pelajaran untukmu."
"Baiklah," Koan Hong cun tertawa dingin, "coba kita
buktikan s iapa yang lebih unggul di antara kita."
Sementara pembicaraan berlangsung, kedua orang itu
sudah saling bertarung sendiri.
Sik Tiong giok yang berada di atas loteng, bisa
menyaksikan semua peristiwa itu dengan jelas, pertarungan
mereka berdua jauh berbeda dengan pertarungan dua orang
dayang tadi, boleh dibilang semua jurus serangan yang
digunakan adalah jurus-jurus serangan yang tangguh.
Dalam waktu singkat kedua orang itu sudah bertarung dua
puluh gebrakan lebih. Tampaknya Koan Hong cun memang berada dalam kondisi
yang lemah, tiba-tiba saja dia berkerut kening kemudian
melompat keluar dari arena, dengan suatu gerakan cepat dia
menyambar sebilah golok yang tergeletak di atas rak senjata.
Chin Bi cun pun tak mau memberi kesempatan kepada
lawannya, cepat dia meloloskan pula sebilah golok.
Bacok membacok, babat membabat pun segera berlangsung amat seru. Kedua orang itu bertarung sangat
serius, seakan-akan mereka sedang beradu jiwa saja.
Mendadak Koan Hong cun bertindak kurang hati-hati, Chin
Bi cun yang melihat ada kesempatan baik segera
memanfaatkan dengan melancarkan sebuah tendangan.
Dengan jurus ayam mematuk ular, dia menendang
pergelangan tangan Koan Hong cun sehingga tak ampun lagi
goloknya terjatuh ke atas tanah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nah, su moay! Kau harus mengaku kalah hari ini!" seru
Chin Bi cun kemudian sambil tertawa merdu.
"Aaah belum tentu!"
Di tengah dengusan dingin, Koan Hong cun me lompat
mundur ke belakang. Chin Bi cun segera mengejar dengan ketat sambil mengejar
serunya tertawa : "Kau benar-benar seorang budak yang
keras kepala, hmmm! Aku harus menaklukkan dirimu hari ini."
Belum habis dia berkata, Koan Hong cun telah mencabut
sebatang tombak dari rak senjata, kemudian sambil
membalikkan badan melancarkan sebuah tusukan.
Chin Bi cun segera menangkis dengan goloknya, kemudian
tubuhnya mendesak maju lebih ke depan, kali ini goloknya
membacok bahu lawan... Koan Hong cun melintangkan tombaknya di depan dada
dengan jurus raja lalim membuang tombak, dia sapu tubuh
bagian tengah Chin Bi cun...
Dengan suatu gerakan cekatan Chin Bi cun menghindarkan
diri ke samping, setelah melepaskan diri dari jurus serangan
tersebut, tubuhnya mendesak maju lebih ke depan.
Pertarungan yang amat serupun kembali berkobar di
tengah arena. Orang bilang : Seinci lebih panjang seinci lebih tanggung.
Dengan demikian Chin Bi cun telah menderita kerugian dalam
hal senjatanya yang kelewat pendek.
Tiba-tiba Koan Hong cun mengeluarkan jurus naga sakti
membalik badan, mata tombaknya dengan memancarkan
cahaya tajam segera menusuk ke tenggorokan Chin Bi cun
bagaikan seekor ular beracun...
Sik Tiong giok yang menyaksikan kejadian itu dari atas
loteng menjadi sangat gelisah, dia lupa kalau dirinya sedang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengintip pertarungan orang, tanpa sadar serunya tertahan :
"Aduh celaka!" Siapa tahu Chin Bi cun sama sekali tidak termakan oleh
serangan tersebut, dia memutar goloknya untuk menangkis
lalu dengan sengan langkah tujuh bintang, tubuhnya tahutahu sudah mengigos ke samping lolos dari tusukan ujung
tombak itu. Ketika secara tiba-tiba mendengar ada orang berteriak dari
atas loteng, kedua orang itu serentak menghentikan
pertarungan dan menengok ke atas loteng.
Setelah berteriak tadik, Sik Tiong giok sudah sadar kalau
keadaan bakal runyam. Sebetulnya dia bermaksud untuk
menyingkir saja dari situ.
Siapa sangka belum berapa langkah jejaknya sudah terlihat
oleh Koan Hong cun yang berada di bawah, perempuan
mudah itu segera membentak nyaring : "Hei, kau si bocah
ingusan darimana, berani amat datang kemari! Ayo cepat
turun!" Mendengar teriakan tersebut, Sik Tiong giok segera berpikir
di dalam hati kecilnya : "Jelek-jelek begini akupun termasuk
seorang ketua partai, bila tidak turun, sudah pasti akan
ditertawakan oleh dua orang perempuan busuk itu. Y aa, lebih
baik aku trun saja untuk bertarung dengan mereka, siapa tahu


Manusia Srigala Karya Can I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

suasana akan bertambah ramai?"
Setelah berpikir begitu, diapun meloloskan pedangnya dan
melompat turun dari atas loteng.
Entah apa sebabnya, setelah memandang pedang tersebut,
tanpa terasa dia pun teringat kembali dengan pemiliknya yaitu
nona Cu Siau hong. Sementara dia masih tertegun, tiba-tiba Koan Hong cun
sudah maju mendesak sambil melepaskan sebuah tusukan
dengan tombaknya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sik Tiong giok segera mengebaskan pedangnya mempergunakan jurus menuding matahari menggaris langit.
Criiinggg...! Diiringi suara dentingan keras, tahu-tahu tombak itu
terpapas kutung menjadi dua bagian, akibatnya Koan Hong
cun menjadi terperanjat setengah mati.
Chin Bi cun yang mengetahui kalau senjata lawan adalah
sebilah pedang mestika, serta merta tak berani menyerang
dengan mempergunakan senjatanya, dia seperti mati kutunya
untuk sesaat. Sik Tiong giok tidak sungkan-sungkan, dia mendesak ke
muka dan melepaskan sebuah bacokan lagi.
Koan Hong cun segera berteriak berulang kali : "Ho ji, Ciu
kiok, kalian cepat mengambil senjata..."
Tapi belum habis teriakan tersebut, kembali terdengar
suara gemerincingan nyaring golok yang berada di tangan
Chin Bi cun pun ikut terpapas kutung.
Sik Tiong giok yang mengetahui bahwa pedangnya adalah
sebilah pedang mestika, tanpa terasa semangat segera
berkobar, setelah tertawa terbahak-bahak dia berseru : "Ayo,
berapa banyak senjata tajam yang kalian miliki " Keluar
semua, kalau tidak, maaf bila aku tak akan melayani lebih
jauh." Dia mengira dengan mengutarakan kata-kata tersebut,
pihak lawan pasti akan ketakutan setengah mati, oleh sebab
itu seusai berkata dia pun membalikkan badan siap
meninggalkan tempat tersebut.
Siapa tahu, pada saat dia membalikkan badan inilah
mendadak terdengar Koan Hong cun membentak keras :
"Bocah tekebur, kau anggap masih bisa keluar dari s ini " Kalau
hendak pergi, tinggalkan dulu selembar jiwamu..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam pembicaraan mana, dia menggetarkan pergelangan
tangannya dan mengeluarkan sebuah benda.
Sik Tiong giok dapat me lihat kalau benda itu berantai,
bentuknya bulat bersinar tajam dan besarnya secawan teh
terbuat dari baja dengan lapisan emas sedang rantainya
berbentuk seperti tulang ikan hitam bercorak segi tiga entah
benda apa namanya " Sementara dia masih tertegun Koan Hong cun telah
melontarkan senjatanya ke depan. Terpaksa dia harus
menggunakan pedangnya untuk membacok.
Siapa tahu rantai tersebut sama sekali tidak patah malahan
telah berbunyi nyaring, mata senjata menukik ke bawah dan
mengancam tubuhnya. Setelah mengetahui kalau bacokan pedangnya tidak
berhasil mematahkan senjata lawan tadi, Sik Tiong giok telah
sadar kalau gelagat tidak menguntungkan. Siapa sangka ujung
bandulan yang lain telah menyerang pula.
Buru-buru dia menyayunkan telapak tangannya untuk
menangkis baru lolos dari ancaman senjata. Lian cu liang
adalah senjata berbentuk piau segi tiga yang dihubungkan
dengan rantai jadi senjata tersebut bermuka dua.
Ketika pemuda itu mencoba membacok, ternyata
bacokannya pun tidak mendatangkan hasil.
Atas terjadinya peristiwa ini Sik Tiong giok menjadi gugup,
dalam kedaan demikian, dia merasa lebih mengambil langkah
seribu saja. Tanpa banyak bicara, tubuhnya segera melejit dan kabur
menuju ke atas dinding pekarangan.
Baru saja tubuhnya mencapai atas pekarangan, senjata dari
Chin Bi cun telah menyerang kembali, sedangkan banduran
Koan Hong cun juga menyerang kakinya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sik Tiong giok serta miringkan kepalanya menghindari
serangan senjata Liang ju liang, lalu melompat meloloskan diri
dari babatan senjata bandulan.
Sayang dia tak menyangka kalau senjata liang cu liang itu
mempunyai keistimewaan lain.
Tahu-tahu saja sepasang kakina sudah terbelenggu eraterat, kemudian badannya terasa dibetot orang ke bawah
dan... "Bluuummm !" ia terjahuh dari atas dinding
pekarangan. Agaknya Sik Tiong Giok memang sedang bernasib sial,
sejak terjun ke dalam dunia persilatan, belum pernah ia
menderita kekalahan beruntun seperti apa yang dialaminya
hari ini, terutama sekali dikalahkan oleh dua orang perempuan
muda, hal ini membuatnya menyumpah tiada habisnya.
Baru saja dia hendak melejit dengan gerakan ikan leihi
melentik, tahu-tahu Koan Hong cun telah menekan tubuhnya
ke bawah, menyusul kemudian Ciu Kiok membelenggu
tubuhnya dengan tali otot kerbau.
Maka tak berkutiklah Sik Tiong Giok.
Menggunakan kesempatan itu Koan Hong cun merampas
pedangnya dan diperiksa, sekejap kemudian serunya kaget :
"Aduuh, bukankah pedang ini milik Hong ji s i budak itu ?"
Mendengar ucapan mana, Chin Bi cun segera mendekati
dan turut memeriksa pedang tersebut, kemudian sambil
menendang tubuh Sik Tiong Giok hardiknya : "Bocah jelek,
darimana kau dapatkan pedang itu " Ayo cepat akui..."
Sik Tiong Giok tidak tahu kalau wajahnya sudah dilumuri
debu dan pasir setelah mendekam hampir semalamam suntuh
di balik semak belukar, mukanya yang hitam separuh putih
separuh ini membuat tampangnya benar-benar jelek sekali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika mendengar perkataan tersebut dalam hati kecilnya ia
lantas berpikir : "Hmmm, kau berani mengatakan aku jelek"
Memangnya kau sendiri cantik ?"
Chin Bi cun jadi bertambah mendongkol sewaktu dilihatnya
Sik Tiong Giok cuma melotot ke arahnya tanpa menjawab, ia
segera menendang tubuhnya keras-keras seraya membentak :
"Bocah keparat, ayo bicara, pedang itu kau peroleh
darimana...?" "Aku mendapatkan dari merampas dari tangan seorang
nona cilik, ada apa " Memangnya tidak boleh ?"
"Hmmm, omong kosong! Ngaco belo tak keruan..."
Kebetulan dayangnya datang membawa secawan air teh,
Kong Hong cun segera menyambar cawan tersebut dan
mengguyurkan air dalam cawan tersebut ke atas wajah Sik
Tiong Giok. Tak ampun lagi seluruh wajah Sik Tiong Giok terguyur,
kotoran dan lumpur yang semula mengotori wajahnya pun ikut
terguyur sehingga kelihatan selembar wajahnya yang tampan.
Untung saja air teh itu tidak terlalu panas, hangat lagi
membawa bau harum, Sik Tiong Giok yang pada dasarnya
memang haus segera menjilat dengan ujung lidahnya.
Dua orang nyonya muda bertampang genit yang berada di
hadapannya itu seketika dibikin tertegun, apalagi sete lah
mengamati wajah anak muda itu dengan seksama, perasaan
mereka kembali tergetar keras.
"Woous, tampan nian pemuda ini..." pikir mereka hampir
berbareng. Pada saat itulah, tiba-tiba terdengar si nenek penjaga pintu
berteriak keras : "Cousu ya datang !"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Buru-buru Koan Hong cu berseru kepada Ciu kiok : "Cepat
angkut bocah itu ke dalam kamar ku dan baringkan di dalam
peti besar!" Ciu kiok mengiakan dan membawa Sik T iong Giok kabur ke
dalam kamar, setelah melewati loteng bambu dia putar ke
barat menuju ke sebuah pesanggrahan, disana ia barikan
pemuda itu ke dalam peti dan menutup kembali peti tadi.
Sik Tiong Giok menjadi sangat menderita. Bayangkan saja,
kalau peti itu ditutup dari luar, suasana dalam peti pasti amat
sumpek, jangan lagi bergerak bernapaskanpun rasanya susah.
Tanpa terasa pemuda itu berpikir : "Aaai, hari ini aku
benar-benar lagi s ial..."
Selain murung dan kesal, diapun menyesali kecerobohan
sendiri sehingga berakibat demikian.
Pada saat itulah Pat huang sin mo sedang berbicangbincang dengan ketiga orang gundiknya tentang perbuat onar
Sik Tiong Giok di lembah Hwee buan kok mereka.
Chin Bi cun gembira bercampur iri kepada Koan Hong cun
yang mengangkangi Sik T iong Giok seorang diri, maka setelah
mengerling sekejap ke arah lawan, katanya kemudian sambil
tertawa : "Lo taucu (orang tua), apakah kalian telah berhasil
membekuknya...?" "Bocah kepara itu sudah pasti terluka parah karena
pukulanku, meski belum tertangkap dalam keadaan hiduphidup, tapi aku yakin di tak akan hidup lama lagi."
"Aku tebak ia pasti sudah mati..." sela Koan Hong cun
dengan cepat. Sembari berkata, ia me lotot sekejap ke arah Chin Bi cun
penuh amarah. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Chin Bi cun segera berkata sambil tertawa : "Aaah, aku
rasa belum tentu, bila ia benar-benar sudah mati, apakah
kalian sudah menemukan jenasahnya?"
"Aku sendiripun merasa keheranan terhadap kejadian ini,"
ucap Pat huang sin mo, "sehari semalam kami sudah
melakukan pencarian, namun sama sekali tidak ditemukan
jenasahna." "Jangan-jangan ia sudah lolos dari bukit ini ?" kata Koan
Hong cun kemudian. Tapi Chin Bi cun kembali menimbrung.
"Lembah Kiu boan to hui kok pada hakekatnya merupakan
sebuah barisan pembingung sukma, bagi mereka yang tidak
memahami jalan rahasia disitu, aku percaya ia tak akan
berhasil untuk meloloskan diri."
Pat haugn sin mo segera bertepuk tangan sambil berteriak
keras : "Tepat sekali, Kiu boan to hui kok adlaah sebuah jalan
rahasia yang membingungkan sukma, jangan lagi bocah
keparat itu bahkan aku sendiripun kadangkala masih suka
tersesat, bagaimana mungkin keparat itu dapat meloloskan
diri ?" Chin Bi cun tersenyum : "Aku mah mengetahui jejak si
bocah kepara itu, dia, dia..."
"Cepat katakan, dia berada dimana ?" buru-buru Pat huang
sin mo bertanya. Atas kejadian tersebut, yang paling merasa gugup sudah
barang tentu Koan Hong cun, sepasang matanya melotot
besar ke arah Chin Bi cun, namun di balik sinar matanya itu
terselip sinar penuh permohonan.
Chin Bi cun masih tetap tersenyum simpul, kembali dia
berkata : "Tentu saja ia berhasil kami tangkap..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Haah... haah...haah..." mendadak Pat huang sin tertawa
tergelak, "aku tidak percaya dengan mengandalkan kemampuan kalian, kemampuan kau berdua, bocah keparat
itu berhasil ditawan, kau tahu dia kan ahli warisnya Kakek
serigala langit, satu di antar tiga kakek dari In Thian?"
Chin Bi cun segera mencibirkan bibirnya yang mungil dan
tertawa dingin penuh rasa tak puas, serunya : "Kau tak
percaya kalau kami berhasil membekuknya " Kalau tak
percaya silahkan bertanya sendiri kepada Ji ci, apakah kita
sedang membohongi mu atau tidak."
Hoan Ing cun segera manggut-mangut sambil menjawab
dingin : "Benar, kami telah berhasil menangkap seseorang,
hanya tidak kami ketahui apakah dia adalah bocah keparat she
Sik atau bukan." "Aah, jadi sungguh " Itulah namanya dicari sampai sepatu
jebol belum juga ketemu, tahunya diketemukan tanpa
membuang tenang. Ayo jalan, cepat bawa aku kesana, dimana
dia berada ?" "Sekarang dia berada di dalam kamarnya Su moy..."
Belum habis ia berkata, si gembong iblis tua itu sudah
melototkan matanya besar-besar dan mengawasi Koan Hong
cun dengan penuh amarah. Lamat-lamat terpancar pula
segulung hawa napsu membunuh dari balik matanya.
Untung saja Chin Bi cun berkata lebih jauh : "Berhubung
kami takut dia berhasil kabur, maka untuk sementara waktu
kami menguncinya di dalam peti besar di dalam kamar Su
moay, kami sedang menunggu kau sampai pulang dan minta
hadiah untuk jasa tersebut."
Dengan adanya penjelasan ini, paras muka gembong iblis
tua itu menjadi jauh lebih tenang, namun cukup membuat
Koan Hong cun bermandikan keringat dingin saking
ngerinyanya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Memanfaatkan kesempatan tersebut, Chin Bi cun segera
berseru lagi dengan manja.
"Lo tau cu, kau cepat berjanji dulu, hadiah apa yang
hendak diberikan untuk kam i?"
Pat huang sin mo tertawa terbahak-bahak : "Haaahhh...
haaahhh... haahhh... tunggu saja sampai kuperiksa dengan
jelas apakah bocah keparat yang kalian tangkap benar-benar
adalah keparat yang kumaksud, bila benar, terserah apa saja
yang kalian minta." "Baik, kalau begitu marilah kita berangkat sekarang juga."
Sembari berkata dia segera berjalan lebih dulu di depan
menuju ke kamar tidur Koan Hong cun.


Manusia Srigala Karya Can I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Baru tiba di depan pintu, mendadak Hoan Ing cun berseru
keheranan : "Hei, mengapa dalam kamar tidak disulut lampu
lentera ?" Koan Hong cun segera menyambung : "Dayangku Ciu kiok
memang semakin lama semakin tak tahu diri, sudah pasti ia
molor lagi." Berbicara sampai disitu, dia lantas berteriak keras : "Ciu
kiok! Ciu kiok..." Namun tiada jawaban yang kedengaran, suasana tetap
hening, sepi dan tak kedengaran sedikit suarapun.
Chin Bi cun segera berkata : "Biar aku masuk untuk
memeriksana, perempuan setan itu memang pantas diberi
hajaran." Dari meja ia menyambar sebuah lilin dan segera melangkah
masuk ke dalam kamar sebelah barat.
Mendadak dari dalam kamar berkumandang suara benturan
keras disusul seseorang menjerit kaget, menyusul kemudian
lilinpun menjadi padam sehingga suasana menjadi gelap
gulita. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aduh celaka, mengapa Ciu kiok dibekuk orang ?"
terdengar Chin Bi cun berteriak keras.
Mendengar seruan tersebut, Pat huang sin mo segera
menyusup ke dalam kamar dengan cepat, dia langsung
menuju ke arah peti, menyingkirkan penutupnya dan berniat
untuk merobohkan Sik T iong Giok lebih dahulu.
Siapa tahu begitu peti dibuka, ternyata disitu tak nampak
sesosok bayangan manusia pun.
Dengan terjadinya peristiwa ini, bukan saja Pat huang sin
mo dibuat tertegun, bahkan ketiga orang gundikpun turut
dibuat terkejut sampai melongo-longo.
Pada saat itulah tiba-tiba tampak cahaya merah berkilauan
disusul asap tebal menyebar kemana-mana membuat keempat
orang itu merasakan matanya menjadi pedih dan air mata
serasa mau bercucuran keluar.
Baru sekarang mereka sadar bahwa kebakaran sudah
melanda bangunan rumah itu, buru-buru mereka berseru :
"Ayo cepat kabur, terjadi kebakaran disini."
Ternyata sewaktu Chin Bi cun roboh terjengkang ke atas
tanah tadi lilin yang berada di tangannya terlepas dan jatuh di
atas pembaringan, jilatan api dengan ceat membakar kain
kelambu yang tipis dan menyambar kemana-mana, apalagi
bangunan dinding terdiri dari potongan bambu, bisa
dibayangkan bagaimana akibatnya.
Dalam waktu singkat api sudah berkobar menjadi besar
serta menjalar keempat penjuru.
Bambu memang merupakan bahan yang mudah terbakar,
tak mungkin kobaran api bisa dipadamkan secepatnya,
terpaksa beberapa orang itu berusaha untuk menerjang keluar
dari kepungan api untuk menyelamatkan diri.
Bukan cuma buronan mereka yang berhasil tertangkap
kembali terlepas, akibatnya mereka harus menanggung
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kerugian yang lebih besar lagi, yakni terjadinya kebakaran
besar di bangunan rumah mereka.
Pat huang sin mo dengan membawa ketiga orang
gundiknya menerjang keluar dari kepungan api dengan susah
payah walaupun akhirnya berhasil terlepas dari ancaman
bahaya, namun keadaan mereka boleh dibilang sudah
mengenaskan sekali. Tak selang beberapa saat, Rasul serigala langit dan
sekalian iblis yang melihat timbulnya kebakaran, segera
berdatangan untuk memberi bantuan, dengan kerja sama
banyak orang, tak sampai satu jam kemudian api berhasil
dipadamkan. Namun Pat huang sin mo dibikin begitu mendongkol sampai
sekujur badannya gemetar, dia menyumpahi Sik Tiong Giok
berulang kali, bahkan sumpahnya : "Bila suatu hari binatang
cilik yang terkutuk itu sampai terjatuh ke tanganku, aku
bersumpah tak akan jadi manusia bila tak mampu menguliti
kulitnya." oooOooo Si gonggongan bernyawa pendek Thian Si hua buru-buru
menghibur : "Causu ya, kau takusah menyumpahi terus,
percuma saja kalau hanya bicara dibibir, yang penting kita
mesti berusaha untuk menangkapnya hidup-hidup."
Kontan Pat huang sin mo melototkan matanya bulat-bulat
lalu mendengus : "Hmm, selama ini entah apa saja yang
kalian geledah di sekitar bukit ini " Bayangan saja tak mampu
dibekuk, justru orangnya malah kena didesak sampai datang
kemari." Si Gonggongan bernyawa pendek Thian Si hua termasuk
juga seorang jagoan angkuh yang berwatak tinggi hati. Dia
menjadi tak senang hati sesudah mendengar perkataan dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gembong iblis tua tersebut, serunya kemudian dengan suara
dingin : "Siapa suruh cousu ya tidak mau turut serta di dalam
penggeledahan tersebut, sebaliknya memberi ijin kepada
ketiga orang nyonya muda untuk melindungi lawan, coba
kalau bukan ulah ketiga orang hujinmu itu, mana mungkin
akan terjadi peristiwa besar semacam ini " Kalau mau
menyalahkan, masa kami yang mesti disalahkan ?"
Sekali lagi Pat huang sin mo melototkan matanya bulatbulat, dia membuka mulutnya lebar-lebar seperti ingin
mengucapkan sesuatu, namun tak sepatah katapun yang bisa
diutarakan keluar. Akhirnya dia menyaksikan muridnya yang tertua si
bayangan setan Coa Toan hanya berdiri bengong disana,
dengan penuh amarah segera bentaknya : "Coa Toan, ayo
cepat kumpulkan semua adik-adik seperguruanmu, hari ini kita
harus menggeledah lembah Kiu boan to hui kok ini sampai
rata." Bayangan setan Coa Toan buru-buru mengiakan sambil
beranjak pergi. Tak selang berapa saat kemudian ia sudah
muncul kembali bersama ketujuh orang adik seperguruannya.
Pat huang sin mo segera mengebaskan ujung bajunya,
dengan membawa delapan murid dan tiga orang gundiknya
sehingga berjumlah dua belas, berangkatlah mereka
melompat pagar pekarangan menuju ke tanah perbukitan
sana. Apa yang sebenarnya terjadi dengan Sik Tiong Giok "
Rupanya pemuda itu merasa menyesal sekali sesudah
disekap orang dalam peti besar tersebut, dalam keadaan
demikian dia hanya bisa memasrahkan keselamatan jiwanya
pada nasib. Dalam suasana yang paras serta susah bernapas, tiba-tiba
tutup peti kembali terasa dibuka orang, lalu tampak cahaya
berkelebat lewat, dia kenali cahaya tersebut sebagai sebilah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pedang, segera pikir di hati : "Habis sudah riwayatku kali ini,
sungguh tak kusangka aku bakal mati dalam keadaan seperti
ini." Berpikir demikian, diapun memejamkan matanya rapatrapat, ia tahu, bila pedang tersebut ditusukkan ke perutnya,
niscaya dia akan tewas dalam keadaan yang mengenaskan.
Siapa tahu dimana cahaya pedang itu berkelebar lewat,
otot-otot menjagan yang dipakai untuk membelenggu
tubuhnya segera putus dan patah semua, kemudian..
"Blaaaammmm!" Peti itu kembali ditutup rapat.
Sik Tiong Giok menjadi amat kesal, kembali dia berpikir :
"Kalau orang itu berniat menyelamatkan jiwaku, mengapa pula
harus menutup kembali peti ini ?"
Tanpa ragu lagi dia me lompat bangun, membuka penutup
peti tersebut dan meloloskan diri.
Suasana dalam ruangan gelap gulita tak tampak sesuatu
apa pun, di antara sinar yang remang-remang, tampak
seseorang tergeletak di depan pintu, ternyata orang itu adalah
seorang dayang. Kejadian tersebut membuat Sik Tiong Giok merasa semakin
kesal, sekali lagi ia berpikir : "Heran, siapa yang telah
menyelamatkan diriku " Jangan-jangan perbuatan dari toa su
pek Thian Liong siu...?"
Belum lewat ingatan tersebut dari benaknya, tiba-tiba dari
luar pintu kedatangan suara pembicaraan manusia, tergerak
hatinya dengan segera, tanpa berpikir panjang pemuda itu
segera menerobos keluar melalui jendela.
Baru melompat keluar dari dinding pekarangan, tiba-tiba
dari kejauhan sana tampak sesosok bayangan manusia sedang
bergerak ke depan situ dengan kecepatan tinggi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tanpa berpikir panjang lagi Sik Tiong Giok segera
melakukan pengejaran dari belakang.
Agaknya bayangan manusia tersebut berniat untuk
menghindarkan diri dari pengejaran Sik Tiong Giok, semakin
gencar pemuda itu menyusulnya, semakin cepat pula orang itu
melarikan diri. Dalam kegelapan malam, hanya dua sosok bayangan
manusia bergerak saling berkejaran menjauhi tempat itu.
Dari kentongan ke empat sampai fajar mulai menyingsing,
mereka masih berkejaran terus tiada hentinya, waktu itu
mereka sudah meninggalkan wilayah bukit Kiu nia san dan kini
menuju ke daerah bukit Muk Cho san.
Fajar telah menyingsing, sinar sang surya juga memancarkan cahayanya menerangi empat penjuru, sekarang
semua pemandangan di sekitar sana kelihatan semakin jelas
lagi. Sik Tiong Giok juga dapat melihat orang yang dikejarnya
itu makin nyata. Ternata dia adalah seorang wanita berbaju hitam, saat ia
masih berlarian terus ke depan tanpa berpaling sekejap pun.
Oleh karena wajahnya tak terlihat, Sik Tiong Giok makin
penasaran, dia ingin secepatnya berhasil menyusul perempuan
tadi dan mencari tahu duduk persoalan yang sebenarnya.
"Siapakah dia " Mengapa menolong aku ?"
Meskipun pelbagai kecurigaaan berkecamuk di dalam
benaknya pemuda itu sama sekali tidak memperlambat
langkahnya, malah pengejaran dilakukan semakin kencang.
Dua jam kembali sudah lewat, dari kejauhan sana bukit Mo
cho san sudah kelihat semakin jelas.
Tampakna perempuan itu sudah mulai kehabisan tenaga,
larinya semakin lama semakin melambat, jelas ia sudah tak
mampu lagi untuk mempertahankan diri.
Pendekar Sadis 13 Menjenguk Cakrawala Seri Arya Manggada 1 Karya S H Mintardja Pendekar Pemabuk 9

Cari Blog Ini